SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 17
Bab III
                                    Pembahasan


A)Siapa sebenarnya manusia itu?
          Manusia secara bahasa disebut juga insan yang dalam bahasa arabnya,
yang berasal dari kata nasiya yang berarti lupa dan jika dilihat dari kata dasar al-uns




                                                                                              Chapter: Hakikat Manusia
yang berarti jinak. Kata insan dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia
memiliki sifat lupa dan jinak artinya manusia selalu menyesuaikan diri dengan
keadaan yang baru disekitarnya. Manusia cara keberadaannya yang sekaligus
membedakannya secara nyata dengan mahluk yang lain. Seperti dalam kenyataan
mahluk yang berjalan diatas dua kaki, kemampuan berfikir dan berfikir tersebut
yang menentukan manusia hakekat manusia. Manusia juga memiliki karya yang
dihasilkan sehingga berbeda dengan mahluk yang lain. Manusia dalam memiliki
karya dapat dilihat dalam seting sejarah dan seting psikologis situasi emosional an
intelektual yang melatarbelakangi karyanya. Dari karya yang dibuat manusia
tersebut menjadikan ia sebagai mahluk yang menciptakan sejarah. Manusia juga
dapat dilihat dari sisi dalam pendekatan teologis, dalam pandangan ini melengkapi
dari pandangan yang sesudahnya dengan melengkapi sisi trasendensi dikarenakan
pemahaman lebih bersifat fundamental. Pengetahuan pencipta tentang ciptaannya
jauh lebih lengkap dari pada pengetahuan ciptaan tentang dirinya.
          Dan sebagaimana yang telah Allah jelaskan bahwa manusia adalah makhluk
ciptaan-Nya yang paling mulia di antara makhluk yang lain.
          Berbicara tentang manusia maka yang tergambar dalam fikiran adalah
berbagai macam perfektif, ada yang mengatakan masnusia adalah hewan rasional
(animal rasional) dan pendapat ini dinyakini oleh para filosof. Sedangkan yang lain
menilai manusia sebagai animal simbolik adalah pernyatakan tersebut dikarenakan
manusia    mengkomunikasikan      bahasa    melalui   simbol-simbol    dan    manusia




                                                                                          1
menafsirkan simbol-simbol tersebut. Ada yang lain menilai tentang manusia adalah
sebagai homo feber dimana manusia adalah hewan yang melakukan pekerjaan dan
dapat gila terhadap kerja. Manusia memang sebagai mahluk yang aneh dikarenakan
disatu pihak ia merupakan “mahluk alami”, seperti binatang ia memerlukan alam
untuk hidup. Dipihak lain ia berhadapan dengan alam sebagai sesuatu yang asing ia
harus menyesuaikan alam sesuai dengan kebutuh-kebutuhannya. Manusia dapat
disebut sebagai homo sapiens, manusia arif memiliki akal budi dan mengungguli




                                                                                        Chapter: Hakikat Manusia
mahluk yang lain. Manusai juga dikatakan sebagai homo faber hal tersebut
dikarenakan manusia tukang yang menggunakan alat-alat dan menciptakannya.
Salah satu bagian yang lain manusia juga disebut sebagai homo ludens (mahluk yang
senang bermain).
         Masalah manusia adalah terpenting dari semua masalah. Peradaban hari
ini didasarkan atas humanisme, martabat manusia serta pemujaan terhadap
manusia. Ada pendapat bahwa agama telah menghancurkan kepribadian manusia
serta telah memaksa mengorbankan dirinya demi tuhan. Agama telah memaksa
ketika berhadapan dengan kehendak Tuhan maka manusia tidak berkuasa.
         Manusia menurut Paulo Freire mnusia merupakan satu-satunya mahluk
yang memiliki hubungan dengan dunia. Manusia berbeda dari hewan yang tidak
memiliki sejarah, dan hidup dalam masa kini yang kekal, yang mempunyai kontak
tidak kritis dengan dunia, yang hanya berada dalam dunia.
         Itulah berbagai jawaban ketika ditanya siapa manusia itu sebenarnya.
Banyak jawaban berbeda yang akan kita dapatkan.Dan terkadang bisa jadi antara
pendapat satu dengan yang lain saling bertentangan.Ada yang mengatakan bahwa
manusia dengan kekuatannya sendiri dapat melakukab segalanya.Namun di sisi lain
ada juga yang berpendapat bahwa manusia hanya mengikuti takdir yang berlaku
pada dirinya.Kedua pendapat yang bertentangan itu akan membingungkan jika tidak
kita hadapi dengan bijak.




                                                                                    2
Menurut Islam,manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling mulia di
antara makhluk ciptaan-Nya yang lain yang dipercaya untuk menjadi khalifah di
muka bumi.Dengan segala usaha,kerja keras,dan do’a manusia dapat menemukan
jalan kehidupannya sendiri,kecuali pada beberapa ketetapan yang tak bisa
diubah(rezeki,mati,jodoh).


Sebagaimana firman Allah dalam Surat Ar’ad ayat 11




                                                                                       Chapter: Hakikat Manusia
         “…Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum
sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap suatu kaum,maka tak ada yang dapat
menolaknya dan tidak ada pelindung mereka selain Dia.”




                                                                                   3
B. KONSEP MANUSIA

1. Pengertian Manusia Menurut Al-Qur’an
Apa dan siapa sebenarnya manusia itu? Manusia adalah makhluk ciptaan Allah; ia
berkembamg         dipengaruhi   oleh pembawaan           dan   lingkungannya;    ia
berkecenderungan beragama. Itulah antara lain hakikat wujud manusia yang lain
ialah bahwa manusia itu adalah makhluk utuh yang terdiri atas jasmani, akal, dan
rohani sebagai potensi pokok.




                                                                                           Chapter: Hakikat Manusia
Dalam Alqur'an ada 3 kata yang digunakan untuk menunjukan arti manusia, yaitu
1. insan / ins / annas
2. basyar
3. bani adam / dzurriyat adam
Sedangkan yang paling banyak di jelaskan dalam alquran adalah Basyar dan insan .
kata Basyar menunjukan manusia dari sudut lahiriyahnya ( fisik) serta persamaanya
dengan manusia seluruhnya , sepeti firman Allah dalam surat Al-Anbiya : 34-35
"kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu
( Muhamad ) maka apabila kamu mati apakah mereka akan kekal ? tiap - tiap yang
berjiwa akan mati. kami akan menguji kamu dengan kebaikan dan keburukan
sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada kami kamu
dikembalikan "
kata insan digunakan untuk menunjuk manusia dengan segala totalitasnya , fisik
psikis, jasmani dan rohani. di dalam diri manusia terdapat tiga kemampuan yang
sangat potensial untuk membentuk struktur kerohaniahan , yaitu nafsu , akal dan
rasa.
nafsu merupakan tenaga potensial yang berupa dorongan untuk berbuat kreatif dan
dinamis yang yang dapat berkembang kepada dua arah , yaitu kebaikan dan
kejahatan. sebagaimana Firman Allah dalam surat as-Syam 8 :
" maka allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) esesatan dan ketakwaan "
Akal sebagai potensi intelegensi berfungsi sebagai filter yang menyeleksi mana yang
benar dan mana yang salah yang didorong oleh nafsu akal akan membawa manusia
untuk memahami , meneliti dan menghayati alam dalam rangka memperoleh ilmu
pengetahuandan kesejahteraan . " akan tetapi Orang - Orang yang lalim itu
mengikuti hawanafsunya tanpa ilmu pengetahuan " ( Qs Arrum : 29 )
sedangkan rasa merupakan potensi yang mengarah kepada nilai - nilai etika, estetika
dan agama. " Sesungguhnya orang yang mengatakan : tuhan kami adalah Allah,
kemudian mereka berIstiqomah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
mereka tiada pula berduka" (Qs Al Ahqaf : 13)
Ketiga potensi Dasar diatas membentuk Struktur kerohaniahan yang berada Di
dalam diri manusia yang kemudian akan membentuk manusia sebagai insan. Konsep



                                                                                       4
basyar dan insan merupakan konsep islam tentang manusia sebagai individu .
Sedangkan dalam Hubungan social Alqur’an memberikan istilah Annas yang
merupakan jamak dari kata insane dan perwujudan kualitas keinsanian manusia ini
tidak terlepas dari konteks sosialnya dengan lingkungan.
2. Proses Kejadian Manusia
Di dalam Alqur’an Proses kejadian Manusia dapat di jelaskan sebagai berikut :

  1. Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, ( Qs Al Hijr : 28 )
   2.Dari segumpal tanah lalu menjadi nutfah ( didalam rahim ), segumapl darah,
segumpal daging, tulang dibungkus dengan daging dan akhirnya menjadi makhluk
yang paling sempurna (Qs Almukminun ; 12-14 )




                                                                                          Chapter: Hakikat Manusia
3. Ditiupakn Ruh (Qs Alhijr : 29 )
    4.Sebelum ruh ditiupkan , ketika masih di alam ruh manusia telah berjanji
mentauhidkan Allah (Qs Al A’raf : 172 )
Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan
bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah. Hal ini
dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam
unsure kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses
selanjutnya, al-Quran tidak menjelaskan secara rinci. Manusia yang sekarang ini,
prosesnya dapat diamati meskipun secara bersusah payah. Berdasarkan
pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan ibu dari
rahimnya yang proses penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara permatozoa
dengan ovum.
Ayat-ayat yang menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari tanah, umumnya
dipahami secara lahiriah. Hal ini itu menimbulkan pendapat bahwa manusia benar-
benar dari tanah, dengan asumsi karena Tuhan berkuasa , maka segala sesuatu
dapat terjadi.
Akan tetapi ada sebagian umat islam yang berpendapat bahwa Adam bukan
manusia pertama. Pendapat tersebut didasarkan atas asumsi bahwa:
Ayat-ayat yang menerangkan bahwa manusia diciptakan dari tanah tidak berarti
bahwa semua unsure kimia yang ada dalam tanah ikut mengalami reaksi kimia. Hal
itu seperti pernyataan bahwa tumbuh-tumbuhan bahan makanannya dari tanah,
karena tidak semua unsur kimia yang ada dalam tanah ikut diserap oleh tumbuh-
tumbuhan, tetapi sebagian saja. Oleh karena itu bahan-bahan pembuk manusia yang
disebut dalam al-Quran hanya merupakan petunjuk manusia yang disebut dalam al-
Quran , hanya merupakan petunjuk dimana sebenarnya bahan-bahan pembentuk
manusia yaitu ammonia, menthe, dan air terdapat, yaitu pada tanah, untuk
kemudian bereaksi kimiawi. Jika dinyatakan istilah “Lumpur hitam yang diberi
bentuk” (mungkin yang dimaksud adalah bahan-bahan yang terdapat pada Lumpur
hitam yang kemudian diolah dalam bentuk reaksi kimia). Sedangkan kalau dikatakan
sebagai tembikar yang dibakar , maka maksudnya adalah bahwa proses kejadiannya
melalui oksidasi pembakaran. Pada zaman dahulu tenaga yang memungkinkan



                                                                                      5
terjadinya sintesa cukup banyak dan terdapat di mana-mana seperti panas dan sinar
ultraviolet.
Ayat yang menyatakan ( zahir ayat ) bahwa jika Allah menghendaki sesuatu jadi
maka jadilah ( kun fayakun ), bukan ayat yang menjamin bahwa setiap yang
dikehendaki Allah pasti akan terwujud seketika. Dalam hal ini harus dibedakan
antara kalimat kun fayakun dengan kun fa kana. Apa yang dikehendaki Allah pasti
terwujud dan terwujudnya mungkin saja melalui suatu proses. Hal ini dimungkinkan
karena segala sesuatu yang ada didunia juga mengalami prosi yang seperti
dinyatakan antara lain dalam surat al-A’la 1-2 dan Nuh 14.
Jika diperhatikan surat Ali Imran 59 dimana Allah menyatakan bahwa penciptaan Isa
seperti proses penciptaan Isa seperti proses penciptaan Adam, maka dapat




                                                                                         Chapter: Hakikat Manusia
menimbulkan pemikiran bahwa apabila isa lahir dari sesuatu yang hidup, yaitu
maryam, maka Adam lahir pula dari sesuatu yang hidup sebelumnya. Hal itu karena
kata “tsumma” yang berarti kemudian, dapat juga berarti suatu proses.
Perbedaan pendapat tentang apakah adam manusia pertama atau tidak, diciptakan
langsung atau melalui suatu proses tampaknya tidak akan ada ujungnya karena
masing-masing akan teguh pada pendiriannya. Jika polemik ini senantiasa
diperpanjang, jangan-jangan hanya akan menghabiskan waktu dan tidak sempat lagi
memikirkan tentang status dn tugas yang telah ditetapkan Allah pada manusia al-
Quran cukup lengkap dalam memberikan informasi tentang itu.
Untuk memahami informasi tersebut secara mendalam, ahli-ahli kimi, biologi, dan
lain-lainnya perlu dilibatkan, agar dalam memahami ayat-ayat tersebut tidak secara
harfiah. Yang perlu diingatkan sekarang adalah bahwa manusia oleh Allah,
diharapkan menjadi khalifah ( pemilih atau penerus ajaran Allah ). Status manusia
sebagai khalifah , dinyatakan dalam al-baqarah 30. kata khalifah berasal dari kata
khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan yang berarti meneruskan, sehingga kata
khalifah dapat diartikan sebagai pemilih atau penerus ajaran Allah. Kebanyakan
umat Islam menerjemahkan dengan pemimpin atau pengganti, yang biasanya
dihubunkan dengan jabatan pimpinan umat islam sesudah Nabi Muhammad saw
wafat , baik pimpinan yang termasuk khulafaurrasyidin maupun di masa
Muawiyah-‘Abbasiah.
Perlu diingat bahwa istilah khalifah pernah dimunculkan Abu bakar pada waktu
dipercaya untuk memimpin umat islam. Pada waktu itu beliau mengucapkan inni
khalifaur rasulillah, yang berarti aku adalah pelanjut sunah rasulillah. Dalam
pidatonya setelah diangkat oleh umat islam, abu bakar antara lain menyatakan
“selama saya menaati Allah, maka ikutilah saya, tetapi apabila saya menyimpang ,
maka luruskanlah saya”. Jika demikian pengertian khalifah, maka tidak setiap
manusia mampu menerima atau melaksanakan kekhalifahannya. Hal itu karena
kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua orang mau memilih ajaran Allah.

Dalam penciptaannya manusia dibekali dengan beberapa unsure sebagai
kelengkapan dalam menunjang tugasnya. Unsur-unsur tersebut ialah : jasad ( al-



                                                                                     6
Anbiya’ : 8, Shad : 34 ). Ruh (al-Hijr 29, As-Sajadah 9, Al-anbiya’ :91 dan lain-lain);
Nafs (al-Baqarah 48, Ali Imran 185 dan lain-lain ) ; Aqal ( al-Baqarah 76, al-Anfal 22,
al-Mulk 10 dan lain-lain); dan Qolb ( Ali Imran 159, Al-Ara’f 179, Shaffat 84 dan lain-
lain ). Jasad adalah bentuk lahiriah manusia, Ruh adalah daya hidup, Nafs adalah
jiwa , Aqal adalah daya fakir, dan Qolb adalah daya rasa. Di samping itu manusia juga
disertai dengan sifat-sifat yang negatif seperti lemah ( an-Nisa 28 ), suka berkeluh
kesah ( al-Ma’arif 19 ), suka bernuat zalim dan ingkar ( ibrahim 34), suka membantah
( al-kahfi 54 ), suka melampaui batas ( al-‘Alaq 6 ) suka terburu nafsu ( al-Isra 11 )
dan lain sebagainya. Hal itu semua merupakan produk dari nafs , sedang yang dapat
mengendalikan kecenderungan negatif adalah aqal dan qolb. Tetapi jika hanya
dengan aqal dan qolb, kecenderungan tersebut belum sepenuhnya dapat terkendali,




                                                                                              Chapter: Hakikat Manusia
karena subyektif. Yang dapat mengendalikan adalah wahyu, yaitu ilmu yang obyektif
dari Allah. Kemampuan seseorang untuk dapat menetralisasi kecenderungan negatif
tersebut ( karena tidak mungkin dihilangkan sama sekali ) ditentukan oleh kemauan
dan kemampuan dalam menyerap dan membudayakan wahyu.
Berdasarkan ungkapan pada surat al-Baqarah 30 terlihat suatu gambaran bahwa
Adam bukanlah manusia pertama, tetapi ia khalifah pertama. Dalam ayat tersebut,
kata yang dipakai adalah jaa’ilun dan bukan khaaliqun. Kata khalaqa mengarah pada
penciptaan sesuatu yang baru, sedang kata ja’ala mengarah pada sesuatu yang
bukan baru,dengan arti kata “ memberi bentuk baru”. Pemahaman seperti ini
konsisten dengan ungkapan malaikat yang menyatakan “ apakah engkau akan
menjadikan di bumi mereka yang merusak alam dan bertumpah darah?” ungkapan
malaikat tersebut memberi pengertian bahwa sebelum adam diciptakan, malaikat
melihat ada makhluk dan jenis makhluk yang dilihat adalah jenis yang selalu
merusak alam dan bertumpah darah. Adanya pengertian seperti itu dimungkinkan,
karena malaikat tidak tahu apa yang akan terjadi pada masa depan, sebab yang tahu
apa yang akan terjadi dimasa depan hanya Allah.
Dengan demikian al-Quran tidak berbicara tentang proses penciptaan manusia
pertama. Yang dibicarakan secara terinci namun dalam ungkapan yang tersebar
adalah proses terciptanya manusia dari tanah, saripati makanan, air yang kotor yang
keluar dari tulang sulbi, alaqah, berkembang menjadi mudgah, ditiupkannya ruh,
kemudian lahir ke dunia setelah berproses dalam rahim ibu. Ayat berserak, tetapi
dengan bantuan ilmu pengetahuan dapat dipahami urutannya. Dengan demikian,
pemahaman ayat akan lebih sempurna jika ditunjang dengan ilmu pengetahuan.
Oleh karena al-Quran tidak bicara tentang manusia pertama. Biarkanlah para saintis
berbicara tentang asal-usul manusia dengan usaha pembuktian yang berdasarkan
penemuan fosil. Semua itu bersifat sekedar pengayaan saint untuk menambah
wawasan pendekatan diri pada Allah. Hasil pembuktian para saintis hanya bersifat
relatif dan pada suatu saat dapat disanggah kembali, jika ada penemuan baru.




                                                                                          7
3. Persamaan dan perbedaan manusia dengan makhluk lain
Dibanding makhluk lainnya manusai mempunyai kelebihan-kelebihan. Kelebihan-
kelebihan itu membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Kelebihan manusia
adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang bagaimanapun, baik didarat,
dilaut, maupun diudara. Sedangkan binatang bergerak diruang yang terbatas.
Walaupun ada binatang yang bergerak didarat dan dilaut, namun tetap saja
mempunyai keterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia. Mengenai kelebihan
manusia atas makhluk lain dijelaskan surat al-Isra’ ayat 70.




                                                                                           Chapter: Hakikat Manusia
Disamping itu, manusia diberi akal dan hati, sehingga dapat memahami ilmu yang
diturunkan Allah, berupa al-Quran menurut sunah rasul. Dengan ilmu manusia
mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya (at-
Tiin : 95:4). Namun demikian, manusia akan tetap bermartabat mulia kalau mereka
sebagai khalifah ( makhluk alternatif ) tetap hidup dengan ajaran Allah ( QS. Al-
An’am : 165 ). Karena ilmunya itulah manusia dilebihkan ( bisa dibedakan ) dengan
makhluk lainny.
Jika manusia hidup dengn ilmu selain ilmu Allah, manusia tidak bermartabat lagi.
Dalam keadaan demikian manusia disamakan dengan binatang, “mereka itu seperti
binatang ( ulaaika kal an’aam ), bahkan lebih buruk dari binatang ( bal hum adhal ).
Dalam keadaan demikian manusia bermartabat rendah ( at-Tiin : 4 ).



C)Tujuan manusia diciptakan


Untuk apakah manusia diciptakan Tuhan di dunia ini ?

Menurut Al-Qur’an Tuhan berfirman :


Adz-Dzaariyaat (51 ayat 56) :

       “dan tidak aku jadikan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah
kepada-Ku.”

       Awal ibadah ialah tafakur dan berdiam diri, selain untuk mengingat
Alloh.. Sebenarnya bertafakur satu jam lamanya adalah lebih baik dari
pada beribadah selama satu tahun



                                                                                       8
Sebaik-baiknya Ibadah adalah bertafakur tentang Alloh dan kekuasaan-
Nya.     Tafakur    merupakan         kunci    untuk    membuka      pintu     Ma’rifat     dan
mempelajari Rohani yang tersembunyi.


Arti ibadah :

         Ketahuilah bahwa bebas dari kesibukan lain demi tenggelamnya dalam
ibadah    dapat     terjadi   bila    memiliki    waktu   yang     luang     dan   hati    yang




                                                                                                       Chapter: Hakikat Manusia
masih kosong . dan ini merupakan salah satu hal amat penting dalam
ibadah, yang tampa hal ini kehadiran hati tidak mungkin terjadi, dan
ibadah yang dilakukan tampa kehadiran hati tidak ada nilainya.


         Yang membuat hati hadir itu ada dua. Yang pertama adalah memiliki
waktu yang luang dan hati yang masih belum disibukan oleh apapun.
Sedangkan yang ke dua adalah membuat hati memahami penting ibadah,
yang dimaksud waktu luang’ adalah kita harus menyisihkan waktu kita
khusus untuk Ibadah di mana kita harus mencurahkan diri semata-mata
untuk ibadah tanpa di ganggu pemikiran atau kesibukan lain.


Berikut ini kami mencoba menjelaskan pokok persoalan ini.

         Orang yang saleh tentu akan memperhatikan waktu waktu ibadahnya dalam
keadaan apapun. Tentu saja dia akan memperhatikan waktu-waktu shalat,
yang     merupakan      tindakan      ibadah     yang   penting,    dan     melaksanakannya,
dengan     sebaik-baiknya,       tidak   memikirkan     pekerjaan    lain    selama       waktu-
waktu itu.


         Dan bila beribadah, itu dilakukan dengan tak bersungguh-sungguh atau
asal-asalan     saja,   karena       menganggap     ibadah    sebagai      menghalangi      apa
yang dibayangkannya sebagai tugas penting.




                                                                                                   9
Namun ibadah semacam itu bukan saja tidak memiliki kecemerlangan
spiritual, namun juga patut mendapat murka Alloh, dan orang seperti
itu adalah orang yang meremehkan shalat dan mengabaikannya.


         Aku berlindung kapada Alloh dari meremehkan Shalat dan dari tidak
memberikan makna yang sepatutnya kepada shalat.


D)Untuk siapa manusia hidup?




                                                                                                       Chapter: Hakikat Manusia
         Ada caranya untuk mengabdi dan beribadah kepada tuhan yang benar,
beribadah kepada tuhan dapat dibagi dalam tiga tahap :




Tahap I. Bekerjalah untukku.

         Engkau harus mengerti bahwa pekerjaan apapun yang kau lakukan di dunia
ini    hal     itu     telah     terkait    dengan    tuhan     (Alloh)   karena   Dia     adalah
penguasa tertinggi di Dunia.


Al-Insaan (76 Ayat 30 ):

“Dan     tiadalah            kamu    berkehendak      kecuali     yang    di    kendaki     Alloh.
Sesungguhnya Alloh adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Tahap II. Semata-mata demi aku.


         Apapun yang kau kerjakan tidak kau lakukan untuk kebaikan untuk dirimu
sendiri. Siapakah engkau sebenarnya ?


Tuhan        berkata     :     “Akulah     yang   bersinar    dalam   dirimu”    kata     Aku   ini
timbul dari yang Esa, dari ROH itu sendiri.




                                                                                                      10
“Apapun yang kau lakukan, lakukanlah bagi kepuasan-Ku, demi Aku.


Kerjakanlah semua atas nama-KU.

       Bertindaklah sebagai alat-Ku, sadarlah bahwa aemua yang kau lakukan
hanyalah demi Aku. Disini kata “Milik-Ku atau “Aku” menunjukan ROH,
bukan badan Jasmani.




                                                                                     Chapter: Hakikat Manusia
Tahap III. Berbaktilah Hanya Kepada-Ku

Engkau harus mengerti petunjuk ini.Bakti adalah pernyataan taqwa.Emosi yang
dinamakan taqwa memancar dari ROH.Taqwa yang sebenarnya berarti bakti, adalah
sebutan untuk ROH.


Prinsip taqwa yang memancar dari lubuk hati ini harus menjiwai setiap perbuatan,
perkataan dan pikiran.Hal ini akan terjadi bila engkau beranggapan bahwa segala
sesuatu yang kau lakukan, katakana dan pikirkan, hanya kau perbuat untuk
menyenangkan Tuhan saja. Tidur, makan dan berbagai kegiatan dalam kehidupan
sahari-hari kau lakukan karena cinta kepada Aku dan Aku timbul dari ROH.

Al-An’aam (6 ayat 162)

Katakanlah,   “Sesungguhnya      Shalatku,    ibadahku,    hidup    dan    matiku
(hanyalah) untuk Alloh, Tuhan semesta alam”.


       Jadi,seluruh kehidupan kita ini sebenarnya hanyalah untuk Allah. Ibadah,
kerja,belajar,shalat,mati,dan semuanya hanyalah untuk Allah.Dan semua itu
memang milik Allah semata.




                                                                                    11
E. TANGGUNG JAWAB MANUSIA SEBAGAI HAMBA DAN KHALIFAH

1. Tanggungjawab Manusia Sebagai Hamba.
Allah SWT dengan kehendak kebijaksanaanNya telah mencipta makhluk-makhluk
yang di tempatkan di alam penciptaanNya. Manusia di antara makhluk Allah dan
menjadi hamba Allah SWT. Sebagai hamba Allah tanggungjawab manusia adalah
amat luas di dalam kehidupannya, meliputi semua keadaan dan tugas yang
ditentukan kepadanya.
Tanggungjawab manusia secara umum digambarkan oleh Rasulullah SAW di dalam
hadis berikut. Dari Ibnu Umar RA katanya; “Saya mendengar Rasulullah SAW
bersabda yang bermaksud:




                                                                                    Chapter: Hakikat Manusia
“Semua orang dari engkau sekalian adalah pengembala dan dipertanggungjawabkan
terhadap apa yang digembalainya. Seorang laki-laki adalah pengembala dalam
keluarganya dan akan ditanya tentang pengembalaannya. Seorang isteri adalah
pengembala      di    rumah     suaminya     dan    akan    ditanya    tentang
pengembalaannya.Seorang khadam juga pengembala dalam harta tuannya dan akan
ditanya tentang pengembalaannya. Maka semua orang dari kamu sekalian adalah
pengembala dan akan ditanya tentang pengembalaannya.”

(Muttafaq ‘alaih)
Allah mencipta manusia ada tujuan-tujuannya yang tertentu. Manusia dicipta untuk
dikembalikan semula kepada Allah dan setiap manusia akan ditanya atas setiap
usaha dan amal yang dilakukan selama ia hidup di dunia. Apabila pengakuan
terhadap kenyataan dan hakikat wujudnya hari pembalasan telah dibuat maka tugas
yang diwajibkan ke atas dirinya perlu dilaksanakan.

2. Manusia Sebagai Khalifah Allah.
Antara anugerah utama Allah kepada manusia ialah pemilihan manusia untuk
menjadi khalifah atau wakilNya di bumi. Dengan ini manusia berkewajipan
menegakkan kebenaran, kebaikan, mewujudkan kedamaian, menghapuskan
kemungkaran serta penyelewengan dan penyimpangan dari jalan Allah.


Firman Allah SWT :

Artinya :

“Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: Sesungguhnya Aku
jadikan di bumi seorang Khalifah. Berkata Malaikat: Adakah Engkau hendak jadikan
di muka bumi ini orang yang melakukan kerusakan dan menumpahkan darah,
sedangkan kami sentiasa bertasbih dan bertaqdis dengan memuji Engkau? Jawab
Allah: Aku lebih mengetahui apa yang kamu tidak ketahui.”



                                                                                   12
(Al-Baqarah:30)
Di kalangan makhluk ciptaan Allah, manusia telah dipilih oleh Allah melaksanakan
tanggungjawab tersebut. Ini sudah tentu kerana manusia merupakan makhluk yang
paling istimewa.
Firman Allah SWT :

“Sesungguhnya Kami telah kemukakan tanggungjawab amanah (Kami) kepada langit
dan bumi serta gunung-ganang (untuk memikulnya), maka mereka enggan
memikulnya dan bimbang tidak dapat menyempurnakannya (kerana tidak ada pada
mereka persediaan untuk memikulnya); dan (pada ketika itu) manusia (dengan




                                                                                         Chapter: Hakikat Manusia
persediaan yang ada padanya) sanggup memikulnya. (Ingatlah) sesungguhnya tabiat
kebanyakan manusia adalah suka melakukan kezaliman dan suka pula membuat
perkara-perkara yang tidak patut dikerjakan.”
(Al-Ahzab: 72)

Optimalisasi Kemampuan
Dengan berbagai kelebihan tersebut, sangat penting bagi manusia untuk dapat
mengembangkan diri dan mengoptimalkan kemampuanya. Optimalisasi
kemampuan tercermin dalam pemanfaatan kemampuan dari manusia itu sendiri
terhadap potensi-potensi yang dimilikinya. Manusia diberikan kelebihan fisik
tersebut guna memasimalkan tugas kekhalifahan di bumi. Dengan otak manusia
diharapkan kehidupan di bumi secara umum dapat berkembang dengan baik dan
terjaga dari kerusakan. Dengan tangan, manusia diharapkan memiliki kemampuan
mencipta, dalam arti memnafaatkan potensi sumber daya dari Allah. Dengan lisan
manusia diharapkan memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Dari hal-hal
tersebut di atas maka jelaslah bahwa optimalisasi kemampuan tercermin dari
optimalisasi potensi materi yang dimiliki oleh manusia dari Allah. Sekarang kita bisa
melihat hasilnya yaitu dengan adanya kapal, pesawat terbang, motor, mobil, dan
teknologi lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk kemashlahatan makhluk- manusia,
hewan, dan tumbuhan.
Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Sesungguhnya semua fasilitas yang sudah tersedia di dunia secara gratus seperti
tumbuhan, binatang, angin, udara, air dan apapun adalah untuk manusia. Tentunya
hal tersebut dimaksudkan untuk membantu kekhalifahan manusia di bumi. Allah
berkali-kali mengatakan bahwa dalam melakukan sesuatu hal, janganlah pernah
melampaui batas. Artinya manusia harus bisa berlaku normal sebagaimana adanya.
Allah mengatakan bahwasanya potensi-potensi alam itu tidak akan pernah habis
tetapi hal tersebut berlaku apabila manusia memnafaatkan dengan sewajarnya.
Namun, kejadian sekarang ini, akibat pengaruh industrialisasi, seluruh potensi alam
hampir habis di serap untuk kepentingan manusia tanpa berpikir baik buruknya
sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam ekosistem. Sesungguhnya hal tersebut



                                                                                        13
tidak harus terjadi apabila manusia taat dan patuhpada perintah Allah. Janganlah
melampaui batas.
Optimalisasi alam bukanlah dengan tindakan mengeruk sebanyak-banyaknya
potensi alam semesta. Akan tetapi, optimalisasi sebenarnya dimaksudkan untuk
mengatur semaksimal mungkin perihal pengelolaan alam. Sehingga tidak terjadi
ketidakseimbangan ekosistem. Hutan tidak akan habis hanya oleh karena alasan
industrialisasi atau perluasan masalah tempat tinggal. Dengan potensi otak manusia
telah diberi akal untuk berpikir bagaimana menyeimbangakan segala potensi
kehidupan dan alam semesta.
Walaupun Al Quranul Karim telah memberitahu tugas dan tanggungjawab manusia
di dunia ini dan diberitahu mereka yang menunaikan tanggung jawab akan masuk ke




                                                                                         Chapter: Hakikat Manusia
Syurga, manakala yang tidak bertanggung jawab akan ke Neraka, namun tidak
semua manusia percaya berita ini serta beriman dengannya. Bahkan yang percaya
dan beriman dengannya pun, karena tidak mampu melawan nafsu serta mempunyai
kepentingan-kepentingan peribadi, ramai yang tidak dapat benar-benar
memperhambakan diri kepada Allah dan gagal menjadi khalifah-Nya yang mentadbir
dan mengurus dunia ini dengan syariat-Nya. Karena itulah Allah Taala berfirman
dalam surat Saba 13 :


Artinya: “Sedikit sekali daripada hamba-hamba-Ku yang bersyukur.” (Saba’: 13)
Keoptimalan peran manusia sebagai khalifah dibumi akan tercapai dengan
sempurna apabila manusia dapat memanfaatkan segala pikiran hebatnya yang
dianugerahkan dari Allah dengan menciptakan teknologi yang canggih dengan
berdasarkan nilai-nilai keilahiyahan (sifat-sifat Allah -Asmaul Husna-) dan keislaman
dengan kemampuan seni mengatur keseimbangan potensi alam dan lainnya dengan
dipimpin oleh seorang khalifah yang robbani yang memerintah berdasarkan Syariat
Islam.
Apabila hal-halk tersebut tidak tercapai seluruhnya maka tidak pula tercapai
keoptimalisasian peran kekhalifahan manusia. Kalaupun terjadi, maka hal tersebut
belum dan tidak maksimal. Jadi, pada dasarnya setiap umat manusia mengemban
tugas yang maha penting untuk memerankan kekhalifhan di bumi.




                                                                                        14
F)TUGAS MANUSIA DI BUMI


         Manusia dipercaya Allah untuk menjadi khalifah dimuka bumi ini.Allah.Dia
pernah     memberi   amanat    kepada   bumi   tapi   bumi   tak   sanggup   untuk
memikulnya,begitu juga dengan gunung.Dan akhirnya manusialah yang dipercaya
unutuk mengemban amanat itu.


         Sebagai wakil Allah di bumi ini,manusia salah satu tugas manusia adalah




                                                                                      Chapter: Hakikat Manusia
untuk menjaga keseimbangan kehidupan di bumi ini.Serta menjalin hubungan
dengan Allah,dengan sesama manusia,dan dengan lingkungan kehidupannya.

Wallahu ‘alam bishawab




                                                                                     15
BAB IV

                                 PENUTUP

A. Kesimpulan


    Sebagai makhluk yang dibekali dengan berbagai kelebihan jika dibandingan
denagn makhluk lain, sudah sepatutnya manusia mensyukuri anugrah tersebut
dengan berbagai cara, diantaranya dengan memaksimalkan semua potensi yang
ada pada diri kita. Kita juga dituntut untuk terus mengembangkan potensi




                                                                                    Chapter: Hakikat Manusia
tersebut dalam rangka mewujudkan tugas dan tanggung jawab manusia sebagai
makhluk dan khalifah di bumi.

B. Saran

    Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban yang berbeda-beda,supaya
menjadi manusia yang berguna didunia dan diakhirat,maka penulis
menyarankan agar bagi setiap umat manusia harus saling tolong menolong,
janganlah kalian bercerai berai, taatilah peraturan undang-undang dan hukum
yang berlaku di setiap negara,dan jangan lupa bagi umat muslim kita harus selalu
beribadah kepada allah SWT, mentaati peraturanya dan menjauhi laranggannya.
perbanyaklah sedekah dan janganlah kamu meninggalkan shalat serta Zakat,
sebab shalat dan zakat adalah tiket menuju jalan kebenaran dan kebaikan.




                                                                                   16
Daftar pustaka:




                                  Chapter: Hakikat Manusia
       halimsani.wordpress.com

       tafany.wordpress.com




                                 17

Weitere ähnliche Inhalte

Andere mochten auch

Konsep islam tentang manusia
Konsep islam tentang manusiaKonsep islam tentang manusia
Konsep islam tentang manusiaRhe Dwi Yuni
 
Hakikat Manusia Menurut Islam
Hakikat Manusia Menurut IslamHakikat Manusia Menurut Islam
Hakikat Manusia Menurut IslamRanihana Kun
 
konsep manusia menurut islam
konsep manusia menurut islamkonsep manusia menurut islam
konsep manusia menurut islamAhmad Rudi
 
Makalah hakikat manusia dan pengembangannya
Makalah hakikat manusia dan pengembangannyaMakalah hakikat manusia dan pengembangannya
Makalah hakikat manusia dan pengembangannyaPujiati Puu
 
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran pembelajaran
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran pembelajaranPermendikbud tahun2014 nomor103_lampiran pembelajaran
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran pembelajaranWinarto Winartoap
 
Hakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupanHakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupanpkbm maritim
 

Andere mochten auch (6)

Konsep islam tentang manusia
Konsep islam tentang manusiaKonsep islam tentang manusia
Konsep islam tentang manusia
 
Hakikat Manusia Menurut Islam
Hakikat Manusia Menurut IslamHakikat Manusia Menurut Islam
Hakikat Manusia Menurut Islam
 
konsep manusia menurut islam
konsep manusia menurut islamkonsep manusia menurut islam
konsep manusia menurut islam
 
Makalah hakikat manusia dan pengembangannya
Makalah hakikat manusia dan pengembangannyaMakalah hakikat manusia dan pengembangannya
Makalah hakikat manusia dan pengembangannya
 
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran pembelajaran
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran pembelajaranPermendikbud tahun2014 nomor103_lampiran pembelajaran
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran pembelajaran
 
Hakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupanHakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupan
 

Mehr von kangklinsman

Analisis perilaku biaya
Analisis perilaku biayaAnalisis perilaku biaya
Analisis perilaku biayakangklinsman
 
Konsepdasarprobabilitas1
Konsepdasarprobabilitas1Konsepdasarprobabilitas1
Konsepdasarprobabilitas1kangklinsman
 
Akmen penetapan harga
Akmen penetapan hargaAkmen penetapan harga
Akmen penetapan hargakangklinsman
 
Bab ii kepemimpinan
Bab ii kepemimpinanBab ii kepemimpinan
Bab ii kepemimpinankangklinsman
 
Pembahasan hakikat-manusia-dalam-islam
Pembahasan hakikat-manusia-dalam-islamPembahasan hakikat-manusia-dalam-islam
Pembahasan hakikat-manusia-dalam-islamkangklinsman
 
Analisa produk sampo pantene
Analisa produk sampo panteneAnalisa produk sampo pantene
Analisa produk sampo pantenekangklinsman
 

Mehr von kangklinsman (7)

Analisis perilaku biaya
Analisis perilaku biayaAnalisis perilaku biaya
Analisis perilaku biaya
 
Konsepdasarprobabilitas1
Konsepdasarprobabilitas1Konsepdasarprobabilitas1
Konsepdasarprobabilitas1
 
Akmen penetapan harga
Akmen penetapan hargaAkmen penetapan harga
Akmen penetapan harga
 
perencanaan SDM
perencanaan SDMperencanaan SDM
perencanaan SDM
 
Bab ii kepemimpinan
Bab ii kepemimpinanBab ii kepemimpinan
Bab ii kepemimpinan
 
Pembahasan hakikat-manusia-dalam-islam
Pembahasan hakikat-manusia-dalam-islamPembahasan hakikat-manusia-dalam-islam
Pembahasan hakikat-manusia-dalam-islam
 
Analisa produk sampo pantene
Analisa produk sampo panteneAnalisa produk sampo pantene
Analisa produk sampo pantene
 

22940959 makalah-agama-islam-hakikat-manusia-dalam-islam

  • 1. Bab III Pembahasan A)Siapa sebenarnya manusia itu? Manusia secara bahasa disebut juga insan yang dalam bahasa arabnya, yang berasal dari kata nasiya yang berarti lupa dan jika dilihat dari kata dasar al-uns Chapter: Hakikat Manusia yang berarti jinak. Kata insan dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia memiliki sifat lupa dan jinak artinya manusia selalu menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru disekitarnya. Manusia cara keberadaannya yang sekaligus membedakannya secara nyata dengan mahluk yang lain. Seperti dalam kenyataan mahluk yang berjalan diatas dua kaki, kemampuan berfikir dan berfikir tersebut yang menentukan manusia hakekat manusia. Manusia juga memiliki karya yang dihasilkan sehingga berbeda dengan mahluk yang lain. Manusia dalam memiliki karya dapat dilihat dalam seting sejarah dan seting psikologis situasi emosional an intelektual yang melatarbelakangi karyanya. Dari karya yang dibuat manusia tersebut menjadikan ia sebagai mahluk yang menciptakan sejarah. Manusia juga dapat dilihat dari sisi dalam pendekatan teologis, dalam pandangan ini melengkapi dari pandangan yang sesudahnya dengan melengkapi sisi trasendensi dikarenakan pemahaman lebih bersifat fundamental. Pengetahuan pencipta tentang ciptaannya jauh lebih lengkap dari pada pengetahuan ciptaan tentang dirinya. Dan sebagaimana yang telah Allah jelaskan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan-Nya yang paling mulia di antara makhluk yang lain. Berbicara tentang manusia maka yang tergambar dalam fikiran adalah berbagai macam perfektif, ada yang mengatakan masnusia adalah hewan rasional (animal rasional) dan pendapat ini dinyakini oleh para filosof. Sedangkan yang lain menilai manusia sebagai animal simbolik adalah pernyatakan tersebut dikarenakan manusia mengkomunikasikan bahasa melalui simbol-simbol dan manusia 1
  • 2. menafsirkan simbol-simbol tersebut. Ada yang lain menilai tentang manusia adalah sebagai homo feber dimana manusia adalah hewan yang melakukan pekerjaan dan dapat gila terhadap kerja. Manusia memang sebagai mahluk yang aneh dikarenakan disatu pihak ia merupakan “mahluk alami”, seperti binatang ia memerlukan alam untuk hidup. Dipihak lain ia berhadapan dengan alam sebagai sesuatu yang asing ia harus menyesuaikan alam sesuai dengan kebutuh-kebutuhannya. Manusia dapat disebut sebagai homo sapiens, manusia arif memiliki akal budi dan mengungguli Chapter: Hakikat Manusia mahluk yang lain. Manusai juga dikatakan sebagai homo faber hal tersebut dikarenakan manusia tukang yang menggunakan alat-alat dan menciptakannya. Salah satu bagian yang lain manusia juga disebut sebagai homo ludens (mahluk yang senang bermain). Masalah manusia adalah terpenting dari semua masalah. Peradaban hari ini didasarkan atas humanisme, martabat manusia serta pemujaan terhadap manusia. Ada pendapat bahwa agama telah menghancurkan kepribadian manusia serta telah memaksa mengorbankan dirinya demi tuhan. Agama telah memaksa ketika berhadapan dengan kehendak Tuhan maka manusia tidak berkuasa. Manusia menurut Paulo Freire mnusia merupakan satu-satunya mahluk yang memiliki hubungan dengan dunia. Manusia berbeda dari hewan yang tidak memiliki sejarah, dan hidup dalam masa kini yang kekal, yang mempunyai kontak tidak kritis dengan dunia, yang hanya berada dalam dunia. Itulah berbagai jawaban ketika ditanya siapa manusia itu sebenarnya. Banyak jawaban berbeda yang akan kita dapatkan.Dan terkadang bisa jadi antara pendapat satu dengan yang lain saling bertentangan.Ada yang mengatakan bahwa manusia dengan kekuatannya sendiri dapat melakukab segalanya.Namun di sisi lain ada juga yang berpendapat bahwa manusia hanya mengikuti takdir yang berlaku pada dirinya.Kedua pendapat yang bertentangan itu akan membingungkan jika tidak kita hadapi dengan bijak. 2
  • 3. Menurut Islam,manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling mulia di antara makhluk ciptaan-Nya yang lain yang dipercaya untuk menjadi khalifah di muka bumi.Dengan segala usaha,kerja keras,dan do’a manusia dapat menemukan jalan kehidupannya sendiri,kecuali pada beberapa ketetapan yang tak bisa diubah(rezeki,mati,jodoh). Sebagaimana firman Allah dalam Surat Ar’ad ayat 11 Chapter: Hakikat Manusia “…Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum,maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung mereka selain Dia.” 3
  • 4. B. KONSEP MANUSIA 1. Pengertian Manusia Menurut Al-Qur’an Apa dan siapa sebenarnya manusia itu? Manusia adalah makhluk ciptaan Allah; ia berkembamg dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungannya; ia berkecenderungan beragama. Itulah antara lain hakikat wujud manusia yang lain ialah bahwa manusia itu adalah makhluk utuh yang terdiri atas jasmani, akal, dan rohani sebagai potensi pokok. Chapter: Hakikat Manusia Dalam Alqur'an ada 3 kata yang digunakan untuk menunjukan arti manusia, yaitu 1. insan / ins / annas 2. basyar 3. bani adam / dzurriyat adam Sedangkan yang paling banyak di jelaskan dalam alquran adalah Basyar dan insan . kata Basyar menunjukan manusia dari sudut lahiriyahnya ( fisik) serta persamaanya dengan manusia seluruhnya , sepeti firman Allah dalam surat Al-Anbiya : 34-35 "kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu ( Muhamad ) maka apabila kamu mati apakah mereka akan kekal ? tiap - tiap yang berjiwa akan mati. kami akan menguji kamu dengan kebaikan dan keburukan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada kami kamu dikembalikan " kata insan digunakan untuk menunjuk manusia dengan segala totalitasnya , fisik psikis, jasmani dan rohani. di dalam diri manusia terdapat tiga kemampuan yang sangat potensial untuk membentuk struktur kerohaniahan , yaitu nafsu , akal dan rasa. nafsu merupakan tenaga potensial yang berupa dorongan untuk berbuat kreatif dan dinamis yang yang dapat berkembang kepada dua arah , yaitu kebaikan dan kejahatan. sebagaimana Firman Allah dalam surat as-Syam 8 : " maka allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) esesatan dan ketakwaan " Akal sebagai potensi intelegensi berfungsi sebagai filter yang menyeleksi mana yang benar dan mana yang salah yang didorong oleh nafsu akal akan membawa manusia untuk memahami , meneliti dan menghayati alam dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuandan kesejahteraan . " akan tetapi Orang - Orang yang lalim itu mengikuti hawanafsunya tanpa ilmu pengetahuan " ( Qs Arrum : 29 ) sedangkan rasa merupakan potensi yang mengarah kepada nilai - nilai etika, estetika dan agama. " Sesungguhnya orang yang mengatakan : tuhan kami adalah Allah, kemudian mereka berIstiqomah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada pula berduka" (Qs Al Ahqaf : 13) Ketiga potensi Dasar diatas membentuk Struktur kerohaniahan yang berada Di dalam diri manusia yang kemudian akan membentuk manusia sebagai insan. Konsep 4
  • 5. basyar dan insan merupakan konsep islam tentang manusia sebagai individu . Sedangkan dalam Hubungan social Alqur’an memberikan istilah Annas yang merupakan jamak dari kata insane dan perwujudan kualitas keinsanian manusia ini tidak terlepas dari konteks sosialnya dengan lingkungan. 2. Proses Kejadian Manusia Di dalam Alqur’an Proses kejadian Manusia dapat di jelaskan sebagai berikut : 1. Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, ( Qs Al Hijr : 28 ) 2.Dari segumpal tanah lalu menjadi nutfah ( didalam rahim ), segumapl darah, segumpal daging, tulang dibungkus dengan daging dan akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna (Qs Almukminun ; 12-14 ) Chapter: Hakikat Manusia 3. Ditiupakn Ruh (Qs Alhijr : 29 ) 4.Sebelum ruh ditiupkan , ketika masih di alam ruh manusia telah berjanji mentauhidkan Allah (Qs Al A’raf : 172 ) Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah. Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsure kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, al-Quran tidak menjelaskan secara rinci. Manusia yang sekarang ini, prosesnya dapat diamati meskipun secara bersusah payah. Berdasarkan pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan ibu dari rahimnya yang proses penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara permatozoa dengan ovum. Ayat-ayat yang menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari tanah, umumnya dipahami secara lahiriah. Hal ini itu menimbulkan pendapat bahwa manusia benar- benar dari tanah, dengan asumsi karena Tuhan berkuasa , maka segala sesuatu dapat terjadi. Akan tetapi ada sebagian umat islam yang berpendapat bahwa Adam bukan manusia pertama. Pendapat tersebut didasarkan atas asumsi bahwa: Ayat-ayat yang menerangkan bahwa manusia diciptakan dari tanah tidak berarti bahwa semua unsure kimia yang ada dalam tanah ikut mengalami reaksi kimia. Hal itu seperti pernyataan bahwa tumbuh-tumbuhan bahan makanannya dari tanah, karena tidak semua unsur kimia yang ada dalam tanah ikut diserap oleh tumbuh- tumbuhan, tetapi sebagian saja. Oleh karena itu bahan-bahan pembuk manusia yang disebut dalam al-Quran hanya merupakan petunjuk manusia yang disebut dalam al- Quran , hanya merupakan petunjuk dimana sebenarnya bahan-bahan pembentuk manusia yaitu ammonia, menthe, dan air terdapat, yaitu pada tanah, untuk kemudian bereaksi kimiawi. Jika dinyatakan istilah “Lumpur hitam yang diberi bentuk” (mungkin yang dimaksud adalah bahan-bahan yang terdapat pada Lumpur hitam yang kemudian diolah dalam bentuk reaksi kimia). Sedangkan kalau dikatakan sebagai tembikar yang dibakar , maka maksudnya adalah bahwa proses kejadiannya melalui oksidasi pembakaran. Pada zaman dahulu tenaga yang memungkinkan 5
  • 6. terjadinya sintesa cukup banyak dan terdapat di mana-mana seperti panas dan sinar ultraviolet. Ayat yang menyatakan ( zahir ayat ) bahwa jika Allah menghendaki sesuatu jadi maka jadilah ( kun fayakun ), bukan ayat yang menjamin bahwa setiap yang dikehendaki Allah pasti akan terwujud seketika. Dalam hal ini harus dibedakan antara kalimat kun fayakun dengan kun fa kana. Apa yang dikehendaki Allah pasti terwujud dan terwujudnya mungkin saja melalui suatu proses. Hal ini dimungkinkan karena segala sesuatu yang ada didunia juga mengalami prosi yang seperti dinyatakan antara lain dalam surat al-A’la 1-2 dan Nuh 14. Jika diperhatikan surat Ali Imran 59 dimana Allah menyatakan bahwa penciptaan Isa seperti proses penciptaan Isa seperti proses penciptaan Adam, maka dapat Chapter: Hakikat Manusia menimbulkan pemikiran bahwa apabila isa lahir dari sesuatu yang hidup, yaitu maryam, maka Adam lahir pula dari sesuatu yang hidup sebelumnya. Hal itu karena kata “tsumma” yang berarti kemudian, dapat juga berarti suatu proses. Perbedaan pendapat tentang apakah adam manusia pertama atau tidak, diciptakan langsung atau melalui suatu proses tampaknya tidak akan ada ujungnya karena masing-masing akan teguh pada pendiriannya. Jika polemik ini senantiasa diperpanjang, jangan-jangan hanya akan menghabiskan waktu dan tidak sempat lagi memikirkan tentang status dn tugas yang telah ditetapkan Allah pada manusia al- Quran cukup lengkap dalam memberikan informasi tentang itu. Untuk memahami informasi tersebut secara mendalam, ahli-ahli kimi, biologi, dan lain-lainnya perlu dilibatkan, agar dalam memahami ayat-ayat tersebut tidak secara harfiah. Yang perlu diingatkan sekarang adalah bahwa manusia oleh Allah, diharapkan menjadi khalifah ( pemilih atau penerus ajaran Allah ). Status manusia sebagai khalifah , dinyatakan dalam al-baqarah 30. kata khalifah berasal dari kata khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan yang berarti meneruskan, sehingga kata khalifah dapat diartikan sebagai pemilih atau penerus ajaran Allah. Kebanyakan umat Islam menerjemahkan dengan pemimpin atau pengganti, yang biasanya dihubunkan dengan jabatan pimpinan umat islam sesudah Nabi Muhammad saw wafat , baik pimpinan yang termasuk khulafaurrasyidin maupun di masa Muawiyah-‘Abbasiah. Perlu diingat bahwa istilah khalifah pernah dimunculkan Abu bakar pada waktu dipercaya untuk memimpin umat islam. Pada waktu itu beliau mengucapkan inni khalifaur rasulillah, yang berarti aku adalah pelanjut sunah rasulillah. Dalam pidatonya setelah diangkat oleh umat islam, abu bakar antara lain menyatakan “selama saya menaati Allah, maka ikutilah saya, tetapi apabila saya menyimpang , maka luruskanlah saya”. Jika demikian pengertian khalifah, maka tidak setiap manusia mampu menerima atau melaksanakan kekhalifahannya. Hal itu karena kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua orang mau memilih ajaran Allah. Dalam penciptaannya manusia dibekali dengan beberapa unsure sebagai kelengkapan dalam menunjang tugasnya. Unsur-unsur tersebut ialah : jasad ( al- 6
  • 7. Anbiya’ : 8, Shad : 34 ). Ruh (al-Hijr 29, As-Sajadah 9, Al-anbiya’ :91 dan lain-lain); Nafs (al-Baqarah 48, Ali Imran 185 dan lain-lain ) ; Aqal ( al-Baqarah 76, al-Anfal 22, al-Mulk 10 dan lain-lain); dan Qolb ( Ali Imran 159, Al-Ara’f 179, Shaffat 84 dan lain- lain ). Jasad adalah bentuk lahiriah manusia, Ruh adalah daya hidup, Nafs adalah jiwa , Aqal adalah daya fakir, dan Qolb adalah daya rasa. Di samping itu manusia juga disertai dengan sifat-sifat yang negatif seperti lemah ( an-Nisa 28 ), suka berkeluh kesah ( al-Ma’arif 19 ), suka bernuat zalim dan ingkar ( ibrahim 34), suka membantah ( al-kahfi 54 ), suka melampaui batas ( al-‘Alaq 6 ) suka terburu nafsu ( al-Isra 11 ) dan lain sebagainya. Hal itu semua merupakan produk dari nafs , sedang yang dapat mengendalikan kecenderungan negatif adalah aqal dan qolb. Tetapi jika hanya dengan aqal dan qolb, kecenderungan tersebut belum sepenuhnya dapat terkendali, Chapter: Hakikat Manusia karena subyektif. Yang dapat mengendalikan adalah wahyu, yaitu ilmu yang obyektif dari Allah. Kemampuan seseorang untuk dapat menetralisasi kecenderungan negatif tersebut ( karena tidak mungkin dihilangkan sama sekali ) ditentukan oleh kemauan dan kemampuan dalam menyerap dan membudayakan wahyu. Berdasarkan ungkapan pada surat al-Baqarah 30 terlihat suatu gambaran bahwa Adam bukanlah manusia pertama, tetapi ia khalifah pertama. Dalam ayat tersebut, kata yang dipakai adalah jaa’ilun dan bukan khaaliqun. Kata khalaqa mengarah pada penciptaan sesuatu yang baru, sedang kata ja’ala mengarah pada sesuatu yang bukan baru,dengan arti kata “ memberi bentuk baru”. Pemahaman seperti ini konsisten dengan ungkapan malaikat yang menyatakan “ apakah engkau akan menjadikan di bumi mereka yang merusak alam dan bertumpah darah?” ungkapan malaikat tersebut memberi pengertian bahwa sebelum adam diciptakan, malaikat melihat ada makhluk dan jenis makhluk yang dilihat adalah jenis yang selalu merusak alam dan bertumpah darah. Adanya pengertian seperti itu dimungkinkan, karena malaikat tidak tahu apa yang akan terjadi pada masa depan, sebab yang tahu apa yang akan terjadi dimasa depan hanya Allah. Dengan demikian al-Quran tidak berbicara tentang proses penciptaan manusia pertama. Yang dibicarakan secara terinci namun dalam ungkapan yang tersebar adalah proses terciptanya manusia dari tanah, saripati makanan, air yang kotor yang keluar dari tulang sulbi, alaqah, berkembang menjadi mudgah, ditiupkannya ruh, kemudian lahir ke dunia setelah berproses dalam rahim ibu. Ayat berserak, tetapi dengan bantuan ilmu pengetahuan dapat dipahami urutannya. Dengan demikian, pemahaman ayat akan lebih sempurna jika ditunjang dengan ilmu pengetahuan. Oleh karena al-Quran tidak bicara tentang manusia pertama. Biarkanlah para saintis berbicara tentang asal-usul manusia dengan usaha pembuktian yang berdasarkan penemuan fosil. Semua itu bersifat sekedar pengayaan saint untuk menambah wawasan pendekatan diri pada Allah. Hasil pembuktian para saintis hanya bersifat relatif dan pada suatu saat dapat disanggah kembali, jika ada penemuan baru. 7
  • 8. 3. Persamaan dan perbedaan manusia dengan makhluk lain Dibanding makhluk lainnya manusai mempunyai kelebihan-kelebihan. Kelebihan- kelebihan itu membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Kelebihan manusia adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang bagaimanapun, baik didarat, dilaut, maupun diudara. Sedangkan binatang bergerak diruang yang terbatas. Walaupun ada binatang yang bergerak didarat dan dilaut, namun tetap saja mempunyai keterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia. Mengenai kelebihan manusia atas makhluk lain dijelaskan surat al-Isra’ ayat 70. Chapter: Hakikat Manusia Disamping itu, manusia diberi akal dan hati, sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa al-Quran menurut sunah rasul. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya (at- Tiin : 95:4). Namun demikian, manusia akan tetap bermartabat mulia kalau mereka sebagai khalifah ( makhluk alternatif ) tetap hidup dengan ajaran Allah ( QS. Al- An’am : 165 ). Karena ilmunya itulah manusia dilebihkan ( bisa dibedakan ) dengan makhluk lainny. Jika manusia hidup dengn ilmu selain ilmu Allah, manusia tidak bermartabat lagi. Dalam keadaan demikian manusia disamakan dengan binatang, “mereka itu seperti binatang ( ulaaika kal an’aam ), bahkan lebih buruk dari binatang ( bal hum adhal ). Dalam keadaan demikian manusia bermartabat rendah ( at-Tiin : 4 ). C)Tujuan manusia diciptakan Untuk apakah manusia diciptakan Tuhan di dunia ini ? Menurut Al-Qur’an Tuhan berfirman : Adz-Dzaariyaat (51 ayat 56) : “dan tidak aku jadikan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku.” Awal ibadah ialah tafakur dan berdiam diri, selain untuk mengingat Alloh.. Sebenarnya bertafakur satu jam lamanya adalah lebih baik dari pada beribadah selama satu tahun 8
  • 9. Sebaik-baiknya Ibadah adalah bertafakur tentang Alloh dan kekuasaan- Nya. Tafakur merupakan kunci untuk membuka pintu Ma’rifat dan mempelajari Rohani yang tersembunyi. Arti ibadah : Ketahuilah bahwa bebas dari kesibukan lain demi tenggelamnya dalam ibadah dapat terjadi bila memiliki waktu yang luang dan hati yang Chapter: Hakikat Manusia masih kosong . dan ini merupakan salah satu hal amat penting dalam ibadah, yang tampa hal ini kehadiran hati tidak mungkin terjadi, dan ibadah yang dilakukan tampa kehadiran hati tidak ada nilainya. Yang membuat hati hadir itu ada dua. Yang pertama adalah memiliki waktu yang luang dan hati yang masih belum disibukan oleh apapun. Sedangkan yang ke dua adalah membuat hati memahami penting ibadah, yang dimaksud waktu luang’ adalah kita harus menyisihkan waktu kita khusus untuk Ibadah di mana kita harus mencurahkan diri semata-mata untuk ibadah tanpa di ganggu pemikiran atau kesibukan lain. Berikut ini kami mencoba menjelaskan pokok persoalan ini. Orang yang saleh tentu akan memperhatikan waktu waktu ibadahnya dalam keadaan apapun. Tentu saja dia akan memperhatikan waktu-waktu shalat, yang merupakan tindakan ibadah yang penting, dan melaksanakannya, dengan sebaik-baiknya, tidak memikirkan pekerjaan lain selama waktu- waktu itu. Dan bila beribadah, itu dilakukan dengan tak bersungguh-sungguh atau asal-asalan saja, karena menganggap ibadah sebagai menghalangi apa yang dibayangkannya sebagai tugas penting. 9
  • 10. Namun ibadah semacam itu bukan saja tidak memiliki kecemerlangan spiritual, namun juga patut mendapat murka Alloh, dan orang seperti itu adalah orang yang meremehkan shalat dan mengabaikannya. Aku berlindung kapada Alloh dari meremehkan Shalat dan dari tidak memberikan makna yang sepatutnya kepada shalat. D)Untuk siapa manusia hidup? Chapter: Hakikat Manusia Ada caranya untuk mengabdi dan beribadah kepada tuhan yang benar, beribadah kepada tuhan dapat dibagi dalam tiga tahap : Tahap I. Bekerjalah untukku. Engkau harus mengerti bahwa pekerjaan apapun yang kau lakukan di dunia ini hal itu telah terkait dengan tuhan (Alloh) karena Dia adalah penguasa tertinggi di Dunia. Al-Insaan (76 Ayat 30 ): “Dan tiadalah kamu berkehendak kecuali yang di kendaki Alloh. Sesungguhnya Alloh adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” Tahap II. Semata-mata demi aku. Apapun yang kau kerjakan tidak kau lakukan untuk kebaikan untuk dirimu sendiri. Siapakah engkau sebenarnya ? Tuhan berkata : “Akulah yang bersinar dalam dirimu” kata Aku ini timbul dari yang Esa, dari ROH itu sendiri. 10
  • 11. “Apapun yang kau lakukan, lakukanlah bagi kepuasan-Ku, demi Aku. Kerjakanlah semua atas nama-KU. Bertindaklah sebagai alat-Ku, sadarlah bahwa aemua yang kau lakukan hanyalah demi Aku. Disini kata “Milik-Ku atau “Aku” menunjukan ROH, bukan badan Jasmani. Chapter: Hakikat Manusia Tahap III. Berbaktilah Hanya Kepada-Ku Engkau harus mengerti petunjuk ini.Bakti adalah pernyataan taqwa.Emosi yang dinamakan taqwa memancar dari ROH.Taqwa yang sebenarnya berarti bakti, adalah sebutan untuk ROH. Prinsip taqwa yang memancar dari lubuk hati ini harus menjiwai setiap perbuatan, perkataan dan pikiran.Hal ini akan terjadi bila engkau beranggapan bahwa segala sesuatu yang kau lakukan, katakana dan pikirkan, hanya kau perbuat untuk menyenangkan Tuhan saja. Tidur, makan dan berbagai kegiatan dalam kehidupan sahari-hari kau lakukan karena cinta kepada Aku dan Aku timbul dari ROH. Al-An’aam (6 ayat 162) Katakanlah, “Sesungguhnya Shalatku, ibadahku, hidup dan matiku (hanyalah) untuk Alloh, Tuhan semesta alam”. Jadi,seluruh kehidupan kita ini sebenarnya hanyalah untuk Allah. Ibadah, kerja,belajar,shalat,mati,dan semuanya hanyalah untuk Allah.Dan semua itu memang milik Allah semata. 11
  • 12. E. TANGGUNG JAWAB MANUSIA SEBAGAI HAMBA DAN KHALIFAH 1. Tanggungjawab Manusia Sebagai Hamba. Allah SWT dengan kehendak kebijaksanaanNya telah mencipta makhluk-makhluk yang di tempatkan di alam penciptaanNya. Manusia di antara makhluk Allah dan menjadi hamba Allah SWT. Sebagai hamba Allah tanggungjawab manusia adalah amat luas di dalam kehidupannya, meliputi semua keadaan dan tugas yang ditentukan kepadanya. Tanggungjawab manusia secara umum digambarkan oleh Rasulullah SAW di dalam hadis berikut. Dari Ibnu Umar RA katanya; “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: Chapter: Hakikat Manusia “Semua orang dari engkau sekalian adalah pengembala dan dipertanggungjawabkan terhadap apa yang digembalainya. Seorang laki-laki adalah pengembala dalam keluarganya dan akan ditanya tentang pengembalaannya. Seorang isteri adalah pengembala di rumah suaminya dan akan ditanya tentang pengembalaannya.Seorang khadam juga pengembala dalam harta tuannya dan akan ditanya tentang pengembalaannya. Maka semua orang dari kamu sekalian adalah pengembala dan akan ditanya tentang pengembalaannya.” (Muttafaq ‘alaih) Allah mencipta manusia ada tujuan-tujuannya yang tertentu. Manusia dicipta untuk dikembalikan semula kepada Allah dan setiap manusia akan ditanya atas setiap usaha dan amal yang dilakukan selama ia hidup di dunia. Apabila pengakuan terhadap kenyataan dan hakikat wujudnya hari pembalasan telah dibuat maka tugas yang diwajibkan ke atas dirinya perlu dilaksanakan. 2. Manusia Sebagai Khalifah Allah. Antara anugerah utama Allah kepada manusia ialah pemilihan manusia untuk menjadi khalifah atau wakilNya di bumi. Dengan ini manusia berkewajipan menegakkan kebenaran, kebaikan, mewujudkan kedamaian, menghapuskan kemungkaran serta penyelewengan dan penyimpangan dari jalan Allah. Firman Allah SWT : Artinya : “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: Sesungguhnya Aku jadikan di bumi seorang Khalifah. Berkata Malaikat: Adakah Engkau hendak jadikan di muka bumi ini orang yang melakukan kerusakan dan menumpahkan darah, sedangkan kami sentiasa bertasbih dan bertaqdis dengan memuji Engkau? Jawab Allah: Aku lebih mengetahui apa yang kamu tidak ketahui.” 12
  • 13. (Al-Baqarah:30) Di kalangan makhluk ciptaan Allah, manusia telah dipilih oleh Allah melaksanakan tanggungjawab tersebut. Ini sudah tentu kerana manusia merupakan makhluk yang paling istimewa. Firman Allah SWT : “Sesungguhnya Kami telah kemukakan tanggungjawab amanah (Kami) kepada langit dan bumi serta gunung-ganang (untuk memikulnya), maka mereka enggan memikulnya dan bimbang tidak dapat menyempurnakannya (kerana tidak ada pada mereka persediaan untuk memikulnya); dan (pada ketika itu) manusia (dengan Chapter: Hakikat Manusia persediaan yang ada padanya) sanggup memikulnya. (Ingatlah) sesungguhnya tabiat kebanyakan manusia adalah suka melakukan kezaliman dan suka pula membuat perkara-perkara yang tidak patut dikerjakan.” (Al-Ahzab: 72) Optimalisasi Kemampuan Dengan berbagai kelebihan tersebut, sangat penting bagi manusia untuk dapat mengembangkan diri dan mengoptimalkan kemampuanya. Optimalisasi kemampuan tercermin dalam pemanfaatan kemampuan dari manusia itu sendiri terhadap potensi-potensi yang dimilikinya. Manusia diberikan kelebihan fisik tersebut guna memasimalkan tugas kekhalifahan di bumi. Dengan otak manusia diharapkan kehidupan di bumi secara umum dapat berkembang dengan baik dan terjaga dari kerusakan. Dengan tangan, manusia diharapkan memiliki kemampuan mencipta, dalam arti memnafaatkan potensi sumber daya dari Allah. Dengan lisan manusia diharapkan memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Dari hal-hal tersebut di atas maka jelaslah bahwa optimalisasi kemampuan tercermin dari optimalisasi potensi materi yang dimiliki oleh manusia dari Allah. Sekarang kita bisa melihat hasilnya yaitu dengan adanya kapal, pesawat terbang, motor, mobil, dan teknologi lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk kemashlahatan makhluk- manusia, hewan, dan tumbuhan. Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Daya Alam Sesungguhnya semua fasilitas yang sudah tersedia di dunia secara gratus seperti tumbuhan, binatang, angin, udara, air dan apapun adalah untuk manusia. Tentunya hal tersebut dimaksudkan untuk membantu kekhalifahan manusia di bumi. Allah berkali-kali mengatakan bahwa dalam melakukan sesuatu hal, janganlah pernah melampaui batas. Artinya manusia harus bisa berlaku normal sebagaimana adanya. Allah mengatakan bahwasanya potensi-potensi alam itu tidak akan pernah habis tetapi hal tersebut berlaku apabila manusia memnafaatkan dengan sewajarnya. Namun, kejadian sekarang ini, akibat pengaruh industrialisasi, seluruh potensi alam hampir habis di serap untuk kepentingan manusia tanpa berpikir baik buruknya sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam ekosistem. Sesungguhnya hal tersebut 13
  • 14. tidak harus terjadi apabila manusia taat dan patuhpada perintah Allah. Janganlah melampaui batas. Optimalisasi alam bukanlah dengan tindakan mengeruk sebanyak-banyaknya potensi alam semesta. Akan tetapi, optimalisasi sebenarnya dimaksudkan untuk mengatur semaksimal mungkin perihal pengelolaan alam. Sehingga tidak terjadi ketidakseimbangan ekosistem. Hutan tidak akan habis hanya oleh karena alasan industrialisasi atau perluasan masalah tempat tinggal. Dengan potensi otak manusia telah diberi akal untuk berpikir bagaimana menyeimbangakan segala potensi kehidupan dan alam semesta. Walaupun Al Quranul Karim telah memberitahu tugas dan tanggungjawab manusia di dunia ini dan diberitahu mereka yang menunaikan tanggung jawab akan masuk ke Chapter: Hakikat Manusia Syurga, manakala yang tidak bertanggung jawab akan ke Neraka, namun tidak semua manusia percaya berita ini serta beriman dengannya. Bahkan yang percaya dan beriman dengannya pun, karena tidak mampu melawan nafsu serta mempunyai kepentingan-kepentingan peribadi, ramai yang tidak dapat benar-benar memperhambakan diri kepada Allah dan gagal menjadi khalifah-Nya yang mentadbir dan mengurus dunia ini dengan syariat-Nya. Karena itulah Allah Taala berfirman dalam surat Saba 13 : Artinya: “Sedikit sekali daripada hamba-hamba-Ku yang bersyukur.” (Saba’: 13) Keoptimalan peran manusia sebagai khalifah dibumi akan tercapai dengan sempurna apabila manusia dapat memanfaatkan segala pikiran hebatnya yang dianugerahkan dari Allah dengan menciptakan teknologi yang canggih dengan berdasarkan nilai-nilai keilahiyahan (sifat-sifat Allah -Asmaul Husna-) dan keislaman dengan kemampuan seni mengatur keseimbangan potensi alam dan lainnya dengan dipimpin oleh seorang khalifah yang robbani yang memerintah berdasarkan Syariat Islam. Apabila hal-halk tersebut tidak tercapai seluruhnya maka tidak pula tercapai keoptimalisasian peran kekhalifahan manusia. Kalaupun terjadi, maka hal tersebut belum dan tidak maksimal. Jadi, pada dasarnya setiap umat manusia mengemban tugas yang maha penting untuk memerankan kekhalifhan di bumi. 14
  • 15. F)TUGAS MANUSIA DI BUMI Manusia dipercaya Allah untuk menjadi khalifah dimuka bumi ini.Allah.Dia pernah memberi amanat kepada bumi tapi bumi tak sanggup untuk memikulnya,begitu juga dengan gunung.Dan akhirnya manusialah yang dipercaya unutuk mengemban amanat itu. Sebagai wakil Allah di bumi ini,manusia salah satu tugas manusia adalah Chapter: Hakikat Manusia untuk menjaga keseimbangan kehidupan di bumi ini.Serta menjalin hubungan dengan Allah,dengan sesama manusia,dan dengan lingkungan kehidupannya. Wallahu ‘alam bishawab 15
  • 16. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai makhluk yang dibekali dengan berbagai kelebihan jika dibandingan denagn makhluk lain, sudah sepatutnya manusia mensyukuri anugrah tersebut dengan berbagai cara, diantaranya dengan memaksimalkan semua potensi yang ada pada diri kita. Kita juga dituntut untuk terus mengembangkan potensi Chapter: Hakikat Manusia tersebut dalam rangka mewujudkan tugas dan tanggung jawab manusia sebagai makhluk dan khalifah di bumi. B. Saran Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban yang berbeda-beda,supaya menjadi manusia yang berguna didunia dan diakhirat,maka penulis menyarankan agar bagi setiap umat manusia harus saling tolong menolong, janganlah kalian bercerai berai, taatilah peraturan undang-undang dan hukum yang berlaku di setiap negara,dan jangan lupa bagi umat muslim kita harus selalu beribadah kepada allah SWT, mentaati peraturanya dan menjauhi laranggannya. perbanyaklah sedekah dan janganlah kamu meninggalkan shalat serta Zakat, sebab shalat dan zakat adalah tiket menuju jalan kebenaran dan kebaikan. 16
  • 17. Daftar pustaka: Chapter: Hakikat Manusia halimsani.wordpress.com tafany.wordpress.com 17