SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
1:4



                    UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA

                               NOMOR 6 TAHUN 1950

                                      TENTANG

MENETAPKAN quot;UNDANG UNDANG DARURAT TENTANG HUKUM ACARA PIDANA
PADA PENGADILAN TENTARAquot; (UNDANG UNDANG DARURAT NR. 17, TAHUN 1950),
                 SEBAGAI UNDANG UNDANG FEDERAL

                         PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA



Menimbang : bahwa Pemerintah dengan mempergunakan haknya termaktub
            pada Pasal 139 ayat (1) Konstitusi Sementara telah menetapkan
            quot;Undang-undang darurat tentang Hukum Acara Pidana pada
            Pengadilan Tentaraquot; (Undang-undang darurat No. 17 Tahun 1950);

Menimbang : bahwa Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui isi Undang-undang
            darurat itu dengan beberapa perubahan dan tambahan yang
            dimajukan oleh Pemerintah dan oleh Dewan Perwakilan Rakyat;

Mengingat     : Pasal 159, Pasal 140 ayat (4) jo. Pasal 127 sub b Konstitusi
                Sementara;

                  Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat;

                                   MEMUTUSKAN:

Menetapkan:      UNDANG-UNDANG TENTANG MENETAPKAN quot;UNDANG-UNDANG
                 DARURAT TENTANG HUKUM ACARA PIDANA PADA PENGADILAN
                      TENTARAquot; SEBAGAI UNDANG-UNDANG FEDERAL.

                                       Pasal I.

Peraturan-peraturan yang termaktub dalam quot;Undang-undang darurat tentang Hukum
Acara Pidana pada Pengadilan Tentaraquot; (Undang-undang darurat No. 17 tahun 1950)
ditetapkan sebagai Undang-undang federal, dengan perubahan-perubahan dan
tambahan-tambahan sehingga berbunyi sebagai berikut

                                       BAB I.
                                       UMUM.

                                       Pasal 1.

Segala peraturan tentang Hukum Acara Pidana pada peradilan ketentaraan yang ada
di Indonesia sampai berlakunya Undang-undang No. 6 Tahun 1950 dihapuskan dan
2:4



diganti oleh Undang-undang tentang Hukum Acara Pidana pada peradilan
ketentaraan ini.

                                    Pasal 2.

Bagi Hukum Acara Pidana pada peradilan ketentaraan berlaku sebagai pedoman :
quot;Het Herziene Inlandsch Reglementquot; dengan perubahan-perubahan seperti yang
dimuat dalam Undang-undang ini.

                                   BAB II.
                          PEMERIKSAAN-PERMULAAN.

                                    Pasal 3.

   (1) Selain dari pada pegawai-pegawai dan orang lain yang disebut dalam Pasal
       39 quot;het Herziene Inlandsch Reglementquot;, hak mengusut kejahatan dan
       pelanggaran diserahkan juga : a.kepada kepala pasukan Angkatan Perang
       Republik Indonesia Serikat yang berpangkat perwira, terhadap anak
       buahnya; b.kepada anggota-anggota Corps Polisi Militer yang berpangkat
       perwira, dalam daerahnya masing-masing.
   (2) Mereka terutama memakai sebagai pedoman titel dua, bagian-bagian satu,
       tiga, empat dan lima dari quot;het Herziene Inlandsch Reglementquot;. (3)Mengenai
       pengusutan kejahatan dan pelanggaran, mereka langsung di bawah
       pimpinan Kejaksaan Tentara. (4)Mereka wajib menuruti petunjuk-petunjuk
       Kejaksaan Tentara dengan seksama.

                                    Pasal 4.

Dengan tidak mengurangi kewajiban mereka seperti yang dimaksudkan dalam Pasal
3, pada tanggal 1 dan 15 tiap-tiap bulan mereka harus memberikan laporan tertulis
kepada Kejaksaan Tentara tentang :

   a. penangkapan dan penahanan orang-orang yang dilakukan oleh mereka;
   b. penglepasan orang-orang tersebut;
   c. pembeslahan barang-barang dan pemindahan barang-barang itu oleh
      mereka, dan perlakuan terhadap barang-barang tersebut.

                                    Pasal 5.

Tentang peristiwa-peristiwa yang penting yang mengenai ketentaraan, Kejaksaan
Tentara segera memberi laporan tertulis kepada pemimpin ketentaraan tertinggi di
daerah kekuasaan kejaksaannya.

                                    Pasal 6.

Dengan mengingat kepentingan ketentaraan dan tidak mengurangi peraturan-
peraturan dalam Undang-undang ini atau Undang-undang lain, Kejaksaan Tentara
metakukan atau memimpin pemeriksaan permulaan dalam perkara-perkara yang
harus diadili oleh peradilan ketentaraan, dengan berpedoman pada acara *135
3:4



pemeriksaan permulaan dalam perkara-perkara yang harus diadili oleh pengadilan
dalam lingkungan peradilan umum.

                              BAB III.
    PEMERIKSAAN PENGADILAN KETENTARAAN DALAM TINGKAT PERTAMA.

                                    Pasal 7.

Dengan mengingat kepentingan ketentaraan dan tidak mengurangi peraturan-
peraturan dalam Undang-undang ini atau Undang-undang lain, maka pengadilan
ketentaraan melakukan pemeriksaan perkara-perkara pidana dalam tingkat pertama
dengan berpedoman acara pemeriksaan perkara-perkara yang dipakai oleh
Pengadilan Negeri.

                                    Pasal 8.

   (1) Keputusan Pengadilan Tentara Tinggi atau Mahkamah Tentara Agung tentang
       perselisihan mengenai kekuasaan antara pengadilan ketentaraan harus
       disertai alasan-alasannya. Keputusan tersebut dikirimkan kepada Ketua dan
       Jaksa Tentara pada Pengadilan yang ditunjuk sebagai pengadilan yang harus
       mengadilinya.
   (2) Ketua pengadilan yang lain dan Jaksa Tentaranya mendapat turunan
       Keputusan tersebut.
   (3) Pengadilan yang dimaksudkan dalam akhir ayat (1) wajib menuruti
       keputusan Pengadilan Tentara Tinggi atau Mahkamah Tentara Agung.

                             BAB IV.
PEMERIKSAAN MAHKAMAH TENTARA AGUNG DAN PENGADILAN TENTARA TINGGI
                      DALAM TINGKAT KEDUA.

                                    Pasal 9.

Dengan mengingat kepentingan ketentaraan dan tidak mengurangi peraturan-
peraturan dalam Undang-undang ini atau Undang-undang lain maka Mahkamah
Tentara Agung dan Pengadilan Tentara Tinggi melakukan pemeriksaan perkara-
perkara dalam tingkat kedua dengan pedoman : titel 15 quot;Straf-vorderingquot;, jika
perkara itu pada tingkat pertama diadili oleh Pengadilan Tentara Tinggi atau
Pengadilan Tentara.

                                  BAB V.
                       CARA MENJALANKAN KEPUTUSAN.

                                    Pasal 10.

Keputusan pengadilan ketentaraan dijalankan oleh Jaksa Tentara yang bersangkutan,
dengan pedoman : titel sepuluh, bagian empat quot;het Herziene Inlandsch Reglementquot;.
4:4



                                      Pasal II.

Undang-undang ini dapat disebut : quot;Undang-undang tentang Hukum Acara Pidana
pada pengadilan ketentaraanquot; dan mulai berlaku pada tanggal 31 Maret 1950.

Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengumuman
Undang-undang ini dengan penempatan dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia Serikat.

Disahkan di Jakarta pada tanggal 20 Juli 1950

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT,

SUKARNO.



MENTERI PERTAHANAN,

HAMENGKU BUWONO IX.



MENTERI KEHAKIMAN,

SUPOMO.



Diumumkan pada tanggal 4 Agustus 1950

MENTERI KEHAKIMAN,

SUPOMO.




Kutipan:LEMBARAN NEGARA TAHUN 1950 YANG TELAH DICETAK ULANG

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Uu 21 1952
Uu 21 1952Uu 21 1952
Uu 21 1952
 
D1 Pajak: Peradilan Umum
D1 Pajak: Peradilan UmumD1 Pajak: Peradilan Umum
D1 Pajak: Peradilan Umum
 
Uu 19 1956
Uu 19 1956Uu 19 1956
Uu 19 1956
 
Uu 03 1951
Uu 03 1951Uu 03 1951
Uu 03 1951
 
Kitab undang
Kitab undangKitab undang
Kitab undang
 
Lembaga peradilan sebelum amandemen
Lembaga peradilan sebelum amandemenLembaga peradilan sebelum amandemen
Lembaga peradilan sebelum amandemen
 
Uu 31 1997
Uu 31 1997Uu 31 1997
Uu 31 1997
 
SUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIA
SUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIASUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIA
SUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIA
 
Perangkat Lembaga Peradilan
Perangkat Lembaga PeradilanPerangkat Lembaga Peradilan
Perangkat Lembaga Peradilan
 
Details ptun
Details ptunDetails ptun
Details ptun
 
Uudrt 01 1951
Uudrt 01 1951Uudrt 01 1951
Uudrt 01 1951
 
Pengadilan dalam lingkungan_peradilan_umum_mahkam_13
Pengadilan dalam lingkungan_peradilan_umum_mahkam_13Pengadilan dalam lingkungan_peradilan_umum_mahkam_13
Pengadilan dalam lingkungan_peradilan_umum_mahkam_13
 
Kuh+pidana
Kuh+pidanaKuh+pidana
Kuh+pidana
 
Uu 04 1959
Uu 04 1959Uu 04 1959
Uu 04 1959
 
Uudarurat 33 1950
Uudarurat 33 1950Uudarurat 33 1950
Uudarurat 33 1950
 
2 kekuasaan pengadilan
2 kekuasaan pengadilan2 kekuasaan pengadilan
2 kekuasaan pengadilan
 
Uu 04 04
Uu 04 04Uu 04 04
Uu 04 04
 
Ketentuanketentuan pokok kekuasaan_kehakiman_(uu_19
Ketentuanketentuan pokok kekuasaan_kehakiman_(uu_19Ketentuanketentuan pokok kekuasaan_kehakiman_(uu_19
Ketentuanketentuan pokok kekuasaan_kehakiman_(uu_19
 
Mahkamah konstitusi
Mahkamah konstitusiMahkamah konstitusi
Mahkamah konstitusi
 
Lembaga Peradilan Indonesia
Lembaga Peradilan IndonesiaLembaga Peradilan Indonesia
Lembaga Peradilan Indonesia
 

Viewers also liked

Viewers also liked (8)

Farassino - Cub8
Farassino - Cub8Farassino - Cub8
Farassino - Cub8
 
Uu 32 1954
Uu 32 1954Uu 32 1954
Uu 32 1954
 
Day
DayDay
Day
 
Uu 02 1964
Uu 02 1964Uu 02 1964
Uu 02 1964
 
Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950
 
Leyendas 4º A Mº 6
Leyendas 4º A Mº 6Leyendas 4º A Mº 6
Leyendas 4º A Mº 6
 
Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950
 
Blog Tools
Blog ToolsBlog Tools
Blog Tools
 

Similar to Hukum Acara Pidana Militer

Hukum-Acara-Peradilan-Militer.pptx
Hukum-Acara-Peradilan-Militer.pptxHukum-Acara-Peradilan-Militer.pptx
Hukum-Acara-Peradilan-Militer.pptxpadlahriyadi1
 
Penjelasan kitab undang undang hukum acara pidana
Penjelasan kitab undang undang hukum acara pidanaPenjelasan kitab undang undang hukum acara pidana
Penjelasan kitab undang undang hukum acara pidanaSei Enim
 
Ketentuan ketentuan pokok_kepolisian_(uu_12_thn_1_12
Ketentuan ketentuan pokok_kepolisian_(uu_12_thn_1_12Ketentuan ketentuan pokok_kepolisian_(uu_12_thn_1_12
Ketentuan ketentuan pokok_kepolisian_(uu_12_thn_1_12Ilham Mustafa
 
Sumber sumber hukum acara pidana indonesia
Sumber sumber hukum acara pidana indonesiaSumber sumber hukum acara pidana indonesia
Sumber sumber hukum acara pidana indonesiaRoy Pangkey
 
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikanGradeAlfonso
 
Ketentuanketentuan pokok kepolisian_negara_(uu_13_13
Ketentuanketentuan pokok kepolisian_negara_(uu_13_13Ketentuanketentuan pokok kepolisian_negara_(uu_13_13
Ketentuanketentuan pokok kepolisian_negara_(uu_13_13Ilham Mustafa
 
Uu no 1 thn 1950 susunan, kekuasaan dan jalan pengadilan mahkamah agung
Uu no 1 thn 1950 susunan, kekuasaan dan jalan pengadilan mahkamah agungUu no 1 thn 1950 susunan, kekuasaan dan jalan pengadilan mahkamah agung
Uu no 1 thn 1950 susunan, kekuasaan dan jalan pengadilan mahkamah agungrudy_satria
 
Uu no 3 tahun 2009
Uu no 3 tahun 2009Uu no 3 tahun 2009
Uu no 3 tahun 2009khairu_zikri
 
PENGADILAN MILITER PPKN.pptx
PENGADILAN MILITER PPKN.pptxPENGADILAN MILITER PPKN.pptx
PENGADILAN MILITER PPKN.pptxRRQLontong
 
UU Nomor 1 Tahun 2023
UU Nomor 1 Tahun 2023UU Nomor 1 Tahun 2023
UU Nomor 1 Tahun 2023CIkumparan
 
UU Nomor 1 Tahun 2023.pdf
UU Nomor 1 Tahun 2023.pdfUU Nomor 1 Tahun 2023.pdf
UU Nomor 1 Tahun 2023.pdfAkunPremium123
 
Hukum Acara Pidana 2.ppt
Hukum Acara Pidana 2.pptHukum Acara Pidana 2.ppt
Hukum Acara Pidana 2.pptahmadreynld23
 
Landasan Yurisis Berlakunya Hukum Adat.pptx
Landasan Yurisis  Berlakunya Hukum Adat.pptxLandasan Yurisis  Berlakunya Hukum Adat.pptx
Landasan Yurisis Berlakunya Hukum Adat.pptxAndrewYoshi1
 
Asas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para Ahli
Asas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para AhliAsas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para Ahli
Asas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para AhliIca Diennissa
 

Similar to Hukum Acara Pidana Militer (20)

Hukum-Acara-Peradilan-Militer.pptx
Hukum-Acara-Peradilan-Militer.pptxHukum-Acara-Peradilan-Militer.pptx
Hukum-Acara-Peradilan-Militer.pptx
 
Penjelasan kitab undang undang hukum acara pidana
Penjelasan kitab undang undang hukum acara pidanaPenjelasan kitab undang undang hukum acara pidana
Penjelasan kitab undang undang hukum acara pidana
 
Ketentuan ketentuan pokok_kepolisian_(uu_12_thn_1_12
Ketentuan ketentuan pokok_kepolisian_(uu_12_thn_1_12Ketentuan ketentuan pokok_kepolisian_(uu_12_thn_1_12
Ketentuan ketentuan pokok_kepolisian_(uu_12_thn_1_12
 
Sumber sumber hukum acara pidana indonesia
Sumber sumber hukum acara pidana indonesiaSumber sumber hukum acara pidana indonesia
Sumber sumber hukum acara pidana indonesia
 
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
 
Ketentuanketentuan pokok kepolisian_negara_(uu_13_13
Ketentuanketentuan pokok kepolisian_negara_(uu_13_13Ketentuanketentuan pokok kepolisian_negara_(uu_13_13
Ketentuanketentuan pokok kepolisian_negara_(uu_13_13
 
Uu 02 1950
Uu 02 1950Uu 02 1950
Uu 02 1950
 
Uu no 1 thn 1950 susunan, kekuasaan dan jalan pengadilan mahkamah agung
Uu no 1 thn 1950 susunan, kekuasaan dan jalan pengadilan mahkamah agungUu no 1 thn 1950 susunan, kekuasaan dan jalan pengadilan mahkamah agung
Uu no 1 thn 1950 susunan, kekuasaan dan jalan pengadilan mahkamah agung
 
Hukum Pidana
Hukum PidanaHukum Pidana
Hukum Pidana
 
1. Azas-azas.pptx
1. Azas-azas.pptx1. Azas-azas.pptx
1. Azas-azas.pptx
 
Uu no 3 tahun 2009
Uu no 3 tahun 2009Uu no 3 tahun 2009
Uu no 3 tahun 2009
 
PENGADILAN MILITER PPKN.pptx
PENGADILAN MILITER PPKN.pptxPENGADILAN MILITER PPKN.pptx
PENGADILAN MILITER PPKN.pptx
 
Uu 04 2004
Uu 04 2004Uu 04 2004
Uu 04 2004
 
Uu 01 1950
Uu 01 1950Uu 01 1950
Uu 01 1950
 
UU Nomor 1 Tahun 2023
UU Nomor 1 Tahun 2023UU Nomor 1 Tahun 2023
UU Nomor 1 Tahun 2023
 
UU Nomor 1 Tahun 2023.pdf
UU Nomor 1 Tahun 2023.pdfUU Nomor 1 Tahun 2023.pdf
UU Nomor 1 Tahun 2023.pdf
 
Hukum Acara Pidana 2.ppt
Hukum Acara Pidana 2.pptHukum Acara Pidana 2.ppt
Hukum Acara Pidana 2.ppt
 
Landasan Yurisis Berlakunya Hukum Adat.pptx
Landasan Yurisis  Berlakunya Hukum Adat.pptxLandasan Yurisis  Berlakunya Hukum Adat.pptx
Landasan Yurisis Berlakunya Hukum Adat.pptx
 
Hukum Peradilan Agama.pptx
Hukum Peradilan Agama.pptxHukum Peradilan Agama.pptx
Hukum Peradilan Agama.pptx
 
Asas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para Ahli
Asas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para AhliAsas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para Ahli
Asas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para Ahli
 

More from guest150909

Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industriguest150909
 
Usul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S KamparUsul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S Kamparguest150909
 
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang KebakaranMateri Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang Kebakaranguest150909
 
Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4guest150909
 
Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950guest150909
 
Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950guest150909
 
Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950guest150909
 
Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950guest150909
 
Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950guest150909
 
Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950guest150909
 
Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950guest150909
 
Uu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 GrasiUu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 Grasiguest150909
 

More from guest150909 (20)

Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industri
 
Usul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S KamparUsul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S Kampar
 
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang KebakaranMateri Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
 
Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4
 
Keppres 32 1990
Keppres 32 1990Keppres 32 1990
Keppres 32 1990
 
Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950
 
Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950
 
Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950
 
Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950
 
Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950
 
Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950
 
Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950
 
Uu 08 1950
Uu 08 1950Uu 08 1950
Uu 08 1950
 
Uu 07 1950 Uuds
Uu 07 1950 UudsUu 07 1950 Uuds
Uu 07 1950 Uuds
 
Uu 04 1950
Uu 04 1950Uu 04 1950
Uu 04 1950
 
Uu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 GrasiUu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 Grasi
 
Perpu 01 1950
Perpu 01 1950Perpu 01 1950
Perpu 01 1950
 
Uudrt 21 1951
Uudrt 21 1951Uudrt 21 1951
Uudrt 21 1951
 
Uu 16 1951
Uu 16 1951Uu 16 1951
Uu 16 1951
 
Uudrt 14 1951
Uudrt 14 1951Uudrt 14 1951
Uudrt 14 1951
 

Hukum Acara Pidana Militer

  • 1. 1:4 UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1950 TENTANG MENETAPKAN quot;UNDANG UNDANG DARURAT TENTANG HUKUM ACARA PIDANA PADA PENGADILAN TENTARAquot; (UNDANG UNDANG DARURAT NR. 17, TAHUN 1950), SEBAGAI UNDANG UNDANG FEDERAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa Pemerintah dengan mempergunakan haknya termaktub pada Pasal 139 ayat (1) Konstitusi Sementara telah menetapkan quot;Undang-undang darurat tentang Hukum Acara Pidana pada Pengadilan Tentaraquot; (Undang-undang darurat No. 17 Tahun 1950); Menimbang : bahwa Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui isi Undang-undang darurat itu dengan beberapa perubahan dan tambahan yang dimajukan oleh Pemerintah dan oleh Dewan Perwakilan Rakyat; Mengingat : Pasal 159, Pasal 140 ayat (4) jo. Pasal 127 sub b Konstitusi Sementara; Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat; MEMUTUSKAN: Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG MENETAPKAN quot;UNDANG-UNDANG DARURAT TENTANG HUKUM ACARA PIDANA PADA PENGADILAN TENTARAquot; SEBAGAI UNDANG-UNDANG FEDERAL. Pasal I. Peraturan-peraturan yang termaktub dalam quot;Undang-undang darurat tentang Hukum Acara Pidana pada Pengadilan Tentaraquot; (Undang-undang darurat No. 17 tahun 1950) ditetapkan sebagai Undang-undang federal, dengan perubahan-perubahan dan tambahan-tambahan sehingga berbunyi sebagai berikut BAB I. UMUM. Pasal 1. Segala peraturan tentang Hukum Acara Pidana pada peradilan ketentaraan yang ada di Indonesia sampai berlakunya Undang-undang No. 6 Tahun 1950 dihapuskan dan
  • 2. 2:4 diganti oleh Undang-undang tentang Hukum Acara Pidana pada peradilan ketentaraan ini. Pasal 2. Bagi Hukum Acara Pidana pada peradilan ketentaraan berlaku sebagai pedoman : quot;Het Herziene Inlandsch Reglementquot; dengan perubahan-perubahan seperti yang dimuat dalam Undang-undang ini. BAB II. PEMERIKSAAN-PERMULAAN. Pasal 3. (1) Selain dari pada pegawai-pegawai dan orang lain yang disebut dalam Pasal 39 quot;het Herziene Inlandsch Reglementquot;, hak mengusut kejahatan dan pelanggaran diserahkan juga : a.kepada kepala pasukan Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat yang berpangkat perwira, terhadap anak buahnya; b.kepada anggota-anggota Corps Polisi Militer yang berpangkat perwira, dalam daerahnya masing-masing. (2) Mereka terutama memakai sebagai pedoman titel dua, bagian-bagian satu, tiga, empat dan lima dari quot;het Herziene Inlandsch Reglementquot;. (3)Mengenai pengusutan kejahatan dan pelanggaran, mereka langsung di bawah pimpinan Kejaksaan Tentara. (4)Mereka wajib menuruti petunjuk-petunjuk Kejaksaan Tentara dengan seksama. Pasal 4. Dengan tidak mengurangi kewajiban mereka seperti yang dimaksudkan dalam Pasal 3, pada tanggal 1 dan 15 tiap-tiap bulan mereka harus memberikan laporan tertulis kepada Kejaksaan Tentara tentang : a. penangkapan dan penahanan orang-orang yang dilakukan oleh mereka; b. penglepasan orang-orang tersebut; c. pembeslahan barang-barang dan pemindahan barang-barang itu oleh mereka, dan perlakuan terhadap barang-barang tersebut. Pasal 5. Tentang peristiwa-peristiwa yang penting yang mengenai ketentaraan, Kejaksaan Tentara segera memberi laporan tertulis kepada pemimpin ketentaraan tertinggi di daerah kekuasaan kejaksaannya. Pasal 6. Dengan mengingat kepentingan ketentaraan dan tidak mengurangi peraturan- peraturan dalam Undang-undang ini atau Undang-undang lain, Kejaksaan Tentara metakukan atau memimpin pemeriksaan permulaan dalam perkara-perkara yang harus diadili oleh peradilan ketentaraan, dengan berpedoman pada acara *135
  • 3. 3:4 pemeriksaan permulaan dalam perkara-perkara yang harus diadili oleh pengadilan dalam lingkungan peradilan umum. BAB III. PEMERIKSAAN PENGADILAN KETENTARAAN DALAM TINGKAT PERTAMA. Pasal 7. Dengan mengingat kepentingan ketentaraan dan tidak mengurangi peraturan- peraturan dalam Undang-undang ini atau Undang-undang lain, maka pengadilan ketentaraan melakukan pemeriksaan perkara-perkara pidana dalam tingkat pertama dengan berpedoman acara pemeriksaan perkara-perkara yang dipakai oleh Pengadilan Negeri. Pasal 8. (1) Keputusan Pengadilan Tentara Tinggi atau Mahkamah Tentara Agung tentang perselisihan mengenai kekuasaan antara pengadilan ketentaraan harus disertai alasan-alasannya. Keputusan tersebut dikirimkan kepada Ketua dan Jaksa Tentara pada Pengadilan yang ditunjuk sebagai pengadilan yang harus mengadilinya. (2) Ketua pengadilan yang lain dan Jaksa Tentaranya mendapat turunan Keputusan tersebut. (3) Pengadilan yang dimaksudkan dalam akhir ayat (1) wajib menuruti keputusan Pengadilan Tentara Tinggi atau Mahkamah Tentara Agung. BAB IV. PEMERIKSAAN MAHKAMAH TENTARA AGUNG DAN PENGADILAN TENTARA TINGGI DALAM TINGKAT KEDUA. Pasal 9. Dengan mengingat kepentingan ketentaraan dan tidak mengurangi peraturan- peraturan dalam Undang-undang ini atau Undang-undang lain maka Mahkamah Tentara Agung dan Pengadilan Tentara Tinggi melakukan pemeriksaan perkara- perkara dalam tingkat kedua dengan pedoman : titel 15 quot;Straf-vorderingquot;, jika perkara itu pada tingkat pertama diadili oleh Pengadilan Tentara Tinggi atau Pengadilan Tentara. BAB V. CARA MENJALANKAN KEPUTUSAN. Pasal 10. Keputusan pengadilan ketentaraan dijalankan oleh Jaksa Tentara yang bersangkutan, dengan pedoman : titel sepuluh, bagian empat quot;het Herziene Inlandsch Reglementquot;.
  • 4. 4:4 Pasal II. Undang-undang ini dapat disebut : quot;Undang-undang tentang Hukum Acara Pidana pada pengadilan ketentaraanquot; dan mulai berlaku pada tanggal 31 Maret 1950. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Undang-undang ini dengan penempatan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Serikat. Disahkan di Jakarta pada tanggal 20 Juli 1950 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT, SUKARNO. MENTERI PERTAHANAN, HAMENGKU BUWONO IX. MENTERI KEHAKIMAN, SUPOMO. Diumumkan pada tanggal 4 Agustus 1950 MENTERI KEHAKIMAN, SUPOMO. Kutipan:LEMBARAN NEGARA TAHUN 1950 YANG TELAH DICETAK ULANG