3. 1
• Penampilan informasi latar belakang
2
• Penampilan ringkasan hasil/ temuan penelitian
3
• Pemberian komentar terhadap hasil penelitian
4
• Menghubungkan dengan hasil penelitian lain
5
• Penjelasan tentang hasil, terutama kalau hasil tidak memuaskan
6
• Membuat generalisasi dari hasil yang diperoleh
7
• Memberikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya
4. Menampilkan informasi latar belakang
Informasi ini bisa berupa tujuan, pertanyaan atau
hipotesis penelitian. Informasi ini di lanjutkan informasi kedua,
yaitu jawaban terhadap tujuan, hipotesis atau pertanyaan
penelitian.
Contoh:
Berdasarkan pola empat-langkah di atas, data yang berupa 50
intisari diteliti untuk mengetahui pola-pola wacananya. Hasil
analisis ini terjadi dalam tabel berikut. (Harjanto, 2004: 2004:
117)
5. Menampilkan ringkasan hasil / temuan
penelitian
Di sini disebutkan kembali hasil-hasil pokok hasil
penelitian secara ringkas. Penyebutan bisa dilakukan sekaligus
atau satu persatu. Jika sekaligus, sebaiknya diberikan nomor
supaya mudah dikomentari. Kalau ditampilkan satu persatu ,
maka sulit dikomentari secara berkelompok.
6. Contoh :
Dapat dilihat dalam tabel diatas bahwa tidak semua intisari yang diteliti
memiliki empat-langkah. Kendatipun sebagian besar (98%) memiliki
Langkah Satu dan Langkah Tiga, 22 (44%) tidak memiliki Langkah Dua
maupun Langkah Empat, Lebih lanjut empat inti sari tidak memiliki baik
Langkah Dua maupun Langkah Empat. Hal ini agaknya mengisyaratkan
bahwa Langkah Satu dan Tiga dapat dikatakan bersifat wajib, Yang
barangkali dapat di kaitkan dalam arti penting kedua langkah tersebut
bagi pembaca. Sementara Langkah Satu berfungsi untuk memberikan
informasi latar atau konteks pelaksanaan penelitian, Langkah Tiga
menyajikan informasi penting yang munkin di butuhkan oleh pembaca,
yakni rangkuman hasil penelitian.
7. Memberikan komentar apakah hasilnya sesuai
dengan apa yang diinginkan sebelum penelitian
atau tidak
Bila ada dari hasil-hasil yang cocok atau tidak cocok dengan
harapan sebelum penelitian (unexpected result), maka penulis
artikel perlu memberikan alasan.
8. Contoh:
Berdasarkan hipotesi studi ini, bahwa tulisan ilmiah mengikuti
pola retorika universal dan bebas dari pengaruh bahasa tertentu
(Windows, 1979), seharusnya hasil analisis artikel ilmiah Indonesia
dengan menggunakan model CARS (Swales, 1990) sama dengan
hasil analisis artikel ilmiah berbahasa Inggris. Namun, , hasil
penelitian ini menunjukkan perbedaan-perbedaan penting,
perbedaan ini dapat dijelaskan dengan tiga faktor. Yaitu tingkat
literasi akademis, artinya usia tradisi akademis di Indonesia masih
sangat muda dibandingkan dengan tradisi yang sama di Negara
Anglo-Amerika, dan itu membuat kecintaan dan prioritas untuk
meneliti (membaca) masih rendah. Hal ini diperburuk oleh masalah-
masalah praktis seperti gaji yang rendah, kurangnya fasilita, dan
kurangnya ketersediaan sumber-sumber seperti buku dan jurnal
ilmiah. Dari segi budaya terdapat masalah keseganan untuk
mengkritik penulis lain terutama yang lebih senior karena takut aka
akibat buruk di masa depan, disamping ada pula yang berpendapat
bahwa mengkritik hasil tesis orang lain adalah tidak etis.
9. Menghubungkan dengan hasil penelitian lain
(terdahulu)
Terdapat dua tujuan pada materi ini, untuk
membandingkan hasil dan mencari dukungan untuk temuan
sendiri. Perbandingan bisa juga mencakup ,metode, prosedur,
tujuan khusus (obyektif), dan asumsi yang dipakai.
10. Contoh:
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa intisari artikel
penelitian eksperimental memiliki beberapa pola organisasi wacana yang
mirip dengan pola wacana bagian pengantar (Swalea, 1981) dan bagian
pembahasan artikel penelitian (Peng, 1987: Hopkins_Dudley-Evans, 1988);
dua diantaranya lebih sering ditemukan dari pada yang lain. Yang pertama
berupa struktur yang mengandung empat langkah dengan urutan 1-2-3-4,
dan yang kedua memiliki struktur dengan tiga langkah 1-3-4. satu pola lain
lagi yang juga cukup banyak dijumpai adalah struktur dengan pengulangan
langkah dimana satu langkah atau lebih hadir lebih dari satu kali dalam
sebuah intisari.
Satu pola yang juga umum ditemukan dalam bagian pengantar artikel yang
lebih panjang (Crookes, 1986), dalam bagian pengantar serta pembahasan
tesis S2 (Dudley-Evans,1986), dan dalam bagian pembahasan artikel (Peng,
1987: Hopkins_Dudley-Evans, 1988). (Harjanto, 2004: 123)
11. Penjelasan tentang hasil, terutama jika hasil itu
tidak memuaskan
Hal yang perlu yang perlu dijelaskan ini bisa dibagi dari
segi data, asumsi, prosedur, model analisis, dan sebagainya.
Contoh:
Namun demikian, perlu dicatat karena penelitian ini baru
merupakan langkah awal, maka masih banyak lagi penelitian
serupa diperlukan untuk mengkaji baik struktur wacana
maupun ciri-ciri bahasa intisari artikel penelitian, bukan hanya
yang bersifat ekperimental melainkan juga bersifat teoritis.
(Harjanto, 2004: 123)
12. Membuat generalisasi dari hasil yang di peroleh
(Implikasi)
Generalisasi artinya kesimpulan logis yang dibuat berdasarkan
hasil yang diperoleh.
Contoh:
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa intisari
artikel penelitian eksperimental memiliki beberapa pola organisasi
wacana yang mirip dengan pola wacana bagian pengantar (Swales,
1981) dan bagian pembahasan artikel penelitian (Peng, 1987:
Hopkins_Dudley-Evans, 1988); dua diantaranya lebih sering
ditemukan dari padan yang lain. Yang pertama berupa strukktur yang
mengandung empat langkah dengan urutan 1-2-3-4, dan yang kedua
memiliki struktur dengan tiga langkah 1-3-4. satu pola lain lagi yang
juga cukup banyak dijumpai adalah struktur dengan pengulangan
langkah dimana satu langkah atau lebih hadir lebih dari satu kali
dalam sebuah intisari.
13. Memberikan rekomendasi untuk penelitian
selanjutnya
Pemberian rekomendasi untuk penelitian selanjutnya boleh
dilakuka dan boleh pula tidak.
Contoh:
Penelitian lebih lanjut dengan sampel lebih besar sangat
diperlukan untuk menetukan sejauh mana korpus yang
dipergunakan dalam penelitian ini dapat mewakili intisari artikel
penelitian eksperimental. Di samping itu, penelitian lebih lanjut
harus mencoba, sebagaimana dikemukakan sebelumnya, untuk
mencari dan membedakan batasan terhadap pengertian langkah.
Satu lagi bidang penelitian yang bermanfaat, sebagaimana
disinggung oleh Swales (1980: 181), adalah peran intisari dalam
proses penulisan artikel penelitian. Dengan kata lain, penelitian-
penelitian selanjutnya diharapkan akan dapat mengungkan hal-hal
lain yang bermanfaat dan dapat memberi informasi lebih banyak
yang berguna bagi perancangan program dan penulisan bahan
pengajaran intisari artikel penelitian bahasa Inggris. (Harjanto, 2004:
123)
15. Artikel Ilmiah Argumentatif
Sejak bagian pendahuluan, penulis sudah menyatakan
pertentangan pendapat dan mengambil posisi berpihak.
Sepanjang artikel, penulis mengembangkan argumentasinya.
Di akhir artikel, penulis mempertegas argumentasinya dalam
beberapa kalimat saja.
Artikel semacam ini bisa terdapat dalam disiplin ilmu apa saja
tidak harus ilmu MIPA.
Dan untuk bisa diterima oleh suatu jurnal, artikel ilmiah harus
menampilkan argumen baru, atau berdasarkan data dan/ atau
pendekatan baru.
16. Artikel Ilmiah Naratif
Artikel yang mencerminkan suatu hal atau kejadian, lalu
diakhiri dengan kesimpulan. Pembahasan dapat dimulai
setelah bagian Pendahuluan yang biasanya memberikan latar
belakang kejadian yang akan diperbincangkan dalam artikel.
Artikel ini juga bersifat argumentatif.
Artikel semacam ini terdapat dalam artikel Sejarah dan
sebagian review articles.
17. Artikel Ilmiah Deskriptif- Analitis
Artikel yang mendeskripsikan suatu hal, membahasnya lalu
mengambil kesimpulan. Namun pembahasannya tidak
menggunakan sub-judul ‘Pembahasan’.
Artikel ini dapat ditemukan diberbagai disiplin ilmu.
Langkah 4, 6 dan 7 pada artikel ilmiah pola IMRD perlu diikuti
dalam artikel ini.
18. Artikel Ilmiah Struktur Campuran
Untuk membangun argumentasi, penulis perlu adanya sedikit
narasi atau desktipsi sebagai latar belakang atau sebagai
konteks.
Atau artikel yang deskriptif pun perlu ada argumentasinya
pada point kesimpulan dari penulis berdasarkan deskripsi
data.
Yang lazim adalah Artikel Ilmiah Struktur Campuran.
19. Penggunaan Tenses
Umumnya tenses yang digunakan pada bagian discussion
(pembahasan) adalah present tense karena mendiskusikan
hasil-hasil kajian dan mengajukan hasil pemikiran/ komentar.
Menggunakan past tense jika merujuk pada kejadian waktu
lampau.
Menggunakan future tense jika membuat rencana di masa
depan
Menggunakan past-future tense jika membuat pernyataan
sopan atau pengandaian