Gen adalah bahan genetik yang menentukan sifat tertentu pada suatu individu dan dapat diwariskan. Gen terdiri dari DNA yang mengandung informasi genetik dan terletak di inti sel. DNA terbentuk dari nukleotida yang terdiri atas gula, fosfat, dan basa nitrogen yang tersusun dalam struktur heliks ganda dan berfungsi untuk mereplikasi, transkripsi, dan ekspresi gen.
1. Gen
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Gen adalah bahan genetik yang terkait dengan sifat tertentu.
Sebagai bahan genetik tentu saja gen diwariskan dari satu individu ke individu
lainnya. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang dinamakan alel. Ekspresi dari
alel dapat serupa, tetapi orang lebih sering menggunakan istilah alel untuk ekspresi
gen yang secara fenotipik berbeda.
[sunting] Sejarah
Gregor Mendel telah berspekulasi tentang adanya suatu bahan yang terkait dengan
suatu sifat atau karakter di dalam tubuh suatu individu yang dapat diwariskan dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Ia menyebutnya 'faktor'. Oleh Hugo de Vries,
konsep yang serupa ia namakan pangen (baca: "pan-gen") pada buku karangannya
Intracellular Pangenesis (terbit 1889). Belum membaca tulisan Mendel, de Vries
mendefinisikan pangen sebagai "partikel terkecil yang mewakili satu penciri
terwariskan". Wilhelm Johannsen lalu menyingkatnya sebagai gen dua puluh tahun
kemudian. Pada 1910, Thomas Hunt Morgan menunjukkan bahwa gen terletak di
kromosom. Selanjutnya, terjadi 'perlombaan' seru untuk menemukan substansi yang
merupakan gen. Banyak penghargaan Nobel yang kemudian jatuh pada peneliti yang
terlibat dalam subjek ini.
Pada saat itu DNA sudah ditemukan dan diketahui hanya berada pada kromosom
(1869), tetapi orang belum menyadari bahwa DNA terkait dengan gen. Melalui
penelitian Oswald Avery terhadap bakteri Pneumococcus (1943), serta Alfred
2. Hershey dan Martha Chase (publikasi 1953) dengan virus bakteriofag T2, barulah
orang mengetahui bahwa DNA adalah bahan genetik.
Pada tahun 1940an, George Beadle dan Edward Tatum mengadakan percobaan
dengan Neurospora crassa. Dari percobaan tersebut, Beadle dan Tatum dapat menarik
hipotesis bahwa gen mengkode enzim, dan mereka menyimpulkan bahwa satu gen
menyintesis satu enzim (one gene-one enzyme theory). Beberapa puluh tahun
kemudian, ditemukan bahwa gen mengkode protein yang tidak hanya berfungsi
sebagai enzim saja, dan beberapa protein tersusun dari dua atau lebih polipeptida.
Dengan adanya penemuan-penemuan tersebut, pendapat Beadle dan Tatum, one
gene-one enzyme theory, telah dimodifikasi menjadi teori satu gen-satu polipeptida
(one gene-one polypetide theory).
[sunting] Ekspresi Gen
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ekspresi genetik
Proses penyeleksian mRNA.
Ekspresi gen adalah proses dimana kode-kode informasi yang ada pada gen diubah
menjadi protein-protein yang beroperasi di dalam sel. Ekspresi gen terdiri dari dua
tahap:
1. Transkripsi, proses pembuatan RNA copy.
2. Translasi, proses sintesis polipeptida yang spesifik di dalam ribosom.
Proses transkripsi DNA menjadi mRNA dan translasi mRNA menjadi sebuah
polipeptida disebut dogma sentral (central dogma). Dogma sentral berlaku pada
prokariot dan eukariot. Namun, pada eukariot ada tahap tambahan yang terjadi di
antara transkripsi dan translasi yang disebut tahap pre-mRNA. Tahap pre-mRNA
adalah untuk menyeleksi mRNA yang akan dikirim keluar nukleus untuk
ditranslasikan di ribosom. Exon merupakan mRNA yang akan dikirim keluar nukleus
untuk ditranslasikan, sedangkan intron merupakan mRNA yang akan tetap berada di
dalam nukleus karena kemungkinan mRNA tersebut akan membentuk protein yang
tidak berguna jika ditranslasikan. Intron kemudian akan terurai kembali untuk
membentuk rantai mRNA baru.
3. Ketahui pula bahwa beberapa kesalahan yang disebut mutasi dapat terjadi pada proses
ekspresi gen ini.
Karakteristik kimia
Struktur untai komplementer DNA menunjukkan pasangan basa (adenin dengan timin
dan guanin dengan sitosin) yang membentuk DNA beruntai ganda.
DNA merupakan polimer yang terdiri dari tiga komponen utama,
• gugus fosfat
• gula deoksiribosa
• basa nitrogen, yang terdiri dari:[1]
o Adenina (A)
o Guanina (G)
o Sitosina (C)
o Timina (T)
Sebuah unit monomer DNA yang terdiri dari ketiga komponen tersebut dinamakan
nukleotida, sehingga DNA tergolong sebagai polinukleotida.
Rantai DNA memiliki lebar 22-24 Å, sementara panjang satu unit nukleotida 3,3 Å[2].
Walaupun unit monomer ini sangatlah kecil, DNA dapat memiliki jutaan nukleotida
yang terangkai seperti rantai. Misalnya, kromosom terbesar pada manusia terdiri atas
220 juta nukleotida[3].
Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang berselang-seling.
Gula pada DNA adalah gula pentosa (berkarbon lima), yaitu 2-deoksiribosa. Dua
gugus gula terhubung dengan fosfat melalui ikatan fosfodiester antara atom karbon
ketiga pada cincin satu gula dan atom karbon kelima pada gula lainnya. Salah satu
perbedaan utama DNA dan RNA adalah gula penyusunnya; gula RNA adalah ribosa.
4. DNA terdiri atas dua untai yang berpilin membentuk struktur heliks ganda. Pada
struktur heliks ganda, orientasi rantai nukleotida pada satu untai berlawanan dengan
orientasi nukleotida untai lainnya. Hal ini disebut sebagai antiparalel. Masing-masing
untai terdiri dari rangka utama, sebagai struktur utama, dan basa nitrogen, yang
berinteraksi dengan untai DNA satunya pada heliks. Kedua untai pada heliks ganda
DNA disatukan oleh ikatan hidrogen antara basa-basa yang terdapat pada kedua untai
tersebut. Empat basa yang ditemukan pada DNA adalah adenin (dilambangkan A),
sitosin (C, dari cytosine), guanin (G), dan timin (T). Adenin berikatan hidrogen
dengan timin, sedangkan guanin berikatan dengan sitosin.
[sunting] Fungsi biologis
[sunting] Replikasi
Pada replikasi DNA, rantai DNA baru dibentuk berdasarkan urutan nukleotida pada
DNA yang digandakan.
Replikasi merupakan proses pelipatgandaan DNA. Proses replikasi ini diperlukan
ketika sel akan membelah diri. Pada setiap sel, kecuali sel gamet, pembelahan diri
harus disertai dengan replikasi DNA supaya semua sel turunan memiliki informasi
genetik yang sama. Pada dasarnya, proses replikasi memanfaatkan fakta bahwa DNA
terdiri dari dua rantai dan rantai yang satu merupakan "konjugat" dari rantai
pasangannya. Dengan kata lain, dengan mengetahui susunan satu rantai, maka
susunan rantai pasangan dapat dengan mudah dibentuk. Ada beberapa teori yang
mencoba menjelaskan bagaimana proses replikasi DNA ini terjadi. Salah satu teori
yang paling populer menyatakan bahwa pada masing-masing DNA baru yang
diperoleh pada akhir proses replikasi; satu rantai tunggal merupakan rantai DNA dari
rantai DNA sebelumnya, sedangkan rantai pasangannya merupakan rantai yang baru
disintesis. Rantai tunggal yang diperoleh dari DNA sebelumnya tersebut bertindak
sebagai "cetakan" untuk membuat rantai pasangannya.
5. Proses replikasi memerlukan protein atau enzim pembantu; salah satu yang terpenting
dikenal dengan nama DNA polimerase, yang merupakan enzim pembantu
pembentukan rantai DNA baru yang merupakan suatu polimer. Proses replikasi
diawali dengan pembukaan untaian ganda DNA pada titik-titik tertentu di sepanjang
rantai DNA. Proses pembukaan rantai DNA ini dibantu oleh enzim helikase yang
dapat mengenali titik-titik tersebut, dan enzim girase yang mampu membuka pilinan
rantai DNA. Setelah cukup ruang terbentuk akibat pembukaan untaian ganda ini,
DNA polimerase masuk dan mengikat diri pada kedua rantai DNA yang sudah
terbuka secara lokal tersebut. Proses pembukaan rantai ganda tersebut berlangsung
disertai dengan pergeseran DNA polimerase mengikuti arah membukanya rantai
ganda. Monomer DNA ditambahkan di kedua sisi rantai yang membuka setiap kali
DNA polimerase bergeser. Hal ini berlanjut sampai seluruh rantai telah benar-benar
terpisah.
Proses replikasi DNA ini merupakan proses yang rumit namun teliti. Proses sintesis
rantai DNA baru memiliki suatu mekanisme yang mencegah terjadinya kesalahan
pemasukan monomer yang dapat berakibat fatal. Karena mekanisme inilah
kemungkinan terjadinya kesalahan sintesis amatlah kecil.
[sunting] Penggunaan DNA dalam teknologi
[sunting] DNA dalam forensik
Ilmuwan forensik dapat menggunakan DNA yang terletak dalam darah, semen, kulit,
liur atau rambut yang tersisa di tempat kejadian kejahatan untuk mengidentifikasi
kemungkinan tersangka, sebuah proses yang disebut fingerprinting genetika atau
pemrofilan DNA (DNA profiling). Dalam pemrofilan DNA panjang relatif dari bagian
DNA yang berulang seperti short tandem repeats dan minisatelit, dibandingkan.
Pemrofilan DNA dikembangkan pada 1984 oleh genetikawan Inggris Alec Jeffreys
dari Universitas Leicester, dan pertama kali digunakan untuk mendakwa Colin
Pitchfork pada 1988 dalam kasus pembunuhan Enderby di Leicestershire, Inggris.
Banyak yurisdiksi membutuhkan terdakwa dari kejahatan tertentu untuk menyediakan
sebuah contoh DNA untuk dimasukkan ke dalam database komputer. Hal ini telah
membantu investigator menyelesaikan kasus lama di mana pelanggar tidak diketahui
dan hanya contoh DNA yang diperoleh dari tempat kejadian (terutama dalam kasus
perkosaan antar orang tak dikenal). Metode ini adalah salah satu teknik paling
terpercaya untuk mengidentifikasi seorang pelaku kejahatan, tetapi tidak selalu
sempurna, misalnya bila tidak ada DNA yang dapat diperoleh, atau bila tempat
kejadian terkontaminasi oleh DNA dari banyak orang.
[sunting] DNA dalam komputasi
DNA memainkan peran penting dalam ilmu komputer, baik sebagai masalah riset dan
sebagai sebuah cara komputasi.
Riset dalam algoritma pencarian string, yang menemukan kejadian dari urutan huruf
di dalam urutan huruf yang lebih besar, dimotivasi sebagian oleh riset DNA, dimana
algoritma ini digunakan untuk mencari urutan tertentu dari nukleotida dalam sebuah
urutan yang besar. Dalam aplikasi lainnya seperti editor text, bahkan algoritma
6. sederhana untuk masalah ini biasanya mencukupi, tetapi urutan DNA menyebabkan
algoritma-algoritma ini untuk menunjukkan sifat kasus-mendekati-terburuk
dikarenakan jumlah kecil dari karakter yang berbeda.
Teori database juga telah dipengaruhi oleh riset DNA, yang memiliki masalah khusus
untuk menaruh dan memanipulasi urutan DNA. Database yang dikhususkan untuk
riset DNA disebut database genomik, dam harus menangani sejumlah tantangan
teknis yang unik yang dihubungkan dengan operasi pembandingan kira-kira,
pembandingan urutan, mencari pola yang berulang, dan pencarian homologi.
[sunting] Sejarah
DNA pertama kali berhasil dimurnikan pada tahun 1868 oleh ilmuwan Swiss
Friedrich Miescher di Tubingen, Jerman, yang menamainya nuclein berdasarkan
lokasinya di dalam inti sel. Namun demikian, penelitian terhadap peranan DNA di
dalam sel baru dimulai pada awal abad 20, bersamaan dengan ditemukannya postulat
genetika Mendel. DNA dan protein dianggap dua molekul yang paling
memungkinkan sebagai pembawa sifat genetis berdasarkan teori tersebut.
Dua eksperimen pada dekade 40-an membuktikan fungsi DNA sebagai materi
genetik. Dalam penelitian oleh Avery dan rekan-rekannya, ekstrak dari sel bakteri
yang satu gagal men-transform sel bakteri lainnya kecuali jika DNA dalam ekstrak
dibiarkan utuh. Eksperimen yang dilakukan Hershey dan Chase membuktikan hal
yang sama dengan menggunakan pencari jejak radioaktif (radioactive tracers).
Misteri yang belum terpecahkan ketika itu adalah: bagaimanakah struktur DNA
sehingga ia mampu bertugas sebagai materi genetik? Persoalan ini dijawab oleh
Francis Crick dan koleganya James Watson berdasarkan hasil difraksi sinar-x DNA
oleh Maurice Wilkins dan Rosalind Franklin. Crick, Watson, dan Wilkins
mendapatkan hadiah Nobel Kedokteran pada 1962 atas penemuan ini. Franklin,
karena sudah wafat pada waktu itu, tidak dapat dianugerahi hadiah ini.
Konfirmasi akhir mekanisme replikasi DNA dilakukan lewat percobaan Meselson-
Stahl yang dilakukan tahun 1958.
Genom
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Untuk kegunaan lainnya, lihat Gnome (disambigunasi).
Genom (Ing. genome), dalam genetika, adalah keseluruhan bahan genetik yang
membawa semua informasi pendukung kehidupan pada suatu makhluk hidup, baik
yang merupakan gen atau bukan. Pada semua makhluk hidup, genom mencakup
semua informasi genetik yang dibawa DNA, baik di inti sel (nukleus), mitokondria,
maupun plastida. Virus tertentu memiliki genom dalam bentuk RNA. Istilah ini
7. diperkenalkan oleh Hans Winkler, seorang profesor dari Universitas Hamburg,
Jerman pada tahun 1920, sebagai singkatan (portmanteau) dari gene dan
chromosome. Kajian yang mempelajari bahan genetik secara keseluruhan ini dikenal
sebagai genomika (genomics).
Setiap spesies makhluk hidup memiliki paket genom yang berbeda-beda, yang
menjelaskan mengapa perkawinan silang antara dua spesies sering menghasilkan
keturunan yang mandul (steril).
Mengenal DNA Lebih Dekat (Anatomi DNA)
By: Wahyu Riyadi
DNA (deoxyribose nucleic acid) merupakan komponen penyusun kehidupan. Zat
inilah yang membuat lebah adalah seekor lebah dan kanguru adalah kanguru. DNA
adalah apa yang membuat tiap-tiap individual (apapun jenis dan spesiesnya) unik.
Ia terdapat pada semua organisme hidup dari mulai bakteri terkecil sampai ikan paus
raksasa. Molekul ini tidak hanya menentukan sifat fisik, seperti warna rambut dan
warna mata, tapi juga kemungkinan penyakit yang dimiliki. DNA adalah material
pembawa sifat yang dapat ditemukan pada sel. Ia menyediakan instruksi untuk
membuat, menjaga, dan mengatur kerja sel dan organisme.
Bentuk DNA
Pada tahun 1953, berdasar hasil penelitian dari Rosalind Franklin, James Watson and
Francis Crick, DNA diketahui berbentuk double helix. Terdiri dari dua pita yang
berpilin menjadi satu.
Gambar 1. Contoh Double helix
Gambar di tengah menunjukkan model double helix, yang merupakan struktur DNA.
Ingat bahwa double helix terdiri dari dua rantai, satu berwarna biru, dan satunya
kuning. Contoh helix misalnya pada rajutan tali, seperti pada gambar sebelah kanan.
8. Penyusun Utama DNA
Sesuai dengan namanya, DNA, Deoxyribose Nucleic Acid. Penyusun utama DNA
adalah gula ribose yang kehilangan satu atom oksigen (deoksiribose).
Gambar 2. Perbedaan Ribose dan Deoksiribose
Perhatikan gambar di atas, pada deoksiribose, satu atom oksigen pada salah satu atom
C ribose hilang.
Tiap pita/rantai double helix terbuat dari unit-unit berulang yang disebut nukleotida.
Satu nukleotida terdiri dari tiga gugus fungsi; satu gula ribose, triphosphate, dan satu
basa nitrogen.
Gambar 3. Nukleotida
Satu hal yang perlu diingat adalah posisi triphosphate dan basa nitrogen yang terikat
pada ribosa. Gugus triphosphat terikat pada atom C no 5′ dari ribosa (Lihat gambar di
atas). Gugus triphosphate ini hanya dimiliki oleh nukleotida bebas. Sedangkan
nukleotida yang terikat pada rantai DNA kehilangan dua dari gugus phosphate ini,
sehingga hanya satu phosphate yang masih tertinggal.
Ketika nukleotida bergabung menjadi DNA, nukleotida-nukleotida tersebut
dihubungkan oleh ikatan phosphodiester. Ikatan kovalen yang terjadi antara gugus
phosphate pada satu nukleotida, dengan gugus OH pada nukleotida lainnya. Sehingga
9. setiap rantai DNA akan mempunyai ‘backbone’ phosphate-ribosa-phosphate-ribosa-
phosphate. Dan seterusnya..
Gambar 4. Struktur DNA Sederhana
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa ‘backbone’ DNA akan mempunyai ujung 5′
(dengan phosphate bebas yang terikat), dan ujung 3′ (dengan gugus OH bebas). Pada
gambar tersebut, tiap-tiap nukleotida dibuat berbeda warna agar lebih jelas.
Basa Nitrogen Pada DNA
Pada struktur DNA, gula ribosa dan gugus phosphate yang terikat adalah sama. Yang
berbeda hanyalah pada basa nitrogen. Jadi sebetulnya perbedaan disebabkan oleh
variasi susunan dari basa-basa nitrogen yang terdapat pada rantai DNA. Ada empat
macam basa nitrogen. Adenin, Cytosine, Guainne, dan Thymine.
Gambar 5. Basa Nitrogen
10. Ketika basa-basa nitrogen tersebut terikat dalam nukleotida, maka penamaan-pun
berubah. Ingat kembali penjelasan di awal tentang nukelotida. Nukleotida terdiri dari
gugus triphosphate dan satu basa nitrogen yang terikat pada satu molekul ribose.
Nah.. basa-basa nitrogen ini apabila terikat pada ribose membentuk nukleotida maka
penamaannya-pun berubah.
Adenin menjadi 2′deoxyadenosine triphosphate, cytosin menjadi 2′deoxycytidine
triphosphate, guainne menjadi 2′deoxyguanosine triphosphate, dan Thymine menjadi
2′deoxythymidine triphosphate. Disingkat menjadi A, C, G, dan T.
Perhatikan bahwa ada dua pasang basa yang mirip. A dan G sama-sama mempunyai
dua cincin karbon-nitrogen, disebut golongan purine. Sedangkan C dan T hanya
mempunyai satu cincin karbon-nitrogen, masuk golongan pirimidin.
Penyebab Bentuk DNA Double Helix
Gambar 6. Ikatan Hidrogen Antara Basa-Basa Nitrogen
Interaksi ikatan hidrogen antara masing-masing basa nitrogen menyebabkan bentuk
dari dua rantai DNA menjadi sedemikian rupa, bentuk ini disebut double helix.
Interaksi spesifik ini terjadi antara basa A dengan T, dan C dengan G. Sehingga jika
double helix dibayang kan sebagai sebuah tangga spiral, maka ikatan basa-basa ini
sebagai anak tangga-nya. Lebar dari ‘anak tangga’ adalah sama, karena pasangan basa
selalu terdiri dari satu primidin dan satu purin.
11. Gambar 7. Struktur DNA Double Helix lengkap
DNA dapat mengalami kerusakan, biasa disebut mutasi. Zat yang menyebabkan
kerusakan pada DNA disebut mutagen, yang akan merubah susunan dan keteraturan
dari DNA. Mutagen bisa berupa oksidator kuat, alkylating agen, dan juga radiasi
elektromagnetik seperti sinar UV, dan sinar X. Tipe kerusakan tergantung dari jenis
mutagen. Makhluk hidup yang mengalami mutasi bisa mengalami kematian dan bisa
juga bertahan hidup, yang biasa dikenal dengan istilah mutan.
Disarikan dari berbagai sumber.
Similar Posts:
• Replikasi DNA
• Mengenal Teknik DNA Sequencing
• Tanya Jawab Seputar Analisa DNA Sequencing
• Faktor Penentu Keberhasilan Analisa DNA sequencing
• Interpretasi Electropherogram DNA Sequencing
Asam ribonukleat (bahasa Inggris:ribonucleic acid, RNA) senyawa yang merupakan
bahan genetik dan memainkan peran utama dalam ekspresi genetik. Dalam dogma
pokok (central dogma) genetika molekular, RNA menjadi perantara antara informasi
yang dibawa DNA dan ekspresi fenotipik yang diwujudkan dalam bentuk protein.
Daftar isi
[sembunyikan]
12. • 1 Struktur RNA
• 2 Tipe-tipe RNA
• 3 Fungsi RNA
• 4 Interferensi RNA
• 5 Pranala luar
[sunting] Struktur RNA
Struktur dasar RNA mirip dengan DNA. RNA merupakan polimer yang tersusun dari
sejumlah nukleotida. Setiap nukleotida memiliki satu gugus fosfat, satu gugus gula
ribosa, dan satu gugus basa nitrogen (basa N). Polimer tersusun dari ikatan berselang-
seling antara gugus fosfat dari satu nukleotida dengan gugus gula ribosa dari
nukleotida yang lain.
Perbedaan RNA dengan DNA terletak pada satu gugus hidroksil tambahan pada
cincin gula ribosa (sehingga dinamakan ribosa). Basa nitrogen pada RNA sama
dengan DNA, kecuali basa timin pada DNA diganti dengan urasil pada RNA. Jadi
tetap ada empat pilihan: adenin, guanin, sitosin, atau urasil untuk suatu nukleotida.
Selain itu, bentuk konformasi RNA tidak berupa pilin ganda sebagaimana DNA,
tetapi bervariasi sesuai dengan tipe dan fungsinya.
[sunting] Tipe-tipe RNA
RNA hadir di alam dalam berbagai macam/tipe. Sebagai bahan genetik, RNA
berwujud sepasang pita (Inggris double-stranded RNA, dsRNA). Genetika molekular
klasik mengajarkan adanya tiga tipe RNA yang terlibat dalam proses sintesis protein:
1. RNA-kurir (bahasa Inggris: messenger-RNA, mRNA),
2. RNA-ribosom (bahasa Inggris: ribosomal-RNA, rRNA),
3. RNA-transfer (bahasa Inggris: transfer-RNA, tRNA).
Pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21 diketahui bahwa RNA hadir dalam
berbagai macam bentuk dan terlibat dalam proses pascatranslasi. Dalam pengaturan
ekspresi genetik orang sekarang mengenal RNA-mikro (miRNA) yang terlibat dalam
"peredaman gen" atau gene silencing dan small-interfering RNA (siRNA) yang
terlibat dalam proses pertahanan terhadap serangan virus.
[sunting] Fungsi RNA
Pada sekelompok virus (misalnya bakteriofag), RNA merupakan bahan genetik. Ia
berfungsi sebagai penyimpan informasi genetik, sebagaimana DNA pada organisme
hidup lain. Ketika virus ini menyerang sel hidup, RNA yang dibawanya masuk ke
sitoplasma sel korban, yang kemudian ditranslasi oleh sel inang untuk menghasilkan
virus-virus baru.
13. Namun demikian, peran penting RNA terletak pada fungsinya sebagai perantara
antara DNA dan protein dalam proses ekspresi genetik karena ini berlaku untuk
semua organisme hidup. Dalam peran ini, RNA diproduksi sebagai salinan kode
urutan basa nitrogen DNA dalam proses transkripsi. Kode urutan basa ini tersusun
dalam bentuk 'triplet', tiga urutan basa N, yang dikenal dengan nama kodon. Setiap
kodon berelasi dengan satu asam amino (atau kode untuk berhenti), monomer yang
menyusun protein. Lihat ekspresi genetik untuk keterangan lebih lanjut.
Penelitian mutakhir atas fungsi RNA menunjukkan bukti yang mendukung atas teori
'dunia RNA', yang menyatakan bahwa pada awal proses evolusi, RNA merupakan
bahan genetik universal sebelum organisme hidup memakai DNA.
[sunting] Interferensi RNA
Suatu gejala yang baru ditemukan pada penghujung abad ke-20 adalah adanya
mekanisme peredaman (silencing) dalam ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa
RNA tidak diterjemahkan (translasi) menjadi protein oleh tRNA. Ini terjadi karena
sebelum sempat ditranslasi, mRNA dicerna/dihancurkan oleh suatu mekanisme yang
disebut sebagai "interferensi RNA". Mekanisme ini melibatkan paling sedikit tiga
substansi (enzim dan protein lain). Gejala ini pertama kali ditemukan pada nematoda
Caenorhabditis elegans tetapi selanjutnya ditemukan pada hampir semua kelompok
organisme hidup.
[sunting] Pranala luar
• Home
• Salam, Putra Kencana Arta
• Tentang Kami
Hormon Tumbuhan dan Pengatur Tumbuh
Juni 17, 2008
Hormon tumbuhan (phytohormones) secara fisiologi adalah penyampai pesan antar
sel yang dibutuhkan untuk mengontrol seluruh daur hidup tumbuhan, diantaranya
perkecambahan, perakaran, pertumbuhan, pembungaan dan pembuahan. Sebagai
tambahan, hormon tumbuhan dihasilkan sebagai respon terhadap berbagai faktor
lingkungan kelebihan nutrisi, kondisi kekeringan, cahaya, suhu dan stress baik
secara kimia maupun fisik. Oleh karena itu ketersediaan hormon sangat dipengaruhi
oleh musim dan lingkungan.
14. Pada umumnya dikenal lima kelompok hormon tumbuhan: auxins, cytokinins,
gibberellins, abscisic acid and ethylene. Namun demikian menurut perkembangan
riset terbaru ditemukan molekul aktif yang termasuk zat pengatur tumbuh dari
golongan polyamines seperti putrescine or spermidine.
Auxins
Auxin adalah zat aktif dalam system perakaran. Senyawa ini membantu proses
pembiakkan vegetatif. Pada satu sel auxins dapat mempengaruhi pemanjangan cell,
pembelahan sel dan pembentukan akar. beberapa type auxins aktif dalam konsentrasi
yang sangat rendah antara 0.01 to 10 mg/L.
Cytokinins
Cytokinins merangsang pembelahan sel, pertumbuhan tunas, dan mengaktifkan gen
serta aktifitas metabolis secara umum.pada saat yang sama cytokinins menghambat
pembentukan akar. oleh karenanya cytokinin sangat berguna pada proses kultur
jaringan dimana dibutuhkan pertumbuhan yang cepat tanpa pembentukan perakaran.
secara umum konsntrasi cytokinin yang digunakan antara 0.1 to 10 mg/L
Gibberellins
Gibberellin adalah turunan dari asam gibberelat. Merupakan hormon tumbuhan
alami yang merangsang pembungaan, pemanjangan batang dan membuka benih
yang masih dorman. Ada sekitar 100 jenis gibberellin, namun Gibberellic acid
(GA3)-lah yang paling umum digunakan.
Abscisic acid
Asam Abscisat (ABA) adalah penghambat pertumbuhan merupakan lawan
dari gibberellins: hormon ini memaksa dormansi, mencegah biji dari perkecambahan
dan menyebabkan rontoknya daun, bunga dan buah. Secara alami tingginya
konsentrasi asam abscisat ini dipicu oleh adanya stress oleh lingkungan misalnya
kekeringan.
Ethylene
Ethylene merupakan senyawa unik dan hanya dijumpai dalam bentuk gas. senyawa
ini memaksa pematangan buah, menyebabkan daun tanggal dan merangsang
penuaan. Tanaman sering meningkatkan produksi ethylene sebagai respon terhadap
stress dan sebelum mati. Konsentrasi Ethylene fluktuasi terhadap musim untuk
mengatur kapan waktu menumbuhkan daun dan kapan mematangkan buah.
Polyamines
Polyamines mempunyai peranan besar dalam proses genetis yang paling mendasar
seperti sintesis DNA dan ekspresi genetika. Spermine dan spermidine berikatan
dengan rantai phosphate dari asam nukleat. Interaksi ini kebanyakkan didasarkan pada
interaksi ion elektrostatik antara muatan positif kelompok ammonium dari polyamine
dan muatan negatif dari phosphat.
Polyamine adalah kunci dari migrasi sel, perkembangbiakan dan diferensiasi pada
tanaman dan hewan. Level metabolis dari polyamine dan prekursor asam amino
adalah sangat penting untuk dijaga, oleh karena itu biosynthesis dan degradasinya
harus diatur secara ketat.
Polyamine mewakili kelompok hormon pertumbuhan tanaman, namun merekan juga
memberikan efek pada kulit, pertumbuhan rambut, kesuburan, depot lemak, integritas
pankreatis dan pertumbuhan regenerasi dalam mamalia. Sebagai tambahan, spermine
merupakan senyawa penting yang banyak digunakan untuk mengendapkan DNA
dalam biologi molekuler. Spermidine menstimulasi aktivitas dari T4 polynucleotida
kinase and T7 RNA polymerase dan ini kemudian digunakan sebagai protokol dalam
pemanfaatan enzim
(diterjemahkan bebas oleh Arief dari www.biosynth.com)
15. Basa nukleotida
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Pasangan basa nukleotida (warna biru) pada RNA.
Basa nukleotida (atau nukleobasa) merujuk pada bagian pada DNA dan RNA yang
dapat terlibat dalam pemasangan basa (lihat pula pasangan basa), utamanya adalah
sitosina, guanina, adenina (DNA dan RNA), timina (DNA) dan urasil (RNA), secara
berurutan disingkat C, G, A, T, dan U. Dalam genetika, basa nukleotida tersebut
biasanya hanya disebut sebagai basa atau basa N (N singkatan dari nitrogen, karena
memiliki gugus amina yang beratom nitrogen). Karena A, G, C, dan T muncul pada
DNA, molekul-molekul ini dsebut basa DNA, sedangkan A, G, C, dan U disebut
basa RNA.
Urasil menggantikan timina pada RNA. Kedua basa ini identik terkecuali bahwa
urasil kekurangan gugus 5' metil. Adenina dan guanina merupakan kelas molekul
bercincin dua yang disebut purina (disingkat sebagai R). Sitosina, timina, dan urasil
semuanya merupakan pirimidina (disingkat Y).
Basa yang secara kovalen berikatan dengan karbon 1' ribosa atau deoksiribosa disebut
sebagai nukleosida, dan nukleosida yang memiliki gugus fosfat pada karbon 5' disebut
sebagai nukleotida.
Selain adenosina (A), sitidina (C), guanosina (G), timidina (T) dan uridina (U), DNA
dan RNA juga mengandung basa-basa yang telah dimodifikasi setelah rantai asam
nukelat terbentuk. Pada DNA, basa satu-satunya yang dimodifikasi adalah 5-
16. metilsitidina (m5C). Pada RNA, terdapat banyak basa yang dimodifikasi, meliputi
pseudouridina (Ψ), dihidrouridina (D), inosina (I), ribotimidina (rT) dan 7-
metilguanosina (m7G).[1][2]
Hipoxantina dan xantina merupakan salah satu basa yang terbentuk oleh keberadaan
mutagen. Keduanya terbentuk melalui proses deaminasi. Hipoxantina dihasilkan dari
adenina, dan xantina dari guanina.[3] Dengan cara yang sama, deaminasi sitosina
menghasilkan urasil.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Struktur
o 1.1 Basa utama
o 1.2 Basa purina yang dimodifikasi
o 1.3 Basa pirimidina yang dimodifikasi
• 2 Referensi
• 3 Lihat pula
• 4 Pranala luar
[sunting] Struktur
• Struktur kerangka adenina dan guanina merupakan purina, sehingga ia
dinamakan basa purina.
• Struktur kerangka sitosina, urasil, dan timina merupakan pirimidina, sehingga
dinamakan basa pirimidina.
[sunting] Basa utama
Basa-basa berikut terlibat dalam pemanjangan rantai selama sintesis RNA atau DNA.
Basa
nukleotida Adenina Guanina Timina Sitosina Urasil
Nukleosida Adenosina Guanosina Timidina Sitidina Uridina
A G T C U
[sunting] Basa purina yang dimodifikasi
17. Contoh-contoh adenosina dan guanosina yang dimodifikasi.
Basa nukleotida Hipoxantina Xantina 7-Metilguanina
Nukleosida Inosina Xantinosina 7-Metilguanosina
I X m7G
[sunting] Basa pirimidina yang dimodifikasi
Contoh-contoh sitidina, timidina, dan uridina yang dimodifikasi.
Basa nukleotida Urasil 5,6-Dihidrourasil 5-Metilsitosina
Nucleosida Pseudouridina Dihidrouridina 5-Metilsitidina
Ψ D m5C
[sunting] Referensi
1. ^ BIOL2060: Translation
2. ^ Research
3. ^ T Nguyen, D Brunson, C L Crespi, B W Penman, J S Wishnok, and S R
Tannenbaum, DNA damage and mutation in human cells exposed to nitric
oxide in vitro, Proc Natl Acad Sci U S A. 1992 April 1; 89(7): 3030–3034
Nukleosida
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
18. Nukleosida merupakan sebutan untuk bagian dari nukleotida tanpa gugus fosfat.
Dengan demikian, nukleosida tersusun dari gula ribosa atau deoksiribosa dan basa
nitrogen.
Nukleosida merupakan kerangka dasar bagi terbentuknya AMP, ADP, dan ATP.
Proses pembentukan ketiga senyawa pembawa energi kimia ini biasanya terjadi di
mitokondria sebagai bagian dari reaksi katabolisme/respirasi.