Rencana pelaksanaan pembelajaran ini membahas perkembangan kebudayaan Islam pada masa Dinasti Ayyubiyah. Materi pelajaran mencakup perkembangan pendidikan, perdagangan, kesehatan, dan arsitektur pada masa tersebut. Metode pembelajarannya meliputi ceramah, diskusi, dan tanya jawab untuk mencapai tujuan bahwa siswa dapat menjelaskan dan mengidentifikasi faktor perkembangan kebudayaan Islam pada mas
Aksi Nyata Guru Penggerak Modul 3.3. Program Berdampak Positif pada Murid
Deskripsi peradaban islam ayyubiyah
1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Madrasah : MTs Negeri Purwokerto
Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas / Semester : VIII/ Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
I. Standar Kompetensi
2. Memahami perkembangan Islam pada masa Dinasti Ayyubiyah
II. Kompetensi Dasar
2.2 Mendeskripsikan perkembangan kebudayaan/ peradaban Islam pada masa
Dinasti Ayyubiyah
III. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui Diskusi dan memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat menerangkan
perkembangan kebudayaan/ peradaban Islam pada masa Dinasti Ayyubiyah dengan
benar.
2. Melalui Diskusi dan memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat mengidentifikasi
faktor-faktor berkembangnya kebudayaan/ peradaban Islam pada masa Dinasti
Ayyubiyah dengan benar.
3. Melalui Diskusi dan memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat menjelaskan
pengembangan al Azhar dari sebab berkembangnya kebudayaan/ peradaban Islam
pada masa Dinasti Ayyubiyah.
Mengembangan perilaku: Gemar membaca, rasa ingin tahu, komunikatif, cermat,
teliti, tanggung jawab dan kerjasama.
IV. Indiaktor Pencapaian Hasil Belajar
2.2.1 Menerangkan perkembangan kebudayaan/ peradaban Islam pada masa
Dinati Ayyubiyah
2.2.2 Mengidentifikasi faktor-faktor berkembangnya kebudayaan/ peradaban
Islam pada masa Dinasti Ayyubiyah
2.2.3 Menjelaskan pengembangan al Azhar dari sebab berkembangnya
kebudayaan/ peradaban Islam pada masa Dinasti Ayyubiyah.
Menunjukkan perilaku: Gemar membaca, rasa ingin tahu, komunikatif, cermat,
teliti, tanggung jawab dan kerjasama.
V. Materi Pembelajaran
Perkembangan Peradaban Islam pada masa Dinasti Ayyubiyah
1. Berkembangnya kebudayaan/ peradaban Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
Beberapa kemajuan dan perkembangan kebudayaan/ peradaban pada masa
Dinasti Ayyubiyah:
1. Kemajuan di Bidang Militer
Perjalanan pemerintahan Dinasti Ayyubiyah selama ±75 tahun lebih banyak
tercurah untuk membebaskan wilayah-wilayah Islam yang telah dicaplok oleh
tentara Salib (bangsa Eropa). Pembebasan wilayah-wilayah tersebut dapat
berlangsung cepat dengan kemenangan demi kemenangan melalui peperangan
yang dipimpin langsung oleh Salahuddin al Ayyubi. Kemenangan ini tidak lepas
dari kepiwaian Salahuddin dalam menerapkan strategi perang dan kekuatan
militernya. Kekuatan militer yang dimiliki oleh kaum muslimin pada saat itu sudah
termasuk dalam kategori maju.
Selama berkecamuknya perang Salib banyak terjadi jatuh korban baik di
pihak kaum muslimin atau pihak tentara Salib. Korban yang berjatuhan dari
pihakkaum muslimin jumlahnya mencapai ratusan ribu, baik laki-laki atau wanita,
orang tua atau anak-anak. Korban tersebut tidak hanya dari masyarakat sipil saja
melainkan juga dari pihak pemerintah yang berkuasa seperti gubernur, amir dan
panglima perang. Demikian juga dari pihak tentara Salib (Inggris, Perancis,
Jerman) banyak prajurit dan panglima perangnya yang berguguran di medan
perang.
2. Walaupun tentara Salib pada akhirnya menelan kekalahan dalam perang
tersebut, kerugian yang dialami kaum muslimin jauh lebih besar. Hal ini
disebabkan karena perang Salib terjadi di wilayah Islam. Banyak bangunan
infrastruktur yang rusak seperti istana, masjid, sekolah dan lainnya yang
mempunyai nilai peradaban yang sangat tinggi. Sebaliknya, walaupun tentara Salib
menelan kekalahan sebenarnya mereka mendapatkan hikmah yang besar. Karena
selama dua abad lamanya mereka di wilayah kaum muslimin, mereka telah banyak
mengenal peradaban dan kebudayaan islam yang jauh lebih maju dari peradaban
bangsa Eropa saat itu. Pengalaman yang mereka peroleh dari peradaban Islam
telah mendorong terjadinya kebangkitan bangsa-bangsa Eropa (Renaissance).
2. Bidang Pendidikan dan Dakwah
Selama perjalanan pemerintahan Dinasti Ayyubiyah lebih banyak
dihabiskan untuk melakukan pembebasan wilayah Islam dari perlawanan tentara
Salib. Semangat jihad terus dikobarkan oleh Salahuddin demi kehormatan umat
Islam. Namun semangat jihad ini tidak menjadi satu-satunya media dakwah
Islamiyah bagi Salahuddin al Ayyubi.
Beliau dan para khalifah Ayyubiyah memberikan perhatian yang besar
terhadap bidang pendidikan. Semasa ini banyak didirikan sekolah atau madrasah
di tiap-tiap kota. Bahkan alokasi anggaran untuk pendidikan tidak kalah besar
dengan anggaran militer. Selain mendirikan bangunan sekolah juga memberikan
biaya pendidikan bagi siswa dan memberikan gaji yang besar bagi para
pengajarnya. Pengajaran yang diberikan di madrasah-madrasah lebih banyak
mengajarkan paham Sunni sehingga sangat berbeda sekali dengan pengajaran
yang diberikan pemerintah Fathimiyah yang lebih banyak mengajarkan paham
Syi’ah.
Usaha-usaha lain yang dilakukan oleh khalifah Ayyubiyah untuk
memajukan pendidikan dan dakwah antara lain:
a. Membentuk Departemen Pendidikan
Lembaga Darul Hikmah yang didirikan oleh khalifah Dinasti
Fathimiyah oleh Salahuddin al Ayyubi dijadikan Departemen Pendidikan dan
Penerjemahan. Departemen ini melakukan penerjemahan buku-buku ilmu
pengetahuan dari bahasa asing ke bahasa Arab, sehingga lebih mudah untuk
dipelajari oleh umat Islam. Sehingga khazanah pengetahuan umat Islam lebih
kaya.
b. Mereformasi Pengajaran di al Azhar
Keberadaan masjid al Azhar yang didirikan pada tahun 970 M oleh
khalifah Fathimiyah, Mu’iz Lidinillah mempunyai peran yang sangat penting
dalam perkembangan pendidikan dan dakwah Islam, baik pada masa
pemerintahan Fathimiyuah atau pada pemerintahan Ayyubiyah. Keberadaan al
Azhar bukan sekedar sebagai tempat Ibadah shalat saja melainkan juga
banyak digunakan untuk kajian keilmuan (majlis ta’lim) sehingga pada
akhirnya berkembang menjadi sebuah Universitas.
Pada masa kekhalifahan Salahuddin al Ayyubi, seiring dengan
penyebaran paham Sunni yang dianut oleh Dinasti Ayyubiyah, visi dan misi
pendidikan di al Azhar banyak mengajarkan ilmu-ilmu agama yang bercorak
paham Sunni, padahal pada masa pemerintahan Fathimiyah pengajaran di al
Azhar bercorak paham Syi’ah. Namun disamping mengajarkan ilmu-ilmu
agama pada masa ini juga mulai diajarkan ilmu-ilmu yang lain, seperti fisika,
kimia, astronomi, biologi dan ilmu hitung.
Dengan berkembangnya al Azhar maka mulai berdatangan murid-
murid dari luar negeri yang belajar di sana. Bahkan tenaga pengajarnya jua
didatangkan dari luar negeri, seperti misalnya:
1) Abdul Latif al Baghdadi, seorang ahli ilmu Mantiq dan ilmu Bayan
2) Abu Abdullah al Qudha’I, ulama ahli Fikih, Hadits dan Sejarah
3) Al Hufi, seorang ahli bahasa
4) Abu Abdullah Muhammad bin Barakat, seorang ahli Nahwu
5) Hasan bin Khatir, seorang ahli Fiqih Madzhab Hanafi dan ahli ilmu tafsir
3. c. Membangun Lembaga Pendidikan
Pada masa pemerintahan Ayyubiyah hamper di setiap kota berdiri
lembaga-lembaga pendidikan Islam (madrasah) dan lembaga pendidikan
tinggi (kuliyat). Pusat-pusat ilmu pengetahuan tersebut dapat ditemukan di
kota Kairo, Damaskus, Hadramaut (Yaman) dan Palestina. Lembaga
pendidikan Islam yang didirikan diantaranya, madrasah as Shauhiyyah (tahun
1239 M) sebagai pusat pengajaran hukum empat madzhab dan Darul Hadits al
Kamilah (tahun 1222 M) sebagai pusat pengajaran hadits dan ilmu hadits.
Sedangkan lembaga pendidikan tinggi (kulliyat) yang didirikan ada 25
kulliyat, diantaranya Kulliyat Manazilul Izza, Kulliyat Arsufiyah, Kulliyat
Fadiliyah, Kulliyat Azkasyiyah dan Kulliyat ‘Asyuriyah. Madrasah-madrasah
yang didirikan oleh pemerintah Dinasti Ayyubiyah rata-rata beraliran madzhab
Syafi’iyyah dan Malikiyyah.
3. Bidang Perdagangan dan Industri
Hubungan perdagangan antara negeri Syam dan Mesir yang sudah lama
terjalin memabwa dampak yang cukup baik terhadap kehidupan social masyarakat
setempat. Keadaan yang demikian ini tentu sangat positif untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup masyarakat yang lebih baik.
Mesir sebagai daerah penghasil barang-barang tenun, karpet, kulit dan kayu
banyak didatangi oleh pedagang dari Syam, sebaliknya Syam sebagai daerah
penghasil kurma, buah-buahan, sutera dan berbagai macam barang keramik juga
banyak didatangi pedagang dari Mesir. Sehingga terjadilah aktifitas ekspor impor
barang-barang perdagangan antara kedua negeri tersebut.
Namun bubungan perdangan antara kedua negeri ini kadang terkendala
dengan maraknya aksi perampokan terhadap para kafilah dagang oleh para
peraompak. Sehingga aksi perampokan membawa kerugian yang tidak kecilbagi
para kafilah dagang karena barang-barangnya dirampas. Setelah pemerintah
Ayyubiyah dapat menguasai karnak dan sekitarnya berangsur-angsur aksi
perampokan semakin berkurang. Para kafilahpun dapat melakukan perjalanan
dengan nyaman dan aman tanpa gangguan para perompak (tentara Salib). Bahkan
setelah ini hubungan perdagangan semakin berkembang sampai ke beberapa
daerah Eropa.
Dengan meningkatnya kebutuhan barang, maka semakin banyak tumbuh
industri perdangan baik skala rumah tangga atau industri besar seperti industri
sabun, tenun, penyulingan zaitun, penyamakan kulit, minyak wangi dll. Beberapa
kota yang terkenal sebagai kawasan industri diantaranya Akhmim di Shaid,
Dimyath di Wajhil Bahri dan Bahnisa.
4. Bidang Sosial Budaya
Perang Salib tidak selamanya memiliki nuansa buruk bagi bangsa Eropa.
Sebenarnya selama berlangsungnya perang Salib lebih kurang dua abad lamanya,
disitu terjadi proses interaksi budaya antara bangsa Barat dan bangsa Timur.
Bangsa Barat lebih banyak mempelajari kebudayaan bangsa Timur yang saat itu
lebih maju.
5. Bidang Politik
Pada masa sebelum Salahuddin berkuasa kondisi umat Islam terpecah
belah. Ketika itu banyak terjadi persaingan kerajaan-kerajaan kecil dan
permusuhan antara Madzhab. Semangat jihad dikalangan masyarakat juga sangat
rendah. Namun berkat kepemimpinan seorang Salahuddin keadaan masyarakat
Islam bisa bersatu dalam satu barisan. Ia berhasil mempersatukan wilayah Islam
mulai Mesir utara sampai Yaman, mulai Afrika Utara, mulai dari Afrika Utara
sampai Asia kecil. Selain itu Salahuddin juga membuat beberapa kebijakan dalam
membangun pemerintahan, diantaranya:
1. Mengganti pegawai pemerintahan yang korup
2. Memecat pegawai yang bersekongkol dengan penjahat
6. Kemajuan di Bidang Kesehatan
Disamping mendirikan Madrasah, Salahuddin juga mendirikan 2 (Dua)
buah rumah sakit di Kairo. Bangunan rumah sakit itu dirancang mengikuti model
Rumah Sakit Nuriyah di Damaskus. Sebelumnya, Ibnu Thulun dan Khalifah
4. Kafur dari masa pemerintahan Iksidiyah telah mendirikan lembaga yang sama
yang berfungsi sebagai tempat pelayanan kesehatan masyarakat yang memungut
biaya.
7. Kemajuan di Bidang Arsitektur
Salah satu peninggalan yang menunjukkan kemajuan Arsitektur pada masa
Dinasti Ayyubiyah adalah Benteng Kairo yang dibangun pada tahun 1183 oleh
Salahuddin Al Ayyubi. Bahan bangunan yang digunakan adalah batu-batu alam
yang berbentuk balok, serupa dengan batu balok yang dipakai bangunan Piramida.
Konstruksi benteng ini mirip dengan pertahanan benteng-benteng Normandia
yang terdapat di Palestina.
2. Faktor-faktor berkembangnya kebudayaan/ peradaban Islam pada masa Dinasti
Al Ayyubiyah
a. Adanya perhatian para khalifah terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan
kebudayaan. Bentuk perhatian Salahuddin Al Ayyubi terhadap ilmu pengetahuan
misalnya:
1) Ia menjadi pelindung para sarjana dan ilmuwan serta penyokong kajian ilmu
kalam.
2) Untuk mengganti paham Syi’ah dengan paham Suni, Salahuddin
melakukannya melalui pendidikan.
3) Dibangunnnya sekolah, madrasah dan akademi.
b. Tercapainya kemajuan pada masa Dinasti Al Ayyubiyah dilatarbelakangi dengan
munculnya perguruan tinggi al Azhar yang dibangun oleh panglima perang Islam
Jauhar as Saqali pada masa Dinasti Fatimiyah pada tahun 972 M.
c. Lembaga ini dijadikan pusat kajian ilmu pengetahuan pada waktu itu dan hingga
sekarang menjadi salah satu pusat Study Islam di Timur Tengah.
VI. Metode/ Pendekatan/ Model Pembelajaran
Ceramah, Diskusi, Tanya jawab/ Direct Indtruction/ Reading Guide
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
Memulai pembelajaran dengan salam dan membaca Basmallah bersama-sama
(Religius)
Guru meminta ketua kelas menyampaikan kehadiran siswa (Disiplin)
Memotivasi siswa
Melakukan tanya jawab tentang Dinasti Ayyubiyah (Rasa Ingin Tahu)
Menyampaikan tujuan pembelajaran (Rasa ingin tahu)
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Siswa dibagi menjadi 6 kelompok diskusi (Komunikatif)
Siswa diberikan tugas untuk masing-masing kelompok yakni untuk tiap
kelompok mendapatkan tugas yang berbeda (Kouminkatif)
Setiap kelompok diberi waktu beberapa menit untuk mendiskusikan materi
sesuai dengan topik yang diberikan (Komunikatif)
Dalam diskusi siswa terlibat aktif dalam kelompoknya (Komunikatif)
b. Elaborasi
Setelah masing-masing kelompok selesai berdiskusi kemudian salah satu siswa
perwakilan dari masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
(Berani)
Salah satu Peserta didik menjelaskan kemajuan perkembangan kebudayaan/
peradaban Islam Dinasti Ayyubiyah di bidang militer (Komunikatif)
Salah satu Peserta didik menjelaskan kemajuan perkembangan kebudayaan/
peradaban Islam Dinasti Ayyubiyah di bidang pendidikan dan dakwah
(Komunikatif)
Salah satu Peserta didik menjelaskan kemajuan perkembangan kebudayaan/
peradaban Islam Dinasti Ayyubiyah di bidang pertanian (Komunikatif)
Salah satu peserta didik menjelaskan kemajuan perkembangan kebudayaan/
peradaban Islam Dinasti Ayyubiyah di bidang kesehatan (Komunikatif)
Salah satu peserta didik menjelaskan kemajuan perkembangan kebudayaan/
peradaban Islam Dinasti Ayyubiyah di bidang arsitektur (Komunikatif)
5. Salah satu peserta didik menjelaskan kemajuan perkembangan kebudayaan/
peradaban Islam Dinasti Ayyubiyah di bidang politik (Komunikatif)
c. Konfirmasi
Guru Memberikan penguatan dengan memberikan pujian bagi peserta didik
yang telah mempresentasikan hasil diskusinya (menghargai prestasi)
Guru Memberikan klarifikasi (Tanggungjawab)
3. Penutup
Merumuskan kesimpulan pembelajaran
Memberikan evaluasi pembelajaran
Guru mengajak peserta didik untuk mengakhiri pembelajaran dengan bacaan
hamdalah
VIII. Media dan Sumber Belajar
1. Media:
a. Papan tulis
b. Spidol
c. Kertas
2. Sumber Belajar:
a. LKS
b. Buku SKI kelas VIII Penerbit Tiga Serangkai
IX. Penilaian
a. Teknik penilaian : Tertulis
b. Bentuk soal : Uraian/ Essay
c. Kisi-kisi penilaian : (terlampir)
6. KISI-KISI PENILAIAN
No
.
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar Materi Indikator
No.
Soal
Bentuk soal Bobot
soal
1. 2. Memahami
Perkembanga
n Masyarakat
Islam Pada
Masa Dinasti
Al Ayyubiyah
2.2 Mendeskripsikan
perkembangan
kebudayaan/peradaba
n Islam pada masa
Dinasti Al Ayyubiyah
Bentuk kemajuan-
kemajuan
perkembangan
kebudayaan/perada
ban Islam pada
masa Dinasti
Ayyubiyah
2.2.1 Menerangkan perkembangan kebudayaan/
peradaban Islam pada masa Dinati Ayyubiyah
2.2.2 Mengidentifikasi faktor-faktor berkembangnya
kebudayaan/ peradaban Islam pada masa Dinasti Al
Ayyubiyah
2.2.3 Menjelaskan pengembangan al Azhar dari sebab
berkembangnya kebudayaan/ peradaban Islam pada
masa Dinasti Ayyubiyah.
1
2
3
4
5
Essay
Essay
Essay
Essay
Essay
20
20
20
20
20
Instrumen Penilaian:
1. Sebutkan bidang-bidang apa saja yang mengalami kemajuan pada masa Dinasti Ayybiyah!
2. Sebutkan contoh kemajuan di bidang pendidikan dan kesehatan pda masa Dinasti Ayyubiyah!
3. Sebutkan 3 tenaga beserta keahliaanya pengajar al Azhar yang didatangkan dari luar negeri pada masa Dinasti Ayyubiyah!
4. Sebutkan fungsi al Azhar pada masa Dinasti Ayyubiyah!
5. Sebutkan bentuk perhatian Salahuddin Al Ayyubi terhadap ilmu pengetahuan!
7. Kunci Jawaban
1. Bidang-bidang yang mengalami kemajuan pada masa Dinasti Ayyubiyah
a. Bidang militer e. Bidang politik
b. Bidang Pendidikan dan Dakwah f. Bidang kesehatan
c. Bidang pertanian, perdagangan dan pengetahuan g. Bidang Arsitektur
d. Bidang sosial dan budaya
2. Kemajuan di bidang pendidikan
a. Membentuk departemen pendidikan
b. Mereformasi pengajaran di al Azhar
c. Membangun lembaga pendidikan
Adapun kemajuan di bidang kesehatan yaitu Salahuddin mendirikan dua buah rumah sakit di Kairo.
3. Pengajar luar negeri al Azhar dan keahliannya
a. al Hufi, seorang ahli bahasa
b. al Qudha’i, ahli fikih, hadits dan sejarah
c. Hasan bin Khatir, ahli fiqih madzhab Hanafi dan ilmu tafsir
4. Fungsi Al Azhar pada masa Dinasti Ayyubiyah
a. Sebagai sarana peribadahan (masjid)
b. Tempat menimba ilmu
c. Tempat bermusyawarah
5. Perhatian Salahuddin terdapap ilmu pengetahuan
a. Menjadi pelindung para sarjana dan ilmuwan serta penyokong kajian ilmu kalam
b. Mengganti faham Syi’ah dengan faham Suni melalui pendidikan
c. Mendirikan sekolah, madrasah dan akademi
Nilai Akhir = Perolehan Skor x Skor Ideal (100) = ................
Skor Maksimal
Purwokerto, 21 Februari 2013