SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 9
Downloaden Sie, um offline zu lesen
TEKNOLOGI PEMBUATAN ARANG, BRIKET ARANG DAN ARANG
AKTIF SERTA PEMANFAATANNYA
Oleh:
Gustan Pari, Mahfudin & Jajuli
I. PENDAHULUAN
Keterbatasan pengadaan bahan bakar minyak dan gas yang harganya makin mahal dan
sifatnya yang tak dapat dipulihkan (non renewable), akan mendorong pemakaian kearah bahan
bakar lain dan pengembangan bahan bakar yang dapat diperbarui seperti kayu, limbah
pembalakan, limbah perkebunan dan pertanian serta biomassa lainnya. Sampai saat ini untuk
memenuhi kebutuhan bahan bakar sehari-hari dari ± 70% masyarakat Indonesia yang tinggal
didaerah pedesaan masih menggunakan kayu bakar. Kayu bakar tersebut diperoleh dari berbagai
tempat disekitarnya dimana tempat mereka tinggal seperti pekarangan rumah, kebun, kawasan
hutan atau tanaman pertanian dan perkebunan. Di beberapa daerah di Indonesia masyarakatnya
sudah ada yang menggunakan arang sebagai keperluan sehari-hari karena lebih panas dan tidak
memerlukan tempat yang khusus
Limbah-limbah seperti limbah pembalakan, limbah industri pengolahan kayu, dan limbah
perkebunan/pertanian seperti tempurung kelapa, tempurung kemiri, sabut kelapa, batang dan
bonggol jagung, batang dan kulit kacang tanah, jerami, sekam padi, dll dapat menjadi sumber
energi dipedesaan. Nilai kalor bakar cukup tinggi yaitu bekisar 3000-5000 kal/gram, dan bila
dimanfaatkan sebanyak 4 kg nilainnya kurang lebih sama dengan panas yang dihasilkan dari 1,3
kg minyak bakar (minyak tanah). Pemakaian limbah sebagai bahan bakar ini masih
menggunakan peralatan secara sederhana/tradisional yang mempunyai kelemahan dengan
ditunjukan oleh sifat pembakaran yang kurang menguntungkan antara lain banyak timbul asap,
abu, dan efesiensinya sangat rendah.
Dengan keterbatasan sumber energi dipedesaan dan harga energi yang berasal dari posil
cukup tinggi masyarakat cenderung memanpaatkan sumber energi dari kayu bakar meskipun
terdapat beberapa kelemahan oleh karena itu perlu dilakukan pembaharuan dan modifikasi
peralatan dan sumber energi seperti dengan memperluas tanaman hutan tanaman energi
memperbaharui/memodifikasi alat penghasil energi, penyempurnaan bentuk bahan baku,
perbaikan sistim pengangkutan dan penyimpanan, sehingga akan diperoleh bahan bakar yang
telah dikembangkan dengan teknologi yang sederhana dan praktis seperti arang briket,
penyempurnaan tungku pembakaran dengan menghasilkan energi panas yang tinggi.
Arang merupakan suatu produk yang dihasilkan dari proses karbonisasi dari bahan yang
mengandung karbon terutama biomass kayu. Produk ini utamanya banyak digunakan sebagai
sumber energi. Proses pembuatan arang sesungguhnyah dapat dihasilkan berbagai arang yang
mempunyai kegunaan berbeda misalnya arang biasa hasil dari pembakaran hanya dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk menghasilkan panas. Sedangkan arang dengan
memlalui proses pengaktifan fungsinya dapat berubah untuk kesehatan, pertanian, kecantikan,
elektronik, dll.
Indonesia telah lama diketahui sebagai produsen arang ekspor di pasar dunia, tercatat
Indonesia termasuk nomor satu dari lima negara pengekspor arang terbesar di dunia yaitu China,
Malaysia, Afrika Selatan dan Argentina. Tercatat tahun 2000, Indonesia mengekspor arang
sebanyak 29.867.000 kg yang terdiri dari arang tempurung kelapa (15,96%), arang mangrove
(22,31%) dan arang kayu (61,73%)
II. TEKNOLOGI PEMBUATAN
A. Teknologi Pembuatan Arang
Berbagai cara dapat ditempuh untuk merubah bahan bakar tradisional menjadi bahan
bakar konvesiona. Salah satu diantaranya adalah dengan cara menyempurnakan teknik
peralatan pembakaran, misalnya menggunakan tungku bakar yang dapat meningkatkan
efesiensi dan mutu pembakaran.cara lain dapat pula ditempuh dengan merubah sifat bahan
bakar tersebut sehingga menjadi lebih praktis dalam pemakaian.
1. Pembuatan arang dengan tungku drum hasil modifikasi.
- Limbah pembalakan, sebetan dan potongan ujung dari limbah industry pengolahan kayu
diarangkan dalam tungku drum hasil modifikasi yang terbuat dari drum bekas pakai
(gambar1)
- Tungku drum terdiri dari 4 bagian yaitu badan drum yang dibuka salah satu ujungnya,
tutup kiln atas, cerobong asap dan lubang-lubang udara pada bagian bawah drum, yang
berpungsi juga sebagai tempat pembakaran pertama.
- Limbah industri pengolahan kayu dipotong-potong dengan ukuran panjang maksimum 20
cm, lalu dimasukan kedalam tungku drum pada bagian atas dan ditata sedemikian rupa,
kemudian dinyalakan dengan cara membakar bagian lubang udara dengan umpan bakar
ranting-ranting ayu.
- Sesudah bahan baku menyala dan diperkirakan tidak akan padan maka kiln ditutup dan
cerobong asap dipasang.
- Pengarangan dianggap selesai apabila asap yang keluar dari cerobong menipis dan
berwarna kebiru-biruan. Selanjutnya tungku diturunkan sejajar dengan tanah dan
cerobong asap ditutup dengan kertas atau kain yang sebelumnya dibasahi dengan air.
Gambar 1. Proses pembuatan arang dengan tungku drum hasil modifikasi
2. Pembuatan arang dengan tungku tradisional dimodifikasi
Pembuatan arang secara sederhana dapat dilakukan dengan cara system timbun dengan
tanah (cara tradisional yang dimodifikasi):
- Tahap pertama pembuatan kotak tanah dengan ukuran 300x200 cm dengan kemiringan
tanah 10 dengan kedalaman tanah bagian depan 50 cm dan bagian belakang 20 cm.
- Dibagian tengah dibuat jalur berupa selokan yang berukuran 5x15 cm sebanyak tiga jalur
arahnya memanjang terhadap kotak tanah.
- Ketiga jalur tersebut saling berhubungan dibagian ujung kotak yang paling dangkal(bagian
belakang), yang kemudian dihubungkan dengan sebuah cerobong asap yang fungsinya
untuk menyalurkan asap. Jalur tengah digunakan untuk tempat pembakaran awal
sedangkan jalur bagian kiri dan kanan digunakan untuk sirkulasi udara.
- Untuk penataan kayu bagian samping bawah kiri dan kanan terlebih dahulu dipasang kayu
secara memanjang seukuran dengan panjang kotak tanah kayu bakar ditumpuk melebar
terhadap panjang kotak tanah, diatur serapat mungkin agar tidak ada celah diantaranya.
- Bagian pinggir tumpukan kayu semuanya dipasak dengan kayu untuk menahan dedaunan
dan tanah yang akan ditimbunkan dibagian atas tumpukan kayu bakar yang akan dibuat
arang.
- Tahapan selanjutnya yaitu memasukan umpan bakar berupa ranting atau kayu bakar kering
pada tempat pembakaran awal yang ada dibagian depan sejajar dengan jalur tengah dan
pembakaran selanjutnya dinyalakan lalu dibiarkan sampai membara dan sampai terlihat
asap keluar dari cerobong, kemudian lubang pembakaran dan lubang udara ditutup
sebagian.
- Pengarangan dianggap selesai apabila asap yang keluar dari cerobong sudah menipis dan
berwarna kebiru-biruan. Semua lubang udara ditutup dan cerobong diangkat, kemudian
dilakukan pendinginan selama 2 hari
3. Pembuatan arang dari serbuk gergajian kayu dengan tungku semi kontinyu
- Serbuk kayu gergajian diarangkan dalam tungku semi kontinyu yang terbuat dari logam
- Serbuk kayu gergajian dimasukan ke dalam tungku yang bagian bawahnya dilengkapi
dengan rak yang terbuat dari besi behel ukuran 10 dan 12 mm yang berbentuk persegi
panjang.
- Proses pengarangan dilakukan di bagian bawah tungku dengan cara mengaduk serbuk yang
turun pada bagian atasnya.
- Arang yang dihasilkan dimatikan dengan cara melewatkan arang membara kedalam bak
yang berisi air.
- Dalam satu hari kerja (8 Jam kerja) dapat diarangkan sebanyak 500-1000 kg serbuk
gergajian kayu kering udara.
Gambar 3. Alat dan proses pembuatan arang dari serbuk gergajian
dengan tungku semi kontinyu dan produknya
4. Pengarangan serbuk gergajian kayu dengan tungku model bak (datar) skala industri
- Serbuk kayu gergajian diarangkan dengan tungku yang terbuat dari bata merah yang
dilengkapi dengan sirkulasi udara, cerobong asap dan ruang penarik asap.
- Pada Tahap pertama diberi amparan ranting-ranting kayu kering 2-3,5 cm kemudian serbuk
kayu gergajian ditaburkan ke dalam bak secara merata dengan ketebalan 5 – 10 cm.
- Pada bagian depan tungku dibuat lobang untuk pembakaran awal sebanyak 6 buah dengan
10 cm, kemudian diberi minyak tanah secukupnya dan dibakar sampai membara dan
keluar asap dari cerobong asap.
- Untuk membantu menarik asap kecerobong pada bagian bawah cerobong dipanaskan
dengan cara dibakar dan selanjutnya dilakukan penambahan serbuk gergajian kayu jika
sudah terlihat warna serbuk menjadi hitam kecoklatan setiap 2 jam sekali.
Gambar 4 Pengarangan serbuk gergajian kayu dengan tungku model bak
Tabel kualitas arang dari limbah kayu
No Jenis limbah
Kadar (%)
Nilai kalor
(kal/g)
Rendemen
rata-rata
(%)air abu
Zat
terbang
karbon
1 Limbah pembalakan hutan tanaman produksi
dari kayu campuran (tungku drum)
6,53 2,64 19,56 77,80 6621 26,50
2 Limbah pembalakan hutan tanaman produksi
dari kayu puspa (tungku drum)
4,01 2,94 17,31 79,77 6925 25,42
3 Limbah pembalakan hutan tanaman produksi
dari kayu jati (tungku kubah)
4,06 3,75 8,64 87,61 6805 28,35
4 Limbah sebetan kayu, potongan ujung dan
limbah pada pembuatan komponen meubel
kayu campuran (tungku tradisional
5,21 3,42 16,56 84,81 6651 27,73
5 Serbuk gergajian kayu campuran (tungku) 15,85 18,57 19,82 68,29 - 26,15
6 Serbuk gergajian dari kayu campuran (tungku
bak)
2,71 1,19 22,25 75,70 - -
7 Standar Nasional Indonesia (SNI) 6 4 30 - - -
B. Teknologi Pembuatan Briket Arang
Briket arang merupakan bahan bakar alternatif yang terbuat dari hasil proses pembakaran
bahan yang memiliki ukuran/ diameter kecil (ranting, serbuk, serpih, sebetan, tempurung
kelapa, tempurung kemiri dll). Limbah dari pengarangan yang berupa bongkah arang yang
berukuran kecil atau serbuk dapat diubah menjadi bentuk briket arang yang akan dapat
memperbaiki sifat fisiknya terutama kerapatan, kebersihan dan ketahanan tekan serta
memperlambat kecepatan pembakaran sehingga bentuk produk tersebut akan mempunyai
ukuran yang sama dan lebih disenangi konsumen.
Mengubahan komponen kimia kayu menjadi bentuk karbon (arang) ternyata dapat
memperbaiki nilai pembakarannya ditinjau dari nilai kalor bakar, mutu pembakaran dan
kebersihan. Sifat pembakaran arang lebih menguntungkan dibandingkan dengan asalnya,
antara lain nilai kalor bakar lebih tinggi (6000-7000 kkal/kg) serta asap dan kotoran tersisa
lebih sedikit perubahan kayu menjadi arang akan lebih luas penggunaannya sebagai bahan
bakar untuk rumah tangga dan industri.
Teknologi pembuatan briket arang sudah dilakukan di PUSTEKOLAH dengan
menggunakan sistem kempa hidroaulik secara manual dan semi manual. Proses pembuatan
briket arang terdiri dari 4 tahap pengerjaan yaitu: pembuatan serbuk dan pengayakan,
pencampuran serbuk arang dengan zat pengikat, pengeringan dan pengemasan.
Proses pembuatan briket arang adalah sbb:
- Pengarangan (Limbah pembalakan, limbah sebetan dan potongan ujung, serbuk gergaji)
dengan kadar air 15 – 30%
- Arang yang berukuran kecil (tidak laku dijual), digiling kemudian diayak hingga didapat
serbuk arang berukuran 20-60 mesh.
- Arang serbuk dicampur dengan perekat kanji tapioka (2,5-5% berdasarkan berat) kemudian
diaduk sampai rata.
- Dimasukan kedalam lubang cetakan briket dan dikempa.
- Briket arang yang masih basah dikeringkan dalam open pada suhu 60c selama 24 jam, atau
dapat dilakukan dengan cara dijemur dibawah panas matahari selama 2-3 hari.
A B
Gambar 5. Mesin briket kempa manual (A) dan lubang pencetak briket arang kontinyu (B)
C. Pembuatan Arang Aktif
Arang aktif dapat dibuat dari semua bahan yang mengandung karbon, baik itu bahan
yang berasal dari bahan organic maupun dari bahan non organic seperti tulang, resin, kayu
serbuk gergaji, sekam padi, gambut, batu bara, tempurung kelapa dan tempurung biji-bijian
lainnya (Pari, 1995). Ada dua macam cara pembuatan arang aktif yaitu dengan bahan baku arang
dan bahan baku aslinya.
Tahapan kerja pembuatan arang aktif sbb:
1. Pembuatan granular
Arang yang dihasilkan dari proses pengarangan dibuat menjadi bentuk granural dengan
ukuran sebesar krikil (Ø 2-3 cm) dengan menggunakan alat pemukul. Untuk serbuk gergaji
tidak memerlukan penghalusan ukuran partikel, kegiatan memperkecil bentuk arang adalah
untuk memperbesar bidang kontak antara bahan baku dengan bahan pengaktif.
2. Perendaman dalam bahan kimia
Arang atau bahan baku lain dimasukan kedalam bak yang didalamnya sudah merisi larutan
kimia seperti: ZnCl2, CaCl2 , Mg Cl2, NaOH,H3PO4dalam konsentrasi yang berbeda-beda
tergantung dari jenis bahan. Lama perendaman sekitar 12-24 jam dan kemudian ditiriskan
dengan meletakan ditempat terbuka sambil sesekali dibalikan sampai air permukaan hilang.
Untuk menghemat larutan kimia dapat juga dengan melakukan meletakan bahan di atas
saringan yang bagian atasnya dilapisi kacanyamuk, sehingga larutan sisa dapat digunakan
kembali dengan menambah larutan baru.
3. Pengaktipan dengan uap air panas
Butiran arang yang selesai ditiriskan dimasukan ke dalam ruangan pengaktif melalui pintu,
kemudian pintu ditutup dan dibagian luar ditahan dengan bata merah. Setelah suhu ruang
pengaktif mencapai 900o
C selanjutnya diberi uap panas ± 36 jam sampai suhu terus
meningkat hingga mencapai 1100 o
C. Apabila suhu menjadi turun, penyemprotan uap
dihentikan sampai suhu meningkat kembali. Pemberian uap secara periodic setiap selang 15-
20 menit agar suhu ruangan tetap konstan. Setelah penyemprotan selesai, pemanasan masih
terus dilakukan selama 12 jam untuk mengeringkan bahan dan kemudian dikeluarkan dari
tanur sambil langsung disemprot air agar tidak terbakar. Waktu yang dibutuhkan untuk
pengaktipan adalah 48-50 jam.
4. Pengemasan
Arang aktif yang sudah kering dikemas dikemas dalam karung plastic yang terlindung dari
udara masuk. Pengemasan dalam ukuran besar dapat menggunakan karung plastic pada
bagian dalamnya dilapisi lagi dengan lembaran plastic.
5. Kualitas arang aktif
Berdasarkan Standat Industri Indonesia kualitas arang aktif harus dapat memenuhi syarat sbb:
Uraian Syarat kualitas
Butiran Serbuk
Bagian yang hilang pada pemanasan 950oC (%) Maks. 15 Maks.25
Kadar air % Maks.4,5 Maks.15
Kadar Abu % Maks.2,5 Maks.10
Bagian yang tidak mengarang 0. 0.
Daya serap terhadap 12 (mg/g) Min 750. Min 750.
Karbon aktif murni (%) Min 80. Min 65.
Daya serap terhadap bezana (%) Min 25. -.
Daya serapp terhadap biru metilen (mg/g) Min 60. Min 120.
Berat jenis curah (g/ml) 0,45-0,55 0,30-0,35
Lolos mesh 325 (5) - Min 90
Jarak mesh (%) 90 -
Kekerasan (%) 80 -
D. Kelebihan dan manfaat Arang
1. Arang Biasa:
a Sebagai bahan bakar pengganti Minyak dan kayu bakar
b Praktis, mudah dan murah untuk diperoleh
c Mudah dipindah-pindah
d Memiliki daya bakar yang lebih baik dibanding kayu bakar
2. Arang Briket:
a. Bersih dan tidak berdebu.
b. Mengeluarkan sedikit asap dan tidak berdebu.
c. Abu sisa pembakaran kecil.
d. Menghasilkan kalor panas yang tinggi dan konstan.
e. Menyala terus tanpa dikipas
f. Ramah lingkungan
g. Bahan baku briket arang melimpah.
3. Arang Aktif:
a. Dapat berfungsi sebagai filter
b. Dapat mengurangi zat beracun
c. Dapat menyerap emisi gas formaldehida dari formalin
d. Dapat menetralisir dari keracunan
e. Dapat mengurangi pengaruh pembekuan cahaya
f. Dapat meningkatkan presentase pertumbuhan tanaman (semai, anakan)
g. Dapat digunakan sebagai pengawet bahan pangan
i. Dapat dibuat menjadi sabun, cat tembok, pakan ternak, norit
E. Nano Karbon
Nilai tambah yang paling besar dari pemanfaatan limbah kehutanan dan perkebunan ini
adalah pembuatan nano karbon untuk keperluan industri outomotive, elektronik, pesawat ruang
angkasa, biosensor dan kedokteran. Pada prinsipnya arang yang dibuat masuarakat dapat diolah
lebih lanjut dengan memanaskan kembali arang tersebut sampai suhu 8000
C untuk mendapatkan
karbon dengan kemurnian tinggi yang selajutnya di aliri arus plasma dengan teknologi Spark
Plasma Sintering (SPS) pada suhu 900-15000
C. Hasil penelitian sementera menunjukkan arang
yang disintering pada suhu 900o
C dan 1300o
C, menunjukkan derajat kristalinitasnya meningkat
dari 15,42% menjadi 72,04% dan 79,18%. Hal ini menunjukkan adanya perubahan struktur dari
atom karbon yang semula bersifat amorf atau strukturnya tidak beraturan menjadi pola struktur
yang teratur dengan nilai tahanan sebesar 1,2 Ω.. Nanao karbon ini dapat digunakan sebagai
bahan baku untuk membuat biosensor, batere HP, elektroda, dll
Gambar 6. Tungku arang aktif dan sintering
III. KESIMPULAN
Tungku untuk proses pembuatan arang tergantung dari bahan baku yang digunakan.
Tungku drum hasil modifikasi digunakan untuk pembuatan arang dari ranting, tempurung
(kelapa, sawi, kemiri) dan limbah industry pengolahan kayu ( sebetan, potongan ujung, serutan).
Tungku semi kontunyu dan tungku bak (datar)_ digunakan untuk pembuatan arang dari serbuk
gergajian kayu. Sedangkan tungku tradisional yang dimodifikasi dapat digunakan untuk
pembuatan arang dari limbah pembalakan. Penggunaan tungku tersebut sangat ramah lingkungan
karena asap yang terjadi dikondensasikan menjadi asap cair. Briket arang dapat dibuat dengan
cara kempa manual dan extruder . Cara kempa manual dapat dikembangkan untuk industry
briket arang skala kecil, sedang cara extruder untuk industri briket arang skala menengah
Arang aktif adalah arang yang sudah diproses lebih lanjut sehingga pori-porinya lebih
terbuka dan permukaannya lebih bertambah besar namun memiliki kadar karbon dan keaktifan
yang berpariasi tergantung pada saat aktifasi dan lamanya waktu aktifasi yang diberikan pada
saat pengaktifan. Arang aktif dapat digunakan untuk penjernihan air, norit, sabun, cat tembok,
kertas karbon untuk pengawet bahan pangan. Nano karbon dapat dibuat dari arang pada suhu
13000
C sehingga konduktivitasnya tinggi dan dapat digunakan sebagai bahan biosensor, bater
HP dan elektroda
IV. PENUTUP
Hasil penelitian tersebut tidak akan berarti tanpa disebarluaskan kepada masyarakat
pengguna. Untuk hal ini perlu dilakukan serangkaian ujicoba, maupun alih teknologi kepada
masyarakat dengan tujuan selain untuk mempertanggung jawabkan hasil penelitian kepada
masyarakat yang telah membiaya kegiatan penelitian ini melalui penerimaan pajak yang
disetorkan kepada negara juga untuk memberikan bekal ilmu pengetahuan dan teknologi yang
pada akhirnya masyarakat dapat membuat dan mengolah sendiri bahan-bahan yang belum
termanfaatkan, minimal untuk kebutuhan sendiri.
Hasil sosialisasi baik pada penyuluh maupun kelompok tani telah menghantarkan mereka
menjadi juara tingkat nasional dalam hala aplikasi arang kompos pada lahan gerhan dan cuka
kayu.
BAHAN BACAAN
1. Hendra, Dj. 2007. Teknologi tepat guna pembuatan arang, briket dan tungku hemat energi.
Puslitbang Hasil Hutan. Bogor
2. Sudrajat dan S. Soleh. Petunjuk teknis pembuatan arang aktif. Puslitbang hasil Hutan dan
Sosek klehutanan, Bogor.
3. Standar Nasional Indonesia. 1995. Arang aktif teknis. SNI 06-3730-1995. Badan
Standardisasi Nasional Indonesia, Jakarta.
4. BPS. 2002. Statistik perdagang dalam dan luar negeri. Jakarta
GELAR TEKNOLOGI TEPAT GUNA
Semarang, 2 Oktober 2012
TEKNOLOGI PEMBUATAN ARANG, BRIKET ARANG DAN ARANG
AKTIF SERTA PEMANFAATANNYA
Oleh:
Gustan Pari, Mahfudin & Jajuli
KEMENTERIAN KEHUTANAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Presentasi Konversi Energi dan Aplikasinya
Presentasi Konversi Energi dan AplikasinyaPresentasi Konversi Energi dan Aplikasinya
Presentasi Konversi Energi dan AplikasinyaIskandar Tambunan
 
POWER POINT SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK.pptx
POWER POINT SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK.pptxPOWER POINT SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK.pptx
POWER POINT SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK.pptxNovietaAyuPratiwi1
 
Alur Dan Proses Kerja Pembuatan Prototype Produk Barang/Jasa
Alur Dan Proses Kerja Pembuatan Prototype Produk Barang/JasaAlur Dan Proses Kerja Pembuatan Prototype Produk Barang/Jasa
Alur Dan Proses Kerja Pembuatan Prototype Produk Barang/JasaAisyah Safitri Hayati
 
Perencanaan Bisnis Keripik Ubi
Perencanaan Bisnis Keripik UbiPerencanaan Bisnis Keripik Ubi
Perencanaan Bisnis Keripik UbiDian Anggita
 
Dampak sampah plastik terhadap lingkungan hidup
Dampak sampah plastik terhadap lingkungan hidupDampak sampah plastik terhadap lingkungan hidup
Dampak sampah plastik terhadap lingkungan hidupMEFI KARTIKASARI
 
Laporan Analisis pasar dan pemasaran PT Fahmi Cipta Abadi
Laporan Analisis pasar dan pemasaran PT Fahmi Cipta AbadiLaporan Analisis pasar dan pemasaran PT Fahmi Cipta Abadi
Laporan Analisis pasar dan pemasaran PT Fahmi Cipta AbadiNazilatul Ardhiyah
 
Penyuluhan pemilahan sampah di sumber
Penyuluhan pemilahan sampah di sumberPenyuluhan pemilahan sampah di sumber
Penyuluhan pemilahan sampah di sumberTalitha Amalia
 
Contoh karya tulis ilmiah tentang bahaya merokok - Anang
Contoh karya tulis ilmiah tentang bahaya merokok - AnangContoh karya tulis ilmiah tentang bahaya merokok - Anang
Contoh karya tulis ilmiah tentang bahaya merokok - AnangAnang Andika Putra Siswanto
 
PROPOSAL USAHA teknoplener.pdf
PROPOSAL USAHA teknoplener.pdfPROPOSAL USAHA teknoplener.pdf
PROPOSAL USAHA teknoplener.pdfFajar Baskoro
 
Pengelolaan sampah prinsip 3 r
Pengelolaan sampah prinsip 3 rPengelolaan sampah prinsip 3 r
Pengelolaan sampah prinsip 3 rAgus Tri
 
Pemanfaatan minyak jelantah
Pemanfaatan minyak jelantahPemanfaatan minyak jelantah
Pemanfaatan minyak jelantahHaris Setiawan
 
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARATINDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAToriza steva andra
 
10 Manajemen Energi Listrik
10 Manajemen Energi Listrik10 Manajemen Energi Listrik
10 Manajemen Energi ListrikSimon Patabang
 
Pengelolaan sampah yang ramah lingkungan di sekolah
Pengelolaan sampah yang ramah lingkungan di sekolahPengelolaan sampah yang ramah lingkungan di sekolah
Pengelolaan sampah yang ramah lingkungan di sekolahImam Faeruzz
 
MATERI PRAKARYA KELAS XI SEMESTER 2 (genap) KURIKULUM 2013
MATERI PRAKARYA KELAS XI SEMESTER 2 (genap) KURIKULUM 2013MATERI PRAKARYA KELAS XI SEMESTER 2 (genap) KURIKULUM 2013
MATERI PRAKARYA KELAS XI SEMESTER 2 (genap) KURIKULUM 2013Gyanti APutry
 

Was ist angesagt? (20)

Presentasi Konversi Energi dan Aplikasinya
Presentasi Konversi Energi dan AplikasinyaPresentasi Konversi Energi dan Aplikasinya
Presentasi Konversi Energi dan Aplikasinya
 
POWER POINT SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK.pptx
POWER POINT SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK.pptxPOWER POINT SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK.pptx
POWER POINT SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK.pptx
 
Alur Dan Proses Kerja Pembuatan Prototype Produk Barang/Jasa
Alur Dan Proses Kerja Pembuatan Prototype Produk Barang/JasaAlur Dan Proses Kerja Pembuatan Prototype Produk Barang/Jasa
Alur Dan Proses Kerja Pembuatan Prototype Produk Barang/Jasa
 
Analisa usahatani
Analisa usahataniAnalisa usahatani
Analisa usahatani
 
Perencanaan Bisnis Keripik Ubi
Perencanaan Bisnis Keripik UbiPerencanaan Bisnis Keripik Ubi
Perencanaan Bisnis Keripik Ubi
 
Dampak sampah plastik terhadap lingkungan hidup
Dampak sampah plastik terhadap lingkungan hidupDampak sampah plastik terhadap lingkungan hidup
Dampak sampah plastik terhadap lingkungan hidup
 
Biomassa
BiomassaBiomassa
Biomassa
 
Ecobrick.pptx
Ecobrick.pptxEcobrick.pptx
Ecobrick.pptx
 
Laporan Analisis pasar dan pemasaran PT Fahmi Cipta Abadi
Laporan Analisis pasar dan pemasaran PT Fahmi Cipta AbadiLaporan Analisis pasar dan pemasaran PT Fahmi Cipta Abadi
Laporan Analisis pasar dan pemasaran PT Fahmi Cipta Abadi
 
Penyuluhan pemilahan sampah di sumber
Penyuluhan pemilahan sampah di sumberPenyuluhan pemilahan sampah di sumber
Penyuluhan pemilahan sampah di sumber
 
Contoh karya tulis ilmiah tentang bahaya merokok - Anang
Contoh karya tulis ilmiah tentang bahaya merokok - AnangContoh karya tulis ilmiah tentang bahaya merokok - Anang
Contoh karya tulis ilmiah tentang bahaya merokok - Anang
 
PROPOSAL USAHA teknoplener.pdf
PROPOSAL USAHA teknoplener.pdfPROPOSAL USAHA teknoplener.pdf
PROPOSAL USAHA teknoplener.pdf
 
Pengelolaan sampah prinsip 3 r
Pengelolaan sampah prinsip 3 rPengelolaan sampah prinsip 3 r
Pengelolaan sampah prinsip 3 r
 
Proses pembuatan briket arang
Proses pembuatan briket arang Proses pembuatan briket arang
Proses pembuatan briket arang
 
Pemanfaatan minyak jelantah
Pemanfaatan minyak jelantahPemanfaatan minyak jelantah
Pemanfaatan minyak jelantah
 
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARATINDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT
INDUSTRI TAHU di KECAMATAN NANGGALO, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT
 
10 Manajemen Energi Listrik
10 Manajemen Energi Listrik10 Manajemen Energi Listrik
10 Manajemen Energi Listrik
 
Pengelolaan sampah yang ramah lingkungan di sekolah
Pengelolaan sampah yang ramah lingkungan di sekolahPengelolaan sampah yang ramah lingkungan di sekolah
Pengelolaan sampah yang ramah lingkungan di sekolah
 
Materi inovasi pemanfaatan pekarangan
Materi inovasi pemanfaatan pekaranganMateri inovasi pemanfaatan pekarangan
Materi inovasi pemanfaatan pekarangan
 
MATERI PRAKARYA KELAS XI SEMESTER 2 (genap) KURIKULUM 2013
MATERI PRAKARYA KELAS XI SEMESTER 2 (genap) KURIKULUM 2013MATERI PRAKARYA KELAS XI SEMESTER 2 (genap) KURIKULUM 2013
MATERI PRAKARYA KELAS XI SEMESTER 2 (genap) KURIKULUM 2013
 

Ähnlich wie Arang briket

Studi kelayakan pembangunan pabrik briket arang di hti
Studi kelayakan pembangunan pabrik briket arang di htiStudi kelayakan pembangunan pabrik briket arang di hti
Studi kelayakan pembangunan pabrik briket arang di htiAna Khoiriyah
 
(REVIEW JURNAL) ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PEMBUATAN BRIKET ARANG BERDASARKAN B...
(REVIEW JURNAL) ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PEMBUATAN BRIKET ARANG BERDASARKAN B...(REVIEW JURNAL) ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PEMBUATAN BRIKET ARANG BERDASARKAN B...
(REVIEW JURNAL) ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PEMBUATAN BRIKET ARANG BERDASARKAN B...Nurul Huda
 
Aziz_Insenerasi.pptx
Aziz_Insenerasi.pptxAziz_Insenerasi.pptx
Aziz_Insenerasi.pptxMulya33
 
4 pengaruh ketinggian lubang udara pada tungku pembakaran biomassa terhadap u...
4 pengaruh ketinggian lubang udara pada tungku pembakaran biomassa terhadap u...4 pengaruh ketinggian lubang udara pada tungku pembakaran biomassa terhadap u...
4 pengaruh ketinggian lubang udara pada tungku pembakaran biomassa terhadap u...Mirmanto
 
Potensi dan pemanfaatan limbah kelapa
Potensi dan pemanfaatan limbah kelapaPotensi dan pemanfaatan limbah kelapa
Potensi dan pemanfaatan limbah kelapaHisanah Jullanar
 
Rekayasa bahan Galian Industri-briket batubara
Rekayasa bahan Galian Industri-briket batubaraRekayasa bahan Galian Industri-briket batubara
Rekayasa bahan Galian Industri-briket batubaraUDIN MUHRUDIN
 
Proses produksi pabrik wood pellet
Proses produksi pabrik wood pellet Proses produksi pabrik wood pellet
Proses produksi pabrik wood pellet JFE Project
 
Proses produksi sawdust briquette, efb briquette, sawdust charcoal briquette
Proses produksi sawdust briquette, efb briquette, sawdust charcoal briquetteProses produksi sawdust briquette, efb briquette, sawdust charcoal briquette
Proses produksi sawdust briquette, efb briquette, sawdust charcoal briquetteJFE Project
 
Proses Produksi Pabrik Wood Pellet
Proses Produksi Pabrik Wood Pellet Proses Produksi Pabrik Wood Pellet
Proses Produksi Pabrik Wood Pellet JFE Project
 
ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN SUHU PENGAKTIFAN LIGNIN DAN TEKANAN PENGEMPAAN PA...
ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN SUHU PENGAKTIFAN LIGNIN DAN TEKANAN PENGEMPAAN PA...ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN SUHU PENGAKTIFAN LIGNIN DAN TEKANAN PENGEMPAAN PA...
ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN SUHU PENGAKTIFAN LIGNIN DAN TEKANAN PENGEMPAAN PA...John Kelik
 
Kayu sebagai bahan bakar
Kayu sebagai bahan bakarKayu sebagai bahan bakar
Kayu sebagai bahan bakarDwi Ist
 
Pembuatan Minyak Kelapa Sawit.pptx
Pembuatan Minyak Kelapa Sawit.pptxPembuatan Minyak Kelapa Sawit.pptx
Pembuatan Minyak Kelapa Sawit.pptxMalikLamendo1
 

Ähnlich wie Arang briket (20)

Studi kelayakan pembangunan pabrik briket arang di hti
Studi kelayakan pembangunan pabrik briket arang di htiStudi kelayakan pembangunan pabrik briket arang di hti
Studi kelayakan pembangunan pabrik briket arang di hti
 
(REVIEW JURNAL) ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PEMBUATAN BRIKET ARANG BERDASARKAN B...
(REVIEW JURNAL) ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PEMBUATAN BRIKET ARANG BERDASARKAN B...(REVIEW JURNAL) ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PEMBUATAN BRIKET ARANG BERDASARKAN B...
(REVIEW JURNAL) ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PEMBUATAN BRIKET ARANG BERDASARKAN B...
 
Batu bara
Batu baraBatu bara
Batu bara
 
Aziz_Insenerasi.pptx
Aziz_Insenerasi.pptxAziz_Insenerasi.pptx
Aziz_Insenerasi.pptx
 
07 joko win-1-apr-13
07 joko win-1-apr-1307 joko win-1-apr-13
07 joko win-1-apr-13
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
55555555555555555
5555555555555555555555555555555555
55555555555555555
 
Incineration
IncinerationIncineration
Incineration
 
4 pengaruh ketinggian lubang udara pada tungku pembakaran biomassa terhadap u...
4 pengaruh ketinggian lubang udara pada tungku pembakaran biomassa terhadap u...4 pengaruh ketinggian lubang udara pada tungku pembakaran biomassa terhadap u...
4 pengaruh ketinggian lubang udara pada tungku pembakaran biomassa terhadap u...
 
Potensi dan pemanfaatan limbah kelapa
Potensi dan pemanfaatan limbah kelapaPotensi dan pemanfaatan limbah kelapa
Potensi dan pemanfaatan limbah kelapa
 
Jurnal briket arang
Jurnal briket arangJurnal briket arang
Jurnal briket arang
 
Rekayasa bahan Galian Industri-briket batubara
Rekayasa bahan Galian Industri-briket batubaraRekayasa bahan Galian Industri-briket batubara
Rekayasa bahan Galian Industri-briket batubara
 
Proses produksi pabrik wood pellet
Proses produksi pabrik wood pellet Proses produksi pabrik wood pellet
Proses produksi pabrik wood pellet
 
Cara memb arang aktif
Cara memb arang aktifCara memb arang aktif
Cara memb arang aktif
 
Proses produksi sawdust briquette, efb briquette, sawdust charcoal briquette
Proses produksi sawdust briquette, efb briquette, sawdust charcoal briquetteProses produksi sawdust briquette, efb briquette, sawdust charcoal briquette
Proses produksi sawdust briquette, efb briquette, sawdust charcoal briquette
 
Proses Produksi Pabrik Wood Pellet
Proses Produksi Pabrik Wood Pellet Proses Produksi Pabrik Wood Pellet
Proses Produksi Pabrik Wood Pellet
 
18 muhammadnurhudabiomassstove
18 muhammadnurhudabiomassstove18 muhammadnurhudabiomassstove
18 muhammadnurhudabiomassstove
 
ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN SUHU PENGAKTIFAN LIGNIN DAN TEKANAN PENGEMPAAN PA...
ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN SUHU PENGAKTIFAN LIGNIN DAN TEKANAN PENGEMPAAN PA...ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN SUHU PENGAKTIFAN LIGNIN DAN TEKANAN PENGEMPAAN PA...
ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN SUHU PENGAKTIFAN LIGNIN DAN TEKANAN PENGEMPAAN PA...
 
Kayu sebagai bahan bakar
Kayu sebagai bahan bakarKayu sebagai bahan bakar
Kayu sebagai bahan bakar
 
Pembuatan Minyak Kelapa Sawit.pptx
Pembuatan Minyak Kelapa Sawit.pptxPembuatan Minyak Kelapa Sawit.pptx
Pembuatan Minyak Kelapa Sawit.pptx
 

Kürzlich hochgeladen

APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfVenyHandayani2
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024MALISAAININOORBINTIA
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfEmeldaSpd
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x BintanVenyHandayani2
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DAbdiera
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 

Kürzlich hochgeladen (20)

APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintanmodul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
modul 1.2 guru penggerak angkatan x Bintan
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase DModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 8 Fase D
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 

Arang briket

  • 1. TEKNOLOGI PEMBUATAN ARANG, BRIKET ARANG DAN ARANG AKTIF SERTA PEMANFAATANNYA Oleh: Gustan Pari, Mahfudin & Jajuli I. PENDAHULUAN Keterbatasan pengadaan bahan bakar minyak dan gas yang harganya makin mahal dan sifatnya yang tak dapat dipulihkan (non renewable), akan mendorong pemakaian kearah bahan bakar lain dan pengembangan bahan bakar yang dapat diperbarui seperti kayu, limbah pembalakan, limbah perkebunan dan pertanian serta biomassa lainnya. Sampai saat ini untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar sehari-hari dari ± 70% masyarakat Indonesia yang tinggal didaerah pedesaan masih menggunakan kayu bakar. Kayu bakar tersebut diperoleh dari berbagai tempat disekitarnya dimana tempat mereka tinggal seperti pekarangan rumah, kebun, kawasan hutan atau tanaman pertanian dan perkebunan. Di beberapa daerah di Indonesia masyarakatnya sudah ada yang menggunakan arang sebagai keperluan sehari-hari karena lebih panas dan tidak memerlukan tempat yang khusus Limbah-limbah seperti limbah pembalakan, limbah industri pengolahan kayu, dan limbah perkebunan/pertanian seperti tempurung kelapa, tempurung kemiri, sabut kelapa, batang dan bonggol jagung, batang dan kulit kacang tanah, jerami, sekam padi, dll dapat menjadi sumber energi dipedesaan. Nilai kalor bakar cukup tinggi yaitu bekisar 3000-5000 kal/gram, dan bila dimanfaatkan sebanyak 4 kg nilainnya kurang lebih sama dengan panas yang dihasilkan dari 1,3 kg minyak bakar (minyak tanah). Pemakaian limbah sebagai bahan bakar ini masih menggunakan peralatan secara sederhana/tradisional yang mempunyai kelemahan dengan ditunjukan oleh sifat pembakaran yang kurang menguntungkan antara lain banyak timbul asap, abu, dan efesiensinya sangat rendah. Dengan keterbatasan sumber energi dipedesaan dan harga energi yang berasal dari posil cukup tinggi masyarakat cenderung memanpaatkan sumber energi dari kayu bakar meskipun terdapat beberapa kelemahan oleh karena itu perlu dilakukan pembaharuan dan modifikasi peralatan dan sumber energi seperti dengan memperluas tanaman hutan tanaman energi memperbaharui/memodifikasi alat penghasil energi, penyempurnaan bentuk bahan baku, perbaikan sistim pengangkutan dan penyimpanan, sehingga akan diperoleh bahan bakar yang telah dikembangkan dengan teknologi yang sederhana dan praktis seperti arang briket, penyempurnaan tungku pembakaran dengan menghasilkan energi panas yang tinggi. Arang merupakan suatu produk yang dihasilkan dari proses karbonisasi dari bahan yang mengandung karbon terutama biomass kayu. Produk ini utamanya banyak digunakan sebagai sumber energi. Proses pembuatan arang sesungguhnyah dapat dihasilkan berbagai arang yang mempunyai kegunaan berbeda misalnya arang biasa hasil dari pembakaran hanya dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk menghasilkan panas. Sedangkan arang dengan memlalui proses pengaktifan fungsinya dapat berubah untuk kesehatan, pertanian, kecantikan, elektronik, dll. Indonesia telah lama diketahui sebagai produsen arang ekspor di pasar dunia, tercatat Indonesia termasuk nomor satu dari lima negara pengekspor arang terbesar di dunia yaitu China, Malaysia, Afrika Selatan dan Argentina. Tercatat tahun 2000, Indonesia mengekspor arang sebanyak 29.867.000 kg yang terdiri dari arang tempurung kelapa (15,96%), arang mangrove (22,31%) dan arang kayu (61,73%)
  • 2. II. TEKNOLOGI PEMBUATAN A. Teknologi Pembuatan Arang Berbagai cara dapat ditempuh untuk merubah bahan bakar tradisional menjadi bahan bakar konvesiona. Salah satu diantaranya adalah dengan cara menyempurnakan teknik peralatan pembakaran, misalnya menggunakan tungku bakar yang dapat meningkatkan efesiensi dan mutu pembakaran.cara lain dapat pula ditempuh dengan merubah sifat bahan bakar tersebut sehingga menjadi lebih praktis dalam pemakaian. 1. Pembuatan arang dengan tungku drum hasil modifikasi. - Limbah pembalakan, sebetan dan potongan ujung dari limbah industry pengolahan kayu diarangkan dalam tungku drum hasil modifikasi yang terbuat dari drum bekas pakai (gambar1) - Tungku drum terdiri dari 4 bagian yaitu badan drum yang dibuka salah satu ujungnya, tutup kiln atas, cerobong asap dan lubang-lubang udara pada bagian bawah drum, yang berpungsi juga sebagai tempat pembakaran pertama. - Limbah industri pengolahan kayu dipotong-potong dengan ukuran panjang maksimum 20 cm, lalu dimasukan kedalam tungku drum pada bagian atas dan ditata sedemikian rupa, kemudian dinyalakan dengan cara membakar bagian lubang udara dengan umpan bakar ranting-ranting ayu. - Sesudah bahan baku menyala dan diperkirakan tidak akan padan maka kiln ditutup dan cerobong asap dipasang. - Pengarangan dianggap selesai apabila asap yang keluar dari cerobong menipis dan berwarna kebiru-biruan. Selanjutnya tungku diturunkan sejajar dengan tanah dan cerobong asap ditutup dengan kertas atau kain yang sebelumnya dibasahi dengan air. Gambar 1. Proses pembuatan arang dengan tungku drum hasil modifikasi 2. Pembuatan arang dengan tungku tradisional dimodifikasi Pembuatan arang secara sederhana dapat dilakukan dengan cara system timbun dengan tanah (cara tradisional yang dimodifikasi): - Tahap pertama pembuatan kotak tanah dengan ukuran 300x200 cm dengan kemiringan tanah 10 dengan kedalaman tanah bagian depan 50 cm dan bagian belakang 20 cm. - Dibagian tengah dibuat jalur berupa selokan yang berukuran 5x15 cm sebanyak tiga jalur arahnya memanjang terhadap kotak tanah. - Ketiga jalur tersebut saling berhubungan dibagian ujung kotak yang paling dangkal(bagian belakang), yang kemudian dihubungkan dengan sebuah cerobong asap yang fungsinya
  • 3. untuk menyalurkan asap. Jalur tengah digunakan untuk tempat pembakaran awal sedangkan jalur bagian kiri dan kanan digunakan untuk sirkulasi udara. - Untuk penataan kayu bagian samping bawah kiri dan kanan terlebih dahulu dipasang kayu secara memanjang seukuran dengan panjang kotak tanah kayu bakar ditumpuk melebar terhadap panjang kotak tanah, diatur serapat mungkin agar tidak ada celah diantaranya. - Bagian pinggir tumpukan kayu semuanya dipasak dengan kayu untuk menahan dedaunan dan tanah yang akan ditimbunkan dibagian atas tumpukan kayu bakar yang akan dibuat arang. - Tahapan selanjutnya yaitu memasukan umpan bakar berupa ranting atau kayu bakar kering pada tempat pembakaran awal yang ada dibagian depan sejajar dengan jalur tengah dan pembakaran selanjutnya dinyalakan lalu dibiarkan sampai membara dan sampai terlihat asap keluar dari cerobong, kemudian lubang pembakaran dan lubang udara ditutup sebagian. - Pengarangan dianggap selesai apabila asap yang keluar dari cerobong sudah menipis dan berwarna kebiru-biruan. Semua lubang udara ditutup dan cerobong diangkat, kemudian dilakukan pendinginan selama 2 hari 3. Pembuatan arang dari serbuk gergajian kayu dengan tungku semi kontinyu - Serbuk kayu gergajian diarangkan dalam tungku semi kontinyu yang terbuat dari logam - Serbuk kayu gergajian dimasukan ke dalam tungku yang bagian bawahnya dilengkapi dengan rak yang terbuat dari besi behel ukuran 10 dan 12 mm yang berbentuk persegi panjang. - Proses pengarangan dilakukan di bagian bawah tungku dengan cara mengaduk serbuk yang turun pada bagian atasnya. - Arang yang dihasilkan dimatikan dengan cara melewatkan arang membara kedalam bak yang berisi air. - Dalam satu hari kerja (8 Jam kerja) dapat diarangkan sebanyak 500-1000 kg serbuk gergajian kayu kering udara. Gambar 3. Alat dan proses pembuatan arang dari serbuk gergajian dengan tungku semi kontinyu dan produknya 4. Pengarangan serbuk gergajian kayu dengan tungku model bak (datar) skala industri - Serbuk kayu gergajian diarangkan dengan tungku yang terbuat dari bata merah yang dilengkapi dengan sirkulasi udara, cerobong asap dan ruang penarik asap. - Pada Tahap pertama diberi amparan ranting-ranting kayu kering 2-3,5 cm kemudian serbuk kayu gergajian ditaburkan ke dalam bak secara merata dengan ketebalan 5 – 10 cm.
  • 4. - Pada bagian depan tungku dibuat lobang untuk pembakaran awal sebanyak 6 buah dengan 10 cm, kemudian diberi minyak tanah secukupnya dan dibakar sampai membara dan keluar asap dari cerobong asap. - Untuk membantu menarik asap kecerobong pada bagian bawah cerobong dipanaskan dengan cara dibakar dan selanjutnya dilakukan penambahan serbuk gergajian kayu jika sudah terlihat warna serbuk menjadi hitam kecoklatan setiap 2 jam sekali. Gambar 4 Pengarangan serbuk gergajian kayu dengan tungku model bak Tabel kualitas arang dari limbah kayu No Jenis limbah Kadar (%) Nilai kalor (kal/g) Rendemen rata-rata (%)air abu Zat terbang karbon 1 Limbah pembalakan hutan tanaman produksi dari kayu campuran (tungku drum) 6,53 2,64 19,56 77,80 6621 26,50 2 Limbah pembalakan hutan tanaman produksi dari kayu puspa (tungku drum) 4,01 2,94 17,31 79,77 6925 25,42 3 Limbah pembalakan hutan tanaman produksi dari kayu jati (tungku kubah) 4,06 3,75 8,64 87,61 6805 28,35 4 Limbah sebetan kayu, potongan ujung dan limbah pada pembuatan komponen meubel kayu campuran (tungku tradisional 5,21 3,42 16,56 84,81 6651 27,73 5 Serbuk gergajian kayu campuran (tungku) 15,85 18,57 19,82 68,29 - 26,15 6 Serbuk gergajian dari kayu campuran (tungku bak) 2,71 1,19 22,25 75,70 - - 7 Standar Nasional Indonesia (SNI) 6 4 30 - - - B. Teknologi Pembuatan Briket Arang Briket arang merupakan bahan bakar alternatif yang terbuat dari hasil proses pembakaran bahan yang memiliki ukuran/ diameter kecil (ranting, serbuk, serpih, sebetan, tempurung kelapa, tempurung kemiri dll). Limbah dari pengarangan yang berupa bongkah arang yang berukuran kecil atau serbuk dapat diubah menjadi bentuk briket arang yang akan dapat memperbaiki sifat fisiknya terutama kerapatan, kebersihan dan ketahanan tekan serta memperlambat kecepatan pembakaran sehingga bentuk produk tersebut akan mempunyai ukuran yang sama dan lebih disenangi konsumen. Mengubahan komponen kimia kayu menjadi bentuk karbon (arang) ternyata dapat memperbaiki nilai pembakarannya ditinjau dari nilai kalor bakar, mutu pembakaran dan kebersihan. Sifat pembakaran arang lebih menguntungkan dibandingkan dengan asalnya, antara lain nilai kalor bakar lebih tinggi (6000-7000 kkal/kg) serta asap dan kotoran tersisa
  • 5. lebih sedikit perubahan kayu menjadi arang akan lebih luas penggunaannya sebagai bahan bakar untuk rumah tangga dan industri. Teknologi pembuatan briket arang sudah dilakukan di PUSTEKOLAH dengan menggunakan sistem kempa hidroaulik secara manual dan semi manual. Proses pembuatan briket arang terdiri dari 4 tahap pengerjaan yaitu: pembuatan serbuk dan pengayakan, pencampuran serbuk arang dengan zat pengikat, pengeringan dan pengemasan. Proses pembuatan briket arang adalah sbb: - Pengarangan (Limbah pembalakan, limbah sebetan dan potongan ujung, serbuk gergaji) dengan kadar air 15 – 30% - Arang yang berukuran kecil (tidak laku dijual), digiling kemudian diayak hingga didapat serbuk arang berukuran 20-60 mesh. - Arang serbuk dicampur dengan perekat kanji tapioka (2,5-5% berdasarkan berat) kemudian diaduk sampai rata. - Dimasukan kedalam lubang cetakan briket dan dikempa. - Briket arang yang masih basah dikeringkan dalam open pada suhu 60c selama 24 jam, atau dapat dilakukan dengan cara dijemur dibawah panas matahari selama 2-3 hari. A B Gambar 5. Mesin briket kempa manual (A) dan lubang pencetak briket arang kontinyu (B) C. Pembuatan Arang Aktif Arang aktif dapat dibuat dari semua bahan yang mengandung karbon, baik itu bahan yang berasal dari bahan organic maupun dari bahan non organic seperti tulang, resin, kayu serbuk gergaji, sekam padi, gambut, batu bara, tempurung kelapa dan tempurung biji-bijian lainnya (Pari, 1995). Ada dua macam cara pembuatan arang aktif yaitu dengan bahan baku arang dan bahan baku aslinya. Tahapan kerja pembuatan arang aktif sbb: 1. Pembuatan granular Arang yang dihasilkan dari proses pengarangan dibuat menjadi bentuk granural dengan ukuran sebesar krikil (Ø 2-3 cm) dengan menggunakan alat pemukul. Untuk serbuk gergaji tidak memerlukan penghalusan ukuran partikel, kegiatan memperkecil bentuk arang adalah untuk memperbesar bidang kontak antara bahan baku dengan bahan pengaktif. 2. Perendaman dalam bahan kimia Arang atau bahan baku lain dimasukan kedalam bak yang didalamnya sudah merisi larutan kimia seperti: ZnCl2, CaCl2 , Mg Cl2, NaOH,H3PO4dalam konsentrasi yang berbeda-beda
  • 6. tergantung dari jenis bahan. Lama perendaman sekitar 12-24 jam dan kemudian ditiriskan dengan meletakan ditempat terbuka sambil sesekali dibalikan sampai air permukaan hilang. Untuk menghemat larutan kimia dapat juga dengan melakukan meletakan bahan di atas saringan yang bagian atasnya dilapisi kacanyamuk, sehingga larutan sisa dapat digunakan kembali dengan menambah larutan baru. 3. Pengaktipan dengan uap air panas Butiran arang yang selesai ditiriskan dimasukan ke dalam ruangan pengaktif melalui pintu, kemudian pintu ditutup dan dibagian luar ditahan dengan bata merah. Setelah suhu ruang pengaktif mencapai 900o C selanjutnya diberi uap panas ± 36 jam sampai suhu terus meningkat hingga mencapai 1100 o C. Apabila suhu menjadi turun, penyemprotan uap dihentikan sampai suhu meningkat kembali. Pemberian uap secara periodic setiap selang 15- 20 menit agar suhu ruangan tetap konstan. Setelah penyemprotan selesai, pemanasan masih terus dilakukan selama 12 jam untuk mengeringkan bahan dan kemudian dikeluarkan dari tanur sambil langsung disemprot air agar tidak terbakar. Waktu yang dibutuhkan untuk pengaktipan adalah 48-50 jam. 4. Pengemasan Arang aktif yang sudah kering dikemas dikemas dalam karung plastic yang terlindung dari udara masuk. Pengemasan dalam ukuran besar dapat menggunakan karung plastic pada bagian dalamnya dilapisi lagi dengan lembaran plastic. 5. Kualitas arang aktif Berdasarkan Standat Industri Indonesia kualitas arang aktif harus dapat memenuhi syarat sbb: Uraian Syarat kualitas Butiran Serbuk Bagian yang hilang pada pemanasan 950oC (%) Maks. 15 Maks.25 Kadar air % Maks.4,5 Maks.15 Kadar Abu % Maks.2,5 Maks.10 Bagian yang tidak mengarang 0. 0. Daya serap terhadap 12 (mg/g) Min 750. Min 750. Karbon aktif murni (%) Min 80. Min 65. Daya serap terhadap bezana (%) Min 25. -. Daya serapp terhadap biru metilen (mg/g) Min 60. Min 120. Berat jenis curah (g/ml) 0,45-0,55 0,30-0,35 Lolos mesh 325 (5) - Min 90 Jarak mesh (%) 90 - Kekerasan (%) 80 - D. Kelebihan dan manfaat Arang 1. Arang Biasa: a Sebagai bahan bakar pengganti Minyak dan kayu bakar b Praktis, mudah dan murah untuk diperoleh c Mudah dipindah-pindah d Memiliki daya bakar yang lebih baik dibanding kayu bakar
  • 7. 2. Arang Briket: a. Bersih dan tidak berdebu. b. Mengeluarkan sedikit asap dan tidak berdebu. c. Abu sisa pembakaran kecil. d. Menghasilkan kalor panas yang tinggi dan konstan. e. Menyala terus tanpa dikipas f. Ramah lingkungan g. Bahan baku briket arang melimpah. 3. Arang Aktif: a. Dapat berfungsi sebagai filter b. Dapat mengurangi zat beracun c. Dapat menyerap emisi gas formaldehida dari formalin d. Dapat menetralisir dari keracunan e. Dapat mengurangi pengaruh pembekuan cahaya f. Dapat meningkatkan presentase pertumbuhan tanaman (semai, anakan) g. Dapat digunakan sebagai pengawet bahan pangan i. Dapat dibuat menjadi sabun, cat tembok, pakan ternak, norit E. Nano Karbon Nilai tambah yang paling besar dari pemanfaatan limbah kehutanan dan perkebunan ini adalah pembuatan nano karbon untuk keperluan industri outomotive, elektronik, pesawat ruang angkasa, biosensor dan kedokteran. Pada prinsipnya arang yang dibuat masuarakat dapat diolah lebih lanjut dengan memanaskan kembali arang tersebut sampai suhu 8000 C untuk mendapatkan karbon dengan kemurnian tinggi yang selajutnya di aliri arus plasma dengan teknologi Spark Plasma Sintering (SPS) pada suhu 900-15000 C. Hasil penelitian sementera menunjukkan arang yang disintering pada suhu 900o C dan 1300o C, menunjukkan derajat kristalinitasnya meningkat dari 15,42% menjadi 72,04% dan 79,18%. Hal ini menunjukkan adanya perubahan struktur dari atom karbon yang semula bersifat amorf atau strukturnya tidak beraturan menjadi pola struktur yang teratur dengan nilai tahanan sebesar 1,2 Ω.. Nanao karbon ini dapat digunakan sebagai bahan baku untuk membuat biosensor, batere HP, elektroda, dll Gambar 6. Tungku arang aktif dan sintering
  • 8. III. KESIMPULAN Tungku untuk proses pembuatan arang tergantung dari bahan baku yang digunakan. Tungku drum hasil modifikasi digunakan untuk pembuatan arang dari ranting, tempurung (kelapa, sawi, kemiri) dan limbah industry pengolahan kayu ( sebetan, potongan ujung, serutan). Tungku semi kontunyu dan tungku bak (datar)_ digunakan untuk pembuatan arang dari serbuk gergajian kayu. Sedangkan tungku tradisional yang dimodifikasi dapat digunakan untuk pembuatan arang dari limbah pembalakan. Penggunaan tungku tersebut sangat ramah lingkungan karena asap yang terjadi dikondensasikan menjadi asap cair. Briket arang dapat dibuat dengan cara kempa manual dan extruder . Cara kempa manual dapat dikembangkan untuk industry briket arang skala kecil, sedang cara extruder untuk industri briket arang skala menengah Arang aktif adalah arang yang sudah diproses lebih lanjut sehingga pori-porinya lebih terbuka dan permukaannya lebih bertambah besar namun memiliki kadar karbon dan keaktifan yang berpariasi tergantung pada saat aktifasi dan lamanya waktu aktifasi yang diberikan pada saat pengaktifan. Arang aktif dapat digunakan untuk penjernihan air, norit, sabun, cat tembok, kertas karbon untuk pengawet bahan pangan. Nano karbon dapat dibuat dari arang pada suhu 13000 C sehingga konduktivitasnya tinggi dan dapat digunakan sebagai bahan biosensor, bater HP dan elektroda IV. PENUTUP Hasil penelitian tersebut tidak akan berarti tanpa disebarluaskan kepada masyarakat pengguna. Untuk hal ini perlu dilakukan serangkaian ujicoba, maupun alih teknologi kepada masyarakat dengan tujuan selain untuk mempertanggung jawabkan hasil penelitian kepada masyarakat yang telah membiaya kegiatan penelitian ini melalui penerimaan pajak yang disetorkan kepada negara juga untuk memberikan bekal ilmu pengetahuan dan teknologi yang pada akhirnya masyarakat dapat membuat dan mengolah sendiri bahan-bahan yang belum termanfaatkan, minimal untuk kebutuhan sendiri. Hasil sosialisasi baik pada penyuluh maupun kelompok tani telah menghantarkan mereka menjadi juara tingkat nasional dalam hala aplikasi arang kompos pada lahan gerhan dan cuka kayu. BAHAN BACAAN 1. Hendra, Dj. 2007. Teknologi tepat guna pembuatan arang, briket dan tungku hemat energi. Puslitbang Hasil Hutan. Bogor 2. Sudrajat dan S. Soleh. Petunjuk teknis pembuatan arang aktif. Puslitbang hasil Hutan dan Sosek klehutanan, Bogor. 3. Standar Nasional Indonesia. 1995. Arang aktif teknis. SNI 06-3730-1995. Badan Standardisasi Nasional Indonesia, Jakarta. 4. BPS. 2002. Statistik perdagang dalam dan luar negeri. Jakarta
  • 9. GELAR TEKNOLOGI TEPAT GUNA Semarang, 2 Oktober 2012 TEKNOLOGI PEMBUATAN ARANG, BRIKET ARANG DAN ARANG AKTIF SERTA PEMANFAATANNYA Oleh: Gustan Pari, Mahfudin & Jajuli KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN