Dokumen tersebut membahas tentang topografi dan faktor-faktor yang mempengaruhi erosi tanah, seperti kemiringan lereng, panjang lereng, konfigurasi lereng, keseragaman lereng, dan arah lereng. Semakin curam dan panjang suatu lereng, semakin besar pula tingkat erosi tanahnya.
5. Semakin curam lereng maka jumlah aliran
permukaan akan semakin besar pula
Aliran prmukaan yang semakin besar maka
energi angkut aliran permukaan ikut membesar
Lereng yang semakin miring akan membuat
jumlah butir-butir tanah semakin banyak pada
bagian bawah lereng
Kemiringan Lereng
6.
7. Hubungan antara kemiringan lereng dengan
erosi (Zingg, 1940)
X = C Sm
Keterangan :
X = tanah yang tererosi
C = konstanta (kapasitas infiltrasi tanah,sifat fisik tanah, intensitas dan
lamanya hujan)
S = kemiringan lereng (%)
m = konstanta lereng
8. Konstanta m
Kemiringa lereng (s) Konstanta
kemiringan lereng
(m)
Konstanta panjang
lereng (n)
S < 1% 0,2 0,1
S = 1-3% 0,3 0,2-0,3
S = 3-5% 0,4 0,4
S >5 % 0,5
Sumber : USDA, Wischmeier and Smith (1978)
9. Woodruff dan Whitt (1942)
untuk kemiringan < 8%
Keterangan
E = berat tanah yang tererosi
a = konstanta dari fungsi curah hujan
b = konstanta dari fungsi tanah dan penutupan lahan
S = kemiringan lereng (%)
E = a + b S1.49
10. Hubungan antara kecuraman dan
panjang lereng terhadap erosi
Zingg (1940)
keterangan :
X = besarnya erosi
C = konstanta (kapasitas infiltrasi tanah,sifat fisik
tanah, intensitas dan lamanya hujan)
S = kecuraman lereng (%)
L = panjang lereng (kaki)
X = C.S1.4
.L1.6
11. Panjang Lereng
Dihitung mulai dari titik pangkal terjadinya aliran
permukaan sampai pada titik dimana air masuk
kedalam saluran atau sungai atau dimana kemeringan
lereng berubah (kecepatan ikut berubah)
Air akan berkumpul di ujung lereng
Kecepatan aliran dibawah lereng lebih cepat
Erosi lebih di bagian bawah lereng
Semakin panjang lereng maka erosi akan semakin
besar pula
12. Pengaruh Panjang Lereng terhadap Besarnya Erosi dari Tanah
Marshall Silt Loam yang ditanami terus menerus dengan Jagung
dalam Baris Menurut Lereng, di Iowa selama 1933-1941 (dalam
Thompson, 1957).
Pertambahan panjang 2 kali
mengakibatkan jumlah erosi total
bertambah namun untuk persatun
luas tidak terjadi
13. Hubungan antara panjang erosi dan
besarnya erosi Lal (1997) pada daerah
berisiko erosi tinggi
X = c + aL + bL2
Keterangan :
X = besarnya erosi
C = konstanta (kapasitas infiltrasi tanah,sifat fisik
tanah, intensitas dan lamanya hujan)
ab = konstanta (tanah, lereng, sifat hujan, pengelolaan
tanah dan tanaman)
15. Konfigurasi Lereng
Konfigurasi lereng merupakan bentuk dari lereng
Berbentuk cembung (konvek) atau cekung ( konkav)
Erosi lembar pada permukaan cembung
Erosi alur atau parit pada permukaan cekung
17. Erosi Alur
Pengangkutan tanah dari alur-alur tertentu pada
permukaan tanah, yang merupakan parit-parit kecil
dan dangkal
Penyebab
Air yang mengalir tidak merata dipermukaan tanah
namun terkonsentrasi pada alur-alur tertentu
Rill
18. Keseragaman Lereng
Keseragaman lereng yang tidak sama
Aliran permukaan dan erosi lebih besar pada lereng
yang tidak seragam dibandingkan lereng yang
seragam
19. Arah lereng
Arah lereng adalah arah hadap lereng terhadap mata
angin
Utara, timur laut, timur, tenggara, selatan barat daya,
barat dan barat laut
Arah lereng menentukan tingkat penyinaran
matahari dan curah hujan yang turun
Lereng yang mendapatkan sinar matahari lebih
intensif, mengalami erosi yang lebih besar