Fokus mewawancarai Uky Risdiansyah, fotografer asal Bali. Uky memulai karier fotografinya sejak 3 tahun lalu sebagai hobi dan kini telah menjadi pekerjaannya. Kamera pertamanya adalah hadiah dari orang tuanya.
4. 3
August Sander
a German portrait and documentary photographer has been described as ‘the most important German photographer of the twentieth century.’
source :petapixel.com
“In photography
there are no shadows
that cannot be
illuminated.”
August Sander
1876 – 1964
FOTOGRAFER:LUKYRISDIANSYAH
5. REDAKSI
Founder/Concept/Editor
Hermawan Wicaksono
Desain Grafis
Hermawan Wicaksono
Kontributor
Eyesee Photo Class
Finance
Meinar Amelia
Penerbit
Eyesee Studio
Kontak
EYESEESTUDIO
KOMPLEK CIPTA GRAHA BLOK D.6
GUNUNG BATU-BANDUNG
PHONE/SMS/WA:
0815 713 6534
EMAIL:
hermawan.wicaksono@yahoo.com
Donasi
Hermawan Wicaksono
BCA 233-240-1433
BNI 0352-631-741
Mandiri 132-00-1074541-3
EYESEEPHOTOPAGE menerima tulisan yang
berhubungan dengan fotografi. Tulisan akan dimuat
setelah melalui proses editing tanpa mengurangi
maksud tulisan.
Dilarang mereproduksi sebagian atau keseluruhan isi
majalah ini untuk kepentingan komersil dalam segala bentuk
tanpa izin penerbit.
Dilarang mengkomersialkan majalah ini. Bagikan secara
cuma-cuma. Mari belajar bersama untuk karya fotografi
yang lebih baik.
WHAT YOU GET IS NOTHING
WHAT YOU SHARE IS SOMETHING
Kata pertama yang saya keluarkan untuk membuka edisi ini adalah 'MAAF'.
Permohonan maaf saya kepada para pembaca, contributor, atas keterlambatan
penerbitan edisi kedua majalah ini. Untuk menebus kesalagan itu, saya akan
memberikan halaman lebih, pada edisi ini dan selanjutnya. Maaf ya….
Edisi ini kita akan berkenalan dengan fotografer asal Bali, yang 'punya
kecenderungan' memotret wanita berbikini, siapa dia?..adalah Uky dari Bali.
Selain itu ada juga master Hasselblad yang kali ini orang Indonesia, Om
Hengki. Dalam rubrik review kita akan membahas tentang fitur makro di kamera
saku, lampu bohlam sebagai sumber cahaya, dan penggunaan kursi sebagai
property. Liputan khusus akan membahas tentang 'perlukah mengedit foto?'.
Masih banyak pembahasan menarik lainnya, so..langsung ke halaman berikut,
berikutnya, berikutnya lagi dan lagi.
Kata terakhir yang saya keluarkan untuk menutup pembukaan ini adalah
'THANKS'. Terimakasih atas dukungan semua pihak dalam melihat dan
membagi majalah ini. 1000 views dalam 1 minggu adalah jumlah yang
menakjubkan bagi saya.
Tetaplah berbagi.
Hermawan Wicaksono
Dengan Nikon Coolpix 2000.
Kamera saku 2 MP yang saya gunakan
untuk pemotretan komersial
4
Model
Ria Ariani
Fotografer
Uky Risdiansyah
Wardrobe
H&M
Location
Pantai Geger, Nusa Dua - Bali
6. 5
Simply Photography INDOOR PORTRAIT SERIES by Hermawan Wicaksono
Menghitung biaya untuk menciptakan foto yang bagus memang tidak ada batasnya. Peralatan yang mahal, model dan make up
yang profesional, kesemuanya itu menimbulkan kecenderungan untuk enggan berkenalan dengan fotografi.
Tidak semua foto yang bagus dihasilkan dengan peralatan yang mahal, buku ini memberikan gambaran tentang kesederhanaan
dari fotografi yang berhubungan dengan konsep foto, peralatan foto, digital editing, dan property yang digunakan untuk
menghasilkan sebuah foto. Kesederhanaan mencakup tiga aspek, yaitu: mudah didapat, murah harganya, dan mudah
digunakan/dioperasikan.
Buku ini menjelaskan secara rinci tentang sebuah konsep dasar foto, digital editing, serta pengembangan konsep dasar tersebut
dan juga dilengkapi dengan diagram foto yang akan lebih memudahkan fotografer untuk langsung mencoba. Dalam buku ini
terdapat 21 konsep dasar foto, 21 konsep dasar editing, serta 70 foto hasil pengembangan konsep yang terbagi dalam tiga bagian,
yaitu: Background, Foreground, dan Environment yang kesemuanya diambil di dalam ruangan (indoor) dan mengambil manusia
sebagai objek foto.
Setelah membaca buku ini, bisa dipastikan para fotografer mendapatkan pencerahan bahwa fotografi itu murah dan mudah.
Mulailah memfoto dengan apa yang Anda punya dan berberpikirlah kreatif, jangan menunggu untuk mendapatkan apa yang tidak
Anda miliki. Mulailah memotret teman, sahabat atau orang-orang di sekeliling anda yang sudah penuh dengan keragaman dan
keunikan. Fotografi itu harusnya mudah dan murah.
Simply Photography STILL LIFE SERIES by Hermawan Wicaksono
Buku ini memberikan gambaran tentang kesederhanaan dari fotografi yang berhubungan dengan konsep foto, peratan foto, digital
editing, dan property yang digunakan untuk menghasilkan sebuah foto. Kesederhanaan mencakup empat aspek, yaitu: mudah
didapat, murah harganya, mudah digunakan/dioperasikan, dan tidak menyita waktu lama.
Buku ini menjelaskan secara rinci tentang sebuah konsep dasar foto, digital editing, serta pengembangan konsep dasar still life
photography, dan juga dilengkap dengan diagram foto yang akan lebih memudahkan fotografer untuk langsung mencoba.
Di dalamnya terdapat 27 konsep dasar foto, 27 konsep dasar editing, serta 62 foto hasil pengembangan konsep dasar yang
terbagi dalam lima bagian, yaitu: Liquid, Food, Fashion, Gear, Ride, dan Bahasa Visual.
Mulailah memfoto dengan apa yang Anda punya dan berpikirlah kreatif, jangan menunggu untuk mendapatkan apa yang tidak
Anda miliki. Fotografi itu harusnya mudah dan murah.
PENERBIT ELEXMEDIA KOMPUTINDO-KOMPAS GRAMEDIA
DAPATKAN DI TOKO BUKU
OFFLINE MAUPUN ONLINE
RP 74.800
7. 6
ISU
'Gampang tinggal edit' adalah kalimat yang sering saya
dengar dari fotografer, bahkan klien fotografer.
Proses menciptakan suatu karya seni (foto) biasanya dibagi
menjadi tiga tahapan besar. Pertama, pre production. Pada
tahap ini, fotografer mulai melakukan pemilihan ide,
konsep, tujuan karya dibuat. Dari penentuan lokasi, objek
foto, pencahayaan, yang biasanya ditulis dalam story board
atau diagram cahaya. Hal ini dilakukan agar karya foto bisa
tercipta secara efektif dan efisien. Beberapa fotografer tidak
melakukan tahap pre production, mereka lebih percaya diri
bekerja 'on the spot'. Untuk pemotretan jurnalis bisa saja
Era digital membawa perubahan besar
dalam segala aspek ehidupan. Segala
sesuatu menjadi lebih mudah, lebih murah,
lebih cepat. Tapi bagaimanakah dengan
kwalitasnya? Apakah yang mudah, murah,
cepat sudah pastu berkwalitas? Hal iin juga
terjadi di dunia fotografi. Fotografi digital,
dimana setiap orang bisa memotret dengan
berbagai kamera, mulai kamera hp sampai
kamera satelit. Semua cepat dilakukan,
mudah dan juga murah.
8. 7
dilakukan, tetapi untuk pemotretan model, produk, yang
arahnya untuk komunikasi promosi post production harus
dilakukan. Hindarilah sampah digital dengan melakukan pre
production. Tahap kedua adalah production. Tahapan penerapan
konsep yang sudah dibuat sebelumnya. Jika ada hal yang tidak
sesuai dengan konsep maka di tahap inilah bisa dilakukan
penyesuaian. Misalnya, konsep yang tertulis di story board
adalah pemotretan siang hari, tetapi pada kenyataannya sore
hari baru dilakukan pemotretan yang secara langsung bebrbeda
dengan konsep awal. Dalam tahap ini fotografer bisa melakukan
penyesuaian dengan megatur cahaya, dan sebagainya. Proses
produksi harus berjalan dengan sempurna, hindari kesalahan
semaksimal mungkin. Karena momen tidak bisa terulang lagi.
Tahap berikut post production. Tahap ini adalah proses
penyempurnaan karya. Dalam tahap inilah diperlukan proses
editing.
Fotografi manual tetap melakukan proses editing di kamar
gelap. Editing yang dilakukan biasanya seputar level warna,
kontras, gelap, terang. Tetapi dalam fotografi digital semua bisa
dilakukan, termasuk manipulasi. Manipulasi adalah proses
pengubahan gambar yang menghasilkan gambar baru yang
berbeda dari gambar asal. Dalam beberapa kondisi hal ini sah-
sah saja. Tapi apa gunanya fotografi kalau semua bergantung
pada olah digitial?. Buat apa membeli lensa mahal dengan
bukaan besar kalau bisa melakukan proses 'blur' dengan program
di komputer?. Atau buat apa pergi jauh ke padang pasir kalau
bisa dilakukan 'green screen' dengan program komputer? Buat
apa membayar make up artist mahal kalau bisa melakukan
'pemolesan' dengan program computer?
Seperti sudah dibicarakan di awal bahwa teknologi, khususnya
editing bisa membuat segalanya lebih murah, mudah, dan cepat.
Tetapi sejauh manakah teknologi ini bisa diterapkan ke fotografi?
'Photographer not Photoshoper' adalah pernyataan yang muncul
dari beberapa fotografer di tengah maraknya digital edting, dan
kabar baiknya kedua profesi ini (photographer dan photoshoper)
mulai terlihat perbedaannya. Fotografer adalah mereka yang
memotret dan digital imaging artist adalah mereka yang
mengedit. Pertanyaan berikut, apa batasannya? Karena banyak
fotografer yang juga melakukan olah digital. Menurut saya
fotografer adalah mereka yang menggabungkan foto dan olah
digital secara wajar (burn, dodge, level gelap terang, crop),
sedangkan digital imaging artist adalah mereka yang melakukan
olah digital secara 'tidak wajar', seperti manipulasi objek.
Keduanya bisa saja digabungkan selama sesuai dengan tujuan
penciptaan karya.
Saat saya bergabung dengan agensi foto di New York, mereka
memberi syarat bahwa saya tidak diperbolehkan melakukan olah
9. 8digital sedikitpun. Pada awalnya hal ini terasa berat karena
bertahun-tahun saya melakukan olah digitial bahkan dalam
fotografi manual sekalipun (scan roll). Saya khawatir bila tidak
melakukan olah digital maka karya saya akan berkurang nilainya
secara materi atau estetikanya. Dalam menghadapi 'keterbatasan'
ini saya mulai berpikir untuk mencitakan karya yang alami, se-alami
mungkin. Dan saya bisa melakukannya. Hal itu menjadikan saya
lebih menghargai setiap jepret, setiap objek, semua menjadi lebih
bernilai. Tidak sembarang jepret yang hanya menjadi sampah
digital.
Bagaimana bila tidak ada software olah digital? Apakah kita masih
tetap akan memotret? Berkarya hanya dengan kamera? Seperti
sudah dibicarakan di awal bahwa teknologi, khususnya editing bisa
membuat segalanya lebih murah, mudah, dan cepat. Karya seni
(fotografi) perlu proses editing, ini adalah tahapan akhir sehingga
karya yang dihasilkan sesuai bahkan lebih dari yang diharapkan.
Jadikan setiap karya bernilai, and no more 'gampang, tinggal edit'.
Selamat berkarya dalam keterbatasan.
Foto asli sebelum diedit harus bagus dari komposisi vertical horizon,
komposisi objek, dan juga pencahayaan. Editing yang dilakukan
adalah dengan mengganti background, crop, burn, dan desaturate.
Proses editing di sini adalah proses tambahan (penyempurnaan)
karena keterbatan, dalam hal ini background yang tidak/belum bisa
diganti secara permanen.
'Photographer not
Photoshoper'
adalah pernyataan
yang muncul
dari beberapa
fotografer di
tengah maraknya
digital edting, dan
kabar baiknya
kedua profesi ini
photographer dan
photoshoper
mulai terlihat
perbedaannya
BEFORE
AFTER
10. 9
PENULIS: HERMAWAN WICAKSONO
FOTO: HERMAWAN WICAKSONO
FOURCORNERSFILM.CO.UK & GRANDSOCIAL.CA
Crop: Proses pemotongan gambar pada objek foto
dan membuang objek yang tidak diinginkan (Ctrl+C)
Burn: Proses penggelapan pada sebagian atau
seluruh objek foto (Ctrl+O)
Dodge: Proses penerangan pada sebagian atau
seluruh objek foto (Ctrl+O)
Level : Proses penggelapan atau penerangan
objek foto secara keseluruhan (Ctrl+L)
Balance: Proses penyeimbangan warna dengan
mode warna red, green blue cyan magenta yellow
yang bisa dipilih (Ctrl+B)
Hue/Saturation: Proses pengeditan warna dengan
acuan warna merah dan abu-abu (Ctrl+U)
Fotografer harus tahu proses editing ini
(editing dengan photoshop cs 3). Semua proses
ini bisa dilakukan secara manual maupun digital.
Selamat mencoba.
CROP
DODGE BURN
11. -Kanisus Surya-
FOTOGRAFER: KANISIUS SURYA
10
FOKUS
Hai Uky,..apa kabar?
Baik
Saya dari EYESEEPHOTOPAGE mau
wawancara kamu soal fotografi, boleh ya?
Silahkan om
Pertanyaan borongan nih..Sejak kapan
motret? Apa yang membuat mau motret?
Kamera pertama apa, dapatnya dari mana?
Motret sejak 3 tahun lalu, awalnya hanya hobby
trus lama kelamaan saya sangat menyukai
fotografi karena kebetulan saya bekerja sebagai
design grafis di sebuah perusahaan advertising di
Bali jadi fotografi sangat menunjang pekerjaan
saya ini. Awalnya saya hanya punya kamera
Nikon D90 dan lensa kit saja dari hasil
mengumpulkan gaji.
Wow,..nabung buat kamera, nice. Saya lihat
portfoliomu banyak bikini, kenapa suka
motret cewek bikini? Kasih tips buat kita dong
Awalnya saya hanya hobby dan sambil
mengasah skill.. lama kelamaan banyak yang
Bali, sebuah pulau yang
identik dengan pantai.
Pantai identik gelombang,
laut, surfing, pohon
kelapa, dan bikini..hihihi.
Fotogafer FOKUS edisi ini
tinggal di Bali dan dia
identik dengan bikini.
Uky Risdiansyah, saya
mengenalnya lewat media
sosial, dan merupakan
kebanggan buat saya buat
memperkenalkan Uky
kepada kita semua.
Let’s be inspired by Uky
13. 12
melihat hasil foto-foto saya dan dari
situlah saya mendapatkan tawaran
job untuk foto produk,pakaian,
bikini, dress dll
Pengalaman paling
menyenangkan dari motret?
Semua pengalaman sangat
berkesan..karena sebagian besar
dari job foto saya selalu di outdoor
jadi pengalaman yang paling
berkesan adalah moto dibawah
terik matahari di siang bolong
sampai kulit gosong. Dan ada
beberapa pengalaman seperti, kita
menuju lokasi yg lumayan jauh trus
tiba tiba cuaca di sana tidak
mendukung (hujan).
Seru juga ya,..but show must go
on. Pengalaman paling buruk
dari motret?
Pengalaman paling buruk pada
saat selesai photoshoot model
pingsan, mungkin karena medan ke
lokasi (pantai) yang mengharuskan
kita berjalan kaki jauh, setelah itu
photo session di bawah matahari
yang terik.
Untung setelah selesai foto baru pingsan,..belajar
motret gimana? terus siapa yg ajarin?
Saya belajar dari teman dan komunitas photography
pada awalnya, kemudian saya mengembangkan skill
saya dengan selalu belajar sesuatu yang baru. Apalagi
sekarang sudah banyak ada komunitas atau grup di
media sosilal yang mau mengajarkan atau memberi ilmu
dan tehnik foto tersebut.
Kamu kan sering motret model bikini, pasti beda an
‘hawa’nya dengan motret model dress. Seberapa
penting sikap/membawa diri dlm motret cewek
bikini?
Sangatlah penting menjaga sikap dalam menjalin
hubungan yang baik kepada model tersebut, saya selalu
menjadikan mereka sahabat-sahabat saya, jadi suasana
yang nyaman menunjang hasil photo tersebut. Karena
sikap atau tingkah laku kita sangat penting pada saat
photoshoot
Sedang ada project apa sekarang?
Saya sedang mengerjakan photoshoot product pakaian
dan bikini dari beberapa designer.
Bikini lagi ya,..wow. Kalau konsep/ide bisanya dari
mana?
Konsepnya dapat datang dari permintaan client sendiri,
majalah-majalah dan pengembangan konsep sendiri
disesuaikan dengan lokasi dan situasi.
14. 13
Foto yang bagus itu
terjadi karena
pemilihan make up,
wardrobe, dan model
yang tepat
Pertanyaan teknis, apakah hasil
bagus harus didukung dengan alat
(camera, lampu, lensa) yang
bagus?
Alat dan perlengkapan lainnya
menunjang untuk mewujudkan
konsep photo tersebut, akan tetapi
kemampuan fotografer dalam
mengkomposisikan object dan
kesigapan dalam membaca situasi di
lokasi sangatlah penting
Apakah fotografer hanya tukang motret atau harus
bisa jadi creative director (menentukan konsep
foto, model, pakaian, lokasi, make up, dsb)?
Betul sekali, fotografer juga dapat bertindak sebagai
kreatif direktor melalui kesepakatan konsep dengan
client. Karena fotografi adalah kerja sama team. seperti
foto fashion. Foto yang bagus itu terjadi krn pemilihan
make up, wardrobe, dan model yang tepat.
Dan fotografer yang tepat pastinya.
Fotografi di Bali seperti apa?
16. 15 Fotografi di Bali sangat pesat
perkembangannya. Berbagai
jenis photography sangat diminati
di Bali baik hobi maupun profesi.
Kerena Bali merupakan tujuan
wisata, jadi antusias fotografer
bali sangat besar. Contohnya
bilamana ada event tentang foto
pasti banyak fotografer yang
menghadiri acara tersebut
Harapan buat fotografi di Bali
dan Indonesia?
Harapan saya photographer di
Indonesia bisa bersaing di dalam
negri dan di luar negri, karena
kemampuan kita tidak kalah
dengan photographer manca
negara. Selain itu saya juga
berharap kepada pemerintah
agar pengelolaan lokasi foto
ditingkatkan, tarif foto sewajarnya
tanpa pungutan liar dan
membebaskan foto di ruang
publik. Melalui photography kami
berkarir dan mempromosikan
negeri yang kita cintai ini dalam
bidang pariwisata alam dan
budaya
WAWANCARA: HERMAWAN WICAKSONO
FOTO: UKY RISDIANSYAH
Lucky Risdiansyah Baliana
Denpasar Bali
Design grafis & photographer
Email
luckyrisdiansyah@ymail.com
Fb
Uky Risdiansyah
IG
Uky_Risdiansyah
Gear
Body Nikon D750, D700.
Lensa 24-70 mm 2,8. Afs-85mm 1,8. Afs-50mm 1,8. 35mm f 2
Flash sb910 (2pcs). Sb 800. Sb 700
17. 16
PORTFOLIO
Halaman berikut akan menampilkan
beberapa karya terbaik dari
teman-teman fotografer.
Mereka adalah:
selamat menikmati
Gandhi Firmansyah
Arri Alkatiri
Justin Hidayat Soputra
Deddy Handoyo
22. 21
EYESEEPHOTOCLASS
FOTOGRAFI SEDERHANA ADALAH KONSEP DASAR MATERI
PENGAJARAN EYESEE PHOTO CLASS. KESEDERHANAAN
TERSEBUT DILIHAT DARI 4 SUDUT; MURAH, MUDAH DIGUNAKAN,
MUDAH DIDAPAT, DAN TIDAK MENYITA WAKTU. MENCIPTAKAN
KARYA FOTOGRAFI DENGAN MEMAKSIMALKAN PERALATAN ATAU
OBJEK YANG ADA ADALAH TUJUAN DARI KELAS INI.
EYESEE PHOTO CLASS BERDIRI SEJAK TAHUN 2013 DI BANDUNG.
DIMULAI DARI PENGAJARAN SECARA ONLINE HINGGA AKHIRNYA
PADA AWAL 2014 MULAI MEMBAGIKAN MATERI FOTOGRAFI
SECARA OFFLINE BAIK ITU DI STUDIO INDOOR MAUPUN
OUTDOOR. MATERI YANG DIBERIKAN MULAI DARI KOMPOSISI
SENI RUPA DASAR, TEKNIS PERALATAN FOTOGRAFI, MEMANDU
OBJEK FOTO DAN LAIN SEBAGAINYA.
KELAS INI TERBUKA UNTUK UMUM TANPA DIPUNGUT BIAYA.
UNTUK JADWAL KELAS DAN INFORMASI LEBIH JAUH
BISA MENGIKUTI PAGE FACEBOOK
EYESEE PHOTO CLASS
EYESEE PHOTO CLASS
23. 22
MASTER
HASSELBLAD
Mungkin ada yang
bertanya-tanya ‘apa itu
Hasselblad Master?’.
Hasselblad adalah kamera
medium format terbaik di
dunia. Kamera ini diproduksi
di Swedia sejak tahun 1841.
Hanya fotografer terbaik yang
menggunakan kamera ini.
Untuk itu dalam kolom ini
saya akan menampilkan
para fotografer terbaik di
dunia yang bisa menginspirasi
kita semua.
Kali ini
Hasselblad
master yang kita
bahas adalah
Hengki Koentjoro,
dari Indonesia.
Sekali lagi,...dari
Indonesia
24. #1 Please introduce yourself
My name is Hengki Koentjoro, a fine art
photographer base in Jakarta, Indonesia. I
graduated from Brooks Institute of Photography in
1991 majoring in Film/video production and minor
in Black and White photography. At the moment
I’m working as a video cameraman for a
production house in Jakarta and we do mostly
corporate profile and TV commercials. For now
photography is mainly a serious hobby during
spare time.
#2 How did you get interested in photography?
My parents gave me a Kodak pocket camera for a
birthday present. The loves of capturing moments
in the family as well as the ability to freeze
moments were the starting point of my love affair
with photography. Letter on the work of Ansel
Adam really set my eyes on Black and White
photography. His ability to control the tonality to
create moods and atmosphere captivated me and
the passion starts from there and never look back.
#3 Do you have an artistic/photographic
background?
Not at all, photography has always been the tool
of expression.
#4 Which artist/photographer inspired your art?
Ansel Adam and Michael Kenna.
#5 How much preparation do you put into taking a
photograph? Are you planning every step or is it
always spontaneous?
Almost everything is spontaneous because I love
to get lost in a place and explore the beauty of the
nature that is full mystery and the unexpected; it’s
always fresh. I never go for high expectation, just
take whatever nature has to over and most of the
time she hardly disappoint.
#6 What fascinates you in places that you shoot?
The love of the ocean is the main drive to express
one self. The calm and the vast area is the
inspiration and at the same time a place to
replenish your mind. I’m lucky to live in Indonesia
because she is dubbed as the biggest archipelago
nation on earth with more than 13,000 islands. We
also have many highlands and active volcanoes
spreading over 3275 miles from East to West. This
abode of the god is also known for it’s mysterious
mist and fog that accentuate the thick feeling of
mysticism.
#7 We can see your photographs mainly in black
and white, why have you chosen to present them
in this form?
23
25. 24
The ability to play around with tones and
create an atmospheric photograph is the
reason to choose monochrome. It is more
pliable therefore more freedom in expressing
your idea. With the Zone System by Ansel
Adam, you are in practice of seeing thing
around you in monochrome or learning to see
in black and white. This will help a lot in
choosing your proper subject matter and
forecasting how it’ll look letter on
postproduction.
#8 Could you please tell us something about
your technique and creating process?
Now I mainly shoot with DSLR camera. For
the ocean I normally use the long exposure
technique with double ND filters of 18 stops to
allow shooting on the broad daylight for more
than 5 minutes. Post processing is done
digitally to convert to black and white. And the
software of choice is Adobe Lightroom. For
printing, Hahnemuhle Rag Baryta paper is the
favorite specially when paired with HP printer.
#9 Could you tell our readers how to reach
such excellent results in photography?
Enjoy life. Be thankful that you got passion to
express your self. Relax and don’t push to
hard. Just don’t stop, sooner or letter it will
come to you and be ready to embrace it.
#10 What do you do in your life besides
photography?
To do nothing at all and stay home with family.
#11 What future plans do you have? What
projects would you like to accomplish?
Keep on shooting and hopefully finding your
trademark along the way.
Photography is not just
a way of expressing his
most inner soul but also
creating a window to
the world where
through his pictures the
unseen and the unspoken
can be grasped. Driven
by the desire to explore
the mystical beauty of
nature, he develops his
sense and sensibility
through the elements of
fine art photography.
His freedom of
expression is more
reflected in the
elaboration and
exploration of
black and
white.
26. 25
Photography can never be separated from the
aspects of making the common things unusual,
welcoming the unexpected, indulging and
embracing ourselves with the joy of
photography as well as believing that
anything is possible.
27. Born in Semarang, Central Java, Indonesia, on
March 24, 1963. He is a graduate of the Brooks
Institute of Photography, Santa Barbara,
California, where he majored in video
production and minored in the fine art of
photography.
Hengki returned to Indonesia to become a
freelance videographer/editor, specializing in
nature documentaries and corporate profiles,
and now lives in Jakarta. Hengki is a part time
practitioner of the art of black and white
photography, which he believes to be his true
purpose in life’s journey of expression.
26
interviewed by
www.ndmagazine.net
text from
www.koentjoro.com
pictures from
www.koentjoro.com
and www.nlwirth.com
28. 27
AWARD
1. 2'nd place in Nature Pro
category in 2008 PX3
annual photo competition.
2. Honorable Mentions PX3 2008
Photo Competition.
3. Nominees 2008 Black And
White Spider Award in Silhouette
Category.
4. Merit Award in 2008 Single Image Contest
Awards , Black And White Magazine Issue # 56
February 2008, page 189.
5. 2'nd in the Asia Without Borders Photography
Competition 2009 in the Faces Of The Earth
category
6. Art Limited Winner of the February 2009
contest.
7. Merit award 2009, Indonesian Heritage
Society Art And Photography Exhibition
8. PX3 Honorable Mention Recipients of 2009
Water Competition
9. Black & White Single Image Contest 2013,
for a Spotlight Award.
10. Black and White Spider Awards 2013
2nd place – Merit of Excellent in Silhouette
Category
11. Black and White Spider Awards 2013
1st place – Outstanding Achievement in Nature
Category
12. Worldwide Photography Gala Awards –
WPGA 2013 1st place in Seascape/Underwater
Category
13. Paris PX3 2013 – 3rd place
in Fine Art Category
14. Kontinent Awards 2013 –
Official Selection in Fine Art
Projects
15. Hasselblad Master 2014 1st
Place Winner in Landscapes/
Nature category
EXHIBITION
1. 7 – 17 March 2009 Art & Photography
Exhibition, “ Images Of Indonesia”,
by Indonesian Heritage Society, Plaza
Senayan, Jakarta – Indonesia.
2. 24 Oct – 15 Nov 2009 Photography
Contemporer , “Urbantopia”, North Art Space,
Pasar Seni Ancol, Jakarta – Indonesia.
3. 9 – 21 Nov 2009 “Asia Without Borders” by
Asian Geographic Magazine ,
Gallery The Arts House, Singapore.
4. 22 June 2010 Santa Lucia, Mostra Benefica
di Fotografia,
by Loredana Guinicelli, Italy
5. 23 Oct – 6 Nov 2011 “Beyond Photography
2011, by Ciputra Groups,
Ciputra Artpreneur Center, Jakarta - Indonesia
6. May 9 – 20 2012 Vernissage International
Photographic Exhibition
“SmallGarden" - Galleria d'Arte Moderna –
Villa Reale, Milan – Italy
7. 15 September 2012 Tobin Ohashi Gallery
Exhibition, Tokyo – Japan
8. 22 November 2013 Taiwan Photo Fair 2013
9. 28 March 2014 ART | WINE | WATER –
Tobin Ohashi Gallery - Japan
10. 16 September 2014 Photokina 2014 -
Cologne, Germany.
Exhibition & Launching of Hasselblad Master
Book # 4
11. 14 November 2014 Fotofever Paris 2014 –
Vevais Galerie Collections
12. 27 November 2014
Taiwan Photo Fair 2014
30. 29
1
3
4
Sebelum memotret kita
harus mengetahui tujuan
foto yang kita hasilkan.
Ada pesan yang akan
kita sampaikan, dan
pesan-pesan itu akan
lebih mudah sampai jika
kita bisa menggunakan
property foto dengan
baik
Dalam menciptakan sebuah karya
foto setidaknya diperlukan tiga
komponen pendukung, yaitu:
perekam cahaya (kamera),
sumber cahaya (buatan atau
cahaya alam), property
(pendukung objek utama).
Objek pendukung tidak boleh
lebih utama, hanya sebatas
mendukung sehingga objek
utama lebih dominan, seperti
peran pembantu dalam film.
Objek pendukung lebih dikenal
dengan sebutan 'property'.
Contoh dalam membuat foto
'rocker', maka objek pendukung
bisa berupa alat musik, pakaian,
background, dan sebagainya
sehingga konsep 'rocker' dapat
diterima dan dimengerti.
Kali ini kita akan membahas satu
property yang mudah kita jumpai,
murah harganya, dan mudah
penggunaannya, kursi. Kursi
adalah 'L' yang diberi kaki. Kursi
adalah tempat duduk berbentuk
apapun. Kursi adalah….macam-
macam pengertian yang bisa kita
dapat dari kursi. Di samping ada 4
foto yang menggunakan kursi
sebagai property, mari kita bahas
foto tersebut secara singkat.
1. Sekretaris
Foto ini menceritakan seorang sekretaris
yang sedang suntuk dengan pekerjaannya.
Kursi yang digunakan adalah kursi kerja
sehingga kesan ‘kantor’ dapat dimunculkan.
2. Anak Kecil
Pemotretan ini dilakukan di rumah. Kursi yang
digunakan adalah kursi ruang tamu yang
digunakan untuk menopang si anak.
3. Father and Son
4. Ibu dan Anak
Kursi yang digunakan adalah kursi ukiran
berwarna hijau untuk menyesuaiakan dengan
warna kostum, karpet, dan juga lukisan. Foto
ini menceritakan keakraban antara ayah dan
anak. Pemotretan dilakukan di rumah
Dalam pemotretan ini, si anak masih terllau
kecil, belum bisa duduk sendiri, untuk itu si ibu
dilibatkan memangku anaknya. Kursi yang
digunakan adalah kursi tamu panjang.
Untuk pengembangan konsep, kursi bukan
hanya untuk diduduki tetapi bisa sebagai alat
bersandar, seperti foto nomor 3. Bisa juga
berdiri di atas kursi.
Lebih jauh lagi,
kursi bukan hanya
tempat duduk,
tetapi apa saja
yang bisa
diduduki. Bisa
kotak kayu,
ampli gitar,
speaker, anak
tangga, dan
lain-lain
2
32. 31
Efek diperlukan
agar penyampaian
pesan dari foto
yang dihasilkan
bisa lebih tepat.
Kolom tutorial kali ini membahas
tentang filter plastik. Mungkin ada
yang sudah mencobanya, mungkin
juga ada yang bertanya-tanya 'plasik
buat filter?'.
Tujuan penggunaan plastik sebagai
filter adalah untuk mendapatkan efek
kabut dan flare cahaya. Kita tidak perlu
pergi ke tempat berkabut, motret
dalam cuaca dingin, tidak perlu juga
motret di tempat panas terik
berhadapan dengan matahari.
Mari kita mulai. Siapkan plastik. Plastik
seukuran lebih besar sedikit dari lensa.
Lubangi plastik di belakangnya
sehingga bisa membungkus lensa.
Atur posisi plastik sedemikian rupa
sedikit menutupi lensa. Letakkan titik
fokus ke objek utama, jika sulit
bisa dengan fokus manual, mengingat
lensa terhalang dengan plastik.
Kecepatan usahakan tinggi sehingga
tidak terjadi shaking.
Mulailah mencoba cara sederhana ini,
mudah, murah, cepat. Selamat
mencoba.
33. 32
1
Keterangan:
1. Background pohon
2. Model
3. Flasg dengan receiver
4. Kamera dengan trigger
5. Lensa dengan fllter plastik
EXIF:
F 1,8, 1/250 sec, ISO 100
2
4
3
5
Foto di atas menggunakan filter plastik.
Lensa yang digunakan bukaan 1.8,
semakin besar bukaan lensa maka efek
kabut akan semakin redup (fade).
Pencahayaan dengan lampu flash eksternal
dengan wireless trigger. Untuk editing
dilakukan dengan menaikkan level hue 5,
dan saturasi 25 untuk menaikkan warna
merah.
5
25
0
34. 33
1
Keterangan:
1. Background pohon
2. Model
3. Flasg dengan receiver
4. Kamera dengan trigger
5. Lensa dengan fllter plastik
EXIF:
F 4,5, 1/50 sec, ISO 200
2
4
3
5
Foto di atas menggunakan filter plastik.
Lensa yang digunakan bukaan 4.5,
semakin kecil bukaan lensa maka efek
kabut akan semakin jelas.
Pencahayaan dengan lampu flash eksternal
dilapisi mika merah dengan wireless trigger.
Untuk editing dilakukan dengan menurunkan
level saturasi 50 untuk menurunkan warna
merah.
0
-50
0
35. Q: Apakah salah motret dengan mode
auto?
A: Untuk dapat mereka cahaya, maka
sebuah kamera harus memiliki fitur ISO
(mengatur kepekaan cahaya), speed (
mengatur kecepatan penerimaan
cahaya), difragma (mengatur besar kecil
bukaan rekaman cahaya). Ketiga fitur ini
bisa diatur secara manual, bisa juga
secara otomatis. Secara manual artinya
fotografer harus bisa mengkombinasikan
ketiga (ISO, speed, diafragma) elemen
tadi sehinga bisa menghasilkan gambar
yang diinginkan. Secara otomatis artinya
kamera sendiri yang menyesuaikan
ketiga elemen tadi ditambah elemen
berikut seperti penentuan titik fokus, atau
penggunaan flash internal (jika kamera
mendeteksi titik fokus kurang cahaya).
Tidak ada yang salah dengan mode
auto, hanya saja foto yang dihasilkan
secara teknis adalah hasil ‘kemampuan’
kamera bukan si fotografer. Jangan terus
terpaku ke mode auto, mulailah belajar
kombinasi manual agar bisa berkarya
lebih luas.
Q: Bagaimana cara memotret objek
cepat dalam gelap?
A: Gelap artinya sedikit cahaya atau
tidak ada cahaya sama sekali. Untuk
memotret objek dalam kondisi gelap
(tidak ada cahaya sama sekali) bisa
menggunakan kamera yang infra red,
contohnya memotret binatang (objek
bergerak cepat) di malam, sedangkan
dalam kondisi ada sedikit cahaya, maka
bisa mengkombinasikan tiga elemen
yang sudah dibahas di atas, dengan
tambahan cahaya bantuan (flash). Jika
objek diam, maka bisa gunakan
kecepatan rendah, bukaan kecil,
penyesuaian ISO, dan tripod untuk
membuat kamera ‘still’.
Q: Bolehkah saya bangga dengan alat
foto yang mahal?
A: Boleh saja, karena kamera dan
perlengkapan foto harganya tidak murah,
dan perlu usaha ekstra untuk
mendapatkannya, ada yang menabung,
menyicil, dan setelah mendapatkan
peralatan itu dengan segala usaha, wajar
saja kalau bangga. Tapi kebangaan itu
akan lebih bagus kalau sejalan dengan
kebanggaan berkarya. Lebih jauh lagi
kebanggaan berbagi karya.
Q: Salahkan mencontek karya orang
lain?
A: Tidak ada yang asli di dunia ini. Sadar
atau tidak sadar, semua karya terbentuk
dari inspirasi karya orang lain. Apa yang
indera kita rasakan akan tercermin dari
apa yang kita keluarkan (karya). Kata
yang tepat sepertinya bukan ‘mencontek’
tapi ‘terinspirasi. Mencontek bisa
pertanyaan bisa dikirimkan melaui e-mail
ke hermawan.wicaksono@yahoo.com
Q&A 34
diartikan mengambil karya orang lain tanpa ijin, dan mengakui itu sebagai karyanya. Hal itu
jelas berlawanan dengan hukum. Tapi terinspirasi dengan orang lain tidak ada salahnya, dan
biasakan cantumkan sumber inspirasi kita. Kita tidak akan bisa menjadi orang lain, dan orang
lain juga tidak akan bisa menjadi seperti kita. Teruslah terinspirasi sampai kita menemukan jati
diri kita sendiri dalam berkarya, dan membuat orang lain terinspirasi.
Q: Berapa lama untuk jadi fotografer hebat?
A: Apa yang membuat seorang fotografer bisa dikatakan ‘hebat’? Apakah bayarannya?
Karyanya? Punya sekolah foto? Sering buat workshop/seminar? Punya buku yang dipublikasi
internasional? Banyak penghargaan? Banyak kliennya? Serng beramal? Masuk rubrik inspirasi?
Parameter ‘hebat’ di sini banyak sekali. Menurut saya fotografer yang hebat adalah mereka
yang mau membagi ilmunya, karena tidak banyak fotografer yang melakukan itu. Seorang
fotografer yang baru satu hair pegang kamera dan berbagi ilmunya, lebih hebat dari seorang
fotografer ternama dengan puluhan tahun pengalaman tapi tidak pernah berbagi ilmu.
Q: Apakah fotografi harus mahal?
A: Peralatan fotografi profesional memang mahal bila tidak generate money. Menjadikan
fotografi sebagai hobby akan mengeluarkan uang yang cukup banyak, dan seringkali hobby ini
hanya berkisar ke koleksi alat daripada koleksi karya. Tetapi fotografi tidak harus mahal, karena
saat ini sudah banyak peralatan dengan harga terjangkau. Mulailah memotret dengan alat yang
ada, kemahalan bukan pada peralatan tapi karya itu sendiri yang mahal, dimulai dari pencarian
ide, eksekusi, finisihing, hingga tercipta karya yang bisa dinikmati.
Q: Perlukah mengambil sekolah/kursus foto?
A: Ada banyak tujuan sekolah/kursus foto, antara lain untuk memperluas ruang lingkup kita
sebagai fotografer, mendapat ilmu fotografi secara formal, mendapat pengakuan yang sah (jika
sekolah/kursus terdaftar resmi di departeme pendidikan). Secara formal pengajaran yang
diberikan di sekolah/kursus dibagi dalam tingkat pemula sampai mahir, dengan materi dari
dasar-dasar seni rupa hingga bagaimana mendapatkan klien. Ada pentingnya mengambil jalur
formal karena banyak hal yang tidak dapat dipelajari secara otodidak.
Q: Bagaimana caranya agar kamera tidak cepat rusak?
A: Kamera termasuk barang yang sensitif. Harga yang mahal mewajibkan kita untuk
menjaganya. Simpan kamera di tempat kering, untuk menghidari jamur. Dan yang terpenting
dengan mengurangi sampah digital, konsep foto dengan baik, baru press shutter. Semakin
sering kamera digunakan, akan cepat rusak. Yang menyedihkan banyaknya foto yang diambil
tidak sebanding dengan banyaknya karya bagus yang dihasilkan.
36. KOMPLEK CIPTA GRAHA BLOK D.6
GUNUNG BATU-BANDUNG
PH: 08157136534
EYESEE STUDIO
35
PORTRAIT
WEDDING
PRODUCT
BUILDING
COMPANY
CONCEPTUAL
Our latest project
concepting, taking pictures
graphic designing, and
printing for UNAI
37. 36
KENALAN
KONSEP & FOTO: HERMAWAN WICAKSONO
WARDROBE & MAKE UP: JOEJOE
LOKASI: EYESEE STUDIO BANDUNG
Joejoe
Guevara
38. 37
NAMA
JULI APRIANTO ASHARI a.k.a JOEJOE GUEVARA
TEMPAT/TANGGAL LAHIR
KOTA AGUNG, 10 JULI 1989
KEGIATAN
PEKERJA SWASTA, MENYANYI, MENARI, MODELLING
MUSIK
POP, R N B, INSTRUMENTALIA
TEMPAT NONGKRONG
CAFÉ,LOUNGE, MALL, PANTAI
DISUKAI
NGEMIL, NGOPI, NONTON, RENANG
FACEBOOK joejoeguevara
TWITTER @JoeJoeGuevara
IG JOEJOE_GUEVARA
42. Tahun 2000 saya mulai belajar fotografi digital dengan
kamera saku. Waktu itu kamera saku masih sangat
sederhana. Kemampuan penyimpanannya kecil, batere
boros, tetapi sudah ada fitur macronya. Kamera saku
hanya sebagai 'pelengkap' pada waktu itu, karena saya
lebih sering motret dengan SLR (film).
Tahun 2004 saya menggunakan kamera saku 2 mega pixel
sebagai kamera utama saya untuk motret di studio. Hasilnya
bisa dilihat di halaman ini. Ada bertanya 'kok bisa ya?',
jawaban saya 'pake macro biar maksimal'.
Fitur macro di kamera saku tidak bisa disamakan dengan fitur
macro di kamera SLR atau mirrorless. Macro di kamera saku
bisa dikatakan sebagai pelengkap, karena pada dasarnya
kamera ini dibuat untuk foto instant, fun, nothing serious. Saat
ini dengan uang di bawah 1 juta, kita bisa mendapatkan
41
kamera saku dan mari kita belajar
membuat kamera 'nothing serious' ini
menjadi sangat serius.
Fitur macro dalam kamera saku
memampukan kamera untuk memotret
objek dengan jarak sangat dekat. Kamera
masih mampu merekam objek dengan
detil, seperti rambut, guratan wajah
(untuk foto portrait) atau detil produk
(untuk foto produk.
Pilihlah menu macro pada kamera
sebelum memotret. Beberpa kamera
tertentu memiliki kemampuan macro
secara auto, jadi kita tidak perlu memilih
mode macro lagi.
Tips & Trik memotret dengan mode
macro pada kamera saku
1. Kenali karakteristik kamera, ujilah
dengan mencoba memotret denganjarak
paling dekat dengan objek, lihat hasil
secara detil (zoom) untuk memastikan
apakah detil objek masih bisa terekam
kamera atau tidak.
2. Matikan flash, agar gambar tidak over
exposure. Karena memotret objek
dengan jarak dekat menggunaan flash
akan membuat pantulan flash yang kuat
ke kamera.
3. Usahakan objek diam, dan dalam
memotret tidak shaking. Gunakan tripod
jika perlu, karena kamera saku tidak
dirancang untuk memotret dengan
kecepatan tinggi.
Selamat mencoba.
Foto ini diambil dengan kamera saku Nikon Coolpix 2 mega pixel
menggunakan mode macro, pencahayaan dengan neon ring, editing
auto level dan glow di photoshop.
43. 42
REKOMENDASI
www.modelmayhem.com
Web ini dibuat untuk mempertemuan para pelaku di
industri model, mulai dari model, fotografer, make up
artist, dan fashion designer dari seluruh dunia. Kita bisa
membuat akun secara gratis dan mengembangkan
portfolio kita. Sebagai fotografer kita bisa menjalin
kerjasama dengan kompensasi TFCD (Trade For CD),
TFP (Trade For Print), atau meminta bayaran. Tulis profil
secara lengkap agar bisa menjalin kerjasama dengan baik.
www.antonismael.com
Anton Ismael adalah fotografer profesional dari Indonesia.
Belajar foto secara formal di MIT Australia. Anton banyak
mengerjakan foto komersil, dan juga membuat musik
video di Indonesia. Tidak hanya itu Anton juga membuka
kelas foto gratis, dinamai Kelas Pagi yang sudah berjalan
di Jakarta dan Yogyakarta.
www.hasselblad.com
Website resmi dari kamera terbaik di dunia, yang diisi
dengan karya para fotografer terbaik di dunia. Banyak
karya internasional terbaik yang bisa menginspirasi kita.
Kita bisa berlangganan berita terbaru Hasselblad dengan
menuliskan email kita di kolom ‘subscribe’.
www.flickr.com
Seorang teman berkata kepada saya, ‘every photographer
must have a flickr account’. Saat itu saya belum memiliki
akun flickr. Flickr adalah jejaring sosial khusus fotografer,
di sini kita bisa memuat portfolio yang bisa digunakan untuk
mendaftar di agensi foto internasional (jika kita tidak
punya website probadi). Flicker akan mengidentiifkasi
peralatan foto apa yang kita gunakan dan data exif saat
kita membuat foto.
46. Foto tanpa cahaya adalah mati
karena foto adalah hasil dari
perpaduan cahaya gelap dan terang.
Sumber cahaya ada yang alami,
seperti cahaya matahari, ada juga
cahaya buatan seperti lampu, lilin.
Kesempatan ini kita akan membahas sumber cahaya buatan
yang berasal dari bohlam. Bohlam yang kita gunakan adalah
bohlan susu berdaya 100 watt.
Awal saya membuka studio foto bermodal kamera SLR,
kamera saku dan lampu bohlam. Saya tidak punya cukup uang
untuk membeli lampu ‘beneran’. Jadi saya putuskan untuk
menggunakan bohlam 100 watt sebagai lampu utama saya.
Lampu bohlam yang saya gunakan jenis susu, agar cahaya
yang dihasilkan lebih menyebar. Bohlam ini menghasilkan
warna coklat muda, saya lebih suka menyebutnya dengan
warna teh muda. Fungsinya sebagai continous light. Saya
hanya menggunakan satu lampu yang tinggal saya geser
sesuai dengan kebutuhan foto apa yang akan saya
buat. Tidak hanya untuk foto portrait, bohlam bisa
digunakan untuk memotret produk.
Tips & Trik menggunakan lampu bohlam
sebagai sumber cahaya utama
1. Kenali karakteristik cahayanya dari seberapa kuat
cahaya yang dihasilkan. Cobalah di ruangan kecil,
ruangan sedang, dan ruangan yang besar.
2. Gunakan hanya satu lampu untuk meciptakan
dimensi gelap-terang dari foto.
3. Lampu tidak harus diarahan tepat ke objek, bisa di
samping, belakang, atas, bawah sesuai dengan
kebutuhan.
4. Usahakan cepat dalam memotret, karena 100 watt
akan menghasilkan panas yang tinggi, bisa membuat
fotografer dan objek (manusia) tidak nyaman.
Lihat sekeliling, kumpulkan sumber daya apapun,
jangan menunggu ‘ada dulu baru motret’. Karena
sumber cahaya bisa banyak kita temukan asal kita
mau menjadi kreatif.
45
Foto ini diambil dengan kamera saku Nikon Coolpix 2 mega pixel menggunakan mode macro,
pencahayaan dengan bohlam, editingauto level dan glow di photoshop.
47. 46
Saya tidak punya
cukup uang untuk membeli
lampu ‘beneran’.
Jadi saya putuskan
untuk menggunakan
bohlam 100 watt
sebagai lampu
utama saya
49. Kolom ini menampilkan karya-karya yang masuk di
page facebook EYESEE PHOTO CLASS yang juga
diikutsertakan dalam lomba dwi-mingguan kelas.Tema
kali ini adalah ‘air’. Juri dari lomba ini adalah seorang
fotografer dari Peru bernama Magdalena Ladron de
Guavara a.k.a Magu. Untuk lebih mengenal Magu, kita
bisa mengunjungi www.maguimages.com
Foto-foto yang
ditampilkan di kolom ini
mengambil tema JUMP
48
BRIEF
Christian Lukman
Jolly Jumpers
Syarif Syahab
Jump
Gandhi Firmansyah
Jump !! Behind The Sunset
50. 49
Safiq Bdg
Lompatan Pesorak
Onyon Ruciragati Sagraha
Rope Jump
Asep Ndog
We Power Ranger's
Raymond Maulany
Jump
Jay Idoan Sihotang
Arisan On Air
51. 50
Siapapun bisa ikut kelas ini, baik online maupun offline. Daftar gratis, ikutan kelas gratis.
Belajar bersama, bertumbuh bersama, dan bagikan ilmu ke sesama
EYESEE PHOTO CLASS
Kanisius R Surya
Jump Under The Blue Sky
Andhika Putra
I'm Skater
Gazlow Song
The Moslem Fighter
53. NEXT
edisi berikut kita
masih akan membahas
topik utama, mereview
peralatan & property,
mengenal fotografer
kelas dunia, berkenalan
dengan model, belajar
tehnik di tutorial,
mengenal fotografer
lokal, tanya jawab, dan
yang pasti tetap gratis
salam damai
52
54. 53
unduh edisi 1 di
www.eyeseephotopage.com
atau www.slideshare.net
unduh gratis
dan bagikan gratis
55. saran, kritik, pertanyaan
ide, apapun untuk
kemajuan bersama
silahkan email ke:
hermawan.wicaksono@yahoo.com
unduh gratis di
www.eyeseephotopage.com
dan bagikan gratis
FOTOGRAFER:UKYRISDIANSYAH