SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 29
LAPORAN KEGIATAN
                                      PERKEMBANGAN JRKY
                                       JUNI-AGUSTUSI 2010

Jaringan Radio Komunitas Yogyakarta (JRKY) sebagai wadah radio komunitas di Daerah Istimewa
Yogyakarta dalam mencapai visi-misinya di butuhkan jalinan kerjasama yang lebih kokoh dan progresif.
Guna mencapai tujuannya maka pengurus JRKY periode 2009-2012 akan melaporkan kegiatan bulan Juni
sampai Agustus 2010.

    A. Kegiatan Bulan Juni 2010
       No.       Tgl                                  Diskripsi Kegiatan
       1.         2     Talkshow kampanye Penanggulangan HIV/AID di RASIDA FM, 2 Juni
                        2010. Penanggulangan HIV/AIDs menjadi tanggungjawab bersama.
                        Pemerintah, dunia pendidikan, masyarakat dan siapapun yang peduli.
                        Penularan HIV/AIDS melalui jarum suntik, sex bebas, tranfusi darah dan
                        ciuman. Data menyebutkan bahwa hampir setengahnya adalah anak muda
                        yang produktif yang terjangkiti virus HIV/AIDS. Virusnya berna HIV sedang
                        penyakitnya adalah AIDS. Diskusi dalam bentuk talkshow yang bergaya
                        obrolan mahasiswa (OMAH) di lakukan oleh radio RASIDA FM. Acara yang
                        menghadirkan tiga narasumber dari KPA DIY (PKBI DIY) Mbak Dian HI, Dr.
                        Diana Kusnaryati dari poliklinik UIN dan Ketua JRKY Mardiyono dengan
                        presenter Ronny Yahya Rasida FM. Talkshow dengan tema
                        penanggulangan HIV/AIDS di kalangan anak muda ini di kemas sebagai
                        bagian dari upaya kampanye usaha penanggulangan HIV/AIDS di ranah
                        komunitas melalui radio komunitas anggota JRKY.Tema yang di usung kali
                        ini adalah Remaja dan HIV/AIDs. Pergaulan remaja yang sangat bebas
                        menjadikan salah satu indikasi tersebarnya virus HIV dengan bentuk
                        penyakit AIDS. 4 (empat) media penularan yang sangat akrab seperti
                        cairan sperma, jarum suntik, darah dan air liur. Sex bebas yang berganti-
                        ganti pasangan dan pecandu narkoba rentan tertular virus HIV. Kesadaran
                        masyarakat untuk berpegang pada agama sebagai modal awal untuk
                        menjaga keluarga dan lingkungannya terhindar dari virus ini. Media cetak
                        maupun elektronik sebagai pihak yang harus selalu gencar
                        mengkampanyekan agar pengetahuan masyarakat bertambah selain harus
                        ada politikal will dari pemerintah sebagai pemangku kebijakan. Upaya dan
                        usaha NGO yang bergerak di ranah HIV/AIDS seperti KPA harus
                        berkelanjutan dan terprogram agar sasaran penanggulangan HIV/AIDS
                        terlokalisir. Keterlibatan masyarakat dan semua stakeholder harus bersatu
                        untuk melawan virus HIV/AIDS. Masyarakat paling bawah seperti
                        komunitas harus mulai disadarkan akan bahaya HIV/AIDS. Pengetahuan
                        yang terbatas serta ketidaktahuan akan tanda-tanda dan perilaku yang
                        menyimpang menjadi awal terjangkitnya virus ini. Radio komunitas sebagai
                        media pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting dalam
                        penyebaran informasi penanggulangan HIV/AIDS di akar rumput. Acara
                        yang akan terselenggara selama 6 (enam) bulan sejak Juni sampai
                        Desember 2010 atas kerjasama KPA DIY bersama JRKY.
2.   3   Dialog Publik ”Mendorong Reformasi Pelayanan Publik dan
         Pemeneuhan Hak Dasar” 3 Juni 2010. Bertempat di ruang pertemuan
         Convention Hotel LPP Demangan Yogyakarta kegiatan ini terselenggara.
         Acara yang di dukung oleh Perkumpulan Prakarsa, FPPM dan Swara Nusa
         menghadirkan 3 Narasumber yaitu Sunaji Zamroni,Msi (IRE), Phito Agustin
         (AJI DIY) dan Bini B Buchori (Perkumpulan Prakarsa) dengan moderator
         Direktur Eksekutif Swara Nusa: Iranda Yudhatama. Dalam sambutannya
         ketua penyelenggara sekaligus koordinator kegiatan mengatakan bahwa:
         Desentralisasi berkaitan erat dengan pemberdayaan dalam arti
         desentralisasi memberikan keleluasaaan dan kewenangan kepada
         pemerintah daerah untuk berinisiatif dan mengambil keputusan.
         Pemberdayaan akan menjamin hak dan kewajiban serta wewenang dan
         tujuan dari organisasi pemerintah daerah untuk menyusun program,
         memilih alternatif dan mengambil keputusan dalam mengurus kepentingan
         daerahnya sendiri. Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana mendorong
         pengarustamaan agenda reformasi pelayanan publik sebagai agenda
         setting media massa lokal serta bagaimana memfasilitasi dialog antar
         masyarakat sipil dan media lokal tentang peran media massa dalam
         mendorong reformasi pelayanan publik di tingkat lokal serta mem[perluas
         good practice reformasi lintas wilayah dan bagimana memetakan peluang-
         peluang dan skenario bagi penguatan upaya reformasi pelayanan publik
         dan pemenuhan hak dasar warga di tingkat lokal. Persoalan inovasi daerah
         dalam melakukan reformasi pelayana publik dan hak dasar warganya
         masih terkendala oleh kultur birokrasi yang rumit dan sulit disamping belum
         ada reformasi di tubuh birokrasi itu sendiri. Upaya dan kampanye telah
         dialkukan oleh masyarakat media, namun seperti berhadapan dengan
         tembok tebal yang masih belum bisa bersikap terbuka. Persoalan ini telah
         menjadi kajian banyak NGO dan Ormas untuk mendorong perubahan dan
         perilaku pemangku kebijakan agar pelayanan publik lebih di utamakan dan
         di maksimalkan. SOP yang standar dan dipaksa karena aturan menjadikan
         banyak birokrasi menjadi seperti robot yang diperintah karena remote
         kontrol bukan sebagai manusia selayaknya.Dialog yang diawali dari pukul
         09.00-13.00 Wib ini di hadiri oleh 20 utusan lembaga dari media cetak dan
         elektronik, jaringan,CSO dan Ngo di DIY
3.   3   Pertemuan 3 Bulanan, 3 Juni 2010. Acara 3 Bulanan Radio Komunitas
         untuk kali ini di minta oleh KPID DIY dengan agenda Sosialisasi Penyiaran.
         Ketua KPID DIY Rahmad S Ariffin dalam sambutannya mengatakan bahwa
         usia 8 tahun JRKY sudah saatnya tidak lagi berfikiran genit seperti awal-
         awal memperjuangkan UU Penyiaran, sudah saatnya radio komunitas
         bersama JRKY untuk satu langkah menuju keprofesionalan dalam
         bersiaran dan melegalkan diri dalam mentaati peraturan perundang-
         undangan. Radio komunitas jangan sombong, mau siaran tapi tidak mau
         ngurus ijin juga tidak mau di atur. JRKY bersama KPID DIY selangkah
         dalam menuju keperpihakan kepda radio komunitas. Saat ini sudah ada 13
         radio komunitas yang telah EDP, 7 adalah anggota JRKY. Kedepan
         anggota JRKY yang telah memiliki nomer induk anggota (NIA) di dorong
         untuk segera mengajukan proses izin. Rahmad masih melihat bahwa
         masih banyak radio komunitas yang enggan untuk menjalankan aturan.
         Kepengurusan JRKY kali ini lebih baik dan perlu diapresiasi dengan tata
         kelola organisasi yang baik, mas mardi telah menancapkan tonggak
         organisasi yang baik. Sebagai organisasi nirlaba yang tidak ada apa-
apanya, harusnya radio komunitas mendukung keberadaan JRKY sebagai
wadah yang bisa berperan lebih baik. Intrik di dalam organisasi menjadi
dorongan yang positif bagi pengurus saat ini yang saya lihat telah
menunjukkan hasil yang jauh lebih baik. Fakta kongkritnya ada, pertemuan
tiga bulanan yang telah bergulir,kegiatan seperti diskusi, sarasehan,
sunatan masal telah dialkukan. Pembuatan web dan sosialisasi radio
komunitas telah di jalankan. KPID akan tetap mendukung keberadaan
pengurus JRKY yang dipimpin mas mardi. Dari Balmon, Bapak Amir
Suatmaji mengatakan bahwa 8 radio komunitas yang telah di ukur dan
telah FRB menjadi modal untuk mendorong kepada pihak dirjen postel
untuk bisa merelokasi kanal 201/107.6 Mhz Global FM untuk di pindah.
Balmon bersama JRKY telah menyurati ke dirjend postel, diharapkan
keberangkatan saya ke Jakarta besok juma`at (4/6) bisa membawa
manfaat untuk radio komunitas. Semakin banyaknya radio komunitas yang
mulai mengajukan permohonan ijin ke KPID membuktikan penataan
organisasi yang baik, JRKY lebih tertata dan bisa dijadikan model
penataan organisasi radio komunitas di daerah lain. Kepemimpinan JRKY
di bawah mas Mardi telah membuktikan hasil yang nyata, biar belum
maksimal tapi roda organisasi telah jalan dan bisa di akui. Persoalan radio
komunitas menyangkut izin dan turunannya ke masalah standarisasi telah
menjadi kendala. Balmon beharap kepada JRKY melalui divisi pelatihan
dan pengembangan (Mas Kokoh Handoko) bisa mempelopori untuk bisa
membuat model pemancar yang standar dan di lesensi cukup sampai
Balmon saja. Alat pengecekan standarisasi pemancar di Postel Jakarta
tidak beda jauh amat dengan yang dimiliki oleh Balmon DIY, jadi untuk
radio komunitas cukup i di Balmon saja. Acara yang berlangsung di Aula
Plasa Informasi Dishubkominfo DIY ini dihadiri oleh 28 utusan radio
komunitas dan 43 orang yang hadir. Ketua JRKY menegaskan kembali
bahwa pendaftaran untuk menjadi anggota JRKY dibuka sampai
Desember 2011. Untuk program dengan panitia Adhoc KID, spot iklan
pendaftaran KID telah di kirim ke email radio komunitas anggota JRKY.
Ada kompensasi yang bisa diambil di bendahara JRKY dengan
memberikan bukti log siaran. Untuk program dengan KPA DIY telah di
mulai (2/6) di Rasida FM. Kegaiatan talkshow penanggulangan HIV/AIDs
ini berlangsung selama Juni-Desember 2010. Diharapkan radio komunitas
anggota JRKY untuk mempersiapkan kesiapan studionya untuk
mendukung program ini. Di mohon kepada radio komunitas anggota JRKY
dalam setiap kegiatan talkshow untuk merekam hasil siaran berupa
CD/kasset. Web JRKY sedang berbenah diri menuju tampilan yang lebih
dinamis. Usulan dari Bung Wisnu seperti agar JRKY tdak perlu nylondoh
kepada radio komunitas yang tidak mau di atur, JRKY bisa membuat
rayonisasi untuk radio komunitas di satu wilayah, untuk membuat mailing
list bagi anggota JRKY. Bung wisnu juga mengakui bahwa JRKY
merupakan organisasi yang tertata dan lebih baik di banding JRK daerah
lain, di akui saat berkinjung ke jawa tengah, radio komunitas di Jawa
tengah masih belum sebaik penataan di JRKY. Usaulan lain dari Bapak
Suratimin, bahwa pertemuan rutin 3 bulanan bisa ke radio komunitas, kalau
bisa radio komunitas yang hadir di pertemuan sudah membawa agenda,
bagimana komitmen radio komunitas kepada JRKY. Diharapkan kedepan,
informasi JRKY dapat di sebarkan melalui web ataupun email. Usulan dan
tanggapan dari peserta pertemuan telah di dokumentasikan oleh pengurus
dan untuk bisa ditindaklanjuti. Pengurus JRKY sedang merencanakan
         kunjungan ke Gubernur DIY untuk audensi dengan agenda mengusulkan
         bagio radio komunitas yang telah berizin untuk bisa di bantu
         operasionalnya dengan program kegiatan dari pemprov DIY. JRKY ke
         depan agar bisa berjalan organisasi di butuhkan sumber daya dan sumber
         dana. Iuran bulanan merupakan salah satu wujud kongkrit komitmen
         anggota JRKY. Pertemuan 3 bulanan radio komunitas di DIY ini
         berlangsung dari pukul 14.00-15.30 Wib.
4.   7   Undangan Sosialisasi UU no.14 Th 2008 tentang KIP. 7 Juni 2010.
         Sosialisasi UU No. 14 Th 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP)
         berlangsung di Aula Dishubkominfo Plasa Informasi Komplek THR
         Yogyakarta. 4 Narasumberadalah Muzayin Nazarrudin (staff Pengajar UII)
         tema yang disajikan membedah ksiapan masyarakat menghadapi
         implementasi UU KIP, Tri Wahyu KH ( dir. ICM) menyajikan tema
         Pengenalan Informasi Publik dan UU KIP, Bambang Farid Siswantoro
         (LOS DIY) mengambil tema mengenal KID dan proses penjaringan calon
         anggota KID propinsi DIY dan Adam W Sukarno (Staff PengajarFisipol
         UGM) menyajikan mengenal Pejabat Pengelola Informasi dan
         Dokumentasi (PPID) yang terbagi dalam dua sesi ini di moderatori oleh A.
         Darmanto (MPM) dan Bambang MBK (AJI DIY). UU No.14 Th 2008
         tentang KIP dalam implementasinya di masyarakat masih menjadi
         keraguan. Mei 2010 setelah di undangkan masih banyak perangkat yang
         belum siap. Dalam beberapa riset yang dilakukan oleh Klinik Keterbukaan
         Informasi Publik UII di pdapat hasil bahwa keberadaaan Keterbuakaan
         informasi publik dari badan publik yang mendapat anggaran dari APBN
         /APBD serta bantuan dari luar negeri harus menyampaikan informasi ke
         masyarakat. Pesimistis masyarakat tergambar karena birokrasi di
         Indonesia masih melekat dengan administrasi yang rumit dan berbelit.
         Upaya pemberdayaan masyarakat melalui pertemuan warga agar mereka
         melek akan informasi menjadi kebutuhan yang segera di wujudkan.
         Keterbukaan Informasi Publik ini menyangkut hak asasi manusia yang
         tertuang dalam UUD 45 pasal 28 f. Apakah informasi itu ? Keterangan,
         pernyataan, gagasan dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna dan
         pesan baik data, fakta maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar
         dan di baca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai
         dengan perkembangan tehnologi informasi komunikasi secara elektronik
         maupun non elektronik (pasal 1 angka 1 UU KIP) . Terdapat asumsi dalam
         riset ini bahwa masyarakat secara umum, bahwa para birokrasi di tingkat
         bawah (Kecamatan dan Desa), belum cukup mengetahui mengenai UU
         KIP No. 14 Tahun 2008. Maka, intrument yang digunakan dalam riset ini
         tidak akan mengali data mengani pemahaman terhadap UU KIP tersebut.
         Sebaliknya, intrumen riset akan menggali permasalahan-permasalahan
         nyata yang di hadapi masyarakat terkait layanan informasi publik. Dalam
         proses tahap penerimaaan anggota KID propinsi DIY 2010-2014
         persyaratan umun dan khusus telah di syaratkan oleh panitia Adhoc yang
         akan mengajukan 10 nama yang telah lolos tahapan seleksi dan diajukan
         ke gubernur untuk dipilih 5 nama yang akan menjadi anggota KID DIY.
         Kesiapan lain adalah di tingkat SKPD di propinsi dan kabupaten /Kota yang
         harus membentuk Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi sebagai
         wujud nyata dan ujung tombak dalam memberikan informasi yang di minta
         masyarakat.
5.   8    Undangan Media Gathering, 8 Juni 2010. Bertempat di Pandan Resto
          Timur Monumen Jogja Kembali Ringroad Utara Yogyakarta, kegiatan
          Media Gathering untuk menginformasikan perkembangan kasus HIV dan
          AIDS di Yogyakarta dan rencana penanggulangan yang akan dilakukan
          oleh KPA Propinsi DIY dan lembaga-;embaga yang terkait di dalamnya.
          Narasumber pada acara tersebut adalah Drs. A. Riswanto, M.Si (KPAP
          DIY) dan Drh. Slamet Riyadi (LP3Y ). Acara yang di buka oleh Dian
          Purnomo sebagai moderator dilanjutkan dengan pemaparan 2
          narasumber.Penularan HIV/AIDS di Propinsi DIY sampai April 2010 cukup
          tinggi. Secara nasional DIY peringkat 11 dari 33 propinsi. Menurut data
          survay panitel usia yang paling tinggi dari 25-39 tahun yang artinya dari
          kalangan produktiv usia muda. Untuk DIY yang terdiri dari 5
          kabupaten/Kota yang saat ini terjadi sebanyak 1183 kasus dengan 750
          kasus HIV dan 433 kasus AIDS. Media penularan yang saat ini paling
          mudah gampang adalah melalui air mani, cairan vagina, darah dan air susu
          ibu . HIV/AIDS tidak menular seperti hanya berpelukan, tinggal satu rumah,
          berciuman, menggunakan alat makan bersama, tidak melalui nyamuk,
          menggunakan kamar mandi bersama. Acara yang di hadiri oleh wartawan
          media cetak dan elektronik serta organisasi dan Ngo ini berlangsung
          santai. Semua informasi disampaikan oleh narasumber sebagai upaya
          untuk lebih memaksimalkan kampanye lewat media. Berita tentang
          HIV/AIDS harus dilakukan oleh semua stakeholder.
6.   9    Perubahan tampilan web JRKY, 9 Juni 2010. Untuk menambah
          dinamisasi isi dan informasi, tampilan web jrky di rubah. Bagian terapan
          tehnologi Narang Srihartomo melakukan perubahan tampilan sebagai
          upaya untuk peningkatan kwalitas isi sehingga diharapkan bisa menambah
          kenyamanan pengunjung web jrky. Kedepan hal tersebut akan ditingkatan
          lebih baik seiring dengan dinamisasi dan perkembangan JRKY. Usaha
          peningkatan dalam promosi untuk mengangkat radio komunitas anggota
          JRKY menjadi tujuan yang diharapkan sehingga jalinan peningkatan
          aktivitas kegiatan radio komunitas harus di maksimalkan.
7.   10   Talkshow kampanye Penanggulangan HIV/AID di BBM FM, 10 Juni
          2010. Penanggulangan penyebaran HIV/ADIS menjadi tanggungjawab
          bersama. Virus HIV yang menyerang sel darah putih dan menyebabkan
          fungsi kekebalan tubuh kitang hilang. Virus yang menyebar leat darah,
          cairan mani, cairan vagina dan air susu. Usia yang paling rentan untuk
          terserang virus HIV adalah kaum muda usia 24-39 tahun. Masa inkubasi
          antar 5-10 tahun merupakan tahapan yang cukup untuk berkembang
          biaknya virus ini. Menrut sumber dari dinas kesehatan propinsi DIY bahwa
          ada 1183 kasus dengan 750 kasus HIV dan 433 kasus AIDS. HIV/AIDS
          tidak menular karena bersentuhan, ciuman, tinggal satu rumah, memakai
          alat makan bersama, dan tidak melalui nyamuk. Virus ini tidak akan
          menular bila kita tetap setia pada pasangan dan tidak gonta-ganti
          pasangan, pakai kondom bila berhubungan sex, tidak menggunakan
          narkoba atau jarum suntik serta tidak hipersex. Acara talkshow yang di
          pandu oleh YF Indartini sebagai penyiar yang menghadirkan 3 narasumber
          yaitu M. Yasin NR (pengelola program KPA Kab. Sleman), Ibu Trinur
          (Tokoh Masyarakat Peduli HIV.AIDS) dan Mardiyono (ketua JRKY).
          Program yang di kemas dalam acara sarwo-sarwi di radio BBM ini juga
          selalu dilaksanakan setiap Kamis malam dalam bincang kesehatan.
          Menurut Musiyana ketua radio BBM FM, bahwa radio ini juga pernah
bekerjasama dengan PKBI DIY dalam acara yang sama. Menurutnya,
             acara ini sangat penting karena penyebaran informasi melalui radio
             komunitas sangat efektiv dan mengena khalayak pendengar radio. Radio
             komunitas merupakan media alternatif yang sangat efektif karena ada
             komunitasnya dan sudah sangat familiar. Ketua JRKY Mas Mardi
             menambahkan acara talkshow ini akan dilakuakn di 24 radio komunitas
             anggota JRKY selama juni sampai desember 2010. KPA sebagai pihak
             yang peduli terhadap penanggulangan HIV/AIDS selama kegiatan ini akan
             menyediakan narasumber atau pihak yang berkompeten di bidangnya
             dengan mengandeng KPA kabupaten/kota serta Ngo yang bergerak di
             penanggulangan HIV/AIDS. JRKY sebagai wadah radio komunitas di DIY
             memandang penting kegiatan ini sebagai bentuk sosialisasi untuk
             membumikan penanggulangan HIV/AIDS di akar rumput. M Yasin dari KPA
             Kabupaten Sleman selaku pengelola program yang mengantikan Bapak
             Mulyono (sekretaris Eksekuitif KPA Kab. Sleman) mengatakan bahwa
             kegiatan talkshow di radio komunitas merupakan salah satu media
             kampanye selain poster, pamflet, liflet dan televisi. KPA kab. Sleman
             berharap agar kampanye lewat radio komunitas di tingkatkan khususnya di
             wilayah Sleman. Data di Kabupaten Sleman saat ini ada 110 kasus HIV
             dan 78 kasus AIDS. Dengan jumlah penduduk 910.586 jiwa di mungkinkan
             jumlahnya pasti dua kali lipat seperti gunung es. Talkshow ini di mulai
             pukul 20.00-21.30 Wib dengan bertindak sebagai operator Mas Kuncoro.
8.   12/13   Undangan Workshop Advokasi Jurnalis, 12-13 Juni 2010. Salah satu
             hak asasi manusia adalah mengeluarkan pendapat atau bekomunikasi.
             Negara Indonesia dengan tegas mengakuinya, seperti tertera dalam
             konstitusi kita, UUD 1945 Pasal 28f, “Setiap orang berhak untuk
             berkomunikasi....” Sedangkan Pasal 28 antara lain menyatakan
             kemerdekaan mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan diatur dalam
             undang-undang. Indonesia juga sudah meratifikasi Konvensi Hak Sipil dan
             Politik yang secara tegas melindungi hak setiap manusia untuk
             berpendapat.Salah satu syarat mutlak bagi warga negara untuk dapat
             menjalankan hak berpendapat            (mengeluarkan pikirannya) atau
             berkomunikasi secara maksimal adalah adanya kebebasan pers. Media
             massa menjadi sarana bagi warga negara untuk saling berkomunikasi.
             Tanpa ada kebebasan pers, dapat dipastikan warga negara tidak bebas
             dalam berkomunikasi atau berpendapat. Otomatis, kontrol masyarakat
             terhadap kekuasaan pun menjadi tumpul. Bila ini terjadi maka berbagai
             pelanggaran hak asasi manusia pasti akan terjadi.Tidak salah jika seorang
             praktisi hukum yang diakui kredibilitasnya di Indonesia, Artidjo Alkostar
             mengatakan dengan lantang jika kebebasan pers adalah bagian dari hak
             asasi manusia.Sebagai negara yang demokratis dan mengakui hak asasi
             manusia, Indonesia juga memiliki kebebasan pers. UU No.40 Tahun 1999
             Tentang Pers dengan tegas menjamin hal ini. Pasal 4 poin 2
             menyatakan,”Terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran,
             pembreidelan atau pelarangan penyiaran.”Namun dalam kenyataannya,
             kebebasan pers di Indonesia belum dapat berjalan secara maksimal. Ini
             hampir terjadi di setiap penjuru Indonesia, termasuk di Yogyakarta. Paling
             tidak ada dua sebab mengapa ini terjadi, yaitu sebab internal dan
             eksternal.Sebab internal berasal dari dalam perusahaan media massa,
             termasuk para jurnalisnya. Akar permasalahannya adalah kondisi
             ketenagakerjaan yang tidak kondusif. Mayoritas perusahaan media massa,
terutama di daerah-daerah tidak memiliki serikat pekerja. Ini menyebabkan
daya tawar para jurnalis (dihadapan manajemen) menjadi lemah. Para
jurnalis hampir tidak bisa menyuarakan apa yang menjadi hak-hak
mereka.Akibatnya, para jurnalis menjadi rentan mengalami soal
ketenagakerjaan, seperti soal PHK, tidak ada jaminan asuransi, pendidikan
serta pelatihan yang minim, gaji yang tidak memadai dan masih banyak
lainnya. Ini semua menyebabkan kinerja para jurnalis menjadi buruk. Salah
satu contohnya, jurnalis condong mencari berita yang mudah, tidak
berbobot, sekedar talking news, dan ada ‘amplop’-nya. Di sini, soal
kebebasan pers sudah terganggu karena jurnalis sendiri sudah
menentukan mana informasi-informasi yang dapat masuk ke
medianya.Sedangkan aspek eksternal adalah berbagai pihak di luar
perusahaan media massa yang mencoba untuk membatasi kebebasan
pers itu sendiri. Mereka ini terdiri dari aktor negara dan non negara. Aktor
negara masih mencoba membatasi kebebasan pers melalui berbagai
regulasi. Misalnya UU Kebebasan Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)
yang masih memuat pasal pencemaran nama baik yang berpotensi
mengenai media online. RUU KUHP juga memuat banyak pasal yang
dapat memenjarakan jurnalis.elain melakukan kekerasan melalui regulasi,
secara nyata aktor negara juga masih suka menghalangi atau melakukan
kekerasan terhadap jurnalis yang menjalankan tugasnya. Misalnya,
beberapa waktu lalu seorang tentara dari kesatuan Kavaleri mencekik dan
memaksa seorang fotografer Tempo Biro Yogyakarta yang memotret
sebuah panser saat parkir di kawasan kampus UGM.Di Yogyakarta, pihak
kepolisian juga masih mempunyai ‘hobi’ untuk memanggil para wartawan
menjadi saksi untuk sebuah kasus yang diliput. Hal semacam ini juga
berpotensi menghambat kebebasan pers karena membuat para jurnalis
enggan meliput peristiwa yang berpotensi bisa membawa urusan panjang
dengan pihak kepolisian.Sedangkan aktor non negara (masyarakat) dalam
beberapa kasus menunjukkan mereka berusaha menghambat dan bahkan
melakukan kekerasan terhadap para jurnalis yang sedang menjalankan
tugasnya. Di Gunungkidul, Yogyakarta misalnya, sekelompok pendukung
bupati incumbent menghalangi para jurnalis televisi yang sedang meliput
sebuah kelompok yang sedang demo di depan rumah dinas bupati.
Meskipun Yogyakarta adalah ‘gudang’-nya para intelektual yang kritis –
ada banyak ahli komunikasi/jurnalistik -- tetapi kehidupan jurnalisnya masih
jauh dari ideal. Ini berpengaruh terhadap kebebasan arus informasi di
wilayah ini.Dari sisi internal, mayoritas jurnalis di Yogyakarta mempunyai
bargaining position yang rendah. Dari puluhan media massa di kota gudeg
ini, baru ada satu serikat pekerja pers. Otomatis mereka rentan
menghadapi berbagai persoalan ketenagakerjaan.Dari sisi eksternal, boleh
dikatakan kualitas kebebasan pers di Yogyakarta kian memburuk dalam
beberapa bulan terakhir ini. AJI Yogyakarta mencatat hingga Mei 2010
sudah ada 12 kasus kekerasan (dengan berbagai bentuk) terhadap
jurnalis.
TujuanDengan kondisi seperti diuraikan di atas, kiranya perlu membekali
para jurnalis di Yogyakarta dengan pengetahuan dan ketrampilan untuk
menghadapi berbagai persoalan yang mereka hadapi baik itu soal
ketenagakerjaan di perusahaan media massa dimana mereka bekerja atau
ketika mereka mengalami kekerasan atau hambatan baik di tingkatan
regulasi atau saat mereka bekerja di lapangan.Pengetahuan dan
ketrampilan ini akan diberikan oleh para ahlinya kepada para jurnalis di
          Indonesia melalui suatu workshop, yaitu workshop advokasi untuk para
          jurnalis. Dengan workshop ini, diharapkan para jurnalis minimal dapat
          mengetahui langkah-langkah untuk mengadvokasi dirinya sendiri baik
          secara individual maupun secara kolektif.Selain Yogyakarta, peserta
          workshop advokasi untuk jurnalis, jika dimungkinkan akan mengundang
          peserta (bila kuota kursi masih ada) dari Surakarta dan Semarang.
          Kegiatan yang diselenggarakan di Disaster Oasis Jl. Kaliurang Km 21.5
          Hargobinangun Pakem Sleman Yogyakarta ini menghadirkan narasumber
          Atmakusumah Astraatmadja (Pelanggaran kode etik jurnalistik dan
          dekriminalisasi pers di Indonesia), Abdullah Alamudi (Peran dan fungsi dari
          jurnalis dalam sistem demokrasi beserta dengan jaminan perlindungan
          hukumnya), Hendrayana, SH (LBH Pers) dengan tema Kekerasan
          terhadap jurnalis dan bagaimana langkah-langkah untuk melakukan
          advokasi, AJI Yogyakarta (Simulasi bagaimana jika jurnalis dipanggil
          kepolisian untuk menjadi saksi ), Angger Jati Wijaya (Berbagai UU yang
          berpotensi menjerat jurnalis dan bagaimana mengatasinya ) dan Jurnalis
          dan berbagai persoalan ketenagakerjaan : bagaimana menyelesaikannya
          dan mengupayakan peingkatan bargaining position jurnalis thd perusahaan
          media - Sholeh Ali, SH (LBH Pers)
9.   15   Undangan Dialog Publik tentang Cuo Vadis Revisi UU Penyiaran, 15
          Juni 2010. UU Penyiaran No. 32 Tahun 2002 wajib dan harus direvisi
          untuk memnuhi kaidah yang lebih baik. Komitmen dan ketidakjelasan
          aturan pasal yang memuat aturan multi tafsir yang beragam. Legalitas
          dan Ilegal lembaga penyiaran menjadi momok bagi setiap media yang lahir
          sebelum adanya UU Penyiaran. Komisi Penyiaran Indonesia sebagai
          lembaga Independent yang dibentuk atas representasi publik masyarakat
          harus bisa bermain di dua kaki. State atau negara harus bisa melindungi
          warganya atas tayangan yang tidak mendidik. Penelitian BIN mengatakan
          bahwa keberadaan media elektronik sperti televisi telah menurunkan rasa
          nasionalisme, rasa bangga sebagai warga negara Indonesia telah luntur.
          Tiga pilar yang harus bertanggungjawab adalah Negara/State kemudian
          Pasar/Market dan Civil Society/ Masyarakat Sipil merupakan elemen yang
          harus saling melengkapi. Peran dan wewenang KPI/KPID harus di berikan
          ruang yang lebih tidak hanya sekedar mengatur konten/isi tapi mengelola
          regulasi. Banyak aturan dalam UU yang termuat dalam pasal dan aturan
          lainnya yang tidak konsisten, misalnya pasal yang mengatakan harus dan
          wajib tetapi tidak ada sangsi yang tegas sedang pasal yang tidak ada
          kewajiban malah ada sangsinya. Paling tidak terdapat 3 alasan kuat
          lahirnya UU Penyiaran di Indonesia yaitu pertama tuntutan demokratisasi
          penyiaran dan atau dijaminnya kemerdekaan menyampaikan pendapat
          dan memperoleh informasi melalui penyiaran di Indonesia, kedua sebagai
          suatu jawaban atas dinamika history yang spesifik yaitu penempatan
          sistem penyiaran sebelumnya pada konfigurasi khas pelayanan kekuasaan
          represif yang tunduk pada keinginan penguasa atau pemerintah, ketiga
          adalah bentuk respon terhadap liberalisasi ekonomi yang telah merubah
          struktur pasar dan pertumbuhan pesat industri media penyiaran di
          Indonesia. Pabila di kaji secara mendalam, bahwa muatan materi hukum
          atau kaidah-kaidah hukum di dalamnya menggambarkan kerangka
          akuntabilitas media dengan dua type peradaban yaitu type of rules yang
          berdimensi rule centred yaitu orientasi pengaturan sistem penyiaran
dengan memusatkan pada peraturan-perturan perundang-undangan,
prosedur yang benar, yuridiksi dan kewenangan yang tegas sedang kedua
adalah type legal realism yaitu pengaturan sistem penyiaran yang
berdimensi moralitas public responsibility misalnya SP3SPS. Agenda arah
perubahan UU Penyiaran harus disikapi oleh KPI secara rasional,
disamping berdiri di atas tiga pilar stakeholder yaitu pemerintah, industri
penyiaran dan masyarakat tentunya harus mampu merespon
perkembangan posisi KPI kedepan dan perkembangan teknologi serta
dampaknya. Diharapkan mampu memberikan kepastian arah
(directionality) sistem penyiaran serta tidak melemahklan eksitensi maupun
peran KPI, justru lebih lugas menformulasikan posisi KPI pertama adalah
sebagai lembaga yang moralitasnya di ukur dari integritasnya terhadap
pelaksanaan, penegakan terhadap UU penyiaran, kedua berperan untuk
mencapai persetujuan kompetensi kognitif bagi lembaga penyiaran dalam
kerangka memelihara kualitas dirinya sendiri sebagai penyelenggara
penyiaran (self preserving consent), yang ketiga mengedepankan pada
upaya mendorong pemahaman lembaga penyiaran hubungan dengan
kepentingan publik, jeempat adalah fokus pada penerapan perspektif
perkembangan (developmen) melalui kajian, penelitian, peningkatan SDM
penyiaran yang bekerjasama dengan civil society. Revisi ini lebih memiliki
makna atau arti tentang peninjauan kembali atau pemeriksaan ulang untuk
perbaikan yang ertinya bukan membuat baru sama sekali namun hanya
mengganti, mengyurangi atau menambah untuk menyempurnakan pasal-
pasal atau ketentuan/aturan/policy yang ada. Mengapa di revisi? UU
penyiaran ini banyak gugatan dalam peraturan pelaksanaannya disamping
kompleksitas dalam implementasinya. DPR RI sebagai imisiator (RUU
Inisiatif) selain peluang yang diberikan UU Penyiaran dalam isinya yang
boleh melakukan perubahan. Stakeholder penyiaran sebagai mitra
pemerintah, industri, masyarakat dan KPI. Prolegnas DPR RI tahun 2010
(sisa waktu 6 bulan). Gagasan subtansi revisi disempurnakan seperti
Perizinan Penyiaran, kewenangan KPI, Struktur KPI, Modal awal, saham
dan Laba LPS serta sanksi. Penambahan usulan adalah digitalisasi dan
lembaga rating yang memiliki kewenangan adalah KPI bukan pihak swasta
atau asing. Membicarakan UU penyiaran sebagai sebuah diskursus
kebijakan media mempresentasikan kerumitan isu media yang sangat
kompleks. UU ini menunjukkan betapa kompleksnya isu kebijakan media
di negara yang sedang mencari formulasi terbaik dalam setting
transformasi sosial dan politik yang begitu dinamis. Kelahiran UU
Penyiaran diwarnai suasana hiruk pikuk dengan konatelasi aktor yang
sangat beragam jika dilihat dari kepentingan ekonomi ataupun politiknya.
Latar belakang konteks politik indonesia yang sangat dinamis dalam kurun
waktu pasca transformasi 1998 hingga konsolidasi dan rekonsiliasi poltik
aktor-aktor yang terlibat di dalamnya hingga 10 tahun setelah reformasi. Isi
materi UU Penyiaran juga tidak bernasib lebih baik dibandingkan UU yang
lainnya. UU ini juga di tinjau, dianalisi hingga digugat pada isi materinya
dari berbagai aspek (perspektif makro khususnya mengenai kekuatannya
dan merepresentasikan nilai-nilai sistem penyiaran demokrasi ataupun
perspektif mikro diragukan kemampuannya menjawab tantangan yang
lebih empiris hingga dianggap tidak menawarkan solusi yang berarti. Acara
dialog publik yang diselenggarakan olek KPID DIY bertempat dia aula
dishubkominfo plasa informasi jl. Brigjend katamso komplek thr yogyakarta
dengan 3 narasumber yaitu Mochammad Riyanto (KPI Pusat), Gilang
           Raharja (Sekretaris Eksekutif MNC) dan DR. Hermin Indah Wahyuni
           (Dosen Komunikasi Fisipol UGM) dengan moderator Tri Suparyanto (KPID
           DIY). Acara ini juga di hadiri Dadang S Rahmat Ketua KPI Pusat dan juga
           praktisi media elektronik baik radio dan televisi juga tokoh masyarakat dan
           elemen lainnya yang peduli dengan penyiaran.

10.   19   Radio Adhika Swara FM meregistrasi diri, 19 Juni 2010. Kemunculan
           radio Adhika Swara FM menjadi penyemangat bagi warga komunitas di
           Dusun Tobayan Tirtosari Kretek Bantul. Inisiatif dari pendiri Adi Susanto
           untuk bergabung dan menjadi anggota JRKY menjadi nilai plus tersendiri.
           Kesadaran berorganisasi menjadi tolak ukur akan pentingnya sebuah
           wadah. JRKY menyambut gembira atas bergabungnya Radio Komunitas
           Adhika Swara FM. Persyaratan seperti FC Akte Badan Hukum, Profil Radio
           dan Surat Pernyataan telah di penuhi. Nomer Induk Anggota (NIA) Radio
           Adhika Swara adalah 025.8.06.2010 tertanggal 19 juni 2010. Sebagai radio
           baru, Adhika Swara yang muncul di 107.7 Mhz atau kanal 202 ini di
           harapkan segara mengajukan permohonan izin ke KPID DIY. Berkas
           persyaratan permohonan izin telah cukup dan tinggal melengkapi beberapa
           kekurangan saja. Dalam program kedepan, anggota JRKY akan dilibatkan
           setiap kegiatan dan segala informasi akan diberitahukan baik lewat dan
           atau SMS, email, web maupun persurat.
11.   21   Undangan Seminar Kearifan Lokal dari perspektif Yuridis, 21 Juni
           2010. Nilai sosial yang dimiliki oleh masyarakat atau sekelompok marga
           sebagai aturan yang tidak di tuangkan dalam peraturan yuridis formal
           sebagai pedoman penyelesaian masalah di lingkungannya di pandang
           sebagai kearifan lokal. Setiap daerah atau wialayah di Indonesia memiliki
           kearifan yang dituangkan dalam bentuk simbol atau perlambang, tulisan
           maupun kesepakatan yang telah di ketahui oleh lingkungannya. Pranata
           sosail ini telah menjadi dasar hukum yang tidak tertulis dan telah di ketahui
           sebagai hukum adat. Penghormatan terhadap kearifan lokal sebagai
           bentuk menjunjung nilai luhur pranata sosial di masyarakat. Banyak
           masalah di masyarakat yang tidak bisa diselesaikan secara hukum yuridis
           formil seperti dalam KUHP namun disepakti secara hukum adat atau
           kearifan masyarakat. Secara sosiologis, hukum adat menjadi dasar
           bentukan terumuskannya hukum formil saat ini, sehingga UU yang di
           berlakukan harus bisa mengadopsi atau tidak bertentangan dengan hukum
           aat yang berlaku di masyarakat. Kemajuan masyarakat bernegara yang
           terumuskan dalam hukum formil dalam menyelesaikan setiap masalah
           harus terlengkapi syarat materiil sebagai bagian dari bukti
           pertanggungjawaban perbuatan yang akan berakhir pada bentuk hukuman
           atau pidana. Kesepakatan masyarakat belum tentu menjadi kearifan lokal
           dikarenakan banyak hal dan faktor yang tidak mendukung karena aspek
           formil yang bertentangan dengan hukum formil yang berlaku misalnya
           pemotongan dana rekontruksi untuk kepentingan pribadi dan kelompok
           tertentu saja. Seminar yang menghadirkan narasumber Prof. DR. Dra.
           Endang Sumiarsih, SH (Sosiolog UGM), DR. Markus,SH, Mhum (Pakar
           Ilmu Hukum UAJY) dengan moderator Redaktur KR Drs. Octo Lampito
           dengan keynote speaker Sri Sultan HB X yang tidak jadi hadir dengan
           peserta perangkat desa, aktivis, akademisi dan masyarakat umum
           bertempat di Rumah Budaya Tembi Timbulharjo Sewon Bantul.
12.        22     Talkshow kampanye Penanggulangan HIV/AID di SWARAKOTA FM, 22
                     Juni 2010. Orang Dengan HIV/AIDS jangan dijauhi, secara mental akan
                     menimbulkan efek sosial yang tidak baik bagi perkembangan psikis dan
                     mental penderita. Masyarakat harus bisa mendukung secara moral
                     maupun sosial. Virus HIV yang menyerang daya kekebalan tubuh
                     seseorang dapat menular dan rentan bagi pecandu narkoba yang selalu
                     memakai jarum suntik atau pasangan yang tidak setia. Kecenderungan
                     penderita HIV/AIDS di DIY semakin meningkat, data dari Dinas Kesehatan
                     DIY sampai tahun 2010 ini telah mencapai 1183 kasus. Penyakit yang
                     sampai saat ini belum ada obatnya hanya bisa dicegah bila kita melakukan
                     pengecekan darah. Pengecekan darah dapat dilakuakn di Rumah sakit
                     seperti sarjito, Bethesda, Panti Rapih, PKU Muhammadiyah Kota,
                     Puskesmas UH I atau rumah sakit yang telah membuka pelayanan VCT.
                     Masyarakat harus bertindak proaktiv terhadap penularan HIV/AIDS di
                     lingkungannya. Masalah ini harus dilakukan secara bersama semua unsur
                     untuk mencegah menularnya virus yang menghantam fungsi kekebalan
                     tubuh.Menjaga iman dan kebersihan, serta melakukan hubungan sex sehat
                     adalah bagian dari upaya pencegahan penanggulangan virus HIV/AIDS.
                     Acara yang di kemas dalam bincang warga menghadirkan narasumber dari
                     Dinas kesehatan Bantul Bapak H. Jumali, KPA Kabupaten Bantul Mbak
                     Endah Wahyu Ratnaningsih dan Ketua JRKY Mas Dimar Mardiyono
                     dengan presenter Bung Totok Praminto. Talkshow dengan mengambil
                     tema menghadapi ODHA ini di mulai tepat pukul 19.00 selama 1 jam.
                     Kegiatan akan berlangsung selama 6 bulan di 24 radio komunitas anggota
                     JRKY. Untuk melihat agenda kegiatan talkshow bisa membuka di web
                     JRKY: www.jrky.org .



B. Kegiatan Bulan Juli 2010
   No.      Tgl                               Diskripsi Kegiatan
   1.        1    Talskshow Penanggulangan HIV/AIDS di Radio KOMPAK FM, 1 Juli
                  2010. Penyebaran HIV/AIDS di kalangan anak muda saat ini sangat rentan.
                  Dengan penggunaan jarum suntik narkoba dan penyelewengan sex bebas
                  dan gaya hidup hedonis menjadi awal dari penularan virus HIV. Gaya hidup
                  remaja masa kini yang jauh dari pendidikan agama akan lebih mudah
                  teserang virus HIV. Kebiasaan buruk seperti sex bebas dan berganti
                  pasangan, penggunaan jarum suntik untuk narkoba menjadi awal
                  terjangkitnya virus HIV. 4 media penularan seperti darah, air mani, cairan
                  vagina dan air susu ibu yang telah terindikasi HIV menjadi faktor
                  utama.Acara yang di pandu oleh Andi “Kendil” sebagai presenter dari
                  KOMPAK FM dengan 3 narasumber yaitu Mas Moa (KPA Kota), Andre
                  (Tokoh Pemuda) dan Mardi (JRKY). Penanggulangan HIV/AIDS ini harus di
                  lakukan secara konsisten dan komitmen oleh pemerintah. Di negara yang
                  telah berhasil melakukan penekanan penyebaran virus HIV adalah dengan
                  melakukan sosialisasi secara masif dan menemukan penderita yang
                  terindikasi HIV yang selanjutnya secara sadar dan atas kemauan sendiri
                  untuk memeriksakan darah. Pelayanan yang mudah dan sangat rahasia
                  menjadi upaya untuk mereka yang terkena HIV untuk tidak terasingkan dari
                  sosial masyarakat di sekitarnya. KPA DIY melalui KPA Kota Yogyakarta,
tokoh masyarakat dan JRKY melakukan kampanye penanggulangan
         HIV/AIDS di akar rumput melalui radio komunitas. Acara seperti ini menjadi
         sangat penting dan berarti bila partisipasi keterlibatan masyarakat aktiv.
         JRKY sebagai wadah radio komunitas di DIY memandang perlu adanya
         sosialisasi untuk masyarakat di komunitas tertentu. Upaya dan usaha NGO
         yang bergerak di ranah HIV/AIDS seperti KPA harus berkelanjutan dan
         terprogram agar sasaran penanggulangan HIV/AIDS terlokalisir. Keterlibatan
         masyarakat dan semua stakeholder harus bersatu untuk melawan virus HIV/
         AIDS. Masyarakat paling bawah seperti komunitas harus mulai disadarkan
         akan bahaya HIV/AIDS. Pengetahuan yang terbatas serta ketidaktahuan
         akan tanda-tanda dan perilaku yang menyimpang menjadi awal terjangkitnya
         virus ini. Radio komunitas sebagai media pemberdayaan masyarakat menjadi
         sangat penting dalam penyebaran informasi penanggulangan HIV/AIDS di
         akar rumput. Acara yang akan terselenggara selama 6 (enam) bulan sejak
         Juni sampai Desember 2010 atas kerjasama KPA DIY bersama JRKY ini
         telah memasuki bulan ke dua. Di Juli 2010 ini ada 4 radio komunitas sebagai
         tempat penyelenggaraan talkshow yaitu KOMPAK FM, SADEWO FM,
         RADDEKA FM dan MURAKABI..

2.   5   Undangan Dialog Seni, 5 Juli 2010. Bertempat di ruang Seminar Taman
         Budaya Yogyakarta (TBY) diselenggarakan dialog seni FKY dengan tema
         ”Penghargaan terhadap Kesenian menuju aras berkeadilan”. FKY kedepan
         harus bisa memberikan roh tentang kejogjaan yang sebenarnya. Sudah 22
         tahun usia FKY namun belum bisa mengangkat roh seni jogja seperti saat
         FKY pertama di lakukan. Ada semacam kejenuhan dalam setiap even FKY.
         Dibandingkan dengan kegiatan semacam seperti di Belanda seperti Tong-
         Tong Festival yang dilakukan oleh Indo peranakan di negeri kincir angin ini,
         nuansa rasa kerinduan atas kampung halaman yang telah disulap menjadi
         industri pariwisata yang telah menyedot perhatian para pengunjung baik
         dalam maupun luar negeri. FKY yang merupakan bagian agenda kegiatan
         budaya yang m4rd1y0n0besar. Keterlibatan masyarakat dalam event FKY
         harus mempunyai makna. Gerakan apresiasi kesenian melalui jalur
         pendidikan atau lebih spesifik ke arah kebudayaan harus menjadi point
         penting dalam menggali seni di masyarakat. Saran promosi seperti media
         cetak dan elektronik juga media luar ruang seperti baliho dan spanduk dan
         lain sebagianya harus menjadi ajang promosi yang bisa mengangkat harkat
         FKY.Membua gerakan t masyarakat yang mencintai FKY secara ekonomi
         dan seni akan lebih bergerak dan memiliki nilai yang lebih. FKY saat ini di
         danai oleh pemerintah daerah melalui APBD adalah sebuah kewajaran
         namun dalam target yang ingin di raihnya harus jelas dan bisa mengangkat
         nilai seni itu sendiri. Parameter seperti apa yang bisa mengukur FKY
         diakatakan sukses dan berhasil. Melihat potensi ekonomi pasar saaat ini,
         apakah FKY masih bisa di harapkan bisa mempertemukan buyer/wisatawan
         luar negeri untuk bertransaksi secara langsung dengan seni dan pengusaha
         kerajinan. Gerakan berkelanjutan namun tidak ada pengigkatan yang
         real/nyata menjadi tantangan bagi panitia selanjutnya. Pemberian panggung
         gratis pun belum bisa menyedot penonton maupun animo masyarakat untuk
         melihatnya. Sudah ada pergeseran cara memandang FKY dibanding 22
         tahun yang lalu. Dinamika ini harus disikapi secara arif dan bijak oleh
         pemangku kebijakan dan pemerintah. Mengangkat seni ditengah keadaan
         ekonomi masyarakat yang masih bergelut dengan ekonomi yang tidak sehat
berakibat pada ketidakpedulian masyarakat terhadap perkembangan seni.
         Keterlibatan industri secara intens dan pengemasan secara profesional
         menjadi keharusan bagi pegiat FKY untuk mengangkat harkat dan martabat
         FKY pada parameter yang diharapkan. Disis lain menurut Sumaryono
         mendengar FKY seperti orang ”glege`-en”(jawa) seperti orang mau muntah
         karena neg dalam bayangannya. Penilaiannya FKY dalam kurun waktu 2-3
         tahun ini mengalami penurunan kwalitas dan kwantitas. Periode 2001/2002
         saat beliau jadi ketua FKY telah mengalami pertarungan antara Birokrat dan
         Seniman. Tidak ada hubuingan yang harmonis dan rasa curiga yang sangat
         besar menjadi pangkal persoalan sampai sekarang ini. Cara kerja masing-
         masing dan cara pandang yang berbeda menjadi masalah. Ketidakpercayaan
         dari birokrat dan kurang transparan dari seniman karena tidak mampu
         membuat laporan yang baik sesuai SOP menjadi kendala dan kecurigaan
         sampai saat ini.Narasumber yang dihadirkan adalah DR GR Leno
         Simatupang,MA. Prof. Drs. T Bramantyo PS, Med, PhD. Drs. Sumaryono,
         MA. Drs. Bambang Wisnu,SH. Mhum.

3.   8   Alamat Sementara Rakom Suara Malioboro, 8 Juli 2010. Ibnu Sumarno
         selaku kontak person radio memberitahukan perubahan alamat kantor dan
         studio Suara Malioboro. Melalui pesan singkat SMS, alamat Suara Malioboro
         saat ini di Jalan Hayam Wuruk, Juminahan Dn 2/1118 Danunegaran
         Yogyakarta. Menempati rumah pribadi saudara Ibnu Sumarno sebelum
         nantinya akan bernegosiasi dengan pihak kalurahan untuk mendapatkan
         ruang siaran sebagai aktivitas kegiatan radio. Rencana di Jalan Pajeksan
         Sosrowijayan Yogyakarta untuk saat ini tidak jadi. Pemberitahuan ini untuk
         memudahkan dalam penyampaian informasi baik melaui via surat maupun
         elektronik. Diharapkan agar radio Suara Malioboro segera mendapat tempat
         siaran yang bisa melayani komunitas yang selama ini sebagai sasarannya.
         Secara sosial ekonomi dan psikologi akan mempengaruhi karakter dan gaya
         sajian siaran. Dukungan warga komunitas akan sedikit mengalami
         pergeseran dan perubahan sasaran. Pengiriman profil Suara Malioboro telah
         dilakukan pada Minggu (11/7) dan sudah di tampilkan di web JRKY.

4.   9   Kunjungan Radio Komunitas Timor Leste, 9 Juli 2010. Sejumlah tokoh
         radio komunitas dari Timor Leste melakukan studi banding dan
         bersilaturahmi ke beberapa radio komunitas anggota JRKY. Radio Karisma
         FM (5/7) di Kradenan Banyuraden Gamping Sleman. Radio Swarakota FM
         (9/7) di Tirtonirmolo Kasihan Bantul . Radio MURAKABI FM (9/7) di
         Hargowilis Kokap Kulon Progo. BBM FM (10/7) di Minomartani Ngaglik
         Sleman .RADEKKA FM (10/7) di Semoyo Patuk Gunung Kidul. Kunjungan ini
         untuk melihat secara dekat perkembangan radio komunitas di DIY dan
         bagaimana radio komunitas bisa bertahan untuk tetap menjaga rutinitas
         siaran. Sumberdaya manusia dan modal yang terbatas selalu menjadi
         permasalahan radio komunitas yang hingga sampai saat ini belum teratasi.
         Diskusi yang di awali dengan sejarah berdirinya radio komunitas. Partisipasi
         warga komunitas terhadap keberadaan radio komunitas. Bagaimana
         menyusun program acara unggulan serta menjaga rutinitas dan membuat
         karakter radio dengan memunculkan loyalitas dan komitmen bagi pegiat radio
         komunitas. Melihat sejarah berdirinya radio komunitas tentunya tidak bisa
         melihat hanya sepotong. Sejarah masyarakat sekitar dan dinamika
         perkembangan menjadi dasar tumbuhkembangnya sebuah kemajuan suatu
ientitas komunitas untuk menentukan sebuah pilihan. Tidak bisa dipukul rata
          namun sekelompok komunitas memiliki kecenderungan bergerak bersama
          untuk memunculkan identitasnya sebagai ciri khas. Media menjadi salah satu
          pilihan sebagai sarana sebagai wujud pengejawantahan bentuk yang nyata
          seperti buletin, mading, radio komunitas, TV komunitas, koran kampung dll.
          Kunjungan yang di fasilitasi oleh USC Satunama dengan di komandani oleh
          Mbak nurul juga menghadirkan radio komunitas RAG sebagai peserta
          ajangsana. Diskusi yang berlangsung selama 2 jam penuh diharapkan bisa
          mengambil manfaat dalam penerapannya di daerah masing-masing.

5.   9    Talkshow Penanggulangan HIV/AIDS di Radio SADEWO FM, 9 Juli
          2010. Pergaulan bebas remaja saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Sex
          bebas, penggunaan jarum suntik narkoba merupakan media berjangkitnya
          penyebaran virus HIV. Virus yang menerjang imun ketahanan tubuh manusia
          ini hingga sekarang belum ada obatnya. Cara penanggulangan yang efektiv
          adalah menjaga iman dan taqwa kepada Tuhan serta pola hidup sehat.
          Remaja sangat identik dengan kreativitas. Masa muda adalah masa
          pertumbuhan untuk mengembangkan potensi diri, salah pergaulan menjadi
          petaka selamnya. Penggunaan jarum suntik narkoba telah menjangkiti kaum
          muda. Hidup enak dan berfoya-foya menjadi jalan pintas. Komunikasi orang
          tua dengan anak dan mengetahui siapa teman mainnya menjadi salah satu
          fungsi pengawasan keluarga. Orang tua harus tahu siapa temannya dan
          jadwal kegiatan anaknya yang mulai dewasa. Kontrol keluarga dapat sebagai
          upaya dari penanggulangan penyebaran HIV/AIDS. Kesibukan orang tua dan
          jarangnya berkomunikasi serta hilangnya kasih sayang di rumah menjadikan
          anak mencari rasa itu di luar. Namun demikian tidak semata keluarga yang
          harmonis aman dari pengaruh tersebut. Kasus penyebaran virus HIV/AIDS di
          DIY hingga tahun 2010 ini telah mencapai 1183 kasus. DIY menduduki
          peringkat ke 11 secara nasional dalam penyebaran virus HIV/AIDS. Program
          penanggulangan penyebaran HIV/AIDS di akar rumput menjadi sangat
          penting dan bermakna manakala masyarakat sadar akan pentingnya
          pemeriksaaan cek darah. Cara ini menjadi lebih terwujud bial pemerintah
          memfasilitasi pemeriksaaan darah di dusun-dusun yang membutuhkannya.
          JRKY sebagai wadah radio komunitas di DIY bersama KPA DIY dan KPA
          Kabupaten/kota melalukan roadshow penanggulangan HIV/AIDS di
          masyarakat akar rumput. Kegiatan ini akan berlangsung sampai Desember
          2010. Tema yang diambil sesuai jadwal yang telah diitetapkan di masing-
          masing radio komunitas. Kegiatan yang ke 5 ini berlangsung di radio Sadewo
          FM yang beralamat di Jl. Pogo Purworejo Wonolelo Pleret Bantul. Talkshow
          kali ini menghadirkan narasumber Mbak Devi Widasari ( PKBI DIY) dan
          Ketua JRKY sedang Mas Misbah sebagai presenter. Acara berlangsung dari
          pukul 16.05 sampai 17.10 Wib ini berjalan lancar serta banyak mendapat
          respon dari pendengar malalui SMS.
6.   10   Pertemuan Radio Komunitas di Radio Agricia FM, 10 Juli 2010.
          Menindaklanjuti perkembangan eksternal yang semakin dinamis maka
          diperlukan perhatian secara kolektif untuk mengawal sebuah perubahan.
          Radio Komunitas yang saat ini tumbuh dan berkembang dengan sejarahnya
          masing-masing namun dalam UU Penyiaran harus mematuhi secara legal
          formal. Dalam menjaring aspirasi radio komunitas anggota JRKY dalam
          menyuarakan pendapat dan gagasannya, maka pertemuan kali
          mengagendakan pendataan perkembangan radio komunitas ke depan serta
menyikapi pemilihan anggota komisioner KPID DIY 2010-2013. JRKY
          sebagai wadah radio komunitas berharap momen seperti ini menjadi
          pendidikan kedewasaan radio komunitas dalam partisipasinya mengawal
          proses penjaringan anggota komisioner KPID yang lebih kredibel, akuntabel,
          profesionalitas dan ngayomi lembaga penyiaran khususnya komunitas.
          Jaring aspirasi radio komunitas mengerucut dengan dibentuknya tim 7
          sebagai wujud perwakilan radio komunitas untuk menyuarakan kepada
          panitia ad hock maupun dengan stakeholder lainnya. Tugas dan kewenangan
          tim 7 akan ditentukan berikutnya. 17 Radio komunitas hadir dalam pertemuan
          itu dan sepakat untuk bisa mengawal proses penjaringan anggota komisioner
          KPID DIY periode 2010-2013.

7.   12   Diskusi tim 7 JRKY dengan Panitia Adhoc di RM Ayam Ungkep Resto,
          12 Juli 2010. Pemilihan anggota komisioner KPID DIY periode 2010-2013 di
          pandang perlu untuk memilih personil yang memiliki komitmen dan tahu
          regulasi UU Penyiaran dan mampu membuat terobosan kebijakan. Inovasi
          anggota komisioner dalam memandang persolan perizinan lembaga
          penyiaran harus lebih arif dan bijak dalam memutuskan pemberian izin.
          Fenomena perizinan lembaga penyiaran komersial dan komunitas harus
          diurai dan lihat berbeda. Diskusi kali ini menghadirkan Ketua Panitia Adhoc
          Budi Wahyuni untuk mendapat masukan dari pegiat radio komunitas melalui
          Jaringan Radio KomunitasYogyakarta. Pertanyaan meluncur apakah
          komisioner KPID saat sudah memenuhi azab keadilan bagi radio komunitas?
          Mukhotib MD (dir. PKBI) memandang perlu adanya arah kebijakan KPID
          dalam berpihak. KPID yang kuat dalam memposisikan sebagai lembaga yang
          tidak hanya mengurusi perizinan namun juga membina dan mengadvokasi
          permasalahan secara kongkrit. Pembinaan radio komunitas harus dilakukan
          sebagai bagian dari pencerdasan masyarakat sipil. Budi Hermanto melihat
          bahwa saat ini KPID DIY sangat terpaku pada regulasi formal dan belum
          bisa melihat secara nyata persolan radio komunitas. Mardi (ketua JRKY)
          melihat hal tersebut sebagai bagian dari kurangnya inovasi komisioner KPID
          dalam membuat kebijakan dan tidak ada satu suara dalam tubuh komisioner
          atau ada faksi di internal KPID. KPID seharusnya tidak hanya sebagai
          lembagai formal yang urusannya hanya perizinan baku namun harus bisa
          melihat kondisi riil di lembaga penyiaran dan memodivikasi perizinan dengan
          cara mengklasifikasikan/ kelas yang harus di petahi dengan pemberian status
          radio dan masa berlaku serta untuk pendekatan dengan stake holder.
          Kehadiran Ketua Panitia Adhoc Budi Wahyuni yang di dampingi oleh
          Mukhotib MD (Dir. PKBI DIY) dan Budi Hermanto (CRI) sdangkan tim 7 JRKY
          yang hadir adalah Agus Sutata (Murakabi), Sri Kuncoro (BBM), Fidarini Devi
          W (Agricia), Marjudin (Sadewo), Wahyudi Astanto (Swara Godean) dan Mardi
          (Ketua JRKY).

8.   13   Diskusi bincang radio komunitas, di rumah pohon, 13 Juli 2010. Radio
          komunitas sebagai media....
9.   17   Pertemuan tindaklanjut tim 7 dengan panitia adhock di Agricia FM, 17
          Juli 2010. Radio komunitas harus di perdayakan. Sebagai media
          pencerdasan masyarakat akar rumput maka peran dan fungsi radio
          komunitas sangat penting dalam penyampaian informasi maupun hiburan.
          JRKY sebagai wadah radio komunitas memandang penting dalam pemilihan
          komisioner KPID DIY periode 2010-2013. Anggota komisioner sebagai
regulator dan pelaksana regulasi harus lebih peduli dan punya komitmen
terhadap keberdayaan radio komunitas. Pertemuan kali ini lebih menyoroti
hasil pertemuan dengan Mbak Budi Wahyuni (ketua Panitia Ad hock) di
rumah makan ungkep yang di hadiri oleh tim 7 bersama Mukhotib MD dan
Budi Hermanto. Agus sutata jubir tim 7 menjelaskan bahwa hasil pertemuan
malam itu lebih mengeksplorasi peran KPID DIY dalam perannya dalam
membina radio komunitas. Proses perizinan radio komunitas yang sampai
saat ini masih belum familier terhadap kebangkitan untuk tumbuh dan
berkembang karena sulitnya syarat regulasi serta lamanya mendapatkan
IPP. Selain itu KPID belum mempunyai inovasi dalam memandang regulasi
sebagai ketentuan yang sangat kaku. Upaya ini harus terus didorong untuk
bisa menafsirkan regulasi yang lebih nyata sebagai upaya pemberdayaan
masyarakat sipil dalam memperoleh pengakuan secara legal formal.
Kehadiran 17 perwakilan radio komunitas sebagai wujud kepedulian terhadp
proses penjaringan anggota komisioner KPID DIY. Bebebrapa catatan yang
muncul diantaranya :
                       a. Proses pemilihan panitia adhock yang tidak
                            melibatkan radio komunitas di pandang sebagai
                            kekalahan .
                       b. Panitia khusus pemilihan panitia ad hock yang
                            di pilih tidak melibatkan pleno anggota KPID
                            DIY atau sepihak.
                       c. Nama-nama yang disodorkan panitia khusus di
                            indikasikan ada titipan dari incumbent untuk
                            memuluskan pencalonan kembali.
                       d. Anggota komisioner KPID DIY yang telah
                            terpecah menjadi 2 (dua) kubu yang
                            berlawanan.
                       e. KPID DIY periode 2007-2010 lebih berpihak
                            pada lembaga penyiaran swasta atau industri
                            yang ada uangnya.
                       f. Lembaga penyiaran komunitas hanya sebagai
                            stempel pelengkap dalam setiap kegiatan KPID
                            DIY.
                       g. Sifat kepura-puraan anggota KPID DIY yang
                            berpihak kepada lembaga penyiaran komunitas
                            hanya untuk memanipulasi kegiatan selama ini.
                       h. Tidak ada upaya dari KPID DIY untuk
                            mendobrak dalam pengurusan izin bagi radio
                            komunitas yang telah sampai tahap FRB dan
                            tidak ada tindaklanjut untuk menginformasikan
                            perkembangan proses tersebut.
                       i. Kegiatan yang mengatasnamakan radio
                            komunitas tidak pernah tuntas dan selalu
                            mengambang sperti : Pelaksanaan pelatihan
                            untuk radio komunitas yang di rancang 3 hari di
                            pangkas menjadi setengah hari. Talkshow yang
                            di rancang untuk 6 radio komunitas hanya
                            terlaksana 3 dan tidak ada kontribusi untuk
                            radio komunitas. Kegiatan warkshop dan
                            pertemuan yang tidak pernah transparan, radio
komunitas hanya sebagai stempel kegiatan.
           Pertemuan kali ini lebih menitikberatkan persiapan tim 7 JRKY dalam
           mengawal proses pemilihan anggota komisioner KPID DIY. Dalam diskusi
           yang terbagio dalam 3 komisi ini terbentuk beberapa keputusan:
                             a. Tim 7 akan mengawal jadwal proses pemilihan
                             komisioner KPID DIY.
                             b. JRKY bersama tim 7 akan melakukan sharing dengan
                             panitia adhock
                                bersama radio komunitas lainnya.
                             c. Tim 7 melakukan list peta permasalahan
                             d. Tim 7 membuat kriteria calon anggota komisioner
                                 KPID DIY 2010-2013
                             e. JRKY mengundang pantia adhock untuk sharing
                                 bersama radio komunitas.
                             f. Jadwal audensi dengan Komisi A DPRD DIY
                             g. Membuat presrelese di media sebagai shock terapi.


10.   20   Talkshow Penanggulangan HIV/AIDS di Radio MURAKABI FM, 20 Juli
           2010. Penyebaran virus HIV/AIDS di kabupaten Kulon Progo sampai tahun
           2010 ada 49 kasus. Pencegahan peenyebaran virus HIV/AIDS perlu
           dilakukan oleh semua elemen masyarakat mengingat kasus ini seperti
           puncak gunung es dimana yang diketahui lebih sedikit dari kasus
           sebenarnya. Kabupaten Kulon progo melalui dinas kesehatan bersama
           sekretariat KPA Kabupaten akan melakukan sosialisasi penanggulangan
           HIV/AIDS di masyarakat baik melalui media cetak maupun elektronik. Arief
           Musthofa (Dinkes KP) mengatakan bahwa kegiatan talkshow di Radio
           Komunitas sangat efektiv dalam sosialisasi penanggulangan HIV/AIDS di
           masyarakat. Upaya pencegahan ini menjadi sangat penting manakala
           kesadaran masyarakat belum terbangun dan pola penyebaran yang saat ini
           terjadi melalui 3 media utama yaitu darah, alat kelamin dan ASI. Bagaimana
           kalau ada saudara atau keluarga kita terindikasi HIV/AIDS? Bagaimana
           upaya pencegahan dan rujukan kemana yang bisa rekomendasikan. Orang
           dengan HIV/AIDS (ODHA) harus kita dukung mental sosialnya dan jangan di
           kucilkan. Setiap individu bisa terkena virus HIV. HIV/AIDS tidak menular
           melalui gigitan nyamuk, tinggal satu rumah dan menggunakan alat bersama,
           bersalaman atau bersinggungan atau menggunakan kamar mandi bersama
           juga berciuman. Orang yang terindikasi HIV/AIDS belum menampakkan ciri-
           ciri, seperti orang kebanyakan karena baru di pastikan terkena setelah
           melakukan cek darah di labolaturium khusus atau VCT. Banyak rumah sakit
           di DIY telah membentuk klinik VCT sperti RSUP Sarjito di poliklinik Edelwis.
           RS Panti rapih poliklinik 105. RS Bethesda di poliklinik CD Beyhesda. RS
           PKU Kota di klinik Gempita. Masyarakat bisa memeriksakan dengan gratis.
           Ciri-ciri orang yang terkena HIV/AIDS seperti diare tidak sembuh, berat
           badan turun 10% setiap bulan, batuk yang tidak pernah berhenti serta ada
           demam tinggi yang tidak pernah turun. Karena yang di serang adalah sistem
           kekebalan tubuh maka setiap terkena penyakit tidak mudah sembuh dan
           berlangsung lama.

11.   20   Sharing keperpihakan regulasi terhadap rakom di BBM FM bersama
           panitia adhock KPID DIY 2010-2013, 20 Juli 2010. 2 tim adhock: Budi
Wahyuni dan Sihono HT menghadiri sharing radio komunitas dengan pegiat
dan pengelola radio komunitas. Acara berlangsung santai dan serius,
beberapa pertanyaan dan pernyataan di lontarkan oleh peserta seperti :
    • Apakah tim adhock akan bersikap fair dan tidak berpihak? BW
        menjelaskan bahwa dirinya maupun tim adhock akan bersikap fair
        dan tidak menerima titipan namun demikian ada beberapa catatan
        bahwa masukan seperti penting dan perlu. BW berharap ada
        keterwakilan dari JRKY, siapa yang mau di dukung dan bagaimana
        kontrak politik harus diperjelas. Pendaftaran mulai tgl.19 Juli s/d 6
        Agustus 2010 untuk penjaringan calon anggota KPID 2010/2013.
        Bisa di akses di www.kpid-diy.com. Formulir bisa di download dan
        ambil di secretariat KPID DIY. SMS juga telah dilakukan oleh
        secretariat dan iklan di media cetak, pemasangan spanduk di
        tempat strategis. Wujud nyata tidak berpihak kepada radio
        komunitas dan jaringannya adalah kenapa tidak di iklankan di radio
        komunitas, kalau KID bisa kenapa KPID tidak bisa?

    •   Tgl.30 Agustus 2010 Team adhock menyerahkan 14 nama calon ke
        Komisi A DPRD DIY. Memilih nama yang berkopeten dengan
        penyiaran dan bisa berkomitmen menjaga kepercayaan public
        sebagai lembaga independent tidak mudah. JRKY meminta calon
        komisioner yang diajukan setelah uji public nanti adalah nama yang
        bisa di pegang komitmennya. Saksi dari lembaga penyiaran yang
        selama ini telah didzolimi oleh oknum komisioner harus di hadirkan
        di uji public.

    •   Ada indikasi terselubung tim adhock mengkondisikan proses
        pemilihan anggota komisioner dengan mengamankan incumbent

    •   Masukan dari JRKY menjadi salah satu pertimbangan dalam
        mencari sosok anggota KPID yang lebih baik.
    •   Di harapkan tim adhoc tidak hanya menerima masukan hanya dari 1
        atau 2 anggota komisioner tapi 7 personel harus di korek dan di
        kroscek permasalahan yang sebenarnya. Team adhock akan
        melakukan tugasnya secara fair dan tidak memihak kepada salah
        satu calon. Secara tidak langsung dan agak malu2, referensi team
        adhock adalah ketua KPID seharusnya semua anggota komisioner
        menjadi referensi adhoc biar balance.

    •    Apakah dari JRKY ada yang berani mengajukan calon mendobrak
        untuk hal tersebut di atas. Calon dari JRKY telah disiapkan dan
        diharapkan bisa membawa perubahan di tubuh KPID dan tetap
        menjaga komitmen suara civil society

    •   Komisioner KPID mendatang wajib untuk membuat terobosan yang
        dalam tanda kutip berfikir kreativ dari aturan yang ada. Dicari
anggota komisioner KPID yang cerdas dan berfikir visioner serta
                   berani memihak civil society.

               •   Trac record calon komisioner harus di buka. Jangan terkecoh
                   hanya penampilan dan gaya bahasa tapi telah melanggar sumpah
                   jabatan yang di ucapkan hanya untuk kepentingan pribadi dan
                   kelompoknya.
               •   KPID kedepan harus lebih bertanggung jawab atas berkas yang
                   sudah diajukan oleh Rakom, jangan sampai berkas hilang dan
                   dengan enteng mengatakan kepada rakom, untuk mengganti berkas
                   yang baru. Tertib administrasi perlu ditingkatkan
               •   Mencari sosok anggota komisioner KPID yang konsisten dengan
                   lembaga . Ini masalah perilaku bukan kinerja,kalau bisa berperilaku
                   jujur dan terbuka akan tercipta kinerja yang baik dan memuaskan.
                   Komisioner saat ini berperilaku saling menjelekkan dan tidak
                   terbuka sehingga tidak ada trust di antara mereka
               •   Ada perhatian dari Komisioner terhadap Rakom, sehingga bisa
                   mendorong Rakom untuk semangat mengajukan perijinan.Harapan
                   ini muncul karena selama ini para regulator tidak banyak membantu
                   kegiatan kongkrit radio komunitas.
               •   Bila ada anggaran program untuk Rakom, sangat membantu dalam
                   pendanaan pengajuan perijinan. Share program untuk kegiatan
                   radio komunitas tidak pernah jelas sehingga tidak ada kegiatan
                   kongkrit yang bisa dirasakan oleh radio komunitas. KPID kedepan
                   harus lebih jeli dan paham perilaku kegiatan radio komunitas.
               •   JRKY dengan Komisioner membuat semacam MoU, untuk yang
                   dilakukan tugas mendatang , terutama terhadap Rakom. Kegiatan
                   kongkrit dan nyata akan sangat membantu tumbuh kesadaran
                   lembaga penyiaran komunitas dalam menjalankan semangat UU.
               •   Penggunaan KTP perlu disederhanakan artinya bisa diganti dengan
                   Surat pernyataan dari wilayah setempat. KTP sebagai ketentuan
                   wajib atau sebagai syarat yang mengharuskan bagi lembaga
                   penyiaran komunitas. Kalau bisa disiasati kenapa harus
                   membelenggu lembaga penyiaran komunitas yang sifatnya social
                   dan nirlaba.
               •   Tahapan proses izin harus ditata ulang atau disederhanakan
                   dengan sifat lembaga penyiaran namun tidak mengurangi bobot isi
                   ketentuan yang berlaku.
               •   Banyak kegiatan yang telah dilakukan KPID untuk radio komunitas
                   beserta Jaringannya namun sifatnya tidak menyentuh kegiatan
                   kongkrit radio komunittas.
                •
12.   22   Koordinasi tim 7 JRKY, philanos 22 Juli 2010. Untuk melaksanakan hasil
           keputusan bersama, tim 7 melakukan koordinasi sebelum melakukan
           audensi dengan Komisi A DPRD. Hasil sharing dengan tim adhock KPID
           dirumuskan dan di rangkum sebagai bahan masukan kepada anggota
           dewan. 6 personil tim 7 hadir seperti Haribawa, Marjudin, Fidarini,Yudi
           Astanto, Kuncoro serta Mardi. Sedang Agus sutata absen. Koordinasi ini
           lebih memfokuskan untuk menyamakan persepsi dan menambah informasi
sebelum audensi dengan komisi A DPRD DIY. Acara yang di jadwalkan pukul
                   19.00 mundur 30 menit dan berakhir pada pukul 21.30 Wib.
   13.       28    Pengiriman surat audensi ke Komisi A DPRD DIY. 28 Juli 2010.
                   Menindaklanjuti hasil kordinasi tim 7 JRKY dalam mengawal proses
                   penjaringan anggota KPID DIY 2010/2013, Surat telah dikirim oleh Sekretaris
                   JRKY Haribawa dan diterima oleh sekretariat komisi A. Untuk keputusan dan
                   tindaklanjut soal waktu menunggu waktu yang diagendakan komisi a,
                   Pemberitahuan di sampaiakan pada hari senin, 30 Juli 2010 bahwa agenda
                   Audensi dijadwalkan pada hari minggu, 6 Agustus 2010 pukul 10.30-11.30
                   Wib di ruang kerja komisi A DPRD DIY.
   14.       29    Talkshow Penanggulangan HIV/AIDS di Radio RADEKKA FM, 29 Juli
                   2010. Virus HIV/AIDS penyebarannya melalui media seperti darah, air mani
                   dan cairan vagina serta air susu ibu (ASI). Proses penyebarannya memakan
                   waktu cukup lama dan hanya bisa diketahui hanya dengan pengecekan
                   darah di labolaturium klinik VCT yang saat ini telah tersebar di bebebarapa
                   Rumah Sakit seperti : RSUP Sarjito (Poliklinik Edelweis), RSPKU (Poliklinik
                   Gempita), RS Panti Rapih (Poliklinik 105), RS Bethesda (Poliklinik CD
                   Bethesda), RS Grhasia dan Puskesmas Gedong tengen Yogyakarta. Orang
                   yang telah terkena HIV/AID (ODHA) tidak ada tanda-tanda khusus namun
                   sudah ditandai dengan diare yang tidak pernah sembuh, sariawan yang sulit
                   sembuh, herpes atau dompo. Orang yang telah terkena HIV/AIDS bisa hidup
                   berdampingan dengan orang sehat dan bisa menggunakan sarana rumah
                   tangga bersama-sama seperti WC/.Kamar mandi bersama, alat makan
                   bersama, satu rumah, bersalaman, bersinggungan bahkan berciuman.
                   Masyarakat harus dipahamkan bahwa penyebaran yang sering kali terjadi
                   seperti penggunaan jarum suntik bersama bagi pengguna narkoba suntik,
                   berhubungan sex secara oral/bebas atau berganti-ganti pasangan dan
                   transfusi darah yang belum steriil. Narasumber dari perwakilan KPA yang
                   juga aktivis pendamping HIV/AIDS Primadea Haribawa juga mengatakan
                   bahwa orang dengan HIV/AIDS (ODHA) tidak perlu harus di cap sebagai
                   orang yang tidak berguna, stigma ini telah membuat sangsi sosial yang
                   sangat berat. Masyarakat harus bisa menerima dan membimbing untuk
                   proses pengobatan menuju penanggulangan untuk tidak menyebar. Acara
                   yang berlangsung 1 jam dari pukul 16.00-17.00 Wib di pandu oleh

C. Kegiatan Bulan Agustus 2010
   No.      Tgl                                Diskripsi Kegiatan
   1.        3    Undangan Terbuka Uji Publik Calon KID, 3 Agustus 2010. Komitmen dan
                  semangat untuk mengabdi dalam memberikan informasi kepada masyarakat
                  terhadap keterbukaan informasi publik terhadap badan publik bukan hanya
                  milik LSM dan akademisi. KID diharapkan bisa menjembatani persolan yang
                  selama ini menjadi masalah bagi sebagian masyarakat dalam mengakses
                  informasi khususnya kebijakan maupun anggaran yang telah di laksanakan.
                  Visi misi para calaon anggota KID telah di paparkan dan akan melaksanakan
                  tugas dan wewenangnya sesuai UU no. 14 tahun 2008. Uji publik ini di ikuti
                  20 calon yang telah lolos tahap wawancara dan menjadi bagian dari proses
                  seleksi dan penjaringan untuk mencari 10 nama yang akan di ajukan ke
                  komisi A DPRD DIY. Panitia adhoc akan memilih 10 nama berdasarkan
                  masukan dari masyarakat. Debat publik kali ini dipandu oleh Bapak
                  Darmanto (panitia adhock) pad tahap pertam 10 peserta dan terbagi dalam 2
                  sesi yang didahului pemaparan visi dan misi para calon komisioner KID.
Tahap pertama
2.   4   Undangan EDP Radio Swadesi, 4 Agustus 2010. Kehadiran media
         komunitas sangat membantu perkembangan demokrasi di tingkat akar
         rumput. Sebagai media dari, oleh dan untuk masyarakat, media komunitas
         seperti radio sebagai ajang ekspresi diri dalam penyebaran informasi dan
         juga sebagai media pencerahan akan uneg-uneg yang tidak tersampaikan.
         Keberadaan radio komunitas sperti ini tidak akan tergeser oleh media apapun
         selama partisipasi masyarakat dibangun diberi rasa handerbeni terpelihara.
         Evaluasi Dengar pendapat (EDP) kali ini hanya di hadiri oleh 4 (empat)
         Komisioner S Rahmad M Arifin, Tri Suparyanto, Ki Gunawan dan Surach
         Winarni. EDP yang merupakan tahapan dari proses mendapatkan izin
         merupakan persyaratan wajib untuk setiap lembaga penyiaran komersial
         mapun swasta dan berlangganan baik Radio maupun Televisi. EDP yang ke
         14 untuk Lembaga Penyiaran Komunitas di DIY dank eke 5 untuk wilayah
         Bantul khususnya di Kecamatan Banguntapan untuk desa Jambitan.
         Kehadiran kesenian sebagai bagian dari rangkaian acara merupakan
         kreativitas warga untuk menampilkan unjuk kebolehan dan memperkuat
         solidaritas warga di sekitarnya. Pelaksanaan di Aula Dishubkominfo Komplek
         Plasa Informasi merupakan kegiatan rutin bagi KPID dalam melaksanakan
         kegiatan EDP. Acara ini berlangsung dari pukul 10.30 sampai 12.30 dan di
         akhiri dengan makan siang.
3.   5   Undangan Media Geathering untuk Penulisan tentang HIV/AID di media,
         Citra Boga Catering plemburan Yogyakarta.
4.   6   Audensi dengan Komisi A DPRD DIY, 6 Agustus 2010. Penjaringan
         pemilihan anggota KPID 2010-2013 menjadi momentum bagi JRKY untuk
         ikut mengawal proses pemilihan. Untuk mendapatkan calon yang
         berkomitmen dan berprilaku baik dan mempunyai kinerja yang dapat
         dihandalkan dan tetap menjaga manah sebagai regulator yang mendukung
         atas keberadaan civil society. JRKY memandang perlu untuk memanfaatkan
         moment tersebut sebagai bagian untuk mendapatkan sosok komisoner yang
         dapat di handalkan. Audensi dengan komisi A DPRD DIY untuk memberikan
         masukan kepada dewan agar jangan sampai memilih kucing dalam karung,
         orang yang tidak paham di bidang kepenyiaran.
5.   6   Talkshow Penanggulangan HIV/AIDS di Radio Trisna Alami FM,
         Kaliagung Sentolo Kulon Progo. Masyarakat harus dikasih pemahaman
         dan pengertian bahwa bahaya HIV/AIDS dapat menyerang siapa saja. Untuk
         itu masyarakat tidak perlu takut dan cemas bahwa selama kita menjaga
         keimana dan tetap setia pada pasangan dan tidak menggunakan narkoba
         suntik maka akan tetap aman dari virus tersebut. Penyebaran virus HIV/AIDS
         di kabupaten Kulon Progo sampai tahun 2010 ada 49 kasus. Pencegahan
         peenyebaran virus HIV/AIDS perlu dilakukan oleh semua elemen masyarakat
         mengingat kasus ini seperti puncak gunung es dimana yang diketahui lebih
         sedikit dari kasus sebenarnya. Kabupaten Kulon progo melalui dinas
         kesehatan bersama sekretariat KPA Kabupaten akan melakukan sosialisasi
         penanggulangan HIV/AIDS di masyarakat baik melalui media cetak maupun
         elektronik. Arief Musthofa (Dinkes KP) yang didampingi oleh Mas Thomas
         dari sekretariat KPA KP mengatakan bahwa kegiatan talkshow di Radio
         Komunitas sangat efektiv dalam sosialisasi penanggulangan HIV/AIDS di
         masyarakat. Upaya pencegahan ini menjadi sangat penting manakala
         kesadaran masyarakat belum terbangun dan pola penyebaran yang saat ini
         terjadi melalui 3 media utama yaitu darah, alat kelamin dan ASI. Bagaimana
kalau ada saudara atau keluarga kita terindikasi HIV/AIDS? Bagaimana
          upaya pencegahan dan rujukan kemana yang bisa rekomendasikan. Orang
          dengan HIV/AIDS (ODHA) harus kita dukung mental sosialnya dan jangan di
          kucilkan. Setiap individu bisa terkena virus HIV. HIV/AIDS tidak menular
          melalui gigitan nyamuk, tinggal satu rumah dan menggunakan alat bersama,
          bersalaman atau bersinggungan atau menggunakan kamar mandi bersama
          juga berciuman. Orang yang terindikasi HIV/AIDS belum menampakkan ciri-
          ciri, seperti orang kebanyakan karena baru di pastikan terkena setelah
          melakukan cek darah di labolaturium khusus atau VCT. Banyak rumah sakit
          di DIY telah membentuk klinik VCT sperti RSUP Sarjito di poliklinik Edelwis.
          RS Panti rapih poliklinik 105. RS Bethesda di poliklinik CD Beyhesda. RS
          PKU Kota di klinik Gempita. Masyarakat bisa memeriksakan dengan gratis.
          Ciri-ciri orang yang terkena HIV/AIDS seperti diare tidak sembuh, berat
          badan turun 10% setiap bulan, batuk yang tidak pernah berhenti serta ada
          demam tinggi yang tidak pernah turun. Karena yang di serang adalah sistem
          kekebalan tubuh maka setiap terkena penyakit tidak mudah sembuh dan
          berlangsung lama. Acara yang dipandu oleh mas Abdurrohim sebagai
          presenter dari trisna alami berlangsung selama 60 menit dan berlangsung
          lancar.
6.   7    Talkshow Penanggulangan HIV/AIDS di ATMAJAYA Radio Kampus
          Fisipol UAJY Babarsari Depok Sleman Yogyakarta. Anak muda dan
          pergaulan bebasa seperti dua sisi mata uang yang saling melengkapi.
          Mungkin karena dunianya yang masih luas dan ingin menunjukkan identitas
          diri kadang akan menabrak norma dan tata nilai yang berlaku. Paparan
          diatas tidak ada korelasinya dengan penyebaran virus HIV/ AIDS di kalngan
          anak muda, selama tidak melakukan hubungan sekd bebas dan tidak
          menggunakan narkoba suntik dan tetap menjaga diri niscaya hal tersebut
          tidak akan terjadi. Stigma lain adalah bahwa semua yang dilakukan anak
          muda tidak semua negatif karena sisi lain menjadi bagian dari prestasi yang
          harus dibanggakan. Bersam Dian Purnomo penulis dan aktivis
          penanggulangan HIV/AIDS juga penyiar sebuah radio ini mempunyai banyak
          pengalaman tentang dunia muda. Selaku mantan anak muda dan tahu persis
          tentang lika-liku kehidupan anak muda, tidak serta merta bahwa anak muda
          yang suka ”dugem: adalah penyebar HIV/AIDS. Data terkini yang sangat
          mengkhawtirkan adalah ditemukannya penderita HIV/AIDS dari kalangan ibu
          rumah tangga. Tentunya ini akibat suami yang main di luar rumah atau tidak
          setia sama pasangannya menyadi penyebab penyebaran HIV/AIDS telah
          masuk dalam keluarga. JRKY melihat bahwa media komunitas seperti radio
          komunitas menjadi sangat penting dan perlu sebagai bagian sosialisasi
          penanggulangan virus HIV/AIDS. Masyarakat akar rumput harus di
          pahamkan bahwa viru ini tidak menyebar dengan nyamuk dan si penderita
          tidak ada tanda-tanda khusus yang patut untuk dicurigai, namun demikian
          hanya dengan pemeriksaan darah di labolaturium sebagai salah satu uji klinis
          yang tepat, pakah orang ini terindikasi virus HIV/AIDS atau tidak...
7.   16   Undangan Seminar Refleksi Potret Jurnalis dan Fenomena Pelanggaran
          HAM bagi jurnalis, 16 Agustus 2010 di Kampus UIII Demangan. Jurnalis
          sebagai penyebar berita harus di lindungi dari kekerasan. Berbagai berita
          dan kasus terhadap jurnalis sering kali terjadi seperti kasus pembunuhan
          jurnalis SUNTV Ridwan Salamun di Tual Maluku Utara (21/8). Diskusi yang
          menghadirkan narasumber dari Polda DIY, Budayawan A Wijaya dan
          pemerhati media berlangsung hangat. Kasus dan contoh nyata seperti
pembunuhan wartwan Bernas Udin, sampai saat ini tidak pernah terungkap
          kembali, siapa tokoh di balik pembunauhan itu. AJI DIY telah mengawal dan
          setiap tahun selalu memperingati melalui diskusi, tidak sekedar mengingat
          dan mengenang namun lebih jauh adalah kembali mengingatkan kepada
          masyarakat yang sering lupa terhadap peristiwa yang pernah terjadi. JRKY
          hadir untuk menimba pengalaman yang di wakili oleh Haribawa (sekretaris)
8.   18   Talkshow Penanggulangan HIV/AIDS di 107.9 KARISMA FM Komplek
          PKBM Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta. HIV adalah kependekan
          dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ini menurunkan sampai merusak
          sistem kekebalan tubuh. Setelah beberapa tahun jumlah virus semakin
          banyak sehingga sistema kekebalan tubuh tidak lagi mampu melawan
          penyakit yang masuk. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) atau
          kumpulan berbagi gejala penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh
          seseorang akibat HIV. Ketika sesorang sudah tidak lagi memeiliki sistem
          kekebalan tubuh karena terinfeksi HIV. Maka semua penyakit dengan mudah
          masuk kedalam tubuh. Karena sistem kekebalan tubuh menjadi sangat
          lemah, penyakit yang tadinya tidak berbahaya akan menjadi sangat
          berbahaya. Penularan HIV/AIDS dapat terjadi melalaui hubungan seksual
          yang tidak aman dengan orang yang telah tertular HIV/AIDS. Transfusi darah
          yang telah tercemar HIV. Penyalahgunaan Narkoba sebagaian besar
          pengguna Narkoba cenderung menggunakan jarum suntik sebagai media
          pemakaiannya. Penggunaaan Jarum Suntik yang tidak steril dan digunakan
          secara bergantian sangat rentan terhadap penularan virus HIV/AIDS (tertular
          maupun menularkan).Ibu hamil Positiv HIV kepada anak yang dikandungnya.
          Antenatal yaitu saat bayi masih berada di dalam rahim, melalui plasenta.
          Intranatal yaitu saat proses persalinan, bayi terpapar darah ibu atau cairan
          vagina. Postanatal yaitu setelah proses persalinan melalui ASI (Air Susus
          Ibu). M. Yasin divisi program KPAD Sleman sebagai Narsumber yang
          ditemani oelh ketua JRKY Mas Mardi dengan presenter Bung Wisnu dari
          Karisma FM. Acara yang berlangsung hampir 2 (dua) jam ini berlangsung
          sangat seru dan ramai.
9.   18   Undangan Buka bersama dan diskusi reguler LTC: Tema Peran Media
          dalam proses penegakan Hukum. Narasumber : Pito A Rudiana (ketua
          AJI DIY), Yulianto Sigit (Pemerhati Media) di Kedai Gendhong Jl.
          Sorowajan Baru No. 16 Depan hotel Satya Graha Yk. Pilar ke empat
          demokrasi adalah media. Media sebagai penyambung dan penggerak
          kehidupan dalam berdemokrasi harus dilindungi dari berbagai kekerasan dari
          pihak manapun. Peran media dalam penegakan hukum harus didorong untuk
          bisa membantu dalam pemecahan kasus. Haribawa mewakili JRKY selaku
          sekretaris. Kegiatan diskusi reguler ini mencoba membedah peran media
          dalam proses penegakan hukum. Ide dan gagasan dari peserta diskusi
          menjadi masukan segar dalam membuat terobosan untuk penanganan
          proses hukum terhadap media. Ketersinggungan media dengan hukum
          sangat tipis dan bahkan setiap saat selalu bisa di salahkan dan masuk ranah
          hukum. Ironis memang, bila media yang telah menjalankan fungsinya
          sebagai penyebar informasi menjadi sasaran untuk dikriminalisasikan. Sudah
          banyak contoh dan bukti bahwa media selalu mendapat tekanan dari
          penguasa atau alat penguasa untuk membungkam sikap kritis media.
          Indonesia sebagai negara penganut demokrasi terbesar di jagat ini, belum
          maksimal menerapkan aturan hukum yang bisa melindungi media secara
          utuh. UU yang dibuatnya masih ambigu dan tidak jelas. Ketidakjelasan ini
sangat rentan untuk menarik media menjadi yang di persalahkan. Apapun
           yang dilakukan media adalah tugas yang harus dilindungi lewat aturan yang
           lugas dan tegas namun harpan itu masih jauh.
10.   21   Presrilis : JRKY Desak Komisi A DPRD DIY
           Untuk Batalkan Hasil Seleksi Administrasi Adhoc Bermasalah
           Untuk menjunjung tinggi Undang-Undang Penyiaran Republik Indonesia No.
           32 tahun 2002, yang menekankan pentingnya kredibilitas dan kompetensi
           anggota KPI dan KPID, mengingat tugas yang diemban cukup berat dalam
           mengawal kondisi dunia penyiaran di Indonesia. Untuk bisa menjawab
           problem kepenyiaran di Indonesia dan khususnya di Yogyakarta, maka
           proses awal seleksi untuk menjaring SDM potensial yang mampu
           menjalankan bertugas amanat Undang-Undang Penyiaran menjadi sangat
           menentukan.

           Poin penting lain untuk mendinamisasikan dunia penyiaran di tanah air dan
           lebih khusus di Yogyakarta, implementasi Pedoman Perilaku Penyiaran (P3)
           dan Standar Program Siaran (SPS) yang menjadi dasar pengaturan isi siaran
           bagi lembaga penyiaran televisi dan radio di Indonesia, tidak boleh hanya
           sekedar selogan dan pajangan dokumen yang tidak pernah terealisir di
           tengah-tengah masyarakat. Padahal sebagaimana termaktub dalam Undang-
           undang tentang Penyiaran, Pedoman Perilaku Penyiaran merupakan
           panduan tentang batasan-batasan mengenai apa yang diperbolehkan dan
           atau tidak diperbolehkan berlangsung dalam proses pembuatan program
           siaran. Untuk Standar Program Siaran akan menjadi panduan tentang
           batasan apa yang diperbolehkan dan atau yang tidak diperbolehkan
           ditayangkan dalam program siaran.

           Dua argumentasi di atas, kalau dikontekstualisasikan dengan proses seleksi
           di KPID DIY menjadi sangat ironis dan memprihatinkan, karena aturan-aturan
           yang diciptakan oleh tim Adhoc lebih bersifat kuantitatif dan mengabaikan
           persoalan kualitatif. Bahkan aturan yang diciptakan untuk menjaring anggota
           komisi bertolak belakang dengan semangat penegakan hak-hak asasi
           manusia dan berpotensi melanggar HAM dengan justifikasi yang diskriminatif
           terhadap potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dengan tidak
           mengakomodir terhadap saudara-saudara kita yang memiliki keterbatasan-
           keterbatasan, seperti penglihatan dan pendengaran.

           Proses seleksi administrasi yang dilakukan berdasarkan pengawasan yang
           dilakukan JRKY berkesan memaksanakan kehendak dengan mengabaikan
           potensi kualitatif pendaftar dengan hal-hal yang sangat tidak masuk akal,
           seperti jumlah kata yang dalam makalah, surat keterangan kesehatan yang
           bersifat umum, kekurangan photo, dan model administrasi lain yang
           sebenarnya tidak memiliki relevansi dengan tugas dan kualitas sebagai
           komisioner bidang penyiaran.

           Hal lain yang diindikasikan JRKY adalah munculnya agenda terselubung
           dalam proses seleksi untuk meloloskan person-person yang memiliki
           kedekatan dengan anggota tim Adhoc, sehingga memunculkan kebijakan
           Adhoc yang tidak adil dan bermartabat. Kebijakan unsur tinggal dua anggota
           KPID dengan alasan keberlanjutan sangat mengada-ada, dua anggota
           komisioner harus perempuan, tidak cacat mata dan tidak tuli yang dikuatkan
dengan harus adanya (surat sehat mata dan sehat telinga), yang akhirnya
           menggugugurkan orang-orang potensial yang diharapkan mampu membawa
           lembaga KPID menjadi lebih berwibawa, bermartabat dan mampu bekerja
           secara profesional.

           Pertama, akibat dari kebijakan dan langkah yang diambil tim adhoc atas
           seleksi anggota KPID yang tidak mencerminkan profesionalisme dan
           diskriminatif yang berpotensi melanggar HAM tersebut, hasil seleksi tidak
           mampu menghasilkan calon komisioner yang berkualitas, karena lebih
           diorientasikan kepada persoalan-persoalan yang sifatnya lebih teknis.
           Berkaitan dengan hal tersebut, maka JRKY mendesak kepada komisi A
           DPRD DIY untuk menolak dan membatalkan hasil penjaringan anggota
           KPID DIY yang diseleksi dengan ketentuan-ketentuan yang bermasalah.

           Kedua, JRKY mendesak kepada komisis A DPRD DIY untuk memanggil tim
           adhoc untuk melakukan verifikasi ulang dengan lebih berorientasi pada
           kualitas bukan kuantitas belaka. Upaya ini perlu dilakukan untuk
           mendapatkan hasil seleksi yang benar-benar berkualitas dan memiliki
           kompetensi calon anggota KPID DIY dalam dunia penyiaran. Tahapan-
           tahapan yang dilakukan harus jelas dan terukur tidak perlu mengada-ada.

           Ketiga, kalau hasil seleksi anggota KPID DIY ini dibiarkan berjalan dengan
           mendasarkan pada aturan yang bersifat teknis dan kuantitiatf dengan
           mengabaikan sisi-sisi yang bersifat kualitatif dan non diskriminatif, maka
           sudah dapat dipastikan hasilnya akan jauh dari harapan masyarakat.
           Hasilmya masyarakat akan di rugikan di kemudian hari.

           Demikian peringatan dini dari JRKY ini dikeluarkan kepada publik, semoga
           semua pihak termasuk anggota komisi A DPRD DIY, pemerintah, LSM dan
           masyarakat untuk menjadi maklum.

11.   23     Undangan Diskusi dan Buka Puasa Bersama. Penyelamatan TVRI
           sebagai media Publik di Program Komunikasi D III Fisipol UGM. TVRI
           sebagai media publik saat ini masih menjadi tarik ulur kepentingan. Satu sisi
           sebagai media penyiaran atau corong pemerintah dan sebagai media publik
           yang netral dan mendukung keberadaan civil society. Melihat fenomena saat
           ini, masih banyak kalangan yang menganggap TVRI belum mengalami
           banyak perubahan baik dari isis manajemen maupun sajian acara. Secara
           sejarah dalam usia yang sudah 38 tahun ini seharusnya kedewasaan TVRI
           sebagai media yangmengawali dunia pertelevisian di tanah air ini, kondidinya
           sangat memprihatinkan. Anggaran yang yang di patok APBN sebesar 1,3
           Trilyun untuk 27 TVRI di puat dan di daerah serta stasiun pembantu masih di
           rasa kurang dari memadai. Dalam fakta TVRI memiliki asset dan sarana yang
           lebih baik dari cukup di banding dengan TV swasta, namun karena SDM
           yang tidak kreativ dan hanya pasrah saja, maka TVRI seperi stagnan atau
           jalan di tempat. Selama ini sebagai TV Pemebrintah, TVRI sangat kental
           dengan alat kekuasaan rezim masa itu. Menurut Ishadi Siregar, staff
           pengajar UGM, melihat bahwa TVRI belum mampu mengembangkan
           kreativitas dan keunggulan komparasi di dalamnya, sebagai TV publik, TVRI
           menurut UU Penyiaran 32 tahun 2002 memiliki 5 peluang untuk
           mendapatkan pembiayaan baik berasal dari pemerintah, masyarakat, swasta
dan luar negeri. Tak lazim bila TVRI selalu mengeluh dan sambat, karena
           yang namanya publik tidak akan percaya bila sajian acara dan managemen
           tidak baik. Sangat ironis bila TVRI tidak bisa melihat peluang dan potensi
           yang dimilikinya. Pertanyaannya maukah TVRI berbenah dalam sajian dan
           managemen untuk menyikapi pasar yang telah berubah, lupakan nostalgia
           masa lalu dan tatap masa depan dengan lebih baik. Wahyudi dari TVRI
           melihat bahwa TVRI saat ini seperti kapal yang mau tenggalam di tengah
           persaingan denga TV Swasta. Terlalu dini menyalahkan TVRI yang tidak
           mau berbenah, saat ini TVRI sedang dalam penataan. Namun dibalik itu
           semua, TVRI sangat menerima saran , kritik dan masukan untuk kemajuan
           TVRI. Sebagai TV Publik memang resiko yang di embannya sangat berat bila
           di bandingkan saat sebagai TV Pemerntah. Namun demikian, TVRI saat ini
           belum memiliki konsep atau cetak biru yang pasti. Semua masih dengan
           istilah asal siaran dan bisa siaran, belum menyajikan suatu acara yang bisa
           menyedot pemirsa atau sebagai magnet bagi pemirsanya. I Gusti Ngurah
           Putra, staff pengajar fisipol UGM melihat masih adanya campur tangan dari
           penguasa melalui DPR dalam menentukan kebijakan TVRI. Peran yang
           diberikan masih mengambang dan tidak lugas. TVRI sebagai TV publik
           masih ada tarik ulur kepentingan yang tidak sehat.
12.   24   Buka Bersama Pengurus JRKY, Selasa(24/8) di JFC. Sebagai bagian dari
           kegiatan rutin rapat pengurus JRKY setiap bulan serta untuk menjalin
           komunikasi serta memperkuat jalinan kerjasama antar pengurus, kegiatan
           buka bersama di laksanakan. Bertempat di Jogja Fried Chiken Balapan
           Yogyakarta, acara yang dikordinir oleh Haribawa sekretaris JRKY
           berlangsung akrab dan santai. Acara yang diharapkan bisa menjadi ajang
           komunikasi antar pengurus. JRKY bersama lembaga lain telah menjalin
           kerjasama seperti penyiaran ILM dan Talkshow. Kedepan diharapkan jalinan
           kerjasama semakin meningkat dan bisa menjangkau seluruh radio
           komunitas.
13.   24   Siaran Press : JRKY GANDENG LBH KAI DIY BANTU KORBAN HAM
           OLEH ADHOC SELEKSI KPID DIY. Indikasi ketidak beresan kinerja adhoc
           sebenarnya sudah diamati sejak awal, yang dimulai dari pembentukan
           aturan-aturan yang dinilai sangat kontraversial. Kemudian kebijakan unsur
           tinggal anggota KPID lama dua orang yang berusaha diperjuangkan adhoc
           sungguh sangat mencederai demokrasi dan mengurangi peluang hak orang
           lain. Isu anggota KPID harus minimal dua dari unsur perempuan, menjadi
           variabel-variabel yang diciptakan adhoc dan itu sungguh bertentangan
           dengan prinsip penjaringan anggota KPID yang memenuhi kualifikasi dan
           kompetensi di bidang penyiaran.

           Menindaklanjuti hasil investigasi proses seleksi anggota KPID DIY ternyata
           memang permasalahan terjadi sejak awal sudah sengaja diciptakan oleh
           adhoc seleksi anggota KPID DIY. Dalam kerjanya, adhoc membikin aturan-
           aturan yang sama sekali tidak berorientasi pada persoalan kualitas para
           anggota komisioner ke depan. Hal ini ditunjukkan dengan langkah amputasi
           yang dilakukan adhoc kepada pelamar anggota KPID yang tidak bisa secara
           sempurna melengkapi seluruh persyaratan, padahal aturan-aturan yang
           diciptakan untuk menggagalkan pelamar bertentangan dengan nilai-nilai Hak
           Asasi Manusia (HAM) terutama bagi orang-orang yang memiliki keterbatasan
           fisik. Padahal mereka seharusnya diberi kesempatan secara terbuka ikut
           berkompetisi, soal mereka-mereka yang memiliki keterbatasan fisik diterima
atau tidak dalam proses seleksi menjadi hal lain.

           Dalam perjalanan seleksi anggota KPID langkah yang diambil sama sekali
           tidak mau mengindahkan pendekatan yang bersifat kualitatif, dimana
           ukurannya sangat bertolak belakang dengan semangat Undang-Undang
           Penyiaran dan Undang-Undang Hak Asasi Manusia. Karena mengingat
           Adhoc sama sekali tidak mengindahkan masukan dan protes, maka satu-
           satunya langkah adalah melalui proses hukum. Dan harus kita buktikan,
           bahwa kebijakan adhoc bertolak belakang dengan semangat Undang-
           Undang penyiaran dan Undang-Undang Ham, sehingga harus diuji di
           pengadilan. Oleh karena itu, JRKY dan LBH KAI DIY meminta kepada adhoc
           untuk menghentikan proses seleksi berikutnya, karena apa yang selama ini
           dilakukannya bertolak belakang dengan undang-undang.

           JRKY dan LBH KAI DIY akan mempersoalkan keputusan adhoc di
           pengadilan. Untuk proses selanjutnya, proses hukum oleh JRKY selanjutnya
           sepenuhnya diserahkan kepada LBH KAI DIY. Ketua KAI DIY Aprillia
           Supaliyanto M.S, SH meminta kepada adhoc untuk melakukan upaya-upaya
           yang berpotensi melawan hukum. “Sebelum adanya keputusan hukum tetap
           dalam proses hukum, saya mengingatkan adhoc seleksi KPID DIY untuk
           tidak memproses. Karena saya selaku kuasa hukum, akan membawa kasus
           ini ke pengadilan dan meminta hakim untuk membatalkan keputusan adhoc”,
           tegas Aprillia Supaliyannto.

           Berkaitan dengan proses hukum yang akan ditempuh di pengadilan, maka
           ketua JRKY meminta kepada korban kebijakan adhoc untuk segera merapat
           dan menguasakan hukum kepada LBH KAI DIY atau Kantor Pengacara
           Aprillia Supaliyanto MS,SH yang beralamat di Jl. Raya Janti 340 atau depan
           JEC untuk memproses secara hukum. Kegiatan yang di hadiri oleh pemohon
           korban diskriminasi tim adhoc dan sudah di kuasakan kepada KAI DIY. Giri
           Wahyono, Suraji,Imam Gozali, R Mochtar telah menghadap dan
           menguasakan kepada KAI DIY untuk membantu proses hukum. JRKY hanya
           melakukan mediasi terhadap perkembangan proses seleksi KPID yang
           semakin tidak mencerminkan ke-Istimewaan Yogyakarta.

14.   24   FGD bersama BNN di Shapir hotel Selasa (24/8). Pemberantasan
           Narkoba di kalangan masyarakat dari tingakt elit sampai akar rumput
           menjadi priotas utama. Nagar harus melindungi rakyatnya dari bahaya
           ancaman narkoba. Perang melawan narkoba harus digalakkan di
           masyarakat. Tidak hanya selogam dan hanya sekedar retorika belaka,
           namun aksi nyata harus di wujudkan. Pendidikan dari keluarga, sekolah dan
           lingkungan harus di intensuifkan. Apapalgi saat ini banyak generasi muda
           terjerumus di lembah nista seperti kecanduan narkoba, shabu, heroin, ganja
           dan mariyuana. Melalui FGD ini harapkan dapat terbentuk kesepakatan dari
           antar instansi yang di undang untuk bisa menyampaikan pendapat dan
           gagasan serta aktiv sebagai agen perubahan untuk melawan narkoba
           khususnya di lingkungan komunitasnya maupun di tempat beraktivitas.
           Bersama fasilitator Teguh Arrifianto dari Yayasan Lensa dan narasumber
           Igusti Ngurah Putra, staff pengajar Jurusan Komunikasi Fisipol UG. Acara
           yang di kemas Buka Bersama yang dimulai pukul 15.00 sampai 17.40 Wib
           berlangsung di lantai 5 Hotel Shapir Jl. Laksda Adisucipto Yogyakarta.
Laporan kegiatan jrky triwulan VI
Laporan kegiatan jrky triwulan VI

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Laporan Pertemuan Nasional Pengurangan Dampak Buruk Narkoba Suntik 2008
Laporan Pertemuan Nasional Pengurangan Dampak Buruk Narkoba Suntik 2008Laporan Pertemuan Nasional Pengurangan Dampak Buruk Narkoba Suntik 2008
Laporan Pertemuan Nasional Pengurangan Dampak Buruk Narkoba Suntik 2008Sketchpowder, Inc.
 
Deklarasi Vienna: Membangun Kepercayaan pada Pemerintah
Deklarasi Vienna: Membangun Kepercayaan pada PemerintahDeklarasi Vienna: Membangun Kepercayaan pada Pemerintah
Deklarasi Vienna: Membangun Kepercayaan pada PemerintahDadang Solihin
 
Manajemen pelayanan publikedit
Manajemen pelayanan publikeditManajemen pelayanan publikedit
Manajemen pelayanan publikeditSLAMET SUGIHARTO
 
Kerabat digital-marketing sistym-informasi-desa
Kerabat digital-marketing sistym-informasi-desaKerabat digital-marketing sistym-informasi-desa
Kerabat digital-marketing sistym-informasi-desaYohanes Guntur
 
Laporan riset UGM untuk Gerakan Desa Membangun
Laporan riset UGM untuk Gerakan Desa MembangunLaporan riset UGM untuk Gerakan Desa Membangun
Laporan riset UGM untuk Gerakan Desa MembangunBudi Ragiel
 

Was ist angesagt? (7)

Laporan Pertemuan Nasional Pengurangan Dampak Buruk Narkoba Suntik 2008
Laporan Pertemuan Nasional Pengurangan Dampak Buruk Narkoba Suntik 2008Laporan Pertemuan Nasional Pengurangan Dampak Buruk Narkoba Suntik 2008
Laporan Pertemuan Nasional Pengurangan Dampak Buruk Narkoba Suntik 2008
 
Deklarasi Vienna: Membangun Kepercayaan pada Pemerintah
Deklarasi Vienna: Membangun Kepercayaan pada PemerintahDeklarasi Vienna: Membangun Kepercayaan pada Pemerintah
Deklarasi Vienna: Membangun Kepercayaan pada Pemerintah
 
Kiat blusukan
Kiat blusukanKiat blusukan
Kiat blusukan
 
review buku manajemen pelayanan publik
review buku manajemen pelayanan publikreview buku manajemen pelayanan publik
review buku manajemen pelayanan publik
 
Manajemen pelayanan publikedit
Manajemen pelayanan publikeditManajemen pelayanan publikedit
Manajemen pelayanan publikedit
 
Kerabat digital-marketing sistym-informasi-desa
Kerabat digital-marketing sistym-informasi-desaKerabat digital-marketing sistym-informasi-desa
Kerabat digital-marketing sistym-informasi-desa
 
Laporan riset UGM untuk Gerakan Desa Membangun
Laporan riset UGM untuk Gerakan Desa MembangunLaporan riset UGM untuk Gerakan Desa Membangun
Laporan riset UGM untuk Gerakan Desa Membangun
 

Ähnlich wie Laporan kegiatan jrky triwulan VI

Laporan kegiatan jrky triwulan VII
Laporan kegiatan jrky triwulan VIILaporan kegiatan jrky triwulan VII
Laporan kegiatan jrky triwulan VIIMardi Yono
 
Laporan kegiatan bulan X
Laporan kegiatan bulan X Laporan kegiatan bulan X
Laporan kegiatan bulan X Mardi Yono
 
Stigma HIV dan AIDS
Stigma HIV dan AIDSStigma HIV dan AIDS
Stigma HIV dan AIDSstapa center
 
SITUASI KASUS HIV DAN AIDS DI PROVINSI RIAU SD. DESEMBER 2012
SITUASI KASUS HIV DAN AIDS  DI PROVINSI RIAU SD. DESEMBER 2012SITUASI KASUS HIV DAN AIDS  DI PROVINSI RIAU SD. DESEMBER 2012
SITUASI KASUS HIV DAN AIDS DI PROVINSI RIAU SD. DESEMBER 2012Bahana Mahasiswa
 
Teks moderator 14.9.19
Teks moderator 14.9.19Teks moderator 14.9.19
Teks moderator 14.9.19Maimunah Sibli
 
Pikm dalam lkb
Pikm dalam lkbPikm dalam lkb
Pikm dalam lkbjselv
 
kemitraaan remaja
kemitraaan remaja kemitraaan remaja
kemitraaan remaja frans04
 
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541STISIPWIDURI
 
Penggunaan ICT untuk Berbagi Informasi dan Pengetahuan Antar-Organisasi Masya...
Penggunaan ICT untuk Berbagi Informasi dan Pengetahuan Antar-Organisasi Masya...Penggunaan ICT untuk Berbagi Informasi dan Pengetahuan Antar-Organisasi Masya...
Penggunaan ICT untuk Berbagi Informasi dan Pengetahuan Antar-Organisasi Masya...SatuDunia Foundation
 
PROPOSAL DIKDAS PIK-R FIKS (1).pdf
PROPOSAL DIKDAS PIK-R FIKS (1).pdfPROPOSAL DIKDAS PIK-R FIKS (1).pdf
PROPOSAL DIKDAS PIK-R FIKS (1).pdfOpan91
 
PPT - JUni Rachmawati Putri.pptx
PPT - JUni Rachmawati Putri.pptxPPT - JUni Rachmawati Putri.pptx
PPT - JUni Rachmawati Putri.pptxFauzanAkmal13
 
Community Action on Harm Reduction: A Learning Documentation
Community Action on Harm Reduction: A Learning DocumentationCommunity Action on Harm Reduction: A Learning Documentation
Community Action on Harm Reduction: A Learning DocumentationSketchpowder, Inc.
 
Profil radio komunitas
Profil radio komunitasProfil radio komunitas
Profil radio komunitasromansanjaya
 
Profil radio komunitas RDM
Profil radio komunitas RDMProfil radio komunitas RDM
Profil radio komunitas RDMjarakomjogja
 
Media Sosial
Media SosialMedia Sosial
Media SosialSee Iena
 
PIKM dan Peran Serta Masyarakat dalam Penanggulangan HIV dan AIDS
PIKM dan Peran Serta Masyarakat dalam Penanggulangan HIV dan AIDSPIKM dan Peran Serta Masyarakat dalam Penanggulangan HIV dan AIDS
PIKM dan Peran Serta Masyarakat dalam Penanggulangan HIV dan AIDSjselv
 
Anggaran Publik oleh Wijiyati IDEA
Anggaran Publik oleh Wijiyati IDEAAnggaran Publik oleh Wijiyati IDEA
Anggaran Publik oleh Wijiyati IDEAajijogja
 
Laporan Residensi Mahasiswa Choirn CS
Laporan Residensi Mahasiswa Choirn CSLaporan Residensi Mahasiswa Choirn CS
Laporan Residensi Mahasiswa Choirn CSSaenun Sugiyo
 

Ähnlich wie Laporan kegiatan jrky triwulan VI (20)

Laporan kegiatan jrky triwulan VII
Laporan kegiatan jrky triwulan VIILaporan kegiatan jrky triwulan VII
Laporan kegiatan jrky triwulan VII
 
Laporan kegiatan bulan X
Laporan kegiatan bulan X Laporan kegiatan bulan X
Laporan kegiatan bulan X
 
Stigma HIV dan AIDS
Stigma HIV dan AIDSStigma HIV dan AIDS
Stigma HIV dan AIDS
 
SITUASI KASUS HIV DAN AIDS DI PROVINSI RIAU SD. DESEMBER 2012
SITUASI KASUS HIV DAN AIDS  DI PROVINSI RIAU SD. DESEMBER 2012SITUASI KASUS HIV DAN AIDS  DI PROVINSI RIAU SD. DESEMBER 2012
SITUASI KASUS HIV DAN AIDS DI PROVINSI RIAU SD. DESEMBER 2012
 
Teks moderator 14.9.19
Teks moderator 14.9.19Teks moderator 14.9.19
Teks moderator 14.9.19
 
Pikm dalam lkb
Pikm dalam lkbPikm dalam lkb
Pikm dalam lkb
 
kemitraaan remaja
kemitraaan remaja kemitraaan remaja
kemitraaan remaja
 
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541
 
Penggunaan ICT untuk Berbagi Informasi dan Pengetahuan Antar-Organisasi Masya...
Penggunaan ICT untuk Berbagi Informasi dan Pengetahuan Antar-Organisasi Masya...Penggunaan ICT untuk Berbagi Informasi dan Pengetahuan Antar-Organisasi Masya...
Penggunaan ICT untuk Berbagi Informasi dan Pengetahuan Antar-Organisasi Masya...
 
PROPOSAL DIKDAS PIK-R FIKS (1).pdf
PROPOSAL DIKDAS PIK-R FIKS (1).pdfPROPOSAL DIKDAS PIK-R FIKS (1).pdf
PROPOSAL DIKDAS PIK-R FIKS (1).pdf
 
PPT - JUni Rachmawati Putri.pptx
PPT - JUni Rachmawati Putri.pptxPPT - JUni Rachmawati Putri.pptx
PPT - JUni Rachmawati Putri.pptx
 
Community Action on Harm Reduction: A Learning Documentation
Community Action on Harm Reduction: A Learning DocumentationCommunity Action on Harm Reduction: A Learning Documentation
Community Action on Harm Reduction: A Learning Documentation
 
Pleno modul 2 blok 5 b
Pleno modul 2 blok 5 bPleno modul 2 blok 5 b
Pleno modul 2 blok 5 b
 
Profil radio komunitas
Profil radio komunitasProfil radio komunitas
Profil radio komunitas
 
Profil radio komunitas RDM
Profil radio komunitas RDMProfil radio komunitas RDM
Profil radio komunitas RDM
 
Media Sosial
Media SosialMedia Sosial
Media Sosial
 
PIKM dan Peran Serta Masyarakat dalam Penanggulangan HIV dan AIDS
PIKM dan Peran Serta Masyarakat dalam Penanggulangan HIV dan AIDSPIKM dan Peran Serta Masyarakat dalam Penanggulangan HIV dan AIDS
PIKM dan Peran Serta Masyarakat dalam Penanggulangan HIV dan AIDS
 
Anggaran Publik oleh Wijiyati IDEA
Anggaran Publik oleh Wijiyati IDEAAnggaran Publik oleh Wijiyati IDEA
Anggaran Publik oleh Wijiyati IDEA
 
PPT PROMKES SUSANNE DIDA.pdf
PPT PROMKES SUSANNE DIDA.pdfPPT PROMKES SUSANNE DIDA.pdf
PPT PROMKES SUSANNE DIDA.pdf
 
Laporan Residensi Mahasiswa Choirn CS
Laporan Residensi Mahasiswa Choirn CSLaporan Residensi Mahasiswa Choirn CS
Laporan Residensi Mahasiswa Choirn CS
 

Mehr von Mardi Yono

Mehr von Mardi Yono (20)

Siaran Pers BNN musnah barbuk
Siaran Pers BNN musnah barbukSiaran Pers BNN musnah barbuk
Siaran Pers BNN musnah barbuk
 
Anggaran dasar jrky
Anggaran dasar jrkyAnggaran dasar jrky
Anggaran dasar jrky
 
Anggaran dasar jrky
Anggaran dasar jrkyAnggaran dasar jrky
Anggaran dasar jrky
 
Anggaran dasar jrky
Anggaran dasar jrkyAnggaran dasar jrky
Anggaran dasar jrky
 
Daftar list persyaratan
Daftar list persyaratanDaftar list persyaratan
Daftar list persyaratan
 
A kta jrky
A kta jrkyA kta jrky
A kta jrky
 
Swaragodean fm
Swaragodean fmSwaragodean fm
Swaragodean fm
 
Swarakota
SwarakotaSwarakota
Swarakota
 
Sheila corner radio
Sheila corner radioSheila corner radio
Sheila corner radio
 
Lima cemara fm
Lima cemara fmLima cemara fm
Lima cemara fm
 
Suara malioboro fm
Suara malioboro fmSuara malioboro fm
Suara malioboro fm
 
Bbm fm
Bbm fmBbm fm
Bbm fm
 
Dioram fm
Dioram fmDioram fm
Dioram fm
 
Patas fm
Patas fmPatas fm
Patas fm
 
Radekka fm
Radekka fmRadekka fm
Radekka fm
 
Mentari fm
Mentari fmMentari fm
Mentari fm
 
Magenta fm
Magenta fmMagenta fm
Magenta fm
 
Love jogja fm
Love jogja fmLove jogja fm
Love jogja fm
 
Kompak fm
Kompak fmKompak fm
Kompak fm
 
Karisma fm
Karisma fmKarisma fm
Karisma fm
 

Kürzlich hochgeladen

Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxRIMA685626
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 

Laporan kegiatan jrky triwulan VI

  • 1. LAPORAN KEGIATAN PERKEMBANGAN JRKY JUNI-AGUSTUSI 2010 Jaringan Radio Komunitas Yogyakarta (JRKY) sebagai wadah radio komunitas di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mencapai visi-misinya di butuhkan jalinan kerjasama yang lebih kokoh dan progresif. Guna mencapai tujuannya maka pengurus JRKY periode 2009-2012 akan melaporkan kegiatan bulan Juni sampai Agustus 2010. A. Kegiatan Bulan Juni 2010 No. Tgl Diskripsi Kegiatan 1. 2 Talkshow kampanye Penanggulangan HIV/AID di RASIDA FM, 2 Juni 2010. Penanggulangan HIV/AIDs menjadi tanggungjawab bersama. Pemerintah, dunia pendidikan, masyarakat dan siapapun yang peduli. Penularan HIV/AIDS melalui jarum suntik, sex bebas, tranfusi darah dan ciuman. Data menyebutkan bahwa hampir setengahnya adalah anak muda yang produktif yang terjangkiti virus HIV/AIDS. Virusnya berna HIV sedang penyakitnya adalah AIDS. Diskusi dalam bentuk talkshow yang bergaya obrolan mahasiswa (OMAH) di lakukan oleh radio RASIDA FM. Acara yang menghadirkan tiga narasumber dari KPA DIY (PKBI DIY) Mbak Dian HI, Dr. Diana Kusnaryati dari poliklinik UIN dan Ketua JRKY Mardiyono dengan presenter Ronny Yahya Rasida FM. Talkshow dengan tema penanggulangan HIV/AIDS di kalangan anak muda ini di kemas sebagai bagian dari upaya kampanye usaha penanggulangan HIV/AIDS di ranah komunitas melalui radio komunitas anggota JRKY.Tema yang di usung kali ini adalah Remaja dan HIV/AIDs. Pergaulan remaja yang sangat bebas menjadikan salah satu indikasi tersebarnya virus HIV dengan bentuk penyakit AIDS. 4 (empat) media penularan yang sangat akrab seperti cairan sperma, jarum suntik, darah dan air liur. Sex bebas yang berganti- ganti pasangan dan pecandu narkoba rentan tertular virus HIV. Kesadaran masyarakat untuk berpegang pada agama sebagai modal awal untuk menjaga keluarga dan lingkungannya terhindar dari virus ini. Media cetak maupun elektronik sebagai pihak yang harus selalu gencar mengkampanyekan agar pengetahuan masyarakat bertambah selain harus ada politikal will dari pemerintah sebagai pemangku kebijakan. Upaya dan usaha NGO yang bergerak di ranah HIV/AIDS seperti KPA harus berkelanjutan dan terprogram agar sasaran penanggulangan HIV/AIDS terlokalisir. Keterlibatan masyarakat dan semua stakeholder harus bersatu untuk melawan virus HIV/AIDS. Masyarakat paling bawah seperti komunitas harus mulai disadarkan akan bahaya HIV/AIDS. Pengetahuan yang terbatas serta ketidaktahuan akan tanda-tanda dan perilaku yang menyimpang menjadi awal terjangkitnya virus ini. Radio komunitas sebagai media pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting dalam penyebaran informasi penanggulangan HIV/AIDS di akar rumput. Acara yang akan terselenggara selama 6 (enam) bulan sejak Juni sampai Desember 2010 atas kerjasama KPA DIY bersama JRKY.
  • 2. 2. 3 Dialog Publik ”Mendorong Reformasi Pelayanan Publik dan Pemeneuhan Hak Dasar” 3 Juni 2010. Bertempat di ruang pertemuan Convention Hotel LPP Demangan Yogyakarta kegiatan ini terselenggara. Acara yang di dukung oleh Perkumpulan Prakarsa, FPPM dan Swara Nusa menghadirkan 3 Narasumber yaitu Sunaji Zamroni,Msi (IRE), Phito Agustin (AJI DIY) dan Bini B Buchori (Perkumpulan Prakarsa) dengan moderator Direktur Eksekutif Swara Nusa: Iranda Yudhatama. Dalam sambutannya ketua penyelenggara sekaligus koordinator kegiatan mengatakan bahwa: Desentralisasi berkaitan erat dengan pemberdayaan dalam arti desentralisasi memberikan keleluasaaan dan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk berinisiatif dan mengambil keputusan. Pemberdayaan akan menjamin hak dan kewajiban serta wewenang dan tujuan dari organisasi pemerintah daerah untuk menyusun program, memilih alternatif dan mengambil keputusan dalam mengurus kepentingan daerahnya sendiri. Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana mendorong pengarustamaan agenda reformasi pelayanan publik sebagai agenda setting media massa lokal serta bagaimana memfasilitasi dialog antar masyarakat sipil dan media lokal tentang peran media massa dalam mendorong reformasi pelayanan publik di tingkat lokal serta mem[perluas good practice reformasi lintas wilayah dan bagimana memetakan peluang- peluang dan skenario bagi penguatan upaya reformasi pelayanan publik dan pemenuhan hak dasar warga di tingkat lokal. Persoalan inovasi daerah dalam melakukan reformasi pelayana publik dan hak dasar warganya masih terkendala oleh kultur birokrasi yang rumit dan sulit disamping belum ada reformasi di tubuh birokrasi itu sendiri. Upaya dan kampanye telah dialkukan oleh masyarakat media, namun seperti berhadapan dengan tembok tebal yang masih belum bisa bersikap terbuka. Persoalan ini telah menjadi kajian banyak NGO dan Ormas untuk mendorong perubahan dan perilaku pemangku kebijakan agar pelayanan publik lebih di utamakan dan di maksimalkan. SOP yang standar dan dipaksa karena aturan menjadikan banyak birokrasi menjadi seperti robot yang diperintah karena remote kontrol bukan sebagai manusia selayaknya.Dialog yang diawali dari pukul 09.00-13.00 Wib ini di hadiri oleh 20 utusan lembaga dari media cetak dan elektronik, jaringan,CSO dan Ngo di DIY 3. 3 Pertemuan 3 Bulanan, 3 Juni 2010. Acara 3 Bulanan Radio Komunitas untuk kali ini di minta oleh KPID DIY dengan agenda Sosialisasi Penyiaran. Ketua KPID DIY Rahmad S Ariffin dalam sambutannya mengatakan bahwa usia 8 tahun JRKY sudah saatnya tidak lagi berfikiran genit seperti awal- awal memperjuangkan UU Penyiaran, sudah saatnya radio komunitas bersama JRKY untuk satu langkah menuju keprofesionalan dalam bersiaran dan melegalkan diri dalam mentaati peraturan perundang- undangan. Radio komunitas jangan sombong, mau siaran tapi tidak mau ngurus ijin juga tidak mau di atur. JRKY bersama KPID DIY selangkah dalam menuju keperpihakan kepda radio komunitas. Saat ini sudah ada 13 radio komunitas yang telah EDP, 7 adalah anggota JRKY. Kedepan anggota JRKY yang telah memiliki nomer induk anggota (NIA) di dorong untuk segera mengajukan proses izin. Rahmad masih melihat bahwa masih banyak radio komunitas yang enggan untuk menjalankan aturan. Kepengurusan JRKY kali ini lebih baik dan perlu diapresiasi dengan tata kelola organisasi yang baik, mas mardi telah menancapkan tonggak organisasi yang baik. Sebagai organisasi nirlaba yang tidak ada apa-
  • 3. apanya, harusnya radio komunitas mendukung keberadaan JRKY sebagai wadah yang bisa berperan lebih baik. Intrik di dalam organisasi menjadi dorongan yang positif bagi pengurus saat ini yang saya lihat telah menunjukkan hasil yang jauh lebih baik. Fakta kongkritnya ada, pertemuan tiga bulanan yang telah bergulir,kegiatan seperti diskusi, sarasehan, sunatan masal telah dialkukan. Pembuatan web dan sosialisasi radio komunitas telah di jalankan. KPID akan tetap mendukung keberadaan pengurus JRKY yang dipimpin mas mardi. Dari Balmon, Bapak Amir Suatmaji mengatakan bahwa 8 radio komunitas yang telah di ukur dan telah FRB menjadi modal untuk mendorong kepada pihak dirjen postel untuk bisa merelokasi kanal 201/107.6 Mhz Global FM untuk di pindah. Balmon bersama JRKY telah menyurati ke dirjend postel, diharapkan keberangkatan saya ke Jakarta besok juma`at (4/6) bisa membawa manfaat untuk radio komunitas. Semakin banyaknya radio komunitas yang mulai mengajukan permohonan ijin ke KPID membuktikan penataan organisasi yang baik, JRKY lebih tertata dan bisa dijadikan model penataan organisasi radio komunitas di daerah lain. Kepemimpinan JRKY di bawah mas Mardi telah membuktikan hasil yang nyata, biar belum maksimal tapi roda organisasi telah jalan dan bisa di akui. Persoalan radio komunitas menyangkut izin dan turunannya ke masalah standarisasi telah menjadi kendala. Balmon beharap kepada JRKY melalui divisi pelatihan dan pengembangan (Mas Kokoh Handoko) bisa mempelopori untuk bisa membuat model pemancar yang standar dan di lesensi cukup sampai Balmon saja. Alat pengecekan standarisasi pemancar di Postel Jakarta tidak beda jauh amat dengan yang dimiliki oleh Balmon DIY, jadi untuk radio komunitas cukup i di Balmon saja. Acara yang berlangsung di Aula Plasa Informasi Dishubkominfo DIY ini dihadiri oleh 28 utusan radio komunitas dan 43 orang yang hadir. Ketua JRKY menegaskan kembali bahwa pendaftaran untuk menjadi anggota JRKY dibuka sampai Desember 2011. Untuk program dengan panitia Adhoc KID, spot iklan pendaftaran KID telah di kirim ke email radio komunitas anggota JRKY. Ada kompensasi yang bisa diambil di bendahara JRKY dengan memberikan bukti log siaran. Untuk program dengan KPA DIY telah di mulai (2/6) di Rasida FM. Kegaiatan talkshow penanggulangan HIV/AIDs ini berlangsung selama Juni-Desember 2010. Diharapkan radio komunitas anggota JRKY untuk mempersiapkan kesiapan studionya untuk mendukung program ini. Di mohon kepada radio komunitas anggota JRKY dalam setiap kegiatan talkshow untuk merekam hasil siaran berupa CD/kasset. Web JRKY sedang berbenah diri menuju tampilan yang lebih dinamis. Usulan dari Bung Wisnu seperti agar JRKY tdak perlu nylondoh kepada radio komunitas yang tidak mau di atur, JRKY bisa membuat rayonisasi untuk radio komunitas di satu wilayah, untuk membuat mailing list bagi anggota JRKY. Bung wisnu juga mengakui bahwa JRKY merupakan organisasi yang tertata dan lebih baik di banding JRK daerah lain, di akui saat berkinjung ke jawa tengah, radio komunitas di Jawa tengah masih belum sebaik penataan di JRKY. Usaulan lain dari Bapak Suratimin, bahwa pertemuan rutin 3 bulanan bisa ke radio komunitas, kalau bisa radio komunitas yang hadir di pertemuan sudah membawa agenda, bagimana komitmen radio komunitas kepada JRKY. Diharapkan kedepan, informasi JRKY dapat di sebarkan melalui web ataupun email. Usulan dan tanggapan dari peserta pertemuan telah di dokumentasikan oleh pengurus
  • 4. dan untuk bisa ditindaklanjuti. Pengurus JRKY sedang merencanakan kunjungan ke Gubernur DIY untuk audensi dengan agenda mengusulkan bagio radio komunitas yang telah berizin untuk bisa di bantu operasionalnya dengan program kegiatan dari pemprov DIY. JRKY ke depan agar bisa berjalan organisasi di butuhkan sumber daya dan sumber dana. Iuran bulanan merupakan salah satu wujud kongkrit komitmen anggota JRKY. Pertemuan 3 bulanan radio komunitas di DIY ini berlangsung dari pukul 14.00-15.30 Wib. 4. 7 Undangan Sosialisasi UU no.14 Th 2008 tentang KIP. 7 Juni 2010. Sosialisasi UU No. 14 Th 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) berlangsung di Aula Dishubkominfo Plasa Informasi Komplek THR Yogyakarta. 4 Narasumberadalah Muzayin Nazarrudin (staff Pengajar UII) tema yang disajikan membedah ksiapan masyarakat menghadapi implementasi UU KIP, Tri Wahyu KH ( dir. ICM) menyajikan tema Pengenalan Informasi Publik dan UU KIP, Bambang Farid Siswantoro (LOS DIY) mengambil tema mengenal KID dan proses penjaringan calon anggota KID propinsi DIY dan Adam W Sukarno (Staff PengajarFisipol UGM) menyajikan mengenal Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) yang terbagi dalam dua sesi ini di moderatori oleh A. Darmanto (MPM) dan Bambang MBK (AJI DIY). UU No.14 Th 2008 tentang KIP dalam implementasinya di masyarakat masih menjadi keraguan. Mei 2010 setelah di undangkan masih banyak perangkat yang belum siap. Dalam beberapa riset yang dilakukan oleh Klinik Keterbukaan Informasi Publik UII di pdapat hasil bahwa keberadaaan Keterbuakaan informasi publik dari badan publik yang mendapat anggaran dari APBN /APBD serta bantuan dari luar negeri harus menyampaikan informasi ke masyarakat. Pesimistis masyarakat tergambar karena birokrasi di Indonesia masih melekat dengan administrasi yang rumit dan berbelit. Upaya pemberdayaan masyarakat melalui pertemuan warga agar mereka melek akan informasi menjadi kebutuhan yang segera di wujudkan. Keterbukaan Informasi Publik ini menyangkut hak asasi manusia yang tertuang dalam UUD 45 pasal 28 f. Apakah informasi itu ? Keterangan, pernyataan, gagasan dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna dan pesan baik data, fakta maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar dan di baca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan tehnologi informasi komunikasi secara elektronik maupun non elektronik (pasal 1 angka 1 UU KIP) . Terdapat asumsi dalam riset ini bahwa masyarakat secara umum, bahwa para birokrasi di tingkat bawah (Kecamatan dan Desa), belum cukup mengetahui mengenai UU KIP No. 14 Tahun 2008. Maka, intrument yang digunakan dalam riset ini tidak akan mengali data mengani pemahaman terhadap UU KIP tersebut. Sebaliknya, intrumen riset akan menggali permasalahan-permasalahan nyata yang di hadapi masyarakat terkait layanan informasi publik. Dalam proses tahap penerimaaan anggota KID propinsi DIY 2010-2014 persyaratan umun dan khusus telah di syaratkan oleh panitia Adhoc yang akan mengajukan 10 nama yang telah lolos tahapan seleksi dan diajukan ke gubernur untuk dipilih 5 nama yang akan menjadi anggota KID DIY. Kesiapan lain adalah di tingkat SKPD di propinsi dan kabupaten /Kota yang harus membentuk Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi sebagai wujud nyata dan ujung tombak dalam memberikan informasi yang di minta masyarakat.
  • 5. 5. 8 Undangan Media Gathering, 8 Juni 2010. Bertempat di Pandan Resto Timur Monumen Jogja Kembali Ringroad Utara Yogyakarta, kegiatan Media Gathering untuk menginformasikan perkembangan kasus HIV dan AIDS di Yogyakarta dan rencana penanggulangan yang akan dilakukan oleh KPA Propinsi DIY dan lembaga-;embaga yang terkait di dalamnya. Narasumber pada acara tersebut adalah Drs. A. Riswanto, M.Si (KPAP DIY) dan Drh. Slamet Riyadi (LP3Y ). Acara yang di buka oleh Dian Purnomo sebagai moderator dilanjutkan dengan pemaparan 2 narasumber.Penularan HIV/AIDS di Propinsi DIY sampai April 2010 cukup tinggi. Secara nasional DIY peringkat 11 dari 33 propinsi. Menurut data survay panitel usia yang paling tinggi dari 25-39 tahun yang artinya dari kalangan produktiv usia muda. Untuk DIY yang terdiri dari 5 kabupaten/Kota yang saat ini terjadi sebanyak 1183 kasus dengan 750 kasus HIV dan 433 kasus AIDS. Media penularan yang saat ini paling mudah gampang adalah melalui air mani, cairan vagina, darah dan air susu ibu . HIV/AIDS tidak menular seperti hanya berpelukan, tinggal satu rumah, berciuman, menggunakan alat makan bersama, tidak melalui nyamuk, menggunakan kamar mandi bersama. Acara yang di hadiri oleh wartawan media cetak dan elektronik serta organisasi dan Ngo ini berlangsung santai. Semua informasi disampaikan oleh narasumber sebagai upaya untuk lebih memaksimalkan kampanye lewat media. Berita tentang HIV/AIDS harus dilakukan oleh semua stakeholder. 6. 9 Perubahan tampilan web JRKY, 9 Juni 2010. Untuk menambah dinamisasi isi dan informasi, tampilan web jrky di rubah. Bagian terapan tehnologi Narang Srihartomo melakukan perubahan tampilan sebagai upaya untuk peningkatan kwalitas isi sehingga diharapkan bisa menambah kenyamanan pengunjung web jrky. Kedepan hal tersebut akan ditingkatan lebih baik seiring dengan dinamisasi dan perkembangan JRKY. Usaha peningkatan dalam promosi untuk mengangkat radio komunitas anggota JRKY menjadi tujuan yang diharapkan sehingga jalinan peningkatan aktivitas kegiatan radio komunitas harus di maksimalkan. 7. 10 Talkshow kampanye Penanggulangan HIV/AID di BBM FM, 10 Juni 2010. Penanggulangan penyebaran HIV/ADIS menjadi tanggungjawab bersama. Virus HIV yang menyerang sel darah putih dan menyebabkan fungsi kekebalan tubuh kitang hilang. Virus yang menyebar leat darah, cairan mani, cairan vagina dan air susu. Usia yang paling rentan untuk terserang virus HIV adalah kaum muda usia 24-39 tahun. Masa inkubasi antar 5-10 tahun merupakan tahapan yang cukup untuk berkembang biaknya virus ini. Menrut sumber dari dinas kesehatan propinsi DIY bahwa ada 1183 kasus dengan 750 kasus HIV dan 433 kasus AIDS. HIV/AIDS tidak menular karena bersentuhan, ciuman, tinggal satu rumah, memakai alat makan bersama, dan tidak melalui nyamuk. Virus ini tidak akan menular bila kita tetap setia pada pasangan dan tidak gonta-ganti pasangan, pakai kondom bila berhubungan sex, tidak menggunakan narkoba atau jarum suntik serta tidak hipersex. Acara talkshow yang di pandu oleh YF Indartini sebagai penyiar yang menghadirkan 3 narasumber yaitu M. Yasin NR (pengelola program KPA Kab. Sleman), Ibu Trinur (Tokoh Masyarakat Peduli HIV.AIDS) dan Mardiyono (ketua JRKY). Program yang di kemas dalam acara sarwo-sarwi di radio BBM ini juga selalu dilaksanakan setiap Kamis malam dalam bincang kesehatan. Menurut Musiyana ketua radio BBM FM, bahwa radio ini juga pernah
  • 6. bekerjasama dengan PKBI DIY dalam acara yang sama. Menurutnya, acara ini sangat penting karena penyebaran informasi melalui radio komunitas sangat efektiv dan mengena khalayak pendengar radio. Radio komunitas merupakan media alternatif yang sangat efektif karena ada komunitasnya dan sudah sangat familiar. Ketua JRKY Mas Mardi menambahkan acara talkshow ini akan dilakuakn di 24 radio komunitas anggota JRKY selama juni sampai desember 2010. KPA sebagai pihak yang peduli terhadap penanggulangan HIV/AIDS selama kegiatan ini akan menyediakan narasumber atau pihak yang berkompeten di bidangnya dengan mengandeng KPA kabupaten/kota serta Ngo yang bergerak di penanggulangan HIV/AIDS. JRKY sebagai wadah radio komunitas di DIY memandang penting kegiatan ini sebagai bentuk sosialisasi untuk membumikan penanggulangan HIV/AIDS di akar rumput. M Yasin dari KPA Kabupaten Sleman selaku pengelola program yang mengantikan Bapak Mulyono (sekretaris Eksekuitif KPA Kab. Sleman) mengatakan bahwa kegiatan talkshow di radio komunitas merupakan salah satu media kampanye selain poster, pamflet, liflet dan televisi. KPA kab. Sleman berharap agar kampanye lewat radio komunitas di tingkatkan khususnya di wilayah Sleman. Data di Kabupaten Sleman saat ini ada 110 kasus HIV dan 78 kasus AIDS. Dengan jumlah penduduk 910.586 jiwa di mungkinkan jumlahnya pasti dua kali lipat seperti gunung es. Talkshow ini di mulai pukul 20.00-21.30 Wib dengan bertindak sebagai operator Mas Kuncoro. 8. 12/13 Undangan Workshop Advokasi Jurnalis, 12-13 Juni 2010. Salah satu hak asasi manusia adalah mengeluarkan pendapat atau bekomunikasi. Negara Indonesia dengan tegas mengakuinya, seperti tertera dalam konstitusi kita, UUD 1945 Pasal 28f, “Setiap orang berhak untuk berkomunikasi....” Sedangkan Pasal 28 antara lain menyatakan kemerdekaan mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan diatur dalam undang-undang. Indonesia juga sudah meratifikasi Konvensi Hak Sipil dan Politik yang secara tegas melindungi hak setiap manusia untuk berpendapat.Salah satu syarat mutlak bagi warga negara untuk dapat menjalankan hak berpendapat (mengeluarkan pikirannya) atau berkomunikasi secara maksimal adalah adanya kebebasan pers. Media massa menjadi sarana bagi warga negara untuk saling berkomunikasi. Tanpa ada kebebasan pers, dapat dipastikan warga negara tidak bebas dalam berkomunikasi atau berpendapat. Otomatis, kontrol masyarakat terhadap kekuasaan pun menjadi tumpul. Bila ini terjadi maka berbagai pelanggaran hak asasi manusia pasti akan terjadi.Tidak salah jika seorang praktisi hukum yang diakui kredibilitasnya di Indonesia, Artidjo Alkostar mengatakan dengan lantang jika kebebasan pers adalah bagian dari hak asasi manusia.Sebagai negara yang demokratis dan mengakui hak asasi manusia, Indonesia juga memiliki kebebasan pers. UU No.40 Tahun 1999 Tentang Pers dengan tegas menjamin hal ini. Pasal 4 poin 2 menyatakan,”Terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembreidelan atau pelarangan penyiaran.”Namun dalam kenyataannya, kebebasan pers di Indonesia belum dapat berjalan secara maksimal. Ini hampir terjadi di setiap penjuru Indonesia, termasuk di Yogyakarta. Paling tidak ada dua sebab mengapa ini terjadi, yaitu sebab internal dan eksternal.Sebab internal berasal dari dalam perusahaan media massa, termasuk para jurnalisnya. Akar permasalahannya adalah kondisi ketenagakerjaan yang tidak kondusif. Mayoritas perusahaan media massa,
  • 7. terutama di daerah-daerah tidak memiliki serikat pekerja. Ini menyebabkan daya tawar para jurnalis (dihadapan manajemen) menjadi lemah. Para jurnalis hampir tidak bisa menyuarakan apa yang menjadi hak-hak mereka.Akibatnya, para jurnalis menjadi rentan mengalami soal ketenagakerjaan, seperti soal PHK, tidak ada jaminan asuransi, pendidikan serta pelatihan yang minim, gaji yang tidak memadai dan masih banyak lainnya. Ini semua menyebabkan kinerja para jurnalis menjadi buruk. Salah satu contohnya, jurnalis condong mencari berita yang mudah, tidak berbobot, sekedar talking news, dan ada ‘amplop’-nya. Di sini, soal kebebasan pers sudah terganggu karena jurnalis sendiri sudah menentukan mana informasi-informasi yang dapat masuk ke medianya.Sedangkan aspek eksternal adalah berbagai pihak di luar perusahaan media massa yang mencoba untuk membatasi kebebasan pers itu sendiri. Mereka ini terdiri dari aktor negara dan non negara. Aktor negara masih mencoba membatasi kebebasan pers melalui berbagai regulasi. Misalnya UU Kebebasan Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) yang masih memuat pasal pencemaran nama baik yang berpotensi mengenai media online. RUU KUHP juga memuat banyak pasal yang dapat memenjarakan jurnalis.elain melakukan kekerasan melalui regulasi, secara nyata aktor negara juga masih suka menghalangi atau melakukan kekerasan terhadap jurnalis yang menjalankan tugasnya. Misalnya, beberapa waktu lalu seorang tentara dari kesatuan Kavaleri mencekik dan memaksa seorang fotografer Tempo Biro Yogyakarta yang memotret sebuah panser saat parkir di kawasan kampus UGM.Di Yogyakarta, pihak kepolisian juga masih mempunyai ‘hobi’ untuk memanggil para wartawan menjadi saksi untuk sebuah kasus yang diliput. Hal semacam ini juga berpotensi menghambat kebebasan pers karena membuat para jurnalis enggan meliput peristiwa yang berpotensi bisa membawa urusan panjang dengan pihak kepolisian.Sedangkan aktor non negara (masyarakat) dalam beberapa kasus menunjukkan mereka berusaha menghambat dan bahkan melakukan kekerasan terhadap para jurnalis yang sedang menjalankan tugasnya. Di Gunungkidul, Yogyakarta misalnya, sekelompok pendukung bupati incumbent menghalangi para jurnalis televisi yang sedang meliput sebuah kelompok yang sedang demo di depan rumah dinas bupati. Meskipun Yogyakarta adalah ‘gudang’-nya para intelektual yang kritis – ada banyak ahli komunikasi/jurnalistik -- tetapi kehidupan jurnalisnya masih jauh dari ideal. Ini berpengaruh terhadap kebebasan arus informasi di wilayah ini.Dari sisi internal, mayoritas jurnalis di Yogyakarta mempunyai bargaining position yang rendah. Dari puluhan media massa di kota gudeg ini, baru ada satu serikat pekerja pers. Otomatis mereka rentan menghadapi berbagai persoalan ketenagakerjaan.Dari sisi eksternal, boleh dikatakan kualitas kebebasan pers di Yogyakarta kian memburuk dalam beberapa bulan terakhir ini. AJI Yogyakarta mencatat hingga Mei 2010 sudah ada 12 kasus kekerasan (dengan berbagai bentuk) terhadap jurnalis. TujuanDengan kondisi seperti diuraikan di atas, kiranya perlu membekali para jurnalis di Yogyakarta dengan pengetahuan dan ketrampilan untuk menghadapi berbagai persoalan yang mereka hadapi baik itu soal ketenagakerjaan di perusahaan media massa dimana mereka bekerja atau ketika mereka mengalami kekerasan atau hambatan baik di tingkatan regulasi atau saat mereka bekerja di lapangan.Pengetahuan dan
  • 8. ketrampilan ini akan diberikan oleh para ahlinya kepada para jurnalis di Indonesia melalui suatu workshop, yaitu workshop advokasi untuk para jurnalis. Dengan workshop ini, diharapkan para jurnalis minimal dapat mengetahui langkah-langkah untuk mengadvokasi dirinya sendiri baik secara individual maupun secara kolektif.Selain Yogyakarta, peserta workshop advokasi untuk jurnalis, jika dimungkinkan akan mengundang peserta (bila kuota kursi masih ada) dari Surakarta dan Semarang. Kegiatan yang diselenggarakan di Disaster Oasis Jl. Kaliurang Km 21.5 Hargobinangun Pakem Sleman Yogyakarta ini menghadirkan narasumber Atmakusumah Astraatmadja (Pelanggaran kode etik jurnalistik dan dekriminalisasi pers di Indonesia), Abdullah Alamudi (Peran dan fungsi dari jurnalis dalam sistem demokrasi beserta dengan jaminan perlindungan hukumnya), Hendrayana, SH (LBH Pers) dengan tema Kekerasan terhadap jurnalis dan bagaimana langkah-langkah untuk melakukan advokasi, AJI Yogyakarta (Simulasi bagaimana jika jurnalis dipanggil kepolisian untuk menjadi saksi ), Angger Jati Wijaya (Berbagai UU yang berpotensi menjerat jurnalis dan bagaimana mengatasinya ) dan Jurnalis dan berbagai persoalan ketenagakerjaan : bagaimana menyelesaikannya dan mengupayakan peingkatan bargaining position jurnalis thd perusahaan media - Sholeh Ali, SH (LBH Pers) 9. 15 Undangan Dialog Publik tentang Cuo Vadis Revisi UU Penyiaran, 15 Juni 2010. UU Penyiaran No. 32 Tahun 2002 wajib dan harus direvisi untuk memnuhi kaidah yang lebih baik. Komitmen dan ketidakjelasan aturan pasal yang memuat aturan multi tafsir yang beragam. Legalitas dan Ilegal lembaga penyiaran menjadi momok bagi setiap media yang lahir sebelum adanya UU Penyiaran. Komisi Penyiaran Indonesia sebagai lembaga Independent yang dibentuk atas representasi publik masyarakat harus bisa bermain di dua kaki. State atau negara harus bisa melindungi warganya atas tayangan yang tidak mendidik. Penelitian BIN mengatakan bahwa keberadaan media elektronik sperti televisi telah menurunkan rasa nasionalisme, rasa bangga sebagai warga negara Indonesia telah luntur. Tiga pilar yang harus bertanggungjawab adalah Negara/State kemudian Pasar/Market dan Civil Society/ Masyarakat Sipil merupakan elemen yang harus saling melengkapi. Peran dan wewenang KPI/KPID harus di berikan ruang yang lebih tidak hanya sekedar mengatur konten/isi tapi mengelola regulasi. Banyak aturan dalam UU yang termuat dalam pasal dan aturan lainnya yang tidak konsisten, misalnya pasal yang mengatakan harus dan wajib tetapi tidak ada sangsi yang tegas sedang pasal yang tidak ada kewajiban malah ada sangsinya. Paling tidak terdapat 3 alasan kuat lahirnya UU Penyiaran di Indonesia yaitu pertama tuntutan demokratisasi penyiaran dan atau dijaminnya kemerdekaan menyampaikan pendapat dan memperoleh informasi melalui penyiaran di Indonesia, kedua sebagai suatu jawaban atas dinamika history yang spesifik yaitu penempatan sistem penyiaran sebelumnya pada konfigurasi khas pelayanan kekuasaan represif yang tunduk pada keinginan penguasa atau pemerintah, ketiga adalah bentuk respon terhadap liberalisasi ekonomi yang telah merubah struktur pasar dan pertumbuhan pesat industri media penyiaran di Indonesia. Pabila di kaji secara mendalam, bahwa muatan materi hukum atau kaidah-kaidah hukum di dalamnya menggambarkan kerangka akuntabilitas media dengan dua type peradaban yaitu type of rules yang berdimensi rule centred yaitu orientasi pengaturan sistem penyiaran
  • 9. dengan memusatkan pada peraturan-perturan perundang-undangan, prosedur yang benar, yuridiksi dan kewenangan yang tegas sedang kedua adalah type legal realism yaitu pengaturan sistem penyiaran yang berdimensi moralitas public responsibility misalnya SP3SPS. Agenda arah perubahan UU Penyiaran harus disikapi oleh KPI secara rasional, disamping berdiri di atas tiga pilar stakeholder yaitu pemerintah, industri penyiaran dan masyarakat tentunya harus mampu merespon perkembangan posisi KPI kedepan dan perkembangan teknologi serta dampaknya. Diharapkan mampu memberikan kepastian arah (directionality) sistem penyiaran serta tidak melemahklan eksitensi maupun peran KPI, justru lebih lugas menformulasikan posisi KPI pertama adalah sebagai lembaga yang moralitasnya di ukur dari integritasnya terhadap pelaksanaan, penegakan terhadap UU penyiaran, kedua berperan untuk mencapai persetujuan kompetensi kognitif bagi lembaga penyiaran dalam kerangka memelihara kualitas dirinya sendiri sebagai penyelenggara penyiaran (self preserving consent), yang ketiga mengedepankan pada upaya mendorong pemahaman lembaga penyiaran hubungan dengan kepentingan publik, jeempat adalah fokus pada penerapan perspektif perkembangan (developmen) melalui kajian, penelitian, peningkatan SDM penyiaran yang bekerjasama dengan civil society. Revisi ini lebih memiliki makna atau arti tentang peninjauan kembali atau pemeriksaan ulang untuk perbaikan yang ertinya bukan membuat baru sama sekali namun hanya mengganti, mengyurangi atau menambah untuk menyempurnakan pasal- pasal atau ketentuan/aturan/policy yang ada. Mengapa di revisi? UU penyiaran ini banyak gugatan dalam peraturan pelaksanaannya disamping kompleksitas dalam implementasinya. DPR RI sebagai imisiator (RUU Inisiatif) selain peluang yang diberikan UU Penyiaran dalam isinya yang boleh melakukan perubahan. Stakeholder penyiaran sebagai mitra pemerintah, industri, masyarakat dan KPI. Prolegnas DPR RI tahun 2010 (sisa waktu 6 bulan). Gagasan subtansi revisi disempurnakan seperti Perizinan Penyiaran, kewenangan KPI, Struktur KPI, Modal awal, saham dan Laba LPS serta sanksi. Penambahan usulan adalah digitalisasi dan lembaga rating yang memiliki kewenangan adalah KPI bukan pihak swasta atau asing. Membicarakan UU penyiaran sebagai sebuah diskursus kebijakan media mempresentasikan kerumitan isu media yang sangat kompleks. UU ini menunjukkan betapa kompleksnya isu kebijakan media di negara yang sedang mencari formulasi terbaik dalam setting transformasi sosial dan politik yang begitu dinamis. Kelahiran UU Penyiaran diwarnai suasana hiruk pikuk dengan konatelasi aktor yang sangat beragam jika dilihat dari kepentingan ekonomi ataupun politiknya. Latar belakang konteks politik indonesia yang sangat dinamis dalam kurun waktu pasca transformasi 1998 hingga konsolidasi dan rekonsiliasi poltik aktor-aktor yang terlibat di dalamnya hingga 10 tahun setelah reformasi. Isi materi UU Penyiaran juga tidak bernasib lebih baik dibandingkan UU yang lainnya. UU ini juga di tinjau, dianalisi hingga digugat pada isi materinya dari berbagai aspek (perspektif makro khususnya mengenai kekuatannya dan merepresentasikan nilai-nilai sistem penyiaran demokrasi ataupun perspektif mikro diragukan kemampuannya menjawab tantangan yang lebih empiris hingga dianggap tidak menawarkan solusi yang berarti. Acara dialog publik yang diselenggarakan olek KPID DIY bertempat dia aula dishubkominfo plasa informasi jl. Brigjend katamso komplek thr yogyakarta
  • 10. dengan 3 narasumber yaitu Mochammad Riyanto (KPI Pusat), Gilang Raharja (Sekretaris Eksekutif MNC) dan DR. Hermin Indah Wahyuni (Dosen Komunikasi Fisipol UGM) dengan moderator Tri Suparyanto (KPID DIY). Acara ini juga di hadiri Dadang S Rahmat Ketua KPI Pusat dan juga praktisi media elektronik baik radio dan televisi juga tokoh masyarakat dan elemen lainnya yang peduli dengan penyiaran. 10. 19 Radio Adhika Swara FM meregistrasi diri, 19 Juni 2010. Kemunculan radio Adhika Swara FM menjadi penyemangat bagi warga komunitas di Dusun Tobayan Tirtosari Kretek Bantul. Inisiatif dari pendiri Adi Susanto untuk bergabung dan menjadi anggota JRKY menjadi nilai plus tersendiri. Kesadaran berorganisasi menjadi tolak ukur akan pentingnya sebuah wadah. JRKY menyambut gembira atas bergabungnya Radio Komunitas Adhika Swara FM. Persyaratan seperti FC Akte Badan Hukum, Profil Radio dan Surat Pernyataan telah di penuhi. Nomer Induk Anggota (NIA) Radio Adhika Swara adalah 025.8.06.2010 tertanggal 19 juni 2010. Sebagai radio baru, Adhika Swara yang muncul di 107.7 Mhz atau kanal 202 ini di harapkan segara mengajukan permohonan izin ke KPID DIY. Berkas persyaratan permohonan izin telah cukup dan tinggal melengkapi beberapa kekurangan saja. Dalam program kedepan, anggota JRKY akan dilibatkan setiap kegiatan dan segala informasi akan diberitahukan baik lewat dan atau SMS, email, web maupun persurat. 11. 21 Undangan Seminar Kearifan Lokal dari perspektif Yuridis, 21 Juni 2010. Nilai sosial yang dimiliki oleh masyarakat atau sekelompok marga sebagai aturan yang tidak di tuangkan dalam peraturan yuridis formal sebagai pedoman penyelesaian masalah di lingkungannya di pandang sebagai kearifan lokal. Setiap daerah atau wialayah di Indonesia memiliki kearifan yang dituangkan dalam bentuk simbol atau perlambang, tulisan maupun kesepakatan yang telah di ketahui oleh lingkungannya. Pranata sosail ini telah menjadi dasar hukum yang tidak tertulis dan telah di ketahui sebagai hukum adat. Penghormatan terhadap kearifan lokal sebagai bentuk menjunjung nilai luhur pranata sosial di masyarakat. Banyak masalah di masyarakat yang tidak bisa diselesaikan secara hukum yuridis formil seperti dalam KUHP namun disepakti secara hukum adat atau kearifan masyarakat. Secara sosiologis, hukum adat menjadi dasar bentukan terumuskannya hukum formil saat ini, sehingga UU yang di berlakukan harus bisa mengadopsi atau tidak bertentangan dengan hukum aat yang berlaku di masyarakat. Kemajuan masyarakat bernegara yang terumuskan dalam hukum formil dalam menyelesaikan setiap masalah harus terlengkapi syarat materiil sebagai bagian dari bukti pertanggungjawaban perbuatan yang akan berakhir pada bentuk hukuman atau pidana. Kesepakatan masyarakat belum tentu menjadi kearifan lokal dikarenakan banyak hal dan faktor yang tidak mendukung karena aspek formil yang bertentangan dengan hukum formil yang berlaku misalnya pemotongan dana rekontruksi untuk kepentingan pribadi dan kelompok tertentu saja. Seminar yang menghadirkan narasumber Prof. DR. Dra. Endang Sumiarsih, SH (Sosiolog UGM), DR. Markus,SH, Mhum (Pakar Ilmu Hukum UAJY) dengan moderator Redaktur KR Drs. Octo Lampito dengan keynote speaker Sri Sultan HB X yang tidak jadi hadir dengan peserta perangkat desa, aktivis, akademisi dan masyarakat umum bertempat di Rumah Budaya Tembi Timbulharjo Sewon Bantul.
  • 11. 12. 22 Talkshow kampanye Penanggulangan HIV/AID di SWARAKOTA FM, 22 Juni 2010. Orang Dengan HIV/AIDS jangan dijauhi, secara mental akan menimbulkan efek sosial yang tidak baik bagi perkembangan psikis dan mental penderita. Masyarakat harus bisa mendukung secara moral maupun sosial. Virus HIV yang menyerang daya kekebalan tubuh seseorang dapat menular dan rentan bagi pecandu narkoba yang selalu memakai jarum suntik atau pasangan yang tidak setia. Kecenderungan penderita HIV/AIDS di DIY semakin meningkat, data dari Dinas Kesehatan DIY sampai tahun 2010 ini telah mencapai 1183 kasus. Penyakit yang sampai saat ini belum ada obatnya hanya bisa dicegah bila kita melakukan pengecekan darah. Pengecekan darah dapat dilakuakn di Rumah sakit seperti sarjito, Bethesda, Panti Rapih, PKU Muhammadiyah Kota, Puskesmas UH I atau rumah sakit yang telah membuka pelayanan VCT. Masyarakat harus bertindak proaktiv terhadap penularan HIV/AIDS di lingkungannya. Masalah ini harus dilakukan secara bersama semua unsur untuk mencegah menularnya virus yang menghantam fungsi kekebalan tubuh.Menjaga iman dan kebersihan, serta melakukan hubungan sex sehat adalah bagian dari upaya pencegahan penanggulangan virus HIV/AIDS. Acara yang di kemas dalam bincang warga menghadirkan narasumber dari Dinas kesehatan Bantul Bapak H. Jumali, KPA Kabupaten Bantul Mbak Endah Wahyu Ratnaningsih dan Ketua JRKY Mas Dimar Mardiyono dengan presenter Bung Totok Praminto. Talkshow dengan mengambil tema menghadapi ODHA ini di mulai tepat pukul 19.00 selama 1 jam. Kegiatan akan berlangsung selama 6 bulan di 24 radio komunitas anggota JRKY. Untuk melihat agenda kegiatan talkshow bisa membuka di web JRKY: www.jrky.org . B. Kegiatan Bulan Juli 2010 No. Tgl Diskripsi Kegiatan 1. 1 Talskshow Penanggulangan HIV/AIDS di Radio KOMPAK FM, 1 Juli 2010. Penyebaran HIV/AIDS di kalangan anak muda saat ini sangat rentan. Dengan penggunaan jarum suntik narkoba dan penyelewengan sex bebas dan gaya hidup hedonis menjadi awal dari penularan virus HIV. Gaya hidup remaja masa kini yang jauh dari pendidikan agama akan lebih mudah teserang virus HIV. Kebiasaan buruk seperti sex bebas dan berganti pasangan, penggunaan jarum suntik untuk narkoba menjadi awal terjangkitnya virus HIV. 4 media penularan seperti darah, air mani, cairan vagina dan air susu ibu yang telah terindikasi HIV menjadi faktor utama.Acara yang di pandu oleh Andi “Kendil” sebagai presenter dari KOMPAK FM dengan 3 narasumber yaitu Mas Moa (KPA Kota), Andre (Tokoh Pemuda) dan Mardi (JRKY). Penanggulangan HIV/AIDS ini harus di lakukan secara konsisten dan komitmen oleh pemerintah. Di negara yang telah berhasil melakukan penekanan penyebaran virus HIV adalah dengan melakukan sosialisasi secara masif dan menemukan penderita yang terindikasi HIV yang selanjutnya secara sadar dan atas kemauan sendiri untuk memeriksakan darah. Pelayanan yang mudah dan sangat rahasia menjadi upaya untuk mereka yang terkena HIV untuk tidak terasingkan dari sosial masyarakat di sekitarnya. KPA DIY melalui KPA Kota Yogyakarta,
  • 12. tokoh masyarakat dan JRKY melakukan kampanye penanggulangan HIV/AIDS di akar rumput melalui radio komunitas. Acara seperti ini menjadi sangat penting dan berarti bila partisipasi keterlibatan masyarakat aktiv. JRKY sebagai wadah radio komunitas di DIY memandang perlu adanya sosialisasi untuk masyarakat di komunitas tertentu. Upaya dan usaha NGO yang bergerak di ranah HIV/AIDS seperti KPA harus berkelanjutan dan terprogram agar sasaran penanggulangan HIV/AIDS terlokalisir. Keterlibatan masyarakat dan semua stakeholder harus bersatu untuk melawan virus HIV/ AIDS. Masyarakat paling bawah seperti komunitas harus mulai disadarkan akan bahaya HIV/AIDS. Pengetahuan yang terbatas serta ketidaktahuan akan tanda-tanda dan perilaku yang menyimpang menjadi awal terjangkitnya virus ini. Radio komunitas sebagai media pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting dalam penyebaran informasi penanggulangan HIV/AIDS di akar rumput. Acara yang akan terselenggara selama 6 (enam) bulan sejak Juni sampai Desember 2010 atas kerjasama KPA DIY bersama JRKY ini telah memasuki bulan ke dua. Di Juli 2010 ini ada 4 radio komunitas sebagai tempat penyelenggaraan talkshow yaitu KOMPAK FM, SADEWO FM, RADDEKA FM dan MURAKABI.. 2. 5 Undangan Dialog Seni, 5 Juli 2010. Bertempat di ruang Seminar Taman Budaya Yogyakarta (TBY) diselenggarakan dialog seni FKY dengan tema ”Penghargaan terhadap Kesenian menuju aras berkeadilan”. FKY kedepan harus bisa memberikan roh tentang kejogjaan yang sebenarnya. Sudah 22 tahun usia FKY namun belum bisa mengangkat roh seni jogja seperti saat FKY pertama di lakukan. Ada semacam kejenuhan dalam setiap even FKY. Dibandingkan dengan kegiatan semacam seperti di Belanda seperti Tong- Tong Festival yang dilakukan oleh Indo peranakan di negeri kincir angin ini, nuansa rasa kerinduan atas kampung halaman yang telah disulap menjadi industri pariwisata yang telah menyedot perhatian para pengunjung baik dalam maupun luar negeri. FKY yang merupakan bagian agenda kegiatan budaya yang m4rd1y0n0besar. Keterlibatan masyarakat dalam event FKY harus mempunyai makna. Gerakan apresiasi kesenian melalui jalur pendidikan atau lebih spesifik ke arah kebudayaan harus menjadi point penting dalam menggali seni di masyarakat. Saran promosi seperti media cetak dan elektronik juga media luar ruang seperti baliho dan spanduk dan lain sebagianya harus menjadi ajang promosi yang bisa mengangkat harkat FKY.Membua gerakan t masyarakat yang mencintai FKY secara ekonomi dan seni akan lebih bergerak dan memiliki nilai yang lebih. FKY saat ini di danai oleh pemerintah daerah melalui APBD adalah sebuah kewajaran namun dalam target yang ingin di raihnya harus jelas dan bisa mengangkat nilai seni itu sendiri. Parameter seperti apa yang bisa mengukur FKY diakatakan sukses dan berhasil. Melihat potensi ekonomi pasar saaat ini, apakah FKY masih bisa di harapkan bisa mempertemukan buyer/wisatawan luar negeri untuk bertransaksi secara langsung dengan seni dan pengusaha kerajinan. Gerakan berkelanjutan namun tidak ada pengigkatan yang real/nyata menjadi tantangan bagi panitia selanjutnya. Pemberian panggung gratis pun belum bisa menyedot penonton maupun animo masyarakat untuk melihatnya. Sudah ada pergeseran cara memandang FKY dibanding 22 tahun yang lalu. Dinamika ini harus disikapi secara arif dan bijak oleh pemangku kebijakan dan pemerintah. Mengangkat seni ditengah keadaan ekonomi masyarakat yang masih bergelut dengan ekonomi yang tidak sehat
  • 13. berakibat pada ketidakpedulian masyarakat terhadap perkembangan seni. Keterlibatan industri secara intens dan pengemasan secara profesional menjadi keharusan bagi pegiat FKY untuk mengangkat harkat dan martabat FKY pada parameter yang diharapkan. Disis lain menurut Sumaryono mendengar FKY seperti orang ”glege`-en”(jawa) seperti orang mau muntah karena neg dalam bayangannya. Penilaiannya FKY dalam kurun waktu 2-3 tahun ini mengalami penurunan kwalitas dan kwantitas. Periode 2001/2002 saat beliau jadi ketua FKY telah mengalami pertarungan antara Birokrat dan Seniman. Tidak ada hubuingan yang harmonis dan rasa curiga yang sangat besar menjadi pangkal persoalan sampai sekarang ini. Cara kerja masing- masing dan cara pandang yang berbeda menjadi masalah. Ketidakpercayaan dari birokrat dan kurang transparan dari seniman karena tidak mampu membuat laporan yang baik sesuai SOP menjadi kendala dan kecurigaan sampai saat ini.Narasumber yang dihadirkan adalah DR GR Leno Simatupang,MA. Prof. Drs. T Bramantyo PS, Med, PhD. Drs. Sumaryono, MA. Drs. Bambang Wisnu,SH. Mhum. 3. 8 Alamat Sementara Rakom Suara Malioboro, 8 Juli 2010. Ibnu Sumarno selaku kontak person radio memberitahukan perubahan alamat kantor dan studio Suara Malioboro. Melalui pesan singkat SMS, alamat Suara Malioboro saat ini di Jalan Hayam Wuruk, Juminahan Dn 2/1118 Danunegaran Yogyakarta. Menempati rumah pribadi saudara Ibnu Sumarno sebelum nantinya akan bernegosiasi dengan pihak kalurahan untuk mendapatkan ruang siaran sebagai aktivitas kegiatan radio. Rencana di Jalan Pajeksan Sosrowijayan Yogyakarta untuk saat ini tidak jadi. Pemberitahuan ini untuk memudahkan dalam penyampaian informasi baik melaui via surat maupun elektronik. Diharapkan agar radio Suara Malioboro segera mendapat tempat siaran yang bisa melayani komunitas yang selama ini sebagai sasarannya. Secara sosial ekonomi dan psikologi akan mempengaruhi karakter dan gaya sajian siaran. Dukungan warga komunitas akan sedikit mengalami pergeseran dan perubahan sasaran. Pengiriman profil Suara Malioboro telah dilakukan pada Minggu (11/7) dan sudah di tampilkan di web JRKY. 4. 9 Kunjungan Radio Komunitas Timor Leste, 9 Juli 2010. Sejumlah tokoh radio komunitas dari Timor Leste melakukan studi banding dan bersilaturahmi ke beberapa radio komunitas anggota JRKY. Radio Karisma FM (5/7) di Kradenan Banyuraden Gamping Sleman. Radio Swarakota FM (9/7) di Tirtonirmolo Kasihan Bantul . Radio MURAKABI FM (9/7) di Hargowilis Kokap Kulon Progo. BBM FM (10/7) di Minomartani Ngaglik Sleman .RADEKKA FM (10/7) di Semoyo Patuk Gunung Kidul. Kunjungan ini untuk melihat secara dekat perkembangan radio komunitas di DIY dan bagaimana radio komunitas bisa bertahan untuk tetap menjaga rutinitas siaran. Sumberdaya manusia dan modal yang terbatas selalu menjadi permasalahan radio komunitas yang hingga sampai saat ini belum teratasi. Diskusi yang di awali dengan sejarah berdirinya radio komunitas. Partisipasi warga komunitas terhadap keberadaan radio komunitas. Bagaimana menyusun program acara unggulan serta menjaga rutinitas dan membuat karakter radio dengan memunculkan loyalitas dan komitmen bagi pegiat radio komunitas. Melihat sejarah berdirinya radio komunitas tentunya tidak bisa melihat hanya sepotong. Sejarah masyarakat sekitar dan dinamika perkembangan menjadi dasar tumbuhkembangnya sebuah kemajuan suatu
  • 14. ientitas komunitas untuk menentukan sebuah pilihan. Tidak bisa dipukul rata namun sekelompok komunitas memiliki kecenderungan bergerak bersama untuk memunculkan identitasnya sebagai ciri khas. Media menjadi salah satu pilihan sebagai sarana sebagai wujud pengejawantahan bentuk yang nyata seperti buletin, mading, radio komunitas, TV komunitas, koran kampung dll. Kunjungan yang di fasilitasi oleh USC Satunama dengan di komandani oleh Mbak nurul juga menghadirkan radio komunitas RAG sebagai peserta ajangsana. Diskusi yang berlangsung selama 2 jam penuh diharapkan bisa mengambil manfaat dalam penerapannya di daerah masing-masing. 5. 9 Talkshow Penanggulangan HIV/AIDS di Radio SADEWO FM, 9 Juli 2010. Pergaulan bebas remaja saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Sex bebas, penggunaan jarum suntik narkoba merupakan media berjangkitnya penyebaran virus HIV. Virus yang menerjang imun ketahanan tubuh manusia ini hingga sekarang belum ada obatnya. Cara penanggulangan yang efektiv adalah menjaga iman dan taqwa kepada Tuhan serta pola hidup sehat. Remaja sangat identik dengan kreativitas. Masa muda adalah masa pertumbuhan untuk mengembangkan potensi diri, salah pergaulan menjadi petaka selamnya. Penggunaan jarum suntik narkoba telah menjangkiti kaum muda. Hidup enak dan berfoya-foya menjadi jalan pintas. Komunikasi orang tua dengan anak dan mengetahui siapa teman mainnya menjadi salah satu fungsi pengawasan keluarga. Orang tua harus tahu siapa temannya dan jadwal kegiatan anaknya yang mulai dewasa. Kontrol keluarga dapat sebagai upaya dari penanggulangan penyebaran HIV/AIDS. Kesibukan orang tua dan jarangnya berkomunikasi serta hilangnya kasih sayang di rumah menjadikan anak mencari rasa itu di luar. Namun demikian tidak semata keluarga yang harmonis aman dari pengaruh tersebut. Kasus penyebaran virus HIV/AIDS di DIY hingga tahun 2010 ini telah mencapai 1183 kasus. DIY menduduki peringkat ke 11 secara nasional dalam penyebaran virus HIV/AIDS. Program penanggulangan penyebaran HIV/AIDS di akar rumput menjadi sangat penting dan bermakna manakala masyarakat sadar akan pentingnya pemeriksaaan cek darah. Cara ini menjadi lebih terwujud bial pemerintah memfasilitasi pemeriksaaan darah di dusun-dusun yang membutuhkannya. JRKY sebagai wadah radio komunitas di DIY bersama KPA DIY dan KPA Kabupaten/kota melalukan roadshow penanggulangan HIV/AIDS di masyarakat akar rumput. Kegiatan ini akan berlangsung sampai Desember 2010. Tema yang diambil sesuai jadwal yang telah diitetapkan di masing- masing radio komunitas. Kegiatan yang ke 5 ini berlangsung di radio Sadewo FM yang beralamat di Jl. Pogo Purworejo Wonolelo Pleret Bantul. Talkshow kali ini menghadirkan narasumber Mbak Devi Widasari ( PKBI DIY) dan Ketua JRKY sedang Mas Misbah sebagai presenter. Acara berlangsung dari pukul 16.05 sampai 17.10 Wib ini berjalan lancar serta banyak mendapat respon dari pendengar malalui SMS. 6. 10 Pertemuan Radio Komunitas di Radio Agricia FM, 10 Juli 2010. Menindaklanjuti perkembangan eksternal yang semakin dinamis maka diperlukan perhatian secara kolektif untuk mengawal sebuah perubahan. Radio Komunitas yang saat ini tumbuh dan berkembang dengan sejarahnya masing-masing namun dalam UU Penyiaran harus mematuhi secara legal formal. Dalam menjaring aspirasi radio komunitas anggota JRKY dalam menyuarakan pendapat dan gagasannya, maka pertemuan kali mengagendakan pendataan perkembangan radio komunitas ke depan serta
  • 15. menyikapi pemilihan anggota komisioner KPID DIY 2010-2013. JRKY sebagai wadah radio komunitas berharap momen seperti ini menjadi pendidikan kedewasaan radio komunitas dalam partisipasinya mengawal proses penjaringan anggota komisioner KPID yang lebih kredibel, akuntabel, profesionalitas dan ngayomi lembaga penyiaran khususnya komunitas. Jaring aspirasi radio komunitas mengerucut dengan dibentuknya tim 7 sebagai wujud perwakilan radio komunitas untuk menyuarakan kepada panitia ad hock maupun dengan stakeholder lainnya. Tugas dan kewenangan tim 7 akan ditentukan berikutnya. 17 Radio komunitas hadir dalam pertemuan itu dan sepakat untuk bisa mengawal proses penjaringan anggota komisioner KPID DIY periode 2010-2013. 7. 12 Diskusi tim 7 JRKY dengan Panitia Adhoc di RM Ayam Ungkep Resto, 12 Juli 2010. Pemilihan anggota komisioner KPID DIY periode 2010-2013 di pandang perlu untuk memilih personil yang memiliki komitmen dan tahu regulasi UU Penyiaran dan mampu membuat terobosan kebijakan. Inovasi anggota komisioner dalam memandang persolan perizinan lembaga penyiaran harus lebih arif dan bijak dalam memutuskan pemberian izin. Fenomena perizinan lembaga penyiaran komersial dan komunitas harus diurai dan lihat berbeda. Diskusi kali ini menghadirkan Ketua Panitia Adhoc Budi Wahyuni untuk mendapat masukan dari pegiat radio komunitas melalui Jaringan Radio KomunitasYogyakarta. Pertanyaan meluncur apakah komisioner KPID saat sudah memenuhi azab keadilan bagi radio komunitas? Mukhotib MD (dir. PKBI) memandang perlu adanya arah kebijakan KPID dalam berpihak. KPID yang kuat dalam memposisikan sebagai lembaga yang tidak hanya mengurusi perizinan namun juga membina dan mengadvokasi permasalahan secara kongkrit. Pembinaan radio komunitas harus dilakukan sebagai bagian dari pencerdasan masyarakat sipil. Budi Hermanto melihat bahwa saat ini KPID DIY sangat terpaku pada regulasi formal dan belum bisa melihat secara nyata persolan radio komunitas. Mardi (ketua JRKY) melihat hal tersebut sebagai bagian dari kurangnya inovasi komisioner KPID dalam membuat kebijakan dan tidak ada satu suara dalam tubuh komisioner atau ada faksi di internal KPID. KPID seharusnya tidak hanya sebagai lembagai formal yang urusannya hanya perizinan baku namun harus bisa melihat kondisi riil di lembaga penyiaran dan memodivikasi perizinan dengan cara mengklasifikasikan/ kelas yang harus di petahi dengan pemberian status radio dan masa berlaku serta untuk pendekatan dengan stake holder. Kehadiran Ketua Panitia Adhoc Budi Wahyuni yang di dampingi oleh Mukhotib MD (Dir. PKBI DIY) dan Budi Hermanto (CRI) sdangkan tim 7 JRKY yang hadir adalah Agus Sutata (Murakabi), Sri Kuncoro (BBM), Fidarini Devi W (Agricia), Marjudin (Sadewo), Wahyudi Astanto (Swara Godean) dan Mardi (Ketua JRKY). 8. 13 Diskusi bincang radio komunitas, di rumah pohon, 13 Juli 2010. Radio komunitas sebagai media.... 9. 17 Pertemuan tindaklanjut tim 7 dengan panitia adhock di Agricia FM, 17 Juli 2010. Radio komunitas harus di perdayakan. Sebagai media pencerdasan masyarakat akar rumput maka peran dan fungsi radio komunitas sangat penting dalam penyampaian informasi maupun hiburan. JRKY sebagai wadah radio komunitas memandang penting dalam pemilihan komisioner KPID DIY periode 2010-2013. Anggota komisioner sebagai
  • 16. regulator dan pelaksana regulasi harus lebih peduli dan punya komitmen terhadap keberdayaan radio komunitas. Pertemuan kali ini lebih menyoroti hasil pertemuan dengan Mbak Budi Wahyuni (ketua Panitia Ad hock) di rumah makan ungkep yang di hadiri oleh tim 7 bersama Mukhotib MD dan Budi Hermanto. Agus sutata jubir tim 7 menjelaskan bahwa hasil pertemuan malam itu lebih mengeksplorasi peran KPID DIY dalam perannya dalam membina radio komunitas. Proses perizinan radio komunitas yang sampai saat ini masih belum familier terhadap kebangkitan untuk tumbuh dan berkembang karena sulitnya syarat regulasi serta lamanya mendapatkan IPP. Selain itu KPID belum mempunyai inovasi dalam memandang regulasi sebagai ketentuan yang sangat kaku. Upaya ini harus terus didorong untuk bisa menafsirkan regulasi yang lebih nyata sebagai upaya pemberdayaan masyarakat sipil dalam memperoleh pengakuan secara legal formal. Kehadiran 17 perwakilan radio komunitas sebagai wujud kepedulian terhadp proses penjaringan anggota komisioner KPID DIY. Bebebrapa catatan yang muncul diantaranya : a. Proses pemilihan panitia adhock yang tidak melibatkan radio komunitas di pandang sebagai kekalahan . b. Panitia khusus pemilihan panitia ad hock yang di pilih tidak melibatkan pleno anggota KPID DIY atau sepihak. c. Nama-nama yang disodorkan panitia khusus di indikasikan ada titipan dari incumbent untuk memuluskan pencalonan kembali. d. Anggota komisioner KPID DIY yang telah terpecah menjadi 2 (dua) kubu yang berlawanan. e. KPID DIY periode 2007-2010 lebih berpihak pada lembaga penyiaran swasta atau industri yang ada uangnya. f. Lembaga penyiaran komunitas hanya sebagai stempel pelengkap dalam setiap kegiatan KPID DIY. g. Sifat kepura-puraan anggota KPID DIY yang berpihak kepada lembaga penyiaran komunitas hanya untuk memanipulasi kegiatan selama ini. h. Tidak ada upaya dari KPID DIY untuk mendobrak dalam pengurusan izin bagi radio komunitas yang telah sampai tahap FRB dan tidak ada tindaklanjut untuk menginformasikan perkembangan proses tersebut. i. Kegiatan yang mengatasnamakan radio komunitas tidak pernah tuntas dan selalu mengambang sperti : Pelaksanaan pelatihan untuk radio komunitas yang di rancang 3 hari di pangkas menjadi setengah hari. Talkshow yang di rancang untuk 6 radio komunitas hanya terlaksana 3 dan tidak ada kontribusi untuk radio komunitas. Kegiatan warkshop dan pertemuan yang tidak pernah transparan, radio
  • 17. komunitas hanya sebagai stempel kegiatan. Pertemuan kali ini lebih menitikberatkan persiapan tim 7 JRKY dalam mengawal proses pemilihan anggota komisioner KPID DIY. Dalam diskusi yang terbagio dalam 3 komisi ini terbentuk beberapa keputusan: a. Tim 7 akan mengawal jadwal proses pemilihan komisioner KPID DIY. b. JRKY bersama tim 7 akan melakukan sharing dengan panitia adhock bersama radio komunitas lainnya. c. Tim 7 melakukan list peta permasalahan d. Tim 7 membuat kriteria calon anggota komisioner KPID DIY 2010-2013 e. JRKY mengundang pantia adhock untuk sharing bersama radio komunitas. f. Jadwal audensi dengan Komisi A DPRD DIY g. Membuat presrelese di media sebagai shock terapi. 10. 20 Talkshow Penanggulangan HIV/AIDS di Radio MURAKABI FM, 20 Juli 2010. Penyebaran virus HIV/AIDS di kabupaten Kulon Progo sampai tahun 2010 ada 49 kasus. Pencegahan peenyebaran virus HIV/AIDS perlu dilakukan oleh semua elemen masyarakat mengingat kasus ini seperti puncak gunung es dimana yang diketahui lebih sedikit dari kasus sebenarnya. Kabupaten Kulon progo melalui dinas kesehatan bersama sekretariat KPA Kabupaten akan melakukan sosialisasi penanggulangan HIV/AIDS di masyarakat baik melalui media cetak maupun elektronik. Arief Musthofa (Dinkes KP) mengatakan bahwa kegiatan talkshow di Radio Komunitas sangat efektiv dalam sosialisasi penanggulangan HIV/AIDS di masyarakat. Upaya pencegahan ini menjadi sangat penting manakala kesadaran masyarakat belum terbangun dan pola penyebaran yang saat ini terjadi melalui 3 media utama yaitu darah, alat kelamin dan ASI. Bagaimana kalau ada saudara atau keluarga kita terindikasi HIV/AIDS? Bagaimana upaya pencegahan dan rujukan kemana yang bisa rekomendasikan. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) harus kita dukung mental sosialnya dan jangan di kucilkan. Setiap individu bisa terkena virus HIV. HIV/AIDS tidak menular melalui gigitan nyamuk, tinggal satu rumah dan menggunakan alat bersama, bersalaman atau bersinggungan atau menggunakan kamar mandi bersama juga berciuman. Orang yang terindikasi HIV/AIDS belum menampakkan ciri- ciri, seperti orang kebanyakan karena baru di pastikan terkena setelah melakukan cek darah di labolaturium khusus atau VCT. Banyak rumah sakit di DIY telah membentuk klinik VCT sperti RSUP Sarjito di poliklinik Edelwis. RS Panti rapih poliklinik 105. RS Bethesda di poliklinik CD Beyhesda. RS PKU Kota di klinik Gempita. Masyarakat bisa memeriksakan dengan gratis. Ciri-ciri orang yang terkena HIV/AIDS seperti diare tidak sembuh, berat badan turun 10% setiap bulan, batuk yang tidak pernah berhenti serta ada demam tinggi yang tidak pernah turun. Karena yang di serang adalah sistem kekebalan tubuh maka setiap terkena penyakit tidak mudah sembuh dan berlangsung lama. 11. 20 Sharing keperpihakan regulasi terhadap rakom di BBM FM bersama panitia adhock KPID DIY 2010-2013, 20 Juli 2010. 2 tim adhock: Budi
  • 18. Wahyuni dan Sihono HT menghadiri sharing radio komunitas dengan pegiat dan pengelola radio komunitas. Acara berlangsung santai dan serius, beberapa pertanyaan dan pernyataan di lontarkan oleh peserta seperti : • Apakah tim adhock akan bersikap fair dan tidak berpihak? BW menjelaskan bahwa dirinya maupun tim adhock akan bersikap fair dan tidak menerima titipan namun demikian ada beberapa catatan bahwa masukan seperti penting dan perlu. BW berharap ada keterwakilan dari JRKY, siapa yang mau di dukung dan bagaimana kontrak politik harus diperjelas. Pendaftaran mulai tgl.19 Juli s/d 6 Agustus 2010 untuk penjaringan calon anggota KPID 2010/2013. Bisa di akses di www.kpid-diy.com. Formulir bisa di download dan ambil di secretariat KPID DIY. SMS juga telah dilakukan oleh secretariat dan iklan di media cetak, pemasangan spanduk di tempat strategis. Wujud nyata tidak berpihak kepada radio komunitas dan jaringannya adalah kenapa tidak di iklankan di radio komunitas, kalau KID bisa kenapa KPID tidak bisa? • Tgl.30 Agustus 2010 Team adhock menyerahkan 14 nama calon ke Komisi A DPRD DIY. Memilih nama yang berkopeten dengan penyiaran dan bisa berkomitmen menjaga kepercayaan public sebagai lembaga independent tidak mudah. JRKY meminta calon komisioner yang diajukan setelah uji public nanti adalah nama yang bisa di pegang komitmennya. Saksi dari lembaga penyiaran yang selama ini telah didzolimi oleh oknum komisioner harus di hadirkan di uji public. • Ada indikasi terselubung tim adhock mengkondisikan proses pemilihan anggota komisioner dengan mengamankan incumbent • Masukan dari JRKY menjadi salah satu pertimbangan dalam mencari sosok anggota KPID yang lebih baik. • Di harapkan tim adhoc tidak hanya menerima masukan hanya dari 1 atau 2 anggota komisioner tapi 7 personel harus di korek dan di kroscek permasalahan yang sebenarnya. Team adhock akan melakukan tugasnya secara fair dan tidak memihak kepada salah satu calon. Secara tidak langsung dan agak malu2, referensi team adhock adalah ketua KPID seharusnya semua anggota komisioner menjadi referensi adhoc biar balance. • Apakah dari JRKY ada yang berani mengajukan calon mendobrak untuk hal tersebut di atas. Calon dari JRKY telah disiapkan dan diharapkan bisa membawa perubahan di tubuh KPID dan tetap menjaga komitmen suara civil society • Komisioner KPID mendatang wajib untuk membuat terobosan yang dalam tanda kutip berfikir kreativ dari aturan yang ada. Dicari
  • 19. anggota komisioner KPID yang cerdas dan berfikir visioner serta berani memihak civil society. • Trac record calon komisioner harus di buka. Jangan terkecoh hanya penampilan dan gaya bahasa tapi telah melanggar sumpah jabatan yang di ucapkan hanya untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya. • KPID kedepan harus lebih bertanggung jawab atas berkas yang sudah diajukan oleh Rakom, jangan sampai berkas hilang dan dengan enteng mengatakan kepada rakom, untuk mengganti berkas yang baru. Tertib administrasi perlu ditingkatkan • Mencari sosok anggota komisioner KPID yang konsisten dengan lembaga . Ini masalah perilaku bukan kinerja,kalau bisa berperilaku jujur dan terbuka akan tercipta kinerja yang baik dan memuaskan. Komisioner saat ini berperilaku saling menjelekkan dan tidak terbuka sehingga tidak ada trust di antara mereka • Ada perhatian dari Komisioner terhadap Rakom, sehingga bisa mendorong Rakom untuk semangat mengajukan perijinan.Harapan ini muncul karena selama ini para regulator tidak banyak membantu kegiatan kongkrit radio komunitas. • Bila ada anggaran program untuk Rakom, sangat membantu dalam pendanaan pengajuan perijinan. Share program untuk kegiatan radio komunitas tidak pernah jelas sehingga tidak ada kegiatan kongkrit yang bisa dirasakan oleh radio komunitas. KPID kedepan harus lebih jeli dan paham perilaku kegiatan radio komunitas. • JRKY dengan Komisioner membuat semacam MoU, untuk yang dilakukan tugas mendatang , terutama terhadap Rakom. Kegiatan kongkrit dan nyata akan sangat membantu tumbuh kesadaran lembaga penyiaran komunitas dalam menjalankan semangat UU. • Penggunaan KTP perlu disederhanakan artinya bisa diganti dengan Surat pernyataan dari wilayah setempat. KTP sebagai ketentuan wajib atau sebagai syarat yang mengharuskan bagi lembaga penyiaran komunitas. Kalau bisa disiasati kenapa harus membelenggu lembaga penyiaran komunitas yang sifatnya social dan nirlaba. • Tahapan proses izin harus ditata ulang atau disederhanakan dengan sifat lembaga penyiaran namun tidak mengurangi bobot isi ketentuan yang berlaku. • Banyak kegiatan yang telah dilakukan KPID untuk radio komunitas beserta Jaringannya namun sifatnya tidak menyentuh kegiatan kongkrit radio komunittas. • 12. 22 Koordinasi tim 7 JRKY, philanos 22 Juli 2010. Untuk melaksanakan hasil keputusan bersama, tim 7 melakukan koordinasi sebelum melakukan audensi dengan Komisi A DPRD. Hasil sharing dengan tim adhock KPID dirumuskan dan di rangkum sebagai bahan masukan kepada anggota dewan. 6 personil tim 7 hadir seperti Haribawa, Marjudin, Fidarini,Yudi Astanto, Kuncoro serta Mardi. Sedang Agus sutata absen. Koordinasi ini lebih memfokuskan untuk menyamakan persepsi dan menambah informasi
  • 20. sebelum audensi dengan komisi A DPRD DIY. Acara yang di jadwalkan pukul 19.00 mundur 30 menit dan berakhir pada pukul 21.30 Wib. 13. 28 Pengiriman surat audensi ke Komisi A DPRD DIY. 28 Juli 2010. Menindaklanjuti hasil kordinasi tim 7 JRKY dalam mengawal proses penjaringan anggota KPID DIY 2010/2013, Surat telah dikirim oleh Sekretaris JRKY Haribawa dan diterima oleh sekretariat komisi A. Untuk keputusan dan tindaklanjut soal waktu menunggu waktu yang diagendakan komisi a, Pemberitahuan di sampaiakan pada hari senin, 30 Juli 2010 bahwa agenda Audensi dijadwalkan pada hari minggu, 6 Agustus 2010 pukul 10.30-11.30 Wib di ruang kerja komisi A DPRD DIY. 14. 29 Talkshow Penanggulangan HIV/AIDS di Radio RADEKKA FM, 29 Juli 2010. Virus HIV/AIDS penyebarannya melalui media seperti darah, air mani dan cairan vagina serta air susu ibu (ASI). Proses penyebarannya memakan waktu cukup lama dan hanya bisa diketahui hanya dengan pengecekan darah di labolaturium klinik VCT yang saat ini telah tersebar di bebebarapa Rumah Sakit seperti : RSUP Sarjito (Poliklinik Edelweis), RSPKU (Poliklinik Gempita), RS Panti Rapih (Poliklinik 105), RS Bethesda (Poliklinik CD Bethesda), RS Grhasia dan Puskesmas Gedong tengen Yogyakarta. Orang yang telah terkena HIV/AID (ODHA) tidak ada tanda-tanda khusus namun sudah ditandai dengan diare yang tidak pernah sembuh, sariawan yang sulit sembuh, herpes atau dompo. Orang yang telah terkena HIV/AIDS bisa hidup berdampingan dengan orang sehat dan bisa menggunakan sarana rumah tangga bersama-sama seperti WC/.Kamar mandi bersama, alat makan bersama, satu rumah, bersalaman, bersinggungan bahkan berciuman. Masyarakat harus dipahamkan bahwa penyebaran yang sering kali terjadi seperti penggunaan jarum suntik bersama bagi pengguna narkoba suntik, berhubungan sex secara oral/bebas atau berganti-ganti pasangan dan transfusi darah yang belum steriil. Narasumber dari perwakilan KPA yang juga aktivis pendamping HIV/AIDS Primadea Haribawa juga mengatakan bahwa orang dengan HIV/AIDS (ODHA) tidak perlu harus di cap sebagai orang yang tidak berguna, stigma ini telah membuat sangsi sosial yang sangat berat. Masyarakat harus bisa menerima dan membimbing untuk proses pengobatan menuju penanggulangan untuk tidak menyebar. Acara yang berlangsung 1 jam dari pukul 16.00-17.00 Wib di pandu oleh C. Kegiatan Bulan Agustus 2010 No. Tgl Diskripsi Kegiatan 1. 3 Undangan Terbuka Uji Publik Calon KID, 3 Agustus 2010. Komitmen dan semangat untuk mengabdi dalam memberikan informasi kepada masyarakat terhadap keterbukaan informasi publik terhadap badan publik bukan hanya milik LSM dan akademisi. KID diharapkan bisa menjembatani persolan yang selama ini menjadi masalah bagi sebagian masyarakat dalam mengakses informasi khususnya kebijakan maupun anggaran yang telah di laksanakan. Visi misi para calaon anggota KID telah di paparkan dan akan melaksanakan tugas dan wewenangnya sesuai UU no. 14 tahun 2008. Uji publik ini di ikuti 20 calon yang telah lolos tahap wawancara dan menjadi bagian dari proses seleksi dan penjaringan untuk mencari 10 nama yang akan di ajukan ke komisi A DPRD DIY. Panitia adhoc akan memilih 10 nama berdasarkan masukan dari masyarakat. Debat publik kali ini dipandu oleh Bapak Darmanto (panitia adhock) pad tahap pertam 10 peserta dan terbagi dalam 2 sesi yang didahului pemaparan visi dan misi para calon komisioner KID.
  • 21. Tahap pertama 2. 4 Undangan EDP Radio Swadesi, 4 Agustus 2010. Kehadiran media komunitas sangat membantu perkembangan demokrasi di tingkat akar rumput. Sebagai media dari, oleh dan untuk masyarakat, media komunitas seperti radio sebagai ajang ekspresi diri dalam penyebaran informasi dan juga sebagai media pencerahan akan uneg-uneg yang tidak tersampaikan. Keberadaan radio komunitas sperti ini tidak akan tergeser oleh media apapun selama partisipasi masyarakat dibangun diberi rasa handerbeni terpelihara. Evaluasi Dengar pendapat (EDP) kali ini hanya di hadiri oleh 4 (empat) Komisioner S Rahmad M Arifin, Tri Suparyanto, Ki Gunawan dan Surach Winarni. EDP yang merupakan tahapan dari proses mendapatkan izin merupakan persyaratan wajib untuk setiap lembaga penyiaran komersial mapun swasta dan berlangganan baik Radio maupun Televisi. EDP yang ke 14 untuk Lembaga Penyiaran Komunitas di DIY dank eke 5 untuk wilayah Bantul khususnya di Kecamatan Banguntapan untuk desa Jambitan. Kehadiran kesenian sebagai bagian dari rangkaian acara merupakan kreativitas warga untuk menampilkan unjuk kebolehan dan memperkuat solidaritas warga di sekitarnya. Pelaksanaan di Aula Dishubkominfo Komplek Plasa Informasi merupakan kegiatan rutin bagi KPID dalam melaksanakan kegiatan EDP. Acara ini berlangsung dari pukul 10.30 sampai 12.30 dan di akhiri dengan makan siang. 3. 5 Undangan Media Geathering untuk Penulisan tentang HIV/AID di media, Citra Boga Catering plemburan Yogyakarta. 4. 6 Audensi dengan Komisi A DPRD DIY, 6 Agustus 2010. Penjaringan pemilihan anggota KPID 2010-2013 menjadi momentum bagi JRKY untuk ikut mengawal proses pemilihan. Untuk mendapatkan calon yang berkomitmen dan berprilaku baik dan mempunyai kinerja yang dapat dihandalkan dan tetap menjaga manah sebagai regulator yang mendukung atas keberadaan civil society. JRKY memandang perlu untuk memanfaatkan moment tersebut sebagai bagian untuk mendapatkan sosok komisoner yang dapat di handalkan. Audensi dengan komisi A DPRD DIY untuk memberikan masukan kepada dewan agar jangan sampai memilih kucing dalam karung, orang yang tidak paham di bidang kepenyiaran. 5. 6 Talkshow Penanggulangan HIV/AIDS di Radio Trisna Alami FM, Kaliagung Sentolo Kulon Progo. Masyarakat harus dikasih pemahaman dan pengertian bahwa bahaya HIV/AIDS dapat menyerang siapa saja. Untuk itu masyarakat tidak perlu takut dan cemas bahwa selama kita menjaga keimana dan tetap setia pada pasangan dan tidak menggunakan narkoba suntik maka akan tetap aman dari virus tersebut. Penyebaran virus HIV/AIDS di kabupaten Kulon Progo sampai tahun 2010 ada 49 kasus. Pencegahan peenyebaran virus HIV/AIDS perlu dilakukan oleh semua elemen masyarakat mengingat kasus ini seperti puncak gunung es dimana yang diketahui lebih sedikit dari kasus sebenarnya. Kabupaten Kulon progo melalui dinas kesehatan bersama sekretariat KPA Kabupaten akan melakukan sosialisasi penanggulangan HIV/AIDS di masyarakat baik melalui media cetak maupun elektronik. Arief Musthofa (Dinkes KP) yang didampingi oleh Mas Thomas dari sekretariat KPA KP mengatakan bahwa kegiatan talkshow di Radio Komunitas sangat efektiv dalam sosialisasi penanggulangan HIV/AIDS di masyarakat. Upaya pencegahan ini menjadi sangat penting manakala kesadaran masyarakat belum terbangun dan pola penyebaran yang saat ini terjadi melalui 3 media utama yaitu darah, alat kelamin dan ASI. Bagaimana
  • 22. kalau ada saudara atau keluarga kita terindikasi HIV/AIDS? Bagaimana upaya pencegahan dan rujukan kemana yang bisa rekomendasikan. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) harus kita dukung mental sosialnya dan jangan di kucilkan. Setiap individu bisa terkena virus HIV. HIV/AIDS tidak menular melalui gigitan nyamuk, tinggal satu rumah dan menggunakan alat bersama, bersalaman atau bersinggungan atau menggunakan kamar mandi bersama juga berciuman. Orang yang terindikasi HIV/AIDS belum menampakkan ciri- ciri, seperti orang kebanyakan karena baru di pastikan terkena setelah melakukan cek darah di labolaturium khusus atau VCT. Banyak rumah sakit di DIY telah membentuk klinik VCT sperti RSUP Sarjito di poliklinik Edelwis. RS Panti rapih poliklinik 105. RS Bethesda di poliklinik CD Beyhesda. RS PKU Kota di klinik Gempita. Masyarakat bisa memeriksakan dengan gratis. Ciri-ciri orang yang terkena HIV/AIDS seperti diare tidak sembuh, berat badan turun 10% setiap bulan, batuk yang tidak pernah berhenti serta ada demam tinggi yang tidak pernah turun. Karena yang di serang adalah sistem kekebalan tubuh maka setiap terkena penyakit tidak mudah sembuh dan berlangsung lama. Acara yang dipandu oleh mas Abdurrohim sebagai presenter dari trisna alami berlangsung selama 60 menit dan berlangsung lancar. 6. 7 Talkshow Penanggulangan HIV/AIDS di ATMAJAYA Radio Kampus Fisipol UAJY Babarsari Depok Sleman Yogyakarta. Anak muda dan pergaulan bebasa seperti dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Mungkin karena dunianya yang masih luas dan ingin menunjukkan identitas diri kadang akan menabrak norma dan tata nilai yang berlaku. Paparan diatas tidak ada korelasinya dengan penyebaran virus HIV/ AIDS di kalngan anak muda, selama tidak melakukan hubungan sekd bebas dan tidak menggunakan narkoba suntik dan tetap menjaga diri niscaya hal tersebut tidak akan terjadi. Stigma lain adalah bahwa semua yang dilakukan anak muda tidak semua negatif karena sisi lain menjadi bagian dari prestasi yang harus dibanggakan. Bersam Dian Purnomo penulis dan aktivis penanggulangan HIV/AIDS juga penyiar sebuah radio ini mempunyai banyak pengalaman tentang dunia muda. Selaku mantan anak muda dan tahu persis tentang lika-liku kehidupan anak muda, tidak serta merta bahwa anak muda yang suka ”dugem: adalah penyebar HIV/AIDS. Data terkini yang sangat mengkhawtirkan adalah ditemukannya penderita HIV/AIDS dari kalangan ibu rumah tangga. Tentunya ini akibat suami yang main di luar rumah atau tidak setia sama pasangannya menyadi penyebab penyebaran HIV/AIDS telah masuk dalam keluarga. JRKY melihat bahwa media komunitas seperti radio komunitas menjadi sangat penting dan perlu sebagai bagian sosialisasi penanggulangan virus HIV/AIDS. Masyarakat akar rumput harus di pahamkan bahwa viru ini tidak menyebar dengan nyamuk dan si penderita tidak ada tanda-tanda khusus yang patut untuk dicurigai, namun demikian hanya dengan pemeriksaan darah di labolaturium sebagai salah satu uji klinis yang tepat, pakah orang ini terindikasi virus HIV/AIDS atau tidak... 7. 16 Undangan Seminar Refleksi Potret Jurnalis dan Fenomena Pelanggaran HAM bagi jurnalis, 16 Agustus 2010 di Kampus UIII Demangan. Jurnalis sebagai penyebar berita harus di lindungi dari kekerasan. Berbagai berita dan kasus terhadap jurnalis sering kali terjadi seperti kasus pembunuhan jurnalis SUNTV Ridwan Salamun di Tual Maluku Utara (21/8). Diskusi yang menghadirkan narasumber dari Polda DIY, Budayawan A Wijaya dan pemerhati media berlangsung hangat. Kasus dan contoh nyata seperti
  • 23. pembunuhan wartwan Bernas Udin, sampai saat ini tidak pernah terungkap kembali, siapa tokoh di balik pembunauhan itu. AJI DIY telah mengawal dan setiap tahun selalu memperingati melalui diskusi, tidak sekedar mengingat dan mengenang namun lebih jauh adalah kembali mengingatkan kepada masyarakat yang sering lupa terhadap peristiwa yang pernah terjadi. JRKY hadir untuk menimba pengalaman yang di wakili oleh Haribawa (sekretaris) 8. 18 Talkshow Penanggulangan HIV/AIDS di 107.9 KARISMA FM Komplek PKBM Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta. HIV adalah kependekan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ini menurunkan sampai merusak sistem kekebalan tubuh. Setelah beberapa tahun jumlah virus semakin banyak sehingga sistema kekebalan tubuh tidak lagi mampu melawan penyakit yang masuk. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) atau kumpulan berbagi gejala penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh seseorang akibat HIV. Ketika sesorang sudah tidak lagi memeiliki sistem kekebalan tubuh karena terinfeksi HIV. Maka semua penyakit dengan mudah masuk kedalam tubuh. Karena sistem kekebalan tubuh menjadi sangat lemah, penyakit yang tadinya tidak berbahaya akan menjadi sangat berbahaya. Penularan HIV/AIDS dapat terjadi melalaui hubungan seksual yang tidak aman dengan orang yang telah tertular HIV/AIDS. Transfusi darah yang telah tercemar HIV. Penyalahgunaan Narkoba sebagaian besar pengguna Narkoba cenderung menggunakan jarum suntik sebagai media pemakaiannya. Penggunaaan Jarum Suntik yang tidak steril dan digunakan secara bergantian sangat rentan terhadap penularan virus HIV/AIDS (tertular maupun menularkan).Ibu hamil Positiv HIV kepada anak yang dikandungnya. Antenatal yaitu saat bayi masih berada di dalam rahim, melalui plasenta. Intranatal yaitu saat proses persalinan, bayi terpapar darah ibu atau cairan vagina. Postanatal yaitu setelah proses persalinan melalui ASI (Air Susus Ibu). M. Yasin divisi program KPAD Sleman sebagai Narsumber yang ditemani oelh ketua JRKY Mas Mardi dengan presenter Bung Wisnu dari Karisma FM. Acara yang berlangsung hampir 2 (dua) jam ini berlangsung sangat seru dan ramai. 9. 18 Undangan Buka bersama dan diskusi reguler LTC: Tema Peran Media dalam proses penegakan Hukum. Narasumber : Pito A Rudiana (ketua AJI DIY), Yulianto Sigit (Pemerhati Media) di Kedai Gendhong Jl. Sorowajan Baru No. 16 Depan hotel Satya Graha Yk. Pilar ke empat demokrasi adalah media. Media sebagai penyambung dan penggerak kehidupan dalam berdemokrasi harus dilindungi dari berbagai kekerasan dari pihak manapun. Peran media dalam penegakan hukum harus didorong untuk bisa membantu dalam pemecahan kasus. Haribawa mewakili JRKY selaku sekretaris. Kegiatan diskusi reguler ini mencoba membedah peran media dalam proses penegakan hukum. Ide dan gagasan dari peserta diskusi menjadi masukan segar dalam membuat terobosan untuk penanganan proses hukum terhadap media. Ketersinggungan media dengan hukum sangat tipis dan bahkan setiap saat selalu bisa di salahkan dan masuk ranah hukum. Ironis memang, bila media yang telah menjalankan fungsinya sebagai penyebar informasi menjadi sasaran untuk dikriminalisasikan. Sudah banyak contoh dan bukti bahwa media selalu mendapat tekanan dari penguasa atau alat penguasa untuk membungkam sikap kritis media. Indonesia sebagai negara penganut demokrasi terbesar di jagat ini, belum maksimal menerapkan aturan hukum yang bisa melindungi media secara utuh. UU yang dibuatnya masih ambigu dan tidak jelas. Ketidakjelasan ini
  • 24. sangat rentan untuk menarik media menjadi yang di persalahkan. Apapun yang dilakukan media adalah tugas yang harus dilindungi lewat aturan yang lugas dan tegas namun harpan itu masih jauh. 10. 21 Presrilis : JRKY Desak Komisi A DPRD DIY Untuk Batalkan Hasil Seleksi Administrasi Adhoc Bermasalah Untuk menjunjung tinggi Undang-Undang Penyiaran Republik Indonesia No. 32 tahun 2002, yang menekankan pentingnya kredibilitas dan kompetensi anggota KPI dan KPID, mengingat tugas yang diemban cukup berat dalam mengawal kondisi dunia penyiaran di Indonesia. Untuk bisa menjawab problem kepenyiaran di Indonesia dan khususnya di Yogyakarta, maka proses awal seleksi untuk menjaring SDM potensial yang mampu menjalankan bertugas amanat Undang-Undang Penyiaran menjadi sangat menentukan. Poin penting lain untuk mendinamisasikan dunia penyiaran di tanah air dan lebih khusus di Yogyakarta, implementasi Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS) yang menjadi dasar pengaturan isi siaran bagi lembaga penyiaran televisi dan radio di Indonesia, tidak boleh hanya sekedar selogan dan pajangan dokumen yang tidak pernah terealisir di tengah-tengah masyarakat. Padahal sebagaimana termaktub dalam Undang- undang tentang Penyiaran, Pedoman Perilaku Penyiaran merupakan panduan tentang batasan-batasan mengenai apa yang diperbolehkan dan atau tidak diperbolehkan berlangsung dalam proses pembuatan program siaran. Untuk Standar Program Siaran akan menjadi panduan tentang batasan apa yang diperbolehkan dan atau yang tidak diperbolehkan ditayangkan dalam program siaran. Dua argumentasi di atas, kalau dikontekstualisasikan dengan proses seleksi di KPID DIY menjadi sangat ironis dan memprihatinkan, karena aturan-aturan yang diciptakan oleh tim Adhoc lebih bersifat kuantitatif dan mengabaikan persoalan kualitatif. Bahkan aturan yang diciptakan untuk menjaring anggota komisi bertolak belakang dengan semangat penegakan hak-hak asasi manusia dan berpotensi melanggar HAM dengan justifikasi yang diskriminatif terhadap potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dengan tidak mengakomodir terhadap saudara-saudara kita yang memiliki keterbatasan- keterbatasan, seperti penglihatan dan pendengaran. Proses seleksi administrasi yang dilakukan berdasarkan pengawasan yang dilakukan JRKY berkesan memaksanakan kehendak dengan mengabaikan potensi kualitatif pendaftar dengan hal-hal yang sangat tidak masuk akal, seperti jumlah kata yang dalam makalah, surat keterangan kesehatan yang bersifat umum, kekurangan photo, dan model administrasi lain yang sebenarnya tidak memiliki relevansi dengan tugas dan kualitas sebagai komisioner bidang penyiaran. Hal lain yang diindikasikan JRKY adalah munculnya agenda terselubung dalam proses seleksi untuk meloloskan person-person yang memiliki kedekatan dengan anggota tim Adhoc, sehingga memunculkan kebijakan Adhoc yang tidak adil dan bermartabat. Kebijakan unsur tinggal dua anggota KPID dengan alasan keberlanjutan sangat mengada-ada, dua anggota komisioner harus perempuan, tidak cacat mata dan tidak tuli yang dikuatkan
  • 25. dengan harus adanya (surat sehat mata dan sehat telinga), yang akhirnya menggugugurkan orang-orang potensial yang diharapkan mampu membawa lembaga KPID menjadi lebih berwibawa, bermartabat dan mampu bekerja secara profesional. Pertama, akibat dari kebijakan dan langkah yang diambil tim adhoc atas seleksi anggota KPID yang tidak mencerminkan profesionalisme dan diskriminatif yang berpotensi melanggar HAM tersebut, hasil seleksi tidak mampu menghasilkan calon komisioner yang berkualitas, karena lebih diorientasikan kepada persoalan-persoalan yang sifatnya lebih teknis. Berkaitan dengan hal tersebut, maka JRKY mendesak kepada komisi A DPRD DIY untuk menolak dan membatalkan hasil penjaringan anggota KPID DIY yang diseleksi dengan ketentuan-ketentuan yang bermasalah. Kedua, JRKY mendesak kepada komisis A DPRD DIY untuk memanggil tim adhoc untuk melakukan verifikasi ulang dengan lebih berorientasi pada kualitas bukan kuantitas belaka. Upaya ini perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil seleksi yang benar-benar berkualitas dan memiliki kompetensi calon anggota KPID DIY dalam dunia penyiaran. Tahapan- tahapan yang dilakukan harus jelas dan terukur tidak perlu mengada-ada. Ketiga, kalau hasil seleksi anggota KPID DIY ini dibiarkan berjalan dengan mendasarkan pada aturan yang bersifat teknis dan kuantitiatf dengan mengabaikan sisi-sisi yang bersifat kualitatif dan non diskriminatif, maka sudah dapat dipastikan hasilnya akan jauh dari harapan masyarakat. Hasilmya masyarakat akan di rugikan di kemudian hari. Demikian peringatan dini dari JRKY ini dikeluarkan kepada publik, semoga semua pihak termasuk anggota komisi A DPRD DIY, pemerintah, LSM dan masyarakat untuk menjadi maklum. 11. 23 Undangan Diskusi dan Buka Puasa Bersama. Penyelamatan TVRI sebagai media Publik di Program Komunikasi D III Fisipol UGM. TVRI sebagai media publik saat ini masih menjadi tarik ulur kepentingan. Satu sisi sebagai media penyiaran atau corong pemerintah dan sebagai media publik yang netral dan mendukung keberadaan civil society. Melihat fenomena saat ini, masih banyak kalangan yang menganggap TVRI belum mengalami banyak perubahan baik dari isis manajemen maupun sajian acara. Secara sejarah dalam usia yang sudah 38 tahun ini seharusnya kedewasaan TVRI sebagai media yangmengawali dunia pertelevisian di tanah air ini, kondidinya sangat memprihatinkan. Anggaran yang yang di patok APBN sebesar 1,3 Trilyun untuk 27 TVRI di puat dan di daerah serta stasiun pembantu masih di rasa kurang dari memadai. Dalam fakta TVRI memiliki asset dan sarana yang lebih baik dari cukup di banding dengan TV swasta, namun karena SDM yang tidak kreativ dan hanya pasrah saja, maka TVRI seperi stagnan atau jalan di tempat. Selama ini sebagai TV Pemebrintah, TVRI sangat kental dengan alat kekuasaan rezim masa itu. Menurut Ishadi Siregar, staff pengajar UGM, melihat bahwa TVRI belum mampu mengembangkan kreativitas dan keunggulan komparasi di dalamnya, sebagai TV publik, TVRI menurut UU Penyiaran 32 tahun 2002 memiliki 5 peluang untuk mendapatkan pembiayaan baik berasal dari pemerintah, masyarakat, swasta
  • 26. dan luar negeri. Tak lazim bila TVRI selalu mengeluh dan sambat, karena yang namanya publik tidak akan percaya bila sajian acara dan managemen tidak baik. Sangat ironis bila TVRI tidak bisa melihat peluang dan potensi yang dimilikinya. Pertanyaannya maukah TVRI berbenah dalam sajian dan managemen untuk menyikapi pasar yang telah berubah, lupakan nostalgia masa lalu dan tatap masa depan dengan lebih baik. Wahyudi dari TVRI melihat bahwa TVRI saat ini seperti kapal yang mau tenggalam di tengah persaingan denga TV Swasta. Terlalu dini menyalahkan TVRI yang tidak mau berbenah, saat ini TVRI sedang dalam penataan. Namun dibalik itu semua, TVRI sangat menerima saran , kritik dan masukan untuk kemajuan TVRI. Sebagai TV Publik memang resiko yang di embannya sangat berat bila di bandingkan saat sebagai TV Pemerntah. Namun demikian, TVRI saat ini belum memiliki konsep atau cetak biru yang pasti. Semua masih dengan istilah asal siaran dan bisa siaran, belum menyajikan suatu acara yang bisa menyedot pemirsa atau sebagai magnet bagi pemirsanya. I Gusti Ngurah Putra, staff pengajar fisipol UGM melihat masih adanya campur tangan dari penguasa melalui DPR dalam menentukan kebijakan TVRI. Peran yang diberikan masih mengambang dan tidak lugas. TVRI sebagai TV publik masih ada tarik ulur kepentingan yang tidak sehat. 12. 24 Buka Bersama Pengurus JRKY, Selasa(24/8) di JFC. Sebagai bagian dari kegiatan rutin rapat pengurus JRKY setiap bulan serta untuk menjalin komunikasi serta memperkuat jalinan kerjasama antar pengurus, kegiatan buka bersama di laksanakan. Bertempat di Jogja Fried Chiken Balapan Yogyakarta, acara yang dikordinir oleh Haribawa sekretaris JRKY berlangsung akrab dan santai. Acara yang diharapkan bisa menjadi ajang komunikasi antar pengurus. JRKY bersama lembaga lain telah menjalin kerjasama seperti penyiaran ILM dan Talkshow. Kedepan diharapkan jalinan kerjasama semakin meningkat dan bisa menjangkau seluruh radio komunitas. 13. 24 Siaran Press : JRKY GANDENG LBH KAI DIY BANTU KORBAN HAM OLEH ADHOC SELEKSI KPID DIY. Indikasi ketidak beresan kinerja adhoc sebenarnya sudah diamati sejak awal, yang dimulai dari pembentukan aturan-aturan yang dinilai sangat kontraversial. Kemudian kebijakan unsur tinggal anggota KPID lama dua orang yang berusaha diperjuangkan adhoc sungguh sangat mencederai demokrasi dan mengurangi peluang hak orang lain. Isu anggota KPID harus minimal dua dari unsur perempuan, menjadi variabel-variabel yang diciptakan adhoc dan itu sungguh bertentangan dengan prinsip penjaringan anggota KPID yang memenuhi kualifikasi dan kompetensi di bidang penyiaran. Menindaklanjuti hasil investigasi proses seleksi anggota KPID DIY ternyata memang permasalahan terjadi sejak awal sudah sengaja diciptakan oleh adhoc seleksi anggota KPID DIY. Dalam kerjanya, adhoc membikin aturan- aturan yang sama sekali tidak berorientasi pada persoalan kualitas para anggota komisioner ke depan. Hal ini ditunjukkan dengan langkah amputasi yang dilakukan adhoc kepada pelamar anggota KPID yang tidak bisa secara sempurna melengkapi seluruh persyaratan, padahal aturan-aturan yang diciptakan untuk menggagalkan pelamar bertentangan dengan nilai-nilai Hak Asasi Manusia (HAM) terutama bagi orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik. Padahal mereka seharusnya diberi kesempatan secara terbuka ikut berkompetisi, soal mereka-mereka yang memiliki keterbatasan fisik diterima
  • 27. atau tidak dalam proses seleksi menjadi hal lain. Dalam perjalanan seleksi anggota KPID langkah yang diambil sama sekali tidak mau mengindahkan pendekatan yang bersifat kualitatif, dimana ukurannya sangat bertolak belakang dengan semangat Undang-Undang Penyiaran dan Undang-Undang Hak Asasi Manusia. Karena mengingat Adhoc sama sekali tidak mengindahkan masukan dan protes, maka satu- satunya langkah adalah melalui proses hukum. Dan harus kita buktikan, bahwa kebijakan adhoc bertolak belakang dengan semangat Undang- Undang penyiaran dan Undang-Undang Ham, sehingga harus diuji di pengadilan. Oleh karena itu, JRKY dan LBH KAI DIY meminta kepada adhoc untuk menghentikan proses seleksi berikutnya, karena apa yang selama ini dilakukannya bertolak belakang dengan undang-undang. JRKY dan LBH KAI DIY akan mempersoalkan keputusan adhoc di pengadilan. Untuk proses selanjutnya, proses hukum oleh JRKY selanjutnya sepenuhnya diserahkan kepada LBH KAI DIY. Ketua KAI DIY Aprillia Supaliyanto M.S, SH meminta kepada adhoc untuk melakukan upaya-upaya yang berpotensi melawan hukum. “Sebelum adanya keputusan hukum tetap dalam proses hukum, saya mengingatkan adhoc seleksi KPID DIY untuk tidak memproses. Karena saya selaku kuasa hukum, akan membawa kasus ini ke pengadilan dan meminta hakim untuk membatalkan keputusan adhoc”, tegas Aprillia Supaliyannto. Berkaitan dengan proses hukum yang akan ditempuh di pengadilan, maka ketua JRKY meminta kepada korban kebijakan adhoc untuk segera merapat dan menguasakan hukum kepada LBH KAI DIY atau Kantor Pengacara Aprillia Supaliyanto MS,SH yang beralamat di Jl. Raya Janti 340 atau depan JEC untuk memproses secara hukum. Kegiatan yang di hadiri oleh pemohon korban diskriminasi tim adhoc dan sudah di kuasakan kepada KAI DIY. Giri Wahyono, Suraji,Imam Gozali, R Mochtar telah menghadap dan menguasakan kepada KAI DIY untuk membantu proses hukum. JRKY hanya melakukan mediasi terhadap perkembangan proses seleksi KPID yang semakin tidak mencerminkan ke-Istimewaan Yogyakarta. 14. 24 FGD bersama BNN di Shapir hotel Selasa (24/8). Pemberantasan Narkoba di kalangan masyarakat dari tingakt elit sampai akar rumput menjadi priotas utama. Nagar harus melindungi rakyatnya dari bahaya ancaman narkoba. Perang melawan narkoba harus digalakkan di masyarakat. Tidak hanya selogam dan hanya sekedar retorika belaka, namun aksi nyata harus di wujudkan. Pendidikan dari keluarga, sekolah dan lingkungan harus di intensuifkan. Apapalgi saat ini banyak generasi muda terjerumus di lembah nista seperti kecanduan narkoba, shabu, heroin, ganja dan mariyuana. Melalui FGD ini harapkan dapat terbentuk kesepakatan dari antar instansi yang di undang untuk bisa menyampaikan pendapat dan gagasan serta aktiv sebagai agen perubahan untuk melawan narkoba khususnya di lingkungan komunitasnya maupun di tempat beraktivitas. Bersama fasilitator Teguh Arrifianto dari Yayasan Lensa dan narasumber Igusti Ngurah Putra, staff pengajar Jurusan Komunikasi Fisipol UG. Acara yang di kemas Buka Bersama yang dimulai pukul 15.00 sampai 17.40 Wib berlangsung di lantai 5 Hotel Shapir Jl. Laksda Adisucipto Yogyakarta.