SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 21
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hormon adalah zat kimiawi yang dihasilkan tubuh secara alami dan dilepaskan ke
dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-
sel, begitu dikeluarkan hormone akan dialirkan oleh darah menuju berbagai jaringan sel.
Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan
panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang merupakan
derivat dari kolesterol. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh
yang sangat luas.
Insulin merupakan hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino, dihasilkan oleh sel beta
kelenjar pankreas. Dalam keadaan normal, bila ada rangsangan pada sel beta, insulin
disintesis dan kemudian disekresikan kedalam darah sesuai kebutuhan tubuh untuk keperluan
regulasi glukosa darah. Secara fisiologis, regulasi glukosa darah yang baik diatur bersama
dengan hormone glukagon yang disekresikan oleh sel alfa kelenjar pankreas.
B. Rumusan masalah
1. Apa dampak yang akan terjadi jika hormon dalam tubuh meningkat?
2. Pengaruh Hormon terhadap Gula darah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Hormon
Hormon adalah zat kimiawi yang dihasilkan tubuh secara alami dan dilepaskan ke
dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-
sel,begitu dikeluarkan hormone akan dialirkan oleh darah menuju berbagai jaringan sel.
Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino
dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang
merupakan derivat dari kolesterol.Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu
respon tubuh yang sangat luas.
Adapun kelainan pada sistem hormon sebagia berikut:
1. Penyakit Addison
Terjadi karena sekresi yang berkurang dari glukokortikoid. Hal ini dapat terjadi misalnya
karena kelenjar adrenal terkena infeksi atau oleh sebab autoimun.
Gejala – gejalanya berupa :
a) Berkurangnya volume dan tekanan darah karena turunnya kadar Na+ dan volume air
dari cairan tubuh.
b) Hipoglikemia dan turunnya daya tahan tubuh terhadap stress, sehingga penderita mudah
menjadi shock dan terjadi kematian hanya karena stress kecil saja misalnya flu atau
kelaparan.
c) Lesu mental dan fisik.
2. Sindrom Cushing
Kumpulan gejala – gejala penyakit yang disebabkan oleh sekresi berlebihan dari
glukokortikoid seperti tumor adrenal dan hipofisis. Juga dapat disebabkan oleh pemerian obat
– obatan kortikosteroid yang berlebihan.
Gejala – gejalanya berupa :
a) Otot – otot mengecil dan menjadi lemah karena katabolisme protein.
b) Osteoporosis
c) Luka yang sulit sembuh
d) Gangguan mental misalnya euphoria (terasa segan)
3. Sindrom Adrenogenital
3
Kelainan dimana terjadi kekurangan produksi glukokortikoid yang biasanya akibat
kekurangan enzim pembentuk glukokotikoid pada kelenjar adrenal. Akibatnya kadar
ACTH meningkat dan zona retikularis dirangsang untuk mensekresi androgen yang
menyebabkan timbulnya tanda – tanda kelainan sekunder pria pada seorang wanita yang
disebut virilisme yang timbulnya janggut dan distribusi rambut seperti pria, otot – otot
tubuh seperti pria, perubahan suara, payudara mengecil, klitoris membesar seperti penis
dan kadang – kadang kebotakan.
Pada pria di bawah umur timbul pubertas perkoks, yaitu timbulnya tanda – tanda kelamin
sekunder di bawah umur. Pada pria dewasa gejala – gejala diatas tertutup oleh tanda –
tanda kelamin sekunder normal yang disebabkan oleh testosterone. Tetapi bila timbul
sekresi berlebihan dari estrogen dan progesterone timbul tanda – tanda kelamin sekunder
wanita antara lain yaitu ginaekomastia (payudara membesar seperti pada wanita).
4. Peokromositoma
Tumor adrenal medulla yang menyebabkan hipersekresi adrenalin dan noradrenalin
dengan akibat sebagai berikut :
a) Basa metabolisme meningkat
b) Glukosa darah meningkat
c) Jantung berdebar
d) Tekanan darah meninggi
e) Berkurangnya fungsi saluran pencernaan
f) Keringat pada telapak tangan, kesemuanya menyebabkan berat badan menurun dan
tubuh lemah. Pengobatanya melalu operasi.
Pembengkakan dari kelenjar tiroid yang menimbulkan pembenjolan pada leher bagian
depan. Penyebab struma antara lain peradangan, tumor ataupun defisiensi yodium. Pada
defisiensi yodium, struma terjadi karena kadar T4 dan T3 menurun, kadar TASH
meningkat, hal ini menrangsang sel – sela folikel untuk hipertropi dan hyperplasia.
5. Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit yang disebabkan oleh kalainan hormon yang
mengakibatkan sel – sel dalam tubuh tidak dapat menyerap glukosa dari darah. Penyakit
ini timbul ketikda dala darah tidak terdapat cukup insulin dalam darah. Pada sel – sel
tubuh tidak mendapat cukup glukosa dari darah sehingga kekurangan energi dan akhirnya
terjadi pembakaran cadangan lemak dan protein tubuh. Sementara itu, system pencernaan
4
tetap dapat meyerap glukosa dari makanan sehingga kadar glukosa dalam darah menjadi
sangat tinggi dan akhirnya diekskresi bersama urin.
6. Hipotiroidea
Keadaan dimana terjadi kekurangan hormon tiroid. Bila terjadi pada masa bayi dan anak,
hipotiroidea menimbulkan kretinisme yaitu tubuh menjadi pendek karena pertumbuhan
tulang dan otot tersumbat, disertai kemunduran mental karena sel – sel otak kurang
berkembang.
7. Hipertiroidea
Keadaan dimana hormone tiroid disekresikan melebihi kadar normal. Gejalanya berupa
berat badan menurun, gemetaran, berkeringat, nafsu makan besar, jantung berdebar dan
BMR maneingkatmelebihi 20 sampai 100.
B. Kepentingan
Hormon membantu dan memastikan tumbesaran manusia yang lebih sempurna
dengan mengawal dan memastikan fundsi dan koordinasi setiap organ. Hormon
mengawal proses metabolisma dan membolehkan pencapaian kesihatan yang lebih baik.
Malangnya setelah manusia mencecah umur 25 tahun, penghasilan hormon mulai
merosot.
Hormon-hormon utama dalam sistem endoktrin :
1) Human Growth Hormone (HGH)
2) Melatonin
3) Thyroid gland hormone
4) Insulin
5) DHEA
6) Oestrogen
7) Corpus luteum hormone
8) Testis hormone
5
C. GANGGUAN SISTEM HORMON
Obesitas ternyata juga mempengaruhi sistem hormonal dalam tubuh. Pada anak gadis,
obesitas menyebabkan haid pertama (menstruasi) dating lebih awal. Pada wanita dewasa,
obesitas dapat menyebabkan gangguan keseimbangan hormonal (hiperandrogenisme,
hirsutisme) dan gangguan siklus menstruasi.Dan meningkatkan resiko timbulnya batu
empedu,ini terjadi karena cairan empedu menjadi lebih kental.
Hiperandrogenisme berarti jumlah hormon androgen (lelaki) meningkat. Akibatnya terjadi
hirsutisme (tanda maskulinasi). Misalnya jerawatan, ditumbuhi bulu-bulu di wajah dan
badan, bahkan mungkin perubahan suara menjadi berat seperti suara lelaki.
Faktor-faktor lainnya juga merangsang pembentukan hormon.
Prolaktin (hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisa) menyebabkan kelenjar
susu di payudara menghasilkan susu. Isapan bayi pada puting susu merangsang
hipofisa untuk menghasilkan lebih banyak prolaktin. Isapan bayi juga meningkatkan
pelepasan oksitosin yang menyebabkan mengkerutnya saluran susu sehingga susu
bisa dialirkan ke mulut bayi.
HORMON UTAMA
Hormon
Yg
menghasilkan
Fungsi
Aldosteron
Kelenjar
adrenal
Membantu mengatur keseimbangan
garam & air dengan cara menahan garam
& air serta membuang kalium
Hormon antidiuretik
(vasopresin)
Kelenjar
hipofisa
 Menyebabkan ginjal menahan air
 Bersama dengan aldosteron,
membantu mengendalikan
tekanan darah
Kortikosteroid
Kelenjar
adrenal
Memiliki efek yg luas di seluruh tubuh,
terutama sebagai:
 Anti peradangan
 Mempertahankan kadar gula
darah, tekanan darah & kekuatan
otot
 Membantu mengendalikan
keseimbangan garam & air
Kortikotropin
Kelenjar
hipofisa
Mengendalikan pembentukan &
pelepasan hormon oleh korteks adrenal
Eritropoietin Ginjal
Merangsang pembentukan sel darah
merah
Estrogen Indung telur
Mengendalikan perkembangan ciri
seksual & sistem reproduksi wanita
6
Glukagon Pankreas Meningkatkan kadar gula darah
Hormon
pertumbuhan
Kelenjar
hipofisa
Mengendalikan pertumbuhan &
perkembangan
 Meningkatkan pembentukan
protein
Insulin Pankreas
 Menurunkan kadar gula darah
 Mempengaruhi metabolisme
glukosa, protein & lemak di
seluruh tubuh
LH (luteinizing
hormone)
FSH (follicle-
stimulating
hormone)
Kelenjar
hipofisa
 Mengendalikan fungsi reproduksi
(pembentukan sperma &
sementum, pematangan sel telur,
siklus menstruasi
 Mengendalikan ciri seksual pria
& wanita (penyebaran rambut,
pembentukan otot, tekstur &
ketebalan kulit, suara dan bahkan
mungkin sifat kepribadian)
Oksitosin
Kelenjar
hipofisa
Menyebabkan kontraksi otot rahim &
saluran susu di payudara
Hormon paratiroid
Kelenjar
paratiroid
Mengendalikan pembentukan tulang
 · Mengendalikan pelepasan
kalsium & fosfat
Progesteron Indung telur
Mempersiapkan lapisan rahim untuk
penanaman sel telur yg telah dibuahi
 Mempersiapkan kelenjar susu
untuk menghasilkan susu
Polaktin
Kelenjar
hipofisa
Memulai & mempertahankan
pembentukan susu di kelenjar susu
Renin & angiotensin Ginjal Mengendalikan tekanan darah
Hormon tiroid
Kelenjar
tiroid
Mengatur pertumbuhan, pematangan &
kecepatan metabolisme
TSH
(tyroid-stimulating
hormone)
Kelenjar
hipofisa
Merangsang pembentukan & pelepasan
hormon oleh kelenjar tiroid
Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu) dan dibawa oleh darah ke
organ sasaran sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hewan termasuk
manusia.
1. Kelenjar Hipofisis Menghasilkan
Somatotrof – Mempengaruhi pertumbuhan
Tirotropin – Mempengaruhi kerja kelenjar tiroid
7
Prolaktin – Mempengaruhi pengeluaran air susu
Gonadotropin – Mempengaruhi kerja kelenjar kelamin
ACTH – Mempengaruhi kerja kelenjar Adrenalin
ADH – Mempengaruhi pengeluaran urine
Oksitosin – Mempengaruhi kontraksi otot rahim saat melahirkan
2. Tiroid menghasilkan Tiroksin : Mengatur metabolisme zat dan pertumbuhan
3. Paratiroid menghasilkan Parathormon : Mengatur kadar kalsium dalam darah
4. Adrenalin menghasilkan Adrenalin : Mengatur kadar gula darah dengan mengubah
glikogen menjadi glukosa
5. Pankreas menghasilkan Insulin : Mengatur kadar gula darah dengan mengubah glukosa
menjadi glikogen
6. Testis menghasilkan Testosteron : Mempengaruhi ciri-ciri kelamin sekunder pria.
7. Ovarium menghasilkan Estrogen dan Progresteron : Mempengaruhi ciri-ciri kelamin
sekunder wanita
Hormon pada wanita
Hormon wanita terutama dibentuk di ovarium (hormon pria dibentuk di testis). Baik
pria maupun wanita, pada dasarnya memiliki jenis hormon yang relatif sama. Hanya
kadarnya yang berbeda. Hormon seksual wanita antara lain progesteron dan estrogen.
Hormon seksual pria antara lain androstenidion dan testosteron (androgen). Pada wanita,
hormon seksual kewanitaannya lebih banyak ketimbang pria,begitu pula sebaliknya.
Hormon-hormon pada tubuh wanita berperan penting dalam perjalanan hidupnya
termasuk pada keindahan kulit. Berikut ini adalah peran ketiga hormon utama wanita:
1. Hormon Estrogen
Estrogen juga mempengaruhi sirkulasi darah pada kulit, mempertahankan
struktur normal kulit agar tetap lentur,menjaga kolagen kulit agar terpelihara dan
kencang serta mampu menahan air.
Hormon ini berfungsi untuk:
Mempertahankan fungsi otak.
Mencegah gejala menopause (seperti hot flushes) dan gangguan mood.
Meningkatkan pertumbuhan dan elastisitas serta sebagai pelumas sel jaringan
(kulit, saluran kemih, vagina, dan pembuluh darah).
Pola distribusi lemah di bawah kulit sehingga membentuk tubuh wanita yang
feminin.
Produksi sel pigmen kulit.
8
2. Hormon Progesteron:
Sebenarnya hormon ini tidak terlalu berhubungan langsung dengan keadan kulit tetapi
sedikit banyak ada pengaruhnya karena merupakan pengembangan estrogen dan kompetitor
androgen.
Fungsi utama hormon progesteron lebih pada sistem reproduksi wanita, yaitu:
Mengatur siklus haid.
Mengembangkan jaringan payudara.
Menyiapkan rahim pada waktu kehamilan.
Melindungi wanita pasca menopause terhadap kanker endometrium.
3. Hormon Androgen
Hormon ini berfungsi untuk:
Merangsang dorongan seksual.
Merangsang pembentukan otot, tulang, kulit, organ seksual dan sel darah merah.
Beberapa organ ini menghasilkan zat-zat yang hanya beraksi di tempat pelepasannya,
sedangkan yang lainnya tidak melepaskan produknya ke dalam aliran darah. Contohnya, otak
menghasilkan berbagai hormon yang efeknya terutama terbatas pada sistem saraf.
Hormon pada laki – laki
Sekitar 10 tahun setelah lahir, saat masa remaja dimulai, hormon-hormon laki-laki
memainkan perannya secara penuh. Ini terjadi ketika satu rantai perintah dibentuk di dalam
tubuh. Di puncak rantai perintah ini adalah hipotalamus.
Setelah lahir, hipotalamus melepaskan sebuah hormon bernama LHRH setiap 3-4 jam,
namun jumlah yang dilepaskan sangat kecil. Sekitar 10 tahun kemudian, hipotalamus benar-
benar "memahami" bahwa waktu yang tepat telah tiba untuk membentuk tubuh laki-laki dan
mulai melepaskan LHRH dalam selang yang lebih pendek. 43 Hormon LHRH bergerak ke
mata kedua pada rantai perintah, kelenjar pituitari. Tak lama setelah menerima perintah,
kelenjar pituitari melepaskan hormon lain yang disebut LH. Hormon ini memberikan perintah
untuk mengaktifkan kelenjar seksual laki-laki, yaitu zakar.
Saat hormon LH mencapai zakar melalui aliran darah, sel-sel yang ada di sana mulai
menghasilkan suatu hormon bernama testosteron. Sel-sel yang menghasilkan testosteron
mengetahui bahwa waktunya telah tiba bagi tubuh yang ditempatinya untuk meninggalkan
masa kanak-kanak menjadi laki-laki dewasa. Rumus kimia testosteron yang dihasilkannya
akan mengubah seorang anak di dalam masa perkembangan menjadi laki-laki. Molekul
9
testosteron menyebar ke seluruh bagian tubuh dan mengetahui apa yang harus dilakukannya
pada sel-sel tertentu di daerah-daerah ini.
Berikut ini adalah sejumlah fungsi testosteron di dalam membentuk tubuh laki-laki yaitu:
a) Molekul - molekul testosteron menyebabkan perkembangbiakan sel-sel otot. Karena itu,
tuuh laki-laki lebih berotot dan kuat daripada tubuh perempuan. Peningkatan jumlah otot
menghasilkan penampakan tubuh khas laki-laki.
b) Pada saat yang sama, molekul-molekul testosteron mempengaruhi sel-sel pada akar rambut,
menyebabkan munculnya Janggut dan kumis.
c) Testosteron mempengaruhi pita suara, menyebabkan suara laki-laki lebih rendah daripada
perempuan. Selain itu, molekul testosteron memberikan pada tubuh laki-laki kemampuan
membuahi telur perempuan.
d) Tentunya mengejutkan bahwa suatu molekul tak sadar dapat melakukan semua ini. Molekul
ini mengetahui kekhususan tubuh laki-laki dan mengarahkan trilyunan sel dalam
pembentukan tubuh ini.
e) Molekul testosteron tidak dibatasi untuk tugas-tugas ini saja. Bukti kentara perencanaan
dapat dilihat dalam mekanisme yang dipengaruhi hormon ini. Untuk mewujudkan
pengaruhnya, testosteron mencapai jaringan yang dituju (organ seksual laki-laki) dan
memasuki sel-selnya. Di dalam sel, testosteron menyatu dengan sebuah enzim yang
diciptakan secara khusus untuknya sehingga pengaruhnya meningkat pesat.
Hormon yang baru terbentuk ini lalu menyatu dengan sebuah reseptor yang dirancang
khusus untuknya. Campuran molekuler yang dihasilkan menyatu dengan DNA yang ada di
sel itu dan menggunakan informasi yang diterima dari DNA untuk mensintesis protein.
Proses ini memastikan bahwa perbedaan tubuh serta fungsi seksual antara laki-laki dan
perempuan terus berlanjut.
Testosteron dihasilkan oleh hormon LH yang dilepaskan kelenjar pituitari. Tetapi,
hormon LH dikendalikan oleh testosteron sebagaimana testosteron dikendalikan oleh LH.
Saat jumlahnya di dalam darah meningkat, molekul testosteron melakukan tekanan pada
kelenjar pituitari yang menyebabkan kelenjar itu menghentikan produksi LH. Hanya ketika
jumlah testosteron menurun produksi LH dimulai lagi. LH yang dihasilkan mengaktifkan
zakar dan memerintahkan produksi tambahan agar menaikkan jumlah testosteron.
Dari sini, kita dapat menyimpulkan dengan yakin bahwa ada pertukaran informasi
antara kelenjar pituitari dan zakar. Dua kelenjar tak sadar saling mengendalikan produksi dan
bekerjasama memastikan pelepasan testosteron dalam jumlah yang pas bagi manusia, dan
mencegah bahaya yang mungkin timbul dari pelepasan testosteron yang terlalu sedikit (atau
10
terlalu banyak). Lebih tepatnya, di dalam kedua kelenjar, subsistem-subsistem molekuler
ditempatkan demi memastikan kerjasama yang serasi. Rancangan tanpa cela ini menunjukkan
bahwa sistem-sistem ini diciptakan untuk memenuhi suatu tujuan bersama.
Pada saat yang sama, hormon FSH yang dilepaskan kelenjar pituitari mulai
menghasilkan sperma di dalam zakar. Sel-sel sperma dirancang khusus untuk pembuahan sel-
sel telur. Contoh lain rancangan adalah dengan dimulainya masa remaja, FSH dilepaskan dan
sperma mulai dihasilkan di waktu yang tepat.
Insulin adalah hormon yang bertugas untuk menjaga kadar gula atau glukosa dalam
darah. Setiap sel dalam tubuh membutuhkan suplai glukosa yang berkesinambungan untuk
diproses menjadi energi. Sel tidak bisa secara langsung menyerap glukosa dari makanan.
Ketika makan karbohidrat, tubuh akan merubah karbohidrat menjadi glukosa. Kemudian
glukosa ini akan dibawa melalui aliran darah menuju sel-sel dalam tubuh. Namun, karena
molekul glukosa tidak bisa menembus dinding sel maka diperlukan bantuan insulin untuk
membuka sel-sel tubuh agar gula darah bisa memasuki sel-sel untuk kemudian diubah
menjadi energi dan menjaga glukosa tetap berada dalam sel. Glukosa juga disimpan dalam
hati dalam bentuk glikogen kemudian diubah dalam jaringan adiposa menjadi lemak dan
trigliserida. Insulin memfasilitasi proses tersebut. Insulin akan meningkatkan pengikatan
glukosa oleh membran sel, meningkatkan level glikogen (glikogenesis) di hati, mengurangi
pemecahan glikogen (glikogenolisis) di hati, meningkatkan sintesis asam lemak, menurunkan
pemecahan asam lemak menjadi badan keton, dan membantu penggabungan asam amino
menjadi protein.
Insulin disekresi sebagai respon atas meningkatnya konsentrasi glukosa dalam plasma
darah. Konsentrasi ambang untuk sekresi tersebut adalah kadar glukosa pada saat puasa yaitu
antara 80-100 mg/dL. Respon maksimal diperoleh pada kadar glukosa yang berkisar dar 300-
500 mg/dL. Insulin yang disekresikan dialirkan melalui aliran darah ke seluruh tubuh. Gula
darah yang tinggi merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin dalam jumlah yang
tinggi. Peningkatan rasio gula darah disebabkan karena terjadi percepatan laju metabolisme
glikogenolisis dan glukoneogenesis yang terjadi pada hati. Jika hal ini berlangsung lama akan
terjadi resistensi insulin, yaitu menurunnya kerja pankreas dalam menghasilkan insulin.
Penderita dengan kadar gula yang sangat tinggi maka gula tersebut akan dikeluarkan
melalui urine. Gula disaring oleh glomerolus ginjal secara terus menerus, tetapi kemudian
akan dikembalikan ke dalam sistem aliran darah melalui sistem reabsorpsi tubulus ginjal.
Kapasitas ginjal mereabsorpsi glukosa terbatas pada laju 350 mg/menit. Ketika kadar glukosa
sangat tinggi, filtrat glomerolus mengandung glukosa di atas batas ambang untuk
11
direabsorpsi. Akibatnya kelebihan glukosa tersebut dikeluarkan melalui urine. Gejala ini
disebut glikosuria, yang merupakan indikasi lain dari penyakit diabetes mellitus. Glikosuria
ini megakibatkan kehilangan kalori yang sangat besar. (Mayes, 2003)
Gambaran klinis penyakit diabetes mellitus menurut Corwin (2001) antara lain sebagai
berikut :
1. Poliuria ( peningkatan pengeluaran urin )
Perubahan yang utama akibat hiperglikemia adalah hiperosmolalitas. Peningkatan konsentrasi
glukosa darah dan osmolalitas darah menimbulkan dehidrasi. Apabila konsentrasi glukosa
darah melebihi ambang batas ginjal maka terjadi diuresis osmotik. Diuresis osmotik inilah
yang menimbulkan peningkatan pengeluaran urin (poliuria).
2. Polidipsia (peningkatan rasa haus )
Polidipsia terjadi akibat volume urin yang sangat besar dan keluarnya air yang menyebabkan
dehidrasi ekstrasel. Dehidrasi intrasel mengikuti dehidrasi ekstrasel karena air intrasel akan
berdifusi keluar sel mengikuti penurunan gradien konsentrasi ke plasma yang hipertonik
(sangat pekat). Dehidrasi intrasel merangsang pengeluaran Anti Diuretik Hormon (ADH)
dan menimbulkan rasa haus.
3. Polifagia (peningkatan rasa lapar )
Ketidaksediaan glukosa dalam sel juga mengakibatkan terjadinya glukoneogenesis secara
berlebihan. Sel-sel hati akan meniungkatkan produksi glukosa dari substrat lain, salah
satunya adalah dengan merombak protein. Asam amino hasil perombakan ditransaminasi
sehingga dapat menghasilkan substrat atau senyawa antara dalam pembentukan glukosa.
Peristiwa berlangsung terus-menerus karena insulin yang membatasi glukoneogenesis sangat
sedikit atau tidak ada sama sekali. Glukosa yang dihasilkan kemudian akan terbuang melalui
urine. Akibatnya, terjadi pengurangan jumlah jaringan otot dan jaringan adiposa secara
signifikan. Penderita akan kehilangan berat tubuh yang hebat meskipun terdapat peningkatan
selera makan (polifagia) dan asupan kalori normal atau meningkat.
Seorang penderita diabetes dianjurkan untuk berolahraga. Olahraga secara teratur
sangat penting bagi penderita diabetes karena dapat mengontrol kadar gula darah serta
menurunkan berat badan dan tekanan darah. Olahraga dapat membantu mengontrol kadar
gula darah adalah karena pada saat olahraga, sel-sel di otot bekerja lebih keras sehingga lebih
membutuhkan gula dan oksigen untuk dibakar menjadi tenaga dibandingkan saat beristirahat.
Olahraga juga membantu kerja dari insulin karena gula dalam darah dialirkan ke dalam sel
otot untuk dirubah menjadi energi sehingga otomatis kadar gula didalam darah akan menurun
sehinga akan meringankan kerja dari insulin. Olahraga yang dianjurkan untuk penderita
12
diabetes adalah olahraga aerobic low impact dan rithmis seperti senam, jogging, berenang
dan naik sepeda. Porsi latihan juga harus diperhatikan. Penentuan porsi latihan tersebut harus
memperhatikan intensitas latihan, lama latihan dan frekuensi latihan.
Sintesis insulin dimulai dalam bentuk preproinsulin (precursor hormon insulin) pada
retikulum endoplasma sel beta. Dengan bantuan enzim peptidase, preproinsulin mengalami
pemecahan sehingga terbentuk proinsulin, yang kemudian dihimpun dalam gelembung-
gelembung
(secretory vesicles) dalam sel tersebut. Di sini, sekali lagi dengan bantuan enzim peptidase,
proinsulin diurai menjadi insulin dan peptida-C (C-peptide) yang keduanya sudah siap untuk
disekresikan secara bersamaan melalui membran sel.
Mekanism diatas diperlukan bagi berlangsungnya proses metabolisme secara normal,
karena fungsi insulin memang sangat dibutuhkan dalam proses utilisasi glukosa yang ada
dalam darah. Kadar glukosa darah yang meningkat, merupakan komponen utama yang
memberi rangsangan terhadap sel beta dalam memproduksi insulin. Disamping glukosa,
beberapa jenis asam amino dan obat-obatan, dapat pula memiliki efek yang sama dalam
rangsangan terhadap sel beta. Mengenai bagaimana mekanisme sesungguhnya dari sintesis
dan sekresi insulin setelah adanya rangsangan tersebut, merupakan hal yang cukup rumit dan
belum sepenuhnya dapat dipahami secara jelas.
Diketahui ada beberapa tahapan dalam proses sekresi insulin, setelah adanya rangsangan
oleh molekul glukosa. Tahap pertama adalah proses glukosa melewati membrane sel. Untuk
dapat melewati membran sel beta dibutuhkan bantuan senyawa lain. Glucose transporter
(GLUT) adalah senyawa asam amino yang terdapat di dalam berbagai sel yang berperan
dalam proses metabolisme glukosa. Fungsinya sebagai “kendaraan” pengangkut glukosa
masuk dari luar kedalam sel jaringan tubuh. Glucose transporter 2 (GLUT 2) yang terdapat
dalam sel beta misalnya, diperlukan dalam proses masuknya glukosa dari dalam darah,
melewati membran, ke dalam sel. Proses ini penting bagi tahapan selanjutnya yakni molekul
glukosa akan mengalami proses glikolisis dan fosforilasi didalam sel dan kemudian
membebaskan molekul ATP. Molekul ATP yang terbentuk, dibutuhkan untuk tahap
selanjutnya yakni proses mengaktifkan penutupan K channel pada membran sel. Penutupan
ini berakibat terhambatnya pengeluaran ion K dari dalam sel yang menyebabkan terjadinya
tahap depolarisasi membran sel, yang diikuti kemudian oleh tahap pembukaan Ca channel.
Keadaan inilah yang memungkinkan masuknya ion Ca sehingga menyebabkan peningkatan
kadar ion Ca intrasel. Suasana ini dibutuhkan bagi proses sekresi insulin melalui mekanisme
yang cukup rumit dan belum seutuhnya dapat dijelaskan
13
Seperti disinggung di atas, terjadinya aktivasi penutupan K channel tidak hanya
disebabkan oleh rangsangan ATP hasil proses fosforilasi glukosa intrasel, tapi juga dapat oleh
pengaruh beberapa faktor lain termasuk obat-obatan. Namun senyawa obat-obatan tersebut,
misalnya obat anti diabetes sulfonil urea, bekerja pada reseptor tersendiri, tidak pada reseptor
yang sama dengan glukosa, yang disebut sulphonylurea receptor (SUR) pada membran sel
beta.
Dinamika Sekresi Insulin
Dalam keadaan fisiologis, insulin disekresikan sesuai dengan kebutuhan tubuh normal
oleh sel beta dalam dua fase, sehingga sekresinya berbentuk biphasic. Seperti dikemukakan,
sekresi insulin normal yang biphasic ini akan terjadi setelah adanya rangsangan seperti
glukosa yang berasal dari makanan atau minuman. Insulin yang dihasilkan ini, berfungsi
mengatur regulasi glukosa darah agar selalu dalam batas-batas fisiologis, baik saat puasa
maupun setelah mendapat beban. Dengan demikian, kedua fase sekresi insulin yang
berlangsung secara sinkron tersebut, menjaga kadar glukosa darah selalu dalam batas-batas
normal, sebagai cerminan metabolisme glukosa yang fisiologis.
Sekresi fase 1 (acute insulin secretion responce = AIR) adalah sekresi insulin yang
terjadi segera setelah ada rangsangan terhadap sel beta, muncul cepat dan berakhir juga cepat.
Glucose signaling
Glucose
GLUT-2
Glucose
Glucose-6-phosphate
ATP
Depolarization
of membrane
K+ channel
shut
Ca2+
Channel
Opens
Insulin + C peptide
Cleavage
enzymesProinsulin
preproinsulin
Preproinsulin
Insulin SynthesisB. cell
K+
↑
↑


Gb.1 Mekanisme sekresi insulin pada sel beta akibat stimulasi
Glukosa ( Kramer,95 )
Dinamika sekresi insulin
Insulin
Release
Exocytosis
secretory
Granule transport
14
Sekresi fase 1 (AIR) biasanya mempunyai puncak yang relatif tinggi, karena hal itu memang
diperlukan untuk mengantisipasi kadar glukosa darah yang biasanya meningkat tajam, segera
setelah makan. Kinerja AIR yang cepat dan adekuat ini sangat penting bagi regulasi glukosa
yang normal karena pasa gilirannya berkontribusi besar dalam pengendalian kadar glukosa
darah postprandial. Dengan demikian, kehadiran AIR yang normal diperlukan untuk
mempertahankan berlangsungnya proses metabolisme glukosa secara fisiologis. AIR yang
berlangsung normal, bermanfaat dalam mencegah terjadinya hiperglikemia akut setelah
makan atau lonjakan glukosa darah postprandial (postprandial spike) dengan segala akibat
yang ditimbulkannya termasuk hiperinsulinemia kompensatif.
Selanjutnya, setelah sekresi fase 1 berakhir, muncul sekresi fase 2 (sustained phase,
latent phase), dimana sekresi insulin kembali meningkat secara perlahan dan bertahan dalam
waktu relatif lebih lama. Setelah berakhirnya fase 1, tugas pengaturan glukosa darah
selanjutnya diambil alih oleh sekresi fase 2. Sekresi insulin fase 2 yang berlangsung relatif
lebih lama, seberapa tinggi puncaknya (secara kuantitatif) akan ditentukan oleh seberapa
besar kadar glukosa darah di akhir fase 1, disamping faktor resistensi insulin. Jadi, terjadi
semacam mekanisme penyesuaian dari sekresi fase 2 terhadap kinerja fase 1 sebelumnya.
Apabila sekresi fase 1 tidak adekuat, terjadi mekanisme kompensasi dalam bentuk
peningkatan sekresi insulin pada fase 2. Peningkatan produksi insulin tersebut pada
hakikatnya dimaksudkan memenuhi kebutuhan tubuh agar kadar glukosa darah (postprandial)
tetap dalam batas batas normal. Dalam prospektif perjalanan penyakit, fase 2 sekresi insulin
akan banyak dipengaruhi oleh fase 1. Pada gambar dibawah ini ( Gb. 2 ) diperlihatkan
dinamika sekresi insulin pada keadaan normal, Toleransi Glukosa Terganggu ( Impaired
Glucose Tolerance = IGT ), dan Diabetes Mellitus Tipe 2.
Biasanya, dengan kinerja fase 1 yang normal, disertai pula oleh aksi insulin yang juga
normal di jaringan ( tanpa resistensi insulin ), sekresi fase 2 juga akan berlangsung normal.
Dengan demikian tidak dibutuhkan tambahan ( ekstra ) sintesis maupun sekresi insulin pada
fase 2 diatas normal untuk dapat mempertahankan keadaan normoglikemia. Ini adalah
keadaan fisiologis yang memang ideal karena tanpa peninggian kadar glukosa darah yang
dapat memberikan dampak glucotoxicity, juga tanpa hiperinsulinemia dengan berbagai
dampak negatifnya.
15
Aksi Insulin
Insulin mempunyai fungsi penting pada berbagai proses metabolisme dalam tubuh
terutama metabolisme karbohidrat. Hormon ini sangat krusial perannya dalam proses
utilisasi glukosa oleh hampir seluruh jaringan tubuh, terutama pada otot, lemak, dan hepar.
Pada jaringan perifer seperti jaringan otot dan lemak, insulin berikatan dengan sejenis
reseptor (insulin receptor substrate = IRS) yang terdapat pada membran sel tersebut. Ikatan
antara insulin dan reseptor akan menghasilkan semacam sinyal yang berguna bagi proses
regulasi atau metabolisme glukosa didalam sel otot dan lemak, meskipun mekanisme kerja
yang sesungguhnya belum begitu jelas. Setelah berikatan, transduksi sinyal berperan dalam
meningkatkan kuantitas GLUT-4 (glucose transporter-4) dan selanjutnya juga pada
mendorong penempatannya pada membran sel. Proses sintesis dan translokasi GLUT-4 inilah
yang bekerja memasukkan glukosa dari ekstra ke intrasel untuk selanjutnya mengalami
metabolism (Gb. 3). Untuk mendapatkan proses metabolisme glukosa normal, selain
diperlukan mekanisme serta dinamika sekresi yang normal, dibutuhkan pula aksi insulin yang
berlangsung normal. Rendahnya sensitivitas atau tingginya resistensi jaringan tubuh terhadap
insulin merupakan salah satu faktor etiologi terjadinya diabetes, khususnya diabetes tipe 2.
Baik atau buruknya regulasi glukosa darah tidak hanya berkaitan dengan metabolisme
glukosa di jaringan perifer, tapi juga di jaringan hepar dimana GLUT-2 berfungsi sebagai
Insulin
Secreti
on
Intravenous
glucose
stimulation
First-Phase
Second
Phase
IGT
Normal
Type 2DMBasal
0 5 10 15 20 25 30 ( minute )
Dinamika sekresi Insulin setelah beban glukosa intravena pada keadaan
normal dan keadaan disfungsi sel beta ( Ward, 84)
16
kendaraan pengangkut glukosa melewati membrana sel kedalam sel. Dalam hal inilah
jaringan hepar ikut berperan dalam mengatur homeostasis glukosa tubuh. Peninggian kadar
glukosa darah puasa, lebih ditentukan oleh peningkatan produksi glukosa secara endogen
yang berasal dari proses glukoneogenesis dan glikogenolisis di jaringan hepar. Kedua proses
ini berlangsung secara normal pada orang sehat karena dikontrol oleh hormon insulin.
Manakala jaringan ( hepar ) resisten terhadap insulin, maka efek inhibisi hormon tersebut
terhadap mekanisme produksi glukosa endogen secara berlebihan menjadi tidak lagi optimal.
Semakin tinggi tingkat resistensi insulin, semakin rendah kemampuan inhibisinya terhadap
proses glikogenolisis dan glukoneogenesis, dan semakin tinggi tingkat produksi glukosa dari
hepar.
1. binding ke reseptor, 2. translokasi GLUT 4 ke membran sel, 3. transportasi glukosa
meningkat, 4.disosiasi insulin dari reseptor, 5. GLUT 4 kembali menjauhi membran, 6.
kembali kesuasana semula.
Efek Metabolisme dari Insulin
Gangguan, baik dari produksi maupun aksi insulin, menyebabkan gangguan pada
metabolisme glukosa, dengan berbagai dampak yang ditimbulkannya. Pada dasarnya ini
bermula dari hambatan dalam utilisasi glukosa yang kemudian diikuti oleh peningkatan kadar
glukosa darah. Secara klinis, gangguan tersebut dikenal sebagai gejala diabetes melitus. Pada
diabetes melitus tipe 2 (DMT2), yakni jenis diabetes yang paling sering ditemukan, gangguan
metabolisme glukosa disebabkan oleh dua faktor utama yakni tidak adekuatnya sekresi
17
insulin (defisiensi insulin) dan kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin (resistensi
insulin), disertai oleh faktor lingkungan ( environment ). Sedangkan pada diabetes tipe 1
(DMT1), gangguan tersebut murni disebabkan defisiensi insulin secara absolut.
Gangguan metabolisme glukosa yang terjadi, diawali oleh kelainan pada dinamika sekresi
insulin berupa gangguan pada fase 1 sekresi insulin yang tidak sesuai kebutuhan (inadekuat).
Defisiensi insulin ini secara langsung menimbulkan dampak buruk terhadap homeostasis
glukosa darah. Yang pertama terjadi adalah hiperglikemia akut pascaprandial (HAP) yakni
peningkatan kadar glukosa darah segera (10-30 menit) setelah beban glukosa (makan atau
minum).
Kelainan berupa disfungsi sel beta dan resistensi insulin merupakan faktor etiologi yang
bersifat bawaan (genetik). Secara klinis, perjalanan penyakit ini bersifat progressif dan
cenderung melibatkan pula gangguan metabolisme lemak ataupun protein. Peningkatan kadar
glukosa darah oleh karena utilisasi yang tidak berlangsung sempurna pada gilirannya secara
klinis sering memunculkan abnormalitas dari kadar lipid darah. Untuk mendapatkan kadar
glukosa yang normal dalam darah diperlukan obat-obatan yang dapat merangsang sel beta
untuk peningkatan sekresi insulin ( insulin secretagogue ) atau bila diperlukan secara
substitusi insulin, disamping obat-obatan yang berkhasiat menurunkan resistensi insulin (
insulin sensitizer ).
Tidak adekuatnya fase 1, yang kemudian diikuti peningkatan kinerja fase 2 sekresi
insulin, pada tahap awal belum akan menimbulkan gangguan terhadap kadar glukosa darah.
Secara klinis, barulah pada tahap dekompensasi, dapat terdeteksi keadaan yang dinamakan
Toleransi Glukosa Terganggu yang disebut juga sebagai prediabetic state. Pada tahap ini
mekanisme kompensasi sudah mulai tidak adekuat lagi, tubuh mengalami defisiensi yang
mungkin secara relatif, terjadi peningkatan kadar glukosa darah postprandial. Pada toleransi
glukosa terganggu (TGT) didapatkan kadar glukosa darah postprandial, atau setelah diberi
beban larutan 75 g glukosa dengan Test Toleransi Glukosa Oral ( TTGO ), berkisar diantara
140-200 mg/dl. Juga dinamakan sebagai prediabetes, bila kadar glukosa darah puasa antara
100 – 126 mg/dl, yang disebut juga sebagai Glukosa Darah Puasa Terganggu ( GDPT ).
Keadaan hiperglikemia yang terjadi, baik secara kronis pada tahap diabetes, atau
hiperglikemia akut postprandial yang terjadi ber-ulangkali setiap hari sejak tahap TGT,
memberi dampak buruk terhadap jaringan yang secara jangka panjang menimbulkan
18
komplikasi kronis dari diabetes.Tingginya kadar glukosa darah (glucotoxicity) yang diikuti
pula oleh dislipidemia (lipotoxicity) bertanggung jawab terhadap kerusakan jaringan baik
secara langsung melalui stres oksidatif, dan proses glikosilasi yang meluas.
Resistensi insulin mulai menonjol peranannya semenjak perubahan atau konversi fase
TGT menjadi DMT2. Dikatakan bahwa pada saat tersebut faktor resistensi insulin mulai
dominan sebagai penyebab hiperglikemia maupun berbagai kerusakan jaringan. Ini terlihat
dari kenyataan bahwa pada tahap awal DMT2, meskipun dengan kadar insulin serum yang
cukup tinggi, namun hiperglikemia masih dapat terjadi. Kerusakan jaringan yang terjadi,
terutama mikrovaskular, meningkat secara tajam pada tahap diabetes, sedangkan gangguan
makrovaskular telah muncul semenjak prediabetes. Semakin tingginya tingkat resistensi
insulin dapat terlihat pula dari peningkatan kadar glukosa darah puasa maupun postprandial.
Sejalan dengan itu, pada hepar semakin tinggi tingkat resistensi insulin, semakin rendah
kemampuan inhibisinya terhadap proses glikogenolisis dan glukoneogenesis, menyebabkan
semakin tinggi pula tingkat produksi glukosa dari hepar.
Jadi, dapat disimpulkan perjalanan penyakit DMT2, pada awalnya ditentukan oleh kinerja
fase 1 yang kemudian memberi dampak negatif terhadap kinerja fase 2, dan berakibat
langsung terhadap peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia). Hiperglikemia terjadi
tidak hanya disebabkan oleh gangguan sekresi insulin (defisiensi insulin), tapi pada saat
bersamaan juga oleh rendahnya respons jaringan tubuh terhadap insulin (resistensi insulin).
Gangguan atau pengaruh lingkungan seperti gaya hidup atau obesitas akan mempercepat
progresivitas perjalanan penyakit. Gangguan metabolisme glukosa akan berlanjut pada
gangguan metabolisme lemak dan protein serta proses kerusakan berbagai jaringan tubuh.
Rangkaian kelainan yang dilatarbelakangi oleh resistensi insulin, selain daripada intoleransi
terhadap glukosa beserta berbagai akibatnya, sering menimbulkan kumpulan gejala yang
dinamakan sindroma metabolik.
19
BAB IV
PENUTUP
Hormon adalah zat kimiawi yang dihasilkan tubuh secara alami dan dilepaskan ke
dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-
sel,begitu dikeluarkan hormone akan dialirkan oleh darah menuju berbagai jaringan sel.
Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan
panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang merupakan
derivat dari kolesterol.Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh
yang sangat luas.
Hormon membantu dan memastikan tumbesaran manusia yang lebih sempurna
dengan mengawal dan memastikan fundsi dan koordinasi setiap organ.Hormon mengawal
proses metabolisma dan membolehkan pencapaian kesihatan yang lebih baik. Malangnya
setelah manusia mencecah umur 25 tahun, penghasilan hormon mulai merosot.
20
DAFTAR PUSTAKA
Yatim,Wildan,Dr.1994.Reproduksi dan embriologi.Bandung.Tarsito
Wibowo,Daniel S.2005.Anatomi tubuh manusia.Jakarta.PT Grsindo
http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon
http://members.tripod.com/layananebook/hormon.htm
Ashcroft FM, Gribble FM, 1999. ATP-sensitive K+ channels and insulin secretion:
Their role in health and disease. Diabetologia 42: 903-19.
Ashcroft FM, Gribble FM, 1999. Differential sensitivity of beta-cell and extrapancreatic
K ATP channels to gliclazide. Diabetologia 42: 845-8.
Cerasi E, 2001.The islet in type 2 diabetes: Back to center stage. Diabetes 50: S1-S3.
Ceriello A, 2002. The possible role of postprandial hyperglycemia in the pathogenesis
of diabetic complications. Diabetologia 42:117-22.
Kramer W, 1995. The molecular interaction of sulphonylureas. DRCP 28: 67 – 80
21
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang 1
B. Rumusan masalah 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Hormon 2
Gejala – gejalanya berupa 2
B. Kepentingan 4
C. GANGGUAN SISTEM HORMON 5
Dinamika Sekresi Insulin 13
Aksi Insulin 15
Efek Metabolisme dari Insulin 16
BAB IV PENUTUP 19
DAFTAR PUSTAKA 20
ii

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Kelompok 4 sistem hormon
Kelompok 4 sistem hormonKelompok 4 sistem hormon
Kelompok 4 sistem hormonAndi Asri Ainun
 
Sistem Endokrin - Biologi Kelas XI
Sistem Endokrin - Biologi Kelas XISistem Endokrin - Biologi Kelas XI
Sistem Endokrin - Biologi Kelas XIElmira Zanjabila
 
Anatomi hormon
Anatomi hormonAnatomi hormon
Anatomi hormonDEe THa
 
Tugas biologi sistem endokrin manusia - 2016
Tugas biologi   sistem endokrin manusia - 2016Tugas biologi   sistem endokrin manusia - 2016
Tugas biologi sistem endokrin manusia - 2016Nafis Fathur Rizki
 
Sistem Hormon pada Manusia
Sistem Hormon pada ManusiaSistem Hormon pada Manusia
Sistem Hormon pada Manusiashafirahany22
 
Patofisiologi sistem endokrin i
Patofisiologi sistem endokrin iPatofisiologi sistem endokrin i
Patofisiologi sistem endokrin iDedi Kun
 
Sistem endokrin 01
Sistem endokrin 01 Sistem endokrin 01
Sistem endokrin 01 Dedi Kun
 
Sistem endokrin kskbkk
Sistem endokrin kskbkkSistem endokrin kskbkk
Sistem endokrin kskbkkMohd Arif
 
Sistem hormon-pada-manusia
Sistem hormon-pada-manusiaSistem hormon-pada-manusia
Sistem hormon-pada-manusiaHana Hana
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrindsungkawa
 
Patofisiologi sistem endokrin 2
Patofisiologi sistem endokrin 2Patofisiologi sistem endokrin 2
Patofisiologi sistem endokrin 2Dedi Kun
 
Sistem hormon dan psikotropika
Sistem hormon dan psikotropikaSistem hormon dan psikotropika
Sistem hormon dan psikotropikaVina Widya Putri
 
Ppt sistem hormon pada manusia
Ppt sistem hormon pada manusia Ppt sistem hormon pada manusia
Ppt sistem hormon pada manusia MargaretSurbakti
 
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)Icha Nurrahmia
 

Was ist angesagt? (20)

Kelompok 4 sistem hormon
Kelompok 4 sistem hormonKelompok 4 sistem hormon
Kelompok 4 sistem hormon
 
Sistem Endokrin - Biologi Kelas XI
Sistem Endokrin - Biologi Kelas XISistem Endokrin - Biologi Kelas XI
Sistem Endokrin - Biologi Kelas XI
 
Anatomi hormon
Anatomi hormonAnatomi hormon
Anatomi hormon
 
Sistem Endokrin
Sistem Endokrin Sistem Endokrin
Sistem Endokrin
 
Tugas biologi sistem endokrin manusia - 2016
Tugas biologi   sistem endokrin manusia - 2016Tugas biologi   sistem endokrin manusia - 2016
Tugas biologi sistem endokrin manusia - 2016
 
Sistem Hormon pada Manusia
Sistem Hormon pada ManusiaSistem Hormon pada Manusia
Sistem Hormon pada Manusia
 
Patofisiologi sistem endokrin i
Patofisiologi sistem endokrin iPatofisiologi sistem endokrin i
Patofisiologi sistem endokrin i
 
media interaktif sistem endokrin
media interaktif sistem endokrinmedia interaktif sistem endokrin
media interaktif sistem endokrin
 
Sistem endokrin 01
Sistem endokrin 01 Sistem endokrin 01
Sistem endokrin 01
 
Kel 5 sistem endokrin
Kel 5 sistem endokrinKel 5 sistem endokrin
Kel 5 sistem endokrin
 
Sistem endokrin kskbkk
Sistem endokrin kskbkkSistem endokrin kskbkk
Sistem endokrin kskbkk
 
Sistem hormon-pada-manusia
Sistem hormon-pada-manusiaSistem hormon-pada-manusia
Sistem hormon-pada-manusia
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Patofisiologi sistem endokrin 2
Patofisiologi sistem endokrin 2Patofisiologi sistem endokrin 2
Patofisiologi sistem endokrin 2
 
Sistem hormon dan psikotropika
Sistem hormon dan psikotropikaSistem hormon dan psikotropika
Sistem hormon dan psikotropika
 
Ppt sistem hormon pada manusia
Ppt sistem hormon pada manusia Ppt sistem hormon pada manusia
Ppt sistem hormon pada manusia
 
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
sistem endokrin
sistem endokrinsistem endokrin
sistem endokrin
 
Anatomi sistem endokrin
Anatomi sistem endokrinAnatomi sistem endokrin
Anatomi sistem endokrin
 

Andere mochten auch

алтынай апталык
алтынай апталыкалтынай апталык
алтынай апталыкdimissanova
 
Asians in America - by APA for Progress Colorado
Asians in America - by APA for Progress ColoradoAsians in America - by APA for Progress Colorado
Asians in America - by APA for Progress ColoradoCIRCJustin
 
Media homework daft punk
Media homework daft punkMedia homework daft punk
Media homework daft punk08burnsp
 
Gymnasio agnostos
Gymnasio agnostosGymnasio agnostos
Gymnasio agnostospopimerg
 
Aibis avendaño
Aibis avendañoAibis avendaño
Aibis avendañoAibislina
 
Traits that i inherent from my parents
Traits that i inherent from my parentsTraits that i inherent from my parents
Traits that i inherent from my parentsEarl John Manimtim
 
How to prepare Empanadas 4 CAD
How to prepare Empanadas 4 CADHow to prepare Empanadas 4 CAD
How to prepare Empanadas 4 CAD4cadenglish
 
Evaluation Question 5
Evaluation Question 5Evaluation Question 5
Evaluation Question 5Henry Tait
 
Resume - David Lazarus 21.05.2015 - Demand Planner
Resume - David Lazarus 21.05.2015 - Demand PlannerResume - David Lazarus 21.05.2015 - Demand Planner
Resume - David Lazarus 21.05.2015 - Demand PlannerDAVID LAZARUS
 
On Diversity: Contemporary Black Midwives Perceptions of Organizational Diver...
On Diversity: Contemporary Black Midwives Perceptions of Organizational Diver...On Diversity: Contemporary Black Midwives Perceptions of Organizational Diver...
On Diversity: Contemporary Black Midwives Perceptions of Organizational Diver...Keisha_Goode
 

Andere mochten auch (13)

Makalah protein pada yogurt
Makalah protein pada yogurtMakalah protein pada yogurt
Makalah protein pada yogurt
 
Contrato 2014
Contrato 2014Contrato 2014
Contrato 2014
 
алтынай апталык
алтынай апталыкалтынай апталык
алтынай апталык
 
Multilingual research
Multilingual researchMultilingual research
Multilingual research
 
Asians in America - by APA for Progress Colorado
Asians in America - by APA for Progress ColoradoAsians in America - by APA for Progress Colorado
Asians in America - by APA for Progress Colorado
 
Media homework daft punk
Media homework daft punkMedia homework daft punk
Media homework daft punk
 
Gymnasio agnostos
Gymnasio agnostosGymnasio agnostos
Gymnasio agnostos
 
Aibis avendaño
Aibis avendañoAibis avendaño
Aibis avendaño
 
Traits that i inherent from my parents
Traits that i inherent from my parentsTraits that i inherent from my parents
Traits that i inherent from my parents
 
How to prepare Empanadas 4 CAD
How to prepare Empanadas 4 CADHow to prepare Empanadas 4 CAD
How to prepare Empanadas 4 CAD
 
Evaluation Question 5
Evaluation Question 5Evaluation Question 5
Evaluation Question 5
 
Resume - David Lazarus 21.05.2015 - Demand Planner
Resume - David Lazarus 21.05.2015 - Demand PlannerResume - David Lazarus 21.05.2015 - Demand Planner
Resume - David Lazarus 21.05.2015 - Demand Planner
 
On Diversity: Contemporary Black Midwives Perceptions of Organizational Diver...
On Diversity: Contemporary Black Midwives Perceptions of Organizational Diver...On Diversity: Contemporary Black Midwives Perceptions of Organizational Diver...
On Diversity: Contemporary Black Midwives Perceptions of Organizational Diver...
 

Ähnlich wie HORMON DAN PENGARUHNYA

Sistem Regulasi Hormon
Sistem Regulasi HormonSistem Regulasi Hormon
Sistem Regulasi HormonNajib_1824
 
MATERI Sistem hormon KELAS XII SMA
MATERI Sistem hormon KELAS XII SMAMATERI Sistem hormon KELAS XII SMA
MATERI Sistem hormon KELAS XII SMAZona Bebas
 
PPT BIOLOGI BARU.pptx
PPT BIOLOGI BARU.pptxPPT BIOLOGI BARU.pptx
PPT BIOLOGI BARU.pptxElisBureni
 
183424798-SISTEM-HORMON-ppt - Copy.ppt
183424798-SISTEM-HORMON-ppt - Copy.ppt183424798-SISTEM-HORMON-ppt - Copy.ppt
183424798-SISTEM-HORMON-ppt - Copy.pptzahra635252
 
Biologi Hormon.pdf
Biologi Hormon.pdfBiologi Hormon.pdf
Biologi Hormon.pdfDevinYohanes
 
SISTEM ENDOKRIN.pptx
SISTEM ENDOKRIN.pptxSISTEM ENDOKRIN.pptx
SISTEM ENDOKRIN.pptxPediatriJuli
 
HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...
HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...
HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...Noor Fariza AR
 
Anatomi dan fisiologi endokrin
Anatomi dan fisiologi endokrinAnatomi dan fisiologi endokrin
Anatomi dan fisiologi endokrinmateri-x2
 
Sistem endokrin (ratna)
Sistem endokrin (ratna)Sistem endokrin (ratna)
Sistem endokrin (ratna)nan_droet
 
Sistem endokrin (kerja kursus)
Sistem endokrin (kerja kursus)Sistem endokrin (kerja kursus)
Sistem endokrin (kerja kursus)Ahmad Lili
 
Fisiologi-II-Pertemuan-7.ppt
Fisiologi-II-Pertemuan-7.pptFisiologi-II-Pertemuan-7.ppt
Fisiologi-II-Pertemuan-7.pptRianDamayanti3
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrinmothy
 
Hormon pada manusia
Hormon pada manusiaHormon pada manusia
Hormon pada manusiaNurul Arifin
 
Sistem endokrin kebidanan
Sistem endokrin kebidananSistem endokrin kebidanan
Sistem endokrin kebidananSinggih Singgih
 

Ähnlich wie HORMON DAN PENGARUHNYA (20)

Sistem Regulasi Hormon
Sistem Regulasi HormonSistem Regulasi Hormon
Sistem Regulasi Hormon
 
MATERI Sistem hormon KELAS XII SMA
MATERI Sistem hormon KELAS XII SMAMATERI Sistem hormon KELAS XII SMA
MATERI Sistem hormon KELAS XII SMA
 
Sistem hormon
Sistem hormonSistem hormon
Sistem hormon
 
PPT BIOLOGI BARU.pptx
PPT BIOLOGI BARU.pptxPPT BIOLOGI BARU.pptx
PPT BIOLOGI BARU.pptx
 
183424798-SISTEM-HORMON-ppt - Copy.ppt
183424798-SISTEM-HORMON-ppt - Copy.ppt183424798-SISTEM-HORMON-ppt - Copy.ppt
183424798-SISTEM-HORMON-ppt - Copy.ppt
 
Hormon
HormonHormon
Hormon
 
Biologi Hormon.pdf
Biologi Hormon.pdfBiologi Hormon.pdf
Biologi Hormon.pdf
 
SISTEM ENDOKRIN.pptx
SISTEM ENDOKRIN.pptxSISTEM ENDOKRIN.pptx
SISTEM ENDOKRIN.pptx
 
Sistem Endoktrin.pptx
Sistem Endoktrin.pptxSistem Endoktrin.pptx
Sistem Endoktrin.pptx
 
HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...
HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...
HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...
 
Draf resume
Draf resumeDraf resume
Draf resume
 
Anatomi dan fisiologi endokrin
Anatomi dan fisiologi endokrinAnatomi dan fisiologi endokrin
Anatomi dan fisiologi endokrin
 
Sistem hormon manusia
Sistem hormon manusiaSistem hormon manusia
Sistem hormon manusia
 
Sistem endokrin (ratna)
Sistem endokrin (ratna)Sistem endokrin (ratna)
Sistem endokrin (ratna)
 
Sistem endokrin (kerja kursus)
Sistem endokrin (kerja kursus)Sistem endokrin (kerja kursus)
Sistem endokrin (kerja kursus)
 
Sistem hormon
Sistem hormon Sistem hormon
Sistem hormon
 
Fisiologi-II-Pertemuan-7.ppt
Fisiologi-II-Pertemuan-7.pptFisiologi-II-Pertemuan-7.ppt
Fisiologi-II-Pertemuan-7.ppt
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Hormon pada manusia
Hormon pada manusiaHormon pada manusia
Hormon pada manusia
 
Sistem endokrin kebidanan
Sistem endokrin kebidananSistem endokrin kebidanan
Sistem endokrin kebidanan
 

Mehr von dery laskar/ kahadari (20)

Propsal usaha aksesorois wanita
Propsal usaha aksesorois wanitaPropsal usaha aksesorois wanita
Propsal usaha aksesorois wanita
 
Teknik jitu-menguasai-photoshop-cs
Teknik jitu-menguasai-photoshop-csTeknik jitu-menguasai-photoshop-cs
Teknik jitu-menguasai-photoshop-cs
 
Abtrak deliana oke
Abtrak  deliana okeAbtrak  deliana oke
Abtrak deliana oke
 
Tugas hematologi
Tugas hematologiTugas hematologi
Tugas hematologi
 
KTI ISMA
KTI ISMAKTI ISMA
KTI ISMA
 
Sel-sel pada leukosit
Sel-sel pada leukositSel-sel pada leukosit
Sel-sel pada leukosit
 
Abstrakdevi dan inggrisnya
Abstrakdevi dan inggrisnyaAbstrakdevi dan inggrisnya
Abstrakdevi dan inggrisnya
 
Abstrak deli BIDAN
Abstrak deli BIDANAbstrak deli BIDAN
Abstrak deli BIDAN
 
Daftar pustaka
Daftar pustaka Daftar pustaka
Daftar pustaka
 
Contoh surat lamaran kerja
Contoh surat lamaran kerja Contoh surat lamaran kerja
Contoh surat lamaran kerja
 
Bersih itu indan
Bersih itu indan Bersih itu indan
Bersih itu indan
 
Autobiografi
AutobiografiAutobiografi
Autobiografi
 
Surat pernyataan bukan perokok aktif
Surat pernyataan bukan perokok aktif Surat pernyataan bukan perokok aktif
Surat pernyataan bukan perokok aktif
 
Serahterima
SerahterimaSerahterima
Serahterima
 
Femeriksaan fisik pada bayi
Femeriksaan fisik pada bayiFemeriksaan fisik pada bayi
Femeriksaan fisik pada bayi
 
Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Manfaat daun sukun Bagi Kesehatan
Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Manfaat daun sukun Bagi Kesehatan Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Manfaat daun sukun Bagi Kesehatan
Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Manfaat daun sukun Bagi Kesehatan
 
Lamaran kerja
Lamaran kerjaLamaran kerja
Lamaran kerja
 
Daftar hadir responden
Daftar hadir respondenDaftar hadir responden
Daftar hadir responden
 
Kamar hitung trambosit
Kamar hitung trambositKamar hitung trambosit
Kamar hitung trambosit
 
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
 

Kürzlich hochgeladen

tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 

Kürzlich hochgeladen (20)

tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 

HORMON DAN PENGARUHNYA

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hormon adalah zat kimiawi yang dihasilkan tubuh secara alami dan dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel- sel, begitu dikeluarkan hormone akan dialirkan oleh darah menuju berbagai jaringan sel. Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari kolesterol. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas. Insulin merupakan hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino, dihasilkan oleh sel beta kelenjar pankreas. Dalam keadaan normal, bila ada rangsangan pada sel beta, insulin disintesis dan kemudian disekresikan kedalam darah sesuai kebutuhan tubuh untuk keperluan regulasi glukosa darah. Secara fisiologis, regulasi glukosa darah yang baik diatur bersama dengan hormone glukagon yang disekresikan oleh sel alfa kelenjar pankreas. B. Rumusan masalah 1. Apa dampak yang akan terjadi jika hormon dalam tubuh meningkat? 2. Pengaruh Hormon terhadap Gula darah
  • 2. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Hormon Hormon adalah zat kimiawi yang dihasilkan tubuh secara alami dan dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel- sel,begitu dikeluarkan hormone akan dialirkan oleh darah menuju berbagai jaringan sel. Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari kolesterol.Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas. Adapun kelainan pada sistem hormon sebagia berikut: 1. Penyakit Addison Terjadi karena sekresi yang berkurang dari glukokortikoid. Hal ini dapat terjadi misalnya karena kelenjar adrenal terkena infeksi atau oleh sebab autoimun. Gejala – gejalanya berupa : a) Berkurangnya volume dan tekanan darah karena turunnya kadar Na+ dan volume air dari cairan tubuh. b) Hipoglikemia dan turunnya daya tahan tubuh terhadap stress, sehingga penderita mudah menjadi shock dan terjadi kematian hanya karena stress kecil saja misalnya flu atau kelaparan. c) Lesu mental dan fisik. 2. Sindrom Cushing Kumpulan gejala – gejala penyakit yang disebabkan oleh sekresi berlebihan dari glukokortikoid seperti tumor adrenal dan hipofisis. Juga dapat disebabkan oleh pemerian obat – obatan kortikosteroid yang berlebihan. Gejala – gejalanya berupa : a) Otot – otot mengecil dan menjadi lemah karena katabolisme protein. b) Osteoporosis c) Luka yang sulit sembuh d) Gangguan mental misalnya euphoria (terasa segan) 3. Sindrom Adrenogenital
  • 3. 3 Kelainan dimana terjadi kekurangan produksi glukokortikoid yang biasanya akibat kekurangan enzim pembentuk glukokotikoid pada kelenjar adrenal. Akibatnya kadar ACTH meningkat dan zona retikularis dirangsang untuk mensekresi androgen yang menyebabkan timbulnya tanda – tanda kelainan sekunder pria pada seorang wanita yang disebut virilisme yang timbulnya janggut dan distribusi rambut seperti pria, otot – otot tubuh seperti pria, perubahan suara, payudara mengecil, klitoris membesar seperti penis dan kadang – kadang kebotakan. Pada pria di bawah umur timbul pubertas perkoks, yaitu timbulnya tanda – tanda kelamin sekunder di bawah umur. Pada pria dewasa gejala – gejala diatas tertutup oleh tanda – tanda kelamin sekunder normal yang disebabkan oleh testosterone. Tetapi bila timbul sekresi berlebihan dari estrogen dan progesterone timbul tanda – tanda kelamin sekunder wanita antara lain yaitu ginaekomastia (payudara membesar seperti pada wanita). 4. Peokromositoma Tumor adrenal medulla yang menyebabkan hipersekresi adrenalin dan noradrenalin dengan akibat sebagai berikut : a) Basa metabolisme meningkat b) Glukosa darah meningkat c) Jantung berdebar d) Tekanan darah meninggi e) Berkurangnya fungsi saluran pencernaan f) Keringat pada telapak tangan, kesemuanya menyebabkan berat badan menurun dan tubuh lemah. Pengobatanya melalu operasi. Pembengkakan dari kelenjar tiroid yang menimbulkan pembenjolan pada leher bagian depan. Penyebab struma antara lain peradangan, tumor ataupun defisiensi yodium. Pada defisiensi yodium, struma terjadi karena kadar T4 dan T3 menurun, kadar TASH meningkat, hal ini menrangsang sel – sela folikel untuk hipertropi dan hyperplasia. 5. Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit yang disebabkan oleh kalainan hormon yang mengakibatkan sel – sel dalam tubuh tidak dapat menyerap glukosa dari darah. Penyakit ini timbul ketikda dala darah tidak terdapat cukup insulin dalam darah. Pada sel – sel tubuh tidak mendapat cukup glukosa dari darah sehingga kekurangan energi dan akhirnya terjadi pembakaran cadangan lemak dan protein tubuh. Sementara itu, system pencernaan
  • 4. 4 tetap dapat meyerap glukosa dari makanan sehingga kadar glukosa dalam darah menjadi sangat tinggi dan akhirnya diekskresi bersama urin. 6. Hipotiroidea Keadaan dimana terjadi kekurangan hormon tiroid. Bila terjadi pada masa bayi dan anak, hipotiroidea menimbulkan kretinisme yaitu tubuh menjadi pendek karena pertumbuhan tulang dan otot tersumbat, disertai kemunduran mental karena sel – sel otak kurang berkembang. 7. Hipertiroidea Keadaan dimana hormone tiroid disekresikan melebihi kadar normal. Gejalanya berupa berat badan menurun, gemetaran, berkeringat, nafsu makan besar, jantung berdebar dan BMR maneingkatmelebihi 20 sampai 100. B. Kepentingan Hormon membantu dan memastikan tumbesaran manusia yang lebih sempurna dengan mengawal dan memastikan fundsi dan koordinasi setiap organ. Hormon mengawal proses metabolisma dan membolehkan pencapaian kesihatan yang lebih baik. Malangnya setelah manusia mencecah umur 25 tahun, penghasilan hormon mulai merosot. Hormon-hormon utama dalam sistem endoktrin : 1) Human Growth Hormone (HGH) 2) Melatonin 3) Thyroid gland hormone 4) Insulin 5) DHEA 6) Oestrogen 7) Corpus luteum hormone 8) Testis hormone
  • 5. 5 C. GANGGUAN SISTEM HORMON Obesitas ternyata juga mempengaruhi sistem hormonal dalam tubuh. Pada anak gadis, obesitas menyebabkan haid pertama (menstruasi) dating lebih awal. Pada wanita dewasa, obesitas dapat menyebabkan gangguan keseimbangan hormonal (hiperandrogenisme, hirsutisme) dan gangguan siklus menstruasi.Dan meningkatkan resiko timbulnya batu empedu,ini terjadi karena cairan empedu menjadi lebih kental. Hiperandrogenisme berarti jumlah hormon androgen (lelaki) meningkat. Akibatnya terjadi hirsutisme (tanda maskulinasi). Misalnya jerawatan, ditumbuhi bulu-bulu di wajah dan badan, bahkan mungkin perubahan suara menjadi berat seperti suara lelaki. Faktor-faktor lainnya juga merangsang pembentukan hormon. Prolaktin (hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisa) menyebabkan kelenjar susu di payudara menghasilkan susu. Isapan bayi pada puting susu merangsang hipofisa untuk menghasilkan lebih banyak prolaktin. Isapan bayi juga meningkatkan pelepasan oksitosin yang menyebabkan mengkerutnya saluran susu sehingga susu bisa dialirkan ke mulut bayi. HORMON UTAMA Hormon Yg menghasilkan Fungsi Aldosteron Kelenjar adrenal Membantu mengatur keseimbangan garam & air dengan cara menahan garam & air serta membuang kalium Hormon antidiuretik (vasopresin) Kelenjar hipofisa  Menyebabkan ginjal menahan air  Bersama dengan aldosteron, membantu mengendalikan tekanan darah Kortikosteroid Kelenjar adrenal Memiliki efek yg luas di seluruh tubuh, terutama sebagai:  Anti peradangan  Mempertahankan kadar gula darah, tekanan darah & kekuatan otot  Membantu mengendalikan keseimbangan garam & air Kortikotropin Kelenjar hipofisa Mengendalikan pembentukan & pelepasan hormon oleh korteks adrenal Eritropoietin Ginjal Merangsang pembentukan sel darah merah Estrogen Indung telur Mengendalikan perkembangan ciri seksual & sistem reproduksi wanita
  • 6. 6 Glukagon Pankreas Meningkatkan kadar gula darah Hormon pertumbuhan Kelenjar hipofisa Mengendalikan pertumbuhan & perkembangan  Meningkatkan pembentukan protein Insulin Pankreas  Menurunkan kadar gula darah  Mempengaruhi metabolisme glukosa, protein & lemak di seluruh tubuh LH (luteinizing hormone) FSH (follicle- stimulating hormone) Kelenjar hipofisa  Mengendalikan fungsi reproduksi (pembentukan sperma & sementum, pematangan sel telur, siklus menstruasi  Mengendalikan ciri seksual pria & wanita (penyebaran rambut, pembentukan otot, tekstur & ketebalan kulit, suara dan bahkan mungkin sifat kepribadian) Oksitosin Kelenjar hipofisa Menyebabkan kontraksi otot rahim & saluran susu di payudara Hormon paratiroid Kelenjar paratiroid Mengendalikan pembentukan tulang  · Mengendalikan pelepasan kalsium & fosfat Progesteron Indung telur Mempersiapkan lapisan rahim untuk penanaman sel telur yg telah dibuahi  Mempersiapkan kelenjar susu untuk menghasilkan susu Polaktin Kelenjar hipofisa Memulai & mempertahankan pembentukan susu di kelenjar susu Renin & angiotensin Ginjal Mengendalikan tekanan darah Hormon tiroid Kelenjar tiroid Mengatur pertumbuhan, pematangan & kecepatan metabolisme TSH (tyroid-stimulating hormone) Kelenjar hipofisa Merangsang pembentukan & pelepasan hormon oleh kelenjar tiroid Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu) dan dibawa oleh darah ke organ sasaran sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hewan termasuk manusia. 1. Kelenjar Hipofisis Menghasilkan Somatotrof – Mempengaruhi pertumbuhan Tirotropin – Mempengaruhi kerja kelenjar tiroid
  • 7. 7 Prolaktin – Mempengaruhi pengeluaran air susu Gonadotropin – Mempengaruhi kerja kelenjar kelamin ACTH – Mempengaruhi kerja kelenjar Adrenalin ADH – Mempengaruhi pengeluaran urine Oksitosin – Mempengaruhi kontraksi otot rahim saat melahirkan 2. Tiroid menghasilkan Tiroksin : Mengatur metabolisme zat dan pertumbuhan 3. Paratiroid menghasilkan Parathormon : Mengatur kadar kalsium dalam darah 4. Adrenalin menghasilkan Adrenalin : Mengatur kadar gula darah dengan mengubah glikogen menjadi glukosa 5. Pankreas menghasilkan Insulin : Mengatur kadar gula darah dengan mengubah glukosa menjadi glikogen 6. Testis menghasilkan Testosteron : Mempengaruhi ciri-ciri kelamin sekunder pria. 7. Ovarium menghasilkan Estrogen dan Progresteron : Mempengaruhi ciri-ciri kelamin sekunder wanita Hormon pada wanita Hormon wanita terutama dibentuk di ovarium (hormon pria dibentuk di testis). Baik pria maupun wanita, pada dasarnya memiliki jenis hormon yang relatif sama. Hanya kadarnya yang berbeda. Hormon seksual wanita antara lain progesteron dan estrogen. Hormon seksual pria antara lain androstenidion dan testosteron (androgen). Pada wanita, hormon seksual kewanitaannya lebih banyak ketimbang pria,begitu pula sebaliknya. Hormon-hormon pada tubuh wanita berperan penting dalam perjalanan hidupnya termasuk pada keindahan kulit. Berikut ini adalah peran ketiga hormon utama wanita: 1. Hormon Estrogen Estrogen juga mempengaruhi sirkulasi darah pada kulit, mempertahankan struktur normal kulit agar tetap lentur,menjaga kolagen kulit agar terpelihara dan kencang serta mampu menahan air. Hormon ini berfungsi untuk: Mempertahankan fungsi otak. Mencegah gejala menopause (seperti hot flushes) dan gangguan mood. Meningkatkan pertumbuhan dan elastisitas serta sebagai pelumas sel jaringan (kulit, saluran kemih, vagina, dan pembuluh darah). Pola distribusi lemah di bawah kulit sehingga membentuk tubuh wanita yang feminin. Produksi sel pigmen kulit.
  • 8. 8 2. Hormon Progesteron: Sebenarnya hormon ini tidak terlalu berhubungan langsung dengan keadan kulit tetapi sedikit banyak ada pengaruhnya karena merupakan pengembangan estrogen dan kompetitor androgen. Fungsi utama hormon progesteron lebih pada sistem reproduksi wanita, yaitu: Mengatur siklus haid. Mengembangkan jaringan payudara. Menyiapkan rahim pada waktu kehamilan. Melindungi wanita pasca menopause terhadap kanker endometrium. 3. Hormon Androgen Hormon ini berfungsi untuk: Merangsang dorongan seksual. Merangsang pembentukan otot, tulang, kulit, organ seksual dan sel darah merah. Beberapa organ ini menghasilkan zat-zat yang hanya beraksi di tempat pelepasannya, sedangkan yang lainnya tidak melepaskan produknya ke dalam aliran darah. Contohnya, otak menghasilkan berbagai hormon yang efeknya terutama terbatas pada sistem saraf. Hormon pada laki – laki Sekitar 10 tahun setelah lahir, saat masa remaja dimulai, hormon-hormon laki-laki memainkan perannya secara penuh. Ini terjadi ketika satu rantai perintah dibentuk di dalam tubuh. Di puncak rantai perintah ini adalah hipotalamus. Setelah lahir, hipotalamus melepaskan sebuah hormon bernama LHRH setiap 3-4 jam, namun jumlah yang dilepaskan sangat kecil. Sekitar 10 tahun kemudian, hipotalamus benar- benar "memahami" bahwa waktu yang tepat telah tiba untuk membentuk tubuh laki-laki dan mulai melepaskan LHRH dalam selang yang lebih pendek. 43 Hormon LHRH bergerak ke mata kedua pada rantai perintah, kelenjar pituitari. Tak lama setelah menerima perintah, kelenjar pituitari melepaskan hormon lain yang disebut LH. Hormon ini memberikan perintah untuk mengaktifkan kelenjar seksual laki-laki, yaitu zakar. Saat hormon LH mencapai zakar melalui aliran darah, sel-sel yang ada di sana mulai menghasilkan suatu hormon bernama testosteron. Sel-sel yang menghasilkan testosteron mengetahui bahwa waktunya telah tiba bagi tubuh yang ditempatinya untuk meninggalkan masa kanak-kanak menjadi laki-laki dewasa. Rumus kimia testosteron yang dihasilkannya akan mengubah seorang anak di dalam masa perkembangan menjadi laki-laki. Molekul
  • 9. 9 testosteron menyebar ke seluruh bagian tubuh dan mengetahui apa yang harus dilakukannya pada sel-sel tertentu di daerah-daerah ini. Berikut ini adalah sejumlah fungsi testosteron di dalam membentuk tubuh laki-laki yaitu: a) Molekul - molekul testosteron menyebabkan perkembangbiakan sel-sel otot. Karena itu, tuuh laki-laki lebih berotot dan kuat daripada tubuh perempuan. Peningkatan jumlah otot menghasilkan penampakan tubuh khas laki-laki. b) Pada saat yang sama, molekul-molekul testosteron mempengaruhi sel-sel pada akar rambut, menyebabkan munculnya Janggut dan kumis. c) Testosteron mempengaruhi pita suara, menyebabkan suara laki-laki lebih rendah daripada perempuan. Selain itu, molekul testosteron memberikan pada tubuh laki-laki kemampuan membuahi telur perempuan. d) Tentunya mengejutkan bahwa suatu molekul tak sadar dapat melakukan semua ini. Molekul ini mengetahui kekhususan tubuh laki-laki dan mengarahkan trilyunan sel dalam pembentukan tubuh ini. e) Molekul testosteron tidak dibatasi untuk tugas-tugas ini saja. Bukti kentara perencanaan dapat dilihat dalam mekanisme yang dipengaruhi hormon ini. Untuk mewujudkan pengaruhnya, testosteron mencapai jaringan yang dituju (organ seksual laki-laki) dan memasuki sel-selnya. Di dalam sel, testosteron menyatu dengan sebuah enzim yang diciptakan secara khusus untuknya sehingga pengaruhnya meningkat pesat. Hormon yang baru terbentuk ini lalu menyatu dengan sebuah reseptor yang dirancang khusus untuknya. Campuran molekuler yang dihasilkan menyatu dengan DNA yang ada di sel itu dan menggunakan informasi yang diterima dari DNA untuk mensintesis protein. Proses ini memastikan bahwa perbedaan tubuh serta fungsi seksual antara laki-laki dan perempuan terus berlanjut. Testosteron dihasilkan oleh hormon LH yang dilepaskan kelenjar pituitari. Tetapi, hormon LH dikendalikan oleh testosteron sebagaimana testosteron dikendalikan oleh LH. Saat jumlahnya di dalam darah meningkat, molekul testosteron melakukan tekanan pada kelenjar pituitari yang menyebabkan kelenjar itu menghentikan produksi LH. Hanya ketika jumlah testosteron menurun produksi LH dimulai lagi. LH yang dihasilkan mengaktifkan zakar dan memerintahkan produksi tambahan agar menaikkan jumlah testosteron. Dari sini, kita dapat menyimpulkan dengan yakin bahwa ada pertukaran informasi antara kelenjar pituitari dan zakar. Dua kelenjar tak sadar saling mengendalikan produksi dan bekerjasama memastikan pelepasan testosteron dalam jumlah yang pas bagi manusia, dan mencegah bahaya yang mungkin timbul dari pelepasan testosteron yang terlalu sedikit (atau
  • 10. 10 terlalu banyak). Lebih tepatnya, di dalam kedua kelenjar, subsistem-subsistem molekuler ditempatkan demi memastikan kerjasama yang serasi. Rancangan tanpa cela ini menunjukkan bahwa sistem-sistem ini diciptakan untuk memenuhi suatu tujuan bersama. Pada saat yang sama, hormon FSH yang dilepaskan kelenjar pituitari mulai menghasilkan sperma di dalam zakar. Sel-sel sperma dirancang khusus untuk pembuahan sel- sel telur. Contoh lain rancangan adalah dengan dimulainya masa remaja, FSH dilepaskan dan sperma mulai dihasilkan di waktu yang tepat. Insulin adalah hormon yang bertugas untuk menjaga kadar gula atau glukosa dalam darah. Setiap sel dalam tubuh membutuhkan suplai glukosa yang berkesinambungan untuk diproses menjadi energi. Sel tidak bisa secara langsung menyerap glukosa dari makanan. Ketika makan karbohidrat, tubuh akan merubah karbohidrat menjadi glukosa. Kemudian glukosa ini akan dibawa melalui aliran darah menuju sel-sel dalam tubuh. Namun, karena molekul glukosa tidak bisa menembus dinding sel maka diperlukan bantuan insulin untuk membuka sel-sel tubuh agar gula darah bisa memasuki sel-sel untuk kemudian diubah menjadi energi dan menjaga glukosa tetap berada dalam sel. Glukosa juga disimpan dalam hati dalam bentuk glikogen kemudian diubah dalam jaringan adiposa menjadi lemak dan trigliserida. Insulin memfasilitasi proses tersebut. Insulin akan meningkatkan pengikatan glukosa oleh membran sel, meningkatkan level glikogen (glikogenesis) di hati, mengurangi pemecahan glikogen (glikogenolisis) di hati, meningkatkan sintesis asam lemak, menurunkan pemecahan asam lemak menjadi badan keton, dan membantu penggabungan asam amino menjadi protein. Insulin disekresi sebagai respon atas meningkatnya konsentrasi glukosa dalam plasma darah. Konsentrasi ambang untuk sekresi tersebut adalah kadar glukosa pada saat puasa yaitu antara 80-100 mg/dL. Respon maksimal diperoleh pada kadar glukosa yang berkisar dar 300- 500 mg/dL. Insulin yang disekresikan dialirkan melalui aliran darah ke seluruh tubuh. Gula darah yang tinggi merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin dalam jumlah yang tinggi. Peningkatan rasio gula darah disebabkan karena terjadi percepatan laju metabolisme glikogenolisis dan glukoneogenesis yang terjadi pada hati. Jika hal ini berlangsung lama akan terjadi resistensi insulin, yaitu menurunnya kerja pankreas dalam menghasilkan insulin. Penderita dengan kadar gula yang sangat tinggi maka gula tersebut akan dikeluarkan melalui urine. Gula disaring oleh glomerolus ginjal secara terus menerus, tetapi kemudian akan dikembalikan ke dalam sistem aliran darah melalui sistem reabsorpsi tubulus ginjal. Kapasitas ginjal mereabsorpsi glukosa terbatas pada laju 350 mg/menit. Ketika kadar glukosa sangat tinggi, filtrat glomerolus mengandung glukosa di atas batas ambang untuk
  • 11. 11 direabsorpsi. Akibatnya kelebihan glukosa tersebut dikeluarkan melalui urine. Gejala ini disebut glikosuria, yang merupakan indikasi lain dari penyakit diabetes mellitus. Glikosuria ini megakibatkan kehilangan kalori yang sangat besar. (Mayes, 2003) Gambaran klinis penyakit diabetes mellitus menurut Corwin (2001) antara lain sebagai berikut : 1. Poliuria ( peningkatan pengeluaran urin ) Perubahan yang utama akibat hiperglikemia adalah hiperosmolalitas. Peningkatan konsentrasi glukosa darah dan osmolalitas darah menimbulkan dehidrasi. Apabila konsentrasi glukosa darah melebihi ambang batas ginjal maka terjadi diuresis osmotik. Diuresis osmotik inilah yang menimbulkan peningkatan pengeluaran urin (poliuria). 2. Polidipsia (peningkatan rasa haus ) Polidipsia terjadi akibat volume urin yang sangat besar dan keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi ekstrasel. Dehidrasi intrasel mengikuti dehidrasi ekstrasel karena air intrasel akan berdifusi keluar sel mengikuti penurunan gradien konsentrasi ke plasma yang hipertonik (sangat pekat). Dehidrasi intrasel merangsang pengeluaran Anti Diuretik Hormon (ADH) dan menimbulkan rasa haus. 3. Polifagia (peningkatan rasa lapar ) Ketidaksediaan glukosa dalam sel juga mengakibatkan terjadinya glukoneogenesis secara berlebihan. Sel-sel hati akan meniungkatkan produksi glukosa dari substrat lain, salah satunya adalah dengan merombak protein. Asam amino hasil perombakan ditransaminasi sehingga dapat menghasilkan substrat atau senyawa antara dalam pembentukan glukosa. Peristiwa berlangsung terus-menerus karena insulin yang membatasi glukoneogenesis sangat sedikit atau tidak ada sama sekali. Glukosa yang dihasilkan kemudian akan terbuang melalui urine. Akibatnya, terjadi pengurangan jumlah jaringan otot dan jaringan adiposa secara signifikan. Penderita akan kehilangan berat tubuh yang hebat meskipun terdapat peningkatan selera makan (polifagia) dan asupan kalori normal atau meningkat. Seorang penderita diabetes dianjurkan untuk berolahraga. Olahraga secara teratur sangat penting bagi penderita diabetes karena dapat mengontrol kadar gula darah serta menurunkan berat badan dan tekanan darah. Olahraga dapat membantu mengontrol kadar gula darah adalah karena pada saat olahraga, sel-sel di otot bekerja lebih keras sehingga lebih membutuhkan gula dan oksigen untuk dibakar menjadi tenaga dibandingkan saat beristirahat. Olahraga juga membantu kerja dari insulin karena gula dalam darah dialirkan ke dalam sel otot untuk dirubah menjadi energi sehingga otomatis kadar gula didalam darah akan menurun sehinga akan meringankan kerja dari insulin. Olahraga yang dianjurkan untuk penderita
  • 12. 12 diabetes adalah olahraga aerobic low impact dan rithmis seperti senam, jogging, berenang dan naik sepeda. Porsi latihan juga harus diperhatikan. Penentuan porsi latihan tersebut harus memperhatikan intensitas latihan, lama latihan dan frekuensi latihan. Sintesis insulin dimulai dalam bentuk preproinsulin (precursor hormon insulin) pada retikulum endoplasma sel beta. Dengan bantuan enzim peptidase, preproinsulin mengalami pemecahan sehingga terbentuk proinsulin, yang kemudian dihimpun dalam gelembung- gelembung (secretory vesicles) dalam sel tersebut. Di sini, sekali lagi dengan bantuan enzim peptidase, proinsulin diurai menjadi insulin dan peptida-C (C-peptide) yang keduanya sudah siap untuk disekresikan secara bersamaan melalui membran sel. Mekanism diatas diperlukan bagi berlangsungnya proses metabolisme secara normal, karena fungsi insulin memang sangat dibutuhkan dalam proses utilisasi glukosa yang ada dalam darah. Kadar glukosa darah yang meningkat, merupakan komponen utama yang memberi rangsangan terhadap sel beta dalam memproduksi insulin. Disamping glukosa, beberapa jenis asam amino dan obat-obatan, dapat pula memiliki efek yang sama dalam rangsangan terhadap sel beta. Mengenai bagaimana mekanisme sesungguhnya dari sintesis dan sekresi insulin setelah adanya rangsangan tersebut, merupakan hal yang cukup rumit dan belum sepenuhnya dapat dipahami secara jelas. Diketahui ada beberapa tahapan dalam proses sekresi insulin, setelah adanya rangsangan oleh molekul glukosa. Tahap pertama adalah proses glukosa melewati membrane sel. Untuk dapat melewati membran sel beta dibutuhkan bantuan senyawa lain. Glucose transporter (GLUT) adalah senyawa asam amino yang terdapat di dalam berbagai sel yang berperan dalam proses metabolisme glukosa. Fungsinya sebagai “kendaraan” pengangkut glukosa masuk dari luar kedalam sel jaringan tubuh. Glucose transporter 2 (GLUT 2) yang terdapat dalam sel beta misalnya, diperlukan dalam proses masuknya glukosa dari dalam darah, melewati membran, ke dalam sel. Proses ini penting bagi tahapan selanjutnya yakni molekul glukosa akan mengalami proses glikolisis dan fosforilasi didalam sel dan kemudian membebaskan molekul ATP. Molekul ATP yang terbentuk, dibutuhkan untuk tahap selanjutnya yakni proses mengaktifkan penutupan K channel pada membran sel. Penutupan ini berakibat terhambatnya pengeluaran ion K dari dalam sel yang menyebabkan terjadinya tahap depolarisasi membran sel, yang diikuti kemudian oleh tahap pembukaan Ca channel. Keadaan inilah yang memungkinkan masuknya ion Ca sehingga menyebabkan peningkatan kadar ion Ca intrasel. Suasana ini dibutuhkan bagi proses sekresi insulin melalui mekanisme yang cukup rumit dan belum seutuhnya dapat dijelaskan
  • 13. 13 Seperti disinggung di atas, terjadinya aktivasi penutupan K channel tidak hanya disebabkan oleh rangsangan ATP hasil proses fosforilasi glukosa intrasel, tapi juga dapat oleh pengaruh beberapa faktor lain termasuk obat-obatan. Namun senyawa obat-obatan tersebut, misalnya obat anti diabetes sulfonil urea, bekerja pada reseptor tersendiri, tidak pada reseptor yang sama dengan glukosa, yang disebut sulphonylurea receptor (SUR) pada membran sel beta. Dinamika Sekresi Insulin Dalam keadaan fisiologis, insulin disekresikan sesuai dengan kebutuhan tubuh normal oleh sel beta dalam dua fase, sehingga sekresinya berbentuk biphasic. Seperti dikemukakan, sekresi insulin normal yang biphasic ini akan terjadi setelah adanya rangsangan seperti glukosa yang berasal dari makanan atau minuman. Insulin yang dihasilkan ini, berfungsi mengatur regulasi glukosa darah agar selalu dalam batas-batas fisiologis, baik saat puasa maupun setelah mendapat beban. Dengan demikian, kedua fase sekresi insulin yang berlangsung secara sinkron tersebut, menjaga kadar glukosa darah selalu dalam batas-batas normal, sebagai cerminan metabolisme glukosa yang fisiologis. Sekresi fase 1 (acute insulin secretion responce = AIR) adalah sekresi insulin yang terjadi segera setelah ada rangsangan terhadap sel beta, muncul cepat dan berakhir juga cepat. Glucose signaling Glucose GLUT-2 Glucose Glucose-6-phosphate ATP Depolarization of membrane K+ channel shut Ca2+ Channel Opens Insulin + C peptide Cleavage enzymesProinsulin preproinsulin Preproinsulin Insulin SynthesisB. cell K+ ↑ ↑   Gb.1 Mekanisme sekresi insulin pada sel beta akibat stimulasi Glukosa ( Kramer,95 ) Dinamika sekresi insulin Insulin Release Exocytosis secretory Granule transport
  • 14. 14 Sekresi fase 1 (AIR) biasanya mempunyai puncak yang relatif tinggi, karena hal itu memang diperlukan untuk mengantisipasi kadar glukosa darah yang biasanya meningkat tajam, segera setelah makan. Kinerja AIR yang cepat dan adekuat ini sangat penting bagi regulasi glukosa yang normal karena pasa gilirannya berkontribusi besar dalam pengendalian kadar glukosa darah postprandial. Dengan demikian, kehadiran AIR yang normal diperlukan untuk mempertahankan berlangsungnya proses metabolisme glukosa secara fisiologis. AIR yang berlangsung normal, bermanfaat dalam mencegah terjadinya hiperglikemia akut setelah makan atau lonjakan glukosa darah postprandial (postprandial spike) dengan segala akibat yang ditimbulkannya termasuk hiperinsulinemia kompensatif. Selanjutnya, setelah sekresi fase 1 berakhir, muncul sekresi fase 2 (sustained phase, latent phase), dimana sekresi insulin kembali meningkat secara perlahan dan bertahan dalam waktu relatif lebih lama. Setelah berakhirnya fase 1, tugas pengaturan glukosa darah selanjutnya diambil alih oleh sekresi fase 2. Sekresi insulin fase 2 yang berlangsung relatif lebih lama, seberapa tinggi puncaknya (secara kuantitatif) akan ditentukan oleh seberapa besar kadar glukosa darah di akhir fase 1, disamping faktor resistensi insulin. Jadi, terjadi semacam mekanisme penyesuaian dari sekresi fase 2 terhadap kinerja fase 1 sebelumnya. Apabila sekresi fase 1 tidak adekuat, terjadi mekanisme kompensasi dalam bentuk peningkatan sekresi insulin pada fase 2. Peningkatan produksi insulin tersebut pada hakikatnya dimaksudkan memenuhi kebutuhan tubuh agar kadar glukosa darah (postprandial) tetap dalam batas batas normal. Dalam prospektif perjalanan penyakit, fase 2 sekresi insulin akan banyak dipengaruhi oleh fase 1. Pada gambar dibawah ini ( Gb. 2 ) diperlihatkan dinamika sekresi insulin pada keadaan normal, Toleransi Glukosa Terganggu ( Impaired Glucose Tolerance = IGT ), dan Diabetes Mellitus Tipe 2. Biasanya, dengan kinerja fase 1 yang normal, disertai pula oleh aksi insulin yang juga normal di jaringan ( tanpa resistensi insulin ), sekresi fase 2 juga akan berlangsung normal. Dengan demikian tidak dibutuhkan tambahan ( ekstra ) sintesis maupun sekresi insulin pada fase 2 diatas normal untuk dapat mempertahankan keadaan normoglikemia. Ini adalah keadaan fisiologis yang memang ideal karena tanpa peninggian kadar glukosa darah yang dapat memberikan dampak glucotoxicity, juga tanpa hiperinsulinemia dengan berbagai dampak negatifnya.
  • 15. 15 Aksi Insulin Insulin mempunyai fungsi penting pada berbagai proses metabolisme dalam tubuh terutama metabolisme karbohidrat. Hormon ini sangat krusial perannya dalam proses utilisasi glukosa oleh hampir seluruh jaringan tubuh, terutama pada otot, lemak, dan hepar. Pada jaringan perifer seperti jaringan otot dan lemak, insulin berikatan dengan sejenis reseptor (insulin receptor substrate = IRS) yang terdapat pada membran sel tersebut. Ikatan antara insulin dan reseptor akan menghasilkan semacam sinyal yang berguna bagi proses regulasi atau metabolisme glukosa didalam sel otot dan lemak, meskipun mekanisme kerja yang sesungguhnya belum begitu jelas. Setelah berikatan, transduksi sinyal berperan dalam meningkatkan kuantitas GLUT-4 (glucose transporter-4) dan selanjutnya juga pada mendorong penempatannya pada membran sel. Proses sintesis dan translokasi GLUT-4 inilah yang bekerja memasukkan glukosa dari ekstra ke intrasel untuk selanjutnya mengalami metabolism (Gb. 3). Untuk mendapatkan proses metabolisme glukosa normal, selain diperlukan mekanisme serta dinamika sekresi yang normal, dibutuhkan pula aksi insulin yang berlangsung normal. Rendahnya sensitivitas atau tingginya resistensi jaringan tubuh terhadap insulin merupakan salah satu faktor etiologi terjadinya diabetes, khususnya diabetes tipe 2. Baik atau buruknya regulasi glukosa darah tidak hanya berkaitan dengan metabolisme glukosa di jaringan perifer, tapi juga di jaringan hepar dimana GLUT-2 berfungsi sebagai Insulin Secreti on Intravenous glucose stimulation First-Phase Second Phase IGT Normal Type 2DMBasal 0 5 10 15 20 25 30 ( minute ) Dinamika sekresi Insulin setelah beban glukosa intravena pada keadaan normal dan keadaan disfungsi sel beta ( Ward, 84)
  • 16. 16 kendaraan pengangkut glukosa melewati membrana sel kedalam sel. Dalam hal inilah jaringan hepar ikut berperan dalam mengatur homeostasis glukosa tubuh. Peninggian kadar glukosa darah puasa, lebih ditentukan oleh peningkatan produksi glukosa secara endogen yang berasal dari proses glukoneogenesis dan glikogenolisis di jaringan hepar. Kedua proses ini berlangsung secara normal pada orang sehat karena dikontrol oleh hormon insulin. Manakala jaringan ( hepar ) resisten terhadap insulin, maka efek inhibisi hormon tersebut terhadap mekanisme produksi glukosa endogen secara berlebihan menjadi tidak lagi optimal. Semakin tinggi tingkat resistensi insulin, semakin rendah kemampuan inhibisinya terhadap proses glikogenolisis dan glukoneogenesis, dan semakin tinggi tingkat produksi glukosa dari hepar. 1. binding ke reseptor, 2. translokasi GLUT 4 ke membran sel, 3. transportasi glukosa meningkat, 4.disosiasi insulin dari reseptor, 5. GLUT 4 kembali menjauhi membran, 6. kembali kesuasana semula. Efek Metabolisme dari Insulin Gangguan, baik dari produksi maupun aksi insulin, menyebabkan gangguan pada metabolisme glukosa, dengan berbagai dampak yang ditimbulkannya. Pada dasarnya ini bermula dari hambatan dalam utilisasi glukosa yang kemudian diikuti oleh peningkatan kadar glukosa darah. Secara klinis, gangguan tersebut dikenal sebagai gejala diabetes melitus. Pada diabetes melitus tipe 2 (DMT2), yakni jenis diabetes yang paling sering ditemukan, gangguan metabolisme glukosa disebabkan oleh dua faktor utama yakni tidak adekuatnya sekresi
  • 17. 17 insulin (defisiensi insulin) dan kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin (resistensi insulin), disertai oleh faktor lingkungan ( environment ). Sedangkan pada diabetes tipe 1 (DMT1), gangguan tersebut murni disebabkan defisiensi insulin secara absolut. Gangguan metabolisme glukosa yang terjadi, diawali oleh kelainan pada dinamika sekresi insulin berupa gangguan pada fase 1 sekresi insulin yang tidak sesuai kebutuhan (inadekuat). Defisiensi insulin ini secara langsung menimbulkan dampak buruk terhadap homeostasis glukosa darah. Yang pertama terjadi adalah hiperglikemia akut pascaprandial (HAP) yakni peningkatan kadar glukosa darah segera (10-30 menit) setelah beban glukosa (makan atau minum). Kelainan berupa disfungsi sel beta dan resistensi insulin merupakan faktor etiologi yang bersifat bawaan (genetik). Secara klinis, perjalanan penyakit ini bersifat progressif dan cenderung melibatkan pula gangguan metabolisme lemak ataupun protein. Peningkatan kadar glukosa darah oleh karena utilisasi yang tidak berlangsung sempurna pada gilirannya secara klinis sering memunculkan abnormalitas dari kadar lipid darah. Untuk mendapatkan kadar glukosa yang normal dalam darah diperlukan obat-obatan yang dapat merangsang sel beta untuk peningkatan sekresi insulin ( insulin secretagogue ) atau bila diperlukan secara substitusi insulin, disamping obat-obatan yang berkhasiat menurunkan resistensi insulin ( insulin sensitizer ). Tidak adekuatnya fase 1, yang kemudian diikuti peningkatan kinerja fase 2 sekresi insulin, pada tahap awal belum akan menimbulkan gangguan terhadap kadar glukosa darah. Secara klinis, barulah pada tahap dekompensasi, dapat terdeteksi keadaan yang dinamakan Toleransi Glukosa Terganggu yang disebut juga sebagai prediabetic state. Pada tahap ini mekanisme kompensasi sudah mulai tidak adekuat lagi, tubuh mengalami defisiensi yang mungkin secara relatif, terjadi peningkatan kadar glukosa darah postprandial. Pada toleransi glukosa terganggu (TGT) didapatkan kadar glukosa darah postprandial, atau setelah diberi beban larutan 75 g glukosa dengan Test Toleransi Glukosa Oral ( TTGO ), berkisar diantara 140-200 mg/dl. Juga dinamakan sebagai prediabetes, bila kadar glukosa darah puasa antara 100 – 126 mg/dl, yang disebut juga sebagai Glukosa Darah Puasa Terganggu ( GDPT ). Keadaan hiperglikemia yang terjadi, baik secara kronis pada tahap diabetes, atau hiperglikemia akut postprandial yang terjadi ber-ulangkali setiap hari sejak tahap TGT, memberi dampak buruk terhadap jaringan yang secara jangka panjang menimbulkan
  • 18. 18 komplikasi kronis dari diabetes.Tingginya kadar glukosa darah (glucotoxicity) yang diikuti pula oleh dislipidemia (lipotoxicity) bertanggung jawab terhadap kerusakan jaringan baik secara langsung melalui stres oksidatif, dan proses glikosilasi yang meluas. Resistensi insulin mulai menonjol peranannya semenjak perubahan atau konversi fase TGT menjadi DMT2. Dikatakan bahwa pada saat tersebut faktor resistensi insulin mulai dominan sebagai penyebab hiperglikemia maupun berbagai kerusakan jaringan. Ini terlihat dari kenyataan bahwa pada tahap awal DMT2, meskipun dengan kadar insulin serum yang cukup tinggi, namun hiperglikemia masih dapat terjadi. Kerusakan jaringan yang terjadi, terutama mikrovaskular, meningkat secara tajam pada tahap diabetes, sedangkan gangguan makrovaskular telah muncul semenjak prediabetes. Semakin tingginya tingkat resistensi insulin dapat terlihat pula dari peningkatan kadar glukosa darah puasa maupun postprandial. Sejalan dengan itu, pada hepar semakin tinggi tingkat resistensi insulin, semakin rendah kemampuan inhibisinya terhadap proses glikogenolisis dan glukoneogenesis, menyebabkan semakin tinggi pula tingkat produksi glukosa dari hepar. Jadi, dapat disimpulkan perjalanan penyakit DMT2, pada awalnya ditentukan oleh kinerja fase 1 yang kemudian memberi dampak negatif terhadap kinerja fase 2, dan berakibat langsung terhadap peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia). Hiperglikemia terjadi tidak hanya disebabkan oleh gangguan sekresi insulin (defisiensi insulin), tapi pada saat bersamaan juga oleh rendahnya respons jaringan tubuh terhadap insulin (resistensi insulin). Gangguan atau pengaruh lingkungan seperti gaya hidup atau obesitas akan mempercepat progresivitas perjalanan penyakit. Gangguan metabolisme glukosa akan berlanjut pada gangguan metabolisme lemak dan protein serta proses kerusakan berbagai jaringan tubuh. Rangkaian kelainan yang dilatarbelakangi oleh resistensi insulin, selain daripada intoleransi terhadap glukosa beserta berbagai akibatnya, sering menimbulkan kumpulan gejala yang dinamakan sindroma metabolik.
  • 19. 19 BAB IV PENUTUP Hormon adalah zat kimiawi yang dihasilkan tubuh secara alami dan dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel- sel,begitu dikeluarkan hormone akan dialirkan oleh darah menuju berbagai jaringan sel. Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari kolesterol.Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas. Hormon membantu dan memastikan tumbesaran manusia yang lebih sempurna dengan mengawal dan memastikan fundsi dan koordinasi setiap organ.Hormon mengawal proses metabolisma dan membolehkan pencapaian kesihatan yang lebih baik. Malangnya setelah manusia mencecah umur 25 tahun, penghasilan hormon mulai merosot.
  • 20. 20 DAFTAR PUSTAKA Yatim,Wildan,Dr.1994.Reproduksi dan embriologi.Bandung.Tarsito Wibowo,Daniel S.2005.Anatomi tubuh manusia.Jakarta.PT Grsindo http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon http://members.tripod.com/layananebook/hormon.htm Ashcroft FM, Gribble FM, 1999. ATP-sensitive K+ channels and insulin secretion: Their role in health and disease. Diabetologia 42: 903-19. Ashcroft FM, Gribble FM, 1999. Differential sensitivity of beta-cell and extrapancreatic K ATP channels to gliclazide. Diabetologia 42: 845-8. Cerasi E, 2001.The islet in type 2 diabetes: Back to center stage. Diabetes 50: S1-S3. Ceriello A, 2002. The possible role of postprandial hyperglycemia in the pathogenesis of diabetic complications. Diabetologia 42:117-22. Kramer W, 1995. The molecular interaction of sulphonylureas. DRCP 28: 67 – 80
  • 21. 21 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang 1 B. Rumusan masalah 1 BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Hormon 2 Gejala – gejalanya berupa 2 B. Kepentingan 4 C. GANGGUAN SISTEM HORMON 5 Dinamika Sekresi Insulin 13 Aksi Insulin 15 Efek Metabolisme dari Insulin 16 BAB IV PENUTUP 19 DAFTAR PUSTAKA 20 ii