6. Teori Arus BalikDisini saya akan menjelaskan teori – teori diatas dengan mengacu pada beberapa referensi yang saya temukan. Berikut penjelasannya :<br />Teori Waisya<br />Teori ini menyatakan bahwa kaum pedagang dari india, disamping berdagang, juga membawa adat kebiasaan, seperti melakukan upacara keagamaan. Mennurut N. J. Krom, kaum pedagang merupakan golongan terbesar yang datang ke Nusantara. Mereka pada umumnya menetap di Nusantara kemudian memegang peranan penting dalam proses penyebaran kebudayaan India melalui hubungan dengan penguasa – penguasa Indonesia. Krom mensyaratkan kemungkinan adanya perkawinan antara pedagang tersebut dengan wanita Indonesia. Perkawinan itu dianggap sebagai saluran penyebaran pengaruh yang sangat penting dalam teori ini.<br />Teori Kstaria<br />Teori ini berpendapat adanya raja – raja dari India yang datang menaklukkan daerah – daerah tertentu di Indonesia dan mengHindukan penduduknya. Van Leur mengajukan keberatan terhadap teori ini karena suatu kolonisasi yang dilakukan oleh golongan kstaria akan tercatat dalam sumber – sumber tertulis baik di India maupun di Indonesia. Selain itu, tanda – tanda peringatan seperti Jayastamba (tugu kemenangan) maupun monument lainnya juga tidak ditemukan.<br />Teori Brahmana<br />Teori ini menyatakan bahwa kaum brahmanalah yang menyebarkan agama Hindu di nusantara. Hal ini disebabkan karena kaum brahmana merupakan golongan yang menguasai keagamaan. Hipotesa Van Leur kemudian dibenarkan oleh Bosch. Bosch pun akhirnya berpendapat bahwa hanya golongan cendekiawanlah yang dapat menyampaikannya kepada bangsa Indonesia. Untuk, itu ia mengusulkan istilah guna menggambarkan proses yang tejadi antara budaya Indonesia dengan India melalui penyuburan. Dua jenis “penyuburan” menurut Bosch yaitu proses melalui pendeta agama Buddha dan melalui kontak dagang. <br />Teori Sudra<br />Teori ini menyatakan bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kasta sudra. Mereka yang dating ke Indonesia bertujuan untuk mengubah kehidupan karena di India hanya hidup sebagai budak. Alasan itulah yang menjadi dasar teori ini, meskipun para ahlisejarah Indonesia menyangsikan kekuatan teori ini.<br />Teori Gabungan<br />Teori ini beranggapan bahwa kaum Brahmana, Bangsawan, dan para pedagang bersama – sama menyebarkan agama Hindu sesuai dengan peranan masing – masing. <br />Teori Arus Balik<br />Selain pendapat di atas, para ahli menduga banyak pemuda di wilayah Indonesia yang belajar agama Hindu dan Buddha ke India. Di perantauan mereka mendirikan organisasi yang disebut Sanggha. Setelah memperoleh ilmu yang banyak, mereka kembali untuk menyebarkannya.<br />Diantara teori tersebut, penyebar agama Hindu yang mampu menyampaikan secara aktif ajaran Hindu beserta upacara – upacara keagamaannya adalah kaum Brahmana. Berbeda dengan para biksu agama Buddha, para brahmana agama hindu tidak dibebani kewajiban menyebarkan agama Hindu. Berbeda dengan agama Hindu, agama Buddha disebarkan oleh para biksu. Mereka mengenal adanya misi penyebaran agama Buddha yang disebut Dharmadhuta.<br />Agama Buddha diperkirakan masuk ke Indonesia sejak abad kedua Masehi. Hal itu terbukti dengan ditemukannya patung Buddha dari perunggu di daerah Sempaga, Sulawesi Selatan, di Jember, Jawa Timur, dan di Bukit Siguntang, Sumatra Selatan. Menurut ciri – cirinya, patung – patung itu memperlihatkan langgam seni arca Amarawati dari India Selatan. Namun, patung – patung itu diduga dibuat di Indonesia yang sudah mendapat pengaruh dari India. Selain itu, di Kota Bangun, Kutai, Kalimantan Timur, ditemukan pula sejumlah patung Buddha yang memperlihatkan langgam seni Gandhra dari India Utara. Ajaran agama Buddha yang masuk ke Indonesia adalah Mahayana yang kemudian mengalami perkembangan pesat pada masa Kerajaan Sriwijaya dan Mataram pada masa Dinasti Syailendra. Akan tetapi, dalam perkembangannya terjadi sinkretisme antara agama Hindu dan Buddha.<br />23883644119Mahayana, secara harfiah berarti “kereta besar”. Ajarannya cenderung berkaitan denga bentuk gaib dan abstrak untuk mengatasi perihal keduniawian. Untuk itu, Buddha Mahayana lebih bersifat metafisik dan religious. 0Mahayana, secara harfiah berarti “kereta besar”. Ajarannya cenderung berkaitan denga bentuk gaib dan abstrak untuk mengatasi perihal keduniawian. Untuk itu, Buddha Mahayana lebih bersifat metafisik dan religious. <br /> <br />AGAMA HINDU<br />Agama Hindu berkembang di India pada ± tahun 1500 SM. Sumber ajaran Hindu terdapat dalam kitab sucinya yaitu Weda. Kitab Weda terdiri atas 4 Samhita atau “himpunan” yaitu:<br />Reg Weda, berisi syair puji-pujian kepada para dewa.<br />Sama Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci.<br />Yajur Weda, berisi mantera-mantera untuk upacara keselamatan.<br />Atharwa Weda, berisi doa-doa untuk penyembuhan penyakit.<br />Di samping kitab Weda, umat Hindu juga memiliki kitab suci lainnya yaitu:<br />Kitab Brahmana, berisi ajaran tentang hal-hal sesaji.<br />Kitab Upanishad, berisi ajaran ketuhanan dan makna hidup.<br />Agama Hindu menganut polytheisme (menyembah banyak dewa), diantaranya Trimurti atau “Kesatuan Tiga Dewa Tertinggi” yaitu:<br />Dewa Brahmana, sebagai dewa pencipta.<br />Dewa Wisnu, sebagai dewa pemelihara dan pelindung.<br />Dewa Siwa, sebagai dewa perusak.<br />Selain Dewa Trimurti, ada pula dewa yang banyak dipuja yaitu Dewa Indra pembawa hujan yang sangat penting untuk pertanian, serta Dewa Agni (api) yang berguna untuk memasak dan upacara-upacara keagamaan. Menurut agama Hindu masyarakat dibedakan menjadi 4 tingkatan atau kasta yang disebut Caturwarna yaitu:<br />Kasta Brahmana, terdiri dari para pendeta.<br />Kasta Ksatria, terdiri dari raja, keluarga raja, dan bangsawan.<br />Kasta Waisya, terdiri dari para pedagang, dan buruh menengah.<br />Kasta Sudra, terdiri dari para petani, buruh kecil, dan budak.<br />Selain 4 kasta tersebut terdapat pula golongan pharia atau candala, yaitu orang di luar kasta yang telah melanggar aturan-aturan kasta.<br />Orang-orang Hindu memilih tempat yang dianggap suci misalnya, Benares sebagai tempat bersemayamnya Dewa Siwa serta Sungai Gangga yang airnya dapat mensucikan dosa umat Hindu, sehingga bisa mencapai puncak nirwana.<br />AGAMA BUDDHA<br />Agama Buddha diajarkan oleh Sidharta Gautama di India pada tahun ± 531 SM. Ayahnya seorang raja bernama Sudhodana dan ibunya Dewi Maya. Buddha artinya orang yang telah sadar dan ingin melepaskan diri dari samsara. Kitab suci agama Buddha yaitu Tripittaka artinya “Tiga Keranjang” yang ditulis dengan bahasa Poli. Adapun yang dimaksud dengan Tiga Keranjang adalah:<br />Winayapittaka : Berisi peraturan-peraturan dan hukum yang harus dijalankan oleh umat Buddha.<br />Sutrantapittaka : Berisi wejangan-wejangan atau ajaran dari sang Buddha.<br />Abhidarmapittaka : Berisi penjelasan tentang soal-soal keagamaan.<br />Pemeluk Buddha wajib melaksanakan Tri Dharma atau “Tiga Kebaktian” yaitu:<br />Buddha yaitu berbakti kepada Buddha.<br />Dharma yaitu berbakti kepada ajaran-ajaran Buddha.<br />Sangga yaitu berbakti kepada pemeluk-pemeluk Buddha.<br />Disamping itu agar orang dapat mencapai nirwana harus mengikuti 8 (delapan) jalan kebenaran atau Astavidha yaitu:<br />Pandangan yang benar.<br />Niat yang benar.<br />Perkataan yang benar.<br />Perbuatan yang benar.<br />Penghidupan yang benar.<br />Usaha yang benar.<br />Perhatian yang benar.<br />Bersemedi yang benar.<br />Karena munculnya berbagai penafsiran dari ajaran Buddha, akhirnya menumbuhkan dua aliran dalam agama Buddha yaitu:<br />Buddha Hinayana, yaitu setiap orang dapat mencapai nirwana atas usahanya sendiri.<br />Buddha Mahayana, yaitu orang dapat mencapai nirwana dengan usaha bersama dan saling membantu.<br />Pemeluk Buddha juga memiliki tempat-tempat yang dianggap suci dan keramat yaitu :<br />Kapilawastu, yaitu tempat lahirnya Sang Buddha.<br />Bodh Gaya, yaitu tempat Sang Buddha bersemedi dan memperoleh Bodhi.<br />Sarnath/ Benares, yaitu tempat Sang Buddha mengajarkan ajarannya pertama kali.<br />Kusinagara, yaitu tempat wafatnya Sang Buddha.<br />Pengaruh Hindu Budha Di Indonesia<br />Masuknya pengaruh unsur kebudayaan Hindu-Buddha dari India telah mengubah dan menambah khasanah budaya Indonesia dalam beberapa aspek kehidupan.<br />Tersebarnya agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia berpengaruh luas dalam kehidupan masyarakat Indonesia, diantaranya dalam bidang berikut ini :<br />1.Kepercayaan <br />Bangsa Indonesia mulai menganut agama Hindu dan Budha walaupun tidak meninggalkan kepercayaan aslinya, seperti pemujaan terhadap roh nenek moyang.<br />2.Sosial <br />Dalam bidang sosial, terjadi bentuk perubahan dalam tata kehidupan sosial masyarakat. Misalnya dalam masyarakat Hindu diperkenalkan adanya sistem kasta.<br />3.Ekonomi<br />Dalam bidang ekonomi, tidak begitu besar pengaruh dan perubahannya, karena masyarakat Indonesia telah mengenal aktifitas perekonomian melalui pelayaran dan perdagangan jauh sebelum masuknya pengaruh Hindu-Budha.<br />4.Kebudayaan<br />Pengaruh kebudayaan Hindu-budha terlihat dari hasil-hasil kebudayaan seperti bangunan candi, seni sastra, berupa cerita-cerita epos diantaranya Epos Mahabharata dan Epos Ramayana. Pengaruh lainnya adalah sistem tulisan. Kebudayaan Hindu-Budha amat berperan memperkenalkan sistem tulisan di masyarakat Indonesia.<br />5. Agama<br />Ketika memasuki zaman sejarah, masyarakat di Indonesia telah menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Masyarakat mulai menerima sistem kepercayaan baru, yaitu agama Hindu-Buddha sejak berinteraksi dengan orang-orang India. Budaya baru tersebut membawa perubahan pada kehidupan keagamaan, misalnya dalam hal tata krama, upacara-upacara pemujaan, dan bentuk tempat peribadatan.<br />6. Pemerintahan<br />Sistem pemerintahan kerajaan dikenalkan oleh orang-orang India. Dalam sistem ini kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak atas tampuk kekuasaan kerajaan. Oleh karena itu, lahir kerajaan-kerajaan, seperti Kutai, Tarumanegara, dan Sriwijaya.<br />7. Arsitektur<br />Salah satu tradisi megalitikum adalah bangunan punden berundak-undak. Tradisi tersebut berpadu dengan budaya India yang mengilhami pembuatan bangunan candi. Jika kita memperhatikan Candi Borobudur, akan terlihat bahwa bangunannya berbentuk limas yang berundak-undak. Hal ini menjadi bukti adanya paduan budaya India-Indonesia.<br />8. Bahasa<br />Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia meninggalkan beberapa prasasti yang sebagian besar berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Dalam perkembangan selanjutnya bahkan hingga saat ini, bahasa Indonesia memperkaya diri dengan bahasa Sanskerta itu. Kalimat atau kata-kata bahasa Indonesia yang merupakan hasil serapan dari bahasa Sanskerta, yaitu Pancasila, Dasa Dharma, Kartika Eka Paksi, Parasamya Purnakarya Nugraha, dan sebagainya.<br />9. Sastra<br />Berkembangnya pengaruh India di Indonesia membawa kemajuan besar dalam bidang sastra. Karya sastra terkenal yang mereka bawa adalah kitab Ramayana dan Mahabharata. Adanya kitab-kitab itu memacu para pujangga Indonesia untuk menghasilkan karya sendiri. Karya-karya sastra yang muncul di Indonesia adalah :<br />Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa,<br />Sutasoma, karya Mpu Tantular, dan<br />Negarakertagama, karya Mpu Prapanca.<br />