SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 129
TERMODINAMIKA

Disusun oleh,
Nama : Siti Nurjanah
NIM : 133711010
Sumber energi

Bagian atas sebuah mobil dengan luas 4 m2 ditutupi
dengan sel fotovoltaik yang menyediakan energi
untuk sebuah motor listrik. Cuaca hari itu sangat
cerah tanpa awan, maka daya matahari yang
diterima per satuan luas adalah 0,8 kW/m2 . Jika
efisiensi sel fotovoltaik adalah 25% berapa daya yang
diberikan pada motor ?
pembahasan:
Daya yang diberikan adalah daya matahari per satuan
luas, dikalikan dengan luas pengumpul dan dengan
efisiensi.
P= 800 W/m2 (4 m2)(0,25)
= 800 W
I.

SUHU DAN PANAS

A. Suhu dan Kesetimbangan Termal


suhu merupakan besaran skalar yang dipunyai
semua sistem termodinamika, sehingga
kesamaan suhu adalah syarat yang perlu dan
cukup untuk kesetimbangan termal.

kesetimbangan termal merupakan suatu
keadaan dimana interaksi termal antara kedua
benda sudah tidak mengalami perubahan lagi.
Keduanya memiliki suhu yang sama.
Hukum ke-nol termodinamika (zeroth law of
thermodynamics)

Jika sistem A dan B masing-masing berada
pada kesetimbagan termal dengan sistem C
, maka A dan B juga mengalami kestimbangan
termal terhadap satu sama lain.
NB : Kedua sistem dikatakan berada dalam
kesetimbangan termal jika dan hanya jika
memiliki suhu yang sama.
B.

Termometer dan Skala Suhu

Skala suhu celcius dan fahrenheit dibuat
berdasarkan suhu pembekuan (0 ˚ C = 32 ˚ F) dan
pendidihan (100˚C = 212 ˚ F ) pada air. Keduanya
dihubungkan oleh :
TF = 9/5. TC + 32 ˚
TC = 5/9 (TF – 32 ˚)
1 C ˚ = 9/5 F ˚
C. Termometer Gas dan Skala Kelvin
Prinsip dalam termometer gas adalah bahwa
tekanan gas pada volume konstan akan
bertambah seiring dengan perubahan suhu.

Skala kelvin memiliki nilai nol dari ekstrapolasi
suhu dengan tekanan nol pada termometer
gas tekanan tetap, yaitu -273,15 ˚ C. Maka 0 K
= -273,15 ˚ C, sehingga
TK = TC + 273,15


Pada skala termometer gas, perbandingan
antara kedua suhu didefinisikan setara dengan
perbandingan dua tekanan pada termometer gas
yang berkaitan:
T2
P2
T1 P1

Suhu titik triple air adalah 0,01 ˚ C dan
didefinisikan sebagai 273,15 ˚ K.
D. Ekspansi Termal
1. Ekspansi Linear
Jika suatu benda dengen panjang awal L0 dan suhu
awal T0 mengalami perubahan suhu, maka besar
perubahan panjang dirumuskan dengan :
∆L = αL0 ∆T
Dan panjang akhirnya sama dengan
L = L0 + ∆L = L0 + αL0 ∆T = L0(1 + α ∆T )
dengan α = koefisien ekspansi linear masing-masing
benda.
KoefisiEn ekspansi linear

•
•
•
•
•

•
•

BAHAN
Aluminium
Kuningan
Tembaga
Kaca
Invar (paduan besi dan
nikel)
Kuarsa (dilebur)
Baja

•
•
•
•
•

KOEFISIEN ( α )
2,4 x 10-5
2,0 x 10-5
1,7 x 10-5
0,4-0,9 x 10-5
0,09 x 10-5

• 0,04 x 10-5
• 1,2 x 10-5
2. Ekspansi Volume

Peningkatan suhu umumnya menimbulkan
ekspansi volume, baik pada benda padat
maupun cair. Kenaikan ini juga akan
berbanding lurus dengan kenaikan suhu.
jika suatu benda dengan volume awal V0 maka
besarnya perubahan volume ∆V adalah :
∆V = βV0∆T
dengan β adalah koefisin ekspansi volume
masing-masing benda.
Koefisien ekspansi volume
•
•
•
•
•
•

Padatan
Aluminium = 7,2x10-5
Kuningan = 6,0x10-5
Kaca
= 1,2-2,7x10-5
Invar
= 0,27x10-5
Kursa
= 0,12x10-5
Baja
= 3,6x10-5

Cairan
•
•
•
•

Etanol
Karbon disulfida
Gliserin
Raksa

=75x10-5
=115x10-5
=19x10-5
=18x10-5
3. Ekspansi termal pada air
air pada rentang suhu 0 ˚ C sampai dengan 4 ˚
C, volumenya menyusut seiring kenaikan suhu, pada
rentang ini koefisien ekspansi volume adalah negatif.
Di atas 4 ˚ C, air berekspansi saat dipanaskan. Maka
air memiliki dentitas tertinggi pada 4 ˚ C, air juga
berekspansi pada saat membeku, itu sebabnya
mengapa es menggumpal dibagian tengah baki es.
4. Tegangan Termal
jika kita menjepit ujung-ujung suatu batang secara
erat untuk mencegah ekspansi atau kontraksi dan
kemudian mengubah suhu, maka tarikan atau
tegangan kompresi yang disebut tegangan termal
akan terjadi.
jika benda tersebut tidak dibiarkan berekspansi atau
berkontraksi, maka prsamaannya adalah :
F /A = -Yα ∆T
E.

Kuantitas Panas



Panas adalah energi yang berpindah dari satu tempat ke
tempat lainsebagai akibat perpindahan suhu. Kuantitas
panas Q yabg dibutuhkan untuk menaikkan suhu bahan
dengan massa m sebesar ∆T adalah:
Q = mc ∆T
dengan c adalah kapasitas panas spesifik dari bahan.



Ketika kuantitas suatu bahan dinyatakan dalam n
mol, maka persamaanya adalah:
Q = nC ∆T,
dengan C = Mc adalah kapasitas panas molar (M adalah
massa molar). Jumlah mol n dan massa m dari suatu bahan
dihubungkan oleh m = nM.
kapasitas panas molar dari banyak unsur padatan adalah
berkisar 25 J/mol. Ini merupakan aturan Dulong dan Petit.
F. Kalorimetri dan Perubahan Fasa
Peubahan fasa merupakan perubahan bahan
dari salah satu bentuk materi (misalnya padat)
menjadi bentuk lain (misalnya gas atau cair)
Untuk mengubah fasa tersebut dengan massa
m pada suhu yang sama , dibutuhkan
penambahan atau pengurangan sejumlah
kuantitas panas Q sebesar :
Q = ± mL.
Dengan L adalah panas peleburan, penguapan
atau sublimasi. Jika panas ditambahkan, maka
Q positif, dan jika dikeluarkan Q bernilai
negatif. Untuk air pada tekanan atmospher
normal, panas peleburan adalah 3,34x10-5
J/kg. Dan untuk penguapan sebesar 2,256x106
J/kg.
G. Mekanisme Perpindahan Panas
 Konduksi
perpindahan energi gerakan molekuler suatu
bahan tanpa gerakan dasar dari bahan itu sendiri.
arus panas H untuk konduksi tergantung pada
luas A yang dilalui aliran panas, panjang L yang
menjadi jalur panas, perbedaan suhu ( TH-TC) dan
konduktivitas termal k dari bahan.
H = kA.TH-TC
L
Konveksi
Perpindahan pana soleh gerakan massa pada
fluida dari satu darah ruang ke daerah lainnya.
Contoh : aliran darah dalam tubuh, sistem
pendingin pada mesin.
Konveksi proses perpindahan yang amat
kompleks, tergantung pada luas
permukaan, arah dan perbedaan suhu antara
benda dan lingkungannya. Sehingga tidak ada
persamaanya untuk mendiskripsikannya.
Fakta hasil percobaan konveksi
Arus panas karna konveksi berbanding lurus dengan luas
permukaan.
Kekentalan fluida memungkinkan konvksi alamia berjalan
lambat di dekat permukaan stasioner, menghasilkan lapisan
permukaan yang pada permukaan vertikal umumnya
memiliki harga isolasi yang sebanding dengan plywood
setebal 1,3 cm (harga R 0,7). Konveksi paksa mengurangi
ketebalan lapisan ini, meningkatkan laju prpindahan panas.
Ini menjelaskan mengenai faktor angin dingin. ( kita merasa
lebih cpat dingin oleh angin dingin dari pad udara diam
pada suhu yang sama).
Arus panas akibat konveksi dapat dianggap sebanding dengan
5/4 daya dari perbedaan suhu antara permukaan dan
bagian utama fluida.
Radiasi
perpindahan panas oleh energi
elektromagnetik seperti cahaya tampak, infra
red, dan radiasi ultra ungu. Contoh radiasi
matahari, panas dari perapian.
Arus panas H akibat radiasi adalah :
H = AeςT4
dengan A adalah luas permukaan, e adalah
emisivitas permukaan, T adalah suhu
mutlak, σ adalah konstanta Stefan-Boltxmann.
Ketika suatu benda pada suhu T dikelilingi oleh
bahan dengan suhu TS, maka total arus panas
dari benda ke lingkungannya adalah :
Htotal = Aeς(T4 – Ts4 )
H. Rangkaian Terintegrasi ( IC )
o Studi kasus tentang perpindahan panas
keping IC dan VLSI adalah jantung dari hampir seluruh
perangkat elektronik modern, meliputi
komputer, sistem stereod dan sistem injeksi bahan
bakar pada mesin mobil. Kegunaan yang luas dari
perangkat ini menimbulkan masalah yang baru perpind
dan menarik mengenai perpindahan panas. Sejumlah
energi listrik yang dikaitkan dengan arus listrik pada
keping didisipasikan dalam keping sebagai panas. Jika
keping menjadi terlalu panas maka rangkaian tidak lagi
dapat diandalkan atau bahkan menjadi rusak.
o Untuk sebuah keping IC dalam kemasan
plastik, suhu tertinggi yang aman adalah 100 ˚ C
dan dalam kemasan keramik sampai pada suhu
120 ˚ C. Untuk melihat apakah suhu sebuah
keping yang bekerja telah mencapai
batasnya, kita gunakan prinsip “ daya masukan
sama dengan daya keluaran “. Daya keluaran H
adalah sebanding dengan perbedaan Tic – Tamb
antara suhu keping Tic dan suhu lingkungan Tamb.
Dengan menggunakan konstanta kesebandingan
rth yang tergantung pada bentuk dan ukuran
IC, kita nyatakan laju rugi panas H sebagai,
H = Tic – Tamb
rth
o Ketika IC mencapai suhu kerja akhir laju rugi
panas harus setara dengan daya listrik P yang
didisipasi dalam perangkat. Dengan
menyetarakan P dan H dan mencari Tic kita
peroleh : Tic = Tamb + rthP
harga rth berkisar antara 30-70 K/W.
II. SIFAT TERMAL MATERI
A. Persamaan Keadaan
keadaan biasanya didiskripsikan malalui kuantitas
fisik seperti volume, tekanan, suhu dan jumlah
bahan. Dalam beberapa kasus, hubungan antara
V, p, T, dan n cukup sedderhana sehingga kita dapat
menyatakannya sebagai sebuah persamaan yang
disebut persamaan keadaan.
Persamaan Gas Ideal
persamaa gas ideal : pV = nRT
Dengan R merupakan konstanta gas yang nilainya
sama untuk semua jenis, besarnya = 8,315 J/mol K.
Kita juga dapat menyatakan persamaan gas ideal
berkaitan dengan massa mtot dari gas dengan
menggunakan mtot = nM,
pV= mtot x RT
M
Dari sini kita juga dapat mmeperoleh sebuah
pernyataan untuk krapatan ρ = mtot/V
ρ = pM
RT
Untuk massa atau jumlah mol yang konstan dari
suatu gas ideal, hasil nR adalah konstan, sehingga
besarnya pV/T juga konstan, maka
p1V1 = p2V2 = konstan ( gas ideal, massa konstan )
T1
T2
Persamaan Van Der Waals
persamaan ini pertamakali dikemukakan oleh
seorang fisikawan Belanda abad XIX D.J. Van
der Waals.
P + an2 ( V – nb ) = nRT
V2
Dengan a dan b adalah gas yang
berlainan. Secara garis besar, b
mewakili volume dari satu mol
molekul, dan a merupakan konstanta
yang bergantung pada gaya tarik
menarik antar molekul.
Diagram pV
Penjelasan
Pada diagram tampak garis-garis isotermal, pada
suhu dibawah titik kritis maka tekanan akan konstan
ketika melalui daerah dua fase cair-uap, tetapi pada
daerah satu fasa maka tekanan akan turun pada
temperatur temperatur tetap dan volume spesifik
naik. Sedangkan saat temperature sama atau lebih
dari temperature kritis (Tc), maka tekanan akan
menurun secara terus menerus pada temperature
tetap dan volume spesifik meningkat (kurva
ditunjukkan oleh tanda panah biru). Hal ini terjadi
karena kurva tersebut tidak memotong pada daerah
dua fasa cair-uap.
B. Sifat Molekuler Materi
 Dalam gas molekul bergerak secara bebas, nyaris tanpa
adanya gangguan antara satu dengan yang lainnya, sedangkan
dalam cairan dan padatan, nolekulunya terikat oleh gaya antar
molekul yang berupa listrik alami, yang muncul dari interaksi
partikel bermuatan listrik yang menyusun molekul tersebut.
Interaksi tersebut dideskripsikan oleh sebuah gaya (saling
menolak jika bermuatan sama, dan tarik menarik jika
berlainan muatan) dengsn besar yg sebnading dengan
1/r2, dimana r adalah jarak antar titik. Harga F akan positif jika
saling menolak, dan bernilai negatif jika saling menarik. Energi
kinetik molekul besarnya sebanding dengan Dalam
cairan, jarak antar molekul sedikit lebih besar daripada dalam
fasa padatan, tetapi molekulnya memiliki kebebasan bergerak
yang jauh lebih besar. Molekul gas umumnya terpisah dengan
jarak yang lebar sehingga gaya tarik menarinya sangat kecil.
Mol adalah jumlah bahan yang mengandung
partikel dasar sebanyak atom dalam 0,012 kg
karbon 12.
Jumlah molekul dalam satu atom disebut
bilangan avogadro(NA) yang nilainya sebesar
6,022.1023 .
Massa molar M adalah massa dari satu mol.
M = NA m
C.

Model Kinetik-Molekuler Gas Ideal

 Energi kinetik translasi rata-rata dari molekul gas ideal
berbanding lurus terhadap suhu mutlak.
Ku = 3/2 nRT
dengan menggunakan konstanta Boltzmann,
k = R/NA,
sehingga dapat dinyatakan berkaitan dengan energi kinetik
translasi rata-rata per molekul :
1/2m. ( v2 )rt = 3/2kT
 Laju akar rata-rata kuadrat
vrms = ( v2 )rt 1/2 = ( 3kT/m )1/2 = (3RT/M)1/2
 Tumbukan Antar Molekul
jumlah tumbukan per satuan waktu adalah :
dN = 4π.21/2 . r2. v.N
dt
V
Waktu rata-rata trata antar tumbukan disebut
waktu bebas rata-rata dinyatakan :
trata =

V
4π.21/2 . r2. v.N
Jarak rata-rata yang ditempuh antar tumbukan
disebut lintasan bebas rata-rata dilambangkan
dengan λ,
λ = vtrata =
V
4π.21/2 . r2. v.N
Karena pV=NkT, maka persamaanya dapat ditulis:
λ = kT
4π.21/2 . R2. p
NB: jika suhu dinaikkan pada tekanan
konstan, gas memuai, jarak rata-rata antar
molekul bertambah, dan λ meningkat. Jika
tekanan dinaikkan pada suhu yang konstan gas
terkompresi dan λ berkurang.
D. Kapasitas Panas
 Kapasitas Panas Gas
kapasitas panas gas monoatomik :
Cv = 3/2 R
kapasitas panas gas diatomik :
Cv = 5/2 R
Dengan :
R = 8,315 J/mol. K
Cv = kapasitas panas molar pada volume konstan
 Kapasitas Panas pada Padatan
Atom memiliki energi kinetik rata-rata dan energi
potensial rata-rata yang sama besar. Sehingga energi
totalnya adalah :
Etot = 3NkT = 3nRT
dari sini disimpulkan bahwa kapasitas panas pada
padatan yakni :
Cv = 3R
pada suhu rendah, kapasitas panas dari hampir
semua padatan menurun seiring turunnya suhu.
E. Laju Molekuler
Laju molekul pada gas ideal terdistribusi
sesuai dengan Maxwell-Boltzmann :
f(v) = 4π

m
2 πkT

3/2

v2 - e –mv2/2kT
Jika dihubungkan dengan energi kinetik
translasi dari sebuah molekuler (ε) . Dimana
ε = ½ mv2 maka akan diperoleh persamaan :
3/2 εe-ε/kT
f(v) = 8π
m
m

2 πkT
F. Fasa – Fasa Materi

 Material umumnya terdapat dalam fasa cair, gas dan
padat. Perubahan dari satu fasa ke fasa lain
umumnya terjadi pada kondisi kesetimbangan fasa
antara dua fasa dan untuk tekanan tertentu ini
terjadi pada hanya satu suhu tertentu.
Diagram fasa pT
KETERANGAN
• Garis-garis titik merupakan sifat anomali air. Garis hijau menndakan
titik beku dan biru menandakan titik didih yang berubah-ubah
sesuai dengan tekanan.
• Fase-fase dipisahkan dengan garis non-analisitas, dimana transisi
fase terjadi dan disebut sempadan fase.
• Sempadan fase antara gas dan cair tidak berlanjut sampai tak
terhingga, ia akan berhenti pada sebuah titik diagram fase yang
disebut titik kritis. Ini menunjukkan bahwa pada temperatur dan
tekanan yang sangat tinggi fase cair dan gas tidak dapat
dibedakan, yang dikenal sebagai fluida suprkritis.
• Sempadan fase padat-cair umumnya memiliki gradiean yang positif.
Hal ini karena fase padat memiliki dentitas yangb lebih tinggi
daripada fase cair, sehingga peningkatan tekanan akan
meningkatkan titik leleh. Pada beberapa bagian diagram fase
air, sempadan fase padat-cair air memiliki gradien
negatif, menunjukkan bahwa es memiliki dentitas yang lebih kecil
daripada air.
III. HUKUM PERTAMA
TERMODINAMIKA
A. Sistem Termodinamika
Sistem termodinamik adalah sistem yang dapat
berinteraksi (dan bertukar energi) dengan
sekitarnya misalnya dengan perpindahan panas.
Aplikasi sistem termodinamika dalam kehidupan
yaitu, dalam proses pembuatan popcorn, mesin
mobil dan mesin jet dalam pesawat terbang yang
menggunakan panas pembakaran dari bahan
bakarnya untuk menghasilkan kerja mekanik yang
menggerakkan mesin.
NB: aturan tanda dalam termodinamika
Q
+ jika energi masuk ke dalam sistem
Q
- jika energi keluar dari sistem
W
+ energi meninggalkan sistem
W
- energi memasuki sistem
B. kerja yang dilakukan Selama
Perubahan Volume
Pada saat gas berekspansi, sambil bergerak keluar
gas akan menekan ke arah luar pada
permukaannya, sehingga bernilai positif. Sebuah sistem
termodinamikan dapat bertukar energi dengan
lingkungannya dengan perpindahan panas atau kerja
mekanik dan pada sejumlah kasus juga dengan
mekansme yang lain. Ketika sebuah sistem pada tekanan
p berekspansi dari volume V1 ke V2 menghasilkan
sejumlah kerja
.
jika tekanan konstan selama ekspansi maka :
W = p(v2 – v1)
jika volume dalam sistem konstan, maka sistem tidak
melakukan kerja, karena tidak terjadi prpindahan.
C.

Lintasan diantara keadaan termodinamik

• Pada proses termodinamik manapun, panas
yang ditambahkan ke sistem dan kerja yang
dilakukan oleh sistem bergantung tidak hanya
pada keadaan awal dan akhir, tetapi juga pada
lintasannya (rangkaian keadaan menengah
yang dilalui selama sistem bekerja).
C.

Energi Dalam Dan Hukum Pertama
Termodinamika

Energi dalam (U) adalah suatu sistem sebagai jumlah
energi kinetik seluruh partikel
penyusunnya, ditambah jumlah seluruh energi
potensial dari interaksi antara seluruh partikel
tersebut. Perumpamaannya jika sistem adalah
segelas air, penempatannya pad rak yang tinggi akan
meningkatkan energi potensial gravitasi akibat dari
interaksiantara gelas dengan bumi, tapi hal ini tidak
berpengaruh pada interaksi antara molekul
air, sehingga energi dalamnya tidak berubah.
Hukum I Termodinamika
hukum ini berkaitan dengan kekekalan
energi, energi tidak dapat diciptakan dan tidak
dapat dimusnahkan, tetapi dapat dikonversi
dari satu bentuk ke bentuk lain .
“ Jika panas Q ditambahkan ke sebuah sistem
sementara sistem melakukan kerja W, maka
energi U berubah sejumlah energi panas yang
ditambahkan ke dalam sistem dikurangi
dengan kerja yang dilakukan oleh sistem
terhadap lingkungannya”
U2 – U1= ∆U = Q – W
Q = ∆U + W

NB:
walaupun diatas telah dijelaskan bahwa Q dan
W bergantung pada lintasan, namun ∆U = Q –
W tidak bergantung pada lintasan. Perubahan
energi-dalam suatu sistem selama proses
termodinamik apapun bergantung hanya pada
keadaan awal dan akhir, tidak pada lintasan
yang menghubungkan kedua keadaan.
 Sebuah proses yang akhirnya mengembalikan suatu
sistem ke keadaan awal disebut proses siklus. Untuk
proses semacam itu, keadaan akhir sama dengan
keadaan awal, sehingga energi-dalam total adalah nol.
U2 = U1 dan Q = W
 Pada sistem terisolasi, yang tidak melakukan kerja pada
lingkungannya dan tidak megalami aliraan panas dari
atau menuju ke lingkungannya. Untuk proses apapun
yang berlangsung dalam sistem terisolasi. Sehingga,
W = Q = 0 sehingga U2 – U1= ∆U = 0

dengan kata lain, energi-dalam suatu sistm terisolasi
adalah konstan.
 Perubahan Keadaan yang Sangat Kecil (Infinitesimal)
Pada proses yang sangat kecil Hukum I
termodinamika didefinisikan sebagai
dU = dQ – dW sehingga
dU = dQ – p dV
E.

Proses-Proses Termodinamik

Proses Adiabatik
Proses tanpa perpindahan panas yang masuk
atau keluar dari sistem. Q=0.
U2 – U1 = ΔU = -W
Proses Isokhorik
Proses pada volume konstan. Ketita volume
suatu sistem termodinamika konstan, maka
volume tidak melakukan kerja pada
lingkungannya. W = 0, dan
U2 – U1 = ΔU =Q
 Proses Isobarik
Proses pada tekanan konstan. Proses yang
berkaitan dengan ini misalnya air mendidih.
W = p(V2 – V1)
 Proses Isotermal
Proses pada suhu konstan. Pada sejumlah kasus
khusus, energi-dalam sistem bergantung hanya
pada suhu, tidak pada tekanan atau
volume, misalnya pada gas ideal. Jika suhu
konstan energi-dalam juga konstan. ΔU = 0 dan Q
= W. Sehingga semua energi yaang masuk ke
sistem sebagai panas Q harus keluar sistem lagi
sebagai kerja W yang dilakukan oleh sistem.
F. Energi Dalam Pada Gas Ideal
• Energi dalam dari gas ideal hanya bergantung pada
suhunya, bukan pada tekanan atau volumenya.
Namun untuk bahan lainnya energi dalam umumnya
bergantung pada tekanan dan suhu.
G. Kapasitas Panas Dari Gas Ideal
• Kapasitas panas pada gas ideal ini berkaitan
dengan kapasitas panas molar pada volume
konstan Cv dan kapasitas panas molar pada
tekanan konstan Cp. Keduanya dihubungkan
oleh persamaan Cp = Cv + R .
Rasio kapasitas panas, Cp/Cv dilambangkan
dengan γ.
γ = Cp/Cv
H. Proses Adiabatik Untuk Gas Ideal
• Untuk proses adiabatik pada gas ideal kuantitas
TVγ-1 dan pVγ adalah konstan. Untuk keadaan
awal (p1, V1, T1) dan keadaan akhir (p2, V2, T2),
T1V1γ-1 = T2V2γ-1
p 1V1γ = p 2V 2γ
kerja yang dilakukan oleh gas ideal selama
ekspansi adiabatik adalah :
W = nCv (T1 – T2) = Cv (p1V1 – p2V2)
R
= 1 (p1V1 – p2V2)
γ-1
IV. HUKUM II TERMODINAMIKA
A. Arah Proses Termodinamik
proses termodinamika yang berlangsung seluruhnya
secara alami disebut proses ireversibel. Hanya pada
satu arah. Misalnya proses aliran panas dari benda
panas ke benda dingin.
Proses yang dapat berlangsung secara bolak balik
disebut proses reversibel. Pada proses ini selalu
mendekati keadaan kesetimbangan termodinamika.
Misalnya panas yang mengalir diantara dua benda
dengan perbedaan suhu yang sangat kecil.
B. Mesin Kalor
Mesin kalor : seluruh perangkat yang dapat
mengubah panas secara parsial menjadi kerja
atau energi mekanik. Seluruh mesin kalor
menyerap panas dari sumber pada suhu yang
relatif tinggi, melakukan sejumlah kerja
mekanik, dan membuang sejumlah panas
pada suhu yang lebih rendah. Proses siklus
merupakan proses yang mendaur bahan
buangan untuk menghasilkan keadaanakhir
yang sama dengan keadaannya saat proses
dimulai.
Ketika sistem mengalami proses siklus, energidalam awal dan akhirnya harus sama.
U2 – U1 = 0 = Q – W
jadi Q = W.
sebuah mesin kalor mengambil panas QH dari
sebuah sumber, mengubahnya sebagian
menjadi W, dan membuang sisanya QC pada
suhu yang lebih rendah. Efisiensi termal e dari
mesin kalor adalah :
e = W = 1 + QC = 1 – QC
QH
QH
QH
C.

 Siklus Otto

Mesin Pembakaran Dalam

NB : QL disini nanti penjelasannya diganti dengan QC
• aplikasinya dalam mesin bensin.
• Penjelasan diagram :
a : campuran uap udara dan bensin masuk ke dalam
silinder.
a-b : campuran udara dan bensin di tekan secara
adiabatik.
b-c : volume silinder berkurang, campuran udara dan
uap bensin dipanaskan pada volume konstan.
Campuran dibakar.
c-d : gas yang terbakar mengalami pemuaian adiabatik.
d-a : pendinginan pada volume konstan, gas yang
terbakar dibuang ke pipa pembuangan dan campuran
udara dan uap bensin yang baru masuk ke silinder.
• Nilai efisiensi termal maksimum teoritis e
adalah :
e=1- 1
rγ-1
dengan r = rasio kompresi.
 Siklus Diesel

NB : Q disini nanti dalam pembahasannya diganti dengan QC
L
• Penjelasan Diagram
a-b : gas ditekan secara adiabatik.
b-c : lalu dipanaskan pada tekanan konstan.
Injektor menyemprotkan solar dan terjadilah
pembakaran.
c-d : gas yang terbakar mengalami pemuaian
adiabatik.
d-a : pendinginan pada volume konstan. Gas
yang terbakar dibuang pada pipa pembuangan
dan udara yang baru masuk ke silinder.
• Rasio kompresi pada mesin diesel lebih tinggi
daripada mesin bensin. Hal ini memperbaiki
efisiensi dan mengahasilkan penyalaan yang
lebih baik ketika bahan bakar diinjeksikan.
Mesin diesel juga lebih efisien daripada mesin
bensin. Namun mesin diesel juga lebih berat
(per satuan daya keluaran) dan sering kali
lebih sulit untuk dinyalakan.
D. Pendingin
• Sebuah pendingin mengambil panas Qc dari
tempat yang lebih dingin, memiliki kerja
masukan W dan membuang panas QH pada
tempat yang lebih hangat. Koefisien kinerja K
didefinisikan sebagai :
K = Q c = Qc
W QH - Qc
E.

Hukum II Termodinamika

• Hukum II termodinamika menyatakan bahwa
tidak mungkin untuk sebuah sistem bekerja
dalam suatu siklus yang semata-mata mengubah
energi panas yang diperoleh dari reservoir pada
suhu tertentu seluruhnya menjadi kerja
mekanik, dengan sistem yang berakhirbpada
keadaan yang sama seperti keadaan awalnya.
• Hukum II ini menyatakan bahwa aliran memiliki
arah, dengan kata lain, tidak semua proses di
alam adalah reversibel (dapat dibalikkan arah).
F.

Siklus Carnot

• Diagram Siklus Carnot

NB : Pada pembahasan selanjutnya kita sebut Q1
sebagai QH dan T1 sebagai TH, Q2 sebagai QC dan T2
sebagai TC.
penjelasan
1. Proses pemuaian secara isotermik A ke B. Pada
proses ini sistem menyerap kalor QH dari
reservoir bersuhu tinggi TH dan melakukan usaha
WAB.
2. Proses pemuaian adiabati B ke C. Selama proses
ini berlangsung, suhu dari sistem turun dari TH
ke Tc. Sambil melakukan usaha WBC.
3. Proses pemampatan secara isotermik C ke D. Pada
proses ini sistem menerima usaha WCD dan melepas
kalor Qc ke reservoir bersuhu rendah Tc .
4. Proses pemampatan secara adiabati D ke A. Selama
proses ini suhu sistem naik dari Tc ke TH akibat
penerimaan usaha WDA.
• Persamaan dalam siklus Carnot
W = QH 1 – TC
TH
Bisa juga dituliskan W = Q1 – Q2.
QC = - TC atau QC = TC
QH

TH

QH

TH

Siklus Carnot beroperasi diantara dua reservoir panas pada
suhu TH dan TC dan hanya menggunakan proses
reversibel. Efisiensi termalnya adalah :
ecarnot = 1 – TC = TH – TC
TH
TH
• Pendingin Carnot
Dalam mesin carnot berlangsung proses
reversibel (bolak-balik), sehingga
dimungkinkan untuk mengubahnya menjadi
pendingin. Koefisien kinerja dari pendingin
carnot adalah :
Kcarnot = TC
TH – TC
Ketika perbedaan suhu TH – TC kecil, K lebih
besar daripada satu, dalam kasus ini panas
dalam jumlah besar dapat dipompakan dari
suhu rendah ke suhu tinggi dengan hanya
dibutuhkan sedikit kerja.
• Siklus Carnot dan Hukum II
Bentuk lain dari hukum kedua adalah bahwa tidak
ada pendingin yang beroperasi di antara dua suhu
yang sama dapat memiliki koefisien kinerja yang
lebih besar daripada sebuah pendingin Carnot.
Semua pendingin carnot yang beroperasi di antara
dua suhu yang sama memiliki koefisien kinerja yang
sama.
G. Skala Suhu Kelvin
• Skala suhu kelvin adalah skala yang
berdasarkan pada efisiensi siklus Carnot dan
tidak tergantung pada sifat bahan spesifik
apapun. Titik nol pada skala kelvin disebut nol
mutlak.
• Devinisi rasio suhu, Tc/TH, setara dengan
besar rasio QC/QH dari jumlah panas yang
diserap dan dibuang.
TC = QC = -QC
TH

QH

QH
H. Entropi

 Entropi dan Ketidakaturan
entropi merupakan suatu aturan kuantitatif dari
ketidakaturan. Gas berada dalam keadaan lebih tidak
teratur setelah berekspansi karena molekul bergerak
dalam volume yang lebih besar dan memiliki keacakan
posisi.
ΔS = Q
T
Suhu yang lebih tinggi mengakibatkan naiknya
ketidakaturan.
 Perubahan entropi dalam proses reversibel apapun
keadaannya adalah :
ΔS =
 Entropi dalam Proses Siklus
perubahan entropi total untuk satu siklus dari
Mesin Carnot apapun adalah nol. Perubahan
entropi total untuk siklus penuh adalah jumlah
dari perubahan entropi masing-masing siklus
carnot yang lebih kecil, yang masing-masing
adalah nol. Maka perubahan entropi total
selama siklus reversibel adalah nol.
=0
 Entropi dalam Proses Ireversibel
Dalam semua proses ireversibel menghasilkan
kenaikan entropi. Entropi ini harganya bisa
berubah, tapi tidak pernah turun.

 Entropi dan Hukum Kedua
Ketika seluruh sistem yang menyusun proses
dilibatkan, entropi akan tetap konstan atau bertambah.
Dengan kata lain, tidak mungkin ada proses yang
terjadi dengan entropi total yang menurun, jika seluruh
sistem yang menyusun proses dilibatkan.
Peningkatan entropi dalam setiap proses yang alami
dan ireversibel menjadi ukuran terhadap peningkatan
ketidakaturan dari alam yang berhubungan dengan
proses tersebut.
I.

Pengertian Entropi Secara Mikroskospik

• Untuk setiap sistem apapun, keadaan makroskopik
yang paling mungkin adalah yang memiliki keadaan
mikroskopik yang terbanyak, yang berarti juga keadaan
makroskopik dengan ketidakaturan dan entropi
terbesar.
Persamaan entropinya dari kemungkinan beberapa
keadaan mikroskopik untuk keadaan makroskopik
tertentu adalah :
• S = k In w dan ΔS = S2 – S1 = k In w2 – k In w1
= k In w2
w1

dengan w = jumlah kemungkinan
k = R/NA merupakan konstanta Boltzman
J.

Sumber Energi

 Study Kasus dalam Termodinamika
Hukum termodinamika memberikan batasan bagi
perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk lain.
 Lebih dari setengah tenaga listrik yang dibangkitkan di
USA diperoleh dari turbin-uap dengan batu bara. Boiler
modern dapat memindahkan 80%-90% panas
pembakaran batubara ke dalam uap. Namun dalam
prakteknya, efisiensi turbin hanya sekitar 50% dan
efisiensi termalnya hanya sekitar 42%.
 Pada tahun 1990, 18% dari pasokan daya listrik di
seluruh dunia berasal dari tenaga nuklir. Biaya
konstruksi yang tinggi, pertimbangan mengenai
keselamatan umum dan soal pembuangan limbah
radioaktif melambatkan pembangunannya.
Hal-hal tersebut menyadarkan masyarakat
untuk lebih peka pada lingkungan, bahwa asap
batubara dapat mengakibatkan kerusakan
yang serius dan berbahaya, seperti hujan
asam serta global warming. Penting bagi kita
untuk mengatur pembangunan sumber energi
dan penggunaannya demi kelangsungan hidup
manusia. Lagipula, telah dijelaskan bahwa
polusi termal pembakaran batubara dan
pembangkit nuklir juga menghasilkan masalah
lingkungan yang sangat serius.
 Energi matahari sangat potensial untuk dimanfaatkan.
Misalnya dengan sel fotovoltaik, bukan seperti mesin
kalor yang tidak dibatasi efisiensi Carnot, efisiensinya
bisa mencapai 50%, namun model ini membutuhkan
modal yang tinggi. Akan tetapi banyak keuntungan
yang potensial, rendahnya tingkat
kebisingan, sedikitnya bagian yang bergerak, minimnya
perawatan, dan pengurangan polusi.
 Kedua dengan mengubah energi matahari menjadi
energi angin. Sekitar 1% energi matahari diubah
menjadi energi angin, kemudian dikumpulkan dan
diubal oleh sekelompok turbin angin. Misalnya turbin
dengan diameter 40 m, pada angin 8 m/s, itu dapat
mengambil 400 kW dari udara. Dan seperempatnya
bisa diubah menjadi daya listrik, yang cukup untuk 30
rumah, seperti pada sistem diatas, sistem ini juga
memerlukan biaya yang tinggi.
Skema yang lain dengan menggunakan gradien
suhu pada samudra. Sebagai contoh di Teluk
Meksiko, suhu di dekat permukaan sekitar 25°C
dan pada kedalaman beberapa ratus meter
suhunya 5°C. Hukum kedua termodinamika
melarang pendinginan samudra dan mengubah
panas yang dihasilkan secara penuh menjadi
kerja, tetapi tidak ada larangan untuk
menjalankan mesin kalor antara kedua suhu
tersebut. Efisiensinya memang hanya sekitar
7%, namun mengingat dua pertiga permukaan
bumi adalah samudra, maka persediaan energi
yang sangat besar dapat tersedia.
Soal-Soal
• Termometer dan Skala Suhu
1. konversikan suhu Celcius berikut ini ke
Fahrenheit.
a. -62,8°C suhu terendah yang tercatat di Amerika
Utara.
b. 56,7°C suhu tertinggi yang tercatat di Amerika
c. 31,1°C suhu tahunan rata-rata tertinggi.
2. Tentukan suhu Celcius yang setara dengan
a.Malam musim dingin di Seatle (41,0°F)
b.Siang hari yang panas di Palm Springs (107,0°F)
c.Hari musim dingin di sisi utara Manitoba (18,0°F)
Pembahasan
• 1. Di : a. T =-62,8°C
b. T = 56,7°C
c. T = 31,1°C
Dii : TF ... ?
Diii : a. TF = Tc + 32°
= (-62,8°) + 32°
= - 81,04°F
b. TF = Tc + 32°
= (56,7°) + 32°
= 134,06°F
c. TF = Tc + 32°
= 31,1 ° + 32°
= 87,98°F
2. Di : a. T = 41°F
b. T = 107 °F
C. T = -18 °F
Dii : TC
Diii : a. TC = 5/9 (TF - 32°)
= 5/9 (41° - 32°)
= 5°C
b. T = 5/9 (TF - 32°)
= 5/9 (107° - 32°)
= 41,66 °C
C
c. T = 5/9 (TF - 32°)
= 5/9 (-18° - 32°)
= -27,77°C
C
Termometer Gas dan Skala Kelvin

1. Titik didih normal dari neon cair adalah 245,92°C, berapa skala itu dalam skala
Kelvin?
2. Konversikan suhu berikut ke dalam skala
kelvin.
a. Suhu terendah tercatat di negara bagian
-70°F.
b. Suhu tertinggi di Australia 127°F.
C. Suhu terendah yang tercatat di belahan
bumi bagian utara -90°.
1. Di : T = -245,92°C
Dii : TK = ... ?

Diii: TK = TC + 273,15°
= -245,92° + 273,15°
= 27,23°K
2. Di : a. TF = -70°
b. TF = 127°
c. TF = -90°
Dii : TK = ... ?
Diii : langkah pertama, kita konversikan dulu ke skala
celcius, baru kemudian diubah ke skala kelvin.
a. TC = 5/9 (TF - 32°)
= 5/9 (-70° - 32°)
= -56,66° C
TK = TC + 273,15°
= -56,66° + 273,15°
= 216,49° K
b. TC = 5/9 (TF - 32°)
= 5/9 (127° - 32°)
= 52,77°C
TK = TC + 273,15°
= 52,77 ° + 273,15 °
= 325,92 ° K
c. TC = 5/9 (TF - 32°)
= 5/9 (-90° - 32°)
= -67,77°C
TK = TC + 273,15°
= -67,77° + 273,15°
= 205,38 ° K
Ekspansi Termal

1. Jembatan Humber di Inggris memiliki
rentangan terpanjang di dunia, yaitu 1410 m.
Hitung perubahan panjang dari bahan baja
tersebut saat suhu naik dari -5°C ke 18°.
2. Batang pendulum sebuah jam terbuat dari
logam kuningan. Berapakah fraksi perubahan
panjang batang tersebut jika didinginkan dari
19,5°C ke 5°C.
Pembahasan

1. Di : L0 = 1410 m
ΔT = 23 C= 23 K (jika nanti
dikonversi, selisihnya tetap akan sama)
α = 1,2 . 10-5 K-1
Dii : ΔL = ... ?
Diii : ΔL = α L0. ΔT
= 1,2 . 10-5 K-1 . 1410 m . 23 K
= 38916. 10-5
= 0,38916 m ≈ 0,49 m
2. Di : α = 2.10-5 K-1
ΔT = 14,5 C= 14,5K
Dii : ΔL = ... ?
Diii : ΔL = α L0. ΔT
= 2.10-5 K-1 . L0 . 14,5K
= 29.10-5 L0
Kuantitas Panas

1. Seorang anak dengan massa 40 kg yang terkena
flu mengalami demam 3°C diatas normal, yaitu
dengan suhu tubuh 40°C. Asumsikan tubuh
manusia sebagian besar terdiri dari air, berapa
panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu
sebesar itu ?
2. Seorang insinyur merancang mesin baru. Salah
satu bagian yang bergerak mengandung 1,6 kg
aluminium dan 0,3 kg besi dirancang untuk
beroperasi pada suhu 210°C. Berapa panas yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhunya dari 20°C
ke 210°C ?
Pembahasan

1. Di : m = 40 kg
ΔT = 3°C = 3°K
cair= 4190 J/kg.K
Dii : Q = ... ?
Diii: Q = mc ΔT
= 40 kg. 4190 J/kg.K . 3°K
= 50,28.104 J.
Sebenarnya kapasitas panas spesifik tubuh manusia
hanya sekitar 83% dari kapasitas panas spesifik
air, sehingga panas yang dibutuhkan adalah :
41,7324. 104 J
2. Di : mAl = 1,6 kg
CAl = 24,6 J/mol.K
mFe = 0,3 kg
Cfe = 26,3 J/mol.K
ΔT = 190°C = 190°K
Dii : Q = ... ?
Diii : QAl = nAlCAl ΔT
= (1,6 kg/0,0270 kg/mol) .
24,6 J/mol.K . 190 K
= 276.977,77 J
QFe = nFe CFe ΔT
= (0,3 kg/ 0,0559 kg/mol). 26,3 J/mol.K
. 190 K
= 26.817,53 J
Q = QAl + QFe
= 276.977,77 J + 26.817,53 J
= 303.795,3 J
Kalori Metri dan Perubahan Frasa

1. Pada sebuah tungku masak berbahan bakar
bensin, 45% energi yang dilepaskan pembakaran
bensin terpakai untuk memanaskan air dalam
panci. Jika kita memanaskan 2 L ( 1 kg ) air dari
10°C ke 100°C dan mendidihkan 0,25 kg air
sampai menguap. Berapa banyak bensin yang
dibakar dalam proses tersebut ?
2. Pada proses pembuatan es lilin rasa kopi, kita
memanaskan air 0,2 kg yang awalnya bersuhu
10°C menjadi 90°C, kemudian kita
meletakkannya di freezer sampai mencapai
keadaan membeku. Berapa energi panas yang
dibutuhkan dalam proses tersebut?
Penyelesaian .

1.
• Panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu air
dari 10°C ke 100°C adalah :
Q1 = mc. ΔT = 1 kg. 4190 J/kg.K . 90°K
= 0,3771 . 106
• Untuk mendidihkan air 0,25 kg membutuhkan :
Q2 = m.Lv = (0,25 kg) . (2,256.106 J/kl)
= 5,64 . 106
energi total yang dibutuhkan adalah jumlah
keduanya, yaitu 6,0171 . 106 J. Dalam proses ini hanya
45%, sehingga energinya adalah
(6,0171 . 106 J)/0,45 = 13,37 . 106 J.
Seperti yang kita ketahui, setiap gram bensin melepaskan
46.000 J, sehingga massa bensin yang dibutuhkan adalah
13,37 . 106 J = 290,65 g.
46.000 J/g
• Panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu
dari 10°C ke 90°C adalah :
Q1 = mc. ΔT = 0,2 kg . 4190 J/kg.K . 80°C
= 67040 J
• Untuk membekukan 0,2 kg air tersebut :
Q2 = -mLV = - (0,2 kg . 3,34.105 J/kg)
= -66800 J.
Jadi panas yang dibutuhkan dalam proses ini adalah
67040 J – 66800 J = 240 J
Mekanisme Perpindahan Panas

1. Sebuah plat baja bujursangkar tipis, dengan
sisi 20 cm, dipanaskan hingga suhu 300°K .
Jika emisivitas adalah 0,60. berapa laju
radiasi energi total ?
2. Jika luas permukaan pada tubuh pada hewan
kerbau adalah 4 m2 dan suhu permukaan
adalah 400°K. Tentukan laju radiasi energi
total dari tubuh kerbau tersebut, jika
emisivitas = 1.
penyelesaian

1.
• Luas permukaan total :
2(0,2 m)2 = 0,08 m2
• H = AeσT4
= 0,08 m2 . 0,60 . (5,76.10-8 W/ m2. K4 )
(300 K)4
= 22,39488 W = 22,4 W
2. H = AeσT4
= 4. 1 . (5,76.10-8 W/ m2. K4 ) . (400 K) 4
= 5.898,24 W
Rangkaian terintegrasi

1. Sebuah bolam memiliki daya 10
watt, selubung bola lampu memilikim luas 10
cm2. tentukan disipasinya ?
2. Bolam tersebut memiliki rth = 4 K/W. Berapa
suhu operasi permukaan jika suhu lingkungan
20°C ?
Pembahasan

• 1. Di : P = 10 watt
A = 10 cm2
Dii : disipasi daya persatuan luas ?
Diii : Disipasi = (10 watt) / (10 cm2 )
= 1 watt/ cm2
• 2. Di : rth = 4 K/W
Tamb = 20°C
Dii : Tic = ... ?
Diii : P = Tic – Tamb
rth
Tic= 10 watt . 4 K/W + 20°C = 60°C
Persamaan Keadaan

1. Jika kita ingin menjagasatu mol gas ideal dalam
kamar pada suhu STP, berapa volume wadah
yang diperlukan ?
2. Dalam sebuah mesin mobil, campuran udara
dan bensin dikompresi dalam silinder sebelum
dinyalakan. Mesin ini memiliki rasio kompresi 8
hingga 1, artinya gas tersebut dikompresi
menjadi 1/9 dari volume awal. Tekanan awal 1
atm dan suhu awal 27°C. Jika tekanan sesudah
kompresi adalah 22 atm, tentukan suhu dari gas
yang terkompresi.
Penyelesaian

1. Dalam keadaan STP berarti suhunya 273,15°K
dan tekanan 1 atm = 1,013 . 105 Pa, maka
V = nRT = 1 mol . 8,315 J/mol.K . 273,15 K
p
1,013 . 105 Pa
= 0,0224 m3 = 22,4 L
2. p1 . V1 = p2 . V2
T1
T2
T2 = T1 p2 . V2 = 300 K
(22 atm) . V2
p1 . V1
1 atm . (8 V2 )
= 825 K = 568°C
Sifat molekuler materi

1. Berapa mol yang terdapat dalam sebotol air 1
kg ? Dan berapa molekulnya ? Jika massa
molar air = 18 g/mol
2. Tinjau 5 mol air cair, berapakah volume yang
ditempati oleh jumlah air tersebut jika massa
molar air adalah 18 g/mol dan berada pada
keadaan STP.
pembahasan

1. Di : m = 1 kg= 1000g M = 18 g/mol
Dii : n = ... ?
Diii : n = m/M
= (1000 g)/(18 g/mol)
= 125 mol
2. Di : n = 5 mol
M = 18 g/mol
Dii : V = ... ?
Diii : karena berada pada keadaan STP, maka
berlaku persmaan :
V = n.22,4 L
= 5.22,4 L = 112 L
Model kinetik-molekuler gas ideal

1.Berapakah energi kinetik translasi rata-rata
dari sebuah molekul gas ideal pada suhu
127°C ? Berapakah energi kinetik translasi
acak total dari molekul dalam satu mol gas
tersebut ?
2. Tentukan lintasan bebas rata-rata dari sebuah
molekul udara pada suhu 200 K dan tekanan
1,5 atm dan molekul tersebut memiliki jarijari 4.10-12 m.
Pembahasan

1.Di : T = 127°C = 400 K
Dii : a. Ku/N
b. Ku
Diii : a. Ku/N = ½ m ( v2 )rt = 3/2 kT
= 3/2 (1,38.10-23 J/K) (400 K)
= 828 . 10-23 J
b. Ku = NA (½ m ( v2 )rt )
= 6,022.1023 molekul (828 . 10-23 J)
= 4986,216 J
2.

Di : T = 200 K
p = 1,5 atm
r = 4.10-12 m.
Dii : λ = ... ?
Diii : λ =
kT
4π.21/2 . r2. p
=
( 1,3.10-23 J/K) (200 K)
4π.21/2 . (4.10-12 m)2 . (1,5 .105 Pa)
= 6,833 . 10-8 m
Kapasitas panas

Berapa banyak panas yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu 2 mol gas ideal diatomik suhu
30 K ke 40 K jika gas dijaga pada volume konstan
?
Di : n = 2 mol
ΔT = 10 K
Dii : Q = ... ?
Diii : cari dulu Cv nya.
Cv = 5/2 R = 5/2 . (8,315 J/mol. K)
= 20,79 J/mol. K
Q = n.Cv. ΔT
= 2 mol . 20,79 J/mol. K . 10 K
= 415,8 J
Laju molekuler

• Untuk gas diatomik (CO2, massa molar 44
g/mol) pada T = 300 K. Hitunglah Vmp dan Vrt .
• Diket : M = 44 g/mol.
T = 300 K
• Ditanya: a. Vmp
b. Vrt
• Jawab : a. Vmp =
=

= 1,064 . 10-22g

•

= 1,2 . 10-22 g

b. Vrt =

=
Kerja yang dilakukan Selama perubahan Volume dan
lintasan diantaramkeadaan-keadaan termodinamik

1.Dua mol gas ideal dipanaskan pada tekanan
konstan dari suhu 100 K menuju 180 K. Hitung kerja
yang dilakukan oleh gas tersebut.
2.Suatu gas mengalami dua proses. Pada proses
pertama volume tetap konstan 0,2 m3 dan tekanan
dinaikkan dari 2.105 Pa menjadi 5. 105 . Sedangkan
proses kedua adalah kompresi volume menuju 0,1
m3 pada tekanan konstan 5. 105 Pa. Tentukan kerja
total yang dilakukan selama kedua proses tersebut.
pembahasan
1.Di : ΔT = 80 K
p = konstan
Dii : w
Diii : w = pV
= (nR ΔT/V) . V
= nR ΔT
= 2 mol. 8,315 J/mol.K.80 K = 1330,4 J
2.Di : pada proses awal :
V= 0,2 m3 = konstan
Δp= 3.105 Pa
pada proses kedua :
V= 0,1 m3 (dikompresi)
p = konstan = 5.105 Pa
Dii : wtotal = ... ?
Diii : wtotal = wawal + wkedua
= Δp. V + p(V2 – V1 )
= 3.105 Pa . 0,2 m3 + 5.105 Pa (0,1 m3 – 0,2 m3 )
= 0,1 J
Energi dalam dan hukum I termodinamika

1.Pada suatu proses kimia,seorang teknisi
laboatorium memberikan 254 J panas pada
sistem. Pada saat yang bersamaan, 73 J kerja
dilakukan terhadap sistem oleh lingkungannya.
Berapa kenaikan energi dalam sistem.
2. Gas dalam silinder berekspansi dari volume
0,1 m3 menuju 0,3 m3 . Panas mengalir ke dalam
gas cukup cepat untuk menjaga tekanan konstan
pada 1,8.105 Pa selama ekspansi. Total panas
yang ditambahkan adalah 2.105 J. Tentukan kerja
yang dilakukan oleh gas tersebut. Dan
berapakah nilai perubahan energi dalam gas
tersebut.
pembahasan
1. Di : Q = 254 J (sistem menyerap)
w = -73 J (negatif, lingkungan thd sistem)
Dii : ΔU = ... ?
Diii: ΔU = Q + w = 254 J + (-73 J) = 181 J
2. Di : ΔV = 0,2 m3
Q = 2.105 J
Pa = 1,8.105 Pa
Dii : w = ... ?
ΔU= ... ?
Diii: w = -p ΔV = -1,8.105 Pa . 0,2 m3
= -0,36.105 J
ΔU = Q + w = 2.105 J + -0,36.105 J = 1,64 J
Jenis-jenis proses termodinamika, energi dalam pada gas
ideal, kapasitas panas dari gas ideal

1. Selama berlangsungnya suatu kompresi
isotermal gas ideal, 400 J panas harus
dihilangkan dari gas untuk menjaga suhu
konstan, berapa banyak kerja dilakukan oleh gas
selama proses ini.
Pembahasan : pada gas ideal nilai ΔU hanya
bergantung pada suhu, sehingga jika suhu konstan
maka ΔU = 0, w = Q
karena melepas panas, maka Q = -400 J
sehingga nila w juga = -400 J (tanda negatif berarti
sistem melakukan kerja terhadap lingkungan)
2.Sebuah silinder berisi 0,1 mol etanol pada
suhu 300 K. Berapa panas yang dibutuhkan
untuk meningkatkan suhunya menjadi 400 K ?
Pembahasan :
Di : n = 0,1 mol
ΔT = 100 K
Dii : Q=...?
Diii :
Q = ΔU + w
= nCΔT +pV = nCΔT + ( nRΔT/V) . V
= 0,1mol . 111,9 J/mol. K. 100 K + 0,1
mol.8,315 J/mol.K.100 K
= 94,34 J
3.Gas propana C3H8 berperilaku seperti gas ideal
dengan γ= 1,127. tentukan (a)kapasitas panas
molar pada volume konstan dan (b)konstan.
Pembahasan :(a) γ = Cp = Cv + R = 1+ R
C
Cv
Cv
Cv = R
= 8,315 J/mol.K
v

γ–1

1,127 – 1
= 65,47 J/mol.K

(b) Cp = CV + R = 65,47 J/mol.K + 8,315 J/mol.K
= 73,785 J/mol.K
Proses adiabatik untuk gas ideal
1.

Suatu gas ideal monoatomik yang pada awalnya berada pada tekanan
1,5.105 Pa dan volume 0,08 m3 dikompresi secara adiabatik sehingga
volumenya menjadi 0,04m3. tentukan. A.berapa tekanan akhir. B. berapa
banyak kerja yang dilakukan oleh gas.
Pembahasan :
(A) p2 = p1 (V1/V2)γ
= 1,5.105 Pa (0,08 m3 / 0,04m3 )1.4
= 3,95.105 Pa
(B) w = 1 (p1V1 – p2V2)
γ-1
1 (3,95.105 Pa . 0,08 m3 - 1,5.105 Pa . 0,04m3 )1,4
1,4-1
= 1/0,4 ( 25600 )1,4
=

= 3710871,875 J
Mesin kalor
1.Sebuah mesin diesel menghasilkan 2200 J
kerja mekanik dan membuang 4300 J panas
pada setiap siklus.(a) Berapa banyak panas
yang harus diberikan ke mesin pada setiap
siklus.(b) Berapa efisiensi termal mesin ?
Di : w = 2200 J
Qc = - 4300 J(membuang)
Dii : a. QH = ... ?
b.e = ... ?
Diii: a. QH = w – Qc
= 2200 J – (-4300 J) = 6500 J
b. e = w/QH = 2200 J / 6500 J
= 0,338 = 33,8 %
2.Sebuah mesin pesawat mengambil 9000 J
panas dan membuang 6400 J setiap detik.
a. Berapa kerja mekanik keluaran dari mesin
setiap siklus ? b. Berapa efisiensi termal dari
mesin ?
Di : QH = 9000 J
Qc = -6400 J (membuang)
Dii : a.w = ... ?
b. e = ... ?
Diii: a.w= QH + Qc = 9000 J + (-6400 J) = 2600 J
b.e = w/ QH = 2600 J/9000 J = 0,288
=28,8%
Mesin pembakaran-dalam

1. Berapa rasio kompresi yang harus dimiliki siklus
otto untuk mencapai efisiensi ideal 65% jika
γ = 1,4 ?
Di : e = 65 %
γ=1,4
Dii : r = ... ?
Diii: e = 1 1
= 1- 1
rγ-1
r1,4-1
0,65 = 1 - 1
r0,4
r0,4 = 1
= 2,857
1-0,65
r = 13,80
2.Mesin siklus otto dalam sebuah mercedes-Benz
SLK230 memiliki rasio kompresi 8,8.a. berapa
efisiensi ideal bagi mesin jika γ=1,4. mesin dalam
sebuah Dodge Viper GT2 memiliki rasio kompresi
yang sedikit lebih tinggi yaitu 9,6. b. berapa banyak
kenaikan efisiensi yang dihasilkan dari kenaikan
rasio kompresi ?
Di : r1 = 8,8
γ=1,4
r2= 9,6
Dii : a.e1 = … ?
b.Δe= … ?
Diii :a . e1 = 1 - 1
=11
= 0,99956
r1γ-1

8,8. 1,4-1
b. e2 = 1 -

1
= 1- 1
= 0,99965
r2γ-1
9,61,4-1
Δe = e2 - e2 = 0,99965 - 0,99956
= 0,00009
Pendingin
1. Sebuah pendingin memiliki koefisien kinerja 2,1.
setiap siklus menyerap 3,4.104 J panas dari reservoir
dingin. A. berapa banyak energi mekanik yang
dibutuhkan dalam setiap siklus untuk menjalankan
pendingin ? B. selama setiap siklus, berapa banyak
panas yang dibuang ke reservoir dengan suhu yang
tinggi?
Di : K = 2,1
Qc = 3,4.104 J
Dii : A. W = … ?
B. QH = … ?
Diii : A. W = Qc = 3,4.104 J = 1,6 . 104 J
K
2,1
B. K = Qc
QH - Qc
QH= 3,4.104 J + 3,4.104 J = 5,525.104 J
1,6 . 104 J
2. Sebuah pendingin udara yang dipasang di jendela
menyerap 9,8.104 J panas per menit dari ruangan
yang didinginkan dan pada saat bersamaan
memberikan 14,4.104 J panas ke udara luar.
Tentukan konsumsi daya alat ini ?
Di : QH = 9,8.104 J
Qc = 14,4.104 J
Dii : P = … ?
Diii : cari dulu nilai K.
W = QH – Qc = 9,8.104 J - 14,4.104 J = 4,6.104 J
K = QC = 14,4.104 J
W
4,6.104 J

= 3,13
Cari nilai H,
H = Qc / t = 14,4.104 J /60 s = 24.102 J/s
P = H/K = (24. 102 J/s) / (3,13)
= 7,66. 102 J/s
SIKLUS CARNOT

.Sebuah masin carnot dengan reservoir suhutinggi pada 620 K mengambil 550 J panas
pada suhu ini dalam setiap siklus dan
memberikan 335 J ke reservoir suhu-rendah.
Berapa banyak kerja mekanik yang dilakukan
mesin selama setiap siklus ?
Di : TH = 620 K
QH = 550 J
Qc= 335 J
Dii : W =…?
Diii : W= QH + QC = 620 J + 550 J =1170 J
Entropi

.Hitunglah perubahan entropi pada 1 kg air yang
dipanaskan dari suhu 7:C menjadi 97:C ?
Di : m = 1 kg
Ta = 7:C = 280 K
Tb = 97:C = 370 K
Dii : ΔS = … ?
Diii : ΔS = S1 – S2 =
= mc In T /T
b

a

= 1 kg. 4190 J/kg.K (In 370/280)
= 18,854 . 103 J/K
Pengertian entropi secara mikroskopik

1.Dilakukan pelemparan empat koin yang identik ke
atas lantai. setiap koin memiliki kemungkinan yang
sama untuk memunculkan kepala atau ekor.
A.Berapa kemungkinan bahwa keempat koin
memunculkan ke empat kepala ?b. Berapa
kemungkinan muncul tiga koin kepala dan satu ekor
?
Di : a. w= 1
b.w=4
Dii : a. S = k In w
b.S = k In w
Diii :a. S = k In w
b. S = k In w
= 8,315 J/mol.K In 1
=8,315 J/mol.K In 4
=0
= 11,527 J/mol.K

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Potensial Termodinamika
 Potensial Termodinamika Potensial Termodinamika
Potensial TermodinamikaMutiara Cess
 
Faktor faktor yang mempengaruhi kinetika reaksi
Faktor faktor yang mempengaruhi kinetika reaksiFaktor faktor yang mempengaruhi kinetika reaksi
Faktor faktor yang mempengaruhi kinetika reaksiEKO SUPRIYADI
 
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panas
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panasPenerapan hukum fourier pada perpindahan panas
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panasiwandra doank
 
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copyMahammad Khadafi
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom HidrogenKhotim U
 
7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamika7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamikaHabibur Rohman
 
Persamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonPersamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonKira R. Yamato
 
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Rezki Amaliah
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantumHana Dango
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bMuhammad Ali Subkhan Candra
 

Was ist angesagt? (20)

8 kesetimbangan kimia
8 kesetimbangan kimia8 kesetimbangan kimia
8 kesetimbangan kimia
 
Potensial Termodinamika
 Potensial Termodinamika Potensial Termodinamika
Potensial Termodinamika
 
Faktor faktor yang mempengaruhi kinetika reaksi
Faktor faktor yang mempengaruhi kinetika reaksiFaktor faktor yang mempengaruhi kinetika reaksi
Faktor faktor yang mempengaruhi kinetika reaksi
 
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panas
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panasPenerapan hukum fourier pada perpindahan panas
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panas
 
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
 
indeks miller
indeks millerindeks miller
indeks miller
 
Termodinamika modul
Termodinamika modulTermodinamika modul
Termodinamika modul
 
7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamika7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamika
 
Persamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonPersamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamilton
 
Jurnal termokimia
Jurnal termokimiaJurnal termokimia
Jurnal termokimia
 
Hukum I termodinamika
Hukum I termodinamikaHukum I termodinamika
Hukum I termodinamika
 
Bab iii(fix)
Bab iii(fix)Bab iii(fix)
Bab iii(fix)
 
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
 
Laporan termokimia
Laporan termokimia Laporan termokimia
Laporan termokimia
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
Kumpulan Materi Termodinamika
Kumpulan Materi TermodinamikaKumpulan Materi Termodinamika
Kumpulan Materi Termodinamika
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
 
Fisika Statistik
Fisika StatistikFisika Statistik
Fisika Statistik
 
Spektrum Garis Atom Hidrogen
Spektrum Garis Atom HidrogenSpektrum Garis Atom Hidrogen
Spektrum Garis Atom Hidrogen
 

Andere mochten auch

Termodinamika1
Termodinamika1Termodinamika1
Termodinamika1APRIL
 
Termodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanTermodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanAPRIL
 
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropi
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropiTermodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropi
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropijayamartha
 
TERMODINAMIKA
TERMODINAMIKATERMODINAMIKA
TERMODINAMIKAlichor ch
 
kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gasRfebiola
 
Makalah termodinamika terapan
Makalah termodinamika terapanMakalah termodinamika terapan
Makalah termodinamika terapanoilandgas24
 
Entropi dan hukum ketiga termodinamika
Entropi dan hukum ketiga termodinamikaEntropi dan hukum ketiga termodinamika
Entropi dan hukum ketiga termodinamikairfan umb 25
 
Temperature and heat kelompok 8
Temperature and heat kelompok 8Temperature and heat kelompok 8
Temperature and heat kelompok 8Ratih Sigit
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprakpraditya_21
 
Skenario Pembelajaran Kls Xi
Skenario Pembelajaran Kls XiSkenario Pembelajaran Kls Xi
Skenario Pembelajaran Kls Ximrwhy
 
5 kapasitas panas (termodinamika)
5 kapasitas panas (termodinamika)5 kapasitas panas (termodinamika)
5 kapasitas panas (termodinamika)Mahammad Khadafi
 
Laporan lengkap larutan klmpk 6
Laporan lengkap larutan klmpk 6Laporan lengkap larutan klmpk 6
Laporan lengkap larutan klmpk 6Alljabar Rahmat
 

Andere mochten auch (20)

Termodinamika1
Termodinamika1Termodinamika1
Termodinamika1
 
Termodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanTermodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutan
 
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropi
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropiTermodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropi
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropi
 
TERMODINAMIKA
TERMODINAMIKATERMODINAMIKA
TERMODINAMIKA
 
Termo1bab2
Termo1bab2Termo1bab2
Termo1bab2
 
kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gas
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
 
Makalah termodinamika terapan
Makalah termodinamika terapanMakalah termodinamika terapan
Makalah termodinamika terapan
 
Entropi dan hukum ketiga termodinamika
Entropi dan hukum ketiga termodinamikaEntropi dan hukum ketiga termodinamika
Entropi dan hukum ketiga termodinamika
 
Temperature and heat kelompok 8
Temperature and heat kelompok 8Temperature and heat kelompok 8
Temperature and heat kelompok 8
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
 
03 a termo2
03 a termo203 a termo2
03 a termo2
 
Ii.gas ideal
Ii.gas idealIi.gas ideal
Ii.gas ideal
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
 
Skenario Pembelajaran Kls Xi
Skenario Pembelajaran Kls XiSkenario Pembelajaran Kls Xi
Skenario Pembelajaran Kls Xi
 
5 kapasitas panas (termodinamika)
5 kapasitas panas (termodinamika)5 kapasitas panas (termodinamika)
5 kapasitas panas (termodinamika)
 
Kimia fisika
Kimia fisikaKimia fisika
Kimia fisika
 
RPP asas black
RPP asas blackRPP asas black
RPP asas black
 
Laporan lengkap larutan klmpk 6
Laporan lengkap larutan klmpk 6Laporan lengkap larutan klmpk 6
Laporan lengkap larutan klmpk 6
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 

Ähnlich wie Termodinamika

Konsep temperatur
Konsep temperaturKonsep temperatur
Konsep temperaturFKIP UNHALU
 
Materi dan Sifatnya.pptx
Materi dan Sifatnya.pptxMateri dan Sifatnya.pptx
Materi dan Sifatnya.pptxGunturs4
 
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)Chaed Al Habibah
 
Bab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorBab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorEKO SUPRIYADI
 
Termodinamika & teori kinetik gas
Termodinamika & teori kinetik gasTermodinamika & teori kinetik gas
Termodinamika & teori kinetik gasNuRul Emi
 
Materi pertemuan 2
Materi pertemuan 2Materi pertemuan 2
Materi pertemuan 2rossanty
 
Materi LKS Fisika X S2
Materi LKS Fisika X S2Materi LKS Fisika X S2
Materi LKS Fisika X S2irdadarmaputri
 
Last lecture
Last lectureLast lecture
Last lecturePT. SASA
 
Heat Transfer
Heat TransferHeat Transfer
Heat Transferaladidwi
 
KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA
KIMIA FISIKA TERMODINAMIKAKIMIA FISIKA TERMODINAMIKA
KIMIA FISIKA TERMODINAMIKASiti Avirda
 
Perpindahan panas (2)
Perpindahan panas (2)Perpindahan panas (2)
Perpindahan panas (2)Alen Pepa
 
Suhu dan-kalor
Suhu dan-kalorSuhu dan-kalor
Suhu dan-kalorauliarika
 

Ähnlich wie Termodinamika (20)

Konsep temperatur
Konsep temperaturKonsep temperatur
Konsep temperatur
 
Materi dan Sifatnya.pptx
Materi dan Sifatnya.pptxMateri dan Sifatnya.pptx
Materi dan Sifatnya.pptx
 
Kelompok
KelompokKelompok
Kelompok
 
MODUL 8.pptx
MODUL 8.pptxMODUL 8.pptx
MODUL 8.pptx
 
Suhu fis1 3
Suhu fis1 3Suhu fis1 3
Suhu fis1 3
 
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
 
Bab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorBab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalor
 
Materi gas dan termodinamika
Materi gas dan termodinamikaMateri gas dan termodinamika
Materi gas dan termodinamika
 
Termodinamika & teori kinetik gas
Termodinamika & teori kinetik gasTermodinamika & teori kinetik gas
Termodinamika & teori kinetik gas
 
Materi pertemuan 2
Materi pertemuan 2Materi pertemuan 2
Materi pertemuan 2
 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalorSuhu dan kalor
Suhu dan kalor
 
Materi LKS Fisika X S2
Materi LKS Fisika X S2Materi LKS Fisika X S2
Materi LKS Fisika X S2
 
Termodinamika Dasar.pptx
Termodinamika Dasar.pptxTermodinamika Dasar.pptx
Termodinamika Dasar.pptx
 
Last lecture
Last lectureLast lecture
Last lecture
 
Heat Transfer
Heat TransferHeat Transfer
Heat Transfer
 
KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA
KIMIA FISIKA TERMODINAMIKAKIMIA FISIKA TERMODINAMIKA
KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA
 
Perpindahan panas (2)
Perpindahan panas (2)Perpindahan panas (2)
Perpindahan panas (2)
 
Thermodinamika Kimia
Thermodinamika KimiaThermodinamika Kimia
Thermodinamika Kimia
 
Suhu dan Kalor
Suhu dan KalorSuhu dan Kalor
Suhu dan Kalor
 
Suhu dan-kalor
Suhu dan-kalorSuhu dan-kalor
Suhu dan-kalor
 

Mehr von Siti Nurjanah

Peradaban Islam Pra Kemerdekaan
Peradaban Islam Pra KemerdekaanPeradaban Islam Pra Kemerdekaan
Peradaban Islam Pra KemerdekaanSiti Nurjanah
 
Qiyas sebagai metode istinbat hukum islam
Qiyas sebagai metode istinbat hukum islamQiyas sebagai metode istinbat hukum islam
Qiyas sebagai metode istinbat hukum islamSiti Nurjanah
 
Golongan utama dan transisi(kel 3)
Golongan utama dan transisi(kel 3)Golongan utama dan transisi(kel 3)
Golongan utama dan transisi(kel 3)Siti Nurjanah
 
Active learning method
Active learning methodActive learning method
Active learning methodSiti Nurjanah
 

Mehr von Siti Nurjanah (6)

Presentasi pp
Presentasi ppPresentasi pp
Presentasi pp
 
Peradaban Islam Pra Kemerdekaan
Peradaban Islam Pra KemerdekaanPeradaban Islam Pra Kemerdekaan
Peradaban Islam Pra Kemerdekaan
 
Qiyas sebagai metode istinbat hukum islam
Qiyas sebagai metode istinbat hukum islamQiyas sebagai metode istinbat hukum islam
Qiyas sebagai metode istinbat hukum islam
 
Golongan utama dan transisi(kel 3)
Golongan utama dan transisi(kel 3)Golongan utama dan transisi(kel 3)
Golongan utama dan transisi(kel 3)
 
Active learning method
Active learning methodActive learning method
Active learning method
 
Fix
FixFix
Fix
 

Termodinamika

  • 1. TERMODINAMIKA Disusun oleh, Nama : Siti Nurjanah NIM : 133711010
  • 2. Sumber energi Bagian atas sebuah mobil dengan luas 4 m2 ditutupi dengan sel fotovoltaik yang menyediakan energi untuk sebuah motor listrik. Cuaca hari itu sangat cerah tanpa awan, maka daya matahari yang diterima per satuan luas adalah 0,8 kW/m2 . Jika efisiensi sel fotovoltaik adalah 25% berapa daya yang diberikan pada motor ? pembahasan: Daya yang diberikan adalah daya matahari per satuan luas, dikalikan dengan luas pengumpul dan dengan efisiensi. P= 800 W/m2 (4 m2)(0,25) = 800 W
  • 3. I. SUHU DAN PANAS A. Suhu dan Kesetimbangan Termal  suhu merupakan besaran skalar yang dipunyai semua sistem termodinamika, sehingga kesamaan suhu adalah syarat yang perlu dan cukup untuk kesetimbangan termal.  kesetimbangan termal merupakan suatu keadaan dimana interaksi termal antara kedua benda sudah tidak mengalami perubahan lagi. Keduanya memiliki suhu yang sama.
  • 4. Hukum ke-nol termodinamika (zeroth law of thermodynamics) Jika sistem A dan B masing-masing berada pada kesetimbagan termal dengan sistem C , maka A dan B juga mengalami kestimbangan termal terhadap satu sama lain. NB : Kedua sistem dikatakan berada dalam kesetimbangan termal jika dan hanya jika memiliki suhu yang sama.
  • 5. B. Termometer dan Skala Suhu Skala suhu celcius dan fahrenheit dibuat berdasarkan suhu pembekuan (0 ˚ C = 32 ˚ F) dan pendidihan (100˚C = 212 ˚ F ) pada air. Keduanya dihubungkan oleh : TF = 9/5. TC + 32 ˚ TC = 5/9 (TF – 32 ˚) 1 C ˚ = 9/5 F ˚
  • 6. C. Termometer Gas dan Skala Kelvin Prinsip dalam termometer gas adalah bahwa tekanan gas pada volume konstan akan bertambah seiring dengan perubahan suhu. Skala kelvin memiliki nilai nol dari ekstrapolasi suhu dengan tekanan nol pada termometer gas tekanan tetap, yaitu -273,15 ˚ C. Maka 0 K = -273,15 ˚ C, sehingga TK = TC + 273,15
  • 7.  Pada skala termometer gas, perbandingan antara kedua suhu didefinisikan setara dengan perbandingan dua tekanan pada termometer gas yang berkaitan: T2 P2 T1 P1 Suhu titik triple air adalah 0,01 ˚ C dan didefinisikan sebagai 273,15 ˚ K.
  • 8. D. Ekspansi Termal 1. Ekspansi Linear Jika suatu benda dengen panjang awal L0 dan suhu awal T0 mengalami perubahan suhu, maka besar perubahan panjang dirumuskan dengan : ∆L = αL0 ∆T Dan panjang akhirnya sama dengan L = L0 + ∆L = L0 + αL0 ∆T = L0(1 + α ∆T ) dengan α = koefisien ekspansi linear masing-masing benda.
  • 9. KoefisiEn ekspansi linear • • • • • • • BAHAN Aluminium Kuningan Tembaga Kaca Invar (paduan besi dan nikel) Kuarsa (dilebur) Baja • • • • • KOEFISIEN ( α ) 2,4 x 10-5 2,0 x 10-5 1,7 x 10-5 0,4-0,9 x 10-5 0,09 x 10-5 • 0,04 x 10-5 • 1,2 x 10-5
  • 10. 2. Ekspansi Volume Peningkatan suhu umumnya menimbulkan ekspansi volume, baik pada benda padat maupun cair. Kenaikan ini juga akan berbanding lurus dengan kenaikan suhu. jika suatu benda dengan volume awal V0 maka besarnya perubahan volume ∆V adalah : ∆V = βV0∆T dengan β adalah koefisin ekspansi volume masing-masing benda.
  • 11. Koefisien ekspansi volume • • • • • • Padatan Aluminium = 7,2x10-5 Kuningan = 6,0x10-5 Kaca = 1,2-2,7x10-5 Invar = 0,27x10-5 Kursa = 0,12x10-5 Baja = 3,6x10-5 Cairan • • • • Etanol Karbon disulfida Gliserin Raksa =75x10-5 =115x10-5 =19x10-5 =18x10-5
  • 12. 3. Ekspansi termal pada air air pada rentang suhu 0 ˚ C sampai dengan 4 ˚ C, volumenya menyusut seiring kenaikan suhu, pada rentang ini koefisien ekspansi volume adalah negatif. Di atas 4 ˚ C, air berekspansi saat dipanaskan. Maka air memiliki dentitas tertinggi pada 4 ˚ C, air juga berekspansi pada saat membeku, itu sebabnya mengapa es menggumpal dibagian tengah baki es.
  • 13. 4. Tegangan Termal jika kita menjepit ujung-ujung suatu batang secara erat untuk mencegah ekspansi atau kontraksi dan kemudian mengubah suhu, maka tarikan atau tegangan kompresi yang disebut tegangan termal akan terjadi. jika benda tersebut tidak dibiarkan berekspansi atau berkontraksi, maka prsamaannya adalah : F /A = -Yα ∆T
  • 14. E. Kuantitas Panas  Panas adalah energi yang berpindah dari satu tempat ke tempat lainsebagai akibat perpindahan suhu. Kuantitas panas Q yabg dibutuhkan untuk menaikkan suhu bahan dengan massa m sebesar ∆T adalah: Q = mc ∆T dengan c adalah kapasitas panas spesifik dari bahan.  Ketika kuantitas suatu bahan dinyatakan dalam n mol, maka persamaanya adalah: Q = nC ∆T, dengan C = Mc adalah kapasitas panas molar (M adalah massa molar). Jumlah mol n dan massa m dari suatu bahan dihubungkan oleh m = nM. kapasitas panas molar dari banyak unsur padatan adalah berkisar 25 J/mol. Ini merupakan aturan Dulong dan Petit.
  • 15. F. Kalorimetri dan Perubahan Fasa Peubahan fasa merupakan perubahan bahan dari salah satu bentuk materi (misalnya padat) menjadi bentuk lain (misalnya gas atau cair) Untuk mengubah fasa tersebut dengan massa m pada suhu yang sama , dibutuhkan penambahan atau pengurangan sejumlah kuantitas panas Q sebesar : Q = ± mL.
  • 16. Dengan L adalah panas peleburan, penguapan atau sublimasi. Jika panas ditambahkan, maka Q positif, dan jika dikeluarkan Q bernilai negatif. Untuk air pada tekanan atmospher normal, panas peleburan adalah 3,34x10-5 J/kg. Dan untuk penguapan sebesar 2,256x106 J/kg.
  • 17. G. Mekanisme Perpindahan Panas  Konduksi perpindahan energi gerakan molekuler suatu bahan tanpa gerakan dasar dari bahan itu sendiri. arus panas H untuk konduksi tergantung pada luas A yang dilalui aliran panas, panjang L yang menjadi jalur panas, perbedaan suhu ( TH-TC) dan konduktivitas termal k dari bahan. H = kA.TH-TC L
  • 18. Konveksi Perpindahan pana soleh gerakan massa pada fluida dari satu darah ruang ke daerah lainnya. Contoh : aliran darah dalam tubuh, sistem pendingin pada mesin. Konveksi proses perpindahan yang amat kompleks, tergantung pada luas permukaan, arah dan perbedaan suhu antara benda dan lingkungannya. Sehingga tidak ada persamaanya untuk mendiskripsikannya.
  • 19. Fakta hasil percobaan konveksi Arus panas karna konveksi berbanding lurus dengan luas permukaan. Kekentalan fluida memungkinkan konvksi alamia berjalan lambat di dekat permukaan stasioner, menghasilkan lapisan permukaan yang pada permukaan vertikal umumnya memiliki harga isolasi yang sebanding dengan plywood setebal 1,3 cm (harga R 0,7). Konveksi paksa mengurangi ketebalan lapisan ini, meningkatkan laju prpindahan panas. Ini menjelaskan mengenai faktor angin dingin. ( kita merasa lebih cpat dingin oleh angin dingin dari pad udara diam pada suhu yang sama). Arus panas akibat konveksi dapat dianggap sebanding dengan 5/4 daya dari perbedaan suhu antara permukaan dan bagian utama fluida.
  • 20. Radiasi perpindahan panas oleh energi elektromagnetik seperti cahaya tampak, infra red, dan radiasi ultra ungu. Contoh radiasi matahari, panas dari perapian. Arus panas H akibat radiasi adalah : H = AeςT4 dengan A adalah luas permukaan, e adalah emisivitas permukaan, T adalah suhu mutlak, σ adalah konstanta Stefan-Boltxmann.
  • 21. Ketika suatu benda pada suhu T dikelilingi oleh bahan dengan suhu TS, maka total arus panas dari benda ke lingkungannya adalah : Htotal = Aeς(T4 – Ts4 )
  • 22. H. Rangkaian Terintegrasi ( IC ) o Studi kasus tentang perpindahan panas keping IC dan VLSI adalah jantung dari hampir seluruh perangkat elektronik modern, meliputi komputer, sistem stereod dan sistem injeksi bahan bakar pada mesin mobil. Kegunaan yang luas dari perangkat ini menimbulkan masalah yang baru perpind dan menarik mengenai perpindahan panas. Sejumlah energi listrik yang dikaitkan dengan arus listrik pada keping didisipasikan dalam keping sebagai panas. Jika keping menjadi terlalu panas maka rangkaian tidak lagi dapat diandalkan atau bahkan menjadi rusak.
  • 23. o Untuk sebuah keping IC dalam kemasan plastik, suhu tertinggi yang aman adalah 100 ˚ C dan dalam kemasan keramik sampai pada suhu 120 ˚ C. Untuk melihat apakah suhu sebuah keping yang bekerja telah mencapai batasnya, kita gunakan prinsip “ daya masukan sama dengan daya keluaran “. Daya keluaran H adalah sebanding dengan perbedaan Tic – Tamb antara suhu keping Tic dan suhu lingkungan Tamb. Dengan menggunakan konstanta kesebandingan rth yang tergantung pada bentuk dan ukuran IC, kita nyatakan laju rugi panas H sebagai, H = Tic – Tamb rth
  • 24. o Ketika IC mencapai suhu kerja akhir laju rugi panas harus setara dengan daya listrik P yang didisipasi dalam perangkat. Dengan menyetarakan P dan H dan mencari Tic kita peroleh : Tic = Tamb + rthP harga rth berkisar antara 30-70 K/W.
  • 25. II. SIFAT TERMAL MATERI A. Persamaan Keadaan keadaan biasanya didiskripsikan malalui kuantitas fisik seperti volume, tekanan, suhu dan jumlah bahan. Dalam beberapa kasus, hubungan antara V, p, T, dan n cukup sedderhana sehingga kita dapat menyatakannya sebagai sebuah persamaan yang disebut persamaan keadaan.
  • 26. Persamaan Gas Ideal persamaa gas ideal : pV = nRT Dengan R merupakan konstanta gas yang nilainya sama untuk semua jenis, besarnya = 8,315 J/mol K. Kita juga dapat menyatakan persamaan gas ideal berkaitan dengan massa mtot dari gas dengan menggunakan mtot = nM, pV= mtot x RT M Dari sini kita juga dapat mmeperoleh sebuah pernyataan untuk krapatan ρ = mtot/V ρ = pM RT
  • 27. Untuk massa atau jumlah mol yang konstan dari suatu gas ideal, hasil nR adalah konstan, sehingga besarnya pV/T juga konstan, maka p1V1 = p2V2 = konstan ( gas ideal, massa konstan ) T1 T2
  • 28. Persamaan Van Der Waals persamaan ini pertamakali dikemukakan oleh seorang fisikawan Belanda abad XIX D.J. Van der Waals. P + an2 ( V – nb ) = nRT V2 Dengan a dan b adalah gas yang berlainan. Secara garis besar, b mewakili volume dari satu mol molekul, dan a merupakan konstanta yang bergantung pada gaya tarik menarik antar molekul.
  • 30. Penjelasan Pada diagram tampak garis-garis isotermal, pada suhu dibawah titik kritis maka tekanan akan konstan ketika melalui daerah dua fase cair-uap, tetapi pada daerah satu fasa maka tekanan akan turun pada temperatur temperatur tetap dan volume spesifik naik. Sedangkan saat temperature sama atau lebih dari temperature kritis (Tc), maka tekanan akan menurun secara terus menerus pada temperature tetap dan volume spesifik meningkat (kurva ditunjukkan oleh tanda panah biru). Hal ini terjadi karena kurva tersebut tidak memotong pada daerah dua fasa cair-uap.
  • 31. B. Sifat Molekuler Materi  Dalam gas molekul bergerak secara bebas, nyaris tanpa adanya gangguan antara satu dengan yang lainnya, sedangkan dalam cairan dan padatan, nolekulunya terikat oleh gaya antar molekul yang berupa listrik alami, yang muncul dari interaksi partikel bermuatan listrik yang menyusun molekul tersebut. Interaksi tersebut dideskripsikan oleh sebuah gaya (saling menolak jika bermuatan sama, dan tarik menarik jika berlainan muatan) dengsn besar yg sebnading dengan 1/r2, dimana r adalah jarak antar titik. Harga F akan positif jika saling menolak, dan bernilai negatif jika saling menarik. Energi kinetik molekul besarnya sebanding dengan Dalam cairan, jarak antar molekul sedikit lebih besar daripada dalam fasa padatan, tetapi molekulnya memiliki kebebasan bergerak yang jauh lebih besar. Molekul gas umumnya terpisah dengan jarak yang lebar sehingga gaya tarik menarinya sangat kecil.
  • 32. Mol adalah jumlah bahan yang mengandung partikel dasar sebanyak atom dalam 0,012 kg karbon 12. Jumlah molekul dalam satu atom disebut bilangan avogadro(NA) yang nilainya sebesar 6,022.1023 . Massa molar M adalah massa dari satu mol. M = NA m
  • 33. C. Model Kinetik-Molekuler Gas Ideal  Energi kinetik translasi rata-rata dari molekul gas ideal berbanding lurus terhadap suhu mutlak. Ku = 3/2 nRT dengan menggunakan konstanta Boltzmann, k = R/NA, sehingga dapat dinyatakan berkaitan dengan energi kinetik translasi rata-rata per molekul : 1/2m. ( v2 )rt = 3/2kT  Laju akar rata-rata kuadrat vrms = ( v2 )rt 1/2 = ( 3kT/m )1/2 = (3RT/M)1/2
  • 34.  Tumbukan Antar Molekul jumlah tumbukan per satuan waktu adalah : dN = 4π.21/2 . r2. v.N dt V Waktu rata-rata trata antar tumbukan disebut waktu bebas rata-rata dinyatakan : trata = V 4π.21/2 . r2. v.N
  • 35. Jarak rata-rata yang ditempuh antar tumbukan disebut lintasan bebas rata-rata dilambangkan dengan λ, λ = vtrata = V 4π.21/2 . r2. v.N Karena pV=NkT, maka persamaanya dapat ditulis: λ = kT 4π.21/2 . R2. p NB: jika suhu dinaikkan pada tekanan konstan, gas memuai, jarak rata-rata antar molekul bertambah, dan λ meningkat. Jika tekanan dinaikkan pada suhu yang konstan gas terkompresi dan λ berkurang.
  • 36. D. Kapasitas Panas  Kapasitas Panas Gas kapasitas panas gas monoatomik : Cv = 3/2 R kapasitas panas gas diatomik : Cv = 5/2 R Dengan : R = 8,315 J/mol. K Cv = kapasitas panas molar pada volume konstan
  • 37.  Kapasitas Panas pada Padatan Atom memiliki energi kinetik rata-rata dan energi potensial rata-rata yang sama besar. Sehingga energi totalnya adalah : Etot = 3NkT = 3nRT dari sini disimpulkan bahwa kapasitas panas pada padatan yakni : Cv = 3R pada suhu rendah, kapasitas panas dari hampir semua padatan menurun seiring turunnya suhu.
  • 38. E. Laju Molekuler Laju molekul pada gas ideal terdistribusi sesuai dengan Maxwell-Boltzmann : f(v) = 4π m 2 πkT 3/2 v2 - e –mv2/2kT
  • 39. Jika dihubungkan dengan energi kinetik translasi dari sebuah molekuler (ε) . Dimana ε = ½ mv2 maka akan diperoleh persamaan : 3/2 εe-ε/kT f(v) = 8π m m 2 πkT
  • 40. F. Fasa – Fasa Materi  Material umumnya terdapat dalam fasa cair, gas dan padat. Perubahan dari satu fasa ke fasa lain umumnya terjadi pada kondisi kesetimbangan fasa antara dua fasa dan untuk tekanan tertentu ini terjadi pada hanya satu suhu tertentu.
  • 42. KETERANGAN • Garis-garis titik merupakan sifat anomali air. Garis hijau menndakan titik beku dan biru menandakan titik didih yang berubah-ubah sesuai dengan tekanan. • Fase-fase dipisahkan dengan garis non-analisitas, dimana transisi fase terjadi dan disebut sempadan fase. • Sempadan fase antara gas dan cair tidak berlanjut sampai tak terhingga, ia akan berhenti pada sebuah titik diagram fase yang disebut titik kritis. Ini menunjukkan bahwa pada temperatur dan tekanan yang sangat tinggi fase cair dan gas tidak dapat dibedakan, yang dikenal sebagai fluida suprkritis. • Sempadan fase padat-cair umumnya memiliki gradiean yang positif. Hal ini karena fase padat memiliki dentitas yangb lebih tinggi daripada fase cair, sehingga peningkatan tekanan akan meningkatkan titik leleh. Pada beberapa bagian diagram fase air, sempadan fase padat-cair air memiliki gradien negatif, menunjukkan bahwa es memiliki dentitas yang lebih kecil daripada air.
  • 43. III. HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA A. Sistem Termodinamika Sistem termodinamik adalah sistem yang dapat berinteraksi (dan bertukar energi) dengan sekitarnya misalnya dengan perpindahan panas. Aplikasi sistem termodinamika dalam kehidupan yaitu, dalam proses pembuatan popcorn, mesin mobil dan mesin jet dalam pesawat terbang yang menggunakan panas pembakaran dari bahan bakarnya untuk menghasilkan kerja mekanik yang menggerakkan mesin.
  • 44. NB: aturan tanda dalam termodinamika Q + jika energi masuk ke dalam sistem Q - jika energi keluar dari sistem W + energi meninggalkan sistem W - energi memasuki sistem
  • 45. B. kerja yang dilakukan Selama Perubahan Volume Pada saat gas berekspansi, sambil bergerak keluar gas akan menekan ke arah luar pada permukaannya, sehingga bernilai positif. Sebuah sistem termodinamikan dapat bertukar energi dengan lingkungannya dengan perpindahan panas atau kerja mekanik dan pada sejumlah kasus juga dengan mekansme yang lain. Ketika sebuah sistem pada tekanan p berekspansi dari volume V1 ke V2 menghasilkan sejumlah kerja . jika tekanan konstan selama ekspansi maka : W = p(v2 – v1) jika volume dalam sistem konstan, maka sistem tidak melakukan kerja, karena tidak terjadi prpindahan.
  • 46. C. Lintasan diantara keadaan termodinamik • Pada proses termodinamik manapun, panas yang ditambahkan ke sistem dan kerja yang dilakukan oleh sistem bergantung tidak hanya pada keadaan awal dan akhir, tetapi juga pada lintasannya (rangkaian keadaan menengah yang dilalui selama sistem bekerja).
  • 47. C. Energi Dalam Dan Hukum Pertama Termodinamika Energi dalam (U) adalah suatu sistem sebagai jumlah energi kinetik seluruh partikel penyusunnya, ditambah jumlah seluruh energi potensial dari interaksi antara seluruh partikel tersebut. Perumpamaannya jika sistem adalah segelas air, penempatannya pad rak yang tinggi akan meningkatkan energi potensial gravitasi akibat dari interaksiantara gelas dengan bumi, tapi hal ini tidak berpengaruh pada interaksi antara molekul air, sehingga energi dalamnya tidak berubah.
  • 48. Hukum I Termodinamika hukum ini berkaitan dengan kekekalan energi, energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi dapat dikonversi dari satu bentuk ke bentuk lain . “ Jika panas Q ditambahkan ke sebuah sistem sementara sistem melakukan kerja W, maka energi U berubah sejumlah energi panas yang ditambahkan ke dalam sistem dikurangi dengan kerja yang dilakukan oleh sistem terhadap lingkungannya”
  • 49. U2 – U1= ∆U = Q – W Q = ∆U + W NB: walaupun diatas telah dijelaskan bahwa Q dan W bergantung pada lintasan, namun ∆U = Q – W tidak bergantung pada lintasan. Perubahan energi-dalam suatu sistem selama proses termodinamik apapun bergantung hanya pada keadaan awal dan akhir, tidak pada lintasan yang menghubungkan kedua keadaan.
  • 50.  Sebuah proses yang akhirnya mengembalikan suatu sistem ke keadaan awal disebut proses siklus. Untuk proses semacam itu, keadaan akhir sama dengan keadaan awal, sehingga energi-dalam total adalah nol. U2 = U1 dan Q = W  Pada sistem terisolasi, yang tidak melakukan kerja pada lingkungannya dan tidak megalami aliraan panas dari atau menuju ke lingkungannya. Untuk proses apapun yang berlangsung dalam sistem terisolasi. Sehingga, W = Q = 0 sehingga U2 – U1= ∆U = 0 dengan kata lain, energi-dalam suatu sistm terisolasi adalah konstan.
  • 51.  Perubahan Keadaan yang Sangat Kecil (Infinitesimal) Pada proses yang sangat kecil Hukum I termodinamika didefinisikan sebagai dU = dQ – dW sehingga dU = dQ – p dV
  • 52. E. Proses-Proses Termodinamik Proses Adiabatik Proses tanpa perpindahan panas yang masuk atau keluar dari sistem. Q=0. U2 – U1 = ΔU = -W Proses Isokhorik Proses pada volume konstan. Ketita volume suatu sistem termodinamika konstan, maka volume tidak melakukan kerja pada lingkungannya. W = 0, dan U2 – U1 = ΔU =Q
  • 53.  Proses Isobarik Proses pada tekanan konstan. Proses yang berkaitan dengan ini misalnya air mendidih. W = p(V2 – V1)  Proses Isotermal Proses pada suhu konstan. Pada sejumlah kasus khusus, energi-dalam sistem bergantung hanya pada suhu, tidak pada tekanan atau volume, misalnya pada gas ideal. Jika suhu konstan energi-dalam juga konstan. ΔU = 0 dan Q = W. Sehingga semua energi yaang masuk ke sistem sebagai panas Q harus keluar sistem lagi sebagai kerja W yang dilakukan oleh sistem.
  • 54. F. Energi Dalam Pada Gas Ideal • Energi dalam dari gas ideal hanya bergantung pada suhunya, bukan pada tekanan atau volumenya. Namun untuk bahan lainnya energi dalam umumnya bergantung pada tekanan dan suhu.
  • 55. G. Kapasitas Panas Dari Gas Ideal • Kapasitas panas pada gas ideal ini berkaitan dengan kapasitas panas molar pada volume konstan Cv dan kapasitas panas molar pada tekanan konstan Cp. Keduanya dihubungkan oleh persamaan Cp = Cv + R . Rasio kapasitas panas, Cp/Cv dilambangkan dengan γ. γ = Cp/Cv
  • 56. H. Proses Adiabatik Untuk Gas Ideal • Untuk proses adiabatik pada gas ideal kuantitas TVγ-1 dan pVγ adalah konstan. Untuk keadaan awal (p1, V1, T1) dan keadaan akhir (p2, V2, T2), T1V1γ-1 = T2V2γ-1 p 1V1γ = p 2V 2γ kerja yang dilakukan oleh gas ideal selama ekspansi adiabatik adalah : W = nCv (T1 – T2) = Cv (p1V1 – p2V2) R = 1 (p1V1 – p2V2) γ-1
  • 57. IV. HUKUM II TERMODINAMIKA A. Arah Proses Termodinamik proses termodinamika yang berlangsung seluruhnya secara alami disebut proses ireversibel. Hanya pada satu arah. Misalnya proses aliran panas dari benda panas ke benda dingin. Proses yang dapat berlangsung secara bolak balik disebut proses reversibel. Pada proses ini selalu mendekati keadaan kesetimbangan termodinamika. Misalnya panas yang mengalir diantara dua benda dengan perbedaan suhu yang sangat kecil.
  • 58. B. Mesin Kalor Mesin kalor : seluruh perangkat yang dapat mengubah panas secara parsial menjadi kerja atau energi mekanik. Seluruh mesin kalor menyerap panas dari sumber pada suhu yang relatif tinggi, melakukan sejumlah kerja mekanik, dan membuang sejumlah panas pada suhu yang lebih rendah. Proses siklus merupakan proses yang mendaur bahan buangan untuk menghasilkan keadaanakhir yang sama dengan keadaannya saat proses dimulai.
  • 59. Ketika sistem mengalami proses siklus, energidalam awal dan akhirnya harus sama. U2 – U1 = 0 = Q – W jadi Q = W. sebuah mesin kalor mengambil panas QH dari sebuah sumber, mengubahnya sebagian menjadi W, dan membuang sisanya QC pada suhu yang lebih rendah. Efisiensi termal e dari mesin kalor adalah : e = W = 1 + QC = 1 – QC QH QH QH
  • 60. C.  Siklus Otto Mesin Pembakaran Dalam NB : QL disini nanti penjelasannya diganti dengan QC
  • 61. • aplikasinya dalam mesin bensin. • Penjelasan diagram : a : campuran uap udara dan bensin masuk ke dalam silinder. a-b : campuran udara dan bensin di tekan secara adiabatik. b-c : volume silinder berkurang, campuran udara dan uap bensin dipanaskan pada volume konstan. Campuran dibakar. c-d : gas yang terbakar mengalami pemuaian adiabatik. d-a : pendinginan pada volume konstan, gas yang terbakar dibuang ke pipa pembuangan dan campuran udara dan uap bensin yang baru masuk ke silinder.
  • 62. • Nilai efisiensi termal maksimum teoritis e adalah : e=1- 1 rγ-1 dengan r = rasio kompresi.
  • 63.  Siklus Diesel NB : Q disini nanti dalam pembahasannya diganti dengan QC L
  • 64. • Penjelasan Diagram a-b : gas ditekan secara adiabatik. b-c : lalu dipanaskan pada tekanan konstan. Injektor menyemprotkan solar dan terjadilah pembakaran. c-d : gas yang terbakar mengalami pemuaian adiabatik. d-a : pendinginan pada volume konstan. Gas yang terbakar dibuang pada pipa pembuangan dan udara yang baru masuk ke silinder.
  • 65. • Rasio kompresi pada mesin diesel lebih tinggi daripada mesin bensin. Hal ini memperbaiki efisiensi dan mengahasilkan penyalaan yang lebih baik ketika bahan bakar diinjeksikan. Mesin diesel juga lebih efisien daripada mesin bensin. Namun mesin diesel juga lebih berat (per satuan daya keluaran) dan sering kali lebih sulit untuk dinyalakan.
  • 66. D. Pendingin • Sebuah pendingin mengambil panas Qc dari tempat yang lebih dingin, memiliki kerja masukan W dan membuang panas QH pada tempat yang lebih hangat. Koefisien kinerja K didefinisikan sebagai : K = Q c = Qc W QH - Qc
  • 67. E. Hukum II Termodinamika • Hukum II termodinamika menyatakan bahwa tidak mungkin untuk sebuah sistem bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata mengubah energi panas yang diperoleh dari reservoir pada suhu tertentu seluruhnya menjadi kerja mekanik, dengan sistem yang berakhirbpada keadaan yang sama seperti keadaan awalnya. • Hukum II ini menyatakan bahwa aliran memiliki arah, dengan kata lain, tidak semua proses di alam adalah reversibel (dapat dibalikkan arah).
  • 68. F. Siklus Carnot • Diagram Siklus Carnot NB : Pada pembahasan selanjutnya kita sebut Q1 sebagai QH dan T1 sebagai TH, Q2 sebagai QC dan T2 sebagai TC.
  • 69. penjelasan 1. Proses pemuaian secara isotermik A ke B. Pada proses ini sistem menyerap kalor QH dari reservoir bersuhu tinggi TH dan melakukan usaha WAB. 2. Proses pemuaian adiabati B ke C. Selama proses ini berlangsung, suhu dari sistem turun dari TH ke Tc. Sambil melakukan usaha WBC. 3. Proses pemampatan secara isotermik C ke D. Pada proses ini sistem menerima usaha WCD dan melepas kalor Qc ke reservoir bersuhu rendah Tc . 4. Proses pemampatan secara adiabati D ke A. Selama proses ini suhu sistem naik dari Tc ke TH akibat penerimaan usaha WDA.
  • 70. • Persamaan dalam siklus Carnot W = QH 1 – TC TH Bisa juga dituliskan W = Q1 – Q2. QC = - TC atau QC = TC QH TH QH TH Siklus Carnot beroperasi diantara dua reservoir panas pada suhu TH dan TC dan hanya menggunakan proses reversibel. Efisiensi termalnya adalah : ecarnot = 1 – TC = TH – TC TH TH
  • 71. • Pendingin Carnot Dalam mesin carnot berlangsung proses reversibel (bolak-balik), sehingga dimungkinkan untuk mengubahnya menjadi pendingin. Koefisien kinerja dari pendingin carnot adalah : Kcarnot = TC TH – TC Ketika perbedaan suhu TH – TC kecil, K lebih besar daripada satu, dalam kasus ini panas dalam jumlah besar dapat dipompakan dari suhu rendah ke suhu tinggi dengan hanya dibutuhkan sedikit kerja.
  • 72. • Siklus Carnot dan Hukum II Bentuk lain dari hukum kedua adalah bahwa tidak ada pendingin yang beroperasi di antara dua suhu yang sama dapat memiliki koefisien kinerja yang lebih besar daripada sebuah pendingin Carnot. Semua pendingin carnot yang beroperasi di antara dua suhu yang sama memiliki koefisien kinerja yang sama.
  • 73. G. Skala Suhu Kelvin • Skala suhu kelvin adalah skala yang berdasarkan pada efisiensi siklus Carnot dan tidak tergantung pada sifat bahan spesifik apapun. Titik nol pada skala kelvin disebut nol mutlak. • Devinisi rasio suhu, Tc/TH, setara dengan besar rasio QC/QH dari jumlah panas yang diserap dan dibuang. TC = QC = -QC TH QH QH
  • 74. H. Entropi  Entropi dan Ketidakaturan entropi merupakan suatu aturan kuantitatif dari ketidakaturan. Gas berada dalam keadaan lebih tidak teratur setelah berekspansi karena molekul bergerak dalam volume yang lebih besar dan memiliki keacakan posisi. ΔS = Q T Suhu yang lebih tinggi mengakibatkan naiknya ketidakaturan.  Perubahan entropi dalam proses reversibel apapun keadaannya adalah : ΔS =
  • 75.  Entropi dalam Proses Siklus perubahan entropi total untuk satu siklus dari Mesin Carnot apapun adalah nol. Perubahan entropi total untuk siklus penuh adalah jumlah dari perubahan entropi masing-masing siklus carnot yang lebih kecil, yang masing-masing adalah nol. Maka perubahan entropi total selama siklus reversibel adalah nol. =0
  • 76.  Entropi dalam Proses Ireversibel Dalam semua proses ireversibel menghasilkan kenaikan entropi. Entropi ini harganya bisa berubah, tapi tidak pernah turun.  Entropi dan Hukum Kedua Ketika seluruh sistem yang menyusun proses dilibatkan, entropi akan tetap konstan atau bertambah. Dengan kata lain, tidak mungkin ada proses yang terjadi dengan entropi total yang menurun, jika seluruh sistem yang menyusun proses dilibatkan. Peningkatan entropi dalam setiap proses yang alami dan ireversibel menjadi ukuran terhadap peningkatan ketidakaturan dari alam yang berhubungan dengan proses tersebut.
  • 77. I. Pengertian Entropi Secara Mikroskospik • Untuk setiap sistem apapun, keadaan makroskopik yang paling mungkin adalah yang memiliki keadaan mikroskopik yang terbanyak, yang berarti juga keadaan makroskopik dengan ketidakaturan dan entropi terbesar. Persamaan entropinya dari kemungkinan beberapa keadaan mikroskopik untuk keadaan makroskopik tertentu adalah : • S = k In w dan ΔS = S2 – S1 = k In w2 – k In w1 = k In w2 w1 dengan w = jumlah kemungkinan k = R/NA merupakan konstanta Boltzman
  • 78. J. Sumber Energi  Study Kasus dalam Termodinamika Hukum termodinamika memberikan batasan bagi perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk lain.  Lebih dari setengah tenaga listrik yang dibangkitkan di USA diperoleh dari turbin-uap dengan batu bara. Boiler modern dapat memindahkan 80%-90% panas pembakaran batubara ke dalam uap. Namun dalam prakteknya, efisiensi turbin hanya sekitar 50% dan efisiensi termalnya hanya sekitar 42%.  Pada tahun 1990, 18% dari pasokan daya listrik di seluruh dunia berasal dari tenaga nuklir. Biaya konstruksi yang tinggi, pertimbangan mengenai keselamatan umum dan soal pembuangan limbah radioaktif melambatkan pembangunannya.
  • 79. Hal-hal tersebut menyadarkan masyarakat untuk lebih peka pada lingkungan, bahwa asap batubara dapat mengakibatkan kerusakan yang serius dan berbahaya, seperti hujan asam serta global warming. Penting bagi kita untuk mengatur pembangunan sumber energi dan penggunaannya demi kelangsungan hidup manusia. Lagipula, telah dijelaskan bahwa polusi termal pembakaran batubara dan pembangkit nuklir juga menghasilkan masalah lingkungan yang sangat serius.
  • 80.  Energi matahari sangat potensial untuk dimanfaatkan. Misalnya dengan sel fotovoltaik, bukan seperti mesin kalor yang tidak dibatasi efisiensi Carnot, efisiensinya bisa mencapai 50%, namun model ini membutuhkan modal yang tinggi. Akan tetapi banyak keuntungan yang potensial, rendahnya tingkat kebisingan, sedikitnya bagian yang bergerak, minimnya perawatan, dan pengurangan polusi.  Kedua dengan mengubah energi matahari menjadi energi angin. Sekitar 1% energi matahari diubah menjadi energi angin, kemudian dikumpulkan dan diubal oleh sekelompok turbin angin. Misalnya turbin dengan diameter 40 m, pada angin 8 m/s, itu dapat mengambil 400 kW dari udara. Dan seperempatnya bisa diubah menjadi daya listrik, yang cukup untuk 30 rumah, seperti pada sistem diatas, sistem ini juga memerlukan biaya yang tinggi.
  • 81. Skema yang lain dengan menggunakan gradien suhu pada samudra. Sebagai contoh di Teluk Meksiko, suhu di dekat permukaan sekitar 25°C dan pada kedalaman beberapa ratus meter suhunya 5°C. Hukum kedua termodinamika melarang pendinginan samudra dan mengubah panas yang dihasilkan secara penuh menjadi kerja, tetapi tidak ada larangan untuk menjalankan mesin kalor antara kedua suhu tersebut. Efisiensinya memang hanya sekitar 7%, namun mengingat dua pertiga permukaan bumi adalah samudra, maka persediaan energi yang sangat besar dapat tersedia.
  • 82. Soal-Soal • Termometer dan Skala Suhu 1. konversikan suhu Celcius berikut ini ke Fahrenheit. a. -62,8°C suhu terendah yang tercatat di Amerika Utara. b. 56,7°C suhu tertinggi yang tercatat di Amerika c. 31,1°C suhu tahunan rata-rata tertinggi. 2. Tentukan suhu Celcius yang setara dengan a.Malam musim dingin di Seatle (41,0°F) b.Siang hari yang panas di Palm Springs (107,0°F) c.Hari musim dingin di sisi utara Manitoba (18,0°F)
  • 83. Pembahasan • 1. Di : a. T =-62,8°C b. T = 56,7°C c. T = 31,1°C Dii : TF ... ? Diii : a. TF = Tc + 32° = (-62,8°) + 32° = - 81,04°F b. TF = Tc + 32° = (56,7°) + 32° = 134,06°F
  • 84. c. TF = Tc + 32° = 31,1 ° + 32° = 87,98°F 2. Di : a. T = 41°F b. T = 107 °F C. T = -18 °F Dii : TC Diii : a. TC = 5/9 (TF - 32°) = 5/9 (41° - 32°) = 5°C b. T = 5/9 (TF - 32°) = 5/9 (107° - 32°) = 41,66 °C C
  • 85. c. T = 5/9 (TF - 32°) = 5/9 (-18° - 32°) = -27,77°C C
  • 86. Termometer Gas dan Skala Kelvin 1. Titik didih normal dari neon cair adalah 245,92°C, berapa skala itu dalam skala Kelvin? 2. Konversikan suhu berikut ke dalam skala kelvin. a. Suhu terendah tercatat di negara bagian -70°F. b. Suhu tertinggi di Australia 127°F. C. Suhu terendah yang tercatat di belahan bumi bagian utara -90°.
  • 87. 1. Di : T = -245,92°C Dii : TK = ... ? Diii: TK = TC + 273,15° = -245,92° + 273,15° = 27,23°K 2. Di : a. TF = -70° b. TF = 127° c. TF = -90° Dii : TK = ... ? Diii : langkah pertama, kita konversikan dulu ke skala celcius, baru kemudian diubah ke skala kelvin. a. TC = 5/9 (TF - 32°) = 5/9 (-70° - 32°) = -56,66° C TK = TC + 273,15° = -56,66° + 273,15° = 216,49° K
  • 88. b. TC = 5/9 (TF - 32°) = 5/9 (127° - 32°) = 52,77°C TK = TC + 273,15° = 52,77 ° + 273,15 ° = 325,92 ° K c. TC = 5/9 (TF - 32°) = 5/9 (-90° - 32°) = -67,77°C TK = TC + 273,15° = -67,77° + 273,15° = 205,38 ° K
  • 89. Ekspansi Termal 1. Jembatan Humber di Inggris memiliki rentangan terpanjang di dunia, yaitu 1410 m. Hitung perubahan panjang dari bahan baja tersebut saat suhu naik dari -5°C ke 18°. 2. Batang pendulum sebuah jam terbuat dari logam kuningan. Berapakah fraksi perubahan panjang batang tersebut jika didinginkan dari 19,5°C ke 5°C.
  • 90. Pembahasan 1. Di : L0 = 1410 m ΔT = 23 C= 23 K (jika nanti dikonversi, selisihnya tetap akan sama) α = 1,2 . 10-5 K-1 Dii : ΔL = ... ? Diii : ΔL = α L0. ΔT = 1,2 . 10-5 K-1 . 1410 m . 23 K = 38916. 10-5 = 0,38916 m ≈ 0,49 m
  • 91. 2. Di : α = 2.10-5 K-1 ΔT = 14,5 C= 14,5K Dii : ΔL = ... ? Diii : ΔL = α L0. ΔT = 2.10-5 K-1 . L0 . 14,5K = 29.10-5 L0
  • 92. Kuantitas Panas 1. Seorang anak dengan massa 40 kg yang terkena flu mengalami demam 3°C diatas normal, yaitu dengan suhu tubuh 40°C. Asumsikan tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air, berapa panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu sebesar itu ? 2. Seorang insinyur merancang mesin baru. Salah satu bagian yang bergerak mengandung 1,6 kg aluminium dan 0,3 kg besi dirancang untuk beroperasi pada suhu 210°C. Berapa panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhunya dari 20°C ke 210°C ?
  • 93. Pembahasan 1. Di : m = 40 kg ΔT = 3°C = 3°K cair= 4190 J/kg.K Dii : Q = ... ? Diii: Q = mc ΔT = 40 kg. 4190 J/kg.K . 3°K = 50,28.104 J. Sebenarnya kapasitas panas spesifik tubuh manusia hanya sekitar 83% dari kapasitas panas spesifik air, sehingga panas yang dibutuhkan adalah : 41,7324. 104 J
  • 94. 2. Di : mAl = 1,6 kg CAl = 24,6 J/mol.K mFe = 0,3 kg Cfe = 26,3 J/mol.K ΔT = 190°C = 190°K Dii : Q = ... ? Diii : QAl = nAlCAl ΔT = (1,6 kg/0,0270 kg/mol) . 24,6 J/mol.K . 190 K = 276.977,77 J QFe = nFe CFe ΔT = (0,3 kg/ 0,0559 kg/mol). 26,3 J/mol.K . 190 K = 26.817,53 J Q = QAl + QFe = 276.977,77 J + 26.817,53 J = 303.795,3 J
  • 95. Kalori Metri dan Perubahan Frasa 1. Pada sebuah tungku masak berbahan bakar bensin, 45% energi yang dilepaskan pembakaran bensin terpakai untuk memanaskan air dalam panci. Jika kita memanaskan 2 L ( 1 kg ) air dari 10°C ke 100°C dan mendidihkan 0,25 kg air sampai menguap. Berapa banyak bensin yang dibakar dalam proses tersebut ? 2. Pada proses pembuatan es lilin rasa kopi, kita memanaskan air 0,2 kg yang awalnya bersuhu 10°C menjadi 90°C, kemudian kita meletakkannya di freezer sampai mencapai keadaan membeku. Berapa energi panas yang dibutuhkan dalam proses tersebut?
  • 96. Penyelesaian . 1. • Panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu air dari 10°C ke 100°C adalah : Q1 = mc. ΔT = 1 kg. 4190 J/kg.K . 90°K = 0,3771 . 106 • Untuk mendidihkan air 0,25 kg membutuhkan : Q2 = m.Lv = (0,25 kg) . (2,256.106 J/kl) = 5,64 . 106 energi total yang dibutuhkan adalah jumlah keduanya, yaitu 6,0171 . 106 J. Dalam proses ini hanya 45%, sehingga energinya adalah (6,0171 . 106 J)/0,45 = 13,37 . 106 J. Seperti yang kita ketahui, setiap gram bensin melepaskan 46.000 J, sehingga massa bensin yang dibutuhkan adalah 13,37 . 106 J = 290,65 g. 46.000 J/g
  • 97. • Panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu dari 10°C ke 90°C adalah : Q1 = mc. ΔT = 0,2 kg . 4190 J/kg.K . 80°C = 67040 J • Untuk membekukan 0,2 kg air tersebut : Q2 = -mLV = - (0,2 kg . 3,34.105 J/kg) = -66800 J. Jadi panas yang dibutuhkan dalam proses ini adalah 67040 J – 66800 J = 240 J
  • 98. Mekanisme Perpindahan Panas 1. Sebuah plat baja bujursangkar tipis, dengan sisi 20 cm, dipanaskan hingga suhu 300°K . Jika emisivitas adalah 0,60. berapa laju radiasi energi total ? 2. Jika luas permukaan pada tubuh pada hewan kerbau adalah 4 m2 dan suhu permukaan adalah 400°K. Tentukan laju radiasi energi total dari tubuh kerbau tersebut, jika emisivitas = 1.
  • 99. penyelesaian 1. • Luas permukaan total : 2(0,2 m)2 = 0,08 m2 • H = AeσT4 = 0,08 m2 . 0,60 . (5,76.10-8 W/ m2. K4 ) (300 K)4 = 22,39488 W = 22,4 W 2. H = AeσT4 = 4. 1 . (5,76.10-8 W/ m2. K4 ) . (400 K) 4 = 5.898,24 W
  • 100. Rangkaian terintegrasi 1. Sebuah bolam memiliki daya 10 watt, selubung bola lampu memilikim luas 10 cm2. tentukan disipasinya ? 2. Bolam tersebut memiliki rth = 4 K/W. Berapa suhu operasi permukaan jika suhu lingkungan 20°C ?
  • 101. Pembahasan • 1. Di : P = 10 watt A = 10 cm2 Dii : disipasi daya persatuan luas ? Diii : Disipasi = (10 watt) / (10 cm2 ) = 1 watt/ cm2 • 2. Di : rth = 4 K/W Tamb = 20°C Dii : Tic = ... ? Diii : P = Tic – Tamb rth Tic= 10 watt . 4 K/W + 20°C = 60°C
  • 102. Persamaan Keadaan 1. Jika kita ingin menjagasatu mol gas ideal dalam kamar pada suhu STP, berapa volume wadah yang diperlukan ? 2. Dalam sebuah mesin mobil, campuran udara dan bensin dikompresi dalam silinder sebelum dinyalakan. Mesin ini memiliki rasio kompresi 8 hingga 1, artinya gas tersebut dikompresi menjadi 1/9 dari volume awal. Tekanan awal 1 atm dan suhu awal 27°C. Jika tekanan sesudah kompresi adalah 22 atm, tentukan suhu dari gas yang terkompresi.
  • 103. Penyelesaian 1. Dalam keadaan STP berarti suhunya 273,15°K dan tekanan 1 atm = 1,013 . 105 Pa, maka V = nRT = 1 mol . 8,315 J/mol.K . 273,15 K p 1,013 . 105 Pa = 0,0224 m3 = 22,4 L 2. p1 . V1 = p2 . V2 T1 T2 T2 = T1 p2 . V2 = 300 K (22 atm) . V2 p1 . V1 1 atm . (8 V2 ) = 825 K = 568°C
  • 104. Sifat molekuler materi 1. Berapa mol yang terdapat dalam sebotol air 1 kg ? Dan berapa molekulnya ? Jika massa molar air = 18 g/mol 2. Tinjau 5 mol air cair, berapakah volume yang ditempati oleh jumlah air tersebut jika massa molar air adalah 18 g/mol dan berada pada keadaan STP.
  • 105. pembahasan 1. Di : m = 1 kg= 1000g M = 18 g/mol Dii : n = ... ? Diii : n = m/M = (1000 g)/(18 g/mol) = 125 mol 2. Di : n = 5 mol M = 18 g/mol Dii : V = ... ? Diii : karena berada pada keadaan STP, maka berlaku persmaan : V = n.22,4 L = 5.22,4 L = 112 L
  • 106. Model kinetik-molekuler gas ideal 1.Berapakah energi kinetik translasi rata-rata dari sebuah molekul gas ideal pada suhu 127°C ? Berapakah energi kinetik translasi acak total dari molekul dalam satu mol gas tersebut ? 2. Tentukan lintasan bebas rata-rata dari sebuah molekul udara pada suhu 200 K dan tekanan 1,5 atm dan molekul tersebut memiliki jarijari 4.10-12 m.
  • 107. Pembahasan 1.Di : T = 127°C = 400 K Dii : a. Ku/N b. Ku Diii : a. Ku/N = ½ m ( v2 )rt = 3/2 kT = 3/2 (1,38.10-23 J/K) (400 K) = 828 . 10-23 J b. Ku = NA (½ m ( v2 )rt ) = 6,022.1023 molekul (828 . 10-23 J) = 4986,216 J
  • 108. 2. Di : T = 200 K p = 1,5 atm r = 4.10-12 m. Dii : λ = ... ? Diii : λ = kT 4π.21/2 . r2. p = ( 1,3.10-23 J/K) (200 K) 4π.21/2 . (4.10-12 m)2 . (1,5 .105 Pa) = 6,833 . 10-8 m
  • 109. Kapasitas panas Berapa banyak panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 2 mol gas ideal diatomik suhu 30 K ke 40 K jika gas dijaga pada volume konstan ? Di : n = 2 mol ΔT = 10 K Dii : Q = ... ? Diii : cari dulu Cv nya. Cv = 5/2 R = 5/2 . (8,315 J/mol. K) = 20,79 J/mol. K Q = n.Cv. ΔT = 2 mol . 20,79 J/mol. K . 10 K = 415,8 J
  • 110. Laju molekuler • Untuk gas diatomik (CO2, massa molar 44 g/mol) pada T = 300 K. Hitunglah Vmp dan Vrt . • Diket : M = 44 g/mol. T = 300 K • Ditanya: a. Vmp b. Vrt • Jawab : a. Vmp = = = 1,064 . 10-22g • = 1,2 . 10-22 g b. Vrt = =
  • 111. Kerja yang dilakukan Selama perubahan Volume dan lintasan diantaramkeadaan-keadaan termodinamik 1.Dua mol gas ideal dipanaskan pada tekanan konstan dari suhu 100 K menuju 180 K. Hitung kerja yang dilakukan oleh gas tersebut. 2.Suatu gas mengalami dua proses. Pada proses pertama volume tetap konstan 0,2 m3 dan tekanan dinaikkan dari 2.105 Pa menjadi 5. 105 . Sedangkan proses kedua adalah kompresi volume menuju 0,1 m3 pada tekanan konstan 5. 105 Pa. Tentukan kerja total yang dilakukan selama kedua proses tersebut.
  • 112. pembahasan 1.Di : ΔT = 80 K p = konstan Dii : w Diii : w = pV = (nR ΔT/V) . V = nR ΔT = 2 mol. 8,315 J/mol.K.80 K = 1330,4 J 2.Di : pada proses awal : V= 0,2 m3 = konstan Δp= 3.105 Pa pada proses kedua : V= 0,1 m3 (dikompresi) p = konstan = 5.105 Pa Dii : wtotal = ... ? Diii : wtotal = wawal + wkedua = Δp. V + p(V2 – V1 ) = 3.105 Pa . 0,2 m3 + 5.105 Pa (0,1 m3 – 0,2 m3 ) = 0,1 J
  • 113. Energi dalam dan hukum I termodinamika 1.Pada suatu proses kimia,seorang teknisi laboatorium memberikan 254 J panas pada sistem. Pada saat yang bersamaan, 73 J kerja dilakukan terhadap sistem oleh lingkungannya. Berapa kenaikan energi dalam sistem. 2. Gas dalam silinder berekspansi dari volume 0,1 m3 menuju 0,3 m3 . Panas mengalir ke dalam gas cukup cepat untuk menjaga tekanan konstan pada 1,8.105 Pa selama ekspansi. Total panas yang ditambahkan adalah 2.105 J. Tentukan kerja yang dilakukan oleh gas tersebut. Dan berapakah nilai perubahan energi dalam gas tersebut.
  • 114. pembahasan 1. Di : Q = 254 J (sistem menyerap) w = -73 J (negatif, lingkungan thd sistem) Dii : ΔU = ... ? Diii: ΔU = Q + w = 254 J + (-73 J) = 181 J 2. Di : ΔV = 0,2 m3 Q = 2.105 J Pa = 1,8.105 Pa Dii : w = ... ? ΔU= ... ? Diii: w = -p ΔV = -1,8.105 Pa . 0,2 m3 = -0,36.105 J ΔU = Q + w = 2.105 J + -0,36.105 J = 1,64 J
  • 115. Jenis-jenis proses termodinamika, energi dalam pada gas ideal, kapasitas panas dari gas ideal 1. Selama berlangsungnya suatu kompresi isotermal gas ideal, 400 J panas harus dihilangkan dari gas untuk menjaga suhu konstan, berapa banyak kerja dilakukan oleh gas selama proses ini. Pembahasan : pada gas ideal nilai ΔU hanya bergantung pada suhu, sehingga jika suhu konstan maka ΔU = 0, w = Q karena melepas panas, maka Q = -400 J sehingga nila w juga = -400 J (tanda negatif berarti sistem melakukan kerja terhadap lingkungan)
  • 116. 2.Sebuah silinder berisi 0,1 mol etanol pada suhu 300 K. Berapa panas yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhunya menjadi 400 K ? Pembahasan : Di : n = 0,1 mol ΔT = 100 K Dii : Q=...? Diii : Q = ΔU + w = nCΔT +pV = nCΔT + ( nRΔT/V) . V = 0,1mol . 111,9 J/mol. K. 100 K + 0,1 mol.8,315 J/mol.K.100 K = 94,34 J
  • 117. 3.Gas propana C3H8 berperilaku seperti gas ideal dengan γ= 1,127. tentukan (a)kapasitas panas molar pada volume konstan dan (b)konstan. Pembahasan :(a) γ = Cp = Cv + R = 1+ R C Cv Cv Cv = R = 8,315 J/mol.K v γ–1 1,127 – 1 = 65,47 J/mol.K (b) Cp = CV + R = 65,47 J/mol.K + 8,315 J/mol.K = 73,785 J/mol.K
  • 118. Proses adiabatik untuk gas ideal 1. Suatu gas ideal monoatomik yang pada awalnya berada pada tekanan 1,5.105 Pa dan volume 0,08 m3 dikompresi secara adiabatik sehingga volumenya menjadi 0,04m3. tentukan. A.berapa tekanan akhir. B. berapa banyak kerja yang dilakukan oleh gas. Pembahasan : (A) p2 = p1 (V1/V2)γ = 1,5.105 Pa (0,08 m3 / 0,04m3 )1.4 = 3,95.105 Pa (B) w = 1 (p1V1 – p2V2) γ-1 1 (3,95.105 Pa . 0,08 m3 - 1,5.105 Pa . 0,04m3 )1,4 1,4-1 = 1/0,4 ( 25600 )1,4 = = 3710871,875 J
  • 119. Mesin kalor 1.Sebuah mesin diesel menghasilkan 2200 J kerja mekanik dan membuang 4300 J panas pada setiap siklus.(a) Berapa banyak panas yang harus diberikan ke mesin pada setiap siklus.(b) Berapa efisiensi termal mesin ? Di : w = 2200 J Qc = - 4300 J(membuang) Dii : a. QH = ... ? b.e = ... ? Diii: a. QH = w – Qc = 2200 J – (-4300 J) = 6500 J b. e = w/QH = 2200 J / 6500 J = 0,338 = 33,8 %
  • 120. 2.Sebuah mesin pesawat mengambil 9000 J panas dan membuang 6400 J setiap detik. a. Berapa kerja mekanik keluaran dari mesin setiap siklus ? b. Berapa efisiensi termal dari mesin ? Di : QH = 9000 J Qc = -6400 J (membuang) Dii : a.w = ... ? b. e = ... ? Diii: a.w= QH + Qc = 9000 J + (-6400 J) = 2600 J b.e = w/ QH = 2600 J/9000 J = 0,288 =28,8%
  • 121. Mesin pembakaran-dalam 1. Berapa rasio kompresi yang harus dimiliki siklus otto untuk mencapai efisiensi ideal 65% jika γ = 1,4 ? Di : e = 65 % γ=1,4 Dii : r = ... ? Diii: e = 1 1 = 1- 1 rγ-1 r1,4-1 0,65 = 1 - 1 r0,4 r0,4 = 1 = 2,857 1-0,65 r = 13,80
  • 122. 2.Mesin siklus otto dalam sebuah mercedes-Benz SLK230 memiliki rasio kompresi 8,8.a. berapa efisiensi ideal bagi mesin jika γ=1,4. mesin dalam sebuah Dodge Viper GT2 memiliki rasio kompresi yang sedikit lebih tinggi yaitu 9,6. b. berapa banyak kenaikan efisiensi yang dihasilkan dari kenaikan rasio kompresi ? Di : r1 = 8,8 γ=1,4 r2= 9,6 Dii : a.e1 = … ? b.Δe= … ? Diii :a . e1 = 1 - 1 =11 = 0,99956 r1γ-1 8,8. 1,4-1
  • 123. b. e2 = 1 - 1 = 1- 1 = 0,99965 r2γ-1 9,61,4-1 Δe = e2 - e2 = 0,99965 - 0,99956 = 0,00009
  • 124. Pendingin 1. Sebuah pendingin memiliki koefisien kinerja 2,1. setiap siklus menyerap 3,4.104 J panas dari reservoir dingin. A. berapa banyak energi mekanik yang dibutuhkan dalam setiap siklus untuk menjalankan pendingin ? B. selama setiap siklus, berapa banyak panas yang dibuang ke reservoir dengan suhu yang tinggi? Di : K = 2,1 Qc = 3,4.104 J Dii : A. W = … ? B. QH = … ? Diii : A. W = Qc = 3,4.104 J = 1,6 . 104 J K 2,1 B. K = Qc QH - Qc QH= 3,4.104 J + 3,4.104 J = 5,525.104 J 1,6 . 104 J
  • 125. 2. Sebuah pendingin udara yang dipasang di jendela menyerap 9,8.104 J panas per menit dari ruangan yang didinginkan dan pada saat bersamaan memberikan 14,4.104 J panas ke udara luar. Tentukan konsumsi daya alat ini ? Di : QH = 9,8.104 J Qc = 14,4.104 J Dii : P = … ? Diii : cari dulu nilai K. W = QH – Qc = 9,8.104 J - 14,4.104 J = 4,6.104 J K = QC = 14,4.104 J W 4,6.104 J = 3,13
  • 126. Cari nilai H, H = Qc / t = 14,4.104 J /60 s = 24.102 J/s P = H/K = (24. 102 J/s) / (3,13) = 7,66. 102 J/s
  • 127. SIKLUS CARNOT .Sebuah masin carnot dengan reservoir suhutinggi pada 620 K mengambil 550 J panas pada suhu ini dalam setiap siklus dan memberikan 335 J ke reservoir suhu-rendah. Berapa banyak kerja mekanik yang dilakukan mesin selama setiap siklus ? Di : TH = 620 K QH = 550 J Qc= 335 J Dii : W =…? Diii : W= QH + QC = 620 J + 550 J =1170 J
  • 128. Entropi .Hitunglah perubahan entropi pada 1 kg air yang dipanaskan dari suhu 7:C menjadi 97:C ? Di : m = 1 kg Ta = 7:C = 280 K Tb = 97:C = 370 K Dii : ΔS = … ? Diii : ΔS = S1 – S2 = = mc In T /T b a = 1 kg. 4190 J/kg.K (In 370/280) = 18,854 . 103 J/K
  • 129. Pengertian entropi secara mikroskopik 1.Dilakukan pelemparan empat koin yang identik ke atas lantai. setiap koin memiliki kemungkinan yang sama untuk memunculkan kepala atau ekor. A.Berapa kemungkinan bahwa keempat koin memunculkan ke empat kepala ?b. Berapa kemungkinan muncul tiga koin kepala dan satu ekor ? Di : a. w= 1 b.w=4 Dii : a. S = k In w b.S = k In w Diii :a. S = k In w b. S = k In w = 8,315 J/mol.K In 1 =8,315 J/mol.K In 4 =0 = 11,527 J/mol.K

Hinweis der Redaktion

  1. Isiensi ideal