SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 22
TUGAS MAKALAH KIMIA




                         D
                          I
                          S
                         U
                          S
                         U
                         N
                       OLEH :




NAMA : ANDI IHRAM
KELAS : XII. IPA 2
NO. URUT : 05
Kata Pengantar


          Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya selama pembuatan
tugas ini sehingga dapat selesai tepat pada waktunya. Adapun mata pelajaran yang menjadi
dasar penulisan ini adalah Kimia. Dalam makalah ini, kami membahas seputar tentang
korosi.
          Kami juga mengucapkan terima kasih kepada ibu guru yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini. Kami mengerjakan tugas ini
dengan sebaik-baiknya, meskipun masih terdapat beberapa kekurangan karena keterbatasan
kemampuan kami dan juga terbatasnya waktu yang ibu berikan. Atas keterbatasan kami
inilah, kritik dan saran yang membangun akan sangat kami harapkan, guna
menyempurnakan tugas-tugas lainnya kelak.
    Terakhir, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam proses pembuatan karya ilmiah ini. Semoga makalah ini dapat
berguna dan bermutu, serta dapat menjadi salah satu bekal atau pengalaman bagi kami
untuk menjadi lebih baik lagi.




                                                                            Bulukumba




                                                                        Penulis




                                            ii
DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….…. . ii
DAFTAR ISI ………………….…………….………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN ……………..…………………………………………….... 1
   1.1. Latar Belakang ……....………….…………………………………….……                 1
   1.2. Rumusan Masalah ………..…………………………………………...…....               1
   1.3. Tujuan Penelitian ……………...………………...……………….…………              2
   1.4. Manfaat Penelitian ……………...…………………………………………..               2
   1.5. Hipotesis …………………………………………………………………….                       2
   1.6. Pelaksanaan Kegiatan ……………………………………………………….. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA …..…………………………………………………... 4
BAB III METODE PERCOBAAN…………………………………………………….. 10
BAB IV HASIL PENGAMATAN…….……………………………............................ 13
BAB V PEMBAHASAN ……………………………………………………………… 16
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………….. 20
   4.1. Kesimpulan …..…..…………………………………………………............... 20
   4.2. Saran ...…...…………………………………………………........................... 20
LAMPIRAN ……………………………………………………………………………. 21
DAFTAR PUSTAKA …..…………………………………………………................... 23




                                   iii
BAB I
                               PENDAHULUAN


1.1. Pendahuluan
    1.1.1. Latar Belakang
              Korosi merupakan proses degradasi, deteorisasi, pengrusakan material yang
      disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekelilingnya. Adapun prosesnya yakni
      merupakan reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di sekelilingnya
      tersebut. Dalam bahasa sehari-hari korosi disebut dengan perkaratan. Kata korosi
      berasal dari bahasa latin “corrodere” yang artinya pengrusakan logam atau
      perkaratan. Jadi jelas korosi dikenal sangat merugikan.
              Korosi merupakan sistem termodinamika logam dengan lingkungannya,
      yang berusaha untuk mencapai kesetimbangan. Sistem ini dikatakan setimbang bila
      logam telah membentuk oksida atau senyawa kimia lain yang lebih stabil.
      Pencegahan korosi merupakan salah satu masalah penting dalam ilmu pengetahuan
      dan teknologi modern.
              Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang penggunaannya sangat
      luas dalam kehidupan sehari-hari. Namun kekurangan dari besi ini adalah sifatnya
      yang sangat mudah mengalami korosi. Padahal besi yang telah mengalami korosi
      akan kehilangan nilai jual da fungsi komersialnya. Ini tentu saja akan merugikan
      sekaligus membahayakan. Berdasarkan dari asumsi tersebut, percobaan ini
      difokuskan dalam upaya pencegahan terjadinya peristiwa korosi ini khususnya pada
      besi. Selain itu pada percobaan ini akan diketahui logam-logam apa sajakah yang
      dapat menghambat terjadinya korosi sesuai dengan sifat-sifat kimianya.


    1.1.2. Rumusan Masalah
          1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi korosi?
          2. Bagaimana pengaruh logam lain pada korosi besi?
          3. Logam apa yang dapat meningkatkan dan menghambat korosi?
          4. Bagaimana pengaruh pH larutan terhadap korosi besi?
    1.1.3. Tujuan Penelitian
                                            1
1. Unuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi korosi besi
      2. Untuk mengetahui pengaruh logam lain pada korosi besi
      3. Untuk mengetahui logam yang meningkatkan korosi dan yang menghambat
          korosi.
      4. Untuk mengetahui pengaruh pH larutan terhadap korosi besi


1.1.4. Manfaat Penelitian
      1. Dapat menentukan berbagai sifat korosi dari logam seperti Mg, Zn, Sn, dan
          Cu terhadap besi, sehingga dapat diketahui logam mana yang mampu
          melindungi besi dari perkaratan dan lgam mana yang mempercepat korosi
          besi.
      2. Dapat menghindari terjadinya pengkaratan pada logam dalam kehidupan
          sehari-hari
      3. Sangat berguna dalam bidang komersial untuk mempertinggi nilai jual dari
          besi
      4. Menjadi lebih mahir dalam menggunakan alat-alat laboratorium.


1.1.5. Hipotesis
       1. Korosi Besi
          Korosi yang paling cepat terjadi pada tabung ke 1 karena air suling
          melibatkan pengaruh air dan oksigen secara bersamaan.


       2. Pengaruh Logam Lain terhadap Korosi Besi
          Logam Mg paling efektif untuk melapisi besi karena potensial sel nya
          paling negatif (oksidasi) diantara 3 logam lainnya


       3. Pengaruh Sifat Larutan (pH) terhadap Korosi Besi
          Larutan asam cuka mempercepat korosi besi karena bersifat asam.




3.1.6. Pelaksanaan Penelitian
       1. Korosi Besi
                                        2
1. Hari, Tanggal Penelitian: Selasa, 20 Oktober 2009
  2. Tempat Penelitian      : SMA Xaverius 1, Palembang
  3. Waktu Penelitian       : Jam Pelajaran Kimia
  4. Acara                  : Praktikum


2. Pengaruh Logam Lain terhadap Korosi Besi
  1. Hari, Tanggal Penelitian: Rabu, 21 Oktober 2009
  2. Tempat Penelitian      : SMA Xaverius 1, Palembang
  3. Waktu Penelitian       : Jam Pelajaran Kimia
  4. Acara                   : Praktikum


3. Pengaruh Sifat Larutan (pH) terhadap Korosi Besi
   1. Hari, Tanggal Penelitian: Kamis, 26 Oktober 2009
  2. Tempat Penelitian      : Rumah Wandi
  3. Waktu Penelitian       : Pulang Sekolah
   4. Acara                  : Praktikum




                             BAB II
                  TINJAUAN PUSTAKA
                                3
Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya
yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari,
korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.Pada
peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi
Sejak logam dibandingkan dengan yang bukan logam, seperti keramik, plastik, karet, beton,
dan lain - lain yang mempunyai hantaran elektrik yang tinggi, korosi biasanya disebabkan
oleh sifat elektrokimia. Pada kasus non logam yang tidak mempunyai konduktifitas elektris,
korosinya disebabkan oleh bahan – bahan kimia. Sesungguhnya, korosi dapat disebut
sebagai "vulture dari metalurgi: karena berangsur-angsur akan habis logamnya". Karat
logam umumnya adalah berupa oksida dan karbonat. Rumus kimia karat besi adalah
Fe2O3. xH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
   Sebagian orang mengartikan korosi sebagai karat, yakni sesuatu yang hampir dianggap
sebagai musuh umum masyarakat. Karat (rust) adalah sebutan yang belakangan ini hanya
dikhususkan bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala destruktif yang
mempengaruhi hampir semua logam.Walaupun besi bukan logam pertama yang
dimanfaatkan oleh manusia, tidak perlu diingkari bahwa logam itu paling banyak
digunakan, dan karena itu, paling awal menimbulkan masalah korosi serius. Karena itu
tidak mengherankan bila istilah korosi dan karat hampir dianggap sinonim (Chamberlain,
1991).
   Reaksi reduksi oksidasi merupakan reaksi yang disertai pertukaran elektron antara
pereaksi, yang menyebabkan keadaan oksidasi berubah. Dari sejarahnya, istilah oksidasi
diterapkan untuk proses-proses dimana oksigen diambil oleh suatu zat. Maka reduksi
dianggap sebagai proses dimana oksigen diambil dari dalam suatu zat. Kemudian
pengangkapan hidrogen juga disebut reduksi, sehingga kehilangan hidrogen harus disebut
dengan oksidasi. Sekali lagi reaksi-reaksi lain dimana baiik oksigen maupun hidrogen yang
tidak ambil bagian belum bisa dikelompokkan sebagai oksidasi atau reduksi sebelum
definisi oksidasi dan reduksi yang paling umum, yang didasarkan pada pelepasan dan
pengambilan elektron, disusun orang (Svehla, 1990).
         Korosi dapat digambarkan sebagai sel galvanik yang mempunyai hubungan pendek
dimana beberapa daerah permukaan logam bertindak sebagai katoda dan lainnya sebagai

                                            4
anoda, dan rangkaian listrik dilengkapi oleh aliran electron menuju besi itu sendiri. Sel
elektrokimia terbentuk pada bagian logam dimana terdapat pengotor atau di daerah yang
terkena tekanan (Oxtoby, dkk., 1999).
       Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan
yang korosif. Korosi juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam
bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang
mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam yang dari bijih
mineralnya. Contohnya bijih besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau
besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk
pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan
lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida). Deret volta
dan persamaan Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya
korosi (Anonim, 2008).
       Hambatan terhadap korosi pada besi tuang kelabu yang terendam dalam air, relatif
baik bila dibandingkan dengan hambatan pada baja lunak. Hambatan terhadap korosi dan
kekuatan bahan ini ditingkatkan sedikit dengan menambahkan 3 persen nikel.
Ketahanannya terhadap tumbukan juga dapat ditingkatkan dengan mengubah prosedur
pengecoran sehingga menghasilkan steroid-steroid grafit alih-alih serpih-serpih yang
normal, bila besi mengalami korosi, serpih-serpih grafit seringkali tetap mencuat di
permukaan, dan secara berangsur membentuk lapisan yang lebih mulia dan kaya akan
karbon pada logam tersebut (Chamberlain, 1991).
       Tembaga murni adalah logam yang sangat lunak dan mudah ditempa. Logam ini
biasanya dipadukan dengan sedikit logam lain seperti Be, Te, Ag, Cd, As, dan Cr untuk
mengubah sifat-sifatnya pada penerapan-penerapan tertentu, sambil tetap memperahankan
ketahanan terhadap korosinya yang istimewa dalam kondisi-kondisi kerja yang lebih buruk
(Chamberlain, 1991).
       Tembaga, adalah logam merah muda, yang lunak, dapat ditempa, dan liat. Melebur
pada suhu yang sangat tinggi, yakni 1038 oC. Karena potensial elektrod standarnya positif,
yaitu (+0,34 untuk pasangan Cu/Cu2+), ia tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat
encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit (Svehla, 1990).
       Zink adalah logam yang putih kebiruan, logam ini cukup mudah untuk ditempa dan
liat. Zink melebur pada suhu 410oC. Dan mendidih pada 906oC. Logamnya murni melarut
                                            5
lambat sekali dalam asam dan dalam alkali. Adanya zat-zat pencemar atau kontak dengan
platinum atau tembaga, yang dihasilkan oleh penambahan beberapa tetes larutan garam dari
logam-logam ini, mempercepat reaksi. Ini menjelaskan larutnya zink-zink komersial
(Svehla, 1990).
       Besi yang murni adalah logam yang berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Ia
melebur pada suhu 1535oC. Jarang terdapat besi komersial yang murni, biasanya besi
mengandung sejumlah kecil karbida, silsida, fosfida, dan sulfida dari besi, serta sedikit
grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting dalam kekuatan struktur besi.
Berbeda dengan tembaga, tembaga adalah logam merah muda, yang lunak, dapat ditempa,
dan liat. Melebur pada 1038o+C. Karena potensial elektroda standarnya positif, ia tidak larut
dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut
sedikit (Svehla, 1990).
       Pada sebuah generator untuk cairan logam, sebagai raktor, terjadi penentrating
selama transfer panas, yang akan menyebabkan tingginya suhu air agar dapat dituang pada
natrium suhu rendah dengan mengisi bagian kosong pada tube, pada proses ini akan terjadi
korosi, yang kemudian akan berakibat pada keadaan ekonomi dan pemasaran generator ini,
sehingga perlu adanya sebuah prosedur baru untuk kemudian mencegah berlanjutnya proses
korosi, diantaranya adalah dengan pengetesan reaksi natrium dengan air, dll (Hamada dan
Tanabe, 2004).




Prinsip
Proses Elektrokimia
Karat merupakan hasil korosi, yaitu oksidasi suatu logam. Besi yang mengalami korosi
membentuk karat dengan rumus Fe2O3.xH2O. Korosi atau proses pengaratan merupakan
proses elektro kimia. Pada proses pengaratan, besi (Fe) bertindak sebagai pereduksi dan
oksigen (O2) yang terlarut dalam air bertindak sebagai pengoksidasi.


                                             6
Reaksi perkaratan besi
a.   Anoda: Fe(s)     Fe2+ + 2e
     Katoda: 2 H+ + 2 e-    H2
     2 H2O + O2 + 4e-   4OH-
        +
b.   2H + 2 H2O + O2 + 3 Fe  3 Fe2+ + 4 OH- + H2
     Fe(OH)2 oleh O2 di udara dioksidasi menjadi Fe2O3 . nH2O



Autokatalis
       Karat yang terbentuk pada logam akan mempercepat proses pengaratan berikutnya.
Oleh sebab itu, karat disebut juga dengan autokatalis. Mekanisme terjadinya korosi adalah
logam besi yang letaknya jauh dari permukaan kontak dengan udara akan dioksidasi oleh
ion Fe2+. Ion ini larut dalam tetesan air. Tempat terjadinya reaksi oksidasi di salah satu
ujung tetesan air ini disebut anode. Ion Fe2+ yang terbentuk bergerak dari anode ke katode
melalui logam. Elektron ini selanjutnya mereduksi oksigen dari udara dan menghasilkan
air. Ujung tetesan air tempat terjadinya reaksi reduksi ini disebut katode. Sebagian oksigen
dari udara larut dalam tetesan air dan mengoksidasi Fe2+ menjadiFe3+ yang membentuk
karat besi (Fe2O3.H2O).


Kerugian
       Besi atau logam yang berkarat bersifat rapuh, mudah larut, dan bercampur dengan
logam lain, serta bersifat racun. Hal ini tentu berbahaya dan merugikan. Jika berkarat, besi
yang digunakan sebagai pondasi alau penyangga jembatan menjadi rapuh sehingga mudah
ambruk. Alat-alat produksi dalam industri makanan dan farmasi tidak boleh menggunakan
menggunakan logam yang mudah berkarat. Hal ini disebabkan karat yang terbentuk mudah
larut dalam makanan, obat-obatan, atau senyawa kimia yang diproduksi. Oleh sebab itu,
untuk kepentingan industri biasanya menggunakan peralatan stainless yang antikarat.


Faktor yang berpengaruh :
1.Kelembaban udara
2.Elektrolit
3.Zat terlarut pembentuk asam (CO2, SO2)

                                             7
4. Adanya O2
5. Lapisan pada permukaan logam
6. Letak logam dalam deret potensial reduksi


Cara-cara Pencegahan Korosi Besi
1. Pengecetan. Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak
dengan udara dan air. Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan lebih baik, karena
keduanya melindungi besi terhadap korosi.
2. Pelumuran dengan Oli atau Gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan
mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak dengan air.
3. Pembalutan dengan Plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang
sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak dengan udara dan air.
4. Tin Plating (pelapisan dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang
dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut tin plating.
Timah tergolong logam yang tahan karat. Akan tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi
selama lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan timah ada yang rusak, misalnya
tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena
potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah (Eº Fe = -0,44 volt; Eº Sn = -0,44 volt).
Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia
dengan besi sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi
hal ini justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
5. Galvanisasi (pelapisan dengan zink). Pipa besi, tiang telpon dan berbagai barang lain
dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi
sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi karena suatu mekanisme yang disebut
perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka
besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai
katode. Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi. Badan mobil-
mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi, sehingga tahan karat.
6. Chromium Plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi
dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk
bumper mobil. Chromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink,
kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.
                                               8
7. Sacrificial Protection (pengorbanan anode). Magnesium adalah logam yang jauh lebih
aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium itu akan berkarat
tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah
atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.


Tips dan Cara Mencegah dan Mengatasi Besi Berkarat
Beberapa cara untuk menanggulangi besi atau logam lain agar tahan dari proses perkaratan:
1. Melapisi besi atau logam lainnya dengan cat khusus besi yang banyak dijual di toko-toko
bahan bangunan.
2. Membuat logam dengan campuran yang serba sama atau homogen ketika pembuatan
atau produksi besi atau logam lainnya di pabrik.
3. Pada permukaan logam diberi oli atau vaselin
4. Menghubungkan dengan logam aktif seperti magnesium / Mg melalui kawat agar yang
berkarat adalah magnesiumnya. Hal ini banyak dilakukan untuk mencegah berkarat pada
tiang listrik besi atau baja. Mg ditanam tidak jauh dari tiang listrik.
5. Melakukan proses galvanisasi dengan cara melapisi logam besi dengan seng tipis atau
timah yang terletak di sebelah kiri deret volta .
6. Melakukan proses elektro kimia dengan jalan memberi lapisan timah seperti yang biasa
dilakukan.




                                             BAB III
                               METODE PERCOBAAN

    4.1.1. Pengaruh Sifat Larutan (pH) terhadap Korosi Besi
Alat dan bahan                                          Jumlah Jumlah
Gelas Plastik                       9 buah
Larutan deterjen                    Secukupnya

                                                9
Larutan Asam cuka                  Secukupnya
Paku Besi                          18 buah
Air mineral                        cecukupnya
Air minyak                         secukupnya
Air garam                          secukupnya
Air panas tertutup                 secukupnya
Tanpa air                          -
Tanpa air tertutup                 -


4.2. Cara Kerja
    3.2.1 Korosi Besi
            1. Ambillah 9 gelas pelastik, kemudian:
               a. tambahkan air panas ke dalam gelas pelastik dan masukkan 2 buah paku
                  besi
               b. tambahkan larutan deterjen ke dalam gelas pelastik
               c. tambahkan larutan asam cuka ke dalam gelas pelastik dan masukkan 2 buah
                  paku besi
               d. tambahkan air mineral ke dalam gelas pelastik dan masukkan 2 buah paku
                  besi
               e. tambahkan air mineral tertutup ke dalam gelas pelastik dan masukkan 2
                  buah paku besi
               f. tambahkan minyak ke dalam gelas pelastik dan masukkan 2 buah paku besi
               g. tambahkan air garam ke dalam gelas pelastik dan masukkan 2 buah paku
                  besi
               h. masukkan 2 buah paku dalam gelas pelastik tanpa air
               i. . masukkan 2 buah paku dalam gelas pelastik tanpa air yang tertutup




                                              10
BAB IV
                             HASIL PENGAMATAN


4.1. Korosi Besi


     larutan      Hari ke-2         Hari ke-4          Hari ke-6



Garam             Karat ++          Karat ++           Karat++
                  Endapan ++        Endapan ++         Endapan ++

Air cuka          -                 -                  -



Minyak            Karat +           Karat + (pada      Endapan +
                  Endapan +         paku)              Karat pada paku
                                    Endapan +
Air mineral       Karat +++         Karat +++          Karat +++
                  Endapan+++ dan Endapan+++ dan        Endapan+++
                   kasar            warnanya kusam
Air panas tertutup Karat ++++       Karat ++++         Karat ++++
                  Endapan halus     Endapan halus dan Endapan halus dan
                  dan banyak        banyak              banyak
Tanpa air         Tidak ada karat   Tidak ada karat dan Tidak ada karat dan
                  dan tidak ada     tidak ada endapan tidak ada endapan
                   endapan
Tanpa air tertutup Karat            Tidak ada dan      Tidak ada pada paku
                  Endapan tidak ada Endapan tidak ada Endapan tidak ada


deterjen          Karat             Tidak ada dan      Tidak ada pada paku
                  Endapan tidak ada Endapan tidak ada Endapan tidak ada

                                         11
BAB V
                                   PEMBAHASAN

5.1. Korosi Besi

       Pada tabung 1 terjadi karat karena adanya penggunaan air dan oksigen secara
    bersamaan. Air dan oksigen semakin mempercepat terjadi karat

       Pada tabung 2 tidak terjadi karat karena kandungan H2O diserap sehingga udara
    kering. Apalagi tabung telah dikeringkan sehingga tidak ada air dan tidak bersentuhan
    dengan oksigen karena telah diprop karet.

       Pada tabung 3 berkarat karena adanya reaksi dari air dan oksigen namun karatnya
    tidak sebanyak pada paku tabung 1 karena air telah dididihkan. Dengan kata lain H20
    air telah berkurang karena ada proses penguapan.

       Pada tabung ke 4 terjadi karat karena larutan NaCl termasuk elektrolit kuat dan
    semakin kuat asamnya maka akan semakin cepat proses korosi

       Pada tabung 5 terjadi karat yang lebih banyak karena adanya garam asam yang
    terhidrolisis menghasilkan H+ yang mempercepat korosi

       Pada tabung 6 dan 7 tidak terjadi karat karena pada tabung 6 adalah garam basa dan
    pada tabung 7 karena kerosin berfungsi sebagai isolasi terhadap H20 dan O2 yang
    mencegah korosi.

5.2. Pengaruh Logam Lain pada Korosi Besi

       Pada percobaan ini, digunakan bahan dasar logam besi, dalam hal ini paku, karena
    logam ini sangat luas dan korosi pada logam ini sangat utama. Salah satu proses
    pencegahan korosi pada besi adalah dengan proses pelapisan dengan logam lain

                                            12
berdasarkan sifat-sifat kimia tertentu dari logam yang akan digunakan dalam hal ini
adalah Mg, Zn, Sn, dan Cu. Paku adalah salah satu bahan yang sangat mudah
teroksidasi oleh oksigen yang ada di udara bebas. Dimana oksigen akan membentuk
lapisan oksida melapisi permukaan logam, teteapi oksida logam besi ini mempunyai
pori-pori sehingga mudah ditembus oleh oksigen atau uap air. Dengan demikian,
keadaan ini memungkinkan reaksi oksidasi secara berkelanjutan pada bagian awal
lapisan oksida yang telah terbentuk sebelumnya. Demikian seterusnya sampai semua
logam besi teroksidasi, menyebabkan perubahan bentuk yang gembur dan keropos,
yang pada akhirnya akan mengurangi bahkan merusak penampilan dan kekuatan logam
besi tersebut.
   Dalam percobaan ini kita dapat mengetahui apakah paku besi mengalami korosi
atau terlindung dari korosi jika ada dan tidak ada kontak langsung dengan logam lain
seperti Mg, Zn, Sn, dan Cu.
   Pada percobaan ini digunakan agar-agar yang berfungsi sebagai medium indikator,
juga digunakan untuk mengetahui tempat-tempat reaksi anoda dan katoda terjadi.
Terlebih dahulu, agar-agar dilarutkan dalam air mendidih, karena agar-agar tidak larut
dalam air dingin. Campuran kemudian ditambahkan NaCl yang berfungsi sebagai
jembatan garam yang dapat dinetralkan. Larutan kemudian ditambahkan dengan
indikator PP yang menyebabkan adanya warna merah muda dengan adanya OH -, warna
merah muda dalam gel menunjukkan tempat dimana reduksi. Selanjutnya dilakukan
penambahan K3Fe(CN)6 yang bertujuan untuk menunjukkan tempat dimana Fe
teroksidasi yang ditandai dengan adanya warna biru.
   Untuk mengetahui logam mana yang meningkatkan korosi besi atau menghambat
korosi, maka dalam percobaan ini digunakan empat macam logam dalam bentuk foil
seperti foil Mg, Zn, Sn, Cu, dan yang dilekatkan pada paku. Selanjutnya keempat paku
tersebut dimasukkan ke dalam cawan petri, kemudian ke dalam cawan petri
dimasukkan agar-agar dalam keadaan panas, hal ini dilakukan supaya agar-agar
tersebut tidak meggumpal.
   Dari hasil pengamatan, diperoleh bahwa reaksi Fe/Cu dan Fe dengan larutan gel
diperoleh warna biru. Hal ini membuktikan bahwa Fe teroksidasi pada paku. Reaksi
Fe/Zn diperoleh warna merah, yang menunjukkan tempat terjadinya reduksi. Dapat
diketahui bahwa logam Zn adalah logam yang mampu melindungi besi karena adanya
                                       13
daya reduksi yang kuat dari logam tersebut. Zn dapat menghambat terjadinya korosi
pada besi karena harga potensial elektrodanya lebih rendah dari harga potensial reduksi
Cu bila dibandingkan dengan Fe. Sedangkan logam Cu meningkatkan korosi besi paku
yang ditandai dengan adanya warna biru, hal ini disebabkan karena Cu melindungi diri
kemudian melindungi Fe. Sama halnya dengan Fe/Mg yang menandakan terjadinya
reduksi pada bagian paku, sedangkan pada bagian lempeng Mg terlindungi dengan
buih yang terselubung rapi disekitar lempeng. Pada bagian Fe/Sn cenderung
mengeluarkan warna biru pada tiap ujung dan kepala tapi pada sepanjang paku akan
berlangsung perlindungan paku terhadap korosi.


REAKSI :
a. Fe
anoda : Fe   Fe2+ + 2e-                  x2
katoda : O2 + 2H2O + 4e-     4OH-        x1
Redoks: 2Fe + O2 + 2H2O      2Fe2+ + 4OH-
Reaksi Lengkap : 2Fe + O2 + 2H2O      2Fe(OH)2


b. Fe/Mg
anoda : Mg      Mg2+ + 2e-              x2
katoda : O2 + 2H2O + 4e-     4OH-       x1
redoks : 2Mg + O2 + 2H2O      2Mg2+ + 4OH-
Reaksi Lengkap : 2Mg + O2 + 2H2O        2Mg(OH)2


c. Fe/Zn
anoda : Zn    Zn2+ + 2e-                x2
katoda : O2 + 2H2O + 4e-     4OH-       x1
Redoks: 2Zn + O2 + 2H2O       2Zn2+ + 4OH-
Reaksi Lengkap : 2 Zn + 2H2O + O2      2Zn(OH)2


d. Fe/Sn
anoda : Sn    Sn2+ + 2e-                x2
katode : O2 + 2H2O + 4e-     4OH-       x1
                                        14
Redoks : 2Sn + O2 + 2H2O        2Sn2+ + 4OH-
    Reaksi Lengkap : 2Sn + O2 + 2H2O        2Sn(OH)2




    e. Fe/Cu
    anoda : Fe     Fe2+ + 2e-                 x2
    katoda : O2 + 2H2O + 4e-      4OH-        x1
    Redoks: 2Fe + O2 + 2H2O        2Fe2+ + 4OH-
    Reaksi Lengkap : 2Fe + O2 + 2H2O         2Fe(OH)2


5.3. Pengaruh Sifat Larutan (pH) terhadap Korosi Besi
    *   Air gula
                 Pada paku yang dicelupkan pada air gula yang mempengaruhinya yaitu air.
        Air dapat mempengaruhinya karena air mengandung oksigen terlarut. Itu yang
        membuat paku menjadi berkarat tetapi proses paku berkarat tidak terlalu cepat dan
        tidak terlalu lambat karena yang hanya mempengaruhi karatnya suatu paku yaitu
        hanya air sedangkan gula sifatnya netral..


    *   Deterjen
                 Deterjen berasal dari air dan deterjen. Deterjen mengandung air. pH 9 pada
        deterjen, ini disebabkan karena deterjen bersifat basa sehingga pada paku terjadi
        pengkaratan tetapi mengalami penghambatan pada proses pengkaratan. Sehingga
        pada paku tidak terlihat jelas karat yang dihasilkan.


    *   Air cuka
                 Asam sendiri sebenarnya berfungsi mempercepat karat. Air cuka
        menghasilkan H+ sehingga pada paku yang dicelupkan pada air cuka itu paku
        menjadi cepat berkarat dan hasil endapan terlihat sangat jelas.




                                              15
BAB VI
                         KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
    - Pada tabung 5, karat dan endapan yang terjadi paling banyak
    - Dari hasil percobaan dapat disimpulakan bahwa logam Sn dan Cu dapat mempercepat
    korosi, Zn dan Mg dapat menghambat korosi mudah menghambat korosi.
    - Semakin rendah pH larutan, akan semakin mempercepat terjadinya korosi


5.2. Saran
    Sebaiknya dalam menggunakan alat berbahan besi dilakukan langkah efektif untuk
mencegah korosi secara cepat dan tepat.




                                   LAMPIRAN
                                           16
Pilar Besi India yang Tak Berkarat
Erabaru News                                                Minggu, 28 Juni 2009

       Sejak abad ini, di berbagai belahan dunia menemukan begitu banyak bekas
peradaban prasejarah, semua peninggalan sejarah ini tersebar di bawah tanah, di dasar
lautan dan bahkan di atas angkasa. Artikel ini menceritakan sebuah pilar (tonggak) besi
yang ditemukan di kota New Delhi , India . Penguasaan teknik peleburannya telah
melampaui taraf teknik manusia masa sekarang.

       Tugu peringatan di candi sekitar Siamaihaluoli kota New Delhi , India , berdiri
tegak sebuah pilar besi raksasa. Tinggi pilar besi yang oleh penduduk setempat disebut
dengan Raja Ah-Yii ini adalah 6,7 meter, diameternya sekitar 0,37 meter dan beratnya kira-
kira 6 ton, hasil pengecoran besi panas, padat berisi dan terdapat pola hiasan bercorak kuno
di atas pilar tersebut. Konon pembuatan pilar besi ini telah mencapai hingga di atas ribuan
tahun lamanya. Namun yang paling membuat orang merasa heran dan takjub adalah bahwa
pilar besi yang telah berdiri tegak selama ribuan tahun ini, tidak berkarat hingga sekarang
meskipun diterpa angin dan hujan!

       Semua orang mengetahui, bahwa besi merupakan logam yang mudah berkarat, besi
yang pada umumnya, jangankan ribuan tahun, dalam beberapa puluhan tahun saja telah
dipenuhi oleh karat. Hingga saat ini, orang-orang juga belum menemukan cara yang efektif
untuk mencegah timbulnya karat pada perkakas besi. Kalau demikian, siapakah yang
menuang pilar besi ini?

Kemurnian Peleburan

       Setelah dilakukan penelitian, pilar besi ini terbentuk melalui tingkat kemurnian
peleburan besi yang mencapai hingga 99,72% dan hingga kini juga tidak ada orang yang
mengetahui bagaimana orang-orang dulu menguasai teknik peleburan ini. Dan teknik
manusia pada zaman sekarang juga tidak memungkinkan bisa melebur hingga mencapai
peleburan yang demikian murni. Demikian jelaslah, bahwa ini merupakan sebuah bekas

                                             17
peradaban prasejarah manusia yang ditinggalkan, majunya tingkat peradaban manusia itu
telah hilang dan meninggalkan misteri sepanjang masa ini.

        Mengenai peradaban prasejarah, telah banyak ilmuwan yang mengakui realita
keberadaannya secara terbuka. Arkeolog Michael Claimo dan Richard Thompson dalam
monograf mereka (Arkeologinya yang Dilarang; Sejarah Manusia yang Disembunyikan)
menceritakan ribuan kejadian peninggalan peradaban prasejarah. Pakar manusia prasejarah
dari Inggris yang bernama Genamd Hundcock dalam sebuah bukunya juga telah mencatat
begitu banyak peninggalan peradaban prasejarah penting. Dan dalam kitab Injil dan Al-
Quran juga telah mencatat fakta kejadian peradaban manusia sebelumnya yang dihancurkan
oleh sebuah banjir besar (kisah Nabi Nuh).

        Berkaitan dengan peradaban prasejarah dan sifatnya yang berkala, pendiri Falun
Gong Mr. Li Hongzhi dalam bukunya (Zhuan Falun) menyebutkan, "Di luar negeri, banyak
ilmuwan pemberani secara terbuka telah mengakui itu adalah suatu kebudayaan prasejarah,
peradaban sebelum peradaban manusia yang ada sekarang ini, yakni sebelum adanya
peradaban sekarang ini masih ada periode peradaban, bahkan tidak hanya satu kali saja.
Berdasarkan pengamatan benda budaya yang tergali, ternyata itu bukanlah produk dari satu
masa peradaban saja. Oleh karena itu dipercaya, dari sekian banyak kali peradaban manusia
setelah mengalami pukulan yang memusnahkan, hanya menyisakan sedikit orang yang
masih bertahan hidup dan menempuh kehidupan primitif, kemudian berangsur-angsur
berkembang menjadi sejenis manusia baru lagi, demikianlah mereka mengalami perubahan
melalui periode demi periode. Oleh ilmuwan fisika dikatakan bahwa gerakan materi
mengikuti hukum tertentu, perubahan segenap alam semesta kita juga mengikuti hukum
tertentu."

        Penguraian di atas dengan tulisan yang sederhana telah menyingkap pokok masalah
penting sejarah manusia dan telah memecahkan rahasia serta berbagai macam prasangka
yang membingungkan para ahli sejarah selama lebih dari setengah abad.(erabaru.net)*


                                  DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008, Korosi, (online) (http://www.wikipedia.com), diakses 31 Oktober 2009.
                                             18
Http://erabaru.net/iptek/55-iptek/1409-pilar-besi-india-yang-tak-berkarat
http://gadang-e-bookformaterialscience.blogspot.com/2007/10/makalah-ilmiah-ku-korosi-
material-logam.htmlorosi.
http://iefha-shun.blogspot.com/
http://www.cort-h.co.cc/index.php/operasi-migas/25-internal-corrosion/23-korosi-internal




                                             19

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Presentasi Kimia Alkali
Presentasi Kimia AlkaliPresentasi Kimia Alkali
Presentasi Kimia Alkalidefanny
 
Ppt kimia ( unsur unsur transisi perioda 4 )
Ppt kimia ( unsur unsur transisi perioda 4 )Ppt kimia ( unsur unsur transisi perioda 4 )
Ppt kimia ( unsur unsur transisi perioda 4 )Dwi Andriani
 
Powerpoint unsur-unsur periode ketiga
Powerpoint unsur-unsur periode ketigaPowerpoint unsur-unsur periode ketiga
Powerpoint unsur-unsur periode ketigalutfi aldiansyah
 
Kereaktifan logam alkali
Kereaktifan logam alkaliKereaktifan logam alkali
Kereaktifan logam alkaliLolla Mustafa
 
Bab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiBab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiAndreas Cahyadi
 
Kegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia dan Lingkungan
Kegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia dan LingkunganKegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia dan Lingkungan
Kegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia dan LingkunganDwi Nirwana_Chemistry
 
Golongan Karbon (IV A)
Golongan Karbon (IV A)Golongan Karbon (IV A)
Golongan Karbon (IV A)Eno Lidya
 
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleks
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleksPresentasi kimia ion dan senyawa kompleks
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleksCha Cha D Talo
 
laporan kimia elektrolisis
laporan kimia elektrolisislaporan kimia elektrolisis
laporan kimia elektrolisis15455
 
kimia Unsur "Unsur transisi"
kimia Unsur "Unsur transisi"kimia Unsur "Unsur transisi"
kimia Unsur "Unsur transisi"SMAN 2 Dumai
 
Reaksi unsur golongan II A
Reaksi unsur golongan II AReaksi unsur golongan II A
Reaksi unsur golongan II AYuke Puspita
 
Laporan praktikum sel volta
Laporan praktikum sel voltaLaporan praktikum sel volta
Laporan praktikum sel voltaNita Mardiana
 
Praktikum Kimia - Laporan Korosi
Praktikum Kimia - Laporan KorosiPraktikum Kimia - Laporan Korosi
Praktikum Kimia - Laporan Korosi21 Memento
 
Laporan percobaan kimia elektrolisis
Laporan percobaan kimia elektrolisisLaporan percobaan kimia elektrolisis
Laporan percobaan kimia elektrolisisWaQhyoe Arryee
 

Was ist angesagt? (20)

Presentasi Kimia Alkali
Presentasi Kimia AlkaliPresentasi Kimia Alkali
Presentasi Kimia Alkali
 
Ppt kimia ( unsur unsur transisi perioda 4 )
Ppt kimia ( unsur unsur transisi perioda 4 )Ppt kimia ( unsur unsur transisi perioda 4 )
Ppt kimia ( unsur unsur transisi perioda 4 )
 
Alkali tanah
Alkali tanahAlkali tanah
Alkali tanah
 
Ion kompleks
Ion kompleksIon kompleks
Ion kompleks
 
Powerpoint unsur-unsur periode ketiga
Powerpoint unsur-unsur periode ketigaPowerpoint unsur-unsur periode ketiga
Powerpoint unsur-unsur periode ketiga
 
Unsur Fe (Besi)
Unsur Fe (Besi)Unsur Fe (Besi)
Unsur Fe (Besi)
 
Kereaktifan logam alkali
Kereaktifan logam alkaliKereaktifan logam alkali
Kereaktifan logam alkali
 
Bab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiBab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasi
 
Kegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia dan Lingkungan
Kegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia dan LingkunganKegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia dan Lingkungan
Kegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia dan Lingkungan
 
Golongan Karbon (IV A)
Golongan Karbon (IV A)Golongan Karbon (IV A)
Golongan Karbon (IV A)
 
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleks
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleksPresentasi kimia ion dan senyawa kompleks
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleks
 
Laporan Praktikum Elektrolisis
Laporan Praktikum ElektrolisisLaporan Praktikum Elektrolisis
Laporan Praktikum Elektrolisis
 
laporan kimia elektrolisis
laporan kimia elektrolisislaporan kimia elektrolisis
laporan kimia elektrolisis
 
kimia Unsur "Unsur transisi"
kimia Unsur "Unsur transisi"kimia Unsur "Unsur transisi"
kimia Unsur "Unsur transisi"
 
Reaksi unsur golongan II A
Reaksi unsur golongan II AReaksi unsur golongan II A
Reaksi unsur golongan II A
 
Golongan VIIA (HALOGEN)
Golongan VIIA (HALOGEN)Golongan VIIA (HALOGEN)
Golongan VIIA (HALOGEN)
 
Titanium ppt
Titanium pptTitanium ppt
Titanium ppt
 
Laporan praktikum sel volta
Laporan praktikum sel voltaLaporan praktikum sel volta
Laporan praktikum sel volta
 
Praktikum Kimia - Laporan Korosi
Praktikum Kimia - Laporan KorosiPraktikum Kimia - Laporan Korosi
Praktikum Kimia - Laporan Korosi
 
Laporan percobaan kimia elektrolisis
Laporan percobaan kimia elektrolisisLaporan percobaan kimia elektrolisis
Laporan percobaan kimia elektrolisis
 

Ähnlich wie 40038330 makalah-kimia-korosi

Mekanisme Korosi
Mekanisme KorosiMekanisme Korosi
Mekanisme Korosirandiramlan
 
MAKALAH KIMIA KOROSI
MAKALAH KIMIA KOROSIMAKALAH KIMIA KOROSI
MAKALAH KIMIA KOROSICahya Mutiara
 
makalah macam-macam korosi
makalah macam-macam korosimakalah macam-macam korosi
makalah macam-macam korosiadimasmc
 
Laporan Kimia_korosi besi
Laporan Kimia_korosi besiLaporan Kimia_korosi besi
Laporan Kimia_korosi besiFeren Jr
 
Rangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimiaRangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimiayahyakurnia23
 
Rangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimiaRangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimiayahyakurnia23
 
macam-macam korosi
macam-macam korosimacam-macam korosi
macam-macam korosiadimasmc
 
120327262 makalah-korosi
120327262 makalah-korosi120327262 makalah-korosi
120327262 makalah-korosiBeny Firiya
 
Kel 1 laporan inhibitor korosi (autosaved)
Kel 1 laporan inhibitor korosi (autosaved)Kel 1 laporan inhibitor korosi (autosaved)
Kel 1 laporan inhibitor korosi (autosaved)XINYOUWANZ
 
Pertemuan 12_KOROSI.pptx
Pertemuan 12_KOROSI.pptxPertemuan 12_KOROSI.pptx
Pertemuan 12_KOROSI.pptxWindiAmilia
 
Korosi atau Perkaratan
Korosi atau PerkaratanKorosi atau Perkaratan
Korosi atau PerkaratanHIA Class.
 
Material Teknik - Korosi
Material Teknik - KorosiMaterial Teknik - Korosi
Material Teknik - KorosiZhafran Anas
 
Makalah proses manufaktur
Makalah proses manufakturMakalah proses manufaktur
Makalah proses manufaktursurya kelana
 
Makalah proses manufaktur
Makalah proses manufakturMakalah proses manufaktur
Makalah proses manufaktursurya kelana
 

Ähnlich wie 40038330 makalah-kimia-korosi (20)

K o r o s i
K o r o s iK o r o s i
K o r o s i
 
Mekanisme Korosi
Mekanisme KorosiMekanisme Korosi
Mekanisme Korosi
 
MAKALAH KIMIA KOROSI
MAKALAH KIMIA KOROSIMAKALAH KIMIA KOROSI
MAKALAH KIMIA KOROSI
 
Laju korosi
Laju korosiLaju korosi
Laju korosi
 
makalah macam-macam korosi
makalah macam-macam korosimakalah macam-macam korosi
makalah macam-macam korosi
 
Laporan Kimia_korosi besi
Laporan Kimia_korosi besiLaporan Kimia_korosi besi
Laporan Kimia_korosi besi
 
Rangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimiaRangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimia
 
Rangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimiaRangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimia
 
macam-macam korosi
macam-macam korosimacam-macam korosi
macam-macam korosi
 
120327262 makalah-korosi
120327262 makalah-korosi120327262 makalah-korosi
120327262 makalah-korosi
 
Kel 1 laporan inhibitor korosi (autosaved)
Kel 1 laporan inhibitor korosi (autosaved)Kel 1 laporan inhibitor korosi (autosaved)
Kel 1 laporan inhibitor korosi (autosaved)
 
Korosi
KorosiKorosi
Korosi
 
Korosi 212
Korosi 212Korosi 212
Korosi 212
 
korosi
korosikorosi
korosi
 
Pertemuan 12_KOROSI.pptx
Pertemuan 12_KOROSI.pptxPertemuan 12_KOROSI.pptx
Pertemuan 12_KOROSI.pptx
 
Korosi atau Perkaratan
Korosi atau PerkaratanKorosi atau Perkaratan
Korosi atau Perkaratan
 
Material Teknik - Korosi
Material Teknik - KorosiMaterial Teknik - Korosi
Material Teknik - Korosi
 
Makalah proses manufaktur
Makalah proses manufakturMakalah proses manufaktur
Makalah proses manufaktur
 
Makalah proses manufaktur
Makalah proses manufakturMakalah proses manufaktur
Makalah proses manufaktur
 
Korosi ms 21
Korosi ms 21Korosi ms 21
Korosi ms 21
 

40038330 makalah-kimia-korosi

  • 1. TUGAS MAKALAH KIMIA D I S U S U N OLEH : NAMA : ANDI IHRAM KELAS : XII. IPA 2 NO. URUT : 05
  • 2. Kata Pengantar Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya selama pembuatan tugas ini sehingga dapat selesai tepat pada waktunya. Adapun mata pelajaran yang menjadi dasar penulisan ini adalah Kimia. Dalam makalah ini, kami membahas seputar tentang korosi. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada ibu guru yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini. Kami mengerjakan tugas ini dengan sebaik-baiknya, meskipun masih terdapat beberapa kekurangan karena keterbatasan kemampuan kami dan juga terbatasnya waktu yang ibu berikan. Atas keterbatasan kami inilah, kritik dan saran yang membangun akan sangat kami harapkan, guna menyempurnakan tugas-tugas lainnya kelak. Terakhir, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam proses pembuatan karya ilmiah ini. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermutu, serta dapat menjadi salah satu bekal atau pengalaman bagi kami untuk menjadi lebih baik lagi. Bulukumba Penulis ii
  • 3. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………….. i KATA PENGANTAR …………………………………………………………….…. . ii DAFTAR ISI ………………….…………….………………………………………… iii BAB I PENDAHULUAN ……………..…………………………………………….... 1 1.1. Latar Belakang ……....………….…………………………………….…… 1 1.2. Rumusan Masalah ………..…………………………………………...….... 1 1.3. Tujuan Penelitian ……………...………………...……………….………… 2 1.4. Manfaat Penelitian ……………...………………………………………….. 2 1.5. Hipotesis ……………………………………………………………………. 2 1.6. Pelaksanaan Kegiatan ……………………………………………………….. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA …..…………………………………………………... 4 BAB III METODE PERCOBAAN…………………………………………………….. 10 BAB IV HASIL PENGAMATAN…….……………………………............................ 13 BAB V PEMBAHASAN ……………………………………………………………… 16 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………….. 20 4.1. Kesimpulan …..…..…………………………………………………............... 20 4.2. Saran ...…...…………………………………………………........................... 20 LAMPIRAN ……………………………………………………………………………. 21 DAFTAR PUSTAKA …..…………………………………………………................... 23 iii
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan 1.1.1. Latar Belakang Korosi merupakan proses degradasi, deteorisasi, pengrusakan material yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekelilingnya. Adapun prosesnya yakni merupakan reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di sekelilingnya tersebut. Dalam bahasa sehari-hari korosi disebut dengan perkaratan. Kata korosi berasal dari bahasa latin “corrodere” yang artinya pengrusakan logam atau perkaratan. Jadi jelas korosi dikenal sangat merugikan. Korosi merupakan sistem termodinamika logam dengan lingkungannya, yang berusaha untuk mencapai kesetimbangan. Sistem ini dikatakan setimbang bila logam telah membentuk oksida atau senyawa kimia lain yang lebih stabil. Pencegahan korosi merupakan salah satu masalah penting dalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang penggunaannya sangat luas dalam kehidupan sehari-hari. Namun kekurangan dari besi ini adalah sifatnya yang sangat mudah mengalami korosi. Padahal besi yang telah mengalami korosi akan kehilangan nilai jual da fungsi komersialnya. Ini tentu saja akan merugikan sekaligus membahayakan. Berdasarkan dari asumsi tersebut, percobaan ini difokuskan dalam upaya pencegahan terjadinya peristiwa korosi ini khususnya pada besi. Selain itu pada percobaan ini akan diketahui logam-logam apa sajakah yang dapat menghambat terjadinya korosi sesuai dengan sifat-sifat kimianya. 1.1.2. Rumusan Masalah 1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi korosi? 2. Bagaimana pengaruh logam lain pada korosi besi? 3. Logam apa yang dapat meningkatkan dan menghambat korosi? 4. Bagaimana pengaruh pH larutan terhadap korosi besi? 1.1.3. Tujuan Penelitian 1
  • 5. 1. Unuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi korosi besi 2. Untuk mengetahui pengaruh logam lain pada korosi besi 3. Untuk mengetahui logam yang meningkatkan korosi dan yang menghambat korosi. 4. Untuk mengetahui pengaruh pH larutan terhadap korosi besi 1.1.4. Manfaat Penelitian 1. Dapat menentukan berbagai sifat korosi dari logam seperti Mg, Zn, Sn, dan Cu terhadap besi, sehingga dapat diketahui logam mana yang mampu melindungi besi dari perkaratan dan lgam mana yang mempercepat korosi besi. 2. Dapat menghindari terjadinya pengkaratan pada logam dalam kehidupan sehari-hari 3. Sangat berguna dalam bidang komersial untuk mempertinggi nilai jual dari besi 4. Menjadi lebih mahir dalam menggunakan alat-alat laboratorium. 1.1.5. Hipotesis 1. Korosi Besi Korosi yang paling cepat terjadi pada tabung ke 1 karena air suling melibatkan pengaruh air dan oksigen secara bersamaan. 2. Pengaruh Logam Lain terhadap Korosi Besi Logam Mg paling efektif untuk melapisi besi karena potensial sel nya paling negatif (oksidasi) diantara 3 logam lainnya 3. Pengaruh Sifat Larutan (pH) terhadap Korosi Besi Larutan asam cuka mempercepat korosi besi karena bersifat asam. 3.1.6. Pelaksanaan Penelitian 1. Korosi Besi 2
  • 6. 1. Hari, Tanggal Penelitian: Selasa, 20 Oktober 2009 2. Tempat Penelitian : SMA Xaverius 1, Palembang 3. Waktu Penelitian : Jam Pelajaran Kimia 4. Acara : Praktikum 2. Pengaruh Logam Lain terhadap Korosi Besi 1. Hari, Tanggal Penelitian: Rabu, 21 Oktober 2009 2. Tempat Penelitian : SMA Xaverius 1, Palembang 3. Waktu Penelitian : Jam Pelajaran Kimia 4. Acara : Praktikum 3. Pengaruh Sifat Larutan (pH) terhadap Korosi Besi 1. Hari, Tanggal Penelitian: Kamis, 26 Oktober 2009 2. Tempat Penelitian : Rumah Wandi 3. Waktu Penelitian : Pulang Sekolah 4. Acara : Praktikum BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
  • 7. Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi Sejak logam dibandingkan dengan yang bukan logam, seperti keramik, plastik, karet, beton, dan lain - lain yang mempunyai hantaran elektrik yang tinggi, korosi biasanya disebabkan oleh sifat elektrokimia. Pada kasus non logam yang tidak mempunyai konduktifitas elektris, korosinya disebabkan oleh bahan – bahan kimia. Sesungguhnya, korosi dapat disebut sebagai "vulture dari metalurgi: karena berangsur-angsur akan habis logamnya". Karat logam umumnya adalah berupa oksida dan karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3. xH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah. Sebagian orang mengartikan korosi sebagai karat, yakni sesuatu yang hampir dianggap sebagai musuh umum masyarakat. Karat (rust) adalah sebutan yang belakangan ini hanya dikhususkan bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala destruktif yang mempengaruhi hampir semua logam.Walaupun besi bukan logam pertama yang dimanfaatkan oleh manusia, tidak perlu diingkari bahwa logam itu paling banyak digunakan, dan karena itu, paling awal menimbulkan masalah korosi serius. Karena itu tidak mengherankan bila istilah korosi dan karat hampir dianggap sinonim (Chamberlain, 1991). Reaksi reduksi oksidasi merupakan reaksi yang disertai pertukaran elektron antara pereaksi, yang menyebabkan keadaan oksidasi berubah. Dari sejarahnya, istilah oksidasi diterapkan untuk proses-proses dimana oksigen diambil oleh suatu zat. Maka reduksi dianggap sebagai proses dimana oksigen diambil dari dalam suatu zat. Kemudian pengangkapan hidrogen juga disebut reduksi, sehingga kehilangan hidrogen harus disebut dengan oksidasi. Sekali lagi reaksi-reaksi lain dimana baiik oksigen maupun hidrogen yang tidak ambil bagian belum bisa dikelompokkan sebagai oksidasi atau reduksi sebelum definisi oksidasi dan reduksi yang paling umum, yang didasarkan pada pelepasan dan pengambilan elektron, disusun orang (Svehla, 1990). Korosi dapat digambarkan sebagai sel galvanik yang mempunyai hubungan pendek dimana beberapa daerah permukaan logam bertindak sebagai katoda dan lainnya sebagai 4
  • 8. anoda, dan rangkaian listrik dilengkapi oleh aliran electron menuju besi itu sendiri. Sel elektrokimia terbentuk pada bagian logam dimana terdapat pengotor atau di daerah yang terkena tekanan (Oxtoby, dkk., 1999). Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan yang korosif. Korosi juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam yang dari bijih mineralnya. Contohnya bijih besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida). Deret volta dan persamaan Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya korosi (Anonim, 2008). Hambatan terhadap korosi pada besi tuang kelabu yang terendam dalam air, relatif baik bila dibandingkan dengan hambatan pada baja lunak. Hambatan terhadap korosi dan kekuatan bahan ini ditingkatkan sedikit dengan menambahkan 3 persen nikel. Ketahanannya terhadap tumbukan juga dapat ditingkatkan dengan mengubah prosedur pengecoran sehingga menghasilkan steroid-steroid grafit alih-alih serpih-serpih yang normal, bila besi mengalami korosi, serpih-serpih grafit seringkali tetap mencuat di permukaan, dan secara berangsur membentuk lapisan yang lebih mulia dan kaya akan karbon pada logam tersebut (Chamberlain, 1991). Tembaga murni adalah logam yang sangat lunak dan mudah ditempa. Logam ini biasanya dipadukan dengan sedikit logam lain seperti Be, Te, Ag, Cd, As, dan Cr untuk mengubah sifat-sifatnya pada penerapan-penerapan tertentu, sambil tetap memperahankan ketahanan terhadap korosinya yang istimewa dalam kondisi-kondisi kerja yang lebih buruk (Chamberlain, 1991). Tembaga, adalah logam merah muda, yang lunak, dapat ditempa, dan liat. Melebur pada suhu yang sangat tinggi, yakni 1038 oC. Karena potensial elektrod standarnya positif, yaitu (+0,34 untuk pasangan Cu/Cu2+), ia tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit (Svehla, 1990). Zink adalah logam yang putih kebiruan, logam ini cukup mudah untuk ditempa dan liat. Zink melebur pada suhu 410oC. Dan mendidih pada 906oC. Logamnya murni melarut 5
  • 9. lambat sekali dalam asam dan dalam alkali. Adanya zat-zat pencemar atau kontak dengan platinum atau tembaga, yang dihasilkan oleh penambahan beberapa tetes larutan garam dari logam-logam ini, mempercepat reaksi. Ini menjelaskan larutnya zink-zink komersial (Svehla, 1990). Besi yang murni adalah logam yang berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Ia melebur pada suhu 1535oC. Jarang terdapat besi komersial yang murni, biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida, silsida, fosfida, dan sulfida dari besi, serta sedikit grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting dalam kekuatan struktur besi. Berbeda dengan tembaga, tembaga adalah logam merah muda, yang lunak, dapat ditempa, dan liat. Melebur pada 1038o+C. Karena potensial elektroda standarnya positif, ia tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit (Svehla, 1990). Pada sebuah generator untuk cairan logam, sebagai raktor, terjadi penentrating selama transfer panas, yang akan menyebabkan tingginya suhu air agar dapat dituang pada natrium suhu rendah dengan mengisi bagian kosong pada tube, pada proses ini akan terjadi korosi, yang kemudian akan berakibat pada keadaan ekonomi dan pemasaran generator ini, sehingga perlu adanya sebuah prosedur baru untuk kemudian mencegah berlanjutnya proses korosi, diantaranya adalah dengan pengetesan reaksi natrium dengan air, dll (Hamada dan Tanabe, 2004). Prinsip Proses Elektrokimia Karat merupakan hasil korosi, yaitu oksidasi suatu logam. Besi yang mengalami korosi membentuk karat dengan rumus Fe2O3.xH2O. Korosi atau proses pengaratan merupakan proses elektro kimia. Pada proses pengaratan, besi (Fe) bertindak sebagai pereduksi dan oksigen (O2) yang terlarut dalam air bertindak sebagai pengoksidasi. 6
  • 10. Reaksi perkaratan besi a. Anoda: Fe(s) Fe2+ + 2e Katoda: 2 H+ + 2 e- H2 2 H2O + O2 + 4e- 4OH- + b. 2H + 2 H2O + O2 + 3 Fe 3 Fe2+ + 4 OH- + H2 Fe(OH)2 oleh O2 di udara dioksidasi menjadi Fe2O3 . nH2O Autokatalis Karat yang terbentuk pada logam akan mempercepat proses pengaratan berikutnya. Oleh sebab itu, karat disebut juga dengan autokatalis. Mekanisme terjadinya korosi adalah logam besi yang letaknya jauh dari permukaan kontak dengan udara akan dioksidasi oleh ion Fe2+. Ion ini larut dalam tetesan air. Tempat terjadinya reaksi oksidasi di salah satu ujung tetesan air ini disebut anode. Ion Fe2+ yang terbentuk bergerak dari anode ke katode melalui logam. Elektron ini selanjutnya mereduksi oksigen dari udara dan menghasilkan air. Ujung tetesan air tempat terjadinya reaksi reduksi ini disebut katode. Sebagian oksigen dari udara larut dalam tetesan air dan mengoksidasi Fe2+ menjadiFe3+ yang membentuk karat besi (Fe2O3.H2O). Kerugian Besi atau logam yang berkarat bersifat rapuh, mudah larut, dan bercampur dengan logam lain, serta bersifat racun. Hal ini tentu berbahaya dan merugikan. Jika berkarat, besi yang digunakan sebagai pondasi alau penyangga jembatan menjadi rapuh sehingga mudah ambruk. Alat-alat produksi dalam industri makanan dan farmasi tidak boleh menggunakan menggunakan logam yang mudah berkarat. Hal ini disebabkan karat yang terbentuk mudah larut dalam makanan, obat-obatan, atau senyawa kimia yang diproduksi. Oleh sebab itu, untuk kepentingan industri biasanya menggunakan peralatan stainless yang antikarat. Faktor yang berpengaruh : 1.Kelembaban udara 2.Elektrolit 3.Zat terlarut pembentuk asam (CO2, SO2) 7
  • 11. 4. Adanya O2 5. Lapisan pada permukaan logam 6. Letak logam dalam deret potensial reduksi Cara-cara Pencegahan Korosi Besi 1. Pengecetan. Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak dengan udara dan air. Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan lebih baik, karena keduanya melindungi besi terhadap korosi. 2. Pelumuran dengan Oli atau Gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak dengan air. 3. Pembalutan dengan Plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak dengan udara dan air. 4. Tin Plating (pelapisan dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut tin plating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Akan tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah (Eº Fe = -0,44 volt; Eº Sn = -0,44 volt). Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi hal ini justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur. 5. Galvanisasi (pelapisan dengan zink). Pipa besi, tiang telpon dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi. Badan mobil- mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi, sehingga tahan karat. 6. Chromium Plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Chromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak. 8
  • 12. 7. Sacrificial Protection (pengorbanan anode). Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti. Tips dan Cara Mencegah dan Mengatasi Besi Berkarat Beberapa cara untuk menanggulangi besi atau logam lain agar tahan dari proses perkaratan: 1. Melapisi besi atau logam lainnya dengan cat khusus besi yang banyak dijual di toko-toko bahan bangunan. 2. Membuat logam dengan campuran yang serba sama atau homogen ketika pembuatan atau produksi besi atau logam lainnya di pabrik. 3. Pada permukaan logam diberi oli atau vaselin 4. Menghubungkan dengan logam aktif seperti magnesium / Mg melalui kawat agar yang berkarat adalah magnesiumnya. Hal ini banyak dilakukan untuk mencegah berkarat pada tiang listrik besi atau baja. Mg ditanam tidak jauh dari tiang listrik. 5. Melakukan proses galvanisasi dengan cara melapisi logam besi dengan seng tipis atau timah yang terletak di sebelah kiri deret volta . 6. Melakukan proses elektro kimia dengan jalan memberi lapisan timah seperti yang biasa dilakukan. BAB III METODE PERCOBAAN 4.1.1. Pengaruh Sifat Larutan (pH) terhadap Korosi Besi Alat dan bahan Jumlah Jumlah Gelas Plastik 9 buah Larutan deterjen Secukupnya 9
  • 13. Larutan Asam cuka Secukupnya Paku Besi 18 buah Air mineral cecukupnya Air minyak secukupnya Air garam secukupnya Air panas tertutup secukupnya Tanpa air - Tanpa air tertutup - 4.2. Cara Kerja 3.2.1 Korosi Besi 1. Ambillah 9 gelas pelastik, kemudian: a. tambahkan air panas ke dalam gelas pelastik dan masukkan 2 buah paku besi b. tambahkan larutan deterjen ke dalam gelas pelastik c. tambahkan larutan asam cuka ke dalam gelas pelastik dan masukkan 2 buah paku besi d. tambahkan air mineral ke dalam gelas pelastik dan masukkan 2 buah paku besi e. tambahkan air mineral tertutup ke dalam gelas pelastik dan masukkan 2 buah paku besi f. tambahkan minyak ke dalam gelas pelastik dan masukkan 2 buah paku besi g. tambahkan air garam ke dalam gelas pelastik dan masukkan 2 buah paku besi h. masukkan 2 buah paku dalam gelas pelastik tanpa air i. . masukkan 2 buah paku dalam gelas pelastik tanpa air yang tertutup 10
  • 14. BAB IV HASIL PENGAMATAN 4.1. Korosi Besi larutan Hari ke-2 Hari ke-4 Hari ke-6 Garam Karat ++ Karat ++ Karat++ Endapan ++ Endapan ++ Endapan ++ Air cuka - - - Minyak Karat + Karat + (pada Endapan + Endapan + paku) Karat pada paku Endapan + Air mineral Karat +++ Karat +++ Karat +++ Endapan+++ dan Endapan+++ dan Endapan+++ kasar warnanya kusam Air panas tertutup Karat ++++ Karat ++++ Karat ++++ Endapan halus Endapan halus dan Endapan halus dan dan banyak banyak banyak Tanpa air Tidak ada karat Tidak ada karat dan Tidak ada karat dan dan tidak ada tidak ada endapan tidak ada endapan endapan Tanpa air tertutup Karat Tidak ada dan Tidak ada pada paku Endapan tidak ada Endapan tidak ada Endapan tidak ada deterjen Karat Tidak ada dan Tidak ada pada paku Endapan tidak ada Endapan tidak ada Endapan tidak ada 11
  • 15. BAB V PEMBAHASAN 5.1. Korosi Besi Pada tabung 1 terjadi karat karena adanya penggunaan air dan oksigen secara bersamaan. Air dan oksigen semakin mempercepat terjadi karat Pada tabung 2 tidak terjadi karat karena kandungan H2O diserap sehingga udara kering. Apalagi tabung telah dikeringkan sehingga tidak ada air dan tidak bersentuhan dengan oksigen karena telah diprop karet. Pada tabung 3 berkarat karena adanya reaksi dari air dan oksigen namun karatnya tidak sebanyak pada paku tabung 1 karena air telah dididihkan. Dengan kata lain H20 air telah berkurang karena ada proses penguapan. Pada tabung ke 4 terjadi karat karena larutan NaCl termasuk elektrolit kuat dan semakin kuat asamnya maka akan semakin cepat proses korosi Pada tabung 5 terjadi karat yang lebih banyak karena adanya garam asam yang terhidrolisis menghasilkan H+ yang mempercepat korosi Pada tabung 6 dan 7 tidak terjadi karat karena pada tabung 6 adalah garam basa dan pada tabung 7 karena kerosin berfungsi sebagai isolasi terhadap H20 dan O2 yang mencegah korosi. 5.2. Pengaruh Logam Lain pada Korosi Besi Pada percobaan ini, digunakan bahan dasar logam besi, dalam hal ini paku, karena logam ini sangat luas dan korosi pada logam ini sangat utama. Salah satu proses pencegahan korosi pada besi adalah dengan proses pelapisan dengan logam lain 12
  • 16. berdasarkan sifat-sifat kimia tertentu dari logam yang akan digunakan dalam hal ini adalah Mg, Zn, Sn, dan Cu. Paku adalah salah satu bahan yang sangat mudah teroksidasi oleh oksigen yang ada di udara bebas. Dimana oksigen akan membentuk lapisan oksida melapisi permukaan logam, teteapi oksida logam besi ini mempunyai pori-pori sehingga mudah ditembus oleh oksigen atau uap air. Dengan demikian, keadaan ini memungkinkan reaksi oksidasi secara berkelanjutan pada bagian awal lapisan oksida yang telah terbentuk sebelumnya. Demikian seterusnya sampai semua logam besi teroksidasi, menyebabkan perubahan bentuk yang gembur dan keropos, yang pada akhirnya akan mengurangi bahkan merusak penampilan dan kekuatan logam besi tersebut. Dalam percobaan ini kita dapat mengetahui apakah paku besi mengalami korosi atau terlindung dari korosi jika ada dan tidak ada kontak langsung dengan logam lain seperti Mg, Zn, Sn, dan Cu. Pada percobaan ini digunakan agar-agar yang berfungsi sebagai medium indikator, juga digunakan untuk mengetahui tempat-tempat reaksi anoda dan katoda terjadi. Terlebih dahulu, agar-agar dilarutkan dalam air mendidih, karena agar-agar tidak larut dalam air dingin. Campuran kemudian ditambahkan NaCl yang berfungsi sebagai jembatan garam yang dapat dinetralkan. Larutan kemudian ditambahkan dengan indikator PP yang menyebabkan adanya warna merah muda dengan adanya OH -, warna merah muda dalam gel menunjukkan tempat dimana reduksi. Selanjutnya dilakukan penambahan K3Fe(CN)6 yang bertujuan untuk menunjukkan tempat dimana Fe teroksidasi yang ditandai dengan adanya warna biru. Untuk mengetahui logam mana yang meningkatkan korosi besi atau menghambat korosi, maka dalam percobaan ini digunakan empat macam logam dalam bentuk foil seperti foil Mg, Zn, Sn, Cu, dan yang dilekatkan pada paku. Selanjutnya keempat paku tersebut dimasukkan ke dalam cawan petri, kemudian ke dalam cawan petri dimasukkan agar-agar dalam keadaan panas, hal ini dilakukan supaya agar-agar tersebut tidak meggumpal. Dari hasil pengamatan, diperoleh bahwa reaksi Fe/Cu dan Fe dengan larutan gel diperoleh warna biru. Hal ini membuktikan bahwa Fe teroksidasi pada paku. Reaksi Fe/Zn diperoleh warna merah, yang menunjukkan tempat terjadinya reduksi. Dapat diketahui bahwa logam Zn adalah logam yang mampu melindungi besi karena adanya 13
  • 17. daya reduksi yang kuat dari logam tersebut. Zn dapat menghambat terjadinya korosi pada besi karena harga potensial elektrodanya lebih rendah dari harga potensial reduksi Cu bila dibandingkan dengan Fe. Sedangkan logam Cu meningkatkan korosi besi paku yang ditandai dengan adanya warna biru, hal ini disebabkan karena Cu melindungi diri kemudian melindungi Fe. Sama halnya dengan Fe/Mg yang menandakan terjadinya reduksi pada bagian paku, sedangkan pada bagian lempeng Mg terlindungi dengan buih yang terselubung rapi disekitar lempeng. Pada bagian Fe/Sn cenderung mengeluarkan warna biru pada tiap ujung dan kepala tapi pada sepanjang paku akan berlangsung perlindungan paku terhadap korosi. REAKSI : a. Fe anoda : Fe Fe2+ + 2e- x2 katoda : O2 + 2H2O + 4e- 4OH- x1 Redoks: 2Fe + O2 + 2H2O 2Fe2+ + 4OH- Reaksi Lengkap : 2Fe + O2 + 2H2O 2Fe(OH)2 b. Fe/Mg anoda : Mg Mg2+ + 2e- x2 katoda : O2 + 2H2O + 4e- 4OH- x1 redoks : 2Mg + O2 + 2H2O 2Mg2+ + 4OH- Reaksi Lengkap : 2Mg + O2 + 2H2O 2Mg(OH)2 c. Fe/Zn anoda : Zn Zn2+ + 2e- x2 katoda : O2 + 2H2O + 4e- 4OH- x1 Redoks: 2Zn + O2 + 2H2O 2Zn2+ + 4OH- Reaksi Lengkap : 2 Zn + 2H2O + O2 2Zn(OH)2 d. Fe/Sn anoda : Sn Sn2+ + 2e- x2 katode : O2 + 2H2O + 4e- 4OH- x1 14
  • 18. Redoks : 2Sn + O2 + 2H2O 2Sn2+ + 4OH- Reaksi Lengkap : 2Sn + O2 + 2H2O 2Sn(OH)2 e. Fe/Cu anoda : Fe Fe2+ + 2e- x2 katoda : O2 + 2H2O + 4e- 4OH- x1 Redoks: 2Fe + O2 + 2H2O 2Fe2+ + 4OH- Reaksi Lengkap : 2Fe + O2 + 2H2O 2Fe(OH)2 5.3. Pengaruh Sifat Larutan (pH) terhadap Korosi Besi * Air gula Pada paku yang dicelupkan pada air gula yang mempengaruhinya yaitu air. Air dapat mempengaruhinya karena air mengandung oksigen terlarut. Itu yang membuat paku menjadi berkarat tetapi proses paku berkarat tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat karena yang hanya mempengaruhi karatnya suatu paku yaitu hanya air sedangkan gula sifatnya netral.. * Deterjen Deterjen berasal dari air dan deterjen. Deterjen mengandung air. pH 9 pada deterjen, ini disebabkan karena deterjen bersifat basa sehingga pada paku terjadi pengkaratan tetapi mengalami penghambatan pada proses pengkaratan. Sehingga pada paku tidak terlihat jelas karat yang dihasilkan. * Air cuka Asam sendiri sebenarnya berfungsi mempercepat karat. Air cuka menghasilkan H+ sehingga pada paku yang dicelupkan pada air cuka itu paku menjadi cepat berkarat dan hasil endapan terlihat sangat jelas. 15
  • 19. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan - Pada tabung 5, karat dan endapan yang terjadi paling banyak - Dari hasil percobaan dapat disimpulakan bahwa logam Sn dan Cu dapat mempercepat korosi, Zn dan Mg dapat menghambat korosi mudah menghambat korosi. - Semakin rendah pH larutan, akan semakin mempercepat terjadinya korosi 5.2. Saran Sebaiknya dalam menggunakan alat berbahan besi dilakukan langkah efektif untuk mencegah korosi secara cepat dan tepat. LAMPIRAN 16
  • 20. Pilar Besi India yang Tak Berkarat Erabaru News Minggu, 28 Juni 2009 Sejak abad ini, di berbagai belahan dunia menemukan begitu banyak bekas peradaban prasejarah, semua peninggalan sejarah ini tersebar di bawah tanah, di dasar lautan dan bahkan di atas angkasa. Artikel ini menceritakan sebuah pilar (tonggak) besi yang ditemukan di kota New Delhi , India . Penguasaan teknik peleburannya telah melampaui taraf teknik manusia masa sekarang. Tugu peringatan di candi sekitar Siamaihaluoli kota New Delhi , India , berdiri tegak sebuah pilar besi raksasa. Tinggi pilar besi yang oleh penduduk setempat disebut dengan Raja Ah-Yii ini adalah 6,7 meter, diameternya sekitar 0,37 meter dan beratnya kira- kira 6 ton, hasil pengecoran besi panas, padat berisi dan terdapat pola hiasan bercorak kuno di atas pilar tersebut. Konon pembuatan pilar besi ini telah mencapai hingga di atas ribuan tahun lamanya. Namun yang paling membuat orang merasa heran dan takjub adalah bahwa pilar besi yang telah berdiri tegak selama ribuan tahun ini, tidak berkarat hingga sekarang meskipun diterpa angin dan hujan! Semua orang mengetahui, bahwa besi merupakan logam yang mudah berkarat, besi yang pada umumnya, jangankan ribuan tahun, dalam beberapa puluhan tahun saja telah dipenuhi oleh karat. Hingga saat ini, orang-orang juga belum menemukan cara yang efektif untuk mencegah timbulnya karat pada perkakas besi. Kalau demikian, siapakah yang menuang pilar besi ini? Kemurnian Peleburan Setelah dilakukan penelitian, pilar besi ini terbentuk melalui tingkat kemurnian peleburan besi yang mencapai hingga 99,72% dan hingga kini juga tidak ada orang yang mengetahui bagaimana orang-orang dulu menguasai teknik peleburan ini. Dan teknik manusia pada zaman sekarang juga tidak memungkinkan bisa melebur hingga mencapai peleburan yang demikian murni. Demikian jelaslah, bahwa ini merupakan sebuah bekas 17
  • 21. peradaban prasejarah manusia yang ditinggalkan, majunya tingkat peradaban manusia itu telah hilang dan meninggalkan misteri sepanjang masa ini. Mengenai peradaban prasejarah, telah banyak ilmuwan yang mengakui realita keberadaannya secara terbuka. Arkeolog Michael Claimo dan Richard Thompson dalam monograf mereka (Arkeologinya yang Dilarang; Sejarah Manusia yang Disembunyikan) menceritakan ribuan kejadian peninggalan peradaban prasejarah. Pakar manusia prasejarah dari Inggris yang bernama Genamd Hundcock dalam sebuah bukunya juga telah mencatat begitu banyak peninggalan peradaban prasejarah penting. Dan dalam kitab Injil dan Al- Quran juga telah mencatat fakta kejadian peradaban manusia sebelumnya yang dihancurkan oleh sebuah banjir besar (kisah Nabi Nuh). Berkaitan dengan peradaban prasejarah dan sifatnya yang berkala, pendiri Falun Gong Mr. Li Hongzhi dalam bukunya (Zhuan Falun) menyebutkan, "Di luar negeri, banyak ilmuwan pemberani secara terbuka telah mengakui itu adalah suatu kebudayaan prasejarah, peradaban sebelum peradaban manusia yang ada sekarang ini, yakni sebelum adanya peradaban sekarang ini masih ada periode peradaban, bahkan tidak hanya satu kali saja. Berdasarkan pengamatan benda budaya yang tergali, ternyata itu bukanlah produk dari satu masa peradaban saja. Oleh karena itu dipercaya, dari sekian banyak kali peradaban manusia setelah mengalami pukulan yang memusnahkan, hanya menyisakan sedikit orang yang masih bertahan hidup dan menempuh kehidupan primitif, kemudian berangsur-angsur berkembang menjadi sejenis manusia baru lagi, demikianlah mereka mengalami perubahan melalui periode demi periode. Oleh ilmuwan fisika dikatakan bahwa gerakan materi mengikuti hukum tertentu, perubahan segenap alam semesta kita juga mengikuti hukum tertentu." Penguraian di atas dengan tulisan yang sederhana telah menyingkap pokok masalah penting sejarah manusia dan telah memecahkan rahasia serta berbagai macam prasangka yang membingungkan para ahli sejarah selama lebih dari setengah abad.(erabaru.net)* DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2008, Korosi, (online) (http://www.wikipedia.com), diakses 31 Oktober 2009. 18