1. Disusun Oleh :
KELOMPOK VI
ARIES PATAU
RAHYUDDIN NUR CEGGE
ROSDIANTO
ANDI HARTINI
NUR HAJIRAH ARIFUDDIN
2. Dalam mencapai
sasarannya,
perusahaan dan
organisasi tentunya
memiliki suatu proses
dan prosedur tertentu
sehingga kegiatan
dan tujuan bisnisnya
tercapai.
Seiring dengan
perkembangan
teknologi dan
informasi serta
tuntutan biaya yang
cukup tinggi, maka
proses bisnis yang
sudah ada dan telah
dijalankan oleh
organisasi
kadangkala sudah
tidak dapat untuk
dipakai lagi dan
memakan biaya yang
cukup besar.
Oleh karna itu proses
bisnis yang sudah ada
terkadang perlu
diadakan revisi ulang,
perancangan ulang,
serta perombakan
dari proses bisnis
yang lama.
Salah satu konsep yang
dapat diterapkan adalah
dengan melakukan
rekayasa ulang Proses
Bisnis (Business Process
Reengineering), yaitu
suatu teknik manajemen
perubahan yang radikal
terhadap proses – proses
bisnis yang berlangsung
yang dapat
meningkatkan efisisensi,
efektifitas, kualitas,
pelayanan, serta
mengurangi biaya.
3. Hammer dan Champy
• Business Process
Reengineering adalah
pemikiran ulang secara
fundamental dan
perancangan ulang
secara radikal atas proses
bisnis untuk mencapai
perbaikan-perbaikan
dramatis dalam ukuran
kritis dari performance,
seperti biaya, kualitas,
layanan, dan kecepatan.
Chase Aquilano dan Jacobs
• Rekayasa ulang proses
bisnis sebagai pemikiran
kembali secara mendasar
dan perancangan ulang
secara radikal dari proses
bisnis untuk mencapai
perbaikan dramatis di
bidang kegiatan yang
kritis dan pengakuan
kontemporer atas
kinerja, meliputi biaya,
kualitas, pelayanan, dan
kecepatan.
Joanson dan Carr dalam
Rohayati Suprahatini dan
Syamsul Maarif
• Rekayasa ulang proses
bisnis merupakan proses
merancang ulang proses
terpilih secara drastic
dalam rangka
meningkatkan
kemampuan bersaing
perusahaan secara
dramatis.
4. • Menurut Hammer (1993, p27) rekayasa-ulang perusahaan
pertama-tama menentukan apa yang harus dilakukan
perusahaan, baru kemudian bagaimana melakukannya.
Fundamental
• Merancang perubahaan radikal yaitu mengabaikan semua
sturktur dan prosedur perusahaan yang ada dan
kemudian merancang kembali semuanya mulai dari awal.
Radikal
• Hammer mengutarakan (1993, p28) bahwa rekayasa
ulang digunakan hanya jika ada kebutuhan untuk
perubahan yang hebat.Dramatis
• Hammer menyatakan (1993, p30) bahwa banyak
perusahaan berfokus kepada tugas, kewajiban, orang dan
struktur organisasi daripada memperhatikan prosesnya.
Proses
6. Metode
yang
dapat
dipilih
Rekayasa mundur
merupakan cara
untuk
memperbaiki
kinerja system
melalui perbaikan
metode kerja
Rekayasa Maju merupakan
cara untuk memperbaik
knerja system melalui
perbaikan metode kerja dan
fungsi yang harus
dilaksanakan, dan langkah
pembenahan dilakukan
sesuai urutan siklus
perbaikan system, yaitu
mulai perencanaan, analisis,
perancangan, dan
implementasi.Rekayasa Ulang merupakan
cara untuk memperbaiki kinerja
system melalui penggantian
fungsionalitas dari system,
diikuti perbaikan metode kerja
sehingga diperoleh system
dengan fungsionalitas yang
terdefinisi ulang dan dengan
metod kerja yang lebih unggul
disbanding sebelumya.
Restrukturisasi merupakan
cara untuk memperbaiki
kinerja system yang tetap
mempertahankan fungsi yang
harus dilaksanakan tetapi
melakukan perbaikan atas
metode kerja secara selektif
terhadap fungsi yang
dipandang paling jelek
kinerjanya.
7. Menurut Chase dan Aquilano
(1995). Rekayasa ulang adalah
proses perubahan yang
signifikan yang akan
memenuhi permintaan
customer dalam kualitas
kecepatan dan pelayanan dapat
tercapai
Tujuh peraturan baru dalam
suatu pekerjaan yang diajukan
oleh Hammer yang
berhubungan dengan Siapa
yang bekerja, dimana dan kapan
dikerjakan dan informasi
bersama serta integrasi.
Tujuh peraturan tersebut adalah
sebagai berikut:
• 1. Beberapa tugas yang khusus sebelumnya dikerjakan
oleh orang yang berbeda seharusnya dapat
dikombinasikan ke dalam satu pekerjaan.
• 2. Pekerjaan haruslah dikerjakan sesuai dengan
bagiannya. Contoh: Pegawai dapat melakukan
pembelian tanpa harus melalui bagian pembelian.
• 3. Orang-orang yang mengumpulkan informasi juga
bertanggung jawab untuk memproses data tersebut.
• 4. Teknologi Informasi (TI) memungkinkan konsep
sentralisasi dan desentralisasi menjadi kenyataan.
• 5. Konsep mengenai mengintegtrasikan hasil dari
kegiatan yang seharusnya dapat dikerjakan bersama-
sama secara paralel adalah penyebab utama dari
kegiatan pengolahan kembali, biaya tinggi dan
penundaan hasil akhir dari proses secara keseluruhan.
• 6. Pengambilan keputusan haruslah merupakan
dari pekerjaan dan kontrol merupakan bagian dari
proses.
• 7. Informasi harus dikumpulkan oleh perusahaan
secara on line pada sumbernya.
8. Enam pendekatan menurut
Chase dan Aquilano
• Menentukan masalah untuk
diselesaikan.
• Mengidentifikasikan proses
untuk direkayasa ulang.
• Mengevaluasi hal-hal yang
dapat direkayasa ulang.
• Mengerti proses yang
sekarang terjadi.
• Mendesign proses yang baru.
• Mengimplementasikan proses
yang telah direkayasa ulang.
Tahapan-tahapan menurut
VictorTan
• Memahami Proses yang
sedang berlangsung.
• Mencari proses kritis.
• Mencari alternatif rancangan
ulang
• Mencari informasi yang
diperlukan untuk mendukung
proses baru
• Melakukan tes kelayakan
terhadap rancangan proses
baru.
9. • Latar belakang sebagai akademisi dan konsultan.
• Menyatakan bahwa rekayasa ulang proses bisnis merupakan proses
pemikiran kembali secara mendasar dan pendesainan kembali secara radikal
atas misi proses bisnis kritis.
Hammer dan
Champy
• Latar belakang akademik
• Menurutnya, teknologi informasi memiliki peran yang sangat penting dalam
melaksanakan inovasi proses bisnis.
Davemport
• latar belakang sebagai konsultan.
• Pengembangan produk (suatu proses pengetahuan) merupakan proses
bisnis yang lebih disukai. Memahami dampak secara organisasi, faktor
waktu, resiko, dan biaya sebagai penghalang pada keberhasilan.
Manganelli dan
Klien
• Latar belakang sebagai praktisi atau pengguna konsep.
• Perusahaan Kodak Internasional telah mengembangkan suatu metodologi
rekayasa ulang proses bisnis yang sedang untuk fasilitas Kodak di seluruh
dunia.
Kodak
10. Banyak persepsi salah yang
beredar di masyarakat,
khususnya dikalangan
bisnis mengenai business
process reengineering atau
rekayasa-ulang.
Rekayasa-ulang sama sekali
serupa dengan program-
program peningkatan bisnis
lain seperti downsizing,
restructuring, reorganizing
atau automation.
1. Automation sekadar
menggunakan peralatan
yang lebih canggih yang
digerakan oleh komputer.
2. Restructuring atau
downsizing istilah itu
diartikan sebagai
pengurangan kapasitas.
3. quality improvement atau
total quality management
(TQM). Program-program
kualitas bekerja dalam
kerangka proses-proses
yang ada dalam
perusahaan dan berupaya
meningkatkannya secara
menanjak.
12. 1. Memahami proses yang sedang
berlangsung
2. Mencari titik lemah proses saat ini.
3. Identifikasi alternatif penyelesaian.
4. Mencari informasi yang diperlukan untuk
mendukung proses rekayasa-ulang.
5. Melakukan tes kelayakan terhadap
rancangan proses yang baru.
13. 1. Persiapan
Tujuan dari tahap ini
adalah untuk
mengerahkan,
mengorganisasikan,
dan mendayakan
ornag yang akan
menggunakan
rekayasa-ulang.
2. Identifikasi.
Tujuan dari tahap ini
adalah untuk membangun
dan megerti suatu model
proses yang berdasarkan
orientasi terhadap
konsumen dari suatu
bisnis.
3. Visi.
Tujuan dari tahap ini adalah
untuk membangun suatu visi
atas proses yang dapat
diandalkan untuk meraih suatu
terobosan baru.
4. Solusi.
Tahap ini dibagi atas dua
bagian, yaitu:
a. Perancangan Teknik
(Technical Design)
Tujuan dari tahapan ini adalah
untuk merinci dimensi teknik
dari suatu proses baru.
b. Perancangan Sosial (Social
design)
Tujuan dari tahapan ini adalah
untuk merinci dimensi sosial
dari suatu proses yang baru.
5. Perubahan bentuk
(Transformation)
Tujuan dari tahap ini adalah
untuk mencapai visi proses
dengan cara penerapan
perancangan proses yang
dihasilkan pada tahap
empat.
14. • 1.Visi
• Gambaran
tentang apa
yang
dikehendaki
dimana
menyangkut
orang, produk,
layanan,
proses,
fasilitas,
budaya, dan
pelanggan
• 2. Skills
• Keterampilan
diperlukan
agar orang
mampu
melakukan
tugas- tugas
yang perlu
pada proses
yang baru.
• 3. Incentives
• Disini
termasuk
penghargaan
dan
pengakuan.
• 4. Resources
• Resources atau
sumber daya
yang dimaksud
disini adalah
orang, dana,
informasi,
data, fasilitas,
dan setiap
peralatan
yang
diperlukan
untuk
melakukan
perubahan.
15. Rekayasa ulang adalah pemikiran dasar dan rancangan proses bisnis yang radikal untuk
mencapai peningkatan yang dramatis dalam kondisi kritis, seperti biaya, kualitas,
kecepatan pelayanan.
Proses merupakan sekelompok aktivitas yang logis, berhubungan, dan berurutan
dimana masukan untuknya berasal dari supplier, melalui proses penambahan nilai, dan
menghasilkan keluaran berupa produk atau jasa untuk pelanggan.
Proses Bisnis merupakan sekumpulan aktivitas yang memerlukan satu atau lebih
masukan (input) dan membentuk suatu keluaran (output) yang memiliki nilai yang
diinginkan oleh pelanggan.
Terdapat empat kata kunci penting dalam rekayasa ulang proses bisnis yaitu fundamental,
radikal, dramatis, dan proses.