Tayangan televisi berdampak besar terhadap perkembangan anak usia dini. Televisi dapat memberikan stimulasi positif jika ditonton bersama orang dewasa, namun jika ditinggalkan sendiri dapat menimbulkan dampak negatif seperti meniru perilaku dewasa dan kurang tidur. Peran orang tua dan pendidik sangat dibutuhkan untuk memilih program yang sesuai dan mencegah kebiasaan menonton berlebihan.
1. 1 Artikel “Dampak Televisi Bagi Perkembangan AUD”
Dampak Televisi Bagi Perkembangan Anak Usia Dini
Anak usia dini merupakan anak usia 0-8 tahun. Anak usia ini sedang berada pada
masa golden age atau masa keemasan. Dimana berbagai aspek perkembangan dan
pertumbuhan sedang tumbuh dan berkembang dengan pesat. Perkembangan anak merupakan
proses perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang, dari sederhana menjadi
kompleks, suatu proses evolusi manusia dari ketergantungan menjadi makhluk dewasa yang
mandiri.
Froebel menyatakan bahwa masa kanak-kanak itu sebagai masa yang sangat
fundamental bagi perkembangan individu. Masa emas (golden age) ini merupakan peluang
yang sangat besar bagi pembentukan kepribadian seseorang. Pendapat yang sama
dikemukakan oleh Montessori
bahwa kehidupan masa
kanak-kanak dan masa dewasa
sebagai dua kutub yang saling
berpengaruh satu sama lainnya.
Kualitas pengalaman anak akan
mempengaruhi kehidupan anak di
masa dewasa (Lillard PP, 1972).
Sigmund Freud (Muro&
Kottman,1977) juga berpendapat
serupa bahwa pengalaman pada
kehidupan anak merupakan alat yang sangat menetukan.
Tentang pentingnya pengalaman masa kanak-kanak, Melmed direktur eksekutif Zero
to Theree-AS (Madeline Nash,1977) misalnya menegaskan pentingnya tiga tahun pertama
masa kehidupan. Temuan baru itu juga menyebutkan bahwa pendidikan akan lebih efektif
pada usia 3 atau 4 tahun. William Greenough dari Universitas of Illimois juga menambahkan
bahwa potensi terealisasi sebagai bakat bergantung pada pola yang dilukiskan oleh
pengalaman selama tahun-tahun awal. Demikian pula Santrock dan Yussen (1992)
menuliskan bahwa usia prasekolah sebagai periode yang penuh dengan kejadian-kejadian
penting dan unik yang akan meletakkan dasar bagi kehidupan seseorang di masa dewasa.
Banyak pula ilmuwan yang beranggapan bahwa dalam tahap-tahap awal masa kanak-
kanak terdapat sejumlah periode kritis dan sensitive. Pada periode ini jendela otak
2. 2 Artikel “Dampak Televisi Bagi Perkembangan AUD”
memerlukan beberapa masukan untuk mencipta atau memantapkan struktur-stuktur yang
akan bertahan lama.
Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai
tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek : gerakan, berpikir, perasaan, dan interaksi baik
dengan sesama maupun dengan benda-benda dalam lingkungan hidupnya.
Perkembangan anak usia dini terjadi karena stimulus atau rangsangan yang diberikan
oleh lingkungan di sekitarnya.Rangsangan atau stimulus yang diberikan pada anak usia dini
berupa kebiasaan-kebiasaan tindakan, ucapan yang di dapat oleh anak dari berbagai sumber
di sekitarnya. Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh lingkungan terhadap anak usia dini
memberikan dampak yang berkepanjangan. Jika kebiasaan atau stimulus yang diberikan baik,
maka dampak yang timbul pada diri anak pun akan baik dan sebaliknya jika rangsangan yang
diberikan buruk maka dampak bagi anak pun akan buruk.
Disadari atau tidak kebiasaan lingkungan memperlakukan anak usia dini akan
membentuk perkembangan anak sebagaimana stimulus yang diberikan. Pada saat ini banyak
sekali kebiasaan di masyarakat luas yang menjadi ‘makanan’ sehari-hari bagi anak usia dini,
salah satunya adalah kebiasaan menonton televisi. Kebiasaan menonton televisi tersebut,
tentu saja menimbulkan banyak dampak bagi perkembangan anak usia dini. Banyak dampak
yang ditimbulkan baik dampak positif ataupun negatif.
A. Pengertian Televisi
Televisi berasal dari kata tele dan visie, tele artinya jauh dan visie artinya penglihatan,
jadi televisi adalah penglihatan jarak jauh atau penyiaran gambar-gambar melalui gelombang
radio (Kamus Internasional Populer: 196). Sedangkan menurut KBBI (2001:919) televisi
adalah pesawat sistem penyiaran gambar objek yang bergerak yang disertai dengan bunyi
(suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya
(gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas
cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar, digunakan untuk
penyiaran pertunjukan, berita, dan sebagainya.
B. Fungsi dan Manfaat Televisi
Televisi memiliki beberapa fungsi, yaitu:
a. Fungsi rekreatif.
Pada dasarnya fungsi televisi adalah memberikan hiburan yang sehat kepada
pemirsanya, karena manusia adalah makhluk yang membutuhkan hiburan.
b. Fungsiedukatif.
3. 3 Artikel “Dampak Televisi Bagi Perkembangan AUD”
Selain untuk menghibur, televisi juga berperan memberikan pengetahuan kepada pemirsanya
lewat tayangan yang ditampilkan
c. Fungsi informatif .
Televisi dapat mengerutkan dunia dan menyebarkan berita sangat cepat. Dengan
adanya media televisi manusia memperoleh kesempatan untuk memperoleh informasi yang
lebih baik tentang apa yang terjadi di daerah lain.
C. Penyebab timbulnya kebiasaan menonton televisi
1. Faktor Internal
Timbulnya kebiasaan menonton televisi sebenarnya bisa saja datang dari dalam anak
itu sendiri. Iseng dan rasa ingin tahu sebenarnya saling berkaitan erat dalam penyebab
timbulnya kebiasaan menonton televisi pada anak . Rasa ingin tahu yang besar yang memang
lazim terdapat pada anak-anak mendorong mereka untuk melihat dan menyaksikan apa yang
ada dalam acara-acara televisi yang di siarkan. Mereka penasaran mengenai tokoh ataupun
cerita yang ada di dalamnya. Kemudian alasan iseng sebagai penyebab timbulnya kebiasaan
juga sering digunakan.
Anak-anak pada awalnya hanya ingin mencoba hal baru yang belum pernah mereka coba
sebelumnya, dalam hal ini menonton televisi. Saat di waktu luang dimana tidak ada yang ingin
mereka kerjakan, mereka iseng menyalakan televisi, mencari saluran televisi yang menurut
mereka menarik dan kemudian menyaksikannya. Dari awal iseng tersebut kemudian
berkembang menjadi kebiasaan yang tanpa disadari sudah menjadi bagian dari kegiatan
mereka sehari-hari
2. Faktor Eksternal
Selain faktor yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri, tentu saja faktor yang
berasal dari luar atau eksternal juga berpengaruh dalam pembentukan kebiasaan. Diantaranya
adalah kebiasaan orangtua, teman, waktu luang dan acara televisi yang ditayangkan
Kebiasaan menonton televisi pada orang tua tidak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut
menyumbang banyak dalam membentuk kebiasaan anak yang sama. Sebagian besar anak
menonton televisi dikarenakan orangtuamerekamenjadikankegiatanmenontontelevisisebagaihobi..
4. 4 Artikel “Dampak Televisi Bagi Perkembangan AUD”
Faktor teman juga membentuk kebiasaan tidak jauh berbeda dengan faktor sebelumnya yaitu
orang tua. Teman seringkali mempengaruhi anak untuk menonton televisi dengan
mensugestikan acara-acara yang menurut teman tersebut tergolong acara yang menarik.
Anak usia dini sering saling mengajak satu sama lain untuk menonton televisi
bersama-sama sepulang sekolah. Waktu luang dan acara televisi cukup menyumbang dalam
pembantukan kebiasaan. Apabila ada waktu luang, anak cenderung mencari kegiatan yang bisa
dia lakukan dan saat melihat ada acara televisi yang menarik maka ia langsung memilih
menghabiskan waktu dengan menonton televisi.
Contoh kasus anak usia dini bernama Villa Hasya (6 Tahun) siswa dari Paud Melati
Margasari Bandung. Setiap ia bermain di teras rumahnya bersama anak lain yang usianya
tidak jauh berbeda dengannya, mereka selalu menirukan adegan-adegan sinetron yang
mereka tonton setiap malam harinya. Adegan yang ditirukan pun sebenarnya tidak layak
untuk diperagakan anak usia dini. Seperti adegan berpacaran , membully anak lain dan
sebagainya. Tidak jauh berbeda dengan Villa , anak usia dini lainnya yang merupakan siswa
Paud Nurul Hikmah Nevira Angelica (6 Tahun) di sekolah seringkali bercerita kepada siswa
lainnya tentang sinetron yang sama dengan sinetron yang disaksikan oleh Villa. Ia juga sering
menyanyikan lagu-lagu orang dewasa apabila guru tidak mengawasinya.
Contoh kasus Villa dan Angel diatas merupakan gambaran kecil dampak televisi
terhadap perkembangan anak usia dini. Saat ini tidak dapat di pungkiri acara-acara yang
marak di televisi adalah program untuk remaja dan dewasa seperti sinetron,dan selain
daripada itu adalah acara berita, infotaiment, dan hanya sebagian kecil acara pendidikan atau
film-film untuk anak usia dini. Kalaupun ada, program televisi untuk anak biasanya hanya
ditayangkan pada jam-jam tertentu. Biasanya di siang hari, dan kemudian di malam hari
anak-anak lebih memilih menyaksikan sinetron untuk remaja dan dewasa.
Permasalahan ini tentu bukan hal kecil bagi para pendidik, khususnya guru PAUD.
Karena guru PAUD besar pengaruhnya bagi perkembangan anak usia dini. Bukan tidak
mungkin tanpa adanya perhatian guru di sekolah mengenai perkembangan perilaku anak yang
mengimitasi idola mereka di televisi, sedikit demi sedikit anak usia dini di karbit menjadi
anak remaja padahal belum waktunya. Contoh lain dari tayangan televisi adalah maraknya
acara musik orang dewasa yang sebagian besar lagu-lagu yang di perdengarkan adalah
mengenai percintaan, bahkan yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah lagu-lagu dengan lirik
yang tidak sopan dan seronok. Itu semua sudah menjadi konsumsi penonton televisi tidak
terkecuali anak usia dini. Kecerobohan orangtua yang terkadang tidak mendampingi anak
5. 5 Artikel “Dampak Televisi Bagi Perkembangan AUD”
saat menyaksikan televisi menjadi salah satu faktor penyebab anak usia dini dapat dengan
mudah mengimitasi apa yang ia saksikan di televisi.
Peran orang dewasa sangat dibutuhkan saat anak menyaksikan televisi. Dnegan
adanya dampingan dari orangtua ataupun orang dewasa lainnya, hal ini akan sedikit
memperkecil dampak yang ditimbulkan dari televisi. Misalnya, saat menonton televisi
orangtua dapat memilih dan menentukan program apa yang boleh disaksikan oleh anak, dan
apa yang tidak boleh disaksikan anak. Peran lainnya, orang dewasa atau orangtua yang
mendampingi dapat memberikan penjelasan mengenai program televisi yang kurang
dipahamianak, dalam hal ini mengenai wawasan pendidikan anak usia dini. Anak usia sini
memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, karena itulah karakteristik anak usia dini.
Misalnya pda acara duni hewan di televisi, anak sering bertanya mengenai hewan apa yang ia
beluum pernah tahu atau belum pernah ia jumpai sebelumnya. Dengan pendampingan, orang
dewasa dapat memenuhi rasa ingin tahu anak.
Peran lainnya, saat anak menirukan adegan kekerasan akibat film kartun atau acara
lainnya, orang tua dapat mencegahnya dan memberikan nasihat berupa penjelasan mengenai
tindakan tersebut. Selain orangtua di rumah yang berperan mengawasi anak saat menonton
televisi, di sekolah guru juga berperan besar. Contohnya, guru memberikan rekomendasi
program televisi yang baik untuk di saksikan anak usia dini. Guru juga dapat mengajak anak
untuk menonton film anak di sekolah. Namun, hal lain yang perlu diperhatikan guru dan
orangtua juga hendaknya memberikan alternative lain untuk anak agar tidak terlalu sering
menonton televisi, mengingat kerugian yang dapat di timbulkan dari kebiasaan menonton
televisi.
Televisi menarik minat baik terhadap para pemirsanya, khususnya pada anak-anak
yang senang melihat televisi karena tayangan atau acara-acaranya yang menarik dan cara
penyajiannya yang menyenangkan. Selain memiliki berbagai fungsi dan manfaat televisi juga
memiliki dampak negatif berupa berbagai kerugian-kerugian yang ditimbulkan oleh
kebiasaan menonton televisi.
Kerugian yang dimunculkan televisi memang tidak sedikit, baik yang disebabkan
karena terapan kesannya, maupun kehadirannya sebagai media fisik terutama bagi penonton
televisi tanpa diiringi dengan sikap selektif dalam memilih berbagai acara yang disajikan.
Salah satu contoh dampak kebiasaan menonton televisi bagi anak-anak yaitu anak
usia dini yang tidur larut malam karena menonton sinetron favorit ataupun tayangan lainnya
6. 6 Artikel “Dampak Televisi Bagi Perkembangan AUD”
yang sudah menjadi kebiasaan dalam kehidupannya. Ini merupakan dampak negatif yang
ditimbulkan oleh kebiasaan menonton televisi. Orangtua akan sangat berperan penting, dalam
hal ini orangtua tidak seharusnya membiarkan kebiasaan ini begitu saja, karena hal tersebut
dapat membekas menjadi kebiasaan permanen hingga dewasa. Dampak lainnya dari
kebiasaan menonton televisi akan dibahas sebagai berikut:
D. Dampak yang ditimbulakn dari kebiasaan menonton televisi
Anak menjadi pribadi yang terbiasa membuang-buang waktu
Dengan menonton televisi seringkali orang yang menyaksikan tayangan favoritnya di
televisi menjadi lupa akan waktu. Terlebih anak usia dini yang belum dapat menyaring
dengan tepat mana kebiasaan yang baik dan buruk. Tayangan televisi membuat anak-anak
betah berlama-lama di depan layar kaca dari pagi hari hingga larut malam.
Dengan kebiasaan yang terus menerus dan di abaikan begitu saja oleh orangtua, maka
hal ini akan membuat berbagai aspek perkembangan anak menjadi terganggu. Seperti aspek
sosial emosional, karena terbiasa berleha-leha di depan televisi anak menjadi pribadi yang
tidak disiplin waktu. Seringkali karena asyik menonton televisi anak dengan mudah saja
mengabaikan panggilan ibunya untuk makan siang, sholat, ataupun untuk belajar. Bahkan
menonton televisi juga merenggut waktu anak bermain bersama teman sebayanya.
Bisa jadi hal ini akan terus berulang selama orangtua tidak menganggap serius akan
kebiasaan tersebut. Peranan guru pun tidak akan berpengaruh banyak karena jam menonton
televisi biasanya lebih banyak terjadi di rumah. Mungkin guru bisa saja sesekali mengadakan
homevisit untuk mengetahui lebih jauh kebiasaan anak didiknya dirumah.
Mengganggu kesehatan anak
Kebiasaan menonton televisi setiap harinya rata-rata menghabiskan waktu yang cukup
lama. Dengan berjam-jam di depan televisi tubuh anak tidak melakukan kegiatan fisik yang
berarti, bahkan cenderung diam di posisi yang sama selama berjam-jam. Kondisi seperti ini
tidak menutup kemungkinan bahwa aspek perkembangan fisik anak terganggu.
Dalam usia keemasan, dimana aspek-aspek berkembang sangat pesat, termasuk juga
pertumbuhan otot-otot tubuh yang berlangsung cepat, jika tidak di stimulasi dengan gerak
maka pertumbuhan otot-otot baik kasar maupun halus pun terhambat. Tidak hanya itu, untuk
anak usia dini yang sedang mengalami nafsu makan yang besar , dalam keadaan menonton
televisi pun kebanyakan mereka mengemil makanan, atau minum susu. Hal ini akan membuat
7. 7 Artikel “Dampak Televisi Bagi Perkembangan AUD”
aliran darah kurang berjalan lancar ataupun menyebabkan obesitas (kegemukan),karena anak-
anak yang menonton televisi biasanya hanya menyimak dengan cara duduk santai di kursi
ataupun sambil tiduran di karpet, tempat tidur dan sebagainya. Hal ini disadari atau tiak anak
akan menjadi pribadi yang malas. Dan jika tidak segera diubah akan menjadi kebiasaan yang
terus menerus dan berulang hingga menyebabkan dampak panjang bagi kesehatan.
Dengan menonoton televisi terlalu lama juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan
pada mata. Karena dengan kebiasaan menonton televisi yang terlalu lama setiap harinya,
mata menjadi cepat lelah, sehingga timbullah gangguan penglihatan pada mata,seperti minus
mata, rabun dan sebagainya. Hal ini juga banyak terjadi pada anak-anak usia dini yang sudah
terlanjur menjadi pecandu televisi.
Pribadi anak menjadi individualis
Kegiatan menonton televisi, jaman modern ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat
luas. Para orangtua dirumah sudah terbiasa lagi untuk mengasuh anaknya dengan televisi di
dalam rumah daripada membiarkan anak-anak bermain di luar rumah. Orangtua seringkali
sibuk sendiri dengan urusannya, sementara itu anaknya dibiarkan berteman dengan media
televisi. Ataupun orangtua yang terlalu over protective merasa lebih tenang jika anaknya
bermain sendiri saja di dalam rumah menonton televisi.
Sebenarnya, akan jauh lebih baik jika orangtua mengatur jam bermain anak di dalam
dan di luar rumah. Mengapa? Karena ada saatnya anak usia dini bergaul dengan anak
seusianya, bermain bebas, bereksplorasi mengenai lingkungan sekitarnya sehingga anak
tersebut dapat tumbuh menjadi pribadi yang cerdas dan pintar beradaptasi dengan
lingkungan. Selain itu pribadi anak juga akan menjadi pribadi yang menyenangkan dan
mudah bergaul.
Berbeda jika anak usia dini hanya boleh bermain di dalam rumah, ia sulit bergaul
dengan teman sebayanya dan sulit pula untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Tentu saja,
karena bagi orangtuanya televisi jauh lebih mengasyikkan dan aman. Anak tidak dapat
berbuat lebih banyak dan sesuai dengan keinginannya, apabila orangtua menerapkan pola
asuh yang terlalu over protective. Akibatnya anak akan terus menerus merasa aman dengan
dunianya sendiri, egois ddan tidak mau tahu urusan oranglain.
Dalam kondisi seperti ini sebagai pendidik anak usia dini, perlu untuk melakukan
pendekatan dengan orangtua agar kebiasaan menonton televisi bisa disikapi secara lebih
bijak.
8. 8 Artikel “Dampak Televisi Bagi Perkembangan AUD”
Menumbuhkansikaphidupkonsumtif
Menonton televisi adalah kebiasaaan yang konsumtif, karena menyaksikan televisi penonton hanya
menerima informasi lewat indera nya. Selebihnya anggota tubuh yang lain tidak melakukan aktifitas yang
berarti. Hal ini membuat karakter seseorang menjadi konsumtif. Terlebih anak usia dini yang masih belum
dapat membedakan hal baik dan buruk, maka akan dengan mudah mempengaruhi perkembangan aspek
kognitifnya, dimana anak tidak dapat mencipta atau berkreasi sesuai idenya sendiri, tetapi anak lebih sering
meniruapayangiadapat daritelevisisebagaimana yangkitaketahui karakteristikanakusiadinisalahsatunya
adalahpeniruyangulung.
Selain itu, perlu disadari tayangan di televisi punsangat mempengaruhi anak,.Iklan yangbermacam-
macam danberagam dari produkmakanan,mainan,hinggabarangmewahterdapat ditelevisi.Anakusiadini
yangdaya imajinasinya tinggi mungkin saja dapat dengan mudah dan sering membayangkan sesuatu yangia
harapkan dan impikan karena iklan televisi yang begitu menatik dan dengan mudah dapat mempengaruhi
anak. Tidak hanya membayangkan, mungkin saja setelah ia menyaksikan iklan mainan terbaru di televisi,
anaksegeralangsungmerengekdanmemintauntukdibelikanolehorangtuanya.
Orangtua mungkin dengan mudah membujuk agar tidak usah membelikannya, berbeda jika anak
tersebuttidak mudah untuk dibujuk. Banyakditemui anak-anakusiadini yangmemilikikeinginandanbelum
tercapai,merekabisajatuh sakitdan takkunjungsembuhsebelumkeinginannyaitutercapai.Halini tentusaja
merepotkanorangtua. Makadari itu pentingsekali pendidik di sekolah mengetahui lebih dalam karaker anak,
dan kebiasaan anak di rumahnya. Pendidik juga dapat memberikan intervensi sesuai dengan kasus yang
ditemukan di lapangan berkaitan dnegan dampak dari kebiasaan menonton televisi ayng mungkin bagi
beberapa orangterasa hal kecil,namun hal kecil ini jikaterus menerus diabaikan akan menjadi masalah yang
besardanbisasajamenyulitkan.