Dokumen tersebut membahas tentang hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis pada mahasiswa semester II STIKES Wira Husada Yogyakarta 2011. Dokumen ini menjelaskan tentang pengertian gastritis, penyebab, tanda dan gejala, penatalaksanaan, upaya pencegahan, serta faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gastritis.
Hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis pada mahasiswa semester ii stikes wira husada yogyakarta 2011
1. HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN
GASTRITIS PADA MAHASISWA SEMESTER II STIKES WIRA
HUSADA YOGYAKARTA 2011
ONSIANA TATI KP.08.00473
SULFANI RUMAGIA KP.08.00483
SUTRIWANI KP.08.00487
YOHANES FADLI SARSARIMIN KP.08.00496
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA HUSADA
YOGYAKARTA
2011
2. KATA PENGANTAR
Puji dan sukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa atas segala
karunia,petunjuk,penyertaan dan berkat-Nya yang diberikan kepada penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Hubungan pengaruh tingkat gasritis
terhadap mahasiswa semester empat stikes wirahusada yogyakarta” yang
merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Program Setudi Ilmu Keperawatan dan memperoleh gelar sarjana di
stikes Wira Husada.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi, masih belum sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan berbagai kritik dan saran bagi siapa saja yang
membaca skipsi ini, tentunya yang bersifat membangun bagi penelitian ini.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapt masukan dan
bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terimah
kasih kepada yang terhormat:
1. Catur Budi Susilo,S.Pd, S.Kp , M.kes selaku Ketua prodi S-1 Keperawatan
Wira Husada
2. Tri Winarni ,S.Kep, Ns Selaku dosen pembimbing dalam menyelesaikan
penelitian ini
3. Wahyu Widiastuti S. Kep, selaku pembimbing penulis yang telah banyak
meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberi pengarahan
perbaikan dan kesempurnaan skripsi serta memberikan saran dan petunjuk
dalam menyelesaikan skripsi ini.
i
3. 4. Kedua Orang Tua yang kami cintai, serta kakak dan adik yang telah memberi
doa dan dukungan baik moril maupun materil selama kuliah hingga penulisan
skripsi ini.
5. Buat teman-teman setia kami: Khususnya Wati poso, Hani, Linda dan k’Reno
yang ikut memberikan inspirasi dan semagat kepada penulisan skipsi ini.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga tulisan yang sederhana ini dapat
bermanfaat bagi semua yang membacanya dan sebagai wahana menambah
pengetahuan serta pemikiaran.
ii
4. DAFTAR ISI
Kata pengantar …………………………………………………………….. i
Pendahuluan………………………………………………………………..1
Latar belakang……………………………………………………………..1
Bab 1
Rumusan masalah………………………………………………………. 3
Tujuan penelitian…………………………………………………………3
Manfaat penelitian………………………………………………………..3
Ruang lingkup…………………………………………………………….4
Keaslian penelitian……………………………………………………….5
Bab 2
Tinjauan pustaka………………………………………………………….7
A. Tinjauan teori…………………………………………………………7
1) Gastritis……………………………………………………………….7
a. Pengertian…………………………………………………………7
b. Penyebab…………………………………………………………8
c. Tanda dan gejala…………………………………………………9
d. Penatalaksanaan…………………………………………………10
e. Upaya pencegahan……………………………………………….11
f. Factor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gastritis….12
B. Kerangka teori…………………………………………………………16
C. Kerangka konsep…………………………………………………….16
D. Hipotesa ………………………………………………………………17
5. Bab3
Metode penelitian…………………………………………………………18
Design penelitian…………………………………………………………18
Lokasi dan waktu penelitian……………………………………………19
Populasi dan sampel……………………………………………………19
Variabel………………………………………………………………….22
Definisi operasional……………………………………………………23
Instrument penelitian………………………………………………….27
Pengumpulan data…………………………………………………….30
Pengolahan data dan analisis…………………………………………31
Rencana jalannya penelitian………………………………………….35
Daftar pustaka…………………………………………………………37
6. BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Saat ini dengan semakin modernnya zaman, semakin banyak juga
penyakit yang timbul akibat gaya hidup manusia dan penularan bakteri. Salah
satunya adalah penyakit gastritis, yang terjadi karena inflamasi yang terjadi
pada lapisan lambung yang menjadikan sering merasa nyeri pada bagian
perut. Penyakit ini tidak bisa menular tapi biasanya bakteri Helycobacter pylori
masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan. Gastritis adalah proses
inflamsi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. Secara
histopastologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltarsi sel-sel radang pada
daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit yang banyak
dijumpai di klinik atau ruangan penyakit dalam pada umumnya.
Kejadian penyakit gastritis meningkat sejak 5 – 6 tahun ini bisa
menyerang semua jenis kelamin karena pola makan yang buruk dan
kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok. Penyakit gastritis ini lebih
menyerang kepada usia remaja sampai dewasa sehingga butuh perawatan
khusus karena akan menggaggu masa tua kita semua,sehingga dibutuhkan
pengetahuan untuk mengobati dan lebih baik lagi untuk mencegah terjadinya
penyakit ini sejak dini.
1
7. Secara garis besar gastritis dapt dibagi menjadi beberapa macam
berdasarkan pada manifestasi klinis, gambaran histologi yang khas, distribusi
anatomi dan kemungkinan patogenesis gastritis. Berdasarkan pada
manifestasi klini, gastritis dapat dibagi menjadi akut dan kronik. Masalah yang
sering timbul pada gastritis umumnya mengalami masalah keperawatan
gangguan rasa nyaman nyeri.
Penanganan penyakit gastritis membutuhkan pengawasan diet
makanan setelah pulang dari rumah sakit dan sangat mudah terkena bila
tidak mematuhi tentang penatalaksanaan diet dirumah seperti makan
makanan yang teratur dan menghindari makan yang dapat mengiritasi
lambung.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah berlangsung sebelumnya di
Stikes Wira Husada khususnya pada mahasiswa semester 2 di peroleh data
tentang kejadian gastritis yang di derita oleh mahasiswa sebanyak 40 % dari
128 mahasiswa dan menyerang lebih banyak pada perempuan dibandingkan
pada laki-laki. Hal ini disebabkan karena kebiasaan pola makan yang kurang
baik dan mengkonsumsi makanan yang justru dapat menyebabkan iritasi
pada lambung.
Oleh karena itu penulis mengangkat penyakit ini karena sangat
menarik untuk dibahas dan sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Penyakit ini tentu bisa merusak aspek psikoliogi dan psikososial penderita,
dan diperlukan asuhan keperawatan yang holistik dan pendidikan kesehatan
untuk mencegah penyakit ini.
2
8. 2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis memperoleh rumusan
masalah yaitu:
Apakah ada Hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis pada
mahasiswa semester II Stikes Wira Husada yogyakarta?
3. Tujuan penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian gastritis
pada Mahasiswa semester II Stikes Wira Husada yogyakarta
b. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui pola makan pada mahasiswa semester II
Stikes Wira Husada Yogyakarta
2) Untuk mengetahui kejadian gastritis pada Mahasiswa semester
II Stikes Wira Husada yogyakarta
4. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini di harapkan dapat menembah wawasam dan
pengetahuan terntang pola makan yang berkaitkan dengan kejadian
Gastritis khususnya dalam Keperawatan Medikal Bedah yaitu
berhubungan dengan kejadian gastritis yang terjadi di kalangan
mahasiswa semister II di Stikes Wira Husada Yogyakarta.
3
9. b. Manfaat praktis.
1) Bagi Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Stikes Wira Husada
Yogyakarta
Dapat memberi masukan atau informasi pada mahasiswa Stikes
Wira Husada Yogyakarta untuk mengetahui sejauh mana tingkat
kejadian gastritis pada mahasiswa semister II di Stikes Wira
Husada Yogyakarta.
2) Bagi mahasiswa semster II Stikes Wira Husada
Dapat di berikan pengetahuan dalam mempelajari pola makan
secara benar bagi mahasiswa semester II sehingga tidak terjadi
kejadian gastritis di Stikes Wira Husada Yogyakarta.
3) Bagi peneliti
Dengan adanya penelitian ini penulis dapat mengetahui
hubungan pola makan dengan kejadian gastritis pada
mahasiswa semester II di Stikes Wira Husada Yogyakarta
5. Ruang Lingkup
a. Iingkup waktu : penelitian dilaksanakan selama 3 bulan mulai Juni-
Agustus 2011.
b. Lingkup tempat : Penelitian ini dilakukan di Sekolah tinggi Ilmu
Kesehatan Wira Husada Yogyakarta.
c. Lingkup materi : penelitiann ini termasuk dalam lingkup
Keperawatan Medikal Bedah.
4
10. d. Lingkup responden : Responden dalam penelitian ini yaitu
mahasiswa Sekolah tinggi Ilmu Kesehatan Wira Husada
Yogyakarta.
6. Keaslian penelitian
Ada beberapa penelitian yang mempelajari tentang masalah
tingkat kejadian gastritis pada mahasiswa semister II Wira Husada
Yogyakarta:
1. Hasri Handaini (2007) yang berjudul “ Hubungan antara Pola makan
dan pola Makanan dengan Status Gizi Anak 0-24 bulan di Puskismas
Melati 1 Sleman. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik
dengan pendekatan waktu cross soctional, analisa yang digunakan
adalah tehnik kualitatif dengan hasil ada hubungan antara pola makan
dan pola makanan dengan status gizi pada anak 0-24 bulan.
Persamaannya dengan penelitian ini adalah sma-sama meneliti
tentang pola makan. Perbedaanya dengan penelitian ini adalah
penelitian ini meneliti tentang hubungan pola makan dengan kejadian
gastritis, respondennya berbeda, tempat berbeda, uji statistik dan
tahun penelitian berbeda.
2. Agus widodo (2006) yang berjudul “Hubungan Antara Pola Makan
Sehari-Hari di Rumah Dengan terjadinya gastritis pada pasien yang
dirawat di RSU Wonosari. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif eksploratif dengan populasi sebanyak 69 orang ,
pengambilan sampel menggunakan metode acidental sampling
5
11. sebanyak 26 orang. Teknik analisa data menggunakan analisi
deskriptif dengan alat ukur kuisioner yang di buat peniliti setelah
melalui uji validitas dan reabilitas. Persamaan dengan penelitian ini
adalah sama-sama meneliti tentang hubungan pola makan dengan
kejadian gastritis. Perbedaannya adalah penelitian ini adalah pada
responden, tempat penelitian, uji statistik dan tanun penelitian.
6
12. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Gastritis
a. Pengertian
Gastritis merupakan proses inflamasi pada lapisn mukosa dan
sub mukosa lambung yang dapat bersifat akut dan kronik difus atau
local (Soeparman, 2001 : 127).
Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat
bersifat akut, kronik difus dan lokal dan ada dua jenis gastritis yang
terjadi yaitu gastritis superfisial akut dan gastritis atropi kronik
(Brunner Suddarth, 2002 : 1062).
Gastritis dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :
1) Gastritis akut
Gastritis akut merupakan iritasi mukosa lambung yang
sering diakibatkan karena diet yang tidak teratur. Dimana
individu makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan
makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung
mikroorganisme penyebab. Gastritis akut merupakan penyakit
yang sering ditemukan biasanya jinak dan dapat sembuh
7
13. dengan sendirinya, merupakan respon mukosa lambung
terhadap berbagai iritasi lokal.
2) Gstritis Kronik
Merupakan iritasi lambung yang dapat disebakan oleh
ulcus benigna atau maligna dari lambung atau lebih helicobacter
pylori. Gastritis kronik dapat dikalsifikasikan sebagai tipe A
(Gastritis Autoimun) (Brunner and Suddarth, 2002 : 1062)
b. Penyebab (Etiologi)
1) Gastritis Super Fisial Akut
a) Enkokrin bakteri dari stopylococus E.Colly atau salmanela
(masuk setelah makanan terkontaminasi)
b) Obat-oba NSAID (Indometosin, libiprofen, haproksen)
sulfanamida, steroid dan digitalis.
c) Makanan yang berbumbu seperti lada, cuka, mustard
d) Kafein, alkohol, dan asipirin
e) Makanan yang masuk dalam lambung meningkat dan
mengiritasi mukosa lambung
f) Refluks empedu karena terapi radiasi
g) Keracunan zat korosit yang asam atau bassa
8
14. 2) Gastritis Atropi Kronik
a) Bakteri helicobacter pylori
b) Ulcus beningna atau maligna dari lambung
c) Faktor predisposisi (Kafein, alkohol,aspirin)
c. Tanda dan gejala (Sign and Symptomp)
1) Gastritis Akut
a) Adanya keluhan a bdomen tidak jelas, seperti anoreksia dan
mual.
b) Sakit kepala
c) Mengalami ketidaknyamanan, malaise
d) Nyeri epigastrium
e) Muntah dan cegukan
f) Pendarahan
g) Hematemesis
h) Beberapa pasien asimtomatik
2) Gastritis Kronik
a) Adanya perasaan penuh pada daerah abdomen.
b) Anoreksia
c) Nyeri hulu hati setelah makan
d) Kembung
e) Rasa asam dimulut
f) Mual dan muntah
9
15. d. Penatalaksanaan (intervensi)
1) Gastriris Akut
a) Menghindari makanan dan minuman yang dapat
meningkatkan sekresi asam lambung
b) Pemakaian penghambat HO2 Untuk menetralisir asam
gunakan antasida umum (seperti ranitidin untuk mengurangi
sekresi asam, sukrafat karena dapat mempercepat
penyembuhan)
c) Obat-obat anti muntah dapat membantu menghilangkan mual
dan muntah.
d) Jika terjadi muntah perlu keseimbangan cairan dan elektrolit
dengan memberikan infus vena
e) Pembedahan darurat (Lavare) mungkin diperlukan untuk
mengangkat gangren atau perforasi jika terjadi korosif yang
luas atau berat
f) Bila perdarahan terjadi, lakukan penatalaksanaan untuk
hemoragi saluran gastromfestinal
2) Gastritis Kronik
a) Memodifikasi diet pasien, meningkatkan istirahat, mengurangi
stres dan memulai farmako terapi.
10
16. b) Dapat diatasi dengan memodifikasi diet pasien, diet makan
lunak diberikan sedikit tapi lebih sering.
c) Helicobacter pylori diatas dengan antibiotik (seperti tetraciklin
atau amoksilin) dengan garam bismut (peta bismut)
d) Menghindari alkohol dan obat-obatan yang mengiritasi mukosa
lambung
e) Vh B 12 dan terapi yang sesuai lainnya diberikan pada anemia
pernisiosa
f) H. Pylori diatasi dengan antiobiotik (seperti tetraciklin ¼,
moxillin) dan gram bismuth (pepto-bismol)
e. Upaya pencegahan
Agar tidak terkena gastritis/ maag maka kita harus:
1) makan yang teratur
2) makan dalam porsi kecil dan sering
3) Hindari mengkonsumsi obat yang di jual bebas, tetapi harus
menggunakan anjuran atau resep dokter.
4) Jangan Merokok karena nikotin dalam rokok merangsang
asam lambung keluar lebih banyak.
5) Hindari minuman beralkohol, alkphpl mengiritasi dan
mengikis lapisan mukosa dalam lambung dan mengakibatkan
pendarahan.
6) Atasi stress dengan benar ( stress management)
11
17. 7) Hidup sehat dan seimbang dengan makan makanan sehat,
seimbang dan tidak berlebihan, serta seimbangkan pula
antara kerja-istirahat-olahraga-ibadah.
f. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gastritis.
1) Stres, Pola makan, pola hidup
Stres adalah mekanisme pertahanan diri atau mekanisme
koping terhadap masalah. Stres yang berlebihan dapat memicu
lambung untuk mengeluarkan asam lambung secara berlebihan.
Reaksi ini dapat mengganggu aktifitas lambung bahkan dapat
memicu kebocoran lambung. Selain itu pola makan yang tidak
teratur di tambah dengan pola hidup atau gaya hidup masyarakat
dengan mengkonsumsi makanan siap saji, berlemak serta
merokok dan kebiasaan minum minuman keras bisa
menyebabkan kerusakan lambung.
2) Pola makan
a) Pengertian
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pola
diartikan sebagai suatu sistem, cara kerja atau usaha
untuk melakukan sesuatu (Depdiknas, 2001). Dengan
demikian, pola makan yang sehat dapat diartikan
sebagai suatu cara atau usaha untuk melakukan
kegiatan makan secara sehat. Sedangkan yang
dimaksud pola makan sehat dalam penelitian ini
12
18. adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan
jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu
seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi,
mencegah atau membantu kesembuhan penyakit
b) Perilaku pola makan
Pola makan sehari-hari merupakan pola makan
seseorang yang berhubungan dengan kebiasaan
makan setiap harinya.Pengertian pola makan seperti
dijelaskan di atas pada dasarnya mendekati definisi /
pengertian diet dalam ilmu gizi/nutrisi. Diet diartikan
sebagai pengaturan jumlah dan jenis makanan yang
dimakan agar seseorang tetap sehat. Untuk mencapai
tujuan diet / pola makan sehat tersebut tidak terlepas
dari masukan gizi yang merupakan proses organisme
menggunakan makanan yang dikonsumsi melalui
proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal organ-organ, serta
menghasilkan energi.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pola
makan seseorang yaitu :
1. Budaya
13
19. 2. Agama atau kepercayaan
3. Status sosial ekonomi
4. Personal perference atau hal-hal yang tidak
disukai
5. Rasa lapar, nafsu makan dan rasa kenyang.
6. Kesehatan
c) Dampak
Sejauh ini, salah satu penyebab utama
peningkatan asam lambung adalah pola makan yang
tidak teratur. Makanan atau minuman yang
dikonsumsi dan masuk ke dalam lambung berfungsi
untuk mengurangi kepekatan asam lambung sehingga
tidak sampai menggerogoti lambung. Bila terlambat
makan sehingga terjadi kekosongan lambung, maka
asam khlorida kemudian menggerogoti dinding
lambung.
Ketua Departemen Gizi Masyarakat IPB
menambahkan, secara umum pola makan terkait
dengan metabolisme tubuh. Jadi, ada jam-jam makan
yang sebaiknya dipatuhi. Bila makan secara teratur,
maka asam lambung akan mencerna makanan itu.
Akan tetapi bila tidak ada makanan, maka asam
lambung yang seharusnya berfungsi untuk mencerna
makanan malah akan menggerogoti dinding lambung.
14
20. Yang paling tepat adalah, kita harus mengonsumsi
makanan atau minuman setiap tiga jam sekali.
Normalnya memang kekosongan lambung terjadi
enam jam setelah makan. Tetapi bila beraktivitas
tinggi, maka kekosongan lambung bisa terjadi lebih
cepat. Maka dari itu, pola makan harus dijaga agar
tidak sampai terlambat mengonsumsi makanan atau
minuman. Cara lain adalah menghindari berbagai
jenis makanan yang bisa memicu peningkatan asam
lambung, yaitu makanan yang bersifat pedas atau
berbau tajam seperti cabai, lada, jahe, serta minuman
seperti kopi dan teh. Sebenarnya, bila tubuh dalam
keadaan normal, konsumsi makanan atau minuman
itu tidak akan menyebabkan nyeri lambung.
15
21. B. Kerangka teori
Faktor Predisposisi :
1. Pengetahuan
2. Persepsi
3. Sikap
Faktor Pendukung :
1. Lingkungan tempat tinggal (rumah Pencegahan gastritis
atau kost)
2. Lingkungan kampus
3. Pengetahuan
4. Sikap
Faktor Pendorong :
5. pergaulan
1. Sikap orang tua
2. Kebiasaan individu
3. Pengaruh ajakan teman
C. Kerangka konsep
Kerangka konsep penelitian ini menggunakan model sistem yakni
menggunakan variabel independen dan variabel dependen.
Variabel independen variabel dependen
Pola makan Kejadian gastritis
16
22. Keterangan :
: Area yang di teliti
: Berhubungan
D. Hipotesa
Berdasarkan penelitian yang di buat di peroleh hipotesis sementara atau
hipotesis alternatif (Ha) yaitu :
Terdapat hubungan antar pola makan dengan kejadian gastritis pada
mahasiswa semester II Stikes Wira Husada Yogyakarta.
17
23. BAB III
METODE PENELITIAN
A. DESIGN PENELITIAN
Design penelitian ini merupakan metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deisgn anailis dimana penelitian diarahkan secara
objektif dan sistematis untuk mendeskripsikaan atau menguraikan suatu
keadaan dalam suatu komunitas melalui pendekatan kuantitatif dengan
pendekatan cross sectional, dimana variabel bebas yaitu pola makan dan
variabel terikat yaitu kejadian gastritis, akan di kumpulkan dalam waktu yang
besamaan. Keuntungan metode cross sectional ini adalah kemudahan dalam
melakukan penelitian, sederhana, ekonomis dalam hal waktu dan hasilnya
dapat di peroleh dengan cepat.penelitian ini dilakukan melalui tahap
penyebaran kuesioner kepada mahasiswa program studi keperawatan
angkatan 2010
B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN.
1. Lokasi
Penelitian ini dilakukan di program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
kesehatan Wira Husada dengan pertimbangan untuk memperoleh data
yang valid sesuai dengan objek penelitian.
18
24. 2. Waktu
Penelitian ini dilakukan dari bulan juni sampai dengan agustus 2011
C. POPULASI DAN SAMPEL
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti dan
populasi dapat berupa orang, benda, gejala, atau wilaya yang ingin diketahui
oleh peneliti. Populasi dan penelitian ini adalah mahasiswa program studi ilmu
keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Wira Husada. Sampel adalah
sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi jumlah sampel penelitian yang akan dihitung dalam rumus sebagai
berikut:
n= N
1+N(d)2
Keterangan:
n: besar sampel
N:besar populasi
d:penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepatan yang di inginkan
biasanya 0,05
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program studi ilmu
keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Wira Husada dari tahun ajaran
2010-2011 dan populasi sakaligus sampel.
19
25. Dari hasi pendataan jumlah populasi sebanyak 13 orang (kelas A), 10
orang (kelas B), 8 orang (kelas C), Dan 9 orang (kelas D). Jadi jumlah
populasi sebanyak 40 orang.
n = N
1+N(d)2
= 40
1 + 40(0,05)2
= 40
1 + 40 (0,0025)
= 40
1 + 0,1
= 40
1,1
= 36,36
= 36 0rang
Jadi total sampel yang digunakan yaitu sebesar 36 orang
Sampel yang di perlukan oleh setelah di lakukan perhitungan adalah 36
orang dan untuk mengantisipasi adanya droup out oleh responden, kemudian
dilakukan penambahan jumlah sampel sebesar 10% jadi hasilnya:
n = 36 x 10%
20
26. = 3,6
=36 + 3,6
=39,6
=40 orang
Maka jumlah sampel seluruhnya adalah 36 +3,6 =39,6 orang. Dari
jumlah sampel tersebut peneliti membulatkannya menjadi 40 orang karena
menurut polit dan hungler (1993) (dikutip dari setiadi, 2007) menyatakan
bahwa semakin besar sampel yang di perlukan semakin baik dan
representative hasil yang di peroleh.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan “Proportional sampling”(atau
sampling berimbang) yaitu teknik pengambilan sampel yang di gunakan bila
populasi anggotanya tidak homogen dan berstrata secara proporsional,
dengan cara pengambilan respondenya yaitu “ random sampling” yang
merupakan pengambilan sampel secara acak (sembarang). (Arikunto, 2007)
Perhitungan proporsi dari masing-masing tingkatan yaitu:
No Kelas Sampel
1. Kelas A 13 =13
40X40
2. Kelas B 10 =10
40X40
3. Kelas C 8 =8
40X40
4. Kelas D 9 =9
40X40
21
27. Total sampel 40
Jadi berdasarkan perhitungan jumlah proporsi setiap kelas maka untuk
kelas A jumlah responden yang akan diambil sebanyak 13 orang, kelas B
jumlah respondennya diambil sebanyak 10 orang, kelas C jumlah
respondennya sebanyak 8 orang dan kelas D jumlah responden yang diambil
sebanyak 9 orang.
Pemilihan elemen untuk sampel berdasarkan pada perkembangan
peneliti yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Kriteria Inklusi
a. Mahasiswa dengan jenis kelamin pria dan wanita
b. Usia 18-25 tahun
c. Mahsiswa Stikes Wira Husada yogyakarta semester II jurusan
keperawatan
d. Bersedia menjadi responden
2. Kriteria Eksklusi
a. Mahasiswa selain mahsiswa Stikes Wira Husada yogyakarta semester
II jurusan keperawatan.
b. Tidak bersedia menjadi responden
D. VARIABEL
Berdasarkan judul penelitian yang diteliti maka dapat diketahui dalam
penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu variabel independen (bebas) dan
variabel dependen (terikat) dengan rincian sebagai berikut :
1. Pola makan sebagai variabel independent
22
28. 2. Kejadian gastritis sebagai variabel dependen
E. DEFINISI OPERASIOAL
N VARIABE DEFINISI CARA UKUR ALAT SKAL HASIL
O. L UKUR A UKUR
UKUR
Variabel
independ
ent
1. Pola Suatu Kuisioner kuesion ordina Pola
makan sistem, menggunakan er l makan
cara kerja skala likert, baik jika
atau yaitu dengan nilai ≥
usaha menggunakan median
untuk penilaian Pola
melakuka sangat makan
n kegiatan setuju(SS) = 4, buruk
makan Setuju (S)= 3, apabila
secara Tidak Setuju nilai <
sehat. (TS) =2, median
Sangat Tidak
Setuju (STS) =
1. Dengan
menanyakan 8
23
29. pertanyaan
mengenai pola
makan
mahasiswa
Variabel
Depende
n.
2. Kejadian Fenomen Kuisioner kuisione ordina Kejadian
Gastritis a atau menggunakan r l gastritis
faktor skala likert, tinggi jika
resiko yaitu dengan nilai ≥
terjadinya menggunakan median.
gastritis penilaian
sangat Kejadian
setuju(SS) = 4, gastritis
Setuju (S)= 3, rendah
Tidak Setuju jika <
(TS) =2, median
Sangat Tidak
Setuju (STS) =
1. Dengan
menanyakan 8
pertanyaan
mengenai
angka kejadian
24
30. gastris
3. Umur Selisih Responden di lihat ordina 1.usia
Respond umur diminta mengisi dari l mahasisw
en responde kuisioner untuk kuisione a ≤ 10
n dalam semua r tahun
tahun kuesioner tentang
antara secara pasif identitas 2.usia
tahun untuk respond mahasisw
penelitian pertanyaan en a > 20
atau di pada kuesioner tahun
wawancar bila ada yang
ai dengan kurang jelas
tahun responden
lahir diminta
responde konfirmasi
n. kepada peneliti
4. Jenis Adalah Responden di Dilihat nomin 1.laki-laki
kelamin jenis minta mengisi dari al
kelamin kuesioner kuesion 2.perempu
responde secara pasif er an
n pada untuk semua tentang
saat pertanyaan identitas
melakuka pada kuisioner, respond
n bila ada en
penelitian pertanyaan,
25
31. baik yang kurang
secara jelas
fisik responden di
maupun minta
biologis mengkonfirmas
i kepada
peneliti.
5. Suku Adalah Responden Di lihat Nomin 1.NTT
budaya diminta dari al 2.jawa
yang kuesioner kuesion 3.sunda
dianut secara pasif er 4.batak
responde untuk semua tentang 5.dayak
n saat pertanyaan identitas 6.sasak.
men pada kuesione respond dll
gadakan bila ada yang en
penelitian kurang jelas
responden di
minta
mengkonfirmas
ikan kepada
peneliti
7. Agama Keyakina Responden Dilihat Nomin 1.Islam
n atau diminta dari al 2.Katolik
kepercaya kuesioner kuesion 3.Kristen
an yang secara pasif er Protestan
26
32. dianut untuk semua tentang 4.Budha
atau pertanyaan identitas 5.Hindu
diyakini pada kuesioner respond
oleh en
responde
n dan
diakui
oleh
negara
F. INSTRUMEN PENELITIAN
Data penelitian ini, diambil dengan menggunakan kuisioner dengan
skala opsi dan likert yang diberikan langsung pada responden untuk diisi
dengan penjelasan singkat terlebih dahulu. Kuisioner ini terdiri dari 24
pertanyaan.
Tabel kisi-kisi kuisioner
No Variabel indikator No.butir soal Jumlah
1. Pola makan Suatu sistem, cara 1-12 12 Butir
kerja atau usaha
untuk melakukan
kegiatan makan secara
sehat.
2. Kejadian Fenomena atau faktor 13-24 12 Butir
27
33. resiko terjadinya
gastritis
Uji validitas dan Realibilitas
Menurut kountur suatu instrument dikatakan valid apabila instrument
tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur.untuk mengukur
validitas ini menggunakan korelasi product moment. Standar yang digunakan
untuk menentuka valid dan tidaknya suatu instrument penelitian umumnya
adalah perbandingan antara nilai r hitung dengan r tabel pada taraf
kepercayaan 95% atau tingkat signifikan 5%. Data dikatakan valit apabila r
hitung lebih besar dari r tabel.
Adapun rumus product moment:
r=
Keterangan :
r = koefisien validitas item yang di cari
n = jumlah responden
x = skor yang di peroleh dalam setiap item
∑x = Jumlah skor dalam variabel X
∑y = Jumlah skor dalam Variabel Y
28
34. Reabilitas berhubungan dengan konsistensi, suatu instrumen
penelitian disebut reliabel apabila instrumen tersebut konsisten dalam
memberikan penilaian atas apa yang di ukur. Menunjukan pada suatu
pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpulan data, karena instrumen tersebut
sudah baik untuk mengukur reliabilitas menggunakan metode alpha-
cronbach. Tingkat reliabilitas dengan metode alpha- cronbach di ukur
berdasarkan skala alpha 0 sampai dengan 1. Apabila skala tersebut di
kelompokan menjadi 5 kelas dengan range yang sama, maka ukuran
kemantapan alpha dapat di interpretasikan seperti tabel berikut,
arikunto (2006).
cronbach’s alpha di peroleh dengan rumus :
α= 1- )
keterangan :
α = Alpha’s cronbach
∑ item = Arians dari pertanyaan
∑ total = Varians dari Skor
N = Banyaknya pertanyaan.
Alpha Tingkat Reliabilitas
0,00-0,20 Kurang Reliabel
>0,20-0,40 Agak reliabel
29
35. >0,40-0,60 Cukup reliabel
>0,60-0,80 Reliabel
>0,80-1,00 Sangat reliabel
Dalam penelitian ini untuk uji instrumen di lakukan pada 30 responden.
Dimana menurut Machfoedz, dkk (dalam Arikunto 2007). bahwa uji coba
instrumen pada responden sudah menjadi kelaziman ilmiah. bahwa uji coba
instrumen sebaiknya paling sedikit 30 responden, dengan ciri responden adalah
karena kaidah umum penelitian, jumlah responden 30 adalah batas jumlah
antara sedikit banyak, dengan pengertian bahwa data diatas 30, kurvanya akan
mendekati kurva normal dengan pengertian kuva normal adalah merupakan
suatu fenomena universal mengenai fenomena ciri atau sifat alami yang normal.
Dalam pengelolaan data dilakukan secara manual atau menggunakan SPSS
versi 13.0.
G. PENGUMPULAN DATA
Dalam melakukan pengumpulan data terbagi dalam dua tahap yaitu :
1. Primer
Sebelum kuesioner diberikan kepada responden, peneliti melakukan uji
coba teradap kuesioner yang telah dibuat kepada perwakilan sampel
sebanyak 10 % dari jumlah sampel. Perwakilan sampel tersebut di pilih
yang memiliki karakteristik yang sama dengan sampel penelitian. Uji coba
kuesioner ini untuk menilai apakah pertanyaan yang dibuat dapat
30
36. dimengerti oleh responden atau tidak. Apabila terdapat kesalahan atau
kekurangan , maka peneliti akan melakukan perbaikan.
2. Sekunder
Setelah proposal penelitian di setujui oleh pembimbing dan
mendapatkan izin untuk melakukan penelitian dari fakultas, peneliti
kemudian minta izin kepada dekan fakultas diamana akan melakukan
penelitian. Peneliti kemudian memberikan penjelasan tujuan penelitian
dan mempersilahkan calon responden un tuk menandatangani lembar
persetujuan bila bersedia menjadi responden. Peneliti lalu memberikan
penjelasan tentang cara pengisian kuesioner dan memberikan
kesempatan pada responden utnuk mengisi responden serta bertanya bila
ada keraguan. Kuesioner dikumpulkan apabila semua pertanyaan dalam
kuesioner telah diisi.
H. PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
Pengolahan data
Apabila data telah terkumpul maka tahap berikutnya adalah
mengorganisir atau mengklarifikasikan data tersebut guna tujuan
penelitian.Proses pengolaan data ini meliputi editing, coding, entry, dan
cleaning.
1. Editing
Kegiatan ini merupakan kegiatan melakukan pemeriksaan kembali
kuesioner yang telah di isi oleh rsponden meliputi: Kelengkapan
31
37. isian,kejelasan jawaban dan tulisan, relevansi jawaban dengan
pertanyaan isian dan kekonsistensian jawaban.
2. Coding
Bentuk kegiatan dari Coding adalah merubah data yang berbentuk huruf
menjadi data yang berbentuk angka.Hal utama yang harus dilakukan pada
kegiatan ini adalah memberikan kode untuk jawaban yang diberikan oleh
responden peneliti.
3. Entry
Kegiatan Entry adlah melakukan pemasukan data yang suda di kode
terlebih dahulu di komputer.
4. Cleaning
Kegiatan Cleaning adalah melakukan pembersihan dan pengecekan
kembali data masuk. Kegiatan ini perlu dilakukan untuk mengetahui
apakah ada kesalahan ketika pemasukan data.
5. Tabulasi langsung
Adalah sistem pengolahan data langsung yang di tabulasi olehe
kuesioner. Ini juga metode paling sederhana apabila di bandingkan
dengan metode yang lain. Tabulasi ini dilakukan dengan memasukan data
dari kuesioner ke dalam kerangka tabel yang telah di siapkan, tanpa
proses perantara lainnya. Tabulasi langsung biasanya di kerjakan dengan
system tally yaitu cara menghitung data menurut klasifikasi yang telah
ditentukan. Cara lain adalah kuesioner di kelompokan menurut jawaban
yang telah ditentukan, kemudian dihitung jumlahnya lalu dimasukan
kedalam tabel yang telah disiapkan. Dengan cara ini kemungkinana salah
32
38. karena lupa dapat diatasi. Kelemahan ini adalah pengaturannya menjadi
rumit apabila jumlah klasifikasi dan sampelnya besar.
6. Komputer.
Untuk mengolah data dengan komputer, peneliti perlu terlebih dahulu
menggunakan program tertentu, baik yang sudah tersedia maupun
program yang sudah disiapkan secara khusus dapat ditambahkan bahwa
dalam ilmu-ilmus sosial banyak sekali digunakan program SPSS 13.0 (
Statistical Program For Social Science). Dengan menggunakan program
tersebut dapat dilakukan tabulasi sederhana.
Analisa data
1. Analisa univariat
Bertujuan untuk mengetahui proporsi masing-masing variabel yang di
teliti yaitu karekteristik responden (umur, jenis kelamin, suku dan
agama), pengetahuan, sikap dan pencegahan gastritis.
2. Analisa bivariat
Bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel independent
dengan variabel dependent melalui uji chi square. Uji ini digunakan
untuk melihat hubungan antara variabel independent yaitu
pengetahuan dan sikap dengan variabel dependent yaitu terjadinya
gastritis. Tingkat kemaknaan dan derajat kebebasan yaitu p=0,05. Nilai
propabilitas yang di dapatkan dari hasil uji, kemudian di bandingkan
dengan nilai alpha. Apabila p < alpha, maka Ho di tolak sehingga dapat
disimpulkan hubungan antara variabel tersebut.
33
39. Rumus chi square
X2=
Keterangan :
∑= penjumlahan
X= nilai chi square
O= frekuensi pengamatan untuk tiap kategori
E= frekuensi yang diharapkan untuk tiap kategori
Setelah di dapatkan nilai dari X2 maka dibandingkan dengan nilai dari
X2 tabel maka akan di dapat kriteria pengujian sebagai berikut:
Ho diterima (HI ditolak) apa bila X2 X2 tabel
Ho ditolak (HI terima) apabila X2 X2 tabel
Dapat juga dengan membandingkan nilai P- value dengan nilai alpha
(0,05)
Ho terima (H1 ditolak) apabila P-value nilai alpha ( 0,05)
Ho ditolak ( H1 diterima) apabila P-value nilai alpha ( 0,05)
Untuk mempermudah analisa Chi squera, nilai data dari kedua variabel
di sajikan dalam bentuk tabel silang
Variabel I Variabel II Jumlah
Tinggi Rendah
Ya a b a+b
Tidak c d c+d
Jumlah a+c b+d N
34
40. A, b, c, d merupakan nilai observasi, sedangkan nilai ekpektasi
(harapan) masing-masing sel dicari dengan rumus
Ea=
Keterangan :
Ea : ekpektasi sel “a”
(a+b) : total baris
(a+c) : total kolom
N : jumlah keseluruhan data
Untuk melihat hasil kemaknaan penghitungan statistik
digunakan batas kemaknaan 0,05. Penolakan terhadap hipotesis
apabila nilai p < 0,05 (ada perbedaan atau ada hubungan yang
bermakna), sedangkan penerimaan terhadap hipotesa apabila nilai P >
0,05 (tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan yang bermakna ).
I. RENCANA JALANYA PENELITIAN
1. Tahap persiapan
Pada tahap ini, peneliti mengajukan judul karya tulis ilmiah
terlebih dahulu,sesudah judul diterima peneliti membuat surat izin
penelitian ke STIKES Wira Husada Yogyakarta untuk melakukan studi
pendahuluan lalu dilanjutkan dengan penyusunan proposal penelitian dan
melakukan seminar proposal.Setelah seminar dilaksanakan peneliti
35
41. melakukan refisi sesuai hasil yang diperoleh dari seminar.Untuk
mendapatkan data tentang pola makan dan kejadian gastritis
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni sampai
agustus 2011.Pada tahap ini meliputi pengumpulan data oleh
peneliti,sampel yang diambil sebanyak 40 respoden yaitu membagikan
kuesioner tentang pola makan dengan kejadian gastritis.Sebelum
membagikan kuesioner dengan informed consent kepada responden,
peneliti memberikan penjelasan cara pengisian kuisioner.setelah kegiatan
kuesioner selesai kemudian dilakukan observasi.Kemudian setelah
kuesioner dan observasi terkumpul sesuai dengan jumlah sampel yang
diambil maka dilakukan pengolahan data dan uji statistik.
3. Tahap Pelaporan
Setelah pengumpulan data dan pengolahan data selesai,peneliti
menyusun laporan penelitian dalam bentuk penulisan yang baik serta
konsultasi dengan pembimbing dan mengambil kesimpulan,selanjutnya
dipertanggungjawabkan dalam seminar proposal skripsi.
36
42. DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddart. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Vol. 2. Jakarta
EGC.
Carpenito, Lynda Juall. 2000.Diagnosa Keperawatan.Aplikasi pada praktek klinik.
Ed. 6. Jakarta : EGC.
Donges, Marylin. Et. Al. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan. Ed. 3. Jakarta : EGC.
Mansjoer. Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Ed3 .Jilid 2. Jakarta : FKUI.
Sopearman. 2001.IlmyPenyakit Dalam. Jilid 11. Ed. 3. Jakarta : FKUI.
37