SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 74
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
kemurahan-Nya

naskahPendukung

pembelajaran

Kurikulum

2013

ini

dapat

diselesaikan.Naskah ini kami beri judul “Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata
Pelajaran dengan Pendekatan Saintifik”. Hal ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum
2013 yang menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan
penilaian autentik.
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan
pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Pelaksanaan
pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului dengan penyiapan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual
maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah
ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan
persiapan pembelajaran.
Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk memfasilitasi
guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi,
dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua
pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat kami sebutkan
satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah
saudara-saudara sekalian.
Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan
kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung pembelajaran
Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka.
Akhirnya, mudah-mudahan naskah ini dapat berguna dan membantu siapa saja yang
membaca dan membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

I
ii

PENDAHULUAN
1.

1

2.

Tujuan..........................................................

2

3.

Ruang Lingkup.............................................

3

4.

BAB II

Latar Belakang ............................................

Landasan Hukum....... .................................

3

PEMBELAJARAN KOMPETENSI
1.

5

2.

BAB III

Pendekatan Pembelajaran Saintifik.............
Penilaian Autentik........................................

22

ANALISIS KOMPETENSI
1.

30

2.

BAB IV

Prosedur Analisis.. .........................................
Hasil Analisis Kompetensi..............................

33

PENUTUP

58

DAFTAR PUSTAKA

60

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan
secara

suasana

belajar

dan

proses pembelajaran

agar

peserta

didik

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya
dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri
atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana
prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap
dan

sistematis

agar

pembelajaran

berlangsung

secara interaktif,

inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta

memberikan

kemandirian
psikologis

sesuai

ruang

yang cukup

dengan bakat,

bagi

minat,

dan

prakarsa,

kreativitas,

perkembangan

fisik

dan
serta

peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses
pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, menyebutkan
bahwa Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya
seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa
yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik,

sedangkan pembelajaran

merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik.
Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh
guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.
0
Sedangkan

Strategi

penilaian

disiapkan

untuk

memfasilitasi

guru

dalam

mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan
pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik mampu menerapkan
program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program
pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat.
Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas pada
1.270 SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai tahun pelajaran 2013/2014
untuk kelas X. Untuk mendukung implementasi pelaksanaan kurikulum tersebut
pemerintah telah melatih instruktur nasional (master teacher), guru inti dan guru
sasaran serta menyediakan silabus, buku guru, dan buku siswa untuk mata pelajaran
Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran
lainnya diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yang ada (dari kurikulum 2006
dan buku sebelumnya),mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu pada silabus
yang telah disediakan.
Untuk

menyiapkan

kemampuan

guru

dalam

merancang

dan

melaksanakan

pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik dan menggunakan
silabus

sebagai

acuan,

perlu

penjabaran

operasional

antara

lain

dalam

mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran
serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Oleh karena itu diperlukan
rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam
mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi,
dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.

B.

Tujuan
Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran
dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memafaatkan buku sumber
yang ada. Secara khusus naskah ini bertujuan:
Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan
kompetensi dasar
1. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus
mata pelajaran
2. Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
3. Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian
4. Merancang penilaian autentik
1
C.

Ruang Lingkup
Ruang lingkup naskah ini terdiri atas:
1. Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik
2. Langkah-langkah analisis kompetensi;
3. Penilaian autentik; dan
4. Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)

D.

Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA
8. Peraturan

Menteri

Pendidikan

dan

Kebudayaan

Nomor

81A

tentang

Implementasi Kurikulum
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor …. Tentang Silabus

2
BAB II
PEMBELAJARAN KOMPETENSI

Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat
proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui
pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam
mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan
mengomunikasikan.
Karakteristik
Standar

pembelajaran pada

Kompetensi

memberikan

Lulusan

kerangka

setiap

dan

konseptual

satuan

Standar

pendidikan

Isi.

tentang

Standar

sasaran

terkait

erat

Kompetensi

pembelajaran

pada

Lulusan

yang

harus

dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan
pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.
Sesuai

dengan

Standar

Kompetensi

Lulusan,

sasaran

pembelajaran

mencakup

pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk
setiap satuan pendidikan. Ketiga
perolehan

(proses psikologis)

menerima,menjalankan,
Pengetahuandiperoleh

ranah

yang

kompetensi

berbeda.

menghargai,
melalui

Sikap

tersebut

memiliki

lintasan

diperoleh

melalui

aktivitas

menghayati,

aktivitas

dan

mengamalkan.

mengingat, memahami, menerapkan,

menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas
mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik
kompetensi
karakteristik

beserta
standar

perbedaan
proses.

lintasan

perolehan turut

Penguatan pendekatan

serta

mempengaruhi

saintifik perlu diterapkan

pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk
mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual
maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran
yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
Prinsip pembelajaran

pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1)

pesertadidik diberi tahu menjadi pesertadidik mencari tahu; (2) guru sebagai satusatunya sumberbelajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan
tekstual

menjadi pendekatan

ilmiah; (4) pembelajaran

proses

berbasis

sebagai
konten

penguatan penggunaan pendekatan
menjadi

pembelajaran

berbasis

kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran
3
yang

menekankan

jawaban

tunggal

menjadi pembelajaran dengan jawaban yang

kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan
aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills)
dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran

yang

mengutamakan

pembudayaan danpemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
(10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan(ing
ngarso

sung

tulodo), membangun kemauan

mengembangkan

kreativitas

peserta

didik

(ing

madyo mangun

karso),

dan

dalam proses pembelajaran (tut wuri

handayani); (11) pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di
masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
dan (14) pengakuan atas perbedaan individualdan latar belakang budaya peserta
didik.
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk
menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang
meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai
kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga
komponen (input – proses – output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan
hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional
(instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.

A. Pendekatan Pembelajaran saintifik
Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah
saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.Model pembelajaran
yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir
sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa
(Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu
menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja
diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih
penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh
peserta didik (Zamroni, 2000; &Semiawan, 1998).
Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir,
namum

proses

pembelajaran

dipandang

sangat

penting.

Oleh

karena

itu
4
pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran
berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang
mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi
secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian
pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai
subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru
hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan
belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian
pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses
sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan
penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk
menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang
diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada
pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan
dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan
(Semiawan: 1992).
Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari
ide

atau

gagasan,

sehingga

secara

bertahap

siswa

belajar

bagaimana

mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan
proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri
(discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum,
prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi
berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan
demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus
berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru
lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.
Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun
kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains,
sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan
proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning
tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap
individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).
1. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Ilmu-ilmu sosial (social science)
Sebelum membicarakan mengenai pendekatan ilmiah (scientific), perlu
dipahami terlebih dahulu mengenai metode ilmiah. Pada umumnya seseorang
5
selalu

ingin

memperoleh

pengetahuan.

Pengetahuan

dapat

merupakan

pengetahuan ilmiah dan pengetahuan tidak ilmiah.
Suatu pengetahuan ilmiah hanya dapat diperoleh dari metode ilmiah. Metode
ilmiah pada dasarnya memandang fenomena khusus (unik) dengan kajian
spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan pada simpulan. Dengan
demikian diperlukan adanya penalaran dalam rangka pencarian (penemuan).
Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus
berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan
terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik.
Metode ilmiah umumnya memuat rangkaian kegiatan koleksi data atau fakta
melalui observasi dan eksperimen, kemudian memformulasi dan menguji
hipotesis. Sebenarnya apa yang kita bicarakan dengan metode ilmiah merujuk
pada: (1) adanya fakta, (2) sifat bebas prasangka, (3) sifat objektif, dan (4)
adanya analisa. Selanjutnya secara sederhana pendekatan ilmiah merupakan
suatu cara atau mekanisme untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur
yang didasarkan pada suatu metode ilmiah. Ada juga yang mengartikan
pendekatan ilmiah sebagai mekanisme untuk memperoleh pengetahuan yang
didasarkan pada struktur logis. Pendekatan ilmiah ini memerlukan langkahlangkah pokok:
a) Mengamati
b) Menanya
c) Menalar
d) Mencoba
e) Membentuk jejaring

Langkah-langkah di atas boleh dikatakan sebagai pembelajaran terhadap
pengetahuan ilmiah yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis dalam
ilmu-ilmu sosial. Karena yang dikehendaki adalah jawaban mengenai faktafakta sosial, maka pendekatan dengan langkah-langkah tersebut dikatakan
sangat erat dengan metode ilmiah.
Prosespembelajaran

pada

Kurikulum

2013

dilaksanakan

menggunakan

pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap,
pengetahuan,

dan

keterampilan.

Dalam

proses

pembelajaran

berbasis

pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi
6
ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah keterampilan

menggamit

transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.
Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta

didik

“tahu

apa.”

Hasil

akhirnya

adalah

peningkatan

dan

keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik(soft skills)
dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara
layak (hard skills)dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.

7
1) Mengamati
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti
menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan
tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Dalam pembelajaran

ilmu-ilmu

sosial, pengamatan dapat dilakukan terhadap hal- hal sebagai berikut,
contoh:
Proses terbentuknya negara
interaksi sosial
Situs sejarah
Sedangkandalam pembelajaran di kelas, mengamati dapat dilakukan
melalui berbagai media yang dapat diamati siswa, misalnya: video,
gambar, grafik, bagan, dsb.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh
langkah-langkah seperti berikut ini.
Menentukan objek apa yang akan diobservasi
Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan
diobservasi
Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik
primer maupun sekunder
Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk
mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar
Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi ,
seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video
perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan
observasi, dapat berupa daftar cek (checklist), skala rentang (rating
scale), catatan anekdot (anecdotal record), catatan berkala, dan alat
mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang
berisikan nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan
diobservasi. Skala rentang , berupa alat untuk mencatat gejala atau
fenomena menurut tingkatannya. Catatan anekdot dapat berupa catatan
8
yang dibuat oleh peserta didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan luar
biasa yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi.

Alat

mekanik dapat berupa berupa alat mekanik yang dapat dipakai untuk
memotret atau merekam peristiwa-peristiwa tertentu yang ditampilkan
oleh subjek atau objek yang diobservasi.

2) Menanya
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan
dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.
Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau
memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab
pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong siswa untuk
menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Artinya guru dapat
menumbuhkan sikap ingin tahu siswa, yang diekspresikan dalam bentuk
pertanyaan. Misalnya: Mengapa terjadi kasus pelanggaran HAM? Apakah
seni bangun candi itu asli Indonesia atau ada pengaruh dari luar? Dalam
hukum permintaan dinyatakan ketika harga naik maka jumlah barang yang
diminta akan turun, namun kenyataannya setiap menjelang hari raya
walaupun harga cenderung naik tetapi permintaan juga ikut naik. Mengapa
demikian?, dsb. Diusahakan setelah ada pengamatan, yang bertanya bukan
guru, tetapi yang bertanya peserta didik. Berikut manfaat / fungsi
bertanya:
Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik
tentang suatu tema atau topik pembelajaran.
Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta
mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan
ancangan untuk mencari solusinya.
Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada
peserta

didik

untuk

menunjukkan

sikap,

keterampilan,

dan

pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.
Membangkitkan
mengajukan

keterampilan

pertanyaan,

dan

peserta
memberi

didik

dalam

jawaban

berbicara,

secara

logis,

sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
9
Mendorong partisipasipeserta didik dalam berdiskusi, berargumen,
mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima
pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan
toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap
dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.
Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan
berempati satu sama lain.
Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih
rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini.
Tingkatan

Subtingkatan

Kognitif yang lebih  Pengetahuan
rendah
(knowledge)

Kata-kata kunci pertanyaan
 Apa...
 Siapa...
 Kapan...
 Di mana...
 Sebutkan...
 Jodohkan atau pasangkan...
 Persamaan kata...
 Golongkan...
 Berilah nama...
 Dll.

 Pemahaman
(comprehension)

 Terangkahlah...
 Bedakanlah...
 Terjemahkanlah...
 Simpulkan...
 Bandingkan...
 Ubahlah...
 Berikanlah interpretasi...

 Penerapan
(application

 Gunakanlah...
 Tunjukkanlah...
 Buatlah...
 Demonstrasikanlah...
 Carilah hubungan...
 Tulislah contoh...
10
Tingkatan

Subtingkatan

Kata-kata kunci pertanyaan
 Siapkanlah...
 Klasifikasikanlah...

Kognitif yang lebih  Analisis (analysis)
tinggi

 Analisislah...
 Kemukakan bukti-bukti…
 Mengapa…
 Identifikasikan…
 Tunjukkanlah sebabnya…
 Berilah alasan-alasan…

 Sintesis (synthesis)

 Ramalkanlah…
 Bentuk…
 Ciptakanlah…
 Susunlah…
 Rancanglah...
 Tulislah…
 Bagaimanakita dapat
memecahkan…
 Apa yang terjadi
seaindainya…
 Bagaimana kita dapat
memperbaiki…
 Kembangkan…

 Evaluasi
(evaluation)

 Berilah pendapat…
 Alternatif mana yang lebih
baik…
 Setujukah anda…
 Kritiklah…
 Berilah alasan…
 Nilailah…
 Bandingkan…
 Bedakanlah…

11
3) Menalar
Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan
ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa
guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam
banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru.
Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta
empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan.

Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski

penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.

3.1 Cara menalar
Seperti telah dijelaskan di muka, terdapat dua cara menalar, yaitu
penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif merupakan
cara menalardengan menarik simpulan dari fenomena atau atribut-atribut
khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Kegiatan menalar secara induktif
lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau pengalaman empirik.
Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari
pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada
hal yang bersifat khusus. Pola penalaran deduktif dikenal dengan pola
silogisme. Cara kerja menalar secara deduktif adalah menerapkan hal-hal
yang umum terlebih dahulu untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagianbagiannya yang khusus.
Ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis,
silogisme alternatif. Pada penalaran deduktif tedapat premis, sebagai
proposisi menarik simpulan. Penarikan simpulan dapat dilakukan melalui
dua cara, yaitu langsung dan tidak langsung. Simpulan secara langsung
ditarik dari satu premis, sedangkan simpulan tidak langsung ditarik dari
dua premis.
Contoh:
Akuntan publik adalah akuntan yang kegiatannya memberikan jasa
untuk kepentingan perusahaan dengan sejumlah pembayaran tertentu,
atau disebut juga akuntan ekstern.

12
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja sebagai pemeriksa
atau auditor untuk pemerintah atau negara.
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bekerja sebagai pengajar atau
dosen di perguruan tinggi.
Akuntan Intern atau Akuntan Perusahaan adalah akuntan yang bekerja
dalam perusahaan dan bertugas khusus di bidang akuntansi intern untuk
membantu pengelola perusahaan.
Simpulan Akuntan publik, Akuntan pemerintah, Akuntan pendidik,
Akuntan Intern merupakan jabatan-jabatan dalam lapangan akuntansi
pada berbagai lingkup kegiatan dan bidang garapannya.

3.2 Analogi dalam Pembelajaran
Selama proses pembelajaran, guru dan peserta didik sering kali
menemukan fenomena yang bersifat analog atau memiliki persamaan.
Dengan demikian, guru dan peserta didik adakalanya menalar secara
analogis. Analogi adalah suatu proses penalaran dalam pembelajaran
dengan cara membandingkan sifat esensial yang mempunyai kesamaan atau
persamaan.
Berpikir analogis sangat penting dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial,
karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Seperti halnya
penalaran, analogi terdiri dari dua jenis, yaitu analogi induktif dan analogi
deklaratif. Kedua analogi itu dijelaskan berikut ini.
Analogi induktif disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua
fenomena atau gejala. Atas dasar persamaan dua gejala atau fenomena itu
ditarik simpulan bahwa apa yang ada pada fenomena atau gejala pertama
terjadi juga pada fenomena atau gejala kedua. Analogi induktif merupakan
suatu “metode menalar” yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu
simpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti
terdapat pada dua fenomena atau gejala khusus yang diperbandingkan
Contoh:

13
Hakekat Pergerakan Nasional bagi peserta didik adalah jiwa nasionalisme
dan ketekunan dalam belajar. Peserta didik adalah generasi muda yang
harus memiliki jiwa nasionalisme dan harus giat belajar.
Analogi deklaratif merupakan suatu “metode menalar” untuk menjelaskan
atau menegaskan sesuatu fenomena atau gejala yang belum dikenal atau
masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Analogi deklaratif ini
sangat bermanfaat karena ide-ide baru, fenomena, atau gejala menjadi
dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang
sudah diketahui secara nyata dan dipercayai.
Contoh:
Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia dapat dilaksanakan karena
adanya sinergitas, saling menghargai, sikap pantang menyerah antara
golongan muda dan golongan tua. Begitu pula tercapainya suatu prestasi
disekolah tidak terlepas dari sinergitas, saling menghargai, sikap pantang
menyerah dari dewan guru, peserta didik, dan seluruh stake holder
sekolah.

3.3 Hubungan Antarfenomena
Seperti halnya penalaran dan analogi, kemampuan menghubungkan
antarfenomena atau gejala sangat penting dalam proses pembelajaran,
karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Disinilah esensi
bahwa guru dan peserta didik dituntut mampu memaknai hubungan
antarfenomena atau gejala, khususnya hubungan sebab-akibat.
Hubungan

sebab-akibat

diambil

dengan

menghubungkan

satu

atau

beberapa fakta yang satu dengan satu atau beberapa fakta yang lain.Suatu
simpulan yang menjadi sebab dari satu atau beberapa fakta itu atau dapat
juga menjadi akibat dari satu atau beberapa fakta tersebut.
Penalaran sebab-akibat ini masuk dalam ranah penalaran induktif, yang
disebut dengan penalaran induktif sebab-akibat. Penalaran induktif sebab
akibat terdiri dari tiga jenis.
Hubungansebab–akibat. Pada penalaran hubungan sebab-akibat, hal-hal
yang menjadi sebab dikemukakan terlebih dahulu, kemudian ditarik
simpulan yang berupa akibat.
14
Contoh:
Sehubungan adanya pembuatan jalan oleh Belanda yang melewati
makam leluhur Diponegoro, maka pecahlah perang Diponegoro melawan
Belanda 1825 – 1830 (mapel Sejarah).
Nilaisuatubarangditentukanjumlahbiaya
yangdikeluarkanuntukmenghasilkanbarangitukembali(biayareproduksi).O
lehkarenauntukmenentukannilaisuatubarangtidakberasalpadabiayaproduk
siyangpertamakali,tetapipadabiayaproduksiyangdikeluarkansekarang
(mapel Ekonomi).
Hubungan akibat–sebab. Pada penalaran hubungan akibat-sebab, hal-hal
yang menjadi akibat dikemukakan terlebih dahulu, selanjutnya ditarik
simpulan yang merupakan penyebabnya.
Contoh (Mata pelajaran Sejarah):
Perang Diponegoro 1825 – 1830 melawan Belanda, sampai-sampai
Belanda mengalami kerugian besar, dan nyaris dikalahkan, disebabkan
Belanda membuat jalan yang melewati makam leluhur Diponegoro.
Perjuang bangsa Indonesia melalui Pergerakan Nasional, mengakibatkan
diproklasikan kemerdekaan. Akibat proklamasi kemerdekaan datanglah
Sekutu yaitu Inggris dan Belanda datang ke Indonesia . Kedatangan
Sekutu yang berkeinginan menjaga status quo, tentu tidak diharapkan
oleh pemuda Indonesia, terjadilah perang.
Contoh (Mata pelajaranEkonomi)
Nilai suatu

barang ditentukan oleh jumlah biaya produksi yang

dikeluarkan oleh produsen untuk membuat barang tersebut. Semakin
tinggi nilai pakai suatu barang, nilai tukarnya akan semakin tinggi.
Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, hidupnya terisolasi.
Keterisolasian itu menyebabkan mereka kehilangan akses untuk
melakukan aktivitas ekonomi, sehingga muncullah kemiskinan keluarga
yang akut. Kemiskinan keluarga yang akut menyebabkan anak-anak
mereka tidak berkesempatan menempuh pendidikan yang baik. Dampak
lanjutannya, bukan tidak mungkin terjadi kemiskinan yang terus
berlangsung secara siklikal.
15
Hubungan sebab–akibat 1 – akibat 2. Pada penalaran hubungan sebabakibat 1 –akibat 2, suatu

penyebab dapat menimbulkan serangkaian

akibat. Akibat yang pertama menjadi penyebab, sehingga menimbulkan
akibat kedua. Akibat kedua menjadi penyebab sehingga menimbulkan
akibat ketiga, dan seterusnya.

3.4 Mencoba/mengeksplorasi
Eksplorasi

adalah

upaya

awal

membangun

pengetahuan

melalui

peningkatan pemahaman atas suatu fenomena. Strategi yang digunakan
adalah memperluas dan memperdalam pengetahuan yang menerapkan
strategi belajar aktif. Pendekatan pembelajaran yang berkembang saat ini
secara empirik telah melahirkan disiplin baru pada proses belajar. Tidak
hanya berfokus pada apa yang dapat peserta didik temukan, namun sampai
pada bagaimana cara mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Istilah yang
populer untuk menggambarkan kegiatan ini adalah “explorative learning”.
Pendekatan belajar yang eksploratif tidak hanya berfokus pada bagaimana
mentransfer ilmu pengetahuan, pemahaman, dan interpretasi, namun
harus diimbangi dengan peningkatan mutu materi ajar. Informasi tidak
hanya disusun oleh guru. Perlu ada keterlibatan peserta didik untuk
memperluas, memperdalam, atau menyusun informasi atas inisiatifnya.
Dalam hal ini peserta didik menyusun dan memvalidasi informasi sebagai
input bagi kegiatan belajar. Peta Konsep yang dikembangkan menunjukan
kompleksitas

kegiatan

eksplorasi

dalam

proses

pembelajaran

yang

mengharuskan adanya proses dialog yang : (1) interaktif (2) adaptif,
interaktif dan reflektif (3) menggambarkan tingkat-tingkat penguasaan
pokok bahasan (4) menggambarkan level kegiatan yang berkaitan dengan
meningkatkan keterampilan menyelesaikan tugas sehingga memperoleh
pengalaman yang bermakna.
Mengintegrasikan pendekatan ini dengan lima faktor yang menyebabkan
kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna, yaitu belajar aktif,
belajar konstruktif, belajar intens, belajar autentik, dan kolaboratif yang
menegaskan

pernyataan

bahwa

pembelajaran

eksploratif

lebih

menekankan pada pengalaman belajar dari pada pada materi pelajaran.
Eksplorasi merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses belajar
peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu. Peserta didik menghubungkan
16
pikiran

yang

terdahulu

dengan

pengalaman

belajarnya.

Mereka

menggambarkan pemahaman yang mendalam untuk memberikan respon
yang mendalam juga. Bagaimana membedakan peran masing-masing dalam
kegiatan belajar bersama. Mereka melakukan pembagian tugas seperti
dalam

tugas

merekam,

mencari

informasi

melalui

internet

serta

memberikan respon kreatif dalam berdialog. Di samping itu peserta didik
menindaklanjuti penelusuran informasi dengan membandingkan hasil
telaah. Secara kolektif, mereka juga dapat mengembangkan hasil
penelusuran

informasi

dalam

bentuk

grafik,

tabel,

diagram

serta

mempresentasikan gagasan yang dimiliki.
Pelaksanaan kegiatan mencoba/eksplorasi pada mata pelajaran ilmu-ilmu
sosial dapat dilakukan melalui kerja sama dalam kelompok kecil. Bersama
teman sekelompoknya peserta didik dalam menelusuri informasi yang
mereka butuhkan, merumuskan masalah dalam kehidupan nyata, berpikir
kritis untuk menerapkan ilmu yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata
dan bermakna. Melalui kegiatan mencoba/eksplorasi peserta didik dapat
mengembangkan pengalaman belajar, meningkatkan penguasaan ilmu-ilmu
sosial, serta menerapkannya untuk menjawab fenomena yang ada. Peserta
didik juga dapat mengeksploitasi informasi untuk memperoleh manfaat
tertentu sebagai produk belajar.
3.5 Jejaring Pembelajaran atau Pembelajaran Kolaboratif
Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari
sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya
merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan
dan memaknai kerjasama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara
baik dan disengaja untuk memudahkan usaha kolektif dalam rangka
mencapai tujuan bersama.
Pada pembelajaran kolaboratif

kewenangan guru lebih bersifat direktif

atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih aktif.
Jika pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai satu falsafah peribadi,
maka ia menyentuh tentang identitas peserta didik terutama jika mereka
berhubungan atau berinteraksi dengan yang lain atau guru. Dalam situasi
kolaboratif

itu,

peserta

didik

berinteraksi

dengan

empati,

saling

menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing.
17
Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkin
peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara
bersama-sama.
Tantangan baru dinamika kehidupan yang makin kompleks menuntut
aktivitas pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta dan fenomena
keseharian yang dapat diduga melainkan mampu menjangkau pada situasi
baru yang tak terduga.Dengan dukungan kemajuan teknologi dan seni,
pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir siswa hingga
situasi baru yang tak terduga.
Agar

pembelajaran

terus

menerus

membangkitkan

kreativitas

dan

keingintahuan siswa, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan
langkah sebagai berikut:
1. Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena
baik secara langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari
informasi,

membaca,

melihat,

mendengar,

atau

menyimak

fakta/fenomena tersebut
2. Memfasilitasi diskusi dan Tanya jawab dalam menemukan konsep,
prinsip, hukum,dan teori
3. Mendorong siswa aktif mencoba melalui kegiatan eksperimen
4. Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data,
mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena
5. Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam presentasi
dengan aplikasi baru yang terduga sampai tak terduga
Macam-macam Pembelajaran Kolaboratif
Banyak metode yang dipakai dalam pembelajaran atau kelas kolaboratif.
Beberapa di antaranya dijelaskan berikut ini:
JP = Jigsaw Proscedure.
Pembelajaran dilakukan dengan cara peserta didik sebagai anggota
suatu kelompok diberi tugas yang berbeda-beda mengenai suatu pokok
bahasan. Agar masing-masing peserta didik anggota dapat memahami
keseluruhan pokok bahasan, tes diberikan dengan materi yang
menyeluruh. Penilaian didasari pada rata-rata skor tes kelompok.
STAD = Student Team Achievement Divisions.
18
Peserta didik dalam suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok
kecil. Anggota-anggota dalam setiap kelompok bertindak saling
membelajarkan.

Fokusnya

adalah

keberhasilan

seorang

akan

berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok dan demikian pula
keberhasilan kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan
individu peserta didik lainnya. Penilaian didasari pada pencapaian hasil
belajar individual maupun kelompok peserta didik
CI = Complex Instruction
Titik tekan metode ini
berorientasi

pada

matematika,

dan

adalam pelaksanaan suatu proyek yang

penemuan,
ilmu

menumbuhkembangkan

khususnya

pengetahuan

ketertarikan

dalam

sosial.

semua

bidang

Fokusnya

peserta

sains,
adalah

didiksebagai

anggota kelompok terhadap pokok bahasan. Metode ini umumnya
digunakan dalam pembelajaran yang bersifat bilingual (menggunakan
dua bahasa) dan di antara para peserta didik yang sangat heterogen.
Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok.
TAI = Team Accelerated Instruction.
Metodeini

merupakan

kooperatif/kolaboratif

kombinasi

dengan

antara

pembelajaran

pembelajaran

individual.

Secara

bertahap, setiap peserta didik sebagai anggota kelompok diberi soalsoal yang harus mereka kerjakan sendiri terlebih dulu. Setelah itu
dilaksanakan penilaian bersama-sama dalam kelompok. Jika soal tahap
pertama telah diselesaikan dengan benar, setiap peserta didik
mengerjakan soal-soal berikutnya. Namun jika seorang peserta didik
belum dapat menyelesaikan soal tahap pertama dengan benar, ia harus
menyelesaikan soal lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan soal
disusun berdasarkan tingkat kesukaran soal. Penilaian didasari pada
hasil belajar individual maupun kelompok.
CLS = Cooperative Learning Stuctures.
Pada penerapan metode pembelajaran ini setiap kelompok dibentuk
dengan anggota dua peserta didik (berpasangan). Seorang peserta
didik bertindak sebagai tutor dan yang lain menjadi tutee. Tutor
mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tutee. Bila jawaban
19
tutee benar, ia memperoleh poin atau skor yang telah ditetapkan
terlebih dulu. Dalam selang waktu yang juga telah ditetapkan
sebelumnya, kedua peserta didik yang saling berpasangan itu berganti
peran.
LT = Learning Together.
Pada metode ini kelompok-kelompok sekelas beranggotakan peserta
didik yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok bekerjasama untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Satu kelompok hanya
menerima dan mengerjakan satu set lembar tugas. Penilaian
didasarkan pada hasil kerja kelompok.
TGT = Teams-Games-Tournament.
Pada metode ini, setelah belajar bersama kelompoknya sendiri, para
anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota kelompok lain
sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Penilaian didasari
pada jumlah nilai yang diperoleh kelompok peserta didik.
GI = Group Investigation.
Pada

metode

ini

semua

anggota

kelompok

dituntut

untuk

merencanakan suatu penelitian beserta perencanaan pemecahan
masalah yang dihadapi. Kelompok menentukan apa saja yang akan
dikerjakan dan siapa saja yang akan melaksanakannya berikut
bagaimana perencanaan penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian
didasari pada proses dan hasil kerja kelompok.
AC = Academic-Constructive Controversy.
Pada metode ini setiap anggota kelompok dituntut kemampuannya
untuk berada dalam situasi konflik intelektual yang dikembangkan
berdasarkan hasil belajar masing-masing, baik bersama anggota
sekelompok

maupun

dengan

anggota

kelompok

lain.

Kegiatan

pembelajaran ini mengutamakan pencapaian dan pengembangan
kualitas

pemecahan

masalah,

pemikiran

kritis,

pertimbangan,

hubungan antarpribadi, kesehatan psikis dan keselarasan. Penilaian
didasarkan pada kemampuan setiap anggota maupun kelompok
mempertahankan posisi yang dipilihnya.

20
CIRC = Cooperative Integrated Reading and Composition.
Pada

metode

pembelajaran

ini

mirip

dengan

TAI.

Metode

pembelajaran ini menekankan pembelajaran membaca, menulis dan
tata bahasa. Dalam pembelajaran ini, para peserta didik saling menilai
kemampuan membaca, menulis dan tata bahasa, baik secara tertulis
maupun lisan di dalam kelompoknya
Siswa dapat membentuk jejaring yang lebih luas dengan menginformasikan/
berbagi tentang

hasil penugasan, proyek atau makalah melalui berbagai

media.

B. Penilaian Autentik
Penilaian autentik (authentic assessment) menurut beberapa sumber sebagaimana
tertulis dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai
berikut:(1) American Library Association mendefinisikan

sebagai proses evaluasi

untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada
aktivitas yang relevan dalam pembelajaran; (2) Newton Public School, mengartikan
penilaian autentik sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan
dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik; dan (3) Wiggins mendefinisikan
penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang
mencerminkan

prioritas

dan

tantangan

yang

ditemukan

dalam

aktivitas-

aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel,
memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama
melalui debat, dan sebagainya.
Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific
approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.Karena
penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta
didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring,
dan lain-lain.Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau
kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka
yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Karenanya, penilaian autentik
sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA.
Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen asesmen yang memberikan
kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan,
21
keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas: membaca dan
meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi
media, membuat karangan, dan diskusi kelas.
Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian
portofolio dan penilaian projek. Penilaian autentik disebut juga penilaian responsif,
suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki
ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki
bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat diterapkan
dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya,
dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran.
Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan
program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling.
Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan.
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk
menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui
observasi/pengamatan menggunakan jurnal, penilaian diri, dan/atau penilaian antar
teman. Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan.
Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian
portofolio.
1. Pengamatan Sikap
Penilaian sikap melalui pengamatan dapat menggunakan jurnal, penilaian diri,
dan penilaian antar teman. Jurnal adalah catatan pendidik yang sistematis di
dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan
dan kelemahan peserta didik berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat
memuat penilaian siswa terhadap aspek tertentu secara kronologis. Kriteria
penilaian jurnal adalah sbb:
Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.
Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.
Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.
Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis.
Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan
komunikatif.
22
Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap
peserta didik
menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta
didik.
Penilaian-diri (self assessment) termasuk dalam rumpun penilaian kinerja.
Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta
untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat
pencapaian

kompetensi

yang

dipelajarinya

dalam

mata

pelajaran

tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi
kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian ranah sikap Misalnya, peserta didik
diminta mengungkapkan curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu
berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah
keterampilan Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai kecakapan atau
keterampilan yang telah dikuasainya oleh dirinya berdasarkan kriteria atau
acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah pengetahuan Misalnya, peserta
didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir
sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu berdasarkan atas
kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Teknik penilaian-diri bermanfaat memiliki beberapa manfaat positif. Pertama,
menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Kedua, peserta didik menyadari
kekuatan dan kelemahan dirinya. Ketiga, mendorong, membiasakan, dan melatih
peserta didik berperilaku jujur. Keempat, menumbuhkan semangat untuk maju
secara personal.
Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap sikap seorang
peserta didik oleh seorang (atau lebih) peserta didik lainnya dalam suatu kelas
atau rombongan belajar. Penilaian ini merupakan bentuk penilaian untuk melatih
peserta didik penilai menjadi pembelajar yang baik.Instrumen sesuai dengan
kompetensi

dan indikator yang akan diukur. Kriteria penilaian antar teman

adalah sbb:
•

Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik

•

Kriteria penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana

•

Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik

•

Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan oleh peserta
didik

23
•

Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi munculnya
penafsiran makna ganda/berbeda

•

Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata atau
sebenarnya

•

Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid)

•

memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan penguasaan satu
kompetensi peserta didik

•

Indikator menunjukkan sikap yang dapat diukur

•

Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level terendah
sampai kemampuan tertinggi.

2. Tes tertulis.
Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan. Tes tertulis
terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban terdiri
dari

pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-

akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat
atau pendek, dan uraian.
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu
mengingat,

memahami,

mengorganisasikan,

menerapkan,

menganalisis,

mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atasmateri yang sudah dipelajari.
Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif, sehingga
mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta
didik.
Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan
jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap
terbuka memperoleh nilai yang sama. Tes tersulis berbentuk esai biasanya
menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka (extended-response)
atau jawaban terbatas (restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada
bobot soal yang diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada
guru untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih
tinggi atau kompleks.
3. Tes Lisan.
Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara lisan.
Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara
langsung antara pendidik dan peserta didik. Kriteria Tes lisan adalah sbb:
24
Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf
pengetahuan yang hendak dinilai.
Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada.
Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam mengkontruksi
jawabannya sendiri.
disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang komplek.
4. Penilaian Melalui Penugasan.
Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang harus
dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau kelompok, sesuai dengan
karakteristik tugas. Kriteria penugasan adalah sbb:
Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian
dari pembelajaran mandiri.
Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik.
Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan
secara kelompok.
Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota.
Tugasharusbersifat adil (tidak bias gender atau latar belakang sosial
ekonomi).
Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.
Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.
5. Tes Praktik.
Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam
melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi
yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di
laboratorium, praktik salat, praktik olahraga, bermain peran, memainkan alat
musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, dan sebagainya. (Juknis PHB PPMP
Kemdikbud, 2013). Kriteria Tes Praktik adalah sbb:
Tugas mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil belajar.
Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas.
25
Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik,
Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum
Tugasbersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi)
Task untuk Tes Praktik, diperlukan penyusunan rubrik penilaian, rubrik tersebut
harus memenuhi syarat sbb:
Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid).
Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati (observasi).
Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur.
Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.
Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik.
6. Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap
tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu
tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh
peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek
bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan
lain-lain.
Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh
kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.
Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang
memerlukan perhatian khusus dari guru.
Keterampilan

peserta

didik

dalam

memilih

topik,

mencari

dan

mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas
informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
Orisinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau
dihasilkan oleh peserta didik.
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk proyek.
Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi
penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis
data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen
26
daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan
dalam bentuk poster atau tertulis.
Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus.
Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan
bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksud
meliputi penilaian atas kemampuan peserta didik menghasilkan produk.
Penilaian secara analitik merujuk pada semua kriteria

yang harus dipenuhi

untuk menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara holistik merujuk pada
apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan.
7. Penilaian Portofolio
Penilaian

portofolio

merupakan

penilaian

atas

kumpulan

artefak

yang

menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata.
Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara
perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta
didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik
dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta
didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai),
atau informasi lain yang releban dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu.Fokus penilaian portofolio
adalahkumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu
periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski
dapat juga oleh peserta didik sendiri.
Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau
kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun
atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan,
resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar
penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai
dengan tuntutan pembelajaran.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti
berikut ini.
Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan
dibuat.
27
Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah
bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang
sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama
dokumen portofolio yang dihasilkan.
Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian
portofolio.

28
BAB III
ANALISIS KOMPETENSI

A. Prosedur Analisis
Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang
dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi
dasar. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan
pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis
itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
penilaian yang diperlukan.
Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua
mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan
pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi
tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam
rumusan kompetensi dasar.
Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah
sebagai berikut.
Dimensi
Sikap

Pengetahuan

Keterampilan

Kualifikasi Kemampuan
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya
dengan
wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak
fenomena dan kejadian.
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari
yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke
lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk
kelas XII. Rumusan kompetensi yang relelevan bagi kelas X sesuai Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah
sebagai berikut.
Kompetensi
Sikap Spiritual
Sikap Sosial

Deskripsi Kompetensi
1.

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
29
Kompetensi

Pengetahuan

Keterampilan

Deskripsi Kompetensi
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan
faktual,
konseptual,
prosedural,
dan
metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda
sesuai dengan kaidah keilmuan

Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi lulusan adalah
sebagai berikut.

Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai berikut
1. Melakukan linierisasi komptensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok
seperti tabel berikut ini.
Materi Pokok
Kompetensi Dasar (KI 3)
Kompetensi Dasar (KI 4)
(Dalam Silabus)
3,1
4.1
3.2
4.2
30
Kompetensi Dasar (KI 3)

Kompetensi Dasar (KI 4)

Materi Pokok
(Dalam Silabus)

Dan seterusnya …
2. Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus) menjadi
materi pembelajaarn yang terdiri atas: fakta, konsep, , prosedur, dan
metakognitif
3. Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indikator keterampilan yang
terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Tahapan penyusunan
indikator dari tingkat yang terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati,
menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.
4. Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya,
mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk
mengembangkan sikap sosial dan sikap religius.
5. Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan
6. Merancang penilaian yang diperlukan
Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini.
Materi Pokok
(Silabus)

Materi
Pembelajaran
Fakta, Konsep,
, Prosedur,
dan
metakognitif

Penillaian
(Silabus)

Alternatif
Kegiatan
Pembelajaran:
Mengamati,
Menanya,
Mencoba,
Mengasosiasi,
dan
Mengomunikasi
kan

Indikator
Sikap,
Pengethuan,
dan
Keterampilan
untuk
Penilaian

Lulusan yang :
Cerdas,
Kreatif,
Produktif, dan
Bertanggung
jawab

Pembelajaran
(Silabus)
1. Mengembangkan Materi pembelajaran
Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam silabus
dan kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ke tiga (pengetahuan).
Dalam penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan untuk melihat linierisasi
dengan kompetensi inti ke empat (keterampilan).
Hasil pengembangan materi pembelajaran sejarah, dikelompokan dalam empat
kategori, yaitu:
(1) Fakta, yaitu pengetahuan tentang nama orang, nama benda, angka tahun,
istilah , nama kejadian atau peristiwa sejarahKonsep, merupakan
Pengetahuan
tentang cara berpikir, keterampilan sejarah, katagori,
31
klasifikasi, keterkaitan antara satu katagori dengan lainnya, hukum kausalita,
definisi, teori. Prosedur, , merupakan pengetahuan tentang proses melakukan
penelitian sejarah, penulisan sejarah, memelihara peninggalan sejarah,
melakukan penilaian cerita sejarah..
(2) Metakognitif, merupakan pengetahuan tentang bagaimana mencari
pengetahuan, mengelola pengetahuan dan memanfaatkan pengetahuan
factual, konseptual, dan procedural dalam sejarah.
2. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu
mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan
a) Mengamati adalah kegiatan yang dilakukan dengan memaksimalkan
pancaindra dengan cara melihat, mendengar, membaca, menyentuh, atau
menyimak. Yang diamati adalah materi yang berbentuk fakta, yaitu
fenomena atau beristiwa dalam bentuk gambar, video, rekaman suara, atau
fakta langsung yang bisa disentuh, dilihat, dan sebagainya
b) Menanya adalah proses mengkonstruksi pengetahuan berupa konsep, prinsip
dan prosedur melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas
c) Mencoba
d) Mengasosiasi
e) Mengomunikasikan
3. Alternatif penilaian (Penilaian Autentik)
a) Aspek pengetahuan melalui tes dan non tes
b) Aspek keterampilan melalui observasi kinerja dan portofolio produk
c) Aspek sikap melalui pengamatan

32
B. Hasil Analisis Kompetensi
1. Hasil Linierisasi Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar (KI 3)
3.1 Menganalisis keterkaitan
konsep manusia hidup dalam
ruang dan waktu

Kompetensi Dasar (KI 4)

Materi Pokok

4.1 Menyajikan hasil kajian
tentang konsep manusia hidup
dalam ruang dan waktu, dalam
berbagai bentuk komunikasi.

3.2 Menganalisis konsep manusia
hidup dalam perubahan dan
keberlanjutan

4.2 Menyajikan hasil telaah
tentang konsep bahwa manusia
hidup dalam perubahan dan
keberlanjutan, dalam berbagai
bentuk komunikasi.

3.3 Menganalisis keterkaitan
peristiwa sejarah tentang
manusia di masa lalu untuk
kehidupan masa kini

4.3 Membuat tulisan tentang hasil
kajian mengenai keterkaitan
kehidupan masa lalu untuk
kehidupan masa kini

3.4 Menganalisis ilmu sejarah

4.4 Menyajikan hasil telaah
tentang peristiwa sebagai
karya sejarah, mitos, dan fiksi
dalam bentuk tulisan.

Manusia dan Sejarah
Manusia hidup dan
berkreativitas dalam ruang
dan waktu
Manusia hidup dalam
perubahan dan
keberlanjutan
Kehidupan manusia masa
kini merupakan akibat dari
perubahan di masa lalu

Sejarah sebagai Ilmu

3.5 Menganalisis cara berpikir
sejarah dalam mempelajari
peristiwa-peristiwa sejarah.

4.5 Menerapkan cara berfikir
sejarah dalam mengkaji
peristiwa-peristiwa yang
dipelajarinya, dalam berbagai
bentuk presentasi.

Berpikir Sejarah
Diakronik
Sinkronik
Kausalita
Interpretasi
Periodesasi

3.6 Menganalisis berbagai
bentuk/jenis sumber Sejarah

4.6 Menyajikan hasil analisis jenis
sumber, peran sumber dan
keterkaitannya dengan
kejadian sejarah, dalam
berbagai bentuk presentasi.

Sumber Sejarah
Pengertian, sifat, jenis,
dan kedudukan sumber
dalam ilmu sejarah

3.7 Menganalisis keterkaitan dan
menerapkan langkah-langkah
penelitian Sejarah terhadap
berbagai peristiwa Sejarah

4.7 Melakukan penelitian sejarah
secara sederhana dan
menyajikanya dalam bentuk
laporan penelitian.

Penelitian dan Penulisan
Sejarah
langkah penelitian
sejarah (bertanya,
menentukan dan mencari
sumber, kritik sumber,
validasi informasi,
interpretasi, rekonstruksi
dan penulisan)

33
Kompetensi Dasar (KI 3)

Kompetensi Dasar (KI 4)

Materi Pokok

3.8 Menganalisis keterkaitan
perbedaan ciri-ciri dari
historiografi tradisional,
kolonial dan modern

4.8 Menyajikan hasil
mengklasifikasi ciri-ciri
historiografi tradisional,
kolonial dan modern dari
sumber yang ditentukan guru,
dalam berbagai bentuk
presentasi.

Historiografi
Historiografi tradisional
Historiografi kolonial
Historiografi modern

3.9 Menganalisis keterkaitan
antara manusia purba
Indonesia dan Dunia dengan
manusia modern dalam fisik
dan budaya

4.9 Menyajikan hasil analisis
mengenai keterkaitan antara
Manusia Purba Indonesia dan
Dunia dengan manusia modern
secara fisik dan budaya,
dalam berbagai bentuk
presentasi.

Manusia Purba Indonesia
dan Dunia
Manusia purba Indonesia
Manusia purba Asia
Manusia purba Afrika
Manusia purba Eropa

3.10 Menganalisis keterkaitan
kehidupan awal manusia
Indonesia di bidang
kepercayaan, sosial,
budaya, ekonomi, dan
teknologi serta pengaruhnya
dalam kehidupan masa kini

4.10 Menarik berbagai kesimpulan
dari hasil evaluasi terhadap
perkembangan teknologi
pada zaman kehidupan
praaksara terhadap
kehidupan masyarakat masa
kini, dalam bentuk tulisan

Kehidupan Manusia
Praaksara Indonesia
Kehidupan awal manusia
Indonesia di bidang
kepercayaan, sosial,
budaya, ekonomi, dan
teknologi serta
pengaruhnya dalam
kehidupan masa kini
Hubungan kebudayaan Hoabin, Bacson, Dongson dan
Sahuynh pada masyarakat
awal di Indonesia.

3.11 Menganalisis keterkaitan
peradaban awal dunia dan
Indonesia serta
keterkaitannya dengan
manusia masa kini dalam
cara berhubungan dengan
lingkungan, hukum,
kepercayaan, pemerintahan
dan sosial

4.11 Menyajikan hasil analisis
peradaban awal dunia dan
Indonesia serta
keterkaitannya dengan
manusia masa kini dalam
cara berhubungan dengan
lingkungan, hukum,
kepercayaan, pemerintahan,
dan sosial, dalam berbagai
bentuk presentasi.

Peradaban Awal Indonesia
dan Dunia
Kehidupan Awal Indonesia
dalam pencapaian ilmu,
teknologi, kepercayaan,
pemerintahan primus inter
pares, pertanian dan
ukuran
Peradaban awal Asia (Cina,
Indus, Mesopotamia)
dalam pencapaian ilmu,
teknologi, kepercayaan,
pemerintahan, pertanian,
dan budaya
Peradaban awal Afrika
(Mesir) dalam pencapaian
ilmu, teknologi,
kepercayaan,
pemerintahan, pertanian,
34
Kompetensi Dasar (KI 3)

Kompetensi Dasar (KI 4)

Materi Pokok
dan budaya
Peradaban awal Eropa
(Yunani, Romawi, Pulau
Kreta) dalam pencapaian
ilmu, teknologi,
kepercayaan,
pemerintahan, dan budaya
Peradaban awal Amerika
(Inca, Maya, Aztec) dalam
pencapaian ilmu,
teknologi, kepercayaan,
pemerintahan, pertanian,
dan budaya

35
Contoh Hasil Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran
: Sejarah
Kelas
:X
Program Peminatan : Ilmu Ilmu Sosial
Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkanajaran agama yang dianutnya
1. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif,
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
2. Memahami, menerapkan, dan menganalisispengetahuan faktual, konseptual, proseduralberdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
3. Mengolah, menalar, dan menyajidalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar
3.1 Menganalisis
keterkaitan
konsep
manusia hidup
dalam ruang
dan waktu
3.2 Menganalisis
konsep
manusia hidup
dalam
perubahan
dan
keberlanjutan
3.3 Menganalisis
keterkaitan
peristiwa
sejarah
tentang

Materi Pokok
Manusia dan
Sejarah
Manusia
hidup dan
berkreativi
tas dalam
ruang dan
waktu
Manusia
hidup
dalam
perubahan
dan
keberlanjut
an
Kehidupan
manusia
masa kini
merupakan

Materi
Pembelajaran
Fakta
- kejadian
masa lalu
- alam
semesta
- manusia
- tempat
terjadinya
peristiwa
Konsep
-Teori
Chalenge and
response
-Teori
kausalitas
- Ruslan
Abdul Gani
tetang
pandangan tiga

Alternatif
Pembelajaran
Mengamati
1. Membaca buku teks
tentang aktivitas
manusia yang
terbatas dalam
ruang dan waktu,
selalu dalam
perubahan, dan
pengaruhnya
terhadap
kehidupan manusia
di masa kini
2. Melihat video/film
Yang berhubungan
dengan fenomena
alam tentang sebab
dan akibat
terjadinya suatu
peristiwa

Sikap
Aspek
1. sikap positif
(individu dan
sosial) dalam
diskusi
kelompok
2 sikap ilmiah
pada saat
berdiskusi
3. perilaku dan
sikap
menghargai,
dan peduli
kejujuran,
ketelitian,
disiplin dan
tanggung
jawab

Penilaian
Observasi
Keg.1
Diskusi aspek
yang dinilai:
sikap Ilmiah :
1.Objektif
2.Kritis
Keg.2
Presentasi hasil
diskusi
aspek yang dinilai
sikap individu :
- Santun
- peduli
- kerjasama
- menghargai

Pengetahuan
Indikator
1.Menjelaskan
unsur sejarah
ruang dan waktu

Penilaian

2.Menjelaskan
peran manusia
dalam sejarah

UTS PG

3.Menjelaskan
tentang teori
tantangan dan
jawaban dan
teorikausalitas
4. Menjelaskan
tentang konsep
perubahan dan
berkesinambung
an

Tes :
UH uraian.

Keterampilan
Indikator
1. Membuat
tulisan
tentang
peristiwa
sejarah yang
memiliki alur
sebab dan
akibat

2.Mempresentasi
kan hasil
tulisannya
tentang
peristiwa
sejarah yang

Penilaian
Portofolio
Hasil tulisan:
- sistematika
penulisan
- pemahaman
- bahasa
(instrument :
rubrik/
Performance :
Presentasi hasil
tulisan :
- cara ber
berkomunikas
- sistematika
penyampaian
- tampilan
presentasi

36
manusia di
masa lalu
untuk
kehidupan
masa kini

4.1 Menyajikan
hasil kajian
tentang
konsep
manusia
hidup dalam
ruang dan
waktu,
dalam
berbagai
bentuk
komunikasi.
4.2 Menyajikan
hasil telaah
tentang
konsep
bahwa
manusia
hidup dalam
perubahan
dan
keberlanjuta
n, dalam
berbagai
bentuk
komunikasi.
4.3 Membuat
tulisan
tentang hasil
kajian
mengenai
keterkaitan
kehidupan
masa lalu
untuk
kehidupan
masa kini.

akibat dari
perubahan
di masa
lalu

dimensi
terhadap
peristiwa
sejarah
Prinsip:
“ change and
continuity”
Prosedur
-

Menanya:
1. Melalui kegiatan
diskusi untuk
mendapatkan
klarifikasi dan
pendalaman
pemahaman tentang
unsur sejarah yaitu
manusia, ruang dan
waktu

5. Menjelaskan
tentang teori
causalitas dan
challenge and
repon

memiliki alur
sebab dan
akibat

6. Menguraikan
pandangan tiga
dimensi sejarah
menurut Ruslan
Abdul Gani

2. Melalui kegiatan
dialog interaktif
membahas tentang
teori causalitas,
challenge and
respon, dan
padangan tiga
dimensi sejarah
menurut Ruslan
Abdul Gani
Mengeksplorasikan:
1. Melakukan kajian
pustaka tentang
teori teori
causalitas,
challenge and
respon, dan
padangan tiga
dimensi sejarah
menurut (Ruslan
abdul Gani )dari
sumber tertulis, dan
sumber-sumber
lainnya yang
mendukung.
2. Mengumpulkan data
atau contoh contoh
peristiwa sejarah
yang
berkesinambungan
pengaruhnya

37
terhadap kehidupan
manusia di masa
kini, dari sumber
tertulis, dan
sumber-sumber
lainnya yang
mendukung.
Mengasosiasikan:
Menganalisis
informasi yang
didapat dari
berbagai sumber
mengenai
keterkaitan antara
aktivitas manusia
yang terbatas dalam
ruang dan waktu
dalam
kesinambungan dan
perubahan, serta
pengaruhnya
terhadap kehidupan
manusia di masa kini
berdasar teori teori
yang telah dipelajari
Mengomunikasika
Membuat hasil kajian
dalam bentuk tulisan
mengenai keterkaitan
antara aktivitas
manusia yang
terbatas dalam ruang
dan waktu yang ber
kesinambungan dan
terus berubah, serta
pengaruhnya
terhadap kehidupan
manusia di masa kini
berdasar teori teori
yang telah diplajari

38
Kompetensi Dasar
3.4 Menganalisis
ilmu sejarah
4.4 Menyajikan
hasil telaah
tentang
peristiwa
sebagai
karya
sejarah,
mitos, dan
fiksi dalam
bentuk
tulisan.

Materi Pokok
Sejarah
sebagai Ilmu

Materi
Pembelajaran
Fakta
-Peristiwa
Sejarah
-pelaku sejaran
- bukti sejarah
Konsep
-Sejarah
sebagai
peritiwa
-Sejarah
sebagai
Ilmu
- Sejarah
sebagai seni
Prinsip
- Objektivitas
dalam
sejarah
- Occuracy
dalam
penulisan
sejarah
Prosedur
- Syarat sejarah
Sebagai ilmu
- Ciri sejarah
sebagai seni
- Ciri sejarah
Sebagai
peristiwa

Alternatif
Pembelajaran
Mengamati
Membaca
buku tentang
sejarah sebagai
ilmu.
Menanya:
Menanya melalui
kegiatan diskusi
tentang
karakterstik
sejaran
Menanya melalui
kegiatan diskusi
tentang
karakteristik ilmu
Menanya melalui
kegiatan diskusi
tentang
perbedaan
sejarah sebagai
peristiwa, ilmu
dan seni
Menanya melalui
kegiatan diskusi
tentang
perbedaan
sejarah dengan
mitos dan fiksi
Mengeksplorasikan:
Mengumpulkan
informasi dan
data terkait
dengan
pertanyaan
mengenai sejarah
sebagai ilmu, dari
sumber tertulis
dan atau
internet, serta
sumber lainnya.

Sikap
Aspek
1. sikap positif
(individu dan
sosial) dalam
diskusi
kelompok
2. sikap ilmiah
pada saat
diskusi dan
mengerjakan
tugas
3. perilaku dan
sikap
menghargai,
jujur,teliti,
disiplin dan
tanggung
jawab

Penilaian
Observasi
Keg.1 Diskusi
aspek yang
dinilai:
sikap Ilmiah :
1.Objektif
2.Kritis
Keg.2
Presentasi hasil
diskusi
aspek yang dinilai
sikap individu :
- Santun
- peduli
- kerjasama
- menghargai

Pengetahuan
Indikator
1.Menjelaskan
tentang
karakteristik
sejarah

Penilaian

2. Membedakan
antara antara
sejarah dengan
mitos, legenda

Tes
UH uraian.

3.Menjelaskan
tentang
karakteristik
ilmu
4. Menjelaskan
sejarah sebagai
peristiwa
5. Menjelaskan
sejarah sebagai
seni

UTS : PG

Keterampilan
Indikator
1. Membuat
tulisan
tentang
perbedaan
antara antara
sejarah, mitos
dan fiksi
disertai
contoh
peritiwa/cerit
a sejarah
2.Mempresentasi
kan hasil
tulisan
tentang
sejarah,
mitos dan
fiksi disertai
contoh
peritiwa

Penilaian
Portofolio
Hasil tulisan:
- sistematika
penulisan
- pemahaman
- bahasa
(instrument :
rubrik/
Performance :
Presentasi hasil
tulisan :
- cara ber
berkomunikas
- sistematika
penyampaian
- tampilan
presentasi

6. Menjelaskan
sejarah sebagai
ilmu
7. Membedakan
antara sejarah
sebagai
peristiwa, ilmu
dan seni

39
Mengasosiasikan:
Menganalisis
informasi dan
data yang didapat
mengenai sejarah
sebagai ilmu.
Mengomunikasikan:
Membuat hasil
penelaahan
dalam bentuk
tulisan mengenai
sejarah sebagai
ilmu.

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

3.5 Menganalisis
cara berpikir
sejarah
dalam
mempelajari
peristiwaperistiwa
sejarah.

Berpikir
Sejarah
Diakronik
Sinkronik
Kausalita
Interpretasi
Periodesasi

4.5 Menerapkan
cara berfikir
sejarah
dalam
mengkaji
peristiwaperistiwa
yang
dipelajarinya
, dalam
berbagai
bentuk
presentasi.

Materi
Pembelajaran
Fakta
-Peristiwa
Sejarah
-pelaku sejaran
- bukti sejarah
Konsep :
- Diakronik
- Sinkrobik
- Kausalita
- Interpratasi
- periodesasi
- kronologi
Prinsip :
- kaidah
interpratasi
secara benar
Prosedur :
- Menganalisis
Peristiwa
Sejarah

Alternatif
Pembelajaran
Mengamati:
Membaca buku
teks tentang
paham paham
sejarah
Membaca buku
tentang cara
menganalisa
peristiwa sejarah
Membaca tentang
teknik presentasi
dan komunikasi
Menanya:
Menanya melalui
kegiatan diskusi
tentang
pengertian cara
berpikir diakronik
dan diakronik
sinkronik,
Menanya melalui
kegiatan diskusi
tentang

Sikap
Aspek
1. sikap positif
(individu dan
sosial) dalam
diskusi
kelompok
2. sikap ilmiah
pada saat
berdiskusi dan
mengerjakan
tugas
3 perilaku dan
sikap
menghargai,
kejujuran,
teliti , disiplin
dan tanggung
jawab

Penilaian
Observasi
Keg.1 Diskusi
Aspek yang
dinilai:
sikap Ilmiah :
1.Objektif
2.Kritis
Keg.2
Presentasi hasil
diskusi
Aspek yang dinilai
sikap individu :
- Santun
- peduli
- kerjasama
- menghargai
-teliti
Keg .3
Mengerjakan
tugas kelompok.
Aspek yang dinilai

Pengetahuan
Indikator
1.Menjelaskan
pengertian
sinkronik dan
diakronik
2.Membedakan
cara berpikir
sinkronik dan
diakronik
3. Menjelaskan
tentang
pengertian
kausalita dan
contoh
penerapannya
4. Menjelaskan
tentang
pengertian
interpretasi dan
syarat
melakukan
interpretasi

Penilaian
Tes
UH uraian.

UTS PG

Keterampilan
Indikator
1. 1.Mengklasifikasi
tulisan sejarah
yang ditulis
oleh tokoh
tokot sejarah
dengan
berdasar cara
pikir sejarah
(masing masing
kelompok 10
peristiwa)
disertai alasan

Penilaian
Portofolio
Presetasi hasil
kajian
- cara ber
berkomunikas
- sistematika
penyampaian
- tampilan
presentasi
- pemahaman
terhadap
materi yang
dipresentasikan

2.Membuat dan
mempresenta
sikan hasil
kajian
terhadap
peristiwa
sejarah
dengan cara
piker sejarah

40
- Membuat
tayangan
presentasi
-s

pengertian
kausalita
Menanya tantang
pengertian
interpretasi dan
kaidah
interpretsi
yangbenar
Menanya tentang
pengertian
periodesasi dan
kronologi
dalamsejarah
Menanya tentang
contoh-contoh
penerapan
konsep konsep
dalam tulisan
tulisan sejarah

:
- kerjasama
- peduli
- teliti

yang benar
5. Membedakan
kronologi dan
periodesasi dan
penerapannya
dalam penulisan
sejarah
6. Memberi contoh
karya karya
sejarah yang
ditulis dengan
prinsip
sinkronik,
diakronik,
causalita,
interpratsi,
periodesasi dan
kronologi

Mengeksplorasikan:
Mengumpulkan
data mengenai
pengertian
berpikir sejarah
diakronik,
sinkronik,
kausalita,
interpretasi dan
periodesasi
sejarah serta
contoh-contoh
penerapannya
dalam tulisan,
buku teks atau
sumber lainnya
dari sumber
tertulis dan atau
internet, serta
sumber lainnya.
Mengasosiasikan:
Melatih cara
berpikir
diakronik,

41
sinkronik,
kausalita,
interpretasi dan
menetapkan
periodesasi
sejarah melalui
kajian terhadap
beberapa
peristiwa sejarah
dari sumber
seperti buku,
jurnal atau
sumber lainnya.
Mengomunikasikan:
Membuat hasil
kajian dalam
berbagai bentuk
presentasi,
mengenai
penerapan
kemampuan cara
berpikir
diakronik,
sinkronik,
kausalita,
interpretasi dan
membuat
periodsasi
sejarah,
menyajikanya
dalam berbagai
bentuk
presentasi.

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif
Pembelajaran

3.6 Menganalisis
berbagai
bentuk/jenis
sumber
Sejarah

Sumber
Sejarah
Pengertia
n, sifat,

Fakta
-candi
-kitab kuno
-naskah kuno
- tokoh sejarah

Mengamati
Mengamati:
• Membaca buku teks
dan sumber lain
mengenai

Sikap
Aspek
1. sikap positif
(individu dan
sosial) dalam
diskusi

Penilaian
Observasi
Keg.1 Diskusi
Aspek yang dinilai
Sikap Ilmiah
1.Objektif

Pengetahuan
Indikator
1.Menjelaskan
pengertian
sumber sejarah
2.Membedakan

Penilaian

Test
UH uraian.

Keterampilan
Indikator
1. Mengklasifikasi
sumber
sejarah
berdasar jenis
dan sifatnmya

Penilaian
Portofolio
Presetasi hasil
kajian
- cara ber

42
4.6 Menyajikan
hasil analisis
jenis
sumber,
peran
sumber dan
keterkaitann
ya dengan
kejadian
sejarah,
dalam
berbagai
bentuk
presentasi.

jenis, dan
keduduka
n sumber
dalam
ilmu
sejarah

- kaset
rekaman dll
Konsep
1. sumber
sejarah
2. Fakta
Sejarah
3. Artifak
4. Sosiofact
4. Mentifact
Prinsip
1. validitas
2. reliabilitas
3. Kredibilitas
Prosedur :
Menentukan
sumber sejarah
yang akan
dipakai

pengertian, sifat,
jenis, dan
kedudukan sumber
dalam ilmu sejarah
Membaca buku
atau literatur
tentang penelitian
penelitian sejarah
untuk
mendapatkan
pemahaman
tentang bukti
sejarah

Menanya:
• Menanya melalui
kegiatan diskusi
pengertian, sifat,
jenis, sumber
sejarah
Menanya dalam
kegiatan diskusi
tentang kedudukan
sumber dalam ilmu
sejarah
Menanya dalam
diskusi apa kriteria
yang dipakai untuk
menentukan sebuah
benda dapat dipakai
sebagai sumber
sejarah

2. sikap ilmiah
pada saat
diskusi dan
mengerjakan
tugas
3. perilaku dan
sikap disiplin,
tanggung
jawab dan
teliti dalam
menjalankan
tugas

2.Kritis
Keg.2
mengerjakan
tugas .
Aspek yang
dinilai 1
1.Kejujuran
2.Tanggung
jawab
3. disiplin

sumber primer,
sumber
sekunder dan
sumber tersier
3.Menjelaskan
validitas,
reliabilitasdan
kredibilitas
sumber sejarah
4. menganalisis
kedudukan
sumber sejarah
5.Menganalisis
alasan
keterpakaian
sebuah suber
sejarah hasil
penelitian

US PG

2.Mem
buat
dan
mempresenta
sikan hasil
kajian
terhadap
peristiwa
sejarah yang
dilengkapi
oleh sumber
sejarah

berkomunikas
- sistematika
penyampaian
- tampilan
presentasi
- pemahaman
terhadap
materi yang
dipresentasikan

Mengeksplorasikan:
• Mengumpulkan data
berdasarkan bacaan
atau referensi yang
tersedia terkait
tentang pengertian,
sifat, jenis, dan
kedudukan sumber
dalam ilmu sejarah,
melalui bacaan dan
sumber lain yang

43
mendukung.
Mengumpulkan foto
foto tentang sumber
sejarah sebuah
peristiwa
Mencari sumber
sejarah untuk
peristiwa yang
sederhana yang
dikatahui peserta
didik
Mengasosiasikan:
• Menganalisis untuk
menentukan
keterkaitan antara
pengertian, sifat,
jenis, dan
kedudukan sumber
dalam ilmu sejarah
Menghubungkan
beberbagi alasan
mengapa sebuah
benda bisa menjadi
sumber sejarah
Mengomunikasikan:
• Membuat sebuah
tulisan tentang
sebuah peristiwa
sejarah yang
diketahui dengan
sumber sejarahnya
dan alasan mengapa
benda tersebut
dapat dipakai
sebagai sumber
sejarah

44
Kompetensi
Dasar

Materi Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif
Pembelajaran

3.7 Menganalisis
keterkaitan dan
menerapkan
langkah-langkah
penelitian
Sejarah
terhadap
berbagai
peristiwa
Sejarah

Penelitian
dan Penulisan
Sejarah
langkah
penelitian
sejarah
(bertanya,
menentukan
dan mencari
sumber, kritik
sumber,
validasi
informasi,
interpretasi,
rekonstruksi
dan
penulisan)

Fakta
1.Pelaku
2.Saksi
3.Arsip
4. Sumber
sejarah
Konsep
1. Heuristik
2. Verifikasi
3. Interpretasi
4. Historiografi
Prinsip
1. Objektifitas
penulisan
sejarah
2. Topik
Penelitian
3.Data dan fakta
sejarah
4. Validitas,
reliabilitas
dan
kredibilitas

Mengamati
1. Membaca buku
tentang langkahlangkah/prosedur
penelitian.
2. Melihat video
bertema penelitian
3. Menyimak contoh
laporan singkat
hasil penelitian
sejarah

4.7Melakukan
penelitian
sejarah secara
sederhana dan
menyajikanya
dalam bentuk
laporan
penelitian

Prosedur
1. Tahapantahapan
Penelitian
Sejarah
2. Pengolahan
data
3. Penyajian
Hasil
Penelitian

Menanya
1. Menanya melalui
kegiatan diskusi
untuk mendapatkan
pemahaman lebih
mendalam tentang
langkah-langkah
penelitian Sejarah
2. Diskusi kelas
menentukan topik
penelitian
3. Diskusi kelas cara
menentukan
sumber sejarah
yang benar
Mencoba/Mengeksplor
asi
1. Mengumpulkan data
terkait dengan
topik penelitian
sejarah melalui
bacaan dan
referensi lain yang
tersedia
2. Melakukan
wawancara
terhadap sumber
sejarah

Sikap
Aspek
1. sikap positif
(individu dan
sosial) dalam
diskusi
kelompok
2. sikap ilmiah
pada saat
melaksanakan
penelitian
3. perilaku dan
sikap
menerima,me
nghargai, dan
melaksanakan
kejujuran,
ketelitian,
disiplin dan
tanggung
jawab

Penilaian
Observasi
Keg.1 Diskusi
menentukan
tahapan,topik dan
sumber sejarah
penelitian, aspek:
Sikap Ilmiah
1.Objektif
2.Kritis
3.Menghargai
4.Toleransi
5. Kerjasama
Keg.2 Presentasi
hasil penelitian
aspek:
Sikap Individu
1. Kejujuran
2.Tanggung
jawab
3. Santun

Pengetahuan
Indikator
1.Menjelaskan
Langkah-langkah
penelitian
sejarah
2.Membedakan
sumber primer,
sumber
sekunder dan
sumber tersier
3.Menjelaskan
validitas,
realibilitas dan
kesahihan data
sejarah
4. Menafsirkan
data yang telah
teruji
kebenarannya
5.Membuat laporan
hasil penelitian
6.Mempresentasika
n hasil
penelitian

Penilaian
Tes
UH uraian.
UTS PG

Keterampilan
Indikator
1.Menyaji dan
mengolah data
penelitian
2. Membuat
laporan
tertulis
tentang
hasil
penelitian
3.Mempresentasi
kan hasil
peneli
tian

Penilaian

1.penyajian
dan
pengolahan
data :
- ketepatan
Data
- interpretasi
Data
(instrument
rubric)
2.laporan
hasil
penelitian :
- sistematika
Pendahuluan,
isi, penutup
Presentasi
hasil
penelitian :
- cara ber
berkomunikas
- sistematika
penyampaian
- wawasan

Mengasosiasi

45
1.Mengklasifikasikan
data yang diperoleh
sehubungan dengan
topik penelitian
2.Menguji data-data
melalui kritik intern
dan kritik ekstern
3. Manafsirkan hasil
penelitian
sementara
Mengomunikasikan
1.Membuat laporan
hasil penelitian
2. Menyajikan laporan
hasil penelitian
sejarah secara
sederhana dalam
bentuk tulisan
mengenai salah satu
peristiwa sejarah
baik nasional
maupun lokal

Kompetensi
Dasar
3.8.
Menganalisis
keterkaitan
perbedaan ciriciri dari
historiografi
tradisional,
kolonial dan
modern
4.8 Menyajikan
hasil
mengklasifikasi
ciri-ciri
historiografi
tradisional,

Materi Pokok
Historiografi
Historiografi
tradisional
Historiografi
kolonial
Historiografi
modern

Materi
Pembelajaran
Fakta
1.Istana
2.Belanda
3.Arsip
4. Sumber
Sejarah
Konsep
1. Historiografi
2. Istana
sentries
3. epigrafi
4. numismatik
5. filologiPrinsip
1. Objektifitas
penulisan

Alternatif
Pembelajaran
Mengamati
1. Membaca buku teks
tentang pengertian
historiografi dan
persamaan serta
perbedaan antara
historiografi
tradisional, kolonial,
dan modern
2.Melihat tayangan
dari power point
tentang materi
historiografi
3.Menyimak contoh
tulisan yang

Sikap

Pengetahuan

Aspek

Penilaian

Indikator

1. sikap positif
(individu dan
sosial) dalam
diskusi
kelompok
2. sikap ilmiah
pada saat
melaksanakan
penelitian
3. perilaku dan
sikap
menerima,me
nghargai, dan
melaksanakan
kejujuran,
ketelitian,

Observasi
Keg.1 Diskusi
menentukan
perbedaan
antara
historiografi
tradisional,
kolonial dan
modern
aspek:
Sikap Ilmiah
1.Objektif
2.Kritis
3.Menghargai
4.Toleransi
5. Kerjasama

1.Menjelaskan
perkembangan
historiografi di
Indonesia
2.Membedakan
historiografi
tradisional,
kolonial dan
modern
3.Menjelaskan ciriciri historiografi
tradisional,
kolonial dan
modern
4.Membuat laporan
hasil penulisan

Penilaian

Tes
UH uraian.
UTS PG

Keterampilan
Indikator

Penilaian

1.Menyaji dan
mengolah data
penelitian
2. Membuat
laporan
tertulis
tentang hasil
penelitian
3.Mempresentasi
kan hasil
penelitian

penyajian
dan
pengolahan
data :
- ketepatan
Data
- Kesesuaian
data
2.laporan hasil
penelitian :
- sistematika
Pendahuluan,
isi, penutup
Presentasi hasil

46
kolonial dan
modern dari
sumber yang
ditentukan guru,
dalam berbagai
bentuk
presentasi.

sejarah
2. Tradisi lisan
3.Data dan fakta
sejarah
Prosedur
1. Historigrafi
Tradisional
2. Historiografi
Kolonial
3. Historiografi
Modern

merupakan bentuk
historiografi
tradisional
Menanya
1. Menanya melalui
kegiatan diskusi
untuk mendapatkan
klarifikasi dan
pendalaman
pemahaman tentang
pengertian
historiografi dan ciri
pembeda antara
historiografi
tradisional, kolonial,
dan modern
2. Diskusi kelas ciri
dan tujuan dari
berbagai
perkembangan
historiografi di
Indonesia

disiplin dan
tanggung
jawab

Keg.2 Presentasi
hasil penulisan
aspek:
Sikap Individu
1. Kejujuran
2.Tanggung
jawab
3. Santun

tentang
historiografi
tradisional,
kolonial dan
modern
5.Mempresentasikan
hasil penulisan
sejarah yang
termasuk
historiografi
tradisional,
kolonila atau
modern

penelitian :
- cara ber
berkomunikas
- sistematika
penyampaian
- wawasan

Mencoba/Mengeksplor
asi
1. Mengumpulkan data
terkait dengan
pertanyaan
mengenai
pengertian
historiografi, ciri
pembeda antara
historiografi
tradisional,
kolonial, dan
modern, melalui
bacaan dan
sumber-sumber lain
yang mendukung.
2. Mengumpulkan
beberapa tulisan
sejarah dari
berbagai sumber

47
baik buku maupun
referensi lain yang
tersedia
3. Melakukan
penelitian sejarah
secara singkat
dengan merujuk
salah satu ciri dari
perkembangan
historiografi di
Indonesia
Mengasosiasi
1. Menganalisis
informasi yang
didapat melalui
bacaan dan sumbersumber lainnya
dengan melakukan
pengelompokan
jenis historiografi
berdasarkan ciri
pembeda antara
historiografi
tradisional, kolonial,
dan modern
2. Mengklasifikasikan
tulisan sejarah yang
diperoleh berkaitan
dengan ciri
historiografi
3 .Menguji tulisantulisan sejarah
sesuai klasifikasi
ciri historiografi
Mengomunikasikan
1.Membuat laporan
hasil penelitian
perkembangan
historiografi di
Indonesia
2. Menyajikan hasil
penelitian dalam
bentuk tulisan

48
berupa klasifikasi
jenis historiografi
berdasarkan ciri
pembeda antara
historiografi
tradisional,
kolonial, dan
modern

Kompetensi
Dasar
3.9.M enganalisis
keterkaitan
antara
manusia purba
Indonesia dan
Dunia dengan
manusia
modern dalam
fisik dan
budaya
4.9 Menyajikan
hasil analisis
mengenai
keterkaitan
antara
Manusia Purba
Indonesia dan
Dunia dengan
manusia
modern secara
fisik dan
budaya, dalam
berbagai
bentuk
presentasi

Materi Pokok
Manusia Purba
Indonesia dan
Dunia
Manusia
purba
Indonesia
Manusia
purba Asia
Manusia
purba Afrika
Manusia
purba Eropa

Materi
Pembelajaran

Alternatif
Pembelajaran

Fakta
1.Situs
2.Sangiran
3.Pleistosen
4. Fosil
5. Trinil
Konsep
1. Megantropus
2. Pithecantropus
3. Homo
Prinsip
1. Ekskavasi
2. Evolusi
3.Data dan fakta
sejarah
4.

Mengamati
1. Membaca buku
teks tentang
keterkaitan
antara manusia
purba Indonesia
dan Dunia dengan
manusia modern
secara fisik dan
budaya

Prosedur
1. Ekskavasi
2. Indentifikasi
3. Rekontruksi
4. Ilustrasi

2. Melihat video
bertema
kehidupan
manusia purba
3. Menyimak
penayangan power
point tentang
perkembangan
kehidupan
manusia purba di
Indonesia
Menanya
1. Menanya melalui
kegiatan diskusi
untuk
mendapatkan
klarifikasi dan
pendalaman

Sikap
Aspek
1. sikap positif
(individu dan
sosial) dalam
diskusi
kelompok
2. sikap ilmiah
pada saat
melaksanakan
penelitian
3. perilaku dan
sikap
menerima,me
nghargai, dan
melaksanakan
kejujuran,
ketelitian,
disiplin dan
tanggung
jawab

Penilaian
Observasi
Keg.1 Diskusi
untuk
mendapatkan
klarifikasi dan
pendalaman
pemahaman
tentang
keterkaitan
manusia purba
Indonesia dan
Dunia dengan
manusia
modern secara
fisik dan
budaya
Sikap Ilmiah
1.Objektif
2.Kritis
3.Menghargai
4.Toleransi
5. Kerjasama
Keg.2 Presentasi
hasil analisi
aspek:
Sikap Individu
1. Kejujuran
2.Tanggung
jawab
3. Santun

Pengetahuan
Indikator
1.Menjelaskan jenisjenis manusia
purba yang
ditemukan di
Indonesia
2.Menjelaskan jenisjenis manusia
purba yang
ditemukan di
Asia, Afrika dan
Eropa
3.Membandingkan
jenis manusia
purba yang di
temukan di
Indonesia dengan
Asia, Afrika dan
Eropa
4.Membuat laporan
hasil analisis
tentang manusia
purba di
Indonesia, Asia,
Afrika dan Eropa
6.Mempresentasikan
hasil analisis
tentang manusia
purba di
Indonesia, Asia,
Afrika dan Eropa

Penilaian
Tes
UH uraian.
UTS PG

Keterampilan
Indikator
1.Menyajikan
dan mengolah
data hasil
analiasis dari
jenis manusia
purba dari
Indonesia ,
asia, Afrika
dan Eropa
2. Membuat
laporan
tertulis
tentang hasil
analisis dari
jenis manusia
purba dari
Indonesia ,
Asia, Afrika
dan Eropa
3.Mempresentasi
kan hasil
analisis dari
jenis manusia
purba dari
Indonesia ,
Asia, Afrika
dan Eropa

Penilaian
penyajian
dan
pengolahan
data :
- ketepatan
Data
- kesesuaian
data
2.laporan hasil
analisis :
- sistematika
Pendahuluan,
isi, penutup
Presentasi hasil
analisis :
- cara ber
berkomunikas
- sistematika
penyampaian
- wawasan

49
pemahaman
tentang
keterkaitan
manusia purba
Indonesia dan
Dunia dengan
manusia modern
secara fisik dan
budaya
2. Diskusi kelas
membandingkan
manusia purba
Indonesia dengan
manusia purba
dari Negara lain
Mencoba/Mengeksplo
rasi
1. Mengumpulkan
data terkait dengan
pertanyaan
mengenai
keterkaitan
manusia purba
Indonesia dan
Dunia dengan
manusia modern
secara fisik dan
budaya, melalui
bacaan, gambargambar dan fosilfosil yang ada di
museum terdekat.
Mengasosiasi
1. Menganalisis
informasi-informasi
yang didapat untuk
melakukan
pengelompokan
jenis-jenis manusia
purba Indonesia
dan Dunia ke dalam
kelompok

50
antropologi fisik
dan kelompok
budaya dan dalam
garis waktu
Mengomunikasikan
1. Menyajikan hasil
analisis berbentuk
tulisan tentang
manusia purba
Indonesia dan
Dunia dalam garis
waktu dan
hubungannya
dengan manusia
modern Asia,
Afrika, dan Eropa

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif
Pembelajaran

3.10. Menganalisis
keterkaitan
kehidupan
awal manusia
Indonesia di
bidang
kepercayaan,
sosial, budaya,
ekonomi, dan
teknologi serta
pengaruhnya
dalam
kehidupan
masa kini

Kehidupan
Manusia
Praaksara
Indonesia
Kehidupan
awal manusia
Indonesia di
bidang
kepercayaan,
sosial,
budaya,
ekonomi, dan
teknologi
serta
pengaruhnya
dalam
kehidupan
masa kini
Hubungan
kebudayaan
Hoa-bin,
Bacson,
Dongson dan

Fakta
1.Manusia purba
2.Artefak
3.Fosil
4.Bacson
5. Dongson
6 Hoabihn
7. Sahuynh
Konsep
1.Kepercayaan
2.Sosial
3.Ekonomi
4. Kebudayaan
5. Teknologi
Prinsip
1. Animisme dan
Dinamisme
2. Tradisi lisan
3.Pemerintahan
kepala suku
4. Barter
5. A cire verdue
dan Bivalve

Mengamati
1. Membaca buku teks
atau menyaksikan
video dan/atau
mengamati situssitus peninggalan
zaman praaksara
terdekat mengenai
keunggulan
kehidupan manusia
Indonesia dalam
bidang kepercayaan,
sosial, budaya,
ekonomi, teknologi
dan pengaruh dari
kebudayaan di Asia
serta unsur-unsur
yang diwariskannya
dalam kehidupan
manusia masa kini
2.Melihat video
kehidupan masa
berburu dan meramu

4.10. Menarik
berbagai
kesimpulan dari
hasil evaluasi
terhadap
perkembangan
teknologi pada
zaman

Sikap
Aspek
1. sikap positif
(individu dan
sosial) dalam
diskusi
kelompok
2. sikap ilmiah
pada saat
melaksanakan
penelitian
3. perilaku dan
sikap
menerima,me
nghargai, dan
melaksanakan
kejujuran,
ketelitian,
disiplin dan
tanggung
jawab

Penilaian
Observasi
Keg.1 Diskusi
menentukan
tahapan
perkembangan
kebudayaan
masa pra aksara
di Indonesia.
Sikap Ilmiah
1.Objektif
2.Kritis
3.Menghargai
4.Toleransi
5. Kerjasama
Keg.2 Presentasi
hasil penelitian
aspek:
Sikap Individu
1. Kejujuran
2.Tanggung
jawab
3. Santun

Pengetahuan
Indikator
1.Menjelaskan
tahapan
perkembangan
kebudayaan
masa pra aksara
di Indonesia
2. Membedakan
kehidupan awal
manusia
dibidang
kepercayaan,
sosial, budaya
dan teknologi
3. Menjelaskan
Animisme,
dinamisme dan
totemisme
4. Menjelaskan
Nomaden dan
sedenter
5.Menjelaskan food
gathering dan
food producing

Penilaian
Tes
UH uraian.
UTS PG

Keterampilan
Indikator
1.Menyaji dan
mengolah data
penelitian/an
alisis tentang
tahapan
perkembangan
kebudayaan
manusia pra
aksara di
Indonesia
dalam bidang
kepercayaan,
ekonomi,
sosial, dan
budaya
2. Membuat
laporan
tertulis
tentang hasil
penelitian/

Penilaian
penyajian
dan
pengolahan
data :
- ketepatan
Data
- kesesuaian
data
2.laporan hasil
analisis :
- sistematika
Pendahuluan,
isi, penutup
Presentasi hasil
analisis :
- cara ber
berkomunikas
- sistematika
penyampaian
- wawasan

51
kehidupan
praaksara
terhadap
kehidupan
masyarakat
masa kini,
dalam bentuk
tulisan

Sahuynh pada
masyarakat
awal di
Indonesia.

Prosedur
1. Masa berburu
dan meramu
makanan
2. Masa berburu
dan meramu
makanan
tingkat
lanjut
3. Masa
bercocok
tanam
4. Masa
bercocok
tanam
tingkat
lanjut/ masa
perundagian

makanan
3.Menyimak gambargambar hasil
peninggalan dari
masa berburu
samapai masa
bercocok tanam
tingkat lanjut
Menanya
1. Menanya melalui
kegiatan diskusi
untuk mendapatkan
klarifikasi dan
pendalaman
mengenai
keunggulan
kehidupan manusia
Indonesia di zaman
praaksara dalam
bidang kepercayaan,
sosial, budaya,
ekonomi, teknologi
dan pengaruh dari
kebudayaan lain di
Asia, serta unsurunsur yang
diwariskannya dalam
kehidupan manusia
masa kini
2. Diskusi kelas cara
menentukan
tahapan
perkembangan
kebudayaan pra
aksara di Indonesia

analisis
tentang
tahapan
perkembangan
kebudayaan
manusia pra
aksara di
Indonesia
dalam bidang
kepercayaan,
ekonomi,
sosial, dan
budaya
3.Mempresentasi
kan hasil
penelitian/an
alisis tentang
tahapan
perkembangan
kebudayaan
manusia pra
aksara di
Indonesia
dalam bidang
kepercayaan,
ekonomi,
sosial, dan
budaya

Mencoba/Mengeksplor
asi
1. Mengumpulkan data
terkait dengan
pertanyaan
mengenai
keunggulan

52
kehidupan manusia
Indonesia di zaman
praaksara dalam
bidang kepercayaan,
sosial, budaya,
ekonomi, teknologi
dan pengaruh dari
kebudayaan lain di
Asia, serta unsurunsur yang
diwariskannya dalam
kehidupan manusia
masa kini, melalui
bacaan dan sumbersumber terkait.
2. Mengumpulkan data
terkait
perkembangan
kebudayaan masa
pra aksara di
Indonesia
Mengasosiasi
1. Menganalisis
informasi dan datadata yang didapat
baik dari bacaan
maupun dari
sumber-sumber
terkait mengenai
keunggulan
kehidupan manusia
Indonesia di zaman
praaksara dalam
bidang kepercayaan,
sosial, budaya,
ekonomi, teknologi
dan pengaruh dari
kebudayaan lain di
Asia, serta unsurunsur yang
diwariskannya dalam
kehidupan manusia
masa kini.
2. Mengklasifikasikan
data yang diperoleh

53
dari perkembangan
kebudayaan masa
pra aksara di
Indonesia
Mengomunikasikan
1 Menyajikan hasil
analisis dalam
bentuk tulisan
berupa kesimpulan
mengenai
keunggulan
kehidupan manusia
Indonesia di zaman
praaksara dalam
bidang sosial,
ekonomi, ilmu,
teknologi dan
pengaruh dari
kebudayaan lain di
Asia, serta unsurunsur yang
diwariskannya dalam
kehidupan manusia
masa kini

Kompetensi Dasar
4.11. Menganalisis
keterkaitan
peradaban awal
dunia dan
Indonesia serta
keterkaitannya
dengan manusia
masa kini dalam
cara berhubungan
dengan
lingkungan,
hukum,
kepercayaan,
pemerintahan dan
sosial

Materi Pokok
Peradaban Awal
Indonesia dan
Dunia
Kehidupan
Awal Indonesia
dalam
pencapaian
ilmu,
teknologi,
kepercayaan,
pemerintahan
primus inter
pares,
pertanian dan
ukuran

Materi
Pembelajaran

Alternatif
Pembelajaran

Fakta
1.Indonesia
2.Cina
3.Indus
4. Mesopotamia
5. Mesir
6. Yunani
7. Romawi
8. Pulau Kreta
9. Amerika
Konsep
1. Ilmu
2. Teknologi
3. Kepercayaan
4. Pemerintahan
5. Pertanian

Mengamati
1 Membaca buku teks
mengenai
peradaban awal
Indonesia dan
dunia (Asia, Afrika,
Eropa, dan
Amerika) dalam
pencapaian ilmu,
teknologi,
kepercayaan,
pemerintahan,
pertanian, dan
budaya

Sikap
Aspek
1. sikap positif
(individu dan
sosial) dalam
diskusi
kelompok
2. sikap ilmiah
pada saat
melaksanakan
penelitian
3. perilaku dan
sikap
menerima,me
nghargai, dan
melaksanakan
kejujuran,
ketelitian,

Penilaian
Observasi
Keg.1 Diskusi
mengklasifikasi
dari
perkembangan
peradaban awal
Indonesia dan
dunia (Asia,
Afrika, Eropa, dan
Amerika) dalam
pencapaian ilmu,
teknologi,
kepercayaan,
pemerintahan,
pertanian, dan
budaya

Pengetahuan
Indikator
1.Menjelaskan
peradaban awal
masyarakat
Indonesia
dalam
pencapaian ilmu,
teknologi,
kepercayaan,
pemerintahan,
pertanian, dan
budaya
2. Menjelaskan
peradaban awal
di Asia (Cina,
Mesopotamia

Penilaian
Tes
UH uraian.
UTS PG

Keterampilan
Indikator
1.Menyaji dan
mengolah data
penelitian/an
alisis
2. Membuat
laporan
tertulis
tentang hasil
penelitian/an
alisis
3.Mempresentasi
kan hasil
penelitian/an

Penilaian
penyajian
dan
pengolahan
data :
- ketepatan
Data
- kesesuaian
data
2.laporan hasil
analisis :
- sistematika
Pendahuluan,
isi, penutup
Presentasi hasil

54
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

9. lembar penilaian keterampilan
9. lembar penilaian keterampilan9. lembar penilaian keterampilan
9. lembar penilaian keterampilanJiehan Liya
 
Contoh Laporan Tata Usaha
Contoh Laporan Tata UsahaContoh Laporan Tata Usaha
Contoh Laporan Tata UsahaKutsiyatinMSi
 
Ki kd ppkn netra dan daksa sd lb
Ki kd ppkn netra dan daksa sd lbKi kd ppkn netra dan daksa sd lb
Ki kd ppkn netra dan daksa sd lbM. ALI AMIRUDDIN
 
bskap_2022 Panduan Pembelajaran dan Asesmen Tahun 2022.pdf
bskap_2022 Panduan Pembelajaran dan Asesmen Tahun 2022.pdfbskap_2022 Panduan Pembelajaran dan Asesmen Tahun 2022.pdf
bskap_2022 Panduan Pembelajaran dan Asesmen Tahun 2022.pdfdhien_syam
 
Program supervisi kepala sekolah contoh untuk smk
Program supervisi kepala sekolah contoh untuk smkProgram supervisi kepala sekolah contoh untuk smk
Program supervisi kepala sekolah contoh untuk smkMuhamad Anugrah
 
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI  AKADEMIKSUPERVISI  AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIKAfdan Rojabi
 
Materi IPS kelas III semester 1 BAB 4 KERJA SAMA KTSP 2006
Materi IPS  kelas III semester 1  BAB 4 KERJA SAMA KTSP  2006Materi IPS  kelas III semester 1  BAB 4 KERJA SAMA KTSP  2006
Materi IPS kelas III semester 1 BAB 4 KERJA SAMA KTSP 2006Rachmah Safitri
 
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaKuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaMading KS
 
LK Rencana Evaluasi.docx
LK Rencana Evaluasi.docxLK Rencana Evaluasi.docx
LK Rencana Evaluasi.docxnsb12ticket
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab masalah.pptx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab masalah.pptxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab masalah.pptx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab masalah.pptxMartyaPutri
 
Jawaban tugas 3 sesi 7 ptk
Jawaban tugas 3 sesi 7 ptkJawaban tugas 3 sesi 7 ptk
Jawaban tugas 3 sesi 7 ptkAkang Faesholi
 
Laporan On the Job Learning Diklat Calon Kepala Sekolah
Laporan On the Job Learning Diklat Calon Kepala SekolahLaporan On the Job Learning Diklat Calon Kepala Sekolah
Laporan On the Job Learning Diklat Calon Kepala SekolahHasto Harjadi
 
Laporan umpan balik dari teman sejawat
Laporan umpan balik dari teman sejawatLaporan umpan balik dari teman sejawat
Laporan umpan balik dari teman sejawatsucimurni4
 

Was ist angesagt? (20)

9. lembar penilaian keterampilan
9. lembar penilaian keterampilan9. lembar penilaian keterampilan
9. lembar penilaian keterampilan
 
Contoh Laporan Tata Usaha
Contoh Laporan Tata UsahaContoh Laporan Tata Usaha
Contoh Laporan Tata Usaha
 
Modul pelatihan bee accounting
Modul pelatihan bee accountingModul pelatihan bee accounting
Modul pelatihan bee accounting
 
Angket budaya-sekolah
Angket budaya-sekolahAngket budaya-sekolah
Angket budaya-sekolah
 
1. konsep penilaian ma
1. konsep penilaian ma1. konsep penilaian ma
1. konsep penilaian ma
 
Contoh Angket Sikap
Contoh Angket SikapContoh Angket Sikap
Contoh Angket Sikap
 
Ki kd ppkn netra dan daksa sd lb
Ki kd ppkn netra dan daksa sd lbKi kd ppkn netra dan daksa sd lb
Ki kd ppkn netra dan daksa sd lb
 
bskap_2022 Panduan Pembelajaran dan Asesmen Tahun 2022.pdf
bskap_2022 Panduan Pembelajaran dan Asesmen Tahun 2022.pdfbskap_2022 Panduan Pembelajaran dan Asesmen Tahun 2022.pdf
bskap_2022 Panduan Pembelajaran dan Asesmen Tahun 2022.pdf
 
Program supervisi kepala sekolah contoh untuk smk
Program supervisi kepala sekolah contoh untuk smkProgram supervisi kepala sekolah contoh untuk smk
Program supervisi kepala sekolah contoh untuk smk
 
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI  AKADEMIKSUPERVISI  AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
 
Materi IPS kelas III semester 1 BAB 4 KERJA SAMA KTSP 2006
Materi IPS  kelas III semester 1  BAB 4 KERJA SAMA KTSP  2006Materi IPS  kelas III semester 1  BAB 4 KERJA SAMA KTSP  2006
Materi IPS kelas III semester 1 BAB 4 KERJA SAMA KTSP 2006
 
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaKuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
 
Program 7 k smp 1 tgt
Program 7 k smp 1 tgtProgram 7 k smp 1 tgt
Program 7 k smp 1 tgt
 
Rancangan tugas ptk
Rancangan tugas ptkRancangan tugas ptk
Rancangan tugas ptk
 
LK Rencana Evaluasi.docx
LK Rencana Evaluasi.docxLK Rencana Evaluasi.docx
LK Rencana Evaluasi.docx
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab masalah.pptx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab masalah.pptxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab masalah.pptx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab masalah.pptx
 
Jawaban tugas 3 sesi 7 ptk
Jawaban tugas 3 sesi 7 ptkJawaban tugas 3 sesi 7 ptk
Jawaban tugas 3 sesi 7 ptk
 
01 isi laporan ojl_cawas_asli
01 isi laporan ojl_cawas_asli01 isi laporan ojl_cawas_asli
01 isi laporan ojl_cawas_asli
 
Laporan On the Job Learning Diklat Calon Kepala Sekolah
Laporan On the Job Learning Diklat Calon Kepala SekolahLaporan On the Job Learning Diklat Calon Kepala Sekolah
Laporan On the Job Learning Diklat Calon Kepala Sekolah
 
Laporan umpan balik dari teman sejawat
Laporan umpan balik dari teman sejawatLaporan umpan balik dari teman sejawat
Laporan umpan balik dari teman sejawat
 

Ähnlich wie Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah

6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomiSofyan Saputra
 
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografiSofyan Saputra
 
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologiSofyan Saputra
 
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pknIpul Saipul
 
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematikaTharita Hermawan
 
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimiatanialisa008
 
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakaryaSofyan Saputra
 
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematika
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematikaModel pembelajaran saintifik pelajaran matematika
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematikaIbnu Fajar
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematikaModel Pembelajaran Saintifik Mapel matematika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematikaAbdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel bhs-inggris
Model Pembelajaran Saintifik Mapel bhs-inggrisModel Pembelajaran Saintifik Mapel bhs-inggris
Model Pembelajaran Saintifik Mapel bhs-inggrisAbdul Jamil
 
10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris
10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris
10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggrisSofyan Saputra
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakarya
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakaryaModel Pembelajaran Saintifik Mapel prakarya
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakaryaAbdul Jamil
 
1. model pembelajaran saintifik mp matematika
1. model pembelajaran saintifik mp matematika1. model pembelajaran saintifik mp matematika
1. model pembelajaran saintifik mp matematikawidyoamb
 
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematikaYusep Riwayat
 
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesiaSofyan Saputra
 
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)Sofyan Saputra
 
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesiaHamid Salman
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)Sofyan Saputra
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budayaSofyan Saputra
 

Ähnlich wie Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah (20)

6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
 
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
 
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
 
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
 
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
 
Buku kur 13
Buku kur 13Buku kur 13
Buku kur 13
 
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia
 
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
 
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematika
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematikaModel pembelajaran saintifik pelajaran matematika
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematika
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematikaModel Pembelajaran Saintifik Mapel matematika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematika
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel bhs-inggris
Model Pembelajaran Saintifik Mapel bhs-inggrisModel Pembelajaran Saintifik Mapel bhs-inggris
Model Pembelajaran Saintifik Mapel bhs-inggris
 
10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris
10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris
10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakarya
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakaryaModel Pembelajaran Saintifik Mapel prakarya
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakarya
 
1. model pembelajaran saintifik mp matematika
1. model pembelajaran saintifik mp matematika1. model pembelajaran saintifik mp matematika
1. model pembelajaran saintifik mp matematika
 
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
 
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
 
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)
 
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
 

Mehr von Abdul Jamil

Peta-Okupasi-Bidang-Komunikasi.pdf
Peta-Okupasi-Bidang-Komunikasi.pdfPeta-Okupasi-Bidang-Komunikasi.pdf
Peta-Okupasi-Bidang-Komunikasi.pdfAbdul Jamil
 
Uji Permeabilitas
Uji PermeabilitasUji Permeabilitas
Uji PermeabilitasAbdul Jamil
 
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningHasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningAbdul Jamil
 
Seng Penting Numpuk
Seng Penting NumpukSeng Penting Numpuk
Seng Penting NumpukAbdul Jamil
 
Panduan Pendaftaran SPAN 2014
Panduan Pendaftaran SPAN 2014Panduan Pendaftaran SPAN 2014
Panduan Pendaftaran SPAN 2014Abdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologiAbdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pkn
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pknModel Pembelajaran Saintifik Mapel pkn
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pknAbdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel paiModel Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel paiAbdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologiAbdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel biologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologiAbdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimia
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimiaModel Pembelajaran Saintifik Mapel kimia
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimiaAbdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisikaModel Pembelajaran Saintifik Mapel fisika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisikaAbdul Jamil
 
Materi Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP Kemendikbud
Materi Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP KemendikbudMateri Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP Kemendikbud
Materi Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP KemendikbudAbdul Jamil
 
Soal Pengayaan IPA 2013 2014 Direktorat PSMP Kemendikbud
Soal Pengayaan IPA 2013 2014 Direktorat PSMP KemendikbudSoal Pengayaan IPA 2013 2014 Direktorat PSMP Kemendikbud
Soal Pengayaan IPA 2013 2014 Direktorat PSMP KemendikbudAbdul Jamil
 

Mehr von Abdul Jamil (20)

Peta-Okupasi-Bidang-Komunikasi.pdf
Peta-Okupasi-Bidang-Komunikasi.pdfPeta-Okupasi-Bidang-Komunikasi.pdf
Peta-Okupasi-Bidang-Komunikasi.pdf
 
Fisika paket 4
Fisika paket 4Fisika paket 4
Fisika paket 4
 
Fisika paket 3
Fisika paket 3Fisika paket 3
Fisika paket 3
 
Fisika paket 2
Fisika paket 2Fisika paket 2
Fisika paket 2
 
Fisika paket 1
Fisika paket 1Fisika paket 1
Fisika paket 1
 
Uji Permeabilitas
Uji PermeabilitasUji Permeabilitas
Uji Permeabilitas
 
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningHasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
 
Tugas Pelangi
Tugas PelangiTugas Pelangi
Tugas Pelangi
 
Seng Penting Numpuk
Seng Penting NumpukSeng Penting Numpuk
Seng Penting Numpuk
 
Panduan Pendaftaran SPAN 2014
Panduan Pendaftaran SPAN 2014Panduan Pendaftaran SPAN 2014
Panduan Pendaftaran SPAN 2014
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pkn
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pknModel Pembelajaran Saintifik Mapel pkn
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pkn
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel paiModel Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel biologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologi
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimia
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimiaModel Pembelajaran Saintifik Mapel kimia
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimia
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisikaModel Pembelajaran Saintifik Mapel fisika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisika
 
Materi Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP Kemendikbud
Materi Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP KemendikbudMateri Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP Kemendikbud
Materi Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP Kemendikbud
 
Soal Pengayaan IPA 2013 2014 Direktorat PSMP Kemendikbud
Soal Pengayaan IPA 2013 2014 Direktorat PSMP KemendikbudSoal Pengayaan IPA 2013 2014 Direktorat PSMP Kemendikbud
Soal Pengayaan IPA 2013 2014 Direktorat PSMP Kemendikbud
 
Jamil nilai
Jamil nilaiJamil nilai
Jamil nilai
 

Kürzlich hochgeladen

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 

Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah

  • 1. KATA PENGANTAR Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat kemurahan-Nya naskahPendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini dapat diselesaikan.Naskah ini kami beri judul “Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran dengan Pendekatan Saintifik”. Hal ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian autentik. pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Pelaksanaan pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan persiapan pembelajaran. Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya. Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah saudara-saudara sekalian. Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka. Akhirnya, mudah-mudahan naskah ini dapat berguna dan membantu siapa saja yang membaca dan membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam upaya peningkatan mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran. i
  • 2. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I I ii PENDAHULUAN 1. 1 2. Tujuan.......................................................... 2 3. Ruang Lingkup............................................. 3 4. BAB II Latar Belakang ............................................ Landasan Hukum....... ................................. 3 PEMBELAJARAN KOMPETENSI 1. 5 2. BAB III Pendekatan Pembelajaran Saintifik............. Penilaian Autentik........................................ 22 ANALISIS KOMPETENSI 1. 30 2. BAB IV Prosedur Analisis.. ......................................... Hasil Analisis Kompetensi.............................. 33 PENUTUP 58 DAFTAR PUSTAKA 60 LAMPIRAN-LAMPIRAN ii
  • 3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan secara suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan kemandirian psikologis sesuai ruang yang cukup dengan bakat, bagi minat, dan prakarsa, kreativitas, perkembangan fisik dan serta peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, menyebutkan bahwa Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. 0
  • 4. Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik mampu menerapkan program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat. Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas pada 1.270 SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai tahun pelajaran 2013/2014 untuk kelas X. Untuk mendukung implementasi pelaksanaan kurikulum tersebut pemerintah telah melatih instruktur nasional (master teacher), guru inti dan guru sasaran serta menyediakan silabus, buku guru, dan buku siswa untuk mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yang ada (dari kurikulum 2006 dan buku sebelumnya),mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu pada silabus yang telah disediakan. Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik dan menggunakan silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Oleh karena itu diperlukan rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya. B. Tujuan Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memafaatkan buku sumber yang ada. Secara khusus naskah ini bertujuan: Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar 1. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus mata pelajaran 2. Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik 3. Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian 4. Merancang penilaian autentik 1
  • 5. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup naskah ini terdiri atas: 1. Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik 2. Langkah-langkah analisis kompetensi; 3. Penilaian autentik; dan 4. Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) D. Landasan Hukum 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan 4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah 5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses 6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian 7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA 8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang Implementasi Kurikulum 9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor …. Tentang Silabus 2
  • 6. BAB II PEMBELAJARAN KOMPETENSI Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan. Karakteristik Standar pembelajaran pada Kompetensi memberikan Lulusan kerangka setiap dan konseptual satuan Standar pendidikan Isi. tentang Standar sasaran terkait erat Kompetensi pembelajaran pada Lulusan yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga perolehan (proses psikologis) menerima,menjalankan, Pengetahuandiperoleh ranah yang kompetensi berbeda. menghargai, melalui Sikap tersebut memiliki lintasan diperoleh melalui aktivitas menghayati, aktivitas dan mengamalkan. mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi karakteristik beserta standar perbedaan proses. lintasan perolehan turut Penguatan pendekatan serta mempengaruhi saintifik perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning). Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1) pesertadidik diberi tahu menjadi pesertadidik mencari tahu; (2) guru sebagai satusatunya sumberbelajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran proses berbasis sebagai konten penguatan penggunaan pendekatan menjadi pembelajaran berbasis kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran 3
  • 7. yang menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan danpemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan mengembangkan kreativitas peserta didik (ing madyo mangun karso), dan dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individualdan latar belakang budaya peserta didik. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses – output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran. A. Pendekatan Pembelajaran saintifik Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni, 2000; &Semiawan, 1998). Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu 4
  • 8. pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992). Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran. Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990). 1. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Ilmu-ilmu sosial (social science) Sebelum membicarakan mengenai pendekatan ilmiah (scientific), perlu dipahami terlebih dahulu mengenai metode ilmiah. Pada umumnya seseorang 5
  • 9. selalu ingin memperoleh pengetahuan. Pengetahuan dapat merupakan pengetahuan ilmiah dan pengetahuan tidak ilmiah. Suatu pengetahuan ilmiah hanya dapat diperoleh dari metode ilmiah. Metode ilmiah pada dasarnya memandang fenomena khusus (unik) dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan pada simpulan. Dengan demikian diperlukan adanya penalaran dalam rangka pencarian (penemuan). Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Metode ilmiah umumnya memuat rangkaian kegiatan koleksi data atau fakta melalui observasi dan eksperimen, kemudian memformulasi dan menguji hipotesis. Sebenarnya apa yang kita bicarakan dengan metode ilmiah merujuk pada: (1) adanya fakta, (2) sifat bebas prasangka, (3) sifat objektif, dan (4) adanya analisa. Selanjutnya secara sederhana pendekatan ilmiah merupakan suatu cara atau mekanisme untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu metode ilmiah. Ada juga yang mengartikan pendekatan ilmiah sebagai mekanisme untuk memperoleh pengetahuan yang didasarkan pada struktur logis. Pendekatan ilmiah ini memerlukan langkahlangkah pokok: a) Mengamati b) Menanya c) Menalar d) Mencoba e) Membentuk jejaring Langkah-langkah di atas boleh dikatakan sebagai pembelajaran terhadap pengetahuan ilmiah yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis dalam ilmu-ilmu sosial. Karena yang dikehendaki adalah jawaban mengenai faktafakta sosial, maka pendekatan dengan langkah-langkah tersebut dikatakan sangat erat dengan metode ilmiah. Prosespembelajaran pada Kurikulum 2013 dilaksanakan menggunakan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi 6
  • 10. ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.” Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik(soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills)dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. 7
  • 11. 1) Mengamati Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial, pengamatan dapat dilakukan terhadap hal- hal sebagai berikut, contoh: Proses terbentuknya negara interaksi sosial Situs sejarah Sedangkandalam pembelajaran di kelas, mengamati dapat dilakukan melalui berbagai media yang dapat diamati siswa, misalnya: video, gambar, grafik, bagan, dsb. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini. Menentukan objek apa yang akan diobservasi Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi , seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya. Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi, dapat berupa daftar cek (checklist), skala rentang (rating scale), catatan anekdot (anecdotal record), catatan berkala, dan alat mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang berisikan nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan diobservasi. Skala rentang , berupa alat untuk mencatat gejala atau fenomena menurut tingkatannya. Catatan anekdot dapat berupa catatan 8
  • 12. yang dibuat oleh peserta didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan luar biasa yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi. Alat mekanik dapat berupa berupa alat mekanik yang dapat dipakai untuk memotret atau merekam peristiwa-peristiwa tertentu yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi. 2) Menanya Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong siswa untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Artinya guru dapat menumbuhkan sikap ingin tahu siswa, yang diekspresikan dalam bentuk pertanyaan. Misalnya: Mengapa terjadi kasus pelanggaran HAM? Apakah seni bangun candi itu asli Indonesia atau ada pengaruh dari luar? Dalam hukum permintaan dinyatakan ketika harga naik maka jumlah barang yang diminta akan turun, namun kenyataannya setiap menjelang hari raya walaupun harga cenderung naik tetapi permintaan juga ikut naik. Mengapa demikian?, dsb. Diusahakan setelah ada pengamatan, yang bertanya bukan guru, tetapi yang bertanya peserta didik. Berikut manfaat / fungsi bertanya: Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran. Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya. Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan. Membangkitkan mengajukan keterampilan pertanyaan, dan peserta memberi didik dalam jawaban berbicara, secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. 9
  • 13. Mendorong partisipasipeserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan. Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok. Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul. Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain. Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini. Tingkatan Subtingkatan Kognitif yang lebih  Pengetahuan rendah (knowledge) Kata-kata kunci pertanyaan  Apa...  Siapa...  Kapan...  Di mana...  Sebutkan...  Jodohkan atau pasangkan...  Persamaan kata...  Golongkan...  Berilah nama...  Dll.  Pemahaman (comprehension)  Terangkahlah...  Bedakanlah...  Terjemahkanlah...  Simpulkan...  Bandingkan...  Ubahlah...  Berikanlah interpretasi...  Penerapan (application  Gunakanlah...  Tunjukkanlah...  Buatlah...  Demonstrasikanlah...  Carilah hubungan...  Tulislah contoh... 10
  • 14. Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan  Siapkanlah...  Klasifikasikanlah... Kognitif yang lebih  Analisis (analysis) tinggi  Analisislah...  Kemukakan bukti-bukti…  Mengapa…  Identifikasikan…  Tunjukkanlah sebabnya…  Berilah alasan-alasan…  Sintesis (synthesis)  Ramalkanlah…  Bentuk…  Ciptakanlah…  Susunlah…  Rancanglah...  Tulislah…  Bagaimanakita dapat memecahkan…  Apa yang terjadi seaindainya…  Bagaimana kita dapat memperbaiki…  Kembangkan…  Evaluasi (evaluation)  Berilah pendapat…  Alternatif mana yang lebih baik…  Setujukah anda…  Kritiklah…  Berilah alasan…  Nilailah…  Bandingkan…  Bedakanlah… 11
  • 15. 3) Menalar Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. 3.1 Cara menalar Seperti telah dijelaskan di muka, terdapat dua cara menalar, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif merupakan cara menalardengan menarik simpulan dari fenomena atau atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Kegiatan menalar secara induktif lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau pengalaman empirik. Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus. Pola penalaran deduktif dikenal dengan pola silogisme. Cara kerja menalar secara deduktif adalah menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagianbagiannya yang khusus. Ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternatif. Pada penalaran deduktif tedapat premis, sebagai proposisi menarik simpulan. Penarikan simpulan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu langsung dan tidak langsung. Simpulan secara langsung ditarik dari satu premis, sedangkan simpulan tidak langsung ditarik dari dua premis. Contoh: Akuntan publik adalah akuntan yang kegiatannya memberikan jasa untuk kepentingan perusahaan dengan sejumlah pembayaran tertentu, atau disebut juga akuntan ekstern. 12
  • 16. Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja sebagai pemeriksa atau auditor untuk pemerintah atau negara. Akuntan pendidik adalah akuntan yang bekerja sebagai pengajar atau dosen di perguruan tinggi. Akuntan Intern atau Akuntan Perusahaan adalah akuntan yang bekerja dalam perusahaan dan bertugas khusus di bidang akuntansi intern untuk membantu pengelola perusahaan. Simpulan Akuntan publik, Akuntan pemerintah, Akuntan pendidik, Akuntan Intern merupakan jabatan-jabatan dalam lapangan akuntansi pada berbagai lingkup kegiatan dan bidang garapannya. 3.2 Analogi dalam Pembelajaran Selama proses pembelajaran, guru dan peserta didik sering kali menemukan fenomena yang bersifat analog atau memiliki persamaan. Dengan demikian, guru dan peserta didik adakalanya menalar secara analogis. Analogi adalah suatu proses penalaran dalam pembelajaran dengan cara membandingkan sifat esensial yang mempunyai kesamaan atau persamaan. Berpikir analogis sangat penting dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial, karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Seperti halnya penalaran, analogi terdiri dari dua jenis, yaitu analogi induktif dan analogi deklaratif. Kedua analogi itu dijelaskan berikut ini. Analogi induktif disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena atau gejala. Atas dasar persamaan dua gejala atau fenomena itu ditarik simpulan bahwa apa yang ada pada fenomena atau gejala pertama terjadi juga pada fenomena atau gejala kedua. Analogi induktif merupakan suatu “metode menalar” yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu simpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua fenomena atau gejala khusus yang diperbandingkan Contoh: 13
  • 17. Hakekat Pergerakan Nasional bagi peserta didik adalah jiwa nasionalisme dan ketekunan dalam belajar. Peserta didik adalah generasi muda yang harus memiliki jiwa nasionalisme dan harus giat belajar. Analogi deklaratif merupakan suatu “metode menalar” untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu fenomena atau gejala yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Analogi deklaratif ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru, fenomena, atau gejala menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah diketahui secara nyata dan dipercayai. Contoh: Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia dapat dilaksanakan karena adanya sinergitas, saling menghargai, sikap pantang menyerah antara golongan muda dan golongan tua. Begitu pula tercapainya suatu prestasi disekolah tidak terlepas dari sinergitas, saling menghargai, sikap pantang menyerah dari dewan guru, peserta didik, dan seluruh stake holder sekolah. 3.3 Hubungan Antarfenomena Seperti halnya penalaran dan analogi, kemampuan menghubungkan antarfenomena atau gejala sangat penting dalam proses pembelajaran, karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Disinilah esensi bahwa guru dan peserta didik dituntut mampu memaknai hubungan antarfenomena atau gejala, khususnya hubungan sebab-akibat. Hubungan sebab-akibat diambil dengan menghubungkan satu atau beberapa fakta yang satu dengan satu atau beberapa fakta yang lain.Suatu simpulan yang menjadi sebab dari satu atau beberapa fakta itu atau dapat juga menjadi akibat dari satu atau beberapa fakta tersebut. Penalaran sebab-akibat ini masuk dalam ranah penalaran induktif, yang disebut dengan penalaran induktif sebab-akibat. Penalaran induktif sebab akibat terdiri dari tiga jenis. Hubungansebab–akibat. Pada penalaran hubungan sebab-akibat, hal-hal yang menjadi sebab dikemukakan terlebih dahulu, kemudian ditarik simpulan yang berupa akibat. 14
  • 18. Contoh: Sehubungan adanya pembuatan jalan oleh Belanda yang melewati makam leluhur Diponegoro, maka pecahlah perang Diponegoro melawan Belanda 1825 – 1830 (mapel Sejarah). Nilaisuatubarangditentukanjumlahbiaya yangdikeluarkanuntukmenghasilkanbarangitukembali(biayareproduksi).O lehkarenauntukmenentukannilaisuatubarangtidakberasalpadabiayaproduk siyangpertamakali,tetapipadabiayaproduksiyangdikeluarkansekarang (mapel Ekonomi). Hubungan akibat–sebab. Pada penalaran hubungan akibat-sebab, hal-hal yang menjadi akibat dikemukakan terlebih dahulu, selanjutnya ditarik simpulan yang merupakan penyebabnya. Contoh (Mata pelajaran Sejarah): Perang Diponegoro 1825 – 1830 melawan Belanda, sampai-sampai Belanda mengalami kerugian besar, dan nyaris dikalahkan, disebabkan Belanda membuat jalan yang melewati makam leluhur Diponegoro. Perjuang bangsa Indonesia melalui Pergerakan Nasional, mengakibatkan diproklasikan kemerdekaan. Akibat proklamasi kemerdekaan datanglah Sekutu yaitu Inggris dan Belanda datang ke Indonesia . Kedatangan Sekutu yang berkeinginan menjaga status quo, tentu tidak diharapkan oleh pemuda Indonesia, terjadilah perang. Contoh (Mata pelajaranEkonomi) Nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh produsen untuk membuat barang tersebut. Semakin tinggi nilai pakai suatu barang, nilai tukarnya akan semakin tinggi. Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, hidupnya terisolasi. Keterisolasian itu menyebabkan mereka kehilangan akses untuk melakukan aktivitas ekonomi, sehingga muncullah kemiskinan keluarga yang akut. Kemiskinan keluarga yang akut menyebabkan anak-anak mereka tidak berkesempatan menempuh pendidikan yang baik. Dampak lanjutannya, bukan tidak mungkin terjadi kemiskinan yang terus berlangsung secara siklikal. 15
  • 19. Hubungan sebab–akibat 1 – akibat 2. Pada penalaran hubungan sebabakibat 1 –akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat yang pertama menjadi penyebab, sehingga menimbulkan akibat kedua. Akibat kedua menjadi penyebab sehingga menimbulkan akibat ketiga, dan seterusnya. 3.4 Mencoba/mengeksplorasi Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui peningkatan pemahaman atas suatu fenomena. Strategi yang digunakan adalah memperluas dan memperdalam pengetahuan yang menerapkan strategi belajar aktif. Pendekatan pembelajaran yang berkembang saat ini secara empirik telah melahirkan disiplin baru pada proses belajar. Tidak hanya berfokus pada apa yang dapat peserta didik temukan, namun sampai pada bagaimana cara mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Istilah yang populer untuk menggambarkan kegiatan ini adalah “explorative learning”. Pendekatan belajar yang eksploratif tidak hanya berfokus pada bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan, pemahaman, dan interpretasi, namun harus diimbangi dengan peningkatan mutu materi ajar. Informasi tidak hanya disusun oleh guru. Perlu ada keterlibatan peserta didik untuk memperluas, memperdalam, atau menyusun informasi atas inisiatifnya. Dalam hal ini peserta didik menyusun dan memvalidasi informasi sebagai input bagi kegiatan belajar. Peta Konsep yang dikembangkan menunjukan kompleksitas kegiatan eksplorasi dalam proses pembelajaran yang mengharuskan adanya proses dialog yang : (1) interaktif (2) adaptif, interaktif dan reflektif (3) menggambarkan tingkat-tingkat penguasaan pokok bahasan (4) menggambarkan level kegiatan yang berkaitan dengan meningkatkan keterampilan menyelesaikan tugas sehingga memperoleh pengalaman yang bermakna. Mengintegrasikan pendekatan ini dengan lima faktor yang menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna, yaitu belajar aktif, belajar konstruktif, belajar intens, belajar autentik, dan kolaboratif yang menegaskan pernyataan bahwa pembelajaran eksploratif lebih menekankan pada pengalaman belajar dari pada pada materi pelajaran. Eksplorasi merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses belajar peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu. Peserta didik menghubungkan 16
  • 20. pikiran yang terdahulu dengan pengalaman belajarnya. Mereka menggambarkan pemahaman yang mendalam untuk memberikan respon yang mendalam juga. Bagaimana membedakan peran masing-masing dalam kegiatan belajar bersama. Mereka melakukan pembagian tugas seperti dalam tugas merekam, mencari informasi melalui internet serta memberikan respon kreatif dalam berdialog. Di samping itu peserta didik menindaklanjuti penelusuran informasi dengan membandingkan hasil telaah. Secara kolektif, mereka juga dapat mengembangkan hasil penelusuran informasi dalam bentuk grafik, tabel, diagram serta mempresentasikan gagasan yang dimiliki. Pelaksanaan kegiatan mencoba/eksplorasi pada mata pelajaran ilmu-ilmu sosial dapat dilakukan melalui kerja sama dalam kelompok kecil. Bersama teman sekelompoknya peserta didik dalam menelusuri informasi yang mereka butuhkan, merumuskan masalah dalam kehidupan nyata, berpikir kritis untuk menerapkan ilmu yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata dan bermakna. Melalui kegiatan mencoba/eksplorasi peserta didik dapat mengembangkan pengalaman belajar, meningkatkan penguasaan ilmu-ilmu sosial, serta menerapkannya untuk menjawab fenomena yang ada. Peserta didik juga dapat mengeksploitasi informasi untuk memperoleh manfaat tertentu sebagai produk belajar. 3.5 Jejaring Pembelajaran atau Pembelajaran Kolaboratif Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerjasama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja untuk memudahkan usaha kolektif dalam rangka mencapai tujuan bersama. Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru lebih bersifat direktif atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih aktif. Jika pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai satu falsafah peribadi, maka ia menyentuh tentang identitas peserta didik terutama jika mereka berhubungan atau berinteraksi dengan yang lain atau guru. Dalam situasi kolaboratif itu, peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. 17
  • 21. Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkin peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama. Tantangan baru dinamika kehidupan yang makin kompleks menuntut aktivitas pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta dan fenomena keseharian yang dapat diduga melainkan mampu menjangkau pada situasi baru yang tak terduga.Dengan dukungan kemajuan teknologi dan seni, pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir siswa hingga situasi baru yang tak terduga. Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan keingintahuan siswa, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan langkah sebagai berikut: 1. Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena baik secara langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari informasi, membaca, melihat, mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut 2. Memfasilitasi diskusi dan Tanya jawab dalam menemukan konsep, prinsip, hukum,dan teori 3. Mendorong siswa aktif mencoba melalui kegiatan eksperimen 4. Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data, mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena 5. Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam presentasi dengan aplikasi baru yang terduga sampai tak terduga Macam-macam Pembelajaran Kolaboratif Banyak metode yang dipakai dalam pembelajaran atau kelas kolaboratif. Beberapa di antaranya dijelaskan berikut ini: JP = Jigsaw Proscedure. Pembelajaran dilakukan dengan cara peserta didik sebagai anggota suatu kelompok diberi tugas yang berbeda-beda mengenai suatu pokok bahasan. Agar masing-masing peserta didik anggota dapat memahami keseluruhan pokok bahasan, tes diberikan dengan materi yang menyeluruh. Penilaian didasari pada rata-rata skor tes kelompok. STAD = Student Team Achievement Divisions. 18
  • 22. Peserta didik dalam suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Anggota-anggota dalam setiap kelompok bertindak saling membelajarkan. Fokusnya adalah keberhasilan seorang akan berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok dan demikian pula keberhasilan kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan individu peserta didik lainnya. Penilaian didasari pada pencapaian hasil belajar individual maupun kelompok peserta didik CI = Complex Instruction Titik tekan metode ini berorientasi pada matematika, dan adalam pelaksanaan suatu proyek yang penemuan, ilmu menumbuhkembangkan khususnya pengetahuan ketertarikan dalam sosial. semua bidang Fokusnya peserta sains, adalah didiksebagai anggota kelompok terhadap pokok bahasan. Metode ini umumnya digunakan dalam pembelajaran yang bersifat bilingual (menggunakan dua bahasa) dan di antara para peserta didik yang sangat heterogen. Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok. TAI = Team Accelerated Instruction. Metodeini merupakan kooperatif/kolaboratif kombinasi dengan antara pembelajaran pembelajaran individual. Secara bertahap, setiap peserta didik sebagai anggota kelompok diberi soalsoal yang harus mereka kerjakan sendiri terlebih dulu. Setelah itu dilaksanakan penilaian bersama-sama dalam kelompok. Jika soal tahap pertama telah diselesaikan dengan benar, setiap peserta didik mengerjakan soal-soal berikutnya. Namun jika seorang peserta didik belum dapat menyelesaikan soal tahap pertama dengan benar, ia harus menyelesaikan soal lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan soal disusun berdasarkan tingkat kesukaran soal. Penilaian didasari pada hasil belajar individual maupun kelompok. CLS = Cooperative Learning Stuctures. Pada penerapan metode pembelajaran ini setiap kelompok dibentuk dengan anggota dua peserta didik (berpasangan). Seorang peserta didik bertindak sebagai tutor dan yang lain menjadi tutee. Tutor mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tutee. Bila jawaban 19
  • 23. tutee benar, ia memperoleh poin atau skor yang telah ditetapkan terlebih dulu. Dalam selang waktu yang juga telah ditetapkan sebelumnya, kedua peserta didik yang saling berpasangan itu berganti peran. LT = Learning Together. Pada metode ini kelompok-kelompok sekelas beranggotakan peserta didik yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok bekerjasama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Satu kelompok hanya menerima dan mengerjakan satu set lembar tugas. Penilaian didasarkan pada hasil kerja kelompok. TGT = Teams-Games-Tournament. Pada metode ini, setelah belajar bersama kelompoknya sendiri, para anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota kelompok lain sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Penilaian didasari pada jumlah nilai yang diperoleh kelompok peserta didik. GI = Group Investigation. Pada metode ini semua anggota kelompok dituntut untuk merencanakan suatu penelitian beserta perencanaan pemecahan masalah yang dihadapi. Kelompok menentukan apa saja yang akan dikerjakan dan siapa saja yang akan melaksanakannya berikut bagaimana perencanaan penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok. AC = Academic-Constructive Controversy. Pada metode ini setiap anggota kelompok dituntut kemampuannya untuk berada dalam situasi konflik intelektual yang dikembangkan berdasarkan hasil belajar masing-masing, baik bersama anggota sekelompok maupun dengan anggota kelompok lain. Kegiatan pembelajaran ini mengutamakan pencapaian dan pengembangan kualitas pemecahan masalah, pemikiran kritis, pertimbangan, hubungan antarpribadi, kesehatan psikis dan keselarasan. Penilaian didasarkan pada kemampuan setiap anggota maupun kelompok mempertahankan posisi yang dipilihnya. 20
  • 24. CIRC = Cooperative Integrated Reading and Composition. Pada metode pembelajaran ini mirip dengan TAI. Metode pembelajaran ini menekankan pembelajaran membaca, menulis dan tata bahasa. Dalam pembelajaran ini, para peserta didik saling menilai kemampuan membaca, menulis dan tata bahasa, baik secara tertulis maupun lisan di dalam kelompoknya Siswa dapat membentuk jejaring yang lebih luas dengan menginformasikan/ berbagi tentang hasil penugasan, proyek atau makalah melalui berbagai media. B. Penilaian Autentik Penilaian autentik (authentic assessment) menurut beberapa sumber sebagaimana tertulis dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:(1) American Library Association mendefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran; (2) Newton Public School, mengartikan penilaian autentik sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik; dan (3) Wiggins mendefinisikan penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas- aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan sebagainya. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Karenanya, penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA. Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen asesmen yang memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, 21
  • 25. keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas: membaca dan meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi media, membuat karangan, dan diskusi kelas. Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian portofolio dan penilaian projek. Penilaian autentik disebut juga penilaian responsif, suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran. Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan menggunakan jurnal, penilaian diri, dan/atau penilaian antar teman. Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan. Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian portofolio. 1. Pengamatan Sikap Penilaian sikap melalui pengamatan dapat menggunakan jurnal, penilaian diri, dan penilaian antar teman. Jurnal adalah catatan pendidik yang sistematis di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian siswa terhadap aspek tertentu secara kronologis. Kriteria penilaian jurnal adalah sbb: Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting. Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator. Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan. Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis. Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan komunikatif. 22
  • 26. Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap peserta didik menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta didik. Penilaian-diri (self assessment) termasuk dalam rumpun penilaian kinerja. Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian ranah sikap Misalnya, peserta didik diminta mengungkapkan curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah keterampilan Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya oleh dirinya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah pengetahuan Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu berdasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Teknik penilaian-diri bermanfaat memiliki beberapa manfaat positif. Pertama, menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Kedua, peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya. Ketiga, mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik berperilaku jujur. Keempat, menumbuhkan semangat untuk maju secara personal. Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap sikap seorang peserta didik oleh seorang (atau lebih) peserta didik lainnya dalam suatu kelas atau rombongan belajar. Penilaian ini merupakan bentuk penilaian untuk melatih peserta didik penilai menjadi pembelajar yang baik.Instrumen sesuai dengan kompetensi dan indikator yang akan diukur. Kriteria penilaian antar teman adalah sbb: • Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik • Kriteria penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana • Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik • Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik 23
  • 27. • Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda • Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata atau sebenarnya • Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid) • memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan penguasaan satu kompetensi peserta didik • Indikator menunjukkan sikap yang dapat diukur • Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level terendah sampai kemampuan tertinggi. 2. Tes tertulis. Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan. Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab- akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian. Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atasmateri yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka memperoleh nilai yang sama. Tes tersulis berbentuk esai biasanya menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka (extended-response) atau jawaban terbatas (restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada bobot soal yang diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada guru untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks. 3. Tes Lisan. Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara lisan. Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Kriteria Tes lisan adalah sbb: 24
  • 28. Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf pengetahuan yang hendak dinilai. Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada. Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam mengkontruksi jawabannya sendiri. disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang komplek. 4. Penilaian Melalui Penugasan. Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang harus dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau kelompok, sesuai dengan karakteristik tugas. Kriteria penugasan adalah sbb: Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar. Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik. Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian dari pembelajaran mandiri. Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik. Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum. Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara kelompok. Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota. Tugasharusbersifat adil (tidak bias gender atau latar belakang sosial ekonomi). Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas. Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas. 5. Tes Praktik. Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di laboratorium, praktik salat, praktik olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, dan sebagainya. (Juknis PHB PPMP Kemdikbud, 2013). Kriteria Tes Praktik adalah sbb: Tugas mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil belajar. Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik. Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas. 25
  • 29. Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik, Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum Tugasbersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi) Task untuk Tes Praktik, diperlukan penyusunan rubrik penilaian, rubrik tersebut harus memenuhi syarat sbb: Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid). Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati (observasi). Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur. Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik. Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik. 6. Penilaian Proyek Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain. Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik. Orisinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik. Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen 26
  • 30. daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis. Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksud meliputi penilaian atas kemampuan peserta didik menghasilkan produk. Penilaian secara analitik merujuk pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan. 7. Penilaian Portofolio Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang releban dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu.Fokus penilaian portofolio adalahkumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri. Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran. Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat. 27
  • 31. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio. 28
  • 32. BAB III ANALISIS KOMPETENSI A. Prosedur Analisis Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi dasar. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan. Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar. Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai berikut. Dimensi Sikap Pengetahuan Keterampilan Kualifikasi Kemampuan Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri. Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk kelas XII. Rumusan kompetensi yang relelevan bagi kelas X sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut. Kompetensi Sikap Spiritual Sikap Sosial Deskripsi Kompetensi 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan 29
  • 33. Kompetensi Pengetahuan Keterampilan Deskripsi Kompetensi menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi lulusan adalah sebagai berikut. Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai berikut 1. Melakukan linierisasi komptensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok seperti tabel berikut ini. Materi Pokok Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) (Dalam Silabus) 3,1 4.1 3.2 4.2 30
  • 34. Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok (Dalam Silabus) Dan seterusnya … 2. Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus) menjadi materi pembelajaarn yang terdiri atas: fakta, konsep, , prosedur, dan metakognitif 3. Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indikator keterampilan yang terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Tahapan penyusunan indikator dari tingkat yang terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. 4. Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk mengembangkan sikap sosial dan sikap religius. 5. Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan 6. Merancang penilaian yang diperlukan Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini. Materi Pokok (Silabus) Materi Pembelajaran Fakta, Konsep, , Prosedur, dan metakognitif Penillaian (Silabus) Alternatif Kegiatan Pembelajaran: Mengamati, Menanya, Mencoba, Mengasosiasi, dan Mengomunikasi kan Indikator Sikap, Pengethuan, dan Keterampilan untuk Penilaian Lulusan yang : Cerdas, Kreatif, Produktif, dan Bertanggung jawab Pembelajaran (Silabus) 1. Mengembangkan Materi pembelajaran Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam silabus dan kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ke tiga (pengetahuan). Dalam penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan untuk melihat linierisasi dengan kompetensi inti ke empat (keterampilan). Hasil pengembangan materi pembelajaran sejarah, dikelompokan dalam empat kategori, yaitu: (1) Fakta, yaitu pengetahuan tentang nama orang, nama benda, angka tahun, istilah , nama kejadian atau peristiwa sejarahKonsep, merupakan Pengetahuan tentang cara berpikir, keterampilan sejarah, katagori, 31
  • 35. klasifikasi, keterkaitan antara satu katagori dengan lainnya, hukum kausalita, definisi, teori. Prosedur, , merupakan pengetahuan tentang proses melakukan penelitian sejarah, penulisan sejarah, memelihara peninggalan sejarah, melakukan penilaian cerita sejarah.. (2) Metakognitif, merupakan pengetahuan tentang bagaimana mencari pengetahuan, mengelola pengetahuan dan memanfaatkan pengetahuan factual, konseptual, dan procedural dalam sejarah. 2. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan a) Mengamati adalah kegiatan yang dilakukan dengan memaksimalkan pancaindra dengan cara melihat, mendengar, membaca, menyentuh, atau menyimak. Yang diamati adalah materi yang berbentuk fakta, yaitu fenomena atau beristiwa dalam bentuk gambar, video, rekaman suara, atau fakta langsung yang bisa disentuh, dilihat, dan sebagainya b) Menanya adalah proses mengkonstruksi pengetahuan berupa konsep, prinsip dan prosedur melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas c) Mencoba d) Mengasosiasi e) Mengomunikasikan 3. Alternatif penilaian (Penilaian Autentik) a) Aspek pengetahuan melalui tes dan non tes b) Aspek keterampilan melalui observasi kinerja dan portofolio produk c) Aspek sikap melalui pengamatan 32
  • 36. B. Hasil Analisis Kompetensi 1. Hasil Linierisasi Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar (KI 3) 3.1 Menganalisis keterkaitan konsep manusia hidup dalam ruang dan waktu Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok 4.1 Menyajikan hasil kajian tentang konsep manusia hidup dalam ruang dan waktu, dalam berbagai bentuk komunikasi. 3.2 Menganalisis konsep manusia hidup dalam perubahan dan keberlanjutan 4.2 Menyajikan hasil telaah tentang konsep bahwa manusia hidup dalam perubahan dan keberlanjutan, dalam berbagai bentuk komunikasi. 3.3 Menganalisis keterkaitan peristiwa sejarah tentang manusia di masa lalu untuk kehidupan masa kini 4.3 Membuat tulisan tentang hasil kajian mengenai keterkaitan kehidupan masa lalu untuk kehidupan masa kini 3.4 Menganalisis ilmu sejarah 4.4 Menyajikan hasil telaah tentang peristiwa sebagai karya sejarah, mitos, dan fiksi dalam bentuk tulisan. Manusia dan Sejarah Manusia hidup dan berkreativitas dalam ruang dan waktu Manusia hidup dalam perubahan dan keberlanjutan Kehidupan manusia masa kini merupakan akibat dari perubahan di masa lalu Sejarah sebagai Ilmu 3.5 Menganalisis cara berpikir sejarah dalam mempelajari peristiwa-peristiwa sejarah. 4.5 Menerapkan cara berfikir sejarah dalam mengkaji peristiwa-peristiwa yang dipelajarinya, dalam berbagai bentuk presentasi. Berpikir Sejarah Diakronik Sinkronik Kausalita Interpretasi Periodesasi 3.6 Menganalisis berbagai bentuk/jenis sumber Sejarah 4.6 Menyajikan hasil analisis jenis sumber, peran sumber dan keterkaitannya dengan kejadian sejarah, dalam berbagai bentuk presentasi. Sumber Sejarah Pengertian, sifat, jenis, dan kedudukan sumber dalam ilmu sejarah 3.7 Menganalisis keterkaitan dan menerapkan langkah-langkah penelitian Sejarah terhadap berbagai peristiwa Sejarah 4.7 Melakukan penelitian sejarah secara sederhana dan menyajikanya dalam bentuk laporan penelitian. Penelitian dan Penulisan Sejarah langkah penelitian sejarah (bertanya, menentukan dan mencari sumber, kritik sumber, validasi informasi, interpretasi, rekonstruksi dan penulisan) 33
  • 37. Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok 3.8 Menganalisis keterkaitan perbedaan ciri-ciri dari historiografi tradisional, kolonial dan modern 4.8 Menyajikan hasil mengklasifikasi ciri-ciri historiografi tradisional, kolonial dan modern dari sumber yang ditentukan guru, dalam berbagai bentuk presentasi. Historiografi Historiografi tradisional Historiografi kolonial Historiografi modern 3.9 Menganalisis keterkaitan antara manusia purba Indonesia dan Dunia dengan manusia modern dalam fisik dan budaya 4.9 Menyajikan hasil analisis mengenai keterkaitan antara Manusia Purba Indonesia dan Dunia dengan manusia modern secara fisik dan budaya, dalam berbagai bentuk presentasi. Manusia Purba Indonesia dan Dunia Manusia purba Indonesia Manusia purba Asia Manusia purba Afrika Manusia purba Eropa 3.10 Menganalisis keterkaitan kehidupan awal manusia Indonesia di bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi serta pengaruhnya dalam kehidupan masa kini 4.10 Menarik berbagai kesimpulan dari hasil evaluasi terhadap perkembangan teknologi pada zaman kehidupan praaksara terhadap kehidupan masyarakat masa kini, dalam bentuk tulisan Kehidupan Manusia Praaksara Indonesia Kehidupan awal manusia Indonesia di bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi serta pengaruhnya dalam kehidupan masa kini Hubungan kebudayaan Hoabin, Bacson, Dongson dan Sahuynh pada masyarakat awal di Indonesia. 3.11 Menganalisis keterkaitan peradaban awal dunia dan Indonesia serta keterkaitannya dengan manusia masa kini dalam cara berhubungan dengan lingkungan, hukum, kepercayaan, pemerintahan dan sosial 4.11 Menyajikan hasil analisis peradaban awal dunia dan Indonesia serta keterkaitannya dengan manusia masa kini dalam cara berhubungan dengan lingkungan, hukum, kepercayaan, pemerintahan, dan sosial, dalam berbagai bentuk presentasi. Peradaban Awal Indonesia dan Dunia Kehidupan Awal Indonesia dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan primus inter pares, pertanian dan ukuran Peradaban awal Asia (Cina, Indus, Mesopotamia) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya Peradaban awal Afrika (Mesir) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, 34
  • 38. Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok dan budaya Peradaban awal Eropa (Yunani, Romawi, Pulau Kreta) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, dan budaya Peradaban awal Amerika (Inca, Maya, Aztec) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya 35
  • 39. Contoh Hasil Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran : Sejarah Kelas :X Program Peminatan : Ilmu Ilmu Sosial Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkanajaran agama yang dianutnya 1. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 2. Memahami, menerapkan, dan menganalisispengetahuan faktual, konseptual, proseduralberdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 3. Mengolah, menalar, dan menyajidalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis keterkaitan konsep manusia hidup dalam ruang dan waktu 3.2 Menganalisis konsep manusia hidup dalam perubahan dan keberlanjutan 3.3 Menganalisis keterkaitan peristiwa sejarah tentang Materi Pokok Manusia dan Sejarah Manusia hidup dan berkreativi tas dalam ruang dan waktu Manusia hidup dalam perubahan dan keberlanjut an Kehidupan manusia masa kini merupakan Materi Pembelajaran Fakta - kejadian masa lalu - alam semesta - manusia - tempat terjadinya peristiwa Konsep -Teori Chalenge and response -Teori kausalitas - Ruslan Abdul Gani tetang pandangan tiga Alternatif Pembelajaran Mengamati 1. Membaca buku teks tentang aktivitas manusia yang terbatas dalam ruang dan waktu, selalu dalam perubahan, dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia di masa kini 2. Melihat video/film Yang berhubungan dengan fenomena alam tentang sebab dan akibat terjadinya suatu peristiwa Sikap Aspek 1. sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok 2 sikap ilmiah pada saat berdiskusi 3. perilaku dan sikap menghargai, dan peduli kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab Penilaian Observasi Keg.1 Diskusi aspek yang dinilai: sikap Ilmiah : 1.Objektif 2.Kritis Keg.2 Presentasi hasil diskusi aspek yang dinilai sikap individu : - Santun - peduli - kerjasama - menghargai Pengetahuan Indikator 1.Menjelaskan unsur sejarah ruang dan waktu Penilaian 2.Menjelaskan peran manusia dalam sejarah UTS PG 3.Menjelaskan tentang teori tantangan dan jawaban dan teorikausalitas 4. Menjelaskan tentang konsep perubahan dan berkesinambung an Tes : UH uraian. Keterampilan Indikator 1. Membuat tulisan tentang peristiwa sejarah yang memiliki alur sebab dan akibat 2.Mempresentasi kan hasil tulisannya tentang peristiwa sejarah yang Penilaian Portofolio Hasil tulisan: - sistematika penulisan - pemahaman - bahasa (instrument : rubrik/ Performance : Presentasi hasil tulisan : - cara ber berkomunikas - sistematika penyampaian - tampilan presentasi 36
  • 40. manusia di masa lalu untuk kehidupan masa kini 4.1 Menyajikan hasil kajian tentang konsep manusia hidup dalam ruang dan waktu, dalam berbagai bentuk komunikasi. 4.2 Menyajikan hasil telaah tentang konsep bahwa manusia hidup dalam perubahan dan keberlanjuta n, dalam berbagai bentuk komunikasi. 4.3 Membuat tulisan tentang hasil kajian mengenai keterkaitan kehidupan masa lalu untuk kehidupan masa kini. akibat dari perubahan di masa lalu dimensi terhadap peristiwa sejarah Prinsip: “ change and continuity” Prosedur - Menanya: 1. Melalui kegiatan diskusi untuk mendapatkan klarifikasi dan pendalaman pemahaman tentang unsur sejarah yaitu manusia, ruang dan waktu 5. Menjelaskan tentang teori causalitas dan challenge and repon memiliki alur sebab dan akibat 6. Menguraikan pandangan tiga dimensi sejarah menurut Ruslan Abdul Gani 2. Melalui kegiatan dialog interaktif membahas tentang teori causalitas, challenge and respon, dan padangan tiga dimensi sejarah menurut Ruslan Abdul Gani Mengeksplorasikan: 1. Melakukan kajian pustaka tentang teori teori causalitas, challenge and respon, dan padangan tiga dimensi sejarah menurut (Ruslan abdul Gani )dari sumber tertulis, dan sumber-sumber lainnya yang mendukung. 2. Mengumpulkan data atau contoh contoh peristiwa sejarah yang berkesinambungan pengaruhnya 37
  • 41. terhadap kehidupan manusia di masa kini, dari sumber tertulis, dan sumber-sumber lainnya yang mendukung. Mengasosiasikan: Menganalisis informasi yang didapat dari berbagai sumber mengenai keterkaitan antara aktivitas manusia yang terbatas dalam ruang dan waktu dalam kesinambungan dan perubahan, serta pengaruhnya terhadap kehidupan manusia di masa kini berdasar teori teori yang telah dipelajari Mengomunikasika Membuat hasil kajian dalam bentuk tulisan mengenai keterkaitan antara aktivitas manusia yang terbatas dalam ruang dan waktu yang ber kesinambungan dan terus berubah, serta pengaruhnya terhadap kehidupan manusia di masa kini berdasar teori teori yang telah diplajari 38
  • 42. Kompetensi Dasar 3.4 Menganalisis ilmu sejarah 4.4 Menyajikan hasil telaah tentang peristiwa sebagai karya sejarah, mitos, dan fiksi dalam bentuk tulisan. Materi Pokok Sejarah sebagai Ilmu Materi Pembelajaran Fakta -Peristiwa Sejarah -pelaku sejaran - bukti sejarah Konsep -Sejarah sebagai peritiwa -Sejarah sebagai Ilmu - Sejarah sebagai seni Prinsip - Objektivitas dalam sejarah - Occuracy dalam penulisan sejarah Prosedur - Syarat sejarah Sebagai ilmu - Ciri sejarah sebagai seni - Ciri sejarah Sebagai peristiwa Alternatif Pembelajaran Mengamati Membaca buku tentang sejarah sebagai ilmu. Menanya: Menanya melalui kegiatan diskusi tentang karakterstik sejaran Menanya melalui kegiatan diskusi tentang karakteristik ilmu Menanya melalui kegiatan diskusi tentang perbedaan sejarah sebagai peristiwa, ilmu dan seni Menanya melalui kegiatan diskusi tentang perbedaan sejarah dengan mitos dan fiksi Mengeksplorasikan: Mengumpulkan informasi dan data terkait dengan pertanyaan mengenai sejarah sebagai ilmu, dari sumber tertulis dan atau internet, serta sumber lainnya. Sikap Aspek 1. sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok 2. sikap ilmiah pada saat diskusi dan mengerjakan tugas 3. perilaku dan sikap menghargai, jujur,teliti, disiplin dan tanggung jawab Penilaian Observasi Keg.1 Diskusi aspek yang dinilai: sikap Ilmiah : 1.Objektif 2.Kritis Keg.2 Presentasi hasil diskusi aspek yang dinilai sikap individu : - Santun - peduli - kerjasama - menghargai Pengetahuan Indikator 1.Menjelaskan tentang karakteristik sejarah Penilaian 2. Membedakan antara antara sejarah dengan mitos, legenda Tes UH uraian. 3.Menjelaskan tentang karakteristik ilmu 4. Menjelaskan sejarah sebagai peristiwa 5. Menjelaskan sejarah sebagai seni UTS : PG Keterampilan Indikator 1. Membuat tulisan tentang perbedaan antara antara sejarah, mitos dan fiksi disertai contoh peritiwa/cerit a sejarah 2.Mempresentasi kan hasil tulisan tentang sejarah, mitos dan fiksi disertai contoh peritiwa Penilaian Portofolio Hasil tulisan: - sistematika penulisan - pemahaman - bahasa (instrument : rubrik/ Performance : Presentasi hasil tulisan : - cara ber berkomunikas - sistematika penyampaian - tampilan presentasi 6. Menjelaskan sejarah sebagai ilmu 7. Membedakan antara sejarah sebagai peristiwa, ilmu dan seni 39
  • 43. Mengasosiasikan: Menganalisis informasi dan data yang didapat mengenai sejarah sebagai ilmu. Mengomunikasikan: Membuat hasil penelaahan dalam bentuk tulisan mengenai sejarah sebagai ilmu. Kompetensi Dasar Materi Pokok 3.5 Menganalisis cara berpikir sejarah dalam mempelajari peristiwaperistiwa sejarah. Berpikir Sejarah Diakronik Sinkronik Kausalita Interpretasi Periodesasi 4.5 Menerapkan cara berfikir sejarah dalam mengkaji peristiwaperistiwa yang dipelajarinya , dalam berbagai bentuk presentasi. Materi Pembelajaran Fakta -Peristiwa Sejarah -pelaku sejaran - bukti sejarah Konsep : - Diakronik - Sinkrobik - Kausalita - Interpratasi - periodesasi - kronologi Prinsip : - kaidah interpratasi secara benar Prosedur : - Menganalisis Peristiwa Sejarah Alternatif Pembelajaran Mengamati: Membaca buku teks tentang paham paham sejarah Membaca buku tentang cara menganalisa peristiwa sejarah Membaca tentang teknik presentasi dan komunikasi Menanya: Menanya melalui kegiatan diskusi tentang pengertian cara berpikir diakronik dan diakronik sinkronik, Menanya melalui kegiatan diskusi tentang Sikap Aspek 1. sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok 2. sikap ilmiah pada saat berdiskusi dan mengerjakan tugas 3 perilaku dan sikap menghargai, kejujuran, teliti , disiplin dan tanggung jawab Penilaian Observasi Keg.1 Diskusi Aspek yang dinilai: sikap Ilmiah : 1.Objektif 2.Kritis Keg.2 Presentasi hasil diskusi Aspek yang dinilai sikap individu : - Santun - peduli - kerjasama - menghargai -teliti Keg .3 Mengerjakan tugas kelompok. Aspek yang dinilai Pengetahuan Indikator 1.Menjelaskan pengertian sinkronik dan diakronik 2.Membedakan cara berpikir sinkronik dan diakronik 3. Menjelaskan tentang pengertian kausalita dan contoh penerapannya 4. Menjelaskan tentang pengertian interpretasi dan syarat melakukan interpretasi Penilaian Tes UH uraian. UTS PG Keterampilan Indikator 1. 1.Mengklasifikasi tulisan sejarah yang ditulis oleh tokoh tokot sejarah dengan berdasar cara pikir sejarah (masing masing kelompok 10 peristiwa) disertai alasan Penilaian Portofolio Presetasi hasil kajian - cara ber berkomunikas - sistematika penyampaian - tampilan presentasi - pemahaman terhadap materi yang dipresentasikan 2.Membuat dan mempresenta sikan hasil kajian terhadap peristiwa sejarah dengan cara piker sejarah 40
  • 44. - Membuat tayangan presentasi -s pengertian kausalita Menanya tantang pengertian interpretasi dan kaidah interpretsi yangbenar Menanya tentang pengertian periodesasi dan kronologi dalamsejarah Menanya tentang contoh-contoh penerapan konsep konsep dalam tulisan tulisan sejarah : - kerjasama - peduli - teliti yang benar 5. Membedakan kronologi dan periodesasi dan penerapannya dalam penulisan sejarah 6. Memberi contoh karya karya sejarah yang ditulis dengan prinsip sinkronik, diakronik, causalita, interpratsi, periodesasi dan kronologi Mengeksplorasikan: Mengumpulkan data mengenai pengertian berpikir sejarah diakronik, sinkronik, kausalita, interpretasi dan periodesasi sejarah serta contoh-contoh penerapannya dalam tulisan, buku teks atau sumber lainnya dari sumber tertulis dan atau internet, serta sumber lainnya. Mengasosiasikan: Melatih cara berpikir diakronik, 41
  • 45. sinkronik, kausalita, interpretasi dan menetapkan periodesasi sejarah melalui kajian terhadap beberapa peristiwa sejarah dari sumber seperti buku, jurnal atau sumber lainnya. Mengomunikasikan: Membuat hasil kajian dalam berbagai bentuk presentasi, mengenai penerapan kemampuan cara berpikir diakronik, sinkronik, kausalita, interpretasi dan membuat periodsasi sejarah, menyajikanya dalam berbagai bentuk presentasi. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran 3.6 Menganalisis berbagai bentuk/jenis sumber Sejarah Sumber Sejarah Pengertia n, sifat, Fakta -candi -kitab kuno -naskah kuno - tokoh sejarah Mengamati Mengamati: • Membaca buku teks dan sumber lain mengenai Sikap Aspek 1. sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi Penilaian Observasi Keg.1 Diskusi Aspek yang dinilai Sikap Ilmiah 1.Objektif Pengetahuan Indikator 1.Menjelaskan pengertian sumber sejarah 2.Membedakan Penilaian Test UH uraian. Keterampilan Indikator 1. Mengklasifikasi sumber sejarah berdasar jenis dan sifatnmya Penilaian Portofolio Presetasi hasil kajian - cara ber 42
  • 46. 4.6 Menyajikan hasil analisis jenis sumber, peran sumber dan keterkaitann ya dengan kejadian sejarah, dalam berbagai bentuk presentasi. jenis, dan keduduka n sumber dalam ilmu sejarah - kaset rekaman dll Konsep 1. sumber sejarah 2. Fakta Sejarah 3. Artifak 4. Sosiofact 4. Mentifact Prinsip 1. validitas 2. reliabilitas 3. Kredibilitas Prosedur : Menentukan sumber sejarah yang akan dipakai pengertian, sifat, jenis, dan kedudukan sumber dalam ilmu sejarah Membaca buku atau literatur tentang penelitian penelitian sejarah untuk mendapatkan pemahaman tentang bukti sejarah Menanya: • Menanya melalui kegiatan diskusi pengertian, sifat, jenis, sumber sejarah Menanya dalam kegiatan diskusi tentang kedudukan sumber dalam ilmu sejarah Menanya dalam diskusi apa kriteria yang dipakai untuk menentukan sebuah benda dapat dipakai sebagai sumber sejarah 2. sikap ilmiah pada saat diskusi dan mengerjakan tugas 3. perilaku dan sikap disiplin, tanggung jawab dan teliti dalam menjalankan tugas 2.Kritis Keg.2 mengerjakan tugas . Aspek yang dinilai 1 1.Kejujuran 2.Tanggung jawab 3. disiplin sumber primer, sumber sekunder dan sumber tersier 3.Menjelaskan validitas, reliabilitasdan kredibilitas sumber sejarah 4. menganalisis kedudukan sumber sejarah 5.Menganalisis alasan keterpakaian sebuah suber sejarah hasil penelitian US PG 2.Mem buat dan mempresenta sikan hasil kajian terhadap peristiwa sejarah yang dilengkapi oleh sumber sejarah berkomunikas - sistematika penyampaian - tampilan presentasi - pemahaman terhadap materi yang dipresentasikan Mengeksplorasikan: • Mengumpulkan data berdasarkan bacaan atau referensi yang tersedia terkait tentang pengertian, sifat, jenis, dan kedudukan sumber dalam ilmu sejarah, melalui bacaan dan sumber lain yang 43
  • 47. mendukung. Mengumpulkan foto foto tentang sumber sejarah sebuah peristiwa Mencari sumber sejarah untuk peristiwa yang sederhana yang dikatahui peserta didik Mengasosiasikan: • Menganalisis untuk menentukan keterkaitan antara pengertian, sifat, jenis, dan kedudukan sumber dalam ilmu sejarah Menghubungkan beberbagi alasan mengapa sebuah benda bisa menjadi sumber sejarah Mengomunikasikan: • Membuat sebuah tulisan tentang sebuah peristiwa sejarah yang diketahui dengan sumber sejarahnya dan alasan mengapa benda tersebut dapat dipakai sebagai sumber sejarah 44
  • 48. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran 3.7 Menganalisis keterkaitan dan menerapkan langkah-langkah penelitian Sejarah terhadap berbagai peristiwa Sejarah Penelitian dan Penulisan Sejarah langkah penelitian sejarah (bertanya, menentukan dan mencari sumber, kritik sumber, validasi informasi, interpretasi, rekonstruksi dan penulisan) Fakta 1.Pelaku 2.Saksi 3.Arsip 4. Sumber sejarah Konsep 1. Heuristik 2. Verifikasi 3. Interpretasi 4. Historiografi Prinsip 1. Objektifitas penulisan sejarah 2. Topik Penelitian 3.Data dan fakta sejarah 4. Validitas, reliabilitas dan kredibilitas Mengamati 1. Membaca buku tentang langkahlangkah/prosedur penelitian. 2. Melihat video bertema penelitian 3. Menyimak contoh laporan singkat hasil penelitian sejarah 4.7Melakukan penelitian sejarah secara sederhana dan menyajikanya dalam bentuk laporan penelitian Prosedur 1. Tahapantahapan Penelitian Sejarah 2. Pengolahan data 3. Penyajian Hasil Penelitian Menanya 1. Menanya melalui kegiatan diskusi untuk mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang langkah-langkah penelitian Sejarah 2. Diskusi kelas menentukan topik penelitian 3. Diskusi kelas cara menentukan sumber sejarah yang benar Mencoba/Mengeksplor asi 1. Mengumpulkan data terkait dengan topik penelitian sejarah melalui bacaan dan referensi lain yang tersedia 2. Melakukan wawancara terhadap sumber sejarah Sikap Aspek 1. sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok 2. sikap ilmiah pada saat melaksanakan penelitian 3. perilaku dan sikap menerima,me nghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab Penilaian Observasi Keg.1 Diskusi menentukan tahapan,topik dan sumber sejarah penelitian, aspek: Sikap Ilmiah 1.Objektif 2.Kritis 3.Menghargai 4.Toleransi 5. Kerjasama Keg.2 Presentasi hasil penelitian aspek: Sikap Individu 1. Kejujuran 2.Tanggung jawab 3. Santun Pengetahuan Indikator 1.Menjelaskan Langkah-langkah penelitian sejarah 2.Membedakan sumber primer, sumber sekunder dan sumber tersier 3.Menjelaskan validitas, realibilitas dan kesahihan data sejarah 4. Menafsirkan data yang telah teruji kebenarannya 5.Membuat laporan hasil penelitian 6.Mempresentasika n hasil penelitian Penilaian Tes UH uraian. UTS PG Keterampilan Indikator 1.Menyaji dan mengolah data penelitian 2. Membuat laporan tertulis tentang hasil penelitian 3.Mempresentasi kan hasil peneli tian Penilaian 1.penyajian dan pengolahan data : - ketepatan Data - interpretasi Data (instrument rubric) 2.laporan hasil penelitian : - sistematika Pendahuluan, isi, penutup Presentasi hasil penelitian : - cara ber berkomunikas - sistematika penyampaian - wawasan Mengasosiasi 45
  • 49. 1.Mengklasifikasikan data yang diperoleh sehubungan dengan topik penelitian 2.Menguji data-data melalui kritik intern dan kritik ekstern 3. Manafsirkan hasil penelitian sementara Mengomunikasikan 1.Membuat laporan hasil penelitian 2. Menyajikan laporan hasil penelitian sejarah secara sederhana dalam bentuk tulisan mengenai salah satu peristiwa sejarah baik nasional maupun lokal Kompetensi Dasar 3.8. Menganalisis keterkaitan perbedaan ciriciri dari historiografi tradisional, kolonial dan modern 4.8 Menyajikan hasil mengklasifikasi ciri-ciri historiografi tradisional, Materi Pokok Historiografi Historiografi tradisional Historiografi kolonial Historiografi modern Materi Pembelajaran Fakta 1.Istana 2.Belanda 3.Arsip 4. Sumber Sejarah Konsep 1. Historiografi 2. Istana sentries 3. epigrafi 4. numismatik 5. filologiPrinsip 1. Objektifitas penulisan Alternatif Pembelajaran Mengamati 1. Membaca buku teks tentang pengertian historiografi dan persamaan serta perbedaan antara historiografi tradisional, kolonial, dan modern 2.Melihat tayangan dari power point tentang materi historiografi 3.Menyimak contoh tulisan yang Sikap Pengetahuan Aspek Penilaian Indikator 1. sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok 2. sikap ilmiah pada saat melaksanakan penelitian 3. perilaku dan sikap menerima,me nghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, Observasi Keg.1 Diskusi menentukan perbedaan antara historiografi tradisional, kolonial dan modern aspek: Sikap Ilmiah 1.Objektif 2.Kritis 3.Menghargai 4.Toleransi 5. Kerjasama 1.Menjelaskan perkembangan historiografi di Indonesia 2.Membedakan historiografi tradisional, kolonial dan modern 3.Menjelaskan ciriciri historiografi tradisional, kolonial dan modern 4.Membuat laporan hasil penulisan Penilaian Tes UH uraian. UTS PG Keterampilan Indikator Penilaian 1.Menyaji dan mengolah data penelitian 2. Membuat laporan tertulis tentang hasil penelitian 3.Mempresentasi kan hasil penelitian penyajian dan pengolahan data : - ketepatan Data - Kesesuaian data 2.laporan hasil penelitian : - sistematika Pendahuluan, isi, penutup Presentasi hasil 46
  • 50. kolonial dan modern dari sumber yang ditentukan guru, dalam berbagai bentuk presentasi. sejarah 2. Tradisi lisan 3.Data dan fakta sejarah Prosedur 1. Historigrafi Tradisional 2. Historiografi Kolonial 3. Historiografi Modern merupakan bentuk historiografi tradisional Menanya 1. Menanya melalui kegiatan diskusi untuk mendapatkan klarifikasi dan pendalaman pemahaman tentang pengertian historiografi dan ciri pembeda antara historiografi tradisional, kolonial, dan modern 2. Diskusi kelas ciri dan tujuan dari berbagai perkembangan historiografi di Indonesia disiplin dan tanggung jawab Keg.2 Presentasi hasil penulisan aspek: Sikap Individu 1. Kejujuran 2.Tanggung jawab 3. Santun tentang historiografi tradisional, kolonial dan modern 5.Mempresentasikan hasil penulisan sejarah yang termasuk historiografi tradisional, kolonila atau modern penelitian : - cara ber berkomunikas - sistematika penyampaian - wawasan Mencoba/Mengeksplor asi 1. Mengumpulkan data terkait dengan pertanyaan mengenai pengertian historiografi, ciri pembeda antara historiografi tradisional, kolonial, dan modern, melalui bacaan dan sumber-sumber lain yang mendukung. 2. Mengumpulkan beberapa tulisan sejarah dari berbagai sumber 47
  • 51. baik buku maupun referensi lain yang tersedia 3. Melakukan penelitian sejarah secara singkat dengan merujuk salah satu ciri dari perkembangan historiografi di Indonesia Mengasosiasi 1. Menganalisis informasi yang didapat melalui bacaan dan sumbersumber lainnya dengan melakukan pengelompokan jenis historiografi berdasarkan ciri pembeda antara historiografi tradisional, kolonial, dan modern 2. Mengklasifikasikan tulisan sejarah yang diperoleh berkaitan dengan ciri historiografi 3 .Menguji tulisantulisan sejarah sesuai klasifikasi ciri historiografi Mengomunikasikan 1.Membuat laporan hasil penelitian perkembangan historiografi di Indonesia 2. Menyajikan hasil penelitian dalam bentuk tulisan 48
  • 52. berupa klasifikasi jenis historiografi berdasarkan ciri pembeda antara historiografi tradisional, kolonial, dan modern Kompetensi Dasar 3.9.M enganalisis keterkaitan antara manusia purba Indonesia dan Dunia dengan manusia modern dalam fisik dan budaya 4.9 Menyajikan hasil analisis mengenai keterkaitan antara Manusia Purba Indonesia dan Dunia dengan manusia modern secara fisik dan budaya, dalam berbagai bentuk presentasi Materi Pokok Manusia Purba Indonesia dan Dunia Manusia purba Indonesia Manusia purba Asia Manusia purba Afrika Manusia purba Eropa Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Fakta 1.Situs 2.Sangiran 3.Pleistosen 4. Fosil 5. Trinil Konsep 1. Megantropus 2. Pithecantropus 3. Homo Prinsip 1. Ekskavasi 2. Evolusi 3.Data dan fakta sejarah 4. Mengamati 1. Membaca buku teks tentang keterkaitan antara manusia purba Indonesia dan Dunia dengan manusia modern secara fisik dan budaya Prosedur 1. Ekskavasi 2. Indentifikasi 3. Rekontruksi 4. Ilustrasi 2. Melihat video bertema kehidupan manusia purba 3. Menyimak penayangan power point tentang perkembangan kehidupan manusia purba di Indonesia Menanya 1. Menanya melalui kegiatan diskusi untuk mendapatkan klarifikasi dan pendalaman Sikap Aspek 1. sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok 2. sikap ilmiah pada saat melaksanakan penelitian 3. perilaku dan sikap menerima,me nghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab Penilaian Observasi Keg.1 Diskusi untuk mendapatkan klarifikasi dan pendalaman pemahaman tentang keterkaitan manusia purba Indonesia dan Dunia dengan manusia modern secara fisik dan budaya Sikap Ilmiah 1.Objektif 2.Kritis 3.Menghargai 4.Toleransi 5. Kerjasama Keg.2 Presentasi hasil analisi aspek: Sikap Individu 1. Kejujuran 2.Tanggung jawab 3. Santun Pengetahuan Indikator 1.Menjelaskan jenisjenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia 2.Menjelaskan jenisjenis manusia purba yang ditemukan di Asia, Afrika dan Eropa 3.Membandingkan jenis manusia purba yang di temukan di Indonesia dengan Asia, Afrika dan Eropa 4.Membuat laporan hasil analisis tentang manusia purba di Indonesia, Asia, Afrika dan Eropa 6.Mempresentasikan hasil analisis tentang manusia purba di Indonesia, Asia, Afrika dan Eropa Penilaian Tes UH uraian. UTS PG Keterampilan Indikator 1.Menyajikan dan mengolah data hasil analiasis dari jenis manusia purba dari Indonesia , asia, Afrika dan Eropa 2. Membuat laporan tertulis tentang hasil analisis dari jenis manusia purba dari Indonesia , Asia, Afrika dan Eropa 3.Mempresentasi kan hasil analisis dari jenis manusia purba dari Indonesia , Asia, Afrika dan Eropa Penilaian penyajian dan pengolahan data : - ketepatan Data - kesesuaian data 2.laporan hasil analisis : - sistematika Pendahuluan, isi, penutup Presentasi hasil analisis : - cara ber berkomunikas - sistematika penyampaian - wawasan 49
  • 53. pemahaman tentang keterkaitan manusia purba Indonesia dan Dunia dengan manusia modern secara fisik dan budaya 2. Diskusi kelas membandingkan manusia purba Indonesia dengan manusia purba dari Negara lain Mencoba/Mengeksplo rasi 1. Mengumpulkan data terkait dengan pertanyaan mengenai keterkaitan manusia purba Indonesia dan Dunia dengan manusia modern secara fisik dan budaya, melalui bacaan, gambargambar dan fosilfosil yang ada di museum terdekat. Mengasosiasi 1. Menganalisis informasi-informasi yang didapat untuk melakukan pengelompokan jenis-jenis manusia purba Indonesia dan Dunia ke dalam kelompok 50
  • 54. antropologi fisik dan kelompok budaya dan dalam garis waktu Mengomunikasikan 1. Menyajikan hasil analisis berbentuk tulisan tentang manusia purba Indonesia dan Dunia dalam garis waktu dan hubungannya dengan manusia modern Asia, Afrika, dan Eropa Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran 3.10. Menganalisis keterkaitan kehidupan awal manusia Indonesia di bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi serta pengaruhnya dalam kehidupan masa kini Kehidupan Manusia Praaksara Indonesia Kehidupan awal manusia Indonesia di bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi serta pengaruhnya dalam kehidupan masa kini Hubungan kebudayaan Hoa-bin, Bacson, Dongson dan Fakta 1.Manusia purba 2.Artefak 3.Fosil 4.Bacson 5. Dongson 6 Hoabihn 7. Sahuynh Konsep 1.Kepercayaan 2.Sosial 3.Ekonomi 4. Kebudayaan 5. Teknologi Prinsip 1. Animisme dan Dinamisme 2. Tradisi lisan 3.Pemerintahan kepala suku 4. Barter 5. A cire verdue dan Bivalve Mengamati 1. Membaca buku teks atau menyaksikan video dan/atau mengamati situssitus peninggalan zaman praaksara terdekat mengenai keunggulan kehidupan manusia Indonesia dalam bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, teknologi dan pengaruh dari kebudayaan di Asia serta unsur-unsur yang diwariskannya dalam kehidupan manusia masa kini 2.Melihat video kehidupan masa berburu dan meramu 4.10. Menarik berbagai kesimpulan dari hasil evaluasi terhadap perkembangan teknologi pada zaman Sikap Aspek 1. sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok 2. sikap ilmiah pada saat melaksanakan penelitian 3. perilaku dan sikap menerima,me nghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab Penilaian Observasi Keg.1 Diskusi menentukan tahapan perkembangan kebudayaan masa pra aksara di Indonesia. Sikap Ilmiah 1.Objektif 2.Kritis 3.Menghargai 4.Toleransi 5. Kerjasama Keg.2 Presentasi hasil penelitian aspek: Sikap Individu 1. Kejujuran 2.Tanggung jawab 3. Santun Pengetahuan Indikator 1.Menjelaskan tahapan perkembangan kebudayaan masa pra aksara di Indonesia 2. Membedakan kehidupan awal manusia dibidang kepercayaan, sosial, budaya dan teknologi 3. Menjelaskan Animisme, dinamisme dan totemisme 4. Menjelaskan Nomaden dan sedenter 5.Menjelaskan food gathering dan food producing Penilaian Tes UH uraian. UTS PG Keterampilan Indikator 1.Menyaji dan mengolah data penelitian/an alisis tentang tahapan perkembangan kebudayaan manusia pra aksara di Indonesia dalam bidang kepercayaan, ekonomi, sosial, dan budaya 2. Membuat laporan tertulis tentang hasil penelitian/ Penilaian penyajian dan pengolahan data : - ketepatan Data - kesesuaian data 2.laporan hasil analisis : - sistematika Pendahuluan, isi, penutup Presentasi hasil analisis : - cara ber berkomunikas - sistematika penyampaian - wawasan 51
  • 55. kehidupan praaksara terhadap kehidupan masyarakat masa kini, dalam bentuk tulisan Sahuynh pada masyarakat awal di Indonesia. Prosedur 1. Masa berburu dan meramu makanan 2. Masa berburu dan meramu makanan tingkat lanjut 3. Masa bercocok tanam 4. Masa bercocok tanam tingkat lanjut/ masa perundagian makanan 3.Menyimak gambargambar hasil peninggalan dari masa berburu samapai masa bercocok tanam tingkat lanjut Menanya 1. Menanya melalui kegiatan diskusi untuk mendapatkan klarifikasi dan pendalaman mengenai keunggulan kehidupan manusia Indonesia di zaman praaksara dalam bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, teknologi dan pengaruh dari kebudayaan lain di Asia, serta unsurunsur yang diwariskannya dalam kehidupan manusia masa kini 2. Diskusi kelas cara menentukan tahapan perkembangan kebudayaan pra aksara di Indonesia analisis tentang tahapan perkembangan kebudayaan manusia pra aksara di Indonesia dalam bidang kepercayaan, ekonomi, sosial, dan budaya 3.Mempresentasi kan hasil penelitian/an alisis tentang tahapan perkembangan kebudayaan manusia pra aksara di Indonesia dalam bidang kepercayaan, ekonomi, sosial, dan budaya Mencoba/Mengeksplor asi 1. Mengumpulkan data terkait dengan pertanyaan mengenai keunggulan 52
  • 56. kehidupan manusia Indonesia di zaman praaksara dalam bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, teknologi dan pengaruh dari kebudayaan lain di Asia, serta unsurunsur yang diwariskannya dalam kehidupan manusia masa kini, melalui bacaan dan sumbersumber terkait. 2. Mengumpulkan data terkait perkembangan kebudayaan masa pra aksara di Indonesia Mengasosiasi 1. Menganalisis informasi dan datadata yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber terkait mengenai keunggulan kehidupan manusia Indonesia di zaman praaksara dalam bidang kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi, teknologi dan pengaruh dari kebudayaan lain di Asia, serta unsurunsur yang diwariskannya dalam kehidupan manusia masa kini. 2. Mengklasifikasikan data yang diperoleh 53
  • 57. dari perkembangan kebudayaan masa pra aksara di Indonesia Mengomunikasikan 1 Menyajikan hasil analisis dalam bentuk tulisan berupa kesimpulan mengenai keunggulan kehidupan manusia Indonesia di zaman praaksara dalam bidang sosial, ekonomi, ilmu, teknologi dan pengaruh dari kebudayaan lain di Asia, serta unsurunsur yang diwariskannya dalam kehidupan manusia masa kini Kompetensi Dasar 4.11. Menganalisis keterkaitan peradaban awal dunia dan Indonesia serta keterkaitannya dengan manusia masa kini dalam cara berhubungan dengan lingkungan, hukum, kepercayaan, pemerintahan dan sosial Materi Pokok Peradaban Awal Indonesia dan Dunia Kehidupan Awal Indonesia dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan primus inter pares, pertanian dan ukuran Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Fakta 1.Indonesia 2.Cina 3.Indus 4. Mesopotamia 5. Mesir 6. Yunani 7. Romawi 8. Pulau Kreta 9. Amerika Konsep 1. Ilmu 2. Teknologi 3. Kepercayaan 4. Pemerintahan 5. Pertanian Mengamati 1 Membaca buku teks mengenai peradaban awal Indonesia dan dunia (Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya Sikap Aspek 1. sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok 2. sikap ilmiah pada saat melaksanakan penelitian 3. perilaku dan sikap menerima,me nghargai, dan melaksanakan kejujuran, ketelitian, Penilaian Observasi Keg.1 Diskusi mengklasifikasi dari perkembangan peradaban awal Indonesia dan dunia (Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika) dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya Pengetahuan Indikator 1.Menjelaskan peradaban awal masyarakat Indonesia dalam pencapaian ilmu, teknologi, kepercayaan, pemerintahan, pertanian, dan budaya 2. Menjelaskan peradaban awal di Asia (Cina, Mesopotamia Penilaian Tes UH uraian. UTS PG Keterampilan Indikator 1.Menyaji dan mengolah data penelitian/an alisis 2. Membuat laporan tertulis tentang hasil penelitian/an alisis 3.Mempresentasi kan hasil penelitian/an Penilaian penyajian dan pengolahan data : - ketepatan Data - kesesuaian data 2.laporan hasil analisis : - sistematika Pendahuluan, isi, penutup Presentasi hasil 54