SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 18
Downloaden Sie, um offline zu lesen
LAPORAN PRAKTIKUM
    BIOLOGI MIKROBA TROPIS




              Oleh

          KURNIAWAN
         NIM. P2BA09003




PROGRAM STUDI MAGISTER BIOLOGI
    PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
         PURWOKERTO
              2010

                                 1
KATA PENGANTAR


       Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan laporan praktikum biologi mikroba tropis program studi S 2 Biologi
Universitas Jenderal Soedirman ini yang sempat tertunda sekian lama.
       Pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dosen
Pengampu Mata Kuliah Biologi Mikroba Tropis yaitu Prof. Agus Irianto Ph.D. Tidak lupa pula
ucapan terima kasih penulis tujukan kepada dua Asisten Praktikum Biologi Mikroba Tropis yaitu
Mba Yohana dan Arief Mulyanto yang telah dengan penuh dedikasi mengarahkan kami dalam
pelaksanaan praktikum ini.
       Penyusunan laporan praktikum ini telah diusahakan sesuai dengan aturan penulisan
laporan yang telah ditetapkan baik tentang sistematika maupun isi laporan. Mengenai isi laporan
telah diupayakan sesuai dengan tujuan acara praktikum dengan didasarkan pada berbagai sumber
referensi yang relevan.
       Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini bisa memberikan sedikit manfaat bagi
studi biologi sel molekuler. Amin.


                                                      Purwokerto, Maret 2010

                                                                   ttd

                                                                 Penulis




                                                                                                  2
LEMBAR PENGESAHAN



             LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI MIKROBA TROPIS
                     PROGRAM STUDI S 2 BIOLOGI
                      PROGRAM PASCA SARJANA
                  UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN




                                              Oleh
                                      KURNIAWAN
                                       P2BA09003




Diajukan sebagai salah satu kelengkapan penilaian mata kuliah Biologi Mikroba Tropis




                              Disetujui dan disahkan
                          Pada tanggal .................................




                                   Asisten Praktikum



                                   ................................




                                                                                       3
DAFTAR ISI


Kata Pengantar .......................................................................................................        2
Lembar Pengesahan ...............................................................................................             3
Daftar Isi ................................................................................................................   4
I.      Asosiasi Mikroba – Tumbuhan (Bakteri Endofit) .......................................                                 5
II.     Mikroba di Lingkungan Tanah dan Penggunaan Metode Identifikasi Cepat                                                  11




                                                                                                                                   4
I.   ASOSIASI MIKROBA – TUMBUHAN (BAKTERI ENDOFIT)


1.   Landasan Teori
               Mikroba dapat kita jumpai pada seluruh lingkungan baik lingkungan normal
     maupun ekstrim. Setiap mikroba membutuhkan kondisi lingkungan tertentu terkait dengan
     karakter morfologi dan biokimia (metabolisme) yang dimilikinya. Oleh karena itu,
     lingkungan hidup suatu mikroba akan berbeda – beda dan ada kalanya hanya spesifik untuk
     mikroba tertentu.
               Dalam suatu lingkungan, tidak dapat dihindari bahwa mikroba akan selalu
     berinteraksi dengan organisme lain baik itu dari kelompoknya sendiri maupun dari
     kelompok lain. Kondisi lingkungan yang kompleks telah membentuk suatu pola interaksi
     diantara organisme yang ada di dalamnya.
               Mikroba memiliki berbagai peran penting dalam suatu ekosistem. Peran ini bisa
     diemban dalam kapasitasnya sebagai organisme tunggal (sel atau koloni) maupun dalam
     kaitannya sebagai organisme yang memiliki kebutuhan dan kemampuan untuk berinteraksi
     dengan organisme lain.
               Proses interaksi akan terjadi secara kompleks yang melibatkan berbagai faktor
     fisiologis, anatomis, perilaku dan lainnya. Semua itu terjadi dalam rangka untuk
     menciptakan keseimbangan ekosistem untuk menjamin keberlangsungan kehidupan.
               Interaksi diantara dua organisme secara umum disebut dengan simbiosis, yaitu
     suatu interaksi yang stabil antara dua organisme yang berbeda dimana terjadi asosiasi atau
     kontak fisik yang erat tanpa memperhatikan pengaruhnya pada masing – masing pihak.
     Namun istilah ini kemudian berkembang untuk menggambarkan bentuk asosiasi yang saling
     menguntungkan diantara dua organisme atau lebih (www.sith.itb.ac.id).
               Salah satu bentuk interaksi mikroba adalah endosimbiosis, yaitu bentuk asosiasi
     antara mikroba dengan organisme lain, dimana mikroba ini hidup dibagian dalam dari sel
     organisme lain tersebut. Endosimbiosis ini salah satunya dapat kita jumpai pada interaksi
     antara mikroba dengan tanaman. Oleh karena itu, pada praktikum ini dicoba dilakukan
     pengkajian mikroba endofit dari suatu bagian tanaman.


2.   Tujuan
               Tujuan dari acara praktikum kali ini adalah untuk mengetahui interaksi mikroba
     tanaman, sifat dan distribusinya




                                                                                                  5
3.   Alat dan Bahan
     3.1. Alat
         1.   Cutter
         2.   Mortar dan pastle
         3.   Sprayer alcohol 70 %
         4.   Beaker glass 100 ml
         5.   Jarum ose
         6.   Bunsen
         7.   Cawan petri
         8.   Kamera digital
         9.   Objek glas
         10. Cover glass
         11. Spidol marker
         12. Pipet tetes
         13. Botol semprot
         14. Mikrometer
         15. Incubator
         16. Refrigerator
         17. Mikroskop
     3.2. Bahan
          1. Buah apel dan per
          2. Medium Nutrient agar (NA)
          3. Medium Nutrient broth (NB)
          4. Pewarna gram (kristal violet, kalium iodida, alkohol aseton, dan safranin)
          5. Reagent katalase


4.   Cara Kerja
     1. Siapkan satu macam buah lokal yaitu buah apel dan per untuk kemudian dipotong dan
        diambil bagian dalamnya sebanyak 1 g. Disiapkan pula daun tebal (tanaman Sansievera
        sp) kemudian diambil 1 gram dan juga potongan akar tanaman sepanjang ± 3 cm
     2. Disiapkan media NA cawan sebanyak 3 – 6 buah
     3. Disiapkan pula mortar, sterilisasi permukaan dengan alkohol 70 %
     4. Bahan dari tanaman dicuci/disterilisasi permukaan dengan mencelupkannya dalam
        alkohol, selanjutnya dikeringanginkan dan dikondisikan aseptis
     5. Bahan ditumbuk dengan mortar



                                                                                              6
6. Dengan ose, ambil sedikit materi yang sudah dihancurkan dan goreskan dalam kwadran
        (4 bidang goresan) pada permukaan media NA supaya diperoleh koloni yang memisah
     7. Dari masing – masing sampel dilihat berapa spesies yang ada (didasarkan pada ciri
        koloni, catat dengan baik)
     8. Selanjutnya pilih salah satu koloni dari masing – masing sampel untuk dilakukan uji
        lanjutan seperti katalase, gram, pengamatan morfologi sel, ukuran sel, kisaran suhu, dan
        pH pertumbuhan.


5.   Hasil dan Pembahasan
              Simbiosis merupakan interaksi antara dua organisme yang hidup berdampingan
     (www.id.wikipedia.org). Definisi simbiosis ini mengandung arti yang luas dan tidak hanya
     diartikan sebagai interaksi yang saling menguntungkan saja, tetapi juga bentuk – bentuk
     interaksi lainnya tanpa memperhatikan pengaruhnya (www.answer.com)
              Mikroba dapat melakukan asosiasi dengan organisme lain melalui tiga cara yaitu 1).
     Ektosimbiosis, merupakan bentuk asosiasi antara mikroba dengan organisme lain, dimana
     mikroba hidup dibagian luar dari organisme lain tersebut; 2). Endosimbiosis, merupakan
     bentuk asosiasi antara mikroba dengan organisme lain, dimana mikroba masuk dan hidup di
     bagian dalam dari organisme lain tersebut; 3). Endo/ektosimbiosis, merupakan bentuk
     asosiasi antara mikroba dengan organisme lain, dimana mikroba dapat hidup diluar atau
     masuk ke dalam organisme lain tersebut (www.mikrobiologi.edublogs.org)
              Pada acara praktikum kali ini telah dilakukan isolasi dan identifikasi mikroba dari
     tiga sampel berbeda yang keseluruhannya merupakan bagian dari tumbuhan yaitu buah,
     daun, dan akar. Hasil isolasi dan identifikasi secara lengkap disajikan pada tabel I.5.1.
     berikut ini.
     Tabel I.5.1. Identifikasi dan karakterisasi isolat mikroba yang berhasil diisolasi dari sampel
                  buah apel, daun tebal dan akar tanaman
                                                              Sampel
      No       Pengujian
                                     Buah Apel               Daun Tebal          Akar Tanaman
      1. Morfologi             Koloni bulat,             koloni tidak          koloni bulat,
           Koloni              permukaan putih           beraturan,            permukaan putih
                               mengkilap, tepi koloni permukaan                mengkilap, tepi
                               rata dan halus, elevasi transparan dan          rata dan halus,
                               rata                      mengkilap, tepi       elevasi cembung
                                                         koloni berlekuk,
                                                         elevasi rata
      2. Bentuk sel            Batang (Basil)            Batang (Basil)        Bulat (coccus)
      3. Ukuran sel            P : 6,5 µl                P : 7,8 µl            P : 5,2 µl
                               L : 2,8 µl                L : 3,1 µl            L : 5,1 µl
      4.   Gram                Positif (+)               Negatif (-)           Negatif (-)
      5. Katalase              Positif (+)               Positif (+)           Positif (+)


                                                                                                      7
6.   Pengaruh Suhu
      a). 4 oC            Negatif (-)              Positif (+)           Negatif (-)
      b) 37 oC            Positif (+)              Positif (+)           Positif (+)
      c). 50 oC           Positif (+)              Negatif (-)           Positif (+)
 7.   Pengaruh pH
      a). pH 4            Negatif (-)              Negatif (-)           Negatif (-)
      b). pH 7            Positif (+)              Positif (+)           Positif (+)
      c). pH 9            Positif (+)              Positif (+)           Positif (+)

        Berdasarkan data dari tabel di atas, kita dapat mengetahui bahwa di dalam buah
apel, daun, dan akar tanaman dapat kita jumpai mikroba. Hal ini menunjukkan bahwa
mikroba mampu hidup dengan cara berasosiasi dengan tumbuhan. Bentuk asosiasi seperti ini
kemudian dikenal dengan istilah endosimbiosis, dan mikroba yang hidup berendosimbiosis
disebut dengan mikroba endofit. Tanaka et all, (1999) dalam Simarmata et all (2007)
mendefinisikan mikroba endofit sebagai organisme hidup yang berukuran mikroskopis
(bakteri dan jamur) yang hidup di dalam jaringan tanaman (xylem, floem), daun, akar,
batang, dan buah.
        Hasil pengamatan terhadap morfologi koloni menunjukkan bahwa mikroba –
mikroba yang diisolasi dari tiga sampel berbeda tersebut memiliki beberapa perbedaan
dalam hal bentuk koloni, ciri permukaan koloni, tepi koloni dan elevasi koloni. Namun
demikian, secara umum mikroba – mikroba hasil isolasi tersebut kemungkinan termasuk
dalam kelompok bakteri. Hal ini bisa dilihat dari ciri koloni yang tumbuh pada medium NA
cawan yaitu sifat semitransparan dan tidak berwarna. Menurut Soeroso (1983), bakteri
merupakan jasad renik uniseluler yang bersifat semi transparan dan tidak berwarna.




A                               B                                C

Gambar I.5.1. Pertumbuhan koloni mikroba hasil isolasi dari bagian tanaman tertentu pada
              medium NA. Gambar A: hasil isolasi dari buah apel; Gambar B: hasil isolasi
              dari daun tebal; Gambar C: hasil isolasi dari akar tanaman


        Hasil pengecatan gram menunjukkan bahwa bakteri hasil isolasi dari sampel buah
apel bersifat gram positif dengan ciri sel berwarna ungu, sedangkan bakteri hasil isolasi dari


                                                                                                 8
sampel daun dan akar tumbuhan berwarna merah sehingga bersifat gram negatif. Perbedaan
warna ini disebabkan oleh adanya respon penyerapan zat warna yang berbeda dari dinding
sel bakteri.
         Dinding sel bakteri gram positif dan negatif memiliki komposisi yang berbeda.
Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang sebagian besar ( >50 %) tersusun atas
peptidoglikan yang akan mempertahan zat warna kristal ungu ketika pewarnaan gram
berlangsung, sedangkan bakteri gram negatif memiliki dinding sel yang sebagian besar
berupa lipid yang akan tercuci oleh alkohol aseton ketika pewarnaan gram berlangsung
sehingga kompleks warna ungu pada dinding sel akan hilang dan diganti oleh pewarna
tandingan      yaitu   safranin   yang   berwarna    merah.    (blogbakteri.ftik-uinjkt.ac.id;
www.wikipedia.id.org,)
         Hasil pengukuran sel bakteri yang diperoleh dari ketiga sampel menunjukkan
bahwa bakteri yang diperoleh dari sampel buah apel dan daun tebal berbentuk batang
(basil), sedangkan bakteri yang diperoleh dari akar tanaman berbentuk bulat (coccus).
         Hasil uji katalase menunjukkan bahwa ketiga isolat bakteri dari ketiga sampel yang
diuji semuanya bersifat katalase positif. Hal ini terbukti dengan terbentuknya gelembung gas
ketika isolat – isolat tersebut ditetesi dengan reagent katalase (H2O2). Menurut Hardiningsih
et all, (2006), hasil reaksi katalase akan dianggap negatif apabila sel bakteri yang telah
ditetesi dengan H2O2 tidak menunjukkan adanya busa atau buih setelah 1 menit. Menurut
rgmaisyah.files.wordpress.com, Uji katalase merupakan salah satu uji biokimiawi yang
dijadikan dasar dalam identifikasi bakteri berdasarkan kemampuannya untuk memecah
hydrogen peroksida (H2O2) menjadi H2O dan O2 yang akan terlihat sebagai gelembung atau
buih.




 A                                B                            C


Gambar I.5.2. Hasil uji katalase pada ketiga isolate bakteri yang diperoleh dari sampel buah
              apel (A), daun tebal (B), dan akar tanaman (C).


         Isolat bakteri yang telah dimurnikan dari masing – masing sampel ditumbuhkan
pada medium NA miring dan NB yang kemudian diinkubasi pada kondisi suhu berbeda.



                                                                                                 9
Berdasarkan data tabel di atas, dapat kita ketahui bahwa isolat bakteri hasil isolasi dari daun
     tebal memiliki kisaran suhu pertumbuhan dari suhu rendah sampai suhu sedang, sedangkan
     isolat bakteri yang diperoleh dari sampel buah apel dan akar tumbuhan memiliki kisaran
     suhu pertumbuhan yang lebih tinggi yaitu dari suhu sedang sampai suhu tinggi.
              Pada praktikum kali ini, suhu yang digunakan adalah 4 oC, 37 oC, dan 50 oC.
     berdasarkan kriteria yang disampaikan oleh Sumarsih07.files.wordpress.com, maka suhu 4
     o
     C termasuk dalam suhu rendah (dingin), suhu 37 oC termasuk suhu sedang (normal), dan
     suhu 50 oC termasuk suhu tinggi (panas). Berdasarkan kriteria – criteria tersebut, maka isolat
     bakteri yang diperoleh dari sampel daun tebal termasuk dalam bakteri psikrofilik, yaitu
     bakteri yang suhu pertumbuhannya berkisar antara 0 – 30 oC, sedangkan isolat bakteri yang
     diperoleh dari sampel buah apel dan akar termasuk dalam bakteri mesofilik, yaitu bakteri
     yang mempunyai suhu pertumbuhan minimum 15 oC, suhu optimum 25 – 37 oC, dan suhu
     maksimum 45 – 55 oC.
              Selain ditumbuhkan pada kondisi suhu pertumbuhan berbeda, isolat – isolat bakteri
     hasil isolasi juga ditumbuhkan pada lingkungan dengan kondisi pH berbeda. Pada praktikum
     ini dicoba hasil isolasi ditumbuhkan pada medium pertumbuhan dengan pH 4, 7, dan 9. Dari
     perlakuan ini diperoleh data bahwa semua isolat bakteri tidak mampu tumbuh pada pH asam
     (pH 4), tetapi mampu tumbuh pada pH 7 dan 9. Menurut blogs.unpad.ac.id, pH merupakan
     salah satu faktor pertumbuhan intrinsik dari mikroba. Umumnya bakteri hidup pada kisaran
     pH netral yaitu pH 6 – 8. Namun ada beberapa bakteri yang hidup pada pH rendah yaitu
     antara 3 – 6 yang sering disebut dengan bakteri asidofilik, sedangkan bakteri yang mampu
     tumbuh pada pH tinggi (basa) disebut dengan bakteri basofilik. Berdasarkan uraian ini,
     maka isolate – isolate mikroba yang diperoleh dari ketiga sampel tersebut termasuk dalam
     kelompok bakteri yang menyukai pH netral (Neutrafilik) sampai pH basa (Basofilik).


6.   Kesimpulan
           Berdasarkan hasil praktikum dan pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan
     bahwa mikroba memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan tumbuhan tingkat tinggi
     sebagai mikroba endofit.




                                                                                                   10
DAFTAR REFERENSI



Hardiningsih, R., R.N.R. Napitupulu, dan T. Yulinery. 2006. Isolasi dan Uji Resistensi Beberapa
    Isolat Lactobacillus pada pH Rendah. Biodiversitas, Volume 7 Nomor 1.

http://blogbakteri.fitk-uinjkt.ac.id/yuke_mardiati/files/2008/…/bakterippyuke.ppt.

http://blogs.unpad.ac.id/roostitabalia/wp-content/uploads/mikropangan02.pdf

http://id.wikipedia.org/wiki/Pewarnaan_Gram

http://id.wikipedia.org/wiki/Simbiosis

http://mikrobiologi.edublogs.org/files/2009/03/07-interaksi-mikroba.pdf

http://rgmaisyah.files.wordpress.com/2009/05/aktivitas-biokimia-mikroorganisme.pdf

http://sumiarsih07.files.wordpress.com/2008/11/ii-lingkungan-pertumbuhan-mikroba.pdf

http://www.answers.com/topic/symbiosis

http://www.sith.itb.ac.id/mgbm/KULIAH-4%20INTERAKSI%MIKROBA-TUMBUHAN.pdf

Soeroso, 1983. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi untuk Mahasiswa Akademi Kesehatan
    Lingkungan dan yang Sederajat. Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman.
    Purwokerto




                                                                                                  11
II. MIKROBA DI LINGKUNGAN TANAH DAN PENGGUNAAN
                          METODE IDENTIFIKASI CEPAT


1.   Landasan Teori
                 Setiap manusia memiliki berbagai kepentingan terhadap tanah. Tanah merupakan
     sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai macam aktivitas
     dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya yang salah satunya adalah untuk pertanian.
                 Dalam bidang pertanian, tanah merupakan sumber utama bagi tumbuhan untuk
     mendapatkan unsur hara yang penting bagi pertumbuhannya, tempat tumbuh, berlindung,
     dan menancapnya akar tumbuhan serta sebagai tempat penyimpanan air alami. Oleh karena
     itu, tanah merupakan hal yang sangat penting bagi tumbuhan.
                 Perkembangan system pertanian yang digunakan oleh manusia secara perlahan
     telah mengubah pemanfaatan tanah secara massive sehingga memberikan dampak yang
     merugikan bagi lingkungan. Sistem pertanian sekarang ini telah dijalankan secara intensif
     melalui      pemanfaatan   pupuk    kimiawi   yang   berlebihan   secara   kontinu   tanpa
     mempertimbangkan keseimbangan ekosistem tanah.
                 Secara alami, tanah terdiri atas populasi yang berlimpah meliputi tumbuhan dan
     hewan       mikroskopis yang berperan dalam menjaga keseimbangan lingkungan yang
     berlangsung dinamis (Muntean, http://soilandplantlaboratory.com). Telah diketahui bahwa
     tanah mengandung jutaan mikroba dari kelompok fungi, yeast, dan bakteri.
                 Komposisi mikroba tanah sangat beragam, dimana setiap mikroba tanah akan
     berkompetisi antara satu dengan lainnya untuk memperoleh sumber makanan dan ruang.
     Adanya perubahan kondisi lingkungan seperti suplai makanan, suhu, kelembaban, suplai
     oksigen, dan kondisi lainnya dapat menyebabkan perubahan komposisi mikroba pada tanah
     tersebut.
                 Tidak dapat kita pungkiri, bahwa mikroba tanah memiliki peran yang sangat
     penting bagi tumbuhan tingkat tinggi karena melalui asosiasi langsung dengan akar
     tanaman, mikroba dapat memecah bahan organik yang ada di tanah untuk menghasilkan
     berbagai bahan mineral penting bagi tumbuhan dalam jumlah tinggi. Namun demikian,
     adakalanya, mikroba tanah menjadi sumber penyakit bagi tumbuhan apabila kondisi
     lingkungan tidak menguntungkan.
                 Dari uraian tersebut di atas, maka dapat kita ketahui bahwa mikroba tanah
     memiliki diversitas yang sangat beragam tergantung pada kondisi lingkungan tempat
     hidupnya. Oleh karena itu, pada praktikum kali ini akan dicoba peraktikum mengenai




                                                                                              12
pengaruh tumbuhan terhadap pertumbuhan mikroba rhizosfer dan isolasi karakterisasi
     bakteri.


2.   Tujuan
                 Tujuan dari acara praktikum kali ini adalah untuk mengetahui pengaruh tumbuhan
     terhadap pertumbuhan mikroba rhizosfer dan isolasi karakterisasi bakteri


3.   Alat dan Bahan
     3.1. Alat
          1. Cawan petri
          2. Tabung reaksi
          3. Incubator
          4. Timbangan analitik
          5. Cangkul kecil
          6. Mikropipet dan tip
          7. Jarum ose
          8. Spidol marker
     3.2. Bahan
          1. Sampel tanah dari daerah yang dekat dan yang jauh dari perakaran tanaman
          2. Medium Nutrient agar (NA)
          3. Medium Potato Dektrose Agar (PDA)
          4. Medium Triptone Soya Broth (TSB)
          5. Aquades steril
          6. Medium Gelatin
          7. Satu strip kit API 20NE
          8. Parafin cair


4.   Cara Kerja
     1.   Disiapkan medium NA dan PDA
     2.   Ambil 1 gram tanah dekat / yang menempel pada perakaran 15 cm dari permukaan
          tanah (dicari tanaman soliter yang mudah dijangkau bagian – bagiannya, misalkan
          tanaman kedelai atau rumpun padi)
     3.   Ambil pula 1 gram tanah dari tempat dan kedalaman yang sama tetapi berjarak 20 cm
          dari tanaman atau lebih dimana akar tanaman tidak menjangkau bagian tersebut.
     4.   Untuk bakteri lakukan pengenceran hingga 10-7, tiga pengenceran terakhir diplating



                                                                                               13
5.   Untuk jamur plating diambil dari pengenceran 10-3 – 10-5
     6.   Inkubasi 1 – 2 hari dan amati ciri – ciri koloni
     7.   Diambil satu, yang menunjukkan ciri tipis, krem atau transparan, ukuran koloni sedang
          (3 mm), gram negatif.
     8.   Jika tidak ada, ambil saja 1 yang gram negatif, dilihat kemampuan motilitasnya
          selanjutnya disubkultur dan disimpan kembali hingga 1 – 2 hari.
     9.   Selanjutnya kultur yang terpilih dibuat suspensi dengan konsentrasi sekitar 10-8 sel per
          ml sebanyak 35 – 50 ml
     10. Siapkan 1 strip API 20NE untuk identifikasi cepat, isikan pada masing – masing kupula
          (kantongan kecil) suspensi bakteri sesuai petunjuk API, inkubasikan 1 X 24 jam. Baca
          hasilnya (ingat, ada yang harus anaerob dengan mengisikan parafin cair pada mulut
          kupula)


5.   Hasil dan Pembahasan
              Pada praktikum kali ini digunakan metode pengenceran dari dua sampel tanah yang
     berbeda dengan tujuan untuk menghindari pertumbuhan mikroba yang menumpuk pada
     medium agar cawan. Total populasi mikroba tanah kemudian dihitung dengan menggunakan
     metode plate count atau hitungan cawan sesuai dengan metode yang digunakan oleh
     Purwaningsih et all, 2004 dan Purwaningsih, 2005. Metode ini dilakukan dengan cara
     sampel tanah diencerkan dengan jumlah seri tertentu kemudian diinokulasikan ke medium
     agar cawan (Herdiyantoro, 2009).
              Pengenceran terhadap dua sampel tanah yang berbeda tersebut dilakukan sampai
     tingkat 10-7, dimana pengenceran 10-3 sampai 10-5 diplating pada medium cawan PDA,
     sedangkan pengenceran 10-5 sampai 10-7 diplating pada medium cawan NA. Hasil plating
     pada kedua medium tersebut menunjukkan bahwa kedua sampel tanah tersebut memiliki
     kandungan mikroba yang berbeda baik dilihat dari jenis maupun jumlah mikrobanya.
     Herdiyantoro, (2009) menyatakan bahwa jumlah seri pengenceran untuk fungi adalah 10-4 -
     10-5, sedangkan jumlah seri pengenceran untuk bakteri adalah 10-5 - 10-7.
              Hasil penghitungan jumlah koloni mikroba yang tumbuh pada media cawan NA
     dan PDA menunjukkan bahwa sampel tanah yang dekat perakaran memiliki jumlah mikroba
     lebih tinggi daripada jumlah mikroba yang ditemui pada sampel tanah yang jauh dari
     perakaran. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Purwaningsih et all, (2004) yang
     menemukan populasi bakteri pada daerah perakaran tanaman lebih tinggi daripada populasi
     bakteri pada daerah yang tanpa perakaran. Alexander (1977) dalam Purwaningsih (2005)




                                                                                                 14
menyatakan bahwa jumlah bakteri di daerah perakaran tanaman jumlahnya berlimpah
hingga 109 sel/gram tanah.
         Jumlah mikroba yang tinggi pada tanah dekat perakaran mungkin berkaitan dengan
hasil aktivitas metabolisme dari akar tanaman. Metabolisme akar tanaman akan
menghasilkan senyawa metabolit yang disebut dengan eksudat ke dalam tanah. Menurut
Waksman (1952) dalam Purwaningsih et all, (2004), mengemukakan bahwa eksudat
merupakan produk metabolit tanaman yang terdiri atas senyawa gula, asam amino, asam
organik, glikosida, senyawa nukleotida dan basanya, enzim, vitamin, dan senyawa indol.
Eksudat inilah yang digunakan oleh mikroba tanah sebagai sumber nutrisi sehingga mampu
bertahan hidup dan bereproduksi memperbanyak diri.
         Analisis yang mendalam mengenai tipe – tipe koloni yang diperoleh dari dua
sampel tanah yang berbeda tersebut menunjukkan bahwa jenis mikroba yang diperoleh dari
tanah dekat perakaran memiliki keragaman yang lebih tinggi daripada jenis mikroba yang
ditemukan pada sampel tanah yang jauh dari perakaran. Pada praktikum ini, diperoleh tiga
jenis mikroba dari sampel tanah yang dekat perakaran yaitu fungi, bakteri, dan yeast;
sedangkan dari sampel tanah yang jauh dari perakaran hanya diperoleh satu jenis mikroba
yaitu bakteri.
         Adanya perbedaan keragaman jenis mikroba pada tanah mungkin berkaitan dengan
kondisi lingkungan dan juga kandungan bahan organik dari masing – masing sampel tanah
tersebut. Populasi mikroba di dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan
seperti kesuburan tanah, pH, ketersediaan sumber energi dan unsur hara, dan kondisi fisika,
kimia, dan biologi (Hoffman, 1914 dalam Waksman, 1952 dalam Purwaningsih et all,
2004). Tanah yang ditumbuhi oleh aneka tumbuhan tentunya memiliki kandungan bahan
organik yang memadai yang sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup bakteri
(Purwaningsih, 2005). Pendapat lain menyebutkan bahwa perbedaan populasi antar marga
dan jenis mikroba mungkin disebabkan oleh perbedaan aktivitas metabolisme akar tanaman
sehingga menghasilkan eksudat yang berbeda pula. Adanya perbedaan komposisi eksudat
inilah yang kemudian mempengaruhi populasi dari marga atau jenis mikroba yang hidup di
tanah (Purwaningsih et all, 2004).
         Untuk mengetahui spesies atau genus dari berbagai isolat mikroba yang telah
diperoleh tersebut, maka pada praktikum kali ini dilakukan identifikasi dengan
menggunakan kit API 20NE (bioMerieux®sa). API 20NE merupakan suatu system yang
telah distandarisasi untuk mengidentifikasi bakteri batang gram negatif non-enteric dan non-
fastidious seperti Pseudomonas, Acinetobacter, Flavobacterium, Moraxella, Vibrio,




                                                                                           15
Aeromonas, dan sebagainya yang merupakan hasil kombinasi dari delapan uji konvensional,
12 uji asimilasi, dan satu database (http://netropica.org/bacteriologia/Api20NE(1).pdf)
         Untuk memperoleh data yang akurat, maka pada acara praktikum ini, terlebih
dahulu dilakukan skrining terhadap isolat – isolat bakteri yang telah diperoleh tadi dengan
cara mencari koloni mikroba dengan ciri – ciri koloni tipis, permukaannya berwarna krem
atau transparan, ukuran sedang, dan merupakan bakteri gram negatif. Dari proses skrining
ini, ternyata tidak ditemukan koloni bakteri dengan ciri – ciri seperti tersebut di atas.
         Untuk mengatasi permasalah tersebut di atas, maka isolat – isolat yang telah
diperoleh tadi diuji dengan pewarnaan gram. Hasil pewarnaan gram menunjukkan bahwa
isolat – isolat bakteri yang diperoleh dari sampel tanah yang jauh dari perakaran semuanya
bersifat gram positif. Oleh karena itu, pewarnaan gram selanjutnya dilakukan terhadap isolat
– isolat bakteri yang diperoleh dari sampel tanah yang dekat perakaran. Hasil pewarnaan
gram menunjukkan bahwa isolat – isolat bakteri dari tanah yang dekat perakaran ada yang
bersifat gram positif dan ada pula yang gram negatif.
         Isolat bakteri gram negatif yang telah diperoleh kemudian ditumbuhkan pada
medium NA miring dan medium gelatin semipadat. Medium NA miring digunakan untuk
memperbanyak jumlah bakteri yang nantinya akan digunakan dalam uji dengan kit API
20NE, sedangkan medium gelatin semipadat digunakan untuk mengetahui motilitas dari
bakteri tersebut. Dari uji motilitas diperoleh data, bahwa bakteri ini bersifat motil atau
mampu bergerak yang ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan yang menyebar di sekitar
daerah tusukan pada media gelatin semipadat.
         Bakteri yang tumbuh pada medium agar miring NA selanjutnya digunakan untuk
membuat suspensi bakteri pada medium TSB (triptone soya broth) yang kemudian diujikan
pada kit API 20NE. Hasil pengujian dengan menggunakan kit API 20NE secara lengkap
dapat dilihat pada tabel II.5.1. berikut ini.


Tabel II.5.1. Hasil uji isolat bakteri gram negatif dengan kit API 20NE
                                                                                 Interpretasi
  No    Jenis Uji                     Reaksi                        Hasil
                                                                                    Hasil
                     Reduksi nitrat menjadi nitrit                    +
 1.        NO3
                     Reduksi nitrat menjadi nitrogen                  -
                                                                                       1
 2.     TRP          Produksi indol (triptofan)                       -
 3.     GLU          Fermentasi glukosa                               -
 4.     ADH          Dihidrolase arginin                              +
 5.     URE          Urease                                           +                7
 6.     ESC          Hidrolisis β-glukosidase (ESCulin                +
 7.     GEL          Hidrolisis protein (gelatin)                     -
                                                                                       2
 8.     PNPG         β-galaktosidase                                  +



                                                                                                16
9.      [GLU]      Asimilasi glukosa                             -
      10.     [ARA]      Asimilasi arabinosa                           +
      11.     [MNE]      Asimilasi manosa                              -                 5
      12.     [MAN]      Asimilasi manitol                             +
      13.     [NAG]      Asimilasi N-asetil glucosamine                +
      14.     [MAL]      Asimilasi maltose                             +                 7
      15.     [GNT]      Asimilasi potassium glukonat                  +
      16.     [CAP]      Asimilasi asam capric                         -
      17.     [ADI]      Asimilasi asam adipic                         -                 4
      18.     [MLT]      Asimilasi asam malat                          +
      19.     [CIT]      Asimilasi trisodium citrate                   -
      20.     [PAC]      Asimilasi asam fenilasetat                    -                 0
      21.     OX         Sitokrom oksidase                       Tidak diujikan

              Dari data tabel II.5.1 di atas, maka kita dapat mengetahui bahwa isolat bakteri gram
     negatif hasil isolasi dari sampel tanah yang dekat perakaran memiliki kemampuan yang
     beragam dalam hal asimilasi, fermentasi, hidrolisis, produksi, dan konversi suatu senyawa
     tertentu. Informasi yang dimuat dalam http://netropica.org/bacteriologia/Api20NE(1).pdf,
     menyatakan bahwa interpretasi hasil identifikasi dengan API 20NE akan menghasilkan
     angka profil yang terdiri dari tujuh digit yang kemudian harus dicocokkan dengan analytical
     profile index atau identification software untuk mengetahui jenis atau genus dari isolat
     bakteri ini.
              Hasil interpretasi diperoleh serangkaian angka profil yaitu 1 725 740. Proses
     identifikasi ini ternyata tidak bisa dilanjutkan karena kita tidak memiliki analytical profile
     index atau identification software.


6.   Kesimpulan
            Berdasarkan hasil praktikum dan pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan
     bahwa pertumbuhan mikroba tanah dipengaruhi oleh tumbuhan dan karakter isolat mikroba
     yang diperoleh dari sampel tanah yang dekat dengan perakaran menunjukkan keragaman
     yang tinggi dalam hal jenis dan jumlah.




                                                                                                  17
DAFTAR REFERENSI



Herdiyantoro,      2009.       Metode      Mempelajari    Pertumbuhan       Mikroorganisme.
    http://herdiyantoro.files.wordpress.com/2009/10/mikrum-metode-mempelajari-
    pertumbuhan-mikroba-diyan-herdiyantoro.pdf. diakses tanggal 21 Februari 2010

http://netropica.org/bacteriologia/Api20NE(1).pdf. diakses tanggal 21 Februari 2010

Muntean, D.W. Beneficial Soil Microorganisms. http://soilandplantlaboratory.com. diakses
   tanggal 21 Februari 2010

Purwaningsih, S., Riani H., Wardah, dan A. Sujadi. 2004. Populasi Bakteri dari Tanah di Desa
    Tudu-Aog, Kecamatan Passi, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.
    Biodiversitas Volume 5 Nomor 1.

Purwaningsih, S. 2005. Isolasi, Enumerasi, dan Karakterisasi Bakteri Rhizobium dari Tanah
    Kebun Biologi Wamena, Papua. Biodiversitas Volume 6 Nomor 2.




                                                                                           18

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Teknik isolasi mikroba
Teknik isolasi mikrobaTeknik isolasi mikroba
Teknik isolasi mikrobaf' yagami
 
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan JamurMorfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamurpjj_kemenkes
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteriAfifi Rahmadetiassani
 
Isolasi bakteri pada sampel urin
Isolasi bakteri pada sampel urinIsolasi bakteri pada sampel urin
Isolasi bakteri pada sampel urinElka Simbolon
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi MikrobaRukmana Suharta
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan BakteriITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan BakteriFransiska Puteri
 
Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)
Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)
Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)itatriewahyuni
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti MikrobaRukmana Suharta
 
Pewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode KleinPewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode KleinAuliabcd
 
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi   morfologi mikrobaLaporan mikrobiologi   morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi morfologi mikrobaMifta Rahmat
 
Pembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairPembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairTidar University
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERILAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERIAmphie Yuurisman
 
Mikrobiologi - Pewarnaan spora
Mikrobiologi - Pewarnaan spora Mikrobiologi - Pewarnaan spora
Mikrobiologi - Pewarnaan spora Dhanti Utari
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan MikroorganismeRukmana Suharta
 

Was ist angesagt? (20)

Identifikasi bakteri
Identifikasi bakteriIdentifikasi bakteri
Identifikasi bakteri
 
Teknik isolasi mikroba
Teknik isolasi mikrobaTeknik isolasi mikroba
Teknik isolasi mikroba
 
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan JamurMorfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
 
Isolasi bakteri pada sampel urin
Isolasi bakteri pada sampel urinIsolasi bakteri pada sampel urin
Isolasi bakteri pada sampel urin
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
Isolasi mikroba
Isolasi mikrobaIsolasi mikroba
Isolasi mikroba
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan BakteriITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
 
Laporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasiLaporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasi
 
Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)
Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)
Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
 
Pewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode KleinPewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode Klein
 
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi   morfologi mikrobaLaporan mikrobiologi   morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
 
Laporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan NegatifLaporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan Negatif
 
Pewarnaan bakteri
Pewarnaan bakteriPewarnaan bakteri
Pewarnaan bakteri
 
Pewarnaan Bakteri
Pewarnaan  BakteriPewarnaan  Bakteri
Pewarnaan Bakteri
 
Pembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairPembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cair
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERILAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
 
Mikrobiologi - Pewarnaan spora
Mikrobiologi - Pewarnaan spora Mikrobiologi - Pewarnaan spora
Mikrobiologi - Pewarnaan spora
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
 

Andere mochten auch

Laporan praktikum tataniaga pertanian
Laporan praktikum tataniaga pertanianLaporan praktikum tataniaga pertanian
Laporan praktikum tataniaga pertanianAef Saepul Anwar
 
PERAN DAN KARAKTERISTIK MIKROBIA YANG PENTING DALAM PANGAN
PERAN DAN KARAKTERISTIK MIKROBIA YANG PENTING DALAM PANGANPERAN DAN KARAKTERISTIK MIKROBIA YANG PENTING DALAM PANGAN
PERAN DAN KARAKTERISTIK MIKROBIA YANG PENTING DALAM PANGANKlara Tri Meiyana
 
Mekanisme ketahanan mikroorganisme terhadap proses pengolahan
Mekanisme ketahanan mikroorganisme terhadap proses pengolahanMekanisme ketahanan mikroorganisme terhadap proses pengolahan
Mekanisme ketahanan mikroorganisme terhadap proses pengolahanWidyalestarinurpratama
 
Analisis dan uji mikrob dalam Bahan Pangan
Analisis dan uji mikrob dalam Bahan PanganAnalisis dan uji mikrob dalam Bahan Pangan
Analisis dan uji mikrob dalam Bahan PanganAshiraa Mouri
 

Andere mochten auch (10)

146698764 konservasi-sumber-daya-perikanan
146698764 konservasi-sumber-daya-perikanan146698764 konservasi-sumber-daya-perikanan
146698764 konservasi-sumber-daya-perikanan
 
Bab i fisika kimia dan biologi tanah
Bab i fisika kimia dan biologi tanahBab i fisika kimia dan biologi tanah
Bab i fisika kimia dan biologi tanah
 
Lembar pengesahan
Lembar pengesahanLembar pengesahan
Lembar pengesahan
 
Laporan praktikum tataniaga pertanian
Laporan praktikum tataniaga pertanianLaporan praktikum tataniaga pertanian
Laporan praktikum tataniaga pertanian
 
PERAN DAN KARAKTERISTIK MIKROBIA YANG PENTING DALAM PANGAN
PERAN DAN KARAKTERISTIK MIKROBIA YANG PENTING DALAM PANGANPERAN DAN KARAKTERISTIK MIKROBIA YANG PENTING DALAM PANGAN
PERAN DAN KARAKTERISTIK MIKROBIA YANG PENTING DALAM PANGAN
 
Mekanisme ketahanan mikroorganisme terhadap proses pengolahan
Mekanisme ketahanan mikroorganisme terhadap proses pengolahanMekanisme ketahanan mikroorganisme terhadap proses pengolahan
Mekanisme ketahanan mikroorganisme terhadap proses pengolahan
 
Laporan ilmu tanah
Laporan ilmu tanahLaporan ilmu tanah
Laporan ilmu tanah
 
Analisis dan uji mikrob dalam Bahan Pangan
Analisis dan uji mikrob dalam Bahan PanganAnalisis dan uji mikrob dalam Bahan Pangan
Analisis dan uji mikrob dalam Bahan Pangan
 
Lembar pengesahan
Lembar pengesahanLembar pengesahan
Lembar pengesahan
 
Lembar pengesahan
Lembar pengesahanLembar pengesahan
Lembar pengesahan
 

Ähnlich wie Mikroba Endofit

Suria paloh_4442210007_Acara 5 (1).pdf
Suria paloh_4442210007_Acara 5 (1).pdfSuria paloh_4442210007_Acara 5 (1).pdf
Suria paloh_4442210007_Acara 5 (1).pdfSURIAPALOH1
 
Makalah bakteri dan jamur.
Makalah bakteri dan jamur. Makalah bakteri dan jamur.
Makalah bakteri dan jamur. Rubby Putra
 
Laporan Praktikum Biologi Sel Molekuler
Laporan Praktikum Biologi Sel MolekulerLaporan Praktikum Biologi Sel Molekuler
Laporan Praktikum Biologi Sel Molekulerbiowan2509
 
01 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 2014
01 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 201401 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 2014
01 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 2014Shohib Uddin
 
Materi kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
Materi kelas x Modul Pembelajaran EkosistemMateri kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
Materi kelas x Modul Pembelajaran EkosistemFatikah Rahma Dewi
 
Laporan lengkap Mikrobiologi dan Parasitologi
  Laporan lengkap Mikrobiologi dan Parasitologi  Laporan lengkap Mikrobiologi dan Parasitologi
Laporan lengkap Mikrobiologi dan Parasitologiirmalawai
 
[2] Silabus Pembelajaran X.doc
[2] Silabus Pembelajaran X.doc[2] Silabus Pembelajaran X.doc
[2] Silabus Pembelajaran X.docAlifKhoirur
 
IPA Modul 2 KB 3 Rev
IPA Modul 2 KB 3 RevIPA Modul 2 KB 3 Rev
IPA Modul 2 KB 3 RevPPGhybrid3
 
Makalah kelompok 2(peranan mikroba pada bidang pertanian)
Makalah kelompok 2(peranan mikroba pada bidang pertanian)Makalah kelompok 2(peranan mikroba pada bidang pertanian)
Makalah kelompok 2(peranan mikroba pada bidang pertanian)fitriwirnamasari
 
Ciri-ciri makhluk hidup
Ciri-ciri makhluk hidupCiri-ciri makhluk hidup
Ciri-ciri makhluk hidupdio persada
 
dececcPengolahan limbah bakteri
dececcPengolahan limbah bakteridececcPengolahan limbah bakteri
dececcPengolahan limbah bakteriWendi Hermawan
 
RPP BIOLOGI KELAS X / KD 3.5 DAN 4.5 (PROTISTA)
RPP BIOLOGI KELAS X /   KD 3.5 DAN 4.5   (PROTISTA)RPP BIOLOGI KELAS X /   KD 3.5 DAN 4.5   (PROTISTA)
RPP BIOLOGI KELAS X / KD 3.5 DAN 4.5 (PROTISTA)almansyahnis .
 
LKDS-Lembar Kerja Diskusi Siswa-Protista-Biologi-Kelas X SMAN 2 Kota Bengkulu...
LKDS-Lembar Kerja Diskusi Siswa-Protista-Biologi-Kelas X SMAN 2 Kota Bengkulu...LKDS-Lembar Kerja Diskusi Siswa-Protista-Biologi-Kelas X SMAN 2 Kota Bengkulu...
LKDS-Lembar Kerja Diskusi Siswa-Protista-Biologi-Kelas X SMAN 2 Kota Bengkulu...Refi Muhammad Ridha
 
BAHAN BACAAN BAB 1 - Pengenalan Dunia Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 1 - Pengenalan Dunia Mikroba.pdfBAHAN BACAAN BAB 1 - Pengenalan Dunia Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 1 - Pengenalan Dunia Mikroba.pdfWan Na
 

Ähnlich wie Mikroba Endofit (20)

Suria paloh_4442210007_Acara 5 (1).pdf
Suria paloh_4442210007_Acara 5 (1).pdfSuria paloh_4442210007_Acara 5 (1).pdf
Suria paloh_4442210007_Acara 5 (1).pdf
 
Makalah bakteri dan jamur.
Makalah bakteri dan jamur. Makalah bakteri dan jamur.
Makalah bakteri dan jamur.
 
Laporan Praktikum Biologi Sel Molekuler
Laporan Praktikum Biologi Sel MolekulerLaporan Praktikum Biologi Sel Molekuler
Laporan Praktikum Biologi Sel Molekuler
 
01 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 2014
01 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 201401 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 2014
01 biologi 10 a kur 2013 peminatan edisi 2014
 
Materi kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
Materi kelas x Modul Pembelajaran EkosistemMateri kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
Materi kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
 
Laporan lengkap Mikrobiologi dan Parasitologi
  Laporan lengkap Mikrobiologi dan Parasitologi  Laporan lengkap Mikrobiologi dan Parasitologi
Laporan lengkap Mikrobiologi dan Parasitologi
 
[2] Silabus Pembelajaran X.doc
[2] Silabus Pembelajaran X.doc[2] Silabus Pembelajaran X.doc
[2] Silabus Pembelajaran X.doc
 
IPA Modul 2 KB 3 Rev
IPA Modul 2 KB 3 RevIPA Modul 2 KB 3 Rev
IPA Modul 2 KB 3 Rev
 
Makalah kelompok 2(peranan mikroba pada bidang pertanian)
Makalah kelompok 2(peranan mikroba pada bidang pertanian)Makalah kelompok 2(peranan mikroba pada bidang pertanian)
Makalah kelompok 2(peranan mikroba pada bidang pertanian)
 
Ciri-ciri makhluk hidup
Ciri-ciri makhluk hidupCiri-ciri makhluk hidup
Ciri-ciri makhluk hidup
 
2. silabus
2. silabus2. silabus
2. silabus
 
Rpp biologi
Rpp biologiRpp biologi
Rpp biologi
 
2 biologi
2  biologi2  biologi
2 biologi
 
dececcPengolahan limbah bakteri
dececcPengolahan limbah bakteridececcPengolahan limbah bakteri
dececcPengolahan limbah bakteri
 
RPP BIOLOGI KELAS X / KD 3.5 DAN 4.5 (PROTISTA)
RPP BIOLOGI KELAS X /   KD 3.5 DAN 4.5   (PROTISTA)RPP BIOLOGI KELAS X /   KD 3.5 DAN 4.5   (PROTISTA)
RPP BIOLOGI KELAS X / KD 3.5 DAN 4.5 (PROTISTA)
 
LKDS-Lembar Kerja Diskusi Siswa-Protista-Biologi-Kelas X SMAN 2 Kota Bengkulu...
LKDS-Lembar Kerja Diskusi Siswa-Protista-Biologi-Kelas X SMAN 2 Kota Bengkulu...LKDS-Lembar Kerja Diskusi Siswa-Protista-Biologi-Kelas X SMAN 2 Kota Bengkulu...
LKDS-Lembar Kerja Diskusi Siswa-Protista-Biologi-Kelas X SMAN 2 Kota Bengkulu...
 
2. silabus
2. silabus2. silabus
2. silabus
 
BAHAN BACAAN BAB 1 - Pengenalan Dunia Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 1 - Pengenalan Dunia Mikroba.pdfBAHAN BACAAN BAB 1 - Pengenalan Dunia Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 1 - Pengenalan Dunia Mikroba.pdf
 
RPP SMA Biologi Kelas X
RPP SMA Biologi Kelas XRPP SMA Biologi Kelas X
RPP SMA Biologi Kelas X
 
BAKTERI
BAKTERIBAKTERI
BAKTERI
 

Kürzlich hochgeladen

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 

Kürzlich hochgeladen (20)

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 

Mikroba Endofit

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI MIKROBA TROPIS Oleh KURNIAWAN NIM. P2BA09003 PROGRAM STUDI MAGISTER BIOLOGI PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2010 1
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum biologi mikroba tropis program studi S 2 Biologi Universitas Jenderal Soedirman ini yang sempat tertunda sekian lama. Pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Biologi Mikroba Tropis yaitu Prof. Agus Irianto Ph.D. Tidak lupa pula ucapan terima kasih penulis tujukan kepada dua Asisten Praktikum Biologi Mikroba Tropis yaitu Mba Yohana dan Arief Mulyanto yang telah dengan penuh dedikasi mengarahkan kami dalam pelaksanaan praktikum ini. Penyusunan laporan praktikum ini telah diusahakan sesuai dengan aturan penulisan laporan yang telah ditetapkan baik tentang sistematika maupun isi laporan. Mengenai isi laporan telah diupayakan sesuai dengan tujuan acara praktikum dengan didasarkan pada berbagai sumber referensi yang relevan. Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini bisa memberikan sedikit manfaat bagi studi biologi sel molekuler. Amin. Purwokerto, Maret 2010 ttd Penulis 2
  • 3. LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI MIKROBA TROPIS PROGRAM STUDI S 2 BIOLOGI PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Oleh KURNIAWAN P2BA09003 Diajukan sebagai salah satu kelengkapan penilaian mata kuliah Biologi Mikroba Tropis Disetujui dan disahkan Pada tanggal ................................. Asisten Praktikum ................................ 3
  • 4. DAFTAR ISI Kata Pengantar ....................................................................................................... 2 Lembar Pengesahan ............................................................................................... 3 Daftar Isi ................................................................................................................ 4 I. Asosiasi Mikroba – Tumbuhan (Bakteri Endofit) ....................................... 5 II. Mikroba di Lingkungan Tanah dan Penggunaan Metode Identifikasi Cepat 11 4
  • 5. I. ASOSIASI MIKROBA – TUMBUHAN (BAKTERI ENDOFIT) 1. Landasan Teori Mikroba dapat kita jumpai pada seluruh lingkungan baik lingkungan normal maupun ekstrim. Setiap mikroba membutuhkan kondisi lingkungan tertentu terkait dengan karakter morfologi dan biokimia (metabolisme) yang dimilikinya. Oleh karena itu, lingkungan hidup suatu mikroba akan berbeda – beda dan ada kalanya hanya spesifik untuk mikroba tertentu. Dalam suatu lingkungan, tidak dapat dihindari bahwa mikroba akan selalu berinteraksi dengan organisme lain baik itu dari kelompoknya sendiri maupun dari kelompok lain. Kondisi lingkungan yang kompleks telah membentuk suatu pola interaksi diantara organisme yang ada di dalamnya. Mikroba memiliki berbagai peran penting dalam suatu ekosistem. Peran ini bisa diemban dalam kapasitasnya sebagai organisme tunggal (sel atau koloni) maupun dalam kaitannya sebagai organisme yang memiliki kebutuhan dan kemampuan untuk berinteraksi dengan organisme lain. Proses interaksi akan terjadi secara kompleks yang melibatkan berbagai faktor fisiologis, anatomis, perilaku dan lainnya. Semua itu terjadi dalam rangka untuk menciptakan keseimbangan ekosistem untuk menjamin keberlangsungan kehidupan. Interaksi diantara dua organisme secara umum disebut dengan simbiosis, yaitu suatu interaksi yang stabil antara dua organisme yang berbeda dimana terjadi asosiasi atau kontak fisik yang erat tanpa memperhatikan pengaruhnya pada masing – masing pihak. Namun istilah ini kemudian berkembang untuk menggambarkan bentuk asosiasi yang saling menguntungkan diantara dua organisme atau lebih (www.sith.itb.ac.id). Salah satu bentuk interaksi mikroba adalah endosimbiosis, yaitu bentuk asosiasi antara mikroba dengan organisme lain, dimana mikroba ini hidup dibagian dalam dari sel organisme lain tersebut. Endosimbiosis ini salah satunya dapat kita jumpai pada interaksi antara mikroba dengan tanaman. Oleh karena itu, pada praktikum ini dicoba dilakukan pengkajian mikroba endofit dari suatu bagian tanaman. 2. Tujuan Tujuan dari acara praktikum kali ini adalah untuk mengetahui interaksi mikroba tanaman, sifat dan distribusinya 5
  • 6. 3. Alat dan Bahan 3.1. Alat 1. Cutter 2. Mortar dan pastle 3. Sprayer alcohol 70 % 4. Beaker glass 100 ml 5. Jarum ose 6. Bunsen 7. Cawan petri 8. Kamera digital 9. Objek glas 10. Cover glass 11. Spidol marker 12. Pipet tetes 13. Botol semprot 14. Mikrometer 15. Incubator 16. Refrigerator 17. Mikroskop 3.2. Bahan 1. Buah apel dan per 2. Medium Nutrient agar (NA) 3. Medium Nutrient broth (NB) 4. Pewarna gram (kristal violet, kalium iodida, alkohol aseton, dan safranin) 5. Reagent katalase 4. Cara Kerja 1. Siapkan satu macam buah lokal yaitu buah apel dan per untuk kemudian dipotong dan diambil bagian dalamnya sebanyak 1 g. Disiapkan pula daun tebal (tanaman Sansievera sp) kemudian diambil 1 gram dan juga potongan akar tanaman sepanjang ± 3 cm 2. Disiapkan media NA cawan sebanyak 3 – 6 buah 3. Disiapkan pula mortar, sterilisasi permukaan dengan alkohol 70 % 4. Bahan dari tanaman dicuci/disterilisasi permukaan dengan mencelupkannya dalam alkohol, selanjutnya dikeringanginkan dan dikondisikan aseptis 5. Bahan ditumbuk dengan mortar 6
  • 7. 6. Dengan ose, ambil sedikit materi yang sudah dihancurkan dan goreskan dalam kwadran (4 bidang goresan) pada permukaan media NA supaya diperoleh koloni yang memisah 7. Dari masing – masing sampel dilihat berapa spesies yang ada (didasarkan pada ciri koloni, catat dengan baik) 8. Selanjutnya pilih salah satu koloni dari masing – masing sampel untuk dilakukan uji lanjutan seperti katalase, gram, pengamatan morfologi sel, ukuran sel, kisaran suhu, dan pH pertumbuhan. 5. Hasil dan Pembahasan Simbiosis merupakan interaksi antara dua organisme yang hidup berdampingan (www.id.wikipedia.org). Definisi simbiosis ini mengandung arti yang luas dan tidak hanya diartikan sebagai interaksi yang saling menguntungkan saja, tetapi juga bentuk – bentuk interaksi lainnya tanpa memperhatikan pengaruhnya (www.answer.com) Mikroba dapat melakukan asosiasi dengan organisme lain melalui tiga cara yaitu 1). Ektosimbiosis, merupakan bentuk asosiasi antara mikroba dengan organisme lain, dimana mikroba hidup dibagian luar dari organisme lain tersebut; 2). Endosimbiosis, merupakan bentuk asosiasi antara mikroba dengan organisme lain, dimana mikroba masuk dan hidup di bagian dalam dari organisme lain tersebut; 3). Endo/ektosimbiosis, merupakan bentuk asosiasi antara mikroba dengan organisme lain, dimana mikroba dapat hidup diluar atau masuk ke dalam organisme lain tersebut (www.mikrobiologi.edublogs.org) Pada acara praktikum kali ini telah dilakukan isolasi dan identifikasi mikroba dari tiga sampel berbeda yang keseluruhannya merupakan bagian dari tumbuhan yaitu buah, daun, dan akar. Hasil isolasi dan identifikasi secara lengkap disajikan pada tabel I.5.1. berikut ini. Tabel I.5.1. Identifikasi dan karakterisasi isolat mikroba yang berhasil diisolasi dari sampel buah apel, daun tebal dan akar tanaman Sampel No Pengujian Buah Apel Daun Tebal Akar Tanaman 1. Morfologi Koloni bulat, koloni tidak koloni bulat, Koloni permukaan putih beraturan, permukaan putih mengkilap, tepi koloni permukaan mengkilap, tepi rata dan halus, elevasi transparan dan rata dan halus, rata mengkilap, tepi elevasi cembung koloni berlekuk, elevasi rata 2. Bentuk sel Batang (Basil) Batang (Basil) Bulat (coccus) 3. Ukuran sel P : 6,5 µl P : 7,8 µl P : 5,2 µl L : 2,8 µl L : 3,1 µl L : 5,1 µl 4. Gram Positif (+) Negatif (-) Negatif (-) 5. Katalase Positif (+) Positif (+) Positif (+) 7
  • 8. 6. Pengaruh Suhu a). 4 oC Negatif (-) Positif (+) Negatif (-) b) 37 oC Positif (+) Positif (+) Positif (+) c). 50 oC Positif (+) Negatif (-) Positif (+) 7. Pengaruh pH a). pH 4 Negatif (-) Negatif (-) Negatif (-) b). pH 7 Positif (+) Positif (+) Positif (+) c). pH 9 Positif (+) Positif (+) Positif (+) Berdasarkan data dari tabel di atas, kita dapat mengetahui bahwa di dalam buah apel, daun, dan akar tanaman dapat kita jumpai mikroba. Hal ini menunjukkan bahwa mikroba mampu hidup dengan cara berasosiasi dengan tumbuhan. Bentuk asosiasi seperti ini kemudian dikenal dengan istilah endosimbiosis, dan mikroba yang hidup berendosimbiosis disebut dengan mikroba endofit. Tanaka et all, (1999) dalam Simarmata et all (2007) mendefinisikan mikroba endofit sebagai organisme hidup yang berukuran mikroskopis (bakteri dan jamur) yang hidup di dalam jaringan tanaman (xylem, floem), daun, akar, batang, dan buah. Hasil pengamatan terhadap morfologi koloni menunjukkan bahwa mikroba – mikroba yang diisolasi dari tiga sampel berbeda tersebut memiliki beberapa perbedaan dalam hal bentuk koloni, ciri permukaan koloni, tepi koloni dan elevasi koloni. Namun demikian, secara umum mikroba – mikroba hasil isolasi tersebut kemungkinan termasuk dalam kelompok bakteri. Hal ini bisa dilihat dari ciri koloni yang tumbuh pada medium NA cawan yaitu sifat semitransparan dan tidak berwarna. Menurut Soeroso (1983), bakteri merupakan jasad renik uniseluler yang bersifat semi transparan dan tidak berwarna. A B C Gambar I.5.1. Pertumbuhan koloni mikroba hasil isolasi dari bagian tanaman tertentu pada medium NA. Gambar A: hasil isolasi dari buah apel; Gambar B: hasil isolasi dari daun tebal; Gambar C: hasil isolasi dari akar tanaman Hasil pengecatan gram menunjukkan bahwa bakteri hasil isolasi dari sampel buah apel bersifat gram positif dengan ciri sel berwarna ungu, sedangkan bakteri hasil isolasi dari 8
  • 9. sampel daun dan akar tumbuhan berwarna merah sehingga bersifat gram negatif. Perbedaan warna ini disebabkan oleh adanya respon penyerapan zat warna yang berbeda dari dinding sel bakteri. Dinding sel bakteri gram positif dan negatif memiliki komposisi yang berbeda. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang sebagian besar ( >50 %) tersusun atas peptidoglikan yang akan mempertahan zat warna kristal ungu ketika pewarnaan gram berlangsung, sedangkan bakteri gram negatif memiliki dinding sel yang sebagian besar berupa lipid yang akan tercuci oleh alkohol aseton ketika pewarnaan gram berlangsung sehingga kompleks warna ungu pada dinding sel akan hilang dan diganti oleh pewarna tandingan yaitu safranin yang berwarna merah. (blogbakteri.ftik-uinjkt.ac.id; www.wikipedia.id.org,) Hasil pengukuran sel bakteri yang diperoleh dari ketiga sampel menunjukkan bahwa bakteri yang diperoleh dari sampel buah apel dan daun tebal berbentuk batang (basil), sedangkan bakteri yang diperoleh dari akar tanaman berbentuk bulat (coccus). Hasil uji katalase menunjukkan bahwa ketiga isolat bakteri dari ketiga sampel yang diuji semuanya bersifat katalase positif. Hal ini terbukti dengan terbentuknya gelembung gas ketika isolat – isolat tersebut ditetesi dengan reagent katalase (H2O2). Menurut Hardiningsih et all, (2006), hasil reaksi katalase akan dianggap negatif apabila sel bakteri yang telah ditetesi dengan H2O2 tidak menunjukkan adanya busa atau buih setelah 1 menit. Menurut rgmaisyah.files.wordpress.com, Uji katalase merupakan salah satu uji biokimiawi yang dijadikan dasar dalam identifikasi bakteri berdasarkan kemampuannya untuk memecah hydrogen peroksida (H2O2) menjadi H2O dan O2 yang akan terlihat sebagai gelembung atau buih. A B C Gambar I.5.2. Hasil uji katalase pada ketiga isolate bakteri yang diperoleh dari sampel buah apel (A), daun tebal (B), dan akar tanaman (C). Isolat bakteri yang telah dimurnikan dari masing – masing sampel ditumbuhkan pada medium NA miring dan NB yang kemudian diinkubasi pada kondisi suhu berbeda. 9
  • 10. Berdasarkan data tabel di atas, dapat kita ketahui bahwa isolat bakteri hasil isolasi dari daun tebal memiliki kisaran suhu pertumbuhan dari suhu rendah sampai suhu sedang, sedangkan isolat bakteri yang diperoleh dari sampel buah apel dan akar tumbuhan memiliki kisaran suhu pertumbuhan yang lebih tinggi yaitu dari suhu sedang sampai suhu tinggi. Pada praktikum kali ini, suhu yang digunakan adalah 4 oC, 37 oC, dan 50 oC. berdasarkan kriteria yang disampaikan oleh Sumarsih07.files.wordpress.com, maka suhu 4 o C termasuk dalam suhu rendah (dingin), suhu 37 oC termasuk suhu sedang (normal), dan suhu 50 oC termasuk suhu tinggi (panas). Berdasarkan kriteria – criteria tersebut, maka isolat bakteri yang diperoleh dari sampel daun tebal termasuk dalam bakteri psikrofilik, yaitu bakteri yang suhu pertumbuhannya berkisar antara 0 – 30 oC, sedangkan isolat bakteri yang diperoleh dari sampel buah apel dan akar termasuk dalam bakteri mesofilik, yaitu bakteri yang mempunyai suhu pertumbuhan minimum 15 oC, suhu optimum 25 – 37 oC, dan suhu maksimum 45 – 55 oC. Selain ditumbuhkan pada kondisi suhu pertumbuhan berbeda, isolat – isolat bakteri hasil isolasi juga ditumbuhkan pada lingkungan dengan kondisi pH berbeda. Pada praktikum ini dicoba hasil isolasi ditumbuhkan pada medium pertumbuhan dengan pH 4, 7, dan 9. Dari perlakuan ini diperoleh data bahwa semua isolat bakteri tidak mampu tumbuh pada pH asam (pH 4), tetapi mampu tumbuh pada pH 7 dan 9. Menurut blogs.unpad.ac.id, pH merupakan salah satu faktor pertumbuhan intrinsik dari mikroba. Umumnya bakteri hidup pada kisaran pH netral yaitu pH 6 – 8. Namun ada beberapa bakteri yang hidup pada pH rendah yaitu antara 3 – 6 yang sering disebut dengan bakteri asidofilik, sedangkan bakteri yang mampu tumbuh pada pH tinggi (basa) disebut dengan bakteri basofilik. Berdasarkan uraian ini, maka isolate – isolate mikroba yang diperoleh dari ketiga sampel tersebut termasuk dalam kelompok bakteri yang menyukai pH netral (Neutrafilik) sampai pH basa (Basofilik). 6. Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum dan pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa mikroba memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan tumbuhan tingkat tinggi sebagai mikroba endofit. 10
  • 11. DAFTAR REFERENSI Hardiningsih, R., R.N.R. Napitupulu, dan T. Yulinery. 2006. Isolasi dan Uji Resistensi Beberapa Isolat Lactobacillus pada pH Rendah. Biodiversitas, Volume 7 Nomor 1. http://blogbakteri.fitk-uinjkt.ac.id/yuke_mardiati/files/2008/…/bakterippyuke.ppt. http://blogs.unpad.ac.id/roostitabalia/wp-content/uploads/mikropangan02.pdf http://id.wikipedia.org/wiki/Pewarnaan_Gram http://id.wikipedia.org/wiki/Simbiosis http://mikrobiologi.edublogs.org/files/2009/03/07-interaksi-mikroba.pdf http://rgmaisyah.files.wordpress.com/2009/05/aktivitas-biokimia-mikroorganisme.pdf http://sumiarsih07.files.wordpress.com/2008/11/ii-lingkungan-pertumbuhan-mikroba.pdf http://www.answers.com/topic/symbiosis http://www.sith.itb.ac.id/mgbm/KULIAH-4%20INTERAKSI%MIKROBA-TUMBUHAN.pdf Soeroso, 1983. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi untuk Mahasiswa Akademi Kesehatan Lingkungan dan yang Sederajat. Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto 11
  • 12. II. MIKROBA DI LINGKUNGAN TANAH DAN PENGGUNAAN METODE IDENTIFIKASI CEPAT 1. Landasan Teori Setiap manusia memiliki berbagai kepentingan terhadap tanah. Tanah merupakan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai macam aktivitas dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya yang salah satunya adalah untuk pertanian. Dalam bidang pertanian, tanah merupakan sumber utama bagi tumbuhan untuk mendapatkan unsur hara yang penting bagi pertumbuhannya, tempat tumbuh, berlindung, dan menancapnya akar tumbuhan serta sebagai tempat penyimpanan air alami. Oleh karena itu, tanah merupakan hal yang sangat penting bagi tumbuhan. Perkembangan system pertanian yang digunakan oleh manusia secara perlahan telah mengubah pemanfaatan tanah secara massive sehingga memberikan dampak yang merugikan bagi lingkungan. Sistem pertanian sekarang ini telah dijalankan secara intensif melalui pemanfaatan pupuk kimiawi yang berlebihan secara kontinu tanpa mempertimbangkan keseimbangan ekosistem tanah. Secara alami, tanah terdiri atas populasi yang berlimpah meliputi tumbuhan dan hewan mikroskopis yang berperan dalam menjaga keseimbangan lingkungan yang berlangsung dinamis (Muntean, http://soilandplantlaboratory.com). Telah diketahui bahwa tanah mengandung jutaan mikroba dari kelompok fungi, yeast, dan bakteri. Komposisi mikroba tanah sangat beragam, dimana setiap mikroba tanah akan berkompetisi antara satu dengan lainnya untuk memperoleh sumber makanan dan ruang. Adanya perubahan kondisi lingkungan seperti suplai makanan, suhu, kelembaban, suplai oksigen, dan kondisi lainnya dapat menyebabkan perubahan komposisi mikroba pada tanah tersebut. Tidak dapat kita pungkiri, bahwa mikroba tanah memiliki peran yang sangat penting bagi tumbuhan tingkat tinggi karena melalui asosiasi langsung dengan akar tanaman, mikroba dapat memecah bahan organik yang ada di tanah untuk menghasilkan berbagai bahan mineral penting bagi tumbuhan dalam jumlah tinggi. Namun demikian, adakalanya, mikroba tanah menjadi sumber penyakit bagi tumbuhan apabila kondisi lingkungan tidak menguntungkan. Dari uraian tersebut di atas, maka dapat kita ketahui bahwa mikroba tanah memiliki diversitas yang sangat beragam tergantung pada kondisi lingkungan tempat hidupnya. Oleh karena itu, pada praktikum kali ini akan dicoba peraktikum mengenai 12
  • 13. pengaruh tumbuhan terhadap pertumbuhan mikroba rhizosfer dan isolasi karakterisasi bakteri. 2. Tujuan Tujuan dari acara praktikum kali ini adalah untuk mengetahui pengaruh tumbuhan terhadap pertumbuhan mikroba rhizosfer dan isolasi karakterisasi bakteri 3. Alat dan Bahan 3.1. Alat 1. Cawan petri 2. Tabung reaksi 3. Incubator 4. Timbangan analitik 5. Cangkul kecil 6. Mikropipet dan tip 7. Jarum ose 8. Spidol marker 3.2. Bahan 1. Sampel tanah dari daerah yang dekat dan yang jauh dari perakaran tanaman 2. Medium Nutrient agar (NA) 3. Medium Potato Dektrose Agar (PDA) 4. Medium Triptone Soya Broth (TSB) 5. Aquades steril 6. Medium Gelatin 7. Satu strip kit API 20NE 8. Parafin cair 4. Cara Kerja 1. Disiapkan medium NA dan PDA 2. Ambil 1 gram tanah dekat / yang menempel pada perakaran 15 cm dari permukaan tanah (dicari tanaman soliter yang mudah dijangkau bagian – bagiannya, misalkan tanaman kedelai atau rumpun padi) 3. Ambil pula 1 gram tanah dari tempat dan kedalaman yang sama tetapi berjarak 20 cm dari tanaman atau lebih dimana akar tanaman tidak menjangkau bagian tersebut. 4. Untuk bakteri lakukan pengenceran hingga 10-7, tiga pengenceran terakhir diplating 13
  • 14. 5. Untuk jamur plating diambil dari pengenceran 10-3 – 10-5 6. Inkubasi 1 – 2 hari dan amati ciri – ciri koloni 7. Diambil satu, yang menunjukkan ciri tipis, krem atau transparan, ukuran koloni sedang (3 mm), gram negatif. 8. Jika tidak ada, ambil saja 1 yang gram negatif, dilihat kemampuan motilitasnya selanjutnya disubkultur dan disimpan kembali hingga 1 – 2 hari. 9. Selanjutnya kultur yang terpilih dibuat suspensi dengan konsentrasi sekitar 10-8 sel per ml sebanyak 35 – 50 ml 10. Siapkan 1 strip API 20NE untuk identifikasi cepat, isikan pada masing – masing kupula (kantongan kecil) suspensi bakteri sesuai petunjuk API, inkubasikan 1 X 24 jam. Baca hasilnya (ingat, ada yang harus anaerob dengan mengisikan parafin cair pada mulut kupula) 5. Hasil dan Pembahasan Pada praktikum kali ini digunakan metode pengenceran dari dua sampel tanah yang berbeda dengan tujuan untuk menghindari pertumbuhan mikroba yang menumpuk pada medium agar cawan. Total populasi mikroba tanah kemudian dihitung dengan menggunakan metode plate count atau hitungan cawan sesuai dengan metode yang digunakan oleh Purwaningsih et all, 2004 dan Purwaningsih, 2005. Metode ini dilakukan dengan cara sampel tanah diencerkan dengan jumlah seri tertentu kemudian diinokulasikan ke medium agar cawan (Herdiyantoro, 2009). Pengenceran terhadap dua sampel tanah yang berbeda tersebut dilakukan sampai tingkat 10-7, dimana pengenceran 10-3 sampai 10-5 diplating pada medium cawan PDA, sedangkan pengenceran 10-5 sampai 10-7 diplating pada medium cawan NA. Hasil plating pada kedua medium tersebut menunjukkan bahwa kedua sampel tanah tersebut memiliki kandungan mikroba yang berbeda baik dilihat dari jenis maupun jumlah mikrobanya. Herdiyantoro, (2009) menyatakan bahwa jumlah seri pengenceran untuk fungi adalah 10-4 - 10-5, sedangkan jumlah seri pengenceran untuk bakteri adalah 10-5 - 10-7. Hasil penghitungan jumlah koloni mikroba yang tumbuh pada media cawan NA dan PDA menunjukkan bahwa sampel tanah yang dekat perakaran memiliki jumlah mikroba lebih tinggi daripada jumlah mikroba yang ditemui pada sampel tanah yang jauh dari perakaran. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Purwaningsih et all, (2004) yang menemukan populasi bakteri pada daerah perakaran tanaman lebih tinggi daripada populasi bakteri pada daerah yang tanpa perakaran. Alexander (1977) dalam Purwaningsih (2005) 14
  • 15. menyatakan bahwa jumlah bakteri di daerah perakaran tanaman jumlahnya berlimpah hingga 109 sel/gram tanah. Jumlah mikroba yang tinggi pada tanah dekat perakaran mungkin berkaitan dengan hasil aktivitas metabolisme dari akar tanaman. Metabolisme akar tanaman akan menghasilkan senyawa metabolit yang disebut dengan eksudat ke dalam tanah. Menurut Waksman (1952) dalam Purwaningsih et all, (2004), mengemukakan bahwa eksudat merupakan produk metabolit tanaman yang terdiri atas senyawa gula, asam amino, asam organik, glikosida, senyawa nukleotida dan basanya, enzim, vitamin, dan senyawa indol. Eksudat inilah yang digunakan oleh mikroba tanah sebagai sumber nutrisi sehingga mampu bertahan hidup dan bereproduksi memperbanyak diri. Analisis yang mendalam mengenai tipe – tipe koloni yang diperoleh dari dua sampel tanah yang berbeda tersebut menunjukkan bahwa jenis mikroba yang diperoleh dari tanah dekat perakaran memiliki keragaman yang lebih tinggi daripada jenis mikroba yang ditemukan pada sampel tanah yang jauh dari perakaran. Pada praktikum ini, diperoleh tiga jenis mikroba dari sampel tanah yang dekat perakaran yaitu fungi, bakteri, dan yeast; sedangkan dari sampel tanah yang jauh dari perakaran hanya diperoleh satu jenis mikroba yaitu bakteri. Adanya perbedaan keragaman jenis mikroba pada tanah mungkin berkaitan dengan kondisi lingkungan dan juga kandungan bahan organik dari masing – masing sampel tanah tersebut. Populasi mikroba di dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan seperti kesuburan tanah, pH, ketersediaan sumber energi dan unsur hara, dan kondisi fisika, kimia, dan biologi (Hoffman, 1914 dalam Waksman, 1952 dalam Purwaningsih et all, 2004). Tanah yang ditumbuhi oleh aneka tumbuhan tentunya memiliki kandungan bahan organik yang memadai yang sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup bakteri (Purwaningsih, 2005). Pendapat lain menyebutkan bahwa perbedaan populasi antar marga dan jenis mikroba mungkin disebabkan oleh perbedaan aktivitas metabolisme akar tanaman sehingga menghasilkan eksudat yang berbeda pula. Adanya perbedaan komposisi eksudat inilah yang kemudian mempengaruhi populasi dari marga atau jenis mikroba yang hidup di tanah (Purwaningsih et all, 2004). Untuk mengetahui spesies atau genus dari berbagai isolat mikroba yang telah diperoleh tersebut, maka pada praktikum kali ini dilakukan identifikasi dengan menggunakan kit API 20NE (bioMerieux®sa). API 20NE merupakan suatu system yang telah distandarisasi untuk mengidentifikasi bakteri batang gram negatif non-enteric dan non- fastidious seperti Pseudomonas, Acinetobacter, Flavobacterium, Moraxella, Vibrio, 15
  • 16. Aeromonas, dan sebagainya yang merupakan hasil kombinasi dari delapan uji konvensional, 12 uji asimilasi, dan satu database (http://netropica.org/bacteriologia/Api20NE(1).pdf) Untuk memperoleh data yang akurat, maka pada acara praktikum ini, terlebih dahulu dilakukan skrining terhadap isolat – isolat bakteri yang telah diperoleh tadi dengan cara mencari koloni mikroba dengan ciri – ciri koloni tipis, permukaannya berwarna krem atau transparan, ukuran sedang, dan merupakan bakteri gram negatif. Dari proses skrining ini, ternyata tidak ditemukan koloni bakteri dengan ciri – ciri seperti tersebut di atas. Untuk mengatasi permasalah tersebut di atas, maka isolat – isolat yang telah diperoleh tadi diuji dengan pewarnaan gram. Hasil pewarnaan gram menunjukkan bahwa isolat – isolat bakteri yang diperoleh dari sampel tanah yang jauh dari perakaran semuanya bersifat gram positif. Oleh karena itu, pewarnaan gram selanjutnya dilakukan terhadap isolat – isolat bakteri yang diperoleh dari sampel tanah yang dekat perakaran. Hasil pewarnaan gram menunjukkan bahwa isolat – isolat bakteri dari tanah yang dekat perakaran ada yang bersifat gram positif dan ada pula yang gram negatif. Isolat bakteri gram negatif yang telah diperoleh kemudian ditumbuhkan pada medium NA miring dan medium gelatin semipadat. Medium NA miring digunakan untuk memperbanyak jumlah bakteri yang nantinya akan digunakan dalam uji dengan kit API 20NE, sedangkan medium gelatin semipadat digunakan untuk mengetahui motilitas dari bakteri tersebut. Dari uji motilitas diperoleh data, bahwa bakteri ini bersifat motil atau mampu bergerak yang ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan yang menyebar di sekitar daerah tusukan pada media gelatin semipadat. Bakteri yang tumbuh pada medium agar miring NA selanjutnya digunakan untuk membuat suspensi bakteri pada medium TSB (triptone soya broth) yang kemudian diujikan pada kit API 20NE. Hasil pengujian dengan menggunakan kit API 20NE secara lengkap dapat dilihat pada tabel II.5.1. berikut ini. Tabel II.5.1. Hasil uji isolat bakteri gram negatif dengan kit API 20NE Interpretasi No Jenis Uji Reaksi Hasil Hasil Reduksi nitrat menjadi nitrit + 1. NO3 Reduksi nitrat menjadi nitrogen - 1 2. TRP Produksi indol (triptofan) - 3. GLU Fermentasi glukosa - 4. ADH Dihidrolase arginin + 5. URE Urease + 7 6. ESC Hidrolisis β-glukosidase (ESCulin + 7. GEL Hidrolisis protein (gelatin) - 2 8. PNPG β-galaktosidase + 16
  • 17. 9. [GLU] Asimilasi glukosa - 10. [ARA] Asimilasi arabinosa + 11. [MNE] Asimilasi manosa - 5 12. [MAN] Asimilasi manitol + 13. [NAG] Asimilasi N-asetil glucosamine + 14. [MAL] Asimilasi maltose + 7 15. [GNT] Asimilasi potassium glukonat + 16. [CAP] Asimilasi asam capric - 17. [ADI] Asimilasi asam adipic - 4 18. [MLT] Asimilasi asam malat + 19. [CIT] Asimilasi trisodium citrate - 20. [PAC] Asimilasi asam fenilasetat - 0 21. OX Sitokrom oksidase Tidak diujikan Dari data tabel II.5.1 di atas, maka kita dapat mengetahui bahwa isolat bakteri gram negatif hasil isolasi dari sampel tanah yang dekat perakaran memiliki kemampuan yang beragam dalam hal asimilasi, fermentasi, hidrolisis, produksi, dan konversi suatu senyawa tertentu. Informasi yang dimuat dalam http://netropica.org/bacteriologia/Api20NE(1).pdf, menyatakan bahwa interpretasi hasil identifikasi dengan API 20NE akan menghasilkan angka profil yang terdiri dari tujuh digit yang kemudian harus dicocokkan dengan analytical profile index atau identification software untuk mengetahui jenis atau genus dari isolat bakteri ini. Hasil interpretasi diperoleh serangkaian angka profil yaitu 1 725 740. Proses identifikasi ini ternyata tidak bisa dilanjutkan karena kita tidak memiliki analytical profile index atau identification software. 6. Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum dan pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pertumbuhan mikroba tanah dipengaruhi oleh tumbuhan dan karakter isolat mikroba yang diperoleh dari sampel tanah yang dekat dengan perakaran menunjukkan keragaman yang tinggi dalam hal jenis dan jumlah. 17
  • 18. DAFTAR REFERENSI Herdiyantoro, 2009. Metode Mempelajari Pertumbuhan Mikroorganisme. http://herdiyantoro.files.wordpress.com/2009/10/mikrum-metode-mempelajari- pertumbuhan-mikroba-diyan-herdiyantoro.pdf. diakses tanggal 21 Februari 2010 http://netropica.org/bacteriologia/Api20NE(1).pdf. diakses tanggal 21 Februari 2010 Muntean, D.W. Beneficial Soil Microorganisms. http://soilandplantlaboratory.com. diakses tanggal 21 Februari 2010 Purwaningsih, S., Riani H., Wardah, dan A. Sujadi. 2004. Populasi Bakteri dari Tanah di Desa Tudu-Aog, Kecamatan Passi, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Biodiversitas Volume 5 Nomor 1. Purwaningsih, S. 2005. Isolasi, Enumerasi, dan Karakterisasi Bakteri Rhizobium dari Tanah Kebun Biologi Wamena, Papua. Biodiversitas Volume 6 Nomor 2. 18