SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 6
Berita Resmi Statistik No.13/02/Th. XV, 6 Februari 2012 1
�Produk    Domestik Bruto (PDB) tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5 persen dibandingkan
dengan tahun 2010.
Pertumbuhan terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di Sektor
Pengangkutan dan Komunikasi 10,7 persen dan terendah di Sektor Pertambangan dan
Penggalian 1,4
persen. Sementara PDB (tidak termasuk migas) tahun 2011 tumbuh 6,9 persen.
�Besaran PDB Indonesia tahun 2011 atas dasar harga berlaku mencapai Rp7.427,1 triliun,
sedangkan
atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp2.463,2 triliun.
�Secara triwulanan, PDB Indonesia triwulan IV-2011 dibandingkan dengan triwulan III-2011
(q-to-q) turun
sebesar 1,3 persen, tapi bila dibandingkan dengan triwulan IV-2010 (y-on-y) tumbuh
sebesar 6,5
persen.
�Pertumbuhan ekonomi tahun 2011 menurut sisi penggunaan terjadi pada komponen
ekspor sebesar
13,6 persen, diikuti pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 8,8 persen, pengeluaran
konsumsi rumah
tangga 4,7 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 3,2 persen, dan komponen impor
sebagai faktor
pengurang juga mengalami pertumbuhan, yaitu sebesar 13,3 persen.
�Pada tahun 2011, PDB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga sebesar 54,6
persen,
konsumsi pemerintah 9,0 persen, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik 32,0
persen,
ekspor 26,3 persen, dan impor 24,9 persen.
�PDB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 mencapai Rp30,8 juta
(US$3.542,9),
meningkat dibandingkan pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp27,1 juta (US$3.010,1).
�57,5 persen dari PDB triwulan IV-2011 disumbang oleh Pulau Jawa, dengan urutan tiga
provinsi
terbesarnya adalah: DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Secara kuantitatif, kegiatan-
kegiatan di
sektor sekunder dan tersier masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, sedangkan kegiatan sektor
primernya
lebih diperankan oleh luar Pulau Jawa.
No. 13/02/Th. XV, 6 Februari 2012
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
PERTUMBUHAN PDB TAHUN 2011 MENCAPAI 6,5 PERSEN
BADAN PUSAT STATISTIK
2 Berita Resmi Statistik No. 13/02/Th. XV, 6 Februari 2012
I. Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2011
Perekonomian Indonesia pada tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5 persen dibanding tahun 2010.
Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan pada tahun 2011 mencapai Rp2.463,2
triliun, sedangkan pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp2.313,8 triliun dan Rp2.178,9
triliun. Bila dilihat berdasarkan harga berlaku, PDB tahun 2011 naik sebesar Rp990,8 triliun, yaitu
dari Rp6.436,3 triliun pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp7.427,1 triliun pada tahun 2011.
Tabel 1
Nilai PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009—2011,
Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan Tahun 2011
Lapangan Usaha
Atas Dasar
Harga Berlaku
(Triliun Rupiah)
Atas Dasar Laju Sumber
Harga Konstan 2000 Pertumbuhan Pertumbuhan
(Triliun Rupiah) 2011 2011
2009 2010 2011 2009 2010 2011 (Persen) (Persen)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Pertanian, Peternakan,
Kehutanan, dan Perikanan 857,2 985,4 1 093,5 295,9 304,7 313,7 3,0 0,4
2. Pertambangan dan Penggalian 592,1 718,1 886,3 180,2 186,6 189,2 1,4 0,1
3. Industri Pengolahan 1 477,5 1595,8 1 803,5 570,1 597,1 634,2 6,2 1,6
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 46,7 49,1 55,7 17,1 18,1 18,9 4,8 0,1
5. Konstruksi 555,2 660,9 756,5 140,3 150,0 160,1 6,7 0,4
6. Perdagangan, Hotel, dan
Restoran 744,5 882,5 1 022,1 368,5 400,5 437,2 9,2 1,6
7. Pengangkutan dan Komunikasi 353,7 423,2 491,2 192,2 218,0 241,3 10,7 1,0
8. Keuangan, Real Estat, dan Jasa
Perusahaan 405,2 466,6 535,0 209,2 221,0 236,1 6,8 0,7
9. Jasa-Jasa 574,1 654,7 783,3 205,4 217,8 232,5 6,7 0,6
Produk Domestik Bruto (PDB) 5 606,2 6 436,3 7 427,1 2 178,9 2 313,8 2 463,2 6,5 6,5
PDB Tanpa Migas 5 141,4 5 936,2 6 794,4 2 036,7 2 171,0 2 321,8 6,9 -
Selama tahun 2011, semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi
terjadi pada Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang mencapai 10,7 persen, diikuti oleh Sektor
Perdagangan, Hotel, dan Restoran 9,2 persen, Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 6,8
persen, Sektor Jasa-Jasa dan Sektor Konstruksi masing-masing 6,7 persen, Sektor Industri Pengolahan
6,2 persen, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih 4,8 persen, Sektor Pertanian 3,0 persen, dan Sektor
Pertambangan dan Penggalian 1,4 persen. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2011 mencapai
6,9 persen yang berarti lebih tinggi dari pertumbuhan PDB secara keseluruhan yang besarnya 6,5
persen.
Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran yang mengalami
pertumbuhan masing-masing sebesar 6,2 persen dan 9,2 persen memberikan sumbangan terhadap
sumber pertumbuhan terbesar terhadap total pertumbuhan PDB yaitu masing-masing sebesar 1,6
persen. Selanjutnya diikuti oleh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang memberikan peranan
sebesar 1,0 persen (Tabel 1).
Berita Resmi Statistik No.13/02/Th. XV, 6 Februari 2012 3
Grafik 1
Laju dan Sumber Pertumbuhan PDB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2011
(persen)
II. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV-2011
Ekonomi Indonesia pada triwulan IV-2011 yang digambarkan oleh PDB atas dasar harga
konstan 2000 turun sebesar 1,3 persen dibanding triwulan sebelumnya (q-to-q). Penurunan tersebut
mengikuti pola triwulanan yaitu biasanya mengalami kontraksi pada triwulan IV setelah terjadi
kenaikan pada triwulan III. Kontraksi pada triwulan IV-2011 ini disebabkan karena Sektor Pertanian
mengalami penurunan cukup signifikan sebesar 20,5 persen karena siklus musiman dan Sektor
Pertambangan dan Penggalian menurun sebesar 0,1 persen. Sedangkan sektor-sektor lainnya selama
triwulan IV-2011 mengalami pertumbuhan positif yaitu: Sektor Konstruksi tumbuh 3,9 persen,
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi tumbuh 2,7 persen, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih tumbuh
2,2 persen, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran tumbuh 1,9 persen, Sektor Industri Pengolahan
tumbuh 1,4 persen, Sektor Jasa-Jasa tumbuh 1,2 persen, dan Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa
Perusahaan tumbuh 1,0 persen (Tabel 2).
3,0
1,4
6,2
4,8
6,7
9,2
10,7
6,8 6,7
0,4 0,1
1,6
0,1 0,4
1,6 1,0
0,7 0,6
0,0
2,0
4,0
6,0
8,0
10,0
12,0
Pertanian Pertambangan Industri LGA Konstruksi Perdagangan Angkutan Keuangan Jasa-jasa
Laju Pertumbuhan Sumber Pertumbuhan
4 Berita Resmi Statistik No. 13/02/Th. XV, 6 Februari 2012
Tabel 2
Laju Pertumbuhan PDB Triwulanan Menurut Lapangan Usaha
(persen)
Lapangan Usaha
Triwulan III-2011 Triwulan IV-2011 Triwulan IV-2011
Terhadap Terhadap Terhadap
Triwulan II-2011 Triwulan III-2011 Triwulan IV-2010
(1) (2) (3) (4)
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 5,0 -20,5 1,9
2. Pertambangan dan Penggalian 3,1 -0,1 -0,3
3. Industri Pengolahan 3,1 1,4 6,7
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 1,3 2,2 5,8
5. Konstruksi 3,2 3,9 7,8
6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 3,7 1,9 10,2
7. Pengangkutan dan Komunikasi 3,8 2,7 9,2
8. Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 1,9 1,0 6,7
9. Jasa-Jasa 3,1 1,2 6,5
Produk Domestik Bruto (PDB) 3,4 -1,3 6,5
PDB Tanpa Migas 3,4 -1,2 7,1
Ekonomi Indonesia pada triwulan IV-2011 bila dibandingkan dengan triwulan IV-2010
(y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 6,5 persen. Pertumbuhan tersebut terjadi hampir pada
semua sektor ekonomi, kecuali Sektor Pertambangan dan Penggalian yang mengalami kontraksi
sebesar 0,3 persen. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran mencapai pertumbuhan tertinggi sebesar
10,2 persen, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi tumbuh 9,2 persen, Sektor Konstruksi tumbuh 7,8
persen, Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan
masingmasing
tumbuh 6,7 persen, Sektor Jasa-Jasa tumbuh 6,5 persen, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih
tumbuh 5,8 persen, dan Sektor Pertanian tumbuh 1,9 persen.
III. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009—2011
Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau lapangan usaha atas dasar harga berlaku
menunjukkan peranan dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun. Tiga sektor utama yaitu
Sektor Industri Pengolahan, Sektor Pertanian, dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
mempunyai peranan sebesar 52,8 persen tahun 2011. Sektor Industri Pengolahan memberi kontribusi
sebesar 24,3 persen, Sektor Pertanian dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran mempunyai
peranan masing-masing sebesar 14,7 persen dan 13,8 persen.
Berita Resmi Statistik No.13/02/Th. XV, 6 Februari 2012 5
Tabel 3
Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009—2011
(persen)
Lapangan Usaha 2009 2010 2011
(1) (2) (3) (4)
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 15,3 15,3 14,7
2. Pertambangan dan Penggalian 10,6 11,1 11,9
3. Industri Pengolahan 26,4 24,8 24,3
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,8 0,8 0,8
5. Konstruksi 9,9 10,3 10,2
6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 13,3 13,7 13,8
7. Pengangkutan dan Komunikasi 6,3 6,6 6,6
8. Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 7,2 7,2 7,2
9. Jasa-Jasa 10,2 10,2 10,5
Produk Domestik Bruto (PDB) 100,0 100,0 100,0
PDB Tanpa Migas 91,7 92,2 91,5
Dibandingkan dengan tahun 2010, pada tahun 2011 terjadi peningkatan peranan pada
beberapa sektor kecuali: Sektor Pertanian turun dari 15,3 persen menjadi 14,7 persen, Sektor Industri
Pengolahan turun dari 24,8 persen menjadi 24,3 persen, dan Sektor Konstruksi turun dari 10,3 persen
menjadi 10,2 persen. Peranan Sektor Pertambangan dan Penggalian naik dari 11,1 persen menjadi
11,9
persen, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran naik dari 13,7 persen menjadi 13,8 persen, Sektor
Jasa-Jasa naik dari 10,2 menjadi 10,5 persen. Sementara, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
memiliki peranan yang sama tahun 2010 dan 2011. Selanjutnya jika dilihat secara total, peranan PDB
tanpa migas naik dari 91,7 persen pada tahun 2009 menjadi 92,2 persen pada tahun 2010 dan turun
kembali tahun 2011 menjadi 91,5 persen.
IV. PDB Menurut Penggunaan
PDB atas dasar harga berlaku tahun 2011sebesar Rp7.427,1 triliun, sebagian besar digunakan
untuk konsumsi rumah tangga sebesar Rp4.053,4 triliun. Komponen penggunaan lainnya meliputi
pengeluaran untuk konsumsi pemerintah sebesar Rp667,4 triliun, pembentukan modal tetap bruto
atau investasi fisik sebesar Rp2.378,3 triliun, perubahan inventori sebesar Rp55,6 triliun, transaksi
ekspor sebesar Rp1.955,4 triliun, dan impor sebesar Rp1.850,5 triliun. Dibandingkan dengan tahun
2010, PDB atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp6.436,3 triliun menjadi Rp7.427,1 triliun. Hal
tersebut didukung oleh kenaikan pada seluruh komponen penggunaan, seperti terlihat pada tabel
berikut:
6 Berita Resmi Statistik No. 13/02/Th. XV, 6 Februari 2012
Tabel 4
Nilai PDB Menurut Penggunaan Tahun 2009—2011,
Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan Tahun 2011
Komponen
Atas Dasar Atas Dasar Laju Sumber
Harga Berlaku Harga Konstan 2000 Pertumbuhan Pertumbuhan
(Triliun Rupiah) (Triliun Rupiah) 2011 2011
2009 2010 2011 2009 2010 2011 (Persen) (Persen)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Konsumsi Rumah Tangga 3 291,0 3 643,4 4 053,4 1 249,1 1 308,3 1 369,9 4,7 2,7
2. Konsumsi Pemerintah 537,6 581,9 667,4 195,8 196,4 202,6 3,2 0,3
3. PMTB 1 744,4 2 065,0 2 378,3 510,1 553,3 602,1 8,8 2,1
4. a. Perubahan Inventori -7,3 31,6 55,6 -2,1 11,0 21,9 98,0 0,5
b. Diskrepansi Statistik -116,8 6,3 167,5 2,2 1,6 -11,5 - -
5. Ekspor 1 354,4 1 584,7 1 955,4 932,3 1 074,6 1 220,4 13,6 6,3
6. Dikurangi: Impor 1 197,1 1 476,6 1 850,5 708,5 831,4 942,2 13,3 4,8
Produk Domestik Bruto (PDB) 5 606,2 6 436,3 7 427,1 2 178,9 2 313,8 2 463,2 6,5 6,5
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 tercatat sebesar 6,5 persen. Pertumbuhan ini
didukung oleh semua komponen, yaitu konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,7 persen, konsumsi
pemerintah sebesar 3,2 persen, pembentukan modal tetap bruto sebesar 8,8 persen, dan perubahan
inventori sebesar 98,0 persen. Sedangkan komponen ekspor tumbuh sebesar 13,6 persen dan impor
tumbuh sebesar 13,3 persen.
Pertumbuhan ekonomi tahun 2011 sebesar 6,5 persen sebagian besar bersumber dari komponen
ekspor, yakni 6,3 persen. Kemudian komponen konsumsi rumah tangga memberikan sumbangan
sebesar 2,7 persen, pembentukan modal tetap bruto sebesar 2,1 persen, dan perubahan inventori
sebesar 0,5 persen.
Tabel 5
Laju Pertumbuhan PDB Triwulanan Menurut Penggunaan
(persen)
Komponen
Triwulan III-2011 Triwulan IV-2011 Triwulan IV-2011
terhadap terhadap terhadap
Triwulan II-2011 Triwulan III-2011 Triwulan IV-2010
(1) (2) (3) (4)
1. Konsumsi Rumah Tangga 2,3 0,8 4,9
2. Konsumsi Pemerintah 10,8 38,2 2,8
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 5,1 5,5 11,5
4. Perubahan Inventori -23,8 -180,0 -8,7
5. Ekspor 4,9 3,3 7,9
6. Dikurangi: Impor 2,2 6,1 10,1
Produk Domestik Bruto (PDB) 3,4 -1,3 6,5
Pertumbuhan beberapa komponen penggunaan, q-to-q pada triwulan IV-2011 dibandingkan
dengan triwulan III-2011 mengalami peningkatan, kecuali komponen perubahan inventori yang
mengalami kontraksi sebesar 180,0 persen. Laju pertumbuhan tertinggi pada triwulan IV-2011 terjadi
pada komponen pengeluaran konsumsi pemerintah, yaitu sebesar 38,2 persen. Konsumsi rumah
tangga dan pembentukan modal tetap bruto masing-masing meningkat sebesar 0,8 persen dan 5,5
persen. Komponen ekspor dan impor juga mengalami peningkatan masing-masing sebesar 3,3 persen
dan 6,1 persen.
Berita Resmi Statistik No.13/02/Th. XV, 6 Februari 2012 7
PDB menurut penggunaan pada triwulan IV-2011 terhadap triwulan IV-2010 (y-on-y) juga
mengalami peningkatan. Tingkat pertumbuhan yang tertinggi terjadi pada komponen pembentukan
modal tetap bruto yang mencapai 11,5 persen, diikuti oleh komponen impor sebesar 10,1 persen.
Peningkatan tersebut selanjutnya diikuti oleh komponen ekspor sebesar 7,9 persen, konsumsi rumah
tangga sebesar 4,9 persen, dan konsumsi pemerintah sebesar 2,8 persen. Sementara itu, komponen
perubahan inventori mengalami pertumbuhan minus 8,7 persen.
Dilihat dari pola distribusi PDB penggunaan, konsumsi rumah tangga masih merupakan
penyumbang terbesar dalam penggunaan PDB Indonesia sekalipun mengalami penurunan dari
56,6 persen pada tahun 2010 menjadi sebesar 54,6 persen pada tahun 2011. Komponen pembentukan
modal tetap bruto juga mengalami penurunan dari 32,1 persen menjadi 32,0 persen. Sebaliknya, pada
periode yang sama, komponen-komponen lain mengalami peningkatan. Komponen perubahan
inventori meningkat dari 0,5 persen menjadi 0,7 persen, ekspor meningkat dari 24,6 persen menjadi
26,3 persen, dan impor meningkat dari 22,9 persen menjadi 24,9 persen. Sedangkan pengeluaran
konsumsi pemerintah tetap sebesar 9,0 persen pada tahun 2011 sebagaimana pada tahun sebelumnya.
Tabel 6
Struktur PDB Menurut Penggunaan Tahun 2009—2011
(persen)
Komponen 2009 2010 2011
(1) (2) (3) (4)
1. Konsumsi Rumah Tangga 58,7 56,6 54,6
2. Konsumsi Pemerintah 9,6 9,0 9,0
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 31,1 32,1 32,0
4. a. Perubahan Inventori -0,1 0,5 0,7
b. Diskrepansi Statistik -2,1 0,1 2,3
5. Ekspor Barang dan Jasa 24,2 24,6 26,3
6. Dikurangi: Impor Barang dan Jasa 21,4 22,9 24,9
Produk Domestik Bruto (PDB) 100,0 100,0 100,0
V. PDB dan Produk Nasional Bruto (PNB) Per Kapita
PDB/PNB per kapita merupakan PDB/PNB atas dasar harga berlaku dibagi dengan jumlah
penduduk pertengahan tahun. Pada tahun 2011, nilai PDB per kapita diperkirakan mencapai Rp30,8
juta (US$3.542,9) dengan laju peningkatan sebesar 13,8 persen dibandingkan dengan PDB per kapita
tahun 2010 yang sebesar Rp27,1 juta (US$3.010,1). Sementara itu PNB per kapita juga meningkat
dari
Rp26,3 juta (US$2.925,4) pada tahun 2010 menjadi Rp29,9 juta (US$3.441,9) pada tahun 2011 atau
terjadi peningkatan sebesar 13,7 persen.
Tabel 7
PDB dan PNB Per Kapita Indonesia Tahun 2009—2011
Uraian 2009 2010 2011
(1) (2) (3) (4)
PDB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku
- Nilai (juta rupiah) 23,9 27,1 30,8
- Indeks Peningkatan (persen) 11,6 13,3 13,8
- Nilai (US$) 2 349,8 3 010,1 3 542,9
PNB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku
- Nilai (juta rupiah) 23,1 26,3 29,9
- Indeks Peningkatan (persen) 11,7 14,1 13,7
- Nilai (US$) 2 267,6 2 925,4 3 441,9
8 Berita Resmi Statistik No. 13/02/Th. XV, 6 Februari 2012
VI. Profil Spasial Ekonomi Indonesia Menurut Kelompok Provinsi Triwulan IV-
2011
Struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada triwulan IV-2011 masih didominasi oleh
kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto
sebesar 57,5 persen, kemudian diikuti oleh Pulau Sumatra sebesar 23,6 persen, Pulau Kalimantan 9,7
persen, Pulau Sulawesi 4,6 persen, dan sisanya 4,6 persen di provinsi-provinsi lainnya.
Berdasarkan perbandingan provinsi-provinsi di Indonesia, tiga provinsi penyumbang terbesar di
Pulau Jawa adalah DKI Jakarta (16,5 persen), Jawa Timur (14,7 persen), dan Jawa Barat (14,3
persen).
Kemudian, di Pulau Sumatra urutannya adalah Riau (7,0 persen), Sumatra Utara (5,2 persen), dan
Sumatra Selatan (3,0 persen).
Tabel 8
Peranan Wilayah/Pulau dalam Pembentukan PDB Nasional
(persen)
Wilayah/Pulau 2009 2010 2011 Triwulan IV
2010 2011
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Sumatra 22,7 23,1 23,5 23,3 23,6
Jawa 58,6 58,1 57,6 57,8 57,5
Bali dan Nusa Tenggara 2,8 2,7 2,6 2,7 2,6
Kalimantan 9,2 9,2 9,6 9,0 9,7
Sulawesi 4,4 4,5 4,6 4,6 4,6
Maluku dan Papua 2,3 2,4 2,1 2,6 2,0
Indonesia 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
Apabila pengelompokan kegiatan ekonominya dibedakan ke dalam: sektor primer (Sektor
Pertanian dan Sektor Pertambangan), sektor sekunder (Sektor Industri, Sektor Listrik, Gas, dan Air
Bersih, dan Sektor Konstruksi), dan sektor tersier (Sektor Perdagangan, Sektor Pengangkutan, Sektor
Keuangan, dan Sektor Jasa-Jasa), secara spasial sektor primer lebih didominasi oleh wilayah luar
Pulau
Jawa (74,3 persen). Sedangkan sektor sekunder dan tersier, Pulau Jawa masih menjadi penyumbang
terbesar, yaitu masing-masing sebesar 66,5 persen dan 66,7 persen.
Tabel 9
Peranan Wilayah Menurut Kelompok Sektor Triwulan IV-2011
(Persen)
Wilayah
Kelompok Sektor
Primer Sekunder Tersier
(1) (2) (3) (4)
Jawa 25,7 66,5 66,7
Luar Jawa 74,3 33,5 33,3
Total 100,0 100,0 100,0

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Kemenkeu asumsi makro apbn 2013
Kemenkeu asumsi makro apbn 2013Kemenkeu asumsi makro apbn 2013
Kemenkeu asumsi makro apbn 2013
Abdul Hadi Ilman
 
Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012
Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012
Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012
Rosa Kristiadi
 
Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013
Rosa Kristiadi
 
Krisis global dan kenaikan harga pangan umi hanik
Krisis global dan kenaikan harga pangan umi hanikKrisis global dan kenaikan harga pangan umi hanik
Krisis global dan kenaikan harga pangan umi hanik
Umi Hanik
 

Was ist angesagt? (18)

Paparan Menko Perekonomian Versi 2 (Kerangka dan Sasaran Ekonomi Makro 2011)
Paparan Menko Perekonomian Versi 2 (Kerangka dan Sasaran Ekonomi Makro 2011)Paparan Menko Perekonomian Versi 2 (Kerangka dan Sasaran Ekonomi Makro 2011)
Paparan Menko Perekonomian Versi 2 (Kerangka dan Sasaran Ekonomi Makro 2011)
 
Presentation BAPPENAS 2018
Presentation BAPPENAS 2018Presentation BAPPENAS 2018
Presentation BAPPENAS 2018
 
BPS Q3 2017
BPS Q3 2017BPS Q3 2017
BPS Q3 2017
 
Final informasi apbn 2018
Final informasi apbn 2018 Final informasi apbn 2018
Final informasi apbn 2018
 
Economic Outlook: Indonesia in 2019 “Ekonomi Global, Konsumsi, Investasi dan ...
Economic Outlook: Indonesia in 2019 “Ekonomi Global, Konsumsi, Investasi dan ...Economic Outlook: Indonesia in 2019 “Ekonomi Global, Konsumsi, Investasi dan ...
Economic Outlook: Indonesia in 2019 “Ekonomi Global, Konsumsi, Investasi dan ...
 
Outlook-Ekonomi-2017
Outlook-Ekonomi-2017Outlook-Ekonomi-2017
Outlook-Ekonomi-2017
 
2003bda bab10
2003bda bab102003bda bab10
2003bda bab10
 
Kemenkeu asumsi makro apbn 2013
Kemenkeu asumsi makro apbn 2013Kemenkeu asumsi makro apbn 2013
Kemenkeu asumsi makro apbn 2013
 
Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012
Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012
Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012
 
Tantangan Perekonomian dan Sasaran Ekonomi Makro 2020-2024
Tantangan Perekonomian dan Sasaran Ekonomi Makro 2020-2024Tantangan Perekonomian dan Sasaran Ekonomi Makro 2020-2024
Tantangan Perekonomian dan Sasaran Ekonomi Makro 2020-2024
 
Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No. 1 Tahun II/Maret 2013
 
Analisis faktor yang berpengaruh terhadap jumlah uang beredar di indonesia se...
Analisis faktor yang berpengaruh terhadap jumlah uang beredar di indonesia se...Analisis faktor yang berpengaruh terhadap jumlah uang beredar di indonesia se...
Analisis faktor yang berpengaruh terhadap jumlah uang beredar di indonesia se...
 
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018
 
Bahan tayang press conf apbn kita april 2020 (tayang)
Bahan tayang press conf apbn kita april 2020 (tayang)Bahan tayang press conf apbn kita april 2020 (tayang)
Bahan tayang press conf apbn kita april 2020 (tayang)
 
Kerangka ekonomi makro rkp 2020
Kerangka ekonomi makro rkp 2020Kerangka ekonomi makro rkp 2020
Kerangka ekonomi makro rkp 2020
 
Krisis global dan kenaikan harga pangan umi hanik
Krisis global dan kenaikan harga pangan umi hanikKrisis global dan kenaikan harga pangan umi hanik
Krisis global dan kenaikan harga pangan umi hanik
 
Apakah Pertumbuhan Ekonomi Melambat - Prof. Ari Kuncoro
Apakah Pertumbuhan Ekonomi Melambat - Prof. Ari KuncoroApakah Pertumbuhan Ekonomi Melambat - Prof. Ari Kuncoro
Apakah Pertumbuhan Ekonomi Melambat - Prof. Ari Kuncoro
 
Sektoral Perekonomian Indonesia
Sektoral Perekonomian Indonesia Sektoral Perekonomian Indonesia
Sektoral Perekonomian Indonesia
 

Andere mochten auch

Pengantar ekonomi-pengantar-ekonomi-makro
Pengantar ekonomi-pengantar-ekonomi-makroPengantar ekonomi-pengantar-ekonomi-makro
Pengantar ekonomi-pengantar-ekonomi-makro
Haidar Bashofi
 
Pengantar makroekonomi standar silabus
Pengantar makroekonomi standar silabusPengantar makroekonomi standar silabus
Pengantar makroekonomi standar silabus
Haidar Bashofi
 
Konsep peringatan hut kemerdekaan ri tahun 2008 yang mendidik
Konsep peringatan hut kemerdekaan ri tahun 2008 yang mendidikKonsep peringatan hut kemerdekaan ri tahun 2008 yang mendidik
Konsep peringatan hut kemerdekaan ri tahun 2008 yang mendidik
Haidar Bashofi
 

Andere mochten auch (8)

Pengantar ekonomi-pengantar-ekonomi-makro
Pengantar ekonomi-pengantar-ekonomi-makroPengantar ekonomi-pengantar-ekonomi-makro
Pengantar ekonomi-pengantar-ekonomi-makro
 
Pengantar makroekonomi standar silabus
Pengantar makroekonomi standar silabusPengantar makroekonomi standar silabus
Pengantar makroekonomi standar silabus
 
Permintaan agregat
Permintaan agregatPermintaan agregat
Permintaan agregat
 
Konsep peringatan hut kemerdekaan ri tahun 2008 yang mendidik
Konsep peringatan hut kemerdekaan ri tahun 2008 yang mendidikKonsep peringatan hut kemerdekaan ri tahun 2008 yang mendidik
Konsep peringatan hut kemerdekaan ri tahun 2008 yang mendidik
 
Perilaku konsumen
Perilaku konsumenPerilaku konsumen
Perilaku konsumen
 
Modul pengantar makro
Modul pengantar makroModul pengantar makro
Modul pengantar makro
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregat
 
Ekonomi mikro
Ekonomi mikroEkonomi mikro
Ekonomi mikro
 

Ähnlich wie Pertumbuhan ekonomi idonesia

Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
mekon
 
Vo2 selasa 2 vo 2 september 2014 arah kebijakan dan program pembangunan perde...
Vo2 selasa 2 vo 2 september 2014 arah kebijakan dan program pembangunan perde...Vo2 selasa 2 vo 2 september 2014 arah kebijakan dan program pembangunan perde...
Vo2 selasa 2 vo 2 september 2014 arah kebijakan dan program pembangunan perde...
Sutardjo ( Mang Ojo )
 
Buletin%20PDB%20IV-06%20Tw3-2006
Buletin%20PDB%20IV-06%20Tw3-2006Buletin%20PDB%20IV-06%20Tw3-2006
Buletin%20PDB%20IV-06%20Tw3-2006
sherina munaf
 
Paparan PDRB - Pertumbuhan Ekonomi Kota Mojokerto 2023 final.pptx
Paparan PDRB - Pertumbuhan Ekonomi Kota Mojokerto 2023 final.pptxPaparan PDRB - Pertumbuhan Ekonomi Kota Mojokerto 2023 final.pptx
Paparan PDRB - Pertumbuhan Ekonomi Kota Mojokerto 2023 final.pptx
kelgununggedangan
 

Ähnlich wie Pertumbuhan ekonomi idonesia (20)

macroeconomic of provinsi lampung second quarter 2013
macroeconomic of provinsi lampung second quarter 2013macroeconomic of provinsi lampung second quarter 2013
macroeconomic of provinsi lampung second quarter 2013
 
Produk domestik regional bruto kabupaten jayapura ( pdrb ) tahun 2016
Produk domestik regional bruto kabupaten jayapura ( pdrb ) tahun 2016Produk domestik regional bruto kabupaten jayapura ( pdrb ) tahun 2016
Produk domestik regional bruto kabupaten jayapura ( pdrb ) tahun 2016
 
Struktur pdb menurut lapangan usaha triwulan ii dan iii tahun 2008
Struktur pdb menurut lapangan usaha triwulan ii dan iii tahun 2008Struktur pdb menurut lapangan usaha triwulan ii dan iii tahun 2008
Struktur pdb menurut lapangan usaha triwulan ii dan iii tahun 2008
 
Bab iii rkpd 2012
Bab iii   rkpd 2012Bab iii   rkpd 2012
Bab iii rkpd 2012
 
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
 
BPS Forum SDM Bali - PDB Indonesia
BPS Forum SDM Bali - PDB IndonesiaBPS Forum SDM Bali - PDB Indonesia
BPS Forum SDM Bali - PDB Indonesia
 
Pdb q2 2021
Pdb q2 2021Pdb q2 2021
Pdb q2 2021
 
PPT PEMBANGUNAN Natasya Ummayra 21102012.pptx
PPT PEMBANGUNAN Natasya Ummayra 21102012.pptxPPT PEMBANGUNAN Natasya Ummayra 21102012.pptx
PPT PEMBANGUNAN Natasya Ummayra 21102012.pptx
 
Indonesia Economic Outlook - July 2019
Indonesia Economic Outlook - July 2019Indonesia Economic Outlook - July 2019
Indonesia Economic Outlook - July 2019
 
Mengerti indikator makro ekonomi
Mengerti indikator makro ekonomiMengerti indikator makro ekonomi
Mengerti indikator makro ekonomi
 
Paket Kebijakan Deregulasi Ekonomi Indonesia
Paket Kebijakan Deregulasi Ekonomi IndonesiaPaket Kebijakan Deregulasi Ekonomi Indonesia
Paket Kebijakan Deregulasi Ekonomi Indonesia
 
kajian pkem sumatera selatan
kajian pkem sumatera selatankajian pkem sumatera selatan
kajian pkem sumatera selatan
 
Vo2 selasa 2 vo 2 september 2014 arah kebijakan dan program pembangunan perde...
Vo2 selasa 2 vo 2 september 2014 arah kebijakan dan program pembangunan perde...Vo2 selasa 2 vo 2 september 2014 arah kebijakan dan program pembangunan perde...
Vo2 selasa 2 vo 2 september 2014 arah kebijakan dan program pembangunan perde...
 
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riauAnalisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
 
KELOMPOK STATISTIK.pptx
KELOMPOK STATISTIK.pptxKELOMPOK STATISTIK.pptx
KELOMPOK STATISTIK.pptx
 
Arah kebijakan dan rencana kerja pemerintah (RKP) 2019
Arah kebijakan dan rencana kerja pemerintah (RKP) 2019Arah kebijakan dan rencana kerja pemerintah (RKP) 2019
Arah kebijakan dan rencana kerja pemerintah (RKP) 2019
 
Buletin%20PDB%20IV-06%20Tw3-2006
Buletin%20PDB%20IV-06%20Tw3-2006Buletin%20PDB%20IV-06%20Tw3-2006
Buletin%20PDB%20IV-06%20Tw3-2006
 
Contoh studikelayakan
Contoh studikelayakanContoh studikelayakan
Contoh studikelayakan
 
Presentasi mppn musrenbangprov rkp 2011 aceh
Presentasi mppn musrenbangprov rkp 2011 acehPresentasi mppn musrenbangprov rkp 2011 aceh
Presentasi mppn musrenbangprov rkp 2011 aceh
 
Paparan PDRB - Pertumbuhan Ekonomi Kota Mojokerto 2023 final.pptx
Paparan PDRB - Pertumbuhan Ekonomi Kota Mojokerto 2023 final.pptxPaparan PDRB - Pertumbuhan Ekonomi Kota Mojokerto 2023 final.pptx
Paparan PDRB - Pertumbuhan Ekonomi Kota Mojokerto 2023 final.pptx
 

Mehr von Haidar Bashofi

08 deret berkala & peramalan 12
08 deret berkala & peramalan 1208 deret berkala & peramalan 12
08 deret berkala & peramalan 12
Haidar Bashofi
 
05 ukuran penyebaran 12 jadi
05 ukuran penyebaran 12 jadi05 ukuran penyebaran 12 jadi
05 ukuran penyebaran 12 jadi
Haidar Bashofi
 
03 ukuran pemusatan 13
03 ukuran pemusatan 1303 ukuran pemusatan 13
03 ukuran pemusatan 13
Haidar Bashofi
 
Sap statistik bisnis 2013
Sap statistik bisnis 2013Sap statistik bisnis 2013
Sap statistik bisnis 2013
Haidar Bashofi
 
Perencanaan dan persiapan bisnis.2013
Perencanaan dan persiapan bisnis.2013Perencanaan dan persiapan bisnis.2013
Perencanaan dan persiapan bisnis.2013
Haidar Bashofi
 
Kumpulan makalah pkmk pimnas xix 2006 umm malang
Kumpulan makalah pkmk pimnas xix 2006 umm malangKumpulan makalah pkmk pimnas xix 2006 umm malang
Kumpulan makalah pkmk pimnas xix 2006 umm malang
Haidar Bashofi
 
Rencana bisnis utk sukses
Rencana bisnis utk suksesRencana bisnis utk sukses
Rencana bisnis utk sukses
Haidar Bashofi
 
Konsep masyarakat madani
Konsep masyarakat madaniKonsep masyarakat madani
Konsep masyarakat madani
Haidar Bashofi
 
7. ekonomi kerakyatan dan etos ekonomi seb agai basis kekuatan nasional
7. ekonomi kerakyatan dan etos ekonomi seb agai basis kekuatan nasional7. ekonomi kerakyatan dan etos ekonomi seb agai basis kekuatan nasional
7. ekonomi kerakyatan dan etos ekonomi seb agai basis kekuatan nasional
Haidar Bashofi
 
6. tata dunia baru globalisasi
6. tata dunia baru globalisasi6. tata dunia baru globalisasi
6. tata dunia baru globalisasi
Haidar Bashofi
 
5. membangun identitas nasional
5. membangun identitas nasional5. membangun identitas nasional
5. membangun identitas nasional
Haidar Bashofi
 
4. transformasi nilai demokrasi dalam keluarga dan masyarakat
4. transformasi nilai demokrasi dalam keluarga dan masyarakat4. transformasi nilai demokrasi dalam keluarga dan masyarakat
4. transformasi nilai demokrasi dalam keluarga dan masyarakat
Haidar Bashofi
 
3. pemerintah yang bersih dan demokratis
3. pemerintah yang bersih dan demokratis3. pemerintah yang bersih dan demokratis
3. pemerintah yang bersih dan demokratis
Haidar Bashofi
 
2. pendidikan kewarganegaraan dan cita cita menuju masyarakat madani
2. pendidikan kewarganegaraan dan cita   cita menuju masyarakat madani2. pendidikan kewarganegaraan dan cita   cita menuju masyarakat madani
2. pendidikan kewarganegaraan dan cita cita menuju masyarakat madani
Haidar Bashofi
 

Mehr von Haidar Bashofi (20)

08 deret berkala & peramalan 12
08 deret berkala & peramalan 1208 deret berkala & peramalan 12
08 deret berkala & peramalan 12
 
07 angka indeks 12
07 angka indeks 1207 angka indeks 12
07 angka indeks 12
 
05 ukuran penyebaran 12 jadi
05 ukuran penyebaran 12 jadi05 ukuran penyebaran 12 jadi
05 ukuran penyebaran 12 jadi
 
04 ukuran letak 13
04 ukuran letak 1304 ukuran letak 13
04 ukuran letak 13
 
03 ukuran pemusatan 13
03 ukuran pemusatan 1303 ukuran pemusatan 13
03 ukuran pemusatan 13
 
02 penyajian data 13
02 penyajian data 1302 penyajian data 13
02 penyajian data 13
 
01 statistika 12
01 statistika 1201 statistika 12
01 statistika 12
 
Sap statistik bisnis 2013
Sap statistik bisnis 2013Sap statistik bisnis 2013
Sap statistik bisnis 2013
 
Perencanaan dan persiapan bisnis.2013
Perencanaan dan persiapan bisnis.2013Perencanaan dan persiapan bisnis.2013
Perencanaan dan persiapan bisnis.2013
 
Kumpulan makalah pkmk pimnas xix 2006 umm malang
Kumpulan makalah pkmk pimnas xix 2006 umm malangKumpulan makalah pkmk pimnas xix 2006 umm malang
Kumpulan makalah pkmk pimnas xix 2006 umm malang
 
Rencana bisnis utk sukses
Rencana bisnis utk suksesRencana bisnis utk sukses
Rencana bisnis utk sukses
 
Konsep masyarakat madani
Konsep masyarakat madaniKonsep masyarakat madani
Konsep masyarakat madani
 
9. wawasan nusantara
9. wawasan nusantara9. wawasan nusantara
9. wawasan nusantara
 
8. penegakan hak asasi manusia
8. penegakan hak asasi manusia8. penegakan hak asasi manusia
8. penegakan hak asasi manusia
 
7. ekonomi kerakyatan dan etos ekonomi seb agai basis kekuatan nasional
7. ekonomi kerakyatan dan etos ekonomi seb agai basis kekuatan nasional7. ekonomi kerakyatan dan etos ekonomi seb agai basis kekuatan nasional
7. ekonomi kerakyatan dan etos ekonomi seb agai basis kekuatan nasional
 
6. tata dunia baru globalisasi
6. tata dunia baru globalisasi6. tata dunia baru globalisasi
6. tata dunia baru globalisasi
 
5. membangun identitas nasional
5. membangun identitas nasional5. membangun identitas nasional
5. membangun identitas nasional
 
4. transformasi nilai demokrasi dalam keluarga dan masyarakat
4. transformasi nilai demokrasi dalam keluarga dan masyarakat4. transformasi nilai demokrasi dalam keluarga dan masyarakat
4. transformasi nilai demokrasi dalam keluarga dan masyarakat
 
3. pemerintah yang bersih dan demokratis
3. pemerintah yang bersih dan demokratis3. pemerintah yang bersih dan demokratis
3. pemerintah yang bersih dan demokratis
 
2. pendidikan kewarganegaraan dan cita cita menuju masyarakat madani
2. pendidikan kewarganegaraan dan cita   cita menuju masyarakat madani2. pendidikan kewarganegaraan dan cita   cita menuju masyarakat madani
2. pendidikan kewarganegaraan dan cita cita menuju masyarakat madani
 

Pertumbuhan ekonomi idonesia

  • 1. Berita Resmi Statistik No.13/02/Th. XV, 6 Februari 2012 1 �Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5 persen dibandingkan dengan tahun 2010. Pertumbuhan terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 10,7 persen dan terendah di Sektor Pertambangan dan Penggalian 1,4 persen. Sementara PDB (tidak termasuk migas) tahun 2011 tumbuh 6,9 persen. �Besaran PDB Indonesia tahun 2011 atas dasar harga berlaku mencapai Rp7.427,1 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp2.463,2 triliun. �Secara triwulanan, PDB Indonesia triwulan IV-2011 dibandingkan dengan triwulan III-2011 (q-to-q) turun sebesar 1,3 persen, tapi bila dibandingkan dengan triwulan IV-2010 (y-on-y) tumbuh sebesar 6,5 persen. �Pertumbuhan ekonomi tahun 2011 menurut sisi penggunaan terjadi pada komponen ekspor sebesar 13,6 persen, diikuti pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 8,8 persen, pengeluaran konsumsi rumah tangga 4,7 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 3,2 persen, dan komponen impor sebagai faktor pengurang juga mengalami pertumbuhan, yaitu sebesar 13,3 persen. �Pada tahun 2011, PDB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga sebesar 54,6 persen, konsumsi pemerintah 9,0 persen, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik 32,0 persen, ekspor 26,3 persen, dan impor 24,9 persen. �PDB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 mencapai Rp30,8 juta (US$3.542,9), meningkat dibandingkan pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp27,1 juta (US$3.010,1). �57,5 persen dari PDB triwulan IV-2011 disumbang oleh Pulau Jawa, dengan urutan tiga provinsi terbesarnya adalah: DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Secara kuantitatif, kegiatan- kegiatan di sektor sekunder dan tersier masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, sedangkan kegiatan sektor primernya lebih diperankan oleh luar Pulau Jawa. No. 13/02/Th. XV, 6 Februari 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERTUMBUHAN PDB TAHUN 2011 MENCAPAI 6,5 PERSEN BADAN PUSAT STATISTIK 2 Berita Resmi Statistik No. 13/02/Th. XV, 6 Februari 2012 I. Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2011 Perekonomian Indonesia pada tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5 persen dibanding tahun 2010. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan pada tahun 2011 mencapai Rp2.463,2 triliun, sedangkan pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp2.313,8 triliun dan Rp2.178,9 triliun. Bila dilihat berdasarkan harga berlaku, PDB tahun 2011 naik sebesar Rp990,8 triliun, yaitu dari Rp6.436,3 triliun pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp7.427,1 triliun pada tahun 2011. Tabel 1 Nilai PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009—2011, Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan Tahun 2011 Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (Triliun Rupiah)
  • 2. Atas Dasar Laju Sumber Harga Konstan 2000 Pertumbuhan Pertumbuhan (Triliun Rupiah) 2011 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011 (Persen) (Persen) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 857,2 985,4 1 093,5 295,9 304,7 313,7 3,0 0,4 2. Pertambangan dan Penggalian 592,1 718,1 886,3 180,2 186,6 189,2 1,4 0,1 3. Industri Pengolahan 1 477,5 1595,8 1 803,5 570,1 597,1 634,2 6,2 1,6 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 46,7 49,1 55,7 17,1 18,1 18,9 4,8 0,1 5. Konstruksi 555,2 660,9 756,5 140,3 150,0 160,1 6,7 0,4 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 744,5 882,5 1 022,1 368,5 400,5 437,2 9,2 1,6 7. Pengangkutan dan Komunikasi 353,7 423,2 491,2 192,2 218,0 241,3 10,7 1,0 8. Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 405,2 466,6 535,0 209,2 221,0 236,1 6,8 0,7 9. Jasa-Jasa 574,1 654,7 783,3 205,4 217,8 232,5 6,7 0,6 Produk Domestik Bruto (PDB) 5 606,2 6 436,3 7 427,1 2 178,9 2 313,8 2 463,2 6,5 6,5 PDB Tanpa Migas 5 141,4 5 936,2 6 794,4 2 036,7 2 171,0 2 321,8 6,9 - Selama tahun 2011, semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang mencapai 10,7 persen, diikuti oleh Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran 9,2 persen, Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 6,8 persen, Sektor Jasa-Jasa dan Sektor Konstruksi masing-masing 6,7 persen, Sektor Industri Pengolahan 6,2 persen, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih 4,8 persen, Sektor Pertanian 3,0 persen, dan Sektor Pertambangan dan Penggalian 1,4 persen. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2011 mencapai 6,9 persen yang berarti lebih tinggi dari pertumbuhan PDB secara keseluruhan yang besarnya 6,5 persen. Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran yang mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 6,2 persen dan 9,2 persen memberikan sumbangan terhadap sumber pertumbuhan terbesar terhadap total pertumbuhan PDB yaitu masing-masing sebesar 1,6 persen. Selanjutnya diikuti oleh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang memberikan peranan sebesar 1,0 persen (Tabel 1). Berita Resmi Statistik No.13/02/Th. XV, 6 Februari 2012 3 Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2011 (persen) II. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV-2011 Ekonomi Indonesia pada triwulan IV-2011 yang digambarkan oleh PDB atas dasar harga konstan 2000 turun sebesar 1,3 persen dibanding triwulan sebelumnya (q-to-q). Penurunan tersebut mengikuti pola triwulanan yaitu biasanya mengalami kontraksi pada triwulan IV setelah terjadi kenaikan pada triwulan III. Kontraksi pada triwulan IV-2011 ini disebabkan karena Sektor Pertanian mengalami penurunan cukup signifikan sebesar 20,5 persen karena siklus musiman dan Sektor Pertambangan dan Penggalian menurun sebesar 0,1 persen. Sedangkan sektor-sektor lainnya selama triwulan IV-2011 mengalami pertumbuhan positif yaitu: Sektor Konstruksi tumbuh 3,9 persen, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi tumbuh 2,7 persen, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih tumbuh 2,2 persen, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran tumbuh 1,9 persen, Sektor Industri Pengolahan tumbuh 1,4 persen, Sektor Jasa-Jasa tumbuh 1,2 persen, dan Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan tumbuh 1,0 persen (Tabel 2). 3,0 1,4 6,2 4,8 6,7 9,2 10,7 6,8 6,7 0,4 0,1 1,6 0,1 0,4 1,6 1,0
  • 3. 0,7 0,6 0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 12,0 Pertanian Pertambangan Industri LGA Konstruksi Perdagangan Angkutan Keuangan Jasa-jasa Laju Pertumbuhan Sumber Pertumbuhan 4 Berita Resmi Statistik No. 13/02/Th. XV, 6 Februari 2012 Tabel 2 Laju Pertumbuhan PDB Triwulanan Menurut Lapangan Usaha (persen) Lapangan Usaha Triwulan III-2011 Triwulan IV-2011 Triwulan IV-2011 Terhadap Terhadap Terhadap Triwulan II-2011 Triwulan III-2011 Triwulan IV-2010 (1) (2) (3) (4) 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 5,0 -20,5 1,9 2. Pertambangan dan Penggalian 3,1 -0,1 -0,3 3. Industri Pengolahan 3,1 1,4 6,7 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 1,3 2,2 5,8 5. Konstruksi 3,2 3,9 7,8 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 3,7 1,9 10,2 7. Pengangkutan dan Komunikasi 3,8 2,7 9,2 8. Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 1,9 1,0 6,7 9. Jasa-Jasa 3,1 1,2 6,5 Produk Domestik Bruto (PDB) 3,4 -1,3 6,5 PDB Tanpa Migas 3,4 -1,2 7,1 Ekonomi Indonesia pada triwulan IV-2011 bila dibandingkan dengan triwulan IV-2010 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 6,5 persen. Pertumbuhan tersebut terjadi hampir pada semua sektor ekonomi, kecuali Sektor Pertambangan dan Penggalian yang mengalami kontraksi sebesar 0,3 persen. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran mencapai pertumbuhan tertinggi sebesar 10,2 persen, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi tumbuh 9,2 persen, Sektor Konstruksi tumbuh 7,8 persen, Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan masingmasing tumbuh 6,7 persen, Sektor Jasa-Jasa tumbuh 6,5 persen, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih tumbuh 5,8 persen, dan Sektor Pertanian tumbuh 1,9 persen. III. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009—2011 Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau lapangan usaha atas dasar harga berlaku menunjukkan peranan dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun. Tiga sektor utama yaitu Sektor Industri Pengolahan, Sektor Pertanian, dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran mempunyai peranan sebesar 52,8 persen tahun 2011. Sektor Industri Pengolahan memberi kontribusi sebesar 24,3 persen, Sektor Pertanian dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran mempunyai peranan masing-masing sebesar 14,7 persen dan 13,8 persen. Berita Resmi Statistik No.13/02/Th. XV, 6 Februari 2012 5 Tabel 3 Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009—2011 (persen) Lapangan Usaha 2009 2010 2011 (1) (2) (3) (4) 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 15,3 15,3 14,7 2. Pertambangan dan Penggalian 10,6 11,1 11,9 3. Industri Pengolahan 26,4 24,8 24,3 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,8 0,8 0,8 5. Konstruksi 9,9 10,3 10,2 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 13,3 13,7 13,8 7. Pengangkutan dan Komunikasi 6,3 6,6 6,6 8. Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 7,2 7,2 7,2
  • 4. 9. Jasa-Jasa 10,2 10,2 10,5 Produk Domestik Bruto (PDB) 100,0 100,0 100,0 PDB Tanpa Migas 91,7 92,2 91,5 Dibandingkan dengan tahun 2010, pada tahun 2011 terjadi peningkatan peranan pada beberapa sektor kecuali: Sektor Pertanian turun dari 15,3 persen menjadi 14,7 persen, Sektor Industri Pengolahan turun dari 24,8 persen menjadi 24,3 persen, dan Sektor Konstruksi turun dari 10,3 persen menjadi 10,2 persen. Peranan Sektor Pertambangan dan Penggalian naik dari 11,1 persen menjadi 11,9 persen, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran naik dari 13,7 persen menjadi 13,8 persen, Sektor Jasa-Jasa naik dari 10,2 menjadi 10,5 persen. Sementara, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi memiliki peranan yang sama tahun 2010 dan 2011. Selanjutnya jika dilihat secara total, peranan PDB tanpa migas naik dari 91,7 persen pada tahun 2009 menjadi 92,2 persen pada tahun 2010 dan turun kembali tahun 2011 menjadi 91,5 persen. IV. PDB Menurut Penggunaan PDB atas dasar harga berlaku tahun 2011sebesar Rp7.427,1 triliun, sebagian besar digunakan untuk konsumsi rumah tangga sebesar Rp4.053,4 triliun. Komponen penggunaan lainnya meliputi pengeluaran untuk konsumsi pemerintah sebesar Rp667,4 triliun, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik sebesar Rp2.378,3 triliun, perubahan inventori sebesar Rp55,6 triliun, transaksi ekspor sebesar Rp1.955,4 triliun, dan impor sebesar Rp1.850,5 triliun. Dibandingkan dengan tahun 2010, PDB atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp6.436,3 triliun menjadi Rp7.427,1 triliun. Hal tersebut didukung oleh kenaikan pada seluruh komponen penggunaan, seperti terlihat pada tabel berikut: 6 Berita Resmi Statistik No. 13/02/Th. XV, 6 Februari 2012 Tabel 4 Nilai PDB Menurut Penggunaan Tahun 2009—2011, Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan Tahun 2011 Komponen Atas Dasar Atas Dasar Laju Sumber Harga Berlaku Harga Konstan 2000 Pertumbuhan Pertumbuhan (Triliun Rupiah) (Triliun Rupiah) 2011 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011 (Persen) (Persen) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1. Konsumsi Rumah Tangga 3 291,0 3 643,4 4 053,4 1 249,1 1 308,3 1 369,9 4,7 2,7 2. Konsumsi Pemerintah 537,6 581,9 667,4 195,8 196,4 202,6 3,2 0,3 3. PMTB 1 744,4 2 065,0 2 378,3 510,1 553,3 602,1 8,8 2,1 4. a. Perubahan Inventori -7,3 31,6 55,6 -2,1 11,0 21,9 98,0 0,5 b. Diskrepansi Statistik -116,8 6,3 167,5 2,2 1,6 -11,5 - - 5. Ekspor 1 354,4 1 584,7 1 955,4 932,3 1 074,6 1 220,4 13,6 6,3 6. Dikurangi: Impor 1 197,1 1 476,6 1 850,5 708,5 831,4 942,2 13,3 4,8 Produk Domestik Bruto (PDB) 5 606,2 6 436,3 7 427,1 2 178,9 2 313,8 2 463,2 6,5 6,5 Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 tercatat sebesar 6,5 persen. Pertumbuhan ini didukung oleh semua komponen, yaitu konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,7 persen, konsumsi pemerintah sebesar 3,2 persen, pembentukan modal tetap bruto sebesar 8,8 persen, dan perubahan inventori sebesar 98,0 persen. Sedangkan komponen ekspor tumbuh sebesar 13,6 persen dan impor tumbuh sebesar 13,3 persen. Pertumbuhan ekonomi tahun 2011 sebesar 6,5 persen sebagian besar bersumber dari komponen ekspor, yakni 6,3 persen. Kemudian komponen konsumsi rumah tangga memberikan sumbangan sebesar 2,7 persen, pembentukan modal tetap bruto sebesar 2,1 persen, dan perubahan inventori sebesar 0,5 persen. Tabel 5 Laju Pertumbuhan PDB Triwulanan Menurut Penggunaan (persen) Komponen Triwulan III-2011 Triwulan IV-2011 Triwulan IV-2011 terhadap terhadap terhadap Triwulan II-2011 Triwulan III-2011 Triwulan IV-2010 (1) (2) (3) (4) 1. Konsumsi Rumah Tangga 2,3 0,8 4,9 2. Konsumsi Pemerintah 10,8 38,2 2,8
  • 5. 3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 5,1 5,5 11,5 4. Perubahan Inventori -23,8 -180,0 -8,7 5. Ekspor 4,9 3,3 7,9 6. Dikurangi: Impor 2,2 6,1 10,1 Produk Domestik Bruto (PDB) 3,4 -1,3 6,5 Pertumbuhan beberapa komponen penggunaan, q-to-q pada triwulan IV-2011 dibandingkan dengan triwulan III-2011 mengalami peningkatan, kecuali komponen perubahan inventori yang mengalami kontraksi sebesar 180,0 persen. Laju pertumbuhan tertinggi pada triwulan IV-2011 terjadi pada komponen pengeluaran konsumsi pemerintah, yaitu sebesar 38,2 persen. Konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto masing-masing meningkat sebesar 0,8 persen dan 5,5 persen. Komponen ekspor dan impor juga mengalami peningkatan masing-masing sebesar 3,3 persen dan 6,1 persen. Berita Resmi Statistik No.13/02/Th. XV, 6 Februari 2012 7 PDB menurut penggunaan pada triwulan IV-2011 terhadap triwulan IV-2010 (y-on-y) juga mengalami peningkatan. Tingkat pertumbuhan yang tertinggi terjadi pada komponen pembentukan modal tetap bruto yang mencapai 11,5 persen, diikuti oleh komponen impor sebesar 10,1 persen. Peningkatan tersebut selanjutnya diikuti oleh komponen ekspor sebesar 7,9 persen, konsumsi rumah tangga sebesar 4,9 persen, dan konsumsi pemerintah sebesar 2,8 persen. Sementara itu, komponen perubahan inventori mengalami pertumbuhan minus 8,7 persen. Dilihat dari pola distribusi PDB penggunaan, konsumsi rumah tangga masih merupakan penyumbang terbesar dalam penggunaan PDB Indonesia sekalipun mengalami penurunan dari 56,6 persen pada tahun 2010 menjadi sebesar 54,6 persen pada tahun 2011. Komponen pembentukan modal tetap bruto juga mengalami penurunan dari 32,1 persen menjadi 32,0 persen. Sebaliknya, pada periode yang sama, komponen-komponen lain mengalami peningkatan. Komponen perubahan inventori meningkat dari 0,5 persen menjadi 0,7 persen, ekspor meningkat dari 24,6 persen menjadi 26,3 persen, dan impor meningkat dari 22,9 persen menjadi 24,9 persen. Sedangkan pengeluaran konsumsi pemerintah tetap sebesar 9,0 persen pada tahun 2011 sebagaimana pada tahun sebelumnya. Tabel 6 Struktur PDB Menurut Penggunaan Tahun 2009—2011 (persen) Komponen 2009 2010 2011 (1) (2) (3) (4) 1. Konsumsi Rumah Tangga 58,7 56,6 54,6 2. Konsumsi Pemerintah 9,6 9,0 9,0 3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 31,1 32,1 32,0 4. a. Perubahan Inventori -0,1 0,5 0,7 b. Diskrepansi Statistik -2,1 0,1 2,3 5. Ekspor Barang dan Jasa 24,2 24,6 26,3 6. Dikurangi: Impor Barang dan Jasa 21,4 22,9 24,9 Produk Domestik Bruto (PDB) 100,0 100,0 100,0 V. PDB dan Produk Nasional Bruto (PNB) Per Kapita PDB/PNB per kapita merupakan PDB/PNB atas dasar harga berlaku dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Pada tahun 2011, nilai PDB per kapita diperkirakan mencapai Rp30,8 juta (US$3.542,9) dengan laju peningkatan sebesar 13,8 persen dibandingkan dengan PDB per kapita tahun 2010 yang sebesar Rp27,1 juta (US$3.010,1). Sementara itu PNB per kapita juga meningkat dari Rp26,3 juta (US$2.925,4) pada tahun 2010 menjadi Rp29,9 juta (US$3.441,9) pada tahun 2011 atau terjadi peningkatan sebesar 13,7 persen. Tabel 7 PDB dan PNB Per Kapita Indonesia Tahun 2009—2011 Uraian 2009 2010 2011 (1) (2) (3) (4) PDB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku - Nilai (juta rupiah) 23,9 27,1 30,8 - Indeks Peningkatan (persen) 11,6 13,3 13,8 - Nilai (US$) 2 349,8 3 010,1 3 542,9 PNB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku - Nilai (juta rupiah) 23,1 26,3 29,9
  • 6. - Indeks Peningkatan (persen) 11,7 14,1 13,7 - Nilai (US$) 2 267,6 2 925,4 3 441,9 8 Berita Resmi Statistik No. 13/02/Th. XV, 6 Februari 2012 VI. Profil Spasial Ekonomi Indonesia Menurut Kelompok Provinsi Triwulan IV- 2011 Struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada triwulan IV-2011 masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 57,5 persen, kemudian diikuti oleh Pulau Sumatra sebesar 23,6 persen, Pulau Kalimantan 9,7 persen, Pulau Sulawesi 4,6 persen, dan sisanya 4,6 persen di provinsi-provinsi lainnya. Berdasarkan perbandingan provinsi-provinsi di Indonesia, tiga provinsi penyumbang terbesar di Pulau Jawa adalah DKI Jakarta (16,5 persen), Jawa Timur (14,7 persen), dan Jawa Barat (14,3 persen). Kemudian, di Pulau Sumatra urutannya adalah Riau (7,0 persen), Sumatra Utara (5,2 persen), dan Sumatra Selatan (3,0 persen). Tabel 8 Peranan Wilayah/Pulau dalam Pembentukan PDB Nasional (persen) Wilayah/Pulau 2009 2010 2011 Triwulan IV 2010 2011 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Sumatra 22,7 23,1 23,5 23,3 23,6 Jawa 58,6 58,1 57,6 57,8 57,5 Bali dan Nusa Tenggara 2,8 2,7 2,6 2,7 2,6 Kalimantan 9,2 9,2 9,6 9,0 9,7 Sulawesi 4,4 4,5 4,6 4,6 4,6 Maluku dan Papua 2,3 2,4 2,1 2,6 2,0 Indonesia 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 Apabila pengelompokan kegiatan ekonominya dibedakan ke dalam: sektor primer (Sektor Pertanian dan Sektor Pertambangan), sektor sekunder (Sektor Industri, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, dan Sektor Konstruksi), dan sektor tersier (Sektor Perdagangan, Sektor Pengangkutan, Sektor Keuangan, dan Sektor Jasa-Jasa), secara spasial sektor primer lebih didominasi oleh wilayah luar Pulau Jawa (74,3 persen). Sedangkan sektor sekunder dan tersier, Pulau Jawa masih menjadi penyumbang terbesar, yaitu masing-masing sebesar 66,5 persen dan 66,7 persen. Tabel 9 Peranan Wilayah Menurut Kelompok Sektor Triwulan IV-2011 (Persen) Wilayah Kelompok Sektor Primer Sekunder Tersier (1) (2) (3) (4) Jawa 25,7 66,5 66,7 Luar Jawa 74,3 33,5 33,3 Total 100,0 100,0 100,0