SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 39
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011




        HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY
        DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja
        Kabupaten Sukabumi Tahun Ajaran 2011-2012)




                         SKRIPSI

          Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
         Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
                     Jurusan Psikologi




                            Oleh
                   Desti Mahardikawati
                         0704679




              JURUSAN PSIKOLOGI
          FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
       UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
                      2011
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011




                                    ABSTRAK

Desti Mahardikawati (0704679). Hubungan antara Self-Efficacy dengan
Prestasi Belajar Siswa (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2
Sukaraja Kabupaten Sukabumi Tahun Ajaran 2011-2012). Skripsi Jurusan
Psikologi FIP UPI, Bandung (2011).

      Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-efficacy
dengan prestasi belajar siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII
SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi yang berjumlah 76 orang. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik
korelasional. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan uji korelasi Product
Moment dari Pearson dengan menggunakan software SPSS Versi 16.0. Instrumen
pengukuran variabel self-efficacy menggunakan skala Likert yang dikembangkan
dari teori self-efficacy Albert Bandura, sedangkan instrumen untuk mengukur
variabel prestasi belajar menggunakan dokumentasi nilai rata-rata hasil mid
semester I siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun
ajaran 2011-2012. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis antara variabel self-
efficacy dengan prestasi belajar siswa, diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar
0,614. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara self-efficacy
dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten
Sukabumi tahun ajaran 2011-2012. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa
semakin tinggi self-efficacy maka semakin tinggi pula prestasi belajar yang
dicapai oleh siswa dan semakin rendah self-efficacy maka semakin rendah pula
prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Sebagian besar siswa kelas VIII SMP
Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun ajaran 2011-2012 berada pada
kategori sedang untuk variabel self-efficacy dan prestasi belajar. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa siswa memiliki standar keyakinan cukup mampu untuk
memahami dan mengerjakan soal dari pokok bahasan yang paling mudah sampai
dengan yang sulit, mengembangkan kemampuannya dalam berbagai bidang studi
yang diajarkan di sekolah, dan bertahan menyelesaikan tugas sampai tuntas.
Rekomendasi dari penelitian ini, diharapkan siswa dapat melakukan
pengembangan internal untuk meningkatkan self-efficacy yang dimilikinya. Bagi
orang tua dan guru, diharapkan dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi
pengembangan self-efficacy. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat meneliti
dengan tema yang sama dan lebih menitikberatkan terhadap lingkungan
pendukung pengembangan self-efficacy siswa.

Kata kunci : prestasi belajar, self-efficacy.
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011




                                        ABSTRACT

The Correlation between Self-Efficacy and Student’s Academic Achievement
   (Descriptive Study on Class VIII Students of SMP Negeri 2 Sukaraja
      Kabupaten Sukabumi School Year 2011-2012). Mini-Thesist of
          Psychology Departement at FIP UPI, Bandung (2011).

                                   Desti Mahardikawati 1
                                        Titin Kartini 2
                                   Tina Hayati Dahlan 3

        The aim of the study is to find out the correlation between self-efficacy
and the student’s academic achievement. The samples of the study are the students
of class VIII of SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi. The numbers of the
sample are 76 students. The method use in this study is a descriptive method with
a correlational technique. The hypothesis of the study tested with a product
moment correlation test from Pearson and the SPSS software version 16.0. The
measuring instrument of self-efficacy variable is using the Likert Scale which is
the expansion of self-efficacy theory from Albert Bandura. While the measuring
instrument of the student’s academic achievement variable is using the grade
documents of the first mid semester test of class VIII students of SMP Negeri 2
Sukaraja Kabupaten Sukabumi. According to the hypothesis test between the
variable of self-efficacy and the student’s academic achievement, showed that the
correlation coefficient value of the test is 0,614. This result showed that there is a
positive correlation between self-efficacy and academic achievement of the class
VIII students of SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi school year 2011-
2012. Most of the students of class VIII of SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten
Sukabumi are belong to the middle category of self-efficacy variable and
academic achievement. This is indicates that the students have enough self-belief
to understand and to perform various tasks from the simple on the most difficult
one, to develop their capability in all kinds of lesson subjects in school and to
restrain until the tasks performed completely. The study has some
recommendation, for the students, they are expected to be able to perform an
internal development to improve their self-efficacy. For parents and teachers, they
are suggested to create positive atmospheres for the development of self-efficacy.
For the researchers, it is hope that they can study the similar theme which more
emphasize to the importance role of the environment on supporting the
development of student’s self-efficacy.

Key words: Academic Achievement, Self-efficacy
1
 Student of Psychology Departement, Faculty of Education, Indonesia University of Education
2
 Faculty of Education, Indonesia University of Education
3
 Faculty of Education, Indonesia University of Education
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



                           RINGKASAN SKRIPSI



A.   Latar Belakang

     Tuntutan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas di zaman ini cukup

tinggi. Teknologi yang semakin canggih mendorong manusia untuk dapat berpikir

dan bersaing lebih keras lagi. Hal ini tidak hanya berlaku dalam satu aspek saja,

namun berbagai aspek dalam kehidupan memiliki tuntutan yang sama. Aspek-

aspek tersebut meliputi perekonomian, sosial, politik, budaya dan pendidikan.

Dengan demikian, perlu adanya keseimbangan antara tuntutan dan sumber daya

manusia yang memadai.

     Kualitas sumber daya manusia yang kurang memadai pada suatu negara

dapat menjadikan negara tersebut kalah bersaing bahkan tertinggal oleh negara

lain. Fakta di lapangan, menurut Institute of Management Development (IMD)

tahun 2000 Indonesia menduduki peringkat ke-45 (dari 47 negara) dalam hal daya

saing. Ditinjau dari segi mutu sumber daya manusia, Indonesia menduduki

peringkat 46. Dari data tersebut maka sumber daya manusia Indonesia dapat

diindikasikan kurang menguasai sains dan teknologi, serta kurang mampu secara

manajerial (Syaubari, 2006).

     Dengan kurang memadainya kualitas sumber daya manusia yang dimiliki,

mengakibatkan terhambatnya kemajuan di beberapa aspek kehidupan. Gubernur

Jambi H. Zulkifli Nurdin dalam Kabar Indonesia Jambi mengatakan bahwa salah

satu faktor penting dan sentral dalam pembangunan adalah sumber daya manusia

yang berkualitas dan professional (Sunarto, 2009). Lebih lanjut lagi, gubernur

menyampaikan bahwa peranan pendidikan baik formal maupun nonformal sangat
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



menentukan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas (Sunarto,

2009).

      Pendidikan memiliki tujuan untuk mencetak sumber daya manusia yang

berkualitas. Hal tersebut tercantum pada Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional (UU SISDIKNAS) No. 20 tahun 2003 BAB II pasal 3:

      Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab (http://www.inherent-dikti.net/).

      Banyak permasalahan dalam pendidikan yang menjadi hambatan untuk

terselenggaranya tujuan tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh N. Idrus pada

tahun 1999 menyatakan bahwa rendahnya produktivitas sumber daya manusia

Indonesia diakibatkan oleh kurang percaya diri, kurang kompetitif, kurang kreatif

dan sulit berprakarsa sendiri (Syaubari, 2006). Dalam dunia pendidikan,

permasalahan-permasalahan tersebut akan berdampak pada rendahnya prestasi

yang dicapai oleh siswa di sekolah.

      Selain hal di atas, aspek penting yang menjadi dorongan bagi seseorang atau

siswa untuk dapat menjadi berkualitas atau memiliki prestasi tinggi adalah dengan

dimilikinya self-efficacy yang tinggi. Pernyataan ini dibuktikan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Susilowati (2009) terhadap siswa-siswi kelas XII SMA

Negeri 8 Surakarta yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif yang

signifikan antara efikasi diri (self-efficacy) dengan prestasi belajar siswa.

         Self-efficacy didefinisikan oleh Bandura (1997:3) sebagai keyakinan

seseorang terhadap suatu kemampuan yang dimilikinya untuk mengorganisasikan

dan   melaksanakan      serangkaian    tindakan    yang    harus    dilakukan   untuk
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



menghasilkan tujuan yang telah ditetapkan. Lebih singkat lagi Bandura

mendefinisikan self-efficacy sebagai suatu persepsi diri untuk dapat berfungsi

dalam situasi tertentu (Hall dan Lindzey, 1985:539). Self-efficacy ini dibagi

menjadi dua tipe yaitu efficacy expectation dan outcome expectation (Hall dan

Lindzey, 1985:539-540). Efficacy expectation merupakan keyakinan seseorang

bahwa seseorang tersebut dapat berhasil melakukan tindakan yang diperlukan

untuk mencapai hasil tertentu, sedangkan outcome expectation merupakan

penilaian seseorang bahwa tindakan yang diberikan akan memberikan hasil

tertentu (Hall dan Lindzey, 1985: 539-540). Banyak peneliti menunjukkan bahwa

self-efficacy mempengaruhi motivasi akademik, belajar dan prestasi (Schunk dan

Pajares, 2001:2). Idealnya setiap individu harus memiliki self-efficacy yang

positif, karena hal tersebut sangat berpengaruh tehadap keberhasilan seseorang

dalam menjalani kehidupannya.

     Self-efficacy yang dimiliki oleh seseorang yang satu dengan yang lain

tentunya akan berbeda. Tinggi rendahnya self-efficacy yang dimiliki seseorang

tergantung kepada tingkatan tugas yang dihadapi, luasnya bidang yang mampu

dilakukan seseorang dan ketekunan dalam melakukan tindakan untuk mencapai

tujuan. Pembentukan self-efficacy yang dialami seseorang tidak berlangsung

secara   otomatis,   akan   tetapi   membutuhkan    informasi-informasi   yang

mendukungnya. Informasi-informasi tersebut dapat dijadikan sumber yang akan

meningkatkan self-efficacy seseorang. Bandura (1997:41-43) menegaskan terdapat

empat sumber self-efficacy yaitu enactive mastery experience (pengalaman yang

dimiliki oleh individu), vicarious experience (pengalaman yang dimiliki oleh
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



orang lain), verbal persuation (pengakuan dari pihak lain), physiological and

affective states (keadaan fisiologis dan keadaan emosional).

     Self-efficacy sangat penting dimiliki setiap orang. Pada umumnya seseorang

akan melakukan usaha untuk mencapai tujuannya, jika seseorang merasa akan

mendapatkan apa yang diinginkan dari tindakan tersebut (Baron dan Byrne,

2004:183). Artinya, tindakan akan muncul apabila ada keyakinan yang

menyertainya. Jika seseorang tidak memiliki keyakinan untuk dapat mencapai

tujuannya, ada kemungkinan seseorang tersebut tidak akan bertindak untuk

mencapai tujuannya. Dengan memiliki keyakinan yang kuat, keinginan untuk

mencapai tujuan akan hadir, sehingga akan menimbulkan semangat untuk meraih

apa yang diinginkan. Pernyataan tersebut sesuai dengan ungkapan Musfirah,

Rahmahana, dan Kumolohadi (2003:39) yang menyatakan bahwa dengan self-

efficacy yang tinggi seorang individu akan mempunyai keyakinan bahwa dirinya

akan berhasil melakukan sesuatu sehingga seseorang tersebut akan melakukan

berbagai usaha untuk mencapai tujuannya.

     Demikian juga dalam bidang pendidikan, self-efficacy memiliki peranan

yang penting terutama bagi para siswa dalam meraih prestasi belajar. Menurut

Kertamuda (2008:28) prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh atau dicapai

siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar yang diberikan oleh guru.

Urdan (Kertamuda, 2008:28) berpendapat bahwa prestasi belajar yang akan

dihasilkan oleh siswa tentunya berbeda-beda, hal tersebut tergantung kepada

tujuan yang ingin dicapainya. Pencapaian prestasi tersebut tidak terlepas dari

faktor-faktor yang mempengaruhinya, salah satu diantaranya adalah self-efficacy.

Siswa yang memiliki self-efficacy tinggi akan sukses untuk memecahkan masalah
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



yang terlihat dari kinerja yang lebih besar dan bertahan lebih lama dibandingkan

siswa yang memiliki self-efficacy lebih rendah (Schunk dan Pajares, 2001:14).

     Kenyataan yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa self-efficacy yang

dimiliki siswa sangat memprihatinkan. Dari hasil wawancara informal pada bulan

Oktober 2010 dengan wakil kepala sekolah (Wakasek) urusan kurikulum,

beberapa guru mata pelajaran dan guru Bimbingan dan Konseling (BK) SMP

Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi, terdapat fenomena siswa sering

mencontek ketika ulangan, baik ulangan harian maupun ulangan akhir semester,

membolos pada beberapa mata pelajaran yang menurut keyakinan siswa tertentu

tidak akan mampu memahaminya, tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang

diyakininya sulit, dan tidak mau menampilkan kompetensi dirinya ketika diminta

untuk berdramatisasi dengan alasan tidak yakin mampu melakukannya, serta

banyak yang menghindari pengayaan matematika karena mereka yakin tidak akan

bisa menyelesaikannya.

      Kurangnya keyakinan siswa dalam mencapai prestasi belajar, berdasarkan

penuturan Wakasek urusan kurikulum berdampak pada rendahnya prestasi yang

dicapai. Faktor lain yang ikut berperan dalam pencapaian prestasi ini diantaranya

adalah kondisi keluarga dan sekolah, khususnya guru. Mayoritas siswa berada

pada perekonomian menengah ke bawah. Hal ini ditandai dengan terdapat banyak

orang tua siswa terutama ibu yang pergi menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) ke

Arab Saudi disertai ayah yang berpenghasilan rendah yang kurang menunjang

pemenuhan kebutuhan siswa atau bahkan diperparah dengan situasi pemindahan

pengasuhan pada pihak yang kurang bertanggung jawab.
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



     SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi termasuk Rintisan Sekolah

Standar Nasional (RSSN) yang menuntut tidak hanya siswa saja yang harus

meningkatkan prestasi belajar yang dicapainya, namun membutuhkan sumber

daya manusia seluruh warga sekolah termasuk seluruh pembuat kebijakan yang

terkait dalam peningkatan mutu pendidikan nasional. Guru sebagai pengembang

kurikulum juga harus meningkatkan kompetensinya agar pembelajaran dapat

terlaksana sebagaimana yang diharapkan. Pemerintah berusaha meningkatkan

kualitas pendidikan agar semua guru dapat meningkatkan kompetensinya melalui

“Better Education Through Reform Management Unversal Teacher Upgrading”

(BERMUTU) melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Dengan

keharusan guru mengikuti kegiatan tersebut, tentunya ada hal-hal yang harus di

korbankan salah satunya kegiatan belajar mengajar di kelas.

     Berdasarkan hasil wawancara informal lanjutan pada bulan Februari 2011

dengan Wakasek urusan kurikulum, fenomena ketiga unsur antara siswa, orang

tua dan guru secara tidak langsung mempengaruhi pencapaian nilai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) siswa. Nilai KKM merupakan salah satu upaya

pemerintah dalam meningkatkan kualitas siswa terutama dalam prestasi belajar

yang dicapainya. Dengan penerapan KKM ini diharapkan dapat memacu

semangat siswa untuk berjuang lebih keras dalam mencapai prestasi belajar yang

diharapkan.

     Dalam penentuan nilai KKM di sekolah, terlebih dahulu pihak sekolah

memusyawarahkannya dengan komite sekolah serta mempertimbangkan beberapa

hal seperti intake siswa (nilai-nilai yang dihasilkan siswa sebelumnya), daya

dukung sekolah, dan kompleksitas yang sesuai dengan kenyataan yang ada di
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



sekolah. Meskipun penentuan KKM tersebut sudah dipertimbangkan sesuai

dengan keadaan dan kemampuan dalam berbagai aspek yang ada di sekolah, pada

kenyataannya masih terdapat siswa yang belum dapat mencapainya, padahal

KKM ini tidak dapat dihindari, sehingga mau tidak mau siswa harus mencapai

setiap nilai KKM yang telah ditentukan pada setiap mata pelajaran. Jika siswa

memiliki salah satu saja nilai di bawah KKM, maka kemungkinan besar siswa

tersebut harus melakukan remidial sampai mendapatkan nilai yang mencapai

KKM yang telah ditetapkan dalam mata pelajaran tersebut. Seandainya siswa

tetap tidak mencapai KKM, besar kemungkinan siswa tersebut tidak dapat naik

kelas.

         Berdasarkan data hasil Ujian Akhir Sekolah (UAS) semester ganjil yang

diperoleh pada tahun ajaran 2010-2011 di SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten

Sukabumi yaitu untuk kelas VII siswa yang sudah mencapai KKM mencapai 73%

yaitu sekitar 185 siswa, sedangkan yang belum mencapainya 27% yaitu sekitar 68

siswa; untuk kelas VIII siswa yang sudah mencapai KKM 66% yaitu sekitar 160

siswa, sedangkan yang belum mencapainya 34% yaitu sekitar 83 siswa; dan kelas

IX yang sudah mencapai KKM 76% yaitu sekitar 149 siswa, sedangkan yang

belum mencapainya 24% yaitu sekitar 47 siswa.

         Dengan dilatarbelakangi fenomena yang telah di paparkan di atas, maka

peneliti memfokuskan penelitian ini pada hubungan antara self-efficacy dengan

prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi

tahun ajaran 2011-2012.
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



B.   Rumusan Masalah

     Mencapai prestasi belajar yang tinggi merupakan harapan bagi semua siswa.

Pencapaian prestasi belajar yang tinggi tidak terlepas dari faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Faktor internal tidak kalah pentingnya dari faktor eksternal

dalam menentukan tinggi rendahnya prestasi yang dicapai siswa. Salah satu faktor

internal yang mempengaruhi prestasi belajar ialah self-efficacy. Self-efficacy

merupakan keyakinan yang dimiliki oleh seseorang terhadap kemampuannya

untuk mengorganisasikan serangkaian tindakan dalam mencapai tujuan yang

dikehendakinya.

     Salah satu penyebab kegagalan siswa dalam mencapai prestasi belajar yang

tinggi, yaitu rendahnya keyakinan siswa terhadap kemampuan yang dimilikinya

untuk mencapai prestasi. Rendahnya self-efficacy secara tidak langsung dapat

berpengaruh terhadap kegigihan dalam pencapaian prestasi.

     Berdasarkan permasalahan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini

dijabarkan dalam pertanyaan penelitian berikut ini.

      1. Bagaimana gambaran self-efficacy yang dimiliki siswa kelas VIII SMP

          Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun ajaran 2011-2012?

     2.   Bagaimana gambaran prestasi belajar yang dicapai siswa kelas VIII

          SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun ajaran 2011-2012?

     3.   Apakah terdapat hubungan antara self-efficacy dengan prestasi belajar

          siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun

          ajaran 2011-2012?
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



C.    Tujuan Penelitian

      Berdasarkan pertanyaan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

      1.   untuk mengetahui gambaran umum self-efficacy yang dimiliki siswa

           kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun ajaran

           2011-2012,

      2.   untuk mengetahui gambaran prestasi belajar yang dicapai siswa kelas

           VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun ajaran 2011-

           2012, dan

      3.   untuk mengetahui hubungan antara self-efficacy dengan prestasi belajar

           siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun

           ajaran 2011-2012.



D.    Asumsi

      Berikut ini adalah asumsi yang menjadi landasan dari penelitian ini.

      1.   Self-efficacy yang tinggi dapat membantu seseorang untuk selalu

           optimis dalam mencapai tujuannya.

      2.   Self-efficacy dibutuhkan dalam bidang pendidikan, kehidupan sosial di

           masyarakat, serta untuk mengatur kehidupan pribadi.

      3.   Self-efficacy menentukan usaha yang dilakukan seseorang dalam

           pencapaian tujuannya (Luthans, 2002).

      4.   Self-efficacy yang tinggi dapat menentukan prestasi yang dicapai

           seseorang (Schunk & Pajares, 2001).
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



E.    Hipotesis

      Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara self-

efficacy dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja

Kabupaten Sukabumi tahun ajaran 2011-2012.

      Dengan mengacu pada hipotesis penelitian, hipotesis yang akan diuji

dinyatakan dengan hipotesis statistik (H 0 dan Ha) berikut ini.

      1.    H0: ρ = 0

            Tidak terdapat hubungan antara self-efficacy dengan prestasi belajar

            siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun

            ajaran 2011-2012.

      2.    H a: ρ > 0

            Terdapat hubungan positif antara self-efficacy dengan prestasi belajar

            siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun

            ajaran 2011-2012.

      Hipotesis statistik tersebut diuji dengan koefisien α sebesar 0,05 dengan

ketentuan H0 ditolak apabila angka probabilitas ≤ 0,05 dan H 0 diterima apabila

angka probabilitas > 0,05 (Ihsan, 2010:43).



F.    Kajian Teoritis Tentang self-Efficacy dan Prestasi Belajar Siswa

      1.    Teori Self-Efficacy

            Premis dasar dari teori self-efficacy adalah kepercayaan seseorang

      dalam kemampuannya untuk mencapai hasil yang diinginkan dari tindakan

      yang dilakukan, hal tersebut merupakan penentu perilaku bagi seseorang
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



ketika memilih apakah seseorang tersebut akan terlibat dan gigih dalam

menghadapi rintangan dan tantangan atau sebaliknya (Maddux, 2000:2).

     Untuk lebih memahami pengertian self-efficacy, Bandura (1997:3)

mendefinisikan bahwa self-efficacy adalah “ refers to beliefs in one’s

capabilities to organize and execute the courses of action required to

produce given attainment” yang artinya self-efficacy mengacu pada

keyakinan seseorang terhadap kemampuan yang dimilikinya untuk

mengorganisasikan dan melaksanakan serangkaian tindakan yang harus

dilakukan untuk menghasilkan tujuan yang telah ditetapkan.

     Self-efficacy yang dimiliki seseorang tidak terbentuk secara ototomatis

(Setiadi 2010). Dalam pementukannya, seseorang memerlukan beberapa

sumber atau informasi sebagai faktor penunjang terbentuknya self-efficacy

yang dimilikinya. Bandura (1997) menyebutkan terdapat empat sumber

yang dapat membentuk self-efficacy seseorang, yaitu:

     a.    enactive mastery experience (pengalaman diri sendiri),

     b.    vicarious experience (pengalaman orang lain),

     c.    verbal persuation (pengakuan sosial), dan

     d.    physiological and affective states (kondisi fisiologis dan

           emosional).

     Tinggi rendahnya self-efficacy yang dimiliki seseorang akan berbeda

satu sama lain. tinggi rendahnya self-efficacy tergantung kepada tiga

dimensi yang diungkapkan Bandura (1997), yaitu:

     a.    level/magnitude, berkaitan dengan derajat kesulitan tugas yang

           dirasakan seseorang,
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



      b.     generality, berkaitan dengan luas bidang kemampuan seseorang,

             dan

      c.     strength, berkaiatan dengan ketahan seseorang dalam mengatasi

             hambatan dan kesulitan dalam menyelesaikan tugas.

2.    Teori Prestasi belajar

      Prestasi belajar terdiri dari dua suku kata yaitu prestasi dan belajar.

Prestasi diartikan sebagai bukti usaha yang dapat dicapai, sedangkan belajar

diartikan sebagai suatu proses mental yang mengarah kepada penguasaan

pengetahuan, kecakapan/skill, kebiasaan atau sikap, yang semuanya

diperoleh, disimpan dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku

yang progresif dan adaptif (Winkel, 1983).

      Prestasi terbagi menjadi tiga bagian yaitu prestasi akademis, prestasi

belajar dan prestasi kerja (Sudibyo AP, 2005). Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (1989:787) prestasi belajar diartikan sebagai penguasaan

pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,

lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh

guru. Prestasi belajar juga diartikan sebagai hasil yang diperoleh atau di

capai siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar yang diberikan oleh

guru (Kertamuda, 2008:28). Sedangkan menurut Arikunto (2010a:4)

prestasi belajar adalah hasil dari kegiatan belajar mengajar.

      Tinggi rendahnya prestasi belajar ang dicapai oleh siswa tidak terlepas

dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Slameto (2010) mengungkapkan

terdapat dua faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor internal dan faktor

eksternal.
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



     a.    Faktor Internal, berkaitan dengan kondisi kesehatan, psikologis

           dan kelelahan, baik kelelahan jasmani maupun rohani.

     b.    Faktor Eksternal, berkaitan dengan lingkungan keluarga,

           sekolah dan masyarakat.

3.   Kerangka Berpikir

     Mencapai prestasi belajar yang tinggi merupakan harapan semua

siswa. pencapaian prestasi tersebut tidak terlepas dari faktor-faktor yang

mendukungnya. Bandura (Santrock, 2009:216) mengungkapkan bahwa self-

efficacy merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menentukan

apakah siswa berprestasi atau tidak. Self-efficacy merupakan keyakinan

bahwa seseorang dapat menguasai situasi dan memberikan hasil positif.

     Self-efficacy ini dibangun dalam hubungan triadik antara sifat-sifat

pribadi, pola perilaku dan faktor lingkungan. Hubungan tersebut tidak

terjadi secara otomatis, bisa jadi melalui proses yang panjang (Setiadi,

2010). Ketiga komponen tersebut digambarkan saling berhubungan dan

tidak terputus. Hal ini mengindikasikan ketiga komponen tersebut saling

mempengaruhi satu sama lain.

     Dalam pembangungan self-efficacy, seseorang akan dipengaruhi oleh

beberapa hal diantaranya pengalaman dan lingkungan. Pengalaman dan

lingkungan ini dapat dijadikan sebagai sumber terbentuknya self-efficacy.

Bandura (Setiadi, 2010) mengungkapkan bahwa terdapat empat sumber

utama yang memberikan kontribusi penting pada pembangunan self-efficacy

seseorang (siswa) yaitu enactive mastery experience (pengalaman kegagalan

dan keberhasilan seseorang), vicarious experience (pengalaman orang lain
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



atau figur modeling), verbal persuation (pengakuan orang lain) dan

physiological and affective states (kadaan fisik dan emosional). Bandura

(Setiadi, 2010) mengingatkan bahwa sumber-sumber tersebut tidak dapat

secara otomatis membentuk self-efficacy, sumber-sumber self-efficacy

tersebut harus diproses terlebih dahulu melalui pemikiran kognitif yang

melibatkan sistem diri. Adapun fungsi dari sistem diri ini adalah untuk

mengatur perilaku secara terus menerus yang terlibat dalam pengamatan

diri, proses menilai dan reaksi terhadap perilaku sendiri.

      Pada umumnya, jika siswa memiliki sumber self-efficacy yang positif

dan dapat diterima oleh sistem diri dan sitem kognitif, maka akan

melahirkan self-efficacy yang tinggi sehingga akan melahirkan usaha yang

maksimal sehingga siswa dapat mencapai prestasi yang tinggi. Sedangkan

subjek yang memiliki sumber self-efficacy yang negatif, maka akan

melahirkan self-efficacy yang rendah sehingga akan melahirkan usaha yang

minimal dan siswa hanya mencapai prestasi yang rendah. Selanjutnya,

karena pembangunan self-efficacy seseorang (siswa) ini dibangun dalam

hubungan triadik, maka prestasi belajar atau tujuan-tujuan yang telah

dicapai seseorang (siswa) secara tidak langsung akan mempengaruhi

lingkungan dan dijadikan pengalaman oleh seseorang (siswa) tersebut yang

nantinya akan dijadikan sebagai informasi atau sumber self-efficacy dalam

mencapai tujuan yang sama.
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



          Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini, dapat diilustrasikan

     dengan gambar berikut ini.


                                   Pengalaman
                                  dan Lingkungan



                                    Sistem Diri

                                 Struktur Kognitif
                                                                    Prestasi
                                                          Usaha
                                             SE Tinggi   Maksimal
                                                                    Belajar
                                                                     Tinggi

                           Self-Efficacy
                                                                    Prestasi
                                                         Usaha
                                             SE Rendah   Minimal
                                                                    Belajar
                                                                    Rendah




                                    Gambar 2.3
                  Kerangka Berpikir Hubungan Antara Self-Efficacy
                           dengan Prestasi Belajar Siswa

G.   Metode Penelitian

     1.   Desain Penelitian

          Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan

     kuantitatif, dimana penelitian ini ditujukan untuk meneliti populasi atau

     sampel tertentu, yang pengumpulan datanya menggunakan instrumen

     penelitian dan analisis datanya bersifat statistik yang selanjutnya digunakan

     untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2008:8).

          Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

     korelasional. Metode ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya

     hubungan antara self-efficacy dengan prestasi belajar siswa, apabila ada,

     berapa erat hubungan tersebut serta berarti atau tidak hubungan tersebut

     (Arikunto, 1998; Sugiyono, 2008).
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



     Adapun desain penelitian untuk menggambarkan hubungan antara

 self-efficacy dengan prestasi belajar siswa, dapat dilihat pada gambar 3.1.




              X                    r                  Y

                                Gambar 3.1
                              Desain Penelitian
     Keterangan:
     X = Self-efficacy
     Y = Prestasi belajar siswa
2.   Populasi dan Sampel

     Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten

Sukabumi. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII

SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun ajaran 2011-2012.

Sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik cluster sampling,

dimana pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil sampel dari

setiap kelompok yang ada pada populasi (Arikunto, 2010b:96). Sampel yang

diikutsertakan dalam penelitian ini sebesar 30% dari jumlah populasi

penelitian ini sejumlah 76 orang siswa.

3.   Instrumen Penelitian

     Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa

kuesioner dan dokumentasi. Instrument berupa kuesioner digunakan sebagai

alat pengumpul data self-efficacy, sedangkan Dokumentasi digunakan

sebagai pengumpul data prestasi belajar siswa.

     Instrumen self-efficacy ini dikembangkan dengan mengacu pada

dimensi dari teori self-efficacy Albert Bandura dengan terlebih dahulu diuji
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



validitas dan reliabilitasnya. Penguian validitas instrument self-efficacy ini

dilakukan dengan penilaian tiga orang professional judgement dan analisis

item. Penilain professional judgment dilakukan oleh tiga orang dosen yaitu

Dr. Titin Kartini, M.Si, Tina Hayati Dahlan, S.Psi, M.Pd, Psi dan Helli

Ihsan, S.Ag, M.Si. Setelah dilakukan penilaian oleh professional judgment,

selanjutnya dilakukan uji coba instrument pada 35 siswa kelas VIII SMP

Negeri 1 Gegerbitung. Berdasarkan data yang dihasilkan dari uji coba

instrument tersebut, terdapat beberapa item yang layak dan tidak layak

digunakan. Jumlah item sebelum uji coba sebanyak 35 item, setelah

dilakukan analisis item dengan batas koefisien korelasi sebesar 0,3, terdapat

29 item layak digunakan dan 6 item tidak layak digunakan dan dibuang.

       Setelah dilakukan pengujian validitas, maka langkah selanjutnya

adalah pengujian reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan software SPSS versi

16.0, dihasilkan reliabilitas 0,901 sebelum penghapusan item tidak layak,

namun setelah penghapusan item yang tidak layak, reliabilitas meningkat

menjadi 0,908.

     Untuk pengumpul data prestasi belajar siswa, dokumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi nilai rata-rata mid

semester I siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi

tahun ajaran 2011-2012.

4.   Teknik Analisis

     Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji regresi linear, data self-

efficacy dan prestasi belajar yang diperoleh menunjukkan berdistribusi
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



     normal dan self-efficacy linear terhadap prestasi belajar siswa. oleh karena

     itu, teknik analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik dan

     uji korelasi yang digunakan adalah uji korelasi Product Moment dari

     Pearson. Uji korelasi tersebut dibantu dengan menggunakan software SPSS

     versi 16.0.

            Untuk mengetahui tingkat kecocokan hasil pengujian korelasi antara

     self-efficacy yang dimiliki siswa dengan tingkat pencapaian prestasi

     belajarnya, maka data tersebut selanjutnya di analisis dengan menggukan

     tabel silang (Crosstab). Hasil korelasi dan kecocokan tersebut dapat

     diperkuat juga dengan melihat seberapa besar sumbangan yang diberikan

     oleh self-efficacy terhadap prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dengan

     menghitung secara manual koefisien determinasi dengan rumus di bawah

     ini.

                                       KD = r2 x 100%

            KD = Koefisien Determinasi

            r   = Koefisien korelasi



H.   Hasil dan Pembahasan

     1.     Gambaran Self-Efficacy yang Dimiliki Siswa Kelas VIII SMP

            Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi Tahun Ajaran 2011-

            2012.

            Berdasarkan hasil pengelompokkan ke dalam lima kategori tingkat

     self-efficacy yang dimiliki siswa, terdapat 5 orang siswa kelas VIII (6,58%)

     SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi memiliki self-efficacy sangat
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



tinggi, 17 orang siswa (22,37%) memiliki self-efficacy tinggi, 28 orang

siswa (36,84%) memiliki self-efficacy sedang, 24 orang siswa (31,58%)

memiliki self-efficacy rendah dan 2 orang siswa (2,63%) memiliki self-

efficacy sangat rendah. Dengan melihat hasil perhitungan tersebut, dapat

diindikasikan bahwa mayoritas siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja

Kabupaten Sukabumi tahun ajaran 2011-2012 untuk variabel self-efficacy

berada pada kategori sedang. hal ini mengindikasikan bahwa siswa memiliki

standar keyakinan cukup mampu untuk memahami dan mengerjakan soal

dari pokok bahasan yang paling mudah sampai dengan yang sangat sulit,

mengembangkan kemampuannya dalam berbagai bidang studi yang

diajarkan di sekolah, dan bertahan menyelesaikan tugas sampai tuntas.

     Kategori sedang yang dimiliki oleh sebagian besar siswa, didukung

pula oleh hasil perhitungan ketiga dimensi self-efficacy yang dimiliki siswa.

Besrdasarkan hasil perhitungan ketiga dimensi tersebut, mayoritas siswa

kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun ajaran 2011-

2012 berada pada kategori sedang untuk dimensi level/magnitude,

generality, dan strength.

     Tinggi rendahnya self-efficacy dipengaruhi oleh beberapa faktor,

diantaranya faktor pembentuk self-efficacy itu sendiri dan tahapan

perkembangan      yang      sedang   dilalui.   Bandura    (Setiadi,    2010)

mengungkapkan bahwa pembentukan self-efficacy tidak terjadi secara

otomatis, tetapi memerlukan proses dan membutuhkan beberapa sumber

atau informasi yang akan mempengaruhi tinggi rendahnya self-efficacy yang

dimiliki oleh seseorang. Sumber-sumber tersebut adalah enactive mastery
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



experience, vicarious experience, verbal persuation, physiological and

affective states.

      Enactive mastery experience berkaitan dengan pengalaman kegagalan

dan keberhasilan mencapai prestasi. Hal ini dipengaruhi pula oleh tahap

perkembangan yang dialami siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah

siswa kelas VIII dengan kisaran usia 13-14 tahun yang tergolong sebagai

remaja awal. Masa remaja ini ditandai dengan rasa ingin tahu yang besar

yang mendorong siswa melakukan hal baru sebagai bentuk pemenuhan rasa

ingin tahu, termasuk dalam hal mencapai prestasi. Dengan banyak

mengeksplor hal baru tersebut, secara tidak langsung, siswa remaja akan

mengadopsi pengalaman baik berupa kegagalan maupun keberhasilan.

Siswa yang banyak memiliki pengalaman kegagalan dalam mencapai

prestasi belajar, akan cenderung memiliki self-efficacy rendah, sedangkan

siswa yang banyak memiliki pengalaman keberhasilan, akan cenderung

memiliki self-efficacy tinggi dalam mencapai prestasi belajar.

      Vicarious experience berkaitan dengan bagaimana seseorang belajar

menerima pengalaman dari luar dirinya yang berkaitan erat dengan proses

modeling. Perkembangan masa remaja ditandai dengan pencarian identitas

diri yang melibatkan peran figur. Lingkungan keluarga merupakan tempat

awal bagi siswa dalam mengembangkan self-efficacy. Siswa yang memiliki

banyak figur orang sukses di dalam keluarganya, akan cenderung memiliki

self-efficacy tinggi. Seiring perkembangan siswa, peranan keluarga sedikit

demi sedikit akan berkurang. Siswa remaja akan lebih banyak berinteraksi

dengan teman sebaya dan menghabiskan waktu di luar rumah yaitu sekolah.
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



Pada masa ini peran teman sebaya sangat penting, self-efficacy akan

berkembang melalui keikutsertaan siswa dalam komunitas yang lebih luas.

Faktor usia pun dapat diperhitungkan, dimana siswa yang lebih dewasa

cenderung menjadi model dalam meningkatkan kemampuan berpikir dan

bertingkah laku (Bandura, 1997).

     Verbal persuation berkaitan dengan pengakuan sosial atau umpan

balik evaluasi terhadap kinerja yang telah dilakukan seseorang. Dalam hal

ini reward dapat menjadi alat bantu bagi pihak yang secara langsung atau

tidak langsung berinteraksi dalam pengembangan self-efficacy siswa. Orang

tua, guru, teman atau siapapun dapat memberikan kontribusi dalam

perkembangan self-efficacy dengan tidak mengabaikan sensitivitas serta

proses usaha yang telah dilakukan siswa yang cenderung memilih teman

sebaya yang memiliki kesepahaman dan sensitif terhadap perbandingan

dalam hal pencapaian prestasi dan keterarahan. Bandura (Setiadi, 2010)

mengungkapkan bahwa pengakuan sosial ini akan mendorong seseorang

melakukan upaya lebih besar dalam mempertahankan pengakuan tersebut

untuk mencapai keberhasilan.

     Physiological and affective states berkaitan dengan kondisi fisiologis

dan emosional seseorang. Kondisi fisiologis ini berkaitan dengan kesehatan

siswa. Kesehatan siswa akan berpengaruh pada proses belajar dan prestasi

yang dicapainya. Penurunan kesehatan, dapat menurunkan self-efficacy

dalam pencapaian prestasi belajar yang disebabkan oleh kelemahan fisik

sehingga menyebabkan siswa tidak dapat melakukan upaya-upaya untuk

dapat mencapai prestasi yang diharapkannya. Selain kondisi fisiologis,
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



Bandura (Setiadi, 2010) mengungkapkan satu kesatuan afektif atau

emosional yang memberikan kontribusi penting bagi self-efficacy adalah

suasana hati. Pada masa remaja, keadaan emosi yang dimiliki siswa

cenderung bersifat fluktuatif dan rentan. Banyak faktor baik positif maupun

negatif dapat dengan mudah mempengaruhi kondisi emosional siswa.

suasana hati yang dimiliki siswa cenderung cepat berubah. Ini disebabkan

karena pada masa remaja, siswa dihadapkan pada beberapa perubahan dan

tuntutan yang harus dilakukannya. Kebingungan yang dialami siswa

berdampak terhadap suasana hati siswa itu sendiri. Ketika seorang siswa

memiliki suasana hati yang baik, siswa akan memiliki self-efficacy dan

menampilkan usaha yang baik dalam mencapai tujuan. Sebaliknya, jika

siswa sedang memiliki suasana hati kurang baik, maka akan cenderung

memiliki self-efficacy rendah dan banyak menemui kesulitan dalam

mencapai tujuan.

2.   Gambaran Prestasi Belajar yang Dicapai Siswa Kelas VIII SMP

     Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi Tahun Ajaran 2011-

     2012.

     Berdasarkan pengelompokkan ke dalam lima kategori tingkat

pencapaian prestasi belajar, terdapat 3 orang siswa kelas VIII (3,94%)

mencapai prestasi belajar sangat tinggi, 22 orang siswa (28,95%) mencapai

prestasi belajar tinggi, 24 orang siswa (31,58%) mencapai prestasi belajar

sedang, 22 orang siswa (28,95%) mencapai prestasi rendah dan 5 orang

siswa (6,58%) mencapai prestasi sangat rendah.      Dengan melihat hasil

perhitungan tersebut, dapat diindikasikan bahwa mayoritas siswa kelas VIII
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



SMP negeri 2 sukaraja Kabupaten Sukabumi mencapai prestasi belajar

sedang. Hasil tersebut membuktikan bahwa siswa mencapai standar cukup

baik dalam menampilkan keberhasilan dalam proses belajar.

     Tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai siswa kelas VIII SMP

Negeri 2 Sukaraja ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam

pencapaian prestasi belajar. Slameto (2010) mengungkapkan terdapat dua

faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor faktor tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung dapat

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Menurut Slameto (2010) yang

merupakan faktor internal diantaranya faktor psikologis yaitu inteligensi,

perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan, sedangkan yang

termasuk faktor eksternal diantaranya lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah dan lingkungan masyarakat.

     Untuk faktor psikologis, rendahnya prestasi belajar siswa ini selain

dipengaruhi oleh faktor-faktor yang diungkapkan oleh Slameto, self-efficacy

juga memiliki peranan penting dalam menentukan tinggi rendahnya prestasi

belajar siswa. pernyataan tersebut senada dengan ungkapan Schunk dan

Pajares (2001:2) bahwa telah banyak penelitian menunjukkan self-efficacy

mempengaruhi motivasi akademik, belajar dan prestasi. tingkatan self-

efficacy yang dimiliki oleh siswa akan berpengaruh kepada motivasi belajar

yang nantinya akan berdampak pada tinggi rendahnya prestasi yang dicapai

oleh siswa.

     Faktor lingkungan tidak kalah penting dari faktor psikologis.

Lingkungan keluarga terutama orang tua merupakan peran utama yang
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



dibutuhkan siswa. Dukungan yang diberikan oleh orang tua, baik motivasi

maupun materi yang proporsional akan berkontribusi positif terhadap

perkembangan psikis siswa yang pada akhirnya mempengaruhi self-efficacy

dan pencapaian prestasi. Perkembangan psikis ini selanjutnya akan

berdampak pada interaksi di lingkungan sekolah dan masyarakat.

      Sekolah merupakan sarana siswa dalam mengembangkan fungsi

kognitifnya dan tempat dimana siswa dapat mengeksplorasi kemampuannya

(Bandura, 1997). Tinggi rendahnya prestasi yang dicapai oleh seorang siswa

di lingkungan sekolah tergantung kepada cara mengajar guru, kurikulum

yang diterapkan, hubungan antara guru dengan siswa, hubungan siswa

dengan siswa, kedisiplinan siswa di sekolah, kelengkapan fasilitas di

sekolah dan lain sebagainya.

      Masyarakat juga berkontribusi terhadap tinggi rendahnya prestasi

siswa diantaranya teman sebaya, mass media dan bentuk kehidupan

masyarakat. Jika masyarakat di lingkungan sekitar terdiri dari orang-orang

yang tidak terpelajar dan mempunyai kebiasaan tidak baik, maka siswa akan

terpengaruh oleh lingkungan yang tidak mendukung tersebut.

3.    Hubungan antara Self-Efficacy dengan Prestasi Belajar Siswa

      Kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi Tahun

      Ajaran 2011-2012.

      Pengujian korelasi antara variabel self-efficacy dengan variabel

prestasi belajar siswa, secara lebih rinci dapat dilihat pada hasil uji korelasi

dalam tabel di bawah ini.
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



          Hasil Uji Korelasi antara Self-Efficacy dengan Prestasi Belajar
          Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi
                             Tahun Ajaran 2011-2012
                                                                        prestasi
                                                    self-efficacy
                                                                     belajar siswa
       self-efficacy          Pearson
                                                                1           .614**
                              Correlation
                              Sig. (2-tailed)                                 .000
                              N                                76               76
       prestasi belajar siswa Pearson
                                                          .614**                 1
                              Correlation
                              Sig. (2-tailed)                 .000
                              N                                 76              76
       **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
       tailed).


     Dengan melihat hasil dari perhitungan statistik di atas, diketahui

bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0,614 dan nilai probabilitas sebesar

0,000. Dengan merujuk pada ketentuan bahwa H 0 ditolak apabila nilai

probabilitas ≤ 0,05 dan H0 diterima apabila nilai probabilitas > 0,05, maka

hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini mengindikasikan bahwa H 0

ditolak dan Ha diterima. Hal ini membuktikan bahwa terdapat hubungan

positif antara self-efficacy dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP

Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun ajaran 2011-2012. Hubungan

positif tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi self-efficacy yang

dimiliki siswa semakin tingggi pula prestasi belajar yang dicapainya, begitu

pula sebaliknya. Besar kecilnya kontribusi self-efficacy terhadap prestasi

belajar siswa dapat diketahui dengan perhitungan koefisien determinasi.

Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi (lihat lampiran IV), sebesar
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



37,6996% self-efficacy memberikan kontribusi terhadap pencapaian prestasi

belajar siswa.

      Hasil pengujian korelasi di atas, selanjutnya diperkuat dengan melihat

kecocokan antara tingkat self-efficacy yang dimiliki oleh siswa dengan

tingkatan prestasi belajar yang dicapainya. secara lebih rinci, kecocokan

tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel Silang Antara Self-Efficacy dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII
  SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi Tahun Ajaran 2011-2012

   Prestasi belajar
                      Sangat                                       Sangat
              Siswa              Tinggi     Sedang        Rendah          Total
                      Tinggi                                       Rendah
Self-efficacy
  Sangat Tinggi         2           3             1          0       0        6
      Tinggi            1          10             1          3       1       16
      Sedang            0           5            15          7       1       28
      Rendah            0           4             7         11       2       24
  Sangat rendah         0           0             0          1       1        2
       Total            3          22            24         22       5       76


      Berdasarkan hasil uji korelasi antara variabel self-efficacy dengan

variabel prestasi belajar siswa menunjukkan hubungan positif antara self-

efficacy dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja

Kabupaten        Sukabumi      tahun    ajaran        2011-2012.   Hal   tersebut

mengindikasikan bahwa semakin tinggi self-efficacy maka semakin tinggi

pula prestasi belajar yang dicapai oleh siswa, begitu pula sebaliknya

semakin rendah self-efficacy, semakin rendah pula prestasi belajar yang

dicapai oleh siswa.

      Dari hasil pencocokan tingkat self-efficacy dengan prestasi belajar

yang dicapai siswa pada tabel silang di atas, menunjukkan bahwa siswa
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



yang memiliki self-efficacy sangat tinggi cenderung mencapai prestasi

belajar sangat tinggi dan tinggi, siswa yang memiliki self-efficacy yang

tinggi cenderung mencapai prestasi belajar tinggi, siswa yang memiliki self-

efficacy sedang cenderung mencapai prestasi belajar sedang, siswa yang

memiliki self-efficacy rendah cenderung mencapai prestasi belajar rendah,

dan siswa yang memiliki self-effiacy sangat rendah cenderung mencapai

prestasi belajar rendah dan sangat rendah. Meskipun demikian, masih

terdapat beberapa siswa yang kurang sesuai antara self-efficacy yang

dimiliki dengan prestasi belajar yang dicapainya, sehingga kecocokan antara

self-efficacy dengan prestasi yang dicapai siswa menjadi tersebar pada

tingkatan yang berbeda dengan self-efficacy yang dimilikinya.

      Penyebaran    tingkatan    kecocokan   antara   self-efficacy   dengan

pencapaian prestasi siswa, dapat disebabkan oleh karena self-efficacy bukan

merupakan satu-satunya faktor yang berkorelasi dengan prestasi belajar,

begitu juga sebaliknya. Hal tersebut diperkuat oleh nilai koefisien

determinasi bahwa sebesar 37,6996% self-efficacy memberi kontribusi

terhadap pencapaian prestasi belajar siswa, sedangkan sebesar 62,3004%

prestasi belajar berkorelasi dengan faktor lain yang juga memberi kontribusi

terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Dengan demikian, hasil tingkat

kecocokan tersebut mendukung hasil perhitungan korelasi antara self-

efficacy dengan prestasi belajar siswa.

      Hubungan antara self-efficacy dengan prestasi belajar siswa terjadi

karena pada dasarnya self-efficacy dibangun oleh kerangka teori sosial

kognitif dalam hubungan triadik antara aspek pribadi (sistem diri), perilaku,
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



dan lingkungan yang bersifat reciprocal determinism. Walaupun tidak

diketahui darimana pusat atau awal pergerakan hubungan tersebut, apakah

sistem diri menggerakan lingkungan atau sebaliknya, Bandura (Hall dan

Lindzey, 1985) mengungkapkan bahwa hubungan tersebut diawali dari

sistem diri.

      Dalam pencapaian prestasi belajar, selain faktor eksternal, faktor

internal pun memberikan kontribusi penting. Self-efficacy merupakan

keyakinan seseorang akan kemampuan yang dimilikinya dan merupakan

faktor internal yang berkontribusi terhadap pencapaian prestasi belajar

siswa.

      Setiap siswa pasti memiliki harapan atau tujuan untuk mencapai

prestasi belajar tinggi. Dengan memiliki keyakinan kuat untuk berhasil

mencapai prestasi, siswa akan berusaha maksimal untuk mewujudkan

harapannya tersebut. Sebaliknya dengan memiliki keyakinan yang lemah,

siswa menjadi cenderung tidak berusaha dengan maksimal dalam mencapai

prestasi belajar.

      Self-efficacy sangat diperlukan siswa untuk meningkatkan motivasi

untuk mencapai prestasi belajar tinggi. Pembentukan self-efficacy dalam diri

siswa dibentuk oleh beberapa faktor diantaranya pengalaman kegagalan dan

keberhasilan serta lingkungan yang mendukung pembentukan self-efficacy.

Pengalaman dan lingkungan yang dimiliki siswa selanjutnya akan diproses

oleh sistem diri yang mengacu kepada sistem kognitif untuk dilakukan

pemaknaan.     Pemaknaan    tersebut   melibatkan   regulasi   diri   dimana

pengalaman dan lingkungan dicocokan dengan pengaturan diri sehingga
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



     akan menghasilkan suatu strategi untuk mencapai tujuan. Secara tidak

     langsung pengalaman dan lingkungan juga mempengaruhi tinggi rendahnya

     self-efficacy yang dimiliki siswa. Tanpa adanya self-efficacy tinggi, semua

     rangkaian tindakan yang telah disusun oleh sistem diri tidak akan terealisasi.

          Self-efficacy yang tinggi akan membantu siswa untuk dapat

     melakukan usaha yang maksimal sehingga mampu mencapai prestasi belajar

     yang tinggi. Sedangkan self-efficacy yang rendah akan cenderung membuat

     siswa meminimalisasi usaha yang dilakukannya sehingga hanya akan

     mencapai prestasi belajar yang rendah.

          Oleh karena self-efficacy didasarkan pada kerangka teori sosial

     kognitif yang digambarkan dengan hubungan triadik, maka kegagalan dan

     keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar akan dijadikan sebagai

     pengalaman untuk membentuk self-efficacy dalam mencapai prestasi belajar

     pada waktu yang akan datang.

I.   Kesimpulan dan Rekomendasi

     1.   Kesimpulan

          Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil

     kesimpulan sebagai berikut:

          a.     Self-efficacy yang dimiliki sebagian besar siswa kelas VIII SMP

                 Negeri 2 Sukarja Kabupaten Sukabumi tahun ajaran 2011-2012

                 termasuk ke dalam kategori sedang. Hal ini mengindikasikan

                 bahwa siswa memiliki standar keyakinan cukup mampu untuk

                 memahami dan mengerjakan soal dari pokok bahasan yang

                 paling mudah sampai dengan yang sangat sulit, mampu untuk
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



            mengembangkan kemampuannya dalam berbagai bidang studi

            yang diajarkan di sekolah, dan bertahan menyelesaikan tugas

            sampai tuntas.

      b.    Prestasi Belajar yang dimiliki sebagian besar siswa kelas VIII

            SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun ajaran

            2011-2012 termasuk ke dalam kategori sedang. Hal ini

            mengindikasikan bahwa siswa mencapai standar cukup baik

            dalam menampilkan keberhasilan dalam proses belajar.

      c.    Terdapat hubungan positif antara self-efficacy dengan prestasi

            belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten

            Sukabumi tahun ajaran 2011-2012. Hal ini mengindikasikan

            bahwa self-efficacy yang dimiliki siswa berkaitan dengan

            prestasi yang dicapainya. Semakin tinggi self-efficacy yang

            dimiliki siswa semakin tinggi pula prestasi belajar yang

            dicapainya, begitu juga sebaliknya semakin rendah self-efficacy

            siswa semakin rendah pula prestasi belajar yang dicapainya.

2.    Rekomendasi

      Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, rekomendasi dalam

penelitian ini diajukan untuk siswa, pihak orang tua, sekolah, guru dan

peneliti selanjutnya.

a.    Bagi siswa diharapkan untuk melakukan pengembangan internal (self-

      efficacy) dengan cara seperti:

      1)    memfokuskan tujuan untuk berhasil dalam pencapaian prestasi

            belajar belajar yang tinggi,
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



     2)   menjadikan pengalaman kegagalan masa lalu sebagai langkah

          awal dalam mencapai keberhasilan di masa yang akan datang,

     3)   tetap mempertahankan prestasi yang telah dicapai saat ini dan

          sebelumnya, dan

     4)   membuat daftar atau urutan pokok bahasan dan soal-soal dari

          yang paling mudah hingga yang paling sulit.

b.   Bagi orang tua siswa diharapkan untuk:

     1)   dapat menciptakan iklim pembelajaran dengan bimbingan orang

          tua di rumah, dan

     2)   dapat memfasilitasi kebutuhan pembelajaran anak.

c.   Bagi Guru diharapkan untuk:

     1)   dapat menciptakan suasana belajar kondusif dengan cara

          memberikan pelayanan belajar tambahan bagi siswa yang

          memiliki kesulitan dalam memahami pelajaran di ruang kelas,

     2)   dapat mengikutsertakan siswa siswinya dalam lomba-lomba

          yang bersifat akademik baik di dalam lingkungan sekolah

          maupun di luar sekolah,

     3)   dapat memotivasi siswa melalui reward dengan pujian bagi

          siswa yang mendapatkan nilai yang bagus dan memberikan

          kata-kata penyemangat bagi siswa yang mendapatkan nilai

          kurang bagus, dan

     4)   dapat menjalin komunikasi secara berkala dengan orang tua atau

          wali siswa.
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



d.   Bagi peneliti selanjutnya diharapkan:

     1) dapat melakukan penelitian dengan variabel yang sama dan

        menitikberatkan     terhadap    lingkungan   yang   mendukung

        perkembangan self-efficacy siswa dalam pencapaian prestasi

        belajarnya.

     2) dapat melakukan penelitian lebih mendalam tentang variabel yang

        sama dengan menggunakan metoda penelitian kualitatif.
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



                             DAFTAR PUSTAKA



Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
      Rineka Cipta.


Arikunto, S. (2010a). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


Arikunto, S. (2010b). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.


Azwar, S. (2009). Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Bandura, A. (1997). Self-Efficacy: The Exercise of Control. New York: W.H.
      Freeman and Company.


Baron, R. A., & Byrne, D. (2004). Psikologi Sosial Jilid I. Penerjemah: Ratna
       Djuwita, dkk. Jakarta: Erlangga.


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia
       (Edisi Pertama). Jakarta: Balai Pustaka.


Depdikbud KBRI Tokyo. (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional.
      [online] tersedia: http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf [24
      Februari 2010]


Hall, C.S. dan Linzey, G. (1985). Introduction to Theories of Personality. Canada:
       John Wiley & Sons, Inc.


Hartoto. (2009). Penelitian Deskriptif. [online] tersedia: http://www.penalaran-
       unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/163-penelitian-deskriptif.html
       [28 Maret 2011].


Ihsan, H. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Diktat Jurusan Psikologi
       Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



Ihsan, H. (2010). Metode Kuantitatif: Aplikasi SPSS. Diktat Jurusan Psikologi
       Universitas Indonesia: Tidak diterbitkan.


Kertamuda, F. (2008). ”Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar”.
      Jurnal Psikologi, 21, (1), 25-38


Luthans, F. (2002). Organizational Behavior. United States: McGraw-Hill.


Maddux, J.E. (2000). “Self-Efficacy: The Power of Believing You Can”, dalam
    Handbook of Positive Psychology (ed Snyder, C. R. and Lopez, S. J.). New
    York: Oxford University Press.


Musfirah., Rahmahana, R.S. & Kumolohadi, R. (2003). “Hubungan antara
       Computer Self-Efficacy dan Kecemasan Menggunakan Komputer”.
       Psikologika. 8, (15), 37-46.


Nasution, S. (2006). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.


Nugroho, O.A. (2007). Hubungan antara Self-Efficacy, Penyesuaian Diri dengan
      Prestasi Akademik Mahasiswa. Jurusan Bimbingan Konseling FKIP
      Universitas Widya Mandala Madiun. Tidak diterbitkan.


P, Sudibyo A. (2005). “Kebiasaan Menyontek PR terhadap Prestasi yang Diraih
       Seorang Siswa”. Jurnal Pendidikan Iswara Manggala, 1, (6), 17-36.


Partino. (1999). Hubungan antara Efikasi Diri dengan Unjuk Kerja: Suatu Studi
       Meta Analisis. Psikologika. -, (8), 53-63.


R, Litasari. (2003). Hubungan antara Self-Efficacy pada Pelajaran Matematika
       dengan Minat Mengikuti Bimbingan di Lembaga Bimbingan Belajar
       Piramida Tulungagung.” Skripsi Fakultas Psikologi Universitas
       Muhammadiyah Malang. Tidak Diterbitkan.


Riduwan dan Akdon. (2010). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika.
      Bandung: Alfa Beta.
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011



Santrock, J.W. (1999). Life-Span Development (Seventh Edition). United States of
       America: McGraw-Hill.


Santrock, J.W. (2009). Psikologi Pendidikan: Educational Psychology (Edisi
       Ketiga). Jakarta: Salemba Humanika.


Schunk, D.H. dan Pajares, F. (2001).”The Development of Academic Self-
     Efficacy”, dalam “Development of Achievement Motivation” (ed A. Wigfield
     and J. Eccles). San Diego: Academic Press.


Selvianti dan Aryani, L. (2009). “Self-Efficacy Penderita Kangker Payudara”.
       Jurnal Psikologi. 5, (2), 275-295.


Setiadi, R. (2010). Self-Efficacy in Indonesia Literacy Teaching Context: A
        theoretical and Empirical Perspective. Bandung: Rizqi Press.


Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
      Rineka Cipta.


Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
      Alfabeta.


Sunarto. (2009). Pentingnya SDM Berkualitas dalam Pembangunan. [online].
       Tersedia:http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=13&jd=Pentingn
       ya+SDM+Berkualitas+dalam+Pembangunan&dn=20090312113314. [10
       Maret 2010].


Suryabrata, S. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


Susilowati, A. (2009). Hubungan antara Efikasi Diri dengan Prestasi Belajar
       Pada Siswa SMA Negeri 8 Surakarta. Skripsi pada Fakultas Psikologi
       Universitas Muhammadiyah Surakarta: Tidak diterbitkan.


Syah, M. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Press.


Syaubari, M. (2006). Revolusi di Dunia Pendidikan Indonesia. [online]. Tersedia:
      http://re-searchengines.com/0706muamar.html. [10 Maret 2010].
Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011




Wagner III, J.A. & Hollenbeck, J.R. (2010). Organizational Behavior: Securing
     Competitive Advantage. New York: Routledge.


Wasito, H. (2004). “Hubungan antara Self-Efficacy dengan Penyesuaian
      Akademik dan Prestasi Akademik”. Jurnal Psikologi. 14, (2), 92-109.


Winkel, W.S. (1983). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT.
      Gramedia.


Winkel, W.S. (2009). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.


Zimmerman, B.J dan Cleary, T.J. (2006). “Adolescents’ Development of Personal
     Agency: The Role of Self-Efficacy Beliefs and Self-Regulatory Skill”,
     dalam Self-Efficacy Beliefs of Adolescents (ed Frank Pajares dan Tim
     Urdan). Greenwich: Information Age Publishing.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKA
Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKAMakalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKA
Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKARatika Mueslim
 
Contoh Analisis Data Statistika Menggunakan SPSS 16.0 (Mulai Entri Data samp...
 Contoh Analisis Data Statistika Menggunakan SPSS 16.0 (Mulai Entri Data samp... Contoh Analisis Data Statistika Menggunakan SPSS 16.0 (Mulai Entri Data samp...
Contoh Analisis Data Statistika Menggunakan SPSS 16.0 (Mulai Entri Data samp...Yogyakarta State University
 
Jenis-Jenis Pertanyaan
Jenis-Jenis PertanyaanJenis-Jenis Pertanyaan
Jenis-Jenis Pertanyaanachmadk12
 
Presentasi Kenakalan Remaja
Presentasi Kenakalan RemajaPresentasi Kenakalan Remaja
Presentasi Kenakalan RemajaTakere Mae
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Rima Trianingsih
 
Kognisi Sosial (Psikologi Sosial)
Kognisi Sosial (Psikologi Sosial)Kognisi Sosial (Psikologi Sosial)
Kognisi Sosial (Psikologi Sosial)atone_lotus
 
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMACONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMAFaza Zahrah
 
KB 1 Langkah-langkah Menulis Akademik
KB 1 Langkah-langkah Menulis AkademikKB 1 Langkah-langkah Menulis Akademik
KB 1 Langkah-langkah Menulis Akademikpjj_kemenkes
 
Contoh proposal memperingati hari ulang tahun
Contoh proposal memperingati hari ulang tahunContoh proposal memperingati hari ulang tahun
Contoh proposal memperingati hari ulang tahunRahaden Lingga Bhumi
 
Ppt lomba esai nasional wasment-esys
Ppt lomba esai nasional wasment-esysPpt lomba esai nasional wasment-esys
Ppt lomba esai nasional wasment-esysilmahnurmaYanti
 
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negara
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negaraBab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negara
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negaranatal kristiono
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitianEndah Aibara
 
Contoh proposal pkm penelitian
Contoh proposal pkm penelitianContoh proposal pkm penelitian
Contoh proposal pkm penelitianZakiyul Mu'min
 

Was ist angesagt? (20)

Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKA
Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKAMakalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKA
Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKA
 
Contoh Analisis Data Statistika Menggunakan SPSS 16.0 (Mulai Entri Data samp...
 Contoh Analisis Data Statistika Menggunakan SPSS 16.0 (Mulai Entri Data samp... Contoh Analisis Data Statistika Menggunakan SPSS 16.0 (Mulai Entri Data samp...
Contoh Analisis Data Statistika Menggunakan SPSS 16.0 (Mulai Entri Data samp...
 
Skala pengukuran dalam penelitian
Skala pengukuran dalam penelitianSkala pengukuran dalam penelitian
Skala pengukuran dalam penelitian
 
Filsafat olahraga
Filsafat olahragaFilsafat olahraga
Filsafat olahraga
 
Ppt sidang skripsi
Ppt sidang skripsiPpt sidang skripsi
Ppt sidang skripsi
 
Jenis-Jenis Pertanyaan
Jenis-Jenis PertanyaanJenis-Jenis Pertanyaan
Jenis-Jenis Pertanyaan
 
Presentasi Kenakalan Remaja
Presentasi Kenakalan RemajaPresentasi Kenakalan Remaja
Presentasi Kenakalan Remaja
 
PPT Sidang Skripsi.pptx
PPT Sidang Skripsi.pptxPPT Sidang Skripsi.pptx
PPT Sidang Skripsi.pptx
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
 
Kognisi Sosial (Psikologi Sosial)
Kognisi Sosial (Psikologi Sosial)Kognisi Sosial (Psikologi Sosial)
Kognisi Sosial (Psikologi Sosial)
 
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMACONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
 
KB 1 Langkah-langkah Menulis Akademik
KB 1 Langkah-langkah Menulis AkademikKB 1 Langkah-langkah Menulis Akademik
KB 1 Langkah-langkah Menulis Akademik
 
Contoh proposal memperingati hari ulang tahun
Contoh proposal memperingati hari ulang tahunContoh proposal memperingati hari ulang tahun
Contoh proposal memperingati hari ulang tahun
 
Ppt lomba esai nasional wasment-esys
Ppt lomba esai nasional wasment-esysPpt lomba esai nasional wasment-esys
Ppt lomba esai nasional wasment-esys
 
Powerpoint pendidikan
Powerpoint pendidikanPowerpoint pendidikan
Powerpoint pendidikan
 
Formal informal
Formal informalFormal informal
Formal informal
 
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negara
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negaraBab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negara
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negara
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Contoh proposal pkm penelitian
Contoh proposal pkm penelitianContoh proposal pkm penelitian
Contoh proposal pkm penelitian
 
Proposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKM
Proposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKMProposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKM
Proposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKM
 

Ähnlich wie Ringkasan full teks

Instrumen_Penilaian_Motivasi_Belajar_dan_Hasil_Bel.pdf
Instrumen_Penilaian_Motivasi_Belajar_dan_Hasil_Bel.pdfInstrumen_Penilaian_Motivasi_Belajar_dan_Hasil_Bel.pdf
Instrumen_Penilaian_Motivasi_Belajar_dan_Hasil_Bel.pdfMartinusOlaNedin
 
ARTIKEL JURNAL SKRIPSI EKSPERIMEN
ARTIKEL JURNAL SKRIPSI EKSPERIMENARTIKEL JURNAL SKRIPSI EKSPERIMEN
ARTIKEL JURNAL SKRIPSI EKSPERIMENDina Adilah
 
jearmanager,+20.+JEAR+VOL.+5+NO.+3+LILIK+KUSTIYANI+432-439.pdf
jearmanager,+20.+JEAR+VOL.+5+NO.+3+LILIK+KUSTIYANI+432-439.pdfjearmanager,+20.+JEAR+VOL.+5+NO.+3+LILIK+KUSTIYANI+432-439.pdf
jearmanager,+20.+JEAR+VOL.+5+NO.+3+LILIK+KUSTIYANI+432-439.pdfssuser6926dd
 
Hubungan antara kepercayaan diri dengan prestasi belajar dan perencanaan kari...
Hubungan antara kepercayaan diri dengan prestasi belajar dan perencanaan kari...Hubungan antara kepercayaan diri dengan prestasi belajar dan perencanaan kari...
Hubungan antara kepercayaan diri dengan prestasi belajar dan perencanaan kari...Psikopedagogia uad
 
Pengaruh model me as di sltp
Pengaruh model me as di sltpPengaruh model me as di sltp
Pengaruh model me as di sltpdeky94
 
Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari kedua
Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari keduaIkarihayati 21112251058 psikologi belajar hari kedua
Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari keduaIkha Belieberforever
 
4.vina serevina fitri savitri
4.vina serevina fitri savitri4.vina serevina fitri savitri
4.vina serevina fitri savitrivinaserevina
 
Tesis Made Martin Rusmaja
Tesis Made Martin RusmajaTesis Made Martin Rusmaja
Tesis Made Martin Rusmajamartinrusmaja
 
2 pengaruh budaya organisasi, efikasi diri dan kepuasan kerja
2 pengaruh budaya organisasi, efikasi diri dan kepuasan kerja 2 pengaruh budaya organisasi, efikasi diri dan kepuasan kerja
2 pengaruh budaya organisasi, efikasi diri dan kepuasan kerja University of Nusa Cendana
 
Hubungan antara efikasi diri dengan perilaku prokrastinasi
Hubungan antara efikasi diri dengan perilaku prokrastinasiHubungan antara efikasi diri dengan perilaku prokrastinasi
Hubungan antara efikasi diri dengan perilaku prokrastinasihanafieminence
 
PPT-KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
PPT-KOMPETENSI PEDAGOGIK GURUPPT-KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
PPT-KOMPETENSI PEDAGOGIK GURUAlorka 114114
 
Rev annotated bibliography
Rev annotated bibliographyRev annotated bibliography
Rev annotated bibliographyAGUS SETIYONO
 

Ähnlich wie Ringkasan full teks (20)

Journal
JournalJournal
Journal
 
Proposal skripsi
Proposal skripsiProposal skripsi
Proposal skripsi
 
Instrumen_Penilaian_Motivasi_Belajar_dan_Hasil_Bel.pdf
Instrumen_Penilaian_Motivasi_Belajar_dan_Hasil_Bel.pdfInstrumen_Penilaian_Motivasi_Belajar_dan_Hasil_Bel.pdf
Instrumen_Penilaian_Motivasi_Belajar_dan_Hasil_Bel.pdf
 
Ipi22489
Ipi22489Ipi22489
Ipi22489
 
525 650-1-sm (1)
525 650-1-sm (1)525 650-1-sm (1)
525 650-1-sm (1)
 
ARTIKEL JURNAL SKRIPSI EKSPERIMEN
ARTIKEL JURNAL SKRIPSI EKSPERIMENARTIKEL JURNAL SKRIPSI EKSPERIMEN
ARTIKEL JURNAL SKRIPSI EKSPERIMEN
 
Jp kim ia121redhana
Jp kim ia121redhanaJp kim ia121redhana
Jp kim ia121redhana
 
jearmanager,+20.+JEAR+VOL.+5+NO.+3+LILIK+KUSTIYANI+432-439.pdf
jearmanager,+20.+JEAR+VOL.+5+NO.+3+LILIK+KUSTIYANI+432-439.pdfjearmanager,+20.+JEAR+VOL.+5+NO.+3+LILIK+KUSTIYANI+432-439.pdf
jearmanager,+20.+JEAR+VOL.+5+NO.+3+LILIK+KUSTIYANI+432-439.pdf
 
Hubungan antara kepercayaan diri dengan prestasi belajar dan perencanaan kari...
Hubungan antara kepercayaan diri dengan prestasi belajar dan perencanaan kari...Hubungan antara kepercayaan diri dengan prestasi belajar dan perencanaan kari...
Hubungan antara kepercayaan diri dengan prestasi belajar dan perencanaan kari...
 
Pengaruh model me as di sltp
Pengaruh model me as di sltpPengaruh model me as di sltp
Pengaruh model me as di sltp
 
Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari kedua
Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari keduaIkarihayati 21112251058 psikologi belajar hari kedua
Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari kedua
 
559
559559
559
 
4.vina serevina fitri savitri
4.vina serevina fitri savitri4.vina serevina fitri savitri
4.vina serevina fitri savitri
 
Tesis Made Martin Rusmaja
Tesis Made Martin RusmajaTesis Made Martin Rusmaja
Tesis Made Martin Rusmaja
 
2 pengaruh budaya organisasi, efikasi diri dan kepuasan kerja
2 pengaruh budaya organisasi, efikasi diri dan kepuasan kerja 2 pengaruh budaya organisasi, efikasi diri dan kepuasan kerja
2 pengaruh budaya organisasi, efikasi diri dan kepuasan kerja
 
704 1290-1-sm
704 1290-1-sm704 1290-1-sm
704 1290-1-sm
 
Kastri+Fani.pdf
Kastri+Fani.pdfKastri+Fani.pdf
Kastri+Fani.pdf
 
Hubungan antara efikasi diri dengan perilaku prokrastinasi
Hubungan antara efikasi diri dengan perilaku prokrastinasiHubungan antara efikasi diri dengan perilaku prokrastinasi
Hubungan antara efikasi diri dengan perilaku prokrastinasi
 
PPT-KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
PPT-KOMPETENSI PEDAGOGIK GURUPPT-KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
PPT-KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
 
Rev annotated bibliography
Rev annotated bibliographyRev annotated bibliography
Rev annotated bibliography
 

Kürzlich hochgeladen

MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptxMATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptxSuarniSuarni5
 
DOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdf
DOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdfDOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdf
DOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdfssuserb45274
 
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdfK1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf2210130220024
 
Menyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus da
Menyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus daMenyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus da
Menyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus daWijaya Kusumah
 
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIBMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIwanalifhikmi
 
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdfK1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdfbayuputra151203
 
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptxanisakhairoza
 
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdfkeutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdfatsira1
 
Materi Presentasi PPT Komunitas belajar 2.pptx
Materi Presentasi PPT Komunitas belajar 2.pptxMateri Presentasi PPT Komunitas belajar 2.pptx
Materi Presentasi PPT Komunitas belajar 2.pptxnursamsi40
 
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024ssuser82320b
 
Tanqihul Qoul Bab 14 - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
Tanqihul Qoul Bab 14  - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptxTanqihul Qoul Bab 14  - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
Tanqihul Qoul Bab 14 - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptxMMuminSholih
 
materi PPT tentang cerita inspiratif kelas 9 smp
materi PPT tentang cerita inspiratif kelas 9 smpmateri PPT tentang cerita inspiratif kelas 9 smp
materi PPT tentang cerita inspiratif kelas 9 smpAanSutrisno
 
Program Roots Indonesia - Aksi Nyata.pdf
Program Roots Indonesia - Aksi Nyata.pdfProgram Roots Indonesia - Aksi Nyata.pdf
Program Roots Indonesia - Aksi Nyata.pdfrizalrulloh1992
 
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptxPaparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptxagunk4
 
Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1
Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1
Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1LailaTulangRusukMaha
 
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN AQIDAH ISLAM.pptx
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN  AQIDAH ISLAM.pptxMATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN  AQIDAH ISLAM.pptx
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN AQIDAH ISLAM.pptxSuarniSuarni5
 
MATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptx
MATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptxMATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptx
MATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptxSuarniSuarni5
 
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptxPPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptxRestiana8
 
Materi pesantren kilat Ramadhan tema puasa.pptx
Materi pesantren kilat Ramadhan  tema puasa.pptxMateri pesantren kilat Ramadhan  tema puasa.pptx
Materi pesantren kilat Ramadhan tema puasa.pptxSuarniSuarni5
 

Kürzlich hochgeladen (20)

MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptxMATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
 
DOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdf
DOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdfDOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdf
DOKUMEN PENJAJARAN_KSSR MATEMATIK TAHAP 1_EDISI 3.pdf
 
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdfK1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
 
Menyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus da
Menyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus daMenyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus da
Menyiapkan Guru Masa Depan yang Bagus da
 
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIBMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
 
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdfK1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
K1_pengantar komunikasi pendidikan (1).pdf
 
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
573323880-PPT-Nasionalisme-dan-Anti-Korupsi.pptx
 
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdfkeutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
keutamaan dan hikmah shaalat fardhu .pdf
 
Materi Presentasi PPT Komunitas belajar 2.pptx
Materi Presentasi PPT Komunitas belajar 2.pptxMateri Presentasi PPT Komunitas belajar 2.pptx
Materi Presentasi PPT Komunitas belajar 2.pptx
 
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024
 
DEFINISI DAN KONTEKS MANAJEMEN ISU DAN KRISIS.pptx
DEFINISI DAN KONTEKS MANAJEMEN ISU DAN KRISIS.pptxDEFINISI DAN KONTEKS MANAJEMEN ISU DAN KRISIS.pptx
DEFINISI DAN KONTEKS MANAJEMEN ISU DAN KRISIS.pptx
 
Tanqihul Qoul Bab 14 - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
Tanqihul Qoul Bab 14  - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptxTanqihul Qoul Bab 14  - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
Tanqihul Qoul Bab 14 - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
 
materi PPT tentang cerita inspiratif kelas 9 smp
materi PPT tentang cerita inspiratif kelas 9 smpmateri PPT tentang cerita inspiratif kelas 9 smp
materi PPT tentang cerita inspiratif kelas 9 smp
 
Program Roots Indonesia - Aksi Nyata.pdf
Program Roots Indonesia - Aksi Nyata.pdfProgram Roots Indonesia - Aksi Nyata.pdf
Program Roots Indonesia - Aksi Nyata.pdf
 
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptxPaparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
Paparan Model Kompetensi Kepala Sekolah.pptx
 
Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1
Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1
Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1
 
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN AQIDAH ISLAM.pptx
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN  AQIDAH ISLAM.pptxMATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN  AQIDAH ISLAM.pptx
MATERI PESANTREN KILAT RAMADHAN AQIDAH ISLAM.pptx
 
MATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptx
MATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptxMATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptx
MATERI pesntren kilat FIQIH THAHARAH.pptx
 
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptxPPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
PPT GABUNGAN 1 kelas 9 gabungan tabung dengan setengah bola.pptx
 
Materi pesantren kilat Ramadhan tema puasa.pptx
Materi pesantren kilat Ramadhan  tema puasa.pptxMateri pesantren kilat Ramadhan  tema puasa.pptx
Materi pesantren kilat Ramadhan tema puasa.pptx
 

Ringkasan full teks

  • 1. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi Tahun Ajaran 2011-2012) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Jurusan Psikologi Oleh Desti Mahardikawati 0704679 JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011
  • 2. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 ABSTRAK Desti Mahardikawati (0704679). Hubungan antara Self-Efficacy dengan Prestasi Belajar Siswa (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi Tahun Ajaran 2011-2012). Skripsi Jurusan Psikologi FIP UPI, Bandung (2011). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-efficacy dengan prestasi belajar siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi yang berjumlah 76 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik korelasional. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan uji korelasi Product Moment dari Pearson dengan menggunakan software SPSS Versi 16.0. Instrumen pengukuran variabel self-efficacy menggunakan skala Likert yang dikembangkan dari teori self-efficacy Albert Bandura, sedangkan instrumen untuk mengukur variabel prestasi belajar menggunakan dokumentasi nilai rata-rata hasil mid semester I siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun ajaran 2011-2012. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis antara variabel self- efficacy dengan prestasi belajar siswa, diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,614. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara self-efficacy dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun ajaran 2011-2012. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa semakin tinggi self-efficacy maka semakin tinggi pula prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dan semakin rendah self-efficacy maka semakin rendah pula prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Sebagian besar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun ajaran 2011-2012 berada pada kategori sedang untuk variabel self-efficacy dan prestasi belajar. Hal tersebut mengindikasikan bahwa siswa memiliki standar keyakinan cukup mampu untuk memahami dan mengerjakan soal dari pokok bahasan yang paling mudah sampai dengan yang sulit, mengembangkan kemampuannya dalam berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, dan bertahan menyelesaikan tugas sampai tuntas. Rekomendasi dari penelitian ini, diharapkan siswa dapat melakukan pengembangan internal untuk meningkatkan self-efficacy yang dimilikinya. Bagi orang tua dan guru, diharapkan dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan self-efficacy. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat meneliti dengan tema yang sama dan lebih menitikberatkan terhadap lingkungan pendukung pengembangan self-efficacy siswa. Kata kunci : prestasi belajar, self-efficacy.
  • 3. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 ABSTRACT The Correlation between Self-Efficacy and Student’s Academic Achievement (Descriptive Study on Class VIII Students of SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi School Year 2011-2012). Mini-Thesist of Psychology Departement at FIP UPI, Bandung (2011). Desti Mahardikawati 1 Titin Kartini 2 Tina Hayati Dahlan 3 The aim of the study is to find out the correlation between self-efficacy and the student’s academic achievement. The samples of the study are the students of class VIII of SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi. The numbers of the sample are 76 students. The method use in this study is a descriptive method with a correlational technique. The hypothesis of the study tested with a product moment correlation test from Pearson and the SPSS software version 16.0. The measuring instrument of self-efficacy variable is using the Likert Scale which is the expansion of self-efficacy theory from Albert Bandura. While the measuring instrument of the student’s academic achievement variable is using the grade documents of the first mid semester test of class VIII students of SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi. According to the hypothesis test between the variable of self-efficacy and the student’s academic achievement, showed that the correlation coefficient value of the test is 0,614. This result showed that there is a positive correlation between self-efficacy and academic achievement of the class VIII students of SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi school year 2011- 2012. Most of the students of class VIII of SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi are belong to the middle category of self-efficacy variable and academic achievement. This is indicates that the students have enough self-belief to understand and to perform various tasks from the simple on the most difficult one, to develop their capability in all kinds of lesson subjects in school and to restrain until the tasks performed completely. The study has some recommendation, for the students, they are expected to be able to perform an internal development to improve their self-efficacy. For parents and teachers, they are suggested to create positive atmospheres for the development of self-efficacy. For the researchers, it is hope that they can study the similar theme which more emphasize to the importance role of the environment on supporting the development of student’s self-efficacy. Key words: Academic Achievement, Self-efficacy 1 Student of Psychology Departement, Faculty of Education, Indonesia University of Education 2 Faculty of Education, Indonesia University of Education 3 Faculty of Education, Indonesia University of Education
  • 4. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 RINGKASAN SKRIPSI A. Latar Belakang Tuntutan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas di zaman ini cukup tinggi. Teknologi yang semakin canggih mendorong manusia untuk dapat berpikir dan bersaing lebih keras lagi. Hal ini tidak hanya berlaku dalam satu aspek saja, namun berbagai aspek dalam kehidupan memiliki tuntutan yang sama. Aspek- aspek tersebut meliputi perekonomian, sosial, politik, budaya dan pendidikan. Dengan demikian, perlu adanya keseimbangan antara tuntutan dan sumber daya manusia yang memadai. Kualitas sumber daya manusia yang kurang memadai pada suatu negara dapat menjadikan negara tersebut kalah bersaing bahkan tertinggal oleh negara lain. Fakta di lapangan, menurut Institute of Management Development (IMD) tahun 2000 Indonesia menduduki peringkat ke-45 (dari 47 negara) dalam hal daya saing. Ditinjau dari segi mutu sumber daya manusia, Indonesia menduduki peringkat 46. Dari data tersebut maka sumber daya manusia Indonesia dapat diindikasikan kurang menguasai sains dan teknologi, serta kurang mampu secara manajerial (Syaubari, 2006). Dengan kurang memadainya kualitas sumber daya manusia yang dimiliki, mengakibatkan terhambatnya kemajuan di beberapa aspek kehidupan. Gubernur Jambi H. Zulkifli Nurdin dalam Kabar Indonesia Jambi mengatakan bahwa salah satu faktor penting dan sentral dalam pembangunan adalah sumber daya manusia yang berkualitas dan professional (Sunarto, 2009). Lebih lanjut lagi, gubernur menyampaikan bahwa peranan pendidikan baik formal maupun nonformal sangat
  • 5. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 menentukan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas (Sunarto, 2009). Pendidikan memiliki tujuan untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Hal tersebut tercantum pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS) No. 20 tahun 2003 BAB II pasal 3: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (http://www.inherent-dikti.net/). Banyak permasalahan dalam pendidikan yang menjadi hambatan untuk terselenggaranya tujuan tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh N. Idrus pada tahun 1999 menyatakan bahwa rendahnya produktivitas sumber daya manusia Indonesia diakibatkan oleh kurang percaya diri, kurang kompetitif, kurang kreatif dan sulit berprakarsa sendiri (Syaubari, 2006). Dalam dunia pendidikan, permasalahan-permasalahan tersebut akan berdampak pada rendahnya prestasi yang dicapai oleh siswa di sekolah. Selain hal di atas, aspek penting yang menjadi dorongan bagi seseorang atau siswa untuk dapat menjadi berkualitas atau memiliki prestasi tinggi adalah dengan dimilikinya self-efficacy yang tinggi. Pernyataan ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susilowati (2009) terhadap siswa-siswi kelas XII SMA Negeri 8 Surakarta yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara efikasi diri (self-efficacy) dengan prestasi belajar siswa. Self-efficacy didefinisikan oleh Bandura (1997:3) sebagai keyakinan seseorang terhadap suatu kemampuan yang dimilikinya untuk mengorganisasikan dan melaksanakan serangkaian tindakan yang harus dilakukan untuk
  • 6. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 menghasilkan tujuan yang telah ditetapkan. Lebih singkat lagi Bandura mendefinisikan self-efficacy sebagai suatu persepsi diri untuk dapat berfungsi dalam situasi tertentu (Hall dan Lindzey, 1985:539). Self-efficacy ini dibagi menjadi dua tipe yaitu efficacy expectation dan outcome expectation (Hall dan Lindzey, 1985:539-540). Efficacy expectation merupakan keyakinan seseorang bahwa seseorang tersebut dapat berhasil melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu, sedangkan outcome expectation merupakan penilaian seseorang bahwa tindakan yang diberikan akan memberikan hasil tertentu (Hall dan Lindzey, 1985: 539-540). Banyak peneliti menunjukkan bahwa self-efficacy mempengaruhi motivasi akademik, belajar dan prestasi (Schunk dan Pajares, 2001:2). Idealnya setiap individu harus memiliki self-efficacy yang positif, karena hal tersebut sangat berpengaruh tehadap keberhasilan seseorang dalam menjalani kehidupannya. Self-efficacy yang dimiliki oleh seseorang yang satu dengan yang lain tentunya akan berbeda. Tinggi rendahnya self-efficacy yang dimiliki seseorang tergantung kepada tingkatan tugas yang dihadapi, luasnya bidang yang mampu dilakukan seseorang dan ketekunan dalam melakukan tindakan untuk mencapai tujuan. Pembentukan self-efficacy yang dialami seseorang tidak berlangsung secara otomatis, akan tetapi membutuhkan informasi-informasi yang mendukungnya. Informasi-informasi tersebut dapat dijadikan sumber yang akan meningkatkan self-efficacy seseorang. Bandura (1997:41-43) menegaskan terdapat empat sumber self-efficacy yaitu enactive mastery experience (pengalaman yang dimiliki oleh individu), vicarious experience (pengalaman yang dimiliki oleh
  • 7. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 orang lain), verbal persuation (pengakuan dari pihak lain), physiological and affective states (keadaan fisiologis dan keadaan emosional). Self-efficacy sangat penting dimiliki setiap orang. Pada umumnya seseorang akan melakukan usaha untuk mencapai tujuannya, jika seseorang merasa akan mendapatkan apa yang diinginkan dari tindakan tersebut (Baron dan Byrne, 2004:183). Artinya, tindakan akan muncul apabila ada keyakinan yang menyertainya. Jika seseorang tidak memiliki keyakinan untuk dapat mencapai tujuannya, ada kemungkinan seseorang tersebut tidak akan bertindak untuk mencapai tujuannya. Dengan memiliki keyakinan yang kuat, keinginan untuk mencapai tujuan akan hadir, sehingga akan menimbulkan semangat untuk meraih apa yang diinginkan. Pernyataan tersebut sesuai dengan ungkapan Musfirah, Rahmahana, dan Kumolohadi (2003:39) yang menyatakan bahwa dengan self- efficacy yang tinggi seorang individu akan mempunyai keyakinan bahwa dirinya akan berhasil melakukan sesuatu sehingga seseorang tersebut akan melakukan berbagai usaha untuk mencapai tujuannya. Demikian juga dalam bidang pendidikan, self-efficacy memiliki peranan yang penting terutama bagi para siswa dalam meraih prestasi belajar. Menurut Kertamuda (2008:28) prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh atau dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar yang diberikan oleh guru. Urdan (Kertamuda, 2008:28) berpendapat bahwa prestasi belajar yang akan dihasilkan oleh siswa tentunya berbeda-beda, hal tersebut tergantung kepada tujuan yang ingin dicapainya. Pencapaian prestasi tersebut tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, salah satu diantaranya adalah self-efficacy. Siswa yang memiliki self-efficacy tinggi akan sukses untuk memecahkan masalah
  • 8. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 yang terlihat dari kinerja yang lebih besar dan bertahan lebih lama dibandingkan siswa yang memiliki self-efficacy lebih rendah (Schunk dan Pajares, 2001:14). Kenyataan yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa self-efficacy yang dimiliki siswa sangat memprihatinkan. Dari hasil wawancara informal pada bulan Oktober 2010 dengan wakil kepala sekolah (Wakasek) urusan kurikulum, beberapa guru mata pelajaran dan guru Bimbingan dan Konseling (BK) SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi, terdapat fenomena siswa sering mencontek ketika ulangan, baik ulangan harian maupun ulangan akhir semester, membolos pada beberapa mata pelajaran yang menurut keyakinan siswa tertentu tidak akan mampu memahaminya, tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang diyakininya sulit, dan tidak mau menampilkan kompetensi dirinya ketika diminta untuk berdramatisasi dengan alasan tidak yakin mampu melakukannya, serta banyak yang menghindari pengayaan matematika karena mereka yakin tidak akan bisa menyelesaikannya. Kurangnya keyakinan siswa dalam mencapai prestasi belajar, berdasarkan penuturan Wakasek urusan kurikulum berdampak pada rendahnya prestasi yang dicapai. Faktor lain yang ikut berperan dalam pencapaian prestasi ini diantaranya adalah kondisi keluarga dan sekolah, khususnya guru. Mayoritas siswa berada pada perekonomian menengah ke bawah. Hal ini ditandai dengan terdapat banyak orang tua siswa terutama ibu yang pergi menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) ke Arab Saudi disertai ayah yang berpenghasilan rendah yang kurang menunjang pemenuhan kebutuhan siswa atau bahkan diperparah dengan situasi pemindahan pengasuhan pada pihak yang kurang bertanggung jawab.
  • 9. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi termasuk Rintisan Sekolah Standar Nasional (RSSN) yang menuntut tidak hanya siswa saja yang harus meningkatkan prestasi belajar yang dicapainya, namun membutuhkan sumber daya manusia seluruh warga sekolah termasuk seluruh pembuat kebijakan yang terkait dalam peningkatan mutu pendidikan nasional. Guru sebagai pengembang kurikulum juga harus meningkatkan kompetensinya agar pembelajaran dapat terlaksana sebagaimana yang diharapkan. Pemerintah berusaha meningkatkan kualitas pendidikan agar semua guru dapat meningkatkan kompetensinya melalui “Better Education Through Reform Management Unversal Teacher Upgrading” (BERMUTU) melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Dengan keharusan guru mengikuti kegiatan tersebut, tentunya ada hal-hal yang harus di korbankan salah satunya kegiatan belajar mengajar di kelas. Berdasarkan hasil wawancara informal lanjutan pada bulan Februari 2011 dengan Wakasek urusan kurikulum, fenomena ketiga unsur antara siswa, orang tua dan guru secara tidak langsung mempengaruhi pencapaian nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa. Nilai KKM merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas siswa terutama dalam prestasi belajar yang dicapainya. Dengan penerapan KKM ini diharapkan dapat memacu semangat siswa untuk berjuang lebih keras dalam mencapai prestasi belajar yang diharapkan. Dalam penentuan nilai KKM di sekolah, terlebih dahulu pihak sekolah memusyawarahkannya dengan komite sekolah serta mempertimbangkan beberapa hal seperti intake siswa (nilai-nilai yang dihasilkan siswa sebelumnya), daya dukung sekolah, dan kompleksitas yang sesuai dengan kenyataan yang ada di
  • 10. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 sekolah. Meskipun penentuan KKM tersebut sudah dipertimbangkan sesuai dengan keadaan dan kemampuan dalam berbagai aspek yang ada di sekolah, pada kenyataannya masih terdapat siswa yang belum dapat mencapainya, padahal KKM ini tidak dapat dihindari, sehingga mau tidak mau siswa harus mencapai setiap nilai KKM yang telah ditentukan pada setiap mata pelajaran. Jika siswa memiliki salah satu saja nilai di bawah KKM, maka kemungkinan besar siswa tersebut harus melakukan remidial sampai mendapatkan nilai yang mencapai KKM yang telah ditetapkan dalam mata pelajaran tersebut. Seandainya siswa tetap tidak mencapai KKM, besar kemungkinan siswa tersebut tidak dapat naik kelas. Berdasarkan data hasil Ujian Akhir Sekolah (UAS) semester ganjil yang diperoleh pada tahun ajaran 2010-2011 di SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi yaitu untuk kelas VII siswa yang sudah mencapai KKM mencapai 73% yaitu sekitar 185 siswa, sedangkan yang belum mencapainya 27% yaitu sekitar 68 siswa; untuk kelas VIII siswa yang sudah mencapai KKM 66% yaitu sekitar 160 siswa, sedangkan yang belum mencapainya 34% yaitu sekitar 83 siswa; dan kelas IX yang sudah mencapai KKM 76% yaitu sekitar 149 siswa, sedangkan yang belum mencapainya 24% yaitu sekitar 47 siswa. Dengan dilatarbelakangi fenomena yang telah di paparkan di atas, maka peneliti memfokuskan penelitian ini pada hubungan antara self-efficacy dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun ajaran 2011-2012.
  • 11. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 B. Rumusan Masalah Mencapai prestasi belajar yang tinggi merupakan harapan bagi semua siswa. Pencapaian prestasi belajar yang tinggi tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor internal tidak kalah pentingnya dari faktor eksternal dalam menentukan tinggi rendahnya prestasi yang dicapai siswa. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar ialah self-efficacy. Self-efficacy merupakan keyakinan yang dimiliki oleh seseorang terhadap kemampuannya untuk mengorganisasikan serangkaian tindakan dalam mencapai tujuan yang dikehendakinya. Salah satu penyebab kegagalan siswa dalam mencapai prestasi belajar yang tinggi, yaitu rendahnya keyakinan siswa terhadap kemampuan yang dimilikinya untuk mencapai prestasi. Rendahnya self-efficacy secara tidak langsung dapat berpengaruh terhadap kegigihan dalam pencapaian prestasi. Berdasarkan permasalahan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini dijabarkan dalam pertanyaan penelitian berikut ini. 1. Bagaimana gambaran self-efficacy yang dimiliki siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun ajaran 2011-2012? 2. Bagaimana gambaran prestasi belajar yang dicapai siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun ajaran 2011-2012? 3. Apakah terdapat hubungan antara self-efficacy dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun ajaran 2011-2012?
  • 12. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. untuk mengetahui gambaran umum self-efficacy yang dimiliki siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun ajaran 2011-2012, 2. untuk mengetahui gambaran prestasi belajar yang dicapai siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun ajaran 2011- 2012, dan 3. untuk mengetahui hubungan antara self-efficacy dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun ajaran 2011-2012. D. Asumsi Berikut ini adalah asumsi yang menjadi landasan dari penelitian ini. 1. Self-efficacy yang tinggi dapat membantu seseorang untuk selalu optimis dalam mencapai tujuannya. 2. Self-efficacy dibutuhkan dalam bidang pendidikan, kehidupan sosial di masyarakat, serta untuk mengatur kehidupan pribadi. 3. Self-efficacy menentukan usaha yang dilakukan seseorang dalam pencapaian tujuannya (Luthans, 2002). 4. Self-efficacy yang tinggi dapat menentukan prestasi yang dicapai seseorang (Schunk & Pajares, 2001).
  • 13. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 E. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara self- efficacy dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun ajaran 2011-2012. Dengan mengacu pada hipotesis penelitian, hipotesis yang akan diuji dinyatakan dengan hipotesis statistik (H 0 dan Ha) berikut ini. 1. H0: ρ = 0 Tidak terdapat hubungan antara self-efficacy dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun ajaran 2011-2012. 2. H a: ρ > 0 Terdapat hubungan positif antara self-efficacy dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun ajaran 2011-2012. Hipotesis statistik tersebut diuji dengan koefisien α sebesar 0,05 dengan ketentuan H0 ditolak apabila angka probabilitas ≤ 0,05 dan H 0 diterima apabila angka probabilitas > 0,05 (Ihsan, 2010:43). F. Kajian Teoritis Tentang self-Efficacy dan Prestasi Belajar Siswa 1. Teori Self-Efficacy Premis dasar dari teori self-efficacy adalah kepercayaan seseorang dalam kemampuannya untuk mencapai hasil yang diinginkan dari tindakan yang dilakukan, hal tersebut merupakan penentu perilaku bagi seseorang
  • 14. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 ketika memilih apakah seseorang tersebut akan terlibat dan gigih dalam menghadapi rintangan dan tantangan atau sebaliknya (Maddux, 2000:2). Untuk lebih memahami pengertian self-efficacy, Bandura (1997:3) mendefinisikan bahwa self-efficacy adalah “ refers to beliefs in one’s capabilities to organize and execute the courses of action required to produce given attainment” yang artinya self-efficacy mengacu pada keyakinan seseorang terhadap kemampuan yang dimilikinya untuk mengorganisasikan dan melaksanakan serangkaian tindakan yang harus dilakukan untuk menghasilkan tujuan yang telah ditetapkan. Self-efficacy yang dimiliki seseorang tidak terbentuk secara ototomatis (Setiadi 2010). Dalam pementukannya, seseorang memerlukan beberapa sumber atau informasi sebagai faktor penunjang terbentuknya self-efficacy yang dimilikinya. Bandura (1997) menyebutkan terdapat empat sumber yang dapat membentuk self-efficacy seseorang, yaitu: a. enactive mastery experience (pengalaman diri sendiri), b. vicarious experience (pengalaman orang lain), c. verbal persuation (pengakuan sosial), dan d. physiological and affective states (kondisi fisiologis dan emosional). Tinggi rendahnya self-efficacy yang dimiliki seseorang akan berbeda satu sama lain. tinggi rendahnya self-efficacy tergantung kepada tiga dimensi yang diungkapkan Bandura (1997), yaitu: a. level/magnitude, berkaitan dengan derajat kesulitan tugas yang dirasakan seseorang,
  • 15. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 b. generality, berkaitan dengan luas bidang kemampuan seseorang, dan c. strength, berkaiatan dengan ketahan seseorang dalam mengatasi hambatan dan kesulitan dalam menyelesaikan tugas. 2. Teori Prestasi belajar Prestasi belajar terdiri dari dua suku kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi diartikan sebagai bukti usaha yang dapat dicapai, sedangkan belajar diartikan sebagai suatu proses mental yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan/skill, kebiasaan atau sikap, yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan adaptif (Winkel, 1983). Prestasi terbagi menjadi tiga bagian yaitu prestasi akademis, prestasi belajar dan prestasi kerja (Sudibyo AP, 2005). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:787) prestasi belajar diartikan sebagai penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar juga diartikan sebagai hasil yang diperoleh atau di capai siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar yang diberikan oleh guru (Kertamuda, 2008:28). Sedangkan menurut Arikunto (2010a:4) prestasi belajar adalah hasil dari kegiatan belajar mengajar. Tinggi rendahnya prestasi belajar ang dicapai oleh siswa tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Slameto (2010) mengungkapkan terdapat dua faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
  • 16. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 a. Faktor Internal, berkaitan dengan kondisi kesehatan, psikologis dan kelelahan, baik kelelahan jasmani maupun rohani. b. Faktor Eksternal, berkaitan dengan lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. 3. Kerangka Berpikir Mencapai prestasi belajar yang tinggi merupakan harapan semua siswa. pencapaian prestasi tersebut tidak terlepas dari faktor-faktor yang mendukungnya. Bandura (Santrock, 2009:216) mengungkapkan bahwa self- efficacy merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menentukan apakah siswa berprestasi atau tidak. Self-efficacy merupakan keyakinan bahwa seseorang dapat menguasai situasi dan memberikan hasil positif. Self-efficacy ini dibangun dalam hubungan triadik antara sifat-sifat pribadi, pola perilaku dan faktor lingkungan. Hubungan tersebut tidak terjadi secara otomatis, bisa jadi melalui proses yang panjang (Setiadi, 2010). Ketiga komponen tersebut digambarkan saling berhubungan dan tidak terputus. Hal ini mengindikasikan ketiga komponen tersebut saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam pembangungan self-efficacy, seseorang akan dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya pengalaman dan lingkungan. Pengalaman dan lingkungan ini dapat dijadikan sebagai sumber terbentuknya self-efficacy. Bandura (Setiadi, 2010) mengungkapkan bahwa terdapat empat sumber utama yang memberikan kontribusi penting pada pembangunan self-efficacy seseorang (siswa) yaitu enactive mastery experience (pengalaman kegagalan dan keberhasilan seseorang), vicarious experience (pengalaman orang lain
  • 17. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 atau figur modeling), verbal persuation (pengakuan orang lain) dan physiological and affective states (kadaan fisik dan emosional). Bandura (Setiadi, 2010) mengingatkan bahwa sumber-sumber tersebut tidak dapat secara otomatis membentuk self-efficacy, sumber-sumber self-efficacy tersebut harus diproses terlebih dahulu melalui pemikiran kognitif yang melibatkan sistem diri. Adapun fungsi dari sistem diri ini adalah untuk mengatur perilaku secara terus menerus yang terlibat dalam pengamatan diri, proses menilai dan reaksi terhadap perilaku sendiri. Pada umumnya, jika siswa memiliki sumber self-efficacy yang positif dan dapat diterima oleh sistem diri dan sitem kognitif, maka akan melahirkan self-efficacy yang tinggi sehingga akan melahirkan usaha yang maksimal sehingga siswa dapat mencapai prestasi yang tinggi. Sedangkan subjek yang memiliki sumber self-efficacy yang negatif, maka akan melahirkan self-efficacy yang rendah sehingga akan melahirkan usaha yang minimal dan siswa hanya mencapai prestasi yang rendah. Selanjutnya, karena pembangunan self-efficacy seseorang (siswa) ini dibangun dalam hubungan triadik, maka prestasi belajar atau tujuan-tujuan yang telah dicapai seseorang (siswa) secara tidak langsung akan mempengaruhi lingkungan dan dijadikan pengalaman oleh seseorang (siswa) tersebut yang nantinya akan dijadikan sebagai informasi atau sumber self-efficacy dalam mencapai tujuan yang sama.
  • 18. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini, dapat diilustrasikan dengan gambar berikut ini. Pengalaman dan Lingkungan Sistem Diri Struktur Kognitif Prestasi Usaha SE Tinggi Maksimal Belajar Tinggi Self-Efficacy Prestasi Usaha SE Rendah Minimal Belajar Rendah Gambar 2.3 Kerangka Berpikir Hubungan Antara Self-Efficacy dengan Prestasi Belajar Siswa G. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana penelitian ini ditujukan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, yang pengumpulan datanya menggunakan instrumen penelitian dan analisis datanya bersifat statistik yang selanjutnya digunakan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2008:8). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional. Metode ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara self-efficacy dengan prestasi belajar siswa, apabila ada, berapa erat hubungan tersebut serta berarti atau tidak hubungan tersebut (Arikunto, 1998; Sugiyono, 2008).
  • 19. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 Adapun desain penelitian untuk menggambarkan hubungan antara self-efficacy dengan prestasi belajar siswa, dapat dilihat pada gambar 3.1. X r Y Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan: X = Self-efficacy Y = Prestasi belajar siswa 2. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun ajaran 2011-2012. Sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik cluster sampling, dimana pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil sampel dari setiap kelompok yang ada pada populasi (Arikunto, 2010b:96). Sampel yang diikutsertakan dalam penelitian ini sebesar 30% dari jumlah populasi penelitian ini sejumlah 76 orang siswa. 3. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner dan dokumentasi. Instrument berupa kuesioner digunakan sebagai alat pengumpul data self-efficacy, sedangkan Dokumentasi digunakan sebagai pengumpul data prestasi belajar siswa. Instrumen self-efficacy ini dikembangkan dengan mengacu pada dimensi dari teori self-efficacy Albert Bandura dengan terlebih dahulu diuji
  • 20. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 validitas dan reliabilitasnya. Penguian validitas instrument self-efficacy ini dilakukan dengan penilaian tiga orang professional judgement dan analisis item. Penilain professional judgment dilakukan oleh tiga orang dosen yaitu Dr. Titin Kartini, M.Si, Tina Hayati Dahlan, S.Psi, M.Pd, Psi dan Helli Ihsan, S.Ag, M.Si. Setelah dilakukan penilaian oleh professional judgment, selanjutnya dilakukan uji coba instrument pada 35 siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Gegerbitung. Berdasarkan data yang dihasilkan dari uji coba instrument tersebut, terdapat beberapa item yang layak dan tidak layak digunakan. Jumlah item sebelum uji coba sebanyak 35 item, setelah dilakukan analisis item dengan batas koefisien korelasi sebesar 0,3, terdapat 29 item layak digunakan dan 6 item tidak layak digunakan dan dibuang. Setelah dilakukan pengujian validitas, maka langkah selanjutnya adalah pengujian reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan software SPSS versi 16.0, dihasilkan reliabilitas 0,901 sebelum penghapusan item tidak layak, namun setelah penghapusan item yang tidak layak, reliabilitas meningkat menjadi 0,908. Untuk pengumpul data prestasi belajar siswa, dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi nilai rata-rata mid semester I siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun ajaran 2011-2012. 4. Teknik Analisis Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji regresi linear, data self- efficacy dan prestasi belajar yang diperoleh menunjukkan berdistribusi
  • 21. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 normal dan self-efficacy linear terhadap prestasi belajar siswa. oleh karena itu, teknik analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik dan uji korelasi yang digunakan adalah uji korelasi Product Moment dari Pearson. Uji korelasi tersebut dibantu dengan menggunakan software SPSS versi 16.0. Untuk mengetahui tingkat kecocokan hasil pengujian korelasi antara self-efficacy yang dimiliki siswa dengan tingkat pencapaian prestasi belajarnya, maka data tersebut selanjutnya di analisis dengan menggukan tabel silang (Crosstab). Hasil korelasi dan kecocokan tersebut dapat diperkuat juga dengan melihat seberapa besar sumbangan yang diberikan oleh self-efficacy terhadap prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dengan menghitung secara manual koefisien determinasi dengan rumus di bawah ini. KD = r2 x 100% KD = Koefisien Determinasi r = Koefisien korelasi H. Hasil dan Pembahasan 1. Gambaran Self-Efficacy yang Dimiliki Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi Tahun Ajaran 2011- 2012. Berdasarkan hasil pengelompokkan ke dalam lima kategori tingkat self-efficacy yang dimiliki siswa, terdapat 5 orang siswa kelas VIII (6,58%) SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi memiliki self-efficacy sangat
  • 22. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 tinggi, 17 orang siswa (22,37%) memiliki self-efficacy tinggi, 28 orang siswa (36,84%) memiliki self-efficacy sedang, 24 orang siswa (31,58%) memiliki self-efficacy rendah dan 2 orang siswa (2,63%) memiliki self- efficacy sangat rendah. Dengan melihat hasil perhitungan tersebut, dapat diindikasikan bahwa mayoritas siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun ajaran 2011-2012 untuk variabel self-efficacy berada pada kategori sedang. hal ini mengindikasikan bahwa siswa memiliki standar keyakinan cukup mampu untuk memahami dan mengerjakan soal dari pokok bahasan yang paling mudah sampai dengan yang sangat sulit, mengembangkan kemampuannya dalam berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, dan bertahan menyelesaikan tugas sampai tuntas. Kategori sedang yang dimiliki oleh sebagian besar siswa, didukung pula oleh hasil perhitungan ketiga dimensi self-efficacy yang dimiliki siswa. Besrdasarkan hasil perhitungan ketiga dimensi tersebut, mayoritas siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun ajaran 2011- 2012 berada pada kategori sedang untuk dimensi level/magnitude, generality, dan strength. Tinggi rendahnya self-efficacy dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor pembentuk self-efficacy itu sendiri dan tahapan perkembangan yang sedang dilalui. Bandura (Setiadi, 2010) mengungkapkan bahwa pembentukan self-efficacy tidak terjadi secara otomatis, tetapi memerlukan proses dan membutuhkan beberapa sumber atau informasi yang akan mempengaruhi tinggi rendahnya self-efficacy yang dimiliki oleh seseorang. Sumber-sumber tersebut adalah enactive mastery
  • 23. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 experience, vicarious experience, verbal persuation, physiological and affective states. Enactive mastery experience berkaitan dengan pengalaman kegagalan dan keberhasilan mencapai prestasi. Hal ini dipengaruhi pula oleh tahap perkembangan yang dialami siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII dengan kisaran usia 13-14 tahun yang tergolong sebagai remaja awal. Masa remaja ini ditandai dengan rasa ingin tahu yang besar yang mendorong siswa melakukan hal baru sebagai bentuk pemenuhan rasa ingin tahu, termasuk dalam hal mencapai prestasi. Dengan banyak mengeksplor hal baru tersebut, secara tidak langsung, siswa remaja akan mengadopsi pengalaman baik berupa kegagalan maupun keberhasilan. Siswa yang banyak memiliki pengalaman kegagalan dalam mencapai prestasi belajar, akan cenderung memiliki self-efficacy rendah, sedangkan siswa yang banyak memiliki pengalaman keberhasilan, akan cenderung memiliki self-efficacy tinggi dalam mencapai prestasi belajar. Vicarious experience berkaitan dengan bagaimana seseorang belajar menerima pengalaman dari luar dirinya yang berkaitan erat dengan proses modeling. Perkembangan masa remaja ditandai dengan pencarian identitas diri yang melibatkan peran figur. Lingkungan keluarga merupakan tempat awal bagi siswa dalam mengembangkan self-efficacy. Siswa yang memiliki banyak figur orang sukses di dalam keluarganya, akan cenderung memiliki self-efficacy tinggi. Seiring perkembangan siswa, peranan keluarga sedikit demi sedikit akan berkurang. Siswa remaja akan lebih banyak berinteraksi dengan teman sebaya dan menghabiskan waktu di luar rumah yaitu sekolah.
  • 24. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 Pada masa ini peran teman sebaya sangat penting, self-efficacy akan berkembang melalui keikutsertaan siswa dalam komunitas yang lebih luas. Faktor usia pun dapat diperhitungkan, dimana siswa yang lebih dewasa cenderung menjadi model dalam meningkatkan kemampuan berpikir dan bertingkah laku (Bandura, 1997). Verbal persuation berkaitan dengan pengakuan sosial atau umpan balik evaluasi terhadap kinerja yang telah dilakukan seseorang. Dalam hal ini reward dapat menjadi alat bantu bagi pihak yang secara langsung atau tidak langsung berinteraksi dalam pengembangan self-efficacy siswa. Orang tua, guru, teman atau siapapun dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan self-efficacy dengan tidak mengabaikan sensitivitas serta proses usaha yang telah dilakukan siswa yang cenderung memilih teman sebaya yang memiliki kesepahaman dan sensitif terhadap perbandingan dalam hal pencapaian prestasi dan keterarahan. Bandura (Setiadi, 2010) mengungkapkan bahwa pengakuan sosial ini akan mendorong seseorang melakukan upaya lebih besar dalam mempertahankan pengakuan tersebut untuk mencapai keberhasilan. Physiological and affective states berkaitan dengan kondisi fisiologis dan emosional seseorang. Kondisi fisiologis ini berkaitan dengan kesehatan siswa. Kesehatan siswa akan berpengaruh pada proses belajar dan prestasi yang dicapainya. Penurunan kesehatan, dapat menurunkan self-efficacy dalam pencapaian prestasi belajar yang disebabkan oleh kelemahan fisik sehingga menyebabkan siswa tidak dapat melakukan upaya-upaya untuk dapat mencapai prestasi yang diharapkannya. Selain kondisi fisiologis,
  • 25. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 Bandura (Setiadi, 2010) mengungkapkan satu kesatuan afektif atau emosional yang memberikan kontribusi penting bagi self-efficacy adalah suasana hati. Pada masa remaja, keadaan emosi yang dimiliki siswa cenderung bersifat fluktuatif dan rentan. Banyak faktor baik positif maupun negatif dapat dengan mudah mempengaruhi kondisi emosional siswa. suasana hati yang dimiliki siswa cenderung cepat berubah. Ini disebabkan karena pada masa remaja, siswa dihadapkan pada beberapa perubahan dan tuntutan yang harus dilakukannya. Kebingungan yang dialami siswa berdampak terhadap suasana hati siswa itu sendiri. Ketika seorang siswa memiliki suasana hati yang baik, siswa akan memiliki self-efficacy dan menampilkan usaha yang baik dalam mencapai tujuan. Sebaliknya, jika siswa sedang memiliki suasana hati kurang baik, maka akan cenderung memiliki self-efficacy rendah dan banyak menemui kesulitan dalam mencapai tujuan. 2. Gambaran Prestasi Belajar yang Dicapai Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi Tahun Ajaran 2011- 2012. Berdasarkan pengelompokkan ke dalam lima kategori tingkat pencapaian prestasi belajar, terdapat 3 orang siswa kelas VIII (3,94%) mencapai prestasi belajar sangat tinggi, 22 orang siswa (28,95%) mencapai prestasi belajar tinggi, 24 orang siswa (31,58%) mencapai prestasi belajar sedang, 22 orang siswa (28,95%) mencapai prestasi rendah dan 5 orang siswa (6,58%) mencapai prestasi sangat rendah. Dengan melihat hasil perhitungan tersebut, dapat diindikasikan bahwa mayoritas siswa kelas VIII
  • 26. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 SMP negeri 2 sukaraja Kabupaten Sukabumi mencapai prestasi belajar sedang. Hasil tersebut membuktikan bahwa siswa mencapai standar cukup baik dalam menampilkan keberhasilan dalam proses belajar. Tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam pencapaian prestasi belajar. Slameto (2010) mengungkapkan terdapat dua faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor faktor tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Menurut Slameto (2010) yang merupakan faktor internal diantaranya faktor psikologis yaitu inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan, sedangkan yang termasuk faktor eksternal diantaranya lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Untuk faktor psikologis, rendahnya prestasi belajar siswa ini selain dipengaruhi oleh faktor-faktor yang diungkapkan oleh Slameto, self-efficacy juga memiliki peranan penting dalam menentukan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. pernyataan tersebut senada dengan ungkapan Schunk dan Pajares (2001:2) bahwa telah banyak penelitian menunjukkan self-efficacy mempengaruhi motivasi akademik, belajar dan prestasi. tingkatan self- efficacy yang dimiliki oleh siswa akan berpengaruh kepada motivasi belajar yang nantinya akan berdampak pada tinggi rendahnya prestasi yang dicapai oleh siswa. Faktor lingkungan tidak kalah penting dari faktor psikologis. Lingkungan keluarga terutama orang tua merupakan peran utama yang
  • 27. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 dibutuhkan siswa. Dukungan yang diberikan oleh orang tua, baik motivasi maupun materi yang proporsional akan berkontribusi positif terhadap perkembangan psikis siswa yang pada akhirnya mempengaruhi self-efficacy dan pencapaian prestasi. Perkembangan psikis ini selanjutnya akan berdampak pada interaksi di lingkungan sekolah dan masyarakat. Sekolah merupakan sarana siswa dalam mengembangkan fungsi kognitifnya dan tempat dimana siswa dapat mengeksplorasi kemampuannya (Bandura, 1997). Tinggi rendahnya prestasi yang dicapai oleh seorang siswa di lingkungan sekolah tergantung kepada cara mengajar guru, kurikulum yang diterapkan, hubungan antara guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, kedisiplinan siswa di sekolah, kelengkapan fasilitas di sekolah dan lain sebagainya. Masyarakat juga berkontribusi terhadap tinggi rendahnya prestasi siswa diantaranya teman sebaya, mass media dan bentuk kehidupan masyarakat. Jika masyarakat di lingkungan sekitar terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar dan mempunyai kebiasaan tidak baik, maka siswa akan terpengaruh oleh lingkungan yang tidak mendukung tersebut. 3. Hubungan antara Self-Efficacy dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi Tahun Ajaran 2011-2012. Pengujian korelasi antara variabel self-efficacy dengan variabel prestasi belajar siswa, secara lebih rinci dapat dilihat pada hasil uji korelasi dalam tabel di bawah ini.
  • 28. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 Hasil Uji Korelasi antara Self-Efficacy dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi Tahun Ajaran 2011-2012 prestasi self-efficacy belajar siswa self-efficacy Pearson 1 .614** Correlation Sig. (2-tailed) .000 N 76 76 prestasi belajar siswa Pearson .614** 1 Correlation Sig. (2-tailed) .000 N 76 76 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2- tailed). Dengan melihat hasil dari perhitungan statistik di atas, diketahui bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0,614 dan nilai probabilitas sebesar 0,000. Dengan merujuk pada ketentuan bahwa H 0 ditolak apabila nilai probabilitas ≤ 0,05 dan H0 diterima apabila nilai probabilitas > 0,05, maka hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini mengindikasikan bahwa H 0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini membuktikan bahwa terdapat hubungan positif antara self-efficacy dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun ajaran 2011-2012. Hubungan positif tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi self-efficacy yang dimiliki siswa semakin tingggi pula prestasi belajar yang dicapainya, begitu pula sebaliknya. Besar kecilnya kontribusi self-efficacy terhadap prestasi belajar siswa dapat diketahui dengan perhitungan koefisien determinasi. Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi (lihat lampiran IV), sebesar
  • 29. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 37,6996% self-efficacy memberikan kontribusi terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Hasil pengujian korelasi di atas, selanjutnya diperkuat dengan melihat kecocokan antara tingkat self-efficacy yang dimiliki oleh siswa dengan tingkatan prestasi belajar yang dicapainya. secara lebih rinci, kecocokan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel Silang Antara Self-Efficacy dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi Tahun Ajaran 2011-2012 Prestasi belajar Sangat Sangat Siswa Tinggi Sedang Rendah Total Tinggi Rendah Self-efficacy Sangat Tinggi 2 3 1 0 0 6 Tinggi 1 10 1 3 1 16 Sedang 0 5 15 7 1 28 Rendah 0 4 7 11 2 24 Sangat rendah 0 0 0 1 1 2 Total 3 22 24 22 5 76 Berdasarkan hasil uji korelasi antara variabel self-efficacy dengan variabel prestasi belajar siswa menunjukkan hubungan positif antara self- efficacy dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun ajaran 2011-2012. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi self-efficacy maka semakin tinggi pula prestasi belajar yang dicapai oleh siswa, begitu pula sebaliknya semakin rendah self-efficacy, semakin rendah pula prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Dari hasil pencocokan tingkat self-efficacy dengan prestasi belajar yang dicapai siswa pada tabel silang di atas, menunjukkan bahwa siswa
  • 30. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 yang memiliki self-efficacy sangat tinggi cenderung mencapai prestasi belajar sangat tinggi dan tinggi, siswa yang memiliki self-efficacy yang tinggi cenderung mencapai prestasi belajar tinggi, siswa yang memiliki self- efficacy sedang cenderung mencapai prestasi belajar sedang, siswa yang memiliki self-efficacy rendah cenderung mencapai prestasi belajar rendah, dan siswa yang memiliki self-effiacy sangat rendah cenderung mencapai prestasi belajar rendah dan sangat rendah. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa siswa yang kurang sesuai antara self-efficacy yang dimiliki dengan prestasi belajar yang dicapainya, sehingga kecocokan antara self-efficacy dengan prestasi yang dicapai siswa menjadi tersebar pada tingkatan yang berbeda dengan self-efficacy yang dimilikinya. Penyebaran tingkatan kecocokan antara self-efficacy dengan pencapaian prestasi siswa, dapat disebabkan oleh karena self-efficacy bukan merupakan satu-satunya faktor yang berkorelasi dengan prestasi belajar, begitu juga sebaliknya. Hal tersebut diperkuat oleh nilai koefisien determinasi bahwa sebesar 37,6996% self-efficacy memberi kontribusi terhadap pencapaian prestasi belajar siswa, sedangkan sebesar 62,3004% prestasi belajar berkorelasi dengan faktor lain yang juga memberi kontribusi terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Dengan demikian, hasil tingkat kecocokan tersebut mendukung hasil perhitungan korelasi antara self- efficacy dengan prestasi belajar siswa. Hubungan antara self-efficacy dengan prestasi belajar siswa terjadi karena pada dasarnya self-efficacy dibangun oleh kerangka teori sosial kognitif dalam hubungan triadik antara aspek pribadi (sistem diri), perilaku,
  • 31. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 dan lingkungan yang bersifat reciprocal determinism. Walaupun tidak diketahui darimana pusat atau awal pergerakan hubungan tersebut, apakah sistem diri menggerakan lingkungan atau sebaliknya, Bandura (Hall dan Lindzey, 1985) mengungkapkan bahwa hubungan tersebut diawali dari sistem diri. Dalam pencapaian prestasi belajar, selain faktor eksternal, faktor internal pun memberikan kontribusi penting. Self-efficacy merupakan keyakinan seseorang akan kemampuan yang dimilikinya dan merupakan faktor internal yang berkontribusi terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Setiap siswa pasti memiliki harapan atau tujuan untuk mencapai prestasi belajar tinggi. Dengan memiliki keyakinan kuat untuk berhasil mencapai prestasi, siswa akan berusaha maksimal untuk mewujudkan harapannya tersebut. Sebaliknya dengan memiliki keyakinan yang lemah, siswa menjadi cenderung tidak berusaha dengan maksimal dalam mencapai prestasi belajar. Self-efficacy sangat diperlukan siswa untuk meningkatkan motivasi untuk mencapai prestasi belajar tinggi. Pembentukan self-efficacy dalam diri siswa dibentuk oleh beberapa faktor diantaranya pengalaman kegagalan dan keberhasilan serta lingkungan yang mendukung pembentukan self-efficacy. Pengalaman dan lingkungan yang dimiliki siswa selanjutnya akan diproses oleh sistem diri yang mengacu kepada sistem kognitif untuk dilakukan pemaknaan. Pemaknaan tersebut melibatkan regulasi diri dimana pengalaman dan lingkungan dicocokan dengan pengaturan diri sehingga
  • 32. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 akan menghasilkan suatu strategi untuk mencapai tujuan. Secara tidak langsung pengalaman dan lingkungan juga mempengaruhi tinggi rendahnya self-efficacy yang dimiliki siswa. Tanpa adanya self-efficacy tinggi, semua rangkaian tindakan yang telah disusun oleh sistem diri tidak akan terealisasi. Self-efficacy yang tinggi akan membantu siswa untuk dapat melakukan usaha yang maksimal sehingga mampu mencapai prestasi belajar yang tinggi. Sedangkan self-efficacy yang rendah akan cenderung membuat siswa meminimalisasi usaha yang dilakukannya sehingga hanya akan mencapai prestasi belajar yang rendah. Oleh karena self-efficacy didasarkan pada kerangka teori sosial kognitif yang digambarkan dengan hubungan triadik, maka kegagalan dan keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar akan dijadikan sebagai pengalaman untuk membentuk self-efficacy dalam mencapai prestasi belajar pada waktu yang akan datang. I. Kesimpulan dan Rekomendasi 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Self-efficacy yang dimiliki sebagian besar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukarja Kabupaten Sukabumi tahun ajaran 2011-2012 termasuk ke dalam kategori sedang. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa memiliki standar keyakinan cukup mampu untuk memahami dan mengerjakan soal dari pokok bahasan yang paling mudah sampai dengan yang sangat sulit, mampu untuk
  • 33. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 mengembangkan kemampuannya dalam berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, dan bertahan menyelesaikan tugas sampai tuntas. b. Prestasi Belajar yang dimiliki sebagian besar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun ajaran 2011-2012 termasuk ke dalam kategori sedang. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa mencapai standar cukup baik dalam menampilkan keberhasilan dalam proses belajar. c. Terdapat hubungan positif antara self-efficacy dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sukaraja Kabupaten Sukabumi tahun ajaran 2011-2012. Hal ini mengindikasikan bahwa self-efficacy yang dimiliki siswa berkaitan dengan prestasi yang dicapainya. Semakin tinggi self-efficacy yang dimiliki siswa semakin tinggi pula prestasi belajar yang dicapainya, begitu juga sebaliknya semakin rendah self-efficacy siswa semakin rendah pula prestasi belajar yang dicapainya. 2. Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, rekomendasi dalam penelitian ini diajukan untuk siswa, pihak orang tua, sekolah, guru dan peneliti selanjutnya. a. Bagi siswa diharapkan untuk melakukan pengembangan internal (self- efficacy) dengan cara seperti: 1) memfokuskan tujuan untuk berhasil dalam pencapaian prestasi belajar belajar yang tinggi,
  • 34. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 2) menjadikan pengalaman kegagalan masa lalu sebagai langkah awal dalam mencapai keberhasilan di masa yang akan datang, 3) tetap mempertahankan prestasi yang telah dicapai saat ini dan sebelumnya, dan 4) membuat daftar atau urutan pokok bahasan dan soal-soal dari yang paling mudah hingga yang paling sulit. b. Bagi orang tua siswa diharapkan untuk: 1) dapat menciptakan iklim pembelajaran dengan bimbingan orang tua di rumah, dan 2) dapat memfasilitasi kebutuhan pembelajaran anak. c. Bagi Guru diharapkan untuk: 1) dapat menciptakan suasana belajar kondusif dengan cara memberikan pelayanan belajar tambahan bagi siswa yang memiliki kesulitan dalam memahami pelajaran di ruang kelas, 2) dapat mengikutsertakan siswa siswinya dalam lomba-lomba yang bersifat akademik baik di dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, 3) dapat memotivasi siswa melalui reward dengan pujian bagi siswa yang mendapatkan nilai yang bagus dan memberikan kata-kata penyemangat bagi siswa yang mendapatkan nilai kurang bagus, dan 4) dapat menjalin komunikasi secara berkala dengan orang tua atau wali siswa.
  • 35. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 d. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan: 1) dapat melakukan penelitian dengan variabel yang sama dan menitikberatkan terhadap lingkungan yang mendukung perkembangan self-efficacy siswa dalam pencapaian prestasi belajarnya. 2) dapat melakukan penelitian lebih mendalam tentang variabel yang sama dengan menggunakan metoda penelitian kualitatif.
  • 36. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. (2010a). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2010b). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, S. (2009). Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bandura, A. (1997). Self-Efficacy: The Exercise of Control. New York: W.H. Freeman and Company. Baron, R. A., & Byrne, D. (2004). Psikologi Sosial Jilid I. Penerjemah: Ratna Djuwita, dkk. Jakarta: Erlangga. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Pertama). Jakarta: Balai Pustaka. Depdikbud KBRI Tokyo. (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. [online] tersedia: http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf [24 Februari 2010] Hall, C.S. dan Linzey, G. (1985). Introduction to Theories of Personality. Canada: John Wiley & Sons, Inc. Hartoto. (2009). Penelitian Deskriptif. [online] tersedia: http://www.penalaran- unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/163-penelitian-deskriptif.html [28 Maret 2011]. Ihsan, H. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Diktat Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.
  • 37. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 Ihsan, H. (2010). Metode Kuantitatif: Aplikasi SPSS. Diktat Jurusan Psikologi Universitas Indonesia: Tidak diterbitkan. Kertamuda, F. (2008). ”Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar”. Jurnal Psikologi, 21, (1), 25-38 Luthans, F. (2002). Organizational Behavior. United States: McGraw-Hill. Maddux, J.E. (2000). “Self-Efficacy: The Power of Believing You Can”, dalam Handbook of Positive Psychology (ed Snyder, C. R. and Lopez, S. J.). New York: Oxford University Press. Musfirah., Rahmahana, R.S. & Kumolohadi, R. (2003). “Hubungan antara Computer Self-Efficacy dan Kecemasan Menggunakan Komputer”. Psikologika. 8, (15), 37-46. Nasution, S. (2006). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Nugroho, O.A. (2007). Hubungan antara Self-Efficacy, Penyesuaian Diri dengan Prestasi Akademik Mahasiswa. Jurusan Bimbingan Konseling FKIP Universitas Widya Mandala Madiun. Tidak diterbitkan. P, Sudibyo A. (2005). “Kebiasaan Menyontek PR terhadap Prestasi yang Diraih Seorang Siswa”. Jurnal Pendidikan Iswara Manggala, 1, (6), 17-36. Partino. (1999). Hubungan antara Efikasi Diri dengan Unjuk Kerja: Suatu Studi Meta Analisis. Psikologika. -, (8), 53-63. R, Litasari. (2003). Hubungan antara Self-Efficacy pada Pelajaran Matematika dengan Minat Mengikuti Bimbingan di Lembaga Bimbingan Belajar Piramida Tulungagung.” Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Tidak Diterbitkan. Riduwan dan Akdon. (2010). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfa Beta.
  • 38. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 Santrock, J.W. (1999). Life-Span Development (Seventh Edition). United States of America: McGraw-Hill. Santrock, J.W. (2009). Psikologi Pendidikan: Educational Psychology (Edisi Ketiga). Jakarta: Salemba Humanika. Schunk, D.H. dan Pajares, F. (2001).”The Development of Academic Self- Efficacy”, dalam “Development of Achievement Motivation” (ed A. Wigfield and J. Eccles). San Diego: Academic Press. Selvianti dan Aryani, L. (2009). “Self-Efficacy Penderita Kangker Payudara”. Jurnal Psikologi. 5, (2), 275-295. Setiadi, R. (2010). Self-Efficacy in Indonesia Literacy Teaching Context: A theoretical and Empirical Perspective. Bandung: Rizqi Press. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sunarto. (2009). Pentingnya SDM Berkualitas dalam Pembangunan. [online]. Tersedia:http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=13&jd=Pentingn ya+SDM+Berkualitas+dalam+Pembangunan&dn=20090312113314. [10 Maret 2010]. Suryabrata, S. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Susilowati, A. (2009). Hubungan antara Efikasi Diri dengan Prestasi Belajar Pada Siswa SMA Negeri 8 Surakarta. Skripsi pada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta: Tidak diterbitkan. Syah, M. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Press. Syaubari, M. (2006). Revolusi di Dunia Pendidikan Indonesia. [online]. Tersedia: http://re-searchengines.com/0706muamar.html. [10 Maret 2010].
  • 39. Nomor Skripsi: 241/Skripsi/Psi-FIP/UPI/12.2011 Wagner III, J.A. & Hollenbeck, J.R. (2010). Organizational Behavior: Securing Competitive Advantage. New York: Routledge. Wasito, H. (2004). “Hubungan antara Self-Efficacy dengan Penyesuaian Akademik dan Prestasi Akademik”. Jurnal Psikologi. 14, (2), 92-109. Winkel, W.S. (1983). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT. Gramedia. Winkel, W.S. (2009). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi. Zimmerman, B.J dan Cleary, T.J. (2006). “Adolescents’ Development of Personal Agency: The Role of Self-Efficacy Beliefs and Self-Regulatory Skill”, dalam Self-Efficacy Beliefs of Adolescents (ed Frank Pajares dan Tim Urdan). Greenwich: Information Age Publishing.