SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 127
Downloaden Sie, um offline zu lesen
i
PEDOMAN
PEMINATAN PESERTA DIDIK
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
2013
DRAF 2
ii
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan
dan Penjaminan Mutu Pendidikan
Komplek Kemdikbud Gedung D Lantai 17
Jl. Jenderal Sudirman Pintu 1 Senayan Jakarta Pusat, 10270
Telp./Fax. (021) 57946110
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan
Penjaminan Mutu Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan
dukungan tim pengembang berhasil menyusun Pedoman Peminatan Peserta
Didik dalam Implementasi Kurikulum 2013.
Peminatan dalam pedoman ini mencakup peminatan kelompok mata
pelajaran dan mata pelajaran untuk peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
SMK yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan terintegrasi dalam
program pelayanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan, khususnya
dalam jenjang pendidikan dasar dan menengah. Artinya, program pelayanan
bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan harus memuat pelayanan
peminatan baik kelompok mata pelajaran maupun mata pelajaran. Upaya ini
mengacu kepada program pelaksanaan kurikulum tahun 2013, khususnya terkait
dengan peminatan akademik, peminatan kejuruan, pilihan lintas minat atau
pendalaman mata pelajaran, dan peminatan studi lanjutan. Program bimbingan
dan konseling dengan peminatan sepenuhnya berada di bawah tanggung jawab
Guru Bimbingan dan Konseling (Guru BK) atau Konselor di setiap satuan
pendidikan.
Dalam konstruk dan isinya kurikulum tahun 2013 mementingkan
terselenggaranya proses pembelajaran secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif
serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan peserta didik. Proses belajar
yang dilakukan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) dengan
penilaian hasil belajar berbasis proses dan produk. Untuk ini, selain memuat isi
kurikulum dalam bentuk mata pelajaran dan kegiatan lainnya, Kurikulum Tahun
2013 menyajikan kelompok mata pelajaran wajib, mata pelajaran peminatan, dan
mata pelajaran pilihan untuk pendidikan menengah yang diikuti peserta didik
sepanjang masa studi mereka. Kelompok mata pelajaran peminatan meliputi
peminatan akademik, kejuruan, lintas mata pelajaran atau pendalaman mata
pelajaran dan peminatan studi lanjutan. Untuk SMA/MA peminatan akademik
meliputi peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, peminatan Ilmu-Ilmu
Sosial dan peminatan Bahasa dan Budaya; sedangkan untuk SMK meliputi
peminatan Akademik dan Kejuruan. Guru BK/Konselor membantu peserta didik
dalam memenuhi Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran untuk
peserta didik sesuai dengan kemampuan dasar umum, bakat, minat dan
kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik.
Peminatan memberikan kesempatan yang cukup luas bagi peserta didik
untuk menempatkan diri pada jalur yang lebih tepat dalam rangka penyelesaian
studi secara terarah, sukses, dan jelas dalam arah pendidikan selanjutnya.
Wilayah Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran bagi peserta
didik ini, dalam keseluruhan program pendidikan satuan pendidikan dasar dan
menengah merupakan bidang pelayanan BK yang menjadi wilayah manajemen
BK dan wilayah tugas pokok Guru BK/Konselor dalam kerangka keseluruhan
program pelayanan BK pada satuan pendidikan. Pendalaman materi mata
iv
pelajaran merupakan bidang pelayanan pembelajaran yang menjadi wilayah
manajemen pembelajaran dan wilayah tugas pokok Guru Mata Pelajaran dalam
kerangka keseluruhan program pembelajaran pada satuan pendidikan. Pedoman
ini digunakan sebagai acuan bagi Guru BK/Konselor dalam melaksanakan
Peminatan dan bagi fihak-fihak terkait dalam menentukan kebijakan terkait
implementasi kurikulum 2013 di tingkat satuan pendidikan. Pedoman ini sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan Pelatihan Implementasi Kurikulum
2013.
Kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam penyusunan
pedoman ini, kami ucapkan terima kasih dan penghargaan atas dedikasi dan
sumbangan pemikirannya. Semoga pedoman ini dapat memberi manfaat positif
dalam implementasi kurikulum guna meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Jakarta, Maret 2013
Kepala Badan PSDMP dan PMP
Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd
NIP.196202031987031002
v
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................. Iii
DAFTAR ISI ………………………………….……………………………….,, V
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………., Vi
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………. 1
A. Latar Belakang ................................................................,,,,, 1
B. Landasan Hukum.............................................................,,,,, 4
C.Tujuan............................................................................,,,,,,, 5
D.Ruang Lingkup ..................................................................... 6
BAB II PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM
KURIKULUM 2013 ……………………………
7
A. Prinsip Dasar dan Kerangka Pelayanan Bimbingan dan
Konseling ……………………………………………………...
7
B. Peran dan Fungsi Pelayanan Bimbingan dan Konseling .... 8
C. Eksistensi Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi
Kurikulum 2013 …………………………………………………
12
D. Pengelolaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam
Implementasi Kurikulum 2013 ………………………………...
15
1. Perencanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling ….... 15
2. Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling ……. 20
3. Evaluasi, Pelaporan dan Tindak Lanjut ………………….. 26
BAB III PEMINATAN PESERTA DIDIK …………………………………. 30
A. Hakekat Peminatan …………………………………………… 30
B. Pengertian, Macam dan Komponen Peminatan …………… 35
C. Tujuan dan Fungsi Peminatan ………………………………. 43
D. Tingkat dan Aspek Peminatan ……………………………….. 46
E. Pengorganisasian, Kreteria dan Pemetaan Peserta Didik .. 50
F. Langkah Pokok Peminatan ………………………………...... 59
G. Waktu Pelayanan Peminatan ………………………………….. 62
H. Mekanisme Peminatan ……………………………………… 79
vi
BAB IV PENUTUP …………………………………………………………. 86
DAFTAR RUJUKAN …………………………………………………………..
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………………
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Contoh Rencana Pelaksana Layanan (RPL) Bimbingan dan
Konseling
Lampiran 2 : Contoh Satuan Pendukung (Satkung) Aplikasi Instrumentasi
Lampiran 3 : Format Peminatan dan Pendalaman Mata Pelajaran
Lampiran 4 : Format Monitoring Peminatan dan Pendalaman Mata
Pelajaran
Lampiran 5 : Kelompok Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan 2013
Lampiran 6 : Angket Peminatan Calon / Peserta Didik Baru SMA
Lampiran 7 : Peminatan Calon / Peserta Didik Baru SMK
Lampiran 8 : Angket Peminatan Calon / Peserta Didik Baru SMA/SMK
Lampiran 9 : Angket Perhatian Orang Tua Calon / Peserta Didik Baru
SMA/SMK
Lampiran 10 : Formulir Pendaftaran Peserta Didik Baru SMA/SMK
Lampiran 11 Formulir Pemeriksaan Fisik SMA/SMK
Lampiran 12 Rekapitulasi Data Peminatan Calon/ Peserta Didik SMA/SMK
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pasal 1 Ayat 19 menyebutkan “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, tambahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu”. Kurikulum merupakan suatu hal yang penting karena kurikulum
bagian dari program pendidikan. Tanpa kurikulum akan sangat sulit untuk mencapai
tujuan pendidikan yang ditetapkan. Kurikulum tidak hanya memperhatikan
perkembangan dan pembangunan masa sekarang tetapi juga mengarahkan
perhatian ke masa depan.
Perubahan kurikulum didasari pada kesadaran bahwa perkembangan dan
perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya. Perubahan secara terus
menerus ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional, termasuk
penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing
dan menyesuaikan diri dengan perubahan.
Kemendikbud tahun ini melakukan perubahan kurikulum. Salah satu
barometer yang dijadikan alasan pentingnya perubahan kurikulum itu dilakukan
adalah survey “Trends in International Math and Science” oleh Global Institute pada
tahun 2007, dimana berdasarkan survey tersebut hanya 5 persen peserta didik
Indonesia yang mampu mengerjakan soal berkategori tinggi yang memerlukan
penalaran. Sedangkan peserta didik Korea sanggup mengerjakannya mencapai 71
persen. Indikator lain adalah Programme for International Student Assessment
(PISA) pada tahun 2009 menempatkan Indonesia di peringkat 10 besar terakhir dari
65 negara peserta PISA. Kriteria penilaiannya adalah kemampuan kognitif dan
keahlian membaca, matematika, dan sains. Penguasaan peserta didik Indonesia
hanya sampai level 3 sementara negara lain sampai level 4,5 dan 6. Kedua survey
ini menunjukkan prestasi peserta didik Indonesia masih tertinggal. Perubahan
kurikulum 2013 dirancang untuk mempersiapkan insan Indonesia yang memiliki
2
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang produktif, kreatif, inovatif,
dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara dan peradaban dunia.
Jalur dan jenjang pendidikan formal, meliputi pendidikan dasar, yaitu SD/MI,
SMP/MTs; dan pendidikan menengah meliputi SMA/MA dan SMK. Pendidikan dasar
(SD/MI dan SMP/ MTs) merupakan jenjang pendidikan formal paling awal yang wajib
ditempuh oleh seluruh warga negara Indonesia. Pada jenjang pendidikan SD/MI
peserta didik perlu disiapkan dan dibina minatnya untuk mengikuti pendidikan pada
jenjang SMP/MTs.
Jenjang pendidikan SMP/MTs sebagai kelanjutan studi tamatan jenjang
pendidikan SD/MI juga merupakan pendidikan wajib yang harus diikuti oleh segenap
warga negara Indonesia dalam rangka Wajib Belajar (WAJAR) 9 Tahun. Selain
pembinaan pribadi peserta didik secara menyeluruh, tujuan pendidikan SMP/MTs
adalah menyiapkan lulusannya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi, yaitu jenjang pendidikan SMA/MA atau SMK. Diyakini bahwa keberhasilan
peserta didik dalam menjalani pendidikan di SMA/MA, dan SMK dipengaruhi oleh
berbagai faktor, banyak di antara faktor tersebut yang hendaknya disiapkan saat
pendidikan di SMP/MTs. Peserta didik SMA/MA, dan SMK yang sebelumnya
menempuh jenjang SMP/MTs diwajibkan mengikuti pendidikan sesuai dengan
kurikulum yang berlaku, di samping bertujuan untuk pengembangan dan pembinaan
pribadi peserta didik dalam menyiapkan mereka bekerja pada lapangan pekerjaan
tertentu, juga untuk menyiapkan kemampuan melanjutkan studi ke jenjang
pendidikan tinggi.
Fenomena dalam melanjutkan atau memilih program studi menunjukkan
bahwa peserta didik tamatan SMP/MTs yang memasuki SMA/MA dan SMK, dan
tamatan SMA/MA dan SMK yang memasuki perguruan tinggi belum didasarkan atas
Peminatan peserta didik yang didukung oleh potensi dan kondisi diri secara
memadai sebagai modal pengembangan potensi secara optimal, seperti
kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat dan kondisi fisik serta sosial
budaya dan minat karir mereka. Para peserta didik selama ini banyak yang memilih
sekolah lanjutan didasarkan pada keinginan orang tua, pertimbangan ekonomi, dan
nilai hasil belajar yang telah mereka tempuh. Akibatnya, ketika berada di SMA/MA
atau SMK, atau di perguruan tinggi, seringkali mengalami kesulitan belajar,
3
terjerumus dalam berbagai perilaku terlarang dan masalah pribadi lainnya, sehingga
tidak naik kelas/tingkat, pindah jurusan/program studi, pindah
sekolah/madrasah/perguruan tinggi, atau bahkan putus sekolah/
madrasah/perguruan tinggi (drop out).
Salah satu usaha untuk mencegah terjadinya masalah dan mengatasi
masalah tersebut di atas adalah perlu dilaksanakannya pengarahan yang lebih awal
dalam peminatan pada umumnya, khususnya dalam penyiapan penempatan dan
penyaluran untuk kelanjutan studi mereka sesuai dengan potensi dan kondisi yang
ada pada diri peserta didik dan lingkungan. Dalam rangka pengarahan Peminatan
peserta didik sejak dari di SD/MI dan SMP/MTs, sampai dengan SMA/MA dan SMK
diperlukan adanya pelayanan BK yang dilakukan oleh Guru BK/Konselor. Pelayanan
BK secara khusus ini terfokus pada Peminatan peserta didik dalam memilih dan
mengikuti mata pelajaran pada satuan pendidikan yang dijalani, arah pilihan karir
dan pilihan studi lanjutan.
Kurikulum 2013 memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan, bakat dan minat. Atas dasar prinsip perbedaan
kemampuan, kurikulum 2013 memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memiliki tingkat penguasaan di atas standar yang telah ditentukan (dalam sikap,
keterampilan dan pengetahuan), beragam program sesuai dengan minat peserta
didik, dan beragam pengalaman belajar yang sesuai dengan kemampuan awal dan
minat peserta didik. Mata pelajaran dalam struktur kurikulum terdiri atas (1) mata
pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada
setiap satuan dan jenjang pendidikan,dan (2) mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh
peserta didik sesuai dengan pilihan mereka.
Kelompok mata pelajaran wajib dan pilihan termuat dalam struktur kurikulum
pendidikan menengah (SMA/MA dan SMK/MAK), sementara itu mengingat usia dan
perkembangan psikologis peserta didik usia SD/MI dan SMP/MTs (7-15 tahun)
maka mata pelajaran pilihan belum diberikan. Mata pelajaran pilihan baru diberikan
pada peserta didik usia pendidikan menengah (15-18 tahun) yang terdiri atas pilihan
akademik (SMA/MA) dan pilihan kejuruan (SMK/MAK). Mata pelajaran pilihan ini
memberi corak kepada fungsi satuan pendidikan dan di dalamnya terdapai pilihan
sesuai dengan minat peserta didik.
4
Implementasi Kurikulum Tahun 2013 menekankan penilaian berbasis proses
dan hasil, dan tidak menyederhanakan upaya pendidikan sebagai pencapaian
target-target kuantitatif berupa angka-angka hasil ujian sejumlah mata pelajaran
akademik saja, tanpa penilaian proses atau upaya yang dilakukan oleh peserta didik.
Kejujuran, kerja keras dan disiplin adalah hal yang tidak boleh lepas dari penilaian
proses. Hasil penilaian juga harus serasi dengan perkembangan akhlak dan karakter
peserta didik sebagai makhluk individu, sosial, warga negara dan sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa. Kurikulum 2013 lebih sensitif dan respek terhadap
perbedaan kemampuan dan kecepatan belajar peserta didik, dan untuk SMA/MA
dan SMK memberikan peluang yang lebih terbuka kepada peserta didik untuk
memilih mata pelajaran yang diminati, mendalami materi mata pelajaran dan
mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara fleksibel sesuai dengan
kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat dan karakteristik kepribadian
tanpa dibatasi dengan sekat-sekat penjurusan yang terlalu kaku.
Mengingat pentingnya Peminatan oleh Guru BK/Konselor dalam implementasi
kurikulum 2013 maka Pusat Pengembangan Profesi Pendidik, Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyusun Pedoman Peminatan Peserta Didik
oleh Guru BK/Konselor dalam Implementasi Kurikulum 2013.
B. Landasan Hukum
Peraturan perundang-undangan yang mendasari keterlaksanaan Peminatan
Peserta Didik oleh Guru BK/Konselor dalam Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai
berikut :
1. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
3. Undang-undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1992 tentang Tenaga Kependidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2000;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 tentang Kewenangan Pemerintah
dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom;
5
6. Inpres Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas
Pembangunan Nasional 2010;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2008 tentang Standar Kualifikasi Akademis dan Kompetensi Konselor;
10. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya;
11. Peraturan Bersama Menteri pendidikan Nasional dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
C. Tujuan
Secara umum Pedoman Peminatan Peserta Didik bertujuan untuk memberikan
pedoman yang dapat digunakan guru Guru BK/Konselor dan pihak-pihak terkait
dalam memberikan pelayanan peminatan peserta didik melalui pelayanan bimbingan
dan konseling.
Tujuan khusus pedoman ini adalah memberikan acuan bagi Guru
BK/Konselor dalam:
1. memahami peran, fungsi dan eksistensi pelayanan bimbingan dan konseling
dalam kurikulum 2013.
2. menyusun perencanaan peminatan kelompok mata pelajaran dan mata
pelajaran;
3. melaksanakan peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran;
4. melaksanakan evaluasi dan tindak lanjut pelaksanaan peminatan kelompok mata
pelajaran dan mata pelajaran.
6
D. Ruang Lingkup
Lingkup bahasan Pedoman Peminatan Peserta Didik oleh Guru BK/Konselor
dalam Implementasi Kurikulum 2013 ini terdiri atas 4 bab, yaitu Bab I, Pendahuluan
yang membahas latar belakang, landasan hukum, tujuan dan ruang lingkup, Bab II,
Pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum 2013 yang membahas prinsip
dasar dan kerangka, peran dan fungsi, serta eksistensi pelayanan bimbingan dan
konseling dalam kurikulum 2013, dan pengelolaan pelayanan bimbingan konseling
yang mencakup perencanaan dan pelaksanaan bimbingan dan konseling serta
evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut, dan Bab III Peminatan Peserta Didik yang
membahas hakekat peminatan, pengertian, macam dan komponen peminatan,
tujuan dan fungsi Peminatan, tingkat dan aspek peminatan, pengorganisasian,
kreteria dan pemetaan peserta didik, langkah pokok pelayanan peminatan, waktu
dan mekanisme pelayanan peminatan dan pelaksana peminatan, dan Bab IV
Penutup.
7
BAB II
PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
DALAM KURIKULUM 2013
A. Prinsi Dasar dan Kerangka Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Pengembangan Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan didalamnya terdapat perubahan program yang berkaitan langsung
dengan layanan bimbingan dan konseling adalah peminatan peserta didik.
Peminatan peserta didik dimaknai sebagai fasilitasi bagi perkembangan peserta
didik agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga
mencapai perkembangan optimum. Tercapainya perkembangan optimum
diharapkan peserta didik mampu mengambil pilihan dan keputusan secara sehat
dan bertanggung jawab serta memiliki daya adaptasi tinggi terhadap dinamika
kehidupan yang dihadapinya.
Peminatan peserta didik merupakan suatu proses pengambilan pilihan dan
keputusan oleh peserta didik dalam bidang keahlian yang didasarkan atas
pemahaman potensi diri dan peluang yang ada. Dalam konteks ini, bimbingan dan
konseling membantu peserta didik untuk memahami diri, menerima diri,
mengarahkan diri, mengambil keputusan diri, merealisasikan keputusannya secara
bertanggung jawab. Bimbingan dan konseling membantu peserta didik mencapai
perkembangan optimal dan kemandirian dalam kehidupannya serta menyelesaikan
permasalahan yang sedang dihadapi. Di samping itu juga membantu individu dalam
memilih, meraih dan mempertahankan karier untuk mewujudkan kehidupan yang
produktif dan sejahtera, serta untuk menjadi warga masyarakat yang peduli
kemaslahatan umum melalui pendidikan. Sehubungan dengan itu, Kurikulum 2013
dalam implementasinya (1) Dapat menyiapkan peserta didik sukses dalam
menghadapi tantangan kehidupan di era globalisasi dengan tetap berpijak pada
nilai-nilai luhur Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, (2) Menitikberatkan
pada pencapaian kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan sebagai
keutuhan yang harus dicapai oleh peserta didik, (3) Memiliki spirit yang kuat untuk
memulihkan proses pendidikan sebagai proses pembelajaran yang mendidik dan
wahana pengembangan karakter, kehidupan yang demokratis, dan kemandirian
sebagai softskills, serta penguasaan sains, teknologi, dan seni sebagai hardskills,
8
(4) memandang bahwa peserta didik aktif dalam proses pengembangan potensi dan
perwujudan dirinya dalam konteks sosial kultural, sehingga menuntut profesionalitas
guru yang mampu mengembangkan strategi pembelajaran yang dapat
menstimulasi peserta didik untuk belajar lebih aktif dalam mencapai
keberhasilannya, (5) Menekankan penilaian berbasis proses pembelajar an yang
mendidik dan hasil belajar peserta didik, (6) Mengakui dan menghormati perbedaan
kemampuan dan kecepatan belajar peserta didik, hal ini memerlukan
pendampingan, remediasi dan akselerasi secara berkala, terutama bagi peserta
didik yang belum mencapai batas kompetensi yang ditetapkan, (7) memberikan
kesempatan peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya
sesuai dengan kesempatan dan layanan pendidikan yang diselnggarakan, (8)
Menuntut adanya kolaborasi yang baik antara guru mata pelajaran, guru bimbingan
dan konseling dan orang tua/wali dalam mengoptimalkan perkembangan peserta
didik, (9) Proses pendidikan mengarah kepada orientasi perkembangan dan
pembudayaan peserta didik. Oleh karena itu, keberhasilan proses pendidikan dalam
mencapai tujuan pendidikan nasional melibatkan manajemen, pembelajaran, dan
bimbingan dan konseling.
B. Peran dan Fungsi Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Pelayanan bimbingan dan konseling pada hakikatnya merupakan usaha
memfasilitasi pengembangan nilai-nilai melalui proses interaksi yang empatik antara
guru BK/Konselor dengan peserta didik, dimana Guru BK/Konselor membantu
peserta didik untuk mengenal kelebihan dan kelemahan dalam berbagai aspek
perkembangan dirinya, memahami peluang dan tantangan yang ditemukan di
lingkungannya, serta mendorong penumbuhan kemandirian peserta didik untuk
mengambil berbagai keputusan penting dalam perjalanan hidupnya secara
bertanggung jawab dan mampu mewujudkan kehidupan yang produktif, sejahtera,
bahagia serta peduli terhadap kemaslahatan umat manusia.
Dasar pertimbangan penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling di
Sekolah/Madrasah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya
landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan dari pemerintah tetapi yang
lebih penting adalah upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu
9
mengembangkan potensi dirinya guna mencapai tugas-tugas perkembangannya
dalam aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual. Proses pendidikan
harus dipandang sebagai suatu proses perkembangan, karena setiap peserta didik
sebagai individu sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi
(becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk
mencapai kematangan tersebut, peserta didik memerlukan bimbingan karena
mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan
lingkungannya juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Di samping
itu terdapat suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan individu tidak selalu
berlangsung secara mulus, atau steril dari masalah. Dengan kata lain, proses
perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam alur linier, lurus, atau searah dengan
potensi, harapan dan nlai-nilai yang dianut. Untuk itulah diperlukan pelayanan
bimbingan dan konseling yang dirancang secara baik agar mampu menfasilitasi
individu kearah kematangan dan kemandirian, yang meliputi aspek pribadi, sosial,
belajar, dan karir.
Alasan tersebut diperkuat adanya perbedaan individual pada peserta didik
dan keniscayaan bahwa proses perkembangan peserta didik tidak selalu
berlangsung secara mulus, dalam alur yang lurus, searah dengan potensi, harapan
dan nilai-nilai yang dianut, sehingga banyak individu yang memerlukan bantuan
orang lain.
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, setiap individu peserta didik
dihadapkan pada situasi kehidupan yang kompleks dan penuh tantangan. Era
globalisasi dan informasi ialah era persaingan yang salah satu ciri utamanya adalah
dunia tanpa batas. Dunia menjadi suatu tempat yang disebut placeless society
dimana hubungan antar manusia, antar masyarakat dan antar bangsa menjadi
transparan. Dunia yang semakin terbuka juga menuntut suatu bentuk masyarakat
baru, yaitu masyarakat terbuka, masyarakat yang demokratis. Kondisi ini di satu sisi
memberikan kesempatan pada setiap individu berkembang sepenuhnya sesuai
dengan potensi yang dimilikinya dan memungkinkan setiap individu atau
sekelompok masyarakat atau bangsa untuk berbuat sesuatu yang terbaik bagi
dirinya, masyarakat, dan umat manusia. Namun, di sisi lain sistem dan kultur
kehidupan kemungkinan juga akan berubah, berbagai benturan peradaban dan
benturan nilai sangat mungkin terjadi dalam kehidupan.
10
Dalam situasi demikian, peserta didik dihadapkan pada konfigurasi
kehidupan, di satu sisi yaitu tetap berpijak dan mengarahkan diri kepada jati diri
bangsa, di sisi lain dan dapat bereaksi dan serta mengarahkan diri secara
proporsional terhadap perubahan mendunia yang terjadi. Strategi yang
dikembangkan untuk menghadapi fenomena ini adalah dengan menempatkan faktor
manusia sebagai titik sentral, sehingga upaya tersebut memberikan implikasi
terhadap pelaksanaan pendidikan. Pendidikan tidak cukup hanya dilakukan melalui
transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga harus didukung oleh
peningkatan profesionalisme dan sistem manajemen tenaga kependidikan serta
pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong dirinya sendiri dalam
memilih dan mengambil keputusan demi pencapaian cita-citanya.
Untuk maksud tersebut, maka proses pendidikan diharapkan dapat
mengembangkan potensi peserta didik dan memfasilitasi mereka secara sistematik,
terprogram dan kolaboratif untuk mampu mandiri dalam menghadapi berbagai
permasalahan kehidupannya. Pelayanan bimbingan dan konseling sebagai bagian
dari proses pendidikan harus didasarkan kepada upaya membantu pencapaian
tugas perkembangan, pengembangan potensi, dan pengentasan masalah-masalah
peserta didik sebagai suatu keutuhan yang diselenggarakan secara intensif dan
kolaboratif.
Dalam pelaksanaannya diperlukan kolaborasi antara guru BK/Konselor
dengan para personal sekolah lainnya (Kepala Sekolah/Madrasah, guru-guru, dan
staf administrasi), orang tua, dan pihak-pihak terkait lainnya. Pendekatan ini
terintegrasi dengan proses pendidikan di Sekolah/Madrasah secara keseluruhan
dalam upaya membantu para peserta didik agar dapat mengembangkan atau
mewujudkan potensi dirinya secara utuh, baik menyangkut aspek pribadi, sosial,
belajar, maupun karir.
Atas dasar itu, maka implementasi bimbingan dan konseling di
Sekolah/Madrasah diorientasikan kepada upaya memfasilitasi perkembangan
potensi peserta didik, yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir; atau
terkait dengan pengembangan pribadi peserta didik sebagai makhluk yang
berdimensi biopsikososiospiritual (biologis, psikis, sosial, dan spiritual).
Pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan membantu peserta didik
dalam pengenalan diri, pengenalan lingkungan dan pengambilan keputusan, serta
11
memberikan arahan terhadap perkembangan peserta didik; dan tidak hanya untuk
peserta didik bermasalah tetapi menyangkut seluruh peserta didik. Pelayanan
bimbingan dan konseling tidak terbatas pada peserta didik tertentu atau yang perlu
„dipanggil‟ saja”, melainkan untuk seluruh peserta didik (Guidance and counseling
for all).
Bimbingan dan konseling adalah upaya pendidikan dan merupakan bagian
integral dari pendidikan yang secara sadar memposisikan "... kemampuan peserta
didik untuk mengeksplorasi, memilih, berjuang meraih, serta mempertahankan karier
itu ditumbuhkan secara isi-mengisi atau komplementer oleh guru BK/Konselor dan
oleh guru mata pelajaran dalam setting pendidikan khususnya dalam jalur
pendidikan formal, dan sebaliknya tidak merupakan hasil upaya yang dilakukan
sendirian oleh guru BK/Konselor, atau yang dilakukan sendirian oleh Guru. (ABKIN:
2007).
Dalam kaitan dengan implementasi kurikulum 2013, Peminatan peserta didik
yang merupakan bagian dari pelayanan bimbingan dan konseling, tidak berakhir
pada penetapan pilihan dan keputusan bidang atau rumpun keilmuan yang dipilih
peserta didik di dalam mengembangkan potensinya, yang akan menjadi dasar bagi
perjalanan hidup dan karir selanjutnya, melainkan harus diikuti dengan layanan
pembelajaran yang mendidik, aksesibilitas perkembangan yang luas dan
terdiferensiasi, dan penyiapan lingkungan perkembangan/belajar yang mendukung.
Dalam konteks ini bimbingan dan konseling berperan dan berfungsi, secara
kolaboratif, dalam hal-hal berikut.
1. Menguatkan Pembelajaran yang Mendidik
Untuk mewujudkan arahan Pasal 1 (1), 1 (2), Pasal 3, dan Pasal 4 (3) Undang-
undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional secara utuh,
kaidah-kaidah implementasi Kurikulum 2013 sebagaimana dijelaskan harus
bermuara pada perwujudan suasana dan proses pembelajaran mendidik yang
memfasilitasi perkembangan potensi peserta didik. Suasana belajar dan proses
pembelajaran dimaksud pada hakikatnya adalah proses mengadvokasi dan
memfasilitasi perkembangan peserta didik yang dalam implementasinya
memerlukan penerapan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling. Bimbingan dan
konseling harus meresap ke dalam kurikulum dan pembelajaran untuk
mengembangkan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan potensi
peserta didik. Untuk mewujudkan lingkungan belajar dimaksud, guru hendaknya:
12
(1) memahami kesiapan belajar peserta didik dan penerapan prinsip bimbingan
dan konseling dalam pembelajaran, (2) melakukan asesmen potensi peserta
didik, (3) melakukan diagnostik kesulitan perkembangan dan belajar peserta
didik, (4) mendorong terjadinya internalisasi nilai sebagai proses individuasi
peserta didik. Perwujudan keempat prinsip yang disebutkan dapat dikembangkan
melalui kolaborasi pembelajaran dengan bimbingan dan konseling.
2. Memfasilitasi Advokasi dan Aksesibilitas
Kurikulum 2013 menghendaki adanya diversifikasi layanan, jelasnya Peminatan.
Bimbingan dan konseling berperan melakukan advokasi, aksesibilitas, dan
fasilitasi agar terjadi diferensiasi dan diversifikasi layanan pendidikan bagi
pengembangan pribadi, sosial, belajar dan karir peserta didik. Untuk itu
kolaborasi guru BK/Konselor dengan guru mata pelajaran perlu dilaksanakan
dalam bentuk: (1) memahami potensi dan pengembangan kesiapan belajar
peserta didik, (2) merancang ragam program pembelajaran dan melayani
kekhususan kebutuhan peserta didik, serta (3) membimbing perkembangan
pribadi, sosial, belajar dan karir.
3. Menyelenggarakan Fungsi Outreach
Dalam upaya membangun karakter sebagai suatu keutuhan perkembangan,
sesuai dengan arahan Pasal 4 (3) UU Nomor 20 Tahun 2003, Kurikulum 2013
menekankan pembelajaran sebagai proses pemberdayaan dan pembudayaan.
Untuk mendukung prinsip dimaksud bimbingan dan konseling tidak cukup
menyelenggarakan fungsi-fungsi inreach tetapi juga melaksanakan fungsi
outreach yang berorientasi pada penguatan daya dukung lingkungan
perkembangan sebagai lingkungan belajar. Dalam konteks ini kolaborasi guru
BK/Konselor dengan guru mata pelajaran hendaknya terjadi dalam konteks
kolaborasi yang lebih luas, antara lain: (1) kolaborasi dengan orang tua/keluarga,
(2) kolaborasi dengan dunia kerja dan lembaga pendidikan, (3) "intervensi"
terhadap institusi terkait lainnya dengan tujuan membantu perkembangan
peserta didik
C. Eksistensi Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum 2013
Keberadaan Bimbingan dan konseling dalam pendidikan di Indonesia,
sesungguhnya sudah dimulai sejak tahun 1964, yang disebut "Bimbingan dan
13
Penyuluhan" ketika diberlakukan "Kurikulum Gaya Baru”. Bimbingan dan
Penyuluhan pada waktu itu dipandang sebagai unsur pembaharuan dalam
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Sejak diberlakukan Kurikulum Tahun
1975, pelayanan bimbingan dan penyuluhan telah dijadikan sebagai bagian integral
dari keseluruhan upaya pendidikan. Petugas yang secara khusus melaksanakan
pelayanan bimbingan dan konseling pada saat itu disebut Guru Bimbingan dan
Penyuluhan (Guru BP).
Sejak diberlakukannya kurikulum 1994, sebutan untuk Guru BP berubah
menjadi Guru Pembimbing, sebutan resmi ini diperkuat dengan Surat Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84 Tahun 1995 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, serta Surat Keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan No.025/0/1995 tentang Petunjuk Teknis Ketentuan Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya antara lain mengandung arahan dan
ketentuan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah
oleh guru kelas di SD dan guru pembimbing di SLTP dan SLTA. Walaupun kedua
aturan tersebut mengandung hal-hal yang berkenaan dengan pelayanan bimbingan
dan konseling, tetapi tugas itu dinyatakan sebagai tugas guru (dengan sebutan guru
pembimbing) dan tidak secara eksplisit dinyatakan sebagai tugas konselor. Hal ini
dapat dipahami karena sebutan konselor belum ada dalam perundangan.
Penggunaan sebutan guru, sangat merancukan konteks tugas guru yang mengajar
dan konteks tugas konselor sebagai penyelenggara pelayanan ahli bimbingan dan
konseling. Guru bimbingan dan konseling yang pada saat ini ada di lapangan pada
hakikatnya melaksanakan tugas sebagai konselor, tetapi sering diperlakukan dan
diberi tugas layaknya guru mata pelajaran. Bimbingan dan konseling bukanlah
kegiatan pembelajaran dalam konteks adegan belajar mengajar di kelas yang
layaknya dilakukan guru sebagai pembelajaran bidang studi, melainkan pelayanan
ahli dalam konteks memandirikan peserta didik. (ABKIN: 2007).
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006), seperti yang
diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, pelayanan
konseling (bimbingan dan konseling yang dimaksud) masuk dalam struktur
kurikulum sebagai kegiatan pengembangan diri. Pengembangan diri bukan
merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri
bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
14
dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap
peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi
dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri
dilakukan oleh konselor dalam bentuk kegiatan pelayanan konseling yang
berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karir peserta didik.
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bagian integral
dari keseluruhan upaya pendidikan dalam jalur pendidikan formal dan layanan ini
meskipun dilakukan oleh pendidik yang disebut sebagai konselor, tetapi ekspektasi
kinerja profesionalnya berbeda dengan ekspektasi kinerja profesional yang
dilakukan oleh guru. Jika ekspektasi kinerja guru menggunakan materi pelajaran
sebagai konteks layanan keahliannya, maka ekspektasi kinerja konselor tidak
demikian. Ekspektasi kinerja konselor tidak menggunakan materi pelajaran dalam
koteks layanan keahliannya (bimbingan dan konseling), melainkan menggunakan
proses pengenalan diri peserta didik (konseli) dengan memahami kekuatan dan
kelemahannya dengan peluang dan tantangan yang terdapat dalam lingkungannya,
untuk menumbuhkembangkan kemandirian dalam mengambil berbagai keputusan
penting dalam perjalanan hidupnya, sehingga mampu memilih, meraih serta
mempertahankan karir (kemajuan hidup) untuk mencapai hidup yang efektif,
produktif, dan sejahtera dalam konteks kemaslahatan umum.
Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik dalam
nemfasilitasi peserta didik mencapai tingkat perkembangan yang optimal,
pengembangan perilaku efektif, pengembangan lingkungan perkembangan, dan
meningkatan keberfungsian individu di dalam lingkungannya. Semua perubahan
perilaku tersebut merupakan proses perkembangan, yakni proses interaksi antara
individu dengan lingkungan perkembangan melalui interaksi yang sehat dan
produktif. Bimbingan dan konseling memegang tugas dan tanggung jawab untuk
mengembangkan lingkungan perkembangan, membangun interaksi dinamis antara
individu dengan lingkungannya, membelajarkan individu untuk mengembangkan,
memperbaiki, dan memperhalus perilaku.
Merujuk pada Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, sebutan untuk guru bimbingan dan konseling dinyatakan
dalam sebutan 'Konselor." Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional
15
dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru,
dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator, instruktur, fasilitator dan
sebutan lain yang sesuai kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
penyelenggaraan pendidikan (UU RI No. 20/2003, Pasal 1 angka 6). Pengakuan
secara eksplisit dan kesejajaran posisi antara tenaga pendidik satu dengan yang
lainnya tidak menghilangkan arti bahwa setiap tenaga pendidik, termasuk konselor,
memiliki konteks tugas, ekspektasi kinerja, dan setting pelayanan spesifik yang
mengandung keunikan dan perbedaan.
Berkaitan dengan Peminatan, ekspektasi kinerja guru BK/Konselor dengan
guru mata pelajaran adalah berbeda, guru BK/Konselor sangat diperlukan bagi
peserta didik agar dapat menentukan pilihan sesuai kemampuan potensi dirinya dan
kemungkinan berhasil dalam belajar, sedangkan pendalaman materi mata pelajaran
merupakan bidang pelayanan pembelajaran yang menjadi wilayah tugas pokok Guru
Mata Pelajaran.
Atas dasar uraian di atas, maka eksistensi pelayanan bimbingan dan
konseling dalam implementasi kurikulum 2013 khususnya dalam Peminatan peserta
didik sangatlah dominan, karena kesalahan menempatkan dan menyalurkan
kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, kemampuan akademik, minat, dan
kecenderungan peserta didik, serta dukungan moral dari orang tua akan sangat
berpengaruh terhadap kehidupan peserta didik di masa yang akan datang.
D. Pengelolaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi
Kurikulum 2013
1. Perencanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Perencanaan adalah suatu proses yang kontinu. Apabila usaha dan
kegiatan yang satu selesai, dilanjutkan dengan kegiatan yang lainnya.
Perencanaan dimaksudkan untuk menyusun suatu keputusan berupa langkah-
langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang
terarah pada pencapaian tujuan tertentu. Perencanaan program bimbingan dan
konseling memegang peranan penting dalam rangka keberhasilan pelaksanaan
kegiatan bimbingan dan konseling. Untuk itu, penyusunan program bimbingan
dan konseling hendaknya mengacu kepada masalah-masalah yang dihadapi
peserta didik serta kebutuhan-kebutuhan peserta didik untuk membantu peserta
16
didik mencapai perkembangan yang optimal. Hal ini perlu agar pelayanan
bimbingan dan konseling betul-betul berdaya guna dan berhasil guna, serta
bermakna bagi peserta didik.
Program bimbingan dan konseling adalah satuan rencana keseluruhan
kegiatan bimbingan dan konseling yang akan dilaksanakan pada periode waktu
tertentu, seperti periode tahunan, semesteran, bulanan, mingguan, dan harian.
Penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah dimulai dengan
analisis kebutuhan (needs assessment) untuk mengidentifikasi aspek-aspek
kebutuhan peserta didik. Instrumen asesmen dapat dikembangkan sendiri atau
menggunakan instrumen yang terstandar, seperti ITP, DCM, dan AUM. Kegiatan
assesmen meliputi :
a. Asesmen lingkungan, yang terkait dengan kegiatan mengidentifikasi harapan
sekolah dan masyarakat (komite sekolah atau orang tua), sarana dan
prasarana pendukung pelaksanaan program BK, kondisi dan kualifikasi
Konselor, dan kebijakan-kebiajakan yang terkait dengan pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah.
b. Asesmen kebutuhan peserta didik, yang terkait dengan karakteristik peserta
didik seperti aspek-aspek fisik (kesehatan dan keberfungsiannya),
kecerdasan, motif belajar, sikap dan kebiasaan belajar, minat peserta didik
(peminatan akademik, peminatan vokasional, peminatan lintas mata
pelajaran, dan peminatan kelanjutan studi; ekskul olah raga/seni,
keagamaan, pekerjaan, dsb), masalah-masalah yang dialami, kepribadian
dan tugas-tugas perkembangannya.
Hasil assesmen direkap, dianalisis, diinterpretasi dan diadministrasikan
sehingga dapat dijadikan bahan masukan dalam penyusunan program BK.
Langkah berikutnya adalah menyusun program BK. Struktur dan isi/materi
program bersifat fleksibel disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan peserta
didik berdasarkan hasil analisis kebutuhan peserta didik akan layanan bimbingan
dan konseling. Struktur dalam program BK adalah sebagai berikut :
1. Rasional
Rasional berisi rumusan dasar pemikiran tentang urgensi bimbingan dan
konseling di sekolah. Dalam rumusan ini dapat menyangkut konsep dasar
yang digunakan, kaitan bimbingan dan konseling dengan pembelajaran,
17
dampak perkembangan iptek dan sosial budaya terhadap gaya hidup
masyarakat dan peserta didik, dan hal-hal lain yang relevan.
2. Visi dan Misi
Visi dan misi bimbingan dan konseling mengacu pada visi dan misi sekolah,
visi dan misi pendidikan dinas kabupaten/kota/wilayah dimana satuan
pendidikan berada dan harus mengacu pada pencapaian tujuan pendidikan
nasional.
Visi bimbingan dan konseling perlu dirumuskan dengan fokus terwujudnya
kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan sesuai dengan karakter bangsa
melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan
perkembangan dan pengentasan masalah agar peserta didik berkembang secara
optimal, mandiri dan bahagia. Sedangkan misi BK dirumuskan dengan fokus :
a. Misi pendidikan, yaitu misi pelayanan BK yang memfasilitasi
pengembangan peserta didik/sasaran layayan melalui pembentukan
perilaku efektif-normatif dan berkarakter dalam kehidupan keseharian
dan masa depan.
b. Misi pengembangan, yaitu misi pelayanan BK yang memfasilitasi
pengembangan potensi dan kompetensi peserta didik/sasaran layanan
yang berkarakter di dalam lingkungan satuan pendidikan, keluarga dan
masyarakat.
c. Misi pengentasan masalah, yaitu misi pelayanan BK yang memfasilitasi
pengentasan masalah peserta didik/sasaran layanan mengacu pada
kehidupan efektif dan berkarakter sehari-hari.
3. Deskripsi Kebutuhan
Rumusan hasil analisis kebutuhan (need assessment) peserta didik dan
lingkungannya diujudkan kedalam rumusan perilaku-perilaku yang diharapkan
dikuasai peserta didik (sesuai tugas-tugas perkembangan).
4. Tujuan
Rumusan tujuan yang akan dicapai adalah perilaku yang harus dikuasai
peserta didik setelah memperoleh pelayanan bimbingan dan konseling.
Tujuan hendaknya dirumuskan secara jelas dan tujuan tersebut dapat
tercapai melalui pelayanan bimbingan dan konseling.
5. Komponen Program
18
Komponen program dijabarkan dalam kegiatan perencanaan meliputi;
pembagian tugas, analisis kebutuhan, penyusunan program, konsultasi
program, dll, pelaksanaan program meliputi berbagai kegiatan layanan dan
pendukung, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut.
6. Rencana Kegiatan
Rencana Kegiatan diperlukan untuk menjamin keterlaksanaan pelayanan
bimbingan dan konseling secara efektif. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam merumuskan rencana kegiatan adalah :
a. Identifikasi dan rumuskan berbagai kegiatan yang perlu dilakukan. Jenis
kegiatan ini didasarkan isi materi dan tujuan yang harus dikuasai peserta
didik
b. Kegiatan layanan dapat dilakukan dengan kontak langsung secara
klasikal, kelompok maupun individual dan tanpa kontak langsung yang
dapat dilaksanakan melalui tulisan (buku, brosur, mading, e-mail, dsb).
c. Pertimbangkan porsi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap
kegiatan
d. Rencana kegiatan dituangkan dalam jadwal kegiatan. Rancangan
kegiatan dapat berbentuk matrik program tahunan, semesteran, bulanan
dan mingguan.
e. Penetapan jadwal kegiatan disesuaikan dengan kalender pendidikan.
Jadwal kegiatan mencerminkan kalender tahunan, semesteran, bulanan
dan mingguan.
1) Program Tahunan, yaitu program pelayanan BK meliputi seluruh
kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di satuan
pendidikan.
2) Program Semesteran, yaitu program pelayanan BK meliputi seluruh
kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program
tahunan. Program semesteran meliputi semerter gasal dan genap.
3) Program Bulanan, yaitu program pelayanan BK meliputi seluruh
kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program
semesteran.
4) Program Mingguan, yaitu program pelayanan BK meliputi seluruh
kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program
bulanan.
19
5) Matrik program tahunan, semesteran, bulanan, dan mingguan berisi
kegiatan layanan/kegiatan pendukung, memuat materi, bidang
bimbingan, dan jadwal kegiatan.
7. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana berisi fasilitas dan perlengkapan yang mendukung
terhadap keterlaksanaan program bimbingan dan konseling. Sarana meliputi :
(1) alat pengumpul data, baik tes maupun non tes, (2) alat penyimpan data,
khususnya dalam bentuk himpunan data, (3) kelengkapan penunjang teknis,
seperti data informasi, paket bimbingan, alat bantu bimbingan, (4)
perlengkapan administrasi, seperti alat tulis, format rencana kegiatan, serta
blangko laporan kegiatan. Sedangkan prasarana meliputi : ruang bimbingan
dan konseling yang cukup memadai.
8. Anggaran
Rencana anggaran berisi uraian jenis kegiatan dan rincian besar anggaran
yang dibutuhkan. Jumlah besar anggaran menunjukkan kebutuhan besaran
anggaran untuk mendukung keterlaksanaan program bimbingan dan
konseling. Rencana anggaran disusun untuk mendukung implementasi
program secara cermat, rasional, dan realistik. Disamping besaran anggaran
dalam perencanaan anggaran juga dicatumkan asal sumber dana.
Dalam implementasi kurikulum 2013, Guru BK/Konselor tetap menyusun
program BK berdasarkan kaidah-kaidah penyusunan program BK, hanya saja
Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran yang merupakan
karakteristik khusus kurikulum 2013 merupakan pelayanan yang wajib diberikan
pada peserta didik, sehingga beberapa materi pelayanan bimbingan dan
konseling yang berkaitan dengan Peminatan harus diberikan. Beberapa materi
BK yang berkaitan dengan Peminatan antara lain adalah sebagai berikut :
1. Informasi tentang kemampuan dasar, bakat, dan minat peserta didik.
2. Informasi pendidikan lanjutan (terutama untuk siswa SMP/MTs peminatan
yang ada pada jenjang pendidikan SMA/SMK harus disampaikan).
3. Kunjungan ke sekolah lanjutan
4. Penelusuran dan pemahaman kemampuan dasar, bakat dan minat individu.
5. Mempertahankan prestasi dalam belajar.
20
2. Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Pelaksanaan pelayanan BK dapat dibagi dalam 3 tahap, yaitu persiapan,
pelaksanaan, dan penilaian
a. Persiapan
Sebelum layanan diberikan, guru BK/Konselor diwajibkan membuat
rencana pelaksanaan layanan (RPL). RPL dapat berupa satuan layanan (satlan)
atau satuan pendukung (satkung). RPL sebagai acuan bagi guru BK/Konselor
dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling. Dalam konsep
perencanaan pembelajaran, ada 5 (lima) komponen yang harus dipenuhi, yaitu
tujuan yang ingin dicapai, materi yang diberikan, kegiatan yang dilaksanakan,
sumber bahan dan alat yang digunakan, serta instrumen penilaian yang
digunakan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan RPL
adalah sebagai berikut :
1) Tujuan dirumuskan dengan kata kerja operasional
2) Materi dikembangkan dengan berbagai media pembelajaran, seperti;
penyajian dengan menggunakan permainan, gambar, film, cerita, lagu, dsb.
Penyajian layanan klasikal dilakukan dengan menggunakan bahan presentasi
power point.
3) Perumusan kegiatan layanan didasarkan pada jenis kegiatan layanan yang
diberikan.
4) Bahan diambil dari sumber yang dapat dipertanggung jawabkan.
5) Instrumen penilaian mengungkap pemahaman, perasaan positif dan rencana
tindak yang akan dilakukan.
b. Pelaksanaan
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang terintegrasi dalam
kegiatan pendidikan di sekolah. Bimbingan dan konseling sebagai bentuk
layanan muncul dalam proses pendidikan sebagai usaha intervensi dengan
tujuan membantu individu agar dapat mencapai tujuan pendidikan, mampu
menentukan pilihan, dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga,
masyarakat, serta dalam hubungannya secara vertikal dengan Tuhan. Bimbingan
dan konseling berupaya membawa peserta mencapai tingkat perkembangan
yang lebih berarti baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Dengan dasar itu,
orientasi bantuan layanan bimbingan dan konseling tidak terbatas pada usaha
21
membantu peserta didik disaat mengalami masalah saja, tetapi lebih berorientasi
pada pencegahan, di samping mengambil peran aktif dalam segala tugas
perkembangan siswa.
Tugas perkembangan peserta didik untuk masing-masing jenjang
pendidikan adalah sebagai berikut :
1) Tugas Perkembangan Peserta Didik SD/MI
a) Memiliki kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
b) Mengembangkan ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan
berhitung.
c) Mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari.
d) Belajar bergaul dan bekerja dengan kelompok sebaya.
e) Belajar menjadi pribadi yang mandiri
f) Mempelajari ketrampilan fisik sederhana yang diperlukan baik untuk
permainan maupun kehidupan.
g) Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai sebagai pedoman
perilaku.
h) Membina hidup sehat, untuk diri sendiri, dan lingkungan serta keindahan.
i) Belajar memahami diri sendiri dan orang lain sesuai dengan jenis
kelaminnya dan menjalankan peran tanpa membedakan jenis kelamin.
j) Mengembangkan sikap terhadap kelompok, lembaga sosial, serta tanah
air bangsa dan Negara. Mengembangkan pemahaman dan sikap awal
untuk perencanaan masa depan.
2) Tugas Perkembangan Peserta Didik SMP/MTs
a) Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b) Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap
perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan
yang sehat.
c) Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam
peranannya sebagai pria atau wanita.
d) Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam
kehidupan yang lebih luas.
22
e) Mengenal kemampuan, bakat, dan minat serta arah kecenderungan karir
dan apresiasi seni.
f) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengikuti dan
melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan karir serta berperan
dalam kehidupan di masyarakat.
g) Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan
mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi.
h) Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi,
anggota masyarakat, dan warga negara.
3) Tugas Perkembangan Peserta Didik SMA/MA
a) Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa Kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
b) Mencapai kematangan dalam hubungan teman sebaya, serta kematangan
dalam peranannya sebagai pria atau wanita.
c) Mencapai kematangan pertumbuhan fisik yang sehat.
d) Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi dan seni sesuai dengan
program kurikulum dan persiapan karir atau melanjutkan pendidikan tinggi,
serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas.
e) Mencapai kematangan dalam pilihan karir.
f) Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri
secara emosional, sosial, intelektual dan ekonomi.
g) Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
h) Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial dan intelektual, serta
apresiasi seni.
i) Mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai.
Untuk dapat mencapai tujuan pelayanan bantuan tersebut, diperlukan
suatu persiapan pelayanan bimbingan dan konseling yang dapat dijadikan
pedoman dalam pelaksanaannya. Namun demikian, rencana kegiatan pelayanan
bimbingan dan konseling tidak mungkin terlaksana dengan baik apabila tidak
ditunjang oleh tenaga, prasarana, sarana dan perlengkapan yang memadai,
serta kerjasama yang baik.
1) Tenaga
23
Tenaga utama dalam pelayanan bimbingan dan konseling adalah Guru
BK/Konselor yang merupakan tenaga profesional. Tenaga ini hendaknya memiliki
modal personal dan modal profesional yang dapat diandalkan untuk tugas-tugas
profesional bimbingan dan konseling itu. Ujud profesionalisme Guru BK/Konselor
akan terlihat dalam unjuk kerjanya dalam melaksanakan tugas profesinya. Unjuk
kerja Guru BK/Konselor adalah proses perilaku kerja Guru BK/Konselor sehingga
menghasilkan sesuatu yang menjadi tujuan pekerjaan profesinya. Peningkatan
dan pengembangan kompetensi Guru BK/Konselor adalah proses kontekstual
dan futuristik, sehingga pengembangannya melalui upaya pendidikan bukan
sebatas menyiapkan Guru BK/Konselor yang menguasai pengetahuan dan
keterampilan yang cocok dengan tuntutan dunia kerja saat ini, melainkan
manusia yang mampu, mau dan siap belajar sepanjang hayat. Sebagai seorang
profesional Guru BK/Konselor tentunya tidak cukup hanya tahu apa
pekerjaannya dan apa yang sedang dilakukannya, serta bagaimana melakukan
tugas-tugasnya. Guru BK/Konselor juga harus tahu mengapa suatu pekerjaan itu
dilakukan dan juga bagaimana melaksanakannya. Pekerjaan bimbingan tidak
hanya dilakukan secara rutin dan berpola tetap seperti mekanik saja.
2). Prasarana dan Sarana
Prasarana pokok yang diperlukan ialah ruang bimbingan dan konseling
yang cukup memadai. Ruang dimaksud hendaknya diatur sedemikian rupa
sehingga disatu segi para siswa yang berkunjung merasa senang dan nyaman,
di segi lain ruangan tersebut dapat digunakan untuk pelaksanaan berbagai jenis
kegiatan layanan bimbingan dan konseling baik individu maupun kelompok
sesuai dengan asas-asas dan kode etik bimbingan dan konseling.
Di samping itu, dalam ruang BK hendaknya dapat disimpan segenap
perangkat instrumen bimbingan dan konseling, himpunan data siswa, serta
informasi lainnya. Ruang BK juga memuat berbagai informasi, seperti informasi
pendidikan, jabatan, kegiatan ekstra kurikuler, dan sebagainya. Dan yang tidak
kalah penting, ruang BK hendaknya nyaman, sehingga menyebabkan Guru
BK/Konselor betah dan nyaman untuk bekerja, sebab kenyamanan itu
merupakan modal utama bagi kesuksesan pelayanan yang terselenggara.
Sedangkan sarana yang diperlukan untuk menunjang pelayanan
bimbingan dan konseling ialah : (a) alat pengumpul data, baik tes maupun non
tes, (b) alat penyimpan data, khususnya dalam bentuk himpunan data, (c)
24
kelengkapan penunjang teknis, seperti data informasi, paket bimbingan, alat
bantu bimbingan, (d) perlengkapan administrasi, seperti alat tulis, format rencana
kegiatan, serta blangko laporan kegiatan.
3) Kerja Sama
Pelayanan bimbingan dan konseling akan efektif apabila ada kerjasama
diantara semua fihak yang berkepentingan dalam kesuksesan pelayanan
bimbingan dan konseling. Kerjasama antara personil sekolah dengan Guru
BK/Konselor terjalin sesuai dengan tugas dan peranan masing-masing dalam
pelayanan bimbingan dan konseling. Tanpa kerjasama antarpersonil itu, kegiatan
bimbingan dan konseling akan banyak mengalami hambatan.
Berkaitan dengan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling,
beberapa hal yang harus diperhatikan adalah :
Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling memperhatikan tujuan,
prinsip, azas, dan fungsi layanan BK. Pelaksanaan pelayanan BK memfasilitasi
peserta didik untuk mencapai tugas pada satuan pendidikan mengacu kepada
hal-hal berikut :
a) Bersama pendidik dan personil satuan pendidikan lainnya, Guru
BK/Konselor berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pelayanan BK.
b) RPL (SATLAN atau SATKUNG) dilaksanakan sesuai dengan perencanaan
yang telah disusun.
c) Materi layanan dikembangkan dan disesuaikan dengan jenis dan jenjang
pendidikan, serta mengakomodir peminatan akademik, peminatan
vokasional, peminatan lintas mata pelajaran, dan peminatan kelanjutan
studi
d) Kegiatan mencakup berbagai kegiatan layanan bimbingan dan konseling
serta kegiatan pendukung.
e) Kegiatan layanan dan pendukung BK dilaksanakan melalui penerapan
berbagai pendekatan, metode, dan teknik yang mencerminkan
pelayanan profesional sesuai dengan karakteristik permasalahan dan
kondisi peserta didik/sasaran layanan.
f) Volume dan waktu untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan BK di dalam
kelas atau di luar kelas setiap minggu diatur oleh Guru BK/Konselor
dengan persetujuan pimpinan satuan pendidikan.
g) Waktu Pelaksanaan Pelayanan BK
25
1). Di dalam jam pembelajaran satuan pendidikan:
(a) Kegiatan tatap muka dilaksanakan secara klasikal dengan rombongan
belajar peserta didik untuk menyelenggarakan layanan orientasi,
informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, serta
kegiatan pendukung yang dapat dilakukan di dalam kelas.
(b) Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 1 (satu)/2 (dua) jam
per kelas per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal
2) Di luar jam pembelajaran satuan pendidikan:
(a) Kegiatan tatap muka nonklasikal dengan peserta didik untuk
menyelenggarakan layanan orientasi, konseling perorangan,
bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan mediasi serta kegiatan
layanan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas.
(b) Satu kali kegiatan layanan/pendukung BK di luar kelas/di luar jam
pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap muka
dalam kelas.
(c) Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di luar jam
pembelajaran maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan BK,
diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan satuan pendidikan.
h) Kegiatan pelayanan BK dinilai, dicatat, dievaluasi dan dilaporkan dalam
laporan pelaksanaan program (LAPELPROG).
i) Pelayanan BK pada masing-masing satuan pendidikan dikelola dengan
memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan antar kelas dan antar
jenjang kelas, dan mensinkronisasikan pelayanan BK dengan kegiatan
pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler, serta
mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas satuan pendidikan.
c. Penilaian
Penilaian dilakukan untuk mengetahui keberhasilan layanan yang diberikan.
Penilaian keberhasilan layanan BK mencakup penilaian proses dan penialain hasil.
Penilaian proses dilakukan dengan mengamati aktivitas peserta didik selama proses
pemberian layanan berlangsung. Dalam penilaian proses Guru BK/Konselor dapat
menggunakan pedoman observasi. Penilaian hasil dilakukan untuk mengukur
pemahaman (Understanding), perasaan positif yang muncul (Comfortable), dan
rencana tindakan yang dilakukan (Action) peserta didik. Guru BK/Konselor harus
26
mengembangkan instrumen penilaian hasil sesuai dengan isi materi yang
diberikan. Instrumen dilampirkan dalam RPL.
3. Evaluasi, Pelaporan dan Tindak Lanjut
Evaluasi dilakukan setelah Guru BK/Konselor melaksanakan pelayanan
BK. Evaluasi didasarkan pada hasil penilaian (proses dan hasil) terhadap
pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan. Artinya, kegiatan evaluasi
dimulai dengan kegiatan penilaian proses dan hasil. Setelah melakukan penilaian
proses dan hasil, maka keterlaksanaan program dievaluasi dan disajikan dalam
Laporan Pelaksanaan Program. Evaluasi dilakukan pada setiap tahap pelayanan
BK, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Hasil evaluasi digunakan
untuk menentukan program tindak lanjut, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk
menindaklajuti kegiatan pelayanaan BK yang diberikan. Kegiatan tindak lanjut ini
sebagai upaya untuk menuntaskan bantuan, perbaikan dan/atau pengembangan
program BK pada tahun pelajaran berikutnya. Semua kegiatan BK dilaporkan
dalam bentuk Lapelprog (Laporan Pelaksanaan Program). Laporan ini sebagai
ujud pertanggung jawaban dari tugas yang diberikan kepada Guru BK/Konselor.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan evaluasi, pelaporan
dan tindak lanjut adalah :
a. Tujuan
Tujuan evaluasi program BK adalah untuk menentukan derajat kualitas
kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan BK di
Sekolah/Madrasah. Kriteria atau patokan yang digunakan untuk
mengevaluasi pelaksanaan program BK di Sekolah/Madrasah mengacu pada
ketercapaian kompetensi, keterpenuhan kebutuhan peserta didik dan pihak-
pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung berperan membantu
peserta didik memperoleh perubahan perilaku dan pribadi ke arah yang lebih
baik.
b. Fungsi
Fungsi evaluasi program BK adalah sebagai berikut :
1) Memberikan umpan balik pada Guru BK/Konselor tentang ketercapaian
program yang telah disusun dan menindak lanjuti hasil evaluasi yang
dilakukan (memperbaiki atau mengembangkan program BK)
27
2) Memberi informasi/sebagai bahan presentasi Guru BK/Konselor kepada
Kepala Sekolah, guru dan orang tua peserta didik tentang perkembangan
sikap dan perilaku peserta didik atau pencapaian tugas-tugas
perkembangannya. Sehingga guru dan/atau orang tua peserta didik dapat
bersinergi atau berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas implementasi
program bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah.
c. Aspek-Aspek Yang Dinilai
Setelah Guru BK/Konselor memberikan pelayanan BK baik dalam bentuk
layanan klasikal, kelompok maupun individual, maka Guru BK/Konselor harus
melakukan penilaian untuk mengukur efektifitas layanan yang diberikan. Ada
dua macam aspek kegiatan penilaian yaitu :
1) Penilaian proses
Guru BK/Konselor mengamati aktivitas peserta didik/peserta didik selama
proses pemberian layanan. Penilaian proses mengamati mengamati
partisipasi dan aktivitas peserta didik selama kegiatan pelayanan
bimbingan berlangsung.
2) Penilaian hasil
Guru BK/Konselor perlu menyusun dan menggunakan instrumen untuk
mengukur ketercapaian/keberhasilan layanan yang diberikan. Aspek
penilaian hasil mencakup :
a) Pemahaman (understanding), peserta didik mengungkapkan
pemahaman atas materi yang disajikan oleh Guru BK/Konselor atau
peserta didik mengungkapkan pemahaman atas masalah yang
dialaminya.
b) Perasaan Positif (Comfortable). peserta didik mengungkapkan
kegunaan pelayanan yang diperolehnya. Apakah dapat layanan yang
diberikan dapat menurunkan ketegangan, meminimalisir keragu-
raguan, atau memompa semangat peserta didik setelah memperoleh
pelayanan BK.
c) Perencanaan tindakan (Action), peserta didik dapat merencanakan dan
menampilkan/melakukan perilaku yang diharapkan muncul setelah
memperoleh pelayanan BK.
28
d. Langkah-Langkah Evaluasi
Guru BK/Konselor perlu melakukan evaluasi terhadap perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan BK. Pelaksanaan evaluasi disesuaikan
dengan rancangan yang disusun/yang tercantum pada program BK.
Langkah-langkah evaluasi adalah sebagai berikut :
1) Merumuskan masalah atau instrumentasi.
Konselor perlu mempersiapkan instrumen yang terkait dengan hal-hal
yang akan dievaluasi. Pada dasarnya terkait dengan dua aspek pokok,
yaitu : (1) tingkat keterlaksanaan program; (2) tingkat ketercapaian tujuan
program/pelayanan
2) Mengembangkan atau menyusun instrumen pengumpul data
Konselor menyusun instrumen yang relevan untuk mengukur tingkat
keterlaksanaan dan ketercapaian program. Instrumen dapat berbentuk
angket, inventori, pedoman wawancara, pedoman observasi dan studi
dokumentasi.
3) Mengumpulkan dan menganalisis data
Data yang diperoleh dianalisis, program apa saja yang telah dan belum
dilaksanakan, serta tujuan mana saja yang telah dan belum tercapai.
4) Melakukan tindak lanjut
Berdasarkan temuan yang diperoleh maka Guru BK/Konselor melakukan :
(1) memperbaiki hal-hal yang masih lemah, kurang tepat atau kurang
relevan dengan tujuan yang akan dicapai; (2) mengembangkan program
dengan menambah atau merubah beberapa hal yang dapat meningkatkan
kualitas pelayanan atau efektifitas program
e. Analisis Hasil Evaluasi dan Tindak Lanjut Program
Hasil evaluasi menjadi umpan balik program yang memerlukan perbaikan,
kebutuhan peserta didik yang belum terlayani, kemampuan personil dalam
melaksanakan program, dampak program terhadap perubahan perilaku
peserta didik dan pencapaian prestasi akademik, peningkatan mutu proses
pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan.
Hasil analisa ditindak lanjuti dengan menyusun program selanjutnya sebagai
kesinambungan program, misalnya mengembangkan jejaring pelayanan agar
pelayanan BK lebih optimal, melakukan alih tangan kasus bagi peserta didik
yang memerlukan bantuan khusus dari ahli lain, serta mengembangkan
29
komitmen baru kebijakan orientasi dan implementasi pelayanan bimbingan
dan konseling selanjutnya.
f. Akuntabilitas
Akuntabilitas pelayanan terwujud dalam kejelasan program, proses
implementasi dan hasil-hasil yang dicapai serta informasi yang dapat
menjelaskan apa dan mengapa sesuatu proses dan hasil terjadi atau tidak
terjadi. Hal yang amat penting dalam akuntabilitas adalah menginformasikan
kepada pihak terkait (Kepala Sekolah, guru dan orang tua) tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan/atau kegagalan keterlaksanaan
atau ketercapaian pelaksanaan program BK termasuk perkembangan peserta
didik. Oleh karena itu Guru BK/Konselor perlu menguasai data dan bertindak
atas dasar data yang terkait dengan perkembangan peserta didik.
Dalam menyampaikan informasi yang dimaksud Guru BK/Konselor dapat
memanfaatkan waktu-waktu tertentu/khusus pada pertemuan dengan Kepala
Sekolah dan Guru Mata Pelajaran di akhir tahun atau di awal tahun pelajaran
atau pertemuan dengan orang tua.
30
BAB III
PEMINATAN PESERTA DIDIK
A. Hakekat Peminatan
Implementasi kurikulum 2013 akan dapat menimbulkan masalah bagi peserta
didik SMA/MA dan SMK yang tidak mampu di dalam menentukan pilihan peminatan,
baik kelompok mata pelajaran maupun mata pelajaran secara tepat, sehingga akan
menimbulkan kesulitan dan kecenderungan gagal dalam belajar. Penentuan
peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran hendaknya sesuai dengan
kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat dan kecenderungan pilihan
masing-masing peserta didik agar proses belajar berjalan dengan baik dan
kecenderungan berhasil dalam belajar. Oleh karena itu pelayanan peminatan
kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran yang dilakukan oleh guru BK/Konselor
sangat diperlukan bagi peserta didik agar dapat menentukan pilihan sesuai
kemampuan potensi dirinya dan kemungkinan berhasil dalam belajar.
Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran merupakan bagian
dari pelayanan bimbingan dan konseling dipahami sebagai upaya advokasi dan
fasilitasi perkembangan peserta didik agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (arahan Pasal 1 angka 1 UU
Nomor 20 Tahun 2003 Sisdiknas) sehingga mencapai perkembangan optimum.
Perkembangan optimum bukan sebatas tercapainya prestasi sesuai dengan
kapasitas intelektual dan minat yang dimilikinya, melainkan sebagai sebuah kondisi
perkembangan yang memungkinkan peserta didik mampu mengambil pilihan dan
keputusan secara sehat dan bertanggung jawab serta memiliki daya adaptasi tinggi
terhadap dinamika kehidupan yang dihadapinya.
Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran penting dalam
implementasi kurikulum 2013 karena adanya pilihan peminatan di SMA/MA/SMK,
pilihan peminatan kelompok mata pelajaran di SMA/MA dan pilihan peminatan
kelompok program keahlian di SMK. Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata
pelajaran merupakan upaya untuk membantu peserta didik dalam memilih dan
mendalami mata pelajaran yang diikuti pada satuan pendidikan (SD/MI, SMP/MTs,
31
SMA/MA dan SMK), memahami dan memilih arah pengembangan karir, dan
menyiapkan diri serta memilih pendidikan lanjutan sampai ke perguruan tinggi
sesuai dengan kemampuan dasar umum, bakat, minat dan kecenderungan pilihan
masing-masing peserta didik.
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling upaya penempatan dan
penyaluran peserta didik pada peminatan kelompok mata pelajaran dan mata
pelajaran merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan dan konseling yang
dilakukan oleh Guru BK/Konselor). Dalam rangka mengoptimalkan potensi peserta
didik menuntut adanya kolaborasi yang baik antara guru mata pelajaran, guru wali
kelas, guru bimbingan dan konseling atau konselor, kepala sekolah/madrasah dan
orang tua/wali, seperti pelayanan pendalaman materi yang dilakukan guru mata
pelajaran merupakan salah satu bentuk pengayaan mata pelajaran.
Dengan demikian, penentuan peminatan kelompok mata pelajaran dan mata
pelajaran adalah sebuah proses yang akan melibatkan serangkaian pengambilan
pilihan dan keputusan oleh peserta didik yang didasarkan atas pemahaman potensi
diri dan peluang yang ada di lingkungannya. Permasalahan akan terjadi jika peserta
didik tidak mampu untuk menetukan peminatan kelompok mata pelajaran dan mata
pelajaran, sehingga akan menghambat proses pembelajaran. Untuk mencegah
terjadinya masalah pada diri peserta didik maka diperlukan adanya pelayanan BK
yang membantu memandirikan peserta didik melalui pengambilan keputusan terkait
dengan memilih, menentukan, meraih serta mempertahankan karier untuk
mewujudkan kehidupan yang produktif dan sejahtera, serta untuk menjadi warga
masyarakat yang peduli kemaslahatan umum melalui (upaya) pendidikan.
Peminatan adalah proses yang berkesinambungan untuk memfasilitasi
peserta didik mencapai tujuan pendidikan nasional, dan oleh karena itu peminatan
harus berpijak pada kaidah-kaidah dasar yang secara eksplisit dan implisit,
terkandung dalam kurikulum. Pendalaman mata pelajaran merupakan aktivitas
tambahan dalam belajar yang dilakukan oleh peserta didik yang memiliki kecerdasan
dan bakat istimewa. Tujuan pendalaman mata pelajaran adalah untuk meluaskan
dan memperdalam materi mata pelajaran tertentu sesuai dengan arah minatnya.
Pendalaman mata pelajaran merujuk pada isi dan proses. Isi merujuk pada apa yang
ada dalam materi yang diperkaya dan lebih sulit. Proses merujuk pada prosedur
32
mental pemecahan masalah, pemikiran kreatif, pemikiran ilmiah, pemikiran kritis,
perencanaan, analisis, dan banyak keterampilan pemikiran lainnya.
Pendalaman mata pelajaran merangsang minat peserta didik berbakat dan
cerdas untuk (1) mengembangkan keterampilan berpikir pada tingkatan yang lebih
tinggi, (2) menginspirasi motivasi akademis tinggi, termasuk ambisi karier dan
pendidikan yang tinggi, (3) memenuhi kebutuhan pendidikan, sosial, dan psikologis,
termasuk membantu peserta didik berbakat untuk mengembangkan konsep diri yang
baik, (4) memaksimalkan pembelajaran dan pengembangan peserta didik serta
meminimalkan rasa bosan dan frustrasi, (5) mengembangkan akuntabilitas,
keingintahuan, ketekunan, sikap pengambilan risiko, rasa haus akan pengetahuan,
partisipasi aktif, dan refleksi. Pendalaman materi mata pelajaran sifatnya memberi
kesempatan peserta didik SMA, MA, dan SMK untuk mendapatkan kesempatan
mengikuti mata kuliah di perguruan tinggi, selama yang bersangkutan berada di
kelas XII dan atas kerjasama SMA/MA/SMK dengan Pergurutan Tinggi.
Peminatan Kelompok Mata Pelajaran dan Mata Pelajaran merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dan terintegrasi dalam program pelayanan BK pada satuan
pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah. Artinya, program pelayanan
BK pada setiap satuan pendidikan harus memuat kegiatan peminatan peserta didik.
Upaya ini mengacu kepada manajemen satuan pendidikan dan program
pelaksanaan kurikulum, khususnya terkait dengan peminatan akademik, peminatan
penjurusan, peminatan pendalaman mata pelajaran dan lintas mata pelajaran, serta
peminatan studi lanjutan. Program bimbingan dan konseling terkait peminatan
peserta didik sepenuhnya berada di bawah tanggung jawab Guru BK/Konselor di
setiap satuan pendidikan. Guru BK/Konselor melalui pelayanan BK membantu
peserta didik menentukan arah minat kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran
berdasarkan kekuatan dan kemungkinan keberhasilannya. Oleh karena itu Guru
BK/Konselor harus dapat membantu peserta didik untuk menemukan kekuatannya,
yang berupa kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, kemampuan akademik,
minat, dan kecenderungan peserta didik, serta dukungan moral dari orang tua.
Sedangkan pelayanan pendalaman materi mata pelajaran bagi peserta didik
sepenuhnya tanggung jawab Guru Mata Pelajaran terkait dengan bidang studinya
atau mata pelajaran yang diampunya.
33
Dalam konstruk dan isinya, Kurikulum 2013 mementingkan terselenggaranya
proses pembelajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberi ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Proses belajar yang dilakukan
dengan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) dengan penilaian
hasil belajar berbasis proses dan produk. Untuk ini, selain memuat isi kurikulum
dalam bentuk mata pelajaran dan kegiatan lainnya, Kurikulum Tahun 2013
menyajikan kelompok mata pelajaran wajib, mata pelajaran peminatan, dan mata
pelajaran pilihan untuk pendidikan menengah yang diikuti peserta didik sepanjang
masa studi mereka. Kelompok mata pelajaran peminatan meliputi peminatan
akademik, peminatan kejuruan, peminatan pendalaman mata pelajaran dan lintas
mata pelajaran dan peminatan studi lanjutan. Untuk SMA/MA peminatan akademik
meliputi (a) peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, (b) peminatan
Ilmu-Ilmu Sosial, dan (c) peminatan Bahasa dan Budaya; sedangkan untuk SMK
peminatan kejuruan meliputi (a) peminatan teknologi dan rekayasa; (b) peminatan
kesehatan; (c) peminatan seni, kerajinan, dan pariwisata; (d) peminatan teknologi
informasi dan komunikasi; (e) peminatan agribisnis dan agroteknologi; (f) peminatan
bisnis dan manajemen; atau (g) peminatan lain yang diperlukan masyarakat. Secara
rinci bidang peminatan kejuruan untuk SMK (terlampir).
Pada jenjang pendidikan dasar yaitu SD/MI dan SMP/MTs tidak ada pilihan
peminatan mata pelajaran. Pelayanan BK di SD/MI dilakukan oleh Guru Kelas untuk
membantu peserta didik menanamkan minat belajar, mengatasi masalah minat
belajar dan mengalami kesulitan belajar secara antisipatif (preemptive). Sedangkan
pelayanan BK yang dilakukan oleh Guru BK/Konselor di SMP/MTs diarahkan untuk
membantu peserta didik menentukan minat untuk melakukan pilihan studi lanjut ke
SMA/MA dan SMK berdasarkan pada kemampuan dasar umum (kecerdasan),
bakat, minat, dan kecenderungan arah pilihan masing-masing peserta didik.
Pada jenjang pendidikan menengah umum di SMA/MA, Guru BK/Konselor
membantu peserta didik menentukan minat terhadap kelompok mata pelajaran
pilihan yang tersedia, menentukan mata pelajaran pilihan di luar mata pelajaran
kelompok minatnya, dan menentukan minat pendalaman materi mata pelajaran
untuk mendapatkan kesempatan mengikuti mata kuliah di perguruan tinggi, selama
34
peserta didik yang bersangkutan berada di kelas XII dan atas kerjasama sekolah
dengan perguruan tinggi. Pada jenjang pendidikan menengah kejuruan, yaitu di
SMK, Guru BK/Konselor membantu peserta didik menentukan minat dalam memilih
program keahlian yang tersedia, dan menentukan mata pelajaran keahlian pilihan di
luar mata pelajaran program keahlian minatnya. Guru BK/Konselor di SMA/MA dan
SMK membantu peserta didik menentukan minatnya untuk melanjutkan ke
perguruan tinggi sesuai dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat,
minat,dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik.
Guru BK/Konselor melalui pelayanan BK membantu peserta didik dalam
memenuhi peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran berdasarkan
kekuatan dan kemungkinan keberhasilan studinya. Oleh karena itu Guru
BK/Konselor bekerjasama dengan Guru Mata Pelajaran, Guru Wali Kelas
mengidentifikasi kemampuan, bakat, minat, dan kecenderungan pilihan masing-
masing peserta didik serta dukungan dari orang tua sehingga akan dapat menjalani
kehidupan dalam belajar yang sesuai dengan kekuatan dirinya, efektif, bermakna,
kreatif, menyenangkan, dan dinamis serta kemungkinan keberhasilan tinggi.
Pelayanan BK untuk peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran
memberikan kesempatan yang cukup luas bagi peserta didik untuk menempatkan
diri pada jalur yang lebih tepat dalam rangka penyelesaian studi secara terarah,
sukses, dan jelas dalam arah pendidikan selanjutnya. Wilayah peminatan kelompok
mata pelajaran dan mata pelajaran ini, dalam keseluruhan program pendidikan
satuan pendidikan dasar dan menengah merupakan bidang pelayanan BK yang
menjadi wilayah tugas pokok Guru BK/Konselor dalam kerangka keseluruhan
program pelayanan BK pada satuan pendidikan. Sedangkan pendalaman materi
mata pelajaran merupakan bidang pelayanan pembelajaran yang menjadi wilayah
tugas pokok Guru Mata Pelajaran dalam kerangka keseluruhan program
pembelajaran pada satuan pendidikan.
35
B. Pengertian, Macam dan Komponen Peminatan
1. Pengertian Peminatan Peserta Didik
Penyelenggaraan pendidikan dalam satuan pendidikan di SMA dan SMK
selama ini (sebelum kurikulum 2013) terdapat program penjurusan peserta didik,
bagi peserta didik SMA dilaksanakan di kelas XI dan di SMK program penjurusan
dilaksanakan bersamaan dengan penerimaan siswa baru. Istilah penjurusan
peserta didik tidak tertuang dalam Kurikulum 2013, istilah yang muncul adalah
peminatan peserta didik. Peminatan peserta didik dapat diartikan (1) suatu
pembelajaran berbasis minat peserta didik sesuai kesempatan belajar yang ada
dalam satuan pendidikan; (2) suatu proses pemilihan dan penetapan peminatan
peserta didik pada kelompok mata pelajaran atau bidang kompetensi keahlian
yang ditawarkan oleh satuan pendidikan; (3) suatu proses pengambilan pilihan
dan keputusan oleh peserta didik tentang peminatan kelompok matapelajaran,
mata pelajaran, bidang keahlian atau kompetensi keahlian yang didasarkan atas
pemahaman potensi diri dan peluang yang diselenggarakan pada satuan
pendidikan; (4) dan suatu proses yang berkesinambungan untuk memfasilitasi
peserta didik mencapai keberhasilan proses dan hasil belajar serta
perkembangan optimal dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. (5)
serta peminatan belajar peserta didik merupakan wilayah garapan profesi
bimbingan dan konseling.
Layanan peminatan peserta didik dalam penyelenggaraan pendidikan
tidak sebatas pemilihan dan penetapan saja, namun juga termasuk adanya
langkah lanjut yaitu pendampingan, pengembangan, penyaluran, evaluasi dan
tindak lanjut. Peserta didik dapat memilih secara tepat tentang peminatannya
apabila memperoleh informasi yang memadai atau relevan, memahami secara
mendalam tentang potensi dirinya, baik kelebihan maupun kelemahanya.
Pendampingan dilakukan melalui proses pembelajaran yang mendidik dan
terciptanya suatu kondisi lingkungan pembelajaran yang kondusif. Penciptaan
yang dimaksud paling tidak dilakukan oleh guru mata pelajaran bersama guru
BK/Konselor serta kebijakan kepala sekolah dan layanan administrasi akademik
yang mendukung. Pengembangan dalam arti bahwa adanya upaya yang
dilakukan untuk penyaluran dan pengembangan potensi peserta didik, misalnya
dilakukan melalui magang, untuk itu diperlukan kerjasama yang baik antara
36
sekolah dengan pihak lain terkait. Dalam proses pembelajaran di satuan
pendidikan SMA/SMK, peserta didik diberikan mata pelajaran wajib yang
ditempuh selama pendidikan yaitu kelompok mata pelajaran kelompok A dan
kelompok B. Di samping itu, bagi peserta didik SMA diberi kesempatan untuk
memilih peminatan akademik dan peserta didik SMK diberi kesempatan untuk
memilih peminatan akdemik dan vokasi yang di sebut peminatan kelompok mata
pelajaran. Setiap peserta didik wajib memilih sejumlah mata pelajaran yang
bersifat pendalaman atau perluasan bidang keahlian/peminatan yang dipilihnya.
Peserta didik wajib menempuh kelompok mata pelajaran yang ditetapkan, namun
juga diwajibkan memilih bidang keahlian dan mata pelajaran pilihan yang relevan
dengan pilihan bidang keahliannya. Kerjasama dan sinergisitas kerja antar
personal sekolah secara baik, persiapan/penataan kerja secara baik pula di
setiap satuan pendidikan dapat menjadi fasilitas pendukung pembelajaran.
Penciptaan penghormatan eksistensi bidang keahlian suatu profesi satu dengan
profesi lainnya dalam satuan pendidikan sangat diperlukan dalam rangka
profesionalitas kerja.
2. Macam Pemintan Peserta didik
Struktur kurikulum pendidikan menengah terdiri dari sejumlah mata
pelajaran, beban belajar, dan kalender pendidikan. Mata pelajaran terdiri dari
mata pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan. Pada hakekatnya peminatan
peserta didik antara SMA dan SMK terdapat perbedaan dan kesamaan.
Persamaannya adalah bahwa peserta didik SMA dan SMK wajib menempuh
kelompok mata pelajaran A dan B sejumlah 24 JP. Kelompok mata pelajaran A
sejumlah 6 mata pelajaran dengan alokasi waktu 17 JP dan 3 mata pelajaran
dengan alokasi waktu 7 JP.
Kelompok mata pelajaran A untuk peserta didik SMA dan SMK meliputi
matapelajaran-matapelajaran berikut:
a. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti,
b. Pendidikan Kewarganegaraan,
c. Bahasa Indonesia,
d. Matematika,
e. Sejarah,
f. Bahasa Inggris;
37
Kelompok matapelajaran B meliputi matapelajaran
a. Seni Budaya,
b. Prakarya,
c. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
Sedangkan peminatan kelompok mata pelajaran C antara SMA dan SMK
adalah berbeda tentang nama mata pelajaran dan JP sebagai berikut.
a. Peminatan Peserta Didik SMA.
Peminatan peserta didik sebagaimana tertuang dalam Kurikulum 2013
bagi peserta didik SMA adalah peminatan akademik terdiri dari:
1). Peminatan Matematika dan Sains sejumlah 12 JP yang meliputi mata
pelajaran Matematika, Biologi, Fisika, dan Kimia
2). Peminatan Sosial sejumlah 12 JP yang meliputi matapelajaran Geografi,
Sejarah, Sosiologi dan Antropologi, Ekonomi,
3). Peminatan Bahasa sejumlah 12 JP yang meliputi mata pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra Inggris, Bahasa dan Sastra lainnya,
Antropologi.
b. Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman bagi Peserta Didik SMA
Bagi peserta didik baru kelas X, disamping pemilihan peminatan tersebut,
peserta didik diwajibkan memilih mata pelajaran sejumlah 6 JP yang dipilih dari
mata pelajaran kelompok peminatan, atau mata pelajaran lintas peminatan,
sedangkan bagi peserta didik kelas XI dan XII memilih 4 JP tertuang dalam
struktur kurikulum SMA tahun 2013 sebagaimana tertuang dalam lampiran 8.
Dengan demikian setiap peserta didik SMA dalam pembelajaran wajib
melakukan aktivitas sebagai berikut :
1). Menempuh kelompok mata pelajaran A dan B sebagaimana kurikulum yang
diberlakukan.
2). Memilih dan menempuh pembelajaran peminatan kelompok mata pelajaran C
yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
3). Memilih dan menempuh mata pelajaran peminatan lintas minat dan/atau
pendalaman peminatan belajar peserta didik.
c. Peminatan Peserta Didik SMK
Peserta didik SMK menempuh kelompok mata pelajaran A dan B sejumlah
24 JP seperti peserta didik SMA. Peminatan peserta didik SMK sebagaimana
38
tertuang dalam Kurikulum 2013 yaitu peminatan akademik dan vokasi yang
meliputi bidang studi keahlian, 45 (empat puluh lima) program studi keahlian, dan
141 (seratus empatpuluh satu) kompetensi keahlian sebagaimana tertera dalam
lampiran 9.
Setiap peserta didik SMK dalam pembelajaran melakukan aktivitas
sebagai berikut.
1). Menempuh kelompok mata pelajaran A dan B yang telah ditetapkan
sebagaimana tertera dalam Kurikulum 2013.
2). Memilih dan menempuh pembelajaran peminatan kelompok matapelajaran C
(peminatan akademik dan vokasi) terdiri dari 3 (tiga) kelompok besar
peminatan akademik dan vokasi yang meliputi : 8 (delapan) bidang studi
keahlian, 45 (empat puluh lima) program studi keahlian, dan 141 (seratus
empat puluh satu) kompetensi keahlian. Kegiatan yang dilakukan peserta
didik SMK:
a). memilih dan menempuh satu bidang studi keahlian,
b). memilih dan menempuh satu program studi keahlian yang tercakup dalam
bidang studi keahlian,
c). memilih dan menempuh satu kompetensi keahlian yang tercakup dalam
program studi keahlian.
Sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan Kurikulum 2013 yang
diberlakukan di satuan pendidikan masing-masing secara rinci dan jelas, hal
ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi semua calon peserta
didik, orang tua. Guru BK/Konselor diharapkan memberikan layanan informasi
yang jelas dan detail berkaitan peminatan peserta didik yang diselenggarakan
di satuan pendidikan, memberikan layanan konsultasi pemilihan dan
penetapan, memberikan pendampingan, pengembangan dan penyaluran
minat belajar sesuai dengan potensi atau kompetensi keahliannya dan
kesempatan yang ada.
3. Penelusuran Peminatan Peserta Didik
Ketepatan dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling untuk
pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik memerlukan berbagai macam
data atau informasi tentang diri calon peserta didik. Data yang dapat digunakan
dalam layanan peminatan peserta didik antara lain prestasi belajar kelas VII, VIII,
39
dan VIII di SMP/MTs, prestasi non akademik (kejuaraan kegiatan lomba seni,
olah raga, dll. mulai dari SD/MI), prestasi belajar berdasarkan ujian nasional,
minat studi lanjut, minat pekerjaan, minat jabatan, cita-cita kehidupan dimasa
depan, perhatian orang tua, fasilitasi pembelajaran, status sosial ekonomi,
harapan orang tua dalam bidang peminatan belajar, dan harapan orang tua
setelah putra-putrinya lulus dari sekolah. Teknik memperoleh data untuk
peminatan peserta didik tersebut dapat digunakan teknik non tes, meliputi teknik-
teknik sebagai berikut :
a. Dokumentasi, sebagai teknik untuk memperoleh data prestasi belajar
berdasarkan buku raport peserta didik kelas VII, VIII, dan IX serta nilai ujian
nasional saat belajar di SMP/MTs. Data ini dapat digunakan untuk analisis
perkembangan belajar peserta didik yang merupakan cerminan kesungguhan
belajar, kecerdasan umum dan kecerdasan khusus yang dimaknakan dari
mata pelajaran yang ditempuh relevansinya dengan bidang keahlian atau
jenis peminatan peserta didik.
b. Angket, sebagai teknik untuk memperoleh data tentang minat belajar peserta
didik dan perhatian orang tua. Isian minat belajar peserta didik dapat
dipergunakan untuk penetapan peminatan sebab isian minat merupakan
pernyataan pikiran dan perasaan serta kemauan peserta didik. Isian perhatian
orang tua merupakan bukti tertulis yang dapat dipertanggungjawabkan
kebenaran data tersebut.
c. Wawancara, sebagai teknik yang dapat digunakan sebagai teknik untuk
mengklarifikasi isian angket dan hal lain yang diperlukan serta sekaligus
pewawancara dapat melakukan observasi.
d. Observasi, sebagai teknik yang dapat digunakan untuk memperoleh data
kondisi fisik serta perilaku yang nampak sebagai bahan pertimbangan dalam
penetapan peminatan peserta didik.
Di samping teknik non tes tersebut dapat juga menggunakan teknik tes
psikologis yang dilaksanakan oleh tester atau tes peminatan yang dapat
dilaksanakan oleh guru BK/Konselor. Data yang dapat diperoleh melalui teknik
tes dapat dianalisisis dan dipergunakan dasar penetapan peminatan peserta
didik. Data teknik non tes (dokumentasi, angket, wawancara, observasi, dll)
secara lengkap dan tepat menganalisis serta interpretasi yang benar dapat
dijadikan dasar pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik. Pemilihan dan
40
penetapan peminatan peserta didik dengan menggunakan data dari teknik non
tes adalah sudah dapat dipertanggungjawabkan.
4. Komponen Peminatan Peserta Didik
Minat merupakan gejala psikologis, berkaitan dengan pikiran dan
perasaan terhadap suatu objek. Perhatian, pemahaman, dan perasaan yang
mendalam terhadap suatu objek dapat menimbulkan minat. Objek yang menarik
cenderung akan menimbulkan minat. Minat merupakan perasaan suka, rasa
tertarik, kecenderungan dan gairah atau keinginan yang tinggi seseorang
terhadap suatu objek. Dalam kaitannya dengan peminatan peserta didik dalam
satuan pendidikan SMA, objek yang dimaksudkan adalah bidang peminatan
matematika dan sains, sosial dan bahasa. Sedangkan peminatan satuan
pendidikan SMK, objek yang dimaksudkan adalah bidang studi keahlian, program
studi keahlian, dan kompetensi keahlian. Peserta didik dihadapkan kepada objek
tersebut, dan diberi kesempatan untuk memilih sesuai dengan potensi yang
dimiliki dan kesempatan yang ada. Pemilihan peminatan yang tepat dan
mempunyai arti penting bagi prospek kehidupan peserta didik masa depan
adalah tidak mudah, untuk itu memerlukan layanan bantuan tepat yang dilakukan
oleh tenaga profesional. Dalam konteks ini, profesi bimbingan dan konseling
dipandang paling tepat untuk memfasilitasi pemilihan peminatan peserta didik.
Minat dipengaruhi oleh faktor dalam diri dan luar diri peserta didik. Komponen
pokok yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan pemilihan dan penetapan
peminatan peserta didik SMA dan SMK dapat meliputi prestasi belajar, prestasi
non akademik, pernyataan minat peserta didik, perhatian orang tua dan diteksi
potensi peserta didik. Berikut ini disajikan uraian peran masing-masing
komponen dalam penetapan peminatan peserta didik.
a. Prestasi belajar yang telah dicapai selama proses pembelajaran merupakan
cerminan kecerdasan dan potensi akademik yang dimiliki. Prestasi belajar
peserta didik pada kelas VII, VIII, dan IX merupakan profil kemampuan
akademik peserta didik, yang dapat dijadikan dasar pertimbangan pokok
dalam peminatan. Profil kondisi prestasi belajar yang dicapai dapat sebagai
prediksi keberhasilan belajar selanjutnya. Kesungguhan dan keajegan belajar
dapat berpengaruh positif terhadap peningkatan prestasi belajar pada
program pendidikan selanjutnya. Prestasi belajar merupakan cerminan
41
potensi peserta didik, sehingga dapat dijadikan komponen pokok dalam
pertimbangan pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik. Data
prestasi belajar diperoleh melalui teknik dokumentasi dan diharapkan semua
calon peserta didik menyerahkan fotocopy raport SMP/MTs yang disyahkan
oleh kepala sekolah yang bersangkutan.
b. Prestasi non akademik merupakan cerminan bakat tertentu pada diri
peserta didik. Prestasi non akademik yang telah dicapai, seperti kejuaraan
dalam lomba melukis, menyanyi, menari, pidato, bulu tangkis, tenis meja, dll.,
merupakan indikasi peserta didik memiliki kemampuan khusus/bakat tertentu.
Terdapat relevansi antara kejuaraan suatu lomba dengan kemudahan
melakukan aktivitas dan keberhasilan belajar mata pelajaran tertentu yang
sesuai dengan kemampuan khusus yang dimiliki. Data ini dapat diperoleh
melalui isian (angket) yang disiapkan dan teknik dokumentasi berupa
fotocopy piagam penghargaan yang dimiliki calon peserta didik sejak Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.
c. Prestasi/nilai ujian nasional (UN) yang dicapai merupakan cerminan
kemampuan akademik mata pelajaran tertentu berstandar nasional. Prestasi
belajar dapat sebagai pertimbangan untuk pemilihan dan penetapan
peminatan peserta didik. Diasumsikan bahwa peserta didik tidak mengalami
kecelakaan fisik atau psikis dan kebiasaan belajar tetap dapat dipertahankan
bahkan ditingkatkan, maka prestasi/nilai UN tepat sebagai pertimbangan
penetapan peminatan peserta didik sesuai kelompok mata pelajarannya.
Prestasi/nilai UN diperoleh melalui teknik dokumentasi berupa fotocopy daftar
nilai UN dan daftar isian (angket) yang disiapkan.
d. Minat belajar tinggi ditunjukkan dengan perasaan senang yang mendalam
terhadap peminatan tertentu (mata pelajaran, bidang studi keahlian, program
studi keahlian, kompetensi keahlian) berkontribusi positif terhadap proses dan
hasil belajar. Peserta didik merasa senang, antusias, tidak merasa cepat
lelah, sungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran di sekolah maupun
aktivitas belajar di rumah disebabkan memiliki minat yang tinggi terhadap apa
yang dipelajarinya.
Pernyataan minat dapat secara tertulis. Pernyataan mencerminkan apa
yang diinginkan dan merupakan indikasi akan kesungguhan dalam belajar
sebab aktivitas belajar berkaitan erat dengan minatnya.
42
e. Cita-cita peserta didik untuk studi lanjut, pekerjaan, dan jabatan erat
hubungannya dengan potensi yang dimilikinya dan dipengaruhi oleh hasil
pengamatan terhadap figur dan keberhasilan seseorang/sekelompok dalam
kehidupannya. Di samping itu, atas dasar informasi yang diperoleh baik
secara langsung maupun tidak langsung juga berpengaruh terhadap
munculnya cita-cita peserta didik. Informasi yang jelas dan prospesktif juga
dapat merangsang munculnya cita-cita. Keinginan yang kuat untuk mencapai
bidang studi lanjut, jabatan, dan pekerjaannya sangat berpengaruh positif
terhadap aktivitas belajar. Sinkronisasi antara cita-cita dengan potensi
peserta didik dan prestasi yang dicapai dengan kesempatan belajar untuk
mencapai cita-cita, dapat menumbuhkan semangat belajar yang dipilihnya.
Instrumen untuk mengungkap tentang minat dan cita-cita peserta didik
sebagaimana terlampir.
f. Perhatian orang tua, fasilitasi dan latar belakang keluarga berpengaruh
positif terhadap kesungguhan-ketekunan-kedisiplinan dalam belajar. Restu
orang tua merupakan kekuatan spiritual yang dapat memberikan kemudahan
yang dirasakan oleh peserta didik dalam belajar dan mencapai keberhasilan
belajar. Anak mempunyai hubungan emosional dengan orang tua, juga
berkaitan dengan semangat belajar. Intensitas hubungan orang tua dengan
anak dapat menumbuhkan motivasi belajar yang berdampak kualitas proses
dan hasil belajar. Namun disadari bahwa yang belajar adalah anak, dan orang
tua sebatas mengharapkan hasil belajar anak dan memfasilitasi belajar.
Untuk itu, perhatian, fasilitasi, dan harapan orang tua terhadap peminatan
peserta didik penting dipertimbangkan, namun bukan sebagai penentu
peminatan. Bila terdapat perbedaan antara peminatan peserta didik dengan
orang tua, maka yang perlu dikaji lebih mendalam adalah prospek peminatan
dan kesiapan belajar anak. Orang tua diharapkan lebih pada memberikan
dukungan atas pilihan peminatan putra-putrinya. Namun demikian, guru
BK/Konselor hendaknya cermat dalam berdialog dengan orangtua tentang
penempatan peminatan peserta didiknya, apalagi orang tua yang
bersangkutan sangat berharap atas pilihan peminatan putra-putrinya.
Instrumen untuk mengungkap tentang harapan dan latar belakang orang tua
sebagaimana lampiran.
43
g. Diteksi potensi menggunakan instrumen tes psikologis atau tes peminatan
bagi calon peserta didik tentang bakat dan minat dapat dilakukan oleh tim
khusus yang memiliki kemampuan dan kewenangan. Hasil diteksi potensi
dapat diperoleh kecenderungan peminatan peserta didik. Rekomendasi
peminatan berdasarkan diteksi menggunakan instrumen tes psikologis dapat
dipergunakan sebagai pertimbangan bila terjadi kebimbangan dalam
penempatan peminatan peserta didik. Pelaksanaan diteksi menggunakan
instrumen tes psikologis yang standar dilakukan oleh tenaga ahli atau tes
peminatan yang dikembangkan oleh guru BK/Konselor. Hasil diteksi potensi
peserta didik dapat menggunakan hasil diteksi pada saat di SMP/MTs, namun
dapat juga menggunakan hasil tes peminatan yang diselenggarakan di
SMA/SMK, dan atau menggunakan data dari SMP/MTs dengan data hasil tes
peminatan yang diselenggarakan di SMA/SMK.
C. Tujuan dan Fungsi Peminatan
1. Tujuan
Secara umum Peminatan Kelompok Mata Pelajaran dan Mata Pelajaran
bertujuan untuk membantu peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK
menetapkan minat pilihan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran serta
pendalaman mata pelajaran yang diikuti pada satuan pendidikan yang sedang
ditempuh, pilihan karir dan/atau pilihan studi lanjutan sampai ke perguruan tinggi.
Secara khusus tujuan Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata
pelajaran adalah:
a. Mengarahkan peserta didik SD/MI untuk memahami bahwa pendidikan di
SD/MI merupakan pendidikan wajib yang harus dikuti oleh seluruh warga
negara Indonesia dan setamatnya dari SD/MI harus dilanjutkan ke studi di
SMP/MTs, dan oleh karenanya peserta didik perlu belajar dengan sungguh-
sungguh dan meminati semua mata pelajaran.
b. Mengarahkan peserta didik SMP/MTs untuk memahami dan mempersiapkan
diri bahwa :
1) Semua warga negara Indonesia wajib mengikuti pelajaran di sekolah
sampai dengan jenjang SMP/MTs dalam rangka Wajib Belajar 9 Tahun.
44
2) Peserta didik SMP/MTs perlu meminati semua mata pelajaran, meminati
studi lanjutan yang menjadi pilihan SMA/MA atau SMK sesuai dengan
kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat, dan kecenderungan
pilihan masing-masing peserta didik, memahami berbagai jenis
pekerjaan/karir dan mulai mengarahkan diri untuk pekerjaan/karir tertentu.
3) Setamat dari SMP/MTs peserta didik dapat melanjutkan pelajaran ke
SMA/MA atau SMK, untuk selanjutnya bila sudah tamat dapat bekerja
atau melanjutkan pelajaran ke perguruan tinggi. Peminatan di SMP/MTs
adalah mempersiapkan peserta didik untuk menentukan pilihan kelompok
mata pelajaran dan mata pelajaran di SMA/MA/SMK. Jadi peserta didik
perlu mendapatkan informasi tentang kelompok peminatan: keuntungan
dan keterbatasannya.
c. Mengarahkan peserta didik SMA/MA untuk memahami dan mempersiapkan
diri bahwa :
1) Pendidikan di SMA/MA merupakan pendidikan untuk menyiapkan peserta
didik menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri di masyarakat.
2) Kemandirian tersebut pada nomor (1) didasarkan pada kematangan
pemenuhan potensi dasar, bakat, minat, dan keterampilan pekerjaan/karir.
3) Kurikulum SMA/MA memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
memilih kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran tertentu sesuai
dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat dan
kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik.
4) Setelah tamat dari SMA/MA peserta didik dapat bekerja di bidang tertentu
yang masih memerlukan persiapan/pelatihan, atau melanjutkan ke
perguruan tinggi dengan memasuki program studi sesuai dengan pilihan
dan pendalaman mata pelajaran sewaktu di SMA/MA.
d. Mengarahkan peserta didik SMK untuk memahami dan mempersiapkan diri
bahwa :
1) Pendidikan di SMK merupakan pendidikan untuk menyiapkan peserta
didik menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri di masyarakat.
45
2) Kemandirian tersebut pada nomor (1) didasarkan pada kematangan
pemenuhan potensi dasar, bakat, minat, dan keterampilan pekerjaan/karir.
3) Kurikulum SMK memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk memilih
mata pelajaran program keahlian dan mendalami materi mata pelajaran
program keahlian tertentu sesuai dengan kemampuan dasar umum
(kecerdasan), bakat, minat dan kecenderungan pilihan masing-masing
peserta didik.
4) Setelah tamat dari SMK peserta didik dapat bekerja di bidang tertentu
sesuai dengan bidang studi keahlian/kejuruan yang telah dipelajarinya,
atau melanjutkan pelajaran ke perguruan tinggi dengan memasuki
program studi sesuai dengan pilihan dan pendalaman materi mata
pelajaran sewaktu di SMK.
2. Fungsi
Fungsi peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran untuk
peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK sesuai jenjang satuan
pendidikan masing-masing, yaitu :
a. Fungsi pemahaman, yaitu berkaitan dengan dipahaminya kemampuan, bakat,
minat, dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik serta
lingkungan untuk menentukan Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata
pelajaran yang diikuti, arah karir dan/atau studi lanjutan yang dipilihnya.
b. Fungsi pencegahan, yaitu berkaitan dengan tercegahnya berbagai masalah
yang dapat mengganggu berkembangnya kemampuan, bakat, minat, dan
kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik secara optimal dalam
kaitan dengan Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran yang
diikuti, arah karir dan/atau studi lanjutan yang dipilihnya.
c. Fungsi pengentasan, yaitu berkaitan dengan tertentaskannya masalah-
masalah peserta didik yang berhubungan dengan Peminatan kelompok mata
pelajaran dan mata pelajaran yang diikuti, arah karir dan/atau studi lanjutan
yang dipilihnya.
d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu berkaitan dengan
terkembangkan dan terpeliharanya kemampuan, bakat, minat, dan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan
Buku pedoman arah peminatan

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Refleksi Kurikulum Merdeka.pptx
Refleksi Kurikulum Merdeka.pptxRefleksi Kurikulum Merdeka.pptx
Refleksi Kurikulum Merdeka.pptxSofyanHarseno
 
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Sehatnya Udara Tanggung jawab Kita Be...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Sehatnya Udara Tanggung jawab Kita Be...Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Sehatnya Udara Tanggung jawab Kita Be...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Sehatnya Udara Tanggung jawab Kita Be...SriAyuLestari29
 
PPT P5 PAK WID.pptx
PPT P5 PAK WID.pptxPPT P5 PAK WID.pptx
PPT P5 PAK WID.pptxSabtoWibowo4
 
Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah
Kompetensi Supervisi Kepala SekolahKompetensi Supervisi Kepala Sekolah
Kompetensi Supervisi Kepala SekolahNASuprawoto Sunardjo
 
04. buku pendampingan individu_23092020_draft_layout
04. buku pendampingan individu_23092020_draft_layout04. buku pendampingan individu_23092020_draft_layout
04. buku pendampingan individu_23092020_draft_layoutFerry Slat
 
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...Welly Indriany
 
PPT - PENGENALAN P5.pptx
PPT - PENGENALAN P5.pptxPPT - PENGENALAN P5.pptx
PPT - PENGENALAN P5.pptxHendrikDitya
 
SOSIALISASI KURIKULUM MERDEKA new.pptx
SOSIALISASI KURIKULUM MERDEKA new.pptxSOSIALISASI KURIKULUM MERDEKA new.pptx
SOSIALISASI KURIKULUM MERDEKA new.pptxssuser05810e
 
PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH 2023 (2).pptx
PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH 2023 (2).pptxPENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH 2023 (2).pptx
PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH 2023 (2).pptxJoeIsmail2
 
E 2 144 dian purnama sari -- peta konsep modul 1
E 2 144 dian purnama sari -- peta konsep modul 1E 2 144 dian purnama sari -- peta konsep modul 1
E 2 144 dian purnama sari -- peta konsep modul 1Dian Sari
 
CP, TP, ATP DAN MODUL AJAR.pptx
CP, TP,  ATP DAN MODUL AJAR.pptxCP, TP,  ATP DAN MODUL AJAR.pptx
CP, TP, ATP DAN MODUL AJAR.pptxsdnpaau
 
Materi 3 - Rapor Proyek Kurikulum Merdeka.pptx
Materi 3 - Rapor Proyek Kurikulum Merdeka.pptxMateri 3 - Rapor Proyek Kurikulum Merdeka.pptx
Materi 3 - Rapor Proyek Kurikulum Merdeka.pptxFitriImut1
 
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)Dadang DjokoKaryanto
 
Format penilaian hafalan doa doa 3x
Format penilaian hafalan doa doa 3xFormat penilaian hafalan doa doa 3x
Format penilaian hafalan doa doa 3xshovi fatimah
 

Was ist angesagt? (20)

Refleksi Kurikulum Merdeka.pptx
Refleksi Kurikulum Merdeka.pptxRefleksi Kurikulum Merdeka.pptx
Refleksi Kurikulum Merdeka.pptx
 
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Sehatnya Udara Tanggung jawab Kita Be...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Sehatnya Udara Tanggung jawab Kita Be...Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Sehatnya Udara Tanggung jawab Kita Be...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Sehatnya Udara Tanggung jawab Kita Be...
 
PPT P5 PAK WID.pptx
PPT P5 PAK WID.pptxPPT P5 PAK WID.pptx
PPT P5 PAK WID.pptx
 
Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah
Kompetensi Supervisi Kepala SekolahKompetensi Supervisi Kepala Sekolah
Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah
 
04. buku pendampingan individu_23092020_draft_layout
04. buku pendampingan individu_23092020_draft_layout04. buku pendampingan individu_23092020_draft_layout
04. buku pendampingan individu_23092020_draft_layout
 
Penyusunan KOSP.pptx
Penyusunan KOSP.pptxPenyusunan KOSP.pptx
Penyusunan KOSP.pptx
 
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...Salinan   permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
Salinan permendikbud nomor 81 a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum g...
 
PPT - PENGENALAN P5.pptx
PPT - PENGENALAN P5.pptxPPT - PENGENALAN P5.pptx
PPT - PENGENALAN P5.pptx
 
SOSIALISASI KURIKULUM MERDEKA new.pptx
SOSIALISASI KURIKULUM MERDEKA new.pptxSOSIALISASI KURIKULUM MERDEKA new.pptx
SOSIALISASI KURIKULUM MERDEKA new.pptx
 
Presentasi ppdb
Presentasi ppdbPresentasi ppdb
Presentasi ppdb
 
Merancang Modul P5.pptx
Merancang Modul P5.pptxMerancang Modul P5.pptx
Merancang Modul P5.pptx
 
Makalah permasalan guru dan solusinya
Makalah permasalan guru dan solusinyaMakalah permasalan guru dan solusinya
Makalah permasalan guru dan solusinya
 
PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH 2023 (2).pptx
PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH 2023 (2).pptxPENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH 2023 (2).pptx
PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH 2023 (2).pptx
 
E 2 144 dian purnama sari -- peta konsep modul 1
E 2 144 dian purnama sari -- peta konsep modul 1E 2 144 dian purnama sari -- peta konsep modul 1
E 2 144 dian purnama sari -- peta konsep modul 1
 
CP, TP, ATP DAN MODUL AJAR.pptx
CP, TP,  ATP DAN MODUL AJAR.pptxCP, TP,  ATP DAN MODUL AJAR.pptx
CP, TP, ATP DAN MODUL AJAR.pptx
 
Materi 3 - Rapor Proyek Kurikulum Merdeka.pptx
Materi 3 - Rapor Proyek Kurikulum Merdeka.pptxMateri 3 - Rapor Proyek Kurikulum Merdeka.pptx
Materi 3 - Rapor Proyek Kurikulum Merdeka.pptx
 
PPT KOSP (2)xxxxrevisi.pptx
PPT KOSP (2)xxxxrevisi.pptxPPT KOSP (2)xxxxrevisi.pptx
PPT KOSP (2)xxxxrevisi.pptx
 
DOKUMEN KOSP.docx
DOKUMEN KOSP.docxDOKUMEN KOSP.docx
DOKUMEN KOSP.docx
 
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
Makalah kajian interdisiplin dan intradisiplin(sosiologi pendidikan)
 
Format penilaian hafalan doa doa 3x
Format penilaian hafalan doa doa 3xFormat penilaian hafalan doa doa 3x
Format penilaian hafalan doa doa 3x
 

Andere mochten auch

Pedoman implementasi kurikulum 2013 final
Pedoman implementasi kurikulum 2013 finalPedoman implementasi kurikulum 2013 final
Pedoman implementasi kurikulum 2013 finalGuru Online
 
Anne_Chaconas_NextStepU_2012_January_Credit_Smarts
Anne_Chaconas_NextStepU_2012_January_Credit_SmartsAnne_Chaconas_NextStepU_2012_January_Credit_Smarts
Anne_Chaconas_NextStepU_2012_January_Credit_SmartsAnne Chaconas
 
Modul Guru Pembelajar Kimia KK B
Modul Guru Pembelajar Kimia KK BModul Guru Pembelajar Kimia KK B
Modul Guru Pembelajar Kimia KK BDwi Johan
 
Modul Guru Pembelajar Kimia KK A
Modul Guru Pembelajar Kimia KK AModul Guru Pembelajar Kimia KK A
Modul Guru Pembelajar Kimia KK ADwi Johan
 
Struktur kurikulum desember 2016 (1)
Struktur kurikulum desember  2016 (1)Struktur kurikulum desember  2016 (1)
Struktur kurikulum desember 2016 (1)Karim Dalimunthe
 
Buku Sistem Sirkulasi untuk siswa SMA/MA
Buku Sistem Sirkulasi untuk siswa SMA/MABuku Sistem Sirkulasi untuk siswa SMA/MA
Buku Sistem Sirkulasi untuk siswa SMA/MAenda151510
 
Kompilasi materi bk smp kurikulum 2013 print
Kompilasi materi bk smp kurikulum 2013 printKompilasi materi bk smp kurikulum 2013 print
Kompilasi materi bk smp kurikulum 2013 printIman Sriyono
 
Permendikbud no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling
Permendikbud no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konselingPermendikbud no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling
Permendikbud no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konselingMuhamad Fatikhin
 
Permendikbud no. 68 tahun 2014 tentang peran guru tik
Permendikbud no. 68 tahun 2014 tentang peran guru tikPermendikbud no. 68 tahun 2014 tentang peran guru tik
Permendikbud no. 68 tahun 2014 tentang peran guru tikHadi Wuryanto
 
Rpp karakter ipa smp
Rpp karakter ipa smpRpp karakter ipa smp
Rpp karakter ipa smpIchfad Ananda
 
Buku administrasi sekolah asaka prima 2015 paud tk sd smp sma smk
Buku administrasi sekolah  asaka prima 2015 paud tk sd smp sma smkBuku administrasi sekolah  asaka prima 2015 paud tk sd smp sma smk
Buku administrasi sekolah asaka prima 2015 paud tk sd smp sma smkRedis Manik
 
KKM IPA Kelas VII 2015 2016
KKM IPA Kelas VII 2015 2016KKM IPA Kelas VII 2015 2016
KKM IPA Kelas VII 2015 2016Yus Rina
 
Buku Sistem ekskresi (Nihayatu Thoyyibah)
Buku Sistem ekskresi (Nihayatu Thoyyibah)Buku Sistem ekskresi (Nihayatu Thoyyibah)
Buku Sistem ekskresi (Nihayatu Thoyyibah)Zayyin Nihayah
 

Andere mochten auch (20)

Buku panduan-bk-dirjen-dikdas
Buku panduan-bk-dirjen-dikdasBuku panduan-bk-dirjen-dikdas
Buku panduan-bk-dirjen-dikdas
 
Pedoman kur 13
Pedoman kur 13Pedoman kur 13
Pedoman kur 13
 
Pedoman implementasi kurikulum 2013 final
Pedoman implementasi kurikulum 2013 finalPedoman implementasi kurikulum 2013 final
Pedoman implementasi kurikulum 2013 final
 
Pemahaman diri
Pemahaman diriPemahaman diri
Pemahaman diri
 
5.model peminatan
5.model peminatan5.model peminatan
5.model peminatan
 
Anne_Chaconas_NextStepU_2012_January_Credit_Smarts
Anne_Chaconas_NextStepU_2012_January_Credit_SmartsAnne_Chaconas_NextStepU_2012_January_Credit_Smarts
Anne_Chaconas_NextStepU_2012_January_Credit_Smarts
 
Modul Guru Pembelajar Kimia KK B
Modul Guru Pembelajar Kimia KK BModul Guru Pembelajar Kimia KK B
Modul Guru Pembelajar Kimia KK B
 
Kk b biologi 14_juni
Kk b biologi 14_juniKk b biologi 14_juni
Kk b biologi 14_juni
 
Modul Guru Pembelajar Kimia KK A
Modul Guru Pembelajar Kimia KK AModul Guru Pembelajar Kimia KK A
Modul Guru Pembelajar Kimia KK A
 
Peta konsep buat lks
Peta konsep   buat lksPeta konsep   buat lks
Peta konsep buat lks
 
Struktur kurikulum desember 2016 (1)
Struktur kurikulum desember  2016 (1)Struktur kurikulum desember  2016 (1)
Struktur kurikulum desember 2016 (1)
 
Buku Sistem Sirkulasi untuk siswa SMA/MA
Buku Sistem Sirkulasi untuk siswa SMA/MABuku Sistem Sirkulasi untuk siswa SMA/MA
Buku Sistem Sirkulasi untuk siswa SMA/MA
 
Kompilasi materi bk smp kurikulum 2013 print
Kompilasi materi bk smp kurikulum 2013 printKompilasi materi bk smp kurikulum 2013 print
Kompilasi materi bk smp kurikulum 2013 print
 
Rpp frais xii
Rpp frais xiiRpp frais xii
Rpp frais xii
 
Permendikbud no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling
Permendikbud no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konselingPermendikbud no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling
Permendikbud no-111-tahun-2014-tentang-bimbingan-dan-konseling
 
Permendikbud no. 68 tahun 2014 tentang peran guru tik
Permendikbud no. 68 tahun 2014 tentang peran guru tikPermendikbud no. 68 tahun 2014 tentang peran guru tik
Permendikbud no. 68 tahun 2014 tentang peran guru tik
 
Rpp karakter ipa smp
Rpp karakter ipa smpRpp karakter ipa smp
Rpp karakter ipa smp
 
Buku administrasi sekolah asaka prima 2015 paud tk sd smp sma smk
Buku administrasi sekolah  asaka prima 2015 paud tk sd smp sma smkBuku administrasi sekolah  asaka prima 2015 paud tk sd smp sma smk
Buku administrasi sekolah asaka prima 2015 paud tk sd smp sma smk
 
KKM IPA Kelas VII 2015 2016
KKM IPA Kelas VII 2015 2016KKM IPA Kelas VII 2015 2016
KKM IPA Kelas VII 2015 2016
 
Buku Sistem ekskresi (Nihayatu Thoyyibah)
Buku Sistem ekskresi (Nihayatu Thoyyibah)Buku Sistem ekskresi (Nihayatu Thoyyibah)
Buku Sistem ekskresi (Nihayatu Thoyyibah)
 

Ähnlich wie Buku pedoman arah peminatan

1. bahan ajar materi ktsp berbasis kur 2013.
1. bahan ajar materi ktsp berbasis kur 2013.1. bahan ajar materi ktsp berbasis kur 2013.
1. bahan ajar materi ktsp berbasis kur 2013.Triyono Al-Islam
 
Final juknis pendamp 2 juni 2014
Final juknis pendamp 2 juni  2014Final juknis pendamp 2 juni  2014
Final juknis pendamp 2 juni 2014musdam farera
 
Edit 07-pedoman-pendampingan-ks-ps-jadi-25-6-2013-libre
Edit 07-pedoman-pendampingan-ks-ps-jadi-25-6-2013-libreEdit 07-pedoman-pendampingan-ks-ps-jadi-25-6-2013-libre
Edit 07-pedoman-pendampingan-ks-ps-jadi-25-6-2013-librepurdiyanto -
 
Pedoman pendampingan-ks-ps
Pedoman pendampingan-ks-psPedoman pendampingan-ks-ps
Pedoman pendampingan-ks-pspurdiyanto -
 
Buku 2 materi pelatihan okay
Buku 2 materi pelatihan okayBuku 2 materi pelatihan okay
Buku 2 materi pelatihan okayDejan Bukanagara
 
KURIKULUM MERDEKA SMK JAKARTA TIMUR WILAYAH 1.pptx
KURIKULUM MERDEKA SMK JAKARTA TIMUR WILAYAH 1.pptxKURIKULUM MERDEKA SMK JAKARTA TIMUR WILAYAH 1.pptx
KURIKULUM MERDEKA SMK JAKARTA TIMUR WILAYAH 1.pptxalex11443
 
Pedoman pendampingan sekolah
Pedoman pendampingan sekolahPedoman pendampingan sekolah
Pedoman pendampingan sekolahIwan Falahuddin
 
Bab i sd bab iii
Bab i sd bab iiiBab i sd bab iii
Bab i sd bab iiiarif hamidi
 
Materi pelatihan implementasi kur 2013 bina smp edit 07042014 uya
Materi pelatihan implementasi kur 2013 bina smp   edit 07042014 uyaMateri pelatihan implementasi kur 2013 bina smp   edit 07042014 uya
Materi pelatihan implementasi kur 2013 bina smp edit 07042014 uyaLiani Fitri
 
Buku panduan pendampingan kur 2013
Buku panduan pendampingan kur 2013Buku panduan pendampingan kur 2013
Buku panduan pendampingan kur 2013purdiyanto -
 
KARAKTERISTIK KURIKULUM 2013 DAN PENULISAN BUKU TEKS
KARAKTERISTIK KURIKULUM 2013 DAN PENULISAN BUKU TEKSKARAKTERISTIK KURIKULUM 2013 DAN PENULISAN BUKU TEKS
KARAKTERISTIK KURIKULUM 2013 DAN PENULISAN BUKU TEKSNurulbanjar1996
 
Institut pendidikan indonesia laporan observasi inopen-fitri ayu
Institut pendidikan indonesia laporan observasi inopen-fitri ayuInstitut pendidikan indonesia laporan observasi inopen-fitri ayu
Institut pendidikan indonesia laporan observasi inopen-fitri ayuFitrri Ayu Febrianti
 
Pedoman teknis-pendampingan-sd
Pedoman teknis-pendampingan-sdPedoman teknis-pendampingan-sd
Pedoman teknis-pendampingan-sdSariman Sariman
 
5. matematika modul
5. matematika   modul5. matematika   modul
5. matematika modulZai Regar
 
Materi pelatihan kurikulum 2013
Materi pelatihan kurikulum 2013Materi pelatihan kurikulum 2013
Materi pelatihan kurikulum 2013syifaul123
 
Pedoman pendampingan _oleh_guru_inti-libre
Pedoman pendampingan _oleh_guru_inti-librePedoman pendampingan _oleh_guru_inti-libre
Pedoman pendampingan _oleh_guru_inti-librepurdiyanto -
 
Pp kn sma smk kelompok kompetensi i
Pp kn sma smk kelompok kompetensi iPp kn sma smk kelompok kompetensi i
Pp kn sma smk kelompok kompetensi ieli priyatna laidan
 
Implementasi Kurikulum 2013
Implementasi Kurikulum 2013Implementasi Kurikulum 2013
Implementasi Kurikulum 2013Kaharuddin Adam
 

Ähnlich wie Buku pedoman arah peminatan (20)

1. bahan ajar materi ktsp berbasis kur 2013.
1. bahan ajar materi ktsp berbasis kur 2013.1. bahan ajar materi ktsp berbasis kur 2013.
1. bahan ajar materi ktsp berbasis kur 2013.
 
Final juknis pendamp 2 juni 2014
Final juknis pendamp 2 juni  2014Final juknis pendamp 2 juni  2014
Final juknis pendamp 2 juni 2014
 
Edit 07-pedoman-pendampingan-ks-ps-jadi-25-6-2013-libre
Edit 07-pedoman-pendampingan-ks-ps-jadi-25-6-2013-libreEdit 07-pedoman-pendampingan-ks-ps-jadi-25-6-2013-libre
Edit 07-pedoman-pendampingan-ks-ps-jadi-25-6-2013-libre
 
Pedoman pendampingan-ks-ps
Pedoman pendampingan-ks-psPedoman pendampingan-ks-ps
Pedoman pendampingan-ks-ps
 
Buku 2 materi pelatihan okay
Buku 2 materi pelatihan okayBuku 2 materi pelatihan okay
Buku 2 materi pelatihan okay
 
KURIKULUM MERDEKA SMK JAKARTA TIMUR WILAYAH 1.pptx
KURIKULUM MERDEKA SMK JAKARTA TIMUR WILAYAH 1.pptxKURIKULUM MERDEKA SMK JAKARTA TIMUR WILAYAH 1.pptx
KURIKULUM MERDEKA SMK JAKARTA TIMUR WILAYAH 1.pptx
 
2 pai-smp-kurikulum-2013
2 pai-smp-kurikulum-20132 pai-smp-kurikulum-2013
2 pai-smp-kurikulum-2013
 
Pedoman pendampingan sekolah
Pedoman pendampingan sekolahPedoman pendampingan sekolah
Pedoman pendampingan sekolah
 
Bab i sd bab iii
Bab i sd bab iiiBab i sd bab iii
Bab i sd bab iii
 
Materi pelatihan implementasi kur 2013 bina smp edit 07042014 uya
Materi pelatihan implementasi kur 2013 bina smp   edit 07042014 uyaMateri pelatihan implementasi kur 2013 bina smp   edit 07042014 uya
Materi pelatihan implementasi kur 2013 bina smp edit 07042014 uya
 
Buku panduan pendampingan kur 2013
Buku panduan pendampingan kur 2013Buku panduan pendampingan kur 2013
Buku panduan pendampingan kur 2013
 
KARAKTERISTIK KURIKULUM 2013 DAN PENULISAN BUKU TEKS
KARAKTERISTIK KURIKULUM 2013 DAN PENULISAN BUKU TEKSKARAKTERISTIK KURIKULUM 2013 DAN PENULISAN BUKU TEKS
KARAKTERISTIK KURIKULUM 2013 DAN PENULISAN BUKU TEKS
 
5. pedoman pendampingan
5. pedoman pendampingan5. pedoman pendampingan
5. pedoman pendampingan
 
Institut pendidikan indonesia laporan observasi inopen-fitri ayu
Institut pendidikan indonesia laporan observasi inopen-fitri ayuInstitut pendidikan indonesia laporan observasi inopen-fitri ayu
Institut pendidikan indonesia laporan observasi inopen-fitri ayu
 
Pedoman teknis-pendampingan-sd
Pedoman teknis-pendampingan-sdPedoman teknis-pendampingan-sd
Pedoman teknis-pendampingan-sd
 
5. matematika modul
5. matematika   modul5. matematika   modul
5. matematika modul
 
Materi pelatihan kurikulum 2013
Materi pelatihan kurikulum 2013Materi pelatihan kurikulum 2013
Materi pelatihan kurikulum 2013
 
Pedoman pendampingan _oleh_guru_inti-libre
Pedoman pendampingan _oleh_guru_inti-librePedoman pendampingan _oleh_guru_inti-libre
Pedoman pendampingan _oleh_guru_inti-libre
 
Pp kn sma smk kelompok kompetensi i
Pp kn sma smk kelompok kompetensi iPp kn sma smk kelompok kompetensi i
Pp kn sma smk kelompok kompetensi i
 
Implementasi Kurikulum 2013
Implementasi Kurikulum 2013Implementasi Kurikulum 2013
Implementasi Kurikulum 2013
 

Mehr von Kandidat guru BK Profesional

Anekaobattradisionaluntukanak 111028021250-phpapp02
Anekaobattradisionaluntukanak 111028021250-phpapp02Anekaobattradisionaluntukanak 111028021250-phpapp02
Anekaobattradisionaluntukanak 111028021250-phpapp02Kandidat guru BK Profesional
 

Mehr von Kandidat guru BK Profesional (20)

Bahan belajar bk pra sekolah
Bahan belajar bk pra sekolahBahan belajar bk pra sekolah
Bahan belajar bk pra sekolah
 
Revisi print
Revisi printRevisi print
Revisi print
 
Motivasi Islam untuk Perubahan
Motivasi Islam untuk PerubahanMotivasi Islam untuk Perubahan
Motivasi Islam untuk Perubahan
 
Kunci sukses menjadi mahasiswa
Kunci sukses menjadi mahasiswaKunci sukses menjadi mahasiswa
Kunci sukses menjadi mahasiswa
 
Anekaobattradisionaluntukanak 111028021250-phpapp02
Anekaobattradisionaluntukanak 111028021250-phpapp02Anekaobattradisionaluntukanak 111028021250-phpapp02
Anekaobattradisionaluntukanak 111028021250-phpapp02
 
Sahabat
SahabatSahabat
Sahabat
 
Konseling lintas budaya
Konseling  lintas budayaKonseling  lintas budaya
Konseling lintas budaya
 
Psikologi abnormal
Psikologi abnormalPsikologi abnormal
Psikologi abnormal
 
tingkah laku berisiko
tingkah laku berisikotingkah laku berisiko
tingkah laku berisiko
 
Doa nuurun-nubuwwah-1-nur-buat
Doa nuurun-nubuwwah-1-nur-buatDoa nuurun-nubuwwah-1-nur-buat
Doa nuurun-nubuwwah-1-nur-buat
 
DIBALIK KONFLIK SYEH SITI JENAR
DIBALIK KONFLIK SYEH SITI JENARDIBALIK KONFLIK SYEH SITI JENAR
DIBALIK KONFLIK SYEH SITI JENAR
 
Konseling lintas budaya
Konseling lintas budayaKonseling lintas budaya
Konseling lintas budaya
 
Adab pergaulan
Adab pergaulanAdab pergaulan
Adab pergaulan
 
Permendiknas no.-27-tahun-2008
Permendiknas no.-27-tahun-2008 Permendiknas no.-27-tahun-2008
Permendiknas no.-27-tahun-2008
 
Panduan cinta bahagia
Panduan cinta bahagiaPanduan cinta bahagia
Panduan cinta bahagia
 
Kode etik -bimbingan-dan-konseling-di-sekolah
Kode etik -bimbingan-dan-konseling-di-sekolahKode etik -bimbingan-dan-konseling-di-sekolah
Kode etik -bimbingan-dan-konseling-di-sekolah
 
Jadwal kuliah
Jadwal kuliahJadwal kuliah
Jadwal kuliah
 
KOMITMEN TERPROGAM
KOMITMEN TERPROGAMKOMITMEN TERPROGAM
KOMITMEN TERPROGAM
 
Teori karen horney ( Psikologi Kepribadian)
Teori  karen horney ( Psikologi Kepribadian)Teori  karen horney ( Psikologi Kepribadian)
Teori karen horney ( Psikologi Kepribadian)
 
Perubahan
PerubahanPerubahan
Perubahan
 

Kürzlich hochgeladen

RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 

Buku pedoman arah peminatan

  • 1. i PEDOMAN PEMINATAN PESERTA DIDIK KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN 2013 DRAF 2
  • 2. ii Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Komplek Kemdikbud Gedung D Lantai 17 Jl. Jenderal Sudirman Pintu 1 Senayan Jakarta Pusat, 10270 Telp./Fax. (021) 57946110
  • 3. iii KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan dukungan tim pengembang berhasil menyusun Pedoman Peminatan Peserta Didik dalam Implementasi Kurikulum 2013. Peminatan dalam pedoman ini mencakup peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran untuk peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan terintegrasi dalam program pelayanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan, khususnya dalam jenjang pendidikan dasar dan menengah. Artinya, program pelayanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan harus memuat pelayanan peminatan baik kelompok mata pelajaran maupun mata pelajaran. Upaya ini mengacu kepada program pelaksanaan kurikulum tahun 2013, khususnya terkait dengan peminatan akademik, peminatan kejuruan, pilihan lintas minat atau pendalaman mata pelajaran, dan peminatan studi lanjutan. Program bimbingan dan konseling dengan peminatan sepenuhnya berada di bawah tanggung jawab Guru Bimbingan dan Konseling (Guru BK) atau Konselor di setiap satuan pendidikan. Dalam konstruk dan isinya kurikulum tahun 2013 mementingkan terselenggaranya proses pembelajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan peserta didik. Proses belajar yang dilakukan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) dengan penilaian hasil belajar berbasis proses dan produk. Untuk ini, selain memuat isi kurikulum dalam bentuk mata pelajaran dan kegiatan lainnya, Kurikulum Tahun 2013 menyajikan kelompok mata pelajaran wajib, mata pelajaran peminatan, dan mata pelajaran pilihan untuk pendidikan menengah yang diikuti peserta didik sepanjang masa studi mereka. Kelompok mata pelajaran peminatan meliputi peminatan akademik, kejuruan, lintas mata pelajaran atau pendalaman mata pelajaran dan peminatan studi lanjutan. Untuk SMA/MA peminatan akademik meliputi peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, peminatan Ilmu-Ilmu Sosial dan peminatan Bahasa dan Budaya; sedangkan untuk SMK meliputi peminatan Akademik dan Kejuruan. Guru BK/Konselor membantu peserta didik dalam memenuhi Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran untuk peserta didik sesuai dengan kemampuan dasar umum, bakat, minat dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik. Peminatan memberikan kesempatan yang cukup luas bagi peserta didik untuk menempatkan diri pada jalur yang lebih tepat dalam rangka penyelesaian studi secara terarah, sukses, dan jelas dalam arah pendidikan selanjutnya. Wilayah Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran bagi peserta didik ini, dalam keseluruhan program pendidikan satuan pendidikan dasar dan menengah merupakan bidang pelayanan BK yang menjadi wilayah manajemen BK dan wilayah tugas pokok Guru BK/Konselor dalam kerangka keseluruhan program pelayanan BK pada satuan pendidikan. Pendalaman materi mata
  • 4. iv pelajaran merupakan bidang pelayanan pembelajaran yang menjadi wilayah manajemen pembelajaran dan wilayah tugas pokok Guru Mata Pelajaran dalam kerangka keseluruhan program pembelajaran pada satuan pendidikan. Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi Guru BK/Konselor dalam melaksanakan Peminatan dan bagi fihak-fihak terkait dalam menentukan kebijakan terkait implementasi kurikulum 2013 di tingkat satuan pendidikan. Pedoman ini sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam penyusunan pedoman ini, kami ucapkan terima kasih dan penghargaan atas dedikasi dan sumbangan pemikirannya. Semoga pedoman ini dapat memberi manfaat positif dalam implementasi kurikulum guna meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Jakarta, Maret 2013 Kepala Badan PSDMP dan PMP Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd NIP.196202031987031002
  • 5. v DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ................................................................................. Iii DAFTAR ISI ………………………………….……………………………….,, V DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………., Vi BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………. 1 A. Latar Belakang ................................................................,,,,, 1 B. Landasan Hukum.............................................................,,,,, 4 C.Tujuan............................................................................,,,,,,, 5 D.Ruang Lingkup ..................................................................... 6 BAB II PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM KURIKULUM 2013 …………………………… 7 A. Prinsip Dasar dan Kerangka Pelayanan Bimbingan dan Konseling ……………………………………………………... 7 B. Peran dan Fungsi Pelayanan Bimbingan dan Konseling .... 8 C. Eksistensi Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum 2013 ………………………………………………… 12 D. Pengelolaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum 2013 ………………………………... 15 1. Perencanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling ….... 15 2. Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling ……. 20 3. Evaluasi, Pelaporan dan Tindak Lanjut ………………….. 26 BAB III PEMINATAN PESERTA DIDIK …………………………………. 30 A. Hakekat Peminatan …………………………………………… 30 B. Pengertian, Macam dan Komponen Peminatan …………… 35 C. Tujuan dan Fungsi Peminatan ………………………………. 43 D. Tingkat dan Aspek Peminatan ……………………………….. 46 E. Pengorganisasian, Kreteria dan Pemetaan Peserta Didik .. 50 F. Langkah Pokok Peminatan ………………………………...... 59 G. Waktu Pelayanan Peminatan ………………………………….. 62 H. Mekanisme Peminatan ……………………………………… 79
  • 6. vi BAB IV PENUTUP …………………………………………………………. 86 DAFTAR RUJUKAN ………………………………………………………….. LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………………
  • 7. vii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Contoh Rencana Pelaksana Layanan (RPL) Bimbingan dan Konseling Lampiran 2 : Contoh Satuan Pendukung (Satkung) Aplikasi Instrumentasi Lampiran 3 : Format Peminatan dan Pendalaman Mata Pelajaran Lampiran 4 : Format Monitoring Peminatan dan Pendalaman Mata Pelajaran Lampiran 5 : Kelompok Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan 2013 Lampiran 6 : Angket Peminatan Calon / Peserta Didik Baru SMA Lampiran 7 : Peminatan Calon / Peserta Didik Baru SMK Lampiran 8 : Angket Peminatan Calon / Peserta Didik Baru SMA/SMK Lampiran 9 : Angket Perhatian Orang Tua Calon / Peserta Didik Baru SMA/SMK Lampiran 10 : Formulir Pendaftaran Peserta Didik Baru SMA/SMK Lampiran 11 Formulir Pemeriksaan Fisik SMA/SMK Lampiran 12 Rekapitulasi Data Peminatan Calon/ Peserta Didik SMA/SMK
  • 8. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 Ayat 19 menyebutkan “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, tambahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Kurikulum merupakan suatu hal yang penting karena kurikulum bagian dari program pendidikan. Tanpa kurikulum akan sangat sulit untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan. Kurikulum tidak hanya memperhatikan perkembangan dan pembangunan masa sekarang tetapi juga mengarahkan perhatian ke masa depan. Perubahan kurikulum didasari pada kesadaran bahwa perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya. Perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional, termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan. Kemendikbud tahun ini melakukan perubahan kurikulum. Salah satu barometer yang dijadikan alasan pentingnya perubahan kurikulum itu dilakukan adalah survey “Trends in International Math and Science” oleh Global Institute pada tahun 2007, dimana berdasarkan survey tersebut hanya 5 persen peserta didik Indonesia yang mampu mengerjakan soal berkategori tinggi yang memerlukan penalaran. Sedangkan peserta didik Korea sanggup mengerjakannya mencapai 71 persen. Indikator lain adalah Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2009 menempatkan Indonesia di peringkat 10 besar terakhir dari 65 negara peserta PISA. Kriteria penilaiannya adalah kemampuan kognitif dan keahlian membaca, matematika, dan sains. Penguasaan peserta didik Indonesia hanya sampai level 3 sementara negara lain sampai level 4,5 dan 6. Kedua survey ini menunjukkan prestasi peserta didik Indonesia masih tertinggal. Perubahan kurikulum 2013 dirancang untuk mempersiapkan insan Indonesia yang memiliki
  • 9. 2 kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Jalur dan jenjang pendidikan formal, meliputi pendidikan dasar, yaitu SD/MI, SMP/MTs; dan pendidikan menengah meliputi SMA/MA dan SMK. Pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/ MTs) merupakan jenjang pendidikan formal paling awal yang wajib ditempuh oleh seluruh warga negara Indonesia. Pada jenjang pendidikan SD/MI peserta didik perlu disiapkan dan dibina minatnya untuk mengikuti pendidikan pada jenjang SMP/MTs. Jenjang pendidikan SMP/MTs sebagai kelanjutan studi tamatan jenjang pendidikan SD/MI juga merupakan pendidikan wajib yang harus diikuti oleh segenap warga negara Indonesia dalam rangka Wajib Belajar (WAJAR) 9 Tahun. Selain pembinaan pribadi peserta didik secara menyeluruh, tujuan pendidikan SMP/MTs adalah menyiapkan lulusannya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu jenjang pendidikan SMA/MA atau SMK. Diyakini bahwa keberhasilan peserta didik dalam menjalani pendidikan di SMA/MA, dan SMK dipengaruhi oleh berbagai faktor, banyak di antara faktor tersebut yang hendaknya disiapkan saat pendidikan di SMP/MTs. Peserta didik SMA/MA, dan SMK yang sebelumnya menempuh jenjang SMP/MTs diwajibkan mengikuti pendidikan sesuai dengan kurikulum yang berlaku, di samping bertujuan untuk pengembangan dan pembinaan pribadi peserta didik dalam menyiapkan mereka bekerja pada lapangan pekerjaan tertentu, juga untuk menyiapkan kemampuan melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi. Fenomena dalam melanjutkan atau memilih program studi menunjukkan bahwa peserta didik tamatan SMP/MTs yang memasuki SMA/MA dan SMK, dan tamatan SMA/MA dan SMK yang memasuki perguruan tinggi belum didasarkan atas Peminatan peserta didik yang didukung oleh potensi dan kondisi diri secara memadai sebagai modal pengembangan potensi secara optimal, seperti kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat dan kondisi fisik serta sosial budaya dan minat karir mereka. Para peserta didik selama ini banyak yang memilih sekolah lanjutan didasarkan pada keinginan orang tua, pertimbangan ekonomi, dan nilai hasil belajar yang telah mereka tempuh. Akibatnya, ketika berada di SMA/MA atau SMK, atau di perguruan tinggi, seringkali mengalami kesulitan belajar,
  • 10. 3 terjerumus dalam berbagai perilaku terlarang dan masalah pribadi lainnya, sehingga tidak naik kelas/tingkat, pindah jurusan/program studi, pindah sekolah/madrasah/perguruan tinggi, atau bahkan putus sekolah/ madrasah/perguruan tinggi (drop out). Salah satu usaha untuk mencegah terjadinya masalah dan mengatasi masalah tersebut di atas adalah perlu dilaksanakannya pengarahan yang lebih awal dalam peminatan pada umumnya, khususnya dalam penyiapan penempatan dan penyaluran untuk kelanjutan studi mereka sesuai dengan potensi dan kondisi yang ada pada diri peserta didik dan lingkungan. Dalam rangka pengarahan Peminatan peserta didik sejak dari di SD/MI dan SMP/MTs, sampai dengan SMA/MA dan SMK diperlukan adanya pelayanan BK yang dilakukan oleh Guru BK/Konselor. Pelayanan BK secara khusus ini terfokus pada Peminatan peserta didik dalam memilih dan mengikuti mata pelajaran pada satuan pendidikan yang dijalani, arah pilihan karir dan pilihan studi lanjutan. Kurikulum 2013 memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan, bakat dan minat. Atas dasar prinsip perbedaan kemampuan, kurikulum 2013 memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memiliki tingkat penguasaan di atas standar yang telah ditentukan (dalam sikap, keterampilan dan pengetahuan), beragam program sesuai dengan minat peserta didik, dan beragam pengalaman belajar yang sesuai dengan kemampuan awal dan minat peserta didik. Mata pelajaran dalam struktur kurikulum terdiri atas (1) mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada setiap satuan dan jenjang pendidikan,dan (2) mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan pilihan mereka. Kelompok mata pelajaran wajib dan pilihan termuat dalam struktur kurikulum pendidikan menengah (SMA/MA dan SMK/MAK), sementara itu mengingat usia dan perkembangan psikologis peserta didik usia SD/MI dan SMP/MTs (7-15 tahun) maka mata pelajaran pilihan belum diberikan. Mata pelajaran pilihan baru diberikan pada peserta didik usia pendidikan menengah (15-18 tahun) yang terdiri atas pilihan akademik (SMA/MA) dan pilihan kejuruan (SMK/MAK). Mata pelajaran pilihan ini memberi corak kepada fungsi satuan pendidikan dan di dalamnya terdapai pilihan sesuai dengan minat peserta didik.
  • 11. 4 Implementasi Kurikulum Tahun 2013 menekankan penilaian berbasis proses dan hasil, dan tidak menyederhanakan upaya pendidikan sebagai pencapaian target-target kuantitatif berupa angka-angka hasil ujian sejumlah mata pelajaran akademik saja, tanpa penilaian proses atau upaya yang dilakukan oleh peserta didik. Kejujuran, kerja keras dan disiplin adalah hal yang tidak boleh lepas dari penilaian proses. Hasil penilaian juga harus serasi dengan perkembangan akhlak dan karakter peserta didik sebagai makhluk individu, sosial, warga negara dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Kurikulum 2013 lebih sensitif dan respek terhadap perbedaan kemampuan dan kecepatan belajar peserta didik, dan untuk SMA/MA dan SMK memberikan peluang yang lebih terbuka kepada peserta didik untuk memilih mata pelajaran yang diminati, mendalami materi mata pelajaran dan mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara fleksibel sesuai dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat dan karakteristik kepribadian tanpa dibatasi dengan sekat-sekat penjurusan yang terlalu kaku. Mengingat pentingnya Peminatan oleh Guru BK/Konselor dalam implementasi kurikulum 2013 maka Pusat Pengembangan Profesi Pendidik, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyusun Pedoman Peminatan Peserta Didik oleh Guru BK/Konselor dalam Implementasi Kurikulum 2013. B. Landasan Hukum Peraturan perundang-undangan yang mendasari keterlaksanaan Peminatan Peserta Didik oleh Guru BK/Konselor dalam Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut : 1. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; 3. Undang-undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1992 tentang Tenaga Kependidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2000; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom;
  • 12. 5 6. Inpres Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional 2010; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru; 9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademis dan Kompetensi Konselor; 10. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya; 11. Peraturan Bersama Menteri pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya; 12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. C. Tujuan Secara umum Pedoman Peminatan Peserta Didik bertujuan untuk memberikan pedoman yang dapat digunakan guru Guru BK/Konselor dan pihak-pihak terkait dalam memberikan pelayanan peminatan peserta didik melalui pelayanan bimbingan dan konseling. Tujuan khusus pedoman ini adalah memberikan acuan bagi Guru BK/Konselor dalam: 1. memahami peran, fungsi dan eksistensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam kurikulum 2013. 2. menyusun perencanaan peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran; 3. melaksanakan peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran; 4. melaksanakan evaluasi dan tindak lanjut pelaksanaan peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran.
  • 13. 6 D. Ruang Lingkup Lingkup bahasan Pedoman Peminatan Peserta Didik oleh Guru BK/Konselor dalam Implementasi Kurikulum 2013 ini terdiri atas 4 bab, yaitu Bab I, Pendahuluan yang membahas latar belakang, landasan hukum, tujuan dan ruang lingkup, Bab II, Pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum 2013 yang membahas prinsip dasar dan kerangka, peran dan fungsi, serta eksistensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam kurikulum 2013, dan pengelolaan pelayanan bimbingan konseling yang mencakup perencanaan dan pelaksanaan bimbingan dan konseling serta evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut, dan Bab III Peminatan Peserta Didik yang membahas hakekat peminatan, pengertian, macam dan komponen peminatan, tujuan dan fungsi Peminatan, tingkat dan aspek peminatan, pengorganisasian, kreteria dan pemetaan peserta didik, langkah pokok pelayanan peminatan, waktu dan mekanisme pelayanan peminatan dan pelaksana peminatan, dan Bab IV Penutup.
  • 14. 7 BAB II PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM KURIKULUM 2013 A. Prinsi Dasar dan Kerangka Pelayanan Bimbingan dan Konseling Pengembangan Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan didalamnya terdapat perubahan program yang berkaitan langsung dengan layanan bimbingan dan konseling adalah peminatan peserta didik. Peminatan peserta didik dimaknai sebagai fasilitasi bagi perkembangan peserta didik agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga mencapai perkembangan optimum. Tercapainya perkembangan optimum diharapkan peserta didik mampu mengambil pilihan dan keputusan secara sehat dan bertanggung jawab serta memiliki daya adaptasi tinggi terhadap dinamika kehidupan yang dihadapinya. Peminatan peserta didik merupakan suatu proses pengambilan pilihan dan keputusan oleh peserta didik dalam bidang keahlian yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan peluang yang ada. Dalam konteks ini, bimbingan dan konseling membantu peserta didik untuk memahami diri, menerima diri, mengarahkan diri, mengambil keputusan diri, merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab. Bimbingan dan konseling membantu peserta didik mencapai perkembangan optimal dan kemandirian dalam kehidupannya serta menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. Di samping itu juga membantu individu dalam memilih, meraih dan mempertahankan karier untuk mewujudkan kehidupan yang produktif dan sejahtera, serta untuk menjadi warga masyarakat yang peduli kemaslahatan umum melalui pendidikan. Sehubungan dengan itu, Kurikulum 2013 dalam implementasinya (1) Dapat menyiapkan peserta didik sukses dalam menghadapi tantangan kehidupan di era globalisasi dengan tetap berpijak pada nilai-nilai luhur Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, (2) Menitikberatkan pada pencapaian kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan sebagai keutuhan yang harus dicapai oleh peserta didik, (3) Memiliki spirit yang kuat untuk memulihkan proses pendidikan sebagai proses pembelajaran yang mendidik dan wahana pengembangan karakter, kehidupan yang demokratis, dan kemandirian sebagai softskills, serta penguasaan sains, teknologi, dan seni sebagai hardskills,
  • 15. 8 (4) memandang bahwa peserta didik aktif dalam proses pengembangan potensi dan perwujudan dirinya dalam konteks sosial kultural, sehingga menuntut profesionalitas guru yang mampu mengembangkan strategi pembelajaran yang dapat menstimulasi peserta didik untuk belajar lebih aktif dalam mencapai keberhasilannya, (5) Menekankan penilaian berbasis proses pembelajar an yang mendidik dan hasil belajar peserta didik, (6) Mengakui dan menghormati perbedaan kemampuan dan kecepatan belajar peserta didik, hal ini memerlukan pendampingan, remediasi dan akselerasi secara berkala, terutama bagi peserta didik yang belum mencapai batas kompetensi yang ditetapkan, (7) memberikan kesempatan peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya sesuai dengan kesempatan dan layanan pendidikan yang diselnggarakan, (8) Menuntut adanya kolaborasi yang baik antara guru mata pelajaran, guru bimbingan dan konseling dan orang tua/wali dalam mengoptimalkan perkembangan peserta didik, (9) Proses pendidikan mengarah kepada orientasi perkembangan dan pembudayaan peserta didik. Oleh karena itu, keberhasilan proses pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan nasional melibatkan manajemen, pembelajaran, dan bimbingan dan konseling. B. Peran dan Fungsi Pelayanan Bimbingan dan Konseling Pelayanan bimbingan dan konseling pada hakikatnya merupakan usaha memfasilitasi pengembangan nilai-nilai melalui proses interaksi yang empatik antara guru BK/Konselor dengan peserta didik, dimana Guru BK/Konselor membantu peserta didik untuk mengenal kelebihan dan kelemahan dalam berbagai aspek perkembangan dirinya, memahami peluang dan tantangan yang ditemukan di lingkungannya, serta mendorong penumbuhan kemandirian peserta didik untuk mengambil berbagai keputusan penting dalam perjalanan hidupnya secara bertanggung jawab dan mampu mewujudkan kehidupan yang produktif, sejahtera, bahagia serta peduli terhadap kemaslahatan umat manusia. Dasar pertimbangan penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan dari pemerintah tetapi yang lebih penting adalah upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu
  • 16. 9 mengembangkan potensi dirinya guna mencapai tugas-tugas perkembangannya dalam aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual. Proses pendidikan harus dipandang sebagai suatu proses perkembangan, karena setiap peserta didik sebagai individu sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, peserta didik memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Di samping itu terdapat suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan individu tidak selalu berlangsung secara mulus, atau steril dari masalah. Dengan kata lain, proses perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam alur linier, lurus, atau searah dengan potensi, harapan dan nlai-nilai yang dianut. Untuk itulah diperlukan pelayanan bimbingan dan konseling yang dirancang secara baik agar mampu menfasilitasi individu kearah kematangan dan kemandirian, yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir. Alasan tersebut diperkuat adanya perbedaan individual pada peserta didik dan keniscayaan bahwa proses perkembangan peserta didik tidak selalu berlangsung secara mulus, dalam alur yang lurus, searah dengan potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut, sehingga banyak individu yang memerlukan bantuan orang lain. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, setiap individu peserta didik dihadapkan pada situasi kehidupan yang kompleks dan penuh tantangan. Era globalisasi dan informasi ialah era persaingan yang salah satu ciri utamanya adalah dunia tanpa batas. Dunia menjadi suatu tempat yang disebut placeless society dimana hubungan antar manusia, antar masyarakat dan antar bangsa menjadi transparan. Dunia yang semakin terbuka juga menuntut suatu bentuk masyarakat baru, yaitu masyarakat terbuka, masyarakat yang demokratis. Kondisi ini di satu sisi memberikan kesempatan pada setiap individu berkembang sepenuhnya sesuai dengan potensi yang dimilikinya dan memungkinkan setiap individu atau sekelompok masyarakat atau bangsa untuk berbuat sesuatu yang terbaik bagi dirinya, masyarakat, dan umat manusia. Namun, di sisi lain sistem dan kultur kehidupan kemungkinan juga akan berubah, berbagai benturan peradaban dan benturan nilai sangat mungkin terjadi dalam kehidupan.
  • 17. 10 Dalam situasi demikian, peserta didik dihadapkan pada konfigurasi kehidupan, di satu sisi yaitu tetap berpijak dan mengarahkan diri kepada jati diri bangsa, di sisi lain dan dapat bereaksi dan serta mengarahkan diri secara proporsional terhadap perubahan mendunia yang terjadi. Strategi yang dikembangkan untuk menghadapi fenomena ini adalah dengan menempatkan faktor manusia sebagai titik sentral, sehingga upaya tersebut memberikan implikasi terhadap pelaksanaan pendidikan. Pendidikan tidak cukup hanya dilakukan melalui transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga harus didukung oleh peningkatan profesionalisme dan sistem manajemen tenaga kependidikan serta pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong dirinya sendiri dalam memilih dan mengambil keputusan demi pencapaian cita-citanya. Untuk maksud tersebut, maka proses pendidikan diharapkan dapat mengembangkan potensi peserta didik dan memfasilitasi mereka secara sistematik, terprogram dan kolaboratif untuk mampu mandiri dalam menghadapi berbagai permasalahan kehidupannya. Pelayanan bimbingan dan konseling sebagai bagian dari proses pendidikan harus didasarkan kepada upaya membantu pencapaian tugas perkembangan, pengembangan potensi, dan pengentasan masalah-masalah peserta didik sebagai suatu keutuhan yang diselenggarakan secara intensif dan kolaboratif. Dalam pelaksanaannya diperlukan kolaborasi antara guru BK/Konselor dengan para personal sekolah lainnya (Kepala Sekolah/Madrasah, guru-guru, dan staf administrasi), orang tua, dan pihak-pihak terkait lainnya. Pendekatan ini terintegrasi dengan proses pendidikan di Sekolah/Madrasah secara keseluruhan dalam upaya membantu para peserta didik agar dapat mengembangkan atau mewujudkan potensi dirinya secara utuh, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Atas dasar itu, maka implementasi bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah diorientasikan kepada upaya memfasilitasi perkembangan potensi peserta didik, yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir; atau terkait dengan pengembangan pribadi peserta didik sebagai makhluk yang berdimensi biopsikososiospiritual (biologis, psikis, sosial, dan spiritual). Pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan membantu peserta didik dalam pengenalan diri, pengenalan lingkungan dan pengambilan keputusan, serta
  • 18. 11 memberikan arahan terhadap perkembangan peserta didik; dan tidak hanya untuk peserta didik bermasalah tetapi menyangkut seluruh peserta didik. Pelayanan bimbingan dan konseling tidak terbatas pada peserta didik tertentu atau yang perlu „dipanggil‟ saja”, melainkan untuk seluruh peserta didik (Guidance and counseling for all). Bimbingan dan konseling adalah upaya pendidikan dan merupakan bagian integral dari pendidikan yang secara sadar memposisikan "... kemampuan peserta didik untuk mengeksplorasi, memilih, berjuang meraih, serta mempertahankan karier itu ditumbuhkan secara isi-mengisi atau komplementer oleh guru BK/Konselor dan oleh guru mata pelajaran dalam setting pendidikan khususnya dalam jalur pendidikan formal, dan sebaliknya tidak merupakan hasil upaya yang dilakukan sendirian oleh guru BK/Konselor, atau yang dilakukan sendirian oleh Guru. (ABKIN: 2007). Dalam kaitan dengan implementasi kurikulum 2013, Peminatan peserta didik yang merupakan bagian dari pelayanan bimbingan dan konseling, tidak berakhir pada penetapan pilihan dan keputusan bidang atau rumpun keilmuan yang dipilih peserta didik di dalam mengembangkan potensinya, yang akan menjadi dasar bagi perjalanan hidup dan karir selanjutnya, melainkan harus diikuti dengan layanan pembelajaran yang mendidik, aksesibilitas perkembangan yang luas dan terdiferensiasi, dan penyiapan lingkungan perkembangan/belajar yang mendukung. Dalam konteks ini bimbingan dan konseling berperan dan berfungsi, secara kolaboratif, dalam hal-hal berikut. 1. Menguatkan Pembelajaran yang Mendidik Untuk mewujudkan arahan Pasal 1 (1), 1 (2), Pasal 3, dan Pasal 4 (3) Undang- undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional secara utuh, kaidah-kaidah implementasi Kurikulum 2013 sebagaimana dijelaskan harus bermuara pada perwujudan suasana dan proses pembelajaran mendidik yang memfasilitasi perkembangan potensi peserta didik. Suasana belajar dan proses pembelajaran dimaksud pada hakikatnya adalah proses mengadvokasi dan memfasilitasi perkembangan peserta didik yang dalam implementasinya memerlukan penerapan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling harus meresap ke dalam kurikulum dan pembelajaran untuk mengembangkan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan potensi peserta didik. Untuk mewujudkan lingkungan belajar dimaksud, guru hendaknya:
  • 19. 12 (1) memahami kesiapan belajar peserta didik dan penerapan prinsip bimbingan dan konseling dalam pembelajaran, (2) melakukan asesmen potensi peserta didik, (3) melakukan diagnostik kesulitan perkembangan dan belajar peserta didik, (4) mendorong terjadinya internalisasi nilai sebagai proses individuasi peserta didik. Perwujudan keempat prinsip yang disebutkan dapat dikembangkan melalui kolaborasi pembelajaran dengan bimbingan dan konseling. 2. Memfasilitasi Advokasi dan Aksesibilitas Kurikulum 2013 menghendaki adanya diversifikasi layanan, jelasnya Peminatan. Bimbingan dan konseling berperan melakukan advokasi, aksesibilitas, dan fasilitasi agar terjadi diferensiasi dan diversifikasi layanan pendidikan bagi pengembangan pribadi, sosial, belajar dan karir peserta didik. Untuk itu kolaborasi guru BK/Konselor dengan guru mata pelajaran perlu dilaksanakan dalam bentuk: (1) memahami potensi dan pengembangan kesiapan belajar peserta didik, (2) merancang ragam program pembelajaran dan melayani kekhususan kebutuhan peserta didik, serta (3) membimbing perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karir. 3. Menyelenggarakan Fungsi Outreach Dalam upaya membangun karakter sebagai suatu keutuhan perkembangan, sesuai dengan arahan Pasal 4 (3) UU Nomor 20 Tahun 2003, Kurikulum 2013 menekankan pembelajaran sebagai proses pemberdayaan dan pembudayaan. Untuk mendukung prinsip dimaksud bimbingan dan konseling tidak cukup menyelenggarakan fungsi-fungsi inreach tetapi juga melaksanakan fungsi outreach yang berorientasi pada penguatan daya dukung lingkungan perkembangan sebagai lingkungan belajar. Dalam konteks ini kolaborasi guru BK/Konselor dengan guru mata pelajaran hendaknya terjadi dalam konteks kolaborasi yang lebih luas, antara lain: (1) kolaborasi dengan orang tua/keluarga, (2) kolaborasi dengan dunia kerja dan lembaga pendidikan, (3) "intervensi" terhadap institusi terkait lainnya dengan tujuan membantu perkembangan peserta didik C. Eksistensi Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum 2013 Keberadaan Bimbingan dan konseling dalam pendidikan di Indonesia, sesungguhnya sudah dimulai sejak tahun 1964, yang disebut "Bimbingan dan
  • 20. 13 Penyuluhan" ketika diberlakukan "Kurikulum Gaya Baru”. Bimbingan dan Penyuluhan pada waktu itu dipandang sebagai unsur pembaharuan dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Sejak diberlakukan Kurikulum Tahun 1975, pelayanan bimbingan dan penyuluhan telah dijadikan sebagai bagian integral dari keseluruhan upaya pendidikan. Petugas yang secara khusus melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling pada saat itu disebut Guru Bimbingan dan Penyuluhan (Guru BP). Sejak diberlakukannya kurikulum 1994, sebutan untuk Guru BP berubah menjadi Guru Pembimbing, sebutan resmi ini diperkuat dengan Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84 Tahun 1995 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, serta Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.025/0/1995 tentang Petunjuk Teknis Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya antara lain mengandung arahan dan ketentuan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah oleh guru kelas di SD dan guru pembimbing di SLTP dan SLTA. Walaupun kedua aturan tersebut mengandung hal-hal yang berkenaan dengan pelayanan bimbingan dan konseling, tetapi tugas itu dinyatakan sebagai tugas guru (dengan sebutan guru pembimbing) dan tidak secara eksplisit dinyatakan sebagai tugas konselor. Hal ini dapat dipahami karena sebutan konselor belum ada dalam perundangan. Penggunaan sebutan guru, sangat merancukan konteks tugas guru yang mengajar dan konteks tugas konselor sebagai penyelenggara pelayanan ahli bimbingan dan konseling. Guru bimbingan dan konseling yang pada saat ini ada di lapangan pada hakikatnya melaksanakan tugas sebagai konselor, tetapi sering diperlakukan dan diberi tugas layaknya guru mata pelajaran. Bimbingan dan konseling bukanlah kegiatan pembelajaran dalam konteks adegan belajar mengajar di kelas yang layaknya dilakukan guru sebagai pembelajaran bidang studi, melainkan pelayanan ahli dalam konteks memandirikan peserta didik. (ABKIN: 2007). Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006), seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, pelayanan konseling (bimbingan dan konseling yang dimaksud) masuk dalam struktur kurikulum sebagai kegiatan pengembangan diri. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
  • 21. 14 dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan oleh konselor dalam bentuk kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bagian integral dari keseluruhan upaya pendidikan dalam jalur pendidikan formal dan layanan ini meskipun dilakukan oleh pendidik yang disebut sebagai konselor, tetapi ekspektasi kinerja profesionalnya berbeda dengan ekspektasi kinerja profesional yang dilakukan oleh guru. Jika ekspektasi kinerja guru menggunakan materi pelajaran sebagai konteks layanan keahliannya, maka ekspektasi kinerja konselor tidak demikian. Ekspektasi kinerja konselor tidak menggunakan materi pelajaran dalam koteks layanan keahliannya (bimbingan dan konseling), melainkan menggunakan proses pengenalan diri peserta didik (konseli) dengan memahami kekuatan dan kelemahannya dengan peluang dan tantangan yang terdapat dalam lingkungannya, untuk menumbuhkembangkan kemandirian dalam mengambil berbagai keputusan penting dalam perjalanan hidupnya, sehingga mampu memilih, meraih serta mempertahankan karir (kemajuan hidup) untuk mencapai hidup yang efektif, produktif, dan sejahtera dalam konteks kemaslahatan umum. Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik dalam nemfasilitasi peserta didik mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku efektif, pengembangan lingkungan perkembangan, dan meningkatan keberfungsian individu di dalam lingkungannya. Semua perubahan perilaku tersebut merupakan proses perkembangan, yakni proses interaksi antara individu dengan lingkungan perkembangan melalui interaksi yang sehat dan produktif. Bimbingan dan konseling memegang tugas dan tanggung jawab untuk mengembangkan lingkungan perkembangan, membangun interaksi dinamis antara individu dengan lingkungannya, membelajarkan individu untuk mengembangkan, memperbaiki, dan memperhalus perilaku. Merujuk pada Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sebutan untuk guru bimbingan dan konseling dinyatakan dalam sebutan 'Konselor." Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional
  • 22. 15 dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan (UU RI No. 20/2003, Pasal 1 angka 6). Pengakuan secara eksplisit dan kesejajaran posisi antara tenaga pendidik satu dengan yang lainnya tidak menghilangkan arti bahwa setiap tenaga pendidik, termasuk konselor, memiliki konteks tugas, ekspektasi kinerja, dan setting pelayanan spesifik yang mengandung keunikan dan perbedaan. Berkaitan dengan Peminatan, ekspektasi kinerja guru BK/Konselor dengan guru mata pelajaran adalah berbeda, guru BK/Konselor sangat diperlukan bagi peserta didik agar dapat menentukan pilihan sesuai kemampuan potensi dirinya dan kemungkinan berhasil dalam belajar, sedangkan pendalaman materi mata pelajaran merupakan bidang pelayanan pembelajaran yang menjadi wilayah tugas pokok Guru Mata Pelajaran. Atas dasar uraian di atas, maka eksistensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam implementasi kurikulum 2013 khususnya dalam Peminatan peserta didik sangatlah dominan, karena kesalahan menempatkan dan menyalurkan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, kemampuan akademik, minat, dan kecenderungan peserta didik, serta dukungan moral dari orang tua akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan peserta didik di masa yang akan datang. D. Pengelolaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum 2013 1. Perencanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling Perencanaan adalah suatu proses yang kontinu. Apabila usaha dan kegiatan yang satu selesai, dilanjutkan dengan kegiatan yang lainnya. Perencanaan dimaksudkan untuk menyusun suatu keputusan berupa langkah- langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu. Perencanaan program bimbingan dan konseling memegang peranan penting dalam rangka keberhasilan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling. Untuk itu, penyusunan program bimbingan dan konseling hendaknya mengacu kepada masalah-masalah yang dihadapi peserta didik serta kebutuhan-kebutuhan peserta didik untuk membantu peserta
  • 23. 16 didik mencapai perkembangan yang optimal. Hal ini perlu agar pelayanan bimbingan dan konseling betul-betul berdaya guna dan berhasil guna, serta bermakna bagi peserta didik. Program bimbingan dan konseling adalah satuan rencana keseluruhan kegiatan bimbingan dan konseling yang akan dilaksanakan pada periode waktu tertentu, seperti periode tahunan, semesteran, bulanan, mingguan, dan harian. Penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah dimulai dengan analisis kebutuhan (needs assessment) untuk mengidentifikasi aspek-aspek kebutuhan peserta didik. Instrumen asesmen dapat dikembangkan sendiri atau menggunakan instrumen yang terstandar, seperti ITP, DCM, dan AUM. Kegiatan assesmen meliputi : a. Asesmen lingkungan, yang terkait dengan kegiatan mengidentifikasi harapan sekolah dan masyarakat (komite sekolah atau orang tua), sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan program BK, kondisi dan kualifikasi Konselor, dan kebijakan-kebiajakan yang terkait dengan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. b. Asesmen kebutuhan peserta didik, yang terkait dengan karakteristik peserta didik seperti aspek-aspek fisik (kesehatan dan keberfungsiannya), kecerdasan, motif belajar, sikap dan kebiasaan belajar, minat peserta didik (peminatan akademik, peminatan vokasional, peminatan lintas mata pelajaran, dan peminatan kelanjutan studi; ekskul olah raga/seni, keagamaan, pekerjaan, dsb), masalah-masalah yang dialami, kepribadian dan tugas-tugas perkembangannya. Hasil assesmen direkap, dianalisis, diinterpretasi dan diadministrasikan sehingga dapat dijadikan bahan masukan dalam penyusunan program BK. Langkah berikutnya adalah menyusun program BK. Struktur dan isi/materi program bersifat fleksibel disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik berdasarkan hasil analisis kebutuhan peserta didik akan layanan bimbingan dan konseling. Struktur dalam program BK adalah sebagai berikut : 1. Rasional Rasional berisi rumusan dasar pemikiran tentang urgensi bimbingan dan konseling di sekolah. Dalam rumusan ini dapat menyangkut konsep dasar yang digunakan, kaitan bimbingan dan konseling dengan pembelajaran,
  • 24. 17 dampak perkembangan iptek dan sosial budaya terhadap gaya hidup masyarakat dan peserta didik, dan hal-hal lain yang relevan. 2. Visi dan Misi Visi dan misi bimbingan dan konseling mengacu pada visi dan misi sekolah, visi dan misi pendidikan dinas kabupaten/kota/wilayah dimana satuan pendidikan berada dan harus mengacu pada pencapaian tujuan pendidikan nasional. Visi bimbingan dan konseling perlu dirumuskan dengan fokus terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan sesuai dengan karakter bangsa melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar peserta didik berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia. Sedangkan misi BK dirumuskan dengan fokus : a. Misi pendidikan, yaitu misi pelayanan BK yang memfasilitasi pengembangan peserta didik/sasaran layayan melalui pembentukan perilaku efektif-normatif dan berkarakter dalam kehidupan keseharian dan masa depan. b. Misi pengembangan, yaitu misi pelayanan BK yang memfasilitasi pengembangan potensi dan kompetensi peserta didik/sasaran layanan yang berkarakter di dalam lingkungan satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat. c. Misi pengentasan masalah, yaitu misi pelayanan BK yang memfasilitasi pengentasan masalah peserta didik/sasaran layanan mengacu pada kehidupan efektif dan berkarakter sehari-hari. 3. Deskripsi Kebutuhan Rumusan hasil analisis kebutuhan (need assessment) peserta didik dan lingkungannya diujudkan kedalam rumusan perilaku-perilaku yang diharapkan dikuasai peserta didik (sesuai tugas-tugas perkembangan). 4. Tujuan Rumusan tujuan yang akan dicapai adalah perilaku yang harus dikuasai peserta didik setelah memperoleh pelayanan bimbingan dan konseling. Tujuan hendaknya dirumuskan secara jelas dan tujuan tersebut dapat tercapai melalui pelayanan bimbingan dan konseling. 5. Komponen Program
  • 25. 18 Komponen program dijabarkan dalam kegiatan perencanaan meliputi; pembagian tugas, analisis kebutuhan, penyusunan program, konsultasi program, dll, pelaksanaan program meliputi berbagai kegiatan layanan dan pendukung, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut. 6. Rencana Kegiatan Rencana Kegiatan diperlukan untuk menjamin keterlaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling secara efektif. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan rencana kegiatan adalah : a. Identifikasi dan rumuskan berbagai kegiatan yang perlu dilakukan. Jenis kegiatan ini didasarkan isi materi dan tujuan yang harus dikuasai peserta didik b. Kegiatan layanan dapat dilakukan dengan kontak langsung secara klasikal, kelompok maupun individual dan tanpa kontak langsung yang dapat dilaksanakan melalui tulisan (buku, brosur, mading, e-mail, dsb). c. Pertimbangkan porsi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap kegiatan d. Rencana kegiatan dituangkan dalam jadwal kegiatan. Rancangan kegiatan dapat berbentuk matrik program tahunan, semesteran, bulanan dan mingguan. e. Penetapan jadwal kegiatan disesuaikan dengan kalender pendidikan. Jadwal kegiatan mencerminkan kalender tahunan, semesteran, bulanan dan mingguan. 1) Program Tahunan, yaitu program pelayanan BK meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di satuan pendidikan. 2) Program Semesteran, yaitu program pelayanan BK meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan. Program semesteran meliputi semerter gasal dan genap. 3) Program Bulanan, yaitu program pelayanan BK meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran. 4) Program Mingguan, yaitu program pelayanan BK meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.
  • 26. 19 5) Matrik program tahunan, semesteran, bulanan, dan mingguan berisi kegiatan layanan/kegiatan pendukung, memuat materi, bidang bimbingan, dan jadwal kegiatan. 7. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana berisi fasilitas dan perlengkapan yang mendukung terhadap keterlaksanaan program bimbingan dan konseling. Sarana meliputi : (1) alat pengumpul data, baik tes maupun non tes, (2) alat penyimpan data, khususnya dalam bentuk himpunan data, (3) kelengkapan penunjang teknis, seperti data informasi, paket bimbingan, alat bantu bimbingan, (4) perlengkapan administrasi, seperti alat tulis, format rencana kegiatan, serta blangko laporan kegiatan. Sedangkan prasarana meliputi : ruang bimbingan dan konseling yang cukup memadai. 8. Anggaran Rencana anggaran berisi uraian jenis kegiatan dan rincian besar anggaran yang dibutuhkan. Jumlah besar anggaran menunjukkan kebutuhan besaran anggaran untuk mendukung keterlaksanaan program bimbingan dan konseling. Rencana anggaran disusun untuk mendukung implementasi program secara cermat, rasional, dan realistik. Disamping besaran anggaran dalam perencanaan anggaran juga dicatumkan asal sumber dana. Dalam implementasi kurikulum 2013, Guru BK/Konselor tetap menyusun program BK berdasarkan kaidah-kaidah penyusunan program BK, hanya saja Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran yang merupakan karakteristik khusus kurikulum 2013 merupakan pelayanan yang wajib diberikan pada peserta didik, sehingga beberapa materi pelayanan bimbingan dan konseling yang berkaitan dengan Peminatan harus diberikan. Beberapa materi BK yang berkaitan dengan Peminatan antara lain adalah sebagai berikut : 1. Informasi tentang kemampuan dasar, bakat, dan minat peserta didik. 2. Informasi pendidikan lanjutan (terutama untuk siswa SMP/MTs peminatan yang ada pada jenjang pendidikan SMA/SMK harus disampaikan). 3. Kunjungan ke sekolah lanjutan 4. Penelusuran dan pemahaman kemampuan dasar, bakat dan minat individu. 5. Mempertahankan prestasi dalam belajar.
  • 27. 20 2. Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling Pelaksanaan pelayanan BK dapat dibagi dalam 3 tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan penilaian a. Persiapan Sebelum layanan diberikan, guru BK/Konselor diwajibkan membuat rencana pelaksanaan layanan (RPL). RPL dapat berupa satuan layanan (satlan) atau satuan pendukung (satkung). RPL sebagai acuan bagi guru BK/Konselor dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling. Dalam konsep perencanaan pembelajaran, ada 5 (lima) komponen yang harus dipenuhi, yaitu tujuan yang ingin dicapai, materi yang diberikan, kegiatan yang dilaksanakan, sumber bahan dan alat yang digunakan, serta instrumen penilaian yang digunakan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan RPL adalah sebagai berikut : 1) Tujuan dirumuskan dengan kata kerja operasional 2) Materi dikembangkan dengan berbagai media pembelajaran, seperti; penyajian dengan menggunakan permainan, gambar, film, cerita, lagu, dsb. Penyajian layanan klasikal dilakukan dengan menggunakan bahan presentasi power point. 3) Perumusan kegiatan layanan didasarkan pada jenis kegiatan layanan yang diberikan. 4) Bahan diambil dari sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. 5) Instrumen penilaian mengungkap pemahaman, perasaan positif dan rencana tindak yang akan dilakukan. b. Pelaksanaan Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang terintegrasi dalam kegiatan pendidikan di sekolah. Bimbingan dan konseling sebagai bentuk layanan muncul dalam proses pendidikan sebagai usaha intervensi dengan tujuan membantu individu agar dapat mencapai tujuan pendidikan, mampu menentukan pilihan, dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat, serta dalam hubungannya secara vertikal dengan Tuhan. Bimbingan dan konseling berupaya membawa peserta mencapai tingkat perkembangan yang lebih berarti baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Dengan dasar itu, orientasi bantuan layanan bimbingan dan konseling tidak terbatas pada usaha
  • 28. 21 membantu peserta didik disaat mengalami masalah saja, tetapi lebih berorientasi pada pencegahan, di samping mengambil peran aktif dalam segala tugas perkembangan siswa. Tugas perkembangan peserta didik untuk masing-masing jenjang pendidikan adalah sebagai berikut : 1) Tugas Perkembangan Peserta Didik SD/MI a) Memiliki kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. b) Mengembangkan ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung. c) Mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari. d) Belajar bergaul dan bekerja dengan kelompok sebaya. e) Belajar menjadi pribadi yang mandiri f) Mempelajari ketrampilan fisik sederhana yang diperlukan baik untuk permainan maupun kehidupan. g) Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai sebagai pedoman perilaku. h) Membina hidup sehat, untuk diri sendiri, dan lingkungan serta keindahan. i) Belajar memahami diri sendiri dan orang lain sesuai dengan jenis kelaminnya dan menjalankan peran tanpa membedakan jenis kelamin. j) Mengembangkan sikap terhadap kelompok, lembaga sosial, serta tanah air bangsa dan Negara. Mengembangkan pemahaman dan sikap awal untuk perencanaan masa depan. 2) Tugas Perkembangan Peserta Didik SMP/MTs a) Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. b) Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat. c) Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita. d) Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan yang lebih luas.
  • 29. 22 e) Mengenal kemampuan, bakat, dan minat serta arah kecenderungan karir dan apresiasi seni. f) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan karir serta berperan dalam kehidupan di masyarakat. g) Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi. h) Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warga negara. 3) Tugas Perkembangan Peserta Didik SMA/MA a) Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa. b) Mencapai kematangan dalam hubungan teman sebaya, serta kematangan dalam peranannya sebagai pria atau wanita. c) Mencapai kematangan pertumbuhan fisik yang sehat. d) Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi dan seni sesuai dengan program kurikulum dan persiapan karir atau melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas. e) Mencapai kematangan dalam pilihan karir. f) Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, intelektual dan ekonomi. g) Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. h) Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial dan intelektual, serta apresiasi seni. i) Mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai. Untuk dapat mencapai tujuan pelayanan bantuan tersebut, diperlukan suatu persiapan pelayanan bimbingan dan konseling yang dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaannya. Namun demikian, rencana kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling tidak mungkin terlaksana dengan baik apabila tidak ditunjang oleh tenaga, prasarana, sarana dan perlengkapan yang memadai, serta kerjasama yang baik. 1) Tenaga
  • 30. 23 Tenaga utama dalam pelayanan bimbingan dan konseling adalah Guru BK/Konselor yang merupakan tenaga profesional. Tenaga ini hendaknya memiliki modal personal dan modal profesional yang dapat diandalkan untuk tugas-tugas profesional bimbingan dan konseling itu. Ujud profesionalisme Guru BK/Konselor akan terlihat dalam unjuk kerjanya dalam melaksanakan tugas profesinya. Unjuk kerja Guru BK/Konselor adalah proses perilaku kerja Guru BK/Konselor sehingga menghasilkan sesuatu yang menjadi tujuan pekerjaan profesinya. Peningkatan dan pengembangan kompetensi Guru BK/Konselor adalah proses kontekstual dan futuristik, sehingga pengembangannya melalui upaya pendidikan bukan sebatas menyiapkan Guru BK/Konselor yang menguasai pengetahuan dan keterampilan yang cocok dengan tuntutan dunia kerja saat ini, melainkan manusia yang mampu, mau dan siap belajar sepanjang hayat. Sebagai seorang profesional Guru BK/Konselor tentunya tidak cukup hanya tahu apa pekerjaannya dan apa yang sedang dilakukannya, serta bagaimana melakukan tugas-tugasnya. Guru BK/Konselor juga harus tahu mengapa suatu pekerjaan itu dilakukan dan juga bagaimana melaksanakannya. Pekerjaan bimbingan tidak hanya dilakukan secara rutin dan berpola tetap seperti mekanik saja. 2). Prasarana dan Sarana Prasarana pokok yang diperlukan ialah ruang bimbingan dan konseling yang cukup memadai. Ruang dimaksud hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga disatu segi para siswa yang berkunjung merasa senang dan nyaman, di segi lain ruangan tersebut dapat digunakan untuk pelaksanaan berbagai jenis kegiatan layanan bimbingan dan konseling baik individu maupun kelompok sesuai dengan asas-asas dan kode etik bimbingan dan konseling. Di samping itu, dalam ruang BK hendaknya dapat disimpan segenap perangkat instrumen bimbingan dan konseling, himpunan data siswa, serta informasi lainnya. Ruang BK juga memuat berbagai informasi, seperti informasi pendidikan, jabatan, kegiatan ekstra kurikuler, dan sebagainya. Dan yang tidak kalah penting, ruang BK hendaknya nyaman, sehingga menyebabkan Guru BK/Konselor betah dan nyaman untuk bekerja, sebab kenyamanan itu merupakan modal utama bagi kesuksesan pelayanan yang terselenggara. Sedangkan sarana yang diperlukan untuk menunjang pelayanan bimbingan dan konseling ialah : (a) alat pengumpul data, baik tes maupun non tes, (b) alat penyimpan data, khususnya dalam bentuk himpunan data, (c)
  • 31. 24 kelengkapan penunjang teknis, seperti data informasi, paket bimbingan, alat bantu bimbingan, (d) perlengkapan administrasi, seperti alat tulis, format rencana kegiatan, serta blangko laporan kegiatan. 3) Kerja Sama Pelayanan bimbingan dan konseling akan efektif apabila ada kerjasama diantara semua fihak yang berkepentingan dalam kesuksesan pelayanan bimbingan dan konseling. Kerjasama antara personil sekolah dengan Guru BK/Konselor terjalin sesuai dengan tugas dan peranan masing-masing dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Tanpa kerjasama antarpersonil itu, kegiatan bimbingan dan konseling akan banyak mengalami hambatan. Berkaitan dengan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah : Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling memperhatikan tujuan, prinsip, azas, dan fungsi layanan BK. Pelaksanaan pelayanan BK memfasilitasi peserta didik untuk mencapai tugas pada satuan pendidikan mengacu kepada hal-hal berikut : a) Bersama pendidik dan personil satuan pendidikan lainnya, Guru BK/Konselor berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pelayanan BK. b) RPL (SATLAN atau SATKUNG) dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. c) Materi layanan dikembangkan dan disesuaikan dengan jenis dan jenjang pendidikan, serta mengakomodir peminatan akademik, peminatan vokasional, peminatan lintas mata pelajaran, dan peminatan kelanjutan studi d) Kegiatan mencakup berbagai kegiatan layanan bimbingan dan konseling serta kegiatan pendukung. e) Kegiatan layanan dan pendukung BK dilaksanakan melalui penerapan berbagai pendekatan, metode, dan teknik yang mencerminkan pelayanan profesional sesuai dengan karakteristik permasalahan dan kondisi peserta didik/sasaran layanan. f) Volume dan waktu untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan BK di dalam kelas atau di luar kelas setiap minggu diatur oleh Guru BK/Konselor dengan persetujuan pimpinan satuan pendidikan. g) Waktu Pelaksanaan Pelayanan BK
  • 32. 25 1). Di dalam jam pembelajaran satuan pendidikan: (a) Kegiatan tatap muka dilaksanakan secara klasikal dengan rombongan belajar peserta didik untuk menyelenggarakan layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, serta kegiatan pendukung yang dapat dilakukan di dalam kelas. (b) Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 1 (satu)/2 (dua) jam per kelas per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal 2) Di luar jam pembelajaran satuan pendidikan: (a) Kegiatan tatap muka nonklasikal dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan mediasi serta kegiatan layanan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas. (b) Satu kali kegiatan layanan/pendukung BK di luar kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap muka dalam kelas. (c) Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di luar jam pembelajaran maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan BK, diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan satuan pendidikan. h) Kegiatan pelayanan BK dinilai, dicatat, dievaluasi dan dilaporkan dalam laporan pelaksanaan program (LAPELPROG). i) Pelayanan BK pada masing-masing satuan pendidikan dikelola dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan antar kelas dan antar jenjang kelas, dan mensinkronisasikan pelayanan BK dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler, serta mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas satuan pendidikan. c. Penilaian Penilaian dilakukan untuk mengetahui keberhasilan layanan yang diberikan. Penilaian keberhasilan layanan BK mencakup penilaian proses dan penialain hasil. Penilaian proses dilakukan dengan mengamati aktivitas peserta didik selama proses pemberian layanan berlangsung. Dalam penilaian proses Guru BK/Konselor dapat menggunakan pedoman observasi. Penilaian hasil dilakukan untuk mengukur pemahaman (Understanding), perasaan positif yang muncul (Comfortable), dan rencana tindakan yang dilakukan (Action) peserta didik. Guru BK/Konselor harus
  • 33. 26 mengembangkan instrumen penilaian hasil sesuai dengan isi materi yang diberikan. Instrumen dilampirkan dalam RPL. 3. Evaluasi, Pelaporan dan Tindak Lanjut Evaluasi dilakukan setelah Guru BK/Konselor melaksanakan pelayanan BK. Evaluasi didasarkan pada hasil penilaian (proses dan hasil) terhadap pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan. Artinya, kegiatan evaluasi dimulai dengan kegiatan penilaian proses dan hasil. Setelah melakukan penilaian proses dan hasil, maka keterlaksanaan program dievaluasi dan disajikan dalam Laporan Pelaksanaan Program. Evaluasi dilakukan pada setiap tahap pelayanan BK, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Hasil evaluasi digunakan untuk menentukan program tindak lanjut, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menindaklajuti kegiatan pelayanaan BK yang diberikan. Kegiatan tindak lanjut ini sebagai upaya untuk menuntaskan bantuan, perbaikan dan/atau pengembangan program BK pada tahun pelajaran berikutnya. Semua kegiatan BK dilaporkan dalam bentuk Lapelprog (Laporan Pelaksanaan Program). Laporan ini sebagai ujud pertanggung jawaban dari tugas yang diberikan kepada Guru BK/Konselor. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut adalah : a. Tujuan Tujuan evaluasi program BK adalah untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan BK di Sekolah/Madrasah. Kriteria atau patokan yang digunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan program BK di Sekolah/Madrasah mengacu pada ketercapaian kompetensi, keterpenuhan kebutuhan peserta didik dan pihak- pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung berperan membantu peserta didik memperoleh perubahan perilaku dan pribadi ke arah yang lebih baik. b. Fungsi Fungsi evaluasi program BK adalah sebagai berikut : 1) Memberikan umpan balik pada Guru BK/Konselor tentang ketercapaian program yang telah disusun dan menindak lanjuti hasil evaluasi yang dilakukan (memperbaiki atau mengembangkan program BK)
  • 34. 27 2) Memberi informasi/sebagai bahan presentasi Guru BK/Konselor kepada Kepala Sekolah, guru dan orang tua peserta didik tentang perkembangan sikap dan perilaku peserta didik atau pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Sehingga guru dan/atau orang tua peserta didik dapat bersinergi atau berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas implementasi program bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah. c. Aspek-Aspek Yang Dinilai Setelah Guru BK/Konselor memberikan pelayanan BK baik dalam bentuk layanan klasikal, kelompok maupun individual, maka Guru BK/Konselor harus melakukan penilaian untuk mengukur efektifitas layanan yang diberikan. Ada dua macam aspek kegiatan penilaian yaitu : 1) Penilaian proses Guru BK/Konselor mengamati aktivitas peserta didik/peserta didik selama proses pemberian layanan. Penilaian proses mengamati mengamati partisipasi dan aktivitas peserta didik selama kegiatan pelayanan bimbingan berlangsung. 2) Penilaian hasil Guru BK/Konselor perlu menyusun dan menggunakan instrumen untuk mengukur ketercapaian/keberhasilan layanan yang diberikan. Aspek penilaian hasil mencakup : a) Pemahaman (understanding), peserta didik mengungkapkan pemahaman atas materi yang disajikan oleh Guru BK/Konselor atau peserta didik mengungkapkan pemahaman atas masalah yang dialaminya. b) Perasaan Positif (Comfortable). peserta didik mengungkapkan kegunaan pelayanan yang diperolehnya. Apakah dapat layanan yang diberikan dapat menurunkan ketegangan, meminimalisir keragu- raguan, atau memompa semangat peserta didik setelah memperoleh pelayanan BK. c) Perencanaan tindakan (Action), peserta didik dapat merencanakan dan menampilkan/melakukan perilaku yang diharapkan muncul setelah memperoleh pelayanan BK.
  • 35. 28 d. Langkah-Langkah Evaluasi Guru BK/Konselor perlu melakukan evaluasi terhadap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan BK. Pelaksanaan evaluasi disesuaikan dengan rancangan yang disusun/yang tercantum pada program BK. Langkah-langkah evaluasi adalah sebagai berikut : 1) Merumuskan masalah atau instrumentasi. Konselor perlu mempersiapkan instrumen yang terkait dengan hal-hal yang akan dievaluasi. Pada dasarnya terkait dengan dua aspek pokok, yaitu : (1) tingkat keterlaksanaan program; (2) tingkat ketercapaian tujuan program/pelayanan 2) Mengembangkan atau menyusun instrumen pengumpul data Konselor menyusun instrumen yang relevan untuk mengukur tingkat keterlaksanaan dan ketercapaian program. Instrumen dapat berbentuk angket, inventori, pedoman wawancara, pedoman observasi dan studi dokumentasi. 3) Mengumpulkan dan menganalisis data Data yang diperoleh dianalisis, program apa saja yang telah dan belum dilaksanakan, serta tujuan mana saja yang telah dan belum tercapai. 4) Melakukan tindak lanjut Berdasarkan temuan yang diperoleh maka Guru BK/Konselor melakukan : (1) memperbaiki hal-hal yang masih lemah, kurang tepat atau kurang relevan dengan tujuan yang akan dicapai; (2) mengembangkan program dengan menambah atau merubah beberapa hal yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan atau efektifitas program e. Analisis Hasil Evaluasi dan Tindak Lanjut Program Hasil evaluasi menjadi umpan balik program yang memerlukan perbaikan, kebutuhan peserta didik yang belum terlayani, kemampuan personil dalam melaksanakan program, dampak program terhadap perubahan perilaku peserta didik dan pencapaian prestasi akademik, peningkatan mutu proses pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan. Hasil analisa ditindak lanjuti dengan menyusun program selanjutnya sebagai kesinambungan program, misalnya mengembangkan jejaring pelayanan agar pelayanan BK lebih optimal, melakukan alih tangan kasus bagi peserta didik yang memerlukan bantuan khusus dari ahli lain, serta mengembangkan
  • 36. 29 komitmen baru kebijakan orientasi dan implementasi pelayanan bimbingan dan konseling selanjutnya. f. Akuntabilitas Akuntabilitas pelayanan terwujud dalam kejelasan program, proses implementasi dan hasil-hasil yang dicapai serta informasi yang dapat menjelaskan apa dan mengapa sesuatu proses dan hasil terjadi atau tidak terjadi. Hal yang amat penting dalam akuntabilitas adalah menginformasikan kepada pihak terkait (Kepala Sekolah, guru dan orang tua) tentang faktor- faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan/atau kegagalan keterlaksanaan atau ketercapaian pelaksanaan program BK termasuk perkembangan peserta didik. Oleh karena itu Guru BK/Konselor perlu menguasai data dan bertindak atas dasar data yang terkait dengan perkembangan peserta didik. Dalam menyampaikan informasi yang dimaksud Guru BK/Konselor dapat memanfaatkan waktu-waktu tertentu/khusus pada pertemuan dengan Kepala Sekolah dan Guru Mata Pelajaran di akhir tahun atau di awal tahun pelajaran atau pertemuan dengan orang tua.
  • 37. 30 BAB III PEMINATAN PESERTA DIDIK A. Hakekat Peminatan Implementasi kurikulum 2013 akan dapat menimbulkan masalah bagi peserta didik SMA/MA dan SMK yang tidak mampu di dalam menentukan pilihan peminatan, baik kelompok mata pelajaran maupun mata pelajaran secara tepat, sehingga akan menimbulkan kesulitan dan kecenderungan gagal dalam belajar. Penentuan peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran hendaknya sesuai dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik agar proses belajar berjalan dengan baik dan kecenderungan berhasil dalam belajar. Oleh karena itu pelayanan peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran yang dilakukan oleh guru BK/Konselor sangat diperlukan bagi peserta didik agar dapat menentukan pilihan sesuai kemampuan potensi dirinya dan kemungkinan berhasil dalam belajar. Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran merupakan bagian dari pelayanan bimbingan dan konseling dipahami sebagai upaya advokasi dan fasilitasi perkembangan peserta didik agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (arahan Pasal 1 angka 1 UU Nomor 20 Tahun 2003 Sisdiknas) sehingga mencapai perkembangan optimum. Perkembangan optimum bukan sebatas tercapainya prestasi sesuai dengan kapasitas intelektual dan minat yang dimilikinya, melainkan sebagai sebuah kondisi perkembangan yang memungkinkan peserta didik mampu mengambil pilihan dan keputusan secara sehat dan bertanggung jawab serta memiliki daya adaptasi tinggi terhadap dinamika kehidupan yang dihadapinya. Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran penting dalam implementasi kurikulum 2013 karena adanya pilihan peminatan di SMA/MA/SMK, pilihan peminatan kelompok mata pelajaran di SMA/MA dan pilihan peminatan kelompok program keahlian di SMK. Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran merupakan upaya untuk membantu peserta didik dalam memilih dan mendalami mata pelajaran yang diikuti pada satuan pendidikan (SD/MI, SMP/MTs,
  • 38. 31 SMA/MA dan SMK), memahami dan memilih arah pengembangan karir, dan menyiapkan diri serta memilih pendidikan lanjutan sampai ke perguruan tinggi sesuai dengan kemampuan dasar umum, bakat, minat dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik. Dalam pelayanan bimbingan dan konseling upaya penempatan dan penyaluran peserta didik pada peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh Guru BK/Konselor). Dalam rangka mengoptimalkan potensi peserta didik menuntut adanya kolaborasi yang baik antara guru mata pelajaran, guru wali kelas, guru bimbingan dan konseling atau konselor, kepala sekolah/madrasah dan orang tua/wali, seperti pelayanan pendalaman materi yang dilakukan guru mata pelajaran merupakan salah satu bentuk pengayaan mata pelajaran. Dengan demikian, penentuan peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran adalah sebuah proses yang akan melibatkan serangkaian pengambilan pilihan dan keputusan oleh peserta didik yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan peluang yang ada di lingkungannya. Permasalahan akan terjadi jika peserta didik tidak mampu untuk menetukan peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran, sehingga akan menghambat proses pembelajaran. Untuk mencegah terjadinya masalah pada diri peserta didik maka diperlukan adanya pelayanan BK yang membantu memandirikan peserta didik melalui pengambilan keputusan terkait dengan memilih, menentukan, meraih serta mempertahankan karier untuk mewujudkan kehidupan yang produktif dan sejahtera, serta untuk menjadi warga masyarakat yang peduli kemaslahatan umum melalui (upaya) pendidikan. Peminatan adalah proses yang berkesinambungan untuk memfasilitasi peserta didik mencapai tujuan pendidikan nasional, dan oleh karena itu peminatan harus berpijak pada kaidah-kaidah dasar yang secara eksplisit dan implisit, terkandung dalam kurikulum. Pendalaman mata pelajaran merupakan aktivitas tambahan dalam belajar yang dilakukan oleh peserta didik yang memiliki kecerdasan dan bakat istimewa. Tujuan pendalaman mata pelajaran adalah untuk meluaskan dan memperdalam materi mata pelajaran tertentu sesuai dengan arah minatnya. Pendalaman mata pelajaran merujuk pada isi dan proses. Isi merujuk pada apa yang ada dalam materi yang diperkaya dan lebih sulit. Proses merujuk pada prosedur
  • 39. 32 mental pemecahan masalah, pemikiran kreatif, pemikiran ilmiah, pemikiran kritis, perencanaan, analisis, dan banyak keterampilan pemikiran lainnya. Pendalaman mata pelajaran merangsang minat peserta didik berbakat dan cerdas untuk (1) mengembangkan keterampilan berpikir pada tingkatan yang lebih tinggi, (2) menginspirasi motivasi akademis tinggi, termasuk ambisi karier dan pendidikan yang tinggi, (3) memenuhi kebutuhan pendidikan, sosial, dan psikologis, termasuk membantu peserta didik berbakat untuk mengembangkan konsep diri yang baik, (4) memaksimalkan pembelajaran dan pengembangan peserta didik serta meminimalkan rasa bosan dan frustrasi, (5) mengembangkan akuntabilitas, keingintahuan, ketekunan, sikap pengambilan risiko, rasa haus akan pengetahuan, partisipasi aktif, dan refleksi. Pendalaman materi mata pelajaran sifatnya memberi kesempatan peserta didik SMA, MA, dan SMK untuk mendapatkan kesempatan mengikuti mata kuliah di perguruan tinggi, selama yang bersangkutan berada di kelas XII dan atas kerjasama SMA/MA/SMK dengan Pergurutan Tinggi. Peminatan Kelompok Mata Pelajaran dan Mata Pelajaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan terintegrasi dalam program pelayanan BK pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah. Artinya, program pelayanan BK pada setiap satuan pendidikan harus memuat kegiatan peminatan peserta didik. Upaya ini mengacu kepada manajemen satuan pendidikan dan program pelaksanaan kurikulum, khususnya terkait dengan peminatan akademik, peminatan penjurusan, peminatan pendalaman mata pelajaran dan lintas mata pelajaran, serta peminatan studi lanjutan. Program bimbingan dan konseling terkait peminatan peserta didik sepenuhnya berada di bawah tanggung jawab Guru BK/Konselor di setiap satuan pendidikan. Guru BK/Konselor melalui pelayanan BK membantu peserta didik menentukan arah minat kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran berdasarkan kekuatan dan kemungkinan keberhasilannya. Oleh karena itu Guru BK/Konselor harus dapat membantu peserta didik untuk menemukan kekuatannya, yang berupa kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, kemampuan akademik, minat, dan kecenderungan peserta didik, serta dukungan moral dari orang tua. Sedangkan pelayanan pendalaman materi mata pelajaran bagi peserta didik sepenuhnya tanggung jawab Guru Mata Pelajaran terkait dengan bidang studinya atau mata pelajaran yang diampunya.
  • 40. 33 Dalam konstruk dan isinya, Kurikulum 2013 mementingkan terselenggaranya proses pembelajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Proses belajar yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) dengan penilaian hasil belajar berbasis proses dan produk. Untuk ini, selain memuat isi kurikulum dalam bentuk mata pelajaran dan kegiatan lainnya, Kurikulum Tahun 2013 menyajikan kelompok mata pelajaran wajib, mata pelajaran peminatan, dan mata pelajaran pilihan untuk pendidikan menengah yang diikuti peserta didik sepanjang masa studi mereka. Kelompok mata pelajaran peminatan meliputi peminatan akademik, peminatan kejuruan, peminatan pendalaman mata pelajaran dan lintas mata pelajaran dan peminatan studi lanjutan. Untuk SMA/MA peminatan akademik meliputi (a) peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, (b) peminatan Ilmu-Ilmu Sosial, dan (c) peminatan Bahasa dan Budaya; sedangkan untuk SMK peminatan kejuruan meliputi (a) peminatan teknologi dan rekayasa; (b) peminatan kesehatan; (c) peminatan seni, kerajinan, dan pariwisata; (d) peminatan teknologi informasi dan komunikasi; (e) peminatan agribisnis dan agroteknologi; (f) peminatan bisnis dan manajemen; atau (g) peminatan lain yang diperlukan masyarakat. Secara rinci bidang peminatan kejuruan untuk SMK (terlampir). Pada jenjang pendidikan dasar yaitu SD/MI dan SMP/MTs tidak ada pilihan peminatan mata pelajaran. Pelayanan BK di SD/MI dilakukan oleh Guru Kelas untuk membantu peserta didik menanamkan minat belajar, mengatasi masalah minat belajar dan mengalami kesulitan belajar secara antisipatif (preemptive). Sedangkan pelayanan BK yang dilakukan oleh Guru BK/Konselor di SMP/MTs diarahkan untuk membantu peserta didik menentukan minat untuk melakukan pilihan studi lanjut ke SMA/MA dan SMK berdasarkan pada kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat, dan kecenderungan arah pilihan masing-masing peserta didik. Pada jenjang pendidikan menengah umum di SMA/MA, Guru BK/Konselor membantu peserta didik menentukan minat terhadap kelompok mata pelajaran pilihan yang tersedia, menentukan mata pelajaran pilihan di luar mata pelajaran kelompok minatnya, dan menentukan minat pendalaman materi mata pelajaran untuk mendapatkan kesempatan mengikuti mata kuliah di perguruan tinggi, selama
  • 41. 34 peserta didik yang bersangkutan berada di kelas XII dan atas kerjasama sekolah dengan perguruan tinggi. Pada jenjang pendidikan menengah kejuruan, yaitu di SMK, Guru BK/Konselor membantu peserta didik menentukan minat dalam memilih program keahlian yang tersedia, dan menentukan mata pelajaran keahlian pilihan di luar mata pelajaran program keahlian minatnya. Guru BK/Konselor di SMA/MA dan SMK membantu peserta didik menentukan minatnya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi sesuai dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat,dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik. Guru BK/Konselor melalui pelayanan BK membantu peserta didik dalam memenuhi peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran berdasarkan kekuatan dan kemungkinan keberhasilan studinya. Oleh karena itu Guru BK/Konselor bekerjasama dengan Guru Mata Pelajaran, Guru Wali Kelas mengidentifikasi kemampuan, bakat, minat, dan kecenderungan pilihan masing- masing peserta didik serta dukungan dari orang tua sehingga akan dapat menjalani kehidupan dalam belajar yang sesuai dengan kekuatan dirinya, efektif, bermakna, kreatif, menyenangkan, dan dinamis serta kemungkinan keberhasilan tinggi. Pelayanan BK untuk peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran memberikan kesempatan yang cukup luas bagi peserta didik untuk menempatkan diri pada jalur yang lebih tepat dalam rangka penyelesaian studi secara terarah, sukses, dan jelas dalam arah pendidikan selanjutnya. Wilayah peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran ini, dalam keseluruhan program pendidikan satuan pendidikan dasar dan menengah merupakan bidang pelayanan BK yang menjadi wilayah tugas pokok Guru BK/Konselor dalam kerangka keseluruhan program pelayanan BK pada satuan pendidikan. Sedangkan pendalaman materi mata pelajaran merupakan bidang pelayanan pembelajaran yang menjadi wilayah tugas pokok Guru Mata Pelajaran dalam kerangka keseluruhan program pembelajaran pada satuan pendidikan.
  • 42. 35 B. Pengertian, Macam dan Komponen Peminatan 1. Pengertian Peminatan Peserta Didik Penyelenggaraan pendidikan dalam satuan pendidikan di SMA dan SMK selama ini (sebelum kurikulum 2013) terdapat program penjurusan peserta didik, bagi peserta didik SMA dilaksanakan di kelas XI dan di SMK program penjurusan dilaksanakan bersamaan dengan penerimaan siswa baru. Istilah penjurusan peserta didik tidak tertuang dalam Kurikulum 2013, istilah yang muncul adalah peminatan peserta didik. Peminatan peserta didik dapat diartikan (1) suatu pembelajaran berbasis minat peserta didik sesuai kesempatan belajar yang ada dalam satuan pendidikan; (2) suatu proses pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik pada kelompok mata pelajaran atau bidang kompetensi keahlian yang ditawarkan oleh satuan pendidikan; (3) suatu proses pengambilan pilihan dan keputusan oleh peserta didik tentang peminatan kelompok matapelajaran, mata pelajaran, bidang keahlian atau kompetensi keahlian yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan peluang yang diselenggarakan pada satuan pendidikan; (4) dan suatu proses yang berkesinambungan untuk memfasilitasi peserta didik mencapai keberhasilan proses dan hasil belajar serta perkembangan optimal dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. (5) serta peminatan belajar peserta didik merupakan wilayah garapan profesi bimbingan dan konseling. Layanan peminatan peserta didik dalam penyelenggaraan pendidikan tidak sebatas pemilihan dan penetapan saja, namun juga termasuk adanya langkah lanjut yaitu pendampingan, pengembangan, penyaluran, evaluasi dan tindak lanjut. Peserta didik dapat memilih secara tepat tentang peminatannya apabila memperoleh informasi yang memadai atau relevan, memahami secara mendalam tentang potensi dirinya, baik kelebihan maupun kelemahanya. Pendampingan dilakukan melalui proses pembelajaran yang mendidik dan terciptanya suatu kondisi lingkungan pembelajaran yang kondusif. Penciptaan yang dimaksud paling tidak dilakukan oleh guru mata pelajaran bersama guru BK/Konselor serta kebijakan kepala sekolah dan layanan administrasi akademik yang mendukung. Pengembangan dalam arti bahwa adanya upaya yang dilakukan untuk penyaluran dan pengembangan potensi peserta didik, misalnya dilakukan melalui magang, untuk itu diperlukan kerjasama yang baik antara
  • 43. 36 sekolah dengan pihak lain terkait. Dalam proses pembelajaran di satuan pendidikan SMA/SMK, peserta didik diberikan mata pelajaran wajib yang ditempuh selama pendidikan yaitu kelompok mata pelajaran kelompok A dan kelompok B. Di samping itu, bagi peserta didik SMA diberi kesempatan untuk memilih peminatan akademik dan peserta didik SMK diberi kesempatan untuk memilih peminatan akdemik dan vokasi yang di sebut peminatan kelompok mata pelajaran. Setiap peserta didik wajib memilih sejumlah mata pelajaran yang bersifat pendalaman atau perluasan bidang keahlian/peminatan yang dipilihnya. Peserta didik wajib menempuh kelompok mata pelajaran yang ditetapkan, namun juga diwajibkan memilih bidang keahlian dan mata pelajaran pilihan yang relevan dengan pilihan bidang keahliannya. Kerjasama dan sinergisitas kerja antar personal sekolah secara baik, persiapan/penataan kerja secara baik pula di setiap satuan pendidikan dapat menjadi fasilitas pendukung pembelajaran. Penciptaan penghormatan eksistensi bidang keahlian suatu profesi satu dengan profesi lainnya dalam satuan pendidikan sangat diperlukan dalam rangka profesionalitas kerja. 2. Macam Pemintan Peserta didik Struktur kurikulum pendidikan menengah terdiri dari sejumlah mata pelajaran, beban belajar, dan kalender pendidikan. Mata pelajaran terdiri dari mata pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan. Pada hakekatnya peminatan peserta didik antara SMA dan SMK terdapat perbedaan dan kesamaan. Persamaannya adalah bahwa peserta didik SMA dan SMK wajib menempuh kelompok mata pelajaran A dan B sejumlah 24 JP. Kelompok mata pelajaran A sejumlah 6 mata pelajaran dengan alokasi waktu 17 JP dan 3 mata pelajaran dengan alokasi waktu 7 JP. Kelompok mata pelajaran A untuk peserta didik SMA dan SMK meliputi matapelajaran-matapelajaran berikut: a. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, b. Pendidikan Kewarganegaraan, c. Bahasa Indonesia, d. Matematika, e. Sejarah, f. Bahasa Inggris;
  • 44. 37 Kelompok matapelajaran B meliputi matapelajaran a. Seni Budaya, b. Prakarya, c. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Sedangkan peminatan kelompok mata pelajaran C antara SMA dan SMK adalah berbeda tentang nama mata pelajaran dan JP sebagai berikut. a. Peminatan Peserta Didik SMA. Peminatan peserta didik sebagaimana tertuang dalam Kurikulum 2013 bagi peserta didik SMA adalah peminatan akademik terdiri dari: 1). Peminatan Matematika dan Sains sejumlah 12 JP yang meliputi mata pelajaran Matematika, Biologi, Fisika, dan Kimia 2). Peminatan Sosial sejumlah 12 JP yang meliputi matapelajaran Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Antropologi, Ekonomi, 3). Peminatan Bahasa sejumlah 12 JP yang meliputi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra Inggris, Bahasa dan Sastra lainnya, Antropologi. b. Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman bagi Peserta Didik SMA Bagi peserta didik baru kelas X, disamping pemilihan peminatan tersebut, peserta didik diwajibkan memilih mata pelajaran sejumlah 6 JP yang dipilih dari mata pelajaran kelompok peminatan, atau mata pelajaran lintas peminatan, sedangkan bagi peserta didik kelas XI dan XII memilih 4 JP tertuang dalam struktur kurikulum SMA tahun 2013 sebagaimana tertuang dalam lampiran 8. Dengan demikian setiap peserta didik SMA dalam pembelajaran wajib melakukan aktivitas sebagai berikut : 1). Menempuh kelompok mata pelajaran A dan B sebagaimana kurikulum yang diberlakukan. 2). Memilih dan menempuh pembelajaran peminatan kelompok mata pelajaran C yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan. 3). Memilih dan menempuh mata pelajaran peminatan lintas minat dan/atau pendalaman peminatan belajar peserta didik. c. Peminatan Peserta Didik SMK Peserta didik SMK menempuh kelompok mata pelajaran A dan B sejumlah 24 JP seperti peserta didik SMA. Peminatan peserta didik SMK sebagaimana
  • 45. 38 tertuang dalam Kurikulum 2013 yaitu peminatan akademik dan vokasi yang meliputi bidang studi keahlian, 45 (empat puluh lima) program studi keahlian, dan 141 (seratus empatpuluh satu) kompetensi keahlian sebagaimana tertera dalam lampiran 9. Setiap peserta didik SMK dalam pembelajaran melakukan aktivitas sebagai berikut. 1). Menempuh kelompok mata pelajaran A dan B yang telah ditetapkan sebagaimana tertera dalam Kurikulum 2013. 2). Memilih dan menempuh pembelajaran peminatan kelompok matapelajaran C (peminatan akademik dan vokasi) terdiri dari 3 (tiga) kelompok besar peminatan akademik dan vokasi yang meliputi : 8 (delapan) bidang studi keahlian, 45 (empat puluh lima) program studi keahlian, dan 141 (seratus empat puluh satu) kompetensi keahlian. Kegiatan yang dilakukan peserta didik SMK: a). memilih dan menempuh satu bidang studi keahlian, b). memilih dan menempuh satu program studi keahlian yang tercakup dalam bidang studi keahlian, c). memilih dan menempuh satu kompetensi keahlian yang tercakup dalam program studi keahlian. Sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan Kurikulum 2013 yang diberlakukan di satuan pendidikan masing-masing secara rinci dan jelas, hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi semua calon peserta didik, orang tua. Guru BK/Konselor diharapkan memberikan layanan informasi yang jelas dan detail berkaitan peminatan peserta didik yang diselenggarakan di satuan pendidikan, memberikan layanan konsultasi pemilihan dan penetapan, memberikan pendampingan, pengembangan dan penyaluran minat belajar sesuai dengan potensi atau kompetensi keahliannya dan kesempatan yang ada. 3. Penelusuran Peminatan Peserta Didik Ketepatan dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling untuk pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik memerlukan berbagai macam data atau informasi tentang diri calon peserta didik. Data yang dapat digunakan dalam layanan peminatan peserta didik antara lain prestasi belajar kelas VII, VIII,
  • 46. 39 dan VIII di SMP/MTs, prestasi non akademik (kejuaraan kegiatan lomba seni, olah raga, dll. mulai dari SD/MI), prestasi belajar berdasarkan ujian nasional, minat studi lanjut, minat pekerjaan, minat jabatan, cita-cita kehidupan dimasa depan, perhatian orang tua, fasilitasi pembelajaran, status sosial ekonomi, harapan orang tua dalam bidang peminatan belajar, dan harapan orang tua setelah putra-putrinya lulus dari sekolah. Teknik memperoleh data untuk peminatan peserta didik tersebut dapat digunakan teknik non tes, meliputi teknik- teknik sebagai berikut : a. Dokumentasi, sebagai teknik untuk memperoleh data prestasi belajar berdasarkan buku raport peserta didik kelas VII, VIII, dan IX serta nilai ujian nasional saat belajar di SMP/MTs. Data ini dapat digunakan untuk analisis perkembangan belajar peserta didik yang merupakan cerminan kesungguhan belajar, kecerdasan umum dan kecerdasan khusus yang dimaknakan dari mata pelajaran yang ditempuh relevansinya dengan bidang keahlian atau jenis peminatan peserta didik. b. Angket, sebagai teknik untuk memperoleh data tentang minat belajar peserta didik dan perhatian orang tua. Isian minat belajar peserta didik dapat dipergunakan untuk penetapan peminatan sebab isian minat merupakan pernyataan pikiran dan perasaan serta kemauan peserta didik. Isian perhatian orang tua merupakan bukti tertulis yang dapat dipertanggungjawabkan kebenaran data tersebut. c. Wawancara, sebagai teknik yang dapat digunakan sebagai teknik untuk mengklarifikasi isian angket dan hal lain yang diperlukan serta sekaligus pewawancara dapat melakukan observasi. d. Observasi, sebagai teknik yang dapat digunakan untuk memperoleh data kondisi fisik serta perilaku yang nampak sebagai bahan pertimbangan dalam penetapan peminatan peserta didik. Di samping teknik non tes tersebut dapat juga menggunakan teknik tes psikologis yang dilaksanakan oleh tester atau tes peminatan yang dapat dilaksanakan oleh guru BK/Konselor. Data yang dapat diperoleh melalui teknik tes dapat dianalisisis dan dipergunakan dasar penetapan peminatan peserta didik. Data teknik non tes (dokumentasi, angket, wawancara, observasi, dll) secara lengkap dan tepat menganalisis serta interpretasi yang benar dapat dijadikan dasar pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik. Pemilihan dan
  • 47. 40 penetapan peminatan peserta didik dengan menggunakan data dari teknik non tes adalah sudah dapat dipertanggungjawabkan. 4. Komponen Peminatan Peserta Didik Minat merupakan gejala psikologis, berkaitan dengan pikiran dan perasaan terhadap suatu objek. Perhatian, pemahaman, dan perasaan yang mendalam terhadap suatu objek dapat menimbulkan minat. Objek yang menarik cenderung akan menimbulkan minat. Minat merupakan perasaan suka, rasa tertarik, kecenderungan dan gairah atau keinginan yang tinggi seseorang terhadap suatu objek. Dalam kaitannya dengan peminatan peserta didik dalam satuan pendidikan SMA, objek yang dimaksudkan adalah bidang peminatan matematika dan sains, sosial dan bahasa. Sedangkan peminatan satuan pendidikan SMK, objek yang dimaksudkan adalah bidang studi keahlian, program studi keahlian, dan kompetensi keahlian. Peserta didik dihadapkan kepada objek tersebut, dan diberi kesempatan untuk memilih sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kesempatan yang ada. Pemilihan peminatan yang tepat dan mempunyai arti penting bagi prospek kehidupan peserta didik masa depan adalah tidak mudah, untuk itu memerlukan layanan bantuan tepat yang dilakukan oleh tenaga profesional. Dalam konteks ini, profesi bimbingan dan konseling dipandang paling tepat untuk memfasilitasi pemilihan peminatan peserta didik. Minat dipengaruhi oleh faktor dalam diri dan luar diri peserta didik. Komponen pokok yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik SMA dan SMK dapat meliputi prestasi belajar, prestasi non akademik, pernyataan minat peserta didik, perhatian orang tua dan diteksi potensi peserta didik. Berikut ini disajikan uraian peran masing-masing komponen dalam penetapan peminatan peserta didik. a. Prestasi belajar yang telah dicapai selama proses pembelajaran merupakan cerminan kecerdasan dan potensi akademik yang dimiliki. Prestasi belajar peserta didik pada kelas VII, VIII, dan IX merupakan profil kemampuan akademik peserta didik, yang dapat dijadikan dasar pertimbangan pokok dalam peminatan. Profil kondisi prestasi belajar yang dicapai dapat sebagai prediksi keberhasilan belajar selanjutnya. Kesungguhan dan keajegan belajar dapat berpengaruh positif terhadap peningkatan prestasi belajar pada program pendidikan selanjutnya. Prestasi belajar merupakan cerminan
  • 48. 41 potensi peserta didik, sehingga dapat dijadikan komponen pokok dalam pertimbangan pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik. Data prestasi belajar diperoleh melalui teknik dokumentasi dan diharapkan semua calon peserta didik menyerahkan fotocopy raport SMP/MTs yang disyahkan oleh kepala sekolah yang bersangkutan. b. Prestasi non akademik merupakan cerminan bakat tertentu pada diri peserta didik. Prestasi non akademik yang telah dicapai, seperti kejuaraan dalam lomba melukis, menyanyi, menari, pidato, bulu tangkis, tenis meja, dll., merupakan indikasi peserta didik memiliki kemampuan khusus/bakat tertentu. Terdapat relevansi antara kejuaraan suatu lomba dengan kemudahan melakukan aktivitas dan keberhasilan belajar mata pelajaran tertentu yang sesuai dengan kemampuan khusus yang dimiliki. Data ini dapat diperoleh melalui isian (angket) yang disiapkan dan teknik dokumentasi berupa fotocopy piagam penghargaan yang dimiliki calon peserta didik sejak Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. c. Prestasi/nilai ujian nasional (UN) yang dicapai merupakan cerminan kemampuan akademik mata pelajaran tertentu berstandar nasional. Prestasi belajar dapat sebagai pertimbangan untuk pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik. Diasumsikan bahwa peserta didik tidak mengalami kecelakaan fisik atau psikis dan kebiasaan belajar tetap dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan, maka prestasi/nilai UN tepat sebagai pertimbangan penetapan peminatan peserta didik sesuai kelompok mata pelajarannya. Prestasi/nilai UN diperoleh melalui teknik dokumentasi berupa fotocopy daftar nilai UN dan daftar isian (angket) yang disiapkan. d. Minat belajar tinggi ditunjukkan dengan perasaan senang yang mendalam terhadap peminatan tertentu (mata pelajaran, bidang studi keahlian, program studi keahlian, kompetensi keahlian) berkontribusi positif terhadap proses dan hasil belajar. Peserta didik merasa senang, antusias, tidak merasa cepat lelah, sungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran di sekolah maupun aktivitas belajar di rumah disebabkan memiliki minat yang tinggi terhadap apa yang dipelajarinya. Pernyataan minat dapat secara tertulis. Pernyataan mencerminkan apa yang diinginkan dan merupakan indikasi akan kesungguhan dalam belajar sebab aktivitas belajar berkaitan erat dengan minatnya.
  • 49. 42 e. Cita-cita peserta didik untuk studi lanjut, pekerjaan, dan jabatan erat hubungannya dengan potensi yang dimilikinya dan dipengaruhi oleh hasil pengamatan terhadap figur dan keberhasilan seseorang/sekelompok dalam kehidupannya. Di samping itu, atas dasar informasi yang diperoleh baik secara langsung maupun tidak langsung juga berpengaruh terhadap munculnya cita-cita peserta didik. Informasi yang jelas dan prospesktif juga dapat merangsang munculnya cita-cita. Keinginan yang kuat untuk mencapai bidang studi lanjut, jabatan, dan pekerjaannya sangat berpengaruh positif terhadap aktivitas belajar. Sinkronisasi antara cita-cita dengan potensi peserta didik dan prestasi yang dicapai dengan kesempatan belajar untuk mencapai cita-cita, dapat menumbuhkan semangat belajar yang dipilihnya. Instrumen untuk mengungkap tentang minat dan cita-cita peserta didik sebagaimana terlampir. f. Perhatian orang tua, fasilitasi dan latar belakang keluarga berpengaruh positif terhadap kesungguhan-ketekunan-kedisiplinan dalam belajar. Restu orang tua merupakan kekuatan spiritual yang dapat memberikan kemudahan yang dirasakan oleh peserta didik dalam belajar dan mencapai keberhasilan belajar. Anak mempunyai hubungan emosional dengan orang tua, juga berkaitan dengan semangat belajar. Intensitas hubungan orang tua dengan anak dapat menumbuhkan motivasi belajar yang berdampak kualitas proses dan hasil belajar. Namun disadari bahwa yang belajar adalah anak, dan orang tua sebatas mengharapkan hasil belajar anak dan memfasilitasi belajar. Untuk itu, perhatian, fasilitasi, dan harapan orang tua terhadap peminatan peserta didik penting dipertimbangkan, namun bukan sebagai penentu peminatan. Bila terdapat perbedaan antara peminatan peserta didik dengan orang tua, maka yang perlu dikaji lebih mendalam adalah prospek peminatan dan kesiapan belajar anak. Orang tua diharapkan lebih pada memberikan dukungan atas pilihan peminatan putra-putrinya. Namun demikian, guru BK/Konselor hendaknya cermat dalam berdialog dengan orangtua tentang penempatan peminatan peserta didiknya, apalagi orang tua yang bersangkutan sangat berharap atas pilihan peminatan putra-putrinya. Instrumen untuk mengungkap tentang harapan dan latar belakang orang tua sebagaimana lampiran.
  • 50. 43 g. Diteksi potensi menggunakan instrumen tes psikologis atau tes peminatan bagi calon peserta didik tentang bakat dan minat dapat dilakukan oleh tim khusus yang memiliki kemampuan dan kewenangan. Hasil diteksi potensi dapat diperoleh kecenderungan peminatan peserta didik. Rekomendasi peminatan berdasarkan diteksi menggunakan instrumen tes psikologis dapat dipergunakan sebagai pertimbangan bila terjadi kebimbangan dalam penempatan peminatan peserta didik. Pelaksanaan diteksi menggunakan instrumen tes psikologis yang standar dilakukan oleh tenaga ahli atau tes peminatan yang dikembangkan oleh guru BK/Konselor. Hasil diteksi potensi peserta didik dapat menggunakan hasil diteksi pada saat di SMP/MTs, namun dapat juga menggunakan hasil tes peminatan yang diselenggarakan di SMA/SMK, dan atau menggunakan data dari SMP/MTs dengan data hasil tes peminatan yang diselenggarakan di SMA/SMK. C. Tujuan dan Fungsi Peminatan 1. Tujuan Secara umum Peminatan Kelompok Mata Pelajaran dan Mata Pelajaran bertujuan untuk membantu peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK menetapkan minat pilihan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran serta pendalaman mata pelajaran yang diikuti pada satuan pendidikan yang sedang ditempuh, pilihan karir dan/atau pilihan studi lanjutan sampai ke perguruan tinggi. Secara khusus tujuan Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran adalah: a. Mengarahkan peserta didik SD/MI untuk memahami bahwa pendidikan di SD/MI merupakan pendidikan wajib yang harus dikuti oleh seluruh warga negara Indonesia dan setamatnya dari SD/MI harus dilanjutkan ke studi di SMP/MTs, dan oleh karenanya peserta didik perlu belajar dengan sungguh- sungguh dan meminati semua mata pelajaran. b. Mengarahkan peserta didik SMP/MTs untuk memahami dan mempersiapkan diri bahwa : 1) Semua warga negara Indonesia wajib mengikuti pelajaran di sekolah sampai dengan jenjang SMP/MTs dalam rangka Wajib Belajar 9 Tahun.
  • 51. 44 2) Peserta didik SMP/MTs perlu meminati semua mata pelajaran, meminati studi lanjutan yang menjadi pilihan SMA/MA atau SMK sesuai dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat, dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik, memahami berbagai jenis pekerjaan/karir dan mulai mengarahkan diri untuk pekerjaan/karir tertentu. 3) Setamat dari SMP/MTs peserta didik dapat melanjutkan pelajaran ke SMA/MA atau SMK, untuk selanjutnya bila sudah tamat dapat bekerja atau melanjutkan pelajaran ke perguruan tinggi. Peminatan di SMP/MTs adalah mempersiapkan peserta didik untuk menentukan pilihan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran di SMA/MA/SMK. Jadi peserta didik perlu mendapatkan informasi tentang kelompok peminatan: keuntungan dan keterbatasannya. c. Mengarahkan peserta didik SMA/MA untuk memahami dan mempersiapkan diri bahwa : 1) Pendidikan di SMA/MA merupakan pendidikan untuk menyiapkan peserta didik menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri di masyarakat. 2) Kemandirian tersebut pada nomor (1) didasarkan pada kematangan pemenuhan potensi dasar, bakat, minat, dan keterampilan pekerjaan/karir. 3) Kurikulum SMA/MA memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk memilih kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran tertentu sesuai dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik. 4) Setelah tamat dari SMA/MA peserta didik dapat bekerja di bidang tertentu yang masih memerlukan persiapan/pelatihan, atau melanjutkan ke perguruan tinggi dengan memasuki program studi sesuai dengan pilihan dan pendalaman mata pelajaran sewaktu di SMA/MA. d. Mengarahkan peserta didik SMK untuk memahami dan mempersiapkan diri bahwa : 1) Pendidikan di SMK merupakan pendidikan untuk menyiapkan peserta didik menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri di masyarakat.
  • 52. 45 2) Kemandirian tersebut pada nomor (1) didasarkan pada kematangan pemenuhan potensi dasar, bakat, minat, dan keterampilan pekerjaan/karir. 3) Kurikulum SMK memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk memilih mata pelajaran program keahlian dan mendalami materi mata pelajaran program keahlian tertentu sesuai dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik. 4) Setelah tamat dari SMK peserta didik dapat bekerja di bidang tertentu sesuai dengan bidang studi keahlian/kejuruan yang telah dipelajarinya, atau melanjutkan pelajaran ke perguruan tinggi dengan memasuki program studi sesuai dengan pilihan dan pendalaman materi mata pelajaran sewaktu di SMK. 2. Fungsi Fungsi peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran untuk peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK sesuai jenjang satuan pendidikan masing-masing, yaitu : a. Fungsi pemahaman, yaitu berkaitan dengan dipahaminya kemampuan, bakat, minat, dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik serta lingkungan untuk menentukan Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran yang diikuti, arah karir dan/atau studi lanjutan yang dipilihnya. b. Fungsi pencegahan, yaitu berkaitan dengan tercegahnya berbagai masalah yang dapat mengganggu berkembangnya kemampuan, bakat, minat, dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik secara optimal dalam kaitan dengan Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran yang diikuti, arah karir dan/atau studi lanjutan yang dipilihnya. c. Fungsi pengentasan, yaitu berkaitan dengan tertentaskannya masalah- masalah peserta didik yang berhubungan dengan Peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran yang diikuti, arah karir dan/atau studi lanjutan yang dipilihnya. d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu berkaitan dengan terkembangkan dan terpeliharanya kemampuan, bakat, minat, dan