SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 25
TUGAS AKHIR PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN A


PERANAN HYGIENE SANITASI MAKANAN DALAM MENCEGAH TERJADINYA
                  PENYAKIT BAWAAN MAKANAN




                          DISUSUN OLEH:

                   NAMA: KHOLISOTUL HIKMAH

                         NIM: C4.11.01.032




                                                             1
BAB II

                         PENYAKIT BAWAAN MAKANAN

A.   Penyakit Bawaan Makanan

     Penyakit bawaan makanan merupakan penyakit yang terjadi akibat dari makanan
yang dikonsumsi seperti proses pengolahan yang tidak saniter dan lain sebagainya.
Penyakit bawaan makanan umumnya menunjukkan gejala gangguan saluran pencernaan
dengan rasa sakit perut, diare dan kadang-kadang muntah. Penyakit ini timbul akibat
mengonsumsi makanan yang mengandung bakteri ganas dalam jumlah banyak,
mengandung racun bakteri, atau mengandung bahan kimia berbahaya.

     Beberapa penyakit bawaan makanan dapat digolongkan sebagai berikut:
1.   Penyakit Bawaan Makanan Karena Virus

     Penyakit ini diakibatkan oleh peran dari virus yang terkandung dalam makanan
yang telah terkontaminasi.

a.   Rotavirus

     Penyebaran rotavirus terjadi melalui rute oral fekal, yaitu muncul secara serentak.
Gejala yang timbul antara lain diare berupa buang air besar yang berupa air (watery),
demam, nyeri perut, dan muntah-muntah, sehingga terjadi dehidrasi. Gejala utama
Gastroenteritis virus adalah diare berair berbusa, tidak ada darah lendir dan berbau asam
serta muntah. Gejala lainnya adalah sakit kepala, demam, menggigil, dan sakit perut.
     Pengobatannya yaitu dengan cara penggantian cairan dan pengembalian
keseimbangan elektrolit baik secara intravena maupun oral. Mengingat penyakit diare
rotavirus sangat mudah menular, maka perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan.
b.   Norovirus
Norovirus merupakan virus yang berasal dari golongan Norwalk virus. Merupakan virus
utama penyebab penyakit perut. Penyebab penyakit perut dan penyakit berbahaya lainnya
yang menyangkut pencernaan. Gejala penyakitnya sering terlihat pada penderita diare.

                                                                                       2
Sering kali dijumpai dalam air yang tidak bersih, kerang-kerangan, es, telur, salad, dan
berbagai makanan kontaminan lainnya. Masa inkubasinya berkisar 1-2 hari.
c.     Virus Hepatitis
Virus hepatitis A dapat menular melalui berbagai cara seperti kontak orang ke orang atau
melalui konsumsi makanan dan minuman yang telah terkontaminasi. Orang yang telah
terinfeksi virus hepatitis A dapat menjadi sumber penularan virus yang mengontaminasi
makanan sehingga orang-orang ini tidak diperbolehkan menangani makanan meskipun
mereka tidak terlihat sakit. Oleh karena itulah, orang-orang yang bekerja menangani
makanan, seperti di restoran atau pabrik makanan, harus diberi vaksinasi hepatitis A.


2.     Penyakit Bawaan Makanan Karena Bakteri
a.      Penyakit Infeksi Karena Makanan
      Demam Tifoid atau Paratifus
       -   Penyebab infeksi tifus adalah Salmonella typhosa.
       -   Manusia adalah satu-satunya kuman penyakit ini, yaitu penderita dan orang-
           orang yang menjadi karier.
       -   Pemindahan terjadi oleh penjamah makanan melalui kontak dengan jari tangan
           yang tidak bersih. Kuman dapat juga dipindahkan oleh serangga seperti lalat.
      Kolera
       -   Penyakit kolera disebabkan oleh Vibrio cholera dan Vibrio cholera bio type El
           Tor.
       -   Sumber kuman adalah manusia. Penularan melalui air dan makanan yang
           tercemar oleh tinja penderita atau karier.
       -   Pada umumnya pencegahan sama dengan tifoid tetapi vaksinasi pada kolera
           tidak banyak bermanfaat.
      Disentri Basiler
       -   Penyebab penyakit disentri basiler adalah bakteri dari genus Shigella antara lain
           Shigella dysentriae.
       -   Sumber infeksi adalah penderita atau karier.



                                                                                          3
-   Penularan dapat terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung yaitu
           melalui makanan atau alat makanan yang tercemar basil tersebut. Juga dapat
           ditularkan melalui air, susu dan serangga.
       -   Pencegahan seperti tifus. Belum ada vaksin yang tepat (sementara masih vaksin
           TCD)
b.      Keracunan Makanan (Food Poisoning)

        Penyakit bawaan makanan yang tergolong dalam keracunan makanan (food
poisoning) ini disebabkan oleh toksin yang dikeluarkan oleh bakteri yang tumbuh dalam
makanan. Disebut keracunan karena yang menyebabkan sakit adalah racun dari bakteri,
bukan karena bakterinya sendiri. Bila dipanaskan bakteri akan mati tetapi toksinnya akan
tetap stabil dan menimbulkan kesakitan.

      Keracunan Makanan Karena Staphylococcus
       -   Bakteri staphylococcus pindah dari tangan atau bersin (batuk) pekerja dapur
           atau penyaji makanan yang kemudian disimpan dalam suhu yang tidak tepat
           misalnya dibiarkan dalam suhu kamar dalam waktu yang cukup lama.
       -   Makin lama makanan tersimpan dalam suhu kamar, semakin banyak toksin
           yang dihasilkan.
      Keracunan Makanan Karena Clostridium botullinum
       -   Toksin dihasilkan dari bakteri Clostridium botulinum yang mencemari makanan
           kaleng yang diproses tidak baik yakni kemasukan spora bakteri dan lain
           sebagainya.
       -   Sumber kuman adalah tanah, air, dan usus binatang termasuk ikan. Penyakit ini
           terjadi setelah menelan makanan yang mengandung toksin yakni makanan
           kaleng atau dalam botol yang pada wkatu pembuatannya tidak dipanasi
           sebagaimana mestinya.
      Keracunan Makanan Karena Vibrio parahaemolyticus
       -   Penyebabnya adalah Vibrio parahaemolyticus yang mengandung antigen yang
           dapat menimbulkan reaksi pada orang yang terkena.



                                                                                      4
-   Sumber adalah perairan pantai, terdapat bebas di air laut maupun dalam ikan
           dan kerang-kerangan. Pemindahan ke manusia terjadi jika orang memakan
           makanan laut yang mentah atau tidak dimasak sempurna.
3.     Penyakit Bawaan Makanan Karena Protozoa

       Penyakit ini disebabkan oleh binatang yang hanya terdiri dari satu sel saja seperti
Entamoeba hystolica (disentri amuba) dan Giardia lamblia (giardiasis). Gejala amubiasis
adalah diare dengan tinja berlendir atau berdarah, sakit perut dan mules. Sedangkan
giardiasis ditandai dengan rasa tidak enak perut dan tinja menjadi encer. Pemindahan
terjadi melalui air yang tercemar atau tanga pengolah makanan yang sedang terkena
penyakit atau bahkan sayuran mentah yang tercemar kotoran.

       Cara mencegah adalah dengan memasak sayuran atau jika akan dimakan mentah
dicuci bersih bahkan kalau perlu dengan zat anti hama kemudian dibilas. Pengelola
makanan harus menjaga hygiene perorangan secara baik, dan bila sakit atau menjadi
karier kuman jangan biarkan mengolah makanan.

4.     Penyakit Bawaan Makanan Karena Parasit

       Parasit yang dimaksud cenderung mengarah pada parasit cacing. Penyakit bawaan
makanan yang disebabkan oleh cacing cukup banyak seperti cacing gelang (Ascaris
lumbricoides), cacing kremi (Oxyuris vermicularis), cacing pita (Taenia saginata dan
Taenia solium), Trichinella spiralis (paling berbahaya) dan lain-lain.

5.     Penyakit Bawaan Makanan Bukan Karena Kuman
a.     Berasal dari Tanaman
      Jamur

       Racun yang berasala dari jamur disebut dengan mikotoxin. Salah satu mikotoxin
dari aflatoxin yang sering terdapat pada kacang-kacangan yang ditumbuhi jamur.
Aflatoxin sangat toksin pada hati. Jika toksin ini termakan dalam jumlah sedikit tetapi
dalam jangka waktu yang lama, maka dapat menimbulkan kanker hati.


                                                                                        5
No        Mikotoksin       Kapang penghasil          Penyakit       Bahan Pangan

                                                                       Kacang tanah,
                                                      Kegagalan
                              Aspergillus flavus,                     kacang-kacangan
   1        Alfatoksin                                fungsi hati,
                                A. parasiticis                          lain, jagung
                                                      kanker hati
                                                                          serealia

                                 Penicillium         Pembentukan
                                cyclopium, P.           tumor,         Jagung, barley,
   2      Asam penisilat
                                martensii, P.         kerusakan       kacang-kacangan
                             chraceus, P. melleus        ginjal

   3        Ergotoksin       Claviceps purpurea      Kerusakan hati       Serelia

                                Ochraceus, A.
           Okratoksin A
                                  mellus, A.                          Jagung, kacang-
   4                                                 Kerusakan hati
                                sulphureus, P.                        kacangan, barley
                                 viridicatum

                                 A.
                                                       Kerusakan
                             clavatus, P. patulum,                    Apel dan produk-
   5          Patulin                                 hati, Kanker
                                 P. expansum                            produk apel
                                                           hati

         Alimentary Toxic
   6                          Cladosporium sp.,      Kerusakan hati      Biji-bijian
          aleukia (ATA)

                                       regulosus,
                                A. nidulans, A.       Sirosis hati,
   7      Sterigmatosistin                                              Gandum, oat
                             versicolor, P. luteum    kanker hati


                                                       Kerusakan        Jagung dan
   8        Zearalenon         Gibberella zeae
                                                         Hati             serelia

                                                     Nekrosis hati,
   9        Luteoskyrin         P.islandicum                           Tepung beras
                                                      kanker hati

 Umbi-umbian

       Salah satu zat racun yang dihasilkan oleh tanaman adalah sianida yang biasa
terdapat dalam umbi tanaman tertentu dalam bentuk senyawa KCN atau potassium
sianida. Di dalam lambung KCN bereaksi dengan asam lambung maka terbentuk gas



                                                                                         6
sianida (HCN) yang akan mengikat zat merah darah (Hb) sehingga darah tidak dapat
mengikat zat asam (oksigen) dan berakibat kematian.

b.    Makanan Laut

      Makanan laut seperti kerang, remis dan kepiting kadang-kadang dalam waktu
tertentu mengandung zat yang berbahaya terhadap manusia. Hal ini terjadi apabila kerang
atau kepiting tersebut memakan sejenis ganggang laut yang mengandung racun. Oleh
karena itu untuk mencegah keracunan, kita harus memperhatikan kebiasaan-kebiasaan
yang terjadi setempat.

c.    Zat Kimia Berbahaya dalam Makanan

      Zat kimia berbahaya dapat masuk ke dalam makanan baik secara sengaja seperti
pewarna, penyedap rasa atau bahan pengawet yang berbahaya. Zat kimia berbahay dapat
pula masuk ke dalam makanan secara tidak sengaja akibat kelalaian.

B.   Peranan Makanan dalam Penyebaran Penyakit Bawaan Makanan
1.   Agent

      Makanan sebagai agent, makanan itu sendiri berperan sebagai penyebab penyakit
karena secara ilmiah mengandung zat – zat beracun. Contohnya adalah jamur atau
tanaman lainnya yang telah mengandung racun atau toksin secara alami. Contoh lainnya
adalah gadung, tempe bongkrek, daging sapi yang terinfeksi virus Anthrax, jengkol
(asam jengkolat) dan lain sebagainya.

2.   Vehicle

      Adalah pembawa penyakit secara mekanik tanpa perkembangbiakan atau hanya
sekedar perantara. Makanan itu hanya berperan sebagai pembawa penyakit sedangkan
makanan itu sendiri tidak mengandung racun. Contohnya adalah parasit cacing, arsen
atau bahkan lalat.




                                                                                     7
3.   Media

Makanan dapat dijadikan tempat berkembang biaknya mikroorganisme, dimana
mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak dalam makanan tersebut, sehingga jika
makanan tersebut di konsumsi maka akan menimbulkan penyakit. Contohnya toksin,
jamur dan virus lainnya. Kontaminan yang jumlahnya kecil jika dibiarkan dalam
makanan pada suhu dan waktu yang cukup maka akan menyebabkan wabah yang serius.

C.   Kontaminasi Makanan (Pencemaran Makanan)

     Kontaminasi makanan adalah terdapatnya bahan atau organism berbahaya baik
secara sengaja maupun tidak sengaja. Kontaminasi makanan dapat terjadi melalui 2 cara,
yaitu kontaminasi langsung dan tidak langsung (silang). Kontaminasi langsung adalah
kontaminasi yang terjadi pada bahan makanan mentahyang diperoleh dari tempat hidup
atau asal bahan makanan tersebut. Bersifat seperti agent, misalnya tempe bongkrek.
Sedangkan kontaminasi silang adalah kontaminasi pada bahan makanan mentah atau
masak melalui perantara.Bersifat seperti vehicle atau media, misalnya serangga, tikus,
peralatn yang digunakan maupun penjamah makanannya sendiri.

1.   Kontaminan Fisik

     Bahan pencemar makanan fisik adalah berupa kontaminan yang dapat terlihat
secara kasat mata. Keberadaanya karena dibawa oleh hewan maupun oleh manusia atau
penjamah makanan yang mengelola makanan dengan tidak hygienis (bersih). Contoh dari
kontaminan makanan yang bersifat fisik adalah debu, tanah, batu, kaca, rambut, kotoran
hewan, peniti, jarum, daun, bagian dari hewan seperti bulu atau hewan seperti cicak,
serangga dan lain sebagainya.

     Sumber bahan pencemar fisik dapat terjadi pada kondisi tempat pengolahan
makanan yang tidak bersih, penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi yang tidak
baik sehingga memungkinkan terdapatnya debu dan tanah serta kontaminasi oleh tikus
dan serangga, hadirnya binatang peliharaan seperti kucing, ayam dan burung pada tempat
pengolahan makanan dapat menimbulkan kontaminasi secara fisik pada makanan.

                                                                                    8
Demikian juga manusia yang mengelola makanan yang tidak menggunakan pakaian
kerja, tutup rambut yang baikdan cara pencucian alat masak dan penyimpanannya dapat
menimbulkan kontaminasi oleh rambut manusia dan debu.

2.   Kontaminan Kimia

      Kontaminan kimiawi adalah berbagai macam bahan atau unsure kimia yang
menimbulkan pencemaran atau kontaminasi pada bahan makanan. Beradanya jenis bahan
pencemar ini karena dimasukkan sengaja ke dalam makanan seperti bahan pengawet,
pewarna, dan bahan tambahan lainnya dalam jumlah yang melebihi takarannya. Pestisida
mempunyai efek racun, namun masih digunakan juga dalam kegiatan pertanian karena
mempunyai nilai yang penting yaitu untuk membunuh hama tananaman termasuk
serangga, efek racun dapat dihindari melalui penggunaan pestisida secara aman dan
bijaksana sesuai persyaratan kesehatan, misalnya pestisida yang mempunyai daya urai
yang tinggi sehingga tidak menimbulkan residu yang membahayakan.

      Berbagai jenis bahan dan unsure kimia berbahaya dapat berada dalam makanan
melalui berbagai cara, antara lain:

a.   Terlarutnya lapisan alat pengolah karena digunakan untuk mengolah makanan yang
     dapat melarutkan zat kimia dalam pelapis. Bahan makanan asam dapat melarutkan
     tembaga dan bismuth yang terdapat dalam alat pengolah.
b.   Logam yang terakumulasi pada produk perairan misalnya kerang atau tanaman
     yang habitat asalnya tercemar.
c.   Sisa antibiotic, pupuk, insektisida, pestisida atau herbisida pada tanaman atau
     hewan.
d.   Bahan pembersih dan atau sanitaiser kimia pada peralatan pengolah makanan yang
     tidak bersih pembilasannya atau yang secara tidak sengaja mengontaminasi
     makanan karena penyimpanan yang berdekatan.
3.   Kontaminan Biologis

      Kontaminan biologis adalah organism hidup yang menimbulkan kontaminasi
dalam makanan. Organisme hidup yang sering menjadi kontaminasi atau pencemar
                                                                                  9
bervariasi mulai dari yang berukuran cukup besar seprti seranggasampai yang teramat
kecil, yaitu mikroorganisme. Mikroorganisme adalah pencemar yang wajib diwaspadai
karena keberadaannya dalam makanan sering tidak disadari sampai menimbulkan akibat
yang tidak diinginkan. Misalnya kerusakan makanan atau keracunan makanan.

      Jenis mikroorganisme yang sering menjadi pencemar bagi makanan adalah bakteri,
fungi, parasit dan virus.

a.   Bakteri

      Bakteri    memerlukan     factor-faktor   yang    kompleks     dalam     mendukung
perkembangannya. Faktor-faktor tersebut meliputi:

  Nutrisi/makanan
      Seperti makhluk hidup lainnya, bakteri juga memerlukan makanan untuk tumbuh
      dan berkembang biak. Biasanya makanan yang disukai manusia juga disukai
      bakteri, terutama makanan dengan kadar protein yang tinggi seperti makanan yang
      terbuat dari bahan telur, daging dan lain sebagainya. Bahan makanan tersebut akan
      lebih cepat basi dibandingkan makanan lain akibat tingkat kontaminasi bakteri
      yang rentan.
  Air
      Bakteri menyukai makanan dengan kadar air yang tinggi. Oleh karena itu biasanya
      kita akan mengurangi kadar air pada bahan makanan jika ingin bertahan lama
      (awet) seperti selai, telur asin, dodol dan lain sebagainya. Hal tersebut dikarenakan
      makanan tersebut tidak mengandung air yang cukup untuk pertumbuhan bakteri
      yang dapat merusak makanan.
  Suhu
      Bakteri yang bersifat merusak biasanya tumbuh optimal pada kisaran suhu            C-
            . Sehingga untuk menjaga kontaminasi mikroorganisme dalam makanan tidak
      menimbulkan dampak negative yang tidak diinginkan, makanan harus didinginkan
      pada suhu kurang dari      atau dengan dipanaskan pada suhu lebih dari         .
  Keasamam/pH

                                                                                         10
Bakteri perusak dan pathogen pada umumnya memerlukan pH lebih tinggi dari 4.6
     sampai dengan pH netral (7) untuk dapat tumbuh secara optimal. Dengan kata lain,
     makanan yang berkadar asam (pH) semakin mendekati netral maka makanan
     tersebut lebih bersifat rentan terkontaminasi bakteri.
b.   Fungi

     Jamur merupakan mikroorganisme multiseluler yang terkadang dapat dilihat
dengan mata langsung menyerupai benang putih atau berwarna pada permukaan
makanan yang terkontaminasi. Pada umumnya jamur yang sering mengontaminasi
makanan tidak pathogen melainkan merusak. Beberapa jenis jamur perlu diwaspadai
karena kemampuannya memproduksi racun atau toksin. Racun yang diproduksi jamur
disebut mycotoxin. Racun Aflatoxin yang dihasilkan jamur Aspergillus flavus yang
sering mencemari kacang-kacangan dapat menyebabkan gangguan pada hati. Cara
memetikannya adalah melalui pemanasan pada suhu 60 selama 10 menit.

c.   Parasit

     Kontaminan parasit pada makanan umumnya berasal dari kelompok cacing yang
hidup di usus. Misalnya cacing Trichinella spiralis atau cacing pita dapat masuk ke tubuh
manusia melalui makanan yang telah terkontaminasinya.

d.   Virus

     Ada beberapa jenis virus penyebab penyakit yang dapat disebarkan melalui
makanan antara lain virus hepatitis A, influenza dan poliomyelitis.

4.   Kontaminan Radioaktif

     Kontaminan radioaktif terjadi ketika muncul kebocoran nuklir dan sejenisnya yang
bersifat reaktif dan eksploitatif yang dapat mempengaruhi kehidupan biota lainnya.
Akibatnya semua bahan pangan tidak lagi layak dikonsumsi karena telah terkontaminasi
radioaktif seperti sinar alpha dan gamma yang dapat menyebabkan penyakit
degenerative.

                                                                                      11
D.   Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Makanan
1.   Lingkungan Fisik

         Adalah semua faktor fisik yang bersifat dapat mempengaruhi kualitas makanan,
yaitu:

a.   Air

         Air sangat diperlukan dalam proses pengolahan makanan mulai dari penyiapan
hingga penyajian sehingga beresiko sebagai factor penyebab penyakit. Solusinya adalah
dengan menggunakan air bersih sesuai dengan syarat fisik, kimia dan mikrobiologi.

b.   Tanah

         Tanah mengandung organism yang dapat membahayakan jika terbawa oleh
binatang perantara dan menyentuh makanan. Contonhya adalah pembungkus makanan
yang mengandung debu.

c.   Udara

         Adanya mikroorganisme di udara dapat terbawa oleh partikel debu atau ludah yang
disebarkan ketika bersin sehingga makanan dapat tercemar kapanpun. Oleh karena itu,
para penjamah makanan hendaknya menggunakan alat perlindungan diri (APD) seperti
masker dan tutup kepala ketika dalam proses pengolahan hingga penyajian. Makanan
yang tersaji juga harus dalam kondisi tertutup dengan tudung saji untuk menjaga
keamanan pangan.

2.   Lingkungan Kimia

         Segala bentuk atau produk senyawa kimia yang membahayakan jika terkontaminasi
dengan makanan.




                                                                                     12
a.   Pestisida

     Bahan makanan terutama sayuran rentan terkontaminasi oleh pestisida dikarenakan
pada saat pembiakan hingga pemanenan tanaman, petani akan menggunakan pestisida.
Jika tidak dicuci dengan benar dan bersih maka tidak menutup kemungkinan pastisida
akan ikut terkonsumsi oleh konsumen.

b.   Food additive

     Adalah jenis bahan tambahan makanan berbahaya yang dilarang secara resmi oleh
pemerintah akan tetapi masih digunakan secara sengaja oleh oknum tertentu untuk
mengambil keuntungan, misalnya formalin, boraks dan lain sebagainya.

c.   Antibiotik

     Antibiotik bersifat menghambat pertumbuhan mikroorganisme sehingga digunakan
oleh beberapa kalangan sebagai bahan pengawet meskipun dapat menimbulkan efek
berbahay jka telah terakumulasi dalam tubuh. Contohnya tetracycline (antibiotic pada
obat-obatan) yang biasa digunakan untuk mengawetkan ikan bandeng lama-kelamaan
akan menyebabkan konsumen resisten terhadap tetracycline.

d.   Logam-logam

     Logam-logam ini berasal dari peralatan atau kemasan yang tidak memenuhi syarat
dan berbahaya, seperti sterofoam atau plastic.

3.   Lingkungan Biologi

     Adalah factor-faktor biotic yang mempengaruhi kualitas makanan, meliputi:

a.   Jasad renik termasuk mikroba seperti Staphylococcus dan parasit berupa telur
     cacing
b.   Serangga dan tikus yang berperan sebagai vector penyakit bagi manusia
c.   Manusia selaku penjamah makanan memilki potensi yang besar dalam menentukan
     sehat tidaknya makanan
                                                                                 13
d.   Hewan ternak sebagai bahan makanan harus yang sehat untuk mencegah bawaan
     penyakit dari binatang.
e.   Tanaman atau tumbuhan sebagai bahan makanan harus memnuhi syarat sebagai
     tanaman yang bebas dari penyakit dan memerlukan proses pengolahan yang baik
     dan tepat.
4.   Lingkungan Radioaktif

     Adalah lingkungan eksploitatif yang membahayakan bagi kelangsungan hidup
manusia termasuk semua lingkungan biotic (bahan pangan). Suatu bahan pangan yang
telah terpapar bahan radioaktif seperti sinar alpha dan gamma dapat menyebabkan
penyakit degenratif jika dikonsumsi.




                                                                             14
BAB III
                           HYGIENE SANITASI MAKANAN
                              (PENYEHATAN MAKANAN)
A.   Pengertian

     Higiene adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada

usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut

berada (Widyati, 2002).


     Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi

kebersihan lingkungan dari subyeknya. Misalnya menyediakan air yang bersih untuk

keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah untuk mewadai sampah agar

tidak dibuang sembarangan (Depkes RI, 2004). Sanitasi adalah suatu upaya

pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan

lingkungan hidup manusia ( Widyati, 2002)


     Higiene dan sanitasi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena erat
kaitannya. Misalnya higienenya sudah baik karena mau mencuci tangan, tetapi
sanitasinya tidak mendukung karena tidak cukup tersedianya air bersih, maka mencuci
tangan tersebut tidak sempurna.

     Untuk mencapai tujuan makanan yang sehat, maka perlu adanya upaya hygiene
sanitasi makanan yang mendasar pada 6 (enam) prinsip sanitasi makanan:

B.   Upaya 1: Pengamanan Bahan Makanan

     Mengamankan bahan makanan adalah menjaga adanya kerusakan dan pencemaran
baik yang terbawa oleh bahan makanan ataupun faktor-faktor lingkungan yang akan
terkontaminasi dengan makanan. Penyebab kerusakan dan pencemaran terhadap


                                                                                     15
makanan terdiri dari beberapa jenis yaitu, kerusakan dan pencemaran mikrobiologi,
mekanis, fisik biologis dan kimia.

1.   Kerusakan Mikrobiologis

     Kerusakan mikrobiologis adalah kerusakan makanan karena adanya aktivitas
mikroorganisme seperti bakteri dan jamur yang mengontaminasi makanan. Biasa terjadi
pada bahan pangan mentah (susu), bahan setengah jadi maupun bahan jadi yang dikemas
di dalam botol atau kaleng.

2.   Kerusakan Mekanis

     Kerusakan mekanis adalah kerusakan yang disebabkan karena bahan mengalami
benturanmekanis yang terjadi selama pemanenan, transportasi ataupun penyimpanan.
Misalnya pada saat pemanenan, buah jatuh dan membentur permukaan hingga memar.
Contoh lainnya adalah umbi yang terkena cangkul saat panen dan penumpukan bahan
selama pengangkutan yang tidak memadai akan merusak bagian yang paling bawah.

3.   Kerusakan Fisik

     Kerusakan fisik adalah kerusakan bahan karena perlakuan fisik yang tidak tepat,
termasuk kerusakan warnadan tekstur bahan. Sebagai contoh adalah tomat yang
dikeringkan menggunakan sinar matahari langsung akan mengalami kerusakan fisik.
Seharusnya pengeringan cukup dengan diangin-anginkan agar tidak merusak bahan.

4.   Kerusakan Fisiologis

     Kerusakan fisiologis adalah kerusakan faal pada proses dalam makhluk hidup,
termasuk bahan pangan (secara alamiah). Contohnya adalah mangga yang telah diberi
anti-mikroba ternyata tetap mengalami pembusukan akibat proses fisiologis.




                                                                                 16
5.   Kerusakan Kimia

     Kerusakan kimiawi adalah kerusakan yang terjadi akibat reaksi kimia yang
berlangsung dalam bahan makanan. Misalnya pada tempe yang terlalu kering akan
mengalami pembusukan akibat proses fermentasi yang terlalu cepat.

C.   Upaya 2: Penyimpanan Bahan Makanan

Penyimpanan bahan makanan bertujuan untuk mencegah bahan makanan agar

tidak lekas rusak. Makanan yang cepat membusuk seperti daging, ikan, susu, dan

telur disimpan pada tempat khusus sesuai suhu yang ditetapkan dan diusahakan

adanya sirkulasi udara/ventilasi, untuk bahan lainnya pada tempat yang tidak

terjangkau tikus, serangga, dan binatang pengganggu lainnya. Sedangkan untuk

rempah-rempah dan kacang-kacangan lebih baik disimpan di tempat yang kering

dan dalam wadah yang telah diatur kelembabannya agar tidak mudah tumbuh spora.


     Di samping memperhatikan faktor tersebut, perlu diperhatikan dalam hal sanitasi
gudang yang dapat dilihat dari 2 hal pokok, yaitu :

a.   Segi pengaturan (arrangement)
     -   Mudah diambil
     -   Rotasi lama dan baru dengan prinsip first in first out
b.   Segi kesehatan (sanitation)
     -   Bebas binatang pengganggu seperti tikus
     -   Ventilasi cukup
     -   Tidak lembab
     -   Jarak barang paling atas dengan langit-langit minimal 50 cm




                                                                                 17
D.    Upaya 3: Pengolahan Makanan

      Pengolahan makanan menyangkut 4 aspek yaitu :

1.    Penjamah Makanan

      Penjamah makanan adalah seorang tenaga yang menjamah makanan, baik
dalam mempersiapkan, mengolah, menyimpan, mengangkut maupun dalam
menyajikan. Syarat penjamah diantaranya adalah:

     -   Hygiene perorangan, meliputi mulut, hidung, telinga, kulit, tangan,
         rambut, kuku
     -   Prilaku sehat termasuk bersin, ludah dan menyisir
     -   Kebersihan pakaian, temperamen yang baik
     -   Badan sehat yaitu bebas dari penyakit kulit, menular dan carier
         (pembawa penyaakit)
2.    Cara Pengolahan Makanan

      Cara pengolahan, kontaminasi terhadap makanan oleh peralatan, penjamah
makanan, proses penanganannya maupun air, harus dihindari selama pengolahan
makanan, baik dalam mencuci, meracik maupun memasak. Dalam mencuci bahan
makanan harus memperhatikan hal-hal berikut :

a.    Air pencuci harus memenuhi standar kesehatan yang berlaku
b.    Cara mencuci bahan makanan sedemikian rupa sehingga semua kotoran,
      bahan kimia sisa penyemprotan dan bakteri yang tidak diharapkan, tidak ada
      lagi pada bahan makanan tersebut.
c.    Peralatan yang digunakan bebas dari bahan-bahan yang berbahaya & bakteri
      yang tidak diharapkan.

      Dari segi kesehatan/sanitasi makanan, maka cara pengolahan makanan yang
baik dititikberatkan pada hal-hal sebagai berikut :

a.    Cara-cara penjamah makanan yang baik.
b.    Nilai nutrisi/gizi yang memenuhi syarat.

                                                                             18
c.   Teknik memasak yang menarik dan enak.
d.   Cara pengolahan makanan yang serba bersih.
e.   Menerapkan dasar-dasar hygiene dan sanitasi makanan.
f.   Menerapkan dasar-dasar hygiene perseorangan bagi para pengolahnya.
g.   Melarang petugas/pekerja yang berpenyalit kulit atau yang mempunyai
     luka-luka pada tangan atau jari untuk bekerja sebagai penjamah makanan.
3.   Tempat Pengolahan Makanan

     Tempat pengolahan makanan (TPM), yaitu dimana makanan diolah
sehingga menjadi makanan terolah ataupun makanan jadi biasanya disebut dapur,
memerlukan syarat sanitasi, baik dari konstruksinya, perlengkapan yang ada
maupun tata letak perlengkapan yang lazim ada di dapur. Untuk konstruksi, hal-
hal yang harus diperhatikan yaitu lantai, dinding, atap dan langit-langit,
penerangan/pencahayaan, ventilasi, pembuangan asap persediaan air yang cukup
dan memenuhi syarat-syarat kesehatan, tersedia tempat/bak pencuci tangan dan
alat-alat dapur, perlindungan dari serangga ,tikus dan binatang perusak lainnya,
barang-barang yang mungkin dapat menimbulkan bahaya tidak diperbolehkan
disimpan di dapur, tersedianya alat pemadam kebakaran. Hal-hal tersebut diatur
dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 712/MENKES/PER/IX/1986 tentang
Persyaratan Kesehatan Jasaboga.

4.   Perlengkapan/Peralatan dalam Pengolahan

     Perlengkapan/peralatan         dalam   pengolahan   makanan,         prinsip     dasar
persyaratan/peralatan     dalam     pengolahan    makanan      adalah     aman      sebagai
alat/perlengkapan pemroses makanan. Aman ditinjau dari bahan yang digunakan
dan juga dari desain perlengkapan tersebut.

a.   Bahan perlengkapan harus bebas dari B3 seperti anti karat, tidak berbau,
     berasa, berubah warna
b.   Prinsip desain harus mudah dibersihkan
c.   Pemeliharaan       peralatan    meliputi    pembersihan     kasar,     pembersihan
     menggunakan detergen, pembilasan dengan air panas, penyucihamaan dan
     pengeringan
                                                                                        19
E.   Upaya 4: Pengangkutan Makanan

     Makanan yang berasal dari tempat pengolahan memerlukan pengangkutan
untuk disimpan atau disajikan. Kemungkinan pengotoran makanan dapat terjadi
sepanjang pengangkutan bila cara pengangkutannya kurang tepat dan alat
angkutnya kurang baik dari segi kualitasnya. Faktor yang mempengaruhi bisa
tempat/ alat pengangkut, tenaga pengangkut dan teknik pengangkutan. Syarat
pengangkutan meliputi alat bersih, cara benar, tertutup, dan jalur singkat tetapi
harus memperhatikan sumber pencemar lainnya.

F.   Upaya 5: Penyimpanan Makanan

     Kualitas makanan yang telah diolah sangat dipengaruhi oleh suhu, dimana
terdapat titik-titik rawan perkembangan bakteri ptogen pada suhu yang sesuai
dengan    kondisinya   dan    jenis   makanan    yang       cocok   sebagai   media
pertumbuhannya. Tujuan utama teknik penyimpanan makanan yaitu mencegah
pertumbuhan perkembangan bakteri latent dan mengawetkan makanan dan
mengurangi pembusukan. Oleh karena itu diperlukan suatu metode penyimpanan
yang harus mempertimbangkan kesesuaian antara suhu penyimpanan dengan jenis
makanan yang akan disimpan. Teknik penyimpanan sangat dipengaruhi oleh suhu
dan waktu.

G.   Upaya 6: Penyajian Makanan

     Ruang lingkup penyajian makanan meliputi tempat penyajian, alat-alat
penyajian dan tenaga penyaji yang kesemuanya harus memenuhi dan menerapkan
upaya hygiene sanitasi makanan. Ruang lingkup penyajian makanan meliputi
tempat penyajian, alat-alat penyajian dan tenaga penyaji.

1.   Tempat Penyajian
     a. Lantai kedap air atau kayu keras
     b. Dinding dan langit-langit dari bahan yang kuat dan mudah dibersihkan
     c. Tersedia air yang cukup untuk mencuci alat dan tangan
     d. Pintu dan jendela tidak memungkinkan masuknya serangga
     e. Membersihkan ruangan dilakukan sebelum dan sesudah digunakan
                                                                                 20
2.   Alat-Alat Penyaji
     a. Ditempatkan dan disimpan dengan fasilitas yang bersih
     b. Permukaan alat yang berhubungan dengan makanan hendaknya
        terlindung dari pencemaran
     c. Kebersihan alat terjamin sebaik-baiknya
3.   Tenaga Penyaji
     a. Sehat dan sopan
     b. Teknik membawa makanan
     c. Penampilan dan temperamen yang baik
     d. Cara menghidangkan, teknik dan pengaturan di atas meja




                                                                 21
BAB IV
           PERANAN HSM DALAM MENCEGAH TERJADINYA PBM

      Makanan merupakan salah satu kebutuhan dari manusia untuk menunjang
kehidupannya. Jika ditinjau dari segi kesehatan, makanan selain berfungsi sebagai
sumber energi zat pembangun dan zat pengatur juga mempunyai peran dalam
penyabaran penyakit. Oleh karena itu prinsip dasar hygiene sanitasi tempat
pengelolaan makanan diperlukan agar konsumen dapat dilindungi kesehatannya
dari bahaya kontaminasi makanan dan organisme penyakit menular.

      Makanan yang aman dari mikroorganisme tidak terlepas dari pemeliharaan
hygiene sanitasi makanan yang baik, karena hygiene sanitasi merupakan salah
satu pemecahan untuk melindungi makanan dari kontaminasi. Pengertian dari
prinsip hygiene sanitasi makanan dan minuman adalah pengendalian terhadap
empat faktor yaitu tempat atau bangunan, peralatan, orang dan bahan makanan.
Keempat faktor tersebut dikendalikan melalui 6 (enam) prinsip hygiene sanitasi
makanan dan minuman yaitu:

1.   Pengamanan Bahan Makanan

      Dalam   proses   mengolah     makanan,    maka   langkah    pertama   agar
menghasilkan produk makanan yang baik dan sehat maka harus memperhatikan
bagaimana memilih bahan makanan yang baik. Misalnya cara pemilihan daging
yang masih segar dan sehat, kemudian sayur dan lain sebagainya. Dengan
demikian maka makanan yang dihasilkan akan berkualitas dan tidak menimbulkan
penyakit akibat dari bahan makanan yang telah mengandung mikroba atau tidak
memenuhi standar kesehatan yang baik.

2.   Penyimpanan Bahan Makanan

      Setelah mendapatkan bahan makanan yang baik, terkadang tidak semua
bahan makanan tersebut akan dimasak dalam satu kali penyajian. Oleh karena itu,
dalam Hygiene sanitasi Makanan juga diatur mengenai prinsip penyimpanan
bahan makanan agar tetap terjaga kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan adalah
                                                                              22
mengenai suhu dan waktu penyimpanan bahan. Harus diperhatikan bahwa
mikroba memiliki berbagai sifat termasuk mikroba yang biasa hidup pada suhu
dingin, sedang dan tinggi.

3.   Pengolahan Makanan

      Sebagai langkah selanjutnya adalah mengenai cara pengolahan makanan itu
sendiri. Cara pengolahan makanan yang baik, dari segi peralatan, tempat dan lain
sebagainya akan mampu mengontrol baik tidaknya suatu makanan.

4.   Penyimpanan Makanan Masak

      Makanan yang telah siap disajikan membutuhkan cara atau teknik
penyimpanan yang baik. Tujuannya adalah untuk menghambat rusaknya makanan
oleh pertumbuhan mikroba dan kontaminasi lainnya.

5.   Pengangkutan Makanan

      Selama proses pengangkutan makanan harus diperhatikan untuk mencegah
kerusakan makanan akibat benturan dan lain sebagainya karena makanan yang
telah rusak akan dengan mudah mengundang pertumbuhan mikroba.

6.   Penyajian Makanan

      Proses penyajian yang baik akan menentukan bahwa makanan yang
disajikan aman dan sehat untuk dikonsumsi.

      Pada dasarnya, upaya hygiene sanitasi makanan adalah merupakan suatu
pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan perseorangan
atau manusia beserta lingkungan sekitar dengan tujuan mencegah penyakit
bawaan makanan dan mengurangi resiko yang dapat merugikan konsumen.




                                                                             23
BAB V
                                            PENUTUP
A.        Kesimpulan
     1.    Foodborne disease merupakan penyakit yang dihantarkan melalui pangan
           atau sering disebut penyakit akibat pangan, disebabkan oleh konsumsi
           makanan atau minuman yang telah terkontaminasi.
     2.    Hygiene sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan,
           orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat
           menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. Hygiene sanitasi
           makanan terdiri 6 prinsip yaitu meliputi:
           a. Pengamanan bahan makanan
           b. Penyimpanan bahan makanan
           c. Pengolahan makanan
           d. Penyimpanan makanan masak
           e. Pengangkutan makanan
           f. Penyajian makanan

     3.    Berbagai jenis penyakit bawaan makanan yang sangat merugikan bagi
           kesehatan dapat dicegah dengan penenrapan 6 prinsip hygiene sanitasi
           makanan.


B.        Saran

          Angka kasus penyakit bawaan makanan terutama kasus keracunan makanan
yang masih tinggi di Indonesia menunjukkan masih rendahnya ketersediaan
makanan yang berkualitas. Oleh karena itu perlu adanya sosialisasi secara
kontinyu kepada masyarakat secara luas, tidak hanya ditujukan bagi pelaku bisnis
makanan. Dengan tujuan bahwa kemudian hari masyarakat secara personal dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.




                                                                             24
DAFTAR PUSTAKA
Kasjono,    Heru      Subaris.    2012.    Food    Hygiene    Sanitation.   http://jtcc-
   consultant.com/food-hygiene-sanitation/. Diakses 04 Januari 2012
Mandal, Ananya. 2012. Keracunan Makanan (Food Poisoning). http://
  newsmedical.com/What-is-food-poisoning-(Indonesian).aspx.htm. Diakses 28
  Desember 2012
Meta.      2012.     Peranan       Makanan        dalam   Menyebabkan        Penyakit.
  http://enviro24.wordpress.com/2012/03/19/peranan-makanan-dalam-
  menyebabkan-penyakit/. Diakses 29 Desember 2012
Munaf,           Arifin.         2012.       Higiene         Sanitasi       Makanan.
  http://helpingpeopleideas.com/publichealth/index.php/2012/02/higiene-
  sanitasi-makanan. Diakses 03 Januari 2012
Pablo, Julian. 2012. Food Borne Disease (Penyakit Bawaan Makanan).
  http://matakuliahbiologi.blogspot.com/2012/04/food-borne-diseases.html.
  Diakses 29 Desember 2012
Sitanggang, Mentari Anraini. Food Sanitation. http://mentari. blogspot. com/
  MAKALAH/Kesehatan%20Lingkungan/ Food-sanitation/.htm. Diakses 16
  Desember 2012
Vina.    2008.      Warga      Masih      Malu    Laporkan    Keracunan     Makanan.
  http://regional.kompas.com/read/2012/05/10/18524328/Warga.Masih.Malu.La
  porkan.Keracunan.Makanan Aini, Nur. 2008. Keamanan Pangan pada Food
  Service. http://kulinologi.biz/preview.php?view&id=226
Zaenal, Sherli. 2011. Makanan Sehat Sesuai Hygiene sanitasi Makanan.
  http://sherli-zaenal.blogspot.com/MAKALAH/makanan-sehat.html. Diakses 30
  Desember 2012




                                                                                     25

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

3 peran mikroba bhn pangan
3 peran mikroba bhn pangan3 peran mikroba bhn pangan
3 peran mikroba bhn panganNurfadilah381197
 
Kontaminasi Makanan
Kontaminasi MakananKontaminasi Makanan
Kontaminasi MakananFajar 'Ree'
 
Sumber Mikrobia Dan Perannya
Sumber Mikrobia Dan PerannyaSumber Mikrobia Dan Perannya
Sumber Mikrobia Dan PerannyaKlara Tri Meiyana
 
Seminar kesehatan amankah makanan yang kita santap
Seminar kesehatan amankah makanan yang kita santapSeminar kesehatan amankah makanan yang kita santap
Seminar kesehatan amankah makanan yang kita santapDavid Syahputra
 
Flora normal-blok-2-2
Flora normal-blok-2-2Flora normal-blok-2-2
Flora normal-blok-2-2Shin Yhun
 
Katalog Produk Waroeng Domba : Obat Ternak & Peralatan Ternak
Katalog Produk Waroeng Domba : Obat Ternak & Peralatan TernakKatalog Produk Waroeng Domba : Obat Ternak & Peralatan Ternak
Katalog Produk Waroeng Domba : Obat Ternak & Peralatan TernakRian Rahardi
 
Seminar kesehatan amankah makanan yang kita santap condensed
Seminar kesehatan amankah makanan yang kita santap condensedSeminar kesehatan amankah makanan yang kita santap condensed
Seminar kesehatan amankah makanan yang kita santap condensedDavid Syahputra
 
Flora normal serta hubungan hospes dan lingkungan
Flora normal serta hubungan hospes dan lingkunganFlora normal serta hubungan hospes dan lingkungan
Flora normal serta hubungan hospes dan lingkunganiswahyuniSRK
 
5 topic1
5 topic15 topic1
5 topic1reissay
 

Was ist angesagt? (18)

Penyakit lele
Penyakit lelePenyakit lele
Penyakit lele
 
3 peran mikroba bhn pangan
3 peran mikroba bhn pangan3 peran mikroba bhn pangan
3 peran mikroba bhn pangan
 
Foodborne Infections
Foodborne InfectionsFoodborne Infections
Foodborne Infections
 
Penyakit lele
Penyakit lelePenyakit lele
Penyakit lele
 
Kontaminasi Makanan
Kontaminasi MakananKontaminasi Makanan
Kontaminasi Makanan
 
Pengobatan ikan
Pengobatan ikanPengobatan ikan
Pengobatan ikan
 
Clostridium botulinum
Clostridium botulinumClostridium botulinum
Clostridium botulinum
 
Sumber Mikrobia Dan Perannya
Sumber Mikrobia Dan PerannyaSumber Mikrobia Dan Perannya
Sumber Mikrobia Dan Perannya
 
Seminar kesehatan amankah makanan yang kita santap
Seminar kesehatan amankah makanan yang kita santapSeminar kesehatan amankah makanan yang kita santap
Seminar kesehatan amankah makanan yang kita santap
 
Pengobatan ikan
Pengobatan ikanPengobatan ikan
Pengobatan ikan
 
Flora normal-blok-2-2
Flora normal-blok-2-2Flora normal-blok-2-2
Flora normal-blok-2-2
 
FLORA NORMAL
FLORA NORMALFLORA NORMAL
FLORA NORMAL
 
Katalog Produk Waroeng Domba : Obat Ternak & Peralatan Ternak
Katalog Produk Waroeng Domba : Obat Ternak & Peralatan TernakKatalog Produk Waroeng Domba : Obat Ternak & Peralatan Ternak
Katalog Produk Waroeng Domba : Obat Ternak & Peralatan Ternak
 
Seminar kesehatan amankah makanan yang kita santap condensed
Seminar kesehatan amankah makanan yang kita santap condensedSeminar kesehatan amankah makanan yang kita santap condensed
Seminar kesehatan amankah makanan yang kita santap condensed
 
Flora normal serta hubungan hospes dan lingkungan
Flora normal serta hubungan hospes dan lingkunganFlora normal serta hubungan hospes dan lingkungan
Flora normal serta hubungan hospes dan lingkungan
 
Presentasi no 6 1_bahaya kontaminan bagi kesehatan
Presentasi no 6 1_bahaya kontaminan bagi kesehatanPresentasi no 6 1_bahaya kontaminan bagi kesehatan
Presentasi no 6 1_bahaya kontaminan bagi kesehatan
 
5 topic1
5 topic15 topic1
5 topic1
 
Bioteknologi
BioteknologiBioteknologi
Bioteknologi
 

Andere mochten auch

karakteristik, komposisi dan kuantitas tinja
karakteristik, komposisi dan kuantitas tinjakarakteristik, komposisi dan kuantitas tinja
karakteristik, komposisi dan kuantitas tinjaKholisotul Hikmah
 
Tinja dan Kesehatan.ppt
Tinja dan Kesehatan.pptTinja dan Kesehatan.ppt
Tinja dan Kesehatan.pptFKMAP13
 
Ppt pak fikri perbaikan
Ppt pak fikri perbaikanPpt pak fikri perbaikan
Ppt pak fikri perbaikanFKM-AP2013
 
01 sanitasi makanan & minuman
01 sanitasi makanan & minuman01 sanitasi makanan & minuman
01 sanitasi makanan & minumanFadhil Hayat
 
Higiene sanitasi makanan_jajanan
Higiene sanitasi makanan_jajananHigiene sanitasi makanan_jajanan
Higiene sanitasi makanan_jajananjanganpernah
 
Sanitasi Makanan
Sanitasi MakananSanitasi Makanan
Sanitasi MakananSri Sumarni
 
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1Thonce Thesia
 
PENCEMARAN AIR
PENCEMARAN AIR PENCEMARAN AIR
PENCEMARAN AIR Kyuu
 
Presentasi Pencemaran Air
Presentasi Pencemaran Air Presentasi Pencemaran Air
Presentasi Pencemaran Air Apapunituzar
 

Andere mochten auch (13)

karakteristik, komposisi dan kuantitas tinja
karakteristik, komposisi dan kuantitas tinjakarakteristik, komposisi dan kuantitas tinja
karakteristik, komposisi dan kuantitas tinja
 
Tinja dan Kesehatan.ppt
Tinja dan Kesehatan.pptTinja dan Kesehatan.ppt
Tinja dan Kesehatan.ppt
 
Ppt pak fikri perbaikan
Ppt pak fikri perbaikanPpt pak fikri perbaikan
Ppt pak fikri perbaikan
 
01 sanitasi makanan & minuman
01 sanitasi makanan & minuman01 sanitasi makanan & minuman
01 sanitasi makanan & minuman
 
Higiene sanitasi makanan_jajanan
Higiene sanitasi makanan_jajananHigiene sanitasi makanan_jajanan
Higiene sanitasi makanan_jajanan
 
Sanitasi Makanan
Sanitasi MakananSanitasi Makanan
Sanitasi Makanan
 
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
 
Pencemaran Air
Pencemaran AirPencemaran Air
Pencemaran Air
 
PENCEMARAN AIR
PENCEMARAN AIR PENCEMARAN AIR
PENCEMARAN AIR
 
Pencemaran air
Pencemaran airPencemaran air
Pencemaran air
 
Pencemaran air
Pencemaran airPencemaran air
Pencemaran air
 
Presentasi Pencemaran Air
Presentasi Pencemaran Air Presentasi Pencemaran Air
Presentasi Pencemaran Air
 
Pencemaran air
Pencemaran airPencemaran air
Pencemaran air
 

Ähnlich wie Penyehatan Makmin A

KPKP 2214 Keracunan Makanan
KPKP 2214 Keracunan Makanan KPKP 2214 Keracunan Makanan
KPKP 2214 Keracunan Makanan ILKKM SG BULOH
 
PPT KELOMPOK 6 TENTANG KERACUNAN MAKANAN PADA ORGANISME.pptx
PPT KELOMPOK 6 TENTANG KERACUNAN MAKANAN PADA ORGANISME.pptxPPT KELOMPOK 6 TENTANG KERACUNAN MAKANAN PADA ORGANISME.pptx
PPT KELOMPOK 6 TENTANG KERACUNAN MAKANAN PADA ORGANISME.pptxdinakardina13
 
Pengendalian_Penyakit_ppt.ppt
Pengendalian_Penyakit_ppt.pptPengendalian_Penyakit_ppt.ppt
Pengendalian_Penyakit_ppt.pptItangPurnama1
 
pengendalian-penyakit1.ppt
pengendalian-penyakit1.pptpengendalian-penyakit1.ppt
pengendalian-penyakit1.pptLukman Nurdiana
 
KERACUNAN MAKANAN-MODUL PENCERNAAN_0.pdf
KERACUNAN MAKANAN-MODUL PENCERNAAN_0.pdfKERACUNAN MAKANAN-MODUL PENCERNAAN_0.pdf
KERACUNAN MAKANAN-MODUL PENCERNAAN_0.pdfMira66540
 
pengendalian hama penyakit untuk ikan .ppt
pengendalian hama penyakit untuk ikan .pptpengendalian hama penyakit untuk ikan .ppt
pengendalian hama penyakit untuk ikan .pptYulyaFitria1
 
Foodborne/Waterborne Bacteria
Foodborne/Waterborne BacteriaFoodborne/Waterborne Bacteria
Foodborne/Waterborne BacteriaAmanyMufida
 
INFEKSI MAKANAN.pptx
INFEKSI MAKANAN.pptxINFEKSI MAKANAN.pptx
INFEKSI MAKANAN.pptxWulandari9832
 
PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIPENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
 
Makalah Penyakit Tifus
Makalah Penyakit TifusMakalah Penyakit Tifus
Makalah Penyakit TifusDwi Aprilianto
 
Bahaya Aflatoksin dalam Bahan Makanan
Bahaya Aflatoksin dalam Bahan MakananBahaya Aflatoksin dalam Bahan Makanan
Bahaya Aflatoksin dalam Bahan MakananIstikomah Umardani
 
Bakteriologi klinik
Bakteriologi klinikBakteriologi klinik
Bakteriologi klinikwahyufaisal
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiAnjani Hidayah
 
Zoonosis Vanda Delima Warno Putri
Zoonosis Vanda Delima Warno PutriZoonosis Vanda Delima Warno Putri
Zoonosis Vanda Delima Warno PutriVanda Delima
 

Ähnlich wie Penyehatan Makmin A (20)

KPKP 2214 Keracunan Makanan
KPKP 2214 Keracunan Makanan KPKP 2214 Keracunan Makanan
KPKP 2214 Keracunan Makanan
 
PPT KELOMPOK 6 TENTANG KERACUNAN MAKANAN PADA ORGANISME.pptx
PPT KELOMPOK 6 TENTANG KERACUNAN MAKANAN PADA ORGANISME.pptxPPT KELOMPOK 6 TENTANG KERACUNAN MAKANAN PADA ORGANISME.pptx
PPT KELOMPOK 6 TENTANG KERACUNAN MAKANAN PADA ORGANISME.pptx
 
Pengendalian_Penyakit_ppt.ppt
Pengendalian_Penyakit_ppt.pptPengendalian_Penyakit_ppt.ppt
Pengendalian_Penyakit_ppt.ppt
 
pengendalian-penyakit1.ppt
pengendalian-penyakit1.pptpengendalian-penyakit1.ppt
pengendalian-penyakit1.ppt
 
KERACUNAN MAKANAN-MODUL PENCERNAAN_0.pdf
KERACUNAN MAKANAN-MODUL PENCERNAAN_0.pdfKERACUNAN MAKANAN-MODUL PENCERNAAN_0.pdf
KERACUNAN MAKANAN-MODUL PENCERNAAN_0.pdf
 
pengendalian hama penyakit untuk ikan .ppt
pengendalian hama penyakit untuk ikan .pptpengendalian hama penyakit untuk ikan .ppt
pengendalian hama penyakit untuk ikan .ppt
 
Disease Control domba
Disease Control dombaDisease Control domba
Disease Control domba
 
Kesehatan ternak kambing
Kesehatan ternak kambingKesehatan ternak kambing
Kesehatan ternak kambing
 
Foodborne/Waterborne Bacteria
Foodborne/Waterborne BacteriaFoodborne/Waterborne Bacteria
Foodborne/Waterborne Bacteria
 
Identifikasi Kerusakan
 Identifikasi Kerusakan Identifikasi Kerusakan
Identifikasi Kerusakan
 
INFEKSI MAKANAN.pptx
INFEKSI MAKANAN.pptxINFEKSI MAKANAN.pptx
INFEKSI MAKANAN.pptx
 
PENYAKIT-I.ppt
PENYAKIT-I.pptPENYAKIT-I.ppt
PENYAKIT-I.ppt
 
148111843 leaflet-gastristis
148111843 leaflet-gastristis148111843 leaflet-gastristis
148111843 leaflet-gastristis
 
PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIPENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
 
Makalah Penyakit Tifus
Makalah Penyakit TifusMakalah Penyakit Tifus
Makalah Penyakit Tifus
 
Mikroba patogen
 Mikroba patogen Mikroba patogen
Mikroba patogen
 
Bahaya Aflatoksin dalam Bahan Makanan
Bahaya Aflatoksin dalam Bahan MakananBahaya Aflatoksin dalam Bahan Makanan
Bahaya Aflatoksin dalam Bahan Makanan
 
Bakteriologi klinik
Bakteriologi klinikBakteriologi klinik
Bakteriologi klinik
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologi
 
Zoonosis Vanda Delima Warno Putri
Zoonosis Vanda Delima Warno PutriZoonosis Vanda Delima Warno Putri
Zoonosis Vanda Delima Warno Putri
 

Penyehatan Makmin A

  • 1. TUGAS AKHIR PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN A PERANAN HYGIENE SANITASI MAKANAN DALAM MENCEGAH TERJADINYA PENYAKIT BAWAAN MAKANAN DISUSUN OLEH: NAMA: KHOLISOTUL HIKMAH NIM: C4.11.01.032 1
  • 2. BAB II PENYAKIT BAWAAN MAKANAN A. Penyakit Bawaan Makanan Penyakit bawaan makanan merupakan penyakit yang terjadi akibat dari makanan yang dikonsumsi seperti proses pengolahan yang tidak saniter dan lain sebagainya. Penyakit bawaan makanan umumnya menunjukkan gejala gangguan saluran pencernaan dengan rasa sakit perut, diare dan kadang-kadang muntah. Penyakit ini timbul akibat mengonsumsi makanan yang mengandung bakteri ganas dalam jumlah banyak, mengandung racun bakteri, atau mengandung bahan kimia berbahaya. Beberapa penyakit bawaan makanan dapat digolongkan sebagai berikut: 1. Penyakit Bawaan Makanan Karena Virus Penyakit ini diakibatkan oleh peran dari virus yang terkandung dalam makanan yang telah terkontaminasi. a. Rotavirus Penyebaran rotavirus terjadi melalui rute oral fekal, yaitu muncul secara serentak. Gejala yang timbul antara lain diare berupa buang air besar yang berupa air (watery), demam, nyeri perut, dan muntah-muntah, sehingga terjadi dehidrasi. Gejala utama Gastroenteritis virus adalah diare berair berbusa, tidak ada darah lendir dan berbau asam serta muntah. Gejala lainnya adalah sakit kepala, demam, menggigil, dan sakit perut. Pengobatannya yaitu dengan cara penggantian cairan dan pengembalian keseimbangan elektrolit baik secara intravena maupun oral. Mengingat penyakit diare rotavirus sangat mudah menular, maka perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan. b. Norovirus Norovirus merupakan virus yang berasal dari golongan Norwalk virus. Merupakan virus utama penyebab penyakit perut. Penyebab penyakit perut dan penyakit berbahaya lainnya yang menyangkut pencernaan. Gejala penyakitnya sering terlihat pada penderita diare. 2
  • 3. Sering kali dijumpai dalam air yang tidak bersih, kerang-kerangan, es, telur, salad, dan berbagai makanan kontaminan lainnya. Masa inkubasinya berkisar 1-2 hari. c. Virus Hepatitis Virus hepatitis A dapat menular melalui berbagai cara seperti kontak orang ke orang atau melalui konsumsi makanan dan minuman yang telah terkontaminasi. Orang yang telah terinfeksi virus hepatitis A dapat menjadi sumber penularan virus yang mengontaminasi makanan sehingga orang-orang ini tidak diperbolehkan menangani makanan meskipun mereka tidak terlihat sakit. Oleh karena itulah, orang-orang yang bekerja menangani makanan, seperti di restoran atau pabrik makanan, harus diberi vaksinasi hepatitis A. 2. Penyakit Bawaan Makanan Karena Bakteri a. Penyakit Infeksi Karena Makanan  Demam Tifoid atau Paratifus - Penyebab infeksi tifus adalah Salmonella typhosa. - Manusia adalah satu-satunya kuman penyakit ini, yaitu penderita dan orang- orang yang menjadi karier. - Pemindahan terjadi oleh penjamah makanan melalui kontak dengan jari tangan yang tidak bersih. Kuman dapat juga dipindahkan oleh serangga seperti lalat.  Kolera - Penyakit kolera disebabkan oleh Vibrio cholera dan Vibrio cholera bio type El Tor. - Sumber kuman adalah manusia. Penularan melalui air dan makanan yang tercemar oleh tinja penderita atau karier. - Pada umumnya pencegahan sama dengan tifoid tetapi vaksinasi pada kolera tidak banyak bermanfaat.  Disentri Basiler - Penyebab penyakit disentri basiler adalah bakteri dari genus Shigella antara lain Shigella dysentriae. - Sumber infeksi adalah penderita atau karier. 3
  • 4. - Penularan dapat terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung yaitu melalui makanan atau alat makanan yang tercemar basil tersebut. Juga dapat ditularkan melalui air, susu dan serangga. - Pencegahan seperti tifus. Belum ada vaksin yang tepat (sementara masih vaksin TCD) b. Keracunan Makanan (Food Poisoning) Penyakit bawaan makanan yang tergolong dalam keracunan makanan (food poisoning) ini disebabkan oleh toksin yang dikeluarkan oleh bakteri yang tumbuh dalam makanan. Disebut keracunan karena yang menyebabkan sakit adalah racun dari bakteri, bukan karena bakterinya sendiri. Bila dipanaskan bakteri akan mati tetapi toksinnya akan tetap stabil dan menimbulkan kesakitan.  Keracunan Makanan Karena Staphylococcus - Bakteri staphylococcus pindah dari tangan atau bersin (batuk) pekerja dapur atau penyaji makanan yang kemudian disimpan dalam suhu yang tidak tepat misalnya dibiarkan dalam suhu kamar dalam waktu yang cukup lama. - Makin lama makanan tersimpan dalam suhu kamar, semakin banyak toksin yang dihasilkan.  Keracunan Makanan Karena Clostridium botullinum - Toksin dihasilkan dari bakteri Clostridium botulinum yang mencemari makanan kaleng yang diproses tidak baik yakni kemasukan spora bakteri dan lain sebagainya. - Sumber kuman adalah tanah, air, dan usus binatang termasuk ikan. Penyakit ini terjadi setelah menelan makanan yang mengandung toksin yakni makanan kaleng atau dalam botol yang pada wkatu pembuatannya tidak dipanasi sebagaimana mestinya.  Keracunan Makanan Karena Vibrio parahaemolyticus - Penyebabnya adalah Vibrio parahaemolyticus yang mengandung antigen yang dapat menimbulkan reaksi pada orang yang terkena. 4
  • 5. - Sumber adalah perairan pantai, terdapat bebas di air laut maupun dalam ikan dan kerang-kerangan. Pemindahan ke manusia terjadi jika orang memakan makanan laut yang mentah atau tidak dimasak sempurna. 3. Penyakit Bawaan Makanan Karena Protozoa Penyakit ini disebabkan oleh binatang yang hanya terdiri dari satu sel saja seperti Entamoeba hystolica (disentri amuba) dan Giardia lamblia (giardiasis). Gejala amubiasis adalah diare dengan tinja berlendir atau berdarah, sakit perut dan mules. Sedangkan giardiasis ditandai dengan rasa tidak enak perut dan tinja menjadi encer. Pemindahan terjadi melalui air yang tercemar atau tanga pengolah makanan yang sedang terkena penyakit atau bahkan sayuran mentah yang tercemar kotoran. Cara mencegah adalah dengan memasak sayuran atau jika akan dimakan mentah dicuci bersih bahkan kalau perlu dengan zat anti hama kemudian dibilas. Pengelola makanan harus menjaga hygiene perorangan secara baik, dan bila sakit atau menjadi karier kuman jangan biarkan mengolah makanan. 4. Penyakit Bawaan Makanan Karena Parasit Parasit yang dimaksud cenderung mengarah pada parasit cacing. Penyakit bawaan makanan yang disebabkan oleh cacing cukup banyak seperti cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing kremi (Oxyuris vermicularis), cacing pita (Taenia saginata dan Taenia solium), Trichinella spiralis (paling berbahaya) dan lain-lain. 5. Penyakit Bawaan Makanan Bukan Karena Kuman a. Berasal dari Tanaman  Jamur Racun yang berasala dari jamur disebut dengan mikotoxin. Salah satu mikotoxin dari aflatoxin yang sering terdapat pada kacang-kacangan yang ditumbuhi jamur. Aflatoxin sangat toksin pada hati. Jika toksin ini termakan dalam jumlah sedikit tetapi dalam jangka waktu yang lama, maka dapat menimbulkan kanker hati. 5
  • 6. No Mikotoksin Kapang penghasil Penyakit Bahan Pangan Kacang tanah, Kegagalan Aspergillus flavus, kacang-kacangan 1 Alfatoksin fungsi hati, A. parasiticis lain, jagung kanker hati serealia Penicillium Pembentukan cyclopium, P. tumor, Jagung, barley, 2 Asam penisilat martensii, P. kerusakan kacang-kacangan chraceus, P. melleus ginjal 3 Ergotoksin Claviceps purpurea Kerusakan hati Serelia Ochraceus, A. Okratoksin A mellus, A. Jagung, kacang- 4 Kerusakan hati sulphureus, P. kacangan, barley viridicatum A. Kerusakan clavatus, P. patulum, Apel dan produk- 5 Patulin hati, Kanker P. expansum produk apel hati Alimentary Toxic 6 Cladosporium sp., Kerusakan hati Biji-bijian aleukia (ATA) regulosus, A. nidulans, A. Sirosis hati, 7 Sterigmatosistin Gandum, oat versicolor, P. luteum kanker hati Kerusakan Jagung dan 8 Zearalenon Gibberella zeae Hati serelia Nekrosis hati, 9 Luteoskyrin P.islandicum Tepung beras kanker hati  Umbi-umbian Salah satu zat racun yang dihasilkan oleh tanaman adalah sianida yang biasa terdapat dalam umbi tanaman tertentu dalam bentuk senyawa KCN atau potassium sianida. Di dalam lambung KCN bereaksi dengan asam lambung maka terbentuk gas 6
  • 7. sianida (HCN) yang akan mengikat zat merah darah (Hb) sehingga darah tidak dapat mengikat zat asam (oksigen) dan berakibat kematian. b. Makanan Laut Makanan laut seperti kerang, remis dan kepiting kadang-kadang dalam waktu tertentu mengandung zat yang berbahaya terhadap manusia. Hal ini terjadi apabila kerang atau kepiting tersebut memakan sejenis ganggang laut yang mengandung racun. Oleh karena itu untuk mencegah keracunan, kita harus memperhatikan kebiasaan-kebiasaan yang terjadi setempat. c. Zat Kimia Berbahaya dalam Makanan Zat kimia berbahaya dapat masuk ke dalam makanan baik secara sengaja seperti pewarna, penyedap rasa atau bahan pengawet yang berbahaya. Zat kimia berbahay dapat pula masuk ke dalam makanan secara tidak sengaja akibat kelalaian. B. Peranan Makanan dalam Penyebaran Penyakit Bawaan Makanan 1. Agent Makanan sebagai agent, makanan itu sendiri berperan sebagai penyebab penyakit karena secara ilmiah mengandung zat – zat beracun. Contohnya adalah jamur atau tanaman lainnya yang telah mengandung racun atau toksin secara alami. Contoh lainnya adalah gadung, tempe bongkrek, daging sapi yang terinfeksi virus Anthrax, jengkol (asam jengkolat) dan lain sebagainya. 2. Vehicle Adalah pembawa penyakit secara mekanik tanpa perkembangbiakan atau hanya sekedar perantara. Makanan itu hanya berperan sebagai pembawa penyakit sedangkan makanan itu sendiri tidak mengandung racun. Contohnya adalah parasit cacing, arsen atau bahkan lalat. 7
  • 8. 3. Media Makanan dapat dijadikan tempat berkembang biaknya mikroorganisme, dimana mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak dalam makanan tersebut, sehingga jika makanan tersebut di konsumsi maka akan menimbulkan penyakit. Contohnya toksin, jamur dan virus lainnya. Kontaminan yang jumlahnya kecil jika dibiarkan dalam makanan pada suhu dan waktu yang cukup maka akan menyebabkan wabah yang serius. C. Kontaminasi Makanan (Pencemaran Makanan) Kontaminasi makanan adalah terdapatnya bahan atau organism berbahaya baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Kontaminasi makanan dapat terjadi melalui 2 cara, yaitu kontaminasi langsung dan tidak langsung (silang). Kontaminasi langsung adalah kontaminasi yang terjadi pada bahan makanan mentahyang diperoleh dari tempat hidup atau asal bahan makanan tersebut. Bersifat seperti agent, misalnya tempe bongkrek. Sedangkan kontaminasi silang adalah kontaminasi pada bahan makanan mentah atau masak melalui perantara.Bersifat seperti vehicle atau media, misalnya serangga, tikus, peralatn yang digunakan maupun penjamah makanannya sendiri. 1. Kontaminan Fisik Bahan pencemar makanan fisik adalah berupa kontaminan yang dapat terlihat secara kasat mata. Keberadaanya karena dibawa oleh hewan maupun oleh manusia atau penjamah makanan yang mengelola makanan dengan tidak hygienis (bersih). Contoh dari kontaminan makanan yang bersifat fisik adalah debu, tanah, batu, kaca, rambut, kotoran hewan, peniti, jarum, daun, bagian dari hewan seperti bulu atau hewan seperti cicak, serangga dan lain sebagainya. Sumber bahan pencemar fisik dapat terjadi pada kondisi tempat pengolahan makanan yang tidak bersih, penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi yang tidak baik sehingga memungkinkan terdapatnya debu dan tanah serta kontaminasi oleh tikus dan serangga, hadirnya binatang peliharaan seperti kucing, ayam dan burung pada tempat pengolahan makanan dapat menimbulkan kontaminasi secara fisik pada makanan. 8
  • 9. Demikian juga manusia yang mengelola makanan yang tidak menggunakan pakaian kerja, tutup rambut yang baikdan cara pencucian alat masak dan penyimpanannya dapat menimbulkan kontaminasi oleh rambut manusia dan debu. 2. Kontaminan Kimia Kontaminan kimiawi adalah berbagai macam bahan atau unsure kimia yang menimbulkan pencemaran atau kontaminasi pada bahan makanan. Beradanya jenis bahan pencemar ini karena dimasukkan sengaja ke dalam makanan seperti bahan pengawet, pewarna, dan bahan tambahan lainnya dalam jumlah yang melebihi takarannya. Pestisida mempunyai efek racun, namun masih digunakan juga dalam kegiatan pertanian karena mempunyai nilai yang penting yaitu untuk membunuh hama tananaman termasuk serangga, efek racun dapat dihindari melalui penggunaan pestisida secara aman dan bijaksana sesuai persyaratan kesehatan, misalnya pestisida yang mempunyai daya urai yang tinggi sehingga tidak menimbulkan residu yang membahayakan. Berbagai jenis bahan dan unsure kimia berbahaya dapat berada dalam makanan melalui berbagai cara, antara lain: a. Terlarutnya lapisan alat pengolah karena digunakan untuk mengolah makanan yang dapat melarutkan zat kimia dalam pelapis. Bahan makanan asam dapat melarutkan tembaga dan bismuth yang terdapat dalam alat pengolah. b. Logam yang terakumulasi pada produk perairan misalnya kerang atau tanaman yang habitat asalnya tercemar. c. Sisa antibiotic, pupuk, insektisida, pestisida atau herbisida pada tanaman atau hewan. d. Bahan pembersih dan atau sanitaiser kimia pada peralatan pengolah makanan yang tidak bersih pembilasannya atau yang secara tidak sengaja mengontaminasi makanan karena penyimpanan yang berdekatan. 3. Kontaminan Biologis Kontaminan biologis adalah organism hidup yang menimbulkan kontaminasi dalam makanan. Organisme hidup yang sering menjadi kontaminasi atau pencemar 9
  • 10. bervariasi mulai dari yang berukuran cukup besar seprti seranggasampai yang teramat kecil, yaitu mikroorganisme. Mikroorganisme adalah pencemar yang wajib diwaspadai karena keberadaannya dalam makanan sering tidak disadari sampai menimbulkan akibat yang tidak diinginkan. Misalnya kerusakan makanan atau keracunan makanan. Jenis mikroorganisme yang sering menjadi pencemar bagi makanan adalah bakteri, fungi, parasit dan virus. a. Bakteri Bakteri memerlukan factor-faktor yang kompleks dalam mendukung perkembangannya. Faktor-faktor tersebut meliputi:  Nutrisi/makanan Seperti makhluk hidup lainnya, bakteri juga memerlukan makanan untuk tumbuh dan berkembang biak. Biasanya makanan yang disukai manusia juga disukai bakteri, terutama makanan dengan kadar protein yang tinggi seperti makanan yang terbuat dari bahan telur, daging dan lain sebagainya. Bahan makanan tersebut akan lebih cepat basi dibandingkan makanan lain akibat tingkat kontaminasi bakteri yang rentan.  Air Bakteri menyukai makanan dengan kadar air yang tinggi. Oleh karena itu biasanya kita akan mengurangi kadar air pada bahan makanan jika ingin bertahan lama (awet) seperti selai, telur asin, dodol dan lain sebagainya. Hal tersebut dikarenakan makanan tersebut tidak mengandung air yang cukup untuk pertumbuhan bakteri yang dapat merusak makanan.  Suhu Bakteri yang bersifat merusak biasanya tumbuh optimal pada kisaran suhu C- . Sehingga untuk menjaga kontaminasi mikroorganisme dalam makanan tidak menimbulkan dampak negative yang tidak diinginkan, makanan harus didinginkan pada suhu kurang dari atau dengan dipanaskan pada suhu lebih dari .  Keasamam/pH 10
  • 11. Bakteri perusak dan pathogen pada umumnya memerlukan pH lebih tinggi dari 4.6 sampai dengan pH netral (7) untuk dapat tumbuh secara optimal. Dengan kata lain, makanan yang berkadar asam (pH) semakin mendekati netral maka makanan tersebut lebih bersifat rentan terkontaminasi bakteri. b. Fungi Jamur merupakan mikroorganisme multiseluler yang terkadang dapat dilihat dengan mata langsung menyerupai benang putih atau berwarna pada permukaan makanan yang terkontaminasi. Pada umumnya jamur yang sering mengontaminasi makanan tidak pathogen melainkan merusak. Beberapa jenis jamur perlu diwaspadai karena kemampuannya memproduksi racun atau toksin. Racun yang diproduksi jamur disebut mycotoxin. Racun Aflatoxin yang dihasilkan jamur Aspergillus flavus yang sering mencemari kacang-kacangan dapat menyebabkan gangguan pada hati. Cara memetikannya adalah melalui pemanasan pada suhu 60 selama 10 menit. c. Parasit Kontaminan parasit pada makanan umumnya berasal dari kelompok cacing yang hidup di usus. Misalnya cacing Trichinella spiralis atau cacing pita dapat masuk ke tubuh manusia melalui makanan yang telah terkontaminasinya. d. Virus Ada beberapa jenis virus penyebab penyakit yang dapat disebarkan melalui makanan antara lain virus hepatitis A, influenza dan poliomyelitis. 4. Kontaminan Radioaktif Kontaminan radioaktif terjadi ketika muncul kebocoran nuklir dan sejenisnya yang bersifat reaktif dan eksploitatif yang dapat mempengaruhi kehidupan biota lainnya. Akibatnya semua bahan pangan tidak lagi layak dikonsumsi karena telah terkontaminasi radioaktif seperti sinar alpha dan gamma yang dapat menyebabkan penyakit degenerative. 11
  • 12. D. Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Makanan 1. Lingkungan Fisik Adalah semua faktor fisik yang bersifat dapat mempengaruhi kualitas makanan, yaitu: a. Air Air sangat diperlukan dalam proses pengolahan makanan mulai dari penyiapan hingga penyajian sehingga beresiko sebagai factor penyebab penyakit. Solusinya adalah dengan menggunakan air bersih sesuai dengan syarat fisik, kimia dan mikrobiologi. b. Tanah Tanah mengandung organism yang dapat membahayakan jika terbawa oleh binatang perantara dan menyentuh makanan. Contonhya adalah pembungkus makanan yang mengandung debu. c. Udara Adanya mikroorganisme di udara dapat terbawa oleh partikel debu atau ludah yang disebarkan ketika bersin sehingga makanan dapat tercemar kapanpun. Oleh karena itu, para penjamah makanan hendaknya menggunakan alat perlindungan diri (APD) seperti masker dan tutup kepala ketika dalam proses pengolahan hingga penyajian. Makanan yang tersaji juga harus dalam kondisi tertutup dengan tudung saji untuk menjaga keamanan pangan. 2. Lingkungan Kimia Segala bentuk atau produk senyawa kimia yang membahayakan jika terkontaminasi dengan makanan. 12
  • 13. a. Pestisida Bahan makanan terutama sayuran rentan terkontaminasi oleh pestisida dikarenakan pada saat pembiakan hingga pemanenan tanaman, petani akan menggunakan pestisida. Jika tidak dicuci dengan benar dan bersih maka tidak menutup kemungkinan pastisida akan ikut terkonsumsi oleh konsumen. b. Food additive Adalah jenis bahan tambahan makanan berbahaya yang dilarang secara resmi oleh pemerintah akan tetapi masih digunakan secara sengaja oleh oknum tertentu untuk mengambil keuntungan, misalnya formalin, boraks dan lain sebagainya. c. Antibiotik Antibiotik bersifat menghambat pertumbuhan mikroorganisme sehingga digunakan oleh beberapa kalangan sebagai bahan pengawet meskipun dapat menimbulkan efek berbahay jka telah terakumulasi dalam tubuh. Contohnya tetracycline (antibiotic pada obat-obatan) yang biasa digunakan untuk mengawetkan ikan bandeng lama-kelamaan akan menyebabkan konsumen resisten terhadap tetracycline. d. Logam-logam Logam-logam ini berasal dari peralatan atau kemasan yang tidak memenuhi syarat dan berbahaya, seperti sterofoam atau plastic. 3. Lingkungan Biologi Adalah factor-faktor biotic yang mempengaruhi kualitas makanan, meliputi: a. Jasad renik termasuk mikroba seperti Staphylococcus dan parasit berupa telur cacing b. Serangga dan tikus yang berperan sebagai vector penyakit bagi manusia c. Manusia selaku penjamah makanan memilki potensi yang besar dalam menentukan sehat tidaknya makanan 13
  • 14. d. Hewan ternak sebagai bahan makanan harus yang sehat untuk mencegah bawaan penyakit dari binatang. e. Tanaman atau tumbuhan sebagai bahan makanan harus memnuhi syarat sebagai tanaman yang bebas dari penyakit dan memerlukan proses pengolahan yang baik dan tepat. 4. Lingkungan Radioaktif Adalah lingkungan eksploitatif yang membahayakan bagi kelangsungan hidup manusia termasuk semua lingkungan biotic (bahan pangan). Suatu bahan pangan yang telah terpapar bahan radioaktif seperti sinar alpha dan gamma dapat menyebabkan penyakit degenratif jika dikonsumsi. 14
  • 15. BAB III HYGIENE SANITASI MAKANAN (PENYEHATAN MAKANAN) A. Pengertian Higiene adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut berada (Widyati, 2002). Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan dari subyeknya. Misalnya menyediakan air yang bersih untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah untuk mewadai sampah agar tidak dibuang sembarangan (Depkes RI, 2004). Sanitasi adalah suatu upaya pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia ( Widyati, 2002) Higiene dan sanitasi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena erat kaitannya. Misalnya higienenya sudah baik karena mau mencuci tangan, tetapi sanitasinya tidak mendukung karena tidak cukup tersedianya air bersih, maka mencuci tangan tersebut tidak sempurna. Untuk mencapai tujuan makanan yang sehat, maka perlu adanya upaya hygiene sanitasi makanan yang mendasar pada 6 (enam) prinsip sanitasi makanan: B. Upaya 1: Pengamanan Bahan Makanan Mengamankan bahan makanan adalah menjaga adanya kerusakan dan pencemaran baik yang terbawa oleh bahan makanan ataupun faktor-faktor lingkungan yang akan terkontaminasi dengan makanan. Penyebab kerusakan dan pencemaran terhadap 15
  • 16. makanan terdiri dari beberapa jenis yaitu, kerusakan dan pencemaran mikrobiologi, mekanis, fisik biologis dan kimia. 1. Kerusakan Mikrobiologis Kerusakan mikrobiologis adalah kerusakan makanan karena adanya aktivitas mikroorganisme seperti bakteri dan jamur yang mengontaminasi makanan. Biasa terjadi pada bahan pangan mentah (susu), bahan setengah jadi maupun bahan jadi yang dikemas di dalam botol atau kaleng. 2. Kerusakan Mekanis Kerusakan mekanis adalah kerusakan yang disebabkan karena bahan mengalami benturanmekanis yang terjadi selama pemanenan, transportasi ataupun penyimpanan. Misalnya pada saat pemanenan, buah jatuh dan membentur permukaan hingga memar. Contoh lainnya adalah umbi yang terkena cangkul saat panen dan penumpukan bahan selama pengangkutan yang tidak memadai akan merusak bagian yang paling bawah. 3. Kerusakan Fisik Kerusakan fisik adalah kerusakan bahan karena perlakuan fisik yang tidak tepat, termasuk kerusakan warnadan tekstur bahan. Sebagai contoh adalah tomat yang dikeringkan menggunakan sinar matahari langsung akan mengalami kerusakan fisik. Seharusnya pengeringan cukup dengan diangin-anginkan agar tidak merusak bahan. 4. Kerusakan Fisiologis Kerusakan fisiologis adalah kerusakan faal pada proses dalam makhluk hidup, termasuk bahan pangan (secara alamiah). Contohnya adalah mangga yang telah diberi anti-mikroba ternyata tetap mengalami pembusukan akibat proses fisiologis. 16
  • 17. 5. Kerusakan Kimia Kerusakan kimiawi adalah kerusakan yang terjadi akibat reaksi kimia yang berlangsung dalam bahan makanan. Misalnya pada tempe yang terlalu kering akan mengalami pembusukan akibat proses fermentasi yang terlalu cepat. C. Upaya 2: Penyimpanan Bahan Makanan Penyimpanan bahan makanan bertujuan untuk mencegah bahan makanan agar tidak lekas rusak. Makanan yang cepat membusuk seperti daging, ikan, susu, dan telur disimpan pada tempat khusus sesuai suhu yang ditetapkan dan diusahakan adanya sirkulasi udara/ventilasi, untuk bahan lainnya pada tempat yang tidak terjangkau tikus, serangga, dan binatang pengganggu lainnya. Sedangkan untuk rempah-rempah dan kacang-kacangan lebih baik disimpan di tempat yang kering dan dalam wadah yang telah diatur kelembabannya agar tidak mudah tumbuh spora. Di samping memperhatikan faktor tersebut, perlu diperhatikan dalam hal sanitasi gudang yang dapat dilihat dari 2 hal pokok, yaitu : a. Segi pengaturan (arrangement) - Mudah diambil - Rotasi lama dan baru dengan prinsip first in first out b. Segi kesehatan (sanitation) - Bebas binatang pengganggu seperti tikus - Ventilasi cukup - Tidak lembab - Jarak barang paling atas dengan langit-langit minimal 50 cm 17
  • 18. D. Upaya 3: Pengolahan Makanan Pengolahan makanan menyangkut 4 aspek yaitu : 1. Penjamah Makanan Penjamah makanan adalah seorang tenaga yang menjamah makanan, baik dalam mempersiapkan, mengolah, menyimpan, mengangkut maupun dalam menyajikan. Syarat penjamah diantaranya adalah: - Hygiene perorangan, meliputi mulut, hidung, telinga, kulit, tangan, rambut, kuku - Prilaku sehat termasuk bersin, ludah dan menyisir - Kebersihan pakaian, temperamen yang baik - Badan sehat yaitu bebas dari penyakit kulit, menular dan carier (pembawa penyaakit) 2. Cara Pengolahan Makanan Cara pengolahan, kontaminasi terhadap makanan oleh peralatan, penjamah makanan, proses penanganannya maupun air, harus dihindari selama pengolahan makanan, baik dalam mencuci, meracik maupun memasak. Dalam mencuci bahan makanan harus memperhatikan hal-hal berikut : a. Air pencuci harus memenuhi standar kesehatan yang berlaku b. Cara mencuci bahan makanan sedemikian rupa sehingga semua kotoran, bahan kimia sisa penyemprotan dan bakteri yang tidak diharapkan, tidak ada lagi pada bahan makanan tersebut. c. Peralatan yang digunakan bebas dari bahan-bahan yang berbahaya & bakteri yang tidak diharapkan. Dari segi kesehatan/sanitasi makanan, maka cara pengolahan makanan yang baik dititikberatkan pada hal-hal sebagai berikut : a. Cara-cara penjamah makanan yang baik. b. Nilai nutrisi/gizi yang memenuhi syarat. 18
  • 19. c. Teknik memasak yang menarik dan enak. d. Cara pengolahan makanan yang serba bersih. e. Menerapkan dasar-dasar hygiene dan sanitasi makanan. f. Menerapkan dasar-dasar hygiene perseorangan bagi para pengolahnya. g. Melarang petugas/pekerja yang berpenyalit kulit atau yang mempunyai luka-luka pada tangan atau jari untuk bekerja sebagai penjamah makanan. 3. Tempat Pengolahan Makanan Tempat pengolahan makanan (TPM), yaitu dimana makanan diolah sehingga menjadi makanan terolah ataupun makanan jadi biasanya disebut dapur, memerlukan syarat sanitasi, baik dari konstruksinya, perlengkapan yang ada maupun tata letak perlengkapan yang lazim ada di dapur. Untuk konstruksi, hal- hal yang harus diperhatikan yaitu lantai, dinding, atap dan langit-langit, penerangan/pencahayaan, ventilasi, pembuangan asap persediaan air yang cukup dan memenuhi syarat-syarat kesehatan, tersedia tempat/bak pencuci tangan dan alat-alat dapur, perlindungan dari serangga ,tikus dan binatang perusak lainnya, barang-barang yang mungkin dapat menimbulkan bahaya tidak diperbolehkan disimpan di dapur, tersedianya alat pemadam kebakaran. Hal-hal tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 712/MENKES/PER/IX/1986 tentang Persyaratan Kesehatan Jasaboga. 4. Perlengkapan/Peralatan dalam Pengolahan Perlengkapan/peralatan dalam pengolahan makanan, prinsip dasar persyaratan/peralatan dalam pengolahan makanan adalah aman sebagai alat/perlengkapan pemroses makanan. Aman ditinjau dari bahan yang digunakan dan juga dari desain perlengkapan tersebut. a. Bahan perlengkapan harus bebas dari B3 seperti anti karat, tidak berbau, berasa, berubah warna b. Prinsip desain harus mudah dibersihkan c. Pemeliharaan peralatan meliputi pembersihan kasar, pembersihan menggunakan detergen, pembilasan dengan air panas, penyucihamaan dan pengeringan 19
  • 20. E. Upaya 4: Pengangkutan Makanan Makanan yang berasal dari tempat pengolahan memerlukan pengangkutan untuk disimpan atau disajikan. Kemungkinan pengotoran makanan dapat terjadi sepanjang pengangkutan bila cara pengangkutannya kurang tepat dan alat angkutnya kurang baik dari segi kualitasnya. Faktor yang mempengaruhi bisa tempat/ alat pengangkut, tenaga pengangkut dan teknik pengangkutan. Syarat pengangkutan meliputi alat bersih, cara benar, tertutup, dan jalur singkat tetapi harus memperhatikan sumber pencemar lainnya. F. Upaya 5: Penyimpanan Makanan Kualitas makanan yang telah diolah sangat dipengaruhi oleh suhu, dimana terdapat titik-titik rawan perkembangan bakteri ptogen pada suhu yang sesuai dengan kondisinya dan jenis makanan yang cocok sebagai media pertumbuhannya. Tujuan utama teknik penyimpanan makanan yaitu mencegah pertumbuhan perkembangan bakteri latent dan mengawetkan makanan dan mengurangi pembusukan. Oleh karena itu diperlukan suatu metode penyimpanan yang harus mempertimbangkan kesesuaian antara suhu penyimpanan dengan jenis makanan yang akan disimpan. Teknik penyimpanan sangat dipengaruhi oleh suhu dan waktu. G. Upaya 6: Penyajian Makanan Ruang lingkup penyajian makanan meliputi tempat penyajian, alat-alat penyajian dan tenaga penyaji yang kesemuanya harus memenuhi dan menerapkan upaya hygiene sanitasi makanan. Ruang lingkup penyajian makanan meliputi tempat penyajian, alat-alat penyajian dan tenaga penyaji. 1. Tempat Penyajian a. Lantai kedap air atau kayu keras b. Dinding dan langit-langit dari bahan yang kuat dan mudah dibersihkan c. Tersedia air yang cukup untuk mencuci alat dan tangan d. Pintu dan jendela tidak memungkinkan masuknya serangga e. Membersihkan ruangan dilakukan sebelum dan sesudah digunakan 20
  • 21. 2. Alat-Alat Penyaji a. Ditempatkan dan disimpan dengan fasilitas yang bersih b. Permukaan alat yang berhubungan dengan makanan hendaknya terlindung dari pencemaran c. Kebersihan alat terjamin sebaik-baiknya 3. Tenaga Penyaji a. Sehat dan sopan b. Teknik membawa makanan c. Penampilan dan temperamen yang baik d. Cara menghidangkan, teknik dan pengaturan di atas meja 21
  • 22. BAB IV PERANAN HSM DALAM MENCEGAH TERJADINYA PBM Makanan merupakan salah satu kebutuhan dari manusia untuk menunjang kehidupannya. Jika ditinjau dari segi kesehatan, makanan selain berfungsi sebagai sumber energi zat pembangun dan zat pengatur juga mempunyai peran dalam penyabaran penyakit. Oleh karena itu prinsip dasar hygiene sanitasi tempat pengelolaan makanan diperlukan agar konsumen dapat dilindungi kesehatannya dari bahaya kontaminasi makanan dan organisme penyakit menular. Makanan yang aman dari mikroorganisme tidak terlepas dari pemeliharaan hygiene sanitasi makanan yang baik, karena hygiene sanitasi merupakan salah satu pemecahan untuk melindungi makanan dari kontaminasi. Pengertian dari prinsip hygiene sanitasi makanan dan minuman adalah pengendalian terhadap empat faktor yaitu tempat atau bangunan, peralatan, orang dan bahan makanan. Keempat faktor tersebut dikendalikan melalui 6 (enam) prinsip hygiene sanitasi makanan dan minuman yaitu: 1. Pengamanan Bahan Makanan Dalam proses mengolah makanan, maka langkah pertama agar menghasilkan produk makanan yang baik dan sehat maka harus memperhatikan bagaimana memilih bahan makanan yang baik. Misalnya cara pemilihan daging yang masih segar dan sehat, kemudian sayur dan lain sebagainya. Dengan demikian maka makanan yang dihasilkan akan berkualitas dan tidak menimbulkan penyakit akibat dari bahan makanan yang telah mengandung mikroba atau tidak memenuhi standar kesehatan yang baik. 2. Penyimpanan Bahan Makanan Setelah mendapatkan bahan makanan yang baik, terkadang tidak semua bahan makanan tersebut akan dimasak dalam satu kali penyajian. Oleh karena itu, dalam Hygiene sanitasi Makanan juga diatur mengenai prinsip penyimpanan bahan makanan agar tetap terjaga kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan adalah 22
  • 23. mengenai suhu dan waktu penyimpanan bahan. Harus diperhatikan bahwa mikroba memiliki berbagai sifat termasuk mikroba yang biasa hidup pada suhu dingin, sedang dan tinggi. 3. Pengolahan Makanan Sebagai langkah selanjutnya adalah mengenai cara pengolahan makanan itu sendiri. Cara pengolahan makanan yang baik, dari segi peralatan, tempat dan lain sebagainya akan mampu mengontrol baik tidaknya suatu makanan. 4. Penyimpanan Makanan Masak Makanan yang telah siap disajikan membutuhkan cara atau teknik penyimpanan yang baik. Tujuannya adalah untuk menghambat rusaknya makanan oleh pertumbuhan mikroba dan kontaminasi lainnya. 5. Pengangkutan Makanan Selama proses pengangkutan makanan harus diperhatikan untuk mencegah kerusakan makanan akibat benturan dan lain sebagainya karena makanan yang telah rusak akan dengan mudah mengundang pertumbuhan mikroba. 6. Penyajian Makanan Proses penyajian yang baik akan menentukan bahwa makanan yang disajikan aman dan sehat untuk dikonsumsi. Pada dasarnya, upaya hygiene sanitasi makanan adalah merupakan suatu pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan sekitar dengan tujuan mencegah penyakit bawaan makanan dan mengurangi resiko yang dapat merugikan konsumen. 23
  • 24. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Foodborne disease merupakan penyakit yang dihantarkan melalui pangan atau sering disebut penyakit akibat pangan, disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi. 2. Hygiene sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. Hygiene sanitasi makanan terdiri 6 prinsip yaitu meliputi: a. Pengamanan bahan makanan b. Penyimpanan bahan makanan c. Pengolahan makanan d. Penyimpanan makanan masak e. Pengangkutan makanan f. Penyajian makanan 3. Berbagai jenis penyakit bawaan makanan yang sangat merugikan bagi kesehatan dapat dicegah dengan penenrapan 6 prinsip hygiene sanitasi makanan. B. Saran Angka kasus penyakit bawaan makanan terutama kasus keracunan makanan yang masih tinggi di Indonesia menunjukkan masih rendahnya ketersediaan makanan yang berkualitas. Oleh karena itu perlu adanya sosialisasi secara kontinyu kepada masyarakat secara luas, tidak hanya ditujukan bagi pelaku bisnis makanan. Dengan tujuan bahwa kemudian hari masyarakat secara personal dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 24
  • 25. DAFTAR PUSTAKA Kasjono, Heru Subaris. 2012. Food Hygiene Sanitation. http://jtcc- consultant.com/food-hygiene-sanitation/. Diakses 04 Januari 2012 Mandal, Ananya. 2012. Keracunan Makanan (Food Poisoning). http:// newsmedical.com/What-is-food-poisoning-(Indonesian).aspx.htm. Diakses 28 Desember 2012 Meta. 2012. Peranan Makanan dalam Menyebabkan Penyakit. http://enviro24.wordpress.com/2012/03/19/peranan-makanan-dalam- menyebabkan-penyakit/. Diakses 29 Desember 2012 Munaf, Arifin. 2012. Higiene Sanitasi Makanan. http://helpingpeopleideas.com/publichealth/index.php/2012/02/higiene- sanitasi-makanan. Diakses 03 Januari 2012 Pablo, Julian. 2012. Food Borne Disease (Penyakit Bawaan Makanan). http://matakuliahbiologi.blogspot.com/2012/04/food-borne-diseases.html. Diakses 29 Desember 2012 Sitanggang, Mentari Anraini. Food Sanitation. http://mentari. blogspot. com/ MAKALAH/Kesehatan%20Lingkungan/ Food-sanitation/.htm. Diakses 16 Desember 2012 Vina. 2008. Warga Masih Malu Laporkan Keracunan Makanan. http://regional.kompas.com/read/2012/05/10/18524328/Warga.Masih.Malu.La porkan.Keracunan.Makanan Aini, Nur. 2008. Keamanan Pangan pada Food Service. http://kulinologi.biz/preview.php?view&id=226 Zaenal, Sherli. 2011. Makanan Sehat Sesuai Hygiene sanitasi Makanan. http://sherli-zaenal.blogspot.com/MAKALAH/makanan-sehat.html. Diakses 30 Desember 2012 25