SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 44
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Media   defis   1
Editorial
                                                                                                       Beberapa      design     yang     mungkin     dapat
                                                                                                       dikembangkan adalah mengubah DAK menjadi
                                                                                                       output base ketimbang input base yang selama



“RE-DESIGN DAK”
                                                                                                       ini dijalankan. Hal ini akan memberi ruang
                                                                                                       gerak yang lebih leluasa bagi daerah untuk
                                                                                                       berkreasi     sesuai    kebutuhan.       Penggunaan
                                                                                                       koridor Standar Pelayanan Minimum (SPM)
                                                                                                       sebagai barometer pengukuran keberhasilan
                                                                                                       DAK     diharapkan       dapat        memaksimalkan
Peran strategis Dana Alokasi Khusus (DAK)          prioritas nasional yang telah ditetapkan dalam
                                                                                                       pencapaian tujuan prioritas nasional dan pada
sebagai salah satu sumber pendanaan di             rencana kerja pemerintah.
                                                                                                       saat bersamaan daerah penerima DAK dapat
daerah saat ini sudah tidak diragukan lagi
                                                   Azas dan konsep DAK mengalami pemaknaan             merasakan esensi ‘otonomi’ nya. Wacana
dalam dinamika pembangunan. Meskipun
                                                   yang berbeda dalam era UU Perimbangan               lain   yang    mungkin        perlu    dikembangkan
proporsinya kecil dibandingkan total dana
                                                   Keuangan 1999 dan 2004 dan antara UU                adalah sinergi antara pemerintah pusat dan
perimbangan yang dikucurkan dari APBN,
                                                   dengan peraturan pelaksanaannya. Banyaknya          daerah untuk lebih cepat mencapai tujuan
banyak daerah yang menggantungkan harapan
                                                   diskursus yang timbul seperti diskursus             pembangunan nasional. Pola perencanaan
dari DAK, di tengah-tengah masih terbatasnya
                                                   “prioritas nasional dan urusan daerah”, “top        DAK yang Top Down selama ini mungkin perlu
kemampuan       keuangan     daerah      dalam
                                                   down dan bottom up”, “fisik dan non fisik”          dikombinasikan dengan pendekatan bottom
mendanai pembangunan. Kondisi ini terutama
                                                   menimbulkan kesan adanya inkonsistensi              up. Selain itu mengingat bahwa tidak semua
banyak ditemui di daerah-daerah dengan
                                                   dalam pelaksanaan DAK. Demikian pula                kegiatan yang menggunakan DAK sebagai
kemampuan fiskal rendah yang sebagian besar
                                                   dengan formulasi DAK yang menggunakan               sumber dananya berdurasi tahunan maka
dana pembangunannya terpakai untuk gaji
                                                   tiga kriteria sekaligus secara substitutif          sudah saatnya kita mengimplementasikan
pegawai dan belanja tidak langsung lainnya.
                                                   telah mengaburkan nilai kekhususan daerah           DAK yang mengacu kepada konsep Middle
Pendanaan melalui DAK menjadi salah satu
                                                   penerimanya.        Penentuan      daerah    yang   Term Expenditure Framework (MTEF). Diharapkan
tumpuan harapan mereka. Kucuran DAK ibarat
                                                   seharusnya terseleksi menjadi semakin banyak        nantinya      DAK      akan    dapat     mendorong
setetes embun penyejuk dalam kehausan.
                                                   daerah yang akan menerimanya.                       pencapaian       SPM      sekaligus      mendorong
Sejak diimplementasikan tahun 2003, pada                                                               pencapaian prioritas nasional serta dapat
                                                   Sejumlah kajian yang berdasarkan analisis
awalnya DAK hanya dialokasikan untuk bidang                                                            mengakomodir berbagai kebijakan pemerintah
                                                   kuantitatif     juga    memperlihatkan      bahwa
pendidikan,    kesehatan,   prasarana     jalan,                                                       lainnya.
                                                   pengalokasian DAK telah bias dari tujuan
prasarana irigasi dan prasarana pemerintah.
                                                   kekhususannya dan lebih memprioritaskan             Untuk itu perlu ada upaya yang terus menerus
Pertanyaannya puaskah kita dengan kinerja          fungsi ekualisasi (perimbangan). Kajian lain        dalam menyempurnakan perangkat kebijakan.
DAK? Berbagai permasalahan dan kendala             menunjukkan bahwa belum ada korelasi yang           Yang paling penting adalah merevisi Undang-
muncul terkait dengan pertanyaan apakah            signifikan bahwa pengucuran DAK memberikan          undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
DAK yang dikucurkan telah tepat sasaran,           dampak        positif   terhadap    pertumbuhan     Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
apakah sudah efisien dan efektif, dan telah        ekonomi dan Indeks Pembangunan Manusia              Pusat dan Pemerintahan Daerah serta PP
memberikan dampak yang positif terhadap            (IPM).                                              No.55 tahun 2005 tentang dana perimbangan
pembangunan?                                                                                           agar lebih sesuai dengan tantangan baru dan
                                                   Apa yang menyebabkan semua itu? Apakah
                                                                                                       dinamika pendanaan pembangunan yang
Batasan konsep, azas, terminology dan              karena jumlah DAK yang dikucurkan hanya
                                                                                                       terdesentralisasi. Kita menginginkan adanya
formulasi     DAK    sepertinya   mengalami        sedikit sehingga “dosis” nya kurang untuk
                                                                                                       DAK yang lebih simple dan sederhana serta
metamorfosa. DAK tidak lagi diberikan kepada       mengobati permasalahan tertentu? Ternyata
                                                                                                       dapat mengeliminir berbagai kelemahan yang
daerah tertentu karena hampir sebagian             tidak juga. Efisiensi pengalokasian DAK dan
                                                                                                       dijumpai saat ini. Redesign tersebut dapat
daerah saat ini mendapatkan kucuran DAK.           efektifitas    tatakelola   implementasi     DAK
                                                                                                       dilakukan secara parsial yang mendudukkan
Besaran DAK juga cenderung naik sehingga           menjadi kata kuncinya. Dengan kata lain kita
                                                                                                       ulang formulasi DAK sesuai hukum positif
batasan     “membantu   mendanai”       menjadi    tidak cukup bereksperimen dan melakukan
                                                                                                       yang ada atau reformasi integral yang merevisi
sedikit kabur. Kegiatan khusus yang yang           metamorfosa azas, konsep dan formulasi
                                                                                                       keseluruhan konstruksi kebijakan DAK. Kita
didanai juga mengalami penambahan yang             tetapi diperlukan adanya redesign DAK yang
signifikan dan bisa jadi keluar dari daftar        lebih sesuai dengan kondisi terkini.                tunggu tanggal mainnya.

                                                                                                                                                Ahmad Yani



                                                                                                                               Media         defis      3
Daftar Isi
                                                                                            Profil

    Laporan Utama                                                                             30            Wawancara eksklusif
                                                                                                            Direktur Dana Perimbangan

                   IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DAK:
         5         Tantangan dan Konsep Ke Depan                                            Feature
                                                                                                            PENATAAN ORGANISASI

         8
                   DANA ALOKASI KHUSUS
                   Dulu, Kemarin, Sekarang, dan Ke Depan                                      33            Direktorat Jenderal Perimbangan
                                                                                                            Keuangan
                   Apakah urgensinya?

                                                                                              36            Resensi Buku Econo Myth
                   DESAIN DAK KE DEPAN:
     17            Apa yang perlu diperbaiki?
                                                                                            Renungan                     39
                   Suara STAKEHOLDER                                                      Menolong untuk Ditolong
     21            terhadap Pelaksanaan DAK


     22            DAK REIMBURSEMENT PROJECT                                                Sekilas Berita                       41
                                                                                          PELAKSANAAN QUALITY ASSURANCE
                   “Peranan” Dana Alokasi Khusus:                                         Reformasi Birokrasi Di Direktorat Jenderal
     24            Sesuaikah Dengan Prinsip Awal?                                         Perimbangan Keuangan


                   PROBLEMATIKA PENGALIHAN KEGIATAN
                   Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Yang                                   Konsultasi                       Hibah        42
     27            Merupakan Urusan Daerah
                   KE DANA ALOKASI KHUSUS                                                    Album Foto                          43


PELINDUNG Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan PENASEHAT Para Pejabat Eselon II di Lingkungan DJPK PENANGGUNG JAWAB
Sekretaris Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Pemimpin Redaksi Ahmad Yani TIM REDAKSI Putut Hari Satyaka, Diah Sarkorini,
Ubaidi Socheh Hamidi, Anwar Syahdat, Sugiyarto, M. Nafi TIM EDITOR Erny Murniasih, Fachroedy Junianto, Esthi Budilestari, Masagus Zenaidi,
Wahyudi Sulestyanto, M. Sulthon Junaidi, Yadi Hadian, Endang Zainatun, Lily KUntratih, Deny Kurniawan, Ichwan Setyarno, Hesti Budi Utomo,
David Rudolf desigN grafis Lukman Adi, Agung Setio Budi, Adhi Kurniawan Sekretariat M. Lilik CIB, Kurnia, Shanti Sukmawati, Titik
Fatmawati, Ricka Yunita Prasetya, Vanny Koesrini, Alit Ayu Meinarsari, Helmy Rukmana, Bangun Purwono Adi ALAMAT Direktorat Jenderal
Perimbangan Keuangan - Kementerian Keuangan|Gedung Radius Prawiro Lantai 10 Jalan Dr. Wahidin No. 1 Jakarta 10710 Telepon: 021-3509442

Redaksi menerima sumbangan tulisan atau artikel yang sesuai dengan misi penerbitan. Redaksi berhak mengubah isi tulisan tanpa mengubah maksud dan substansi.
Bagi tulisan atau artikel yang dimuat akan mendapatkan imbalan sepantasnya


4       Media     defis
Laporan Utama



   IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DAK:
     TANTANGAN DAN KONSEP KE DEPAN

DAK merupakan salah                                 menyatakan bahwa DAK dialokasikan kepada            dalam hal perencanaan penganggaran dan
                                                    daerah tertentu untuk mendanai kegiatan             pelaksanaan kegiatannya, yang sudah pasti
satu mekanisme                                      khusus yang merupakan bagian dari program           sesuai dengan yang telah digariskan oleh

transfer yang                                       yang menjadi prioritas nasional dan menjadi         pemerintah      pusat    dalam   penggunaannya,
                                                    urusan daerah.                                      mengingat DAK merupakan specific grant.
bertujuan untuk
                                                    Dari pengertian di atas terdapat 6 hal yang         Dalam kaitan ini, menjadi hal yang cukup penting
membantu mendanai                                   perlu digarisbawahi. Pertama, DAK merupakan         lagi adalah upaya untuk membangun kebijakan
kegiatan khusus yang                                dana yang bersumber dari APBN sehingga              yang    lebih    mengedepankan         kepentingan
                                                    DAK merupakan bagian dari keuangan negara.          publik, khususnya dalam pelaksanaan DAK.
merupakan urusan                                    Kedua, DAK dialokasikan kepada daerah               Sehingga penciptaan lingkungan yang kondusif
daerah dan sesuai                                   tertentu yang memiliki makna bahwa tidak            perlu dibangun, antara lain melalui kepastian

dengan prioritas                                    semua daerah mendapatkan alokasi DAK
                                                    karena daerah tertentu adalah daerah yang
                                                                                                        peraturan, transparansi pelaksanaan aturan,
                                                                                                        kecepatan pemberian layanan, kemudahan dan
pembangunan                                         memenuhi kriteria umum, kriteria khusus, dan        kesederhanaan proses memperoleh layanan

nasional.                                           kriteria teknis. Ketiga, Alokasi DAK hanya          publik tersebut, serta sinergi pembangunan
                                                    digunakan untuk membantu mendanai bukan             dan kebijakan antara pusat dan daerah, serta
                                                    menggantikan. Karenanya daerah juga memiliki        antar daerah.
Sebagai bagian dari otonomi daerah dan              tanggung jawab yang sama dalam memberikan
                                                                                                        Dalam perjalanan panjang implementasinya
desentralisasi fiskal, keberadaan DAK telah         pelayanan     dasar     sesuai       kemampuan.
                                                                                                        telah banyak muncul berbagai permasalahan,
memberi dimensi yang lebih jelas bagi Daerah        Keempat, yang didanai adalah kegiatan khusus
                                                                                                        perspektif, dan kendala yang memerlukan
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan              yaitu kegiatan yang telah ditetapkan oleh
                                                                                                        perhatian pemerintah dan perlu direspon
pelayanan,      serta   pengelolaan     keuangan    Kementerian Teknis. Kelima, Yang didanai
                                                                                                        dengan kebijakan yang selaras dan tepat
berdasarkan prinsip transparansi, partisipasi,      merupakan urusan daerah, artinya kegiatan
                                                                                                        sasaran. Sejak diimplementasikan, awalnya DAK
dan akuntabilitas. Tujuan utamanya adalah           tersebut masuk dalam domain desentralisasi
                                                                                                        hanya dialokasikan untuk bidang pendidikan,
untuk    mengurangi       ketimpangan      fiskal   dan dan bukan urusan pusat. Keenam, prioritas
                                                                                                        kesehatan,      prasarana     jalan,      prasarana
antara pemerintah pusat dan daerah serta            nasional yang berarti kegiatan DAK merupakan
                                                                                                        irigasi dan prasarana pemerintah. Dalam
mengurangi kesenjangan kemampuan fiskal             bagian dan prioritas nasional sebagaimana
                                                                                                        perkembangannya          mengalami      perubahan
antar daerah, termasuk pemberian kewenangan         tercantum dalam Rencana Kerja Pemerintah.
                                                                                                        yang cukup siginifikan dari sisi jumlah, bidang
dalam hal perpajakan daerah. Keberadaan
                                                    Sangat disadari sepenuhnya bahwa kebijakan          cakupan dan daerah penerimanya. Demikian
DAK merupakan salah satu bentuk upaya
                                                    pengalokasian DAK erat kaitannya dengan             pula dari sisi azas, konsep, dan formulasi,
pengurangan kesenjangan kemampuan fiskal
                                                    pelayanan    publik    yang      diberikan   oleh   DAK juga telah mengalami metamorfosa dalam
antar daerah.
                                                    pemerintah   daerah,    mengingat       fungsinya   berbagai bentuk dan pola.
Pasal 39 UU No. 33 Tahun 2004 menyebutkan           sebagai instrumen bagi pemerintah daerah
                                                                                                        Dalam    perkembangannya         sampai     dengan
bahwa DAK dialokasikan kepada pemerintah            untuk menyediakan dan memberikan pelayanan
                                                                                                        saat ini, DAK digunakan untuk mendanai
daerah tertentu untuk mendanai kegiatan             yang lebih baik kepada masyarakat. Untuk itu,
                                                                                                        kegiatan di 19 bidang, yaitu pendidikan;
khusus   yang     merupakan    urusan    daerah.    peranan pemerintah daerah dalam pengelolaan
                                                                                                        kesehatan; infrastruktur jalan; infrastruktur
Sementara itu, Pasal 51 PP No. 55 Tahun 2005        DAK   menjadi    semakin      penting   terutama
                                                                                                        irigasi; infrastruktur air minum; infrastruktur


                                                                                                                                Media    defis          5
Laporan Utama
sanitasi;    prasarana    pemerintahan      daerah;   juga menyelipkan kata “kemarin” di antara            Sementara itu Putut Hari Setyaka, dalam
kelautan dan perikanan; pertanian; lingkungan         dulu dan sekarang. Yang menarik, meskipun            tulisan yang bertajuk Desain DAK kedepan:
hidup; keluarga berencana; kehutanan; sarana          jumlah DAK cenderung meningkat setiap tahun          Apa yang perlu diperbaiki mengemukakan
perdagangan; sarana dan prasarana daerah              tetapi jika dilihat dari proporsi DAK terhadap       beberapa kelemahan dan kelebihan DAK saat
tertinggal; listrik perdesaan; perumahan dan          APBN selain tidak terlalu besar dan cenderung        ini. Menurut Putut, DAK menghadapi kendala
kawasan permukiman; keselamatan transportasi          menurun.     Dalam    tulisannya    Sdr.    Ubaidi   yang berat untuk bisa mewujudkan tujuannya
darat; transportasi perdesaan; serta sarana dan       menyampaikan paling sedikit 10 dirkursus             sebagaimana disebutkan di atas, yaitu tujuan
prasarana kawasan perbatasan.                         yang melibatkan DAK. Banyaknya diskursus             pencapaian prioritas nasional dan tujuan
                                                      ini menunjukkan bahwa problem DAK begitu             pemerataan. Kendala lain yang paling sering
Laporan Utama Media Defis edisi kedua ini
                                                                                                           dikeluhkan oleh daerah adalah petunjuk
mencoba       mencermati    berbagai      persoalan
                                                                                                           teknis dari K/L yang seringkali terlambat
seputar DAK. Dengan mengambil tema besar               Ada 2 (dua) kelebihan DAK                           disampaikan. Selain itu, sebagian besar Juknis
Implementasi Kebijakan Dana Alokasi Khusus:
                                                         saat ini yaitu mekanisme                          merujuk kepada “input based conditional transfer”,
Tantangan dan Konsep Ke depan, Media Defis
akan mengajak pembaca menyusuri lorong
                                                        pencairan/penyaluran DAK                           menyebabkan Juknis menjadi sangat rigid

                                                        yang relatif sangat simple                         yang pada gilirannya menyebabkan alokasi
waktu mencermati Kisah Perjalanan panjang
                                                                                                           DAK menjadi tidak dapat dilaksanakan secara
DAK dalam sistem dan mekanisme transfer di            dan pada dasarnya DAK telah
                                                                                                           efisien karena tidak sesuai dengan kondisi dan
Indonesia.
                                                      sangat membantu kebutuhan                            kebutuhan daerah. Masih ada lagi hal lain yang
Beberapa tulisan yang kami sajikan pada               pendanaan daerah, terutama                           merupakan kelemahan menurut Putut, adalah
Media Defis Edisi ini antara lain: Dana Alokasi
                                                       untuk meningkatkan belanja                          lemahnya system dan mekanisme monitoring
Khusus: Dulu, Kemarin, Sekarang, dan Kedepan                                                               dan evaluasi pelaksanaan DAK serta adanya
                                                              modal mereka.
Apakah Urgensinya; Desain DAk Ke depan:                                                                    kewajiban penyediaan dana pendamping yang
Apa yang perlu diperbaiki: DAK reimbursement                                                               terkadang cukup memberatkan bagi daerah.
Projet:     “Peranan:    Dana   Alokasi    Khusus:    kompleks, pelik dan dinamis di mana dalam
                                                                                                           Namun demikian, Putut juga mencatat ada 2
Sesuaikah dengan Prinsip Awal; dan Problema           tataran implementasinya telah menimbulkan
                                                                                                           (dua) kelebihan DAK saat ini yaitu mekanisme
Pengalihan Kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas           banyak     interpretasi   dan   harapan      yang
                                                                                                           pencairan/penyaluran DAK yang relatif sangat
Pembantuan yang merupakan Urusan Daerah               bermacam-macam. Ubaidi juga menawarkan
                                                                                                           simple dan pada dasarnya DAK telah sangat
ke Dana Alokasi Khusus. Selain tulisan tersebut       3 (tiga) alternatif konsep DAK ke depan.
                                                                                                           membantu kebutuhan pendanaan daerah,
di atas kami juga menyajikan Suara Stakeholder        Pertama,     mempertahankan        konsep     DAK
                                                                                                           terutama untuk meningkatkan belanja modal
terhadap Pelaksanaan DAK, dan wawancara               dengan memberi ruang bagi munculnya jenis
                                                                                                           mereka.
Ekslusif dengan Direktur Dana Perimbangan.            transfer lainnya yang baru; kedua, memperluas
                                                      dan/atau mengembangkan konsep DAK yang               Mengacu pada berbagai kelemahan tersebut
Pada waktu pertama kali dialokasikan tahun
                                                      ada sekarang, dan ketiga re-design DAK.              di     atas,    Putut   menekankan     pentingnya
2003, perhatian publik terhadap keberadaan
                                                      Pilihannya tergantung kita. “Untuk menentukan        untuk menyusun desain baru DAK dengan
dana ini boleh dikatakan masih kecil. Selain
                                                      pilihan tersebut, kita harus bisa menjawab           menempatkannya          dalam   payung    hukum
karena jumlahnya yang relatif kecil dibandingkan
                                                      terlebih dahulu kira-kira konsep perimbangan         yang     kuat    melalui   perubahan   UU.   Ada
Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil
                                                      keuangan ke depan nantinya seperti apa?              dua hal penting yang menjadi landasan
(DBH). Perjalanan waktu implementasi DAK
                                                      Apakah akan meletakkan DAK sebagai satu              penyusunan desain DAK yang baru dalam
dapat disimak dalam tulisan yang berjudul
                                                      kesatuan yang utuh dalam posisinya sebagai           revisi UU 33/2004, yaitu i) DAK harus mampu
Dana Alokasi Khusus: Dulu, Kemarin, Sekarang,
                                                      bagian dari jenis Dana Perimbangan, atau             menyederhanakan berbagai jenis specific grant
dan Ke depan. Tulisan yang diusung oleh Ubaidi
                                                      justru ingin menjadikan DAK lebih exclusive lagi     yang ada dalam system transfer di Indonesia
Socheh Hamidi, Kepala Subdirektorat Dana
                                                      dalam kaitannya dengan kepentingan prioritas         saat ini; dan ii) desain DAK yang baru harus
Alokasi Khusus ini ingin menunjukkan kepada
                                                      nasional? Atau, DAK akan diarahkan untuk             mampu meminimalisir kelemahan-kelemahan
pembaca adanya dinamika yang tinggi dalam
                                                      mendorong pencapaian standar pelayanan               yang terjadi dalam pelaksanaan DAK saat ini.
dimensi waktu. Segmentasi waktunya juga
                                                      minimum (SPM)?” Demikian yang dipaparkan             Cerminan dari keinginan yang kuat tersebut
tidak lazim disampaikan. Bukan hanya dulu,
                                                      Ubaidi dalam tulisannya.                             kemudian tercermin dalam rancangan revisi UU
sekarang dan masa depan tetapi penulisnya
                                                                                                           33/2004 yaitu membagi DAK dalam 3 jenis DAK,



6           Media   defis
Laporan Utama
yaitu i) DAK untuk mendorong pencapaian               tuntutan penyelenggaraan otonomi daerah.          ditandatanganinya sebuah program kerjasama
SPM di bidang-bidang tertentu; ii) DAK untuk          UU 33/2004 mendefinisikan DAK sebagai             Pemerintah      Republik       Indonesia     dengan
mendorong pencapaian prioritas nasional; dan          dana yang bersumber dari pendapatan APBN          Bank Dunia pada tanggal 23 Juni 2010 yaitu
iii) DAK untuk kebijakan tertentu yang diatur         yang dialokasikan kepada daerah tertentu          Perjanjian Pinjaman (Loan Agreement) No.7914-
dengan peraturan perundangan.                         dengan tujuan untuk membantu mendanai             ID tentang Local Government and Decentralization
                                                      kegiatan khusus yang merupakan urusan             Project (LGDP) atau Proyek Pemerintah Daerah
DI tulisan lain, Anwar Syahdat menulis tentang
                                                      daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.      dan Desentralisasi (P2D2). Program ini juga
“Peranan” Dana Alokasi khusus, Sesuaikah
                                                      Lebih spesifik atau secara khusus DAK             biasa disebut sebagai DAK Reimbursement Project
dengan prinsip awal? Menyatakan bahwa
                                                      diarahkan untuk mendanai kebutuhan sarana         dikarenakan konsep dari proyek ini yang akan
istilah DAK mulai dikenal secara umum
                                                      dan prasarana pelayanan dasar masyarakat          mengganti (reimburse) sejumlah Dana Alokasi
ketika ditetapkannya UU 25/1999 tentang
                                                      yang belum mencapai standar tertentu atau         Khusus (DAK) yang menghasilkan keluaran
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
                                                      untuk mendorong percepatan pembangunan            sesuai yang dipersyaratkan (eligible output).
Pusat dan Daerah. Sebelum berlakunya UU
                                                      daerah. Ketentuan Pasal 38 UU 33/3004 yang
25/1999 atau periode berlakunya UU 32/1956                                                              Dengan pendekatan ini, Bank Dunia akan
                                                      menyatakan bahwa besaran DAK ditetapkan
tentang Perimbangan Keuangan antara Negara                                                              membayarkan kembali bagian dari DAK untuk
                                                      setiap tahun dalam APBN ditafsirkan oleh
dan Daerah-Daerah yang Berhak Mengurus                                                                  infrastruktur (jalan, irigasi, dan air minum)
                                                      Anwar bahwa DAK akan ada setiap tahun.
Rumah Tangganya Sendiri, secara de jure                                                                 berdasarkan laporan dan verifikasi output fisik
                                                      Anwar juga menterjemahkan bunyi Pasal 39
nomenklatur DAK belum dikenal, namun                                                                    daerah      partisipan     provinsi/kabupaten/kota
                                                      UU 33/2004 yang menyatakan bahwa DAK
secara de facto terdapat beberapa karakteristik                                                         yang dilakukan oleh BPKP. Tujuan program
                                                      dialokasikan kepada daerah tertentu untuk
pendanaan daerah pada masa itu yang memiliki                                                            ini adalah untuk meningkatkan akuntabilitas
                                                      mendanai kegiatan khusus yang merupakan
ciri kesamaan dengan DAK, seperti, Inpres.                                                              dan pelaporan DAK pada sektor infrastruktur
                                                      urusan daerah sesuai dengan fungsi yang telah
Inpres merupakan suatu sistem pendanaan                                                                 (jalan, irigasi, air minum, dan sanitasi) di lokasi
                                                      ditetapkan dalam APBN. Penjelasan pasal ini
daerah yang bersifat top down dan penggunaan                                                            pemerintah daerah percontohan. Hal ini akan
                                                      menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
atau   peruntukannya          sudah    ditentukan.                                                      dilakukan     melalui    peningkatan       pelaporan
                                                      daerah tertentu adalah daerah yang memenuhi
Dengan kata lain, terhadap dana tersebut                                                                keuangan dan teknis serta verifikasi output
                                                      kriteria setiap tahun untuk mendapatkan
tidak ada sama sekali diskresi daerah terkait                                                           kegiatan infrastruktur yang dibiayai dengan DAK.
                                                      alokasi DAK. Dengan demikian, menurut Anwar,
pemanfaatannya.
                                                      tidak semua daerah mendapatkan alokasi DAK.       Selain tulisan di atas yang menggelitik pikiran
Bagaimana    peran     DAK      diuraikan    secara   Anwar juga melihat , sedikit ada kontradiksi      kita untuk memikirkan konsep DAK ke depan,
gamblang oleh Anwar. Dalam UU/251999,                 antara batang tubuh dengan penjelasan pasal       Media Defis kali ini juga memaparkan suara-
peranan     DAK      adalah     guna        menutup   39 di atas. Dalam batang tubuh dinyatakan         suara stakeholder terhadap pelaksanaan DAK
kelemahan formulasasi DAU yang “disadari              bahwa DAK diperuntukan untuk mendanai             yang dikemas dalam bentuk pertanyaan dan
atau tidak” belum dapat mengakomodasi                 kegiatan khusus yang merupakan urusan             jawaban.     Tulisan-tulisan    dan    pertanyaan-
semua keberagaman daerah. Selain itu, DAK             daerah, namun dalam penjelasannya DAK juga        pertanyaan       tersebut      di     atas    selain
juga sebagai instrumen pendanaan dalam hal            dimungkinkan untuk mendanai fungsi agama          menunjukkan adanya atensi daerah terhadap
terdapat kebutuhan yang merupakan komitmen            yang   merupakan    kewenangan       Pemerintah   permasalahan DAK juga sekaligus menunjukkan
dan prioritas nasional. Anwar menyimpulkan            Pusat. Diakhir tulisannya Anwar mengajak kita     masih begitu kompleknya permasalahan yang
bahwa peranan DAK yang diharapkan oleh                berpikir untuk menilai apakah kebijakan DAK       diemban DAK. Ada asa dan harapan. Ada
UU 25/1999 sangat berkaitan dengan kata               saat ini masih sejalan dengan tujuan awal yang    keraguan dan skeptisme. Tetapi juga ada solusi
“fokus” karena DAK hanya diarahkan untuk              mengharapkan DAK “fokus” untuk mendanai           yang ditawarkan dalam Media Defis kali ini.
mendanai “kebutuhan khusus”. Sementara                kebutuhan khusus.                                 Semuanya diramu dalam tulisan yang akan
untuk kebutuhan yang bersifat umum didanai                                                              membawa pembaca ke dalam kilas balik DAK
                                                      Selanjutnya tulisan DAK Reimbursement Project
dari sumber lain.                                                                                       di masa lalu sekaligus melesatkan pembaca
                                                      yang   ditulis   Denny   Kurniawan    mencoba
                                                                                                        ke masa depan. Setiap tantangan dan kendala
Sementara itu dengan terbitnya UU 33/2004,            memaparkan adanya terobosan baru dalam
                                                                                                        yang dihadapi dibarengi dengan sejumlah
muncul pula keinginan untuk menyesuaikan              penerapan Output-Based Disbursement (OBD)
                                                                                                        konsep juga sudah dipersiapkan. Selamat
kebijakan   transfer    ke      daerah       dengan   yang baru pertama kali dilaksanakan di
                                                                                                        Membaca.
perkembangan keadaan, ketatanegaraan serta            Indonesia. Momen penting ini dimulai setelah
                                                                                                                                               Ahmad Yani


                                                                                                                                 Media      defis        7
Laporan Utama


                            DA N A A LOK A SI KHUSUS
    Dulu, Kemarin, Sekarang, dan
             Ke Depan
        Apakah urge ns iny a?
Biasanya judul dari sebuan tulisan dari sudut                                                    Pada periode “sekarang” (2009-2012), DAK
                                                                                                 terlalu permisif terhadap perkembangan
pandang segmentasi waktu adalah “dulu,                                                           kebijakan terutama sebagai akibat dari

sekarang, dan masa nanti”. Tapi pada tulisan ini                                                 implementasi amanat Pasal 108 UU Nomor
                                                                                                 33 Tahun 2004 dan implementasi atas PP
saya ingin membagi segmentasi waktu dengan                                                       Nomor 38 Tahun 2007, dimana keduanya
menambah “kemarin” di antara “dulu” dan                                                          mengamanatkan       adanya      penyerahan
                                                                                                 urusan yang sudah menjadi kewenangan
“sekarang”. Mengapa? Hal ini semata-mata ingin                                                   daerah kepada pendanaan APBD. Dengan
menunjukkan bahwa ada dinamika yang tinggi                                                       menggunakan prinsip money follows function,

dalam rentang waktu kemarin dan sekarang.                                                        maka fungsi yang diserahkan tersebut harus
                                                                                                 ada pendanaannya, dan yang memungkinkan
                                                                                                 dari sisi peraturan perundangan adalah

Ketika pertama kali dialokasikan pada tahun 2003, DAK tidak begitu menjadi perhatian banyak      melalui DAK walaupun sepenuhnya itu tidak

pihak. Di samping karena alokasi dananya yang hanya Rp2,3 triliun apabila dibandingkan           benar. Ada yang bersifat pengalihan kegiatan

dengan alokasi DAU yang mencapai Rp60,5 triliun, juga pada saat itu daerah masih cukup           dan pendanaannya, ada juga yang dialihkan

leluasa untuk menentukan pola belanja di luar belanja pegawai mengingat sumber pendanaan         kegiatannya namun pendanaannya harus

dari dana transfer lainnya terutama dari Dana Bagi Hasil (DBH) dan Dana Alokasi Umum             on top. Pada kondisi seperti ini saya ingin

(DAU) masih relatih besar. Hal ini terutama pada saat terjadi kenaikan DAU dan DBH pada          mengatakan bahwa dengan konsep DAK

tahun 2006 dari tahun sebelumnya. Sebagaimana diketahui bahwa DBH dan DAU pada tahun             sebagaimana diatur dalam UU 33 Tahun

2006 masing-masing mencapai Rp59,4 triliun dan Rp145,7 triliun, yang berarti mengalami           2004 dan PP Nomor 55 Tahun 2005, maka

peningkatan sebesar Rp28,2 triliun dan Rp56,9 triliun dari tahun sebelumnya. Selanjutnya,        hal tersebut terlalu “membebani” DAK.

pada tahun 2007 (saya menyebut periode “kemarin”) kenaikan DBH dan DAU tidak sesignifikan        Dengan kata lain bahwa banyak harapan

seperti tahun-tahun sebelumnya yaitu masing-masing sebesar Rp9,1 triliun dan Rp19,9 triliun.     diarahkan pada DAK namun banyak juga yang

Bahkan pada tahun 2008 DBH justru mengalami penurunan sebesar Rp2,5 triliun sedangkan            tidak melihat bahwa terlalu kecil DAK untuk

DAU meningkat sebesar Rp14,6 triliun. Pada tahun 2009 DBH dan DAU meningkat masing-              memenuhi harapan itu semua. Dampaknya

masing sebesar Rp2,1 triliun dan Rp6,9 triliun dari tahun sebelumnya. Sejak saat itulah daerah   adalah diskursus mengenai DAK sudah

mulai menjadikan DAK sebagai ‘harapan’ untuk mempertahankan pola belanja modal di                keluar dari konteksnya. Kegiatan/kejadian

daerah mengingat kenaikan DBH dan DAU tidak cukup signifikan untuk mengimbangi kenaikan          yang dianggap “khusus” maka diusulkan

belanja di APBD yang bersifat rutin, walaupun sejak saat itu pula daerah mulai merasakan         pendanaannya dari DAK. Dalam beberapa

berat untuk menyediakan dana pendamping DAK sekurang-kurangnya 10%.                              kejadian, pemahaman mengenai DAK sering
                                                                                                 “salah kaprah”. Hal ini juga bisa ditemui



8       Media    defis
Laporan Utama
dalam     beberapa       penyebutan         mengenai    3.	 Membantu        mendanai, yang berarti             Perimbangan tersebut saling mengisi dan
DAK Bencana Alam padahal tidak pernah                       dana ini bersifat bantuan dan tidak                saling melengkapi. Penjelasan atas hal
ada DAK untuk bencana alam. Pendanaan                       menggantikan. Makna membantu di sini               tersebut dapat dilihat dari keterkaitan tujuan
bencana alam berasal dari Akun Belanja                      sebenarnya ditujukan kepada daerah-                antar komponen Dana Perimbangan.
Pemerintah Pusat dan bukan masuk dalam                      daerah yang kemampuan keuangannya
                                                                                                               DBH dialokasikan dengan tujuan untuk
Akun Transfer ke Daerah. Pernah juga salah                  di bawah rata-rata nasional. Dengan
                                                                                                               mengurangi       ketimpangan      fiskal    vertikal
satu Gubernur menyampaikan usulan agar                      demikian, karena tidak menggantikan
                                                                                                               (antara pusat dan daerah). Disadari bahwa
daerahnya diberikan DAK karena kekhususan                   maka logikanya daerah juga mempunyai
                                                                                                               kebijakan alokasi DAK tersebut menimbulkan
yang disandangnya walaupun kemampuan                        tanggung jawab yang sama terhadap
                                                                                                               ketimpangan yang baru, yaitu ketimpangan
keuangan daerahnya sangat tinggi. Itulah                    pelayanan       dasar     sesuai         dengan
                                                                                                               fiskal secara horisontal (antardaerah) karena
DAK sekarang.                                               kemampuan         keuangan      daerah     yang
                                                                                                               hanya       daerah-daerah     yang       mempunyai
                                                            dimilikinya.
                                                                                                               potensi penerimaan pajak dan sumer daya
PENGERTIAN DAN TUJUAN DAK
                                                        4.	 Kegiatan       khusus, yaitu kegiatannya           alam yang tinggi yang akan mendapatkan
UU      Nomor      33    Tahun      2004     tentang        sudah     ditetapkan     oleh    kementerian       bagian lebih besar dibandingkan daerah
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah                      teknis terkait melalui petunjuk teknis             lainnya. Untuk itu dialokasikan DAU guna
Pusat        dan        Pemerintahan          Daerah        penggunaan DAK.                                    mengurangi ketimpangan fiskal horisontal
menyebutkan bahwa DAK merupakan dana
                                                        5.	 Urusan         daerah,       yang        berarti   tersebut. Dalam prakteknya, kedua jenis
yang bersumber dari APBN yang dialokasikan
                                                            kegiatan yang didanai dari DAK harus               Dana     Perimbangan      yang     bersifat     block
kepada daerah tertentu untuk membantu
                                                            sudah       merupakan      urusan        daerah    grant tersebut dalam pelaksanaan belanja
mendanai kegiatan khusus yang merupakan
                                                            karena merupakan bagian dari Dana                  di daerah kurang menyentuh beberapa
urusan daerah dan sesuai dengan prioritas
                                                            Desentralisasi.                                    pelayanan dasar masyarakat yang merupakan
nasional. Dari pengertian tersebut, ada 6 hal
                                                        6.	 Prioritas nasional, yang berarti kegiatan          prioritas    nasional    di   daerah,      sehingga
yang perlu untuk diperhatikan, yaitu:
                                                            DAK merupakan bagian dari prioritas                masih banyak dijumpai ruang kelas SD
1.	 Bersumber dari APBN, yang berarti                       nasional sebagaimana tercantum dalam               yang rusak, puskesmas yang kurang layak,
     dananya bersumber APBN walaupun                        rencana kerja pemerintah (RKP).                    atau    jalan   kabupaten/kota       yang      rusak.
     ketika ditransfer ke daerah menjadi                                                                       Bagi daerah-daerah dengan kemampuan
                                                        Sementara itu, tujuan dialokasikannya DAK
     bagian dari APBD. Karena bersumber dari                                                                   keuangan daerahnya yang relatif rendah,
                                                        adalah untuk:
     APBN maka sejalan dengan pemahaman                                                                        maka akan lebih sulit lagi untuk melakukan
     bahwa      keuangan      daerah    merupakan       1.	 membantu daerah tertentu,                          diskresi pembelanjaan yang diarahkan untuk
     bagian dari keuangan negara walaupun               2.	mendanai         sarana    dan       prasarana      kepentingan      pelayanan       dasar     tersebut.
     keduanya merupakan dua entitas yang                    pelayanan dasar masyarakat, dan                    Untuk mempertahankan kualitas pelayanan
     berbeda.                                           3.	mendorong percepatan pembangunan                    dasar tersebut, pemerintah sejak tahun 2003

2.	 Daerah tertentu, yang berarti tidak                     daerah.                                            mengambil inisiatif dengan mengalokasikan

     semua daerah mendapatkan alokasi DAK                                                                      DAK yang bersifat specific grant terutama untuk
                                                        Berdasarkan ketiga tujuan tersebut, maka
     karena daerah tertentu adalah daerah                                                                      membantu daerah-daerah yang kemampuan
                                                        alokasi DAK dihitung dengan 3 kriteria, yaitu
     yang memenuhi kriteria umum, kriteria                                                                     keuangan daerahnya rendah.
                                                        kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria
     khusus, dan kriteria teknis. Sebagian              teknis.
                                                                                                               MEKANISME PENGALOKASIAN
     dari kita masih ada yang memahami
                                                                                                               DAK
     bahwa daerah tertentu adalah daerah                POSISI DAK DALAM DANA
     yang hanya memenuhi kriteria umum                  PERIMBANGAN                                            Berbeda      dengan     besaran      alokasi    DAU
     saja, yaitu daerah yang kemampuan                                                                         nasional yang dipatok sekurang-kurangnya
                                                        Pada pasal 10 ayat (1) PP 55 Tahun 2005
     keuangannya        relatif   rendah.    Padahal                                                           26% dari PDN Neto, atau Dana Bagi Hasil
                                                        disebutkan      mengenai      kesatuan        Dana
     untuk    menentukan          daerah     tertentu                                                          yang     dipatok      berdasarkan        persentase
                                                        Perimbangan dalam konteks perimbangan
     tersebut, ketiga kriteria dimaksud harus                                                                  tertentu dari APBN, maka besaran alokasi
                                                        keuangan, yaitu Dana Perimbangan alokasinya
     dipakai semua, tidak boleh dipakai salah                                                                  DAK ditetapkan setiap tahun dalam APBN.
                                                        dalam APBN tidak dapat dipisahkan satu
     satu atau hanya dua kriteria saja.                                                                        Artinya, bisa naik, bisa turun dan sangat
                                                        sama lain karena masing-masing jenis Dana



                                                                                                                                       Media     defis           9
Laporan Utama
tergantung dari besarnya kebutuhan dan                      dapat menggambarkan kondisi sarana                    bahwa seluruh daerah di provinsi
constrain budget di APBN.                                   dan prasarana yang akan didanai dari                  Papua       diprioritaskan      untuk
                                                            DAK.                                                  mendapatkan alokasi DAK.
Selanjutnya, perhitungan alokasi DAK untuk
                                                         Implementasi atas ketiga kriteria di atas             b.	Seluruh    daerah    yang    termasuk
masing-masing daerah dilakukan melalui 2
                                                         dapat dijelaskan pada Gambar 1 di bawah ini.             sebagai         daerah       tertinggal
(dua) tahapan, yaitu :
                                                                                                                  diprioritaskan mendapatkan alokasi
a.	Penentuan        daerah         tertentu     yang     Penjelasan atas Bagan:
                                                                                                                  DAK.
     menerima DAK, dengan memperhatikan                  1.	Jika suatu daerah IFN-nya<1, maka             3.	 Apabila suatu daerah dengan IFN>1
     kriteria umum, kriteria khusus, dan                    berdasarkan    kriteria    umum     daerah         dan daerah tersebut juga tidak termasuk
     kriteria teknis.                                       tersebut layak untuk mendapatkan DAK,              dalam   kategori   daerah   berdasarkan
b.	 Penentuan besaran alokasi DAK masing-                   demikian sebaliknya untuk daerah yang              butir 2 di atas, maka dilihat terlebih
     masing Daerah, yang dilakukan dengan                   IFN-nya>1.                                         dahulu kharakteristik daerahnya yang
     perhitungan indeks berdasarkan kriteria             2.	 Bagi daerah yang IFN-nya>1, masih                 ditunjukkan dengan IKW. IKW ini digabung
     umum, kriteria khusus, dan kriteria                    dimungkinan layak untuk mendapatkan                dengan IFN menjadi IFW, dan untuk
     teknis.                                                alokasi DAK, apabila:                              selanjutnya apabila IFW>1, maka daerah

Penjelasan       atas      penggunaan         kriteria                                                         tersebut layak mendapatkan alokasi
                                                            a.	 Berdasarkan peraturan perundang-
pengalokasian DAK tahun 2011 tersebut                                                                          DAK dari sisi kriteria umum dan kriteria
                                                                an    termasuk        dalam    kategori
adalah sebagai berikut :                                                                                       khusus. Apabila dengan IFW ini layak
                                                                daerah-daerah di provinsi Papua.
                                                                                                               namun pada bidang tertentu daerah
1.	 Kriteria      Umum,         yang      ditetapkan            UU mengenai Otonomi Khusus di
                                                                                                               tersebut tidak mempunyai infrastruktur
     dengan mempertimbangkan kemampuan                          Provinsi   Papua       mengamanatkan
     keuangan     daerah       yang      dicerminkan                                                Gambar 1
     dari penerimaan umum APBD setelah                                                  Mekanisme Perhitungan Alokasi DAK
     dikurangi belanja pegawai negeri sipil
     daerah.
2.	 Kriteria      Khusus,       yang      dirumuskan
     berdasarkan         peraturan        perundang-
     undangan              yang            mengatur
     penyelenggaraan otonomi khusus dan
     karakteristik daerah, yaitu :
     a.	Peraturan         Perundangan,        dimana
         daerah-daerah            yang      menurut
         ketentuan peraturan perundangan
         diprioritaskan        mendapat       alokasi
         DAK,      serta        seluruh       daerah
         tertinggal diberikan kebijakan untuk
         mendapatkan alokasi DAK.
     b.	 Karakteristik daerah, yang meliputi
         daerah     pesisir       dan     kepulauan,
         daerah perbatasan dengan negara
         lain,    daerah       tertinggal/terpencil,
         daerah         yang    termasuk       dalam
         kategori daerah ketahanan pangan,
         daerah rawan bencana, dan daerah
         pariwisata.
3.	 Kriteria       Teknis,         yang       disusun
     berdasarkan        indikator-indikator     yang


10         Media        defis
Laporan Utama
      yang rusak untuk bidang tersebut, maka                  DAK untuk masing-masing daerah dan                Selanjutnya, pada tahun 2012 dialokasikan
      daerah tersebut tidak akan mendapatkan                  masing-masing bidang.                             DAK sebesar Rp25,1 triliun untuk mendanai
      DAK pada bidang tersebut.                                                                                 kegiatan DAK di 19 bidang, yaitu: 1.
                                                           PERKEMBANGAN ALOKASI DAN
4.	 Apabila dengan IFW inipun tidak layak,                                                                      Pendidikan;       2.     Kesehatan;       3.     Keluarga
                                                           BIDANG YANG DIDANAI DARI
      maka masih dimungkinkan layak apabila                                                                     Berencana;        4.      Infrastruktur        Jalan;     5.
                                                           DAK
      ketika digabung dengan IT-nya dan                                                                         Infrastruktur Irigasi; 6. Infrastruktur Air
                                                           Ketika baru pertama kali dialokasikan pada           Minum; 7. Infrastruktur Sanitasi; 8. Prasarana
      digabung menjadi fungso IFWT yang
                                                           tahun 2003, dialokasikan DAK sebesar                 Pemerintahan Daerah; 9. Kelautan dan
      menunjukkan nilai >1, maka daerah
                                                           Rp2,3 triliun untuk mendanai 4 bidang                Perikanan; 10. Pertanian; 11. Lingkungan
      tersebut     dianggap       layak     menerima
                                                           DAK, yaitu Pendidikan, Kesehatan, Jalan,             Hidup; 12. Kehutanan; 13. Sarana dan
      alokasi DAK.
                                                           Irigasi, dan Prasarana Pemerintahan. Jumlah          Prasarana Daerah Tertinggal; 14. Sarana
5.	 Pada tahap kedua, setelah diketahui
                                                           ini meningkat setiap tahunnya menjadi                Perdagangan; 15. Transportasi Perdesaan; 16.
      daerah-daerah yang layak mendapatkan
                                                           Rp24,8 triliun pada tahun 2009, yang berarti         Sarana dan Prasarana Kawasan Perbatasan;
      alokasi DAK, maka dilakukan perhitungan
                                                           mengalami peningkatan 987 persen. Pada               17. Listrik Perdesaan; 18. Perumahan dan
      besaran alokasi masing-masing daerah
                                                           tahun 2010,besaran alokasi DAK di APBN               Permukiman; 19. Keselamatan Transportasi
      dengan       menyusun         Bobot     Daerah
                                                           mengalami penurunan menjadi Rp21,1 triliun.          Darat.
      yang   merupakan          pencerminan     IFWT
                                                           Selanjutnya, pada tahun 2011 dan 2012
      dikalikan dengan IKK (indeks kemahalan                                                                    Selanjutnya, jumlah daerah yang menerima
                                                           terjadi kenaikan DAK walaupun tidak secara
      konstruksi).                                                                                              alokasi DAK dari tahun ke tahun juga
                                                           signifikan. Secara lebih jelas, perkembangan
6.	 Bobot Dearah tersebut dikalikan dengan                                                                      mengalami         penambahan.             Jika          pada
                                                           alokasi DAK tersebut dapat dilihat pada
      pagu     DAK       masing-masing        bidang                                                            tahun 2008 terdapat 25 provinsi dan 451
                                                           Tabel 1 dan Gambar 2 di bawah ini.
      sehingga akan diketahui besaran alokasi                                                                   kabupaten/kota yang menerima DAK, maka

                                                                                  Tabel 1
                                                   Dana Alokasi Khusus, Tahun 2003 – 2012 (dalam miliar rupiah)

 No                    Bidang                    2003         2004       2005           2006      2007       2008        2009            2010       2011           2012
  1                  Pendidikan                 625,00        652,60   1.221,00      2.919,53   5.195,29   7.015,42   9.334,88         9.334,88 10.041,30 10.041,30
  2                  Kesehatan                  375,00        456,18    620,00       2.406,80   3.381,27   3.817,37   4.017,37         2.829,76   3.000,80       3.005,93
  3              Infrastruktur Jalan            842,50        839,05    945,00       2.575,71   3.113,06   4.044,68   4.500,92         2.810,21   3.900,00       4.012,76
  4              Infrastruktur Irigasi          338,50        357,20    384,50         627,68    858,91    1.497,23   1.548,98          968,40    1.311,80       1.348,51
  5          Infrastruktur Air Minum                                    203,50         608,00   1.062,37   1.142,29   1.142,29          357,23     419,60         502,49
  6            Infrastruktur Sanitasi                                                                                                   357,23     419,60         463,65
  7              Kelautan Perikanan                           305,47    322,00         775,68   1.100,36   1.100,36   1.100,36         1.207,84   1.500,00       1.547,12
  8          Prasarana Pemerintah                88,00        228,00    148,00         448,68    539,06     362,00       562,00         386,25     400,00         444,50
  9                   Pertanian                                         170,00       1.094,88   1.492,17   1.492,17   1.492,17         1.543,63   1.806,10       1.879,59
 10              Lingkungan Hidup                                                      112,88    351,61     351,61       351,61         351,61     400,00         479,73
 11                      KB                                                                                 279,01       329,01         329,01     368,10         392,26
 12                  Kehutanan                                                                              100,00       100,00         250,00     400,00         489,76
 13       Prasarana Daerah Tertinggal                                                                                    190,00         300,00     315,50         356,94
 14                Perdagangan                                                                                           150,00         107,32     300,00         345,13
 15     Keselamatan Transportasi Darat                                                                                                             100,00         131,62
 16               Listrik Pedesaan                                                                                                                 150,00         190,64
 17       Perumahan Dan Permukiman                                                                                                                 150,00         191,24
 18       Sarpras Kawasan Perbatasan                                                                                                               100,00         121,39
 19          Transportasi Perdesaan                                                                                                                150,00         171,39
               Jumlah Total Bidang                     5          6          8              9         9         11           13             14            19             19
                 Jumlah Total Pagu             2.269,00     2.838,50   4.014,00 11.569,80 17.094,10 21.202,14 24.819,59 21.133,38 25.232,80 26.115,95



                                                                                                                                        Media     defis                 11
Laporan Utama
                                                 Tabel 2                                              Dalam      prakteknya,    pelaksanaan     DAK
                         Alokasi dan Jumlah Daerah Penerima DAK, 2008-2012                            menggunakan pendekatan campuran, antara

                                         2008         2009          2010        2011        2012
                                                                                                      top down dan bottom up. Hal ini bisa dilihat
                                                                                                      pada saat proses perencanaan yang dimulai
 Alokasi Provinsi                       762.51    1,360.47        829.05     1.305,46    1.331,39
                                                                                                      dari musrenbangnas. Pada tahapan ini,
 Alokasi Kab/Kota                 20,439.64      23,459.12      19,926.72   23.927,34   24.784,56     daerah mengusulkan beberapa kegiatan yang
 Jumlah Alokasi Nasional          21,202.14      24,819.59      20,755.77   25.232,80   26.115,95     merupakan kebutuhan daerah, dan untuk

 Provinsi Penerima DAK                     25              29         32          32           32     selanjutnya    akan   dilakukan   penyesuaian
                                                                                                      dengan kegiatan-kegiatan yang merupakan
 Kab/Kota Penerima DAK                    451          477           472         488          488
                                                                                                      bagian dari prioritas nasional. Selanjutnya,
 Rata-rata alokasi Kab/Kot               45.32       49.18         42.22       49,03        50,79     pada saat dilakukan perhitungan alokasi
 Rata-rata alokasi Nasional              44.54       49.05         41.18       48,52        50,22     DAK lebih banyak bersifat top down dengan
Sumber : PMK Alokasi DAK, data diolah                                                                 mendasarkan diri pada data-data sesuai
                                                                                                      dengan kriteria yang bersifat bottom up karena
pada tahun 2012 bertambah menjadi 32                  DAK didasarkan atas kebutuhan daerah,
                                                                                                      data dimaksud bersumber juga dari daerah.
provinsi, 488 kabupaten/kota. Bertambahnya            maka mekanisme bottom up akan lebih pas.
jumlah daerah yang menerima alokasi DAK               Selain itu, perhitungan alokasi DAK yang        2. Prioritas nasional vs kebutuhan
tersebut terutama disebabkan antara lain              menggunakan kriteria umum, khusus, dan          daerah
oleh adanya penambahan daerah otonom                  teknis juga tidak dimunginkan DAK bersifat
                                                                                                      Beberapa         daerah        menyampaikan
baru    akibat      pemekaran.    Perkembangan        bottom up. Implementasi atas ketiga kriteria
                                                                                                      permasalahan mengenai alokasi DAK yang
jumlah daerah penerima DAK tersebut dapat             tersebut membutuhkan indikator-indikator
                                                                                                      dialokasikan tidak sesuai dengan kebutuhan
dilihat pada tabel 2 di samping.                      yang dapat digunakan untuk penyusunan
                                                                                                      daerah. Terhadap hal ini, bisa benar bisa juga
                                                      indeks dari kriteria-kriteria dimaksud. Hal
Walaupun jumlah daerah yang menerima                                                                  tidak. Dikatakan benar apabila input data
                                                      ini berarti bahwa “data” merupakan elemen
DAK mengalami peningkatan, namun rata-                                                                yang digunakan dalam perhitungan alokasi
                                                      utama dalam perhitungan alokasi DAK.
rata alokasi yang diterima oleh masing-                                                               kurang akurat, maka dimungkinkan akan
                                                      Dengan demikian, penyediaan data-data
masing daerah kabupaten/kota mengalami                                                                terjadi hal demikian. Dikatakan tidak benar
                                                      dimaksud dilakukan oleh masing-masing
peningkatan, yaitu sebesar 45,32 persen                                                               apabila menurut pusat masih dimunginkan
                                                      kementeriam/lembaga terkait untuk data
pada trahun 2008 menjadi 50,79 perrsen                                                                untuk dilakukan kegiatan tersebut namun
                                                      kriteria khusus dan teknis, sedangkan data
pada tahun 2012.                                                                                      menurut     daerah    tidak   sesuai    dengan
                                                      kriteria umum menggunakan data APBD.
                                                                                                      kebutuhan. Dalam hal ini, ada baiknya
Sementara itu, proporsi DAK dalam Dana
Perimbangan juga tidak terlalu besar, yaitu                                                     Gambar 2
sekitar 6% pada tahun 2011 dan menurun                                            Dana Alokasi Khusus, Tahun 2003 – 2012
menjadi sekitar 5% pada tahun 2012. Hal ini
tentu saja tidak akan secara signifikan dapat
mengubah pola belanja di daerah. Dengan
kata kata lain, harapan yang terlalu besar
pada DAK seperti bertolak belakang dengan
ketersediaan anggaran di APBN. Gambar 3
dapat menjelaskan kondisi tersebut.

DISKURSUS MENGENAI DAK

1. Top down vs bottom up
Dalam proses pengalokasian DAK lebih
banyak dilakukan dengan pendekatan top
down. Hal ini sejalan dengan DAK dalam
kaitannya dengan prioritas nasional. Jika



12         Media      defis
Laporan Utama
                                                                  Gambar 3
                                                Rincian Dana Perimbangan Tahuan 2011 dan 2012




apabila kembali kita merujuk pada konsep        yang   relatif   rendah,     namun       ketentuan   praktek alokasi DAK selalu digunakan ketiga
specific fund dimana kegiatan yang merupakan    perundangan      tidak     cukup      kuat   untuk   kriteria secara bersama-sama karena ketiga
prioritas nasional tersebut kadang-kadang       mengikat hal tersebut. Sebagai contoh                kriteria tersebut sejalan dengan tujuan DAK.
memang tidak sesuai dengan kebutuhan            adalah penentuan daerah yang dapat DAK
                                                                                                     4. Dana pendamping vs non- dana
daerah. Hal ini tidak berarti kegiatan yang     di dalam UU disebutkan harus memenuhi
                                                                                                     pendamping
sudah dialokasikannya pendanaannya dari         kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria
DAK tersebut tidak dapat dilakukan oleh         teknis. Mana yang mempunyai peran besar              Dana      pendamping    yang    dipersyaratkan

daerah. Daerah harus melakukan kegiatan         adalah tergantung dari kebijakan nasional            sekurang-kurangnya 10% dari total DAK

tersebut walaupun tidak sesuai dengan           pada      saat   kebijakan      itu   dirumuskan.    yang diterima oleh suatu daerah terasa

kebutuhan daerah, namun pemerintah tetap        Prakteknya adalah ketiga kriteria harus              memberatkan        daerah   terutama    daerah-

berkeyakinan bahwa hal tersebut merupakan       dipakai dalam penentuan daerah tertentu              daerah      yang      kemampuan        keuangan

prioritas nasional yang harus dilaksanakan di   yang layak dapat alokasi DAK.                        daerahnya relatif rendah. Tujuan utama

daerah.                                                                                              dari   dana    pendamping      adalah     untuk
                                                Sebagai     bagian   integral     dari   kebijakan
                                                                                                     menunjukkan komitmen daerah terhadap
3. Fiscal oriented vs technical                 nasional tentang perimbangan keuangan,
                                                                                                     pelaksanaan kegiatan yang didanai dari DAK.
oriented                                        maka DAK harus diletakkan dalam porsinya
                                                                                                     Isu keberatan dana pendamping ini terdengar
                                                untuk membantu daerah dengan kemampuan
Perbedaan      cara     pandang     terhadap                                                         kencang dalam 4 tahun terakhir ketika dana
                                                keuangan yang relatif rendah (fiscal oriented).
DAK antara Kementerian Keuangan dan                                                                  transfer lainnya dari pusat yang diterima
                                                Di sisi yang lain, terdapat pandangan
Kementerian Teknis cukup terasa ketika                                                               oleh daerah peningkatannya tidak signifikan
                                                bahwa sebagai bagian dari instrumen untuk
orang mulai bicara tentang “pengalihan”                                                              apabila    dibandingkan     dengan     beberapa
                                                menjaga kualitas pelayanan dasar di daerah
sebagaimana diatur dalam Pasal 108 UU 33                                                             tahun sebelumnya. Secara berkelakar sering
                                                yang menjadi bagian dari prioritas nasional,
Tahun 2004. Pengalihan anggaran K/L yang                                                             dikatakan bahwa kewajiban penyediaan dana
                                                maka DAK mestinya tetap diarahkan untuk
dipergunakan    untuk   mendanai    kegiatan                                                         pendamping oleh daerah tersebut seperti
                                                memperbaiki sarana prasarana dasar di
yang sudah menjadi urusan daerah secara                                                              “jeruk makan jeruk”. Hal ini benar adanya
                                                daerah yang menjadi prioritas nasional
bertahap ke DAK terkadang di”gondeli”                                                                mengingat penyediaan dana pendamping
                                                sepanjang di daerah tersebut masih banyak
mengingat ketika masuk dalam DAK, maka                                                               tersebut biasanya diambilkan dari DAU atau
                                                infrastruktur yang rusah (technical oriented).
harus mengikuti ketentuan tentang DAK. K/L                                                           DBH yang notabene merupakan dana transfer
                                                Menurut penulis, dikotomi atas 2 hal
tidak bisa menentukan daerah-daerah mana                                                             dari pusat. Agak kontradiktif memang kalau
                                                tersebut adalah kurang pas karena justru
yang akan diintervensi melalui DAK karena                                                            kita melihat arah kebijakan DAK yang lebih
                                                akan mengaburkan makna otonomi dimana
harus memenuhi kriteria umum, khusus,                                                                banyak ditujukan untuk membantu daerah-
                                                pembagian wewenang dan atau/urusan juga
dan teknis. Walaupun secara filosofi DAK                                                             daerah dengan kemampuan keuangan relatif
                                                mengindikasikan pembagian akan tanggung
terutama ditujukan untuk daerah-daerah                                                               rendah namun tetap mensyaratkan adanya
                                                jawab dalam pendanaannya. Makanya dalam
dengan    kemampuan      keuangan     daerah                                                         penyediaan     dana     pendamping      minimal



                                                                                                                         Media   defis          13
Laporan Utama
10%. Seiring dengan semakin banyaknya              mengatakan, lha dana pendampingnya saja                 bidang yang didanai dari DAK tidak serta
alokasi DAK yang dialokasikan, maka dana           untuk fisik, mosok DAK-nya untuk non-fisik.             merta salah. UU tidak menyebutkan istilah
pendamping ini akan semakin menjadi                                                                        “bidang” namun “kegiatan khusus”. Kegiatan
                                                   6. Open menu vs detil menu
persoalan tersendiri. UU memang mengatur                                                                   khusus dijelaskan sebagai kegiatan yang
mengenai daerah-daerah yang mempunyai              Beberapa kementerian/lembaga menerbitkan                sesuai dengan fungsi di dalam APBN dan
kemampuan daerah tertentu tidak diwajibkan         petunjuk     teknis   yang      detil,    sebagian      merupakan bagian dari prioritas nasional.
menganggarkan dana pendamping. Namun               lainnya bersifat open menu. Menu kegiatan               Karena pendekatannya adalah “kegiatan”
dalam     penjelasannya    disebutkan     bahwa    yang detil menyebabkan beberapa daerah                  yang    merupakan     bagian         dari    prioritas
daerah dengan kemampuan keuangan daerah            kesulitan    dalam    melaksanakan        program       nasional, maka ada kesan bahwa semua
tertentu adalah daerah yang penerimaan             kegiatan. DAK Pertanian adalah contoh                   kegiatan itu menjadi bagian dari prioritas
umum APBDnya dikurangi dengan belanja              DAK dengan kegiatan yang bersifat pilihan,              nasional. Padahal kita tahu bahwa kegiatan
pegawai sama dengan nol atau negatif. Tentu        dan memberikan kebebasan daerah untuk                   yang    dijabarkan    sesuai     dengan         fungsi
saja kondisi yang demikian tidak ditemui di        memilih     sesuai    dengan      prioritas     dan     dalam APBN itu banyak sekali, dan apabila
daerah.                                            kebutuhan daerah. Sementara itu, penetapan              dikaitkan dengan prioritas nasional akan
                                                   persentase     tertentu      untuk       beberapa       menjadi terkait walaupun keterkaitannya
5. Fisik vs non fisik                              pegiatan yang bersifat fisik dan mutu di DAK            agak jauh.
Pertimbangan       utama      mengapa      DAK     Pendidikan dianggap oleh beberapa daerah
                                                                                                           Banyaknya bidang DAK ini sebenarnya
digunakan untuk kegiatan yang bersifar fisik       tidak bisa melaksanakan kegiatan tersebut
                                                                                                           juga    tidak    terlepas     dari     konsekuensi
adalah DAK pada saat pertama dialokasikan          sesuai dengan kondisi daerah.
                                                                                                           implementasi PP 38 tahun 2007, juga adanya
tidak terlalu besar jumlahnya dan agar
                                                   7. One year project vs multi years                      amanat UU mengenai pengalihan anggaran
mudah diukur pencapaian ouputnya. Namun
                                                   project                                                 K/L yang dipergunakan untuk mendanai
seiring dengan semakin besarnya alokasi
                                                   DAK selama ini adalah bersifat satu tahun               kegiatan yang sudah menjadi urusan daerah
DAK tersebut, serta sejalan dengan dinamika
                                                   anggaran, yang berarti harus selesai pada               ke DAK. Dengan segala keterbatasan yang
perubahan atas peraturan perundangan
                                                   akhir tahun anggaran berkenaan, dan paling              ada, DAK harus menyediakan dirinya untuk
lainnya (misalnya PP 38 Tahun 2007), ada
                                                   lambat dapat dimanfaatkan pada awal                     menampung “pengalihan” tersebut.
usulan bahwa DAK seyogyanya tidak hanya
untuk fisik saja, namun bisa juga untuk            tahun anggaran berikutnya. Sejalan dengan
                                                                                                           9. Sektoral vs kewilayahan
kegiatan yang bersifat non-fisik.                  kebijakan kebijakan kerangka pembangunan
                                                                                                           Diskursus mengenai hal ini sebenarnya
                                                   jangka menengah (medium term expenditure
PP 55 Tahun 2005 mengatur mengenai                                                                         lebih tepat apabila diletakkan pada tataran
                                                   framework, MTEF), DAK diharapkan dapat
peruntukan DAK untuk sarana dan prasarana                                                                  wacana diskusi dan bukan pada tataran
                                                   dirumuskan dalam kerangka MTEF tersebut.
dasar     dengan   mengutamakan         kegiatan                                                           pengambilan kebijakan. Mengapa? Sejak
yang bersifat fisik. Menurut penulis, kata         8. Banyak bidang DAK vs sedikit                         tahun 2003 hingga tahun 2010 selalu
“mengutamakan” bisa diartikan bahwa DAK            Bidang DAK                                              digunakan       pendekatan     sektoral.       Bidang
suatu saat bisa juga untuk kegiatan yang           Idealnya     memang       DAK     hanya       terdiri   DAK identik dengan nama sektor, dan hal
bersifat non-fisik. Hanya saja, rumusan            dari   beberapa       bidang      yang        benar-    tersebut sudah teruji sekian tahun. Ketika
mengutamakan fisik tersebut tidak konsisten        benar merupakan prioritas nasional dan                  DAK sudah melintasi wilayah “kewilayahan”
dengan penjelasan mengenai fisik yaitu             merupakan kebutuhan dasar di masyarakat.                untuk menyebut suatu bidang, maka hal
kegiatan yang mempunyai umur ekonomi               Namun dalam perkembangannya mengalami                   tersebut     dirasakan      agak       mengganggu
yang    panjang.   Biasanya    kegiatan    yang    penambahan bidang yang signifikan. Jika                 harmonisasi penyusunan kegiatan di tingkat
mempunyai umur ekonomis yang panjang               pada tahun 2003 baru 5 bidang, maka pada                nasional maupun regional. Sebagai contoh,
identik dengan belanja modal yang juga fisik.      tahun 2010 sudah mencapai 14 bidang, dan                tahun 2011 direncanakan alokasi DAK
Diskresi untuk menginterpretasikan DAK             bahkan pada tahun 2011 sudah mencapai 19                Kawasan Perbatasan. Kegiatannya hampir
bisa untuk non-fisik juga terkendala dengan        bidang yang didanai dari DAK. Dari sisi norma           sama dengan DAK sarana dan Prasarana
UU 34 Tahun 2004 yang menyebutkan                  perencanaan, menurut penulis semestinya                 Daerah Tertinggal. Sebagian dari Kawasan
bahwa penggunaan dana pendamping harus             DAK hanya diperuntukkan bagi beberapa                   Perbatasan       adalah      daerah         tertinggal.
untuk fisik. Secara berseloroh orang akan          bidang saja. Namun demikian, banyaknya                  Untuk      menghindari       adanya         overlapping



14         Media    defis
Laporan Utama
pendanaan, maka dirumuskan lokasi DAK                   DAK. Secara sederhana dapat diilustrasikan        kita lihat kembali “Asbabun Nuzul” atau
Kawasan Perbatasan hanya untuk kawasan                  begini, pada KUA-PPAS dianggarkan dana            sebab-sebab       dialokasikannya        DAK      dan
perbatasan di wilayah Kalimantan, dan                   Rp20 miliar untuk kegiatan DAK Pendidikan.        dirumuskannya pasal per pasal dalam UU
untuk kegiatan yang sama dengan DAK                     Selanjutnya, pada saat selesai pembahasan         34 Tahun 2004 dan PP 55 Tahun 2005.
Sarana dan Prasarana Daerah tertinggal                  dengan DPR (biasanya akhir bulan Oktober)         Sebab-sebab dialokasikannya DAK sudah
diperuntukkan bagi daerah tertinggal di luar            diketahui DAK Pendidikan untuk daerah             dibahas pada subbab posisi DAK dalam
kawasan perbatasan di provinsi Kalimantan.              tersebut Rp25M, maka biasanya daerah              Dana Perimbangan di atas, yaitu membantu
Ada     kesan         terlalu     menyederhanakan       tersebut      akan      menggeser/mengurangi      daerah-daerah yang kemampuan keuangan
persoalan dalam menyusun kebijakan. Hal                 alokasi anggarannya tersebut ke sektor            daerahnya rendah untuk menjaga pelayanan
ini dikhawatirkan juga akan mendistorsi                 lainnya.    Karena      prinsip   DAK   adalah    dasar di daerah yang merupakan bagian dari
peran Kementerian Pembangunan Daerah                    “membantu”, mestinya bantuan dari APBN            prioritas nasional.
Tertinggal dalam melakukan mainstreaming                tersebut digunakan untuk menambah alokasi
                                                                                                          Implikasi dari hal tersebut adalah:
kegiatan       di      berbagai      sektor    untuk    anggaran yang sudah dianggarkan sehingga
memajukan daerah tertinggal. Ketika DAK                 mampu mempercepat proses pembangunan              a.	 DAK harus tegas membatasi dirinya
Sarana dan Prasarana Daerah Tertinggal                  di bidang pendidikan bagi daerah tersebut,            untuk bidang-bidang yang benar-benar
tidak boleh mengintervensi daerah tertinggal            dan bukan malah menggantikan.                         menjadi bagian dari prioritas nasional
yang berada dalam kawasan perbatasan                                                                          saja, misalnya infrastruktur pendidikan,
tersebut, maka akan ada pertanyaan ada apa              DAK KE DEPAN                                          kesehatan, dan ke-PU-an.
ini, atau dengan meminjam judul lagu Peter              Konsep DAK ke depan bisa saja dimulai             b.	 DAK harus diletakkan dalam konteks
Pan, maka Ada Apa Denganmu.                             dari proses berpikir untuk mengembangkan              perimbangan keuangan secara utuh, yang
                                                        permasalahan atau isu-isu di atas. Namun              berarti masih ditujukan untuk “daerah
Masalahnya          adalah      penyebutan    bidang-
                                                        demikian, ada tiga pernyataan mendasar                tertentu” saja terutama daerah-daerah
bidang yang akan didanai dari DAK sudah
                                                        yang menurut saya perlu untuk diperhatikan,           yang kemampuan keuangannya rendah.
ditulis dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
                                                        yaitu (i) mempertahankan konsep DAK                   Hal ini juga bisa dilakukan dengan
sehingga tidak ada celah lagi untuk melakukan
                                                        dengan memberi ruang bagi munculnya jenis             konsistensi       pengukuran        kemampuan
penyesuaian bidang tersebut. Sebenarnya
                                                        transfer lainnya yang baru; (ii) memperluas           keuangan daerah tidak melalui kriteria
tidak    ada        keharusan       menulis   bidang
                                                        dan/atau mengembangkan konsep DAK yang                umum      namun        menggunakan           peta
secara eksplisit di RKP. PP 55 Tahun 2005
                                                        ada sekarang, atau (iii) re-design DAK. Mau           kapasitas fiskal.
menyebutkan bahwa berdasarkan prioritas
                                                        memilih yang mana? Ini hanyalah sebuah            c.	 Mengurangi peran kriteria teknis dalam
nasional sebagaimana tertuang dalam RKP,
                                                        pilihan, bisa juga dipilih di luar ketiga             penentuan        “daerah       tertentu”,    atau
Menteri Teknis mengusulkan kegiatan kepada
                                                        hal tersebut. Untuk menentukan pilihan                hanya     menggunakan           kriteria    teknis
Menteri Keuangan. Mekanisme kebijakan ini
                                                        tersebut, kita harus bisa menjawab terlebih           dalam penentuan besaran alokasi DAK
tidak bisa berjalan dengan baik mengingat
                                                        dahulu      kira-kira   konsep    perimbangan         per daerah per bidang. Hal ini berarti
dalam RKP juga sudah disebut jenis kegiatan
                                                        keuangan ke depan nantinya seperti apa?               harus merevisi UU 33 Tahun 2004.
yang akan didanai dari DAK. Jika demikian,
                                                        Apakah akan meletakkan DAK sebagai satu
kegiatan apa lagi yang harus diusulkan oleh                                                               d.	Redefinisi        kriteria      khusus       dalam
                                                        kesatuan yang utuh dalam posisinya sebagai
Menteri Teknis kepada Menteri Keuangan?                                                                       kaitannya dengan penentuan kelayakan
                                                        bagian dari jenis Dana Perimbangan, atau
                                                                                                              suatu daerah menerima DAK.
10. Membantu vs menggantikan                            justru ingin menjadikan DAK lebih exclusive
                                                                                                          e.	 Perlu dibangun persepsi bersama bahwa
Isu ini bermula karena siklus penganggaran              lagi dalam kaitannya dengan kepentingan
                                                                                                              kewajiban atas kegiatan yang menjadi
di    daerah        tidak    sama    dengan    siklus   prioritas nasional? Atau, DAK akan diarahkan
                                                                                                              bagian    dari     prioritas     nasional     dan
penganggaran DAK di pusat. Bermula pada                 untuk      mendorong      pencapaian    standar
                                                                                                              sudah menjadi urusan daerah adalah
saat sekitar Juli (alokasi DAK belum diketahui)         pelayanan minimum (SPM)?
                                                                                                              merupakan tanggung jawab bersama
disusun KUA-PPAS di daerah. Beberapa
                                                        1. Mempertahankan konsep DAK                          antara pusat dan daerah, dan bukan
daerah sudah menganggarkan APBDnya
                                                        Mempertahankan          konsep    DAK    dalam        merupakan kewajiban pemerintah pusat
untuk kegiatan-kegiatan yang merupakan
                                                        pengertian ini adalah “kembali ke khittah”.           saja.
bagian dari kegiatan yang akan didanai dari
                                                        Jika ini adalah interpretasinya, maka mari


                                                                                                                                Media     defis            15
Buletin defis 02   djpk
Buletin defis 02   djpk
Buletin defis 02   djpk
Buletin defis 02   djpk
Buletin defis 02   djpk
Buletin defis 02   djpk
Buletin defis 02   djpk
Buletin defis 02   djpk
Buletin defis 02   djpk
Buletin defis 02   djpk
Buletin defis 02   djpk
Buletin defis 02   djpk
Buletin defis 02   djpk
Buletin defis 02   djpk
Buletin defis 02   djpk
Buletin defis 02   djpk
Buletin defis 02   djpk
Buletin defis 02   djpk
Buletin defis 02   djpk
Buletin defis 02   djpk
Buletin defis 02   djpk
Buletin defis 02   djpk
Buletin defis 02   djpk
Buletin defis 02   djpk
Buletin defis 02   djpk
Buletin defis 02   djpk
Buletin defis 02   djpk
Buletin defis 02   djpk
Buletin defis 02   djpk

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie Buletin defis 02 djpk

Keterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanKeterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanDadang Solihin
 
Strategi dan Optimalisasi Dukungan di Kantor DPD-RI Daerah
Strategi dan Optimalisasi Dukungan di Kantor DPD-RI Daerah Strategi dan Optimalisasi Dukungan di Kantor DPD-RI Daerah
Strategi dan Optimalisasi Dukungan di Kantor DPD-RI Daerah Dadang Solihin
 
Memahami Program Pembangunan berbasis Kinerja sesuai RPJMD 2012-2016
Memahami Program Pembangunan berbasis Kinerja sesuai RPJMD 2012-2016 Memahami Program Pembangunan berbasis Kinerja sesuai RPJMD 2012-2016
Memahami Program Pembangunan berbasis Kinerja sesuai RPJMD 2012-2016 Dadang Solihin
 
Pedoman Penyusunan RKPD dan Musrenbang
Pedoman Penyusunan RKPD dan MusrenbangPedoman Penyusunan RKPD dan Musrenbang
Pedoman Penyusunan RKPD dan MusrenbangDadang Solihin
 
Perencanaan Pembangunan Daerah berbasis Kinerja Strategi Percepatan Pembangun...
Perencanaan Pembangunan Daerah berbasis Kinerja Strategi Percepatan Pembangun...Perencanaan Pembangunan Daerah berbasis Kinerja Strategi Percepatan Pembangun...
Perencanaan Pembangunan Daerah berbasis Kinerja Strategi Percepatan Pembangun...Dadang Solihin
 
Rekonstruksi Jepara untuk Masa Depan
Rekonstruksi Jepara untuk Masa Depan Rekonstruksi Jepara untuk Masa Depan
Rekonstruksi Jepara untuk Masa Depan Dadang Solihin
 
Perencanaan Pembangunan Daerah berbasis Kinerja
Perencanaan Pembangunan Daerah berbasis Kinerja Perencanaan Pembangunan Daerah berbasis Kinerja
Perencanaan Pembangunan Daerah berbasis Kinerja Dadang Solihin
 
Perencanaan Pembangunan Daerah berbasis Kinerja
Perencanaan Pembangunan Daerah berbasis Kinerja Perencanaan Pembangunan Daerah berbasis Kinerja
Perencanaan Pembangunan Daerah berbasis Kinerja Dadang Solihin
 
Perencanaan Pembangunan Daerah berbasis Kinerja
Perencanaan Pembangunan Daerah berbasis Kinerja Perencanaan Pembangunan Daerah berbasis Kinerja
Perencanaan Pembangunan Daerah berbasis Kinerja Dadang Solihin
 
Menyusun Program Prioritas Sanitasi
Menyusun Program Prioritas SanitasiMenyusun Program Prioritas Sanitasi
Menyusun Program Prioritas Sanitasiinfosanitasi
 
Peran dan Fungsi Pemda dan DPRD dalam Penyusunan APBD berbasis Kinerja
Peran dan Fungsi Pemda dan DPRD dalam Penyusunan APBD berbasis Kinerja Peran dan Fungsi Pemda dan DPRD dalam Penyusunan APBD berbasis Kinerja
Peran dan Fungsi Pemda dan DPRD dalam Penyusunan APBD berbasis Kinerja Dadang Solihin
 
Mekanisme Perencanaan dan Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah
Mekanisme Perencanaan dan Evaluasi Kinerja  Pembangunan Daerah Mekanisme Perencanaan dan Evaluasi Kinerja  Pembangunan Daerah
Mekanisme Perencanaan dan Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Dadang Solihin
 
D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)
D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)
D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)PEMPROP JABAR
 
Penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi untuk NAD
Penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi untuk NADPenyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi untuk NAD
Penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi untuk NADinfosanitasi
 
Reses dan Pokok Pikiran DPRD Hasil Jasmara
Reses dan Pokok Pikiran DPRD Hasil Jasmara Reses dan Pokok Pikiran DPRD Hasil Jasmara
Reses dan Pokok Pikiran DPRD Hasil Jasmara Dadang Solihin
 
Konsep Strategis Perencanaan Pembangunan dalam rangka Mendukung Perencanaan P...
Konsep Strategis Perencanaan Pembangunan dalam rangka Mendukung Perencanaan P...Konsep Strategis Perencanaan Pembangunan dalam rangka Mendukung Perencanaan P...
Konsep Strategis Perencanaan Pembangunan dalam rangka Mendukung Perencanaan P...Dadang Solihin
 
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)infosanitasi
 
Paparan teknopolitan di dprd
Paparan teknopolitan di dprdPaparan teknopolitan di dprd
Paparan teknopolitan di dprdstst3p
 
Sambutan Kementrian PPN RI/Bappenas pada Musrenbag Prov Jambi
Sambutan Kementrian PPN RI/Bappenas pada Musrenbag Prov Jambi Sambutan Kementrian PPN RI/Bappenas pada Musrenbag Prov Jambi
Sambutan Kementrian PPN RI/Bappenas pada Musrenbag Prov Jambi Panembahan Senopati Sudarmanto
 

Ähnlich wie Buletin defis 02 djpk (20)

Keterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanKeterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
 
Strategi dan Optimalisasi Dukungan di Kantor DPD-RI Daerah
Strategi dan Optimalisasi Dukungan di Kantor DPD-RI Daerah Strategi dan Optimalisasi Dukungan di Kantor DPD-RI Daerah
Strategi dan Optimalisasi Dukungan di Kantor DPD-RI Daerah
 
Memahami Program Pembangunan berbasis Kinerja sesuai RPJMD 2012-2016
Memahami Program Pembangunan berbasis Kinerja sesuai RPJMD 2012-2016 Memahami Program Pembangunan berbasis Kinerja sesuai RPJMD 2012-2016
Memahami Program Pembangunan berbasis Kinerja sesuai RPJMD 2012-2016
 
Pedoman Penyusunan RKPD dan Musrenbang
Pedoman Penyusunan RKPD dan MusrenbangPedoman Penyusunan RKPD dan Musrenbang
Pedoman Penyusunan RKPD dan Musrenbang
 
Perencanaan Pembangunan Daerah berbasis Kinerja Strategi Percepatan Pembangun...
Perencanaan Pembangunan Daerah berbasis Kinerja Strategi Percepatan Pembangun...Perencanaan Pembangunan Daerah berbasis Kinerja Strategi Percepatan Pembangun...
Perencanaan Pembangunan Daerah berbasis Kinerja Strategi Percepatan Pembangun...
 
Rekonstruksi Jepara untuk Masa Depan
Rekonstruksi Jepara untuk Masa Depan Rekonstruksi Jepara untuk Masa Depan
Rekonstruksi Jepara untuk Masa Depan
 
Perencanaan Pembangunan Daerah berbasis Kinerja
Perencanaan Pembangunan Daerah berbasis Kinerja Perencanaan Pembangunan Daerah berbasis Kinerja
Perencanaan Pembangunan Daerah berbasis Kinerja
 
Perencanaan Pembangunan Daerah berbasis Kinerja
Perencanaan Pembangunan Daerah berbasis Kinerja Perencanaan Pembangunan Daerah berbasis Kinerja
Perencanaan Pembangunan Daerah berbasis Kinerja
 
Perencanaan Pembangunan Daerah berbasis Kinerja
Perencanaan Pembangunan Daerah berbasis Kinerja Perencanaan Pembangunan Daerah berbasis Kinerja
Perencanaan Pembangunan Daerah berbasis Kinerja
 
Menyusun Program Prioritas Sanitasi
Menyusun Program Prioritas SanitasiMenyusun Program Prioritas Sanitasi
Menyusun Program Prioritas Sanitasi
 
Peran dan Fungsi Pemda dan DPRD dalam Penyusunan APBD berbasis Kinerja
Peran dan Fungsi Pemda dan DPRD dalam Penyusunan APBD berbasis Kinerja Peran dan Fungsi Pemda dan DPRD dalam Penyusunan APBD berbasis Kinerja
Peran dan Fungsi Pemda dan DPRD dalam Penyusunan APBD berbasis Kinerja
 
Mekanisme Perencanaan dan Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah
Mekanisme Perencanaan dan Evaluasi Kinerja  Pembangunan Daerah Mekanisme Perencanaan dan Evaluasi Kinerja  Pembangunan Daerah
Mekanisme Perencanaan dan Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah
 
D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)
D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)
D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)
 
Penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi untuk NAD
Penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi untuk NADPenyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi untuk NAD
Penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi untuk NAD
 
Reses dan Pokok Pikiran DPRD Hasil Jasmara
Reses dan Pokok Pikiran DPRD Hasil Jasmara Reses dan Pokok Pikiran DPRD Hasil Jasmara
Reses dan Pokok Pikiran DPRD Hasil Jasmara
 
Konsep Strategis Perencanaan Pembangunan dalam rangka Mendukung Perencanaan P...
Konsep Strategis Perencanaan Pembangunan dalam rangka Mendukung Perencanaan P...Konsep Strategis Perencanaan Pembangunan dalam rangka Mendukung Perencanaan P...
Konsep Strategis Perencanaan Pembangunan dalam rangka Mendukung Perencanaan P...
 
anggaran tradisional versus new public management
anggaran tradisional versus new public managementanggaran tradisional versus new public management
anggaran tradisional versus new public management
 
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
 
Paparan teknopolitan di dprd
Paparan teknopolitan di dprdPaparan teknopolitan di dprd
Paparan teknopolitan di dprd
 
Sambutan Kementrian PPN RI/Bappenas pada Musrenbag Prov Jambi
Sambutan Kementrian PPN RI/Bappenas pada Musrenbag Prov Jambi Sambutan Kementrian PPN RI/Bappenas pada Musrenbag Prov Jambi
Sambutan Kementrian PPN RI/Bappenas pada Musrenbag Prov Jambi
 

Mehr von Herry Prananto

Kajian mapping keuangan daerah
Kajian mapping keuangan daerahKajian mapping keuangan daerah
Kajian mapping keuangan daerahHerry Prananto
 
Kajian sinkronisasi pungutan pusat dan daerah
Kajian sinkronisasi pungutan pusat dan daerahKajian sinkronisasi pungutan pusat dan daerah
Kajian sinkronisasi pungutan pusat dan daerahHerry Prananto
 
Kajian pengalihan dana dekon & tp
Kajian pengalihan dana dekon & tpKajian pengalihan dana dekon & tp
Kajian pengalihan dana dekon & tpHerry Prananto
 
Kajian pemekaran daerah
Kajian pemekaran daerahKajian pemekaran daerah
Kajian pemekaran daerahHerry Prananto
 
Kajian formula rating daerah
Kajian formula rating daerahKajian formula rating daerah
Kajian formula rating daerahHerry Prananto
 
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerahPmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerahHerry Prananto
 
Japan’s development experience edited
Japan’s development experience editedJapan’s development experience edited
Japan’s development experience editedHerry Prananto
 
Seto city introduction
Seto city introductionSeto city introduction
Seto city introductionHerry Prananto
 
Good governance theory and practice08
Good governance theory and practice08Good governance theory and practice08
Good governance theory and practice08Herry Prananto
 
Aichi financial standing
Aichi financial standingAichi financial standing
Aichi financial standingHerry Prananto
 
Sosialisasi samarinda 2011
Sosialisasi samarinda 2011Sosialisasi samarinda 2011
Sosialisasi samarinda 2011Herry Prananto
 
Prinsip2 transfer ke daerah
Prinsip2 transfer ke daerah Prinsip2 transfer ke daerah
Prinsip2 transfer ke daerah Herry Prananto
 
Assessment Center DJPK
Assessment Center DJPKAssessment Center DJPK
Assessment Center DJPKHerry Prananto
 

Mehr von Herry Prananto (15)

Kajian mapping keuangan daerah
Kajian mapping keuangan daerahKajian mapping keuangan daerah
Kajian mapping keuangan daerah
 
Kajian sinkronisasi pungutan pusat dan daerah
Kajian sinkronisasi pungutan pusat dan daerahKajian sinkronisasi pungutan pusat dan daerah
Kajian sinkronisasi pungutan pusat dan daerah
 
Kajian pengalihan dana dekon & tp
Kajian pengalihan dana dekon & tpKajian pengalihan dana dekon & tp
Kajian pengalihan dana dekon & tp
 
Kajian pemekaran daerah
Kajian pemekaran daerahKajian pemekaran daerah
Kajian pemekaran daerah
 
Kajian formula rating daerah
Kajian formula rating daerahKajian formula rating daerah
Kajian formula rating daerah
 
Konsolidasi 2011
Konsolidasi 2011Konsolidasi 2011
Konsolidasi 2011
 
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerahPmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
 
Japan’s development experience edited
Japan’s development experience editedJapan’s development experience edited
Japan’s development experience edited
 
Ombusman
OmbusmanOmbusman
Ombusman
 
Seto city introduction
Seto city introductionSeto city introduction
Seto city introduction
 
Good governance theory and practice08
Good governance theory and practice08Good governance theory and practice08
Good governance theory and practice08
 
Aichi financial standing
Aichi financial standingAichi financial standing
Aichi financial standing
 
Sosialisasi samarinda 2011
Sosialisasi samarinda 2011Sosialisasi samarinda 2011
Sosialisasi samarinda 2011
 
Prinsip2 transfer ke daerah
Prinsip2 transfer ke daerah Prinsip2 transfer ke daerah
Prinsip2 transfer ke daerah
 
Assessment Center DJPK
Assessment Center DJPKAssessment Center DJPK
Assessment Center DJPK
 

Kürzlich hochgeladen

PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiGustiAdityaR
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptxObyMoris1
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxHakamNiazi
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 

Kürzlich hochgeladen (20)

PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 

Buletin defis 02 djpk

  • 1. Media defis 1
  • 2.
  • 3. Editorial Beberapa design yang mungkin dapat dikembangkan adalah mengubah DAK menjadi output base ketimbang input base yang selama “RE-DESIGN DAK” ini dijalankan. Hal ini akan memberi ruang gerak yang lebih leluasa bagi daerah untuk berkreasi sesuai kebutuhan. Penggunaan koridor Standar Pelayanan Minimum (SPM) sebagai barometer pengukuran keberhasilan DAK diharapkan dapat memaksimalkan Peran strategis Dana Alokasi Khusus (DAK) prioritas nasional yang telah ditetapkan dalam pencapaian tujuan prioritas nasional dan pada sebagai salah satu sumber pendanaan di rencana kerja pemerintah. saat bersamaan daerah penerima DAK dapat daerah saat ini sudah tidak diragukan lagi Azas dan konsep DAK mengalami pemaknaan merasakan esensi ‘otonomi’ nya. Wacana dalam dinamika pembangunan. Meskipun yang berbeda dalam era UU Perimbangan lain yang mungkin perlu dikembangkan proporsinya kecil dibandingkan total dana Keuangan 1999 dan 2004 dan antara UU adalah sinergi antara pemerintah pusat dan perimbangan yang dikucurkan dari APBN, dengan peraturan pelaksanaannya. Banyaknya daerah untuk lebih cepat mencapai tujuan banyak daerah yang menggantungkan harapan diskursus yang timbul seperti diskursus pembangunan nasional. Pola perencanaan dari DAK, di tengah-tengah masih terbatasnya “prioritas nasional dan urusan daerah”, “top DAK yang Top Down selama ini mungkin perlu kemampuan keuangan daerah dalam down dan bottom up”, “fisik dan non fisik” dikombinasikan dengan pendekatan bottom mendanai pembangunan. Kondisi ini terutama menimbulkan kesan adanya inkonsistensi up. Selain itu mengingat bahwa tidak semua banyak ditemui di daerah-daerah dengan dalam pelaksanaan DAK. Demikian pula kegiatan yang menggunakan DAK sebagai kemampuan fiskal rendah yang sebagian besar dengan formulasi DAK yang menggunakan sumber dananya berdurasi tahunan maka dana pembangunannya terpakai untuk gaji tiga kriteria sekaligus secara substitutif sudah saatnya kita mengimplementasikan pegawai dan belanja tidak langsung lainnya. telah mengaburkan nilai kekhususan daerah DAK yang mengacu kepada konsep Middle Pendanaan melalui DAK menjadi salah satu penerimanya. Penentuan daerah yang Term Expenditure Framework (MTEF). Diharapkan tumpuan harapan mereka. Kucuran DAK ibarat seharusnya terseleksi menjadi semakin banyak nantinya DAK akan dapat mendorong setetes embun penyejuk dalam kehausan. daerah yang akan menerimanya. pencapaian SPM sekaligus mendorong Sejak diimplementasikan tahun 2003, pada pencapaian prioritas nasional serta dapat Sejumlah kajian yang berdasarkan analisis awalnya DAK hanya dialokasikan untuk bidang mengakomodir berbagai kebijakan pemerintah kuantitatif juga memperlihatkan bahwa pendidikan, kesehatan, prasarana jalan, lainnya. pengalokasian DAK telah bias dari tujuan prasarana irigasi dan prasarana pemerintah. kekhususannya dan lebih memprioritaskan Untuk itu perlu ada upaya yang terus menerus Pertanyaannya puaskah kita dengan kinerja fungsi ekualisasi (perimbangan). Kajian lain dalam menyempurnakan perangkat kebijakan. DAK? Berbagai permasalahan dan kendala menunjukkan bahwa belum ada korelasi yang Yang paling penting adalah merevisi Undang- muncul terkait dengan pertanyaan apakah signifikan bahwa pengucuran DAK memberikan undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang DAK yang dikucurkan telah tepat sasaran, dampak positif terhadap pertumbuhan Perimbangan Keuangan antara Pemerintah apakah sudah efisien dan efektif, dan telah ekonomi dan Indeks Pembangunan Manusia Pusat dan Pemerintahan Daerah serta PP memberikan dampak yang positif terhadap (IPM). No.55 tahun 2005 tentang dana perimbangan pembangunan? agar lebih sesuai dengan tantangan baru dan Apa yang menyebabkan semua itu? Apakah dinamika pendanaan pembangunan yang Batasan konsep, azas, terminology dan karena jumlah DAK yang dikucurkan hanya terdesentralisasi. Kita menginginkan adanya formulasi DAK sepertinya mengalami sedikit sehingga “dosis” nya kurang untuk DAK yang lebih simple dan sederhana serta metamorfosa. DAK tidak lagi diberikan kepada mengobati permasalahan tertentu? Ternyata dapat mengeliminir berbagai kelemahan yang daerah tertentu karena hampir sebagian tidak juga. Efisiensi pengalokasian DAK dan dijumpai saat ini. Redesign tersebut dapat daerah saat ini mendapatkan kucuran DAK. efektifitas tatakelola implementasi DAK dilakukan secara parsial yang mendudukkan Besaran DAK juga cenderung naik sehingga menjadi kata kuncinya. Dengan kata lain kita ulang formulasi DAK sesuai hukum positif batasan “membantu mendanai” menjadi tidak cukup bereksperimen dan melakukan yang ada atau reformasi integral yang merevisi sedikit kabur. Kegiatan khusus yang yang metamorfosa azas, konsep dan formulasi keseluruhan konstruksi kebijakan DAK. Kita didanai juga mengalami penambahan yang tetapi diperlukan adanya redesign DAK yang signifikan dan bisa jadi keluar dari daftar lebih sesuai dengan kondisi terkini. tunggu tanggal mainnya. Ahmad Yani Media defis 3
  • 4. Daftar Isi Profil Laporan Utama 30 Wawancara eksklusif Direktur Dana Perimbangan IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DAK: 5 Tantangan dan Konsep Ke Depan Feature PENATAAN ORGANISASI 8 DANA ALOKASI KHUSUS Dulu, Kemarin, Sekarang, dan Ke Depan 33 Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Apakah urgensinya? 36 Resensi Buku Econo Myth DESAIN DAK KE DEPAN: 17 Apa yang perlu diperbaiki? Renungan 39 Suara STAKEHOLDER Menolong untuk Ditolong 21 terhadap Pelaksanaan DAK 22 DAK REIMBURSEMENT PROJECT Sekilas Berita 41 PELAKSANAAN QUALITY ASSURANCE “Peranan” Dana Alokasi Khusus: Reformasi Birokrasi Di Direktorat Jenderal 24 Sesuaikah Dengan Prinsip Awal? Perimbangan Keuangan PROBLEMATIKA PENGALIHAN KEGIATAN Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Yang Konsultasi Hibah 42 27 Merupakan Urusan Daerah KE DANA ALOKASI KHUSUS Album Foto 43 PELINDUNG Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan PENASEHAT Para Pejabat Eselon II di Lingkungan DJPK PENANGGUNG JAWAB Sekretaris Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Pemimpin Redaksi Ahmad Yani TIM REDAKSI Putut Hari Satyaka, Diah Sarkorini, Ubaidi Socheh Hamidi, Anwar Syahdat, Sugiyarto, M. Nafi TIM EDITOR Erny Murniasih, Fachroedy Junianto, Esthi Budilestari, Masagus Zenaidi, Wahyudi Sulestyanto, M. Sulthon Junaidi, Yadi Hadian, Endang Zainatun, Lily KUntratih, Deny Kurniawan, Ichwan Setyarno, Hesti Budi Utomo, David Rudolf desigN grafis Lukman Adi, Agung Setio Budi, Adhi Kurniawan Sekretariat M. Lilik CIB, Kurnia, Shanti Sukmawati, Titik Fatmawati, Ricka Yunita Prasetya, Vanny Koesrini, Alit Ayu Meinarsari, Helmy Rukmana, Bangun Purwono Adi ALAMAT Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan - Kementerian Keuangan|Gedung Radius Prawiro Lantai 10 Jalan Dr. Wahidin No. 1 Jakarta 10710 Telepon: 021-3509442 Redaksi menerima sumbangan tulisan atau artikel yang sesuai dengan misi penerbitan. Redaksi berhak mengubah isi tulisan tanpa mengubah maksud dan substansi. Bagi tulisan atau artikel yang dimuat akan mendapatkan imbalan sepantasnya 4 Media defis
  • 5. Laporan Utama IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DAK: TANTANGAN DAN KONSEP KE DEPAN DAK merupakan salah menyatakan bahwa DAK dialokasikan kepada dalam hal perencanaan penganggaran dan daerah tertentu untuk mendanai kegiatan pelaksanaan kegiatannya, yang sudah pasti satu mekanisme khusus yang merupakan bagian dari program sesuai dengan yang telah digariskan oleh transfer yang yang menjadi prioritas nasional dan menjadi pemerintah pusat dalam penggunaannya, urusan daerah. mengingat DAK merupakan specific grant. bertujuan untuk Dari pengertian di atas terdapat 6 hal yang Dalam kaitan ini, menjadi hal yang cukup penting membantu mendanai perlu digarisbawahi. Pertama, DAK merupakan lagi adalah upaya untuk membangun kebijakan kegiatan khusus yang dana yang bersumber dari APBN sehingga yang lebih mengedepankan kepentingan DAK merupakan bagian dari keuangan negara. publik, khususnya dalam pelaksanaan DAK. merupakan urusan Kedua, DAK dialokasikan kepada daerah Sehingga penciptaan lingkungan yang kondusif daerah dan sesuai tertentu yang memiliki makna bahwa tidak perlu dibangun, antara lain melalui kepastian dengan prioritas semua daerah mendapatkan alokasi DAK karena daerah tertentu adalah daerah yang peraturan, transparansi pelaksanaan aturan, kecepatan pemberian layanan, kemudahan dan pembangunan memenuhi kriteria umum, kriteria khusus, dan kesederhanaan proses memperoleh layanan nasional. kriteria teknis. Ketiga, Alokasi DAK hanya publik tersebut, serta sinergi pembangunan digunakan untuk membantu mendanai bukan dan kebijakan antara pusat dan daerah, serta menggantikan. Karenanya daerah juga memiliki antar daerah. Sebagai bagian dari otonomi daerah dan tanggung jawab yang sama dalam memberikan Dalam perjalanan panjang implementasinya desentralisasi fiskal, keberadaan DAK telah pelayanan dasar sesuai kemampuan. telah banyak muncul berbagai permasalahan, memberi dimensi yang lebih jelas bagi Daerah Keempat, yang didanai adalah kegiatan khusus perspektif, dan kendala yang memerlukan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan yaitu kegiatan yang telah ditetapkan oleh perhatian pemerintah dan perlu direspon pelayanan, serta pengelolaan keuangan Kementerian Teknis. Kelima, Yang didanai dengan kebijakan yang selaras dan tepat berdasarkan prinsip transparansi, partisipasi, merupakan urusan daerah, artinya kegiatan sasaran. Sejak diimplementasikan, awalnya DAK dan akuntabilitas. Tujuan utamanya adalah tersebut masuk dalam domain desentralisasi hanya dialokasikan untuk bidang pendidikan, untuk mengurangi ketimpangan fiskal dan dan bukan urusan pusat. Keenam, prioritas kesehatan, prasarana jalan, prasarana antara pemerintah pusat dan daerah serta nasional yang berarti kegiatan DAK merupakan irigasi dan prasarana pemerintah. Dalam mengurangi kesenjangan kemampuan fiskal bagian dan prioritas nasional sebagaimana perkembangannya mengalami perubahan antar daerah, termasuk pemberian kewenangan tercantum dalam Rencana Kerja Pemerintah. yang cukup siginifikan dari sisi jumlah, bidang dalam hal perpajakan daerah. Keberadaan Sangat disadari sepenuhnya bahwa kebijakan cakupan dan daerah penerimanya. Demikian DAK merupakan salah satu bentuk upaya pengalokasian DAK erat kaitannya dengan pula dari sisi azas, konsep, dan formulasi, pengurangan kesenjangan kemampuan fiskal pelayanan publik yang diberikan oleh DAK juga telah mengalami metamorfosa dalam antar daerah. pemerintah daerah, mengingat fungsinya berbagai bentuk dan pola. Pasal 39 UU No. 33 Tahun 2004 menyebutkan sebagai instrumen bagi pemerintah daerah Dalam perkembangannya sampai dengan bahwa DAK dialokasikan kepada pemerintah untuk menyediakan dan memberikan pelayanan saat ini, DAK digunakan untuk mendanai daerah tertentu untuk mendanai kegiatan yang lebih baik kepada masyarakat. Untuk itu, kegiatan di 19 bidang, yaitu pendidikan; khusus yang merupakan urusan daerah. peranan pemerintah daerah dalam pengelolaan kesehatan; infrastruktur jalan; infrastruktur Sementara itu, Pasal 51 PP No. 55 Tahun 2005 DAK menjadi semakin penting terutama irigasi; infrastruktur air minum; infrastruktur Media defis 5
  • 6. Laporan Utama sanitasi; prasarana pemerintahan daerah; juga menyelipkan kata “kemarin” di antara Sementara itu Putut Hari Setyaka, dalam kelautan dan perikanan; pertanian; lingkungan dulu dan sekarang. Yang menarik, meskipun tulisan yang bertajuk Desain DAK kedepan: hidup; keluarga berencana; kehutanan; sarana jumlah DAK cenderung meningkat setiap tahun Apa yang perlu diperbaiki mengemukakan perdagangan; sarana dan prasarana daerah tetapi jika dilihat dari proporsi DAK terhadap beberapa kelemahan dan kelebihan DAK saat tertinggal; listrik perdesaan; perumahan dan APBN selain tidak terlalu besar dan cenderung ini. Menurut Putut, DAK menghadapi kendala kawasan permukiman; keselamatan transportasi menurun. Dalam tulisannya Sdr. Ubaidi yang berat untuk bisa mewujudkan tujuannya darat; transportasi perdesaan; serta sarana dan menyampaikan paling sedikit 10 dirkursus sebagaimana disebutkan di atas, yaitu tujuan prasarana kawasan perbatasan. yang melibatkan DAK. Banyaknya diskursus pencapaian prioritas nasional dan tujuan ini menunjukkan bahwa problem DAK begitu pemerataan. Kendala lain yang paling sering Laporan Utama Media Defis edisi kedua ini dikeluhkan oleh daerah adalah petunjuk mencoba mencermati berbagai persoalan teknis dari K/L yang seringkali terlambat seputar DAK. Dengan mengambil tema besar Ada 2 (dua) kelebihan DAK disampaikan. Selain itu, sebagian besar Juknis Implementasi Kebijakan Dana Alokasi Khusus: saat ini yaitu mekanisme merujuk kepada “input based conditional transfer”, Tantangan dan Konsep Ke depan, Media Defis akan mengajak pembaca menyusuri lorong pencairan/penyaluran DAK menyebabkan Juknis menjadi sangat rigid yang relatif sangat simple yang pada gilirannya menyebabkan alokasi waktu mencermati Kisah Perjalanan panjang DAK menjadi tidak dapat dilaksanakan secara DAK dalam sistem dan mekanisme transfer di dan pada dasarnya DAK telah efisien karena tidak sesuai dengan kondisi dan Indonesia. sangat membantu kebutuhan kebutuhan daerah. Masih ada lagi hal lain yang Beberapa tulisan yang kami sajikan pada pendanaan daerah, terutama merupakan kelemahan menurut Putut, adalah Media Defis Edisi ini antara lain: Dana Alokasi untuk meningkatkan belanja lemahnya system dan mekanisme monitoring Khusus: Dulu, Kemarin, Sekarang, dan Kedepan dan evaluasi pelaksanaan DAK serta adanya modal mereka. Apakah Urgensinya; Desain DAk Ke depan: kewajiban penyediaan dana pendamping yang Apa yang perlu diperbaiki: DAK reimbursement terkadang cukup memberatkan bagi daerah. Projet: “Peranan: Dana Alokasi Khusus: kompleks, pelik dan dinamis di mana dalam Namun demikian, Putut juga mencatat ada 2 Sesuaikah dengan Prinsip Awal; dan Problema tataran implementasinya telah menimbulkan (dua) kelebihan DAK saat ini yaitu mekanisme Pengalihan Kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas banyak interpretasi dan harapan yang pencairan/penyaluran DAK yang relatif sangat Pembantuan yang merupakan Urusan Daerah bermacam-macam. Ubaidi juga menawarkan simple dan pada dasarnya DAK telah sangat ke Dana Alokasi Khusus. Selain tulisan tersebut 3 (tiga) alternatif konsep DAK ke depan. membantu kebutuhan pendanaan daerah, di atas kami juga menyajikan Suara Stakeholder Pertama, mempertahankan konsep DAK terutama untuk meningkatkan belanja modal terhadap Pelaksanaan DAK, dan wawancara dengan memberi ruang bagi munculnya jenis mereka. Ekslusif dengan Direktur Dana Perimbangan. transfer lainnya yang baru; kedua, memperluas dan/atau mengembangkan konsep DAK yang Mengacu pada berbagai kelemahan tersebut Pada waktu pertama kali dialokasikan tahun ada sekarang, dan ketiga re-design DAK. di atas, Putut menekankan pentingnya 2003, perhatian publik terhadap keberadaan Pilihannya tergantung kita. “Untuk menentukan untuk menyusun desain baru DAK dengan dana ini boleh dikatakan masih kecil. Selain pilihan tersebut, kita harus bisa menjawab menempatkannya dalam payung hukum karena jumlahnya yang relatif kecil dibandingkan terlebih dahulu kira-kira konsep perimbangan yang kuat melalui perubahan UU. Ada Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil keuangan ke depan nantinya seperti apa? dua hal penting yang menjadi landasan (DBH). Perjalanan waktu implementasi DAK Apakah akan meletakkan DAK sebagai satu penyusunan desain DAK yang baru dalam dapat disimak dalam tulisan yang berjudul kesatuan yang utuh dalam posisinya sebagai revisi UU 33/2004, yaitu i) DAK harus mampu Dana Alokasi Khusus: Dulu, Kemarin, Sekarang, bagian dari jenis Dana Perimbangan, atau menyederhanakan berbagai jenis specific grant dan Ke depan. Tulisan yang diusung oleh Ubaidi justru ingin menjadikan DAK lebih exclusive lagi yang ada dalam system transfer di Indonesia Socheh Hamidi, Kepala Subdirektorat Dana dalam kaitannya dengan kepentingan prioritas saat ini; dan ii) desain DAK yang baru harus Alokasi Khusus ini ingin menunjukkan kepada nasional? Atau, DAK akan diarahkan untuk mampu meminimalisir kelemahan-kelemahan pembaca adanya dinamika yang tinggi dalam mendorong pencapaian standar pelayanan yang terjadi dalam pelaksanaan DAK saat ini. dimensi waktu. Segmentasi waktunya juga minimum (SPM)?” Demikian yang dipaparkan Cerminan dari keinginan yang kuat tersebut tidak lazim disampaikan. Bukan hanya dulu, Ubaidi dalam tulisannya. kemudian tercermin dalam rancangan revisi UU sekarang dan masa depan tetapi penulisnya 33/2004 yaitu membagi DAK dalam 3 jenis DAK, 6 Media defis
  • 7. Laporan Utama yaitu i) DAK untuk mendorong pencapaian tuntutan penyelenggaraan otonomi daerah. ditandatanganinya sebuah program kerjasama SPM di bidang-bidang tertentu; ii) DAK untuk UU 33/2004 mendefinisikan DAK sebagai Pemerintah Republik Indonesia dengan mendorong pencapaian prioritas nasional; dan dana yang bersumber dari pendapatan APBN Bank Dunia pada tanggal 23 Juni 2010 yaitu iii) DAK untuk kebijakan tertentu yang diatur yang dialokasikan kepada daerah tertentu Perjanjian Pinjaman (Loan Agreement) No.7914- dengan peraturan perundangan. dengan tujuan untuk membantu mendanai ID tentang Local Government and Decentralization kegiatan khusus yang merupakan urusan Project (LGDP) atau Proyek Pemerintah Daerah DI tulisan lain, Anwar Syahdat menulis tentang daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. dan Desentralisasi (P2D2). Program ini juga “Peranan” Dana Alokasi khusus, Sesuaikah Lebih spesifik atau secara khusus DAK biasa disebut sebagai DAK Reimbursement Project dengan prinsip awal? Menyatakan bahwa diarahkan untuk mendanai kebutuhan sarana dikarenakan konsep dari proyek ini yang akan istilah DAK mulai dikenal secara umum dan prasarana pelayanan dasar masyarakat mengganti (reimburse) sejumlah Dana Alokasi ketika ditetapkannya UU 25/1999 tentang yang belum mencapai standar tertentu atau Khusus (DAK) yang menghasilkan keluaran Perimbangan Keuangan antara Pemerintah untuk mendorong percepatan pembangunan sesuai yang dipersyaratkan (eligible output). Pusat dan Daerah. Sebelum berlakunya UU daerah. Ketentuan Pasal 38 UU 33/3004 yang 25/1999 atau periode berlakunya UU 32/1956 Dengan pendekatan ini, Bank Dunia akan menyatakan bahwa besaran DAK ditetapkan tentang Perimbangan Keuangan antara Negara membayarkan kembali bagian dari DAK untuk setiap tahun dalam APBN ditafsirkan oleh dan Daerah-Daerah yang Berhak Mengurus infrastruktur (jalan, irigasi, dan air minum) Anwar bahwa DAK akan ada setiap tahun. Rumah Tangganya Sendiri, secara de jure berdasarkan laporan dan verifikasi output fisik Anwar juga menterjemahkan bunyi Pasal 39 nomenklatur DAK belum dikenal, namun daerah partisipan provinsi/kabupaten/kota UU 33/2004 yang menyatakan bahwa DAK secara de facto terdapat beberapa karakteristik yang dilakukan oleh BPKP. Tujuan program dialokasikan kepada daerah tertentu untuk pendanaan daerah pada masa itu yang memiliki ini adalah untuk meningkatkan akuntabilitas mendanai kegiatan khusus yang merupakan ciri kesamaan dengan DAK, seperti, Inpres. dan pelaporan DAK pada sektor infrastruktur urusan daerah sesuai dengan fungsi yang telah Inpres merupakan suatu sistem pendanaan (jalan, irigasi, air minum, dan sanitasi) di lokasi ditetapkan dalam APBN. Penjelasan pasal ini daerah yang bersifat top down dan penggunaan pemerintah daerah percontohan. Hal ini akan menyatakan bahwa yang dimaksud dengan atau peruntukannya sudah ditentukan. dilakukan melalui peningkatan pelaporan daerah tertentu adalah daerah yang memenuhi Dengan kata lain, terhadap dana tersebut keuangan dan teknis serta verifikasi output kriteria setiap tahun untuk mendapatkan tidak ada sama sekali diskresi daerah terkait kegiatan infrastruktur yang dibiayai dengan DAK. alokasi DAK. Dengan demikian, menurut Anwar, pemanfaatannya. tidak semua daerah mendapatkan alokasi DAK. Selain tulisan di atas yang menggelitik pikiran Bagaimana peran DAK diuraikan secara Anwar juga melihat , sedikit ada kontradiksi kita untuk memikirkan konsep DAK ke depan, gamblang oleh Anwar. Dalam UU/251999, antara batang tubuh dengan penjelasan pasal Media Defis kali ini juga memaparkan suara- peranan DAK adalah guna menutup 39 di atas. Dalam batang tubuh dinyatakan suara stakeholder terhadap pelaksanaan DAK kelemahan formulasasi DAU yang “disadari bahwa DAK diperuntukan untuk mendanai yang dikemas dalam bentuk pertanyaan dan atau tidak” belum dapat mengakomodasi kegiatan khusus yang merupakan urusan jawaban. Tulisan-tulisan dan pertanyaan- semua keberagaman daerah. Selain itu, DAK daerah, namun dalam penjelasannya DAK juga pertanyaan tersebut di atas selain juga sebagai instrumen pendanaan dalam hal dimungkinkan untuk mendanai fungsi agama menunjukkan adanya atensi daerah terhadap terdapat kebutuhan yang merupakan komitmen yang merupakan kewenangan Pemerintah permasalahan DAK juga sekaligus menunjukkan dan prioritas nasional. Anwar menyimpulkan Pusat. Diakhir tulisannya Anwar mengajak kita masih begitu kompleknya permasalahan yang bahwa peranan DAK yang diharapkan oleh berpikir untuk menilai apakah kebijakan DAK diemban DAK. Ada asa dan harapan. Ada UU 25/1999 sangat berkaitan dengan kata saat ini masih sejalan dengan tujuan awal yang keraguan dan skeptisme. Tetapi juga ada solusi “fokus” karena DAK hanya diarahkan untuk mengharapkan DAK “fokus” untuk mendanai yang ditawarkan dalam Media Defis kali ini. mendanai “kebutuhan khusus”. Sementara kebutuhan khusus. Semuanya diramu dalam tulisan yang akan untuk kebutuhan yang bersifat umum didanai membawa pembaca ke dalam kilas balik DAK Selanjutnya tulisan DAK Reimbursement Project dari sumber lain. di masa lalu sekaligus melesatkan pembaca yang ditulis Denny Kurniawan mencoba ke masa depan. Setiap tantangan dan kendala Sementara itu dengan terbitnya UU 33/2004, memaparkan adanya terobosan baru dalam yang dihadapi dibarengi dengan sejumlah muncul pula keinginan untuk menyesuaikan penerapan Output-Based Disbursement (OBD) konsep juga sudah dipersiapkan. Selamat kebijakan transfer ke daerah dengan yang baru pertama kali dilaksanakan di Membaca. perkembangan keadaan, ketatanegaraan serta Indonesia. Momen penting ini dimulai setelah Ahmad Yani Media defis 7
  • 8. Laporan Utama DA N A A LOK A SI KHUSUS Dulu, Kemarin, Sekarang, dan Ke Depan Apakah urge ns iny a? Biasanya judul dari sebuan tulisan dari sudut Pada periode “sekarang” (2009-2012), DAK terlalu permisif terhadap perkembangan pandang segmentasi waktu adalah “dulu, kebijakan terutama sebagai akibat dari sekarang, dan masa nanti”. Tapi pada tulisan ini implementasi amanat Pasal 108 UU Nomor 33 Tahun 2004 dan implementasi atas PP saya ingin membagi segmentasi waktu dengan Nomor 38 Tahun 2007, dimana keduanya menambah “kemarin” di antara “dulu” dan mengamanatkan adanya penyerahan urusan yang sudah menjadi kewenangan “sekarang”. Mengapa? Hal ini semata-mata ingin daerah kepada pendanaan APBD. Dengan menunjukkan bahwa ada dinamika yang tinggi menggunakan prinsip money follows function, dalam rentang waktu kemarin dan sekarang. maka fungsi yang diserahkan tersebut harus ada pendanaannya, dan yang memungkinkan dari sisi peraturan perundangan adalah Ketika pertama kali dialokasikan pada tahun 2003, DAK tidak begitu menjadi perhatian banyak melalui DAK walaupun sepenuhnya itu tidak pihak. Di samping karena alokasi dananya yang hanya Rp2,3 triliun apabila dibandingkan benar. Ada yang bersifat pengalihan kegiatan dengan alokasi DAU yang mencapai Rp60,5 triliun, juga pada saat itu daerah masih cukup dan pendanaannya, ada juga yang dialihkan leluasa untuk menentukan pola belanja di luar belanja pegawai mengingat sumber pendanaan kegiatannya namun pendanaannya harus dari dana transfer lainnya terutama dari Dana Bagi Hasil (DBH) dan Dana Alokasi Umum on top. Pada kondisi seperti ini saya ingin (DAU) masih relatih besar. Hal ini terutama pada saat terjadi kenaikan DAU dan DBH pada mengatakan bahwa dengan konsep DAK tahun 2006 dari tahun sebelumnya. Sebagaimana diketahui bahwa DBH dan DAU pada tahun sebagaimana diatur dalam UU 33 Tahun 2006 masing-masing mencapai Rp59,4 triliun dan Rp145,7 triliun, yang berarti mengalami 2004 dan PP Nomor 55 Tahun 2005, maka peningkatan sebesar Rp28,2 triliun dan Rp56,9 triliun dari tahun sebelumnya. Selanjutnya, hal tersebut terlalu “membebani” DAK. pada tahun 2007 (saya menyebut periode “kemarin”) kenaikan DBH dan DAU tidak sesignifikan Dengan kata lain bahwa banyak harapan seperti tahun-tahun sebelumnya yaitu masing-masing sebesar Rp9,1 triliun dan Rp19,9 triliun. diarahkan pada DAK namun banyak juga yang Bahkan pada tahun 2008 DBH justru mengalami penurunan sebesar Rp2,5 triliun sedangkan tidak melihat bahwa terlalu kecil DAK untuk DAU meningkat sebesar Rp14,6 triliun. Pada tahun 2009 DBH dan DAU meningkat masing- memenuhi harapan itu semua. Dampaknya masing sebesar Rp2,1 triliun dan Rp6,9 triliun dari tahun sebelumnya. Sejak saat itulah daerah adalah diskursus mengenai DAK sudah mulai menjadikan DAK sebagai ‘harapan’ untuk mempertahankan pola belanja modal di keluar dari konteksnya. Kegiatan/kejadian daerah mengingat kenaikan DBH dan DAU tidak cukup signifikan untuk mengimbangi kenaikan yang dianggap “khusus” maka diusulkan belanja di APBD yang bersifat rutin, walaupun sejak saat itu pula daerah mulai merasakan pendanaannya dari DAK. Dalam beberapa berat untuk menyediakan dana pendamping DAK sekurang-kurangnya 10%. kejadian, pemahaman mengenai DAK sering “salah kaprah”. Hal ini juga bisa ditemui 8 Media defis
  • 9. Laporan Utama dalam beberapa penyebutan mengenai 3. Membantu mendanai, yang berarti Perimbangan tersebut saling mengisi dan DAK Bencana Alam padahal tidak pernah dana ini bersifat bantuan dan tidak saling melengkapi. Penjelasan atas hal ada DAK untuk bencana alam. Pendanaan menggantikan. Makna membantu di sini tersebut dapat dilihat dari keterkaitan tujuan bencana alam berasal dari Akun Belanja sebenarnya ditujukan kepada daerah- antar komponen Dana Perimbangan. Pemerintah Pusat dan bukan masuk dalam daerah yang kemampuan keuangannya DBH dialokasikan dengan tujuan untuk Akun Transfer ke Daerah. Pernah juga salah di bawah rata-rata nasional. Dengan mengurangi ketimpangan fiskal vertikal satu Gubernur menyampaikan usulan agar demikian, karena tidak menggantikan (antara pusat dan daerah). Disadari bahwa daerahnya diberikan DAK karena kekhususan maka logikanya daerah juga mempunyai kebijakan alokasi DAK tersebut menimbulkan yang disandangnya walaupun kemampuan tanggung jawab yang sama terhadap ketimpangan yang baru, yaitu ketimpangan keuangan daerahnya sangat tinggi. Itulah pelayanan dasar sesuai dengan fiskal secara horisontal (antardaerah) karena DAK sekarang. kemampuan keuangan daerah yang hanya daerah-daerah yang mempunyai dimilikinya. potensi penerimaan pajak dan sumer daya PENGERTIAN DAN TUJUAN DAK 4. Kegiatan khusus, yaitu kegiatannya alam yang tinggi yang akan mendapatkan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang sudah ditetapkan oleh kementerian bagian lebih besar dibandingkan daerah Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah teknis terkait melalui petunjuk teknis lainnya. Untuk itu dialokasikan DAU guna Pusat dan Pemerintahan Daerah penggunaan DAK. mengurangi ketimpangan fiskal horisontal menyebutkan bahwa DAK merupakan dana 5. Urusan daerah, yang berarti tersebut. Dalam prakteknya, kedua jenis yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kegiatan yang didanai dari DAK harus Dana Perimbangan yang bersifat block kepada daerah tertentu untuk membantu sudah merupakan urusan daerah grant tersebut dalam pelaksanaan belanja mendanai kegiatan khusus yang merupakan karena merupakan bagian dari Dana di daerah kurang menyentuh beberapa urusan daerah dan sesuai dengan prioritas Desentralisasi. pelayanan dasar masyarakat yang merupakan nasional. Dari pengertian tersebut, ada 6 hal 6. Prioritas nasional, yang berarti kegiatan prioritas nasional di daerah, sehingga yang perlu untuk diperhatikan, yaitu: DAK merupakan bagian dari prioritas masih banyak dijumpai ruang kelas SD 1. Bersumber dari APBN, yang berarti nasional sebagaimana tercantum dalam yang rusak, puskesmas yang kurang layak, dananya bersumber APBN walaupun rencana kerja pemerintah (RKP). atau jalan kabupaten/kota yang rusak. ketika ditransfer ke daerah menjadi Bagi daerah-daerah dengan kemampuan Sementara itu, tujuan dialokasikannya DAK bagian dari APBD. Karena bersumber dari keuangan daerahnya yang relatif rendah, adalah untuk: APBN maka sejalan dengan pemahaman maka akan lebih sulit lagi untuk melakukan bahwa keuangan daerah merupakan 1. membantu daerah tertentu, diskresi pembelanjaan yang diarahkan untuk bagian dari keuangan negara walaupun 2. mendanai sarana dan prasarana kepentingan pelayanan dasar tersebut. keduanya merupakan dua entitas yang pelayanan dasar masyarakat, dan Untuk mempertahankan kualitas pelayanan berbeda. 3. mendorong percepatan pembangunan dasar tersebut, pemerintah sejak tahun 2003 2. Daerah tertentu, yang berarti tidak daerah. mengambil inisiatif dengan mengalokasikan semua daerah mendapatkan alokasi DAK DAK yang bersifat specific grant terutama untuk Berdasarkan ketiga tujuan tersebut, maka karena daerah tertentu adalah daerah membantu daerah-daerah yang kemampuan alokasi DAK dihitung dengan 3 kriteria, yaitu yang memenuhi kriteria umum, kriteria keuangan daerahnya rendah. kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria khusus, dan kriteria teknis. Sebagian teknis. MEKANISME PENGALOKASIAN dari kita masih ada yang memahami DAK bahwa daerah tertentu adalah daerah POSISI DAK DALAM DANA yang hanya memenuhi kriteria umum PERIMBANGAN Berbeda dengan besaran alokasi DAU saja, yaitu daerah yang kemampuan nasional yang dipatok sekurang-kurangnya Pada pasal 10 ayat (1) PP 55 Tahun 2005 keuangannya relatif rendah. Padahal 26% dari PDN Neto, atau Dana Bagi Hasil disebutkan mengenai kesatuan Dana untuk menentukan daerah tertentu yang dipatok berdasarkan persentase Perimbangan dalam konteks perimbangan tersebut, ketiga kriteria dimaksud harus tertentu dari APBN, maka besaran alokasi keuangan, yaitu Dana Perimbangan alokasinya dipakai semua, tidak boleh dipakai salah DAK ditetapkan setiap tahun dalam APBN. dalam APBN tidak dapat dipisahkan satu satu atau hanya dua kriteria saja. Artinya, bisa naik, bisa turun dan sangat sama lain karena masing-masing jenis Dana Media defis 9
  • 10. Laporan Utama tergantung dari besarnya kebutuhan dan dapat menggambarkan kondisi sarana bahwa seluruh daerah di provinsi constrain budget di APBN. dan prasarana yang akan didanai dari Papua diprioritaskan untuk DAK. mendapatkan alokasi DAK. Selanjutnya, perhitungan alokasi DAK untuk Implementasi atas ketiga kriteria di atas b. Seluruh daerah yang termasuk masing-masing daerah dilakukan melalui 2 dapat dijelaskan pada Gambar 1 di bawah ini. sebagai daerah tertinggal (dua) tahapan, yaitu : diprioritaskan mendapatkan alokasi a. Penentuan daerah tertentu yang Penjelasan atas Bagan: DAK. menerima DAK, dengan memperhatikan 1. Jika suatu daerah IFN-nya<1, maka 3. Apabila suatu daerah dengan IFN>1 kriteria umum, kriteria khusus, dan berdasarkan kriteria umum daerah dan daerah tersebut juga tidak termasuk kriteria teknis. tersebut layak untuk mendapatkan DAK, dalam kategori daerah berdasarkan b. Penentuan besaran alokasi DAK masing- demikian sebaliknya untuk daerah yang butir 2 di atas, maka dilihat terlebih masing Daerah, yang dilakukan dengan IFN-nya>1. dahulu kharakteristik daerahnya yang perhitungan indeks berdasarkan kriteria 2. Bagi daerah yang IFN-nya>1, masih ditunjukkan dengan IKW. IKW ini digabung umum, kriteria khusus, dan kriteria dimungkinan layak untuk mendapatkan dengan IFN menjadi IFW, dan untuk teknis. alokasi DAK, apabila: selanjutnya apabila IFW>1, maka daerah Penjelasan atas penggunaan kriteria tersebut layak mendapatkan alokasi a. Berdasarkan peraturan perundang- pengalokasian DAK tahun 2011 tersebut DAK dari sisi kriteria umum dan kriteria an termasuk dalam kategori adalah sebagai berikut : khusus. Apabila dengan IFW ini layak daerah-daerah di provinsi Papua. namun pada bidang tertentu daerah 1. Kriteria Umum, yang ditetapkan UU mengenai Otonomi Khusus di tersebut tidak mempunyai infrastruktur dengan mempertimbangkan kemampuan Provinsi Papua mengamanatkan keuangan daerah yang dicerminkan Gambar 1 dari penerimaan umum APBD setelah Mekanisme Perhitungan Alokasi DAK dikurangi belanja pegawai negeri sipil daerah. 2. Kriteria Khusus, yang dirumuskan berdasarkan peraturan perundang- undangan yang mengatur penyelenggaraan otonomi khusus dan karakteristik daerah, yaitu : a. Peraturan Perundangan, dimana daerah-daerah yang menurut ketentuan peraturan perundangan diprioritaskan mendapat alokasi DAK, serta seluruh daerah tertinggal diberikan kebijakan untuk mendapatkan alokasi DAK. b. Karakteristik daerah, yang meliputi daerah pesisir dan kepulauan, daerah perbatasan dengan negara lain, daerah tertinggal/terpencil, daerah yang termasuk dalam kategori daerah ketahanan pangan, daerah rawan bencana, dan daerah pariwisata. 3. Kriteria Teknis, yang disusun berdasarkan indikator-indikator yang 10 Media defis
  • 11. Laporan Utama yang rusak untuk bidang tersebut, maka DAK untuk masing-masing daerah dan Selanjutnya, pada tahun 2012 dialokasikan daerah tersebut tidak akan mendapatkan masing-masing bidang. DAK sebesar Rp25,1 triliun untuk mendanai DAK pada bidang tersebut. kegiatan DAK di 19 bidang, yaitu: 1. PERKEMBANGAN ALOKASI DAN 4. Apabila dengan IFW inipun tidak layak, Pendidikan; 2. Kesehatan; 3. Keluarga BIDANG YANG DIDANAI DARI maka masih dimungkinkan layak apabila Berencana; 4. Infrastruktur Jalan; 5. DAK ketika digabung dengan IT-nya dan Infrastruktur Irigasi; 6. Infrastruktur Air Ketika baru pertama kali dialokasikan pada Minum; 7. Infrastruktur Sanitasi; 8. Prasarana digabung menjadi fungso IFWT yang tahun 2003, dialokasikan DAK sebesar Pemerintahan Daerah; 9. Kelautan dan menunjukkan nilai >1, maka daerah Rp2,3 triliun untuk mendanai 4 bidang Perikanan; 10. Pertanian; 11. Lingkungan tersebut dianggap layak menerima DAK, yaitu Pendidikan, Kesehatan, Jalan, Hidup; 12. Kehutanan; 13. Sarana dan alokasi DAK. Irigasi, dan Prasarana Pemerintahan. Jumlah Prasarana Daerah Tertinggal; 14. Sarana 5. Pada tahap kedua, setelah diketahui ini meningkat setiap tahunnya menjadi Perdagangan; 15. Transportasi Perdesaan; 16. daerah-daerah yang layak mendapatkan Rp24,8 triliun pada tahun 2009, yang berarti Sarana dan Prasarana Kawasan Perbatasan; alokasi DAK, maka dilakukan perhitungan mengalami peningkatan 987 persen. Pada 17. Listrik Perdesaan; 18. Perumahan dan besaran alokasi masing-masing daerah tahun 2010,besaran alokasi DAK di APBN Permukiman; 19. Keselamatan Transportasi dengan menyusun Bobot Daerah mengalami penurunan menjadi Rp21,1 triliun. Darat. yang merupakan pencerminan IFWT Selanjutnya, pada tahun 2011 dan 2012 dikalikan dengan IKK (indeks kemahalan Selanjutnya, jumlah daerah yang menerima terjadi kenaikan DAK walaupun tidak secara konstruksi). alokasi DAK dari tahun ke tahun juga signifikan. Secara lebih jelas, perkembangan 6. Bobot Dearah tersebut dikalikan dengan mengalami penambahan. Jika pada alokasi DAK tersebut dapat dilihat pada pagu DAK masing-masing bidang tahun 2008 terdapat 25 provinsi dan 451 Tabel 1 dan Gambar 2 di bawah ini. sehingga akan diketahui besaran alokasi kabupaten/kota yang menerima DAK, maka Tabel 1 Dana Alokasi Khusus, Tahun 2003 – 2012 (dalam miliar rupiah) No Bidang 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1 Pendidikan 625,00 652,60 1.221,00 2.919,53 5.195,29 7.015,42 9.334,88 9.334,88 10.041,30 10.041,30 2 Kesehatan 375,00 456,18 620,00 2.406,80 3.381,27 3.817,37 4.017,37 2.829,76 3.000,80 3.005,93 3 Infrastruktur Jalan 842,50 839,05 945,00 2.575,71 3.113,06 4.044,68 4.500,92 2.810,21 3.900,00 4.012,76 4 Infrastruktur Irigasi 338,50 357,20 384,50 627,68 858,91 1.497,23 1.548,98 968,40 1.311,80 1.348,51 5 Infrastruktur Air Minum 203,50 608,00 1.062,37 1.142,29 1.142,29 357,23 419,60 502,49 6 Infrastruktur Sanitasi 357,23 419,60 463,65 7 Kelautan Perikanan 305,47 322,00 775,68 1.100,36 1.100,36 1.100,36 1.207,84 1.500,00 1.547,12 8 Prasarana Pemerintah 88,00 228,00 148,00 448,68 539,06 362,00 562,00 386,25 400,00 444,50 9 Pertanian 170,00 1.094,88 1.492,17 1.492,17 1.492,17 1.543,63 1.806,10 1.879,59 10 Lingkungan Hidup 112,88 351,61 351,61 351,61 351,61 400,00 479,73 11 KB 279,01 329,01 329,01 368,10 392,26 12 Kehutanan 100,00 100,00 250,00 400,00 489,76 13 Prasarana Daerah Tertinggal 190,00 300,00 315,50 356,94 14 Perdagangan 150,00 107,32 300,00 345,13 15 Keselamatan Transportasi Darat 100,00 131,62 16 Listrik Pedesaan 150,00 190,64 17 Perumahan Dan Permukiman 150,00 191,24 18 Sarpras Kawasan Perbatasan 100,00 121,39 19 Transportasi Perdesaan 150,00 171,39 Jumlah Total Bidang 5 6 8 9 9 11 13 14 19 19 Jumlah Total Pagu 2.269,00 2.838,50 4.014,00 11.569,80 17.094,10 21.202,14 24.819,59 21.133,38 25.232,80 26.115,95 Media defis 11
  • 12. Laporan Utama Tabel 2 Dalam prakteknya, pelaksanaan DAK Alokasi dan Jumlah Daerah Penerima DAK, 2008-2012 menggunakan pendekatan campuran, antara 2008 2009 2010 2011 2012 top down dan bottom up. Hal ini bisa dilihat pada saat proses perencanaan yang dimulai Alokasi Provinsi 762.51 1,360.47 829.05 1.305,46 1.331,39 dari musrenbangnas. Pada tahapan ini, Alokasi Kab/Kota 20,439.64 23,459.12 19,926.72 23.927,34 24.784,56 daerah mengusulkan beberapa kegiatan yang Jumlah Alokasi Nasional 21,202.14 24,819.59 20,755.77 25.232,80 26.115,95 merupakan kebutuhan daerah, dan untuk Provinsi Penerima DAK 25 29 32 32 32 selanjutnya akan dilakukan penyesuaian dengan kegiatan-kegiatan yang merupakan Kab/Kota Penerima DAK 451 477 472 488 488 bagian dari prioritas nasional. Selanjutnya, Rata-rata alokasi Kab/Kot 45.32 49.18 42.22 49,03 50,79 pada saat dilakukan perhitungan alokasi Rata-rata alokasi Nasional 44.54 49.05 41.18 48,52 50,22 DAK lebih banyak bersifat top down dengan Sumber : PMK Alokasi DAK, data diolah mendasarkan diri pada data-data sesuai dengan kriteria yang bersifat bottom up karena pada tahun 2012 bertambah menjadi 32 DAK didasarkan atas kebutuhan daerah, data dimaksud bersumber juga dari daerah. provinsi, 488 kabupaten/kota. Bertambahnya maka mekanisme bottom up akan lebih pas. jumlah daerah yang menerima alokasi DAK Selain itu, perhitungan alokasi DAK yang 2. Prioritas nasional vs kebutuhan tersebut terutama disebabkan antara lain menggunakan kriteria umum, khusus, dan daerah oleh adanya penambahan daerah otonom teknis juga tidak dimunginkan DAK bersifat Beberapa daerah menyampaikan baru akibat pemekaran. Perkembangan bottom up. Implementasi atas ketiga kriteria permasalahan mengenai alokasi DAK yang jumlah daerah penerima DAK tersebut dapat tersebut membutuhkan indikator-indikator dialokasikan tidak sesuai dengan kebutuhan dilihat pada tabel 2 di samping. yang dapat digunakan untuk penyusunan daerah. Terhadap hal ini, bisa benar bisa juga indeks dari kriteria-kriteria dimaksud. Hal Walaupun jumlah daerah yang menerima tidak. Dikatakan benar apabila input data ini berarti bahwa “data” merupakan elemen DAK mengalami peningkatan, namun rata- yang digunakan dalam perhitungan alokasi utama dalam perhitungan alokasi DAK. rata alokasi yang diterima oleh masing- kurang akurat, maka dimungkinkan akan Dengan demikian, penyediaan data-data masing daerah kabupaten/kota mengalami terjadi hal demikian. Dikatakan tidak benar dimaksud dilakukan oleh masing-masing peningkatan, yaitu sebesar 45,32 persen apabila menurut pusat masih dimunginkan kementeriam/lembaga terkait untuk data pada trahun 2008 menjadi 50,79 perrsen untuk dilakukan kegiatan tersebut namun kriteria khusus dan teknis, sedangkan data pada tahun 2012. menurut daerah tidak sesuai dengan kriteria umum menggunakan data APBD. kebutuhan. Dalam hal ini, ada baiknya Sementara itu, proporsi DAK dalam Dana Perimbangan juga tidak terlalu besar, yaitu Gambar 2 sekitar 6% pada tahun 2011 dan menurun Dana Alokasi Khusus, Tahun 2003 – 2012 menjadi sekitar 5% pada tahun 2012. Hal ini tentu saja tidak akan secara signifikan dapat mengubah pola belanja di daerah. Dengan kata kata lain, harapan yang terlalu besar pada DAK seperti bertolak belakang dengan ketersediaan anggaran di APBN. Gambar 3 dapat menjelaskan kondisi tersebut. DISKURSUS MENGENAI DAK 1. Top down vs bottom up Dalam proses pengalokasian DAK lebih banyak dilakukan dengan pendekatan top down. Hal ini sejalan dengan DAK dalam kaitannya dengan prioritas nasional. Jika 12 Media defis
  • 13. Laporan Utama Gambar 3 Rincian Dana Perimbangan Tahuan 2011 dan 2012 apabila kembali kita merujuk pada konsep yang relatif rendah, namun ketentuan praktek alokasi DAK selalu digunakan ketiga specific fund dimana kegiatan yang merupakan perundangan tidak cukup kuat untuk kriteria secara bersama-sama karena ketiga prioritas nasional tersebut kadang-kadang mengikat hal tersebut. Sebagai contoh kriteria tersebut sejalan dengan tujuan DAK. memang tidak sesuai dengan kebutuhan adalah penentuan daerah yang dapat DAK 4. Dana pendamping vs non- dana daerah. Hal ini tidak berarti kegiatan yang di dalam UU disebutkan harus memenuhi pendamping sudah dialokasikannya pendanaannya dari kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria DAK tersebut tidak dapat dilakukan oleh teknis. Mana yang mempunyai peran besar Dana pendamping yang dipersyaratkan daerah. Daerah harus melakukan kegiatan adalah tergantung dari kebijakan nasional sekurang-kurangnya 10% dari total DAK tersebut walaupun tidak sesuai dengan pada saat kebijakan itu dirumuskan. yang diterima oleh suatu daerah terasa kebutuhan daerah, namun pemerintah tetap Prakteknya adalah ketiga kriteria harus memberatkan daerah terutama daerah- berkeyakinan bahwa hal tersebut merupakan dipakai dalam penentuan daerah tertentu daerah yang kemampuan keuangan prioritas nasional yang harus dilaksanakan di yang layak dapat alokasi DAK. daerahnya relatif rendah. Tujuan utama daerah. dari dana pendamping adalah untuk Sebagai bagian integral dari kebijakan menunjukkan komitmen daerah terhadap 3. Fiscal oriented vs technical nasional tentang perimbangan keuangan, pelaksanaan kegiatan yang didanai dari DAK. oriented maka DAK harus diletakkan dalam porsinya Isu keberatan dana pendamping ini terdengar untuk membantu daerah dengan kemampuan Perbedaan cara pandang terhadap kencang dalam 4 tahun terakhir ketika dana keuangan yang relatif rendah (fiscal oriented). DAK antara Kementerian Keuangan dan transfer lainnya dari pusat yang diterima Di sisi yang lain, terdapat pandangan Kementerian Teknis cukup terasa ketika oleh daerah peningkatannya tidak signifikan bahwa sebagai bagian dari instrumen untuk orang mulai bicara tentang “pengalihan” apabila dibandingkan dengan beberapa menjaga kualitas pelayanan dasar di daerah sebagaimana diatur dalam Pasal 108 UU 33 tahun sebelumnya. Secara berkelakar sering yang menjadi bagian dari prioritas nasional, Tahun 2004. Pengalihan anggaran K/L yang dikatakan bahwa kewajiban penyediaan dana maka DAK mestinya tetap diarahkan untuk dipergunakan untuk mendanai kegiatan pendamping oleh daerah tersebut seperti memperbaiki sarana prasarana dasar di yang sudah menjadi urusan daerah secara “jeruk makan jeruk”. Hal ini benar adanya daerah yang menjadi prioritas nasional bertahap ke DAK terkadang di”gondeli” mengingat penyediaan dana pendamping sepanjang di daerah tersebut masih banyak mengingat ketika masuk dalam DAK, maka tersebut biasanya diambilkan dari DAU atau infrastruktur yang rusah (technical oriented). harus mengikuti ketentuan tentang DAK. K/L DBH yang notabene merupakan dana transfer Menurut penulis, dikotomi atas 2 hal tidak bisa menentukan daerah-daerah mana dari pusat. Agak kontradiktif memang kalau tersebut adalah kurang pas karena justru yang akan diintervensi melalui DAK karena kita melihat arah kebijakan DAK yang lebih akan mengaburkan makna otonomi dimana harus memenuhi kriteria umum, khusus, banyak ditujukan untuk membantu daerah- pembagian wewenang dan atau/urusan juga dan teknis. Walaupun secara filosofi DAK daerah dengan kemampuan keuangan relatif mengindikasikan pembagian akan tanggung terutama ditujukan untuk daerah-daerah rendah namun tetap mensyaratkan adanya jawab dalam pendanaannya. Makanya dalam dengan kemampuan keuangan daerah penyediaan dana pendamping minimal Media defis 13
  • 14. Laporan Utama 10%. Seiring dengan semakin banyaknya mengatakan, lha dana pendampingnya saja bidang yang didanai dari DAK tidak serta alokasi DAK yang dialokasikan, maka dana untuk fisik, mosok DAK-nya untuk non-fisik. merta salah. UU tidak menyebutkan istilah pendamping ini akan semakin menjadi “bidang” namun “kegiatan khusus”. Kegiatan 6. Open menu vs detil menu persoalan tersendiri. UU memang mengatur khusus dijelaskan sebagai kegiatan yang mengenai daerah-daerah yang mempunyai Beberapa kementerian/lembaga menerbitkan sesuai dengan fungsi di dalam APBN dan kemampuan daerah tertentu tidak diwajibkan petunjuk teknis yang detil, sebagian merupakan bagian dari prioritas nasional. menganggarkan dana pendamping. Namun lainnya bersifat open menu. Menu kegiatan Karena pendekatannya adalah “kegiatan” dalam penjelasannya disebutkan bahwa yang detil menyebabkan beberapa daerah yang merupakan bagian dari prioritas daerah dengan kemampuan keuangan daerah kesulitan dalam melaksanakan program nasional, maka ada kesan bahwa semua tertentu adalah daerah yang penerimaan kegiatan. DAK Pertanian adalah contoh kegiatan itu menjadi bagian dari prioritas umum APBDnya dikurangi dengan belanja DAK dengan kegiatan yang bersifat pilihan, nasional. Padahal kita tahu bahwa kegiatan pegawai sama dengan nol atau negatif. Tentu dan memberikan kebebasan daerah untuk yang dijabarkan sesuai dengan fungsi saja kondisi yang demikian tidak ditemui di memilih sesuai dengan prioritas dan dalam APBN itu banyak sekali, dan apabila daerah. kebutuhan daerah. Sementara itu, penetapan dikaitkan dengan prioritas nasional akan persentase tertentu untuk beberapa menjadi terkait walaupun keterkaitannya 5. Fisik vs non fisik pegiatan yang bersifat fisik dan mutu di DAK agak jauh. Pertimbangan utama mengapa DAK Pendidikan dianggap oleh beberapa daerah Banyaknya bidang DAK ini sebenarnya digunakan untuk kegiatan yang bersifar fisik tidak bisa melaksanakan kegiatan tersebut juga tidak terlepas dari konsekuensi adalah DAK pada saat pertama dialokasikan sesuai dengan kondisi daerah. implementasi PP 38 tahun 2007, juga adanya tidak terlalu besar jumlahnya dan agar 7. One year project vs multi years amanat UU mengenai pengalihan anggaran mudah diukur pencapaian ouputnya. Namun project K/L yang dipergunakan untuk mendanai seiring dengan semakin besarnya alokasi DAK selama ini adalah bersifat satu tahun kegiatan yang sudah menjadi urusan daerah DAK tersebut, serta sejalan dengan dinamika anggaran, yang berarti harus selesai pada ke DAK. Dengan segala keterbatasan yang perubahan atas peraturan perundangan akhir tahun anggaran berkenaan, dan paling ada, DAK harus menyediakan dirinya untuk lainnya (misalnya PP 38 Tahun 2007), ada lambat dapat dimanfaatkan pada awal menampung “pengalihan” tersebut. usulan bahwa DAK seyogyanya tidak hanya untuk fisik saja, namun bisa juga untuk tahun anggaran berikutnya. Sejalan dengan 9. Sektoral vs kewilayahan kegiatan yang bersifat non-fisik. kebijakan kebijakan kerangka pembangunan Diskursus mengenai hal ini sebenarnya jangka menengah (medium term expenditure PP 55 Tahun 2005 mengatur mengenai lebih tepat apabila diletakkan pada tataran framework, MTEF), DAK diharapkan dapat peruntukan DAK untuk sarana dan prasarana wacana diskusi dan bukan pada tataran dirumuskan dalam kerangka MTEF tersebut. dasar dengan mengutamakan kegiatan pengambilan kebijakan. Mengapa? Sejak yang bersifat fisik. Menurut penulis, kata 8. Banyak bidang DAK vs sedikit tahun 2003 hingga tahun 2010 selalu “mengutamakan” bisa diartikan bahwa DAK Bidang DAK digunakan pendekatan sektoral. Bidang suatu saat bisa juga untuk kegiatan yang Idealnya memang DAK hanya terdiri DAK identik dengan nama sektor, dan hal bersifat non-fisik. Hanya saja, rumusan dari beberapa bidang yang benar- tersebut sudah teruji sekian tahun. Ketika mengutamakan fisik tersebut tidak konsisten benar merupakan prioritas nasional dan DAK sudah melintasi wilayah “kewilayahan” dengan penjelasan mengenai fisik yaitu merupakan kebutuhan dasar di masyarakat. untuk menyebut suatu bidang, maka hal kegiatan yang mempunyai umur ekonomi Namun dalam perkembangannya mengalami tersebut dirasakan agak mengganggu yang panjang. Biasanya kegiatan yang penambahan bidang yang signifikan. Jika harmonisasi penyusunan kegiatan di tingkat mempunyai umur ekonomis yang panjang pada tahun 2003 baru 5 bidang, maka pada nasional maupun regional. Sebagai contoh, identik dengan belanja modal yang juga fisik. tahun 2010 sudah mencapai 14 bidang, dan tahun 2011 direncanakan alokasi DAK Diskresi untuk menginterpretasikan DAK bahkan pada tahun 2011 sudah mencapai 19 Kawasan Perbatasan. Kegiatannya hampir bisa untuk non-fisik juga terkendala dengan bidang yang didanai dari DAK. Dari sisi norma sama dengan DAK sarana dan Prasarana UU 34 Tahun 2004 yang menyebutkan perencanaan, menurut penulis semestinya Daerah Tertinggal. Sebagian dari Kawasan bahwa penggunaan dana pendamping harus DAK hanya diperuntukkan bagi beberapa Perbatasan adalah daerah tertinggal. untuk fisik. Secara berseloroh orang akan bidang saja. Namun demikian, banyaknya Untuk menghindari adanya overlapping 14 Media defis
  • 15. Laporan Utama pendanaan, maka dirumuskan lokasi DAK DAK. Secara sederhana dapat diilustrasikan kita lihat kembali “Asbabun Nuzul” atau Kawasan Perbatasan hanya untuk kawasan begini, pada KUA-PPAS dianggarkan dana sebab-sebab dialokasikannya DAK dan perbatasan di wilayah Kalimantan, dan Rp20 miliar untuk kegiatan DAK Pendidikan. dirumuskannya pasal per pasal dalam UU untuk kegiatan yang sama dengan DAK Selanjutnya, pada saat selesai pembahasan 34 Tahun 2004 dan PP 55 Tahun 2005. Sarana dan Prasarana Daerah tertinggal dengan DPR (biasanya akhir bulan Oktober) Sebab-sebab dialokasikannya DAK sudah diperuntukkan bagi daerah tertinggal di luar diketahui DAK Pendidikan untuk daerah dibahas pada subbab posisi DAK dalam kawasan perbatasan di provinsi Kalimantan. tersebut Rp25M, maka biasanya daerah Dana Perimbangan di atas, yaitu membantu Ada kesan terlalu menyederhanakan tersebut akan menggeser/mengurangi daerah-daerah yang kemampuan keuangan persoalan dalam menyusun kebijakan. Hal alokasi anggarannya tersebut ke sektor daerahnya rendah untuk menjaga pelayanan ini dikhawatirkan juga akan mendistorsi lainnya. Karena prinsip DAK adalah dasar di daerah yang merupakan bagian dari peran Kementerian Pembangunan Daerah “membantu”, mestinya bantuan dari APBN prioritas nasional. Tertinggal dalam melakukan mainstreaming tersebut digunakan untuk menambah alokasi Implikasi dari hal tersebut adalah: kegiatan di berbagai sektor untuk anggaran yang sudah dianggarkan sehingga memajukan daerah tertinggal. Ketika DAK mampu mempercepat proses pembangunan a. DAK harus tegas membatasi dirinya Sarana dan Prasarana Daerah Tertinggal di bidang pendidikan bagi daerah tersebut, untuk bidang-bidang yang benar-benar tidak boleh mengintervensi daerah tertinggal dan bukan malah menggantikan. menjadi bagian dari prioritas nasional yang berada dalam kawasan perbatasan saja, misalnya infrastruktur pendidikan, tersebut, maka akan ada pertanyaan ada apa DAK KE DEPAN kesehatan, dan ke-PU-an. ini, atau dengan meminjam judul lagu Peter Konsep DAK ke depan bisa saja dimulai b. DAK harus diletakkan dalam konteks Pan, maka Ada Apa Denganmu. dari proses berpikir untuk mengembangkan perimbangan keuangan secara utuh, yang permasalahan atau isu-isu di atas. Namun berarti masih ditujukan untuk “daerah Masalahnya adalah penyebutan bidang- demikian, ada tiga pernyataan mendasar tertentu” saja terutama daerah-daerah bidang yang akan didanai dari DAK sudah yang menurut saya perlu untuk diperhatikan, yang kemampuan keuangannya rendah. ditulis dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yaitu (i) mempertahankan konsep DAK Hal ini juga bisa dilakukan dengan sehingga tidak ada celah lagi untuk melakukan dengan memberi ruang bagi munculnya jenis konsistensi pengukuran kemampuan penyesuaian bidang tersebut. Sebenarnya transfer lainnya yang baru; (ii) memperluas keuangan daerah tidak melalui kriteria tidak ada keharusan menulis bidang dan/atau mengembangkan konsep DAK yang umum namun menggunakan peta secara eksplisit di RKP. PP 55 Tahun 2005 ada sekarang, atau (iii) re-design DAK. Mau kapasitas fiskal. menyebutkan bahwa berdasarkan prioritas memilih yang mana? Ini hanyalah sebuah c. Mengurangi peran kriteria teknis dalam nasional sebagaimana tertuang dalam RKP, pilihan, bisa juga dipilih di luar ketiga penentuan “daerah tertentu”, atau Menteri Teknis mengusulkan kegiatan kepada hal tersebut. Untuk menentukan pilihan hanya menggunakan kriteria teknis Menteri Keuangan. Mekanisme kebijakan ini tersebut, kita harus bisa menjawab terlebih dalam penentuan besaran alokasi DAK tidak bisa berjalan dengan baik mengingat dahulu kira-kira konsep perimbangan per daerah per bidang. Hal ini berarti dalam RKP juga sudah disebut jenis kegiatan keuangan ke depan nantinya seperti apa? harus merevisi UU 33 Tahun 2004. yang akan didanai dari DAK. Jika demikian, Apakah akan meletakkan DAK sebagai satu kegiatan apa lagi yang harus diusulkan oleh d. Redefinisi kriteria khusus dalam kesatuan yang utuh dalam posisinya sebagai Menteri Teknis kepada Menteri Keuangan? kaitannya dengan penentuan kelayakan bagian dari jenis Dana Perimbangan, atau suatu daerah menerima DAK. 10. Membantu vs menggantikan justru ingin menjadikan DAK lebih exclusive e. Perlu dibangun persepsi bersama bahwa Isu ini bermula karena siklus penganggaran lagi dalam kaitannya dengan kepentingan kewajiban atas kegiatan yang menjadi di daerah tidak sama dengan siklus prioritas nasional? Atau, DAK akan diarahkan bagian dari prioritas nasional dan penganggaran DAK di pusat. Bermula pada untuk mendorong pencapaian standar sudah menjadi urusan daerah adalah saat sekitar Juli (alokasi DAK belum diketahui) pelayanan minimum (SPM)? merupakan tanggung jawab bersama disusun KUA-PPAS di daerah. Beberapa 1. Mempertahankan konsep DAK antara pusat dan daerah, dan bukan daerah sudah menganggarkan APBDnya Mempertahankan konsep DAK dalam merupakan kewajiban pemerintah pusat untuk kegiatan-kegiatan yang merupakan pengertian ini adalah “kembali ke khittah”. saja. bagian dari kegiatan yang akan didanai dari Jika ini adalah interpretasinya, maka mari Media defis 15