SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 18
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA BAYI DENGAN RESIKO TINGGI



        OLEH



   PATMAWATI,SKp.M.Kes
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI
         TETANUS NEONATORIUM
Pengertian :
-Merupakan penyakit akut yang disebabkan oleh
 clostodium tetani yang menghasilkan eksotoksin
  yang masuk melalui luka tali pusat.
Etiologi :
-Penyebabnya adalah ibfeksi oleh C.tetani melalui
 tali pusat  karena perawatan/tindakan yang tidak
 memenuhi syarat  Pemotongan tali pusat dengan
 bambu/gunting yang tidak steril atau perawatan tali
 pusat yang tidak steril.
Patofisiologi :
-Mikroorganisme yang bersifat anaerog ini akan
 mengeluarkan toksin yang dapat menghancurkan sel
 darah merah, merusak leukosit dan merupakan
 tetanuspasmin yaitu toksin yang neurotropik yang
 dapat menyebabkan ketegangan dan spsme otot, masa
  inkubasi untuk neonatus 5 sampai 14 hari.
Komplikasi :
 > Bronkopneumonia
 > Asfiksia
 > Sianosis
 > Sepsis neunatorium
Manipestasi klinik:
Bayi tiba-tiba panas
Bayi tidak dapat menetek karena trismus
Mulut bayi mencucu seperti mulut
 ikan(karpermond)
Mudah dan sering terjadi kejang yang disertai
 sianosis, suhu tinggi,kaku kuduk dan epistoonus
 (karena ketegangan otot)
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian :
 - S.pernapasan :
   * Meningkatnya sekresi pada jalan nafas
   * sianosis
   * spasme otot faring
 - S.Pencernaan:
    * Anak tdk mau menetek
    * Kapermond
    * Trismus
  - S.Muskuloskletal dan integumen:
     * Epistotonus, suhu meningkat,kaku kuduk
DIAGNOSA KEPERAWATAN/ INTERVENSI
1. Resiko aspirasi b/d peningkatan
    sekresi,kesukaran menelan dan spasme otot
    faring.
   INTRVENSI :
   - Bersihkan jalan nafas dengan pengisapan
     lendir (suction) dengan hati-hati.
   - Pertahankan kepatenan jalan nafas,bila perlu
      berikan 02
2. Resiko injury b/d aktivitas kejang.
  INTERVENSI :
  - Pasang pengaman tempat tidur
  - Tempatkan bayi pada tempat tidur yang lembut
-Hindari hal-hal yang dapat meningkatkan
 rangsangan kejang Mis : Suara,sinar yang terang dan
 sentuhan.
-Hindari benda yang membahayakan
-Miringkan posisi bayi ke samping bila terjadi
 aktivitas kejang,bila perlu pasang spatel.
-Catat aktifitas kejang
-Pantau pernafasan selama kejang
-Tindakan kolaboratik  Pemberian anti kejang
-Istirahatkan bayi dalam ruangan perawatan yang
 tenang/khusus .
3. Resiko kurangnya volume cairan b/d intake
   cairan yang kurang
   INTERVENSI :
   - Kaji intake dan output
   - Kaji tanda-tanda dehidrasi  ubun
     ubun,membran mukosa dan turgor kulit
   - Berikan cairan perparentral sesuai indikasi
   - Monitor berat jenis urine
4. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
   berhubuPngan dengan kesukaran menelan dan
   membuka mulut dan dan adanya aktivitas kejang
   INTERVENSI :
   - Pertahankan intake cairan
   - Berikan nutrisi perparental bila perlu
   - Timbang BB sesuai protokol
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERBILIRUBIN
Pengertian:
-Adalah meningkatnya kadar bilirubib dalam darah
yang lebih dari normal.
Etiologi:
-Peningkatan simpanan bilirubin Berhubungan
 dengan:
 * Overproduksi bilirubin  Polisitemia,penurunan
   umur eritrosit, hemolisis darah.
 * Peningkatan reabsorbsi dari usus  Terlambatnya
   pengeluaran meconium, peningkatan aktifitas
   enzim,keterlambatan pemberian makanan
    oral,swallow blood (penerima darah)
-Penurunan sekresi bilirubin :
 @ Gangguan metabolisme  Prematuritas
    menunjukka immaturitas hepar,penurunan ambilan
    bilirubin oleh hepar,tidak adekuatnya perfusi
    hepar,penurunan aktivitas enzim.
 @ Obstruksi hepar  Atresia biliaris,cystis
    fibrosis,hiperimentasi,tumor.
PATOFISIOLOGI:
Kebanyakan bilirubin yang diproduksi pada
  neonatus berasal dari pemecahan sel darah merah
  yang telah tua atau yang abnormal oleh enzim hepar
  dan kantung empedu.Hemoglobin pada eritrosit
Billirubin bebas uan potensial beracun terikat
  oleh albumin dan dibawah kehepar lalu
 dikonyugasi Sehingga menjadi lebih aman. Dalam
 bentuk terkonyugasi tidak diabsorbsi melalui
 intestinum  Tapi enzim yang ada pada intestinum
 neonatus bisa menkonversi kembali bilirubin
 menjadi tipe yang tak terkonyugasi Yang bisa
 diabsorbsi kedalam aliran drah, proses sangat
 berperan dalam jumlah bilirubin dalam darah.
KOMPLIKASI:
@ Bilirubin encephalopathy
@ Kernikterus.
MANIPERTASI KLINIK:
Tampak icterus  Pada sklera,kuku,kulit dan
 membran mukosa Tampak pada 24 jam pertama
Muntah,fatigue,warna urine gelap,warna tinja
 pucat.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ;
Pemeriksaan bilirubin serum;
Ultrasound  untuk mngevaluasi anatomi kantong
 empedu
Radioisotope  Dapat digunakan untuk membantu
 membedakan hepatitis dari atresia biliary
PENATALAKSANAAN TERAPEUTIK.
Fototerafi  Berfungsi untuk menurunkan
 bilirubin dalam kulit melalui tinja dan urine dengan
 oksidasi foto pada billirubin dari biliverdin.
Fenobarbital  Mengekskrasika bilirubin dalam
 hati dan memperbesar konyugasi, Meningkatkan
 sintesis hepatik glukoroniltransferase
 Meningkatkan bilirubin konjugasi dan clearence
 hepatik.
Antibiotik  Apabila ada infeksi
Transfusi tukar Apabila sudah tidak dapat
 ditangani dengan fototerafi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN / INTERVENSI

1. Resiko injuri (internal) b/d peningkatan serum
   bilirubin sekunder dan gangguan ekskresi
   bilirubin
   INTERVENSI :
   - Kaji hyperbilirubin tiap 1-4 jam dan catat
   - Berikan foto terafi sesuai program
   - Monitor kadar bilirubin 4-8 jam sesuai
     program
   - Antisipasi kebutuhan transfusi tkar
   - Monitor Hb dan Ht.
2. Resiko terjadi penurunan volume cairan
   b/dhilangnya air tanpa disadari sekunder dari
   fototerafi.
   INTERVENSI :
   - Pertahankan intake cairan yang adekuat
   - Berikan minum sesuai jadual
   - Monitor intake dan output
   - Berikan terafi infus sesuai program bila ada
     indikasi Temperatur meningkat,meningkatnya
     konsentrasi urine, cairan hilang yang berlebihan.
   - Kaji dehidrasi  Membran mukos,ubun
     ubun,turgor kulit dan mata.
3. Resiko gangguan integritas kulir b/d fototerafi
   INTERVENSI :
   - Inspeksi kulit setiap jam
   - Gunakan sabun bayi saat dimandikan
   - Merubah posisi bayi dengan sering
   - Gunakan pelindung daerah genetalia
   - Gunakan pengaklas tempat tidur yan lembut
4. Rersiko injuri pada mata b/d fototerafi
   INTERVENSI :
   - Gunakan pelindung mata saat fototerafi
   - Pastikan mata sdh tertutup dan hindari
     penekanan yang berlebih Kornea dpr tergores.
Askep bayi resiko tinggi

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt? (20)

Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
 
Restrain
RestrainRestrain
Restrain
 
Konsepsehat sakit
Konsepsehat sakitKonsepsehat sakit
Konsepsehat sakit
 
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik
 
Contoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikContoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etik
 
5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 
Konsep pasien terminal
Konsep pasien terminalKonsep pasien terminal
Konsep pasien terminal
 
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
 
Huknah tinggi & rendah
Huknah tinggi & rendahHuknah tinggi & rendah
Huknah tinggi & rendah
 
Askep bronkitis
Askep bronkitisAskep bronkitis
Askep bronkitis
 
Dokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidananDokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidanan
 
Anticipatory guidance
Anticipatory guidanceAnticipatory guidance
Anticipatory guidance
 
Pemenuhan nutrisi pada neonatus
Pemenuhan nutrisi pada neonatusPemenuhan nutrisi pada neonatus
Pemenuhan nutrisi pada neonatus
 
Kegawatdaruratan Neonatal
Kegawatdaruratan NeonatalKegawatdaruratan Neonatal
Kegawatdaruratan Neonatal
 
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatan
 
Body alignment (postur tubuh)
Body alignment (postur tubuh)Body alignment (postur tubuh)
Body alignment (postur tubuh)
 
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
 
Konsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanKonsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatan
 
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi KesehatanRuang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 

Ähnlich wie Askep bayi resiko tinggi

4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdfanichya
 
Kejang pada bayi baru lahir
Kejang pada bayi baru lahirKejang pada bayi baru lahir
Kejang pada bayi baru lahirKindal
 
Asuhan Keperawatan Hirschprung
Asuhan Keperawatan HirschprungAsuhan Keperawatan Hirschprung
Asuhan Keperawatan HirschprungNida Sitorus
 
asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadi
asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadiasuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadi
asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadiIka Acga
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
BronkopneumoniaAwi Ranara
 
Askep pencernaan bagian atas
Askep pencernaan bagian atasAskep pencernaan bagian atas
Askep pencernaan bagian atasarniwianti
 
Askep anak dengan gangguan sistem neurologi
Askep anak dengan gangguan sistem neurologiAskep anak dengan gangguan sistem neurologi
Askep anak dengan gangguan sistem neurologiBintang Kejora
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusOperator Warnet Vast Raha
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusOperator Warnet Vast Raha
 
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024Rafika Rosyda
 
HYPERBILIRUBINEMIA.ppt
HYPERBILIRUBINEMIA.pptHYPERBILIRUBINEMIA.ppt
HYPERBILIRUBINEMIA.pptMethaKemala
 

Ähnlich wie Askep bayi resiko tinggi (20)

Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMKAB MUNA
Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMKAB MUNA Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMKAB MUNA
Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep bayi resiko tinggi
Askep bayi resiko tinggiAskep bayi resiko tinggi
Askep bayi resiko tinggi
 
Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMDA MUNA
Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMDA MUNA Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMDA MUNA
Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMDA MUNA
 
Askep anak dengan sepsis
Askep anak dengan sepsisAskep anak dengan sepsis
Askep anak dengan sepsis
 
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
 
Kejang pada bayi baru lahir
Kejang pada bayi baru lahirKejang pada bayi baru lahir
Kejang pada bayi baru lahir
 
neonate.pptx
neonate.pptxneonate.pptx
neonate.pptx
 
Asuhan Keperawatan Hirschprung
Asuhan Keperawatan HirschprungAsuhan Keperawatan Hirschprung
Asuhan Keperawatan Hirschprung
 
asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadi
asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadiasuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadi
asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadi
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
askep intususepsi
askep intususepsiaskep intususepsi
askep intususepsi
 
Hiperbilirubinemia
HiperbilirubinemiaHiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia
 
Askep pencernaan bagian atas
Askep pencernaan bagian atasAskep pencernaan bagian atas
Askep pencernaan bagian atas
 
Askep anak dengan gangguan sistem neurologi
Askep anak dengan gangguan sistem neurologiAskep anak dengan gangguan sistem neurologi
Askep anak dengan gangguan sistem neurologi
 
Pengkajian
PengkajianPengkajian
Pengkajian
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
 
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
 
PERTUSIS.pptx
PERTUSIS.pptxPERTUSIS.pptx
PERTUSIS.pptx
 
HYPERBILIRUBINEMIA.ppt
HYPERBILIRUBINEMIA.pptHYPERBILIRUBINEMIA.ppt
HYPERBILIRUBINEMIA.ppt
 

Mehr von Yudha Satrya

Tafsir golongan darah
Tafsir golongan darah Tafsir golongan darah
Tafsir golongan darah Yudha Satrya
 
Standar praktek keperawatan jiwa
Standar praktek keperawatan jiwa Standar praktek keperawatan jiwa
Standar praktek keperawatan jiwa Yudha Satrya
 

Mehr von Yudha Satrya (6)

Trauma kepala
Trauma kepala Trauma kepala
Trauma kepala
 
Tafsir golongan darah
Tafsir golongan darah Tafsir golongan darah
Tafsir golongan darah
 
Teori menua 1
Teori menua 1 Teori menua 1
Teori menua 1
 
Standar praktek keperawatan jiwa
Standar praktek keperawatan jiwa Standar praktek keperawatan jiwa
Standar praktek keperawatan jiwa
 
Personal hygiene
Personal hygienePersonal hygiene
Personal hygiene
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
 

Kürzlich hochgeladen

PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptssuser551745
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxcheatingw995
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxTULUSHADI
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...NenkRiniRosmHz
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyIkanurzijah2
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptssuserbb0b09
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdfbendaharadakpkmbajay
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxssuser981dcb
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTRiskaViandini1
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaFeraAyuFitriyani
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxhellokarin81
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxLintangDwiCandra1
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 

Kürzlich hochgeladen (20)

PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.pptGastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
Gastro Esophageal Reflux Disease Kuliah smester IV.ppt
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptxMateri E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
Materi E- Kohort Dinkes Prop untuk nakes .pptx
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptxPPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
PPT KELOMPOKperkembggannanan sdidtk pada anak1.pptx
 
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptxMengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
Mengenal Nyeri Perut tentang jenis dan karakteristik.pptx
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 

Askep bayi resiko tinggi

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN RESIKO TINGGI OLEH PATMAWATI,SKp.M.Kes
  • 2. ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI TETANUS NEONATORIUM Pengertian : -Merupakan penyakit akut yang disebabkan oleh clostodium tetani yang menghasilkan eksotoksin yang masuk melalui luka tali pusat. Etiologi : -Penyebabnya adalah ibfeksi oleh C.tetani melalui tali pusat  karena perawatan/tindakan yang tidak memenuhi syarat  Pemotongan tali pusat dengan bambu/gunting yang tidak steril atau perawatan tali pusat yang tidak steril.
  • 3. Patofisiologi : -Mikroorganisme yang bersifat anaerog ini akan mengeluarkan toksin yang dapat menghancurkan sel darah merah, merusak leukosit dan merupakan tetanuspasmin yaitu toksin yang neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spsme otot, masa inkubasi untuk neonatus 5 sampai 14 hari. Komplikasi : > Bronkopneumonia > Asfiksia > Sianosis > Sepsis neunatorium
  • 4. Manipestasi klinik: Bayi tiba-tiba panas Bayi tidak dapat menetek karena trismus Mulut bayi mencucu seperti mulut ikan(karpermond) Mudah dan sering terjadi kejang yang disertai sianosis, suhu tinggi,kaku kuduk dan epistoonus (karena ketegangan otot)
  • 5. ASUHAN KEPERAWATAN Pengkajian : - S.pernapasan : * Meningkatnya sekresi pada jalan nafas * sianosis * spasme otot faring - S.Pencernaan: * Anak tdk mau menetek * Kapermond * Trismus - S.Muskuloskletal dan integumen: * Epistotonus, suhu meningkat,kaku kuduk
  • 6. DIAGNOSA KEPERAWATAN/ INTERVENSI 1. Resiko aspirasi b/d peningkatan sekresi,kesukaran menelan dan spasme otot faring. INTRVENSI : - Bersihkan jalan nafas dengan pengisapan lendir (suction) dengan hati-hati. - Pertahankan kepatenan jalan nafas,bila perlu berikan 02 2. Resiko injury b/d aktivitas kejang. INTERVENSI : - Pasang pengaman tempat tidur - Tempatkan bayi pada tempat tidur yang lembut
  • 7. -Hindari hal-hal yang dapat meningkatkan rangsangan kejang Mis : Suara,sinar yang terang dan sentuhan. -Hindari benda yang membahayakan -Miringkan posisi bayi ke samping bila terjadi aktivitas kejang,bila perlu pasang spatel. -Catat aktifitas kejang -Pantau pernafasan selama kejang -Tindakan kolaboratik  Pemberian anti kejang -Istirahatkan bayi dalam ruangan perawatan yang tenang/khusus .
  • 8. 3. Resiko kurangnya volume cairan b/d intake cairan yang kurang INTERVENSI : - Kaji intake dan output - Kaji tanda-tanda dehidrasi  ubun ubun,membran mukosa dan turgor kulit - Berikan cairan perparentral sesuai indikasi - Monitor berat jenis urine
  • 9. 4. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuPngan dengan kesukaran menelan dan membuka mulut dan dan adanya aktivitas kejang INTERVENSI : - Pertahankan intake cairan - Berikan nutrisi perparental bila perlu - Timbang BB sesuai protokol
  • 10. ASUHAN KEPERAWATAN HIPERBILIRUBIN Pengertian: -Adalah meningkatnya kadar bilirubib dalam darah yang lebih dari normal. Etiologi: -Peningkatan simpanan bilirubin Berhubungan dengan: * Overproduksi bilirubin  Polisitemia,penurunan umur eritrosit, hemolisis darah. * Peningkatan reabsorbsi dari usus  Terlambatnya pengeluaran meconium, peningkatan aktifitas enzim,keterlambatan pemberian makanan oral,swallow blood (penerima darah)
  • 11. -Penurunan sekresi bilirubin : @ Gangguan metabolisme  Prematuritas menunjukka immaturitas hepar,penurunan ambilan bilirubin oleh hepar,tidak adekuatnya perfusi hepar,penurunan aktivitas enzim. @ Obstruksi hepar  Atresia biliaris,cystis fibrosis,hiperimentasi,tumor. PATOFISIOLOGI: Kebanyakan bilirubin yang diproduksi pada neonatus berasal dari pemecahan sel darah merah yang telah tua atau yang abnormal oleh enzim hepar dan kantung empedu.Hemoglobin pada eritrosit
  • 12. Billirubin bebas uan potensial beracun terikat oleh albumin dan dibawah kehepar lalu dikonyugasi Sehingga menjadi lebih aman. Dalam bentuk terkonyugasi tidak diabsorbsi melalui intestinum  Tapi enzim yang ada pada intestinum neonatus bisa menkonversi kembali bilirubin menjadi tipe yang tak terkonyugasi Yang bisa diabsorbsi kedalam aliran drah, proses sangat berperan dalam jumlah bilirubin dalam darah. KOMPLIKASI: @ Bilirubin encephalopathy @ Kernikterus.
  • 13. MANIPERTASI KLINIK: Tampak icterus  Pada sklera,kuku,kulit dan membran mukosa Tampak pada 24 jam pertama Muntah,fatigue,warna urine gelap,warna tinja pucat. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ; Pemeriksaan bilirubin serum; Ultrasound  untuk mngevaluasi anatomi kantong empedu Radioisotope  Dapat digunakan untuk membantu membedakan hepatitis dari atresia biliary
  • 14. PENATALAKSANAAN TERAPEUTIK. Fototerafi  Berfungsi untuk menurunkan bilirubin dalam kulit melalui tinja dan urine dengan oksidasi foto pada billirubin dari biliverdin. Fenobarbital  Mengekskrasika bilirubin dalam hati dan memperbesar konyugasi, Meningkatkan sintesis hepatik glukoroniltransferase Meningkatkan bilirubin konjugasi dan clearence hepatik. Antibiotik  Apabila ada infeksi Transfusi tukar Apabila sudah tidak dapat ditangani dengan fototerafi.
  • 15. DIAGNOSA KEPERAWATAN / INTERVENSI 1. Resiko injuri (internal) b/d peningkatan serum bilirubin sekunder dan gangguan ekskresi bilirubin INTERVENSI : - Kaji hyperbilirubin tiap 1-4 jam dan catat - Berikan foto terafi sesuai program - Monitor kadar bilirubin 4-8 jam sesuai program - Antisipasi kebutuhan transfusi tkar - Monitor Hb dan Ht.
  • 16. 2. Resiko terjadi penurunan volume cairan b/dhilangnya air tanpa disadari sekunder dari fototerafi. INTERVENSI : - Pertahankan intake cairan yang adekuat - Berikan minum sesuai jadual - Monitor intake dan output - Berikan terafi infus sesuai program bila ada indikasi Temperatur meningkat,meningkatnya konsentrasi urine, cairan hilang yang berlebihan. - Kaji dehidrasi  Membran mukos,ubun ubun,turgor kulit dan mata.
  • 17. 3. Resiko gangguan integritas kulir b/d fototerafi INTERVENSI : - Inspeksi kulit setiap jam - Gunakan sabun bayi saat dimandikan - Merubah posisi bayi dengan sering - Gunakan pelindung daerah genetalia - Gunakan pengaklas tempat tidur yan lembut 4. Rersiko injuri pada mata b/d fototerafi INTERVENSI : - Gunakan pelindung mata saat fototerafi - Pastikan mata sdh tertutup dan hindari penekanan yang berlebih Kornea dpr tergores.