SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 62
Downloaden Sie, um offline zu lesen
06/03/2012




  Manajemen Asset Infrastruktur
  Program Pascasarjana Teknik Sipil


          Penyusunan Master Plan
         dan FS Sistem Pengelolaan
                        Air Limbah
                                                     Joni Hermana
                                               Jurusan Teknik Lingkungan
                                Email: hermana@its.ac.id, hp: 08123029313




    fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya
    http://www.ftsp.its.ac.id




                                       ISI PEMBAHASAN

1. PERENCANAAN MASTER PLAN
2. PERENCANAAN STUDI
   KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY)




    fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya
    http://www.ftsp.its.ac.id




                                                                                    1
06/03/2012




                                      Sumber Pustaka:

1. Sebagian besar materi ini berasal dari Materi
   Diseminasi Keteknikan Bidang Air Limbah,
   Direktorat Pengembangan PLP, Direktorat Jenderal
   Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, 2011
2. Berbagai Sumber dan Literatur sebagai tambahan.




         fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya
         http://www.ftsp.its.ac.id




                 PERENCANAAN MASTER
                               PLAN


         fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya
         http://www.ftsp.its.ac.id




                                                                        2
06/03/2012




                      PERENCANAAN MASTER PLAN

    Pengelolaan air limbah memerlukan prasarana dan
           sarana penyaluran dan pengolahan.

     Saat ini sistem pengelolaan air limbah terpusat
      hanya berada di Indonesia hanya 11 kota saja
     dengan cakupan pelayanan yang masih rendah.

       Diperlukan pedoman untuk penyusunan
    rencana induk (Master Plan) sistem Prasarana
               dan Sarana air limbah.
          fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya
          http://www.ftsp.its.ac.id
5




        PERENCANAAN MASTER PLAN
PENDAHULUAN
• Rencana Induk atau Master Plan bidang air limbah
  merupakan suatu dokumen perencanaan dasar yang
  menyeluruh mengenai pengembangan sarana dan
  prasarana air limbah untuk periode 20 (dua puluh)
  tahun. Di dalamnya termasuk: Gambaran arah
  pengembangan, Strategi penembangan dan Prioritas-
  prioritas pengembangan sarana dan prasarana air
  limbah.
• Rencana induk air limbah tersebut selanjutnya digunakan
  sebagai acuan oleh instansi yang berwenang dalam
  penyusunan program pembangunan 5 (lima) tahun
  bidang air limbah atau Renstra Dinas Pengembangan
  Sarana dan Prasarana Air Limbah.




                                                                         3
06/03/2012




                   PERENCANAAN MASTER PLAN

• Rencana Induk atau Master Plan bidang Air Limbah
  merupakan suatu dokumen perencanaan dasar yang
  menyeluruh mengenai pengembangan sistem
  Prasarana dan Sarana (P/S) Air Limbah untuk periode
  20 (dua puluh) tahun.




7




          PERENCANAAN MASTER PLAN
PENDAHULUAN
• Merupakan penjabaran rencana induk mengenai 6 jenis
  program pengembangan, yaitu:
    –   Pengembangan Prasarana
    –   Pengembangan Kelembagaan
    –   Pengembangan Pengaturan
    –   Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat
    –   Pengembangan Peran Serta Masyarakat
    –   Pengembangan Public Campaign
• Disamping itu , rencana induk air limbah juga digunakan
  sebagai acuan dalam memadukan program-program yang
  terkait dengan bidang air limbah seperti Sistem Penyediaan
  Air Minum (SPAM), bidang persampahan, drainase dan
  sebagainya.




                                                                       4
06/03/2012




          PERENCANAAN MASTER PLAN

MAKSUD
• Memberi pedoman bagi pemerintah
  Kabupaten/Kota dalam menyusun rencana
  induk Sarana dan Prasarana bidang air limbah,
  agar proses dan produk perencanaan yang
  dihasilkan menjadi: efektiff, efisien, terpadu
  dan berwawasan lingkungan.




                         Maksud Penyusunan
                                Master Plan
Perencanaan yang efektif

     Proses dan produk perencanaan prasarana
     dan sarana bidang Air Limbah menjadi efektif
     karena pilihan prioritasnya tepat sasaran,
     didukung oleh kelembagaan (Operator dan
     Regulator) yang efektif dan mendapat
     dukungan partisipasi masyarakat.

10




                                                            5
06/03/2012




                        Maksud Penyusunan
                               Master Plan

 Perencanaan yang efisien

     Proses dan produk perencanaan
     Prasarana dan Sarana bidang Air Limbah
     menjadi efisien karena pilihan
     teknologinya tepat guna dan terjangkau
     sesuai dengan kondisi daerah setempat.

11




                        Maksud Penyusunan
                               Master Plan
 Perencanaan yang terpadu

     Agar produk perencanaan air limbah telah
     dipadukan (Integrated) dengan perencanaan
     sektor-sektor terkait, baik dari aspek
     keterpaduan pemanfaatan ruang,
     keterpaduan program dan keterpaduan
     pengaturan.

12




                                                         6
06/03/2012




                         Maksud Penyusunan
                                Master Plan
Perencanaan yang berwawasan lingkungan

     Agar produk perencanaan air limbah
     merupakan hasil pilihan perencanaan yang
     telah mempertimbangkan faktor keamanan
     lokasi, keamanan lingkungan dan keamanan
     teknologi terutama yang berkaitan dengan
     resiko kesehatan dan pelestarian sumber air.

13




                         Maksud Penyusunan
                                Master Plan
Perencanaan yang berkelanjutan

 Agar produk perencanaan air limbah ini dapat
 mendukung untuk keberlanjutan program-program
 yang lain sesuai dengan prinsip pengembangan
 wilayah.




14




                                                            7
06/03/2012




                      Tujuan Penyusunan
                             Master Plan

        Tujuan pedoman rencana induk
        Sarana dan Prasarana bidang air
     limbah adalah setiap Kabupaten/Kota
       memiliki Rencana Induk Air Limbah
       dengankualitas perencanaan yang
          memenuhi standar nasional

15




                    Sasaran Penyusunan
                            Master Plan

      Agar setiap Kabupaten/Kota memiliki
      Rencana Induk pengembangan prasarana
      dan sarana air limbah yang sitematis,
      terarah, terpadu dan tanggap terhadap
      kebutuhan sesuai karakteristik lingkungan
      dan sosial ekonomi daerah, serta tanggap
      terhadap kebutuhan stakeholder
      (pemerintah, investor dan masyarakat).

16




                                                          8
06/03/2012




                                ACUAN NORMATIF
                                                     • Norma
1. Perencanaan Jangka Panjang Daerah adalah dokumen
   perencanaan periode 20 (dua puluh) tahun (UU No. 25 Tahun
   2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional)
2. Kota Metropolitan atau kota kota yang memiliki kepadatan
   penduduk yang tinggi diwajibkan memiliki Rencana Induk
   Sistem Penyediaan Air Minum yang terpadu dengan
   pembuangan Air Limbah secara terpusat.
3. Perlindungan air baku dilakukan melalui keterpaduan
   pengaturan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
   (SPAM) dengan Sarana dan prasarana Sanitasi (PP No. 16 Tahun
   2005, tentang Pengembangan SPAM)

17




                                ACUAN NORMATIF
                                                     • Norma

4. Pemilihan lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) harus
   memperhatikan aspek teknis, lingkungan, sosial budaya
   masyarakat setempat serta dilengkapi dengan zona penyangga
   (PP No. 16 Tahun 2005).

5. Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001, Tentang Peruntukan
   Badan Air.




18




                                                                           9
06/03/2012




                                     ACUAN NORMATIF
                                                 • Kriteria Teknis

Kriteria teknis pemilihan lokasi fasilitas sanitasi
yang dapat diacu adalah:
• Tata cara pemilihan lokasi Instalasi Pengolahan
  Lumpur Tinja (IPLT)
• Tata cara pemilihan lokasi Instalasi Pengolahan Air
  Limbah (IPAL)



19




                                     STANDARD TEKNIS
Tata Cara Perencanaan IPLT Sistem Kolam, CT/AL/Re-TC/001/98.

Tata Cara Pengolahan Air Limbah dengan Oxidation Ditch, CT/AL/Re-
TC/004/98.

Tata Cara Pembuatan Sarana Pembuangan Air Limbah, CT/AL-D/Re-
TC/005/98.

Tata Cara Survey Perencanaan dan Pembangunan Sarana Sanitasi Umum,
CT/AL-D/Re-TC/006/98.

Tata cara perencanaan tangki septik dengan sistem, SNI 03-2398-2002.


20




                                                                              10
06/03/2012




                                      STANDARD TEKNIS
Tata Cara Perencanaan, Operasi dan Instalasi Pengolahan Air
Limbah, SNI 03-3981-1995.
Pedoman pengelolaan Air Limbah Perkotaan, Dep. PU 2003
Tata cara penimbunan tanah untuk bidang resapan pada
pengolahan air limbah RT, SNI 19-6410-2000
Tata cara perencanaan IPLT Sistem kolam, CT/ALRE-TC/001/98

Tata cara pembangunan IPLT sistem kolam, CT/AL/Ba-TC/002/98
Tata cara pengoperasian IPLT sistem kolam, CT/AL/Op-
TC/003/98
21




                                      STANDARD TEKNIS

Tata cara pembuatan Sarana pembuatan air limbah
(SPAL), CT/AL-D/Ba-TC/005/98

Tata cara survey perencanaan dan pembangunan
sarana sanitasi umum, CT/AL-D/Re-TC/006/98




          fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya
          http://www.ftsp.its.ac.id
22




                                                                        11
06/03/2012




             KETENTUAN RENCANA INDUK
                                                      Umum
Jangka Waktu Perencanaan
• Rencana induk pengembangan sarana dan prasarana air
  limbah harus direncanakan untuk periode perencanaan 20
  tahun.

Evaluasi Rencana Induk
• Rencana induk pengembangan sarana dan prasarana harus
  dievaluasi setiap 5 tahun untuk disesuaikan dengan
  perubahan yang terjadi dan disesuaikan dengan perubahan
  rencana induk bidang sanitasi lainnya, tata ruang dan rencana
  induk SPAM serta perubahan strategi di bidang lingkungan
  (Local Environment Strategy). Ataupun
• Hasilrekomendasi audit lingkungan kota yang terkait dengan
  air limbah pemukiman.




             KETENTUAN RENCANA INDUK
                                                      Umum
Kedudukan Rencana Induk
a) Penyusunan rencana induk pengembangan sarana dan
   prasarana air limbah wajib mengacu pada Rencana Jangka
   Panjang Daerah (RJPD) dan rencana tata ruang (Gambar 1).
b) Penyusunan program 5 tahunan bidang pengembangan
   sarana dan prasarana air limbah atau rencana Renstra Dinas,
   wajib mengacu pada rencana induk Air Limbah.
c) Rencana induk disusun oleh instansi yang berwenang
   dimasing-masing Kabupaten/Kota dengan melibatkan
   Stakeholders dan hasilnya disosialisasikan pada masyarakat
   luas (termasuk melalui internet dengan domain khusus dari
   instansi pengelola lingkungan daerah). Pengesahan rencana
   induk SPAL ditetapkan melalui Perda.




                                                                         12
06/03/2012




                  Kedudukan Master Plan
                                     Gambar 1




          KETENTUAN RENCANA INDUK
                                       Umum
Pola Pikir Perencanaan Jangka Panjang
• Rencana Induk Air Limbah pada dasarnya
  adalah perencanaan jangka panjang mengenai
  pengembangan sarana dan prasarana air
  limbah (Gambar 2).
• Berdasarkan sifat perencanaan yang berjangka
  panjang tersebut, maka tahapan perumusan
  perencanaan sekurang-kurangnya harus
  mengikuti pola pikir sebagai berikut:




                                                        13
06/03/2012




              POLA PIKIR PERENCANAAN
                                      Gambar 2




          KETENTUAN RENCANA INDUK
                  Klasifikasi Sumber Air Limbah

Pengertian Air Limbah
• Semua air buangan yang berasal dari kamar
  mandi, dapur, cuci dan kakus serta air limbah
• Industri rumah tangga yang karakteristik air
  limbahnya tidak jauh berbeda dengan air
  limbah rumah tangga serta tidak mengandung
  Bahan Beracun dan Berbahaya (B3).




                                                         14
06/03/2012




            KETENTUAN RENCANA INDUK
                     Klasifikasi Sumber Air Limbah

Klasifikasi Asal Sumber Air Limbah
• Rencana induk disusun berdasarkan analisis
  identifikasi asal sumber air Limbah yang
  dibedakan minimal sebagai berikut:
  a. Air Limbah dari permukiman
  b. Air Limbah dari daerah komersil dan institusional
  c. Air Limbah dari bangunan bertingkat tinggi (high
     rise building)




            KETENTUAN RENCANA INDUK
                         Identifikasi Permasalahan
a) Langkah pertama sebelum menentukan arah dan
   strategi pengembangan sarana dan prasarana air
   limbah, terlebih dahulu harus disepakati mengenai
   permasalahan pencemaran air limbah, baik pada area
   skala Kelurahan, Kecamatan maupun kota.
b) Identifikasi permasalahan pencemaran air limbah
   terhadap air tanah dan badan air harus difomulasikan
   berdasarkan data-data yang lengkap (primer dan
   sekunder) yang didukung oleh survey dan penyelidikan
   (lapangan dan laboratorium) yang memadai serta
   dilengkapi dengan peta-peta identifikasi permasalahan.




                                                                   15
06/03/2012




             KETENTUAN RENCANA INDUK
                Identifikasi Permasalahan
c) Peta dasar dan peta identifikasi permasalahan yang
   diperlukan meliputi:
   – Peta tata guna lahan saat ini
   – Peta kepadatan penduduk
   – Peta kualitas air tanah/sumur penduduk dengan
     parameter E. coli
   – Peta kualitas air sungai dengan parameter E. coli dan BOD
   – Peta kualitas air drainase (pembungan grey water) dengan
     parameter E. coli dan BOD
   – Peta water borne disease
   – Peta pelayanan PDAM
   – Peta fasilitas Sanitasi dan tingkat pelayanan sanitasi (on-
     site dan offsite)




             KETENTUAN RENCANA INDUK
                Identifikasi Permasalahan
d) Formulasi permasalahan pencemaran air limbah
   saat ini dilakukan dengan membandingkan
   tingkat pencemaran dengan standard lingkungan
   atau standar kesehatan yang berlaku.
e) Formulasi permasalahan pencemaran air limbah
   di masa mendatang (20 tahun proyeksi)
   dilakukan dengan memproyeksikan pencemaran
   air limbah yang akan terjadi dengan skenario DO
   SOMETHING.




                                                                          16
06/03/2012




 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
  Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Pilihan Arah Pengembangan
• Sebelum menetapkan rencana induknya, setiap
  Kabupaten/Kota harus terlebih dahulu menetapkan pilihan
  arah pengembangan sarana dan prasarana air limbah untuk
  masa 20 (dua puluh) tahun mendatang, dengan
  mempertimbangkan antara lain:
   a. Mengoptimalkan sistem setempat (on-site) yang sudah berjalan
   b. Mengembangkan sistem off-site pada kawasan tertentu
   c. Mengembangkan sistem off-site skala kota
   d. Mengembangkan sistem off-site dengan teknologi maju
• Metode pemilihan arah pengembangan sarana dan prasarana
  air limbah, minimal harus dianalisis dengan metode SWOT
  (Strength, Weakness, Opportunities, Threats)




 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
  Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Pembagian Zona Perencanaan
Daerah perencanaan pengembangan Sarana dan
Prasarana Air Limbah (SPAL) pada daerah terbangun
dibagi atas zona-zona perencanaan dan pengembangan
sarana dan prasarana air limbah, berdasarkan:
   – Keseragaman tingkat kepadatan penduduk
   – Keseragaman bentuk topografi dan kemiringan lahan
   – Keseragaman tingkat kepadatan bangunan
   – Keseragaman tingkat permasalahan pencemaran air tanah
     dan permukaan.
   – Kesamaan badan air penerima
   – Pertimbangan batas administrasi




                                                                            17
06/03/2012




 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
  Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Analisis SWOT Arah Pengembangan Sarana & Prasarana Air
Limbah
• Analisis SWOT merupakan alat bantu perencanaan strategis
  yang dapat membantu perencanaan dan dilakukan dengan
  pertimbangan sebagai berikut:
   a.   Kondisi sistem penyediaan air minum;
   b.   Kondisi tingkat pencemaran air tanah;
   c.   Kondisi tingkat pencemaran badan air `penerima (air baku);
   d.   Kondisi sosial ekonomi masyarakat;
   e.   Kondisi kesehatan masyarakat;
   f.   Tingkat kesediaan membayar retribusi (willingness to pay)
   g.   Kondisi prasarana lingkungan permukiman lainnya (jalan,
        drainase, dan sebagainya);
   h.   Proyeksi kapasitas pendanaan investasi dari APB




  Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
   Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
                                               Gambar 3
                                               Berdasarkan SWOT,
                                               pengembangan sarana
                                               dan prasarana air limbah
                                               digambarkan atas 4
                                               kuadran. Posisi kuadran
                                               untuk menggambarkan:
                                               • Posisi pengembangan
                                                 sarana dan prasarana
                                                 pada saat ini;
                                               • Posisi potensi
                                                 pengembangan sarana
                                                 dan prasarana pada
                                                 masa mendatang (20
                                                 tahun mendatang).




                                                                                 18
06/03/2012




  Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
   Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
                                                       Gambar 4
Penetapan Arah Pengembangan
Penetapan arah pengembangan sarana dan prasarana air limbah dapat
ditetapkan berdasarkan posisi kuadran hasil analisis SWOT:




 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
  Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Penetapan Arah Pengembangan
Grand strategi kuadran I : Optimasi sistem on-site
– Arah pengembangan strategi ini meliputi antara lain:
       • Optimalisasi pemanfaatan IPLT terbangun
       • Peningkatan pelayanan penyedotan lumpur tinja
         melalui:
       • Peningkatan kapasitas armada
       • Peningkatan kapasitas IPLT
       • Pengembangan program SANIMAS




                                                                           19
06/03/2012




 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
  Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Penetapan Arah Pengembangan
Grand strategi kuadran II : Pengembangan selektif sistem
  off-site
– Arah pengembangan strategi ini meliputi antara lain:
   • Optimalisasi pemanfaatan IPLT terbangun
   • Peningkatan pelayanan penyedotan lumpur tinja melalui:
       •   Peningkatan kapasitas armada
       •   Peningkatan kapasitas IPLT
       •   Pengembangan program SANIMAS
       •   Pengembangan sistem terpusat skala kawasan pada daerah-
           daerah prioritas.
– Pada strategi ini transformasi dari sistem setempat menjadi
  sistem terpusat akan dimulai secara kawasan demi kawasan




 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
  Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Penetapan Arah Pengembangan
Grand strategi kuadran II : Pengembangan agresif
  sistem off-site
– Arah pengembangan strategi ini meliputi antara lain:
   • Mengembangkan sarana dan prasarana Air
     Limbah terpusat skala kota. Strategi ini berarti
     sistem on-site akan ditinggalkan secara masif.




                                                                            20
06/03/2012




 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
  Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Penetapan Arah Pengembangan
Grand strategi kuadran III : Pengembangan agresif
  sistem off-site
– Arah pengembangan strategi ini meliputi antara lain:
   • Mengembangkan sarana dan prasarana Air Limbah
     terpusat skala kota. Strategi ini berarti sistem on-site
     akan ditinggalkan secara masif.




 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
  Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Penetapan Arah Pengembangan
Grand strategi kuadran IV : Pengembangan dengan
  teknologi maju
– Arah pengembangan strategi ini merupakan strategi
  pengembangan tingkat advance (lanjutan). Arah
  pengembangan ini merupakan gambaran kondisi
  permasalahan pencemaran air limbah telah demikian serius,
  sementara hambatan untuk mengembangkan sarana
  prasarana konvensionil sudah tidak memungkinkan dan tidak
  efektif.




                                                                       21
06/03/2012




 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
  Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Stategi Transformasi Sistem Setempat menjadi Sistem
Terpusat
• Perubahan (transformasi) prasarana sistem setempat menjadi
  sistem terpusat memberi dampak adanya kebutuhan lembaga
  untuk mengelola prasarana yang akan dibangun (Gambar 5).
• Penetapan arah pengembangan prasarana sistem terpusat
  pada daerah permukiman terbangun memerlukan
  perencanaan strategis dengan dukungan masyarakat dan
  mewujudkan lembaga yang sesuai. Perencanaan strategis
  tersebut meliputi:
   a. Rencana public campaign;
   b. Rencana penyusunan Peraturan Daerah (Perda) dan sosialisasi
      Perda;
   c. Rencana pembentukan lembaga pengelola.




 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
  Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
                                                        Gambar 5




                                                                           22
06/03/2012




 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
  Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Penetapan Zona Prioritas Pengembangan
Sistem Terpusat
a. Zona Prioritas adalah zona perencanaan yang
   mendapat penilaian utama untuk diprioritaskan
   dibangun terlebih dahulu dalam kurun waktu 20
   tahun mendatang.
b. Perencanaan sarana dan prasarana air limbah di zona
   prioritas dapat dibagi atas cluster-cluster untuk
   mendukung perencanaan pembangunan secara
   bertahap dalam kurun waktu 20 tahun mendatang




 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
  Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Penetapan Zona Prioritas
a. Penetapan zona prioritas ditetapkan berdasarkan
   pertimbangan:
    – Tingkat permasalahan pencamaran air limbah terhadap air tanah
      dan badan air penerima
    – Tingkat kemudahan pelaksanaan
    – Tingkat kelayakan ekonomi
    – Tingkat kelayakan keuangan
    – Kelayakan lingkungan
    – Kelayakan kelambagaan
b. Perencanaan studi kelayakan pada zona prioritas wajib
   mengacu pada pedoman studi kelayakan ekonomi, keuangan
   dan lingkungan pengembangan sarana dan prasarana air
   limbah.




                                                                             23
06/03/2012




 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
  Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Pilihan Arah Pengembangan
• Pilihan arah pengembangan sarana dan prasarana air
   limbah pada daerah permukiman baru adalah sebagai
   berikut:
   a. Mengembangkan sistem setempat (on-site)
   b. Mengembangkan sistem terpusat skala kawasan tersendiri
   c. Mengintegrasikan dengan sistem terpusat yang sudah
      terbangun
Penetapan Arah Pengembangan
   a. Permukiman baru yang akan dan sedang dikembangkan oleh
      developer wajib memiliki rencana induk air limbah tersendiri.
   b. Rencana induk air limbah kawasan permukiman baru tersebut
      harus mengacu pada rencana induk air limbah Kota.




 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
  Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Perencanaan Pengembangan Sarana dan Prasarana
Air Limbah Setempat
• Tingkat Pelayanan: Cakupan rencana pelayanan
  sistem setempat minimal 60%.
• Debit Air Limbah:
   a. Debit rata-rata tangki septik dengan kloset leher
      angsa
      a. Tanpa unit penggelontor = 5 – 10 L/0rg/hr
      b. Dengan unit penggelontor = 10 – 15 L/0rg/hr
   b. Waktu detensi minimal 1 hari




                                                                             24
06/03/2012




 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
  Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Perencanaan Pengembangan Sarana dan Prasarana Air
Limbah Setempat
• Tingkat Pelayanan: Cakupan rencana pelayanan sistem setempat
  minimal 60%.
• Debit Air Limbah:
   a. Debit rata-rata tangki septik dengan kloset leher angsa
        • Tanpa unit penggelontor = 5 – 10 L/org/hr
        • Dengan unit penggelontor = 10 – 15 L/org/hr
    b. Waktu detensi minimal 1 hari
• Kloset
   a. Individu (rumah tangga) = 1 kloset/5 org
    b. MCK atau kakus umum = 1 kloset/25 org




 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
  Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Perencanaan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
a. Kapasitas rencana IPLT dihitung berdasarkan desain debit air
   limbah sebagai berikut:
    –   Asumsi laju spesifik, q = 0.5 Liter/org/hari
    –   Debit rata-rata, Qr (m3/hr) = q x penduduk dilayani pada periode proyeksi
    –   Debit harian maksimum, Qmd (m3/hr) = fmd x Qr
    –   Debit jam maksimum, Qp (m3/hr) = fp x Qr
b. Proyeksi debit perencanaan
    – Kapasitas rencana IPLT dihitung berdasarkan debit harian maksimum
      (Qmd)
    – Proyeksi debit harus dihitung untuk periode 5 tahun dan 10 tahun, untuk
      tahapan pengembangan kapasitas IPLT.
c. Perencanaan debit pada masing-masing komponen
    – Debit rata-rata : hanya pada unit pengolahan kimia dan sekunder (biologi)
    – Debit harian maksimum : hanya pada unit-unit pengolahan primer
    – Debit jam maksimum : pada semua perpipaan unit-unit pengolahan




                                                                                           25
06/03/2012




 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
  Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Perencanaan Lokasi IPLT
• Lokasi IPLT harus dipilih sesuai dengan ketentuan tata ruang,
  pada daerah bebas banjir untuk periode ulang 20 (dua puluh)
  tahun.
• Lokasi IPLT harus dipilih tidak jauh dari jalan kota yang ada,
  dekat dengan prasarana listrik dan badan air.
• Jarak lokasi IPLT yang direncanakan terhadap pusat pelayanan
  agar memenuhi kriteria sebagai berikut:
   – Kota kecil dan sedang : Kurang dari 10 km
   – Kota besar : Kurang dari 20 km
   – Kota Metro : Kurang dari 30 km
• Badan air penerima pembuangan efluen dari IPLT harus
  memiliki kapasitas minimal 8 kali kapasitas Air Limbah yang
  akan dibuang.




  Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
   Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Kebutuhan Lahan IPLT
a. Kebutuhan lahan untuk IPLT terdiri dari:
    –   Lahan untuk instalasi bangunan utama dan bangunan penunjang
    –   Lahan untuk buffer zone
b. Kebutuhan lahan untuk instalasi bangunan utama dihitung
    berdasarkan proyeksi debit harian maksimum 20 tahun untuk
    penerapan IPLT berbasis teknologi proses alamiah atau proses
    biologi yang efisien dalam kebutuhan konsumsi listrik;
c. Kebutuhan lahan untuk lahan penyangga (buffer zone)
    minimum harus dipersiapkan seluas 50% dari kebutuhan luas
    lahan untuk instalasi;
d. Perkiraan kebutuhan lahan IPLT untuk sistem kolam sampai
    akhir periode desain dihitung berdasarkan BOD influen 5000 mg/l
    (Lumpur tinja sudah diencerkan ketika penyedotan dan di inlet
    awal IPLT).




                                                                             26
06/03/2012




 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
  Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Perencanaan Pengembangan Sarana dan Prasarana
Air Limbah Terpusat (IPAL)
• Perencanaan debit air limbah untuk perhitungan dimensi
  jaringan perpipaan dan
• Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) adalah :
   a. Debit Spesifik Air Limbah (q) dihitung berdasarkan 80%
      konsumsi air bersih perkapita atau sebesar 100-150 L/org/hr.
   b. Debit Rata-Rata Air Limbah tanpa infiltrasi (Qr) dihitung
      berdasarkan q dikali dengan penduduk yang dilayani pada
      tahun proyeksi atau Q = q x penduduk dilayani (m3/hr).
   c. Debit Harian Maksimum Air Limbah tanpa infiltrasi (Qmd)
      dihitung berdasarkan debit rata-rata harian dikali faktor
      maksimum harian atau : Qmd = fmd x Qr (m3/hr).




 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
  Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Perencanaan Pengembangan Sarana dan
Prasarana Air Limbah Terpusat (IPAL)
  d. Debit Jam Puncak tanpa infiltrasi (Qp) dihitung berdasarkan
     debit rata-rata harian dikali faktor jam puncak atau : (Qp) = fp x
     Qr (m3/hr).
  e. Debit Jam Minimum tanpa infiltrasi (Qmin) dihitung
     berdasarkan debit rata-rata harian dikali faktor jam minimum
     atau : Qmin = fmin x Qr (m3/hr).
  f. Faktor-faktor Debit Air Limbah seperti faktor harian
     maksimum, faktor jam puncak dan faktornya minimum harus
     sesuai dengan standar dan kriteria teknis yang berlaku yang
     disesuaikan dengan kondisi daerah perencanaan.




                                                                                 27
06/03/2012




Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
 Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Perencanaan Sistem Jaringan Perpipaan
•Perencanaan Pipa Persil
 a. Pipa persil adalah saluran dari bangunan rumah
    tangga, bangunan kantor, bangunan umum dan
    sebagainya yang menyalurkan air limbah ke pipa
    retikulasi.
 b. Perencanaan pipa persil Air Limbah meliputi: letak
    pipa, diameter minimum, kemiringan minimum,
    bak kontrol dan dimensi pipa harus mengacu pada
    kriteria dan tatacara perencanaan teknis yang
    berlaku.




Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
 Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Perencanaan Sistem Jaringan Perpipaan
•Perencanaan Pipa Persil




                                                                28
06/03/2012




Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
 Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Perencanaan Sistem Jaringan Perpipaan
Perencanaan Pipa Retikulasi
a. Pipa retikulasi adalah saluran pengumpul air limbah untuk
   disalurkan ke pipa utama; yang terdiri dari pipa servis dan pipa
   lateral;
b. Pipa servis adalah saluran pengumpul air limbah dari beberapa
   bangunan (blok bangunan) ke pipa lateral;
c. Pipa lateral adalah saluran pengumpul air limbah dari pipa servis
   ke pipa induk;
d. Perencanaan pipa retikulasi air limbah meliputi: letak pipa,
   diameter dan bahan pipa, metode konstruksi (open trench atau
   pipe jacking), kemiringan minimum, manhole;
e. Perencanaan debit rata-rata (m3/hr) pada masing-masing seksi
   pipa lateral harus memperhitungkan luas daerah tangkapan (ha),
   klasifikasi dan proyeksi debit spesifik air limbah yang dilayani
   (m3/hr/ha).




Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
 Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Perencanaan Sistem Jaringan Perpipaan
Perencanaan Pipa Retikulasi
f. Perencanaan dimensi pipa retikulasi harus
   memperhitungkan:
   • Debit rata-rata (tanpa infiltrasi)
   • Debit jam maksimum/puncak (dengan infiltrasi)
   • Debit jam minimum - (tanpa infiltrasi)
g. Perencanaan dimensi pipa dan pompa harus
   memperhitungkan debit jam maksimum dan debit jam
   minimum untuk perencanaan penggelontoran di beberapa
   bagian pipa.
h. Perencanaan pipa retikulasi harus mengacu pada kriteria dan
   tata cara perencanaan teknis yang berlaku.




                                                                              29
06/03/2012




 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
  Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun

 Pipa Retikulasi




 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
  Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
• Perencanaan Pipa Induk (Main/trunk sewer)
a. Pipa induk adalah saluran yang menyalurkan air limbah dari pipa lateral
   (retikulasi) menuju instalasi pengolahan air limbah; dapat dilengkapi
   dengan pipa cabang yang berfungsi menyalurkan air limbah dari pipa
   lateral (retikulasi)
b. Perencanaan pipa induk air limbah meliputi: letak pipa, dimensi dan
   bahan pipa, metode konstruksi (open trench atau pipe jacking), stasiun
   pompa dan bangunan pelengkap.
c. Perencanaan debit rata-rata (m3/hr) harus memperhitungkan seluruh
   daerah tangkapan (ha), klasifikasi dan proyeksi debit spesifik air limbah
   yang dilayani (m3/hr/ha).
d. Perencanaan dimensi pipa dan pompa harus memperhitungkan debit jam
   maksimum (dengan infiltrasi) dan debit jam minimum (tanpa infiltrasi)
   untuk perencanaan penggelontoran pipa induk.
e. Perencanaan teknis pipa induk harus mengacu pada standard teknis dan
   tata cara perhitungan perencanaan teknis pipa induk Air Limbah yang
   berlaku




                                                                                      30
06/03/2012




 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
  Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun




                   • Pipa Induk (Main/trunk sewer)




 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
  Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Perencanaan Bangunan Pelengkap pada Sistem
Jaringan
a. Bangunan pelengkap pada sistem jaringan adalah semua
   bangunan yang diperlukan untuk menunjang kelancaran
   penyaluran air limbah dan untuk menunjang kemudahan
   pemeliharaan sistem jaringan air limbah;
b. Bangunan pelengkap pada sistem jaringan air limbah
   meliputi: manhole, drop manhole, ventilasi udara,
   terminal clean out, bangunan penggelontor, syphone
   rumah pompa;
c. Perencanaan bangunan pelengkap pada sistem jaringan
   air limbah yang meliputi: letak, dimensi minimum dan
   kebutuhan lahan untuk mengacu pada standar teknis dan
   tata cara perhitungan perencanaan teknis yang berlaku.




                                                                   31
06/03/2012




  Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
   Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun




             • Bangunan Pelengkap pada Sistem Jaringan




  Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
   Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
• Perencanaan Kapasistas IPAL
a. Perencanaan debit IPAL
   Kapasitas rencana IPAL dihitung berdasarkan desain debit air limbah
   sebagai berikut:
    - Debit rata-rata harian (dengan infiltrasi)
    - Debit harian maksimum (dengan infiltrasi)
    - Debit jam minimum (dengan infiltrasi)
   Desain debit tersebut, adalah debit air limbah pada ujung akhir pipa
   induk yang menuju ke IPAL.
b. Proyeksi debit perencanaan
   Kapasitas rencana IPAL di atas diproyeksikan untuk debit perencanaan
   20 (dua puluh) tahun sesuai periode perencanaan rencana induk.




                                                                                 32
06/03/2012




  Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
   Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
• Perencanaan Kapasistas IPAL
c. Perencanaan debit pada masing-masing komponen
    - Debit rata-rata : hanya pada unit-unit pengolahan kimia dan sekunder
      (biologi)
    - Debit harian maksimum : hanya pada unit-unit pengolahan primer
    - Debit jam maksimum : pada semua perpipaan unit-unit pengolahan

• Perencanaan Lokasi IPAL
   Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan lokasi IPAL
   adalah sebagai berikut:
   a. Lokasi IPAL harus sesuai dengan ketentuan tata ruang;
   b. Pemilihan lokasi IPAL diujung muara pipa induk harus
      mempertimbangkan aspek hidrolis dan aspek pembebasan lahan;
   c. Lokasi IPAL harus merupakan daerah bebas banjir untuk periode ulang
      20 (dua puluh) tahun.




  Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
   Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Kebutuhan Lahan
a. Kebutuhan lahan untuk IPAL terdiri dari:
    – Lahan untuk instalasi dan bangunan penunjang
    – Lahan untuk buffer zone
b. Kebutuhan lahan untuk instalasi dihitung berdasarkan
   debit harian maksimum yang diproyeksikan 20 tahun untuk
   penerapan IPAL berbasis teknologi proses alamiah atau
   proses biologis yang efisien dalam kebutuhan konsumsi
   listrik;
c. Kebutuhan lahan untuk lahan penyangga (buffer zone)
   minimum harus dipersiapkan seluas 50% dari kebutuhan
   luas lahan untuk instalasi;




                                                                                    33
06/03/2012




  Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
   Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Indikasi Rencana Investasi Program
a. Seluruh program pengembangan dalam rencana induk harus
   dikelompokan atas 4 (empat) tahapan pengembangan 5 tahun.
b. Seluruh program 5 tahunan ke 1, 2, 3, dan 4 harus dihitung nilai
   investasinya dengan standar harga saat ini (current price).
c. Rencana biaya investasi program dari rencana induk harus dibandingkan
   dengan rencana penduduk terlayani sehingga dapat diketahui nilai biaya
   investasi perkapita atau nilai biaya investasi per rumah tangga dari
   penduduk yang mendapat manfaat langsung.
d. Nilai biaya investasi perkapita tersebut harus dibandingkan dengan
   income perkapita pertahun dari kota yang bersangkutan, sebagai lapisan
   awal (screening) sebelum dilakukan studi kelayakan ekonomi dan
   keuangan proyek.
e. Kelayakan proyek program 5 tahunan ke 1, 2, 3, dan 4 dapat dilakukan
   kemudian sesuai tahapan pembangunan.
f. Program pengembangan sarana dan prasarana 5 tahun ke 1 (pertama)
   harus dihitung kelayakan proyeknya dengan mengacu pada pedoman studi
   kelayakan.




  Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
   Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Pelaporan Studi Rencana Induk Air Limbah
Sistematika pelaporan studi rencana induk air limbah terdiri atas 8 bab.
Gambaran sistematika pelaporan studi rencana induk air limbah adalah:
    KATA PENGANTAR
    DAFTAR ISI
    DAFTAR GAMBAR
    SINGKATAN DAN PENGERTIAN
    Bab 1 Pendahuluan
    1.1 Latar Belakang
    1.2 Maksud dan Tujuan
    1.3 Ruang Lingkup
    1.4 Landasan Hukum
    1.5 Hubungan Rencana Induk air Limbah dengan Rencana Induk lainnya




                                                                                   34
06/03/2012




 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
  Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Pelaporan Studi Rencana Induk Air Limbah
  Bab 2 Visi, Misi dan Arah Pengembangan Pembangunan Kabupaten/Kota
  2.1 Visi
  2.2 Misi
  2.3 Arah Pengembangan Pembangunan Kabupaten/Kota
  Bab 3 Kondisi, Analisis dan Prediksi Kondisi Umum Daerah
  3.1 Geomorfologi dan Metorologi
  3.2 Demografi
  3.3 Sosial dan Ekonomi
  3.4 Kesehatan Masyarakat
  Bab 4 Kondisi, Analisis dan Prediksi Kondisi Sanitasi dan Lingkungan Daerah
  4.1 Kondisi dan Sarana dan Prasaran Air Limbah
  4.2 Kondisi dan Sarana dan Prasaran Persampahan
  4.3 Kondisi dan Sarana dan Prasaran Drainase
  4.4 Kondisi Lingkungan Perairan (Air Baku)




 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
  Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Pelaporan Studi Rencana Induk Air Limbah
  Bab 5 Kondisi, Analisis dan Prediksi Kondisi Kelembagaan Pengelolaan
        Sarana dan Prasarana Air Limbah Daerah
  5.1 Bentuk Kelembagaan
  5.2 Peran dan Tanggung Jawab Kelembagaan
  5.3 Kinerja Operasional Sarana dan Prasarana
  Bab 6 Arah Pengembangan Sarana dan Prasarana Air Limbah
  6.1 Pembagian Zona Perencanaan
  6.2 Analisis SWOT
  6.3 Arah Pengembangan Sarana dan Prasarana Air Limbah
  Bab 7 Rencana Induk Air Limbah
  7.1 Daerah Perencanaan
  7.2 Rencana Umum Zona Prioritas
  7.3 Proyeksi Air Limbah
  7.4 Pemilihan Zona Prioritas




                                                                                       35
06/03/2012




 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
  Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Pelaporan Studi Rencana Induk Air Limbah
   7.5 Pemilihan Zona Setempat (on-site) dan Terpusat (off-site)
   7.6 Rencana Fasilitas IPLT
   7.7 Rencana Pengembangan Jaringan Sistem Perpipaan Air Limbah
   7.8 Rencana Pengembangan Fasilitas IPAL
   Bab 8 Perencanaan Indikasi Program-program Pengembangan
   8.1 Indikasi Program 5 Tahun Pertama
   8.2.1 Program Pengembangan Sarana dan Prasarana
   8.2.2 Program Pengembangan Kelembagaan
   8.2.3 Program Pengembangan Pengaturan
   8.2.4 Program Pengembangan Masyarakat
   8.2.5 Program Pengembangan Peran Serta Masyarakat
   8.2.6 Program Public Campign




 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
  Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Pelaporan Studi Rencana Induk Air Limbah
   8.2 Indikasi Program 5 Tahun Pertama
   8.2.1 Program Pengembangan Sarana dan Prasarana
   8.2.2 Program Pengembangan Kelembagaan
   8.2.3 Program Pengembangan Pengaturan
   8.2.4 Program Pengembangan Masyarakat
   8.2.5 Program Pengembangan Peran Serta Masyarakat
   8.2.6 Program Public Campign
   Lampiran : Daftar Partisipan




                                                                          36
06/03/2012




  Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air
   Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun
Penampilan Produk Laporan Studi Rencana Induk Air Limbah
Laporan Utama
  a. Laporan utama rencana induk Air Limbah dibuat dalam format kertas A3
  b. Peta-peta dibuat dengan skala 1 : 10.000 atau 1 : 25.000 dalam format
     kertas A3
  c. Cara penulisan besaran, satuan dan simbolnya serta singkatan istilah
     mengacu pada pedoman penulisan Standar Nasional Indonesia
     (Pedoman 8-2000).

Laporan Eksekutif
  a. Laporan eksekutif rencana induk air limbah dibuat dalam format kertas
     A4 (210 mm x 297 mm)
  b. Peta-peta yang menyertai laporan eksekutif dibuat dengan skala 1 :
     10.000 atau 1 : 25.000 dalam format kertas A3
  c. Cara penulisan besaran, satuan dan simbolnya serta singkatan istilah
     mengacu pada pedoman penulisan Standar Nasional Indonesia
     (Pedoman 8-2000).




                             PERENCANAAN STUDI
                                     KELAYAKAN


             fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya
             http://www.ftsp.its.ac.id




                                                                                    37
06/03/2012




 PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
PENDAHULUAN
Dokumen studi kelayakan bidang air limbah, merupakan suatu
dokumen kelayakan ekonomi, keuangan dan lingkungan dari
program-program pengembangan sarana dan prasarana air
limbah yang terdapat dalam suatu rencana induk, terdiri atas 3
dokumen kelayakan proyek yaitu:
   · Dokumen kelayakan ekonomi
   · Dokumen kelayakan keuangan
   · Dokumen kelayakan lingkungan
Hasil studi kelayakan ekonomi akan memberi gambaran mengenai
manfaat/benefit baik yang bersifat tangible maupun intangible.
Dari suatu investasi prasarana air limbah yang direncanakan.




 PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
PENDAHULUAN
• Hasil studi kelayakan keuangan (financial) akan memberi
  gambaran mengenai besaran tarif/retribusi yang akan
  dibebankan kepada pelanggan yang mendapat pelayanan
  (wajarkah dibanding pendapatan (income) para
  pelanggannya?).
• Sementara dari sisi pengelola, hasil studi kelayakan
  keuangan tersebut, akan memberi gambaran apakah
  pendapatan operasional dari retribusi pelayanan Air
  Limbah tersebut dapat menutup biaya O/M (OpEx) dan
  biaya pengembalian modal (CapEx) serta apakah
  menghasilkan laba?




                                                                        38
06/03/2012




PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
PENDAHULUAN
• Selanjutnya informasi studi kelayakan keuangan ini
  merupakan suatu informasi penting tentang bagaimana
  bentuk kelembagaan pengelola yang sesuai, baik yang
  berbasis lembaga maupun yang berbasis masyarakat
  untuk mengelola sarana dan prasara terbangun tersebut.
• Sedangkan hasil studi kelayakan lingkungan akan
  memberi gambaran mengenai bagaimana
  mengendalikan dampak negatif dari suatu rencana
  pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
  atau Instalasi Pengolahan Air Limbah Terpusat (IPAL)
  termasuk konsekuensi biaya yang ditimbulkan dari upaya
  pengendalian dampak tersebut.




PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
• MAKSUD
  Memberi pedoman bagi Pemerintah
  Kabupaten/Kota dalam menyusun studi
  kelayakan bidang pengembangan sarana dan
  prasarana air limbah, agar keputusan investasi
  dan operasi didasari pada dokumen kelayakan
  yang akurat.




                                                                  39
06/03/2012




PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
• TUJUAN
  Tujuan pedoman penyusunan studi kelayakan
  air limbah adalah agar setiap Kabupaten/Kota
  memiliki dokumen studi kelayakan proyek
  yang lengkap dan memadai sebagai acuan
  standard dalam pengambilan keputusan
  investasi dan operasi pengembangan sarana
  dan prasarana air limbah.




PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
• SASARAN
  Sasaran dari adanya pedoman ini adalah agar
  sarana dan prasarana air Limbah yang
  direncanakan layak secara ekonomi,
  keuangan, lingkungan dan kelembagaan
  sehingga dapat berfungsi secara
  berkelanjutan dan bermanfaat optimal.




                                                        40
06/03/2012




PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
ACUAN NORMATIF
  Norma Kelayakan Ekonomi dan Keuangan
  Pada saat ini belum tersedianya Norma tertulis baik berupa
  undang-undang, peraturan maupun keputusan yang
  berkaitan dengan studi kelayakan ekonomi dan keuangan
  dalam pengembangan sarana dan prasarana Air Limbah.
  Norma-norma yang diacu dalam penyusunan pedoman ini
  adalah:
  a. Perencanaan Pengembangan Sarana dan Prasarana Air
     Limbah (SPAL) meliputi:
     • Rencana Induk
     • Studi Kelayakan
     • Perencanaan Teknis Terperinci




PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
  b. Studi Kelayakan Ekonomi dan Keuangan
     Pengembangan Sarana dan Prasarana Air Limbah (SP
     AL) disusun berdasarkan:
        - Rencana induk yang telah ditetapkan
        - Hasil kajian kelayakan teknis
        - Hasil kajian kelayakan lingkungan
        - Kajian sumber pembiayaan investasi
  c. Studi kelayakan pengembangan SP AL disusun oleh
     penyelenggara pengembangan SPAL




                                                                      41
06/03/2012




 PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
 Standard Perhitungan Ekonomi dan Keuangan
  a. Perhitungan kelayakan ekonomi dan keuangan SPAL
       menggunakan metode:
           • Internal Rate of Return (IRR)
           • Net Present Value (NPV)
  b. Perubahan nilai uang terhadap waktu (Time value of
     money) dihitung berdasarkan Discount Factor (DF)
  c. Discount Factor (%) dihitung berdasarkan rata-rata
     tingkat inflasi selama tahun proyeksi ditambah
     perkiraan faktor resiko investasi.




 PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
Norma dan Standard Teknis Kelayakan Lingkungan
   Terdapat beberapa Norma, Kriteria Teknis dan Standard Teknis bidang Air
   Limbah yang terkait dengan studi kelayakan lingkungan atau AMDAL.
   Substansi Norma, Kriteria dan Standard yang diacu dalam penyusunan
   kelayakan ekonomi atau studi AMDAL adalah:
Norma
a. Perencanaan Jangka Panjang Daerah adalah dokumen perencanaan
   periode 20 (duapuluh) tahun (UU No. 25 Tahun 2004);
b. Kota Metropolitan atau kota-kota yang memiliki kepadatan penduduk yang
   tinggi diwajibkan memiliki rencana induk Sistem Penyediaan Air Minum
   yang terpadu dengan pembuangan Air Limbah secara terpusat.;
c. Perlindungan air baku dilakukan melalui keterpaduan pengaturan
   pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan Sarana dan
   Prasarana Sanitasi (PP No. 16 Tahun 2005);
d. Pemilihan lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah harus memperhatikan
   aspek teknis, lingkungan, sosial budaya masyarakat setempat serta
   dilengkapi dengan zona penyangga (PP No. 16 Tahun 2005).




                                                                                    42
06/03/2012




 PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
Standard Teknis Studi AMDAL
a. Petunjuk Teknis Penyusunan Kerangka Acauan Analisis Mengenai Dampak
   Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri PU No.
   69/PRT/1995);
b. Petunjuk Tata Laksana Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Departemen
   Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri PU No. 58/KPTS/1995);
c. Petunjuk Teknis Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
   Pemantauan Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri
   PU No. 296/KPTS/1996);
d. Petunjuk Tata Laksana Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
   Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri PU No.
   377/KPTS/1996);
e. Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana
   Pemantauan Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri
   PU No. 148/KPTS/1995);
f. Daftar jenis usaha atau kegiatan wajib AMDAL (Keputusan Menteri Negara
   Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006.




 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
                 EKONOMI DAN FINANSIAL
Umum
Penentuan Tahun Proyeksi
a. Jumlah atau lamanya tahun proyeksi kelayakan ekonomi
   dan finansial ditetapkan sejak tahun pertama investasi
   pelaksanaan proyek dimulai (misal untuk biaya
   perencanaan atau pembebasan lahan) sampai tahun
   berakhirnya manfaat dari investasi;
b. Jumlah tahun proyeksi kelayakan ekonomi dan finansial
   proyek sistem air Limbah terpusat adalah 40 (empat
   puluh) tahun;
c. Jumlah tahun proyeksi kelayakan ekonomi dan finansial
   proyek IPLT adalah 20 (dua puluh) tahun.




                                                                                    43
06/03/2012




 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
                 EKONOMI DAN FINANSIAL
Umum
Kriteria Kelayakan Ekonomi Air Limbah
a. Proyek dikatakan layak ekonomi apabila manfaat ekonomi lebih
     besar dibanding dengan biaya yang ditimbulkan baik berupa biaya
     operasional maupun biaya pengembalian modal;
b. Perhitungan kelayakan ekonomi proyek dihitung dengan metode
     Economic Internat Rate of Return (EIRR);
c. Apabila hasil perhitungan EIRR proyek menghasilkan angka
     prosentase (%) lebih besar dari discount factor, maka perhitungan
     tersebut merekomendasikan bahwa proyek layak diterima dalam
     pengertian melaksanakan proyek (Do Something) lebih baik
     dibanding tidak melaksanakan proyek (Do Nothing);
d. Apabila hasil perhitungan EIRR proyek menghasilkan angka
     prosentase (%) lebih kecil dari discount factor, maka proyek
     ditolak. Proyek ini perlu direvisi skala investasinya agar tidak over
     investment.




 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
                 EKONOMI DAN FINANSIAL
Kriteria Kelayakan Keuangan Proyek
a. Proyek dikatakan layak keuangan apabila pendapatan
   tarif/retribusi Air Limbah lebih besar dibanding dengan biaya
   yang ditimbulkan baik berupa biaya operasional maupun
   biaya pengembalian modal.
b. Perhitungan kelayakan keuangan proyek dihitung dengan
   metode Financial Economic Internal Rate of Return (FIRR)
   dan Net Present Value (NPV);
c. Apabila hasil perhitungan FIRR menghasilkan angka
   prosentase (%) lebih besar dari discount factor, maka
   pendanaan investasi proyek dapat dibiayai dari pinjaman
   komersial tanpa membebani Anggaran Pendapatan Belanja
   Daerah (APBD) untuk pengembalian cicilan pokok dan
   bunganya. Bahkan proyek ini mendapat manfaat keuangan
   sebesar nilai NPV-nya (NPV positif);




                                                                                    44
06/03/2012




KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
                EKONOMI DAN FINANSIAL
Kriteria Kelayakan Keuangan Proyek
d. Apabila hasil perhitungan FIRR menghasilkan angka
   prosentase (%) sama dengan nol yang berarti lebih kecil
   dari discout faktor, maka pendanaan investasi proyek
   hanya layak apabila dibiayai dari sumber pendanaan
   APBD atau sumber dana lain yang tidak mengandung
   unsur bunga pinjaman dan pembayaran cicilan pokok.
e. Apabila kelayakan keuangan proyek tidak dapat menutup
   biaya operasional (deficit O/M), maka proyek ditolak.
   Proyek ini perlu direvisi perencanaannya dan pilihan
   teknologinya agar biaya O/M-nya dapat menjadi lebih
   rendah




KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
                EKONOMI DAN FINANSIAL
Jenis Biaya Investasi Proyek Air Limbah
a. Investasi sarana dan prasarana Air Limbah meliputi:
   - Investasi untuk pembangunan sistem setempat (on-site)
   - Investasi untuk pembangunan sistem air limbah terpusat
      dalam berbagai skala pengembangan (off-site)
b. Perhitungan kelayakan ekonomi dan keuangan proyek
   air limbah harus memperhitungkan perbedaan
   karakteristik biaya yang timbul antara proyek-proyek
   sebagai berikut:
   - Perluasan prasarana yang sudah ada
   - Rehabilitas prasarana yang sudah ada
   - Pengembangan prasarana pada daerah baru




                                                                     45
06/03/2012




KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
                EKONOMI DAN FINANSIAL
Proses Perhitungan Kelayakan Ekonomi dan
Keuangan
• Proses perhitungan kelayakan ekonomi dan
  keuangan proyek Air Limbah harus memperkirakan
  seluruh biaya yang timbul dan manfaat yang timbul
  dari kegiatan investasi dan operasi serta
  memperkirakan selisih atau membandingkan antara
  biaya dan manfaat selama tahun proyeksi. Skematik
  biaya dan manfaat yang harus dihitung tersebut
  dapat digambarkan pada Gambar sebagai berikut:




    Proses Perhitungan Kelayakan Ekonomi dan
                                    Keuangan




                                                             46
06/03/2012




 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
                 EKONOMI DAN FINANSIAL
Perkiraan Biaya Investasi dan Pengendalian Modal
a. Seluruh biaya investasi yang diperlukan dalam proyek Air Limbah
   harus diperkirakan baik berupa investasi awal maupun investasi
   lanjutan yang diperlukan sesuai tahapan pengembangan proyek
   termasuk investasi penggantian (replacement) aset yang sudah
   usang;
b. Seluruh biaya pengembalian modal investasi harus diperkirakan
   berdasarkan perhitungan depresiasi (penyusutan) terhadap
   prasarana terbangun. Perhitungan depresiasi masing-masing
   komponen prasarana terbangun dihitung bedasarkan standard
   usia/umur manfaat prasarana;
c. Apabila biaya investasi pembangunan sarana dan prasarana
   tersebut dibiayai dari dana pinjaman (Loan), maka biaya bunga
   pinjaman harus diperhitungkan dalam komponen pengembalian
   modal.




 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
                 EKONOMI DAN FINANSIAL
Perkiraan Biaya Operasional
a. Seluruh biaya operasi dan pemeliharaan (O & M) yang
    diperlukan untuk mengoperasikan sarana dan prasarana
    terbangun sesuai Standard Operation Procedure (SOP)
    harus diperkirakan dalam satuan Rp/Thn serta
    diproyeksikan selama tahun proyeksi dengan
    memperhitungkan perkiraan tingkat inflasi;
b. Seluruh biaya umum dan administrasi yang diperlukan
    untuk membiayai operasi lembaga pengelola harus
    diperkirakan dalam Rp/Thn serta diproyeksikan selama
    tahun proyeksi dengan memperhitungkan perkiraan
    tingkat inflasi dan pengembangan kapasitas lembaga
    pengelola.




                                                                            47
06/03/2012




 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
                 EKONOMI DAN FINANSIAL
Perkiraan Manfaat Ekonomi
a. Seluruh manfaat ekonomi yang timbul dari keberadaan
    proyek Air Limbah harus diperkirakan baik berupa manfaat
    yang dapat diukur dengan uang (Tangible) maupun manfaat
    yang tidak dapat diukur dengan uang (Intangible);
b. Manfaat ekonomi proyek Air Limbah yang dapat diukur
    dengan nilai uang (Tangible) baik berupa manfaat langsung
    (Direct) maupun manfaat tidak langsung (Indirect) harus
    dikonversikan dengan standard konversi yang dapat
    dipertanggung jawabkan berdasarkan kaidah ekonomi yang
    dihitung dalam satuan Rp/Thn;
c. Manfaat ekonomi proyek Air Limbah yang tidak dapat diukur
    dengan nilai uang (Intangible) harus dijelaskan dengan
    menggunakan data-data statistik yang relevan.




 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
                 EKONOMI DAN FINANSIAL
Perkiraan Manfaat Keuangan (Pendapatan Retribusi)
a. Seluruh potensi retribusi yang dapat diterima oleh
   lembaga pengelola sebagai akibat dari pelayanan Air
   Limbah harus diperkirakan berdasarkan perkiraan jumlah
   pelanggan dan perkiraan tarif retribusi rata-rata setiap
   tahun.
b. Proyeksi kenaikan jumlah pelanggan Air Limbah harus
   dihitung berdasarkan skenario peningkatan jumlah
   pelanggan hingga tercapainya kapasitas optimum (Full
   Capacity) sesuai dengan rencana teknis proyek;
c. Proyeksi kenaikan tarif Air Limbah yang diperhitungkan
   dalam proyeksi pendapatan tarif tidak boleh melampaui
   tingkat inflasi.




                                                                       48
06/03/2012




KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
                EKONOMI DAN FINANSIAL
Komponen Biaya Investasi
Komponen Biaya Investasi Sistem Setempat
 a. Komponen Biaya Engineering
    Merupakan biaya-biaya survei, investigasi, Feasibility Study (FS), Detailed
    Design, studi AMDAL, Public Campaign, Standard Operational Procedur
    (SOP) dan biaya supervisi dan sebagainya. Besarnya komponen biaya
    Engineering ini berkisar antara 5- 10% dari total biaya investasi (capital
    cost);
 b. Komponen Biaya Pembebasan Lahan
   Pembebasan lahan untuk IPLT meliputi:
   - Pembebasan lahan untuk IPLT termasuk lahan untuk buffer zone
   - Pembebasan lahan untuk jalan akses IPLT
   Biaya pembebasan lahan tersebut meliputi biaya ganti rugi tanah, bangunan dan
   biaya administrasi yang berkisar antara 20-30% dari total biaya investasi.




KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
                EKONOMI DAN FINANSIAL
Komponen Biaya Investasi
Komponen Biaya Investasi Sistem Setempat
c. Komponen Biaya Konstruksi
   Merupakan biaya konstruksi IPLT termasuk jalan akses
   yang meliputi:
    - Biaya perataan tanah IPLT dan buffer zone
    - Biaya pekerjaan civil IPLT dan buffer zone
    - Biaya pekerjaan M/E IPLT
    - Biaya pekerjaan landscape
    - Biaya pekerjaan jalan akses
d. Komponen Biaya Pengadaan truk Tinja




                                                                                          49
06/03/2012




 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
                 EKONOMI DAN FINANSIAL
Komponen Biaya Investasi Sistem Terpusat
a. Komponen Biaya Engineering
   Merupakan biaya-biaya survei, investigasi, Feasibility Study (FS),
   Detailed Design, studi AMDAL, Public Campaign, Standard Operational
   Procedur (SOP) dan biaya supervisi dan sebagainya. Besarnya
   komponen biaya Engineering ini berkisar antara 5-10% dari total biaya
   investasi (capital cost);
b. Komponen Biaya Pembebasan Lahan
   Pembebasan lahan untuk sistem terpusat meliputi:
    - Pembebasan lahan untuk IPAL termasuk lahan untuk buffer zone
    - Pembebasan lahan untuk jalan akses IPAL
    - Pembebasan lahan untuk pipa induk (Main Trunk)
   Biaya pembebasan lahan tersebut meliputi biaya ganti rugi tanah dan
   bangunan yang nilai biayanya berkisar antara 20-30% dari total biaya
   investasi.




 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
                 EKONOMI DAN FINANSIAL
Komponen Biaya Investasi Sistem Terpusat
c. Komponen Biaya Konstruksi
    Merupakan komponen biaya konstruksi Sistem Air Limbah Terpusat yang
    meliputi:
    • Biaya konstruksi jaringan perpipaan yang meliputi:
    –   Pipa persil
    –   Pipa retikulasi
    –   Pipa induk
    –   Bangunan pelengkap pada sistem jaringan
    –   Perbaikan prasarana eksisting yang terkena dampak pembangunan perpipaan
   • Biaya konstruksi IPAL yang meliputi:
    –   Biaya tanah IPAL dan buffer zone
    –   Biaya pekerjaan civil IPAL dan buffer zone
    –   Biaya pekerjaan M/E IPAL
    –   Biaya pekerjaan landscape
    –   Biaya pekerjaan jalan akses




                                                                                         50
06/03/2012




KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
                EKONOMI DAN FINANSIAL
Komponen Biaya Operasional Tahunan
  Biaya operasional adalah biaya yang timbul
  untuk mengoperasikan prasarana terbangun
  agar mampu memberi manfaat pelayanan
  sesuai kapasitasnya secara berkelanjutan dan
  berdaya guna sesuai umur rencananya. Biaya
  operasi dan pemeliharaan dihitung dalam
  Rp/Thn.




KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
                EKONOMI DAN FINANSIAL
Komponen Biaya Operasi Tahunan Sistem Setempat
Komponen Biaya Operasi dan Pemeliharaan Penyedotan dan
Pengangkutan
a. Biaya Operasi
   - Biaya gaji tenaga operator dan perlengkapan kerja operator
   - Biaya material habis pakai (BBM, dan sebagainya)
   - Biaya peralatan operasi
b. Biaya Pemeliharaan
   - Pemeliharaan rutin truk tinja (ganti olie, dan sebagainya)
   - Pemeliharaan berkala (ganti ban, kopling)




                                                                         51
06/03/2012




 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
                 EKONOMI DAN FINANSIAL
Komponen Biaya Operasi Tahunan Sistem Setempat
Komponen Biaya Operasi dan Pemeliharaan IPLT
a. Biaya Operasi IPLT
   - Biaya gaji operator dan perlengkapan kerja operator
   - Biaya material habis pakai (Listrik, BBM, dan sebagainya)
   - Biaya peralatan operasional
b. Biaya Pemeliharaan
   - Pemeliharaan rutin instalasi
   - Pemeliharaan berkala instalasi
   - Pemeliharaan bangunan penunjang




 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
                 EKONOMI DAN FINANSIAL
Komponen Biaya Umum dan Administrasi
   a. Biaya gaji staf dan manajemen
   b. Biaya material habis pakai (ATK, Telpon, Listrik, dan
      sebagainya)
   c. Biaya peralatan kantor (Komputer, Printer, Kendaraan
      Operasional, dan sebagainya)
   d. Dan lain-lain.
Biaya penyusutan truk tinja
   a. Biaya penyusutan IPLT
   b. Biaya penyusutan kantor umum dan administrasi




                                                                        52
06/03/2012




 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
                 EKONOMI DAN FINANSIAL
Komponen Biaya Operasional Sistem Terpusat
Komponen Biaya Operasi dan Pemeliharaan Jaringan
Perpipaan
a. Biaya Operasi
   - Biaya gaji tenaga kerja operator
   - Biaya material habis pakai
   - Biaya peralatan operasi
b. Biaya Pemeliharaan
   - Pemeliharaan rutin sistem perpipaan
   - Pemeliharaan berkala sistem perpipaan




 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
                 EKONOMI DAN FINANSIAL
Komponen Biaya Operasi dan Pemeliharaan IPAL
a. Biaya Operasi
   - Biaya gaji
   - Biaya material
   - Biaya peralatan
b. Biaya Pemeliharaan
   - Pemeliharaan rutin IPAL
   - Pemeliharaan berkala IPAL
Komponen Biaya Umum dan Administrasi
  a. Biaya gaji staf dan manajemen
  b. Biaya material habis pakai (ATK, Telkomunikasi, Listrik)
  c. Biaya peralatan kantor (Komputer, Printer, Kendaraan
     Operasional, dan sebagainya)




                                                                       53
06/03/2012




KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
                EKONOMI DAN FINANSIAL
Komponen Biaya Penyusutan
a. Biaya penyusutan jaringan perpipaan
   - Penyusutan pipa persil
   - Penyusutan pipa retikulasi
   - Penyusutan pipa induk
b. Biaya penyusutan IPAL
   - Penyusutan bangunan instalasi
   - Penyusutan M/E
   - Penyusutan bangunan penunjang
c. Biaya penyusutan kantor administrasi
   - Penyusutan bangunan kantor
   - Penyusutan peralatan kantor
   - Penyusutan lain-lain




KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
                EKONOMI DAN FINANSIAL
Komponen Manfaat Ekonomi Proyek
  Manfaat ekonomi proyek pengembangan sarana dan
  prasaran Air Limbah adalah manfaat proyek yang dapat
  dikonversi dalam satuan rupiah (Tangible) dan manfaat
  proyek yang tidak dapat dikonversi dalam satuan rupiah
  (Intangible).
Jenis Manfaat Ekonomi Proyek Air limbah
Manfaat yang dapat diukur dengan nilai uang (Tangible)
 Manfaat Tangible proyek dapat dibedakan sebagai manfaat
 langsung (direct) dan manfaat tidak langsung (indirect).
 Secara umum manfaat Tangible proyek pengembangan
 sarana dan prasarana Air Limbah adalah sebagai berikut:




                                                                   54
06/03/2012




KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
                EKONOMI DAN FINANSIAL
a. Manfaat Langsung
   - Pengurangan biaya pengolahan (Penjernihan) air baku
   - Peningkatan biaya akibat sumur penduduk tidak dapat
     digunakan karena telah tercemar air limbah
   - Peningkatan nilai harga properti
b. Manfaat tidak Langsung
   - Manfaat ekonomi berupa peningkatan produktifitas penduduk
     akibat peningkatan derajat kesehatan
   - Manfaat lingkungan berupa pengurangan derajat pencemaran
     Air Limbah dan terjaganya kelestarian sumber daya air
   - Manfaat sosial berupa penurunan derajat konflik yang
     disebabkan oleh pencemaran Air Limbah




KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
                EKONOMI DAN FINANSIAL
Jenis manfaat proyek yang tidak dapat diukur dengan nilai
  uang (Intangible)
   - Penurunan tingkat kematian bayi
   - Penurunan rasio penyakit infeksi

Proyeksi Pendapatan Tarif Retribusi Air Limbah
Mengingat pelanggan Air Limbah berasal dari berbagai tingkat
  dan golongan masyarakat yang berbeda kemampuan
  keuangan/daya belinya, maka perkiraan pendapatan tarif
  retribusi Air Limbah harus memperhitungkan:
   a. Perkiraan tarif per golongan pelanggan dan per jenis pelayanan;
   b. Perkiraan jumlah pelanggan per golongan pelanggan dan per
      jenis pelayanan.




                                                                               55
06/03/2012




 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
                 EKONOMI DAN FINANSIAL
Biaya operasi dan pemeliharaan
Perhitungan Perkiraan Tarif Pelayanan Air Limbah
a. Perkiraan perhitungan tarif pelayanan Air Limbah harus
   memperhitungkan:
     • Biaya depresiasi atau amortisasi
     • Biaya bunga pinjaman
     • Biaya umum dan administrasi
b.  Perkiraan tarif per golongan pelanggan harus direncanakan
   sebagai tarif terdeferensiasi untuk penerapan subsidi silang kepada
   pelanggan yang berpenghasilan rendah.
c. Perkiraan tarif per golongan pelanggan untuk proyek yang bersifat
   rehabilitasi atau peningkatan kapasitas harus memperhatikan
   tingkat tarif yang sudah berlaku.
d. Perkiraan perhitungan tarif per golongan pelanggan, struktur tarif
   dan penentuan satuan tarif harus mengacu kepada pedoman
   penetapan tarif Air Limbah yang berlaku.




 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
                 EKONOMI DAN FINANSIAL
Komponen Penerimaan Retribusi
  Berdasarkan jenis golongan pelanggan dan golongan
  tarif retribusi Air Limbah, maka komponen penerimaan
  retribusi harus dihitung berdasarkan perkiraan jumlah
  pelanggan per masing-masing golongan sebagai
  berikut:
  a. Komponen penerimaan retribusi dari pelanggan
      permukiman dalam Rp/Thn.
  b. Komponen penerimaan retribusi dari pelanggan
      daerah komersial atau institusional dalam Rp/Thn.
  c. Komponen penerimaan retribusi dari pelanggan
      high rise building dalam Rp/Thn.




                                                                                56
06/03/2012




KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
                EKONOMI DAN FINANSIAL
Perhitungan Kelayakan Ekonomi dan Keuangan
a. Perhitungan kelayakan ekonomi dan keuangan sekurang-
   kurangnya disajikan dalam perhitungan spread sheet,
   sehingga data-data perhitungan dan proyeksi perhitungan
   dapat disajikan secara jelas.
b. Data-data yang harus disajikan untuk mendukung hasil
   perhitungan IRR dan NPV sekurang-kurangnya meliputi:
   - Jadwal konstruksi dan jadwal investasi
   - Jadwal operasi dan proyeksi kapasitas operasi
   - Asumsi-asumsi biaya O/M, umum dan administrasi
   - Asumsi tarif retribusi
   - Proyeksi Net Cash
   - Analisis Sensitifitas
   - Proyeksi rugi/laba




KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
                EKONOMI DAN FINANSIAL
Pelaporan Studi Kelayakan Ekonomi dan Finansial
  Sistematika pelaporan studi kelayakan ekonomi dan finansial terdiri
  dari atas 8 bab. Gambaran sistematika pelaporan studi kelayakan
  ekonomi dan finansial adalah sebagai berikut:
  DAFTAR ISI
  KATA PENGANTAR
  DAFTAR ISI
  DAFTAR GAMBAR
  SINGKATAN DAN PENGERTIAN
  Bab I Pendahuluan
  1.1 Latar Belakang
  1.2 Gambaran Singkat Proyek
  1.3 Maksud dan Tujuan




                                                                               57
06/03/2012




KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
                EKONOMI DAN FINANSIAL
Pelaporan Studi Kelayakan Ekonomi dan Finansial
  Bab II Perkiraan Biaya Investasi
  2.1 Biaya Pembebasan
  2.2 Biaya Engineering
  2.3 Biaya Konstruksi Pekerjaan Civil
  2.4 Biaya Pengadaan dan Instalasi M & E
  Bab III Perkiraan Biaya Operasional
  3.1 Biaya O/M
  3.2 Biaya Depresiasi
  3.3 Biaya Umum dan Administrasi
  Bab IV Perkiraan Manfaat Ekonomi
  4.1 Proyeksi Perkiraan Manfaat Tangible (Tangible Benefit)
  4.2 Proyeksi Perkiraan Manfaat Intangible (Intangible Benefit)




KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
                EKONOMI DAN FINANSIAL
Pelaporan Studi Kelayakan Ekonomi dan Finansial
  Bab V Perhitungan Kelayakan Ekonomi
  5.1 Perhitungan EIRR
  5.2 Perhitungan NPV
  Bab VI Perkiraan Pendapatan Tarif (Revenue)
  6.1 Proyeksi Perkiraan Besaran Tarif Air Limbah
  6.2 Proyeksi Pendapatan Tarif




                                                                          58
06/03/2012




KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
                EKONOMI DAN FINANSIAL
Pelaporan Studi Kelayakan Ekonomi dan Finansial
  Bab VII Perhitungan Kelayakan Keuangan
  7.1 Proyeksi Perhitungan rugi/laba
  7.2 Perhitungan FIRR dan NPV
  7.3 Perhitungan Ratio-ratio Operasional
  Bab VIII Rekomendasi
  8.1 Rekomendasi Pendanaan Investasi
  8.2 Rekomendasi Pendanaan Operasional
  8.3 Rekomendasi Bentuk Kelembagaan Pengelola
  Lampiran : Daftar Partisipan




KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
                         LINGKUNGAN
Dokumen Kelayakan Lingkungan
  Pada prinsipnya dokumen kelayakan lingkungan proyek air
  Limbah adalah studi AMDAL yang terdiri atas 4 dokumen
  yaitu:
   a.   Dokumen Kerangka Acuan
   b.   Dokumen Studi ANDAL
   c.   Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) Dokumen
        Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
   d.   Dokumen ringkasan eksekutif
Proyek yang Perlu Kelayakan Lingkungan
  Proyek pengembangan sarana dan prasarana Air Limbah yang
  wajib melakukan studi AMDAL (berdasarkan KEPMEN
  Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001) adalah:
   a. Proyek Pembangunan IPLT
   b. Proyek Pembangunan Sistem Terpusat




                                                                      59
06/03/2012




 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
                          LINGKUNGAN
Kriteria Kelayakan Lingkungan Proyek Air Limbah
a. Proyek dikatakan layak lingkungan apabila seluruh biaya yang timbul
   dan kapasitas kelembagaan yang dibutuhkan sesuai rekomendasi
   RKL dan RPL dapat dipenuhi oleh lembaga pengelola yang
   bertanggung jawab.
b. Setiap usulan lokasi proyek Air Limbah, seperti:
   · IPLT
   · IPAL
   Sebelum dilaksanakan studi AMDAL, terlebih dahulu harus
   memenuhi kriteria pemilihan lokasi sesuai dengan tata cara yang
   berlaku.
c. Kapasitas kelembagaan pengelolaan proyek harus memadai untuk
   menjalankan rekomendasi RKL dan RPL baik pada masa pra
   konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi




 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN
                          LINGKUNGAN




                                                                                60
06/03/2012




        KETENTUAN PERENCANAAN STUDI
               KELAYAKAN LINGKUNGAN
Ruang Lingkup Studi Amdal
  Ruang lingkup studi AMDAL proyek air Limbah minimum meliputi:
   a.   Identifikasi rona lingkungan awal
   b.   Identifikasi kegiatan proyek
   c.   Identifikasi kegiatan proyek yang menimbulkan dampak
   d.   Analisis dan assesment besaran dampak negatif
   e.   Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
   f.   Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
  Identifikasi dan analisis dampak negatif serta rencana pengelolaan dan
  pemantauan lingkungan diuraikan berdasarkan kegiatan proyek yang
  meliputi:
   a.   Periode Pra konstruksi
   b.   Periode Konstruksi
   c.   Periode Operasi
   d.   Periode Pasca Operasi




        KETENTUAN PERENCANAAN STUDI
               KELAYAKAN LINGKUNGAN
Ruang Lingkup Studi Amdal
Tata Cara Pelaksanaan Studi
  Tata cara pelaksanaan studi AMDAL proyek Air Limbah
  wajib mengacu pada standar teknis studi AMDAL.
Sistematika Pelaporan
   Sitematika pelaporan studi AMDAL proyek Air Limbah
   wajib mengacu pada standard teknis studi AMDAL.
Penampilan Dokumen Laporan Studi AMDAL
  Penampilan dokumen laporan studi AMDAL proyek Air
  Limbah meliputi format laporan dan lain-lain, wajib
  mengacu pada standard teknis studi AMDAL.




                                                                                  61
06/03/2012




KETENTUAN PERENCANAAN STUDI
       KELAYAKAN LINGKUNGAN




             TERIMA KASIH
                                                   Joni Hermana
                                             Jurusan Teknik Lingkungan
                              Email: hermana@its.ac.id, hp: 08123029313




  fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya
  http://www.ftsp.its.ac.id




                                                                                 62

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan Sanitasi
Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan SanitasiKebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan Sanitasi
Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan Sanitasiinfosanitasi
 
Perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat
Perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusatPerencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat
Perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusatinfosanitasi
 
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanSPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanM RiendRa Uslani
 
Permen PU Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan S...
Permen PU Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan S...Permen PU Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan S...
Permen PU Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan S...Penataan Ruang
 
Peraturan Menteri PU No. 16 Tahun 2008 tentang Sistem Pengelolaan Air Limbah ...
Peraturan Menteri PU No. 16 Tahun 2008 tentang Sistem Pengelolaan Air Limbah ...Peraturan Menteri PU No. 16 Tahun 2008 tentang Sistem Pengelolaan Air Limbah ...
Peraturan Menteri PU No. 16 Tahun 2008 tentang Sistem Pengelolaan Air Limbah ...Joy Irman
 
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Joy Irman
 
Pola Penanganan Drainase Perkotaan
Pola Penanganan Drainase PerkotaanPola Penanganan Drainase Perkotaan
Pola Penanganan Drainase Perkotaaninfosanitasi
 
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013Irene Baria
 
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013Irene Baria
 
Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013Irene Baria
 
Pola Penanganan Drainase Perkotaan
Pola Penanganan Drainase PerkotaanPola Penanganan Drainase Perkotaan
Pola Penanganan Drainase Perkotaaninfosanitasi
 
Pedoman Penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) 2014
Pedoman Penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) 2014Pedoman Penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) 2014
Pedoman Penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) 2014infosanitasi
 
Permen PU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya Air
Permen PU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya AirPermen PU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya Air
Permen PU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya AirPenataan Ruang
 
Permen PU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis dan Tatacara Penyusunan ...
Permen PU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis dan Tatacara Penyusunan ...Permen PU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis dan Tatacara Penyusunan ...
Permen PU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis dan Tatacara Penyusunan ...Penataan Ruang
 
Studi Kelayakan Ekonomi & Finansial Sarana dan Prasarana Air Limbah
Studi Kelayakan Ekonomi & Finansial Sarana dan Prasarana Air LimbahStudi Kelayakan Ekonomi & Finansial Sarana dan Prasarana Air Limbah
Studi Kelayakan Ekonomi & Finansial Sarana dan Prasarana Air LimbahJoy Irman
 
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakan
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakanModul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakan
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakanLusnia S Multianti
 
Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Sistem Terpusat (Off-site)
Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Sistem Terpusat (Off-site)Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Sistem Terpusat (Off-site)
Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Sistem Terpusat (Off-site)Joy Irman
 

Was ist angesagt? (17)

Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan Sanitasi
Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan SanitasiKebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan Sanitasi
Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan Sanitasi
 
Perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat
Perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusatPerencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat
Perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat
 
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanSPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
 
Permen PU Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan S...
Permen PU Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan S...Permen PU Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan S...
Permen PU Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan S...
 
Peraturan Menteri PU No. 16 Tahun 2008 tentang Sistem Pengelolaan Air Limbah ...
Peraturan Menteri PU No. 16 Tahun 2008 tentang Sistem Pengelolaan Air Limbah ...Peraturan Menteri PU No. 16 Tahun 2008 tentang Sistem Pengelolaan Air Limbah ...
Peraturan Menteri PU No. 16 Tahun 2008 tentang Sistem Pengelolaan Air Limbah ...
 
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah
 
Pola Penanganan Drainase Perkotaan
Pola Penanganan Drainase PerkotaanPola Penanganan Drainase Perkotaan
Pola Penanganan Drainase Perkotaan
 
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013
 
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
 
Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013
 
Pola Penanganan Drainase Perkotaan
Pola Penanganan Drainase PerkotaanPola Penanganan Drainase Perkotaan
Pola Penanganan Drainase Perkotaan
 
Pedoman Penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) 2014
Pedoman Penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) 2014Pedoman Penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) 2014
Pedoman Penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) 2014
 
Permen PU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya Air
Permen PU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya AirPermen PU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya Air
Permen PU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya Air
 
Permen PU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis dan Tatacara Penyusunan ...
Permen PU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis dan Tatacara Penyusunan ...Permen PU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis dan Tatacara Penyusunan ...
Permen PU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis dan Tatacara Penyusunan ...
 
Studi Kelayakan Ekonomi & Finansial Sarana dan Prasarana Air Limbah
Studi Kelayakan Ekonomi & Finansial Sarana dan Prasarana Air LimbahStudi Kelayakan Ekonomi & Finansial Sarana dan Prasarana Air Limbah
Studi Kelayakan Ekonomi & Finansial Sarana dan Prasarana Air Limbah
 
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakan
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakanModul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakan
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakan
 
Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Sistem Terpusat (Off-site)
Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Sistem Terpusat (Off-site)Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Sistem Terpusat (Off-site)
Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Sistem Terpusat (Off-site)
 

Ähnlich wie S2 mai kuliah_master plan dan fs sistem pengelolaa

6 perencanaan pengelolaan_air_limbah_dengan_sistem_terpusat
6 perencanaan pengelolaan_air_limbah_dengan_sistem_terpusat6 perencanaan pengelolaan_air_limbah_dengan_sistem_terpusat
6 perencanaan pengelolaan_air_limbah_dengan_sistem_terpusatGloria Siagian
 
Perencanaan pengelolaan air_limbah_dengan_sistem_terpusat
Perencanaan pengelolaan air_limbah_dengan_sistem_terpusatPerencanaan pengelolaan air_limbah_dengan_sistem_terpusat
Perencanaan pengelolaan air_limbah_dengan_sistem_terpusatCratos27
 
Perencanaan pengelolaan air_limbah_dengan_sistem_terpusat
Perencanaan pengelolaan air_limbah_dengan_sistem_terpusatPerencanaan pengelolaan air_limbah_dengan_sistem_terpusat
Perencanaan pengelolaan air_limbah_dengan_sistem_terpusatCratos27
 
Pedoman Penyusunan Memorandum Program Sanitasi, Cipta Karya
Pedoman Penyusunan Memorandum Program Sanitasi, Cipta KaryaPedoman Penyusunan Memorandum Program Sanitasi, Cipta Karya
Pedoman Penyusunan Memorandum Program Sanitasi, Cipta KaryaJoy Irman
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Penataan Ruang
 
03 - Penyusunan RISPAM Kabupaten Kota.pdf
03 - Penyusunan RISPAM Kabupaten Kota.pdf03 - Penyusunan RISPAM Kabupaten Kota.pdf
03 - Penyusunan RISPAM Kabupaten Kota.pdfRidhaSafrani
 
Program dan Kegiatan Bidang Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman dan...
Program dan Kegiatan Bidang Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman dan...Program dan Kegiatan Bidang Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman dan...
Program dan Kegiatan Bidang Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman dan...infosanitasi
 
Permenpu03 2013penyelenggaraanpspersampahandalampenanganansampahrtdansejenis-...
Permenpu03 2013penyelenggaraanpspersampahandalampenanganansampahrtdansejenis-...Permenpu03 2013penyelenggaraanpspersampahandalampenanganansampahrtdansejenis-...
Permenpu03 2013penyelenggaraanpspersampahandalampenanganansampahrtdansejenis-...Ardi Yanson
 
Rencana Kerja Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman 2012
Rencana Kerja Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman 2012Rencana Kerja Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman 2012
Rencana Kerja Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman 2012infosanitasi
 
Perencanaan sistem pengelolaan persampahan
Perencanaan sistem pengelolaan persampahanPerencanaan sistem pengelolaan persampahan
Perencanaan sistem pengelolaan persampahanOswar Mungkasa
 
1. kak operasi dan pemeliharaan spam di kawasan perdesaan
1. kak operasi dan pemeliharaan spam di kawasan perdesaan1. kak operasi dan pemeliharaan spam di kawasan perdesaan
1. kak operasi dan pemeliharaan spam di kawasan perdesaanlingga16
 
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Pengantar Perencanaan spal
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Pengantar Perencanaan spalRencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Pengantar Perencanaan spal
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Pengantar Perencanaan spalJoy Irman
 
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Tahapan Pelaksanaan Kegi...
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Tahapan Pelaksanaan Kegi...Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Tahapan Pelaksanaan Kegi...
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Tahapan Pelaksanaan Kegi...Joy Irman
 
Sinkronisasi Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Sanitasi
Sinkronisasi Dokumen Perencanaan dan Penganggaran SanitasiSinkronisasi Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Sanitasi
Sinkronisasi Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Sanitasiinfosanitasi
 
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Kebijakan Pengembangan SPAL
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Kebijakan Pengembangan SPALRencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Kebijakan Pengembangan SPAL
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Kebijakan Pengembangan SPALJoy Irman
 
Sistematika Dokumen Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan
Sistematika Dokumen Rencana Induk Sistem Drainase PerkotaanSistematika Dokumen Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan
Sistematika Dokumen Rencana Induk Sistem Drainase PerkotaanJoy Irman
 
Konsep, RC, Implementasi DAK PFID.pdf
Konsep, RC, Implementasi DAK PFID.pdfKonsep, RC, Implementasi DAK PFID.pdf
Konsep, RC, Implementasi DAK PFID.pdfURENURSTMT
 
Buku Panduan Pengembangan Air Minum
Buku Panduan Pengembangan Air MinumBuku Panduan Pengembangan Air Minum
Buku Panduan Pengembangan Air MinumJoy Irman
 
MUH. ALFIAN, ST_SDA.pptx
MUH. ALFIAN, ST_SDA.pptxMUH. ALFIAN, ST_SDA.pptx
MUH. ALFIAN, ST_SDA.pptxMuhammadAyyub36
 

Ähnlich wie S2 mai kuliah_master plan dan fs sistem pengelolaa (20)

6 perencanaan pengelolaan_air_limbah_dengan_sistem_terpusat
6 perencanaan pengelolaan_air_limbah_dengan_sistem_terpusat6 perencanaan pengelolaan_air_limbah_dengan_sistem_terpusat
6 perencanaan pengelolaan_air_limbah_dengan_sistem_terpusat
 
Perencanaan pengelolaan air_limbah_dengan_sistem_terpusat
Perencanaan pengelolaan air_limbah_dengan_sistem_terpusatPerencanaan pengelolaan air_limbah_dengan_sistem_terpusat
Perencanaan pengelolaan air_limbah_dengan_sistem_terpusat
 
Perencanaan pengelolaan air_limbah_dengan_sistem_terpusat
Perencanaan pengelolaan air_limbah_dengan_sistem_terpusatPerencanaan pengelolaan air_limbah_dengan_sistem_terpusat
Perencanaan pengelolaan air_limbah_dengan_sistem_terpusat
 
Pedoman Penyusunan Memorandum Program Sanitasi, Cipta Karya
Pedoman Penyusunan Memorandum Program Sanitasi, Cipta KaryaPedoman Penyusunan Memorandum Program Sanitasi, Cipta Karya
Pedoman Penyusunan Memorandum Program Sanitasi, Cipta Karya
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
 
03 - Penyusunan RISPAM Kabupaten Kota.pdf
03 - Penyusunan RISPAM Kabupaten Kota.pdf03 - Penyusunan RISPAM Kabupaten Kota.pdf
03 - Penyusunan RISPAM Kabupaten Kota.pdf
 
Program dan Kegiatan Bidang Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman dan...
Program dan Kegiatan Bidang Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman dan...Program dan Kegiatan Bidang Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman dan...
Program dan Kegiatan Bidang Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman dan...
 
Permenpu03 2013penyelenggaraanpspersampahandalampenanganansampahrtdansejenis-...
Permenpu03 2013penyelenggaraanpspersampahandalampenanganansampahrtdansejenis-...Permenpu03 2013penyelenggaraanpspersampahandalampenanganansampahrtdansejenis-...
Permenpu03 2013penyelenggaraanpspersampahandalampenanganansampahrtdansejenis-...
 
Rencana Kerja Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman 2012
Rencana Kerja Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman 2012Rencana Kerja Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman 2012
Rencana Kerja Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman 2012
 
Perencanaan sistem pengelolaan persampahan
Perencanaan sistem pengelolaan persampahanPerencanaan sistem pengelolaan persampahan
Perencanaan sistem pengelolaan persampahan
 
1. kak operasi dan pemeliharaan spam di kawasan perdesaan
1. kak operasi dan pemeliharaan spam di kawasan perdesaan1. kak operasi dan pemeliharaan spam di kawasan perdesaan
1. kak operasi dan pemeliharaan spam di kawasan perdesaan
 
Tor ri spam
Tor  ri spamTor  ri spam
Tor ri spam
 
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Pengantar Perencanaan spal
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Pengantar Perencanaan spalRencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Pengantar Perencanaan spal
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Pengantar Perencanaan spal
 
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Tahapan Pelaksanaan Kegi...
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Tahapan Pelaksanaan Kegi...Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Tahapan Pelaksanaan Kegi...
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Tahapan Pelaksanaan Kegi...
 
Sinkronisasi Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Sanitasi
Sinkronisasi Dokumen Perencanaan dan Penganggaran SanitasiSinkronisasi Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Sanitasi
Sinkronisasi Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Sanitasi
 
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Kebijakan Pengembangan SPAL
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Kebijakan Pengembangan SPALRencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Kebijakan Pengembangan SPAL
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Kebijakan Pengembangan SPAL
 
Sistematika Dokumen Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan
Sistematika Dokumen Rencana Induk Sistem Drainase PerkotaanSistematika Dokumen Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan
Sistematika Dokumen Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan
 
Konsep, RC, Implementasi DAK PFID.pdf
Konsep, RC, Implementasi DAK PFID.pdfKonsep, RC, Implementasi DAK PFID.pdf
Konsep, RC, Implementasi DAK PFID.pdf
 
Buku Panduan Pengembangan Air Minum
Buku Panduan Pengembangan Air MinumBuku Panduan Pengembangan Air Minum
Buku Panduan Pengembangan Air Minum
 
MUH. ALFIAN, ST_SDA.pptx
MUH. ALFIAN, ST_SDA.pptxMUH. ALFIAN, ST_SDA.pptx
MUH. ALFIAN, ST_SDA.pptx
 

S2 mai kuliah_master plan dan fs sistem pengelolaa

  • 1. 06/03/2012 Manajemen Asset Infrastruktur Program Pascasarjana Teknik Sipil Penyusunan Master Plan dan FS Sistem Pengelolaan Air Limbah Joni Hermana Jurusan Teknik Lingkungan Email: hermana@its.ac.id, hp: 08123029313 fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya http://www.ftsp.its.ac.id ISI PEMBAHASAN 1. PERENCANAAN MASTER PLAN 2. PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya http://www.ftsp.its.ac.id 1
  • 2. 06/03/2012 Sumber Pustaka: 1. Sebagian besar materi ini berasal dari Materi Diseminasi Keteknikan Bidang Air Limbah, Direktorat Pengembangan PLP, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, 2011 2. Berbagai Sumber dan Literatur sebagai tambahan. fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya http://www.ftsp.its.ac.id PERENCANAAN MASTER PLAN fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya http://www.ftsp.its.ac.id 2
  • 3. 06/03/2012 PERENCANAAN MASTER PLAN Pengelolaan air limbah memerlukan prasarana dan sarana penyaluran dan pengolahan. Saat ini sistem pengelolaan air limbah terpusat hanya berada di Indonesia hanya 11 kota saja dengan cakupan pelayanan yang masih rendah. Diperlukan pedoman untuk penyusunan rencana induk (Master Plan) sistem Prasarana dan Sarana air limbah. fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya http://www.ftsp.its.ac.id 5 PERENCANAAN MASTER PLAN PENDAHULUAN • Rencana Induk atau Master Plan bidang air limbah merupakan suatu dokumen perencanaan dasar yang menyeluruh mengenai pengembangan sarana dan prasarana air limbah untuk periode 20 (dua puluh) tahun. Di dalamnya termasuk: Gambaran arah pengembangan, Strategi penembangan dan Prioritas- prioritas pengembangan sarana dan prasarana air limbah. • Rencana induk air limbah tersebut selanjutnya digunakan sebagai acuan oleh instansi yang berwenang dalam penyusunan program pembangunan 5 (lima) tahun bidang air limbah atau Renstra Dinas Pengembangan Sarana dan Prasarana Air Limbah. 3
  • 4. 06/03/2012 PERENCANAAN MASTER PLAN • Rencana Induk atau Master Plan bidang Air Limbah merupakan suatu dokumen perencanaan dasar yang menyeluruh mengenai pengembangan sistem Prasarana dan Sarana (P/S) Air Limbah untuk periode 20 (dua puluh) tahun. 7 PERENCANAAN MASTER PLAN PENDAHULUAN • Merupakan penjabaran rencana induk mengenai 6 jenis program pengembangan, yaitu: – Pengembangan Prasarana – Pengembangan Kelembagaan – Pengembangan Pengaturan – Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat – Pengembangan Peran Serta Masyarakat – Pengembangan Public Campaign • Disamping itu , rencana induk air limbah juga digunakan sebagai acuan dalam memadukan program-program yang terkait dengan bidang air limbah seperti Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), bidang persampahan, drainase dan sebagainya. 4
  • 5. 06/03/2012 PERENCANAAN MASTER PLAN MAKSUD • Memberi pedoman bagi pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyusun rencana induk Sarana dan Prasarana bidang air limbah, agar proses dan produk perencanaan yang dihasilkan menjadi: efektiff, efisien, terpadu dan berwawasan lingkungan. Maksud Penyusunan Master Plan Perencanaan yang efektif Proses dan produk perencanaan prasarana dan sarana bidang Air Limbah menjadi efektif karena pilihan prioritasnya tepat sasaran, didukung oleh kelembagaan (Operator dan Regulator) yang efektif dan mendapat dukungan partisipasi masyarakat. 10 5
  • 6. 06/03/2012 Maksud Penyusunan Master Plan Perencanaan yang efisien Proses dan produk perencanaan Prasarana dan Sarana bidang Air Limbah menjadi efisien karena pilihan teknologinya tepat guna dan terjangkau sesuai dengan kondisi daerah setempat. 11 Maksud Penyusunan Master Plan Perencanaan yang terpadu Agar produk perencanaan air limbah telah dipadukan (Integrated) dengan perencanaan sektor-sektor terkait, baik dari aspek keterpaduan pemanfaatan ruang, keterpaduan program dan keterpaduan pengaturan. 12 6
  • 7. 06/03/2012 Maksud Penyusunan Master Plan Perencanaan yang berwawasan lingkungan Agar produk perencanaan air limbah merupakan hasil pilihan perencanaan yang telah mempertimbangkan faktor keamanan lokasi, keamanan lingkungan dan keamanan teknologi terutama yang berkaitan dengan resiko kesehatan dan pelestarian sumber air. 13 Maksud Penyusunan Master Plan Perencanaan yang berkelanjutan Agar produk perencanaan air limbah ini dapat mendukung untuk keberlanjutan program-program yang lain sesuai dengan prinsip pengembangan wilayah. 14 7
  • 8. 06/03/2012 Tujuan Penyusunan Master Plan Tujuan pedoman rencana induk Sarana dan Prasarana bidang air limbah adalah setiap Kabupaten/Kota memiliki Rencana Induk Air Limbah dengankualitas perencanaan yang memenuhi standar nasional 15 Sasaran Penyusunan Master Plan Agar setiap Kabupaten/Kota memiliki Rencana Induk pengembangan prasarana dan sarana air limbah yang sitematis, terarah, terpadu dan tanggap terhadap kebutuhan sesuai karakteristik lingkungan dan sosial ekonomi daerah, serta tanggap terhadap kebutuhan stakeholder (pemerintah, investor dan masyarakat). 16 8
  • 9. 06/03/2012 ACUAN NORMATIF • Norma 1. Perencanaan Jangka Panjang Daerah adalah dokumen perencanaan periode 20 (dua puluh) tahun (UU No. 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional) 2. Kota Metropolitan atau kota kota yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi diwajibkan memiliki Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum yang terpadu dengan pembuangan Air Limbah secara terpusat. 3. Perlindungan air baku dilakukan melalui keterpaduan pengaturan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan Sarana dan prasarana Sanitasi (PP No. 16 Tahun 2005, tentang Pengembangan SPAM) 17 ACUAN NORMATIF • Norma 4. Pemilihan lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) harus memperhatikan aspek teknis, lingkungan, sosial budaya masyarakat setempat serta dilengkapi dengan zona penyangga (PP No. 16 Tahun 2005). 5. Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001, Tentang Peruntukan Badan Air. 18 9
  • 10. 06/03/2012 ACUAN NORMATIF • Kriteria Teknis Kriteria teknis pemilihan lokasi fasilitas sanitasi yang dapat diacu adalah: • Tata cara pemilihan lokasi Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) • Tata cara pemilihan lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) 19 STANDARD TEKNIS Tata Cara Perencanaan IPLT Sistem Kolam, CT/AL/Re-TC/001/98. Tata Cara Pengolahan Air Limbah dengan Oxidation Ditch, CT/AL/Re- TC/004/98. Tata Cara Pembuatan Sarana Pembuangan Air Limbah, CT/AL-D/Re- TC/005/98. Tata Cara Survey Perencanaan dan Pembangunan Sarana Sanitasi Umum, CT/AL-D/Re-TC/006/98. Tata cara perencanaan tangki septik dengan sistem, SNI 03-2398-2002. 20 10
  • 11. 06/03/2012 STANDARD TEKNIS Tata Cara Perencanaan, Operasi dan Instalasi Pengolahan Air Limbah, SNI 03-3981-1995. Pedoman pengelolaan Air Limbah Perkotaan, Dep. PU 2003 Tata cara penimbunan tanah untuk bidang resapan pada pengolahan air limbah RT, SNI 19-6410-2000 Tata cara perencanaan IPLT Sistem kolam, CT/ALRE-TC/001/98 Tata cara pembangunan IPLT sistem kolam, CT/AL/Ba-TC/002/98 Tata cara pengoperasian IPLT sistem kolam, CT/AL/Op- TC/003/98 21 STANDARD TEKNIS Tata cara pembuatan Sarana pembuatan air limbah (SPAL), CT/AL-D/Ba-TC/005/98 Tata cara survey perencanaan dan pembangunan sarana sanitasi umum, CT/AL-D/Re-TC/006/98 fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya http://www.ftsp.its.ac.id 22 11
  • 12. 06/03/2012 KETENTUAN RENCANA INDUK Umum Jangka Waktu Perencanaan • Rencana induk pengembangan sarana dan prasarana air limbah harus direncanakan untuk periode perencanaan 20 tahun. Evaluasi Rencana Induk • Rencana induk pengembangan sarana dan prasarana harus dievaluasi setiap 5 tahun untuk disesuaikan dengan perubahan yang terjadi dan disesuaikan dengan perubahan rencana induk bidang sanitasi lainnya, tata ruang dan rencana induk SPAM serta perubahan strategi di bidang lingkungan (Local Environment Strategy). Ataupun • Hasilrekomendasi audit lingkungan kota yang terkait dengan air limbah pemukiman. KETENTUAN RENCANA INDUK Umum Kedudukan Rencana Induk a) Penyusunan rencana induk pengembangan sarana dan prasarana air limbah wajib mengacu pada Rencana Jangka Panjang Daerah (RJPD) dan rencana tata ruang (Gambar 1). b) Penyusunan program 5 tahunan bidang pengembangan sarana dan prasarana air limbah atau rencana Renstra Dinas, wajib mengacu pada rencana induk Air Limbah. c) Rencana induk disusun oleh instansi yang berwenang dimasing-masing Kabupaten/Kota dengan melibatkan Stakeholders dan hasilnya disosialisasikan pada masyarakat luas (termasuk melalui internet dengan domain khusus dari instansi pengelola lingkungan daerah). Pengesahan rencana induk SPAL ditetapkan melalui Perda. 12
  • 13. 06/03/2012 Kedudukan Master Plan Gambar 1 KETENTUAN RENCANA INDUK Umum Pola Pikir Perencanaan Jangka Panjang • Rencana Induk Air Limbah pada dasarnya adalah perencanaan jangka panjang mengenai pengembangan sarana dan prasarana air limbah (Gambar 2). • Berdasarkan sifat perencanaan yang berjangka panjang tersebut, maka tahapan perumusan perencanaan sekurang-kurangnya harus mengikuti pola pikir sebagai berikut: 13
  • 14. 06/03/2012 POLA PIKIR PERENCANAAN Gambar 2 KETENTUAN RENCANA INDUK Klasifikasi Sumber Air Limbah Pengertian Air Limbah • Semua air buangan yang berasal dari kamar mandi, dapur, cuci dan kakus serta air limbah • Industri rumah tangga yang karakteristik air limbahnya tidak jauh berbeda dengan air limbah rumah tangga serta tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). 14
  • 15. 06/03/2012 KETENTUAN RENCANA INDUK Klasifikasi Sumber Air Limbah Klasifikasi Asal Sumber Air Limbah • Rencana induk disusun berdasarkan analisis identifikasi asal sumber air Limbah yang dibedakan minimal sebagai berikut: a. Air Limbah dari permukiman b. Air Limbah dari daerah komersil dan institusional c. Air Limbah dari bangunan bertingkat tinggi (high rise building) KETENTUAN RENCANA INDUK Identifikasi Permasalahan a) Langkah pertama sebelum menentukan arah dan strategi pengembangan sarana dan prasarana air limbah, terlebih dahulu harus disepakati mengenai permasalahan pencemaran air limbah, baik pada area skala Kelurahan, Kecamatan maupun kota. b) Identifikasi permasalahan pencemaran air limbah terhadap air tanah dan badan air harus difomulasikan berdasarkan data-data yang lengkap (primer dan sekunder) yang didukung oleh survey dan penyelidikan (lapangan dan laboratorium) yang memadai serta dilengkapi dengan peta-peta identifikasi permasalahan. 15
  • 16. 06/03/2012 KETENTUAN RENCANA INDUK Identifikasi Permasalahan c) Peta dasar dan peta identifikasi permasalahan yang diperlukan meliputi: – Peta tata guna lahan saat ini – Peta kepadatan penduduk – Peta kualitas air tanah/sumur penduduk dengan parameter E. coli – Peta kualitas air sungai dengan parameter E. coli dan BOD – Peta kualitas air drainase (pembungan grey water) dengan parameter E. coli dan BOD – Peta water borne disease – Peta pelayanan PDAM – Peta fasilitas Sanitasi dan tingkat pelayanan sanitasi (on- site dan offsite) KETENTUAN RENCANA INDUK Identifikasi Permasalahan d) Formulasi permasalahan pencemaran air limbah saat ini dilakukan dengan membandingkan tingkat pencemaran dengan standard lingkungan atau standar kesehatan yang berlaku. e) Formulasi permasalahan pencemaran air limbah di masa mendatang (20 tahun proyeksi) dilakukan dengan memproyeksikan pencemaran air limbah yang akan terjadi dengan skenario DO SOMETHING. 16
  • 17. 06/03/2012 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Pilihan Arah Pengembangan • Sebelum menetapkan rencana induknya, setiap Kabupaten/Kota harus terlebih dahulu menetapkan pilihan arah pengembangan sarana dan prasarana air limbah untuk masa 20 (dua puluh) tahun mendatang, dengan mempertimbangkan antara lain: a. Mengoptimalkan sistem setempat (on-site) yang sudah berjalan b. Mengembangkan sistem off-site pada kawasan tertentu c. Mengembangkan sistem off-site skala kota d. Mengembangkan sistem off-site dengan teknologi maju • Metode pemilihan arah pengembangan sarana dan prasarana air limbah, minimal harus dianalisis dengan metode SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats) Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Pembagian Zona Perencanaan Daerah perencanaan pengembangan Sarana dan Prasarana Air Limbah (SPAL) pada daerah terbangun dibagi atas zona-zona perencanaan dan pengembangan sarana dan prasarana air limbah, berdasarkan: – Keseragaman tingkat kepadatan penduduk – Keseragaman bentuk topografi dan kemiringan lahan – Keseragaman tingkat kepadatan bangunan – Keseragaman tingkat permasalahan pencemaran air tanah dan permukaan. – Kesamaan badan air penerima – Pertimbangan batas administrasi 17
  • 18. 06/03/2012 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Analisis SWOT Arah Pengembangan Sarana & Prasarana Air Limbah • Analisis SWOT merupakan alat bantu perencanaan strategis yang dapat membantu perencanaan dan dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Kondisi sistem penyediaan air minum; b. Kondisi tingkat pencemaran air tanah; c. Kondisi tingkat pencemaran badan air `penerima (air baku); d. Kondisi sosial ekonomi masyarakat; e. Kondisi kesehatan masyarakat; f. Tingkat kesediaan membayar retribusi (willingness to pay) g. Kondisi prasarana lingkungan permukiman lainnya (jalan, drainase, dan sebagainya); h. Proyeksi kapasitas pendanaan investasi dari APB Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Gambar 3 Berdasarkan SWOT, pengembangan sarana dan prasarana air limbah digambarkan atas 4 kuadran. Posisi kuadran untuk menggambarkan: • Posisi pengembangan sarana dan prasarana pada saat ini; • Posisi potensi pengembangan sarana dan prasarana pada masa mendatang (20 tahun mendatang). 18
  • 19. 06/03/2012 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Gambar 4 Penetapan Arah Pengembangan Penetapan arah pengembangan sarana dan prasarana air limbah dapat ditetapkan berdasarkan posisi kuadran hasil analisis SWOT: Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Penetapan Arah Pengembangan Grand strategi kuadran I : Optimasi sistem on-site – Arah pengembangan strategi ini meliputi antara lain: • Optimalisasi pemanfaatan IPLT terbangun • Peningkatan pelayanan penyedotan lumpur tinja melalui: • Peningkatan kapasitas armada • Peningkatan kapasitas IPLT • Pengembangan program SANIMAS 19
  • 20. 06/03/2012 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Penetapan Arah Pengembangan Grand strategi kuadran II : Pengembangan selektif sistem off-site – Arah pengembangan strategi ini meliputi antara lain: • Optimalisasi pemanfaatan IPLT terbangun • Peningkatan pelayanan penyedotan lumpur tinja melalui: • Peningkatan kapasitas armada • Peningkatan kapasitas IPLT • Pengembangan program SANIMAS • Pengembangan sistem terpusat skala kawasan pada daerah- daerah prioritas. – Pada strategi ini transformasi dari sistem setempat menjadi sistem terpusat akan dimulai secara kawasan demi kawasan Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Penetapan Arah Pengembangan Grand strategi kuadran II : Pengembangan agresif sistem off-site – Arah pengembangan strategi ini meliputi antara lain: • Mengembangkan sarana dan prasarana Air Limbah terpusat skala kota. Strategi ini berarti sistem on-site akan ditinggalkan secara masif. 20
  • 21. 06/03/2012 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Penetapan Arah Pengembangan Grand strategi kuadran III : Pengembangan agresif sistem off-site – Arah pengembangan strategi ini meliputi antara lain: • Mengembangkan sarana dan prasarana Air Limbah terpusat skala kota. Strategi ini berarti sistem on-site akan ditinggalkan secara masif. Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Penetapan Arah Pengembangan Grand strategi kuadran IV : Pengembangan dengan teknologi maju – Arah pengembangan strategi ini merupakan strategi pengembangan tingkat advance (lanjutan). Arah pengembangan ini merupakan gambaran kondisi permasalahan pencemaran air limbah telah demikian serius, sementara hambatan untuk mengembangkan sarana prasarana konvensionil sudah tidak memungkinkan dan tidak efektif. 21
  • 22. 06/03/2012 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Stategi Transformasi Sistem Setempat menjadi Sistem Terpusat • Perubahan (transformasi) prasarana sistem setempat menjadi sistem terpusat memberi dampak adanya kebutuhan lembaga untuk mengelola prasarana yang akan dibangun (Gambar 5). • Penetapan arah pengembangan prasarana sistem terpusat pada daerah permukiman terbangun memerlukan perencanaan strategis dengan dukungan masyarakat dan mewujudkan lembaga yang sesuai. Perencanaan strategis tersebut meliputi: a. Rencana public campaign; b. Rencana penyusunan Peraturan Daerah (Perda) dan sosialisasi Perda; c. Rencana pembentukan lembaga pengelola. Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Gambar 5 22
  • 23. 06/03/2012 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Penetapan Zona Prioritas Pengembangan Sistem Terpusat a. Zona Prioritas adalah zona perencanaan yang mendapat penilaian utama untuk diprioritaskan dibangun terlebih dahulu dalam kurun waktu 20 tahun mendatang. b. Perencanaan sarana dan prasarana air limbah di zona prioritas dapat dibagi atas cluster-cluster untuk mendukung perencanaan pembangunan secara bertahap dalam kurun waktu 20 tahun mendatang Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Penetapan Zona Prioritas a. Penetapan zona prioritas ditetapkan berdasarkan pertimbangan: – Tingkat permasalahan pencamaran air limbah terhadap air tanah dan badan air penerima – Tingkat kemudahan pelaksanaan – Tingkat kelayakan ekonomi – Tingkat kelayakan keuangan – Kelayakan lingkungan – Kelayakan kelambagaan b. Perencanaan studi kelayakan pada zona prioritas wajib mengacu pada pedoman studi kelayakan ekonomi, keuangan dan lingkungan pengembangan sarana dan prasarana air limbah. 23
  • 24. 06/03/2012 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Pilihan Arah Pengembangan • Pilihan arah pengembangan sarana dan prasarana air limbah pada daerah permukiman baru adalah sebagai berikut: a. Mengembangkan sistem setempat (on-site) b. Mengembangkan sistem terpusat skala kawasan tersendiri c. Mengintegrasikan dengan sistem terpusat yang sudah terbangun Penetapan Arah Pengembangan a. Permukiman baru yang akan dan sedang dikembangkan oleh developer wajib memiliki rencana induk air limbah tersendiri. b. Rencana induk air limbah kawasan permukiman baru tersebut harus mengacu pada rencana induk air limbah Kota. Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Perencanaan Pengembangan Sarana dan Prasarana Air Limbah Setempat • Tingkat Pelayanan: Cakupan rencana pelayanan sistem setempat minimal 60%. • Debit Air Limbah: a. Debit rata-rata tangki septik dengan kloset leher angsa a. Tanpa unit penggelontor = 5 – 10 L/0rg/hr b. Dengan unit penggelontor = 10 – 15 L/0rg/hr b. Waktu detensi minimal 1 hari 24
  • 25. 06/03/2012 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Perencanaan Pengembangan Sarana dan Prasarana Air Limbah Setempat • Tingkat Pelayanan: Cakupan rencana pelayanan sistem setempat minimal 60%. • Debit Air Limbah: a. Debit rata-rata tangki septik dengan kloset leher angsa • Tanpa unit penggelontor = 5 – 10 L/org/hr • Dengan unit penggelontor = 10 – 15 L/org/hr b. Waktu detensi minimal 1 hari • Kloset a. Individu (rumah tangga) = 1 kloset/5 org b. MCK atau kakus umum = 1 kloset/25 org Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Perencanaan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) a. Kapasitas rencana IPLT dihitung berdasarkan desain debit air limbah sebagai berikut: – Asumsi laju spesifik, q = 0.5 Liter/org/hari – Debit rata-rata, Qr (m3/hr) = q x penduduk dilayani pada periode proyeksi – Debit harian maksimum, Qmd (m3/hr) = fmd x Qr – Debit jam maksimum, Qp (m3/hr) = fp x Qr b. Proyeksi debit perencanaan – Kapasitas rencana IPLT dihitung berdasarkan debit harian maksimum (Qmd) – Proyeksi debit harus dihitung untuk periode 5 tahun dan 10 tahun, untuk tahapan pengembangan kapasitas IPLT. c. Perencanaan debit pada masing-masing komponen – Debit rata-rata : hanya pada unit pengolahan kimia dan sekunder (biologi) – Debit harian maksimum : hanya pada unit-unit pengolahan primer – Debit jam maksimum : pada semua perpipaan unit-unit pengolahan 25
  • 26. 06/03/2012 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Perencanaan Lokasi IPLT • Lokasi IPLT harus dipilih sesuai dengan ketentuan tata ruang, pada daerah bebas banjir untuk periode ulang 20 (dua puluh) tahun. • Lokasi IPLT harus dipilih tidak jauh dari jalan kota yang ada, dekat dengan prasarana listrik dan badan air. • Jarak lokasi IPLT yang direncanakan terhadap pusat pelayanan agar memenuhi kriteria sebagai berikut: – Kota kecil dan sedang : Kurang dari 10 km – Kota besar : Kurang dari 20 km – Kota Metro : Kurang dari 30 km • Badan air penerima pembuangan efluen dari IPLT harus memiliki kapasitas minimal 8 kali kapasitas Air Limbah yang akan dibuang. Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Kebutuhan Lahan IPLT a. Kebutuhan lahan untuk IPLT terdiri dari: – Lahan untuk instalasi bangunan utama dan bangunan penunjang – Lahan untuk buffer zone b. Kebutuhan lahan untuk instalasi bangunan utama dihitung berdasarkan proyeksi debit harian maksimum 20 tahun untuk penerapan IPLT berbasis teknologi proses alamiah atau proses biologi yang efisien dalam kebutuhan konsumsi listrik; c. Kebutuhan lahan untuk lahan penyangga (buffer zone) minimum harus dipersiapkan seluas 50% dari kebutuhan luas lahan untuk instalasi; d. Perkiraan kebutuhan lahan IPLT untuk sistem kolam sampai akhir periode desain dihitung berdasarkan BOD influen 5000 mg/l (Lumpur tinja sudah diencerkan ketika penyedotan dan di inlet awal IPLT). 26
  • 27. 06/03/2012 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Perencanaan Pengembangan Sarana dan Prasarana Air Limbah Terpusat (IPAL) • Perencanaan debit air limbah untuk perhitungan dimensi jaringan perpipaan dan • Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) adalah : a. Debit Spesifik Air Limbah (q) dihitung berdasarkan 80% konsumsi air bersih perkapita atau sebesar 100-150 L/org/hr. b. Debit Rata-Rata Air Limbah tanpa infiltrasi (Qr) dihitung berdasarkan q dikali dengan penduduk yang dilayani pada tahun proyeksi atau Q = q x penduduk dilayani (m3/hr). c. Debit Harian Maksimum Air Limbah tanpa infiltrasi (Qmd) dihitung berdasarkan debit rata-rata harian dikali faktor maksimum harian atau : Qmd = fmd x Qr (m3/hr). Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Perencanaan Pengembangan Sarana dan Prasarana Air Limbah Terpusat (IPAL) d. Debit Jam Puncak tanpa infiltrasi (Qp) dihitung berdasarkan debit rata-rata harian dikali faktor jam puncak atau : (Qp) = fp x Qr (m3/hr). e. Debit Jam Minimum tanpa infiltrasi (Qmin) dihitung berdasarkan debit rata-rata harian dikali faktor jam minimum atau : Qmin = fmin x Qr (m3/hr). f. Faktor-faktor Debit Air Limbah seperti faktor harian maksimum, faktor jam puncak dan faktornya minimum harus sesuai dengan standar dan kriteria teknis yang berlaku yang disesuaikan dengan kondisi daerah perencanaan. 27
  • 28. 06/03/2012 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Perencanaan Sistem Jaringan Perpipaan •Perencanaan Pipa Persil a. Pipa persil adalah saluran dari bangunan rumah tangga, bangunan kantor, bangunan umum dan sebagainya yang menyalurkan air limbah ke pipa retikulasi. b. Perencanaan pipa persil Air Limbah meliputi: letak pipa, diameter minimum, kemiringan minimum, bak kontrol dan dimensi pipa harus mengacu pada kriteria dan tatacara perencanaan teknis yang berlaku. Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Perencanaan Sistem Jaringan Perpipaan •Perencanaan Pipa Persil 28
  • 29. 06/03/2012 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Perencanaan Sistem Jaringan Perpipaan Perencanaan Pipa Retikulasi a. Pipa retikulasi adalah saluran pengumpul air limbah untuk disalurkan ke pipa utama; yang terdiri dari pipa servis dan pipa lateral; b. Pipa servis adalah saluran pengumpul air limbah dari beberapa bangunan (blok bangunan) ke pipa lateral; c. Pipa lateral adalah saluran pengumpul air limbah dari pipa servis ke pipa induk; d. Perencanaan pipa retikulasi air limbah meliputi: letak pipa, diameter dan bahan pipa, metode konstruksi (open trench atau pipe jacking), kemiringan minimum, manhole; e. Perencanaan debit rata-rata (m3/hr) pada masing-masing seksi pipa lateral harus memperhitungkan luas daerah tangkapan (ha), klasifikasi dan proyeksi debit spesifik air limbah yang dilayani (m3/hr/ha). Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Perencanaan Sistem Jaringan Perpipaan Perencanaan Pipa Retikulasi f. Perencanaan dimensi pipa retikulasi harus memperhitungkan: • Debit rata-rata (tanpa infiltrasi) • Debit jam maksimum/puncak (dengan infiltrasi) • Debit jam minimum - (tanpa infiltrasi) g. Perencanaan dimensi pipa dan pompa harus memperhitungkan debit jam maksimum dan debit jam minimum untuk perencanaan penggelontoran di beberapa bagian pipa. h. Perencanaan pipa retikulasi harus mengacu pada kriteria dan tata cara perencanaan teknis yang berlaku. 29
  • 30. 06/03/2012 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Pipa Retikulasi Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun • Perencanaan Pipa Induk (Main/trunk sewer) a. Pipa induk adalah saluran yang menyalurkan air limbah dari pipa lateral (retikulasi) menuju instalasi pengolahan air limbah; dapat dilengkapi dengan pipa cabang yang berfungsi menyalurkan air limbah dari pipa lateral (retikulasi) b. Perencanaan pipa induk air limbah meliputi: letak pipa, dimensi dan bahan pipa, metode konstruksi (open trench atau pipe jacking), stasiun pompa dan bangunan pelengkap. c. Perencanaan debit rata-rata (m3/hr) harus memperhitungkan seluruh daerah tangkapan (ha), klasifikasi dan proyeksi debit spesifik air limbah yang dilayani (m3/hr/ha). d. Perencanaan dimensi pipa dan pompa harus memperhitungkan debit jam maksimum (dengan infiltrasi) dan debit jam minimum (tanpa infiltrasi) untuk perencanaan penggelontoran pipa induk. e. Perencanaan teknis pipa induk harus mengacu pada standard teknis dan tata cara perhitungan perencanaan teknis pipa induk Air Limbah yang berlaku 30
  • 31. 06/03/2012 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun • Pipa Induk (Main/trunk sewer) Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Perencanaan Bangunan Pelengkap pada Sistem Jaringan a. Bangunan pelengkap pada sistem jaringan adalah semua bangunan yang diperlukan untuk menunjang kelancaran penyaluran air limbah dan untuk menunjang kemudahan pemeliharaan sistem jaringan air limbah; b. Bangunan pelengkap pada sistem jaringan air limbah meliputi: manhole, drop manhole, ventilasi udara, terminal clean out, bangunan penggelontor, syphone rumah pompa; c. Perencanaan bangunan pelengkap pada sistem jaringan air limbah yang meliputi: letak, dimensi minimum dan kebutuhan lahan untuk mengacu pada standar teknis dan tata cara perhitungan perencanaan teknis yang berlaku. 31
  • 32. 06/03/2012 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun • Bangunan Pelengkap pada Sistem Jaringan Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) • Perencanaan Kapasistas IPAL a. Perencanaan debit IPAL Kapasitas rencana IPAL dihitung berdasarkan desain debit air limbah sebagai berikut: - Debit rata-rata harian (dengan infiltrasi) - Debit harian maksimum (dengan infiltrasi) - Debit jam minimum (dengan infiltrasi) Desain debit tersebut, adalah debit air limbah pada ujung akhir pipa induk yang menuju ke IPAL. b. Proyeksi debit perencanaan Kapasitas rencana IPAL di atas diproyeksikan untuk debit perencanaan 20 (dua puluh) tahun sesuai periode perencanaan rencana induk. 32
  • 33. 06/03/2012 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) • Perencanaan Kapasistas IPAL c. Perencanaan debit pada masing-masing komponen - Debit rata-rata : hanya pada unit-unit pengolahan kimia dan sekunder (biologi) - Debit harian maksimum : hanya pada unit-unit pengolahan primer - Debit jam maksimum : pada semua perpipaan unit-unit pengolahan • Perencanaan Lokasi IPAL Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan lokasi IPAL adalah sebagai berikut: a. Lokasi IPAL harus sesuai dengan ketentuan tata ruang; b. Pemilihan lokasi IPAL diujung muara pipa induk harus mempertimbangkan aspek hidrolis dan aspek pembebasan lahan; c. Lokasi IPAL harus merupakan daerah bebas banjir untuk periode ulang 20 (dua puluh) tahun. Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Kebutuhan Lahan a. Kebutuhan lahan untuk IPAL terdiri dari: – Lahan untuk instalasi dan bangunan penunjang – Lahan untuk buffer zone b. Kebutuhan lahan untuk instalasi dihitung berdasarkan debit harian maksimum yang diproyeksikan 20 tahun untuk penerapan IPAL berbasis teknologi proses alamiah atau proses biologis yang efisien dalam kebutuhan konsumsi listrik; c. Kebutuhan lahan untuk lahan penyangga (buffer zone) minimum harus dipersiapkan seluas 50% dari kebutuhan luas lahan untuk instalasi; 33
  • 34. 06/03/2012 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Indikasi Rencana Investasi Program a. Seluruh program pengembangan dalam rencana induk harus dikelompokan atas 4 (empat) tahapan pengembangan 5 tahun. b. Seluruh program 5 tahunan ke 1, 2, 3, dan 4 harus dihitung nilai investasinya dengan standar harga saat ini (current price). c. Rencana biaya investasi program dari rencana induk harus dibandingkan dengan rencana penduduk terlayani sehingga dapat diketahui nilai biaya investasi perkapita atau nilai biaya investasi per rumah tangga dari penduduk yang mendapat manfaat langsung. d. Nilai biaya investasi perkapita tersebut harus dibandingkan dengan income perkapita pertahun dari kota yang bersangkutan, sebagai lapisan awal (screening) sebelum dilakukan studi kelayakan ekonomi dan keuangan proyek. e. Kelayakan proyek program 5 tahunan ke 1, 2, 3, dan 4 dapat dilakukan kemudian sesuai tahapan pembangunan. f. Program pengembangan sarana dan prasarana 5 tahun ke 1 (pertama) harus dihitung kelayakan proyeknya dengan mengacu pada pedoman studi kelayakan. Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Pelaporan Studi Rencana Induk Air Limbah Sistematika pelaporan studi rencana induk air limbah terdiri atas 8 bab. Gambaran sistematika pelaporan studi rencana induk air limbah adalah: KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR SINGKATAN DAN PENGERTIAN Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan 1.3 Ruang Lingkup 1.4 Landasan Hukum 1.5 Hubungan Rencana Induk air Limbah dengan Rencana Induk lainnya 34
  • 35. 06/03/2012 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Pelaporan Studi Rencana Induk Air Limbah Bab 2 Visi, Misi dan Arah Pengembangan Pembangunan Kabupaten/Kota 2.1 Visi 2.2 Misi 2.3 Arah Pengembangan Pembangunan Kabupaten/Kota Bab 3 Kondisi, Analisis dan Prediksi Kondisi Umum Daerah 3.1 Geomorfologi dan Metorologi 3.2 Demografi 3.3 Sosial dan Ekonomi 3.4 Kesehatan Masyarakat Bab 4 Kondisi, Analisis dan Prediksi Kondisi Sanitasi dan Lingkungan Daerah 4.1 Kondisi dan Sarana dan Prasaran Air Limbah 4.2 Kondisi dan Sarana dan Prasaran Persampahan 4.3 Kondisi dan Sarana dan Prasaran Drainase 4.4 Kondisi Lingkungan Perairan (Air Baku) Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Pelaporan Studi Rencana Induk Air Limbah Bab 5 Kondisi, Analisis dan Prediksi Kondisi Kelembagaan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Daerah 5.1 Bentuk Kelembagaan 5.2 Peran dan Tanggung Jawab Kelembagaan 5.3 Kinerja Operasional Sarana dan Prasarana Bab 6 Arah Pengembangan Sarana dan Prasarana Air Limbah 6.1 Pembagian Zona Perencanaan 6.2 Analisis SWOT 6.3 Arah Pengembangan Sarana dan Prasarana Air Limbah Bab 7 Rencana Induk Air Limbah 7.1 Daerah Perencanaan 7.2 Rencana Umum Zona Prioritas 7.3 Proyeksi Air Limbah 7.4 Pemilihan Zona Prioritas 35
  • 36. 06/03/2012 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Pelaporan Studi Rencana Induk Air Limbah 7.5 Pemilihan Zona Setempat (on-site) dan Terpusat (off-site) 7.6 Rencana Fasilitas IPLT 7.7 Rencana Pengembangan Jaringan Sistem Perpipaan Air Limbah 7.8 Rencana Pengembangan Fasilitas IPAL Bab 8 Perencanaan Indikasi Program-program Pengembangan 8.1 Indikasi Program 5 Tahun Pertama 8.2.1 Program Pengembangan Sarana dan Prasarana 8.2.2 Program Pengembangan Kelembagaan 8.2.3 Program Pengembangan Pengaturan 8.2.4 Program Pengembangan Masyarakat 8.2.5 Program Pengembangan Peran Serta Masyarakat 8.2.6 Program Public Campign Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Pelaporan Studi Rencana Induk Air Limbah 8.2 Indikasi Program 5 Tahun Pertama 8.2.1 Program Pengembangan Sarana dan Prasarana 8.2.2 Program Pengembangan Kelembagaan 8.2.3 Program Pengembangan Pengaturan 8.2.4 Program Pengembangan Masyarakat 8.2.5 Program Pengembangan Peran Serta Masyarakat 8.2.6 Program Public Campign Lampiran : Daftar Partisipan 36
  • 37. 06/03/2012 Arah Pengembangan Sarana Dan Prasarana Air Limbah Pada Daerah Permukiman Terbangun Penampilan Produk Laporan Studi Rencana Induk Air Limbah Laporan Utama a. Laporan utama rencana induk Air Limbah dibuat dalam format kertas A3 b. Peta-peta dibuat dengan skala 1 : 10.000 atau 1 : 25.000 dalam format kertas A3 c. Cara penulisan besaran, satuan dan simbolnya serta singkatan istilah mengacu pada pedoman penulisan Standar Nasional Indonesia (Pedoman 8-2000). Laporan Eksekutif a. Laporan eksekutif rencana induk air limbah dibuat dalam format kertas A4 (210 mm x 297 mm) b. Peta-peta yang menyertai laporan eksekutif dibuat dengan skala 1 : 10.000 atau 1 : 25.000 dalam format kertas A3 c. Cara penulisan besaran, satuan dan simbolnya serta singkatan istilah mengacu pada pedoman penulisan Standar Nasional Indonesia (Pedoman 8-2000). PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya http://www.ftsp.its.ac.id 37
  • 38. 06/03/2012 PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN PENDAHULUAN Dokumen studi kelayakan bidang air limbah, merupakan suatu dokumen kelayakan ekonomi, keuangan dan lingkungan dari program-program pengembangan sarana dan prasarana air limbah yang terdapat dalam suatu rencana induk, terdiri atas 3 dokumen kelayakan proyek yaitu: · Dokumen kelayakan ekonomi · Dokumen kelayakan keuangan · Dokumen kelayakan lingkungan Hasil studi kelayakan ekonomi akan memberi gambaran mengenai manfaat/benefit baik yang bersifat tangible maupun intangible. Dari suatu investasi prasarana air limbah yang direncanakan. PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN PENDAHULUAN • Hasil studi kelayakan keuangan (financial) akan memberi gambaran mengenai besaran tarif/retribusi yang akan dibebankan kepada pelanggan yang mendapat pelayanan (wajarkah dibanding pendapatan (income) para pelanggannya?). • Sementara dari sisi pengelola, hasil studi kelayakan keuangan tersebut, akan memberi gambaran apakah pendapatan operasional dari retribusi pelayanan Air Limbah tersebut dapat menutup biaya O/M (OpEx) dan biaya pengembalian modal (CapEx) serta apakah menghasilkan laba? 38
  • 39. 06/03/2012 PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN PENDAHULUAN • Selanjutnya informasi studi kelayakan keuangan ini merupakan suatu informasi penting tentang bagaimana bentuk kelembagaan pengelola yang sesuai, baik yang berbasis lembaga maupun yang berbasis masyarakat untuk mengelola sarana dan prasara terbangun tersebut. • Sedangkan hasil studi kelayakan lingkungan akan memberi gambaran mengenai bagaimana mengendalikan dampak negatif dari suatu rencana pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) atau Instalasi Pengolahan Air Limbah Terpusat (IPAL) termasuk konsekuensi biaya yang ditimbulkan dari upaya pengendalian dampak tersebut. PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN • MAKSUD Memberi pedoman bagi Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyusun studi kelayakan bidang pengembangan sarana dan prasarana air limbah, agar keputusan investasi dan operasi didasari pada dokumen kelayakan yang akurat. 39
  • 40. 06/03/2012 PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN • TUJUAN Tujuan pedoman penyusunan studi kelayakan air limbah adalah agar setiap Kabupaten/Kota memiliki dokumen studi kelayakan proyek yang lengkap dan memadai sebagai acuan standard dalam pengambilan keputusan investasi dan operasi pengembangan sarana dan prasarana air limbah. PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN • SASARAN Sasaran dari adanya pedoman ini adalah agar sarana dan prasarana air Limbah yang direncanakan layak secara ekonomi, keuangan, lingkungan dan kelembagaan sehingga dapat berfungsi secara berkelanjutan dan bermanfaat optimal. 40
  • 41. 06/03/2012 PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN ACUAN NORMATIF Norma Kelayakan Ekonomi dan Keuangan Pada saat ini belum tersedianya Norma tertulis baik berupa undang-undang, peraturan maupun keputusan yang berkaitan dengan studi kelayakan ekonomi dan keuangan dalam pengembangan sarana dan prasarana Air Limbah. Norma-norma yang diacu dalam penyusunan pedoman ini adalah: a. Perencanaan Pengembangan Sarana dan Prasarana Air Limbah (SPAL) meliputi: • Rencana Induk • Studi Kelayakan • Perencanaan Teknis Terperinci PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN b. Studi Kelayakan Ekonomi dan Keuangan Pengembangan Sarana dan Prasarana Air Limbah (SP AL) disusun berdasarkan: - Rencana induk yang telah ditetapkan - Hasil kajian kelayakan teknis - Hasil kajian kelayakan lingkungan - Kajian sumber pembiayaan investasi c. Studi kelayakan pengembangan SP AL disusun oleh penyelenggara pengembangan SPAL 41
  • 42. 06/03/2012 PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN Standard Perhitungan Ekonomi dan Keuangan a. Perhitungan kelayakan ekonomi dan keuangan SPAL menggunakan metode: • Internal Rate of Return (IRR) • Net Present Value (NPV) b. Perubahan nilai uang terhadap waktu (Time value of money) dihitung berdasarkan Discount Factor (DF) c. Discount Factor (%) dihitung berdasarkan rata-rata tingkat inflasi selama tahun proyeksi ditambah perkiraan faktor resiko investasi. PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN Norma dan Standard Teknis Kelayakan Lingkungan Terdapat beberapa Norma, Kriteria Teknis dan Standard Teknis bidang Air Limbah yang terkait dengan studi kelayakan lingkungan atau AMDAL. Substansi Norma, Kriteria dan Standard yang diacu dalam penyusunan kelayakan ekonomi atau studi AMDAL adalah: Norma a. Perencanaan Jangka Panjang Daerah adalah dokumen perencanaan periode 20 (duapuluh) tahun (UU No. 25 Tahun 2004); b. Kota Metropolitan atau kota-kota yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi diwajibkan memiliki rencana induk Sistem Penyediaan Air Minum yang terpadu dengan pembuangan Air Limbah secara terpusat.; c. Perlindungan air baku dilakukan melalui keterpaduan pengaturan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan Sarana dan Prasarana Sanitasi (PP No. 16 Tahun 2005); d. Pemilihan lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah harus memperhatikan aspek teknis, lingkungan, sosial budaya masyarakat setempat serta dilengkapi dengan zona penyangga (PP No. 16 Tahun 2005). 42
  • 43. 06/03/2012 PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN Standard Teknis Studi AMDAL a. Petunjuk Teknis Penyusunan Kerangka Acauan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri PU No. 69/PRT/1995); b. Petunjuk Tata Laksana Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri PU No. 58/KPTS/1995); c. Petunjuk Teknis Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri PU No. 296/KPTS/1996); d. Petunjuk Tata Laksana Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri PU No. 377/KPTS/1996); e. Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri PU No. 148/KPTS/1995); f. Daftar jenis usaha atau kegiatan wajib AMDAL (Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006. KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL Umum Penentuan Tahun Proyeksi a. Jumlah atau lamanya tahun proyeksi kelayakan ekonomi dan finansial ditetapkan sejak tahun pertama investasi pelaksanaan proyek dimulai (misal untuk biaya perencanaan atau pembebasan lahan) sampai tahun berakhirnya manfaat dari investasi; b. Jumlah tahun proyeksi kelayakan ekonomi dan finansial proyek sistem air Limbah terpusat adalah 40 (empat puluh) tahun; c. Jumlah tahun proyeksi kelayakan ekonomi dan finansial proyek IPLT adalah 20 (dua puluh) tahun. 43
  • 44. 06/03/2012 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL Umum Kriteria Kelayakan Ekonomi Air Limbah a. Proyek dikatakan layak ekonomi apabila manfaat ekonomi lebih besar dibanding dengan biaya yang ditimbulkan baik berupa biaya operasional maupun biaya pengembalian modal; b. Perhitungan kelayakan ekonomi proyek dihitung dengan metode Economic Internat Rate of Return (EIRR); c. Apabila hasil perhitungan EIRR proyek menghasilkan angka prosentase (%) lebih besar dari discount factor, maka perhitungan tersebut merekomendasikan bahwa proyek layak diterima dalam pengertian melaksanakan proyek (Do Something) lebih baik dibanding tidak melaksanakan proyek (Do Nothing); d. Apabila hasil perhitungan EIRR proyek menghasilkan angka prosentase (%) lebih kecil dari discount factor, maka proyek ditolak. Proyek ini perlu direvisi skala investasinya agar tidak over investment. KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL Kriteria Kelayakan Keuangan Proyek a. Proyek dikatakan layak keuangan apabila pendapatan tarif/retribusi Air Limbah lebih besar dibanding dengan biaya yang ditimbulkan baik berupa biaya operasional maupun biaya pengembalian modal. b. Perhitungan kelayakan keuangan proyek dihitung dengan metode Financial Economic Internal Rate of Return (FIRR) dan Net Present Value (NPV); c. Apabila hasil perhitungan FIRR menghasilkan angka prosentase (%) lebih besar dari discount factor, maka pendanaan investasi proyek dapat dibiayai dari pinjaman komersial tanpa membebani Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk pengembalian cicilan pokok dan bunganya. Bahkan proyek ini mendapat manfaat keuangan sebesar nilai NPV-nya (NPV positif); 44
  • 45. 06/03/2012 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL Kriteria Kelayakan Keuangan Proyek d. Apabila hasil perhitungan FIRR menghasilkan angka prosentase (%) sama dengan nol yang berarti lebih kecil dari discout faktor, maka pendanaan investasi proyek hanya layak apabila dibiayai dari sumber pendanaan APBD atau sumber dana lain yang tidak mengandung unsur bunga pinjaman dan pembayaran cicilan pokok. e. Apabila kelayakan keuangan proyek tidak dapat menutup biaya operasional (deficit O/M), maka proyek ditolak. Proyek ini perlu direvisi perencanaannya dan pilihan teknologinya agar biaya O/M-nya dapat menjadi lebih rendah KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL Jenis Biaya Investasi Proyek Air Limbah a. Investasi sarana dan prasarana Air Limbah meliputi: - Investasi untuk pembangunan sistem setempat (on-site) - Investasi untuk pembangunan sistem air limbah terpusat dalam berbagai skala pengembangan (off-site) b. Perhitungan kelayakan ekonomi dan keuangan proyek air limbah harus memperhitungkan perbedaan karakteristik biaya yang timbul antara proyek-proyek sebagai berikut: - Perluasan prasarana yang sudah ada - Rehabilitas prasarana yang sudah ada - Pengembangan prasarana pada daerah baru 45
  • 46. 06/03/2012 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL Proses Perhitungan Kelayakan Ekonomi dan Keuangan • Proses perhitungan kelayakan ekonomi dan keuangan proyek Air Limbah harus memperkirakan seluruh biaya yang timbul dan manfaat yang timbul dari kegiatan investasi dan operasi serta memperkirakan selisih atau membandingkan antara biaya dan manfaat selama tahun proyeksi. Skematik biaya dan manfaat yang harus dihitung tersebut dapat digambarkan pada Gambar sebagai berikut: Proses Perhitungan Kelayakan Ekonomi dan Keuangan 46
  • 47. 06/03/2012 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL Perkiraan Biaya Investasi dan Pengendalian Modal a. Seluruh biaya investasi yang diperlukan dalam proyek Air Limbah harus diperkirakan baik berupa investasi awal maupun investasi lanjutan yang diperlukan sesuai tahapan pengembangan proyek termasuk investasi penggantian (replacement) aset yang sudah usang; b. Seluruh biaya pengembalian modal investasi harus diperkirakan berdasarkan perhitungan depresiasi (penyusutan) terhadap prasarana terbangun. Perhitungan depresiasi masing-masing komponen prasarana terbangun dihitung bedasarkan standard usia/umur manfaat prasarana; c. Apabila biaya investasi pembangunan sarana dan prasarana tersebut dibiayai dari dana pinjaman (Loan), maka biaya bunga pinjaman harus diperhitungkan dalam komponen pengembalian modal. KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL Perkiraan Biaya Operasional a. Seluruh biaya operasi dan pemeliharaan (O & M) yang diperlukan untuk mengoperasikan sarana dan prasarana terbangun sesuai Standard Operation Procedure (SOP) harus diperkirakan dalam satuan Rp/Thn serta diproyeksikan selama tahun proyeksi dengan memperhitungkan perkiraan tingkat inflasi; b. Seluruh biaya umum dan administrasi yang diperlukan untuk membiayai operasi lembaga pengelola harus diperkirakan dalam Rp/Thn serta diproyeksikan selama tahun proyeksi dengan memperhitungkan perkiraan tingkat inflasi dan pengembangan kapasitas lembaga pengelola. 47
  • 48. 06/03/2012 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL Perkiraan Manfaat Ekonomi a. Seluruh manfaat ekonomi yang timbul dari keberadaan proyek Air Limbah harus diperkirakan baik berupa manfaat yang dapat diukur dengan uang (Tangible) maupun manfaat yang tidak dapat diukur dengan uang (Intangible); b. Manfaat ekonomi proyek Air Limbah yang dapat diukur dengan nilai uang (Tangible) baik berupa manfaat langsung (Direct) maupun manfaat tidak langsung (Indirect) harus dikonversikan dengan standard konversi yang dapat dipertanggung jawabkan berdasarkan kaidah ekonomi yang dihitung dalam satuan Rp/Thn; c. Manfaat ekonomi proyek Air Limbah yang tidak dapat diukur dengan nilai uang (Intangible) harus dijelaskan dengan menggunakan data-data statistik yang relevan. KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL Perkiraan Manfaat Keuangan (Pendapatan Retribusi) a. Seluruh potensi retribusi yang dapat diterima oleh lembaga pengelola sebagai akibat dari pelayanan Air Limbah harus diperkirakan berdasarkan perkiraan jumlah pelanggan dan perkiraan tarif retribusi rata-rata setiap tahun. b. Proyeksi kenaikan jumlah pelanggan Air Limbah harus dihitung berdasarkan skenario peningkatan jumlah pelanggan hingga tercapainya kapasitas optimum (Full Capacity) sesuai dengan rencana teknis proyek; c. Proyeksi kenaikan tarif Air Limbah yang diperhitungkan dalam proyeksi pendapatan tarif tidak boleh melampaui tingkat inflasi. 48
  • 49. 06/03/2012 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL Komponen Biaya Investasi Komponen Biaya Investasi Sistem Setempat a. Komponen Biaya Engineering Merupakan biaya-biaya survei, investigasi, Feasibility Study (FS), Detailed Design, studi AMDAL, Public Campaign, Standard Operational Procedur (SOP) dan biaya supervisi dan sebagainya. Besarnya komponen biaya Engineering ini berkisar antara 5- 10% dari total biaya investasi (capital cost); b. Komponen Biaya Pembebasan Lahan Pembebasan lahan untuk IPLT meliputi: - Pembebasan lahan untuk IPLT termasuk lahan untuk buffer zone - Pembebasan lahan untuk jalan akses IPLT Biaya pembebasan lahan tersebut meliputi biaya ganti rugi tanah, bangunan dan biaya administrasi yang berkisar antara 20-30% dari total biaya investasi. KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL Komponen Biaya Investasi Komponen Biaya Investasi Sistem Setempat c. Komponen Biaya Konstruksi Merupakan biaya konstruksi IPLT termasuk jalan akses yang meliputi: - Biaya perataan tanah IPLT dan buffer zone - Biaya pekerjaan civil IPLT dan buffer zone - Biaya pekerjaan M/E IPLT - Biaya pekerjaan landscape - Biaya pekerjaan jalan akses d. Komponen Biaya Pengadaan truk Tinja 49
  • 50. 06/03/2012 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL Komponen Biaya Investasi Sistem Terpusat a. Komponen Biaya Engineering Merupakan biaya-biaya survei, investigasi, Feasibility Study (FS), Detailed Design, studi AMDAL, Public Campaign, Standard Operational Procedur (SOP) dan biaya supervisi dan sebagainya. Besarnya komponen biaya Engineering ini berkisar antara 5-10% dari total biaya investasi (capital cost); b. Komponen Biaya Pembebasan Lahan Pembebasan lahan untuk sistem terpusat meliputi: - Pembebasan lahan untuk IPAL termasuk lahan untuk buffer zone - Pembebasan lahan untuk jalan akses IPAL - Pembebasan lahan untuk pipa induk (Main Trunk) Biaya pembebasan lahan tersebut meliputi biaya ganti rugi tanah dan bangunan yang nilai biayanya berkisar antara 20-30% dari total biaya investasi. KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL Komponen Biaya Investasi Sistem Terpusat c. Komponen Biaya Konstruksi Merupakan komponen biaya konstruksi Sistem Air Limbah Terpusat yang meliputi: • Biaya konstruksi jaringan perpipaan yang meliputi: – Pipa persil – Pipa retikulasi – Pipa induk – Bangunan pelengkap pada sistem jaringan – Perbaikan prasarana eksisting yang terkena dampak pembangunan perpipaan • Biaya konstruksi IPAL yang meliputi: – Biaya tanah IPAL dan buffer zone – Biaya pekerjaan civil IPAL dan buffer zone – Biaya pekerjaan M/E IPAL – Biaya pekerjaan landscape – Biaya pekerjaan jalan akses 50
  • 51. 06/03/2012 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL Komponen Biaya Operasional Tahunan Biaya operasional adalah biaya yang timbul untuk mengoperasikan prasarana terbangun agar mampu memberi manfaat pelayanan sesuai kapasitasnya secara berkelanjutan dan berdaya guna sesuai umur rencananya. Biaya operasi dan pemeliharaan dihitung dalam Rp/Thn. KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL Komponen Biaya Operasi Tahunan Sistem Setempat Komponen Biaya Operasi dan Pemeliharaan Penyedotan dan Pengangkutan a. Biaya Operasi - Biaya gaji tenaga operator dan perlengkapan kerja operator - Biaya material habis pakai (BBM, dan sebagainya) - Biaya peralatan operasi b. Biaya Pemeliharaan - Pemeliharaan rutin truk tinja (ganti olie, dan sebagainya) - Pemeliharaan berkala (ganti ban, kopling) 51
  • 52. 06/03/2012 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL Komponen Biaya Operasi Tahunan Sistem Setempat Komponen Biaya Operasi dan Pemeliharaan IPLT a. Biaya Operasi IPLT - Biaya gaji operator dan perlengkapan kerja operator - Biaya material habis pakai (Listrik, BBM, dan sebagainya) - Biaya peralatan operasional b. Biaya Pemeliharaan - Pemeliharaan rutin instalasi - Pemeliharaan berkala instalasi - Pemeliharaan bangunan penunjang KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL Komponen Biaya Umum dan Administrasi a. Biaya gaji staf dan manajemen b. Biaya material habis pakai (ATK, Telpon, Listrik, dan sebagainya) c. Biaya peralatan kantor (Komputer, Printer, Kendaraan Operasional, dan sebagainya) d. Dan lain-lain. Biaya penyusutan truk tinja a. Biaya penyusutan IPLT b. Biaya penyusutan kantor umum dan administrasi 52
  • 53. 06/03/2012 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL Komponen Biaya Operasional Sistem Terpusat Komponen Biaya Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Perpipaan a. Biaya Operasi - Biaya gaji tenaga kerja operator - Biaya material habis pakai - Biaya peralatan operasi b. Biaya Pemeliharaan - Pemeliharaan rutin sistem perpipaan - Pemeliharaan berkala sistem perpipaan KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL Komponen Biaya Operasi dan Pemeliharaan IPAL a. Biaya Operasi - Biaya gaji - Biaya material - Biaya peralatan b. Biaya Pemeliharaan - Pemeliharaan rutin IPAL - Pemeliharaan berkala IPAL Komponen Biaya Umum dan Administrasi a. Biaya gaji staf dan manajemen b. Biaya material habis pakai (ATK, Telkomunikasi, Listrik) c. Biaya peralatan kantor (Komputer, Printer, Kendaraan Operasional, dan sebagainya) 53
  • 54. 06/03/2012 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL Komponen Biaya Penyusutan a. Biaya penyusutan jaringan perpipaan - Penyusutan pipa persil - Penyusutan pipa retikulasi - Penyusutan pipa induk b. Biaya penyusutan IPAL - Penyusutan bangunan instalasi - Penyusutan M/E - Penyusutan bangunan penunjang c. Biaya penyusutan kantor administrasi - Penyusutan bangunan kantor - Penyusutan peralatan kantor - Penyusutan lain-lain KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL Komponen Manfaat Ekonomi Proyek Manfaat ekonomi proyek pengembangan sarana dan prasaran Air Limbah adalah manfaat proyek yang dapat dikonversi dalam satuan rupiah (Tangible) dan manfaat proyek yang tidak dapat dikonversi dalam satuan rupiah (Intangible). Jenis Manfaat Ekonomi Proyek Air limbah Manfaat yang dapat diukur dengan nilai uang (Tangible) Manfaat Tangible proyek dapat dibedakan sebagai manfaat langsung (direct) dan manfaat tidak langsung (indirect). Secara umum manfaat Tangible proyek pengembangan sarana dan prasarana Air Limbah adalah sebagai berikut: 54
  • 55. 06/03/2012 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL a. Manfaat Langsung - Pengurangan biaya pengolahan (Penjernihan) air baku - Peningkatan biaya akibat sumur penduduk tidak dapat digunakan karena telah tercemar air limbah - Peningkatan nilai harga properti b. Manfaat tidak Langsung - Manfaat ekonomi berupa peningkatan produktifitas penduduk akibat peningkatan derajat kesehatan - Manfaat lingkungan berupa pengurangan derajat pencemaran Air Limbah dan terjaganya kelestarian sumber daya air - Manfaat sosial berupa penurunan derajat konflik yang disebabkan oleh pencemaran Air Limbah KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL Jenis manfaat proyek yang tidak dapat diukur dengan nilai uang (Intangible) - Penurunan tingkat kematian bayi - Penurunan rasio penyakit infeksi Proyeksi Pendapatan Tarif Retribusi Air Limbah Mengingat pelanggan Air Limbah berasal dari berbagai tingkat dan golongan masyarakat yang berbeda kemampuan keuangan/daya belinya, maka perkiraan pendapatan tarif retribusi Air Limbah harus memperhitungkan: a. Perkiraan tarif per golongan pelanggan dan per jenis pelayanan; b. Perkiraan jumlah pelanggan per golongan pelanggan dan per jenis pelayanan. 55
  • 56. 06/03/2012 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL Biaya operasi dan pemeliharaan Perhitungan Perkiraan Tarif Pelayanan Air Limbah a. Perkiraan perhitungan tarif pelayanan Air Limbah harus memperhitungkan: • Biaya depresiasi atau amortisasi • Biaya bunga pinjaman • Biaya umum dan administrasi b. Perkiraan tarif per golongan pelanggan harus direncanakan sebagai tarif terdeferensiasi untuk penerapan subsidi silang kepada pelanggan yang berpenghasilan rendah. c. Perkiraan tarif per golongan pelanggan untuk proyek yang bersifat rehabilitasi atau peningkatan kapasitas harus memperhatikan tingkat tarif yang sudah berlaku. d. Perkiraan perhitungan tarif per golongan pelanggan, struktur tarif dan penentuan satuan tarif harus mengacu kepada pedoman penetapan tarif Air Limbah yang berlaku. KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL Komponen Penerimaan Retribusi Berdasarkan jenis golongan pelanggan dan golongan tarif retribusi Air Limbah, maka komponen penerimaan retribusi harus dihitung berdasarkan perkiraan jumlah pelanggan per masing-masing golongan sebagai berikut: a. Komponen penerimaan retribusi dari pelanggan permukiman dalam Rp/Thn. b. Komponen penerimaan retribusi dari pelanggan daerah komersial atau institusional dalam Rp/Thn. c. Komponen penerimaan retribusi dari pelanggan high rise building dalam Rp/Thn. 56
  • 57. 06/03/2012 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL Perhitungan Kelayakan Ekonomi dan Keuangan a. Perhitungan kelayakan ekonomi dan keuangan sekurang- kurangnya disajikan dalam perhitungan spread sheet, sehingga data-data perhitungan dan proyeksi perhitungan dapat disajikan secara jelas. b. Data-data yang harus disajikan untuk mendukung hasil perhitungan IRR dan NPV sekurang-kurangnya meliputi: - Jadwal konstruksi dan jadwal investasi - Jadwal operasi dan proyeksi kapasitas operasi - Asumsi-asumsi biaya O/M, umum dan administrasi - Asumsi tarif retribusi - Proyeksi Net Cash - Analisis Sensitifitas - Proyeksi rugi/laba KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL Pelaporan Studi Kelayakan Ekonomi dan Finansial Sistematika pelaporan studi kelayakan ekonomi dan finansial terdiri dari atas 8 bab. Gambaran sistematika pelaporan studi kelayakan ekonomi dan finansial adalah sebagai berikut: DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR SINGKATAN DAN PENGERTIAN Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Gambaran Singkat Proyek 1.3 Maksud dan Tujuan 57
  • 58. 06/03/2012 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL Pelaporan Studi Kelayakan Ekonomi dan Finansial Bab II Perkiraan Biaya Investasi 2.1 Biaya Pembebasan 2.2 Biaya Engineering 2.3 Biaya Konstruksi Pekerjaan Civil 2.4 Biaya Pengadaan dan Instalasi M & E Bab III Perkiraan Biaya Operasional 3.1 Biaya O/M 3.2 Biaya Depresiasi 3.3 Biaya Umum dan Administrasi Bab IV Perkiraan Manfaat Ekonomi 4.1 Proyeksi Perkiraan Manfaat Tangible (Tangible Benefit) 4.2 Proyeksi Perkiraan Manfaat Intangible (Intangible Benefit) KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL Pelaporan Studi Kelayakan Ekonomi dan Finansial Bab V Perhitungan Kelayakan Ekonomi 5.1 Perhitungan EIRR 5.2 Perhitungan NPV Bab VI Perkiraan Pendapatan Tarif (Revenue) 6.1 Proyeksi Perkiraan Besaran Tarif Air Limbah 6.2 Proyeksi Pendapatan Tarif 58
  • 59. 06/03/2012 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL Pelaporan Studi Kelayakan Ekonomi dan Finansial Bab VII Perhitungan Kelayakan Keuangan 7.1 Proyeksi Perhitungan rugi/laba 7.2 Perhitungan FIRR dan NPV 7.3 Perhitungan Ratio-ratio Operasional Bab VIII Rekomendasi 8.1 Rekomendasi Pendanaan Investasi 8.2 Rekomendasi Pendanaan Operasional 8.3 Rekomendasi Bentuk Kelembagaan Pengelola Lampiran : Daftar Partisipan KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN LINGKUNGAN Dokumen Kelayakan Lingkungan Pada prinsipnya dokumen kelayakan lingkungan proyek air Limbah adalah studi AMDAL yang terdiri atas 4 dokumen yaitu: a. Dokumen Kerangka Acuan b. Dokumen Studi ANDAL c. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) d. Dokumen ringkasan eksekutif Proyek yang Perlu Kelayakan Lingkungan Proyek pengembangan sarana dan prasarana Air Limbah yang wajib melakukan studi AMDAL (berdasarkan KEPMEN Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001) adalah: a. Proyek Pembangunan IPLT b. Proyek Pembangunan Sistem Terpusat 59
  • 60. 06/03/2012 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN LINGKUNGAN Kriteria Kelayakan Lingkungan Proyek Air Limbah a. Proyek dikatakan layak lingkungan apabila seluruh biaya yang timbul dan kapasitas kelembagaan yang dibutuhkan sesuai rekomendasi RKL dan RPL dapat dipenuhi oleh lembaga pengelola yang bertanggung jawab. b. Setiap usulan lokasi proyek Air Limbah, seperti: · IPLT · IPAL Sebelum dilaksanakan studi AMDAL, terlebih dahulu harus memenuhi kriteria pemilihan lokasi sesuai dengan tata cara yang berlaku. c. Kapasitas kelembagaan pengelolaan proyek harus memadai untuk menjalankan rekomendasi RKL dan RPL baik pada masa pra konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN LINGKUNGAN 60
  • 61. 06/03/2012 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN LINGKUNGAN Ruang Lingkup Studi Amdal Ruang lingkup studi AMDAL proyek air Limbah minimum meliputi: a. Identifikasi rona lingkungan awal b. Identifikasi kegiatan proyek c. Identifikasi kegiatan proyek yang menimbulkan dampak d. Analisis dan assesment besaran dampak negatif e. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) f. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Identifikasi dan analisis dampak negatif serta rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan diuraikan berdasarkan kegiatan proyek yang meliputi: a. Periode Pra konstruksi b. Periode Konstruksi c. Periode Operasi d. Periode Pasca Operasi KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN LINGKUNGAN Ruang Lingkup Studi Amdal Tata Cara Pelaksanaan Studi Tata cara pelaksanaan studi AMDAL proyek Air Limbah wajib mengacu pada standar teknis studi AMDAL. Sistematika Pelaporan Sitematika pelaporan studi AMDAL proyek Air Limbah wajib mengacu pada standard teknis studi AMDAL. Penampilan Dokumen Laporan Studi AMDAL Penampilan dokumen laporan studi AMDAL proyek Air Limbah meliputi format laporan dan lain-lain, wajib mengacu pada standard teknis studi AMDAL. 61
  • 62. 06/03/2012 KETENTUAN PERENCANAAN STUDI KELAYAKAN LINGKUNGAN TERIMA KASIH Joni Hermana Jurusan Teknik Lingkungan Email: hermana@its.ac.id, hp: 08123029313 fakultas teknik sipil dan perencanaan – ITS surabaya http://www.ftsp.its.ac.id 62