SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 168
DND-2005
Pengenalan Astrofisika
Oleh
Departemen Astronomi
FMIPA – ITB
2005
Untuk Pelatihan Calon Peserta
Olimpiade Astronomi
DND-2005
AstrofisikaAstrofisika
Penerapan ilmu fisika pada alam semesta/
benda-benda langit
Informasi yang diterima Cahaya (gelombang
elektromagnet)
Pancaran gelombang elektromagnet dapat dibagi dalam
beberapa jenis, bergantung pada panjang gelombangnya
(λ)
1. Pancaran gelombang radio, dengan λ antara
beberapa milimeter sampai 20 meter
2. Pancaran gelombang inframerah, dengan λ sekitar
7500 Å hingga sekitar 1 mm (1 Å = 1 Angstrom = 10-8
cm)
DND-2005
3. Pancaran gelombang optik atau pancaran kasatmata
dengan λ sekitar 3 800Å sampai 7 500 Å
Panjang gelombang optik terbagi atas beraneka warna :
 merah λ : 6 300 – 7 500 Å
 merah oranye λ : 6 000 – 6 300 Å
 oranye λ : 5 900 – 6 000 Å
 kuning λ : 5 700 – 5 900 Å
 kuning hijau λ : 5 500 – 5 700 Å
 hijau λ : 5 100 – 5 500 Å
 hijau biru λ : 4 800 – 5 100 Å
 biru λ : 4 500 – 4 800 Å
 biru ungu λ : 4 200 – 4 500 Å
 ungu λ : 3 800 – 4 200 Å
DND-2005
4. Pancaran gelombang ultraviolet, sinar X dan sinar γ
mempunyai λ < 3 500 Å
DND-2005
ozon (O3)
molekul (H2O, CO2)
molekul ,atom, inti atom
teleskop optik
satelit balon, satelitbalon, satelitteleskop radio
DND-2005
Dengan mengamati pancaran gelombang elektromagnet
kita dapat mempelajari beberapa hal yaitu,
 Arah pancaran. Dari pengamatan kita dapat menga-
mati letak dan gerak benda yang memancarkannya
 Kuantitas pancaran. Kita bisa mengukur kuat atau
kecerahan pancaran
 Kualitas pancaran. Dalam hal ini kita bisa mempelajari
warna, spektrum maupun polarisasinya
DND-2005
Hukum Gravitasi NewtonHukum Gravitasi Newton
Buah durian jatuh
ke bumi ?
Antara durian dan bumi
terjadi gaya tarik gravitasi
Bulan bergerak
mengedari bumi ?
Antara bumi dan bulan
terjadi gaya tarik gravitasi
Hukum Gravitasi Newton
Gerak benda-benda langit lainnya
DND-2005
F F
Isaac Newton (1643-1727)
Antara dua benda yang massanya masing-masing m1 dan
m2 dan jarak antara keduanya adalah d akan terjadi gaya
tarik gravitasi yang besarnya,
d
G = tetapan gravitasi
= 6,67 x 10-8
dyne cm2
/g2
bersifat tarik menarik
gaya
m1 m2
Hukum Gravitasi NewtonHukum Gravitasi Newton
. . . . . . . . . . (1-1)G m1 m2
F = −
d2
DND-2005
Menentukan massa BumiMenentukan massa Bumi
Semua benda yang dijatuhkan dekat permukaan Bumi
akan bergerak dengan percepatan g = 980,6 cm/s2
Jadi pada benda akan bekerja gaya sebesar,
F = − mg
percepatan
massa bendagaya gravitasi
Dari persamaan (1-
1) :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1-2)
. . . . . . (1-3)
radius Bumi
massa Bumi
G m1 m2
F = −
d2
F = −
G M⊕ m
R⊕
2
DND-2005
Dari pers. (1-2) dan (1-3) di peroleh,
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1-4)
Radius bumi di ekuator : a = 6378,2 km
Radius bumi di kutub : b = 6356,8 km
Radius Bumi
a
b
4 π
3
Volume bumi = (a2
b)
R⊕
Jika bumi berbentuk bundar sempurna maka
4 π
3
Volume bumi = R⊕
3
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1-5)
. . . . . . . . . . . (1-6)
G M⊕
g =
R⊕
2
DND-2005
(1-5) = (1-6) Radius bumi rata –rata :
= [(6378,2 )2
(6356,8)]1/3
= 6371,1 km = 6,37 x 108
cm
Dengan memasukan harga g, G dan R⊕
ke pers (1-4)
dan (1-6) diperoleh,
(980,6)(6,37 x 108
)2
(6,67 x 10-8
)
= = 5,98 x 1027
gr
4 π
3
V⊕ = R⊕
3
= (6,37 x 108
)34 π
3
= 1,08 x 1027
cm3
Massa jenis bumi rata-rata,
M⊕
V⊕
ρ⊕ = =
5,98 x 1027
1,08 x 1027 = 5,52 gr/cm3
R⊕ = (a2
b)1/3
G
g R⊕
2
M⊕ =
DND-2005
Gerak Bulan Mengedari BumiGerak Bulan Mengedari Bumi
Mengikuti hukum NewtonBumiBulan
Karena M ≈ 1/100 M⊕, maka massa bulan dapat
diabaikan percepatan bulan terhadap bumi,
jarak Bumi - Bulan
d
a
Percepatan sentripetal : a = v2
/d . . . . . . . . . . . . . . . . (1-8)
. . . . . . . . . . . . . . . . . . (1-7)
v
d 2
G M⊕
a =
DND-2005
(1-7) = (1-
8)
Apabila periode orbit Bulan mengelilingi bumi adalah P
maka,
. . . . . . . . . . . . . . . . . . (1-9)
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1-10)
Dengan mensubtitusikan pes (1-9) ke pers (1-10) akan
diperoleh,
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1-11)
G M⊕
d
=
d 2
v2
P
2π d
v =
d3
P2
G M⊕
4π 2
=
DND-2005
Dari pengamatan diketahui bahwa periode Bulan
mengelilingi Bumi adalah,
P = 27,3 hari = 2,36 x 106
detik
Jarak Bum1-Bulan adalah,
d = 384 000 km = 3,84 x 1010
cm
Apabila kita masukan harga-harga ini ke pers. (1-11) maka
akan diperoleh massa Bumi yaitu,
M⊕ ≈ 6,02 x 1027
gr
Hasil ini sama dengan yang ditentukan berdasarkan
benda yang jatuh dipermukaan Bumi, yaitu
M⊕ ≈ 5,98 x 1027
gr
DND-2005
Buah durian jatuh ke bumi
Bulan bergerak mengedari bumi
Kesimpulan :
Disebabkan oleh gaya yang sama
yaitu gaya gravitasi
DND-2005
Dari pers (1-7) dapat ditentukan percepatan Bulan
terhadap Bumi akibat gaya gravitasi yaitu,
jarak Bumi – Bulan = 3,84 x 1010
cm
Percepatan Bulan terhadap BumiPercepatan Bulan terhadap Bumi
(6,67 x 10-8
)(5,97 x 1027
)
(3,84 x 1010
)d 2
a = = = 0,27 cm/s2
G M⊕
DND-2005
Massa bulan = 0,0123 kali massa Bumi
Dengan menggunakan persamaan (1-4) untuk bulan, maka
dapat ditentukan gaya gravitasi dipermukaan Bulan yaitu,
= 165,72 cm/s2
massa bulan
radius bulan
= 0,17 kali gaya gravitasi dipermukaan Bumi
Diameter Bulan = 0,27 kali diameter Bumi
Gaya gravitasi di permukaanGaya gravitasi di permukaan
BulanBulan
G M
R
2
g=
(6,67 x 10-8
)( 0,0123 x 5,98 x 1027
)
g=
(0,27 x 6,37 x 108
)2
DND-2005
ObjekObjek MassaMassa
(Bumi = 1)(Bumi = 1)
DiameterDiameter
(Bumi = 1)(Bumi = 1)
GravitasiGravitasi
(Bumi = 1)(Bumi = 1)
BulanBulan 0,01230,0123 0,270,27 0,170,17
VenusVenus 0,810,81 0,950,95 0,910,91
MarsMars 0,110,11 0,530,53 0,380,38
JupiterJupiter 317,9317,9 11,2011,20 2,542,54
MatahariMatahari 333 000333 000 109,00109,00 28,1028,10
Gaya gravitasi di permukaanGaya gravitasi di permukaan
beberapa benda langitbeberapa benda langit
DND-2005
Berat benda di permukaanBerat benda di permukaan
BumiBumi
massa benda (jumlah materi
yang dipunyai benda)
Contoh :
Berat sebuah benda di permukaan Bumi adalah 100 kg,
berapakah berat benda tersebut pada ketinggian 25 000
km di atas permukaan bumi ?
berat benda (gaya gravitasi yang
dirasakan oleh benda) weight
G M⊕ m
R⊕
2
W =
DND-2005
Misalkan berat benda di permukaan bumi adalah
W1 = 100 kg, maka
Apabila berat benda pada ketinggian 25 000 km (= 2,5 x 109
cm) di atas permukaan bumi adalah W2, maka
Jawab :Jawab :
. . . . . . . . . . . . . . . . . (i)
. . . . . . . . . . . . . . . (ii)
W1 =
G M⊕ m
R⊕
2
(R⊕ + 2,5 x 109
)2
W2 =
G M⊕ m
DND-2005
Jika harga R⊕
= 6,37 x 108
cm, dan harga W1 = 100 kg
= 105
gr dimasukan ke pers (iii) maka akan diperoleh,
Dari pers (i) dan (ii) diperoleh,
. . . . . . . . . . . . . . . (iii)
(R⊕ + 2,5 x 109
)2
W2 =
W1 R⊕
2
(6,37 x 108
+ 2,5 x 109
)2
W2 =
(105
)(6,37 x 108
)
2 = 4020,49 gr ≈ 4 kg
DND-2005
Kuadrat kebalikanKuadrat kebalikan
Untuk menentukan besarnya gravitasi di suatu tempat
dapat kita gunakan hukum kuadrat kebalikan
F = − mg
d1
g2 =
d2
g1
2
(1-1)
(1-2)
. . . . . . . . (1-12)
G m M
F = −
d 2
d2
G M
g =
d1
2
G M
g1 =
d2
2
G M
g2 =
DND-2005
Contoh :
Percepatan gravitasi dipermukaan bumi (di permukaan
laut) adalah 980 cm/s2.
Tentukanlah percepatan di ketinggian
25 000 km di atas permukaan Bumi.
Jawab :
Diketahui gravitasi dipermukaan bumi adalah g1 = 980 cm/s2
dan radius bumi adalah d1 = R⊕
= 6,37 x 108
cm . Misalkan
gravitasi pada ketinggian 50 km adalah g2 dan ketinggiannya
adalah d2 = R⊕
+ 25 000 km = 3,14 x 109
cm. Jadi
d2
d1
g2 = g1
2
6,37 x 108
3,14 x 109
d1
d2
g2 = g1
2
= (980)
2
= 40,41 cm/s2
DND-2005
Contoh :
Pesawat ruang angkasa Galileo berada pada jarak 100 000 km
dari pusat planet Jupiter, sedangkan pesawat pengorbitnya
berada pada ketinggian 300 000 km. Tentukanlah besarnya
percepatan gravitasi pesawat ruang angkasa Galileo
dinyatakan dalam percepatan gravitasi pengorbitnya.
Jawab :
Misalkan :
g1 = percepatan gravitasi pesawat ruang angkasa Galileo
d1 = ketinggian pesawat ruang angkasa Galileo = 100 000 km
g2 = percepatan gravitasi pesawat pengorbit
d2 = ketinggian pesawat pengorbit = 300 000 km
d1
d2
g1 = g2
2
100 000
300 000
= g2
2
= 9 g2
DND-2005
SatuanSatuan GayaGaya
F = mg
Jika massa (m) dinyatakan dalam kg dan percepatan
(g) dinyatakan dalam m/s2
, maka gaya (F) dinyatakan
dalam,
F = (kg)(m/s2
) = kg m/s2
= Newton (N)
Jika massa (m) dinyatakan dalam gr dan percepatan (g)
dinyatakan dalam cm/s2
, maka gaya (F) dinyatakan
dalam,
F = (gr)(cm/s2
) = gr cm/s2
= dyne
1 Newton = 105
dyne
(1-2)
DND-2005
Contoh :
Massa sebuah benda adalah 75 kg, berapakah gaya yang
dirasakan oleh benda tersebut (berat benda) di permukaan
Bumi, Bulan dan Planet Jupiter ?
Jawab : F = mg
g di Bumi = 9,8 m/s2
g di Bulan = 0,17 x g di Bumi = 0,17 x 9,8 m/s2
= 1,67 m/s2
g di Jupiter = 2,54 x g di Bumi = 2,54 x 9,8 m/s2
= 24,89 m/s2
Jadi :
F di Bumi = (75)(9,8) = 735 kg m/s2
= 735 N
F di Bulan = (75)(1,67) = 125,25 kg m/s2
= 125,25 N
F di Jupiter = (75)(24,89) = 1 866,75 kg m/s2
= 1 866,75 N
DND-2005
Hukum KeplerHukum Kepler
Johannes Kepler (1571 – 1630)
I. Orbit planet mengelilingi matahari tidak berbentuk
lingkaran tetapi berbentuk elips dengan matahari di
titik fokusnya
aphelion perihelion
Matahari
Planet
DND-2005
II. Vektor radius (garis hubung matahari – planet)
dalam selang waktu yang sama akan menyapu luas
daerah yang sama Hukum Luas
Matahari
Planet
dθ
dt
dt
r
dθ
dt
r2
= c (konstan)
DND-2005
III. Kuadrat periode planet mengitari matahari sebanding
dengan pangkat tiga setengah sumbu besar elips
Matahari
Planet
a
b
A
1 Periode = peredaran
planet mulai dari titik A
sampai kembali lagi ke
titik A
P2
∝ a3
massa planet
massa Matahari
Untuk bintang ganda :
massa bintang 1
massa bintang 2
. . . . . . . . . (1-13)
. . . . . . . . . (1-14)
a3
P2
4π 2
G (m + M)
=
a3
P2
4π 2
G (m1 + m2)
=
DND-2005
 Bumi dengan satelit-satelit buatan
 Planet dengan satelit-satelitnya
 Sistem bintang ganda
Hukum Kepler bukan hanya berlaku untuk planet-
planet dalam mengedari matahari saja tetapi juga
berlaku untuk :
 dan lainnya
Hukum Kepler Hukum Empiris
Dapat dibuktikan dengan
hukum gravitasi Newton
DND-2005
Sebuah satelit buatan mengorbit Bumi dalam orbit yang
hampir berupa lingkaran. Apabila radius orbitnya adalah
96 000 km, tentukanlah periode orbit satelit tersebut.
Contoh :
Jawab :
Karena massa bumi jauh lebih besar daripada massa satelit
maka menurut Hk Kepler III
= 295 919,24 det = 3,42 hari
Diketahui, M⊕ = 5,98 x 1027
gr, a = 9,6 x 109
cm
dan G = 6,67 x 10-8
dyne cm2
/gr2
a3
P2
4π 2
G M⊕
=
4π 2
a3
G M⊕
P =
0,5
(6,67 x 10-8
) (5,98 x 1027
)
4π 2
(9,6 x109
)3
P =
0,5
DND-2005
Jawab :
Tentukanlah periode orbit Bumi jika massa matahari 8 kali
lebih besar dari massa sekarang dan radius orbit Bumi dua
kali daripada radius sekarang (andaikan orbit Bumi berupa
lingkaran)
Contoh :
Misalkan
M1
= massa matahari sekarang
M2
= 8 M1
a1 = radius orbit bumi sekarang
a2 = 2 a1
Karena M
>> M⊕
maka
4π 2
G M
=
a3
P2
DND-2005
Jadi periodenya sama dengan periode sekarang
P1
2
a1
3
4π 2
G M1
=
a2
3
P2
2
4π 2
G M2
=
M1
8M1
0,5
8
P2 = P1
a1
2a1
1,5
= 2
1,5
P1 = (2,83)(0,3535) P1 = P1
1
0,5
M2
M1
P2 = P1
a1
a2
0,5 1,5
DND-2005
DND-2005
Untuk memahami sifat pancaran suatu benda kita
hipotesakan suatu pemancar sempurna yang disebut
benda hitam (black body)
 Pada keadaan kesetimbangan termal, temperatur
benda hanya ditentukan oleh jumlah energi yang
diserapnya perdetik
 Suatu benda hitam tidak memancarkan seluruh
gelombang elektromagnet secara merata. Benda hitam
bisa memancarkan cahaya biru lebih banyak
dibandingkan dengan cahaya merah, atau sebaliknya.
DND-2005
Menurut Max Planck (1858 – 1947), suatu benda hitam
yang temperaturnya T akan memancarkan energi
berpanjang gelombang antara λ dan λ + dλ dengan
intensitas spesifik Bλ(T) dλ sebesar
Fungsi Planck
. . . . . . . . . . . . . (2-1)
Bλ (T) = Intensitas spesifik (I) = Jumlah energi yang
mengalir pada arah tegak lurus permukaan
per cm2
per detik, per steradian
2 h c2
λ5
1
ehc/λkT
- 1
Bλ (T) =
DND-2005
h = Tetapan Planck = 6,625 x 10-27
erg det
k = Tetapan Boltzmann = 1,380 x 10-16
erg/ o
K
c = Kecepatan cahaya = 2,998 x 1010
cm/det
T = Temperatur dalam derajat Kelvin (o
K)
2 h c2
λ5
1
ehc/λkT
- 1
Bλ (T) =
DND-2005
Apabila dinyatakan dalam frekuensi fungsi Planck menjadi :
Distribusi energi
menurut panjang
gelombang
(Spektrum Benda
Hitam)
. . . . . . . . . . . . . . . . (2-2)
Intensitas spesifik
benda hitam sebagai
fungsi panjang
gelombang
2 h ν 3
c 2
1
e hν/kT
- 1
Bν (T) =
Visible
Panjang Gelombang (µm)
IntensitasSpesifik[Bλ(T)]
0,00 0,25 0,50 0,75 1,00 1,25 1,50 1,75 2,00
UV Inframerah
8 000 K
7 000 K
6 000 K
5 000 K
4 000 K
DND-2005
Panjang gelombang maksimum (λmaks
) pancaran benda
hitam dapat ditentukan dengan menggunakan Hukum
Wien yaitu
λmaks
dinyatakan dalam cm dan T dalam derajat Kelvin
 Hukum Wien ini menyatakan bahwa makin tinggi
temperatur suatu benda hitam, makin pendek
panjang gelombangnya
 Hal ini dapat digunakan untuk menerangkan gejala
bahwa bintang yang temperaturnya tinggi akan
tampak berwarna biru, sedangkan yang temperatur-
nya rendah tampak berwarna merah.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . (2-3)λmaks =
0,2898
T
DND-2005
0 0.25 0.50 0.75 1.00 1.25 1.50 1.75 2.00
Panjang Gelombang
Intensitas 8 000 K
= 3,62 x 10-5
cm = 0,36 µm
λmaks =
0,2898
T
0,2898
8000
=
DND-2005
Contoh :
Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa puncak
spektrum bintang A dan bintang B masing-masing
berada pada panjang gelombang 0,35 µm dan 0,56 µm.
Tentukanlah bintang mana yang lebih panas, dan
seberapa besar perbedaan temperaturnya
Jawab :
Jadi bintang A mempunyai λmaks lebih pendek daripada
bintang B. Menurut hukum Wien, bintang A lebih panas
daripada bintang B
λmaks A = 0,35 µm , λmaks B = 0,56 µm
λmaks =
0,2898
T
T =
0,2898
λmaks
DND-2005
Untuk bintang A :
Untuk bintang B :
Jadi temperatur bintang A lebih panas 1,6 kali daripada
temperatur bintang B
TA =
0,2898
λmaks A
=
0,2898
0,35
TB =
0,2898
λmaks B
=
0,2898
0,56
0,2898
0,35
=
0,2898
0,56TA
TB
= 1,6
DND-2005
Bintang B : λmaks = 0,56 µm = 0,56 x 10-4
cm
Bintang A : λmaks = 0,35 µm = 0,35 x 10-4
cm
Cara lain :
Jadi bintang A 1,6 kali lebih panas daripada bintang B
λmaks =
0,2898
T
0,2898
T =
λmaks
0,2898
0,35 x 10-4
TA = = 8 280 K
0,2898
0,56 x 10-4
TA = = 5 175 K
5175
8280TA
TB
= = 1,6
DND-2005
Energi total yang dipancarkan benda hitam dapat
ditentukan dengan mengintegrasikan persamaan (2-1)
. . . . . . . . . . . (2-4)
Hukum Stefan-Boltzmann
konstanta Stefan-Boltzmann
B(T) = Bλ (T) dλ
0
∞
B(T) =
σ
π
T4
2 k4
π5
σ
= 15 h3
c2
= 5,67 x 10-5
erg cm-2
K-4
s-1
DND-2005
Dari intensitas spesifik Bλ(T) dapat ditentukan jumlah
energi yang dipancarkan oleh setiap cm2
permukaan benda
hitam per detik ke semua arah, yaitu
F = π B(T) = σ Τ4
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2-5)
Fluks energi benda hitam
Apabila suatu benda berbentuk bola beradius R dan
bertemperatur T memancarkan radiasi dengan sifat-sifat
benda hitam, maka energi yang dipancarkan seluruh
benda itu ke semua arah perdetik adalah,
L = 4 πR2
F = 4 π R2
σΤ4
. . . . . . . . . . . . . . . . (2-6)
Luminositas benda Temperatur efektif
L = 4 π R2
σΤef
4
DND-2005
Fluks
Luminositas :
L = 4 πR2
F = 4 π R2
σΤ4
R
d
Fluks
Luas permukaan
bola
F =
L
4 π R2
E =
L
4 π d2
DND-2005
1 cm
1 cm
Intensitas spesifik B(T) = I
Fluks F = σ T4
Luminositas L = 4 π R 2
σ T4
dFluks pada jarak d :
Energi yang melewati
sebuah permukaan bola
yang beradius d per detik
per cm2
ResumeResume
E =
L
4 π d2
1 cm
1 cm
DND-2005
0.00
0.20
0.40
0.60
0.80
1.00
1.20
1.40
1.60
1.80
0.35 0.45 0.55 0.65 0.75 0.85
Panjang Gelombang (µ m )
Intensitas
Bintang sebagai BendaBintang sebagai Benda
HitamHitamBintang dapat dianggap sebagai benda hitam. Hal ini bis dilihat dalam
gambar di bawah bahwa distribusi energi bintang kelas O5 dengan
Tef = 54 000 K sama dengan distribusi energi benda hitam yang
temparaturnya T = 54 000 K.
Black Body
T = 54 000 K
Bintang Kelas O5
Tef = 54 000 K
DND-2005
 Intensitas spesifik (I) :
Jumlah energi yang dipancarkan bintang pada arah
tegak lurus permukaan per cm2
per detik per steradian
 Fluks (F) :
Jumlah energi yang dipancarkan oleh setiap cm2
permukaan bintang per detik ke semua arah
F = π B(T) (F = π I)
F = σ Τ4
Oleh karena itu semua hukum-hukum yang berlaku
pada benda hitam, berlaku juga untuk bintang.
2 h c2
λ5
1
ehc/λkT
- 1
Bλ (T) =
F =
L
4 π R2
DND-2005
 Luminositas (L) : L = 4 π R2
σΤef
4
Energi yang dipancarkan oleh seluruh permukaan
bintang yang beradius R dan bertemperatur Tef per
detik ke semua arah
 Fluks pada jarak d (E) :
Energi bintang yang diterima/melewati permukaan
pada jarak d per cm2
per detik (E)
E =
L
4 π d2
 Pers. ini disebut juga hukum kuadrat kebalikan
(invers square law) untuk kecerlangan (brightness).
Karena pers. ini menyatakan bahwa kecerlangan
berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya
 Makin jauh sebuah bintang, makin redup
cahayanya
DND-2005
Contoh :
Berapakah kecerlangan sebuah bintang dibandingkan
dengan kererlangan semula apabila jaraknya dijauhkan 3
kali dari jarak semula.
Jawab :
Misalkan dA jarak semula dan kecerlangannya adalah EA.
Jarak sekarang adalah dB = 3 dA dan kererlangannya
adalah EB. Jadi,
Jadi setelah jaraknya dijauhkan 3 kali dari jarak semula,
maka kecerlangan bintang menjadi lebih redup sebesar
1/9 kali kecerlangan semula.
EA =
L
4 π dA
2
EB =
L
4 π dB
2
dB
EB = dAEA
2
dA
3dA
= EA
2
= EA
1
9
DND-2005
Contoh :
Bumi menerima energi dari matahari sebesar 1380 W/m2
.
Berapakah energi dari matahari yang diterima oleh
planet Saturnus, jika jarak Matahari-Saturnus adalah 9,5
AU ?.
Jawab :
Misalkan energi matahari yang diterima di Bumi adalah EB
= 1380 W/m2
dan jarak Bumi-Matahari adalah dB = 1 AU.
Misalkan energi matahari yang diterima di Saturnus
adalah ES dan jarak Saturnus-Matahari adalah dS = 9,5 AU.
Jadi
1
9,5
= 1380
2
= 15,29 W/m2ES = dB
dS
EB
2
DND-2005
Besaran Mendasar DalamBesaran Mendasar Dalam
AstrofisikaAstrofisika
DND-2005
Matahari adalah bintang terdekat dengan kita, karena itu
besaran fisis matahari seperti jarak, radius dan massanya
dapat ditentukan jauh lebih teliti daripada bintang lain
 Dalam astrofisika sering besaran matahari digunakan
sebagai satuan, contohnya massa bintang sering
dinyatakan dalam massa matahari, luminositas
bintang dinyatakan dalam luminositas matahari,
radius bintang dinyatakan dalam radius matahari
dan lainnya. Untuk matahari digunakan lambang 
L = Luminositas Matahari
R = Radius Matahari
M = Massa Matahari
DND-2005
Ada banyak cara untuk menentukan jarak Bumi-
Matahari. Salah satu teknik yang paling modern yang
cukup teliti adalah dengan menggunakan radar
Untuk penentuan ini diandaikan orbit Bumi dan Venus
berbentuk lingkaran
Pengamatan dengan radar ini pertama kali dilakukan
oleh Lincoln Laboratory, Massachusetts Institute of
Technology pada tahun 1958 dengan mengirim
gelombang radar berfrekuensi 440 Megahertz ke
planet Venus
 Penentuan JarakPenentuan Jarak
MatahariMatahari
DND-2005
Dari pengamatan diketahui bahwa periode orbit Bumi
adalah,
PB = 365,25 hari
Periode orbit Venus adalah,
PV = 224,7 hari
Dari hukum Kepler ke-3 (a3
∝ P2
)
aV/aB = (PV/PB)2/3
= f
Dari data di atas :
f= (224,7/365,25)2/3
= 0,72
DND-2005
waktu yang ditempuh
oleh gelombang radar
Bumi-Venus-Bumi
aV
2
= aB
2
+ d2
- 2aB
2
d cos θ
dapat diamati
ditentukan dengan
radar
d = t c
kec. Cahaya
Jarak Bumi-Matahri : aB = 1,496 x 1013
cm = 1 AU
Venus
Matahari
Bumi
d
aV
aB α
AU = Astronomical Unit (Satuan
Astronomi)
. . (3-1)
. . . (3-2)
DND-2005
Untuk menentukan massa Matahari, digunakan hukum
Kepler ke-3 (pers. 1-13) untuk sistem Bumi – Matahari.
Karena massa Bumi jauh lebih kecil daripada massa
Matahari, maka pers. (1-13) menjadi
a = 1 AU = 1,496 x 1013
cm (Jarak Matahari-Bumi )
G = 6,668 x 10-8
dyne cm2
/g2
P = 365,25 hari = 3,156 x 107
detik (Periode Bumi
mengelilingi Matahari )
Jadi :
 Penentuan MassaPenentuan Massa
MatahariMatahari
P2
4π 2
G M
=
a3
4π 2
a3
P2
G
M =
4π 2
M =
(1,495 x 1013
)3
(3,156 x 107
)2
6,668 x 10-8
= 1,989 x 1033
gr
DND-2005
Energi Matahari yang diterima bumi setiap detik pada
permukaan seluas 1 cm2
yaitu fluks Matahari yang
diterima di Bumi besarnya adalah,
 Diukur di luar atmosfer bumi. Jika diukur
dipermukaan Bumi, harus dikoreksi terhadap
penyerapan oleh atmosfer Bumi.
E = 1,37 x 106
erg cm-2
s-1
(Konstanta Matahari)
L
= 4 π d2
ELuminosita Matahari :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3-3)
 Penentuan LuminositasPenentuan Luminositas
MatahariMatahari
L = 4 π (1,496 x 1013
)2
(1,37 x 106
)
= 3,86 x 1033
erg s-1
L = 3,9 x 1023
kilowatt
DND-2005
Radius Matahari dapat ditentukan dengan mengukur
besar sudut bundaran Matahari yang dilihat di Bumi.
R
d α
Matahari
Pengamat
sin α = R/d
Karena sudut α kecil maka pers.
di atas dapat dituliskan
α = R/d (α dalam radian)
Dari pengukuran didapatkan α = 960” = 4,654 x 10-3
radian
Jadi : R = (4,654 x 10-3
)(1,496 x 1013
)
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3-4)= 6,96 x 1010
cm
 Penentuan Radius MatahariPenentuan Radius Matahari
DND-2005
L
= 4 π σ R
2
Tef
4
Luminosita Matahari :
atau :
Karena
dan R = 6,96 x 1010
cm
maka
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. (3-5)
 Penentuan Temperatur EfektifPenentuan Temperatur Efektif
MatahariMatahari
Tef =
4 π σ R
2
L
1/4
L = 3,86 x 1033
erg s-1
Tef =
4 π (5,67 x 10-5
)(6,96 x 1010
)2
3,86 x 1033
1/4
≈ 5785 K
DND-2005
Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa permukaan
seluas 1 cm2
di luar atmosfer bumi menerima energi yang
berasal dari matahari sebesar 1,37 x 106
erg/cm2
/s.
Apabila diketahui jarak Bumi-Matahari adalah 150 juta
kilometer, tentukanlah luminositas matahari.
Contoh :
Jawab :
E  = 1,37 x 106
erg /cm2
/s
d = 1,50 x 1013
cm
Konstanta Matahari
E =
L
4 π d2
L = 4 π d2
E
= 4 π (1,50 x 1013
)2
(1,37 x 106
)
= 3,87 x 1033
erg/s
DND-2005
Luminositas sebuah bintang 100 kali lebih terang daripada
matahari, tetapi temperaturnya hanya setengahnya dari
temperatur matahari. Berapakah radius bintang tersebut
dinyatakan dalam radius matahari ?
Contoh :
Jawab : L∗ = 4 π R∗
2
σΤef∗
4
Untuk bintang :
L = 4 π R
2
σΤef
4
Untuk Matahari :
L∗ = 100 L , Tef∗ = 0,5 Τef
L
=
L∗ Tef
Tef∗
1/2
R∗
R
2
100 L
1/2
=
0,5 Tef
Tef
2
L
= (100)1/2
0,5
1
= (10)(4) = 40
DND-2005
Jarak BintangJarak Bintang
Jarak bintang-bintang yang
dekat dapat ditentukan dengan
cara paralaks trigonometri
 Bintang
Matahari
p
d∗
d
Elips paralaktik
Bumi
d = Jarak Matahari-Bumi
= 1,50 x 1013
cm = 1 AU
(AU = Astronomical unit)
d∗ = Jarak Matahari - Bintang
p = Paralaks Bintang
tan p = d/ d∗
. . . . . . . . . (3-6)
DND-2005
Karena p sangat kecil, maka persamaan (3-6) dapat
dituliskan,
p = d/ d∗
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3-7)
p dalam radian
Apabila p dinyatakan dalam detik busur dan karena
1 radian = 206 265″ , maka
p = 206 265 d/d∗
. . . . . . . . . . . . . . . . . . (3-8)
Jika jarak dinyatakan dalan AU, maka d∗ = 1 AU
sehingga pers. (3-14) menjadi,
p = 206 265/d∗ . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . (3-9)
DND-2005
Selain AU, dalam astronomi digunakan juga satuan
jarak lainnya yaitu satuan parsec disingkat pc.
 Satu parsec (parallax second) didefi-
nisikan sebagai jarak sebuah bin-
tang yang paralaksnya satu detik
busur.
 Bintang
Matahari
p = 1″
d∗ = 1 pc
d =1 AU
 Dengan demikian, jika p = 1″ dan
d∗ = 1 pc, maka dari persamaan (3-
9) yaitu p = 206 265/d* diperoleh,
1 pc = 206 265 AU
= 3,086 x 1018
cm . . . . . (3-10)
DND-2005
Satuan lain yang sering digunakan dalam astronomi untuk
menyatakan jarak adalah tahun cahaya (ly = light year)
 Kecepatan cahaya per detik adalah 2,997925 x 1010
cm/s
 1 tahun = 365,25 hari = 365,25 x 24 jam x 60 menit x 60
detik = 3,16 x 107
detik
Jadi 1 ly = (3,16 x 107
)(2,997925 x 1010
)
= 9,46 x 1017
cm . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3-11)
Dari persamaan (iv) dan (v) diperoleh,
1 pc = 3,26 ly . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3-12)
DND-2005
Matahari
Animasi paralaks
Apabila paralak dinyatakan dalam detik busur dan
jarak dinyatakan dalam pc, maka pers (3-18)
menjadi,
p = 1/d∗ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3-13)
DND-2005
Bintang-bintang yang terdekat dengan matahari
yang sudah ditentukan paralaksnya
BintangBintang
ParalaParala
ks (ks (″″))
JarakJarak
(pc)(pc)
JaraJara
kk
(ly)(ly)
ProximaProxima
CentauriCentauri
0,760,76 1,311,31 4,274,27
Alpha CentauriAlpha Centauri 0,740,74 1,351,35 4,404,40
BarnardBarnard 0,550,55 1,811,81 5,905,90
Wolf 359Wolf 359 0,430,43 2,352,35 7,667,66
Lalande 21185Lalande 21185 0,400,40 2,522,52 8,228,22
SiriusSirius 0,380,38 2,652,65 8,648,64
DND-2005
Radius BintangRadius Bintang
 Garis tengah sudut bintang tidak bisa ditentukan
secara langsung dengan mengukur sudut
bentangnya seperti halnya Matahari. Karena sudut
bentang bintang terlalu kecil
 Salah satu cara untuk menentukan garis tengah
sudut bintang adalah dengan menggunakan
interferometer bintang.
 Interferometer bintang pertama kali digunakan
oleh Michelson pada tahun 1920
DND-2005
Prinsip interferometer Michelson
A BU V
O
M
N
Garis interferensi dari A
Garis interferensi dari B
D
δ = garis tengah sudut bintang
D = , , , . . . .
2δ
λ
2δ
λ
2δ
λ
Carilah interferometer bintang lainnya !!!
DND-2005
Jika δ‘ = garis tengah bintang, maka
δ = 0,41 δ’
Dengan mengatur jarak cermin A dan B dan menentukan
kapan pola gelap terang dari garis interferensi lenyap utk
pertama kali, maka garis tengah sudut dapat ditentukan
δ =
2D
λ
Sehingga 0,41δ’ =
2D
λ
atau δ’ = 1,22
2D
λ
. . . . . . . . . . . . .. . . . . . (3-14)
. . . . . . . . . .. . . . . . (3-15)
. . . . . . . . . .. . . . . . (3-16)
DND-2005
BintangBintang
DiameteDiamete
r Sudutr Sudut
JarakJarak
(pc)(pc)
DiameterDiameter
Linier (dlm 2Linier (dlm 2
RR ))
AntaresAntares 0,0400,040 150150 640640
AldebaraAldebara
nn
0,0200,020 2121 4545
BetelgeuBetelgeu
ss
0,0340,034 150150 500500
0,0420,042 750750
ArcturusArcturus 0,0200,020 1111 2323
Diameter sudut beberapa bintang yang diukur
dengan interferometer
DND-2005
DND-2005
 Terang suatu bintang dalam astronomi dinyatakan dalam
satuan magnitudo
 Hipparchus (abad ke-2 SM) membagi terang bintang
dalam 6 kelompok berdasarkan penampakannya dengan
mata telanjang,
 Bintang paling terang tergolong magnitudo ke-1
 Bintang yang lebih lemah tergolong magnitudo ke-2
 dst hingga bintang paling lemah yg masih bisa dilihat
dengan mata termasuk magnitudo ke-6
Makin terang sebuah bintang, makin kecil magnitudonya
magnitudo 1 2 3 4 5 6
DND-2005
Dalam tabel bawah ini terdapat data magnitudo dari
lima buah bintang. Tentukanlah bintang nomor
berapa saja yang bisa diamati dengan mata telanjang
di malam yang gelap ? Tentukan juga bintang mana
yang paling terang dan bintang mana yang paling
lemah, jelaskanlah.
No.No. MagnitudoMagnitudo
11 6,56,5
22 5,25,2
33 7,37,3
44 -2,5-2,5
55 2,72,7
Contoh :
DND-2005
 John Herschel mendapatkan bahwa kepekaan mata
dalam menilai terang bintang bersifat logaritmik
 Bintang yang magnitudonya satu ternyata 100 kali
lebih terang daripada bintang yang magnitudonya
enam
 Berdasarkan kenyataan ini, Pogson pada tahun 1856
mendefinisikan skala satuan magnitudo secara lebih
tegas
 Tinjau dua bintang :
m1 = magnitudo bintang ke-1
m2 = magnitudo bintang ke-2
E1 = fluks pancaran bintang ke-1
E2 = fluks pancaran bintang ke-2
DND-2005
Skala Pogson didefinisikan sebagai :
m1 – m2 = - 2,5 log (E1/E2) . . . . . . . . . . . .(4-1)
atau . . . . . . . . . . . . . . .(4-2)
Dengan skala Pogson ini dapat ditunjukkan bahwa
bintang bermagnitudo 1 adalah 100 kali lebih terang
daripada bintang bermagnitudo 6.
Jika m1 = 1 dan m2 = 6, maka
E1/E2 = 2,512
−(m1 − m2)
E1/E2 = 2,512 = 2,512 = 100
−(1 −
6)
5
E1 = 100 E2
DND-2005
Secara umum rumus Pogson dapat dituliskan :
m = -2,5 log E + tetapan . . . . . . . . . . . . . . . . . (4-3)
 Harga tetapan ditentukan dengan mendefinisikan suatu
titik nol.
 Pada awalnya sebagai standar magnitudo digunakan
bintang Polaris yang tampak di semua Observatorium
yang berada di belahan langit utara. Bintang Polaris
ini diberi magnitudo 2 dan magnitudo bintang lainnya
dinyatakan relatif terhadap magnitudo bintang polaris
merupakan besaran lain untuk menyatakan
fluks pancaran bintang yang diterima di
bumi per cm2
, per detik
DND-2005
 Cara terbaik untuk mengukur magnitudo adalah
dengan menggunakan bintang standar yang berada di
sekitar bintang yang di amati karena perbedaan
keadaan atmosfer Bumi tidak terlalu berpengaruh
dalam pengukuran.
 Pada saat ini telah banyak bintang standar yang bisa
digunakan untuk menentukan magnitudo sebuah
bintang, baik yang berada di langit belahan utara,
maupun di belahan selatan.
 Pada tahun 1911, Pickering mendapatkan bahwa
bintang Polaris, cahayanya berubah-ubah (bintang
variabel) dan Pickering mengusulkan sebagai standar
magnitudo digunkan kelompok bintang yang ada di
sekitar kutub utara (North Polar Sequence)
DND-2005
 Magnitudo yang kita bahas merupakan ukuran terang
bintang yang kita lihat atau terang semu (ada faktor
jarak dan penyerapan yang harus diperhitungkan)
magnitudo semu magnitudo
Faktor jarak :
m = -2,5 log E + tetapan
magnitudo semu
kuat cahaya sebenarnya
. . . . . . . . . . . . . (4-4)E =
L
4 π d2
DND-2005
 Untuk menyatakan luminositas atau kuat sebenarnya
sebuah bintang, kita definisikan besaran magnitudo
mutlak, yaitu magnitudo bintang yang diandaikan
diamati dari jarak 10 pc.
M = -2,5 log E’ + tetapan
magnitudo mutlak
. . . . . . . . . . . . . (4-5)
 Skala Pogson untuk magnitudo mutlak ini adalah,
. . . . . . . . . . . . (4-6)E’ =
L
4 π 102
M = -2,5 log + tetapanL
4 π 102
. . . . . . . (4-7)
Jadi
DND-2005
m = -2,5 log E + tetapanDari pers. (4-3) :
M = -2,5 log E’ + tetapanDari pers. (4-6) :
m – M = -2,5 log E/E’ . . . . . . . . (4-8)
Subtitusikan pers. (4-4) :
dan pers. (4-6) :
ke pers (4-7) diperoleh,
m – M = -5 + 5 log d . . . . . . . . . . . . . . . (4-9)
modulus jarak
d dalam pc
E =
L
4 π d2
E’ =
L
4 π 102
DND-2005
Contoh :
Magnitudo mutlak sebuah bintang adalah M = 5 dan
magnitudo semunya adalah m = 10. Jika absorpsi oleh
materi antar bintang diabaikan, berapakah jarak
bintang tersebut ?
Jawab :
m = 10 dan M = 5, dari rumus Pogson
m – M = -5 + 5 log d
diperoleh, 10 – 5 = -5 + 5 log d
5 log d = 10
log d = 2 d = 100 pc
DND-2005
Dari rumus Pogson dapat kita tentukan perbedaan
magnitudo mutlak dua bintang yang luminositasnya
masing-msing L1 dan L2, yaitu,
Dari rumus pers (4-7) M = -2,5 log + tetapanL
4 π 102
Untuk bintang ke-1 : M1 = -2,5 log + tetapanL1
4 π 102
M2 = -2,5 log + tetapanL2
4 π 102
Untuk bintang ke-2 :
M1 - M2 = -2,5 log L2
L2
. . . . . . . . . (4-10)Jadi :
DND-2005
Sebelum perkembangan fotografi, magnitudo bintang
ditentukan dengan mata.
 Kepekaan mata untuk daerah panjang gelombang
yang berbeda tidak sama
 Mata terutama peka untuk cahaya kuning hijau di
daerah λ = 5 500 Å, karena itu magnitudo yang
diukur pada daerah ini disebut magnitudo visual atau
mvisDengan berkembangnya fotografi, magnitudo bintang
selanjutnya ditentukan secara fotografi.
 Pada awal fotografi, emulsi fotografi mempunyai
kepekaan di daerah biru-ungu pada panjang
gelombang sekitar 4 500 Å.
 Magnitudo yang diukur pada daerah ini disebut
magnitudo fotografi atau mfot
DND-2005
Perbandingan hasil pengukuran magnitudo visual dangan
magnitudo fotografi untuk bintang Rigel dan Betelgeuse
 Rigel (berwarna biru)
 Temperatur permukaannya tinggi
 Diamati secara fotografi akan tampak lebih terang
daripada diamati secara visual (mvis besar dan mfot
kecil).
 Akan memancarkan lebih banyak cahaya biru
daripada cahaya kuning.
DND-2005
 Betelgeuse (berwarna merah)
 Temperatur permukaannya rendah
 Diamati secara visual akan tampak lebih terang
daripada diamati secara fotografi (mvis kecil dan
mfot besar).
 Akan memancarkan lebih banyak cahaya kuning
daripada cahaya biru
Jadi untuk suatu bintang, mvis berbeda dari mfot. Selisih
kedua magnitudi tersebut, yaitu magnitudo fotografi
dikurang magnitudo visual disebut indeks warna (Color
Index – CI).
 Makin panas atau makin biru suatu bintang, semakin
kecil indeks warnanya.
DND-2005
mfot − mvis = indeks warna
mfot mvis
mag
mvis besar, mfot kecil
Distribusi energi bintang Rigel
 CI kecil
DND-2005
Distribusi energi bintang Betelgeus
mvis kecil, mfot besar
mfot − mvis = indeks warna
mfot mvis
mag
 CI besar
DND-2005
Dengan berkembangnya fotografi, selanjutnya dapat
dibuat pelat foto yang peka terhadap daerah panjang
gelombang lainnya, seperti kuning, merah bahkan
inframerah.
Pada tahun 1951, H.L. Johnson dan W.W. Morgan
mengajukan sistem magnitudo yang disebut sistem UBV,
yaitu
U = magnitudo semu dalam daerah ultraungu (λef = 3500 Å)
B = magnitudo semu dalam daerah biru (λef = 4350 Å)
V = magnitudo semu dalam daerah visual (λef = 5550 Å)
Dalam sistem UBV ini, indeks warna adalah U-B dan B-V
 Untuk bintang panas B-V kecil.
DND-2005
Dewasa ini pengamatan fotometri tidak lagi
menggunakan pelat film, tetapi dilakukan dengan
kamera CCD, sehingga untuk menentukan
bermacam-macam sistem magnitudo nergantung
pada filter yang digunakan.
!
DND-2005
Tiga bintang diamati magnitudo dalam panjang gelombang visual (V)
dan biru (B) seperti yang diperlihatkan dalam tabel di bawah.
a. Tentukan bintang nomor berapakah yang paling terang ?
Jelaskanlah alasannya
b. Bintang yang anda pilih sebagai bintang yang paling terang itu
dalam kenyataannya apakah benar-benar merupakan bintang yang
paling terang ? Jelaskanlah jawaban anda.
c. Tentukanlah bintang mana yang paling panas dan mana yang
paling dingin. Jelaskanlah alasannya.
No.No. BB VV
11 8,528,52 8,828,82
22 7,457,45 7,257,25
33 7,457,45 6,356,35
Contoh :
DND-2005
Jawab :
a. Bintang paling terang adalah bintang yang magnitudo
visualnya paling kecil. Dari tabel tampak bahwa bintang
yang magnitudo visualnya paling kecil adalah bintang no.
3, jadi bintang yang paling terang adalah bintang no. 3
b. Belum tentu karena terang suatu bintang bergantung pada
jaraknya ke pengamat seperti tampak pada rumus
E =
L
4 π d 2
dimana E adalah terang bintang, L luminositas bintang
dan d adalah jarak bintang ke pengamat. Oleh karena itu
bintang yang sangat terang bisa tampak sangat lemah
cahayanya karena jaraknya yang jauh.
V = -2,5 log E + tetapan, dan
DND-2005
c. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini kita tentukan
dahulu indeks warna ketiga bintang tersebut, karena
makin panas atau makin biru sebuah bintang maka
semakin kecil indeks warnanya.
No. BtgNo. Btg BB VV B-VB-V
11 8,528,52 8,828,82 -0,30-0,30
22 7,457,45 7,257,25 0,200,20
33 7,457,45 6,356,35 1,101,10
Dari tabel di atas tampak bahwa bintang yang mempunyai
indeks warna terkecil adalah bintang no. 1. Jadi bintang
terpanas adalah bintang no. 1.
DND-2005
DND-2005
Bintang tidak diam, tapi bergerak di ruang angkasa.
Pergerakan bintang ini sangat sukar diikuti karena
jaraknya yang sangat jauh, sehingga kita melihat
bintang seolah-olah tetap diam pada tempatnya sejak
dulu hingga sekarang
Laju perubahan sudut letak suatu bintang disebut gerak
sejati (proper motion). Gerak sejati bisanya diberi simbol
dengan µdan dinyatakan dalam detik busur pertahun.
Bintang yang gerak sejatinya terbesar adalah bintang
Barnard dengan µ= 10″,25 per tahun (dalam waktu 180
tahun bintang ini hanya bergeser selebar bulan
purnama)
DND-2005


Pengamat
Vr
V
Vt
µ
d
Hubungan antara kecepatan tangensial (Vt ) dan
gerak sejati :
Vt = µd
d = jarak bintang. Apabila µ dinyatakan dalam
detik busur per tahun, d dalam parsec dan Vt
dalam km/s, maka
. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . (5-1)
DND-2005
Vt = 4,74 µd
Vt = 4,74 µ/p
p paralaks bintang dalam detik busur.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . (5-2)
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . (5-3)
Selain gerak sejati, informasi tentang gerak bintang
diperoleh dari pengukuran kecepatan radial, yaitu
komponen kecepatan bintang yang searah dengan garis
pandang
DND-2005
∆λ
. . . . . . . . . . . . . . . . . (5-4)
Kecepatan radial bintang dapat diukur dari efek
Dopplernya pada garis spektrum dengan menggunakan
rumus :
∆ λ = λdiamati − λdiam
λdiam
λdiamati
λ = λdiam , Vr = kecepatan radial, c = kecepatan cahaya
∆λ
λ
Vr
c
=
DND-2005

Vr berharga positip. garis
spektrum bergeser ke arah
panjang gelombang yang
lebih panjang
Vr berharga negatif. garis
spektrum bergeser ke arah
panjang gelombang yang
lebih pendek
pergeseran biru
pergeseran merah
Karena Vt dapat ditentukan dari pers (iii) dan Vr dapat
ditentukan dari pers (iv), maka kecepatan linier bintang
dapat ditentukan dengan menggunakan rumus :
V2
= Vt
2
+ Vr
2
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . (5-5)
DND-2005
Contoh :
Garis spektrum suatu elemen yang panjang gelombang
normalnya adalah 5000 Å diamati pada spektrum bintang
berada pada panjang gelombang 5001 Å. Seberapa
besarkah kecepatan pergerakan bintang tersebut ?
Apakah bintang tersebut mendekati atau menjauhi Bumi ?
Jawab : λdiam = 5000 Å dan λdiamati = 5001 Å
∆ λ = λdiamati − λdiam = 5001 – 5000 = 1 Å
Karena kecepatannya positif maka bintang
menjauhi pengamat
∆λ
λ
Vr
c
=
∆λ
λ
Vr = c = (3 x 105
)
1
5000
= 60 km/s
DND-2005
Animasi kecepatan radial untuk sistem bintang ganda
DND-2005
Spektroskopi BintangSpektroskopi BintangSpektroskopi BintangSpektroskopi Bintang
DND-2005
Pembentukan SpektrumPembentukan Spektrum
Apabila seberkas cahaya putih dilalukan ke dalam prisma,
maka cahaya tersebut akan terurai dalam beberapa warna
(panjang gelombang)
R
O
Y
G
B
V
6 000 Å
5 000 Å
4 000 Å
Prisma
Spektrum
Cahaya putih
Spektrum kontinu
DND-2005
6 000 Å
5 000 Å
4 000 Å
R
O
Y
G
B
V
Spektrum
Selain dengan prisma, spektrum cahaya juga dapat
diuraikan oleh kisi-kisi
Spektrum kontinu
digunakan dalam spektrograf
Kisi-kisi
Cahaya datang
DND-2005
5000 K6000 K
garis absorpsi
garis emisi
Pembentukan garis absorpsi danPembentukan garis absorpsi dan
emisiemisi
Sumber
Cahaya
Gas Prisma
DND-2005
Hukum Kirchoff (1859)Hukum Kirchoff (1859)
1. Bila suatu benda cair atau gas bertekanan tinggi
dipijarkan, benda tadi akan memancarkan energi
dengan spektrum pada semua panjang gelombang
2. Gas bertekanan rendah bila dipijarkan akan
memancarkan energi hanya pada warna, atau
panjang gelombang tertentu saja. Spektrum yang
diperoleh berupa garis-garis terang yang disebut
garis pancaran atau garis emisi. Letak setiap garis
atau panjang gelombang garis tersebut merupakan
ciri gas yang memancarkannya.
DND-2005
3. Bila seberkas cahaya putih dengan spektrum
kontinu dilewatkan melalui gas yang dingin dan
renggang (bertekanan rendah), gas tersebut tersebut
akan menyerap cahaya tersebut pada warna atau
panjang gelombang tertentu. Akibatnya akan
diperoleh spektrum kontinu yang berasal dari
cahaya putih yang dilewatkan diselang-seling garis
gelap yang disebut garis serapan atau garis absorpsi.
DND-2005
Deret BalmerDeret Balmer
Apabila seberkas gas hidrogen dipijarkan akan meman-
carkan sekumpulan garis terang atau garis emisi dengan
jarak antar satu dan lainnya yang memperlihatkan suatu
keteraturan tertentu. Menurut Balmer (ahli fisika dari
Swiss), panjang gelombang garis emisi tersebut mengiku-
ti hukum
λ = panjang gelombang
R = suatu tetapan
n = bilangan bulat 3, 4, 5, . . . .
. . . . . . . . . . (6-1)1 1
λ 22
1
n2
= R
DND-2005
Untuk :
deret Balmer pertama : Hα pada λ = 6563 Ån = 3
deret Balmer kedua : Hβ pada λ = 4861 Ån = 4
deret Balmer ketiga : Hγ pada λ = 4340 Ån = 5
deret Balmer keempat : Hδ pada λ = 4101 Ån = 6
.
.
.
n = ∞ limit deret Balmer pada λ = 3650 Å
4 000 5 000 6 000
λ (Å)
HαHβHγHδ
DND-2005
Setelah ditemukan deret Balmer ditemukan deret hidrogen
lainnya, dan persamaan deret Balmer masih tetap berlaku
dengan mengubah 22
menjadi m2
dimana m adalah bilangan
bulat mulai dari 1, 2, 3, . . . .
ditemukan deret deret Lyman dengan n = 2, 3, …m = 1
ditemukan deret deret Balmer dengan n = 3, 4, …m = 2
ditemukan deret deret Paschen dengan n = 4, 5, …m = 3
ditemukan deret deret Brackett dengan n = 5, 6, …m = 4
. . . . . . . . . . . (6-2)1 1
λ m2
1
n2
= R
Konstanta Rydberg
Apabila λ dinyatakan dalam cm
maka R = 109 678
DND-2005
DND-2005
Teori Atom Hidrogen BohrTeori Atom Hidrogen Bohr
 Atom hidrogen terdiri dari inti yang bermuatan
positif (proton) yang dikelilingi oleh sebuah elektron
+
proton
elektron -
-
-
-
tingkat energi
Massa proton (M) >> massa elektron (me)
orbit dapat dianggap lingkaran
v = kecepatan elektron
r = jarak elektron-proton
E = energi yang dipancarkan elektron
Misalkan :
-
-
r
v
elektron berada dalam orbitnya dlm pengaruh
gaya sentral yg disebabkan gaya elektrostatik
DND-2005
Energi elektron terdiri dari :
Energi kinetik (EK) dan energi potensial (EP)
Energi total elektron adalah,
E = EK + EP
Menurut Coulomb, gaya elektrostatik antara proton
dan elektron adalah,
muatan elektron
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6-3)
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6-4)
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6-5)
e2
r2
F =
1
2
EK = me v2
DND-2005
Supaya elektron tetap stabil dalam orbitnya, gaya
elektrostatik ini harus diimbangi oleh gaya centrifugal
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6-6)
Dari pers (6-5) dan (6-6) diperoleh,
Dengan mensubtitusikan pers. (6-7) ke pers. (6-4) maka
energi kinetik dapat dituliskan menjadi,
. . . . . . . . . . . . . . (6-7)
. . . . . . . . . . . . . . . . . . (6-8)
Mev2
r
F =
mev2
r
e2
r2
=
e
v =
mer
EK =
1
2
me v2
=
1
2
e2
r
DND-2005
Energi potensial elektron dalam orbitnya adalah,
EP =
e2
r2
∞
r
dr =
e2
r
berarti tarik menarik
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6-9)
Dari pers. (6-3), (6-8) dan (6-9) diperoleh,
E = =
1
2
e2
2
r
e2
2
r
e2
2
2r
. . . . . . . . . . . . . . .. . . (6-10)
Momentum sudut elektron pada orbitnya dinyatakan
oleh,
H = me v r = e(mer)1/2 . . . . . . . . . . . . . . . . . (6-11)
DND-2005
Menurut Bohr, elektron hanya dapat bergerak mengelilingi
proton pada orbit tertentu dan jarak orbit tersebut (r)
memungkinkan momentum sudut elektron di sekitar inti
mempunyai harga yang diberikan oleh kelipatan
h
2π
konstanta Planck
konsep ini disebut momentum sudut yang
terkuantisasi elektron terkuantisasi
Jadi menurut Bohr, momentum sudut elektron dapat
dinyatakan oleh,
nh
2π
H = . … . . . . . . . . . . . . . . . (6-12)
n = 1, 2, 3, . . . . = tingkat energi
DND-2005
Dari pers. (ix) dan (x) selanjutnya dapat diperoleh,
nh
2π
= e(me r)1/2
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6-13)
Karena itu radius orbit Bohr dapat dinyatakan oleh,
n2
h2
4π2
e2
me
r = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6-14)
e = 4,803 x 10-10
statcoulomb (satuan elektrostatik)
me = 9,1096 x 10-26
gr
h = 6,626 x 10-27
erg s
Jika harga-harga ini dimasukan ke pers. (xii), dan kita
ambil n = 1 maka akan diperoleh,
r = 5,3 x 10-8
mm = 0,53 Å
DND-2005
Apabila harga r dalam pers. (xii) disubtitusikan le pers.
( viii), maka akan diperoleh energi orbit Bohr yaitu,
n2
h2
2π2
e4
me
En = =
n2
13,6
eV . . . . . . . . . . . . . . . (6-15)
Untuk atom yang berada pada tingkat dasar (ground
state) n = 1
E = - 13,6 eV . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6-16)
melepaskan elektron
DND-2005
1234
4
3
2
n = 1
Diagram tingkat energi atom
Energi
absorpsi
emisi
Skema yang merepresentasikan
tingkat energi orbit
Tingkat energiTingkat energi
AtomAtom
proton
hν
hν
DND-2005
Apabila elektron berpindah dari tingkat n ke tingkat m
(m lebih tinggi daripada n), maka elektron akan
kehilangan energi. Energi ini akan dipancarkan sebagai
foton atau butiran cahaya dengan energi sebesar hν (h
adalah konstanta Planck dan νadalah frekuensi foton)
1
hν = Em – En =
13,6
m2
13,6
n2
m2= 13,6
1
n2
Oleh karena ν = c/λ(c = 2,9979 x 1010
cm/s = kecepatan
cahaya), λ= panjang gelombang , maka
1h c
λ m2= 13,6
1
n2
. (6-17)
. . . . . . . . . . . (6-18)
DND-2005
11
λ m2
=
1
n2
13,6
h c
=
1
m2
1
n2109 678
Apabila kita masukan harga c dan h maka akan diperoleh,
Konstanta Rydberg (R),
apabila λ dinyatakan
dalam cmPersamaan ini sama dengan
yang ditemukan oleh Balmer
secara empiris
. . (6-19)
DND-2005
DND-2005
Fotosfer merupakan sumber
spektrum kontinum
Atmosfer bintang temp.
lebih dingin sehingga
menyerap foton
DND-2005
Bintang
Atmosfer
A
B
Garis Absorpsi
Garis Emisi
Garis Emisi
Spektrum Kontinu
DND-2005
Spektrum BintangSpektrum Bintang
 Pola spektrum bintang umumnya berbeda-beda, pada
tahun 1863 seorang astronom bernama Angelo Secchi
mengelompokan spektrum bintang dalam 4 golongan
berdasarkan kemiripan susunan garis spektrumnya.
 Miss A. Maury dari Harvard Observatory menemukan
bahwa klasifikasi Secchi dapat diurutkan secara
kesinambungan hingga spektrum suatu bintang dengan
bintang urutan sebelumnya tidak berbeda banyak.
 Klasifikasi yang dibuat oleh Miss Maury selanjutnya
diperbaiki kembali oleh Miss Annie J. Cannon. Hingga
sekarang klasifikasi Miss Cannon ini digunakan
DND-2005
KlasifikasiKlasifikasi
SecchiSecchi
Tipe1, Tipe II, Tipe III, TipeTipe1, Tipe II, Tipe III, Tipe
IV, Tipe VIV, Tipe V
KlasifikasiKlasifikasi
Miss A. MauryMiss A. Maury
Kelas A, B, C, D, E, F, G,Kelas A, B, C, D, E, F, G,
H, I, J, K, L, M, N, O, PH, I, J, K, L, M, N, O, P
dan Qdan Q
KlasifikasiKlasifikasi
Miss. Annie J.Miss. Annie J.
CannonCannon
Kelas O, B, A, F, G, K, MKelas O, B, A, F, G, K, M
Perjalanan Klasifikasi Spektrum Bintang
Oh, Be, A, Fine, Girl, Kiss, Me
DND-2005
HαHβHγHδHζHη Hε
He II
He I
Kls. SpekKls. Spek :: OO
WarnaWarna :: BiruBiru
TemperatTemperat
urur
:: > 30 000 K> 30 000 K
Ciri UtamaCiri Utama
::
Garis absorpsi yang tampak sangatGaris absorpsi yang tampak sangat
sedikit. Garis helium terionisasi, garissedikit. Garis helium terionisasi, garis
nitrogen terionisasi dua kali, garis silikonnitrogen terionisasi dua kali, garis silikon
terionisasi tiga kali dan garis atom lainterionisasi tiga kali dan garis atom lain
yang terionisasi beberapa kali tampak,yang terionisasi beberapa kali tampak,
tapi lemah. Garis hidrogen juga tampak,tapi lemah. Garis hidrogen juga tampak,
tapi lemah.tapi lemah.
ContohContoh
::
Bintang 10 LacertaBintang 10 Lacerta
Klasifikasi Spektrum Bintang
DND-2005
Hα
Hβ
Hγ
Hδ
Hε
Hζ
Hη
HeII
HeII
(Å)
Spektrum Bintang Kelas O
0
100
200
300
400
500
600
3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500
Panjang Gelombang
Intensitas
DND-2005
Kls. SpekKls. Spek :: BB
WarnaWarna :: BiruBiru
TemperatTemperat
urur
:: 11 000 – 30 000 K11 000 – 30 000 K
Ciri UtamaCiri Utama
::
Garis helium netral, garis silikonGaris helium netral, garis silikon
terionisasi satu dan dua kali serta garisterionisasi satu dan dua kali serta garis
oksigen terionisasi terlihat. Garisoksigen terionisasi terlihat. Garis
hidrogen lebih jelas daripada kelas Ohidrogen lebih jelas daripada kelas O
ContohContoh
::
Bintang Rigel dan SpicaBintang Rigel dan Spica
HαHβHγHδHζHη Hε
He I He I
He II
Hθ
DND-2005
Spektrum Bintang Kelas B
0
50
100
150
200
250
300
350
400
3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500
Panjang Gelombang
Intensitas
Hα
Hβ
Hγ
Hδ
Hε
Hζ
Hη
(Å)
Hθ
HeI (4471)
HeI (4744)
HeI (4026)
DND-2005
Kls. SpekKls. Spek :: AA
WarnaWarna :: BiruBiru
TemperatTemperat
urur
:: 7 500 – 11 000 K7 500 – 11 000 K
Ciri UtamaCiri Utama
::
Garis hidrogen tampak sangat kuat.Garis hidrogen tampak sangat kuat.
Garis magnesium silikon, besi, titaniumGaris magnesium silikon, besi, titanium
dan kalsium terionisasi satu kali mulaidan kalsium terionisasi satu kali mulai
tampak. Garis logam netral tampaktampak. Garis logam netral tampak
lemah.lemah.
ContohContoh
::
Bintang Sirius dan VegaBintang Sirius dan Vega
HαHβHγHδHζHη HεHθ
DND-2005
Spektrum Bintang Kelas A
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500
Panjang Gelombang
Intensitas
Hα
Hβ
Hγ
Hδ
Hε
Hζ
Hη
(Å)
Hθ
DND-2005
Kls. SpekKls. Spek :: FF
WarnaWarna :: Biru keputih-putihanBiru keputih-putihan
TemperatTemperat
urur
:: 6 000 – 11 000 K6 000 – 11 000 K
Ciri UtamaCiri Utama
::
Garis hidrogen tampak lebih lemahGaris hidrogen tampak lebih lemah
daripada kelas A, tapi masih jelas.daripada kelas A, tapi masih jelas.
Garis-grais kalsium, besi dan chromiumGaris-grais kalsium, besi dan chromium
terionisasi satu kali dan juga garis besiterionisasi satu kali dan juga garis besi
dan chromium netral serta garis logamdan chromium netral serta garis logam
lainnya mulai terlihat.lainnya mulai terlihat.
ContohContoh
::
Bintang Canopus dan ProyconBintang Canopus dan Proycon HαHβHγHδHζHη HεHθ
K Lines G Band
H Lines
K line = Ca II
(λ 3934)H line = Ca II
(λ 3968)G Band = Molekul CH (λ 4323)
DND-2005
Spektrum Bintang Kelas F
0
20
40
60
80
100
120
140
3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500
Panjang Gelombang
Intensitas
HαHβHγHδHε
Hζ
(Å)
G bandK+H Lines
DND-2005
Kls. SpekKls. Spek :: GG
WarnaWarna :: Putih kekuning-Putih kekuning-
kuningankuningan
TemperatTemperat
urur
:: 5 000 – 6000 K5 000 – 6000 K
Ciri UtamaCiri Utama
::
Garis hidrogen lebih lemah daripadaGaris hidrogen lebih lemah daripada
kelas F. Garis calsium terionisasikelas F. Garis calsium terionisasi
terlihat. GAris-garis logam terionisasiterlihat. GAris-garis logam terionisasi
dan logam netral tampak. Pita molekuldan logam netral tampak. Pita molekul
CH (G-Band) tampak sangat kutaCH (G-Band) tampak sangat kuta
ContohContoh
::
Matahari dan Bintang CapellaMatahari dan Bintang Capella HαHβHγHδHζ
K Lines G Band
H Lines
Mg I Mg I
DND-2005
Spektrum Bintang Kelas G
0
20
40
60
80
100
120
140
3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500
Panjang Gelombang
Intensitas
HαHβHγHδ
Hε
(Å)
G band
K+H Lines
Mg IMg I
DND-2005
Kls. SpekKls. Spek :: KK
WarnaWarna :: Jingga kemerah-Jingga kemerah-
merahanmerahan
TemperatTemperat
urur
:: 3 500 – 5000 K3 500 – 5000 K
Ciri UtamaCiri Utama
::
Garis logam netral tampak mendominasi.Garis logam netral tampak mendominasi.
Garis hidrogen lemah sekali. PitaGaris hidrogen lemah sekali. Pita
molekul TiO mulai tampakmolekul TiO mulai tampak
ContohContoh
::
Bintang Acturus dan AldebaranBintang Acturus dan Aldebaran
Hα
(sudah tidak tampak)
K Lines G Band
Hβ
(tidak tampak)
H Lines
Ca I (4227)
Mg I Mg I
DND-2005
Spektrum Bintang Kelas K
0
20
40
60
80
100
120
3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500
Panjang Gelombang
Intensitas
HαHβHγHδ
(Å)
G band
H Lines
Ti O
Fe I
Mg I Mg I
K Lines
Ca I
DND-2005
Kls. SpekKls. Spek :: MM
WarnaWarna :: MerahMerah
TemperatTemperat
urur
:: 2 500 – 3 000 K2 500 – 3 000 K
Ciri UtamaCiri Utama
::
Pita molekul Tio ( titanium oksida)Pita molekul Tio ( titanium oksida)
terlihat sangat mendominasi, garis logamterlihat sangat mendominasi, garis logam
netral juga tampak dengan jelas.netral juga tampak dengan jelas.
ContohContoh
::
Bintang Betelgeues dan AntaresBintang Betelgeues dan Antares
Hα
Τidak tampak
Ca I (4227)
K Lines
G Band
H Lines
Ti O Ti O Ti O Ti OMg I
DND-2005
Spektrum Bintang Kelas M
0
50
100
150
200
250
300
3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500
Panjang Gelombang
Intensitas
(Å)
Ti O
Ti O
Ti O
Ti O
Mg I
Ca I
DND-2005
OO 50 00050 000
oo
KK
BB 20 00020 000
oo
KK
AA 10 00010 000
oo
KK
FF 7 5007 500 oo
KK
GG 6 0006 000 oo
KK
KK 4 0004 000 oo
KK
MM 3 5003 500 oo
KK
Urutan Kelas Spektrum BintangUrutan Kelas Spektrum Bintang
DND-2005
SubkelasSubkelas
Klasifikasi spektrum bintang O, B, A, F, G, K, M
masih dibagi lagi dalam subkelas, yaitu
B0, B1, B2, B3, . . . . . . . . ., B9
A0, A1, A2, A3, . . . . . . . . ., A9
F0, F1, F2, F3, . . . . . . . . . ., F9
.
.
.
dst
DND-2005
Spektrum Bintang Subkelas VSpektrum Bintang Subkelas V
O5 V
B0 V
B5 V
A1 V
A5 V
F0 V
F5 V
G0 V
G4 V
K0 V
K5 V
M0 V
M5 V
HαHβHγHδHεHζ
DND-2005
3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500
HαHβHγHδHζHη
O5
O7-B0
B3-4
B6
A1-3
A5-7
A8
A9-F5
F6-7
F8-9
G1-2
G6-8
G9-K0
Hε
IntensitasRelatif
Spektrum Bintang Deret Utama KelasSpektrum Bintang Deret Utama Kelas
O-KO-K
Panjang Gelombang (Å)
DND-2005
Spektrum Bintang Deret Utama Kelas K-MSpektrum Bintang Deret Utama Kelas K-M
K4
Hα sudah tidak tampak
3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500
Panjang Gelombang
IntensitasRelatif
K5
M2
M4
Ti O
(Å)
DND-2005
Hγ
Hδ
Hε
Hζ
Hα
He II
Hβ
Profil P-Cygi (Inverse)
Spektrum Bintang Dengan GarisSpektrum Bintang Dengan Garis
EmisiEmisi
DND-2005
M-K KelasM-K Kelas
 Bintang dalam kelas spektrum tertentu ternyata
dapat mempunyai luminositas yang berbeda. Pada
tahun 1913 Adam dan Kohlscutter di Observatorium
Mount Wilson menunjukkan ketebalan beberapa
garis spektrum dapat digunakan untuk menentukan
luminositas bintang
 Berdasarkan kenyataan ini pada tahun 1943 Morgan
dan Keenan dari Observatorium Yerkes membagi
bintang dalam kelas luminositas yaitu
DND-2005
Kelas IaKelas Ia Maharaksasa yang sangatMaharaksasa yang sangat
terangterang
Kelas IbKelas Ib Maharaksasa yang kurangMaharaksasa yang kurang
terangterang
Kelas IIKelas II Raksasa yang terangRaksasa yang terang
Kelas IIIKelas III RaksasaRaksasa
Kelas IVKelas IV SubraksasaSubraksasa
Kelas VKelas V Deret utamaDeret utama
Kelas Luminositas Bintang dari Morgan-Keenan (MK)
digambarkan dalam diagram Hertzprung-Russell
(diagram H-R)
Kelas Luminositas Bintang (Kelas MK)
DND-2005
Kelas Luminositas Dalam Diagram HR
DND-2005
Diagram HRDiagram HR
DND-2005
G2 V : Bintang deret utama kelas spektrum G2
Klasifikasi spektrum bintang sekarang ini merupakan
penggabungan dari kelas spektrum dan kelas luminositas.
G2 Ia : Bintang maharaksasa yang sangat terang kelas
spektrum G2
B5 III : Bintang raksasa kelas spektrum B5
B5 IV : Bintang subraksasa kelas spektrum B5
Contoh :
Sistem Magnitudo
DND-2005
Pada tahun 1951, H.L. Johnson dan W.W. Morgan
menajukan sistem magnitudo yang disebut sistem UBV,
yaitu
U = magnitudo semu dalam daerah ultraungu (λef = 3500 Å)
B = magnitudo semu dalam daerah biru (λef = 4350 Å)
V = magnitudo semu dalam daerah visual (λef = 5550 Å)
Dalam sistem UBV ini, indeks warna adalah U-B dan B-V
Makin kecil harga B-V, bintang semakin panas.
DND-2005
MagnitudoMagnitudo WarnaWarna λλ EfektifEfektif
(Å)(Å)
Lebar PitaLebar Pita
((Å)Å)
Sistem UGRSistem UGR
dari Beckerdari Becker
UU UltravioletUltraviolet 3 6903 690
500 – 700500 – 700GG HijauHijau 4 6804 680
RR MerahMerah 63806380
Sistem UBVSistem UBV
dari Johnsondari Johnson
dan Morgandan Morgan
UU UltravioletUltraviolet 3 5003 500
800 – 1000800 – 1000BB BiruBiru 4 3504 350
VV KuningKuning 5 5505 550
SistemSistem
StromgrenStromgren
(Sistem ubvy)(Sistem ubvy)
uu UltravioletUltraviolet 3 5003 500
∼∼ 200200
vv VioletViolet 4 1004 100
bb BiruBiru 4 6704 670
yy HijauHijau 5 4705 470
Berbagai Sistem Magnitudo
DND-2005
MagnitudoMagnitudo WarnaWarna λλ EfektifEfektif
(Å)(Å)
Lebar PitaLebar Pita
((Å)Å)
SistemSistem
Stebbins danStebbins dan
WithfordWithford
UU UltravioletUltraviolet 3 5503 550
600 - 1500600 - 1500
VV VioletViolet 4 2004 200
BB BiruBiru 4 9004 900
GG HijauHijau 5 7005 700
RR MerahMerah 7 2007 200
II inframerahinframerah 10 30010 300
Berbagai Sistem Magnitudo
DND-2005
Magnitudo BolometrikMagnitudo Bolometrik
Magnitudo bintang yang diukur dalam seluruh panjang
gelombang
Untuk magnitudo semu bolometrik ini, rumus Pogson
dituliskan sebagai,
Magnitudo semu bolometrik = mbol
Magnitudo mutlak bolometrik = Mbol
mbol = -2,5 log Ebol + Cbol
tetapan
Fluks bolometrik E =
L
4 π d2
. . . . . . . . . . . . . . (7-1)
DND-2005
Magnitudo mutlak bolometrik mempunyai arti penting
karena kita dapat memperoleh informasi mengenai energi
total yang dipancarkan suatu bintang per detik
(luminositas) yaitu dari rumus,
Mbol – Mbol = -2,5 log L/L
Mbol : magnitudo mutlak bolometrik bintang
L : Luminositas bintang
Mbol : magnitudo mutlak bolometrik Matahari
L : Luminositas Matahari = 3,83 x 1033
erg/det
. . . . . . . . . . . (7-2)
DND-2005
 Magnitudo bolometrik sukar ditentukan karena
beberapa panjang gelombang tak dapat menembus
atmosfer Bumi.
 Bintang yang panas sebagian besar energinya
dipancarkan pada panjang gelombang ultraviolet,
sedangkan bintang yang dingin, sebagian besar
energinya dipancarkan pada panjang gelombang
inframerah. Keduannya tidak dapat menembus
atmosfer Bumi.
 Magnitudo bolometrik bintang-bintang panas dan
dingin ini ditentukan secara teori, atau penentuannya
dilakukan di luar atmosfer Bumi.
DND-2005
 Cara lain adalah cara tidak langsung, yaitu dengan
memberikan koreksi pada magnitudo visualnya.
Caranya adalah sebagai berikut:
Magnitudo visual adalah, V = -2,5 log EV + CV
Magnitudo bolometrik adalah, mbol = -2,5 log Ebol + Cbol
Dari dua persamaan ini diperoleh,
V - mbol = -2,5 log EV / Ebol + C
Atau V – mbol = BC
BC disebut koreksi bolometrik (bolometric correction)
yang harganya bergantung pada temperatur atau
warna bintang
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (7-3)
DND-2005
 Untuk bintang yang sangat panas atau sangat dingin,
sebagian besar energinya dipancarkan pada daerah
ultraviolet atau inframerah, hanya sebagian kecil saja
dipancarkan pada daerah visual, oleh karena itu untuk
bintang seperti ini, koreksi bolometriknya besar
 Untuk bintang yang temperaturnya sedang, seperti
Matahari, sebagian besar energinya dipancarkan dalam
daerah visual hingga perbedaan antara mbol dan V kecil.
Jadi untuk bintang seperti ini koreksi bolometriknya
mencapai harga terkecil.
Koreksi bolometrik bergantung pada warna bintang !
DND-2005
0
- 0,32
1
2
3
4
5
0,00 0,43 0,66 1,41
B - V
BC
Hubungan antara BC dengan B-V
BC = 0, untuk B – V = 0,45
DND-2005
α
L = 4 π R2
σΤef
4
E =
L
4 π d 2
Dari pelajaran yang lalu diperoleh
dan
E = σ Tef
4
R
d
2
R
d
α =
R
d
E = α2
σ Tef
4
Radius sudut bintang
. . . . . . . . . . . . (7-4)
DND-2005
δ
R
d
α
δ = 2α Garis tengah sudut
E = α2
σ Tef
4
Untuk Matahari
E = σ Tef
4
δ
2
2
E = σ Tef
4
δ
2
2
. . . . . . . . (7-5)
DND-2005
Apabila kita bandingkan fluks bintang dan fluks
Matahari diperoleh,
E = σ Tef
4
δ
2
2
E = σ Tef
4
δ
2
2
δ
δ
1/2
E
E
1/4
Tef
Tef
=
Jika diambil logaritmanya, maka diperoleh,
log (Tef /Tef) = 0,25 log (E /E) + 0,5 log (δ/ δ)
. . . . . . . . . . . . (7-6)
DND-2005
Selanjutnya dengan menggunakan rumus Pogson,
diperoleh
mbol - mbol = - 2,5 log (E/E)
log (Tef /Tef) = 0,25 log (E /E) + 0,5 log (δ/ δ)
Apabila rumus ini kita subtitusikan ke persamaan
akan diperoleh,
log Tef = log Tef - 0,1 log (mbol - mbol ) + 0,5 (log δ - log δ)
. . . . . . . . . . . . (7-7)
DND-2005
Untuk Matahari diketahui,
Tef = 5785 K, mbol = -26,79 dan δ = 1920”
log Tef = log Tef - 0,1 log (mbol - mbol ) + 0,5 (log δ - log δ)
Jika harga-harga ini dimasukan ke persamaan
akan diperoleh,
log Tef = 2,726 – 0,1mbol – 0,5 log δ
dinyatakan dalam
detik busur
. . . . . . . . . . . . . . (7-8)

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Modul Fisika Kelas XI IPA K13
Modul Fisika Kelas XI IPA K13Modul Fisika Kelas XI IPA K13
Modul Fisika Kelas XI IPA K13Ismail Musthofa
 
Kumpulan Soal Fisika Kelas XI
Kumpulan Soal Fisika Kelas XIKumpulan Soal Fisika Kelas XI
Kumpulan Soal Fisika Kelas XISyifa Sahaliya
 
Hukum gravitasi newton
Hukum gravitasi newtonHukum gravitasi newton
Hukum gravitasi newtonAnita W
 
HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI
HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASIHUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI
HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASIAwanda Gita
 
Kuat medan gravitasi
Kuat medan gravitasiKuat medan gravitasi
Kuat medan gravitasimugnibustari
 
MATERI GRAFITASI KELAS XI
MATERI GRAFITASI KELAS XIMATERI GRAFITASI KELAS XI
MATERI GRAFITASI KELAS XIerwin syagputra
 
Fisika kelas xi SMA Hukum Newton Tentang Gravitasi
Fisika kelas xi SMA Hukum Newton Tentang GravitasiFisika kelas xi SMA Hukum Newton Tentang Gravitasi
Fisika kelas xi SMA Hukum Newton Tentang GravitasiWa Ode Aisyah Aisyah
 
Hukum Newton Tentang Gravitasi
Hukum Newton Tentang GravitasiHukum Newton Tentang Gravitasi
Hukum Newton Tentang GravitasiDhimas Ilya'sa
 
Astronomi hk.newton tentang gravitasi
Astronomi hk.newton tentang gravitasiAstronomi hk.newton tentang gravitasi
Astronomi hk.newton tentang gravitasiyudi ananto
 
Laporan Tetapan Pegas dab Grafitas
Laporan Tetapan Pegas dab GrafitasLaporan Tetapan Pegas dab Grafitas
Laporan Tetapan Pegas dab GrafitasGGM Spektafest
 
Kumpulan Rumus Fisika SMA kelas X
Kumpulan Rumus Fisika SMA kelas XKumpulan Rumus Fisika SMA kelas X
Kumpulan Rumus Fisika SMA kelas XSulistiyo Wibowo
 
Menghitung dan Menentukan Nilai Konstanta Pegas
Menghitung dan Menentukan Nilai Konstanta PegasMenghitung dan Menentukan Nilai Konstanta Pegas
Menghitung dan Menentukan Nilai Konstanta PegasPutri Dwi Pratiwi
 
rumus lengkap fisika sma
rumus lengkap fisika smarumus lengkap fisika sma
rumus lengkap fisika smaAnugrah Febryan
 

Was ist angesagt? (20)

Modul Fisika Kelas XI IPA K13
Modul Fisika Kelas XI IPA K13Modul Fisika Kelas XI IPA K13
Modul Fisika Kelas XI IPA K13
 
Kumpulan Soal Fisika Kelas XI
Kumpulan Soal Fisika Kelas XIKumpulan Soal Fisika Kelas XI
Kumpulan Soal Fisika Kelas XI
 
Gravitasi newton
Gravitasi newtonGravitasi newton
Gravitasi newton
 
Hukum gravitasi newton
Hukum gravitasi newtonHukum gravitasi newton
Hukum gravitasi newton
 
HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI
HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASIHUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI
HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI
 
Kuat medan gravitasi
Kuat medan gravitasiKuat medan gravitasi
Kuat medan gravitasi
 
MATERI GRAFITASI KELAS XI
MATERI GRAFITASI KELAS XIMATERI GRAFITASI KELAS XI
MATERI GRAFITASI KELAS XI
 
Fisika kelas xi SMA Hukum Newton Tentang Gravitasi
Fisika kelas xi SMA Hukum Newton Tentang GravitasiFisika kelas xi SMA Hukum Newton Tentang Gravitasi
Fisika kelas xi SMA Hukum Newton Tentang Gravitasi
 
Hukum Newton Tentang Gravitasi
Hukum Newton Tentang GravitasiHukum Newton Tentang Gravitasi
Hukum Newton Tentang Gravitasi
 
Rumus Fisika Sma
Rumus Fisika SmaRumus Fisika Sma
Rumus Fisika Sma
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Astronomi hk.newton tentang gravitasi
Astronomi hk.newton tentang gravitasiAstronomi hk.newton tentang gravitasi
Astronomi hk.newton tentang gravitasi
 
Rumus Fisika SMA
Rumus Fisika SMARumus Fisika SMA
Rumus Fisika SMA
 
Laporan Tetapan Pegas dab Grafitas
Laporan Tetapan Pegas dab GrafitasLaporan Tetapan Pegas dab Grafitas
Laporan Tetapan Pegas dab Grafitas
 
Kumpulan Rumus Fisika SMA kelas X
Kumpulan Rumus Fisika SMA kelas XKumpulan Rumus Fisika SMA kelas X
Kumpulan Rumus Fisika SMA kelas X
 
Hukum hock
Hukum hockHukum hock
Hukum hock
 
Menghitung dan Menentukan Nilai Konstanta Pegas
Menghitung dan Menentukan Nilai Konstanta PegasMenghitung dan Menentukan Nilai Konstanta Pegas
Menghitung dan Menentukan Nilai Konstanta Pegas
 
rumus lengkap fisika sma
rumus lengkap fisika smarumus lengkap fisika sma
rumus lengkap fisika sma
 
GAYA (MIPA).pptx
GAYA (MIPA).pptxGAYA (MIPA).pptx
GAYA (MIPA).pptx
 
rumus fisika
rumus fisikarumus fisika
rumus fisika
 

Ähnlich wie Print

Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)
Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)
Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)Annisa Khoerunnisya
 
Bab 2 hukum newton tentang gravitasi
Bab 2 hukum newton tentang gravitasiBab 2 hukum newton tentang gravitasi
Bab 2 hukum newton tentang gravitasirenisupresti
 
Besaran Mendasar.ppt
Besaran Mendasar.pptBesaran Mendasar.ppt
Besaran Mendasar.pptssuser9a63291
 
Pembahasan osn-2004
Pembahasan osn-2004Pembahasan osn-2004
Pembahasan osn-2004arjuna7788
 
Gravitasi
GravitasiGravitasi
Gravitasislomoth
 
213682366 mekanika-benda-langit-gravitasi-universal-newton
213682366 mekanika-benda-langit-gravitasi-universal-newton213682366 mekanika-benda-langit-gravitasi-universal-newton
213682366 mekanika-benda-langit-gravitasi-universal-newtonFadly Gaulan
 
213682366 mekanika-benda-langit-gravitasi-universal-newton
213682366 mekanika-benda-langit-gravitasi-universal-newton213682366 mekanika-benda-langit-gravitasi-universal-newton
213682366 mekanika-benda-langit-gravitasi-universal-newtonfadlygaulan
 
Hukum Newton Tentang Gravitasi
Hukum Newton Tentang Gravitasi Hukum Newton Tentang Gravitasi
Hukum Newton Tentang Gravitasi Jimmy Lee
 
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian D
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian DSoal Jawab Fisika Mekanika Bagian D
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian Ddattebayo90
 

Ähnlich wie Print (20)

Astronomi fisika bab i
Astronomi fisika bab iAstronomi fisika bab i
Astronomi fisika bab i
 
gaya gravitasi
gaya gravitasigaya gravitasi
gaya gravitasi
 
Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)
Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)
Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)
 
Bahan metode gravity g1
Bahan metode gravity g1Bahan metode gravity g1
Bahan metode gravity g1
 
Besaran Mendasar Dalam Astrofisika
Besaran Mendasar Dalam AstrofisikaBesaran Mendasar Dalam Astrofisika
Besaran Mendasar Dalam Astrofisika
 
Bab 2 hukum newton tentang gravitasi
Bab 2 hukum newton tentang gravitasiBab 2 hukum newton tentang gravitasi
Bab 2 hukum newton tentang gravitasi
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Bab iii matahari
Bab iii matahariBab iii matahari
Bab iii matahari
 
Astronomi fisika bab iii
Astronomi fisika bab iiiAstronomi fisika bab iii
Astronomi fisika bab iii
 
Besaran Mendasar.ppt
Besaran Mendasar.pptBesaran Mendasar.ppt
Besaran Mendasar.ppt
 
Pembahasan osn-2004
Pembahasan osn-2004Pembahasan osn-2004
Pembahasan osn-2004
 
Medan Gravitasi
Medan GravitasiMedan Gravitasi
Medan Gravitasi
 
Mekanika d
Mekanika dMekanika d
Mekanika d
 
Materi olimpiade fisika Mekanika bagian D
Materi olimpiade fisika Mekanika bagian DMateri olimpiade fisika Mekanika bagian D
Materi olimpiade fisika Mekanika bagian D
 
tata surya
tata suryatata surya
tata surya
 
Gravitasi
GravitasiGravitasi
Gravitasi
 
213682366 mekanika-benda-langit-gravitasi-universal-newton
213682366 mekanika-benda-langit-gravitasi-universal-newton213682366 mekanika-benda-langit-gravitasi-universal-newton
213682366 mekanika-benda-langit-gravitasi-universal-newton
 
213682366 mekanika-benda-langit-gravitasi-universal-newton
213682366 mekanika-benda-langit-gravitasi-universal-newton213682366 mekanika-benda-langit-gravitasi-universal-newton
213682366 mekanika-benda-langit-gravitasi-universal-newton
 
Hukum Newton Tentang Gravitasi
Hukum Newton Tentang Gravitasi Hukum Newton Tentang Gravitasi
Hukum Newton Tentang Gravitasi
 
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian D
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian DSoal Jawab Fisika Mekanika Bagian D
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian D
 

Mehr von Annisa Khoerunnisya (20)

Pajak bab 19 20
Pajak bab 19 20Pajak bab 19 20
Pajak bab 19 20
 
Pajak bab 12 13 fix
Pajak bab 12 13 fixPajak bab 12 13 fix
Pajak bab 12 13 fix
 
Akuntansi perpajakan ppt
Akuntansi perpajakan pptAkuntansi perpajakan ppt
Akuntansi perpajakan ppt
 
Bab9 kel10 manajemen investasi_akt4
Bab9 kel10 manajemen investasi_akt4Bab9 kel10 manajemen investasi_akt4
Bab9 kel10 manajemen investasi_akt4
 
Bab8 kel10 manajemen investasi_akt4
Bab8 kel10 manajemen investasi_akt4Bab8 kel10 manajemen investasi_akt4
Bab8 kel10 manajemen investasi_akt4
 
Mi bab5 kel10_revisii
Mi bab5 kel10_revisiiMi bab5 kel10_revisii
Mi bab5 kel10_revisii
 
Bab3 kel10 mi
Bab3 kel10 miBab3 kel10 mi
Bab3 kel10 mi
 
kerusakan bahan pangan
kerusakan bahan pangankerusakan bahan pangan
kerusakan bahan pangan
 
Ekop bab15 kel4_akt2.ppt
Ekop bab15 kel4_akt2.pptEkop bab15 kel4_akt2.ppt
Ekop bab15 kel4_akt2.ppt
 
Ekop bab14 kel4_akt2
Ekop bab14 kel4_akt2Ekop bab14 kel4_akt2
Ekop bab14 kel4_akt2
 
Ekop bab12 kel4_akt2.ppt
Ekop bab12 kel4_akt2.pptEkop bab12 kel4_akt2.ppt
Ekop bab12 kel4_akt2.ppt
 
Ekop bab11 kel4_akt2
Ekop bab11 kel4_akt2Ekop bab11 kel4_akt2
Ekop bab11 kel4_akt2
 
Ekop bab9 kel4_akt2.ppt
Ekop bab9 kel4_akt2.pptEkop bab9 kel4_akt2.ppt
Ekop bab9 kel4_akt2.ppt
 
Ekop bab8 kel4_akt2
Ekop bab8 kel4_akt2Ekop bab8 kel4_akt2
Ekop bab8 kel4_akt2
 
Ekop bab6 kel4_akt2
Ekop bab6 kel4_akt2Ekop bab6 kel4_akt2
Ekop bab6 kel4_akt2
 
Ekop bab3 kel4_akt2
Ekop bab3 kel4_akt2Ekop bab3 kel4_akt2
Ekop bab3 kel4_akt2
 
Ekop bab2 kel4_akt2
Ekop bab2 kel4_akt2Ekop bab2 kel4_akt2
Ekop bab2 kel4_akt2
 
Kombis bab16 kel9_akt2
Kombis bab16 kel9_akt2Kombis bab16 kel9_akt2
Kombis bab16 kel9_akt2
 
Kombis bab11 kel9_akt2
Kombis bab11 kel9_akt2Kombis bab11 kel9_akt2
Kombis bab11 kel9_akt2
 
Kombis bab7 kel9_akt2
Kombis bab7 kel9_akt2Kombis bab7 kel9_akt2
Kombis bab7 kel9_akt2
 

Print

  • 1. DND-2005 Pengenalan Astrofisika Oleh Departemen Astronomi FMIPA – ITB 2005 Untuk Pelatihan Calon Peserta Olimpiade Astronomi
  • 2. DND-2005 AstrofisikaAstrofisika Penerapan ilmu fisika pada alam semesta/ benda-benda langit Informasi yang diterima Cahaya (gelombang elektromagnet) Pancaran gelombang elektromagnet dapat dibagi dalam beberapa jenis, bergantung pada panjang gelombangnya (λ) 1. Pancaran gelombang radio, dengan λ antara beberapa milimeter sampai 20 meter 2. Pancaran gelombang inframerah, dengan λ sekitar 7500 Å hingga sekitar 1 mm (1 Å = 1 Angstrom = 10-8 cm)
  • 3. DND-2005 3. Pancaran gelombang optik atau pancaran kasatmata dengan λ sekitar 3 800Å sampai 7 500 Å Panjang gelombang optik terbagi atas beraneka warna :  merah λ : 6 300 – 7 500 Å  merah oranye λ : 6 000 – 6 300 Å  oranye λ : 5 900 – 6 000 Å  kuning λ : 5 700 – 5 900 Å  kuning hijau λ : 5 500 – 5 700 Å  hijau λ : 5 100 – 5 500 Å  hijau biru λ : 4 800 – 5 100 Å  biru λ : 4 500 – 4 800 Å  biru ungu λ : 4 200 – 4 500 Å  ungu λ : 3 800 – 4 200 Å
  • 4. DND-2005 4. Pancaran gelombang ultraviolet, sinar X dan sinar γ mempunyai λ < 3 500 Å
  • 5. DND-2005 ozon (O3) molekul (H2O, CO2) molekul ,atom, inti atom teleskop optik satelit balon, satelitbalon, satelitteleskop radio
  • 6. DND-2005 Dengan mengamati pancaran gelombang elektromagnet kita dapat mempelajari beberapa hal yaitu,  Arah pancaran. Dari pengamatan kita dapat menga- mati letak dan gerak benda yang memancarkannya  Kuantitas pancaran. Kita bisa mengukur kuat atau kecerahan pancaran  Kualitas pancaran. Dalam hal ini kita bisa mempelajari warna, spektrum maupun polarisasinya
  • 7. DND-2005 Hukum Gravitasi NewtonHukum Gravitasi Newton Buah durian jatuh ke bumi ? Antara durian dan bumi terjadi gaya tarik gravitasi Bulan bergerak mengedari bumi ? Antara bumi dan bulan terjadi gaya tarik gravitasi Hukum Gravitasi Newton Gerak benda-benda langit lainnya
  • 8. DND-2005 F F Isaac Newton (1643-1727) Antara dua benda yang massanya masing-masing m1 dan m2 dan jarak antara keduanya adalah d akan terjadi gaya tarik gravitasi yang besarnya, d G = tetapan gravitasi = 6,67 x 10-8 dyne cm2 /g2 bersifat tarik menarik gaya m1 m2 Hukum Gravitasi NewtonHukum Gravitasi Newton . . . . . . . . . . (1-1)G m1 m2 F = − d2
  • 9. DND-2005 Menentukan massa BumiMenentukan massa Bumi Semua benda yang dijatuhkan dekat permukaan Bumi akan bergerak dengan percepatan g = 980,6 cm/s2 Jadi pada benda akan bekerja gaya sebesar, F = − mg percepatan massa bendagaya gravitasi Dari persamaan (1- 1) : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1-2) . . . . . . (1-3) radius Bumi massa Bumi G m1 m2 F = − d2 F = − G M⊕ m R⊕ 2
  • 10. DND-2005 Dari pers. (1-2) dan (1-3) di peroleh, . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1-4) Radius bumi di ekuator : a = 6378,2 km Radius bumi di kutub : b = 6356,8 km Radius Bumi a b 4 π 3 Volume bumi = (a2 b) R⊕ Jika bumi berbentuk bundar sempurna maka 4 π 3 Volume bumi = R⊕ 3 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1-5) . . . . . . . . . . . (1-6) G M⊕ g = R⊕ 2
  • 11. DND-2005 (1-5) = (1-6) Radius bumi rata –rata : = [(6378,2 )2 (6356,8)]1/3 = 6371,1 km = 6,37 x 108 cm Dengan memasukan harga g, G dan R⊕ ke pers (1-4) dan (1-6) diperoleh, (980,6)(6,37 x 108 )2 (6,67 x 10-8 ) = = 5,98 x 1027 gr 4 π 3 V⊕ = R⊕ 3 = (6,37 x 108 )34 π 3 = 1,08 x 1027 cm3 Massa jenis bumi rata-rata, M⊕ V⊕ ρ⊕ = = 5,98 x 1027 1,08 x 1027 = 5,52 gr/cm3 R⊕ = (a2 b)1/3 G g R⊕ 2 M⊕ =
  • 12. DND-2005 Gerak Bulan Mengedari BumiGerak Bulan Mengedari Bumi Mengikuti hukum NewtonBumiBulan Karena M ≈ 1/100 M⊕, maka massa bulan dapat diabaikan percepatan bulan terhadap bumi, jarak Bumi - Bulan d a Percepatan sentripetal : a = v2 /d . . . . . . . . . . . . . . . . (1-8) . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1-7) v d 2 G M⊕ a =
  • 13. DND-2005 (1-7) = (1- 8) Apabila periode orbit Bulan mengelilingi bumi adalah P maka, . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1-9) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1-10) Dengan mensubtitusikan pes (1-9) ke pers (1-10) akan diperoleh, . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1-11) G M⊕ d = d 2 v2 P 2π d v = d3 P2 G M⊕ 4π 2 =
  • 14. DND-2005 Dari pengamatan diketahui bahwa periode Bulan mengelilingi Bumi adalah, P = 27,3 hari = 2,36 x 106 detik Jarak Bum1-Bulan adalah, d = 384 000 km = 3,84 x 1010 cm Apabila kita masukan harga-harga ini ke pers. (1-11) maka akan diperoleh massa Bumi yaitu, M⊕ ≈ 6,02 x 1027 gr Hasil ini sama dengan yang ditentukan berdasarkan benda yang jatuh dipermukaan Bumi, yaitu M⊕ ≈ 5,98 x 1027 gr
  • 15. DND-2005 Buah durian jatuh ke bumi Bulan bergerak mengedari bumi Kesimpulan : Disebabkan oleh gaya yang sama yaitu gaya gravitasi
  • 16. DND-2005 Dari pers (1-7) dapat ditentukan percepatan Bulan terhadap Bumi akibat gaya gravitasi yaitu, jarak Bumi – Bulan = 3,84 x 1010 cm Percepatan Bulan terhadap BumiPercepatan Bulan terhadap Bumi (6,67 x 10-8 )(5,97 x 1027 ) (3,84 x 1010 )d 2 a = = = 0,27 cm/s2 G M⊕
  • 17. DND-2005 Massa bulan = 0,0123 kali massa Bumi Dengan menggunakan persamaan (1-4) untuk bulan, maka dapat ditentukan gaya gravitasi dipermukaan Bulan yaitu, = 165,72 cm/s2 massa bulan radius bulan = 0,17 kali gaya gravitasi dipermukaan Bumi Diameter Bulan = 0,27 kali diameter Bumi Gaya gravitasi di permukaanGaya gravitasi di permukaan BulanBulan G M R 2 g= (6,67 x 10-8 )( 0,0123 x 5,98 x 1027 ) g= (0,27 x 6,37 x 108 )2
  • 18. DND-2005 ObjekObjek MassaMassa (Bumi = 1)(Bumi = 1) DiameterDiameter (Bumi = 1)(Bumi = 1) GravitasiGravitasi (Bumi = 1)(Bumi = 1) BulanBulan 0,01230,0123 0,270,27 0,170,17 VenusVenus 0,810,81 0,950,95 0,910,91 MarsMars 0,110,11 0,530,53 0,380,38 JupiterJupiter 317,9317,9 11,2011,20 2,542,54 MatahariMatahari 333 000333 000 109,00109,00 28,1028,10 Gaya gravitasi di permukaanGaya gravitasi di permukaan beberapa benda langitbeberapa benda langit
  • 19. DND-2005 Berat benda di permukaanBerat benda di permukaan BumiBumi massa benda (jumlah materi yang dipunyai benda) Contoh : Berat sebuah benda di permukaan Bumi adalah 100 kg, berapakah berat benda tersebut pada ketinggian 25 000 km di atas permukaan bumi ? berat benda (gaya gravitasi yang dirasakan oleh benda) weight G M⊕ m R⊕ 2 W =
  • 20. DND-2005 Misalkan berat benda di permukaan bumi adalah W1 = 100 kg, maka Apabila berat benda pada ketinggian 25 000 km (= 2,5 x 109 cm) di atas permukaan bumi adalah W2, maka Jawab :Jawab : . . . . . . . . . . . . . . . . . (i) . . . . . . . . . . . . . . . (ii) W1 = G M⊕ m R⊕ 2 (R⊕ + 2,5 x 109 )2 W2 = G M⊕ m
  • 21. DND-2005 Jika harga R⊕ = 6,37 x 108 cm, dan harga W1 = 100 kg = 105 gr dimasukan ke pers (iii) maka akan diperoleh, Dari pers (i) dan (ii) diperoleh, . . . . . . . . . . . . . . . (iii) (R⊕ + 2,5 x 109 )2 W2 = W1 R⊕ 2 (6,37 x 108 + 2,5 x 109 )2 W2 = (105 )(6,37 x 108 ) 2 = 4020,49 gr ≈ 4 kg
  • 22. DND-2005 Kuadrat kebalikanKuadrat kebalikan Untuk menentukan besarnya gravitasi di suatu tempat dapat kita gunakan hukum kuadrat kebalikan F = − mg d1 g2 = d2 g1 2 (1-1) (1-2) . . . . . . . . (1-12) G m M F = − d 2 d2 G M g = d1 2 G M g1 = d2 2 G M g2 =
  • 23. DND-2005 Contoh : Percepatan gravitasi dipermukaan bumi (di permukaan laut) adalah 980 cm/s2. Tentukanlah percepatan di ketinggian 25 000 km di atas permukaan Bumi. Jawab : Diketahui gravitasi dipermukaan bumi adalah g1 = 980 cm/s2 dan radius bumi adalah d1 = R⊕ = 6,37 x 108 cm . Misalkan gravitasi pada ketinggian 50 km adalah g2 dan ketinggiannya adalah d2 = R⊕ + 25 000 km = 3,14 x 109 cm. Jadi d2 d1 g2 = g1 2 6,37 x 108 3,14 x 109 d1 d2 g2 = g1 2 = (980) 2 = 40,41 cm/s2
  • 24. DND-2005 Contoh : Pesawat ruang angkasa Galileo berada pada jarak 100 000 km dari pusat planet Jupiter, sedangkan pesawat pengorbitnya berada pada ketinggian 300 000 km. Tentukanlah besarnya percepatan gravitasi pesawat ruang angkasa Galileo dinyatakan dalam percepatan gravitasi pengorbitnya. Jawab : Misalkan : g1 = percepatan gravitasi pesawat ruang angkasa Galileo d1 = ketinggian pesawat ruang angkasa Galileo = 100 000 km g2 = percepatan gravitasi pesawat pengorbit d2 = ketinggian pesawat pengorbit = 300 000 km d1 d2 g1 = g2 2 100 000 300 000 = g2 2 = 9 g2
  • 25. DND-2005 SatuanSatuan GayaGaya F = mg Jika massa (m) dinyatakan dalam kg dan percepatan (g) dinyatakan dalam m/s2 , maka gaya (F) dinyatakan dalam, F = (kg)(m/s2 ) = kg m/s2 = Newton (N) Jika massa (m) dinyatakan dalam gr dan percepatan (g) dinyatakan dalam cm/s2 , maka gaya (F) dinyatakan dalam, F = (gr)(cm/s2 ) = gr cm/s2 = dyne 1 Newton = 105 dyne (1-2)
  • 26. DND-2005 Contoh : Massa sebuah benda adalah 75 kg, berapakah gaya yang dirasakan oleh benda tersebut (berat benda) di permukaan Bumi, Bulan dan Planet Jupiter ? Jawab : F = mg g di Bumi = 9,8 m/s2 g di Bulan = 0,17 x g di Bumi = 0,17 x 9,8 m/s2 = 1,67 m/s2 g di Jupiter = 2,54 x g di Bumi = 2,54 x 9,8 m/s2 = 24,89 m/s2 Jadi : F di Bumi = (75)(9,8) = 735 kg m/s2 = 735 N F di Bulan = (75)(1,67) = 125,25 kg m/s2 = 125,25 N F di Jupiter = (75)(24,89) = 1 866,75 kg m/s2 = 1 866,75 N
  • 27. DND-2005 Hukum KeplerHukum Kepler Johannes Kepler (1571 – 1630) I. Orbit planet mengelilingi matahari tidak berbentuk lingkaran tetapi berbentuk elips dengan matahari di titik fokusnya aphelion perihelion Matahari Planet
  • 28. DND-2005 II. Vektor radius (garis hubung matahari – planet) dalam selang waktu yang sama akan menyapu luas daerah yang sama Hukum Luas Matahari Planet dθ dt dt r dθ dt r2 = c (konstan)
  • 29. DND-2005 III. Kuadrat periode planet mengitari matahari sebanding dengan pangkat tiga setengah sumbu besar elips Matahari Planet a b A 1 Periode = peredaran planet mulai dari titik A sampai kembali lagi ke titik A P2 ∝ a3 massa planet massa Matahari Untuk bintang ganda : massa bintang 1 massa bintang 2 . . . . . . . . . (1-13) . . . . . . . . . (1-14) a3 P2 4π 2 G (m + M) = a3 P2 4π 2 G (m1 + m2) =
  • 30. DND-2005  Bumi dengan satelit-satelit buatan  Planet dengan satelit-satelitnya  Sistem bintang ganda Hukum Kepler bukan hanya berlaku untuk planet- planet dalam mengedari matahari saja tetapi juga berlaku untuk :  dan lainnya Hukum Kepler Hukum Empiris Dapat dibuktikan dengan hukum gravitasi Newton
  • 31. DND-2005 Sebuah satelit buatan mengorbit Bumi dalam orbit yang hampir berupa lingkaran. Apabila radius orbitnya adalah 96 000 km, tentukanlah periode orbit satelit tersebut. Contoh : Jawab : Karena massa bumi jauh lebih besar daripada massa satelit maka menurut Hk Kepler III = 295 919,24 det = 3,42 hari Diketahui, M⊕ = 5,98 x 1027 gr, a = 9,6 x 109 cm dan G = 6,67 x 10-8 dyne cm2 /gr2 a3 P2 4π 2 G M⊕ = 4π 2 a3 G M⊕ P = 0,5 (6,67 x 10-8 ) (5,98 x 1027 ) 4π 2 (9,6 x109 )3 P = 0,5
  • 32. DND-2005 Jawab : Tentukanlah periode orbit Bumi jika massa matahari 8 kali lebih besar dari massa sekarang dan radius orbit Bumi dua kali daripada radius sekarang (andaikan orbit Bumi berupa lingkaran) Contoh : Misalkan M1 = massa matahari sekarang M2 = 8 M1 a1 = radius orbit bumi sekarang a2 = 2 a1 Karena M >> M⊕ maka 4π 2 G M = a3 P2
  • 33. DND-2005 Jadi periodenya sama dengan periode sekarang P1 2 a1 3 4π 2 G M1 = a2 3 P2 2 4π 2 G M2 = M1 8M1 0,5 8 P2 = P1 a1 2a1 1,5 = 2 1,5 P1 = (2,83)(0,3535) P1 = P1 1 0,5 M2 M1 P2 = P1 a1 a2 0,5 1,5
  • 35. DND-2005 Untuk memahami sifat pancaran suatu benda kita hipotesakan suatu pemancar sempurna yang disebut benda hitam (black body)  Pada keadaan kesetimbangan termal, temperatur benda hanya ditentukan oleh jumlah energi yang diserapnya perdetik  Suatu benda hitam tidak memancarkan seluruh gelombang elektromagnet secara merata. Benda hitam bisa memancarkan cahaya biru lebih banyak dibandingkan dengan cahaya merah, atau sebaliknya.
  • 36. DND-2005 Menurut Max Planck (1858 – 1947), suatu benda hitam yang temperaturnya T akan memancarkan energi berpanjang gelombang antara λ dan λ + dλ dengan intensitas spesifik Bλ(T) dλ sebesar Fungsi Planck . . . . . . . . . . . . . (2-1) Bλ (T) = Intensitas spesifik (I) = Jumlah energi yang mengalir pada arah tegak lurus permukaan per cm2 per detik, per steradian 2 h c2 λ5 1 ehc/λkT - 1 Bλ (T) =
  • 37. DND-2005 h = Tetapan Planck = 6,625 x 10-27 erg det k = Tetapan Boltzmann = 1,380 x 10-16 erg/ o K c = Kecepatan cahaya = 2,998 x 1010 cm/det T = Temperatur dalam derajat Kelvin (o K) 2 h c2 λ5 1 ehc/λkT - 1 Bλ (T) =
  • 38. DND-2005 Apabila dinyatakan dalam frekuensi fungsi Planck menjadi : Distribusi energi menurut panjang gelombang (Spektrum Benda Hitam) . . . . . . . . . . . . . . . . (2-2) Intensitas spesifik benda hitam sebagai fungsi panjang gelombang 2 h ν 3 c 2 1 e hν/kT - 1 Bν (T) = Visible Panjang Gelombang (µm) IntensitasSpesifik[Bλ(T)] 0,00 0,25 0,50 0,75 1,00 1,25 1,50 1,75 2,00 UV Inframerah 8 000 K 7 000 K 6 000 K 5 000 K 4 000 K
  • 39. DND-2005 Panjang gelombang maksimum (λmaks ) pancaran benda hitam dapat ditentukan dengan menggunakan Hukum Wien yaitu λmaks dinyatakan dalam cm dan T dalam derajat Kelvin  Hukum Wien ini menyatakan bahwa makin tinggi temperatur suatu benda hitam, makin pendek panjang gelombangnya  Hal ini dapat digunakan untuk menerangkan gejala bahwa bintang yang temperaturnya tinggi akan tampak berwarna biru, sedangkan yang temperatur- nya rendah tampak berwarna merah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2-3)λmaks = 0,2898 T
  • 40. DND-2005 0 0.25 0.50 0.75 1.00 1.25 1.50 1.75 2.00 Panjang Gelombang Intensitas 8 000 K = 3,62 x 10-5 cm = 0,36 µm λmaks = 0,2898 T 0,2898 8000 =
  • 41. DND-2005 Contoh : Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa puncak spektrum bintang A dan bintang B masing-masing berada pada panjang gelombang 0,35 µm dan 0,56 µm. Tentukanlah bintang mana yang lebih panas, dan seberapa besar perbedaan temperaturnya Jawab : Jadi bintang A mempunyai λmaks lebih pendek daripada bintang B. Menurut hukum Wien, bintang A lebih panas daripada bintang B λmaks A = 0,35 µm , λmaks B = 0,56 µm λmaks = 0,2898 T T = 0,2898 λmaks
  • 42. DND-2005 Untuk bintang A : Untuk bintang B : Jadi temperatur bintang A lebih panas 1,6 kali daripada temperatur bintang B TA = 0,2898 λmaks A = 0,2898 0,35 TB = 0,2898 λmaks B = 0,2898 0,56 0,2898 0,35 = 0,2898 0,56TA TB = 1,6
  • 43. DND-2005 Bintang B : λmaks = 0,56 µm = 0,56 x 10-4 cm Bintang A : λmaks = 0,35 µm = 0,35 x 10-4 cm Cara lain : Jadi bintang A 1,6 kali lebih panas daripada bintang B λmaks = 0,2898 T 0,2898 T = λmaks 0,2898 0,35 x 10-4 TA = = 8 280 K 0,2898 0,56 x 10-4 TA = = 5 175 K 5175 8280TA TB = = 1,6
  • 44. DND-2005 Energi total yang dipancarkan benda hitam dapat ditentukan dengan mengintegrasikan persamaan (2-1) . . . . . . . . . . . (2-4) Hukum Stefan-Boltzmann konstanta Stefan-Boltzmann B(T) = Bλ (T) dλ 0 ∞ B(T) = σ π T4 2 k4 π5 σ = 15 h3 c2 = 5,67 x 10-5 erg cm-2 K-4 s-1
  • 45. DND-2005 Dari intensitas spesifik Bλ(T) dapat ditentukan jumlah energi yang dipancarkan oleh setiap cm2 permukaan benda hitam per detik ke semua arah, yaitu F = π B(T) = σ Τ4 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2-5) Fluks energi benda hitam Apabila suatu benda berbentuk bola beradius R dan bertemperatur T memancarkan radiasi dengan sifat-sifat benda hitam, maka energi yang dipancarkan seluruh benda itu ke semua arah perdetik adalah, L = 4 πR2 F = 4 π R2 σΤ4 . . . . . . . . . . . . . . . . (2-6) Luminositas benda Temperatur efektif L = 4 π R2 σΤef 4
  • 46. DND-2005 Fluks Luminositas : L = 4 πR2 F = 4 π R2 σΤ4 R d Fluks Luas permukaan bola F = L 4 π R2 E = L 4 π d2
  • 47. DND-2005 1 cm 1 cm Intensitas spesifik B(T) = I Fluks F = σ T4 Luminositas L = 4 π R 2 σ T4 dFluks pada jarak d : Energi yang melewati sebuah permukaan bola yang beradius d per detik per cm2 ResumeResume E = L 4 π d2 1 cm 1 cm
  • 48. DND-2005 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 0.35 0.45 0.55 0.65 0.75 0.85 Panjang Gelombang (µ m ) Intensitas Bintang sebagai BendaBintang sebagai Benda HitamHitamBintang dapat dianggap sebagai benda hitam. Hal ini bis dilihat dalam gambar di bawah bahwa distribusi energi bintang kelas O5 dengan Tef = 54 000 K sama dengan distribusi energi benda hitam yang temparaturnya T = 54 000 K. Black Body T = 54 000 K Bintang Kelas O5 Tef = 54 000 K
  • 49. DND-2005  Intensitas spesifik (I) : Jumlah energi yang dipancarkan bintang pada arah tegak lurus permukaan per cm2 per detik per steradian  Fluks (F) : Jumlah energi yang dipancarkan oleh setiap cm2 permukaan bintang per detik ke semua arah F = π B(T) (F = π I) F = σ Τ4 Oleh karena itu semua hukum-hukum yang berlaku pada benda hitam, berlaku juga untuk bintang. 2 h c2 λ5 1 ehc/λkT - 1 Bλ (T) = F = L 4 π R2
  • 50. DND-2005  Luminositas (L) : L = 4 π R2 σΤef 4 Energi yang dipancarkan oleh seluruh permukaan bintang yang beradius R dan bertemperatur Tef per detik ke semua arah  Fluks pada jarak d (E) : Energi bintang yang diterima/melewati permukaan pada jarak d per cm2 per detik (E) E = L 4 π d2  Pers. ini disebut juga hukum kuadrat kebalikan (invers square law) untuk kecerlangan (brightness). Karena pers. ini menyatakan bahwa kecerlangan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya  Makin jauh sebuah bintang, makin redup cahayanya
  • 51. DND-2005 Contoh : Berapakah kecerlangan sebuah bintang dibandingkan dengan kererlangan semula apabila jaraknya dijauhkan 3 kali dari jarak semula. Jawab : Misalkan dA jarak semula dan kecerlangannya adalah EA. Jarak sekarang adalah dB = 3 dA dan kererlangannya adalah EB. Jadi, Jadi setelah jaraknya dijauhkan 3 kali dari jarak semula, maka kecerlangan bintang menjadi lebih redup sebesar 1/9 kali kecerlangan semula. EA = L 4 π dA 2 EB = L 4 π dB 2 dB EB = dAEA 2 dA 3dA = EA 2 = EA 1 9
  • 52. DND-2005 Contoh : Bumi menerima energi dari matahari sebesar 1380 W/m2 . Berapakah energi dari matahari yang diterima oleh planet Saturnus, jika jarak Matahari-Saturnus adalah 9,5 AU ?. Jawab : Misalkan energi matahari yang diterima di Bumi adalah EB = 1380 W/m2 dan jarak Bumi-Matahari adalah dB = 1 AU. Misalkan energi matahari yang diterima di Saturnus adalah ES dan jarak Saturnus-Matahari adalah dS = 9,5 AU. Jadi 1 9,5 = 1380 2 = 15,29 W/m2ES = dB dS EB 2
  • 53. DND-2005 Besaran Mendasar DalamBesaran Mendasar Dalam AstrofisikaAstrofisika
  • 54. DND-2005 Matahari adalah bintang terdekat dengan kita, karena itu besaran fisis matahari seperti jarak, radius dan massanya dapat ditentukan jauh lebih teliti daripada bintang lain  Dalam astrofisika sering besaran matahari digunakan sebagai satuan, contohnya massa bintang sering dinyatakan dalam massa matahari, luminositas bintang dinyatakan dalam luminositas matahari, radius bintang dinyatakan dalam radius matahari dan lainnya. Untuk matahari digunakan lambang  L = Luminositas Matahari R = Radius Matahari M = Massa Matahari
  • 55. DND-2005 Ada banyak cara untuk menentukan jarak Bumi- Matahari. Salah satu teknik yang paling modern yang cukup teliti adalah dengan menggunakan radar Untuk penentuan ini diandaikan orbit Bumi dan Venus berbentuk lingkaran Pengamatan dengan radar ini pertama kali dilakukan oleh Lincoln Laboratory, Massachusetts Institute of Technology pada tahun 1958 dengan mengirim gelombang radar berfrekuensi 440 Megahertz ke planet Venus  Penentuan JarakPenentuan Jarak MatahariMatahari
  • 56. DND-2005 Dari pengamatan diketahui bahwa periode orbit Bumi adalah, PB = 365,25 hari Periode orbit Venus adalah, PV = 224,7 hari Dari hukum Kepler ke-3 (a3 ∝ P2 ) aV/aB = (PV/PB)2/3 = f Dari data di atas : f= (224,7/365,25)2/3 = 0,72
  • 57. DND-2005 waktu yang ditempuh oleh gelombang radar Bumi-Venus-Bumi aV 2 = aB 2 + d2 - 2aB 2 d cos θ dapat diamati ditentukan dengan radar d = t c kec. Cahaya Jarak Bumi-Matahri : aB = 1,496 x 1013 cm = 1 AU Venus Matahari Bumi d aV aB α AU = Astronomical Unit (Satuan Astronomi) . . (3-1) . . . (3-2)
  • 58. DND-2005 Untuk menentukan massa Matahari, digunakan hukum Kepler ke-3 (pers. 1-13) untuk sistem Bumi – Matahari. Karena massa Bumi jauh lebih kecil daripada massa Matahari, maka pers. (1-13) menjadi a = 1 AU = 1,496 x 1013 cm (Jarak Matahari-Bumi ) G = 6,668 x 10-8 dyne cm2 /g2 P = 365,25 hari = 3,156 x 107 detik (Periode Bumi mengelilingi Matahari ) Jadi :  Penentuan MassaPenentuan Massa MatahariMatahari P2 4π 2 G M = a3 4π 2 a3 P2 G M = 4π 2 M = (1,495 x 1013 )3 (3,156 x 107 )2 6,668 x 10-8 = 1,989 x 1033 gr
  • 59. DND-2005 Energi Matahari yang diterima bumi setiap detik pada permukaan seluas 1 cm2 yaitu fluks Matahari yang diterima di Bumi besarnya adalah,  Diukur di luar atmosfer bumi. Jika diukur dipermukaan Bumi, harus dikoreksi terhadap penyerapan oleh atmosfer Bumi. E = 1,37 x 106 erg cm-2 s-1 (Konstanta Matahari) L = 4 π d2 ELuminosita Matahari : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3-3)  Penentuan LuminositasPenentuan Luminositas MatahariMatahari L = 4 π (1,496 x 1013 )2 (1,37 x 106 ) = 3,86 x 1033 erg s-1 L = 3,9 x 1023 kilowatt
  • 60. DND-2005 Radius Matahari dapat ditentukan dengan mengukur besar sudut bundaran Matahari yang dilihat di Bumi. R d α Matahari Pengamat sin α = R/d Karena sudut α kecil maka pers. di atas dapat dituliskan α = R/d (α dalam radian) Dari pengukuran didapatkan α = 960” = 4,654 x 10-3 radian Jadi : R = (4,654 x 10-3 )(1,496 x 1013 ) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3-4)= 6,96 x 1010 cm  Penentuan Radius MatahariPenentuan Radius Matahari
  • 61. DND-2005 L = 4 π σ R 2 Tef 4 Luminosita Matahari : atau : Karena dan R = 6,96 x 1010 cm maka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. (3-5)  Penentuan Temperatur EfektifPenentuan Temperatur Efektif MatahariMatahari Tef = 4 π σ R 2 L 1/4 L = 3,86 x 1033 erg s-1 Tef = 4 π (5,67 x 10-5 )(6,96 x 1010 )2 3,86 x 1033 1/4 ≈ 5785 K
  • 62. DND-2005 Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa permukaan seluas 1 cm2 di luar atmosfer bumi menerima energi yang berasal dari matahari sebesar 1,37 x 106 erg/cm2 /s. Apabila diketahui jarak Bumi-Matahari adalah 150 juta kilometer, tentukanlah luminositas matahari. Contoh : Jawab : E  = 1,37 x 106 erg /cm2 /s d = 1,50 x 1013 cm Konstanta Matahari E = L 4 π d2 L = 4 π d2 E = 4 π (1,50 x 1013 )2 (1,37 x 106 ) = 3,87 x 1033 erg/s
  • 63. DND-2005 Luminositas sebuah bintang 100 kali lebih terang daripada matahari, tetapi temperaturnya hanya setengahnya dari temperatur matahari. Berapakah radius bintang tersebut dinyatakan dalam radius matahari ? Contoh : Jawab : L∗ = 4 π R∗ 2 σΤef∗ 4 Untuk bintang : L = 4 π R 2 σΤef 4 Untuk Matahari : L∗ = 100 L , Tef∗ = 0,5 Τef L = L∗ Tef Tef∗ 1/2 R∗ R 2 100 L 1/2 = 0,5 Tef Tef 2 L = (100)1/2 0,5 1 = (10)(4) = 40
  • 64. DND-2005 Jarak BintangJarak Bintang Jarak bintang-bintang yang dekat dapat ditentukan dengan cara paralaks trigonometri  Bintang Matahari p d∗ d Elips paralaktik Bumi d = Jarak Matahari-Bumi = 1,50 x 1013 cm = 1 AU (AU = Astronomical unit) d∗ = Jarak Matahari - Bintang p = Paralaks Bintang tan p = d/ d∗ . . . . . . . . . (3-6)
  • 65. DND-2005 Karena p sangat kecil, maka persamaan (3-6) dapat dituliskan, p = d/ d∗ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3-7) p dalam radian Apabila p dinyatakan dalam detik busur dan karena 1 radian = 206 265″ , maka p = 206 265 d/d∗ . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3-8) Jika jarak dinyatakan dalan AU, maka d∗ = 1 AU sehingga pers. (3-14) menjadi, p = 206 265/d∗ . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . (3-9)
  • 66. DND-2005 Selain AU, dalam astronomi digunakan juga satuan jarak lainnya yaitu satuan parsec disingkat pc.  Satu parsec (parallax second) didefi- nisikan sebagai jarak sebuah bin- tang yang paralaksnya satu detik busur.  Bintang Matahari p = 1″ d∗ = 1 pc d =1 AU  Dengan demikian, jika p = 1″ dan d∗ = 1 pc, maka dari persamaan (3- 9) yaitu p = 206 265/d* diperoleh, 1 pc = 206 265 AU = 3,086 x 1018 cm . . . . . (3-10)
  • 67. DND-2005 Satuan lain yang sering digunakan dalam astronomi untuk menyatakan jarak adalah tahun cahaya (ly = light year)  Kecepatan cahaya per detik adalah 2,997925 x 1010 cm/s  1 tahun = 365,25 hari = 365,25 x 24 jam x 60 menit x 60 detik = 3,16 x 107 detik Jadi 1 ly = (3,16 x 107 )(2,997925 x 1010 ) = 9,46 x 1017 cm . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3-11) Dari persamaan (iv) dan (v) diperoleh, 1 pc = 3,26 ly . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3-12)
  • 68. DND-2005 Matahari Animasi paralaks Apabila paralak dinyatakan dalam detik busur dan jarak dinyatakan dalam pc, maka pers (3-18) menjadi, p = 1/d∗ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3-13)
  • 69. DND-2005 Bintang-bintang yang terdekat dengan matahari yang sudah ditentukan paralaksnya BintangBintang ParalaParala ks (ks (″″)) JarakJarak (pc)(pc) JaraJara kk (ly)(ly) ProximaProxima CentauriCentauri 0,760,76 1,311,31 4,274,27 Alpha CentauriAlpha Centauri 0,740,74 1,351,35 4,404,40 BarnardBarnard 0,550,55 1,811,81 5,905,90 Wolf 359Wolf 359 0,430,43 2,352,35 7,667,66 Lalande 21185Lalande 21185 0,400,40 2,522,52 8,228,22 SiriusSirius 0,380,38 2,652,65 8,648,64
  • 70. DND-2005 Radius BintangRadius Bintang  Garis tengah sudut bintang tidak bisa ditentukan secara langsung dengan mengukur sudut bentangnya seperti halnya Matahari. Karena sudut bentang bintang terlalu kecil  Salah satu cara untuk menentukan garis tengah sudut bintang adalah dengan menggunakan interferometer bintang.  Interferometer bintang pertama kali digunakan oleh Michelson pada tahun 1920
  • 71. DND-2005 Prinsip interferometer Michelson A BU V O M N Garis interferensi dari A Garis interferensi dari B D δ = garis tengah sudut bintang D = , , , . . . . 2δ λ 2δ λ 2δ λ Carilah interferometer bintang lainnya !!!
  • 72. DND-2005 Jika δ‘ = garis tengah bintang, maka δ = 0,41 δ’ Dengan mengatur jarak cermin A dan B dan menentukan kapan pola gelap terang dari garis interferensi lenyap utk pertama kali, maka garis tengah sudut dapat ditentukan δ = 2D λ Sehingga 0,41δ’ = 2D λ atau δ’ = 1,22 2D λ . . . . . . . . . . . . .. . . . . . (3-14) . . . . . . . . . .. . . . . . (3-15) . . . . . . . . . .. . . . . . (3-16)
  • 73. DND-2005 BintangBintang DiameteDiamete r Sudutr Sudut JarakJarak (pc)(pc) DiameterDiameter Linier (dlm 2Linier (dlm 2 RR )) AntaresAntares 0,0400,040 150150 640640 AldebaraAldebara nn 0,0200,020 2121 4545 BetelgeuBetelgeu ss 0,0340,034 150150 500500 0,0420,042 750750 ArcturusArcturus 0,0200,020 1111 2323 Diameter sudut beberapa bintang yang diukur dengan interferometer
  • 75. DND-2005  Terang suatu bintang dalam astronomi dinyatakan dalam satuan magnitudo  Hipparchus (abad ke-2 SM) membagi terang bintang dalam 6 kelompok berdasarkan penampakannya dengan mata telanjang,  Bintang paling terang tergolong magnitudo ke-1  Bintang yang lebih lemah tergolong magnitudo ke-2  dst hingga bintang paling lemah yg masih bisa dilihat dengan mata termasuk magnitudo ke-6 Makin terang sebuah bintang, makin kecil magnitudonya magnitudo 1 2 3 4 5 6
  • 76. DND-2005 Dalam tabel bawah ini terdapat data magnitudo dari lima buah bintang. Tentukanlah bintang nomor berapa saja yang bisa diamati dengan mata telanjang di malam yang gelap ? Tentukan juga bintang mana yang paling terang dan bintang mana yang paling lemah, jelaskanlah. No.No. MagnitudoMagnitudo 11 6,56,5 22 5,25,2 33 7,37,3 44 -2,5-2,5 55 2,72,7 Contoh :
  • 77. DND-2005  John Herschel mendapatkan bahwa kepekaan mata dalam menilai terang bintang bersifat logaritmik  Bintang yang magnitudonya satu ternyata 100 kali lebih terang daripada bintang yang magnitudonya enam  Berdasarkan kenyataan ini, Pogson pada tahun 1856 mendefinisikan skala satuan magnitudo secara lebih tegas  Tinjau dua bintang : m1 = magnitudo bintang ke-1 m2 = magnitudo bintang ke-2 E1 = fluks pancaran bintang ke-1 E2 = fluks pancaran bintang ke-2
  • 78. DND-2005 Skala Pogson didefinisikan sebagai : m1 – m2 = - 2,5 log (E1/E2) . . . . . . . . . . . .(4-1) atau . . . . . . . . . . . . . . .(4-2) Dengan skala Pogson ini dapat ditunjukkan bahwa bintang bermagnitudo 1 adalah 100 kali lebih terang daripada bintang bermagnitudo 6. Jika m1 = 1 dan m2 = 6, maka E1/E2 = 2,512 −(m1 − m2) E1/E2 = 2,512 = 2,512 = 100 −(1 − 6) 5 E1 = 100 E2
  • 79. DND-2005 Secara umum rumus Pogson dapat dituliskan : m = -2,5 log E + tetapan . . . . . . . . . . . . . . . . . (4-3)  Harga tetapan ditentukan dengan mendefinisikan suatu titik nol.  Pada awalnya sebagai standar magnitudo digunakan bintang Polaris yang tampak di semua Observatorium yang berada di belahan langit utara. Bintang Polaris ini diberi magnitudo 2 dan magnitudo bintang lainnya dinyatakan relatif terhadap magnitudo bintang polaris merupakan besaran lain untuk menyatakan fluks pancaran bintang yang diterima di bumi per cm2 , per detik
  • 80. DND-2005  Cara terbaik untuk mengukur magnitudo adalah dengan menggunakan bintang standar yang berada di sekitar bintang yang di amati karena perbedaan keadaan atmosfer Bumi tidak terlalu berpengaruh dalam pengukuran.  Pada saat ini telah banyak bintang standar yang bisa digunakan untuk menentukan magnitudo sebuah bintang, baik yang berada di langit belahan utara, maupun di belahan selatan.  Pada tahun 1911, Pickering mendapatkan bahwa bintang Polaris, cahayanya berubah-ubah (bintang variabel) dan Pickering mengusulkan sebagai standar magnitudo digunkan kelompok bintang yang ada di sekitar kutub utara (North Polar Sequence)
  • 81. DND-2005  Magnitudo yang kita bahas merupakan ukuran terang bintang yang kita lihat atau terang semu (ada faktor jarak dan penyerapan yang harus diperhitungkan) magnitudo semu magnitudo Faktor jarak : m = -2,5 log E + tetapan magnitudo semu kuat cahaya sebenarnya . . . . . . . . . . . . . (4-4)E = L 4 π d2
  • 82. DND-2005  Untuk menyatakan luminositas atau kuat sebenarnya sebuah bintang, kita definisikan besaran magnitudo mutlak, yaitu magnitudo bintang yang diandaikan diamati dari jarak 10 pc. M = -2,5 log E’ + tetapan magnitudo mutlak . . . . . . . . . . . . . (4-5)  Skala Pogson untuk magnitudo mutlak ini adalah, . . . . . . . . . . . . (4-6)E’ = L 4 π 102 M = -2,5 log + tetapanL 4 π 102 . . . . . . . (4-7) Jadi
  • 83. DND-2005 m = -2,5 log E + tetapanDari pers. (4-3) : M = -2,5 log E’ + tetapanDari pers. (4-6) : m – M = -2,5 log E/E’ . . . . . . . . (4-8) Subtitusikan pers. (4-4) : dan pers. (4-6) : ke pers (4-7) diperoleh, m – M = -5 + 5 log d . . . . . . . . . . . . . . . (4-9) modulus jarak d dalam pc E = L 4 π d2 E’ = L 4 π 102
  • 84. DND-2005 Contoh : Magnitudo mutlak sebuah bintang adalah M = 5 dan magnitudo semunya adalah m = 10. Jika absorpsi oleh materi antar bintang diabaikan, berapakah jarak bintang tersebut ? Jawab : m = 10 dan M = 5, dari rumus Pogson m – M = -5 + 5 log d diperoleh, 10 – 5 = -5 + 5 log d 5 log d = 10 log d = 2 d = 100 pc
  • 85. DND-2005 Dari rumus Pogson dapat kita tentukan perbedaan magnitudo mutlak dua bintang yang luminositasnya masing-msing L1 dan L2, yaitu, Dari rumus pers (4-7) M = -2,5 log + tetapanL 4 π 102 Untuk bintang ke-1 : M1 = -2,5 log + tetapanL1 4 π 102 M2 = -2,5 log + tetapanL2 4 π 102 Untuk bintang ke-2 : M1 - M2 = -2,5 log L2 L2 . . . . . . . . . (4-10)Jadi :
  • 86. DND-2005 Sebelum perkembangan fotografi, magnitudo bintang ditentukan dengan mata.  Kepekaan mata untuk daerah panjang gelombang yang berbeda tidak sama  Mata terutama peka untuk cahaya kuning hijau di daerah λ = 5 500 Å, karena itu magnitudo yang diukur pada daerah ini disebut magnitudo visual atau mvisDengan berkembangnya fotografi, magnitudo bintang selanjutnya ditentukan secara fotografi.  Pada awal fotografi, emulsi fotografi mempunyai kepekaan di daerah biru-ungu pada panjang gelombang sekitar 4 500 Å.  Magnitudo yang diukur pada daerah ini disebut magnitudo fotografi atau mfot
  • 87. DND-2005 Perbandingan hasil pengukuran magnitudo visual dangan magnitudo fotografi untuk bintang Rigel dan Betelgeuse  Rigel (berwarna biru)  Temperatur permukaannya tinggi  Diamati secara fotografi akan tampak lebih terang daripada diamati secara visual (mvis besar dan mfot kecil).  Akan memancarkan lebih banyak cahaya biru daripada cahaya kuning.
  • 88. DND-2005  Betelgeuse (berwarna merah)  Temperatur permukaannya rendah  Diamati secara visual akan tampak lebih terang daripada diamati secara fotografi (mvis kecil dan mfot besar).  Akan memancarkan lebih banyak cahaya kuning daripada cahaya biru Jadi untuk suatu bintang, mvis berbeda dari mfot. Selisih kedua magnitudi tersebut, yaitu magnitudo fotografi dikurang magnitudo visual disebut indeks warna (Color Index – CI).  Makin panas atau makin biru suatu bintang, semakin kecil indeks warnanya.
  • 89. DND-2005 mfot − mvis = indeks warna mfot mvis mag mvis besar, mfot kecil Distribusi energi bintang Rigel  CI kecil
  • 90. DND-2005 Distribusi energi bintang Betelgeus mvis kecil, mfot besar mfot − mvis = indeks warna mfot mvis mag  CI besar
  • 91. DND-2005 Dengan berkembangnya fotografi, selanjutnya dapat dibuat pelat foto yang peka terhadap daerah panjang gelombang lainnya, seperti kuning, merah bahkan inframerah. Pada tahun 1951, H.L. Johnson dan W.W. Morgan mengajukan sistem magnitudo yang disebut sistem UBV, yaitu U = magnitudo semu dalam daerah ultraungu (λef = 3500 Å) B = magnitudo semu dalam daerah biru (λef = 4350 Å) V = magnitudo semu dalam daerah visual (λef = 5550 Å) Dalam sistem UBV ini, indeks warna adalah U-B dan B-V  Untuk bintang panas B-V kecil.
  • 92. DND-2005 Dewasa ini pengamatan fotometri tidak lagi menggunakan pelat film, tetapi dilakukan dengan kamera CCD, sehingga untuk menentukan bermacam-macam sistem magnitudo nergantung pada filter yang digunakan. !
  • 93. DND-2005 Tiga bintang diamati magnitudo dalam panjang gelombang visual (V) dan biru (B) seperti yang diperlihatkan dalam tabel di bawah. a. Tentukan bintang nomor berapakah yang paling terang ? Jelaskanlah alasannya b. Bintang yang anda pilih sebagai bintang yang paling terang itu dalam kenyataannya apakah benar-benar merupakan bintang yang paling terang ? Jelaskanlah jawaban anda. c. Tentukanlah bintang mana yang paling panas dan mana yang paling dingin. Jelaskanlah alasannya. No.No. BB VV 11 8,528,52 8,828,82 22 7,457,45 7,257,25 33 7,457,45 6,356,35 Contoh :
  • 94. DND-2005 Jawab : a. Bintang paling terang adalah bintang yang magnitudo visualnya paling kecil. Dari tabel tampak bahwa bintang yang magnitudo visualnya paling kecil adalah bintang no. 3, jadi bintang yang paling terang adalah bintang no. 3 b. Belum tentu karena terang suatu bintang bergantung pada jaraknya ke pengamat seperti tampak pada rumus E = L 4 π d 2 dimana E adalah terang bintang, L luminositas bintang dan d adalah jarak bintang ke pengamat. Oleh karena itu bintang yang sangat terang bisa tampak sangat lemah cahayanya karena jaraknya yang jauh. V = -2,5 log E + tetapan, dan
  • 95. DND-2005 c. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini kita tentukan dahulu indeks warna ketiga bintang tersebut, karena makin panas atau makin biru sebuah bintang maka semakin kecil indeks warnanya. No. BtgNo. Btg BB VV B-VB-V 11 8,528,52 8,828,82 -0,30-0,30 22 7,457,45 7,257,25 0,200,20 33 7,457,45 6,356,35 1,101,10 Dari tabel di atas tampak bahwa bintang yang mempunyai indeks warna terkecil adalah bintang no. 1. Jadi bintang terpanas adalah bintang no. 1.
  • 97. DND-2005 Bintang tidak diam, tapi bergerak di ruang angkasa. Pergerakan bintang ini sangat sukar diikuti karena jaraknya yang sangat jauh, sehingga kita melihat bintang seolah-olah tetap diam pada tempatnya sejak dulu hingga sekarang Laju perubahan sudut letak suatu bintang disebut gerak sejati (proper motion). Gerak sejati bisanya diberi simbol dengan µdan dinyatakan dalam detik busur pertahun. Bintang yang gerak sejatinya terbesar adalah bintang Barnard dengan µ= 10″,25 per tahun (dalam waktu 180 tahun bintang ini hanya bergeser selebar bulan purnama)
  • 98. DND-2005   Pengamat Vr V Vt µ d Hubungan antara kecepatan tangensial (Vt ) dan gerak sejati : Vt = µd d = jarak bintang. Apabila µ dinyatakan dalam detik busur per tahun, d dalam parsec dan Vt dalam km/s, maka . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . (5-1)
  • 99. DND-2005 Vt = 4,74 µd Vt = 4,74 µ/p p paralaks bintang dalam detik busur. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (5-2) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (5-3) Selain gerak sejati, informasi tentang gerak bintang diperoleh dari pengukuran kecepatan radial, yaitu komponen kecepatan bintang yang searah dengan garis pandang
  • 100. DND-2005 ∆λ . . . . . . . . . . . . . . . . . (5-4) Kecepatan radial bintang dapat diukur dari efek Dopplernya pada garis spektrum dengan menggunakan rumus : ∆ λ = λdiamati − λdiam λdiam λdiamati λ = λdiam , Vr = kecepatan radial, c = kecepatan cahaya ∆λ λ Vr c =
  • 101. DND-2005  Vr berharga positip. garis spektrum bergeser ke arah panjang gelombang yang lebih panjang Vr berharga negatif. garis spektrum bergeser ke arah panjang gelombang yang lebih pendek pergeseran biru pergeseran merah Karena Vt dapat ditentukan dari pers (iii) dan Vr dapat ditentukan dari pers (iv), maka kecepatan linier bintang dapat ditentukan dengan menggunakan rumus : V2 = Vt 2 + Vr 2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (5-5)
  • 102. DND-2005 Contoh : Garis spektrum suatu elemen yang panjang gelombang normalnya adalah 5000 Å diamati pada spektrum bintang berada pada panjang gelombang 5001 Å. Seberapa besarkah kecepatan pergerakan bintang tersebut ? Apakah bintang tersebut mendekati atau menjauhi Bumi ? Jawab : λdiam = 5000 Å dan λdiamati = 5001 Å ∆ λ = λdiamati − λdiam = 5001 – 5000 = 1 Å Karena kecepatannya positif maka bintang menjauhi pengamat ∆λ λ Vr c = ∆λ λ Vr = c = (3 x 105 ) 1 5000 = 60 km/s
  • 103. DND-2005 Animasi kecepatan radial untuk sistem bintang ganda
  • 105. DND-2005 Pembentukan SpektrumPembentukan Spektrum Apabila seberkas cahaya putih dilalukan ke dalam prisma, maka cahaya tersebut akan terurai dalam beberapa warna (panjang gelombang) R O Y G B V 6 000 Å 5 000 Å 4 000 Å Prisma Spektrum Cahaya putih Spektrum kontinu
  • 106. DND-2005 6 000 Å 5 000 Å 4 000 Å R O Y G B V Spektrum Selain dengan prisma, spektrum cahaya juga dapat diuraikan oleh kisi-kisi Spektrum kontinu digunakan dalam spektrograf Kisi-kisi Cahaya datang
  • 107. DND-2005 5000 K6000 K garis absorpsi garis emisi Pembentukan garis absorpsi danPembentukan garis absorpsi dan emisiemisi Sumber Cahaya Gas Prisma
  • 108. DND-2005 Hukum Kirchoff (1859)Hukum Kirchoff (1859) 1. Bila suatu benda cair atau gas bertekanan tinggi dipijarkan, benda tadi akan memancarkan energi dengan spektrum pada semua panjang gelombang 2. Gas bertekanan rendah bila dipijarkan akan memancarkan energi hanya pada warna, atau panjang gelombang tertentu saja. Spektrum yang diperoleh berupa garis-garis terang yang disebut garis pancaran atau garis emisi. Letak setiap garis atau panjang gelombang garis tersebut merupakan ciri gas yang memancarkannya.
  • 109. DND-2005 3. Bila seberkas cahaya putih dengan spektrum kontinu dilewatkan melalui gas yang dingin dan renggang (bertekanan rendah), gas tersebut tersebut akan menyerap cahaya tersebut pada warna atau panjang gelombang tertentu. Akibatnya akan diperoleh spektrum kontinu yang berasal dari cahaya putih yang dilewatkan diselang-seling garis gelap yang disebut garis serapan atau garis absorpsi.
  • 110. DND-2005 Deret BalmerDeret Balmer Apabila seberkas gas hidrogen dipijarkan akan meman- carkan sekumpulan garis terang atau garis emisi dengan jarak antar satu dan lainnya yang memperlihatkan suatu keteraturan tertentu. Menurut Balmer (ahli fisika dari Swiss), panjang gelombang garis emisi tersebut mengiku- ti hukum λ = panjang gelombang R = suatu tetapan n = bilangan bulat 3, 4, 5, . . . . . . . . . . . . . . (6-1)1 1 λ 22 1 n2 = R
  • 111. DND-2005 Untuk : deret Balmer pertama : Hα pada λ = 6563 Ån = 3 deret Balmer kedua : Hβ pada λ = 4861 Ån = 4 deret Balmer ketiga : Hγ pada λ = 4340 Ån = 5 deret Balmer keempat : Hδ pada λ = 4101 Ån = 6 . . . n = ∞ limit deret Balmer pada λ = 3650 Å 4 000 5 000 6 000 λ (Å) HαHβHγHδ
  • 112. DND-2005 Setelah ditemukan deret Balmer ditemukan deret hidrogen lainnya, dan persamaan deret Balmer masih tetap berlaku dengan mengubah 22 menjadi m2 dimana m adalah bilangan bulat mulai dari 1, 2, 3, . . . . ditemukan deret deret Lyman dengan n = 2, 3, …m = 1 ditemukan deret deret Balmer dengan n = 3, 4, …m = 2 ditemukan deret deret Paschen dengan n = 4, 5, …m = 3 ditemukan deret deret Brackett dengan n = 5, 6, …m = 4 . . . . . . . . . . . (6-2)1 1 λ m2 1 n2 = R Konstanta Rydberg Apabila λ dinyatakan dalam cm maka R = 109 678
  • 114. DND-2005 Teori Atom Hidrogen BohrTeori Atom Hidrogen Bohr  Atom hidrogen terdiri dari inti yang bermuatan positif (proton) yang dikelilingi oleh sebuah elektron + proton elektron - - - - tingkat energi Massa proton (M) >> massa elektron (me) orbit dapat dianggap lingkaran v = kecepatan elektron r = jarak elektron-proton E = energi yang dipancarkan elektron Misalkan : - - r v elektron berada dalam orbitnya dlm pengaruh gaya sentral yg disebabkan gaya elektrostatik
  • 115. DND-2005 Energi elektron terdiri dari : Energi kinetik (EK) dan energi potensial (EP) Energi total elektron adalah, E = EK + EP Menurut Coulomb, gaya elektrostatik antara proton dan elektron adalah, muatan elektron . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6-3) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6-4) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6-5) e2 r2 F = 1 2 EK = me v2
  • 116. DND-2005 Supaya elektron tetap stabil dalam orbitnya, gaya elektrostatik ini harus diimbangi oleh gaya centrifugal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6-6) Dari pers (6-5) dan (6-6) diperoleh, Dengan mensubtitusikan pers. (6-7) ke pers. (6-4) maka energi kinetik dapat dituliskan menjadi, . . . . . . . . . . . . . . (6-7) . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6-8) Mev2 r F = mev2 r e2 r2 = e v = mer EK = 1 2 me v2 = 1 2 e2 r
  • 117. DND-2005 Energi potensial elektron dalam orbitnya adalah, EP = e2 r2 ∞ r dr = e2 r berarti tarik menarik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6-9) Dari pers. (6-3), (6-8) dan (6-9) diperoleh, E = = 1 2 e2 2 r e2 2 r e2 2 2r . . . . . . . . . . . . . . .. . . (6-10) Momentum sudut elektron pada orbitnya dinyatakan oleh, H = me v r = e(mer)1/2 . . . . . . . . . . . . . . . . . (6-11)
  • 118. DND-2005 Menurut Bohr, elektron hanya dapat bergerak mengelilingi proton pada orbit tertentu dan jarak orbit tersebut (r) memungkinkan momentum sudut elektron di sekitar inti mempunyai harga yang diberikan oleh kelipatan h 2π konstanta Planck konsep ini disebut momentum sudut yang terkuantisasi elektron terkuantisasi Jadi menurut Bohr, momentum sudut elektron dapat dinyatakan oleh, nh 2π H = . … . . . . . . . . . . . . . . . (6-12) n = 1, 2, 3, . . . . = tingkat energi
  • 119. DND-2005 Dari pers. (ix) dan (x) selanjutnya dapat diperoleh, nh 2π = e(me r)1/2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6-13) Karena itu radius orbit Bohr dapat dinyatakan oleh, n2 h2 4π2 e2 me r = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6-14) e = 4,803 x 10-10 statcoulomb (satuan elektrostatik) me = 9,1096 x 10-26 gr h = 6,626 x 10-27 erg s Jika harga-harga ini dimasukan ke pers. (xii), dan kita ambil n = 1 maka akan diperoleh, r = 5,3 x 10-8 mm = 0,53 Å
  • 120. DND-2005 Apabila harga r dalam pers. (xii) disubtitusikan le pers. ( viii), maka akan diperoleh energi orbit Bohr yaitu, n2 h2 2π2 e4 me En = = n2 13,6 eV . . . . . . . . . . . . . . . (6-15) Untuk atom yang berada pada tingkat dasar (ground state) n = 1 E = - 13,6 eV . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6-16) melepaskan elektron
  • 121. DND-2005 1234 4 3 2 n = 1 Diagram tingkat energi atom Energi absorpsi emisi Skema yang merepresentasikan tingkat energi orbit Tingkat energiTingkat energi AtomAtom proton hν hν
  • 122. DND-2005 Apabila elektron berpindah dari tingkat n ke tingkat m (m lebih tinggi daripada n), maka elektron akan kehilangan energi. Energi ini akan dipancarkan sebagai foton atau butiran cahaya dengan energi sebesar hν (h adalah konstanta Planck dan νadalah frekuensi foton) 1 hν = Em – En = 13,6 m2 13,6 n2 m2= 13,6 1 n2 Oleh karena ν = c/λ(c = 2,9979 x 1010 cm/s = kecepatan cahaya), λ= panjang gelombang , maka 1h c λ m2= 13,6 1 n2 . (6-17) . . . . . . . . . . . (6-18)
  • 123. DND-2005 11 λ m2 = 1 n2 13,6 h c = 1 m2 1 n2109 678 Apabila kita masukan harga c dan h maka akan diperoleh, Konstanta Rydberg (R), apabila λ dinyatakan dalam cmPersamaan ini sama dengan yang ditemukan oleh Balmer secara empiris . . (6-19)
  • 125. DND-2005 Fotosfer merupakan sumber spektrum kontinum Atmosfer bintang temp. lebih dingin sehingga menyerap foton
  • 127. DND-2005 Spektrum BintangSpektrum Bintang  Pola spektrum bintang umumnya berbeda-beda, pada tahun 1863 seorang astronom bernama Angelo Secchi mengelompokan spektrum bintang dalam 4 golongan berdasarkan kemiripan susunan garis spektrumnya.  Miss A. Maury dari Harvard Observatory menemukan bahwa klasifikasi Secchi dapat diurutkan secara kesinambungan hingga spektrum suatu bintang dengan bintang urutan sebelumnya tidak berbeda banyak.  Klasifikasi yang dibuat oleh Miss Maury selanjutnya diperbaiki kembali oleh Miss Annie J. Cannon. Hingga sekarang klasifikasi Miss Cannon ini digunakan
  • 128. DND-2005 KlasifikasiKlasifikasi SecchiSecchi Tipe1, Tipe II, Tipe III, TipeTipe1, Tipe II, Tipe III, Tipe IV, Tipe VIV, Tipe V KlasifikasiKlasifikasi Miss A. MauryMiss A. Maury Kelas A, B, C, D, E, F, G,Kelas A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, PH, I, J, K, L, M, N, O, P dan Qdan Q KlasifikasiKlasifikasi Miss. Annie J.Miss. Annie J. CannonCannon Kelas O, B, A, F, G, K, MKelas O, B, A, F, G, K, M Perjalanan Klasifikasi Spektrum Bintang Oh, Be, A, Fine, Girl, Kiss, Me
  • 129. DND-2005 HαHβHγHδHζHη Hε He II He I Kls. SpekKls. Spek :: OO WarnaWarna :: BiruBiru TemperatTemperat urur :: > 30 000 K> 30 000 K Ciri UtamaCiri Utama :: Garis absorpsi yang tampak sangatGaris absorpsi yang tampak sangat sedikit. Garis helium terionisasi, garissedikit. Garis helium terionisasi, garis nitrogen terionisasi dua kali, garis silikonnitrogen terionisasi dua kali, garis silikon terionisasi tiga kali dan garis atom lainterionisasi tiga kali dan garis atom lain yang terionisasi beberapa kali tampak,yang terionisasi beberapa kali tampak, tapi lemah. Garis hidrogen juga tampak,tapi lemah. Garis hidrogen juga tampak, tapi lemah.tapi lemah. ContohContoh :: Bintang 10 LacertaBintang 10 Lacerta Klasifikasi Spektrum Bintang
  • 130. DND-2005 Hα Hβ Hγ Hδ Hε Hζ Hη HeII HeII (Å) Spektrum Bintang Kelas O 0 100 200 300 400 500 600 3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500 Panjang Gelombang Intensitas
  • 131. DND-2005 Kls. SpekKls. Spek :: BB WarnaWarna :: BiruBiru TemperatTemperat urur :: 11 000 – 30 000 K11 000 – 30 000 K Ciri UtamaCiri Utama :: Garis helium netral, garis silikonGaris helium netral, garis silikon terionisasi satu dan dua kali serta garisterionisasi satu dan dua kali serta garis oksigen terionisasi terlihat. Garisoksigen terionisasi terlihat. Garis hidrogen lebih jelas daripada kelas Ohidrogen lebih jelas daripada kelas O ContohContoh :: Bintang Rigel dan SpicaBintang Rigel dan Spica HαHβHγHδHζHη Hε He I He I He II Hθ
  • 132. DND-2005 Spektrum Bintang Kelas B 0 50 100 150 200 250 300 350 400 3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500 Panjang Gelombang Intensitas Hα Hβ Hγ Hδ Hε Hζ Hη (Å) Hθ HeI (4471) HeI (4744) HeI (4026)
  • 133. DND-2005 Kls. SpekKls. Spek :: AA WarnaWarna :: BiruBiru TemperatTemperat urur :: 7 500 – 11 000 K7 500 – 11 000 K Ciri UtamaCiri Utama :: Garis hidrogen tampak sangat kuat.Garis hidrogen tampak sangat kuat. Garis magnesium silikon, besi, titaniumGaris magnesium silikon, besi, titanium dan kalsium terionisasi satu kali mulaidan kalsium terionisasi satu kali mulai tampak. Garis logam netral tampaktampak. Garis logam netral tampak lemah.lemah. ContohContoh :: Bintang Sirius dan VegaBintang Sirius dan Vega HαHβHγHδHζHη HεHθ
  • 134. DND-2005 Spektrum Bintang Kelas A 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500 Panjang Gelombang Intensitas Hα Hβ Hγ Hδ Hε Hζ Hη (Å) Hθ
  • 135. DND-2005 Kls. SpekKls. Spek :: FF WarnaWarna :: Biru keputih-putihanBiru keputih-putihan TemperatTemperat urur :: 6 000 – 11 000 K6 000 – 11 000 K Ciri UtamaCiri Utama :: Garis hidrogen tampak lebih lemahGaris hidrogen tampak lebih lemah daripada kelas A, tapi masih jelas.daripada kelas A, tapi masih jelas. Garis-grais kalsium, besi dan chromiumGaris-grais kalsium, besi dan chromium terionisasi satu kali dan juga garis besiterionisasi satu kali dan juga garis besi dan chromium netral serta garis logamdan chromium netral serta garis logam lainnya mulai terlihat.lainnya mulai terlihat. ContohContoh :: Bintang Canopus dan ProyconBintang Canopus dan Proycon HαHβHγHδHζHη HεHθ K Lines G Band H Lines K line = Ca II (λ 3934)H line = Ca II (λ 3968)G Band = Molekul CH (λ 4323)
  • 136. DND-2005 Spektrum Bintang Kelas F 0 20 40 60 80 100 120 140 3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500 Panjang Gelombang Intensitas HαHβHγHδHε Hζ (Å) G bandK+H Lines
  • 137. DND-2005 Kls. SpekKls. Spek :: GG WarnaWarna :: Putih kekuning-Putih kekuning- kuningankuningan TemperatTemperat urur :: 5 000 – 6000 K5 000 – 6000 K Ciri UtamaCiri Utama :: Garis hidrogen lebih lemah daripadaGaris hidrogen lebih lemah daripada kelas F. Garis calsium terionisasikelas F. Garis calsium terionisasi terlihat. GAris-garis logam terionisasiterlihat. GAris-garis logam terionisasi dan logam netral tampak. Pita molekuldan logam netral tampak. Pita molekul CH (G-Band) tampak sangat kutaCH (G-Band) tampak sangat kuta ContohContoh :: Matahari dan Bintang CapellaMatahari dan Bintang Capella HαHβHγHδHζ K Lines G Band H Lines Mg I Mg I
  • 138. DND-2005 Spektrum Bintang Kelas G 0 20 40 60 80 100 120 140 3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500 Panjang Gelombang Intensitas HαHβHγHδ Hε (Å) G band K+H Lines Mg IMg I
  • 139. DND-2005 Kls. SpekKls. Spek :: KK WarnaWarna :: Jingga kemerah-Jingga kemerah- merahanmerahan TemperatTemperat urur :: 3 500 – 5000 K3 500 – 5000 K Ciri UtamaCiri Utama :: Garis logam netral tampak mendominasi.Garis logam netral tampak mendominasi. Garis hidrogen lemah sekali. PitaGaris hidrogen lemah sekali. Pita molekul TiO mulai tampakmolekul TiO mulai tampak ContohContoh :: Bintang Acturus dan AldebaranBintang Acturus dan Aldebaran Hα (sudah tidak tampak) K Lines G Band Hβ (tidak tampak) H Lines Ca I (4227) Mg I Mg I
  • 140. DND-2005 Spektrum Bintang Kelas K 0 20 40 60 80 100 120 3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500 Panjang Gelombang Intensitas HαHβHγHδ (Å) G band H Lines Ti O Fe I Mg I Mg I K Lines Ca I
  • 141. DND-2005 Kls. SpekKls. Spek :: MM WarnaWarna :: MerahMerah TemperatTemperat urur :: 2 500 – 3 000 K2 500 – 3 000 K Ciri UtamaCiri Utama :: Pita molekul Tio ( titanium oksida)Pita molekul Tio ( titanium oksida) terlihat sangat mendominasi, garis logamterlihat sangat mendominasi, garis logam netral juga tampak dengan jelas.netral juga tampak dengan jelas. ContohContoh :: Bintang Betelgeues dan AntaresBintang Betelgeues dan Antares Hα Τidak tampak Ca I (4227) K Lines G Band H Lines Ti O Ti O Ti O Ti OMg I
  • 142. DND-2005 Spektrum Bintang Kelas M 0 50 100 150 200 250 300 3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500 Panjang Gelombang Intensitas (Å) Ti O Ti O Ti O Ti O Mg I Ca I
  • 143. DND-2005 OO 50 00050 000 oo KK BB 20 00020 000 oo KK AA 10 00010 000 oo KK FF 7 5007 500 oo KK GG 6 0006 000 oo KK KK 4 0004 000 oo KK MM 3 5003 500 oo KK Urutan Kelas Spektrum BintangUrutan Kelas Spektrum Bintang
  • 144. DND-2005 SubkelasSubkelas Klasifikasi spektrum bintang O, B, A, F, G, K, M masih dibagi lagi dalam subkelas, yaitu B0, B1, B2, B3, . . . . . . . . ., B9 A0, A1, A2, A3, . . . . . . . . ., A9 F0, F1, F2, F3, . . . . . . . . . ., F9 . . . dst
  • 145. DND-2005 Spektrum Bintang Subkelas VSpektrum Bintang Subkelas V O5 V B0 V B5 V A1 V A5 V F0 V F5 V G0 V G4 V K0 V K5 V M0 V M5 V HαHβHγHδHεHζ
  • 146. DND-2005 3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500 HαHβHγHδHζHη O5 O7-B0 B3-4 B6 A1-3 A5-7 A8 A9-F5 F6-7 F8-9 G1-2 G6-8 G9-K0 Hε IntensitasRelatif Spektrum Bintang Deret Utama KelasSpektrum Bintang Deret Utama Kelas O-KO-K Panjang Gelombang (Å)
  • 147. DND-2005 Spektrum Bintang Deret Utama Kelas K-MSpektrum Bintang Deret Utama Kelas K-M K4 Hα sudah tidak tampak 3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500 Panjang Gelombang IntensitasRelatif K5 M2 M4 Ti O (Å)
  • 148. DND-2005 Hγ Hδ Hε Hζ Hα He II Hβ Profil P-Cygi (Inverse) Spektrum Bintang Dengan GarisSpektrum Bintang Dengan Garis EmisiEmisi
  • 149. DND-2005 M-K KelasM-K Kelas  Bintang dalam kelas spektrum tertentu ternyata dapat mempunyai luminositas yang berbeda. Pada tahun 1913 Adam dan Kohlscutter di Observatorium Mount Wilson menunjukkan ketebalan beberapa garis spektrum dapat digunakan untuk menentukan luminositas bintang  Berdasarkan kenyataan ini pada tahun 1943 Morgan dan Keenan dari Observatorium Yerkes membagi bintang dalam kelas luminositas yaitu
  • 150. DND-2005 Kelas IaKelas Ia Maharaksasa yang sangatMaharaksasa yang sangat terangterang Kelas IbKelas Ib Maharaksasa yang kurangMaharaksasa yang kurang terangterang Kelas IIKelas II Raksasa yang terangRaksasa yang terang Kelas IIIKelas III RaksasaRaksasa Kelas IVKelas IV SubraksasaSubraksasa Kelas VKelas V Deret utamaDeret utama Kelas Luminositas Bintang dari Morgan-Keenan (MK) digambarkan dalam diagram Hertzprung-Russell (diagram H-R) Kelas Luminositas Bintang (Kelas MK)
  • 153. DND-2005 G2 V : Bintang deret utama kelas spektrum G2 Klasifikasi spektrum bintang sekarang ini merupakan penggabungan dari kelas spektrum dan kelas luminositas. G2 Ia : Bintang maharaksasa yang sangat terang kelas spektrum G2 B5 III : Bintang raksasa kelas spektrum B5 B5 IV : Bintang subraksasa kelas spektrum B5 Contoh :
  • 155. DND-2005 Pada tahun 1951, H.L. Johnson dan W.W. Morgan menajukan sistem magnitudo yang disebut sistem UBV, yaitu U = magnitudo semu dalam daerah ultraungu (λef = 3500 Å) B = magnitudo semu dalam daerah biru (λef = 4350 Å) V = magnitudo semu dalam daerah visual (λef = 5550 Å) Dalam sistem UBV ini, indeks warna adalah U-B dan B-V Makin kecil harga B-V, bintang semakin panas.
  • 156. DND-2005 MagnitudoMagnitudo WarnaWarna λλ EfektifEfektif (Å)(Å) Lebar PitaLebar Pita ((Å)Å) Sistem UGRSistem UGR dari Beckerdari Becker UU UltravioletUltraviolet 3 6903 690 500 – 700500 – 700GG HijauHijau 4 6804 680 RR MerahMerah 63806380 Sistem UBVSistem UBV dari Johnsondari Johnson dan Morgandan Morgan UU UltravioletUltraviolet 3 5003 500 800 – 1000800 – 1000BB BiruBiru 4 3504 350 VV KuningKuning 5 5505 550 SistemSistem StromgrenStromgren (Sistem ubvy)(Sistem ubvy) uu UltravioletUltraviolet 3 5003 500 ∼∼ 200200 vv VioletViolet 4 1004 100 bb BiruBiru 4 6704 670 yy HijauHijau 5 4705 470 Berbagai Sistem Magnitudo
  • 157. DND-2005 MagnitudoMagnitudo WarnaWarna λλ EfektifEfektif (Å)(Å) Lebar PitaLebar Pita ((Å)Å) SistemSistem Stebbins danStebbins dan WithfordWithford UU UltravioletUltraviolet 3 5503 550 600 - 1500600 - 1500 VV VioletViolet 4 2004 200 BB BiruBiru 4 9004 900 GG HijauHijau 5 7005 700 RR MerahMerah 7 2007 200 II inframerahinframerah 10 30010 300 Berbagai Sistem Magnitudo
  • 158. DND-2005 Magnitudo BolometrikMagnitudo Bolometrik Magnitudo bintang yang diukur dalam seluruh panjang gelombang Untuk magnitudo semu bolometrik ini, rumus Pogson dituliskan sebagai, Magnitudo semu bolometrik = mbol Magnitudo mutlak bolometrik = Mbol mbol = -2,5 log Ebol + Cbol tetapan Fluks bolometrik E = L 4 π d2 . . . . . . . . . . . . . . (7-1)
  • 159. DND-2005 Magnitudo mutlak bolometrik mempunyai arti penting karena kita dapat memperoleh informasi mengenai energi total yang dipancarkan suatu bintang per detik (luminositas) yaitu dari rumus, Mbol – Mbol = -2,5 log L/L Mbol : magnitudo mutlak bolometrik bintang L : Luminositas bintang Mbol : magnitudo mutlak bolometrik Matahari L : Luminositas Matahari = 3,83 x 1033 erg/det . . . . . . . . . . . (7-2)
  • 160. DND-2005  Magnitudo bolometrik sukar ditentukan karena beberapa panjang gelombang tak dapat menembus atmosfer Bumi.  Bintang yang panas sebagian besar energinya dipancarkan pada panjang gelombang ultraviolet, sedangkan bintang yang dingin, sebagian besar energinya dipancarkan pada panjang gelombang inframerah. Keduannya tidak dapat menembus atmosfer Bumi.  Magnitudo bolometrik bintang-bintang panas dan dingin ini ditentukan secara teori, atau penentuannya dilakukan di luar atmosfer Bumi.
  • 161. DND-2005  Cara lain adalah cara tidak langsung, yaitu dengan memberikan koreksi pada magnitudo visualnya. Caranya adalah sebagai berikut: Magnitudo visual adalah, V = -2,5 log EV + CV Magnitudo bolometrik adalah, mbol = -2,5 log Ebol + Cbol Dari dua persamaan ini diperoleh, V - mbol = -2,5 log EV / Ebol + C Atau V – mbol = BC BC disebut koreksi bolometrik (bolometric correction) yang harganya bergantung pada temperatur atau warna bintang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (7-3)
  • 162. DND-2005  Untuk bintang yang sangat panas atau sangat dingin, sebagian besar energinya dipancarkan pada daerah ultraviolet atau inframerah, hanya sebagian kecil saja dipancarkan pada daerah visual, oleh karena itu untuk bintang seperti ini, koreksi bolometriknya besar  Untuk bintang yang temperaturnya sedang, seperti Matahari, sebagian besar energinya dipancarkan dalam daerah visual hingga perbedaan antara mbol dan V kecil. Jadi untuk bintang seperti ini koreksi bolometriknya mencapai harga terkecil. Koreksi bolometrik bergantung pada warna bintang !
  • 163. DND-2005 0 - 0,32 1 2 3 4 5 0,00 0,43 0,66 1,41 B - V BC Hubungan antara BC dengan B-V BC = 0, untuk B – V = 0,45
  • 164. DND-2005 α L = 4 π R2 σΤef 4 E = L 4 π d 2 Dari pelajaran yang lalu diperoleh dan E = σ Tef 4 R d 2 R d α = R d E = α2 σ Tef 4 Radius sudut bintang . . . . . . . . . . . . (7-4)
  • 165. DND-2005 δ R d α δ = 2α Garis tengah sudut E = α2 σ Tef 4 Untuk Matahari E = σ Tef 4 δ 2 2 E = σ Tef 4 δ 2 2 . . . . . . . . (7-5)
  • 166. DND-2005 Apabila kita bandingkan fluks bintang dan fluks Matahari diperoleh, E = σ Tef 4 δ 2 2 E = σ Tef 4 δ 2 2 δ δ 1/2 E E 1/4 Tef Tef = Jika diambil logaritmanya, maka diperoleh, log (Tef /Tef) = 0,25 log (E /E) + 0,5 log (δ/ δ) . . . . . . . . . . . . (7-6)
  • 167. DND-2005 Selanjutnya dengan menggunakan rumus Pogson, diperoleh mbol - mbol = - 2,5 log (E/E) log (Tef /Tef) = 0,25 log (E /E) + 0,5 log (δ/ δ) Apabila rumus ini kita subtitusikan ke persamaan akan diperoleh, log Tef = log Tef - 0,1 log (mbol - mbol ) + 0,5 (log δ - log δ) . . . . . . . . . . . . (7-7)
  • 168. DND-2005 Untuk Matahari diketahui, Tef = 5785 K, mbol = -26,79 dan δ = 1920” log Tef = log Tef - 0,1 log (mbol - mbol ) + 0,5 (log δ - log δ) Jika harga-harga ini dimasukan ke persamaan akan diperoleh, log Tef = 2,726 – 0,1mbol – 0,5 log δ dinyatakan dalam detik busur . . . . . . . . . . . . . . (7-8)