SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 20
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS ANGKA 1 s/d 5 DENGAN
   MENGGUNAKAN TITIK KUNCI ANAK TUNAGRAHITA SEDANG
                 KELAS 2 DI SLB C BINA ASIH CIANJUR


Latar Belakang Masalah

       Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik untuk
mencapai perubahan tingkah laku anak didik agar sesuai dengan yang diharapkan.
       Sekolah Luar Biasa merupakan salah satu lembaga penyelenggaraan
pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus, yang mengembangkan potensi
siswa pada aspek kognitif, apektif, dan psikomotor. Setiap warga negara pada
prinsipnya berhak memperoleh pendidikan. Hal ini telah dirumuskan secara jelas
di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 pasal 5
ayat 1 dan 2 yang berbunyi:
1. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan
    yang bermutu.
2. Warga negara yang memiliki kelainan fisik, mental, emosi, intelektual dan
    sosial berhak memperoleh pendidikan.
       Setiap siswa   berhak memperoleh pendidikan, namun dalam kondisi
obyektif tampak jelas bahwa setiap siswa memiliki perbedaan dalam kemampuan
intelektual, fisik, latar belakang, keluarga, kebiasaan, serta pendekatan belajar
sehingga mengalami permasalahan yang berbeda-beda dalam mengikuti proses
belajar.
       Anak tunagrahita secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan
perkembangan mental intelektual jauh dibawah rata-rata sedemikian rupa
sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi maupun
sosial, sehingga memerlukan pendidikan dan pelayanan secara khusus dalam
mengikuti proses belajar. Kesulitan ini sebagai dampak dari tidak dikuasainya
keterampilan pra-syarat yang meliputi kemampuan membaca, menulis dan
berhitung (calistung). Permasalahan yang sering muncul khususnya bagi anak
tunagrahita sedang kelas D.2 adalah kesulitan belajar membaca dan menulis.
Menulis permulaan merupakan bagian terpenting dari pelajaran Bahasa Indonesia
di kelas D.2, bahkan dapat dikatakan merupakan pelajaran yang paling dominan.
Istilah menulis berasal dari kata tulis, menulis mempunyai pengertian
diantaranya: (1) membuat huruf (2) melahirkan pikiran atau perasaan. Menurut
Lerner (1985:413, dalam Abdurrahman (1999:224) mengemukakan bahwa
menulis adalah menuangkan ide ke dalam suatu bentuk visual. Menulis adalah
suatu aktivitas kompleks, yang mencakup gerakan lengan, tangan, jari dan mata
secara terintegrasi. Tarigan (1994:21) mendefinisikan menulis adalah melukiskan
lambang-lambang grafis dari bahasa yang dipahami oleh penulisnya maupun oran
lain yang menggunakan bahasa yang sama dengan penulis tersebut. Poteet
(1984:239), berpendapat menulis merupakan penggambaran visual tentang
pikiran, perasaan dan ide dengan menggunakan simbol-simbol sistem bahasa
untuk keperluan komunikasi atau mencatat.
        Berdasarkan definisi tentang menulis yang telah dikemukakan tersebut,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
    1. Menulis merupakan salah satu komponen sistem komunikasi.
    2. Menulis adalah menggambarkan pikiran, perasaan, dan ide.
    3. Menulis dilakukan untuk keperluan mencatat.
        Keterampilan menulis tangan merupakan pra-syarat bagi upaya belajar
berbagai bidang studi yang lainnya. Kesulitan belajar menulis bisa terjadi karena
ketidakmampuan mengingat cara membuat huruf,          atau simbol-simbol dalam
matematika.( Jordon seperti dikutip oleh Hallahan, Kauffman, & Lloyd,
1985:237) dalam Abdurrahman (1999:227).
        Salah satu bidang garapan pengajaran bahasa indonesia di sekolah yang
memegang peranan penting ialah pelajaran membaca dan menulis. Tanpa
memiliki kemampuan membaca dan menulis yang memadai sejak dini, anak akan
mengalami kesulitan belajar dikemudian hari. Kemampuan membaca dan menulis
menjadi dasar utama tidak saja bagi pengajaran bahasa indonesia, juga untuk
pengajaran yang lainnya. Permasalahan yang sering muncul khususnya bagi anak
tunagrahita sedang kelas D.2 adalah kesulitan membaca dan menulis.
        Menulis adalah suatu aktivitas kompleks, yang mencakup gerakan lengan,
tangan, jari dan mata secara terintegrasi. Menulis juga berkaitan erat dengan
pemahaman bahasa dan kemampuan berbicara. Keterampilan menulis tangan
merupakan keterampilan pra syarat bagi upaya belajar berbagai bidang studi yang
lain.
Subyek dalam penelitian ini sebanyak dua orang siswa anak tunagrahita
sedang     (IQ dan DW) yang duduk di kelas D.2, siswa tersebut mengalami
kesulitan terutama dalam menulis. Hal ini terlihat dalam proses belajar di kelas,
mereka belum bisa menulis angka 1 sampai 5 secara mandiri, meskipun
kemampuan menulis dalam menebalkan angka 1 sampai dengan 5 sudah mampu,.
Maka dari itu apabila siswa tersebut diberikan suatu teknik dengan memberikan
titik kunci sebagai perantara dari kemampuan menebalkan angka ke kemampuan
menulis secara mandiri.
         sehubungan dengan permasalahan ke dua subyek di atas, maka penulis
akan meneliti penggunaan teknik titik kunci untuk diterapkan kepada anak
tunagrahita sedang kelas D.2 dalam menulis angka dari 1 sampai dengan 5.


Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan Penelitian

      Secara umum tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh teknik
titik kunci peningkatan kemampuan menulis anka 1 s/d 5 anak tunagrahita sedang
kelas 2 SDLB.?
      Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
a. Mengetahui kemampuan awal menulis anka 1 s/d 5 anak tunagrahita sedang
    kelas D.2 sebelum diberikan intervensi.
b. Mengetahui kemampuan menulis permulaan anak tuangrahita sedang kelas
    D.2 setelah mendapat intervensi berupa teknik titik kunci.
c. Mengetahui pengaruh penggunaan teknik titik kunci terhadap kemampuan
    menulis anka 1 s/d 5 anak tunagrahita sedang kelas D.2
Kegunaan Penelitian
         Kegunaan dari penelitian ini yaitu:
a. Sebagai sarana yang dapat digunakan oleh guru SLB dalam memilih teknik
    yang tepat, untuk memberikan pelajaran menulis anka 1 s/d 5 pada anak
    tunagrahita sedang kelas D.2.
b. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis
    permulaan pada anak tunagrahita sedang kelas D.2 di SLB C Bina Asih
    Cianjur.
Pengertian Menulis Permulaan

   Definisi menulis menurut Lerner (1985:413), dalam Mulyono Abdurrahman,
(2003:224) mengemukakan bahwa “ menulis adalah menuangkan ide ke dalam
bentuk visual”. Menulis adalah mengungkapkan bahasa dalam bentuk symbol
gambar. Menulis adalah suatu aktifitas kompleks, yang mencakup gerakan lengan,
tangan , jari dan mata secara terintegrasi. Menulis juga berkaitan erat dengan
pemahaman bahasa dan kemampuan berbicara.
   Tarigan (1994:21) mendefinisikan menulis adalah melukiskan lambang-
lambang grafik dari bahasa yang dipahami oleh penulis maupun orang lain yang
menggunakan bahasa yang sama dengan penulis tersebut.
   Poteet, (1994:239) berpendapat bahwa menulis merupakan penggambaran
visual tentang pikiran, perasaan, dan ide dengan menggunakan simbol-simbol
sistem bahasa untuk keperluan komunikasi atau mencatat.
   Menurut beberapa definisi tentang menulis yang telah dikemukakan di atas
dapat disimpulkan bahwa:
1) Menulis merupakan salah satu komponen sistem komunikasi;
2) Menulis adalah menggambarkan pikiran, perasaan dan ide ke dalam bentuk
    lambang atau simbol bahasa secara grafis; dan
3) Menulis dilakukan untuk keperluan mencatat dan komunikasi secara tidak
    langsung.
   Keterampilan menulis merupakan prasyarat bagi upaya belajar berbagai
bidang studi yang lain, bukan hanya untuk pelajaran Bahasa Indonesia saja.


Konsep Mengenai Tulisan Tangan

       Rea Reason dan Rene Boote (1994) mengemukakan konsep tulisan
sebagai berikut:
1) Tarikan garis dalam membuat huruf dimulai dari atas
2) Huruf mempunyai tubuh yang berdiri di atas garis
3) Semua huruf berdiri di atas garis, tetapi beberapa huruf mempunyai ekor yang
    menggantung di bawahnya. Huruf tersebut ialah: g, j, p, q, y.
4) Beberapa huruf mempunyai antena yang berdiri di atas tubuh, huruf tersebut
    ialah huruf b, d, k, dan l.
5) Huruf besar berdiri di atas garis
6) Beberapa huruf besar mempunyai bentuk Sama’ dengan huruf kecil tetapi
    lebih tinggi dan berdiri di atas garis. Misalnya: Cc, Ff, Oo, Pp dan Ss.
       Berdasarkan konsep di atas, sebaiknya guru atau orang tua mengajarkan
anak pada awal anak belajar menulis sesering mungkin agar anak paham
bagaimana Cara menulis yang baik dan benar. Karena pada umumnya anak
mengalami kesulitan dalam menulis yang tidak sesuai dengan konsep tulisan
tangan yang baik dan benar.


Kesulitan belajar Menulis Permulaan

       Lerner (1985:402) dalam Abdurrahman (2003:227) menyebutkan bahwa
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kamampuan anak dalam menulis
permulaan, yaitu:
1. Motorik
    Anak yang perkembangan motoriknya belum matang atau mengalami
    gangguan akan mengalami kesulitan dalam menulis, tulisannya tidak jelas,
    terputus-putus atau tidak mengikuti garis.
2. Perilaku
    Perilaku yang dimaksud ialah perilaku hiperaktif dan gangguan perhatian.
    Anak tersebut mengalami gangguan perhatian dan terlambat dalam
    menyelesaikan pekerjaan menulisnya.
3. Persepsi
    Gangguan persepsi dapat berpengaruh terhadap belajar menulis permulaan.
    Jika persepsi visualnya terganggu, maka anak akan sulit membedakan huruf
    yang hampir mirip seperti huruf d dengan b, P dengan q, h dengan w. Jika
    persepsi auditorisnya terganggu, kemungkinan anak akan mengalami
    kesulitan untuk menulis kata atau kalimat yang didikte.
4. Memori
    Gangguan memori juga dapat menjadi faktor penyebab terjadinya kesulitan
    belajar menulis permulaan, karena anak tidak mampu mengingat yang akan
    ditulisnya. Jika gangguan menyangkut memori visual, maka anak mengalami
    kesulitan untuk mengingat huruf atau kata. Sedangkan gangguan yang
menyangkut memori auditif, maka anak akan mengalami kesulitan dalam
     menulis huruf atau kata yang baru diucapkan guru.
5. Kemampuan melakukan cross modal
     Kemampuan       melaksanakan      cross     modal   menyangkut    kemampuan
     mentransfer dan mengorganisasikan fungsi visual ke motorik.
     Ketidakmampuan di bidang ini dapat menyebabkan anak mengalami
     gangguan koordinasi mata tangan sehingga tulisan menjadi tidak jelas,
     terputus-putus dan tidak mengikuti garis.
6. Penggunaan tangan
     Anak yang penggunaan tangan kirinya lebih dominan (Kidal) tulisannya
     sering terbali-balik dan kotor.
7. Kemampuan memahami instruksi
8. Ketidakmampuan memahami intruksi dapat menyebabkan anak sering keliru
     menuliskan kata yang sesuai dengan perintah guru.


Anak Tunagrahita

Pengertian

    Istilah tunagrahita telah resmi digunakan di Indonesia sebagaimana tercantum
dalam peraturan pemerintah RI No. 72 tahun 1991. Sedangkan yang dimasksud
dengan anak tunagrahita menurut Amin (1995:11) adalah mereka yang
kecerdasannya berada di bawah rata-rata. Disamping itu mereka mengalami
keterbelakangan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Mereka kurang
cakap memikirkan hal-hal yang abstrak dan berbelit-belit. Mereka kurang atau
terbelakang atau tidak berhasil bukan untuk sehari dua hari, sebulan atau dua
bulan tetapi untuk selamanya, dan bukan hanya dalam satu dua hal tetapi hampir
segala-galanya; lebih-lebih dalam pelajaran seperti mengarang, menyimpulkan isi
bacaan, menggunakan simbol-simbol, berhitung dan dalam semua pelajaran yang
bersifat teoritis.
    Sedangkan pengnertian ketunagrahitaan menurut American Assotiation on
Mental deficiensy (1973) adalah;
                “Mental retarded refers to significantly subaverage general
               intellectual fungtioning resulting in or associated in adaptive
               behavior and manifested during the development period”.
Pengertian di atas menggambarkan kondisi anak tunagrahita dengan
kecerdasannya yang rendah tidak mampu mengikuti pelajaran seperti yang
dipelajari     anak-ana   normal   pada   umumnya.     Untuk       mengembangkan
kemampuannya, mereka membutuhkan program pendidikan yang dimodifikasi
sesuai dengan kemampuannya. Dengan kata lain, mereka membutuhkan layanan
pendidikan luar biasa supaya potensinya berkembang secara optimal.


Klasifikasi Anak Tunagrahita

      Anak tunagrahita meliputi berbagai tingkat/derajat dari yang ringan sampai
yang berat. Perbedaan mereka terdapat variasi yang sangat besar.
Menurut WHO (Amin, 1995:21) anak tunagarahita diklasifikasikan dalam empat
keolompok, yaitu tunagrahita ringan dengan tingkat IQ 50-70; tunagrahita sedang
dengan tingkat IQ 30-50, dan tunagrahita berat dengan tingkat IQ kurang dari 30.
Pada bagian lain, Amin (1995:19) menguraikan klasifikasi anak tunagrahita sesuai
dengan PP No. 72/1991 sebagai berikut:
a. Anak tunagrahita ringan termasuk anak yang memiliki kecerdasan dan
   adaptasi sosialnya terhambat, namun masih mempunyai kemampuan
b. untuk berkembang dalam bidang akademik, penyesuaian sosial dan
   kemampuan bekerja.
c. Anak tunagrahita sedang memiliki kemampuan intelektual umum dan
   adaptasi perilaku di bawah tunagrahita ringan. Mereka dapat belajar
   keterampilan sekolah untuk tujuan-tujuan fungsional, mencapai suatu tingkat
   tanggunng jawab sosial, dan mencapai penyesuaian sebagai pekerja dengan
   bantuan.
d. Anak tunagrahita berat pada umumnya hampir tidak memiliki kemampuan
   untuk dilatih mengurus diri sendiri, melakukan sosialisasi dan bekerja
   sepanjang hidupnya. Mereka selalu bergantung pada bantuan dan perawatan
   orang lain.

      Pengelompokan di atas sebagai uapaya untuk memudahkan guru dalam
membuat program dan melaksanakan layanan pendidikan luar biasa secara efektif
dan efisien.
      Selain perlunya pengelompokan, para pendidik perlu memahami dan
mengenal karakteristik khusus yang dimiliki anak tunagrahita. Mengenai hal ini,
James (Suhaeri , 1997:25) menguraikan karakteristik anak tunagrahita sebagai
berikut:
1) Kecerdasan
    Kapasitas belajar anak tunagrahita terbatas terutama untuk hal-hal yangn
    abstrak. Mereka lebih banyak belajar dengan cara membeo (Rote learning)
    dari pada dengan pengertian.
2) Sosial
    Pergaulan mereka tidak teratur, tidak dapat mengurus, memelihara dan
    memimpin diri. Pada saat usia anak-anak harus dibantu secara terus menerus
    seperti, disuapi makanan, dipasangkan dan ditanggali pakaian, disingkirkan
    dari bahaya, diawasi saat bermain dengan orang lain, bahkan harus terus
    menerus diperingatkan apa yang harus dilakukannya.
3) Fungsi Mental
    Mereka mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian. Jangkauan
    perhatiannya sangat terbatas dan cepat beralih pada hal lain sehingga kurang
    tangguh dalam menghadapi tugas dan terkesan pelupa.
4) Motivasi dan emosi
    Anak yang termasuk ke dalam kategori sangat berat hampir tidak
    memperlihatkan motivasi untuk mempertahankan diri, kurang kuat dan
    kurang banyak mempunyai karagaman. Mereka jarang sekali memiliki
    imaginasi dan menghayati perasaan, begitu juga dengan tanggung jawab dan
    hak sosial.
5) Organisme
    Baik struktur maupun organisme pada anak normal sangat berbeda. Mereka
    baru dapat berjalan dan bicara pada usia yang relatif lebih tua dari anak
    normal pada umumnya.


Anak Tunagrahita Sedang

Pengertian

   Anak tunagrahita sedang merupakan satu golongan anak yang mengalami
keterlambatan perkembangan kecerdasan sedemikian rupa, sehingga untuk
mengembangkan kemampuannya dibutuhkan pelayanan yang sesuai dengan
kebutuhan secara khusus, mereka memiliki kemampuan intelektual umum dan
adaptasi perilaku di bawah anak tunagrahita ringan, mereka dapat belajar
keterampilan sekolah untuk tujuan-tujuan fungsional, mencapai suatu tingkat
tanggung jawab sosial dan mencapai penyesuaian dengan bantuan, mereka
mampu memperoleh keterampilan mengurus diri, seperti berpakaian, makan,
menggunakan wc, melindungi diri dari bahaya, dapat belajar keterampilan dasar
akademis( membaca, menulis dan berhitung sederhana) dan bekerja dalam tempat
kerja yang terlindung di bawah pengawasan.
Menurut tabel American on Mental deficiency yang dikemukakan Heward dan
Orlansky (1988:99), anak tunagrahita ialah mereka yang mempunyai tingkat
kecerdasan atau IQ sekitar 50-60
                                        Tabel 1
                               Level Intelegence tes score
                              Level Intelegence tes score


              Mild                                50 - 55 approx 70 (+/-5)
              Moderat                             35 - 40 to 50 – 55
              Severe                              30 – 25 to 35 - 40
              Profound Below                      20 - 25


                        AAMD (Heward dan Orlansky, 1988:99)


Karakteristik Anak Tunagrahita Sedang

      Anak tunagrahita sedang meskipun memiliki kecerdasan dan adaptasinya
terhambat, namun mereka mempunyai kemampuan untuk berkembang dalam
bidang akademik, penyesuaian sosial, kemampuan bekerja dan kemampuan untuk
mengurus diri, Menurut Amin dan Entang (1984:25), anak tunagrahita sedang
cenderung menunjukan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Karakteristik Mental
    Mereka memiliki kecenderungan menjawab ulang respon terhadap pertanyaan
    yang berbeda, tidak mampu memberikan kritik, cenderung memiliki
    kemampuan berpikir konkrit atau jelas, mereka tidak mampu mendeteksi
    kesalahan-kesalahan dalam pertanyaan, keterbatasan kemampuan dalam
    penalarang dan visualisasi serta mengalami kesulitan dalam konsentrasi.
b. Karakteristik sosial emosional
    Minat permainan mereka lebih cocok dengan anak yang usia mentalnya sama
    (MA) dibanding dengan usia kronologisnya (CA), mereka memiliki problem
    sosial dan tingkah laku yang cenderung nakal dan susah diatur.
c. Karakteristik akademik
    Kemampuan belajar mereka rata-rata rendah dan lambat, bagi mereka yang
    tergolong sedang potensinya termasuk pada mampu latih, jadi mereka ini
    biasanya mampu menyelesaikan pendidikannya setingkat kelas dua SD
    umum.


Penggunaan Titik Kunci dalam menulis angka 1 s/d 5

        Titik kunci merupakan teknik penyederhanaan dari teknik menebalkan
dalam menulis angka, karena berdasarkan temuan di kelas ke dua subjek yaitu
Alan dan Herlan apabila diberi tugas menebalkan rata-rata mereka dapat
menyelesaikannya dengan baik, tetapi jika di beri tugas untuk menulis langsung
angka mereka mengalami kesulitan.
        Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dengan teknik titik kunci
diharapkan akan dapat membantu anak dalam menulis angka 1 s/d 5 dengan baik
dan secara mandiri, selain titik kunci juga diberikan stimulus berupa instruksi
yang sudah di kenal oleh siswa.
Adapun titik kunci dan instruksi tersebut dapat diuraikan pada tabel berikut :


                                      Tabel 2
                                  Tabel Titik Kunci
 Angka       Titik Kunci                              Instruksi
    1             k          Garis lurus seperti pagar

    2             u          Melengkung satu kali seperti kepala Bebek

    3             l          Melengkung dua kali seperti daun telinga

    4             }          Menyambungkan garis seperti kursi terbalik

    5             p          Garis lurus seperti pagar, melengkung di bawahnya dan
                             diberi topi di atasnya
Skema Pelaksanaan Penelitian
  Kemampuan Menulis
                                  Eksprimen                 Hasil
                                 Teknik Titik               Deskripsi Hasil
                                 Kunci SSR                  Penggunaan Teknik
    Angka 1 s/d 5

                                                            TITIK KUNCI
                                                            Dalam Menulis
                                                            Angka 1 s/d 5




Metode Pendekatan

                  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Metode ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari suatu perlakuan.
Menurut Sugiono (2010 : 75) yang dimaksud dengan eksperimen yaitu : “Metode
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.
                  Metode penelitian eksperimen ini digunakan karena sesuai dengan tujuan
penelitian, yaitu untuk memperoleh gambaran langsung mengenai pengaruh
teknik titik kunci terhadap peningkatan kemampuan menulis anak tunagrahita
sedang.
                  Dalam penelitian ini rancangan eksperimen yang digunakan adalah metode
eksperimen dengan subjek tunggal (Single Subject Research), yaitu suatu metode
eksperimen yang bertujuan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan
melihat hasil ada tidaknya dampak yang akan terjadi dari suatu perlakuan yang
diberikan secara berulang-ulang.
Desain Penelitian
                  Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian Single Subject
Research (SSR) adalah desain A-B-A di mana desain ini dapat menunjukan sebab
akibat antara variabel terikat dan variabel bebas, seperti dikemukakan oleh
Sunanto et al (2006 : 44) yaitu: “Desain A-B-A merupakan salah satu
pengembangan dari desain dasar A-B. Mula-mula perilaku sasaran (target
behavior) diukur secara kontinyu pada kondisi baseline (A1) dengan periode
waktu tertentu kemudian pada intervensi (B). Berbeda dengan desain A-B, pada
desain A-B-A setelah pengukuran pada kondisi intervensi (B) pengukuran pada
kondisi baseline kedua (A2) diberikan. Penambahan kondisi baseline yang kedua
(A2) ini dimaksudkan sebagai kontrol untuk kondisi intervensi sehingga
keyakinan untuk menarik kesimpulan adanya hubungan fungsional antara variabel
bebas dan variabel terikat lebih kuat.
        Desain A-B-A ini bertujuan untuk mempelajari seberapa besar pengaruh
dari suatu perlakuan (intervensi) terhadap variabel tertentu yang diberikan kepada
individu, dengan membandingkan kondisi baseline sebelum dan sesudah
intervensi.
        Agar lebih jelas desain penelitian Subject Research dengan desain A-B-A
digambarkan pada grafik sebagai berikut :
                                                      Grafik 1



                              10
                               0
                              90
          Kemampuan Menulis




                              80
                              70
                                                  Intervensi                          Baseline
                              60   Baseline
                                                      (B)                              (A-2)
                              50    (A-1)
                              40
                              30
                              20
                              10
                               0 1 2 3 4      1   2    3   4   5    6 7   8   1   2     3   4
                                                                   Sesi

    A-1 : Keadaan baseline -1 yaitu keadaan subjek sebelum mendapat
                      treatment. Dalam hal ini menyangkut kemampuan menulis angka 1 s/d
                      5 sebelum diberikan perlakuan melalui teknik titik kunci. Sunanto et
                      al (2005:58) menyatakan bahwa baseline adalah kondisis di mana
                      pengukuran target behavior dilakukan pada keadaan natural sebelum
                      intervensi apapun.
    B    : Intervensi (trearment), yaitu suatu keadaan subjek diberi perlakuan
                      yang diberikan secara berulang-ulang, dengan tujuan untuk melihat
                      kondisi kemampuan menulis angka 1 s/d 5 setelah diberikan perlakuan
dengan menggunakan teknik titik kunci. Pada fase treatmen subjek
            diberi perlakuan dengan cara diberikan teknik titik kunci untuk
            selanjutnya subjek menulis angka 1 s/d 5 secara mandiri sesuai
            contoh.
    A-2 : Merupakan pengulangan kondisi baseline -1 (A-1) yang dilakukan
            untuk mengetahui hasil intervensi yang diberikan kepada anak.
            Melalui fase ini dapat diketahui kemampuan menulis angka 1 s/d 5
            setelah diberi intervensi dengan diberikan teknik titik kunci.


Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian

Subjek Penelitian

       Peneliti menggunakan satu sabjek yaitu seorang siswa tunagrahita ringan
dengan identitas sebagai berikut :
1. Nama                        :
    Jenis kelamin              :
    Kelas                      :
    Tempat, tanggal lahir      :
    Agama                      :
    Alamat                     :
2. Nama                        :
    Jenis Kelamin              :
    Kelas                      :
    Tempat, tanggal lahir      :
    Agama                      :
    Alamat                     :


Lokasi Penelitian

       Lokasi penelitian ini dilakukan di SLB C Bina Asih Cianjur, yang
beralamat di jalan Suryakancana No. 11 Kel. Sawahgede Cianjur.


Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
berupa tes kinerja di mana subjek diminta untuk melakukan 5 soal menulis angka
1 s/d 5 dengan benar.
       Peneliti menggunakan tes mulai dari tahap baseline (A-1), intervensi dan
baseline (A-2) untuk mendapatkan skor siswa, sebelum mendapatkan intervensi.
Setelah semua data terkumpul kemudian dijumlahkan, dan untuk menghitung nilai
kemampuan menulis dapat dihitung dengan:
         Σ skor yang diperoleh x 100
              Σ skor maksimal


Instrumen Penelitian

       Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data yang dilakukan pada waktu penelitian (Arikunto, 2002 : 194) Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk tes.
       Arikunto (2002 : 127) menjelaskan bahwa: “Tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan       serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bekal yang dimiliki oleh
individu atau kelompok “. Pada setiap fase baik itu fase baseline (A-1), B
(intervensi), dan baseline (A-2) melalui tes kinerja dimana anak akan melakukan
keterampilan meronce kalung. Berikut instrumen penelitian yang terdapat pada
tabel di bawah ini :
                                        Tabel 3
                        Kisi-kisi Instrumen Menulis angka 1 s/d 5
      Prilaku                   Aspek                       Indikator
 Kemampuan       Menuliskan angka 1 s/d 1. Dapat menuliskan angka 1
 Menulis angka 1 5 secara benar.           s/d 5 dengan benar secara
 s/d 5                                     mandiri.
                                        2. Dapat menuliskan angka 1
                                           s/d 5 dengan benar dengan
                                           bimbingan guru.
                                        3. Tidak dapat menuliskan
                                           angka 1 s/d 5 dengan benar
Tabel 4
                      Kriteria Penilaian Menulis Angka 1 s/d 5
                                                  Skor Perolehan
      No.           Aspek yang Dinilai
                                                   3     2       1
       1.    Menulis angka 1
       2.    Menulis angka 2
       3.    Menulis angka 3
       4.    Menulis angka 4
       5.    Menulis angka 5




    Skor maksimal : 15
    Keterangan
    Skor Perolehan
    Skor 3 : Dapat menuliskan dengan benar secara mandiri
    Skor 2 : Dapat menuliskan dengan benar dengan bimbingan guru
    Skor 1 : Tidak dapat menuliskan dengan benar

Prosedur Penelitian

Baseline (A1)

    Pada fase baseline ini pengukuran dilakukan sebanyak empat sesi, dimana
masing-masing sesi dilakukan pada hari yang berbeda. Dalam setiap sesinya
dilaksanakan tes sebanyak 5 item kemampuan menulis angka 1 s/d 5. Langkah
awal pada baseline 1 (A1) subjek diminta untuk menuliskan angka 1 s/d 5.
    Setelah melaksanakan proses tes tersebut, data yang didapatkan dicatat
kemudian dinilai sebagai hasil untuk melihat kemampuan menulis angka 1 s/d 5
yang dimiliki oleh subjek.


Intervensi (B)

     Pada tahap intervensi dilakukan dengan menggunakan teknik titik kunci.
Dalam pelaksanaan intervensi, pada fase ini dilakukan sebanyak 8 sesi langkah-
langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Guru mengkondisikan siswa agar siap menerima materi, setelah siswa siap
    kemudian guru memperlihatkan titik kunci untuk memudahkan menulis angka
    1 s/d 5 pada kertas atau buku tilis siswa.
2) Guru memberikan perintah dengan memberikan petunjuk-petunjuk agar
    memudahkan anak dalam menulis angka 1 s/d 5.
    a.
    b. ...........
3) Siswa menuliskan angka 1 s/d 5 dengan bimbingan guru yaitu :
    a. .......
    b. .......
Baseline (A-2)
     Peneliti melakukan tes kembali seperti pada baseline 1 (A1) sebanyak 4
sesi. Dengan format tes yang sama dan prosedur pelaksanaan yang sama pula,
setiap sesinya dilaksanakan tes sebanyak 5 item kemampuan menulis angka 1 s/d
5 ini dimaksudkan untuk melihat hasil dari intervensi yang diberikan untuk
mengetahui kemampuan menulis yang dapat ditarik kesimpulan, sehingga dapat
mengidentifikasi teknik titik kunci dapat mempengaruhi kemampuan menulis
angka 1 s/d 5 pada subjek penelitian yang didapat dari pengolahan data yang
dikumpulkan selama penelitian.


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Data

         Kemampuan motorik halus diperoleh melalui pengamatan selama proses

permbelajaran berlangsung. Pengamatan dalam satu pertemuan dilakukan pada

waktu pembelajaran dilaksanakan. Pada fase basline A-1 dilakukan pengamatan

selama 4 kali pertemuan, pada fase ini subyek penelitian belum mendapatkan

intervensi. Untuk fase intervensi (B), subyek diberikan intervensi dengan latihan

Meronce. Fase intervensi (B) dilakukan selama 8 kali pertemuan. Selanjutnya

untuk mengontrol ada tidanya hubungan fungsional antara variabel bebas dan

terikat dilakukan pengamatan untuk fase basline A-2. Pada fase ini subyek tidak
dikenakan intervensi. Hasil pengamatan pada fase A-1, B1 dan A-2 merupakan

skor mentah, artinya data tersebut belum diolah sesuai dengan teknik dan analisa

data.

        Data yang diolah merupakan rata-rata kemampuan motorik halus tiap

pertemuan. Analisis data visual yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi. Komponen

analisis dalam kondisi meliputi enam komponen, diantaranya ; Panjang kondisi,

estimasi kecenderungan arah, kecenderungan stabilitas, jejak data, level stabilitas

dan rentang, level perubahan.

        Untuk lebih jelasnya tabel berikut merupakan data tentang kemampuan

motorik halus anak pada fase basline dan intrervensi sebagai berikut :



Analisis Visual Kemampuan Menulis Angka 1 s/d 5

   1. Analisis Dalam Kondisi
               Pada Kondisi baseline A1 terdiri dari 4 fase, sedangkan pada

         kondisi intervensi 8 fase dan pada fase basline A2 4 fase . Analisis dalam

         kondisi meliputi : (1) panjang kondisi (2) estimasi kecenderungan arah, (3)

         kecenderungan stabilitas, (4) jejak data, (5) level stabilitas dan rentang,

         (6) level perubahan. Hasil analisis dalam kondisi sebagai berikut :

               Berdasarkan hasil tes kemampuan menulis angka 1 s/d 5 diperoleh

         data seperti pada tabel berikut :
Tabel 5
                              Kemampuan Menulis angka 1 s/d 5
                                   Fase A1 – B1 – A2

                                       TANGGAL        Nilai Kemampuan Menulis
            NO                Fase
                                      PENELITIAN         AW            HP
                              1       9-Apr-2012          40           60
             A1


                              2       10-Apr-2012         47           60
                              3       11-Apr-2012         47           60
                              4       12-Apr-2012         47           60
                              5       13-Apr-2012         80          100
                              6       14-Apr-2012         80          100
             INTERVENSI (B)




                              7       16-Apr-2012         80          100
                              8       17-Apr-2012         93          100
                              9       18-Apr-2012        100          100
                              1       19-Apr-2012        100          100
                              11      20-Apr-2012        100          100
                              12      21-Apr-2012        100          100
                              13      23-Apr-2012         47           87
             A2




                              14      24-Apr-2012         73           93
                              15      25-Apr-2012         73          100
                              16      26-Apr-2012         87          100



      Data pada tabel 4 di atas dapat digambarkan dalam bentuk grafik

sebagai berikut :
Grafik 2
                                                    Kemampuan Menulis angka 1 s/d 5
                                                         Fase A1 – B1 – A2



                                  120
Kemampuan Menulis Angka 1 s/d 5




                                  100

                                  80

                                  60

                                  40

                                  20

                                    0
                                        1   2   3     4   5   6   7     8   9 10 11 12 13 14 15 16

                                                                  Intervensi B1            Baseline A 2

                                                    Series1
                                                     AW                            HP
                                                                                 Series2
Berdasarkan grafik 2 pada baseline A-1 permasalahan kemampuan

menulis angka Alan dan Herlan masih dibawah nilai 50. Hal ini menunjukkan

kemampuan menulis angka masih sangat kurang, yaitu anak masih

memerlukan bantuan guru ketika menulis angka-angka tersebut.

      Pada kegiatan Intervensi terlihat ada peningkatan kemampuan menulis

angka baik alan maupun Herlan, Alan Memperoleh nilai tertinggi 73

sedangkah Herlan memperoleh nilai 86, dengan demikian kemampuan

menulis angka 1 s/d 5 dapat meningkat setelah diberikan intervensi berupa

teknik titik kunci.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Meningkatkan kemahiran menulis dalam kalangan murid bermasalah pembelajaran ...
Meningkatkan kemahiran menulis dalam kalangan murid bermasalah  pembelajaran ...Meningkatkan kemahiran menulis dalam kalangan murid bermasalah  pembelajaran ...
Meningkatkan kemahiran menulis dalam kalangan murid bermasalah pembelajaran ...nurul2307
 
Power Point Makalah Seminar Bahasa
Power Point Makalah Seminar Bahasa Power Point Makalah Seminar Bahasa
Power Point Makalah Seminar Bahasa Ichoe Chicko
 
Kisi kisi ujian praktik, kartu soal, gambar, dan soal 2012-2013 ipa
Kisi kisi ujian praktik, kartu soal, gambar, dan soal 2012-2013 ipaKisi kisi ujian praktik, kartu soal, gambar, dan soal 2012-2013 ipa
Kisi kisi ujian praktik, kartu soal, gambar, dan soal 2012-2013 ipaHesty Wulandari
 
Pengajaran kemahiran-bahasa-melayu-bmm-3104
Pengajaran kemahiran-bahasa-melayu-bmm-3104Pengajaran kemahiran-bahasa-melayu-bmm-3104
Pengajaran kemahiran-bahasa-melayu-bmm-3104Pensil Dan Pemadam
 
Makalah b.indo
Makalah b.indoMakalah b.indo
Makalah b.indoMaduresvia
 
Apakah disleksia
Apakah disleksiaApakah disleksia
Apakah disleksiacybhazard
 
Konsep umum kssr bm
Konsep umum kssr bm Konsep umum kssr bm
Konsep umum kssr bm NAZRI_1982
 
Identifikasi masalah kesulitan belajar peserta didik
Identifikasi masalah kesulitan belajar peserta didikIdentifikasi masalah kesulitan belajar peserta didik
Identifikasi masalah kesulitan belajar peserta didikMarina Kin-kin
 
13. pembelajaran membaca menulis.
13. pembelajaran membaca menulis.13. pembelajaran membaca menulis.
13. pembelajaran membaca menulis.Faris Rusli
 
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesiaMakalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesiaDian Kirtley Kristi
 
Menulis permulaan
Menulis permulaanMenulis permulaan
Menulis permulaanGURU
 
Kewarganegaraan
KewarganegaraanKewarganegaraan
KewarganegaraanPenang Lim
 
Sains dan teknologi alam siber
Sains dan teknologi alam siberSains dan teknologi alam siber
Sains dan teknologi alam siberPenang Lim
 
9. silabus b indo sd versi120216
9. silabus b indo sd versi1202169. silabus b indo sd versi120216
9. silabus b indo sd versi120216fajarsz
 

Was ist angesagt? (20)

Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Modul bi 1yuni
Modul bi 1yuniModul bi 1yuni
Modul bi 1yuni
 
Meningkatkan kemahiran menulis dalam kalangan murid bermasalah pembelajaran ...
Meningkatkan kemahiran menulis dalam kalangan murid bermasalah  pembelajaran ...Meningkatkan kemahiran menulis dalam kalangan murid bermasalah  pembelajaran ...
Meningkatkan kemahiran menulis dalam kalangan murid bermasalah pembelajaran ...
 
Power Point Makalah Seminar Bahasa
Power Point Makalah Seminar Bahasa Power Point Makalah Seminar Bahasa
Power Point Makalah Seminar Bahasa
 
Pengembangan Bahasa di TK
Pengembangan Bahasa di TKPengembangan Bahasa di TK
Pengembangan Bahasa di TK
 
Kisi kisi ujian praktik, kartu soal, gambar, dan soal 2012-2013 ipa
Kisi kisi ujian praktik, kartu soal, gambar, dan soal 2012-2013 ipaKisi kisi ujian praktik, kartu soal, gambar, dan soal 2012-2013 ipa
Kisi kisi ujian praktik, kartu soal, gambar, dan soal 2012-2013 ipa
 
Makalah huruf kapital
Makalah huruf kapitalMakalah huruf kapital
Makalah huruf kapital
 
Pengajaran kemahiran-bahasa-melayu-bmm-3104
Pengajaran kemahiran-bahasa-melayu-bmm-3104Pengajaran kemahiran-bahasa-melayu-bmm-3104
Pengajaran kemahiran-bahasa-melayu-bmm-3104
 
Kssr BM
Kssr BMKssr BM
Kssr BM
 
Makalah b.indo
Makalah b.indoMakalah b.indo
Makalah b.indo
 
Apakah disleksia
Apakah disleksiaApakah disleksia
Apakah disleksia
 
Konsep umum kssr bm
Konsep umum kssr bm Konsep umum kssr bm
Konsep umum kssr bm
 
Identifikasi masalah kesulitan belajar peserta didik
Identifikasi masalah kesulitan belajar peserta didikIdentifikasi masalah kesulitan belajar peserta didik
Identifikasi masalah kesulitan belajar peserta didik
 
13. pembelajaran membaca menulis.
13. pembelajaran membaca menulis.13. pembelajaran membaca menulis.
13. pembelajaran membaca menulis.
 
Kemahiran membaca
Kemahiran membacaKemahiran membaca
Kemahiran membaca
 
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesiaMakalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
 
Menulis permulaan
Menulis permulaanMenulis permulaan
Menulis permulaan
 
Kewarganegaraan
KewarganegaraanKewarganegaraan
Kewarganegaraan
 
Sains dan teknologi alam siber
Sains dan teknologi alam siberSains dan teknologi alam siber
Sains dan teknologi alam siber
 
9. silabus b indo sd versi120216
9. silabus b indo sd versi1202169. silabus b indo sd versi120216
9. silabus b indo sd versi120216
 

Andere mochten auch

Bahan 2 penilaian-perkembangan-anak-usia-dini
Bahan 2 penilaian-perkembangan-anak-usia-diniBahan 2 penilaian-perkembangan-anak-usia-dini
Bahan 2 penilaian-perkembangan-anak-usia-diniMuhaimin Abu Faiz
 
Psikolog intelegensi dan otak
Psikolog intelegensi dan otakPsikolog intelegensi dan otak
Psikolog intelegensi dan otakMumuh Al-musthofa
 
Evaluasi Membaca dan Menulis di Kelas Rendah (Pendidikan Bahasa Indonesia I)
Evaluasi Membaca dan Menulis di Kelas Rendah (Pendidikan Bahasa Indonesia I)Evaluasi Membaca dan Menulis di Kelas Rendah (Pendidikan Bahasa Indonesia I)
Evaluasi Membaca dan Menulis di Kelas Rendah (Pendidikan Bahasa Indonesia I)I Gede Putu Suryawan (Wawan)
 
[4] rpp sd kelas 1 semester 1 keluargaku
[4] rpp sd kelas 1 semester 1   keluargaku[4] rpp sd kelas 1 semester 1   keluargaku
[4] rpp sd kelas 1 semester 1 keluargakueli priyatna laidan
 
Menulis Abjad untuk Siswa PG dan TK A, digunakan dalam lingkungan sendiri (Mu...
Menulis Abjad untuk Siswa PG dan TK A, digunakan dalam lingkungan sendiri (Mu...Menulis Abjad untuk Siswa PG dan TK A, digunakan dalam lingkungan sendiri (Mu...
Menulis Abjad untuk Siswa PG dan TK A, digunakan dalam lingkungan sendiri (Mu...anak ceria muslim preschool
 

Andere mochten auch (6)

Bahan 2 penilaian-perkembangan-anak-usia-dini
Bahan 2 penilaian-perkembangan-anak-usia-diniBahan 2 penilaian-perkembangan-anak-usia-dini
Bahan 2 penilaian-perkembangan-anak-usia-dini
 
Psikolog intelegensi dan otak
Psikolog intelegensi dan otakPsikolog intelegensi dan otak
Psikolog intelegensi dan otak
 
Tgs mengajar 2015
Tgs mengajar 2015Tgs mengajar 2015
Tgs mengajar 2015
 
Evaluasi Membaca dan Menulis di Kelas Rendah (Pendidikan Bahasa Indonesia I)
Evaluasi Membaca dan Menulis di Kelas Rendah (Pendidikan Bahasa Indonesia I)Evaluasi Membaca dan Menulis di Kelas Rendah (Pendidikan Bahasa Indonesia I)
Evaluasi Membaca dan Menulis di Kelas Rendah (Pendidikan Bahasa Indonesia I)
 
[4] rpp sd kelas 1 semester 1 keluargaku
[4] rpp sd kelas 1 semester 1   keluargaku[4] rpp sd kelas 1 semester 1   keluargaku
[4] rpp sd kelas 1 semester 1 keluargaku
 
Menulis Abjad untuk Siswa PG dan TK A, digunakan dalam lingkungan sendiri (Mu...
Menulis Abjad untuk Siswa PG dan TK A, digunakan dalam lingkungan sendiri (Mu...Menulis Abjad untuk Siswa PG dan TK A, digunakan dalam lingkungan sendiri (Mu...
Menulis Abjad untuk Siswa PG dan TK A, digunakan dalam lingkungan sendiri (Mu...
 

Ähnlich wie Peningkatan kemampuan menulis angka 1 s

Tesis hubungan minat membaca dan penguasaan kosakata dengan keterampilan berb...
Tesis hubungan minat membaca dan penguasaan kosakata dengan keterampilan berb...Tesis hubungan minat membaca dan penguasaan kosakata dengan keterampilan berb...
Tesis hubungan minat membaca dan penguasaan kosakata dengan keterampilan berb...Activian Grapiter
 
Document1 fanny tik
Document1 fanny tikDocument1 fanny tik
Document1 fanny tikfannydwio
 
MAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docx
MAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docxMAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docx
MAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docxYulaekahZulle
 
Isi proposal skripsi bhs indonesia kak idawati bab i
Isi proposal skripsi bhs indonesia kak idawati bab iIsi proposal skripsi bhs indonesia kak idawati bab i
Isi proposal skripsi bhs indonesia kak idawati bab iHeru Joe
 
TUGASAN LITERASI BAHASA
TUGASAN LITERASI BAHASATUGASAN LITERASI BAHASA
TUGASAN LITERASI BAHASAfitri norlida
 
Materisoalb.indonesia
Materisoalb.indonesiaMaterisoalb.indonesia
Materisoalb.indonesiabenipurnama
 
731f27bf-1b76-4bae-810c-c6b5513b6880-2 - Modul 51 Studi Kasus Menyesuaikan Tu...
731f27bf-1b76-4bae-810c-c6b5513b6880-2 - Modul 51 Studi Kasus Menyesuaikan Tu...731f27bf-1b76-4bae-810c-c6b5513b6880-2 - Modul 51 Studi Kasus Menyesuaikan Tu...
731f27bf-1b76-4bae-810c-c6b5513b6880-2 - Modul 51 Studi Kasus Menyesuaikan Tu...yuyunyuslina
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptkMier Ajah
 
persentasi tentang modul ajar kelas lima kelas enam semster 2458902569-Modul-...
persentasi tentang modul ajar kelas lima kelas enam semster 2458902569-Modul-...persentasi tentang modul ajar kelas lima kelas enam semster 2458902569-Modul-...
persentasi tentang modul ajar kelas lima kelas enam semster 2458902569-Modul-...ahmadirhamni
 
MASALAH PENGUASAAN LITERASI MEMBACA (1).pdf
MASALAH PENGUASAAN LITERASI MEMBACA (1).pdfMASALAH PENGUASAAN LITERASI MEMBACA (1).pdf
MASALAH PENGUASAAN LITERASI MEMBACA (1).pdfAnibintiMisran
 
persentasi kelompok lima modul sepuluh kelas 3aModul-5-Pdgk-4101.pptx
persentasi kelompok lima modul sepuluh kelas 3aModul-5-Pdgk-4101.pptxpersentasi kelompok lima modul sepuluh kelas 3aModul-5-Pdgk-4101.pptx
persentasi kelompok lima modul sepuluh kelas 3aModul-5-Pdgk-4101.pptxahmadirhamni
 
Jurnal penelitian [arwan faisyal (5215110327)]
Jurnal penelitian [arwan faisyal (5215110327)]Jurnal penelitian [arwan faisyal (5215110327)]
Jurnal penelitian [arwan faisyal (5215110327)]Arwan Edans
 
03 silabus bahasa indonesia smp 20012017-ok
03 silabus bahasa indonesia   smp 20012017-ok03 silabus bahasa indonesia   smp 20012017-ok
03 silabus bahasa indonesia smp 20012017-okopi niez
 
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab 1
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab 1Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab 1
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab 1Mul Yadi
 
Strategi menulis
Strategi menulisStrategi menulis
Strategi menulisfetiazm
 
5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget
5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget
5. relevansi teori-psikologi-dari-piagetuniku
 
Pembelajaran membaca permulaan melalui permainan
Pembelajaran membaca permulaan melalui permainanPembelajaran membaca permulaan melalui permainan
Pembelajaran membaca permulaan melalui permainanWisda Putri
 
ATP B INDONESIA KELAS 2.docx
ATP B INDONESIA KELAS 2.docxATP B INDONESIA KELAS 2.docx
ATP B INDONESIA KELAS 2.docxmadelabak
 

Ähnlich wie Peningkatan kemampuan menulis angka 1 s (20)

Tesis hubungan minat membaca dan penguasaan kosakata dengan keterampilan berb...
Tesis hubungan minat membaca dan penguasaan kosakata dengan keterampilan berb...Tesis hubungan minat membaca dan penguasaan kosakata dengan keterampilan berb...
Tesis hubungan minat membaca dan penguasaan kosakata dengan keterampilan berb...
 
Document1 fanny tik
Document1 fanny tikDocument1 fanny tik
Document1 fanny tik
 
MAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docx
MAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docxMAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docx
MAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docx
 
Isi proposal skripsi bhs indonesia kak idawati bab i
Isi proposal skripsi bhs indonesia kak idawati bab iIsi proposal skripsi bhs indonesia kak idawati bab i
Isi proposal skripsi bhs indonesia kak idawati bab i
 
TUGASAN LITERASI BAHASA
TUGASAN LITERASI BAHASATUGASAN LITERASI BAHASA
TUGASAN LITERASI BAHASA
 
Materisoalb.indonesia
Materisoalb.indonesiaMaterisoalb.indonesia
Materisoalb.indonesia
 
731f27bf-1b76-4bae-810c-c6b5513b6880-2 - Modul 51 Studi Kasus Menyesuaikan Tu...
731f27bf-1b76-4bae-810c-c6b5513b6880-2 - Modul 51 Studi Kasus Menyesuaikan Tu...731f27bf-1b76-4bae-810c-c6b5513b6880-2 - Modul 51 Studi Kasus Menyesuaikan Tu...
731f27bf-1b76-4bae-810c-c6b5513b6880-2 - Modul 51 Studi Kasus Menyesuaikan Tu...
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptk
 
persentasi tentang modul ajar kelas lima kelas enam semster 2458902569-Modul-...
persentasi tentang modul ajar kelas lima kelas enam semster 2458902569-Modul-...persentasi tentang modul ajar kelas lima kelas enam semster 2458902569-Modul-...
persentasi tentang modul ajar kelas lima kelas enam semster 2458902569-Modul-...
 
MASALAH PENGUASAAN LITERASI MEMBACA (1).pdf
MASALAH PENGUASAAN LITERASI MEMBACA (1).pdfMASALAH PENGUASAAN LITERASI MEMBACA (1).pdf
MASALAH PENGUASAAN LITERASI MEMBACA (1).pdf
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
persentasi kelompok lima modul sepuluh kelas 3aModul-5-Pdgk-4101.pptx
persentasi kelompok lima modul sepuluh kelas 3aModul-5-Pdgk-4101.pptxpersentasi kelompok lima modul sepuluh kelas 3aModul-5-Pdgk-4101.pptx
persentasi kelompok lima modul sepuluh kelas 3aModul-5-Pdgk-4101.pptx
 
Meningkatkan keterampilan berbicara
Meningkatkan keterampilan berbicaraMeningkatkan keterampilan berbicara
Meningkatkan keterampilan berbicara
 
Jurnal penelitian [arwan faisyal (5215110327)]
Jurnal penelitian [arwan faisyal (5215110327)]Jurnal penelitian [arwan faisyal (5215110327)]
Jurnal penelitian [arwan faisyal (5215110327)]
 
03 silabus bahasa indonesia smp 20012017-ok
03 silabus bahasa indonesia   smp 20012017-ok03 silabus bahasa indonesia   smp 20012017-ok
03 silabus bahasa indonesia smp 20012017-ok
 
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab 1
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab 1Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab 1
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab 1
 
Strategi menulis
Strategi menulisStrategi menulis
Strategi menulis
 
5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget
5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget
5. relevansi teori-psikologi-dari-piaget
 
Pembelajaran membaca permulaan melalui permainan
Pembelajaran membaca permulaan melalui permainanPembelajaran membaca permulaan melalui permainan
Pembelajaran membaca permulaan melalui permainan
 
ATP B INDONESIA KELAS 2.docx
ATP B INDONESIA KELAS 2.docxATP B INDONESIA KELAS 2.docx
ATP B INDONESIA KELAS 2.docx
 

Kürzlich hochgeladen

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10maulitaYuliaS
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptAlfandoWibowo2
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 

Kürzlich hochgeladen (20)

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 

Peningkatan kemampuan menulis angka 1 s

  • 1. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS ANGKA 1 s/d 5 DENGAN MENGGUNAKAN TITIK KUNCI ANAK TUNAGRAHITA SEDANG KELAS 2 DI SLB C BINA ASIH CIANJUR Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik untuk mencapai perubahan tingkah laku anak didik agar sesuai dengan yang diharapkan. Sekolah Luar Biasa merupakan salah satu lembaga penyelenggaraan pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus, yang mengembangkan potensi siswa pada aspek kognitif, apektif, dan psikomotor. Setiap warga negara pada prinsipnya berhak memperoleh pendidikan. Hal ini telah dirumuskan secara jelas di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 pasal 5 ayat 1 dan 2 yang berbunyi: 1. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. 2. Warga negara yang memiliki kelainan fisik, mental, emosi, intelektual dan sosial berhak memperoleh pendidikan. Setiap siswa berhak memperoleh pendidikan, namun dalam kondisi obyektif tampak jelas bahwa setiap siswa memiliki perbedaan dalam kemampuan intelektual, fisik, latar belakang, keluarga, kebiasaan, serta pendekatan belajar sehingga mengalami permasalahan yang berbeda-beda dalam mengikuti proses belajar. Anak tunagrahita secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental intelektual jauh dibawah rata-rata sedemikian rupa sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi maupun sosial, sehingga memerlukan pendidikan dan pelayanan secara khusus dalam mengikuti proses belajar. Kesulitan ini sebagai dampak dari tidak dikuasainya keterampilan pra-syarat yang meliputi kemampuan membaca, menulis dan berhitung (calistung). Permasalahan yang sering muncul khususnya bagi anak tunagrahita sedang kelas D.2 adalah kesulitan belajar membaca dan menulis. Menulis permulaan merupakan bagian terpenting dari pelajaran Bahasa Indonesia di kelas D.2, bahkan dapat dikatakan merupakan pelajaran yang paling dominan.
  • 2. Istilah menulis berasal dari kata tulis, menulis mempunyai pengertian diantaranya: (1) membuat huruf (2) melahirkan pikiran atau perasaan. Menurut Lerner (1985:413, dalam Abdurrahman (1999:224) mengemukakan bahwa menulis adalah menuangkan ide ke dalam suatu bentuk visual. Menulis adalah suatu aktivitas kompleks, yang mencakup gerakan lengan, tangan, jari dan mata secara terintegrasi. Tarigan (1994:21) mendefinisikan menulis adalah melukiskan lambang-lambang grafis dari bahasa yang dipahami oleh penulisnya maupun oran lain yang menggunakan bahasa yang sama dengan penulis tersebut. Poteet (1984:239), berpendapat menulis merupakan penggambaran visual tentang pikiran, perasaan dan ide dengan menggunakan simbol-simbol sistem bahasa untuk keperluan komunikasi atau mencatat. Berdasarkan definisi tentang menulis yang telah dikemukakan tersebut, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Menulis merupakan salah satu komponen sistem komunikasi. 2. Menulis adalah menggambarkan pikiran, perasaan, dan ide. 3. Menulis dilakukan untuk keperluan mencatat. Keterampilan menulis tangan merupakan pra-syarat bagi upaya belajar berbagai bidang studi yang lainnya. Kesulitan belajar menulis bisa terjadi karena ketidakmampuan mengingat cara membuat huruf, atau simbol-simbol dalam matematika.( Jordon seperti dikutip oleh Hallahan, Kauffman, & Lloyd, 1985:237) dalam Abdurrahman (1999:227). Salah satu bidang garapan pengajaran bahasa indonesia di sekolah yang memegang peranan penting ialah pelajaran membaca dan menulis. Tanpa memiliki kemampuan membaca dan menulis yang memadai sejak dini, anak akan mengalami kesulitan belajar dikemudian hari. Kemampuan membaca dan menulis menjadi dasar utama tidak saja bagi pengajaran bahasa indonesia, juga untuk pengajaran yang lainnya. Permasalahan yang sering muncul khususnya bagi anak tunagrahita sedang kelas D.2 adalah kesulitan membaca dan menulis. Menulis adalah suatu aktivitas kompleks, yang mencakup gerakan lengan, tangan, jari dan mata secara terintegrasi. Menulis juga berkaitan erat dengan pemahaman bahasa dan kemampuan berbicara. Keterampilan menulis tangan merupakan keterampilan pra syarat bagi upaya belajar berbagai bidang studi yang lain.
  • 3. Subyek dalam penelitian ini sebanyak dua orang siswa anak tunagrahita sedang (IQ dan DW) yang duduk di kelas D.2, siswa tersebut mengalami kesulitan terutama dalam menulis. Hal ini terlihat dalam proses belajar di kelas, mereka belum bisa menulis angka 1 sampai 5 secara mandiri, meskipun kemampuan menulis dalam menebalkan angka 1 sampai dengan 5 sudah mampu,. Maka dari itu apabila siswa tersebut diberikan suatu teknik dengan memberikan titik kunci sebagai perantara dari kemampuan menebalkan angka ke kemampuan menulis secara mandiri. sehubungan dengan permasalahan ke dua subyek di atas, maka penulis akan meneliti penggunaan teknik titik kunci untuk diterapkan kepada anak tunagrahita sedang kelas D.2 dalam menulis angka dari 1 sampai dengan 5. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh teknik titik kunci peningkatan kemampuan menulis anka 1 s/d 5 anak tunagrahita sedang kelas 2 SDLB.? Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah : a. Mengetahui kemampuan awal menulis anka 1 s/d 5 anak tunagrahita sedang kelas D.2 sebelum diberikan intervensi. b. Mengetahui kemampuan menulis permulaan anak tuangrahita sedang kelas D.2 setelah mendapat intervensi berupa teknik titik kunci. c. Mengetahui pengaruh penggunaan teknik titik kunci terhadap kemampuan menulis anka 1 s/d 5 anak tunagrahita sedang kelas D.2 Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini yaitu: a. Sebagai sarana yang dapat digunakan oleh guru SLB dalam memilih teknik yang tepat, untuk memberikan pelajaran menulis anka 1 s/d 5 pada anak tunagrahita sedang kelas D.2. b. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis permulaan pada anak tunagrahita sedang kelas D.2 di SLB C Bina Asih Cianjur.
  • 4. Pengertian Menulis Permulaan Definisi menulis menurut Lerner (1985:413), dalam Mulyono Abdurrahman, (2003:224) mengemukakan bahwa “ menulis adalah menuangkan ide ke dalam bentuk visual”. Menulis adalah mengungkapkan bahasa dalam bentuk symbol gambar. Menulis adalah suatu aktifitas kompleks, yang mencakup gerakan lengan, tangan , jari dan mata secara terintegrasi. Menulis juga berkaitan erat dengan pemahaman bahasa dan kemampuan berbicara. Tarigan (1994:21) mendefinisikan menulis adalah melukiskan lambang- lambang grafik dari bahasa yang dipahami oleh penulis maupun orang lain yang menggunakan bahasa yang sama dengan penulis tersebut. Poteet, (1994:239) berpendapat bahwa menulis merupakan penggambaran visual tentang pikiran, perasaan, dan ide dengan menggunakan simbol-simbol sistem bahasa untuk keperluan komunikasi atau mencatat. Menurut beberapa definisi tentang menulis yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa: 1) Menulis merupakan salah satu komponen sistem komunikasi; 2) Menulis adalah menggambarkan pikiran, perasaan dan ide ke dalam bentuk lambang atau simbol bahasa secara grafis; dan 3) Menulis dilakukan untuk keperluan mencatat dan komunikasi secara tidak langsung. Keterampilan menulis merupakan prasyarat bagi upaya belajar berbagai bidang studi yang lain, bukan hanya untuk pelajaran Bahasa Indonesia saja. Konsep Mengenai Tulisan Tangan Rea Reason dan Rene Boote (1994) mengemukakan konsep tulisan sebagai berikut: 1) Tarikan garis dalam membuat huruf dimulai dari atas 2) Huruf mempunyai tubuh yang berdiri di atas garis 3) Semua huruf berdiri di atas garis, tetapi beberapa huruf mempunyai ekor yang menggantung di bawahnya. Huruf tersebut ialah: g, j, p, q, y. 4) Beberapa huruf mempunyai antena yang berdiri di atas tubuh, huruf tersebut ialah huruf b, d, k, dan l.
  • 5. 5) Huruf besar berdiri di atas garis 6) Beberapa huruf besar mempunyai bentuk Sama’ dengan huruf kecil tetapi lebih tinggi dan berdiri di atas garis. Misalnya: Cc, Ff, Oo, Pp dan Ss. Berdasarkan konsep di atas, sebaiknya guru atau orang tua mengajarkan anak pada awal anak belajar menulis sesering mungkin agar anak paham bagaimana Cara menulis yang baik dan benar. Karena pada umumnya anak mengalami kesulitan dalam menulis yang tidak sesuai dengan konsep tulisan tangan yang baik dan benar. Kesulitan belajar Menulis Permulaan Lerner (1985:402) dalam Abdurrahman (2003:227) menyebutkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kamampuan anak dalam menulis permulaan, yaitu: 1. Motorik Anak yang perkembangan motoriknya belum matang atau mengalami gangguan akan mengalami kesulitan dalam menulis, tulisannya tidak jelas, terputus-putus atau tidak mengikuti garis. 2. Perilaku Perilaku yang dimaksud ialah perilaku hiperaktif dan gangguan perhatian. Anak tersebut mengalami gangguan perhatian dan terlambat dalam menyelesaikan pekerjaan menulisnya. 3. Persepsi Gangguan persepsi dapat berpengaruh terhadap belajar menulis permulaan. Jika persepsi visualnya terganggu, maka anak akan sulit membedakan huruf yang hampir mirip seperti huruf d dengan b, P dengan q, h dengan w. Jika persepsi auditorisnya terganggu, kemungkinan anak akan mengalami kesulitan untuk menulis kata atau kalimat yang didikte. 4. Memori Gangguan memori juga dapat menjadi faktor penyebab terjadinya kesulitan belajar menulis permulaan, karena anak tidak mampu mengingat yang akan ditulisnya. Jika gangguan menyangkut memori visual, maka anak mengalami kesulitan untuk mengingat huruf atau kata. Sedangkan gangguan yang
  • 6. menyangkut memori auditif, maka anak akan mengalami kesulitan dalam menulis huruf atau kata yang baru diucapkan guru. 5. Kemampuan melakukan cross modal Kemampuan melaksanakan cross modal menyangkut kemampuan mentransfer dan mengorganisasikan fungsi visual ke motorik. Ketidakmampuan di bidang ini dapat menyebabkan anak mengalami gangguan koordinasi mata tangan sehingga tulisan menjadi tidak jelas, terputus-putus dan tidak mengikuti garis. 6. Penggunaan tangan Anak yang penggunaan tangan kirinya lebih dominan (Kidal) tulisannya sering terbali-balik dan kotor. 7. Kemampuan memahami instruksi 8. Ketidakmampuan memahami intruksi dapat menyebabkan anak sering keliru menuliskan kata yang sesuai dengan perintah guru. Anak Tunagrahita Pengertian Istilah tunagrahita telah resmi digunakan di Indonesia sebagaimana tercantum dalam peraturan pemerintah RI No. 72 tahun 1991. Sedangkan yang dimasksud dengan anak tunagrahita menurut Amin (1995:11) adalah mereka yang kecerdasannya berada di bawah rata-rata. Disamping itu mereka mengalami keterbelakangan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Mereka kurang cakap memikirkan hal-hal yang abstrak dan berbelit-belit. Mereka kurang atau terbelakang atau tidak berhasil bukan untuk sehari dua hari, sebulan atau dua bulan tetapi untuk selamanya, dan bukan hanya dalam satu dua hal tetapi hampir segala-galanya; lebih-lebih dalam pelajaran seperti mengarang, menyimpulkan isi bacaan, menggunakan simbol-simbol, berhitung dan dalam semua pelajaran yang bersifat teoritis. Sedangkan pengnertian ketunagrahitaan menurut American Assotiation on Mental deficiensy (1973) adalah; “Mental retarded refers to significantly subaverage general intellectual fungtioning resulting in or associated in adaptive behavior and manifested during the development period”.
  • 7. Pengertian di atas menggambarkan kondisi anak tunagrahita dengan kecerdasannya yang rendah tidak mampu mengikuti pelajaran seperti yang dipelajari anak-ana normal pada umumnya. Untuk mengembangkan kemampuannya, mereka membutuhkan program pendidikan yang dimodifikasi sesuai dengan kemampuannya. Dengan kata lain, mereka membutuhkan layanan pendidikan luar biasa supaya potensinya berkembang secara optimal. Klasifikasi Anak Tunagrahita Anak tunagrahita meliputi berbagai tingkat/derajat dari yang ringan sampai yang berat. Perbedaan mereka terdapat variasi yang sangat besar. Menurut WHO (Amin, 1995:21) anak tunagarahita diklasifikasikan dalam empat keolompok, yaitu tunagrahita ringan dengan tingkat IQ 50-70; tunagrahita sedang dengan tingkat IQ 30-50, dan tunagrahita berat dengan tingkat IQ kurang dari 30. Pada bagian lain, Amin (1995:19) menguraikan klasifikasi anak tunagrahita sesuai dengan PP No. 72/1991 sebagai berikut: a. Anak tunagrahita ringan termasuk anak yang memiliki kecerdasan dan adaptasi sosialnya terhambat, namun masih mempunyai kemampuan b. untuk berkembang dalam bidang akademik, penyesuaian sosial dan kemampuan bekerja. c. Anak tunagrahita sedang memiliki kemampuan intelektual umum dan adaptasi perilaku di bawah tunagrahita ringan. Mereka dapat belajar keterampilan sekolah untuk tujuan-tujuan fungsional, mencapai suatu tingkat tanggunng jawab sosial, dan mencapai penyesuaian sebagai pekerja dengan bantuan. d. Anak tunagrahita berat pada umumnya hampir tidak memiliki kemampuan untuk dilatih mengurus diri sendiri, melakukan sosialisasi dan bekerja sepanjang hidupnya. Mereka selalu bergantung pada bantuan dan perawatan orang lain. Pengelompokan di atas sebagai uapaya untuk memudahkan guru dalam membuat program dan melaksanakan layanan pendidikan luar biasa secara efektif dan efisien. Selain perlunya pengelompokan, para pendidik perlu memahami dan mengenal karakteristik khusus yang dimiliki anak tunagrahita. Mengenai hal ini, James (Suhaeri , 1997:25) menguraikan karakteristik anak tunagrahita sebagai berikut:
  • 8. 1) Kecerdasan Kapasitas belajar anak tunagrahita terbatas terutama untuk hal-hal yangn abstrak. Mereka lebih banyak belajar dengan cara membeo (Rote learning) dari pada dengan pengertian. 2) Sosial Pergaulan mereka tidak teratur, tidak dapat mengurus, memelihara dan memimpin diri. Pada saat usia anak-anak harus dibantu secara terus menerus seperti, disuapi makanan, dipasangkan dan ditanggali pakaian, disingkirkan dari bahaya, diawasi saat bermain dengan orang lain, bahkan harus terus menerus diperingatkan apa yang harus dilakukannya. 3) Fungsi Mental Mereka mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian. Jangkauan perhatiannya sangat terbatas dan cepat beralih pada hal lain sehingga kurang tangguh dalam menghadapi tugas dan terkesan pelupa. 4) Motivasi dan emosi Anak yang termasuk ke dalam kategori sangat berat hampir tidak memperlihatkan motivasi untuk mempertahankan diri, kurang kuat dan kurang banyak mempunyai karagaman. Mereka jarang sekali memiliki imaginasi dan menghayati perasaan, begitu juga dengan tanggung jawab dan hak sosial. 5) Organisme Baik struktur maupun organisme pada anak normal sangat berbeda. Mereka baru dapat berjalan dan bicara pada usia yang relatif lebih tua dari anak normal pada umumnya. Anak Tunagrahita Sedang Pengertian Anak tunagrahita sedang merupakan satu golongan anak yang mengalami keterlambatan perkembangan kecerdasan sedemikian rupa, sehingga untuk mengembangkan kemampuannya dibutuhkan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan secara khusus, mereka memiliki kemampuan intelektual umum dan adaptasi perilaku di bawah anak tunagrahita ringan, mereka dapat belajar
  • 9. keterampilan sekolah untuk tujuan-tujuan fungsional, mencapai suatu tingkat tanggung jawab sosial dan mencapai penyesuaian dengan bantuan, mereka mampu memperoleh keterampilan mengurus diri, seperti berpakaian, makan, menggunakan wc, melindungi diri dari bahaya, dapat belajar keterampilan dasar akademis( membaca, menulis dan berhitung sederhana) dan bekerja dalam tempat kerja yang terlindung di bawah pengawasan. Menurut tabel American on Mental deficiency yang dikemukakan Heward dan Orlansky (1988:99), anak tunagrahita ialah mereka yang mempunyai tingkat kecerdasan atau IQ sekitar 50-60 Tabel 1 Level Intelegence tes score Level Intelegence tes score Mild 50 - 55 approx 70 (+/-5) Moderat 35 - 40 to 50 – 55 Severe 30 – 25 to 35 - 40 Profound Below 20 - 25 AAMD (Heward dan Orlansky, 1988:99) Karakteristik Anak Tunagrahita Sedang Anak tunagrahita sedang meskipun memiliki kecerdasan dan adaptasinya terhambat, namun mereka mempunyai kemampuan untuk berkembang dalam bidang akademik, penyesuaian sosial, kemampuan bekerja dan kemampuan untuk mengurus diri, Menurut Amin dan Entang (1984:25), anak tunagrahita sedang cenderung menunjukan ciri-ciri sebagai berikut: a. Karakteristik Mental Mereka memiliki kecenderungan menjawab ulang respon terhadap pertanyaan yang berbeda, tidak mampu memberikan kritik, cenderung memiliki kemampuan berpikir konkrit atau jelas, mereka tidak mampu mendeteksi kesalahan-kesalahan dalam pertanyaan, keterbatasan kemampuan dalam penalarang dan visualisasi serta mengalami kesulitan dalam konsentrasi.
  • 10. b. Karakteristik sosial emosional Minat permainan mereka lebih cocok dengan anak yang usia mentalnya sama (MA) dibanding dengan usia kronologisnya (CA), mereka memiliki problem sosial dan tingkah laku yang cenderung nakal dan susah diatur. c. Karakteristik akademik Kemampuan belajar mereka rata-rata rendah dan lambat, bagi mereka yang tergolong sedang potensinya termasuk pada mampu latih, jadi mereka ini biasanya mampu menyelesaikan pendidikannya setingkat kelas dua SD umum. Penggunaan Titik Kunci dalam menulis angka 1 s/d 5 Titik kunci merupakan teknik penyederhanaan dari teknik menebalkan dalam menulis angka, karena berdasarkan temuan di kelas ke dua subjek yaitu Alan dan Herlan apabila diberi tugas menebalkan rata-rata mereka dapat menyelesaikannya dengan baik, tetapi jika di beri tugas untuk menulis langsung angka mereka mengalami kesulitan. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dengan teknik titik kunci diharapkan akan dapat membantu anak dalam menulis angka 1 s/d 5 dengan baik dan secara mandiri, selain titik kunci juga diberikan stimulus berupa instruksi yang sudah di kenal oleh siswa. Adapun titik kunci dan instruksi tersebut dapat diuraikan pada tabel berikut : Tabel 2 Tabel Titik Kunci Angka Titik Kunci Instruksi 1 k Garis lurus seperti pagar 2 u Melengkung satu kali seperti kepala Bebek 3 l Melengkung dua kali seperti daun telinga 4 } Menyambungkan garis seperti kursi terbalik 5 p Garis lurus seperti pagar, melengkung di bawahnya dan diberi topi di atasnya
  • 11. Skema Pelaksanaan Penelitian Kemampuan Menulis Eksprimen Hasil Teknik Titik Deskripsi Hasil Kunci SSR Penggunaan Teknik Angka 1 s/d 5 TITIK KUNCI Dalam Menulis Angka 1 s/d 5 Metode Pendekatan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari suatu perlakuan. Menurut Sugiono (2010 : 75) yang dimaksud dengan eksperimen yaitu : “Metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Metode penelitian eksperimen ini digunakan karena sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk memperoleh gambaran langsung mengenai pengaruh teknik titik kunci terhadap peningkatan kemampuan menulis anak tunagrahita sedang. Dalam penelitian ini rancangan eksperimen yang digunakan adalah metode eksperimen dengan subjek tunggal (Single Subject Research), yaitu suatu metode eksperimen yang bertujuan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan melihat hasil ada tidaknya dampak yang akan terjadi dari suatu perlakuan yang diberikan secara berulang-ulang. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian Single Subject Research (SSR) adalah desain A-B-A di mana desain ini dapat menunjukan sebab akibat antara variabel terikat dan variabel bebas, seperti dikemukakan oleh Sunanto et al (2006 : 44) yaitu: “Desain A-B-A merupakan salah satu pengembangan dari desain dasar A-B. Mula-mula perilaku sasaran (target
  • 12. behavior) diukur secara kontinyu pada kondisi baseline (A1) dengan periode waktu tertentu kemudian pada intervensi (B). Berbeda dengan desain A-B, pada desain A-B-A setelah pengukuran pada kondisi intervensi (B) pengukuran pada kondisi baseline kedua (A2) diberikan. Penambahan kondisi baseline yang kedua (A2) ini dimaksudkan sebagai kontrol untuk kondisi intervensi sehingga keyakinan untuk menarik kesimpulan adanya hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat lebih kuat. Desain A-B-A ini bertujuan untuk mempelajari seberapa besar pengaruh dari suatu perlakuan (intervensi) terhadap variabel tertentu yang diberikan kepada individu, dengan membandingkan kondisi baseline sebelum dan sesudah intervensi. Agar lebih jelas desain penelitian Subject Research dengan desain A-B-A digambarkan pada grafik sebagai berikut : Grafik 1 10 0 90 Kemampuan Menulis 80 70 Intervensi Baseline 60 Baseline (B) (A-2) 50 (A-1) 40 30 20 10 0 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 Sesi A-1 : Keadaan baseline -1 yaitu keadaan subjek sebelum mendapat treatment. Dalam hal ini menyangkut kemampuan menulis angka 1 s/d 5 sebelum diberikan perlakuan melalui teknik titik kunci. Sunanto et al (2005:58) menyatakan bahwa baseline adalah kondisis di mana pengukuran target behavior dilakukan pada keadaan natural sebelum intervensi apapun. B : Intervensi (trearment), yaitu suatu keadaan subjek diberi perlakuan yang diberikan secara berulang-ulang, dengan tujuan untuk melihat kondisi kemampuan menulis angka 1 s/d 5 setelah diberikan perlakuan
  • 13. dengan menggunakan teknik titik kunci. Pada fase treatmen subjek diberi perlakuan dengan cara diberikan teknik titik kunci untuk selanjutnya subjek menulis angka 1 s/d 5 secara mandiri sesuai contoh. A-2 : Merupakan pengulangan kondisi baseline -1 (A-1) yang dilakukan untuk mengetahui hasil intervensi yang diberikan kepada anak. Melalui fase ini dapat diketahui kemampuan menulis angka 1 s/d 5 setelah diberi intervensi dengan diberikan teknik titik kunci. Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian Subjek Penelitian Peneliti menggunakan satu sabjek yaitu seorang siswa tunagrahita ringan dengan identitas sebagai berikut : 1. Nama : Jenis kelamin : Kelas : Tempat, tanggal lahir : Agama : Alamat : 2. Nama : Jenis Kelamin : Kelas : Tempat, tanggal lahir : Agama : Alamat : Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di SLB C Bina Asih Cianjur, yang beralamat di jalan Suryakancana No. 11 Kel. Sawahgede Cianjur. Teknik Pengumpulan Data
  • 14. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes kinerja di mana subjek diminta untuk melakukan 5 soal menulis angka 1 s/d 5 dengan benar. Peneliti menggunakan tes mulai dari tahap baseline (A-1), intervensi dan baseline (A-2) untuk mendapatkan skor siswa, sebelum mendapatkan intervensi. Setelah semua data terkumpul kemudian dijumlahkan, dan untuk menghitung nilai kemampuan menulis dapat dihitung dengan: Σ skor yang diperoleh x 100 Σ skor maksimal Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang dilakukan pada waktu penelitian (Arikunto, 2002 : 194) Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk tes. Arikunto (2002 : 127) menjelaskan bahwa: “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bekal yang dimiliki oleh individu atau kelompok “. Pada setiap fase baik itu fase baseline (A-1), B (intervensi), dan baseline (A-2) melalui tes kinerja dimana anak akan melakukan keterampilan meronce kalung. Berikut instrumen penelitian yang terdapat pada tabel di bawah ini : Tabel 3 Kisi-kisi Instrumen Menulis angka 1 s/d 5 Prilaku Aspek Indikator Kemampuan Menuliskan angka 1 s/d 1. Dapat menuliskan angka 1 Menulis angka 1 5 secara benar. s/d 5 dengan benar secara s/d 5 mandiri. 2. Dapat menuliskan angka 1 s/d 5 dengan benar dengan bimbingan guru. 3. Tidak dapat menuliskan angka 1 s/d 5 dengan benar
  • 15. Tabel 4 Kriteria Penilaian Menulis Angka 1 s/d 5 Skor Perolehan No. Aspek yang Dinilai 3 2 1 1. Menulis angka 1 2. Menulis angka 2 3. Menulis angka 3 4. Menulis angka 4 5. Menulis angka 5 Skor maksimal : 15 Keterangan Skor Perolehan Skor 3 : Dapat menuliskan dengan benar secara mandiri Skor 2 : Dapat menuliskan dengan benar dengan bimbingan guru Skor 1 : Tidak dapat menuliskan dengan benar Prosedur Penelitian Baseline (A1) Pada fase baseline ini pengukuran dilakukan sebanyak empat sesi, dimana masing-masing sesi dilakukan pada hari yang berbeda. Dalam setiap sesinya dilaksanakan tes sebanyak 5 item kemampuan menulis angka 1 s/d 5. Langkah awal pada baseline 1 (A1) subjek diminta untuk menuliskan angka 1 s/d 5. Setelah melaksanakan proses tes tersebut, data yang didapatkan dicatat kemudian dinilai sebagai hasil untuk melihat kemampuan menulis angka 1 s/d 5 yang dimiliki oleh subjek. Intervensi (B) Pada tahap intervensi dilakukan dengan menggunakan teknik titik kunci. Dalam pelaksanaan intervensi, pada fase ini dilakukan sebanyak 8 sesi langkah- langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
  • 16. 1) Guru mengkondisikan siswa agar siap menerima materi, setelah siswa siap kemudian guru memperlihatkan titik kunci untuk memudahkan menulis angka 1 s/d 5 pada kertas atau buku tilis siswa. 2) Guru memberikan perintah dengan memberikan petunjuk-petunjuk agar memudahkan anak dalam menulis angka 1 s/d 5. a. b. ........... 3) Siswa menuliskan angka 1 s/d 5 dengan bimbingan guru yaitu : a. ....... b. ....... Baseline (A-2) Peneliti melakukan tes kembali seperti pada baseline 1 (A1) sebanyak 4 sesi. Dengan format tes yang sama dan prosedur pelaksanaan yang sama pula, setiap sesinya dilaksanakan tes sebanyak 5 item kemampuan menulis angka 1 s/d 5 ini dimaksudkan untuk melihat hasil dari intervensi yang diberikan untuk mengetahui kemampuan menulis yang dapat ditarik kesimpulan, sehingga dapat mengidentifikasi teknik titik kunci dapat mempengaruhi kemampuan menulis angka 1 s/d 5 pada subjek penelitian yang didapat dari pengolahan data yang dikumpulkan selama penelitian. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Kemampuan motorik halus diperoleh melalui pengamatan selama proses permbelajaran berlangsung. Pengamatan dalam satu pertemuan dilakukan pada waktu pembelajaran dilaksanakan. Pada fase basline A-1 dilakukan pengamatan selama 4 kali pertemuan, pada fase ini subyek penelitian belum mendapatkan intervensi. Untuk fase intervensi (B), subyek diberikan intervensi dengan latihan Meronce. Fase intervensi (B) dilakukan selama 8 kali pertemuan. Selanjutnya untuk mengontrol ada tidanya hubungan fungsional antara variabel bebas dan terikat dilakukan pengamatan untuk fase basline A-2. Pada fase ini subyek tidak
  • 17. dikenakan intervensi. Hasil pengamatan pada fase A-1, B1 dan A-2 merupakan skor mentah, artinya data tersebut belum diolah sesuai dengan teknik dan analisa data. Data yang diolah merupakan rata-rata kemampuan motorik halus tiap pertemuan. Analisis data visual yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi. Komponen analisis dalam kondisi meliputi enam komponen, diantaranya ; Panjang kondisi, estimasi kecenderungan arah, kecenderungan stabilitas, jejak data, level stabilitas dan rentang, level perubahan. Untuk lebih jelasnya tabel berikut merupakan data tentang kemampuan motorik halus anak pada fase basline dan intrervensi sebagai berikut : Analisis Visual Kemampuan Menulis Angka 1 s/d 5 1. Analisis Dalam Kondisi Pada Kondisi baseline A1 terdiri dari 4 fase, sedangkan pada kondisi intervensi 8 fase dan pada fase basline A2 4 fase . Analisis dalam kondisi meliputi : (1) panjang kondisi (2) estimasi kecenderungan arah, (3) kecenderungan stabilitas, (4) jejak data, (5) level stabilitas dan rentang, (6) level perubahan. Hasil analisis dalam kondisi sebagai berikut : Berdasarkan hasil tes kemampuan menulis angka 1 s/d 5 diperoleh data seperti pada tabel berikut :
  • 18. Tabel 5 Kemampuan Menulis angka 1 s/d 5 Fase A1 – B1 – A2 TANGGAL Nilai Kemampuan Menulis NO Fase PENELITIAN AW HP 1 9-Apr-2012 40 60 A1 2 10-Apr-2012 47 60 3 11-Apr-2012 47 60 4 12-Apr-2012 47 60 5 13-Apr-2012 80 100 6 14-Apr-2012 80 100 INTERVENSI (B) 7 16-Apr-2012 80 100 8 17-Apr-2012 93 100 9 18-Apr-2012 100 100 1 19-Apr-2012 100 100 11 20-Apr-2012 100 100 12 21-Apr-2012 100 100 13 23-Apr-2012 47 87 A2 14 24-Apr-2012 73 93 15 25-Apr-2012 73 100 16 26-Apr-2012 87 100 Data pada tabel 4 di atas dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut :
  • 19. Grafik 2 Kemampuan Menulis angka 1 s/d 5 Fase A1 – B1 – A2 120 Kemampuan Menulis Angka 1 s/d 5 100 80 60 40 20 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Intervensi B1 Baseline A 2 Series1 AW HP Series2
  • 20. Berdasarkan grafik 2 pada baseline A-1 permasalahan kemampuan menulis angka Alan dan Herlan masih dibawah nilai 50. Hal ini menunjukkan kemampuan menulis angka masih sangat kurang, yaitu anak masih memerlukan bantuan guru ketika menulis angka-angka tersebut. Pada kegiatan Intervensi terlihat ada peningkatan kemampuan menulis angka baik alan maupun Herlan, Alan Memperoleh nilai tertinggi 73 sedangkah Herlan memperoleh nilai 86, dengan demikian kemampuan menulis angka 1 s/d 5 dapat meningkat setelah diberikan intervensi berupa teknik titik kunci.