SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 2
Downloaden Sie, um offline zu lesen
1




                UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA

                            NOMOR 16 TAHUN 1951

                                    TENTANG

PENETAPAN UNDANG UNDANG DARURAT NOMOR 22 TAHUN 1950 TENTANG
   PENURUNAN CUKAI TEMBAKAU SEBAGAI UNDANG UNDANG



                     PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang :

   a. bahwa Pemerintah berdasarkan pasal 139 ayat 1 dari Konstitusi Republik
      Indonesia Serikat telah menetapkan quot;Undang-undang Darurat tentang
      penurunan cukai tembakauquot; (Undang-undang Darurat No. 22 tahun 1950);
   b. bahwa Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui isi Undang-undang Darurat itu
      dengan beberapa perubahan dan tambahan yang dimajukan oleh Pemerintah
      dan oleh Dewan Perwakilan Rakyat; Mengingat : pasal 97 ayat 4 jo. pasal 89 dari
      Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia;

       Dengan persetujuan : Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia;

Memutuskan

Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PENETAPAN quot;UNDANG-UNDANG
           DARURAT TENTANG PENURUNAN CUKAI TEMBAKAUquot; (UNDANG-
           UNDANG DARURAT No. 22 TAHUN 1950) SEBAGAI UNDANG-UNDANG

                                      Pasal 1.

Peraturan-peraturan yang termaktub dalam quot;Undang-undang Darurat tentang
penurunan cukai tembakauquot; (Undang-undang Darurat No. 22 tahun 1950), ditetapkan
sebagai Undang-undang, dengan perubahan-perubahan dan tambahan-tambahan
sehingga berbunyi sebagai berikut Pasal tunggal.

quot;Tabaksaccijns-ordonnantiequot; (Staatsblad 1932 No. 517), sebagai semula telah diubah
dan ditambah, terakhir dengan ordonansi tanggal 1 September 1949 (Staatsblad No.
234), diubah lagi sebagai berikut

A Pasal 7 dibaca :

quot;Pada pemasukan barang-barang yang dikenakan cukai, oleh lain orang dari pada
importir, yang mempunyai surat idzin berusaha sebagai termaktub dalam pasal 19,
berlaku sebagai harga eceran untuk menghitung cukai, harga penjualan ketika
penyerahan barang-barang itu di negeri ini, ditambah dengan bea-masuk, bea statistik
dan pancang berat barang yang harus dibayar pada waktu pemasukan ditambah pula
dengan seratus empat puluh persen mengenai rokok-rokok sigaret yang dibuat
dengan mesin serta tembakau iris, seratus persen sekedar mengenai rokok-rokok
sigaret lain dari pada yang dibuat dengan mesin tujuh puluh persen sekedar mengenai
hasil-hasil tembakau yang lainquot;.

Pasal 10 dibaca :

quot;(1) Cukainya berjumlah :

   a. untuk rokok-rokok sigaret yang dibuat dengan mesin dan tembakau iris lima
      puluh persen dari harga eceran;
2




   b. untuk rokok-rokok sigaret lain dari pada yang dibuat dengan mesin : empat
      puluh persen dari harga eceran;
   c. untuk hasil-hasil lain yang dikenai cukai : tiga puluh persen dari harga eceran.

(2) Dalam hal keragu-raguan atau perbedaan pendapat apa hasil-hasil tembakau yang
    dikenakan cukai termasuk di bawah a. dari ayat di muka ini, atau di bawah b. atau
    c. dari ayat itu, diputuskan oleh Menteri Keuangan.

(3) Jikalau menurut pasal 31 penjualan diidzinkan dengan harga yang lebih tinggi dari
    harga eceran yang tersebut dipita yang dilekatkan menurut pasal 12, maka dengan
    tidak memperhatikan perbedaan pada ayat (1) harus dibayar cukai sebanyak lima
    puluh persen dari jumlah yang melampaui harga itu.quot;

                                      Pasal II.

Undang-undang ini mulai berlaku pada hari diundangkan dan berlaku surut sampai 1
Juli 1950. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Undang-undang ini dengan penempatan dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia.



Disahkan di Jakarta pada tanggal 17 September 1951.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SOEKARNO.

MENTERI KEUANGAN,

JUSUF WIBISONO.



Diundangkan pada tanggal 22 September 1951.

MENTERI KEHAKIMAN, a.i.,



M.A. PELLAUPESSY.



RALAT

Dalam kepala Lembaran-Negara Nr 92 tahun 1951 pada garis ketiga tercetak quot;Nr 32quot;
yang seharusnya dibaca quot;Nr 22quot;. *267 Sekretaris Kementerian Kehakiman, Mr.
ABIMANJOE

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Was ist angesagt? (13)

Uu 10 1952
Uu 10 1952Uu 10 1952
Uu 10 1952
 
Perpajakan
PerpajakanPerpajakan
Perpajakan
 
Wajib Pajak dll Presentasi
Wajib Pajak dll Presentasi Wajib Pajak dll Presentasi
Wajib Pajak dll Presentasi
 
Uu 07 1952
Uu 07 1952Uu 07 1952
Uu 07 1952
 
Upaya Penegakan Hukum Pajak
Upaya Penegakan Hukum PajakUpaya Penegakan Hukum Pajak
Upaya Penegakan Hukum Pajak
 
Hukum pajak-2
Hukum pajak-2Hukum pajak-2
Hukum pajak-2
 
Uu 34 2000 Pjls
Uu 34 2000 PjlsUu 34 2000 Pjls
Uu 34 2000 Pjls
 
Uu 34 1953
Uu 34 1953Uu 34 1953
Uu 34 1953
 
Tindak pidana ekonomi_perpajakan
Tindak pidana ekonomi_perpajakanTindak pidana ekonomi_perpajakan
Tindak pidana ekonomi_perpajakan
 
Bab viii
Bab viiiBab viii
Bab viii
 
Resume perkara 1190_perkara no 46
Resume perkara 1190_perkara no 46Resume perkara 1190_perkara no 46
Resume perkara 1190_perkara no 46
 
teori pemungutan pajak dan penggolongan pajak
 teori pemungutan pajak dan penggolongan pajak teori pemungutan pajak dan penggolongan pajak
teori pemungutan pajak dan penggolongan pajak
 
Perpajakan
PerpajakanPerpajakan
Perpajakan
 

Andere mochten auch

DLW Europe - JavaScript Tooling
DLW Europe - JavaScript ToolingDLW Europe - JavaScript Tooling
DLW Europe - JavaScript ToolingFabian Jakobs
 
Beampoint Purchase Pricing Partners 12030
Beampoint Purchase Pricing Partners 12030Beampoint Purchase Pricing Partners 12030
Beampoint Purchase Pricing Partners 12030guestb30ea0
 
Matsuo Katsu
Matsuo KatsuMatsuo Katsu
Matsuo KatsuKotone
 

Andere mochten auch (6)

Uu 01 1950
Uu 01 1950Uu 01 1950
Uu 01 1950
 
Barberis - Protocube
Barberis - ProtocubeBarberis - Protocube
Barberis - Protocube
 
DLW Europe - JavaScript Tooling
DLW Europe - JavaScript ToolingDLW Europe - JavaScript Tooling
DLW Europe - JavaScript Tooling
 
Beampoint Purchase Pricing Partners 12030
Beampoint Purchase Pricing Partners 12030Beampoint Purchase Pricing Partners 12030
Beampoint Purchase Pricing Partners 12030
 
Matsuo Katsu
Matsuo KatsuMatsuo Katsu
Matsuo Katsu
 
Uudrt 07 1958
Uudrt 07 1958Uudrt 07 1958
Uudrt 07 1958
 

Ähnlich wie UU Cukai Tembakau 1951

Ähnlich wie UU Cukai Tembakau 1951 (17)

Uu 04 1952
Uu 04 1952Uu 04 1952
Uu 04 1952
 
Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950
 
Uu 14 2002
Uu 14 2002Uu 14 2002
Uu 14 2002
 
Uu 23 1952
Uu 23 1952Uu 23 1952
Uu 23 1952
 
Uu 13 1951
Uu 13 1951Uu 13 1951
Uu 13 1951
 
Uu 24 1952
Uu 24 1952Uu 24 1952
Uu 24 1952
 
Peradilan dalam hukum pajak ppt new
Peradilan dalam hukum pajak ppt newPeradilan dalam hukum pajak ppt new
Peradilan dalam hukum pajak ppt new
 
Uudrt 09 1951
Uudrt 09 1951Uudrt 09 1951
Uudrt 09 1951
 
Uu 1985 12
Uu 1985 12Uu 1985 12
Uu 1985 12
 
Ketentuan Lain dalam PPh
Ketentuan Lain dalam PPhKetentuan Lain dalam PPh
Ketentuan Lain dalam PPh
 
Pengantar Pajak Penghasilan
Pengantar Pajak PenghasilanPengantar Pajak Penghasilan
Pengantar Pajak Penghasilan
 
Uu 08 1952
Uu 08 1952Uu 08 1952
Uu 08 1952
 
Uu 06 1952
Uu 06 1952Uu 06 1952
Uu 06 1952
 
Uu 11 1952
Uu 11 1952Uu 11 1952
Uu 11 1952
 
1. pengantar p ph
1. pengantar p ph1. pengantar p ph
1. pengantar p ph
 
Uudrt 15 1952
Uudrt 15 1952Uudrt 15 1952
Uudrt 15 1952
 
Pengantar PERPAJAKAN
Pengantar PERPAJAKANPengantar PERPAJAKAN
Pengantar PERPAJAKAN
 

Mehr von guest150909

Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industriguest150909
 
Usul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S KamparUsul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S Kamparguest150909
 
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang KebakaranMateri Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang Kebakaranguest150909
 
Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4guest150909
 
Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950guest150909
 
Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950guest150909
 
Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950guest150909
 
Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950guest150909
 
Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950guest150909
 
Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950guest150909
 
Uudarurat 33 1950
Uudarurat 33 1950Uudarurat 33 1950
Uudarurat 33 1950guest150909
 
Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950guest150909
 
Uu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 GrasiUu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 Grasiguest150909
 

Mehr von guest150909 (20)

Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industri
 
Usul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S KamparUsul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S Kampar
 
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang KebakaranMateri Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
 
Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4
 
Keppres 32 1990
Keppres 32 1990Keppres 32 1990
Keppres 32 1990
 
Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950
 
Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950
 
Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950
 
Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950
 
Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950
 
Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950
 
Uudarurat 33 1950
Uudarurat 33 1950Uudarurat 33 1950
Uudarurat 33 1950
 
Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950
 
Uu 08 1950
Uu 08 1950Uu 08 1950
Uu 08 1950
 
Uu 07 1950 Uuds
Uu 07 1950 UudsUu 07 1950 Uuds
Uu 07 1950 Uuds
 
Uu 06 1950
Uu 06 1950Uu 06 1950
Uu 06 1950
 
Uu 04 1950
Uu 04 1950Uu 04 1950
Uu 04 1950
 
Uu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 GrasiUu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 Grasi
 
Uu 02 1950
Uu 02 1950Uu 02 1950
Uu 02 1950
 
Perpu 01 1950
Perpu 01 1950Perpu 01 1950
Perpu 01 1950
 

Kürzlich hochgeladen

Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxPraktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxEndah261450
 
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang MenarikSkintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang MenarikHaseebBashir5
 
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online""Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"HaseebBashir5
 
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelmenang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelHaseebBashir5
 
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88KangGunawan2
 
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiPanduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiHaseebBashir5
 
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdekaLaporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdekajohan effendi
 

Kürzlich hochgeladen (7)

Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxPraktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
 
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang MenarikSkintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
 
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online""Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
 
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelmenang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
 
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
 
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiPanduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
 
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdekaLaporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
 

UU Cukai Tembakau 1951

  • 1. 1 UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1951 TENTANG PENETAPAN UNDANG UNDANG DARURAT NOMOR 22 TAHUN 1950 TENTANG PENURUNAN CUKAI TEMBAKAU SEBAGAI UNDANG UNDANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa Pemerintah berdasarkan pasal 139 ayat 1 dari Konstitusi Republik Indonesia Serikat telah menetapkan quot;Undang-undang Darurat tentang penurunan cukai tembakauquot; (Undang-undang Darurat No. 22 tahun 1950); b. bahwa Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui isi Undang-undang Darurat itu dengan beberapa perubahan dan tambahan yang dimajukan oleh Pemerintah dan oleh Dewan Perwakilan Rakyat; Mengingat : pasal 97 ayat 4 jo. pasal 89 dari Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia; Dengan persetujuan : Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia; Memutuskan Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PENETAPAN quot;UNDANG-UNDANG DARURAT TENTANG PENURUNAN CUKAI TEMBAKAUquot; (UNDANG- UNDANG DARURAT No. 22 TAHUN 1950) SEBAGAI UNDANG-UNDANG Pasal 1. Peraturan-peraturan yang termaktub dalam quot;Undang-undang Darurat tentang penurunan cukai tembakauquot; (Undang-undang Darurat No. 22 tahun 1950), ditetapkan sebagai Undang-undang, dengan perubahan-perubahan dan tambahan-tambahan sehingga berbunyi sebagai berikut Pasal tunggal. quot;Tabaksaccijns-ordonnantiequot; (Staatsblad 1932 No. 517), sebagai semula telah diubah dan ditambah, terakhir dengan ordonansi tanggal 1 September 1949 (Staatsblad No. 234), diubah lagi sebagai berikut A Pasal 7 dibaca : quot;Pada pemasukan barang-barang yang dikenakan cukai, oleh lain orang dari pada importir, yang mempunyai surat idzin berusaha sebagai termaktub dalam pasal 19, berlaku sebagai harga eceran untuk menghitung cukai, harga penjualan ketika penyerahan barang-barang itu di negeri ini, ditambah dengan bea-masuk, bea statistik dan pancang berat barang yang harus dibayar pada waktu pemasukan ditambah pula dengan seratus empat puluh persen mengenai rokok-rokok sigaret yang dibuat dengan mesin serta tembakau iris, seratus persen sekedar mengenai rokok-rokok sigaret lain dari pada yang dibuat dengan mesin tujuh puluh persen sekedar mengenai hasil-hasil tembakau yang lainquot;. Pasal 10 dibaca : quot;(1) Cukainya berjumlah : a. untuk rokok-rokok sigaret yang dibuat dengan mesin dan tembakau iris lima puluh persen dari harga eceran;
  • 2. 2 b. untuk rokok-rokok sigaret lain dari pada yang dibuat dengan mesin : empat puluh persen dari harga eceran; c. untuk hasil-hasil lain yang dikenai cukai : tiga puluh persen dari harga eceran. (2) Dalam hal keragu-raguan atau perbedaan pendapat apa hasil-hasil tembakau yang dikenakan cukai termasuk di bawah a. dari ayat di muka ini, atau di bawah b. atau c. dari ayat itu, diputuskan oleh Menteri Keuangan. (3) Jikalau menurut pasal 31 penjualan diidzinkan dengan harga yang lebih tinggi dari harga eceran yang tersebut dipita yang dilekatkan menurut pasal 12, maka dengan tidak memperhatikan perbedaan pada ayat (1) harus dibayar cukai sebanyak lima puluh persen dari jumlah yang melampaui harga itu.quot; Pasal II. Undang-undang ini mulai berlaku pada hari diundangkan dan berlaku surut sampai 1 Juli 1950. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempatan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Disahkan di Jakarta pada tanggal 17 September 1951. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SOEKARNO. MENTERI KEUANGAN, JUSUF WIBISONO. Diundangkan pada tanggal 22 September 1951. MENTERI KEHAKIMAN, a.i., M.A. PELLAUPESSY. RALAT Dalam kepala Lembaran-Negara Nr 92 tahun 1951 pada garis ketiga tercetak quot;Nr 32quot; yang seharusnya dibaca quot;Nr 22quot;. *267 Sekretaris Kementerian Kehakiman, Mr. ABIMANJOE