Dokumen ini membahas latar belakang HIV/AIDS sebagai masalah global yang menyebar dengan cepat di seluruh dunia. Dokumen ini juga membahas tentang prevalensi HIV/AIDS di Indonesia yang meningkat signifikan, khususnya di Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku seks bebas dengan tingkat kejadian HIV/AIDS di komunitas Gay, Waria dan Lesbi di Pringsewu, Lampung.
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) merupakan penyakit global yang
menjadi masalah di seluruh dunia. Setiap tahunnya, tanggal 1 Desember
diperingati sebagai hari HIV/AIDS se-dunia. Setiap tahun, kampanye pencegahan
HIV/AIDS biasanya dibarengi dengan pembagian kondom gratis.
Kasus HIV(Human Immunudeficincy Virus)/AIDS di dunia intensitas
penyebarnya semakin tinggi, seiring dengan semakin tingginya pengguna
narkoba, dan penularan dari berbagai sebab, seperti penularan jarum suntik yang
dipakai berulang, penularan secara seksual dikalangan heteroseksual,
homoseksual ataupun bayi yang tertular ibu kandungnya.
World Health Organization (WHO) dan UNAIDS memperkirakan 42 juta
penduduk penduduk hidup dengan HIV/AIDS. Sejak tahun 1981 – 2002 sudah
21,8 juta orang (51,9%) meninggal karena AIDS. Sedangkan yang meninggal
pada tahun 2006, diperkirakan lebih dari 25 juta orang.
Menurut WHO pada Desember 2008, lebih dari 20 juta jiwa telah meninggal
karena AIDS. Dan sekarang diperkirakan penderita AIDS berjumlah lebih dari 42
2. juta. Jumlah ini terus bertambah dengan kecepatan 15.000 pasien per hari. Jumlah
pasien di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara diperkirakan sekitar 5,6 juta.
AIDS diperkirakan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia. Pada
Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS
telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui
pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penykit ini merupakan salah satu
wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan
kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari
570.000 jiwa diantaranya adalah anak-anak. Sepertiga jumlah dari kematian ini
terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan
menghancurkan kekuatan sumber daya manusia di sana.
Di Indonesia sendiri, berdasarkan data Ditjen PPL & PLP Depkes, sampai dengan
November 2003 dilaporkan bahwa jumlah pasien AIDS dan pengidap HIV adalah
3.924 orang. Bahkan pada tahun 2006, ditemukan tidak kurang dari 2800 kasus.
kasus AIDS pertama kali dilaporkan pada tahun 1987, yaitu pada seorang turis
laki-laki asing di Bali, yang kemudian meninggal pada bulan April 1987.
Orang Indonesia pertama yang meninggal karena AIDS dilaporkan di Bali pada
Juli 1988. Sejak itu masalah HIV di Indonesia mulai menjadi perhatian terutama
oleh kalangan tenaga kesehatan . Menurut data komisi penanggulangan AIDS
(KPA) Nasional menunjukan, tahun 1987 jumlah penderita AIDS di Indonesia
3. masih lima kasus. Dalam rentang waktu 10 tahun, hanya bertambah menjadi 44
kasus. Tetapi sejak 2007, kasus AIDS tiba-tiba melonjak menjadi 2.947 kasus dan
periode Juni 2009 meningkat hingga delapan kali lipat, menjadi 17.699 kasus,
Dari jumlah tersebut yang meninggal dunia mencapai 3.586 orang.
Diestimasikan, di Indonesia tahun 2014 akan terdapat 501.400 kasus HIV/AIDS.
Penderita HIV/AIDS sudah terdapat di 32 Provinsi 300 Kabupaten/Kota.
Penderita ditemukan terbanyak pada usia produktif, yaitu 15 sampai 29 tahun.
Padahal, pengurangan kasus HIV/AIDS merupakan salah satu target Millenium
Development Goals (MDGs).Penderita HIV hingga maret 2011 sebanyak 24.282
jiwa dan penderita AIDS. Prevalensi secara Nasional masih dibawah 0,2% artinya
relatif rendah dan sudah mencapai target MDGs yang harus dibawah 0,5%.
Angka penderita HIV/AIDS di Bandar lampung relativ lebih kecil dibandingkan
daerah lainnya di indonesia,namun dari segi angka, sang bumi rua jurai
mengalami peningkatan jumlah yang cukup signifikan.sebagai awal pada tahun
2009,angka penderita HIV/AIDS tercatat sebanyak 195 orang setahun berselang
angka ini meningkat menjadi 280 penderita,pada tahun 2010 selanjut nya data
triwulan terakhir pada tahun 2011 jumlah nya menjadi meningkat dari
sebelumnya yaitu sebanyak 545 penderita dan pada tahun 2012 tercatat terdapat
616 penderita HIV/AIDS.(Tribun Lampung, 2012). Jumlah penderita HIV/AIDS
di wilayah Kabupaten Pringsewu hingga akhir november tahun 2012 mencapai 13
4. orang, rinciannya delapan orang berjenis perempuan dan lima laki-laki.(Tribun
Lampung,2012)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti merumuskan
masalah :” Apakah ada hubungan yang mempengaruhi antara prilaku seks bebas
Terhadap tingkat kejadian HIV / AIDS dikomunitas (Gay Waria dan Lesby) GWL
pringsewu “.
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh prilaku seks bebas dikomunitas GWL (Gay Waria
Lesbi) di daerah pringsewu
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui Karakteristik prilaku seks bebas di wilayah pringsewu
dengan tingkat kejadian HIV/AIDS
b. Mengetahui hubungan prilaku seks bebas dengan tingkat kejadian
HIV/AIDS
D. Ruang lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah :
a. Lingkup Masalah
5. masalah dibatasi pada masalah HIV/AIDS di komunitas Gay Waria Lesbi di
kabupaten pringsewu
b. Lingkup Waktu
penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan september-desember 2012
c. Lingkup Tempat
penelitian ini akan dilaksanakan di kabupaten pringsewu
d. Lingkup Metode
metode yang digunakan survey dengan pendekatan cross sectional
e. Lingkup Materi
penyakit HIV/AIDS
f. Lingkup Sasaran
sasaran peneliti adalah komunitas Gay Waria dan Lesbi
E. Manfaat penelitian
1. Bagi perkembangan ilmu keperawatan
Sebagai suatu dasar untuk melaksanakan penelitian selanjutnya dalam upaya
meningkatkan pemberian asuhan keperawatan
2. Bagi komunitas GWL di pringsewu
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan khusus nya bagi
komunitas Gay Waria Lesby,agar bisa mencegah terjadi nya penularan
penyakit HIV-Aids melalui hubungan oral seks.
3. Bagi stikes muhammadiyah pringsewu
6. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi sehingga dapat
memberikan tambahan ilmu dan teori bagi mahasiswa kesehatan.