SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 70
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
kemurahan-Nya

naskahPendukung

pembelajaran

Kurikulum

2013

ini

dapat

diselesaikan.Naskah ini kami beri judul “Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata
Pelajaran dengan Pendekatan Saintifik”. Hal ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum
2013 yang menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan
penilaian autentik.
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan
pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Pelaksanaan
pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului dengan penyiapan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual
maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah
ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan
persiapan pembelajaran.
Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk memfasilitasi
guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi,
dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua
pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat kami sebutkan
satu persatu.Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah
saudara-saudara sekalian.
Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan
kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung pembelajaran
Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka.
Akhirnya, mudah-mudahan naskah ini dapat berguna dan membantu siapa saja yang
membaca dan membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

I
ii

PENDAHULUAN
1.

1

2.

Tujuan..........................................................

2

3.

Ruang Lingkup.............................................

3

4.

BAB II

Latar Belakang ............................................

Landasan Hukum....... .................................

3

PEMBELAJARAN KOMPETENSI
1.

5

2.

BAB III

Pendekatan Pembelajaran Saintifik.............
Penilaian Autentik........................................

22

ANALISIS KOMPETENSI
1.

30

2.

BAB IV

Prosedur Analisis.. .........................................
Hasil Analisis Kompetensi..............................

37

PENUTUP

50

DAFTAR PUSTAKA

52

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan
secara

suasana

belajar

dan

proses pembelajaran

agar

peserta

didik

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya
dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri
atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana
prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap
dan

sistematis

agar

pembelajaran

berlangsung

secara interaktif,

inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta

memberikan

kemandirian
psikologis

sesuai

ruang

yang cukup

dengan bakat,

bagi

minat,

dan

prakarsa,

kreativitas,

perkembangan

fisik

dan
serta

peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses
pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, menyebutkan
bahwa Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya
seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa
yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik,

sedangkan pembelajaran

merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik.
Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh

1
guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silab
us.
Sedangkan

Strategi

penilaian

disiapkan

untuk

memfasilitasi

guru

dalam

mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumenpenilaian hasil belajar dengan
pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para pendidikmampu menerapkan
program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program
pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat.
Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas pada
1.270 SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai tahun pelajaran 2013/2014
untuk kelas X. Untuk mendukung implementasi pelaksanaan kurikulum tersebut
pemerintah telah melatih instruktur nasional (master teacher), guru inti dan guru
sasaran serta menyediakan silabus, buku guru, dan buku siswa untuk mata pelajaran
Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran
lainnya diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yang ada (dari kurikulum 2006
dan buku sebelumnya),mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu pada silabus
yang telah disediakan.
Untuk

menyiapkan

kemampuan

guru

dalam

merancang

dan

melaksanakan

pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik dan menggunakan
silabus

sebagai

acuan,

perlu

penjabaran

operasional

antara

lain

dalam

mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran
serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Oleh karena itu diperlukan
rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam
mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi,
dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.

B.

Tujuan
Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran
dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memafaatkan buku sumber
yang ada. Secara khusus naskah ini bertujuan:
Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan
kompetensi dasar
1. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus
mata pelajaran
2
2. Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
3. Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian
4. Merancang penilaian autentik
C.

Ruang Lingkup
Ruang lingkup naskah ini terdiri atas:
1. Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik
2. Langkah-langkah analisis kompetensi;
3. Penilaian autentik; dan
4. Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)

D.

Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA
8. Peraturan

Menteri

Pendidikan

dan

Kebudayaan

Nomor

81A

tentang

Implementasi Kurikulum
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor …. Tentang Silabus

3
BAB II
PEMBELAJARAN KOMPETENSI

Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat
proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui
pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam
mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan
mengomunikasikan.
Karakteristik
Standar

pembelajaran pada

Kompetensi

memberikan

Lulusan

kerangka

setiap

dan

konseptual

satuan

Standar

pendidikan

Isi.

tentang

Standar

sasaran

terkait

erat

Kompetensi

pembelajaran

pada

Lulusan

yang

harus

dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan
pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.
Sesuai

dengan

Standar

Kompetensi

Lulusan,

sasaran

pembelajaran

mencakup

pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk
setiap satuan pendidikan. Ketiga
perolehan

(proses psikologis)

menerima,menjalankan,
Pengetahuandiperoleh

ranah

yang

kompetensi

berbeda.

menghargai,
melalui

Sikap

tersebut

memiliki

lintasan

diperoleh

melalui

aktivitas

menghayati,

aktivitas

dan

mengamalkan.

mengingat, memahami, menerapkan,

menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas
mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik
kompetensi
karakteristik

beserta
standar

perbedaan
proses.

lintasan

perolehan turut

Penguatan pendekatan

serta

mempengaruhi

saintifik perlu diterapkan

pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk
mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual
maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran
yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
Prinsip pembelajaran

pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1)

pesertadidik diberi tahu menjadi pesertadidik mencari tahu; (2) guru sebagai satusatunya sumberbelajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan
tekstual

menjadi pendekatan

ilmiah; (4) pembelajaran

proses

berbasis

sebagai
konten

penguatan penggunaan pendekatan
menjadi

pembelajaran

berbasis

kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran
4
yang

menekankan

jawaban

tunggal

menjadi pembelajaran dengan jawaban yang

kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan
aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills)
dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran

yang

mengutamakan

pembudayaan danpemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
(10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan(ing
ngarso

sung

tulodo), membangun kemauan

mengembangkan

kreativitas

peserta

didik

(ing

madyo mangun

karso),

dan

dalam proses pembelajaran (tut wuri

handayani); (11) pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di
masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
dan (14) pengakuan atas perbedaan individualdan latar belakang budaya peserta
didik.
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk
menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang
meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai
kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga
komponen (input – proses – output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan
hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional
(instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.

A. Pendekatan Pembelajaran saintifik
Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah
saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.Model pembelajaran
yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir
sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa
(Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu
menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja
diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih
penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh
peserta didik (Zamroni, 2000; &Semiawan, 1998).
Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir,
namum

proses

pembelajaran

dipandang

sangat

penting.

Oleh

karena

itu
5
pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran
berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang
mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi
secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian
pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai
subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru
hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan
belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian
pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses
sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan
penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk
menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang
diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada
pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan
dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan
(Semiawan: 1992).
Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari
ide

atau

gagasan,

sehingga

secara

bertahap

siswa

belajar

bagaimana

mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan
proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri
(discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum,
prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi
berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan
demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus
berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru
lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.
Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun
kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains,
sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan
proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning
tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap
individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).
1. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Ilmu-ilmu sosial (social science)
Sebelum membicarakan mengenai pendekatan ilmiah (scientific), perlu
dipahami terlebih dahulu mengenai metode ilmiah. Pada umumnya seseorang
6
selalu

ingin

memperoleh

pengetahuan.

Pengetahuan

dapat

merupakan

pengetahuan ilmiah dan pengetahuan tidak ilmiah.
Suatu pengetahuan ilmiah hanya dapat diperoleh dari metode ilmiah. Metode
ilmiah pada dasarnya memandang fenomena khusus (unik) dengan kajian
spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan pada simpulan. Dengan
demikian diperlukan adanya penalaran dalam rangka pencarian (penemuan).
Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus
berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan
terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik.
Metode ilmiah umumnya memuat rangkaian kegiatan koleksi data atau fakta
melalui observasi dan eksperimen, kemudian memformulasi dan menguji
hipotesis. Sebenarnya apa yang kita bicarakan dengan metode ilmiah merujuk
pada: (1) adanya fakta, (2) sifat bebas prasangka, (3) sifat objektif, dan (4)
adanya analisa. Selanjutnya secara sederhana pendekatan ilmiah merupakan
suatu cara atau mekanisme untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur
yang didasarkan pada suatu metode ilmiah. Ada juga yang mengartikan
pendekatan ilmiah sebagai mekanisme untuk memperoleh pengetahuan yang
didasarkan pada struktur logis. Pendekatan ilmiah ini memerlukan langkahlangkah pokok:
a) Mengamati
b) Menanya
c) Menalar
d) Mencoba
e) Membentuk jejaring

Langkah-langkah di atas boleh dikatakan sebagai pembelajaran terhadap
pengetahuan ilmiah yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis dalam
ilmu-ilmu sosial. Karena yang dikehendaki adalah jawaban mengenai faktafakta sosial, maka pendekatan dengan langkah-langkah tersebut dikatakan
sangat erat dengan metode ilmiah.
Prosespembelajaran

pada

Kurikulum

2013

dilaksanakan

menggunakan

pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap,
pengetahuan,

dan

keterampilan.

Dalam

proses

pembelajaran

berbasis

pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi
7
ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah keterampilan

menggamit

transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.
Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta

didik

“tahu

apa.”

Hasil

akhirnya

adalah

peningkatan

dan

keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik(soft skills)
dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara
layak (hard skills)dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.

8
1) Mengamati
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti
menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan
tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Dalam pembelajaran

ilmu-ilmu

sosial, pengamatan dapat dilakukan terhadap hal- hal sebagai berikut,
contoh:
Proses terbentuknya negara
interaksi sosial
Situs sejarah
Sedangkandalam pembelajaran di kelas, mengamati dapat dilakukan
melalui berbagai media yang dapat diamati siswa, misalnya: video,
gambar, grafik, bagan, dsb.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh
langkah-langkah seperti berikut ini.
Menentukan objek apa yang akan diobservasi
Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan
diobservasi
Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik
primer maupun sekunder
Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk
mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar
Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi ,
seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video
perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan
observasi, dapat berupa daftar cek (checklist), skala rentang (rating
scale), catatan anekdot (anecdotal record), catatan berkala, dan alat
mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang
berisikan nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan
diobservasi. Skala rentang , berupa alat untuk mencatat gejala atau
fenomena menurut tingkatannya. Catatan anekdot dapat berupa catatan
9
yang dibuat oleh peserta didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan luar
biasa yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi.Alat
mekanik dapat berupa berupa alat mekanik yang dapat dipakai untuk
memotret atau merekam peristiwa-peristiwa tertentu yang ditampilkan
oleh subjek atau objek yang diobservasi.

2) Menanya
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan
dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.Pada
saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu
peserta didiknya belajar dengan baik.Ketika guru menjawab pertanyaan
peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong siswa untuk menjadi
penyimak dan pembelajar yang baik.Artinya guru dapat menumbuhkan
sikap ingin tahu siswa, yang diekspresikan dalam bentuk pertanyaan.
Misalnya: Mengapa terjadi kasus pelanggaran HAM? Apakah seni bangun
candi itu asli Indonesia atau ada pengaruh dari luar? Dalam hukum
permintaan dinyatakan ketika harga naik maka jumlah barang yang diminta
akan turun, namun kenyataannya setiap menjelang hari raya walaupun
harga cenderung naik tetapi permintaan juga ikut naik. Mengapa
demikian?, dsb. Diusahakan setelah ada pengamatan, yang bertanya bukan
guru, tetapi yang bertanya peserta didik. Berikut manfaat / fungsi
bertanya:
Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik
tentang suatu tema atau topik pembelajaran.
Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta
mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan
ancangan untuk mencari solusinya.
Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada
peserta

didik

untuk

menunjukkan

sikap,

keterampilan,

dan

pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.
Membangkitkan
mengajukan

keterampilan

pertanyaan,

dan

peserta
memberi

didik

dalam

jawaban

berbicara,

secara

logis,

sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
10
Mendorong partisipasipeserta didik dalam berdiskusi, berargumen,
mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima
pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan
toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap
dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.
Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan
berempati satu sama lain.
Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih
rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini.
Tingkatan

Subtingkatan

Kognitif yang lebih  Pengetahuan
rendah
(knowledge)

Kata-kata kunci pertanyaan
 Apa...
 Siapa...
 Kapan...
 Di mana...
 Sebutkan...
 Jodohkan atau pasangkan...
 Persamaan kata...
 Golongkan...
 Berilah nama...
 Dll.

 Pemahaman
(comprehension)

 Terangkahlah...
 Bedakanlah...
 Terjemahkanlah...
 Simpulkan...
 Bandingkan...
 Ubahlah...
 Berikanlah interpretasi...

 Penerapan
(application

 Gunakanlah...
 Tunjukkanlah...
 Buatlah...
 Demonstrasikanlah...
 Carilah hubungan...
 Tulislah contoh...
11
Tingkatan

Subtingkatan

Kata-kata kunci pertanyaan
 Siapkanlah...
 Klasifikasikanlah...

Kognitif yang lebih  Analisis (analysis)
tinggi

 Analisislah...
 Kemukakan bukti-bukti…
 Mengapa…
 Identifikasikan…
 Tunjukkanlah sebabnya…
 Berilah alasan-alasan…

 Sintesis (synthesis)

 Ramalkanlah…
 Bentuk…
 Ciptakanlah…
 Susunlah…
 Rancanglah...
 Tulislah…
 Bagaimanakita dapat
memecahkan…
 Apa yang terjadi
seaindainya…
 Bagaimana kita dapat
memperbaiki…
 Kembangkan…

 Evaluasi
(evaluation)

 Berilah pendapat…
 Alternatif mana yang lebih
baik…
 Setujukah anda…
 Kritiklah…
 Berilah alasan…
 Nilailah…
 Bandingkan…
 Bedakanlah…

12
3) Menalar
Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan
ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa
guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam
banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif

daripada

guru.Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas faktafakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan.

Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski

penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.

3.1 Cara menalar
Seperti telah dijelaskan di muka, terdapat dua cara menalar, yaitu
penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif merupakan
cara menalardengan menarik simpulan dari fenomena atau atribut-atribut
khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Kegiatan menalar secara induktif
lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau pengalaman empirik.
Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari
pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada
hal yang bersifat khusus. Pola penalaran deduktif dikenal dengan pola
silogisme.Cara kerja menalar secara deduktif adalah menerapkan hal-hal
yang umum terlebih dahulu untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagianbagiannya yang khusus.
Ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis,
silogisme alternatif.Pada penalaran deduktif tedapat premis, sebagai
proposisi menarik simpulan. Penarikan simpulan dapat dilakukan melalui
dua cara, yaitu langsung dan tidak langsung. Simpulan secara langsung
ditarik dari satu premis, sedangkan simpulan tidak langsung ditarik dari
dua premis.
Contoh:
Akuntan publik adalah akuntan yang kegiatannya memberikan jasa
untuk kepentingan perusahaan dengan sejumlah pembayaran tertentu,
atau disebut juga akuntan ekstern.

13
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja sebagai pemeriksa
atau auditor untuk pemerintah atau negara.
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bekerja sebagai pengajar atau
dosen di perguruan tinggi.
Akuntan Intern atau Akuntan Perusahaan adalah akuntan yang bekerja
dalam perusahaan dan bertugas khusus di bidang akuntansi intern untuk
membantu pengelola perusahaan.
Simpulan Akuntan publik, Akuntan pemerintah, Akuntan pendidik,
Akuntan Intern merupakan jabatan-jabatan dalam lapangan akuntansi
pada berbagai lingkup kegiatan dan bidang garapannya.

3.2 Analogi dalam Pembelajaran
Selama proses pembelajaran, guru dan peserta didik sering kali
menemukan fenomena yang bersifat analog atau memiliki persamaan.
Dengan demikian, guru dan peserta didik adakalanya menalar secara
analogis. Analogi adalah suatu proses penalaran dalam pembelajaran
dengan cara membandingkan sifat esensial yang mempunyai kesamaan atau
persamaan.
Berpikir analogis sangat penting dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial,
karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Seperti halnya
penalaran, analogi terdiri dari dua jenis, yaitu analogi induktif dan analogi
deklaratif.Kedua analogi itu dijelaskan berikut ini.
Analogi induktif disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua
fenomena atau gejala. Atas dasar persamaan dua gejala atau fenomena itu
ditarik simpulan bahwa apa yang ada pada fenomena atau gejala pertama
terjadi juga pada fenomena atau gejala kedua. Analogi induktif merupakan
suatu “metode menalar” yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu
simpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti
terdapat pada dua fenomena atau gejala khusus yang diperbandingkan
Contoh:

14
Hakekat Pergerakan Nasional bagi peserta didik adalah jiwa nasionalisme
dan ketekunan dalam belajar.Peserta didik adalah generasi muda yang
harus memiliki jiwa nasionalisme dan harus giat belajar.
Analogi deklaratif merupakan suatu “metode menalar” untuk menjelaskan
atau menegaskan sesuatu fenomena atau gejala yang belum dikenal atau
masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Analogi deklaratif ini
sangat bermanfaat karena ide-ide baru, fenomena, atau gejala menjadi
dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang
sudah diketahui secara nyata dan dipercayai.
Contoh:
Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia dapat dilaksanakan karena
adanya sinergitas, saling menghargai, sikap pantang menyerah antara
golongan muda dan golongan tua. Begitu pula tercapainya suatu prestasi
disekolah tidak terlepas dari sinergitas, saling menghargai, sikap pantang
menyerah dari dewan guru, peserta didik, dan seluruh stake holder
sekolah.

3.3 Hubungan Antarfenomena
Seperti halnya penalaran dan analogi, kemampuan menghubungkan
antarfenomena atau gejala sangat penting dalam proses pembelajaran,
karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Disinilah esensi
bahwa guru dan peserta didik dituntut mampu memaknai hubungan
antarfenomena atau gejala, khususnya hubungan sebab-akibat.
Hubungan

sebab-akibat

diambil

dengan

menghubungkan

satu

atau

beberapa fakta yang satu dengan satu atau beberapa fakta yang lain.Suatu
simpulan yang menjadi sebab dari satu atau beberapa fakta itu atau dapat
juga menjadi akibat dari satu atau beberapa fakta tersebut.
Penalaran sebab-akibat ini masuk dalam ranah penalaran induktif, yang
disebut dengan penalaran induktif sebab-akibat.Penalaran induktif sebab
akibat terdiri dari tiga jenis.
Hubungansebab–akibat. Pada penalaran hubungan sebab-akibat, hal-hal
yang menjadi sebab dikemukakan terlebih dahulu, kemudian ditarik
simpulan yang berupa akibat.
15
Contoh:
Sehubungan adanya pembuatan jalan oleh Belanda yang melewati
makam leluhur Diponegoro, maka pecahlah perang Diponegoro melawan
Belanda 1825 – 1830 (mapel Sejarah).
Nilaisuatubarangditentukanjumlahbiaya
yangdikeluarkanuntukmenghasilkanbarangitukembali(biayareproduksi).O
lehkarenauntukmenentukannilaisuatubarangtidakberasalpadabiayaproduk
siyangpertamakali,tetapipadabiayaproduksiyangdikeluarkansekarang
(mapel Ekonomi).
Hubungan akibat–sebab. Pada penalaran hubungan akibat-sebab, hal-hal
yang menjadi akibat dikemukakan terlebih dahulu, selanjutnya ditarik
simpulan yang merupakan penyebabnya.
Contoh (Mata pelajaran Sejarah):
Perang Diponegoro 1825 – 1830 melawan Belanda, sampai-sampai
Belanda mengalami kerugian besar, dan nyaris dikalahkan, disebabkan
Belanda membuat jalan yang melewati makam leluhur Diponegoro.
Perjuang bangsa Indonesia melalui Pergerakan Nasional, mengakibatkan
diproklasikan kemerdekaan. Akibat proklamasi kemerdekaan datanglah
Sekutu yaitu Inggris dan Belanda datang ke Indonesia . Kedatangan
Sekutu yang berkeinginan menjaga status quo, tentu tidak diharapkan
oleh pemuda Indonesia, terjadilah perang.
Contoh (Mata pelajaranEkonomi)
Nilai suatu

barang ditentukan oleh jumlah biaya produksi yang

dikeluarkan oleh produsen untuk membuat barang tersebut. Semakin
tinggi nilai pakai suatu barang, nilai tukarnya akan semakin tinggi.
Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, hidupnya terisolasi.
Keterisolasian itu menyebabkan mereka kehilangan akses untuk
melakukan aktivitas ekonomi, sehingga muncullah kemiskinan keluarga
yang akut. Kemiskinan keluarga yang akut menyebabkan anak-anak
mereka tidak berkesempatan menempuh pendidikan yang baik. Dampak
lanjutannya, bukan tidak mungkin terjadi kemiskinan yang terus
berlangsung secara siklikal.
16
Hubungan sebab–akibat 1 – akibat 2. Pada penalaran hubungan sebabakibat 1 –akibat 2, suatu

penyebab dapat menimbulkan serangkaian

akibat. Akibat yang pertama menjadi penyebab, sehingga menimbulkan
akibat kedua. Akibat kedua menjadi penyebab sehingga menimbulkan
akibat ketiga, dan seterusnya.

3.4 Mencoba/mengeksplorasi
Eksplorasi

adalah

upaya

awal

membangun

pengetahuan

melalui

peningkatan pemahaman atas suatu fenomena. Strategi yang digunakan
adalah memperluas dan memperdalam pengetahuan yang menerapkan
strategi belajar aktif. Pendekatan pembelajaran yang berkembang saat ini
secara empirik telah melahirkan disiplin baru pada proses belajar. Tidak
hanya berfokus pada apa yang dapat peserta didik temukan, namun sampai
pada bagaimana cara mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Istilah yang
populer untuk menggambarkan kegiatan ini adalah “explorative learning”.
Pendekatan belajar yang eksploratif tidak hanya berfokus pada bagaimana
mentransfer ilmu pengetahuan, pemahaman, dan interpretasi, namun
harus diimbangi dengan peningkatan mutu materi ajar. Informasi tidak
hanya disusun oleh guru. Perlu ada keterlibatan peserta didik untuk
memperluas, memperdalam, atau menyusun informasi atas inisiatifnya.
Dalam hal ini peserta didik menyusun dan memvalidasi informasi sebagai
input bagi kegiatan belajar. Peta Konsep yang dikembangkan menunjukan
kompleksitas

kegiatan

eksplorasi

dalam

proses

pembelajaran

yang

mengharuskan adanya proses dialog yang : (1) interaktif (2) adaptif,
interaktif dan reflektif (3) menggambarkan tingkat-tingkat penguasaan
pokok bahasan (4) menggambarkan level kegiatan yang berkaitan dengan
meningkatkan keterampilan menyelesaikan tugas sehingga memperoleh
pengalaman yang bermakna.
Mengintegrasikan pendekatan ini dengan lima faktor yang menyebabkan
kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna, yaitu belajar aktif,
belajar konstruktif, belajar intens, belajar autentik, dan kolaboratif yang
menegaskan

pernyataan

bahwa

pembelajaran

eksploratif

lebih

menekankan pada pengalaman belajar dari pada pada materi pelajaran.
Eksplorasi merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses belajar
peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu. Peserta didik menghubungkan
17
pikiran

yang

terdahulu

dengan

pengalaman

belajarnya.

Mereka

menggambarkan pemahaman yang mendalam untuk memberikan respon
yang mendalam juga. Bagaimana membedakan peran masing-masing dalam
kegiatan belajar bersama. Mereka melakukan pembagian tugas seperti
dalam

tugas

merekam,

mencari

informasi

melalui

internet

serta

memberikan respon kreatif dalam berdialog. Di samping itu peserta didik
menindaklanjuti penelusuran informasi dengan membandingkan hasil
telaah. Secara kolektif, mereka juga dapat mengembangkan hasil
penelusuran

informasi

dalam

bentuk

grafik,

tabel,

diagram

serta

mempresentasikan gagasan yang dimiliki.
Pelaksanaan kegiatan mencoba/eksplorasi pada mata pelajaran ilmu-ilmu
sosial dapat dilakukan melalui kerja sama dalam kelompok kecil. Bersama
teman sekelompoknya peserta didik dalam menelusuri informasi yang
mereka butuhkan, merumuskan masalah dalam kehidupan nyata, berpikir
kritis untuk menerapkan ilmu yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata
dan bermakna. Melalui kegiatan mencoba/eksplorasi peserta didik dapat
mengembangkan pengalaman belajar, meningkatkan penguasaan ilmu-ilmu
sosial, serta menerapkannya untuk menjawab fenomena yang ada. Peserta
didik juga dapat mengeksploitasi informasi untuk memperoleh manfaat
tertentu sebagai produk belajar.
3.5 Jejaring Pembelajaran atau Pembelajaran Kolaboratif
Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari
sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya
merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan
dan memaknai kerjasama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara
baik dan disengaja untuk memudahkan usaha kolektif dalam rangka
mencapai tujuan bersama.
Pada pembelajaran kolaboratif

kewenangan guru lebih bersifat direktif

atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih aktif.
Jika pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai satu falsafah peribadi,
maka ia menyentuh tentang identitas peserta didik terutama jika mereka
berhubungan atau berinteraksi dengan yang lain atau guru. Dalam situasi
kolaboratif

itu,

menghormati,

peserta

dan

didik

menerima

berinteraksi
kekurangan

dengan
atau

empati,

kelebihan

saling
masing18
masing.Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga
memungkin peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan
belajar secara bersama-sama.
Tantangan baru dinamika kehidupan yang makin kompleks menuntut
aktivitas pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta dan fenomena
keseharian yang dapat diduga melainkan mampu menjangkau pada situasi
baru yang tak terduga.Dengan dukungan kemajuan teknologi dan seni,
pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir siswa hingga
situasi baru yang tak terduga.
Agar

pembelajaran

terus

menerus

membangkitkan

kreativitas

dan

keingintahuan siswa, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan
langkah sebagai berikut:
1. Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena
baik secara langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari
informasi,

membaca,

melihat,

mendengar,

atau

menyimak

fakta/fenomena tersebut
2. Memfasilitasi diskusi dan Tanya jawab dalam menemukan konsep,
prinsip, hukum,dan teori
3. Mendorong siswa aktif mencoba melalui kegiatan eksperimen
4. Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data,
mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena
5. Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam presentasi
dengan aplikasi baru yang terduga sampai tak terduga
Macam-macam Pembelajaran Kolaboratif
Banyak metode yang dipakai dalam pembelajaran atau kelas kolaboratif.
Beberapa di antaranya dijelaskan berikut ini:
JP = Jigsaw Proscedure.
Pembelajaran dilakukan dengan cara peserta didik sebagai anggota
suatu kelompok diberi tugas yang berbeda-beda mengenai suatu pokok
bahasan. Agar masing-masing peserta didik anggota dapat memahami
keseluruhan pokok bahasan, tes diberikan dengan materi yang
menyeluruh. Penilaian didasari pada rata-rata skor tes kelompok.
STAD = Student Team Achievement Divisions.
19
Peserta didik dalam suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok
kecil. Anggota-anggota dalam setiap kelompok bertindak saling
membelajarkan.

Fokusnya

adalah

keberhasilan

seorang

akan

berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok dan demikian pula
keberhasilan kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan
individu peserta didik lainnya. Penilaian didasari pada pencapaian hasil
belajar individual maupun kelompok peserta didik
CI = Complex Instruction
Titik tekan metode ini
berorientasi

pada

matematika,

dan

adalam pelaksanaan suatu proyek yang

penemuan,
ilmu

menumbuhkembangkan

khususnya

pengetahuan

ketertarikan

dalam

sosial.

semua

bidang

Fokusnya

peserta

sains,
adalah

didiksebagai

anggota kelompok terhadap pokok bahasan. Metode ini umumnya
digunakan dalam pembelajaran yang bersifat bilingual (menggunakan
dua bahasa) dan di antara para peserta didik yang sangat heterogen.
Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok.
TAI = Team Accelerated Instruction.
Metodeini

merupakan

kooperatif/kolaboratif

kombinasi

dengan

antara

pembelajaran

pembelajaran

individual.

Secara

bertahap, setiap peserta didik sebagai anggota kelompok diberi soalsoal yang harus mereka kerjakan sendiri terlebih dulu. Setelah itu
dilaksanakan penilaian bersama-sama dalam kelompok. Jika soal tahap
pertama telah diselesaikan dengan benar, setiap peserta didik
mengerjakan soal-soal berikutnya. Namun jika seorang peserta didik
belum dapat menyelesaikan soal tahap pertama dengan benar, ia harus
menyelesaikan soal lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan soal
disusun berdasarkan tingkat kesukaran soal. Penilaian didasari pada
hasil belajar individual maupun kelompok.
CLS = Cooperative Learning Stuctures.
Pada penerapan metode pembelajaran ini setiap kelompok dibentuk
dengan anggota dua peserta didik (berpasangan). Seorang peserta
didik bertindak sebagai tutor dan yang lain menjadi tutee. Tutor
mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tutee. Bila jawaban
20
tutee benar, ia memperoleh poin atau skor yang telah ditetapkan
terlebih dulu. Dalam selang waktu yang juga telah ditetapkan
sebelumnya, kedua peserta didik yang saling berpasangan itu berganti
peran.
LT = Learning Together.
Pada metode ini kelompok-kelompok sekelas beranggotakan peserta
didik yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok bekerjasama untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Satu kelompok hanya
menerima dan mengerjakan satu set lembar tugas. Penilaian
didasarkan pada hasil kerja kelompok.
TGT = Teams-Games-Tournament.
Pada metode ini, setelah belajar bersama kelompoknya sendiri, para
anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota kelompok lain
sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Penilaian didasari
pada jumlah nilai yang diperoleh kelompok peserta didik.
GI = Group Investigation.
Pada

metode

ini

semua

anggota

kelompok

dituntut

untuk

merencanakan suatu penelitian beserta perencanaan pemecahan
masalah yang dihadapi. Kelompok menentukan apa saja yang akan
dikerjakan dan siapa saja yang akan melaksanakannya berikut
bagaimana perencanaan penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian
didasari pada proses dan hasil kerja kelompok.
AC = Academic-Constructive Controversy.
Pada metode ini setiap anggota kelompok dituntut kemampuannya
untuk berada dalam situasi konflik intelektual yang dikembangkan
berdasarkan hasil belajar masing-masing, baik bersama anggota
sekelompok

maupun

dengan

anggota

kelompok

lain.

Kegiatan

pembelajaran ini mengutamakan pencapaian dan pengembangan
kualitas

pemecahan

masalah,

pemikiran

kritis,

pertimbangan,

hubungan antarpribadi, kesehatan psikis dan keselarasan. Penilaian
didasarkan pada kemampuan setiap anggota maupun kelompok
mempertahankan posisi yang dipilihnya.

21
CIRC = Cooperative Integrated Reading and Composition.
Pada

metode

pembelajaran

ini

mirip

dengan

TAI.

Metode

pembelajaran ini menekankan pembelajaran membaca, menulis dan
tata bahasa. Dalam pembelajaran ini, para peserta didik saling menilai
kemampuan membaca, menulis dan tata bahasa, baik secara tertulis
maupun lisan di dalam kelompoknya
Siswa dapat membentuk jejaring yang lebih luas dengan menginformasikan/
berbagi tentang

hasil penugasan, proyek atau makalah melalui berbagai

media.

B. Penilaian Autentik
Penilaian autentik (authentic assessment) menurut beberapa sumber sebagaimana
tertulis dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai
berikut:(1) American Library Association mendefinisikan

sebagai proses evaluasi

untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada
aktivitas yang relevan dalam pembelajaran; (2) Newton Public School, mengartikan
penilaian autentik sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan
dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik; dan (3) Wiggins mendefinisikan
penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang
mencerminkan

prioritas

dan

tantangan

yang

ditemukan

dalam

aktivitas-

aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel,
memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama
melalui debat, dan sebagainya.
Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific
approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.Karena
penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta
didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring,
dan lain-lain.Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau
kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka
yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Karenanya, penilaian autentik
sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA.
Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen asesmen yang memberikan
kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan,
22
keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas: membaca dan
meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi
media, membuat karangan, dan diskusi kelas.
Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian
portofolio dan penilaian projek. Penilaian autentik disebut juga penilaian responsif,
suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki
ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki
bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat diterapkan
dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya,
dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran.
Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan
program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling.
Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan.
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk
menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui
observasi/pengamatan menggunakan jurnal, penilaian diri, dan/atau penilaian antar
teman.Penilaian

pengetahuan

melalui

tes

tertulis,

tes

lisan,

dan/atau

penugasan.Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan
penilaian portofolio.
1. Pengamatan Sikap
Penilaian sikap melalui pengamatan dapat menggunakan jurnal, penilaian diri,
dan penilaian antar teman.Jurnal adalah catatan pendidik yang sistematis di
dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan
dan kelemahan peserta didik berkaitan dengan sikap dan perilaku.Jurnal dapat
memuat penilaian siswa terhadap aspek tertentu secara kronologis.Kriteria
penilaian jurnal adalah sbb:
Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.
Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.
Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.
Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis.
Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan
komunikatif.
23
Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap
peserta didik
menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta
didik.
Penilaian-diri (self assessment) termasuk dalam rumpun penilaian kinerja.
Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta
untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat
pencapaian

kompetensi

yang

dipelajarinya

dalam

mata

pelajaran

tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi
kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian ranah sikap Misalnya, peserta didik
diminta mengungkapkan curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu
berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah
keterampilan Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai kecakapan atau
keterampilan yang telah dikuasainya oleh dirinya berdasarkan kriteria atau
acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah pengetahuan Misalnya, peserta
didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir
sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu berdasarkan atas
kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Teknik penilaian-diri bermanfaat memiliki beberapa manfaat positif.Pertama,
menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik.Kedua, peserta didik menyadari
kekuatan dan kelemahan dirinya.Ketiga, mendorong, membiasakan, dan melatih
peserta didik berperilaku jujur. Keempat, menumbuhkan semangat untuk maju
secara personal.
Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap sikap seorang
peserta didik oleh seorang (atau lebih) peserta didik lainnya dalam suatu kelas
atau rombongan belajar.Penilaian ini merupakan bentuk penilaian untuk melatih
peserta didik penilai menjadi pembelajar yang baik.Instrumen sesuai dengan
kompetensi

dan indikator yang akan diukur. Kriteria penilaian antar teman

adalah sbb:
•

Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik

•

Kriteria penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana

•

Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik

•

Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan oleh peserta
didik

24
•

Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi munculnya
penafsiran makna ganda/berbeda

•

Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata atau
sebenarnya

•

Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid)

•

memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan penguasaan satu
kompetensi peserta didik

•

Indikator menunjukkan sikap yang dapat diukur

•

Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level terendah
sampai kemampuan tertinggi.

2. Tes tertulis.
Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan.Tes tertulis
terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian.Memilih jawaban terdiri
dari

pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-

akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat
atau pendek, dan uraian.
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu
mengingat,

memahami,

mengorganisasikan,

menerapkan,

menganalisis,

mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atasmateri yang sudah dipelajari.
Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif, sehingga
mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta
didik.
Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan
jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap
terbuka memperoleh nilai yang sama. Tes tersulis berbentuk esai biasanya
menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka (extended-response)
atau jawaban terbatas (restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada
bobot soal yang diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada
guru untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih
tinggi atau kompleks.
3. Tes Lisan.
Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara
lisan.Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara
langsung antara pendidik dan peserta didik. Kriteria Tes lisan adalah sbb:
25
Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf
pengetahuan yang hendak dinilai.
Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada.
Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam mengkontruksi
jawabannya sendiri.
disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang komplek.
4. Penilaian Melalui Penugasan.
Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang harus
dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau kelompok, sesuai dengan
karakteristik tugas. Kriteria penugasan adalah sbb:
Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian
dari pembelajaran mandiri.
Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik.
Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan
secara kelompok.
Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota.
Tugasharusbersifat adil (tidak bias gender atau latar belakang sosial
ekonomi).
Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.
Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.
5. Tes Praktik.
Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam
melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi
yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di
laboratorium, praktik salat, praktik olahraga, bermain peran, memainkan alat
musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, dan sebagainya. (Juknis PHB PPMP
Kemdikbud, 2013). Kriteria Tes Praktik adalah sbb:
Tugas mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil belajar.
Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas.
26
Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik,
Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum
Tugasbersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi)
Task untuk Tes Praktik, diperlukan penyusunan rubrik penilaian, rubrik tersebut
harus memenuhi syarat sbb:
Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid).
Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati (observasi).
Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur.
Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.
Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik.
6. Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap
tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu
tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh
peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan, analisis, dan penyajian data.Dengan demikian, penilaian proyek
bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan
lain-lain.
Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh
kesempatan

untuk

mengaplikasikan

sikap,

keterampilan,

dan

pengetahuannya.Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga
hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru.
Keterampilan

peserta

didik

dalam

memilih

topik,

mencari

dan

mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas
informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
Orisinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau
dihasilkan oleh peserta didik.
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk proyek.
Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi
penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis
data, dan penyiapkan laporan.Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen
27
daftar cek, skala penilaian, atau narasi.Laporan penilaian dapat dituangkan
dalam bentuk poster atau tertulis.
Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian
khusus.Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas
dan bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksud
meliputi penilaian atas kemampuan peserta didik menghasilkan produk.Penilaian
secara analitik merujuk pada semua kriteria

yang harus dipenuhi untuk

menghasilkan produk tertentu.Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi
atau kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan.
7. Penilaian Portofolio
Penilaian

portofolio

menunjukkan

merupakan

kemajuan

dan

penilaian

dihargai

atas

sebagai

kumpulan
hasil

kerja

artefak

yang

dari

dunia

nyata.Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara
perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta
didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik
dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta
didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai),
atau informasi lain yang releban dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu.Fokus penilaian portofolio
adalahkumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu
periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski
dapat juga oleh peserta didik sendiri.
Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau
kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun
atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan,
resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain.Atas dasar
penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai
dengan tuntutan pembelajaran.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti
berikut ini.
Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan
dibuat.
28
Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah
bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang
sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama
dokumen portofolio yang dihasilkan.
Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian
portofolio.

29
BAB III
ANALISIS KOMPETENSI
A. Prosedur Analisis
Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang
dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi
dasar.Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan
pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis
itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
penilaian yang diperlukan.
Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua
mata pelajaran pada jenjang tertentu.Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan
pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi
tertentu.Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam
rumusan kompetensi dasar.
Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah
sebagai berikut:
Dimensi

Kualifikasi Kemampuan

Sikap

Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Pengetahuan

Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya
dengan
wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak
fenomena dan kejadian.

Keterampilan

Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari
yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke
lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk
30
kelas XII. Rumusan kompetensi yang relelevan bagi kelas X sesua Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah
sebagai berikut:
Kompetensi

Deskripsi Kompetensi

Sikap Spiritual

1.

Menghayati
dianutnya

dan

mengamalkan

ajaran

agama

yang

Sikap Sosial

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Pengetahuan

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan
faktual,
konseptual,
prosedural,
dan
metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah

Keterampilan

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda
sesuai dengan kaidah keilmuan

Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi lulusan adalah
sebagai berikut.

31
Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
Melakukan linierisasi kompetensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok
seperti tabel berikut ini:

Kompetensi Dasar (KI
3)

Kompetensi Dasar (KI 4)

Materi Pokok
(Dalam Silabus)

3.1 Mengidentifikasi
manfaat
Antropologi
dalam mengkaji
tentang
kesamaan dan
keragaman
budaya, agama,
religi/
kepercayaan,
tradisi, dan
bahasa

4.1 Melakukan kajian
literatur, diskusi, dan
pengamatan terkait
dengan manfaat
Antropologi dalam
mengkaji tentang
kesamaan dan
keragaman budaya,
agama, religi/
kepercayaan, tradisi,
dan bahasa beserta
unsur-unsurnya

Konsep dasar, peran
fungsi, dan
keterampilan
Antropologi dalam
mengkaji Kesamaan
dan keberagaman
budaya, agama,
religi/kepercayaan,
tradisi, dan bahasa

3.2 Menerapkan

4.2 Melakukan pengamatan,

Budaya,

Sikap Yang
Dikembangkan
Saling
menghormati
Tanggung
jawab
Disiplin
Toleransi
Kerjasama
Jujur
Empati

Saling
32
Kompetensi Dasar (KI
3)

Kompetensi Dasar (KI 4)

Materi Pokok
(Dalam Silabus)

Sikap Yang
Dikembangkan

konsep-konsep
kajian literatur,
dasar dan
diskusi, dan berperan
keterampilan
aktif dalam menyikapi
antropologi dalam
secara positif tentang
memahami
berbagai fenomena
keberagaman
keragaman budaya,
budaya agama,
agama, religi/
religi/
kepercayaan, tradisi,
kepercayaan,
dan bahasa beserta
tradisi, dan
unsur-unsurnya.
bahasa beserta
unsur-unsurnya
yang ada di
masyarakat
3.3 Menguraikan
4.3 Mengimplementasikan
proses
internalisasi nilai-nilai
internalisasi nilaibudaya dalam
nilai budaya
kehidupan sehari-hari
sebagai
di sekolah, keluarga,
pembentuk
dan masyarakat dalam
kepribadian dalam
rangka membentuk
pembangunan
kepribadian dan
karakter setiap
karakter
individu

perwujudan, unsur,
Isi atau substansi
Budaya, dan nilai
Budaya

menghormati
Tanggung
jawab
Disiplin
Toleransi
Kerjasama
Jujur
Empati

Internalisasi nilainilai budaya dalam
pembentukkan
kepribadian dan
karakter

Saling
menghormati
Tanggung
jawab
Disiplin
Toleransi
Kerjasama
Jujur
Empati

3.4 Mengidentifikasi
berbagai bentuk
perilaku
menyimpang dan
sub-kebudayaan
menyimpang
beserta
dampaknya
berdasarkan hasil
pengamatan
langsung di
masyarakat
setempat
dan/atau
berdasarkan
kajian literatur
dari berbagai
sumber

Perilaku
menyimpang dan
sub kebudayaan
menyimpang

Saling
menghormati
Tanggung
jawab
Disiplin
Toleransi
Kerjasama
Jujur
Empati

4.4 Mengamati dan
melakukan kajian
literatur,
mendiskusikan, dan
menyajikan hasil
kajian tentang
berbagai bentuk
perilaku menyimpang
atau sub-kebudayaan
menyimpang yang
terjadi di masyarakat
setempat

33
Kompetensi Dasar (KI
3)
3.5 Merekonstruksi
keberadaan dan
keterkaitan
antara budaya
lokal, budaya
nasional, budaya
asing, dan
hubungan antar
budaya di era
globalisasi

Kompetensi Dasar (KI 4)
4.5 Menyusun rancangan,
melaksanakan, dan
mengkomunikasikan
(lisan, tertulis, audiovisual) penelitian
sederhana tentang
budaya lokal, budaya
nasional, pengaruh
budaya asing dan
hubungan antar budaya
di era globalisasi.

Sikap Yang
Dikembangkan

Materi Pokok
(Dalam Silabus)
Budaya lokal,
budaya nasional,
budaya asing,
hubungan antar
budaya di era
globalisasi

Saling
menghormati
Tanggung
jawab
Disiplin
Toleransi
Kerjasama
Jujur
Empati

1. Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus) menjadi
materi pembelajaarn yang terdiri atas: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
2. Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indikator keterampilan yang
terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Tahapan penyusunan
indikator dari tingkat yang terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati,
menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.
3. Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya,
mencoba,

mengasosiasi,

dan

mengomunikasikan

yang

diperlukan

untuk

mengembangkan sikap sosial dan sikap religius.
4. Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan
5. Merancang penilaian yang diperlukan
Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini.
Materi
Pokok
(Silabus)

Materi
Pembelajara
n
Fakta,
Konsep,
Prinsip, dan
Prosedur

Penillaian
(Silabus)

Alternatif
Kegiatan
Pembelajaran:
Mengamati,
Menanya,
Mencoba,
Mengasosiasi,
dan
Mengomunika
sikan

Pembelajaran
(Silabus)

Indikator
Sikap,
Pengethuan,
dan
Keterampila
n untuk
Penilaian

Lulusan yang
:
Cerdas,
Kreatif,
Produktif,
dan
Bertanggung
jawab

34
1. Mengembangkan Materi pembelajaran
Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam silabus
dan

kompetensi

dasar

yang

termuat

dalam

kompetensi

inti

ke

tiga

(pengetahuan).Dalam penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan untuk
melihat linierisai dengan kompetensi inti ke empat (keterampilan).
Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokan dalam empat kategori,
yaitu:
a) Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca,
disentuh, atau diamati. Contoh keberagaman budaya yang ada di Indonesia.
b) Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata
lain konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling
berhubungan.

Contoh

konsep

tentang

antropologi

adalah

ilmu

yang

mempelajari tentang manusia baik dari segi fisik maupun sosial budayanya.
Konsep adalah kristalisasi dari fakta yang telah didefinisikan.
c) Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang
berkaitan. Contoh yang merupakan prinsip adalah ruang lingkup antropologi
atau cabang-cabang antropologi yang terdiri dari konsep antropologi, konsep
fisik, dan konsep sosial budaya. Termasuk ke dalam kategori prinsip adalah
hukum, teori, dan azas.
d) Prosedur, merupkan sederatan langkah yang bertahap dan sistematis dalam
menerapkan prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi
pada aspek keterampilan. Pada mata pelajaran antropologi, metode kerja
ilmiah merupakan bagian tidak terpisahkan pada setiap materi pokok.
2. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu
mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan
a)

Mengamati

adalah

kegiatan

yang

dilakukan

dengan

memaksimalkan

pancaindra dengan cara melihat, mendengar, membaca, menyentuh, atau
menyimak. Yang diamati adalah materi yang berbentuk fakta, yaitu
fenomena atau beristiwa dalam bentuk gambar, video, rekaman suara, atau
fakta langsung yang bias disentuh, dilihat, dan sebagainya;
b)

Menanya adalah proses mengkonstruksi pengetahuan berupa konsep, prinsip
dan prosedur melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas;

35
c)

Mencoba adalah kegiatan yang dilakukan untuk menentukan data yang
diperlukan dari pertanyaan yang diajukan, menentukan sumber data (benda,
dokumen, buku,eksperimen), atau mengumpulkan data;

d)

Mengasosiasi merupakan proses menganalisis data dalam membuat kategori,
menentukan hubungan data/ketegori, dan menyimpulkan dari hasil analisis
data;

e)

Mengomunikasikan adalah kegiayan untuk menyampaikan hasil
konseptualisasi, baik dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar
atau media lainnya.

3. Alternatif penilaian (Penilaian Autentik)
a) Aspek pengetahuan melalui tes dalam bentuk tertulis maupun lisan.
Tes tulis digunakan pada KD-KD pada KI-3

dapat dilakukan dengan cara

memilih jawaban yang tersedia, misalnya soal bentuk pilihan ganda, benarsalah, dan menjodohkan; ada pula yang meminta peserta menuliskan sendiri
responsnya, misalnya soal berbentuk esai, baik esai isian singkat maupun esai
bebas.
b) Aspek keterampilan melalui observasi kinerja, penilaian hasil karya berupa
tugas, proyek dan/ atau produk, serta penggunaan portofolio; dan
KD-KD pada KI-4 menggunakan metode tes kinerja. Metode tes kinerja juga
dibedakan menjadi dua, yaitu perilaku terbatas, yang meminta peserta untuk
menunjukkan kinerja dengan tugas-tugas tertentu yang terstruktur secara
ketat, misalnya peserta diminta menulis paragraf dengan topik yang sudah
ditentukan, atau mengoperasikan suatu alat tertentu; dan prilaku meluas,
yang menghendaki peserta untuk menunjukkan kinerja lebih komprehensif dan
tidak dibatasi, misalnya peserta diminta merumuskan suatu hipotesis,
kemudian diminta membuat rancangan dan melaksanakan eksperimen untuk
menguji hipotesis tersebut.
c) Aspek sikap melalui pengamatan/observasi melalui pengukuran sikap.
Metode nontes digunakan untuk menilai sikap, minat, atau motivasi. Metode
nontes umumnya digunakan untuk mengukur ranah afektif (KD-KD pada KI-1
dan KI-2). Metode nontes lazimnya menggunakan instrumen angket, kuisioner,
penilaian diri, penilaian rekan sejawat, dan lain-lain.Hasil penilaian ini tidak
dapat diinterpretasi ke dalam kategori benar atau salah, namun untuk
mendapatkan deskripsi tentang profil sikap peserta didik.
36
B. Hasil Analisis Kompetensi
1. Contoh Hasil Linierisasi Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar
(KI 3)

Kompetensi Dasar (KI
4)

3.1 Mengidentifikasi
manfaat
Antropologi
dalam mengkaji
tentang
kesamaan dan
keragaman
budaya, agama,
religi/
kepercayaan,
tradisi, dan
bahasa

4.1 Melakukan kajian
literatur, diskusi, dan
pengamatan terkait
dengan manfaat
Antropologi dalam
mengkaji tentang
kesamaan dan
keragaman budaya,
agama, religi/
kepercayaan, tradisi,
dan bahasa beserta
unsur-unsurnya

Materi Pokok
(Dalam Silabus)

Sikap Yang
Dikembangkan

Konsep dasar, peran
fungsi, dan
keterampilan
Antropologi dalam
mengkaji Kesamaan
dan keberagaman
budaya, agama,
religi/kepercayaan,
tradisi, dan bahasa

Saling
menghormati
Tanggung
jawab
Disiplin
Toleransi
Kerjasama
Jujur
Empati

3.2 Menerapkan
4.2 Melakukan
konsep-konsep
pengamatan, kajian
dasar dan
literatur, diskusi,
keterampilan
dan berperan aktif
antropologi dalam
dalam menyikapi
memahami
secara positif tentang
keberagaman
berbagai fenomena
budaya agama,
keragaman budaya,
religi/
agama, religi/
kepercayaan,
kepercayaan, tradisi,
tradisi, dan
dan bahasa beserta
bahasa beserta
unsur-unsurnya.
unsur-unsurnya
yang ada di
masyarakat

Budaya,
perwujudan, unsur,
Isi atau substansi
Budaya, dan nilai
Budaya

Saling
menghormati
Tanggung
jawab
Disiplin
Toleransi
Kerjasama
Jujur
Empati

3.3 Menguraikan
proses
internalisasi nilainilai budaya
sebagai
pembentuk
kepribadian
dalam
pembangunan

Internalisasi nilainilai budaya dalam
pembentukkan
kepribadian dan
karakter

Saling
menghormati
Tanggung
jawab
Disiplin
Toleransi
Jujur
Empati

4.3 Mengimplementasikan
internalisasi nilainilai budaya dalam
kehidupan sehari-hari
di sekolah, keluarga,
dan masyarakat
dalam rangka
membentuk
kepribadian dan

37
Kompetensi Dasar
(KI 3)
karakter setiap
individu

Kompetensi Dasar (KI
4)

Materi Pokok
(Dalam Silabus)

Sikap Yang
Dikembangkan

karakter

3.4 Mengidentifikasi
berbagai bentuk
perilaku
menyimpang dan
sub-kebudayaan
menyimpang
beserta
dampaknya
berdasarkan hasil
pengamatan
langsung di
masyarakat
setempat
dan/atau
berdasarkan
kajian literatur
dari berbagai
sumber

4.4 Mengamati dan
melakukan kajian
literatur,
mendiskusikan, dan
menyajikan hasil
kajian tentang
berbagai bentuk
perilaku menyimpang
atau sub-kebudayaan
menyimpang yang
terjadi di masyarakat
setempat

Perilaku
menyimpang dan
sub kebudayaan
menyimpang

Saling
menghormati
Tanggung
jawab
Disiplin
Toleransi
Kerjasama
Jujur
Empati

3.5 Merekonstruksi
keberadaan dan
keterkaitan
antara budaya
lokal, budaya
nasional, budaya
asing, dan
hubungan antar
budaya di era
globalisasi

4.5 Menyusun rancangan,
melaksanakan, dan
mengkomunikasikan
(lisan, tertulis, audiovisual) penelitian
sederhana tentang
budaya lokal, budaya
nasional, pengaruh
budaya asing dan
hubungan antar
budaya di era
globalisasi.

Budaya lokal,
budaya nasional,
budaya asing,
hubungan antar
budaya di era
globalisasi

Saling
menghormati
Tanggung
jawab
Kerjasama
Disiplin
Toleransi
Jujur
Empati

38
Contoh Hasil Analisis Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Antropologi

Kompetensi
Dasar

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif
Pembelajaran

3.1 Mengidentifikasi manfaat
Antropologi
dalam
mengkaji
tentang
kesamaan dan
keragaman
budaya,
agama, religi/
kepercayaan,
tradisi, dan
bahasa

Konsep
dasar, peran
fungsi, dan
keterampilan
Antropologi
dalam
mengkaji
Kesamaan
dan
keberagaman
budaya,
agama,
religi/
kepercayaan,
tradisi, dan
bahasa

Fakta :
Persamaan dan
keberagaman
budaya, agama,
religi/
kepercayaan,
tradisi, dan bahasa

Mengamati
Mencari
informasi
melalui kajian
pustaka
tentang
pengertian,
sejarah
perkembangan
antropologi,
dan ruang
kerja
Mencari
informasi dari
media massa
tentang
keberagaman
budaya yang
terdapat di
Indonesia
Mencari
informasi
melalui kajian
pustaka
tentang
metodologi
penelitian
antropologi

4.1 Melakukan
kajian
literatur,
diskusi, dan
pengamatan
terkait dengan
manfaat
Antropologi
dalam
mengkaji
tentang
kesamaan dan

Konsep
1. Pengertian
antropologi
2. Konsep dasar
antropologi
3. Peran dan fungsi
antropologi
Prinsip
Cabang-cabang
ilmu antropologi
Prosedur
1. Fase-fase
perkembangan
antropologi
2. Metodologi
penelitian
antropologi

Sikap
Indikator

Penilaian

Menunjukkan sikap
positip
(individu
dan sosial)
dalam
diskusi
kelompok

Observasi di
kelas
Presentasi
Kelompok
Tanya
jawab

Menunjukkan
perilaku
dan sikap
menghargai,melaksanakan
kejujuran,
disiplin
dan
tanggung
jawab

Sikap
Saling
menghorma
ti
Tanggung
jawab
Kerja sama
Disiplin
Toleransi
Jujur
Empati

Pengetahuan
Indikator

Penilaian

Menjelaskan
pengertian
antropologi
Mendeskrip
sikan fasefase
perkemban
gan
antropologi
Mengidenti
fikasi ruang
lingkup
antropologi
Mendeskrip
sikan
konsepkonsep
dasar
antropologi
Mendeskripsikan
metodologi
penelitian
antropologi
Mendeskrip
sikan peran
dan fungsi

Tugas/asp
ek yang
dinilai:
Laporan
tertulis
kajian
pustaka
Laporan
tertulis
hasil
wawanc
ara
Laporan
tertulis
hasil
observas
i

Tes
UH bentuk
uraian
UTS dan
UAS
bentuk
uraian dan
pilihan

Keterampilan
Indikato
r
Membu
at
laporan
hasil
kajian
pustaka
,
laporan
hasil
wawan
cara,
dan
laporan
hasil
observa
si
Mempr
esentas
ikan
hasil
laporan
wawan
cara
dan
observa
si

Penilaian
Kinerja:
Presentasi
kelompok
Penguasaan isi
Teknik
bertanya/
menjawab
Metode
penyajian
Portofolio:
Laporan
hasil
kajian
pustaka,
wawancar
a, dan
observasi
Visual
laporan
Kelengkap
an
jawaban

39
Kompetensi
Dasar
keragaman
budaya,
agama,
religi/kepercay
aan, tradisi,
dan bahasa
beserta unsurunsurnya

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif
Pembelajaran

Sikap
Indikator

Penilaian

Pengetahuan
Indikator

Penilaian

antropologi

Keterampilan
Indikato
r

Penilaian

ganda

Menanya
Diskusi kelas
tentang
pengertian
antropologi,
fase-fase
perkembangan
antropologi,
dan ruang
lingkup
antropologi
Diskusi
kelompok
tentang
keberagaman
budaya,
metodologi
penelitian
antropologi,
dan
peran/fungsi
antropologi
Mencoba
Praktik
berkelompok
melakukan
wawancara
mendalam
Melakukan

40
Kompetensi
Dasar

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif
Pembelajaran

Sikap
Indikator

Penilaian

Pengetahuan
Indikator

Penilaian

Keterampilan
Indikato
r

Penilaian

observasi
terhadap
tradisi
setempat
Mengasosiasi
Menyajikan
hasil
wawancara
Menyimpulkan
hasil kajian
pustaka
Mengomunikasikan
Membuat
laporan tertulis
Mempresentasi
kan data hasil
wawancara

41
Kompetensi
Dasar
3.2.Menerapkan
konsep-konsep
dasar dan
keterampilan
antropologi
dalam
memahami
keberagaman
budaya agama,
religi/
kepercayaan,
tradisi, dan
bahasa beserta
unsur-unsurnya
yang ada di
masyarakat

4.2 Melakukan
pengamatan,
kajian literatur,
diskusi, dan
berperan aktif
dalam
menyikapi
secara positif
tentang
berbagai
fenomena
keragaman

Materi
Pokok
Budaya,
perwujudan
unsur, Isi
atau
substansi
Budaya, dan
nilai Budaya

Materi
Pembelajaran
Fakta
Berbagai macam
hasil kebudayaan
Konsep
1. Pengertian
kebudayaan
2. Wujud
kebudayaan
3.
4. Substansi dan
nilai
kebudayaan
Prinsip
1. Sifat-sifat
kebudayaan
2. Unsur-unsur
kebudayaan
3. Fungsi
kebudayaan

Alternatif
Pembelajaran
Mengamati
Mencari
informasi
melalui kajian
pustaka tentang
pengertian atau
konsep
kebudayaan
Mencari
informasi
melalui media
massa tentang
berbagai macam
hasil
kebudayaan
Menanya
Diskusi kelas
tentang
pengertian
kebudayaan,
unsur-unsur
kebudayaan,
substansi dan
nilai budaya
Mencoba
Praktik
berkelompok
melakukan
pengamatan di

Sikap
Indikator
Menunjukan
sikap positip
(individu
dan sosial)
dalam
diskusi
Menunjukka
n perilaku
dan sikap
menerima,
menghargai,
dan
melaksanak
an
kejujuran,
disiplin dan
tanggung
jawab
Menunjukka
n sikap
toleransi
dan empati
sebagai
ungkapan
rasa syukur
terhadap
berbagai
perbedaan
dan
persamaan
sebagai

Pengetahuan

Penilaian

Indikator

Penilaian

Observasi
Diskusi
Presentasi
kelompok

Menjelaskan
pengertian
budaya
Mendeskrip
sikan
wujud
budaya
Mengidenti
fikasi
unsurunsur
budaya
Mendeskrip
sikan
substansi
dan nilai
budaya

Tugas/aspek
yang dinilai:
Laporan
tertulis
kajian
pustaka
Laporan
tertulis
hasil
pengamatan

Sikap
Saling
menghorm
ati
Tanggung
jawab
Kerja
sama
Disiplin
Toleransi
Jujur
Empati

Tes
UH bentuk
uraian
UTS dan UAS
bentuk
uraian dan
PG

Keterampilan
Indikator
Membuat
laporan
hasil kajian
pustaka,
laporan
hasil
pengamatan
Mempresen
tasikan
laporan
hasil
pengamatan

Penilaian
Kinerja:
Presentasi
kelompok
Penguasaa
n isi
Teknik
bertanya/
menjawab
Metode
penyajian
Portofolio:
Laporan
hasil
kajian
pustaka,
dan
pengamat
an
Visual
laporan
Kelengkap
an
jawaban

42
Kompetensi
Dasar
budaya, agama,
religi/
kepercayaan,
tradisi, dan
bahasa beserta
unsur-unsurnya.

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif
Pembelajaran
masyarakat
untuk melihat
pengaruh
budaya terhadap
tata cara dan
kehidupan suatu
masyarakat

Sikap
Indikator

Penilaian

Pengetahuan
Indikator

Penilaian

Keterampilan
Indikator

Penilaian

anugerah
Tuhan

Mengasosiasi
Menyajikan dan
menyimpulkanh
asil pengamatan
Mengomunikasikan
Membuat
laporan tertulis
dari hasil
pengamatan
Mempresentasikan data hasil
pengamatan

43
Kompetensi
Dasar

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif
Pembelajaran

3.3.Menguraikan proses
internalisasi
nilai-nilai
budaya sebagai
pembentuk
kepribadian
dalam
pembangunan
karakter setiap
individu

Internalisasi
nilai-nilai
budaya
dalam
pembentukkan
kepribadian
dan karakter

Fakta
Berbagai macam
kepribadian
manusia sebagai
pendukung budaya

Mengamati
Mencari
informasi
melalui kajian
pustaka tentang
proses
internalisasi
budaya dalam
pembentukkan
kepribadian dan
karakter

4.3
Mengimplemen
tasikan
internalisasi
nilai-nilai
budaya dalam
kehidupan
sehari-hari di
sekolah,
keluarga, dan
masyarakat
dalam rangka
membentuk
kepribadian
dan karakter

Konsep
1. Pengertian
internalisasi,
sosialisasi,
enkulturasi
2. Pengertian
Pewarisan
budaya
3. Pengertian
kepribadian
Prinsip
1. Sarana
pewarisan
budaya
2. Hubungan
kebudayaan
dengan
kepribadian
3. Kepribadian
yang selaras dan
tidak selaras
dengan
lingkungan

Menanya
Pengamatan dan
diskusi tentang
internalisasi
nilai-nilai
budaya dalam
pembentukkan
kepribadian dan
karakter
Mengasosiasi
Menghubungkan
antara konsep
pandangan para
ahli dengan
pelaksanaan
proses
internalisasi
nilai-nilai
budaya dalam
pembentukkan

Sikap
Indikator
Menunjukan
sikap positip
(individu
dan sosial)
dalam
diskusi
Saling
menghormati,
tanggung
jawab,
disiplin,
toleransi,
jujur, dan
perilaku
serta
kinerja
peserta
didik selama
melakukan
kegiatan
Menunjukka
n sikap
toleransi
dan empati
sebagai
ungkapan
rasa syukur
terhadap
berbagai
perbedaan
dan
persamaan

Pengetahuan

Penilaian
Observasi
Diskusi
Presentasi
kelompok
Sikap
Saling
menghorm
ati
Tanggung
jawab
Kerja
sama
Disiplin
Toleransi
Jujur
Empati

Indikator
Menjelaskan
pengertian
internalisasi,
sosialisasi,
dam
enkulturasi
Menjelaskan
pengertian
kepribadia
n berserta
unsurunsurnya
Mendeskrip
sikan
pengertian
pewarisan
budaya dan
macammacam
sarana
pewarisan
budaya
Mendeskrip
sikan
hubungan
antara
kebudayaan dengan
kepribadian

Penilaian
Tugas/aspek
yang dinilai:
Laporan
tertulis
kajian
pustaka
Laporan
tertulis
hasil
pengamatan
Tes
UH bentuk
uraian
UTS dan UAS
bentuk
uraian dan
PG

Keterampilan
Indikator
Membuat
laporan
hasil kajian
pustaka,
laporan
hasil
pengamatan
Mempresen
tasikan
laporan
hasil
pengamatan

Penilaian
Kinerja:
Presentasi
kelompok
Penguasaa
n isi
Teknik
bertanya/
menjawab
Metode
penyajian
Portofolio:
Laporan
hasil
kajian
pustaka,
dan
pengamatan
Visual
laporan
Kelengkapan
jawaban

44
Kompetensi
Dasar

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif
Pembelajaran
kepribadian dan
karakter di
masyarakat
setempat.
Mencoba
Praktik
berkelompok
melakukan
pengamatan di
masyarakat
untuk melihat
bagaimana
proses
internalisasi
nilai-nilai
budaya dalam
pembentukkan
kepribadian dan
karakter

Sikap
Indikator
sebagai
anugerah
Tuhan

Penilaian

Pengetahuan
Indikator

Penilaian

Keterampilan
Indikator

Penilaian

Mendeskrip
sikan
hubungan
antara
kepribadia
n dengan
lingkungan

Mengomunikasikan
Membuat
laporan tertulis
dari hasil
pengamatan
Mempresentasikan data hasil
pengamatan

45
Kompetensi
Dasar

Materi
Pokok

3.4. Mengidentifi
kasi
berbagai
bentuk
perilaku
menyimpang
dan subkebudayaan
menyimpang
beserta
dampaknya
berdasarkan
hasil
pengamatan
langsung di
masyarakat
setempat
dan/atau
berdasarkan
kajian
literatur dari
berbagai
sumber
4.4. Mengamati
dan
melakukan
kajian
literatur,
mendiskusik
an, dan

Perilaku
menyimpang
dan sub
kebudayaan
menyimpang

Materi
Pembelajaran

Alternatif
Pembelajaran

Fakta
1. Berbagai macam
perilaku
menyimpang
2. Berbagai sub
kebudayaan
menyimpang

Mengamati
Melakukan
kajian pustaka
tentang perilaku
menyimpang
dan munculnya
fenomena sub
kebudayaan
menyimpang

Konsep
1. Pengertian
perilaku
menyimpang
2. Pengertian sub
kebudayaan
menyimpang
Prinsip
1. Bentuk-bentuk
perilaku
menyimpang
2. Faktor-faktor
penyebab
perilaku
menyimpang
3. Hubungan
perilaku dan sub
kebudayaan
menyimpang
4. Dampak sub
kebudayaan
menyimpang

Menanya
Pengamatan dan
diskusi tentang
perilaku
menyimpang
dan
terbentuknya
sub kebudayaan
menyimpang
Mengasosiasi
Menghubungkan
antara konsep
kebudayaan
dengan
fenomena
perilaku
menyimpang
dan sub
kebudayaan
menyimpang
Mencoba

Sikap
Indikator
Menunjukan
sikap positip
(individu
dan sosial)
dalam
diskusi
Saling
menghormati,
tanggung
jawab,
disiplin,
toleransi,
jujur, dan
perilaku
serta
kinerja
peserta
didik selama
melakukan
kegiatan
Menunjukkan sikap
toleransi
dan empati
sebagai
ungkapan
rasa syukur
terhadap
berbagai
perbedaan
dan
persamaan

Pengetahuan

Penilaian

Indikator

Penilaian

Observasi
Diskusi
Presentasi
kelompok

Menjelaskan
pengertian
internalisasi,
sosialisasi,
dam
enkulturasi
Menjelaskan
pengertian
perilaku
menyimpang dan
sub
kebudayaan menyimpang
Mendeskrip
sikan
faktorfaktor
penyebab
perilaku
menyimpang
Mendeskripsikan
hubungan
antara
kebudayaan perilaku
menyim-

Tugas/aspek
yang dinilai:
Laporan
tertulis
kajian
pustaka
Laporan
tertulis
hasil
pengamatan

Sikap
Saling
menghorm
ati
Tanggung
jawab
Kerja
sama
Disiplin
Toleransi
Jujur
Empati

Tes
UH bentuk
uraian
UTS dan UAS
bentuk
uraian dan
PG

Keterampilan
Indikator
Membuat
laporan
hasil kajian
pustaka,
laporan
hasil
pengamatan
Mempresen
tasikan
laporan
hasil
pengamatan

Penilaian
Kinerja:
Presentasi
kelompok
Penguasaa
n isi
Teknik
bertanya/
menjawab
Metode
penyajian
Portofolio:
Laporan
hasil
kajian
pustaka,
dan
pengamatan
Visual
laporan
Kelengkapan
jawaban

46
Kompetensi
Dasar
menyajikan
hasil kajian
tentang
berbagai
bentuk
perilaku
menyimpang
atau subkebudayaan
menyimpang
yang terjadi
di
masyarakat
setempat

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif
Pembelajaran
Praktik
berkelompok
melakukan
pengamatan di
masyarakat
untuk melihat
bagaimana
terjadinya sub
kebudayaan
menyimpang

Sikap
Indikator
sebagai
anugerah
Tuhan

Penilaian

Pengetahuan
Indikator

Penilaian

Keterampilan
Indikator

Penilaian

pang

Mengomunikasikan
Membuat
laporan tertulis
dari
hasil
pengamatan
Mempresentasik
an data hasil
pengamatan

47
Kompetensi
Dasar

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif
Pembelajaran

3.5. Merekonstru
ksi
keberadaan
dan
keterkaitan
antara
budaya
lokal,
budaya
nasional,
budaya
asing, dan
hubungan
antar budaya
di era
globalisasi

Budaya lokal,
budaya
nasional,
budaya asing,
hubungan
antar budaya
di era
globalisasi

Fakta
Berbagai macam
budaya lokal,
budaya
nasional, dan
budaya asing

Mengamati
Mencari
informasi
melalui kajian
pustaka tentang
budaya lokal,
budaya nasional,
budaya asing,
dan hubungan
antar budaya di
era globalisasi

4.5 Menyusun
rancangan,
melaksanak
an, dan
mengkomuni
kasikan
(lisan,
tertulis,
audio-visual)
penelitian
sederhana
tentang
budaya

Konsep
1. Pengertian
budaya lokal,
budaya
nasional, dan
budaya asing
2. Pengertian
globalisasi
Prinsip
1. Dampak
globalisasi
2. Pengaruh
budaya asing
3. Hubungan antar
kebudayaan di
era globalisasi

Menanya
Pengamatan dan
diskusi tentang
budaya lokal,
budaya nasional,
budaya asing,
dan hubungan
antar budaya di
era globalisasi
Mengasosiasi
Menghubungkan
antara konsep
kebudayaan
dengan
fenomena
budaya lokal,
budaya nasional,
budaya asing,
dan hubungan

Sikap
Indikator
Menunjukan
sikap positip
(individu
dan sosial)
dalam
diskusi
Saling
menghormati,
tanggung
jawab,
disiplin,
toleransi,
jujur, dan
perilaku
serta
kinerja
peserta
didik selama
melakukan
kegiatan
Menunjukkan sikap
toleransi
dan empati
sebagai
ungkapan
rasa syukur
terhadap
berbagai
perbedaan
dan
persamaan

Pengetahuan

Penilaian
Observasi
Diskusi
Presentasi
kelompok
Sikap
Saling
menghorm
ati
Tanggung
jawab
Kerja
sama
Disiplin
Toleransi
Jujur
Empati

Indikator
Menjelaskan
pengertian
budaya
lokal,
budaya
nasional,
dan budaya
asing
Menjelaskan
pengertian
globalisasi
dan
dampaknya
Mendeskrip
sikan
pengaruh
budaya
asing
Mendeskrip
sikan
hubungan
antar
kebudayaan di era
globalisasi

Penilaian
Tugas/aspek
yang dinilai:
Laporan
tertulis
kajian
pustaka
Laporan
tertulis
hasil
pengamatan
Tes
UH bentuk
uraian
UTS dan UAS
bentuk
uraian dan
PG

Keterampilan
Indikator
Membuat
laporan
hasil kajian
pustaka,
laporan
hasil
pengamatan
Mempresen
tasikan
laporan
hasil
pengamatan

Penilaian
Kinerja:
Presentasi
kelompok
Penguasaa
n isi
Teknik
bertanya/
menjawab
Metode
penyajian
Portofolio:
Laporan
hasil
kajian
pustaka,
dan
pengamatan
Visual
laporan
Kelengkapan
jawaban

48
Kompetensi
Dasar
lokal,
budaya
nasional,
pengaruh
budaya
asing dan
hubungan
antar budaya
di era
globalisasi.

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif
Pembelajaran
antar budaya di
era globalisasi

Sikap
Indikator

Penilaian

Pengetahuan
Indikator

Penilaian

Keterampilan
Indikator

Penilaian

sebagai
anugerah
Tuhan

Mencoba
Praktik
berkelompok
melakukan
pengamatan di
masyarakat
untuk melihat
bagaimana
fenomena
budaya lokal,
budaya nasional,
budaya asing,
dan hubungan
antar budaya di
erag lobalisasi
Mengomunikasikan
Membuat
laporan tertulis
dari hasil
pengamatan
Mempresentasik
an data hasil
pengamatan

49
BAB IV
PENUTUP

Efektifitas pembelajaran merupakana indikator keberhasilan belajar, artinya bahwa
semakin efektifitasnya tinggi dalam kegiatan pembelajaran maka hasil belajar semakin
berkualitas dan sebaliknya semakin tidak efektifnya pembelajaran maka berdampak
hasil belajar yang tidak optimal.
Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses
pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran
langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan,
kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan
sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan
pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan belajar
dengan pendekatan saintifik yaitu melalui mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah
ditemukannya dalam kegiatan analisis. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi
guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga
kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan
Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses
pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran
tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap.Baik pembelajaran
langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak
terpisah.Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD
yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan
dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada
KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang
menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.
Pelaksanaan

pembelajaran

didahului

dengan

penyiapan

rencana

pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun
kelompok yang mengacu pada Silabus.

50
Dalam hal ini, strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya
seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013 agar KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4
dapat tercapai secara terintegrasi.
Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran
saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan silabus sebagai acuan, perlu
penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran yang
memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Selanjutnya

mengembangkan langkah

alternatif pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik.
Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan
pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik.

51
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And
Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New
York. Longman.
Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press.
Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and
Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press.
Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all” through the politics of poverty.
Educational Policy, 12, 525-541.
http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education
Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71,
Tambahan Lembar Negara)
Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar
dan Menengah;
Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses Pendidkan Dasar dan
Menengah.
Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun 2003
No. 78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301),
Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic Competency Frameworks: a Brief
Historical Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37. No.1. The
University of Western Australia.

52
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Materi Pokok
Alokasi Waktu

:
:
:
:
:

SMA Paragon
Antropologi
X/1 (Satu)
Unsur-unsur Budaya (Sistem Sosial Budaya)
3 x 3 JP

A.

Kompetensi Inti
KI 1
:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2
:Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif
dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3
:Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4
: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.

B.

Kompetensi Dasar
3.2. Menerapkan konsep-konsep dasar dan keterampilan antropologi dalam
memahami keberagaman budaya agama, religi/kepercayaan, tradisi, dan
bahasa beserta unsur-unsurnya yang ada di masyarakat.
4.2.

Melakukan pengamatan, kajian literatur, diskusi, dan berperan aktif dalam
menyikapi secara positif tentang berbagai fenomena keragaman budaya,
agama, religi/kepercayaan, tradisi, dan bahasa beserta unsur-unsurnya.

C.

Indikator
Mengidentifikasi unsur-unsur budaya,
Mendeskripsikan sistem religi/kepercayaan,
Mendeskripsikan sistem kekerabatan dan organisasi sosial,
Mendeskripsikan sistem mata pencaharian,
Mendeskripsikan sistem peralatan dan teknologi,
Mendeskripsikan bahasa,
Mengidentifikasikan kesenian,
Mendeskripsikan sistem pengetahuan,
Menemukan penerapan unsur-unsur budaya yang ada di masyarakat.

D.

Tujuan Pembelajaran
Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi peserta didik dapat:
53
Mengidentifikasi unsur-unsur budaya,
Mendeskripsikan sistem religi/kepercayaan,
Mendeskripsikan sistem kekerabatan dan organisasi sosial,
Mendeskripsikan sistem mata pencaharian,
Mendeskripsikan sistem peralatan dan teknologi,
Mendeskripsikan bahasa,
Mengidentifikasikan kesenian dan,
Mendeskripsikan sistem pengetahuan.
Melalui proses mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan peserta didik
dapat:
Menemukan penerapan unsur-unsur budaya yang ada di masyarakat.
E.

Materi Pembelajaran
Fakta
Berbagai macam hasil kebudayaan dari suatu suku bangsa, seperti kesenian,
upacara keagamaan, sistem teknologi, sistem mata pencaharian dan lain-lain.

Konsep
Unsur-unsur kebudayaan, pengertian dari sistem religi/kepercayaan, sistem
kekerabatan dan organisasi sosial, sistem pencaharian, sistem peralatan dan
teknologi, bahasa, kesenian, dan sistem pengetahuan.
Prinsip
Masyarakat sebagai sekumpulan manusia yang saling bergaul dan berinteraksi
antara sesamanya dengan norma-norma atau nilai-nilai yang berlaku.
Masyarakat adalah sebuah sistem yaitu sistem sosial budaya yang didalamnya
terdapat komponen-komponen atau unsur-unsur sosial budaya yang saling
berkaitan satu dengan yang lainnya.
Masyarakat sebagai sistem sosial budaya (cultural universal) merupakan suatu
kesatuan dimana terjadi proses penyesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan
yang saling berbeda sehingga mencapai keselarasan.
54
F.

Metode Pembelajaran
Pendekatan: Saintifik
Model Pembelajaran: inquiry, discovery learning
Metode: Ceramah, diskusi, penugasan, presentasi

G.

Alat/Media/Bahan
Media
Alat/Bahan
Proyektor,

: Artikel, presentasi power point
:
spidol, papan tulis, kertas karton, penggaris, LCD
gambar, film

Sumber belajar

H.

: buku pegangan antropologi jilid 1, Buku Antropologi
Penunjang Aktifitas Peserta didik, media massa baik
media cetak (koran, majalah, dll) maupun media
elektronik (TV, internet, dll) dan hands out

Langkah Kegiatan/Skenario Pembelajaran
Pertemuan Ke-4 :
Alokasi
Waktu

Kegiatan

Deskripsi

Pendahuluan

Memberi salam dan berdoa.
Menanyakan kepada peserta didik kesiapan dan
kenyamanan untuk belajar.
Menanyakan kehadiran peserta didik.
Tanya jawab materi sebelumnya, yaitu tentang
pengertian budaya.
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Bertanya dan menagih secara lisan tugas baca
mencari informasi tentang unsur-unsur budaya
melalui berbagai sumber (buku, internet, atau
modul).
Melaksanakan pre test tentang unsur-unsur budaya.
Mengamati
Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil, masingmasing terdiri atas 4 orang.
Peserta didik
melihat tayangan video tentang
kebudayaan di masyarakat.

Kegiatan Inti

Guru menilai keterampilan
mengamati tayangan video.
Menanya
Peserta

didik

peserta

didik

mendiskusikan

20 menit

100 Menit

dalam

untuk
55
mengidentifikasikan
unsur-unsur
budaya
yang
termasuk sistem religi/ kepercayaan, kesenian, dan
sistem pengetahuan.
Mengumpulkan informasi/eksperimen
Peserta didik menganalisis hasil diskusi kelompok
mengenai unsur-unsur budaya yang termasuk dalam
sistem religi/kepercayaan,
kesenian, dan sistem
pengetahuan.

Guru menilai sikap peserta didik dalam kerja kelompok
membimbing/menilai keterampilan mencoba, mengolah
data, dan menilai kemampuan peserta didik
menerapkan konsep dan prinsip dalam pemecahan
masalah

Mengasosiasi/mengolah informasi
Masing-masing kelompok menemukan keterkaitan
antara hasil diskusi dengan literatur mengenai unsurunsur budaya sistem religi/kepercayaan, kesenian
dan sistem pengetahuan.
Masing-masing kelompok menyimpulkan hasil analisis
dari diskusi yang sudah dilakukan.
Guru membimbing/menilai kemampuan peserta didik
mengolah data dan merumuskan kesimpulan
Mengkomunikasikan
Perwakilan
dari
masing-masing
kelompok
menyampaikan hasil analisis tentang unsur budaya
sistem religi/kepercayaan,
kesenian dan sistem
pengetahuan.

Guru menilai kemampuan peserta didik berkomunikasi
lisan

Penutup

Bersama peserta didik menyimpulkan karakteristik
dari unsur-unsur budaya, sistem religi/kepercayaan
kesenian dan sistem pengetahuan.

15 menit

56
Memberikan tugas kelompok mencari artikel suku
bangsa yang berkaitan dengan sistem kekerabatan
dan organisasi sosial, sistem mata pencaharian,
sistem peralatan dan teknologi, dan bahasa.
Melaksanakan post test.

Pertemuan Ke-5 :
Kegiatan

Deskripsi

Alokasi
Waktu

Pendahuluan

Memberi salam dan berdoa.
Menanyakan kepada peserta didik kesiapan dan
kenyamanan untuk belajar.
Menanyakan kehadiran peserta didik.
Merefleksi hasil pretes dan post test pertemuan
sebelumnya.
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Bertanya dan menagih secara lisan tugas artikel suku
bangsa tentang sistem kekerabatan dan organisasi
sosial, sistem mata pencaharian, sistem peralatan
dan teknologi, dan bahasa.
Masing-masing kelompok menyerahkan tugas artikel
suku bangsa ke guru.
Secara acak guru membagikan tugas artikel suku
bangsa kepada masing-masing kelompok.

15 menit

Kegiatan Inti

Mengamati
Peserta didik duduk berdasarkan kelompok yang
sudah dibentuk pada pertemuan sebelumnya.
peserta didikSetiap kelompok membaca artikel suku
bangsa yang ditugaskan oleh guru.

100 Menit

Guru menilai keterampilan peserta didik membaca
artikel
Menanya
Secara berkelompok peserta didik mendiskusikan
artikel suku bangsa dan mengidentifikasikan unsurunsur budaya peserta didikyang berupa sistem
kekerabatan dan organsasi, sistem mata pencaharian,
sistem peralatan dan teknologi, dan bahasa.
Mengumpulkan informasi/eksperimen
57
Secara berkelompok peserta didik menganalisis hasil
diskusi kelompok mengenai unsur-unsur budaya yang
termasuk peserta didik sistem kekerabatan dan
organsasi, sistem mata pencaharian, sistem peralatan
dan teknologi, dan bahasa.

Guru menilai sikap peserta didik dalam kerja kelompok
membimbing/menilai keterampilan mencoba, mengolah
data, dan menilai kemampuan peserta didik
menerapkan konsep dan prinsip dalam pemecahan
masalah
Mengasosiasikan/mengolah informasi
Masing-masing kelompok menyimpulkan unsur budaya
berupa sistem kekerabatan dan organsasi, sistem
mata pencaharian, sistem peralatan dan teknologi,
dan bahasadalam ide konsep berpikirnya.

Guru membimbing/menilai kemampuan peserta didik
mengolah data dan merumuskan kesimpulan
Mengkomunikasikan
Perwakilan
dari
masing-masing
kelompok
menyampaikan hasil analisis artikel suku bangsa
tentang unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan
organsasi, sistem mata pencaharian, sistem peralatan
dan teknologi, dan bahasa.

Guru menilai kemampuan peserta didik berkomunikasi
lisan

Penutup

Bersama peserta didik menyimpulkan unsur budaya
berupa sistem kekerabatan dan organisasi, sistem
mata pencaharian, sistem peralatan dan teknologi,
dan bahasa.
Memberikan tugas kelompok yang terdiri dari 3 orang
peserta didik untuk mengambil obyek foto tentang
penerapan unsur-unsur budaya dalam kehidupan
masyarakat.

20 menit

58
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Pedoman penyusunan-rpp
Pedoman penyusunan-rppPedoman penyusunan-rpp
Pedoman penyusunan-rpp
Yosti Saban
 
Dokumen 1-k13
Dokumen 1-k13Dokumen 1-k13
Dokumen 1-k13
Muliono8
 
Panduan pengembangan-silabus
Panduan pengembangan-silabusPanduan pengembangan-silabus
Panduan pengembangan-silabus
Lies Tina
 
Perangkat pembelajaran az zahra
Perangkat pembelajaran az zahraPerangkat pembelajaran az zahra
Perangkat pembelajaran az zahra
Teguh Handoko
 

Was ist angesagt? (14)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
 
Manajemen Kurikulum 2013 SMP
Manajemen Kurikulum 2013 SMPManajemen Kurikulum 2013 SMP
Manajemen Kurikulum 2013 SMP
 
Pedoman penyusunan-rpp
Pedoman penyusunan-rppPedoman penyusunan-rpp
Pedoman penyusunan-rpp
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematikaModel Pembelajaran Saintifik Mapel matematika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematika
 
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
2. dokumen 1 ktsp k13 siraajul ummah
2. dokumen 1 ktsp k13 siraajul ummah2. dokumen 1 ktsp k13 siraajul ummah
2. dokumen 1 ktsp k13 siraajul ummah
 
Sma sejarah indonesia
Sma sejarah indonesiaSma sejarah indonesia
Sma sejarah indonesia
 
Pengembangan Silabus
Pengembangan SilabusPengembangan Silabus
Pengembangan Silabus
 
Dokumen 1-k13
Dokumen 1-k13Dokumen 1-k13
Dokumen 1-k13
 
Panduan pengembangan-silabus
Panduan pengembangan-silabusPanduan pengembangan-silabus
Panduan pengembangan-silabus
 
8. Permendiknas No. 41 Tahun 2007 Standar Proses
8. Permendiknas No. 41 Tahun 2007 Standar Proses8. Permendiknas No. 41 Tahun 2007 Standar Proses
8. Permendiknas No. 41 Tahun 2007 Standar Proses
 
Perangkat pembelajaran az zahra
Perangkat pembelajaran az zahraPerangkat pembelajaran az zahra
Perangkat pembelajaran az zahra
 
STANDAR ISI KURIKULUM 2013
STANDAR ISI KURIKULUM 2013STANDAR ISI KURIKULUM 2013
STANDAR ISI KURIKULUM 2013
 

Ähnlich wie Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi

6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
Sofyan Saputra
 
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
Sofyan Saputra
 
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
Ipul Saipul
 
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia
tanialisa008
 
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
Sofyan Saputra
 
10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris
10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris
10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris
Sofyan Saputra
 
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
Sofyan Saputra
 
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
Hamid Salman
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
Sofyan Saputra
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
Sofyan Saputra
 

Ähnlich wie Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi (20)

6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
 
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
 
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
 
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
 
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
 
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia
 
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
 
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematika
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematikaModel pembelajaran saintifik pelajaran matematika
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematika
 
10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris
10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris
10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris
 
1. model pembelajaran saintifik mp matematika
1. model pembelajaran saintifik mp matematika1. model pembelajaran saintifik mp matematika
1. model pembelajaran saintifik mp matematika
 
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
 
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
 
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel biologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologi
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisikaModel Pembelajaran Saintifik Mapel fisika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisika
 
B7a materi k13-ps
B7a materi k13-ps B7a materi k13-ps
B7a materi k13-ps
 
3 model-penilaian-hasil-belajar-sma
3 model-penilaian-hasil-belajar-sma3 model-penilaian-hasil-belajar-sma
3 model-penilaian-hasil-belajar-sma
 
Diklat perangkat pembelajaran
Diklat perangkat pembelajaranDiklat perangkat pembelajaran
Diklat perangkat pembelajaran
 

Mehr von Abdul Jamil

Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningHasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Abdul Jamil
 

Mehr von Abdul Jamil (20)

Peta-Okupasi-Bidang-Komunikasi.pdf
Peta-Okupasi-Bidang-Komunikasi.pdfPeta-Okupasi-Bidang-Komunikasi.pdf
Peta-Okupasi-Bidang-Komunikasi.pdf
 
Fisika paket 4
Fisika paket 4Fisika paket 4
Fisika paket 4
 
Fisika paket 3
Fisika paket 3Fisika paket 3
Fisika paket 3
 
Fisika paket 2
Fisika paket 2Fisika paket 2
Fisika paket 2
 
Fisika paket 1
Fisika paket 1Fisika paket 1
Fisika paket 1
 
Uji Permeabilitas
Uji PermeabilitasUji Permeabilitas
Uji Permeabilitas
 
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningHasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
 
Tugas Pelangi
Tugas PelangiTugas Pelangi
Tugas Pelangi
 
Seng Penting Numpuk
Seng Penting NumpukSeng Penting Numpuk
Seng Penting Numpuk
 
Panduan Pendaftaran SPAN 2014
Panduan Pendaftaran SPAN 2014Panduan Pendaftaran SPAN 2014
Panduan Pendaftaran SPAN 2014
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel paiModel Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
 
Materi Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP Kemendikbud
Materi Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP KemendikbudMateri Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP Kemendikbud
Materi Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP Kemendikbud
 
Soal Pengayaan IPA 2013 2014 Direktorat PSMP Kemendikbud
Soal Pengayaan IPA 2013 2014 Direktorat PSMP KemendikbudSoal Pengayaan IPA 2013 2014 Direktorat PSMP Kemendikbud
Soal Pengayaan IPA 2013 2014 Direktorat PSMP Kemendikbud
 
Jamil nilai
Jamil nilaiJamil nilai
Jamil nilai
 
Tugas Apus Apusan SETS RPP Objek IPA
Tugas Apus Apusan SETS RPP Objek IPATugas Apus Apusan SETS RPP Objek IPA
Tugas Apus Apusan SETS RPP Objek IPA
 
Tugas Apus Apusan SETS Instrumen Penilaian
Tugas Apus Apusan SETS Instrumen PenilaianTugas Apus Apusan SETS Instrumen Penilaian
Tugas Apus Apusan SETS Instrumen Penilaian
 
Tugas Apus Apusan SETS Bahan Ajar
Tugas Apus Apusan SETS Bahan AjarTugas Apus Apusan SETS Bahan Ajar
Tugas Apus Apusan SETS Bahan Ajar
 
Tugas Apus Apusan SETS Silabus Objek IPA
Tugas Apus Apusan SETS Silabus Objek IPATugas Apus Apusan SETS Silabus Objek IPA
Tugas Apus Apusan SETS Silabus Objek IPA
 
Aplikasi Sejarah IPA
Aplikasi Sejarah IPAAplikasi Sejarah IPA
Aplikasi Sejarah IPA
 

Kürzlich hochgeladen

PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 

Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi

  • 1. KATA PENGANTAR Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat kemurahan-Nya naskahPendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini dapat diselesaikan.Naskah ini kami beri judul “Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran dengan Pendekatan Saintifik”. Hal ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian autentik. pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Pelaksanaan pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan persiapan pembelajaran. Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya. Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah saudara-saudara sekalian. Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka. Akhirnya, mudah-mudahan naskah ini dapat berguna dan membantu siapa saja yang membaca dan membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam upaya peningkatan mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran. i
  • 2. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I I ii PENDAHULUAN 1. 1 2. Tujuan.......................................................... 2 3. Ruang Lingkup............................................. 3 4. BAB II Latar Belakang ............................................ Landasan Hukum....... ................................. 3 PEMBELAJARAN KOMPETENSI 1. 5 2. BAB III Pendekatan Pembelajaran Saintifik............. Penilaian Autentik........................................ 22 ANALISIS KOMPETENSI 1. 30 2. BAB IV Prosedur Analisis.. ......................................... Hasil Analisis Kompetensi.............................. 37 PENUTUP 50 DAFTAR PUSTAKA 52 LAMPIRAN-LAMPIRAN ii
  • 3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan secara suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan kemandirian psikologis sesuai ruang yang cukup dengan bakat, bagi minat, dan prakarsa, kreativitas, perkembangan fisik dan serta peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, menyebutkan bahwa Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh 1
  • 4. guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silab us. Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumenpenilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para pendidikmampu menerapkan program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat. Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas pada 1.270 SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai tahun pelajaran 2013/2014 untuk kelas X. Untuk mendukung implementasi pelaksanaan kurikulum tersebut pemerintah telah melatih instruktur nasional (master teacher), guru inti dan guru sasaran serta menyediakan silabus, buku guru, dan buku siswa untuk mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yang ada (dari kurikulum 2006 dan buku sebelumnya),mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu pada silabus yang telah disediakan. Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik dan menggunakan silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Oleh karena itu diperlukan rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya. B. Tujuan Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memafaatkan buku sumber yang ada. Secara khusus naskah ini bertujuan: Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar 1. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus mata pelajaran 2
  • 5. 2. Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik 3. Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian 4. Merancang penilaian autentik C. Ruang Lingkup Ruang lingkup naskah ini terdiri atas: 1. Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik 2. Langkah-langkah analisis kompetensi; 3. Penilaian autentik; dan 4. Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) D. Landasan Hukum 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan 4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah 5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses 6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian 7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA 8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang Implementasi Kurikulum 9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor …. Tentang Silabus 3
  • 6. BAB II PEMBELAJARAN KOMPETENSI Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan. Karakteristik Standar pembelajaran pada Kompetensi memberikan Lulusan kerangka setiap dan konseptual satuan Standar pendidikan Isi. tentang Standar sasaran terkait erat Kompetensi pembelajaran pada Lulusan yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga perolehan (proses psikologis) menerima,menjalankan, Pengetahuandiperoleh ranah yang kompetensi berbeda. menghargai, melalui Sikap tersebut memiliki lintasan diperoleh melalui aktivitas menghayati, aktivitas dan mengamalkan. mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi karakteristik beserta standar perbedaan proses. lintasan perolehan turut Penguatan pendekatan serta mempengaruhi saintifik perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning). Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1) pesertadidik diberi tahu menjadi pesertadidik mencari tahu; (2) guru sebagai satusatunya sumberbelajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran proses berbasis sebagai konten penguatan penggunaan pendekatan menjadi pembelajaran berbasis kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran 4
  • 7. yang menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan danpemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan mengembangkan kreativitas peserta didik (ing madyo mangun karso), dan dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individualdan latar belakang budaya peserta didik. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses – output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran. A. Pendekatan Pembelajaran saintifik Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni, 2000; &Semiawan, 1998). Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu 5
  • 8. pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992). Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran. Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990). 1. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Ilmu-ilmu sosial (social science) Sebelum membicarakan mengenai pendekatan ilmiah (scientific), perlu dipahami terlebih dahulu mengenai metode ilmiah. Pada umumnya seseorang 6
  • 9. selalu ingin memperoleh pengetahuan. Pengetahuan dapat merupakan pengetahuan ilmiah dan pengetahuan tidak ilmiah. Suatu pengetahuan ilmiah hanya dapat diperoleh dari metode ilmiah. Metode ilmiah pada dasarnya memandang fenomena khusus (unik) dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan pada simpulan. Dengan demikian diperlukan adanya penalaran dalam rangka pencarian (penemuan). Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Metode ilmiah umumnya memuat rangkaian kegiatan koleksi data atau fakta melalui observasi dan eksperimen, kemudian memformulasi dan menguji hipotesis. Sebenarnya apa yang kita bicarakan dengan metode ilmiah merujuk pada: (1) adanya fakta, (2) sifat bebas prasangka, (3) sifat objektif, dan (4) adanya analisa. Selanjutnya secara sederhana pendekatan ilmiah merupakan suatu cara atau mekanisme untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu metode ilmiah. Ada juga yang mengartikan pendekatan ilmiah sebagai mekanisme untuk memperoleh pengetahuan yang didasarkan pada struktur logis. Pendekatan ilmiah ini memerlukan langkahlangkah pokok: a) Mengamati b) Menanya c) Menalar d) Mencoba e) Membentuk jejaring Langkah-langkah di atas boleh dikatakan sebagai pembelajaran terhadap pengetahuan ilmiah yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis dalam ilmu-ilmu sosial. Karena yang dikehendaki adalah jawaban mengenai faktafakta sosial, maka pendekatan dengan langkah-langkah tersebut dikatakan sangat erat dengan metode ilmiah. Prosespembelajaran pada Kurikulum 2013 dilaksanakan menggunakan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi 7
  • 10. ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.” Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik(soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills)dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. 8
  • 11. 1) Mengamati Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial, pengamatan dapat dilakukan terhadap hal- hal sebagai berikut, contoh: Proses terbentuknya negara interaksi sosial Situs sejarah Sedangkandalam pembelajaran di kelas, mengamati dapat dilakukan melalui berbagai media yang dapat diamati siswa, misalnya: video, gambar, grafik, bagan, dsb. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini. Menentukan objek apa yang akan diobservasi Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi , seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya. Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi, dapat berupa daftar cek (checklist), skala rentang (rating scale), catatan anekdot (anecdotal record), catatan berkala, dan alat mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang berisikan nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan diobservasi. Skala rentang , berupa alat untuk mencatat gejala atau fenomena menurut tingkatannya. Catatan anekdot dapat berupa catatan 9
  • 12. yang dibuat oleh peserta didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan luar biasa yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi.Alat mekanik dapat berupa berupa alat mekanik yang dapat dipakai untuk memotret atau merekam peristiwa-peristiwa tertentu yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi. 2) Menanya Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik.Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong siswa untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.Artinya guru dapat menumbuhkan sikap ingin tahu siswa, yang diekspresikan dalam bentuk pertanyaan. Misalnya: Mengapa terjadi kasus pelanggaran HAM? Apakah seni bangun candi itu asli Indonesia atau ada pengaruh dari luar? Dalam hukum permintaan dinyatakan ketika harga naik maka jumlah barang yang diminta akan turun, namun kenyataannya setiap menjelang hari raya walaupun harga cenderung naik tetapi permintaan juga ikut naik. Mengapa demikian?, dsb. Diusahakan setelah ada pengamatan, yang bertanya bukan guru, tetapi yang bertanya peserta didik. Berikut manfaat / fungsi bertanya: Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran. Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya. Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan. Membangkitkan mengajukan keterampilan pertanyaan, dan peserta memberi didik dalam jawaban berbicara, secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. 10
  • 13. Mendorong partisipasipeserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan. Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok. Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul. Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain. Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini. Tingkatan Subtingkatan Kognitif yang lebih  Pengetahuan rendah (knowledge) Kata-kata kunci pertanyaan  Apa...  Siapa...  Kapan...  Di mana...  Sebutkan...  Jodohkan atau pasangkan...  Persamaan kata...  Golongkan...  Berilah nama...  Dll.  Pemahaman (comprehension)  Terangkahlah...  Bedakanlah...  Terjemahkanlah...  Simpulkan...  Bandingkan...  Ubahlah...  Berikanlah interpretasi...  Penerapan (application  Gunakanlah...  Tunjukkanlah...  Buatlah...  Demonstrasikanlah...  Carilah hubungan...  Tulislah contoh... 11
  • 14. Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan  Siapkanlah...  Klasifikasikanlah... Kognitif yang lebih  Analisis (analysis) tinggi  Analisislah...  Kemukakan bukti-bukti…  Mengapa…  Identifikasikan…  Tunjukkanlah sebabnya…  Berilah alasan-alasan…  Sintesis (synthesis)  Ramalkanlah…  Bentuk…  Ciptakanlah…  Susunlah…  Rancanglah...  Tulislah…  Bagaimanakita dapat memecahkan…  Apa yang terjadi seaindainya…  Bagaimana kita dapat memperbaiki…  Kembangkan…  Evaluasi (evaluation)  Berilah pendapat…  Alternatif mana yang lebih baik…  Setujukah anda…  Kritiklah…  Berilah alasan…  Nilailah…  Bandingkan…  Bedakanlah… 12
  • 15. 3) Menalar Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru.Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas faktafakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. 3.1 Cara menalar Seperti telah dijelaskan di muka, terdapat dua cara menalar, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif merupakan cara menalardengan menarik simpulan dari fenomena atau atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Kegiatan menalar secara induktif lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau pengalaman empirik. Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus. Pola penalaran deduktif dikenal dengan pola silogisme.Cara kerja menalar secara deduktif adalah menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagianbagiannya yang khusus. Ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternatif.Pada penalaran deduktif tedapat premis, sebagai proposisi menarik simpulan. Penarikan simpulan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu langsung dan tidak langsung. Simpulan secara langsung ditarik dari satu premis, sedangkan simpulan tidak langsung ditarik dari dua premis. Contoh: Akuntan publik adalah akuntan yang kegiatannya memberikan jasa untuk kepentingan perusahaan dengan sejumlah pembayaran tertentu, atau disebut juga akuntan ekstern. 13
  • 16. Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja sebagai pemeriksa atau auditor untuk pemerintah atau negara. Akuntan pendidik adalah akuntan yang bekerja sebagai pengajar atau dosen di perguruan tinggi. Akuntan Intern atau Akuntan Perusahaan adalah akuntan yang bekerja dalam perusahaan dan bertugas khusus di bidang akuntansi intern untuk membantu pengelola perusahaan. Simpulan Akuntan publik, Akuntan pemerintah, Akuntan pendidik, Akuntan Intern merupakan jabatan-jabatan dalam lapangan akuntansi pada berbagai lingkup kegiatan dan bidang garapannya. 3.2 Analogi dalam Pembelajaran Selama proses pembelajaran, guru dan peserta didik sering kali menemukan fenomena yang bersifat analog atau memiliki persamaan. Dengan demikian, guru dan peserta didik adakalanya menalar secara analogis. Analogi adalah suatu proses penalaran dalam pembelajaran dengan cara membandingkan sifat esensial yang mempunyai kesamaan atau persamaan. Berpikir analogis sangat penting dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial, karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Seperti halnya penalaran, analogi terdiri dari dua jenis, yaitu analogi induktif dan analogi deklaratif.Kedua analogi itu dijelaskan berikut ini. Analogi induktif disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena atau gejala. Atas dasar persamaan dua gejala atau fenomena itu ditarik simpulan bahwa apa yang ada pada fenomena atau gejala pertama terjadi juga pada fenomena atau gejala kedua. Analogi induktif merupakan suatu “metode menalar” yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu simpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua fenomena atau gejala khusus yang diperbandingkan Contoh: 14
  • 17. Hakekat Pergerakan Nasional bagi peserta didik adalah jiwa nasionalisme dan ketekunan dalam belajar.Peserta didik adalah generasi muda yang harus memiliki jiwa nasionalisme dan harus giat belajar. Analogi deklaratif merupakan suatu “metode menalar” untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu fenomena atau gejala yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Analogi deklaratif ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru, fenomena, atau gejala menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah diketahui secara nyata dan dipercayai. Contoh: Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia dapat dilaksanakan karena adanya sinergitas, saling menghargai, sikap pantang menyerah antara golongan muda dan golongan tua. Begitu pula tercapainya suatu prestasi disekolah tidak terlepas dari sinergitas, saling menghargai, sikap pantang menyerah dari dewan guru, peserta didik, dan seluruh stake holder sekolah. 3.3 Hubungan Antarfenomena Seperti halnya penalaran dan analogi, kemampuan menghubungkan antarfenomena atau gejala sangat penting dalam proses pembelajaran, karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Disinilah esensi bahwa guru dan peserta didik dituntut mampu memaknai hubungan antarfenomena atau gejala, khususnya hubungan sebab-akibat. Hubungan sebab-akibat diambil dengan menghubungkan satu atau beberapa fakta yang satu dengan satu atau beberapa fakta yang lain.Suatu simpulan yang menjadi sebab dari satu atau beberapa fakta itu atau dapat juga menjadi akibat dari satu atau beberapa fakta tersebut. Penalaran sebab-akibat ini masuk dalam ranah penalaran induktif, yang disebut dengan penalaran induktif sebab-akibat.Penalaran induktif sebab akibat terdiri dari tiga jenis. Hubungansebab–akibat. Pada penalaran hubungan sebab-akibat, hal-hal yang menjadi sebab dikemukakan terlebih dahulu, kemudian ditarik simpulan yang berupa akibat. 15
  • 18. Contoh: Sehubungan adanya pembuatan jalan oleh Belanda yang melewati makam leluhur Diponegoro, maka pecahlah perang Diponegoro melawan Belanda 1825 – 1830 (mapel Sejarah). Nilaisuatubarangditentukanjumlahbiaya yangdikeluarkanuntukmenghasilkanbarangitukembali(biayareproduksi).O lehkarenauntukmenentukannilaisuatubarangtidakberasalpadabiayaproduk siyangpertamakali,tetapipadabiayaproduksiyangdikeluarkansekarang (mapel Ekonomi). Hubungan akibat–sebab. Pada penalaran hubungan akibat-sebab, hal-hal yang menjadi akibat dikemukakan terlebih dahulu, selanjutnya ditarik simpulan yang merupakan penyebabnya. Contoh (Mata pelajaran Sejarah): Perang Diponegoro 1825 – 1830 melawan Belanda, sampai-sampai Belanda mengalami kerugian besar, dan nyaris dikalahkan, disebabkan Belanda membuat jalan yang melewati makam leluhur Diponegoro. Perjuang bangsa Indonesia melalui Pergerakan Nasional, mengakibatkan diproklasikan kemerdekaan. Akibat proklamasi kemerdekaan datanglah Sekutu yaitu Inggris dan Belanda datang ke Indonesia . Kedatangan Sekutu yang berkeinginan menjaga status quo, tentu tidak diharapkan oleh pemuda Indonesia, terjadilah perang. Contoh (Mata pelajaranEkonomi) Nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh produsen untuk membuat barang tersebut. Semakin tinggi nilai pakai suatu barang, nilai tukarnya akan semakin tinggi. Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, hidupnya terisolasi. Keterisolasian itu menyebabkan mereka kehilangan akses untuk melakukan aktivitas ekonomi, sehingga muncullah kemiskinan keluarga yang akut. Kemiskinan keluarga yang akut menyebabkan anak-anak mereka tidak berkesempatan menempuh pendidikan yang baik. Dampak lanjutannya, bukan tidak mungkin terjadi kemiskinan yang terus berlangsung secara siklikal. 16
  • 19. Hubungan sebab–akibat 1 – akibat 2. Pada penalaran hubungan sebabakibat 1 –akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat yang pertama menjadi penyebab, sehingga menimbulkan akibat kedua. Akibat kedua menjadi penyebab sehingga menimbulkan akibat ketiga, dan seterusnya. 3.4 Mencoba/mengeksplorasi Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui peningkatan pemahaman atas suatu fenomena. Strategi yang digunakan adalah memperluas dan memperdalam pengetahuan yang menerapkan strategi belajar aktif. Pendekatan pembelajaran yang berkembang saat ini secara empirik telah melahirkan disiplin baru pada proses belajar. Tidak hanya berfokus pada apa yang dapat peserta didik temukan, namun sampai pada bagaimana cara mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Istilah yang populer untuk menggambarkan kegiatan ini adalah “explorative learning”. Pendekatan belajar yang eksploratif tidak hanya berfokus pada bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan, pemahaman, dan interpretasi, namun harus diimbangi dengan peningkatan mutu materi ajar. Informasi tidak hanya disusun oleh guru. Perlu ada keterlibatan peserta didik untuk memperluas, memperdalam, atau menyusun informasi atas inisiatifnya. Dalam hal ini peserta didik menyusun dan memvalidasi informasi sebagai input bagi kegiatan belajar. Peta Konsep yang dikembangkan menunjukan kompleksitas kegiatan eksplorasi dalam proses pembelajaran yang mengharuskan adanya proses dialog yang : (1) interaktif (2) adaptif, interaktif dan reflektif (3) menggambarkan tingkat-tingkat penguasaan pokok bahasan (4) menggambarkan level kegiatan yang berkaitan dengan meningkatkan keterampilan menyelesaikan tugas sehingga memperoleh pengalaman yang bermakna. Mengintegrasikan pendekatan ini dengan lima faktor yang menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna, yaitu belajar aktif, belajar konstruktif, belajar intens, belajar autentik, dan kolaboratif yang menegaskan pernyataan bahwa pembelajaran eksploratif lebih menekankan pada pengalaman belajar dari pada pada materi pelajaran. Eksplorasi merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses belajar peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu. Peserta didik menghubungkan 17
  • 20. pikiran yang terdahulu dengan pengalaman belajarnya. Mereka menggambarkan pemahaman yang mendalam untuk memberikan respon yang mendalam juga. Bagaimana membedakan peran masing-masing dalam kegiatan belajar bersama. Mereka melakukan pembagian tugas seperti dalam tugas merekam, mencari informasi melalui internet serta memberikan respon kreatif dalam berdialog. Di samping itu peserta didik menindaklanjuti penelusuran informasi dengan membandingkan hasil telaah. Secara kolektif, mereka juga dapat mengembangkan hasil penelusuran informasi dalam bentuk grafik, tabel, diagram serta mempresentasikan gagasan yang dimiliki. Pelaksanaan kegiatan mencoba/eksplorasi pada mata pelajaran ilmu-ilmu sosial dapat dilakukan melalui kerja sama dalam kelompok kecil. Bersama teman sekelompoknya peserta didik dalam menelusuri informasi yang mereka butuhkan, merumuskan masalah dalam kehidupan nyata, berpikir kritis untuk menerapkan ilmu yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata dan bermakna. Melalui kegiatan mencoba/eksplorasi peserta didik dapat mengembangkan pengalaman belajar, meningkatkan penguasaan ilmu-ilmu sosial, serta menerapkannya untuk menjawab fenomena yang ada. Peserta didik juga dapat mengeksploitasi informasi untuk memperoleh manfaat tertentu sebagai produk belajar. 3.5 Jejaring Pembelajaran atau Pembelajaran Kolaboratif Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerjasama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja untuk memudahkan usaha kolektif dalam rangka mencapai tujuan bersama. Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru lebih bersifat direktif atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih aktif. Jika pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai satu falsafah peribadi, maka ia menyentuh tentang identitas peserta didik terutama jika mereka berhubungan atau berinteraksi dengan yang lain atau guru. Dalam situasi kolaboratif itu, menghormati, peserta dan didik menerima berinteraksi kekurangan dengan atau empati, kelebihan saling masing18
  • 21. masing.Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkin peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama. Tantangan baru dinamika kehidupan yang makin kompleks menuntut aktivitas pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta dan fenomena keseharian yang dapat diduga melainkan mampu menjangkau pada situasi baru yang tak terduga.Dengan dukungan kemajuan teknologi dan seni, pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir siswa hingga situasi baru yang tak terduga. Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan keingintahuan siswa, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan langkah sebagai berikut: 1. Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena baik secara langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari informasi, membaca, melihat, mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut 2. Memfasilitasi diskusi dan Tanya jawab dalam menemukan konsep, prinsip, hukum,dan teori 3. Mendorong siswa aktif mencoba melalui kegiatan eksperimen 4. Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data, mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena 5. Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam presentasi dengan aplikasi baru yang terduga sampai tak terduga Macam-macam Pembelajaran Kolaboratif Banyak metode yang dipakai dalam pembelajaran atau kelas kolaboratif. Beberapa di antaranya dijelaskan berikut ini: JP = Jigsaw Proscedure. Pembelajaran dilakukan dengan cara peserta didik sebagai anggota suatu kelompok diberi tugas yang berbeda-beda mengenai suatu pokok bahasan. Agar masing-masing peserta didik anggota dapat memahami keseluruhan pokok bahasan, tes diberikan dengan materi yang menyeluruh. Penilaian didasari pada rata-rata skor tes kelompok. STAD = Student Team Achievement Divisions. 19
  • 22. Peserta didik dalam suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Anggota-anggota dalam setiap kelompok bertindak saling membelajarkan. Fokusnya adalah keberhasilan seorang akan berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok dan demikian pula keberhasilan kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan individu peserta didik lainnya. Penilaian didasari pada pencapaian hasil belajar individual maupun kelompok peserta didik CI = Complex Instruction Titik tekan metode ini berorientasi pada matematika, dan adalam pelaksanaan suatu proyek yang penemuan, ilmu menumbuhkembangkan khususnya pengetahuan ketertarikan dalam sosial. semua bidang Fokusnya peserta sains, adalah didiksebagai anggota kelompok terhadap pokok bahasan. Metode ini umumnya digunakan dalam pembelajaran yang bersifat bilingual (menggunakan dua bahasa) dan di antara para peserta didik yang sangat heterogen. Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok. TAI = Team Accelerated Instruction. Metodeini merupakan kooperatif/kolaboratif kombinasi dengan antara pembelajaran pembelajaran individual. Secara bertahap, setiap peserta didik sebagai anggota kelompok diberi soalsoal yang harus mereka kerjakan sendiri terlebih dulu. Setelah itu dilaksanakan penilaian bersama-sama dalam kelompok. Jika soal tahap pertama telah diselesaikan dengan benar, setiap peserta didik mengerjakan soal-soal berikutnya. Namun jika seorang peserta didik belum dapat menyelesaikan soal tahap pertama dengan benar, ia harus menyelesaikan soal lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan soal disusun berdasarkan tingkat kesukaran soal. Penilaian didasari pada hasil belajar individual maupun kelompok. CLS = Cooperative Learning Stuctures. Pada penerapan metode pembelajaran ini setiap kelompok dibentuk dengan anggota dua peserta didik (berpasangan). Seorang peserta didik bertindak sebagai tutor dan yang lain menjadi tutee. Tutor mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tutee. Bila jawaban 20
  • 23. tutee benar, ia memperoleh poin atau skor yang telah ditetapkan terlebih dulu. Dalam selang waktu yang juga telah ditetapkan sebelumnya, kedua peserta didik yang saling berpasangan itu berganti peran. LT = Learning Together. Pada metode ini kelompok-kelompok sekelas beranggotakan peserta didik yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok bekerjasama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Satu kelompok hanya menerima dan mengerjakan satu set lembar tugas. Penilaian didasarkan pada hasil kerja kelompok. TGT = Teams-Games-Tournament. Pada metode ini, setelah belajar bersama kelompoknya sendiri, para anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota kelompok lain sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Penilaian didasari pada jumlah nilai yang diperoleh kelompok peserta didik. GI = Group Investigation. Pada metode ini semua anggota kelompok dituntut untuk merencanakan suatu penelitian beserta perencanaan pemecahan masalah yang dihadapi. Kelompok menentukan apa saja yang akan dikerjakan dan siapa saja yang akan melaksanakannya berikut bagaimana perencanaan penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok. AC = Academic-Constructive Controversy. Pada metode ini setiap anggota kelompok dituntut kemampuannya untuk berada dalam situasi konflik intelektual yang dikembangkan berdasarkan hasil belajar masing-masing, baik bersama anggota sekelompok maupun dengan anggota kelompok lain. Kegiatan pembelajaran ini mengutamakan pencapaian dan pengembangan kualitas pemecahan masalah, pemikiran kritis, pertimbangan, hubungan antarpribadi, kesehatan psikis dan keselarasan. Penilaian didasarkan pada kemampuan setiap anggota maupun kelompok mempertahankan posisi yang dipilihnya. 21
  • 24. CIRC = Cooperative Integrated Reading and Composition. Pada metode pembelajaran ini mirip dengan TAI. Metode pembelajaran ini menekankan pembelajaran membaca, menulis dan tata bahasa. Dalam pembelajaran ini, para peserta didik saling menilai kemampuan membaca, menulis dan tata bahasa, baik secara tertulis maupun lisan di dalam kelompoknya Siswa dapat membentuk jejaring yang lebih luas dengan menginformasikan/ berbagi tentang hasil penugasan, proyek atau makalah melalui berbagai media. B. Penilaian Autentik Penilaian autentik (authentic assessment) menurut beberapa sumber sebagaimana tertulis dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:(1) American Library Association mendefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran; (2) Newton Public School, mengartikan penilaian autentik sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik; dan (3) Wiggins mendefinisikan penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas- aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan sebagainya. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Karenanya, penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA. Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen asesmen yang memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, 22
  • 25. keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas: membaca dan meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi media, membuat karangan, dan diskusi kelas. Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian portofolio dan penilaian projek. Penilaian autentik disebut juga penilaian responsif, suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran. Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan menggunakan jurnal, penilaian diri, dan/atau penilaian antar teman.Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan.Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian portofolio. 1. Pengamatan Sikap Penilaian sikap melalui pengamatan dapat menggunakan jurnal, penilaian diri, dan penilaian antar teman.Jurnal adalah catatan pendidik yang sistematis di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik berkaitan dengan sikap dan perilaku.Jurnal dapat memuat penilaian siswa terhadap aspek tertentu secara kronologis.Kriteria penilaian jurnal adalah sbb: Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting. Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator. Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan. Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis. Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan komunikatif. 23
  • 26. Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap peserta didik menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta didik. Penilaian-diri (self assessment) termasuk dalam rumpun penilaian kinerja. Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian ranah sikap Misalnya, peserta didik diminta mengungkapkan curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah keterampilan Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya oleh dirinya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah pengetahuan Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu berdasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Teknik penilaian-diri bermanfaat memiliki beberapa manfaat positif.Pertama, menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik.Kedua, peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya.Ketiga, mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik berperilaku jujur. Keempat, menumbuhkan semangat untuk maju secara personal. Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap sikap seorang peserta didik oleh seorang (atau lebih) peserta didik lainnya dalam suatu kelas atau rombongan belajar.Penilaian ini merupakan bentuk penilaian untuk melatih peserta didik penilai menjadi pembelajar yang baik.Instrumen sesuai dengan kompetensi dan indikator yang akan diukur. Kriteria penilaian antar teman adalah sbb: • Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik • Kriteria penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana • Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik • Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik 24
  • 27. • Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda • Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata atau sebenarnya • Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid) • memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan penguasaan satu kompetensi peserta didik • Indikator menunjukkan sikap yang dapat diukur • Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level terendah sampai kemampuan tertinggi. 2. Tes tertulis. Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan.Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian.Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab- akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian. Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atasmateri yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka memperoleh nilai yang sama. Tes tersulis berbentuk esai biasanya menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka (extended-response) atau jawaban terbatas (restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada bobot soal yang diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada guru untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks. 3. Tes Lisan. Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara lisan.Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Kriteria Tes lisan adalah sbb: 25
  • 28. Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf pengetahuan yang hendak dinilai. Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada. Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam mengkontruksi jawabannya sendiri. disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang komplek. 4. Penilaian Melalui Penugasan. Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang harus dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau kelompok, sesuai dengan karakteristik tugas. Kriteria penugasan adalah sbb: Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar. Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik. Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian dari pembelajaran mandiri. Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik. Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum. Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara kelompok. Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota. Tugasharusbersifat adil (tidak bias gender atau latar belakang sosial ekonomi). Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas. Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas. 5. Tes Praktik. Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di laboratorium, praktik salat, praktik olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, dan sebagainya. (Juknis PHB PPMP Kemdikbud, 2013). Kriteria Tes Praktik adalah sbb: Tugas mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil belajar. Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik. Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas. 26
  • 29. Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik, Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum Tugasbersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi) Task untuk Tes Praktik, diperlukan penyusunan rubrik penilaian, rubrik tersebut harus memenuhi syarat sbb: Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid). Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati (observasi). Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur. Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik. Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik. 6. Penilaian Proyek Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data.Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain. Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik. Orisinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik. Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan.Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen 27
  • 30. daftar cek, skala penilaian, atau narasi.Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis. Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus.Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksud meliputi penilaian atas kemampuan peserta didik menghasilkan produk.Penilaian secara analitik merujuk pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu.Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan. 7. Penilaian Portofolio Penilaian portofolio menunjukkan merupakan kemajuan dan penilaian dihargai atas sebagai kumpulan hasil kerja artefak yang dari dunia nyata.Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang releban dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu.Fokus penilaian portofolio adalahkumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri. Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain.Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran. Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat. 28
  • 31. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio. 29
  • 32. BAB III ANALISIS KOMPETENSI A. Prosedur Analisis Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi dasar.Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan. Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada jenjang tertentu.Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu.Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar. Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai berikut: Dimensi Kualifikasi Kemampuan Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri. Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk 30
  • 33. kelas XII. Rumusan kompetensi yang relelevan bagi kelas X sesua Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut: Kompetensi Deskripsi Kompetensi Sikap Spiritual 1. Menghayati dianutnya dan mengamalkan ajaran agama yang Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi lulusan adalah sebagai berikut. 31
  • 34. Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai berikut: Melakukan linierisasi kompetensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok seperti tabel berikut ini: Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok (Dalam Silabus) 3.1 Mengidentifikasi manfaat Antropologi dalam mengkaji tentang kesamaan dan keragaman budaya, agama, religi/ kepercayaan, tradisi, dan bahasa 4.1 Melakukan kajian literatur, diskusi, dan pengamatan terkait dengan manfaat Antropologi dalam mengkaji tentang kesamaan dan keragaman budaya, agama, religi/ kepercayaan, tradisi, dan bahasa beserta unsur-unsurnya Konsep dasar, peran fungsi, dan keterampilan Antropologi dalam mengkaji Kesamaan dan keberagaman budaya, agama, religi/kepercayaan, tradisi, dan bahasa 3.2 Menerapkan 4.2 Melakukan pengamatan, Budaya, Sikap Yang Dikembangkan Saling menghormati Tanggung jawab Disiplin Toleransi Kerjasama Jujur Empati Saling 32
  • 35. Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok (Dalam Silabus) Sikap Yang Dikembangkan konsep-konsep kajian literatur, dasar dan diskusi, dan berperan keterampilan aktif dalam menyikapi antropologi dalam secara positif tentang memahami berbagai fenomena keberagaman keragaman budaya, budaya agama, agama, religi/ religi/ kepercayaan, tradisi, kepercayaan, dan bahasa beserta tradisi, dan unsur-unsurnya. bahasa beserta unsur-unsurnya yang ada di masyarakat 3.3 Menguraikan 4.3 Mengimplementasikan proses internalisasi nilai-nilai internalisasi nilaibudaya dalam nilai budaya kehidupan sehari-hari sebagai di sekolah, keluarga, pembentuk dan masyarakat dalam kepribadian dalam rangka membentuk pembangunan kepribadian dan karakter setiap karakter individu perwujudan, unsur, Isi atau substansi Budaya, dan nilai Budaya menghormati Tanggung jawab Disiplin Toleransi Kerjasama Jujur Empati Internalisasi nilainilai budaya dalam pembentukkan kepribadian dan karakter Saling menghormati Tanggung jawab Disiplin Toleransi Kerjasama Jujur Empati 3.4 Mengidentifikasi berbagai bentuk perilaku menyimpang dan sub-kebudayaan menyimpang beserta dampaknya berdasarkan hasil pengamatan langsung di masyarakat setempat dan/atau berdasarkan kajian literatur dari berbagai sumber Perilaku menyimpang dan sub kebudayaan menyimpang Saling menghormati Tanggung jawab Disiplin Toleransi Kerjasama Jujur Empati 4.4 Mengamati dan melakukan kajian literatur, mendiskusikan, dan menyajikan hasil kajian tentang berbagai bentuk perilaku menyimpang atau sub-kebudayaan menyimpang yang terjadi di masyarakat setempat 33
  • 36. Kompetensi Dasar (KI 3) 3.5 Merekonstruksi keberadaan dan keterkaitan antara budaya lokal, budaya nasional, budaya asing, dan hubungan antar budaya di era globalisasi Kompetensi Dasar (KI 4) 4.5 Menyusun rancangan, melaksanakan, dan mengkomunikasikan (lisan, tertulis, audiovisual) penelitian sederhana tentang budaya lokal, budaya nasional, pengaruh budaya asing dan hubungan antar budaya di era globalisasi. Sikap Yang Dikembangkan Materi Pokok (Dalam Silabus) Budaya lokal, budaya nasional, budaya asing, hubungan antar budaya di era globalisasi Saling menghormati Tanggung jawab Disiplin Toleransi Kerjasama Jujur Empati 1. Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus) menjadi materi pembelajaarn yang terdiri atas: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur 2. Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indikator keterampilan yang terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Tahapan penyusunan indikator dari tingkat yang terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. 3. Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk mengembangkan sikap sosial dan sikap religius. 4. Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan 5. Merancang penilaian yang diperlukan Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini. Materi Pokok (Silabus) Materi Pembelajara n Fakta, Konsep, Prinsip, dan Prosedur Penillaian (Silabus) Alternatif Kegiatan Pembelajaran: Mengamati, Menanya, Mencoba, Mengasosiasi, dan Mengomunika sikan Pembelajaran (Silabus) Indikator Sikap, Pengethuan, dan Keterampila n untuk Penilaian Lulusan yang : Cerdas, Kreatif, Produktif, dan Bertanggung jawab 34
  • 37. 1. Mengembangkan Materi pembelajaran Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam silabus dan kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ke tiga (pengetahuan).Dalam penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan untuk melihat linierisai dengan kompetensi inti ke empat (keterampilan). Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokan dalam empat kategori, yaitu: a) Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca, disentuh, atau diamati. Contoh keberagaman budaya yang ada di Indonesia. b) Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata lain konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling berhubungan. Contoh konsep tentang antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dari segi fisik maupun sosial budayanya. Konsep adalah kristalisasi dari fakta yang telah didefinisikan. c) Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang berkaitan. Contoh yang merupakan prinsip adalah ruang lingkup antropologi atau cabang-cabang antropologi yang terdiri dari konsep antropologi, konsep fisik, dan konsep sosial budaya. Termasuk ke dalam kategori prinsip adalah hukum, teori, dan azas. d) Prosedur, merupkan sederatan langkah yang bertahap dan sistematis dalam menerapkan prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi pada aspek keterampilan. Pada mata pelajaran antropologi, metode kerja ilmiah merupakan bagian tidak terpisahkan pada setiap materi pokok. 2. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan a) Mengamati adalah kegiatan yang dilakukan dengan memaksimalkan pancaindra dengan cara melihat, mendengar, membaca, menyentuh, atau menyimak. Yang diamati adalah materi yang berbentuk fakta, yaitu fenomena atau beristiwa dalam bentuk gambar, video, rekaman suara, atau fakta langsung yang bias disentuh, dilihat, dan sebagainya; b) Menanya adalah proses mengkonstruksi pengetahuan berupa konsep, prinsip dan prosedur melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas; 35
  • 38. c) Mencoba adalah kegiatan yang dilakukan untuk menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan yang diajukan, menentukan sumber data (benda, dokumen, buku,eksperimen), atau mengumpulkan data; d) Mengasosiasi merupakan proses menganalisis data dalam membuat kategori, menentukan hubungan data/ketegori, dan menyimpulkan dari hasil analisis data; e) Mengomunikasikan adalah kegiayan untuk menyampaikan hasil konseptualisasi, baik dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar atau media lainnya. 3. Alternatif penilaian (Penilaian Autentik) a) Aspek pengetahuan melalui tes dalam bentuk tertulis maupun lisan. Tes tulis digunakan pada KD-KD pada KI-3 dapat dilakukan dengan cara memilih jawaban yang tersedia, misalnya soal bentuk pilihan ganda, benarsalah, dan menjodohkan; ada pula yang meminta peserta menuliskan sendiri responsnya, misalnya soal berbentuk esai, baik esai isian singkat maupun esai bebas. b) Aspek keterampilan melalui observasi kinerja, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/ atau produk, serta penggunaan portofolio; dan KD-KD pada KI-4 menggunakan metode tes kinerja. Metode tes kinerja juga dibedakan menjadi dua, yaitu perilaku terbatas, yang meminta peserta untuk menunjukkan kinerja dengan tugas-tugas tertentu yang terstruktur secara ketat, misalnya peserta diminta menulis paragraf dengan topik yang sudah ditentukan, atau mengoperasikan suatu alat tertentu; dan prilaku meluas, yang menghendaki peserta untuk menunjukkan kinerja lebih komprehensif dan tidak dibatasi, misalnya peserta diminta merumuskan suatu hipotesis, kemudian diminta membuat rancangan dan melaksanakan eksperimen untuk menguji hipotesis tersebut. c) Aspek sikap melalui pengamatan/observasi melalui pengukuran sikap. Metode nontes digunakan untuk menilai sikap, minat, atau motivasi. Metode nontes umumnya digunakan untuk mengukur ranah afektif (KD-KD pada KI-1 dan KI-2). Metode nontes lazimnya menggunakan instrumen angket, kuisioner, penilaian diri, penilaian rekan sejawat, dan lain-lain.Hasil penilaian ini tidak dapat diinterpretasi ke dalam kategori benar atau salah, namun untuk mendapatkan deskripsi tentang profil sikap peserta didik. 36
  • 39. B. Hasil Analisis Kompetensi 1. Contoh Hasil Linierisasi Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) 3.1 Mengidentifikasi manfaat Antropologi dalam mengkaji tentang kesamaan dan keragaman budaya, agama, religi/ kepercayaan, tradisi, dan bahasa 4.1 Melakukan kajian literatur, diskusi, dan pengamatan terkait dengan manfaat Antropologi dalam mengkaji tentang kesamaan dan keragaman budaya, agama, religi/ kepercayaan, tradisi, dan bahasa beserta unsur-unsurnya Materi Pokok (Dalam Silabus) Sikap Yang Dikembangkan Konsep dasar, peran fungsi, dan keterampilan Antropologi dalam mengkaji Kesamaan dan keberagaman budaya, agama, religi/kepercayaan, tradisi, dan bahasa Saling menghormati Tanggung jawab Disiplin Toleransi Kerjasama Jujur Empati 3.2 Menerapkan 4.2 Melakukan konsep-konsep pengamatan, kajian dasar dan literatur, diskusi, keterampilan dan berperan aktif antropologi dalam dalam menyikapi memahami secara positif tentang keberagaman berbagai fenomena budaya agama, keragaman budaya, religi/ agama, religi/ kepercayaan, kepercayaan, tradisi, tradisi, dan dan bahasa beserta bahasa beserta unsur-unsurnya. unsur-unsurnya yang ada di masyarakat Budaya, perwujudan, unsur, Isi atau substansi Budaya, dan nilai Budaya Saling menghormati Tanggung jawab Disiplin Toleransi Kerjasama Jujur Empati 3.3 Menguraikan proses internalisasi nilainilai budaya sebagai pembentuk kepribadian dalam pembangunan Internalisasi nilainilai budaya dalam pembentukkan kepribadian dan karakter Saling menghormati Tanggung jawab Disiplin Toleransi Jujur Empati 4.3 Mengimplementasikan internalisasi nilainilai budaya dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam rangka membentuk kepribadian dan 37
  • 40. Kompetensi Dasar (KI 3) karakter setiap individu Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok (Dalam Silabus) Sikap Yang Dikembangkan karakter 3.4 Mengidentifikasi berbagai bentuk perilaku menyimpang dan sub-kebudayaan menyimpang beserta dampaknya berdasarkan hasil pengamatan langsung di masyarakat setempat dan/atau berdasarkan kajian literatur dari berbagai sumber 4.4 Mengamati dan melakukan kajian literatur, mendiskusikan, dan menyajikan hasil kajian tentang berbagai bentuk perilaku menyimpang atau sub-kebudayaan menyimpang yang terjadi di masyarakat setempat Perilaku menyimpang dan sub kebudayaan menyimpang Saling menghormati Tanggung jawab Disiplin Toleransi Kerjasama Jujur Empati 3.5 Merekonstruksi keberadaan dan keterkaitan antara budaya lokal, budaya nasional, budaya asing, dan hubungan antar budaya di era globalisasi 4.5 Menyusun rancangan, melaksanakan, dan mengkomunikasikan (lisan, tertulis, audiovisual) penelitian sederhana tentang budaya lokal, budaya nasional, pengaruh budaya asing dan hubungan antar budaya di era globalisasi. Budaya lokal, budaya nasional, budaya asing, hubungan antar budaya di era globalisasi Saling menghormati Tanggung jawab Kerjasama Disiplin Toleransi Jujur Empati 38
  • 41. Contoh Hasil Analisis Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Antropologi Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran 3.1 Mengidentifikasi manfaat Antropologi dalam mengkaji tentang kesamaan dan keragaman budaya, agama, religi/ kepercayaan, tradisi, dan bahasa Konsep dasar, peran fungsi, dan keterampilan Antropologi dalam mengkaji Kesamaan dan keberagaman budaya, agama, religi/ kepercayaan, tradisi, dan bahasa Fakta : Persamaan dan keberagaman budaya, agama, religi/ kepercayaan, tradisi, dan bahasa Mengamati Mencari informasi melalui kajian pustaka tentang pengertian, sejarah perkembangan antropologi, dan ruang kerja Mencari informasi dari media massa tentang keberagaman budaya yang terdapat di Indonesia Mencari informasi melalui kajian pustaka tentang metodologi penelitian antropologi 4.1 Melakukan kajian literatur, diskusi, dan pengamatan terkait dengan manfaat Antropologi dalam mengkaji tentang kesamaan dan Konsep 1. Pengertian antropologi 2. Konsep dasar antropologi 3. Peran dan fungsi antropologi Prinsip Cabang-cabang ilmu antropologi Prosedur 1. Fase-fase perkembangan antropologi 2. Metodologi penelitian antropologi Sikap Indikator Penilaian Menunjukkan sikap positip (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok Observasi di kelas Presentasi Kelompok Tanya jawab Menunjukkan perilaku dan sikap menghargai,melaksanakan kejujuran, disiplin dan tanggung jawab Sikap Saling menghorma ti Tanggung jawab Kerja sama Disiplin Toleransi Jujur Empati Pengetahuan Indikator Penilaian Menjelaskan pengertian antropologi Mendeskrip sikan fasefase perkemban gan antropologi Mengidenti fikasi ruang lingkup antropologi Mendeskrip sikan konsepkonsep dasar antropologi Mendeskripsikan metodologi penelitian antropologi Mendeskrip sikan peran dan fungsi Tugas/asp ek yang dinilai: Laporan tertulis kajian pustaka Laporan tertulis hasil wawanc ara Laporan tertulis hasil observas i Tes UH bentuk uraian UTS dan UAS bentuk uraian dan pilihan Keterampilan Indikato r Membu at laporan hasil kajian pustaka , laporan hasil wawan cara, dan laporan hasil observa si Mempr esentas ikan hasil laporan wawan cara dan observa si Penilaian Kinerja: Presentasi kelompok Penguasaan isi Teknik bertanya/ menjawab Metode penyajian Portofolio: Laporan hasil kajian pustaka, wawancar a, dan observasi Visual laporan Kelengkap an jawaban 39
  • 42. Kompetensi Dasar keragaman budaya, agama, religi/kepercay aan, tradisi, dan bahasa beserta unsurunsurnya Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Indikator Penilaian Pengetahuan Indikator Penilaian antropologi Keterampilan Indikato r Penilaian ganda Menanya Diskusi kelas tentang pengertian antropologi, fase-fase perkembangan antropologi, dan ruang lingkup antropologi Diskusi kelompok tentang keberagaman budaya, metodologi penelitian antropologi, dan peran/fungsi antropologi Mencoba Praktik berkelompok melakukan wawancara mendalam Melakukan 40
  • 44. Kompetensi Dasar 3.2.Menerapkan konsep-konsep dasar dan keterampilan antropologi dalam memahami keberagaman budaya agama, religi/ kepercayaan, tradisi, dan bahasa beserta unsur-unsurnya yang ada di masyarakat 4.2 Melakukan pengamatan, kajian literatur, diskusi, dan berperan aktif dalam menyikapi secara positif tentang berbagai fenomena keragaman Materi Pokok Budaya, perwujudan unsur, Isi atau substansi Budaya, dan nilai Budaya Materi Pembelajaran Fakta Berbagai macam hasil kebudayaan Konsep 1. Pengertian kebudayaan 2. Wujud kebudayaan 3. 4. Substansi dan nilai kebudayaan Prinsip 1. Sifat-sifat kebudayaan 2. Unsur-unsur kebudayaan 3. Fungsi kebudayaan Alternatif Pembelajaran Mengamati Mencari informasi melalui kajian pustaka tentang pengertian atau konsep kebudayaan Mencari informasi melalui media massa tentang berbagai macam hasil kebudayaan Menanya Diskusi kelas tentang pengertian kebudayaan, unsur-unsur kebudayaan, substansi dan nilai budaya Mencoba Praktik berkelompok melakukan pengamatan di Sikap Indikator Menunjukan sikap positip (individu dan sosial) dalam diskusi Menunjukka n perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanak an kejujuran, disiplin dan tanggung jawab Menunjukka n sikap toleransi dan empati sebagai ungkapan rasa syukur terhadap berbagai perbedaan dan persamaan sebagai Pengetahuan Penilaian Indikator Penilaian Observasi Diskusi Presentasi kelompok Menjelaskan pengertian budaya Mendeskrip sikan wujud budaya Mengidenti fikasi unsurunsur budaya Mendeskrip sikan substansi dan nilai budaya Tugas/aspek yang dinilai: Laporan tertulis kajian pustaka Laporan tertulis hasil pengamatan Sikap Saling menghorm ati Tanggung jawab Kerja sama Disiplin Toleransi Jujur Empati Tes UH bentuk uraian UTS dan UAS bentuk uraian dan PG Keterampilan Indikator Membuat laporan hasil kajian pustaka, laporan hasil pengamatan Mempresen tasikan laporan hasil pengamatan Penilaian Kinerja: Presentasi kelompok Penguasaa n isi Teknik bertanya/ menjawab Metode penyajian Portofolio: Laporan hasil kajian pustaka, dan pengamat an Visual laporan Kelengkap an jawaban 42
  • 45. Kompetensi Dasar budaya, agama, religi/ kepercayaan, tradisi, dan bahasa beserta unsur-unsurnya. Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran masyarakat untuk melihat pengaruh budaya terhadap tata cara dan kehidupan suatu masyarakat Sikap Indikator Penilaian Pengetahuan Indikator Penilaian Keterampilan Indikator Penilaian anugerah Tuhan Mengasosiasi Menyajikan dan menyimpulkanh asil pengamatan Mengomunikasikan Membuat laporan tertulis dari hasil pengamatan Mempresentasikan data hasil pengamatan 43
  • 46. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran 3.3.Menguraikan proses internalisasi nilai-nilai budaya sebagai pembentuk kepribadian dalam pembangunan karakter setiap individu Internalisasi nilai-nilai budaya dalam pembentukkan kepribadian dan karakter Fakta Berbagai macam kepribadian manusia sebagai pendukung budaya Mengamati Mencari informasi melalui kajian pustaka tentang proses internalisasi budaya dalam pembentukkan kepribadian dan karakter 4.3 Mengimplemen tasikan internalisasi nilai-nilai budaya dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam rangka membentuk kepribadian dan karakter Konsep 1. Pengertian internalisasi, sosialisasi, enkulturasi 2. Pengertian Pewarisan budaya 3. Pengertian kepribadian Prinsip 1. Sarana pewarisan budaya 2. Hubungan kebudayaan dengan kepribadian 3. Kepribadian yang selaras dan tidak selaras dengan lingkungan Menanya Pengamatan dan diskusi tentang internalisasi nilai-nilai budaya dalam pembentukkan kepribadian dan karakter Mengasosiasi Menghubungkan antara konsep pandangan para ahli dengan pelaksanaan proses internalisasi nilai-nilai budaya dalam pembentukkan Sikap Indikator Menunjukan sikap positip (individu dan sosial) dalam diskusi Saling menghormati, tanggung jawab, disiplin, toleransi, jujur, dan perilaku serta kinerja peserta didik selama melakukan kegiatan Menunjukka n sikap toleransi dan empati sebagai ungkapan rasa syukur terhadap berbagai perbedaan dan persamaan Pengetahuan Penilaian Observasi Diskusi Presentasi kelompok Sikap Saling menghorm ati Tanggung jawab Kerja sama Disiplin Toleransi Jujur Empati Indikator Menjelaskan pengertian internalisasi, sosialisasi, dam enkulturasi Menjelaskan pengertian kepribadia n berserta unsurunsurnya Mendeskrip sikan pengertian pewarisan budaya dan macammacam sarana pewarisan budaya Mendeskrip sikan hubungan antara kebudayaan dengan kepribadian Penilaian Tugas/aspek yang dinilai: Laporan tertulis kajian pustaka Laporan tertulis hasil pengamatan Tes UH bentuk uraian UTS dan UAS bentuk uraian dan PG Keterampilan Indikator Membuat laporan hasil kajian pustaka, laporan hasil pengamatan Mempresen tasikan laporan hasil pengamatan Penilaian Kinerja: Presentasi kelompok Penguasaa n isi Teknik bertanya/ menjawab Metode penyajian Portofolio: Laporan hasil kajian pustaka, dan pengamatan Visual laporan Kelengkapan jawaban 44
  • 47. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran kepribadian dan karakter di masyarakat setempat. Mencoba Praktik berkelompok melakukan pengamatan di masyarakat untuk melihat bagaimana proses internalisasi nilai-nilai budaya dalam pembentukkan kepribadian dan karakter Sikap Indikator sebagai anugerah Tuhan Penilaian Pengetahuan Indikator Penilaian Keterampilan Indikator Penilaian Mendeskrip sikan hubungan antara kepribadia n dengan lingkungan Mengomunikasikan Membuat laporan tertulis dari hasil pengamatan Mempresentasikan data hasil pengamatan 45
  • 48. Kompetensi Dasar Materi Pokok 3.4. Mengidentifi kasi berbagai bentuk perilaku menyimpang dan subkebudayaan menyimpang beserta dampaknya berdasarkan hasil pengamatan langsung di masyarakat setempat dan/atau berdasarkan kajian literatur dari berbagai sumber 4.4. Mengamati dan melakukan kajian literatur, mendiskusik an, dan Perilaku menyimpang dan sub kebudayaan menyimpang Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Fakta 1. Berbagai macam perilaku menyimpang 2. Berbagai sub kebudayaan menyimpang Mengamati Melakukan kajian pustaka tentang perilaku menyimpang dan munculnya fenomena sub kebudayaan menyimpang Konsep 1. Pengertian perilaku menyimpang 2. Pengertian sub kebudayaan menyimpang Prinsip 1. Bentuk-bentuk perilaku menyimpang 2. Faktor-faktor penyebab perilaku menyimpang 3. Hubungan perilaku dan sub kebudayaan menyimpang 4. Dampak sub kebudayaan menyimpang Menanya Pengamatan dan diskusi tentang perilaku menyimpang dan terbentuknya sub kebudayaan menyimpang Mengasosiasi Menghubungkan antara konsep kebudayaan dengan fenomena perilaku menyimpang dan sub kebudayaan menyimpang Mencoba Sikap Indikator Menunjukan sikap positip (individu dan sosial) dalam diskusi Saling menghormati, tanggung jawab, disiplin, toleransi, jujur, dan perilaku serta kinerja peserta didik selama melakukan kegiatan Menunjukkan sikap toleransi dan empati sebagai ungkapan rasa syukur terhadap berbagai perbedaan dan persamaan Pengetahuan Penilaian Indikator Penilaian Observasi Diskusi Presentasi kelompok Menjelaskan pengertian internalisasi, sosialisasi, dam enkulturasi Menjelaskan pengertian perilaku menyimpang dan sub kebudayaan menyimpang Mendeskrip sikan faktorfaktor penyebab perilaku menyimpang Mendeskripsikan hubungan antara kebudayaan perilaku menyim- Tugas/aspek yang dinilai: Laporan tertulis kajian pustaka Laporan tertulis hasil pengamatan Sikap Saling menghorm ati Tanggung jawab Kerja sama Disiplin Toleransi Jujur Empati Tes UH bentuk uraian UTS dan UAS bentuk uraian dan PG Keterampilan Indikator Membuat laporan hasil kajian pustaka, laporan hasil pengamatan Mempresen tasikan laporan hasil pengamatan Penilaian Kinerja: Presentasi kelompok Penguasaa n isi Teknik bertanya/ menjawab Metode penyajian Portofolio: Laporan hasil kajian pustaka, dan pengamatan Visual laporan Kelengkapan jawaban 46
  • 49. Kompetensi Dasar menyajikan hasil kajian tentang berbagai bentuk perilaku menyimpang atau subkebudayaan menyimpang yang terjadi di masyarakat setempat Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Praktik berkelompok melakukan pengamatan di masyarakat untuk melihat bagaimana terjadinya sub kebudayaan menyimpang Sikap Indikator sebagai anugerah Tuhan Penilaian Pengetahuan Indikator Penilaian Keterampilan Indikator Penilaian pang Mengomunikasikan Membuat laporan tertulis dari hasil pengamatan Mempresentasik an data hasil pengamatan 47
  • 50. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran 3.5. Merekonstru ksi keberadaan dan keterkaitan antara budaya lokal, budaya nasional, budaya asing, dan hubungan antar budaya di era globalisasi Budaya lokal, budaya nasional, budaya asing, hubungan antar budaya di era globalisasi Fakta Berbagai macam budaya lokal, budaya nasional, dan budaya asing Mengamati Mencari informasi melalui kajian pustaka tentang budaya lokal, budaya nasional, budaya asing, dan hubungan antar budaya di era globalisasi 4.5 Menyusun rancangan, melaksanak an, dan mengkomuni kasikan (lisan, tertulis, audio-visual) penelitian sederhana tentang budaya Konsep 1. Pengertian budaya lokal, budaya nasional, dan budaya asing 2. Pengertian globalisasi Prinsip 1. Dampak globalisasi 2. Pengaruh budaya asing 3. Hubungan antar kebudayaan di era globalisasi Menanya Pengamatan dan diskusi tentang budaya lokal, budaya nasional, budaya asing, dan hubungan antar budaya di era globalisasi Mengasosiasi Menghubungkan antara konsep kebudayaan dengan fenomena budaya lokal, budaya nasional, budaya asing, dan hubungan Sikap Indikator Menunjukan sikap positip (individu dan sosial) dalam diskusi Saling menghormati, tanggung jawab, disiplin, toleransi, jujur, dan perilaku serta kinerja peserta didik selama melakukan kegiatan Menunjukkan sikap toleransi dan empati sebagai ungkapan rasa syukur terhadap berbagai perbedaan dan persamaan Pengetahuan Penilaian Observasi Diskusi Presentasi kelompok Sikap Saling menghorm ati Tanggung jawab Kerja sama Disiplin Toleransi Jujur Empati Indikator Menjelaskan pengertian budaya lokal, budaya nasional, dan budaya asing Menjelaskan pengertian globalisasi dan dampaknya Mendeskrip sikan pengaruh budaya asing Mendeskrip sikan hubungan antar kebudayaan di era globalisasi Penilaian Tugas/aspek yang dinilai: Laporan tertulis kajian pustaka Laporan tertulis hasil pengamatan Tes UH bentuk uraian UTS dan UAS bentuk uraian dan PG Keterampilan Indikator Membuat laporan hasil kajian pustaka, laporan hasil pengamatan Mempresen tasikan laporan hasil pengamatan Penilaian Kinerja: Presentasi kelompok Penguasaa n isi Teknik bertanya/ menjawab Metode penyajian Portofolio: Laporan hasil kajian pustaka, dan pengamatan Visual laporan Kelengkapan jawaban 48
  • 51. Kompetensi Dasar lokal, budaya nasional, pengaruh budaya asing dan hubungan antar budaya di era globalisasi. Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran antar budaya di era globalisasi Sikap Indikator Penilaian Pengetahuan Indikator Penilaian Keterampilan Indikator Penilaian sebagai anugerah Tuhan Mencoba Praktik berkelompok melakukan pengamatan di masyarakat untuk melihat bagaimana fenomena budaya lokal, budaya nasional, budaya asing, dan hubungan antar budaya di erag lobalisasi Mengomunikasikan Membuat laporan tertulis dari hasil pengamatan Mempresentasik an data hasil pengamatan 49
  • 52. BAB IV PENUTUP Efektifitas pembelajaran merupakana indikator keberhasilan belajar, artinya bahwa semakin efektifitasnya tinggi dalam kegiatan pembelajaran maka hasil belajar semakin berkualitas dan sebaliknya semakin tidak efektifnya pembelajaran maka berdampak hasil belajar yang tidak optimal. Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan belajar dengan pendekatan saintifik yaitu melalui mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap.Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah.Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2. Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. 50
  • 53. Dalam hal ini, strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013 agar KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4 dapat tercapai secara terintegrasi. Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran yang memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Selanjutnya mengembangkan langkah alternatif pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik. 51
  • 54. DAFTAR PUSTAKA Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New York. Longman. Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press. Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press. Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all” through the politics of poverty. Educational Policy, 12, 525-541. http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71, Tambahan Lembar Negara) Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah; Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses Pendidkan Dasar dan Menengah. Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun 2003 No. 78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301), Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic Competency Frameworks: a Brief Historical Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37. No.1. The University of Western Australia. 52
  • 55. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : : : : : SMA Paragon Antropologi X/1 (Satu) Unsur-unsur Budaya (Sistem Sosial Budaya) 3 x 3 JP A. Kompetensi Inti KI 1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 :Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 :Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar 3.2. Menerapkan konsep-konsep dasar dan keterampilan antropologi dalam memahami keberagaman budaya agama, religi/kepercayaan, tradisi, dan bahasa beserta unsur-unsurnya yang ada di masyarakat. 4.2. Melakukan pengamatan, kajian literatur, diskusi, dan berperan aktif dalam menyikapi secara positif tentang berbagai fenomena keragaman budaya, agama, religi/kepercayaan, tradisi, dan bahasa beserta unsur-unsurnya. C. Indikator Mengidentifikasi unsur-unsur budaya, Mendeskripsikan sistem religi/kepercayaan, Mendeskripsikan sistem kekerabatan dan organisasi sosial, Mendeskripsikan sistem mata pencaharian, Mendeskripsikan sistem peralatan dan teknologi, Mendeskripsikan bahasa, Mengidentifikasikan kesenian, Mendeskripsikan sistem pengetahuan, Menemukan penerapan unsur-unsur budaya yang ada di masyarakat. D. Tujuan Pembelajaran Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi peserta didik dapat: 53
  • 56. Mengidentifikasi unsur-unsur budaya, Mendeskripsikan sistem religi/kepercayaan, Mendeskripsikan sistem kekerabatan dan organisasi sosial, Mendeskripsikan sistem mata pencaharian, Mendeskripsikan sistem peralatan dan teknologi, Mendeskripsikan bahasa, Mengidentifikasikan kesenian dan, Mendeskripsikan sistem pengetahuan. Melalui proses mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan peserta didik dapat: Menemukan penerapan unsur-unsur budaya yang ada di masyarakat. E. Materi Pembelajaran Fakta Berbagai macam hasil kebudayaan dari suatu suku bangsa, seperti kesenian, upacara keagamaan, sistem teknologi, sistem mata pencaharian dan lain-lain. Konsep Unsur-unsur kebudayaan, pengertian dari sistem religi/kepercayaan, sistem kekerabatan dan organisasi sosial, sistem pencaharian, sistem peralatan dan teknologi, bahasa, kesenian, dan sistem pengetahuan. Prinsip Masyarakat sebagai sekumpulan manusia yang saling bergaul dan berinteraksi antara sesamanya dengan norma-norma atau nilai-nilai yang berlaku. Masyarakat adalah sebuah sistem yaitu sistem sosial budaya yang didalamnya terdapat komponen-komponen atau unsur-unsur sosial budaya yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Masyarakat sebagai sistem sosial budaya (cultural universal) merupakan suatu kesatuan dimana terjadi proses penyesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga mencapai keselarasan. 54
  • 57. F. Metode Pembelajaran Pendekatan: Saintifik Model Pembelajaran: inquiry, discovery learning Metode: Ceramah, diskusi, penugasan, presentasi G. Alat/Media/Bahan Media Alat/Bahan Proyektor, : Artikel, presentasi power point : spidol, papan tulis, kertas karton, penggaris, LCD gambar, film Sumber belajar H. : buku pegangan antropologi jilid 1, Buku Antropologi Penunjang Aktifitas Peserta didik, media massa baik media cetak (koran, majalah, dll) maupun media elektronik (TV, internet, dll) dan hands out Langkah Kegiatan/Skenario Pembelajaran Pertemuan Ke-4 : Alokasi Waktu Kegiatan Deskripsi Pendahuluan Memberi salam dan berdoa. Menanyakan kepada peserta didik kesiapan dan kenyamanan untuk belajar. Menanyakan kehadiran peserta didik. Tanya jawab materi sebelumnya, yaitu tentang pengertian budaya. Menyampaikan tujuan pembelajaran. Bertanya dan menagih secara lisan tugas baca mencari informasi tentang unsur-unsur budaya melalui berbagai sumber (buku, internet, atau modul). Melaksanakan pre test tentang unsur-unsur budaya. Mengamati Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil, masingmasing terdiri atas 4 orang. Peserta didik melihat tayangan video tentang kebudayaan di masyarakat. Kegiatan Inti Guru menilai keterampilan mengamati tayangan video. Menanya Peserta didik peserta didik mendiskusikan 20 menit 100 Menit dalam untuk 55
  • 58. mengidentifikasikan unsur-unsur budaya yang termasuk sistem religi/ kepercayaan, kesenian, dan sistem pengetahuan. Mengumpulkan informasi/eksperimen Peserta didik menganalisis hasil diskusi kelompok mengenai unsur-unsur budaya yang termasuk dalam sistem religi/kepercayaan, kesenian, dan sistem pengetahuan. Guru menilai sikap peserta didik dalam kerja kelompok membimbing/menilai keterampilan mencoba, mengolah data, dan menilai kemampuan peserta didik menerapkan konsep dan prinsip dalam pemecahan masalah Mengasosiasi/mengolah informasi Masing-masing kelompok menemukan keterkaitan antara hasil diskusi dengan literatur mengenai unsurunsur budaya sistem religi/kepercayaan, kesenian dan sistem pengetahuan. Masing-masing kelompok menyimpulkan hasil analisis dari diskusi yang sudah dilakukan. Guru membimbing/menilai kemampuan peserta didik mengolah data dan merumuskan kesimpulan Mengkomunikasikan Perwakilan dari masing-masing kelompok menyampaikan hasil analisis tentang unsur budaya sistem religi/kepercayaan, kesenian dan sistem pengetahuan. Guru menilai kemampuan peserta didik berkomunikasi lisan Penutup Bersama peserta didik menyimpulkan karakteristik dari unsur-unsur budaya, sistem religi/kepercayaan kesenian dan sistem pengetahuan. 15 menit 56
  • 59. Memberikan tugas kelompok mencari artikel suku bangsa yang berkaitan dengan sistem kekerabatan dan organisasi sosial, sistem mata pencaharian, sistem peralatan dan teknologi, dan bahasa. Melaksanakan post test. Pertemuan Ke-5 : Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu Pendahuluan Memberi salam dan berdoa. Menanyakan kepada peserta didik kesiapan dan kenyamanan untuk belajar. Menanyakan kehadiran peserta didik. Merefleksi hasil pretes dan post test pertemuan sebelumnya. Menyampaikan tujuan pembelajaran. Bertanya dan menagih secara lisan tugas artikel suku bangsa tentang sistem kekerabatan dan organisasi sosial, sistem mata pencaharian, sistem peralatan dan teknologi, dan bahasa. Masing-masing kelompok menyerahkan tugas artikel suku bangsa ke guru. Secara acak guru membagikan tugas artikel suku bangsa kepada masing-masing kelompok. 15 menit Kegiatan Inti Mengamati Peserta didik duduk berdasarkan kelompok yang sudah dibentuk pada pertemuan sebelumnya. peserta didikSetiap kelompok membaca artikel suku bangsa yang ditugaskan oleh guru. 100 Menit Guru menilai keterampilan peserta didik membaca artikel Menanya Secara berkelompok peserta didik mendiskusikan artikel suku bangsa dan mengidentifikasikan unsurunsur budaya peserta didikyang berupa sistem kekerabatan dan organsasi, sistem mata pencaharian, sistem peralatan dan teknologi, dan bahasa. Mengumpulkan informasi/eksperimen 57
  • 60. Secara berkelompok peserta didik menganalisis hasil diskusi kelompok mengenai unsur-unsur budaya yang termasuk peserta didik sistem kekerabatan dan organsasi, sistem mata pencaharian, sistem peralatan dan teknologi, dan bahasa. Guru menilai sikap peserta didik dalam kerja kelompok membimbing/menilai keterampilan mencoba, mengolah data, dan menilai kemampuan peserta didik menerapkan konsep dan prinsip dalam pemecahan masalah Mengasosiasikan/mengolah informasi Masing-masing kelompok menyimpulkan unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organsasi, sistem mata pencaharian, sistem peralatan dan teknologi, dan bahasadalam ide konsep berpikirnya. Guru membimbing/menilai kemampuan peserta didik mengolah data dan merumuskan kesimpulan Mengkomunikasikan Perwakilan dari masing-masing kelompok menyampaikan hasil analisis artikel suku bangsa tentang unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organsasi, sistem mata pencaharian, sistem peralatan dan teknologi, dan bahasa. Guru menilai kemampuan peserta didik berkomunikasi lisan Penutup Bersama peserta didik menyimpulkan unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi, sistem mata pencaharian, sistem peralatan dan teknologi, dan bahasa. Memberikan tugas kelompok yang terdiri dari 3 orang peserta didik untuk mengambil obyek foto tentang penerapan unsur-unsur budaya dalam kehidupan masyarakat. 20 menit 58