1. Kuliah Rangkaian Digital
:
Oleh :Amin Nuryanto
NIM ;DTI 201005
Teknik Informatika
STMIK WIDYA UTAMA PURWOKERTO
2. PENDAHULUAN
Logika kombinasi => rangk.logika yang outputnya hanya
tergantung pada kombinasi input-inputnya saja.
Deskripsi rangk.logika kombinasi dapat dilakukan dengan
menggunakan persamaan logika. Secara umum
persamaan logika diklasifikasikan ke dalam 2 bentuk
yakni Sum Of Product (SOP) dan Product Of Sum (POS)
3. SUM OF PRODUCT (SOP)
Mengekspresikan operasi OR dari suku-suku berbentuk operasi
AND (Operasi OR terhadap AND).
Contoh :
F= ABC + ABC + ABC + ABC (bentuk Standar)
m3 m7 m4 m6
minterm (m)
F= AB + BC + A (bentuk tidak standar)
5. PRODUCT OF SUM (POS)
Mengekspresikan operasi AND dari suku-suku berbentuk
operasi OR (Operasi AND terhadap OR).
Contoh :
F= (A+B+C)(A+B+C)(A+B+C)(A+B+C)
M3 M6 M4 M1
Maxterm (M)
7. METODE PETA KARNAUGH
Langkah –langkah :
1. Persamaan dalam bentuk standar
2. Menyusun petak-petak sebanyak 2n (n =input)
AB 00 01 11 AB 00 01 11 10
10 CD
C
0 m0 m2 m6 m4 00 m0 m4 m12 m8
1 m1 m3 m7 m5 01 m1 m5 m13 m9
11
m3 m7 m15 m11
10 m2 m6 m14 m10
8. 3. Masukkan minterm persamaan ke dalam petak-
petak yang sesuai (gunakan simbol 1 untuk
minterm yang masukkan)
AB 01 11 10
C 00 AB 00 01 11 10
0 0 0 1 1 CD
1 0 1 1 0 00 0 0 0 0
01 0 0 0 0
11
1 1 0 1
ABCD ABCD
10 0 1 0 0
ABCD ABCD
BCD ABC F = BCD + ABC
9. 4. Memberi tanda Lup (kalang/kurung)pada minterm yang
terisolasi. Gabungkan minterm yang saling berdekatan
secara horisontal dan vertikal jika jumlahnya 2k (k=1,2,3,..)
AB 00 01 11 10
ABC
C
ABC
0 0 0 1 1
ABC ABC
1 0 1 1 0
BC
AC
F = BC +AC
10. 5. Membuang variabel yang berbeda, kemudian
variabel yang sama digunakan sebagai suku
persamaan dari gabungan minterm yang
diperoleh
dibuang
dibuang
AB 00 01 11 10 ABC
C ABC
ABC 0 0 0 1 1
ABC
1 0 1 1 0 AC
BC
F = BC + AC
11. PRAKTEK PART 6
Simulasikan dengan DSCH2 penyederhanaan
persamaan dengan peta Karnaugh dari persamaan
berikut ini :
12. Logika sekuensi = rangkaian logika yang
outputnya tergantung input dan juga output
sebelumnya.
Contoh Aplikasi rangkaian sekuensi pada transfer
data komputer dari 1 tempat ke tempat lain secara
berurutan sehingga memerlukan rangkaian
sekuensi untuk menangani transfer tersebut.
Rangkaian sekuensi sederhana misalnya Flip-Flop.
Flip-Flop merupakan elemen rangkaian logika
sekuensi yang berfungsi menyimpan 1 bit,
sehingga disebut juga Memori 1 bit
13. FLIP-FLOP
Flip-Flop adl rangkaian digit yang mempunyai dua
output (saling berlawanan)
Jalan masuk : R (Reset), S (Set), T (Toggle/Trigger)
Digunakan sebagai unsur-ingatan (memory)
Dibangun oleh 2 NAND / 2 NOR
Q Keluaran Normal
Masukkan
FF
Q Keluaran Tidak Normal
14. MEMBANGUN FLIP-FLOP DARI PINTU2 NAND
A B A.B A.B
+
A 0 0 0 1
F
B 0 1 0 1
-
1 0 0 1
1 1 1 0
S P Q Q Q Q S R Q Q Q Q
0 0 1 0 1 0 0 1
0 1 1 0 1 1 0 1
P 0 1 1 0 0 1
0 0 1 0 S=0 R=1 S=0 S=1 R=1
1 1 1 0
Gb.1a 0 0 1 1 Gb.1b
15. GB. 1A
2 Pintu NAND yang saling terkopel
Diketahui S = 0; R = 1. Jadi Q = 1, dan Q = 0
Jikalau S = 0, maka Q = 1, tak peduli sinyal pada P.
Kalau Q = 1 maka kedua input NAND kanan = 1, Q = 0
16. Gb. 1b
• Diketahui S = 0; R = 1. diubah menjadi S = 1; R = 1 maka
tidak ada perubahan di output. Jadi Q dan Q
mempertahankan apa yang digenggamnya, yaitu :
Kondisi S = 0, R = 1 dan Kondisi S = 1, R = 0
• Kedua kondisi tersebut digenggam (diingat) di
output, jikalau sesudah terjadi sesuatu kondisi kedua input
kita jadikan 1
• Karena itu S = 1, R = 1 kita namai Kondisi mantap (stabil)
atau Kondisi Ingatan
• Dalam kondisi S = 1, R = 1, maka keadaan yang ada pada Q
dan Q ditetapkan oleh keadaan sebelum terjadinya S = 1, R
=1
• Dalam kondisi S = 0, R = 0, maka keadaan yang ada pada Q
=1 dan Q = 1, kondisi ini tidak dipakai (kondisi terlarang)
17. FLIP – FLOP RS
S Q
R Q
Gb.2
Gb. 1b dinamai Flip-Flop RS, dapat dipakai sebagai ingatan
(memory atau storage) yang dinamai grendel (latch). Gb. 1b
dapat disederhanakan menjadi Gb. 2
S = Set (Pasang), R = Reset (Lepas)
Unsur ingatan = Misal, bahwa suatu kombinasi sinyal input
menimbulkan kombinasi sinyal output Q = 1, Q = 0. Kalau
kemudian sinyal masukan diubah, keluaran masih tetap
bertahan dalam kondisi semula (tidak berubah), maka
sistem itu sudah merupakan suatu ingatan (memory)
18. MEMBANGUN FLIP-FLOP DARI PINTU2 NOR
+ A B A+B A+B
A
F 0 0 0 1
B
- 0 1 1 0
1 0 1 0
1 1 1 0
Q Q Q Q
R P Q Q S R Q Q
1 1 0 1 1 0 1 0
1 0 0 1 0 0 1 0
P
1 1 0 1 0 1 0 1
S=0 R=1 0 0 0 1 S=0 R=1 R=0
Gb.3a 1 1 0 0 Gb.3b
19. GB. 3A
2 Pintu NOR yang saling terkopel
Diketahui R = 1. Jadi Q = 0, dan Q = 1, tak peduli sinyal pada
P
Kalau Q = 0 maka kedua input NAND kanan = 0, Q = 1
20. Gb. 3b
• Diketahui S = 0; R = 1. diubah menjadi S = 1; R = 1 maka
tidak ada perubahan di output. Jadi Q dan Q
mempertahankan apa yang digenggamnya, yaitu :
Kondisi S = 0, R = 1 dan Kondisi S = 0, R = 0
• Kedua kondisi tersebut digenggam (diingat) di output,
jikalau sesudah terjadi sesuatu kondisi kedua input kita
jadikan 0
• Karena itu S = 0, R = 0 kita namai Kondisi mantap (stabil)
atau Kondisi Ingatan
• Dalam kondisi S = 1, R = 1, maka keadaan yang ada pada Q
dan Q ditetapkan oleh keadaan sebelum terjadinya S = 0, R
=0
• Dalam kondisi S = 1, R = 1, maka keadaan yang ada pada Q
=0 dan Q = 0, kondisi ini tidak dipakai (kondisi terlarang)
21. FLIP-FLOP S-R
Clocked Set Reset Flip-flop = ditambah input Clock untuk
sinkronisasi atau pengaktifan.
Input Preset = untuk memberikan set awal dan aksinya
tidak terpengaruh oleh Clock.
Input Clear = memberikan reset awal dan aksinya tidak
terpengaruh oleh Clock.
Pulsa sinkronisasi Clock hanya berpenagruh terhadap
input S dan R
S dan R akan memberikan pengaruh pada watak flip-flop
jika ada input Clock
23. CLOCK
Level Logika Tepi Naik Tepi Turun
(Positive Edge) (Negative Edge)
Tegangan 1 2 3 4 5
1
Positif
0 1 (s)
Lebar Periode
Pulsa Pulsa
Gambar 2
Pengaktifan elemen logika yang dilakukan oleh Clock
terjadi pada kondisi pulsa Naik (0 ke 1) atau Turun (1 ke 0)
Positive-edge trigerred = elemen yang diaktifkan pada tepi
naik
Negative-edge trigerred = elemen yang diaktifkan pada tepi
turun
24. SIMBOL FLIP-FLOP S-R
PRESET PRESET
S Q S Q S Q
CLOCK CLOCK
R Q R Q R Q
CLEAR CLEAR
a. Flip-Flop Sederhana b. Positive-edge trigerred c. Negative-edge trigerred
Input preset dan Clear Input preset dan Clear
jenis active-high jenis active-low
Gambar 3
25. DIAGRAM WAKTU FLIP-FLOP S-R PRESET DAN CLEAR
DIAKTIFKAN
Level
Logika 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Clock
Set
Reset
Preset
Clear
Q
Q
t (s)
Gambar 4
26. DIAGRAM WAKTU FLIP-FLOP S-R TANPA PRESET DAN
CLEAR
Level
Logika 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Clock
Set
Reset
Q
Q
t (s)
Gambar 5
27. GAMBAR 4
Jenis Positive-edge trigerred (Pulsa Clock diberi tanda
panah pada posisi naik/positif)
Keadaan awal output flip-flop Q=0, sedangkan keadaan
output berikutnya ditentukan atas dasar keadaan-keadaan
input yang diberikan.
Pd sisi naik clock ke-1, nilai S=0, R=0, Preset=0 dan
Clear=0, karena keadaan awal Q=0 maka pada keadaan ini
(clock ke-1) tidak terjadi perubahan (Q=0)
Pd interval clock ke-1 dan clock ke-2 nilai preset=1 akan
memberikan nilai output tinggi (Q=1), walaupun nilai clock
belum sampai keadaan pengaktifan.
Pd sisi naik clock ke-2, nilai S=0, R=0, Preset=0 dan
Clear=0, karena keadaan awal Q=1 maka pada keadaan ini
(clock ke-2) tidak terjadi perubahan (Q=1)
28. Pd Interval clock ke-2 dan clock ke-3, nilai clear=1,
menyebabkan output flip-flop reset (Q=0)
Pd sisi naik clock ke-3, nilai S=0, R=0, Preset=0 dan
Clear=0, karena keadaan awal Q=0 maka pada keadaan ini
(clock ke-3) tidak terjadi perubahan (Q=0)
Pd sisi naik clock ke-4, nilai S=1, R=0, maka menyebabkan
output flip-flop tinggi (Q=1)
Pd sisi naik clock ke-5, nilai S=0, R=1, maka menyebabkan
output flip-flop reset (Q=0)
Pd sisi clock ke-6 s/d 9, nilai S=1, R=0, preset=0 dan
clear=0, menyebabkan keadaan output flip-flop set (Q=1)
29. PRAKTEK 7
Buatlah rangkaian FF dgn menggunakan IC 7400
(lihat di Folder GB IC) dgn ketentuan
1. No_absen 1 - 10 gerbang 1 dan gerbang 2
2. No_absen 11 – 20 gerbang 3 dan gerbang 4
4 3
1 2
30. FLIP-FLOP J-K
Kelemahan Flip-flop S-R = Muncul output yang tidak dapat
didefinisikan ketika input S dan R tinggi (1) untuk jenis NOR dan
input S dan R rendah (0) untuk jenis NAND.
PRESET PRESET
PRESET
J S J Q J Q
Q
CLOCK
CLOCK CLOCK
K Q
R
CLEAR
K Q K Q
CLEAR CLEAR
b. Positive-edge trigerred c. Negative-edge trigerred
a. Rangkaian Input preset dan Clear Input preset dan Clear
Flip-Flop J-K
jenis active-high jenis active-low
Gambar 1
31. DIAGRAM WAKTU FLIP-FLOP J-K PRESET DAN CLEAR
DIAKTIFKAN
Level
Logika 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Clock
J
K
Preset
Clear
Q
Q
t (s)
Gambar 2
32. DIAGRAM WAKTU FLIP-FLOP J-K TANPA PRESET DAN
CLEAR
Level
Logika 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Clock
J
K
Q
Q
t (s)
Gambar 3
33. GAMBAR 2
Jenis Positive-edge trigerred (Pulsa Clock diberi tanda
panah pada posisi naik/positif)
Keadaan awal output flip-flop Q=0, sedangkan keadaan
output berikutnya ditentukan atas dasar keadaan-keadaan
input yang diberikan.
Pd sisi naik clock ke-1, nilai J=0, K=0, Preset=0 dan
Clear=0, karena keadaan awal Q=0 maka pada keadaan ini
(clock ke-1) tidak terjadi perubahan (Q=0)
Pd interval clock ke-1 dan clock ke-2 nilai preset=1 akan
memberikan nilai output tinggi (Q=1), walaupun nilai clock
belum sampai keadaan pengaktifan.
Pd sisi naik clock ke-2, nilai J=0, K=0, Preset=0 dan
Clear=0, karena keadaan awal Q=1 maka pada keadaan ini
(clock ke-2) tidak terjadi perubahan (Q=1)
34. Pd Interval clock ke-2 dan clock ke-3, nilai clear=1,
menyebabkan output flip-flop reset (Q=0)
Pd sisi naik clock ke-3, nilai J=0, K=0, Preset=0 dan
Clear=0, karena keadaan awal Q=0 maka pada keadaan ini
(clock ke-3) tidak terjadi perubahan (Q=0)
Pd sisi naik clock ke-4, nilai J=1, K=0, maka menyebabkan
output flip-flop tinggi (Q=1)
Pd sisi naik clock ke-5, nilai J=0, K=1, maka menyebabkan
output flip-flop reset (Q=0)
Pd sisi clock ke-6, nilai J=1, K=0, preset=0 dan clear=0,
menyebabkan keadaan output flip-flop set (Q=1)
35. Pd sisi clock ke-6, nilai J=1, K=1, preset=0 dan clear=0,
menyebabkan keadaan output komplemen/kebalikan output
sebelumnya (Q=0). Keadaan ini sampai clock 8
Pd sisi clock ke-8, nilai J=1, K=1, preset=0 dan clear=0,
menyebabkan keadaan output komplemen/kebalikan output
sebelumnya (Q=1).
Pd sisi clock ke-9, nilai J=1, K=0, preset=0 dan clear=0,
menyebabkan keadaan output tetap tinggi (Q=1)
36. KEKURANGAN FLIP-FLOP J-K
Pd pemberian sinyal J dan K diberikan bersamaan dengan sinyal clock
pemicu akan terjadi masalah.
Misalnya:Flip-flop J-K akan dioperasikan pada keadaan Set, shg input J
diberi keadaan Tinggi (J=1) dan Input K rendah (K=0). Pd umumnya
sinyal pemicu flip-flop termasuk sinyal input ketika diumpankan ke
input flip-flop tidak langsung bernilai tinggi (1), tapi memerlukan waktu
tertentu dalam mencapai keadaan stabil.
1 2 3 4 PRESET
1
Clock 0 K Q
0 t (s)
CLOCK
1 J Q
J
0 t (s) CLEAR
Keadaan
Keadaan tak tentu
tak tentu Untuk clock
ke-1
Gambar 4
37. Gambar 4
Jika keadaan input J diberikan bersamaan dengan
munculnya tepi naik dari clock maka sinyal J kemungkinan
masih pada tingkat perubahan dari 0 ke 1 sehingga nilainya
belu tentu, sementara secara bersamaan tepi naik clock
mengaktifkan flip-flop yang akan mengubah keadaan
outputnya.Kondisi ini menyebabkan output flip-flop
menjadi tidak tentu karena berubah ketika keadaan input J
yang juga tidak menentu.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu diusahakan
agar selama input J dalam fase perubahan, pengaktifan flip-
flop ditunda sampai keadaan J mantap bernilai 1, misalnya
diaktifkan setelah pulsa clock ke-1 bernilai 0 atau diaktifkan
pada tepi naik pulsa clock berikutnya.
Salah satu cara untuk memperoleh keadaan tersebut
adalah dengan membangun flip-flop J-K dengan
konfigurasi master-slave.
38. J J Q J Q Q
Clock
K K Q K Q Q
MASTER SLAVE
Gambar 5. Rangkaian flip-flop J-K master-slave
Jika clock bernilai rendah (0) maka flip-flop J-K master
akan tidak aktif, tetapi karena input clock flip-flop J-K slave
merupakan komplemen dari clock flip-flop master maka
flip-flop slave menjadi aktif, dan outputnya mengikuti
output flip-flop J-K master.
Jika clock bernilai tinggi (1), flip-flop master aktif sehinga
outputnya tergantung pada input J dan K, pada sisi lain flip-
flop slave menjadi tidak aktif karena clock pemicunya
bernilai rendah (0)
39. Jika input J diberikan bersama-sama dengan tepi naik
pulsa pemicu, flip-flop master akan bekerja terlebih dahulu
memantapkan inputnya selama munculnya tepi naik sampai
clock bernilai rendah (0).
Setelah clock bernilai rendah (0),flip-flop master akan tidak
aktif dan flip-flop slave bekerja menstransfer keadaan
output flip-flop master ke output flip-flop slave yang
merupakan output flip-flop secara keseluruhan.
Teknik ini akan menjaga pemicuan suatu flip-flop dilakukan
ketika input-inputnya sudah mantap.
40. FLIP-FLOP D (DATA)
Flip-flop yang sering digunakan untuk menyimpan data
Dibangun dengan Flip-flop S-R
PRESET PRESET
D Q
D S Q
CLOCK
CLOCK
Q
R Q
CLEAR
CLEAR
a. Rangkaian Flip-Flop D b. Simbol Flip-Flop D
Gambar 1
41. DIAGRAM WAKTU FLIP-FLOP D PRESET DAN CLEAR
DIAKTIFKAN
Level
Logika 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Clock
D
Preset
Clear
Q
Q
t (s)
Gambar 2
42. DIAGRAM WAKTU FLIP-FLOP D TANPA PRESET DAN CLEAR
Level
Logika 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Clock
D
Preset
Clear
Q
Q
Level t (s)
Logika 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Clock
D
Q
Q
t (s)
Gambar 3
43. GAMBAR 2
Jenis Positive-edge trigerred (Pulsa Clock diberi tanda
panah pada posisi naik/positif)
Keadaan awal output flip-flop Q=0, sedangkan keadaan
output berikutnya ditentukan atas dasar keadaan-keadaan
input yang diberikan.
Pd interval clock ke-1 dan clock ke-2 nilai preset=1,nilai
D=rendah (0) maka akan memberikan nilai output rendah
(Q=0)
Pd interval clock ke-3 dan clock ke-4, nilai D=tinggi (1)
maka akan memberikan nilai output tinggi (Q=1). Tapi
sebelum mencapai sisi naik clock ke 5 terdapat nilai
Clear=1 sehingga Q=0 sampai clock 6
Pd clock 6 nilai D=1 sehingga Q=1
Pd clock 7 nilai D=0 sehingga Q=0
Pd clock 8-9 nilai D=1 sehingga Q=1
44. FLIP-FLOP D AKAN BERNILAI TINGGI
(1) JIKA INPUTNYA TINGGI (1) DAN
BERNILAI RENDAH (0) JIKA INPUTNYA
RENDAH (0)
45. LATIHAN
Lakukan percobaan untuk menyelidiki watak flip-flop D
menggunakan IC 7474 (Buka file 7474_TES.SCH)
46. FLIP-FLOP T (TOGLING)
Togling = berguling
Dibangun dengan Flip-flop J-K
PRESET PRESET
T Q
T J Q
CLOCK
CLOCK
Q
K Q
CLEAR
CLEAR
a. Rangkaian Flip-Flop T b. Simbol Flip-Flop T
Gambar 1
47. DIAGRAM WAKTU FLIP-FLOP T PRESET DAN CLEAR
DIAKTIFKAN
Level
Logika 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Clock
T
Preset
Clear
Q
Q
t (s)
Gambar 2
48. DIAGRAM WAKTU FLIP-FLOP T TANPA PRESET DAN
CLEAR
Level
Logika 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Clock
T
Q
Q
t (s)
Gambar 3
49. DIAGRAM WAKTU FLIP-FLOP T TANPA PRESET DAN
CLEAR
Level
Logika 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Clock
T
Q
Q
t (s)
Gambar 3
50. GAMBAR 2
Jenis Positive-edge trigerred (Pulsa Clock diberi tanda
panah pada posisi naik/positif)
Keadaan awal output flip-flop Q=0, sedangkan keadaan
output berikutnya ditentukan atas dasar keadaan-keadaan
input yang diberikan.
Pd interval clock ke-1 dan clock ke-2 nilai preset=1 maka
akan memberikan nilai output tinggi (Q=1)
Pd clock 2 nilai T=0 sehingga output sama dengan kondisi
sebelumnya (Q=1)
Pd clock 3 nilai T=1 sehingga output kebalikan dengan
kondisi sebelumnya (Q=0)
Pd clock 4 nilai T=1 sehingga output kebalikan dengan
kondisi sebelumnya (Q=1)
Pd interval clock ke-4 dan clock ke-5, nilai clear = 1 sehinga
output rendah (0)
Pd clock 5 nilai T=0 sehingga output bernilai tetap dengan
kondisi sebelumnya (Q=0)
51. Pd clock 6 nilai T=1 sehingga output kebalikan dengan
kondisi sebelumnya (Q=1)
Pd clock 7 nilai T=0 sehingga output sama dengan kondisi
sebelumnya (Q=1)
Pd clock 8 nilai T=1 sehingga output kebalikan dengan
kondisi sebelumnya (Q=0)
Pd clock 9 nilai T=1 sehingga output kebalikan dengan
kondisi sebelumnya (Q=1)
52. JIKA FLIP-FLOP T DIPERTAHANKAN TINGGI MAKA
SETIAP PERUBAHAN PULSA CLOCK AKAN
MENYEBABKAN KEADAAN OUTPUTNYA BERUBAH
53. DALAM BANYAK APLIKASI DIPERLUKAN ELEMEN YANG MEMILIKI WATAK TOGGLE
(SAKLAR DUA KEADAAN) YAITU OUTPUTNYA BERUBAH SETIAP INPUT CLOCK
DIUMPANKAN.
Implementasi elemen tersebut dapat dilakukan dengan a.l:
Menggunakan Flip-Flop J-K yang membentuk konfigurasi Flip-Flop T
dengan T=1
Menggunakan Flip-Flop D yang komplemen outputnya diumpankan ke
input D
T T Q OUTPUT T=1 J Q OUTPUT
CLOCK CLOCK
INPUT Q INPUT K Q
(a) (b)
D Q OUTPUT
CLOCK
INPUT Q
(c)
Gambar 4. Rangkaian Toggle dengan (a). FF-T (b). FF-JK (c). FF-D
54. PRAKTEK 9
1. Buat Rangkaian FF-D dengan menggunakan gerbang
AND (IC 4011)
No_absen 1 - 10 gerbang 1 dan gerbang 2
No_absen 11 – 20 gerbang 3 dan gerbang 4
57. PENCACAH
Pencacah / Counter merupakan rangk logika
sekuensi yang berfungsi mencacah / menghitung
jumlah clock yang masuk.
Mnrt jml pulsa yang dapat dicacah, terdapat jenis
modulo 2n (n=1,2,3,..) dan selain modulo 2n.
Contoh Modulo – 4 => Pulsa ke-0, ke-1, ke-2, ke-3
dan pada pulsa ke-4, output akan reset kembali ke
0
Mnt pengaktifan elemen penyimpannya (flip-flop)
ada 2:
1. Pencacah tak Serempak
2. Pencacah Serempak
58. PENCACAH TAK SEREMPAK
Pencacah tak sinkron (Asynchronous counter)
Elemen2 FF bekerja tak serempak
Prosedur Perancangan Modulo 2n :
1. Tetapkan Modulo
2. Tentukan Jumlah dan Jenis FF yang digunakan
3. Lakukan Pengaturan FF
4. Berikan Input Pencacah
5. Hub Output FF Kiri dengan Input FF dikanannya
6. Ambil Output Pencacah melalui output FF (Output FF
paling kiri LSB dan yang paling kanan MSB)
60. PENCACAH TAK SEREMPAK
Prosedur Perancangan selain Modulo 2n :
1. Tetapkan Modulo
2. Tentukan Jumlah dan Jenis FF yang digunakan
3. Lakukan Pengaturan FF
4. Berikan Input Pencacah
5. Hub Output FF Kiri dengan FF dikanannya
6. Ambil Output Pencacah melalui output FF
(Output FF paling kiri LSB dan yang paling kanan
MSB)
7. Susun tabel kebenarannya
8. Tambah gerbang untuk memberi nilai reset pada
output
61. PRAKTEK 10
BUKA FILE COUNT_ASYN_M5.SCH
BUATLAH COUNT_ASYN MODULO-12 dan MODULO-16,
No absen 1 sampai 10 menggunakan FF JK
No absen 11 sampai 20 menggunakan FF D
62. REGISTER
Elemen yang terdiri dari beberapa flip-flop yang berguna
untuk menyimpan suatu keadaan biner yang panjangnya
lebih dari satu bit.
Register dibagi 2 :
1. Register Pararel
2. Register Geser
63. Register Pararel
Memasukkan dan mengeluarkan data secara
bersamaan/serempak
64. REGISTER GESER
Penyimpanan data secara seri dan penginputan data bit
demi bit.
Memindahkan data dari input ke output dilakukan dengan
menggeser bit yang ada di dalam elemen-elemennya.
65. ADDER
Penjumlah Biner => Melakukan operasi penjumlahan
bilangan biner
Adder dibagi 2 :
1. Half Adder
2. Full Adder
66. HALF ADDER
Rangk. Penjumlah INPUT OUTPUT
yang tidak
menyertakan A B S Cn
bawaan
sebelumnya 0 0 0 0
(previous carry)
pada inputnya 0 1 1 0
1 0 1 0
A= Augend(bil.yg dijmlh) 1 1 0 1
B=Addend(bil.penjmlh)
S=Sum(Hasil penjmlhn)
Cn=Next Carry (bawaan
berikutnya)
68. PRAKTEK 12
Buatlah rangkaian Pencacah Serempak Modulo-9, Modulo-15
dan Modulo-14, dengan menggunakan Flip-flop :
NIM Genap Flip-Flop T
NIM Ganjil Flip-Flop J-K
Dikumpulkan dengan tugas praktek pertemuan setelah UTS
sampai pertemuan 12.
Terakhir dikumpulkan ke Ketua Kelas pada saat Ujian Akhir
Semester Praktek (tgl 25 Juni 2010)