SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 5
ANALISIS KEBUTUHAN PEMBELAJARAN


A. Pengertian Analisis Pembelajaran
        Analisis pembelajaran merupakan proses penjabaran prilaku umum menuju ke
   prilaku khusus yang tersusun secara logis dan sisitematis. Dengan tersusunnya gambaran
   prilaku khusus dari yang paling awal hingga akhir.
        Menurut Dick and Carey analisis pembelajaran adalah seperangkat prosedur yang
   bisa diterapkan dalam suatu tujuan pembelajaran menghasilkan identifikasi      langkah-
   langkah yang relevan bagi penyelenggara suatu tujuan dan kemampuan-kemampuan
   subordinat yang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk mencapai tujuan.


B. Langkah-langkah melakukan analisis pembelajaran.
    1. Menuliskan prilaku umum yang ditulis dalam TPU untuk mata pelajaran yang sedang
        dikembangkan.
    2. Menuliskan setiap prilaku khusus yang merupakan bagian dari prilaku umum. Jumlah
        prilaku khusus untuk setiap prilaku umum berkisar antara 5-10 buah, bila sangat
        dibutuhkan dapat ditambah.
    3. Membuat prilaku khusus kedalam daftar urutan yang logis dari prilaku umum. Prilaku
        khusus yang terdekat hubungannya dengan prilaku umum diteruskan mundur sampai
        prilaku yang sangat jauh dari prilaku umum.
    4. Menambahkan prilaku khusus atau kalau perlu dikurangi
    5. Setiap prilaku khusus ditulis dalam lembar kartu/ kertas ukuran 3x5 cm.
    6. Kemudian kartu disusun dengan menempatkannya dalam struktur hirarkhis
        prosedural, atau dikelompokkan menurut kedudukan masing-masing terhadap kartu
        lain.
    7. Bila perlu ditambah dengan prilaku khusus lain atau dikurangi sesuai kedudukan
        masing-masing.
    8. Letak prilaku digambarkan dalam bentuk kotak-kotak di atas kertas lebar sesuai
        dengan letak kartu yang telah disusun. Hubungkan kotak-kotak yang telah digambar
        dengan garis-garis vertikal dan horisontal untuk menyatakan hirarkhikal, prosedural
dan pengelompokkan.
    9. Meneliti kemungkinan hubungan prilaku umum yang satu dengan yang lain atau
        prilaku khusus yang berada di bawah prilaku umum yang berbeda.
    10. Memberi nomer urut pada setiap prilaku khusus dimulai dari yang terjauh hingga
        yang terdekat dari prilaku umum.
    11. Mengkonsultasikan bagan yang telah dibuat dengan teman untuk mendapatkan
        masukan antara lain tentang:
        a. Lengkap-tidaknya prilaku khusus sebagai penjabaran dari setiap prilaku umum.
        b. Logis-tidaknya urutan prilaku-prilaku khusus menuju prilaku umum.
        c. Struktur hubungan prilaku-prilaku khusus tersebut. (herarkhikal prosedural,
           pengelompokan atau kombinasi).


C. Melakukan Analisis Kebutuhan
   Ada empat tahap dalam melakukan analisa kebutuhan yakni
   1. Perencanaan : yang perlu dilakukan; membuat klasifikasi siswa, siapa yang akan
      terlibat dalam kegiatan dan cara pengumpulannya. (Morrison, 2001 : 32)
   2. Pengumpulan data : perlu mempertimbangkan besar kecilnya sampel dalam
      penyebarannya (distribusi) (Morrison,2001 : 33).
   3. Analisa data : setelah data terkumpul kemudian data dianalisis dengan pertimbangan :
      ekonomi, rangking, frequensi dan kebutuhan (ibid).
   4. Membuat laporan akhir : dalam sebuah laporan analisa kebutuhan mencakup empat
      bagian; analisa tujuan, analisa proses, analisa hasil dengan table dan penjelasan singkat,
      rekomendasi yang terkait dengan data. (Morrison, 2001: 33-34).


D. Strategi Penilaian Kebutuhan.
           Untuk memahami suatu kebutuhan termasuk masalah atau perlu penilaian terlebih
    dahulu terhadap kebutuhan yang teridentifikasi yang disebut need assessment
    a. Rasset menekankan pentingnya pengumpulan informasi tentang penilaian kebutuhan
        secara langsung dari siswa baik orang dewasa maupun siswa umum. la
        mengidentifikasi lima tipe pertanyaan yang berbeda-beda kelima pertanyaan tersebut:
       1. Tipe pertanyaan untuk mengidentifikasi masalah siswa atau ‘leaner’ tentang
seperti masalah yang sedang dihadapi.
   2. Tipe pertanyaan yang menanyakan kepada siswa untuk mengungkapkan
      prioritas-prioritas   diantara   ketrampilan-ketrampilan   yang   mungkin    dapat
      dimasukkan dalam pelajaran. Contoh : ketrampilan apa yang dibutuhkan ?
   3. Tipe pertanyaan yang meminta kepada siswa untuk mendemonstrasikan
      ketrampilan tertentu. Contoh : tulislah pertanyaan dengan kalimat yang pendek
   4. Tipe pertanyaan mencoba untuk mengungkapkan perasaan dan kesan siswa
      tentang suatu pelajaran tertentu. Contoh : apa yang menarik dari pelajaran tersebut
   5. Tipe pertanyaan yang memberikan kepada siswa untuk menentukan pemecahan
      sendiri secara baik. Contoh : apa yang paling baik dilakukan untuk ... ?
b. Harles (1975) menggambarkan partisipasi pihak-pihak yang mempunyai hubungan
   kerja sama untuk mengidentifikasikan kebutuhan pembelajaran yaitu siswa, pendidik,
   masyarakat dalam bentuk segitiga.
c. Atwi Suparman (2001 : 65-72) ada 8 langkah dalam mengidentifikasi kebutuhan
   pembelajaran sebagai berikut:
   1. Mengidentifikasi kesenjangan hasil prestasi saat ini dengan yang diidealkan.
      Untuk memperoleh data tersebut menggunakan cara ; membaca laporan tertulis
      observasi, wawancara, angket dan dokumen.
   2. Sebelum mengambil tindakan pemecahan masalah, kesenjangan tersebut harus
      dinilai terlebih dahulu dari segi:
      a. Tingkat signifikasi pengaruhnya.
      b. Luas ruang lingkup.
      c. Pentingnya peranan kesenjangan terhadap masa depan lembaga atau program.
   3. Yang dilakukan dalam langkah ini:
      a. Menganalisis         kemungkinan        penyebab        kesenjangan      melalui
          observasi,wawancara, analisa logis.
      b. Memisahkan kemungkinan penyebab yang tidak berasal dari kekurangan
          pengetahuan, ketrampilan dan sikap untuk diserahkan penyelesaiannya kepada
          pihak lain.
      c. Mengelompokkan kemungkinan penyebab yang berasal dari kekurangan
          pengetahuan ketrampilan dan sikap tertentu untuk diteruskan ke langkah 4.
4. Menginterview siswa untuk memisahkan antara yang sudah pernah dan yang
     belum memperoleh pendidikan, bagi yang sudah berpendidikan melanjutkan ke-
     langkah 5 dan bagi yang belum meneruskan ke-langkah 8.
5. Bagi peserta yang sudah berpendidikan pada langkah ini dikelompokkan lagi
     mejadi peserta yang sering mengikuti pendidikan menuju ke-langkah 6 dan jarang
     mengikuti pendidikan melanjutkan ke-langkah 7.
6. Kelompok yang sudah sering mendapat pendidikan diberi umpan balik atas
     kekurangannya dan diminta untuk mempraktekkan kembali sampai dapat
     melakukan tugasnya seperti yang diinginkan.
7. Bagi kelompok yang masih jarang mengikuti pendidikan diberi kesempatan lebih
     banyak untuk berlatih kembali, ini perlu disupervisi dari dekat agar mencapai
     hasil yang diinginkan.
8. Untuk kelompok peserta yang belum pernah memperoleh pendidikan perlu
     dibuatkan intruksional yang mencakup pengetahuan dan ketrampilan yang
     diperlukan untuk diketahui peserta.
Setelah selesai pada tahapan ini dilanjutkan analisis pembelajaran, agar sistematis dan
prosedural perlu diurutkan tujuan pembelajaran dari yang bersifat abstrak umum
kepada tujuan yang kongkrit operasional. Langkah-langkah untuk melakukan
pembelajaran ada 3 yaitu :
1. Analisis pembelajaran,
2.   identifakasi perilaku dan
3. karakteristik siswa.
E. Kesimpulan
           Dari pembahasan di atas dapat dipahami bahwa seorang pendidik yang
  profesional sudah seharusnya paham akan tuntutan profesi baik secara administrasi,
  akademis, praktik, lebih penting lagi masalah bagaimana mendesain sebuah pembelajaran
  yang harmoni yaitu mendesain content atau materi pembelajaran yang aktual dan relevan
  dengan tuntutan atau kebutuhan life skill siswa dan sesuai zamannya, mendesain learning
  objective sesuai dengan kebutuhan siswa dan tingkat kesulitannya, fururistik/kedepan tidak
  menjadikan siswa ketinggalan zaman dengan komunitasnya.
           Kesemuanya terencana berdasarkan apa yang mesti ada dan dihadirkan sesuai
  dengan kondisi siswa secara klasikal, regional ataupun nasional walaupun dengan ’setting’
  local. Hal itu dimungkinkan bila minimal sebagai pendidik paham betul akan siswa dan
  keinginan secara individual maupun klasikal di desain secara proporsional


DAFTAR PUSTAKA
  Atwi Suparman, Desain Instructional, Proyek pengembangan Universitas Terbuka Ditjen
  Dikti Departemen Pendidikan Nasional, 2001.
  Gary. R, Morrison, Steven M, Ross, Jerrold E Kemp : Designing Effective Instruction,
  Third Edition John Wiley and Sons, inc printed in the USA 2001.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuanKurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan
Ahmad Wahyudin Rock'n Roll
 
Pedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikPedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didik
TyasMommy Cozy Azalea
 
Power Point IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pptx
Power Point IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pptxPower Point IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pptx
Power Point IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pptx
Tesah2
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by Design
SMK Negeri 6 Malang
 

Was ist angesagt? (20)

Skala sikap
Skala sikapSkala sikap
Skala sikap
 
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
 
Pengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan AjarPengembangan Bahan Ajar
Pengembangan Bahan Ajar
 
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuanKurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan
 
Kebijakan Pendidikan
Kebijakan PendidikanKebijakan Pendidikan
Kebijakan Pendidikan
 
Evaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan SumatifEvaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan Sumatif
 
Model-model Pengembangan Kurikulum
Model-model Pengembangan KurikulumModel-model Pengembangan Kurikulum
Model-model Pengembangan Kurikulum
 
PPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatifPPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatif
 
Perbedaan Pembelajaran dan Pengajaran
Perbedaan Pembelajaran dan PengajaranPerbedaan Pembelajaran dan Pengajaran
Perbedaan Pembelajaran dan Pengajaran
 
Powerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaranPowerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaran
 
PRESENTASI P5.pptx
PRESENTASI P5.pptxPRESENTASI P5.pptx
PRESENTASI P5.pptx
 
16 penilaian rpp
16 penilaian rpp16 penilaian rpp
16 penilaian rpp
 
Pengertian Kurikulum
Pengertian KurikulumPengertian Kurikulum
Pengertian Kurikulum
 
Model model pengembangan kurikulum
Model model pengembangan  kurikulumModel model pengembangan  kurikulum
Model model pengembangan kurikulum
 
Pedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikPedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didik
 
Power Point IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pptx
Power Point IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pptxPower Point IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pptx
Power Point IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA.pptx
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by Design
 
Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasar
 
Sintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranSintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaran
 
Makalah Prinsip Fleksibilitas
Makalah Prinsip FleksibilitasMakalah Prinsip Fleksibilitas
Makalah Prinsip Fleksibilitas
 

Andere mochten auch

Identifikasi kebutuhan masyarakat
Identifikasi kebutuhan masyarakatIdentifikasi kebutuhan masyarakat
Identifikasi kebutuhan masyarakat
guesta30b50
 
Makalah media komunikasi dalam pendidikan
Makalah media komunikasi dalam pendidikanMakalah media komunikasi dalam pendidikan
Makalah media komunikasi dalam pendidikan
Abdau Qur'ani
 
English for specific purpose hbfgd
English for specific purpose hbfgdEnglish for specific purpose hbfgd
English for specific purpose hbfgd
rianthymaurer
 
05 Pengadaan Dan Pengembangan Sistem Informasi
05 Pengadaan Dan Pengembangan Sistem Informasi05 Pengadaan Dan Pengembangan Sistem Informasi
05 Pengadaan Dan Pengembangan Sistem Informasi
Ainul Yaqin
 
Ada beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahli
Ada beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahliAda beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahli
Ada beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahli
dhimas123
 
Analisis sistem
Analisis sistemAnalisis sistem
Analisis sistem
robbiazie
 
PERBANDINGAN SENILAI DAN PERBANDINGAN BERBALIK NILAI
PERBANDINGAN SENILAI DAN PERBANDINGAN BERBALIK NILAIPERBANDINGAN SENILAI DAN PERBANDINGAN BERBALIK NILAI
PERBANDINGAN SENILAI DAN PERBANDINGAN BERBALIK NILAI
Maulana Guntara
 

Andere mochten auch (20)

MERANCANG ANALISIS KEBUTUHAN
MERANCANG ANALISIS KEBUTUHANMERANCANG ANALISIS KEBUTUHAN
MERANCANG ANALISIS KEBUTUHAN
 
Identifikasi kebutuhan masyarakat
Identifikasi kebutuhan masyarakatIdentifikasi kebutuhan masyarakat
Identifikasi kebutuhan masyarakat
 
Tugas tik uas2
Tugas tik uas2Tugas tik uas2
Tugas tik uas2
 
Analisis kebutuhan
Analisis kebutuhanAnalisis kebutuhan
Analisis kebutuhan
 
analisis kebutuhan dan masalah
analisis kebutuhan dan masalahanalisis kebutuhan dan masalah
analisis kebutuhan dan masalah
 
Makalah media komunikasi dalam pendidikan
Makalah media komunikasi dalam pendidikanMakalah media komunikasi dalam pendidikan
Makalah media komunikasi dalam pendidikan
 
PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL
PROSEDUR  PENGEMBANGAN  MODULPROSEDUR  PENGEMBANGAN  MODUL
PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL
 
English for specific purpose hbfgd
English for specific purpose hbfgdEnglish for specific purpose hbfgd
English for specific purpose hbfgd
 
Analisis kebutuhan perangkat lunak
Analisis kebutuhan perangkat lunakAnalisis kebutuhan perangkat lunak
Analisis kebutuhan perangkat lunak
 
Laporan Praktikum I Daun (Folium)
Laporan Praktikum I Daun (Folium)Laporan Praktikum I Daun (Folium)
Laporan Praktikum I Daun (Folium)
 
Makalah konsep dasar paud 1
Makalah konsep dasar paud 1Makalah konsep dasar paud 1
Makalah konsep dasar paud 1
 
05 Pengadaan Dan Pengembangan Sistem Informasi
05 Pengadaan Dan Pengembangan Sistem Informasi05 Pengadaan Dan Pengembangan Sistem Informasi
05 Pengadaan Dan Pengembangan Sistem Informasi
 
Ada beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahli
Ada beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahliAda beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahli
Ada beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahli
 
Pengembangan Silabus
Pengembangan SilabusPengembangan Silabus
Pengembangan Silabus
 
Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran
 
Analisis sistem
Analisis sistemAnalisis sistem
Analisis sistem
 
PERBANDINGAN SENILAI DAN PERBANDINGAN BERBALIK NILAI
PERBANDINGAN SENILAI DAN PERBANDINGAN BERBALIK NILAIPERBANDINGAN SENILAI DAN PERBANDINGAN BERBALIK NILAI
PERBANDINGAN SENILAI DAN PERBANDINGAN BERBALIK NILAI
 
Analisis Sebaran Guru/Proyeksi Kebutuhan Guru Propinsi Gorontalo Tanggal 5 s....
Analisis Sebaran Guru/Proyeksi Kebutuhan Guru Propinsi Gorontalo Tanggal 5 s....Analisis Sebaran Guru/Proyeksi Kebutuhan Guru Propinsi Gorontalo Tanggal 5 s....
Analisis Sebaran Guru/Proyeksi Kebutuhan Guru Propinsi Gorontalo Tanggal 5 s....
 
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Pengembangan Sistem Informasi ManajemenPengembangan Sistem Informasi Manajemen
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
 
Training Needs Assessment & Analysis
Training Needs Assessment & AnalysisTraining Needs Assessment & Analysis
Training Needs Assessment & Analysis
 

Ähnlich wie Analisis kebutuhan pembelajaran

RPP SMA kelas XI Hukum Hooke
RPP SMA kelas XI Hukum HookeRPP SMA kelas XI Hukum Hooke
RPP SMA kelas XI Hukum Hooke
Hanny Kruisdiarti
 

Ähnlich wie Analisis kebutuhan pembelajaran (20)

RPP SMA kelas XI Hukum Hooke
RPP SMA kelas XI Hukum HookeRPP SMA kelas XI Hukum Hooke
RPP SMA kelas XI Hukum Hooke
 
ANALISIS CP.docx
ANALISIS CP.docxANALISIS CP.docx
ANALISIS CP.docx
 
Wirausaha - Dina Febrina.pdf
Wirausaha - Dina Febrina.pdfWirausaha - Dina Febrina.pdf
Wirausaha - Dina Febrina.pdf
 
Slide pedoman sertifikasi dosen 2011
Slide pedoman sertifikasi dosen 2011Slide pedoman sertifikasi dosen 2011
Slide pedoman sertifikasi dosen 2011
 
Penerapan Strategi Catatan Jendela pada Matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok
Penerapan Strategi Catatan Jendela pada Matakuliah Cerita Rakyat TiongkokPenerapan Strategi Catatan Jendela pada Matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok
Penerapan Strategi Catatan Jendela pada Matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok
 
Modul Proyek 1 (Sungaiku Bungas).pdf
Modul Proyek 1 (Sungaiku Bungas).pdfModul Proyek 1 (Sungaiku Bungas).pdf
Modul Proyek 1 (Sungaiku Bungas).pdf
 
Pisa 2013
Pisa 2013Pisa 2013
Pisa 2013
 
MATERI WORKSHOP IKM SMKN 31 JAKARTA.pdf
MATERI  WORKSHOP IKM SMKN 31 JAKARTA.pdfMATERI  WORKSHOP IKM SMKN 31 JAKARTA.pdf
MATERI WORKSHOP IKM SMKN 31 JAKARTA.pdf
 
TUGASAN 2 - ULASAN JURNAL
TUGASAN 2 - ULASAN JURNALTUGASAN 2 - ULASAN JURNAL
TUGASAN 2 - ULASAN JURNAL
 
Artikel ptk
Artikel ptkArtikel ptk
Artikel ptk
 
ulasan buku~~
ulasan buku~~ulasan buku~~
ulasan buku~~
 
Usaha usaha memantapkan disiplin sekolah smkti
Usaha usaha memantapkan disiplin sekolah smktiUsaha usaha memantapkan disiplin sekolah smkti
Usaha usaha memantapkan disiplin sekolah smkti
 
Presentation1H
Presentation1HPresentation1H
Presentation1H
 
Rpp ppkn x bab 9 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 9 1516 8 kali jpRpp ppkn x bab 9 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 9 1516 8 kali jp
 
Rpp ppkn x bab 9 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 9 1516 8 kali jpRpp ppkn x bab 9 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 9 1516 8 kali jp
 
Tugas 2 mata kuliah desain instruksional
Tugas 2 mata kuliah desain instruksional Tugas 2 mata kuliah desain instruksional
Tugas 2 mata kuliah desain instruksional
 
Karakteristik Peserta Didik
Karakteristik Peserta DidikKarakteristik Peserta Didik
Karakteristik Peserta Didik
 
LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)
LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)
LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)
 
Modul ajar Sosiologi.docx
Modul ajar Sosiologi.docxModul ajar Sosiologi.docx
Modul ajar Sosiologi.docx
 
RPP MATRIKS KELAS XI MIPA KURIKULUM 2013
RPP MATRIKS KELAS XI MIPA KURIKULUM 2013RPP MATRIKS KELAS XI MIPA KURIKULUM 2013
RPP MATRIKS KELAS XI MIPA KURIKULUM 2013
 

Analisis kebutuhan pembelajaran

  • 1. ANALISIS KEBUTUHAN PEMBELAJARAN A. Pengertian Analisis Pembelajaran Analisis pembelajaran merupakan proses penjabaran prilaku umum menuju ke prilaku khusus yang tersusun secara logis dan sisitematis. Dengan tersusunnya gambaran prilaku khusus dari yang paling awal hingga akhir. Menurut Dick and Carey analisis pembelajaran adalah seperangkat prosedur yang bisa diterapkan dalam suatu tujuan pembelajaran menghasilkan identifikasi langkah- langkah yang relevan bagi penyelenggara suatu tujuan dan kemampuan-kemampuan subordinat yang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk mencapai tujuan. B. Langkah-langkah melakukan analisis pembelajaran. 1. Menuliskan prilaku umum yang ditulis dalam TPU untuk mata pelajaran yang sedang dikembangkan. 2. Menuliskan setiap prilaku khusus yang merupakan bagian dari prilaku umum. Jumlah prilaku khusus untuk setiap prilaku umum berkisar antara 5-10 buah, bila sangat dibutuhkan dapat ditambah. 3. Membuat prilaku khusus kedalam daftar urutan yang logis dari prilaku umum. Prilaku khusus yang terdekat hubungannya dengan prilaku umum diteruskan mundur sampai prilaku yang sangat jauh dari prilaku umum. 4. Menambahkan prilaku khusus atau kalau perlu dikurangi 5. Setiap prilaku khusus ditulis dalam lembar kartu/ kertas ukuran 3x5 cm. 6. Kemudian kartu disusun dengan menempatkannya dalam struktur hirarkhis prosedural, atau dikelompokkan menurut kedudukan masing-masing terhadap kartu lain. 7. Bila perlu ditambah dengan prilaku khusus lain atau dikurangi sesuai kedudukan masing-masing. 8. Letak prilaku digambarkan dalam bentuk kotak-kotak di atas kertas lebar sesuai dengan letak kartu yang telah disusun. Hubungkan kotak-kotak yang telah digambar dengan garis-garis vertikal dan horisontal untuk menyatakan hirarkhikal, prosedural
  • 2. dan pengelompokkan. 9. Meneliti kemungkinan hubungan prilaku umum yang satu dengan yang lain atau prilaku khusus yang berada di bawah prilaku umum yang berbeda. 10. Memberi nomer urut pada setiap prilaku khusus dimulai dari yang terjauh hingga yang terdekat dari prilaku umum. 11. Mengkonsultasikan bagan yang telah dibuat dengan teman untuk mendapatkan masukan antara lain tentang: a. Lengkap-tidaknya prilaku khusus sebagai penjabaran dari setiap prilaku umum. b. Logis-tidaknya urutan prilaku-prilaku khusus menuju prilaku umum. c. Struktur hubungan prilaku-prilaku khusus tersebut. (herarkhikal prosedural, pengelompokan atau kombinasi). C. Melakukan Analisis Kebutuhan Ada empat tahap dalam melakukan analisa kebutuhan yakni 1. Perencanaan : yang perlu dilakukan; membuat klasifikasi siswa, siapa yang akan terlibat dalam kegiatan dan cara pengumpulannya. (Morrison, 2001 : 32) 2. Pengumpulan data : perlu mempertimbangkan besar kecilnya sampel dalam penyebarannya (distribusi) (Morrison,2001 : 33). 3. Analisa data : setelah data terkumpul kemudian data dianalisis dengan pertimbangan : ekonomi, rangking, frequensi dan kebutuhan (ibid). 4. Membuat laporan akhir : dalam sebuah laporan analisa kebutuhan mencakup empat bagian; analisa tujuan, analisa proses, analisa hasil dengan table dan penjelasan singkat, rekomendasi yang terkait dengan data. (Morrison, 2001: 33-34). D. Strategi Penilaian Kebutuhan. Untuk memahami suatu kebutuhan termasuk masalah atau perlu penilaian terlebih dahulu terhadap kebutuhan yang teridentifikasi yang disebut need assessment a. Rasset menekankan pentingnya pengumpulan informasi tentang penilaian kebutuhan secara langsung dari siswa baik orang dewasa maupun siswa umum. la mengidentifikasi lima tipe pertanyaan yang berbeda-beda kelima pertanyaan tersebut: 1. Tipe pertanyaan untuk mengidentifikasi masalah siswa atau ‘leaner’ tentang
  • 3. seperti masalah yang sedang dihadapi. 2. Tipe pertanyaan yang menanyakan kepada siswa untuk mengungkapkan prioritas-prioritas diantara ketrampilan-ketrampilan yang mungkin dapat dimasukkan dalam pelajaran. Contoh : ketrampilan apa yang dibutuhkan ? 3. Tipe pertanyaan yang meminta kepada siswa untuk mendemonstrasikan ketrampilan tertentu. Contoh : tulislah pertanyaan dengan kalimat yang pendek 4. Tipe pertanyaan mencoba untuk mengungkapkan perasaan dan kesan siswa tentang suatu pelajaran tertentu. Contoh : apa yang menarik dari pelajaran tersebut 5. Tipe pertanyaan yang memberikan kepada siswa untuk menentukan pemecahan sendiri secara baik. Contoh : apa yang paling baik dilakukan untuk ... ? b. Harles (1975) menggambarkan partisipasi pihak-pihak yang mempunyai hubungan kerja sama untuk mengidentifikasikan kebutuhan pembelajaran yaitu siswa, pendidik, masyarakat dalam bentuk segitiga. c. Atwi Suparman (2001 : 65-72) ada 8 langkah dalam mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi kesenjangan hasil prestasi saat ini dengan yang diidealkan. Untuk memperoleh data tersebut menggunakan cara ; membaca laporan tertulis observasi, wawancara, angket dan dokumen. 2. Sebelum mengambil tindakan pemecahan masalah, kesenjangan tersebut harus dinilai terlebih dahulu dari segi: a. Tingkat signifikasi pengaruhnya. b. Luas ruang lingkup. c. Pentingnya peranan kesenjangan terhadap masa depan lembaga atau program. 3. Yang dilakukan dalam langkah ini: a. Menganalisis kemungkinan penyebab kesenjangan melalui observasi,wawancara, analisa logis. b. Memisahkan kemungkinan penyebab yang tidak berasal dari kekurangan pengetahuan, ketrampilan dan sikap untuk diserahkan penyelesaiannya kepada pihak lain. c. Mengelompokkan kemungkinan penyebab yang berasal dari kekurangan pengetahuan ketrampilan dan sikap tertentu untuk diteruskan ke langkah 4.
  • 4. 4. Menginterview siswa untuk memisahkan antara yang sudah pernah dan yang belum memperoleh pendidikan, bagi yang sudah berpendidikan melanjutkan ke- langkah 5 dan bagi yang belum meneruskan ke-langkah 8. 5. Bagi peserta yang sudah berpendidikan pada langkah ini dikelompokkan lagi mejadi peserta yang sering mengikuti pendidikan menuju ke-langkah 6 dan jarang mengikuti pendidikan melanjutkan ke-langkah 7. 6. Kelompok yang sudah sering mendapat pendidikan diberi umpan balik atas kekurangannya dan diminta untuk mempraktekkan kembali sampai dapat melakukan tugasnya seperti yang diinginkan. 7. Bagi kelompok yang masih jarang mengikuti pendidikan diberi kesempatan lebih banyak untuk berlatih kembali, ini perlu disupervisi dari dekat agar mencapai hasil yang diinginkan. 8. Untuk kelompok peserta yang belum pernah memperoleh pendidikan perlu dibuatkan intruksional yang mencakup pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk diketahui peserta. Setelah selesai pada tahapan ini dilanjutkan analisis pembelajaran, agar sistematis dan prosedural perlu diurutkan tujuan pembelajaran dari yang bersifat abstrak umum kepada tujuan yang kongkrit operasional. Langkah-langkah untuk melakukan pembelajaran ada 3 yaitu : 1. Analisis pembelajaran, 2. identifakasi perilaku dan 3. karakteristik siswa.
  • 5. E. Kesimpulan Dari pembahasan di atas dapat dipahami bahwa seorang pendidik yang profesional sudah seharusnya paham akan tuntutan profesi baik secara administrasi, akademis, praktik, lebih penting lagi masalah bagaimana mendesain sebuah pembelajaran yang harmoni yaitu mendesain content atau materi pembelajaran yang aktual dan relevan dengan tuntutan atau kebutuhan life skill siswa dan sesuai zamannya, mendesain learning objective sesuai dengan kebutuhan siswa dan tingkat kesulitannya, fururistik/kedepan tidak menjadikan siswa ketinggalan zaman dengan komunitasnya. Kesemuanya terencana berdasarkan apa yang mesti ada dan dihadirkan sesuai dengan kondisi siswa secara klasikal, regional ataupun nasional walaupun dengan ’setting’ local. Hal itu dimungkinkan bila minimal sebagai pendidik paham betul akan siswa dan keinginan secara individual maupun klasikal di desain secara proporsional DAFTAR PUSTAKA Atwi Suparman, Desain Instructional, Proyek pengembangan Universitas Terbuka Ditjen Dikti Departemen Pendidikan Nasional, 2001. Gary. R, Morrison, Steven M, Ross, Jerrold E Kemp : Designing Effective Instruction, Third Edition John Wiley and Sons, inc printed in the USA 2001.