SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
PERANCANGAN
CAMPURAN BETON
 Perancangan campuran beton (Mix desain) bermaksud untuk
memenuhi komposisi dan proporsi bahan bahan penyusun
beton. Hal ini dilakukan agar proporsi campuran dapat
memenuhi syarat teknis dan ekonomis.
 Kriteria dasar perancangan beton adalah kekuatan tekan dan
hubungannya dengan factor air semen yang digunakan.
 Pada dasarnya perancangan campuran dimaksudkan untuk
mendapatkan proporsi campuran yang optimum dengan
kekuatan yang maksimum.
Macam-macam perancangan campuran :
 ACI (American Concrete Institute, USA)
 DOE (Departement of Environment, Inggris)
 PCA (Portland Cement Association)
 Road Note N.04
 Dreux (Prancis)
 SNI 03-2834-2000
 Coba-coba (trial mix), dll
Mix Design Beton American Association (ACI)
Metode Absolute Volume
Cara ACI melihat bahwa dengan ukuran agregat tertentu, jumlah air perkubik
akan menentukan tingkat konsistensi dari campuran beton yang pada akhirnya
akan mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan (workability).
Pada metode ini, input data perancangan meliputi data standar deviasi hasil
pengujian yang berlaku untuk pekrjaan yang sejenis dengan karakteristik yang
sama. Selanjutnya data tentang kuat tekan rencana, data butir nominal agregat
yang digunakan, data slump, (jika diinginkan dengan nilai tertentu), berat jenis
agregat, serta karakteristik lingkungan yang diinginkan.
Sebelum melakukan perancangan, data-data yang dibutuhkan harus dicari. Jika
data-data yang dibutuhkan tidak ada, dapat diambil data dari tabel-tabel yang
telah dibuat untuk membantu penyelesaian perancangan cara ACI ini. Bagian
alir perancangan dengan metode ACI dapat dilihat sebagai berikut:
Langkah Perancangan ACI
 Hitung kuat tekan rata-rata beton, berdasarkan kuat tekan rencana dan margin, f’cr
= m + f’c
1. m = 1.64*Sd, standar deviasi diambil berdasarkan data yang lalu, jika tidak ada
diambil dari Tabel 8.1 berdasarkan mutu pelaksanaan yang diinginkan.
2. Kuat tekan rencana (f’c) ditentukan berdasarkan rencana atau dari hasil uji yang
lalu.
Volume Pekerjaan
Mutu Pelaksanaan (Mpa)
Baik Sekali Baik Cukup
Kecil (< 1000 m3)
Sedang (1000 - 3000 m3)
Besar ( > 3000 m3)
4.5 < sd <5.5
3.5 < sd <4.5
2.5 < sd <3.5
5.5 < sd <6.5
4.5 < sd <5.5
3.5 < sd <4.5
6.5 < sd <8.5
5.5 < sd <7.5
4.5 < sd <6.5
Tabel Nilai Standar Deviasi
 Tetapkan nilai slump, dan butir maksimum agregat
1. Slump ditentukan. Jika tidak dapat, data diambil dari Tabel berikut:
1. Ukuran maksimum agregat dihitung dari 1/3 tebal plate dan atau 3/4 jarak bersih
antar baja tulangan, tendon, bundle bar, atau ducting dan atau 1/5 jarak terkecil
bidang bekisting ambil yang terkecil, jika tidak diambil dari Tabel 8.3.
Jenis Konstruksi
Slump (mm)
Maksimum Minimum
- Dinding Penahan dan Pondasi
- Pondasi sederhana, sumuran, dan dinding sub struktur
- Balok dan dinding beton
- Kolom struktural
- Perkerasan dan slab
- Beton masal
76.2
76.2
101.6
101.6
76.2
50.8
25.4
25.4
25.4
25.4
25.4
25.4
Tabel 8.2 Slump yang disyaratkan untuk berbagai konsentrasi kenurut ACI.
Dimensi Minimim,
mm
Balok / kolom Plat
62.5
150
300
750
12.5 mm
40 mm
40 mm
80 mm
20 mm
40 mm
80 mm
80 mm
Tabel 8.3
Ukuran Maksimum
Agregat
 Tetapkan jumlah air yang dibuhkan berdasarkan ukuran maksimum agregat dan nilai slump
dari Tabel 8.4
Slump (mm)
Air (lt/m3)
9.5 mm 12.7 mm 19.1 mm 25.4 mm 38.1 mm 50.8 mm 76.2 mm 152.4 mm
25.4 s/d 50.8
76.2 s/d 127
152.4 s/d 177.8
Mendekati jumlah kandungan
udara dalam beton air entrained
(%)
210
231
246
3.0
201
219
231
2.5
189
204
216
2.0
180
195
204
1.5
165
180
189
1.0
156
171
180
0.5
132
147
162
0.3
114
126
-
0.2
25.4 s/d 50.8
76.2 s/d 127
152.4 s/d 177.8
Kandungan udara total rata-rata
yang disetujui (%)
183
204
219
177
195
207
168
183
195
162
177
186
150
165
174
144
159
168
123
135
156
108
120
-
Diekspose sedikit
Diekspose menengah
Sangat ekspose
4.5
6.0
7.5
4.0
5.5
7.0
3.5
5.0
6.0
3.0
4.5
6.0
2.5
4.5
5.5
2.0
4.0
5.0
1.5
3.5
4.5
1.0
3.0
4.0
Perkiraan Air Campuran dan Persyaratan Kandungan Udara untuk Berbagai Slump dan
Ukuran Nominal Agregat Masimum
 Tetapkan nilai Faktor Air Semen dari 8.5. Untuk nilai kuat tekan dalam Mpa yang
berada di antara nilai yang diberikan dilakukan interpolasi.
Kekuatan Tekan
28 hari (Mpa)
FAS
Beton
Air-entrained
Beton
Non Air-entrained
41.4
34.5
27.6
20.7
13.8
0.41
0.48
0.57
0.68
0.62
-
0.4
0.48
0.59
0.74
 Hitung semen yang diperlukan, yaitu jumlah air dibagi dengan factor air
semen.
 Tetapkan volume agregat kasar berdasarkan agregat maksimum dan
Modulus Halus Butir (MHB) agregat halusnya sehingga didapat persen
agregat kasar (Tabel 8.6). Jika nilai Modulus Halus Butirnya berada di
antaranya, maka dilakukan interpolasi. Volume agregat kasar=persen
agregat dikalikan dengan berat kering agregat kasar.
 Estimasikan berat beton segar berdasarkan Tabel 8.7, kemudian hitung
agregat halus, yaitu berat beton segar – (berat air + berat semen + berat
agregat kasar).
 Hitung proporsi bahan, semen, air, agregat kasar dan agregat halus,
kemudian koreksi berdasarkan nilai daya serap air pada agregat.
 Koreksi Proporsi Campurannya.
Ukuran
Agregat
Maks (mm)
Volume Agregat kasar kering * persatuan volume untuk
berbagai modulus halus butir
2.40 2.60 2.80 3.00
9.5
12.7
19.1
25.4
38.1
50.8
76.2
152.4
0.50
0.59
0.66
0.71
0.75
0.78
0.82
0.87
0.48
0.57
0.64
0.69
0.73
0.76
0.80
0.85
0.46
0.55
0.62
0.67
0.71
0.74
0.78
0.83
0.44
0.53
0.60
0.65
0.69
0.72
0.76
0.81
Tabel 8.6 Volume Agregat Kasar Per satuan Volume Beton
Ukuran Agregat Max (mm) Beton Air Entrained (kg/m3) Beton Non-Air Entrained
(Kg/m3)
9.5
2304 2214
12.7
2334 2256
19.1
2376 2304
25.4
2406 2340
38.1
2442 2376
50.8
2472 2400
76.2
2492 2424
152.4
2538 2472
Kekurangan dan Kelebihan Metode ACI
 Cara ini merupakan cara coba-coba untuk memperoleh
proporsi bahan yang menghasilkan konsistensi. Jika dipakai
agregat yang berbeda akan menyebabkan konsistensi yang
berbeda juga.
 Nilai Modulus Halus Butir (MHB) sebenarnya kurang
menggambarkan gradasi agregat yang tepat. Untuk agregat
dengan berat jenis yang berbeda, perlu dilakukan koreksi lagi.
Mix Design Metode Portland Cement
Association (PCA)
 Metode desain campuran Portland Cement Association (PCA)
pada dasarnya serupa dengan metode ACI sehingga secara
umum hasilnya akan saling mendekati. Penjelasan lebih detail
dapat dilihat dalam Publikasi PCA, Portland Cement
Association, Design and Control of Concrete Mixtures.
12thedition, Skokie, Illinois, USA: PCA, 1979, 140 pp.
Mix Design Metode DEO
(Department of Environment)
Department of Environment (DeO), Building Research
Establishment Britain. Metode ini diadopsi oleh
Indonesia pada SK.SNI T-15-1990-03 Tata Cara
Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal.
 Adapun langkah-langkahnya secara garis besarnya adalah sebagai berikut:
1. Penetapan kuat tekan beton yang disyaratkan (f'c) pada umur tertentu.
2. Penetapan nilai standar deviasi (Sd). Standar deviasi ditetapkan berdasarkan tingkat
mutu pengendalian pelaksanaan campuran beton-nya. Makin baik mutu pelaksanaan
makin kecil nilai standar deviasinya.
3. Perhitungan nilai tambah ('Margin/M')
4. Jika nilai tambah sudah ditetapkan sebesar 12 MPa, maka langsung ke langkah
5. Jika nilai tambah dihitung berdasarkan nilai standar deviasi Sd, maka margin dihitung
dengan rumus:
M = k. Sd
dimana:
M : Nilai tambah (MPa)
K : 1.64
Sd : Standar deviasi (MPa)
6. Menetapkan kuat tekan rata-rata yang direncanakan, dihitung dengan rumus:
f'cr = f'c + M
dimana:
f'cr : Kuat tekan rata-rata (MPa)
f'c : Kuat tekan yang disyaratkan (MPa)
M : Nilai tambah (MPa)
6. Penetapan jenis semen Portland.
7. Penetapan jenis agregat, memakai jenis pasir atau kerikil yang alami atau agregat
jenis batu pecah.
8. Menetapkan faktor air semen.
9. Penetapan faktor air semen maksimum, dari fas maksimum yang diperoleh
dibandingkan dengan fas langkah 8, dicari nilai yang terkecil.
11. Penetapan nilai slump, ditetapkan berdasar-kan pelaksanaan pembuatan,
pengangkutan, penuangan, pemadatan maupun jenis strukturnya.
12. Penetapan ukuran maksimum agregat kasar.
13. Menentukan jumlah air per meter kubik beton berdasarkan ukuran
maksimum agregat, jenis agregat dan nilai slump.
14. Hitung berat semen yang dibutuhkan. Berat semen per kubik dihitung
dengan membagi jumlah air (langkah 12) dengan faktor air semen
(langkah 8)
15. Kebutuhan semen minimum.
16. Penyesuaian kebutuhan semen. Apabila kebutuhan semen pada langkah
13 lebih kecil dari kebutuhan semen minimum (langkah 14), maka
kebutuhan semen harus dipakai yang minimum.
17. Penyesuain jumlah air dan faktor air semen.
18. Penentuan daerah gradasi agregat halus. Gradasi agregat halus dibagi menjadi 4
daerah : daerah I, II, III dan IV.
19. Perbandingan agregat halus dan agregat kasar. Dicari berdasarkan besar butir
maksimum, nilai slump, faktor air semen dan daerah gradasi agregat halus,
berdasarkan data tersebut dapat dicari perbandingan agregat halus dan agregat
kasar.
20. Berat jenis agregat campuran, dihitung dengan:
Bj agr.ksrs 100 K x Bj agr.hls 100 = P Bj camp
dimana:
Bj camp : Berat jenis agregat campuran
Bj agr.hls : Berat jenis agregat halus
Bj agr.ksr : Berat jenis agregat kasar
P : Persentase agregat halus terhadap agregat campuran
K : Persentase agregat kasar terhadap agregat campuran
21.Penentuan berat jenis beton. Dengam data berat jenis agregat campuran
(langkah 18) dan kebutuhan air tiap meter kubik beton, maka dapat
diperkirakan berat jenis betonnya.
22.Kebutuhan agregat campuran. Diperoleh dengan mengurangi berat beton
per meter kubikdengan kebutuhan air dan semen.
23.Hitung berat agregat halus, dengan cara mengalikan kebutuhan agregat
campuran (langkah 20)dengan prosentase berat agregat halusnya
(langkah 17)
24.Hitung berat agregat kasar, dengan cara mengurangi kebutuhan agregat
campuran (langkah 20) dengan kebutuhan agregat halus (langkah 21).
Mix Design Metode ROAD NOTE NO. 4
 Cara perancangan ini disimpulkan dari hasil penelitian Glanville.,et.al, yang
ditekankan pada pengaruh gradasi agregat terhadap kemudahan pengerjaan.
 Secara umum langkah perancangan dengan menggunakan metode ini adalah
sebagai berikut:
Hitung kuat tekan rata-rata rencana, berdasarkan kekuatan tekan rencana dan nilai
margin.
1. Nilai margin (m)=1.64*Standar Deviasi
2. Nilai standar deviasi ditentukan dari data yang lalu atau diambil dari Tabel 8.10
berdasarkan tingkat pengendalian mutu pekerjaan.
Tingkat pengendalian mutu
pekerjaan
S (Mpa)
Memuaskan
Sangat Baik
Baik
Cukup
Jelek
Tanpa Kendali
2.8
3.5
4.2
5.6
7.0
8.4
Tabel 8.7 Deviasi Standar
 Tentukan FAS dari Grafik dan berdasarkan keawetan Tabel 8.8. Pilih nilai yang
terkecil
 Buat proporsi agregat dari masing-masing fraksi (perbandingan antara agregat halus
dengan agregat kasar), sehingga masuk dalam salah satu kurfa dalan grafik 8.3.1
sampai 8.3.4 ASTM C-33.
Jenis Beton Kondisi Lingkungan FAS Maks
Beton Bertulang Biasa
Ringan
Sedang
Berat
0.65
0.55
0.45
Pra-Tegang
Ringan
Sedang
Berat
0.65
0.55
0.45
Beton Tak Bertulang
Ringan
Sedang
Berat
0.70
0.60
0.50
Tabel 8.8 Persyaratan FAS
 Tetapkan proporsi antara agregat dengan semen berdasarkan tingkat kemudahan
pengerjaan, diameter maksimum agregat, bentuk dan FAS ( Tabel 8.9).
 Hitung proporsi antara semen, air, dan agregat dengan dasar FAS dan proporsi
antara agregat semen.
JenisAgregat
Kasar
Ukuran
Maksimum
FAS Agrefat/Ceme
nt (A/C)
Alami 40 mm
0.35
0.40
0.45
0.50
0.55
2.9
4.3
5.7
7.1
8.1
Di Pecah 40 mm
0.40
0.45
0.50
0.55
0.60
0.65
3.2
3.9
4.7
5.4
6.1
6.8
Alami 20 mm
0.35
0.40
0.45
0.50
0.55
0.60
2.8
3.9
5.0
5.9
7.4
8.0
Di Pecah 20 mm
0.35
0.40
0.45
0.50
0.55
0.60
0.65
0.70
2.3
2.9
3.4
3.9
4.5
4.9
5.4
5.8
 Kebutuhan dasar dari beton dihitung dari volume absolute, prinsip hitungan ialah
volume beton padat sama dengan jumlah absolute kbahan-bahan dasarnya.
Proporsi campuran dapat dihitung jika diketahui:
gs = Berat jenis semen
gag.h = Berat jenis agregat halus
gag.k = Berat jenis agregat kasar
gair = Berat jenis air
v = Prosentase udara dalam beton
S = Berat semen yang diperlukan dalam I m3.
𝑆
𝛾𝑠 𝛾 𝑎𝑖𝑟
+
𝑃𝐴𝑔.ℎ.
𝑠
𝛾 𝐴𝑔.ℎ 𝛾 𝑎𝑖𝑟
+
𝑃𝐴𝑔.𝑘
𝑆
𝛾 𝐴𝑔.𝑘 𝛾 𝑎𝑖𝑟
+
𝐴. 𝑆
𝛾 𝑎𝑖𝑟
+ 0.01. v = 1 𝑚3

More Related Content

What's hot

SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungSNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungMira Pemayun
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatanFarid Thahura
 
Materi kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhanaMateri kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhanaperkasa45
 
Laporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur bajaLaporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur bajatanchul
 
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012فهرودين سفي
 
menghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja kompositmenghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja kompositShaleh Afif Hasibuan
 
Eksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasiEksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasidwidam
 
Bahan ajar pondasi 2
Bahan ajar pondasi 2Bahan ajar pondasi 2
Bahan ajar pondasi 2pakkamba
 
Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1WSKT
 
Pengujian berat jenis dan penyerapan
Pengujian berat jenis dan penyerapanPengujian berat jenis dan penyerapan
Pengujian berat jenis dan penyerapanM Hayale
 
Definifisi beton prategang
Definifisi beton prategangDefinifisi beton prategang
Definifisi beton prategangrendy surindra
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)andribacotid
 
Cara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalCara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalJulia Maidar
 
Modul 1-pengenalan-jembatan-baja
Modul 1-pengenalan-jembatan-bajaModul 1-pengenalan-jembatan-baja
Modul 1-pengenalan-jembatan-bajaIrham AF I
 

What's hot (20)

SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungSNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatan
 
Materi kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhanaMateri kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhana
 
Laporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur bajaLaporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur baja
 
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
 
menghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja kompositmenghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja komposit
 
Pengaruh kadar air terhadap beton
Pengaruh kadar air terhadap betonPengaruh kadar air terhadap beton
Pengaruh kadar air terhadap beton
 
Eksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasiEksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasi
 
Grafik nomogram
Grafik nomogramGrafik nomogram
Grafik nomogram
 
Bab 3 geser langsung
Bab 3 geser langsungBab 3 geser langsung
Bab 3 geser langsung
 
Bahan ajar pondasi 2
Bahan ajar pondasi 2Bahan ajar pondasi 2
Bahan ajar pondasi 2
 
Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1
 
Mektan bab 10
Mektan bab 10Mektan bab 10
Mektan bab 10
 
Pengujian berat jenis dan penyerapan
Pengujian berat jenis dan penyerapanPengujian berat jenis dan penyerapan
Pengujian berat jenis dan penyerapan
 
Sistem rangka pemikul momen
Sistem rangka pemikul momenSistem rangka pemikul momen
Sistem rangka pemikul momen
 
Definifisi beton prategang
Definifisi beton prategangDefinifisi beton prategang
Definifisi beton prategang
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
 
Cara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalCara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontal
 
Modul 1-pengenalan-jembatan-baja
Modul 1-pengenalan-jembatan-bajaModul 1-pengenalan-jembatan-baja
Modul 1-pengenalan-jembatan-baja
 
Metode cross
Metode crossMetode cross
Metode cross
 

Viewers also liked

Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)Herlyn Meylisa
 
Tugas pemeliharaan dan perbaikan bangunan
Tugas  pemeliharaan dan perbaikan bangunanTugas  pemeliharaan dan perbaikan bangunan
Tugas pemeliharaan dan perbaikan bangunanagusalrassed
 
analisa perhitungan tulangan pelat lantai
analisa perhitungan tulangan pelat lantaianalisa perhitungan tulangan pelat lantai
analisa perhitungan tulangan pelat lantaiYusron Dwi Mangestika
 
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-relModul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-relikhwan215
 
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...caturprasetyo11tgb1
 
Pelat beton bertulang
Pelat beton bertulangPelat beton bertulang
Pelat beton bertulangReski Aprilia
 
Teknik Sipil - Perancangan beton metode aci
Teknik Sipil - Perancangan beton metode aciTeknik Sipil - Perancangan beton metode aci
Teknik Sipil - Perancangan beton metode acinoussevarenna
 
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaaPerbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaaAdita Utami
 
Sni 1972-2008 cara-uji_slump_beton
Sni 1972-2008 cara-uji_slump_betonSni 1972-2008 cara-uji_slump_beton
Sni 1972-2008 cara-uji_slump_betonFeryanto Berutu
 
Uji kuat&amp;point load test
Uji kuat&amp;point load testUji kuat&amp;point load test
Uji kuat&amp;point load testhamdi101996
 
Pelat Beton Bertulang
Pelat Beton BertulangPelat Beton Bertulang
Pelat Beton BertulangReski Aprilia
 
Laporan Praktek Kerja Industri Teknik Gambar Bangunan
Laporan Praktek Kerja Industri Teknik Gambar BangunanLaporan Praktek Kerja Industri Teknik Gambar Bangunan
Laporan Praktek Kerja Industri Teknik Gambar Bangunancaturprasetyo11tgb1
 
Bahan aditif pada beton
Bahan aditif pada betonBahan aditif pada beton
Bahan aditif pada betonIhsan Ismail
 
Pedoman pelaksanaan pekerjaan beton
Pedoman pelaksanaan pekerjaan betonPedoman pelaksanaan pekerjaan beton
Pedoman pelaksanaan pekerjaan betonArmida Share
 
Lembar praktek kursi beton pracetak 1
Lembar praktek kursi beton pracetak 1Lembar praktek kursi beton pracetak 1
Lembar praktek kursi beton pracetak 1gede sancita
 
01 mix design_aci211.1_2009
01 mix design_aci211.1_200901 mix design_aci211.1_2009
01 mix design_aci211.1_2009Tony Wang
 
Gambar Kerja Rumah Minimalis 1 Lantai Lomba AutoCAD Skills Competition 2017 U...
Gambar Kerja Rumah Minimalis 1 Lantai Lomba AutoCAD Skills Competition 2017 U...Gambar Kerja Rumah Minimalis 1 Lantai Lomba AutoCAD Skills Competition 2017 U...
Gambar Kerja Rumah Minimalis 1 Lantai Lomba AutoCAD Skills Competition 2017 U...caturprasetyo11tgb1
 

Viewers also liked (20)

Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
 
Tugas pemeliharaan dan perbaikan bangunan
Tugas  pemeliharaan dan perbaikan bangunanTugas  pemeliharaan dan perbaikan bangunan
Tugas pemeliharaan dan perbaikan bangunan
 
analisa perhitungan tulangan pelat lantai
analisa perhitungan tulangan pelat lantaianalisa perhitungan tulangan pelat lantai
analisa perhitungan tulangan pelat lantai
 
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-relModul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel
 
Hammer test report
Hammer test reportHammer test report
Hammer test report
 
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...
 
Pelat beton bertulang
Pelat beton bertulangPelat beton bertulang
Pelat beton bertulang
 
Jalan rel-27112010
Jalan rel-27112010Jalan rel-27112010
Jalan rel-27112010
 
Teknik Sipil - Perancangan beton metode aci
Teknik Sipil - Perancangan beton metode aciTeknik Sipil - Perancangan beton metode aci
Teknik Sipil - Perancangan beton metode aci
 
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaaPerbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
 
Sni 1972-2008 cara-uji_slump_beton
Sni 1972-2008 cara-uji_slump_betonSni 1972-2008 cara-uji_slump_beton
Sni 1972-2008 cara-uji_slump_beton
 
Uji kuat&amp;point load test
Uji kuat&amp;point load testUji kuat&amp;point load test
Uji kuat&amp;point load test
 
Pelat Beton Bertulang
Pelat Beton BertulangPelat Beton Bertulang
Pelat Beton Bertulang
 
Laporan Praktek Kerja Industri Teknik Gambar Bangunan
Laporan Praktek Kerja Industri Teknik Gambar BangunanLaporan Praktek Kerja Industri Teknik Gambar Bangunan
Laporan Praktek Kerja Industri Teknik Gambar Bangunan
 
Bahan aditif pada beton
Bahan aditif pada betonBahan aditif pada beton
Bahan aditif pada beton
 
Pedoman pelaksanaan pekerjaan beton
Pedoman pelaksanaan pekerjaan betonPedoman pelaksanaan pekerjaan beton
Pedoman pelaksanaan pekerjaan beton
 
Buku beton
Buku betonBuku beton
Buku beton
 
Lembar praktek kursi beton pracetak 1
Lembar praktek kursi beton pracetak 1Lembar praktek kursi beton pracetak 1
Lembar praktek kursi beton pracetak 1
 
01 mix design_aci211.1_2009
01 mix design_aci211.1_200901 mix design_aci211.1_2009
01 mix design_aci211.1_2009
 
Gambar Kerja Rumah Minimalis 1 Lantai Lomba AutoCAD Skills Competition 2017 U...
Gambar Kerja Rumah Minimalis 1 Lantai Lomba AutoCAD Skills Competition 2017 U...Gambar Kerja Rumah Minimalis 1 Lantai Lomba AutoCAD Skills Competition 2017 U...
Gambar Kerja Rumah Minimalis 1 Lantai Lomba AutoCAD Skills Competition 2017 U...
 

Similar to Perancangan campuran beton

9 perencanaan campuran beton (mix design) di bali
9 perencanaan campuran beton (mix design) di bali9 perencanaan campuran beton (mix design) di bali
9 perencanaan campuran beton (mix design) di baliEdi Supriyanto
 
Kelompok 1.pptx
Kelompok 1.pptxKelompok 1.pptx
Kelompok 1.pptxTugasAtras
 
PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN PROGRAM KENPAVE DAN STUDI PARAMETE...
PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN PROGRAM KENPAVE DAN STUDI PARAMETE...PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN PROGRAM KENPAVE DAN STUDI PARAMETE...
PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN PROGRAM KENPAVE DAN STUDI PARAMETE...Debora Elluisa Manurung
 
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normalSni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normalMira Pemayun
 
Rancangan Campuran Beton.pptx
Rancangan Campuran Beton.pptxRancangan Campuran Beton.pptx
Rancangan Campuran Beton.pptxDadyRiadi
 
JOBMIX DESIGN.pptx
JOBMIX DESIGN.pptxJOBMIX DESIGN.pptx
JOBMIX DESIGN.pptxGUSRAIDER
 
Jurnal beton komposisi
Jurnal beton komposisiJurnal beton komposisi
Jurnal beton komposisizulki zul
 
Teknik Sipil - Perancangan beton sni
Teknik Sipil - Perancangan beton sniTeknik Sipil - Perancangan beton sni
Teknik Sipil - Perancangan beton sninoussevarenna
 
Sni 2000
Sni 2000Sni 2000
Sni 2000cen119
 
Sni 03-2834-2000
Sni 03-2834-2000Sni 03-2834-2000
Sni 03-2834-2000frans1982
 
dalam ppt ini untuk menghitung PPT MDP 2013.pptx
dalam ppt ini untuk menghitung PPT MDP 2013.pptxdalam ppt ini untuk menghitung PPT MDP 2013.pptx
dalam ppt ini untuk menghitung PPT MDP 2013.pptxprodiftsp2023
 
Mix design (aci) 111134027
Mix design (aci)   111134027Mix design (aci)   111134027
Mix design (aci) 111134027R Ladera
 
Pelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatan
Pelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatanPelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatan
Pelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatanismailacox.blogspot.com
 
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesPerkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesrakesword
 
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA Ayuismoyosofiana
 

Similar to Perancangan campuran beton (20)

9 perencanaan campuran beton (mix design) di bali
9 perencanaan campuran beton (mix design) di bali9 perencanaan campuran beton (mix design) di bali
9 perencanaan campuran beton (mix design) di bali
 
Bab 1 sd 4 kel 2 tbk2 edit
Bab 1 sd 4 kel 2 tbk2 editBab 1 sd 4 kel 2 tbk2 edit
Bab 1 sd 4 kel 2 tbk2 edit
 
Rancangan Campuran Beton .pdf
Rancangan Campuran Beton .pdfRancangan Campuran Beton .pdf
Rancangan Campuran Beton .pdf
 
Kelompok 1.pptx
Kelompok 1.pptxKelompok 1.pptx
Kelompok 1.pptx
 
PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN PROGRAM KENPAVE DAN STUDI PARAMETE...
PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN PROGRAM KENPAVE DAN STUDI PARAMETE...PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN PROGRAM KENPAVE DAN STUDI PARAMETE...
PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN PROGRAM KENPAVE DAN STUDI PARAMETE...
 
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normalSni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
 
Rancangan Campuran Beton.pptx
Rancangan Campuran Beton.pptxRancangan Campuran Beton.pptx
Rancangan Campuran Beton.pptx
 
JOBMIX DESIGN.pptx
JOBMIX DESIGN.pptxJOBMIX DESIGN.pptx
JOBMIX DESIGN.pptx
 
Jurnal beton komposisi
Jurnal beton komposisiJurnal beton komposisi
Jurnal beton komposisi
 
Teknik Sipil - Perancangan beton sni
Teknik Sipil - Perancangan beton sniTeknik Sipil - Perancangan beton sni
Teknik Sipil - Perancangan beton sni
 
Modul 7 PPJ.pdf
Modul 7 PPJ.pdfModul 7 PPJ.pdf
Modul 7 PPJ.pdf
 
Sni 2000
Sni 2000Sni 2000
Sni 2000
 
Sni 03-2834-2000
Sni 03-2834-2000Sni 03-2834-2000
Sni 03-2834-2000
 
dalam ppt ini untuk menghitung PPT MDP 2013.pptx
dalam ppt ini untuk menghitung PPT MDP 2013.pptxdalam ppt ini untuk menghitung PPT MDP 2013.pptx
dalam ppt ini untuk menghitung PPT MDP 2013.pptx
 
Mix design (aci) 111134027
Mix design (aci)   111134027Mix design (aci)   111134027
Mix design (aci) 111134027
 
Pelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatan
Pelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatanPelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatan
Pelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatan
 
Modul 9 PPJ.pdf
Modul 9 PPJ.pdfModul 9 PPJ.pdf
Modul 9 PPJ.pdf
 
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesPerkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
 
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
 
Modul 8-PPJ.pdf
Modul 8-PPJ.pdfModul 8-PPJ.pdf
Modul 8-PPJ.pdf
 

Recently uploaded

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxarifyudianto3
 

Recently uploaded (9)

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 

Perancangan campuran beton

  • 2.  Perancangan campuran beton (Mix desain) bermaksud untuk memenuhi komposisi dan proporsi bahan bahan penyusun beton. Hal ini dilakukan agar proporsi campuran dapat memenuhi syarat teknis dan ekonomis.  Kriteria dasar perancangan beton adalah kekuatan tekan dan hubungannya dengan factor air semen yang digunakan.  Pada dasarnya perancangan campuran dimaksudkan untuk mendapatkan proporsi campuran yang optimum dengan kekuatan yang maksimum.
  • 3.
  • 4.
  • 5.
  • 6. Macam-macam perancangan campuran :  ACI (American Concrete Institute, USA)  DOE (Departement of Environment, Inggris)  PCA (Portland Cement Association)  Road Note N.04  Dreux (Prancis)  SNI 03-2834-2000  Coba-coba (trial mix), dll
  • 7. Mix Design Beton American Association (ACI) Metode Absolute Volume Cara ACI melihat bahwa dengan ukuran agregat tertentu, jumlah air perkubik akan menentukan tingkat konsistensi dari campuran beton yang pada akhirnya akan mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan (workability). Pada metode ini, input data perancangan meliputi data standar deviasi hasil pengujian yang berlaku untuk pekrjaan yang sejenis dengan karakteristik yang sama. Selanjutnya data tentang kuat tekan rencana, data butir nominal agregat yang digunakan, data slump, (jika diinginkan dengan nilai tertentu), berat jenis agregat, serta karakteristik lingkungan yang diinginkan. Sebelum melakukan perancangan, data-data yang dibutuhkan harus dicari. Jika data-data yang dibutuhkan tidak ada, dapat diambil data dari tabel-tabel yang telah dibuat untuk membantu penyelesaian perancangan cara ACI ini. Bagian alir perancangan dengan metode ACI dapat dilihat sebagai berikut:
  • 8.
  • 9. Langkah Perancangan ACI  Hitung kuat tekan rata-rata beton, berdasarkan kuat tekan rencana dan margin, f’cr = m + f’c 1. m = 1.64*Sd, standar deviasi diambil berdasarkan data yang lalu, jika tidak ada diambil dari Tabel 8.1 berdasarkan mutu pelaksanaan yang diinginkan. 2. Kuat tekan rencana (f’c) ditentukan berdasarkan rencana atau dari hasil uji yang lalu. Volume Pekerjaan Mutu Pelaksanaan (Mpa) Baik Sekali Baik Cukup Kecil (< 1000 m3) Sedang (1000 - 3000 m3) Besar ( > 3000 m3) 4.5 < sd <5.5 3.5 < sd <4.5 2.5 < sd <3.5 5.5 < sd <6.5 4.5 < sd <5.5 3.5 < sd <4.5 6.5 < sd <8.5 5.5 < sd <7.5 4.5 < sd <6.5 Tabel Nilai Standar Deviasi
  • 10.  Tetapkan nilai slump, dan butir maksimum agregat 1. Slump ditentukan. Jika tidak dapat, data diambil dari Tabel berikut: 1. Ukuran maksimum agregat dihitung dari 1/3 tebal plate dan atau 3/4 jarak bersih antar baja tulangan, tendon, bundle bar, atau ducting dan atau 1/5 jarak terkecil bidang bekisting ambil yang terkecil, jika tidak diambil dari Tabel 8.3. Jenis Konstruksi Slump (mm) Maksimum Minimum - Dinding Penahan dan Pondasi - Pondasi sederhana, sumuran, dan dinding sub struktur - Balok dan dinding beton - Kolom struktural - Perkerasan dan slab - Beton masal 76.2 76.2 101.6 101.6 76.2 50.8 25.4 25.4 25.4 25.4 25.4 25.4 Tabel 8.2 Slump yang disyaratkan untuk berbagai konsentrasi kenurut ACI. Dimensi Minimim, mm Balok / kolom Plat 62.5 150 300 750 12.5 mm 40 mm 40 mm 80 mm 20 mm 40 mm 80 mm 80 mm Tabel 8.3 Ukuran Maksimum Agregat
  • 11.  Tetapkan jumlah air yang dibuhkan berdasarkan ukuran maksimum agregat dan nilai slump dari Tabel 8.4 Slump (mm) Air (lt/m3) 9.5 mm 12.7 mm 19.1 mm 25.4 mm 38.1 mm 50.8 mm 76.2 mm 152.4 mm 25.4 s/d 50.8 76.2 s/d 127 152.4 s/d 177.8 Mendekati jumlah kandungan udara dalam beton air entrained (%) 210 231 246 3.0 201 219 231 2.5 189 204 216 2.0 180 195 204 1.5 165 180 189 1.0 156 171 180 0.5 132 147 162 0.3 114 126 - 0.2 25.4 s/d 50.8 76.2 s/d 127 152.4 s/d 177.8 Kandungan udara total rata-rata yang disetujui (%) 183 204 219 177 195 207 168 183 195 162 177 186 150 165 174 144 159 168 123 135 156 108 120 - Diekspose sedikit Diekspose menengah Sangat ekspose 4.5 6.0 7.5 4.0 5.5 7.0 3.5 5.0 6.0 3.0 4.5 6.0 2.5 4.5 5.5 2.0 4.0 5.0 1.5 3.5 4.5 1.0 3.0 4.0 Perkiraan Air Campuran dan Persyaratan Kandungan Udara untuk Berbagai Slump dan Ukuran Nominal Agregat Masimum
  • 12.  Tetapkan nilai Faktor Air Semen dari 8.5. Untuk nilai kuat tekan dalam Mpa yang berada di antara nilai yang diberikan dilakukan interpolasi. Kekuatan Tekan 28 hari (Mpa) FAS Beton Air-entrained Beton Non Air-entrained 41.4 34.5 27.6 20.7 13.8 0.41 0.48 0.57 0.68 0.62 - 0.4 0.48 0.59 0.74
  • 13.  Hitung semen yang diperlukan, yaitu jumlah air dibagi dengan factor air semen.  Tetapkan volume agregat kasar berdasarkan agregat maksimum dan Modulus Halus Butir (MHB) agregat halusnya sehingga didapat persen agregat kasar (Tabel 8.6). Jika nilai Modulus Halus Butirnya berada di antaranya, maka dilakukan interpolasi. Volume agregat kasar=persen agregat dikalikan dengan berat kering agregat kasar.  Estimasikan berat beton segar berdasarkan Tabel 8.7, kemudian hitung agregat halus, yaitu berat beton segar – (berat air + berat semen + berat agregat kasar).  Hitung proporsi bahan, semen, air, agregat kasar dan agregat halus, kemudian koreksi berdasarkan nilai daya serap air pada agregat.  Koreksi Proporsi Campurannya.
  • 14. Ukuran Agregat Maks (mm) Volume Agregat kasar kering * persatuan volume untuk berbagai modulus halus butir 2.40 2.60 2.80 3.00 9.5 12.7 19.1 25.4 38.1 50.8 76.2 152.4 0.50 0.59 0.66 0.71 0.75 0.78 0.82 0.87 0.48 0.57 0.64 0.69 0.73 0.76 0.80 0.85 0.46 0.55 0.62 0.67 0.71 0.74 0.78 0.83 0.44 0.53 0.60 0.65 0.69 0.72 0.76 0.81 Tabel 8.6 Volume Agregat Kasar Per satuan Volume Beton
  • 15. Ukuran Agregat Max (mm) Beton Air Entrained (kg/m3) Beton Non-Air Entrained (Kg/m3) 9.5 2304 2214 12.7 2334 2256 19.1 2376 2304 25.4 2406 2340 38.1 2442 2376 50.8 2472 2400 76.2 2492 2424 152.4 2538 2472
  • 16. Kekurangan dan Kelebihan Metode ACI  Cara ini merupakan cara coba-coba untuk memperoleh proporsi bahan yang menghasilkan konsistensi. Jika dipakai agregat yang berbeda akan menyebabkan konsistensi yang berbeda juga.  Nilai Modulus Halus Butir (MHB) sebenarnya kurang menggambarkan gradasi agregat yang tepat. Untuk agregat dengan berat jenis yang berbeda, perlu dilakukan koreksi lagi.
  • 17. Mix Design Metode Portland Cement Association (PCA)  Metode desain campuran Portland Cement Association (PCA) pada dasarnya serupa dengan metode ACI sehingga secara umum hasilnya akan saling mendekati. Penjelasan lebih detail dapat dilihat dalam Publikasi PCA, Portland Cement Association, Design and Control of Concrete Mixtures. 12thedition, Skokie, Illinois, USA: PCA, 1979, 140 pp.
  • 18. Mix Design Metode DEO (Department of Environment) Department of Environment (DeO), Building Research Establishment Britain. Metode ini diadopsi oleh Indonesia pada SK.SNI T-15-1990-03 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal.
  • 19.  Adapun langkah-langkahnya secara garis besarnya adalah sebagai berikut: 1. Penetapan kuat tekan beton yang disyaratkan (f'c) pada umur tertentu. 2. Penetapan nilai standar deviasi (Sd). Standar deviasi ditetapkan berdasarkan tingkat mutu pengendalian pelaksanaan campuran beton-nya. Makin baik mutu pelaksanaan makin kecil nilai standar deviasinya. 3. Perhitungan nilai tambah ('Margin/M') 4. Jika nilai tambah sudah ditetapkan sebesar 12 MPa, maka langsung ke langkah 5. Jika nilai tambah dihitung berdasarkan nilai standar deviasi Sd, maka margin dihitung dengan rumus: M = k. Sd dimana: M : Nilai tambah (MPa) K : 1.64 Sd : Standar deviasi (MPa)
  • 20. 6. Menetapkan kuat tekan rata-rata yang direncanakan, dihitung dengan rumus: f'cr = f'c + M dimana: f'cr : Kuat tekan rata-rata (MPa) f'c : Kuat tekan yang disyaratkan (MPa) M : Nilai tambah (MPa) 6. Penetapan jenis semen Portland. 7. Penetapan jenis agregat, memakai jenis pasir atau kerikil yang alami atau agregat jenis batu pecah. 8. Menetapkan faktor air semen. 9. Penetapan faktor air semen maksimum, dari fas maksimum yang diperoleh dibandingkan dengan fas langkah 8, dicari nilai yang terkecil.
  • 21. 11. Penetapan nilai slump, ditetapkan berdasar-kan pelaksanaan pembuatan, pengangkutan, penuangan, pemadatan maupun jenis strukturnya. 12. Penetapan ukuran maksimum agregat kasar. 13. Menentukan jumlah air per meter kubik beton berdasarkan ukuran maksimum agregat, jenis agregat dan nilai slump. 14. Hitung berat semen yang dibutuhkan. Berat semen per kubik dihitung dengan membagi jumlah air (langkah 12) dengan faktor air semen (langkah 8) 15. Kebutuhan semen minimum. 16. Penyesuaian kebutuhan semen. Apabila kebutuhan semen pada langkah 13 lebih kecil dari kebutuhan semen minimum (langkah 14), maka kebutuhan semen harus dipakai yang minimum. 17. Penyesuain jumlah air dan faktor air semen.
  • 22. 18. Penentuan daerah gradasi agregat halus. Gradasi agregat halus dibagi menjadi 4 daerah : daerah I, II, III dan IV. 19. Perbandingan agregat halus dan agregat kasar. Dicari berdasarkan besar butir maksimum, nilai slump, faktor air semen dan daerah gradasi agregat halus, berdasarkan data tersebut dapat dicari perbandingan agregat halus dan agregat kasar. 20. Berat jenis agregat campuran, dihitung dengan: Bj agr.ksrs 100 K x Bj agr.hls 100 = P Bj camp dimana: Bj camp : Berat jenis agregat campuran Bj agr.hls : Berat jenis agregat halus Bj agr.ksr : Berat jenis agregat kasar P : Persentase agregat halus terhadap agregat campuran K : Persentase agregat kasar terhadap agregat campuran
  • 23. 21.Penentuan berat jenis beton. Dengam data berat jenis agregat campuran (langkah 18) dan kebutuhan air tiap meter kubik beton, maka dapat diperkirakan berat jenis betonnya. 22.Kebutuhan agregat campuran. Diperoleh dengan mengurangi berat beton per meter kubikdengan kebutuhan air dan semen. 23.Hitung berat agregat halus, dengan cara mengalikan kebutuhan agregat campuran (langkah 20)dengan prosentase berat agregat halusnya (langkah 17) 24.Hitung berat agregat kasar, dengan cara mengurangi kebutuhan agregat campuran (langkah 20) dengan kebutuhan agregat halus (langkah 21).
  • 24. Mix Design Metode ROAD NOTE NO. 4  Cara perancangan ini disimpulkan dari hasil penelitian Glanville.,et.al, yang ditekankan pada pengaruh gradasi agregat terhadap kemudahan pengerjaan.  Secara umum langkah perancangan dengan menggunakan metode ini adalah sebagai berikut: Hitung kuat tekan rata-rata rencana, berdasarkan kekuatan tekan rencana dan nilai margin. 1. Nilai margin (m)=1.64*Standar Deviasi 2. Nilai standar deviasi ditentukan dari data yang lalu atau diambil dari Tabel 8.10 berdasarkan tingkat pengendalian mutu pekerjaan. Tingkat pengendalian mutu pekerjaan S (Mpa) Memuaskan Sangat Baik Baik Cukup Jelek Tanpa Kendali 2.8 3.5 4.2 5.6 7.0 8.4 Tabel 8.7 Deviasi Standar
  • 25.  Tentukan FAS dari Grafik dan berdasarkan keawetan Tabel 8.8. Pilih nilai yang terkecil  Buat proporsi agregat dari masing-masing fraksi (perbandingan antara agregat halus dengan agregat kasar), sehingga masuk dalam salah satu kurfa dalan grafik 8.3.1 sampai 8.3.4 ASTM C-33. Jenis Beton Kondisi Lingkungan FAS Maks Beton Bertulang Biasa Ringan Sedang Berat 0.65 0.55 0.45 Pra-Tegang Ringan Sedang Berat 0.65 0.55 0.45 Beton Tak Bertulang Ringan Sedang Berat 0.70 0.60 0.50 Tabel 8.8 Persyaratan FAS
  • 26.  Tetapkan proporsi antara agregat dengan semen berdasarkan tingkat kemudahan pengerjaan, diameter maksimum agregat, bentuk dan FAS ( Tabel 8.9).  Hitung proporsi antara semen, air, dan agregat dengan dasar FAS dan proporsi antara agregat semen. JenisAgregat Kasar Ukuran Maksimum FAS Agrefat/Ceme nt (A/C) Alami 40 mm 0.35 0.40 0.45 0.50 0.55 2.9 4.3 5.7 7.1 8.1 Di Pecah 40 mm 0.40 0.45 0.50 0.55 0.60 0.65 3.2 3.9 4.7 5.4 6.1 6.8 Alami 20 mm 0.35 0.40 0.45 0.50 0.55 0.60 2.8 3.9 5.0 5.9 7.4 8.0 Di Pecah 20 mm 0.35 0.40 0.45 0.50 0.55 0.60 0.65 0.70 2.3 2.9 3.4 3.9 4.5 4.9 5.4 5.8
  • 27.  Kebutuhan dasar dari beton dihitung dari volume absolute, prinsip hitungan ialah volume beton padat sama dengan jumlah absolute kbahan-bahan dasarnya. Proporsi campuran dapat dihitung jika diketahui: gs = Berat jenis semen gag.h = Berat jenis agregat halus gag.k = Berat jenis agregat kasar gair = Berat jenis air v = Prosentase udara dalam beton S = Berat semen yang diperlukan dalam I m3. 𝑆 𝛾𝑠 𝛾 𝑎𝑖𝑟 + 𝑃𝐴𝑔.ℎ. 𝑠 𝛾 𝐴𝑔.ℎ 𝛾 𝑎𝑖𝑟 + 𝑃𝐴𝑔.𝑘 𝑆 𝛾 𝐴𝑔.𝑘 𝛾 𝑎𝑖𝑟 + 𝐴. 𝑆 𝛾 𝑎𝑖𝑟 + 0.01. v = 1 𝑚3