SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
www.pediatrik.com                                                                             6/10/10 6:56 PM




 Campak
 Widodo Darmowandowo, Parwati S. Basuki

 BATASAN
 Campak, measles atau rubeola adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh virus campak. Penyakit
 ini sangat infeksius, menular sejak awal masa prodromal sampai lebih kurang 4 hari setelah munculnya
 ruam. Infeksi disebarkan lewat udara (airborne).

 PATOFISIOLOGI
 Virus campak ditularkan lewat infeksi droplet lewat udara, menempel dan berbiak pada epitel nasofaring.
 Tiga hari setelah invasi, replikasi dan kolonisasi berlanjut pada kelenjar limfe regional dan terjadi
 viremia yang pertama. Virus menyebar pada semua sistem retikuloendotelial dan menyusul viremia
 kedua setelah 5-7 hari dari infeksi awal. Adanya giant cells dan proses keradangan merupakan dasar
 patologik ruam dan infiltrat peribronchial paru. Juga terdapat udema, bendungan dan perdarahan yang
 tersebar pada otak. Kolonisasi dan penyebaran pada epitel dan kulit menyebabkan batuk, pilek, mata
 merah (3 C : coryza, cough and conjuctivitis) dan demam yang makin lama makin tinggi. Gejala panas,
 batuk, pilek makin lama makin berat dan pada hari ke 10 sejak awal infeksi (pada hari penderita kontak
 dengan sumber infeksi) mulai timbul ruam makulopapuler warna kemerahan.Virus dapat berbiak juga
 pada susunan saraf pusat dan menimbulkan gejala klinik encefalitis. Setelah masa konvelesen pada turun
 dan hipervaskularisasi mereda dan menyebabkan ruam menjadi makin gelap, berubah menjadi
 desquamasi dan hiperpigmentasi. Proses ini disebabkan karena pada awalnya terdapat perdarahan
 perivaskuler dan infiltrasi limfosit.

 GEJALA KLINIK
 · Panas meningkat dan mencapai puncaknya pada hari ke 4-5, pada saat ruam keluar
 · Coryza yang terjadi sukar dibedakan dengan common cold yang berat. Membaik dengan cepat pada
   saat pans menurun.
 · Conjunctivitis ditandai dengan mata merah pada conjunctiva disertai dengan keradangan disertai
   dengan keluhan fotofobia.
 · Cough merupakan akibat keradangan pada epitel saluran nafas, mencapai puncak pada saat erupsi dan
   menghilang setelah beberapa minggu.
 · Munculnya Koplik’s spot umumnya pada sekitar 2 hari sebelum munculnya ruam (hari ke 3-4) dan
   cepat menghilang setelah beberapa jam atau hari. Koplik’s spot adalah sekumpulan noktah putih pada
   daerah epitel bucal yang merah (a grain of salt in the sea of red), yang merupakan tanda klinik yang
   pathognomonik untuk campak.
 · Ruam makulopapular semula bewarna kemerahan. Ruam ini muncul pertama pada daerah batas
   rambut dan dahi, serta belakang telinga, menyebar ke arah perifer sampai pada kaki. Ruam umumnya
   saling rengkuh sehingga pada muka dan dada menjadi confluent. Ruam ini membedakan dengan
   rubella yang ruamnya discrete dan tidak mengalami desquamasi. Telapak tangan dan kaki tidak
   mengalami desquamasi.

 LANGKAH DIAGNOSTIK
 Anamnesis
 Adanya demam tinggi terus menerus 38,50 C atau lebih disertai batuk, pilek, nyeri menelan, mata merah
 dan silau bila kena cahaya (fotofobia), seringkali diikuti diare. Pada hari ke 4-5 demam, timbul ruam
 kulit, didahului oleh suhu yang meningkat lebih tinggi dari semula. Pada saat ini anak dapat mengalami
 kejang demam. Saat ruam timbul, batuk dan diare bertambah parah sehingga anak mengalami sesak nafas
 atau dehidrasi.
 Pemeriksaan fisik

                                                                                                   Page 1 of 4
www.pediatrik.com                                                                                 6/10/10 6:56 PM



 Gejala klinis terjadi setelah masa tunas 10-12 hari, terdiri dari tiga stadium :
 · Stadium prodromal, berlangsung 2-4 hari, ditandai dengan demam yang diikuti dengan batuk, pilek,
    farings merah, nyeri menelan, stomatitis, dan konjungtivitis. Tanda patognomonik timbulnya
    enantema mukosa pipi di depan molar tiga disebut bercak Koplik.
 · Stadium erupsi, ditandai dengan timbulnya ruam makulo-papular yang bertahan selama 5-6 hari.
    Timbulnya ruam dimulai dari batas rambut di belakang telinga, kemudian menyebar ke wajah, leher,
    dan akhirnya ke ekstrimitas.
 · Stadium penyembuhan (konvalesens), setelah 3 hari ruam berangsur-angsur menghilang sesuai urutan
    timbulnya. Ruam kulit menjadi kehitaman dan mengelupas yang akan menghilang setelah 1-2
    minggu.
 · Sangat penting untuk menentukan status gizi penderita, untuk mewaspadai timbulnya komplikasi.
    Gizi buruk merupakan risiko komplikasi berat.
 Pemeriksaan penunjang
 Laboratorium
 · Darah tepi : jumlah leukosit normal atau meningkat apabila ada komplikasi infeksi bakteri
 · Pemeriksaan antibodi IgM anti campak
 · Pemeriksaan untuk komplikasi :
    1. Ensefalopati/ensefalitis : dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinalis, kadar elektrolit darah dan
        analisis gas darah
    2. Enteritis : feses lengkap
    3. Bronkopneumonia : dilakukan pemeriksaan foto dada dan analisis gas darah.

 DIAGNOSIS
 Ditegakkan berdasarkan adanya :
       Anamnesis, tanda klinik dan tanda yang patognomonik
       pemeriksaan serologik atau virologik yang positif
 DIAGNOSIS BANDING
 Ruam kulit eksantema akut yang lain seperti :
 · rubela,
 · roseola infantum (eksantema subitum),
 · infeksi mononukleosus,
 · erupsi obat.

 KOMPLIKASI
 · Campak menjadi berat pada pasien dengan gizi buruk dan anak yang lebih kecil
 · Diare dapat diikuti dehidrasi
 · Otitis media
 · Laringotrakeobronkitis (croup)
 · Bronkopneumonia
 · Ensefalitis akut,
 · Reaktifasi tuberkulosis
 · Malnutrisi pasca serangan campak
 · Subacute sclerosing panencephalitis (SSPE), suatu proses degeneratif susunan syaraf pusat dengan
   gejala karakteristik terjadi deteriorisasi tingkah laku dan intelektual, diikuti kejang. Disebabkan oleh
   infeksi virus yang menetap, timbul beberapa tahun setelah infeksi merupakan salah satu komplikasi
   campak onset lambat.

 PENATALAKSANAAN

                                                                                                       Page 2 of 4
www.pediatrik.com                                                                                  6/10/10 6:56 PM



 ·    Tatalaksana medik
        i. Pengobatan bersifat suportif, terdiri dari :
             1. Pemberian cairan yang cukup
             2. Kalori yang sesuai dan jenis makanan yang disesuaikan dengan tingkat kesadaran dan
                  adanya komplikasi
             3. Suplemen nutrisi
             4. Antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekunder
             5. Anti konvulsi apabila terjadi kejang
             6. Pemberian vitamin A.
       ii. Indikasi rawat inap : hiperpireksia (suhu > 39,00 C), dehidrasi, kejang, asupan oral sulit, atau
           adanya komplikasi.
      iii. Campak tanpa komplikasi :
             1. Hindari penularan
             2. Tirah baring di tempat tidur
             3. Vitamin A 100.000 IU, apabila disetai malnutrisi dilanjutkan 1500 IU tiap hari
             4. Diet makanan cukup cairan, kalori yang memadai. Jenis makanan disesuaikan dengan
                  tingkat kesadaran pasien dan ada tidaknya komplikasi
      iv. Campak dengan komplikasi :
             1. Ensefalopati/ensefalitis
                  a. Antibiotika bila diperlukan, antivirus dan lainya sesuai dengan PDT ensefalitis
                  b. Kortikosteroid, bila diperlukan sesuai dengan PDT ensefalitis
                  c. Kebutuhan jumlah cairan disesuaikan dengan kebutuhan serta koreksi terhadap
                      gangguan elektrolit
             2. Bronkopneumonia :
                  a. Antibiotika sesuai dengan PDT pneumonia
                  b. Oksigen nasal atau dengan masker
                  c. Koreksi gangguan keseimbangan asam-basa, gas darah dn elektrolit
             3. Enteritis : koreksi dehidrasi sesuai derajat dehidrasi (lihat Bab enteritis dehidrasi).
             4. Pada kasus campak dengan komplikasi bronkhopneumonia dan gizi kurang perlu dipantau
                  terhadap adanya infeksi TB laten. Pantau gejala klinis serta lakukan uji Tuberkulin setelah
                  1-3 bulan penyembuhan.
             5. Pantau keadaan gizi untuk gizi kurang/buruk.
 ·    Tatalaksana Epidemiologik
      Langkah Preventif
      1. Imunisasi campak termasuk dalam program imunisasi nasional sejak tahun 1982, angka cakupan
           imunisasi menurun < 80% dalam 3 tahun terakhir sehingga masih dijumpai daerah kantong risiko
           tinggi transmisi virus campak.
      2. Strategi reduksi campak terdiri dari :
           a. Pengobatan pasien campak dengan memberikan vitamin A
           b. Imunisasi campak
                 i. PPI : diberikan pada umur 9 bulan.
                ii. Imunisasi campak dapat diberikan bersama vaksin MMR pada umur 12-15 bulan
               iii. Mass campaign, bersamaan dengan Pekan Imunisasi nasional
               iv. Catch-up immunization, diberikan pada anak sekolah dasar kelas 1-6, disertai dengan
                    keep up dan strengthening.
           c. Survailans

 DAFTAR PUSTAKA
 1. Parwati SB. Campak dalam perspektif perkembangan imunisasi dan diagnosis. Pediatri pencegahan
    mutakhir I, CE IKA Unair, 2000 : 73-92.

                                                                                                        Page 3 of 4
www.pediatrik.com                                                                              6/10/10 6:56 PM



 2. Katz SL. Measles in Katz SL, Gershon AA, Hotez PJ (eds). Krugman’s Infectious Diseases of
    Children, 8th ed, St. Louis, Mosby, 1998 : 247-264.
 3. Kristensen I, Aaby P, Jensen H, Routine vaccination and child survival : Follow up study in Guinea-
    Bissou, West Africa. Br Med J. 2000 ; 321 : 1-8.
 4. Joklik WK. Paramyxovirus in Joklik WK, Virology, 3rd ed. London, Prentice-Hall International Inc.,
    1988 ; hal. 204-219.
 5. Redd SC, Markowitz LE, Katz SL, Measles vaccine in Plotkin and Orenstein (eds), Vaccines, 3rd ed,
    Philadelphia, WB Saunders, 1999 : 222-266.
 6. Toit DR, Ward KN, Brown DWG, Mirev E. Measles and rubella misdiagnosed as exanthema
    subitum (roseola infantum) Br Med J, 1996 ; 312 : 101-2.
 7. WHO. Manual for the laboratory diagnosis of measles virus infection. Geneva, 2000. WHO/V&B/00.
    16.
 8. Heifand RF, Health JL, Anderson LJ, Gonus D, Bellini WJ. Diagnosis of measles with an IgM-
    captured EIA : the optimal timing of specimen collection after rash onset. J Infect Dis, 1997 ; 175 :
    195-7.
 9. Shann F. Meta analysis of trials of prophylactic antibiotics for children with measles : inadequate
    evidence Br Med J, 1997 ; 314 : 334.




                                                                                                    Page 4 of 4

More Related Content

What's hot (20)

Campak
CampakCampak
Campak
 
Campak
CampakCampak
Campak
 
Campak, rubella dan afp 2
Campak, rubella dan afp 2Campak, rubella dan afp 2
Campak, rubella dan afp 2
 
Lp campak
Lp campakLp campak
Lp campak
 
Askep morbili AKPER PEMKAB MUNA
Askep morbili AKPER PEMKAB MUNA Askep morbili AKPER PEMKAB MUNA
Askep morbili AKPER PEMKAB MUNA
 
Penyuluhan Measles dan Rubella
Penyuluhan Measles dan RubellaPenyuluhan Measles dan Rubella
Penyuluhan Measles dan Rubella
 
Campak
CampakCampak
Campak
 
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
 
Demam Typhoid, disentri, difteri
Demam Typhoid, disentri, difteriDemam Typhoid, disentri, difteri
Demam Typhoid, disentri, difteri
 
Denggi
DenggiDenggi
Denggi
 
1. ispa
1. ispa1. ispa
1. ispa
 
Rubella
RubellaRubella
Rubella
 
Promosi Kes & Pencegahan TB
Promosi Kes & Pencegahan TBPromosi Kes & Pencegahan TB
Promosi Kes & Pencegahan TB
 
Penatalaksanaan ispa
Penatalaksanaan ispaPenatalaksanaan ispa
Penatalaksanaan ispa
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
Pwr Point Penyakit
Pwr Point PenyakitPwr Point Penyakit
Pwr Point Penyakit
 
Thypoid
ThypoidThypoid
Thypoid
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliPresentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 

Similar to Campak: Penyakit Virus Akut yang Mudah Menular

Campak PPT TROPIS.pdf
Campak PPT TROPIS.pdfCampak PPT TROPIS.pdf
Campak PPT TROPIS.pdfssuser6a7917
 
Imunisasi hepatitis dan campak
Imunisasi hepatitis dan campakImunisasi hepatitis dan campak
Imunisasi hepatitis dan campakSandi Saputra
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
BronkopneumoniaAwi Ranara
 
17291060 modul-batuk-pbl
17291060 modul-batuk-pbl17291060 modul-batuk-pbl
17291060 modul-batuk-pblRyryy Part II
 
194982607 demam-tifoid
194982607 demam-tifoid194982607 demam-tifoid
194982607 demam-tifoidFELIXDEO
 
TI16_Demam-tifoid-Q.pdf
TI16_Demam-tifoid-Q.pdfTI16_Demam-tifoid-Q.pdf
TI16_Demam-tifoid-Q.pdfLukmanF2
 
Keamanan Vaksin & KIPI MR edit.ppt
Keamanan Vaksin & KIPI MR edit.pptKeamanan Vaksin & KIPI MR edit.ppt
Keamanan Vaksin & KIPI MR edit.pptLidiaHudi
 
Asuhan keperawatan pada pasien fluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu
Asuhan keperawatan pada pasien fluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuAsuhan keperawatan pada pasien fluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu
Asuhan keperawatan pada pasien fluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuOperator Warnet Vast Raha
 
LP dan LK infeksi neonatus
LP dan LK infeksi neonatusLP dan LK infeksi neonatus
LP dan LK infeksi neonatusDuniaShare
 
Asuhan keperawatan pada pasien AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada pasien  AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada pasien  AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada pasien AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Asuhan keperawatan pada pasien fluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada pasien fluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada pasien fluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada pasien fluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Penanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tbPenanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tbsimantak
 
Lp faringitis
Lp faringitisLp faringitis
Lp faringitismaelmery
 

Similar to Campak: Penyakit Virus Akut yang Mudah Menular (20)

Campak PPT TROPIS.pdf
Campak PPT TROPIS.pdfCampak PPT TROPIS.pdf
Campak PPT TROPIS.pdf
 
Campak PPT TROPIS.pdf
Campak PPT TROPIS.pdfCampak PPT TROPIS.pdf
Campak PPT TROPIS.pdf
 
Konsep medis kasus morbili AKPER PEMKAB MUNA
Konsep medis kasus morbili  AKPER PEMKAB MUNA Konsep medis kasus morbili  AKPER PEMKAB MUNA
Konsep medis kasus morbili AKPER PEMKAB MUNA
 
Imunisasi hepatitis dan campak
Imunisasi hepatitis dan campakImunisasi hepatitis dan campak
Imunisasi hepatitis dan campak
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
17291060 modul-batuk-pbl
17291060 modul-batuk-pbl17291060 modul-batuk-pbl
17291060 modul-batuk-pbl
 
194982607 demam-tifoid
194982607 demam-tifoid194982607 demam-tifoid
194982607 demam-tifoid
 
TI16_Demam-tifoid-Q.pdf
TI16_Demam-tifoid-Q.pdfTI16_Demam-tifoid-Q.pdf
TI16_Demam-tifoid-Q.pdf
 
Keamanan Vaksin & KIPI MR edit.ppt
Keamanan Vaksin & KIPI MR edit.pptKeamanan Vaksin & KIPI MR edit.ppt
Keamanan Vaksin & KIPI MR edit.ppt
 
Case report session difteri
Case report session   difteriCase report session   difteri
Case report session difteri
 
Asuhan keperawatan pada pasien fluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu
Asuhan keperawatan pada pasien fluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuAsuhan keperawatan pada pasien fluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu
Asuhan keperawatan pada pasien fluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu
 
LP dan LK infeksi neonatus
LP dan LK infeksi neonatusLP dan LK infeksi neonatus
LP dan LK infeksi neonatus
 
Askep pernapasan tbc
Askep pernapasan tbcAskep pernapasan tbc
Askep pernapasan tbc
 
Asuhan keperawatan pada pasien AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada pasien  AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada pasien  AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada pasien AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan pada pasien fluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada pasien fluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada pasien fluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada pasien fluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu AKPER PEMKAB MUNA
 
Penanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tbPenanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tb
 
Ensefalitis tb
Ensefalitis tbEnsefalitis tb
Ensefalitis tb
 
IKA Penyakit yang lazim terjadi
IKA Penyakit yang lazim terjadiIKA Penyakit yang lazim terjadi
IKA Penyakit yang lazim terjadi
 
Lp faringitis
Lp faringitisLp faringitis
Lp faringitis
 
PERTUSIS.pptx
PERTUSIS.pptxPERTUSIS.pptx
PERTUSIS.pptx
 

Recently uploaded

obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...WulanNovianti7
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptTriUmiana1
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxghinaalmiranurdiani
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptRaniNarti
 
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfdr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfMeboix
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 

Recently uploaded (16)

obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
 
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdfdr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 

Campak: Penyakit Virus Akut yang Mudah Menular

  • 1. www.pediatrik.com 6/10/10 6:56 PM Campak Widodo Darmowandowo, Parwati S. Basuki BATASAN Campak, measles atau rubeola adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh virus campak. Penyakit ini sangat infeksius, menular sejak awal masa prodromal sampai lebih kurang 4 hari setelah munculnya ruam. Infeksi disebarkan lewat udara (airborne). PATOFISIOLOGI Virus campak ditularkan lewat infeksi droplet lewat udara, menempel dan berbiak pada epitel nasofaring. Tiga hari setelah invasi, replikasi dan kolonisasi berlanjut pada kelenjar limfe regional dan terjadi viremia yang pertama. Virus menyebar pada semua sistem retikuloendotelial dan menyusul viremia kedua setelah 5-7 hari dari infeksi awal. Adanya giant cells dan proses keradangan merupakan dasar patologik ruam dan infiltrat peribronchial paru. Juga terdapat udema, bendungan dan perdarahan yang tersebar pada otak. Kolonisasi dan penyebaran pada epitel dan kulit menyebabkan batuk, pilek, mata merah (3 C : coryza, cough and conjuctivitis) dan demam yang makin lama makin tinggi. Gejala panas, batuk, pilek makin lama makin berat dan pada hari ke 10 sejak awal infeksi (pada hari penderita kontak dengan sumber infeksi) mulai timbul ruam makulopapuler warna kemerahan.Virus dapat berbiak juga pada susunan saraf pusat dan menimbulkan gejala klinik encefalitis. Setelah masa konvelesen pada turun dan hipervaskularisasi mereda dan menyebabkan ruam menjadi makin gelap, berubah menjadi desquamasi dan hiperpigmentasi. Proses ini disebabkan karena pada awalnya terdapat perdarahan perivaskuler dan infiltrasi limfosit. GEJALA KLINIK · Panas meningkat dan mencapai puncaknya pada hari ke 4-5, pada saat ruam keluar · Coryza yang terjadi sukar dibedakan dengan common cold yang berat. Membaik dengan cepat pada saat pans menurun. · Conjunctivitis ditandai dengan mata merah pada conjunctiva disertai dengan keradangan disertai dengan keluhan fotofobia. · Cough merupakan akibat keradangan pada epitel saluran nafas, mencapai puncak pada saat erupsi dan menghilang setelah beberapa minggu. · Munculnya Koplik’s spot umumnya pada sekitar 2 hari sebelum munculnya ruam (hari ke 3-4) dan cepat menghilang setelah beberapa jam atau hari. Koplik’s spot adalah sekumpulan noktah putih pada daerah epitel bucal yang merah (a grain of salt in the sea of red), yang merupakan tanda klinik yang pathognomonik untuk campak. · Ruam makulopapular semula bewarna kemerahan. Ruam ini muncul pertama pada daerah batas rambut dan dahi, serta belakang telinga, menyebar ke arah perifer sampai pada kaki. Ruam umumnya saling rengkuh sehingga pada muka dan dada menjadi confluent. Ruam ini membedakan dengan rubella yang ruamnya discrete dan tidak mengalami desquamasi. Telapak tangan dan kaki tidak mengalami desquamasi. LANGKAH DIAGNOSTIK Anamnesis Adanya demam tinggi terus menerus 38,50 C atau lebih disertai batuk, pilek, nyeri menelan, mata merah dan silau bila kena cahaya (fotofobia), seringkali diikuti diare. Pada hari ke 4-5 demam, timbul ruam kulit, didahului oleh suhu yang meningkat lebih tinggi dari semula. Pada saat ini anak dapat mengalami kejang demam. Saat ruam timbul, batuk dan diare bertambah parah sehingga anak mengalami sesak nafas atau dehidrasi. Pemeriksaan fisik Page 1 of 4
  • 2. www.pediatrik.com 6/10/10 6:56 PM Gejala klinis terjadi setelah masa tunas 10-12 hari, terdiri dari tiga stadium : · Stadium prodromal, berlangsung 2-4 hari, ditandai dengan demam yang diikuti dengan batuk, pilek, farings merah, nyeri menelan, stomatitis, dan konjungtivitis. Tanda patognomonik timbulnya enantema mukosa pipi di depan molar tiga disebut bercak Koplik. · Stadium erupsi, ditandai dengan timbulnya ruam makulo-papular yang bertahan selama 5-6 hari. Timbulnya ruam dimulai dari batas rambut di belakang telinga, kemudian menyebar ke wajah, leher, dan akhirnya ke ekstrimitas. · Stadium penyembuhan (konvalesens), setelah 3 hari ruam berangsur-angsur menghilang sesuai urutan timbulnya. Ruam kulit menjadi kehitaman dan mengelupas yang akan menghilang setelah 1-2 minggu. · Sangat penting untuk menentukan status gizi penderita, untuk mewaspadai timbulnya komplikasi. Gizi buruk merupakan risiko komplikasi berat. Pemeriksaan penunjang Laboratorium · Darah tepi : jumlah leukosit normal atau meningkat apabila ada komplikasi infeksi bakteri · Pemeriksaan antibodi IgM anti campak · Pemeriksaan untuk komplikasi : 1. Ensefalopati/ensefalitis : dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinalis, kadar elektrolit darah dan analisis gas darah 2. Enteritis : feses lengkap 3. Bronkopneumonia : dilakukan pemeriksaan foto dada dan analisis gas darah. DIAGNOSIS Ditegakkan berdasarkan adanya : Anamnesis, tanda klinik dan tanda yang patognomonik pemeriksaan serologik atau virologik yang positif DIAGNOSIS BANDING Ruam kulit eksantema akut yang lain seperti : · rubela, · roseola infantum (eksantema subitum), · infeksi mononukleosus, · erupsi obat. KOMPLIKASI · Campak menjadi berat pada pasien dengan gizi buruk dan anak yang lebih kecil · Diare dapat diikuti dehidrasi · Otitis media · Laringotrakeobronkitis (croup) · Bronkopneumonia · Ensefalitis akut, · Reaktifasi tuberkulosis · Malnutrisi pasca serangan campak · Subacute sclerosing panencephalitis (SSPE), suatu proses degeneratif susunan syaraf pusat dengan gejala karakteristik terjadi deteriorisasi tingkah laku dan intelektual, diikuti kejang. Disebabkan oleh infeksi virus yang menetap, timbul beberapa tahun setelah infeksi merupakan salah satu komplikasi campak onset lambat. PENATALAKSANAAN Page 2 of 4
  • 3. www.pediatrik.com 6/10/10 6:56 PM · Tatalaksana medik i. Pengobatan bersifat suportif, terdiri dari : 1. Pemberian cairan yang cukup 2. Kalori yang sesuai dan jenis makanan yang disesuaikan dengan tingkat kesadaran dan adanya komplikasi 3. Suplemen nutrisi 4. Antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekunder 5. Anti konvulsi apabila terjadi kejang 6. Pemberian vitamin A. ii. Indikasi rawat inap : hiperpireksia (suhu > 39,00 C), dehidrasi, kejang, asupan oral sulit, atau adanya komplikasi. iii. Campak tanpa komplikasi : 1. Hindari penularan 2. Tirah baring di tempat tidur 3. Vitamin A 100.000 IU, apabila disetai malnutrisi dilanjutkan 1500 IU tiap hari 4. Diet makanan cukup cairan, kalori yang memadai. Jenis makanan disesuaikan dengan tingkat kesadaran pasien dan ada tidaknya komplikasi iv. Campak dengan komplikasi : 1. Ensefalopati/ensefalitis a. Antibiotika bila diperlukan, antivirus dan lainya sesuai dengan PDT ensefalitis b. Kortikosteroid, bila diperlukan sesuai dengan PDT ensefalitis c. Kebutuhan jumlah cairan disesuaikan dengan kebutuhan serta koreksi terhadap gangguan elektrolit 2. Bronkopneumonia : a. Antibiotika sesuai dengan PDT pneumonia b. Oksigen nasal atau dengan masker c. Koreksi gangguan keseimbangan asam-basa, gas darah dn elektrolit 3. Enteritis : koreksi dehidrasi sesuai derajat dehidrasi (lihat Bab enteritis dehidrasi). 4. Pada kasus campak dengan komplikasi bronkhopneumonia dan gizi kurang perlu dipantau terhadap adanya infeksi TB laten. Pantau gejala klinis serta lakukan uji Tuberkulin setelah 1-3 bulan penyembuhan. 5. Pantau keadaan gizi untuk gizi kurang/buruk. · Tatalaksana Epidemiologik Langkah Preventif 1. Imunisasi campak termasuk dalam program imunisasi nasional sejak tahun 1982, angka cakupan imunisasi menurun < 80% dalam 3 tahun terakhir sehingga masih dijumpai daerah kantong risiko tinggi transmisi virus campak. 2. Strategi reduksi campak terdiri dari : a. Pengobatan pasien campak dengan memberikan vitamin A b. Imunisasi campak i. PPI : diberikan pada umur 9 bulan. ii. Imunisasi campak dapat diberikan bersama vaksin MMR pada umur 12-15 bulan iii. Mass campaign, bersamaan dengan Pekan Imunisasi nasional iv. Catch-up immunization, diberikan pada anak sekolah dasar kelas 1-6, disertai dengan keep up dan strengthening. c. Survailans DAFTAR PUSTAKA 1. Parwati SB. Campak dalam perspektif perkembangan imunisasi dan diagnosis. Pediatri pencegahan mutakhir I, CE IKA Unair, 2000 : 73-92. Page 3 of 4
  • 4. www.pediatrik.com 6/10/10 6:56 PM 2. Katz SL. Measles in Katz SL, Gershon AA, Hotez PJ (eds). Krugman’s Infectious Diseases of Children, 8th ed, St. Louis, Mosby, 1998 : 247-264. 3. Kristensen I, Aaby P, Jensen H, Routine vaccination and child survival : Follow up study in Guinea- Bissou, West Africa. Br Med J. 2000 ; 321 : 1-8. 4. Joklik WK. Paramyxovirus in Joklik WK, Virology, 3rd ed. London, Prentice-Hall International Inc., 1988 ; hal. 204-219. 5. Redd SC, Markowitz LE, Katz SL, Measles vaccine in Plotkin and Orenstein (eds), Vaccines, 3rd ed, Philadelphia, WB Saunders, 1999 : 222-266. 6. Toit DR, Ward KN, Brown DWG, Mirev E. Measles and rubella misdiagnosed as exanthema subitum (roseola infantum) Br Med J, 1996 ; 312 : 101-2. 7. WHO. Manual for the laboratory diagnosis of measles virus infection. Geneva, 2000. WHO/V&B/00. 16. 8. Heifand RF, Health JL, Anderson LJ, Gonus D, Bellini WJ. Diagnosis of measles with an IgM- captured EIA : the optimal timing of specimen collection after rash onset. J Infect Dis, 1997 ; 175 : 195-7. 9. Shann F. Meta analysis of trials of prophylactic antibiotics for children with measles : inadequate evidence Br Med J, 1997 ; 314 : 334. Page 4 of 4