1. BAB II
LANDASAN TEORI
A. Produk
A.1. Pengertian produk
Menurut frans dalam http://kopisusu.wordpress.com/2006/02/17/32 Produk adalah
segala sesuatu yang bisa ditawarkan kepasar dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
Sedangkan Sutanto(1981.192) dalam bukunya yang berjudul Statifaction, memaparkan
bahwa, “produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud,
termasuk didalamnya masalah warna, harga nama baik pabrik serta pelayanan pengecer,
yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya.
A.2. Pengembangan Produk
Menurut situs http://jurnalskripsi.com/pengaruh-pengembangan-produk-
dalammeningkatkan-hasil-penjualan-telepon-umumpada-pt-inti-persero-pdf.htm
menyatakan bahwa pengembangan produk pada dasarnya adalah usaha yang dilakukan
secara sadar dan berencana untuk memperbaiki produk yang sedang berjalan atau
menambali jenis yang ada, juga harus mampu mengelolanya dalam menghadapi
perubahan selera, teknologi dan persaingan yang semakin meningkat sehingga dapat
mempertemukan keinginan pasar melalui produk karena konsumen cenderung mencari
produk di pasar. Sedangkan dalam
http://progdeny.wordpress.com/2007/10/31/pengembangan-produk/ dijelaskan bahwa
pengembangan produk adalah menciptakan produk baru dari produk yang sedang
6
2. 7
berjaya di pasaran yang diharapkan nantinya dapat menggantikan produk lama yang
sedang berjaya tersebut.
B. Penetapan Harga Produk
B.1. Pengertian Penetapan Harga Produk
Umar (2003, 21) dalam buku Tugas Akhir Nurul Azizah dkk (2008) mendefiniskan
bahwa harga produk adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat
yang didapat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan
oleh pembeli dan penjual melalui tawar-menawar atau ditetapkan oleh penjual untuk
suatu harga yang sama terhadap semua pembeli.
Sementara Jakfar dan Kasmir (2003, 56) berpendapat bahwa harga adalah sejumlah
uang yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang atau jasa.
B.2. Metode – Metode Penetapan Harga
Menurut Basu Swasta (1988, 215) ada beberapa metode dalam penetapan harga
produk, yaitu:
1. Penetapan Harga Biaya Plus (Cost-Plus Pricing Method)
Dalam metode ini harga jual per unit ditentukan dengan menghitung jumlah seluruh
biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutup laba yang dikehendaki pada
unit tersebut atau (disebut marjin). Jadi, harga jual produk dapat dihitung dengan
rumus : BIAYA TOTAL + MARJIN = HARGA JUAL
3. 8
2. Penetapan Harga Mark-Up (Mark-Up Pricing Method)
Penetapan harga ini hampir sama dengan penetapan harga biaya plus, hanya saja para
pedagang atau perusahaan perdagangan lebih banyak menggunakan penetapan harga
mark-up. Jadi, harga jual produk dapat dihitung dengan rumus:
HARGA BELI + MARK-UP = HARGA JUAL
Jadi, mark-up ini merupakan kelebihan harga jual diatas harga belinya. Keuntungan
dapat diperoleh dari sebagian mark-up tersebut. Selain itu pedagang juga harus
mengeluarkan sejumlah biaya eksploitasi yang juga diambilkan dari sebagian mark-up.
3. Penetapan Harga Break-Even (Break-Even Pricing)
Dalam metode ini, perusahaan akan mendapatkan laba, bilamana penjualan yang
dicapai diatas titik break – even atau titik pas-pasan, jika penjualan berada dibawah
titik break-even, maka perusahaan akan menderita rugi.
Kita perlu mengetahui beberapa konsep tentang biaya seperti:
a. Biaya variable
Merupakan biaya yang berubah – ubah disebabkan oleh adanya perubahan jumlah
hasil.
b. Biaya tetap
Merupakan biaya – biaya yang tidak berubah – ubah untuk setiap tingkatan atau
sejumlah hasil yang diproduksi. Yang termasuk biaya ini antara lain: gaji pimpinan,
sewa gedung dan pajak kekayaan.
c. Biaya total
Merupakan seluruh biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan atau dengan kata
lain jumlah dari biaya variable dan biaya tetap.
BIAYA TOTAL = BIAYA TETAP + BIAYA VARIABLE
4. 9
4. Penetapan Harga dalam Hubungannya dengan Pasar
Dalam hal ini penentuan harga tidak berdasarkan pada biaya, tetapi justru harga yang
menentukan biaya bagi perusahaan. Perusahaan dapat menentukan harga sama dengan
tingkatan harga pasar agar dapat ikut bersaing, atau dapat juga ditentukan lebih tinggi
atau lebih rendah dari tingkatan harga dalam persaingan.
Sementara Jakfar dan Kasmir (2004, 59) berpendapat bahwa harga adalah
sejumlah uang yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang atau
jasa. Ada tiga strategi dalam penetapan harga diantaranya sebagai brikut :
a. Skimming pricing yaitu dengan menetapkan harga yang setinggi-
tingginya dengan tujuan bahwa produk atau jasa memiliki kualitas tinggi.
b. Penetration pricing yaitu dengan menetapkan harga dengan serendah
mungkin yang tujuan untuk menguasai pasar.
c. Status quo pricing yaitu penetapan harga status quo adalah harga yang ditetapkan
dan disesuaikan dengan harga pesaing.
B.3. Perbandingan Harga
Menurut Syahrul (2000,105), “Perbandingan harga adalah suatu saham dengan harga
pendapatan atau harga persaham”. Sedangkan Menurut Sartono (1997 ,90),
“Perbandingan harga adalah ratio harga pasar saham terhadap laba per saham”.
5. 10
C. Perusahaan
C.1. Pengertian Perusahaan
Menurut Soemarso (1990), dalam buku Tugas Akhir Nurul Azizah dkk (2010)
“Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang / sekelompok / badan
lain yang kegiatannya adalah melakukan produk dan distribusi guna memenuhi
kebutuhan ekonomis manusia”. Sedangkan Shofyanis, dkk. (1994), menjelaskan bahwa
“Perusahaan adalah suatu kegiatan (Pekerjaan) yang diselenggarakan dengan
menggunakan peralatan secara teratur yang bertujuan mencari keuntungan yang
dipercayakan oleh pemilik perusahaan maupun sekelompok orang kepada pengelola
perusahaan”.
C.2. Jenis-jenis Perusahaan
Pengelolaan perusahaan menurut aktivitas utamanya, terbagi menjadi tiga
kelompok perusahaan, yaitu:
1. Perusahaan Jasa
Menurut Somarso (1990), “Perusahaan Jasa adalah perusahaan yang kegiatannya
menjual jasa”. Sedangkan menurut Shofyanis, dkk. (1994), “Perusahaan Jasa adalah
perusahaan yang kegiatannya menjual dan membeli jasa”.
2. Perusahaan Dagang
Menurut Soemarso (1990), “Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatannya
menjual barang”. Sedangkan menurut Suharyanto (2003), “Perusahaan dagang adalah
perusahaan yang kegiatannya membeli dan menjual barang jadi tanpa mengadakan
pengolahan lagi”.
6. 11
3. Perusahaan Industri
Menurut Sudibyo (1994), “Perusahaan industri adalah perusahaan yang kegiatannya
mengelola bahan baku menjadi barang jadi dan kemudian menjual barang jadi
tersebut”. Sedangkan menurut Shofyanis, dkk. (1994), “Perusahaan industri adalah
perusahaan yang kegiatannya mengelola bahan baku menjadi barang jadi, kemudian
menjual hasil pengolahan tersebut”.
C.3. Bentuk-bentuk Perusahaan
Pembentukan perusahaan dilihat dari jumlah modal dan pendirinya, terbagi
menjadi lima, yaitu:
1. Perusahaan Perseorangan
Menurut Soemarso (1990), “Perusahaan perseorangan adalah perusahaan yang
dimiliki seluruhnya oleh perseorangan merupakan perusahaan yang dimiliki oleh
seorang saja yang mempunyai tanggung jawab penuh terhadap seluruh kekayaan
dan seluruh hutang-hutang perusahaan”.
2. Persekutuan (CV atau Firma)
Menurut Soemarso (1990), “Perusahaan persekutuaan adalah perusahaan yang
dimiliki oleh dua orang atau lebih menurut suatu perjanjian tertentu diantara
mereka”. Sementara itu Kusruyadi (1994), menjelaskan bahwa “Perusahaan yang
modalnya dimiliki oleh dua orang atau lebih yang bersama-sama menjelaskan
perusahaan itu dibawah satu nama perusahaan”.
7. 12
3. Perseroan Terbatas (PT)
Menurut Suharyanto (2003), “Perseroan terbatas adalah badan hukum terpisah
yang dibentuk berdasarkan hukum, dimana kepemilikannya dibagi dalam saham-
saham”. Sedangkan menurut Shofyan, dkk. (1994), “Perseroan terbatas adalah
suatu persekutuan untuk menjalankan perusahaan yang modalnya terbagi atas
saham-saham”.
4. Koperasi
Soemarso (1990), mengemukakan “Koperasi adalah kumpulan dari orang orang
atau badan hukum koperasi untuk melakukan usaha bersama berdasarkan azas
kekeluargaan”. Sementara itu Shofyanis, dkk. (1994), menjelaskan bahwa
“Koperasi merupakan suatu badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau
badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan azas
kekeluargaan”.
5. Yayasan
Menurut Soemarso (1990), “Yayasan adalah suatu kegiatan produksi yang tidak
bertujuan mencari laba”. Sedangkan Suharyanto (2003), berpendapat “Yayasan
adalah salah satu badan usaha yang bukan profit yang tidak mengandalkan laba
sebagai tujuan”.
D. Pemasaran
D.1. Pengertian Pemasaran
Menurut Philip Philip Kotler (1987), “Pemasaran adalah suatu proses sosial dan
manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan
8. 13
mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama
lain”. Sementara Gery Gery Amstrong (1991), mendefinisikan bahwa “Pemasaran
adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk cocok
dengannya”.
D.2 Bauran Pemasaran
Menurut Muhammad Fuad (2003), “Bauran pemasaran adalah kegiatan pemasaran
yang terpadu dan saling menunjang satu dan lainnya. Keberhasilan suatu perusahaan
dalam bidang pemasaran didukung oleh keberhasilan dalam memilih produk yang tepat,
harga yang layak, saluran distribusi yang baik dan promosi yang efektif”’.
Dalam situs (http:/www.idtesis.blogspot.com/2007/II/tesis-magister-manajemen-
Y1-Y100,HTML), “Empat kebijakan pemasaran yang bisa disebut empat P Atau bauran
pemasaran (Marketing mix) tersebut adalah produk (product), harga (price), saluran
distribusi (place), dan promosi (promotion)”. Untuk mencapai tujuan pemasaran,
keempat unsur tersebut harus saling mendukung, sehingga keberhasilan dibidang
pemasaran diharapkan diikuti oleh kepuasan konsumen.
1. Produk (Product)
Produk adalah barang atau jasa yang bisa ditawarkan di pasar untuk mendapatkan
perhatian, permintaan, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi kebutuhan
atau keinginan. Pembeli akan membeli produk jika merasa cocok. Karena itu,
produk harus disesuaikan dengan keinginan ataupun kebutuhan pembeli, agar
pemasaran berhasil. Dengan kata lain, pembuatan produk lebih baik diorientasikan
9. 14
pada keinginan pasar ataupun selera konsumen, misalnya dalam hal mutu, kemasan,
dan lain-lain.
2. Harga (Price)
Harga adalah sejumlah kompersasi yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah
kombinasi barang atau jasa. Pada saat ini, bagi sebagian besar anggotanya
masyarakat, harga masih menduduki tempat teratas sebagai penentu dalam
keputusan untuk membeli suatu barang atau jasa. Karena itu penentu bagi
manajemen perusahaan. Harga yang ditetapkan harus dapat menutup semua biaya
yang telah dikeluarkan untuk produksi ditambah besarnya persentase laba yang
diinginkan.
3. Saluran Distribusi (Place)
Saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan
produk sampai ke konsumen atau berbagai aktivitas perusahaan yang
mengupayakan agar produk bisa sampai ke konsumen.
4. Promosi (Promotion)
Promosi adalah bagian dari bauran pemasaran yang besar peranannya. Promosi
merupakan kegiatan-kegiatan yang secara aktif dilakukan perusahaan untuk
mendorong konsumen membeli produk yang ditawarkan. Oleh kerena itu, promosi
sangat diperlukan dalam sebuah pemasaran suatu produk di sebuah perusahaan.
10. 15
E. Penjualan
E.1. Pengertian Penjualan
Penjualan adalah pembelian suatu barang atau jasa oleh seorang pembeli dari
seorang penjual dengan harga yang telah ditetapkan atau dalam beberapa kasus melalui
pertukaran barang (Barter) atau imbal beli. (Ass & Lowes, 1999,518).
Penjualan merupakan suatu kegiatannya yang ditunjukan untuk mencari pembeli,
mempengaruhi, dan memberi petunjuk agar pembeli dapat menyesuaikan kebutuhannya
dengan produk yang ditawarkan serta mengadakan perjanjian mengenai harga yang
menguntungkan bagi kedua belah pihak (Moekijat 2000,488).
E.2. Promosi Penjualan
Pada dasarnya promosi merupakan suatu proses dimana individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran
produk dan nilai dengan yang lain (Gery Amstrong, 2001:6).
Promosi adalah semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
mengomunikasikan produknya kepada pasar yang mereka jadikan sasaran usaha (Philip
Kotler:2000,626).
Menurut Philip Kotler (1987), lima alat komunikasi utama, yaitu
1. Periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau
jasa secara non personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.
Berdasarkan tujuannya periklanan bisa digolongkan menjadi tiga, yaitu :
11. 16
a. Periklanan imperative, dilakukan secara besar-besaran pada saat
produk diluncurkan, tujuannya untuk menginformasikan kepada pasar, dan
membentuk permintaan selektif atas suatu merek tertentu.
b. Periklanan persuasive, biasanya dilakukan pada tahap persaingan,
tujuannya untuk membentuk permintaan selektif atas suatu merek tertentu.
c. Periklanan pengingat, biasanya dilakukan untuk produk yang
sudah mapan tujuannya untuk menginformasikan atau membujuk, tapi untuk
mengingatkan konsumen pada produk atau merek tertentu. Yang dimaksudkan
dalam jenis iklan penguat, yang bertujuan, meyakinkan pembeli yang sudah
ada bahwa mereka telah melakukan pilihan yang benar.
2. Promosi penjualan, terdiri dari kumpulan alat-alat insentif yang beragam
yang dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk atau jasa tertentu secara
lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang. Promosi konsumen
(sample, kupon, potongan harga, hadiah udian, hadiah langsung, dan hadiah
langganan), promosi perdagangan berupa (potongan harga, pajangan, dan barang
gratis).
3. Hubungan masyarakat / publisitas, berbagai program yang dirancang
untuk mempromosikan dan menjaga citra perusahaan atau tiap produknya. Bentuk-
bentuk publisitas antara lain :
a. Hubungan pers, menyajikan berita dan informasi tentang
perusahaan secara positif.
b. Publisitasi produk, mensponsori berbagai usaha untuk
mempublikasikan produk tertentu.
12. 17
c. Komunikasi perusahaan, mempromosikan pemahaman tentang
perusahaan bersangkutan baik melalui komuniksi internal maupun eksternal.
d. Lobi, berhubungan dengan badan pembuat undang-undang dan
pejabat pemerintah.
4. Penjualan pribadi / Personal selling interaksi langsung waraniaga dengan
satu calon pembeli atau lebih guna melakukan presentasi, menjawab pertanyaan,
memberikan solusi menerima pesanan. Bagi kebanyakan perusahaan bisnis
merupakan kegiatan terpenting dalam proses komunikasi pemasaran, karena dengan
personal selling perusahaan dapat secara langsung berinteraksi dengan calon
konsumen melalui para wiraniaganya.
5. Pemasaran langsung adalah sistem pemasaran interaktif yang
menggunakan satu atau lebih media iklan untuk menghasilkan tanggapan dan
transaksi yang dapat diukur pada suatu lokasi. Pemasaran langsung ini bisa
menggunakan media surat, telepon, faksimili, e-mail atau alat nonpersonal lain
untuk berkomunikasi secara langsung dengan calon pelanggan.
E.3. Personal Selling (Penjualan pribadi)
Menurut Igram dan Laforge (2004,4), dalam buku Tugas Akhir Muhammad Erik
(2008) personal selling merupakan interaksi langsung wiraniaga dengan satu calon
pembeli atau lebih guna melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, memberikan solusi
dan menerima pesanan.
Dalam situs (http://www.idtensis.blogspot.com/2007/II/tesis-magister-manajemen-
YI-Y100,HTML). ”Personal selling adalah komunikasi personal antara wiraniaga atau
13. 18
pihak dari perusahaan dengan individu atau kelompok lain sebagai calon konsumen, guna
mengomunikasikan pesan dan informasi yang penting”. Personal selling dapat
diklafikasikan menjadi lima tipe pendekatan antara lain:
1. Stimulus Response Selling
Pendekatan ini adalah pendekatan yang paling penting sederhana dari ke lima
pendekatan penjualan. Wiraniaga memberikan stimulus pada pembeli prospektif
melalui berbagai pertanyaan-pertanyaan, dan kalimat-kalimat yang digunakan untuk
menghasilkan respon yang diinginkan dari pembeli.
2. Mental State Selling
Pada pendekatan ini kebanyakan pembeli memiliki proses pembelian yang sama dan
calon pembeli dapat diarahkan melalui mental state tertentu atau melalui tahap-tahap
dalam AIDA yaitu attention, interest, desire, dan action.
3. Need Satisfaction Selling
Metode pendekatan ini lebih fokus pada konsumen dibanding pada wiraniaga.
Wiraniaga harus dapat mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan calon pembeli
dengan melakukan pertanyaan-pertanyaan, setelah mengetahui kebutuhan-kebutuhan
calon pembeli, wiraniaga berusaha menanyakan apakah yang ditawarkan dapat
memuaskan kebutuhan calon pembeli atau tidak.
4. Problem Solving Selling
Problem solving selling adalah kelanjutan dari need satisfaction selling. Tujuan akhir
dari pendekatan ini adalah bagaimana memberikan alternatif solusi atas kebutuhan-
kebutuhan calon pembeli. Wiraniaga berusaha mengidentifikasikan masalah-masalah
14. 19
yang dihadapi calon pembeli, dan kemudian menawarkan beberapa alternatif solusi
pada calon pembeli.
5. Consultative Selling
Consultive selling adalah proses membantu calon pembeli untuk mencapai tujuan
strategisnya dengan menggunakan produk, pelayanan, dan tenaga ahli penjualan
perusahaan. Metode fokus pada bagaimana mencapai tujuan strategis dari konsumen
F. Laporan Keuangan
Menurut Munawir (2004,05), “Laporan keuangan merupakan seni dari pada pencatatan,
penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang
setidak-tidaknya sebagian bersifat keuangan dengan cara yang setepat-tepatnya dan dengan
petunjuk atau dinyatakan dalam uang, serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul
daripadanya”.
Pendapat lain berdasarkan situs standar akuntansi keuangan,
http://id.wikipedia.org/wiki/laporan_Keuangan menjelaskan bahwa laporan keuangan
merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya
meliputi neraca laporan posisi keuangan, catatan juga termasuk skedul dan informasi
tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut.
G. Program Pendukung
Menurut Cahyadi dan Kamal (2009, 41) Microsoft Excel adalah program spreadsheet,
yakni program untuk mengolah data yang filenya terdiri dari beberapa sheet (lembaran). File
15. 20
dalam excel disebut pula workbook. Jika digambarkan file-file adalah sebagai berikut : File
(Workbook), Sheet (Worksheet), kolom dan baris (Colom & Row).
Sedangkan Budianto dan Mauliana (2010, 83) mendefinisikan , “Microsoft Exel adalah
program aplikasi spreadsheet yang dikembangkan oleh Microsoft.
H. Gambaran Umum Tiga Sekawan Celluler
Nama Tiga Sekawan Celluler didirikan oleh tiga orang mahasiswa perguruan tinggi El
Rahma Education Centre Bogor jurusan Komputer & Administrasi Bisnis , yang mana tiga
orang mahasiswa tersebut memiliki persamaan prinsip, prinsipnya adalah “walau kita dalam
keadaan susah, sedih, atau pun senang sekalipun, kita tetap Tiga Sekawan yang selalu
bersama”.
Akhirnya mereka pun sepakat untuk mendirikan suatu usaha pulsa elektrik yang mana
usahanya diambil dari kata Tiga Sekawan dan digabungkan dengan kata Cellular yang berarti
jaringan telekomunikasi yang terdiri atas beberapa operator. Akhirnya terbentuklah nama
Tiga Sekawan Celluler.
Tiga Sekawan Celluler didirikan pada tanggal 12 November 2010 yang dibentuk
sebagai penerapan dalam studi Aplikasi Bisnis bagi mahasiswa jurusan Komputer &
Administrasi Bisnis El Rahma Education Centre Bogor.
Tiga Sekawan Celluler merupakan depot penjualan Pulsa Elektrik Dan Aksesoris
Handphone. Pemilik dari Tiga Sekawan Celluler terdiri dari tiga anggota yaitu Dede Lukman
Hakim, Muhamad Syaiful Bachri dan Nurudin, mereka merupakan teman satu jurusan di
kampus.
16. 21
Awal pelaksanaan penjualan pulsa elektrik dan aksesoris pada Tiga Sekawan Cellular
yaitu bertempat di Kebun jae (Bogor Tengah), RT 01/03 No 15 kemudian meluaskan
jaringan, penjualan dan pemasaran tidak hanya dilakukan di tempat mereka tinggal, akan
tetapi ke berbagai tempat diantaranya Gunung putri, Rumpin, Depok, Rangkasbitung dan
tempat lainnya.
Ponsel merupakan alat komuniksi yang begitu diminati saat ini selain mudah dan
praktis dalam penggunaannya, kini ponsel sudah bisa dimiliki dengan harga cukup murah,
dan hampir disetiap lapisan masyarakat baik kalangan atas, menengah, maupun bawah, telah
banyak memanfaatkan teknologi tersebut sebagai alat komunikasi sehari-hari.
Berdasarkan fenomena di atas secara langsung permintaan konsumen terhadap pulsa
semakin meningkat pula. Dewasa ini produk maupun usaha sejenis, sangat banyak sekali
hampir disetiap tempat sudah ada, namun dalam konteks harganya sangat bervariasi dan
cenderung lebih mahal.
Dari masalah tersebut, timbulah keinginan dari mereka untuk memperkenalkan dan
menjual pulsa elektrik dengan harga lebih terjangkau dapat diminati oleh semua kalangan.
Dengan modal awal bersama, dan seiiring berjalannya waktu, dari hasil penjualan pulsa
elektrik yang didapat, mereka gunakan untuk menambah modal penjualan dan memperluas
tempat pemasaran. Kemudahan , kepuasan, dan harga yang terjangkau bagi masyarakat luas,
merupakan komitmen dari usaha Tiga Sekawan Cellular.