1. Materi Akuntansi Keuangan
Lanjutan 1
Nama
NIM
Prodi
Semester
Tahun
: Hendie Cahya Maladewa
: 11.03.3926
: Akuntansi
: 5 (Lima)
: 2013
Pengampu : Ibu Dra. Sri Purwati W, MBA
2. Pengertian Persekutuan
Komanditer
Persekutuan Komanditer (commanditaire vennootschap atau CV) adalah suatu
persekutuan yang didirikan oleh seorang atau beberapa orang yang
mempercayakan uang atau barang kepada seorang atau beberapa orang yang
menjalankan perusahaan dan bertindak sebagai pemimpin.
Dari pengertian di atas, sekutu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
Sekutu aktif atau sekutu Komplementer, adalah sekutu yang menjalankan perusahaan
dan berhak melakukan perjanjian dengan pihak ketiga. Artinya, semua kebijakan
perusahaan dijalankan oleh sekutu aktif. Sekutu aktif sering juga disebut sebagai persero
kuasa atau persero pengurus.
Sekutu Pasif atau sekutu Komanditer, adalah sekutu yang hanya menyertakan modal
dalam persekutuan. Jika perusahaan menderita rugi, mereka hanya bertanggung
jawab sebatas modal yang disertakan dan begitu juga apabila untung, uang mereka
memperoleh terbatas tergantung modal yang mereka berikan. Status Sekutu
Komanditer dapat disamakan dengan seorang yang menitipkan modal pada suatu
perusahaan, yang hanya menantikan hasil keuntungan dari inbreng yang dimasukan
itu, dan tidak ikut campur dalam kepengurusan, pengusahaan, maupun kegiatan usaha
perusahaan. Sekutu ini sering juga disebut sebagai persero diam.
Persekutuan komanditer biasanya didirikan dengan akta dan harus didaftarkan. Namun
persekutuan ini bukan merupakan badan hukum (sama dengan firma), sehingga tidak
memiliki kekayaan sendiri.
3. Jenis – Jenis CV
Berdasarkan perkembangannya, bentuk perseroan komanditer adalah
sebagai berikut:
Persekutuan komanditer murni
Bentuk ini merupakan persekutuan komanditer yang pertama. Dalam
persekutuan ini hanya terdapat satu sekutu komplementer, sedangkan
yang lainnya adalah sekutu komanditer.
Persekutuan komanditer campuran
Bentuk ini umumnya berasal dari bentuk firma bila firma membutuhkan
tambahan modal. Sekutu firma menjadi sekutu komplementer sedangkan
sekutu lain atau sekutu tambahan menjadi sekutu komanditer.
Persekutuan komanditer bersaham
Persekutuan komanditer bentuk ini mengeluarkan saham yang tidak dapat
diperjualbelikan dan sekutu komplementer maupun sekutu komanditer
mengambil satu saham atau lebih. Tujuan dikeluarkannya saham ini adalah
untuk menghindari terjadinya modal beku karena dalam persekutuan
komanditer tidak mudah untuk menarik kembali modal yang telah
disetorkan.
4. Prosedur Pendirian, Tanggung
Jawab Keluar dan Berakhirnya
Persekutuan
Prosedur Pendirian
Dalam KUH Dagang tidak ada aturan tentang pendirian,
pendaftaran, maupun pengumumannya, sehingga persekutuan
komanditer dapat diadakan berdasarkan perjanjian dengan lisan
atau sepakat para pihak saja (Pasal 22 KUH Dagang). Dalam
praktik di Indonesia untuk mendirikan persekutuan komanditer
dengan dibuatkan akta pendirian/berdasarkan akta notaris,
didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang berwenang
dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI. Dengan kata
lain prosedur pendiriannya sama dengan prosedur mendirikan
persekutuan firma.
Tanggung Jawab Keluar
Sekutu bertanggung jawab keluar adalah sekutu kerja atau sekutu
komplementer (Pasal 19 KUH Dagang). salah satu atau beberapa
anggota bertangungjawab secara tidak terbatas dan anggota
lain bertanggung jawab secara terbatas terhadap utang
5. Berakhirnya Persekutuan
Karena persekutuan komanditer pada
hakikatnya adalah persekutuan perdata
(Pasal 16 KUH Dagang), maka mengenai
berakhirnya persekutuan komanditer sama
dengan berakhirnya persekutuan perdata
dan persekutuan firma (Pasal 1646 s/d 1652
KUH Perdata)
6. Kelebihan dan Kekurangan
Persekutuan Komanditer
Kelebihan Persekutuan Komanditer
Mudah proses pendiriannya.
Kebutuhan akan modal dapat lebih dipenuhi.
Persekutuan komanditer cenderung lebih mudah
memperoleh kredit.
Dari segi kepemimpinan, persekutuan komanditer
relatif lebih baik.
Sebagai tempat untuk menanamkan modal,
persekutuan komanditer cenderung lebih baik,
karena bagi sekutu diam akan lebih mudah untuk
menginvestasikan maupun mencairkan kembali
modalnya.
7. Kekurangan Persekutuan Komanditer
Kelangsungan hidup tidak menentu,
karena banyak tergantung dari sekutu aktif
yang bertindak sebagai pemimpin
persekutuan.
Tanggung jawab para sekutu komanditer
yang terbatas mengendorkan semangat
mereka untuk memajukan perusahaan jika
dibandingkan dengan sekutu-sekutu pada
persekutuan firma
8. Proses Likuidasi
Proses pembubaran persekutuan meliputi dua tahap yaitu :
•Proses penghitungan laba-rugi sampai saat likuidasi. Proses ini
dijalankan apabila likuidasi yang dilaksanakan tidak bertepatan
dengan awal atau akhir tahun, sehingga perlu diketahui apakah mulai
awal periode sampai pelaksanaan likuidasi perusahaan mendapat
laba atau mengalami kerugian. Laba atau rugi dibagikan kepada
para anggota sekutu sesuai dengan perbandingan pembagian laba
rugi.
•Proses realisasi, yaitu proses mengubah harta kekayaan non kas milik
persekutuan menjadi uang kas. Dalam proses ini apabila harga jual
aktiva non kas tidak sama dengan nilai bukunya maka akan timbul
laba/rugi penjualan aktiva. Laba/rugi tersebut dibagikan kepada para
anggota sekutu sesuai dengan perbandingan laba rugi.
•Proses likuidasi, yaitu proses pembayaran kepada pihak-pihak yang
berhak (terlebih dahulu dibayar kepada kreditur ekstern, kemudian
kreditur intern, baru sisanya kepada para anggota sekutu).
9. Prosedur Likuidasi
Secara ringkas urutan (prosedur) dalam melikuidasi persekutuan adalah sebagai berikut :
•Rekening-rekening pembukuan dilakukan penyesuaian dan penutupan kemudian laba/rugi
selama periode tersebut dipindahkan ke rekening modal masing-masing sekutu.
•Aktiva dicaikan menjadi kas (bisa dijual atau dibeli sendiri oleh anggota sekutu), jika terjadi
selisih antara nilai buku dengan harga jualnya maka laba rugi yang terjadi dibagikan kepada
masing-masing sekutu sesuai dengan perjanjian.
•Jika ditemukan rekening modal salah satu sekutu bersaldo debet maka dapat ditutup dengan
salah saldo piutangnya, tetapi jika salado piutangnya tidak punya maka sekutu tersebut harus
menyetorkan modalnya kembali. Dan jika ternyata juga tidak punya maka saldo debet harus
ditanggung anggota sekutu lainnya.
•Jika uang kas telah tersedia dibagikan, maka terlebih dahulu dibayarkan kepada kreditur luar,
setelah itu baru digunakan untuk membayar saldo modal masing-masing anggota sekutu.
Berdasarkan saat dan cara pembayaran (distribusi) pembagian kas, maka likuidasi dapat
dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
•Likuidasi berlangsung setelah proses realisasi aktiva non kas selesai (likuidasi secara langsung)
•Likuidasi berlangsung setiap saat setelah realisasi aktiva non kas dilakukan (likuidasi bertahap)
10. Likuidasi Berangsur
Yaitu likuidasi yang nilai realisasi non-kasnya
diketahui secara bertahap sehingga realisasinya
juga dilakukan secara berangsur.
Proses realisasi kadang memakan waktu lama
karena memerlukan prediksi dan proyeksi yang
akurat untuk harga realisasi. Oleh karena itu
pembagian kas dapat dilakukan sebelum selesainya
realisasi. Setelah semua hutang kepada pihak ketiga
berarti ada sisa kas lagi yang dapat dibagi dan
menjadi hak sekutu.
Kemudian untuk menentukan besarnya pembagian
kas ada dua cara, yaitu:
I. Membuat perhitungan pembagian
II. membuat program pembagian kas.
11. Venture
Istilah yang banyak dipakai untuk
proyek-proyek yang ruang lingkupnya
terbatas dan sifatnya sementara,
yang bisa berbentuk single venture
dan joint venture
12. Single Venture
Pengusahaan suatu pekerjaan yang dilakukan
satu unit tertentu.
„ Dalam hal ini cukup dengan menggunakan
pembukuan sederhana yang menggunakan
rekening tersendiri yg disebut “venture account”
mengkredit apabila terjadi pendapatan dan
mendebetnya apabila terjadi biaya atau sering
disebut sebagai rekening ekploitasi.
13. Joint Venture
Kerjsama diantara dua orang/badan atau
lebih untuk melakukan kegiatan usaha
tertentu dengan waktu yang terbatas.
Masing-masing pihak menyerahkan aset
sebagai kontribusi modal. Keuntungan
joint venture didasarkan pada perjanjian
pembgaian laba rugi.
14. Perbedaan Joint Venture dan
Persekutuan
Joint Venture
Persekutuan
Lingkupnya lebih
terbatas, yaitu untuk
usaha tertentu.
Waktunya tertentu, yaitu
sampai dengan tujuan
tercapai
Lingkupnya tak terbatas,
yaitu untuk usaha yang
menghasilkan laba, bisa
lebih satu macam
Waktunya tak tertentu,
yaitu sampai
selamalamanya (going
concern)
15. Metode Pencatatan
Ada 2 metode akuntansi untuk mencatat
transaksi joint venture yaitu:
•Pembukuan dijadikan satu dengan
pembukuan usaha rutin salah satu sekutu
•Pembukuan terpisah dari pembukuan
usaha rutin sekutu
16. Pembukuan dijadikan satu
dengan pembukuan usaha
rutin salah satu sekutu
Dalam metode ini semua transaksi yang
berhubungan dengan operasi joint venture
dicatat oleh semua sekutu dengan
pembukuan sebagai berikut:
Keterangan
Sekutu bukan pemegang
pembukuan
Aktiva, hutang
Sekutu pemegang
pembukuan
Nama
dengan
aktuva,
diberi
hutang Nama
tanda
pemegang
joint pembukuan
venture
Modal
Nama pemegang modal
Nama penanam modal
Rekening Nominal
joint venture
Joint venture
17. Kasus 1
Pada tanggal 1 januari 2005 Adi dan lili membuka usaha joint venture dalam
menjual tanah kaplingan. Disepakati Adi menyerahkan tanah 20 kapling dengan
harga pokok @ Rp. 1.000.000 dan diberi harga oleh Adi untuk joint venture
sebesar Rp. 1.250.000,-. Lili menyerahkan uang tunai sebesar Rp. 5.000.000 untuk
biaya perijinan. Laba dibagi dengan komposisi 75% untuk adi dan 25% untuk Lili.
Transaksi 1 januari samapai dengan Agustus 2005 yaitu periode pembentukanjoint
venture sebagai berikut:
•Dibayar biaya perijininan Rp. 500.000
•Dibayar biaya perbaikan lingkungan Rp. 2.000.000
•Dibayar biaya penjualan Rp. 1.000.000
•Dibayar biaya kantor Rp.500.000
•Dijual 20 kapling tanah @ Rp. 2.000.000 secara kredit
•Piutang sebesar Rp. 2.000.000 tak tertagih
•Pada tanggal 31 Agustus kas dikembalikan pada anggota jointventure
pemegang pembukuan (Adi)
Diminta : susunlah jurnal untuk mencatat transaksi tersebut
18. Transaksi
Investasi Adi
Buku Adi
JV
Buku Lili
25.000
JV
Tanah
20.000
Tanah
Laba penyerahan tnh
Pembahasan
25.000
20.000
Laba penyerahan tnh
5.000
5.000
Investasi Lili
Kas-JV
5.000
Lili
Membayar biaya-biaya
JV
Adi
5.000
4.000
Piutang-Jv
4.000
40.000
JV
Penerimaan piutang tertagih
Kas-JV
Kas
JV
Kas-JV
Menjual tanah
5.000
5.000
4.000
Adi
Adi
40.000
4.000
40.000
JV
40.000
38.000
Piutang-JV
-
38.000
Menghapus piutang
JV
2.000
JV
Piutang-JV
2.000
Adi
2.000
2.000
Mengakui laba joint venture
JV
9.000
Laba JV
6.750
Lili
Pengambilan kas joint venture
JV
31.750
LILI
7.250
Kas JV
Adi
2.250
Kas
9.000
Laba JV
Kas
2.250
7.250
Adi
39.000
6.750
7.250
19. Pembukuan terpisah dari
pembukuan usaha rutin sekutu
Bila joint venture membuat catatan terpisah,
maka catatan/pembukuan joint venture
dicatat seperti usaha biasa sedangkan anggota
joint venture hanya mencatat transaksi yang
ada hubungannya dengan dirinya saja sepert:
•Penawaran dana kej oint venture
•Perolahanlaba atas joint venture
•Penarikankembali dana yang tertanam dalam
joint venture