SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 14
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Faizal Pratama
 Secara lughowi (bahasa), tazkiyah berasal dari kata
zakka, yuzakki dan tazkiyyatan yang berarti
“mensucikan” dan “memperbaiki”
 Secara istilah, tazkiyah mempunyai maksud
mensucikan hati manusia dan keyakinan yang salah
untuk ditanamkan keyakinan yang benar sehingga
manusia tersebut bahagia dan selamat di dunia dan
akhirat.
 Sesungguhnya dalam tubuh manusia terdapat mudl-
ghoh, apabila ia baik maka baikllah seluruh jasadnya
dan apabila ia rusak maka rusaklah seluruhnya
jasadnya, ketahuilah ia sesungguhnya adalah hati. (al
Hadist).
 Rata-rata umat Islam menjawab pentingnya nasehat
berkali-kali secara rutin/istiqomah dalam jangka
waktu yang lama (misal: pengajian). Dengan demikian
diharapkan suci jiwanya.
 Menurut ahli dzikir (dzakirin): orang akan menjadi
baik bila banyak berdzikir:
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan
menyebut nama) Allah dengan dzikir yang sebanyak-
banyaknya. (QS. Al Ahzab, 33/41)”.
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah
hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi
tenteram. (QS. Ar Ro’ad, 13/28).
 Politikus: dengan ditegakkannya hukum islam
 Ekonom dengan perbaikan ekonomi, logika berfikir
mereka: Bagaimana sholat jika lapar?
 Teknokrat: dengan mengejar ketertinggalan teknologi dari
negara-negara lain.
 Untuk mengelola hal ini dengan benar kita perlu merujuk
kembali kepada orang yang paling paham masalah ini yaitu
RasuluLLah SAW yang narasumbernya adalah Dzat
pencipta manusia yaitu Allah SWT.
 Bagaimana menurut Allah SWT pencipta manusia (yang
paling tahu bagaimana manusia menjadi baik dan bahagia).
 Untuk menjawab ini Allah telah mengutus para Nabi dan
Rosul
 Doa Nabi Ibrahim untuk keselamatan umatnya:
“Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rosul
dari kalangan mereka, yang akan membacakan
kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan
kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah
(As-Sunnah) serta mensucikan mereka.
Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi
Maha Bijaksana (QS. Al Baqoroh, 2/129)
Inti ayat tersebut Nabi Ibrahim meminta agar Allah
SWT mengutus Rosul yang bertugas:
- Membacakan ayat (Tilawah)
- Mengajarkan ayat-ayat Engkau (Taklim)
-Mensucikan hati mereka (Tazkiyah)
• Al Baqorah (surat 2)
151. Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami
telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat
Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab
dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.
• Al Imran (surat 3)
164. Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman
ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka
sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa)
mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan
sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar
dalam kesesatan yang nyata.
• Al Jumu’ah (surat 62)
2. Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara
mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka
dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya
mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
(a) Apakah Nabi SAW pernah membacakan ayat kepada kita (ummat manusia hari
ini) secara langsung? Apakah jiwa kita pernah disucikan nabi? Apakah kita
pernah diajar lansung oleh nabi?
(b) Kalau yag dimaksud ‘kum’ kita sekalian umat manusia hari ini, mungkinkah
keadaan umat manusia hari ini seperti ini? Amburadul, kemaksiatan,
kemusyrikan, dll. Meraja lela?
1. Yang dimaksud tentulah para sahabat sebab kalau yang dimaksud kita
umat hari ini, itu menunjukkan kegagalan Nabi yang mustahil terjadi karena
metode Nabi semuanya ditunjuki/diwahyui Allah SWT.
2. Karena Rosul tilawah, tazkiyah dan taklim kepada para sahabat, maka para
sahabat yang berlatarbelakang macam-macam, yang semula sesat di segala
bidang (aqidah, ibadah, muamalah, mu’asaroh, ahlaq) menjadi baik, bersih
jiwanya, diridhoi Allah SWT, menjadi manusia terbaik dan selamat dunia
akhirat.
1. Tilawah, membacakan ayat-ayat, dakwah tentang kebesaran Allah SWT
2. Tazkiyah dengan cara “jihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya, yakni
bersungguh-sungguh mengerahkan potensi untuk dakwah dan tahammul
(tahan uji) dalam rangka tegaknya agama.
Inti dakwah Nabi dan Rosul adalah mengeluarkan 3 hal dan memasukkan 3
hal, yaitu:
a. Mengeluarkan keyakinan akan kebesaran “Mahluk” dari dalam hati dan
memasukkan keyakinan akan kebesaran “Kholiq” ke dalam hati.
b. Mengeluarkan keyakinan akan kebesaran “Dunia” dari dalam hati dan
memasukkan keyakinan akan kebesaran “Akhirat” ke dalam hati.
c. Mengeluarkan keyakinan akan kebesaran “Maal” (materi) dari dalam
hati dan memasukkan keyakinan akan kebesaran “Amal” (ibadah) ke
dalam hati.
3. Taklim (pengajaran), yaitu nabi sebagai mu’allim (guru) mengajarkan al
Qur’an dan sunnah kepada para sahabat atau ngajinya para sahabat
kepada Nabi saw.
1. Manusia terdiri dari “Jasmani (jasad)” dan Ruhani.
2. Jasmani dari tanah, kehendak atau kecenderungannya membumi (menuju ke
bumi dan kelak akan kembali ke bumi (tanah), untuk sehat perlu makanan,
minuman obat-obatan istirahat yang semuanya ada di bumi
3. Ruhani berasal dari Allah swt, kehendak dan kecenderungannya ke arah Allah
(melangit), kelak akan kembali ke Allah (ke langit). Untuk sehat perlu amal
misal: iman, sholat, puasa, haji, dzikir, do’a tilawah, shodaqoh dll.
4. Kemana manusia bergairah tergantung kehendak mana yang lebih kuat. Bila
kehendak ruhani lebih kuat (sebagaimana para sahabat pilihan yang sudah
menjalani proses tazkiyah oleh nabi), maka yang terjadi sebagimana
digambarkan dalam QS 9/ayat 122:
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya
mereka itu dapat menjaga dirinya”.
Mereka semua ingin ikut pergi berperang, meskipun mereka tahu resikonya
terbunuh, istri menjadi janda, anak menjadi yatim, dll karena kehendak ruhani
mereka lebih kuat.
1. Walaupun hati dijelas-jelaskan agar bergantung kepada mahluk, tetapi
kecenderungan hatinya selalu bergantung kepada Allah swt.
2. Kehendak jasadi (badan) mengikut pada kehendak rohani.
3. Jiwa/hati/rohani akan lezat dan nikmat dengan amalan agama
4. Ketika datang masalah, misal musuh datang, semakin yakin kepada Allah dan
Rosulnya (Q.S. Al Ahzab 33/22; Q.S. Al Imran, 3/173).
5. Apabila tidak bisa berangkat dalam perjuangan/dakwah maka hati yang telah
tazkiyah akan bersedih, bahkan menangis (Q.S. At Taubah, 9/91-92).
6. Ketika dituntut/diajak berjihad/berdakwah maka terasa nikmat bukan terasa sebagai
beban (Q.S. At Taubah, 9/86-88).
7. Beramal agama terasa ringan, senang, bersemangat, melihat amalan terasa
haus/lapar seperti orang lapar melihat makanan.
8. Nafsu(jiwa)nya tenang dengan beragama (Q.S. Al Fajar, 89/27-31).
9. Datang dan perginya dunia tidak berpengaruh/mengubah hati, jiwanya stabil, dunia
cukup di tangan tidak bersemayam di dalam hati.
10. Di luar sholat tetap ingat Allah, apalagi di dalam sholat.
11. Kerja dunia bernilai agama, apalagi kerja agama nilainya luar biasa.
12. Beramal benar, tidak beramalpun benar, maksudnya Allah tetap ridho karena
adanya udzur syar’i. Ini terjadi karena niat dan yaqin serta jalannya benar.
1. Kehendak jasad lebih kuat dari kehendak ruhani sehingga terasa
susah/berat amal, badan terasa berat (Q.S. At Taubah 9/38-39
2. Agama terasa sebagai beban, bahkan hatinya berpenyakit atau lebih
berat lagi menjadi munafiq
- kalau yang diserukan membawa keuntungan, mereka ikut
- mencari-cari alasan:
a. Takut tergoda putri roma yang cantik-cantik;
b. Cuacanya panas terik (padahal api neraka lebih panas);
c. Rumah kami kosong tidak ada yang menjaga;
d. Harta dan keluarga kami tidak ada yang mengurus/merintangi
kami.
3. Beramalpun terhitung salah, apalagi tidak beramal.
142. Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan
membalas tipuan mereka[364]
. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka
berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya[365]
(dengan shalat) di hadapan
manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali[366]
. [0]
1. Sahabat Bilal, walaupun seorang budak berkulit hitam ia menjadi muadzin Nabi
dan pernah menjadi Gubernur. Ketika masih hidup pun sudah diberitahu kelak
akan masuk surga.
2. Aisyah r.ha, ketika mendapt pembagian harta dari Umar r.a., maka seluruhnya
dibagi-bagikan hingga habis. Ketika pembantuya mengingatkan agar
menyisakan sedikit untuk buka puasa Aisyah r.a. Menjawab: “ wah kamu tidak
mengingatkan dari tadi, sudah terlanjur dibagi-bagi sampai habis”. Bandingkan
dengan kondisi umat saat ini!
3. Dalam kisah perang tabuk: diperlukan banyak sekali bekal dan kendaraan,
Ustman menginfaqkan ± 1000 kendaraan (kuda dan unta).
Abu Bakar menginfaqkan seluruh hartanya, ketika ditanya Nabi saw: “ apa yang
kau tinggalkan untuk keluargamu?” Abu Bakar menjawab: “Allah dan Rasulnya
yang aku tinggalkan di rumah”.
Umar, r.a. Menyerahkan separuh hartanya.
4. Julaibab: Miskin, agak tua, tidak begitu tampan, terlambat nikah. Nabi
mencarikan jodoh dengan wanita yang “cantik”. Para sahabat mengumpulkan
uang diberikan ke Julaibab untuk dibelikan mahar. Ketika akan beri mahar
datang panggilan untuk keluar/berperang, Maka ia tidak jadi membeli mahar,
Tetapi malah dibelikan peralatan perang dan ia pergi berperang dan mati syahid.
Nabi saw mengabarkan kalau ruh Julaibib diperebutkan oleh lebih dari 30 bidadari
yang cantik. (QS At Taubah: 9/41).
4.Handzalah, sahabat Nabi yang baru menikah (sedang berbulan madu). Ketika
datang panggilan sebagaimana ayat di atas, ia langsung keluar/berperang dalam
keadaan masih junub (belum mandi besar). Nabi saw mengabarkan bahwa jenazah
beliau dimandikan oleh para malaikat sehingga masih tampak bekas-bekas airnya.
Riyawat-riwayat tersebut merupakan riwayat yang shokhih.
1. Dalam riwayat hadist yang panjang disebutkan ada tiga jenis manusia yang
amalan agamanya luar biasa yaitu alim (hafidz Qur’an), mujahid (sahid di
medan perang dan munfiq (ahli sodaqoh), tetapi Allah mencampakkan tiga
orang tadi ke neraka jahanam, mengapa? Karena kurang satu syarat, yaitu
hatinya kurang suci dalam beramal, yaitu tidak ikhlas. Semua mereka lakukan
dalam rangka memperoleh penilaian dari manusia (riya’) dan mereka telah
mendapatkannya. (Riyawat lengkap dapat dibaca di banyak buku hadist,
diantaranya Riyadhus Shalihin).
2. Kisah Tsa’labah, yang miskin minta dido’akan kaya, kemudian tidak mau
membayar zakat, Allah swt turunkan ayat QS At Taubah 9/75-77. Begitu
mendengar ayat tsb. Tsa’labah menemui Nabi untuk membayarkan zakatnya.
Tetapi berkata Nabi: bagaimana aku akan menerima zakatmu sedangkan Allah
telah melarangnya. Hal yang sama ia ulang ketika zaman khalifah Abu Bakar
dan Umar tetapi mereka menolaknya dengan mengatakan:” bagaimana aku
akan menerimanya sedangkan Rasulullah menolaknya”. Ia meninggal dalam
keadaan munafik, na’udzubillahi min dzalik.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Adab Terhadap Orangtua dan Guru
Adab Terhadap Orangtua dan GuruAdab Terhadap Orangtua dan Guru
Adab Terhadap Orangtua dan GuruMike Yunita
 
Ppt salat jenazah
Ppt salat jenazahPpt salat jenazah
Ppt salat jenazahSigitpga
 
Hadis arbain an nawawi
Hadis arbain an nawawiHadis arbain an nawawi
Hadis arbain an nawawiSof Wan
 
Presentasi tahfidz qur'an
Presentasi tahfidz qur'anPresentasi tahfidz qur'an
Presentasi tahfidz qur'anAliMZebua
 
Nabi-Nabi Ulul Azmi
Nabi-Nabi Ulul AzmiNabi-Nabi Ulul Azmi
Nabi-Nabi Ulul AzmiFahmi Ali
 
"Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal""Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal"Nur Rohim
 
(Silaturahmi) صِلَة الرَّحِم
 (Silaturahmi) صِلَة الرَّحِم (Silaturahmi) صِلَة الرَّحِم
(Silaturahmi) صِلَة الرَّحِمYudi Wahyudin
 
Penyakit Penyakit Hati
Penyakit Penyakit HatiPenyakit Penyakit Hati
Penyakit Penyakit Hatishofichofifah
 
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia ModernMakna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia ModernIdrus Abidin
 
2. PPT syariah islam menebar rahmat seluruh alam (Edisi 2)
2. PPT syariah islam menebar rahmat seluruh alam (Edisi 2)2. PPT syariah islam menebar rahmat seluruh alam (Edisi 2)
2. PPT syariah islam menebar rahmat seluruh alam (Edisi 2)Mush'ab Abdurrahman
 
Ilmu muhkam dan mutasyabih
Ilmu muhkam dan mutasyabihIlmu muhkam dan mutasyabih
Ilmu muhkam dan mutasyabihwidya adhy
 
Motivasi dakwah 2
Motivasi dakwah 2Motivasi dakwah 2
Motivasi dakwah 2Aziz Abdul
 
Adab terhadap Al-Qur'an
Adab terhadap Al-Qur'anAdab terhadap Al-Qur'an
Adab terhadap Al-Qur'anridwansyah218
 

Was ist angesagt? (20)

Adab Terhadap Orangtua dan Guru
Adab Terhadap Orangtua dan GuruAdab Terhadap Orangtua dan Guru
Adab Terhadap Orangtua dan Guru
 
Karakter Pemuda Islam
Karakter Pemuda IslamKarakter Pemuda Islam
Karakter Pemuda Islam
 
Ppt zakat fitrah
Ppt zakat fitrahPpt zakat fitrah
Ppt zakat fitrah
 
Ppt salat jenazah
Ppt salat jenazahPpt salat jenazah
Ppt salat jenazah
 
Hadis arbain an nawawi
Hadis arbain an nawawiHadis arbain an nawawi
Hadis arbain an nawawi
 
Presentasi tahfidz qur'an
Presentasi tahfidz qur'anPresentasi tahfidz qur'an
Presentasi tahfidz qur'an
 
Nabi-Nabi Ulul Azmi
Nabi-Nabi Ulul AzmiNabi-Nabi Ulul Azmi
Nabi-Nabi Ulul Azmi
 
"Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal""Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal"
 
(Silaturahmi) صِلَة الرَّحِم
 (Silaturahmi) صِلَة الرَّحِم (Silaturahmi) صِلَة الرَّحِم
(Silaturahmi) صِلَة الرَّحِم
 
Penyakit Penyakit Hati
Penyakit Penyakit HatiPenyakit Penyakit Hati
Penyakit Penyakit Hati
 
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia ModernMakna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
Makna Hijrah dan Fungsinya dalam Dunia Modern
 
Islam Jalan Hidup Sempurna
Islam Jalan Hidup SempurnaIslam Jalan Hidup Sempurna
Islam Jalan Hidup Sempurna
 
2. PPT syariah islam menebar rahmat seluruh alam (Edisi 2)
2. PPT syariah islam menebar rahmat seluruh alam (Edisi 2)2. PPT syariah islam menebar rahmat seluruh alam (Edisi 2)
2. PPT syariah islam menebar rahmat seluruh alam (Edisi 2)
 
Ilmu muhkam dan mutasyabih
Ilmu muhkam dan mutasyabihIlmu muhkam dan mutasyabih
Ilmu muhkam dan mutasyabih
 
Motivasi dakwah 2
Motivasi dakwah 2Motivasi dakwah 2
Motivasi dakwah 2
 
Tafsir al 'ashr
Tafsir al 'ashrTafsir al 'ashr
Tafsir al 'ashr
 
Adab terhadap Al-Qur'an
Adab terhadap Al-Qur'anAdab terhadap Al-Qur'an
Adab terhadap Al-Qur'an
 
Adab membaca alqur’an
Adab membaca alqur’anAdab membaca alqur’an
Adab membaca alqur’an
 
Presentasi Fiqh 2
Presentasi Fiqh   2Presentasi Fiqh   2
Presentasi Fiqh 2
 
Naskh mansukh
Naskh mansukhNaskh mansukh
Naskh mansukh
 

Ähnlich wie Tazkiyatun nafs

Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama IslamPendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama IslamPenulis
 
(14) perjalanan hidup
(14) perjalanan hidup(14) perjalanan hidup
(14) perjalanan hidupDr. Maman SW
 
(14) perjalanan hidup 19 Juli 2013
(14) perjalanan hidup 19 Juli 2013(14) perjalanan hidup 19 Juli 2013
(14) perjalanan hidup 19 Juli 2013Dr. Maman SW
 
(14) perjalanan hidup
(14) perjalanan hidup(14) perjalanan hidup
(14) perjalanan hidupDr. Maman SW
 
Bab 1_Manusia dan Agama.pptx
Bab 1_Manusia dan Agama.pptxBab 1_Manusia dan Agama.pptx
Bab 1_Manusia dan Agama.pptxBazliHashim2
 
Iman kpd kitab allah
Iman kpd kitab allahIman kpd kitab allah
Iman kpd kitab allahNovia Anwar
 
Bab 5 penyembelihan hewan
Bab 5 penyembelihan hewanBab 5 penyembelihan hewan
Bab 5 penyembelihan hewanBangFaeshal
 
Bab 5 penyembelihan hewan
Bab 5 penyembelihan hewanBab 5 penyembelihan hewan
Bab 5 penyembelihan hewanamirulmuminin9
 
Bab 5 penyembelihan hewan
Bab 5 penyembelihan hewanBab 5 penyembelihan hewan
Bab 5 penyembelihan hewanMamaz-AJi
 
Bab 5 penyembelihan hewan
Bab 5 penyembelihan hewanBab 5 penyembelihan hewan
Bab 5 penyembelihan hewanghozali27
 
(9)islam pilihanku
(9)islam pilihanku(9)islam pilihanku
(9)islam pilihankuDr. Maman SW
 
(9) islam pilihanku
(9) islam pilihanku(9) islam pilihanku
(9) islam pilihankuDr. Maman SW
 
Sabar akhlaq terhadap diri sendiri
Sabar akhlaq terhadap diri sendiriSabar akhlaq terhadap diri sendiri
Sabar akhlaq terhadap diri sendiriamaliarosilawati1
 

Ähnlich wie Tazkiyatun nafs (20)

Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama IslamPendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam
 
(14) perjalanan hidup
(14) perjalanan hidup(14) perjalanan hidup
(14) perjalanan hidup
 
Hakekat manusia
Hakekat manusiaHakekat manusia
Hakekat manusia
 
(14) perjalanan hidup 19 Juli 2013
(14) perjalanan hidup 19 Juli 2013(14) perjalanan hidup 19 Juli 2013
(14) perjalanan hidup 19 Juli 2013
 
(14) perjalanan hidup
(14) perjalanan hidup(14) perjalanan hidup
(14) perjalanan hidup
 
Bab 1_Manusia dan Agama.pptx
Bab 1_Manusia dan Agama.pptxBab 1_Manusia dan Agama.pptx
Bab 1_Manusia dan Agama.pptx
 
Agama
AgamaAgama
Agama
 
Quranik
QuranikQuranik
Quranik
 
Iman kpd kitab allah
Iman kpd kitab allahIman kpd kitab allah
Iman kpd kitab allah
 
Bab 5 penyembelihan hewan
Bab 5 penyembelihan hewanBab 5 penyembelihan hewan
Bab 5 penyembelihan hewan
 
Bab 5 penyembelihan hewan
Bab 5 penyembelihan hewanBab 5 penyembelihan hewan
Bab 5 penyembelihan hewan
 
Bab 5 penyembelihan hewan
Bab 5 penyembelihan hewanBab 5 penyembelihan hewan
Bab 5 penyembelihan hewan
 
Bab 5 penyembelihan hewan
Bab 5 penyembelihan hewanBab 5 penyembelihan hewan
Bab 5 penyembelihan hewan
 
(9)islam pilihanku
(9)islam pilihanku(9)islam pilihanku
(9)islam pilihanku
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
 
(9) islam pilihanku
(9) islam pilihanku(9) islam pilihanku
(9) islam pilihanku
 
Tawazun
TawazunTawazun
Tawazun
 
Obat Penawar Hati
Obat Penawar HatiObat Penawar Hati
Obat Penawar Hati
 
Sabar akhlaq terhadap diri sendiri
Sabar akhlaq terhadap diri sendiriSabar akhlaq terhadap diri sendiri
Sabar akhlaq terhadap diri sendiri
 
Tawazun
TawazunTawazun
Tawazun
 

Tazkiyatun nafs

  • 2.  Secara lughowi (bahasa), tazkiyah berasal dari kata zakka, yuzakki dan tazkiyyatan yang berarti “mensucikan” dan “memperbaiki”  Secara istilah, tazkiyah mempunyai maksud mensucikan hati manusia dan keyakinan yang salah untuk ditanamkan keyakinan yang benar sehingga manusia tersebut bahagia dan selamat di dunia dan akhirat.  Sesungguhnya dalam tubuh manusia terdapat mudl- ghoh, apabila ia baik maka baikllah seluruh jasadnya dan apabila ia rusak maka rusaklah seluruhnya jasadnya, ketahuilah ia sesungguhnya adalah hati. (al Hadist).
  • 3.  Rata-rata umat Islam menjawab pentingnya nasehat berkali-kali secara rutin/istiqomah dalam jangka waktu yang lama (misal: pengajian). Dengan demikian diharapkan suci jiwanya.  Menurut ahli dzikir (dzakirin): orang akan menjadi baik bila banyak berdzikir: “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah dengan dzikir yang sebanyak- banyaknya. (QS. Al Ahzab, 33/41)”. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenteram. (QS. Ar Ro’ad, 13/28).
  • 4.  Politikus: dengan ditegakkannya hukum islam  Ekonom dengan perbaikan ekonomi, logika berfikir mereka: Bagaimana sholat jika lapar?  Teknokrat: dengan mengejar ketertinggalan teknologi dari negara-negara lain.  Untuk mengelola hal ini dengan benar kita perlu merujuk kembali kepada orang yang paling paham masalah ini yaitu RasuluLLah SAW yang narasumbernya adalah Dzat pencipta manusia yaitu Allah SWT.  Bagaimana menurut Allah SWT pencipta manusia (yang paling tahu bagaimana manusia menjadi baik dan bahagia).  Untuk menjawab ini Allah telah mengutus para Nabi dan Rosul
  • 5.  Doa Nabi Ibrahim untuk keselamatan umatnya: “Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rosul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana (QS. Al Baqoroh, 2/129) Inti ayat tersebut Nabi Ibrahim meminta agar Allah SWT mengutus Rosul yang bertugas: - Membacakan ayat (Tilawah) - Mengajarkan ayat-ayat Engkau (Taklim) -Mensucikan hati mereka (Tazkiyah)
  • 6. • Al Baqorah (surat 2) 151. Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. • Al Imran (surat 3) 164. Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. • Al Jumu’ah (surat 62) 2. Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
  • 7. (a) Apakah Nabi SAW pernah membacakan ayat kepada kita (ummat manusia hari ini) secara langsung? Apakah jiwa kita pernah disucikan nabi? Apakah kita pernah diajar lansung oleh nabi? (b) Kalau yag dimaksud ‘kum’ kita sekalian umat manusia hari ini, mungkinkah keadaan umat manusia hari ini seperti ini? Amburadul, kemaksiatan, kemusyrikan, dll. Meraja lela? 1. Yang dimaksud tentulah para sahabat sebab kalau yang dimaksud kita umat hari ini, itu menunjukkan kegagalan Nabi yang mustahil terjadi karena metode Nabi semuanya ditunjuki/diwahyui Allah SWT. 2. Karena Rosul tilawah, tazkiyah dan taklim kepada para sahabat, maka para sahabat yang berlatarbelakang macam-macam, yang semula sesat di segala bidang (aqidah, ibadah, muamalah, mu’asaroh, ahlaq) menjadi baik, bersih jiwanya, diridhoi Allah SWT, menjadi manusia terbaik dan selamat dunia akhirat.
  • 8. 1. Tilawah, membacakan ayat-ayat, dakwah tentang kebesaran Allah SWT 2. Tazkiyah dengan cara “jihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya, yakni bersungguh-sungguh mengerahkan potensi untuk dakwah dan tahammul (tahan uji) dalam rangka tegaknya agama. Inti dakwah Nabi dan Rosul adalah mengeluarkan 3 hal dan memasukkan 3 hal, yaitu: a. Mengeluarkan keyakinan akan kebesaran “Mahluk” dari dalam hati dan memasukkan keyakinan akan kebesaran “Kholiq” ke dalam hati. b. Mengeluarkan keyakinan akan kebesaran “Dunia” dari dalam hati dan memasukkan keyakinan akan kebesaran “Akhirat” ke dalam hati. c. Mengeluarkan keyakinan akan kebesaran “Maal” (materi) dari dalam hati dan memasukkan keyakinan akan kebesaran “Amal” (ibadah) ke dalam hati. 3. Taklim (pengajaran), yaitu nabi sebagai mu’allim (guru) mengajarkan al Qur’an dan sunnah kepada para sahabat atau ngajinya para sahabat kepada Nabi saw.
  • 9. 1. Manusia terdiri dari “Jasmani (jasad)” dan Ruhani. 2. Jasmani dari tanah, kehendak atau kecenderungannya membumi (menuju ke bumi dan kelak akan kembali ke bumi (tanah), untuk sehat perlu makanan, minuman obat-obatan istirahat yang semuanya ada di bumi 3. Ruhani berasal dari Allah swt, kehendak dan kecenderungannya ke arah Allah (melangit), kelak akan kembali ke Allah (ke langit). Untuk sehat perlu amal misal: iman, sholat, puasa, haji, dzikir, do’a tilawah, shodaqoh dll. 4. Kemana manusia bergairah tergantung kehendak mana yang lebih kuat. Bila kehendak ruhani lebih kuat (sebagaimana para sahabat pilihan yang sudah menjalani proses tazkiyah oleh nabi), maka yang terjadi sebagimana digambarkan dalam QS 9/ayat 122: “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. Mereka semua ingin ikut pergi berperang, meskipun mereka tahu resikonya terbunuh, istri menjadi janda, anak menjadi yatim, dll karena kehendak ruhani mereka lebih kuat.
  • 10. 1. Walaupun hati dijelas-jelaskan agar bergantung kepada mahluk, tetapi kecenderungan hatinya selalu bergantung kepada Allah swt. 2. Kehendak jasadi (badan) mengikut pada kehendak rohani. 3. Jiwa/hati/rohani akan lezat dan nikmat dengan amalan agama 4. Ketika datang masalah, misal musuh datang, semakin yakin kepada Allah dan Rosulnya (Q.S. Al Ahzab 33/22; Q.S. Al Imran, 3/173). 5. Apabila tidak bisa berangkat dalam perjuangan/dakwah maka hati yang telah tazkiyah akan bersedih, bahkan menangis (Q.S. At Taubah, 9/91-92). 6. Ketika dituntut/diajak berjihad/berdakwah maka terasa nikmat bukan terasa sebagai beban (Q.S. At Taubah, 9/86-88). 7. Beramal agama terasa ringan, senang, bersemangat, melihat amalan terasa haus/lapar seperti orang lapar melihat makanan. 8. Nafsu(jiwa)nya tenang dengan beragama (Q.S. Al Fajar, 89/27-31). 9. Datang dan perginya dunia tidak berpengaruh/mengubah hati, jiwanya stabil, dunia cukup di tangan tidak bersemayam di dalam hati. 10. Di luar sholat tetap ingat Allah, apalagi di dalam sholat. 11. Kerja dunia bernilai agama, apalagi kerja agama nilainya luar biasa. 12. Beramal benar, tidak beramalpun benar, maksudnya Allah tetap ridho karena adanya udzur syar’i. Ini terjadi karena niat dan yaqin serta jalannya benar.
  • 11. 1. Kehendak jasad lebih kuat dari kehendak ruhani sehingga terasa susah/berat amal, badan terasa berat (Q.S. At Taubah 9/38-39 2. Agama terasa sebagai beban, bahkan hatinya berpenyakit atau lebih berat lagi menjadi munafiq - kalau yang diserukan membawa keuntungan, mereka ikut - mencari-cari alasan: a. Takut tergoda putri roma yang cantik-cantik; b. Cuacanya panas terik (padahal api neraka lebih panas); c. Rumah kami kosong tidak ada yang menjaga; d. Harta dan keluarga kami tidak ada yang mengurus/merintangi kami. 3. Beramalpun terhitung salah, apalagi tidak beramal. 142. Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka[364] . Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya[365] (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali[366] . [0]
  • 12. 1. Sahabat Bilal, walaupun seorang budak berkulit hitam ia menjadi muadzin Nabi dan pernah menjadi Gubernur. Ketika masih hidup pun sudah diberitahu kelak akan masuk surga. 2. Aisyah r.ha, ketika mendapt pembagian harta dari Umar r.a., maka seluruhnya dibagi-bagikan hingga habis. Ketika pembantuya mengingatkan agar menyisakan sedikit untuk buka puasa Aisyah r.a. Menjawab: “ wah kamu tidak mengingatkan dari tadi, sudah terlanjur dibagi-bagi sampai habis”. Bandingkan dengan kondisi umat saat ini! 3. Dalam kisah perang tabuk: diperlukan banyak sekali bekal dan kendaraan, Ustman menginfaqkan ± 1000 kendaraan (kuda dan unta). Abu Bakar menginfaqkan seluruh hartanya, ketika ditanya Nabi saw: “ apa yang kau tinggalkan untuk keluargamu?” Abu Bakar menjawab: “Allah dan Rasulnya yang aku tinggalkan di rumah”. Umar, r.a. Menyerahkan separuh hartanya. 4. Julaibab: Miskin, agak tua, tidak begitu tampan, terlambat nikah. Nabi mencarikan jodoh dengan wanita yang “cantik”. Para sahabat mengumpulkan uang diberikan ke Julaibab untuk dibelikan mahar. Ketika akan beri mahar datang panggilan untuk keluar/berperang, Maka ia tidak jadi membeli mahar,
  • 13. Tetapi malah dibelikan peralatan perang dan ia pergi berperang dan mati syahid. Nabi saw mengabarkan kalau ruh Julaibib diperebutkan oleh lebih dari 30 bidadari yang cantik. (QS At Taubah: 9/41). 4.Handzalah, sahabat Nabi yang baru menikah (sedang berbulan madu). Ketika datang panggilan sebagaimana ayat di atas, ia langsung keluar/berperang dalam keadaan masih junub (belum mandi besar). Nabi saw mengabarkan bahwa jenazah beliau dimandikan oleh para malaikat sehingga masih tampak bekas-bekas airnya. Riyawat-riwayat tersebut merupakan riwayat yang shokhih.
  • 14. 1. Dalam riwayat hadist yang panjang disebutkan ada tiga jenis manusia yang amalan agamanya luar biasa yaitu alim (hafidz Qur’an), mujahid (sahid di medan perang dan munfiq (ahli sodaqoh), tetapi Allah mencampakkan tiga orang tadi ke neraka jahanam, mengapa? Karena kurang satu syarat, yaitu hatinya kurang suci dalam beramal, yaitu tidak ikhlas. Semua mereka lakukan dalam rangka memperoleh penilaian dari manusia (riya’) dan mereka telah mendapatkannya. (Riyawat lengkap dapat dibaca di banyak buku hadist, diantaranya Riyadhus Shalihin). 2. Kisah Tsa’labah, yang miskin minta dido’akan kaya, kemudian tidak mau membayar zakat, Allah swt turunkan ayat QS At Taubah 9/75-77. Begitu mendengar ayat tsb. Tsa’labah menemui Nabi untuk membayarkan zakatnya. Tetapi berkata Nabi: bagaimana aku akan menerima zakatmu sedangkan Allah telah melarangnya. Hal yang sama ia ulang ketika zaman khalifah Abu Bakar dan Umar tetapi mereka menolaknya dengan mengatakan:” bagaimana aku akan menerimanya sedangkan Rasulullah menolaknya”. Ia meninggal dalam keadaan munafik, na’udzubillahi min dzalik.