SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 19
Downloaden Sie, um offline zu lesen
SALINAN



        PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
                   NOMOR 13 TAHUN 2010
                         TENTANG
 UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN
    LINGKUNGAN HIDUP DAN SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN
       PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

                 MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 35 ayat (3)
            Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
            dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, perlu menetapkan
            Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Upaya
            Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya Pemantauan
            Lingkungan Hidup Dan Surat Pernyataan Kesanggupan
            Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Hidup;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
               Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
               (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
               Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
               Indonesia Nomor 5059);
               2. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
                  Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;

                           MEMUTUSKAN:
Menetapkan :     PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
                 TENTANG UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
                 DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
                 SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN
                 DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP.

                               Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan
   lingkungan hidup, yang selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah
   pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang
   tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan
   bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
   dan/atau kegiatan.
2. Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan
   Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut SPPL, adalah pernyataan
   kesanggupan dari penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk

                                                                   1
melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup atas dampak
  lingkungan hidup dari usaha dan/atau kegiatannya di luar usaha
  dan/atau kegiatan yang wajib amdal atau UKL-UPL.
3. Pemrakarsa adalah penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan.
4. Kepala instansi lingkungan hidup kabupaten/kota adalah kepala
   instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
   perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup kabupaten/kota.
5. Kepala instansi lingkungan hidup provinsi adalah instansi yang
   menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan
   pengelolaan lingkungan hidup provinsi.
6. Deputi Menteri adalah Deputi Menteri Negara Lingkungan Hidup yang
   tugas dan tanggungjawabnya di bidang amdal.
7. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
   bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

                                Pasal 2
(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria
    wajib amdal wajib memiliki UKL-UPL.
(2) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib dilengkapi UKL-UPL
    wajib membuat SPPL.

                                Pasal 3
(1) Jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib UKL-UPL atau SPPL
    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ditetapkan oleh gubernur atau
    bupati/walikota berdasarkan hasil penapisan.
(2) Penapisan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai
    dengan pedoman penapisan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I
    yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
    ini.

                                Pasal 4
(1) UKL-UPL disusun oleh pemrakarsa sesuai dengan format penyusunan
    sebagaimana tercantum dalam Lampiran II.
(2) SPPL disusun oleh pemrakarsa sesuai dengan format penyusunan
    sebagaimana tercatum dalam Lampiran III.
(3) Lampiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) merupakan
    bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

                                Pasal 5
Pemrakarsa mengajukan UKL-UPL atau SPPL kepada:
a. kepala instansi lingkungan hidup kabupaten/kota, apabila usaha
   dan/atau kegiatan berlokasi pada 1 (satu) wilayah kabupaten/kota;

                                                                     2
b. kepala instansi lingkungan hidup provinsi, apabila usaha dan/atau
   kegiatan berlokasi:
   1. lebih dari 1 (satu) wilayah kabupaten/kota;
   2. di lintas kabupaten/kota; dan/atau
   3. di wilayah laut paling jauh 12 (dua belas) mil dari garis pantai ke
      arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan untuk provinsi
      dan 1/3 (sepertiga) dari wilayah kewenangan provinsi untuk
      kabupaten/kota; atau
c. Deputi Menteri, apabila usaha dan/atau kegiatan berlokasi:
   1. lebih dari 1 (satu) wilayah provinsi;
   2. di wilayah sengketa dengan negara lain;
   3. di wilayah laut lebih dari 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis
      pantai ke arah laut lepas; dan/atau
   4. di lintas batas Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan negara
      lain.

                                     Pasal 6
(1) Pemrakarsa mengajukan UKL-UPL atau SPPL kepada kepala instansi
    lingkungan hidup kabupaten/kota, kepala instansi lingkungan hidup
    provinsi, atau Deputi Menteri sesuai dengan kewenangan sebagaimana
    dimaksud dalam Pasal 5.
(2) Kepala instansi lingkungan hidup kabupaten/kota, kepala instansi
    lingkungan hidup provinsi, atau Deputi Menteri memberikan tanda bukti
    penerimaan UKL-UPL atau SPPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
    kepada pemrakarsa yang telah memenuhi format penyusunan UKL-UPL
    atau SPPL.
(3) Kepala instansi lingkungan hidup kabupaten/kota, kepala instansi
    lingkungan hidup provinsi, atau Deputi Menteri setelah menerima UKL-
    UPL atau SPPL yang memenuhi format sebagaimana dimaksud pada
    ayat (2) melakukan pemeriksaan UKL-UPL atau pemeriksaan SPPL yang
    dalam pelaksanaannya dilakukan oleh unit kerja yang menangani
    pemeriksaan UKL-UPL atau pemeriksaan SPPL.

                                   Pasal 7
(1) Kepala instansi lingkungan hidup kabupaten/kota, kepala instansi
    lingkungan hidup provinsi, atau Deputi Menteri wajib:
  a. melakukan pemeriksaan UKL-UPL berkoordinasi dengan instansi
     yang membidangi usaha dan/atau kegiatan dan menerbitkan
     rekomendasi UKL-UPL paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak
     diterimanya UKL-UPL; atau
  b. melakukan pemeriksaan SPPL dan memberikan persetujuan SPPL
     paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya SPPL.


                                                                        3
(2) Dalam hal terdapat kekurangan data dan/atau informasi dalam UKL-
    UPL atau SPPL serta memerlukan tambahan dan/atau perbaikan,
    pemrakarsa wajib menyempurnakan dan/atau melengkapinya sesuai
    hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Kepala instansi lingkungan hidup kabupaten/kota, kepala instansi
    lingkungan hidup provinsi, atau Deputi Menteri wajib:
  a. menerbitkan rekomendasi UKL-UPL paling lama 7 (tujuh) hari kerja
     sejak diterimanya UKL-UPL yang telah disempurnakan oleh
     pemrakarsa; atau
  b. memberikan persetujuan SPPL paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak
     diterimanya SPPL yang telah disempurnakan oleh pemrakarsa.
(4) Dalam hal kepala instansi lingkungan hidup kabupaten/kota, kepala
    instansi lingkungan hidup provinsi, atau Deputi Menteri tidak
    melakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau tidak
    menerbitkan rekomendasi UKL-UPL atau persetujuan SPPL dalam
    jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3), UKL-UPL atau SPPL
    yang diajukan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dianggap
    telah diperiksa dan disahkan oleh kepala instansi lingkungan hidup
    kabupaten/kota, kepala instansi lingkungan hidup provinsi, atau Deputi
    Menteri.
(5) Rekomendasi UKL-UPL sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a
    diterbitkan sesuai dengan format sebagaimana tercantum dalam
    Lampiran IV yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
    Peraturan Menteri ini.

                                 Pasal 8
(1) Rekomendasi UKL-UPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3)
    huruf a digunakan sebagai dasar untuk:
   a. memperoleh izin lingkungan; dan
   b. melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
(2) Pejabat pemberi izin wajib mencantumkan persyaratan dan kewajiban
    dalam rekomendasi UKL-UPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ke
    dalam izin lingkungan.

                                 Pasal 9
(1) Biaya penyusunan dan pemeriksaan UKL-UPL atau SPPL dibebankan
    kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan.
(2) Biaya administrasi dan persuratan, pengadaaan peralatan kantor untuk
    menunjang proses pelaksanaan pemeriksaan UKL-UPL atau SPPL,
    penerbitan rekomendasi UKL-UPL atau persetujuan SPPL, pelaksanaan
    pembinaan dan pengawasan, dibebankan kepada:
   a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk pemeriksaan UKL-
      UPL atau persetujuan SPPL yang dilakukan di Kementerian
      Lingkungan Hidup; atau
                                                                        4
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk pemeriksaan UKL-
      UPL atau persetujuan SPPL yang dilakukan di instansi lingkungan
      hidup provinsi atau instansi lingkungan hidup kabupaten/kota.

                                Pasal 10
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

                                Pasal 11
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.


                      Ditetapkan di Jakarta
                      pada tanggal 7 Mei 2010
                      MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
                      REPUBLIK INDONESIA,

                               ttd

                      PROF. DR. IR. GUSTI MUHAMMAD HATTA, MS


Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 7 Mei 2010
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

       ttd

PATRIALIS AKBAR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 231


                     Salinan sesuai dengan aslinya
                         Deputi MENLH Bidang
                         Penaatan Lingkungan,

                                     ttd

                              Ilyas Asaad


                                                                     5
Lampiran I
                                      Peraturan Menteri Negara
                                      Lingkungan Hidup
                                      Nomor     : 13 Tahun 2010
                                      Tanggal : 7 Mei 2010


PANDUAN PENAPISAN JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
    YANG WAJIB DILENGKAPI DENGAN UPAYA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
   DAN SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN DAN
              PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

I. Pendahuluan

  Penapisan terhadap jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib
  dilengkapi dengan upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya
  pemantauan lingkungan hidup (UKL-UPL) perlu dilakukan mengingat
  besarnya rentang jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib
  dilengkapi UKL-UPL.

  Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
  Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mengatur bahwa
  setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria
  wajib amdal, wajib memiliki UKL-UPL.

  Pasal 35 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
  Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mengatur pula
  bahwa usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib dilengkapi UKL-
  UPL, wajib membuat surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan
  pemantauan lingkungan hidup (SPPL).

  Pasal 36 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
  Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mengatur bahwa
  ketentuan lebih lanjut mengenai UKL-UPL dan SPPL diatur dengan
  peraturan Menteri.

  Secara skematik, pembagian tersebut dapat digambarkan sebagai
  berikut:




                                                                  1
USAHA DAN/ATAU
                        KEGIATAN
                      WAJIB AMDAL            Batas amdal




                     USAHA DAN/ATAU
                        KEGIATAN
                      WAJIB UKL-UPL


                                            Batas UKL-UPL

                           SPPL


    Gambar 1. Skema pembagian amdal, UKL-UPL dan SPPL

Skema tersebut di atas dalam pelaksanaannya berbeda-beda untuk
setiap daerah sehingga menimbulkan perbedaan pembebanan
tanggung jawab bagi pemrakarsa usaha dan/atau kegiatan untuk
daerah yang berbeda walaupun jenis usaha dan/atau kegiatannya
adalah sama. Untuk menjamin bahwa UKL-UPL dilakukan secara
tepat, maka perlu dilakukan penapisan untuk menetapkan jenis
rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan UKL-
UPL.

Adapun usaha dan/atau kegiatan di luar daftar jenis rencana usaha
dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan UKL-UPL dapat
langsung diperintahkan melakukan upaya pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup sesuai prosedur operasional standar
(POS) yang tersedia bagi usaha dan/atau kegiatan yang
bersangkutan, dan melengkapi diri dengan surat pernyataan
kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup (SPPL).

Disamping itu, mekanisme perizinan telah berkembang ke arah lebih
sempurna, sehingga dengan kondisi tersebut beban kajian
lingkungan dapat didorong untuk dapat menjadi bagian langsung
dari mekanisme penerbitan izin.

Sebagai contoh, dalam setiap pemberian izin mendirikan bangunan
(IMB) telah termaktub kewajiban pemrakarsa untuk melakukan
upaya pengelolaan lingkungan hidup antara lain: wajib membuat
                                                               2
sumur resapan, berjarak tertentu dari batas daerah milik jalan
  (DAMIJA), dan lain-lain.

  UKL-UPL merupakan salah satu persyaratan yang wajib dipenuhi
  dalam pelaksanaan penerbitan izin lingkungan, sehingga bagi usaha
  dan/atau kegiatan yang UKL-UPLnya ditolak maka pejabat pemberi
  izin wajib menolak penerbitan izin bagi usaha dan/atau kegiatan
  bersangkutan. UKL-UPL dinyatakan berlaku sepanjang usaha
  dan/atau kegiatan tidak melakukan perubahan lokasi, desain,
  proses, bahan baku dan/atau bahan penolong. Bagi UKL-UPL yang
  telah dinyatakan sesuai dengan isian formulir atau layak, maka UKL-
  UPL tersebut dinyatakan kadaluarsa apabila usaha dan/atau
  kegiatan tidak dilaksanakan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak
  rekomendasi atas UKL-UPL diterbitkan.

II. Langkah dan kriteria penapisan jenis rencana usaha dan/atau
    kegiatan yang wajib dilengkapi dengan UKL-UPL

  Penapisan jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib
  dilengkapi dengan UKL-UPL dilakukan dengan langkah berikut:

                1. Pastikan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan
  LANGKAH          tersebut tidak termasuk dalam jenis usaha
  PERTAMA          dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi amdal.
                   a. Pastikan bahwa rencana usaha dan/atau
                      kegiatan tersebut tidak termasuk dalam daftar
                      jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib
                      dilengkapi amdal, baik yang ditetapkan dalam
                      peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
                      atau keputusan bupati/walikota sesuai kaidah
                      penetapan wajib amdal;

                      Catatan: Bupati/walikota atau Gubernur DKI
                      Jakarta atas pertimbangan ilmiah dapat
                      menetapkan suatu jenis usaha dan/atau
                      kegiatan     menjadi     wajib   amdal     atas
                      pertimbangan daya dukung, daya tampung dan
                      serta tipologi ekosistem setempat menjadi lebih
                      ketat dari daftar jenis usaha dan/atau kegiatan
                      yang wajib dilengkapi amdal dalam peraturan
                      Menteri.

                   b. Pastikan bahwa rencana usaha dan/atau
                      kegiatan tersebut tidak berlokasi di kawasan
                      lindung;
                                                                   3
Catatan: Usaha dan/atau kegiatan yang
               berbatasan dan/atau berlokasi di kawasan
               lindung wajib dilengkapi amdal.

            c. Pastikan bahwa rencana usaha dan/atau
               kegiatan tersebut tidak berlokasi di lokasi yang
               tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah
               (RTRW) dan/atau rencana tata ruang kawasan
               setempat.

               Catatan: Usaha dan/atau kegiatan yang
               berlokasi tidak sesuai tata ruang wajib ditolak.

          2. Pastikan bahwa potensi dampak dari rencana
LANGKAH      usaha dan/atau kegiatan telah tersedia teknologi
 KEDUA       untuk menanggulangi dampak tersebut.

            Catatan: Jika tidak tersedia teknologi penanganan
            dampak dari suatu rencana usaha dan/atau
            kegiatan, maka kemungkinan rencana usaha
            dan/atau kegiatan tersebut wajib dilengkapi amdal.

          3. Periksa peraturan yang ditetapkan oleh menteri
LANGKAH
             departemen     sektoral  atau  kepala   lembaga
 KETIGA
             pemerintah non departemen (LPND) tentang jenis
             usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL untuk
             ditetapkan menjadi usaha dan/atau kegiatan yang
             wajib dilengkapi dengan UKL-UPL.

            Catatan:
            • Dalam hal menteri departemen sektoral atau
              kepala lembaga pemerintah non departemen
              (LPND)    belum   menetapkan     jenis  usaha
              dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL, maka
              lakukan penetapan jenis usaha dan/atau
              kegiatan wajib UKL-UPL sebagaimana langkah
              keempat dan langkah kelima.
            • Dalam hal menteri departemen sektoral atau
              kepala lembaga pemerintah non departemen
              (LPND) telah menetapkan jenis usaha dan/atau
              kegiatan wajib UKL-UPL tetapi tidak dilengkapi
              dengan skala/besaran, atau skala/besarannya
              ditentukan tetapi tidak ditentukan batas
              bawahnya, maka lakukan penetapan jenis
                                                             4
usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL
                sebagaimana langkah keempat dan langkah
                kelima.
            •   Dalam    hal   terjadi perubahan     terhadap
                peraturan yang ditetapkan oleh menteri
                departemen sektoral atau kepala lembaga
                pemerintah non departemen (LPND) tentang
                jenis usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL,
                maka ketentuan dalam langkah ketiga ini wajib
                mengikuti    peraturan    yang     mengalami
                perubahan tersebut.

          4. Lakukan penapisan rencana usaha dan/atau
LANGKAH      kegiatan tersebut untuk memastikan bahwa
KEEMPAT      dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan
             tersebut memerlukan UKL-UPL atau SPPL dengan
             menjawab pertanyaan berikut:

              Apakah rencana usaha dan/atau      Ya/Tidak
                  kegiatan tersebut akan         Jelaskan!
               memberikan dampak terhadap
            lingkungan hidup dan memerlukan
               UKL-UPL berdasarkan kriteria
                          berikut:
              • Jenis kegiatan
              • Skala/besaran/ukuran
              • k
                Kapasitas produksi
                • Luasan lahan yang
                  dimanfaatkan
                • Limbah dan/atau cemaran
                  dan/atau dampak lingkungan
                • Teknologi yang tersedia
                  dan/atau digunakan
                • Jumlah komponen lingkungan
                  hidup terkena dampak
                • Besaran investasi
                • Terkonsentrasi atau tidaknya
                  kegiatan
                • Jumlah tenaga kerja
                • Aspek sosial kegiatan

            Apabila diberikan jawaban "Ya" pada salah satu

                                                             5
kriteria tersebut, maka diindikasikan kegiatan
                    tersebut wajib dilengkapi dengan UKL-UPL.

                 5. Tetapkan jenis dan skala/besaran rencana usaha
   LANGKAH
                    dan/atau kegiatan tersebut wajib dilengkapi
    KELIMA
                    dengan    UKL-UPL     atau   surat   pernyataan
                    kesanggupan    pengelolaan   dan    pemantauan
                    lingkungan hidup (SPPL).

                    Catatan:
                    Pemerintah daerah dapat menetapkan jenis
                    rencana usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL
                    di luar jenis usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-
                    UPL yang ditetapkan oleh menteri departemen
                    sektoral atau kepala lembaga pemerintah non
                    departemen (LPND).



                       MENTERI NEGARA
                       LINGKUNGAN HIDUP,

                                ttd

                       PROF. DR. IR. GUSTI MUHAMMAD HATTA, MS


Salinan sesuai dengan aslinya
Deputi MENLH Bidang
Penaatan Lingkungan,

    ttd

Ilyas Asaad




                                                                  6
Lampiran II
                                            Peraturan Menteri Negara
                                            Lingkungan Hidup
                                            Nomor       : 13 Tahun 2010
                                            Tanggal     : 7 Mei 2010

     FORMAT PENYUSUNAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
            UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)

UKL-UPL minimal berisi hal-hal sebagai berikut:

I.    IDENTITAS PEMRAKARSA

     1.    Nama perusahaan                 : ________________________________
     2.    Nama pemrakarsa                 : ________________________________
     3.    Alamat kantor,                  : ________________________________
           nomor telepon/fax

II. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

      1.   Nama rencana usaha           : ___________________________________
           dan/atau kegiatan
      2.   Lokasi rencana usaha         : ___________________________________
           dan/atau kegiatan

           Keterangan:

           Tuliskan lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, seperti antara lain:
           nama jalan, desa, kecamatan, kabupaten/kota dan propinsi tempat
           akan dilakukannya rencana usahan dan/atau kegiatan. Untuk
           kegiatan-kegiatan yang mempunyai skala usaha dan/atau kegiatan
           besar, seperti kegiatan pertambangan, perlu dilengkapi dengan peta
           lokasi kegiatan dengan skala yang memadai (1:50.000 bila ada) dan
           letak lokasi berdasarkan Garis Lintang dan Garis Bujur.


      3.   Skala usaha dan/atau Kegiatan      :   _______________________ (satuan)

            Keterangan:

           Tuliskan ukuran luasan dan atau panjang dan/atau volume dan/atau
           kapasitas atau besaran lain yang dapat digunakan untuk memberikan
           gambaran tentang skala kegiatan. Sebagai contoh antara lain:
           1. Bidang Industri: jenis dan kapasitas produksi, jumlah bahan baku
              dan penolong, jumlah penggunaan energi dan jumlah penggunaan air

                                                                                1
2. Bidang Pertambangan: luas lahan, cadangan dan kualitas bahan
         tambang, panjang dan luas lintasan uji seismik dan jumlah bahan
         peledak
      3. Bidang Perhubungan: luas, panjang dan volume fasilitas
         perhubungan yang akan dibangun, kedalaman tambatan dan bobot
         kapal sandar dan ukuran-ukuran lain yang sesuai dengan bidang
         perhubungan
      4. Pertanian: luas rencana usaha dan/atau kegiatan, kapasitas unit
         pengolahan, jumlah bahan baku dan penolong, jumlah penggunaan
         energi dan jumlah penggunaan air
      5. Bidang Pariwisata: luas lahan yang digunakan, luas fasiltas
         pariwisata yang akan dibangun, jumlah kamar, jumlah mesin
         laundry, jumlah hole, kapasitas tempat duduk tempat hiburan dan
         jumlah kursi restoran

4.   Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

     Tuliskan komponen-komponen rencana usaha dan/atau kegiatan
     yang diyakini akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup.

     Teknik penulisan dapat menggunakan uraian kegiatan pada setiap
     tahap pelaksanaan proyek, yakni tahap prakonstruksi, konstruksi,
     operasi dan pasca operasi atau dengan menguraikan komponen
     kegiatan berdasarkan proses mulai dari penanganan bahan baku,
     proses produksi, sampai dengan penanganan pasca produksi.

      Contoh: Kegiatan Peternakan

      Tahap Prakonstruksi :
      a. Pembebasan lahan (jelaskan secara singkat luasan lahan yang
         dibebaskan dan status tanah).
      b. dan lain lain……

      Tahap Konstruksi:
      a. Pembukaan lahan (jelaskan secara singkat luasan lahan, dan
         tehnik pembukaan lahan).
      b. Pembangunan kandang, kantor dan mess karyawan (jelaskan
         luasan bangunan).
      c. dan lain-lain…..

      Tahap Operasi:
      a. Pemasukan ternak (tuliskan jumlah ternak yang akan
         dimasukkan).
      b. Pemeliharaan ternak (jelaskan tahap-tahap pemeliharaan ternak
         yang menimbulkan limbah, atau dampak terhadap lingkungan

                                                                     2
hidup).
          c. dan lain-lain…

          (Catatan: Khusus untuk usaha dan/atau kegiatan yang berskala
          besar, seperti antara lain: industri kertas, tekstil dan sebagainya,
          lampirkan pula diagram alir proses yang disertai dengan keterangan
          keseimbangan bahan dan air (mass balance dan water balance))

III. DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI.
  Uraikan secara singkat dan jelas mengenai:
  1. kegiatan yang menjadi sumber dampak terhadap lingkungan hidup;
  2. jenis dampak lingkungan hidup yang terjadi;
  3. ukuran yang menyatakan besaran dampak; dan
  4. hal-hal lain yang perlu disampaikan untuk menjelaskan dampak
     lingkungan yang akan terjadi terhadap lingkungan hidup.
  5. ringkasan dampak dalam bentuk tabulasi seperti di bawah ini:

        SUMBER DAMPAK              JENIS DAMPAK           BESARAN DAMPAK         KETERANGAN

   (Tuliskan kegiatan yang     (Tuliskan dampak yang     (Tuliskan ukuran yang   (Tuliskan
   menghasilkan dampak         mungkin terjadi)          dapat menyatakan        informasi lain
   terhadap lingkungan)                                  besaran dampak)         yang perlu
                                                                                 disampaikan
   Contoh:                     Contoh:                   Contoh:                 untuk
                                                                                 menjelaskan
   Kegiatan Peternakan pada                                                      dampak
   tahap operasi                                                                 lingkungan yang
                                                                                 akan terjadi)
   Pemeliharaan ternak
   menimbulkan limbah
   berupa :

   1. Limbah cair              Terjadinya penurunan      Limbah cair yang
                               kualitas air Sungai XYZ   dihasilkan adalah 50
                               akibat pembuangan         liter/hari.
                               limbah cair


   2. Limbah padat (kotoran)   Terjadinya penurunan      Limbah padat yang
                               kualitas air Sungai XYZ   dihasilkan adalah 1,2
                               akibat pembuangan          3
                                                         m /minggu.
                               limbah padat

   3.    Limbah gas akibat     Penurunan kualitas
        pembakaran sisa        udara akibat
        makanan ternak         pembakaran




                                                                                              3
IV. PROGRAM PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
   Uraikan secara singkat dan jelas:
   1. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mencegah dan mengelola
      dampak termasuk upaya untuk menangani dan menanggulangi keadaan
      darurat;
   2. Kegiatan pemantauan yang dilakukan untuk mengetahui efektifitas
      pengelolaan dampak dan ketaatan terhadap peraturan di bidang
      lingkungan hidup;
   3. Tolok ukur yang digunakan untuk mengukur efektifitas pengelolaan
      lingkungan hidup dan ketaatan terhadap peraturan di bidang
      lingkungan hidup.

V. TANDA TANGAN DAN CAP
   Setelah UKL-UPL disusun dengan lengkap, pemrakarsa wajib
   menandatangani dan membubuhkan cap usaha dan/atau kegiatan yang
   bersangkutan.


                            MENTERI NEGARA
                            LINGKUNGAN HIDUP,

                                       ttd

                            PROF. DR. IR. GUSTI MUHAMMAD HATTA, MS


Salinan sesuai dengan aslinya
Deputi MENLH Bidang
Penaatan Lingkungan,

    ttd

Ilyas Asaad




                                                                     4
Lampiran III
                                                          Peraturan Menteri Negara
                                                          Lingkungan Hidup
                                                          Nomor : 13 Tahun 2010
                                                          Tanggal : 7 Mei 2010


FORMAT SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN DAN
         PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (SPPL)

Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
  Nama          : ............................................................................
  Jabatan        : ............................................................................
  Alamat        : ............................................................................
  Nomor Telp.   : ............................................................................

Selaku penanggung jawab atas pengelolaan lingkungan dari:
   Nama perusahaan/Usaha : .........................................................
   Alamat perusahaan/usaha : .........................................................
   Nomor telp. Perusahaan   : .........................................................
   Jenis Usaha/sifat usaha : .........................................................
   Kapasitas Produksi       : .........................................................
   Perizinan yang dimiliki  : .........................................................
   Keperluan                : .........................................................
   Besarnya modal           : .........................................................

Dengan ini menyatakan bahwa kami sanggup untuk:
1. Melaksanakan ketertiban umum dan senantiasa membina
   hubungan baik dengan tetangga sekitar.
2. Menjaga kesehatan, kebersihan dan keindahan di lingkungan
   usaha.
3. Bertanggung jawab terhadap kerusakan dan/atau pencemaran
   lingkungan yang diakibatkan oleh usaha dan/atau kegiatan
   tersebut.
4. Bersedia dipantau dampak lingkungan dari usaha dan/atau
   kegiatannya oleh pejabat yang berwenang.
5. Menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup di
   lokasi dan disekitar tempat usaha dan/atau kegiatan.
6. Apabila kami lalai untuk melaksanakan pernyataan pada angka 1
   sampai angka 5 di atas, kami bersedia bertanggung jawab sesuai
   dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Keterangan:
a. Dampak lingkungan yang terjadi:
   1.
   2.
   3.
   4.
   5. dst.


                                                                                                  1
b. Pengelolaan dampak lingkungan yang dilakukan:
   1.
   2.
   3.
   4.
   5. dst.

SPPL ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan berakhirnya
usaha dan/atau kegiatan atau mengalami perubahan lokasi, desain,
proses, bahan baku dan/atau bahan penolong.

                                                           Tanggal, Bulan, Tahun

Menyetujui,                                                    Yang menyatakan,
Kepala Instansi Lingkungan
Hidup Provinsi/Kabupaten/Kota
                                                         Materai Rp. 6.000,-
                                                         Tanda tangan
                                                         Cap perusahaan




                       NAMA                                               NAMA
(..................................................)     (..................................................)
  NIP.

Catatan:
Contoh format di atas merupakan format minimum dan dapat
dikembangkan.


                                 MENTERI NEGARA
                                 LINGKUNGAN HIDUP,

                                                   ttd

                                 PROF. DR. IR. GUSTI MUHAMMAD HATTA, MS


Salinan sesuai dengan aslinya
Deputi MENLH Bidang
Penaatan Lingkungan,

        ttd

Ilyas Asaad




                                                                                                                2
Lampiran IV
                                                  Peraturan Menteri Negara
                                                  Lingkungan Hidup
                                                  Nomor : 13 Tahun 2010
                                                  Tanggal : 7 Mei 2010


FORMAT SURAT REKOMENDASI UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
 DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL) OLEH INSTANSI
              LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN/KOTA

                                                   kota, tanggal, bulan, tahun

Nomor    :                                         Kepada Yth.
Lampiran : 1 (satu) berkas                         Direktur/Manager/Lainnya
Perihal  : Rekomendasi atas                        PT. ................
           UKL-UPL                                 di
           Kegiatan .......................           Tempat
           oleh PT. ........................
           di .................................

Menindaklanjuti surat Saudara Nomor ........................... tertanggal ..... perihal
penyampaian Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL-UPL) untuk kegiatan ..................., bersama ini
diberitahukan bahwa berdasarkan hasil evaluasi teknis yang telah dilakukan,
maka terhadap UKL-UPL untuk kegiatan ................ tersebut secara teknis
dapat disetujui.

UKL-UPL yang telah disetujui merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
surat rekomendasi ini dan menjadi acuan bagi penanggung jawab kegiatan
dalam menjalankan kegiatannya dengan tetap berpedoman pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Apabila terjadi pemindahan lokasi kegiatan, desain dan/atau proses dan/atau
kapasitas dan/atau bahan baku dan/atau bahan penolong atas usaha
dan/atau kegiatan, terjadi bencana alam dan/atau lainnya yang menyebabkan
perubahan lingkungan yang sangat mendasar baik sebelum maupun saat
pelaksanaan kegiatan, maka penanggung jawab kegiatan wajib menyusun
UKL-UPL atau AMDAL baru sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Penanggung jawab PT........... wajib melakukan seluruh ketentuan yang
termaktub dalam UKL-UPL dan bertanggungjawab sepenuhnya atas
pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan dari kegiatan ....................



                                                                                      1
Penanggung jawab PT.......... wajib melaporkan pelaksanaan upaya pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup yang tercantum dalam UKL-UPL tersebut
kepada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota ............... dan instansi-
instansi sektor terkait (termasuk instansi pemberi izin) setiap ..... bulan sekali
terhitung sejak tanggal diterbitkannya surat rekomendasi ini.

Selanjutnya Bupati/Walikota ..................., Kepala Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten/Kota ......................., Kepala Instansi Sektor A .........., Kepala
Instansi Sektor B, Kepala Instansi Sektor dst...... melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan ketentuan-ketentuan yang wajib dilakukan oleh
penanggung jawab kegiatan yang tercantum dalam perizinan sebagaimana
dimaksud.

Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terimakasih.


                                      Kepala Badan Lingkungan Hidup
                                      Kabupaten/Kota .........................



                                      ....................................................

Tembusan Yth.:
1. Kepala Instansi Sektor A;
2. Kepala Instansi Sektor B;
3. Kepala Instansi dsb;
4. dst.

                                MENTERI NEGARA
                                LINGKUNGAN HIDUP,

                                           ttd

                                PROF. DR. IR. GUSTI MUHAMMAD HATTA, MS


Salinan sesuai dengan aslinya
Deputi MENLH Bidang
Penaatan Lingkungan,

     ttd

Ilyas Asaad



                                                                                             2

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Ind puu-7-2012-permen lh 16 th 2012 penyusunan dokumen lh
Ind puu-7-2012-permen lh 16 th 2012 penyusunan dokumen lhInd puu-7-2012-permen lh 16 th 2012 penyusunan dokumen lh
Ind puu-7-2012-permen lh 16 th 2012 penyusunan dokumen lh
Dian Nandariardi
 
Pergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl upl
Pergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl uplPergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl upl
Pergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl upl
Dewi Hadiwinoto
 
Permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingk
Permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingkPermen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingk
Permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingk
Dewi Hadiwinoto
 
2459987 peraturan-menteri-lh-11-tahun-2006
2459987 peraturan-menteri-lh-11-tahun-20062459987 peraturan-menteri-lh-11-tahun-2006
2459987 peraturan-menteri-lh-11-tahun-2006
Tonni Kurniawan
 
Pengelolaan lingkungan bandar udara
Pengelolaan lingkungan bandar udaraPengelolaan lingkungan bandar udara
Pengelolaan lingkungan bandar udara
Wahyu Yuns
 
Lampiran iii permen 16 th 2012 rkl rpl
Lampiran iii permen 16 th 2012  rkl rplLampiran iii permen 16 th 2012  rkl rpl
Lampiran iii permen 16 th 2012 rkl rpl
Dewi Hadiwinoto
 
Lampiran permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingk
Lampiran permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingkLampiran permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingk
Lampiran permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingk
Dewi Hadiwinoto
 

Was ist angesagt? (19)

Permen lh no 5 2012 kegiatan wajib amdal
Permen lh no 5 2012 kegiatan wajib amdalPermen lh no 5 2012 kegiatan wajib amdal
Permen lh no 5 2012 kegiatan wajib amdal
 
Ind puu-7-2012-permen lh 16 th 2012 penyusunan dokumen lh
Ind puu-7-2012-permen lh 16 th 2012 penyusunan dokumen lhInd puu-7-2012-permen lh 16 th 2012 penyusunan dokumen lh
Ind puu-7-2012-permen lh 16 th 2012 penyusunan dokumen lh
 
DELH DPLH sebagai instrumen PPLH
DELH DPLH sebagai instrumen PPLH DELH DPLH sebagai instrumen PPLH
DELH DPLH sebagai instrumen PPLH
 
Mengenal UKL dan UPL
Mengenal UKL dan UPLMengenal UKL dan UPL
Mengenal UKL dan UPL
 
Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingku...
Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingku...Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingku...
Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingku...
 
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
 
Pergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl upl
Pergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl uplPergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl upl
Pergub jatim 30 2011 jenis usaha yang wajib dilengkapi ukl upl
 
Permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingk
Permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingkPermen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingk
Permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingk
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/a...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/a...Kepmeneg Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/a...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/a...
 
Permen PU 18 Tahun 2007 Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Permen PU 18 Tahun 2007 Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPermen PU 18 Tahun 2007 Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Permen PU 18 Tahun 2007 Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
 
2459987 peraturan-menteri-lh-11-tahun-2006
2459987 peraturan-menteri-lh-11-tahun-20062459987 peraturan-menteri-lh-11-tahun-2006
2459987 peraturan-menteri-lh-11-tahun-2006
 
Pengelolaan lingkungan bandar udara
Pengelolaan lingkungan bandar udaraPengelolaan lingkungan bandar udara
Pengelolaan lingkungan bandar udara
 
Ukl upl karoseri wanaco indo niaga
Ukl upl karoseri wanaco indo niagaUkl upl karoseri wanaco indo niaga
Ukl upl karoseri wanaco indo niaga
 
Tor ukl upl
Tor ukl uplTor ukl upl
Tor ukl upl
 
07 spp-izin-lingkungan
07 spp-izin-lingkungan07 spp-izin-lingkungan
07 spp-izin-lingkungan
 
Kepdirjen Cipta Karya No.62/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No.62/KPTS/CK/1998  Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...Kepdirjen Cipta Karya No.62/KPTS/CK/1998  Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No.62/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
 
Lampiran iii permen 16 th 2012 rkl rpl
Lampiran iii permen 16 th 2012  rkl rplLampiran iii permen 16 th 2012  rkl rpl
Lampiran iii permen 16 th 2012 rkl rpl
 
Lampiran permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingk
Lampiran permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingkLampiran permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingk
Lampiran permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingk
 
Bimbingan Teknis AMDAL UKL UPL dan Izin Lingkungan 17-18 Nov 2106 Tentang Per...
Bimbingan Teknis AMDAL UKL UPL dan Izin Lingkungan 17-18 Nov 2106 Tentang Per...Bimbingan Teknis AMDAL UKL UPL dan Izin Lingkungan 17-18 Nov 2106 Tentang Per...
Bimbingan Teknis AMDAL UKL UPL dan Izin Lingkungan 17-18 Nov 2106 Tentang Per...
 

Ähnlich wie Permeneg Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

Permen no.13-thn-2010-ukl-upl pemantauan lh1
Permen no.13-thn-2010-ukl-upl pemantauan lh1Permen no.13-thn-2010-ukl-upl pemantauan lh1
Permen no.13-thn-2010-ukl-upl pemantauan lh1
Nurul Huda
 
2. pemen lh no. 05 tahun 2012 tentang jenis rencana usaha danatau kegiatan ya...
2. pemen lh no. 05 tahun 2012 tentang jenis rencana usaha danatau kegiatan ya...2. pemen lh no. 05 tahun 2012 tentang jenis rencana usaha danatau kegiatan ya...
2. pemen lh no. 05 tahun 2012 tentang jenis rencana usaha danatau kegiatan ya...
egyd welyn
 
Men lh no 11 tahun 2006 ttg jenis kegiatan usaha wajib amdal
Men lh no 11 tahun 2006 ttg jenis kegiatan usaha wajib amdalMen lh no 11 tahun 2006 ttg jenis kegiatan usaha wajib amdal
Men lh no 11 tahun 2006 ttg jenis kegiatan usaha wajib amdal
tata uno
 
PP RI 27 tahun 1999 tentang amdal.pdf
PP RI 27 tahun 1999 tentang amdal.pdfPP RI 27 tahun 1999 tentang amdal.pdf
PP RI 27 tahun 1999 tentang amdal.pdf
HeriHermawan66
 
Permen lh no. 8 thn 2006 ttg pedoman penyusunan amdal
Permen lh no. 8 thn 2006 ttg pedoman penyusunan amdalPermen lh no. 8 thn 2006 ttg pedoman penyusunan amdal
Permen lh no. 8 thn 2006 ttg pedoman penyusunan amdal
Yanto Romenz
 
Pp nomor 27_tahun_2012_izin_lingkungan
Pp nomor 27_tahun_2012_izin_lingkunganPp nomor 27_tahun_2012_izin_lingkungan
Pp nomor 27_tahun_2012_izin_lingkungan
ernestosugiharto
 

Ähnlich wie Permeneg Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (20)

Permen no.13-thn-2010-ukl-upl pemantauan lh1
Permen no.13-thn-2010-ukl-upl pemantauan lh1Permen no.13-thn-2010-ukl-upl pemantauan lh1
Permen no.13-thn-2010-ukl-upl pemantauan lh1
 
Permen no.13 thn 2010 ukl-upl
Permen no.13 thn 2010 ukl-uplPermen no.13 thn 2010 ukl-upl
Permen no.13 thn 2010 ukl-upl
 
2. pemen lh no. 05 tahun 2012 tentang jenis rencana usaha danatau kegiatan ya...
2. pemen lh no. 05 tahun 2012 tentang jenis rencana usaha danatau kegiatan ya...2. pemen lh no. 05 tahun 2012 tentang jenis rencana usaha danatau kegiatan ya...
2. pemen lh no. 05 tahun 2012 tentang jenis rencana usaha danatau kegiatan ya...
 
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup 05 2012
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup 05 2012Peraturan Menteri Lingkungan Hidup 05 2012
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup 05 2012
 
Wajib amdal permen lh 05-tahun-2012
Wajib amdal permen lh 05-tahun-2012Wajib amdal permen lh 05-tahun-2012
Wajib amdal permen lh 05-tahun-2012
 
Pp 27 2012
Pp 27 2012Pp 27 2012
Pp 27 2012
 
P.102_2.pdf
P.102_2.pdfP.102_2.pdf
P.102_2.pdf
 
PERMEN 2021pmlhk004_menlhk_Wajib AMDAL.pdf
PERMEN 2021pmlhk004_menlhk_Wajib AMDAL.pdfPERMEN 2021pmlhk004_menlhk_Wajib AMDAL.pdf
PERMEN 2021pmlhk004_menlhk_Wajib AMDAL.pdf
 
Men lh no 11 tahun 2006 ttg jenis kegiatan usaha wajib amdal
Men lh no 11 tahun 2006 ttg jenis kegiatan usaha wajib amdalMen lh no 11 tahun 2006 ttg jenis kegiatan usaha wajib amdal
Men lh no 11 tahun 2006 ttg jenis kegiatan usaha wajib amdal
 
P.25-2018 UKL-UPL.pdf
P.25-2018 UKL-UPL.pdfP.25-2018 UKL-UPL.pdf
P.25-2018 UKL-UPL.pdf
 
Kepmen LH Nomor 56 tahun 2002 tentang Pedoman Umum PPLH
Kepmen LH Nomor 56 tahun 2002 tentang Pedoman Umum PPLHKepmen LH Nomor 56 tahun 2002 tentang Pedoman Umum PPLH
Kepmen LH Nomor 56 tahun 2002 tentang Pedoman Umum PPLH
 
Kebijakan KL-PL November 2020.pptx
Kebijakan KL-PL November 2020.pptxKebijakan KL-PL November 2020.pptx
Kebijakan KL-PL November 2020.pptx
 
PP RI 27 tahun 1999 tentang amdal.pdf
PP RI 27 tahun 1999 tentang amdal.pdfPP RI 27 tahun 1999 tentang amdal.pdf
PP RI 27 tahun 1999 tentang amdal.pdf
 
PerMenLHK 38 Tahun 2019 ttg Kegiatan Wajib AMDAL
PerMenLHK 38 Tahun 2019 ttg Kegiatan Wajib AMDALPerMenLHK 38 Tahun 2019 ttg Kegiatan Wajib AMDAL
PerMenLHK 38 Tahun 2019 ttg Kegiatan Wajib AMDAL
 
sosialisasi bahan dan limbah b3.pdf
sosialisasi bahan dan limbah b3.pdfsosialisasi bahan dan limbah b3.pdf
sosialisasi bahan dan limbah b3.pdf
 
P.1 menhut ii2015 ttg perubahan atas peraturan menteri lingkungan hidup dan k...
P.1 menhut ii2015 ttg perubahan atas peraturan menteri lingkungan hidup dan k...P.1 menhut ii2015 ttg perubahan atas peraturan menteri lingkungan hidup dan k...
P.1 menhut ii2015 ttg perubahan atas peraturan menteri lingkungan hidup dan k...
 
Proses Dokumen lingkungan RS.pptx
Proses Dokumen lingkungan RS.pptxProses Dokumen lingkungan RS.pptx
Proses Dokumen lingkungan RS.pptx
 
Permen lh no. 8 thn 2006 ttg pedoman penyusunan amdal
Permen lh no. 8 thn 2006 ttg pedoman penyusunan amdalPermen lh no. 8 thn 2006 ttg pedoman penyusunan amdal
Permen lh no. 8 thn 2006 ttg pedoman penyusunan amdal
 
Pp nomor 27_tahun_2012_izin_lingkungan
Pp nomor 27_tahun_2012_izin_lingkunganPp nomor 27_tahun_2012_izin_lingkungan
Pp nomor 27_tahun_2012_izin_lingkungan
 
Permen LH RI No. 17 Tahun 2012
Permen LH RI No. 17 Tahun 2012Permen LH RI No. 17 Tahun 2012
Permen LH RI No. 17 Tahun 2012
 

Mehr von infosanitasi

Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014
infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
infosanitasi
 
Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014
infosanitasi
 

Mehr von infosanitasi (20)

Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014
 
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
 
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program SanitasiUsulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
 
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
 
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang KesehatanPengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
 
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
 
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
 
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBMKesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
 
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
 
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan SanitasiPeraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
 
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
 
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi PermukimanTahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
 
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
 

Permeneg Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

  • 1. SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP DAN SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 35 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, perlu menetapkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Hidup; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 2. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP DAN SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP. Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup, yang selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. 2. Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut SPPL, adalah pernyataan kesanggupan dari penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk 1
  • 2. melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup atas dampak lingkungan hidup dari usaha dan/atau kegiatannya di luar usaha dan/atau kegiatan yang wajib amdal atau UKL-UPL. 3. Pemrakarsa adalah penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan. 4. Kepala instansi lingkungan hidup kabupaten/kota adalah kepala instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup kabupaten/kota. 5. Kepala instansi lingkungan hidup provinsi adalah instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup provinsi. 6. Deputi Menteri adalah Deputi Menteri Negara Lingkungan Hidup yang tugas dan tanggungjawabnya di bidang amdal. 7. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Pasal 2 (1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib amdal wajib memiliki UKL-UPL. (2) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib dilengkapi UKL-UPL wajib membuat SPPL. Pasal 3 (1) Jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib UKL-UPL atau SPPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ditetapkan oleh gubernur atau bupati/walikota berdasarkan hasil penapisan. (2) Penapisan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan pedoman penapisan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 4 (1) UKL-UPL disusun oleh pemrakarsa sesuai dengan format penyusunan sebagaimana tercantum dalam Lampiran II. (2) SPPL disusun oleh pemrakarsa sesuai dengan format penyusunan sebagaimana tercatum dalam Lampiran III. (3) Lampiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 5 Pemrakarsa mengajukan UKL-UPL atau SPPL kepada: a. kepala instansi lingkungan hidup kabupaten/kota, apabila usaha dan/atau kegiatan berlokasi pada 1 (satu) wilayah kabupaten/kota; 2
  • 3. b. kepala instansi lingkungan hidup provinsi, apabila usaha dan/atau kegiatan berlokasi: 1. lebih dari 1 (satu) wilayah kabupaten/kota; 2. di lintas kabupaten/kota; dan/atau 3. di wilayah laut paling jauh 12 (dua belas) mil dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan untuk provinsi dan 1/3 (sepertiga) dari wilayah kewenangan provinsi untuk kabupaten/kota; atau c. Deputi Menteri, apabila usaha dan/atau kegiatan berlokasi: 1. lebih dari 1 (satu) wilayah provinsi; 2. di wilayah sengketa dengan negara lain; 3. di wilayah laut lebih dari 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas; dan/atau 4. di lintas batas Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan negara lain. Pasal 6 (1) Pemrakarsa mengajukan UKL-UPL atau SPPL kepada kepala instansi lingkungan hidup kabupaten/kota, kepala instansi lingkungan hidup provinsi, atau Deputi Menteri sesuai dengan kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5. (2) Kepala instansi lingkungan hidup kabupaten/kota, kepala instansi lingkungan hidup provinsi, atau Deputi Menteri memberikan tanda bukti penerimaan UKL-UPL atau SPPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada pemrakarsa yang telah memenuhi format penyusunan UKL-UPL atau SPPL. (3) Kepala instansi lingkungan hidup kabupaten/kota, kepala instansi lingkungan hidup provinsi, atau Deputi Menteri setelah menerima UKL- UPL atau SPPL yang memenuhi format sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melakukan pemeriksaan UKL-UPL atau pemeriksaan SPPL yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh unit kerja yang menangani pemeriksaan UKL-UPL atau pemeriksaan SPPL. Pasal 7 (1) Kepala instansi lingkungan hidup kabupaten/kota, kepala instansi lingkungan hidup provinsi, atau Deputi Menteri wajib: a. melakukan pemeriksaan UKL-UPL berkoordinasi dengan instansi yang membidangi usaha dan/atau kegiatan dan menerbitkan rekomendasi UKL-UPL paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya UKL-UPL; atau b. melakukan pemeriksaan SPPL dan memberikan persetujuan SPPL paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya SPPL. 3
  • 4. (2) Dalam hal terdapat kekurangan data dan/atau informasi dalam UKL- UPL atau SPPL serta memerlukan tambahan dan/atau perbaikan, pemrakarsa wajib menyempurnakan dan/atau melengkapinya sesuai hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Kepala instansi lingkungan hidup kabupaten/kota, kepala instansi lingkungan hidup provinsi, atau Deputi Menteri wajib: a. menerbitkan rekomendasi UKL-UPL paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya UKL-UPL yang telah disempurnakan oleh pemrakarsa; atau b. memberikan persetujuan SPPL paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya SPPL yang telah disempurnakan oleh pemrakarsa. (4) Dalam hal kepala instansi lingkungan hidup kabupaten/kota, kepala instansi lingkungan hidup provinsi, atau Deputi Menteri tidak melakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau tidak menerbitkan rekomendasi UKL-UPL atau persetujuan SPPL dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3), UKL-UPL atau SPPL yang diajukan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dianggap telah diperiksa dan disahkan oleh kepala instansi lingkungan hidup kabupaten/kota, kepala instansi lingkungan hidup provinsi, atau Deputi Menteri. (5) Rekomendasi UKL-UPL sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a diterbitkan sesuai dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 8 (1) Rekomendasi UKL-UPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf a digunakan sebagai dasar untuk: a. memperoleh izin lingkungan; dan b. melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup. (2) Pejabat pemberi izin wajib mencantumkan persyaratan dan kewajiban dalam rekomendasi UKL-UPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ke dalam izin lingkungan. Pasal 9 (1) Biaya penyusunan dan pemeriksaan UKL-UPL atau SPPL dibebankan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan. (2) Biaya administrasi dan persuratan, pengadaaan peralatan kantor untuk menunjang proses pelaksanaan pemeriksaan UKL-UPL atau SPPL, penerbitan rekomendasi UKL-UPL atau persetujuan SPPL, pelaksanaan pembinaan dan pengawasan, dibebankan kepada: a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk pemeriksaan UKL- UPL atau persetujuan SPPL yang dilakukan di Kementerian Lingkungan Hidup; atau 4
  • 5. b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk pemeriksaan UKL- UPL atau persetujuan SPPL yang dilakukan di instansi lingkungan hidup provinsi atau instansi lingkungan hidup kabupaten/kota. Pasal 10 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 11 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 7 Mei 2010 MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, ttd PROF. DR. IR. GUSTI MUHAMMAD HATTA, MS Diundangkan di Jakarta pada tanggal 7 Mei 2010 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd PATRIALIS AKBAR BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 231 Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, ttd Ilyas Asaad 5
  • 6. Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 13 Tahun 2010 Tanggal : 7 Mei 2010 PANDUAN PENAPISAN JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB DILENGKAPI DENGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP DAN SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP I. Pendahuluan Penapisan terhadap jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup (UKL-UPL) perlu dilakukan mengingat besarnya rentang jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi UKL-UPL. Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mengatur bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib amdal, wajib memiliki UKL-UPL. Pasal 35 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mengatur pula bahwa usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib dilengkapi UKL- UPL, wajib membuat surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup (SPPL). Pasal 36 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mengatur bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai UKL-UPL dan SPPL diatur dengan peraturan Menteri. Secara skematik, pembagian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: 1
  • 7. USAHA DAN/ATAU KEGIATAN WAJIB AMDAL Batas amdal USAHA DAN/ATAU KEGIATAN WAJIB UKL-UPL Batas UKL-UPL SPPL Gambar 1. Skema pembagian amdal, UKL-UPL dan SPPL Skema tersebut di atas dalam pelaksanaannya berbeda-beda untuk setiap daerah sehingga menimbulkan perbedaan pembebanan tanggung jawab bagi pemrakarsa usaha dan/atau kegiatan untuk daerah yang berbeda walaupun jenis usaha dan/atau kegiatannya adalah sama. Untuk menjamin bahwa UKL-UPL dilakukan secara tepat, maka perlu dilakukan penapisan untuk menetapkan jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan UKL- UPL. Adapun usaha dan/atau kegiatan di luar daftar jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan UKL-UPL dapat langsung diperintahkan melakukan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup sesuai prosedur operasional standar (POS) yang tersedia bagi usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan, dan melengkapi diri dengan surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup (SPPL). Disamping itu, mekanisme perizinan telah berkembang ke arah lebih sempurna, sehingga dengan kondisi tersebut beban kajian lingkungan dapat didorong untuk dapat menjadi bagian langsung dari mekanisme penerbitan izin. Sebagai contoh, dalam setiap pemberian izin mendirikan bangunan (IMB) telah termaktub kewajiban pemrakarsa untuk melakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup antara lain: wajib membuat 2
  • 8. sumur resapan, berjarak tertentu dari batas daerah milik jalan (DAMIJA), dan lain-lain. UKL-UPL merupakan salah satu persyaratan yang wajib dipenuhi dalam pelaksanaan penerbitan izin lingkungan, sehingga bagi usaha dan/atau kegiatan yang UKL-UPLnya ditolak maka pejabat pemberi izin wajib menolak penerbitan izin bagi usaha dan/atau kegiatan bersangkutan. UKL-UPL dinyatakan berlaku sepanjang usaha dan/atau kegiatan tidak melakukan perubahan lokasi, desain, proses, bahan baku dan/atau bahan penolong. Bagi UKL-UPL yang telah dinyatakan sesuai dengan isian formulir atau layak, maka UKL- UPL tersebut dinyatakan kadaluarsa apabila usaha dan/atau kegiatan tidak dilaksanakan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak rekomendasi atas UKL-UPL diterbitkan. II. Langkah dan kriteria penapisan jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan UKL-UPL Penapisan jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan UKL-UPL dilakukan dengan langkah berikut: 1. Pastikan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan LANGKAH tersebut tidak termasuk dalam jenis usaha PERTAMA dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi amdal. a. Pastikan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut tidak termasuk dalam daftar jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi amdal, baik yang ditetapkan dalam peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup atau keputusan bupati/walikota sesuai kaidah penetapan wajib amdal; Catatan: Bupati/walikota atau Gubernur DKI Jakarta atas pertimbangan ilmiah dapat menetapkan suatu jenis usaha dan/atau kegiatan menjadi wajib amdal atas pertimbangan daya dukung, daya tampung dan serta tipologi ekosistem setempat menjadi lebih ketat dari daftar jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi amdal dalam peraturan Menteri. b. Pastikan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut tidak berlokasi di kawasan lindung; 3
  • 9. Catatan: Usaha dan/atau kegiatan yang berbatasan dan/atau berlokasi di kawasan lindung wajib dilengkapi amdal. c. Pastikan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut tidak berlokasi di lokasi yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan/atau rencana tata ruang kawasan setempat. Catatan: Usaha dan/atau kegiatan yang berlokasi tidak sesuai tata ruang wajib ditolak. 2. Pastikan bahwa potensi dampak dari rencana LANGKAH usaha dan/atau kegiatan telah tersedia teknologi KEDUA untuk menanggulangi dampak tersebut. Catatan: Jika tidak tersedia teknologi penanganan dampak dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan, maka kemungkinan rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut wajib dilengkapi amdal. 3. Periksa peraturan yang ditetapkan oleh menteri LANGKAH departemen sektoral atau kepala lembaga KETIGA pemerintah non departemen (LPND) tentang jenis usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL untuk ditetapkan menjadi usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan UKL-UPL. Catatan: • Dalam hal menteri departemen sektoral atau kepala lembaga pemerintah non departemen (LPND) belum menetapkan jenis usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL, maka lakukan penetapan jenis usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL sebagaimana langkah keempat dan langkah kelima. • Dalam hal menteri departemen sektoral atau kepala lembaga pemerintah non departemen (LPND) telah menetapkan jenis usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL tetapi tidak dilengkapi dengan skala/besaran, atau skala/besarannya ditentukan tetapi tidak ditentukan batas bawahnya, maka lakukan penetapan jenis 4
  • 10. usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL sebagaimana langkah keempat dan langkah kelima. • Dalam hal terjadi perubahan terhadap peraturan yang ditetapkan oleh menteri departemen sektoral atau kepala lembaga pemerintah non departemen (LPND) tentang jenis usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL, maka ketentuan dalam langkah ketiga ini wajib mengikuti peraturan yang mengalami perubahan tersebut. 4. Lakukan penapisan rencana usaha dan/atau LANGKAH kegiatan tersebut untuk memastikan bahwa KEEMPAT dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut memerlukan UKL-UPL atau SPPL dengan menjawab pertanyaan berikut: Apakah rencana usaha dan/atau Ya/Tidak kegiatan tersebut akan Jelaskan! memberikan dampak terhadap lingkungan hidup dan memerlukan UKL-UPL berdasarkan kriteria berikut: • Jenis kegiatan • Skala/besaran/ukuran • k Kapasitas produksi • Luasan lahan yang dimanfaatkan • Limbah dan/atau cemaran dan/atau dampak lingkungan • Teknologi yang tersedia dan/atau digunakan • Jumlah komponen lingkungan hidup terkena dampak • Besaran investasi • Terkonsentrasi atau tidaknya kegiatan • Jumlah tenaga kerja • Aspek sosial kegiatan Apabila diberikan jawaban "Ya" pada salah satu 5
  • 11. kriteria tersebut, maka diindikasikan kegiatan tersebut wajib dilengkapi dengan UKL-UPL. 5. Tetapkan jenis dan skala/besaran rencana usaha LANGKAH dan/atau kegiatan tersebut wajib dilengkapi KELIMA dengan UKL-UPL atau surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup (SPPL). Catatan: Pemerintah daerah dapat menetapkan jenis rencana usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL di luar jenis usaha dan/atau kegiatan wajib UKL- UPL yang ditetapkan oleh menteri departemen sektoral atau kepala lembaga pemerintah non departemen (LPND). MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, ttd PROF. DR. IR. GUSTI MUHAMMAD HATTA, MS Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, ttd Ilyas Asaad 6
  • 12. Lampiran II Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 13 Tahun 2010 Tanggal : 7 Mei 2010 FORMAT PENYUSUNAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL) UKL-UPL minimal berisi hal-hal sebagai berikut: I. IDENTITAS PEMRAKARSA 1. Nama perusahaan : ________________________________ 2. Nama pemrakarsa : ________________________________ 3. Alamat kantor, : ________________________________ nomor telepon/fax II. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN 1. Nama rencana usaha : ___________________________________ dan/atau kegiatan 2. Lokasi rencana usaha : ___________________________________ dan/atau kegiatan Keterangan: Tuliskan lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, seperti antara lain: nama jalan, desa, kecamatan, kabupaten/kota dan propinsi tempat akan dilakukannya rencana usahan dan/atau kegiatan. Untuk kegiatan-kegiatan yang mempunyai skala usaha dan/atau kegiatan besar, seperti kegiatan pertambangan, perlu dilengkapi dengan peta lokasi kegiatan dengan skala yang memadai (1:50.000 bila ada) dan letak lokasi berdasarkan Garis Lintang dan Garis Bujur. 3. Skala usaha dan/atau Kegiatan : _______________________ (satuan) Keterangan: Tuliskan ukuran luasan dan atau panjang dan/atau volume dan/atau kapasitas atau besaran lain yang dapat digunakan untuk memberikan gambaran tentang skala kegiatan. Sebagai contoh antara lain: 1. Bidang Industri: jenis dan kapasitas produksi, jumlah bahan baku dan penolong, jumlah penggunaan energi dan jumlah penggunaan air 1
  • 13. 2. Bidang Pertambangan: luas lahan, cadangan dan kualitas bahan tambang, panjang dan luas lintasan uji seismik dan jumlah bahan peledak 3. Bidang Perhubungan: luas, panjang dan volume fasilitas perhubungan yang akan dibangun, kedalaman tambatan dan bobot kapal sandar dan ukuran-ukuran lain yang sesuai dengan bidang perhubungan 4. Pertanian: luas rencana usaha dan/atau kegiatan, kapasitas unit pengolahan, jumlah bahan baku dan penolong, jumlah penggunaan energi dan jumlah penggunaan air 5. Bidang Pariwisata: luas lahan yang digunakan, luas fasiltas pariwisata yang akan dibangun, jumlah kamar, jumlah mesin laundry, jumlah hole, kapasitas tempat duduk tempat hiburan dan jumlah kursi restoran 4. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Tuliskan komponen-komponen rencana usaha dan/atau kegiatan yang diyakini akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup. Teknik penulisan dapat menggunakan uraian kegiatan pada setiap tahap pelaksanaan proyek, yakni tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi atau dengan menguraikan komponen kegiatan berdasarkan proses mulai dari penanganan bahan baku, proses produksi, sampai dengan penanganan pasca produksi. Contoh: Kegiatan Peternakan Tahap Prakonstruksi : a. Pembebasan lahan (jelaskan secara singkat luasan lahan yang dibebaskan dan status tanah). b. dan lain lain…… Tahap Konstruksi: a. Pembukaan lahan (jelaskan secara singkat luasan lahan, dan tehnik pembukaan lahan). b. Pembangunan kandang, kantor dan mess karyawan (jelaskan luasan bangunan). c. dan lain-lain….. Tahap Operasi: a. Pemasukan ternak (tuliskan jumlah ternak yang akan dimasukkan). b. Pemeliharaan ternak (jelaskan tahap-tahap pemeliharaan ternak yang menimbulkan limbah, atau dampak terhadap lingkungan 2
  • 14. hidup). c. dan lain-lain… (Catatan: Khusus untuk usaha dan/atau kegiatan yang berskala besar, seperti antara lain: industri kertas, tekstil dan sebagainya, lampirkan pula diagram alir proses yang disertai dengan keterangan keseimbangan bahan dan air (mass balance dan water balance)) III. DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI. Uraikan secara singkat dan jelas mengenai: 1. kegiatan yang menjadi sumber dampak terhadap lingkungan hidup; 2. jenis dampak lingkungan hidup yang terjadi; 3. ukuran yang menyatakan besaran dampak; dan 4. hal-hal lain yang perlu disampaikan untuk menjelaskan dampak lingkungan yang akan terjadi terhadap lingkungan hidup. 5. ringkasan dampak dalam bentuk tabulasi seperti di bawah ini: SUMBER DAMPAK JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK KETERANGAN (Tuliskan kegiatan yang (Tuliskan dampak yang (Tuliskan ukuran yang (Tuliskan menghasilkan dampak mungkin terjadi) dapat menyatakan informasi lain terhadap lingkungan) besaran dampak) yang perlu disampaikan Contoh: Contoh: Contoh: untuk menjelaskan Kegiatan Peternakan pada dampak tahap operasi lingkungan yang akan terjadi) Pemeliharaan ternak menimbulkan limbah berupa : 1. Limbah cair Terjadinya penurunan Limbah cair yang kualitas air Sungai XYZ dihasilkan adalah 50 akibat pembuangan liter/hari. limbah cair 2. Limbah padat (kotoran) Terjadinya penurunan Limbah padat yang kualitas air Sungai XYZ dihasilkan adalah 1,2 akibat pembuangan 3 m /minggu. limbah padat 3. Limbah gas akibat Penurunan kualitas pembakaran sisa udara akibat makanan ternak pembakaran 3
  • 15. IV. PROGRAM PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP Uraikan secara singkat dan jelas: 1. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mencegah dan mengelola dampak termasuk upaya untuk menangani dan menanggulangi keadaan darurat; 2. Kegiatan pemantauan yang dilakukan untuk mengetahui efektifitas pengelolaan dampak dan ketaatan terhadap peraturan di bidang lingkungan hidup; 3. Tolok ukur yang digunakan untuk mengukur efektifitas pengelolaan lingkungan hidup dan ketaatan terhadap peraturan di bidang lingkungan hidup. V. TANDA TANGAN DAN CAP Setelah UKL-UPL disusun dengan lengkap, pemrakarsa wajib menandatangani dan membubuhkan cap usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan. MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, ttd PROF. DR. IR. GUSTI MUHAMMAD HATTA, MS Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, ttd Ilyas Asaad 4
  • 16. Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 13 Tahun 2010 Tanggal : 7 Mei 2010 FORMAT SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (SPPL) Kami yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : ............................................................................ Jabatan : ............................................................................ Alamat : ............................................................................ Nomor Telp. : ............................................................................ Selaku penanggung jawab atas pengelolaan lingkungan dari: Nama perusahaan/Usaha : ......................................................... Alamat perusahaan/usaha : ......................................................... Nomor telp. Perusahaan : ......................................................... Jenis Usaha/sifat usaha : ......................................................... Kapasitas Produksi : ......................................................... Perizinan yang dimiliki : ......................................................... Keperluan : ......................................................... Besarnya modal : ......................................................... Dengan ini menyatakan bahwa kami sanggup untuk: 1. Melaksanakan ketertiban umum dan senantiasa membina hubungan baik dengan tetangga sekitar. 2. Menjaga kesehatan, kebersihan dan keindahan di lingkungan usaha. 3. Bertanggung jawab terhadap kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh usaha dan/atau kegiatan tersebut. 4. Bersedia dipantau dampak lingkungan dari usaha dan/atau kegiatannya oleh pejabat yang berwenang. 5. Menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup di lokasi dan disekitar tempat usaha dan/atau kegiatan. 6. Apabila kami lalai untuk melaksanakan pernyataan pada angka 1 sampai angka 5 di atas, kami bersedia bertanggung jawab sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Keterangan: a. Dampak lingkungan yang terjadi: 1. 2. 3. 4. 5. dst. 1
  • 17. b. Pengelolaan dampak lingkungan yang dilakukan: 1. 2. 3. 4. 5. dst. SPPL ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan berakhirnya usaha dan/atau kegiatan atau mengalami perubahan lokasi, desain, proses, bahan baku dan/atau bahan penolong. Tanggal, Bulan, Tahun Menyetujui, Yang menyatakan, Kepala Instansi Lingkungan Hidup Provinsi/Kabupaten/Kota Materai Rp. 6.000,- Tanda tangan Cap perusahaan NAMA NAMA (..................................................) (..................................................) NIP. Catatan: Contoh format di atas merupakan format minimum dan dapat dikembangkan. MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, ttd PROF. DR. IR. GUSTI MUHAMMAD HATTA, MS Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, ttd Ilyas Asaad 2
  • 18. Lampiran IV Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 13 Tahun 2010 Tanggal : 7 Mei 2010 FORMAT SURAT REKOMENDASI UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL) OLEH INSTANSI LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN/KOTA kota, tanggal, bulan, tahun Nomor : Kepada Yth. Lampiran : 1 (satu) berkas Direktur/Manager/Lainnya Perihal : Rekomendasi atas PT. ................ UKL-UPL di Kegiatan ....................... Tempat oleh PT. ........................ di ................................. Menindaklanjuti surat Saudara Nomor ........................... tertanggal ..... perihal penyampaian Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) untuk kegiatan ..................., bersama ini diberitahukan bahwa berdasarkan hasil evaluasi teknis yang telah dilakukan, maka terhadap UKL-UPL untuk kegiatan ................ tersebut secara teknis dapat disetujui. UKL-UPL yang telah disetujui merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat rekomendasi ini dan menjadi acuan bagi penanggung jawab kegiatan dalam menjalankan kegiatannya dengan tetap berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apabila terjadi pemindahan lokasi kegiatan, desain dan/atau proses dan/atau kapasitas dan/atau bahan baku dan/atau bahan penolong atas usaha dan/atau kegiatan, terjadi bencana alam dan/atau lainnya yang menyebabkan perubahan lingkungan yang sangat mendasar baik sebelum maupun saat pelaksanaan kegiatan, maka penanggung jawab kegiatan wajib menyusun UKL-UPL atau AMDAL baru sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penanggung jawab PT........... wajib melakukan seluruh ketentuan yang termaktub dalam UKL-UPL dan bertanggungjawab sepenuhnya atas pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan dari kegiatan .................... 1
  • 19. Penanggung jawab PT.......... wajib melaporkan pelaksanaan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang tercantum dalam UKL-UPL tersebut kepada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota ............... dan instansi- instansi sektor terkait (termasuk instansi pemberi izin) setiap ..... bulan sekali terhitung sejak tanggal diterbitkannya surat rekomendasi ini. Selanjutnya Bupati/Walikota ..................., Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota ......................., Kepala Instansi Sektor A .........., Kepala Instansi Sektor B, Kepala Instansi Sektor dst...... melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan ketentuan-ketentuan yang wajib dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan yang tercantum dalam perizinan sebagaimana dimaksud. Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terimakasih. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota ......................... .................................................... Tembusan Yth.: 1. Kepala Instansi Sektor A; 2. Kepala Instansi Sektor B; 3. Kepala Instansi dsb; 4. dst. MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, ttd PROF. DR. IR. GUSTI MUHAMMAD HATTA, MS Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Penaatan Lingkungan, ttd Ilyas Asaad 2