SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 386
MDDUL 1
Komunikasi Bisnis
Dr. Vasal lriantara
PENDAHULUAN
ada Modul 1 ini kita akan mempelajari beberapa konsep dasar
komunikasi. Kita perlu memahami konsep-konsep tersebut, karena pada
modul-modul selanjutnya dalam mata kuliah ini, konsep-konsep tersebut
akan banyak dipergunakan. Modul-modul berikutnya merupakan penerapan
dari konsep-konsep yang kita pelajari pada Moduli ini.
Memang komunikasi sering dipandang sebagai kemampuan bawaan,
bukan kemampuan yang kita peroleh melalui belajar. Namun sebenamya,
komunikasi itu merupakan hasil belajar. Kita belajar berkomunikasi melalui
meniru apa yang dilakukan orang lain, terutama orang tua kita saat kita masih
bayi. Lalu kita belajar komunikasi dari rekan sebaya. lntinya, kita bisa
berkomunikasi karena kita memang mempelajari komunikasi. Meski bisa saja
proses belajamya sendiri tidak kita sadari, namun proses belajar tersebut
tetap berlangsung dan kita pun memanfaatkan hasil belajar tersebut untuk
kegiatan komunikasi kita.
Kini kita mempelajari bagaimana komunikasi berlangsung. Karena
itulah, kita perlu memahami konsep-konsep komunikasi. Melalui pemahaman
atas konsep-konsep tersebut maka kita akan lebih mudah menerapkan
konsep-konsep dasar tersebut dalam konteks komunikasi tertentu. Konteks
komunikasi itu bisa beragam. Bisa dalam konteks sosial seperti dalam
pergaulan sehari-hari, konteks formal seperti komunikasi antardua kepala
negara, dan konteks bisnis seperti yang akan kita pelajari pada modul ini.
Pada Modul 1 ini, pertama-tama, pada Kegiatan Belajar 1, kita akan
mempelajari konsep-konsep dasar komunikasi. Selanjutnya pada Kegiatan
Belajar 2, kita akan mempelajari konsep-konsep dasar komunikasi bisnis.
Pemahaman atas konsep dasar pada dua kegiatan belajar ini selanjutnya akan
membantu kita melakukan komunikasi secara lebih mudah, baik komunikasi
lisan maupun komunikasi tertulis.
1. 2 KDMUNIKASI BISNIS •
Setelah mempelajari Modul 1 ini, diharapkan Anda akan bisa:
1. memahami konsep dasar komunikasi secara umum;
2. memahami konsep dasar dan aplikasinya dalam konteks bisnis;
3. memahami proses komunikasi yang berlangsung dalam komunikasi
bisnis.
e EKMA41 59/MODUL 1 1.3
KEGIATAN BELA.JAR 1
Memahami Komuni kasi Manusi a
ungkin tidak kita sadari, sejak bangun tidur hingga tidur lagi kita selalu
terlibat dalam kegiatan komunikasi. Pagi-pagi kita dibangunkan orang
lain atau alarm dari handphone, lalu menjawab panggilan telepon atau
membaca SMS, membaca koran, menonton televisi, bercakap-cakap dengan
ternan, mendengarkan radio, atau membaca modul ini saat menjelang tidur.
Memang tidak seorang manusia pun yang tidak berkomunikasi dalam
kehidupannya.
Kita bisa membayangkan, bagaimana jadinya kehidupan manusia bila
manusia tidak berkomunikasi. Orang tak bisa menyatakan keinginannya,
tidak pula bisa memenuhi kebutuhannya. Tidak pula manusia akan bisa
mengetahui apa yang terjadi di lingkungannya. Karena itu, sering dinyatakan
bahwa salah satu ciri manusia adalah berkomunikasi sehingga manusia
dinamakan makhluk yang berkomunikasi.
Dalam kegiatan komunikasi itu,pada dasamya ada 4 kegiatan pokok,
yaitu (a) berbicara, (b) mendengarkan, (c) membaca, dan (d) menulis.
Keempat kegiatan tersebut biasanya dikategorikan menjadi dua bentuk
komunikasi yaitu komunikasi lisan dan komunikasi tertulis. Kegiatan
komunikasi lisan merupakan kegiatan komunikasi yang tertua dalam sejarah
peradaban manusia. Karena kegiatan komunikasi tertulis bam dilakukan
manusia setelah manusia mengenal huruf. Kita bisa membayangkan, mereka
yang buta huruf, hingga kini masih mengandalkan komunikasi lisan dalam
kehidupannya. Berbeda halnya dengan mereka yang melek huruf, kegiatan
komunikasi tertulis, merupakan bagian penting dalam kehidupannya.
Sekarang, kita mulai mempelajari konsep-konsep dasar komunikasi,
yang akan kita mulai dari pengertian komunikasi. Mari kita mulai
penjelajahan kita mempelajari komunikasi bisnis.
A. PENGERTIAN KOMUNIKASI
Sering kali, saat diminta merumuskan pengertian sesuatu yang sering
kita lakukan, kita mengalami kesulitan. Kita bisa memperoleh pengertian
yang sama banyaknya dengan jumlah orang yang merumuskan pengertian
sesuatu. Bisa kita ambil misal pengertian berbicara atau membaca. Kita pasti
1.4 KDMUNIKASI BISNIS •
akan mendapatkan banyak pengertian hila kita meminta rekan-rekan kita
untuk merumuskan pengertian berbicara atau membaca. Bahkan mungkin
akan menemukan orang yang menjawab, untuk apa membuat pengertian
berbicara atau membaca, toh kita sudah bisa dan biasa berbicara dan
membaca meski tidak bisa membuat rumusan pengertiannya. Sebagian lagi
mungkin akan menyatakan, "Saya paham apa yang dimaksud dengan
berbicara atau membaca itu, tapi saya tidak bisa merumuskannya dalam kata-
kata."
Tampaknya begitu juga halnya dengan pengertian komunikasi. Karena
kita setiap hari berkomunikasi, maka kita pun merasa tak perlu untuk
merumuskan pengertian komunikasi. Rumusan pengertian biasanya dibuat
untuk membantu pemahaman. Untuk apa membuat rumusan pengertian untuk
sesuatu yang sudah kita pahami bahkan biasa kita lakukan sehari-hari?
Pertanyaannya kini, benarkah kita memahami komunikasi manusia?
Benarkah kita bisa menjelaskan proses komunikasi yang berlangsung dalam
interaksi antarsesama manusia? Bila kita sudah memahami komunikasi
manusia, tentu akan sangat mudah bagi kita untuk melakukan komunikasi
yang efektif, yaitu komunikasi yang mampu membawa kita pada tujuan
komunikasi. Tapi nyatanya, kita bisa melihat berapa banyak kegagalan
komunikasi, termasuk komunikasi yang dilakukan para profesional
sekalipun. Kita lihat ada iklan, sebagai salah satu bentuk komunikasi,
temyata tak berdampak pada pemasaran dan penjualan produk. Kita pun
melihat, banyak pria yang gagal mengkomunikasikan rasa cintanya pada
gadis idamannya.
Karena berkomunikasi itu temyata tidak semudah yang dibayangkan,
maka orang mempelajari komunikasi manusia. Dalam mempelajari
komunikasi manusia itu, gerbang utama yang perlu dilalui adalah
pemahaman atas konsep-konsep dasar komunikasi. Konsep dasar komunikasi
tersebut, akan dipengaruhi oleh bagaimana kita merumuskan pengertian
komunikasi karena dalam rumusan tersebut tentu akan ada komponen-
komponen atau unsur-unsur komunikasi. Konsep dasar itu menjelaskan
unsur-unsur atau komponen-komponen komunikasi tersebut.
Fiske (2004: 8-9) melihat setidaknya ada dua aliran utama (mazhab) ahli
komunikasi dalam merumuskan pengertian komunikasi. Pertama, ahli
komunikasi yang merumuskan komunikasi sebagai penyampaian atau
transmisi pesan yang kemudian disebut sebagai "mazhab proses". Kedua, ahli
komunikasi yang melihat komunikasi sebagai pembuatan dan pertukaran
e EKMA41 59/MODUL 1 1.5
makna yang disebut sebagai "mazhab semiotika". Sedangkan Deddy
Mulyana (2005a: 61) menyebutkan adanya tiga kerangka pemahaman atas
komunikasi, yaitu (a) komunikasi sebagai tindakan satu arah, (b) komunikasi
sebagai interaksi, dan (c) komunikasi sebagai transaksi. Komunikasi sebagai
tindakan satu arah melihat komunikasi sebagai penyampaian pesan
(informasi) dari seseorang/lembaga kepada orang lain. Komunikasi sebagai
interaksi menunjukkan komunikasi sebagai proses sebab-akibat atau aksi-
reaksi yang arahnya bergantian. Sedangkan komunikasi sebagai transaksi
memandang komunikasi sebagai proses personal karena makna atau
pemahaman kita atas apa yang kita peroleh sebenamya bersifat pribadi.
Kita pun bisa mendapatkan pengertian komunikasi dari salah seorang
ahli komunikasi yaitu Harold D. Lasswell, yang dikenal dengan model
Lasswell-nya (lihat, Fiske, 2004: 46). Lasswell merumuskan komunikasi
dengan pemyataan dalam bentuk pertanyaan seperti berikut:
Who
Says what
In which channel
To whom
With what effect
Apa yang dijelaskan Lasswell itu pada dasamya juga menunjukkan
komponen-komponen komunikasi, yaitu (a) siapa yang berkomunikasi atau
biasa dinamakan sumber komunikasi/komunikator, (b) menyatakan apa
(pesan/isi komunikasi/informasi yang disampaikan), (c) dengan saluran mana
(media yang digunakan), (d) pada siapa (penerima/komunikan), dan
(e) dengan efek apa.
Apa yang dikemukakan Lasswell tersebut, dilengkapi dengan apa yang
dikembangkan oleh Shannon dan Wever yang menyebutkan adanya
gangguan dalam proses penyampaian pesan dari pemberi/komunikator pada
komunikan/penerima. Gangguan tersebut bisa bersifat teknis, bisa juga
bersifat psikologis. Ada juga yang menyebut gangguan bahasa (semantis).
Sekarang, kita perhatikan apa yang dikemukakan Shannon dan Weaver dalam
gambar berikut ini.
1. 6 KDMUNIKASI BISNIS e
Sunib~~
~laliQi·
SJmber: M.Jiyana (2005a: 138)
Gambar 1. 1.
rvbdel Komunikasi Slannon dan Weaver
Sesungguhnya antara Model Lasswell dan Model Shannon dan Weaver
ini tidak jauh berbeda, karena pada prinsipnya sama. Perbedaan yang ada
hanya karena Shannon dan Weaver ini merupakan insinyur yang bekerja di
Bell Laboratories sehingga proses komunikasi yang digambarkannya bersifat
mekanis. Pada Gambar 1.1. itu, sumber informasi (komunikator)
menyampaikan pesan melalui transmiter (media) yang kemudian diubah ke
dalam sinyal elektromagnetik yang kemudian diterima pesannya melalui
pesawat penerima sejauh tidak terjadi gangguan sehingga pesan bisa sampai
pada penerima (komunikan).
Berdasarkan uraian di atas, kita bisa mengutip Everette M. Roger
(dalam Mulyana, 2005a: 62) bahwa komunikasi adalah "proses di mana satu
ide dialihkan dari sumber kepada seorang penerima atau lebih, dengan
maksud untuk mengubah tingkah laku mereka". Definisi tersebut
menggambarkan proses sekaligus tujuan dari proses tersebut, yang dalam
ungkapan Lasswell dinamakan sebagai efek. Mulyana (2005a: 69) sendiri,
setelah menguraikan berbagai definisi komunikasi kemudian menjelaskan
bahwa komunikasi disebut proses karena merupakan kegiatan yang ditandai
dengan tindakan, perubahan, pertukaran dan perpindahan.
Kita pun bisa merumuskan komunikasi dengan cara kita sesuai dengan
tujuan pembelajaran mata kuliah ini. Komunikasi bisa kita rumuskan sebagai
proses pertukaran pesan di antara manusia untuk mencapai saling pengertian
atau mengubah sikap, pendapat dan perilaku orang yang kita ajak
berkomunikasi. Sedangkan pertukaran pesannya bisa menggunakan pesan
e EKMA41 59/MODUL 1 1.7
verbal atau melakukan komunikasi verbal yaitu komunikasi dengan kata-
kata. Bisa juga komunikasinya menggunakan pesan-pesan nonverbal yaitu
segala tindakan dan unsur di luar kata-kata yang dipergunakan dalam
komunikasi seperti mimik wajah, intonasi, gambar, simbol, dan bahasa
tubuh. Di samping itu, komunikasi bisa dilakukan secara langsung atau tatap
muka bisa juga melalui media.
B. PROSES KOMUNIKASI
Dari pengertian komunikasi tadi, kini kita sudah bisa mengetahui
komponen-komponen yang ada dalam komunikasi sebagai sebuah proses.
Tentu saja, proses tersebut tidaklah berlangsung di ruang hampa udara,
melainkan berlangsung dalam konteks tertentu. Ada banyak konteks
komunikasi tersebut, misalnya dalam konteks organisasi bisnis atau dalam
konteks bisnis. Apa yang akan kita pelajari melalui mata kuliah ini tidak lain
merupakan komunikasi dalam konteks organisasi dan bisnis.
Kita bisa menambahkan gambar lingkaran yang menunjukkan konteks
komunikasi pada Gambar 1.1. Model Komunikasi Shannon dan Weaver.
Penambahan tersebut membuat gambar tersebut menjadi seperti berikut ini.
l
.• lt--------1
'I
.Surnl:aer
)J1foJriM28S1
--
-·
•
._ i 11:1nsmUsr- ~. tt:n· j.!.1~san~ ~~~~;·,-•
- :...· 9lnyal.-- rang,
DJtiJr.f~
'
$tll'ftb•r
&alJ!Hiu~n
•
Gambar 1.2.
Konteks Komunikasi
1. 8 KDMUNIKASI BISNIS e
Tentu saja konteks tersebut adakalanya tidak bersifat tunggal seperti
konteks organisasi saja atau bisnis saja. Bisa juga konteksnya banyak.
Sebutlah sebagai tambahan konteks budaya. Maka dalam komunikasi yang
berkonteks bisnis itu akan ada juga konteks budayanya. Karena bagaimana
pun, kegiatan komunikasi dan bisnis itu akan berlangsung dalam ruang
budaya tertentu. Dalam budaya itu akan ada sistem kognitif (atau sistern
pengetahuan), sistem etik atau nilai-nilai dan sistem estetik atau konsep
tentang keindahan.
Lantas, apa yang dimaksud dengan konteks komunikasi? Mulyana
(2005a: 69-70) menjelaskan konteks komunikasi adalah semua faktor yang
berada di luar orang yang berkomunikasi. Faktor-faktor tersebut oleh
Mulyana dikelompokkan menjadi (a) fisik seperti cuaca, suhu udara, dan
wama dinding; (b) psikologis, seperti sikap, kecenderungan dan prasangka;
(c) sosial, seperti norma kelompok dan nilai sosial, dan (d) waktu, yaitu saat
komunikasi berlangsung.
Kita bisa melihat model komunikasi yang lain, yang secara tak langsung
sesungguhnya juga menunjukkan konteks komunikasi yaitu Model S-C-M-R
dari David K. Berlo. Kita perhatikan gambar berikut ini.
! 1 I I
• '..1. ~/.
·~
•
BlSJ'MtiO $(latf{'
•
,~,.· I
' . '
t
Q1
U~~~II
' .'
l
' ·.
'.
•'
. - - -
!
I
' .•
'( '
'
•I .
I .
P.at.:l9koain' . ' :
• • •
I I
• ' I
I I I
I ' ~
. j

'. I
- .
Slmber: M.Jiyana (2005a: 151)
Gambar 1.3.
rvbdel Berlo
•-
.... ~ I~
.-
·IJiUrlarra
e EKMA41 59/MODUL 1 1.9
Berlo menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikator
(sumber) dan komunikasi (penerima) yaitu keterampilan komunikasi, sikap,
pengetahuan, sistem sosial dan budaya. Sedangkan pesannya sendiri
dikembangkan berdasarkan elemen pesan, struktur pesan, isi pesan,
perlakuan (treatment) pesan dan kode pesan. Sedangkan saluran yang
dipergunakan dalam komunikasi akan berkaitan dengan pancaindra kita.
Dalam model tersebut, dikemukakan pengaruh pada sumber dan komunikan
yang bisa menjadi konteks komunikasi.
Dari model tersebut kita bisa melihat bagaimana, misalnya, keterampilan
komunikasi menjadi salah satu faktor penting dalam proses komunikasi.
Keterampilan komunikasi inilah yang antara lain mendorong manusia
mempelajari komunikasi. Dengan memiliki keterampilan komunikasi kita
bisa melakukan komunikasi yang efektif. Selain itu, hal lain yang penting
kita perhatikan adalah bagaimana pesan yang kita buat itu mengikuti struktur
tertentu, misalnya. Apa yang dikemukakan Berlo ini penting kita kuasai
untuk memahami praktik komunikasi bisnis yang akan kita pelajari pada
modul-modul berikutnya.
Sekarang, kita berkenalan lagi dengan model berikutnya yaitu Model
Gudykunst dan Kim. Model ini menyebutkan adanya pengaruh kultural,
sosiokultural dan psikokultural pada proses komunikasi. Selain itu, model ini
menyebutkan adanya umpan-balik (feedback) dalam komunikasi. Berarti
model ini membawa kita pada komponen dalam proses komunikasi yang
tidak disebutkan sebelumnya misalnya dalam Model Lasswell atau Berlo.
Sebelum beranjak lebih jauh, kita simak dulu Gambar 1.4. berikut.
Pffl!'Uflf.II'H
[~'~"~· '. '
-
,t _._ I I
£
J
I
I I
' I
' I
~ J. •...
- --• •,.,...____....,
~~---~~""""!-""!~~~-_.· P-e~•t~:B~Fu;h
r1,gan
SJmber: M.Jiyana (2005a: 157)
Gambar 1.4.
rvbdel Gudykunst dan Kim
1. 10 KDMUNIKASI BISNIS •
Model Gudykunst dan Kim ini pun menegaskan adanya pengaruh
lingkungan yang mempengaruhi proses komunikasi yang berlangsung. Ini
berarti menegaskan kembali apa yang kita pelajari sebelumnya bahwa
komunikasi manusia itu tidak berlangsung di ruang hampa. Akan ada
pengaruh lingkungan terhadap kegiatan komunikasi manusia. Karena itu, saat
kita mempelajari proses komunikasi manusia maka lingkungan menjadi salah
satu faktor yang penting kita perhatikan.
Selain itu, Gudykunst dan Kim menggambarkan lingkaran dengan
menggunakan garis yang terputus-putus yang menunjukkan masing-masing
pengaruh dalam lingkaran tersebut tidak berdiri sendiri. Pengaruh kultural
akan mempengaruhi juga pada pengaruh sosiokultural dan psikokultural.
Artinya, dunia sosial kita atau biasa dinamakan dunia objektif kita
dipengaruhi kultur dan begitu juga halnya dengan dunia batin kita atau dunia
subjektif kita juga dipengaruhi budaya. Kemudian kedua hal tersebut juga
mempengaruhi budaya.
Hal penting yang dikemukakan pada proses komunikasi dalam Model
Gudykunst dan Kim adalah adanya encoding (penyandian) dan decoding
(penyandi-balikan). Kedua istilah ini menggambarkan proses perubahan dari
pikiran, perasaan atau gagasan yang ada dalam benak kita ubah ke dalam
kode komunikasi yang biasanya berupa bahasa atau simbol nonverbal dan
sebaliknya untuk decoding. Dengan mengubah apa yang ada dalam benak
kita ke dalam kode-kode komunikasi sehingga tersusun pesan maka
komunikasi bisa berlangsung.
Apa yang Anda baca ini merupakan hasil encoding dari apa yang ada
dalam benak penulis modul. Apa yang ada dalam benak penulis modul ini di-
encode ke dalam kode komunikasi yaitu bahasa tulis (verbal) dan bahasa
visual (non-verbal). Maka modul ini kemudian berisikan sederetan kalimat
dan sejumlah gambar sehingga maknanya bisa dipahami. Kemudian saat
Anda mempelajari modul ini, Anda melakukan decoding yaitu mengubah
kode komunikasi tadi menjadi "bahasa" pikiran Anda. Bagi banyak ahli
komunikasi, encoding dan decoding ini merupakan bagian penting dalam
proses komunikasi.
Dalam proses komunikasi pun, biasanya muncul umpan-balik.
Bayangkan Anda sedang berbicara dengan ternan Anda. Anda begitu
bersemangat menceritakan pengalaman Anda berlibur, namun respon ternan
Anda ternyata dingin saja. Mimik wajahnya sedikit pun tak menunjukkan
ketertarikan pada kisah Anda. Itu merupakan umpan-balik dari lawan
e EKMA41 59/MODUL 1 1.11
komunikasi kita. Umpan-balik itu biasanya dipergunakan untuk menilai atau
mengevaluasi keberhasilan komunikasi. Umpan-balik juga dipergunakan
untuk mengubah teknik, isi pesan atau gaya komunikasi. Misalnya, setelah
Anda melihat respon yang dingin dari ternan Anda kemudian Anda
mengalihkan topik perbincangan menjadi soal pertandingan sepak bola di
Liga Inggris karena Anda tahu baik Anda maupun ternan Anda sama-sama
menyukai pertandingan sepak bola Liga lnggris.
Dengan demikian, kita bisa menyimpulkan komponen-komponen dalam
proses komunikasi yaitu:
1. Komunikator, yang di dalamnya mencakup faktor-faktor seperti
keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan dan sistem sosial serta
pengaruh kultural, sosiokultural dan psikokultural.
2. Pesan, yang disusun dengan elemen, isi, struktur tertentu yang
merupakan hasil transformasi dari pikiran/gagasan/perasaan dalam
proses encoding yang dilakukan komunikator yang kemudian di-decode
oleh komunikan.
3. Media atau saluran komunikasi yang dipergunakan untuk menyampaikan
pesan yang diserap melalui pancaindra.
4. Komunikan, yang di dalamnya terkandung faktor-faktor seperti yang ada
pada komunikator.
5. Efek, yang merupakan akibat yang ditimbulkan dari kegiatan komunikasi
yang biasanya dirumuskan sebagai perubahan atau peneguhan sikap,
pendapat dan perilaku. Efek pun adakalanya juga disebut sebagai tujuan
komunikasi atau untuk menunjukkan keberhasilan komunikasi.
6. Umpan-balik, merupakan respons komunikasi selama proses komunikasi
berlangsung yang bisa mengubah pesan komunikasi, media komunikasi
atau komunikator.
7. Gangguan komunikasi, gangguan yang dipandang membuat komunikasi
tidak efektif. Gangguan komunikasi ini bisa berupa gangguan psikologis,
gangguan fisik atau gangguan semantik dan gangguan mekanis.
8. Lingkungan, merupakan pemberi pengaruh pada proses komunikasi
manusia karena proses komunikasi tidak berlangsung di ruang hampa.
C. FUNGSI DAN TUJUAN KOMUNIKASI MANUSIA
Barangkali, dalam soal komunikasi, perhatian kita lebih tertuju pada
"bagaimana berkomunikasi" dibandingkan dengan "mengapa
1. 12 KDMUNIKASI BISNIS •
berkomunikasi". Banyak orang yang belajar, dengan mengikuti pelatihan atau
membaca buku tentang "bagaimana berkomunikasi" karena ada kebutuhan
untuk bisa melakukan komunikasi secara efektif. Buku-buku cara melakukan
sesuatu, termasuk cara berkomunikasi, cara berbicara di depan publik atau
cara melakukan presentasi banyak ditulis dan dibaca manusia. Karena
memang kita merasakan ada kebutuhan untuk bisa berkomunikasi secara
efektif.
Namun demikian, penting juga bagi kita sebenamya untuk menjawab
pertanyaan "mengapa kita berkomunikasi". Jawaban atas pertanyaan ini bisa
dikategorikan menjadi (a) fungsi komunikasi dan (b) tujuan komunikasi.
Artinya, kita bisa memperoleh jawaban pertanyaan tersebut dengan melihat
apa fungsi komunikasi dalam kehidupan manusia dan apa tujuan manusia
berkomunikasi.
Kita memulai penjelajahan kita mengenai "mengapa manusia
berkomunikasi" dengan memahami terlebih dulu kebutuhan komunikasi
manusia. Kita bisa bertanya, mengapa manusia membutuhkan komunikasi?
Dimbleby dan Burton (1985: 10-12) memberikan daftar kebutuhan
komunikasi manusia, yaitu:
1. Untuk mempertahankan hidup (survival). Kita bisa mengambil contoh
saat orang lapar atau haus kemudian meminta makanan atau saat orang
berobat ke dokter menyatakan keluhan penyakitnya.
2. Kerja sama. Di mana pun manusia membutuhkan orang lain, sehingga
manusia akan bekerja sama dengan manusia lain dan komunikasi
menjadi jembatan untuk menjalin kerja sama itu.
3. Personal. Setiap manusiakan membutuhkan untuk mengkomunikasikan
dirinya. Misalnya dengan menggunakan bahasa tubuh untuk
menunjukkan siapa dirinya melalui apa yang dipakainya atau buku yang
dibacanya. Manusia pun terkadang membutuhkan menuliskan apa yang
dialaminya dalam buku hariannya.
4. Sosial. Sebagai manusia tentu kita akan terlibat bersama orang lain
dalam kehidupan sosial kita. Kita berkomunikasi dengan orang lain
seperti mengemukakan gagasan atau memberikan sumbangan pemikiran
atas satu persoalan kemasyarakatan.
5. Praktis. Kita pun terlibat dalam kegiatan-kegiatan praktis, seperti
kegiatan bisnis. Kegiatan praktis tersebut pada dasamya kita lakukan
untuk menjaga agar masyarakat kita bisa berjalan dengan baik.
e EKMA41 59/MODUL 1 1. 13
6. Ekonomis. Kita pun membutuhkan komunikasi karena kepentingan
ekonomis seperti melakukan promosi atau memasang iklan di media
massa.
7. Informasi. Kita membutuhkan komunikasi untuk mendapatkan informasi
mengenai dunia sekeliling kita.
8. Bermain. Komunikasi pun kita butuhkan antara lain untuk bermain-
main. Ada banyak permainan yang bisa kita lakukan dengan
menggunakan komunikasi seperti tebak-tebakan. Termasuk ke dalam
fungsi ini adalah bercanda, melucu atau menuturkan cerita lucu.
Sedangkan Rudolph F. Verderber (dalam Mulyana 2005a: 4) menyebut
fungsi komunikasi itu adalah (a) fungsi sosial, yaitu untuk tujuan
kesenangan, untuk menunjukkan ikatan dengan orang lain, membangun dan
memelihara hubungan, dan (b) fungsi pengambilan keputusan yaitu
memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat
tertentu. Sedangkan William I. Gorden (dalam Mulyana, 2005a: 5)
menyebutkan fungsi komunikasi itu adalah (a) komunikasi sosial, (b) komu-
nikasi ekspresif, (c) komunikasi ritual, dan (d) komunikasi instrumental. Satu
hal penting yang dikemukakan Gorden mengenai fungsi-fungsi komunikasi
tersebut adalah tidak saling meniadakan sehingga fungsi satu peristiwa
komunikasi tidak saling independen melainkan berkaitan dengan fungsi-
fungsi yang lain, meski ada satu fungsi yang lebih dominan.
Kini kita memasuki pembahasan tentang tujuan komunikasi. Kita
kembali pada Dimbleby dan Burton. Dengan mengacu pada kebutuhan
komunikasi tadi, Dimbleby dan Burton (1985: 16) menyebutkan bahwa
tujuan komunikasi manusia adalah (a) informasi, (b) hubungan (relasi),
(c) persuasi, (d) kekuasaan, (e) pengambilan keputusan, dan (f) ekspresi diri.
Sedangkan menurut Gordon I. Zimmerman (dalam Mulyana, 2005a: 4)
tujuan komunikasi manusia itu bisa dibagi ke dalam dua kategori utama.
Pertama, kita berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas penting bagi
kebutuhan kita Kedua, kita berkomunikasi untuk membangun dan memupuk
hubungan dengan orang lain. Kedua tujuan tersebut, selanjutnya dijelaskan
Mulyana (2005a: 4) menunjukkan bahwa komunikasi memiliki fungsi isi
yang melibatkan pertukaran informasi yang kita perlukan untuk
menyelesaikan tugas dan fungsi hubungan yang melibatkan pertukaran
informasi tentang bagaimana hubungan kita dengan orang lain. Namun yang
1.14 KDMUNIKASI BISNIS •
cukup populer, tujuan komunikasi biasanya dirumuskan: (a) meng-
informasikan, (b) mendidik, (c) menghibur, dan (d) mempengaruhi.
Sekarang kita sudah memiliki gambaran mengapa manusia
berkomunikasi. Secara ringkas, manusia berkomunikasi karena manusia
memang membutuhkan komunikasi itu untuk membangun dan
mengembangkan relasi dengan orang lain yang dibangun melalui pesan
(isi/informasi) yang disampaikan melalui tindakan komunikasi. Akan halnya
komunikasi bisnis yang akan kita dalami melalui mata kuliah ini, merupakan
salah satu wujud dari alasan manusia berkomunikasi. Melalui komunikasi
bisnis manusia membangun dan mengembangkan hubungan dengan
sesamanya untuk mencapai tujuan-tujuan bisnis.
Melalui komunikasi tersebut, manusia membangun kerja sama untuk
mencapai tujuan bersama. Melalui komunikasi tersebut, bisa juga, satu
organisasi bisnis melakukan komunikasi persuasif (bujukan) untuk
mempengaruhi lawan komunikasinya sehingga bisa mengubah pendapat,
pengetahuan, sikap dan perilaku lawan komunikasinya. Dengan demikian,
organisasi bisnis bisa melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk
pencapaian tujuan organisasi.
D. ETIKA KOMUNIKASI
Tadi kita sudah membahas tentang fungsi komunikasi yang antara lain
menyebutkan tentang dimensi hubungan dan dimensi isi dari kegiatan
komunikasi manusia. Sekarang, kita berbicara tentang dimensi hubungan atau
relasi antara satu manusia dengan manusia lainnya. Relasi itu tentu
dikembangkan dalam kerangka budaya. Bisa saja orang yang menjalin relasi
itu adalah orang yang sama budayanya, namun bisa juga berbeda budayanya.
Begitu eratnya kaitan antara komunikasi dan budaya, ditegaskan oleh Condon
dan Yousef (dalam Mulyana, 2005b: 14) yang menyatakan, "begitu kita
berbicara tentang komunikasi, tak terhindarkan lagi, kita pun berbicara
tentang budaya.
Sebelum beranjak lebih jauh kita perhatikan dulu makna budaya seperti
digambarkan berikut:
e EKMA41 59/MODUL 1
I
I
~
__- ...
- .
" . -
•
...
•
SJmber: MJiyana (2005b: 15)
Gambar 1. 5.
rvbdel Budaya Hofstede
I I
I
1. 15
Gambar 1.5. menunjukkan bagaimana budaya itu. Kita bisa
mengibaratkannya seperti mengupas bawang. Setelah lapis yang satu kita
kelupas, ada lapis berikutnya dan terus begitu hingga sampai ke lapis
terdalam. Budaya yang oleh Hofstede dirumuskan sebagai pemrograman
kolektif atas pikiran yang membedakan anggota-anggota satu kategori
dengan kategori lainnya (Mulyana, 2005b: 14), menggambarkan budaya
seperti lapisan bawang itu. Lapis-lapis simbol, pahlawan dan ritual bisa
dilihat oleh orang yang bukan berasal dari budaya itu, namun nilai-nilai ada
di lapis inti yang hanya dapat ditafsirkan oleh orang yang berasal dari budaya
itu.
Nah, nilai-nilai itu kemudian antara lain terwujud dalam etika.
Berdasarkan nilai-nilai tersebut kita kemudian melihat soal kepantasan,
kepatutan, ketepatan, keserasian, keindahan, dan keharusan satu perilaku
dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi yang merupakan bagian dari
kehidupan kita sehari-hari, tentu saja tidak lepas dari ikatan nilai-nilai itu.
Tindak komunikasi manusia merupakan tindakan yang terikat nilai-nilai.
Kita bisa melihat bagaimana orang lebih memilih menggunakan kata
beliau dibandingkan dengan kata dia untuk orang yang dihormati secara
sosial. Hal tersebut menunjukkan bagaimana ada soal kepatutan dan
ketepatan untuk menyebut kata ganti bagi orang yang dihormati bersama.
Karena itulah, dalam komunikasi manusia, etika komunikasi menjadi bagian
1. 16 KDMUNIKASI BISNIS •
yang penting. Tentu juga dalam komunikasi bisnis akan ada etika yang
mengatur bagaimana cara berkomunikasi dan bagaimana sepatutnya
komunikasi dilakukan oleh satu organisasi yang menunjukkan dirinya
sebagai organisasi yang beradab.
Nilai-nilai luhur seperti kejujuran, ketulusan, kasih sayang, dan tanggung
jawab akan tercermin dalam komunikasi manusia. Kebohongan dianggap
berlawanan dengan kejujuran sehingga komunikasi yang berisi kebohongan
dipandang tidak patut dilakukan oleh manusia. Begitu juga komunikasi yang
tidak tulus atau komunikasi yang mendorong berkembangnya ketidaktulusan
(mistrust) di tengah komunitas bisnis atau masyarakat pada umumnya
merupakan tindak komunikasi yang dipandang tidak patut dikembangkan.
Apa yang dikemukakan di atas merupakan beberapa contoh dari dimensi
isi pesan komunikasi. lsi pesan komunikasi itu, setelah di-encode ke dalam
bahasa akan terikat pada kesantunan berbahasa. Dalam beberapa bahasa
daerah di Indonesia kita mengenal tingkatan bahasa dari kasar sampai halus.
Dalam bahasa Indonesia, meski tidak ada tingkatan bahasa seperti bahasa
daerah, namun kesantunan berbahasa merupakan bagian dari sopan santun
kita. Adanya fenomena eufemisme sesungguhnya menunjukkan bagaimana
sopan santun berbahasa itu, meski kini kerap dipandang eufemisme
dipandang sebagai penghalusan kenyataan dan tindakan untuk
penyembunyian kenyataan. Namun eufemisme yang ada pada semua bahasa
sesungguhnya bagian dari kesantunan berbahasa tadi.
Etika juga mengatur bagaimana dimensi relasi dari komunikasi manusia.
Pada masyarakat kita ada etika yang mengatur hubungan antara anak dan
orang tua, pria dan wanita, atau antara seseorang dengan orang yang lebih
tua. Etika pun mengatur waktu yang dipandang tepat untuk berkomunikasi.
Kita memiliki waktu yang dianggap patut untuk berkomunikasi dan waktu
yang tidak patut untuk melakukan komunikasi. Di samping waktu, ada juga
tempat untuk melakukan komunikasi yang dianggap patut dan tidak patut
selain situasi yang dianggap tepat dan tidak tepat.
Dengan demikian, pada dasamya etika komunikasi tersebut bersumber
dari etika sosial tempat komunikasi tersebut dilangsungkan. Sebagai tindakan
manusia yang terikat etika dan nilai-nilai, komunikasi manusia tentunya akan
merefleksikan etika dan nilai-nilai tersebut. Komunikasi bisnis pun tentu
demikian adanya. Tidak ada komunikasi bisnis yang tidak terikat oleh nilai-
nilai dan etika yang berlaku dalam dunia bisnis.
e EKMA41 59/MODUL 1 1. 17
Selain itu, dalam konteks bisnis, tentu ada aturan main dalam dunia
bisnis. Orang menyebutnya sebagai tata krama dan tata cara (code of
conduct) dalam dunia bisnis. Hal tersebut tentu saja mesti tercermin dalam
komunikasi yang berlangsung di dalam dunia bisnis. Kegiatan dan proses
komunikasi yang berlangsung dalam konteks bisnis akan terikat oleh code of
conduct itu dan juga terikat oleh nilai-nilai dan etika yang berlaku dalam
masyarakat yang menjadi tempat organisasi bisnis beroperasi.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1) Tentu Anda sendiri memiliki pengalaman berkomunikasi. Anda pasti
pemah berkomunikasi dengan orang tua Anda, dengan sahabat-sahabat
Anda atau dengan guru-guru Anda. Cobalah Anda melakukan refleksi
atas pengalaman berkomunikasi tersebut. Lalu coba rumuskan definisi
komunikasi menurut Anda. Lalu diskusikan dalam kelompok.
2) Cobalah berkomunikasi melalui telepon dengan salah seorang sahabat
Anda. Lalu Anda identifikasi siapa yang menjadi komunikator dan
komunikan, media komunikasi apa yang dipergunakan, dan apa isi
komunikasi yang dikemukakan. Lalu, hasilnya diskusikan dengan ternan-
ternan Anda dalam kelompok.
3) Pada saat Anda mempelajari modul ini, Anda sedang terlibat dalam
kegiatan komunikasi. Dalam proses komunikasi, biasanya terjadi
gangguan komunikasi. Gangguan apa sajakah yang Anda alami saat
mempelajari modul ini atau modul-modul lain. Lalu kategorikan
gangguan komunikasi yang Anda alami itu. Termasuk pada kategori
apakah gangguan komunikasi yang Anda alami? Hasilnya diskusikan
dengan ternan-ternan Anda dalam kelompok.
Petunjuk Jawaban Latihan
1) Berikut ini definisi komunikasi yang sudah kita pelajari:
a) Komunikasi adalah "proses di mana satu ide dialihkan dari sumber
kepada seorang penerima atau lebih, dengan maksud untuk
mengubah tingkat laku mereka".
1. 18 KDMUNIKASI BISNIS e
b) Komunikasi merupakan proses karena merupakan kegiatan yang
ditandai dengan tindakan, perubahan, pertukaran dan perpindahan.
2) Lasswell menunjukkan komponen-komponen komunikasi adalah (a) si-
apa yang berkomunikasi atau biasa dinamakan sumber
komunikasi/komunikator, (b) menyatakan apa (pesan/isi komu-
nikasi/informasi yang disampaikan), (c) dengan saluran mana (media
yang digunakan), (d) pada siapa (penerima/komunikan), dan (e) dengan
efek apa.
3) Gangguan komunikasi, gangguan yang dipandang membuat komunikasi
tidak efektif. Gangguan komunikasi ini bisa berupa gangguan psikologis,
gangguan fisik atau gangguan semantik dan gangguan mekanis.
RANGKUMAN
Komunikasi dapat kita pandang sebagai proses dan interaksi untuk
membangun makna. Kita mempelajari komunikasi sebagai proses. Salah
satu ahli komunikasi yang melihat komunikasi sebagai proses adalah
Harold D. Lasswell, yang terkenal dengan formula atau model
komunikasi yang menjelaskan komunikasi dengan pertanyaan seperti
berikut: who, says what, in which channel, to whom, with what effect.
Ada beberapa model komunikasi yang menjelaskan proses
komunikasi manusia. Model Shannonn dan Weaver merupakan salah
satu model awal yang menjelaskan fenomena komunikasi. Ada Model
Berlo yang menjelaskan situasi dan kondisi komunikator dan
komunikan. Ada Model Gudykunst dan Kim yang menjelaskan pengaruh
kultural dalam kegiatan komunikasi manusia.
Sedangkan tujuan komunikasi manusia menurut Dimbleby dan
Burton adalah (a) informasi, (b) hubungan (relasi), (c) persuasi,
(d) kekuasaan, (e) pengambilan keputusan, dan (f) ekspresi diri. Gordon
I. Zimmerman mengkategorikan tujuan komunikasi manusia menjadi:
(a) untuk penyelesaian tugas-tugas penting bagi kebutuhan kita, dan
(b) untuk membangun dan memupuk hubungan dengan orang lain.
Kedua kategori tujuan tersebut, menunjukkan bahwa komunikasi
memiliki fungsi isi yang melibatkan pertukaran informasi yang kita
perlukan untuk menyelesaikan tugas dan fungsi hubungan yang
melibatkan pertukaran informasi tentang bagaimana hubungan kita
dengan orang lain. Ada juga yang merumuskan tujuan komunikasi
sebagai: (a) menginformasikan, (b) mendidik, (c) menghibur, dan
(d) mempengaruhi.
e EKMA41 59/MODUL 1 1. 19
Tindak komunikasi manusia pun tidak bisa dilepaskan dari nilai-
nilai dan etika. Tindak komunikasi merupakan tindakan yang terikat
nilai-nilai dan etika tempat komunikasi berlangsung. Komunikasi yang
etis dan menghargai nilai-nilai merupakan salah satu karakteristik
komunikasi manusia.
TES FORMATIF 1-------------------------------
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Mempelajari modul ini bisa kita pandang sebagai proses komunikasi,
sehingga penulis modul ini bisa dipandang sebagai ....
A. komunikator
B. komunikan
C. media
D. efek
2) Terkait dengan pertanyaan nomor 1 di atas, Anda saat membaca modul
ini disebut sebagai ....
A. komunikator
B. komunikan
C. media
D. efek
3) Sedangkan buku atau CD modul yang Anda baca ini dalam kegiatan atau
proses komunikasi dinamakan ....
A. komunikator
B. komunikan
C. media
D. efek
4) Ada pun adanya perubahan pengetahuan pada diri Anda setelah
mempelajari modul ini, dan juga modul yang lain, dalam proses
komunikasi dinamakan ....
A. komunikator
B. komunikan
C. media
D. efek
1.20 KDMUNIKASI BISNIS •
5) Ketika Anda mengisi soal tes formatif ini, lalu mencocokkannya dengan
kunci jawaban dan Anda mengetahui persentase penguasaan Anda pada
satu kegiatan belajar dan hasilnya Anda pakai untuk memperbaiki
penguasaan Anda atas kegiatan belajar, dalam komunikasi dinamakan ....
A. komunikator
B. komunikan
C. umpan-balik
D. efek
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Jumlah Jawaban yang Benar
Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda hams mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
e EKMA41 59/MODUL 1 1. 21
KEGIATAN BELA.JAR 2
Memahami Komuni kasi Bi sni s
eperti yang dikemukakan pada Kegiatan Belajar 1, kegiatan komunikasi
manusia pada dasamya ada 4 yaitu berbicara, mendengarkan, membaca
dan menulis. Keempat kegiatan tersebut biasanya dikategorikan menjadi
komunikasi lisan dan komunikasi tertulis. Munculnya komunikasi tertulis,
tidak dengan sendirinya menghilangkan komunikasi lisan, karena keduanya
saling melengkapi. Kita bisa melihat orang yang melakukan presentasi yang
menampilkan bagian-bagian penting ditayangkan misalnya melalui LCD
Projector dan ada juga uraian yang disampaikan secara lisan.
Menurut ahli komunikasi, dalam kegiatan komunikasi bisnis, hampir
separuh kegiatan komunikasi manusia yaitu 45%-nya adalah
mendengarkan/menyimak pesan yang disampaikan orang lain. Sedangkan
untuk membaca 16%. Sedangkan berbicara kita lakukan sebanyak 30% dari
kegiatan komunikasi kita dan menulis 9%. Kita bisa mengkaji sendiri
kegiatan komunikasi yang kita lakukan sehari-hari. Benarkah kita lebih
banyak mendengar dibandingkan dengan berbicara, dan lebih banyak
membaca dibandingkan dengan menulis? Anda tentu memiliki jawaban
masing-masing. Namun jawaban itu biasanya mendekati apa yang
dikemukakan para ahli komunikasi itu.
Lantas, bagaimana pengaruhnya kegiatan komunikasi tersebut terhadap
penyimpanan informasi yang disampaikan melalui komunikasi tersebut
dalam diri kita. Temyata, bila informasi diserap dengan cara membaca maka
kita mengingat 10% dari keseluruhan informasi yang dibaca. Sedangkan bila
mendengarkan, orang bisa menangkap 20% dari informasi yang disampaikan.
Kalau melihat, temyata kita bisa menyerap 30% informasi yang disampaikan
dan bila mendengar sambil melihat kita bisa menyerap 50% informasi yang
diterima.
Pada sisi lain, penelitian komunikasi menunjukkan, temyata 70% jam
kerja kita digunakan untuk berkomunikasi. Tidak terlalu mengherankan
temuan penelitian tersebut. Karena kita bisa menyimak bagaimana di tempat
kita bekerja kegiatan komunikasi selalu mewamai semua kegiatan
penyelesaian pekerjaan. Menjawab panggilan telepon, membalas SMS,
membalas atau membaca e-mail, melakukan presentasi, menegur bawahan,
1.22 KDMUNIKASI BISNIS •
menyapa rekan kerja, meminta kopi pada office boy, dan banyak lagi kegiatan
kita temyata merupakan kegiatan komunikasi.
Selanjutnya kita akan memperdalam pemahaman kita atas komunikasi
yang berlangsung dalam kehidupan atau kegiatan bisnis yang lazim
dinamakan komunikasi bisnis. Setelah kita memahami konsep dasar
komunikasi pada Kegiatan Belajar 1, maka pada Kegiatan Belajar 2, kita
akan menerapkan konsep komunikasi tersebut dalam konteks komunikasi
bisnis.
A. PENGERTIAN KOMUNIKASI BISNIS
Banyak orang yang tergoda untuk memberi pengertian dari satu istilah
yang terdiri atas dua kata berdasarkan pengertian masing-masing kata. Tapi
biasanya cara merumuskan pengertian seperti itu tidak menggambarkan
kondisi yang sesungguhnya. Kita bisa mengambil misal untuk pengertian
rumah sakit. Bila kita merumuskan pengertian rumah sakit dengan
menjelaskan lebih dulu pengertian rumah sebagai tempat tinggal dan sakit
sebagai keadaan yang tidak baik dialami manusia, maka bila kita gabungkan
dua kata itu menjadi rumah sakit akan menjadi apa maknanya? Oleh sebab
itu, kita berusaha menangkap makna komunikasi bisnis bukan sebagai
paduan makna komunikasi dan bisnis, melainkan merupakan satu kesatuan
yang memiliki makna khas.
Untuk itu, kita mengutip saja penjelasan pakar komunikasi bisnis.
Rosenblatt, et al., (1977: 3) mendefinisikan komunikasi bisnis sebagai
"pertukaran gagasan, pendapat, informasi, instruksi dan sebagainya yang
memiliki tujuan tertentu yang disajikan secara personal atau impersonal
melalui simbol-simbol atau sinyal-sinyal untuk mencapai tujuan organisasi".
Dalam definisi tersebut, bila kita perhatikan secara seksama, mengandung 6
unsur pokok komunikasi bisnis, yaitu (1) bertujuan, berarti komunikasi bisnis
harus memiliki tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya sejalan dengan
pencapaian tujuan organisasi/lembaga. Bisa saja tujuan komunikasi tersebut
bersifat formal atau informal, tapi tidak bersifat sosial kecuali yang sejalan
dengan tujuan utama organisasi/lembaga, (2) pertukaran, kegiatan ini
melibatkan paling tidak dua orang atau lebih yakni komunikator dan
komunikan, (3) gagasan, opini, informasi, instruksi merupakan isi dari pesan
yang bentuknya beragam bergantung tujuan, situasi dan kondisinya,
(4) saluran personal atau impersonal yang mungkin bersifat tatap muka atau
e EKMA41 59/MODUL 1 1.23
melalui siaran televisi yang menjangkau jutaan orang secara bersamaan,
(5) simbol atau sinyal yang merupakan alat atau metode yang dapat
dimengerti untuk menyampaikan atau mempertukarkan pesan. Simbol bisa
bersifat positif atau abstrak; sinyal bisa berbentuk verbal atau nonverbal. Tapi
yang terpenting adalah bagaimana pesan yang disampaikan bisa dimengerti
dengan baik, (6) pencapaian tujuan organisasi.
Kita akan memperhatikan pada butir 6, yaitu pencapaian tujuan
organisasi. Kita tentu tahu bahwa setiap organisasi, apa pun bentuknya, pasti
didirikan dengan maksud dan tujuan tertentu yang biasanya dikemukakan
dalam anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) organisasi tersebut.
Bisa juga dilihat dalam visi dan misi organisasi tersebut. Begitu juga halnya
dengan organisasi bisnis, tentu akan memiliki tujuan tertentu. Misalnya
organisasi bisnis didirikan dengan tujuan memberikan keuntungan bagi
pemegang saham dan menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat.
Biasanya tujuan organisasi bisnis dikategorikan menjadi (a) tujuan produktif
dan (b) tujuan memelihara.
Dengan demikian, dalam komunikasi bisnis, selain kita memperhatikan
tujuan yang hendak dicapai organisasi juga harus memperhatikan tujuan
komunikasi yang akan kita lakukan. Kita sudah membahas tujuan
komunikasi pada Kegiatan Belajar 1. Kita ambil saja rumusan tujuan
komunikasi yang paling populer yaitu (a) menginformasikan, (b) mendidik,
(c) menghibur, dan (d) mempengaruhi. Dalam komunikasi bisnis, tujuan
komunikasi tersebut tentu saja merupakan bagian dari upaya mencapai tujuan
organisasi bisnis.
Komunikasi bisnis ini, bisa berlangsung di antara sesama karyawan/staf
satu organisasi bisa juga dengan orang lain yang berada di luar organisasinya.
Bila komunikasinya merupakan perintah pada bawahan tentu komunikasi itu
berlangsung di lingkungan organisasi. Namun bila ada pemberitahuan kepada
masyarakat luas, tentu komunikasinya berlangsung dengan orang yang
berada di luar organisasinya. Komunikasi bisnis juga bisa terjadi antara satu
organisasi dengan organisasi lainnya. Satu perusahaan mengirimkan surat
pada perusahaan pemasoknya, misalnya, merupakan contoh komunikasi yang
berlangsung antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. Untuk lebih
jelasnya, kita lihat Gambar 1.6. berikut:
1.24 KDMUNIKASI BISNIS e
- l
~JI· .pna~~,
:.stau•••
. -
·- ·Qftt$AHI~l~~ ~
Dirakst
-
"""'.smrl
.·'---====r-=--K........~~~~-·rv_a~_~~
' ~
·oRGANlS.ASl ~• • •
•CJrreks•
~ ~. ' ~rlfl_r~'•n .~'II
~~Sf§~ . stat!.:
- Ka~-wan ·•
.• - - -- - __ _' .~iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiWiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii...__ ___......._..... - - -- - ---- .-
Gambar 1. 6.
"Peta" Komunikasi Qganisasi
Gambar 1.6. menunjukkan, dalam Organisasi X, Y dan Z masing-masing
ada komunikasi. Komunikasi antara direksi, para manajer, dan staf/karyawan.
Komunikasi tersebut bisa bertujuan memberikan informasi atau upaya
mempengaruhi semangat kerja karyawan. Intinya, pada setiap organisasi akan
ada komunikasi. Di samping itu, kita juga melihat ada komunikasi di antara
Organisasi X dengan Organisasi Y dan Z. Di samping ada komunikasi antara
Organisasi X dengan masyarakat/publik A dan B.
Setelah kita mengetahui pengertian komunikasi bisnis dan "peta"
komunikasi bisnis satu organisasi, kini pertanyaan kita adalah: Untuk apa
atau mengapa berlangsung komunikasi bisnis? Jawaban pertanyaan tersebut
sesungguhnya menunjukkan arti penting komunikasi bisnis dalam kehidupan
organisasi bisnis. Dalam pandangan pakar komunikasi bisnis, keterampilan
berkomunikasi merupakan keterampilan yang penting dimiliki oleh orang-
orang yang berada pada satu organisasi. Mengapa? Karena para pekerja
e EKMA41 59/MODUL 1 1.25
organisasi akan termotivasi dan giat bekerja untuk organisasinya hila di
dalam organisasi tersebut para pekerja merasakan adanya arus komunikasi
yang terorganisasikan dengan baik.
Di samping itu, ada sejumlah kegiatan dalam organisasi bisnis yang tidak
bisa tidak akan melibatkan kegiatan komunikasi. Kita mulai dari proses
rekruitmen karyawan. Tentu satu organisasi akan mengkomunikasikan
kebutuhan akan tenaga kerja sehingga kebutuhan organisasi itu diketahui
orang lain atau organisasi lain. Setelah karyawan tersebut direkrut menjadi
staf di satu organisasi tentu akan ada proses pelatihan yang diikutinya. Lagi-
lagi di sini kita menemukan proses komunikasi dalam pelatihan karyawan itu.
Lalu setelah karyawan tersebut menjadi staf, maka akan menjalankan tugas
atau pekerjaan tertentu di samping akan berhubungan juga dengan karyawan
lainnya. Dalam berhubungan dengan karyawan lain, tentu akan berlangsung
juga komunikasi. Dalam pelaksanaan pekerjaan tentu akan juga dilakukan
komunikasi. Misalnya, satu saat dia akan menulis laporan pada atasannya
atau melakukan presentasi di hadapan kliennya.
Komunikasi seperti apa yang diharapkan dilakukan? Tentu saja
komunikasi yang efektif. Komunikasi yang memungkinkan tercapainya
tujuan organisasi. Dalam prosesnya, komunikasi yang dilakukan itu bisa saja
tujuannya menginformasikan, mendidik, menghibur atau mempengaruhi.
Manakala si karyawan tadi menjelaskan produk yang dihasilkan
organisasinya dia sedang melakukan komunikasi yang tujuannya
menginformasikan. Saat si karyawan mendapatkan penjelasan dari atasannya
bagaimana perilaku yang diharapkan organisasi maka tujuan komunikasi itu
adalah mendidik. Saat si karyawan bersama karyawan lain menikmati makan
siang sambil bertukar cerita lucu, maka tujuan komunikasinya adalah
menghibur. Namun saat si karyawan berusaha mempengaruhi pengambilan
keputusan kliennya agar menggunakan produk organisasinya maka
komunikasinya jelas bertujuan mempengaruhi.
Ada pun bentuk komunikasi bisnis yang dilangsungkan pada umumnya
bisa dikategorikan seperti berikut ini.
1. Komunikasi dari atasan pada bawahan (downward communications)
yang merupakan penyampaian pesan dari orang yang dalam hierarki
organisasi lebih tinggi pada orang yang menjadi bawahannya. Biasanya
komunikasi seperti ini bersifat instruksi atau perintah.
2. Komunikasi dari bawahan pada atasan (upward communications) yang
merupakan kebalikan dari komunikasi pada butir a. Di sini orang yang
1.26 KDMUNIKASI BISNIS •
lebih rendah posisinya dalam hierarki organisasi menyampaikan gagasan
atau umpan-balik pada atasannya. Biasanya berupa usulan, saran atau
masukan. Pada beberapa organisasi, dengan pendekatan manajemen
partisipatif, banyak pimpinan mendapatkan gagasan yang baik dari
bawahannya melalui komunikasi seperti ini.
3. Komunikasi pada sesama (sideways communications) yang merupakan
proses komunikasi yang berlangsung di antara orang yang sama
kedudukannya dalam hierarki organisasi seperti komunikasi di antara
sesama manajer, sesama supervisor atau sesama karyawan. Komunikasi
seperti ini biasanya berlangsung dalam bentuk koordinasi misalnya
antara bagian keuangan dengan bagian SDM.
4. Komunikasi multisaluran (multichannel communications) yang
merupakan komunikasi yang berlangsung dengan menggunakan
berbagai saluran di antara orang dari berbagai jenjang jabatan. Dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi maka saluran
komunikasi menjadi begitu beragam. Bukan hanya dalam bentuk tertulis
seperti nota atau memo dan telepon tapi juga bisa dalam bentuk video-
conference, memanfaatkan fasilitas messenger atau berkirim SMS.
Sedangkan kegiatan komunikasinya sendiri dapat dilakukan dalam
wujud kegiatan seperti:
1. Briefing, yang memungkinkan berlangsung komunikasi antara ketua tim
atau para manajer dengan para stafnya. Pada banyak organisasi, briefing
ini dilakukan setiap hari atau seminggu sekali.
2. Rapat, yang dilakukan untuk berkomunikasi dengan suasana yang relatif
formal.
3. Komunikasi tatap-muka, yang bisa menjadi ruang untuk terjadinya
pertukaran gagasan dan informasi secara santai dan informasi.
Tentu saja, apa atau bagaimana bentuk dan wujud kegiatan komunikasi
yang hendak dipilih akan disesuaikan dengan tujuan komunikasinya. Seperti
dikemukakan pada Kegiatan Belajar 1, komunikasi bukan hanya berdimensi
isi-pesan/informasi namun juga berdimensi relasi maka kegiatan komunikasi
bisnis pun tak bisa hanya berdimensi tunggal misalnya isi-pesan saja atau
relasi saja. Komunikasi manusia akan memerlukan keduanya. Dalam suasana
yang informal, komunikasi tatap-muka yang memungkinkan terjadinya
pertukaran informasi (dimensi isi) sambil mengeratkan keakraban (dimensi
e EKMA41 59/MODUL 1 1.27
relasi) bisa menjadi pilihan komunikasi bisnis. Namun ada kalanya kita lebih
menekankan pada dimensi informasi seperti yang dilakukan melalui rapat
sebagai salah satu bentuk komunikasi bisnis. Namun adakalanya juga lebih
menekankan dimensi relasinya, seperti percakapan yang dilakukan sambil
bermain tenis atau menyelenggarakan acara coffee morning.
B. RUANG LINGKUP KOMUNIKASI BISNIS
Sesungguhnya, sepintas kita sudah menguraikan ruang lingkup
komunikasi bisnis saat mempelajari "peta" komunikasi organisasi. Namun,
kita sekarang akan lebih dalam mempelajari ruang lingkup komunikasi bisnis
setelah kita memahami konsep dasar komunikasi dan pengertian komunikasi
bisnis. Pada dasarnya, ruang lingkup di sini, menunjuk pada lingkungan-
lingkungan organisasi bisnis. Dalam lingkungan tersebut ada sejumlah pihak
yang berkepentingan (stakeholder) yang mempengaruhi organisasi secara
keseluruhan. Seperti dalam "peta" komunikasi organisasi tadi, komunikasi itu
dilakukan pada lingkungan internal organisasi dan lingkungan eksternal
• •
organtsast.
Pada lingkungan internal, organisasi tentunya memiliki stakeholder
internal seperti para manajer dan karyawan. Pada lingkungan eksternal,
organisasi memiliki stakeholder eksternal seperti para pelanggannya atau
organisasi/perusahaan lain seperti perusahaan distributor dan pemasok. Inilah
lingkungan eksternal yang masih berada dalam lingkungan tugas (task)
organisasi. Namun ada juga lingkungan paling luar yang mempengaruhi
organisasi seperti perkembangan teknologi, perubahan politik, dan kondisi
sosial ekonomi.
Ringkasnya, ruang lingkup di sini menunjukkan lingkungan yang
menjadi sasaran komunikasi yang dilakukan atau menjadi komunikan dari
komunikasi bisnis yang dilakukan organisasi. Kita perhatikan gambar
berikut yang menunjukkan lingkungan komunikasi bisnis satu organisasi:
1.28 KDMUNIKASI BISNIS e
- '
TEKttOi.OGI .PC}!;fftK:.
" .. I -
P£MILM- . -
MANA.I-ER
MRYA.WJN-
sos~ fl$11<.
SJmber: Posenblatt eta/. (1977: 5)
Gambar 1. 7.
R.Jang Li ngkup Komunikasi Bisnis
Sekarang, pembahasannya kita mulai dari bagian tengah Gambar 1.7.
Pertama, lingkungan internal organisasi atau biasa disebut juga stakeholder
internal yang digambarkan dengan kotak yang berada di tengah gambar.
Kegiatan bisnis mesti mencapai keseimbangan dalam dirinya sendiri dengan
cara membangun komunikasi dan relasi yang harmonis antara pemilik,
manajemen dan karyawan. Kedua, lingkungan ekstemal organisasi atau biasa
dinamakan stakeholder eksternal. Pada lingkungan ini ada dua bagian, yakni
lingkungan ekstemal yang berpengaruh langsung pada kegiatan organisasi
dan kedua lingkungan yang secara langsung atau tidak mempengaruhi
kegiatan organisasi bisnis. Lingkungan ekstemal yang berpengaruh langsung
itu dinamakan demikian karena lingkungan tersebut berada dalam lingkungan
tugas organisasi, sehingga perubahan pada lingkungan itu akan berpengaruh
langsung pada organisasi. Sedangkan lingkungan ekstemal yang satunya lagi,
pengaruhnya boleh dikatakan tidak langsung pada organisasi meski sangat
mungkin akan dirasakan juga oleh organisasi.
e EKMA41 59/MODUL 1 1.29
Setelah satu organisasi membangun komunikasi dan relasi yang
harmonis dengan lingkungan internalnya, barulah membangun keseimbangan
dengan lingkungan terdekatnya yakni pelanggan, pemasok, distributor,
kompetitor dan pemerintah/lembaga regulator guna mendapatkan dan
memelihara tingkat pencapaian laba. Selain itu, faktor-faktor sosial, politik,
ekonomi dan teknologi harus diperhitungkan untuk menghindari kegagalan
dalam mencapai tujuan organisasi/lembaga.
Penting dikemukakan di sini, meski regulator pada umumnya disamakan
dengan pemerintah, namun dalam praktik mutakhir regulator tidak selalu
pemerintah, melainkan merupakan lembaga tersendiri yang di dalamnya
duduk pihak-pihak yang berkepentingan yang mewakili dunia usaha,
pemerintah dan masyarakat. Dalam bisnis telekomunikasi di Indonesia,
misalnya, ada lembaga regulator tersendiri. Begitu juga halnya dengan
industri perminyakan kita, ada regulator sendiri yang mengatur kegiatan
bisnis pertambangan. Regulator independen tersebut pada umumnya
berbentuk komisi seperti Komisi Penyiaran Indonesia yang menjadi regulator
industri penyiaran di Indonesia.
Dengan demikian, ruang lingkup komunikasi bisnis satu organisasi
adalah komunikasi dengan lingkungan intemalnya dan komunikasi dengan
lingkungan ekstemalnya. Komunikasi dengan lingkungan internal, bentuk
dan kegiatannya sudah kita bahas contoh-contohnya saat membahas
pengertian komunikasi bisnis. Sedangkan komunikasi dengan lingkungan
ekstemal akan kita bahas teknis pelaksananya pada modul-modul selanjutnya
dalam mata kuliah ini.
C. VARIABEL-VARIABEL KOMUNIKASI BISNIS
Pada Kegiatan Belajar 1 modul ini, kita sudah mempelajari komponen-
komponen dalam proses komunikasi. Istilah komponen itu, adakalanya
dinamakan variabel komunikasi. Mengapa dinamakan variabel? Karena
masing-masing komponen itu bisa memberikan pengaruh dan wujudnya tidak
akan sama pada setiap kegiatan komunikasi atau bersifat dinamis. Berbeda
dengan istilah komponen yang mengesankan statis. Itu sebabnya, beberapa
ahli komunikasi lebih menyebutnya sebagai variabel komunikasi ketimbang
komponen komunikasi. Sambil berkenalan dengan istilah baru dalam
komunikasi, kita gunakan saja istilah variabel untuk apa yang sebelumnya
kita sebut dengan komponen komunikasi.
1.30 KDMUNIKASI BISNIS •
Manakala membahas variabel-variabel komunikasi, termasuk
komunikasi bisnis, orang biasanya mengacu pada model komunikasi klasik
yang dikembangkan Harold D. Laswell yang sudah kita pelajari sebelumnya.
Variabel-variabel tersebut dirumuskan dalam apa yang dinamakan Model
atau Formula Laswell yang menyatakan: Who, say what, to whom, through
which channel and with what effect? Tentunya kita masih ingat, karena
pemah kita dalami saat kita mempelajari konsep dasar komunikasi. Namun
penerapan formula ini untuk komunikasi bisnis memerlukan sedikit
modifikasi, seperti yang dilakukan Rosenblatt, et al. (1977: 16). Rosenblatt
menguraikan variabel-variabel komunikasi bisnis dengan memberi tambahan
variabel yaitu variabel konteks sebagai berikut.
1. Variabel Sumber/Komunikator
Sumber atau komunikator merupakan variabel penting dalam
komunikasi bisnis, karena merupakan pihak pertama yang mendorong
terjadinya komunikasi atau merupakan pihak yang mengambil inisiatif
mendorong terjadinya proses komunikasi. Di samping itu, penerimaan atau
penolakan pesan komunikasi sering kali terkait dengan penilaian suka-tidak
suka, percaya-tidak percaya atau respek-tidak respek penerima atau
komunikan terhadap komunikator. Selain itu, "status" dan
"kekuatan/kekuasaan" (power) yang ada pada komunikator pun berpengaruh
pada penerimaan pesan oleh komunikan. Sekedar contoh yang ekstrem,
bayangkan bagaimana reaksi kita bila seorang satpam sebuah bank
menyatakan bisa meluluskan permohonan kredit yang kita ajukan pada bank.
Padahal ajuan kreditnya mencapai lebih dari Rp5 miliar! Tentu reaksi kita
akan berbeda, bila pernyataan itu datangnya dari pimpinan bagian kredit dari
bank itu.
Reaksi atau respons yang Anda berikan saat menerima pesan,
sesungguhnya dipengaruhi kredibilitas komunikator/sumber. Kredibilitas
terkait dengan seberapa besar tingkat kepercayaan kita pada komunikator.
Kredibilitas biasanya dinilai melalui: (1) expertness/keahlian atau kompetensi
(competence). Seorang satpam tentunya tidak kompeten meluluskan
permohonan kredit, meskipun dia satpam di sebuah bank yang cukup
termasyhur dan bonafide, sedangkan staf atau pimpinan bagian kredit
memiliki kewenangan meluluskan ajuan kredit; (2) dapat dipercaya
(truthwortiness)/aman (safety). Kembali kepada contoh satpam tadi, tentu
tidak dapat dipercaya ada bank yang memberi kewenangan pada satpamnya
e EKMA41 59/MODUL 1 1. 31
memeriksa dan meluluskan ajuan kredit bemilai miliaran rupiah pada
nasabahnya. Bahkan mungkin malah akan muncul pertanyaan pada diri kita,
bank macam apa memberi kewenangan seperti itu pada satpamnya; (3) dina-
misme (dynamism) yang memunculkan sifat-sifat seperti agresif, empatik,
tegas, aktif dan energetik. Tentu, satpam yang menjadi contoh kita, belum
tentu memiliki sifat-sifat dinamisme dalam artian memperjuangkan
pencapaian tujuan organisasi/lembaga bisnis.
Dalam organisasi bisnis, status dan kekuasaan terkait dengan posisi
jabatan. Makin tinggi jabatan dalam hierarki jabatan pada satu organisasi
makin tinggi juga status dan kekuasaannya. Dengan kekuasaan yang besar
maka daya kontrolnya juga akan makin besar dan tanggung jawabnya juga
besar. Dengan jabatan sebagai satpam, dalam contoh kita tadi, tentunya ruang
kekuasaan dan kewenangannya berbeda dengan kepala bagian kredit.
Kredibilitas sumber/komunikator dapat bersifat individual dapat pula
bersifat institusional. Individu dengan status dan kekuasaan/kewenangan
tinggi lebih memiliki kredibilitas dibandingkan dengan individu yang status
dan kekuasaan/kewenangannya rendah. Kita juga mengenal ada orang-orang
yang dipandang memiliki kredibilitas dalam bidang tertentu. Misalnya Prof.
Dr. Otto Soemarwotto untuk bidang lingkungan hidup atau Prof. Dr. J.A.
Katili untuk bidang geologi. Pada tingkat institusi, kita juga mengenal
lembaga-lembaga tertentu yang memiliki kredibilitas. Informasi mengenai
bahan bakar minyak (BBM) lebih meyakinkan hila datang dari Pertamina
dibandingkan dari PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), meskipun PT KAI
merupakan salah satu BUMN yang juga merupakan konsumen BBM. Tapi
sebaliknya, informasi tentang perkeretaapian akan lebih tinggi kredibilitas
hila bersumber dari PT KAI dibandingkan Pertamina, meski bisa saja staf
Pertamina pun melakukan perjalanan dengan kereta api.
2. Variabel Pesan
Pesan, seperti yang sudah kita bahas, dapat diartikan sebagai sesuatu
yang berupa pengetahuan, gagasan, pendapat, informasi, atau instruksi yang
disampaikan komunikator kepada orang lain, atau dari satu lembaga kepada
lembaga lain, dari satu orang kepada lembaga lain. Pesan ini dapat
disampaikan secara personal atau impersonal dengan menggunakan simbol
atau sinyal tertentu. Pesan yang menggunakan kata-kata dinamakan pesan
verbal dan pesan yang disampaikan dengan tidak menggunakan kata-kata
seperti menggunakan bahasa tubuh dinamakan pesan nonverbal.
1.32 KDMUNIKASI BISNIS •
Dalam praktik komunikasi bisnis, dikembangkan berbagai teknik
penyusunan pesan. Pada intinya teknik-teknik yang dikembangkan itu
dimaksudkan agar komunikasi yang kita lakukan bisa berjalan dengan efektif.
Di samping itu, agar pesan yang disampaikan bisa mencapai tujuan
komunikasi dan tujuan organisasi. Pada Modul 2 mata kuliah ini, kita akan
lebih mendalami teknik penyusunan pesan ini.
Untuk sementara ini, kita baru sampai pada dua kategori besar pesan
yaitu pesan verbal dan pesan nonverbal. Dalam praktik komunikasi, kedua
kategori pesan ini sesungguhnya bisa kita gunakan secara bersama-sama.
Misalnya, saat Anda menulis surat dengan menggunakan surat berlogo
perusahaan Anda, pesan verbal dan pesan nonverbal Anda sampaikan. lsi
suratnya merupakan pesan verbal. Namun jenis kertas surat, warna logo
perusahaan, atau penempatan logo perusahaan dalam kop surat merupakan
pesan nonverbal. Semua itu berpengaruh pada cara komunikan menafsirkan
pesan yang Anda sampaikan sekaligus citra perusahaan/organisasi bisnis
Anda.
3. Variabel Penerima/Komunikan
Komunikan atau penerima merupakan salah satu komponen komunikasi
yang penting untuk kita cermati. Karena komunikan, akan menentukan
bagaimana cara kita berkomunikasi. Misalnya, perhatikan saja saat orang
mengajak berbicara dengan seorang bayi akan mencadel-cadelkan
ucapannya. Namun orang yang sama akan berbicara dengan cara yang
berbeda saat berbicara dengan temannya.
Hal tersebut menunjukkan, saat melakukan komunikasi, seorang
komunikator akan memperhatikan dan memperhitungkan siapa
komunikannya. Karena itu, dalam kajian komunikasi kita mengenal istilah
analisis khalayak yang merupakan kajian untuk mengetahui profil khalayak
sehingga bisa ditemukan cara berkomunikasi yang paling tepat dengan
khalayak tersebut. Dalam komunikasi bisnis, publik yang menjadi
komunikan tentu sangat beragam. Ada banyak stakeholder, seperti karyawan,
manajer, pemegang saham, distributor, mitra bisnis, pemasok, konsumen,
serikat pekerja, dan pemerintah yang tentunya memiliki karakteristik yang
berbeda.
Karakteristik komunikan itu bisa dirumuskan dengan berbagai cara. Ada
yang merumuskannya dengan menggunakan pendekatan demografis seperti
dengan menggambarkan komunikan berdasarkan profil status ekonomi dan
e EKMA41 59/MODUL 1 1.33
sosial (SES). Ada juga yang menggunakan pendekatan psikologis, seperti
menyusun profil khalayak berdasarkan kebutuhan yang biasanya mengacu
pada teori kebutuhan Maslow yang tentunya sudah Anda pelajari pada mata
kuliah lain. Ada juga yang menggunakan pendekatan gaya hidup sehingga
kita mengenal analisis nilai dan gaya hidup. Pada Modul 2, kita akan
mempelajari hal analisis khalayak ini saat kita mempelajari teknik
penyusunan pesan.
4. Variabel Konteks
Saat mempelajari proses komunikasi pada Kegiatan Belajar 1, kita tahu
bahwa komunikasi itu berlangsung dalam konteks tertentu. Konteks
komunikasi itu, bisa bersifat alamiah dan bisa juga memang sengaja
diciptakan. Konteks komunikasi yang alamiah adalah situasi komunikasi
yang tidak kita ciptakan suasananya sehingga merupakan suasana keseharian
yang wajar. Sedangkan konteks yang kita ciptakan adalah suasana yang
sengaja kita buat. Konteks komunikasi yang sengaja diciptakan misalnya
acara business lunch, permainan golf, coffee morning atau menyelenggarakan
rapat di kawasan wisata. Sedangkan konteks yang alamiah, misalnya
komunikasi yang berlangsung di ruangan kantor atau perbincangan di ruang
rapat.
Apa yang dikemukakan di atas menunjukkan pentingnya variabel
konteks dalam kegiatan dan proses komunikasi bisnis, mengingat konteks
komunikasi berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi bisnis. Dalam
konteks yang formal, kegiatan komunikasinya mungkin terkendala oleh
waktu dan pembicaraan yang formal. Tapi dalam suasana makan siang, tentu
kekakuan sudah mencair dan situasi seperti ini sangat menunjang untuk
melakukan komunikasi. Adolf Hitler, misalnya, termasuk orang yang
menyadari pentingnya konteks dalam komunikasi sehingga dia menyatakan,
bila Anda ingin menguasai khalayak dalam sebuah rapat umum, adakanlah
rapat itu pada malam hari. Ini bisa dimaklumi, pada malam hari kondisi fisik
dan kejiwaan hadirin sudah letih sehingga gagasan yang kita sampaikan
menjadi lebih mudah diterima. Konteks yang dimanfaatkan oleh Hitler tadi
adalah konteks psikologis dan fisikal.
Masih berkaitan dengan konteks komunikasi ini adalah iklim komunikasi
(communication climate). Apa yang dimaksud dengan iklim komunikasi?
Secara sederhana, iklim komunikasi adalah suasana komunikatif yang
berkembang pada satu organisasi. Karena berkembang pada satu organisasi,
1.34 KDMUNIKASI BISNIS •
maka iklim komunikasi ini akan sangat bergantung pada gaya manajemen
yang dijalankan pada organisasi tersebut.
Ada 4 gaya manajemen yang berpengaruh terhadap iklim komunikasi.
Pertama, gaya direktif, yang merupakan gaya manajemen yang menuntut
karyawan melakukan apa yang dikatakan manajer. Akibatnya arus informasi
hanya dari atas ke bawah, sehingga manajemen memiliki informasi terbatas
dari bawahannya dan membuat arus informasi antarbagian manajemen
terbatas. Kita sudah mempelajari downward communications ini pada
kegiatan belajar sebelumnya. Kedua, gaya pelatih, yang membuat manajer
menjalankan peran seperti dalam gaya direktif namun manajemen
memandang bawahan sebagai anggota tim. Komunikasi berlangsung dua
arah, dari atas ke bawah dan sebaliknya. Manajemen menjelaskan secara
rasional keputusan yang diambilnya dan mendengarkan ide dari bawahan. Ini
merupakan komunikasi dua arah yang sering disebut sebagai bentuk
komunikasi yang demokratis. Ketiga, gaya suportif, para manajer
menganggap bawahan memiliki kemampuan dan keterampilan serta memiliki
motivasi untuk bekerja sebaik-baiknya. Manajemen hanya menetapkan
tujuan, bawahan bekerja untuk mencapai tujuan itu. Dengan demikian, arus
informasi berjalan dua arab. Sedangkan Di lingkungan bawahan sendiri
terbentuk saluran komunikasi informal, atau apa yang sudah kita pelajari
pada Kegiatan Belajar 1 dengan istilah sideways communications. Keempat,
gaya pendelegasian, para manajer membiarkan bawahannya untuk
"memperlihatkan kemampuannya". Manajer memberi araban umum, dan
mendelegasikan kewenangan pada bawahannya. Karena para bawahan
terlibat langsung dalam menentukan apa yang harus dilakukannya untuk
mencapai tujuan, maka rasa tanggung jawab akan muncul. Gaya ini mungkin
akan membuat para manajer terisolasi dan kehilangan kontrol atas operasi
• •
organtsast.
Dengan demikian, kita bisa melihat konteks alamiah dari proses
komunikasi yang berlangsung dalam satu organisasi. Gaya direktif membuat
iklim komunikasi menjadi bemuansa otoriter dan memberlakukan karyawan
seperti robot. Gaya suprotif membuat komunikasi berkembang di tengah
organisasi, yang bisa juga mendorong berkembangnya saluran-saluran
komunikasi informal yang produktif. Pada gaya direktif, iklim
komunikasinya memang memungkinkan juga munculnya saluran komunikasi
informal. Namun pada gaya direktif saluran komunikasi informal itu hanya
akan menjadi arena penyebaran gosip atau desas-desus. Karena dalam
e EKMA41 59/MODUL 1 1.35
komunikasi ada ungkapan, hila saluran komunikasi formal tersumbat maka
pesan akan mengalir melalui saluran bawah tanah.
Namun yang terpenting dalam variabel konteks ini, kita hendaknya
mencermati konteks komunikasi sehingga bisa mengembangkan komunikasi
bisnis yang efektif. Konteks harus kita perhatikan, karena setiap tindak
komunikasi akan berlangsung dalam konteks tertentu yang mempengaruhi
keberhasilan komunikasi yang dilakukan. Kita akan memerlukan gaya
komunikasi yang berbeda untuk konteks komunikasi yang berbeda. Pada
suasana formal gaya bicara kita berbeda dengan komunikasi pada suasana
informal. Begitu juga komunikasi tertulis dalam bentuk memo yang kurang
formal akan berbeda dengan komunikasi tertulis dalam bentuk surat
keputusan yang bersifat formal.
5. Variabel Saluran
Komunikasi yang dilakukan manusia pasti menggunakan saluran
komunikasi tertentu. Ada saluran yang diperlukan untuk berkomunikasi
dengan massa atau banyak orang yang dinamakan media massa. Tapi ada
juga saluran yang dipergunakan untuk pembicaraan di antara dua orang
seperti telepon. Lantas, bagaimana kalau percakapan tatap-muka di antara
dua orang? Saluran apa yang dipergunakan? Menurut ahli komunikasi, suara
yang dipergunakan dalam percakapan itu bisa terdengar lawan komunikasi
karena merambat melalui udara sehingga udara itulah yang menjadi saluran
komunikasi kita.
Pilihan saluran mana yang akan dipergunakan akan ditentukan oleh
banyak hal. Dua di antaranya adalah variabel pesan dan variabel penerima.
Bila penerima pesan berjumlah besar dan tidak berdiam di satu tempat yang
sama, tentu saluran media massa yang akan kita pilih. Namun hila pesannya
bersifat pribadi, tentu kita akan lebih memilih penggunaan telepon atau surat.
Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi, kini tersedia beragam
saluran komunikasi. Satu di antaranya yang cukup populer adalah internet
yang mengintegrasikan saluran-saluran komunikasi yang tadinya terpisah
yaitu komputer, media massa dan telekomunikasi yang memungkinkan
penyampaian pesan secara audio-visual dan interaktif.
6. Variabel Efek
Suatu saat, setelah membaca iklan lowongan kerja di koran, seorang
penganggur menyatakan dalam hatinya, "Mungkin ini lowongan kerja yang
1.36 KDMUNIKASI BISNIS •
sesuai dengan kualifikasi yang saya miliki." Lantas, si penganggur itu pun
mengembangkan harapan. Dia merasa yakin akan diterima di perusahaan
tersebut. Lalu mulai membayangkan apa yang akan dikerjakannya nanti
setelah menjadi karyawan. ltulah contoh efek komunikasi. Ada perubahan
pengetahuan pada diri komunikan, yakni dari tidak tahu menjadi tahu ada
lowongan pekerjaan. Kemudian ada perubahan sikap, dengan menyatakan
kualifikasinya sesuai dengan kebutuhan yang dinyatakan dalam iklan itu.
Akhimya ada perubahan perilaku, dengan mengirimkan surat lamaran.
Begitu juga halnya dengan komunikasi bisnis yang memang dirancang
untuk menciptakan, mengubah atau memperkokoh perilaku, sikap, informasi
tentang bisnis kita. Bisa juga komunikasi itu dirancang untuk membangun
dan memperkokoh citra positif organisasi bisnis seperti yang kita harapkan.
Ringkasnya, kita mengharapkan terjadi sesuatu pada diri komunikan atau
khalayak setelah kita melakukan komunikasi bisnis. "Sesuatu" yang terjadi
itu tentu merupakan apa yang kita inginkan yang sejalan dengan tujuan
organisasi bisnis.
Dalam komunikasi bisnis, "sesuatu" yang terjadi setelah proses
komunikasi itu cukup beragam. Mulai dari kesediaan menerima, rasa
suka/tidak suka terhadap organisasi atau produk sampai para stakeholder
merasa nyaman dengan keberadaan perusahaan dan produknya. Namun,
sekali lagi, apa yang kita harapkan setelah proses komunikasi bisnis itu akan
mengacu pada tujuan organisasi mengingat komunikasi bisnis merupakan
salah satu fungsi manajemen satu organisasi.
Variabel-variabel komunikasi bisnis di atas, merupakan variabel-variabel
yang perlu kita perhitungkan saat kita menyusun rencana komunikasi
(bisnis). Dalam rencana komunikasi, variabel-variabel tersebut kita
pertimbangkan dengan baik. Kita hams menyadari bahwa kegiatan
komunikasi bisnis itu kita lakukan agar memiliki dampak, bukan sekedar
kegiatan yang dilakukan untuk bisa berjalan saja. Dengan perencanaan yang
baik, efektivitas komunikasi bisa lebih terjamin.
D. PRINSIP KOMUNIKASI BISNIS
Seperti dikemukakan tadi, komunikasi merupakan salah satu fungsi
manajemen organisasi bisnis. Oleh karena itu, komunikasi akan ada dan tetap
berlangsung dalam satu organisasi sepanjang organisasi tersebut ada. Di
e EKMA41 59/MODUL 1 1.37
sinilah letak arti penting membuat perencanaan komunikasi bisnis agar
komunikasi bisnis yang dilakukan bisa berjalan secara efektif.
Sekarang kita mempelajari prinsip komunikasi bisnis. Murphy dan
Hildebrandt (1991: 78), merumuskan ada 7 prinsip yang harus dipegang saat
melakukan komunikasi bisnis. Ketujuh prinsip tersebut dirangkum dalam
akronim 7C. Prinsip tersebut adalah:
1. Completness, yang berarti kita harus mengupayakan untuk bisa
memberikan informasi selengkap mungkin kepada pihak yang
membutuhkan. Karena informasi yang lengkap bisa membangun
kepercayaan dan kepastian pada diri penerima informasi. Orang biasanya
mencari informasi karena dirinya sedang menghadapi ketidakpastian,
adanya informasi yang lengkap akan membuat orang merasa
memperoleh kepastian. Di samping itu, informasi yang tidak lengkap
sering kali menimbulkan pertanyaan dan membuat komunikasi tidak
efektif.
2. Conciseness, yang berarti komunikasi dikemas dengan menggunakan
kata-kata jelas, singkat dan padat. Informasi utuh yang dikemukakan di
atas harus disampaikan dalam kemasan yang jelas, singkat dan padat.
Dengan demikian, orang menjadi mudah memahami apa yang kita
komunikasikan. Tidak perlu mengemyitkan dahi untuk bisa memahami
apa maksud informasi yang disampaikan.
3. Concretness, yang berarti pesan yang dikomunikasikan itu disusun
secara spesifik dan konkret, bukan abstrak. Sering kita memperoleh
informasi yang abstrak seperti tercermin dalam kalimat "perbaikan
derajat kehidupan" atau "meningkatkan mutu". Sebenamya kalimat
tersebut bisa kita buat konkret. Perbaikan derajat kehidupan misalnya
bisa kita buat konkret dengan kalimat "peningkatan penghasilan",
"peningkatan tarafpendidikan" atau "peningkatan kesehatan".
4. Consideration, yang berarti pesan yang disampaikan mesti
mempertimbangkan situasi penerima/komunikan. Kita sudah
mempelajari variabel penerima tadi. Dalam menyampaikan informasi
bisnis, penting bagi kita untuk mengetahui siapa komunikan atau
penerima informasi itu. Kita pertimbangkan dengan baik siapa atau di
mana komunikan kita.
5. Clarity, yang berarti pesan yang dikomunikasikan disusun dalam kalimat
yang mudah dipahami komunikan. Ini akan terkait dengan prinsip
komunikasi sebagai proses berbagi. Informasi yang kita sampaikan mesti
1.38 KDMUNIKASI BISNIS •
berorientasi pada penerima, sehingga kita membuat informasi itu sejelas
mungkin sehingga bisa dipahami penerima. Informasi yang disampaikan
sama sekali bukan untuk menunjukkan kecerdasan atau taraf pendidikan
komunikatornya sehingga dipilih kata-kata yang menunjukkan taraf
pendidikan komunikatornya dengan banyak menggunakan istilah atau
jargon yang membingungkan penerima.
6. Courtesy, yang berarti sopan santun dan tata krama merupakan hal yang
penting dalam berkomunikasi yang merupakan bentuk penghargaan
kepada komunikan. Kesantunan merupakan bagian penting dari
komunikasi. Dengan kesantunan orang akan menaruh penghargaan dan
simpati pada diri kita. Kesantunan berbahasa, kesantunan sikap dan
kesantunan perilaku merupakan bagian penting dan melekat pada
tindakan komunikasi manusia.
7. Correctness, yang berarti pesan yang dikomunikasikan dibuat secara
cermat. Untuk pesan tertulis misalnya dibuat dengan memperhatikan tata
bahasa dan untuk pesan lisan disampaikan dengan memperhatikan
komunikan. Kecermatan dan ketelitian akan membuat kita bisa
mendeteksi sejak dini bila terjadi kekeliruan pada kemasan informasi
yang kita persiapkan untuk kegiatan komunikasi bisnis kita.
Prinsip-prinsip komunikasi tersebut bisa menjadi pedoman bagi kita saat
mempersiapkan kemasan informasi yang akan kita gunakan dalam
komunikasi bisnis. Prinsip-prinsip tersebut sesungguhnya lebih banyak
berkaitan dengan penyusunan pesan komunikasi bisnis. Penyusunan pesan
komunikasi bisnis ini kita akan dalami lebih lanjut pada modul berikutnya
setelah modul ini.
Di samping itu, perlu juga kita memperhatikan sekali lagi konteks
komunikasi dalam artian budaya tempat komunikasi berlangsung. Prinsip-
prinsip yang dikemukakan di atas, bisa diterapkan dengan
mempertimbangkan konteks budaya tempat komunikasi dilangsungkan. Carte
dan Fox (2006: 19-20), dengan mengutip Edward T. Hall menyatakan ada
dua kategori komunikator yaitu komunikator konteks tinggi dan komunikator
konteks rendah.
Carte dan Fox menjelaskan, komunikator konteks rendah cenderung
mengekspresikan diri mereka secara eksplisit dan tegas. Hampir tidak ada arti
yang tersembunyi dari kata yang dipergunakan Dengan demikian kita bisa
menafsirkan apa adanya maksud pernyataannya. Sedangkan komunikator
e EKMA41 59/MODUL 1 1.39
konteks tinggi cenderung berkomunikasi lebih implisit, sehingga kita
diharapkan untuk menafsirkan maksud pernyataannya berdasarkan
pengetahuan kita atas kata yang dipergunakan sesuai dengan latar belakang
budayanya.
Akan halnya komunikasi bisnis, Carte dan Fox (2006: 19) menunjukkan,
dalam komunikasi dengan komunikator berkonteks rendah maka komunikasi
perlu dilakukan secara terns terang, eksplisit dan apa adanya. Sedangkan
komunikasi dengan komunikator berkonteks tinggi, komunikasi perlu
dilakukan secara diplomatis, implisit dan tidak langsung. Carte dan Fox
(2006: 20) menyebutkan Amerika Serikat, Jerman, Skandinavia dan
Finlandia sebagai negara yang komunikatornya dalam komunikasi bisnis
berkonteks rendah. Sedangkan Perancis dan Jepang termasuk kategori
berkonteks tinggi.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1) Anggap sajalah organisasi yang Anda ikuti atau yang berada di
lingkungan tempat tinggal Anda merupakan satu organisasi bisnis.
Cobalah mengidentifikasi stakeholder internal dan eksternal organisasi
tersebut!
2) Setelah berhasil mengidentifikasi stakeholder-nya, seperti yang Anda
lakukan saat mengerjakan Latihan nomor 1, tugas Anda sekarang adalah
menyusun pesan yang dianggap tepat untuk kelompok-kelompok
stakeholder tersebut dengan memperhatikan prinsip penyusunan pesan
dan prinsip komunikasi bisnis. Pesannya berisi ajakan kerja sama.
3) Cobalah menulis sebuah surat ajakan bergabung dengan organisasi yang
Anda ikuti pada rekan-rekan Anda dengan memperhatikan prinsip
komunikasi bisnis!
Petunjuk Jawaban Latihan
1) Lingkungan internal organisasi atau biasa disebut juga stakeholder
misalnya pemilik, manajemen dan karyawan. Lingkungan eksternal
organisasi atau biasa dinamakan stakeholder eksternal. Pada lingkungan
1.40 KDMUNIKASI BISNIS e
ini ada dua bagian, yakni lingkungan ekstemal yang berpengaruh
langsung pada kegiatan organisasi dan kedua lingkungan yang secara
langsung atau tidak mempengaruhi kegiatan organisasi bisnis.
Lingkungan ekstemal yang berpengaruh langsung itu dinamakan
demikian karena lingkungan tersebut berada dalam lingkungan tugas
organisasi, sehingga perubahan pada lingkungan itu akan berpengaruh
langsung pada organisasi. Sedangkan lingkungan ekstemal yang satunya
lagi, pengaruhnya boleh dikatakan tidak langsung pada organisasi meski
sangat mungkin akan dirasakanjuga oleh organisasi.
2) Prinsip komunikasi bisnis itu mencakup: (a) completness;
(b) conciseness; (c) concretness; (d) consideration; (e) clarity;
(f) courtesy; dan (g) correctness. Pesan verbal dapat disusun dengan
menggunakan kalimat yang menarik dan mudah dibaca sehingga pesan
diterima oleh komunikan. Pesan nonverbal dapat dibuat dengan cara
yang membuat citra diri seseorang dapat terpelihara.
3) Untuk prinsip komunikasi bisnis, lihat Petunjuk Jawaban Latihan No. 2
di atas.
RANGKUMAN- - - - - - - - - - - - - - - - - -
Komunikasi bisa dapat didefinisikan sebagai "pertukaran gagasan,
pendapat, informasi, instruksi dan sebagainya yang memiliki tujuan
tertentu yang disajikan secara personal atau impersonal melalui simbol-
simbol atau sinyal-sinyal untuk mencapai tujuan organisasi''. Dalam
definisi tersebut, terkandung 6 unsur pokok komunikasi bisnis, yaitu:
(1) tujuan; (2) pertukaran; (3) gagasan, opini, informasi, instruksi;
(4) saluran personal atau impersonal; (5) simbol atau sinyal;
(6) pencapaian tujuan organisasi.
Sedangkan ruang lingkup komunikasi bisnis pada dasamya
merumuskan pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan atau proses
komunikasi. Pada umumnya, ruang lingkup ini menunjuk pada
(a) lingkungan internal atau stakeholder internal organisasi yaitu pemilik
saham, karyawan dan manajer, dan (b) lingkungan eksternal atau
stakeholder ekstemal organisasi yang mencakup lingkungan pemberi
pengaruh langsung atau lingkungan tugas seperti pemasok dan regulator
dan lingkungan pemberi pengaruh tidak langsung seperti perkembangan
teknologi dan situasi sosial-ekonomi-politik.
e EKMA41 59/MODUL 1 1.41
Ada pun variabel-variabel yang perlu dicermati dalam komunikasi
bisnis mencakup (a) variabel komunikator, (b) variabel pesan,
(c) variabel saluran/media, (d) variabel penerima/komunikan,
(e) variabel konteks, dan (f) variabel efek. Sedangkan prinsip
komunikasi bisnis yang penting diperhatikan dikenal dengan akronim 7C
yang mencakup: (a) completness; (b) conciseness; (c) concretness;
(d) consideration; (e) clarity; (f) courtesy; dan (g) correctness.
T E S F 0 R MAT I F 2c:.__________________
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Salah satu komponen penting dalam komunikasi bisnis yang hams kita
perhatikan adalah ....
A. tujuan komunikasi
B. tujuan organisasi
C. tujuan pesan
D. tujuan komunikator
2) Berikut ini merupakan salah satu stakeholder internal yang termasuk
dalam cakupan ruang lingkup komunikasi bisnis ....
A. pemasok
B. pemerintah
C. distributor
D. pemilik saham
3) Salah satu prinsip komunikasi bisnis adalah ....
A. Kesantunan
B. Pengetahuan
C. Pendirian
D. Penegasan
4) Variabel komunikasi bisnis yang menunjukkan apa yang hendak
disampaikan melalui komunikasi bisnis adalah ....
A. komunikator
B. komunikan
C. pesan
D. efek
1.42 KDMUNIKASI BISNIS •
5) Bentuk komunikasi yang merupakan penyampaian informasi dari
bawahan pada atasan dikenal dengan istilah ....
A. upward communications
B. downward communications
C. sideways communications
D. multichannel communications
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.
Jumlah Jawaban yang Benar
Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda hams mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
e EKMA41 59/ MODUL 1 1.43
Kunci Jawaban Tes Formatif
Tes Formatif1 Tes Formatif2
1) A 1) B
2) B 2) D
3) c 3) A
4) D 4) c
5) c 5) A
1.44
Decoding
Efek
Encoding
Komunikan
Komunikasi
Komunikator
Media
Pesan
Umpan-balik
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
KDMUNIKASI BISNIS •
Glosarium
Perubahan dari kode-kode tertentu, biasanya berupa
bahasa baik bahasa verbal maupun bahasa nonverbal
menjadi ide atau pikiran pada diri komunikan dalam
proses komunikasi.
Akibat yang ditimbulkan dari proses komunikasi yang
berupa peneguhan atau perubahan sikap, pendapat dan
perilaku
Perubahan dari ide atau pikiran yang ada dalam benak
komunikator ke dalam kode-kode tertentu, biasanya
berupa bahasa baik bahasa verbal maupun bahasa
nonverbal dalam proses komunikasi
Orang/lembaga yang menerima pesan. Biasa disebut juga
penerima, destinasi atau khalayak (untuk penerima dalam
jumlah besar).
Proses penyampaian pesan (informasi, gagasan, pikiran,
pendapat, pengetahuan) dari seseorang/satu lembaga
kepada orang/lembaga lain dengan menggunakan atau
tanpa media dengan tujuan tertentu.
Orang/lembaga yang mengirimkan pesan. Biasa disebut
juga pengirim atau sumber.
Saluran yang dipergunakan untuk pengiriman pesan.
Dapat berbentuk media massa seperti koran, majalah,
radio dan televisi atau media non-massa, seperti telepon,
handphone, dan e-mail.
lsi yang disampaikan dalam proses komunikasi yang bisa
berupa informasi, pengetahuan, ungkapan perasaan, atau
pendapat.
Salah satu komponen komunikasi yang menunjukkan
respons yang diberikan oleh pihak yang terlibat dalam
komunikasi.
e EKMA41 59/MODUL 1 1.45
Daft ar Pust aka
Carte, P dan Fox, C. (2006). Bridging The Culture Gap Komunikasi Lintas
Budaya. (Terjemahan Dra. K. Anggraini, M.Si). Jakarta: Indeks.
Dimbleby, R. Dan Burton, G. (1985). More Than Words: An Introduction to
Communication. London: Methuen.
Fiske, J. (2004). Cultural and Communication Studies: Sebuah Pengantar
Paling Komprehensif. (Terjemahan Yosal Iriantara dan Idi Subandy
Ibrahim). Yogyakarta: Jalasutera.
Mulyana, D. (2005a). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung:
Remadja Rosdakarya.
Mulyana, D. (2005b). Komunikasi Efektif.· Suatu Pendekatan Lintasbudaya.
Bandung: Remadja Rosdakarya.
Murphy, H. A. dan Herbert, W. H. (1991). Effective Business
Communication. New York: McGraw-Hill.
Rosenblatt, S. et al. (1977). Business Communication. Englewood Cliff, N.J.:
Prentice Hall.
MDDUL 2
Pesan Komunikasi Bisnis
Dr. Vasal lriantara
PENDAHULUAN
enjelajahan kita mengenai komunikasi bisnis, membawa kita pada
pembahasan mengenai pesan komunikasi bisnis. Pembahasan pada
Modul 2 ini lebih bersifat teknis dibandingkan dengan Modul 1 yang bersifat
konseptual. Namun demikian, Modul 2 ini bisa kita pandang sebagai
jembatan yang menghubungkan antara dunia konseptual- teoretis dengan
dunia praktis. Katakanlah, ini merupakan rnodul transisi rnenuju dunia praktis
komunikasi bisnis, sehingga dimensi konseptual-teoretis masih tampak pada
modul ini.
Pada Modul 2 ini, penjelajahan kita di dunia komunikasi bisnis kita
mulai dengan mempelajari "Tipe Kornunikasi Bisnis". Melalui analisis ini
kita mempelajari berbagai bentuk komunikasi bisnis yang merupakan
landasan bagi kita dalam menyusun pesan-pesan komunikasi bisnis. Dirnensi
teknis penyusunan pesan komunikasi bisnis akan kita pelajari pada Kegiatan
Belajar 2 yang rnernbahas "Teknik Penyusunan Pesan Kornunikasi Bisnis".
Kita rnempelajari proses komunikasi bisnis secara lebih teknis
mengingat dewasa ini, sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi, tersedia cukup banyak media yang memperlancar arus informasi
dalam komunikasi bisnis. Di samping itu, bentuk-bentuk komunikasi bisnis
sendiri jadi berkembang akibat penerapan teknologi tadi. Meski bentuk-
bentuk dasar kornunikasi bisnis rnasih saja berlangsung dan dipraktikkan
dalam berbagai kegiatan komunikasi bisnis. Teknologi informasi dan
komunikasi tidak melenyapkan bentuk-bentuk dasar itu, melainkan lebih
melengkapi dan memperkuat kemampuan komunikatifnya.
Setelah memahami berbagai bentuk komunikasi bisnis itu, barulah kita
membahas dimensi teknis penyusunan pesan. Berdasarkan pernaharnan yang
mendalarn atas watak komunikasi bisnis, kita bisa rnelakukan penyusunan
pesan dengan baik. Karena pesan komunikasi bisnis itu akan dipengaruhi
bagaimana proses komunikasi bisnis yang berlangsung. Selain itu, pesan
2.2 KDMUNIKASI BISNIS •
untuk komunikasi lisan tentu akan berbeda dengan komunikasi tertulis
sehingga kita membutuhkan pemahaman yang mendalam atas bentuk-bentuk
komunikasi.
Setelah mempelajari Modul2 ini, Anda diharapkan dapat menjelaskan:
1. mampu menganalisis proses komunikasi bisnis;
2. mampu mengaplikasikan hasil analisis komunikasi bisnis dalam praktik
komunikasi bisnis;
3. memahami teknik penyusunan pesan komunikasi bisnis;
4. mampu mengaplikasikan teknik penyusunan pesan dalam praktik
komunikasi bisnis.
e EKMA41 59/MODUL 2 2.3
KEGIATAN BELA.JAR 1
Tipe Komunikasi Bisnis
alah satu definisi komunikasi menyatakan bahwa komunikasi adalah
"interaksi sosial melalui pesan". Definisi tersebut menunjukkan
pentingnya pesan dalam proses komunikasi manusia. Bila definisi itu kita
gunakan dalam konteks komunikasi bisnis, maka setidaknya kita bisa
mendapatkan dua definisi baru tentang komunikasi bisnis. Pertama,
komunikasi bisnis adalah "interaksi sosial melalui pesan bisnis" dan kedua,
"interaksi bisnis melalui pesan".
Berdasarkan dua "definisi" itu, maka kita bisa mendapatkan pula dua
hal. Pertama, komunikasi bisnis yang menekankan pada komponen pesan
bisnis-nya dan kedua, komunikasi bisnis yang lebih menekankan pada
komponen interaksi bisnis yang dilakukan melalui pesan. Kedua "definisi"
tersebut sama-sama menunjukkan pentingnya pesan dalam proses dan
kegiatan komunikasi bisnis. Kita bahkan bisa menyatakan, tidak ada
komunikasi tanpa pesan atau tidak akan ada komunikasi bisnis yang bisa
dilakukan tanpa pengiriman dan penerimaan pesan.
Oleh sebab itu, pada Modul 2 ini kita akan mendalami penyusunan
pesan. Namun, bagaimana pesan disusun akan bergantung juga pada kegiatan
dan proses komunikasi yang dilangsungkan. Itu sebabnya, kita pun akan
mempelajari terlebih dulu proses komunikasi bisnis. Secara umum, proses
komunikasi ini sudah kita pelari pada Modul 1. Namun pada Kegiatan
Belajar 1 Modul 2 ini, kita akan mempelajari lebih mendalam mengenai
proses komunikasi bisnis ini. Barulah, setelah itu, kita lanjutkan dengan
mempelajari penyusunan pesannya pada kegiatan belajar selanjutnya.
Dalam menganalisis proses komunikasi bisnis, sesungguhnya tak jauh
berbeda dengan menganalisis proses komunikasi pada umumnya. Perbedaan
antara proses komunikasi pada umumnya dan proses komunikasi bisnis
hanya terletak pada tujuan komunikasinya. Kita ingat lagi, seperti sudah
dijelaskan pada Modul 1, salah satu komponen penting komunikasi adalah
tujuan komunikasi dilakukan.
Mengingat pada dasamya komunikasi bisnis dan komunikasi pada
umumnya sama, maka bentuk-bentuk komunikasi bisnis pun sama saja
dengan bentuk-bentuk komunikasi pada umumnya, yaitu (a) komunikasi
verbal, (b) komunikasi nonverbal, (c) komunikasi visual, dan (d) komunikasi
2.4 KDMUNIKASI BISNIS •
audio-visual. Keempatnya biasa dinamakan juga sebagai tipe komunikasi
seperti yang diuraikan dari Quible, Johnson dan Matt (1996: 20). Pada
dasamya keempat tipologi itu memiliki persamaan dan perbedaan. Kesamaan
itu terletak pada tujuannya, yaitu sama-sama digunakan untuk mencapai
tujuan bisnis atau bila dibuat lebih spesifik lagi untuk mencapai tujuan
organisasi bisnis. Sedangkan perbedaan yang paling jelas adalah pada proses
penyampaian pesan, kendati pesannya boleh jadi sama, karena ada yang
menggunakan pesan yang didominasi pesan verbal untuk komunikasi verbal,
dan pesan nonverbal untuk komunikasi nonverbal.
Dalam praktiknya, sesungguhnya kita tidak memisah-misahkan
komunikasi verbal, nonverbal, visual dan audio-visual. Karena bisa saja
keempat bentuk itu kita gunakan saat kita melakukan komunikasi bisnis. Kita
bisa mengambil misal, komunikasi bisnis dalam bentuk presentasi. Pesan
verbal kita gunakan dalam bentuk untaian lisan yang kita lakukan, namun
pesan nonverbal pun kita sampaikan melalui mimik wajah atau gerak tangan
saat melakukan presentasi. Di samping itu, bila kita gunakan LCD projector,
kita pun menggunakan komunikasi visual melalui penyajian gambar, grafik,
bagan atau tata warna tertentu, dan bisa juga audio-visual karena presentasi
kita ada yang disajikan dalam bentuk animasi yang menggunakan tata wama
dan tata suara.
Sebelum membahas lebih mendalam setiap tipe komunikasi tersebut, kita
bahas dulu pengertian masing-masing tipe komunikasi itu. Dalam
komunikasi verbal, pesan yang disampaikan menggunakan lambang-lambang
atau simbol-simbol bahasa lisan atau tulisan dalam bentuk kata-kata, yang
secara kultural ada kesepakatan atas maknanya. Sedangkan dalam
komunikasi nonverbal, pesan disampaikan melalui bahasa tubuh (body
language), nada suara (intonasi), jarak antara komunikator dan komunikan
(proxemic), bahkan melalui pakaian dan penampilan kita. Ada pun dalam
komunikasi visual, pesan disampaikan untuk diterima komunikan melalui
indra penglihatannya sehingga disajikan dalam bentuk grafik, foto atau
gambar diam (still picture). Dalam dunia bisnis, bentuk komunikasi visual
yang paling mudah kita kenali adalah iklan di surat kabar dan majalah. Lain
halnya dengan komunikasi audio-visual yang menyampaikan pesan pada
komunikan melalui pesan yang ditangkap melalui indra penglihatan dan
pendengaran. Oleh sebab itu, pesan disajikan tidak hanya dalam bentuk
gambar diam tapi juga dalam bentuk animasi, yang dilengkapi dengan efek
suara. Perbedaan ini sekaligus menjadi kelebihan komunikasi audio-visual,
e EKMA41 59/MODUL 2 2.5
terutama dalam menarik perhatian khalayak dan dramatisasi pesan sehingga
pesan dapat lebih berdampak terhadap khalayak dibandingkan dengan tipe
komunikasi lainnya.
Mana tipe komunikasi yang kita pilih untuk lebih dominan dalam proses
komunikasi bisnis, sangat bergantung kepada banyak dan luasnya sasaran
khalayak yang hendak dijangkau, dan tingkat kerumitan pesan yang
disampaikan. Di samping perlu juga mempertimbangkan tujuan
komunikasinya: apakah untuk menginformasikan perusahaan atau produk
bisnis, mempromosikan produk, atau meningkatkan pemasaran. Pemahaman
terhadap karakteristik tipe-tipe komunikasi bisnis ini, akan sangat membantu
upaya kita mencapai tujuan organisasi melalui kegiatan komunikasi bisnis
yang kita lakukan.
Sekarang kita perhatikan tipe-tipe komunikasi ini secara lebih rinci,
seperti berikut ini:
A. KOMUNIKASI VERBAL
Tadi, kita sudah mempelajari, bahwa komunikasi verbal itu merupakan
komunikasi yang menggunakan kata-kata atau secara lebih konseptual-
teoretis melalui simbol-simbol bahasa. Kata-kata yang kita sampaikan dalam
proses komunikasi itu ada yang disampaikan secara lisan dan ada pula yang
disampaikan melalui tulisan. Tatkala Anda mendengarkan seorang ternan
menjelaskan isi modul ini, berarti pesan disampaikan secara lisan. Namun
saat Anda membaca alinea ini pada Modul 2, Anda menerima pesan dalam
bentuk tulisan.
Kita awali pembahasan komunikasi verbal ini dengan komunikasi lisan
(oral communications). Ini merupakan tipe komunikasi manusia yang paling
tua. Manusia sudah melakukan komunikasi jauh sebelum huruf ditemukan
dalam peradaban manusia. Konon manusia mengenal bahasa sejak sekitar
tahun 35.000 SM pada Jaman Cro-Magnon. Dengan demikian, sesungguhnya
tradisi komunikasi lisan ini sudah berlangsung sejak sangat lama. Bisa juga
kita menyatakannya, tradisi komunikasi lisan ini ada sejak Nabi Adam dan
istrinya pertama kali mendiami bumi yang kita tinggali sekarang.
Meski pun kini teknologi komunikasi sudah sangat maju, tidak berarti
komunikasi lisan kita tinggalkan. Dalam kegiatan bisnis, begitu banyak
komunikasi bisnis yang dilakukan dalam bentuk komunikasi lisan ini. Kita
bisa ambil contoh komunikasi bisnis yang paling sederhana seperti yang
2.6 KDMUNIKASI BISNIS •
dilakukan tukang sayur keliling di tempat tinggal kita. Pedagang sayuran
keliling itu mengkomunikasikan kehadirannya dengan berteriak,
"Yuuuuuuurrrrr!! !". Lalu pembeli pun datang. Terjadi komunikasi lisan
antara penjual sayuran dan calon pembelinya. Misalnya terjadi negosiasi
harga, untuk satu kantung plastik toge. Lalu terjadi kesepakatan harga antara
pedagang sayuran dan calon pembelinya sehingga terjadi transaksi jual beli.
Dalam proses komunikasi antara penjual sayuran dan pembelinya itu, pesan
disampaikan secara timbal balik, dalam bentuk penawaran dan tanggapan
(umpan-balik), yang bahkan adakalanya terjadi secara spontan. Tapi anehnya,
kesepakatan harga dapat dicapai dalam waktu yang relatif singkat. Diakhiri
dengan kepuasan pada kedua belah pihak. ltulah salah satu kelebihan
komunikasi lisan.
Komunikasi lisan memang memiliki beberapa kelebihan bila
dibandingkan dengan bentuk atau tipe komunikasi lainnya. Menurut Bovee
dan Thill (1989: 57-59), kelebihan atau keunggulan komunikasi lisan adalah:
(a) komunikasi lisan memungkinkan terjadinya interaksi. Umpan balik dapat
langsung disampaikan pada saat komunikasi sedang berlangsung, seperti
munculnya pertanyaan sehingga pemahaman terhadap pesan dapat teruji;
(b) pelaku komunikasi (komunikator dan komunikan) dapat berbagi, bertukar
gagasan dan bekerja sama dalam memecahkan masalah, karena bisa
diperoleh titik temu antarkepentingan; (c) bersamaan dengan itu, pesan
nonverbal juga dapat tersampaikan sehingga lebih menegaskan makna pesan
yang disampaikan, dan (d) masing-masing pihak yang terlibat dalam
komunikasi lisan akan merasa nyaman, karena kebutuhan utamanya
terpuaskan yakni kebutuhan untuk diakui sebagai bagian dari komunitas
•
manusta.
Namun, komunikasi lisan pun seperti diuraikan Bovee dan Thill (1989:
59-61) memiliki juga kelemahan. Kelemahan komunikasi lisan bisa saja
menjadi salah satu sumber permasalahan komunikasi dalam kegiatan bisnis
yang kita lakukan. Masalahnya timbul biasanya dengan diawali (a) tidak
adanya kesadaran bahwa pembicaraan (komunikasi lisan) sebenamya
merupakan sarana untuk mencapai tujuan bisnis; sehingga (b) berbicara
secara spontan, tanpa persiapan apa pun, seperti apa yang akan dikatakan dan
bagaimana cara menyatakannya; juga (c) tak berpikir soal tujuan komunikasi
sehingga tidak merumuskan pesan yang akan disampaikan dan menetapkan
khalayak yang menjadi sasaran; akibatnya (d) tak merancang dan
menyampaikan pesan secara logis, dan sering kali juga (e) demi keuntungan
e EKMA41 59/MODUL 2 2.7
sesaat, kita jadi cenderung memanipulasi pembicaraan, seperti dalam
menangani keluhan kustomer, terkadang yang diutamakan adalah berhentinya
kustomer menyatakan keluhannya bukan terselesaikannya masalah yang
dihadapi kustomer; ada kalanya juga kita (f) memualkan sikap yang
melecehkan orang lain dan tidak terfokus pada upaya menumbuhkan "good
will" yang akibatnya bisa memutuskan ikatan relasi bahkan membunuh bisnis
kita.
Berdasarkan uraian tersebut, kita mengetahui bahwa komunikasi lisan
dalam komunikasi bisnis berbeda dengan komunikasi lisan dalam bentuk
obrolan di pos ronda atau di warung kopi. Kita perlu merencanakan apa yang
akan kita sampaikan, siapa yang kita ajak berbicara dan apa tujuan yang
hendak disampaikan melalui komunikasi tersebut. Di samping itu, penting
juga untuk diperhatikan, dalam komunikasi lisan posisi kita tidak hanya
sebagai komunikator melainkan juga komunikan sehingga ada saat-saat kita
berbicara dan ada saat-saat kita lebih banyak mendengarkan. Dalam
komunikasi lisan, keterampilan berbicara dan mendengarkan atau menyimak
ini sama pentingnya kita kuasai. Karena dalam komunikasi lisan, pemisahan
komunikator dan komunikan itu bukan soal peran melainkan lebih soal
fungsi sehingga ada kalanya kita memfungsikan diri sebagai komunikator
dan ada kalanya juga menjadi komunikan.
Kita perhatikan dulu gambar berikut.
PENGIRIM PENSRJY~il - -1. t
...
Meugembangkatt lmlata~p1lan~ mooV1mak'd·au inMDf11paU. ' ·-:.J
-·-
9.Jmber: Harris (1990: 2)
Gambar 2.1.
Komunikasi
2.8 KDMUNIKASI BISNIS •
Gambar 2.1 menunjukkan, baik pengirim maupun penerima akan
berposisi sebagai komunikator dan komunikan secara bergantian. Ada
kalanya berbicara dan adakalanya menyimak. Dengan demikian, dalam
konteks komunikasi lisan, keterampilan menyimak apa yang dinyatakan
orang lain menjadi penting. Tidak mengherankan bila salah satu keterampilan
yang diperlukan seorang pemimpin adalah keterampilan menyimak apa yang
dinyatakan orang lain. Bahkan dalam komunikasi bisnis dinyatakan, bahwa
sekarang ini, seorang manajer yang berhasil adalah manajer yang banyak
menyimak.
Apalagi bila kita menyimak apa yang dikatakan orang lain itu dengan
penuh empati. Dalam ungkapan dinyatakan bahwa empati adalah berdiri
dengan memakai sepatu orang lain. Artinya, kita menyimak dengan
memperhatikan apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain dengan
menggunakan pikiran dan perasaan orang lain itu. Kita menghilangkan
egoisme kita dan diganti dengan kesediaan membuka diri dan berbagi dengan
sesama. Dalam komunikasi yang berlangsung dua arah itu, menyimak dengan
empati menjadi sangat penting, termasuk dalam kegiatan komunikasi bisnis.
Sekarang kita membahas komunikasi tertulis. Dalam sejarah peradaban
manusia, sebelum manusia menggunakan humf untuk berkomunikasi secara
tertulis dengan sesamanya, terlebih dulu manusia menggunakan gambar.
Tercatat, pada tahun 22.000 SM manusia mengkomunikasikan apa yang
dipikirkan dan dirasakannya melalui gambar seperti yang dijumpai dalam
lukisan dalam gua oleh manusia prasejarah. Sedangkan humf sendiri, konon,
bam dikenal manusia pada tahun 4.000 SM, dengan dipergunakannya
lempengan tanah liat untuk ditulisi humf oleh orang-orang Sumeria.
Tentu saja, dengan komunikasi secara tertulis ada banyak keuntungan
yang bisa kita peroleh. Sebutlah, kita tak perlu hams bertemu secara langsung
dengan komunikatomya bila hendak memperoleh informasi. Cukup membaca
apa yang dituliskan komunikator, sehingga ketika digandakan tulisan tersebut
akan banyak orang yang terlibat dalam kegiatan komunikasi tersebut. Kita
bisa mengambil contoh, saat Anda mempelajari Modul Komunikasi Bisnis
ini. Anda tidak perlu bertemu dengan penulis modulnya, melainkan cukup
mempelajari apa yang ditulis di dalam modul tersebut.
Karena itu menumt Bovee dan Thill (1989: 84) penyampaian pesan
secara tertulis, mempunyai beberapa keuntungan yaitu: (a) adanya peluang
untuk mengontrol pesan; (b) isi pesan yang kita sampaikan dapat memuat
informasi yang sangat kompleks yang membutuhkan uraian yang sangat
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan BisnisBMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan BisnisMang Engkus
 
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)Mang Engkus
 
BMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
BMP EKMA4565 Manajemen PerubahanBMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
BMP EKMA4565 Manajemen PerubahanMang Engkus
 
BMP EKMA4315 Akuntansi Biaya
BMP EKMA4315 Akuntansi BiayaBMP EKMA4315 Akuntansi Biaya
BMP EKMA4315 Akuntansi BiayaMang Engkus
 
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi ManajerialBMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi ManajerialMang Engkus
 
BMP EKMA4216 Manajemen Pemasaran
BMP EKMA4216 Manajemen PemasaranBMP EKMA4216 Manajemen Pemasaran
BMP EKMA4216 Manajemen PemasaranMang Engkus
 
BMP EKMA4263 Manajemen Kinerja
BMP EKMA4263 Manajemen KinerjaBMP EKMA4263 Manajemen Kinerja
BMP EKMA4263 Manajemen KinerjaMang Engkus
 
BMP EKMA4367 Hubungan Industrial
BMP EKMA4367 Hubungan IndustrialBMP EKMA4367 Hubungan Industrial
BMP EKMA4367 Hubungan IndustrialMang Engkus
 
Analisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK Indonesia
Analisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK IndonesiaAnalisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK Indonesia
Analisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK IndonesiaMaitsa Anggraini
 
BMP EKMA4413 Riset Operasi
BMP EKMA4413 Riset OperasiBMP EKMA4413 Riset Operasi
BMP EKMA4413 Riset OperasiMang Engkus
 
BMP EKMA4215 Manajemen Operasi
BMP EKMA4215 Manajemen OperasiBMP EKMA4215 Manajemen Operasi
BMP EKMA4215 Manajemen OperasiMang Engkus
 
BMP EKMA4116 Manajemen
BMP EKMA4116 ManajemenBMP EKMA4116 Manajemen
BMP EKMA4116 ManajemenMang Engkus
 
Makalah digital marketing
Makalah digital marketingMakalah digital marketing
Makalah digital marketingulfameilia
 
Bab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biayaBab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biayaNugroho Adi
 
BMP EKMA4569 Perencanaan Pemasaran
BMP EKMA4569 Perencanaan PemasaranBMP EKMA4569 Perencanaan Pemasaran
BMP EKMA4569 Perencanaan PemasaranMang Engkus
 
BMP EKMA4476 Audit SDM
BMP EKMA4476 Audit SDMBMP EKMA4476 Audit SDM
BMP EKMA4476 Audit SDMMang Engkus
 
Fungsi Perencanaan dan Pengambilan Keputusan
Fungsi Perencanaan dan Pengambilan KeputusanFungsi Perencanaan dan Pengambilan Keputusan
Fungsi Perencanaan dan Pengambilan KeputusanSatya Pranata
 
Hubungan Biaya, Volume dan Laba
Hubungan Biaya, Volume dan LabaHubungan Biaya, Volume dan Laba
Hubungan Biaya, Volume dan Labanazilah_ laila
 

Was ist angesagt? (20)

BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan BisnisBMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
 
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
 
BMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
BMP EKMA4565 Manajemen PerubahanBMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
BMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
 
BMP EKMA4315 Akuntansi Biaya
BMP EKMA4315 Akuntansi BiayaBMP EKMA4315 Akuntansi Biaya
BMP EKMA4315 Akuntansi Biaya
 
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi ManajerialBMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
 
BMP EKMA4216 Manajemen Pemasaran
BMP EKMA4216 Manajemen PemasaranBMP EKMA4216 Manajemen Pemasaran
BMP EKMA4216 Manajemen Pemasaran
 
BMP EKMA4263 Manajemen Kinerja
BMP EKMA4263 Manajemen KinerjaBMP EKMA4263 Manajemen Kinerja
BMP EKMA4263 Manajemen Kinerja
 
BMP EKMA4367 Hubungan Industrial
BMP EKMA4367 Hubungan IndustrialBMP EKMA4367 Hubungan Industrial
BMP EKMA4367 Hubungan Industrial
 
manajemen risiko operasional (1)
manajemen risiko operasional (1)manajemen risiko operasional (1)
manajemen risiko operasional (1)
 
Analisis BEP (2017)
Analisis BEP (2017)Analisis BEP (2017)
Analisis BEP (2017)
 
Analisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK Indonesia
Analisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK IndonesiaAnalisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK Indonesia
Analisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK Indonesia
 
BMP EKMA4413 Riset Operasi
BMP EKMA4413 Riset OperasiBMP EKMA4413 Riset Operasi
BMP EKMA4413 Riset Operasi
 
BMP EKMA4215 Manajemen Operasi
BMP EKMA4215 Manajemen OperasiBMP EKMA4215 Manajemen Operasi
BMP EKMA4215 Manajemen Operasi
 
BMP EKMA4116 Manajemen
BMP EKMA4116 ManajemenBMP EKMA4116 Manajemen
BMP EKMA4116 Manajemen
 
Makalah digital marketing
Makalah digital marketingMakalah digital marketing
Makalah digital marketing
 
Bab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biayaBab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biaya
 
BMP EKMA4569 Perencanaan Pemasaran
BMP EKMA4569 Perencanaan PemasaranBMP EKMA4569 Perencanaan Pemasaran
BMP EKMA4569 Perencanaan Pemasaran
 
BMP EKMA4476 Audit SDM
BMP EKMA4476 Audit SDMBMP EKMA4476 Audit SDM
BMP EKMA4476 Audit SDM
 
Fungsi Perencanaan dan Pengambilan Keputusan
Fungsi Perencanaan dan Pengambilan KeputusanFungsi Perencanaan dan Pengambilan Keputusan
Fungsi Perencanaan dan Pengambilan Keputusan
 
Hubungan Biaya, Volume dan Laba
Hubungan Biaya, Volume dan LabaHubungan Biaya, Volume dan Laba
Hubungan Biaya, Volume dan Laba
 

Andere mochten auch

BMP EKMA4115 Pengantar Akuntansi
BMP EKMA4115 Pengantar Akuntansi BMP EKMA4115 Pengantar Akuntansi
BMP EKMA4115 Pengantar Akuntansi Mang Engkus
 
BMP ADBI4211 Manajemen Resiko dan Asuransi
BMP ADBI4211 Manajemen Resiko dan AsuransiBMP ADBI4211 Manajemen Resiko dan Asuransi
BMP ADBI4211 Manajemen Resiko dan AsuransiMang Engkus
 
BMP EKMA4414 Manajemen Strategik
BMP EKMA4414 Manajemen StrategikBMP EKMA4414 Manajemen Strategik
BMP EKMA4414 Manajemen StrategikMang Engkus
 
BMP EKMA4157 Organisasi
BMP EKMA4157 OrganisasiBMP EKMA4157 Organisasi
BMP EKMA4157 OrganisasiMang Engkus
 
BMP EKMA4475 Pemasaran Strategik
BMP EKMA4475 Pemasaran StrategikBMP EKMA4475 Pemasaran Strategik
BMP EKMA4475 Pemasaran StrategikMang Engkus
 
BMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika EkonomiBMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika EkonomiMang Engkus
 
Tugas komunikasi bisnis Kelompok 4
Tugas komunikasi bisnis Kelompok 4Tugas komunikasi bisnis Kelompok 4
Tugas komunikasi bisnis Kelompok 4Dayat MoCiil
 
EKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 1 : Introduksi Manajemen Operasi
EKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 1 : Introduksi Manajemen OperasiEKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 1 : Introduksi Manajemen Operasi
EKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 1 : Introduksi Manajemen OperasiAncilla Kustedjo
 

Andere mochten auch (17)

BMP ESPA4229
BMP ESPA4229BMP ESPA4229
BMP ESPA4229
 
BMP EKMA4115 Pengantar Akuntansi
BMP EKMA4115 Pengantar Akuntansi BMP EKMA4115 Pengantar Akuntansi
BMP EKMA4115 Pengantar Akuntansi
 
BMP ADBI4211 Manajemen Resiko dan Asuransi
BMP ADBI4211 Manajemen Resiko dan AsuransiBMP ADBI4211 Manajemen Resiko dan Asuransi
BMP ADBI4211 Manajemen Resiko dan Asuransi
 
BMP EKMA4414 Manajemen Strategik
BMP EKMA4414 Manajemen StrategikBMP EKMA4414 Manajemen Strategik
BMP EKMA4414 Manajemen Strategik
 
BMP EKMA4157 Organisasi
BMP EKMA4157 OrganisasiBMP EKMA4157 Organisasi
BMP EKMA4157 Organisasi
 
BMP ESPA4219
BMP ESPA4219BMP ESPA4219
BMP ESPA4219
 
BMP ESPA4224
BMP ESPA4224BMP ESPA4224
BMP ESPA4224
 
BMP ESPA4228
BMP ESPA4228BMP ESPA4228
BMP ESPA4228
 
BMP ESPA4226
BMP ESPA4226BMP ESPA4226
BMP ESPA4226
 
BMP EKMA4475 Pemasaran Strategik
BMP EKMA4475 Pemasaran StrategikBMP EKMA4475 Pemasaran Strategik
BMP EKMA4475 Pemasaran Strategik
 
BMP MKDU4111
BMP MKDU4111BMP MKDU4111
BMP MKDU4111
 
BMP MKDU4110
BMP MKDU4110BMP MKDU4110
BMP MKDU4110
 
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
 
BMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika EkonomiBMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
 
Tugas komunikasi bisnis Kelompok 4
Tugas komunikasi bisnis Kelompok 4Tugas komunikasi bisnis Kelompok 4
Tugas komunikasi bisnis Kelompok 4
 
EKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 1 : Introduksi Manajemen Operasi
EKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 1 : Introduksi Manajemen OperasiEKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 1 : Introduksi Manajemen Operasi
EKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 1 : Introduksi Manajemen Operasi
 
BMP ESPA4222
BMP ESPA4222BMP ESPA4222
BMP ESPA4222
 

Ähnlich wie BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis

Makalah komunikasi
Makalah komunikasiMakalah komunikasi
Makalah komunikasiWarnet Raha
 
Teori Organisasi Umum 2 (Komunikasi)
Teori Organisasi Umum 2 (Komunikasi)Teori Organisasi Umum 2 (Komunikasi)
Teori Organisasi Umum 2 (Komunikasi)Bayu Wijaya
 
Masnilia Andisan- Esei Penulisan Ilmiah.docx
Masnilia Andisan- Esei Penulisan Ilmiah.docxMasnilia Andisan- Esei Penulisan Ilmiah.docx
Masnilia Andisan- Esei Penulisan Ilmiah.docxMASNILIAANDISANBA211
 
Inisiasi 1_Materi.pptx
Inisiasi 1_Materi.pptxInisiasi 1_Materi.pptx
Inisiasi 1_Materi.pptxalifianaulia
 
IV.-Komunikasi-dan-interpersonal-skill.ppt
IV.-Komunikasi-dan-interpersonal-skill.pptIV.-Komunikasi-dan-interpersonal-skill.ppt
IV.-Komunikasi-dan-interpersonal-skill.pptAeshyaRahma
 
Komunikasi bisnis karangan euis rosidah dan noneng masitoh
Komunikasi bisnis karangan euis rosidah dan noneng masitohKomunikasi bisnis karangan euis rosidah dan noneng masitoh
Komunikasi bisnis karangan euis rosidah dan noneng masitohAsep Hilman
 
Makalah sejarah Komunikasi modern dan traditional
Makalah sejarah Komunikasi modern dan traditionalMakalah sejarah Komunikasi modern dan traditional
Makalah sejarah Komunikasi modern dan traditionalSabella Zahra
 
Interpersonal
InterpersonalInterpersonal
Interpersonalseti4budi
 
Resume Teknik Presentasi dan Negosiasi
Resume Teknik Presentasi dan NegosiasiResume Teknik Presentasi dan Negosiasi
Resume Teknik Presentasi dan Negosiasieddy sanusi silitonga
 
Makalah pengantar ilmu komunikasi (revisi)
Makalah pengantar ilmu komunikasi (revisi)Makalah pengantar ilmu komunikasi (revisi)
Makalah pengantar ilmu komunikasi (revisi)Jamal Lullail
 
Komunikasi dalam perpustakaan
Komunikasi dalam perpustakaanKomunikasi dalam perpustakaan
Komunikasi dalam perpustakaanhalwa
 
kumpulan soal dan jawaban sosiologi pedesaan part 1
kumpulan soal dan jawaban sosiologi pedesaan part 1kumpulan soal dan jawaban sosiologi pedesaan part 1
kumpulan soal dan jawaban sosiologi pedesaan part 1Joel mabes
 
Makalah konsep komunikasi kel.1 jh
Makalah konsep komunikasi kel.1 jhMakalah konsep komunikasi kel.1 jh
Makalah konsep komunikasi kel.1 jhAmeerican Ahmedas
 

Ähnlich wie BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis (20)

Makalah komunikasi
Makalah komunikasiMakalah komunikasi
Makalah komunikasi
 
Makalah komunikasi
Makalah komunikasiMakalah komunikasi
Makalah komunikasi
 
Makalah komunikasi
Makalah komunikasiMakalah komunikasi
Makalah komunikasi
 
Teori Organisasi Umum 2 (Komunikasi)
Teori Organisasi Umum 2 (Komunikasi)Teori Organisasi Umum 2 (Komunikasi)
Teori Organisasi Umum 2 (Komunikasi)
 
Masnilia Andisan- Esei Penulisan Ilmiah.docx
Masnilia Andisan- Esei Penulisan Ilmiah.docxMasnilia Andisan- Esei Penulisan Ilmiah.docx
Masnilia Andisan- Esei Penulisan Ilmiah.docx
 
Inisiasi 1_Materi.pptx
Inisiasi 1_Materi.pptxInisiasi 1_Materi.pptx
Inisiasi 1_Materi.pptx
 
IV.-Komunikasi-dan-interpersonal-skill.ppt
IV.-Komunikasi-dan-interpersonal-skill.pptIV.-Komunikasi-dan-interpersonal-skill.ppt
IV.-Komunikasi-dan-interpersonal-skill.ppt
 
Komunikasi bisnis karangan euis rosidah dan noneng masitoh
Komunikasi bisnis karangan euis rosidah dan noneng masitohKomunikasi bisnis karangan euis rosidah dan noneng masitoh
Komunikasi bisnis karangan euis rosidah dan noneng masitoh
 
Makalah sejarah Komunikasi modern dan traditional
Makalah sejarah Komunikasi modern dan traditionalMakalah sejarah Komunikasi modern dan traditional
Makalah sejarah Komunikasi modern dan traditional
 
Bbm 1
Bbm 1Bbm 1
Bbm 1
 
Bbm 1
Bbm 1Bbm 1
Bbm 1
 
Interpersonal
InterpersonalInterpersonal
Interpersonal
 
Resume Teknik Presentasi dan Negosiasi
Resume Teknik Presentasi dan NegosiasiResume Teknik Presentasi dan Negosiasi
Resume Teknik Presentasi dan Negosiasi
 
Makalah sapta
Makalah saptaMakalah sapta
Makalah sapta
 
Makalah pengantar ilmu komunikasi (revisi)
Makalah pengantar ilmu komunikasi (revisi)Makalah pengantar ilmu komunikasi (revisi)
Makalah pengantar ilmu komunikasi (revisi)
 
Komunikasi dalam perpustakaan
Komunikasi dalam perpustakaanKomunikasi dalam perpustakaan
Komunikasi dalam perpustakaan
 
Komunikasi bisnis
Komunikasi bisnisKomunikasi bisnis
Komunikasi bisnis
 
kumpulan soal dan jawaban sosiologi pedesaan part 1
kumpulan soal dan jawaban sosiologi pedesaan part 1kumpulan soal dan jawaban sosiologi pedesaan part 1
kumpulan soal dan jawaban sosiologi pedesaan part 1
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluan
 
Makalah konsep komunikasi kel.1 jh
Makalah konsep komunikasi kel.1 jhMakalah konsep komunikasi kel.1 jh
Makalah konsep komunikasi kel.1 jh
 

Mehr von Mang Engkus

BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku KonsumenBMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku KonsumenMang Engkus
 
BMP EKMA4478 Analisis Kasus Bisnis
BMP EKMA4478 Analisis Kasus BisnisBMP EKMA4478 Analisis Kasus Bisnis
BMP EKMA4478 Analisis Kasus BisnisMang Engkus
 
BMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
BMP ESPA4227 Ekonomi MoneterBMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
BMP ESPA4227 Ekonomi MoneterMang Engkus
 
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi Jasa
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi JasaBMP EKMA4369 Manajemen Operasi Jasa
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi JasaMang Engkus
 
BMP EKMA4366 Pengembangan SDM
BMP EKMA4366 Pengembangan SDMBMP EKMA4366 Pengembangan SDM
BMP EKMA4366 Pengembangan SDMMang Engkus
 

Mehr von Mang Engkus (9)

BMP ESPA4220
BMP ESPA4220BMP ESPA4220
BMP ESPA4220
 
BMP MKDU4112
BMP MKDU4112BMP MKDU4112
BMP MKDU4112
 
BMP MKDU4109
BMP MKDU4109BMP MKDU4109
BMP MKDU4109
 
BMP MKDU4221
BMP MKDU4221BMP MKDU4221
BMP MKDU4221
 
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku KonsumenBMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
 
BMP EKMA4478 Analisis Kasus Bisnis
BMP EKMA4478 Analisis Kasus BisnisBMP EKMA4478 Analisis Kasus Bisnis
BMP EKMA4478 Analisis Kasus Bisnis
 
BMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
BMP ESPA4227 Ekonomi MoneterBMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
BMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
 
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi Jasa
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi JasaBMP EKMA4369 Manajemen Operasi Jasa
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi Jasa
 
BMP EKMA4366 Pengembangan SDM
BMP EKMA4366 Pengembangan SDMBMP EKMA4366 Pengembangan SDM
BMP EKMA4366 Pengembangan SDM
 

Kürzlich hochgeladen

Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docNurulAiniFirdasari1
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxMATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxwulandaritirsa
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Kanaidi ken
 
Materi bab 6 biaya modal manajemen keuangan.pptx
Materi bab 6 biaya modal manajemen keuangan.pptxMateri bab 6 biaya modal manajemen keuangan.pptx
Materi bab 6 biaya modal manajemen keuangan.pptxZadaLiza
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxGyaCahyaPratiwi
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptxMateri Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptxc9fhbm7gzj
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptxHalomoanHutajulu3
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Abdiera
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxHansTobing
 
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxbahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxvincentptk17
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxdonny761155
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.docSilabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
Silabus Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X.doc
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxMATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
 
Materi bab 6 biaya modal manajemen keuangan.pptx
Materi bab 6 biaya modal manajemen keuangan.pptxMateri bab 6 biaya modal manajemen keuangan.pptx
Materi bab 6 biaya modal manajemen keuangan.pptx
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptxMateri Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
 
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxbahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
 

BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis

  • 1. MDDUL 1 Komunikasi Bisnis Dr. Vasal lriantara PENDAHULUAN ada Modul 1 ini kita akan mempelajari beberapa konsep dasar komunikasi. Kita perlu memahami konsep-konsep tersebut, karena pada modul-modul selanjutnya dalam mata kuliah ini, konsep-konsep tersebut akan banyak dipergunakan. Modul-modul berikutnya merupakan penerapan dari konsep-konsep yang kita pelajari pada Moduli ini. Memang komunikasi sering dipandang sebagai kemampuan bawaan, bukan kemampuan yang kita peroleh melalui belajar. Namun sebenamya, komunikasi itu merupakan hasil belajar. Kita belajar berkomunikasi melalui meniru apa yang dilakukan orang lain, terutama orang tua kita saat kita masih bayi. Lalu kita belajar komunikasi dari rekan sebaya. lntinya, kita bisa berkomunikasi karena kita memang mempelajari komunikasi. Meski bisa saja proses belajamya sendiri tidak kita sadari, namun proses belajar tersebut tetap berlangsung dan kita pun memanfaatkan hasil belajar tersebut untuk kegiatan komunikasi kita. Kini kita mempelajari bagaimana komunikasi berlangsung. Karena itulah, kita perlu memahami konsep-konsep komunikasi. Melalui pemahaman atas konsep-konsep tersebut maka kita akan lebih mudah menerapkan konsep-konsep dasar tersebut dalam konteks komunikasi tertentu. Konteks komunikasi itu bisa beragam. Bisa dalam konteks sosial seperti dalam pergaulan sehari-hari, konteks formal seperti komunikasi antardua kepala negara, dan konteks bisnis seperti yang akan kita pelajari pada modul ini. Pada Modul 1 ini, pertama-tama, pada Kegiatan Belajar 1, kita akan mempelajari konsep-konsep dasar komunikasi. Selanjutnya pada Kegiatan Belajar 2, kita akan mempelajari konsep-konsep dasar komunikasi bisnis. Pemahaman atas konsep dasar pada dua kegiatan belajar ini selanjutnya akan membantu kita melakukan komunikasi secara lebih mudah, baik komunikasi lisan maupun komunikasi tertulis.
  • 2. 1. 2 KDMUNIKASI BISNIS • Setelah mempelajari Modul 1 ini, diharapkan Anda akan bisa: 1. memahami konsep dasar komunikasi secara umum; 2. memahami konsep dasar dan aplikasinya dalam konteks bisnis; 3. memahami proses komunikasi yang berlangsung dalam komunikasi bisnis.
  • 3. e EKMA41 59/MODUL 1 1.3 KEGIATAN BELA.JAR 1 Memahami Komuni kasi Manusi a ungkin tidak kita sadari, sejak bangun tidur hingga tidur lagi kita selalu terlibat dalam kegiatan komunikasi. Pagi-pagi kita dibangunkan orang lain atau alarm dari handphone, lalu menjawab panggilan telepon atau membaca SMS, membaca koran, menonton televisi, bercakap-cakap dengan ternan, mendengarkan radio, atau membaca modul ini saat menjelang tidur. Memang tidak seorang manusia pun yang tidak berkomunikasi dalam kehidupannya. Kita bisa membayangkan, bagaimana jadinya kehidupan manusia bila manusia tidak berkomunikasi. Orang tak bisa menyatakan keinginannya, tidak pula bisa memenuhi kebutuhannya. Tidak pula manusia akan bisa mengetahui apa yang terjadi di lingkungannya. Karena itu, sering dinyatakan bahwa salah satu ciri manusia adalah berkomunikasi sehingga manusia dinamakan makhluk yang berkomunikasi. Dalam kegiatan komunikasi itu,pada dasamya ada 4 kegiatan pokok, yaitu (a) berbicara, (b) mendengarkan, (c) membaca, dan (d) menulis. Keempat kegiatan tersebut biasanya dikategorikan menjadi dua bentuk komunikasi yaitu komunikasi lisan dan komunikasi tertulis. Kegiatan komunikasi lisan merupakan kegiatan komunikasi yang tertua dalam sejarah peradaban manusia. Karena kegiatan komunikasi tertulis bam dilakukan manusia setelah manusia mengenal huruf. Kita bisa membayangkan, mereka yang buta huruf, hingga kini masih mengandalkan komunikasi lisan dalam kehidupannya. Berbeda halnya dengan mereka yang melek huruf, kegiatan komunikasi tertulis, merupakan bagian penting dalam kehidupannya. Sekarang, kita mulai mempelajari konsep-konsep dasar komunikasi, yang akan kita mulai dari pengertian komunikasi. Mari kita mulai penjelajahan kita mempelajari komunikasi bisnis. A. PENGERTIAN KOMUNIKASI Sering kali, saat diminta merumuskan pengertian sesuatu yang sering kita lakukan, kita mengalami kesulitan. Kita bisa memperoleh pengertian yang sama banyaknya dengan jumlah orang yang merumuskan pengertian sesuatu. Bisa kita ambil misal pengertian berbicara atau membaca. Kita pasti
  • 4. 1.4 KDMUNIKASI BISNIS • akan mendapatkan banyak pengertian hila kita meminta rekan-rekan kita untuk merumuskan pengertian berbicara atau membaca. Bahkan mungkin akan menemukan orang yang menjawab, untuk apa membuat pengertian berbicara atau membaca, toh kita sudah bisa dan biasa berbicara dan membaca meski tidak bisa membuat rumusan pengertiannya. Sebagian lagi mungkin akan menyatakan, "Saya paham apa yang dimaksud dengan berbicara atau membaca itu, tapi saya tidak bisa merumuskannya dalam kata- kata." Tampaknya begitu juga halnya dengan pengertian komunikasi. Karena kita setiap hari berkomunikasi, maka kita pun merasa tak perlu untuk merumuskan pengertian komunikasi. Rumusan pengertian biasanya dibuat untuk membantu pemahaman. Untuk apa membuat rumusan pengertian untuk sesuatu yang sudah kita pahami bahkan biasa kita lakukan sehari-hari? Pertanyaannya kini, benarkah kita memahami komunikasi manusia? Benarkah kita bisa menjelaskan proses komunikasi yang berlangsung dalam interaksi antarsesama manusia? Bila kita sudah memahami komunikasi manusia, tentu akan sangat mudah bagi kita untuk melakukan komunikasi yang efektif, yaitu komunikasi yang mampu membawa kita pada tujuan komunikasi. Tapi nyatanya, kita bisa melihat berapa banyak kegagalan komunikasi, termasuk komunikasi yang dilakukan para profesional sekalipun. Kita lihat ada iklan, sebagai salah satu bentuk komunikasi, temyata tak berdampak pada pemasaran dan penjualan produk. Kita pun melihat, banyak pria yang gagal mengkomunikasikan rasa cintanya pada gadis idamannya. Karena berkomunikasi itu temyata tidak semudah yang dibayangkan, maka orang mempelajari komunikasi manusia. Dalam mempelajari komunikasi manusia itu, gerbang utama yang perlu dilalui adalah pemahaman atas konsep-konsep dasar komunikasi. Konsep dasar komunikasi tersebut, akan dipengaruhi oleh bagaimana kita merumuskan pengertian komunikasi karena dalam rumusan tersebut tentu akan ada komponen- komponen atau unsur-unsur komunikasi. Konsep dasar itu menjelaskan unsur-unsur atau komponen-komponen komunikasi tersebut. Fiske (2004: 8-9) melihat setidaknya ada dua aliran utama (mazhab) ahli komunikasi dalam merumuskan pengertian komunikasi. Pertama, ahli komunikasi yang merumuskan komunikasi sebagai penyampaian atau transmisi pesan yang kemudian disebut sebagai "mazhab proses". Kedua, ahli komunikasi yang melihat komunikasi sebagai pembuatan dan pertukaran
  • 5. e EKMA41 59/MODUL 1 1.5 makna yang disebut sebagai "mazhab semiotika". Sedangkan Deddy Mulyana (2005a: 61) menyebutkan adanya tiga kerangka pemahaman atas komunikasi, yaitu (a) komunikasi sebagai tindakan satu arah, (b) komunikasi sebagai interaksi, dan (c) komunikasi sebagai transaksi. Komunikasi sebagai tindakan satu arah melihat komunikasi sebagai penyampaian pesan (informasi) dari seseorang/lembaga kepada orang lain. Komunikasi sebagai interaksi menunjukkan komunikasi sebagai proses sebab-akibat atau aksi- reaksi yang arahnya bergantian. Sedangkan komunikasi sebagai transaksi memandang komunikasi sebagai proses personal karena makna atau pemahaman kita atas apa yang kita peroleh sebenamya bersifat pribadi. Kita pun bisa mendapatkan pengertian komunikasi dari salah seorang ahli komunikasi yaitu Harold D. Lasswell, yang dikenal dengan model Lasswell-nya (lihat, Fiske, 2004: 46). Lasswell merumuskan komunikasi dengan pemyataan dalam bentuk pertanyaan seperti berikut: Who Says what In which channel To whom With what effect Apa yang dijelaskan Lasswell itu pada dasamya juga menunjukkan komponen-komponen komunikasi, yaitu (a) siapa yang berkomunikasi atau biasa dinamakan sumber komunikasi/komunikator, (b) menyatakan apa (pesan/isi komunikasi/informasi yang disampaikan), (c) dengan saluran mana (media yang digunakan), (d) pada siapa (penerima/komunikan), dan (e) dengan efek apa. Apa yang dikemukakan Lasswell tersebut, dilengkapi dengan apa yang dikembangkan oleh Shannon dan Wever yang menyebutkan adanya gangguan dalam proses penyampaian pesan dari pemberi/komunikator pada komunikan/penerima. Gangguan tersebut bisa bersifat teknis, bisa juga bersifat psikologis. Ada juga yang menyebut gangguan bahasa (semantis). Sekarang, kita perhatikan apa yang dikemukakan Shannon dan Weaver dalam gambar berikut ini.
  • 6. 1. 6 KDMUNIKASI BISNIS e Sunib~~ ~laliQi· SJmber: M.Jiyana (2005a: 138) Gambar 1. 1. rvbdel Komunikasi Slannon dan Weaver Sesungguhnya antara Model Lasswell dan Model Shannon dan Weaver ini tidak jauh berbeda, karena pada prinsipnya sama. Perbedaan yang ada hanya karena Shannon dan Weaver ini merupakan insinyur yang bekerja di Bell Laboratories sehingga proses komunikasi yang digambarkannya bersifat mekanis. Pada Gambar 1.1. itu, sumber informasi (komunikator) menyampaikan pesan melalui transmiter (media) yang kemudian diubah ke dalam sinyal elektromagnetik yang kemudian diterima pesannya melalui pesawat penerima sejauh tidak terjadi gangguan sehingga pesan bisa sampai pada penerima (komunikan). Berdasarkan uraian di atas, kita bisa mengutip Everette M. Roger (dalam Mulyana, 2005a: 62) bahwa komunikasi adalah "proses di mana satu ide dialihkan dari sumber kepada seorang penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka". Definisi tersebut menggambarkan proses sekaligus tujuan dari proses tersebut, yang dalam ungkapan Lasswell dinamakan sebagai efek. Mulyana (2005a: 69) sendiri, setelah menguraikan berbagai definisi komunikasi kemudian menjelaskan bahwa komunikasi disebut proses karena merupakan kegiatan yang ditandai dengan tindakan, perubahan, pertukaran dan perpindahan. Kita pun bisa merumuskan komunikasi dengan cara kita sesuai dengan tujuan pembelajaran mata kuliah ini. Komunikasi bisa kita rumuskan sebagai proses pertukaran pesan di antara manusia untuk mencapai saling pengertian atau mengubah sikap, pendapat dan perilaku orang yang kita ajak berkomunikasi. Sedangkan pertukaran pesannya bisa menggunakan pesan
  • 7. e EKMA41 59/MODUL 1 1.7 verbal atau melakukan komunikasi verbal yaitu komunikasi dengan kata- kata. Bisa juga komunikasinya menggunakan pesan-pesan nonverbal yaitu segala tindakan dan unsur di luar kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi seperti mimik wajah, intonasi, gambar, simbol, dan bahasa tubuh. Di samping itu, komunikasi bisa dilakukan secara langsung atau tatap muka bisa juga melalui media. B. PROSES KOMUNIKASI Dari pengertian komunikasi tadi, kini kita sudah bisa mengetahui komponen-komponen yang ada dalam komunikasi sebagai sebuah proses. Tentu saja, proses tersebut tidaklah berlangsung di ruang hampa udara, melainkan berlangsung dalam konteks tertentu. Ada banyak konteks komunikasi tersebut, misalnya dalam konteks organisasi bisnis atau dalam konteks bisnis. Apa yang akan kita pelajari melalui mata kuliah ini tidak lain merupakan komunikasi dalam konteks organisasi dan bisnis. Kita bisa menambahkan gambar lingkaran yang menunjukkan konteks komunikasi pada Gambar 1.1. Model Komunikasi Shannon dan Weaver. Penambahan tersebut membuat gambar tersebut menjadi seperti berikut ini. l .• lt--------1 'I .Surnl:aer )J1foJriM28S1 -- -· • ._ i 11:1nsmUsr- ~. tt:n· j.!.1~san~ ~~~~;·,-• - :...· 9lnyal.-- rang, DJtiJr.f~ ' $tll'ftb•r &alJ!Hiu~n • Gambar 1.2. Konteks Komunikasi
  • 8. 1. 8 KDMUNIKASI BISNIS e Tentu saja konteks tersebut adakalanya tidak bersifat tunggal seperti konteks organisasi saja atau bisnis saja. Bisa juga konteksnya banyak. Sebutlah sebagai tambahan konteks budaya. Maka dalam komunikasi yang berkonteks bisnis itu akan ada juga konteks budayanya. Karena bagaimana pun, kegiatan komunikasi dan bisnis itu akan berlangsung dalam ruang budaya tertentu. Dalam budaya itu akan ada sistem kognitif (atau sistern pengetahuan), sistem etik atau nilai-nilai dan sistem estetik atau konsep tentang keindahan. Lantas, apa yang dimaksud dengan konteks komunikasi? Mulyana (2005a: 69-70) menjelaskan konteks komunikasi adalah semua faktor yang berada di luar orang yang berkomunikasi. Faktor-faktor tersebut oleh Mulyana dikelompokkan menjadi (a) fisik seperti cuaca, suhu udara, dan wama dinding; (b) psikologis, seperti sikap, kecenderungan dan prasangka; (c) sosial, seperti norma kelompok dan nilai sosial, dan (d) waktu, yaitu saat komunikasi berlangsung. Kita bisa melihat model komunikasi yang lain, yang secara tak langsung sesungguhnya juga menunjukkan konteks komunikasi yaitu Model S-C-M-R dari David K. Berlo. Kita perhatikan gambar berikut ini. ! 1 I I • '..1. ~/. ·~ • BlSJ'MtiO $(latf{' • ,~,.· I ' . ' t Q1 U~~~II ' .' l ' ·. '. •' . - - - ! I ' .• '( ' ' •I . I . P.at.:l9koain' . ' : • • • I I • ' I I I I I ' ~ . j '. I - . Slmber: M.Jiyana (2005a: 151) Gambar 1.3. rvbdel Berlo •- .... ~ I~ .- ·IJiUrlarra
  • 9. e EKMA41 59/MODUL 1 1.9 Berlo menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikator (sumber) dan komunikasi (penerima) yaitu keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan, sistem sosial dan budaya. Sedangkan pesannya sendiri dikembangkan berdasarkan elemen pesan, struktur pesan, isi pesan, perlakuan (treatment) pesan dan kode pesan. Sedangkan saluran yang dipergunakan dalam komunikasi akan berkaitan dengan pancaindra kita. Dalam model tersebut, dikemukakan pengaruh pada sumber dan komunikan yang bisa menjadi konteks komunikasi. Dari model tersebut kita bisa melihat bagaimana, misalnya, keterampilan komunikasi menjadi salah satu faktor penting dalam proses komunikasi. Keterampilan komunikasi inilah yang antara lain mendorong manusia mempelajari komunikasi. Dengan memiliki keterampilan komunikasi kita bisa melakukan komunikasi yang efektif. Selain itu, hal lain yang penting kita perhatikan adalah bagaimana pesan yang kita buat itu mengikuti struktur tertentu, misalnya. Apa yang dikemukakan Berlo ini penting kita kuasai untuk memahami praktik komunikasi bisnis yang akan kita pelajari pada modul-modul berikutnya. Sekarang, kita berkenalan lagi dengan model berikutnya yaitu Model Gudykunst dan Kim. Model ini menyebutkan adanya pengaruh kultural, sosiokultural dan psikokultural pada proses komunikasi. Selain itu, model ini menyebutkan adanya umpan-balik (feedback) dalam komunikasi. Berarti model ini membawa kita pada komponen dalam proses komunikasi yang tidak disebutkan sebelumnya misalnya dalam Model Lasswell atau Berlo. Sebelum beranjak lebih jauh, kita simak dulu Gambar 1.4. berikut. Pffl!'Uflf.II'H [~'~"~· '. ' - ,t _._ I I £ J I I I ' I ' I ~ J. •... - --• •,.,...____...., ~~---~~""""!-""!~~~-_.· P-e~•t~:B~Fu;h r1,gan SJmber: M.Jiyana (2005a: 157) Gambar 1.4. rvbdel Gudykunst dan Kim
  • 10. 1. 10 KDMUNIKASI BISNIS • Model Gudykunst dan Kim ini pun menegaskan adanya pengaruh lingkungan yang mempengaruhi proses komunikasi yang berlangsung. Ini berarti menegaskan kembali apa yang kita pelajari sebelumnya bahwa komunikasi manusia itu tidak berlangsung di ruang hampa. Akan ada pengaruh lingkungan terhadap kegiatan komunikasi manusia. Karena itu, saat kita mempelajari proses komunikasi manusia maka lingkungan menjadi salah satu faktor yang penting kita perhatikan. Selain itu, Gudykunst dan Kim menggambarkan lingkaran dengan menggunakan garis yang terputus-putus yang menunjukkan masing-masing pengaruh dalam lingkaran tersebut tidak berdiri sendiri. Pengaruh kultural akan mempengaruhi juga pada pengaruh sosiokultural dan psikokultural. Artinya, dunia sosial kita atau biasa dinamakan dunia objektif kita dipengaruhi kultur dan begitu juga halnya dengan dunia batin kita atau dunia subjektif kita juga dipengaruhi budaya. Kemudian kedua hal tersebut juga mempengaruhi budaya. Hal penting yang dikemukakan pada proses komunikasi dalam Model Gudykunst dan Kim adalah adanya encoding (penyandian) dan decoding (penyandi-balikan). Kedua istilah ini menggambarkan proses perubahan dari pikiran, perasaan atau gagasan yang ada dalam benak kita ubah ke dalam kode komunikasi yang biasanya berupa bahasa atau simbol nonverbal dan sebaliknya untuk decoding. Dengan mengubah apa yang ada dalam benak kita ke dalam kode-kode komunikasi sehingga tersusun pesan maka komunikasi bisa berlangsung. Apa yang Anda baca ini merupakan hasil encoding dari apa yang ada dalam benak penulis modul. Apa yang ada dalam benak penulis modul ini di- encode ke dalam kode komunikasi yaitu bahasa tulis (verbal) dan bahasa visual (non-verbal). Maka modul ini kemudian berisikan sederetan kalimat dan sejumlah gambar sehingga maknanya bisa dipahami. Kemudian saat Anda mempelajari modul ini, Anda melakukan decoding yaitu mengubah kode komunikasi tadi menjadi "bahasa" pikiran Anda. Bagi banyak ahli komunikasi, encoding dan decoding ini merupakan bagian penting dalam proses komunikasi. Dalam proses komunikasi pun, biasanya muncul umpan-balik. Bayangkan Anda sedang berbicara dengan ternan Anda. Anda begitu bersemangat menceritakan pengalaman Anda berlibur, namun respon ternan Anda ternyata dingin saja. Mimik wajahnya sedikit pun tak menunjukkan ketertarikan pada kisah Anda. Itu merupakan umpan-balik dari lawan
  • 11. e EKMA41 59/MODUL 1 1.11 komunikasi kita. Umpan-balik itu biasanya dipergunakan untuk menilai atau mengevaluasi keberhasilan komunikasi. Umpan-balik juga dipergunakan untuk mengubah teknik, isi pesan atau gaya komunikasi. Misalnya, setelah Anda melihat respon yang dingin dari ternan Anda kemudian Anda mengalihkan topik perbincangan menjadi soal pertandingan sepak bola di Liga Inggris karena Anda tahu baik Anda maupun ternan Anda sama-sama menyukai pertandingan sepak bola Liga lnggris. Dengan demikian, kita bisa menyimpulkan komponen-komponen dalam proses komunikasi yaitu: 1. Komunikator, yang di dalamnya mencakup faktor-faktor seperti keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan dan sistem sosial serta pengaruh kultural, sosiokultural dan psikokultural. 2. Pesan, yang disusun dengan elemen, isi, struktur tertentu yang merupakan hasil transformasi dari pikiran/gagasan/perasaan dalam proses encoding yang dilakukan komunikator yang kemudian di-decode oleh komunikan. 3. Media atau saluran komunikasi yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan yang diserap melalui pancaindra. 4. Komunikan, yang di dalamnya terkandung faktor-faktor seperti yang ada pada komunikator. 5. Efek, yang merupakan akibat yang ditimbulkan dari kegiatan komunikasi yang biasanya dirumuskan sebagai perubahan atau peneguhan sikap, pendapat dan perilaku. Efek pun adakalanya juga disebut sebagai tujuan komunikasi atau untuk menunjukkan keberhasilan komunikasi. 6. Umpan-balik, merupakan respons komunikasi selama proses komunikasi berlangsung yang bisa mengubah pesan komunikasi, media komunikasi atau komunikator. 7. Gangguan komunikasi, gangguan yang dipandang membuat komunikasi tidak efektif. Gangguan komunikasi ini bisa berupa gangguan psikologis, gangguan fisik atau gangguan semantik dan gangguan mekanis. 8. Lingkungan, merupakan pemberi pengaruh pada proses komunikasi manusia karena proses komunikasi tidak berlangsung di ruang hampa. C. FUNGSI DAN TUJUAN KOMUNIKASI MANUSIA Barangkali, dalam soal komunikasi, perhatian kita lebih tertuju pada "bagaimana berkomunikasi" dibandingkan dengan "mengapa
  • 12. 1. 12 KDMUNIKASI BISNIS • berkomunikasi". Banyak orang yang belajar, dengan mengikuti pelatihan atau membaca buku tentang "bagaimana berkomunikasi" karena ada kebutuhan untuk bisa melakukan komunikasi secara efektif. Buku-buku cara melakukan sesuatu, termasuk cara berkomunikasi, cara berbicara di depan publik atau cara melakukan presentasi banyak ditulis dan dibaca manusia. Karena memang kita merasakan ada kebutuhan untuk bisa berkomunikasi secara efektif. Namun demikian, penting juga bagi kita sebenamya untuk menjawab pertanyaan "mengapa kita berkomunikasi". Jawaban atas pertanyaan ini bisa dikategorikan menjadi (a) fungsi komunikasi dan (b) tujuan komunikasi. Artinya, kita bisa memperoleh jawaban pertanyaan tersebut dengan melihat apa fungsi komunikasi dalam kehidupan manusia dan apa tujuan manusia berkomunikasi. Kita memulai penjelajahan kita mengenai "mengapa manusia berkomunikasi" dengan memahami terlebih dulu kebutuhan komunikasi manusia. Kita bisa bertanya, mengapa manusia membutuhkan komunikasi? Dimbleby dan Burton (1985: 10-12) memberikan daftar kebutuhan komunikasi manusia, yaitu: 1. Untuk mempertahankan hidup (survival). Kita bisa mengambil contoh saat orang lapar atau haus kemudian meminta makanan atau saat orang berobat ke dokter menyatakan keluhan penyakitnya. 2. Kerja sama. Di mana pun manusia membutuhkan orang lain, sehingga manusia akan bekerja sama dengan manusia lain dan komunikasi menjadi jembatan untuk menjalin kerja sama itu. 3. Personal. Setiap manusiakan membutuhkan untuk mengkomunikasikan dirinya. Misalnya dengan menggunakan bahasa tubuh untuk menunjukkan siapa dirinya melalui apa yang dipakainya atau buku yang dibacanya. Manusia pun terkadang membutuhkan menuliskan apa yang dialaminya dalam buku hariannya. 4. Sosial. Sebagai manusia tentu kita akan terlibat bersama orang lain dalam kehidupan sosial kita. Kita berkomunikasi dengan orang lain seperti mengemukakan gagasan atau memberikan sumbangan pemikiran atas satu persoalan kemasyarakatan. 5. Praktis. Kita pun terlibat dalam kegiatan-kegiatan praktis, seperti kegiatan bisnis. Kegiatan praktis tersebut pada dasamya kita lakukan untuk menjaga agar masyarakat kita bisa berjalan dengan baik.
  • 13. e EKMA41 59/MODUL 1 1. 13 6. Ekonomis. Kita pun membutuhkan komunikasi karena kepentingan ekonomis seperti melakukan promosi atau memasang iklan di media massa. 7. Informasi. Kita membutuhkan komunikasi untuk mendapatkan informasi mengenai dunia sekeliling kita. 8. Bermain. Komunikasi pun kita butuhkan antara lain untuk bermain- main. Ada banyak permainan yang bisa kita lakukan dengan menggunakan komunikasi seperti tebak-tebakan. Termasuk ke dalam fungsi ini adalah bercanda, melucu atau menuturkan cerita lucu. Sedangkan Rudolph F. Verderber (dalam Mulyana 2005a: 4) menyebut fungsi komunikasi itu adalah (a) fungsi sosial, yaitu untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukkan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan, dan (b) fungsi pengambilan keputusan yaitu memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu. Sedangkan William I. Gorden (dalam Mulyana, 2005a: 5) menyebutkan fungsi komunikasi itu adalah (a) komunikasi sosial, (b) komu- nikasi ekspresif, (c) komunikasi ritual, dan (d) komunikasi instrumental. Satu hal penting yang dikemukakan Gorden mengenai fungsi-fungsi komunikasi tersebut adalah tidak saling meniadakan sehingga fungsi satu peristiwa komunikasi tidak saling independen melainkan berkaitan dengan fungsi- fungsi yang lain, meski ada satu fungsi yang lebih dominan. Kini kita memasuki pembahasan tentang tujuan komunikasi. Kita kembali pada Dimbleby dan Burton. Dengan mengacu pada kebutuhan komunikasi tadi, Dimbleby dan Burton (1985: 16) menyebutkan bahwa tujuan komunikasi manusia adalah (a) informasi, (b) hubungan (relasi), (c) persuasi, (d) kekuasaan, (e) pengambilan keputusan, dan (f) ekspresi diri. Sedangkan menurut Gordon I. Zimmerman (dalam Mulyana, 2005a: 4) tujuan komunikasi manusia itu bisa dibagi ke dalam dua kategori utama. Pertama, kita berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas penting bagi kebutuhan kita Kedua, kita berkomunikasi untuk membangun dan memupuk hubungan dengan orang lain. Kedua tujuan tersebut, selanjutnya dijelaskan Mulyana (2005a: 4) menunjukkan bahwa komunikasi memiliki fungsi isi yang melibatkan pertukaran informasi yang kita perlukan untuk menyelesaikan tugas dan fungsi hubungan yang melibatkan pertukaran informasi tentang bagaimana hubungan kita dengan orang lain. Namun yang
  • 14. 1.14 KDMUNIKASI BISNIS • cukup populer, tujuan komunikasi biasanya dirumuskan: (a) meng- informasikan, (b) mendidik, (c) menghibur, dan (d) mempengaruhi. Sekarang kita sudah memiliki gambaran mengapa manusia berkomunikasi. Secara ringkas, manusia berkomunikasi karena manusia memang membutuhkan komunikasi itu untuk membangun dan mengembangkan relasi dengan orang lain yang dibangun melalui pesan (isi/informasi) yang disampaikan melalui tindakan komunikasi. Akan halnya komunikasi bisnis yang akan kita dalami melalui mata kuliah ini, merupakan salah satu wujud dari alasan manusia berkomunikasi. Melalui komunikasi bisnis manusia membangun dan mengembangkan hubungan dengan sesamanya untuk mencapai tujuan-tujuan bisnis. Melalui komunikasi tersebut, manusia membangun kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Melalui komunikasi tersebut, bisa juga, satu organisasi bisnis melakukan komunikasi persuasif (bujukan) untuk mempengaruhi lawan komunikasinya sehingga bisa mengubah pendapat, pengetahuan, sikap dan perilaku lawan komunikasinya. Dengan demikian, organisasi bisnis bisa melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk pencapaian tujuan organisasi. D. ETIKA KOMUNIKASI Tadi kita sudah membahas tentang fungsi komunikasi yang antara lain menyebutkan tentang dimensi hubungan dan dimensi isi dari kegiatan komunikasi manusia. Sekarang, kita berbicara tentang dimensi hubungan atau relasi antara satu manusia dengan manusia lainnya. Relasi itu tentu dikembangkan dalam kerangka budaya. Bisa saja orang yang menjalin relasi itu adalah orang yang sama budayanya, namun bisa juga berbeda budayanya. Begitu eratnya kaitan antara komunikasi dan budaya, ditegaskan oleh Condon dan Yousef (dalam Mulyana, 2005b: 14) yang menyatakan, "begitu kita berbicara tentang komunikasi, tak terhindarkan lagi, kita pun berbicara tentang budaya. Sebelum beranjak lebih jauh kita perhatikan dulu makna budaya seperti digambarkan berikut:
  • 15. e EKMA41 59/MODUL 1 I I ~ __- ... - . " . - • ... • SJmber: MJiyana (2005b: 15) Gambar 1. 5. rvbdel Budaya Hofstede I I I 1. 15 Gambar 1.5. menunjukkan bagaimana budaya itu. Kita bisa mengibaratkannya seperti mengupas bawang. Setelah lapis yang satu kita kelupas, ada lapis berikutnya dan terus begitu hingga sampai ke lapis terdalam. Budaya yang oleh Hofstede dirumuskan sebagai pemrograman kolektif atas pikiran yang membedakan anggota-anggota satu kategori dengan kategori lainnya (Mulyana, 2005b: 14), menggambarkan budaya seperti lapisan bawang itu. Lapis-lapis simbol, pahlawan dan ritual bisa dilihat oleh orang yang bukan berasal dari budaya itu, namun nilai-nilai ada di lapis inti yang hanya dapat ditafsirkan oleh orang yang berasal dari budaya itu. Nah, nilai-nilai itu kemudian antara lain terwujud dalam etika. Berdasarkan nilai-nilai tersebut kita kemudian melihat soal kepantasan, kepatutan, ketepatan, keserasian, keindahan, dan keharusan satu perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi yang merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari, tentu saja tidak lepas dari ikatan nilai-nilai itu. Tindak komunikasi manusia merupakan tindakan yang terikat nilai-nilai. Kita bisa melihat bagaimana orang lebih memilih menggunakan kata beliau dibandingkan dengan kata dia untuk orang yang dihormati secara sosial. Hal tersebut menunjukkan bagaimana ada soal kepatutan dan ketepatan untuk menyebut kata ganti bagi orang yang dihormati bersama. Karena itulah, dalam komunikasi manusia, etika komunikasi menjadi bagian
  • 16. 1. 16 KDMUNIKASI BISNIS • yang penting. Tentu juga dalam komunikasi bisnis akan ada etika yang mengatur bagaimana cara berkomunikasi dan bagaimana sepatutnya komunikasi dilakukan oleh satu organisasi yang menunjukkan dirinya sebagai organisasi yang beradab. Nilai-nilai luhur seperti kejujuran, ketulusan, kasih sayang, dan tanggung jawab akan tercermin dalam komunikasi manusia. Kebohongan dianggap berlawanan dengan kejujuran sehingga komunikasi yang berisi kebohongan dipandang tidak patut dilakukan oleh manusia. Begitu juga komunikasi yang tidak tulus atau komunikasi yang mendorong berkembangnya ketidaktulusan (mistrust) di tengah komunitas bisnis atau masyarakat pada umumnya merupakan tindak komunikasi yang dipandang tidak patut dikembangkan. Apa yang dikemukakan di atas merupakan beberapa contoh dari dimensi isi pesan komunikasi. lsi pesan komunikasi itu, setelah di-encode ke dalam bahasa akan terikat pada kesantunan berbahasa. Dalam beberapa bahasa daerah di Indonesia kita mengenal tingkatan bahasa dari kasar sampai halus. Dalam bahasa Indonesia, meski tidak ada tingkatan bahasa seperti bahasa daerah, namun kesantunan berbahasa merupakan bagian dari sopan santun kita. Adanya fenomena eufemisme sesungguhnya menunjukkan bagaimana sopan santun berbahasa itu, meski kini kerap dipandang eufemisme dipandang sebagai penghalusan kenyataan dan tindakan untuk penyembunyian kenyataan. Namun eufemisme yang ada pada semua bahasa sesungguhnya bagian dari kesantunan berbahasa tadi. Etika juga mengatur bagaimana dimensi relasi dari komunikasi manusia. Pada masyarakat kita ada etika yang mengatur hubungan antara anak dan orang tua, pria dan wanita, atau antara seseorang dengan orang yang lebih tua. Etika pun mengatur waktu yang dipandang tepat untuk berkomunikasi. Kita memiliki waktu yang dianggap patut untuk berkomunikasi dan waktu yang tidak patut untuk melakukan komunikasi. Di samping waktu, ada juga tempat untuk melakukan komunikasi yang dianggap patut dan tidak patut selain situasi yang dianggap tepat dan tidak tepat. Dengan demikian, pada dasamya etika komunikasi tersebut bersumber dari etika sosial tempat komunikasi tersebut dilangsungkan. Sebagai tindakan manusia yang terikat etika dan nilai-nilai, komunikasi manusia tentunya akan merefleksikan etika dan nilai-nilai tersebut. Komunikasi bisnis pun tentu demikian adanya. Tidak ada komunikasi bisnis yang tidak terikat oleh nilai- nilai dan etika yang berlaku dalam dunia bisnis.
  • 17. e EKMA41 59/MODUL 1 1. 17 Selain itu, dalam konteks bisnis, tentu ada aturan main dalam dunia bisnis. Orang menyebutnya sebagai tata krama dan tata cara (code of conduct) dalam dunia bisnis. Hal tersebut tentu saja mesti tercermin dalam komunikasi yang berlangsung di dalam dunia bisnis. Kegiatan dan proses komunikasi yang berlangsung dalam konteks bisnis akan terikat oleh code of conduct itu dan juga terikat oleh nilai-nilai dan etika yang berlaku dalam masyarakat yang menjadi tempat organisasi bisnis beroperasi. LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! 1) Tentu Anda sendiri memiliki pengalaman berkomunikasi. Anda pasti pemah berkomunikasi dengan orang tua Anda, dengan sahabat-sahabat Anda atau dengan guru-guru Anda. Cobalah Anda melakukan refleksi atas pengalaman berkomunikasi tersebut. Lalu coba rumuskan definisi komunikasi menurut Anda. Lalu diskusikan dalam kelompok. 2) Cobalah berkomunikasi melalui telepon dengan salah seorang sahabat Anda. Lalu Anda identifikasi siapa yang menjadi komunikator dan komunikan, media komunikasi apa yang dipergunakan, dan apa isi komunikasi yang dikemukakan. Lalu, hasilnya diskusikan dengan ternan- ternan Anda dalam kelompok. 3) Pada saat Anda mempelajari modul ini, Anda sedang terlibat dalam kegiatan komunikasi. Dalam proses komunikasi, biasanya terjadi gangguan komunikasi. Gangguan apa sajakah yang Anda alami saat mempelajari modul ini atau modul-modul lain. Lalu kategorikan gangguan komunikasi yang Anda alami itu. Termasuk pada kategori apakah gangguan komunikasi yang Anda alami? Hasilnya diskusikan dengan ternan-ternan Anda dalam kelompok. Petunjuk Jawaban Latihan 1) Berikut ini definisi komunikasi yang sudah kita pelajari: a) Komunikasi adalah "proses di mana satu ide dialihkan dari sumber kepada seorang penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkat laku mereka".
  • 18. 1. 18 KDMUNIKASI BISNIS e b) Komunikasi merupakan proses karena merupakan kegiatan yang ditandai dengan tindakan, perubahan, pertukaran dan perpindahan. 2) Lasswell menunjukkan komponen-komponen komunikasi adalah (a) si- apa yang berkomunikasi atau biasa dinamakan sumber komunikasi/komunikator, (b) menyatakan apa (pesan/isi komu- nikasi/informasi yang disampaikan), (c) dengan saluran mana (media yang digunakan), (d) pada siapa (penerima/komunikan), dan (e) dengan efek apa. 3) Gangguan komunikasi, gangguan yang dipandang membuat komunikasi tidak efektif. Gangguan komunikasi ini bisa berupa gangguan psikologis, gangguan fisik atau gangguan semantik dan gangguan mekanis. RANGKUMAN Komunikasi dapat kita pandang sebagai proses dan interaksi untuk membangun makna. Kita mempelajari komunikasi sebagai proses. Salah satu ahli komunikasi yang melihat komunikasi sebagai proses adalah Harold D. Lasswell, yang terkenal dengan formula atau model komunikasi yang menjelaskan komunikasi dengan pertanyaan seperti berikut: who, says what, in which channel, to whom, with what effect. Ada beberapa model komunikasi yang menjelaskan proses komunikasi manusia. Model Shannonn dan Weaver merupakan salah satu model awal yang menjelaskan fenomena komunikasi. Ada Model Berlo yang menjelaskan situasi dan kondisi komunikator dan komunikan. Ada Model Gudykunst dan Kim yang menjelaskan pengaruh kultural dalam kegiatan komunikasi manusia. Sedangkan tujuan komunikasi manusia menurut Dimbleby dan Burton adalah (a) informasi, (b) hubungan (relasi), (c) persuasi, (d) kekuasaan, (e) pengambilan keputusan, dan (f) ekspresi diri. Gordon I. Zimmerman mengkategorikan tujuan komunikasi manusia menjadi: (a) untuk penyelesaian tugas-tugas penting bagi kebutuhan kita, dan (b) untuk membangun dan memupuk hubungan dengan orang lain. Kedua kategori tujuan tersebut, menunjukkan bahwa komunikasi memiliki fungsi isi yang melibatkan pertukaran informasi yang kita perlukan untuk menyelesaikan tugas dan fungsi hubungan yang melibatkan pertukaran informasi tentang bagaimana hubungan kita dengan orang lain. Ada juga yang merumuskan tujuan komunikasi sebagai: (a) menginformasikan, (b) mendidik, (c) menghibur, dan (d) mempengaruhi.
  • 19. e EKMA41 59/MODUL 1 1. 19 Tindak komunikasi manusia pun tidak bisa dilepaskan dari nilai- nilai dan etika. Tindak komunikasi merupakan tindakan yang terikat nilai-nilai dan etika tempat komunikasi berlangsung. Komunikasi yang etis dan menghargai nilai-nilai merupakan salah satu karakteristik komunikasi manusia. TES FORMATIF 1------------------------------- Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1) Mempelajari modul ini bisa kita pandang sebagai proses komunikasi, sehingga penulis modul ini bisa dipandang sebagai .... A. komunikator B. komunikan C. media D. efek 2) Terkait dengan pertanyaan nomor 1 di atas, Anda saat membaca modul ini disebut sebagai .... A. komunikator B. komunikan C. media D. efek 3) Sedangkan buku atau CD modul yang Anda baca ini dalam kegiatan atau proses komunikasi dinamakan .... A. komunikator B. komunikan C. media D. efek 4) Ada pun adanya perubahan pengetahuan pada diri Anda setelah mempelajari modul ini, dan juga modul yang lain, dalam proses komunikasi dinamakan .... A. komunikator B. komunikan C. media D. efek
  • 20. 1.20 KDMUNIKASI BISNIS • 5) Ketika Anda mengisi soal tes formatif ini, lalu mencocokkannya dengan kunci jawaban dan Anda mengetahui persentase penguasaan Anda pada satu kegiatan belajar dan hasilnya Anda pakai untuk memperbaiki penguasaan Anda atas kegiatan belajar, dalam komunikasi dinamakan .... A. komunikator B. komunikan C. umpan-balik D. efek Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1. Jumlah Jawaban yang Benar Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - - x 100% Jumlah Soal Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda hams mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.
  • 21. e EKMA41 59/MODUL 1 1. 21 KEGIATAN BELA.JAR 2 Memahami Komuni kasi Bi sni s eperti yang dikemukakan pada Kegiatan Belajar 1, kegiatan komunikasi manusia pada dasamya ada 4 yaitu berbicara, mendengarkan, membaca dan menulis. Keempat kegiatan tersebut biasanya dikategorikan menjadi komunikasi lisan dan komunikasi tertulis. Munculnya komunikasi tertulis, tidak dengan sendirinya menghilangkan komunikasi lisan, karena keduanya saling melengkapi. Kita bisa melihat orang yang melakukan presentasi yang menampilkan bagian-bagian penting ditayangkan misalnya melalui LCD Projector dan ada juga uraian yang disampaikan secara lisan. Menurut ahli komunikasi, dalam kegiatan komunikasi bisnis, hampir separuh kegiatan komunikasi manusia yaitu 45%-nya adalah mendengarkan/menyimak pesan yang disampaikan orang lain. Sedangkan untuk membaca 16%. Sedangkan berbicara kita lakukan sebanyak 30% dari kegiatan komunikasi kita dan menulis 9%. Kita bisa mengkaji sendiri kegiatan komunikasi yang kita lakukan sehari-hari. Benarkah kita lebih banyak mendengar dibandingkan dengan berbicara, dan lebih banyak membaca dibandingkan dengan menulis? Anda tentu memiliki jawaban masing-masing. Namun jawaban itu biasanya mendekati apa yang dikemukakan para ahli komunikasi itu. Lantas, bagaimana pengaruhnya kegiatan komunikasi tersebut terhadap penyimpanan informasi yang disampaikan melalui komunikasi tersebut dalam diri kita. Temyata, bila informasi diserap dengan cara membaca maka kita mengingat 10% dari keseluruhan informasi yang dibaca. Sedangkan bila mendengarkan, orang bisa menangkap 20% dari informasi yang disampaikan. Kalau melihat, temyata kita bisa menyerap 30% informasi yang disampaikan dan bila mendengar sambil melihat kita bisa menyerap 50% informasi yang diterima. Pada sisi lain, penelitian komunikasi menunjukkan, temyata 70% jam kerja kita digunakan untuk berkomunikasi. Tidak terlalu mengherankan temuan penelitian tersebut. Karena kita bisa menyimak bagaimana di tempat kita bekerja kegiatan komunikasi selalu mewamai semua kegiatan penyelesaian pekerjaan. Menjawab panggilan telepon, membalas SMS, membalas atau membaca e-mail, melakukan presentasi, menegur bawahan,
  • 22. 1.22 KDMUNIKASI BISNIS • menyapa rekan kerja, meminta kopi pada office boy, dan banyak lagi kegiatan kita temyata merupakan kegiatan komunikasi. Selanjutnya kita akan memperdalam pemahaman kita atas komunikasi yang berlangsung dalam kehidupan atau kegiatan bisnis yang lazim dinamakan komunikasi bisnis. Setelah kita memahami konsep dasar komunikasi pada Kegiatan Belajar 1, maka pada Kegiatan Belajar 2, kita akan menerapkan konsep komunikasi tersebut dalam konteks komunikasi bisnis. A. PENGERTIAN KOMUNIKASI BISNIS Banyak orang yang tergoda untuk memberi pengertian dari satu istilah yang terdiri atas dua kata berdasarkan pengertian masing-masing kata. Tapi biasanya cara merumuskan pengertian seperti itu tidak menggambarkan kondisi yang sesungguhnya. Kita bisa mengambil misal untuk pengertian rumah sakit. Bila kita merumuskan pengertian rumah sakit dengan menjelaskan lebih dulu pengertian rumah sebagai tempat tinggal dan sakit sebagai keadaan yang tidak baik dialami manusia, maka bila kita gabungkan dua kata itu menjadi rumah sakit akan menjadi apa maknanya? Oleh sebab itu, kita berusaha menangkap makna komunikasi bisnis bukan sebagai paduan makna komunikasi dan bisnis, melainkan merupakan satu kesatuan yang memiliki makna khas. Untuk itu, kita mengutip saja penjelasan pakar komunikasi bisnis. Rosenblatt, et al., (1977: 3) mendefinisikan komunikasi bisnis sebagai "pertukaran gagasan, pendapat, informasi, instruksi dan sebagainya yang memiliki tujuan tertentu yang disajikan secara personal atau impersonal melalui simbol-simbol atau sinyal-sinyal untuk mencapai tujuan organisasi". Dalam definisi tersebut, bila kita perhatikan secara seksama, mengandung 6 unsur pokok komunikasi bisnis, yaitu (1) bertujuan, berarti komunikasi bisnis harus memiliki tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya sejalan dengan pencapaian tujuan organisasi/lembaga. Bisa saja tujuan komunikasi tersebut bersifat formal atau informal, tapi tidak bersifat sosial kecuali yang sejalan dengan tujuan utama organisasi/lembaga, (2) pertukaran, kegiatan ini melibatkan paling tidak dua orang atau lebih yakni komunikator dan komunikan, (3) gagasan, opini, informasi, instruksi merupakan isi dari pesan yang bentuknya beragam bergantung tujuan, situasi dan kondisinya, (4) saluran personal atau impersonal yang mungkin bersifat tatap muka atau
  • 23. e EKMA41 59/MODUL 1 1.23 melalui siaran televisi yang menjangkau jutaan orang secara bersamaan, (5) simbol atau sinyal yang merupakan alat atau metode yang dapat dimengerti untuk menyampaikan atau mempertukarkan pesan. Simbol bisa bersifat positif atau abstrak; sinyal bisa berbentuk verbal atau nonverbal. Tapi yang terpenting adalah bagaimana pesan yang disampaikan bisa dimengerti dengan baik, (6) pencapaian tujuan organisasi. Kita akan memperhatikan pada butir 6, yaitu pencapaian tujuan organisasi. Kita tentu tahu bahwa setiap organisasi, apa pun bentuknya, pasti didirikan dengan maksud dan tujuan tertentu yang biasanya dikemukakan dalam anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) organisasi tersebut. Bisa juga dilihat dalam visi dan misi organisasi tersebut. Begitu juga halnya dengan organisasi bisnis, tentu akan memiliki tujuan tertentu. Misalnya organisasi bisnis didirikan dengan tujuan memberikan keuntungan bagi pemegang saham dan menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat. Biasanya tujuan organisasi bisnis dikategorikan menjadi (a) tujuan produktif dan (b) tujuan memelihara. Dengan demikian, dalam komunikasi bisnis, selain kita memperhatikan tujuan yang hendak dicapai organisasi juga harus memperhatikan tujuan komunikasi yang akan kita lakukan. Kita sudah membahas tujuan komunikasi pada Kegiatan Belajar 1. Kita ambil saja rumusan tujuan komunikasi yang paling populer yaitu (a) menginformasikan, (b) mendidik, (c) menghibur, dan (d) mempengaruhi. Dalam komunikasi bisnis, tujuan komunikasi tersebut tentu saja merupakan bagian dari upaya mencapai tujuan organisasi bisnis. Komunikasi bisnis ini, bisa berlangsung di antara sesama karyawan/staf satu organisasi bisa juga dengan orang lain yang berada di luar organisasinya. Bila komunikasinya merupakan perintah pada bawahan tentu komunikasi itu berlangsung di lingkungan organisasi. Namun bila ada pemberitahuan kepada masyarakat luas, tentu komunikasinya berlangsung dengan orang yang berada di luar organisasinya. Komunikasi bisnis juga bisa terjadi antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. Satu perusahaan mengirimkan surat pada perusahaan pemasoknya, misalnya, merupakan contoh komunikasi yang berlangsung antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. Untuk lebih jelasnya, kita lihat Gambar 1.6. berikut:
  • 24. 1.24 KDMUNIKASI BISNIS e - l ~JI· .pna~~, :.stau••• . - ·- ·Qftt$AHI~l~~ ~ Dirakst - """'.smrl .·'---====r-=--K........~~~~-·rv_a~_~~ ' ~ ·oRGANlS.ASl ~• • • •CJrreks• ~ ~. ' ~rlfl_r~'•n .~'II ~~Sf§~ . stat!.: - Ka~-wan ·• .• - - -- - __ _' .~iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiWiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii...__ ___......._..... - - -- - ---- .- Gambar 1. 6. "Peta" Komunikasi Qganisasi Gambar 1.6. menunjukkan, dalam Organisasi X, Y dan Z masing-masing ada komunikasi. Komunikasi antara direksi, para manajer, dan staf/karyawan. Komunikasi tersebut bisa bertujuan memberikan informasi atau upaya mempengaruhi semangat kerja karyawan. Intinya, pada setiap organisasi akan ada komunikasi. Di samping itu, kita juga melihat ada komunikasi di antara Organisasi X dengan Organisasi Y dan Z. Di samping ada komunikasi antara Organisasi X dengan masyarakat/publik A dan B. Setelah kita mengetahui pengertian komunikasi bisnis dan "peta" komunikasi bisnis satu organisasi, kini pertanyaan kita adalah: Untuk apa atau mengapa berlangsung komunikasi bisnis? Jawaban pertanyaan tersebut sesungguhnya menunjukkan arti penting komunikasi bisnis dalam kehidupan organisasi bisnis. Dalam pandangan pakar komunikasi bisnis, keterampilan berkomunikasi merupakan keterampilan yang penting dimiliki oleh orang- orang yang berada pada satu organisasi. Mengapa? Karena para pekerja
  • 25. e EKMA41 59/MODUL 1 1.25 organisasi akan termotivasi dan giat bekerja untuk organisasinya hila di dalam organisasi tersebut para pekerja merasakan adanya arus komunikasi yang terorganisasikan dengan baik. Di samping itu, ada sejumlah kegiatan dalam organisasi bisnis yang tidak bisa tidak akan melibatkan kegiatan komunikasi. Kita mulai dari proses rekruitmen karyawan. Tentu satu organisasi akan mengkomunikasikan kebutuhan akan tenaga kerja sehingga kebutuhan organisasi itu diketahui orang lain atau organisasi lain. Setelah karyawan tersebut direkrut menjadi staf di satu organisasi tentu akan ada proses pelatihan yang diikutinya. Lagi- lagi di sini kita menemukan proses komunikasi dalam pelatihan karyawan itu. Lalu setelah karyawan tersebut menjadi staf, maka akan menjalankan tugas atau pekerjaan tertentu di samping akan berhubungan juga dengan karyawan lainnya. Dalam berhubungan dengan karyawan lain, tentu akan berlangsung juga komunikasi. Dalam pelaksanaan pekerjaan tentu akan juga dilakukan komunikasi. Misalnya, satu saat dia akan menulis laporan pada atasannya atau melakukan presentasi di hadapan kliennya. Komunikasi seperti apa yang diharapkan dilakukan? Tentu saja komunikasi yang efektif. Komunikasi yang memungkinkan tercapainya tujuan organisasi. Dalam prosesnya, komunikasi yang dilakukan itu bisa saja tujuannya menginformasikan, mendidik, menghibur atau mempengaruhi. Manakala si karyawan tadi menjelaskan produk yang dihasilkan organisasinya dia sedang melakukan komunikasi yang tujuannya menginformasikan. Saat si karyawan mendapatkan penjelasan dari atasannya bagaimana perilaku yang diharapkan organisasi maka tujuan komunikasi itu adalah mendidik. Saat si karyawan bersama karyawan lain menikmati makan siang sambil bertukar cerita lucu, maka tujuan komunikasinya adalah menghibur. Namun saat si karyawan berusaha mempengaruhi pengambilan keputusan kliennya agar menggunakan produk organisasinya maka komunikasinya jelas bertujuan mempengaruhi. Ada pun bentuk komunikasi bisnis yang dilangsungkan pada umumnya bisa dikategorikan seperti berikut ini. 1. Komunikasi dari atasan pada bawahan (downward communications) yang merupakan penyampaian pesan dari orang yang dalam hierarki organisasi lebih tinggi pada orang yang menjadi bawahannya. Biasanya komunikasi seperti ini bersifat instruksi atau perintah. 2. Komunikasi dari bawahan pada atasan (upward communications) yang merupakan kebalikan dari komunikasi pada butir a. Di sini orang yang
  • 26. 1.26 KDMUNIKASI BISNIS • lebih rendah posisinya dalam hierarki organisasi menyampaikan gagasan atau umpan-balik pada atasannya. Biasanya berupa usulan, saran atau masukan. Pada beberapa organisasi, dengan pendekatan manajemen partisipatif, banyak pimpinan mendapatkan gagasan yang baik dari bawahannya melalui komunikasi seperti ini. 3. Komunikasi pada sesama (sideways communications) yang merupakan proses komunikasi yang berlangsung di antara orang yang sama kedudukannya dalam hierarki organisasi seperti komunikasi di antara sesama manajer, sesama supervisor atau sesama karyawan. Komunikasi seperti ini biasanya berlangsung dalam bentuk koordinasi misalnya antara bagian keuangan dengan bagian SDM. 4. Komunikasi multisaluran (multichannel communications) yang merupakan komunikasi yang berlangsung dengan menggunakan berbagai saluran di antara orang dari berbagai jenjang jabatan. Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi maka saluran komunikasi menjadi begitu beragam. Bukan hanya dalam bentuk tertulis seperti nota atau memo dan telepon tapi juga bisa dalam bentuk video- conference, memanfaatkan fasilitas messenger atau berkirim SMS. Sedangkan kegiatan komunikasinya sendiri dapat dilakukan dalam wujud kegiatan seperti: 1. Briefing, yang memungkinkan berlangsung komunikasi antara ketua tim atau para manajer dengan para stafnya. Pada banyak organisasi, briefing ini dilakukan setiap hari atau seminggu sekali. 2. Rapat, yang dilakukan untuk berkomunikasi dengan suasana yang relatif formal. 3. Komunikasi tatap-muka, yang bisa menjadi ruang untuk terjadinya pertukaran gagasan dan informasi secara santai dan informasi. Tentu saja, apa atau bagaimana bentuk dan wujud kegiatan komunikasi yang hendak dipilih akan disesuaikan dengan tujuan komunikasinya. Seperti dikemukakan pada Kegiatan Belajar 1, komunikasi bukan hanya berdimensi isi-pesan/informasi namun juga berdimensi relasi maka kegiatan komunikasi bisnis pun tak bisa hanya berdimensi tunggal misalnya isi-pesan saja atau relasi saja. Komunikasi manusia akan memerlukan keduanya. Dalam suasana yang informal, komunikasi tatap-muka yang memungkinkan terjadinya pertukaran informasi (dimensi isi) sambil mengeratkan keakraban (dimensi
  • 27. e EKMA41 59/MODUL 1 1.27 relasi) bisa menjadi pilihan komunikasi bisnis. Namun ada kalanya kita lebih menekankan pada dimensi informasi seperti yang dilakukan melalui rapat sebagai salah satu bentuk komunikasi bisnis. Namun adakalanya juga lebih menekankan dimensi relasinya, seperti percakapan yang dilakukan sambil bermain tenis atau menyelenggarakan acara coffee morning. B. RUANG LINGKUP KOMUNIKASI BISNIS Sesungguhnya, sepintas kita sudah menguraikan ruang lingkup komunikasi bisnis saat mempelajari "peta" komunikasi organisasi. Namun, kita sekarang akan lebih dalam mempelajari ruang lingkup komunikasi bisnis setelah kita memahami konsep dasar komunikasi dan pengertian komunikasi bisnis. Pada dasarnya, ruang lingkup di sini, menunjuk pada lingkungan- lingkungan organisasi bisnis. Dalam lingkungan tersebut ada sejumlah pihak yang berkepentingan (stakeholder) yang mempengaruhi organisasi secara keseluruhan. Seperti dalam "peta" komunikasi organisasi tadi, komunikasi itu dilakukan pada lingkungan internal organisasi dan lingkungan eksternal • • organtsast. Pada lingkungan internal, organisasi tentunya memiliki stakeholder internal seperti para manajer dan karyawan. Pada lingkungan eksternal, organisasi memiliki stakeholder eksternal seperti para pelanggannya atau organisasi/perusahaan lain seperti perusahaan distributor dan pemasok. Inilah lingkungan eksternal yang masih berada dalam lingkungan tugas (task) organisasi. Namun ada juga lingkungan paling luar yang mempengaruhi organisasi seperti perkembangan teknologi, perubahan politik, dan kondisi sosial ekonomi. Ringkasnya, ruang lingkup di sini menunjukkan lingkungan yang menjadi sasaran komunikasi yang dilakukan atau menjadi komunikan dari komunikasi bisnis yang dilakukan organisasi. Kita perhatikan gambar berikut yang menunjukkan lingkungan komunikasi bisnis satu organisasi:
  • 28. 1.28 KDMUNIKASI BISNIS e - ' TEKttOi.OGI .PC}!;fftK:. " .. I - P£MILM- . - MANA.I-ER MRYA.WJN- sos~ fl$11<. SJmber: Posenblatt eta/. (1977: 5) Gambar 1. 7. R.Jang Li ngkup Komunikasi Bisnis Sekarang, pembahasannya kita mulai dari bagian tengah Gambar 1.7. Pertama, lingkungan internal organisasi atau biasa disebut juga stakeholder internal yang digambarkan dengan kotak yang berada di tengah gambar. Kegiatan bisnis mesti mencapai keseimbangan dalam dirinya sendiri dengan cara membangun komunikasi dan relasi yang harmonis antara pemilik, manajemen dan karyawan. Kedua, lingkungan ekstemal organisasi atau biasa dinamakan stakeholder eksternal. Pada lingkungan ini ada dua bagian, yakni lingkungan ekstemal yang berpengaruh langsung pada kegiatan organisasi dan kedua lingkungan yang secara langsung atau tidak mempengaruhi kegiatan organisasi bisnis. Lingkungan ekstemal yang berpengaruh langsung itu dinamakan demikian karena lingkungan tersebut berada dalam lingkungan tugas organisasi, sehingga perubahan pada lingkungan itu akan berpengaruh langsung pada organisasi. Sedangkan lingkungan ekstemal yang satunya lagi, pengaruhnya boleh dikatakan tidak langsung pada organisasi meski sangat mungkin akan dirasakan juga oleh organisasi.
  • 29. e EKMA41 59/MODUL 1 1.29 Setelah satu organisasi membangun komunikasi dan relasi yang harmonis dengan lingkungan internalnya, barulah membangun keseimbangan dengan lingkungan terdekatnya yakni pelanggan, pemasok, distributor, kompetitor dan pemerintah/lembaga regulator guna mendapatkan dan memelihara tingkat pencapaian laba. Selain itu, faktor-faktor sosial, politik, ekonomi dan teknologi harus diperhitungkan untuk menghindari kegagalan dalam mencapai tujuan organisasi/lembaga. Penting dikemukakan di sini, meski regulator pada umumnya disamakan dengan pemerintah, namun dalam praktik mutakhir regulator tidak selalu pemerintah, melainkan merupakan lembaga tersendiri yang di dalamnya duduk pihak-pihak yang berkepentingan yang mewakili dunia usaha, pemerintah dan masyarakat. Dalam bisnis telekomunikasi di Indonesia, misalnya, ada lembaga regulator tersendiri. Begitu juga halnya dengan industri perminyakan kita, ada regulator sendiri yang mengatur kegiatan bisnis pertambangan. Regulator independen tersebut pada umumnya berbentuk komisi seperti Komisi Penyiaran Indonesia yang menjadi regulator industri penyiaran di Indonesia. Dengan demikian, ruang lingkup komunikasi bisnis satu organisasi adalah komunikasi dengan lingkungan intemalnya dan komunikasi dengan lingkungan ekstemalnya. Komunikasi dengan lingkungan internal, bentuk dan kegiatannya sudah kita bahas contoh-contohnya saat membahas pengertian komunikasi bisnis. Sedangkan komunikasi dengan lingkungan ekstemal akan kita bahas teknis pelaksananya pada modul-modul selanjutnya dalam mata kuliah ini. C. VARIABEL-VARIABEL KOMUNIKASI BISNIS Pada Kegiatan Belajar 1 modul ini, kita sudah mempelajari komponen- komponen dalam proses komunikasi. Istilah komponen itu, adakalanya dinamakan variabel komunikasi. Mengapa dinamakan variabel? Karena masing-masing komponen itu bisa memberikan pengaruh dan wujudnya tidak akan sama pada setiap kegiatan komunikasi atau bersifat dinamis. Berbeda dengan istilah komponen yang mengesankan statis. Itu sebabnya, beberapa ahli komunikasi lebih menyebutnya sebagai variabel komunikasi ketimbang komponen komunikasi. Sambil berkenalan dengan istilah baru dalam komunikasi, kita gunakan saja istilah variabel untuk apa yang sebelumnya kita sebut dengan komponen komunikasi.
  • 30. 1.30 KDMUNIKASI BISNIS • Manakala membahas variabel-variabel komunikasi, termasuk komunikasi bisnis, orang biasanya mengacu pada model komunikasi klasik yang dikembangkan Harold D. Laswell yang sudah kita pelajari sebelumnya. Variabel-variabel tersebut dirumuskan dalam apa yang dinamakan Model atau Formula Laswell yang menyatakan: Who, say what, to whom, through which channel and with what effect? Tentunya kita masih ingat, karena pemah kita dalami saat kita mempelajari konsep dasar komunikasi. Namun penerapan formula ini untuk komunikasi bisnis memerlukan sedikit modifikasi, seperti yang dilakukan Rosenblatt, et al. (1977: 16). Rosenblatt menguraikan variabel-variabel komunikasi bisnis dengan memberi tambahan variabel yaitu variabel konteks sebagai berikut. 1. Variabel Sumber/Komunikator Sumber atau komunikator merupakan variabel penting dalam komunikasi bisnis, karena merupakan pihak pertama yang mendorong terjadinya komunikasi atau merupakan pihak yang mengambil inisiatif mendorong terjadinya proses komunikasi. Di samping itu, penerimaan atau penolakan pesan komunikasi sering kali terkait dengan penilaian suka-tidak suka, percaya-tidak percaya atau respek-tidak respek penerima atau komunikan terhadap komunikator. Selain itu, "status" dan "kekuatan/kekuasaan" (power) yang ada pada komunikator pun berpengaruh pada penerimaan pesan oleh komunikan. Sekedar contoh yang ekstrem, bayangkan bagaimana reaksi kita bila seorang satpam sebuah bank menyatakan bisa meluluskan permohonan kredit yang kita ajukan pada bank. Padahal ajuan kreditnya mencapai lebih dari Rp5 miliar! Tentu reaksi kita akan berbeda, bila pernyataan itu datangnya dari pimpinan bagian kredit dari bank itu. Reaksi atau respons yang Anda berikan saat menerima pesan, sesungguhnya dipengaruhi kredibilitas komunikator/sumber. Kredibilitas terkait dengan seberapa besar tingkat kepercayaan kita pada komunikator. Kredibilitas biasanya dinilai melalui: (1) expertness/keahlian atau kompetensi (competence). Seorang satpam tentunya tidak kompeten meluluskan permohonan kredit, meskipun dia satpam di sebuah bank yang cukup termasyhur dan bonafide, sedangkan staf atau pimpinan bagian kredit memiliki kewenangan meluluskan ajuan kredit; (2) dapat dipercaya (truthwortiness)/aman (safety). Kembali kepada contoh satpam tadi, tentu tidak dapat dipercaya ada bank yang memberi kewenangan pada satpamnya
  • 31. e EKMA41 59/MODUL 1 1. 31 memeriksa dan meluluskan ajuan kredit bemilai miliaran rupiah pada nasabahnya. Bahkan mungkin malah akan muncul pertanyaan pada diri kita, bank macam apa memberi kewenangan seperti itu pada satpamnya; (3) dina- misme (dynamism) yang memunculkan sifat-sifat seperti agresif, empatik, tegas, aktif dan energetik. Tentu, satpam yang menjadi contoh kita, belum tentu memiliki sifat-sifat dinamisme dalam artian memperjuangkan pencapaian tujuan organisasi/lembaga bisnis. Dalam organisasi bisnis, status dan kekuasaan terkait dengan posisi jabatan. Makin tinggi jabatan dalam hierarki jabatan pada satu organisasi makin tinggi juga status dan kekuasaannya. Dengan kekuasaan yang besar maka daya kontrolnya juga akan makin besar dan tanggung jawabnya juga besar. Dengan jabatan sebagai satpam, dalam contoh kita tadi, tentunya ruang kekuasaan dan kewenangannya berbeda dengan kepala bagian kredit. Kredibilitas sumber/komunikator dapat bersifat individual dapat pula bersifat institusional. Individu dengan status dan kekuasaan/kewenangan tinggi lebih memiliki kredibilitas dibandingkan dengan individu yang status dan kekuasaan/kewenangannya rendah. Kita juga mengenal ada orang-orang yang dipandang memiliki kredibilitas dalam bidang tertentu. Misalnya Prof. Dr. Otto Soemarwotto untuk bidang lingkungan hidup atau Prof. Dr. J.A. Katili untuk bidang geologi. Pada tingkat institusi, kita juga mengenal lembaga-lembaga tertentu yang memiliki kredibilitas. Informasi mengenai bahan bakar minyak (BBM) lebih meyakinkan hila datang dari Pertamina dibandingkan dari PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), meskipun PT KAI merupakan salah satu BUMN yang juga merupakan konsumen BBM. Tapi sebaliknya, informasi tentang perkeretaapian akan lebih tinggi kredibilitas hila bersumber dari PT KAI dibandingkan Pertamina, meski bisa saja staf Pertamina pun melakukan perjalanan dengan kereta api. 2. Variabel Pesan Pesan, seperti yang sudah kita bahas, dapat diartikan sebagai sesuatu yang berupa pengetahuan, gagasan, pendapat, informasi, atau instruksi yang disampaikan komunikator kepada orang lain, atau dari satu lembaga kepada lembaga lain, dari satu orang kepada lembaga lain. Pesan ini dapat disampaikan secara personal atau impersonal dengan menggunakan simbol atau sinyal tertentu. Pesan yang menggunakan kata-kata dinamakan pesan verbal dan pesan yang disampaikan dengan tidak menggunakan kata-kata seperti menggunakan bahasa tubuh dinamakan pesan nonverbal.
  • 32. 1.32 KDMUNIKASI BISNIS • Dalam praktik komunikasi bisnis, dikembangkan berbagai teknik penyusunan pesan. Pada intinya teknik-teknik yang dikembangkan itu dimaksudkan agar komunikasi yang kita lakukan bisa berjalan dengan efektif. Di samping itu, agar pesan yang disampaikan bisa mencapai tujuan komunikasi dan tujuan organisasi. Pada Modul 2 mata kuliah ini, kita akan lebih mendalami teknik penyusunan pesan ini. Untuk sementara ini, kita baru sampai pada dua kategori besar pesan yaitu pesan verbal dan pesan nonverbal. Dalam praktik komunikasi, kedua kategori pesan ini sesungguhnya bisa kita gunakan secara bersama-sama. Misalnya, saat Anda menulis surat dengan menggunakan surat berlogo perusahaan Anda, pesan verbal dan pesan nonverbal Anda sampaikan. lsi suratnya merupakan pesan verbal. Namun jenis kertas surat, warna logo perusahaan, atau penempatan logo perusahaan dalam kop surat merupakan pesan nonverbal. Semua itu berpengaruh pada cara komunikan menafsirkan pesan yang Anda sampaikan sekaligus citra perusahaan/organisasi bisnis Anda. 3. Variabel Penerima/Komunikan Komunikan atau penerima merupakan salah satu komponen komunikasi yang penting untuk kita cermati. Karena komunikan, akan menentukan bagaimana cara kita berkomunikasi. Misalnya, perhatikan saja saat orang mengajak berbicara dengan seorang bayi akan mencadel-cadelkan ucapannya. Namun orang yang sama akan berbicara dengan cara yang berbeda saat berbicara dengan temannya. Hal tersebut menunjukkan, saat melakukan komunikasi, seorang komunikator akan memperhatikan dan memperhitungkan siapa komunikannya. Karena itu, dalam kajian komunikasi kita mengenal istilah analisis khalayak yang merupakan kajian untuk mengetahui profil khalayak sehingga bisa ditemukan cara berkomunikasi yang paling tepat dengan khalayak tersebut. Dalam komunikasi bisnis, publik yang menjadi komunikan tentu sangat beragam. Ada banyak stakeholder, seperti karyawan, manajer, pemegang saham, distributor, mitra bisnis, pemasok, konsumen, serikat pekerja, dan pemerintah yang tentunya memiliki karakteristik yang berbeda. Karakteristik komunikan itu bisa dirumuskan dengan berbagai cara. Ada yang merumuskannya dengan menggunakan pendekatan demografis seperti dengan menggambarkan komunikan berdasarkan profil status ekonomi dan
  • 33. e EKMA41 59/MODUL 1 1.33 sosial (SES). Ada juga yang menggunakan pendekatan psikologis, seperti menyusun profil khalayak berdasarkan kebutuhan yang biasanya mengacu pada teori kebutuhan Maslow yang tentunya sudah Anda pelajari pada mata kuliah lain. Ada juga yang menggunakan pendekatan gaya hidup sehingga kita mengenal analisis nilai dan gaya hidup. Pada Modul 2, kita akan mempelajari hal analisis khalayak ini saat kita mempelajari teknik penyusunan pesan. 4. Variabel Konteks Saat mempelajari proses komunikasi pada Kegiatan Belajar 1, kita tahu bahwa komunikasi itu berlangsung dalam konteks tertentu. Konteks komunikasi itu, bisa bersifat alamiah dan bisa juga memang sengaja diciptakan. Konteks komunikasi yang alamiah adalah situasi komunikasi yang tidak kita ciptakan suasananya sehingga merupakan suasana keseharian yang wajar. Sedangkan konteks yang kita ciptakan adalah suasana yang sengaja kita buat. Konteks komunikasi yang sengaja diciptakan misalnya acara business lunch, permainan golf, coffee morning atau menyelenggarakan rapat di kawasan wisata. Sedangkan konteks yang alamiah, misalnya komunikasi yang berlangsung di ruangan kantor atau perbincangan di ruang rapat. Apa yang dikemukakan di atas menunjukkan pentingnya variabel konteks dalam kegiatan dan proses komunikasi bisnis, mengingat konteks komunikasi berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi bisnis. Dalam konteks yang formal, kegiatan komunikasinya mungkin terkendala oleh waktu dan pembicaraan yang formal. Tapi dalam suasana makan siang, tentu kekakuan sudah mencair dan situasi seperti ini sangat menunjang untuk melakukan komunikasi. Adolf Hitler, misalnya, termasuk orang yang menyadari pentingnya konteks dalam komunikasi sehingga dia menyatakan, bila Anda ingin menguasai khalayak dalam sebuah rapat umum, adakanlah rapat itu pada malam hari. Ini bisa dimaklumi, pada malam hari kondisi fisik dan kejiwaan hadirin sudah letih sehingga gagasan yang kita sampaikan menjadi lebih mudah diterima. Konteks yang dimanfaatkan oleh Hitler tadi adalah konteks psikologis dan fisikal. Masih berkaitan dengan konteks komunikasi ini adalah iklim komunikasi (communication climate). Apa yang dimaksud dengan iklim komunikasi? Secara sederhana, iklim komunikasi adalah suasana komunikatif yang berkembang pada satu organisasi. Karena berkembang pada satu organisasi,
  • 34. 1.34 KDMUNIKASI BISNIS • maka iklim komunikasi ini akan sangat bergantung pada gaya manajemen yang dijalankan pada organisasi tersebut. Ada 4 gaya manajemen yang berpengaruh terhadap iklim komunikasi. Pertama, gaya direktif, yang merupakan gaya manajemen yang menuntut karyawan melakukan apa yang dikatakan manajer. Akibatnya arus informasi hanya dari atas ke bawah, sehingga manajemen memiliki informasi terbatas dari bawahannya dan membuat arus informasi antarbagian manajemen terbatas. Kita sudah mempelajari downward communications ini pada kegiatan belajar sebelumnya. Kedua, gaya pelatih, yang membuat manajer menjalankan peran seperti dalam gaya direktif namun manajemen memandang bawahan sebagai anggota tim. Komunikasi berlangsung dua arah, dari atas ke bawah dan sebaliknya. Manajemen menjelaskan secara rasional keputusan yang diambilnya dan mendengarkan ide dari bawahan. Ini merupakan komunikasi dua arah yang sering disebut sebagai bentuk komunikasi yang demokratis. Ketiga, gaya suportif, para manajer menganggap bawahan memiliki kemampuan dan keterampilan serta memiliki motivasi untuk bekerja sebaik-baiknya. Manajemen hanya menetapkan tujuan, bawahan bekerja untuk mencapai tujuan itu. Dengan demikian, arus informasi berjalan dua arab. Sedangkan Di lingkungan bawahan sendiri terbentuk saluran komunikasi informal, atau apa yang sudah kita pelajari pada Kegiatan Belajar 1 dengan istilah sideways communications. Keempat, gaya pendelegasian, para manajer membiarkan bawahannya untuk "memperlihatkan kemampuannya". Manajer memberi araban umum, dan mendelegasikan kewenangan pada bawahannya. Karena para bawahan terlibat langsung dalam menentukan apa yang harus dilakukannya untuk mencapai tujuan, maka rasa tanggung jawab akan muncul. Gaya ini mungkin akan membuat para manajer terisolasi dan kehilangan kontrol atas operasi • • organtsast. Dengan demikian, kita bisa melihat konteks alamiah dari proses komunikasi yang berlangsung dalam satu organisasi. Gaya direktif membuat iklim komunikasi menjadi bemuansa otoriter dan memberlakukan karyawan seperti robot. Gaya suprotif membuat komunikasi berkembang di tengah organisasi, yang bisa juga mendorong berkembangnya saluran-saluran komunikasi informal yang produktif. Pada gaya direktif, iklim komunikasinya memang memungkinkan juga munculnya saluran komunikasi informal. Namun pada gaya direktif saluran komunikasi informal itu hanya akan menjadi arena penyebaran gosip atau desas-desus. Karena dalam
  • 35. e EKMA41 59/MODUL 1 1.35 komunikasi ada ungkapan, hila saluran komunikasi formal tersumbat maka pesan akan mengalir melalui saluran bawah tanah. Namun yang terpenting dalam variabel konteks ini, kita hendaknya mencermati konteks komunikasi sehingga bisa mengembangkan komunikasi bisnis yang efektif. Konteks harus kita perhatikan, karena setiap tindak komunikasi akan berlangsung dalam konteks tertentu yang mempengaruhi keberhasilan komunikasi yang dilakukan. Kita akan memerlukan gaya komunikasi yang berbeda untuk konteks komunikasi yang berbeda. Pada suasana formal gaya bicara kita berbeda dengan komunikasi pada suasana informal. Begitu juga komunikasi tertulis dalam bentuk memo yang kurang formal akan berbeda dengan komunikasi tertulis dalam bentuk surat keputusan yang bersifat formal. 5. Variabel Saluran Komunikasi yang dilakukan manusia pasti menggunakan saluran komunikasi tertentu. Ada saluran yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan massa atau banyak orang yang dinamakan media massa. Tapi ada juga saluran yang dipergunakan untuk pembicaraan di antara dua orang seperti telepon. Lantas, bagaimana kalau percakapan tatap-muka di antara dua orang? Saluran apa yang dipergunakan? Menurut ahli komunikasi, suara yang dipergunakan dalam percakapan itu bisa terdengar lawan komunikasi karena merambat melalui udara sehingga udara itulah yang menjadi saluran komunikasi kita. Pilihan saluran mana yang akan dipergunakan akan ditentukan oleh banyak hal. Dua di antaranya adalah variabel pesan dan variabel penerima. Bila penerima pesan berjumlah besar dan tidak berdiam di satu tempat yang sama, tentu saluran media massa yang akan kita pilih. Namun hila pesannya bersifat pribadi, tentu kita akan lebih memilih penggunaan telepon atau surat. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi, kini tersedia beragam saluran komunikasi. Satu di antaranya yang cukup populer adalah internet yang mengintegrasikan saluran-saluran komunikasi yang tadinya terpisah yaitu komputer, media massa dan telekomunikasi yang memungkinkan penyampaian pesan secara audio-visual dan interaktif. 6. Variabel Efek Suatu saat, setelah membaca iklan lowongan kerja di koran, seorang penganggur menyatakan dalam hatinya, "Mungkin ini lowongan kerja yang
  • 36. 1.36 KDMUNIKASI BISNIS • sesuai dengan kualifikasi yang saya miliki." Lantas, si penganggur itu pun mengembangkan harapan. Dia merasa yakin akan diterima di perusahaan tersebut. Lalu mulai membayangkan apa yang akan dikerjakannya nanti setelah menjadi karyawan. ltulah contoh efek komunikasi. Ada perubahan pengetahuan pada diri komunikan, yakni dari tidak tahu menjadi tahu ada lowongan pekerjaan. Kemudian ada perubahan sikap, dengan menyatakan kualifikasinya sesuai dengan kebutuhan yang dinyatakan dalam iklan itu. Akhimya ada perubahan perilaku, dengan mengirimkan surat lamaran. Begitu juga halnya dengan komunikasi bisnis yang memang dirancang untuk menciptakan, mengubah atau memperkokoh perilaku, sikap, informasi tentang bisnis kita. Bisa juga komunikasi itu dirancang untuk membangun dan memperkokoh citra positif organisasi bisnis seperti yang kita harapkan. Ringkasnya, kita mengharapkan terjadi sesuatu pada diri komunikan atau khalayak setelah kita melakukan komunikasi bisnis. "Sesuatu" yang terjadi itu tentu merupakan apa yang kita inginkan yang sejalan dengan tujuan organisasi bisnis. Dalam komunikasi bisnis, "sesuatu" yang terjadi setelah proses komunikasi itu cukup beragam. Mulai dari kesediaan menerima, rasa suka/tidak suka terhadap organisasi atau produk sampai para stakeholder merasa nyaman dengan keberadaan perusahaan dan produknya. Namun, sekali lagi, apa yang kita harapkan setelah proses komunikasi bisnis itu akan mengacu pada tujuan organisasi mengingat komunikasi bisnis merupakan salah satu fungsi manajemen satu organisasi. Variabel-variabel komunikasi bisnis di atas, merupakan variabel-variabel yang perlu kita perhitungkan saat kita menyusun rencana komunikasi (bisnis). Dalam rencana komunikasi, variabel-variabel tersebut kita pertimbangkan dengan baik. Kita hams menyadari bahwa kegiatan komunikasi bisnis itu kita lakukan agar memiliki dampak, bukan sekedar kegiatan yang dilakukan untuk bisa berjalan saja. Dengan perencanaan yang baik, efektivitas komunikasi bisa lebih terjamin. D. PRINSIP KOMUNIKASI BISNIS Seperti dikemukakan tadi, komunikasi merupakan salah satu fungsi manajemen organisasi bisnis. Oleh karena itu, komunikasi akan ada dan tetap berlangsung dalam satu organisasi sepanjang organisasi tersebut ada. Di
  • 37. e EKMA41 59/MODUL 1 1.37 sinilah letak arti penting membuat perencanaan komunikasi bisnis agar komunikasi bisnis yang dilakukan bisa berjalan secara efektif. Sekarang kita mempelajari prinsip komunikasi bisnis. Murphy dan Hildebrandt (1991: 78), merumuskan ada 7 prinsip yang harus dipegang saat melakukan komunikasi bisnis. Ketujuh prinsip tersebut dirangkum dalam akronim 7C. Prinsip tersebut adalah: 1. Completness, yang berarti kita harus mengupayakan untuk bisa memberikan informasi selengkap mungkin kepada pihak yang membutuhkan. Karena informasi yang lengkap bisa membangun kepercayaan dan kepastian pada diri penerima informasi. Orang biasanya mencari informasi karena dirinya sedang menghadapi ketidakpastian, adanya informasi yang lengkap akan membuat orang merasa memperoleh kepastian. Di samping itu, informasi yang tidak lengkap sering kali menimbulkan pertanyaan dan membuat komunikasi tidak efektif. 2. Conciseness, yang berarti komunikasi dikemas dengan menggunakan kata-kata jelas, singkat dan padat. Informasi utuh yang dikemukakan di atas harus disampaikan dalam kemasan yang jelas, singkat dan padat. Dengan demikian, orang menjadi mudah memahami apa yang kita komunikasikan. Tidak perlu mengemyitkan dahi untuk bisa memahami apa maksud informasi yang disampaikan. 3. Concretness, yang berarti pesan yang dikomunikasikan itu disusun secara spesifik dan konkret, bukan abstrak. Sering kita memperoleh informasi yang abstrak seperti tercermin dalam kalimat "perbaikan derajat kehidupan" atau "meningkatkan mutu". Sebenamya kalimat tersebut bisa kita buat konkret. Perbaikan derajat kehidupan misalnya bisa kita buat konkret dengan kalimat "peningkatan penghasilan", "peningkatan tarafpendidikan" atau "peningkatan kesehatan". 4. Consideration, yang berarti pesan yang disampaikan mesti mempertimbangkan situasi penerima/komunikan. Kita sudah mempelajari variabel penerima tadi. Dalam menyampaikan informasi bisnis, penting bagi kita untuk mengetahui siapa komunikan atau penerima informasi itu. Kita pertimbangkan dengan baik siapa atau di mana komunikan kita. 5. Clarity, yang berarti pesan yang dikomunikasikan disusun dalam kalimat yang mudah dipahami komunikan. Ini akan terkait dengan prinsip komunikasi sebagai proses berbagi. Informasi yang kita sampaikan mesti
  • 38. 1.38 KDMUNIKASI BISNIS • berorientasi pada penerima, sehingga kita membuat informasi itu sejelas mungkin sehingga bisa dipahami penerima. Informasi yang disampaikan sama sekali bukan untuk menunjukkan kecerdasan atau taraf pendidikan komunikatornya sehingga dipilih kata-kata yang menunjukkan taraf pendidikan komunikatornya dengan banyak menggunakan istilah atau jargon yang membingungkan penerima. 6. Courtesy, yang berarti sopan santun dan tata krama merupakan hal yang penting dalam berkomunikasi yang merupakan bentuk penghargaan kepada komunikan. Kesantunan merupakan bagian penting dari komunikasi. Dengan kesantunan orang akan menaruh penghargaan dan simpati pada diri kita. Kesantunan berbahasa, kesantunan sikap dan kesantunan perilaku merupakan bagian penting dan melekat pada tindakan komunikasi manusia. 7. Correctness, yang berarti pesan yang dikomunikasikan dibuat secara cermat. Untuk pesan tertulis misalnya dibuat dengan memperhatikan tata bahasa dan untuk pesan lisan disampaikan dengan memperhatikan komunikan. Kecermatan dan ketelitian akan membuat kita bisa mendeteksi sejak dini bila terjadi kekeliruan pada kemasan informasi yang kita persiapkan untuk kegiatan komunikasi bisnis kita. Prinsip-prinsip komunikasi tersebut bisa menjadi pedoman bagi kita saat mempersiapkan kemasan informasi yang akan kita gunakan dalam komunikasi bisnis. Prinsip-prinsip tersebut sesungguhnya lebih banyak berkaitan dengan penyusunan pesan komunikasi bisnis. Penyusunan pesan komunikasi bisnis ini kita akan dalami lebih lanjut pada modul berikutnya setelah modul ini. Di samping itu, perlu juga kita memperhatikan sekali lagi konteks komunikasi dalam artian budaya tempat komunikasi berlangsung. Prinsip- prinsip yang dikemukakan di atas, bisa diterapkan dengan mempertimbangkan konteks budaya tempat komunikasi dilangsungkan. Carte dan Fox (2006: 19-20), dengan mengutip Edward T. Hall menyatakan ada dua kategori komunikator yaitu komunikator konteks tinggi dan komunikator konteks rendah. Carte dan Fox menjelaskan, komunikator konteks rendah cenderung mengekspresikan diri mereka secara eksplisit dan tegas. Hampir tidak ada arti yang tersembunyi dari kata yang dipergunakan Dengan demikian kita bisa menafsirkan apa adanya maksud pernyataannya. Sedangkan komunikator
  • 39. e EKMA41 59/MODUL 1 1.39 konteks tinggi cenderung berkomunikasi lebih implisit, sehingga kita diharapkan untuk menafsirkan maksud pernyataannya berdasarkan pengetahuan kita atas kata yang dipergunakan sesuai dengan latar belakang budayanya. Akan halnya komunikasi bisnis, Carte dan Fox (2006: 19) menunjukkan, dalam komunikasi dengan komunikator berkonteks rendah maka komunikasi perlu dilakukan secara terns terang, eksplisit dan apa adanya. Sedangkan komunikasi dengan komunikator berkonteks tinggi, komunikasi perlu dilakukan secara diplomatis, implisit dan tidak langsung. Carte dan Fox (2006: 20) menyebutkan Amerika Serikat, Jerman, Skandinavia dan Finlandia sebagai negara yang komunikatornya dalam komunikasi bisnis berkonteks rendah. Sedangkan Perancis dan Jepang termasuk kategori berkonteks tinggi. LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! 1) Anggap sajalah organisasi yang Anda ikuti atau yang berada di lingkungan tempat tinggal Anda merupakan satu organisasi bisnis. Cobalah mengidentifikasi stakeholder internal dan eksternal organisasi tersebut! 2) Setelah berhasil mengidentifikasi stakeholder-nya, seperti yang Anda lakukan saat mengerjakan Latihan nomor 1, tugas Anda sekarang adalah menyusun pesan yang dianggap tepat untuk kelompok-kelompok stakeholder tersebut dengan memperhatikan prinsip penyusunan pesan dan prinsip komunikasi bisnis. Pesannya berisi ajakan kerja sama. 3) Cobalah menulis sebuah surat ajakan bergabung dengan organisasi yang Anda ikuti pada rekan-rekan Anda dengan memperhatikan prinsip komunikasi bisnis! Petunjuk Jawaban Latihan 1) Lingkungan internal organisasi atau biasa disebut juga stakeholder misalnya pemilik, manajemen dan karyawan. Lingkungan eksternal organisasi atau biasa dinamakan stakeholder eksternal. Pada lingkungan
  • 40. 1.40 KDMUNIKASI BISNIS e ini ada dua bagian, yakni lingkungan ekstemal yang berpengaruh langsung pada kegiatan organisasi dan kedua lingkungan yang secara langsung atau tidak mempengaruhi kegiatan organisasi bisnis. Lingkungan ekstemal yang berpengaruh langsung itu dinamakan demikian karena lingkungan tersebut berada dalam lingkungan tugas organisasi, sehingga perubahan pada lingkungan itu akan berpengaruh langsung pada organisasi. Sedangkan lingkungan ekstemal yang satunya lagi, pengaruhnya boleh dikatakan tidak langsung pada organisasi meski sangat mungkin akan dirasakanjuga oleh organisasi. 2) Prinsip komunikasi bisnis itu mencakup: (a) completness; (b) conciseness; (c) concretness; (d) consideration; (e) clarity; (f) courtesy; dan (g) correctness. Pesan verbal dapat disusun dengan menggunakan kalimat yang menarik dan mudah dibaca sehingga pesan diterima oleh komunikan. Pesan nonverbal dapat dibuat dengan cara yang membuat citra diri seseorang dapat terpelihara. 3) Untuk prinsip komunikasi bisnis, lihat Petunjuk Jawaban Latihan No. 2 di atas. RANGKUMAN- - - - - - - - - - - - - - - - - - Komunikasi bisa dapat didefinisikan sebagai "pertukaran gagasan, pendapat, informasi, instruksi dan sebagainya yang memiliki tujuan tertentu yang disajikan secara personal atau impersonal melalui simbol- simbol atau sinyal-sinyal untuk mencapai tujuan organisasi''. Dalam definisi tersebut, terkandung 6 unsur pokok komunikasi bisnis, yaitu: (1) tujuan; (2) pertukaran; (3) gagasan, opini, informasi, instruksi; (4) saluran personal atau impersonal; (5) simbol atau sinyal; (6) pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan ruang lingkup komunikasi bisnis pada dasamya merumuskan pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan atau proses komunikasi. Pada umumnya, ruang lingkup ini menunjuk pada (a) lingkungan internal atau stakeholder internal organisasi yaitu pemilik saham, karyawan dan manajer, dan (b) lingkungan eksternal atau stakeholder ekstemal organisasi yang mencakup lingkungan pemberi pengaruh langsung atau lingkungan tugas seperti pemasok dan regulator dan lingkungan pemberi pengaruh tidak langsung seperti perkembangan teknologi dan situasi sosial-ekonomi-politik.
  • 41. e EKMA41 59/MODUL 1 1.41 Ada pun variabel-variabel yang perlu dicermati dalam komunikasi bisnis mencakup (a) variabel komunikator, (b) variabel pesan, (c) variabel saluran/media, (d) variabel penerima/komunikan, (e) variabel konteks, dan (f) variabel efek. Sedangkan prinsip komunikasi bisnis yang penting diperhatikan dikenal dengan akronim 7C yang mencakup: (a) completness; (b) conciseness; (c) concretness; (d) consideration; (e) clarity; (f) courtesy; dan (g) correctness. T E S F 0 R MAT I F 2c:.__________________ Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1) Salah satu komponen penting dalam komunikasi bisnis yang hams kita perhatikan adalah .... A. tujuan komunikasi B. tujuan organisasi C. tujuan pesan D. tujuan komunikator 2) Berikut ini merupakan salah satu stakeholder internal yang termasuk dalam cakupan ruang lingkup komunikasi bisnis .... A. pemasok B. pemerintah C. distributor D. pemilik saham 3) Salah satu prinsip komunikasi bisnis adalah .... A. Kesantunan B. Pengetahuan C. Pendirian D. Penegasan 4) Variabel komunikasi bisnis yang menunjukkan apa yang hendak disampaikan melalui komunikasi bisnis adalah .... A. komunikator B. komunikan C. pesan D. efek
  • 42. 1.42 KDMUNIKASI BISNIS • 5) Bentuk komunikasi yang merupakan penyampaian informasi dari bawahan pada atasan dikenal dengan istilah .... A. upward communications B. downward communications C. sideways communications D. multichannel communications Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2. Jumlah Jawaban yang Benar Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - x 100% Jumlah Soal Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda hams mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai.
  • 43. e EKMA41 59/ MODUL 1 1.43 Kunci Jawaban Tes Formatif Tes Formatif1 Tes Formatif2 1) A 1) B 2) B 2) D 3) c 3) A 4) D 4) c 5) c 5) A
  • 44. 1.44 Decoding Efek Encoding Komunikan Komunikasi Komunikator Media Pesan Umpan-balik • • • • • • • • • • • • • • • • • • KDMUNIKASI BISNIS • Glosarium Perubahan dari kode-kode tertentu, biasanya berupa bahasa baik bahasa verbal maupun bahasa nonverbal menjadi ide atau pikiran pada diri komunikan dalam proses komunikasi. Akibat yang ditimbulkan dari proses komunikasi yang berupa peneguhan atau perubahan sikap, pendapat dan perilaku Perubahan dari ide atau pikiran yang ada dalam benak komunikator ke dalam kode-kode tertentu, biasanya berupa bahasa baik bahasa verbal maupun bahasa nonverbal dalam proses komunikasi Orang/lembaga yang menerima pesan. Biasa disebut juga penerima, destinasi atau khalayak (untuk penerima dalam jumlah besar). Proses penyampaian pesan (informasi, gagasan, pikiran, pendapat, pengetahuan) dari seseorang/satu lembaga kepada orang/lembaga lain dengan menggunakan atau tanpa media dengan tujuan tertentu. Orang/lembaga yang mengirimkan pesan. Biasa disebut juga pengirim atau sumber. Saluran yang dipergunakan untuk pengiriman pesan. Dapat berbentuk media massa seperti koran, majalah, radio dan televisi atau media non-massa, seperti telepon, handphone, dan e-mail. lsi yang disampaikan dalam proses komunikasi yang bisa berupa informasi, pengetahuan, ungkapan perasaan, atau pendapat. Salah satu komponen komunikasi yang menunjukkan respons yang diberikan oleh pihak yang terlibat dalam komunikasi.
  • 45. e EKMA41 59/MODUL 1 1.45 Daft ar Pust aka Carte, P dan Fox, C. (2006). Bridging The Culture Gap Komunikasi Lintas Budaya. (Terjemahan Dra. K. Anggraini, M.Si). Jakarta: Indeks. Dimbleby, R. Dan Burton, G. (1985). More Than Words: An Introduction to Communication. London: Methuen. Fiske, J. (2004). Cultural and Communication Studies: Sebuah Pengantar Paling Komprehensif. (Terjemahan Yosal Iriantara dan Idi Subandy Ibrahim). Yogyakarta: Jalasutera. Mulyana, D. (2005a). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remadja Rosdakarya. Mulyana, D. (2005b). Komunikasi Efektif.· Suatu Pendekatan Lintasbudaya. Bandung: Remadja Rosdakarya. Murphy, H. A. dan Herbert, W. H. (1991). Effective Business Communication. New York: McGraw-Hill. Rosenblatt, S. et al. (1977). Business Communication. Englewood Cliff, N.J.: Prentice Hall.
  • 46. MDDUL 2 Pesan Komunikasi Bisnis Dr. Vasal lriantara PENDAHULUAN enjelajahan kita mengenai komunikasi bisnis, membawa kita pada pembahasan mengenai pesan komunikasi bisnis. Pembahasan pada Modul 2 ini lebih bersifat teknis dibandingkan dengan Modul 1 yang bersifat konseptual. Namun demikian, Modul 2 ini bisa kita pandang sebagai jembatan yang menghubungkan antara dunia konseptual- teoretis dengan dunia praktis. Katakanlah, ini merupakan rnodul transisi rnenuju dunia praktis komunikasi bisnis, sehingga dimensi konseptual-teoretis masih tampak pada modul ini. Pada Modul 2 ini, penjelajahan kita di dunia komunikasi bisnis kita mulai dengan mempelajari "Tipe Kornunikasi Bisnis". Melalui analisis ini kita mempelajari berbagai bentuk komunikasi bisnis yang merupakan landasan bagi kita dalam menyusun pesan-pesan komunikasi bisnis. Dirnensi teknis penyusunan pesan komunikasi bisnis akan kita pelajari pada Kegiatan Belajar 2 yang rnernbahas "Teknik Penyusunan Pesan Kornunikasi Bisnis". Kita rnempelajari proses komunikasi bisnis secara lebih teknis mengingat dewasa ini, sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, tersedia cukup banyak media yang memperlancar arus informasi dalam komunikasi bisnis. Di samping itu, bentuk-bentuk komunikasi bisnis sendiri jadi berkembang akibat penerapan teknologi tadi. Meski bentuk- bentuk dasar kornunikasi bisnis rnasih saja berlangsung dan dipraktikkan dalam berbagai kegiatan komunikasi bisnis. Teknologi informasi dan komunikasi tidak melenyapkan bentuk-bentuk dasar itu, melainkan lebih melengkapi dan memperkuat kemampuan komunikatifnya. Setelah memahami berbagai bentuk komunikasi bisnis itu, barulah kita membahas dimensi teknis penyusunan pesan. Berdasarkan pernaharnan yang mendalarn atas watak komunikasi bisnis, kita bisa rnelakukan penyusunan pesan dengan baik. Karena pesan komunikasi bisnis itu akan dipengaruhi bagaimana proses komunikasi bisnis yang berlangsung. Selain itu, pesan
  • 47. 2.2 KDMUNIKASI BISNIS • untuk komunikasi lisan tentu akan berbeda dengan komunikasi tertulis sehingga kita membutuhkan pemahaman yang mendalam atas bentuk-bentuk komunikasi. Setelah mempelajari Modul2 ini, Anda diharapkan dapat menjelaskan: 1. mampu menganalisis proses komunikasi bisnis; 2. mampu mengaplikasikan hasil analisis komunikasi bisnis dalam praktik komunikasi bisnis; 3. memahami teknik penyusunan pesan komunikasi bisnis; 4. mampu mengaplikasikan teknik penyusunan pesan dalam praktik komunikasi bisnis.
  • 48. e EKMA41 59/MODUL 2 2.3 KEGIATAN BELA.JAR 1 Tipe Komunikasi Bisnis alah satu definisi komunikasi menyatakan bahwa komunikasi adalah "interaksi sosial melalui pesan". Definisi tersebut menunjukkan pentingnya pesan dalam proses komunikasi manusia. Bila definisi itu kita gunakan dalam konteks komunikasi bisnis, maka setidaknya kita bisa mendapatkan dua definisi baru tentang komunikasi bisnis. Pertama, komunikasi bisnis adalah "interaksi sosial melalui pesan bisnis" dan kedua, "interaksi bisnis melalui pesan". Berdasarkan dua "definisi" itu, maka kita bisa mendapatkan pula dua hal. Pertama, komunikasi bisnis yang menekankan pada komponen pesan bisnis-nya dan kedua, komunikasi bisnis yang lebih menekankan pada komponen interaksi bisnis yang dilakukan melalui pesan. Kedua "definisi" tersebut sama-sama menunjukkan pentingnya pesan dalam proses dan kegiatan komunikasi bisnis. Kita bahkan bisa menyatakan, tidak ada komunikasi tanpa pesan atau tidak akan ada komunikasi bisnis yang bisa dilakukan tanpa pengiriman dan penerimaan pesan. Oleh sebab itu, pada Modul 2 ini kita akan mendalami penyusunan pesan. Namun, bagaimana pesan disusun akan bergantung juga pada kegiatan dan proses komunikasi yang dilangsungkan. Itu sebabnya, kita pun akan mempelajari terlebih dulu proses komunikasi bisnis. Secara umum, proses komunikasi ini sudah kita pelari pada Modul 1. Namun pada Kegiatan Belajar 1 Modul 2 ini, kita akan mempelajari lebih mendalam mengenai proses komunikasi bisnis ini. Barulah, setelah itu, kita lanjutkan dengan mempelajari penyusunan pesannya pada kegiatan belajar selanjutnya. Dalam menganalisis proses komunikasi bisnis, sesungguhnya tak jauh berbeda dengan menganalisis proses komunikasi pada umumnya. Perbedaan antara proses komunikasi pada umumnya dan proses komunikasi bisnis hanya terletak pada tujuan komunikasinya. Kita ingat lagi, seperti sudah dijelaskan pada Modul 1, salah satu komponen penting komunikasi adalah tujuan komunikasi dilakukan. Mengingat pada dasamya komunikasi bisnis dan komunikasi pada umumnya sama, maka bentuk-bentuk komunikasi bisnis pun sama saja dengan bentuk-bentuk komunikasi pada umumnya, yaitu (a) komunikasi verbal, (b) komunikasi nonverbal, (c) komunikasi visual, dan (d) komunikasi
  • 49. 2.4 KDMUNIKASI BISNIS • audio-visual. Keempatnya biasa dinamakan juga sebagai tipe komunikasi seperti yang diuraikan dari Quible, Johnson dan Matt (1996: 20). Pada dasamya keempat tipologi itu memiliki persamaan dan perbedaan. Kesamaan itu terletak pada tujuannya, yaitu sama-sama digunakan untuk mencapai tujuan bisnis atau bila dibuat lebih spesifik lagi untuk mencapai tujuan organisasi bisnis. Sedangkan perbedaan yang paling jelas adalah pada proses penyampaian pesan, kendati pesannya boleh jadi sama, karena ada yang menggunakan pesan yang didominasi pesan verbal untuk komunikasi verbal, dan pesan nonverbal untuk komunikasi nonverbal. Dalam praktiknya, sesungguhnya kita tidak memisah-misahkan komunikasi verbal, nonverbal, visual dan audio-visual. Karena bisa saja keempat bentuk itu kita gunakan saat kita melakukan komunikasi bisnis. Kita bisa mengambil misal, komunikasi bisnis dalam bentuk presentasi. Pesan verbal kita gunakan dalam bentuk untaian lisan yang kita lakukan, namun pesan nonverbal pun kita sampaikan melalui mimik wajah atau gerak tangan saat melakukan presentasi. Di samping itu, bila kita gunakan LCD projector, kita pun menggunakan komunikasi visual melalui penyajian gambar, grafik, bagan atau tata warna tertentu, dan bisa juga audio-visual karena presentasi kita ada yang disajikan dalam bentuk animasi yang menggunakan tata wama dan tata suara. Sebelum membahas lebih mendalam setiap tipe komunikasi tersebut, kita bahas dulu pengertian masing-masing tipe komunikasi itu. Dalam komunikasi verbal, pesan yang disampaikan menggunakan lambang-lambang atau simbol-simbol bahasa lisan atau tulisan dalam bentuk kata-kata, yang secara kultural ada kesepakatan atas maknanya. Sedangkan dalam komunikasi nonverbal, pesan disampaikan melalui bahasa tubuh (body language), nada suara (intonasi), jarak antara komunikator dan komunikan (proxemic), bahkan melalui pakaian dan penampilan kita. Ada pun dalam komunikasi visual, pesan disampaikan untuk diterima komunikan melalui indra penglihatannya sehingga disajikan dalam bentuk grafik, foto atau gambar diam (still picture). Dalam dunia bisnis, bentuk komunikasi visual yang paling mudah kita kenali adalah iklan di surat kabar dan majalah. Lain halnya dengan komunikasi audio-visual yang menyampaikan pesan pada komunikan melalui pesan yang ditangkap melalui indra penglihatan dan pendengaran. Oleh sebab itu, pesan disajikan tidak hanya dalam bentuk gambar diam tapi juga dalam bentuk animasi, yang dilengkapi dengan efek suara. Perbedaan ini sekaligus menjadi kelebihan komunikasi audio-visual,
  • 50. e EKMA41 59/MODUL 2 2.5 terutama dalam menarik perhatian khalayak dan dramatisasi pesan sehingga pesan dapat lebih berdampak terhadap khalayak dibandingkan dengan tipe komunikasi lainnya. Mana tipe komunikasi yang kita pilih untuk lebih dominan dalam proses komunikasi bisnis, sangat bergantung kepada banyak dan luasnya sasaran khalayak yang hendak dijangkau, dan tingkat kerumitan pesan yang disampaikan. Di samping perlu juga mempertimbangkan tujuan komunikasinya: apakah untuk menginformasikan perusahaan atau produk bisnis, mempromosikan produk, atau meningkatkan pemasaran. Pemahaman terhadap karakteristik tipe-tipe komunikasi bisnis ini, akan sangat membantu upaya kita mencapai tujuan organisasi melalui kegiatan komunikasi bisnis yang kita lakukan. Sekarang kita perhatikan tipe-tipe komunikasi ini secara lebih rinci, seperti berikut ini: A. KOMUNIKASI VERBAL Tadi, kita sudah mempelajari, bahwa komunikasi verbal itu merupakan komunikasi yang menggunakan kata-kata atau secara lebih konseptual- teoretis melalui simbol-simbol bahasa. Kata-kata yang kita sampaikan dalam proses komunikasi itu ada yang disampaikan secara lisan dan ada pula yang disampaikan melalui tulisan. Tatkala Anda mendengarkan seorang ternan menjelaskan isi modul ini, berarti pesan disampaikan secara lisan. Namun saat Anda membaca alinea ini pada Modul 2, Anda menerima pesan dalam bentuk tulisan. Kita awali pembahasan komunikasi verbal ini dengan komunikasi lisan (oral communications). Ini merupakan tipe komunikasi manusia yang paling tua. Manusia sudah melakukan komunikasi jauh sebelum huruf ditemukan dalam peradaban manusia. Konon manusia mengenal bahasa sejak sekitar tahun 35.000 SM pada Jaman Cro-Magnon. Dengan demikian, sesungguhnya tradisi komunikasi lisan ini sudah berlangsung sejak sangat lama. Bisa juga kita menyatakannya, tradisi komunikasi lisan ini ada sejak Nabi Adam dan istrinya pertama kali mendiami bumi yang kita tinggali sekarang. Meski pun kini teknologi komunikasi sudah sangat maju, tidak berarti komunikasi lisan kita tinggalkan. Dalam kegiatan bisnis, begitu banyak komunikasi bisnis yang dilakukan dalam bentuk komunikasi lisan ini. Kita bisa ambil contoh komunikasi bisnis yang paling sederhana seperti yang
  • 51. 2.6 KDMUNIKASI BISNIS • dilakukan tukang sayur keliling di tempat tinggal kita. Pedagang sayuran keliling itu mengkomunikasikan kehadirannya dengan berteriak, "Yuuuuuuurrrrr!! !". Lalu pembeli pun datang. Terjadi komunikasi lisan antara penjual sayuran dan calon pembelinya. Misalnya terjadi negosiasi harga, untuk satu kantung plastik toge. Lalu terjadi kesepakatan harga antara pedagang sayuran dan calon pembelinya sehingga terjadi transaksi jual beli. Dalam proses komunikasi antara penjual sayuran dan pembelinya itu, pesan disampaikan secara timbal balik, dalam bentuk penawaran dan tanggapan (umpan-balik), yang bahkan adakalanya terjadi secara spontan. Tapi anehnya, kesepakatan harga dapat dicapai dalam waktu yang relatif singkat. Diakhiri dengan kepuasan pada kedua belah pihak. ltulah salah satu kelebihan komunikasi lisan. Komunikasi lisan memang memiliki beberapa kelebihan bila dibandingkan dengan bentuk atau tipe komunikasi lainnya. Menurut Bovee dan Thill (1989: 57-59), kelebihan atau keunggulan komunikasi lisan adalah: (a) komunikasi lisan memungkinkan terjadinya interaksi. Umpan balik dapat langsung disampaikan pada saat komunikasi sedang berlangsung, seperti munculnya pertanyaan sehingga pemahaman terhadap pesan dapat teruji; (b) pelaku komunikasi (komunikator dan komunikan) dapat berbagi, bertukar gagasan dan bekerja sama dalam memecahkan masalah, karena bisa diperoleh titik temu antarkepentingan; (c) bersamaan dengan itu, pesan nonverbal juga dapat tersampaikan sehingga lebih menegaskan makna pesan yang disampaikan, dan (d) masing-masing pihak yang terlibat dalam komunikasi lisan akan merasa nyaman, karena kebutuhan utamanya terpuaskan yakni kebutuhan untuk diakui sebagai bagian dari komunitas • manusta. Namun, komunikasi lisan pun seperti diuraikan Bovee dan Thill (1989: 59-61) memiliki juga kelemahan. Kelemahan komunikasi lisan bisa saja menjadi salah satu sumber permasalahan komunikasi dalam kegiatan bisnis yang kita lakukan. Masalahnya timbul biasanya dengan diawali (a) tidak adanya kesadaran bahwa pembicaraan (komunikasi lisan) sebenamya merupakan sarana untuk mencapai tujuan bisnis; sehingga (b) berbicara secara spontan, tanpa persiapan apa pun, seperti apa yang akan dikatakan dan bagaimana cara menyatakannya; juga (c) tak berpikir soal tujuan komunikasi sehingga tidak merumuskan pesan yang akan disampaikan dan menetapkan khalayak yang menjadi sasaran; akibatnya (d) tak merancang dan menyampaikan pesan secara logis, dan sering kali juga (e) demi keuntungan
  • 52. e EKMA41 59/MODUL 2 2.7 sesaat, kita jadi cenderung memanipulasi pembicaraan, seperti dalam menangani keluhan kustomer, terkadang yang diutamakan adalah berhentinya kustomer menyatakan keluhannya bukan terselesaikannya masalah yang dihadapi kustomer; ada kalanya juga kita (f) memualkan sikap yang melecehkan orang lain dan tidak terfokus pada upaya menumbuhkan "good will" yang akibatnya bisa memutuskan ikatan relasi bahkan membunuh bisnis kita. Berdasarkan uraian tersebut, kita mengetahui bahwa komunikasi lisan dalam komunikasi bisnis berbeda dengan komunikasi lisan dalam bentuk obrolan di pos ronda atau di warung kopi. Kita perlu merencanakan apa yang akan kita sampaikan, siapa yang kita ajak berbicara dan apa tujuan yang hendak disampaikan melalui komunikasi tersebut. Di samping itu, penting juga untuk diperhatikan, dalam komunikasi lisan posisi kita tidak hanya sebagai komunikator melainkan juga komunikan sehingga ada saat-saat kita berbicara dan ada saat-saat kita lebih banyak mendengarkan. Dalam komunikasi lisan, keterampilan berbicara dan mendengarkan atau menyimak ini sama pentingnya kita kuasai. Karena dalam komunikasi lisan, pemisahan komunikator dan komunikan itu bukan soal peran melainkan lebih soal fungsi sehingga ada kalanya kita memfungsikan diri sebagai komunikator dan ada kalanya juga menjadi komunikan. Kita perhatikan dulu gambar berikut. PENGIRIM PENSRJY~il - -1. t ... Meugembangkatt lmlata~p1lan~ mooV1mak'd·au inMDf11paU. ' ·-:.J -·- 9.Jmber: Harris (1990: 2) Gambar 2.1. Komunikasi
  • 53. 2.8 KDMUNIKASI BISNIS • Gambar 2.1 menunjukkan, baik pengirim maupun penerima akan berposisi sebagai komunikator dan komunikan secara bergantian. Ada kalanya berbicara dan adakalanya menyimak. Dengan demikian, dalam konteks komunikasi lisan, keterampilan menyimak apa yang dinyatakan orang lain menjadi penting. Tidak mengherankan bila salah satu keterampilan yang diperlukan seorang pemimpin adalah keterampilan menyimak apa yang dinyatakan orang lain. Bahkan dalam komunikasi bisnis dinyatakan, bahwa sekarang ini, seorang manajer yang berhasil adalah manajer yang banyak menyimak. Apalagi bila kita menyimak apa yang dikatakan orang lain itu dengan penuh empati. Dalam ungkapan dinyatakan bahwa empati adalah berdiri dengan memakai sepatu orang lain. Artinya, kita menyimak dengan memperhatikan apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain dengan menggunakan pikiran dan perasaan orang lain itu. Kita menghilangkan egoisme kita dan diganti dengan kesediaan membuka diri dan berbagi dengan sesama. Dalam komunikasi yang berlangsung dua arah itu, menyimak dengan empati menjadi sangat penting, termasuk dalam kegiatan komunikasi bisnis. Sekarang kita membahas komunikasi tertulis. Dalam sejarah peradaban manusia, sebelum manusia menggunakan humf untuk berkomunikasi secara tertulis dengan sesamanya, terlebih dulu manusia menggunakan gambar. Tercatat, pada tahun 22.000 SM manusia mengkomunikasikan apa yang dipikirkan dan dirasakannya melalui gambar seperti yang dijumpai dalam lukisan dalam gua oleh manusia prasejarah. Sedangkan humf sendiri, konon, bam dikenal manusia pada tahun 4.000 SM, dengan dipergunakannya lempengan tanah liat untuk ditulisi humf oleh orang-orang Sumeria. Tentu saja, dengan komunikasi secara tertulis ada banyak keuntungan yang bisa kita peroleh. Sebutlah, kita tak perlu hams bertemu secara langsung dengan komunikatomya bila hendak memperoleh informasi. Cukup membaca apa yang dituliskan komunikator, sehingga ketika digandakan tulisan tersebut akan banyak orang yang terlibat dalam kegiatan komunikasi tersebut. Kita bisa mengambil contoh, saat Anda mempelajari Modul Komunikasi Bisnis ini. Anda tidak perlu bertemu dengan penulis modulnya, melainkan cukup mempelajari apa yang ditulis di dalam modul tersebut. Karena itu menumt Bovee dan Thill (1989: 84) penyampaian pesan secara tertulis, mempunyai beberapa keuntungan yaitu: (a) adanya peluang untuk mengontrol pesan; (b) isi pesan yang kita sampaikan dapat memuat informasi yang sangat kompleks yang membutuhkan uraian yang sangat