SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 32
Downloaden Sie, um offline zu lesen
BIRDWATCHING
  Mengamati Burung di Alam Bebas




             Disusun Oleh:
            Move Indonesia
Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH)
       Seloliman, Trawas, Mojokerto




                          http://khatulistiwa.info
2007
            BIRDWATCHING,
      Mengamati Burung di Alam Bebas

Judul Buku     : Birdwatching, Mengamati
                  Burung di Alam Bebas
Jumlah Halaman : 30 Halaman
Dicetak Oleh   : Pusat Pendidikan Lingkungan
                  Hidup (PPLH) Seloliman –
                  Trawas – Mojokerto
E-book oleh     : Move Indonesia




Tim Penulis : Divisi Penulisan & Multimedia Move
              Indonesia
              Divisi Penerbitan dan Dokumentasi
              Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup
              (PPLH) Seloliman
Penyunting : Bachtiar DM, Ulfah Hidayati, Anggara
              Widjajanto




                                http://khatulistiwa.info
Foto/Gambar: Berbagai sumber




                               http://khatulistiwa.info
DAFTAR ISI

Sekapur Sirih |
Pendahuluan |


Sejarah Burung | 7
Kebiasaan Burung | 10
Jadi seorang Pengamat | 13
Keanekaragaman Burung | 17
Petunjuk Pengamatan Burung dialam | 18
Tips Memilih & Menggunakan Teropong | 23
Bagaimana Menggunakan Teropong? | 24
Cara Mengamati Burung | 25
DAFTAR PUSTAKA | 30




                             http://khatulistiwa.info
Wahai kau burung dalam sangkar
Sungguh nasibmu malang benar
Tak seorangpun ambil tahu
Duka dan lara dihatimu

Di jaman nenek kalian, pasti sangat mengenal
dengan sepenggal lirik lagu diatas. Lagu yang
mencerita kan betapa menderitanya          seekor
burung yang hidupnya selalu terkurung dalam
sangkar, tidak menemukan dan merasakan
kebebasan. Bebas terbang, bebas mencari makan,
bebas mencari pasangan dan mengasuh anak.
Kehidupannya dibatasi oleh terali sangkar.

                           Ya.... begitulah memang
                           kondisinya jika
                           terkurung
                           dalam ’penjara’
                           layaknya seorang
                           tahanan dikurung
                           dalam sel. Coba
                           bayangkan apabila
                           teman-teman dikurung
                           dalam sebuah penjara
                           atau kurungan yang
                           sempit, apa yang bisa
                           kalian lakukan? Pasti




                                 http://khatulistiwa.info
tidak bisa berbuat apa-apa kan?

Nah, demikian juga halnya dengan burung. Tempat
asal / tempat tinggal (habitat) burung sebenarnya
di alam bebas. Di alam sekitar kita, ada yang di
hutan, di pantai, di ladang dan sawah, dan masih
banyak lagi tempat tinggalnya. Tidak ada alasan
bagi kita mengurung dan memelihara burung
sekalipun itu alasannya untuk menyayangi binatang.
Betul, mungkin kita sayang sama burung, tapi
apakah dia mau diperlakukan seperti tahanan?
Kalau alasan kita adalah betul-betul menyayangi
burung atau binatang liar lainnya, biarkanlah dia
tinggal di alam bebas. Biarkanlah dia hidup
sebagai binatang yang bebas, di tempat asalnya,
hidup bersama keluarganya. Seperti kita,
kalianpun ingin tinggal bersama keluarga, bukan?

Nah teman-teman, membahas masalah sayang
menyayangi, apalagi terhadap binatang yang
mempunyai tempat tinggal sendiri, kita tidak
perlu memaksakan diri untuk memaksa burung
hidup bersama kita, sesuai keinginan kita. Itu
adalah sama dengan merampas hak hidup mereka,
biarkanlah burung-burung itu terbang di alam
bebas. Lalu bagaimana bentuk perhatian kita
terhadap mereka? Kita bisa melakukan aktifitas



                                  http://khatulistiwa.info
melalui mengamati kehidupan para burung itu di
alam bebas. Atau di kalangan yang punya hobby ini
adalah pengamatan burung atau birdwatching. Dan
kegiatan ini merupakan kegiatan bagaimana
menikmati kehadiran jenis burung yang lebih
alami dan ramah lingkungan.

Mengamati burung di habitat aslinya ternyata
cukup mengasyikkan. Banyak hal yang bisa kita
peroleh lewat kegiatan sederhana ini. Selain




menikmati     keindahan    burung   dan    segala
aktivitasnya, kegiatan ini sangat berperan dalam
menunjang ilmu pengetahuan, melatih kesabaran,
dan memperoleh pencerahan tentang semangat
melestarikan keindahan alam dan keberadaan



                               http://khatulistiwa.info
burung dialam. yang tidak kalah penting dari
kegiatan ini adalah jauh lebih bermoral
dibandingkan mesti menaruhnya dalam sangkar
yang membuat satwa tersebut terkungkung.

SEJARAH BURUNG
Nah teman-teman, sebelum kita melangkah pada
pengamatan burung, kita kenali dulu burung ini
yang sebenarnya dan perkembangan kehidupannya.
Jadi kita akan lebih tahu makhluk apa yang akan
kita amati.

Burung adalah binatang berdarah panas yang
merupakan evolusi dari reptil yang menyerupai
dinosaurus yang hidup jutaan tahun yang lalu.
Sekarang jumlah species yang ada di dunia sudah
mencapai 8.700 species. Burung berkerabat
dekat dengan reptil. Bersama kerabatnya
terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya,
burung membentuk kelompok hewan yang disebut
Archosauria.

Bersama perkembangannya, cakar depannya
memendek dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di
badannya. Pada awalnya, sayap primitif yang
merupakan perkembangan dari cakar depan itu
belum dapat digunakan untuk sungguh-sungguh



                               http://khatulistiwa.info
terbang, dan hanya membantunya untuk bisa
melayang dari suatu ketinggian ke tempat yang
lebih rendah.

Burung masa kini telah berkembang sedemikian
rupa sehingga terkhususkan untuk terbang jauh,
dengan perkecualian pada beberapa jenis yang
berkembang kurang sempurna, dan tidak
mempunyai kemampuan untuk terbang tinggi.
Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh
semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat.




Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa
sehingga mampu menolak air, dan memelihara
tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin.
Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena
adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun
tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya
tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat




                               http://khatulistiwa.info
perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-
giginya menghilang, digantikan oleh paruh ringan
dari zat tanduk. Kesemuanya itu menjadikan
burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai
terbang, dan mampu mengunjungi berbagai macam
habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat
ditemukan di hutan-hutan tropis, mereka
menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga
ke puncak-puncak pegunungan. Burung juga
ditemukan di rawa-rawa, padang rumput, pesisir




                               http://khatulistiwa.info
pantai, tengah lautan, gua-gua batu, perkotaan,
dan    wilayah   kutub.   Masing-masing     jenis
beradaptasi dengan lingkungan hidup dan makanan
utamanya. Maka dikenal berbagai jenis burung
yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada
yang warnanya cerah cemerlang atau hitam legam,
yang hijau daun, coklat gelap atau burik untuk
menyamar, dan lain-lain. Ada yang memiliki paruh
kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji buah
yang keras, runcing untuk menombak ikan, pipih
untuk menyaring lumpur, lebar untuk menangkap
serangga terbang, atau kecil panjang untuk
mengisap nektar. Ada yang memiliki cakar tajam
untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat
pohon, cakar penggali tanah dan serasah, cakar
berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk
berlari dan merobek perut musuhnya.

Kebiasaan Burung
Burung
berkembang
biak     dengan
bertelur. Telur
burung     mirip
telur     reptil,
hanya
cangkangnya



                               http://khatulistiwa.info
lebih keras karena berkapur. Beberapa jenis
burung seperti burung maleo dan burung gosong,
menimbun telurnya di tanah pasir yang bercampur
serasah, tanah pasir pantai yang panas, atau di
dekat sumber air panas. Alih-alih mengerami,
burung-burung ini membiarkan panas alami dari
daun-daun membusuk, panas matahari, atau panas
bumi menetaskan telur-telur itu; persis seperti
yang dilakukan kebanyakan reptil.

Akan tetapi kebanyakan burung membuat sarang,
dan menetaskan telurnya dengan mengeraminya di
sarangnya itu. Sarang bisa dibuat secara
sederhana dari tumpukan rumput, ranting, atau




batu; atau sekedar kaisan di tanah berpasir agar
sedikit melekuk, sehingga telur yang diletakkan
tidak mudah terguling. Namun ada pula jenis-jenis
burung yang membuat sarangnya secara rumit dan



                               http://khatulistiwa.info
indah, atau unik, seperti jenis-jenis manyar alias
tempua, rangkong, walet, dan namdur.

Anak-anak burung yang baru menetas umumnya
masih lemah, sehingga harus dihangatkan dan
disuapi makanan oleh induknya. Kecuali pada jenis-
jenis burung gosong, di mana anak-anak burung itu
hidup mandiri dalam mencari makanan dan
perlindungan. Anak burung gosong bisa segera
berlari beberapa waktu setelah menetas, bahkan
ada pula yang sudah mampu terbang.

                         Jenis-jenis burung
                         umumnya memiliki
                         ritual berpasangan
                         masing-masing.
                         Ritual ini adalah
                         proses untuk
                         mencari dan
                         memikat pasangan,
                         biasanya dilakukan
                         oleh burung jantan.
                         Beberapa jenis
                         tertentu, seperti
                         burung merak dan
cenderawasih, jantannya melakukan semacam
tarian untuk memikat si betina. Sementara



                                http://khatulistiwa.info
burung manyar jantan memikat pasangannya
dengan memamerkan sarang setengah jadi yang
dibuatnya. Bila si betina berkenan, sarang itu
akan dilanjutkan pembuatannya oleh burung
jantan hingga sempurna; akan tetapi bila
betinanya tidak berkenan, sarang itu akan
dibuang atau ditinggalkannya.

JADI SEORANG PENGAMAT
Setelah   kita    mengetahui    sejarah  dan
perkembangan burung, sekarang kita kupas lagi
tentang bagaimana berkegiatan dialam bebas
dengan menjadi seorang pengamat burung.

                                 Memang,
                                 mengamati
                                 burung itu
                                 kegiatan
                                 alamiah kita
                                 sebagai
                                 manusia.
                                 Nenek moyang
                                 kita dulu juga
                                 mengamati
                                 burung, kalian
dapat menemukan bukti-buktinya pada lukisan
yang mereka buat di dinding-dinding gua. Burung



                              http://khatulistiwa.info
juga dapat menjadi pertanda sebuah musim dan
meramalkan cuaca.

Aktifitas mengamati burung adalah sesuatu yang
mengasyikkan. Apalagi jika dapat bertemu dengan
banyak spesies yang termasuk langka, sehingga
mengundang rasa ingin tahu yang sangat besar
untuk mengamati lebih jauh. Untuk itulah
diperlukan bantuan beberapa peralatan dalam
pengamatan, berupa teropong sederhana dan
sebuah     buku     untuk    identifikasi. Tanpa
menggunakan teropong, biasanya pengamatan akan
berakhir     dengan     kelelahan     yang  tidak
menggembirakan, dikarenakan si pengamat tidak
dapat berhasil mengidentifikasi jenis yang
teramati tersebut. Seringkali banyak jenis
burung adalah berukuran kecil dan mungil,
sehingga dengan mata biasa pada jarak yang
cukup jauh adalah sangat tidak mungkin untuk
mengenalinya. Bantuan teropong besar dengan
statip (kaki tiga) akan sangat menggembirakan si
pengamat, karena dengan perbesaran yang cukup
akan dapat mengamati jenis-jenis burung dari
jarak yang cukup jauh.

Bagaimana agar tidak bosan? Diperlukan suatu
motivasi yang besar untuk menguasai ilmu



                               http://khatulistiwa.info
pengenalan jenis burung ini. Perlu dikembangkan
sifat sabar, tekun dan teliti serta bekerja dalam
kondisi yang sehat dan teratur. Kesabaran
seorang pengamat burung sebagai contoh adalah
burung yang dia lihat pada hari ini, baru mungkin
dapat dia identifikasi setelah beberapa hari
berikutnya atau bahkan beberapa minggu atau
bulan berikutnya. Pengamat burung selalu
mencatat apa yang dilihatnya, dan secara
otomatis mengembangkan ingatannya untuk selalu
melihat kepada catatan-catatan lama, tentang
bagaimana ciri-ciri burung yang pernah dia amati
di masa yang sudah lewat. Seorang pengamat
burung selalu dilengkapi dengan sebuah catatan
kecil di dalam sakunya untuk mencatat semua
keperluan identifikasi dalam waktu yang panjang
tersebut. Sifat lain yang perlu dikembangkan
adalah bekerja secara teratur, yaitu mencoba
mengenali jenis berdasarkan ciri-ciri yang umum
terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam ciri-ciri
yang lebih khusus. Hal ini diperlukan untuk
memudahkan dalam mencari jenis burung yang
terlihat di dalam buku penuntun yang di bawa.
Banyak-banyak mengamati terlebih dahulu adalah
akan sangat menguntungkan si pengamat, daripada
sebentar-sebentar melihat buku penuntun,
sehingga banyak waktu yang terbuang padahal



                               http://khatulistiwa.info
pertemuan dengan burung-burung adalah sangat
pendek waktunya. Identifikasi menjadi sulit
dilapangan, lebih disebabkan karena kondisi
lapangan, kerapatan tanaman dan pencahayaaan
yang tidak cukup, sehingga banyak menghalangi
pengamat untuk melihat dengan jelas bentuk dan
rupa serta kombinasi warna bulu burung yang ada.
Jenis-jenis    yang   sulit  dibedakan,   walau
diidentifikasi dari dekat (dengan penangkapan)
adalah tidak terlalu banyak, dan ini biasanya
dapat dibedakan dari suara ataupun perilakunya.




Cara lain yang lebih mudah adalah mengamati
burung dengan seorang yang telah kenal banyak
jenis, sehingga sipengamat pemula tidak perlu



                               http://khatulistiwa.info
bersusah payah membuka buku penuntun
penganalan jenis setiap kali bertemu dengan jenis
baru.

KEANEKARAGAMAN BURUNG
Keberadaan burung di dunia sudah mencapai
8.700 species. Menyebar dari kutub, ke seluruh
belahan bumi ini. Di hutan, di padang pasir, di
lautan lepas, di rawa-rawa, di sawah, hingga di
daratan Antartika kutub utara.
Di Indonesia sendiri, dapat ditemukan lebih dari
900 jenis burung yang menyebar di seluruh
wilayah, dari daerah pantai sampai jauh ke dalam
hutan alam tropis. Potensi keanekaragaman jenis
burung adalah tinggi pada setiap tipe habitat
yang ada. Daerah pantai menyediakan keragaman
burung-burung air yang keindahannya dapat
dinikmati melalui pengamatan dengan bantuan
teropong yang sederhana. Begitu juga pada
banyak daerah perairan lainnya seperti di
sepanjang sungai, danau dan sebagainya. Terus ke
darat ke dalam hutan, dari mulai hutan mangrove,
rawa, rawa bergambut, hutan hujan dataran
rendah dengan tingkat keanekaragaman yang
semakin tinggi. Setiap tipe habitat memiliki
keanekaragaman yang khas yang berbeda dengan
tipe habitat lainnya. Burung adalah kelompok



                               http://khatulistiwa.info
binatang yang sangat dekat dengan kondisi
lingkungannya, bahkan dapat dikatakan kondisi
lingkungan dapat tercermin dari jenis burung
penghuninya. Itulah sebabnya banyak jenis burung
dapat dijadikan petunjuk (bioindikator) bagi
adanya perubahan lingkungan, selain juga
dikarenakan     kemampuan      mereka      untuk
beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Tingginya tingkat keanekaragaman jenis burung
merupakan potensi yang dapat dikembangkan
untuk kegiatan wisata yang bersifat alami, atau
ekoturisme. Kegiatan wisata dan rekreasi alam
akan lebih bermakna dilakukan, bilamana dalam
perjalanan tersebut dapat dinikmati tidak saja
keindahan alam dan hutannya, tetapi juga
keanekaragaman satwaliar penghuninya.



PETUNJUK PENGAMATAN BURUNG DI ALAM
Nah, teman-teman saatnya sekarang kita akan
menjadi seorang pengamat. Tapi sebelum kita
melakukan pengamatan terhadap burung, ada
beberapa hal yang perlu kita perhatikan dan
persiapkan, yaitu:




                               http://khatulistiwa.info
1. Pakaian
Untuk mengamati burung hendaknya tidak
mengenakan pakaian berwarna cerah dan
mencolok, karena hal ini akan membuat burung
takut dengan kehadiran kalian. Lebih baik kalian
menggunakan pakaian berwarna redup, seperti
coklat atau hijau. Yang paling penting untuk
diperhatikan adalah pakaian yang dikenakan harus
nyaman, menyerap keringat, berkerah, mudah
kering bila basah dan memiliki kantung untuk
menyimpan buku catatan saku. Sebaiknya kalian
menggunakan pakaian berlengan panjang, supaya
tidak terganggu oleh gigitan serangga atau
tergores duri.

2. Teropong Binokular (dengan dua lensa) atau
Monocular (teropong satu lensa).
Teropong, merupakan alat utama yang harus
tersedia dalam melakukan pengamatan satwa.
Teropong berukuran 8×30 dan 8×40 adalah yang
paling ideal untuk pengamatan di hutan. Jika kita
hendak mengamati burung di tempat terbuka,
menggunakan teropong berukuran 10×40 akan
lebih baik. Sedangkan bila kita akan mengamati
satwa di tempat terbuka, teropong satu lensa
(monocular) akan lebih baik lagi.




                               http://khatulistiwa.info
3. Buku panduan.
Buku pengenalan jenis (field guide), diperlukan
untuk membantu kita mengenali jenis satwa yang
kita lihat denga benar. Sayangnya, saat ini belum
ada buku pengenalan satwa yang mencakup
seluruh Indonesia.

4. Buku catatan.
Buku catatan lapangan, harus selalu dibawa oleh
pengamat selama melakukan pengamatan. Buku ini
sebaiknya memiliki sampul yang tahan air, tidak
mudah terlipat dan berukuran kecil supaya dapat
disimpan di saku baju atau celana. Jika buku
pengenalan jenis sedang tidak ada atau jenis
satwa yang diamati tidak dapat ditemukan dalam
buku pengenalan jenis yang dibawa, buku catatan
lapangan ini akan sangat berguna.

5. Pensil, pena, balllpoint, krayon.
Sebagai alat tulis, mencatat dari hasil
pengamatan. Kalau sempat perlu juga untuk
digambar, untuk mengingatkan lebih jelas.

6. Topi lapang atau payung.
Karena kita mengamati di alam terbuka, yang
sudah pasti dibawah sengatan matahari, kita
harus menjaga supaya terlindungi. Apalagi jika



                               http://khatulistiwa.info
cuaca mendung, sebelum hujan, kita sudah sedia
dengan payung.

7. Sepatu yang nyaman dan cukup kuat.
Supaya     aman    dalam    melakukan    kegiatan
pengamatan, alas kaki yang kita pakai sebaiknya
sepatu. Kita berjaga-jaga, siapa tahu tempat yang
akan kita datangi banyak serangga, lintah ataupun
becek.

8. Jaket atau jas hujan.
Jika tiba-tiba cuaca berubah gelap karena
mendung dan hujan, udara menjadi dingin, barulah
kita merasakan memang membutuhkan jaket dan
jas hujan.

9. Pakaian cadangan.
Pakaian ganti akan sangat kita perlukan dan
dibutuhkan pada saat pakaian yang kita kenakan
basah terkena hujan atau keringat. Dengan
membawa pakaian cadangan, hal ini akan teratasi.

10. Makanan, terutama cemilan.
Jika kita sudah mempunyai rencana tempat
pengamatan adalah kawasan hutan, rawa-rawa
atau persawahan, mending kita mempersiapkan
perbekalan yang cukup, jumlah dan jenis



                               http://khatulistiwa.info
makanannya. Dan jangan lupa untuk menyimpan
sampah dari pembungkusnya. Bawa kembali ke
rumah kalian, dan buanglah pada tempatnya.

11. Minuman.
Yang tak kalah penting dari makanan adalah
minuman. Persediaan minum kalian baiknya lebih
dari cukup, apalagi jika cuaca sangat panas, kita
pasti akan sering haus. Maka, bawalah tempat
minum yang rapat, supaya waktu dibawa kita tidak
kuatir tumpah.

12. Kamera (jika diperlukan).
Mengingat tempat dan kegiatan yang akan kalian
lakukan merupakan moment yang bagus, apalagi
jika dalam pengamatan ternyata kita menemukan
jenis burung yang langka, tentulah hal ini sangat
disayangkan jika tidak terdokumentasikan.

13. Peta.
Peta bisa saja tetap
dibutuhkan apalagi jika kita
baru kali itu memasuki
wilayah tersebut. Tapi lain
halnya jika kita merasa
sudah paham betul daerah
tersebut.



                               http://khatulistiwa.info
14. Obat-obatan ringan.

Obat-obatan ringan seperti minyak kayuputih,
balsam, obat luka, talc untuk gatal, dll. Apabila
kita   mengalami    kecelakaan    kecil    waktu
pengamatan, bisa segera teratasi.

Nah, dari semua yang tersebut diatas apa yang
perlu kita bawa pada waktu pengamatan, tentulah
tidak ada gunanya jika kita tidak membawa alat
yang bisa mengangkut semuanya. Sebuah tas,
yang cukup dan muat untuk membawa semua
perlengkapan. Tas ini lebih baik dipilih yang
nyaman saat dikenakan, tidak mengganggu
kegiatan pengamatan kita. Tas yang waktu
dikenakan bebannya dapat ditopang oleh pundak
kita dengan imbang, tidak berat sebelah. Tas
yang pas untuk kalian pakai adalah model ransel.

Sebaiknya sebelum barang-barang tersebut
dimasukkan dalam tas, bungkus dengan tas plastik
dulu supaya aman jika terkena air dan hujan.

Tips Memilih dan Menggunakan Teropong
Barang utama untuk pengamatan burung adalah
teropong. Apakah itu Binokular maupun Monokular.




                               http://khatulistiwa.info
Jika kalian hendak membeli teropong, pilihlah
yang ringan dan gambarnya jelas. Jika kalian
mampu, belilah teropong yang berkualitas tinggi
dan tahan air, karena teropong jenis ini akan lebih
tahan lama. Teropong yang murah tidak selalu
bagus kualitasnya.

Untuk pengamatan di hutan
pilihlah teropong dengan
perbesaran
yang     relatif
kecil    dengan
lubang     lensa
yang lebar.      Teropong
berukuran 8x30 atau 8x40
adalah yang ideal untuk
mengamati burung di hutan.
Sedangkan untuk teropong yang perbesarannya
hebat seperti teleskop hanya cocok digunakan
untuk pengamatan di tempat terbuka.

Bagaimana Menggunakan Teropong ?
Jika kalian merupakan pengamat pemula, mungkin
akan mengalami kesulitan dengan cara mengguna
kan teropong. Berikut ini dijelaskan cara-cara
yang bisa kalian lakukan berkenaan dengan




                                 http://khatulistiwa.info
penggunaan teropong, supaya kegiatan pengama
tan kalian dapat berjalan dengan lancar.
 1. Temukan roda fokus dan penala okuler
 2. Tutup lensa obyektif (lensa besar) sebelah
     kanan dengan tangan dan putar roda fokus
     hingga obyek terlihat jelas dengan mata kiri.
 3. Tutup lensa obyektif kanan dan putar roda
     penala okuler hingga obyek terlihat jelas
     dengan mata kanan.
 4. Sekarang teropong anda sudah ditala untuk
     kondisi mata anda. Jangan mengubah atau
     memutar penala okuler.
 5. Jika hendak menggunakan teropong, gunakan
     roda fokus untuk memperjelas obyek.

Setelah bisa menggunakan teropong dengan baik,
maka kita dapat memulai kegiatan pengamatan.
Cara penyimpanan teropong dan untuk menghindar
kan lensa teropong berjamur, simpanlah teropong
dalam wadah atau kotaknya dan di tempat kering
serta gunakan silica gel. Jika teropong dibawa ke
lapangan gunakanlah kantung.

Cara Mengamati Burung
Hal pertama yang harus diingat selama melakukan
pengamatan burung adalah bahwa penglihatan dan
pendengaran burung sangat peka. Burung akan



                                http://khatulistiwa.info
segera terbang dan menghilang dari pandangan
apabila merasa terganggu dengan kehadiran kita.
Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa hal
di bawah ini :
 9 Jangan bersuara dan berjalanlah secara
    perlahan-lahan.
 9 Jika memungkinkan, carilah tempat untuk
    persembunyian.
 9 Gunakan pakaian dan topi dengan warna yang
    redup (tidak mencolok).
 9 Amati burung sambil duduk, karena dengan
    duduk Anda akan dapat bertahan lebih lama
    mengamatinya.




                              http://khatulistiwa.info
Secara garis besar, tata cara pencatatan hasil
pengamatan burung di lapangan adalah sebagai
berikut :
1. Catat tanggal, waktu dan lokasi pengamatan.
2. Gambarkan lokasi pengamatan (misalnya di
    perumahan, sawah, hutan, dan lain-lain).
3. Catat kondisi cuaca pada saat melakukan
    pengamatan.
4. Catat jenis-jenis burung yang dijumpai selama
    pengamatan.

Pada kenyataannya, di lapangan seringkali kita
menemukan jenis-jenis burung yang relatif sulit
untuk dikenali (diidentifikasi). Untuk jenis-jenis
seperti ini kita harus melihatnya dari jarak yang
cukup dekat, supaya bisa menggambarkannya
dengan jelas di buku catatan lapangan. Gambar
dalam buku catatan lapangan sebaiknya meliputi
bentuk dasar, warna bulu sayap, warna kepala,
bentuk paruh, warna perut dan ukuran tubuhnya.
Untuk menentukan ukuran sebaiknya menggunakan
burung-burung yang telah kalian kenal sebagai
acuannya, misalnya lebih besar dari burung gereja,
tetapi lebih kecil dari burung jalak. Jangan
sekali-kali mengandalkan ingatan semata, tetapi
harus selalu dibiasakan untuk menggambarkannya
di buku catatan lapangan.



                                http://khatulistiwa.info
5. Catat jumlah individu masing-masing jenis
   burung yang kita jumpai.

   Menghitung
jumlah burung
         yang
 mengelompok
       seperti
burung pantai,
  akan relatif
         sulit,
terutama bagi
pengamat pemula. Cara melatihnya adalah dengan
mengamati       sekelompok      burung     dan
memperkirakan jumlahnya, kemudian hitung satu
persatu. Adakah perbedaan antara jumlah
sebenarnya dengan perkiraan kita?

6. Catat aktifitas dari burung yang sedang kalian
   amati, misalnya sedang makan, berkicau,
   menisik, dan lain-lain.
7. Catat interaksinya dengan lingkungan sekitar,
   misalnya sedang berkejaran dengan jenis
   burung lain atau sedang bertengger di atas
   kerbau, dan lain-lain.




                               http://khatulistiwa.info
8. Satukan data pengamatan kalian dalam suatu
   buku / lembar catatan pengamatan.
9. Jadi, suatu saat jika kita akan melakukan
   pengamatan lagi, kita sudah mempunyai data,
   dan ini bisa kita gunakan sebagai acuan.




                             http://khatulistiwa.info
DAFTAR PUSTAKA

http://www.jakarta_green_monster.org

http://www.harian-global.com

http://www.sbi-info.org

http://www.balipost.co.id

http://blogburung.wordpress.com

Foto: KBC, Balai TNKS, Sunarto
KERINCI BIRDWATCHING CLUB




                               http://khatulistiwa.info

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

AMPHIBIA - MORPHOLOGY AND ANATOMY
AMPHIBIA - MORPHOLOGY AND ANATOMYAMPHIBIA - MORPHOLOGY AND ANATOMY
AMPHIBIA - MORPHOLOGY AND ANATOMYBetacarotene
 
Presentasi pengamatan burung
Presentasi pengamatan burungPresentasi pengamatan burung
Presentasi pengamatan burungEdy Sutrisno
 
konservasi keanekaragaman hayati
konservasi keanekaragaman hayatikonservasi keanekaragaman hayati
konservasi keanekaragaman hayatihanna234
 
Laporan Biologi (Jaringan Hewan)
Laporan Biologi (Jaringan Hewan)Laporan Biologi (Jaringan Hewan)
Laporan Biologi (Jaringan Hewan)Monika Sihaloho
 
Laporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran Darah
Laporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran DarahLaporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran Darah
Laporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran DarahAlfian Isnan
 
5 panca usaha tani
5 panca usaha tani5 panca usaha tani
5 panca usaha taniWarnet Raha
 
SISTEM ENDOKRIN PADA AVES
SISTEM ENDOKRIN PADA AVESSISTEM ENDOKRIN PADA AVES
SISTEM ENDOKRIN PADA AVESAida
 
Ikhtiologi hormon pada ikan
Ikhtiologi hormon pada ikanIkhtiologi hormon pada ikan
Ikhtiologi hormon pada ikanmuhammad halim
 
Makalah Biologi - Amphibia
Makalah Biologi  - AmphibiaMakalah Biologi  - Amphibia
Makalah Biologi - AmphibiaVita Mustika
 
Bab 7. Osteichthyes
Bab 7. Osteichthyes Bab 7. Osteichthyes
Bab 7. Osteichthyes Nana Citra
 
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewan
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewanOrganogenesis sistem saraf//perkembangan hewan
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewanLampung University
 
Makalah konservasi penyu
Makalah konservasi penyuMakalah konservasi penyu
Makalah konservasi penyuDody Perdana
 
Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi BurungLaporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi BurungSelly Noviyanty Yunus
 

Was ist angesagt? (20)

Chordata
ChordataChordata
Chordata
 
Perikanan
PerikananPerikanan
Perikanan
 
Stomata
StomataStomata
Stomata
 
AMPHIBIA - MORPHOLOGY AND ANATOMY
AMPHIBIA - MORPHOLOGY AND ANATOMYAMPHIBIA - MORPHOLOGY AND ANATOMY
AMPHIBIA - MORPHOLOGY AND ANATOMY
 
Presentasi pengamatan burung
Presentasi pengamatan burungPresentasi pengamatan burung
Presentasi pengamatan burung
 
Tumbuhan paku dan lumut
Tumbuhan paku dan lumutTumbuhan paku dan lumut
Tumbuhan paku dan lumut
 
PISCES PPT
PISCES PPTPISCES PPT
PISCES PPT
 
konservasi keanekaragaman hayati
konservasi keanekaragaman hayatikonservasi keanekaragaman hayati
konservasi keanekaragaman hayati
 
Laporan Biologi (Jaringan Hewan)
Laporan Biologi (Jaringan Hewan)Laporan Biologi (Jaringan Hewan)
Laporan Biologi (Jaringan Hewan)
 
Ekologi
EkologiEkologi
Ekologi
 
Laporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran Darah
Laporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran DarahLaporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran Darah
Laporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran Darah
 
5 panca usaha tani
5 panca usaha tani5 panca usaha tani
5 panca usaha tani
 
Mekanisme Spesiasi dan Kepunahan
Mekanisme Spesiasi dan KepunahanMekanisme Spesiasi dan Kepunahan
Mekanisme Spesiasi dan Kepunahan
 
SISTEM ENDOKRIN PADA AVES
SISTEM ENDOKRIN PADA AVESSISTEM ENDOKRIN PADA AVES
SISTEM ENDOKRIN PADA AVES
 
Ikhtiologi hormon pada ikan
Ikhtiologi hormon pada ikanIkhtiologi hormon pada ikan
Ikhtiologi hormon pada ikan
 
Makalah Biologi - Amphibia
Makalah Biologi  - AmphibiaMakalah Biologi  - Amphibia
Makalah Biologi - Amphibia
 
Bab 7. Osteichthyes
Bab 7. Osteichthyes Bab 7. Osteichthyes
Bab 7. Osteichthyes
 
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewan
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewanOrganogenesis sistem saraf//perkembangan hewan
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewan
 
Makalah konservasi penyu
Makalah konservasi penyuMakalah konservasi penyu
Makalah konservasi penyu
 
Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi BurungLaporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
 

Andere mochten auch

Andere mochten auch (6)

Going birdwatching
Going birdwatchingGoing birdwatching
Going birdwatching
 
Makalah fisiologi
Makalah fisiologiMakalah fisiologi
Makalah fisiologi
 
Beginning Birdwatching
Beginning Birdwatching Beginning Birdwatching
Beginning Birdwatching
 
Pengantar pengenalan burung
Pengantar pengenalan burungPengantar pengenalan burung
Pengantar pengenalan burung
 
Ppt aves jumi
Ppt aves jumiPpt aves jumi
Ppt aves jumi
 
Body language ppt
Body language pptBody language ppt
Body language ppt
 

Ähnlich wie Birdwatching - Mengamati Burung di Alam Bebas (20)

Kelompok 12 super kelas reptilia
Kelompok 12 super kelas reptiliaKelompok 12 super kelas reptilia
Kelompok 12 super kelas reptilia
 
Ciri khusus beberapa hewan dan tumbuhan
Ciri khusus beberapa hewan dan tumbuhanCiri khusus beberapa hewan dan tumbuhan
Ciri khusus beberapa hewan dan tumbuhan
 
Aves
AvesAves
Aves
 
Penyu
PenyuPenyu
Penyu
 
KALAJENGKING
KALAJENGKINGKALAJENGKING
KALAJENGKING
 
Burung Laut
Burung LautBurung Laut
Burung Laut
 
Modifikasi aves
Modifikasi avesModifikasi aves
Modifikasi aves
 
Gurita
GuritaGurita
Gurita
 
KELOMPOK AVES.pptx
KELOMPOK AVES.pptxKELOMPOK AVES.pptx
KELOMPOK AVES.pptx
 
Mengenal jenis burung
Mengenal jenis burungMengenal jenis burung
Mengenal jenis burung
 
Hewan punah
Hewan punahHewan punah
Hewan punah
 
1503 echinodermata
1503 echinodermata1503 echinodermata
1503 echinodermata
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Marine Reptiles
Marine ReptilesMarine Reptiles
Marine Reptiles
 
Mollusca (2)(1)
Mollusca (2)(1)Mollusca (2)(1)
Mollusca (2)(1)
 
filum echinodermata
filum echinodermatafilum echinodermata
filum echinodermata
 
Kelangsungan hidup organisme
Kelangsungan hidup organismeKelangsungan hidup organisme
Kelangsungan hidup organisme
 
Echinodermata
EchinodermataEchinodermata
Echinodermata
 
Ipa bab 1
Ipa bab 1Ipa bab 1
Ipa bab 1
 
Amphibia, reptilia & pisces
Amphibia, reptilia & piscesAmphibia, reptilia & pisces
Amphibia, reptilia & pisces
 

Mehr von khatulistiwa.info

Youth Conservation Leader Initiative
Youth Conservation Leader InitiativeYouth Conservation Leader Initiative
Youth Conservation Leader Initiativekhatulistiwa.info
 
Lingkungan Teknis tentang Kasus Pembuatan Pompa Hidraulik Ram (HIDRAM)
Lingkungan Teknis tentang Kasus Pembuatan Pompa Hidraulik Ram (HIDRAM)Lingkungan Teknis tentang Kasus Pembuatan Pompa Hidraulik Ram (HIDRAM)
Lingkungan Teknis tentang Kasus Pembuatan Pompa Hidraulik Ram (HIDRAM)khatulistiwa.info
 
Teknologi Pompa Hidraulik Ram
Teknologi Pompa Hidraulik RamTeknologi Pompa Hidraulik Ram
Teknologi Pompa Hidraulik Ramkhatulistiwa.info
 
Hidram - Pompa Air tanpa Listrik & Minyak
Hidram - Pompa Air tanpa Listrik & MinyakHidram - Pompa Air tanpa Listrik & Minyak
Hidram - Pompa Air tanpa Listrik & Minyakkhatulistiwa.info
 
Biogas - Energi Alternatif Terbarukan
Biogas - Energi Alternatif TerbarukanBiogas - Energi Alternatif Terbarukan
Biogas - Energi Alternatif Terbarukankhatulistiwa.info
 
Proses Pengolahan Pupuk Organik Padat dan Cair
Proses Pengolahan Pupuk Organik Padat dan CairProses Pengolahan Pupuk Organik Padat dan Cair
Proses Pengolahan Pupuk Organik Padat dan Cairkhatulistiwa.info
 
Grand Vacation Club Membership
Grand Vacation Club MembershipGrand Vacation Club Membership
Grand Vacation Club Membershipkhatulistiwa.info
 
World List Resort Grand Vacation Club
World List Resort Grand Vacation ClubWorld List Resort Grand Vacation Club
World List Resort Grand Vacation Clubkhatulistiwa.info
 

Mehr von khatulistiwa.info (20)

Bromo Midnight Adventure
Bromo Midnight AdventureBromo Midnight Adventure
Bromo Midnight Adventure
 
Greencanyon
GreencanyonGreencanyon
Greencanyon
 
Youth Conservation Leader Initiative
Youth Conservation Leader InitiativeYouth Conservation Leader Initiative
Youth Conservation Leader Initiative
 
Lingkungan Teknis tentang Kasus Pembuatan Pompa Hidraulik Ram (HIDRAM)
Lingkungan Teknis tentang Kasus Pembuatan Pompa Hidraulik Ram (HIDRAM)Lingkungan Teknis tentang Kasus Pembuatan Pompa Hidraulik Ram (HIDRAM)
Lingkungan Teknis tentang Kasus Pembuatan Pompa Hidraulik Ram (HIDRAM)
 
Teknologi Pompa Hidraulik Ram
Teknologi Pompa Hidraulik RamTeknologi Pompa Hidraulik Ram
Teknologi Pompa Hidraulik Ram
 
Membuat Pompa Hidram
Membuat Pompa HidramMembuat Pompa Hidram
Membuat Pompa Hidram
 
Indonesia Heritage Trust
Indonesia Heritage TrustIndonesia Heritage Trust
Indonesia Heritage Trust
 
Hidram - Pompa Air tanpa Listrik & Minyak
Hidram - Pompa Air tanpa Listrik & MinyakHidram - Pompa Air tanpa Listrik & Minyak
Hidram - Pompa Air tanpa Listrik & Minyak
 
Mengenal Satwa Migran
Mengenal Satwa MigranMengenal Satwa Migran
Mengenal Satwa Migran
 
Air dalam Kehidupan Manusia
Air dalam Kehidupan ManusiaAir dalam Kehidupan Manusia
Air dalam Kehidupan Manusia
 
Apakabar Sampah
Apakabar SampahApakabar Sampah
Apakabar Sampah
 
Biogas - Energi Alternatif Terbarukan
Biogas - Energi Alternatif TerbarukanBiogas - Energi Alternatif Terbarukan
Biogas - Energi Alternatif Terbarukan
 
Proses Pengolahan Pupuk Organik Padat dan Cair
Proses Pengolahan Pupuk Organik Padat dan CairProses Pengolahan Pupuk Organik Padat dan Cair
Proses Pengolahan Pupuk Organik Padat dan Cair
 
Mengenal Gua Karst
Mengenal Gua KarstMengenal Gua Karst
Mengenal Gua Karst
 
Mengenal Undur Undur
Mengenal Undur UndurMengenal Undur Undur
Mengenal Undur Undur
 
Vegetarian Hidup Ekologis
Vegetarian Hidup EkologisVegetarian Hidup Ekologis
Vegetarian Hidup Ekologis
 
Ada Apa Dengan Ozon?
Ada Apa Dengan Ozon?Ada Apa Dengan Ozon?
Ada Apa Dengan Ozon?
 
Grand Vacation Club Membership
Grand Vacation Club MembershipGrand Vacation Club Membership
Grand Vacation Club Membership
 
World List Resort Grand Vacation Club
World List Resort Grand Vacation ClubWorld List Resort Grand Vacation Club
World List Resort Grand Vacation Club
 
Resort and Hotel Directory
Resort and Hotel DirectoryResort and Hotel Directory
Resort and Hotel Directory
 

Birdwatching - Mengamati Burung di Alam Bebas

  • 1.
  • 2. BIRDWATCHING Mengamati Burung di Alam Bebas Disusun Oleh: Move Indonesia Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Seloliman, Trawas, Mojokerto http://khatulistiwa.info
  • 3. 2007 BIRDWATCHING, Mengamati Burung di Alam Bebas Judul Buku : Birdwatching, Mengamati Burung di Alam Bebas Jumlah Halaman : 30 Halaman Dicetak Oleh : Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Seloliman – Trawas – Mojokerto E-book oleh : Move Indonesia Tim Penulis : Divisi Penulisan & Multimedia Move Indonesia Divisi Penerbitan dan Dokumentasi Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Seloliman Penyunting : Bachtiar DM, Ulfah Hidayati, Anggara Widjajanto http://khatulistiwa.info
  • 4. Foto/Gambar: Berbagai sumber http://khatulistiwa.info
  • 5. DAFTAR ISI Sekapur Sirih | Pendahuluan | Sejarah Burung | 7 Kebiasaan Burung | 10 Jadi seorang Pengamat | 13 Keanekaragaman Burung | 17 Petunjuk Pengamatan Burung dialam | 18 Tips Memilih & Menggunakan Teropong | 23 Bagaimana Menggunakan Teropong? | 24 Cara Mengamati Burung | 25 DAFTAR PUSTAKA | 30 http://khatulistiwa.info
  • 6. Wahai kau burung dalam sangkar Sungguh nasibmu malang benar Tak seorangpun ambil tahu Duka dan lara dihatimu Di jaman nenek kalian, pasti sangat mengenal dengan sepenggal lirik lagu diatas. Lagu yang mencerita kan betapa menderitanya seekor burung yang hidupnya selalu terkurung dalam sangkar, tidak menemukan dan merasakan kebebasan. Bebas terbang, bebas mencari makan, bebas mencari pasangan dan mengasuh anak. Kehidupannya dibatasi oleh terali sangkar. Ya.... begitulah memang kondisinya jika terkurung dalam ’penjara’ layaknya seorang tahanan dikurung dalam sel. Coba bayangkan apabila teman-teman dikurung dalam sebuah penjara atau kurungan yang sempit, apa yang bisa kalian lakukan? Pasti http://khatulistiwa.info
  • 7. tidak bisa berbuat apa-apa kan? Nah, demikian juga halnya dengan burung. Tempat asal / tempat tinggal (habitat) burung sebenarnya di alam bebas. Di alam sekitar kita, ada yang di hutan, di pantai, di ladang dan sawah, dan masih banyak lagi tempat tinggalnya. Tidak ada alasan bagi kita mengurung dan memelihara burung sekalipun itu alasannya untuk menyayangi binatang. Betul, mungkin kita sayang sama burung, tapi apakah dia mau diperlakukan seperti tahanan? Kalau alasan kita adalah betul-betul menyayangi burung atau binatang liar lainnya, biarkanlah dia tinggal di alam bebas. Biarkanlah dia hidup sebagai binatang yang bebas, di tempat asalnya, hidup bersama keluarganya. Seperti kita, kalianpun ingin tinggal bersama keluarga, bukan? Nah teman-teman, membahas masalah sayang menyayangi, apalagi terhadap binatang yang mempunyai tempat tinggal sendiri, kita tidak perlu memaksakan diri untuk memaksa burung hidup bersama kita, sesuai keinginan kita. Itu adalah sama dengan merampas hak hidup mereka, biarkanlah burung-burung itu terbang di alam bebas. Lalu bagaimana bentuk perhatian kita terhadap mereka? Kita bisa melakukan aktifitas http://khatulistiwa.info
  • 8. melalui mengamati kehidupan para burung itu di alam bebas. Atau di kalangan yang punya hobby ini adalah pengamatan burung atau birdwatching. Dan kegiatan ini merupakan kegiatan bagaimana menikmati kehadiran jenis burung yang lebih alami dan ramah lingkungan. Mengamati burung di habitat aslinya ternyata cukup mengasyikkan. Banyak hal yang bisa kita peroleh lewat kegiatan sederhana ini. Selain menikmati keindahan burung dan segala aktivitasnya, kegiatan ini sangat berperan dalam menunjang ilmu pengetahuan, melatih kesabaran, dan memperoleh pencerahan tentang semangat melestarikan keindahan alam dan keberadaan http://khatulistiwa.info
  • 9. burung dialam. yang tidak kalah penting dari kegiatan ini adalah jauh lebih bermoral dibandingkan mesti menaruhnya dalam sangkar yang membuat satwa tersebut terkungkung. SEJARAH BURUNG Nah teman-teman, sebelum kita melangkah pada pengamatan burung, kita kenali dulu burung ini yang sebenarnya dan perkembangan kehidupannya. Jadi kita akan lebih tahu makhluk apa yang akan kita amati. Burung adalah binatang berdarah panas yang merupakan evolusi dari reptil yang menyerupai dinosaurus yang hidup jutaan tahun yang lalu. Sekarang jumlah species yang ada di dunia sudah mencapai 8.700 species. Burung berkerabat dekat dengan reptil. Bersama kerabatnya terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang disebut Archosauria. Bersama perkembangannya, cakar depannya memendek dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Pada awalnya, sayap primitif yang merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan untuk sungguh-sungguh http://khatulistiwa.info
  • 10. terbang, dan hanya membantunya untuk bisa melayang dari suatu ketinggian ke tempat yang lebih rendah. Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terkhususkan untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang berkembang kurang sempurna, dan tidak mempunyai kemampuan untuk terbang tinggi. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat http://khatulistiwa.info
  • 11. perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi- giginya menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk. Kesemuanya itu menjadikan burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat ditemukan di hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke puncak-puncak pegunungan. Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput, pesisir http://khatulistiwa.info
  • 12. pantai, tengah lautan, gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub. Masing-masing jenis beradaptasi dengan lingkungan hidup dan makanan utamanya. Maka dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada yang warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik untuk menyamar, dan lain-lain. Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji buah yang keras, runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk menangkap serangga terbang, atau kecil panjang untuk mengisap nektar. Ada yang memiliki cakar tajam untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah dan serasah, cakar berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek perut musuhnya. Kebiasaan Burung Burung berkembang biak dengan bertelur. Telur burung mirip telur reptil, hanya cangkangnya http://khatulistiwa.info
  • 13. lebih keras karena berkapur. Beberapa jenis burung seperti burung maleo dan burung gosong, menimbun telurnya di tanah pasir yang bercampur serasah, tanah pasir pantai yang panas, atau di dekat sumber air panas. Alih-alih mengerami, burung-burung ini membiarkan panas alami dari daun-daun membusuk, panas matahari, atau panas bumi menetaskan telur-telur itu; persis seperti yang dilakukan kebanyakan reptil. Akan tetapi kebanyakan burung membuat sarang, dan menetaskan telurnya dengan mengeraminya di sarangnya itu. Sarang bisa dibuat secara sederhana dari tumpukan rumput, ranting, atau batu; atau sekedar kaisan di tanah berpasir agar sedikit melekuk, sehingga telur yang diletakkan tidak mudah terguling. Namun ada pula jenis-jenis burung yang membuat sarangnya secara rumit dan http://khatulistiwa.info
  • 14. indah, atau unik, seperti jenis-jenis manyar alias tempua, rangkong, walet, dan namdur. Anak-anak burung yang baru menetas umumnya masih lemah, sehingga harus dihangatkan dan disuapi makanan oleh induknya. Kecuali pada jenis- jenis burung gosong, di mana anak-anak burung itu hidup mandiri dalam mencari makanan dan perlindungan. Anak burung gosong bisa segera berlari beberapa waktu setelah menetas, bahkan ada pula yang sudah mampu terbang. Jenis-jenis burung umumnya memiliki ritual berpasangan masing-masing. Ritual ini adalah proses untuk mencari dan memikat pasangan, biasanya dilakukan oleh burung jantan. Beberapa jenis tertentu, seperti burung merak dan cenderawasih, jantannya melakukan semacam tarian untuk memikat si betina. Sementara http://khatulistiwa.info
  • 15. burung manyar jantan memikat pasangannya dengan memamerkan sarang setengah jadi yang dibuatnya. Bila si betina berkenan, sarang itu akan dilanjutkan pembuatannya oleh burung jantan hingga sempurna; akan tetapi bila betinanya tidak berkenan, sarang itu akan dibuang atau ditinggalkannya. JADI SEORANG PENGAMAT Setelah kita mengetahui sejarah dan perkembangan burung, sekarang kita kupas lagi tentang bagaimana berkegiatan dialam bebas dengan menjadi seorang pengamat burung. Memang, mengamati burung itu kegiatan alamiah kita sebagai manusia. Nenek moyang kita dulu juga mengamati burung, kalian dapat menemukan bukti-buktinya pada lukisan yang mereka buat di dinding-dinding gua. Burung http://khatulistiwa.info
  • 16. juga dapat menjadi pertanda sebuah musim dan meramalkan cuaca. Aktifitas mengamati burung adalah sesuatu yang mengasyikkan. Apalagi jika dapat bertemu dengan banyak spesies yang termasuk langka, sehingga mengundang rasa ingin tahu yang sangat besar untuk mengamati lebih jauh. Untuk itulah diperlukan bantuan beberapa peralatan dalam pengamatan, berupa teropong sederhana dan sebuah buku untuk identifikasi. Tanpa menggunakan teropong, biasanya pengamatan akan berakhir dengan kelelahan yang tidak menggembirakan, dikarenakan si pengamat tidak dapat berhasil mengidentifikasi jenis yang teramati tersebut. Seringkali banyak jenis burung adalah berukuran kecil dan mungil, sehingga dengan mata biasa pada jarak yang cukup jauh adalah sangat tidak mungkin untuk mengenalinya. Bantuan teropong besar dengan statip (kaki tiga) akan sangat menggembirakan si pengamat, karena dengan perbesaran yang cukup akan dapat mengamati jenis-jenis burung dari jarak yang cukup jauh. Bagaimana agar tidak bosan? Diperlukan suatu motivasi yang besar untuk menguasai ilmu http://khatulistiwa.info
  • 17. pengenalan jenis burung ini. Perlu dikembangkan sifat sabar, tekun dan teliti serta bekerja dalam kondisi yang sehat dan teratur. Kesabaran seorang pengamat burung sebagai contoh adalah burung yang dia lihat pada hari ini, baru mungkin dapat dia identifikasi setelah beberapa hari berikutnya atau bahkan beberapa minggu atau bulan berikutnya. Pengamat burung selalu mencatat apa yang dilihatnya, dan secara otomatis mengembangkan ingatannya untuk selalu melihat kepada catatan-catatan lama, tentang bagaimana ciri-ciri burung yang pernah dia amati di masa yang sudah lewat. Seorang pengamat burung selalu dilengkapi dengan sebuah catatan kecil di dalam sakunya untuk mencatat semua keperluan identifikasi dalam waktu yang panjang tersebut. Sifat lain yang perlu dikembangkan adalah bekerja secara teratur, yaitu mencoba mengenali jenis berdasarkan ciri-ciri yang umum terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam ciri-ciri yang lebih khusus. Hal ini diperlukan untuk memudahkan dalam mencari jenis burung yang terlihat di dalam buku penuntun yang di bawa. Banyak-banyak mengamati terlebih dahulu adalah akan sangat menguntungkan si pengamat, daripada sebentar-sebentar melihat buku penuntun, sehingga banyak waktu yang terbuang padahal http://khatulistiwa.info
  • 18. pertemuan dengan burung-burung adalah sangat pendek waktunya. Identifikasi menjadi sulit dilapangan, lebih disebabkan karena kondisi lapangan, kerapatan tanaman dan pencahayaaan yang tidak cukup, sehingga banyak menghalangi pengamat untuk melihat dengan jelas bentuk dan rupa serta kombinasi warna bulu burung yang ada. Jenis-jenis yang sulit dibedakan, walau diidentifikasi dari dekat (dengan penangkapan) adalah tidak terlalu banyak, dan ini biasanya dapat dibedakan dari suara ataupun perilakunya. Cara lain yang lebih mudah adalah mengamati burung dengan seorang yang telah kenal banyak jenis, sehingga sipengamat pemula tidak perlu http://khatulistiwa.info
  • 19. bersusah payah membuka buku penuntun penganalan jenis setiap kali bertemu dengan jenis baru. KEANEKARAGAMAN BURUNG Keberadaan burung di dunia sudah mencapai 8.700 species. Menyebar dari kutub, ke seluruh belahan bumi ini. Di hutan, di padang pasir, di lautan lepas, di rawa-rawa, di sawah, hingga di daratan Antartika kutub utara. Di Indonesia sendiri, dapat ditemukan lebih dari 900 jenis burung yang menyebar di seluruh wilayah, dari daerah pantai sampai jauh ke dalam hutan alam tropis. Potensi keanekaragaman jenis burung adalah tinggi pada setiap tipe habitat yang ada. Daerah pantai menyediakan keragaman burung-burung air yang keindahannya dapat dinikmati melalui pengamatan dengan bantuan teropong yang sederhana. Begitu juga pada banyak daerah perairan lainnya seperti di sepanjang sungai, danau dan sebagainya. Terus ke darat ke dalam hutan, dari mulai hutan mangrove, rawa, rawa bergambut, hutan hujan dataran rendah dengan tingkat keanekaragaman yang semakin tinggi. Setiap tipe habitat memiliki keanekaragaman yang khas yang berbeda dengan tipe habitat lainnya. Burung adalah kelompok http://khatulistiwa.info
  • 20. binatang yang sangat dekat dengan kondisi lingkungannya, bahkan dapat dikatakan kondisi lingkungan dapat tercermin dari jenis burung penghuninya. Itulah sebabnya banyak jenis burung dapat dijadikan petunjuk (bioindikator) bagi adanya perubahan lingkungan, selain juga dikarenakan kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Tingginya tingkat keanekaragaman jenis burung merupakan potensi yang dapat dikembangkan untuk kegiatan wisata yang bersifat alami, atau ekoturisme. Kegiatan wisata dan rekreasi alam akan lebih bermakna dilakukan, bilamana dalam perjalanan tersebut dapat dinikmati tidak saja keindahan alam dan hutannya, tetapi juga keanekaragaman satwaliar penghuninya. PETUNJUK PENGAMATAN BURUNG DI ALAM Nah, teman-teman saatnya sekarang kita akan menjadi seorang pengamat. Tapi sebelum kita melakukan pengamatan terhadap burung, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dan persiapkan, yaitu: http://khatulistiwa.info
  • 21. 1. Pakaian Untuk mengamati burung hendaknya tidak mengenakan pakaian berwarna cerah dan mencolok, karena hal ini akan membuat burung takut dengan kehadiran kalian. Lebih baik kalian menggunakan pakaian berwarna redup, seperti coklat atau hijau. Yang paling penting untuk diperhatikan adalah pakaian yang dikenakan harus nyaman, menyerap keringat, berkerah, mudah kering bila basah dan memiliki kantung untuk menyimpan buku catatan saku. Sebaiknya kalian menggunakan pakaian berlengan panjang, supaya tidak terganggu oleh gigitan serangga atau tergores duri. 2. Teropong Binokular (dengan dua lensa) atau Monocular (teropong satu lensa). Teropong, merupakan alat utama yang harus tersedia dalam melakukan pengamatan satwa. Teropong berukuran 8×30 dan 8×40 adalah yang paling ideal untuk pengamatan di hutan. Jika kita hendak mengamati burung di tempat terbuka, menggunakan teropong berukuran 10×40 akan lebih baik. Sedangkan bila kita akan mengamati satwa di tempat terbuka, teropong satu lensa (monocular) akan lebih baik lagi. http://khatulistiwa.info
  • 22. 3. Buku panduan. Buku pengenalan jenis (field guide), diperlukan untuk membantu kita mengenali jenis satwa yang kita lihat denga benar. Sayangnya, saat ini belum ada buku pengenalan satwa yang mencakup seluruh Indonesia. 4. Buku catatan. Buku catatan lapangan, harus selalu dibawa oleh pengamat selama melakukan pengamatan. Buku ini sebaiknya memiliki sampul yang tahan air, tidak mudah terlipat dan berukuran kecil supaya dapat disimpan di saku baju atau celana. Jika buku pengenalan jenis sedang tidak ada atau jenis satwa yang diamati tidak dapat ditemukan dalam buku pengenalan jenis yang dibawa, buku catatan lapangan ini akan sangat berguna. 5. Pensil, pena, balllpoint, krayon. Sebagai alat tulis, mencatat dari hasil pengamatan. Kalau sempat perlu juga untuk digambar, untuk mengingatkan lebih jelas. 6. Topi lapang atau payung. Karena kita mengamati di alam terbuka, yang sudah pasti dibawah sengatan matahari, kita harus menjaga supaya terlindungi. Apalagi jika http://khatulistiwa.info
  • 23. cuaca mendung, sebelum hujan, kita sudah sedia dengan payung. 7. Sepatu yang nyaman dan cukup kuat. Supaya aman dalam melakukan kegiatan pengamatan, alas kaki yang kita pakai sebaiknya sepatu. Kita berjaga-jaga, siapa tahu tempat yang akan kita datangi banyak serangga, lintah ataupun becek. 8. Jaket atau jas hujan. Jika tiba-tiba cuaca berubah gelap karena mendung dan hujan, udara menjadi dingin, barulah kita merasakan memang membutuhkan jaket dan jas hujan. 9. Pakaian cadangan. Pakaian ganti akan sangat kita perlukan dan dibutuhkan pada saat pakaian yang kita kenakan basah terkena hujan atau keringat. Dengan membawa pakaian cadangan, hal ini akan teratasi. 10. Makanan, terutama cemilan. Jika kita sudah mempunyai rencana tempat pengamatan adalah kawasan hutan, rawa-rawa atau persawahan, mending kita mempersiapkan perbekalan yang cukup, jumlah dan jenis http://khatulistiwa.info
  • 24. makanannya. Dan jangan lupa untuk menyimpan sampah dari pembungkusnya. Bawa kembali ke rumah kalian, dan buanglah pada tempatnya. 11. Minuman. Yang tak kalah penting dari makanan adalah minuman. Persediaan minum kalian baiknya lebih dari cukup, apalagi jika cuaca sangat panas, kita pasti akan sering haus. Maka, bawalah tempat minum yang rapat, supaya waktu dibawa kita tidak kuatir tumpah. 12. Kamera (jika diperlukan). Mengingat tempat dan kegiatan yang akan kalian lakukan merupakan moment yang bagus, apalagi jika dalam pengamatan ternyata kita menemukan jenis burung yang langka, tentulah hal ini sangat disayangkan jika tidak terdokumentasikan. 13. Peta. Peta bisa saja tetap dibutuhkan apalagi jika kita baru kali itu memasuki wilayah tersebut. Tapi lain halnya jika kita merasa sudah paham betul daerah tersebut. http://khatulistiwa.info
  • 25. 14. Obat-obatan ringan. Obat-obatan ringan seperti minyak kayuputih, balsam, obat luka, talc untuk gatal, dll. Apabila kita mengalami kecelakaan kecil waktu pengamatan, bisa segera teratasi. Nah, dari semua yang tersebut diatas apa yang perlu kita bawa pada waktu pengamatan, tentulah tidak ada gunanya jika kita tidak membawa alat yang bisa mengangkut semuanya. Sebuah tas, yang cukup dan muat untuk membawa semua perlengkapan. Tas ini lebih baik dipilih yang nyaman saat dikenakan, tidak mengganggu kegiatan pengamatan kita. Tas yang waktu dikenakan bebannya dapat ditopang oleh pundak kita dengan imbang, tidak berat sebelah. Tas yang pas untuk kalian pakai adalah model ransel. Sebaiknya sebelum barang-barang tersebut dimasukkan dalam tas, bungkus dengan tas plastik dulu supaya aman jika terkena air dan hujan. Tips Memilih dan Menggunakan Teropong Barang utama untuk pengamatan burung adalah teropong. Apakah itu Binokular maupun Monokular. http://khatulistiwa.info
  • 26. Jika kalian hendak membeli teropong, pilihlah yang ringan dan gambarnya jelas. Jika kalian mampu, belilah teropong yang berkualitas tinggi dan tahan air, karena teropong jenis ini akan lebih tahan lama. Teropong yang murah tidak selalu bagus kualitasnya. Untuk pengamatan di hutan pilihlah teropong dengan perbesaran yang relatif kecil dengan lubang lensa yang lebar. Teropong berukuran 8x30 atau 8x40 adalah yang ideal untuk mengamati burung di hutan. Sedangkan untuk teropong yang perbesarannya hebat seperti teleskop hanya cocok digunakan untuk pengamatan di tempat terbuka. Bagaimana Menggunakan Teropong ? Jika kalian merupakan pengamat pemula, mungkin akan mengalami kesulitan dengan cara mengguna kan teropong. Berikut ini dijelaskan cara-cara yang bisa kalian lakukan berkenaan dengan http://khatulistiwa.info
  • 27. penggunaan teropong, supaya kegiatan pengama tan kalian dapat berjalan dengan lancar. 1. Temukan roda fokus dan penala okuler 2. Tutup lensa obyektif (lensa besar) sebelah kanan dengan tangan dan putar roda fokus hingga obyek terlihat jelas dengan mata kiri. 3. Tutup lensa obyektif kanan dan putar roda penala okuler hingga obyek terlihat jelas dengan mata kanan. 4. Sekarang teropong anda sudah ditala untuk kondisi mata anda. Jangan mengubah atau memutar penala okuler. 5. Jika hendak menggunakan teropong, gunakan roda fokus untuk memperjelas obyek. Setelah bisa menggunakan teropong dengan baik, maka kita dapat memulai kegiatan pengamatan. Cara penyimpanan teropong dan untuk menghindar kan lensa teropong berjamur, simpanlah teropong dalam wadah atau kotaknya dan di tempat kering serta gunakan silica gel. Jika teropong dibawa ke lapangan gunakanlah kantung. Cara Mengamati Burung Hal pertama yang harus diingat selama melakukan pengamatan burung adalah bahwa penglihatan dan pendengaran burung sangat peka. Burung akan http://khatulistiwa.info
  • 28. segera terbang dan menghilang dari pandangan apabila merasa terganggu dengan kehadiran kita. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa hal di bawah ini : 9 Jangan bersuara dan berjalanlah secara perlahan-lahan. 9 Jika memungkinkan, carilah tempat untuk persembunyian. 9 Gunakan pakaian dan topi dengan warna yang redup (tidak mencolok). 9 Amati burung sambil duduk, karena dengan duduk Anda akan dapat bertahan lebih lama mengamatinya. http://khatulistiwa.info
  • 29. Secara garis besar, tata cara pencatatan hasil pengamatan burung di lapangan adalah sebagai berikut : 1. Catat tanggal, waktu dan lokasi pengamatan. 2. Gambarkan lokasi pengamatan (misalnya di perumahan, sawah, hutan, dan lain-lain). 3. Catat kondisi cuaca pada saat melakukan pengamatan. 4. Catat jenis-jenis burung yang dijumpai selama pengamatan. Pada kenyataannya, di lapangan seringkali kita menemukan jenis-jenis burung yang relatif sulit untuk dikenali (diidentifikasi). Untuk jenis-jenis seperti ini kita harus melihatnya dari jarak yang cukup dekat, supaya bisa menggambarkannya dengan jelas di buku catatan lapangan. Gambar dalam buku catatan lapangan sebaiknya meliputi bentuk dasar, warna bulu sayap, warna kepala, bentuk paruh, warna perut dan ukuran tubuhnya. Untuk menentukan ukuran sebaiknya menggunakan burung-burung yang telah kalian kenal sebagai acuannya, misalnya lebih besar dari burung gereja, tetapi lebih kecil dari burung jalak. Jangan sekali-kali mengandalkan ingatan semata, tetapi harus selalu dibiasakan untuk menggambarkannya di buku catatan lapangan. http://khatulistiwa.info
  • 30. 5. Catat jumlah individu masing-masing jenis burung yang kita jumpai. Menghitung jumlah burung yang mengelompok seperti burung pantai, akan relatif sulit, terutama bagi pengamat pemula. Cara melatihnya adalah dengan mengamati sekelompok burung dan memperkirakan jumlahnya, kemudian hitung satu persatu. Adakah perbedaan antara jumlah sebenarnya dengan perkiraan kita? 6. Catat aktifitas dari burung yang sedang kalian amati, misalnya sedang makan, berkicau, menisik, dan lain-lain. 7. Catat interaksinya dengan lingkungan sekitar, misalnya sedang berkejaran dengan jenis burung lain atau sedang bertengger di atas kerbau, dan lain-lain. http://khatulistiwa.info
  • 31. 8. Satukan data pengamatan kalian dalam suatu buku / lembar catatan pengamatan. 9. Jadi, suatu saat jika kita akan melakukan pengamatan lagi, kita sudah mempunyai data, dan ini bisa kita gunakan sebagai acuan. http://khatulistiwa.info