SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 40
perbedaan KBK dan KTSP
                                                 BAB I
                             DASAR PENGEMBANGAN KURIKULUM
1.1. Pengertian Kurikulum
            Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni „‟Curriculae„‟, artinya jarak yang
     harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu pengertian kurikulum ialah jangka waktu
     pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah.
              Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan
     pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan penyelenggaraan
     kegiatan belajar mengajar. Isi kurikulum merupakan susunan, bahan kajian dan pelajaran
     untuk mencapai tujuan penyelanggaraan suatu pendidikan
      1.2. Landasan Pengembangan Kurikulum
            Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan
     memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan
     ,kebutuhan pembangunan nasional,perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta
     kesenian,sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan.
            Berdasarkan ketentuan dan konsep-konsep tersebut, pengembangan kurikulum agar
     berlandaskan faktor-faktor sebagai berikut:
1.    Tujuan filsafat dan pendidikan nasional yang dijadikan dasar untuk merumuskan tujuan
     institusional yang pada gilirannya menjadi landasan dalam merumuskan tujuan kurikulum
     suatu satuan pendidikan.
2.    Sosial budaya dan agama yang berlaku dalam masyarakat kita.
3.    Perkembangan peserta didik ,yang menunjuk pada karakteristik perkembangan peserta didik.
4.    Keadaan lingkungan ,yang dalam arti luas meliputi lingkungan manusiawi ( interpersonal )
     .lingkungan kebudayaan termasuk iptek ( kultural ),dan lingkungan hidup ( bioekologi),serta
     lingkungan (geoekologis).
5.    Kebutuhan pembangunan yang mencakup lkebutuhan pembangunan di bidang
     ekonomi,kesejahteraan rakyat,hukum,hankam,dan sebagainya.
6.    Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai denagn sistem, nilai dan
     kemanusiawian serta budaya bangsa.




     BAB II
           MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
2.1. Konsep Dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi
A.   Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi
Dari beberapa sumber dapat kita temukan bahwa kurikulum dapat dimaknai dalam tiga
     konteks, yaitu kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran, kurikulum sebagai pengalaman
     belajar, dan kurikulum sebagai perencanaan program belajar.
           Pengertian kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh
     peserta didik merupakan konsep kurikulum yang sampai saat ini banyak mewarnai teori-teori
     dan praktik pendidikan. (Saylor, Alexander, Lewis, 1981).
           Sebagai mata pelajaran yang harus dikuasai oleh anak didik, dalam proses
     perencanaannya kurikulum memiliki ketentuan sebagai berikut:
1.    Perencanaan kurikulum biasanya menggunakan judgement ahli bidang studi. Dengan
     mempertimbangkan faktor-faktor sosial dan faktor pendidikan, ahli tersebut menentukan
     mata pelaiaran apa yang harus diajarkan pada siswa.
2.    Dalam menentukan dan memyeleksi kurikulum perlu dipertimbangkan beberapa hal seperti
     tingkat kesulitan, minat siswa, urutan bahan pelajaran, dan lain sebagainya.
3.    Perencanaan dan implementasi kurikulum ditekankan kepada penggunaan metode dan
     strategi pembelaiaran yang memungkin-kan anak didik dapat menguasai materi pelajaran,
     semacam menggunakan pendekatan ekpositori.
            Pengertian kurikulum sebagai pengalaman belajar mengandung makna bahwa
     kurikulum adalah seluruh kegiatan yang dilakukan siswa baik didalam maupun di luar
     sekolah asal kegiatan tersebut berada di bawah tanggung jawab guru (sekolah).
            Banyak tokoh yang menganggap kurikulum sebagai pengalaman di antaranya adalah
     Hollis L. Caswell dan Doak S. Campbell (1935) yang menyatakan bahwa kurikulum adalah:
           “All of the experiences children have under the guidance of teacher".
           Demikian juga dengan Dorris Lee dan Murray Lee (1940) yang menyatakan kurikulum
     sebagai:
           “...Those experiences of the child which the school in any way utilizes or attempts to
     influence”
           Lebih jelas lagi dikemukakan oleh H.H. Giles. ST, McCutchen, dan A.N.Zechiel:
           "The curriculum... the total experience with which the school deals in educating young
     people”
           Bagi mereka, kurikulum itu bukan hanya menyangkut mata pelajaran yang harus di
     pelajari, akan tetapi menyangkut seluruh usaha sekolah untuk mempengaruhi siswa belajar
     baik di dalam maupun di luar kelas atau bahkan di luar sekolah.
           Dalam dokumen kurikulum 2004 dirumuskan bahwa Kurikulum Berbasis kompetensi
     merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang
     harus dicapai oleh siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan surnber
     daya pendidikan (Depdiknas 2002).
           Menurut McAshan, kompetensi itu adalah suatu pengetahuan, keterampilan, dan
     kemampuan atau apa kapabilitas yang dimiliki oleh seseorang yang telah menjadi bagian
     dirinya sehingga mewarnai perilaku kognitif, afektif, dan psikomotoriknya.
Dari pendapat di atas, maka jelas suatu kompetensi harus didukung oleh pengetahuan,
     sikap, dan apresiasi, artinya tanpa pengetahuan dan sikap tidak mungkin muncul suatu
     kompetensi tertentu.
           Sejalan dengan pendapat tersebut, Gordon (1988) menjelaskan beberapa aspek yang
     harus terkandung dalam kompetensi sebagai berikut :
1.    Pengetahuan (knowledge), yaitu tentang pengetahuan seseorang untuk melakukan sesuatu,
     misalnya akan dapat melakukan proses berpikir ilmiah untuk memecahkan suatu persoalan
     manakala ia memiliki pengetahuan yang memadai tentang langkah-langkah berpikir ilmiah.
2.    Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang dimemiliki oleh
     individu. Misalnya siswa hanya mungkin dapat memecahkan masalah ekonomi manakala ia
     memahami konsep ekonomi.
3.    Keterampilan (Skill) adalah suatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas yang
     dibebankan. Misalnya siswa hanya mungkin dapat melakukan pengamatan tentang
     mikroorganisme manakala ia memiliki keterampilan bagaimana cara menggunakan
     mikroskop sebagai alat.
4.    Nilai (value), adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah
     menjadi bagian dari dirinya, sehingga akan mewarnai dalam segala tindakannya. Misalnya
     standar perilaku siswa dalam melaksanakan proses berpikir seperti keterbukaan, kejujuran,
     demokratisasi, kasih saying dan lain sebagainya.
5.    Sikap (attitude) yaitu perasaan atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang dating dari luar,
     misalnya perasaan senang, atau tidak senang terhadap munculnya aturan baru; rekreasi
     terhadap diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompetensi; dan lain sebagainya.
6.    Minat (Interest). Yaitu keenderungan seseorang untuk melakukan suatu tindakan
     atauperbuatan. Misalnya minat untuk mempelajari dan memperdalam materi pelajaran.
           Dari pengertian kompetensi seperti yang telah dijelaskan di atas, maka dapat kita
     simpulkan bahwa dalam KBK bukan hanya sekedar agar siswa memahami materi pelajaran
     untuk mengembangkan kemampuan intelektual, saja akan tetapi bagaimana pengetahuan
     yang dipahami itu dapat mewarnai perilaku yang ditampilkan dalam kehidupannya.
B.    Sejarah dan Perkembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
           Kurikulum Berbasis Kompetisi Lahir ditengah-tengah adanya tuntutan mutu pendidikn
     di Indonesia. Banyak kalangan yang berpendapat bahwa mutu pendidikan Indonesia semakin
     hari semakin terpuruk. Bahkan dengan Negara tetangga pun yang dulu belajar ke Indonesia,
     seperti Malaysia, Indonesia tertinggal dalam hal mutu pendidikan. Pendidikan di Indonesia
     dianggap hanya melahirkan lulusan yang akan menjadi beban Negara dan masyarakat, karena
     kurang ditunjang dengan kompetensi yang memadai ketika terjun dalam masyarakat. Untuk
     merespon hal tersebut , pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional menawarkan
     kurikulum yang dianggap mampu menjawab problematika seputar rendahnya mutu
     pendidikan dewasa ini. Karena dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi peserta didik
diarahkan untuk menguasai sejumlah kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditentukan
     (Kunandar, 2005).
           Kurikulum Berbasis Kompetensi digagas ketika Mentri Pendidikan dijabat oleh Prof.
     Abdul Malik Fadjar, M.Sc. Ketentuan- ketentuan yang ada dalam Kurikulum Bebasis
     Kompetensi adalah:
1.    Bersifat : Competency Based Curriculum
2.    Penyebutan SLTP menjadi SMP ( Sekolah Menengah Pertama ) dan SMU menjadi SMA
     (Sekolah Menengah Atas ).
3.    Program Pengajaran SD disusun dalam 7 mata pelajaran
4.    Program Pengajaran SMP disusun dalam 11 mata pelajaran
5.    Program Pengajaran SMA dilakukan di kelas II, terdiri atas Ilmu Alam, Sosial, dan Budaya
     (Kompas,16 Agustus 2005).
           Kurikulum Berbasis Kompetensi meskipun sudah diujicobakan di beberapa sekolah
     melalui Pilot Project, tetapi ironisnya pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan
     Nasional belum mengesahkan kurikulum ini secara formal. Sepertinya pemerintah masih
     ragu-ragu dengan kurikulum ini. Hal ini dimaklumi, karena uji coba kurikulum ini menuai
     kritik dari berbagai kalangan, baik para ahli pendidikan maupun praktisi pendidikan.
     Beberapa Kritik terhadap kurikulum tersebut :
1.    Masih sarat dengan materi sehingga ketakutan guru akan dikejar-kejar materi seperti yang
     terjadi pada kurikulum 1994 akan terulang kembali.
2.    Pemerintah pusat dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional masih terlalu intervensi
     terhadap kewenangan sekolah dan guru untuk mengembangkan kurikulum tersebut.
3.    Masih belum jelasnya ( bias ) pengertian kompetensi sehingga ketika diterapkan pada
     standar kompetensi kelulusan belum terlalu aplikatif.
4.    Adanya system penilaian yang belum begitu jelas dan terukur.
           Melalui kebijakan pemerintah, kurikulum berbasis kompetensi mengalami revisi,
     dengan keluarnya Permen Diknas Nomor 22 tentang Standar Isi, Permen Diknas Nomor 23
     tentang Standar Kompetensi Lulusan, dan Permen Diknas Nomor 24 tentang Pelaksanaan
     kedua permen diatas. Ketiga Permen tersebut dikeluarkan pada tahun 2006. Dengan
     dikeluarkannya ketiga Permen tersebut seakan menjawab ketidak jelasan nasib KBK yang
     selama ini sudah diterapkan dibeberapa sekolah, baik melalui Pilot Project atau swadaya dari
     sekolah tersebut. Keterandalan dan keunggulan kurikulum ini pun masih perlu diuji
     dilapangan dan waktu yang nanti akan menjawabnya.
C.    Karakteristik dan Tujuan Kurikulum Berbasis Kompetensi
           Depdiknas (2002) mengemukakan karakteristik KBK secara lebih rinci sebagai berikut:
1.    Menekankan kepada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual 'maupun klasikal.
     Ini mengandung pengertian bahwa Kurikulum Berbasis Kompetensi menekankan kepada
     ketercapaian kompetensi. Artinya isi KBK pada intinya adalah sejumlah kompetensi yang
harus; dicapai oleh siswa, kompetensi inilah yang selanjutnya dinamakan standar minimal
     atau kemampuan dasar.
2.    Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman. Ini artinya,
     keberhasilan pencapaian kompetensi dasar diukur oleh indikator hasil belajar. Indikator inilah
     yang selanjutnya dijadikan acuan apakah kompetensi yang diharapkan sudah tercapai atau
     belum. Proses pencapaian hasil belajar itu tentu saja sangat tergantung pada kemampuan
     siswa. Sebab diyakini, siswa memiliki kemampuan dan kecepatan yang berbeda. KBK
     memberikan peluang yang sama kepada seluruh siswa untuk dapat mencapai hasil belajar
3.    Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode bervariasi. Artinya
     sesuai dengan keberagaman siswa, maka metode yang digunakan dalam proses pembelajaran
     harus bersifat multimetode. Hal ini dimaksudkan untuk merangsang kemampuan berpikir
     siswa. Bahwa belajar sebagai proses menerima informasi dari guru, dalam KBK harus
     ditinggalkan. Belajar adalah proses mencari dan menemukan. Belajar adalah proses
     mengonstruksi pengetahuan oleh siswa. Oleh sebab itu proses pembelajaran harus bervariasi.
4.    Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur
     edukatif. Artinya, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya
     teknologi informasi, dewasa ini siswa bisa belajar dengan memanfaatkan berbagai sumber
     belajar yang tersedia. Guru, dalam pembelajaran KBK, guru bukan sebagai satu-satunya
     sumber belajar. Guru berperan hanya sebagai fasilitator untuk mempermudah siswa belajar
     dari berbagai macam sumber belajar.
5.    Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau
     pencapaian suatu kompetensi. Artinya, keberhasilan pembelajaran KBK tidak hanya diukur
     dari sejauh mana siswa dapat menguasai isi atau materi pelajaran, akan tetapi juga bagaimana
     cara mereka menguasai pelajaran tersebut. Oleh sebab itu, KBK menempatkan hasil dan
     proses belajar sebagai dua sisi yang sama pentingnya.
           Tujuan Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah mengembangkan potensi peserta didik
     untuk menghadapi perannya di masa datang dengan mengembangkan sejumlah kecakapan
     hidup (life skill). Kecakapan hidup (life skill) adalah kecakapan yang dimiliki seseorang
     untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa
     tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari dan menemukan solusi sehingga
     akhirnya mampu mengatasinya.
2.2. Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
A.    Asas Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
           Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai pedoman dan alat
     pendidikan bagi guru, didasarkan pada tiga asas pokok, yaitu asas filosofis, asas psikologis,
     dan asas sosiologis teknologis. Selanjutnya makna ketiga asas tersebut dijelaskan di bawah
     ini.
           Pertama, asas filosofis berkenaan dengan sistem nilai (value system) yang berlaku di
     masyarakat. Di Indonesia system nilai yang berlaku adalah Pancasila, oleh sebab
itu membentuk manusia yang Pancasilais merupakan tujuan dan arah dari segala ikhtiar
     berbagai level dan jenis pendidikan. Dengan demikian, isi KBK yang disusun harus
     memuat dan mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
           Kedua, asas psikologis berhubungan dengan aspek kejiwaan dan perkembangan peserta
     didik. Mengapa KBK harus didasarkan pada asas psikologis? Oleh sebab (1) secara
     psikologis anak didik memiliki perbedaan baik perbedaan minat, bakat maupun potensi yang
     dimilikinya. Walaupun secara fisik mungkin saja ada dua orang anak yang sama, akan tetapi
     secara psikologis tidak sama. Anak adalah organisme yang unik, yang berbeda satu dengan
     yang lain. (2) Anak adalah organisme yang sedang berkembang. Pada setiap tahapan
     perkembangannya mereka memiliki karakteristik dan ciri tertentu. Berdasarkan karakteristik
     dan ciri-ciri itulah setiap anak harus menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya. Sebab,
     manakala tugas perkembangan pada suatu tahap tidak terselesaikan, maka akan mengganggu
     tahapan berikutnya. Dengan demikian baik tujuan, isi dan strategi pengembangan KBK harus
     memerhatikan kondisi psikologi perkembangan dan psikologi belajar anak.
           Ketiga Pengembangan KBK juga didasarkan kepada asas sosiologis dan teknologis. Hal
     ini didasarkan pada asumsi bahwa sekolah berfungsi untuk mempersiapkan anak didik agar
     mereka dapat berperan aktif di masyarakat. Oleh karena itu kurikulum sebagai alat dan
     pedoman dalam proses pendidikan di sekolah harus relevan dengan kebutuhan dan tuntutan
     masyarakat.
B.    Prinsip Pengembangan dan Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi
a)    Prinsip Pengembangan KBK
           Terdapat      sejumlah    prinsip   yang    harus     diperhatikan  dalam    proses
     pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi, yaitu :
a.    Peningkatan Keimanan, Budi Pekerti luhur, dan Penghayatan Nilai-nilai Budaya
           Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu membentuk manusia yang beriman dan
     bertakwa sejalan dengan filsafat bangsa, maka peningkatan keimanan dan pembentukan budi
     pekerti luhur, merupakan prinsip pertama yang harus diperhatikan oleh para pengembang
     KBK. Dengan demikian, prinsip ini harus digali, dipahami, dan diamalkan sehingga
     mewarnai proses pengembangan kurikulum.
b.    Keseimbangan Etika, Logika, Estetika, dan Kinestetika
           Pembentukan manusia yang utuh merupakan tujuan utama pendidikan. Manusia utuh
     adalah manusia yang seimbang antara kemampuan intelektual dan sikap dan moral serta
     keterampilan. Pengembangan KBK harus memerhatikan ketiga keseimbangan tersebut.
c.    Penguatan Integritas Nasional
           Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai suku dengan latar budaya yang
     sangat beragam. Pendidikan harus dapat menanamkan pemahaman dan penghargaan terhadap
     perkembangan budaya dan peradaban bangsa yang majemuk, sehingga mampu memberikan
     sumbangan terhadap peradaban dunia.
d.    Perkembangan Pengetahuan dan Teknologi Informasi
Pengembangan KBK diarahkan agar anak memiliki kemampuan berpikir dan belajar
      dengan cara mengakses, memilih dan menilai pengetahuan untuk mengatasi situasi yang
      cepat berubah dan penuh tantangan serta ketidakpastian melalui perkembangan ilmu
      pengetahuan dan teknologi informasi.
e.     Pengembangan Kecakapan Hidup
             Kecakapan hidup mencakup keterampilan diri (personal skills), keterampilan berpikir
      rasional (thinking skills), keterampilan sosial (social skills), keterampilan akademik
      (academic skills), keterampilan vokasional (vocational skills). Kurikulum mengembangkan
      kecakapan hidup melalui pembudayaan membaca, menulis, dan berhitung; sikap, dan
      perilaku adaptif, kreatif, kooperatif, dan kompetitif.
f.     Pilar Pendidikan
             Kurikulum mengorganisasikan fondasi belajar ke dalam empat pilar, yaitu: (1) belajar
      untuk memahami; (2) belajar untuk berbuat kreatif; (3) belajar hidup dalam kebersamaan; dan
      (4) belajar untuk membangun dan mengekspresikan jati diri yang dilandasi ketiga pilar
      sebelumnya.
g.     Komprehensif dan Berkesinambungan
             Komprehensif mencakup keseluruhan dimensi kemampuan dan substansi yang
      disajikan secara berkesinambungan mulai dari usia Taman Kanak-kanak atau Rauddhatul
      Athfal sampai dengan pendidikan. menengah. Kemampuan mencakup pengetahuan,
      keterampilan, nilai dan sikap, pola pikir, dan perilaku. Substansi mencakup norma, nilai-nilai,
      dan konsep, serta fenomena dan kenyataan yang berkembang dalam kehidupan masyarakat.
h.     Belajar Sepanjang Hayat
             Pendidikan diarahkan pada proses pembudayaan dan peberdayaan peserta didik yang
      berlanjut sepanjang hayat.
i.     Diversifikasi Kurikulum
             Kurikulum dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
      pendidikan, potensi daerah dam peserta didik
 b)    Prinsip Pelaksanaan KBK
             Terdapat sejumlah prinsip dalam pelaksanaan KBK, yaitu:
a.     Kesamaan Memperoleh Kesempatan
             Prinsip ini mengandung pengertian, bahwa melalui KBK penyediaan tempat yang
      memberdayakan semua peserta didik secara demokratis dan berkeadilan untuk memperoleh
      pengetahuan, keterampilan dan sikap sangat diutamakan. Seluruh peserta didik dari berbagai
      kelompok seperti kelompok yang kurang beruntung secara ekonomi dan sosial, yang
      memerlukan bantuan khusus, berbakat, dan unggul berhak menerima pendidikan yang tepat
      sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya.
b.     Berpusat pada Anak
             Upaya memandirikan peserta didik untuk belajar, bekerja sama, dan menilai diri sendiri
      diutamakan agar peserta didik mampu membangun kemauan, pemahaman, dan
pengetahuannya. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik perlu terus-
     menerus diupayakan. Penilaian berkelanjutan dan komprehensif menjadi sangat penting
     dalam rangka pencapaian usaha tersebut. Penyajiannya disesuaikan dengan tahap-tahap
     perkembangan peserta didik melalui pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
     menyenangkan.
c.    Pendekatan Menyeluruh dan Kemitraan
           Semua pengalaman belajar dirancang secara berkesinambungan mulai dari Taman
     Kanak-kanak dan Rauddhatul Athfal, kelas 1 sampai dengan kelas XII. Pendekatan yang
     digunakan dalam mengorganisasikan pengalaman belajar berfokus pada kebutuhan peserta
     didik yang bervariasi dan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu. Keberhasilan pencapaian
     pengalaman belajar menuntut kemitraan dan tanggung jawab bersama dari peserta didik,
     guru, sekolah dan madrasah, orang tua, perguruan tinggi, dunia usaha dan industri, dan
     masyarakat.
d.    Kesatuan dalam Kebijakan dan Keberagaman dalam Pelaksanaan
           Standar kompetensi disusun pusat dan cara pelaksanaannya disesuaikan dengan
     kebutuhan dan kemampuan masing-masing daerah atau sekolah dan madrasah. Standar
     kompetensi dapat dijadikan acuan penyusunan kurikulum berdiversifikasi berdasarkan pada
     satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik, serta taraf internasional.
2.3. Pengembangan Silabus dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi
           Salah satu inovasi dalam kurikulum berbasis kompetensi adalah adanya peluang bagi
     daerah dan sekolah untuk mengembangkan silabus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
     masing-masing. Sekolah yang mempunyai kemampuan mandiri dapat menyusun silabus yang
     sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya setelah mendapat persetujuan dari Dinas Pendidikan
     setempat (provinsi, kabupaten/kota).
           Penyusunan silabus dapat dilakukan dengan melibatkan para ahli atau instansi yang
     relevan di daerah setempat seperti tokoh masyarakat, instansi pemerintah, instansi swasta
     termasuk perusahaan dan industry, dan perguruan tinggi. Bantuan dan bimbingan teknis
     untuk penyusunan silabus sepanjang diperlukan dapat diberikan oleh Pusat Kurikulum.
1.    Prosedur Pengembangan Silabus KBK
           Untuk memberi kebutuhan kepada daerah dan sekolah dalam mengembangkan silabus,
     maka dirasakan perlu menyajikan prosedur pengembangan silabus KBK, yang mencakup
     perencanaan, pelaksanaan, dan revisi.
a.    Perencanaan.
           Dalam perencanaan ini tim pengembang silabus mengumpulkan informasi dan
     referensi, serta mengidentifikasi sumber belajar termasuk narasumber yang diperlukan dalam
     pengembangan silabus.
b.    Pelaksanaan
           Pelaksanaan penyusunan silabus dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
     berikut.
1.    Merumuskan kompetensi dan tujuan pembelajaran, serta menentukan materi pembelajaran
     yang memuat kompetensi dasar, hasil belajar, dan indicator hasil belajar.
2.    Menentukan metode dan teknik pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran.
3.    Menentukan alat penilaian berbasis kelas sesuai dengan misi KBK.
c.    Revisi
           Draft silabus yang telah dikembangkan perlu diuji kelayakannya melalui analisis
     kualitas silabus, penilaian ahli, dan uji lapangan. Berdasarkan hasil uji kelayakan kemudian
     dilakukan revisi. Revisi ini pada hakekatnya perlu dilakukan secara kontinu dan
     berkesinambungan, sejak awal penyusunan draft sampai silabus dilaksanakan dalam situasi
     belajar yang sebenarnya.
           Pengembangan silabus KBK hendaknya dilakukan berdasarkan seleksi terhadap
     kompetensi yang akan dikembangkan, sehingga rumusan kompetensi yang diperoleh
     merupakan kompetensi yang benar-benar dibutuhkan oleh peserta didik sesuai dengan
     tuntutan dan beban tugas yang akan dilakukannya setelah mengikuti pembelajaran. Bila
     kurikulum berbasis kompetensi ini dimplementasikan pada sekolah menengah, maka perlu
     pemahaman yang mendalam tentang kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sekolah
     menengah. Kompetensi-kompetensi yang ingin dicapai oleh suatu sekolah perlu
     dideskripsikan secara jelas dan tertulis, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan,
     maupun sikap untuk melaksanakan tugas-tugas sebagaimana yang tertuang dalam tujuan
     sekolah yang bersangkutan.
           Mc. Ashan (1981 : 57) menjelaskan 6 cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan
     analisis kompetensi dalam hubungan dengan pengembangan KBK, yaitu :
1.    Analisis tugas; untuk mendeskripsikan indicator-indikator kompetensi.
2.    Pola analisis; untuk mengembangkan keterampilan baru yang belum ada dalam pekerjaan.
3.    Research; analisis kompetensi berdasarkan hasil-hasil penellitian dan diskusi.
4.    Expert judgement; analisis kompetensi berdasarkan pertimbangan ahli.
5.    Individual or group interview data; analisi kompetensi berdasarkan wawancara, baik secara
     individu maupun kelompok.
6.    Role play; analisis kompetensi berdasarkan pengamatan dan penilaian terhadap sejumlah
     orang yang melakukan peran tertentu.
           Hasil analisis tersebut merupakan bahan untuk merumuskan tujuan pendidikan dalam
     setiap mata pelajaran. Setiap tugas harus drumuskan dengan jelas agar peserta didik
     mengetahui apa yang harus mereka pelajari. Berdasarkan kompetensi dan tujuan yang akan
     dicapai dikembangkan alat evakuasi untuk mengukur ketercapaian tujuan sesuai dengan
     kompetensi yang telah ditetapkan.
2.    Peran dan Tanggung Jawab Berbagai Pihak dalam Pengembangan Silabus
           Pihak-pihak yang memiliki peran dan tanggung jawab secara langsung dalam
     pengembangan silabus dalam pengembangan kurikulum berbasis kompetensi adalah pusat
     pengembangan kurikulum departemen pendidikan nasional, dinas pendidikan provinsi, dinas
pendidikan kabupaten/kota, serta sekolah yang akan mengimplementasikan KBK, sesuai
     dengan kapasitas dan proporsinya masing-masing.
           Peran dan tanggung jawab tersebut antara lain :
a.    Pusat Kurikulum Depdiknas
1)    Memberikan pelayanan kepada tim perekayasa kurikulum tingkat provinsi, dan bila
     dimungkinkan memberikan pelayanan langsung ke tingkat kabupaten atau kota.
2)    Menyelanggarakan seminar, dan lokakarya untuk meningkatkan kualitas implementasi
     kurikulum.
3)    Menguji kelayakan silabus KBK melalui penilaian ahli, yang melibatkan berbagai ahli, baik
     ahli kurikulum, ahli bahasa maupun ahli bidang studi.
4)    Melakukan penilaian secara berkala dan berkesinambungan tentang efektifitas dan efesiensi
     kurikulum berbasis kompetensi secara nasional.
b.    Dinas Pendidikan Provinsi
1)    Memberikan kemudahan dalam pembentukan tim pengembangan silabus tingkat kabupaten
     atau kota, melalui pembinaan, penataran, dan pelatihan.
2)    Memberikan dukungan sumber-sumber daya pendidikan untuk kepentingan penyusunan
     silabus.
3)    Mengupayakan dana secara rutin untuk kepentingan pengembangan kurikulum berbasis
     kompetensi, khususnya dalam pengembangan silabus; termasuk penilaian dan monitoring.
4)    Memantau penyusunan silabus dan implementasi KBK pada tingkat kabupaten dan kota.
5)    Menyelenggarakan pelatihan dan lokakarya untuk meningkatkan kualitas implementasi
     kurikulum pada tingkat kabupaten dan kota.
6)    Memberikan layanan operasional implementasi KBK, dan penyusunan silabus bagi seluruh
     kabupaten dan kota
c.    Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota
1)    Mengembangkan rambu-rambu pengembangan silabus yang sesuai dengan kebutuhan
     daerah yang bersangkutan, sebagai pedoman tim pengembang silabus, dan bagi sekolah yang
     mampu mengembangkannya sendiri.
2)    Memberikan kemudahan bagi sekolah yang mampu mengembangkan silabus KBK sendiri.
3)    Mengkaji kelayakan silabus yang dibuat oleh sekolah-sekolah yang memiliki kemampuan
     untuk mengembangkannya.
4)    Memberikan dukungan sumber-sumber daya pendidikan untuk kepentingan penyusunan
     silabus.
5)    Membentuk tim pengembang silabus pada tingkat kota dan kabupaten.
6)    Mendistribusikan silabus KBK untuk diimplementasikan oleh setiap sekolah.
7)    Melakukan supervise, penilaian, dan monitoring terhadap implementasi kurikulum berbasis
     kompetensi, khususnya yang berkaitan dengan kesesuaian silabus.
8)    Mengupayakan tersedianya sumber dana pada tingkat kabupaten dan kota yang
     dialokasikanuntuk pengembangan, pelaksanaan, evaluasi, dan perbaikan silabus.
d.    Sekolah
1)    Membentuk tim pengembang silabus KBK tingkat sekolah bagi yang mampu
     melakukannya.
2)    Mengembangkan silabus sendiri bagi yang mampu dan memenuhi kriteria untuk
     melakukannya.
3)    Mengidentifikasi kompetensi sesuai dengan perkembangan pesertadidik dan kebutuhan
     daerah yang perlu dikembangkan ke dalam silabus KBK.
4)    Memohon bantuan dinas kabuoaten dan kota dalam proses penyusunan silabus.
5)    Mengimplementasikan silabus sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan sekolah, baik
     buatan sendiri maupun yang disusun oleh sekolah lain.
6)    Menguji kelayakan silabus KBK yang diimplementasikan di sekolahnya, melalui analisis
     kualitas silabus, dalam kaitannya dengan peningkatan prestasi belajar peserta didik.
7)    Memberikan masukan kepada dinas pendidikan kabupaten dan kota, dinas pendidikan
     provinsi, dan pusat kurikulum departemen pendidikan nasional, berkaitan dengan efektifitas
     dan efesiensi silabus KBK, berdasarkan kondisi aktual di lapangan.




                                                 BAB III
        MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
3.1. Konsep Dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
A.    Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
           Istilah Kurikulum dari bahasa latin “Curiculum”, sedangkan menurut bahasa Prancis
     “Cuurier” artinya “to run” berlari.
           Berikut ini pengertian kurikulum menurut beberapa pakar kurikulum.
1.    Alice Miel dalam bukunya Changing the Curriculum : a Social Proses (1946) menyatakan
     bahwa kurikulum adalah segala pengalaman dan pengaruh yang bercorak pendidikan yang
     diperoleh anak di sekolah. Kurikulum mencakup pengetahuan, kecakapan, kebiasaan-
     kebiasaan, sikap, apresiasi, cita-cita, norma-norma, pribadi guru, kepala sekolah, dan seluruh
     pegawai sekolah.
2.    J. Galen Saylor dan William M. Alexander dalam bukunya Curuiculum Planning for Better
     Teaching and Learning (1956) mengartikan kurikulum adalah segala usaha untuk
     memengaruhi anak belajar, apakah dalam ruangan kelas, di halaman sekolah atau di luar
     sekolah, termasuk kurikulum. Kurikulum juga meliputi kegiatan ekstrakurikuler.
3.    Harold B. Albertycs dalam bukunya Reorganizing the High School Curriculum(1965)
     mengartikan kurikulum sebagai semua kegiatan baik didalam kelas maupun diluar kelas yang
     berada dibawah tanggung jawab sekolah.
4.    William B. Ragan dalam bukunya Modern Elementary Curriculum (1966) menyatakan
     bahwa kurikulum meliputi seluruh program dan kehidupan dalam sekolah, yakni segala
     pengalaman anak dibawah tanggung jawab sekolah. Kurikulum tidak hanya meliputi
     pelajaran, tetapi juga meliputi seluruh kehidupan dalam kelas, termasuk di dalamnya
     hubungan sosial antara guru dan murid, metode mengajar, dan cara mengevaluasi.
5.    B. Othanel Smith, W.O. Stanley, dan J. Harlan Shores mengartikan kurikulum sebagai
     sejumlah pengalaman yang secara potensial dapat diberikan kepada anak dan pemuda, agar
     mereka dapat berpikir dan berbuat sesuai dengan masyarakatnya.
6.    J.Lloyd Trump dan Delmas F.Miller dalam bukunya Secondary School Improvement (1973)
     mengartikan kurikulum meliputi metode mengajar dan belajar, cara mengevaluasi murid dan
     seluruh program, perubahan tenaga mengajar, bimbingan dan penyuluhan supervise dan
     administrasi dan hal-hal struktural mengenai waktu, jumlah ruangan, serta kemungkinan
     memilih mata pelajaran.
           Sementara itu, menurut PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
     Pendidikan, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan , isi, dan
     bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
     pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
B.    Sejarah Perkembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
           Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan revisi dan pengembangan
     diri Kurikulum Berbasis Kompetensi atau ada yang menyebut Kurikulum 2004. KTSP lahir
     karena dianggap KBK masih sarat dengan beban belajar dan pemerintah pusat dalam hal ini
     Depdiknas masih dipandang terlalu intervensi dalam pengembangan kurikulum. Oleh karena
     itu, dalam KTSP beban belajar siswa sedikit berkurang dan tingkat satuan
     pendidikan (sekolah, guru, dan komite sekolah) diberikan kewenangan untuk
     mengembangkan kurikulum, seperti membuat indikator, silabus, dan beberapa komponen
     kurikulum lainnya.
C.    Karakteristik dan Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Beberapa karakteristik KTSP yaitu :
1.    Pemberian Otonomi Luas Kepada Sekolah Dan Satuan Pendidikan
           KTSP memberikan otonomi yang luas kepada sekolah dan satuan pendidikan disertai
     seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi
     setempat dan juga kewenangan dan kekuasaan yang luas untuk mengembangkan
     pembelajaran serta menggali dan mengelola sumber dana sesuai dengan prioritas kebutuhan.
2.    Partisipasi Masyarakat Dan Orang Tua Yang Tinggi
           Orang tua peserta didik dan masyarakat tidak hanya medukung sekolah melalu bantuan
     keuangan, tetapi melalui komite sekolah dan dewan pendidikan merumuskan serta
     mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
3.    Kepemimpinan Yang Demokratis Dan Profesional
Kepala sekolah dan guru-guru sebagai tenaga pelaksana kurikulum merupakan orang-
     orang yang memiliki kemampuan dan integritas profesional. Dalam pengambilan keputusan,
     kepala seklah mengimplementasikan proses “bottom up” secara demokratis, sehingga semua
     pihak memiliki tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil beserta pelaksanaannya.
4.    Tim Kerja Yang Kompak Dan Transparan
            Dalam KTSP, keberhasilan pengembangan kurikulum dan pembelajaran didukung oleh
     kinerja team yang kompak dan transparan dari berbagai pihak yang terlibat dalam
     pendidikan.
            Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan
     memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada
     lembaga penddikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara
     partisipasif dalam pengembangan kurikulum.
            Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP untuk:
1.    Meningkatkan mutu pendidkan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam
     mengembangkan kurikulu, mengelola, memberdayakan sumber daya yang tersedia.
2.    Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum
     melalui pengambilan keputusan bersama.
3.    Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan
     yang akan dicapai.
3.2. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
A.    Pengembanan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
            Pengembangan kurikulum mencakup beberapa tingkat, yaitu :
1.    Pengembangan Kurikulum Tingkat Nasional
            Kurikulum tingkat nasional dikembangkan dengan memperhatikan konteks pendidikan
     yakni Kebangkitan Islam, Otnomi Daerah, Millenium Goals 2015 (Globalisasi),
     Demokratisasi, Pembangunan Berkelanjutan, Perkembangan IPTEKS, dan Ekonomi Berbasis
     spiritual, Moral, dan Intelektual. Pada tingkat ini, kurikulum dibahas dalam lingkup nasional,
     meliputi jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah baik secara vertikal (meliputi jenjang
     pendidikan) maupun horisontal (berkaitan keselarasan antarberbagai jenis pendidikan dalam
     berbagai jenjang) dalam rangka merealisasikan tujuan pendidikan nasional sesuai landasan
     spiritual, filosofis, sosiologis, dan psikologis dengan memperhatikan standar nasional
     pendidikan.
2.    Pengembangan KTSP
     Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, antara lain :
a.    Menganalisis dan mengembangkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi.
b.    Merumuskan tujuan, visi dan misi pendidikan.
c.    Mengembangkan bidang studi untuk merealisasikan tujuan tersebut.
d.    Mengembangkan dan mengidentifikasi tenaga-tenaga kependidikan sesuai dengan
     kualifikasi yang diperlukan.
e.    Mengidentifikasi fasilitas pembelajaran yang diperlukan untuk memberi kemudahan daam
     belajar.
3.    Pengembangan Silabus
           Pada tingkat ini dilakukan pengembangan silabus untuk setiap bidang studi.
     Penyusunan silabus mengacu pada KTSP dan perangkat komponennya yang dikembangkan
     berdasarkan standar kompetensi dan standar isi yang dikembangkan oleh BSNP. Kegiatan
     yang dilakukan antara lain:
a.    Mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar serta tujuan setiap bidang studi.
b.    Mengembangkan kompetensi dasar dan materistandar yang diperlukan dalam pembelajaran.
c.    Mendeskripsikan kompetensi dasar serta mengelompokan sesuai dengan ruang lingkup dan
     urutannya.
d.    Mengembangkan indikator untuk setiap kompetensi dan kriteria pencapaiannya.
e.    Mengembangkan instrumen penilaian.
4.    Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
           Kegiatan pengembangan kurikulum pada tingkat ini adalah menyusun dan
     mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran atau persiapan mengajar.
5.    Kurikulum Aktual (Pelaksanaan Pembelajaran)
           Kurikulum aktual adalah interaksi antara peserta didik dengan guru dan lingkungan
     pembelajaran. Aktualisasi sangat ditentukan oleh profesionalisme guru dalam melaksanakan
     pembelajaran.

B.    Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
           Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam menyusun kurikulum yang dibuat oleh
     BSNP sebagai berikut :
1.    Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan tuntutan
     lingkungannya
2.    Beragam dan terpadu
     Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman peserta didik yang meliputi
     substansi komponen muatan wajib, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu.
3.    Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Karena kurikulum
     dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
     berkembang secara dinamis.
4.    Relevan dengan kehidupan
     Pengembangan kurikulum harus mempertimbngkan dan memperhatikan pengembangan
     integritas pribadi, kecerdasan spiritual, keterampilan berpikir, kreatifitas sosial, kemampuan
     akademik, dan keterampilan vokasional.
5.    Menyeluruh dan berkesinambungan
     Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi dan disajikan secara
     berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
6.    Belajar sepanjang hayat
     Kurikulum diarahkan kepada proses pengembanga, pembudayaan dan pemberdayaan peserta
     didik yang berlangsung sepanjang hayat.
7.    Seimbang antara kepentingan global, nasional dan lokal untuk membangun kehidupan
     bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

C.    Strategi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
           Beberapa strategi yang perlu diperhatikan dalam pengembangan dan pelaksanaan KTSP
     yaitu :
1.    Sosialisasi KTSP di Sekolah
           Sosialisasi perlu dilakukan secara matang kepada berbagai pihak agar dapat dipahami
     dan diterapkan secara optimal karena sosialisai merupakan langkah penting yang akan
     menunjang dan menentukan keberhasilan KTSP.
2.    Menciptakan Suasana yang Kondusif
           Iklim belajar yang kondusif merupakan tulang punggung dan faktor pendorong yang
     dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses belajar, sebaliknya iklim belajar yang
     kurang menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan. Pengembangan KTSP
     memerlukan ruangan yang fleksibel serta mudah disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
     Iklim belajar yang kondusif antara lain dapat dikembangkan melalui berbagai layanan dan
     kegiatan sebagai berikut:
a.    Menyediakan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun cepat dalam melakukan tugas
     pembelajaran.
b.    Memberikan pembelajaran remedial bagi peserta didik yang kurang berprestasi.
c.    Mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman dan aman.
d.    Menciptakan kerjasama saling menghargai, baik antarpeserta didik maupun antara peserta
     didik dengan guru.
e.    Melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan belajar dan pembelajaran.
f.    Mengembangkan proses pembelajaran sebagai tanggung jawab bersama sehingga guru lebih
     banyak bertindak sebagai fasilitator.
g.    Mengembangkan sistem evaluasi belajar dan pembelajaran.
3.    Menyiapkan Sumber Belajar
           Sumber belajar yang perlu dikembangkan dalam KTSP di sekolah antara lain
     laboratorium, pusat sumber belajar, dan perpustakaan, serta tenaga pengelola yang
     profesional. Dalam pengembangan sumber belajar, guru di samping harus mampu membuat
     sendiri alat pembelajaran dan alat peraga, juga harus berinisiatif mendayagunakan lingkungan
     sekitar sekolah sebagai sumber belajar yang lebih konkrit.
4.    Membina Disiplin
           Ini bertujuan untuk membantu peserta didik menemukan diri, mengatasi dan mencegah
     timbulnya problem-problem disiplin serta berusaha menciptakan situasi menyenangkan bagi
kegiatan pembelajaran sehingga mereka mentaati segala peraturan yang ditetapkan.
     Beberapa strategi yang dapat digunakan dalam membina disiplin disekolan, yaitu:
a.    Konsep diri; untuk menumbuhakn konsep diri, guru disarankan bersikap empatik, menerima,
     hangat, dan terbuka sehingga peserta didik dapat mengekplorasikan pikiran dan perasaan
     dalam memecahkan masalah.
b.    Keterampilan berkomunikasi; guru harus memiliki keterampilan berkomunikasi yang efektif
     agar mampu menerima semua perasaan dan mendorong timbulnya kepatuhan peserta didik.
c.    Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami; perlaku yang salah terjadi karena peserta didik
     telah mengembangkan kepercayaan yang salah terhadap dirinya sehingga guru disarankan
     untuk menunjukan tujuan perilaku salah dan memanfaatkan akibat logis dan alami dari
     perilaku yang salah.
d.    Klarifikasi nilai; untuk membantu peserta ddik dalam menjawab pertanyaannya sendiri
     tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri.
e.    Analisis transaksional; disarankan agar guru belajar sebagai orang dewasa ketika berhadapan
     dengan peserta didik yang menghadapi masalah.
f.    Terapi realitas; sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan dan meningkatkan
     keterlibatan.
g.    Disiplin yang terintegrasi; metode ini menekannkan pengendalian penuh oleh guru untuk
     mengembangkan dan mempertahankan peraturan.
5.    Mengembangkan Kemandirian Kepala Sekolah
           Dalam pengembangan KTSP diperlukan kepala sekolah yang mandiri dan profesional
     dengan kemampuan manajemen serta kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil
     keputusan dan prakasa dan dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah melalui
     program-progran yng dilaksanakan secara terencana dan bertahap untuk meningkatkan mutu
     sekolah.
6.    Membangun Karakter Guru
           Guru merupakan faktor terpenting yang besar pengaruhnya terhadap prosesdsn hasil
     belajar, bahkan sangat menentukan berhasil-tidaknya peserta didik dalam belajar.
     Pengembangan KTSP menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam membentuk kompetensi
     pribadi peserta didik. Agar guru mampu memerankan dirinya sebagai fasilitator
     pembelajaran, terdapat beberapa hal yang harus dipahami dari peserta didik, yaitu
     kemampuan, potensi, minat, hoby, sikap, kepribadian, kebiasaan, catatan ksehatan, latar
     belakang keluarga, dan kegiatannya di sekolah. Agar KTSP dapat dikembangkan secara
     efektif serta meningkatkan kualitas pembelajaran, guru perlu memiliki hal-hal berikut:
a.    Menguasai dan memahami kompetensi dasar dan hubungannya dengan kompetensi lain
     dengan baik
b.    Menyukai apa yang diajarkannya dan menyukai mengajar sebagai suatu profesi
c.    Memahami peserta didik, pengalaman, kemampuan, dan prestasinya
d.      Mnggunakan metoda yang bervariasi dalam mengajar dan membentuk kompetensi peserta
       didik
e.      Mengeliminsi bahan-bahan yang kurang penting dalam kaitannya dengan pembentukan
       kompetensi
f.      Mengikuti perkembangan pengetahuan mutakhir
g.      Menyiapkan proses pembelajaran
h.      Mendorong peserta didik untuk memperoleh hasil yang lebih baik
i.      Menghubungkan pengalaman yang lalu dengan kompetensi yang akan dikembangkan.
7.      Memberdayakan Staf
             Manajemen staf di sekolah haru sditujukan untuk memberdayakan staf secara efektif
       dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal namun tetap menyenangkan. Pemberdayaan
       staf dalam kaitannya dengan pengembangan KTSP dapat dilakukan sebagai berikut:
a.      Meningkatkan kesejahteraan staf
b.      Memperhatikan pendidikan prajabatan
c.      Memperhatikan rekrutmen dan penempatan staf
d.      Peningkatan kualitas staf
e.      Pengembangan karier tenaga kependidikan
             Dalam rangka menyuksekan implementasi KTSP secara utuh dan menyeluruh,
       hendaknya setiapsekolah mampu mengembangkan berbagai potensi peserta didik secara
       optimal terutama dalam pengembangan akhlak dan moral. Hal ini penting karena...There is
       no excellent performance without high morale. No Morale, no excellence. Excellence can be
       experienced at every level and in every serious kind of education (Gardner).

3.3.    Pengembangan Silabus dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
A.      Pengertian Silabus
             Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema
       tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,
       indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan
       pendidikan. Suatu silabus minimal memuat lima komponen utama, yaitu:
1.      Standar kompetensi
2.      Kompetensi dasar
3.      Indikator
4.      Materi standar
5.      Standar proses (kegiatan belajar-mengajar)
6.      Standar penilaian
B.      Prinsip Pengembangan Silabus
             Pengembangan silabus dalam KTSP diserahkan sepenuhnya kepada setiap satuan
       pendidikan dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan silabus, antara lain :
1.    Ilmiah; keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar,
     logis dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2.    Relevan; ruang lingkup, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam
     silabus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, yakni : tingkat perkembangan
     intelektual, sosial, emosional dan spiritual peserta didik.
3.    Fleksibel; pelaksana program, peseeta didik, dan lulusan memiliki ruang gerak dan
     kebebasan dalam bertindak.
4.    Kontinuitas; setiap program pembelajaran yang dikemas dalam silabus memiliki keterkaitan
     satu sama lain dalam membentuk kompetensi dan pribadi peserta didik.
5.    Konsisten; antara standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok,
     pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memiliki hubungan yang konsisten.
6.    Memadai; ruang lingkup indikator, materi standar, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
     sistem penilaian dapat mencapai kompetens dasar yang telah ditetapkan.
7.    Aktual dan Kontekstual; ruang lingkup kompetensi dasar, indikator, materi pokok,
     pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu
     pengetahuan, teknologi dan seni mutakhir yang sedang terjadi.
8.    Efektif; memperhatikan keterlaksanaan silabus tersebut dalam proses pembelajaran, dan
     tingkat pembentukkan kompetensi sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan.
9.    Efisien; berkaitan dengan upaya untuk memperkecil atau menghemat dana, daya, dan waktu
     tana mengurangi hasil atau kompetensi standar yang ditetapkan.
C.    Tugas dan Tanggung Jawab Pengembangan Silabus
           Penyusunan silabus dapat dilakukan dengan melibatkan para ahli atau institusi yang
     relevan di daerah setempat. Pengembangan silabus melibatkan berbagai pihak yang memiliki
     tugas dan tanggung jawab masing-masing.
1.    Departemen Pendidikan nasional (Depdiknas)
a.    Menyiapkan peraturan
b.    Menetapkan standar nasional
c.    Mengembangkan model/contoh silabus
d.    Menyediakan anggaran
2.    Dinas Pendidikan Provinsi
a.    Menyesuaikan buku teks pembelajaran
b.    Membuat contoh silabus yang efektif dan efisien
c.    Memberi kemudahan dan dukungan dalam pembentukan tim pengembangan silabus
d.    Menyiapkan dana untuk pengembangan kurikulum
e.    Menyesuaikan aturan-aturan
3.    Dinas Pendidikan Kota
a.    Membentuk tim pengembang silabus
b.    Mengembang rambu-rambu pengembngan silabus
c.    Mengalokasikan anggaran
d.   Memfasilitasi sekolah
4.    Sekolah
a.    Membentuk TIM kelompok kerja guru atau musyawarah guru mata pelajaran
b.    Mengembangkan program (KTSP, Silabus dan RPP)
c.    Membentuk komite sekolah
d.   Menetapkan tim rekayasa kurikulum
e.    Memberikan layanan administrasi
5.    Guru
a.    Menganalisis rancangan kompetensi dan indikator kompetensi serta materi standar
b.    Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
D.    Prosedur Pengembangan Silabus
           Pengembangan silabus KTSP mencakup langkah-langkah sebaga berikut :
1.    Mengisi kolom identitas
2.    Mengkaji dan menganalisis standar kompetensi
3.    Mengkaji dan menentukan kompetensi dasar
4.    Mengidentifikasikan materi standar
5.    Mengembangkan pengalaman belajar (standar proses)
6.    Merumuskan indikator keberhasilan
7.    Menentukan penilaian (standar penilaian)
8.    Alokasi waktu
9.    Menentukan sumber belajar
E.    Proses Pengembangan Silabus
           Proses pengembangan silabus yaitu :
1.    Perencanaan
           Tim pengembang harus mengumpulkan informasi dan referensi serta mengidentifikasi
     sumber belajar dengan memanfaatkan perangkat teknologi dan informasi.
2.    Pelaksanaan
           Pelaksanaan penyusunan silabus dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
     berikut:
a.    Merumuskan kompetensi dan tujuan pembelajaran serta menentukan materi standar yang
     memuat kompetensi dasar, materi standar, hasil belajar, dan indikator hasil belajar.
b.    Menentukan strategi, metode dan teknik pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran
c.    Menentukan alat evaluasi berbasis kelas dan alat ujian berbasis sekolah
d.    Menganalisis kesesuaian silabus dengan pengorganisasikan pengalaman belajar dan waktu
     yang tersedia sesuai dengan kurikulum
3.    Penilaian
           Penilaian silabus harus dilakukan secara berkala dan berkesinambungan dengan
     menggunakan model-model penilaian.
4.    Revisi
Draft silabus yang telah dikembangkan perlu diuji kelayakannya melalui analisis
      kualitas silabus, penilaian ahli dan uji lapangan kemudian dari hasil uji kelayakan dilakukan
      revisi.




                                                  BAB IV
                       RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
4.1    Petunjuk Pengisian Format RPP
A.     Identitas
            Tuliskan identitas RPP terdiri dari: Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas-/Semester,
      Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan Alokasi Waktu.
      Catatan:
1.     RPP disusun untuk satu Kompetensi Dasar.
2.     Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus yang disusun dan
      telah diberlakukan dalam suatu satuan pendidikan (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK).
      Menjadi perhatian: Standar kompetensi – kompetensi dasar – indikator adalah suatu alur pikir
      yang saling terkait tidak dapat dipisahkan.
      Indikator adalah perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa siswa
      telah mencapai kompetensi dasar.
      Kompetensi Dasar adalah sejumlah kompetensi yang memberikan gambaran bahwa siswa
      telah mencapai standar kompetensi.
3.     Indikator merupakan:
      Penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat
      diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
      Dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi
      daerah.
      Rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
     Disusun dengan kalimat operasional (dapat diukur) berisi komponen ABCD (Audience =
     Siswa, Behavior = Perilaku, Competency = Kompetensi dan Degree = peringkat/ukuran).
4.    Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar, dinyatakan dalam
     jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh: 2 x 40 menit). Karena itu, waktu untuk
     mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali
     pertemuan bergantung pada karakteristik kompetensi dasarnya.
B.    Tujuan Pembelajaran
            Tuliskan output (hasil langsung) dari satu paket pengalaman belajar yang dikemas oleh
     guru, karena itu penetapan tujuan pembelajaran dapat mengacu pada pengalaman belajar
     siswa.
     Misalnya:
     Pengalaman belajar: Mengumpulkan informasi tentang penyakit tekanan darah tinggi dan
     stroke dari berbagai sumber (SMP/MTs).
     Tujuan Pembelajaran: Siswa dapat melaporkan hasil pengumpulan informasi tentang
     penyakit tekanan darah tinggi dan stroke.
     Contoh lain:
     Pengalaman belajar: Mendapat informasi tentang sistem peredaran darah pada manusia dan
     mengkomunikasikan kepada sesama siswa di kelas.
     Tujuan pembelajaran, boleh salah satu di antara atau keseluruhan tujuan pembelajaran
     berikut:
1.    Siswa dapat menjawab pertanyaan guru berikut:
a.    Organ apa saja yang termasuk ke dalam alat-alat peredaran darah.
b.    Sebutkan bagian-bagian jantung.
c.    Deskripsikan mekanisme peredaran darah pada manusia.
2.    Siswa dapat merespon dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh teman-teman
     sekelasnya.
3.    Siswa dapat mengulang kembali informasi tentang peredaran darah yang telah disampaikan
     oleh guru.
     Bila pembelajaran dilakukan lebih dari 1 (satu) pertemuan, ada baiknya tujuan pembelajaran
     juga dibedakan menurut waktu pertemuan, sehingga target-target produk tiap pembelajaran
     jelas kelihatan.
C.    Materi Pembelajaran
            Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan
     pembelajaran dan indikator. Materi dikutip dari materi pokok yang ada dalam silabus. Materi
     pokok tersebut kemudian dikembangkan menjadi beberapa uraian materi. Untuk
     memudahkan penetapan uraian materi dapat diacu dari indikator.
     Contoh:
     Indikator: siswa dapat menyebutkan ciri-ciri kehidupan (SMA/MA)
Materi pembelajaran:
     Ciri-Ciri Kehidupan:
     Nutrisi, bergerak, bereproduksi, transportasi, regulasi, iritabilitas, bernapas, dan ekskresi.
     Contoh lain:
     Indikator: Menyebutkan jenis-jenis makanan hewan (IPA Kelas IV SD)
     Tujuan Pembelajaran: Menyebutkan jenis-jenis makanan hewan meliputi hewan darat dan
     hewan air.
     Materi pembelajaran:
     Jenis-jenis makanan hewan:
     Jenis-jenis makanan hewan hidup di darat
     Jenis-jenis makanan hewan yang hidup di air
D.    Metode Pembelajaran
           Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai
     model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau
     strategi yang dipilih.
     Karena itu pada bagian ini cantumkan pendekatan pembelajaran dan metode-metode yang
     diintegrasikan dalam satu pengalaman belajar siswa:
1.    Pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya: pendekatan proses, kontekstual,
     pembelajaran langsung, pemecahan masalah, dan sebagainya.
2.    Metode-metode yang digunakan, misalnya: ceramah, inquiri, observasi, tanya jawab, dan
     seterusnya.
E.    Langkah-langkah Pembelajaran
1.    Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap
     pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan
     pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
     Langkah-langkah standar yang harus dipenuhi pada setiap unsur kegiatan pembelajaran
     adalah sebagai berikut:
a.    Kegiatan pendahuluan
     Orientasi: memusat perhatian siswa terhadap materi yang akan dibelajarkan. Dapat dilakukan
     dengan menunjukkan benda yang menarik, memberikan illustrasi, membaca berita di surat
     kabar dan sebagainya.
     Contoh:
     ”Anak-anak sekalian, perhatikan apa yang saya pegang. Karim, silahkan kamu menyebutkan
     apa yang saya pegang”.
     Penyebutan nama siswa dalam RPP akan sangat membantu guru dalam melakukan
     pengendalian siswa yang dilibatkan dalam pembelajaran.
     Apersepsi: memberikan persepsi awal kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan.
     Contoh:
     Siswa mengamati gambar (gunting koran) tentang bangunan/benda-benda yang rusak akibat
gempa bumi (gambar tidak harus seragam).
     Tahap ini juga dapat digunakan untuk mengetahui pengetahuan prasyarat yang harus dimiliki
     siswa, dapat digali dengan melakukan pretest.
     Motivasi: Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari gempa bumi, bidang-bidang
     pekerjaan berkaitan dengan gempa bumi, dsb.
     Pemberian Acuan: biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. Acuan dapat
     berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar.
     Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelak-sana¬an pengalaman belajar
     (sesuai dengan rencana langkah-langkah pembelajaran).
b.    Kegiatan inti
     Berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui siswa untuk dapat menkonstruksi ilmu sesuai
     dengan skemata (frame work) masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian
     rupa agar siswa dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada tujuan
     pembelajaran dan indikator.
     Untuk memudahkan, sebaiknya kegiatan inti dilengkapi dengan Lembaran Kerja Siswa
     (LKS).
     Catatan: LKS yang ada pada buku LKS yang diperdagangkan belum tentu sesuai dengan
     rencana yang disusun oleh guru.
c.    Kegiatan penutup
     Guru mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman/simpulan.
     Guru memeriksa hasil belajar siswa. Dapat dengan memberikan tes tertulis atau tes lisan atau
     meminta siswa untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau dalam bentuk
     tanya jawab dengan mengambil ± 25% siswa sebagai sampelnya.
     Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan di luar kelas, di rumah
     atau tugas sebagai bagian remidi-/pengayaan.
2.    Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh rangkaian
     kegiatan, sesuai dengan karakteristik model pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan
     sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan
     inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan.
     Contoh:
     Pada suatu pembelajaran digunakan model ”Pembelajaran Langsung”. Langkah-langkah
     pembelajaran disusun sesuai dengan sintaks pembel-ajaran langsung sebagai berikut:
     FASE-FASE PERILAKU GURU
     Fase 1
     Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa Menjelaskan tujuan pembelajaran/indikator,
     informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar
     Fase 2
     Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan Mendemonstrasikan keterampilan yang
     benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap.
Fase 3
     Membimbing pelatihan Merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal.
     Fase 4
     Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Mengecek apakah siswa telah berhasil
     melakukan tugas dengan baik, memberi umpan.
     Fase 5
     Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan Mempersiapkan
     kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada
     situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari – hari
F.    Sumber Belajar
           Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang
     dikembangkan oleh satuan pendidikan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan,
     lingkungan, media, narasumber (tenaga ahli, seperti bidang, lurah, polisi, dsb), alat, dan
     bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional. Misalnya, sumber belajar dalam
     silabus dituliskan buku referens, dalam RPP harus dicantumkan judul buku teks tersebut,
     pengarang, dan halaman yang diacu.
G.    Penilaian
           Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang
     dipakai untuk mengumpulkan data. Dalam sajiannya dapat dituangkan dalam bentuk matrik
     horisontal atau vertikal. Apabila penilaian menggunakan teknik tes tertulis uraian, tes unjuk
     kerja, dan tugas rumah yang berupa proyek harus disertai rubrik penilaian.
     Contoh:
     Soal : Tuliskan 3 akibat tidak memiliki rasa tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari
     Pedoman Penskoran:
     No. Kunci/Kriteria Jawaban Skor
1.    Sering mendapat masalah 1
2.    Pekerjaan terbengkalai 1
3.    Diremehkan orang lain 1
     Skor maksimum 3
     Contoh lain:
1.    Di manakah letak kelenjar pankreas?
2.    Tuliskan dan jelaskan enzim yangdihasilkan pankreas!
3.    Di manakah enzim-enzim itu aktif?
     Pedoman Penskoran:
     No. Kunci/Kriteria Jawaban Skor
1.    Pankreas terletak di rongga perut 1
2.    Enzim yang dihasilkan pankreas:
     Tripsin untuk mengubah protein menjadi peptida dan asam-asam amino 2
     Amilase untuk mencerna tepung menjadi maltosa dan disakarida lain 2
Lipase untuk mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol 2
      Bikarbonat untuk menetralisir HCl yang masuk ke usus dari lambung 2
3.     Enzim-enzim itu aktif di usus halus 1
      Skor maksimum 10
      Perlu disadari oleh guru, bahwa:
1.     RPP yang benar akan berdampak pada penulisan materi ajar dan LKS sendiri oleh guru.
      Sebab materi ajar pada Buku Pegangan Belajar Siswa dan LKS (yang dijual bebas) belum
      tentu sesuai dengan rencana pembelajaran yang disusun oleh guru.
2.     Karena RPP disusun sendiri oleh guru, maka akan timbul dorongan pada diri guru untuk
      menyiapkan fasilitas pembelajaran untuk memudahkan siswa untuk belajar.
3.     Ide-ide kreatif yang bertujuan membelajarkan siswa akan berdampak pada peningkatan
      efektifitas pembelajaran.
4.     Ide-ide kreatif tersebut hanya dapat dihasilkan oleh seorang guru yang ikhlas berusaha
      mencerdaskan siswanya.
4.2    Contoh RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
                                  RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
                                                              (RPP)
A.     Identitas
      Nama Sekolah : ...................................
      Mata Pelajaran : ...................................
      Kelas/Semester : ...................................
      Standar Kompetensi : ...................................
      Kompetensi Dasar : ...................................
      Indikator : ...................................
      Alokasi Waktu : ..... x 40 menit (… pertemuan)
B.     Tujuan Pembelajaran
C.     Materi Pembelajaran
D.     Metode Pembelajaran
E.     Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
      Pertemuan 1
      Kegiatan Awal
      Kegiatan Inti
      Kegiatan Penutup
      Pertemuan 2
      Kegiatan Awal
      Kegiatan Inti
      Kegiatan Penutup
      Pertemuan 3
      dst
F.   Sumber Belajar
G.   Penilaian

     Mengetahui:
     Kepala Sekolah...................,                       Guru Mata Pelajaran,



     ..............................................   ..................................................
     NIP.                                                        NIP.

           Berikut ini contoh RPP yang masih bersifat umum, masih membutuhkan rincian
     kegiatan pembelajaran yang spesifik sesuai dengan kebutuhan belajar siswa di masing-
     masing sekolah/daerah.
                           RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
     Nama Sekolah : SMP
     Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
     Kelas/Semester : I/1
     Alokasi waktu : 10 jam
     Tujuan : Siswa dapat berinteraksi secara lisan dalam bahasa Inggris terutama dalam hal
     perkenalan diri dan orang lain, sapaan, ucapan terima kasih dan permintaan maaf

     SK dan KD
     Listening-Speaking
     Siswa dapat berinteraksi secara interpersonal sangat sederhana dengan lingkungan terdekat,
     terutama dalam
     - Perkenalan diri/orang lain
     - sapaan
     - ucapan terima kasih
     - permintaan maaf

     Indikator
     - Siswa terbiasa menyapa orang lain dengan ungkapan yang benar dalam bahasa Inggris
     sesuai dengan waktu dan orang yang diajak bicara.
     - Siswa dapat menyebutkan anggota keluarga inti dan terdekat, dengan ungkapan seperti
     „This is my father. This one is my mother.
     - Siswa dapat menyebutkan nama benda-benda yang ada di rumahnya dengan ungkapan
     seperti: „I have a big bed, my living room is small but nice.‟, dengan ucapan dan tata bahasa
     yang benar.
Materi Ajar
Tema: My Family
Sub-Tema:
- Family Life
- Identity
- Home Environment



Metode Pembelajaran

Family Life:
Tatap Muka Terstruktur Mandiri
Mengamati model interaksi interpersonal yang diperagakan oleh guru atau teman
PR: menghafal secara lisan model percakapan pendek tertulis yang diberikan guru
Siswa membiasakan diri untuk menyapa, meminta maaf, berterimakasih kepada guru dan
teman dalam bahasa Inggris setiap kali ada kesempatan yang tepat, terutama dalam mata
pelajaran Bahasa Inggris



Identity
Tatap Muka Terstruktur Mandiri
Mengamati model cara menyebutkan hubungan keluarga dalam keluarga inti dan keluarga
terdekat PR: menyebutkan orang-orang dan hubungan keluarga dalam keluarga inti dan
keluarga terdekat: diri sendiri, teman, saudara, dsb. Berlatih secara terus menerus
menyebutkan hubungan keluarga antar orang-orang yang ada di sekitarnya atau siapa saja
yang diketahui.



Home Environment
Tatap Muka Terstruktur Mandiri
Mengamati model cara mengucapkan nama-nama benda PR: menghafal nama benda-benda
yang sudah dipelajari sebelumnya dengan ucapan yang benar Dengan bekerja sama dengan
teman-temannya dan bantuan guru, orang tua atau orang lain di sekitarnya (jika ada),
berusaha mendapatkan nama-nama dalam bahasa Inggris berbagai benda lain yang terdapat di
rumahnya dan lingkungan sekitarnya.



Alat dan Sumber Belajar
Family Life
- Ucapan-ucapan guru ketika mengajar dengan bahasa Inggris
- Contoh-contoh teks fungsional pendek tertulis dari buku teks atau sumber-sumber lain

Identity
- Gambar
- Orang-orang dalam keluarga inti dan keluarga dekat siswa

Home Environment
- Ucapan-ucapan guru ketika mengajar dengan bahasa Inggris
- Contoh-contoh teks fungsional pendek tertulis dari buku teks atau sumber-sumber lain

Penilaian
Aspek yang dinilai
Mendengarkan/Berbicara:
- Tercapai tujuan (terhibur atau mendapatkan nilai moral yang disampaikan)
- Penggunaan ungkapan
- Pengucapan, intonasi, tata bahasa, kosa kata
- sikap
Membaca Pemahaman:
- Mengidentifikasi hubungan keluarga orang-orang yang ada dalam teks
Membaca nyaring:
- Pengucapan, intonasi, tata bahasa, kosa kata
- Sikap
Menulis:
- Ketepatan penggunaan sebutan untuk hubungan keluarga sesuai dengan bagan silsilah yang
diberikan.
- Ejaan, tanda baca, tulisan tangan

Cara penilaian:
- Tes lisan/tertulis
- Observasi kelas
- Penilaian guru
- Penilaian teman
- Penilaian diri
- Portofolio.



Contoh Rubrik Penilaian
Format Penilaian „Retelling Story‟
      (Menggunakan Skala Penilaian)

      Nama Siswa: ________ Kelas: _____
      No. Aspek Yang Dinilai Nilai
      1234
      1. Content
      2. Fluency
      3. Language
      a. Pronunciation and intonation
      b. Grammar
      c. Vocabulary
      4. Performance ( eye contact, facial expression, gesture)
      Jumlah
      Skor Maksimum 20
      Keterangan penilaian:
      1 = tidak kompeten
      2 = cukup kompeten
      3 = kompeten
      4 = sangat kompeten

      Jika seorang siswa memperoleh skor 20 dapat ditetapkan ”sangat kompeten”. Dan seterusnya
      sesuai dengan jumlah skor perolehan.

                        RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
                                               (RPP)
      Sekolah                : SMK Muhammadiyah 5 Kepanjen
      Mata Pelajaran          : KKPI / TIK
      Kelas/Semester           : II / 1 (satu)
      Alokasi Waktu           : 6 x 45‟
      Standart Kompetensi    : Mengoperasikan Sistem Operasi Software




A. Kompetensi Dasar
          2.2. Mengoperasikan Software Pengolah Kata
B. Indikator
1.   Mendeskripsikan fungsi Software Pengolah Kata dengan benar
   2.   Mendeskripsikan Software Pengolah Kata melalui perintah, Start, menu atau Icon
   3.   Mendeskripsikan berbagai Software Pengolah Kata sesuai dengan SOP
   4.   Mendeskripsikan Perintah pengelolaan file dokumen, New, Open, Save, Save As, Close dan
       Exit program
   5. Mendeskripsikan File dokumen disimpan menggunakan berbagai format, al : sxw (text
       document), doc, rtf (rich tex format), txt (plain text), odt (open document), html (web page)
   6. Mendeskripsikan File dokumen dijalankan dengan perintah editing sederhana, al : mengetik
       dan menyelipkan huruf/kata/kalimat, memformat font, text aligment, numbering, bulletm
       page break, kolom, paragraph, border dan shading, format painter, edit, paste, cut mail merge
   7. Mendeskripsikan file dokumen diatur dengan perintah, pengaturan, al : ukuran kertas,
       portrait dan landscape, margin.
   8. Mendeskripsikan Header and Footer, pemberian halaman, penomoran isian berulang
       diaplikasikan pada file dokumen
   9. Mendeskripsikan Perintah pencetakan seperti, print setup, print preview, diaplikasikan sesuai
       dengan parameter kertas dan printer
   10. Mendeskripsikan File dokumen dicetak sesuai parameter standar seperti mencetak semua
       halaman, halaman tertentu, halam yang sedang aktif/edit.
C. Tujuan Pembelajaran
   Memberikan pengetahuan dan pengalaman pada siswa tentang :
   1. Fungsi Software Pengolah Kata
   2. Software Pengolah Kata melalui perintah, Start, menu atau Icon
   3. Berbagai Software Pengolah Kata sesuai dengan SOP
   4. Perintah pengelolaan file dokumen, New, Open, Save, Save As, Close dan Exit program
   5. File dokumen disimpan menggunakan berbagai format, al : sxw (text document), doc, rtf
       (rich tex format), txt (plain text), odt (open document), html (web page)
   6. File dokumen dijalankan dengan perintah editing sederhana, al : mengetik dan menyelipkan
       huruf/kata/kalimat, memformat font, text aligment, numbering, bulletm page break, kolom,
       paragraph, border dan shading, format painter, edit, paste, cut mail merge
   7. File dokumen diatur dengan perintah, pengaturan, al : ukuran kertas, portrait dan landscape,
       margin.
   8. Header and Footer, pemberian halaman, penomoran isian berulang diaplikasikan pada file
       dokumen
   9. Perintah pencetakan seperti, print setup, print preview, diaplikasikan sesuai dengan
       parameter kertas dan printer
   10. File dokumen dicetak sesuai parameter standar seperti mencetak semua halaman, halaman
       tertentu, halam yang sedang aktif/edit.Fungsi SOperasi dengan benar
D. Materi Pembelajaran
   1. Fungsi Software Pengolah Kata
2.    Software Pengolah Kata melalui perintah, Start, menu atau Icon
          3.    Macam Software Pengolah Kata
          4.    Perintah Pengelolaan file dokumen
          5.    File dokumen disimpan menggunakan berbagai format, al : sxw, doc, rtf, txt, odt, html
          6.    File dokumen dijalankan dengan perintah editing sederhana
          7.    File dokumen diatur dengan layout
          8.    Header and Footer
          9.    Perintah pencetakan (printer)
          10.   File dokumen dicetak sesuai parameter standar

        E. Metode Pembelajaran
           1. Strategi Pembelajaran          : Contextual Teaching and Learning
           2. Model Pembelajaran             : Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
ajaran        : Pendekatan Konsep, Ketrampilan proses,      Lingkungan
        F. Langkah-langkah Pembelajaran
     1. Pertemuan Pertama (6 x 45‟)
. Kegiatan awal (10‟)
     Menginformasikan pada siswa tentang tujuan pembelajaran :
             - Menginformasikan tentang pengertian dan kegunaan Sotware Pengolah Kata yang digunakan
             - Menginformasikan Kompetensi Dasar dan Indikator yang hendak dicapai serta tujuan
                pembelajaran
                        b. Kegiatan Inti (240‟)
             - Appersepsi guru menggali pengalaman siswa tentang program Software Pengolah Kata yang
                digunakan
             - Siswa dibagi 2 kelompok masing-masing kelompok diberi nomor 1 dan 2 untuk menggali
                informasi dengan cara membaca SUMBER BELAJAR tentang Software Aplikasi Pengolah
                Kata yang digunakan. Setiap kelompok menyiapkan diskusi tentang Software Aplikasi
                Pengolah Kata dengan pembagian kelompok sebagai berikut:
           1. Kelompok 1 tentang : Fungsi software pengolah kata, pengelolaaan file dokumen, file
                dokumen disimpan dengan berbagai format dan memberikan contohnya
           2. Kelompok 2 tentang : File dokumen dijalankan dengan perintah editing, Pemberian Header
                and Footer dan file dokumen dicetak sesuai parameter standar dan memberikan contohnya
                Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi tentang Sistem Operasi dan Software
                Aplikasi dengan cara :
                - Guru memfasilitasi presentasi kelompok
                - Masing-masing kelompok membuat laporan
                        c. Kegiatan Penutup (20‟)
             - Guru dan siswa menyimpulkan tentang fungsi dan kegunaan Software Aplikasi Pengolah kata
                dalam melakukan kegiatan awal Praktikum di Lab Komputer.
3.     Alat/Bahan
 ahan                 : FlashDisk, CD-R, CD-RW, Kertas ( LKS ), CD Bootable Sistem Operasi
                        CD Program yang diperlukan ( Cd Office )
Alat                  : Komputer, Printer, Scanner, Camera Digital, Layar LCD, White Board
            4.           Nilai Hasil Belajar
                        Bentuk penilaian dapat berupa :
       a.                Penilaian Individu
                        Penilaian dilakukan terhadap siswa atas pencarian informasi dan mengkaji SUMBER
                        BELAJAR ( Komputer aktif / Buku Komputer / Majalah Komputer /Internet, dll ).



                 b.Penilaian kelompok berupa kerjasama, kemampuan berpendapat, kemampuan menerima
                   pendapat, kualitas beragumentasi kemampuan membuat kesimpulan hasil diskusi.
                c. Uraian Bebas
                i.   Sebutkan kegunaan program aplikasi Pengolah Kata
               ii.   Jelaskan apa yang dimaksud dengan Bullet and Numbering
              iii.   Sebutkan 3 cara menyimpan file dalam program Ms. Word
              iv.    Sebutkan langkah menyisipkan nomor halaman
               v.    Apa manfaat dari penggunaan mailmerge
              vi.    Jelaskan cara menyisipkan gambar dan meletakkannya dalam ms. Word
             vii.    Jelaskan cara membuat amplop, posisi, dan mencetaknya
                                             LEMBAR PENILAIAN PENGAMATAN
                           Aspek          : AFEKTIF
                d. Indikator      : 1. Mendeskripsikan Fungsi Software Pengolah Kata
                           Kelas          : II. APK & AKT
                           Nama Siswa : -
                                                                                                   KETERANGAN
                           NO                       KOMPONEN
                                                                                              SL    SR     JR   TP
                            1   Saya mengikuti pelajaran KKPI
                            2   Saya tidak mengikuti pelajaran KKPI
                            3   Saya merasa pelajaran KKPI sangat penting
                            4   Saya berusaha mengejar tugas dengan tepat waktu
                            5   Saya selalu mengerjakan soal/tugas/latihan di rumah
                            6   Saya selalu mendiskusikan materi KKPI
                            7   Saya berusaha mencari SUMBER BELAJAR                  di
                                Perpustakaan/majalah/pinjam buku ke pengajar


                                                          Skor pertanyaan positif          Skor Maksimum
Aspek yang dinilai
         1 = selalu                                  4                            4
         2 = sering                                  3                            3
         3 = jarang                                  2                            2
         1 = tidak pernah                            1                            1


                            LEMBAR PENILAIAN PENGAMATAN
            Aspek        : PSIKOMOTOR
e.   Indikator    : 1. Mendeskripsikan Fungsi Software Aplikasi Pengolah Kata
            Kelas        : II. APK & AKT
            Nama Siswa : -
                                                                      Penilaian
         No.                  Materi
                                                         Benar         Sedang          Salah
           1    Jelaskan cara, membuat bullets and
                numbering serta memberi borders           10              5              1
                and shading (page border)
           2    Jelaskan cara membuat mailmerge
                data undangan dan anvelopes and           10              5              1
                labels
           3    Jelaskan cara membuat catatan kaki
                                                          10              5              1
                dan memberi nomor halaman
           4    Mencari informasi di Internet yang
                berkaitan dengan Software S.O. dan        10              5              1
                Software Aplikasi


     I. Sumber Belajar
     Sumber Bahan Belajar :
1.    Adi Kusrianto : Mengupas Tuntas Formula dan Fungsi Ms. Excel : 2000 : PT. Elex Media
     Komputindo : Jakarta
2.    Vincentia Dwiyani S : Menjadi mahir tanpa guru Ms. Excel 97 : 97 : PT. Elex Media
     Komputindo : Jakarta
3.    Ir. Hokky Puji Haryodi : Koleksi Latihan Lotus 123, Soal jawab : 96 : Dinastindo : Jakarta
4.    Abdul Razaq R, SIP : 101 langkah cepat & praktis excel 2003 : 2006 : CV. YRAMA
     WIDYA : Bandung
5.    Rijanto Tosin & Valentina R.I : Koleksi Latihan excel 2000 : 2000 : Dinastindo : Jakarta
6.    Akhmad Fauzi : Buku latihan Kolaborasi Word & Excel dalam membuat mailmerge : 2004 :
     PT. Elex Media Komputindo : Jakarta
7.     Johar Arifin & Akhmad Fauzi : Aplikasi Excel dalam aspek financial studi kalayakan : 1999
      : PT. Elex Media Komputindo : Jakarta
8.     DepDikNas DirPenMenJur : Modul KKPI : 2004 : Software Aplikasi Spreadsheet
9.     L K E : Modul KKPI XI : 2004 : CV. HaKa MJ : Solo
10.    TIM MGMP Komputer : Buku Panduan Ms. Access 97 : 2004 : Perintis : Magetan Jatim
11.    Mico Pardosi : Internet edisi baru Email, Website & Chatting : 2005 : Indah : Surabaya
12.    Siyamta : Belajar praktis membuat E-Mail : 2003 : PPPGT VEDC : Malang Jatim
13.    Budi Permana, S.E., Ak., M.Sc. & Kuwerni, S.E., Ak : SPK Access 2003 : 2004 : PT. Elek
      Media Komputindo : Jakarta.
      15. Rijanto Tosin & Ir. Hokky P.H : Cara Mudah Belajar Acces 97 : 1997 : PT.Elek Media
      Komputindo : Jakarta.
16.    Madcoms : Rumus dan Fungsi pada Access 97, 2000, 2003 : 2004 : Madcom : Madiun
17.    Kurweni Ukar, SE, Ak : 36 jam belajar komputer word 2003 : 2005 : PT. Elek Media
      Komputindo : Jakarta.
18.    Ir. Hokky P.H : Koleksi latihan soal jawab word 97 : 1998 : Dinastindo : Jakarta
19.    Abdul Razaq : Mudah, cepat, lancar Kupas tuntas Access 2003 : 2003 : Indah : Surabaya
20.    Abdul Razaq : Trik cepat belajar sendiri Access untuk SMP, SMA, SMK dan umum : 2006 :
      CV. Yrama Widya : Bandung
21.    Derry I, Jubilee Enterprise : 101 tip & trik Powerpoint 2003 : 2006 : PT. Elek Media
      Komputindo : Jakarta.
22.    Drs, Daryanto : Belajar komputer Power Point : 2005 : CV. Yrama Widya : Bandung
23.    Efvy Zamidra Zam : 101 teknik tersembunyi dalam Word Xp : 2003 : Gava Media :
      Jogjakarta
24.    Efvy Zamidra Zam : 101 teknik tersembunyi dalam windows : 2004 : Gava Media :
      Jogjakarta
25.    Efvy Zamidra Zam : Menggali lebih dalam 101 teknik rahasia windows : 2003 : Gava Media
      : Jogjakarta
26.    Efvy Zamidra Zam : 101 teknik tersembunyi dalam Word Xp : 2003 : Gava Media :
      Jogjakarta
27.    Djoko Pramono : Ms. Access 2.0. : 1996 : PT. Elek Media Komputindo : Jakarta.
28.    Alan Simpson : UP & Running with DOS 6.22 : PT. Elek Media Komputindo : Jakarta.
29.    Sistem Operasi DOS untuk SMA : Bambang Agus Mulyadi : 1995 : PT. Elek Media
      Komputindo : Jakarta.
30.    Sutiono Gunadi & Thomas Setiawan : Belajar sendiri Lotus 123 release 2.4. : 1996 : PT.
      Elek Media Komputindo : Jakarta.
31.    Ardiansyah Nur Rohman : Modul belajar KKPI : 2004 : Gema Aksara : Surakarta
32.    Anam ( team media Rizki ) : Buku panduan Excel : 2000 : Media Raya : Surakarta
33.    Drs. M.K. Alamsyah : Pelajaran Komputer SMK cawu 123 : 1993 : C.V. Armico : Bandung
34.    Ir. Eko Nugroho : Pengenalan komputer (lengkap) : 1993 : Andi Offset : Jogjakarta
35. LPKBM Madcom Madiun : Panduan lengkap Word 6 for windows : 1996 : Andi : Jogjakarta
36. Paulus Joko Purwanto & Teguh Wahyono, S.Kom : Kupas tuntas harddisk (maintence &
    Trobleshooting : 2004 : Gava Media : Jogjakarta
37. Ali Akbar, S.T. : panduan merakit Komputer dengan cepat dan mudah : M2S : Bandung
38. Mandiri Information System : Panduan praktis merakit & mengupgrade PC : 2004 : PD
    Anindya : Jogjakarta
39. Tim penulis naskah (Sulardi, M.Pd, Drs. Agus Priyanto) : KKPI (KBK) untuk SMK : 2004 :
    CV. HaKa MJ : Solo
40. Warron Budianto & Ridwan M. Sutejo : KKPI Sistem Operasi, Software Pengolah Kata
    untuk SMK : 2004 : HaKa MJ : Solo
41. Ridwan M Sutejo : PBK Excel untuk SMA/SMK paket 2 : Citra
42. Suwardi : Modul KKPI kelas XI smt 1 : 2004 : CV. MJ : Solo
43. Ridwan M. Sutejo, dkk : KKPI untuk SMK sederajat 2 B : 2004 : Citra Pustaka Mandiri
44. Mico Pardosi : Sistem Operasi Windows 2000 Professional : 2000 : Indah : Surabaya

                                                    Kepanjen, 17 Juli 2007
          Mengetahui,
          Kepala Sekolah                                   Guru Mata Pelajaran

          Drs. Susanto Setiawan                           Y u n a d i, S.Pd
          KTAM. 943 060                                   KTAM. 840 367
                                          BAB V
                                         PENUTUP
5.1 Simpulan
       Bila kita lihat dari beberapa aspek yang terdapat dalam KBK maupun KTSP, ada
    kesamaan antara keduanya. Kesamaan tersebut diantaranya adalah :
1. Pendekatan pembelajaran berorintasi pada kompetensi (competence based approach).
2. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman
3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi
4. Penilaian memperhatikan pada proses dan hasil belajar (authentic assessment)
5. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur
    edukatif
    Sedangkan, perbedaan di antara keduanya dapat dilihat pada :
   ASPEK              KURIKULUM 2004                         KURIKULUM 2006

   1.    Landasan      Tap MPR/GBHN Tahun 1999-2004            UU No. 20/2003 – Sisdiknas
   Hukum
                        UU No. 20/1999 – Pemerintah-an         PP No. 19/2005 – SPN
                      Daerah                                    Permendiknas No. 22/2006 –
                        UU Sisdiknas No 2/1989 kemudian      Standar Isi
diganti dengan UU No. 20/2003               Permendiknas No. 23/2006 –
                      PP No. 25 Tahun 2000 tentang          Standar Kompetensi Lulusan
                   pembagian kewenangan

2. Implementasi      Bukan dengan Keputusan/ Peraturan         Peraturan Mendiknas RI No.
                                                            24/2006 tentang Pelaksanaan
/                  Mendiknas RI
                                                            Peraturan Menteri No. 22 tentang
Pelaksanaan            Keputusan Dirjen Dikdasmen           SI dan No. 23 tentang SKL
Kurikulum          No.399a/C.C2/Kep/DS/2004      Tahun
                   2004.
                     Keputusan Direktur Dikme-num No.
                   766a/C4/MN/2003 Tahun 2003, dan No.
                   1247a/ C4/MN/2003 Tahun 2003.

3.      Ideologi     Liberalisme Pendidikan : terciptanya        Liberalisme Pendidikan :
                   SDM      yang     cerdas,   kompeten,    terciptanya SDM yang cerdas,
Pendidik-
                   profesional dan kompetitif               kompeten,      profesional dan
an yang Dianut
                                                            kompetitif

4. Sifat (1)         Cenderung Sentralisme Pendidikan :          Cenderung    Desentralisme
                   Kurikulum disusun oleh Tim Pusat         Pendidikan : Kerangka Dasar
                   secara rinci; Daerah/Sekolah hanya       Kurikulum disusun oleh Tim
                   melaksanakan                             Pusat; Daerah dan Sekolah dapat
                                                            mengembangkan lebih lanjut.

5. Sifat (2)         Kurikulum disusun rinci oleh Tim         Kurikulum merupakan kerangka
                   Pusat (Ditjen Dikmenum/ Dikmenjur        dasar oleh Tim BSNP
                   dan Puskur)

6. Pendekatan        Berbasis Kompetensi                      Berbasis Kompetensi
                      Terdiri atas : SK, KD, MP dan           Hanya terdiri atas : SK dan KD.
                   Indikator Pencapaian                     Komponen lain dikembangkan
                                                            oleh guru

7. Struktur               Berubahan     relatif  banyak         Penambahan mata pelajaran
                   dibandingkan kurikulum sebelumnya        untuk Mulok dan Pengem-bangan
                   (1994 suplemen 1999)                     diri untuk semua jenjang sekolah
                     Ada perubahan nama mata pelajaran            Ada     pengurangan     mata
                      Ada penambahan mata pelajaran         pelajaran (Misal TIK di SD)
                   (TIK)     atau   penggabungan    mata
                                                                Ada perubahan nama mata
                   pelajaran (KN dan PS di SD)
                                                            pelajaran
                                                              KN dan IPS di SD dipisah lagi
                                                                Ada perubahan jumlah jam
                                                            pelajaran setiap mata pelajaran

8. Beban Belajar    Jumlah Jam/minggu :                      Jumlah Jam/minggu :
SD/MI = 26-32/minggu                      SD/MI 1-3 = 27/minggu
                   SMP/MTs = 32/minggu                       SD/MI 4-6 = 32/minggu
                   SMA/SMK = 38-39/minggu                    SMP/MTs = 32/minggu
                   Lama belajar per 1 JP:                    SMA/MA= 38-39/minggu
                   SD = 35 menit                             Lama belajar per 1 JP:
                   SMP = 40 menit                            SD/MI = 35 menit
                   SMA/MA = 45 menit                         SMP/MTs = 40 menit
                                                             SMA/MA = 45 menit

9.                  Hanya sekolah yang mampu dan                  Semua     sekolah  /satuan
Pengembangan      memenuhi        syarat       dapat        pendidikan     wajib    membuat
Kurikulum lebih   mengembangkan KTSP.                       KTSP.
lanjut              Guru membuat silabus atas dasar           Silabus merupakan bagian tidak
                  Kurikulum Nasional dan RP/Skenario
                                                            terpisahkan dari KTSP
                  Pembelajaran
                                                               Guru harus membuat Rencana
                                                            Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

10. Prinsip  1.    Keimanan, Budi Pekerti Luhur, dan
                                                   1.             Berpusat    pada potensi,
Pengembangan    Nilai-nilai Budaya                          perkembangan, kebutuhan, dan
Kurikulum    2.   Penguatan Integritas Nasional             kepentingan peserta didik dan
             3.       Keseimbangan Etika, Logika,           lingkungannya
                Estetika, dan Kinestetika          2.          Beragam dan terpadu
             4.   Kesamaan Memperoleh Kesempatan 3.            Tanggap              terhadap
             5.   Perkembangan Pengetahuan dan              perkembangan ilmu pengetahuan,
                Teknologi Informasi                         teknologi, dan seni
             6.   Pengembangan Kecakapan Hidup 4.                Relevan dengan kebutuhan
             7.   Belajar Sepanjang Hayat                   kehidupan
             8.   Berpusat pada Anak               5.           Menyeluruh dan berkesinam-
             9.       Pendekatan     Menyeluruh  dan        bungan
                Kemitraan
                                                   6.          Belajar sepanjang hayat
                                                   7.           Seimbang antara kepentingan
                                                            nasional dan kepentingan daerah

11. Prinsip       Tidak terdapat   prinsip   pelaksanaan
                                                       1.      Didasarkan pada potensi,
                  kurikulum
Pelaksanaan                                               perkembangan     dan      kondisi
Kurikulum                                                 peserta didik untuk menguasai
                                                          kompetensi yang berguna bagi
                                                          dirinya.
                                                       1.    Menegakkan lima pilar belajar:
                                                       1.     belajar untuk beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME,
2.       belajar untuk memahami dan
      menghayati,
3.           belajar    untuk     mampu
      melaksanakan dan berbuat secara
      efektif,
4.        belajar untuk hidup bersama
      dan berguna bagi orang lain,
5.       belajar untuk membangun dan
      menemukan jati diri, melalui
      proses pembela-jaran yang efektif,
      aktif, kreatif & menyenangkan.
 3.     Memungkinkan peserta didik
      mendapat pelayanan perbaik-an,
      pengayaan, dan/atau percepatan
      sesuai dengan potensi, tahap
      perkembangan, dan kondisinya
      dengan              memperhatikan
      keterpaduan         pengembangan
      pribadi peserta didik yang
      berdimensi             ke-Tuhanan,
      keindividuan, kesosialan, dan
      moral.
1.        Dilaksanakan dalam suasana
      hubungan peserta didik dan
      pendidik yang saling meneri-ma
      dan menghargai, akrab, terbuka,
      dan hangat, dengan prinsip tut
      wuri handayani, ing madia
      mangun karsa, ing ngarsa sung
      tulada
 5.       Menggunakan          pendekatan
      multistrategi dan multimedia,
      sumber belajar dan teknologi yang
      memadai, dan meman-faatkan
      lingkungan       sekitar    sebagai
      sumber belajar.
 6.    Mendayagunakan kondisi alam,
sosial dan budaya serta kekayaan
                                                               daerah      untuk     keberhasilan
                                                               pendidikan      dengan      muatan
                                                               seluruh bahan kajian secara
                                                               optimal.
                                                             7. Diselenggarakan dalam kese-
                                                               imbangan,      keterkaitan,   dan
                                                               kesinambungan yang cocok dan
                                                               memadai antarkelas dan jenis
                                                               serta jenjang pendidikan.

   12. Pedoman    1.   Bahasa Pengantar                         Tidak      terdapat  pedoman
   Pelaksanaan    2.   Intrakurikuler                           pelaksanaan kurikulum seperti
   Kurikulum      3.   Ekstrakurikuler                          pada Kurikulum 2004.
                  4.   Remedial, pengayaan, akselerasi
                  5.   Bimbingan & Konseling
                  6.   Nilai-nilai Pancasila
                  7.   Budi Pekerti
                  8.   Tenaga Kependidikan
                  9.   Sumber dan Sarana Belajar
                  10. Tahap Pelaksanaan
                  11. Pengembangan Silabus
                  12. Pengelolaan Kurikulum


5.2 Kritik dan Saran
A. Kritik
1. Pemerintah pusat dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional masih terlalu intervensi
    terhadap kewenangan sekolah dan guru untuk mengembangkan kurikulum tersebut.
2. Masih belum jelasnya ( bias ) pengertian kompetensi sehingga ketika diterapkan pada standar
    kompetensi kelulusan belum terlalu aplikatif.
3. Adanya system penilaian yang belum begitu jelas dan terukur.
B. Saran
1. Untuk pengembangan model Kurikulum berbasis Kompetensi sebaiknya para Guru
    menetapkan sasaran materi yang jelas sehingga tidak adanya lagi rasa ketakutan guru
    terhadap ketersediaan waktu yang ada dengan banyanknya materi yang pembelajaran.
2. Pemerintah pusat dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional jangan terlalu intervensi
    terhadap kewenangan sekolah dan guru untuk mengembangkan kurikulum yang mereka
    kembangkan.
3. Jika belajar dari beberapa perkembangan model pembelajaran yang telah berkembang di
    Indonesia dapat diambil kesimpulan bahwa setiap kurikulum yang ingin dikembangkan itu
tidak ada penelitian tentang hasil prestasi yang dicapai dari model kurikulum yang
   sebelumnya. Sehingga seperti yang telah terjadi pada pengembangan KBK serta kurikulum
   sebelumnya justru menimbulkan kritikan pedas karena ketidakberhasilanmodel kurikulum
   tersebut.
4. Sebaiknya jika ingin membuat kebijakan kurikulum baru atau sejenisnya, terlebih dahulu
   membuat riset atau penelitian untuk kurikulum sebelumnya. Jadi kita bias bercermin dari
   pengembangan kurikulum yang terdahulu. Jika mengalami kekurangan, maka itulah yang
   harus dibenahi. Tetapi jika ada sisi positifnya, maka pertahankan untuk pengembangan
   kurikulum yang baru. Sehingga untuk ke depannya akan diperoleh pendidikan Indonesia yang
   bermutu dan tidak akan ada lagi yang beranggapan bahwa pendidikan Indonesia tidak
   bermutu.


   http://umirazanah.blogspot.com/2012/01/perbedaan-kbk-dan-ktsp.html

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)Thufailah Mujahidah
 
Pengukuran Waktu, Berat, Sudut, dan Suhu
Pengukuran Waktu, Berat, Sudut, dan SuhuPengukuran Waktu, Berat, Sudut, dan Suhu
Pengukuran Waktu, Berat, Sudut, dan SuhuDesy Aryanti
 
Landasan Pengembangan Kurikulum ppt
Landasan Pengembangan Kurikulum pptLandasan Pengembangan Kurikulum ppt
Landasan Pengembangan Kurikulum pptRahmah Salsabila
 
8. pengembangan bahan ajar
8. pengembangan bahan ajar8. pengembangan bahan ajar
8. pengembangan bahan ajarKiki Yulita Sari
 
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Mayawi Karim
 
PPT FILSAFAT PENDIDIKAN - Filsafat, Ilmu, dan Agama.pptx
PPT FILSAFAT PENDIDIKAN - Filsafat, Ilmu, dan Agama.pptxPPT FILSAFAT PENDIDIKAN - Filsafat, Ilmu, dan Agama.pptx
PPT FILSAFAT PENDIDIKAN - Filsafat, Ilmu, dan Agama.pptxJimatul Arrobi
 
Perubahan kurikulum
Perubahan kurikulumPerubahan kurikulum
Perubahan kurikulumsyahriani612
 
sejarah dan perkembangan kurikulum di indonesia
sejarah dan perkembangan kurikulum di indonesiasejarah dan perkembangan kurikulum di indonesia
sejarah dan perkembangan kurikulum di indonesiaokiarisaputra
 
Landasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulumLandasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulumBu Ila
 
Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasaraudiasls
 
Kritik Kurikulum 2013 Revisi: Rita
Kritik Kurikulum 2013 Revisi: RitaKritik Kurikulum 2013 Revisi: Rita
Kritik Kurikulum 2013 Revisi: RitaVina Serevina
 
EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAH
EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAHEFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAH
EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAHzahra_khusnul
 
MODEL PEMBELAJARAN ABAD 21
MODEL PEMBELAJARAN ABAD 21MODEL PEMBELAJARAN ABAD 21
MODEL PEMBELAJARAN ABAD 21Wayan Sudiarta
 
Presentasi pengembangan kurikulum
Presentasi pengembangan kurikulumPresentasi pengembangan kurikulum
Presentasi pengembangan kurikulumgreen_sarijo
 
Model pengajaran personal
Model pengajaran personalModel pengajaran personal
Model pengajaran personalNoviana Ulfa
 
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadianperkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadianSeptia Darmayanti
 
Model Pembelajaran Terpadu "MODEL SEQUENCED (URUTAN)"
Model Pembelajaran Terpadu "MODEL SEQUENCED (URUTAN)"Model Pembelajaran Terpadu "MODEL SEQUENCED (URUTAN)"
Model Pembelajaran Terpadu "MODEL SEQUENCED (URUTAN)"Rofiani Intan
 

Was ist angesagt? (20)

Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
 
Pengukuran Waktu, Berat, Sudut, dan Suhu
Pengukuran Waktu, Berat, Sudut, dan SuhuPengukuran Waktu, Berat, Sudut, dan Suhu
Pengukuran Waktu, Berat, Sudut, dan Suhu
 
Landasan Pengembangan Kurikulum ppt
Landasan Pengembangan Kurikulum pptLandasan Pengembangan Kurikulum ppt
Landasan Pengembangan Kurikulum ppt
 
8. pengembangan bahan ajar
8. pengembangan bahan ajar8. pengembangan bahan ajar
8. pengembangan bahan ajar
 
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
 
PPT FILSAFAT PENDIDIKAN - Filsafat, Ilmu, dan Agama.pptx
PPT FILSAFAT PENDIDIKAN - Filsafat, Ilmu, dan Agama.pptxPPT FILSAFAT PENDIDIKAN - Filsafat, Ilmu, dan Agama.pptx
PPT FILSAFAT PENDIDIKAN - Filsafat, Ilmu, dan Agama.pptx
 
Perubahan kurikulum
Perubahan kurikulumPerubahan kurikulum
Perubahan kurikulum
 
sejarah dan perkembangan kurikulum di indonesia
sejarah dan perkembangan kurikulum di indonesiasejarah dan perkembangan kurikulum di indonesia
sejarah dan perkembangan kurikulum di indonesia
 
TES URAIAN
TES URAIANTES URAIAN
TES URAIAN
 
Landasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulumLandasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulum
 
Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasar
 
Kritik Kurikulum 2013 Revisi: Rita
Kritik Kurikulum 2013 Revisi: RitaKritik Kurikulum 2013 Revisi: Rita
Kritik Kurikulum 2013 Revisi: Rita
 
EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAH
EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAHEFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAH
EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAH
 
MODEL PEMBELAJARAN ABAD 21
MODEL PEMBELAJARAN ABAD 21MODEL PEMBELAJARAN ABAD 21
MODEL PEMBELAJARAN ABAD 21
 
Kurikulum di Australia
Kurikulum di AustraliaKurikulum di Australia
Kurikulum di Australia
 
Presentasi pengembangan kurikulum
Presentasi pengembangan kurikulumPresentasi pengembangan kurikulum
Presentasi pengembangan kurikulum
 
Model pengajaran personal
Model pengajaran personalModel pengajaran personal
Model pengajaran personal
 
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadianperkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
 
Model Pembelajaran Terpadu "MODEL SEQUENCED (URUTAN)"
Model Pembelajaran Terpadu "MODEL SEQUENCED (URUTAN)"Model Pembelajaran Terpadu "MODEL SEQUENCED (URUTAN)"
Model Pembelajaran Terpadu "MODEL SEQUENCED (URUTAN)"
 
Jenis dan bentuk penilaian
Jenis dan bentuk penilaianJenis dan bentuk penilaian
Jenis dan bentuk penilaian
 

Ähnlich wie KBK vs KTSP

Iik yulia wisantika pend.ekonomi 2011031064
Iik yulia wisantika pend.ekonomi 2011031064Iik yulia wisantika pend.ekonomi 2011031064
Iik yulia wisantika pend.ekonomi 2011031064iik30
 
PENGEMBANGAN KONTEN KURIKULUM PENDIDIKAN KLPK.8.docx
PENGEMBANGAN KONTEN KURIKULUM PENDIDIKAN KLPK.8.docxPENGEMBANGAN KONTEN KURIKULUM PENDIDIKAN KLPK.8.docx
PENGEMBANGAN KONTEN KURIKULUM PENDIDIKAN KLPK.8.docxhasrinafebriani06
 
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptxKonsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptxsaputrip233
 
Landasan Pendi Tugas Kelomp
Landasan Pendi Tugas KelompLandasan Pendi Tugas Kelomp
Landasan Pendi Tugas Kelompherdisaksul
 
Maksud kurikulum
Maksud kurikulumMaksud kurikulum
Maksud kurikulumshahrul93
 
Hakekat kurikulum ok.pdf
Hakekat kurikulum ok.pdfHakekat kurikulum ok.pdf
Hakekat kurikulum ok.pdfZainuddin981464
 
Ilmu pendidikan islam I
Ilmu pendidikan islam IIlmu pendidikan islam I
Ilmu pendidikan islam IFauzi Din
 
Irma Irmayani Kelas 2 A Pe
Irma Irmayani Kelas 2 A PeIrma Irmayani Kelas 2 A Pe
Irma Irmayani Kelas 2 A Pe180590
 
Irma Irmayani Kelas 2 A Pe
Irma Irmayani Kelas 2 A PeIrma Irmayani Kelas 2 A Pe
Irma Irmayani Kelas 2 A Pe180590
 
Makalah perkembangan kurikulum
Makalah perkembangan kurikulumMakalah perkembangan kurikulum
Makalah perkembangan kurikulumafrianarohmi1
 
MATERI 1 PRADIGMA.pptxvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
MATERI 1 PRADIGMA.pptxvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvMATERI 1 PRADIGMA.pptxvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
MATERI 1 PRADIGMA.pptxvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvgualbertusmeo
 
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
Pengertian, Peran dan Fungsi KurikulumPengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
Pengertian, Peran dan Fungsi KurikulumMayawi Karim
 
Tugas Power Point Linda
Tugas Power Point LindaTugas Power Point Linda
Tugas Power Point Lindamulyaparlinda
 

Ähnlich wie KBK vs KTSP (20)

Jurnal kurikulum
Jurnal kurikulumJurnal kurikulum
Jurnal kurikulum
 
Jurnal kurikulum
Jurnal kurikulumJurnal kurikulum
Jurnal kurikulum
 
Iik yulia wisantika pend.ekonomi 2011031064
Iik yulia wisantika pend.ekonomi 2011031064Iik yulia wisantika pend.ekonomi 2011031064
Iik yulia wisantika pend.ekonomi 2011031064
 
PENGEMBANGAN KONTEN KURIKULUM PENDIDIKAN KLPK.8.docx
PENGEMBANGAN KONTEN KURIKULUM PENDIDIKAN KLPK.8.docxPENGEMBANGAN KONTEN KURIKULUM PENDIDIKAN KLPK.8.docx
PENGEMBANGAN KONTEN KURIKULUM PENDIDIKAN KLPK.8.docx
 
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptxKonsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
Konsepsi dan Sejarah Kurikulum Kel.1 Telaah Kurikulum R5A.pptx
 
Landasan Pendi Tugas Kelomp
Landasan Pendi Tugas KelompLandasan Pendi Tugas Kelomp
Landasan Pendi Tugas Kelomp
 
Maksud kurikulum
Maksud kurikulumMaksud kurikulum
Maksud kurikulum
 
Hakekat kurikulum ok.pdf
Hakekat kurikulum ok.pdfHakekat kurikulum ok.pdf
Hakekat kurikulum ok.pdf
 
Andi alfina ulandari dpkb
Andi alfina ulandari dpkbAndi alfina ulandari dpkb
Andi alfina ulandari dpkb
 
Ilmu pendidikan islam I
Ilmu pendidikan islam IIlmu pendidikan islam I
Ilmu pendidikan islam I
 
Kurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaranKurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaran
 
Pengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulum Pengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulum
 
Makalah anatomi kurikulum
Makalah anatomi kurikulum Makalah anatomi kurikulum
Makalah anatomi kurikulum
 
Irma Irmayani Kelas 2 A Pe
Irma Irmayani Kelas 2 A PeIrma Irmayani Kelas 2 A Pe
Irma Irmayani Kelas 2 A Pe
 
Irma Irmayani Kelas 2 A Pe
Irma Irmayani Kelas 2 A PeIrma Irmayani Kelas 2 A Pe
Irma Irmayani Kelas 2 A Pe
 
Makalah perkembangan kurikulum
Makalah perkembangan kurikulumMakalah perkembangan kurikulum
Makalah perkembangan kurikulum
 
Isu kurikulum baru
Isu kurikulum baruIsu kurikulum baru
Isu kurikulum baru
 
MATERI 1 PRADIGMA.pptxvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
MATERI 1 PRADIGMA.pptxvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvMATERI 1 PRADIGMA.pptxvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
MATERI 1 PRADIGMA.pptxvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
 
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
Pengertian, Peran dan Fungsi KurikulumPengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum
 
Tugas Power Point Linda
Tugas Power Point LindaTugas Power Point Linda
Tugas Power Point Linda
 

KBK vs KTSP

  • 1. perbedaan KBK dan KTSP BAB I DASAR PENGEMBANGAN KURIKULUM 1.1. Pengertian Kurikulum Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni „‟Curriculae„‟, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Isi kurikulum merupakan susunan, bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelanggaraan suatu pendidikan 1.2. Landasan Pengembangan Kurikulum Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan ,kebutuhan pembangunan nasional,perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta kesenian,sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. Berdasarkan ketentuan dan konsep-konsep tersebut, pengembangan kurikulum agar berlandaskan faktor-faktor sebagai berikut: 1. Tujuan filsafat dan pendidikan nasional yang dijadikan dasar untuk merumuskan tujuan institusional yang pada gilirannya menjadi landasan dalam merumuskan tujuan kurikulum suatu satuan pendidikan. 2. Sosial budaya dan agama yang berlaku dalam masyarakat kita. 3. Perkembangan peserta didik ,yang menunjuk pada karakteristik perkembangan peserta didik. 4. Keadaan lingkungan ,yang dalam arti luas meliputi lingkungan manusiawi ( interpersonal ) .lingkungan kebudayaan termasuk iptek ( kultural ),dan lingkungan hidup ( bioekologi),serta lingkungan (geoekologis). 5. Kebutuhan pembangunan yang mencakup lkebutuhan pembangunan di bidang ekonomi,kesejahteraan rakyat,hukum,hankam,dan sebagainya. 6. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai denagn sistem, nilai dan kemanusiawian serta budaya bangsa. BAB II MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI 2.1. Konsep Dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi A. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi
  • 2. Dari beberapa sumber dapat kita temukan bahwa kurikulum dapat dimaknai dalam tiga konteks, yaitu kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran, kurikulum sebagai pengalaman belajar, dan kurikulum sebagai perencanaan program belajar. Pengertian kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik merupakan konsep kurikulum yang sampai saat ini banyak mewarnai teori-teori dan praktik pendidikan. (Saylor, Alexander, Lewis, 1981). Sebagai mata pelajaran yang harus dikuasai oleh anak didik, dalam proses perencanaannya kurikulum memiliki ketentuan sebagai berikut: 1. Perencanaan kurikulum biasanya menggunakan judgement ahli bidang studi. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor sosial dan faktor pendidikan, ahli tersebut menentukan mata pelaiaran apa yang harus diajarkan pada siswa. 2. Dalam menentukan dan memyeleksi kurikulum perlu dipertimbangkan beberapa hal seperti tingkat kesulitan, minat siswa, urutan bahan pelajaran, dan lain sebagainya. 3. Perencanaan dan implementasi kurikulum ditekankan kepada penggunaan metode dan strategi pembelaiaran yang memungkin-kan anak didik dapat menguasai materi pelajaran, semacam menggunakan pendekatan ekpositori. Pengertian kurikulum sebagai pengalaman belajar mengandung makna bahwa kurikulum adalah seluruh kegiatan yang dilakukan siswa baik didalam maupun di luar sekolah asal kegiatan tersebut berada di bawah tanggung jawab guru (sekolah). Banyak tokoh yang menganggap kurikulum sebagai pengalaman di antaranya adalah Hollis L. Caswell dan Doak S. Campbell (1935) yang menyatakan bahwa kurikulum adalah: “All of the experiences children have under the guidance of teacher". Demikian juga dengan Dorris Lee dan Murray Lee (1940) yang menyatakan kurikulum sebagai: “...Those experiences of the child which the school in any way utilizes or attempts to influence” Lebih jelas lagi dikemukakan oleh H.H. Giles. ST, McCutchen, dan A.N.Zechiel: "The curriculum... the total experience with which the school deals in educating young people” Bagi mereka, kurikulum itu bukan hanya menyangkut mata pelajaran yang harus di pelajari, akan tetapi menyangkut seluruh usaha sekolah untuk mempengaruhi siswa belajar baik di dalam maupun di luar kelas atau bahkan di luar sekolah. Dalam dokumen kurikulum 2004 dirumuskan bahwa Kurikulum Berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan surnber daya pendidikan (Depdiknas 2002). Menurut McAshan, kompetensi itu adalah suatu pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan atau apa kapabilitas yang dimiliki oleh seseorang yang telah menjadi bagian dirinya sehingga mewarnai perilaku kognitif, afektif, dan psikomotoriknya.
  • 3. Dari pendapat di atas, maka jelas suatu kompetensi harus didukung oleh pengetahuan, sikap, dan apresiasi, artinya tanpa pengetahuan dan sikap tidak mungkin muncul suatu kompetensi tertentu. Sejalan dengan pendapat tersebut, Gordon (1988) menjelaskan beberapa aspek yang harus terkandung dalam kompetensi sebagai berikut : 1. Pengetahuan (knowledge), yaitu tentang pengetahuan seseorang untuk melakukan sesuatu, misalnya akan dapat melakukan proses berpikir ilmiah untuk memecahkan suatu persoalan manakala ia memiliki pengetahuan yang memadai tentang langkah-langkah berpikir ilmiah. 2. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang dimemiliki oleh individu. Misalnya siswa hanya mungkin dapat memecahkan masalah ekonomi manakala ia memahami konsep ekonomi. 3. Keterampilan (Skill) adalah suatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas yang dibebankan. Misalnya siswa hanya mungkin dapat melakukan pengamatan tentang mikroorganisme manakala ia memiliki keterampilan bagaimana cara menggunakan mikroskop sebagai alat. 4. Nilai (value), adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga akan mewarnai dalam segala tindakannya. Misalnya standar perilaku siswa dalam melaksanakan proses berpikir seperti keterbukaan, kejujuran, demokratisasi, kasih saying dan lain sebagainya. 5. Sikap (attitude) yaitu perasaan atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang dating dari luar, misalnya perasaan senang, atau tidak senang terhadap munculnya aturan baru; rekreasi terhadap diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompetensi; dan lain sebagainya. 6. Minat (Interest). Yaitu keenderungan seseorang untuk melakukan suatu tindakan atauperbuatan. Misalnya minat untuk mempelajari dan memperdalam materi pelajaran. Dari pengertian kompetensi seperti yang telah dijelaskan di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa dalam KBK bukan hanya sekedar agar siswa memahami materi pelajaran untuk mengembangkan kemampuan intelektual, saja akan tetapi bagaimana pengetahuan yang dipahami itu dapat mewarnai perilaku yang ditampilkan dalam kehidupannya. B. Sejarah dan Perkembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Kurikulum Berbasis Kompetisi Lahir ditengah-tengah adanya tuntutan mutu pendidikn di Indonesia. Banyak kalangan yang berpendapat bahwa mutu pendidikan Indonesia semakin hari semakin terpuruk. Bahkan dengan Negara tetangga pun yang dulu belajar ke Indonesia, seperti Malaysia, Indonesia tertinggal dalam hal mutu pendidikan. Pendidikan di Indonesia dianggap hanya melahirkan lulusan yang akan menjadi beban Negara dan masyarakat, karena kurang ditunjang dengan kompetensi yang memadai ketika terjun dalam masyarakat. Untuk merespon hal tersebut , pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional menawarkan kurikulum yang dianggap mampu menjawab problematika seputar rendahnya mutu pendidikan dewasa ini. Karena dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi peserta didik
  • 4. diarahkan untuk menguasai sejumlah kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditentukan (Kunandar, 2005). Kurikulum Berbasis Kompetensi digagas ketika Mentri Pendidikan dijabat oleh Prof. Abdul Malik Fadjar, M.Sc. Ketentuan- ketentuan yang ada dalam Kurikulum Bebasis Kompetensi adalah: 1. Bersifat : Competency Based Curriculum 2. Penyebutan SLTP menjadi SMP ( Sekolah Menengah Pertama ) dan SMU menjadi SMA (Sekolah Menengah Atas ). 3. Program Pengajaran SD disusun dalam 7 mata pelajaran 4. Program Pengajaran SMP disusun dalam 11 mata pelajaran 5. Program Pengajaran SMA dilakukan di kelas II, terdiri atas Ilmu Alam, Sosial, dan Budaya (Kompas,16 Agustus 2005). Kurikulum Berbasis Kompetensi meskipun sudah diujicobakan di beberapa sekolah melalui Pilot Project, tetapi ironisnya pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional belum mengesahkan kurikulum ini secara formal. Sepertinya pemerintah masih ragu-ragu dengan kurikulum ini. Hal ini dimaklumi, karena uji coba kurikulum ini menuai kritik dari berbagai kalangan, baik para ahli pendidikan maupun praktisi pendidikan. Beberapa Kritik terhadap kurikulum tersebut : 1. Masih sarat dengan materi sehingga ketakutan guru akan dikejar-kejar materi seperti yang terjadi pada kurikulum 1994 akan terulang kembali. 2. Pemerintah pusat dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional masih terlalu intervensi terhadap kewenangan sekolah dan guru untuk mengembangkan kurikulum tersebut. 3. Masih belum jelasnya ( bias ) pengertian kompetensi sehingga ketika diterapkan pada standar kompetensi kelulusan belum terlalu aplikatif. 4. Adanya system penilaian yang belum begitu jelas dan terukur. Melalui kebijakan pemerintah, kurikulum berbasis kompetensi mengalami revisi, dengan keluarnya Permen Diknas Nomor 22 tentang Standar Isi, Permen Diknas Nomor 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan, dan Permen Diknas Nomor 24 tentang Pelaksanaan kedua permen diatas. Ketiga Permen tersebut dikeluarkan pada tahun 2006. Dengan dikeluarkannya ketiga Permen tersebut seakan menjawab ketidak jelasan nasib KBK yang selama ini sudah diterapkan dibeberapa sekolah, baik melalui Pilot Project atau swadaya dari sekolah tersebut. Keterandalan dan keunggulan kurikulum ini pun masih perlu diuji dilapangan dan waktu yang nanti akan menjawabnya. C. Karakteristik dan Tujuan Kurikulum Berbasis Kompetensi Depdiknas (2002) mengemukakan karakteristik KBK secara lebih rinci sebagai berikut: 1. Menekankan kepada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual 'maupun klasikal. Ini mengandung pengertian bahwa Kurikulum Berbasis Kompetensi menekankan kepada ketercapaian kompetensi. Artinya isi KBK pada intinya adalah sejumlah kompetensi yang
  • 5. harus; dicapai oleh siswa, kompetensi inilah yang selanjutnya dinamakan standar minimal atau kemampuan dasar. 2. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman. Ini artinya, keberhasilan pencapaian kompetensi dasar diukur oleh indikator hasil belajar. Indikator inilah yang selanjutnya dijadikan acuan apakah kompetensi yang diharapkan sudah tercapai atau belum. Proses pencapaian hasil belajar itu tentu saja sangat tergantung pada kemampuan siswa. Sebab diyakini, siswa memiliki kemampuan dan kecepatan yang berbeda. KBK memberikan peluang yang sama kepada seluruh siswa untuk dapat mencapai hasil belajar 3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode bervariasi. Artinya sesuai dengan keberagaman siswa, maka metode yang digunakan dalam proses pembelajaran harus bersifat multimetode. Hal ini dimaksudkan untuk merangsang kemampuan berpikir siswa. Bahwa belajar sebagai proses menerima informasi dari guru, dalam KBK harus ditinggalkan. Belajar adalah proses mencari dan menemukan. Belajar adalah proses mengonstruksi pengetahuan oleh siswa. Oleh sebab itu proses pembelajaran harus bervariasi. 4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif. Artinya, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi, dewasa ini siswa bisa belajar dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar yang tersedia. Guru, dalam pembelajaran KBK, guru bukan sebagai satu-satunya sumber belajar. Guru berperan hanya sebagai fasilitator untuk mempermudah siswa belajar dari berbagai macam sumber belajar. 5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. Artinya, keberhasilan pembelajaran KBK tidak hanya diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai isi atau materi pelajaran, akan tetapi juga bagaimana cara mereka menguasai pelajaran tersebut. Oleh sebab itu, KBK menempatkan hasil dan proses belajar sebagai dua sisi yang sama pentingnya. Tujuan Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk menghadapi perannya di masa datang dengan mengembangkan sejumlah kecakapan hidup (life skill). Kecakapan hidup (life skill) adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari dan menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya. 2.2. Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi A. Asas Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai pedoman dan alat pendidikan bagi guru, didasarkan pada tiga asas pokok, yaitu asas filosofis, asas psikologis, dan asas sosiologis teknologis. Selanjutnya makna ketiga asas tersebut dijelaskan di bawah ini. Pertama, asas filosofis berkenaan dengan sistem nilai (value system) yang berlaku di masyarakat. Di Indonesia system nilai yang berlaku adalah Pancasila, oleh sebab
  • 6. itu membentuk manusia yang Pancasilais merupakan tujuan dan arah dari segala ikhtiar berbagai level dan jenis pendidikan. Dengan demikian, isi KBK yang disusun harus memuat dan mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Kedua, asas psikologis berhubungan dengan aspek kejiwaan dan perkembangan peserta didik. Mengapa KBK harus didasarkan pada asas psikologis? Oleh sebab (1) secara psikologis anak didik memiliki perbedaan baik perbedaan minat, bakat maupun potensi yang dimilikinya. Walaupun secara fisik mungkin saja ada dua orang anak yang sama, akan tetapi secara psikologis tidak sama. Anak adalah organisme yang unik, yang berbeda satu dengan yang lain. (2) Anak adalah organisme yang sedang berkembang. Pada setiap tahapan perkembangannya mereka memiliki karakteristik dan ciri tertentu. Berdasarkan karakteristik dan ciri-ciri itulah setiap anak harus menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya. Sebab, manakala tugas perkembangan pada suatu tahap tidak terselesaikan, maka akan mengganggu tahapan berikutnya. Dengan demikian baik tujuan, isi dan strategi pengembangan KBK harus memerhatikan kondisi psikologi perkembangan dan psikologi belajar anak. Ketiga Pengembangan KBK juga didasarkan kepada asas sosiologis dan teknologis. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa sekolah berfungsi untuk mempersiapkan anak didik agar mereka dapat berperan aktif di masyarakat. Oleh karena itu kurikulum sebagai alat dan pedoman dalam proses pendidikan di sekolah harus relevan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. B. Prinsip Pengembangan dan Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi a) Prinsip Pengembangan KBK Terdapat sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam proses pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi, yaitu : a. Peningkatan Keimanan, Budi Pekerti luhur, dan Penghayatan Nilai-nilai Budaya Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu membentuk manusia yang beriman dan bertakwa sejalan dengan filsafat bangsa, maka peningkatan keimanan dan pembentukan budi pekerti luhur, merupakan prinsip pertama yang harus diperhatikan oleh para pengembang KBK. Dengan demikian, prinsip ini harus digali, dipahami, dan diamalkan sehingga mewarnai proses pengembangan kurikulum. b. Keseimbangan Etika, Logika, Estetika, dan Kinestetika Pembentukan manusia yang utuh merupakan tujuan utama pendidikan. Manusia utuh adalah manusia yang seimbang antara kemampuan intelektual dan sikap dan moral serta keterampilan. Pengembangan KBK harus memerhatikan ketiga keseimbangan tersebut. c. Penguatan Integritas Nasional Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai suku dengan latar budaya yang sangat beragam. Pendidikan harus dapat menanamkan pemahaman dan penghargaan terhadap perkembangan budaya dan peradaban bangsa yang majemuk, sehingga mampu memberikan sumbangan terhadap peradaban dunia. d. Perkembangan Pengetahuan dan Teknologi Informasi
  • 7. Pengembangan KBK diarahkan agar anak memiliki kemampuan berpikir dan belajar dengan cara mengakses, memilih dan menilai pengetahuan untuk mengatasi situasi yang cepat berubah dan penuh tantangan serta ketidakpastian melalui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. e. Pengembangan Kecakapan Hidup Kecakapan hidup mencakup keterampilan diri (personal skills), keterampilan berpikir rasional (thinking skills), keterampilan sosial (social skills), keterampilan akademik (academic skills), keterampilan vokasional (vocational skills). Kurikulum mengembangkan kecakapan hidup melalui pembudayaan membaca, menulis, dan berhitung; sikap, dan perilaku adaptif, kreatif, kooperatif, dan kompetitif. f. Pilar Pendidikan Kurikulum mengorganisasikan fondasi belajar ke dalam empat pilar, yaitu: (1) belajar untuk memahami; (2) belajar untuk berbuat kreatif; (3) belajar hidup dalam kebersamaan; dan (4) belajar untuk membangun dan mengekspresikan jati diri yang dilandasi ketiga pilar sebelumnya. g. Komprehensif dan Berkesinambungan Komprehensif mencakup keseluruhan dimensi kemampuan dan substansi yang disajikan secara berkesinambungan mulai dari usia Taman Kanak-kanak atau Rauddhatul Athfal sampai dengan pendidikan. menengah. Kemampuan mencakup pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, pola pikir, dan perilaku. Substansi mencakup norma, nilai-nilai, dan konsep, serta fenomena dan kenyataan yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. h. Belajar Sepanjang Hayat Pendidikan diarahkan pada proses pembudayaan dan peberdayaan peserta didik yang berlanjut sepanjang hayat. i. Diversifikasi Kurikulum Kurikulum dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dam peserta didik b) Prinsip Pelaksanaan KBK Terdapat sejumlah prinsip dalam pelaksanaan KBK, yaitu: a. Kesamaan Memperoleh Kesempatan Prinsip ini mengandung pengertian, bahwa melalui KBK penyediaan tempat yang memberdayakan semua peserta didik secara demokratis dan berkeadilan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap sangat diutamakan. Seluruh peserta didik dari berbagai kelompok seperti kelompok yang kurang beruntung secara ekonomi dan sosial, yang memerlukan bantuan khusus, berbakat, dan unggul berhak menerima pendidikan yang tepat sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya. b. Berpusat pada Anak Upaya memandirikan peserta didik untuk belajar, bekerja sama, dan menilai diri sendiri diutamakan agar peserta didik mampu membangun kemauan, pemahaman, dan
  • 8. pengetahuannya. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik perlu terus- menerus diupayakan. Penilaian berkelanjutan dan komprehensif menjadi sangat penting dalam rangka pencapaian usaha tersebut. Penyajiannya disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan peserta didik melalui pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. c. Pendekatan Menyeluruh dan Kemitraan Semua pengalaman belajar dirancang secara berkesinambungan mulai dari Taman Kanak-kanak dan Rauddhatul Athfal, kelas 1 sampai dengan kelas XII. Pendekatan yang digunakan dalam mengorganisasikan pengalaman belajar berfokus pada kebutuhan peserta didik yang bervariasi dan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu. Keberhasilan pencapaian pengalaman belajar menuntut kemitraan dan tanggung jawab bersama dari peserta didik, guru, sekolah dan madrasah, orang tua, perguruan tinggi, dunia usaha dan industri, dan masyarakat. d. Kesatuan dalam Kebijakan dan Keberagaman dalam Pelaksanaan Standar kompetensi disusun pusat dan cara pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing daerah atau sekolah dan madrasah. Standar kompetensi dapat dijadikan acuan penyusunan kurikulum berdiversifikasi berdasarkan pada satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik, serta taraf internasional. 2.3. Pengembangan Silabus dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi Salah satu inovasi dalam kurikulum berbasis kompetensi adalah adanya peluang bagi daerah dan sekolah untuk mengembangkan silabus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing. Sekolah yang mempunyai kemampuan mandiri dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya setelah mendapat persetujuan dari Dinas Pendidikan setempat (provinsi, kabupaten/kota). Penyusunan silabus dapat dilakukan dengan melibatkan para ahli atau instansi yang relevan di daerah setempat seperti tokoh masyarakat, instansi pemerintah, instansi swasta termasuk perusahaan dan industry, dan perguruan tinggi. Bantuan dan bimbingan teknis untuk penyusunan silabus sepanjang diperlukan dapat diberikan oleh Pusat Kurikulum. 1. Prosedur Pengembangan Silabus KBK Untuk memberi kebutuhan kepada daerah dan sekolah dalam mengembangkan silabus, maka dirasakan perlu menyajikan prosedur pengembangan silabus KBK, yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan revisi. a. Perencanaan. Dalam perencanaan ini tim pengembang silabus mengumpulkan informasi dan referensi, serta mengidentifikasi sumber belajar termasuk narasumber yang diperlukan dalam pengembangan silabus. b. Pelaksanaan Pelaksanaan penyusunan silabus dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
  • 9. 1. Merumuskan kompetensi dan tujuan pembelajaran, serta menentukan materi pembelajaran yang memuat kompetensi dasar, hasil belajar, dan indicator hasil belajar. 2. Menentukan metode dan teknik pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran. 3. Menentukan alat penilaian berbasis kelas sesuai dengan misi KBK. c. Revisi Draft silabus yang telah dikembangkan perlu diuji kelayakannya melalui analisis kualitas silabus, penilaian ahli, dan uji lapangan. Berdasarkan hasil uji kelayakan kemudian dilakukan revisi. Revisi ini pada hakekatnya perlu dilakukan secara kontinu dan berkesinambungan, sejak awal penyusunan draft sampai silabus dilaksanakan dalam situasi belajar yang sebenarnya. Pengembangan silabus KBK hendaknya dilakukan berdasarkan seleksi terhadap kompetensi yang akan dikembangkan, sehingga rumusan kompetensi yang diperoleh merupakan kompetensi yang benar-benar dibutuhkan oleh peserta didik sesuai dengan tuntutan dan beban tugas yang akan dilakukannya setelah mengikuti pembelajaran. Bila kurikulum berbasis kompetensi ini dimplementasikan pada sekolah menengah, maka perlu pemahaman yang mendalam tentang kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sekolah menengah. Kompetensi-kompetensi yang ingin dicapai oleh suatu sekolah perlu dideskripsikan secara jelas dan tertulis, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, maupun sikap untuk melaksanakan tugas-tugas sebagaimana yang tertuang dalam tujuan sekolah yang bersangkutan. Mc. Ashan (1981 : 57) menjelaskan 6 cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan analisis kompetensi dalam hubungan dengan pengembangan KBK, yaitu : 1. Analisis tugas; untuk mendeskripsikan indicator-indikator kompetensi. 2. Pola analisis; untuk mengembangkan keterampilan baru yang belum ada dalam pekerjaan. 3. Research; analisis kompetensi berdasarkan hasil-hasil penellitian dan diskusi. 4. Expert judgement; analisis kompetensi berdasarkan pertimbangan ahli. 5. Individual or group interview data; analisi kompetensi berdasarkan wawancara, baik secara individu maupun kelompok. 6. Role play; analisis kompetensi berdasarkan pengamatan dan penilaian terhadap sejumlah orang yang melakukan peran tertentu. Hasil analisis tersebut merupakan bahan untuk merumuskan tujuan pendidikan dalam setiap mata pelajaran. Setiap tugas harus drumuskan dengan jelas agar peserta didik mengetahui apa yang harus mereka pelajari. Berdasarkan kompetensi dan tujuan yang akan dicapai dikembangkan alat evakuasi untuk mengukur ketercapaian tujuan sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan. 2. Peran dan Tanggung Jawab Berbagai Pihak dalam Pengembangan Silabus Pihak-pihak yang memiliki peran dan tanggung jawab secara langsung dalam pengembangan silabus dalam pengembangan kurikulum berbasis kompetensi adalah pusat pengembangan kurikulum departemen pendidikan nasional, dinas pendidikan provinsi, dinas
  • 10. pendidikan kabupaten/kota, serta sekolah yang akan mengimplementasikan KBK, sesuai dengan kapasitas dan proporsinya masing-masing. Peran dan tanggung jawab tersebut antara lain : a. Pusat Kurikulum Depdiknas 1) Memberikan pelayanan kepada tim perekayasa kurikulum tingkat provinsi, dan bila dimungkinkan memberikan pelayanan langsung ke tingkat kabupaten atau kota. 2) Menyelanggarakan seminar, dan lokakarya untuk meningkatkan kualitas implementasi kurikulum. 3) Menguji kelayakan silabus KBK melalui penilaian ahli, yang melibatkan berbagai ahli, baik ahli kurikulum, ahli bahasa maupun ahli bidang studi. 4) Melakukan penilaian secara berkala dan berkesinambungan tentang efektifitas dan efesiensi kurikulum berbasis kompetensi secara nasional. b. Dinas Pendidikan Provinsi 1) Memberikan kemudahan dalam pembentukan tim pengembangan silabus tingkat kabupaten atau kota, melalui pembinaan, penataran, dan pelatihan. 2) Memberikan dukungan sumber-sumber daya pendidikan untuk kepentingan penyusunan silabus. 3) Mengupayakan dana secara rutin untuk kepentingan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi, khususnya dalam pengembangan silabus; termasuk penilaian dan monitoring. 4) Memantau penyusunan silabus dan implementasi KBK pada tingkat kabupaten dan kota. 5) Menyelenggarakan pelatihan dan lokakarya untuk meningkatkan kualitas implementasi kurikulum pada tingkat kabupaten dan kota. 6) Memberikan layanan operasional implementasi KBK, dan penyusunan silabus bagi seluruh kabupaten dan kota c. Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota 1) Mengembangkan rambu-rambu pengembangan silabus yang sesuai dengan kebutuhan daerah yang bersangkutan, sebagai pedoman tim pengembang silabus, dan bagi sekolah yang mampu mengembangkannya sendiri. 2) Memberikan kemudahan bagi sekolah yang mampu mengembangkan silabus KBK sendiri. 3) Mengkaji kelayakan silabus yang dibuat oleh sekolah-sekolah yang memiliki kemampuan untuk mengembangkannya. 4) Memberikan dukungan sumber-sumber daya pendidikan untuk kepentingan penyusunan silabus. 5) Membentuk tim pengembang silabus pada tingkat kota dan kabupaten. 6) Mendistribusikan silabus KBK untuk diimplementasikan oleh setiap sekolah. 7) Melakukan supervise, penilaian, dan monitoring terhadap implementasi kurikulum berbasis kompetensi, khususnya yang berkaitan dengan kesesuaian silabus. 8) Mengupayakan tersedianya sumber dana pada tingkat kabupaten dan kota yang dialokasikanuntuk pengembangan, pelaksanaan, evaluasi, dan perbaikan silabus.
  • 11. d. Sekolah 1) Membentuk tim pengembang silabus KBK tingkat sekolah bagi yang mampu melakukannya. 2) Mengembangkan silabus sendiri bagi yang mampu dan memenuhi kriteria untuk melakukannya. 3) Mengidentifikasi kompetensi sesuai dengan perkembangan pesertadidik dan kebutuhan daerah yang perlu dikembangkan ke dalam silabus KBK. 4) Memohon bantuan dinas kabuoaten dan kota dalam proses penyusunan silabus. 5) Mengimplementasikan silabus sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan sekolah, baik buatan sendiri maupun yang disusun oleh sekolah lain. 6) Menguji kelayakan silabus KBK yang diimplementasikan di sekolahnya, melalui analisis kualitas silabus, dalam kaitannya dengan peningkatan prestasi belajar peserta didik. 7) Memberikan masukan kepada dinas pendidikan kabupaten dan kota, dinas pendidikan provinsi, dan pusat kurikulum departemen pendidikan nasional, berkaitan dengan efektifitas dan efesiensi silabus KBK, berdasarkan kondisi aktual di lapangan. BAB III MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN 3.1. Konsep Dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan A. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Istilah Kurikulum dari bahasa latin “Curiculum”, sedangkan menurut bahasa Prancis “Cuurier” artinya “to run” berlari. Berikut ini pengertian kurikulum menurut beberapa pakar kurikulum. 1. Alice Miel dalam bukunya Changing the Curriculum : a Social Proses (1946) menyatakan bahwa kurikulum adalah segala pengalaman dan pengaruh yang bercorak pendidikan yang diperoleh anak di sekolah. Kurikulum mencakup pengetahuan, kecakapan, kebiasaan- kebiasaan, sikap, apresiasi, cita-cita, norma-norma, pribadi guru, kepala sekolah, dan seluruh pegawai sekolah. 2. J. Galen Saylor dan William M. Alexander dalam bukunya Curuiculum Planning for Better Teaching and Learning (1956) mengartikan kurikulum adalah segala usaha untuk memengaruhi anak belajar, apakah dalam ruangan kelas, di halaman sekolah atau di luar sekolah, termasuk kurikulum. Kurikulum juga meliputi kegiatan ekstrakurikuler. 3. Harold B. Albertycs dalam bukunya Reorganizing the High School Curriculum(1965) mengartikan kurikulum sebagai semua kegiatan baik didalam kelas maupun diluar kelas yang berada dibawah tanggung jawab sekolah.
  • 12. 4. William B. Ragan dalam bukunya Modern Elementary Curriculum (1966) menyatakan bahwa kurikulum meliputi seluruh program dan kehidupan dalam sekolah, yakni segala pengalaman anak dibawah tanggung jawab sekolah. Kurikulum tidak hanya meliputi pelajaran, tetapi juga meliputi seluruh kehidupan dalam kelas, termasuk di dalamnya hubungan sosial antara guru dan murid, metode mengajar, dan cara mengevaluasi. 5. B. Othanel Smith, W.O. Stanley, dan J. Harlan Shores mengartikan kurikulum sebagai sejumlah pengalaman yang secara potensial dapat diberikan kepada anak dan pemuda, agar mereka dapat berpikir dan berbuat sesuai dengan masyarakatnya. 6. J.Lloyd Trump dan Delmas F.Miller dalam bukunya Secondary School Improvement (1973) mengartikan kurikulum meliputi metode mengajar dan belajar, cara mengevaluasi murid dan seluruh program, perubahan tenaga mengajar, bimbingan dan penyuluhan supervise dan administrasi dan hal-hal struktural mengenai waktu, jumlah ruangan, serta kemungkinan memilih mata pelajaran. Sementara itu, menurut PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan , isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. B. Sejarah Perkembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan revisi dan pengembangan diri Kurikulum Berbasis Kompetensi atau ada yang menyebut Kurikulum 2004. KTSP lahir karena dianggap KBK masih sarat dengan beban belajar dan pemerintah pusat dalam hal ini Depdiknas masih dipandang terlalu intervensi dalam pengembangan kurikulum. Oleh karena itu, dalam KTSP beban belajar siswa sedikit berkurang dan tingkat satuan pendidikan (sekolah, guru, dan komite sekolah) diberikan kewenangan untuk mengembangkan kurikulum, seperti membuat indikator, silabus, dan beberapa komponen kurikulum lainnya. C. Karakteristik dan Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Beberapa karakteristik KTSP yaitu : 1. Pemberian Otonomi Luas Kepada Sekolah Dan Satuan Pendidikan KTSP memberikan otonomi yang luas kepada sekolah dan satuan pendidikan disertai seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi setempat dan juga kewenangan dan kekuasaan yang luas untuk mengembangkan pembelajaran serta menggali dan mengelola sumber dana sesuai dengan prioritas kebutuhan. 2. Partisipasi Masyarakat Dan Orang Tua Yang Tinggi Orang tua peserta didik dan masyarakat tidak hanya medukung sekolah melalu bantuan keuangan, tetapi melalui komite sekolah dan dewan pendidikan merumuskan serta mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. 3. Kepemimpinan Yang Demokratis Dan Profesional
  • 13. Kepala sekolah dan guru-guru sebagai tenaga pelaksana kurikulum merupakan orang- orang yang memiliki kemampuan dan integritas profesional. Dalam pengambilan keputusan, kepala seklah mengimplementasikan proses “bottom up” secara demokratis, sehingga semua pihak memiliki tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil beserta pelaksanaannya. 4. Tim Kerja Yang Kompak Dan Transparan Dalam KTSP, keberhasilan pengembangan kurikulum dan pembelajaran didukung oleh kinerja team yang kompak dan transparan dari berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan. Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga penddikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipasif dalam pengembangan kurikulum. Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP untuk: 1. Meningkatkan mutu pendidkan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulu, mengelola, memberdayakan sumber daya yang tersedia. 2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama. 3. Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai. 3.2. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan A. Pengembanan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pengembangan kurikulum mencakup beberapa tingkat, yaitu : 1. Pengembangan Kurikulum Tingkat Nasional Kurikulum tingkat nasional dikembangkan dengan memperhatikan konteks pendidikan yakni Kebangkitan Islam, Otnomi Daerah, Millenium Goals 2015 (Globalisasi), Demokratisasi, Pembangunan Berkelanjutan, Perkembangan IPTEKS, dan Ekonomi Berbasis spiritual, Moral, dan Intelektual. Pada tingkat ini, kurikulum dibahas dalam lingkup nasional, meliputi jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah baik secara vertikal (meliputi jenjang pendidikan) maupun horisontal (berkaitan keselarasan antarberbagai jenis pendidikan dalam berbagai jenjang) dalam rangka merealisasikan tujuan pendidikan nasional sesuai landasan spiritual, filosofis, sosiologis, dan psikologis dengan memperhatikan standar nasional pendidikan. 2. Pengembangan KTSP Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, antara lain : a. Menganalisis dan mengembangkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. b. Merumuskan tujuan, visi dan misi pendidikan. c. Mengembangkan bidang studi untuk merealisasikan tujuan tersebut. d. Mengembangkan dan mengidentifikasi tenaga-tenaga kependidikan sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan.
  • 14. e. Mengidentifikasi fasilitas pembelajaran yang diperlukan untuk memberi kemudahan daam belajar. 3. Pengembangan Silabus Pada tingkat ini dilakukan pengembangan silabus untuk setiap bidang studi. Penyusunan silabus mengacu pada KTSP dan perangkat komponennya yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi dan standar isi yang dikembangkan oleh BSNP. Kegiatan yang dilakukan antara lain: a. Mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar serta tujuan setiap bidang studi. b. Mengembangkan kompetensi dasar dan materistandar yang diperlukan dalam pembelajaran. c. Mendeskripsikan kompetensi dasar serta mengelompokan sesuai dengan ruang lingkup dan urutannya. d. Mengembangkan indikator untuk setiap kompetensi dan kriteria pencapaiannya. e. Mengembangkan instrumen penilaian. 4. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kegiatan pengembangan kurikulum pada tingkat ini adalah menyusun dan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran atau persiapan mengajar. 5. Kurikulum Aktual (Pelaksanaan Pembelajaran) Kurikulum aktual adalah interaksi antara peserta didik dengan guru dan lingkungan pembelajaran. Aktualisasi sangat ditentukan oleh profesionalisme guru dalam melaksanakan pembelajaran. B. Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam menyusun kurikulum yang dibuat oleh BSNP sebagai berikut : 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungannya 2. Beragam dan terpadu Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman peserta didik yang meliputi substansi komponen muatan wajib, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu. 3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Karena kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. 4. Relevan dengan kehidupan Pengembangan kurikulum harus mempertimbngkan dan memperhatikan pengembangan integritas pribadi, kecerdasan spiritual, keterampilan berpikir, kreatifitas sosial, kemampuan akademik, dan keterampilan vokasional. 5. Menyeluruh dan berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
  • 15. 6. Belajar sepanjang hayat Kurikulum diarahkan kepada proses pengembanga, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. 7. Seimbang antara kepentingan global, nasional dan lokal untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. C. Strategi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Beberapa strategi yang perlu diperhatikan dalam pengembangan dan pelaksanaan KTSP yaitu : 1. Sosialisasi KTSP di Sekolah Sosialisasi perlu dilakukan secara matang kepada berbagai pihak agar dapat dipahami dan diterapkan secara optimal karena sosialisai merupakan langkah penting yang akan menunjang dan menentukan keberhasilan KTSP. 2. Menciptakan Suasana yang Kondusif Iklim belajar yang kondusif merupakan tulang punggung dan faktor pendorong yang dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses belajar, sebaliknya iklim belajar yang kurang menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan. Pengembangan KTSP memerlukan ruangan yang fleksibel serta mudah disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Iklim belajar yang kondusif antara lain dapat dikembangkan melalui berbagai layanan dan kegiatan sebagai berikut: a. Menyediakan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun cepat dalam melakukan tugas pembelajaran. b. Memberikan pembelajaran remedial bagi peserta didik yang kurang berprestasi. c. Mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman dan aman. d. Menciptakan kerjasama saling menghargai, baik antarpeserta didik maupun antara peserta didik dengan guru. e. Melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan belajar dan pembelajaran. f. Mengembangkan proses pembelajaran sebagai tanggung jawab bersama sehingga guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator. g. Mengembangkan sistem evaluasi belajar dan pembelajaran. 3. Menyiapkan Sumber Belajar Sumber belajar yang perlu dikembangkan dalam KTSP di sekolah antara lain laboratorium, pusat sumber belajar, dan perpustakaan, serta tenaga pengelola yang profesional. Dalam pengembangan sumber belajar, guru di samping harus mampu membuat sendiri alat pembelajaran dan alat peraga, juga harus berinisiatif mendayagunakan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar yang lebih konkrit. 4. Membina Disiplin Ini bertujuan untuk membantu peserta didik menemukan diri, mengatasi dan mencegah timbulnya problem-problem disiplin serta berusaha menciptakan situasi menyenangkan bagi
  • 16. kegiatan pembelajaran sehingga mereka mentaati segala peraturan yang ditetapkan. Beberapa strategi yang dapat digunakan dalam membina disiplin disekolan, yaitu: a. Konsep diri; untuk menumbuhakn konsep diri, guru disarankan bersikap empatik, menerima, hangat, dan terbuka sehingga peserta didik dapat mengekplorasikan pikiran dan perasaan dalam memecahkan masalah. b. Keterampilan berkomunikasi; guru harus memiliki keterampilan berkomunikasi yang efektif agar mampu menerima semua perasaan dan mendorong timbulnya kepatuhan peserta didik. c. Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami; perlaku yang salah terjadi karena peserta didik telah mengembangkan kepercayaan yang salah terhadap dirinya sehingga guru disarankan untuk menunjukan tujuan perilaku salah dan memanfaatkan akibat logis dan alami dari perilaku yang salah. d. Klarifikasi nilai; untuk membantu peserta ddik dalam menjawab pertanyaannya sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri. e. Analisis transaksional; disarankan agar guru belajar sebagai orang dewasa ketika berhadapan dengan peserta didik yang menghadapi masalah. f. Terapi realitas; sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan dan meningkatkan keterlibatan. g. Disiplin yang terintegrasi; metode ini menekannkan pengendalian penuh oleh guru untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan. 5. Mengembangkan Kemandirian Kepala Sekolah Dalam pengembangan KTSP diperlukan kepala sekolah yang mandiri dan profesional dengan kemampuan manajemen serta kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan prakasa dan dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah melalui program-progran yng dilaksanakan secara terencana dan bertahap untuk meningkatkan mutu sekolah. 6. Membangun Karakter Guru Guru merupakan faktor terpenting yang besar pengaruhnya terhadap prosesdsn hasil belajar, bahkan sangat menentukan berhasil-tidaknya peserta didik dalam belajar. Pengembangan KTSP menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam membentuk kompetensi pribadi peserta didik. Agar guru mampu memerankan dirinya sebagai fasilitator pembelajaran, terdapat beberapa hal yang harus dipahami dari peserta didik, yaitu kemampuan, potensi, minat, hoby, sikap, kepribadian, kebiasaan, catatan ksehatan, latar belakang keluarga, dan kegiatannya di sekolah. Agar KTSP dapat dikembangkan secara efektif serta meningkatkan kualitas pembelajaran, guru perlu memiliki hal-hal berikut: a. Menguasai dan memahami kompetensi dasar dan hubungannya dengan kompetensi lain dengan baik b. Menyukai apa yang diajarkannya dan menyukai mengajar sebagai suatu profesi c. Memahami peserta didik, pengalaman, kemampuan, dan prestasinya
  • 17. d. Mnggunakan metoda yang bervariasi dalam mengajar dan membentuk kompetensi peserta didik e. Mengeliminsi bahan-bahan yang kurang penting dalam kaitannya dengan pembentukan kompetensi f. Mengikuti perkembangan pengetahuan mutakhir g. Menyiapkan proses pembelajaran h. Mendorong peserta didik untuk memperoleh hasil yang lebih baik i. Menghubungkan pengalaman yang lalu dengan kompetensi yang akan dikembangkan. 7. Memberdayakan Staf Manajemen staf di sekolah haru sditujukan untuk memberdayakan staf secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal namun tetap menyenangkan. Pemberdayaan staf dalam kaitannya dengan pengembangan KTSP dapat dilakukan sebagai berikut: a. Meningkatkan kesejahteraan staf b. Memperhatikan pendidikan prajabatan c. Memperhatikan rekrutmen dan penempatan staf d. Peningkatan kualitas staf e. Pengembangan karier tenaga kependidikan Dalam rangka menyuksekan implementasi KTSP secara utuh dan menyeluruh, hendaknya setiapsekolah mampu mengembangkan berbagai potensi peserta didik secara optimal terutama dalam pengembangan akhlak dan moral. Hal ini penting karena...There is no excellent performance without high morale. No Morale, no excellence. Excellence can be experienced at every level and in every serious kind of education (Gardner). 3.3. Pengembangan Silabus dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan A. Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Suatu silabus minimal memuat lima komponen utama, yaitu: 1. Standar kompetensi 2. Kompetensi dasar 3. Indikator 4. Materi standar 5. Standar proses (kegiatan belajar-mengajar) 6. Standar penilaian B. Prinsip Pengembangan Silabus Pengembangan silabus dalam KTSP diserahkan sepenuhnya kepada setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan silabus, antara lain :
  • 18. 1. Ilmiah; keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar, logis dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. 2. Relevan; ruang lingkup, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, yakni : tingkat perkembangan intelektual, sosial, emosional dan spiritual peserta didik. 3. Fleksibel; pelaksana program, peseeta didik, dan lulusan memiliki ruang gerak dan kebebasan dalam bertindak. 4. Kontinuitas; setiap program pembelajaran yang dikemas dalam silabus memiliki keterkaitan satu sama lain dalam membentuk kompetensi dan pribadi peserta didik. 5. Konsisten; antara standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memiliki hubungan yang konsisten. 6. Memadai; ruang lingkup indikator, materi standar, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian dapat mencapai kompetens dasar yang telah ditetapkan. 7. Aktual dan Kontekstual; ruang lingkup kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni mutakhir yang sedang terjadi. 8. Efektif; memperhatikan keterlaksanaan silabus tersebut dalam proses pembelajaran, dan tingkat pembentukkan kompetensi sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan. 9. Efisien; berkaitan dengan upaya untuk memperkecil atau menghemat dana, daya, dan waktu tana mengurangi hasil atau kompetensi standar yang ditetapkan. C. Tugas dan Tanggung Jawab Pengembangan Silabus Penyusunan silabus dapat dilakukan dengan melibatkan para ahli atau institusi yang relevan di daerah setempat. Pengembangan silabus melibatkan berbagai pihak yang memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing. 1. Departemen Pendidikan nasional (Depdiknas) a. Menyiapkan peraturan b. Menetapkan standar nasional c. Mengembangkan model/contoh silabus d. Menyediakan anggaran 2. Dinas Pendidikan Provinsi a. Menyesuaikan buku teks pembelajaran b. Membuat contoh silabus yang efektif dan efisien c. Memberi kemudahan dan dukungan dalam pembentukan tim pengembangan silabus d. Menyiapkan dana untuk pengembangan kurikulum e. Menyesuaikan aturan-aturan 3. Dinas Pendidikan Kota a. Membentuk tim pengembang silabus b. Mengembang rambu-rambu pengembngan silabus c. Mengalokasikan anggaran
  • 19. d. Memfasilitasi sekolah 4. Sekolah a. Membentuk TIM kelompok kerja guru atau musyawarah guru mata pelajaran b. Mengembangkan program (KTSP, Silabus dan RPP) c. Membentuk komite sekolah d. Menetapkan tim rekayasa kurikulum e. Memberikan layanan administrasi 5. Guru a. Menganalisis rancangan kompetensi dan indikator kompetensi serta materi standar b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran D. Prosedur Pengembangan Silabus Pengembangan silabus KTSP mencakup langkah-langkah sebaga berikut : 1. Mengisi kolom identitas 2. Mengkaji dan menganalisis standar kompetensi 3. Mengkaji dan menentukan kompetensi dasar 4. Mengidentifikasikan materi standar 5. Mengembangkan pengalaman belajar (standar proses) 6. Merumuskan indikator keberhasilan 7. Menentukan penilaian (standar penilaian) 8. Alokasi waktu 9. Menentukan sumber belajar E. Proses Pengembangan Silabus Proses pengembangan silabus yaitu : 1. Perencanaan Tim pengembang harus mengumpulkan informasi dan referensi serta mengidentifikasi sumber belajar dengan memanfaatkan perangkat teknologi dan informasi. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan penyusunan silabus dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Merumuskan kompetensi dan tujuan pembelajaran serta menentukan materi standar yang memuat kompetensi dasar, materi standar, hasil belajar, dan indikator hasil belajar. b. Menentukan strategi, metode dan teknik pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran c. Menentukan alat evaluasi berbasis kelas dan alat ujian berbasis sekolah d. Menganalisis kesesuaian silabus dengan pengorganisasikan pengalaman belajar dan waktu yang tersedia sesuai dengan kurikulum 3. Penilaian Penilaian silabus harus dilakukan secara berkala dan berkesinambungan dengan menggunakan model-model penilaian. 4. Revisi
  • 20. Draft silabus yang telah dikembangkan perlu diuji kelayakannya melalui analisis kualitas silabus, penilaian ahli dan uji lapangan kemudian dari hasil uji kelayakan dilakukan revisi. BAB IV RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 4.1 Petunjuk Pengisian Format RPP A. Identitas Tuliskan identitas RPP terdiri dari: Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas-/Semester, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan Alokasi Waktu. Catatan: 1. RPP disusun untuk satu Kompetensi Dasar. 2. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus yang disusun dan telah diberlakukan dalam suatu satuan pendidikan (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK). Menjadi perhatian: Standar kompetensi – kompetensi dasar – indikator adalah suatu alur pikir yang saling terkait tidak dapat dipisahkan. Indikator adalah perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa siswa telah mencapai kompetensi dasar. Kompetensi Dasar adalah sejumlah kompetensi yang memberikan gambaran bahwa siswa telah mencapai standar kompetensi. 3. Indikator merupakan: Penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah. Rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
  • 21. Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Disusun dengan kalimat operasional (dapat diukur) berisi komponen ABCD (Audience = Siswa, Behavior = Perilaku, Competency = Kompetensi dan Degree = peringkat/ukuran). 4. Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar, dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh: 2 x 40 menit). Karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan bergantung pada karakteristik kompetensi dasarnya. B. Tujuan Pembelajaran Tuliskan output (hasil langsung) dari satu paket pengalaman belajar yang dikemas oleh guru, karena itu penetapan tujuan pembelajaran dapat mengacu pada pengalaman belajar siswa. Misalnya: Pengalaman belajar: Mengumpulkan informasi tentang penyakit tekanan darah tinggi dan stroke dari berbagai sumber (SMP/MTs). Tujuan Pembelajaran: Siswa dapat melaporkan hasil pengumpulan informasi tentang penyakit tekanan darah tinggi dan stroke. Contoh lain: Pengalaman belajar: Mendapat informasi tentang sistem peredaran darah pada manusia dan mengkomunikasikan kepada sesama siswa di kelas. Tujuan pembelajaran, boleh salah satu di antara atau keseluruhan tujuan pembelajaran berikut: 1. Siswa dapat menjawab pertanyaan guru berikut: a. Organ apa saja yang termasuk ke dalam alat-alat peredaran darah. b. Sebutkan bagian-bagian jantung. c. Deskripsikan mekanisme peredaran darah pada manusia. 2. Siswa dapat merespon dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh teman-teman sekelasnya. 3. Siswa dapat mengulang kembali informasi tentang peredaran darah yang telah disampaikan oleh guru. Bila pembelajaran dilakukan lebih dari 1 (satu) pertemuan, ada baiknya tujuan pembelajaran juga dibedakan menurut waktu pertemuan, sehingga target-target produk tiap pembelajaran jelas kelihatan. C. Materi Pembelajaran Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan indikator. Materi dikutip dari materi pokok yang ada dalam silabus. Materi pokok tersebut kemudian dikembangkan menjadi beberapa uraian materi. Untuk memudahkan penetapan uraian materi dapat diacu dari indikator. Contoh: Indikator: siswa dapat menyebutkan ciri-ciri kehidupan (SMA/MA)
  • 22. Materi pembelajaran: Ciri-Ciri Kehidupan: Nutrisi, bergerak, bereproduksi, transportasi, regulasi, iritabilitas, bernapas, dan ekskresi. Contoh lain: Indikator: Menyebutkan jenis-jenis makanan hewan (IPA Kelas IV SD) Tujuan Pembelajaran: Menyebutkan jenis-jenis makanan hewan meliputi hewan darat dan hewan air. Materi pembelajaran: Jenis-jenis makanan hewan: Jenis-jenis makanan hewan hidup di darat Jenis-jenis makanan hewan yang hidup di air D. Metode Pembelajaran Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih. Karena itu pada bagian ini cantumkan pendekatan pembelajaran dan metode-metode yang diintegrasikan dalam satu pengalaman belajar siswa: 1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya: pendekatan proses, kontekstual, pembelajaran langsung, pemecahan masalah, dan sebagainya. 2. Metode-metode yang digunakan, misalnya: ceramah, inquiri, observasi, tanya jawab, dan seterusnya. E. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Langkah-langkah standar yang harus dipenuhi pada setiap unsur kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: a. Kegiatan pendahuluan Orientasi: memusat perhatian siswa terhadap materi yang akan dibelajarkan. Dapat dilakukan dengan menunjukkan benda yang menarik, memberikan illustrasi, membaca berita di surat kabar dan sebagainya. Contoh: ”Anak-anak sekalian, perhatikan apa yang saya pegang. Karim, silahkan kamu menyebutkan apa yang saya pegang”. Penyebutan nama siswa dalam RPP akan sangat membantu guru dalam melakukan pengendalian siswa yang dilibatkan dalam pembelajaran. Apersepsi: memberikan persepsi awal kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan. Contoh: Siswa mengamati gambar (gunting koran) tentang bangunan/benda-benda yang rusak akibat
  • 23. gempa bumi (gambar tidak harus seragam). Tahap ini juga dapat digunakan untuk mengetahui pengetahuan prasyarat yang harus dimiliki siswa, dapat digali dengan melakukan pretest. Motivasi: Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari gempa bumi, bidang-bidang pekerjaan berkaitan dengan gempa bumi, dsb. Pemberian Acuan: biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar. Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelak-sana¬an pengalaman belajar (sesuai dengan rencana langkah-langkah pembelajaran). b. Kegiatan inti Berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui siswa untuk dapat menkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata (frame work) masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar siswa dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada tujuan pembelajaran dan indikator. Untuk memudahkan, sebaiknya kegiatan inti dilengkapi dengan Lembaran Kerja Siswa (LKS). Catatan: LKS yang ada pada buku LKS yang diperdagangkan belum tentu sesuai dengan rencana yang disusun oleh guru. c. Kegiatan penutup Guru mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman/simpulan. Guru memeriksa hasil belajar siswa. Dapat dengan memberikan tes tertulis atau tes lisan atau meminta siswa untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau dalam bentuk tanya jawab dengan mengambil ± 25% siswa sebagai sampelnya. Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan di luar kelas, di rumah atau tugas sebagai bagian remidi-/pengayaan. 2. Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan. Contoh: Pada suatu pembelajaran digunakan model ”Pembelajaran Langsung”. Langkah-langkah pembelajaran disusun sesuai dengan sintaks pembel-ajaran langsung sebagai berikut: FASE-FASE PERILAKU GURU Fase 1 Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa Menjelaskan tujuan pembelajaran/indikator, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar Fase 2 Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan Mendemonstrasikan keterampilan yang benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap.
  • 24. Fase 3 Membimbing pelatihan Merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal. Fase 4 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan. Fase 5 Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan Mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari – hari F. Sumber Belajar Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan oleh satuan pendidikan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber (tenaga ahli, seperti bidang, lurah, polisi, dsb), alat, dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional. Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referens, dalam RPP harus dicantumkan judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu. G. Penilaian Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data. Dalam sajiannya dapat dituangkan dalam bentuk matrik horisontal atau vertikal. Apabila penilaian menggunakan teknik tes tertulis uraian, tes unjuk kerja, dan tugas rumah yang berupa proyek harus disertai rubrik penilaian. Contoh: Soal : Tuliskan 3 akibat tidak memiliki rasa tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari Pedoman Penskoran: No. Kunci/Kriteria Jawaban Skor 1. Sering mendapat masalah 1 2. Pekerjaan terbengkalai 1 3. Diremehkan orang lain 1 Skor maksimum 3 Contoh lain: 1. Di manakah letak kelenjar pankreas? 2. Tuliskan dan jelaskan enzim yangdihasilkan pankreas! 3. Di manakah enzim-enzim itu aktif? Pedoman Penskoran: No. Kunci/Kriteria Jawaban Skor 1. Pankreas terletak di rongga perut 1 2. Enzim yang dihasilkan pankreas: Tripsin untuk mengubah protein menjadi peptida dan asam-asam amino 2 Amilase untuk mencerna tepung menjadi maltosa dan disakarida lain 2
  • 25. Lipase untuk mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol 2 Bikarbonat untuk menetralisir HCl yang masuk ke usus dari lambung 2 3. Enzim-enzim itu aktif di usus halus 1 Skor maksimum 10 Perlu disadari oleh guru, bahwa: 1. RPP yang benar akan berdampak pada penulisan materi ajar dan LKS sendiri oleh guru. Sebab materi ajar pada Buku Pegangan Belajar Siswa dan LKS (yang dijual bebas) belum tentu sesuai dengan rencana pembelajaran yang disusun oleh guru. 2. Karena RPP disusun sendiri oleh guru, maka akan timbul dorongan pada diri guru untuk menyiapkan fasilitas pembelajaran untuk memudahkan siswa untuk belajar. 3. Ide-ide kreatif yang bertujuan membelajarkan siswa akan berdampak pada peningkatan efektifitas pembelajaran. 4. Ide-ide kreatif tersebut hanya dapat dihasilkan oleh seorang guru yang ikhlas berusaha mencerdaskan siswanya. 4.2 Contoh RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Identitas Nama Sekolah : ................................... Mata Pelajaran : ................................... Kelas/Semester : ................................... Standar Kompetensi : ................................... Kompetensi Dasar : ................................... Indikator : ................................... Alokasi Waktu : ..... x 40 menit (… pertemuan) B. Tujuan Pembelajaran C. Materi Pembelajaran D. Metode Pembelajaran E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Penutup Pertemuan 2 Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Penutup Pertemuan 3 dst
  • 26. F. Sumber Belajar G. Penilaian Mengetahui: Kepala Sekolah..................., Guru Mata Pelajaran, .............................................. .................................................. NIP. NIP. Berikut ini contoh RPP yang masih bersifat umum, masih membutuhkan rincian kegiatan pembelajaran yang spesifik sesuai dengan kebutuhan belajar siswa di masing- masing sekolah/daerah. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Kelas/Semester : I/1 Alokasi waktu : 10 jam Tujuan : Siswa dapat berinteraksi secara lisan dalam bahasa Inggris terutama dalam hal perkenalan diri dan orang lain, sapaan, ucapan terima kasih dan permintaan maaf SK dan KD Listening-Speaking Siswa dapat berinteraksi secara interpersonal sangat sederhana dengan lingkungan terdekat, terutama dalam - Perkenalan diri/orang lain - sapaan - ucapan terima kasih - permintaan maaf Indikator - Siswa terbiasa menyapa orang lain dengan ungkapan yang benar dalam bahasa Inggris sesuai dengan waktu dan orang yang diajak bicara. - Siswa dapat menyebutkan anggota keluarga inti dan terdekat, dengan ungkapan seperti „This is my father. This one is my mother. - Siswa dapat menyebutkan nama benda-benda yang ada di rumahnya dengan ungkapan seperti: „I have a big bed, my living room is small but nice.‟, dengan ucapan dan tata bahasa yang benar.
  • 27. Materi Ajar Tema: My Family Sub-Tema: - Family Life - Identity - Home Environment Metode Pembelajaran Family Life: Tatap Muka Terstruktur Mandiri Mengamati model interaksi interpersonal yang diperagakan oleh guru atau teman PR: menghafal secara lisan model percakapan pendek tertulis yang diberikan guru Siswa membiasakan diri untuk menyapa, meminta maaf, berterimakasih kepada guru dan teman dalam bahasa Inggris setiap kali ada kesempatan yang tepat, terutama dalam mata pelajaran Bahasa Inggris Identity Tatap Muka Terstruktur Mandiri Mengamati model cara menyebutkan hubungan keluarga dalam keluarga inti dan keluarga terdekat PR: menyebutkan orang-orang dan hubungan keluarga dalam keluarga inti dan keluarga terdekat: diri sendiri, teman, saudara, dsb. Berlatih secara terus menerus menyebutkan hubungan keluarga antar orang-orang yang ada di sekitarnya atau siapa saja yang diketahui. Home Environment Tatap Muka Terstruktur Mandiri Mengamati model cara mengucapkan nama-nama benda PR: menghafal nama benda-benda yang sudah dipelajari sebelumnya dengan ucapan yang benar Dengan bekerja sama dengan teman-temannya dan bantuan guru, orang tua atau orang lain di sekitarnya (jika ada), berusaha mendapatkan nama-nama dalam bahasa Inggris berbagai benda lain yang terdapat di rumahnya dan lingkungan sekitarnya. Alat dan Sumber Belajar
  • 28. Family Life - Ucapan-ucapan guru ketika mengajar dengan bahasa Inggris - Contoh-contoh teks fungsional pendek tertulis dari buku teks atau sumber-sumber lain Identity - Gambar - Orang-orang dalam keluarga inti dan keluarga dekat siswa Home Environment - Ucapan-ucapan guru ketika mengajar dengan bahasa Inggris - Contoh-contoh teks fungsional pendek tertulis dari buku teks atau sumber-sumber lain Penilaian Aspek yang dinilai Mendengarkan/Berbicara: - Tercapai tujuan (terhibur atau mendapatkan nilai moral yang disampaikan) - Penggunaan ungkapan - Pengucapan, intonasi, tata bahasa, kosa kata - sikap Membaca Pemahaman: - Mengidentifikasi hubungan keluarga orang-orang yang ada dalam teks Membaca nyaring: - Pengucapan, intonasi, tata bahasa, kosa kata - Sikap Menulis: - Ketepatan penggunaan sebutan untuk hubungan keluarga sesuai dengan bagan silsilah yang diberikan. - Ejaan, tanda baca, tulisan tangan Cara penilaian: - Tes lisan/tertulis - Observasi kelas - Penilaian guru - Penilaian teman - Penilaian diri - Portofolio. Contoh Rubrik Penilaian
  • 29. Format Penilaian „Retelling Story‟ (Menggunakan Skala Penilaian) Nama Siswa: ________ Kelas: _____ No. Aspek Yang Dinilai Nilai 1234 1. Content 2. Fluency 3. Language a. Pronunciation and intonation b. Grammar c. Vocabulary 4. Performance ( eye contact, facial expression, gesture) Jumlah Skor Maksimum 20 Keterangan penilaian: 1 = tidak kompeten 2 = cukup kompeten 3 = kompeten 4 = sangat kompeten Jika seorang siswa memperoleh skor 20 dapat ditetapkan ”sangat kompeten”. Dan seterusnya sesuai dengan jumlah skor perolehan. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMK Muhammadiyah 5 Kepanjen Mata Pelajaran : KKPI / TIK Kelas/Semester : II / 1 (satu) Alokasi Waktu : 6 x 45‟ Standart Kompetensi : Mengoperasikan Sistem Operasi Software A. Kompetensi Dasar 2.2. Mengoperasikan Software Pengolah Kata B. Indikator
  • 30. 1. Mendeskripsikan fungsi Software Pengolah Kata dengan benar 2. Mendeskripsikan Software Pengolah Kata melalui perintah, Start, menu atau Icon 3. Mendeskripsikan berbagai Software Pengolah Kata sesuai dengan SOP 4. Mendeskripsikan Perintah pengelolaan file dokumen, New, Open, Save, Save As, Close dan Exit program 5. Mendeskripsikan File dokumen disimpan menggunakan berbagai format, al : sxw (text document), doc, rtf (rich tex format), txt (plain text), odt (open document), html (web page) 6. Mendeskripsikan File dokumen dijalankan dengan perintah editing sederhana, al : mengetik dan menyelipkan huruf/kata/kalimat, memformat font, text aligment, numbering, bulletm page break, kolom, paragraph, border dan shading, format painter, edit, paste, cut mail merge 7. Mendeskripsikan file dokumen diatur dengan perintah, pengaturan, al : ukuran kertas, portrait dan landscape, margin. 8. Mendeskripsikan Header and Footer, pemberian halaman, penomoran isian berulang diaplikasikan pada file dokumen 9. Mendeskripsikan Perintah pencetakan seperti, print setup, print preview, diaplikasikan sesuai dengan parameter kertas dan printer 10. Mendeskripsikan File dokumen dicetak sesuai parameter standar seperti mencetak semua halaman, halaman tertentu, halam yang sedang aktif/edit. C. Tujuan Pembelajaran Memberikan pengetahuan dan pengalaman pada siswa tentang : 1. Fungsi Software Pengolah Kata 2. Software Pengolah Kata melalui perintah, Start, menu atau Icon 3. Berbagai Software Pengolah Kata sesuai dengan SOP 4. Perintah pengelolaan file dokumen, New, Open, Save, Save As, Close dan Exit program 5. File dokumen disimpan menggunakan berbagai format, al : sxw (text document), doc, rtf (rich tex format), txt (plain text), odt (open document), html (web page) 6. File dokumen dijalankan dengan perintah editing sederhana, al : mengetik dan menyelipkan huruf/kata/kalimat, memformat font, text aligment, numbering, bulletm page break, kolom, paragraph, border dan shading, format painter, edit, paste, cut mail merge 7. File dokumen diatur dengan perintah, pengaturan, al : ukuran kertas, portrait dan landscape, margin. 8. Header and Footer, pemberian halaman, penomoran isian berulang diaplikasikan pada file dokumen 9. Perintah pencetakan seperti, print setup, print preview, diaplikasikan sesuai dengan parameter kertas dan printer 10. File dokumen dicetak sesuai parameter standar seperti mencetak semua halaman, halaman tertentu, halam yang sedang aktif/edit.Fungsi SOperasi dengan benar D. Materi Pembelajaran 1. Fungsi Software Pengolah Kata
  • 31. 2. Software Pengolah Kata melalui perintah, Start, menu atau Icon 3. Macam Software Pengolah Kata 4. Perintah Pengelolaan file dokumen 5. File dokumen disimpan menggunakan berbagai format, al : sxw, doc, rtf, txt, odt, html 6. File dokumen dijalankan dengan perintah editing sederhana 7. File dokumen diatur dengan layout 8. Header and Footer 9. Perintah pencetakan (printer) 10. File dokumen dicetak sesuai parameter standar E. Metode Pembelajaran 1. Strategi Pembelajaran : Contextual Teaching and Learning 2. Model Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ajaran : Pendekatan Konsep, Ketrampilan proses, Lingkungan F. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Pertemuan Pertama (6 x 45‟) . Kegiatan awal (10‟) Menginformasikan pada siswa tentang tujuan pembelajaran : - Menginformasikan tentang pengertian dan kegunaan Sotware Pengolah Kata yang digunakan - Menginformasikan Kompetensi Dasar dan Indikator yang hendak dicapai serta tujuan pembelajaran b. Kegiatan Inti (240‟) - Appersepsi guru menggali pengalaman siswa tentang program Software Pengolah Kata yang digunakan - Siswa dibagi 2 kelompok masing-masing kelompok diberi nomor 1 dan 2 untuk menggali informasi dengan cara membaca SUMBER BELAJAR tentang Software Aplikasi Pengolah Kata yang digunakan. Setiap kelompok menyiapkan diskusi tentang Software Aplikasi Pengolah Kata dengan pembagian kelompok sebagai berikut: 1. Kelompok 1 tentang : Fungsi software pengolah kata, pengelolaaan file dokumen, file dokumen disimpan dengan berbagai format dan memberikan contohnya 2. Kelompok 2 tentang : File dokumen dijalankan dengan perintah editing, Pemberian Header and Footer dan file dokumen dicetak sesuai parameter standar dan memberikan contohnya Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi tentang Sistem Operasi dan Software Aplikasi dengan cara : - Guru memfasilitasi presentasi kelompok - Masing-masing kelompok membuat laporan c. Kegiatan Penutup (20‟) - Guru dan siswa menyimpulkan tentang fungsi dan kegunaan Software Aplikasi Pengolah kata dalam melakukan kegiatan awal Praktikum di Lab Komputer.
  • 32. 3. Alat/Bahan ahan : FlashDisk, CD-R, CD-RW, Kertas ( LKS ), CD Bootable Sistem Operasi CD Program yang diperlukan ( Cd Office ) Alat : Komputer, Printer, Scanner, Camera Digital, Layar LCD, White Board 4. Nilai Hasil Belajar Bentuk penilaian dapat berupa : a. Penilaian Individu Penilaian dilakukan terhadap siswa atas pencarian informasi dan mengkaji SUMBER BELAJAR ( Komputer aktif / Buku Komputer / Majalah Komputer /Internet, dll ). b.Penilaian kelompok berupa kerjasama, kemampuan berpendapat, kemampuan menerima pendapat, kualitas beragumentasi kemampuan membuat kesimpulan hasil diskusi. c. Uraian Bebas i. Sebutkan kegunaan program aplikasi Pengolah Kata ii. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Bullet and Numbering iii. Sebutkan 3 cara menyimpan file dalam program Ms. Word iv. Sebutkan langkah menyisipkan nomor halaman v. Apa manfaat dari penggunaan mailmerge vi. Jelaskan cara menyisipkan gambar dan meletakkannya dalam ms. Word vii. Jelaskan cara membuat amplop, posisi, dan mencetaknya LEMBAR PENILAIAN PENGAMATAN Aspek : AFEKTIF d. Indikator : 1. Mendeskripsikan Fungsi Software Pengolah Kata Kelas : II. APK & AKT Nama Siswa : - KETERANGAN NO KOMPONEN SL SR JR TP 1 Saya mengikuti pelajaran KKPI 2 Saya tidak mengikuti pelajaran KKPI 3 Saya merasa pelajaran KKPI sangat penting 4 Saya berusaha mengejar tugas dengan tepat waktu 5 Saya selalu mengerjakan soal/tugas/latihan di rumah 6 Saya selalu mendiskusikan materi KKPI 7 Saya berusaha mencari SUMBER BELAJAR di Perpustakaan/majalah/pinjam buku ke pengajar Skor pertanyaan positif Skor Maksimum
  • 33. Aspek yang dinilai 1 = selalu 4 4 2 = sering 3 3 3 = jarang 2 2 1 = tidak pernah 1 1 LEMBAR PENILAIAN PENGAMATAN Aspek : PSIKOMOTOR e. Indikator : 1. Mendeskripsikan Fungsi Software Aplikasi Pengolah Kata Kelas : II. APK & AKT Nama Siswa : - Penilaian No. Materi Benar Sedang Salah 1 Jelaskan cara, membuat bullets and numbering serta memberi borders 10 5 1 and shading (page border) 2 Jelaskan cara membuat mailmerge data undangan dan anvelopes and 10 5 1 labels 3 Jelaskan cara membuat catatan kaki 10 5 1 dan memberi nomor halaman 4 Mencari informasi di Internet yang berkaitan dengan Software S.O. dan 10 5 1 Software Aplikasi I. Sumber Belajar Sumber Bahan Belajar : 1. Adi Kusrianto : Mengupas Tuntas Formula dan Fungsi Ms. Excel : 2000 : PT. Elex Media Komputindo : Jakarta 2. Vincentia Dwiyani S : Menjadi mahir tanpa guru Ms. Excel 97 : 97 : PT. Elex Media Komputindo : Jakarta 3. Ir. Hokky Puji Haryodi : Koleksi Latihan Lotus 123, Soal jawab : 96 : Dinastindo : Jakarta 4. Abdul Razaq R, SIP : 101 langkah cepat & praktis excel 2003 : 2006 : CV. YRAMA WIDYA : Bandung 5. Rijanto Tosin & Valentina R.I : Koleksi Latihan excel 2000 : 2000 : Dinastindo : Jakarta 6. Akhmad Fauzi : Buku latihan Kolaborasi Word & Excel dalam membuat mailmerge : 2004 : PT. Elex Media Komputindo : Jakarta
  • 34. 7. Johar Arifin & Akhmad Fauzi : Aplikasi Excel dalam aspek financial studi kalayakan : 1999 : PT. Elex Media Komputindo : Jakarta 8. DepDikNas DirPenMenJur : Modul KKPI : 2004 : Software Aplikasi Spreadsheet 9. L K E : Modul KKPI XI : 2004 : CV. HaKa MJ : Solo 10. TIM MGMP Komputer : Buku Panduan Ms. Access 97 : 2004 : Perintis : Magetan Jatim 11. Mico Pardosi : Internet edisi baru Email, Website & Chatting : 2005 : Indah : Surabaya 12. Siyamta : Belajar praktis membuat E-Mail : 2003 : PPPGT VEDC : Malang Jatim 13. Budi Permana, S.E., Ak., M.Sc. & Kuwerni, S.E., Ak : SPK Access 2003 : 2004 : PT. Elek Media Komputindo : Jakarta. 15. Rijanto Tosin & Ir. Hokky P.H : Cara Mudah Belajar Acces 97 : 1997 : PT.Elek Media Komputindo : Jakarta. 16. Madcoms : Rumus dan Fungsi pada Access 97, 2000, 2003 : 2004 : Madcom : Madiun 17. Kurweni Ukar, SE, Ak : 36 jam belajar komputer word 2003 : 2005 : PT. Elek Media Komputindo : Jakarta. 18. Ir. Hokky P.H : Koleksi latihan soal jawab word 97 : 1998 : Dinastindo : Jakarta 19. Abdul Razaq : Mudah, cepat, lancar Kupas tuntas Access 2003 : 2003 : Indah : Surabaya 20. Abdul Razaq : Trik cepat belajar sendiri Access untuk SMP, SMA, SMK dan umum : 2006 : CV. Yrama Widya : Bandung 21. Derry I, Jubilee Enterprise : 101 tip & trik Powerpoint 2003 : 2006 : PT. Elek Media Komputindo : Jakarta. 22. Drs, Daryanto : Belajar komputer Power Point : 2005 : CV. Yrama Widya : Bandung 23. Efvy Zamidra Zam : 101 teknik tersembunyi dalam Word Xp : 2003 : Gava Media : Jogjakarta 24. Efvy Zamidra Zam : 101 teknik tersembunyi dalam windows : 2004 : Gava Media : Jogjakarta 25. Efvy Zamidra Zam : Menggali lebih dalam 101 teknik rahasia windows : 2003 : Gava Media : Jogjakarta 26. Efvy Zamidra Zam : 101 teknik tersembunyi dalam Word Xp : 2003 : Gava Media : Jogjakarta 27. Djoko Pramono : Ms. Access 2.0. : 1996 : PT. Elek Media Komputindo : Jakarta. 28. Alan Simpson : UP & Running with DOS 6.22 : PT. Elek Media Komputindo : Jakarta. 29. Sistem Operasi DOS untuk SMA : Bambang Agus Mulyadi : 1995 : PT. Elek Media Komputindo : Jakarta. 30. Sutiono Gunadi & Thomas Setiawan : Belajar sendiri Lotus 123 release 2.4. : 1996 : PT. Elek Media Komputindo : Jakarta. 31. Ardiansyah Nur Rohman : Modul belajar KKPI : 2004 : Gema Aksara : Surakarta 32. Anam ( team media Rizki ) : Buku panduan Excel : 2000 : Media Raya : Surakarta 33. Drs. M.K. Alamsyah : Pelajaran Komputer SMK cawu 123 : 1993 : C.V. Armico : Bandung 34. Ir. Eko Nugroho : Pengenalan komputer (lengkap) : 1993 : Andi Offset : Jogjakarta
  • 35. 35. LPKBM Madcom Madiun : Panduan lengkap Word 6 for windows : 1996 : Andi : Jogjakarta 36. Paulus Joko Purwanto & Teguh Wahyono, S.Kom : Kupas tuntas harddisk (maintence & Trobleshooting : 2004 : Gava Media : Jogjakarta 37. Ali Akbar, S.T. : panduan merakit Komputer dengan cepat dan mudah : M2S : Bandung 38. Mandiri Information System : Panduan praktis merakit & mengupgrade PC : 2004 : PD Anindya : Jogjakarta 39. Tim penulis naskah (Sulardi, M.Pd, Drs. Agus Priyanto) : KKPI (KBK) untuk SMK : 2004 : CV. HaKa MJ : Solo 40. Warron Budianto & Ridwan M. Sutejo : KKPI Sistem Operasi, Software Pengolah Kata untuk SMK : 2004 : HaKa MJ : Solo 41. Ridwan M Sutejo : PBK Excel untuk SMA/SMK paket 2 : Citra 42. Suwardi : Modul KKPI kelas XI smt 1 : 2004 : CV. MJ : Solo 43. Ridwan M. Sutejo, dkk : KKPI untuk SMK sederajat 2 B : 2004 : Citra Pustaka Mandiri 44. Mico Pardosi : Sistem Operasi Windows 2000 Professional : 2000 : Indah : Surabaya Kepanjen, 17 Juli 2007 Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Drs. Susanto Setiawan Y u n a d i, S.Pd KTAM. 943 060 KTAM. 840 367 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Bila kita lihat dari beberapa aspek yang terdapat dalam KBK maupun KTSP, ada kesamaan antara keduanya. Kesamaan tersebut diantaranya adalah : 1. Pendekatan pembelajaran berorintasi pada kompetensi (competence based approach). 2. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman 3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi 4. Penilaian memperhatikan pada proses dan hasil belajar (authentic assessment) 5. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif Sedangkan, perbedaan di antara keduanya dapat dilihat pada : ASPEK KURIKULUM 2004 KURIKULUM 2006 1. Landasan Tap MPR/GBHN Tahun 1999-2004 UU No. 20/2003 – Sisdiknas Hukum UU No. 20/1999 – Pemerintah-an PP No. 19/2005 – SPN Daerah Permendiknas No. 22/2006 – UU Sisdiknas No 2/1989 kemudian Standar Isi
  • 36. diganti dengan UU No. 20/2003 Permendiknas No. 23/2006 – PP No. 25 Tahun 2000 tentang Standar Kompetensi Lulusan pembagian kewenangan 2. Implementasi Bukan dengan Keputusan/ Peraturan Peraturan Mendiknas RI No. 24/2006 tentang Pelaksanaan / Mendiknas RI Peraturan Menteri No. 22 tentang Pelaksanaan Keputusan Dirjen Dikdasmen SI dan No. 23 tentang SKL Kurikulum No.399a/C.C2/Kep/DS/2004 Tahun 2004. Keputusan Direktur Dikme-num No. 766a/C4/MN/2003 Tahun 2003, dan No. 1247a/ C4/MN/2003 Tahun 2003. 3. Ideologi Liberalisme Pendidikan : terciptanya Liberalisme Pendidikan : SDM yang cerdas, kompeten, terciptanya SDM yang cerdas, Pendidik- profesional dan kompetitif kompeten, profesional dan an yang Dianut kompetitif 4. Sifat (1) Cenderung Sentralisme Pendidikan : Cenderung Desentralisme Kurikulum disusun oleh Tim Pusat Pendidikan : Kerangka Dasar secara rinci; Daerah/Sekolah hanya Kurikulum disusun oleh Tim melaksanakan Pusat; Daerah dan Sekolah dapat mengembangkan lebih lanjut. 5. Sifat (2) Kurikulum disusun rinci oleh Tim Kurikulum merupakan kerangka Pusat (Ditjen Dikmenum/ Dikmenjur dasar oleh Tim BSNP dan Puskur) 6. Pendekatan Berbasis Kompetensi Berbasis Kompetensi Terdiri atas : SK, KD, MP dan Hanya terdiri atas : SK dan KD. Indikator Pencapaian Komponen lain dikembangkan oleh guru 7. Struktur Berubahan relatif banyak Penambahan mata pelajaran dibandingkan kurikulum sebelumnya untuk Mulok dan Pengem-bangan (1994 suplemen 1999) diri untuk semua jenjang sekolah Ada perubahan nama mata pelajaran Ada pengurangan mata Ada penambahan mata pelajaran pelajaran (Misal TIK di SD) (TIK) atau penggabungan mata Ada perubahan nama mata pelajaran (KN dan PS di SD) pelajaran KN dan IPS di SD dipisah lagi Ada perubahan jumlah jam pelajaran setiap mata pelajaran 8. Beban Belajar Jumlah Jam/minggu : Jumlah Jam/minggu :
  • 37. SD/MI = 26-32/minggu SD/MI 1-3 = 27/minggu SMP/MTs = 32/minggu SD/MI 4-6 = 32/minggu SMA/SMK = 38-39/minggu SMP/MTs = 32/minggu Lama belajar per 1 JP: SMA/MA= 38-39/minggu SD = 35 menit Lama belajar per 1 JP: SMP = 40 menit SD/MI = 35 menit SMA/MA = 45 menit SMP/MTs = 40 menit SMA/MA = 45 menit 9. Hanya sekolah yang mampu dan Semua sekolah /satuan Pengembangan memenuhi syarat dapat pendidikan wajib membuat Kurikulum lebih mengembangkan KTSP. KTSP. lanjut Guru membuat silabus atas dasar Silabus merupakan bagian tidak Kurikulum Nasional dan RP/Skenario terpisahkan dari KTSP Pembelajaran Guru harus membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 10. Prinsip 1. Keimanan, Budi Pekerti Luhur, dan 1. Berpusat pada potensi, Pengembangan Nilai-nilai Budaya perkembangan, kebutuhan, dan Kurikulum 2. Penguatan Integritas Nasional kepentingan peserta didik dan 3. Keseimbangan Etika, Logika, lingkungannya Estetika, dan Kinestetika 2. Beragam dan terpadu 4. Kesamaan Memperoleh Kesempatan 3. Tanggap terhadap 5. Perkembangan Pengetahuan dan perkembangan ilmu pengetahuan, Teknologi Informasi teknologi, dan seni 6. Pengembangan Kecakapan Hidup 4. Relevan dengan kebutuhan 7. Belajar Sepanjang Hayat kehidupan 8. Berpusat pada Anak 5. Menyeluruh dan berkesinam- 9. Pendekatan Menyeluruh dan bungan Kemitraan 6. Belajar sepanjang hayat 7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah 11. Prinsip Tidak terdapat prinsip pelaksanaan 1. Didasarkan pada potensi, kurikulum Pelaksanaan perkembangan dan kondisi Kurikulum peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. 1. Menegakkan lima pilar belajar: 1. belajar untuk beriman dan
  • 38. bertakwa kepada Tuhan YME, 2. belajar untuk memahami dan menghayati, 3. belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, 4. belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, 5. belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembela-jaran yang efektif, aktif, kreatif & menyenangkan. 3. Memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan perbaik-an, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisinya dengan memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral. 1. Dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling meneri-ma dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada 5. Menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan meman-faatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. 6. Mendayagunakan kondisi alam,
  • 39. sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal. 7. Diselenggarakan dalam kese- imbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan. 12. Pedoman 1. Bahasa Pengantar Tidak terdapat pedoman Pelaksanaan 2. Intrakurikuler pelaksanaan kurikulum seperti Kurikulum 3. Ekstrakurikuler pada Kurikulum 2004. 4. Remedial, pengayaan, akselerasi 5. Bimbingan & Konseling 6. Nilai-nilai Pancasila 7. Budi Pekerti 8. Tenaga Kependidikan 9. Sumber dan Sarana Belajar 10. Tahap Pelaksanaan 11. Pengembangan Silabus 12. Pengelolaan Kurikulum 5.2 Kritik dan Saran A. Kritik 1. Pemerintah pusat dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional masih terlalu intervensi terhadap kewenangan sekolah dan guru untuk mengembangkan kurikulum tersebut. 2. Masih belum jelasnya ( bias ) pengertian kompetensi sehingga ketika diterapkan pada standar kompetensi kelulusan belum terlalu aplikatif. 3. Adanya system penilaian yang belum begitu jelas dan terukur. B. Saran 1. Untuk pengembangan model Kurikulum berbasis Kompetensi sebaiknya para Guru menetapkan sasaran materi yang jelas sehingga tidak adanya lagi rasa ketakutan guru terhadap ketersediaan waktu yang ada dengan banyanknya materi yang pembelajaran. 2. Pemerintah pusat dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional jangan terlalu intervensi terhadap kewenangan sekolah dan guru untuk mengembangkan kurikulum yang mereka kembangkan. 3. Jika belajar dari beberapa perkembangan model pembelajaran yang telah berkembang di Indonesia dapat diambil kesimpulan bahwa setiap kurikulum yang ingin dikembangkan itu
  • 40. tidak ada penelitian tentang hasil prestasi yang dicapai dari model kurikulum yang sebelumnya. Sehingga seperti yang telah terjadi pada pengembangan KBK serta kurikulum sebelumnya justru menimbulkan kritikan pedas karena ketidakberhasilanmodel kurikulum tersebut. 4. Sebaiknya jika ingin membuat kebijakan kurikulum baru atau sejenisnya, terlebih dahulu membuat riset atau penelitian untuk kurikulum sebelumnya. Jadi kita bias bercermin dari pengembangan kurikulum yang terdahulu. Jika mengalami kekurangan, maka itulah yang harus dibenahi. Tetapi jika ada sisi positifnya, maka pertahankan untuk pengembangan kurikulum yang baru. Sehingga untuk ke depannya akan diperoleh pendidikan Indonesia yang bermutu dan tidak akan ada lagi yang beranggapan bahwa pendidikan Indonesia tidak bermutu. http://umirazanah.blogspot.com/2012/01/perbedaan-kbk-dan-ktsp.html