SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 10
Tugas Makalah PLH Tentang
Bencana Alam
GELOMBANG TSUNAMI
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang maha besar, berkat rahmat dan karunia-Nya makalah
ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu dan baik.
Makalah ini sudah dicermati dengan sebaik-baiknya. Perubahan menuju perbaikan selalu
diusahakan dan dikerjakan atau lakukan supaya para pembaca tidak susah mengeja dan tidak
salah mengartikan serta mengerti tentang isi makalah ini.
Harapannya, makalah ini bisa membuat para pembaca mengerti dan lebih memahami
bagaimana “Bencana Alam Gelombang Tsunami”.
Saran dan kritik yang membangun selalu kami harapkan, sehingga makalah ini bisa jauh lebih
baik dan lebih dimengerti.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Gelombang Tsunami
Termotologi
Karakteristik Tsunami
Penyebab Gelombang Tsunami
Tahapan Mitigasi
Tindakan Dalam Menghadapi Tsunami
GELOMBANG TSUNAMI
Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi
manusia. Peristiwa alam dapat berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami,
tanah longsor, badai salju, kekeringan, hujan es, gelombang panas, hurikan, badai tropis,
taifun, tornado, kebakaran liar dan wabah penyakit. Tapi kali ini kita akan mempelajari
tentang gelombang tsunami.
1. TERMOTOLOGI
Kata tsunami berasal dari bahasa jepang, tsu berarti pelabuhan, dan nami berarti gelombang.
Tsunami sering terjadi Jepang. Sejarah Jepang mencatat setidaknya 196 tsunami telah terjadi.
Pada beberapa kesempatan, tsunami disamakan dengan gelombang pasang. Dalam tahun-
tahun terakhir, persepsi ini telah dinyatakan tidak sesuai lagi, terutama dalam komunitas
peneliti, karena gelombang pasang tidak ada hubungannya dengan tsunami. Persepsi ini
dahulu populer karena penampakan tsunami yang menyerupai gelombang pasang yang tinggi.
Tsunami dan gelombang pasang sama-sama menghasilkan gelombang air yang bergerak ke
daratan, namun dalam kejadian tsunami, gerakan gelombang jauh lebih besar dan lebih lama,
sehingga memberikan kesan seperti gelombang pasang yang sangat tinggi. Meskipun
pengartian yang menyamakan dengan "pasang-surut" meliputi "kemiripan" atau "memiliki
kesamaan karakter" dengan gelombang pasang, pengertian ini tidak lagi tepat. Tsunami tidak
hanya terbatas pada pelabuhan. Karenanya para geologis dan oseanografis sangat tidak
merekomendasikan untuk menggunakan istilah ini.
Hanya ada beberapa bahasa lokal yang memiliki arti yang sama dengan gelombang merusak
ini. Aazhi Peralai dalam Bahasa Tamil, ië beuna atau alôn buluëk (menurut dialek) dalam
Bahasa Aceh adalah contohnya. Sebagai catatan, dalam bahasa Tagalog versi Austronesia,
bahasa utama di Filipina, alon berarti "gelombang". Di Pulau Simeulue, daerah pesisir barat
Sumatra, Indonesia, dalam Bahasa Defayan, smong berarti tsunami. Sementara dalam Bahasa
Sigulai, emong berarti tsunami.
Tsunami juga dikenal sebagai gelombang pasang surut sebab ketika mendekati daratan yang
menerima karakteristik dari suatu gelombang pasang bergerak maju dengan sangat cepat
dibandingkan jambul ombak yang dibentuk oleh angin di samudra, orang kebanyakan lebih
mengenal jenis ombak ini dibandingkan gelombang yang dapat menghasilkan tsunami.
Tsunami merupakan sederetan gelombang laut yang mempunyai energi sangat besar, yang
dibangkitkan oleh pergerakan bumi khususnya pergerakan/perubahan dasar samudra secara
tiba-tiba. Secara umum tsunami terdiri dari 3 – 5 gelombang, di mana gelombang pertama
tidak selalu paling besar. Di dalam laut, tsunami mempunyai karakter sebagai berikut :
1) Amplitudo gelombangnya antara beberapa puluh centimeter sampai dengan 1 meter.
2) Periode gelombangnya antara 10 menit sampai dengan 20 menit.
3) Panjang gelombangnya antara 100 kilometer sampai dengan 200 kilometer.
Jika dibandingkan dengan karakter gelombang laut akibat pengaruh angin, perbedaannya
sangat jauh. Karakter gelombang laut akibat pengaruh angin adalah :
1) Amplitudo gelombangnya kurang lebih 10 meter.
2) Periode gelombangnya antara 6 – 12detik (60 kali lebih rendah dari tsunami).
3) Panjang gelombangnya 10 meter sampai dengan 200 meter (1000 kali lebih rendah dari
tsunami)
Dari karakteristik gelombang laut akibat tsunami dapat ditentukan bahwa penjalaran
gelombang tsunami di laut dalam tidak terlalu berbahaya untuk kapal-kapal/benda-benda
yang dilaluinya. Akan tetapi akan sangat fatal akibatnya untuk daerah di sekitar pantai yang
dilalui gelombang tsunami.
2. KARAKTERISTIK TSUNAMI
a) Kecepatan Tsunami
Secara empiris, kecepatan tsunami tergantung pada kedalaman laut dan percepatan gravitasi
di tempat tersebut. Untuk di laut dalam, kecepatan tsunami bisa setara dengan kecepatan
pesawat jet, yaitu sekitar 800 km/jam. Semakin dangkal lautnya, kecepatan tsunami semakin
berkurang, yaitu berkisar antara 2 – 5 km/jam.
b) Ketinggian Tsunami
Ketinggian gelombang Tsunami berbanding terbalik dengan kecepatanya. Artinya, jika
kecapatan tsunami besar, tetapi ketinggian gelombang tsunami hanya beberapa puluh
centimeter saja. Sebaliknya untuk di daerah pantai, kecepatan tsunaminya kecil, sedangkan
ketinggian gelombangnya cukup tinggi, bisa mencapai puluhan meter.
Ketinggian tsunami di pantai dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah bentuk
pantainya. Ada 2 (dua) bentuk pantai yaitu :
• Pantainya terjal
Bentuk pantai seperti ini mengakibatkan bagian utama dari energi tsunami dipantulkan oleh
slope (pembatas). Sehingga pemantulannya secara utuh mengikuti periode tsunami, tanpa
pecah. Tinggi gelombang yang gelombang yang dihasilkan antara 1 – 2 meter.
• Pantainya Landai
Bentuk pantai ini mengakibtkan energi tsunami akan dinaikkan oleh pantai, disini berlaku
prinsip dasar energi, yakni energi selalu konstan. Sehingga jika kecepatannya berkurang
maka amplitudonya besar, panjang gelombangnya berkurang dan mengakibatkan pecahnya
gelombang. Hal inilah yang mengakibatkan tinggi gelombang tsunami bisa mencapai puluhan
meter.
3. PENYEBAB GELOMBANG TSUNAMI
Ada 3 (tiga) kejadian di laut yang mengakibatkan timbulnya tsunami yaitu :
1) Gempa bumi
Secara umum gempa bumi yang bisa menimbulkan tsunami adalah gempa bumi tektonik
yang terjadi di laut dan mempunyai karakteristik sebagai berikut :
• Sumber gempa bumi berada di laut
• Kedalaman gempabumi dangkal, yakni kurang dari 60 km
• Kekuatannya cukup besar, yakni di atas 6,0 SR
• Tipe patahannya turun (normal fault) atau patahan naik (thrush fault)
Tsunami yang ditimbulkan oleh gempa bumi biasanya menimbulkan gelombang yang cukup
besar, tergantung dari kekuatan gempanya dan besarnya area patahan yang terjadi.
Tsunami dapat dihasilkan oleh gangguan apapun yang dengan cepat memindahkan suatu
massa air yang sangat besar, seperti suatu gempa bumi, letusan vulkanik, batu bintang/meteor
atau tanah longsor. Bagaimanapun juga, penyebab yang paling umum terjadi adalah dari
gempa bumi di bawah permukaan laut. Gempa bumi kecil bisa saja menciptakan tsunami
akibat dari adanya longsor di bawah permukaan laut/lantai samudra yang mampu untuk
membangkitkan tsunami Tsunami dapat terbentuk manakala lantai samudra berubah bentuk
secara vertikal dan memindahkan air yang berada di atasnya. Dengan adanya pergerakan
secara vertical dari kulit bumi, kejadian ini biasa terjadi di daerah pertemuan lempeng yang
disebut subduksi. Gempa bumi di daerah subduksi ini biasanya sangat efektif untuk
menghasilkan gelombang tsunami dimana lempeng samudra slip di bawah lempeng kontinen,
proses ini disebut juga dengan subduksi.
2) Land Slide (Tanah Longsor)
Land Slide/tanah longsor dengan volume tanah yang jatuh/turun cukup besar dan terjadi di
dasar Samudera, dapat mengakibatkan timbulnya Tsunami. Biasanya tsunami yang terjadi
tidak terlalu besar, jika dibandingkan dengan tsunami akibat gempa bumi.
3) Gunung Berapi aktif yang berada di tengah laut, ketika meletus akan dapat menimbulkan
tsunami.
Tsunami yang terjadi bisa kecil, bisa juga sangat besar, tergantung dari besar kecilnya letusan
gunung api tersebut. Ada banyak gunung api yang berada ditengah laut di seluruh dunia.
Untuk di Indonesia , yang paling terkenal adalah letusan gunung Krakatau yang terletak di
tengah laut sekitar Selat Sunda, yang terjadi pada tahun 1883. Letusannya sangat dashyat,
sehingga menimbulkna tsunami yang sangat besar dan korban yang banyak, baik jiwa
maupun harta benda. Dampak dari bencana ini juga dirasakan kedashyatannya di negara lain.
Tanah longsor di dalam laut dalam , kadang-kadang dicetuskan oleh gempa bumi yang besar;
seperti halnya bangunan yang roboh akibat letusan vulkanik, mungkin juga dapat
mengganggu kolom air akibat dari sediment dan batuan yang bergerak di lantai samudra. Jika
terjadi letusan gunung api dari dalam laut dapat juga menyebabkan tsunami karena kolom air
akan naik akibat dari letusan vulkanik yang cukup besar lalu membentuk suatu tsunami.
Contoh seperti yang terjadi di Gunung Krakatau. Gelombang terbentuk akibat perpindahan
massa air yang bergerak di bawah pengaruh gravitasi untuk mencapai keseimbangan dan
bergerak di lautan, seperti jika kita menjatuhkan batu di tengah kolam akan terbentuk
gelombang melingkar.
Sekitar era tahun 1950 an ditemukan tsunami yang lebih besar dibandingkan sebelumnya
percaya atau tidak mungkin ini disebabkan oleh tanah longsor, bahan peledak, aktifitas
vulkanik dan peristiwa lainnya. Gejala ini dengan cepat memindahkan volume air yang besar,
sebagai energi dari material yang terbawa atau melakukan ekspansi energi yang ditransfer ke
air sehingga terjadi gerakan tanah. Tsunami disebabkan oleh mekanisme ini, tidak sama
dengan tsunami di lautan lepas yang disebabkan oleh beberapa gempabumi, biasanya
menghilang dengan cepat dan jarang sekali berpengaruh sampai ke pantai karena area yang
terpengaruh sangat kecil.Peristiwa ini dapat memberi kenaikan pada gelombang kejut lokal
yang bergerak cepat dan lebih besar (solitons), Seperti gerakan tanah yang terjadi di Teluk
Lituya memproduksi suatu gelombang dengan tinggi 50- 150 m dan mencapai area
pegunungan yang jaraknya 524 m. Bagaimanapun juga , suatu tanah longsor yang besar dapat
menghasilkan mega tsunami yang mungkin berdampak pada samudra.
4) Patahan (FAULT)
Patahan merupakan struktur permukaan bumi yang sangat berpengaruh pada terjadinya
tsunami. Saat terjadi gempa besar dan dangkal di bawah permukaan laut karena adanya
perubahan patahan (fault displacement) sangat memungkinkan terjadinya tsunami.
Secara umum, ada 3(tiga) tipe/ bentuk patahan yang dikenal sampai saat ini yakni:
• Patahan Turun (Normal Fault)
Salah satu bagian patahan relatif bergerak turun terhadap bagian patahan yang lain.
• Patahan Naik (Thrush Fault)
Salah satu bagian patahn relatif bergerak naik terhadap bagian patahan yang lainnya.
• Patahan Mendatar (Lateral Slip Fault)
Salah satu bagian patahan bergerak relatif ke kiri atau ke kanan terhadap bagian patahan yang
lainnya.
Dari ketiga jenis patahan di atas, ada 2 (dua) jenis patahan yang biasanya menimbulkan
terjadinya tsunami yaitu patahan naik dan patahan turun. Hal ini disebabkan karena kedua
jenis patahan ini dapat mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk dasar samudra. Semakin
besar perubahan bentuk dasar samudra, semakin besar pula tsunami yang dihasilkan. Untuk
kasus tsunami di Aceh, penurunan dasar samudra mencapai kurang lebih 2 (dua) meter
4. TAHAPAN MITIGASI
Dalam mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami, perlu dilaksanakan tindakan berikut,
yaitu :
1) Hazard Assessment (Mengadakan analisis bahaya yang akan ditimbulkan)
Gempa bumi berakibat langsung dan tak langsung. Akibat langsung adalah getaran, bangunan
rusak/roboh, gerakan tanah (tanah terbelah, bergeser), longsor, liquification (berubah sifat
menjadi cairan), tsunami dan lain-lain. Sedangkan akibat tidak langsung adalah gejolak
sosial, kelumpuhan ekonomi, wabah penyakit, gangguan ekonomi, kebakaran dan lain-lain.
Sebenarnya akibat gempa ini tergantung dari kekuatan gempa dan lokasi kejadian. Lokasi
kejadian apakah di kota , di desa atau di hutan, tentunya tingkat bahaya akan lebih tinggi bila
terjadi di kota.
2) Sistem Peringatan Dini Tsunami di Indonesia
Untuk melaksanakan mitigasi bencana , salah satu tindakan adalah membuat suatu sistem
peringatan dini. Seperti kita ketahui bahwa gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Aceh
tanggal 26 Desember 2004 yang lalu telah menelan banyak korban dan kerusakan di berbagai
negara dan Indonesia mengalami dampak paling parah. Ratusan ribu orang meninggal dunia,
sebagian besar infrastruktur (bangunan) di Aceh terutama yang berada di pinggir pantai rata
dengan tanah dan ekonomi di Aceh mengalami kelumpuhan. Korban dan kerusakan itu
terjadi terutama dampak/akibat dari terjangan tsunami.
Prinsip dasar pembangunan Sistem Peringatan Dini Tsunami adalah bahwa ada selang/jeda
waktu antara terjadinya gempa bumi dengan tsunami. Jeda waktu antara kejadian gempa
bumi dengan tsunami yang tiba di pantai terjadi karena dalam pembentukan tsunami perlu
proses dan adanya perbedaan kecepatan antara gelombang gempa bumi dengan tsunami.
Kecepatan gelombang gempa bumi jauh lebih cepat dibandingkan dengan gelombang
tsunami. Sehingga gelombang gempa bumi akan lebih dahulu sampai di pantai dibandingkan
gelombang tsunami.
Saat ini BMG telah mengoperasikan sistem TREMORS (Tsunami Risk Evaluation Through
Seismic Moment from a Real-time System) untuk mendeteksi gempa bumi yang
menimbulkan tsunami . Namun belum efektif, karena informasi yang keluar lebih dari 30
menit setelah gempa bumi terjadi. Hal ini karena TREMORS bekerja berdasarkan pembacaan
waktu tiba gelombang primer, gelombang sekunder, gelombang permukaan dan amplitudo.
Hal ini menyebabkan sistem ini tidak efektif sebagai peringatan dini tsunami lokal.
Berdasarkan perbedaan waktu dan tempat kejadian, tsunami dibagi 3 tipe, yaitu :
• Tsunami lokal, waktu tsunami antara 0 – 30 menit setelah gempabumi
• Tsunami regional, waktu tsunami 30 menit – 2 jam setelah gempabumi
• Tsunami jauh, waktu tsunami 2 jam atau lebih setelah gempabumi.
Tsunami lokal yang sering terjadi di wilayah Indonesia memerlukan waktu hanya beberapa
menit untuk sampai di pantai. Untuk itu diperlukan konsep peringatan dini yang cepat,
kurang dari 5 menit agar ada waktu untuk memberikan informasi dan melakukan evakuasi.
Untuk itu BMG telah mengajukan usulan ke pemerintah guna membangun peringatan dini
tsunami yang terdiri atas :
a) Sensor gempabumi 160 stasiun yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang terbagi dlam
10 wilayah (10 region).
b) Sensor Accelerograph 500 stasiun
c) DART 15 unit
d) Tide Gauges 50 stasiun
e) Pusat regional 10 lokasi
f) Pusat Nasioal 1 lokasi
g) Sistem komunikasi
Untuk menerbitkan peringatan dini tsunami, harus memenuhi beberapa kristeria yang sudah
dijelaskan di atas, serta diproses melalui beberapa tahap seperti :
a) Menerima data dari seismograph dan langsung diproses secara otomatis dalam waktu kurang
dari 3 menit.
b) Menerima data strongmotion dari stasiun accelerograph yang terdekat dalam waktu kurang
dari 1 menit.
c) Menerima data pressure gauge dari DART buoy terdekat dalam waktu 1 menit atau lebih.
d) Operator melakukan verifikasi dalam waktu 2 menitsetelah proses otomatis selesai dengan
mencocokan data dari gauge dan DART buoy.
e) Operator melakukan verifikasi dengan koordinator atau pihak berwenang untuk menerbitkan
jenis peringatan.
f) Peringatan disebarluaskan ke daerah yang terancam tsunami dan jaringan komunikasi
internasional.
3) Educational Program (Program Pendidikan)
Pengetahuan dan pemahaman mengenai bencana alam sangat penting untuk semua lapisan
masyarakat, sehingga perlu dimasukkan dalam program pendidikan sejak usia dini atau sejak
pendidikan dasar. Sebelum resmi masuk di dalam kurikulum pendidikan maka BMG Wilayah
I telah melakukan sosialisasi tentang peningkatan pemahaman masyarakat ini ke sekolah-
sekolah di Sumatera Utara, tujuannya adalah agar siswa paham bahwa di wilayah Indonesia
khususnya Sumatera Utara ini merupakan daerah yang rawan bencana alam. Sejak dini para
siswa diharapkan mampu mengantisipasi bila bencana datang agar dampak bencana dapat
diminimalkan.
Selain itu, Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah I Medan bekerja sama dengan
Pemerintah Propinsi Sumatera Utara sejak dua tahun terakhir melaksanakan program
sosialisasi dengan kelompok target yang lebih luas antara lain : para tokoh masyarakat,
instansi terkait, aparat satuan pelaksana penanggulangan bencana alam dan pengungsi, pelajar
dan para kelompok masyarakat lainnya. Program ini dimaksudkan agar setiap anggota
masyarakat mampu dan sanggup menghadapi berbagai bencana alam dalam rangka
mengurangi dampak.
4) Land Use
Dalam penggunaan lahan juga sangat perlu diperhatikan kemungkinan terjadi bencana.
Misalnya : untuk mengurangi laju arus tsunami di pinggir pantai perlu dipelihara/ditanam
tanaman yang mampu mengurangi laju gelombanga tsunami, mislanya mangrove harus tetap
dipertahankan, menanam pohon-pohon dengan skala luas di sekitar pantai dsb.
5) Building Code
Building Code pada prinsipnya membangun bangunan tahan gempa, berdasarkan zonasi
tingkat kerawanan gempa atau percepatan tanah. Dari zona-zona kerawanan gempa tersebut
bangunan akan dirancang bangunan bagaimana yang harus tahan gempa.
5. TINDAKAN DALAM MENGHADAPI GEMPA BUMI DAN TSUNAMI
a) Sebelum gempa bumi terjadi
b) Mengetahui dengan jelas gempa bumi dan akibatnya
c) Mengenali lingkungan sekitar
d) Membangun gedung yang tahan gempa
e) Memilih dan menata interior
f) Menyiapkan fasilitas untuk menghadapi keadaan darurat
g) Mempersiapkan fisik dan mental tiap individu
h) Saat terjadi gempa bumi
• Jika berada di dalam ruangan
I. Menjauh dari jendela, barang yang bergantung, tertempel, lemari dan barang-
barang yang membahayakan dan lain-lain.
II. Tetap tenang bertahan di lantai yang sama jangan panik atau turun
III. Jangan gunakan lift dan jangan keluar berebutan
• Jika berada di luar ruangan
I. Segeralah menuju areal yang bebas dari gedung dan bangunan, tiang listrik,
pohon, rambu dan kendaraan.
• Jika berada di dalam kendaraan
I. Tepikan kendaraan di tempat yang aman
II. Hindari perempatan, jembatan, pohon, tiang listrik, rambu dan lampu lalulintas,
kemacetan.
III. Tetap bertahan dalam kendaraan samapi goncangan berhenti.
• Jika berada di pinggir pantai
I. Menjauh dari pantai, waspadai kemungkinan tsunami
II. Jika berada di keramaian jangan panik, cari tempat berlindung yang paling
aman dan berusaha menenangkan orang-orang sekitar.
• Jika berada di pegunungan
I. Hindari daerah yang kemungkinan longsor
II. Sesudah terjadi gempa
III. Keluar dengan tertib cari tempat yang aman.
IV. Hindari benda-benda yang berbahaya
V. Periksa jika ada yang terluka
VI. Periksa jika ada yang terluka
VII. Periksa lingkungan sekitar
VIII. Waspada terhadap kebakaran dan retakan tanah
IX. Dengarkan instruksi dari terkait
X. Waspada terhadap gempa susulan
XI. Jangan menggunakan telepon berlebihan

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt? (20)

Dokumen.tips makalah tsunami.
Dokumen.tips makalah tsunami.Dokumen.tips makalah tsunami.
Dokumen.tips makalah tsunami.
 
Teks Eksplanasi
Teks EksplanasiTeks Eksplanasi
Teks Eksplanasi
 
Geografi gempa bumi
Geografi gempa bumiGeografi gempa bumi
Geografi gempa bumi
 
Teks eksplanasi gempa
Teks eksplanasi gempaTeks eksplanasi gempa
Teks eksplanasi gempa
 
Teks Eksplanasi Gempa Bumi
Teks Eksplanasi Gempa BumiTeks Eksplanasi Gempa Bumi
Teks Eksplanasi Gempa Bumi
 
Mengabstraksi teks eksplanasi
Mengabstraksi teks eksplanasiMengabstraksi teks eksplanasi
Mengabstraksi teks eksplanasi
 
Teks eksplanasi tsunami
Teks eksplanasi tsunamiTeks eksplanasi tsunami
Teks eksplanasi tsunami
 
Gempa bumi
Gempa bumiGempa bumi
Gempa bumi
 
Bencana alam
Bencana alamBencana alam
Bencana alam
 
Makalah plh tanah longsor
Makalah plh tanah longsorMakalah plh tanah longsor
Makalah plh tanah longsor
 
Teks eksplanasi b.indo gempa bumi
Teks eksplanasi b.indo gempa bumiTeks eksplanasi b.indo gempa bumi
Teks eksplanasi b.indo gempa bumi
 
Gempa bumi, tsunami dan gunung berapi
Gempa bumi, tsunami dan gunung berapiGempa bumi, tsunami dan gunung berapi
Gempa bumi, tsunami dan gunung berapi
 
MATERI LENGKAP TENTANG TSUNAMI
MATERI LENGKAP TENTANG TSUNAMIMATERI LENGKAP TENTANG TSUNAMI
MATERI LENGKAP TENTANG TSUNAMI
 
PRESENTASI IPA (GEMPA BUMI)
PRESENTASI IPA (GEMPA BUMI)PRESENTASI IPA (GEMPA BUMI)
PRESENTASI IPA (GEMPA BUMI)
 
10 bencana alam terbesar di
10 bencana alam terbesar di10 bencana alam terbesar di
10 bencana alam terbesar di
 
Bencana alam
Bencana alamBencana alam
Bencana alam
 
Menganalisis teks eksplanasi
Menganalisis teks eksplanasiMenganalisis teks eksplanasi
Menganalisis teks eksplanasi
 
Penanggulangan Bencana
Penanggulangan BencanaPenanggulangan Bencana
Penanggulangan Bencana
 
Presentasi tentang Gempa Bumi
Presentasi tentang Gempa BumiPresentasi tentang Gempa Bumi
Presentasi tentang Gempa Bumi
 
Tsunami
TsunamiTsunami
Tsunami
 

Andere mochten auch

Presentasi PLH Mencintai lingkungan hidup
Presentasi PLH Mencintai lingkungan hidupPresentasi PLH Mencintai lingkungan hidup
Presentasi PLH Mencintai lingkungan hidupFirlisaAnggraen
 
Buku Sekolah Elektronik [BSE] PLH SMP Kelas IX-2009
Buku Sekolah Elektronik [BSE] PLH SMP Kelas IX-2009Buku Sekolah Elektronik [BSE] PLH SMP Kelas IX-2009
Buku Sekolah Elektronik [BSE] PLH SMP Kelas IX-2009Rian Maulana
 
Makalah penggunaan genset
Makalah penggunaan gensetMakalah penggunaan genset
Makalah penggunaan gensetNoer Huda
 
Manajemen sebagai proses pendidikan
Manajemen sebagai proses pendidikanManajemen sebagai proses pendidikan
Manajemen sebagai proses pendidikanmubarokrizqi
 
Pengembangan profesi
Pengembangan profesiPengembangan profesi
Pengembangan profesimubarokrizqi
 
Undang-undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
Undang-undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan BencanaUndang-undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
Undang-undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan BencanaPenataan Ruang
 
Power Point
Power PointPower Point
Power Pointmitadwi1
 
Makalah "Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos".
Makalah "Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos".Makalah "Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos".
Makalah "Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos".Manado State University
 
Mitigasi bencana kelompok 6
Mitigasi bencana kelompok 6Mitigasi bencana kelompok 6
Mitigasi bencana kelompok 6Aar Riana
 
Persiapan lahan dan penanaman kelapa sawit
Persiapan lahan dan penanaman kelapa sawitPersiapan lahan dan penanaman kelapa sawit
Persiapan lahan dan penanaman kelapa sawitIlham Johari
 
DISASTER MANAGEMENT (Penanggulangan Bencana)
DISASTER MANAGEMENT (Penanggulangan Bencana)DISASTER MANAGEMENT (Penanggulangan Bencana)
DISASTER MANAGEMENT (Penanggulangan Bencana)Muhammad Taqwan
 
Penyebab, Penanggulangan, dan Dampak Banjir
Penyebab, Penanggulangan, dan Dampak BanjirPenyebab, Penanggulangan, dan Dampak Banjir
Penyebab, Penanggulangan, dan Dampak BanjirMahdif Indiarto
 

Andere mochten auch (17)

Makalah bencana alam
Makalah bencana alamMakalah bencana alam
Makalah bencana alam
 
Makalah plh
Makalah plhMakalah plh
Makalah plh
 
Presentasi PLH Mencintai lingkungan hidup
Presentasi PLH Mencintai lingkungan hidupPresentasi PLH Mencintai lingkungan hidup
Presentasi PLH Mencintai lingkungan hidup
 
Bencana
BencanaBencana
Bencana
 
bencana alam
bencana alambencana alam
bencana alam
 
Buku Sekolah Elektronik [BSE] PLH SMP Kelas IX-2009
Buku Sekolah Elektronik [BSE] PLH SMP Kelas IX-2009Buku Sekolah Elektronik [BSE] PLH SMP Kelas IX-2009
Buku Sekolah Elektronik [BSE] PLH SMP Kelas IX-2009
 
Makalah penggunaan genset
Makalah penggunaan gensetMakalah penggunaan genset
Makalah penggunaan genset
 
Manajemen sebagai proses pendidikan
Manajemen sebagai proses pendidikanManajemen sebagai proses pendidikan
Manajemen sebagai proses pendidikan
 
Pengembangan profesi
Pengembangan profesiPengembangan profesi
Pengembangan profesi
 
Undang-undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
Undang-undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan BencanaUndang-undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
Undang-undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
 
Buku panduan
Buku panduan Buku panduan
Buku panduan
 
Power Point
Power PointPower Point
Power Point
 
Makalah "Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos".
Makalah "Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos".Makalah "Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos".
Makalah "Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos".
 
Mitigasi bencana kelompok 6
Mitigasi bencana kelompok 6Mitigasi bencana kelompok 6
Mitigasi bencana kelompok 6
 
Persiapan lahan dan penanaman kelapa sawit
Persiapan lahan dan penanaman kelapa sawitPersiapan lahan dan penanaman kelapa sawit
Persiapan lahan dan penanaman kelapa sawit
 
DISASTER MANAGEMENT (Penanggulangan Bencana)
DISASTER MANAGEMENT (Penanggulangan Bencana)DISASTER MANAGEMENT (Penanggulangan Bencana)
DISASTER MANAGEMENT (Penanggulangan Bencana)
 
Penyebab, Penanggulangan, dan Dampak Banjir
Penyebab, Penanggulangan, dan Dampak BanjirPenyebab, Penanggulangan, dan Dampak Banjir
Penyebab, Penanggulangan, dan Dampak Banjir
 

Ähnlich wie Tugas makalah plh tentang bencana alam

Makalah . tsunami . nadilla khairunnisa . 2 e
Makalah . tsunami . nadilla khairunnisa . 2 eMakalah . tsunami . nadilla khairunnisa . 2 e
Makalah . tsunami . nadilla khairunnisa . 2 eNadilla24
 
Te eksplanasi komplek ( emitha dkk )
Te eksplanasi komplek ( emitha dkk )Te eksplanasi komplek ( emitha dkk )
Te eksplanasi komplek ( emitha dkk )MAN BERAU KAL-TIM
 
Pengantar geologi rekayasa
Pengantar geologi rekayasaPengantar geologi rekayasa
Pengantar geologi rekayasaBertha Caroline
 
3 teori perebakan dasar lautan & plat tektonik gempa bumi tsunami
3 teori perebakan dasar lautan & plat tektonik gempa bumi tsunami3 teori perebakan dasar lautan & plat tektonik gempa bumi tsunami
3 teori perebakan dasar lautan & plat tektonik gempa bumi tsunamiharalhaj
 
Jawaban uas fisika bencana alam 2013
Jawaban uas fisika bencana alam 2013Jawaban uas fisika bencana alam 2013
Jawaban uas fisika bencana alam 2013Desi Naspin
 
6. gempa bumi dan tsunami ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Nurul Faela Shu...
6. gempa bumi dan tsunami ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Nurul Faela Shu...6. gempa bumi dan tsunami ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Nurul Faela Shu...
6. gempa bumi dan tsunami ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Nurul Faela Shu...Nurul Shufa
 
Resume gaya dan bencana alam geologi
Resume gaya dan bencana alam geologiResume gaya dan bencana alam geologi
Resume gaya dan bencana alam geologiAdit Kurniawan
 

Ähnlich wie Tugas makalah plh tentang bencana alam (20)

PPT TSUNAMI.pptx
PPT TSUNAMI.pptxPPT TSUNAMI.pptx
PPT TSUNAMI.pptx
 
MAKALAH TSUNAMI .docx
MAKALAH TSUNAMI .docxMAKALAH TSUNAMI .docx
MAKALAH TSUNAMI .docx
 
Fisika - tsunami
Fisika - tsunamiFisika - tsunami
Fisika - tsunami
 
MAKALAH TSUNAMI.docx
MAKALAH TSUNAMI.docxMAKALAH TSUNAMI.docx
MAKALAH TSUNAMI.docx
 
Pergerakan lempeng
Pergerakan lempengPergerakan lempeng
Pergerakan lempeng
 
Deskripsi mengenai Tsunami
Deskripsi mengenai TsunamiDeskripsi mengenai Tsunami
Deskripsi mengenai Tsunami
 
Bencana tsunami
Bencana tsunamiBencana tsunami
Bencana tsunami
 
Tsunami
TsunamiTsunami
Tsunami
 
Makalah . tsunami . nadilla khairunnisa . 2 e
Makalah . tsunami . nadilla khairunnisa . 2 eMakalah . tsunami . nadilla khairunnisa . 2 e
Makalah . tsunami . nadilla khairunnisa . 2 e
 
Tsunami
TsunamiTsunami
Tsunami
 
Gerakan air__laut
Gerakan  air__lautGerakan  air__laut
Gerakan air__laut
 
Te eksplanasi komplek ( emitha dkk )
Te eksplanasi komplek ( emitha dkk )Te eksplanasi komplek ( emitha dkk )
Te eksplanasi komplek ( emitha dkk )
 
Macam macam gejala alam
Macam macam gejala alamMacam macam gejala alam
Macam macam gejala alam
 
Gelombang laut
Gelombang lautGelombang laut
Gelombang laut
 
Pengantar geologi rekayasa
Pengantar geologi rekayasaPengantar geologi rekayasa
Pengantar geologi rekayasa
 
3 teori perebakan dasar lautan & plat tektonik gempa bumi tsunami
3 teori perebakan dasar lautan & plat tektonik gempa bumi tsunami3 teori perebakan dasar lautan & plat tektonik gempa bumi tsunami
3 teori perebakan dasar lautan & plat tektonik gempa bumi tsunami
 
Jawaban uas fisika bencana alam 2013
Jawaban uas fisika bencana alam 2013Jawaban uas fisika bencana alam 2013
Jawaban uas fisika bencana alam 2013
 
6. gempa bumi dan tsunami ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Nurul Faela Shu...
6. gempa bumi dan tsunami ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Nurul Faela Shu...6. gempa bumi dan tsunami ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Nurul Faela Shu...
6. gempa bumi dan tsunami ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA Nurul Faela Shu...
 
Resume gaya dan bencana alam geologi
Resume gaya dan bencana alam geologiResume gaya dan bencana alam geologi
Resume gaya dan bencana alam geologi
 
Tsunami
TsunamiTsunami
Tsunami
 

Tugas makalah plh tentang bencana alam

  • 1. Tugas Makalah PLH Tentang Bencana Alam GELOMBANG TSUNAMI
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang maha besar, berkat rahmat dan karunia-Nya makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu dan baik. Makalah ini sudah dicermati dengan sebaik-baiknya. Perubahan menuju perbaikan selalu diusahakan dan dikerjakan atau lakukan supaya para pembaca tidak susah mengeja dan tidak salah mengartikan serta mengerti tentang isi makalah ini. Harapannya, makalah ini bisa membuat para pembaca mengerti dan lebih memahami bagaimana “Bencana Alam Gelombang Tsunami”. Saran dan kritik yang membangun selalu kami harapkan, sehingga makalah ini bisa jauh lebih baik dan lebih dimengerti. Penyusun
  • 3. DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Gelombang Tsunami Termotologi Karakteristik Tsunami Penyebab Gelombang Tsunami Tahapan Mitigasi Tindakan Dalam Menghadapi Tsunami
  • 4. GELOMBANG TSUNAMI Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia. Peristiwa alam dapat berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, badai salju, kekeringan, hujan es, gelombang panas, hurikan, badai tropis, taifun, tornado, kebakaran liar dan wabah penyakit. Tapi kali ini kita akan mempelajari tentang gelombang tsunami. 1. TERMOTOLOGI Kata tsunami berasal dari bahasa jepang, tsu berarti pelabuhan, dan nami berarti gelombang. Tsunami sering terjadi Jepang. Sejarah Jepang mencatat setidaknya 196 tsunami telah terjadi. Pada beberapa kesempatan, tsunami disamakan dengan gelombang pasang. Dalam tahun- tahun terakhir, persepsi ini telah dinyatakan tidak sesuai lagi, terutama dalam komunitas peneliti, karena gelombang pasang tidak ada hubungannya dengan tsunami. Persepsi ini dahulu populer karena penampakan tsunami yang menyerupai gelombang pasang yang tinggi. Tsunami dan gelombang pasang sama-sama menghasilkan gelombang air yang bergerak ke daratan, namun dalam kejadian tsunami, gerakan gelombang jauh lebih besar dan lebih lama, sehingga memberikan kesan seperti gelombang pasang yang sangat tinggi. Meskipun pengartian yang menyamakan dengan "pasang-surut" meliputi "kemiripan" atau "memiliki kesamaan karakter" dengan gelombang pasang, pengertian ini tidak lagi tepat. Tsunami tidak hanya terbatas pada pelabuhan. Karenanya para geologis dan oseanografis sangat tidak merekomendasikan untuk menggunakan istilah ini. Hanya ada beberapa bahasa lokal yang memiliki arti yang sama dengan gelombang merusak ini. Aazhi Peralai dalam Bahasa Tamil, ië beuna atau alôn buluëk (menurut dialek) dalam Bahasa Aceh adalah contohnya. Sebagai catatan, dalam bahasa Tagalog versi Austronesia, bahasa utama di Filipina, alon berarti "gelombang". Di Pulau Simeulue, daerah pesisir barat Sumatra, Indonesia, dalam Bahasa Defayan, smong berarti tsunami. Sementara dalam Bahasa Sigulai, emong berarti tsunami. Tsunami juga dikenal sebagai gelombang pasang surut sebab ketika mendekati daratan yang menerima karakteristik dari suatu gelombang pasang bergerak maju dengan sangat cepat dibandingkan jambul ombak yang dibentuk oleh angin di samudra, orang kebanyakan lebih mengenal jenis ombak ini dibandingkan gelombang yang dapat menghasilkan tsunami. Tsunami merupakan sederetan gelombang laut yang mempunyai energi sangat besar, yang dibangkitkan oleh pergerakan bumi khususnya pergerakan/perubahan dasar samudra secara tiba-tiba. Secara umum tsunami terdiri dari 3 – 5 gelombang, di mana gelombang pertama tidak selalu paling besar. Di dalam laut, tsunami mempunyai karakter sebagai berikut : 1) Amplitudo gelombangnya antara beberapa puluh centimeter sampai dengan 1 meter. 2) Periode gelombangnya antara 10 menit sampai dengan 20 menit. 3) Panjang gelombangnya antara 100 kilometer sampai dengan 200 kilometer. Jika dibandingkan dengan karakter gelombang laut akibat pengaruh angin, perbedaannya sangat jauh. Karakter gelombang laut akibat pengaruh angin adalah : 1) Amplitudo gelombangnya kurang lebih 10 meter. 2) Periode gelombangnya antara 6 – 12detik (60 kali lebih rendah dari tsunami). 3) Panjang gelombangnya 10 meter sampai dengan 200 meter (1000 kali lebih rendah dari tsunami) Dari karakteristik gelombang laut akibat tsunami dapat ditentukan bahwa penjalaran gelombang tsunami di laut dalam tidak terlalu berbahaya untuk kapal-kapal/benda-benda yang dilaluinya. Akan tetapi akan sangat fatal akibatnya untuk daerah di sekitar pantai yang dilalui gelombang tsunami.
  • 5. 2. KARAKTERISTIK TSUNAMI a) Kecepatan Tsunami Secara empiris, kecepatan tsunami tergantung pada kedalaman laut dan percepatan gravitasi di tempat tersebut. Untuk di laut dalam, kecepatan tsunami bisa setara dengan kecepatan pesawat jet, yaitu sekitar 800 km/jam. Semakin dangkal lautnya, kecepatan tsunami semakin berkurang, yaitu berkisar antara 2 – 5 km/jam. b) Ketinggian Tsunami Ketinggian gelombang Tsunami berbanding terbalik dengan kecepatanya. Artinya, jika kecapatan tsunami besar, tetapi ketinggian gelombang tsunami hanya beberapa puluh centimeter saja. Sebaliknya untuk di daerah pantai, kecepatan tsunaminya kecil, sedangkan ketinggian gelombangnya cukup tinggi, bisa mencapai puluhan meter. Ketinggian tsunami di pantai dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah bentuk pantainya. Ada 2 (dua) bentuk pantai yaitu : • Pantainya terjal Bentuk pantai seperti ini mengakibatkan bagian utama dari energi tsunami dipantulkan oleh slope (pembatas). Sehingga pemantulannya secara utuh mengikuti periode tsunami, tanpa pecah. Tinggi gelombang yang gelombang yang dihasilkan antara 1 – 2 meter. • Pantainya Landai Bentuk pantai ini mengakibtkan energi tsunami akan dinaikkan oleh pantai, disini berlaku prinsip dasar energi, yakni energi selalu konstan. Sehingga jika kecepatannya berkurang maka amplitudonya besar, panjang gelombangnya berkurang dan mengakibatkan pecahnya gelombang. Hal inilah yang mengakibatkan tinggi gelombang tsunami bisa mencapai puluhan meter. 3. PENYEBAB GELOMBANG TSUNAMI Ada 3 (tiga) kejadian di laut yang mengakibatkan timbulnya tsunami yaitu : 1) Gempa bumi Secara umum gempa bumi yang bisa menimbulkan tsunami adalah gempa bumi tektonik yang terjadi di laut dan mempunyai karakteristik sebagai berikut : • Sumber gempa bumi berada di laut • Kedalaman gempabumi dangkal, yakni kurang dari 60 km • Kekuatannya cukup besar, yakni di atas 6,0 SR • Tipe patahannya turun (normal fault) atau patahan naik (thrush fault) Tsunami yang ditimbulkan oleh gempa bumi biasanya menimbulkan gelombang yang cukup besar, tergantung dari kekuatan gempanya dan besarnya area patahan yang terjadi. Tsunami dapat dihasilkan oleh gangguan apapun yang dengan cepat memindahkan suatu massa air yang sangat besar, seperti suatu gempa bumi, letusan vulkanik, batu bintang/meteor atau tanah longsor. Bagaimanapun juga, penyebab yang paling umum terjadi adalah dari gempa bumi di bawah permukaan laut. Gempa bumi kecil bisa saja menciptakan tsunami akibat dari adanya longsor di bawah permukaan laut/lantai samudra yang mampu untuk membangkitkan tsunami Tsunami dapat terbentuk manakala lantai samudra berubah bentuk secara vertikal dan memindahkan air yang berada di atasnya. Dengan adanya pergerakan secara vertical dari kulit bumi, kejadian ini biasa terjadi di daerah pertemuan lempeng yang disebut subduksi. Gempa bumi di daerah subduksi ini biasanya sangat efektif untuk
  • 6. menghasilkan gelombang tsunami dimana lempeng samudra slip di bawah lempeng kontinen, proses ini disebut juga dengan subduksi. 2) Land Slide (Tanah Longsor) Land Slide/tanah longsor dengan volume tanah yang jatuh/turun cukup besar dan terjadi di dasar Samudera, dapat mengakibatkan timbulnya Tsunami. Biasanya tsunami yang terjadi tidak terlalu besar, jika dibandingkan dengan tsunami akibat gempa bumi. 3) Gunung Berapi aktif yang berada di tengah laut, ketika meletus akan dapat menimbulkan tsunami. Tsunami yang terjadi bisa kecil, bisa juga sangat besar, tergantung dari besar kecilnya letusan gunung api tersebut. Ada banyak gunung api yang berada ditengah laut di seluruh dunia. Untuk di Indonesia , yang paling terkenal adalah letusan gunung Krakatau yang terletak di tengah laut sekitar Selat Sunda, yang terjadi pada tahun 1883. Letusannya sangat dashyat, sehingga menimbulkna tsunami yang sangat besar dan korban yang banyak, baik jiwa maupun harta benda. Dampak dari bencana ini juga dirasakan kedashyatannya di negara lain. Tanah longsor di dalam laut dalam , kadang-kadang dicetuskan oleh gempa bumi yang besar; seperti halnya bangunan yang roboh akibat letusan vulkanik, mungkin juga dapat mengganggu kolom air akibat dari sediment dan batuan yang bergerak di lantai samudra. Jika terjadi letusan gunung api dari dalam laut dapat juga menyebabkan tsunami karena kolom air akan naik akibat dari letusan vulkanik yang cukup besar lalu membentuk suatu tsunami. Contoh seperti yang terjadi di Gunung Krakatau. Gelombang terbentuk akibat perpindahan massa air yang bergerak di bawah pengaruh gravitasi untuk mencapai keseimbangan dan bergerak di lautan, seperti jika kita menjatuhkan batu di tengah kolam akan terbentuk gelombang melingkar. Sekitar era tahun 1950 an ditemukan tsunami yang lebih besar dibandingkan sebelumnya percaya atau tidak mungkin ini disebabkan oleh tanah longsor, bahan peledak, aktifitas vulkanik dan peristiwa lainnya. Gejala ini dengan cepat memindahkan volume air yang besar, sebagai energi dari material yang terbawa atau melakukan ekspansi energi yang ditransfer ke air sehingga terjadi gerakan tanah. Tsunami disebabkan oleh mekanisme ini, tidak sama dengan tsunami di lautan lepas yang disebabkan oleh beberapa gempabumi, biasanya menghilang dengan cepat dan jarang sekali berpengaruh sampai ke pantai karena area yang terpengaruh sangat kecil.Peristiwa ini dapat memberi kenaikan pada gelombang kejut lokal yang bergerak cepat dan lebih besar (solitons), Seperti gerakan tanah yang terjadi di Teluk Lituya memproduksi suatu gelombang dengan tinggi 50- 150 m dan mencapai area pegunungan yang jaraknya 524 m. Bagaimanapun juga , suatu tanah longsor yang besar dapat menghasilkan mega tsunami yang mungkin berdampak pada samudra. 4) Patahan (FAULT) Patahan merupakan struktur permukaan bumi yang sangat berpengaruh pada terjadinya tsunami. Saat terjadi gempa besar dan dangkal di bawah permukaan laut karena adanya perubahan patahan (fault displacement) sangat memungkinkan terjadinya tsunami. Secara umum, ada 3(tiga) tipe/ bentuk patahan yang dikenal sampai saat ini yakni: • Patahan Turun (Normal Fault) Salah satu bagian patahan relatif bergerak turun terhadap bagian patahan yang lain. • Patahan Naik (Thrush Fault) Salah satu bagian patahn relatif bergerak naik terhadap bagian patahan yang lainnya.
  • 7. • Patahan Mendatar (Lateral Slip Fault) Salah satu bagian patahan bergerak relatif ke kiri atau ke kanan terhadap bagian patahan yang lainnya. Dari ketiga jenis patahan di atas, ada 2 (dua) jenis patahan yang biasanya menimbulkan terjadinya tsunami yaitu patahan naik dan patahan turun. Hal ini disebabkan karena kedua jenis patahan ini dapat mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk dasar samudra. Semakin besar perubahan bentuk dasar samudra, semakin besar pula tsunami yang dihasilkan. Untuk kasus tsunami di Aceh, penurunan dasar samudra mencapai kurang lebih 2 (dua) meter 4. TAHAPAN MITIGASI Dalam mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami, perlu dilaksanakan tindakan berikut, yaitu : 1) Hazard Assessment (Mengadakan analisis bahaya yang akan ditimbulkan) Gempa bumi berakibat langsung dan tak langsung. Akibat langsung adalah getaran, bangunan rusak/roboh, gerakan tanah (tanah terbelah, bergeser), longsor, liquification (berubah sifat menjadi cairan), tsunami dan lain-lain. Sedangkan akibat tidak langsung adalah gejolak sosial, kelumpuhan ekonomi, wabah penyakit, gangguan ekonomi, kebakaran dan lain-lain. Sebenarnya akibat gempa ini tergantung dari kekuatan gempa dan lokasi kejadian. Lokasi kejadian apakah di kota , di desa atau di hutan, tentunya tingkat bahaya akan lebih tinggi bila terjadi di kota. 2) Sistem Peringatan Dini Tsunami di Indonesia Untuk melaksanakan mitigasi bencana , salah satu tindakan adalah membuat suatu sistem peringatan dini. Seperti kita ketahui bahwa gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Aceh tanggal 26 Desember 2004 yang lalu telah menelan banyak korban dan kerusakan di berbagai negara dan Indonesia mengalami dampak paling parah. Ratusan ribu orang meninggal dunia, sebagian besar infrastruktur (bangunan) di Aceh terutama yang berada di pinggir pantai rata dengan tanah dan ekonomi di Aceh mengalami kelumpuhan. Korban dan kerusakan itu terjadi terutama dampak/akibat dari terjangan tsunami. Prinsip dasar pembangunan Sistem Peringatan Dini Tsunami adalah bahwa ada selang/jeda waktu antara terjadinya gempa bumi dengan tsunami. Jeda waktu antara kejadian gempa bumi dengan tsunami yang tiba di pantai terjadi karena dalam pembentukan tsunami perlu proses dan adanya perbedaan kecepatan antara gelombang gempa bumi dengan tsunami. Kecepatan gelombang gempa bumi jauh lebih cepat dibandingkan dengan gelombang tsunami. Sehingga gelombang gempa bumi akan lebih dahulu sampai di pantai dibandingkan gelombang tsunami. Saat ini BMG telah mengoperasikan sistem TREMORS (Tsunami Risk Evaluation Through Seismic Moment from a Real-time System) untuk mendeteksi gempa bumi yang menimbulkan tsunami . Namun belum efektif, karena informasi yang keluar lebih dari 30 menit setelah gempa bumi terjadi. Hal ini karena TREMORS bekerja berdasarkan pembacaan
  • 8. waktu tiba gelombang primer, gelombang sekunder, gelombang permukaan dan amplitudo. Hal ini menyebabkan sistem ini tidak efektif sebagai peringatan dini tsunami lokal. Berdasarkan perbedaan waktu dan tempat kejadian, tsunami dibagi 3 tipe, yaitu : • Tsunami lokal, waktu tsunami antara 0 – 30 menit setelah gempabumi • Tsunami regional, waktu tsunami 30 menit – 2 jam setelah gempabumi • Tsunami jauh, waktu tsunami 2 jam atau lebih setelah gempabumi. Tsunami lokal yang sering terjadi di wilayah Indonesia memerlukan waktu hanya beberapa menit untuk sampai di pantai. Untuk itu diperlukan konsep peringatan dini yang cepat, kurang dari 5 menit agar ada waktu untuk memberikan informasi dan melakukan evakuasi. Untuk itu BMG telah mengajukan usulan ke pemerintah guna membangun peringatan dini tsunami yang terdiri atas : a) Sensor gempabumi 160 stasiun yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang terbagi dlam 10 wilayah (10 region). b) Sensor Accelerograph 500 stasiun c) DART 15 unit d) Tide Gauges 50 stasiun e) Pusat regional 10 lokasi f) Pusat Nasioal 1 lokasi g) Sistem komunikasi Untuk menerbitkan peringatan dini tsunami, harus memenuhi beberapa kristeria yang sudah dijelaskan di atas, serta diproses melalui beberapa tahap seperti : a) Menerima data dari seismograph dan langsung diproses secara otomatis dalam waktu kurang dari 3 menit. b) Menerima data strongmotion dari stasiun accelerograph yang terdekat dalam waktu kurang dari 1 menit. c) Menerima data pressure gauge dari DART buoy terdekat dalam waktu 1 menit atau lebih. d) Operator melakukan verifikasi dalam waktu 2 menitsetelah proses otomatis selesai dengan mencocokan data dari gauge dan DART buoy. e) Operator melakukan verifikasi dengan koordinator atau pihak berwenang untuk menerbitkan jenis peringatan. f) Peringatan disebarluaskan ke daerah yang terancam tsunami dan jaringan komunikasi internasional. 3) Educational Program (Program Pendidikan) Pengetahuan dan pemahaman mengenai bencana alam sangat penting untuk semua lapisan masyarakat, sehingga perlu dimasukkan dalam program pendidikan sejak usia dini atau sejak pendidikan dasar. Sebelum resmi masuk di dalam kurikulum pendidikan maka BMG Wilayah I telah melakukan sosialisasi tentang peningkatan pemahaman masyarakat ini ke sekolah- sekolah di Sumatera Utara, tujuannya adalah agar siswa paham bahwa di wilayah Indonesia khususnya Sumatera Utara ini merupakan daerah yang rawan bencana alam. Sejak dini para siswa diharapkan mampu mengantisipasi bila bencana datang agar dampak bencana dapat diminimalkan. Selain itu, Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah I Medan bekerja sama dengan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara sejak dua tahun terakhir melaksanakan program sosialisasi dengan kelompok target yang lebih luas antara lain : para tokoh masyarakat, instansi terkait, aparat satuan pelaksana penanggulangan bencana alam dan pengungsi, pelajar
  • 9. dan para kelompok masyarakat lainnya. Program ini dimaksudkan agar setiap anggota masyarakat mampu dan sanggup menghadapi berbagai bencana alam dalam rangka mengurangi dampak. 4) Land Use Dalam penggunaan lahan juga sangat perlu diperhatikan kemungkinan terjadi bencana. Misalnya : untuk mengurangi laju arus tsunami di pinggir pantai perlu dipelihara/ditanam tanaman yang mampu mengurangi laju gelombanga tsunami, mislanya mangrove harus tetap dipertahankan, menanam pohon-pohon dengan skala luas di sekitar pantai dsb. 5) Building Code Building Code pada prinsipnya membangun bangunan tahan gempa, berdasarkan zonasi tingkat kerawanan gempa atau percepatan tanah. Dari zona-zona kerawanan gempa tersebut bangunan akan dirancang bangunan bagaimana yang harus tahan gempa. 5. TINDAKAN DALAM MENGHADAPI GEMPA BUMI DAN TSUNAMI a) Sebelum gempa bumi terjadi b) Mengetahui dengan jelas gempa bumi dan akibatnya c) Mengenali lingkungan sekitar d) Membangun gedung yang tahan gempa e) Memilih dan menata interior f) Menyiapkan fasilitas untuk menghadapi keadaan darurat g) Mempersiapkan fisik dan mental tiap individu h) Saat terjadi gempa bumi • Jika berada di dalam ruangan I. Menjauh dari jendela, barang yang bergantung, tertempel, lemari dan barang- barang yang membahayakan dan lain-lain. II. Tetap tenang bertahan di lantai yang sama jangan panik atau turun III. Jangan gunakan lift dan jangan keluar berebutan • Jika berada di luar ruangan I. Segeralah menuju areal yang bebas dari gedung dan bangunan, tiang listrik, pohon, rambu dan kendaraan. • Jika berada di dalam kendaraan I. Tepikan kendaraan di tempat yang aman II. Hindari perempatan, jembatan, pohon, tiang listrik, rambu dan lampu lalulintas, kemacetan. III. Tetap bertahan dalam kendaraan samapi goncangan berhenti.
  • 10. • Jika berada di pinggir pantai I. Menjauh dari pantai, waspadai kemungkinan tsunami II. Jika berada di keramaian jangan panik, cari tempat berlindung yang paling aman dan berusaha menenangkan orang-orang sekitar. • Jika berada di pegunungan I. Hindari daerah yang kemungkinan longsor II. Sesudah terjadi gempa III. Keluar dengan tertib cari tempat yang aman. IV. Hindari benda-benda yang berbahaya V. Periksa jika ada yang terluka VI. Periksa jika ada yang terluka VII. Periksa lingkungan sekitar VIII. Waspada terhadap kebakaran dan retakan tanah IX. Dengarkan instruksi dari terkait X. Waspada terhadap gempa susulan XI. Jangan menggunakan telepon berlebihan