SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 5
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Data_elektronis_sumber_hukum_RGS_&_Mitra
                 Dihimpun dari cyber- space [internet] Indonesia diedit ulang oleh,
                               cyber -
                         Kantor Pengacara - Konsultan Hukum RGS & Mitra
            http://welcome.to/RGS_Mitra ; rgs@cbn.net.id ; pengacara_rgs@yahoo.com




                                       UNDANG-UNDANG GRASI

(Undang-Undang tgl. 1 Djuli 1950 No. 3.) LN. 50-40: (mulai berlaku . 6-7-'50.)
Anotasi: Dg. UU ini, dicabut:
   • Gratie Regeling, S. 1933-2;
   • PP No. 67 th. 1948 tentang permohonan grasi;
   • verordening Militair Gezag tg. 12-12-1941 No. 108/D.V.O.

Mengingat: pasal2: 127, 160 dan 192 Konstitusi Sementara.

                                            Pasal 1
Atas hukuman-hukuman jang dijatuhkan oleh keputusan kehakiman, baik militer maupun sipil, jang
tidak dapat diubah lagi, orang jang dihukum atau pihak lain dapat memajukan permohonan grasi
kepada Presiden.

                                                 Pasal 2
    (1) Djika hukuman mati dijatuhkan oleh pengadilan, maka penglaksanaan hukuman itu tidak boleh
        dijalankan selama 30 harl terhitung mulai hari berikut hari keputusan tidak dapat diubah lagi,
        dengan pengertian, bahwa dalam hal keputusan dalam pemeriksaan ulangan jang didjatuhkan
        oleh pengadilan ulangan tenggang 30 hari itu dihitung mulai hari berikut hari keputusan
        diberitahukan kepada orang jang dihukum.
    (2) Djika orang jang dihukum dalam tenggang tersebut dalam ajat (1) tidak memajukan
        permohonan grasi, maka Panitera tersebut dalam pasal 6 ajat (1) segera memberitahukan hal itu
        kepada Hakim atau Ketua pengadilan dan Djaksa atau Kepala kedjaksaan tersebut pada pasal 8
        ajat (1), (3) dan (4). Ketentuan2 dalam pasal 8 berlaku dalam hal ini.
    (3) Hukuman mati tidak dapat dijalankan sebelum keputusan
Presiden sampai pada Kepala kedjaksaan jang dimaksudkan dalam
pas. 8 ajat (3) atau pegawai jang diwajibkan mendjalankan
keputusan kehakiman.


Pasal 3
(1) Hukuman tutupan, pendjara dan kurungan, termasuk juga
hukuman kurungan pengganti, tidak boleh didjalankan apabila
orang jang dihukum mohon supaja hukuman itu tidak dijalankan
karena permohonan grasi, atau kehendaknja akan memajukan
permohonan grasi.

(2) Ketentuan dalam ajat (1) mengenai hukuman kurungan
pengganti tidak berlaku bagi orang jang dihukum jang menurut
pendapat Djaksa atau pegawai jang diwadjibkan mendjalankan
keputusan kehakiman jang bersangkutan, meskipun dapat
membajar, tidak suka membajar hukuman denda jang dijatuhkan
kepadanja.


(3) Djika hukuman tersebut pada ajat (1) dijalankan, karena
orang jang dihukum, ketika keputusan kehakiman jang tidak
dapat diubah lagi, diberitahukan kepadanja oleh Kepala
kejaksaan atau pegawai jang diwajibkan mendjalankan keputusan
kehakiman, tidak menjatakan kehendaknja supaja penglaksanaan
hukuman itu ditunda karena permohonan grasi atau kehendaknja
Data_elektronis_sumber_hukum_RGS_&_Mitra
                Dihimpun dari cyber- space [internet] Indonesia diedit ulang oleh,
                              cyber -
                        Kantor Pengacara - Konsultan Hukum RGS & Mitra
           http://welcome.to/RGS_Mitra ; rgs@cbn.net.id ; pengacara_rgs@yahoo.com




akan memadjukan permohonan grasi, maka penglaksanaan hukuman
itu tidak dapat dihentikan atas permohonan jang kemudian
dimajukan oleh orang jang dihukum atau pihak lain, berdasarkan
permohonan grasi atau kehendaknya akan memajukan permohonan
grasi.


(4) Hal jang ditentukan dalam ajat jang lalu harus
diberitahukan kepada orang jang dihukum:
 oleh Hakim atau Ketua pengadilan jang memutus pada tingkat
 pertama, dalam persidangan pengadilan, setelah keputusan
 kehakiman diumumkan, atau
 oleh Panitera pengadilan jang memutus pada tingkat pertama,
 dalam penjara ketika keputusan itu diberitahukan kepadanja,
 djika orang jang dihukum ada dalam tahanan dan karena suatu
 hal tidak dapat dibawa kedalam persidangan dimana keputusan
 itu diumumkan, atau
 oleh Kepala kedjaksaan atau pegawai jang diwajibkan
 menjalankan keputusan kehakiman, ketika ia memberitahukan
 keputusan dalam pemeriksaan tingkat pertama jang
 dilangsungkan diluar hadlirnja orang jang dihukum atau
 keputusan dalam pemeriksaan ulangan oleh pengadilan ulangan
 kepadanja.
Pasal 4
(1) Permohonan grasi atas hukuman denda tidak dapat menunda
penglaksanaan hukuman itu; dalam hal orang jang dihukum tidak
dapat membajar denda berlaku pas. 3 ajat (1) dan (2).

(2) Pemberian grasi atas hukuman denda harus menjatakan
perintah pembebasan dari sebagian atau seluruhnja dari denda
jang telah ditetapkan.

Pasal 5
(1) Ketjuali apa jang ditetapkan dalam pas. 2, maka permohonan
grasi termaksud pas. 3 ajat (1) hanya dapat dimajukan dalam
tenggang 14 hari terhitung mulai hari berikut hari keputusan
menjadi tetap.

(2) Dalam hal keputusan dalam pemeriksaan ulangan jang
dijatuhkan oleh pengadilan ulangan, maka tenggang 14 hari itu
dihitung mulai hari berikut hari keputusan diberitahukan
kepada orang jang dihukum.

(3) Hal jang ditentukan dalam ajat (1) harus diberitahukan
kepada orang jang dihukum oleh pegawai dan pada waktu jang
dimaksud dalam pas. 3 ajat (4).

Pasal 6
(1) Permohonan grasi harus dimadjukan kepada Panitera
pengadilan jang memutus pada tingkat pertama, atau jika
pemohon bertempat tinggal diluar daerah hukum pengadilan jang
berkepentingan atau jika Panitera pengadilan tidak ada
Data_elektronis_sumber_hukum_RGS_&_Mitra
                Dihimpun dari cyber- space [internet] Indonesia diedit ulang oleh,
                              cyber -
                        Kantor Pengacara - Konsultan Hukum RGS & Mitra
           http://welcome.to/RGS_Mitra ; rgs@cbn.net.id ; pengacara_rgs@yahoo.com




ditempatnja, maka pomohon dapat memajukan permohonannja kepada
pembesar daerahnja.

(2) Permohonan grasi jang langsung dimajukan kepada Presiden
atau pembesar yang lain besar jang lain, dikirim kepada Hakim
atau Ketua pengadilan jang bersangkutan.

(3) Pemasukan surat permohonan ampun, jang dimaksud dalam ajat
(2) tersebut diatas, dianggap sebagai jang dimajukan kepada
Panitera pengadilan tersebut dalam ajat (1).

(4) Ketjuali terhadap hukuman mati, maka permohonan grasi jang
dimadjukan oleh pihak lain daripada orang jang dihukum hanja
dapat diterima, jikalau ternjata bahwa orang jang dihukum itu
setudju dengan permohonan tersebut.

Pasal 7
(1) Barang siapa jang memajukan permohonan grasi dengan
persetudjuan orang jang dihukum, berhak mendapat salinan atau
petikan dari keputusan Hakim, atau pengadilan jang
bersangkutan atas biajanja.

(2) Atas permintaannja haruslah diberikan kesempatan kepadanja
untuk melihat surat-surat pemberitaan.

Pasal 8
(1) Setelah menerima surat permohonan grasi maka Panitera
tersebut dalam pas. 6 ajat (1) segera meneruskan surat itu
beserta surat pemberitaan dan (salinan) surat keputusan jang
bersangkutan dan apabila diadakan pemeriksaan ulangan, djuga
salinan surat keputusan pengadilan ulangan, kepada Hakim atau
Ketua pengadilan jang memutus pada tingkat pertama.

(2) Atas permintaan Hakim atau Ketua pengadilan jang menerima
permohonan grasi jang dimaksud dalam pas. 6 ajat (2), maka
Panitera pengadilan tersebut mengirimkan surat pemberitaan dan
(salinan) surat keputusan jang bersangkutan kepada Hakim atau
Ketua pengadilan tersebut.

(3) Hakim atau Ketua pengadilan itu segera meneruskan surat2
tersebut dalam ajat (1) beserta pertimbangannja kepada Kepala
kedjaksaan pada pengadilan jang memutus pada tingkat pertama.

(4) Djaksa jang melakukan penuntutan pada peradilan tingkat
pertama atau Kepala kejaksaan tersebut dalam ajat (3) segera
meneruskan surat tersebut dalam ajat (3) beserta
pertimbangannja kepada Mahkamah Agung Indonesia.

(5) Dalam hal perkara sumir pada Pengadilan Kepolisian (di
Republik Indonesia), Hakim dengan segera meneruskan surat
tersebut dalam ajat (1) beserta pertimbangannja kepada
Mahkamah Agung Indonesia.
Data_elektronis_sumber_hukum_RGS_&_Mitra
                Dihimpun dari cyber- space [internet] Indonesia diedit ulang oleh,
                              cyber -
                        Kantor Pengacara - Konsultan Hukum RGS & Mitra
           http://welcome.to/RGS_Mitra ; rgs@cbn.net.id ; pengacara_rgs@yahoo.com




(6) Mahkamah Agung Indonesia segera meneruskan surat2 tersebut
dalam ajat (4) dan (5) beserta pertimbangannja kepada Menteri
Kehakiman. Mahkamah Agung Indonesia meminta pertimbangan
kepada Djaksa Agung:
 apabila keputusan pengadilan itu mengenai hukuman mati;
 apabila Mahkamah Agung Indonesia membutuhkan pendapat Djaksa
 Agung tentang kebijaksanaan penuntutan umum;
 apabila Djaksa Agung sebelumnja mengemukakan keinginannja
 kepada Mahkamah Agung Indonesia untuk diminta
 pertimbangannja.
(7) Menteri Kehakiman dengan segera meneruskan surat2 tersebut
dalam ajat (4) dan (5) beserta pertimbangannja kepada
Presiden.

(8) Menteri Kehakiman dapat meminta pertimbangan Menteri jang
lain tentang permohonan grasi, sebelum meneruskan surat
tersebut dalam ajat (6) dengan pertimbangannja kepada
Presiden.

Pasal 9
Permohonan grasi mengenai orang jang dihukum jang berada dalam
tahanan atau jang sedang menjalani hukumannja harus
diselesaikan lebih dahulu.

Pasal 10
Dalam hal permohonan grasi dimajukan atas hukuman jang
dijatuhkan oleh Pengadilan Tentara, maka perkataan Ketua
pengadilan, Mahkamah Agung Indonesia, Djaksa, Kepala kejaksaan
dan Djaksa Agung dalam pas. 3 ajat (3) dan pas. 8 harus
dibatja; Ketua Pengadilan Tentara, Mahkamah Tentara Agung,
Djaksa Tentara, Kepala kedjaksaan Tentara dan Djaksa Tentara
Agung.


Pasal 11
Segala keputusan Presiden atas permohonan grasi dengan segera
diberitahukan oleh Menteri Kehakiman kepada pegawai jang
diwajibkan menjalankan kehakiman dan kepada jang
berkepentingan.

Pasal 12
Ketentuan jang termaktub dalam pasal 8, 9, 10 dan 11 berlaku
juga, jika oleh karena jabatan dimadjukan usul untuk
memberikan grasi.

Pasal 13
Hal2 tentang tjara mengurus permohonan grasi jang tidak diatur
dalam Undang2 ini diatur oleh Menteri Kehakiman.

Pasal 14
Undang2 ini dapat disebut: Undang2 Grasi.
Data_elektronis_sumber_hukum_RGS_&_Mitra
                Dihimpun dari cyber- space [internet] Indonesia diedit ulang oleh,
                              cyber -
                        Kantor Pengacara - Konsultan Hukum RGS & Mitra
           http://welcome.to/RGS_Mitra ; rgs@cbn.net.id ; pengacara_rgs@yahoo.com




Pasal 15
Undang2 ini mulai berlaku pada hari pengumumannya. (6-7-'50.)

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

13 kewenangan mengadili
13 kewenangan mengadili13 kewenangan mengadili
13 kewenangan mengadiliRonalto_Tan
 
11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik
11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik
11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidikRonalto_Tan
 
Stelsel pemidanaan
Stelsel pemidanaanStelsel pemidanaan
Stelsel pemidanaanSigit Riono
 
Upaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidanaUpaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidanaIca Diennissa
 
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikanGradeAlfonso
 
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);GradeAlfonso
 
5 hk pembuktianpid
5 hk pembuktianpid5 hk pembuktianpid
5 hk pembuktianpidRonalto_Tan
 
slide share presentasi Upaya hukum
slide share presentasi Upaya hukumslide share presentasi Upaya hukum
slide share presentasi Upaya hukumUndip
 
Meti makalah
Meti makalahMeti makalah
Meti makalahAcoed
 
Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT Fenti Anita Sari
 
Hukum Acara Pidana Militer
Hukum Acara Pidana MiliterHukum Acara Pidana Militer
Hukum Acara Pidana MiliterFenti Anita Sari
 

Was ist angesagt? (18)

13 kewenangan mengadili
13 kewenangan mengadili13 kewenangan mengadili
13 kewenangan mengadili
 
11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik
11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik
11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik
 
Stelsel pemidanaan
Stelsel pemidanaanStelsel pemidanaan
Stelsel pemidanaan
 
Kitab undang
Kitab undangKitab undang
Kitab undang
 
9 penggeledahan
9 penggeledahan9 penggeledahan
9 penggeledahan
 
Kuh+pidana
Kuh+pidanaKuh+pidana
Kuh+pidana
 
Upaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidanaUpaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidana
 
10 surat dakwaan
10 surat dakwaan10 surat dakwaan
10 surat dakwaan
 
Upaya hukum
Upaya hukumUpaya hukum
Upaya hukum
 
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
 
5 surat-dakwaan
5 surat-dakwaan5 surat-dakwaan
5 surat-dakwaan
 
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
 
5 hk pembuktianpid
5 hk pembuktianpid5 hk pembuktianpid
5 hk pembuktianpid
 
slide share presentasi Upaya hukum
slide share presentasi Upaya hukumslide share presentasi Upaya hukum
slide share presentasi Upaya hukum
 
Meti makalah
Meti makalahMeti makalah
Meti makalah
 
Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT
 
Uu nomor 31 tahun 2014
Uu nomor 31 tahun 2014Uu nomor 31 tahun 2014
Uu nomor 31 tahun 2014
 
Hukum Acara Pidana Militer
Hukum Acara Pidana MiliterHukum Acara Pidana Militer
Hukum Acara Pidana Militer
 

Andere mochten auch

Online Collaborative Activities
Online Collaborative ActivitiesOnline Collaborative Activities
Online Collaborative ActivitiesGail Sullivan
 
Ferplast Corporate 08 It
Ferplast Corporate 08 ItFerplast Corporate 08 It
Ferplast Corporate 08 Ita.fabian
 
Analisis del Discurso Digital
Analisis del Discurso DigitalAnalisis del Discurso Digital
Analisis del Discurso Digitalplaymace
 
Leyendas 4º A Mº 6
Leyendas 4º A Mº 6Leyendas 4º A Mº 6
Leyendas 4º A Mº 6elenac
 
OPTICAL ILLUSIONS
OPTICAL ILLUSIONSOPTICAL ILLUSIONS
OPTICAL ILLUSIONSaslambhai
 
Day Power Point
Day Power PointDay Power Point
Day Power Pointsammypena
 
Dentrodo Corpo Humano
Dentrodo Corpo HumanoDentrodo Corpo Humano
Dentrodo Corpo Humanonimiaazucena
 
Social Media : 7 ways to engage talk leaders and readers
Social Media : 7 ways to engage talk leaders and readersSocial Media : 7 ways to engage talk leaders and readers
Social Media : 7 ways to engage talk leaders and readerswatchingtheweb
 

Andere mochten auch (20)

Uu 15 1961
Uu 15 1961Uu 15 1961
Uu 15 1961
 
Food of Ireland
Food of IrelandFood of Ireland
Food of Ireland
 
Uu 18 1952
Uu 18 1952Uu 18 1952
Uu 18 1952
 
Uu 03 1964
Uu 03 1964Uu 03 1964
Uu 03 1964
 
Online Collaborative Activities
Online Collaborative ActivitiesOnline Collaborative Activities
Online Collaborative Activities
 
Presentación
PresentaciónPresentación
Presentación
 
Uu 10 1958
Uu 10 1958Uu 10 1958
Uu 10 1958
 
Uu 13 1958
Uu 13 1958Uu 13 1958
Uu 13 1958
 
Ferplast Corporate 08 It
Ferplast Corporate 08 ItFerplast Corporate 08 It
Ferplast Corporate 08 It
 
Analisis del Discurso Digital
Analisis del Discurso DigitalAnalisis del Discurso Digital
Analisis del Discurso Digital
 
Uudrt 07 1956
Uudrt 07 1956Uudrt 07 1956
Uudrt 07 1956
 
Contract
ContractContract
Contract
 
Uu 09 1953
Uu 09 1953Uu 09 1953
Uu 09 1953
 
Leyendas 4º A Mº 6
Leyendas 4º A Mº 6Leyendas 4º A Mº 6
Leyendas 4º A Mº 6
 
Uu 14 1958
Uu 14 1958Uu 14 1958
Uu 14 1958
 
OPTICAL ILLUSIONS
OPTICAL ILLUSIONSOPTICAL ILLUSIONS
OPTICAL ILLUSIONS
 
Day Power Point
Day Power PointDay Power Point
Day Power Point
 
Dentrodo Corpo Humano
Dentrodo Corpo HumanoDentrodo Corpo Humano
Dentrodo Corpo Humano
 
Social Media : 7 ways to engage talk leaders and readers
Social Media : 7 ways to engage talk leaders and readersSocial Media : 7 ways to engage talk leaders and readers
Social Media : 7 ways to engage talk leaders and readers
 
Uu 01 1952
Uu 01 1952Uu 01 1952
Uu 01 1952
 

Ähnlich wie UNDANG-UNDANG GRASI

UU No. 1 Tahun 2023 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
UU No. 1 Tahun 2023 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum PidanaUU No. 1 Tahun 2023 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
UU No. 1 Tahun 2023 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum PidanaImam Prastio
 
Kuhp buku kesatu
Kuhp buku kesatuKuhp buku kesatu
Kuhp buku kesatuSei Enim
 
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)jimsoktovianus
 
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)aanpalisury
 
Pengadilan dalam lingkungan_peradilan_umum_mahkam_13
Pengadilan dalam lingkungan_peradilan_umum_mahkam_13Pengadilan dalam lingkungan_peradilan_umum_mahkam_13
Pengadilan dalam lingkungan_peradilan_umum_mahkam_13Ilham Mustafa
 
MATERI KULIAH HUKUM ACARA MK.ppt
MATERI KULIAH HUKUM ACARA MK.pptMATERI KULIAH HUKUM ACARA MK.ppt
MATERI KULIAH HUKUM ACARA MK.pptJyLalahi
 
praperadilann.pptx
praperadilann.pptxpraperadilann.pptx
praperadilann.pptxDirgaGunk
 
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di Indonesia
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di IndonesiaPPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di Indonesia
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di IndonesiaBagus Edi Prayogo
 
Hak uji materil ke mahkamah agung ri
Hak uji materil ke mahkamah agung riHak uji materil ke mahkamah agung ri
Hak uji materil ke mahkamah agung riEri Triwanda
 

Ähnlich wie UNDANG-UNDANG GRASI (20)

Uu 22 2002
Uu 22 2002Uu 22 2002
Uu 22 2002
 
UU No. 1 Tahun 2023 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
UU No. 1 Tahun 2023 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum PidanaUU No. 1 Tahun 2023 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
UU No. 1 Tahun 2023 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
 
Kuhp buku kesatu
Kuhp buku kesatuKuhp buku kesatu
Kuhp buku kesatu
 
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)
 
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)
Codigo penal indonesio_(bahasa_indonesia)
 
KUHP.pdf
KUHP.pdfKUHP.pdf
KUHP.pdf
 
Pengadilan dalam lingkungan_peradilan_umum_mahkam_13
Pengadilan dalam lingkungan_peradilan_umum_mahkam_13Pengadilan dalam lingkungan_peradilan_umum_mahkam_13
Pengadilan dalam lingkungan_peradilan_umum_mahkam_13
 
Alasan penghentian penyidikan
Alasan penghentian penyidikanAlasan penghentian penyidikan
Alasan penghentian penyidikan
 
Alasan penghentian penyidikan
Alasan penghentian penyidikanAlasan penghentian penyidikan
Alasan penghentian penyidikan
 
MATERI KULIAH HUKUM ACARA MK.ppt
MATERI KULIAH HUKUM ACARA MK.pptMATERI KULIAH HUKUM ACARA MK.ppt
MATERI KULIAH HUKUM ACARA MK.ppt
 
praperadilann.pptx
praperadilann.pptxpraperadilann.pptx
praperadilann.pptx
 
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di Indonesia
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di IndonesiaPPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di Indonesia
PPT HUKUM PIDANA - Pra peradilan Di Indonesia
 
Praperadilan
PraperadilanPraperadilan
Praperadilan
 
UPAYAHUKUM.ppt
UPAYAHUKUM.pptUPAYAHUKUM.ppt
UPAYAHUKUM.ppt
 
UPAYAHUKUM.ppt
UPAYAHUKUM.pptUPAYAHUKUM.ppt
UPAYAHUKUM.ppt
 
UPAYAHUKUM.ppt
UPAYAHUKUM.pptUPAYAHUKUM.ppt
UPAYAHUKUM.ppt
 
upayahukum.ppt
upayahukum.pptupayahukum.ppt
upayahukum.ppt
 
Uu 02 1952
Uu 02 1952Uu 02 1952
Uu 02 1952
 
Uu 01 1950
Uu 01 1950Uu 01 1950
Uu 01 1950
 
Hak uji materil ke mahkamah agung ri
Hak uji materil ke mahkamah agung riHak uji materil ke mahkamah agung ri
Hak uji materil ke mahkamah agung ri
 

Mehr von guest150909

Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industriguest150909
 
Usul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S KamparUsul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S Kamparguest150909
 
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang KebakaranMateri Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang Kebakaranguest150909
 
Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4guest150909
 
Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950guest150909
 
Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950guest150909
 
Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950guest150909
 
Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950guest150909
 
Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950guest150909
 
Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950guest150909
 
Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950guest150909
 
Uudarurat 33 1950
Uudarurat 33 1950Uudarurat 33 1950
Uudarurat 33 1950guest150909
 
Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950guest150909
 
Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950guest150909
 

Mehr von guest150909 (20)

Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industri
 
Usul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S KamparUsul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S Kampar
 
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang KebakaranMateri Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
 
Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4
 
Keppres 32 1990
Keppres 32 1990Keppres 32 1990
Keppres 32 1990
 
Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950
 
Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950
 
Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950
 
Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950
 
Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950
 
Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950
 
Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950
 
Uudarurat 33 1950
Uudarurat 33 1950Uudarurat 33 1950
Uudarurat 33 1950
 
Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950
 
Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950Uudarurat 06 1950
Uudarurat 06 1950
 
Uu 08 1950
Uu 08 1950Uu 08 1950
Uu 08 1950
 
Uu 07 1950 Uuds
Uu 07 1950 UudsUu 07 1950 Uuds
Uu 07 1950 Uuds
 
Uu 06 1950
Uu 06 1950Uu 06 1950
Uu 06 1950
 
Uu 04 1950
Uu 04 1950Uu 04 1950
Uu 04 1950
 
Uu 02 1950
Uu 02 1950Uu 02 1950
Uu 02 1950
 

UNDANG-UNDANG GRASI

  • 1. Data_elektronis_sumber_hukum_RGS_&_Mitra Dihimpun dari cyber- space [internet] Indonesia diedit ulang oleh, cyber - Kantor Pengacara - Konsultan Hukum RGS & Mitra http://welcome.to/RGS_Mitra ; rgs@cbn.net.id ; pengacara_rgs@yahoo.com UNDANG-UNDANG GRASI (Undang-Undang tgl. 1 Djuli 1950 No. 3.) LN. 50-40: (mulai berlaku . 6-7-'50.) Anotasi: Dg. UU ini, dicabut: • Gratie Regeling, S. 1933-2; • PP No. 67 th. 1948 tentang permohonan grasi; • verordening Militair Gezag tg. 12-12-1941 No. 108/D.V.O. Mengingat: pasal2: 127, 160 dan 192 Konstitusi Sementara. Pasal 1 Atas hukuman-hukuman jang dijatuhkan oleh keputusan kehakiman, baik militer maupun sipil, jang tidak dapat diubah lagi, orang jang dihukum atau pihak lain dapat memajukan permohonan grasi kepada Presiden. Pasal 2 (1) Djika hukuman mati dijatuhkan oleh pengadilan, maka penglaksanaan hukuman itu tidak boleh dijalankan selama 30 harl terhitung mulai hari berikut hari keputusan tidak dapat diubah lagi, dengan pengertian, bahwa dalam hal keputusan dalam pemeriksaan ulangan jang didjatuhkan oleh pengadilan ulangan tenggang 30 hari itu dihitung mulai hari berikut hari keputusan diberitahukan kepada orang jang dihukum. (2) Djika orang jang dihukum dalam tenggang tersebut dalam ajat (1) tidak memajukan permohonan grasi, maka Panitera tersebut dalam pasal 6 ajat (1) segera memberitahukan hal itu kepada Hakim atau Ketua pengadilan dan Djaksa atau Kepala kedjaksaan tersebut pada pasal 8 ajat (1), (3) dan (4). Ketentuan2 dalam pasal 8 berlaku dalam hal ini. (3) Hukuman mati tidak dapat dijalankan sebelum keputusan Presiden sampai pada Kepala kedjaksaan jang dimaksudkan dalam pas. 8 ajat (3) atau pegawai jang diwajibkan mendjalankan keputusan kehakiman. Pasal 3 (1) Hukuman tutupan, pendjara dan kurungan, termasuk juga hukuman kurungan pengganti, tidak boleh didjalankan apabila orang jang dihukum mohon supaja hukuman itu tidak dijalankan karena permohonan grasi, atau kehendaknja akan memajukan permohonan grasi. (2) Ketentuan dalam ajat (1) mengenai hukuman kurungan pengganti tidak berlaku bagi orang jang dihukum jang menurut pendapat Djaksa atau pegawai jang diwadjibkan mendjalankan keputusan kehakiman jang bersangkutan, meskipun dapat membajar, tidak suka membajar hukuman denda jang dijatuhkan kepadanja. (3) Djika hukuman tersebut pada ajat (1) dijalankan, karena orang jang dihukum, ketika keputusan kehakiman jang tidak dapat diubah lagi, diberitahukan kepadanja oleh Kepala kejaksaan atau pegawai jang diwajibkan mendjalankan keputusan kehakiman, tidak menjatakan kehendaknja supaja penglaksanaan hukuman itu ditunda karena permohonan grasi atau kehendaknja
  • 2. Data_elektronis_sumber_hukum_RGS_&_Mitra Dihimpun dari cyber- space [internet] Indonesia diedit ulang oleh, cyber - Kantor Pengacara - Konsultan Hukum RGS & Mitra http://welcome.to/RGS_Mitra ; rgs@cbn.net.id ; pengacara_rgs@yahoo.com akan memadjukan permohonan grasi, maka penglaksanaan hukuman itu tidak dapat dihentikan atas permohonan jang kemudian dimajukan oleh orang jang dihukum atau pihak lain, berdasarkan permohonan grasi atau kehendaknya akan memajukan permohonan grasi. (4) Hal jang ditentukan dalam ajat jang lalu harus diberitahukan kepada orang jang dihukum: oleh Hakim atau Ketua pengadilan jang memutus pada tingkat pertama, dalam persidangan pengadilan, setelah keputusan kehakiman diumumkan, atau oleh Panitera pengadilan jang memutus pada tingkat pertama, dalam penjara ketika keputusan itu diberitahukan kepadanja, djika orang jang dihukum ada dalam tahanan dan karena suatu hal tidak dapat dibawa kedalam persidangan dimana keputusan itu diumumkan, atau oleh Kepala kedjaksaan atau pegawai jang diwajibkan menjalankan keputusan kehakiman, ketika ia memberitahukan keputusan dalam pemeriksaan tingkat pertama jang dilangsungkan diluar hadlirnja orang jang dihukum atau keputusan dalam pemeriksaan ulangan oleh pengadilan ulangan kepadanja. Pasal 4 (1) Permohonan grasi atas hukuman denda tidak dapat menunda penglaksanaan hukuman itu; dalam hal orang jang dihukum tidak dapat membajar denda berlaku pas. 3 ajat (1) dan (2). (2) Pemberian grasi atas hukuman denda harus menjatakan perintah pembebasan dari sebagian atau seluruhnja dari denda jang telah ditetapkan. Pasal 5 (1) Ketjuali apa jang ditetapkan dalam pas. 2, maka permohonan grasi termaksud pas. 3 ajat (1) hanya dapat dimajukan dalam tenggang 14 hari terhitung mulai hari berikut hari keputusan menjadi tetap. (2) Dalam hal keputusan dalam pemeriksaan ulangan jang dijatuhkan oleh pengadilan ulangan, maka tenggang 14 hari itu dihitung mulai hari berikut hari keputusan diberitahukan kepada orang jang dihukum. (3) Hal jang ditentukan dalam ajat (1) harus diberitahukan kepada orang jang dihukum oleh pegawai dan pada waktu jang dimaksud dalam pas. 3 ajat (4). Pasal 6 (1) Permohonan grasi harus dimadjukan kepada Panitera pengadilan jang memutus pada tingkat pertama, atau jika pemohon bertempat tinggal diluar daerah hukum pengadilan jang berkepentingan atau jika Panitera pengadilan tidak ada
  • 3. Data_elektronis_sumber_hukum_RGS_&_Mitra Dihimpun dari cyber- space [internet] Indonesia diedit ulang oleh, cyber - Kantor Pengacara - Konsultan Hukum RGS & Mitra http://welcome.to/RGS_Mitra ; rgs@cbn.net.id ; pengacara_rgs@yahoo.com ditempatnja, maka pomohon dapat memajukan permohonannja kepada pembesar daerahnja. (2) Permohonan grasi jang langsung dimajukan kepada Presiden atau pembesar yang lain besar jang lain, dikirim kepada Hakim atau Ketua pengadilan jang bersangkutan. (3) Pemasukan surat permohonan ampun, jang dimaksud dalam ajat (2) tersebut diatas, dianggap sebagai jang dimajukan kepada Panitera pengadilan tersebut dalam ajat (1). (4) Ketjuali terhadap hukuman mati, maka permohonan grasi jang dimadjukan oleh pihak lain daripada orang jang dihukum hanja dapat diterima, jikalau ternjata bahwa orang jang dihukum itu setudju dengan permohonan tersebut. Pasal 7 (1) Barang siapa jang memajukan permohonan grasi dengan persetudjuan orang jang dihukum, berhak mendapat salinan atau petikan dari keputusan Hakim, atau pengadilan jang bersangkutan atas biajanja. (2) Atas permintaannja haruslah diberikan kesempatan kepadanja untuk melihat surat-surat pemberitaan. Pasal 8 (1) Setelah menerima surat permohonan grasi maka Panitera tersebut dalam pas. 6 ajat (1) segera meneruskan surat itu beserta surat pemberitaan dan (salinan) surat keputusan jang bersangkutan dan apabila diadakan pemeriksaan ulangan, djuga salinan surat keputusan pengadilan ulangan, kepada Hakim atau Ketua pengadilan jang memutus pada tingkat pertama. (2) Atas permintaan Hakim atau Ketua pengadilan jang menerima permohonan grasi jang dimaksud dalam pas. 6 ajat (2), maka Panitera pengadilan tersebut mengirimkan surat pemberitaan dan (salinan) surat keputusan jang bersangkutan kepada Hakim atau Ketua pengadilan tersebut. (3) Hakim atau Ketua pengadilan itu segera meneruskan surat2 tersebut dalam ajat (1) beserta pertimbangannja kepada Kepala kedjaksaan pada pengadilan jang memutus pada tingkat pertama. (4) Djaksa jang melakukan penuntutan pada peradilan tingkat pertama atau Kepala kejaksaan tersebut dalam ajat (3) segera meneruskan surat tersebut dalam ajat (3) beserta pertimbangannja kepada Mahkamah Agung Indonesia. (5) Dalam hal perkara sumir pada Pengadilan Kepolisian (di Republik Indonesia), Hakim dengan segera meneruskan surat tersebut dalam ajat (1) beserta pertimbangannja kepada Mahkamah Agung Indonesia.
  • 4. Data_elektronis_sumber_hukum_RGS_&_Mitra Dihimpun dari cyber- space [internet] Indonesia diedit ulang oleh, cyber - Kantor Pengacara - Konsultan Hukum RGS & Mitra http://welcome.to/RGS_Mitra ; rgs@cbn.net.id ; pengacara_rgs@yahoo.com (6) Mahkamah Agung Indonesia segera meneruskan surat2 tersebut dalam ajat (4) dan (5) beserta pertimbangannja kepada Menteri Kehakiman. Mahkamah Agung Indonesia meminta pertimbangan kepada Djaksa Agung: apabila keputusan pengadilan itu mengenai hukuman mati; apabila Mahkamah Agung Indonesia membutuhkan pendapat Djaksa Agung tentang kebijaksanaan penuntutan umum; apabila Djaksa Agung sebelumnja mengemukakan keinginannja kepada Mahkamah Agung Indonesia untuk diminta pertimbangannja. (7) Menteri Kehakiman dengan segera meneruskan surat2 tersebut dalam ajat (4) dan (5) beserta pertimbangannja kepada Presiden. (8) Menteri Kehakiman dapat meminta pertimbangan Menteri jang lain tentang permohonan grasi, sebelum meneruskan surat tersebut dalam ajat (6) dengan pertimbangannja kepada Presiden. Pasal 9 Permohonan grasi mengenai orang jang dihukum jang berada dalam tahanan atau jang sedang menjalani hukumannja harus diselesaikan lebih dahulu. Pasal 10 Dalam hal permohonan grasi dimajukan atas hukuman jang dijatuhkan oleh Pengadilan Tentara, maka perkataan Ketua pengadilan, Mahkamah Agung Indonesia, Djaksa, Kepala kejaksaan dan Djaksa Agung dalam pas. 3 ajat (3) dan pas. 8 harus dibatja; Ketua Pengadilan Tentara, Mahkamah Tentara Agung, Djaksa Tentara, Kepala kedjaksaan Tentara dan Djaksa Tentara Agung. Pasal 11 Segala keputusan Presiden atas permohonan grasi dengan segera diberitahukan oleh Menteri Kehakiman kepada pegawai jang diwajibkan menjalankan kehakiman dan kepada jang berkepentingan. Pasal 12 Ketentuan jang termaktub dalam pasal 8, 9, 10 dan 11 berlaku juga, jika oleh karena jabatan dimadjukan usul untuk memberikan grasi. Pasal 13 Hal2 tentang tjara mengurus permohonan grasi jang tidak diatur dalam Undang2 ini diatur oleh Menteri Kehakiman. Pasal 14 Undang2 ini dapat disebut: Undang2 Grasi.
  • 5. Data_elektronis_sumber_hukum_RGS_&_Mitra Dihimpun dari cyber- space [internet] Indonesia diedit ulang oleh, cyber - Kantor Pengacara - Konsultan Hukum RGS & Mitra http://welcome.to/RGS_Mitra ; rgs@cbn.net.id ; pengacara_rgs@yahoo.com Pasal 15 Undang2 ini mulai berlaku pada hari pengumumannya. (6-7-'50.)