SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
PENGUKURAN KANDUNGAN AIR TANAH
                      PADA TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

                        MEASUREMENT WATER SO IL CONTENT TO CROP MODELING
                                OF JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.))

                                              Gusti Rusmayadi
                             Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNLAM
                             Jl. Jend. A. Yani Km.36 PO Box 1028 Banjarbaru 70714
                                        e-mail: grusmayadi@yahoo.com.sg


                                                ABSTRACT
Management strategies development for efficient water utilization of crop production req uires sensitive
measurements of changes in soil water content on a dynamic basis. Many of the methods currently used for
measuring these changes are destructive, slow, or relatively expensive for large -scale investigations. A
sensor that low-cost, nondestructive soil moisture sensor for measuring changes in soil volumetric water
content on the basis of changes in the dielectric constant of the soil water were available. So, this research
was carried out to quantify soil water content on Jatropha under rainf all condition, four levels of nitrogen
fertilizer (N) and two population densities (P). The experiments used a systematic Nelder fan design with 9
spokes and 4 rings were conducted at SEAMEO-BIOTROP field experiment in 2007. Calibration in depth 0 -
                                           2                       2                          2
20 cm and 20-40 cm are ỳ=-1.3225x +7.4968x+11.669, R =0.37 dan ỳ=-1.5946x +10.909x+ 8.3394,
  2
R =0.70, resvectively. Based on field test this instrument can use to measurement soil water content and
actual evapotranspiration calculation with variation of nitrogen fe rtilizer and population densities.

Keywords: Instrument, Jatropha and Soil water content


                                                 ABSTRAK
Perkembangan dari strategi pengelolaan penggunaan air yang efisien dalam produksi tanaman memerlukan
pengukur yang peka terhadap perubahan kandungan air tan ah yang dinamis. Beberapa metode sekarang
dalam mengukur perubahan tersebut menggunakan metode destruktif, lambat dan relatif mahal pada
penelitian skala besar Suatu alat pengukur yang berbiaya murah telah tersedia, yaitu sensor kadar air tanah
non-destruktif untuk mengukur kandungan air tanah volumetrik dengan basis dielektrik konstan dari
kandungan air. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengukuran fluktuasi kandungan air tanah oleh
sensor kadar air tanah pada pertanaman Jarak Pagar dengan kondis i empat tingkat pemberian nitrogen (N)
dan dua kerapatan populasi (P) pada lahan tadah hujan. Percobaan disusun menurut Fan Nelder design
dengan 9 spoke dan 4 ring dilakukan pada kebun percobaan SEAMEO -BIOTROP tahun 2007. Kalibrasi
                                                                           2                    2
pada kedalaman 0 – 20 dan 20 – 40 cm masing-masing adalah ỳ=-1.3225x +7.4968x+11.669, R =0,37 dan
            2                      2
ỳ=-1.5946x +10.909x+ 8.3394, R =0,70. Berdasarkan pengujian lapang, alat tersebut dapat dipergunakan
untuk mengukur kandungan air tanah dan perhitungan evapotranspirasi aktual dengan perlakuan pemberian
nitrogen dan kepadatan populasi yang bervariasi.

Kata kunci: Instrument, Jarak Pagar, kandungan air tanah dan evapotranspirasi aktual


PENDAHULUAN                                             sederhana     yang    menggunakan     pendekatan
                                                        pengukuran konduktivitas listrik dapat digunakan
   Cara konvensional mengukur kandungan air
                                                        menduga kandungan air tanah.
tanah yang masih dipergunakan sampai sekarang
                                                            Sensor yang dipergunakan di sini berbeda
adalah metode gravitasi metrik atau gravimetrik
                                                        dengan sensor kadar air tanah yang sudah
dengan mengambil contoh tanah, kemudian tanah di
                                                        dikembangkan saat ini seperti neutron probe yang
oven sampai kering dan dihitung selisih berat basah
                                                        relatif mahal atau ECH2O dielectric Aquameter
terhadap berat keringnya. Proses ini memerlukan
                                                        Model EC20 probe (McMichael & Lascano, 2003).
waktu dan upaya yang cukup banyak untuk
                                                        Kedua alat terakhir ini memerlukan akses berupa
mendapatkan data yang akurat karena contoh tanah
                                                        pipa PVC, sementara itu sensor tipe 303 Digital
yang diambil cukup banyak . Tehnik elektronik

                                    Volume 18 Nomor 3 April 2011                                           25
Multimeter dapat dipergunakan tanpa menggunakan        KHz. Sensor dan bahan yang dipergunakan adalah
pipa PVC, karena masing-masing batang sensor           sepasang elektroda, sakelar elektronik (IC 4066),
dilapisi oleh isolator.                                Multivibrator Astable (IC 4047), dan Multimeter
    Kepekaan alat ini dievaluasi pada suatu            (DVM).
pertanaman Jarak Pagar yang diberi perlakuan               Dengan pendekatan teknik elektronik sederhana,
empat tingkat pemberian nitrogen pada dua tingkat      kandungan air tanah dapat diduga dengan
kerapatan populasi. Peran pengukuran kandungan         mengukur konduktivitas listriknya. Teknik ini
air tanah ini menjadi penting karena karakteristik     memerlukan sepasang elektroda yang dibenamkan
Jarak Pagar memerlukan nitrogen yang banyak dan        kedalam tanah. Air dalam tanah berupa larutan
dianjurkan penanamannya pada lahan marginal.           elektronik     sehingga    medan        listrik   akan
    Penanaman jarak pagar dianjurkan untuk lahan       mempengaruhi posisi ion-ion dalam tanah.
marginal dan kebutuhan air tanamannya relatif          Kecepatan gerakan ion (terbaca sebagai day a
sedikit. Menurut Sukarin et al. (1987) dan Aker,       hantar listrik) merupakan fungsi kandungan air
(1997) variabilitas iklim curah hujan mengendalikan    tanahnya. Alat ukur daya hantar listrik pada
penggunaan air pada kondisi air yang terbatas          umumnya memberi medan listrik DC pada kedua
dalam produksi jarak pagar.                            elektroda. Untuk larutan elektrolit medan listrik akan
    Jarak pagar merupakan tanaman yang dapat           menghasilkan polarisasi sehingga konduktivitas
menyimpan air pada daun dan akarnya selama             tidak terukur. Untuk itu medan listrik yang diberikan
musim kering (Prihandana & Hendroko, 2007) dan         pada sepasang elektrodanya harus berupa listrik AC
termasuk tanaman succulent yang daunnya                dengan frekuensi ± 1 KHz.
menutup dimusim kering, jadi tanaman ini memiliki          Nilai kandungan air tanah diperoleh dari fungsi
adaptasi yang sangat baik dan luas di wilayah -        nilai resistansi yang tertera pada alat ukur.
wilayah kering dan semi kering (Heller, 1996).         Berdampak kalibrasi terhadap kandungan air ya ng
Namun, kekeringan dapat membatasi nitrogen (N)         mudah diketahui dari jenis tanah tertentu maka
yang dapat diserap tanaman, melalui pengurangan        pengukuran kandungan air tanah yang cepat dan
laju mineralisasi N. Hujan yang terlalu tinggi dapat   akurat dapat diperoleh. Akurasi pengukuran
menyebabkan kehilangan N dari tanah melalui            kandungan air tanah lebih dipengaruhi oleh jumlah
pencucian dan denitrifiksasi. Pada tanah alkalin       pengambilan contoh pengamatan dari pada akurasi
tinggi, N dapat hilang karena votalisasi ( Matthews,   alatnya sendiri.
2002). Jadi, penelitian ini memerlukan instrument
                                                       Percobaan lapang
yang handal untuk mengetahui fluktuasi kandungan
air tanah pada lingkungan yang beragam dalam hal           Percobaan disusun menurut Nelder Fan Design
ini adalah perlakuan nitrogen dan kerapatan            (Mark, 1983). Setiap plot terdiri dari 9 spoke dan 4
populasi.                                              ring. Nitrogen (N) yang diberikan adalah W1N0 (0 g
    Penelitian ini dimaksudkan untuk mengevaluasi      Urea/pohon), W1N1 (20 g Urea/pohon), W1N2 (40 g
kepekaan instrument kadar air tanah tipe 303 Digital   Urea/pohon), dan W1N3 (60 g Urea/pohon). Setiap
Multimeter dalam melacak perubahan kandungan air       ring ditempatkan populasi tanaman (P) W1P1 (17
                                                                                               2
tanah yang dinamis pada perlakuan nitrogen dan         698 tanaman/ha atau 1.7 tanaman/m ) dan W1P2
                                                                                                   2
kerapatan populasi di bawah kondisi lahan tadah        (3.246 tanaman/ha atau 0.32 tanaman/m ). Pada
hujan.                                                 percobaan ini biji ditanam tanggal 18 April dan
                                                       dipanen pada 22 Oktober 2007.
METODE PENELITIAN
                                                       Pengamatan
Bahan dan Alat
                                           1                Sifat fisik dan kimia tanah di lokasi percobaan
   Pupuk Urea sesuai perlakuan diberikan /2 dosis
saat tanam dan 90 HST. SP -36 dan KCl masing-          sebagai berikut. Nilai pF 2.54 = 36,28% dan pF 4.2
                                                                                                          -3
masing sebesar 20 g/pohon (Hambali et al. 2006)        = 27,48% (% volume) dengan bobot isi 1,42 g cm ,
                                                                                        -1
diberikan saat tanam. Populasi IP -1P digunakan        laju permeabilitas 2,13 cm jam (lambat), N total
sebagai benih. Fungisida, furadan, dan insektisida     0,18% (rendah), pH 5,6 (agak masam), nisbah C/N
untuk pemeliharaan tanaman. Alat yang digunakan        sebesar 9,3, dan bahan organik sebesar 2,92%.
                                                                                                          -1
adalah kandungan air tanah portabel tipe 303 Digital        Unsur iklim selain curah hujan (mm hari )
Multimeter.                                            diambil dari stasiun Branang -Siang sekitar 1 km dari
                                                                                                    -2   -1
                                                       lokasi percobaan, yaitu radiasi surya ( MJ m hari ),
Metode
                                                       suhu udara ( C), kelembapan nisbi (%), dan
Instrument Kandungan Air Tanah tipe 303 Digital                                  -1
                                                       kecepatan angin (m s ) yang diperlukan untuk
Multimeter                                             mensimulasi model neraca air.
Prinsip dasar kerja alat adalah mengukur daya               Kandungan air tanah (KAT) diukur selang 7 hari
hantar listrik tanah dengan multimeter (DVM). Alat     pada setiap kedalaman 20 cm pada titik yang tetap
ini dapat mengubah polaritas dengan frekuensi 1        menurut plot percobaan. Evapotranspirasi tanaman

26                                                                                         ISSN 0854-2333
termasuk evaporasi tanah serta intersepsi kanopi                                             bunga mekar (MF) sangat kecil yaitu 0,01 dan 0,18
tanaman, diukur berdasarkan KAT pada saat t -1 dan                                           atau kurang dari 0,5 ETp yang berarti pada periode
t serta curah hujan (Angus & van Herwaarden, 2001;                                           ini pemenuhan kebutuhan air tanaman kurang dari
Chen et al. 2003):                                                                           50%.
                                                                                             Kalibrasi alat
ETa t               SWC t             SWC t   1     CH t             Dt               (29)
                                                                                                  Setiap instrument memerlukan kalibrasi untuk
                                                                                             menterjemahkan bacaan sensornya dengan lokasi
ETat: evapotranspirasi tanaman (mm) pada saat t;                                             tempat alat tersebut dipergunakan. Dalam kalibrasi,
SWC: KAT rata-rata seluruh profil (mm); CH: curah                                            titik sensor alat melibatkan pengambilan contoh
hujan (mm); D: drainase (mm), yang pada                                                      tanah, kemudian dihitung menurut metode
percobaan ini tidak diukur dan diabaikan                                                     gravimetrik, contoh tanah di oven sampai kering
berdasarkan Payne et al. (2001), demikian pula                                               baru dihitung selisih berat basah terhadap berat
dengan limpasan permukaan karena            lahan                                            keringnya. Bacaan sensor kandungan air tanah tipe
percobaan relatif datar.                                                                     303 Digital multimeter dan metode gravimetrik
HASIL DAN PEMBAHASAN                                                                         disajikan pada Tabel 1.
                                                                                                  Hasil kalibrasi pada kedalaman 0 – 20 dan 20 –
Kondisi Iklim                                                                                40 cm disajikan pada Gamb ar 2. Bentuk kuadratik
    Curah hujan (CH) yang diterima sebesar 570,4                                             terlihat lebih mendekati bacaan sensor dengan
mm dan evapotranspirasi potensial (ETp) sebesar                                              kandungan air tanah di lapangan. Kepekaan sensor
628,9 mm, sehingga pada periode tanam ini secara                                             yang sudah dikalibrasi ini akan dievaluasi pada
klimatologis terjadi défisit air. Nisbah CH/ETp                                              kemampuannya dalam membedakan perlakuan -
mempengaruhi fluktuasi air tanah. Oleh karena                                                perlakuan yang diberikan pada pertanaman Jarak
sebaran curah hujan tidak merata (Gambar 1), maka                                            Pagar.
nisbah CH/ETp pada fase kuncup bunga (KB) dan

                            120                                                                                           8.0
                                                                KB        BM
                                                                                                                          7.0
                            100
                                                                                                                          6.0
        Curah hujan (mm )




                                                                                                  Evapotranspirasi (mm)




                            80
                                                                                                                          5.0
                            60                                                                                            4.0
                                                                                                                          3.0
                            40
                                                                                                                          2.0
                            20
                                                                                                                          1.0
                             0                                                                                            0.0

                                                  Julian date                                                                          Julian date




                                  Gambar 1. Peubah curah hujan dan evapotranspirasi harian selama percobaan.
                                    Figure 1. Dayly Rainfall and evaporation variable as long as experiment

                                               Tabel 1. Kalibrasi instrument tipe 303 Digital multimeter
                                              Table 1. Instrument calibration 303 Digital Multimeter Type
                                                                                          Kedalaman pengukuran (cm)
                                                                               0 – 20                                 20 – 40
        Titik pengukuran
                                                       X (sensor)                   Y (gravimetrik)        X (sensor)      Y (gravimetrik)
                                  1                         2.25                         21.34                                  0.99                 19.98
                                  2                         1.07                         16.71                                  2.85                 24.13
                                  3                         1.24                                                                4.03
                                                                                         20.73                                                       24.31
                                  4                         2.42                                                                2.55
                                                                                         18.16                                                       25.32
                                  5                         3.24                                                                1.98
                                                                                         26.71                                                       30.12
                                  6                         0.72                                                                0.92
                                                                                         12.98                                                       14.19
                                  7                         4.57                                                                5.96
                                                                                         17.14                                                       17.62
                                  8                         0.67                                                                0.79
                                                                                         20.11                                                       13.97


                                                                 Volume 18 Nomor 3 April 2011                                                                27
30.00                                                                         35.00

                                                                                       30.00                                    y = 0.6355x + 19.61
         25.00
                                                                                                                                R2 = 0.0393
                                                                                       25.00
         20.00
       KAT (%)                                                                       KAT (%)
                                                                                       20.00                           2
         15.00                                                                                              y = -1.5946x + 10.909x + 8.3394
                                            2
                                 y = -1.3225x + 7.4968x + 11.669                       15.00                          R2 = 0.6956
         10.00                              2
                                           R = 0.3753                                  10.00
          5.00                                                                          5.00

          0.00                                                                          0.00
                 0      1          2            3         4         5                          0        1   2     3       4        5       6      7
                                    KAT (kvol)                                                                    KAT (kvolt)


         Gambar 2. Kalibrasi instrument tipe 303 Digital Multimeter pada kedalaman 0 – 20 dan 20 – 40 cm.
             Figure 2. Instrument calibration 303 Digital Multimeter type in depth 0-20 cm and 40 cm.
Pengukuran Kandungan air tanah                                                  instrument ini berdasarkan kecepatan gerakan ion
                                                                                yang terbaca sebagai daya hantar listrik dan
     Kandungan air tanah pada kedalaman tanah 0 -
                                                                                merupakan fungsi kandungan air tanahnya.
20 dan 0-100 cm selama percobaan diperlihatkan
                                                                                Semakin tinggi pemberian nitrogen, maka air yang
pada Gambar 3. Kandungan air tanah mengalami
                                                                                diperlukan untuk mineralisasi nitrogen, lebih besar
penurunan sejak fase kuncup bunga (KB).
                                                                                dibandingkan dengan pemberian nitrogen yang
Penurunan kandungan air tanah tersebut berkaitan
                                                                                rendah. Air dalam tanah berupa larutan elektronik
dengan curah hujan yang relatif kecil selama
                                                                                sehingga medan listrik akan mempengaruhi posisi
periode tersebut (Gambar 1). Selama periode
                                                                                ion-ion dalam tanah dan larutan ion semakin aktif
pertumbuhan, kandungan air tanah pada perlakuan
                                                                                pergerakannya. Ini berarti alat kadar air tanah
pemupukan     nitrogen   (W1N1–W1N3),      terjadi
                                                                                tersebut dapat menjangkau baik pada air tanah
penurunan yang lebih besar dibandingkan dengan
                                                                                banyak (W1N0) ataupun sedikit (W1N1 -W1-N3).
tanpa pemupukan (W1N0) (Gambar 3). Prinsip kerja


                                100,0
                                                                                                                  W1N0
                                                                                KB                 BM             W1N1
                                 90,0                                                                             W1N2
           A                                                                                                      W1N3
                                 80,0                                                                             W1P1
                                                                                                                  W1P2
                               70,0
                             )
                             (
                             m
                             c
                             0
                             2
                             -
                               60,0
                                                          pupuk
                             K 50,0
                             0
                             ,
                             T
                             A
                                          153       167       181       202 216 230 244 258                     272    283
                                                                        Pengamatan (mingguan)



                             375,0
                             350,0       pupuk
            B                325,0                                         KB
                             300,0
                             275,0
                             250,0
                            )
                            (225,0
                            m
                            c
                            0
                            1                                  W1N0
                            -                                  W1N1
                             200,0
                                                               W1N2
                             175,0
                            0
                            ,
                            T
                            A
                            K
                                                                        Pengamatan (mingguan)

                 Gambar 3. Kandungan air tanah pada 0 - 20 cm (a) dan 0 – 100 cm (b) dengan peningkatan
                                       pemberian nitrogen dan kerapatan populasi .
                      Figure 3. Soil Water Content in depth 0 -20 cm (a) and 0-100 cm (b) according
                                  to increasing nitrogen supply and population density.

28                                                                                                                                     ISSN 0854-2333
Kerapatan      populasi    juga     mempengaruhi      DAFTAR PUSTAKA
kandungan air tanah yang pada populasi rapat
                                                         Aker CL. 1997. Growth and reproduction of Jatropha
(W1P1) lebih kecil dibandingkan populasi sedang
                                                              curcas. Di dalam: G.M. Gübitz, M. Mittelbach &
(W1P2). Peningkatan penggunaan kandungan ai r
                                                              M. Trabi, Biofuels and industrial products from
tanah akan mempengaruhi jumlah air yang akan
                                                              Jatropha curcas. Dbv-Verlag, Graz: 2-18.
dievapotranspirasikan.
   Air diperlukan dalam mineralisasi nitrogen yang       Angus AF & van Herwaarden JF. 2001. Increasing
selanjutnya      diperlukan      sebagai      sarana         Water Use and Water Use Efficiency in Dryland
pengangkutan unsur hara. Oleh karena itu, pada               Wheat. Agron. J. 93:290–298.
perlakuan pemupukan nitrogen (defisit air W1N1,
                                                         Arkebauer TJ, Weiss A, Sinclair TR & Blum A. 1994.
W1N2 dan W1N3 masing-masing sebesar -44.5; -
                                                             In defence of radiation use efficiency: a
54.2 dan -80.1) terlihat kandungan air tanah yang
                                                             response to Demetriades-Shah et al. (1992).
menurun dengan cepat dibandingkan tanpa
pemupukan (defisit air sebesar -33.5 mm). Hal ini            Agric. For. Meteorol. 68:221-227.
yang     menyebabkan       evapotranspirasi    aktual    Budianto B. 2004. Instrumentasi Meteorologi
tanaman semakin besar. Evapotranspirasi W1N0                  Elektronik. Di dalam. Pelatihan Dosen PT se
sebesar 399.1 mm sementara itu W1N3 sebesar                   Indonesia Timur bidang Pemodelan dan
491.0 mm. Perhitungan evapotranspirasi ini                    Simulasi Komputer untuk Pertanian. Bogor.
diperoleh     berdasarkan      selisih   pengukuran           Departemen Geofisika dan Meteorologi FMIPA -
kandungan air tanah pada dua waktu yang ber beda              BPPK-Diknas.
dan ditambah curah hujan. Ketelitian perhitungan
evapotranspirasi ini sangat ditentukan oleh ketelitian   Chen C, William AP, Richard WS & Michael AS.
dari pengukuran kandungan air tanah.                         2003. Yield and Water-Use Efficiency of Eight
                                                             Wheat Cultivars Planted on Seven Dates in
                                                             Northeastern Oregon. Agron. J. 95:836–843.
SIMPULAN
                                                         Hambali E et al. 2006. Jarak Pagar, tanaman
Sensor kadar air tanah tipe 303 Digital Multimeter          penghasil biodiesel. Jakarta. Penebar
peka dan dapat digunakan untuk mengetahui                   Swadaya.
dinamika kandungan air tanah pada lingkungan
yang mempunyai kandungan air tanah rendah                Heller J. 1996. Physic Nut ( Jatropha curcas L.).
sampai tinggi maupun lingkungan yang mempunyai                Promoting the conservation and use of
populasi tanaman jarang samp ai rapat. Hal tersebut           underutilized and neglected crops 1. Rome.
teruji pada peubah kadar air tanah dan                        IPGRI.
evapotranspirasi.                                        Mark WB. 1983. Spacing Trials Using the Nelder
                                                             Wheel. Presented at the Workshop on
                                                             Eucalyptus in California, June 14 -16, 1983,
SARAN                                                        Sacramento, California; p81 -85.
     Evaluasi instrument kadar air tanah pada lokasi     Matthews R. 2002. Crop Management. In Crop–Soil
percobaan telah dilakukan oleh karena itu                     Simulation Models. eds (R. Matthews and W.
disarankan digunakan sebagai alat ukur kadar air              Stephens) CAB International. p 29-53.
tanah.
                                                         McMichael B & Lascano RJ. 2003. Laboratory
                                                             Evaluation of a Commercial Dielectric Soil
UCAPAN TERIMAKASIH                                           Water Sensor. Vadose Zone Journal 2:650–
Ucapan terimakasih disampaikan kepada SEAMEO-                654.
BIOTROP atas biaya penelitian dari DIPA SEAMEO-          Payne WA, Rasmussen PE, Chen C & Ramig RE.
BIOTROP tahun 2007. Penggunaan fasilitas Lab.                2001. Assessing simple wheat and pea models
SEAMEO-BIOTROP, Lab. Instrumentasi, asisten                  using data from a long-term tillage experiment.
lapangan dan beberapa mahasiswa Dep artemen                  Agron. J. 93:250–260.
Meteorologi FMIPA-IPB atas bantuan teknis dalam
pengelolaan       tanaman,    pengukuran     dan         Prihandana R & Hendroko R. 2007. Energi hijau.
pengambilan contoh tanah dan tanaman. Juga                    Jakarta. Penebar Swadaya.
kepada Ir. Bregras Budianto, M.Sc yang telah             Sukarin W, Yamada Y & Sakaguchi S. 1987.
merakit alat pengukuran kadar air tanah tipe 303             Characteristics of physic nut, Jatropha curcas
Digital Multimeter.                                          L. as a new biomass crop in the Tropics. Jpn.
                                                             Agric. Res. Quart. (Japan) 20(4):302-303.



                                    Volume 18 Nomor 3 April 2011                                          29

More Related Content

Viewers also liked

Masa depan bumi gusti rusmayadi par_rev
Masa depan bumi gusti rusmayadi par_revMasa depan bumi gusti rusmayadi par_rev
Masa depan bumi gusti rusmayadi par_revGusti Rusmayadi
 
Iv pengelolaan limbah organik
Iv pengelolaan limbah organikIv pengelolaan limbah organik
Iv pengelolaan limbah organikGusti Rusmayadi
 
Leaflet ps agronomi 2014
Leaflet ps agronomi 2014Leaflet ps agronomi 2014
Leaflet ps agronomi 2014Gusti Rusmayadi
 
Iii metode dan teknik pengukuran pencemaran udara
Iii metode dan teknik pengukuran pencemaran udaraIii metode dan teknik pengukuran pencemaran udara
Iii metode dan teknik pengukuran pencemaran udaraGusti Rusmayadi
 
Praktikum agroklimatologi cwr 2012_gtr
Praktikum agroklimatologi cwr 2012_gtrPraktikum agroklimatologi cwr 2012_gtr
Praktikum agroklimatologi cwr 2012_gtrGusti Rusmayadi
 
Simulasi monte carlo gtr
Simulasi monte carlo gtrSimulasi monte carlo gtr
Simulasi monte carlo gtrGusti Rusmayadi
 
Identifikasi, prediksi dan evaluasi dampak terhadap pencemaran
Identifikasi, prediksi dan evaluasi dampak terhadap pencemaranIdentifikasi, prediksi dan evaluasi dampak terhadap pencemaran
Identifikasi, prediksi dan evaluasi dampak terhadap pencemaranGusti Rusmayadi
 
Viii. manipulasi lingkungan gtr
Viii. manipulasi lingkungan gtrViii. manipulasi lingkungan gtr
Viii. manipulasi lingkungan gtrGusti Rusmayadi
 
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtrVi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtrGusti Rusmayadi
 
Pembangkit random number gtr
Pembangkit random number gtrPembangkit random number gtr
Pembangkit random number gtrGusti Rusmayadi
 
Pemodelan produksi gtr 2013
Pemodelan produksi gtr 2013Pemodelan produksi gtr 2013
Pemodelan produksi gtr 2013Gusti Rusmayadi
 
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtr
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtrPraktikum agroklimatologi pdf 2011_gtr
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtrGusti Rusmayadi
 
Ii pendahahuluan atmosfer
Ii pendahahuluan atmosferIi pendahahuluan atmosfer
Ii pendahahuluan atmosferGusti Rusmayadi
 
KLIMATOLOGI DASAR "ATMOSFER"
KLIMATOLOGI DASAR "ATMOSFER"KLIMATOLOGI DASAR "ATMOSFER"
KLIMATOLOGI DASAR "ATMOSFER"Aji Sanjaya
 

Viewers also liked (20)

Afiah49 59-baik
Afiah49 59-baikAfiah49 59-baik
Afiah49 59-baik
 
Masa depan bumi gusti rusmayadi par_rev
Masa depan bumi gusti rusmayadi par_revMasa depan bumi gusti rusmayadi par_rev
Masa depan bumi gusti rusmayadi par_rev
 
Fadly 60 68
Fadly 60 68Fadly 60 68
Fadly 60 68
 
Iv pengelolaan limbah organik
Iv pengelolaan limbah organikIv pengelolaan limbah organik
Iv pengelolaan limbah organik
 
Leaflet ps agronomi 2014
Leaflet ps agronomi 2014Leaflet ps agronomi 2014
Leaflet ps agronomi 2014
 
Iii metode dan teknik pengukuran pencemaran udara
Iii metode dan teknik pengukuran pencemaran udaraIii metode dan teknik pengukuran pencemaran udara
Iii metode dan teknik pengukuran pencemaran udara
 
Praktikum agroklimatologi cwr 2012_gtr
Praktikum agroklimatologi cwr 2012_gtrPraktikum agroklimatologi cwr 2012_gtr
Praktikum agroklimatologi cwr 2012_gtr
 
Iv suhu gtr
Iv suhu gtrIv suhu gtr
Iv suhu gtr
 
3 radiasi matahari gtr
3 radiasi matahari gtr3 radiasi matahari gtr
3 radiasi matahari gtr
 
Simulasi monte carlo gtr
Simulasi monte carlo gtrSimulasi monte carlo gtr
Simulasi monte carlo gtr
 
Identifikasi, prediksi dan evaluasi dampak terhadap pencemaran
Identifikasi, prediksi dan evaluasi dampak terhadap pencemaranIdentifikasi, prediksi dan evaluasi dampak terhadap pencemaran
Identifikasi, prediksi dan evaluasi dampak terhadap pencemaran
 
Rancangan design gtr
Rancangan design gtrRancangan design gtr
Rancangan design gtr
 
V kelembapan udara gtr
V kelembapan udara gtrV kelembapan udara gtr
V kelembapan udara gtr
 
Viii. manipulasi lingkungan gtr
Viii. manipulasi lingkungan gtrViii. manipulasi lingkungan gtr
Viii. manipulasi lingkungan gtr
 
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtrVi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
 
Pembangkit random number gtr
Pembangkit random number gtrPembangkit random number gtr
Pembangkit random number gtr
 
Pemodelan produksi gtr 2013
Pemodelan produksi gtr 2013Pemodelan produksi gtr 2013
Pemodelan produksi gtr 2013
 
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtr
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtrPraktikum agroklimatologi pdf 2011_gtr
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtr
 
Ii pendahahuluan atmosfer
Ii pendahahuluan atmosferIi pendahahuluan atmosfer
Ii pendahahuluan atmosfer
 
KLIMATOLOGI DASAR "ATMOSFER"
KLIMATOLOGI DASAR "ATMOSFER"KLIMATOLOGI DASAR "ATMOSFER"
KLIMATOLOGI DASAR "ATMOSFER"
 

Similar to Gustir 25-29

9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdfNoprianYeek
 
9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdfNoprianYeek
 
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran Azmi Zouma
 
Jurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanJurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanPT. SASA
 
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)Anisa Aulia Sabilah
 
praktikumpentanahan-150504212048-conversion-gate01.pdf
praktikumpentanahan-150504212048-conversion-gate01.pdfpraktikumpentanahan-150504212048-conversion-gate01.pdf
praktikumpentanahan-150504212048-conversion-gate01.pdfAlhafizhFajarAkbar
 
Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...
Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...
Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...Tri Luthfiani
 
30 lean wijaya dkk 234-240_rev
30 lean wijaya dkk 234-240_rev30 lean wijaya dkk 234-240_rev
30 lean wijaya dkk 234-240_revFarid Yagami
 
RANCANG BANGUN ALAT DAN PENGUKURAN NILAI DIELEKTRIK PADA KISARAN FREKUENSI RA...
RANCANG BANGUN ALAT DAN PENGUKURAN NILAI DIELEKTRIK PADA KISARAN FREKUENSI RA...RANCANG BANGUN ALAT DAN PENGUKURAN NILAI DIELEKTRIK PADA KISARAN FREKUENSI RA...
RANCANG BANGUN ALAT DAN PENGUKURAN NILAI DIELEKTRIK PADA KISARAN FREKUENSI RA...Repository Ipb
 
Junal teknik hidro 3 nurnawaty
Junal teknik hidro 3  nurnawatyJunal teknik hidro 3  nurnawaty
Junal teknik hidro 3 nurnawatynurnawaty
 
Groundwater : Global Assesment and Scale (Integrated Water Resource Management)
Groundwater : Global Assesment and Scale (Integrated Water Resource Management)Groundwater : Global Assesment and Scale (Integrated Water Resource Management)
Groundwater : Global Assesment and Scale (Integrated Water Resource Management)Kiki Reski
 
EFEKTIFITAS EMBUNG UNTUK IRIGASI TANAMAN HORTIKULTURA DI CIKAKAK SUKABUMI
EFEKTIFITAS EMBUNG UNTUK IRIGASI TANAMAN HORTIKULTURA DI CIKAKAK SUKABUMIEFEKTIFITAS EMBUNG UNTUK IRIGASI TANAMAN HORTIKULTURA DI CIKAKAK SUKABUMI
EFEKTIFITAS EMBUNG UNTUK IRIGASI TANAMAN HORTIKULTURA DI CIKAKAK SUKABUMIRepository Ipb
 

Similar to Gustir 25-29 (20)

9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf
 
9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf
 
Met1
Met1Met1
Met1
 
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran
 
Jurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairanJurnal ekologi perairan
Jurnal ekologi perairan
 
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
 
Jurnal sukris28
Jurnal sukris28Jurnal sukris28
Jurnal sukris28
 
PRAKTIKUM PENTANAHAN
PRAKTIKUM PENTANAHANPRAKTIKUM PENTANAHAN
PRAKTIKUM PENTANAHAN
 
praktikumpentanahan-150504212048-conversion-gate01.pdf
praktikumpentanahan-150504212048-conversion-gate01.pdfpraktikumpentanahan-150504212048-conversion-gate01.pdf
praktikumpentanahan-150504212048-conversion-gate01.pdf
 
Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...
Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...
Desain alat destilasi air laut berbasis tenaga surya sebagai alternatif penye...
 
30 lean wijaya dkk 234-240_rev
30 lean wijaya dkk 234-240_rev30 lean wijaya dkk 234-240_rev
30 lean wijaya dkk 234-240_rev
 
RANCANG BANGUN ALAT DAN PENGUKURAN NILAI DIELEKTRIK PADA KISARAN FREKUENSI RA...
RANCANG BANGUN ALAT DAN PENGUKURAN NILAI DIELEKTRIK PADA KISARAN FREKUENSI RA...RANCANG BANGUN ALAT DAN PENGUKURAN NILAI DIELEKTRIK PADA KISARAN FREKUENSI RA...
RANCANG BANGUN ALAT DAN PENGUKURAN NILAI DIELEKTRIK PADA KISARAN FREKUENSI RA...
 
Junal teknik hidro 3 nurnawaty
Junal teknik hidro 3  nurnawatyJunal teknik hidro 3  nurnawaty
Junal teknik hidro 3 nurnawaty
 
Resensi jurnal ilmiah
Resensi jurnal ilmiahResensi jurnal ilmiah
Resensi jurnal ilmiah
 
Translit
TranslitTranslit
Translit
 
Groundwater : Global Assesment and Scale (Integrated Water Resource Management)
Groundwater : Global Assesment and Scale (Integrated Water Resource Management)Groundwater : Global Assesment and Scale (Integrated Water Resource Management)
Groundwater : Global Assesment and Scale (Integrated Water Resource Management)
 
EFEKTIFITAS EMBUNG UNTUK IRIGASI TANAMAN HORTIKULTURA DI CIKAKAK SUKABUMI
EFEKTIFITAS EMBUNG UNTUK IRIGASI TANAMAN HORTIKULTURA DI CIKAKAK SUKABUMIEFEKTIFITAS EMBUNG UNTUK IRIGASI TANAMAN HORTIKULTURA DI CIKAKAK SUKABUMI
EFEKTIFITAS EMBUNG UNTUK IRIGASI TANAMAN HORTIKULTURA DI CIKAKAK SUKABUMI
 
Evaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasir
Evaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasirEvaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasir
Evaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasir
 
ABSTRAK SKRIPSI
ABSTRAK SKRIPSIABSTRAK SKRIPSI
ABSTRAK SKRIPSI
 
22 48-2-pb
22 48-2-pb22 48-2-pb
22 48-2-pb
 

More from Gusti Rusmayadi

More from Gusti Rusmayadi (19)

Ii pendahahuluan atmosfer
Ii pendahahuluan atmosferIi pendahahuluan atmosfer
Ii pendahahuluan atmosfer
 
V. adaptasi lingkungan dalam peternakan
V. adaptasi lingkungan dalam peternakanV. adaptasi lingkungan dalam peternakan
V. adaptasi lingkungan dalam peternakan
 
IX evapotranspirasi
IX evapotranspirasiIX evapotranspirasi
IX evapotranspirasi
 
viii hujan
viii hujanviii hujan
viii hujan
 
Vii angin
Vii anginVii angin
Vii angin
 
Vi tekanan udara
Vi tekanan udaraVi tekanan udara
Vi tekanan udara
 
Gusti 40-48-baik
Gusti 40-48-baikGusti 40-48-baik
Gusti 40-48-baik
 
Bakti 37 39
Bakti 37 39Bakti 37 39
Bakti 37 39
 
Susi 28-36
Susi 28-36Susi 28-36
Susi 28-36
 
Zuraida titi-22-27
Zuraida titi-22-27Zuraida titi-22-27
Zuraida titi-22-27
 
Faeida0 15-21
Faeida0 15-21Faeida0 15-21
Faeida0 15-21
 
Habibah baik11-14
Habibah baik11-14Habibah baik11-14
Habibah baik11-14
 
Nofia=6 10
Nofia=6 10Nofia=6 10
Nofia=6 10
 
Norhasanah 1 5
Norhasanah 1 5Norhasanah 1 5
Norhasanah 1 5
 
Model simulasi antrian gtr
Model simulasi antrian gtrModel simulasi antrian gtr
Model simulasi antrian gtr
 
Iv curah hujan, analisis data hilang, peluang hujan dan evapotranspirasi gtr
Iv curah hujan, analisis data hilang, peluang hujan dan evapotranspirasi gtrIv curah hujan, analisis data hilang, peluang hujan dan evapotranspirasi gtr
Iv curah hujan, analisis data hilang, peluang hujan dan evapotranspirasi gtr
 
Vii. i hewan dan lingkungannya
Vii. i hewan dan lingkungannyaVii. i hewan dan lingkungannya
Vii. i hewan dan lingkungannya
 
Lk cwr 2012
Lk cwr 2012Lk cwr 2012
Lk cwr 2012
 
3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang
3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang
3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang
 

Gustir 25-29

  • 1. PENGUKURAN KANDUNGAN AIR TANAH PADA TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) MEASUREMENT WATER SO IL CONTENT TO CROP MODELING OF JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)) Gusti Rusmayadi Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNLAM Jl. Jend. A. Yani Km.36 PO Box 1028 Banjarbaru 70714 e-mail: grusmayadi@yahoo.com.sg ABSTRACT Management strategies development for efficient water utilization of crop production req uires sensitive measurements of changes in soil water content on a dynamic basis. Many of the methods currently used for measuring these changes are destructive, slow, or relatively expensive for large -scale investigations. A sensor that low-cost, nondestructive soil moisture sensor for measuring changes in soil volumetric water content on the basis of changes in the dielectric constant of the soil water were available. So, this research was carried out to quantify soil water content on Jatropha under rainf all condition, four levels of nitrogen fertilizer (N) and two population densities (P). The experiments used a systematic Nelder fan design with 9 spokes and 4 rings were conducted at SEAMEO-BIOTROP field experiment in 2007. Calibration in depth 0 - 2 2 2 20 cm and 20-40 cm are ỳ=-1.3225x +7.4968x+11.669, R =0.37 dan ỳ=-1.5946x +10.909x+ 8.3394, 2 R =0.70, resvectively. Based on field test this instrument can use to measurement soil water content and actual evapotranspiration calculation with variation of nitrogen fe rtilizer and population densities. Keywords: Instrument, Jatropha and Soil water content ABSTRAK Perkembangan dari strategi pengelolaan penggunaan air yang efisien dalam produksi tanaman memerlukan pengukur yang peka terhadap perubahan kandungan air tan ah yang dinamis. Beberapa metode sekarang dalam mengukur perubahan tersebut menggunakan metode destruktif, lambat dan relatif mahal pada penelitian skala besar Suatu alat pengukur yang berbiaya murah telah tersedia, yaitu sensor kadar air tanah non-destruktif untuk mengukur kandungan air tanah volumetrik dengan basis dielektrik konstan dari kandungan air. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengukuran fluktuasi kandungan air tanah oleh sensor kadar air tanah pada pertanaman Jarak Pagar dengan kondis i empat tingkat pemberian nitrogen (N) dan dua kerapatan populasi (P) pada lahan tadah hujan. Percobaan disusun menurut Fan Nelder design dengan 9 spoke dan 4 ring dilakukan pada kebun percobaan SEAMEO -BIOTROP tahun 2007. Kalibrasi 2 2 pada kedalaman 0 – 20 dan 20 – 40 cm masing-masing adalah ỳ=-1.3225x +7.4968x+11.669, R =0,37 dan 2 2 ỳ=-1.5946x +10.909x+ 8.3394, R =0,70. Berdasarkan pengujian lapang, alat tersebut dapat dipergunakan untuk mengukur kandungan air tanah dan perhitungan evapotranspirasi aktual dengan perlakuan pemberian nitrogen dan kepadatan populasi yang bervariasi. Kata kunci: Instrument, Jarak Pagar, kandungan air tanah dan evapotranspirasi aktual PENDAHULUAN sederhana yang menggunakan pendekatan pengukuran konduktivitas listrik dapat digunakan Cara konvensional mengukur kandungan air menduga kandungan air tanah. tanah yang masih dipergunakan sampai sekarang Sensor yang dipergunakan di sini berbeda adalah metode gravitasi metrik atau gravimetrik dengan sensor kadar air tanah yang sudah dengan mengambil contoh tanah, kemudian tanah di dikembangkan saat ini seperti neutron probe yang oven sampai kering dan dihitung selisih berat basah relatif mahal atau ECH2O dielectric Aquameter terhadap berat keringnya. Proses ini memerlukan Model EC20 probe (McMichael & Lascano, 2003). waktu dan upaya yang cukup banyak untuk Kedua alat terakhir ini memerlukan akses berupa mendapatkan data yang akurat karena contoh tanah pipa PVC, sementara itu sensor tipe 303 Digital yang diambil cukup banyak . Tehnik elektronik Volume 18 Nomor 3 April 2011 25
  • 2. Multimeter dapat dipergunakan tanpa menggunakan KHz. Sensor dan bahan yang dipergunakan adalah pipa PVC, karena masing-masing batang sensor sepasang elektroda, sakelar elektronik (IC 4066), dilapisi oleh isolator. Multivibrator Astable (IC 4047), dan Multimeter Kepekaan alat ini dievaluasi pada suatu (DVM). pertanaman Jarak Pagar yang diberi perlakuan Dengan pendekatan teknik elektronik sederhana, empat tingkat pemberian nitrogen pada dua tingkat kandungan air tanah dapat diduga dengan kerapatan populasi. Peran pengukuran kandungan mengukur konduktivitas listriknya. Teknik ini air tanah ini menjadi penting karena karakteristik memerlukan sepasang elektroda yang dibenamkan Jarak Pagar memerlukan nitrogen yang banyak dan kedalam tanah. Air dalam tanah berupa larutan dianjurkan penanamannya pada lahan marginal. elektronik sehingga medan listrik akan Penanaman jarak pagar dianjurkan untuk lahan mempengaruhi posisi ion-ion dalam tanah. marginal dan kebutuhan air tanamannya relatif Kecepatan gerakan ion (terbaca sebagai day a sedikit. Menurut Sukarin et al. (1987) dan Aker, hantar listrik) merupakan fungsi kandungan air (1997) variabilitas iklim curah hujan mengendalikan tanahnya. Alat ukur daya hantar listrik pada penggunaan air pada kondisi air yang terbatas umumnya memberi medan listrik DC pada kedua dalam produksi jarak pagar. elektroda. Untuk larutan elektrolit medan listrik akan Jarak pagar merupakan tanaman yang dapat menghasilkan polarisasi sehingga konduktivitas menyimpan air pada daun dan akarnya selama tidak terukur. Untuk itu medan listrik yang diberikan musim kering (Prihandana & Hendroko, 2007) dan pada sepasang elektrodanya harus berupa listrik AC termasuk tanaman succulent yang daunnya dengan frekuensi ± 1 KHz. menutup dimusim kering, jadi tanaman ini memiliki Nilai kandungan air tanah diperoleh dari fungsi adaptasi yang sangat baik dan luas di wilayah - nilai resistansi yang tertera pada alat ukur. wilayah kering dan semi kering (Heller, 1996). Berdampak kalibrasi terhadap kandungan air ya ng Namun, kekeringan dapat membatasi nitrogen (N) mudah diketahui dari jenis tanah tertentu maka yang dapat diserap tanaman, melalui pengurangan pengukuran kandungan air tanah yang cepat dan laju mineralisasi N. Hujan yang terlalu tinggi dapat akurat dapat diperoleh. Akurasi pengukuran menyebabkan kehilangan N dari tanah melalui kandungan air tanah lebih dipengaruhi oleh jumlah pencucian dan denitrifiksasi. Pada tanah alkalin pengambilan contoh pengamatan dari pada akurasi tinggi, N dapat hilang karena votalisasi ( Matthews, alatnya sendiri. 2002). Jadi, penelitian ini memerlukan instrument Percobaan lapang yang handal untuk mengetahui fluktuasi kandungan air tanah pada lingkungan yang beragam dalam hal Percobaan disusun menurut Nelder Fan Design ini adalah perlakuan nitrogen dan kerapatan (Mark, 1983). Setiap plot terdiri dari 9 spoke dan 4 populasi. ring. Nitrogen (N) yang diberikan adalah W1N0 (0 g Penelitian ini dimaksudkan untuk mengevaluasi Urea/pohon), W1N1 (20 g Urea/pohon), W1N2 (40 g kepekaan instrument kadar air tanah tipe 303 Digital Urea/pohon), dan W1N3 (60 g Urea/pohon). Setiap Multimeter dalam melacak perubahan kandungan air ring ditempatkan populasi tanaman (P) W1P1 (17 2 tanah yang dinamis pada perlakuan nitrogen dan 698 tanaman/ha atau 1.7 tanaman/m ) dan W1P2 2 kerapatan populasi di bawah kondisi lahan tadah (3.246 tanaman/ha atau 0.32 tanaman/m ). Pada hujan. percobaan ini biji ditanam tanggal 18 April dan dipanen pada 22 Oktober 2007. METODE PENELITIAN Pengamatan Bahan dan Alat 1 Sifat fisik dan kimia tanah di lokasi percobaan Pupuk Urea sesuai perlakuan diberikan /2 dosis saat tanam dan 90 HST. SP -36 dan KCl masing- sebagai berikut. Nilai pF 2.54 = 36,28% dan pF 4.2 -3 masing sebesar 20 g/pohon (Hambali et al. 2006) = 27,48% (% volume) dengan bobot isi 1,42 g cm , -1 diberikan saat tanam. Populasi IP -1P digunakan laju permeabilitas 2,13 cm jam (lambat), N total sebagai benih. Fungisida, furadan, dan insektisida 0,18% (rendah), pH 5,6 (agak masam), nisbah C/N untuk pemeliharaan tanaman. Alat yang digunakan sebesar 9,3, dan bahan organik sebesar 2,92%. -1 adalah kandungan air tanah portabel tipe 303 Digital Unsur iklim selain curah hujan (mm hari ) Multimeter. diambil dari stasiun Branang -Siang sekitar 1 km dari -2 -1 lokasi percobaan, yaitu radiasi surya ( MJ m hari ), Metode suhu udara ( C), kelembapan nisbi (%), dan Instrument Kandungan Air Tanah tipe 303 Digital -1 kecepatan angin (m s ) yang diperlukan untuk Multimeter mensimulasi model neraca air. Prinsip dasar kerja alat adalah mengukur daya Kandungan air tanah (KAT) diukur selang 7 hari hantar listrik tanah dengan multimeter (DVM). Alat pada setiap kedalaman 20 cm pada titik yang tetap ini dapat mengubah polaritas dengan frekuensi 1 menurut plot percobaan. Evapotranspirasi tanaman 26 ISSN 0854-2333
  • 3. termasuk evaporasi tanah serta intersepsi kanopi bunga mekar (MF) sangat kecil yaitu 0,01 dan 0,18 tanaman, diukur berdasarkan KAT pada saat t -1 dan atau kurang dari 0,5 ETp yang berarti pada periode t serta curah hujan (Angus & van Herwaarden, 2001; ini pemenuhan kebutuhan air tanaman kurang dari Chen et al. 2003): 50%. Kalibrasi alat ETa t SWC t SWC t 1 CH t Dt (29) Setiap instrument memerlukan kalibrasi untuk menterjemahkan bacaan sensornya dengan lokasi ETat: evapotranspirasi tanaman (mm) pada saat t; tempat alat tersebut dipergunakan. Dalam kalibrasi, SWC: KAT rata-rata seluruh profil (mm); CH: curah titik sensor alat melibatkan pengambilan contoh hujan (mm); D: drainase (mm), yang pada tanah, kemudian dihitung menurut metode percobaan ini tidak diukur dan diabaikan gravimetrik, contoh tanah di oven sampai kering berdasarkan Payne et al. (2001), demikian pula baru dihitung selisih berat basah terhadap berat dengan limpasan permukaan karena lahan keringnya. Bacaan sensor kandungan air tanah tipe percobaan relatif datar. 303 Digital multimeter dan metode gravimetrik HASIL DAN PEMBAHASAN disajikan pada Tabel 1. Hasil kalibrasi pada kedalaman 0 – 20 dan 20 – Kondisi Iklim 40 cm disajikan pada Gamb ar 2. Bentuk kuadratik Curah hujan (CH) yang diterima sebesar 570,4 terlihat lebih mendekati bacaan sensor dengan mm dan evapotranspirasi potensial (ETp) sebesar kandungan air tanah di lapangan. Kepekaan sensor 628,9 mm, sehingga pada periode tanam ini secara yang sudah dikalibrasi ini akan dievaluasi pada klimatologis terjadi défisit air. Nisbah CH/ETp kemampuannya dalam membedakan perlakuan - mempengaruhi fluktuasi air tanah. Oleh karena perlakuan yang diberikan pada pertanaman Jarak sebaran curah hujan tidak merata (Gambar 1), maka Pagar. nisbah CH/ETp pada fase kuncup bunga (KB) dan 120 8.0 KB BM 7.0 100 6.0 Curah hujan (mm ) Evapotranspirasi (mm) 80 5.0 60 4.0 3.0 40 2.0 20 1.0 0 0.0 Julian date Julian date Gambar 1. Peubah curah hujan dan evapotranspirasi harian selama percobaan. Figure 1. Dayly Rainfall and evaporation variable as long as experiment Tabel 1. Kalibrasi instrument tipe 303 Digital multimeter Table 1. Instrument calibration 303 Digital Multimeter Type Kedalaman pengukuran (cm) 0 – 20 20 – 40 Titik pengukuran X (sensor) Y (gravimetrik) X (sensor) Y (gravimetrik) 1 2.25 21.34 0.99 19.98 2 1.07 16.71 2.85 24.13 3 1.24 4.03 20.73 24.31 4 2.42 2.55 18.16 25.32 5 3.24 1.98 26.71 30.12 6 0.72 0.92 12.98 14.19 7 4.57 5.96 17.14 17.62 8 0.67 0.79 20.11 13.97 Volume 18 Nomor 3 April 2011 27
  • 4. 30.00 35.00 30.00 y = 0.6355x + 19.61 25.00 R2 = 0.0393 25.00 20.00 KAT (%) KAT (%) 20.00 2 15.00 y = -1.5946x + 10.909x + 8.3394 2 y = -1.3225x + 7.4968x + 11.669 15.00 R2 = 0.6956 10.00 2 R = 0.3753 10.00 5.00 5.00 0.00 0.00 0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 6 7 KAT (kvol) KAT (kvolt) Gambar 2. Kalibrasi instrument tipe 303 Digital Multimeter pada kedalaman 0 – 20 dan 20 – 40 cm. Figure 2. Instrument calibration 303 Digital Multimeter type in depth 0-20 cm and 40 cm. Pengukuran Kandungan air tanah instrument ini berdasarkan kecepatan gerakan ion yang terbaca sebagai daya hantar listrik dan Kandungan air tanah pada kedalaman tanah 0 - merupakan fungsi kandungan air tanahnya. 20 dan 0-100 cm selama percobaan diperlihatkan Semakin tinggi pemberian nitrogen, maka air yang pada Gambar 3. Kandungan air tanah mengalami diperlukan untuk mineralisasi nitrogen, lebih besar penurunan sejak fase kuncup bunga (KB). dibandingkan dengan pemberian nitrogen yang Penurunan kandungan air tanah tersebut berkaitan rendah. Air dalam tanah berupa larutan elektronik dengan curah hujan yang relatif kecil selama sehingga medan listrik akan mempengaruhi posisi periode tersebut (Gambar 1). Selama periode ion-ion dalam tanah dan larutan ion semakin aktif pertumbuhan, kandungan air tanah pada perlakuan pergerakannya. Ini berarti alat kadar air tanah pemupukan nitrogen (W1N1–W1N3), terjadi tersebut dapat menjangkau baik pada air tanah penurunan yang lebih besar dibandingkan dengan banyak (W1N0) ataupun sedikit (W1N1 -W1-N3). tanpa pemupukan (W1N0) (Gambar 3). Prinsip kerja 100,0 W1N0 KB BM W1N1 90,0 W1N2 A W1N3 80,0 W1P1 W1P2 70,0 ) ( m c 0 2 - 60,0 pupuk K 50,0 0 , T A 153 167 181 202 216 230 244 258 272 283 Pengamatan (mingguan) 375,0 350,0 pupuk B 325,0 KB 300,0 275,0 250,0 ) (225,0 m c 0 1 W1N0 - W1N1 200,0 W1N2 175,0 0 , T A K Pengamatan (mingguan) Gambar 3. Kandungan air tanah pada 0 - 20 cm (a) dan 0 – 100 cm (b) dengan peningkatan pemberian nitrogen dan kerapatan populasi . Figure 3. Soil Water Content in depth 0 -20 cm (a) and 0-100 cm (b) according to increasing nitrogen supply and population density. 28 ISSN 0854-2333
  • 5. Kerapatan populasi juga mempengaruhi DAFTAR PUSTAKA kandungan air tanah yang pada populasi rapat Aker CL. 1997. Growth and reproduction of Jatropha (W1P1) lebih kecil dibandingkan populasi sedang curcas. Di dalam: G.M. Gübitz, M. Mittelbach & (W1P2). Peningkatan penggunaan kandungan ai r M. Trabi, Biofuels and industrial products from tanah akan mempengaruhi jumlah air yang akan Jatropha curcas. Dbv-Verlag, Graz: 2-18. dievapotranspirasikan. Air diperlukan dalam mineralisasi nitrogen yang Angus AF & van Herwaarden JF. 2001. Increasing selanjutnya diperlukan sebagai sarana Water Use and Water Use Efficiency in Dryland pengangkutan unsur hara. Oleh karena itu, pada Wheat. Agron. J. 93:290–298. perlakuan pemupukan nitrogen (defisit air W1N1, Arkebauer TJ, Weiss A, Sinclair TR & Blum A. 1994. W1N2 dan W1N3 masing-masing sebesar -44.5; - In defence of radiation use efficiency: a 54.2 dan -80.1) terlihat kandungan air tanah yang response to Demetriades-Shah et al. (1992). menurun dengan cepat dibandingkan tanpa pemupukan (defisit air sebesar -33.5 mm). Hal ini Agric. For. Meteorol. 68:221-227. yang menyebabkan evapotranspirasi aktual Budianto B. 2004. Instrumentasi Meteorologi tanaman semakin besar. Evapotranspirasi W1N0 Elektronik. Di dalam. Pelatihan Dosen PT se sebesar 399.1 mm sementara itu W1N3 sebesar Indonesia Timur bidang Pemodelan dan 491.0 mm. Perhitungan evapotranspirasi ini Simulasi Komputer untuk Pertanian. Bogor. diperoleh berdasarkan selisih pengukuran Departemen Geofisika dan Meteorologi FMIPA - kandungan air tanah pada dua waktu yang ber beda BPPK-Diknas. dan ditambah curah hujan. Ketelitian perhitungan evapotranspirasi ini sangat ditentukan oleh ketelitian Chen C, William AP, Richard WS & Michael AS. dari pengukuran kandungan air tanah. 2003. Yield and Water-Use Efficiency of Eight Wheat Cultivars Planted on Seven Dates in Northeastern Oregon. Agron. J. 95:836–843. SIMPULAN Hambali E et al. 2006. Jarak Pagar, tanaman Sensor kadar air tanah tipe 303 Digital Multimeter penghasil biodiesel. Jakarta. Penebar peka dan dapat digunakan untuk mengetahui Swadaya. dinamika kandungan air tanah pada lingkungan yang mempunyai kandungan air tanah rendah Heller J. 1996. Physic Nut ( Jatropha curcas L.). sampai tinggi maupun lingkungan yang mempunyai Promoting the conservation and use of populasi tanaman jarang samp ai rapat. Hal tersebut underutilized and neglected crops 1. Rome. teruji pada peubah kadar air tanah dan IPGRI. evapotranspirasi. Mark WB. 1983. Spacing Trials Using the Nelder Wheel. Presented at the Workshop on Eucalyptus in California, June 14 -16, 1983, SARAN Sacramento, California; p81 -85. Evaluasi instrument kadar air tanah pada lokasi Matthews R. 2002. Crop Management. In Crop–Soil percobaan telah dilakukan oleh karena itu Simulation Models. eds (R. Matthews and W. disarankan digunakan sebagai alat ukur kadar air Stephens) CAB International. p 29-53. tanah. McMichael B & Lascano RJ. 2003. Laboratory Evaluation of a Commercial Dielectric Soil UCAPAN TERIMAKASIH Water Sensor. Vadose Zone Journal 2:650– Ucapan terimakasih disampaikan kepada SEAMEO- 654. BIOTROP atas biaya penelitian dari DIPA SEAMEO- Payne WA, Rasmussen PE, Chen C & Ramig RE. BIOTROP tahun 2007. Penggunaan fasilitas Lab. 2001. Assessing simple wheat and pea models SEAMEO-BIOTROP, Lab. Instrumentasi, asisten using data from a long-term tillage experiment. lapangan dan beberapa mahasiswa Dep artemen Agron. J. 93:250–260. Meteorologi FMIPA-IPB atas bantuan teknis dalam pengelolaan tanaman, pengukuran dan Prihandana R & Hendroko R. 2007. Energi hijau. pengambilan contoh tanah dan tanaman. Juga Jakarta. Penebar Swadaya. kepada Ir. Bregras Budianto, M.Sc yang telah Sukarin W, Yamada Y & Sakaguchi S. 1987. merakit alat pengukuran kadar air tanah tipe 303 Characteristics of physic nut, Jatropha curcas Digital Multimeter. L. as a new biomass crop in the Tropics. Jpn. Agric. Res. Quart. (Japan) 20(4):302-303. Volume 18 Nomor 3 April 2011 29