SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 45
PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME
          BANGSA BARAT PASCA VOC


TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu:
 mendeskripsikan perkembangan pemerintah
    kolonial pasca VOC di Indonesia;
   mengidentifikasi kebijakan-kebijakan
    pemerintah kolonial pasca VOC diberbagai
    daerah di bidang ekonomi, sosial, dan budaya;
   mengidentifikasi pengaruh yang ditimbulkan
    oleh kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial
    pasca VOC diberbagai daerah di bidang
    ekonomi, politik, sosial, dan budaya;
   mendeskripsikan bentuk-bentuk perlawanan
    rakyat Indonesia dalam menentang kolonialisme
    bangsa barat periode sesudah tahun 1800.
PETA KONSEP
KEMUNDURAN VOC
Tahun 1799, VOC mengalami masa kemunduran.
  Kemunduran tersebut diakibatkan oleh faktor-
  faktor berikut.
 Gencarnya persaingan dari negara Prancis dan
  Inggris.
 Korupsi dan pencurian yang dilakukan pegawai
  VOC.
 Maraknya perdagangan gelap di jalur monopoli
  VOC.
 Besarnya anggaran belanja VOC tidak sebanding
  dengan pemasukannya.
PEMBUBARAN VOC
 Louis Napoleon
  Bonaparte, sebagai Raja
  Belanda, memutuskan
  supaya VOC dibubarkan
  pada 31 Desember 1799.
 Louis Napoleon
  Bonaparte kemudian
  menunjuk Herman
  Willem Daendels
  sebagai gubernur jendral
  di Indonesia.
KEBIJAKAN-KEBIJAKAN
         DAENDELS
Daendels dalam melaksanakan
  tugasnya melakukan
  beberapa hal, diantaranya
  sebagai berikut.
 Membuat jalan raya dari
  Anyer sampai Panarukan
  dengan kerja rodi (kerja
  paksa),
 membangun pabrik senjata
  di Semarang, dan
 membangun pangkalan
  armada laut di Merak dan
  Ujung Kulon.
KEBIJAKAN-KEBIJAKAN
        DAENDELS
Untuk mendapatkan dana, Daendels menetapkan
  beberapa peraturan:
 penyerahan pajak berupa hasil bumi
  (Contingenten),
 kewajiban menjual hasil bumi hanya kepada
  pemerintah Belanda dengan harga yang telah
  ditetapkan (Verplichte Leverantie), dan
 kewajiban yang ditetapkan kepada rakyat
  Priangan untuk menanam kopi (Prianger
  Stelsel).
KEKUASAAN INGGRIS DI
      INDONESIA
 Kekuasaan  Inggris di Indonesia dimulai
  sejak tahun 1811 setelah Inggris
  melakukan serangan darat dan laut atas
  wilayah kekuasaan Belanda di Pulau
  Jawa.
 Akibat serangan tersebut, Belanda
  menyerah tanpa syarat dan
  menandatangani Perjanjian Tuntang
  pada 11 September 1811.
PERJANJIAN TUNTANG

Isi Perjanjian Tuntang:
 Seluruh kekuatan militer yang berada di
  Asia Tenggara harus diserahkan pada
  Inggris.
 Utang pemerintahan Belanda tidak diakui
  Inggris.
 Pulau Jawa, Madura, dan semua
  pangkalan Belanda di luar Jawa menjadi
  wilayah kekuasaan Inggris.
SIR THOMAS STAMFORD
        RAFFLES
EIC melalui Lord
 Minto menunjuk
 Sir Thomas
 Stamford Raffles
 (1811-1813)
 sebagai gubernur
 jendral.
KEBIJAKAN-KEBIJAKAN
           RAFFLES
Kebijakan penting yang dilakukan Raffles antara
  lain:
 Membagi wilayah Pulau Jawa menjadi 16 daerah
  Kerasidenan. Hal itu dimaksudkan untuk
  memudahkan mengatur dan mengawasi Pulau
  Jawa.
 Raffles juga menghapus kerja rodi.

 Menghapus semua kebijakan Daendels.

   Mengadakan sistem pemungutan sewa tanah.
KEMBALINYA KEKUASAAN
 BELANDA DI INDONESIA
Tahun  1814, Belanda kembali
 menguasai Indonesia melalui
 Konvensi London.
Selanjutnya, Pemerintah Kolonial
 Belanda dipegang oleh sebuah komisi
 yang beranggotakan Van der
 Capellen, Elout, dan Buyskes.
KEBIJAKAN PEMERINTAH INGGRIS
 DI BIDANG EKONOMI DI INDONESIA

Pada masa pemerintahan Thomas Stamford
  Raffles, pemerintah kolonial Inggris
  menerapkan kebijakan ekonomi yang
  berdasarkan asas liberal.
 Kebijakan tersebut adalah Landrent System
  (sistem sewa tanah). Raffles berpendirian bahwa
  semua tanah adalah milik raja yang berdaulat.
  Jadi, semua tanah milik pemerintah Inggris.
  Orang yang ingin memiliki tanah harus
  penyewanya dari pemerintah dan membayar
  sewa pajak yang disebut sewa tanah.
KEBIJAKAN PEMERINTAH BELANDA
 DI BIDANG EKONOMI DI INDONESIA

Pada masa pemerintahan Herman Willem Daendels,
  kebijakan ekonomi dilakukan untuk mengatasi kesulitan
  keuangan yang dialami oleh pemerintah Belanda, yaitu:
 Pemerintah Belanda menjual tanah-tanah milik
  Gubernemen kepada pihak partikelir.
 kebijakan Cultuurstelsel atau Sistem Tanam Paksa.
  Adapun pokok-pokok kebijakan ini adalah bahwa
  berdasarkan perjanjian, penduduk Indonesia
  menyediakan seperlima tanahnya untuk ditanami
  tanaman-tanaman yang ditetapkan Gubernemen.
 Membuka kesempatan kepada pihak swasta untuk
  menanamkan modalnya di Indonesia.
UNDANG UNDANG
        AGRARIA
Untuk menjamin kepentingan rakyat dan para pemodal,
  pada tahun 1870 ditetapkan Undang-undang Agraria. Isi
  undang-undang ini adalah sebagai berikut.
 Gubernur Jenderal tidak diperbolehkan menjual tanah
  milik pemerintah. Tanah itu dapat disewakan paling
  lama 75 tahun.
 Tanah milik pemerintah antara lain, tanah yang belum
  dibuka, tanah yang berada di luar wilayah milik desa
  dan penghuninya, serta tanah milik adat.
 Tanah milik penduduk antara lain semua sawah, ladang,
  dan sejenisnya yang dimiliki langsung oleh penduduk
  desa. Tanah semacam itu boleh disewa oleh pengusaha
  swasta selama lima tahun.
KEBIJAKAN PEMERINTAH INGGRIS
 DI BIDANG POLITIK DI INDONESIA

Di bawah pemerintahan Raffles, Inggris
  dapat menanamkan pengaruh politik di
  Indonesia meskipun hanya terbatas di
  Jawa.
 Saat itu, Raffles membagi Pulau Jawa
  menjadi 16 keresidenan.
 Tiap-tiap keresidenan dibentuk badan
  pengadilan (landraad).
KEBIJAKAN PEMERINTAH BELANDA
    DI BIDANG POLITIK DI INDONESIA

Pada masa Daendels, pemerintah Belanda mengambil
  kebijakan untuk memperkuat angkatan bersenjatanya.
 Pemerintah Belanda merekrut banyak orang Indonesia
  untuk dijadikan tentara.
 Membangun pabrik senjata di Semarang dan Surabaya.

 Membangun jalan raya dari Anyer sampai Panarukan
  dengan kerja rodi.
   Untuk menyukseskan kebijakan ini, pemerintah Belanda
    tidak segan-segan memecat pejabat-pejabat pemerintah
    maupun kerajaan yang menentang. Contohya adalah
    Sultan Banten dan Sultan Cirebon.
JALAN RAYA ANYER-PANARUKAN
KEBIJAKAN PEMERINTAH INGGRIS
 DI BIDANG SOSIAL BUDAYA DI INDONESIA

 Pada masa Raffles, pemerintah kolonial
  memberi bantuan kepada para ahli pengetahuan
  seperti Horsfield, Crawford, dan Mackensie
  untuk menyelidiki peninggalan sejarah kuno di
  Indonesia.
 Pemerintah Raffles juga membantu lembaga-
  lembaga kebudayaan, seperti Lembaga Betawi
  untuk memajukan kebudayaannya.
 Raffles sendiri kemudian menerbitkan buku
  yang berjudul History of Java pada tahun 1817.
KEBIJAKAN PEMERINTAH BELANDA
DI BIDANG SOSIAL BUDAYA DI INDONESIA


Pemerintahan   Belanda
 melaksanakan Politik Pintu
 Terbuka.
Menerapkan kebijakan (politik)
 Etis. Kebijakan ini meliputi
 bidang transmigrasi, irigasi, dan
 pendidikan.
PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH BELANDA
TERHADAP KEHIDUPAN EKONOMI DI INDONESIA


 Pada masa Herman Willem Daendels,
  pemerintah kolonial mengerahkan tenaga rakyat
  Indonesia untuk kerja rodi.
 Akibatnya, tidak sedikit korban yang meninggal
  dari kebijakan ini.
 Selain itu, kemiskinan dan kemelaratan timbul
  di mana-mana. Hal ini terjadi karena rakyat
  tidak memiliki kesempatan untuk mengerjakan
  sawah, ladang, dan peternakannya. Seluruh
  waktunya dihabiskan untuk kerja rodi.
PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH BELANDA
TERHADAP KEHIDUPAN EKONOMI DI INDONESIA

Terdapat pula penyimpangan-penyimpangan dalam melaksanakan
  kebijakan Sistem Sewa tanah, sebagai berikut:
 Tanah yang diserahkan untuk ditanami tanaman ekspor lebih dari
  seperlima, bahkan kadang-kadang setengahnya.
 Tanah yang dipilih untuk ditanami tanaman ekspor adalah tanah
  yang subur sehingga tanah yang tersisa untuk penduduk hanya
  tanah-tanah yang kurang subur.
 Waktu bekerja pada pemerintah untuk masyarakat yang tidak
  memiliki lahan lebih dari ketentuan 66 hari.
 Lahan yang disediakan untuk tanaman ekspor tetap dikenakan
  pajak.
 Setiap kelebihan hasil panen dari jumlah pajak yang harus dibayar
  tidak dibayarkan kembali kepada rakyat.
 Kegagalan panen tanaman wajib tetap menjadi tanggung jawab
  rakyat.
PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH INGGRIS
TERHADAP KEHIDUPAN EKONOMI DI INDONESIA


Pada masa Thomas Stamford Raffles, pemerintah kolonial
  menerapkan kebijakan ekonomi liberal. Namun, dalam
  kenyataannya kebijakan ini tidak dapat dilaksanakan.
  Hal ini disebabkan oleh kendala-kendala berikut.
 Sistem feodal telah berakar dan menjadi tradisi di
  Indonesia.
 Pegawai pemerintahan yang cakap untuk mengendalikan
  pelaksanaan sistem ini jumlahnya terbatas.
 Rakyat Indonesia belum siap menerima sistem yang
  baru.
 Kepemilikan tanah masih berciri tradisional.
PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL
TERHADAP KEHIDUPAN POLITIK DI INDONESIA


 Kedatangan bangsa Barat ke Indonesia
  berpengaruh pada kekuasaan para penguasa
  lokal seperti raja, sultan, dan adipati. Mereka
  tidak lagi memiliki kekuasaan yang besar karena
  sering dicampuri pemerintah kolonial.
 Dengan kenyataan seperti ini, tidak jarang
  bahwa kekuasaan penguasa lokal terhadap
  wilayahnya hanya secara de jure (hukum),
  tetapi secara de facto (nyatanya) dikuasai oleh
  pemerintah kolonial.
PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL
 TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL DI INDONESIA


Munculnya kelompok
  masyarakat berdasarkan
  golongan, yaitu:
 Kelompok masyarakat
  Eropa menempati kelas
  teratas.
 Kelas di bawahnya adalah
  kelompok masyarakat
  bangsawan.
 Kelompok masyarakat
  jelata menempati kelas
  terendah.
PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL
TERHADAP KEHIDUPAN BUDAYA DI INDONESIA


 Bangsa Barat memiliki kebiasaan dan tradisi
  tertentu. Kedatangan mereka berpengaruh pada
  budaya lokal.
 Muncul berbagai tradisi barat yang kemudian
  berkembang dalam masyarakat pribumi,
  khususnya di kalangan bangsawan, seperti
  tradisi dansa.
 Selain itu, banyak tradisi kerajaan lokal yang
  luntur setelah campur tangan Belanda. Tradisi
  lokal juga ada yang berakulturasi dengan
  budaya Barat (Belanda) terutama di Jawa.
PERLAWANAN RAKYAT INDONESIA
 TERHADAP PEMERINTAH KOLONIAL

 Perlawanan   rakyat Indonesia terhadap
  Inggris tidak terjadi reaksi yang berarti.
 Perlawanan rakyat Indonesia terhadap
  Belanda terjadi di Maluku, Jawa,
  Sumatra Barat, Aceh, Sumatra Utara,
  Bali, Sulawesi Selatan, Kalimantan
  Selatan, dan perlawanan rakyat yang
  berupa gerakan sosial.
PERLAWANAN RAKYAT MALUKU
    TERHADAP PEMERINTAH KOLONIAL
   Pemberontakan timbul sebagai reaksi masyarakat Maluku atas
    kedatangan kembali Belanda ke daerah Maluku.
   Perlawanan rakyat Maluku berkobar di Pulau Saparua. Perlawanan
    ini dipimpin oleh Thomas Mattulessia (Pattimura). Saat itu
    Benteng Duurstede di pulau itu berhasil dihancurkan oleh pasukan
    Maluku.
   Untuk memadamkan perlawanan rakyat Maluku ini, Maluku
    diblokade oleh Belanda. Rakyat akhirnya menyerah karena
    kekurangan makanan.
   Untuk menyelamatkan rakyat dari kelaparan, Pattimura
    menyerahkan diri dan dihukum mati.
   Pemimpin perlawanan digantikan oleh Christina Martha Tiahahu,
    seorang pejuang perempuan. Ia berhasil ditangkap, kemudian
    diasingkan ke Pulau Jawa, ia meningggal di perjalanan.
KAPITEN PATTIMURA
Thomas Mattulessia,
 dikenal juga
 sebagai Pattimura.
 Salah satu tokoh
 perlawanan rakyat
 Maluku terhadap
 Belanda.
SEBAB-SEBAB UMUM MUNCULNYA
     PERANG DIPONEGORO
 Kekuasaan raja Mataram semakin kecil dan
  turun wibawanya. Terjadi pemecahan wilayah
  menjadi 4 kerajaan kecil, yaitu Surakarta,
  Ngayogyakarta, Mangkunegaran, dan Paku
  Alam.
 Kaum bangsawan merasa penghasilan mereka
  berkurang. Daerah yang dulu dibagikan kepada
  para bangsawan, diambil oleh Beanda.
 Rakyat merasa tertindas. Rakyat harus kerja rodi
  membayar pajak tanah.
SEBAB-SEBAB KHUSUS MUNCULNYA
      PERANG DIPONEGORO

Pembuatan jalan yang dilakukan oleh
 Belanda melewati makam leluhur
 Pangeran Dipenogoro di Tegal Rejo.
 Patih Danurejo IV yang merupakan
 kaki tangan Belanda memerintahkan
 memasang patok-patok tersebut.
 Peristiwa ini berkali-kali, sampai
 akhirnya Belanda melakukan serangan
 tiba-tiba.
PERANG DIPONEGORO
         (1825-1830)
   Menghadapi pasukan Diponegoro ini, Belanda
    melakukan strategi untuk memperlemah kekuatan
    musuh. Mereka mengangkat kembali Sultan Sepuh (HB
    II). Ini bertujuan agar para bangsawan yang membantu
    Diponegoro kembali ke istana.
   Untuk mempersempit ruang gerak Diponegoro, Jenderal
    de Kock menciptakan Strategi Benteng Stelsel.
   Pada tahun 1830, Pangeran Diponegoro diajak
    berunding oleh Jenderal De Kock di Magelang. Di
    dalam perundingan ini Pangeran Diponegoro ditangkap
    lalu diasingkan ke Manado dan dipindahkan ke
    Makassar hingga akhir hayatnya.
PERLAWANAN RAKYAT SUMATRA BARAT
  TERHADAP PEMERINTAH KOLONIAL

   Perlawanan terhadap kekuasaan Belanda di Sumatra mula-mula
    berkobar di Minangkabau (Sumatra Barat).
   Perlawanan terhadap pemerintah Hindia Belanda tersebut dimulai
    dengan perang saudara antara kaum Adat dan kaum Padri. Pada
    tahun 1821, Belanda masuk dalam perselisihan kedua golongan ini.
    Belanda memihak kaum Adat sehingga berkobarlah perlawanan
    antara kaum Padri melawan Belanda.
   Pimpinan Padri mula-mula dipegang oleh Tuanku nan Renceh,
    kemudian oleh Datuk Bendaharo, Tuanku Pasaman, dan Malim
    Basa. Malim Basa kemudian dikenal sebagai Tuanku Imam Bonjol.
   Pada tahun 1837, wilayah Bonjol direbut Belanda dan Imam Bonjol
    ditangkap. Ia dibuang ke Ambon kemudian ke Minahasa.
   Perang perlawanan terhadap Belanda diteruskan oleh Tuanku
    Tambusi. Namun, tidak lama kemudian perang dapat diakhiri.
PERANG PADRI
Perang Padri dapat dibagi ke dalam 3 tahap, yaitu sebagai
  berikut.
 Tahun 1821–1825, ditandai dengan meluasnya perlawanan
  rakyat ke seluruh daerah Minngkabau.
 Tahun 1825–1830, ditandai dengan meredanya
  pertempuran karena Belanda berhasil mengadakan
  perjanjian dengan kaum Padri yang mulai melemah.
  Ketika itu, Belanda sedang memusatkan perhatiannya
  pada Perang Dipenogoro di Jawa.
 Tahun 1830–1838, ditandai dengan perlawanan Padri yang
  meningkat dan penyerbuan Belanda secara besar-besaran.
  Diakhiri dengan tertangkapnya pemimpin-pemimpin
  Padri.
TUANKU IMAM BONJOL
Tuanku Imam
 Bonjol, salah satu
 tokoh
 perlawanan
 rakyat Sumatra
 Barat melawan
 Belanda.
PERLAWANAN RAKYAT ACEH TERHADAP
      PEMERINTAH KOLONIAL

 Penyebab terjadinya
  Perang Aceh terutama
  karena nafsu Belanda
  untuk menguasai
  daerah Aceh.
 Laskar Aceh dipimpin
  oleh Panglima Polim,
  Teungku Cik Di Tiro,
  Teuku Ibrahim, Teuku
  Umar bersama istrinya
  Cut Nyak Dien.
PERLAWANAN RAKYAT ACEH TERHADAP
      PEMERINTAH KOLONIAL

   Untuk mengatasi
    perlawanan rakyat Aceh
    tersebut, Belanda
    kemudian menggunakan
    usul Dr. Snouck
    Hurgronje dalam bukunya
    “De Atjehers”.
   Dalam bukunya tersebut,
    ia mengusulkan agar
    rakyat Aceh diadu domba
    kemudian diserang habis-
    habisan.
PERLAWANAN RAKYAT ACEH TERHADAP
      PEMERINTAH KOLONIAL

 Tugas penyerangan Aceh diserahkan kepada
  Kolonel J.B. Van Heutz yang segera membentuk
  Marsose (pasukan gerak cepat).
 Satu per satu para pemimpin Aceh gugur dan
  menyerah. Teuku Umar gugur di Meulaboh.
  Panglima Polim dan Sultan Muhammad Dawod
  Syah menyerah.
 Kemudian diadakan perjanjian yang disebut
  Pelakat Pendek. Berdasarkan perjanjian ini, Aceh
  mengakui kekuasaan Belanda dan patuh pada
  perintah-perintahnya. Aceh juga bersedia tidak
  berhubungan dengan negara lain.
PERLAWANAN RAKYAT SUMATRA UTARA
  TERHADAP PEMERINTAH KOLONIAL

   Perlawanan rakyat Sumatra terhadap Belanda juga
    terjadi di Tapanuli selama kurang lebih 29 tahun,
    dimulai tahun 1878 dan berakhir tahun 1907.
   Tentara Belanda yang berkedudukan di Tarutung
    diserang pasukan Si Singamangaraja XII yang
    bermarkas di Bakkara.
   Dalam penyerangan Belanda di bawah pimpinan Hans
    Christoffel pada tanggal 17 Juni 1907, Si Singamangaraja
    XII yang memusatkan pertahanan terakhir di Dairi
    berhasil ditembak Belanda, mengakibatkan gugurnya Si
    Singamangaraja XII. Hal ini membuat berakhirnya
    perang Tapanuli.
SI SINGAMANGARAJA XII
Si Singamangaraja
  XII, salah satu
  tokoh
  perlawanan
  rakyat Sumatra
  Utara melawan
  Belanda.
PERLAWANAN RAKYAT BALI
     TERHADAP PEMERINTAH KOLONIAL

   Pada masa itu, pemerintah Belanda dan raja-raja di Bali sudah
    memiliki satu perjanjian,yang berkaitan dengan Hak Tawan
    Karang.
   Hak Tawan Karang adalah hak para raja Bali untuk merampas
    kapal-kapal yang karam di perairan Bali.
   Raja Buleleng merampas kapal Belanda yang karam di wilayah
    perairannya. Tindakan raja Buleleng ini tidak diterima oleh
    pemerintah Belanda. Belanda menyerang Buleleng dan berhasil
    merebut istana Buleleng. Raja Buleleng kemudian menyingkir ke
    Jagaraga.
   Tiga tahun kemudian, Belanda melancarkan serangan besar-
    besaran terhadap kerajaan-kerajaan di Bali. Pasukan Belanda ini
    dipimpin oleh Jenderal Michiels. Jagaraga kemudian dapat
    direbut. Setelah Jagaraga, Klungkung, Karangasem, dan Gianyar
    juga dapat direbut Belanda.
PERLAWANAN RAKYAT SULAWESI SELATAN
   TERHADAP PEMERINTAH KOLONIAL

   Kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan banyak yang masih
    mengadakan perlawanan terhadap Pemerintah Belanda.
    Kerajaan-kerajaan tersebut antara lain Kerajaan Soppeng,
    Kerajaan Tanete yang dipimpin oleh Raja La Patau, dan
    Kerajaan Bone.
   Perlawanan diawali oleh tindakan Gubernur Jendral Van der
    Capellen yang ingin memperbaiki Perjanjian Bongaya, ketiga
    kerjaan tersebut menentang keras usaha tersebut.
   Pasukan gabungan Belanda di bawah pimpinan de Stuers,
    dapat mematahkan perlawanan Kerajaan Soppeng dan Tanete.
   Perlawanan selanjutnya tetap dilakukan Kerajaan Bone di
    bawah pimpinan Sultan Bone, Raja Putri.
   Pada tahun 1825, akhirnya Kerajaan Bone dapat ditaklukan.
VAN DER CAPELLEN
Van der Capellen
 Gubernur Jendral
 Belanda yang ingin
 memperbaiki
 Perjanjian Bongaya,
 tetapi mendapat
 perlawanan dari
 rakyat Sulawesi
 Selatan.
PERLAWANAN RAKYAT KALIMANTAN SELATAN
     TERHADAP PEMERINTAH KOLONIAL


Perlawanan rakyat Banjar terhadap
 Pemerintah Belanda meletus pada tahun
 1859 disebabkan rakyat dan beberapa
 bangsawan Banjar tidak senang dengan
 campur tangan Belanda terhadap
 pengangkatan Pangeran Tamjid Illah
 menjadi sultan. Padahal, yang lebih berhak
 menjadi sultan adalah Pangeran Hidayat.
PERLAWANAN RAKYAT KALIMANTAN SELATAN
     TERHADAP PEMERINTAH KOLONIAL

Perlawanan rakyat Banjar berlangsung hampir setengah
  abad. Perlawanan rakyat Banjar jika dilihat dari corak
  perlawanan terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
 Perlawanan ofensif (mengadakan serangan) yang
  berlangsung dari tahun 1859–1863 di bawah pimpinan
  Pangeran Antasari.
 Perlawanan defensif (mengadakan pertahanan) yang
  berlangsung dari tahun 1863–1905 dipimpin oleh Gusti
  Matsaid, Pangeran Mas Natawijaya, Tumenggung
  Surapati, Tumenggung Naro, Penghulu Rasyid, Gusti
  Matseman, dan Pangeran Perbatasari.
GERAKAN SOSIAL
   Gerakan Para Petani muncul akibat tindakan sewenang-
    wenang para tuan tanah yang berkuasa yang menindas dan
    memeras para petani. Berkembang di Ciomas, Surabaya, dan
    Semarang.
   Gerakan Ratu Adil muncul di Sidoarjo dan Kediri. Gerakan
    ini berkembang karena adanya kepercayaan bahwa akan
    datang Sang Ratu Adil. Ratu Adil itu akan membebaskan
    masyarakat dari kesengsaraan termasuk kesengsaraan akibat
    tekanan yang dilakukan pemerintah Belanda.
   Gerakan keagamaan muncul sebagai suatu reaksi dari
    pengaruh Barat yang dibawa oleh orang-orang Belanda di
    Indonesia. Gerakan ini bertujuan untuk memurnikan kembali
    masyarakat muslim kepada ajaran agama Islam. Berkembang
    di Pekalongan.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

MASA PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA DI INDONESIA
MASA PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA DI INDONESIAMASA PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA DI INDONESIA
MASA PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA DI INDONESIAAini29
 
Kedatangan inggris di indonesia
Kedatangan inggris di indonesiaKedatangan inggris di indonesia
Kedatangan inggris di indonesiaNur Sarah
 
kerajaan-kerajaan maritim masa hindu-buddha
kerajaan-kerajaan maritim masa hindu-buddhakerajaan-kerajaan maritim masa hindu-buddha
kerajaan-kerajaan maritim masa hindu-buddhafian assan
 
Maluku angkat senjata (kelompok 2)
Maluku angkat senjata (kelompok 2)Maluku angkat senjata (kelompok 2)
Maluku angkat senjata (kelompok 2)Ulva Susanti
 
Perlawanan kerajaan ternate dan tidore
Perlawanan kerajaan ternate dan tidorePerlawanan kerajaan ternate dan tidore
Perlawanan kerajaan ternate dan tidoreEsa Alfiandika Seaman
 
Perlawanan kerajaan makasar
Perlawanan kerajaan makasarPerlawanan kerajaan makasar
Perlawanan kerajaan makasarcanisius75
 
Kebijakan Daendled & Kebijakan Raffles
Kebijakan Daendled & Kebijakan RafflesKebijakan Daendled & Kebijakan Raffles
Kebijakan Daendled & Kebijakan RafflesWinda Luthfia
 
sejarah Kerajaan bone politik ekonomi dan letak geografisnya
sejarah Kerajaan bone politik ekonomi dan letak geografisnyasejarah Kerajaan bone politik ekonomi dan letak geografisnya
sejarah Kerajaan bone politik ekonomi dan letak geografisnyaFitriHastuti2
 
PPT Perlawanan Banten Tehadap VOC | Tugas Mapel Sejarah SMA/MA/SMK
PPT Perlawanan Banten Tehadap VOC | Tugas Mapel Sejarah SMA/MA/SMKPPT Perlawanan Banten Tehadap VOC | Tugas Mapel Sejarah SMA/MA/SMK
PPT Perlawanan Banten Tehadap VOC | Tugas Mapel Sejarah SMA/MA/SMKDhia Imara
 
Kolonialisme inggris
Kolonialisme inggrisKolonialisme inggris
Kolonialisme inggrisRiinii Riinii
 
Imperialisme dan kolonialisme klmp 4
Imperialisme dan kolonialisme klmp 4Imperialisme dan kolonialisme klmp 4
Imperialisme dan kolonialisme klmp 4Tita Rosita
 

Was ist angesagt? (20)

Sejarah voc
Sejarah vocSejarah voc
Sejarah voc
 
MASA PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA DI INDONESIA
MASA PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA DI INDONESIAMASA PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA DI INDONESIA
MASA PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA DI INDONESIA
 
Kongsi dagang voc
Kongsi dagang vocKongsi dagang voc
Kongsi dagang voc
 
Kedatangan inggris di indonesia
Kedatangan inggris di indonesiaKedatangan inggris di indonesia
Kedatangan inggris di indonesia
 
kerajaan-kerajaan maritim masa hindu-buddha
kerajaan-kerajaan maritim masa hindu-buddhakerajaan-kerajaan maritim masa hindu-buddha
kerajaan-kerajaan maritim masa hindu-buddha
 
Maluku angkat senjata (kelompok 2)
Maluku angkat senjata (kelompok 2)Maluku angkat senjata (kelompok 2)
Maluku angkat senjata (kelompok 2)
 
Perlawanan kerajaan ternate dan tidore
Perlawanan kerajaan ternate dan tidorePerlawanan kerajaan ternate dan tidore
Perlawanan kerajaan ternate dan tidore
 
Perlawanan kerajaan makasar
Perlawanan kerajaan makasarPerlawanan kerajaan makasar
Perlawanan kerajaan makasar
 
Kebijakan Daendled & Kebijakan Raffles
Kebijakan Daendled & Kebijakan RafflesKebijakan Daendled & Kebijakan Raffles
Kebijakan Daendled & Kebijakan Raffles
 
sejarah Kerajaan bone politik ekonomi dan letak geografisnya
sejarah Kerajaan bone politik ekonomi dan letak geografisnyasejarah Kerajaan bone politik ekonomi dan letak geografisnya
sejarah Kerajaan bone politik ekonomi dan letak geografisnya
 
Perlawanan rakyat makasar
Perlawanan rakyat makasarPerlawanan rakyat makasar
Perlawanan rakyat makasar
 
PPT Perlawanan Banten Tehadap VOC | Tugas Mapel Sejarah SMA/MA/SMK
PPT Perlawanan Banten Tehadap VOC | Tugas Mapel Sejarah SMA/MA/SMKPPT Perlawanan Banten Tehadap VOC | Tugas Mapel Sejarah SMA/MA/SMK
PPT Perlawanan Banten Tehadap VOC | Tugas Mapel Sejarah SMA/MA/SMK
 
Kerajaan Gowa-Tallo
Kerajaan Gowa-TalloKerajaan Gowa-Tallo
Kerajaan Gowa-Tallo
 
Kerajaan Banjar
Kerajaan BanjarKerajaan Banjar
Kerajaan Banjar
 
Kerajaan makasar
Kerajaan makasarKerajaan makasar
Kerajaan makasar
 
Tugas sejarah kerajaan aceh
Tugas sejarah kerajaan acehTugas sejarah kerajaan aceh
Tugas sejarah kerajaan aceh
 
Kerajaan ternate dan tidore
Kerajaan ternate dan tidoreKerajaan ternate dan tidore
Kerajaan ternate dan tidore
 
Kolonialisme inggris
Kolonialisme inggrisKolonialisme inggris
Kolonialisme inggris
 
Pemerintahan kolonial
Pemerintahan kolonialPemerintahan kolonial
Pemerintahan kolonial
 
Imperialisme dan kolonialisme klmp 4
Imperialisme dan kolonialisme klmp 4Imperialisme dan kolonialisme klmp 4
Imperialisme dan kolonialisme klmp 4
 

Ähnlich wie Bab 1-perkembangan-kolonialisme-bangsa-barat-pasca-voc

PPT MATERI PENJAJAHAN BELANDA.pptx
PPT MATERI PENJAJAHAN BELANDA.pptxPPT MATERI PENJAJAHAN BELANDA.pptx
PPT MATERI PENJAJAHAN BELANDA.pptxJuliBriana2
 
3.mengevaluasi penjajahan pemerintah hindia belanda
3.mengevaluasi penjajahan pemerintah hindia belanda3.mengevaluasi penjajahan pemerintah hindia belanda
3.mengevaluasi penjajahan pemerintah hindia belandaWinda Rizkiana
 
babi-sejarah-170907104440.pdf
babi-sejarah-170907104440.pdfbabi-sejarah-170907104440.pdf
babi-sejarah-170907104440.pdfAgniaLaksana
 
Mengevaluasi Penjajahan Pemerintah Hindia-Belanda
Mengevaluasi Penjajahan Pemerintah Hindia-BelandaMengevaluasi Penjajahan Pemerintah Hindia-Belanda
Mengevaluasi Penjajahan Pemerintah Hindia-Belandasyanin ayu
 
Masa pemerintahan hindia belanda I di indonesia. kel 3
Masa pemerintahan hindia belanda I di indonesia. kel 3Masa pemerintahan hindia belanda I di indonesia. kel 3
Masa pemerintahan hindia belanda I di indonesia. kel 3Rodhiyah N. Zulaikhoh
 
Kondisi Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan.
Kondisi Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan.Kondisi Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan.
Kondisi Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan.dinailmikamila
 
Sejarah Pemerintahan Republik Bataaf.pptx
Sejarah Pemerintahan Republik Bataaf.pptxSejarah Pemerintahan Republik Bataaf.pptx
Sejarah Pemerintahan Republik Bataaf.pptxcecepawaludin4
 
PPT KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL DAN MASA GUBERNUR JENDERAL
PPT KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL DAN MASA GUBERNUR JENDERALPPT KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL DAN MASA GUBERNUR JENDERAL
PPT KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL DAN MASA GUBERNUR JENDERALDewi_Sejarah
 
Kebijakan pemerintah kolonial inggris dan pelaksanaan tanam paksa :)
Kebijakan pemerintah kolonial inggris dan pelaksanaan tanam paksa :)Kebijakan pemerintah kolonial inggris dan pelaksanaan tanam paksa :)
Kebijakan pemerintah kolonial inggris dan pelaksanaan tanam paksa :)RezhaMiftahulHuda
 
Sejarah kedatangan bangsa belanda
Sejarah kedatangan bangsa belandaSejarah kedatangan bangsa belanda
Sejarah kedatangan bangsa belandasetyarinima
 
IPS Kelas 8 Bab 2
IPS Kelas 8 Bab 2IPS Kelas 8 Bab 2
IPS Kelas 8 Bab 2Rifqi Bagja
 
Proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme
Proses perkembangan kolonialisme dan imperialismeProses perkembangan kolonialisme dan imperialisme
Proses perkembangan kolonialisme dan imperialismeWidoyo Negoro
 
Tugas SEJARAH SMA KELAS XI
Tugas SEJARAH SMA KELAS XITugas SEJARAH SMA KELAS XI
Tugas SEJARAH SMA KELAS XIRahmita Rmdhnty
 
Kebijakan pemerintah kolonial di nusantara
Kebijakan pemerintah kolonial di nusantaraKebijakan pemerintah kolonial di nusantara
Kebijakan pemerintah kolonial di nusantaraAntoni081
 
Perkembangan Pengaruh Barat dan Masa Pendudukan Jepang di indonesia
Perkembangan Pengaruh Barat dan Masa Pendudukan Jepang di indonesiaPerkembangan Pengaruh Barat dan Masa Pendudukan Jepang di indonesia
Perkembangan Pengaruh Barat dan Masa Pendudukan Jepang di indonesiaayu larissa
 

Ähnlich wie Bab 1-perkembangan-kolonialisme-bangsa-barat-pasca-voc (20)

Kerja rodi
Kerja rodiKerja rodi
Kerja rodi
 
Kerja rodi
Kerja rodiKerja rodi
Kerja rodi
 
Kerja rodi
Kerja rodiKerja rodi
Kerja rodi
 
Colonialisme
ColonialismeColonialisme
Colonialisme
 
PPT MATERI PENJAJAHAN BELANDA.pptx
PPT MATERI PENJAJAHAN BELANDA.pptxPPT MATERI PENJAJAHAN BELANDA.pptx
PPT MATERI PENJAJAHAN BELANDA.pptx
 
3.mengevaluasi penjajahan pemerintah hindia belanda
3.mengevaluasi penjajahan pemerintah hindia belanda3.mengevaluasi penjajahan pemerintah hindia belanda
3.mengevaluasi penjajahan pemerintah hindia belanda
 
Sejarah indonesia
Sejarah indonesiaSejarah indonesia
Sejarah indonesia
 
babi-sejarah-170907104440.pdf
babi-sejarah-170907104440.pdfbabi-sejarah-170907104440.pdf
babi-sejarah-170907104440.pdf
 
Mengevaluasi Penjajahan Pemerintah Hindia-Belanda
Mengevaluasi Penjajahan Pemerintah Hindia-BelandaMengevaluasi Penjajahan Pemerintah Hindia-Belanda
Mengevaluasi Penjajahan Pemerintah Hindia-Belanda
 
Masa pemerintahan hindia belanda I di indonesia. kel 3
Masa pemerintahan hindia belanda I di indonesia. kel 3Masa pemerintahan hindia belanda I di indonesia. kel 3
Masa pemerintahan hindia belanda I di indonesia. kel 3
 
Kondisi Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan.
Kondisi Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan.Kondisi Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan.
Kondisi Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan.
 
Sejarah Pemerintahan Republik Bataaf.pptx
Sejarah Pemerintahan Republik Bataaf.pptxSejarah Pemerintahan Republik Bataaf.pptx
Sejarah Pemerintahan Republik Bataaf.pptx
 
PPT KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL DAN MASA GUBERNUR JENDERAL
PPT KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL DAN MASA GUBERNUR JENDERALPPT KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL DAN MASA GUBERNUR JENDERAL
PPT KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL DAN MASA GUBERNUR JENDERAL
 
Kebijakan pemerintah kolonial inggris dan pelaksanaan tanam paksa :)
Kebijakan pemerintah kolonial inggris dan pelaksanaan tanam paksa :)Kebijakan pemerintah kolonial inggris dan pelaksanaan tanam paksa :)
Kebijakan pemerintah kolonial inggris dan pelaksanaan tanam paksa :)
 
Sejarah kedatangan bangsa belanda
Sejarah kedatangan bangsa belandaSejarah kedatangan bangsa belanda
Sejarah kedatangan bangsa belanda
 
IPS Kelas 8 Bab 2
IPS Kelas 8 Bab 2IPS Kelas 8 Bab 2
IPS Kelas 8 Bab 2
 
Proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme
Proses perkembangan kolonialisme dan imperialismeProses perkembangan kolonialisme dan imperialisme
Proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme
 
Tugas SEJARAH SMA KELAS XI
Tugas SEJARAH SMA KELAS XITugas SEJARAH SMA KELAS XI
Tugas SEJARAH SMA KELAS XI
 
Kebijakan pemerintah kolonial di nusantara
Kebijakan pemerintah kolonial di nusantaraKebijakan pemerintah kolonial di nusantara
Kebijakan pemerintah kolonial di nusantara
 
Perkembangan Pengaruh Barat dan Masa Pendudukan Jepang di indonesia
Perkembangan Pengaruh Barat dan Masa Pendudukan Jepang di indonesiaPerkembangan Pengaruh Barat dan Masa Pendudukan Jepang di indonesia
Perkembangan Pengaruh Barat dan Masa Pendudukan Jepang di indonesia
 

Kürzlich hochgeladen

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 

Kürzlich hochgeladen (20)

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 

Bab 1-perkembangan-kolonialisme-bangsa-barat-pasca-voc

  • 1. PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BANGSA BARAT PASCA VOC TUJUAN PEMBELAJARAN Dengan mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu:  mendeskripsikan perkembangan pemerintah kolonial pasca VOC di Indonesia;  mengidentifikasi kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial pasca VOC diberbagai daerah di bidang ekonomi, sosial, dan budaya;  mengidentifikasi pengaruh yang ditimbulkan oleh kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial pasca VOC diberbagai daerah di bidang ekonomi, politik, sosial, dan budaya;  mendeskripsikan bentuk-bentuk perlawanan rakyat Indonesia dalam menentang kolonialisme bangsa barat periode sesudah tahun 1800.
  • 3. KEMUNDURAN VOC Tahun 1799, VOC mengalami masa kemunduran. Kemunduran tersebut diakibatkan oleh faktor- faktor berikut.  Gencarnya persaingan dari negara Prancis dan Inggris.  Korupsi dan pencurian yang dilakukan pegawai VOC.  Maraknya perdagangan gelap di jalur monopoli VOC.  Besarnya anggaran belanja VOC tidak sebanding dengan pemasukannya.
  • 4. PEMBUBARAN VOC  Louis Napoleon Bonaparte, sebagai Raja Belanda, memutuskan supaya VOC dibubarkan pada 31 Desember 1799.  Louis Napoleon Bonaparte kemudian menunjuk Herman Willem Daendels sebagai gubernur jendral di Indonesia.
  • 5. KEBIJAKAN-KEBIJAKAN DAENDELS Daendels dalam melaksanakan tugasnya melakukan beberapa hal, diantaranya sebagai berikut.  Membuat jalan raya dari Anyer sampai Panarukan dengan kerja rodi (kerja paksa),  membangun pabrik senjata di Semarang, dan  membangun pangkalan armada laut di Merak dan Ujung Kulon.
  • 6. KEBIJAKAN-KEBIJAKAN DAENDELS Untuk mendapatkan dana, Daendels menetapkan beberapa peraturan:  penyerahan pajak berupa hasil bumi (Contingenten),  kewajiban menjual hasil bumi hanya kepada pemerintah Belanda dengan harga yang telah ditetapkan (Verplichte Leverantie), dan  kewajiban yang ditetapkan kepada rakyat Priangan untuk menanam kopi (Prianger Stelsel).
  • 7. KEKUASAAN INGGRIS DI INDONESIA  Kekuasaan Inggris di Indonesia dimulai sejak tahun 1811 setelah Inggris melakukan serangan darat dan laut atas wilayah kekuasaan Belanda di Pulau Jawa.  Akibat serangan tersebut, Belanda menyerah tanpa syarat dan menandatangani Perjanjian Tuntang pada 11 September 1811.
  • 8. PERJANJIAN TUNTANG Isi Perjanjian Tuntang:  Seluruh kekuatan militer yang berada di Asia Tenggara harus diserahkan pada Inggris.  Utang pemerintahan Belanda tidak diakui Inggris.  Pulau Jawa, Madura, dan semua pangkalan Belanda di luar Jawa menjadi wilayah kekuasaan Inggris.
  • 9. SIR THOMAS STAMFORD RAFFLES EIC melalui Lord Minto menunjuk Sir Thomas Stamford Raffles (1811-1813) sebagai gubernur jendral.
  • 10. KEBIJAKAN-KEBIJAKAN RAFFLES Kebijakan penting yang dilakukan Raffles antara lain:  Membagi wilayah Pulau Jawa menjadi 16 daerah Kerasidenan. Hal itu dimaksudkan untuk memudahkan mengatur dan mengawasi Pulau Jawa.  Raffles juga menghapus kerja rodi.  Menghapus semua kebijakan Daendels.  Mengadakan sistem pemungutan sewa tanah.
  • 11. KEMBALINYA KEKUASAAN BELANDA DI INDONESIA Tahun 1814, Belanda kembali menguasai Indonesia melalui Konvensi London. Selanjutnya, Pemerintah Kolonial Belanda dipegang oleh sebuah komisi yang beranggotakan Van der Capellen, Elout, dan Buyskes.
  • 12. KEBIJAKAN PEMERINTAH INGGRIS DI BIDANG EKONOMI DI INDONESIA Pada masa pemerintahan Thomas Stamford Raffles, pemerintah kolonial Inggris menerapkan kebijakan ekonomi yang berdasarkan asas liberal.  Kebijakan tersebut adalah Landrent System (sistem sewa tanah). Raffles berpendirian bahwa semua tanah adalah milik raja yang berdaulat. Jadi, semua tanah milik pemerintah Inggris. Orang yang ingin memiliki tanah harus penyewanya dari pemerintah dan membayar sewa pajak yang disebut sewa tanah.
  • 13. KEBIJAKAN PEMERINTAH BELANDA DI BIDANG EKONOMI DI INDONESIA Pada masa pemerintahan Herman Willem Daendels, kebijakan ekonomi dilakukan untuk mengatasi kesulitan keuangan yang dialami oleh pemerintah Belanda, yaitu:  Pemerintah Belanda menjual tanah-tanah milik Gubernemen kepada pihak partikelir.  kebijakan Cultuurstelsel atau Sistem Tanam Paksa. Adapun pokok-pokok kebijakan ini adalah bahwa berdasarkan perjanjian, penduduk Indonesia menyediakan seperlima tanahnya untuk ditanami tanaman-tanaman yang ditetapkan Gubernemen.  Membuka kesempatan kepada pihak swasta untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
  • 14. UNDANG UNDANG AGRARIA Untuk menjamin kepentingan rakyat dan para pemodal, pada tahun 1870 ditetapkan Undang-undang Agraria. Isi undang-undang ini adalah sebagai berikut.  Gubernur Jenderal tidak diperbolehkan menjual tanah milik pemerintah. Tanah itu dapat disewakan paling lama 75 tahun.  Tanah milik pemerintah antara lain, tanah yang belum dibuka, tanah yang berada di luar wilayah milik desa dan penghuninya, serta tanah milik adat.  Tanah milik penduduk antara lain semua sawah, ladang, dan sejenisnya yang dimiliki langsung oleh penduduk desa. Tanah semacam itu boleh disewa oleh pengusaha swasta selama lima tahun.
  • 15. KEBIJAKAN PEMERINTAH INGGRIS DI BIDANG POLITIK DI INDONESIA Di bawah pemerintahan Raffles, Inggris dapat menanamkan pengaruh politik di Indonesia meskipun hanya terbatas di Jawa.  Saat itu, Raffles membagi Pulau Jawa menjadi 16 keresidenan.  Tiap-tiap keresidenan dibentuk badan pengadilan (landraad).
  • 16. KEBIJAKAN PEMERINTAH BELANDA DI BIDANG POLITIK DI INDONESIA Pada masa Daendels, pemerintah Belanda mengambil kebijakan untuk memperkuat angkatan bersenjatanya.  Pemerintah Belanda merekrut banyak orang Indonesia untuk dijadikan tentara.  Membangun pabrik senjata di Semarang dan Surabaya.  Membangun jalan raya dari Anyer sampai Panarukan dengan kerja rodi.  Untuk menyukseskan kebijakan ini, pemerintah Belanda tidak segan-segan memecat pejabat-pejabat pemerintah maupun kerajaan yang menentang. Contohya adalah Sultan Banten dan Sultan Cirebon.
  • 18. KEBIJAKAN PEMERINTAH INGGRIS DI BIDANG SOSIAL BUDAYA DI INDONESIA  Pada masa Raffles, pemerintah kolonial memberi bantuan kepada para ahli pengetahuan seperti Horsfield, Crawford, dan Mackensie untuk menyelidiki peninggalan sejarah kuno di Indonesia.  Pemerintah Raffles juga membantu lembaga- lembaga kebudayaan, seperti Lembaga Betawi untuk memajukan kebudayaannya.  Raffles sendiri kemudian menerbitkan buku yang berjudul History of Java pada tahun 1817.
  • 19. KEBIJAKAN PEMERINTAH BELANDA DI BIDANG SOSIAL BUDAYA DI INDONESIA Pemerintahan Belanda melaksanakan Politik Pintu Terbuka. Menerapkan kebijakan (politik) Etis. Kebijakan ini meliputi bidang transmigrasi, irigasi, dan pendidikan.
  • 20. PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH BELANDA TERHADAP KEHIDUPAN EKONOMI DI INDONESIA  Pada masa Herman Willem Daendels, pemerintah kolonial mengerahkan tenaga rakyat Indonesia untuk kerja rodi.  Akibatnya, tidak sedikit korban yang meninggal dari kebijakan ini.  Selain itu, kemiskinan dan kemelaratan timbul di mana-mana. Hal ini terjadi karena rakyat tidak memiliki kesempatan untuk mengerjakan sawah, ladang, dan peternakannya. Seluruh waktunya dihabiskan untuk kerja rodi.
  • 21. PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH BELANDA TERHADAP KEHIDUPAN EKONOMI DI INDONESIA Terdapat pula penyimpangan-penyimpangan dalam melaksanakan kebijakan Sistem Sewa tanah, sebagai berikut:  Tanah yang diserahkan untuk ditanami tanaman ekspor lebih dari seperlima, bahkan kadang-kadang setengahnya.  Tanah yang dipilih untuk ditanami tanaman ekspor adalah tanah yang subur sehingga tanah yang tersisa untuk penduduk hanya tanah-tanah yang kurang subur.  Waktu bekerja pada pemerintah untuk masyarakat yang tidak memiliki lahan lebih dari ketentuan 66 hari.  Lahan yang disediakan untuk tanaman ekspor tetap dikenakan pajak.  Setiap kelebihan hasil panen dari jumlah pajak yang harus dibayar tidak dibayarkan kembali kepada rakyat.  Kegagalan panen tanaman wajib tetap menjadi tanggung jawab rakyat.
  • 22. PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH INGGRIS TERHADAP KEHIDUPAN EKONOMI DI INDONESIA Pada masa Thomas Stamford Raffles, pemerintah kolonial menerapkan kebijakan ekonomi liberal. Namun, dalam kenyataannya kebijakan ini tidak dapat dilaksanakan. Hal ini disebabkan oleh kendala-kendala berikut.  Sistem feodal telah berakar dan menjadi tradisi di Indonesia.  Pegawai pemerintahan yang cakap untuk mengendalikan pelaksanaan sistem ini jumlahnya terbatas.  Rakyat Indonesia belum siap menerima sistem yang baru.  Kepemilikan tanah masih berciri tradisional.
  • 23. PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL TERHADAP KEHIDUPAN POLITIK DI INDONESIA  Kedatangan bangsa Barat ke Indonesia berpengaruh pada kekuasaan para penguasa lokal seperti raja, sultan, dan adipati. Mereka tidak lagi memiliki kekuasaan yang besar karena sering dicampuri pemerintah kolonial.  Dengan kenyataan seperti ini, tidak jarang bahwa kekuasaan penguasa lokal terhadap wilayahnya hanya secara de jure (hukum), tetapi secara de facto (nyatanya) dikuasai oleh pemerintah kolonial.
  • 24. PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL DI INDONESIA Munculnya kelompok masyarakat berdasarkan golongan, yaitu:  Kelompok masyarakat Eropa menempati kelas teratas.  Kelas di bawahnya adalah kelompok masyarakat bangsawan.  Kelompok masyarakat jelata menempati kelas terendah.
  • 25. PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL TERHADAP KEHIDUPAN BUDAYA DI INDONESIA  Bangsa Barat memiliki kebiasaan dan tradisi tertentu. Kedatangan mereka berpengaruh pada budaya lokal.  Muncul berbagai tradisi barat yang kemudian berkembang dalam masyarakat pribumi, khususnya di kalangan bangsawan, seperti tradisi dansa.  Selain itu, banyak tradisi kerajaan lokal yang luntur setelah campur tangan Belanda. Tradisi lokal juga ada yang berakulturasi dengan budaya Barat (Belanda) terutama di Jawa.
  • 26. PERLAWANAN RAKYAT INDONESIA TERHADAP PEMERINTAH KOLONIAL  Perlawanan rakyat Indonesia terhadap Inggris tidak terjadi reaksi yang berarti.  Perlawanan rakyat Indonesia terhadap Belanda terjadi di Maluku, Jawa, Sumatra Barat, Aceh, Sumatra Utara, Bali, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan perlawanan rakyat yang berupa gerakan sosial.
  • 27. PERLAWANAN RAKYAT MALUKU TERHADAP PEMERINTAH KOLONIAL  Pemberontakan timbul sebagai reaksi masyarakat Maluku atas kedatangan kembali Belanda ke daerah Maluku.  Perlawanan rakyat Maluku berkobar di Pulau Saparua. Perlawanan ini dipimpin oleh Thomas Mattulessia (Pattimura). Saat itu Benteng Duurstede di pulau itu berhasil dihancurkan oleh pasukan Maluku.  Untuk memadamkan perlawanan rakyat Maluku ini, Maluku diblokade oleh Belanda. Rakyat akhirnya menyerah karena kekurangan makanan.  Untuk menyelamatkan rakyat dari kelaparan, Pattimura menyerahkan diri dan dihukum mati.  Pemimpin perlawanan digantikan oleh Christina Martha Tiahahu, seorang pejuang perempuan. Ia berhasil ditangkap, kemudian diasingkan ke Pulau Jawa, ia meningggal di perjalanan.
  • 28. KAPITEN PATTIMURA Thomas Mattulessia, dikenal juga sebagai Pattimura. Salah satu tokoh perlawanan rakyat Maluku terhadap Belanda.
  • 29. SEBAB-SEBAB UMUM MUNCULNYA PERANG DIPONEGORO  Kekuasaan raja Mataram semakin kecil dan turun wibawanya. Terjadi pemecahan wilayah menjadi 4 kerajaan kecil, yaitu Surakarta, Ngayogyakarta, Mangkunegaran, dan Paku Alam.  Kaum bangsawan merasa penghasilan mereka berkurang. Daerah yang dulu dibagikan kepada para bangsawan, diambil oleh Beanda.  Rakyat merasa tertindas. Rakyat harus kerja rodi membayar pajak tanah.
  • 30. SEBAB-SEBAB KHUSUS MUNCULNYA PERANG DIPONEGORO Pembuatan jalan yang dilakukan oleh Belanda melewati makam leluhur Pangeran Dipenogoro di Tegal Rejo. Patih Danurejo IV yang merupakan kaki tangan Belanda memerintahkan memasang patok-patok tersebut. Peristiwa ini berkali-kali, sampai akhirnya Belanda melakukan serangan tiba-tiba.
  • 31. PERANG DIPONEGORO (1825-1830)  Menghadapi pasukan Diponegoro ini, Belanda melakukan strategi untuk memperlemah kekuatan musuh. Mereka mengangkat kembali Sultan Sepuh (HB II). Ini bertujuan agar para bangsawan yang membantu Diponegoro kembali ke istana.  Untuk mempersempit ruang gerak Diponegoro, Jenderal de Kock menciptakan Strategi Benteng Stelsel.  Pada tahun 1830, Pangeran Diponegoro diajak berunding oleh Jenderal De Kock di Magelang. Di dalam perundingan ini Pangeran Diponegoro ditangkap lalu diasingkan ke Manado dan dipindahkan ke Makassar hingga akhir hayatnya.
  • 32. PERLAWANAN RAKYAT SUMATRA BARAT TERHADAP PEMERINTAH KOLONIAL  Perlawanan terhadap kekuasaan Belanda di Sumatra mula-mula berkobar di Minangkabau (Sumatra Barat).  Perlawanan terhadap pemerintah Hindia Belanda tersebut dimulai dengan perang saudara antara kaum Adat dan kaum Padri. Pada tahun 1821, Belanda masuk dalam perselisihan kedua golongan ini. Belanda memihak kaum Adat sehingga berkobarlah perlawanan antara kaum Padri melawan Belanda.  Pimpinan Padri mula-mula dipegang oleh Tuanku nan Renceh, kemudian oleh Datuk Bendaharo, Tuanku Pasaman, dan Malim Basa. Malim Basa kemudian dikenal sebagai Tuanku Imam Bonjol.  Pada tahun 1837, wilayah Bonjol direbut Belanda dan Imam Bonjol ditangkap. Ia dibuang ke Ambon kemudian ke Minahasa.  Perang perlawanan terhadap Belanda diteruskan oleh Tuanku Tambusi. Namun, tidak lama kemudian perang dapat diakhiri.
  • 33. PERANG PADRI Perang Padri dapat dibagi ke dalam 3 tahap, yaitu sebagai berikut.  Tahun 1821–1825, ditandai dengan meluasnya perlawanan rakyat ke seluruh daerah Minngkabau.  Tahun 1825–1830, ditandai dengan meredanya pertempuran karena Belanda berhasil mengadakan perjanjian dengan kaum Padri yang mulai melemah. Ketika itu, Belanda sedang memusatkan perhatiannya pada Perang Dipenogoro di Jawa.  Tahun 1830–1838, ditandai dengan perlawanan Padri yang meningkat dan penyerbuan Belanda secara besar-besaran. Diakhiri dengan tertangkapnya pemimpin-pemimpin Padri.
  • 34. TUANKU IMAM BONJOL Tuanku Imam Bonjol, salah satu tokoh perlawanan rakyat Sumatra Barat melawan Belanda.
  • 35. PERLAWANAN RAKYAT ACEH TERHADAP PEMERINTAH KOLONIAL  Penyebab terjadinya Perang Aceh terutama karena nafsu Belanda untuk menguasai daerah Aceh.  Laskar Aceh dipimpin oleh Panglima Polim, Teungku Cik Di Tiro, Teuku Ibrahim, Teuku Umar bersama istrinya Cut Nyak Dien.
  • 36. PERLAWANAN RAKYAT ACEH TERHADAP PEMERINTAH KOLONIAL  Untuk mengatasi perlawanan rakyat Aceh tersebut, Belanda kemudian menggunakan usul Dr. Snouck Hurgronje dalam bukunya “De Atjehers”.  Dalam bukunya tersebut, ia mengusulkan agar rakyat Aceh diadu domba kemudian diserang habis- habisan.
  • 37. PERLAWANAN RAKYAT ACEH TERHADAP PEMERINTAH KOLONIAL  Tugas penyerangan Aceh diserahkan kepada Kolonel J.B. Van Heutz yang segera membentuk Marsose (pasukan gerak cepat).  Satu per satu para pemimpin Aceh gugur dan menyerah. Teuku Umar gugur di Meulaboh. Panglima Polim dan Sultan Muhammad Dawod Syah menyerah.  Kemudian diadakan perjanjian yang disebut Pelakat Pendek. Berdasarkan perjanjian ini, Aceh mengakui kekuasaan Belanda dan patuh pada perintah-perintahnya. Aceh juga bersedia tidak berhubungan dengan negara lain.
  • 38. PERLAWANAN RAKYAT SUMATRA UTARA TERHADAP PEMERINTAH KOLONIAL  Perlawanan rakyat Sumatra terhadap Belanda juga terjadi di Tapanuli selama kurang lebih 29 tahun, dimulai tahun 1878 dan berakhir tahun 1907.  Tentara Belanda yang berkedudukan di Tarutung diserang pasukan Si Singamangaraja XII yang bermarkas di Bakkara.  Dalam penyerangan Belanda di bawah pimpinan Hans Christoffel pada tanggal 17 Juni 1907, Si Singamangaraja XII yang memusatkan pertahanan terakhir di Dairi berhasil ditembak Belanda, mengakibatkan gugurnya Si Singamangaraja XII. Hal ini membuat berakhirnya perang Tapanuli.
  • 39. SI SINGAMANGARAJA XII Si Singamangaraja XII, salah satu tokoh perlawanan rakyat Sumatra Utara melawan Belanda.
  • 40. PERLAWANAN RAKYAT BALI TERHADAP PEMERINTAH KOLONIAL  Pada masa itu, pemerintah Belanda dan raja-raja di Bali sudah memiliki satu perjanjian,yang berkaitan dengan Hak Tawan Karang.  Hak Tawan Karang adalah hak para raja Bali untuk merampas kapal-kapal yang karam di perairan Bali.  Raja Buleleng merampas kapal Belanda yang karam di wilayah perairannya. Tindakan raja Buleleng ini tidak diterima oleh pemerintah Belanda. Belanda menyerang Buleleng dan berhasil merebut istana Buleleng. Raja Buleleng kemudian menyingkir ke Jagaraga.  Tiga tahun kemudian, Belanda melancarkan serangan besar- besaran terhadap kerajaan-kerajaan di Bali. Pasukan Belanda ini dipimpin oleh Jenderal Michiels. Jagaraga kemudian dapat direbut. Setelah Jagaraga, Klungkung, Karangasem, dan Gianyar juga dapat direbut Belanda.
  • 41. PERLAWANAN RAKYAT SULAWESI SELATAN TERHADAP PEMERINTAH KOLONIAL  Kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan banyak yang masih mengadakan perlawanan terhadap Pemerintah Belanda. Kerajaan-kerajaan tersebut antara lain Kerajaan Soppeng, Kerajaan Tanete yang dipimpin oleh Raja La Patau, dan Kerajaan Bone.  Perlawanan diawali oleh tindakan Gubernur Jendral Van der Capellen yang ingin memperbaiki Perjanjian Bongaya, ketiga kerjaan tersebut menentang keras usaha tersebut.  Pasukan gabungan Belanda di bawah pimpinan de Stuers, dapat mematahkan perlawanan Kerajaan Soppeng dan Tanete.  Perlawanan selanjutnya tetap dilakukan Kerajaan Bone di bawah pimpinan Sultan Bone, Raja Putri.  Pada tahun 1825, akhirnya Kerajaan Bone dapat ditaklukan.
  • 42. VAN DER CAPELLEN Van der Capellen Gubernur Jendral Belanda yang ingin memperbaiki Perjanjian Bongaya, tetapi mendapat perlawanan dari rakyat Sulawesi Selatan.
  • 43. PERLAWANAN RAKYAT KALIMANTAN SELATAN TERHADAP PEMERINTAH KOLONIAL Perlawanan rakyat Banjar terhadap Pemerintah Belanda meletus pada tahun 1859 disebabkan rakyat dan beberapa bangsawan Banjar tidak senang dengan campur tangan Belanda terhadap pengangkatan Pangeran Tamjid Illah menjadi sultan. Padahal, yang lebih berhak menjadi sultan adalah Pangeran Hidayat.
  • 44. PERLAWANAN RAKYAT KALIMANTAN SELATAN TERHADAP PEMERINTAH KOLONIAL Perlawanan rakyat Banjar berlangsung hampir setengah abad. Perlawanan rakyat Banjar jika dilihat dari corak perlawanan terbagi menjadi dua jenis, yaitu:  Perlawanan ofensif (mengadakan serangan) yang berlangsung dari tahun 1859–1863 di bawah pimpinan Pangeran Antasari.  Perlawanan defensif (mengadakan pertahanan) yang berlangsung dari tahun 1863–1905 dipimpin oleh Gusti Matsaid, Pangeran Mas Natawijaya, Tumenggung Surapati, Tumenggung Naro, Penghulu Rasyid, Gusti Matseman, dan Pangeran Perbatasari.
  • 45. GERAKAN SOSIAL  Gerakan Para Petani muncul akibat tindakan sewenang- wenang para tuan tanah yang berkuasa yang menindas dan memeras para petani. Berkembang di Ciomas, Surabaya, dan Semarang.  Gerakan Ratu Adil muncul di Sidoarjo dan Kediri. Gerakan ini berkembang karena adanya kepercayaan bahwa akan datang Sang Ratu Adil. Ratu Adil itu akan membebaskan masyarakat dari kesengsaraan termasuk kesengsaraan akibat tekanan yang dilakukan pemerintah Belanda.  Gerakan keagamaan muncul sebagai suatu reaksi dari pengaruh Barat yang dibawa oleh orang-orang Belanda di Indonesia. Gerakan ini bertujuan untuk memurnikan kembali masyarakat muslim kepada ajaran agama Islam. Berkembang di Pekalongan.