SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 203
Patologi Sistem
Pernapasan (2)
Ed Friedlander, M.D., Pathologist
Bronkopneumonia
(“pneumonia lobularis”)
Mengapa orang sakit menderita
pneumonia:
•Banyak dari mereka tidak batuk dan membersihkan
paru-paru sebagai seharusnya karena obat-obatan,
usia lanjut, kelemahan fisik, fibrosis paru, penyakit
lain, atau apapun;
•Banyak dari mereka memiliki fungsi elevator
mukosilier yang buruk akibat merokok, infeksi
penyakit lain, atau apapun;
Mengapa orang sakit menderita
pneumonia:
•Banyak dari mereka memiliki fungsi makrofag alveolus
yang buruk karena merokok, terapi oksigen,
alkoholisme, atau apapun;
•Udem paru dari apapun penyebabnya adalah media
kultur yang besar
•Bahan setengah cair (glop) dalam paru-paru (cystic
fibrosis, sumbatan jalan napas, “bronkitis kronik”, dan
lain-lain) membantu membuat paru-paru terinfeksi.
•Bronkopneumonia biasa merupakan komplikasi dari
campak dan pertusis. Bronkopneumonia sekunder
yang disebabkan oleh stafilokokus merupakan
pembunuh utama pada pandemi influenza tahun
1918.
Bronkopneumon
ia
Bronkopne
umonia:
fokus
peradanga
n di
bronkiolus
Bronkopneumonia
Bronkopneumonia
•Daerah yang lebih terang yang
tampak terangkat pada
potongan permukaan dari
sekeliling paru adalah daerah
dari konsolidasi paru.
•Inflated lung
Bronkopneumonia
• Daerah yang terkonsolidasi disi
sangat mirip dengan pola lobulus
paru (memperkuat istilah
pneumonia “lobular”).
Bronkopneumonia secara klasik
adalah pneumonia “didapat di
rumah sakit” tampak pada orang
yang sudah sakit dari proses
penyakit lain. Bakteri penyebab
meliputi: Staphylococcus aureus,
Klebsiella, E. Coli, Pseudomonas
Bronkopneumonia
• Bronkopneumonia ini lebih jelas,
tetapi ada daerah dengan
konsolidasi yang lebih terang. Hilus
terlihat di kanan bawah dengan
arteri pulmonalis dan bronki.
Banyak bronkopneumonia
mengikuti pneumonia virus,
khususnya pada orang yang lebih
tua pada musim dingin saat
influenza sering terjadi.
Eksudatneutrofilik
Alveolidiisisel-sel
peradangan(pneumonia)
Eksudatalveolusterutama
neutrofil
Pneumoniaberat–
keruakanjaringanparu
danperdarahan
Absespneumoniadini
Penyebaranhematogen
infeksikeparu-paru
•Meskipun sering, bronkopneumonia adalah infeksi
oportunistik, dan pasien sudah sakit dengan sesuatu
yang memungkinkan bakteri untuk meraih pijakan
•Banyak orang dengan bronkopneumonia memiliki
gangguan refleks batuk, akibat usia tua, anestesi,
obat-obatan, nyeri, penyakit yang membuat pasien
menjadi kurus, paralisis.
•Jika silia tidak berfungsi secara optimal (diskinesia
herediter, metaplasia skuamosa ringan, merokok,
paparan gas yang mengiritasi, bronkitis akut akibat
virus), sulit untuk membersihkan bakteri.
•Alkohol dan tembakau diketahui mengganggu
kemampuan makrofag alveolus untuk membunuh
bakteri, dan bahkan terapi oksigen diperkirakan dapat
melakukan hal ini.
•Bila sekresi berkumpul di dada (bronkitis kronik yang
buruk, cystic fibrosis, dibelakan kanker yang
menyumbang, atau hanya tidak dapat batuk secara
baik), bakteri akan memiliki tempat yang baik untuk
tumbuh.
•Cairan udem adalah media kultur yang baik, dan
sering terjadi bagi satu episode klinis dari
bronkopneumonia menjadi serangkaian infeksi oleh
organisme yang berbeda. Hal itu mulai sebagai infeksi
pneumokokus, yang diganti dengan infeksi Hemofilus
influenza, yang diganti dengan infeksi klebsiella, yang
diganti dengan infeksi serratia. Hal ini mungkin
menjelaskan sebagian besar “kegagalan antibiotik”.
Aspirasi Pneumonia
•Disebabkan oleh ketidakmampuan untuk melindungi
jalan napas dari bakteri oral dan asam lambung. Bayi
baru lahir dapat mengaspirasi mekonium. Semuanya
dapat sangat berat.
AntigenE.Colidalam
sitoplasma
Reaksigranulomabenda
asingdisekitarbronkiolus
Aspirasi
bronkopne
umonia –
cairan
amnion
Aspirasi–reaksibenda
asing
Aspirasipneumonia–
bendaasing
•Sebenarnya sebagian besar bronkopneumonia
disebabkan oleh kuman yang diaspirasi dari mulut
•Sebagian besar aspirasi pneumonia pada sisi kanan,
dan paling sering melibatkan lobus atas kanan
Kasus khusus:
• Stafilikokus: komplikasi influenza (bergantung pada
stafilokokus, hal ini termasuk syok toksik)
• Campuran flora pada anak yang belum lahir:
Chorioamnionitis
• Streptokokus: baru lahir
• Batang gram negatif: nosokomial, atau sesudah pembedahan
saluran pencernaan (ingat bahwa kuman yang paling kejam
adalah yang hidup di rumah sakit)
• Pneumonia anaerobik: alkoholik dengan gigi yang buruk
Pneumonia Lobaris
•Ini adalah infeksi dari seluruh lobus yang dihasilkan
oleh mikroorganisme virulen
•Sejauh ini, agen penyebab yang paling sering selalu
Streptococcus pneumoniae (“pneumococcus”,
diplokokus gram positif disebut “kapten dari laki-laki
yang mati”, “teman orang tua”, dan lain-lain) yang
mana menjatuhkan orang-orang sehat saat jayanya.
•Tetapi organisme ini masih mudah diatasi dengan
antibiotik, epidemi sudah menjadi jarang, ada vaksin,
dan beberapa orang saat ini mati dari pneumonia
pneumokokus pada negara berkembang. Diseluruh ini,
ia masih merupakan pembunuh utama.
Pneumokokuspneumonia
(pewarnaansputum)
•KLEBSIELLA PNEUMONIAE menyebabkan pneumonia
lobaris pada alkoholik yang kondisinya memburuk.
Batang gram negatif ini dilapisi oleh kapsul ramping
tebal, dan korban membatukkan lendir tebal (“saus
cranberi”)
•Stafilokokus (sesudah influenza), Hemofilus influenza,
pseudomonas, dan yang lain adalah penyebab
pneumonia lobaris yang terkenal pada orang dengan
kerusakan daya tahan paru.
SeptikemiaPseudomonas
Empat tahap pneumonia lobaris:
•HIPEREMIA DAN UDEM: kuman membelah dengan
cepat, dan pembuluh darah berdilatasi dan cairan
tumpah sebagai respon terhadap cedera
•HEPATISASI MERAH: peradangan berlangsung, dan
pembuluh darah sekarang mengeluarkan fibrinogen,
yang membentuk jaringan fibrin dalam alveoli.
Sebagian sel darah merah dikeluarkan oleh kerusakan
pada pembuluh darah, dan neutrofil datang untuk
memerangi bakteri. Eksudat alveolus menjadi
“sputum berkarat”.
•HEPATISASI ABU-ABU: fibrin mendominasi gambaran,
saat sel neutrofil dan sel darah merah (“abu-abu”
karena perdarahan tidak lagi terjadi dan sel darah
merah sudah hancur). Fibrin mungkin membentuk
bola dalam alveoli sebagai “ikatan fibrin”.
•RESOLUSI: plasmin membersihkan fibrin, dan paru-
paru kembali menjadi normal (mudah-mudahan)
•KOMPLIKASI: permukaan pleura yang terkena infeksi
hampir selalu terlibat, bertanggung jawab terhadap
nyeri dari pneumonia lobaris. Akan ada adesi
fibrinosa, yang mungkin sembuh atau berubah
menjadi jaringan paru
•KOMPLIKASI: Pada pneumonia lobaris Klebsiella,
stafilokokus, atau pseudomonas, seringkali terbentuk
nekrosis dan abses, yang mana seringkali
mengkomplikasi penyembuhan. Nekrosis jarang pada
pneumonia pneumokokus.
Absesbronkopneumonia
Abses – komplikasi
pneumonia
Abses paru
•KOMPLIKASI: jika infeksi menjadi sangat buruk pada
rongga pleura, dia akan mengisinya dengan pus
(“empiema”) dan hal ini perlu didrainase. (Hal ini
adalah hal yang paling membantu yang seorang
dokter dapat lakukan untuk pneumokokus pneumonia
sebelum penisilin).
Pleuritis supurativa
•KOMPLIKASI: kadang-kadang fibrin dalam alveoli
seringkali diorganisir, meninggalkan sebuah jaringan
parut.
•KOMPLIKASI: bakteri seringkali menyebar ke struktur
lain (kantung perikardium, meninges)
Pneumonia lobaris
Pneumonia lobaris
Tuberkulosis
Granuloma
tuberkulosi
s
Granuloma
tuberkulosi
s dalam
interstisium
paru
Granulomakaseosa
Tuberkulosis
•Penyakit granulomatosa dapat
menjadi agak luas. Disini
berbagai granuloma yang
tersambung di lapangan paru
bagian atas dalam kasus
tuberkulosis paru aktif
Komplek Ghon di paru
•Perhatikan granuloma sub
pleura di bagian kanan bersama
dengan granuloma di kelenjar
limfe hilus, temuan khas bagi
kompleks Ghon dari
tuberkulosis primer
KompleksGhon
Kavitasi pada
Tuberkulosis
Tuberkulosis milier
Granulomaparu
Granulomadengan
nekrosiskaseosa
Granulomadengan
makrofagepiteloiddansel
raksasa
Pewarnaanbasiltahan
asam
Pewarnaanauramine
Bagaimana TB menyebabkan cedera
jaringan
•Kuncinya adalah sel-sel yang mengandung
mikobakterium virulen merekrut sel imun lain untuk
menghancurkan jaringan disekitarnya, membuat
mereka menjadi serbuk kaseosa (semua sel di daerah
tersebut menjalani apoptosis dan menjadi berkeping-
keping), yang mana diharapkan basilus bisa
dibatukkan keluar.
•Ide bahwa tubuh merespon berlebihan terhadap
organisme yang dibenci telah dikonfirmasi dengan
penemuan mikobakterium tidak virulen yang
dimodifikasi secara genetik masih menginfeksi, tetapi
tidak merekrut sel-sel lain, dan menyebabkan sedikit
bahaya
•TUBERKULOSIS PRIMER terjadi bila basilus TB pertama
kali menginfeksi seseorang.
•Lesi tunggal (FOKUS GHON) terjadi langsung dibawah
pleura di bagian tengah (tengah antara apex dan basis
– daerah dengan ventilasi terbaik) dari paru-paru.
Fokus Ghon
• Secara kasat mata, granuloma
cenderung menjadi lesi fokal.
Terlihat disini dalam sebuah kelenjar
limfe hilus adalah sebuah
granuloma. Granuloma karena agen
infeksius seperti mikobakterium
seringkali digambarkan sebagai
“kaseosa” bila mereka memiliki
nekrosis kaseosa yang jelas.
•Basil-basil menemukan jalan mereka ke kelenjar llimfe
regional, dan dalam beberapa minggu, granuloma
memiliki dinding basil dalam dua lokasi. (kombinasi
lesi di paru-paru dan kelenjar disebut KOMPLEKS
GHON). Basil yang dapat hidup tetap dalam fokus /
kompleks
Ghon seumur hidup.
•Banyak TB primer yang tidak menunjukkan gejala.
•TUBERKULOSIS SEKUNDER (“TB aktif”, tuberkulosis
post primer”, “tuberkulosis dewasa”, “tuberkulosis
infeksi ulang”, “tuberkulosis kavitasi”) terjadi bila
basil-basil lepas dari fokus Ghon asal atau lebih
banyak basil yang masuk ke dalam tubuh dari luar.
Kavitasi TB
Kavitasiparu
TBmilierdihati
Polamilierdari
peradangan
granulomatosa
Tuberkuloosismilier
Absesfokaldiparu
GambaranCTuntukmilier
Konsolidasi
multilobular
GambaranCT
Nodul sentrilobular
•Basil-basil mungkin dikeluarkan dari fokus Ghon oleh
kanker yang menyerang atau “oleh penurunan daya
tahan tubuh”.
•Infeksi biasanya muncul kembali pada apex dari satu
atau kedua paru-paru (“fokus-fokus Simon” – basil-
basil TB sebenarnya memasuki aliran darah, tetapi
tumbuh terbaik pada apex paru dimana oksigen paling
banyak.) Hal ini adalah satu penyebab dari
“pneumonia putih” (“pneumonia alba”, yang lain
adalah sifilis).
•Semakin baik imunitas cell-mediated, semakin klasik
granulomanya
•Neutrofil paling banyak saat caseosa mengalami erosi
ke saluran pernapasan besar (bakteri yang sering ada
dapat memasuki bahan mati). Juka ingat bahwa TB
cenderung mengalami pengapuran (mudah bagi
radiologis yang ingin mengatakan ini dari kanker)
TB mengerosi
melalui
dinding dada
TB pada ginjal
TBParu
TB Paru
TB Paru
•Arrested TB adalah TB sekunder yang telah
“mengapur” dan/atau sebagian besar diganti oleh
kolagen
TBtua
•Sebaliknya, TUBERKULOSIS PARU PROGRESIF
menyebar ke seluruh paru dan dapat menghasilkan
“empiema tuberkulosis” dengan melibatkan rongga
pleura.
•Saat bagian besar dari paru menjalani nekrosis
kaseosa, perluasan ke saluran pernapasan besar
menyebabkan semua debris dibatukkan – demikianlah
yang “diinginkan” oleh basil TB, karena dengan cara
itulah dia ditularkan ke orang lain. Hasilnya adalah
sebuah LUBANG.
•TB juga rentan menginfeksi laring dan saluran
pernapasan yang lebih besar (“TB trakeobronkial”)
dan, karena basil-basil ditelan, mempengaruhi usus.
•TB MILIER terjadi bila banyak basil-basil TB masuk ke
aliran darah tetapi respon granulomatosa bagus.
•Bila TB ruptur ke arteri pulmonalis, ada keterlibatan
milier dari bagian paru-paru, sedangkan ruptur ke
vena menghasilkan keterlibatan milier dari seluruh
tubuh.
•Sebenarnya membuat diagnosis untuk kasus yang
dipertanyakan sulit meskipun di era kedokteran
molekuler. Memerlukan waktu beberapa minggu
untuk menumbuhkan mikroba. Saat ini teknik DNA
tidak terlalu sensitif; penelitian gen untuk mendeteksi
resistensi cukup baik untuk rifampin tetapi tidak untuk
isoniazid.
Tuberkulosi
s
• Ada granuloma yang tersebar, sebagian
besar di lapang paru atas. Sebagian dari
granuloma yang lebih besar memiliki
kaseosa sentral. Penyakit granuloma
paru secara kasat mata tampak sebagai
nodul bundar dengan ukuran tidak
teratur yang keras dan berwarna. Nodul
yang lebih besar memiliki nekrosis
sentral yang dikenal sebagai kaseosa –
proses nekrosis yang melibatkan unsur
nekrosis liquefaksi dan nekrosis
koagulasi
Tuberkulosis
•Ini adalah contoh lain dari
penyakit granulomatosa dari
paru. Pola nodul-nodul yang
lebih kecil yang memiliki
kecenderungan keterlibatan
lobus bagian atas menunjukkan
proses granulomatosa
dibandingkan dengan penyakit
metastasis.
Tuberkulosis
• Pada inspeksi yang lebih dekat,
granuloma memiliki daerah nekrosis
kaseosa. Ini adalah penyakit
granulomatosa yang sangat luas. Pola dari
granuloma kaseosa multipel ini terutama
pada lobus atas adalah karakteristik
utama dari tuberkulosis sekunder
(reaktivasi). Meskipun demikian,
granuloma jamur (histoplasmosis,
cyptococcosis, coccidioidomicosis) dapat
menyerupai pola ini juga.
Bagaimana kavitas
terbentuk
• Saat ada kaseosa luas dan granuloma
melibatkan bronkus yang lebih besar,
hal ini memungkinkan bagi pusat
nekrosis yang lunak untuk mengalir
keluar dan meninggalkan sebuah
kavitas (lubang). Kavitasi adalah khas
untuk granuloma besar dengan
tuberkulosis. Kavitasi lebih sering di
lobus atas.
Sel raksasa
Langhan
merupakan
gabungan sel-
sel epiteloid
(modifikasi
makrofag)
Kompleks Ghon
• Ada granuloma sub pleura di lapang paru
tengah di kanan. Dalam hilus ada
granuloma kuning kecil dalam kelenjar
limfe hilus dekat bronkus. Ini adalah
“kompleks Ghon” yang merupakan
karakteristik kasat mata dari tuberkulosis
primer. Pada sebagian besar orang,
penyakit granulomatosa tidak akan
berkembang. Dari waktu ke waktu ukuran
granuloma akan berkurang dan dapat
mengapur, meninggalkan titik
pengapuran pada radiografi dada yang
menunjukkan penyakit granulomatosa.
Granulomaberbatasjelas
Granulomamultipel
Kaseosayangbagus
GranulomaTB
Basiltahanasam
TB milier
• Bila respon imun buruk atau dikalahkan
oleh infeksi yang luas, maka
memungkinkan untuk melihat pola kasat
mata dari penyakit granulomatosa yang
terlihat disini. Ini adalah pola
granulomatosa “milier” karen ada banyak
granuloma kecil, berukuran sekitar 2-4
mm, tersebar diseluruh parenkim paru.
Pola milier mendapatkan namanya dari
kemiripan dari granuloma dengan biji
millet.
TBmilier
•Pengingat: Pada kebanyak penyakit peradangan
kronik, clubbing dari kuku (“perubahan Hippocratic”)
seringkali muncul karena embolisasi megakariosit
melalui saluran pembuluh darah yang terbentuk di
paru-paru.
Kanker Paru
•Sebagian besar tumor ganas primer paru adalah
KARSINOMA BRONKOGENIK
•“Jutaan kematian yang dilaporkan setiap tahun”
tampaknya rendah di dunia dimana Rusia, Cina dan
banyak negara miskin memiliki angka merokok yang
lebih tinggi dibandingkan dengan Amerika Serikat,
dimana merokok membunuh mungkin 160.000 orang
setiap tahunnya.
•Sebagian besar kanker paru-paru diam sampai mereka
menjadi tidak dapat dioperasi lagi. Pasien-pasien yang
beruntung dimana kankernya merupakan subtipe yang
dapat dioperasi dan dideteksi sangat dini memiliki
prognosis yang sangat baik (mungkin 60% bertahan
hidup dengan tahap I, 40% tahap II)
•Kanker paru menunjukkan hukum Nowell dalam
aksinya, dengan mutasi disekitar epitel “normal”.
Melakukan prognosis kanker paru dengan penanda
genetik telah berlangsung sejak 1990-an, dan orang-
orang yang meneliti berbagai mutasi sekarang melihat
pada sekitar 100 gen.
Faktor resiko kanker paru
•Merokok
•Radiasi
•Inhalasi Asbestos
•*debu metal tertentu
•*chromium hexavalent
•Uap tar batubara
•Polusi kota
•*Memelihara merpati
Diagnosis Kanker Paru Untuk Pemula
•Sel berlapis gepeng (sel skuamosa)
•Adenokarsinoma
•Sel besar tidak berdiferensiasi
•Sel kecil tidak berdiferensiasi
•Saat ini adeokarsinoma adalah yang paling sering.
•Karsinoma sel skuamosa adalah kanker yang paling
sering untuk pertengahan abat ke-20; sekarang dia
menjadi tersering kedua
•Varian sel kecil membentuk sekitar 15%
•Sel besar sekarang mungkin paling sedikit karena
tekanan pada patologis untuk membentuk karsinoma
sel skuamosa dengan adenokarsinoma.
•Kecenderungannya masih “laki-laki menderita lebih
banyak kanker sel skuamosa dan sel “oat-cell”, wanita
lebih banyak menderita adenokarsinoma.
•Saat ini, sebuah massa paru lebih mungkin didiagnosis
oleh patologis yang melakukan aspirasi jarum halus
Pemain kunci dalam pemeriksaan gen:
•Mutasi aktivasi Epidermal Growth Factor Reseptor
(EGFR): 15% dari kanker “non-oat-cell”
•Pengaturan kembali Anaplastic Lymphoma Kinase
(ALK): 5% dari kanker “non-oat-cell”
•Mutasi poin Kirsten Rat Sarcoma (KRAS) ada dalam
sekitar 30% dari adenokarsinoma dan
mengindikasikan bahwa pemeriksaan EGFR dan ALK
tidak berguna, karena tumor berada pada jalur yang
berbeda
• Karsinoma “sel kecil” tidak dipertimbangkan sebagai
penyakit bedah, dan biasanya memiliki respon awal yang
baik terhadap kemoterapi
• Tipe-tipe lain secara historis telah diterapi secara
pembedahan jika memungkinkan, diradiasi sesuai
kebutuhan, dan kadang-kadang memberi respon yang baik
terhadap kemoterapi yang tidak ditarget.
• Untuk adenokarsinoma tahap I yang direseksi untuk
penyembuhan, sekitar 2/3 tetap sembuh.
•Kemoterapi untuk kanker paru adalah bisnis yang
mengecilkan hati sampai saat ini.
•Apapun tipe histologinya, sebagian besar kanker paru
muncul pada tahap IV (sangat tidak bisa dioperasi dan
tidak bisa disembuhkan sama sekali)
Tumorhilusbesar,paru
emfisematosa
Kanker
paru sel
skuamosa
(karsinoma
)
Karsinomaselskuamosa
Karsinoma sel
skuamosa
Karsinomaselskuamosa
berdiferensiasibaik
Karsinoma sel skuamosa
• Ini adalah karsinoma sel skuamosa
paru yang muncul secara sentral di
paru-paru (sebagaimana yang
dilakukan oleh karsinoma sel
skuamosa). Kanker itu menyumbat
bronkus utama kanan. Neoplasma
sangat keras dan memiliki
permukaan potongan putih pucat
Karsinoma sel skuamosa
• Karsinoma sel skuamosa ini yang
mana satu bagian dari tumor
menunjukkan kavitasi sentral,
mungkin karena tumor menguasai
suplai darahnya. Karsinoma sel
skuamosa adalah satu dari
keganasan primer yang sering
terjadi dari paru dan paling sering
ditemukan pada perokok
Karsinomaselskuamosa
Karsinomaselskuamosa–
mutiarakeratindanmitosis
Karsinom
a sel
skuamos
a
melibatka
n sub
segmenta
l bronkus
Tambahan dari BMJ Best Practice
•Paling banyak pada perokok dewasa yang lebih tua
dan bekas perokok.
•Gejala yang paling sering ada adalah batuk, nyeri
dada, batuk darah, sesak, dan penuranan berat badan
Bentuk kanker paru yang paling sering
•Adenokarsinoma (“adenocarcinoma”)
•Karsinoma sel skuamosa (“squamous cell carcinoma”)
•Karsinoma sel besar (“large cell carcinoma”)
•BMJ Best Practice
•Merokok merupakan faktor resiko utama (90-90%,
perkiraan bervariasi)
•Tumor tumbuh dimana-mana di bronki, seringkali
dekat hilus. Karsinoma sel skuamosa besar cenderung
membentuk kavitasi. Seringkali perdarahan ke kavitasi
dan keluar melalui mulit merupakan kejadian akhir
Adenokarsinoma
•Patologi saat ini mungkin juga menyebut
adenokarsinoma jika sebuah tumor positif kuat untuk
TTF-1 atau “napsin A” (tidak menghasilkan lendir)
•75-90% dari pasien adenokarsinoma adalah perokok
•Bukan perokok dengan adenokarsinoma paru tahap 1
diketahui memiliki prognosis lebih baik
•Sebagian besar adenokarsinoma tumbuh di perifer
bawah atau dekat pleura
Adenokarsinoma–ini
adalahjaringanparut
kanker
Adenokarsinoma
Adenokarsinoma
Kanker perifer
• Ini adalah adenokarsinoma perifer paru.
Adenokarsinoma dan karsinoma
anaplastik sel besar cenderung terjadi
lebih perifer di paru. Lebih sering pada
bukan perokok dan perokok yang telah
berhenti. Jika tumor ini terbatas ke paru-
paru, maka reseksi memiki kesempatan
yang lebih besar untuk sembuh.
Tampilan tersendiri dari tumor ini
menunjukkan bahwa tumor ini primer
dibandingkan dengan metastasis.
Adenokar
sinoma
padat
dengan
produksi
musin
Adenokar
sinoma
paru
Bronko-
alveolar
karsinoma
•Adenokarsinoma tumbuh dalam jaringan parut di
paru-paru, termasuk TB lama, infark lama, dan luka
fisik.
•Histologi berhubungan dengan prognosis untuk
tumor-tumor kecil; sedangkan tumor yang besar
sangat mematikan.
•Karena karsinoma bronkoalveolar “murni”
menunjukkan tidak ada bukti invasi stroma, maka
gambaran terbaiknya adalah “karsinoma in situ”, dan
sebagian orang sudah memanggilnya demikian.
Sekarang ini adalah kanker paru yang sering
“ditemukan” pada skrining CT scan dan disembuhkan
secara pembedahan.
Bronkioalveolar
karsinoma
• Ini adalah adenokarsinoma-in-situ.
Tampak disini adalah varian yang
muncul kasat mata sebagai daerah
yang kurang berbatas jelas
menyerupai konsolidasi
pneumonia. Massa yang tidak
berbatas jelas melibatkan lobus
atas ke arah kanan memiliki
tampilan pucat keabu-abuan.
Adenokarsinomaa-in-situ
Karsinoma
bronkoalveolar
primer
Karsinomabronkoaveolar
Karsinomabronkoalveolar
musinosa
•Tumor ini tumbuh lambat tetap sangat mematikan
kecuali ia adalah lesi kecil yang dapat direseksi.
Beberapa mungkin jinak, tetapi tidak seorang pun
mengetahui bagaimana mengenal ini.
Karsinoma tidak
berdiferensiasi sel besar
Karsinomaselbesar
Kanker
paru sel
besar
Kankerparuselbesar
Karsinom
a sel
besar
• Secara histologi, tumor ini dibentuk oleh sel-sel besar
dengan banyak sitoplasma dan menunjukkan tidak ada
gambaran adenokarsinoma atau karsinoma sel skuamosa
pada H&E. Saaat ini sebagian akan didefinisikan sebagai
“karsinoma skuamosa” atau “adenokarsinoma” jika mereka
menunjukkan salah satu penanda.
• Paling berhubungan dengan merokok (90-99%, perkiraan
bervariasi). Tumor ini tumbuh dimanapun di paru-paru.
Jarang sembuh dan kematian datang dengan cepat.
Karsinoma tidak
berdiferensiasi sel kecil (“sel
oat”)
Karsinoma sel oat
• Tumbuh secara sentral di paru-paru dan
menyebar secara luas. Potongan
permukaan tumor ini memiliki tampilan
lunak, berlobus, putih dan berwarna.
Tumor ini menyebabkan sumbatan dari
bronkus utama ke paru kiri sehingga paru-
paru distal kolaps. Karsinoma sel oat
sangat agresif dan seringkali
bermetastasis secara luas sebelum massa
tumor utama di paru mencapai ukuran
besar
Karsinoma sel oat
• Karsinoa sel oat menyebar
disepanjang bronki. Daerah bulat
hitam berbintik-bintik mewakili
kelenjar limfe hilus dengan
karsinoma metastasis. Tumor ini
lebih sesuai dengan kemoterapi
dibandingkan dengan terapi radiasi
atau pembedahan, tetapi
prognosisnya masih buruk.
Karsinoma sel oat terjadi hampir
eksklusif pada perokok.
Karsinomaseloat
FenomenaAzzopardi
Invasitumorkepembuluh
darah
Spindledcells
Karsinomaseloat
Karsinom
a sel kecil
paru
Histopatolog
i karsinoma
sel kecil dari
paru. Biopsi
jarum halus
dipandu CT
•Sekitar 15% dari kanker paru utama yang sangat
dikenal, sangat berbeda dan kanker yang sangat
dibenci.
•“Sel asal” adalah sel Kulchitsky (APUD) dari epitel
bronkus.
•Hampir semua (99+%) tumor berkaitan dengan
merokok.
•Karsinoma sel kecil tumbuh dimanapun di paru-paru,
paling sering dekat hilus, dan secara cepat menyebar
sepanjang bronki
•Tumor ini terdiri dari sel kecil (dua kali ukuran limfosit)
dengan sitoplasma yang sangat kecil (“sel biru kecil”,
“sel oat”), dengan banyak mitosis dan biasanya
banyak nekrosis.
•Seperti sel-sel K dari mana mereka tumbuh,
karsinoma “sel kecil” juga dikenal karena
mensekresikan banyak bahan berbeda.
•Diantara bahan yang dikeluarkan adalah ACTH, hADH,
neurofisin, *bradikinin, *kalsitonin, *hormon
pertumbuhan, *histamin, *lipoprotein, *oksitosin,
*prolaktin, *somatostatin, *beberapa enzim yang
berbeda.
•Respon awal sel oat terhadap kemoterapi biasanya
sangat baik.
•Sebagian besar kasus kambuh dan mati, tapi kadang-
kadang sembuh dari penyakit dini sudah mulai ada
•Berhenti merokok sesudah kanker paru tampaknya
memberikan sebagian peningkatan dalam bertahan
hidup
•Manifestasi dari karsinoma bronkogenik: batuk, nyeri
dada, sesak nafas, dan/atau (terutama) kehilangan
berat badan.
•Penyakit ini paling sering tidak bisa direseksi saat
pasien datang ke dokter
Masalah akibat perluasan tumor ke dada
• Sumbatan vena cava superior
• Nyeri pada bahu dan lengan atas karena invasi ke pleksus
bronkus
• Sumbatan bronkus dengan hiperinflasi, atelektasis, dan
pneumonia obstruktif dibelakang massa yang menonjol
• Efusi pleura
• Keterlibatan saraf laring berulang (mengakibatkan suara
serak)
• Tanda Horner (konstriksi pupil, kelopak mata turun,
kehilangan keringat disekitar kulit; akibat invasi dari rantai
simpatik leher)
Penyakit metastasis
• Sangat sering terjadi bagi kanker paru untuk ada sebagai tumor otak.
• Sel oat terkenal untuk masalah ini, tetapi berbagai jenis yang sering
terjadi dapat melakukan hal ini
Brainmets
•Karsinoma bronkogenik seringkali melibatkan otak,
tulang, hati, adrenal, ginjal, jantung, pleura, dan kulit;
tidak ada organ yang imun
Adrenal “mets”
•Hal ini mungkin menyebabkan
insufisiensi adrenal
Bone“mets”,thishurts
Manifestasi diluar paru
• Sindrom Cushing (tumor sel kecil memproduksi ACTH)
• Hiponatremia
• Hiperkalsemia – ini mungkin bersifat “humoral” atau karena
metastasis ke tulang
• Kebutaan dan demensia
• Sindrom myasthenia
• “karsinoma sel oat menyebabkan autoantibodi terhadap
sistem saraf karena sel-sel kanker dari neural crest dan tubuh
memerangi mereka.”
•“clubbing of digits”
•Acanthosis nigricans, dermatomiositis, trombi
marantik pada katup, tromboflebitis, dan sindrom
paraneoplastik yang kurang sering lainnya
Saluran pernapasan atas,
laring dan trakea
Teratomanasofaring
•Karsinoma nasofaring – cukup sering
• 25% karsinoma sel skuamosa yang mengalami keratinisasi
• 15% non-keratinisasi
• 60% tidak berdiferensiasi
•Kelainan kongenital
• Berbagai bentuk fistula trakeo-esofagus. Bayi baru lahir
tersedak dan menjadi biru saat makan.
Sinusitis
• Jalan keluar drainase bagi sebagian sinus, termasuk maksila,
adalah setinggi setengah dinding, mengundang
berkumpulnya sekresi dan infeksi bakteri
• Udem (alergi, infeksi) disekitar lubang keluar sinus membuat
lingkaran setan, dengan tidak adanya drainase diikuti oleh
infeksi bakteri, diikuti oleh sumbagan tambahan.
• Komplikasi yang paling serius adalah infeksi dari sinus
kavernosus dan struktur disekitarnya. Meskipun masalah
sinus sering terjadi, komplikasii yang serius jarang terjadi
Pansinusitis
Pansinusiti
s-
Pewarnaa
n Grocott
menunjukk
an
berbagai
bentuk
jamur
yang
bersepta
Dinding
belakang
dari sinus
frontalis.
Dipusat
spesimen
ada
penonjolan
daun
papiler
lunak.
Displasiaalveokapiler
Infeksi tenggorokan dan laring
•Pilek dan laringitis virus
•Epiglotitis seringkali disebabkan oleh infeksi oleh
Hemofilus influenza. Sumbatan jalan napas
merupakan masalah utama.
•Laringotrakeobronkitis seringkali karena virus, khusus
virus parainfluenza
•Trauma seringkali disebabkan oleh intubasi
•Benda asing pada trakea dapat menyebabkan
kematian mendadak, terutama pada balita dan orang
dewasa yang mabuk
•Nodul laring adalah polip fibroepitelial jinak pada pita
suara dari mereka yang sering menggunakan suara
mereka – penyanyi, guru. Tampil sebagai serak dan
mudah disingkirkan.
Ulkus tekanan di laring
• Dibawah pita suara di laring ini ada ulkus
besar. Ulkus sub glotis ini dihasilkan oleh
intubasi endotrake yang lama dimana
balon dari tabung endotrakea menekan
terlalu ketat. Jadi, ulkus dapat dihasilkan
oleh tekanan mekanik. Kenyataannya,
“ulkus tekanan” atau “ulkus dekubitus”
dapat terbentuk pada kulit yang berada
pada penonjolan tulang pada orang yang
lama tinggal di tempat tidur.
•Displasia epitel laring: pre-kanker, lebih atau kurang
agresif bergantung pada bagaimana penampilannya.
Metaplasialaringperokok
•Kanker laring sangat sering terjadi, dan hampir selalu
karsinoma sel skuamosa karena merokok.
•Pengguna ethanol juga merupakan faktor resiko
•HPV-16 seringkali ada
Karsinom
a sel
skuamos
a laring,
supragloti
k
Penyakit-penyakit pleura
Efusi pleura
•Cairan dalam rongga pleura
•Sebelum anda dapat melihatnya pada rontgen, harus
ada sekitar 700 ml
•Masing-masing sisi dapat menampung sekitar 4.000
ml jika paru-paru kolaps
•Efusi menyebabkan ateletaksis dan menghambat
gerakan paru-paru
•TRANSUDAT: gagal jantung kongestif, sindrom
nefrotik, sirosis
•HIDROTORAKS: efusi pleura berupa transudat atau
eksudat serosa
•HEMOTORAKS: efusi pleura berupa darah
Hemotoraks
Hemotoraks
Hemotoraks
•PIOTORAKS atau EMPIEMA: efusi pleura berupa pus
•KILOTORAKS (CHYLOTHORAX) akibat cedera pada
duktus torasikus
“chylothorax”
•PNEUMOTORAKS: udara dalam rongga pleura,
misalnya paru-paru telah kolaps
•Ini dapat disebabkan oleh luka pada dinding dada,
atau dari robekan di pleura viseral atau dari tumor
atau cedera
•Pneumotoraks paling serius (“tension
pneumothorax”) jika lipatan seperti katup di rongga
visceral memungkinkan udara masuk ke paru-paru
tetapi tidak keluar
Pungsi
pleura
• PLAQUE PLEURA dari kolagen padat tidak berbahaya tetapi
merupakan penanda paparan asbestos.
Sumber
•Friedlander, E. (2014) ‘Respiratory Disease’, (Online).
Available:
http://www.pathguy.com/lectures/resp.htm
(Accessed, April 19, 2014)

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumoniaAsuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumoniakristanto djuwahir
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumoniaAsuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumoniakhairil10
 
Ppt Penyakit Asma
Ppt Penyakit AsmaPpt Penyakit Asma
Ppt Penyakit Asmatrisnaif
 
COR PULMONALE CHRONIC elsy.pptx
COR PULMONALE CHRONIC elsy.pptxCOR PULMONALE CHRONIC elsy.pptx
COR PULMONALE CHRONIC elsy.pptxelsypramitha1
 
Patologi Sistem Pernapasan (1)
Patologi Sistem Pernapasan (1)Patologi Sistem Pernapasan (1)
Patologi Sistem Pernapasan (1)Jumatil Fajar
 
2. asuhan keperawatan varisela
2. asuhan keperawatan varisela2. asuhan keperawatan varisela
2. asuhan keperawatan variselapatimah sari
 
2. fisiologi sistem respirasi
2. fisiologi sistem respirasi2. fisiologi sistem respirasi
2. fisiologi sistem respirasitarmizitaher
 
Volume dan kapasitas paru paru - Biologi Kelas 11 Sistem Pernafasan
Volume dan kapasitas paru paru - Biologi Kelas 11 Sistem PernafasanVolume dan kapasitas paru paru - Biologi Kelas 11 Sistem Pernafasan
Volume dan kapasitas paru paru - Biologi Kelas 11 Sistem PernafasanAdisa Alifya
 
TFA, BRONKITIS, BRONKIOLITIS
TFA, BRONKITIS, BRONKIOLITISTFA, BRONKITIS, BRONKIOLITIS
TFA, BRONKITIS, BRONKIOLITISYarah Azzilzah
 
Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Ajo Yayan
 
1. definisi dan klasifikasi batuk (lidya mar'athus sholihah)
1. definisi dan klasifikasi batuk (lidya mar'athus sholihah)1. definisi dan klasifikasi batuk (lidya mar'athus sholihah)
1. definisi dan klasifikasi batuk (lidya mar'athus sholihah)Lidya Dalovya
 

Was ist angesagt? (20)

Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumoniaAsuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumoniaAsuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Ppt Penyakit Asma
Ppt Penyakit AsmaPpt Penyakit Asma
Ppt Penyakit Asma
 
Ppt bronkopneumonia
Ppt bronkopneumoniaPpt bronkopneumonia
Ppt bronkopneumonia
 
COR PULMONALE CHRONIC elsy.pptx
COR PULMONALE CHRONIC elsy.pptxCOR PULMONALE CHRONIC elsy.pptx
COR PULMONALE CHRONIC elsy.pptx
 
Corpulmonale
CorpulmonaleCorpulmonale
Corpulmonale
 
Patologi Sistem Pernapasan (1)
Patologi Sistem Pernapasan (1)Patologi Sistem Pernapasan (1)
Patologi Sistem Pernapasan (1)
 
Sesak
SesakSesak
Sesak
 
2. asuhan keperawatan varisela
2. asuhan keperawatan varisela2. asuhan keperawatan varisela
2. asuhan keperawatan varisela
 
PPT Efusi Pleura
PPT Efusi Pleura PPT Efusi Pleura
PPT Efusi Pleura
 
PPOK
PPOKPPOK
PPOK
 
preskripsi ispa
preskripsi ispapreskripsi ispa
preskripsi ispa
 
Ppt ppok
Ppt ppokPpt ppok
Ppt ppok
 
2. fisiologi sistem respirasi
2. fisiologi sistem respirasi2. fisiologi sistem respirasi
2. fisiologi sistem respirasi
 
Volume dan kapasitas paru paru - Biologi Kelas 11 Sistem Pernafasan
Volume dan kapasitas paru paru - Biologi Kelas 11 Sistem PernafasanVolume dan kapasitas paru paru - Biologi Kelas 11 Sistem Pernafasan
Volume dan kapasitas paru paru - Biologi Kelas 11 Sistem Pernafasan
 
TFA, BRONKITIS, BRONKIOLITIS
TFA, BRONKITIS, BRONKIOLITISTFA, BRONKITIS, BRONKIOLITIS
TFA, BRONKITIS, BRONKIOLITIS
 
Slide jantung
Slide jantungSlide jantung
Slide jantung
 
Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman
 
1. definisi dan klasifikasi batuk (lidya mar'athus sholihah)
1. definisi dan klasifikasi batuk (lidya mar'athus sholihah)1. definisi dan klasifikasi batuk (lidya mar'athus sholihah)
1. definisi dan klasifikasi batuk (lidya mar'athus sholihah)
 

Andere mochten auch

Patofisiologi sistem pernapasan
Patofisiologi sistem pernapasanPatofisiologi sistem pernapasan
Patofisiologi sistem pernapasanSellvia Rahmi
 
Patofisiologi sistem pernapasan
Patofisiologi sistem pernapasanPatofisiologi sistem pernapasan
Patofisiologi sistem pernapasanNona Zesifa
 
Prevalence of aflatoxin along the maize value chain in kenya
Prevalence of aflatoxin along the maize value chain in kenyaPrevalence of aflatoxin along the maize value chain in kenya
Prevalence of aflatoxin along the maize value chain in kenyapchenevixtrench
 
Manifestasi dan patofisiologi
Manifestasi dan patofisiologiManifestasi dan patofisiologi
Manifestasi dan patofisiologiBrenda Panjaitan
 
Biokimia Pencernaan
Biokimia PencernaanBiokimia Pencernaan
Biokimia PencernaanDedi Kun
 
Sistem Digestive (Sistem Pencernaan Manusia)
Sistem Digestive (Sistem Pencernaan Manusia)Sistem Digestive (Sistem Pencernaan Manusia)
Sistem Digestive (Sistem Pencernaan Manusia)Gita Kostania
 
Cedera dan kematian sel
Cedera dan kematian selCedera dan kematian sel
Cedera dan kematian selJumatil Fajar
 
PPT macam-macam syok
PPT macam-macam syokPPT macam-macam syok
PPT macam-macam syokesty lebi
 
Patofisiologi pencernaan
Patofisiologi pencernaan Patofisiologi pencernaan
Patofisiologi pencernaan Dedi Kun
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)Adam Muhammad
 
Diagnosis and Management of Shock
Diagnosis and Management of Shock		Diagnosis and Management of Shock
Diagnosis and Management of Shock Khalid
 

Andere mochten auch (20)

Patofisiologi sistem pernapasan
Patofisiologi sistem pernapasanPatofisiologi sistem pernapasan
Patofisiologi sistem pernapasan
 
Tb paruuuu
Tb paruuuuTb paruuuu
Tb paruuuu
 
Patofisiologi sistem pernapasan
Patofisiologi sistem pernapasanPatofisiologi sistem pernapasan
Patofisiologi sistem pernapasan
 
Prevalence of aflatoxin along the maize value chain in kenya
Prevalence of aflatoxin along the maize value chain in kenyaPrevalence of aflatoxin along the maize value chain in kenya
Prevalence of aflatoxin along the maize value chain in kenya
 
Sistem Pencernaan
Sistem PencernaanSistem Pencernaan
Sistem Pencernaan
 
Manifestasi dan patofisiologi
Manifestasi dan patofisiologiManifestasi dan patofisiologi
Manifestasi dan patofisiologi
 
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
 
Shock
ShockShock
Shock
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
Biokimia Pencernaan
Biokimia PencernaanBiokimia Pencernaan
Biokimia Pencernaan
 
Sistem Digestive (Sistem Pencernaan Manusia)
Sistem Digestive (Sistem Pencernaan Manusia)Sistem Digestive (Sistem Pencernaan Manusia)
Sistem Digestive (Sistem Pencernaan Manusia)
 
Cedera dan kematian sel
Cedera dan kematian selCedera dan kematian sel
Cedera dan kematian sel
 
Shock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi CairanShock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi Cairan
 
PPT macam-macam syok
PPT macam-macam syokPPT macam-macam syok
PPT macam-macam syok
 
Patofisiologi pencernaan
Patofisiologi pencernaan Patofisiologi pencernaan
Patofisiologi pencernaan
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
 
Tuberkulosis ppt
Tuberkulosis pptTuberkulosis ppt
Tuberkulosis ppt
 
Diagnosis and Management of Shock
Diagnosis and Management of Shock		Diagnosis and Management of Shock
Diagnosis and Management of Shock
 
Shock
ShockShock
Shock
 
Shock
ShockShock
Shock
 

Ähnlich wie Patologi Sistem Pernapasan (2) (20)

Askep Pneumonia.docx
Askep Pneumonia.docxAskep Pneumonia.docx
Askep Pneumonia.docx
 
A1 PNEUMONIA.pptx
A1 PNEUMONIA.pptxA1 PNEUMONIA.pptx
A1 PNEUMONIA.pptx
 
pneumonia fk unand.pdf
pneumonia fk unand.pdfpneumonia fk unand.pdf
pneumonia fk unand.pdf
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
Pneumoni1
Pneumoni1Pneumoni1
Pneumoni1
 
Pneumoni1
Pneumoni1Pneumoni1
Pneumoni1
 
Laporan pendahuluan
Laporan pendahuluanLaporan pendahuluan
Laporan pendahuluan
 
Tbc
TbcTbc
Tbc
 
Materi abses paru
Materi abses paruMateri abses paru
Materi abses paru
 
Ani pneumonia
Ani pneumoniaAni pneumonia
Ani pneumonia
 
Ani pneumonia
Ani pneumoniaAni pneumonia
Ani pneumonia
 
Tugas respirasi
Tugas respirasiTugas respirasi
Tugas respirasi
 
Bab ii-tinjauan-pustaka-brpn
Bab ii-tinjauan-pustaka-brpnBab ii-tinjauan-pustaka-brpn
Bab ii-tinjauan-pustaka-brpn
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
Patologi Respirasi Non Neoplasma 2022.pdf
Patologi Respirasi Non Neoplasma 2022.pdfPatologi Respirasi Non Neoplasma 2022.pdf
Patologi Respirasi Non Neoplasma 2022.pdf
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
ASKEP TB PARU Tugas kelompok 5 paliatif.docx
ASKEP TB PARU Tugas kelompok 5 paliatif.docxASKEP TB PARU Tugas kelompok 5 paliatif.docx
ASKEP TB PARU Tugas kelompok 5 paliatif.docx
 
Lp dokep kel.ndariiiii
Lp dokep kel.ndariiiiiLp dokep kel.ndariiiii
Lp dokep kel.ndariiiii
 
power point tb paru 4.pptx
power point tb paru 4.pptxpower point tb paru 4.pptx
power point tb paru 4.pptx
 

Mehr von Jumatil Fajar

Children around the prophet 2 dari 8
Children around the prophet 2 dari 8Children around the prophet 2 dari 8
Children around the prophet 2 dari 8Jumatil Fajar
 
Perubahan status wanita
Perubahan status wanitaPerubahan status wanita
Perubahan status wanitaJumatil Fajar
 
Promosi Kesehatan dan Skrining Riwayat Kesehatan melalui Mobile JKN
Promosi Kesehatan dan Skrining Riwayat Kesehatan melalui Mobile JKNPromosi Kesehatan dan Skrining Riwayat Kesehatan melalui Mobile JKN
Promosi Kesehatan dan Skrining Riwayat Kesehatan melalui Mobile JKNJumatil Fajar
 
Children around the prophet 1 dari 8
Children around the prophet 1 dari 8Children around the prophet 1 dari 8
Children around the prophet 1 dari 8Jumatil Fajar
 
Meraih akreditasi internasional - contoh presentasi asesmen kompetensi seleks...
Meraih akreditasi internasional - contoh presentasi asesmen kompetensi seleks...Meraih akreditasi internasional - contoh presentasi asesmen kompetensi seleks...
Meraih akreditasi internasional - contoh presentasi asesmen kompetensi seleks...Jumatil Fajar
 
Sosialisasi Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya + TeamSTEPPS
Sosialisasi Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya + TeamSTEPPSSosialisasi Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya + TeamSTEPPS
Sosialisasi Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya + TeamSTEPPSJumatil Fajar
 
Sosialisasi HIFA2015 di Indonesia
Sosialisasi HIFA2015 di IndonesiaSosialisasi HIFA2015 di Indonesia
Sosialisasi HIFA2015 di IndonesiaJumatil Fajar
 
Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan: 50 tahun Perkembangan - Laporan Surgeon Ge...
Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan: 50 tahun Perkembangan - Laporan Surgeon Ge...Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan: 50 tahun Perkembangan - Laporan Surgeon Ge...
Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan: 50 tahun Perkembangan - Laporan Surgeon Ge...Jumatil Fajar
 
Perencanaan dan Respon Bencana - dampak psikososial
Perencanaan dan Respon Bencana - dampak psikososialPerencanaan dan Respon Bencana - dampak psikososial
Perencanaan dan Respon Bencana - dampak psikososialJumatil Fajar
 
Hal-hal Penting Dari Perencanaan Bencana
Hal-hal Penting Dari Perencanaan BencanaHal-hal Penting Dari Perencanaan Bencana
Hal-hal Penting Dari Perencanaan BencanaJumatil Fajar
 
Pos Kesehatan Pesantren
Pos Kesehatan PesantrenPos Kesehatan Pesantren
Pos Kesehatan PesantrenJumatil Fajar
 

Mehr von Jumatil Fajar (14)

Sistem imun
Sistem imunSistem imun
Sistem imun
 
Children around the prophet 2 dari 8
Children around the prophet 2 dari 8Children around the prophet 2 dari 8
Children around the prophet 2 dari 8
 
Perubahan status wanita
Perubahan status wanitaPerubahan status wanita
Perubahan status wanita
 
Promosi Kesehatan dan Skrining Riwayat Kesehatan melalui Mobile JKN
Promosi Kesehatan dan Skrining Riwayat Kesehatan melalui Mobile JKNPromosi Kesehatan dan Skrining Riwayat Kesehatan melalui Mobile JKN
Promosi Kesehatan dan Skrining Riwayat Kesehatan melalui Mobile JKN
 
Children around the prophet 1 dari 8
Children around the prophet 1 dari 8Children around the prophet 1 dari 8
Children around the prophet 1 dari 8
 
Meraih akreditasi internasional - contoh presentasi asesmen kompetensi seleks...
Meraih akreditasi internasional - contoh presentasi asesmen kompetensi seleks...Meraih akreditasi internasional - contoh presentasi asesmen kompetensi seleks...
Meraih akreditasi internasional - contoh presentasi asesmen kompetensi seleks...
 
CHIFA
CHIFACHIFA
CHIFA
 
Sosialisasi Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya + TeamSTEPPS
Sosialisasi Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya + TeamSTEPPSSosialisasi Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya + TeamSTEPPS
Sosialisasi Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya + TeamSTEPPS
 
Sosialisasi HIFA2015 di Indonesia
Sosialisasi HIFA2015 di IndonesiaSosialisasi HIFA2015 di Indonesia
Sosialisasi HIFA2015 di Indonesia
 
Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan: 50 tahun Perkembangan - Laporan Surgeon Ge...
Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan: 50 tahun Perkembangan - Laporan Surgeon Ge...Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan: 50 tahun Perkembangan - Laporan Surgeon Ge...
Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan: 50 tahun Perkembangan - Laporan Surgeon Ge...
 
Perencanaan dan Respon Bencana - dampak psikososial
Perencanaan dan Respon Bencana - dampak psikososialPerencanaan dan Respon Bencana - dampak psikososial
Perencanaan dan Respon Bencana - dampak psikososial
 
Hal-hal Penting Dari Perencanaan Bencana
Hal-hal Penting Dari Perencanaan BencanaHal-hal Penting Dari Perencanaan Bencana
Hal-hal Penting Dari Perencanaan Bencana
 
Prinsip Triase
Prinsip TriasePrinsip Triase
Prinsip Triase
 
Pos Kesehatan Pesantren
Pos Kesehatan PesantrenPos Kesehatan Pesantren
Pos Kesehatan Pesantren
 

Kürzlich hochgeladen

FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 

Kürzlich hochgeladen (20)

FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 

Patologi Sistem Pernapasan (2)

  • 1. Patologi Sistem Pernapasan (2) Ed Friedlander, M.D., Pathologist
  • 3. Mengapa orang sakit menderita pneumonia: •Banyak dari mereka tidak batuk dan membersihkan paru-paru sebagai seharusnya karena obat-obatan, usia lanjut, kelemahan fisik, fibrosis paru, penyakit lain, atau apapun; •Banyak dari mereka memiliki fungsi elevator mukosilier yang buruk akibat merokok, infeksi penyakit lain, atau apapun;
  • 4. Mengapa orang sakit menderita pneumonia: •Banyak dari mereka memiliki fungsi makrofag alveolus yang buruk karena merokok, terapi oksigen, alkoholisme, atau apapun; •Udem paru dari apapun penyebabnya adalah media kultur yang besar •Bahan setengah cair (glop) dalam paru-paru (cystic fibrosis, sumbatan jalan napas, “bronkitis kronik”, dan lain-lain) membantu membuat paru-paru terinfeksi.
  • 5. •Bronkopneumonia biasa merupakan komplikasi dari campak dan pertusis. Bronkopneumonia sekunder yang disebabkan oleh stafilokokus merupakan pembunuh utama pada pandemi influenza tahun 1918.
  • 9. Bronkopneumonia •Daerah yang lebih terang yang tampak terangkat pada potongan permukaan dari sekeliling paru adalah daerah dari konsolidasi paru. •Inflated lung
  • 10. Bronkopneumonia • Daerah yang terkonsolidasi disi sangat mirip dengan pola lobulus paru (memperkuat istilah pneumonia “lobular”). Bronkopneumonia secara klasik adalah pneumonia “didapat di rumah sakit” tampak pada orang yang sudah sakit dari proses penyakit lain. Bakteri penyebab meliputi: Staphylococcus aureus, Klebsiella, E. Coli, Pseudomonas
  • 11. Bronkopneumonia • Bronkopneumonia ini lebih jelas, tetapi ada daerah dengan konsolidasi yang lebih terang. Hilus terlihat di kanan bawah dengan arteri pulmonalis dan bronki. Banyak bronkopneumonia mengikuti pneumonia virus, khususnya pada orang yang lebih tua pada musim dingin saat influenza sering terjadi.
  • 18. •Meskipun sering, bronkopneumonia adalah infeksi oportunistik, dan pasien sudah sakit dengan sesuatu yang memungkinkan bakteri untuk meraih pijakan •Banyak orang dengan bronkopneumonia memiliki gangguan refleks batuk, akibat usia tua, anestesi, obat-obatan, nyeri, penyakit yang membuat pasien menjadi kurus, paralisis.
  • 19. •Jika silia tidak berfungsi secara optimal (diskinesia herediter, metaplasia skuamosa ringan, merokok, paparan gas yang mengiritasi, bronkitis akut akibat virus), sulit untuk membersihkan bakteri. •Alkohol dan tembakau diketahui mengganggu kemampuan makrofag alveolus untuk membunuh bakteri, dan bahkan terapi oksigen diperkirakan dapat melakukan hal ini.
  • 20. •Bila sekresi berkumpul di dada (bronkitis kronik yang buruk, cystic fibrosis, dibelakan kanker yang menyumbang, atau hanya tidak dapat batuk secara baik), bakteri akan memiliki tempat yang baik untuk tumbuh.
  • 21. •Cairan udem adalah media kultur yang baik, dan sering terjadi bagi satu episode klinis dari bronkopneumonia menjadi serangkaian infeksi oleh organisme yang berbeda. Hal itu mulai sebagai infeksi pneumokokus, yang diganti dengan infeksi Hemofilus influenza, yang diganti dengan infeksi klebsiella, yang diganti dengan infeksi serratia. Hal ini mungkin menjelaskan sebagian besar “kegagalan antibiotik”.
  • 23. •Disebabkan oleh ketidakmampuan untuk melindungi jalan napas dari bakteri oral dan asam lambung. Bayi baru lahir dapat mengaspirasi mekonium. Semuanya dapat sangat berat.
  • 29. •Sebenarnya sebagian besar bronkopneumonia disebabkan oleh kuman yang diaspirasi dari mulut •Sebagian besar aspirasi pneumonia pada sisi kanan, dan paling sering melibatkan lobus atas kanan
  • 30. Kasus khusus: • Stafilikokus: komplikasi influenza (bergantung pada stafilokokus, hal ini termasuk syok toksik) • Campuran flora pada anak yang belum lahir: Chorioamnionitis • Streptokokus: baru lahir • Batang gram negatif: nosokomial, atau sesudah pembedahan saluran pencernaan (ingat bahwa kuman yang paling kejam adalah yang hidup di rumah sakit) • Pneumonia anaerobik: alkoholik dengan gigi yang buruk
  • 32. •Ini adalah infeksi dari seluruh lobus yang dihasilkan oleh mikroorganisme virulen •Sejauh ini, agen penyebab yang paling sering selalu Streptococcus pneumoniae (“pneumococcus”, diplokokus gram positif disebut “kapten dari laki-laki yang mati”, “teman orang tua”, dan lain-lain) yang mana menjatuhkan orang-orang sehat saat jayanya.
  • 33. •Tetapi organisme ini masih mudah diatasi dengan antibiotik, epidemi sudah menjadi jarang, ada vaksin, dan beberapa orang saat ini mati dari pneumonia pneumokokus pada negara berkembang. Diseluruh ini, ia masih merupakan pembunuh utama.
  • 35. •KLEBSIELLA PNEUMONIAE menyebabkan pneumonia lobaris pada alkoholik yang kondisinya memburuk. Batang gram negatif ini dilapisi oleh kapsul ramping tebal, dan korban membatukkan lendir tebal (“saus cranberi”) •Stafilokokus (sesudah influenza), Hemofilus influenza, pseudomonas, dan yang lain adalah penyebab pneumonia lobaris yang terkenal pada orang dengan kerusakan daya tahan paru.
  • 37. Empat tahap pneumonia lobaris: •HIPEREMIA DAN UDEM: kuman membelah dengan cepat, dan pembuluh darah berdilatasi dan cairan tumpah sebagai respon terhadap cedera •HEPATISASI MERAH: peradangan berlangsung, dan pembuluh darah sekarang mengeluarkan fibrinogen, yang membentuk jaringan fibrin dalam alveoli. Sebagian sel darah merah dikeluarkan oleh kerusakan pada pembuluh darah, dan neutrofil datang untuk memerangi bakteri. Eksudat alveolus menjadi “sputum berkarat”.
  • 38. •HEPATISASI ABU-ABU: fibrin mendominasi gambaran, saat sel neutrofil dan sel darah merah (“abu-abu” karena perdarahan tidak lagi terjadi dan sel darah merah sudah hancur). Fibrin mungkin membentuk bola dalam alveoli sebagai “ikatan fibrin”. •RESOLUSI: plasmin membersihkan fibrin, dan paru- paru kembali menjadi normal (mudah-mudahan)
  • 39. •KOMPLIKASI: permukaan pleura yang terkena infeksi hampir selalu terlibat, bertanggung jawab terhadap nyeri dari pneumonia lobaris. Akan ada adesi fibrinosa, yang mungkin sembuh atau berubah menjadi jaringan paru
  • 40. •KOMPLIKASI: Pada pneumonia lobaris Klebsiella, stafilokokus, atau pseudomonas, seringkali terbentuk nekrosis dan abses, yang mana seringkali mengkomplikasi penyembuhan. Nekrosis jarang pada pneumonia pneumokokus.
  • 44. •KOMPLIKASI: jika infeksi menjadi sangat buruk pada rongga pleura, dia akan mengisinya dengan pus (“empiema”) dan hal ini perlu didrainase. (Hal ini adalah hal yang paling membantu yang seorang dokter dapat lakukan untuk pneumokokus pneumonia sebelum penisilin).
  • 46. •KOMPLIKASI: kadang-kadang fibrin dalam alveoli seringkali diorganisir, meninggalkan sebuah jaringan parut. •KOMPLIKASI: bakteri seringkali menyebar ke struktur lain (kantung perikardium, meninges)
  • 52.
  • 54. Tuberkulosis •Penyakit granulomatosa dapat menjadi agak luas. Disini berbagai granuloma yang tersambung di lapangan paru bagian atas dalam kasus tuberkulosis paru aktif
  • 55. Komplek Ghon di paru •Perhatikan granuloma sub pleura di bagian kanan bersama dengan granuloma di kelenjar limfe hilus, temuan khas bagi kompleks Ghon dari tuberkulosis primer
  • 57.
  • 65. Bagaimana TB menyebabkan cedera jaringan •Kuncinya adalah sel-sel yang mengandung mikobakterium virulen merekrut sel imun lain untuk menghancurkan jaringan disekitarnya, membuat mereka menjadi serbuk kaseosa (semua sel di daerah tersebut menjalani apoptosis dan menjadi berkeping- keping), yang mana diharapkan basilus bisa dibatukkan keluar.
  • 66. •Ide bahwa tubuh merespon berlebihan terhadap organisme yang dibenci telah dikonfirmasi dengan penemuan mikobakterium tidak virulen yang dimodifikasi secara genetik masih menginfeksi, tetapi tidak merekrut sel-sel lain, dan menyebabkan sedikit bahaya
  • 67. •TUBERKULOSIS PRIMER terjadi bila basilus TB pertama kali menginfeksi seseorang. •Lesi tunggal (FOKUS GHON) terjadi langsung dibawah pleura di bagian tengah (tengah antara apex dan basis – daerah dengan ventilasi terbaik) dari paru-paru.
  • 68. Fokus Ghon • Secara kasat mata, granuloma cenderung menjadi lesi fokal. Terlihat disini dalam sebuah kelenjar limfe hilus adalah sebuah granuloma. Granuloma karena agen infeksius seperti mikobakterium seringkali digambarkan sebagai “kaseosa” bila mereka memiliki nekrosis kaseosa yang jelas.
  • 69. •Basil-basil menemukan jalan mereka ke kelenjar llimfe regional, dan dalam beberapa minggu, granuloma memiliki dinding basil dalam dua lokasi. (kombinasi lesi di paru-paru dan kelenjar disebut KOMPLEKS GHON). Basil yang dapat hidup tetap dalam fokus / kompleks Ghon seumur hidup. •Banyak TB primer yang tidak menunjukkan gejala.
  • 70. •TUBERKULOSIS SEKUNDER (“TB aktif”, tuberkulosis post primer”, “tuberkulosis dewasa”, “tuberkulosis infeksi ulang”, “tuberkulosis kavitasi”) terjadi bila basil-basil lepas dari fokus Ghon asal atau lebih banyak basil yang masuk ke dalam tubuh dari luar.
  • 78.
  • 82. •Basil-basil mungkin dikeluarkan dari fokus Ghon oleh kanker yang menyerang atau “oleh penurunan daya tahan tubuh”. •Infeksi biasanya muncul kembali pada apex dari satu atau kedua paru-paru (“fokus-fokus Simon” – basil- basil TB sebenarnya memasuki aliran darah, tetapi tumbuh terbaik pada apex paru dimana oksigen paling banyak.) Hal ini adalah satu penyebab dari “pneumonia putih” (“pneumonia alba”, yang lain adalah sifilis).
  • 83. •Semakin baik imunitas cell-mediated, semakin klasik granulomanya •Neutrofil paling banyak saat caseosa mengalami erosi ke saluran pernapasan besar (bakteri yang sering ada dapat memasuki bahan mati). Juka ingat bahwa TB cenderung mengalami pengapuran (mudah bagi radiologis yang ingin mengatakan ini dari kanker)
  • 89. •Arrested TB adalah TB sekunder yang telah “mengapur” dan/atau sebagian besar diganti oleh kolagen
  • 90. TBtua
  • 91. •Sebaliknya, TUBERKULOSIS PARU PROGRESIF menyebar ke seluruh paru dan dapat menghasilkan “empiema tuberkulosis” dengan melibatkan rongga pleura. •Saat bagian besar dari paru menjalani nekrosis kaseosa, perluasan ke saluran pernapasan besar menyebabkan semua debris dibatukkan – demikianlah yang “diinginkan” oleh basil TB, karena dengan cara itulah dia ditularkan ke orang lain. Hasilnya adalah sebuah LUBANG.
  • 92. •TB juga rentan menginfeksi laring dan saluran pernapasan yang lebih besar (“TB trakeobronkial”) dan, karena basil-basil ditelan, mempengaruhi usus. •TB MILIER terjadi bila banyak basil-basil TB masuk ke aliran darah tetapi respon granulomatosa bagus. •Bila TB ruptur ke arteri pulmonalis, ada keterlibatan milier dari bagian paru-paru, sedangkan ruptur ke vena menghasilkan keterlibatan milier dari seluruh tubuh.
  • 93. •Sebenarnya membuat diagnosis untuk kasus yang dipertanyakan sulit meskipun di era kedokteran molekuler. Memerlukan waktu beberapa minggu untuk menumbuhkan mikroba. Saat ini teknik DNA tidak terlalu sensitif; penelitian gen untuk mendeteksi resistensi cukup baik untuk rifampin tetapi tidak untuk isoniazid.
  • 94. Tuberkulosi s • Ada granuloma yang tersebar, sebagian besar di lapang paru atas. Sebagian dari granuloma yang lebih besar memiliki kaseosa sentral. Penyakit granuloma paru secara kasat mata tampak sebagai nodul bundar dengan ukuran tidak teratur yang keras dan berwarna. Nodul yang lebih besar memiliki nekrosis sentral yang dikenal sebagai kaseosa – proses nekrosis yang melibatkan unsur nekrosis liquefaksi dan nekrosis koagulasi
  • 95. Tuberkulosis •Ini adalah contoh lain dari penyakit granulomatosa dari paru. Pola nodul-nodul yang lebih kecil yang memiliki kecenderungan keterlibatan lobus bagian atas menunjukkan proses granulomatosa dibandingkan dengan penyakit metastasis.
  • 96. Tuberkulosis • Pada inspeksi yang lebih dekat, granuloma memiliki daerah nekrosis kaseosa. Ini adalah penyakit granulomatosa yang sangat luas. Pola dari granuloma kaseosa multipel ini terutama pada lobus atas adalah karakteristik utama dari tuberkulosis sekunder (reaktivasi). Meskipun demikian, granuloma jamur (histoplasmosis, cyptococcosis, coccidioidomicosis) dapat menyerupai pola ini juga.
  • 97. Bagaimana kavitas terbentuk • Saat ada kaseosa luas dan granuloma melibatkan bronkus yang lebih besar, hal ini memungkinkan bagi pusat nekrosis yang lunak untuk mengalir keluar dan meninggalkan sebuah kavitas (lubang). Kavitasi adalah khas untuk granuloma besar dengan tuberkulosis. Kavitasi lebih sering di lobus atas.
  • 98. Sel raksasa Langhan merupakan gabungan sel- sel epiteloid (modifikasi makrofag)
  • 99. Kompleks Ghon • Ada granuloma sub pleura di lapang paru tengah di kanan. Dalam hilus ada granuloma kuning kecil dalam kelenjar limfe hilus dekat bronkus. Ini adalah “kompleks Ghon” yang merupakan karakteristik kasat mata dari tuberkulosis primer. Pada sebagian besar orang, penyakit granulomatosa tidak akan berkembang. Dari waktu ke waktu ukuran granuloma akan berkurang dan dapat mengapur, meninggalkan titik pengapuran pada radiografi dada yang menunjukkan penyakit granulomatosa.
  • 105. TB milier • Bila respon imun buruk atau dikalahkan oleh infeksi yang luas, maka memungkinkan untuk melihat pola kasat mata dari penyakit granulomatosa yang terlihat disini. Ini adalah pola granulomatosa “milier” karen ada banyak granuloma kecil, berukuran sekitar 2-4 mm, tersebar diseluruh parenkim paru. Pola milier mendapatkan namanya dari kemiripan dari granuloma dengan biji millet.
  • 107. •Pengingat: Pada kebanyak penyakit peradangan kronik, clubbing dari kuku (“perubahan Hippocratic”) seringkali muncul karena embolisasi megakariosit melalui saluran pembuluh darah yang terbentuk di paru-paru.
  • 109. •Sebagian besar tumor ganas primer paru adalah KARSINOMA BRONKOGENIK •“Jutaan kematian yang dilaporkan setiap tahun” tampaknya rendah di dunia dimana Rusia, Cina dan banyak negara miskin memiliki angka merokok yang lebih tinggi dibandingkan dengan Amerika Serikat, dimana merokok membunuh mungkin 160.000 orang setiap tahunnya.
  • 110. •Sebagian besar kanker paru-paru diam sampai mereka menjadi tidak dapat dioperasi lagi. Pasien-pasien yang beruntung dimana kankernya merupakan subtipe yang dapat dioperasi dan dideteksi sangat dini memiliki prognosis yang sangat baik (mungkin 60% bertahan hidup dengan tahap I, 40% tahap II)
  • 111. •Kanker paru menunjukkan hukum Nowell dalam aksinya, dengan mutasi disekitar epitel “normal”. Melakukan prognosis kanker paru dengan penanda genetik telah berlangsung sejak 1990-an, dan orang- orang yang meneliti berbagai mutasi sekarang melihat pada sekitar 100 gen.
  • 112. Faktor resiko kanker paru •Merokok •Radiasi •Inhalasi Asbestos •*debu metal tertentu •*chromium hexavalent •Uap tar batubara •Polusi kota •*Memelihara merpati
  • 113. Diagnosis Kanker Paru Untuk Pemula •Sel berlapis gepeng (sel skuamosa) •Adenokarsinoma •Sel besar tidak berdiferensiasi •Sel kecil tidak berdiferensiasi
  • 114. •Saat ini adeokarsinoma adalah yang paling sering. •Karsinoma sel skuamosa adalah kanker yang paling sering untuk pertengahan abat ke-20; sekarang dia menjadi tersering kedua •Varian sel kecil membentuk sekitar 15% •Sel besar sekarang mungkin paling sedikit karena tekanan pada patologis untuk membentuk karsinoma sel skuamosa dengan adenokarsinoma.
  • 115. •Kecenderungannya masih “laki-laki menderita lebih banyak kanker sel skuamosa dan sel “oat-cell”, wanita lebih banyak menderita adenokarsinoma. •Saat ini, sebuah massa paru lebih mungkin didiagnosis oleh patologis yang melakukan aspirasi jarum halus
  • 116. Pemain kunci dalam pemeriksaan gen: •Mutasi aktivasi Epidermal Growth Factor Reseptor (EGFR): 15% dari kanker “non-oat-cell” •Pengaturan kembali Anaplastic Lymphoma Kinase (ALK): 5% dari kanker “non-oat-cell” •Mutasi poin Kirsten Rat Sarcoma (KRAS) ada dalam sekitar 30% dari adenokarsinoma dan mengindikasikan bahwa pemeriksaan EGFR dan ALK tidak berguna, karena tumor berada pada jalur yang berbeda
  • 117. • Karsinoma “sel kecil” tidak dipertimbangkan sebagai penyakit bedah, dan biasanya memiliki respon awal yang baik terhadap kemoterapi • Tipe-tipe lain secara historis telah diterapi secara pembedahan jika memungkinkan, diradiasi sesuai kebutuhan, dan kadang-kadang memberi respon yang baik terhadap kemoterapi yang tidak ditarget. • Untuk adenokarsinoma tahap I yang direseksi untuk penyembuhan, sekitar 2/3 tetap sembuh.
  • 118. •Kemoterapi untuk kanker paru adalah bisnis yang mengecilkan hati sampai saat ini. •Apapun tipe histologinya, sebagian besar kanker paru muncul pada tahap IV (sangat tidak bisa dioperasi dan tidak bisa disembuhkan sama sekali)
  • 124. Karsinoma sel skuamosa • Ini adalah karsinoma sel skuamosa paru yang muncul secara sentral di paru-paru (sebagaimana yang dilakukan oleh karsinoma sel skuamosa). Kanker itu menyumbat bronkus utama kanan. Neoplasma sangat keras dan memiliki permukaan potongan putih pucat
  • 125. Karsinoma sel skuamosa • Karsinoma sel skuamosa ini yang mana satu bagian dari tumor menunjukkan kavitasi sentral, mungkin karena tumor menguasai suplai darahnya. Karsinoma sel skuamosa adalah satu dari keganasan primer yang sering terjadi dari paru dan paling sering ditemukan pada perokok
  • 129. Tambahan dari BMJ Best Practice •Paling banyak pada perokok dewasa yang lebih tua dan bekas perokok. •Gejala yang paling sering ada adalah batuk, nyeri dada, batuk darah, sesak, dan penuranan berat badan
  • 130. Bentuk kanker paru yang paling sering •Adenokarsinoma (“adenocarcinoma”) •Karsinoma sel skuamosa (“squamous cell carcinoma”) •Karsinoma sel besar (“large cell carcinoma”) •BMJ Best Practice
  • 131. •Merokok merupakan faktor resiko utama (90-90%, perkiraan bervariasi) •Tumor tumbuh dimana-mana di bronki, seringkali dekat hilus. Karsinoma sel skuamosa besar cenderung membentuk kavitasi. Seringkali perdarahan ke kavitasi dan keluar melalui mulit merupakan kejadian akhir
  • 132. Adenokarsinoma •Patologi saat ini mungkin juga menyebut adenokarsinoma jika sebuah tumor positif kuat untuk TTF-1 atau “napsin A” (tidak menghasilkan lendir) •75-90% dari pasien adenokarsinoma adalah perokok •Bukan perokok dengan adenokarsinoma paru tahap 1 diketahui memiliki prognosis lebih baik •Sebagian besar adenokarsinoma tumbuh di perifer bawah atau dekat pleura
  • 136. Kanker perifer • Ini adalah adenokarsinoma perifer paru. Adenokarsinoma dan karsinoma anaplastik sel besar cenderung terjadi lebih perifer di paru. Lebih sering pada bukan perokok dan perokok yang telah berhenti. Jika tumor ini terbatas ke paru- paru, maka reseksi memiki kesempatan yang lebih besar untuk sembuh. Tampilan tersendiri dari tumor ini menunjukkan bahwa tumor ini primer dibandingkan dengan metastasis.
  • 140. •Adenokarsinoma tumbuh dalam jaringan parut di paru-paru, termasuk TB lama, infark lama, dan luka fisik. •Histologi berhubungan dengan prognosis untuk tumor-tumor kecil; sedangkan tumor yang besar sangat mematikan.
  • 141. •Karena karsinoma bronkoalveolar “murni” menunjukkan tidak ada bukti invasi stroma, maka gambaran terbaiknya adalah “karsinoma in situ”, dan sebagian orang sudah memanggilnya demikian. Sekarang ini adalah kanker paru yang sering “ditemukan” pada skrining CT scan dan disembuhkan secara pembedahan.
  • 142. Bronkioalveolar karsinoma • Ini adalah adenokarsinoma-in-situ. Tampak disini adalah varian yang muncul kasat mata sebagai daerah yang kurang berbatas jelas menyerupai konsolidasi pneumonia. Massa yang tidak berbatas jelas melibatkan lobus atas ke arah kanan memiliki tampilan pucat keabu-abuan.
  • 147. •Tumor ini tumbuh lambat tetap sangat mematikan kecuali ia adalah lesi kecil yang dapat direseksi. Beberapa mungkin jinak, tetapi tidak seorang pun mengetahui bagaimana mengenal ini.
  • 153. • Secara histologi, tumor ini dibentuk oleh sel-sel besar dengan banyak sitoplasma dan menunjukkan tidak ada gambaran adenokarsinoma atau karsinoma sel skuamosa pada H&E. Saaat ini sebagian akan didefinisikan sebagai “karsinoma skuamosa” atau “adenokarsinoma” jika mereka menunjukkan salah satu penanda. • Paling berhubungan dengan merokok (90-99%, perkiraan bervariasi). Tumor ini tumbuh dimanapun di paru-paru. Jarang sembuh dan kematian datang dengan cepat.
  • 154. Karsinoma tidak berdiferensiasi sel kecil (“sel oat”)
  • 155. Karsinoma sel oat • Tumbuh secara sentral di paru-paru dan menyebar secara luas. Potongan permukaan tumor ini memiliki tampilan lunak, berlobus, putih dan berwarna. Tumor ini menyebabkan sumbatan dari bronkus utama ke paru kiri sehingga paru- paru distal kolaps. Karsinoma sel oat sangat agresif dan seringkali bermetastasis secara luas sebelum massa tumor utama di paru mencapai ukuran besar
  • 156. Karsinoma sel oat • Karsinoa sel oat menyebar disepanjang bronki. Daerah bulat hitam berbintik-bintik mewakili kelenjar limfe hilus dengan karsinoma metastasis. Tumor ini lebih sesuai dengan kemoterapi dibandingkan dengan terapi radiasi atau pembedahan, tetapi prognosisnya masih buruk. Karsinoma sel oat terjadi hampir eksklusif pada perokok.
  • 163. Histopatolog i karsinoma sel kecil dari paru. Biopsi jarum halus dipandu CT
  • 164. •Sekitar 15% dari kanker paru utama yang sangat dikenal, sangat berbeda dan kanker yang sangat dibenci. •“Sel asal” adalah sel Kulchitsky (APUD) dari epitel bronkus. •Hampir semua (99+%) tumor berkaitan dengan merokok. •Karsinoma sel kecil tumbuh dimanapun di paru-paru, paling sering dekat hilus, dan secara cepat menyebar sepanjang bronki
  • 165. •Tumor ini terdiri dari sel kecil (dua kali ukuran limfosit) dengan sitoplasma yang sangat kecil (“sel biru kecil”, “sel oat”), dengan banyak mitosis dan biasanya banyak nekrosis. •Seperti sel-sel K dari mana mereka tumbuh, karsinoma “sel kecil” juga dikenal karena mensekresikan banyak bahan berbeda.
  • 166. •Diantara bahan yang dikeluarkan adalah ACTH, hADH, neurofisin, *bradikinin, *kalsitonin, *hormon pertumbuhan, *histamin, *lipoprotein, *oksitosin, *prolaktin, *somatostatin, *beberapa enzim yang berbeda.
  • 167. •Respon awal sel oat terhadap kemoterapi biasanya sangat baik. •Sebagian besar kasus kambuh dan mati, tapi kadang- kadang sembuh dari penyakit dini sudah mulai ada •Berhenti merokok sesudah kanker paru tampaknya memberikan sebagian peningkatan dalam bertahan hidup
  • 168. •Manifestasi dari karsinoma bronkogenik: batuk, nyeri dada, sesak nafas, dan/atau (terutama) kehilangan berat badan. •Penyakit ini paling sering tidak bisa direseksi saat pasien datang ke dokter
  • 169. Masalah akibat perluasan tumor ke dada • Sumbatan vena cava superior • Nyeri pada bahu dan lengan atas karena invasi ke pleksus bronkus • Sumbatan bronkus dengan hiperinflasi, atelektasis, dan pneumonia obstruktif dibelakang massa yang menonjol • Efusi pleura • Keterlibatan saraf laring berulang (mengakibatkan suara serak) • Tanda Horner (konstriksi pupil, kelopak mata turun, kehilangan keringat disekitar kulit; akibat invasi dari rantai simpatik leher)
  • 170. Penyakit metastasis • Sangat sering terjadi bagi kanker paru untuk ada sebagai tumor otak. • Sel oat terkenal untuk masalah ini, tetapi berbagai jenis yang sering terjadi dapat melakukan hal ini
  • 172. •Karsinoma bronkogenik seringkali melibatkan otak, tulang, hati, adrenal, ginjal, jantung, pleura, dan kulit; tidak ada organ yang imun
  • 173. Adrenal “mets” •Hal ini mungkin menyebabkan insufisiensi adrenal
  • 175. Manifestasi diluar paru • Sindrom Cushing (tumor sel kecil memproduksi ACTH) • Hiponatremia • Hiperkalsemia – ini mungkin bersifat “humoral” atau karena metastasis ke tulang • Kebutaan dan demensia • Sindrom myasthenia • “karsinoma sel oat menyebabkan autoantibodi terhadap sistem saraf karena sel-sel kanker dari neural crest dan tubuh memerangi mereka.”
  • 176. •“clubbing of digits” •Acanthosis nigricans, dermatomiositis, trombi marantik pada katup, tromboflebitis, dan sindrom paraneoplastik yang kurang sering lainnya
  • 179. •Karsinoma nasofaring – cukup sering • 25% karsinoma sel skuamosa yang mengalami keratinisasi • 15% non-keratinisasi • 60% tidak berdiferensiasi •Kelainan kongenital • Berbagai bentuk fistula trakeo-esofagus. Bayi baru lahir tersedak dan menjadi biru saat makan.
  • 180. Sinusitis • Jalan keluar drainase bagi sebagian sinus, termasuk maksila, adalah setinggi setengah dinding, mengundang berkumpulnya sekresi dan infeksi bakteri • Udem (alergi, infeksi) disekitar lubang keluar sinus membuat lingkaran setan, dengan tidak adanya drainase diikuti oleh infeksi bakteri, diikuti oleh sumbagan tambahan. • Komplikasi yang paling serius adalah infeksi dari sinus kavernosus dan struktur disekitarnya. Meskipun masalah sinus sering terjadi, komplikasii yang serius jarang terjadi
  • 185. Infeksi tenggorokan dan laring •Pilek dan laringitis virus •Epiglotitis seringkali disebabkan oleh infeksi oleh Hemofilus influenza. Sumbatan jalan napas merupakan masalah utama. •Laringotrakeobronkitis seringkali karena virus, khusus virus parainfluenza
  • 186. •Trauma seringkali disebabkan oleh intubasi •Benda asing pada trakea dapat menyebabkan kematian mendadak, terutama pada balita dan orang dewasa yang mabuk •Nodul laring adalah polip fibroepitelial jinak pada pita suara dari mereka yang sering menggunakan suara mereka – penyanyi, guru. Tampil sebagai serak dan mudah disingkirkan.
  • 187. Ulkus tekanan di laring • Dibawah pita suara di laring ini ada ulkus besar. Ulkus sub glotis ini dihasilkan oleh intubasi endotrake yang lama dimana balon dari tabung endotrakea menekan terlalu ketat. Jadi, ulkus dapat dihasilkan oleh tekanan mekanik. Kenyataannya, “ulkus tekanan” atau “ulkus dekubitus” dapat terbentuk pada kulit yang berada pada penonjolan tulang pada orang yang lama tinggal di tempat tidur.
  • 188. •Displasia epitel laring: pre-kanker, lebih atau kurang agresif bergantung pada bagaimana penampilannya.
  • 190. •Kanker laring sangat sering terjadi, dan hampir selalu karsinoma sel skuamosa karena merokok. •Pengguna ethanol juga merupakan faktor resiko •HPV-16 seringkali ada
  • 193. Efusi pleura •Cairan dalam rongga pleura •Sebelum anda dapat melihatnya pada rontgen, harus ada sekitar 700 ml •Masing-masing sisi dapat menampung sekitar 4.000 ml jika paru-paru kolaps •Efusi menyebabkan ateletaksis dan menghambat gerakan paru-paru
  • 194. •TRANSUDAT: gagal jantung kongestif, sindrom nefrotik, sirosis •HIDROTORAKS: efusi pleura berupa transudat atau eksudat serosa •HEMOTORAKS: efusi pleura berupa darah
  • 198. •PIOTORAKS atau EMPIEMA: efusi pleura berupa pus •KILOTORAKS (CHYLOTHORAX) akibat cedera pada duktus torasikus
  • 200. •PNEUMOTORAKS: udara dalam rongga pleura, misalnya paru-paru telah kolaps •Ini dapat disebabkan oleh luka pada dinding dada, atau dari robekan di pleura viseral atau dari tumor atau cedera •Pneumotoraks paling serius (“tension pneumothorax”) jika lipatan seperti katup di rongga visceral memungkinkan udara masuk ke paru-paru tetapi tidak keluar
  • 202. • PLAQUE PLEURA dari kolagen padat tidak berbahaya tetapi merupakan penanda paparan asbestos.
  • 203. Sumber •Friedlander, E. (2014) ‘Respiratory Disease’, (Online). Available: http://www.pathguy.com/lectures/resp.htm (Accessed, April 19, 2014)

Hinweis der Redaktion

  1. Bronchopneumonia affects one or more lobes, being frequently bilateral and basal. Macroscopically, one can identify multiple foci of condensation (1 - 3 cm diameter), white-yellowish, imprecisely circumscribed, centered by bronchiole, separated by normal lung parenchyma. In children, it has a tendency to confluence, resulting in large condensation area (pseudolobar pneumonia)
  2. Microscopy : foci of inflammatory condensation centered by a bronchiole with acute bronchiolitis (suppurative exudate rich in neutrophils in the lumen, foci of ulceration of the epithelium and parietal inflammation). The alveolar lumens surrounding the bronchia are filled with neutrophils ("leukocytic alveolitis"). Capillaries in the alveolar walls show congestion. Inflammatory foci are separated by normal, aerated parenchyma.
  3. The cut surface of this lung demonstrates the typical appearance of a bronchopneumonia with areas of tan-yellow consolidation. Remaining lung is dark red because of marked pulmonary congestion. Bronchopneumonia (lobular pneumonia) is characterized by patchy areas of pulmonary consolidation. These areas become almost confluent in the left lower lobe on the bottom left of the photograph.The areas of consolidation are firmer than the surrounding lung.This radiograph demonstrates patchy infiltrates consistent with a bronchopneumonia from a bacterial infection. Typical organisms include Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Hemophilus influenzae, Klebsiella pneumoniae, among others.
  4. At the left the alveoli are filled with a neutrophilic exudate that corresponds to the areas of consolidation seen grossly with the bronchopneumonia. This contrasts with the aerated lung on the right of this photomicrograph.
  5. At higher magnification can be seen a patchy area of alveoli that are filled with inflammatory cells. The alveolar structure is still maintained, which is why a pneumonia often resolves with minimal residual destruction or damage to the lung.
  6. At high magnification, the alveolar exudate of mainly neutrophils is seen. The surrounding alveolar walls have capillaries that are dilated and filled with RBC's. Such an exudative process is typical for bacterial infection. This exudate gives rise to the productive cough of purulent yellow sputum seen with bacterial pneumonias.
  7. More virulent bacteria and/or more severe pneumonias can be associated with destruction of lung tissue and hemorrhage. Here, alveolar walls are no longer visible because there is early abscess formation. There is also hemorrhage.
  8. At higher magnification, early abscessing pneumonia is shown. Alveolar walls are not clearly seen, only sheets of neutrophils.
  9. This more focal abscess containing a neutrophilic exudate as well as dark blue bacterial colonies suggests aspiration or hematogenous spread of infection to the lung. Aspirated material from the oral-pharyngeal region contains bacterial flora. Hematogenous spread of infection to lungs could occur from septicemia or from infective endocarditis involving the right side of the heart.
  10. Case 66. Aspiration pneumonia (69 y-o F)     Pneumonia seen in a dysphagic patient suffering from esophageal cancer       E. coli antigens (lipopolysaccharides) are demonstrated in the cytoplasm of phagocytic cells (immunostaining). Opportunistic infection of Gram-negative enteric bacteria is indicated.
  11. Case 66. Reference case 66A     Foreign body granulomatous reaction around the respiratory bronchiole (HE).       In this case, bronchopneumonia is associated with foreign body reaction against aspirated food material. Pathogens are commonly anerobic oral flora, includingStreptococcusviridans group
  12. Aspiration bronchopneumonia appears when early respiratory movements during labor, facilitate filling of alveolar ducts and alveolar lumens with elements of amniotic fluid : amniotic cells, squames and squamous cells from fetal skin, lanugo,meconium. Reduced inflammatory infiltrate (neutrophils) and capillary congestion is present. (H&E, ob. x20)
  13. There is a localized foreign body giant cell response to the aspirated material seen here at high magnification. Aspirated material may also produce inflammation from chemical irritation, as with gastric contents.
  14. This foreign body is a fragment of pulse. Pulses are seeds of leguminous plants--beans, peas, lentils, peanuts. When these particles are found in the lung, they are diagnostic of aspiration. The diagnosis is aspiration pneumonia.
  15. Case 67. Pseudomonas pneumonia (39 y-o M)     Autopsied lung in a leukemia patient after chemotherapy, accompanyingPseudomonas septicemia       Methylene blue stain identifies numerous rods clustered along the alveolar septa.
  16. This is an abscessing bronchopneumonia in which several abscesseswith irregular, rough-surfaced walls are seen within areas of tan consolidation. Lung abscesses, if large enough, will contain liquefied necrotic material and purulent exudate that often results in an air-fluid level by chest radiograph in the abscess.
  17. Seen here are two lung abscesses, one in the upper lobe and one in the lower lobe of this left lung. There are adjacent areas of tan consolidation with bronchopneumonia. An abscess is a complication of severe pneumonia, most typically from virulent organisms such asStaphylococcusaureus. Abscesses are often complications of aspiration, where they appear more frequently in the right posterior lung.
  18. Seen here are lung abscesses grossly in which the purulent exudate has drained following sectioning to reveal the abscess cavities. Abscesses can be a source for septicemia and are difficult to treat.
  19. The pleural surface left demonstrates thick yellow-tan purulent exudateand the pleural cavity is filled with purulent exudate. This is anempyema. Pneumonia may be complicated by a pleuritis. Initially, there may just be an effusion into the pleural space. There may also be a fibrinouspleuritis. However, bacterial infections of lung can spread to the pleura to produce a purulent pleuritis. A collection of pus in the pleural space is known as empyema.
  20. This is a lobar pneumonia in which consolidation of the entire left upper lobe has occurred. This pattern is much less common than the bronchopneumonia pattern. In part, this is due to the fact that most lobar pneumonias are due to Streptococcus pneumoniae (pneumococcus) and for decades, these have responded well to penicillin therapy so that advanced, severe cases are not seen as frequently. However, pneumoccoci, like most other bacteria, are developing more resistance to antibiotics. Severe pneumococcal pneumonia still occurs, even in young to middle aged persons (not just the very young and the very old) and has a mortality rate of 20%!
  21. A closer view of the lobar pneumonia demonstrates the distinct difference between the upper lobe and the consolidated lower lobe. Radiographically, areas of consolidation appear as infiltrates.
  22. Pulmonary tuberculosis. Tuberculous granuloma is localized in the pulmonary interstitium, compressing the surrounding alveoli and destroing the parenchyma. (Hematoxylin-eosin, ob. x4) (For detailed histological description of granuloma, seetuberculous granuloma.)
  23. Case 76. Reference case 76A     Caseous granuloma at the periphery of the lung (gross findings).       Within the central caseation, pre-existing structures such as vessels and bronchioles can be traced, indicating coagulation necrosis.
  24. On closer inspection, caseous tan necrotic tissue is seen to constitute the granulomas in this gross appearance of a Ghon complex. Most patients with primary tuberculosis are asymptomatic, and the granulomas resolve.
  25. Extensive cavitation of multiple granulomas of lung are typical for secondary tuberculosis from reactivation of primary infection or reinfection as an adult. Such lesions have a predilection for appearance in the upper lobes of the lung (left)The caseous necrosis is extensive, and cavitation is prominent. Such patients can be highly infectious (right)
  26. The small millet seed sized granulomas in this lung are typical for miliary tuberculosis (left)Miliary tuberculosis, as seen here, typically occurs when resistance to mycobacterial infection is poor (right)
  27. Note the pink, amorphous region in the center of this granuloma at the upper right, and ringed by epithelioid cells at the left and lower areas of this photomicrograph. This is the microscopic appearance of caseous necrosis.
  28. Elongated epithelioid cells, which are transformed from macrophages, as well as a Langhans giant cell (a committee of macrophages with the nuclei arranged at the periphery) are shown here.
  29. An acid fast stain is used to diagnose the presence of mycobacteria in tissue and cytologic preparations. Note the thin red rod-like organisms.
  30. More sensitive than an acid fast stain, this auramine stain requires fluorescence microscopy. Note the yellow-orange rod-like mycobacteria. Of course, the most sensitive method for detection of mycobacteria is microbiologic culture.
  31. This spleen shows a miliary pattern of granulomatous inflammation, with numerous small tan granulomas. This suggests a poor immune response. This patient had AIDS. The infection turned out to beMycobacterium avium-intracellulare (MAI), also known asMycobacterium avium-complex (MAC).
  32. With a poor immune response to the agents producing granulomatous inflammation, there can be extensive spread of infection with the production of a "miliary" pattern of granulomas, as seen here in the lung of a patient with miliary tuberculosis. The 1 to 2 mm granulomas are scattered around like millet seeds (millet is a type of cereal grain).
  33. Here is another more focal abscess in the lung. The alveoli in that area have been destroyed.
  34. CT appearance: CT shows multiple, small (1-3 mm) nodules that are randomly positioned in the parenchyma, and along the pleura and fissures. They are especially well seen in the right upper lobe. This random pattern is the CT equivalent of a miliary pattern and is distinguished from a pure centrilobular pattern by nodules seen at the pleural surfaces and at the ends of vessels. The nodules appear randomly, rather than uniformly, spaced, as in centrilobular nodules
  35. Active stages: This picture of a multilobular consolidation shows central necrosis (between arrows). After liquifaction, this material could be discharged into an airway. Note also the small, white, satellite, centrilobular nodules, which represent past bronchial and bronchiolar spread.The faint lines (single arrow) represent interlobular septa thought to be widened by edema. A centrilobular nodule lies just to the left of the arrow. Note that the septal lines surround the nodule to form a polygon that defines the lobule.
  36. The oldest lesion is an irregular, mass-like consolidation with central cavitation anteriorly on the right. Several other focal consolidations, one cavitary and two bordering the fissure, are also present. Architectural distortion about the large cavity, and focal retraction of the major fissure adjacent to a focal consolidation are consistent with fibrosis. These consolidations likely developed from coalescence of centrilobular nodules.More recent endobronchial spread of tuberculosis is seen as the smaller, branching opacities, which represent diseased bronchi/ioles, and the small centrilobular nodules (2-4 mm), which represent bronchiolar/acinar disease. As these become confluent, larger macronodules may form, as seen as a solitary nodule in the left upper lobe.
  37. The arrow marks a centrilobular nodule that is coalescing with two similar nodules below it to form a macronodule. The dark blue center represents lumenal exudate.The macronodules enlarge and merge to form the larger consolidations with irregular margins, which represent continuing endobronchial spread of disease.
  38. Tuberculosis is caused by Mycobacterium tuberculosis. This disease is on the rise and the causative agent is gaining resistance to current medications. The characteristic lesion of TB is a caseating (cheesy) granuloma. Caseous material is not seen in this particular slide. In general, a granuloma is characterized by an aggregation of modified macrophages, called epithelioid cells because of their resemblance to squamous epithelial cells. Epithelioid cells may fuse to form a giant cell (Langhan's cell). A Langhan's cell is seen in the bottom left hand corner of this slide-the large pink cell with about 20 nuclei arranged in a horseshoe shape. Granulomas are found in many diseases-sarcoidosis for example. However, caseating granulomas are found in relatively few diseases e.g. TB and some of the fungal infections.
  39. Well-defined granulomas are seen here. They have rounded outlines. The one toward the center of the photograph contains several Langhans giant cells. Granulomas are composed of transformed macrophages called epithelioid cells along with lymphocytes, occasional PMN's, plasma cells, and fibroblasts. The localized, small appearance of these granulomas suggests that the immune response is fairly good.
  40. At low magnification, this photomicrograph reveals multiple granulomas. Granulomatous disease by chest radiograph can appear as reticulonodular densities.
  41. The edge of a granuloma is shown here at high magnification. At the upper right is amorphous pink caseous material composed of the necrotic elements of the granuloma as well as the infectious organisms. This area is ringed by the inflammatory component with epithelioid cells, lymphocytes, and fibroblasts.
  42. At high magnification, the granuloma demonstrates that the epithelioid macrophages are elongated with long, pale nuclei and pink cytoplasm. The macrophages organize into committees called giant cells. The typical giant cell for infectious granulomas is called a Langhans giant cell and has the nuclei lined up along one edge of the cell. The process of granulomatous inflammation takes place over months to years. (Did you ever hear of a committee action that was completed in a short time? Think of a granuloma as a "task force".)
  43. In order to find the mycobacteria in a tissue section, a stain for acid fast bacilli is done (AFB stain). The mycobacteria stain as red rods, as seen here at high magnification.
  44. At closer range, the miliary pattern is seen throughout the lung. Dissemination of the infectious agent (M. tuberculosis, fungi) may produce a similar pattern in other organs.
  45. This is another sqamous cell carcinoma that extends from hilum to pleura. The black areas represent anthracotic pigment trapped in the tumor.
  46. The specimen consists of the right lung, which has been bisected to display a tumour which arises from the main bronchus, approximately 1 cm below the origin of the upper lobe bronchus, and extends behind the bronchus into the adjacent lymph nodes, forming a tumour mass some 6 cm in diameter. The lower and middle lobes have collapsed secondary to the bronchial obstruction, and the cut surface shows fine, yellow flecking, while the bronchi contain yellowish, thick pus.
  47. Nests of tumor have small cells at the edge and larger, more differentiated cells with more cytoplasm centrally. Intercellular bridges (desmosomes) or keratin pearls (arrow) must be present for diagnosis.
  48. Intercellular bridges are present between tumor cells (area below arrow).
  49. This is the microscopic appearance of squamous cell carcinoma with nests of polygonal cells with pink cytoplasm and distinct cell borders. The nuclei are hyperchromatic and angular.
  50. In this squamous cell carcinoma at the upper left is a "squamous eddy" with a keratin pearl. At the right, the tumor is less differentiated and several dark mitotic figures are seen.
  51. Squamous cell carcinoma involving a subsegmental bronchus with distal chronic obstructive pneumonia. The tumor is seen as a rounded nodule, approximately 2 cm in diameter, proximal to a more irregular focus of chronic obstructive pneumonia with fibrosis.
  52. BMJ Best Practice March 6, 2014
  53. The tumor is an adenocarcinoma because it lines spaces, forms glands, and produces mucin. The lack of cohesion of the cells is a postmortem artefact.
  54. This subpleural metastatic deposit of tumor shows gland formation. The arrow points to tumor in a lymphatic, the presumed route of the tumor to this site.
  55. LOWER RESPIRATORY TRACT: SOLID ADENOCARCINOMA WITH MUCIN PRODUCTIONThis poorly differentiated (solid) adenocarcinoma shows many cells with mucin vacuoles stained with digested PAS. The vacuoles were difficult to see on routine sections, and the case had originally been classified as large cell carcinoma.
  56. LOWER RESPIRATORY TRACT: ADENOCARCINOMAThis lobectomy specimen shows a lobulated, somewhat glistening mass.
  57. Microscopically, the adenocarcinoma-in-situ (formerly bronchioloalveolar carcinoma) is composed of columnar cells that proliferate along the framework of alveolar septae, a so-caled "lepidic" growth pattern. The neoplastic cells are well-differentiated. These neoplasms, a form of adenocarcinoma, in general have a better prognosis than most other primary lung cancers, but they may not be detected at a low stage.
  58. The lungs were heavy (R 2020 g, L 1950 g; normal 250 g apiece). This slice of the left lung shows multiple, grey consolidations of various size and shape scattered throughout both lobes. The bronchi appear patent but contained clear mucus. The parenchyma also has a glistening, mucoid appearance that is evident to the left of the main airway and elsewhere (highlights). Between the consolidations, lung parenchyma is somewhat firmer than normal. There is no evidence of fibrosis. Vessels are patent.
  59. LOWER RESPIRATORY TRACT: BRONCHIOLOALVEOLAR CARCINOMA, NONMUCINOUS TYPEThis gross photograph is from the lungs of a patient who died of widespread bilateral BAC. A cut surface of the formalin-inflated lungs shows multiple, small, gray-white nodules with absence of necrosis, hemorrhage, or architectural distortion. The bronchi course normally through the lung tissue, and the presence of air bronchogramsradiographically in such cases is not surprising.
  60. LOWER RESPIRATORY TRACT: MUCIN STAINING IN BRONCHIOLOALVEOLAR CARCINOMADespite the fact that this BAC does not have obvious goblet cell features and the cells are eosinophilic, there is abundant luminal mucus secretion, in addition to occasional cells with intracytoplasmicmucin production as seen with a digested PAS stain.A histologic section shows a proliferation of atypical cells along the alveolar walls (A).
  61. Tumor cells have abundant cytoplasm, clumped chromatin (blue), and pink nucleoli (arrow), but no evidence of gland formation, mucin production, bridges, or pearls. A giant cell variant occurs.
  62. LOWER RESPIRATORY TRACT: LARGE CELL CARCINOMA This large cell carcinoma at autopsy shows a large multilobulated tumor adjacent to the hilum. A metastatically involved lymph node is present next to the bronchus.
  63. LOWER RESPIRATORY TRACT: LARGE CELL CARCINOMAThe corresponding surgical resection shows neoplastic cells with abundant pale eosinophilic cytoplasm and a surrounding infiltrate of inflammatory cells which can also be seen among the tumor cells in the fine needle aspirate specimen.A histologic section shows a proliferation of atypical cells along the alveolar walls (A).
  64. This is the microscopic pattern of a small cell anaplastic (oat cell) carcinoma in which small dark blue cells with minimal cytoplasm are packed together in sheets.
  65. Azzopardi phenomenon: In necrotic areas of tumor, dark blue DNA liberated from dead cells sometimes coats vessel walls (arrow). The tumor cells surrounding the vessels show coagulative necrosis. The pink area at the lower right shows karyolysis of tumor nuclei.
  66. Vascular invasion of tumor:The rounded nests of tumor with central necrosis (arrow) lie in a distended vein. Such tumor may be disseminated systemically.
  67. Spindled cells: Here, tumor cells show elongation or spindling of nuclei, a common feature of all types of neuroendocrine tumor from tumorlet to small cell carcinoma. The small, dark nuclei represent dying tumor cells, mitotic figures, or lymphocytes.
  68. Oat Cell CarcinomaThis is the same as small cell bronchogenic carcinoma. It is highly malignant and spreads very quickly.In this picture you can see how the cells mould one another, revealing their epithelial origin. You can find several cells with pyknotic or karyorrhecic nuclei. You can see some outlines of dead cells too, and some oftheir protein debris.If you have sharp eyes, you may even see a pigment-laden macrophage. The pigment may be iron from bleeding, or pigment from tobacco itself.Oat cell carcinomas never make much of a fibrous stroma.Of course there is no normal lung tissue left. This form of lung cancer occurs only in smokers. The rare exceptions have been in uranium / radium miners.Oat cell carcinoma usually responds well to chemotherapy and stays in remission for at least a few months.
  69. LOWER RESPIRATORY TRACT: SMALL CELL CARCINOMACross section of this surgically resected tumor shows peribronchial and perivascular infiltration by a white soft tumor which also involves a hilar lymph node.
  70. Congenital and pediatric neoplasms are uncommon. One type that can occur is a teratoma. Shown here is a large nasopharyngeal teratoma that is protruding from the oral cavity.
  71. CT scan and MR of the brain revealed a heterogeneous mass which filled the paranasal sinuses and nasal cavity, with erosion of the right orbital roof, posterior wall of the sphenoid sinus, posterior wall of the right frontal sinus, bilateral fovea ethmoidalis and cribriform plates. The mass extended into the right orbit, through an eroded lamina papyracea. In addition, MR of the skull base, paranasal sinuses and brain revealed an obstructed concha bullosa on the left. The findings of the CT and MR studies were interpreted as most likely representing polyposis of the paranasal sinuses and nasal cavities.
  72. Structures of the bronchovascular bundle are marked: B = bronchiole, A = pulmonary artery, V = vein, L = lymphatic. Some small bronchial veins that are filled with blood lie to the left of the airway.Note that the veins have thin walls. The artery is narrow and has a thick muscular wall. The endothelial lining of the lymphatics is not visible.Anomali: Presence of large veins in the bronchovascular bundle. Normally, large veins do not accompany the pulmonary artery; they are situated in the interlobular septa. In this case, large veins were present in most bronchovascular bundles of small bronchi and bronchioles. In some cases of this entity, the anomalous veins may not be present in every bundle.
  73. Metaplasia of laryngeal respiratory epithelium has occurred here in a smoker. The chronic irritation has led to an exchanging of one type of epithelium (the normal respiratory epithelium at the right) for another (the more resilient squamous epithelium at the left). Metaplasia is not a normal physiologic process and may be the first step toward neoplasia.