PT BGR didirikan pada tahun 1977 sebagai perusahaan BUMN yang bergerak di bidang pergudangan dan logistik. Saat ini PT BGR memiliki dan mengelola gudang serta terminal di seluruh Indonesia dengan total kapasitas 1,6 juta ton. PT BGR juga menyediakan jasa pengelolaan transportasi dan pemeliharaan barang. Jaringan komputer kantor pusat PT BGR menggunakan topologi star dengan server pusat di lantai 3 yang menghubungkan client di setiap
1. 5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Tinjauan Umum Perusahaan
2.1.1. Sejarah Perusahaan
PT. Bhanda Ghara Reksa (BGR) didirikan pada tanggal 11 April 1977
berdasarkan Peraturan Pemerintah No.26 tahun 1976. Perusahaan ini merupakan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang pergudangan umum serta jasa-
jasa yang terkait dengan pergudangan.
Semenjak berdirinya, PT BGR merupakan stockholder pupuk yang diproduksi
oleh PT. Pusri. Sebagai Badan Usaha Milik Negara yang memiliki peranan penting
dalam pendistribusian pupuk secara nasional, PT.BGR memiliki fasilitas pergudangan
yang tersebar sampai ke pelosok kabupaten diseluruh wilayah Indonesia dengan basis-
basisnya yang berada di pusat-pusat kota dan pelabuhan.
Namun seiring dengan kemajuan zaman PT. BGR berkembang menjadi satu
badan usaha yang tidak hanya menjadi stockholder pupuk bagi PT. Pusri, akan tetapi
suatu sarana penyimpanan produk bagi perusahaan lain yang bergerak dibidang
nonpupuk, bahkan telah berkembang dan mereposisi kegiatannya menjadi Jasa
Pengelolaan Logistik (Logistic Management Service).
5
2. 6
2.1.2. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PUSAT
PT. (Persero) BHANDA GHARA REKSA
DIREKTUR
UTAMA
DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR
OPERASI PERENCANAAN ADMINISTRASI
DAN PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN DAN KEUANGAN
SEKRETARIS STAFF AHLI
Ass dir Ass dir Ass dir Ass dir Ass dir Ass dir Ass dir Ass dir Ass dir Ass dir Ass dir
pemasaran pergudangan logistik perencanan M.Mutu Pengembangan Bid.Hukum Bid.SPI SDM Keu & Akt Bid Umum
Manager Manager
Manager Manager Manager Manager Manager Manager Manager Manager Manager
Operasi Pengendl
pemasaran Ops Pergud perencanan sistim SPI Wil I PUKK SDM keuangan pengadaan
Logistik Dokumen
Informasi
Manager Manager Manager Manager Manager
Analisa adm Manager Manager
analisa analisa ADM analisa Evaluasi pengembangan Manager Manager
& pelaporan SPI Wil II gaji &
ADM&Pgd & Logistik &Penelitian Pengendalian usaha akuntansi pemeliharaan
kesejahtraan
Manager
Operasional, Manager
agunan & jasa Verifikasi
CABANG-CABANG
Gambar II.1. Struktur Organisasi PT.BGR Kantor Pusat
3. 7
Fungsi dan Tugas (job description) dari masing-masing pejabat yang merupakan
manajemen dari PT. BGR adalah sebagai berikut :
1. Direktur Utama
a. Memimpin dan mengurus Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan
perusahaan
b. Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugas untuk kepentingan
perusahaan
c. Mengadakan kerja sama operasi atau kontrak manajemen dengan pihak lain
d. Menetapkan dan menyesuaikan struk organisasi perusahaan
tur
Direktur Utama membawahi dua orang Assisten Direktur yaitu Assisten
Direktur Bidang Hukum dan Assisten Direktur Bidang Satuan Pengawasan
Intern (SPI).
2. Direktur Operasi dan Pemasaran
a. Memimpin dan mengurus Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan
perusahaan
b. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan Perusahaan
c. Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugas untuk kepentingan
perusahaan dalam mencapai maksud dan tujuannya
d. Mengadakan kerjasama operasi atau kontrak manajemendengan pihak lain
e. Menetapkan dan menyesuaikan struktur organisasi Direktorat Operasional dan
pemasaran
4. 8
Direktur Operasi dan Pemasaranmembawahi tiga orang Assisten
Direktur masing-masing : Assisten Direktur bidang Pemasaran, Assisten
Direktur Bidang Logistik dan Assisten Direktur Bidang Pergudangan.
3. Direktur Perencanaan & Pengembangan
a. Memimpin dan mengurus Direktorat Perencanaan dan Pengembangan sesuai
dengan maksud dan tujuan perusahaan.
b. Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugas untuk kepentingan
perusahaan dalam mencapai maksud dan tujuannya
c. Mengadakan kerjasama operasi atau kontrak manajemendengan pihak lain
d. Menetapkan dan menyesuaikan struktur organisasi Direktorat Perencanaan dan
Pengembangan
Direktur Perencanaan dan Pengembangan membawahi tiga orang Assisten
Direktur masing-masing : Assisten Direktur Bidang Perencanaan, Assisten Direktur
Bidang Pengembangan dan Assisten Direktur Bidang Manajemen Mutu.
Untuk tugas-tugas yang berkaitan dengan Teknologi Informasi dilaksanakan oleh
seorang Manager Sistem Informasi yang posisinya berada dibawah Assisten
Direktur Bidang Pengembangan.
3. Direktur Administrasi & Keuangan
a. Memimpin dan mengurus Direktorat Keuangan dan Administrasi sesuai dengan
maksud dan tujuan Perusahaan.
b. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan Perseroan
c. Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugas untuk kepentingan
Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya
5. 9
d. Mengadakan kerja sama operasi atau kontrak manajemen yang berlaku untuk
jangka waktu tertentu dengan pihak lain
e. Menetapkan dan menyesuaikan struktur organisasi Direktorat Keuangan dan
Administrasi
f. Menetapkan kebijaksanaan dalam memimpin dan mengurus Direktorat
Keuangan dan Administrasi
g. Mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian Direktorat Keuangan dan
Administrasi termasuk penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan
penghasilan lain bagi para pegawai berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
h. Memberikan pertanggung-jawaban dan segala keterangan tentang keadaan dan
jalannya perseroan berupa laporan tahunan termasuk perhitungan tahunan
kepada Rapat Umum Pemegang Saham Memberikan laporan berkala lainnya
menurut cara dan waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta laporan
lainnya setiap kali diminta oleh Pemegang Saham
Direktur Administrasi dan Keuangan membawahi tiga orang Asisten Direktur
masing-masing : Asisten Direktur Bidang Keuangan & Akuntansi, Assisten
Direktur Bidang SDM dan Assisten Direktur Bidang Umum.
6. 10
2.1.3. Bidang Usaha
Secara garis besar, aktivitas perusahaan terdiri dari 2 kegiatan pokok yaitu :
1. Umum
Menyelenggarakan dan menyediakan sewa pengelolaan ruangan gudang baik
gudang terbuka maupun gudang tertutup, termasuk stock management dan
collateral management.
2. Khusus
Menyediakan dan menyelenggarakan jasa-jasa :
a. Pergudangan
1) Penyewaan ruang gudang
2) Pengelolaan gudang
b. Jasa Pengurusan Transportasi Nasional Internasional
1) Angkutan darat, laut dan udara
2) Pengurusan dan penyelesaian dokumen pelabuhan, pabean dan lain-lain
3) Container Depo
c. Pemeliharaan barang dan jasa lainnya
1) Termite control
2) Spraying
3) Fumigasi
4) Appraisal
5) Mecanic (forklift, crane, dll).
7. 11
Sampai dengan akhir tahun 2007 PT.BGR mengelola gudang sebanyak 47
8
unit dengan kapasitas sebesar 1.664.496 ton terdiri dari :
1. Gudang Milik yaitu gudang yang dibangun, dimiliki dan dikelola oleh PT Bhanda
Ghara Reksa. Saat ini PT. BGR memiliki 143 unit gudang milik.
2. Gudang Sewa Yaitu gudang milik perusahaan lain yang disewa oleh PT.BGR
untuk kepentingan PT. BGR. Saat ini PT.BGR menyewa 49 unit gudang non milik.
3. Gudang Manajemen
Yaitu gudang milik perusahaan pelanggan yang dikelola oleh PT.BGR. Produk
yang disimpan digudang tersebut merupakan milik perusahaan pemilik gudang
tersebut namun pengelolaan stock menjadi tanggung jawab PT.BGR sepenuhnya.
Saat ini PT.BGR mengelola 270 gudang manajemen.
4. Terminal Cargo
Yaitu gudang yang berfungsi sebagai tempat transit barang dari pelabuhan maupun
dari daerah lain untuk didistribusikan ke dalam sebuah kota. Saat ini PT BGR
mempunyai 16 unit Terminal Cargo yang terletak di kota Surakarta dan Makassar.
Gudang-gudang tersebut tersebar pada 15 Cabang yang berada diseluruh Indonesia.
2.2. Topologi Jaringan dan Skema Jaringan
2.2.1. Topologi Jaringan
8. 12
Struktur atau topologi adalah sebuah bentuk yang menggambarkan hubungan
dari sebuah jaringan (Map of Network) atau bagaimana sebuah jaringan dibuat.
Hubungan tersebut sangat tergantung dari jenis aplikasinya dimana setiap struktur
memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing.
Secara umum terdapat dua difinisi topologi jaringan yaitu :
1. Physical Topology atau topologi fisik yaitu merupakan bentuk lay out aktual dari
kabel-kabel atau media yang menghubungkan host-host pada sebuah jaringan LAN.
2. Logical Topology atau topologi logika yaitu sebuah bentuk yang mendifinisikan
bagaimana sebuah media diakses oleh host-host dalam sebuah jaringan LAN.
Bentuk topologi fisik (Physical Topology) yang umum digunakan dalam
membangun sebuah jaringan LAN adalah :
1. Bus : merupakan segmen backbone tunggal melalui sebuah kabel lurus panjang,
dimana semua host terkoneksi langsung ke backbone tersebut.
Gambar II.2 Bus Topology
2. Ring : sebuah topologi yang mengkoneksikan host pertama ke host berikutnya, dan
host yang terakhir terhubung ke host yang pertama. Model ini akan membentuk
sebuah lingkaran yang akan menghubungkan node-node komputer yang
dikoneksikan melalui media kabel jaringan.
9. 13
Gambar II.3 Ring Topology
3. Star : sebuah bentuk topologi yang menghubungkan semua kabel ke sebuah point
sentral yang biasanya berbentuk hub atau switch.
Gambar II.4. Star Topology
Sedangkan logical topology dari sebuah jaringan adalah sebuah bentuk yang
menggambarkan bagaimana host-host saling berkomunikasi melalui sebuah media.
Terdapat dua tipe umum dari logical topology ini yaitu :
10. 14
1. Broadcast topology : yaitu setiap host mengirim datanya ke semua host lain dalam
media jaringan, dan disana tidak ada stasion pesanan apapun dalam network (yang
pertama datang, pertama dilayani).
2. Token Passing : yaitu sebuah metode mengontrol akses network dengan melepas
pesan elektronik ke setiap host secara berurutan. Saat sebuah host menerimanya,
berarti host tersebut dapat mengirim data pada network. Jika host tidak memiliki
data untuk dikirim, maka ia melepas pesan ke host berikutnya, dan proses similar
ini akan terus berlangsung berulang-ulang.
Struktur atau topologi jaringan yang di gunakan oleh PT.BGR Kantor Pusat
dalam membangun sebuah jaringan komputer berbasis Local Area Network (LAN)
adalah topologi Star sebuah bentuk topologi yang menghubungkan semua kabel ke
sebuah point sentral yang biasanya berbentuk hub atau switch.
Topologi Star dianggap merupakan topologi yang paling sesuai dimana
seluruh komputer client pada setiap lantai terhubung pada sebuah Switch yang berada
pada masing-masing lantai dan switch pada masing-masing lantai tersebut akan
dihubungkan pada sebuah switch sentral yang berada di ruang server di lantai 3.
Dalam topologi Star, sebuah terminal pusat bertindak sebagai pengatur dan
pengendali dari semua komunikasi data, sedangkan terminal lain terhubung ke terminal
pusat melalui sebuah switch. Pengiriman data dari satu terminal ke terminal lainnya
melalui sebuah switch di terminal pusat selanjutnya terminal pusat akan menyediakan
jalur komunikasi khusus pada dua terminal yang akan berkomunikasi tersebut. Secara
umum media transmisi yang digunakan adalah kabel twisted pair yang jumlahnya
cukup banyak untuk menunjang komunikasi antara PC client dengan Server.
11. 15
2.2.2. Skema Jaringan dan IP Address
INTERNET
Modem Server
ADSL
Switch 100 Client
mbps
Shared
printer
Gambar II.5 Blok Diagram LAN PT.BGR Kantor Pusat Jakarta
12. 16
Lantai 4
PC Client Share Printer
SD
SD
PRO
PRO
SWITCH 100Mbps
SD
SUPER 3Com
STACK
Status
1x 6x green=enabled, link OK
flashing green=disabled, link OK
off=link, fail Professional W or kstation 6000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Packet Profes sional Works tat ion 6000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Status
7x 12x
SuperStack II
Baseline 10/100 Switch
192.168.1.2
192.168.1.27 – 192.168.1.32
Lantai 3 INTERNET
SWITCH 100Mbps
ZIXEL
192.168.1.1
Status
SUPER
STACK
3Com
SD MODEM
1x 6x green=enabled, link OK
flashing green=disabled, link OK
off=link, fail
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Packet
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Status
7x 12x
SuperStack II
Baseline 10/100 Switch
Email Database File
Anti-Virus Server Server DC+DHCP
Server Server Server
192.168.1.8 192.168.1.7 192.168.1.9
192.168.1.5 192.168.1.6
PC Client
SD
PRO
SD
PRO
Profes sional Works tat ion 6000
Professional Wor kstation 6000
Share Printer
192.168.1.21 – 192.168.1.26
1x 6x
Status
green=enabled, link OK
flashing green=disabled, link OK
SUPER
STACK
3 Com
SD
SD
PC Client PRO
SD
off=link, fail PRO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Packet
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Status
7x 12x
SuperStack II
Baseline 10/100 Switch
SWITCH 100Mbps
192.168.1.3
Professional Work station 6000
Professional Wor kst ation 6000
192.168.1.33 – 192.168.1.38 Share Printer
SWITCH 100Mbps
192.168.1.4
SD
SUPER 3 Com
STACK
Status
1x 6x green=enabled, link OK
flashing green=disabled, link OK
off=link, fail
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Packet
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Status
7x 12x
SuperStack II
Baseline 10/100 Switch
Lantai 2
Lantai 1
PC Client Share Printer
SD
PRO
SD
PRO
Profes sional Works tat ion 6000
Pr of es sional Work station 6000
192.168.1.39 – 192.168.1.44
Gambar II.6 Rangkaian Jaringan LAN PT. BGR Kantor Pusat
13. 17
IP Address adalah sebuah alamat yang diberikan pada jaringan komputer dan
peralatan jaringan lain yang menggunakan protokol TCP/IP. IP Address terdiri atas 32
bit angka biner yang dapat dituliskan sebagai empat kelompok angka desimal yang
dipisahkan oleh tanda titik seperti 192.168.0.1.
Berikut adalah contoh table IP Address :
Tabel II.1 : IP Address
Network ID Host ID
192 168 0 1
IP Address terdiri atas dua bagian yaitu network ID dan host ID, dimana
network ID menentukan alamat jaringan komputer, sedangkan host ID menentukan
alamat host (komputer, router, switch dll). Oleh sebab itu IP Address memberikan
alamat lengkap suatu host beserta alamat jaringan di mana host itu berada.
Untuk mempermudah pemakaian maka IP Address dikelompokkan dalam
kelas-kelas yang penggunaannya tergantung pada kebutuhan pemakai, namun yang
umum digunakan untuk jaringan LAN adalah sebagaimana terlihat pada tabel dibawah
ini :
Tabel II.2 : Pembagian Kelas pada IP Address
Class Range Network ID Host ID Subnet mask
A 0 – 127 xxx.0.0.1 xxx.255.255.254 255.0.0.0
B 128 – 191 xxx.xxx.0.1 xxx.xxx.255.254 255.255.0.0
C 192 – 223 xxx.xxx.xxx.1 xxx.xxx.xxx.254 255.255.255.0
PT. BGR yang mengoperasikan 30 unit computer yang terhubung pada jaringan
Local Area Network (LAN) di kantor pusat dan lebih kurang 15 unit untuk setiap
cabangnya menggunakan IP Address kelas C. Pemilihan tipe kelas ini lebih didasarkan
14. 18
pada jumlah unit host yang dikelola dimana pada tipe kelas C mampu menampung
sekitar 65.000 host dengan range IP antara 192.0.xxx.xxx – 223.155.xxx.xxx
Untuk implementasi IP Address pada komputer client dan server di PT BGR
Kantor Pusat dengan menggunakan tipe kelas C adalah sebagai berikut :
1. Server
Tabel II.3 : Nama Server dan IP Address
No. Nama Server IP Adress
1. DHCP & DC Server 192.168.1.6
2. Database Server 192.168.1.7
3. Email Server 192.168.1.8
4. Antivirus 192.168.1.5
5. File Server 192.168.1.9
2. Client
Untuk komputer client, IP Address didapatkan dari DHCP Server dengan
perincian sebagai berikut :
a. Scope IP : 192.168.1.1 s/d 192.168.1.100
b. Exclude : 192.198.1.1 s/d 192.168.1.20
c. Subnet mask : 255.255.255.0
d. Gateway : 192.168.1.6
e. DNS : 192.168.1.6
f. WINS : 192.168.1.6
g. DNS Suffix : bgr.co.id
2.2.3. Domain Name System (DNS)
15. 19
Domain Name System (DNS) adalah suatu sistem yang memungkinkan nama
suatu host pada jaringan komputer atau internet ditranslasikan menjadi IP Address.
Dalam pemberian nama, DNS menggunakan arsitektur hierarki sebagai berikut :
1. Root-level domain : merupakan tingkat teratas yang ditampilkan sebagai tanda titik
(.).
2. Top level domain : merupakan kode kategori organisasi atau negara misalnya: .com
untuk dipakai oleh perusahaan; .edu untuk dipakai oleh perguruan tinggi; .gov
untuk dipakai oleh badan pemerintahan dan sebagainya. Selain itu untuk
membedakan pemakaian nama oleh suatu negara dengan negara lain digunakan
tanda misalnya .id untuk Indonesia atau .au untuk Australia.
3. Second level domain : merupakan nama untuk organisasi atau perusahaan, misalnya
: microsoft.com; yahoo.com, dan lain-lain.
PT BGR memiliki dua Domain Name System (DNS) yaitu : bgr.co.id yang
dipergunakan untuk keperluan komunikasi internal dan bgrindonesia.com untuk
keperluan komunikasi eksternal.
2.2.4. Dynamic Host Configuration Protocol (dhcp)
IP Address dan subnet mask dapat diberikan secara otomatis menggunakan
Dynamic Host Configuration Protocol (dhcp) atau diisi secara manual. DHCP
berfungsi untuk memberikan IP Address secara otomatis pada komputer yang
menggunakan protokol TCP/IP. DHCP bekerja dengan relasi client-server, dimana
DHCP server menyediakan suatu kelompok IP Address yang dapat diberikan pada
DHCP client. Dalam memberikan IP Address ini, DHCP hanya meminjamkan IP
16. 20
Address tersebut untuk jangka waktu tertentu, sehingga pemberian IP Address ini
berlangsung secara otomatis dan dinamis.
Pada jaringan LAN PT.BGR terdapat sebuah DHCP server yang berfungsi
sebagai pengatur pemberian IP Address untuk kepentingan koneksi dan komunikasi
pada seluruh komputer client serta peralatan pendukung komunikasi lainnya. Untuk
pengaturan dalam pemberian IP Address pada komputer client dan peralatan
komunikasi lainnya, DHCP server memberikan batasan (scope) sebagai berikut :
1. Scope IP : 192.168.1.1 s/d 192.168.1.100
2. IP Exclude : 192.198.1.1 s/d 192.168.1.20
Dengan adanya batasan Scope IP Adress dan IP Exclude, maka setiap komputer
yang dihubungkan ke jaringan LAN BGR akan secara otomatis diberikan penomoran
sesuai dengan scope yang telah ditetapkan.
2.2.5. Media Transmisi
Media transmisi adalah sebuah media yang berfungsi untuk menyalurkan data
dan informasi dari suatu tempat ketempat lain. Dalam Local Area Network (LAN)
semua media yang dapat menyalurkan gelombang listrik dan gelombang elektromagnet
dapat digunakan sebagai media pengirim. Media transmisi ini dapat berupa kabel
jaringan maupun gelombang elektromagnet maupun gelombang radio (frequency).
Pemilihan jenis media transmisi ini pada setiap instansi berbeda-beda dan sangat
tergantung pada kebutuhan jaringan yang akan dibangun. Beberapa faktor yang perlu
diperhatikan dan menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan media transmisi untuk
sebuah jaringan diantaranya adalah sebagai berikut :
17. 21
1. Biaya Instalasi
2. Keterhandalan (reliability)
3. Kemudahan instalasi dan perawatan
4. Laju pengiriman data maksimal
5. Keamanan data
6. Ketahanan terhadap interferensi, dan
7. Kemudahan konfigurasi
Hal-hal diatas sangatlah penting mengingat tujuan utama dari membangun
sebuah jaringan adalah untuk kecepatan dan keamanan transfer data, disamping faktor
biaya juga menjadi pertimbangan yang cukup menentukan dalam membangun sebuah
jaringan.
Disebabkan oleh pertimbangan-pertimbangan diatas dan melihat kepentingan
traffic data yang saat ini diperlukan oleh PT.BGR dalam berkomunikasi secara internal
di kantor pusat maupun ke cabang-cabang, maka perusahaan memilih untuk
membangun jaringan dengan menggunakan media transmisi berupa kabel Unshielded
Twisted Pair (UTP). Kabel unshielded twisted pair (UTP) yang dipergunakan oleh
PT.BGR adalah dua macam yaitu :
1. UTP cat-5 enhanced untuk transfer data dengan kecepatan maksimal 100 mbps.
2. UTP cat-6 Giga speed untuk transfer data dengan kecepatan maksimal satu
Gigabyte per second.
Jika diperhatikan sekilas, secara fisik kedua jenis kabel tersebut memiliki
bentuk dan ciri yang hampir sama, namun jika diperhatikan lebih seksama, maka
terlihat bahwa kabel cat-6 Giga speed mempunyai usuran lebih besar dengan
18. 22
penampang kawat tembaga yang lebih besar pula, hal inilah yang membedakan
kemampuan masing-masing kabel dalam melakukan transfer data. PT.BGR
memanfaatkan kedua jenis kabel ini pada jaringan Local Area Network (LAN), dimana
untuk kabel UTP dengan cat-5 dipergunakan untuk menghubungkan seluruh komputer
client dengan server dan kabel cat-6 Gigabyte dipergunakan untuk menghubungkan
komputer server dengan server lainnya. Dengan demikian diharapkan alur pertukaran
informasi dan data antar server dapat berjalan lebih cepat tanpa hambatanyang berarti.
Gambar II.7 UTP cat-5 enhanced
Gambar II.8 UTP cat-6 Giga Speed
Kabel UTP ( Unshielded Twisted Pair) mempunyai delapan kabel, dalam
penyusunaannya mempunyai dua fungsi. Yang pertama digunakan untuk straight dan
yang kedua untuk cross link. Sraight digunakan apabila hubungan kabel menggunakan
19. 23
Hub. Dan untuk kartu jaringan NIC (Network Interface Card) yang di gunakan berbasis
PCI card, tetapi dapat juga menggunakan dalam bentuk PCMCIA atau USB.
Tabel II.4. Jenis kabel Unshielded Twister Pair Fungsi Straight
20. 24
Kabel Satu Kabel Dua
No Warna Kabel No Warna Kabel
1. Putih Orange 1. Putih Orange
2. Orange 2. Orange
3. Putih Hijau 3. Putih Hijau
4. Biru 4. Biru
5. Putih Biru 5. Putih Biru
6. Hijau 6. Hijau
7. Putih Coklat 7. Putih Coklat
8. Coklat 8. Coklat
Tabel II.5. Jenis Kabel Unshielded Twister Pair Fungsi Cross link
Kabel Satu Kabel Dua
21. 25
No Warna Kabel No Warna kabel
1. Putih Orange 1. Putih Hijau
2 Orange 2. Hijau
3. Putih Hijau 3. Putih Orange
4. Biru 4. Biru
5. Putih Biru 5. Putih Biru
6. Hijau 6. Orange
7. Putih Coklat 7. Putih Coklat
8. Coklat 8. Coklat
2.2.6. Koneksi Ke Internet
PT. BGR memanfaatkan koneksi ke Internet melalui PT. Telkom dengan
berlangganan Dedicated Line ADSL dengan kecepatan akses 512 Kbps. Melalui sebuah
22. 26
modem ADSL ZyXel Prestige 650R-31 yang dihubungkan ke switch sentral, maka
modem tersebut berfungsi sebagai gateway dengan IP Public 222.124.xx.xx dan
sekaligus sebagai router yang akan mengatur dan mendistribusikan segala permintaan
koneksi seluruh komputer client. Dengan sistem tersebut maka seluruh komputer yang
ada di Kantor Pusat dapat memanfaatkan koneksi ke internet dengan cepat dan tanpa
batas.
Untuk lebih jelasnya, maka diagram dibawah ini dapat memberikan gambaran
tentang hubungan komputer client ke Internet melalui sebuah modem ADSL dalam PT.
BGR kantor pusat Jakarta.
Gambar II.9 Diagram koneksi ke Internet menggunakan ADSL Modem
Dan berikut adalah tampilan konfigurasi pada modem ADSL ZyXEL Prestige
650R-31 :
23. 27
Gambar II.10. Tampilan Konfigurasi Modem ZyXel 650R-31
2.3.Spesifikasi Perangkat Keras (hardware)
2.3.1. Server
Untuk menopang kegiatan operasionalnya PT. BGR Kantor Pusat
memanfaatkan enam unit server yang memiliki fungsi yang berbeda-beda. Dari keenam
unit server tersebut tiga unit merupakan pengadaan baru dengan Cassing Rack dan
ketiga sisanya memanfaatkan server lama dengan casing tower serta sedikit
penyesuaian terhadap Sistem operasi dan konfigurasinya.
Keenam server tersebut terletak pada lantai 3 dan ditempatkan pada ruang
Bidang Perencanaan dan Pengembangan (P2) dalam sebuah lemari server 5U
Rackmount Chasis Enlight 8950R yang telindung dengan baik. Sebuah ruangan
berukuran 2 x 2 meter telah dipersiapkan sebagai ruang server yang cukup terisolasi
24. 28
(tidak setiap orang diperbolehkan masuk keruang server jika tidak memiliki
kepentingan) dilengkapi dengan pendingin suhu ruangan yang cukup (18o C) selama 24
jam nonstop.
Gambar II.11 Server dengan Cassing Rack dan Cassing tower
Gambar II.12 Ruang Server dengan 5U Rackmount Chasis Enlight 8950R
Untuk keperluan operasional dan memonitor aktivitas keenam unit server
tersebut maka diperlukan sebuah alat yang berfungsi sebagai tampilan atau monitor
yang mampu menginformasikan aktivitas masing-masing server. Peralatan tersebut
25. 29
terdiri dari sebuah layar monitor 15 inci dengan penghubung sebuah KVM Switch yang
dapat memilih dan menampilkan aktivitas sebuah server secara bergantian.
Gambar II.13 KVM Switch
Gambar II.14 Monitor Pengendali Server
Pada dasarnya fungsi dari sebuah server adalah mengatur, mengontrol dan
mengendalikan komputer client yang terhubung kedalam jaringan LAN. Server
memberikan hak-hak kepada client untuk dapat bergabung kedalam jaringan atau dapat
pula memutuskan hubungan dari jaringan. Semua fungsi tersebut dikerjakan oleh
Domain Controller (DC), dimana dalam hal ini berfungsi sebagai pengatur seluruh
operasional komputer yang ada pada jaringan LAN. Pada komputer server juga terdapat
26. 30
security system yang berfungsi sebagai pengamanan jaringan agar para pengguna
komputer tidak dapat mengacak-acak data yang tersimpan pada server. Untuk menjaga
hal-hal yang tidak dingiinkan maka komputer server juga dilengkapi dengan system
backup data dimana secara periodik server akan melakukan backup data-data serta
konfigurasi dari Domain Controller sehingga terhindar dari kemungkinan kerusakan
secara total. Seluruh data backup dari Domain Controller disimpan didalam sebuah
hard disk yang ditempatkan pada Mail Server yang sekaligus berfungsi sebagai Backup
Domain Controller (BDC).
Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa masing-masing server memiliki
spesifikasi dan fungsi yang berbeda-beda, namun secara garis besar dapat digambarkan
sebagai berikut :
1. Primary Domain Controller (PDC) dengan kode BGR-DC01.
Spesifikasi Server DC-01 :
a. Processor : Intel Pentium 4 2.8C Ghz,
b. Memory: Corsair DDR 1 GB
c. Hard disk : 2 x Seagate Barracuda 80 GB 7200 rpm
d. NIC : 3 Com 3C1670800
Server ini berfungsi menyimpan seluruh database penting yang berkaitan
dengan user account termasuk didalamnya terdapat data tentang security, policy serta
informasi-informasi lain seperti yang biasa digunakan dalam Exchange, ISA dan
sebagainya. Server ini dapat dikatakan sebagai Server utama yang mengendalikan
seluruh operasional dan melayani seluruh komputer client.
2. Database Server dengan kode BGR-Data01.
27. 31
Spesifikasi Server BGR-Data01 :
a. Processor : Intel Pentium 4 2.8 Ghz,
b. Memory : Corsair DDR 1 GB
c. Hard disk : 2 x Seagate Barracuda 80 GB 7200 rpm
d. NIC : 3 Com 3C1670800
Server ini menyimpan database SQL Server yang melayani beberapa aplikasi
untuk operasional perusahaan pada Bidang Keuangan, Akuntansi, SDM dan Bidang
Umum, seperti :
a. Data Keuangan dan Akuntansi (General Ledger, Program Piutang Perusahaan)
b. Data bidang SDM, Absensi dan Penggajian (Payroll).
c. Data bidang Umum (Inventaris Perusahaan).
3. Mail Server dengan kode BGR-Mail01.
Spesifikasi Server BGR-Mail01 :
a. Processor : Intel Xeon 2.4 Ghz,
b. Memory : Corsair DDR 1 GB
c. Hard disk : 2 x Seagate Barracuda 80 GB 7200 rpm
d. NIC : 3 Com 3C1670800
Server ini juga berfungsi untuk menyimpan dan melayani data-data e-mail
perusahaan dengan memanfaatkan aplikasi Microsoft Exchange Server 2003. Sebagai
BDC, server ini juga menyimpan seluruh data-data yang terdapat pada Primary
Domain Controller (PDC).
4. Antivirus Server dan Proxy Server dengan kode BGR-Proxy01.
Spesifikasi Server BGR-Proxy01 :
28. 32
a. Processor : Intel Pentium 4 2.8 Ghz,
b. Memory : Corsair DDR 512 MB
c. Hard disk : Seagate Barracuda 20 GB 7200 rpm
d. NIC : 3 Com 3C1670800
Server ini melayani dan menyimpan Program Antivirus yang juga berfungsi
sebagai firewall. Selain itu server ini juga berfungsi sebagai Proxy Server yaitu
Gateway cadangan jika koneksi utama ke internet yang selama ini dilakukan melalui
Modem ADSL mengalami gangguan.
5. File & RAS Server dengan kode BGR-File01
Spesifikasi Server BGR-File01 :
a. Processor : Intel Pentium 4 2.8 Ghz,
b. Memory : Corsair DDR 512 MB
c. Hard disk : 2 x Seagate Barracuda 40 GB 7200 rpm
d. NIC : 3 Com 3C1670800
Server ini menyimpan data-data, file dan dokumen seluruh pengguna (client)
baik perorangan (My Document), maupun group sesuai dengan bidang masing-masing.
Data-data tersebut dapat berupa aplikasi Microsoft Word, Microsoft Excel, Microsoft
Power Point, Corel Draw, maupun data-data lain seperti foto dan gambar-gambar
perusahaan.
2.3.2. Personal Computer (PC) Client
PT. BGR Pusat memiliki sebanyak 30 unit Personal Computer (PC) yang
berfungsi sebagai workstation (client). Komputer-komputer tersebut memiliki tipe dan
spesifikasi yang berbeda-beda, namun jika dilihat dari spesifikasinya PT.BGR telah
29. 33
mencoba melakukan standarisasi hardware terutama pada Personal Computer (PC)
yaitu dengan mempergunakan hardware pendukung PC (Mainboard, RAM, Sound
Card, NIC dan hard disk) yang dapat dikatakan hampir sama dan seragam dari sisi
merk, dan hanya seri keluaran yang berbeda tergantung pada tahun produksinya.
Menyadari bahwa Personal Computer yang digunakan dalam sebuah jaringan
akan sangat menentukan unjuk kerja (Performance) dari jaringan tersebut, maka
komputer dengan unjuk kerja tinggi akan mampu mengirim dan mengakses data dalam
jaringan dengan cepat dan akurat. Didalam jaringan tipe client-server, komputer yang
difungsikan sebagai server mutlak harus memiliki unjuk kerja yang lebih tinggi
dibandingkan komputer-komputer lain sebagai workstation, karena server akan
bertugas melayani dan menyediakan fasilitas serta mengelola operasional jaringan
tersebut.
Berikut adalah spesifikasi Personal Computer (PC) yang dimiliki oleh rata-rata
komputer client pada PT.BGR Kantor Pusat. Spesifikasi Personal Computer Client
1. Mainboard : Merk Assus Type P4S533, P4VP-MX dan P4 845 GL
2. Processor : Intel Pentium IV
3. Memory : 256 – 512 MB
4. Hard disk : Seagate 40-80 Gb
5. NIC : 3 Com 3C1670800
6. Monitor : Standard monitor 15”
2.3.3. Switch
30. 34
Switch adalah sebuah alat yang digunakan sebagai jalur transportasi paket data
dari satu perangkat ke perangkat lain, terdiri dari beberapa port, dan masing-masing
port diisi untuk satu komputer atau satu perangkat, kelebihan dari switch dibandingkan
dengan hub adalah lebih smart dan pada beberapa switch terdapat fasilitas untuk
mengatur konfigurasi serta memonitor unjuk kerjanya (manageable).
Adapun switch yang dipergunakan oleh PT.BGR sebanyak empat unit, empat
unit switch 100 mbps 24 port yang diletakkan pada masing-masing lantai. Masing-
masing switch dengan merk 24 port 100 mbps unmenegable yang dipergunakan untuk
menghubungkan server dan/antar komputer client. Untuk kecepatan transfer data dan
menyederhanakan konfigurasi kabel, maka beberapa switch diletakan pada masing-
masing lantai dimana terletak komputer client pada lantai yang bersangkutan.
Sedangkan sebagai switch sentral yang menghubungkan switch pada masing-masing
lantai terletak pada ruang server di lantai 3.
Gambar II.15. Switch pada PT.BGR Kantor Pusat Jakarta
2.3.4. Modem ADSL (Asymetric Digital Subscriber Line)
31. 35
Modem atau modulator de modulator adalah suatu alat yang bekerja mengubah
sinyal analog menjadi sinyal digital atau sebaliknya. Tipe dari modem sendiri sangat
beragam, namun disini hanya akan dibahas modem yang digunakan pada PT.BGR
Kantor Pusat untuk keperluan koneksi ke internet yaitu Modem ADSL.
Modem ADSL adalah sebuah modem dengan kecepatan penghantaran data dan
suara dengan kecepatan tinggi. Kecepatan dari sebuah modem tergantung dari jarak
pelanggan dengan sentral telepon (STO) dimana modem tersebut melakukan hubungan
(dial up). Semakin jauh jarak sentral telepon dengan pelanggan maka kecepatan
modem juga akan menurun secara signifikan.
Gambar II.16. Modem ADSL Zyxel 650R-31
2.4. Spesifikasi Perangkat Lunak (software)
2.4.1. Server
Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa masing-masing server memiliki
spesifikasi dan fungsi yang berbeda-beda, namun secara garis besar dapat digambarkan
sebagai berikut :
1. Primary Domain Controller (PDC) dengan kode BGR-DC01.
Software dan aplikasi yang ada pada Server BGR-DC01 antara lain :
32. 36
a. Sistem operasi : Windows Server 2003 Enterprise Edition
b. Software aplikasi : Symantec Security Client 2008
Server ini berfungsi menyimpan seluruh database penting yang berkaitan
dengan user account termasuk didalamnya terdapat data tentang security, policy serta
informasi-informasi lain seperti yang biasa digunakan dalam Exchange, ISA dan
sebagainya. Server ini dapat dikatakan sebagai Server Utama yang mengendalikan
seluruh operasional dan melayani seluruh komputer client.
2. Database Server dengan kode BGR-Data01.
Software dan aplikasi yang ada pada Server BGR-Data01 antara lain :
a. Sistem operasi : Windows Server 2003 Enterprise Edition
b. Software aplikasi : SQL Server 7.0, Symantec Security Client 2008,
Aplikasi General Ledger, Aplikasi Piutang, Aplikasi Absensi, Aplikasi
Penggajian dan SDM dan Aplikasi Inventaris Perusahaan. Server ini
menyimpan database SQL Server yang melayani beberapa aplikasi untuk
operasional perusahaan pada Bidang Keuangan, Akuntansi, SDM dan Bidang
Umum, seperti :
a) Data Keuangan dan Akuntansi (General Ledger, Program Piutang
Perusahaan)
b) Data bidang SDM, Absensi dan Penggajian (Payroll).
c) Data bidang Umum (Inventaris Perusahaan).
33. 37
3. Mail Server dengan kode BGR-Mail01.
Software dan aplikasi yang ada pada Server BGR-Mail01 antara lain :
a. Sistem operasi : Microsoft Windows Server 2003
b. Software aplikasi : Exchange 2003 Server Enterprise Edition,
Symantec Security Client 2004
Selain berfungsi sebagai Backup Domain Controller (BDC) yang menyimpan
seluruh konfigurasi dari Domain Controller, server ini juga berfungsi untuk
menyimpan dan melayani data-data e-mail perusahaan dengan memanfaatkan aplikasi
Microsoft Exchange Server 2003. Sebagai BDC server ini juga menyimpan seluruh
data-data yang terdapat pada Primary Domain Controller (PDC).
4. Antivirus Server dan Proxy Server dengan kode BGR-Proxy01.
Software dan aplikasi yang ada pada Server BGR-Proxy01 antara lain :
a. Sistem operasi : Microsoft Windows Server 2003
b. Software aplikasi : Symantec Anti Virus 2008 Enterprise editon for
server, Win Route Pro 4.2.5.
Server ini melayani dan menyimpan Program Antivirus yang juga berfungsi
sebagai firewall. Selain itu server ini juga berfungsi sebagai Proxy Server yaitu
Gateway cadangan jika koneksi utama ke internet yang selama ini dilakukan
melalui Modem ADSL mengalami gangguan.
5. File Server dengan kode BGR-File01
Software dan aplikasi yang ada pada Server BGR-File01 antara lain :
a. Sistem operasi : Microsoft Windows Server 2003
34. 38
b. Software aplikasi : Symantec Security Client 2008
Server ini menyimpan data-data, file dan dokumen seluruh pengguna
(client) baik perorangan (My Document), maupun group sesuai dengan bidang
masing-masing. Data-data tersebut dapat berupa aplikasi Microsoft Word,
Microsoft Excel, Microsoft Power Point, Corel Draw, maupun data-data lain
seperti foto dan gambar-gambar perusahaan.
2.4.2. Personal Computer (PC) Client
Personal komputer di PT.BGR Kantor Pusat berjumlah 30 unit dengan
spesifikasi perangkat lunak sebagai berikut :
1. Sistem operasi : Microsoft XP profesional
2. Program Paket : Microsoft office 2003
Microsoft Outlook 2003
3. Program utility : Norton anti virus 2008 for client
Acrobat Reader Ver 7
Acrobat Distiller Ver 7
Win Zip
Transtool
Language
Yahoo Messenger
4. Program Aplikasi : Aplikasi Keuangan & Akuntansi terpadu
SQL 7
35. 39
Crystal Report.
2.5. Permasalahan Pokok
Dari hasil pengamatan dan observasi penulis pada jaringan LAN di PT.BGR
Kantor Pusat, terdapat beberapa permasalahan yang timbul yang diakibatkan oleh
kekurang sempurnaan sistem jaringan Local Area Network (LAN) . Permasalahan-
permasalahan tersebut antara lain seperti terinci di bawah ini.
2.5.1. Sistem Pengkabelan (Cabling)
Terdapat beberapa permasalahan yang timbul diakibatkan oleh kekurang
sempurnaan sistem pengkabelan antara lain :
1. Belum adanya standarisasi yang lengkap terhadap sistem pengkabelan (cabling)
jaringan LAN yang meliput :
i
a. Identifikasi pada setiap kabel dengan pemasangan label (labelling) pada
jaringan LAN.
Gambar II.17. Kabel UTP dengan RJ-45 Conector Tanpa Label
b. Pemasangan face plate dan modular jack yang belum menyeluruh pada setiap
komputer yang ada.
36. 40
c. Belum adanya standing rack atau mounting rack untuk penempatan switch serta
patch panel sebagai terminal dari seluruh sistem pengkabelan jaringan LAN
yang ada.
d. Belum adanya cable managemet yang berfungsi untuk mengatur kerapihan
kabel serta pemasangan cable protector yang belum menyeluruh terutama pada
area-area terbuka untuk melindungi keamanan kabel dari kerusakan yang
diakibatkan oleh gigitan binatang pengerat (tikus) ataupun gangguan-gangguan
lain yang diakibatkan oleh faktor kesalahan manusia (human error) seperti
kabel yang rusak akibat sering terinjak dan tersandung sepatu.
Gambar II.18 Lintasan Kabel UTP tanpa Protector
e. Adanya kegagalan pada beberapa komputer client untuk melakukan koneksi ke
Domain Controller dan DHCP Server yang disebabkan oleh ketidak
sempurnaan pada proses terminasi connector RJ45 (crimpting).
2.5.2. E-mail
37. 41
E-mail berfungsi sebagai alat komunikasi dalam pengiriman dan penerimaan
data, namun faktor kecepatan akses dan kemudahan dalam pengoperasian menjadi
sebuah tuntutan yang kadang belum dapat terpenuhi. Beberapa permasalahan yang
timbul berkaitan dengan sistem pengoperasian e-mail antara lain :
1. Belum berfungsinya fasilitas POP3 menyebabkan akses e-mail dari luar kantor
pusat menjadi sangat lambat, hal ini disebabkan karena e-mail harus diakses
melalui webmail secara online dengan menggunakan fasilitas OWA (Outlook Web
Acces) yang disediakan oleh Microsoft Exchange Server 2003.
Gambar II.19
Tampilan e-mail menggunakan Outlook Web Acces (OWA)
2. Kapasitas dan daya tampung mailbox pada mail server terus berkurang akibat tidak
adanya fasilitas POP3 yang berfungsi untuk memindahkan e-mail dari mailbox
pada mail server ke komputer client (download). Selain itu adanya fasilitas
automatic deleting pada periode 60 hari dirasa belum efektif karena dalam kurun
waktu tersebut kapasitas e-mail yang tertampung sudah cukup banyak.
38. 42
3. Adanya Spam dan pop up yang tidak terkendali memungkinkan untuk
disusupi/ditumpangi virus pada attachment file e-mail, bila hal tersebut tidak
ditangani secara hati-hati maka besar kemungkinan akan dapat menyebabkan
gangguan dan permasalahan pada komputer client
2.5.3. Koneksi Internet
Koneksi internet menggunakan Telkom Link ADSL dengan kecepatan 512 kbps
melalui ISP PT. Telkom memiliki ketergantungan yang sangat besar pada Internet
Service Provider (ISP). Hal ini akan menjadi masalah jika terjadi gangguan koneksi
yang diakibatkan oleh sistem pada provider, maka seluruh client yang terhubung pada
jaringan LAN akan mengalami gangguan koneksi dan tidak dapat melakukan akses ke
internet.
2.5.4. Web Server
Website merupakan sebuah pintu gerbang dan penghubung bagi perusahaan
dengan dunia luar. Keberadaan website yang interaktif dan selalu menampilkan data
yang up to date secara otomatis akan mengangkat citra perusahaan dimata publik,
begitu juga sebaliknya jika sebuah website terlihat statis dengan data-data serta
informasi yang terdapat didalamnya selalu tetap dan tidak pernah berubah, maka akan
memberikan kesan perusahaan tidak terurus dengan baik.
PT. BGR memiliki sebuah website dengan alamat
http://www.bgrindonesia.com. Pada awalnya website tersebut direncanakan akan
menjadi sarana komunikasi antar cabang dengan kantor pusat, namun sebagaimana
telah dikemukakan diatas bahwa website tersebut hingga saat ini masih statis serta data-
39. 43
datanya tidak up to date. Beberapa hal yang masih menjadi kendala dalam pengelolaan
website perusahaan antara lain :
1. Belum adanya fasilitas web server pada server BGR kantor pusat menyebabkan
komunikasi dan penyampaian informasi dari dan ke cabang manjadi lambat dan
kurang efektif.
2. Website perusahaan saat ini diletakan pada server (hosting) disebuah perusahaan
Web Hosting yang menyebabkan pengelolaan terhadap Web Perusahaan menjadi
lambat dan tidak efektif.
3. Kemampuan personil BGR dalam mengelola website masih sangat terbatas
meskipun telah dibuatkan sebuah website dengan kemudahan fasilitas dalam
pengelolaanya.
2.5.5. Backup Data Server
Pemanfaatan Mail Server yang sekaligus difungsikan sebagai backup data
server menimbulkan kerawanan apabila terjadi kerusakan pada server yang
bersangkutan. Disamping itu hal ini dapat menyebabkan unjuk kerja dari server yang
sekaligus berfungsi backup data menjadi tidak maksimal.
2.6. Pemecahan Masalah
2.6.1.Sistem Pengkabelan (Cabling)
Permasalahan-permasalahan yang timbul yang diakibatkan oleh kekurang
sempurnaan pada sistem pengkabelan diantaranya dapat diatasi dengan melakukan
perbaikan dan standarisasi pada sistem pengkabelan antara lain :
1. Perlu dilakukan standarisasi secara menyeluruh pada sistem pengkabelan yang
40. 44
ada yang meliputi :
a. Identifikasi dengan pemasangan label (labelling) pada masing-masing ujung
kabel jaringan baik yang berada pada sisi client maupun pada sisi server,
sehingga mempermudah pengurutan dan penanganan jika terjadi permasalahan
pada infrastruktur jaringan.
b. Pemasangan face plate dan modular jack dilakukan secara menyeluruh pada
tiap-tiap end point kabel jaringan menuju komputer baik untuk server maupun
client.
Gambar II.20 Face plate dan modular jack
c. Perlu sebuah standing rack atau mounting rack untuk menempatkan switch atau
hub dan peralatan lain seperti modem, KVM Switch dan lain-lain serta sebuah
41. 45
patch panel yang berfungsi sebagai terminal dari seluruh sistem pengkabelan
jaringan LAN
Gambar 2.21 Patch panel pada standing rack
d. Diperlukan sebuah cable management yang berfungsi untuk mengatur dan
merapihkan kabel-kabel jaringan sehingga mudah untuk melakukan
penanganan jika terjadi permasalahan-permasa-lahan yang diakibatkan oleh
sistem pengkabelan.
Gambar II.22 Cable management pada sebuah rackmount
Cable protector perlu dipasang secara menyeluruh terutama pada setiap
perlintasan kabel pada area terbuka, sehingga aman dari gangguan-gangguan
yang diakibatkan oleh gigitan binatang serangga maupun kerusakan-kerusakan
lain yang diakibatkan oleh human error misalnya terinjak atau tersandung
sepatu.
42. 46
Gambar II.23 Cable Protector pada area terbuka
e. Dilakukan terminasi ulang pada ujung-ujung konektor RJ45 dengan
menggunakan crimpting tool, dan dilakukan pengecekan hasilnya dengan
secara akurat menggunakan sebuah alat fluke meter.
Gambar II.24. Proses terminasi ulang (recrimpting) pada RJ45 connector
2.6.2. E-mail.
43. 47
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul sebagaimana telah
disebutkan diatas akibat kekurang sempurnaan sistem e-mail perusahaan, maka perlu
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mengaktifkan fasilitas POP3 pada Microsoft Exchange Server 2003 agar masing-
masing client dapat melakukan download e-mail dari mail server ke dalam PC
client, sehingga proses pembacaan dan pengaksesan e-mail dapat dilakukan secara
off line.
2. Dengan diaktifkannya POP3 pada Microsoft Exchange Server, maka kapasitas
mailbox pada mail server menjadi lebih besar dan lebih efektif dikarenakan data
pada mailbox mail server selalu di download dan dipindahkan ke komputer masing-
masing client.
Gambar II.25 Tampilan e-mail menggunakan fasilitas POP3
44. 48
3. Untuk mengatasi pop up dan spam perlu dilakukan sosialisasi pada setiap user agar
selalu menghapus serta tidak membuka terhadap e-mail yang tidak jelas sumber
pengirimannya.
2.6.3. Koneksi Internet
Untuk menjaga agar kelangsungan koneksi ke internet tetap dapat berlangsung
meskipun terjadi gangguan pada provider ADSL PT.Telkom, maka perlu dibuatkan
proxy server sebagai alternatif koneksi dengan menggunakan dial-up connection ke ISP
yang lain.
Gambar II.26 Koneksi internet menggunakan dial up
2.6.4. Web Server
45. 49
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang menyangkut tentang
optimalisasi website, maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Perlu dibuatkan Web Server dengan mengaktifkan fasilitas IIS (Internet
Information Services) sehingga seluruh informasi yang diperuntukkan bagi seluruh
cabang cukup diletakkan dalam sebuah website pada web server di kantor pusat dan
cabang dapat mengaksesnya melalui sebuah alamat website.
2. Dengan diaktifkannya Web Server maka posisi website perusahaan dapat diletakkan
pada web server dikantor pusat dan tidak perlu lagi di hosting ditempat lain, dengan
demikian pengelolaan website perusahaan menjadi lebih efektif serta dapat berjalan
secara terus menerus.
Gambar II.27 Tampilan Website PT.Bhanda Ghara Reksa
2.6.5. Backup Data Server
46. 50
Untuk menjaga kemungkinan terjadi gangguan atau kerusakan pada mail server
yang sekaligus berfungsi sebagai backup server, maka perlu difikirkan untuk dibuatkan
sebuah backup server secara tersendiri (khusus) yang terpisah dari mail server,
sehingga fungsi dari backup server dan mail server dapat berjalan lebih maksimal.
Network Printer PC Client
192.168.1.14
192.168.1.27 – 192.168.1.32
` `
SWITCH 100Mbps
192.168.1.2
2.6.6. Skema Jaringan Usulan Lantai 4
INTERNET
Cisco Router
(DHCP)
SWITCH 100Mbps 192.168.1.1 192.168.1.11
SD
192.168.1.10
GIGABIT SWITCH 8 Port
Antivirus
Proxy Backup File & Print
Server Server EMAIL & WEB Database DC/DNS/WINS
Server Server Server
192.168.1.5 192.168.1.12 Server 192.168.1.9
192.168.1.8 192.168.1.7 IP 192.168.1.6
Network Printer
192.168.1.13
PC Client
` 192.168.1.33 – 192.168.1.38 `
Lantai 3
SWITCH 100Mbps
192.168.1.3
PC Client
` `
192.168.1.53 – 192.168.1.38
Network Printer
192.168.1.15 Lantai 2
SWITCH 100Mbps
192.168.1.4
PC Client
`
` 192.168.1.39 – 192.168.1.44
Network Printer
192.168.1.16 Lantai 1
47. 51
Gambar II.8 Rangkaian Jaringan LAN PT. BGR Kantor Pusat
2.6.7. Analisa Biaya
Setelah jaringan dirancang, penulis memberikan analisa biaya sebagai berikut
:
1. Penyediaan Perangkat Jaringan
Tabel II.6 Analisa biaya perangkat jaringan
Hardware Tipe Perkiraan Harga
Router Cisco Catalyst 851W-G-A-K9 Rp. 4.603.275,-
Switch Gigabit Cisco Catalyst WS-C3560G-48TS-S
Rp. 44.233.875,-
UTP Kabel AMP Cat 6 @ Rp. 900.000,- x 5 Roll
Rp. 5.400.000,-
UTP Kabel AMP Cat 5e @ Rp. 600.000,- x 3 Roll
Rp. 1.800.000,-
Total Biaya perangkat jaringan dan jetdirect Rp. 56.037.150,-
2. Penyediaan Komputer Server dan Printer
Tabel II.7 Analisa biaya pengadaan komputer server dan printer
Hardware Tipe Perkiraan Harga
48. 52
ASUS P5RD1VM (ATI X200+PCI-
MainBoard EX) Rp. 1.000.000,-
PIV LGA 775, 3.0E GHz cache 1
Prosessor MB Rp. 2.155.000,-
Memory DDRAM 1 GB PC-3200 VGEN Rp. 500.000,-
Rp. 1.245.000,-
Seagate CC3200822A Barracuda
200GB, 7200rpm, Serial ATA 150,
Hard disk 8 MB Cache
Gecube X1300 256MB Hyper Rp. 800.000,-
Video Graphic Card memory To 512MB Pci Express
External JetDirect for HP J7988G Jetdirect en1700 @
Network Printer Rp 2.075.625,- x 2 Pcs Rp. 4.151.250,-
Network Color Printer Fuji Xerox Phaser 7760GX Rp. 75.635.775,-
Network Mono Printer HP Laser Jet 4250 DTN Rp. 22.831.875,-
Ms Windows 2003 Server standard
Server Operating System R2 w/SP2 32Bit Rp. 9.234.225,-
Total Biaya Penyediaan Komputer Server dan Printer Rp. 117.553.125,-
Dengan memperhatikan perincian biaya yang penulis usulkan diatas pada
penambahan–penambahan piranti tersebut maka diperlukan biaya atau dana kurang
lebih Rp. 173.590.275,- penulis mengusulkan rincian biaya ini dengan harapan dapat
mengatasi permasalahan pada PT. Bhanda Ghara Reksa (BGR) Jakarta dimana tempat
penulis melakukan riset.