Evaluasi air asam tambang pada lahan bekas tambang di Kalimantan menemukan bahwa pH tanah dan air masih rendah di beberapa lokasi, terutama bekas tambang yang sudah tidak ditambang. Parameter kualitas air lain seperti TSS dan logam berat masih dalam ambang batas kecuali di beberapa lokasi bekas tambang. Diperlukan penanganan lebih lanjut untuk meningkatkan pH tanah dan menurunkan dampak air asam tambang.
Slide_Laporan Evaluasi Air Asam Tambang pada Bekas lahan Tambang Batubara dan Mineral
1. PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
≈≈≈≈≈≈≈≈
EVALUASI
AAT (Air Asam Tambang)
Pada
LAHAN BEKAS TAMBANG YANG
DITINGGALKAN
2. Latar Belakang Kegiatan
Air Asam Tambang (AAT), adalah air tambang yang mengandung sulfat bebas,
terdapat sebagai air lindian, air rembesan, atau air penirisan yang telah
tercemar/ terpengaruh oleh proses oksidasi mineral-mineral sulfida yang
terdapat pada batuan, sebagai akibat kegiatan eksploitasi dan atau eksplorasi
bahan galian tambang baik mineral maupun batubara, sehingga air tersebut
mempunyai nilai pH rendah (lebih kecil dari 6).
Pembentukan AAT terjadi jika mineral sulfida terpapar pada kondisi
teroksidasi. Sebagian besar permasalahan AAT berhubungan dengan
penambangan batubara dan bijih primer, karena pada kedua sumber alam ini
terkandung banyak mineral sulfida (terutama pirit), baik pada badan bijih
maupun batuan sampingnya.
3. Tujuan Kegiatan:
mendapatkan gambaran yang lengkap dan nyata dari besaran air asam
tambang pada lahan bekas tambang yang ditinggalkan
dan
Evaluasi ini dapat menjadi dasar pertimbangan supaya pertambangan
dapat berjalan dengan aman dan menjadi dasar kebijakan untuk
mengurangi/ meniadakan air asam tambang (AAT) pada kegiatan
pertambangan mineral dan batubara.
PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
4. Sasaran
Tercapainya/ terdapatnya besaran
air asam tambang pada lahan
bekas tambang yang ditinggalkan
oleh kegiatan pertambangan
mineral dan batubara
PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
6. METODOLOGI
Koordinasi dan pemantapan tim
Identifikasi Referensi, Kebutuhan Data Primer Dan Data
Sekunder
Kunjungan dan survey Lapangan
PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
7. Survey Lapangan
PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
Dimulai pada pertengahan Oktober 2011 hingga akhir
Nopember 2011
Lokasi kegiatan evaluasi ini seluruhnya dilakukan di Kalimantan,
Meliputi:
PT INDOMINCO MANDIRI, di Kalimantan Timur
PT JORONG BARUTAMA GRESTON, Kalimantan Selatan
PT INDOMURO KENCANA. Kalimantan Tengah
8. PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
Melakukan pengumpulan informasi sebanyak-
banyaknya mengenai AAT pada bekas tambang
dan kegiatan pertambangan yang sedang
dilakukan oleh perusahaan.
Kegiatan di lapangan
9. Sampel Air dan Tanah
Data pH, TSS, dan parameter kualitas air yang dapat
diambil secara langsung atau untuk dianalisa di
laboratorium
Rona lingkungan dengan menggunakan metode
observasi langsung dengan menggunakan
pengamatan dan kamera digital.
Bahan dokumen RKL RPL perusahaan pengelola,
peta kawasan, data geologis lokasi, dan data
pendukung lainnya diambil dari data milik
perusahaan.
PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
Data Lapangan
10. Sampel air dan tanah yang diperoleh dari lapangan kemudian di
analisis di laboratorium untuk mendapatkan data yang diperlukan
Analisa kualitas air dengan parametr sesuai dengan KepMen LH
no. 113 tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan
atau Kegiatan Pertambangan Batubara, KepMen LH no. 202 tahun
2004 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan atau
Kegiatan Pertambangan Biji Emas dan atau Tembaga,
Tambang Batubara: pH, TSS, Fe, dan Mn
Tambang Emas: pH, TSS, As, Cd, Cr, Cu, Pb, Hg, Ni, dan
Zn
PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
Analisa Air dan Tanah
11. PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
Pengamatan dan Pembahasan dibatasi pada:
Sistem dan Metoda Penambangan dan
kaitannya dengan AAT
AAT dan Penanganan Tanah Pucuk, dan
Batuan Penutup, dan
Air Asam Tambang
Pengamatan dan Pembahasan
dibatasi pada:
12. PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
Hingga saat ini Keputusan Menteri
Pertambangan Nomer. 1211 Tahun 1995
menjadi acuan, meskipun tatacara
pelaksanaannya belum memiliki acuan.
14. PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
Sistem dan Metoda
Penambangan dan
kaitannya dengan AAT
15. PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
Pada umumnya metode penambangan di lahan
pertambangan batubara dan mineral di lakukan
dengan metode open pit,
16. PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
Air limbah dan semua air yang mengalir
yang berasal dari lokasi kegiatan
sebelumnya ditampung lebih dahulu
dialirkan ke dalam kolam (pond). Dan
kemudian dipompa ke dalam settling
pond.
17. PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
AAT dan Penanganan Tanah
Pucuk, dan Batuan Penutup,
18. PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
Tatacara pelaksanaan manajemen material bahan
galian atau overburden dan tanah pucuk secara
sukarela (voluntary) diusahakan oleh kegiatan usaha
pertambangan sepenuhnya sebagai inisiatif
perusahaan (tidak ada petunjuk resmi).
Setiap perusahaan memiliki aturan dan tatacara
untuk menerapkan kegiatan usaha pertambangan
yang baik dan peduli terhadap lingkungan hidup.
19. PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
Tatacara pelaksanaan manajemen material bahan galian atau overburden dan tanah pucuk
20. PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
Melakukan pemisahan timbunan material
NAF dan PAF dan menerapkan metode dry
covering dengan cara encapsulaption
(pengkapsulan batuan) untuk
penyimpanan timbunan material PAF.
21. PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
Hasil analisa kualitas tanah yang dilakukan
oleh perusahaan menunjukkan bahwa pH
tanah di lokasi pertambangan yang
dikunjungi dari sejak awal ada pada kisaran
4-5. Angka tersebut menunjukkan bahwa
kualitas tanah berdasarkan pH pada lokasi
pengamatan umumnya adalah masam
sampai sangat masam.
22. PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
pH tanah pada lokas yang dikunjungi
24. PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
Air limbah dan semua air yang mengalir
yang berasal dari lokasi kegiatan
sebelumnya ditampung lebih dahulu
dan dialirkan ke dalam kolam
pengolahan (settling pond).
25. PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
Pengelolaan air limbah dari kegiatan
penambangan diprioritaskan untuk
memenuhi baku mutu yang
dipersyaratkan. Acuan baku mutu adalah
KepMen LH no 113 th 2003 untuk
kegiatan tambang Batubara, KepMen LH
no 202 th 2004 untuk tambang Emas dan
Tembaga, dan KepMen LH no 09 th 2006
untuk tambang Nikel.
26. PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
Di dalam kolam pengendapan (Settling
Pond ) jika pH air ada di bawah ambang
batas baku mutu maka dilakukan
penambahan kapur di pintu masuk
saluran kolam atau langsung pada
kolam agar pH air yang akan mengalir
ke perairan umum sudah memenuhi
baku mutu yang ditentukan.
27. PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
Untuk pemantauan kualitas air, pengambilan
contoh air (air limbah dan air permukaan)
dilakukan secara grab sampling pada seluruh
titik penaatan yang sudah ditentukan
Pengukuran baku mutu air limbah di lokasi
tambang biasanya dilakukan di titik penaatan
(point of compliance) untuk pemantauan
kualitas air seperti yang sudah ditetapkan
menurut regulasi.
Lokasi titik penaatan (point of compliance) ada
pada saluran air limbah yang ke luar dari
kolam pengendapan (pond) air limbah sebelum
dibuang ke perairan umum dan tercampur
dengan air permukaan dan tidak terkena
pengaruh dari kegiatan lain dan atau sumber
air lain selain dari kegiatan penambangan.
29. pH di bawah 6 ditemukan di lokasi seperti IMK3, IMK4, IMK5, IMK6, IMK7,
IMK8, IMK9, IMK11, dan IMK 12. Lokasi itu umumnya adalah bekas pit yang
sudah tidak ditambang.
Parameter pH yang terukur di wetland di lokasi IMK4 dan IMK5 yang hampir
mendekati baku mutu yang dipersyaratkan dikarenakan tercampur dengan air
hasil pengolahan bijih emas yang menggunakan sianida dan menggunakan
kapur untuk membuat lingkungan air pengolahan menjadi alkali.
PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
31. Parameter TSS di wilayah pertambangan IMK umumnya dalam kondisi di
bawah ambang batas. Lokasi tambang ini kondisi vegetasinya relatif masih
baik. Penataan drainase di IMK perlu mendapat perhatian dan di kawasan ini
masih banyak ditemukan penambang liar yang seringkali membongkar tanah
pucuk dengan menyemprot tanah menggunakan alat semprot bertekanan
tinggi yang mengakibatkan kekeruhan pada air. Pada musim hujan menurut
informasi perairan di sekitar tambang biasanya sangat keruh, begitu juga pada
sungai-sungai di sekitarnya, oleh karena di sekitar sungai banyak terdapat
kegiatan penambangan emas liar yang menggunakan alat semprot bertekanan
tinggi.
PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
33. PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
Nilai pH di perairan sekitar pertambangan IMM bisa dikatakan
sudah mendekati persyaratan yang ditentukan. Di beberapa lokasi
nilai pH masih ada di bawah nilai ambang batas yang ditentukan,
seperti di IMM6, IMM16, IMM17, dan IMM18. Lokasi tersebut
memang lokasi yang baru dibongkar untuk penyimpanan material
batuan seperti di IMM6. Sedangkan lokasi IMM16, IMM17, dan
IMM18 adalah lokasi waste dump untuk penyimpanan material PAF
dan NAF yang baru.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa potensi AAT setiap saat akan
terus muncul. Penanganan pengkapsulan material PAF yang sangat
banyak membutuhkan jedah waktu. Apabila drainase aliran
limpahan air hujan di lokasi tidak dibuat cukup baik, maka air
limpahan akan bisa terlepas ke perairan umum.
35. PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
Meskipun pada umumnya nilai TSS sudah ada di bawah
ambang batas baku mutu, tetapi ada beberapa nilai TSS
yang agak mendekati baku mutu, seperti yang diperoleh dari
sampel IMM2, IMM4, IMM7, IMM8, dan IMM12. Lokasi
IMM2, IMM4, dan IMM12 adalah lokasi yang hampir
mendekati anak sungai, dan IMM12 adalah air yang diambil
dari lokasi pit.
37. PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
Nilai pH sampel air yang ada di atas nilai ambang batas terletak di
lokasi JBG3, JBG7, JBG8, JBG9, JBG10, JBG11 dan JBG12. Lokasi itu
adalah nilai pH yang terletak di sediment pond dan pintu sungai tempat
masuk aliran air dari sediment pond. Sedangkan nilai pH yang ada di
bawah nilai ambang batas terletak di JBG1, JBG2, JBG4, JBG5, dan
JBG6. Nilai pH terkecil, yaitu 2.94 terletak di JBG4 ada di lokasi bekas
tambang yang berisi air atau void dan begitu juga nilai pH di bawah
baku mutu umumnya terletak di bekas tambang yang tergenang air da
saluran air yang keluar dari void. Salah satu sedimend pond yang
airnya sedikit di BJG2 juga tercatat memiliki nilai pH di bawah 6.
Meskipun selalu dikatakan pH perairan di sungai yag mengalir di sekitar
tambang JBG bersifat asam, tetapi dalam pengukuran pada kegiatan ini
ternyata pH yang tercatat adalah 6.58, yaitu di sungai katal-katal atau di
JBG9.
39. PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
Nilai TSS di perairan sekitar tambang JBG umumnya di bawah baku
mutu atau tidak melampaui ambang batas yag disyaratkan. Hanya
ada tiga lokasi yang nilai TSS mendekati ambang batas dan bahkan
melampaui ambang batas. Nilai TSS yang berhasil dicatat dalam
kegiatan ini dapat dilihat pada tabel.
Nilai TSS yang mendekati baku mutu ada pada lokasi JBG3 dan
JBG4. Sedangkan nilai TSS yang melampaui ambang batas ada di
JBG5. Lokasi JBG3 dan JBG4 terletak di sekitar bekas tambang dan
yang melampaui ambang batas terletak di saluran yang mengalirkan
air dari bekas tambang. Saat pengambilan sampel dalam kegiatan ini
di lokasi dalam keadaan hujan.
Nilai Fe yang melampaui ambang batas terletak di JBG4 dan JBG5, di
lokasi ini nilai Mn juga melampau ambang batas. Sedangkan nilai Fe
yang mendekati ambag batas ada di JBG8. Nilai Mn yag mendekati
ambang batas ada di lokasi JBG1. Nilai Fe dan Mn yang mendekati
dan melampaui ambang batas berkaitan dengan nilai pH. Kondisi ini
perlu kajian mendalam mengingat parameter lainnya yang berkaitan
dengan nilai pH dan kandungan geokimia lainnya di lokasi ini tidak
dilakukan. (sulfida dan sulfat)
40. Kesimpulan dan Saran
Dalam kegiatan Evaluasi Air Asam Tambang Pada
Lahan Bekas Tambang Yg Ditinggalkan, dapat
diperoleh gambaran bahwa para pelaku usaha
pertambangan sudah banyak berusaha dan melakukan
upaya untuk mencegah meluasnya gangguan dan
dampak buruk akibat dari terbentuknya AAT.
PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
41. PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
• Melakukan uji material dan formasi batuan di lapangan terhadap
kemungkinan terbentuknya AAT (uji NAF dan PAF).
• Melakukan pemisahan timbunan material NAF dan PAF dan
menerapkan metode dry covering dengan cara encapsulaption
(pengkapsulan batuan) untuk penyimpanan timbunan material
PAF.
• Melakukan penambangan secara selektif, bertahap dan sesuai
dengan arah kemajuan penambangan.
• Menghentikan penambangan pada saat hari hujan.
• Melakukan pengaturan kemiringan lereng dan dengan pembuatan
teras (jenjang) pada areal bukaan tambang.
Cara menganisipasi, mencegah, dan menanggulangi
dampak buruk AAT:
42. PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
• Membuat sumur (sump) pada lantai bukaan tambang
untuk menampung air tirisan yang masuk di lokasi
bukaan tambang, dan kemudian air tirisan dipompa ke
kolam pengendapan (sediment pond/settling pond).
• Membuat parit/saluran di kiri dan kanan jenjang dan di
sekeliling jenjang atau lereng di atas bukaan tambang
untuk menyalurkan larian air permukaan dan kemudian
disalurkan ke kolam pengendapan (sediment
pond/settling pond).
• Mengontrol pH air di settling pond dan mengusahakan
dengan cara kimia maupun biologis agar kualitas air
secara fisik (kekeruhan, bau, dan warna), kimia (pH, dan
kandungan logam) ada di kisaran baku mutu yang
dipersyaratkan.
43. PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
Kendala yang dihadapi oleh pelaku usaha
pertambangan di lapangan adalah Kondisi alam di
lokasi pertambangan seringkali memiliki ciri dengan
ekosistem yag khas. Pendugaan awal ciri ekosistem
lokal bisa berubah dengan ekstrim jika terjadi
perubahan lingkungan yang mempengaruhi
Perubahan pengaruh lingkungan seringkali dibebankan
dan diarahkan kepada para pelaku usaha
pertambangan, meskipun perubahan itu terjadi karena
akibat dari kegiatan lainnya (seperti misalnya,
penambang rakyat, perusahaan lainnya, dan kegiatan
yang berkaitan dengan pembongkaran tanah lainnya).
44. PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
Monitoring yang diajurkan adalah mengawasi
bagaimana kegiatan pertambangan mengelola material
yang dibongkar. Penyimpanan material dalam regulasi
sebagaimana yang diatur dalam Keputusan Menteri
Pertambangan No. 1211 Tahun 1995, perlu dikeluarkan
petunjuk teknis yang mengikat tentang tatacara
kegiatan pelaksanaannya yang berkaitan dengan
pencegahan penaggulangan dampak buruk akibat
terbentuknya AAT agar bisa diterapkan di lapangan
secara luas.
45. PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
Sebaiknya dibuat pedoman aturan standar
yang memberi arah agar kegiatan
pertambangan, terutama yang berkaitan
dengan pengelolaan material bahan galian dan
pengaturan drainase yang baik dibuat dari
sejak dini sudah diusahakan untuk
menghindari terbentuknya AAT dalam operasi
kegiatan pertambagan
46. PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
Untuk mengatasi AAT secara mendasar diperlukan
pengetahuan yang rinci tentang unsur pembentuk dan
reaksi ikutan dan dampak yang diakibatkan selanjutnya.
Perhatian hanya pada parameter pH saja tidak cukup.
Mengingat kawasan Indonesia yang begitu luas dan secara
khusus setiap daerah memiliki tipe ekosystem yang unik,
Sebaiknya dikembangkan monitoring terhadap mineral
sulfida dan sebarannya. Prediksi ini akan memberi
gambaran sejak dini untuk antisipasi jika suatu daerah
harus harus melakukan pembukaan kawasan dan bisa
diketahui tindakan tepat yang harus diambil.
47. PT AULIA SAKTI INTERNATIONAL
JAKARTA
Perhatian para pelaku usaha pertambangan di
seluruh dunia terhadap AAT saat ini sudah sangat
besar, dan teknologi penanggulangannya saat ini
juga sudah berkembang sangat pesat.
Pertimbangan ekonomi dan lingkungan umumnya
sudah sejalan. Oleh karena itu sudah saatnya
Indonesia memilih teknologi yang tepat dan sesuai
dengan kondisi lingkungan Indonesia yang sangat
kompleks. Untuk itu perlu dilakukan kajian yang
lebih mendalam dan lebih beragam tentang AAT.
Agar pilihan teknologi yang akan diterapkan akan
sejalan dengan pelestarian lingkungan dan
pembangunan berkelanjutan demi Indonesia yang
lebih baik di masa depan.