SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 25
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Galaksi
Sistem Tata Surya
    Radiasi matahari sumber energi utama
     untuk proses-proses fisika atmosfer.




   Radiasi matahari merupakan gelombang
 elektromagnetik yang dibangkitkan dari fusi
nuklir dan mengubah hidrogen menjadi helium.
III. RADIASI MATAHARI
Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan bahwa radiasi matahari yang merupakan gelombang
   elektromagnetik, selain sebagai unsur iklim juga berperan sebagai faktor
   pengendali iklim
2. Menjelaskan bahwa setiap benda yang mempunyai suhu > 0 K akan
   memancarkan radiasi menurut pangkat empat suhu permukaannya
3. Menjelaskan bahwa jarak antara matahari dan bumi, panjang hari, sudut
   datang matahari, dan atmosfer mempengaruhi penerimaan radiasi
   matahari di permukaan bumi
4. Menjelaskan bahwa gas-gas rumah kaca (CO2, H2O, CH4) menentukan
   fraksi radiasi yang datang dan ke luar atmosfer yang menentukan neraca
   energy pada permukaan bumi.




                          Disajikan Pada:
         PERKULIAHAN KLIMATOLOGI DASAR
         PROGRAM SARJANA FAPERTA UNLAM
3.1. Pancaran Sinaran Matahari
Jarak matahari dan bumi ≈        Suhu permukaan matahari
150 juta km.                     sekitar 6000K.
                                 Radiasi elektromagnetik ≈
                                 73,5 juta Wm-2.




Radiasi di puncak atmosfer
≈1360 Wm-2.

                             Sinaran matahari yang sampai
                             di permukaan hanya sekitar
                             ½ dari 1360 Wm-2, akibat
                             serapan dan pantulan oleh
                             awan.
3.2. Karakteristik Sinaran Matahari
             dan Bumi
   Setiap benda di alam, Ts > 0 K (atau -273ºC), akan
    memancarkan radiasi);
     F = ε ζ Ts4             (Hukum Stefan-Boltzman
     F : pancaran radiasi (W m-2)
     ε : emisivitas permukaan ≈ 1 untuk benda hitam,
       untuk benda alam lainnya antara 0,9 – 1,0.
      ζ : tetapan Stefan-Boltzman ≈ 5,67 10-8 Wm-2)
     Ts : suhu permukaan (K)
   Hukum Wien (λm) menyatakan
     bahwa semakin tinggi suhu
     permukaan, maka semakin pendek
     panjang gelombangnya;
      λm = 2897/Ts
      λm : panjang gelombang (μm)
      Ts : suhu permukaan (K)




Radiasi matahari ≈ panjang gelombang
antara 0,3 – 4,0 μm  radiasi
gelombang pendek.


Radiasi bumi (300 K) mempunyai kisaran
panjang gelombang antara 4 – 120 μm
 radiasi gelombang panjang.
3.2.2. Spektrum matahari
  Tabel 3.1. Penggolongan radiasi matahari menurut panjang gelombang

Panjang gelombang        Jenis Radiasi
< 0,001 μm               Sinar X dan γ




                                                                  Ultraviolet
0,001 μm – 0,200 μm Ultra violet jauh
0,200 μm – 0,315 μm Ultra violet menengah
0,315 μm – 0,380 μm Ultra violet dekat




                                                                   Terlihat
0,380 μm – 0,720 μm Cahaya tampak
0,720 μm – 1,500 μm Infra merah dekat




                                                                   Inframerah
1,500 μm – 5,600 μm Infra merah menengah
5,600 μm – 1,000 μm Inframerah jauh
> 1,000 μm               Gelombang mikro dan radio
3.3. Penerimaan Sinaran Matahari
           di Permukaan Bumi
     Penerimaan radiasi matahari di permukaan
      bumi bervariasi menurut tempat dan waktu
     1.   Menurut tempat;
             secara makro disebabkan oleh perbedaan letak lintang
              dan keadaan atmosfer (awan).
             secara mikro, jumlah radiasi yang diterima ditentukan
              oleh arah lereng.
     2.   Menurut waktu, perbedaan radiasi yang diterima;
             terjadi dalam sehari (dari pagi hingga sore hari)
             Secara musiman (dari hari ke hari)
Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan sinaran matahari di
 permukaan bumi, secara makro

3.3.1. Jarak antara matahari dan
   bumi;
     Jarak    terdekat (Perihelion)
      terjadi pada tanggal 3 – 5           94,5
                                                      M
                                                          91,5
                                                                     B
      Januari.                             Juta mil       Juta mil

     Jarak     terjauh (Aphelion)
      terjadi pada tanggal 5 Juli


     3.3.2. Jarak antara matahari dan bumi yang berbeda
            menyebabkan perbedaan kerapatan fluks (Wm-2)
            atau intensitas yang sampai di permukaan bumi;
            4 π R12 Q1 = 4 π R22 Q2
                    Q1 = Q2 (R2/R1)
Lintasan Matahari
Konstanta Matahari
    Tetapan matahari (solar constant) merupakan radiasi matahari
    yang datang tegak lurus bumi, untuk jarak rata-rata matahari
    dan bumi selama setahun.

   Nilai tetapan matahari: 1360
    Wm-2 dengan variasi 1 – 2%
    akibat variasi pancaran
    radiasi di permukaan
    matahari.                  D=1,42 X 10   6   km
                                                                      (32º       d=12.700 km

         56 x 1026 kal menit -1
     S = --------------------------
         4 π (1,5 x 1013 cm)2                     Jarak rerata matahari - bumi
       = 2,0 kal cm-2 menit -1
                                                      (1,5 x 108 km ± 1,7%)
       = 2 ly menit-1 (1 langley =
       1 kal cm-2)
       = 1360 Wm-2
3.3.2. Panjang hari dan sudut datang

                                  Panjang hari
                                    merupakan
                                     perbedaan
                                    penerimaan
                                kerapatan fluks
                               radiasi matahari
                                dan periodenya
                              karena perbedaan
                               tempat menurut
                                        lintang.
   Radiasi matahari yang sampai di permukaan
    bumi pada lintang dan waktu tertentu adalah;
      Qs’ = η QA

       Qs’: radiasi matahari di permukaan bumi
       pada hari cerah (Wm-2)
       η : transparansi atau kerapatan optik
       atmosfer; 0,6-0,9
       QA : radiasi Angot atau radiasi matahari
       yang sampai di puncak atmosfer.
       QA = QA’ (R’/R)2
       R’ : jarak rata-rata matahari-bumi
       R : jarak matahari-bumi sebenarnya

       QA’= QSO cos z
         QSO: tetapan matahari, 1360 Wm-2.
         z : sudut antara garis normal dengan
             sinar datang (zenith angle)
         z = sin Ф sin δ + cosФ cos δ cos h
         Ф : letak lintang (º) dan
         δ : sudut waktu ataun deklinasi matahari
       (24 jam = 360º)
 Sudut datang adalah perbedaan
                                    penerimaan radiasi matahari di
                                    permukaan bumi pada waktu
                                    tertentu.

                                   Radiasi yang diterima permukaan
                                    bumi per satuan luas dan satuan
            Batas atas atmosfer     waktu disebut insolasi atau radiasi
                                    global.

    ATMOSFER                       Φ = Φ0 cos θ
                                      Φ   : kerapatan aliran energi yang
                                        diterima suatu permukaan
                                      Φ0 : kerapatan aliran energi jika
                                        radiasi matahari jatuh pada posisi
                                        tegak lurus.
                                      θ : sudut antara radiasi matahri
sore hari          tengah hari          dengan sumbu tegak lurus pada
                                        permukaan.
  Permukaan Bumi
Teladan 3.1.
 Suatu berkas cahaya           Penyelesaian Teladan
  dengan intensitas 1000         3.1.
  Wm-2 jatuh pada suatu         Φ = Φ0 cos θ
  permukaan. Sudut yang         Φ0 sebesar 1000 Wm-2
  terbentuk antara berkas
  radiasi matahari dengan       θ = 30º, cos 30º = 0,8660
  permukaan        penerima     Φ = 1000 Wm-2 x 0,8660
  adalah 30º.                   Φ = 866 Wm-2
 Hitunglah       kerapatan
  aliran   energi    radiasi
  matahari yang menerpa
  permukaan tersebut
3.3.3. Pengaruh atmosfer bumi




   Radiasi matahari yang memasuki sistem atmosfer akan
    dipantulkan ke angkasa luar (r = refleksi), diserap (a =
    absorbsi) dan diteruskan (t = transmisi) berupa radiasi global,
    oleh gas, aerosol serta awan.
   1=r+a+t;
   1 = 0,3 + 0,2 + 0,5
   Radiasi global (0,5) terdiri dari radiasi langsung (direct) dan
    radiasi baur (diffuse).
Absorbsi, a
   Absorbsi atmosfer:
    selektif atau
    bergantung pada
    partikel tententu (uap
    air, O2, CO2, nitrogen,
    ozon) dan panjang
    gelombang yang
    datang.

   Emisivity, e (daya
    pancar): kemampuan
    relatif suatu
    permukaan untuk
    memancarkan energi
    cahaya.

   Nilai fraksi daya pancar
    dari suatu permukaan
    sama dengan daya
    serapnya (Hukum
    Kirchoff; a = e)
Teladan 3.2.
   Intensitas     penerimaan       Kerapatan aliran energi
    radiasi    matahari   pada       yang dipantulkan (r) oleh
    permukaan sebesar 100            permukaan tersebut adalah
    Wm-2. Sifat permukaan            sebesar 0,32 x 100 Wm-2 =
    adalah    opaque    dengan       32 Wm-2.
    daya pantul sebesar 0,32.       Permukaan bersifat opaque
                                     (tak tembus cahaya),
    • Berapa kerapatan aliran        jadi t = 0 Wm-2.
      energi   radiasi  yang        Kerapatan aliran energi
      diserap,    dipantulkan        yang diserap (a) adalah 1
      dan diteruskan     oleh        = 0,32 + a + 0,0, maka a =
      permukaan tersebut ?           1 – 0,32 – 0,0 = 0,68.
                                     Jadi a = 0,68 x 100 Wm-2.
    • Berapa       intensitas       Intensitas pancaran radiasi
      pancaran radiasi oleh          oleh permukaan adalah,
      permukaan tersebut ?           hukum Kirchoff; a = e.
                                     Jadi e adalah 68 Wm-2.
3.4. Neraca Energi pada Permukaan Bumi




   Neraca energi pada suatu permukaan bumi ;
     Qn = Qs + Ql - Qs’ – Ql’
     Qn         : radiasi neto (Wm-2)
     Qs dan Qs; : radiasi matahari yang datang dan ke luar (Wm-2)
     Ql dan Ql’ : radiasi gelombang panjang yang datang dan ke
       luar (Wm-2).
   Albedo merupakan nisbah antara radiasi gelombang pendek
    (radiasi matahari) yang dipantulkan dengan yang datang pada
    suatu permukaan.
3.4.1. Radiasi Gelombang Panjang
   Jumlah radiasi gelombang panjang dari suatu permukaan
    (rumus Brunt, 1932);
    Ql = ζ T4 (0,56 – 0,079 ea0,5) (0,1 + 0,9 n/N)
    Ql : radiasi gelombang panjang dari suatu permukaan bumi
        (Wm-2).
    T : suhu udara
    ea : tekanan uap air di udara (mb)

   Untuk radiasi gelombang panjang yang datang < yang ke
    luar, maka;
    Qn = Qs (1 – α) – Ql
    Qs : radiasi matahari yang terukur dengan solarimeter (Wm-2)
    Ql : pancaran radiasi gelombang panjang (rumus Brunt, Wm-      2)
3.4.2. Neraca Energi
   Qn = H + λ E + G + P
   Malam hari; Radiasi matahari (Qs) = 0,
                 Radiasi neto (Qn) < 0.
   Qn < 0 maka akan terjadi pendinginan (- H dan
    – G)

   Siang hari; Qs > Ql dan Qn > 0
   Qn > 0 digunakan untuk (1) memanaskan udara
    (+H), (2) penguapan (λ E ), pemanasan
    lautan/tanah (+G) dan < 5% untuk fotosintesis.
3.4.3. Pengaruh Rumah Kaca




   Di atmosfer, uap air, CO2 dan methane (CH4) adalah
    penyerap radiasi gelombang panjang sempurna.
    Energi radiasi yang diserap oleh kedua gas tersebut
    akan dipancarkan kembali ke permukaan bumi
    diiringi oleh peningkatan suhu udara.
3.5. Pengukuran dan Pengolahan Data Radiasi dan Lama
                    Penyinaran Matahari

   Alat pengukur radiasi matahari
    disebut solarimeter atau
    radiometer atau piranometer atau
    pirheliometer.
   Permukaan penerima sekurang-
    kurangnya mempunyai dua
    elemen indera (hitam dan putih).
   Waktu pengukuran; 06.00 –
    18.00.
   Intensitas radiasi matahari
    dinyatakan sebagai jumlah energi
    yang jatuh pada satuan luas
    permukaan tertentu dalam satuan
    waktu.
   Cal cm-2 menit-1; Wm-2
3.5. Pengukuran dan Pengolahan Data Radiasi dan Lama
                Penyinaran Matahari

                              Alat pengukur lama penyinaran
                               matahari adalah jenis Campbell-
                               Stokes dan Jordan.
                              Bola gelas pejal berdiameter 10
                               cm dan bertindak sebagai lensa
                               untuk memusatkan radiasi
                               matahari yang datang
                              Jam (06.00-18.00).
                              Penduga radiasi matahari, Qs.
                                 Qs/QA = a + b n/N

                                 n ; lama penyinaran aktual
                                   (jam)
                                 N; panjang hari (jam)

                                 Konstanta yang tergantung
                                   dari keadaan wilayah
Tugas Rumah Radiasi
1.   Suatu benda transparan menerima cahaya dengan
     intensitas terpaan sebesar 100 Wm-2. Daya tembus
     cahaya pada benda tersebut adalah sebesar 0,70
     dengan daya pantul sebesar 0,15.
        Hitunglah berapa besar energi cahaya yang diserap oleh
         benda tersebut!
        Hitung pula berapa besar energi yang dipancarkannya untuk
         dapat kembali pada status awalnya, sebelum menerima
         terpaan cahaya !
2.   Mengapa albedo radiasi bumi sukar untuk ditentukan ?
3.   Sebutkanlah sumber-sumber yang dapat merusak la-
     pisan atmosfer (Ozon) yang terdapat di rumah anda !

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Laporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling Psikometer
Laporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling PsikometerLaporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling Psikometer
Laporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling Psikometernurulizzaha
 
Kuliah 1 siklus hidrologi
Kuliah 1 siklus hidrologiKuliah 1 siklus hidrologi
Kuliah 1 siklus hidrologiRamal Sihombing
 
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiunAgroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiunRiski Lubis
 
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 pslBagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 pslPurwandaru Widyasunu
 
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)Malikul Mulki
 
Presentation kelembaban udara
Presentation kelembaban udaraPresentation kelembaban udara
Presentation kelembaban udaraDhiah Febri
 
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah HidrlogiMateri Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah HidrlogiNurul Afdal Haris
 
Evapotranspirasi power point
Evapotranspirasi power pointEvapotranspirasi power point
Evapotranspirasi power pointnuelsitohang
 
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca NaibahoShinta R Naibaho
 
Laporan praktikum agroklimatologi angin
Laporan praktikum agroklimatologi anginLaporan praktikum agroklimatologi angin
Laporan praktikum agroklimatologi anginFerli Dian SAputra
 
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanamanBab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanamanPurwandaru Widyasunu
 
Hubungan antara kelembaban & suhu dan kapasitas udara
Hubungan antara kelembaban & suhu dan kapasitas udaraHubungan antara kelembaban & suhu dan kapasitas udara
Hubungan antara kelembaban & suhu dan kapasitas udaraJoel mabes
 

Was ist angesagt? (20)

Laporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling Psikometer
Laporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling PsikometerLaporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling Psikometer
Laporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling Psikometer
 
Kuliah 1 siklus hidrologi
Kuliah 1 siklus hidrologiKuliah 1 siklus hidrologi
Kuliah 1 siklus hidrologi
 
Laporan Agroklimatologi Acara 2
Laporan Agroklimatologi Acara 2Laporan Agroklimatologi Acara 2
Laporan Agroklimatologi Acara 2
 
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiunAgroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
Agroklimat acara 1 pengenalan stasiun dan peralatan stasiun
 
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 pslBagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
 
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)
Laporan jaringan pengankut air(LIMITED EDITION)
 
Presentation kelembaban udara
Presentation kelembaban udaraPresentation kelembaban udara
Presentation kelembaban udara
 
Evaporasi (Penguapan)
Evaporasi (Penguapan)Evaporasi (Penguapan)
Evaporasi (Penguapan)
 
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah HidrlogiMateri Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
 
Ppt pemanasan global
Ppt pemanasan globalPpt pemanasan global
Ppt pemanasan global
 
Survei tanah
Survei tanahSurvei tanah
Survei tanah
 
Evapotranspirasi power point
Evapotranspirasi power pointEvapotranspirasi power point
Evapotranspirasi power point
 
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
 
Laporan praktikum agroklimatologi angin
Laporan praktikum agroklimatologi anginLaporan praktikum agroklimatologi angin
Laporan praktikum agroklimatologi angin
 
suhu tanah
suhu tanahsuhu tanah
suhu tanah
 
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanamanBab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
 
budidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawitbudidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawit
 
Itcz kelompok
Itcz kelompokItcz kelompok
Itcz kelompok
 
Cuaca& Iklim
Cuaca& IklimCuaca& Iklim
Cuaca& Iklim
 
Hubungan antara kelembaban & suhu dan kapasitas udara
Hubungan antara kelembaban & suhu dan kapasitas udaraHubungan antara kelembaban & suhu dan kapasitas udara
Hubungan antara kelembaban & suhu dan kapasitas udara
 

Andere mochten auch

Multilevel Inverters for PV Applications
Multilevel Inverters for PV ApplicationsMultilevel Inverters for PV Applications
Multilevel Inverters for PV ApplicationsEhab Al hamayel
 
Peran klimatologi dalam tip dan peternakan gtr
Peran klimatologi dalam tip dan peternakan gtrPeran klimatologi dalam tip dan peternakan gtr
Peran klimatologi dalam tip dan peternakan gtrGusti Rusmayadi
 
Model simulasi antrian gtr
Model simulasi antrian gtrModel simulasi antrian gtr
Model simulasi antrian gtrGusti Rusmayadi
 
Pengaturan kecepatan dan posisi motor ac 3 phasa.
Pengaturan kecepatan dan posisi motor ac 3 phasa.Pengaturan kecepatan dan posisi motor ac 3 phasa.
Pengaturan kecepatan dan posisi motor ac 3 phasa.Benny Yusuf
 
speed control of three phase induction motor
speed control of three phase induction motorspeed control of three phase induction motor
speed control of three phase induction motorAshvani Shukla
 
Multilevel inverter
Multilevel  inverterMultilevel  inverter
Multilevel inverterSyed Lateef
 
Performance Modules Solar Power Meter (Solar-100)
Performance Modules Solar Power Meter (Solar-100)Performance Modules Solar Power Meter (Solar-100)
Performance Modules Solar Power Meter (Solar-100)NYCCTfab
 
Variable frequency drives for industrial applications
Variable frequency drives for industrial applicationsVariable frequency drives for industrial applications
Variable frequency drives for industrial applicationsNaila Syed
 
Speed control of dc motor by fuzzy controller
Speed control of dc motor by fuzzy controllerSpeed control of dc motor by fuzzy controller
Speed control of dc motor by fuzzy controllerMurugappa Group
 
variable frequency drive (VFD) installation
variable frequency drive (VFD) installationvariable frequency drive (VFD) installation
variable frequency drive (VFD) installationSakshi Vashist
 
cascaded multilevel inverter project
cascaded multilevel inverter projectcascaded multilevel inverter project
cascaded multilevel inverter projectShiva Kumar
 
karakteristik Over load relay
karakteristik Over load relaykarakteristik Over load relay
karakteristik Over load relayMelanda Kucing
 
design of VFD for speed control in single phase induction motor
design of VFD for speed control in single phase induction motordesign of VFD for speed control in single phase induction motor
design of VFD for speed control in single phase induction motorNITHIN JOSEPH
 
DIRECT TORQUE CONTROL OF THREE PHASE INDUCTION MOTOR USING FOUR SWITCH THREE ...
DIRECT TORQUE CONTROL OF THREE PHASE INDUCTION MOTOR USING FOUR SWITCH THREE ...DIRECT TORQUE CONTROL OF THREE PHASE INDUCTION MOTOR USING FOUR SWITCH THREE ...
DIRECT TORQUE CONTROL OF THREE PHASE INDUCTION MOTOR USING FOUR SWITCH THREE ...smadhumitha
 
Variable frequency drives
Variable frequency drivesVariable frequency drives
Variable frequency drivesNaveen Sihag
 
Pengaturan Starting Motor Secara Berurutan
Pengaturan Starting Motor Secara BerurutanPengaturan Starting Motor Secara Berurutan
Pengaturan Starting Motor Secara BerurutanEdyan Noveri
 

Andere mochten auch (20)

Multilevel Inverters for PV Applications
Multilevel Inverters for PV ApplicationsMultilevel Inverters for PV Applications
Multilevel Inverters for PV Applications
 
Peran klimatologi dalam tip dan peternakan gtr
Peran klimatologi dalam tip dan peternakan gtrPeran klimatologi dalam tip dan peternakan gtr
Peran klimatologi dalam tip dan peternakan gtr
 
Model simulasi antrian gtr
Model simulasi antrian gtrModel simulasi antrian gtr
Model simulasi antrian gtr
 
Pengaturan kecepatan dan posisi motor ac 3 phasa.
Pengaturan kecepatan dan posisi motor ac 3 phasa.Pengaturan kecepatan dan posisi motor ac 3 phasa.
Pengaturan kecepatan dan posisi motor ac 3 phasa.
 
Ppt sinar matahari (klh)
Ppt sinar matahari (klh)Ppt sinar matahari (klh)
Ppt sinar matahari (klh)
 
M.E. Project PPT
M.E. Project PPTM.E. Project PPT
M.E. Project PPT
 
speed control of three phase induction motor
speed control of three phase induction motorspeed control of three phase induction motor
speed control of three phase induction motor
 
Multilevel inverter
Multilevel  inverterMultilevel  inverter
Multilevel inverter
 
Performance Modules Solar Power Meter (Solar-100)
Performance Modules Solar Power Meter (Solar-100)Performance Modules Solar Power Meter (Solar-100)
Performance Modules Solar Power Meter (Solar-100)
 
Variable frequency drives for industrial applications
Variable frequency drives for industrial applicationsVariable frequency drives for industrial applications
Variable frequency drives for industrial applications
 
20020501
2002050120020501
20020501
 
Speed control of dc motor by fuzzy controller
Speed control of dc motor by fuzzy controllerSpeed control of dc motor by fuzzy controller
Speed control of dc motor by fuzzy controller
 
variable frequency drive (VFD) installation
variable frequency drive (VFD) installationvariable frequency drive (VFD) installation
variable frequency drive (VFD) installation
 
cascaded multilevel inverter project
cascaded multilevel inverter projectcascaded multilevel inverter project
cascaded multilevel inverter project
 
karakteristik Over load relay
karakteristik Over load relaykarakteristik Over load relay
karakteristik Over load relay
 
design of VFD for speed control in single phase induction motor
design of VFD for speed control in single phase induction motordesign of VFD for speed control in single phase induction motor
design of VFD for speed control in single phase induction motor
 
DIRECT TORQUE CONTROL OF THREE PHASE INDUCTION MOTOR USING FOUR SWITCH THREE ...
DIRECT TORQUE CONTROL OF THREE PHASE INDUCTION MOTOR USING FOUR SWITCH THREE ...DIRECT TORQUE CONTROL OF THREE PHASE INDUCTION MOTOR USING FOUR SWITCH THREE ...
DIRECT TORQUE CONTROL OF THREE PHASE INDUCTION MOTOR USING FOUR SWITCH THREE ...
 
Radiasi surya
Radiasi suryaRadiasi surya
Radiasi surya
 
Variable frequency drives
Variable frequency drivesVariable frequency drives
Variable frequency drives
 
Pengaturan Starting Motor Secara Berurutan
Pengaturan Starting Motor Secara BerurutanPengaturan Starting Motor Secara Berurutan
Pengaturan Starting Motor Secara Berurutan
 

Ähnlich wie RADIASI MATAHARI

All about solar radiation
All about solar radiationAll about solar radiation
All about solar radiationVera Anggreani
 
Yoga 140534603029 s1_pte_b_propagasi gelombang radio..
Yoga 140534603029 s1_pte_b_propagasi gelombang radio..Yoga 140534603029 s1_pte_b_propagasi gelombang radio..
Yoga 140534603029 s1_pte_b_propagasi gelombang radio..Yoga Yoga
 
Bab 14 – Matahari dan Bumi
Bab 14 – Matahari dan BumiBab 14 – Matahari dan Bumi
Bab 14 – Matahari dan Bumidionadya p
 
PPT Agroklimat bab III radiasi
PPT  Agroklimat bab III  radiasiPPT  Agroklimat bab III  radiasi
PPT Agroklimat bab III radiasiJuwita Hutajulu
 
TUGAS FISIKA (Alya Shabrina Affandi 03: XII-E).pptx
TUGAS FISIKA (Alya Shabrina Affandi 03: XII-E).pptxTUGAS FISIKA (Alya Shabrina Affandi 03: XII-E).pptx
TUGAS FISIKA (Alya Shabrina Affandi 03: XII-E).pptxAlyaSabrinaAffandi
 
Optical instrumentation system
Optical instrumentation systemOptical instrumentation system
Optical instrumentation systemayu bekti
 
Propagasi gel radio
Propagasi gel radioPropagasi gel radio
Propagasi gel radiosigit12345
 
A3 Jagat Raya Abrar
A3 Jagat Raya AbrarA3 Jagat Raya Abrar
A3 Jagat Raya Abrarruy pudjo
 
Kemagnetan bumi Magnetism earth magnetism geophysics
Kemagnetan bumi Magnetism earth magnetism geophysicsKemagnetan bumi Magnetism earth magnetism geophysics
Kemagnetan bumi Magnetism earth magnetism geophysicsYudha Agung
 
Radiasi gelombang elektromagnetik (FISIKA UNNES)
Radiasi gelombang elektromagnetik (FISIKA UNNES)Radiasi gelombang elektromagnetik (FISIKA UNNES)
Radiasi gelombang elektromagnetik (FISIKA UNNES)Ajeng Rizki Rahmawati
 
Hanjar bab6-gem
Hanjar bab6-gemHanjar bab6-gem
Hanjar bab6-gempagio
 
Modul 7 propagasi gelombang radio
Modul 7 propagasi gelombang radioModul 7 propagasi gelombang radio
Modul 7 propagasi gelombang radioWahyuNurSaputra1
 
PPT KEL.4 RADIASI 2.pptx
PPT KEL.4 RADIASI 2.pptxPPT KEL.4 RADIASI 2.pptx
PPT KEL.4 RADIASI 2.pptxMasrindaOktavia
 

Ähnlich wie RADIASI MATAHARI (20)

Matahari
Matahari Matahari
Matahari
 
All about solar radiation
All about solar radiationAll about solar radiation
All about solar radiation
 
Radiasi matahari
Radiasi matahariRadiasi matahari
Radiasi matahari
 
Efek Rumah Kaca
Efek Rumah KacaEfek Rumah Kaca
Efek Rumah Kaca
 
Matahari kel 2
Matahari kel 2Matahari kel 2
Matahari kel 2
 
Yoga 140534603029 s1_pte_b_propagasi gelombang radio..
Yoga 140534603029 s1_pte_b_propagasi gelombang radio..Yoga 140534603029 s1_pte_b_propagasi gelombang radio..
Yoga 140534603029 s1_pte_b_propagasi gelombang radio..
 
Bab 14 – Matahari dan Bumi
Bab 14 – Matahari dan BumiBab 14 – Matahari dan Bumi
Bab 14 – Matahari dan Bumi
 
Bab 3 cahaya KELAS XII
Bab 3 cahaya KELAS XII Bab 3 cahaya KELAS XII
Bab 3 cahaya KELAS XII
 
Bab 4. matahari
Bab 4. matahariBab 4. matahari
Bab 4. matahari
 
PPT Agroklimat bab III radiasi
PPT  Agroklimat bab III  radiasiPPT  Agroklimat bab III  radiasi
PPT Agroklimat bab III radiasi
 
TUGAS FISIKA (Alya Shabrina Affandi 03: XII-E).pptx
TUGAS FISIKA (Alya Shabrina Affandi 03: XII-E).pptxTUGAS FISIKA (Alya Shabrina Affandi 03: XII-E).pptx
TUGAS FISIKA (Alya Shabrina Affandi 03: XII-E).pptx
 
Optical instrumentation system
Optical instrumentation systemOptical instrumentation system
Optical instrumentation system
 
Propagasi gel radio
Propagasi gel radioPropagasi gel radio
Propagasi gel radio
 
A3 Jagat Raya Abrar
A3 Jagat Raya AbrarA3 Jagat Raya Abrar
A3 Jagat Raya Abrar
 
Tata Surya
Tata SuryaTata Surya
Tata Surya
 
Kemagnetan bumi Magnetism earth magnetism geophysics
Kemagnetan bumi Magnetism earth magnetism geophysicsKemagnetan bumi Magnetism earth magnetism geophysics
Kemagnetan bumi Magnetism earth magnetism geophysics
 
Radiasi gelombang elektromagnetik (FISIKA UNNES)
Radiasi gelombang elektromagnetik (FISIKA UNNES)Radiasi gelombang elektromagnetik (FISIKA UNNES)
Radiasi gelombang elektromagnetik (FISIKA UNNES)
 
Hanjar bab6-gem
Hanjar bab6-gemHanjar bab6-gem
Hanjar bab6-gem
 
Modul 7 propagasi gelombang radio
Modul 7 propagasi gelombang radioModul 7 propagasi gelombang radio
Modul 7 propagasi gelombang radio
 
PPT KEL.4 RADIASI 2.pptx
PPT KEL.4 RADIASI 2.pptxPPT KEL.4 RADIASI 2.pptx
PPT KEL.4 RADIASI 2.pptx
 

Mehr von Gusti Rusmayadi (20)

Ii pendahahuluan atmosfer
Ii pendahahuluan atmosferIi pendahahuluan atmosfer
Ii pendahahuluan atmosfer
 
V. adaptasi lingkungan dalam peternakan
V. adaptasi lingkungan dalam peternakanV. adaptasi lingkungan dalam peternakan
V. adaptasi lingkungan dalam peternakan
 
IX evapotranspirasi
IX evapotranspirasiIX evapotranspirasi
IX evapotranspirasi
 
viii hujan
viii hujanviii hujan
viii hujan
 
Vii angin
Vii anginVii angin
Vii angin
 
Vi tekanan udara
Vi tekanan udaraVi tekanan udara
Vi tekanan udara
 
Leaflet ps agronomi 2014
Leaflet ps agronomi 2014Leaflet ps agronomi 2014
Leaflet ps agronomi 2014
 
Pemodelan produksi gtr 2013
Pemodelan produksi gtr 2013Pemodelan produksi gtr 2013
Pemodelan produksi gtr 2013
 
Fadly 60 68
Fadly 60 68Fadly 60 68
Fadly 60 68
 
Afiah49 59-baik
Afiah49 59-baikAfiah49 59-baik
Afiah49 59-baik
 
Gusti 40-48-baik
Gusti 40-48-baikGusti 40-48-baik
Gusti 40-48-baik
 
Bakti 37 39
Bakti 37 39Bakti 37 39
Bakti 37 39
 
Susi 28-36
Susi 28-36Susi 28-36
Susi 28-36
 
Zuraida titi-22-27
Zuraida titi-22-27Zuraida titi-22-27
Zuraida titi-22-27
 
Faeida0 15-21
Faeida0 15-21Faeida0 15-21
Faeida0 15-21
 
Habibah baik11-14
Habibah baik11-14Habibah baik11-14
Habibah baik11-14
 
Nofia=6 10
Nofia=6 10Nofia=6 10
Nofia=6 10
 
Norhasanah 1 5
Norhasanah 1 5Norhasanah 1 5
Norhasanah 1 5
 
Simulasi monte carlo gtr
Simulasi monte carlo gtrSimulasi monte carlo gtr
Simulasi monte carlo gtr
 
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtr
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtrPraktikum agroklimatologi pdf 2011_gtr
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtr
 

RADIASI MATAHARI

  • 2. Sistem Tata Surya Radiasi matahari sumber energi utama untuk proses-proses fisika atmosfer. Radiasi matahari merupakan gelombang elektromagnetik yang dibangkitkan dari fusi nuklir dan mengubah hidrogen menjadi helium.
  • 3. III. RADIASI MATAHARI Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan bahwa radiasi matahari yang merupakan gelombang elektromagnetik, selain sebagai unsur iklim juga berperan sebagai faktor pengendali iklim 2. Menjelaskan bahwa setiap benda yang mempunyai suhu > 0 K akan memancarkan radiasi menurut pangkat empat suhu permukaannya 3. Menjelaskan bahwa jarak antara matahari dan bumi, panjang hari, sudut datang matahari, dan atmosfer mempengaruhi penerimaan radiasi matahari di permukaan bumi 4. Menjelaskan bahwa gas-gas rumah kaca (CO2, H2O, CH4) menentukan fraksi radiasi yang datang dan ke luar atmosfer yang menentukan neraca energy pada permukaan bumi. Disajikan Pada: PERKULIAHAN KLIMATOLOGI DASAR PROGRAM SARJANA FAPERTA UNLAM
  • 4. 3.1. Pancaran Sinaran Matahari Jarak matahari dan bumi ≈ Suhu permukaan matahari 150 juta km. sekitar 6000K. Radiasi elektromagnetik ≈ 73,5 juta Wm-2. Radiasi di puncak atmosfer ≈1360 Wm-2. Sinaran matahari yang sampai di permukaan hanya sekitar ½ dari 1360 Wm-2, akibat serapan dan pantulan oleh awan.
  • 5. 3.2. Karakteristik Sinaran Matahari dan Bumi  Setiap benda di alam, Ts > 0 K (atau -273ºC), akan memancarkan radiasi); F = ε ζ Ts4 (Hukum Stefan-Boltzman F : pancaran radiasi (W m-2) ε : emisivitas permukaan ≈ 1 untuk benda hitam, untuk benda alam lainnya antara 0,9 – 1,0. ζ : tetapan Stefan-Boltzman ≈ 5,67 10-8 Wm-2) Ts : suhu permukaan (K)
  • 6. Hukum Wien (λm) menyatakan bahwa semakin tinggi suhu permukaan, maka semakin pendek panjang gelombangnya; λm = 2897/Ts λm : panjang gelombang (μm) Ts : suhu permukaan (K) Radiasi matahari ≈ panjang gelombang antara 0,3 – 4,0 μm  radiasi gelombang pendek. Radiasi bumi (300 K) mempunyai kisaran panjang gelombang antara 4 – 120 μm  radiasi gelombang panjang.
  • 7. 3.2.2. Spektrum matahari Tabel 3.1. Penggolongan radiasi matahari menurut panjang gelombang Panjang gelombang Jenis Radiasi < 0,001 μm Sinar X dan γ Ultraviolet 0,001 μm – 0,200 μm Ultra violet jauh 0,200 μm – 0,315 μm Ultra violet menengah 0,315 μm – 0,380 μm Ultra violet dekat Terlihat 0,380 μm – 0,720 μm Cahaya tampak 0,720 μm – 1,500 μm Infra merah dekat Inframerah 1,500 μm – 5,600 μm Infra merah menengah 5,600 μm – 1,000 μm Inframerah jauh > 1,000 μm Gelombang mikro dan radio
  • 8. 3.3. Penerimaan Sinaran Matahari di Permukaan Bumi  Penerimaan radiasi matahari di permukaan bumi bervariasi menurut tempat dan waktu 1. Menurut tempat;  secara makro disebabkan oleh perbedaan letak lintang dan keadaan atmosfer (awan).  secara mikro, jumlah radiasi yang diterima ditentukan oleh arah lereng. 2. Menurut waktu, perbedaan radiasi yang diterima;  terjadi dalam sehari (dari pagi hingga sore hari)  Secara musiman (dari hari ke hari)
  • 9. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan sinaran matahari di permukaan bumi, secara makro 3.3.1. Jarak antara matahari dan bumi;  Jarak terdekat (Perihelion) terjadi pada tanggal 3 – 5 94,5 M 91,5 B Januari. Juta mil Juta mil  Jarak terjauh (Aphelion) terjadi pada tanggal 5 Juli 3.3.2. Jarak antara matahari dan bumi yang berbeda menyebabkan perbedaan kerapatan fluks (Wm-2) atau intensitas yang sampai di permukaan bumi; 4 π R12 Q1 = 4 π R22 Q2 Q1 = Q2 (R2/R1)
  • 11. Konstanta Matahari Tetapan matahari (solar constant) merupakan radiasi matahari yang datang tegak lurus bumi, untuk jarak rata-rata matahari dan bumi selama setahun.  Nilai tetapan matahari: 1360 Wm-2 dengan variasi 1 – 2% akibat variasi pancaran radiasi di permukaan matahari. D=1,42 X 10 6 km (32º d=12.700 km 56 x 1026 kal menit -1 S = -------------------------- 4 π (1,5 x 1013 cm)2 Jarak rerata matahari - bumi = 2,0 kal cm-2 menit -1 (1,5 x 108 km ± 1,7%) = 2 ly menit-1 (1 langley = 1 kal cm-2) = 1360 Wm-2
  • 12. 3.3.2. Panjang hari dan sudut datang Panjang hari merupakan perbedaan penerimaan kerapatan fluks radiasi matahari dan periodenya karena perbedaan tempat menurut lintang.
  • 13. Radiasi matahari yang sampai di permukaan bumi pada lintang dan waktu tertentu adalah;  Qs’ = η QA Qs’: radiasi matahari di permukaan bumi pada hari cerah (Wm-2) η : transparansi atau kerapatan optik atmosfer; 0,6-0,9 QA : radiasi Angot atau radiasi matahari yang sampai di puncak atmosfer. QA = QA’ (R’/R)2 R’ : jarak rata-rata matahari-bumi R : jarak matahari-bumi sebenarnya QA’= QSO cos z QSO: tetapan matahari, 1360 Wm-2. z : sudut antara garis normal dengan sinar datang (zenith angle) z = sin Ф sin δ + cosФ cos δ cos h Ф : letak lintang (º) dan δ : sudut waktu ataun deklinasi matahari (24 jam = 360º)
  • 14.  Sudut datang adalah perbedaan penerimaan radiasi matahari di permukaan bumi pada waktu tertentu.  Radiasi yang diterima permukaan bumi per satuan luas dan satuan Batas atas atmosfer waktu disebut insolasi atau radiasi global. ATMOSFER  Φ = Φ0 cos θ Φ : kerapatan aliran energi yang diterima suatu permukaan Φ0 : kerapatan aliran energi jika radiasi matahari jatuh pada posisi tegak lurus. θ : sudut antara radiasi matahri sore hari tengah hari dengan sumbu tegak lurus pada permukaan. Permukaan Bumi
  • 15. Teladan 3.1.  Suatu berkas cahaya  Penyelesaian Teladan dengan intensitas 1000 3.1. Wm-2 jatuh pada suatu  Φ = Φ0 cos θ permukaan. Sudut yang  Φ0 sebesar 1000 Wm-2 terbentuk antara berkas radiasi matahari dengan  θ = 30º, cos 30º = 0,8660 permukaan penerima  Φ = 1000 Wm-2 x 0,8660 adalah 30º.  Φ = 866 Wm-2  Hitunglah kerapatan aliran energi radiasi matahari yang menerpa permukaan tersebut
  • 16. 3.3.3. Pengaruh atmosfer bumi  Radiasi matahari yang memasuki sistem atmosfer akan dipantulkan ke angkasa luar (r = refleksi), diserap (a = absorbsi) dan diteruskan (t = transmisi) berupa radiasi global, oleh gas, aerosol serta awan.  1=r+a+t;  1 = 0,3 + 0,2 + 0,5  Radiasi global (0,5) terdiri dari radiasi langsung (direct) dan radiasi baur (diffuse).
  • 17. Absorbsi, a  Absorbsi atmosfer: selektif atau bergantung pada partikel tententu (uap air, O2, CO2, nitrogen, ozon) dan panjang gelombang yang datang.  Emisivity, e (daya pancar): kemampuan relatif suatu permukaan untuk memancarkan energi cahaya.  Nilai fraksi daya pancar dari suatu permukaan sama dengan daya serapnya (Hukum Kirchoff; a = e)
  • 18. Teladan 3.2.  Intensitas penerimaan  Kerapatan aliran energi radiasi matahari pada yang dipantulkan (r) oleh permukaan sebesar 100 permukaan tersebut adalah Wm-2. Sifat permukaan sebesar 0,32 x 100 Wm-2 = adalah opaque dengan 32 Wm-2. daya pantul sebesar 0,32.  Permukaan bersifat opaque (tak tembus cahaya), • Berapa kerapatan aliran jadi t = 0 Wm-2. energi radiasi yang  Kerapatan aliran energi diserap, dipantulkan yang diserap (a) adalah 1 dan diteruskan oleh = 0,32 + a + 0,0, maka a = permukaan tersebut ? 1 – 0,32 – 0,0 = 0,68. Jadi a = 0,68 x 100 Wm-2. • Berapa intensitas  Intensitas pancaran radiasi pancaran radiasi oleh oleh permukaan adalah, permukaan tersebut ? hukum Kirchoff; a = e. Jadi e adalah 68 Wm-2.
  • 19. 3.4. Neraca Energi pada Permukaan Bumi  Neraca energi pada suatu permukaan bumi ; Qn = Qs + Ql - Qs’ – Ql’ Qn : radiasi neto (Wm-2) Qs dan Qs; : radiasi matahari yang datang dan ke luar (Wm-2) Ql dan Ql’ : radiasi gelombang panjang yang datang dan ke luar (Wm-2).  Albedo merupakan nisbah antara radiasi gelombang pendek (radiasi matahari) yang dipantulkan dengan yang datang pada suatu permukaan.
  • 20. 3.4.1. Radiasi Gelombang Panjang  Jumlah radiasi gelombang panjang dari suatu permukaan (rumus Brunt, 1932); Ql = ζ T4 (0,56 – 0,079 ea0,5) (0,1 + 0,9 n/N) Ql : radiasi gelombang panjang dari suatu permukaan bumi (Wm-2). T : suhu udara ea : tekanan uap air di udara (mb)  Untuk radiasi gelombang panjang yang datang < yang ke luar, maka; Qn = Qs (1 – α) – Ql Qs : radiasi matahari yang terukur dengan solarimeter (Wm-2) Ql : pancaran radiasi gelombang panjang (rumus Brunt, Wm- 2)
  • 21. 3.4.2. Neraca Energi  Qn = H + λ E + G + P  Malam hari; Radiasi matahari (Qs) = 0, Radiasi neto (Qn) < 0.  Qn < 0 maka akan terjadi pendinginan (- H dan – G)  Siang hari; Qs > Ql dan Qn > 0  Qn > 0 digunakan untuk (1) memanaskan udara (+H), (2) penguapan (λ E ), pemanasan lautan/tanah (+G) dan < 5% untuk fotosintesis.
  • 22. 3.4.3. Pengaruh Rumah Kaca  Di atmosfer, uap air, CO2 dan methane (CH4) adalah penyerap radiasi gelombang panjang sempurna. Energi radiasi yang diserap oleh kedua gas tersebut akan dipancarkan kembali ke permukaan bumi diiringi oleh peningkatan suhu udara.
  • 23. 3.5. Pengukuran dan Pengolahan Data Radiasi dan Lama Penyinaran Matahari  Alat pengukur radiasi matahari disebut solarimeter atau radiometer atau piranometer atau pirheliometer.  Permukaan penerima sekurang- kurangnya mempunyai dua elemen indera (hitam dan putih).  Waktu pengukuran; 06.00 – 18.00.  Intensitas radiasi matahari dinyatakan sebagai jumlah energi yang jatuh pada satuan luas permukaan tertentu dalam satuan waktu.  Cal cm-2 menit-1; Wm-2
  • 24. 3.5. Pengukuran dan Pengolahan Data Radiasi dan Lama Penyinaran Matahari  Alat pengukur lama penyinaran matahari adalah jenis Campbell- Stokes dan Jordan.  Bola gelas pejal berdiameter 10 cm dan bertindak sebagai lensa untuk memusatkan radiasi matahari yang datang  Jam (06.00-18.00).  Penduga radiasi matahari, Qs.  Qs/QA = a + b n/N  n ; lama penyinaran aktual (jam)  N; panjang hari (jam)  Konstanta yang tergantung dari keadaan wilayah
  • 25. Tugas Rumah Radiasi 1. Suatu benda transparan menerima cahaya dengan intensitas terpaan sebesar 100 Wm-2. Daya tembus cahaya pada benda tersebut adalah sebesar 0,70 dengan daya pantul sebesar 0,15.  Hitunglah berapa besar energi cahaya yang diserap oleh benda tersebut!  Hitung pula berapa besar energi yang dipancarkannya untuk dapat kembali pada status awalnya, sebelum menerima terpaan cahaya ! 2. Mengapa albedo radiasi bumi sukar untuk ditentukan ? 3. Sebutkanlah sumber-sumber yang dapat merusak la- pisan atmosfer (Ozon) yang terdapat di rumah anda !