Studi Pemenuhan Kualitas Layanan Kepada Pengguna Frekuensi Radio
Studi uso 2010
1. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
LAPORAN AKHIR
STUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN
INFORMATIKA
DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSLITBANG POS DAN TELEKOMUNIKASI
2010
2. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
i
STUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN
INFORMATIKA
Anggota tim :
Ketua : Gita Patulak
Wakil Ketua : H.Santoso
Sekretaris : Suryono
Koordinator Peneliti : Neni Rochaeni
Peneliti Utama : Sri Wahyuningsih
Peneliti : Moedjiono
Yourdan
Tatiek Mariyati
Marhum Djauhari
Azwar Aziz
Sumarsono
Joko Suryanto
Djoko Adinugroho
Pembantu Peneliti : Suharno Budhi
Afrizal
Widya Budi Andhini
Corry Butu Hastuti
Lasni Julita Siahaan
Yudhistira Nugraha
Jakarta, Desember 2010
Kapuslitbang Postel
Baringin Batubara
3. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akhir
pekerjaan Studi Pemanfaatan Fasilitas USO sebagai Penyediaan Jasa Akses
Telekomunikasi dan Informatika ini telah selesai disusun.
Dalam Laporan Akhir (Final Report) ini diuraikan mengenai perkembangan dampak
pemanfaatan fasilitas USO sebagai penyediaan jasa akses telekomunikasi dan informatika.
Selain itu, studi juga bertujuan menjelaskan pengaruh struktur ekonomi industri jaringan dan
jasa telekomunikasi terhadap pemanfaatan fasilitas USO sebagai penyediaan jasa akses
telekomunikasi dan informatika.
Tim penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Akhir ini masih perlu terus
disempurnakan, agar hasil dari kajian ini benar-benar dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Selanjutnya, kami berharap kajian ini dapat memberikan sedikit gambaran mengenai
Pemanfaatan Fasilitas USO sebagai Penyediaan Jasa Akses Telekomunikasi dan
Informatika.
Demikian Laporan Akhir ini kami susun dan atas perhatian dan partisipasinya kami ucapkan
terima kasih.
Tim Penyusun
Jakarta, Desember 2010
Kapuslitbang Postel
Baringin Batubara
4. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
iii
DAFTAR ISI
TIM PENYUSUN ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Permasalahan ..................................................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat............................................................................. 6
D. Ruang Lingkup ..................................................................... ............ 6
E. Pengertian Judul ............................................................................... 6
F. Sistematika Penulisan .......................... ............................................. 7
BAB II KERANGKA TEORI DAN GAMBARAN UMUM ........................................... 9
A. Landasan Teori .................................................................................... 9
B. Gambaran Umum................................................................................. 11
C. BERBAGAI SOLUSI-SOLUSI UNTUK MEMINIMALKAN MENARA
TELEKOMUNIKASI ............................................................................. 20
BAB III METODOLOGI................................................................................................. 25
A. Pendekatan Penelitian......................................................................... 25
B. Lokasi Penelitian ................................................................................ 25
C. Populasi dan Sampel ......................................................................... 27
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 28
E. Teknik Analisis Data .......................................................................... 31
F. Pola Pikir ........................................................................................... 36
BAB IV DATA DAN INFORMASI................................................................................. 39
A. Data Primer ......................................................................................... 39
B. Data Sekunder ..................................................................................... 93
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................... 96
A. Analisis Hasil Penelitian....................................................................... 96
B. Pengguna Telepon Umum Desa Pada Desa Pinter........................... 105
C. Pengguna Internet Pada Desa Pinter ......................................... ..... 112
BAB VI PENUTUP......................................................................................................... 124
A. Kesimpulan........................................................................................... 124
5. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
iv
B. Implikasi Penelitian ............................................................................ 130
C. Saran .................................................................................................. 131
6. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology ......................................................10
Gambar 2.2 USO AREAS (11 Region) 2009-2014: 31,824 villages..................................................................22
Gambar 2.3 USO DEPLOYMENT 2010 MAP (INTERNET)...............................................................................24
Gambar 3.1 Model untuk penelitian dengan modifikasi Model UTAUT.............................................................31
Gambar 3.2 Komponen dalam analisis data (interactive model) .......................................................................21
8. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Target Jumlah Desa untuk Program WPUT Tahun 2009 ...........................................23
Tabel 3.1 Lokasi Penelitian ......................................................................................................26
Tabel 3.2 Data Sampel Setiap Lokasi Penelitian .......................................................................27
Tabel 3.3 Variabel-variabel Penelitian......................................................................................32
Tabel 4.1 Jumlah Pengguna dan Bukan Pengguna Telepon Umum
Desa dan Internet di sembilan wilayah lokasi ............................................................
39
Tabel 4.2 Jumlah Pengguna dan Bukan Pengguna Fasilitas USO
Berdasarkan wilayah lokasi survei ............................................................................
40
9. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu ciri utama abad 21 adalah berkembangnya teknologi informasi dan
komunikasi (information and communication technology, TIK) yang sangat dan
mempengaruhi tingkat kemajuan, kemakmuran, dan daya saing bangsa. Teknologi
informasi dan komunikasi memberikan dampak yang sangat positif dalam berbagai hal,
di antaranya : pendukung pengambilan keputusan; peningkatan efisiensi dan
produktifitas; penunjang aktifitas pekerjaan dan belajar; dan bahkan dapat
meningkatkan kualitas hidup manusia. Peranan teknologi informasi dan komunikasi
akan semakin meningkat seiring perkembangan jaman dan hingga akhirnya menjadi
elemen dasar dalam kehidupan makhluk penghuni bumi ini1
. Hal ini sejalan dengan
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (HAM) atau Human Right sebagaimana diatur
pada pasal 19 yang kemudian dijadikan sebagai landasan pokok pembentukan
masyarakat informasi dunia, menyatakan bahwa :
“Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat; dalam
hal ini termasuk kebebasan menganut pendapat tanpa mendapat gangguan, dan untuk
mencari, menerima dan menyampaikan keterangan-keterangan dan pendapat
dengan cara apa pun dan dengan tidak memandang batas-batas.”
Sebagai tindak lanjut dari pasal tersebut diatas pemimpin negara-negara dunia
mengadakan pertemuan tingkat tinggi yang diawali dengan Okinawa Summit di Jepang
pada bulan Juli 2000 yang dihadiri negara-negara maju. Pimpinan negara-negara maju
tersebut menyepakati antara lain rencana untuk menjembatani kesenjangan digital
(digital devide)2
yang dilanjutkan dengan Deklarasi Tokyo bulan November 2000.
Kemudian dilanjutkan rekomendasi salah satu aktivitas dibawah badan PBB yaitu
naskah Plan of Action World Summit on the Information Society (WSIS) yang
ditetapkan 12 Desember 2003 di Geneva, mempunyai target yang harus dicapai
selambat-lambatnya pada tahun 2015, antara lain menghubungkan semua desa dengan
teknologi Informasi dan komunikasi Information and Communication Technology
1
S Prakoso Bondan, Januardi Rakhmat, 2008, Cetak Biru Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Depdiknas,Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasinal,
2
www.bappenas.go.id/get-file-server/node/2764/; 15 April 2010, Okinawa Summit Telekomunikasi,
10. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
2
(ICT) dan memastikan bahwa lebih dari setengah penduduk dunia mempunyai akses
dengan teknologi informasi dan komunikasi atau Information and Communication
Technology (ICT)3
.
Komitmen untuk mengurangi kesenjangan digital (digital divide) tersebut
dilanjutkan dengan kesepakatan pada konferensi Tingkat Tinggi Dunia WSIS tahap dua
yang diselenggarakan di Tunis pada tanggal 16-18 November 2005.
Pada tingkatan negara-negara anggota APEC, bulan Oktober 2001 melalui e-
APEC, para Kepala Negara anggota APEC menyetujui tujuan tambahan yaitu agar
semua kelompok masyarakat di seluruh negara anggota APEC mendapat akses Internet
secara individu atau melalui akses pelayanan komunitas pada tahun 20104
.
Pemenuhan hak asasi manusia untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi
di Indonesia telah dituangkan dalam amandemen ke-empat Undang Undang Dasar 1945
pasal 28 F yang menyatakan bahwa:
“Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan,mengolah, dan menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.”
Menyikapi pasal 28F UUD 1945 tersebut beberapa peraturan telah ditetapkan
seperti Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi, Undang-
Undang No.32 tahun 2002 tentang Penyiaran, UU No. 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025, Undang-undang Nomor
11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan dan Undang-Unadang
Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Selain penyediaan peraturan juga dilaksanakan penyediaan akses telekomunikasi
bagi seluruh warga bangsa, yang salah satunya melalui program Kewajiban Pelayanan
Universal (KPU) atau Universal Service Obligation (USO) yang bertujuan untuk
memberikan pemerataan pelayanan telekomunikasi kepada masyarakat khususnya di
wilayah pedesaan, perbatasan dan yang secara geografis terpencil serta secara ekonomi
belum berkembang termasuk di daerah perintisan, pedalaman dan pinggiran, dalam
3
Telematika Indonesia,Kebijakan dan Perkembangan Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI), 2004:69
4
http://www.mastel.or.id/files/blueprint-telekomunikasi/MASTEL -.MASTEL-CetakBiruTelematika 2005 – 2015 - Buku I - Bidang
Telekomunikasi
11. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
3
rangka mengurangi kesenjangan informasi sehingga dapat mendorong pertumbuhan
wilayah tertinggal, memberikan stimulasi peningkatan potensi ekonomi wilayah
tertinggal, menjaga kesatuan dan persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) serta mendorong pertumbuhan industri telekomunikasi.
Lebih lanjut ketentuan mengenai Kewajiban Pelayanan Universal diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi.
Peraturan Pemerintah tersebut mengatur antara lain pelaksanaan kewajiban pelayanan
universal, Menteri menetapkan wilayah pelayanan universal, jumlah kapasitas jaringan
di setiap wilayah pelayanan universal, jenis jasa telekomunikasi yang harus disediakan
oleh penyelenggara jasa telekomunikasi dan penyelenggara jaringan telekomunikasi
yang ditunjuk untuk menyediakan jaringan telekomunikasi di wilayah pelayanan
universal. Lebih jauh pelaksanan KPU/USO diatur dalam Peraturan Menteri
Komunikasi dan Informatika Nomor : 32/PER/M.KOMINFO/10/2008 tentang
Kewajiban Pelayanan Universal Telekomunikasi. Muatan dari Peraturan menteri
tersebut antara lain pendanaan, penyediaan Kewajiban Pelayanan Universal (KPU)
telekomunikasi, penyelenggara KPU telekomunikasi, penyelenggaraan KPU
telekomunikasi, ketentuan rencana dasar teknis penyelenggaraan KPU telekomunikasi
dan tata cara pengawasan dan pengendalian.
Manfaat yang didapat dari program USO ini secara bertahap diharapkan terwujud
pada tahap pertama Connectivity, yaitu keterhubungan antar desa dengan desa dan desa
dengan kota dengan akses layanan suara dan SMS sebagai jembatan silaturahmi seluruh
warga bangsa. Selanjutnya tahap kedua Transaction, yaitu adanya nilai ekonomis bagi
warga bangsa dengan tersedianya fasilitas-fasilitas penunjang kegiatan masyarakat
sehari-hari yang dapat meningkatkan taraf hidup yang didapat dengan cara komunikasi
jarak jauh atau virtual tanpa memperhitungkan jarak dan waktu seperti e-education, e-
bussiness, e-health, e-book, e-library, dll melalui akses layanan ICT yang telah
tersedia. Tahap ketiga Collaboration, merupakan multiplier effect dari USO yaitu
terciptanya komunikasi yang baik antar desa baik yang disatukan dalam wilayah
administrasi tertentu ataupun di wilayah administrasi yang berbeda sehingga terjalin
komunitas-komunitas antar desa yang dapat mengembangkan potensi masing-masing
desa dan saling bekerjasama sehingga dapat mencapai tahap keempat Transformation,
12. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
4
yaitu terbentuknya transformasi kondisi sosial masyarakat yang sudah akrab dengan
ICT sehingga segala bentuk kegiatan sehari-hari dapat lebih efisien dan efektif dengan
menggunakan ICT. Manfaat dari socio transformation value ada empat yaitu mutual
understanding (saling memahami), mutual respect (saling menghargai), mutual trust
(saling percaya) dan mutual benefit (saling memberi manfaat).
Dalam Siaran Pers No. 19/DJPT.1/KOMINFO/2007 tanggal 17 Pebruari 2007
dinyatakan data Wilayah Pelayanan Universal Telekomunikasi (WPUT) berjumlah
42.517 desa (Data Potensi Desa /Podes tahun 2005 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat
Statistik). Wilayah Pelayanan Universal Telekomunikasi (WPUT) adalah lokasi
penyediaan KPU Telekomunikasi yang ditetapkan Menteri, antara lain daerah
tertinggal, terpencil, daerah perintisan, perbatasan, dan daerah yang tidak layak
secara ekonomis, serta wilayah yang belum terjangkau akses dan layanan
Telekomunikasi. Pada tahun 2007 ditetapkan WPUT sebanyak 38.471 desa melalui
Keputusan Menkominfo No.145/KEP/M.KOMINFO/2007 tanggal 13 April 2007
tentang Penetapan WPUT. Penegasan kembali Wilayah Pelayanan Universal
Telekomunikasi dituangkan dalam Peraturan Dirjen Postel No.247/DIRJEN/2008
tentang Wilayah Pelayanan Universal Telekomunikasi (WPUT) Beban Kontribusi
Kewajiban Pelayanan Universal (KKPU) Telekomunikasi, yang menetapkan WPUT
sebanyak 31.824 desa.
Kebijakan KPU/USO adalah terwujudnya akses telepon di 31.824 desa Tahun
2009, terwujudnya akses internet di 4.218 kecamatan Tahun 2011 dan terwujudnya
akses internet di 31.824 desa pada tahun 2013 sehingga secara bertahap dapat
mewujudkan masyarakat berbasis informasi pada tahun 2025.5
Pada program
pembangunan USO tersebut disediakan dua jenis layanan yaitu layanan desa dering
(yang menyediakan layanan telepon/memanggil dan dipanggil, Short Message Service
(SMS) dan akses internet) dan layanan desa pinter/desa punya internet (yang
menyediakan layanan telepon/memanggil dan dipanggil, Short Message Service (SMS)
dan akses internet dilengkapi dengan PC).
Dalam siaran Pers Nomor 221/PIH/KOMINFO/11/2009 terkait dengan mulai
beroperasinya telepon berdering melalui program USO, sebagai salah satu wujud
5
BTIP,2010
13. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
5
komitmen pemerintah untuk segera memperkecil kesenjangan informasi (digital
divide), pemerataan pembangunan akses komunikasi dan informasi khususnya untuk
daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan tidak layak secara ekonomi, sehingga
nantinya diharapkan dalam waktu dekat ini sekitar 25.000 desa di seluruh Indonesia
pada akhir Januari 2010 atau sebanyak 31.824 desa pada akhir tahun 2010, juga dapat
menikmati layanan telekomunikasi. Program pembangunan infrastruktur USO tidak
berhenti sampai dengan saat ini saja, karena program ini merupakan program yang
bersifat multi-years (tahun jamak) hingga tahun 2014 dan dapat ditingkatkan menjadi
desa pinter (punya internet).
Untuk mengetahui bagaimana penggunaan/pemanfaatan fasilitas USO (telepon
dan internet) yang telah dibangun pada desa dering dan desa pinter, oleh masyarakat
perdesaan yang telah ditetapkan maka perlu dilakukan penelitian/survei kepada
masyarakat disekitar lokasi pembangunan fasilitas USO.
B. Permasalahan
Dengan selesainya pembangunan fasilitas USO di beberapa wilayah dimana
sampai dengan tanggal 1 Pebruari 2010, program desa berdering telah mencapai 25.082
desa berdering dan 100 desa berbasis internet (desa pinter) diharapkan masyarakat
disekitar lokasi pembangunan telah memanfaatkan, untuk menunjang dan mendukung
kegiatan perekonomian, memantapkan pertahanan dan keamanan serta mencerdaskan
kehidupan bangsa .
Beberapa Faktor yang dapat mempengaruhi masyarakat sekitar pembangunan
fasilitas untuk memanfaatkan/menggunakan fasilitas tersebut adalah harapan kinerja,
kemudahan menggunakan sistem, pengaruh sosial, kondisi yang memfasilitasi, niat
membiasakan diri untuk menggunakan, kebiasaan penggunaan dan mengajak untuk
menggunakan. Saat ini belum ada data yang menjelaskan bagaimana pemanfaatan
fasilitas USO sebagai penyediaan jasa akses telekomunikasi dan informatika melalui
pemanfaatan fasilitas USO agar dapat mencapai tahapan Connectivity, Transaction,
Collaboration dan Transformation.
Berdasarkan latar belakang dan fakta tersebut diatas dapat ditemukenali beberapa
permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimana penggunaan fasilitas USO oleh masyarakat sekitar lokasi pembangunan
14. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
6
2. Bagaimana pemanfaatan fasilitas USO oleh masyarakat di sekitar lokasi
pembangunan
3. Bagaimana korelasi antara penggunaan dalam bidang ekonomi, sosial, budaya,
kemudahan penggunaan teknologi serta ketepatapan Lokasi KPU/USO) dengan
karakter masyarakat desa.
4. Faktor apa saja yang mendorong dan menghambat penggunaan dan pemanfaatan
fasilitas USO yang tersedia.
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan dan pemanfaatan
fasilitas USO oleh masyarakat disekitar lokasi pembangunan fasilitas USO untuk
connectivity, korelasi antara karakter penggunaan dengan karakter masyarakat desa
serta faktor yang mendorong dan menghambat pemanfaatan fasilitas USO tersebut.
Manfaat dari penelitian ini adalah diperolehnya data dan informasi yang akurat
tentang penggunaan dan pemanfaatan fasilitas USO oleh masyarakat di sekitar lokasi
pembangunan USO, yang dimanfaatkan dalam memberikan rekomendasi peningkatan
pemanfaatan fasilitas USO dan pengelolaan fasilitas USO.
D. Ruang Lingkup
Penelitian ini termasuk penelitian kebijakan telekomunikasi khususnya untuk
mengetahui penggunaan dan pemanfaatan fasilitas USO oleh masyarakat di sekitar
lokasi, korelasi antara karakter penggunaan dengan karakter masyarakat desa serta
faktor yang mendorong dan menghambat pemanfaatan fasilitas USO tersebut.
E. Pengertian Judul
Untuk menghindari terjadinya perbedaan pemahaman dalam penelitian ini, maka
diperlukan penjelasan dan pengertian-pengertian yang terkait dengan judul penelitian
“Studi Pemanfaatan Fasilitas USO sebagai penyediaan Jasa Akses Telekomunikasi dan
Informatika” adalah sebagai berikut :
Studi Pemanfaatan Fasilitas USO yang dimaksud adalah studi terkait dengan telah
dibangunnya fasilitas USO Telekomunikasi di wilayah tertentu dan apakah
masyarakat di sekitar wilayah tersebut sudah memanfaatkan. Dalam hal ini yang
15. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
7
dimaksud dengan fasilitas adalah sesuatu yang dapat membantu memudahkan
pekerjaan, tugas, dan sebagainya
Universal Service Obligation (USO) atau dikenal dengan Kewajiban Pelayanan
Universal adalah kewajiban yang dibebankan kepada penyelenggara jaringan
telekomunikasi dan atau jasa telekomunikasi untuk memenuhi aksesibilitas bagi
wilayah atau sebagian masyarakat yang belum terjangkau oleh penyelenggara
jaringan dan atau jasa telekomunikasi.
Jasa Akses Telekomunikasi dan Informatika yang dimaksud adalah fasilitas USO
yang sudah dibangun sesuai dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan
Informatika Nomor 32/PER/M.KOMINFO/10/2008 tentang Kewajiban Pelayanan
Universal Telekomunikasi berupa penyediaan layanan teleponi (memanggil dan
dipanggil), Short Message Service (SMS) dan jasa akses internet.
F. Sistematika Penulisan.
Laporan Antara ini terdiri dari :
Bab I. Pendahuluan
Dalam pendahuluan akan menjelaskan tentang Latar Belakang dari penelitian,
permasalahan yang ada sehingga perlu dilakukan penelitian. Selanjutnya
menjelaskan Tujuan dan Manfaat penelitian, Ruang Lingkup penelitian serta
Pengertian dari setiap kata yang mempunyai makna pada judul penelitian dan
Sistematika penulisan.
Bab II. Landasan Teori dan Gambaran Umum
Dalam Bab ini akan menjelaskan kerangka teori yang mendasari penelitian dan
gambaran umum yang terkait dengan pelaksanaan USO.
Bab III. Metodologi
Metodologi menjelaskan Pendekatan Penelitian, Teknik penelitian, Populasi dan
Sampel, Lokasi Penelitian, Teknik Pengumpulan Data,Teknik Analisis Data dan
Pola Pikir Penelitian.
Bab IV. Data dan Informasi
Pada bab ini digambarkan data hasil penelitian baik yang diperoleh dari penyebaran
kuesioner (survey) kepada responden, wawancara dengan pengelola dan aparat desa
serta pengamatan lapangan terkait dengan pemanfaatan fasilitas USO.
16. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
8
Bab V. Analisis dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan tentang analisis dan pembahasan data berdasarkan teori dan
teknik analisis data yang telah ditetapkan.
Bab VI. Penutup
Bab ini menjelaskan kesimpulan hasil penelitian dan saran tindak lanjut terkait
dengan pemanfaatan fasilitas USO.
17. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
9
BAB II
LANDASAN TEORI DAN GAMBARAN UMUM
A. Landasan Teori.
1. Konsep Pemanfaatan USO
Pemanfaatan Fasilitas USO Telekomunikasi dapat diartikan sebagai
pemanfaatan terhadap fasilitas telekomunikasi yang disediakan pemerintah yaitu
layanan teleponi (memanggil dan dipanggil), Short Message Service (SMS) dan jasa
akses internet. Pada penelitian ini diasumsikan bahwa fasilitas USO adalah suatu
teknologi baru bagi masyarakat di wilayah perdesaan yang dapat dimanfaatkan untuk
berkomunikasi.
Penerimaan teknologi baru oleh masyarakat akan dapat diketahui dengan
menggunakan teori penerimaan teknologi informasi Unified Theory of Acceptance
and Use of Technology (UTAUT).
2. Teori penerimaan teknologi informasi
Teori UTAUT dikembangkan oleh Venkatesh et al, 2003 yang menyatakan
bahwa penerimaan seseorang terhadap teknologi informasi (User Intention)
dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu Performance expectancy (tingkat keyakinan
seseorang percaya bahwa menggunakan sistem akan membantu dia menghasilkan
kerja yang maksimal), Effort Expectancy (tingkat kemudahan pengguna dalam
menggunakan sistem), Social Influence (kesadaran seseorang adanya orang lain atau
lingkungan yang menggunakan sistem), Facilitating Conditions (keyakinan adanya
orang lain yang mendukung aktivitas pengguna)6
.
Teori penerimaan teknologi informasi (Unified Theory of Acceptanceand
Use of Technology) berdasarkan pada teori-teori perilaku penggunaan teknologi dan
penerimaan teknologi. Keempat faktor tersebut tidak saling berpengaruh, namun
6
V. Venkatesh, M. G. Morris, G. B. Davis, and F. D. Davis, 2003, "User acceptance of information technology:
Toward a unified view.," MIS Quarterly, vol. 27, pp. 425-478
18. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
10
setiap faktor mempunyai hubungan kausal dengan use behavior. Model teori UTAUT
digunakan sebagai alat analisis penggunaan fasilitas USO yang digambarkan dalam
model dibawah ini :
Gambar 2.1
Model Unified Theory of Acceptanceand Use of Technology
(UTAUT)
Sumber :Konstruk UTAUT (Venkatesh et. Al., 2003)
Pada model ini Gender, Age, Experience, serta Voluntary of Use sebagai elemen
penengah dalam mengemukakan dampak dari empat kunci pada penggunaan konstruk
User Intention serta perilaku turunan tersebut (Venkatesh et. Al., 2003).
Pada Gambar 2.1 Model UTAUT dibentuk oleh 10 elemen yaitu yaitu
Performance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influences, Facilitating
Conditions, Gender, Age, Experience, Voluntariness of Use, Behavioral Intention dan
Use Behavior. Sementara itu terdapat elemen eksogen (mempengaruhi) dan endogen
(dipengaruhi) yaitu Use Behavior dipengaruhi oleh Behavioral Intention dan
Facilitating Conditions, dimana Behavioral Intention dipengaruhi oleh Performance
Expectancy, Efforrt Expectancy dan Social Influence. Sementara Gender, Age,
Experience dan Voluntariness of Use sebagai elemen tambahan dalam 4 elemen
eksogen utama yaitu Performance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influences
dan Facilitationg Condition.
19. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
11
Terkait dengan penelitian ini maka, secara rinci elemen diatas dapat dijabarkan
sebagai berikut :
a. Performance Expectancy atau Harapan Kinerja didefinisikan sebagai tingkat
dimana seseorang percaya bahwa menggunakan telepon atau internet, sistem akan
membantu dia untuk mencapai keuntungan dalam kinerja.
b. Effort Expectancy/Ease of Use didefinisikan sebagai derajat kemudahan yang
dikaitkan dalam penggunaan sistem.
c. Social Influences didefinisikan sebagai sejauh mana seorang individu
memandang pentingnya faktor lingkungan kerjanya (dalam hal ini lingkup sosial)
dalam penggunaan sistem baru.
d. Facilitating Condition didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang percaya
bahwa sebuah organisasi dan infrastruktur teknis yang ada untuk mendukung
penggunaan sistem.
e. Behavioral Intention yaitu perilaku utama organisasi dalam penerimaan
teknologi. Konsisten dengan teori yang mendasari semua pengaruh terhadap
Behavioral Intention diatas, diharapkan bahwa Behavioral Intention akan
memiliki pengaruh positif yang signifikan pada penggunaan teknologi.
f. Use Behavioral yaitu perilaku yang ingin dicapai dalam penggunaan teknologi.
Dengan model UTAUT tersebut, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan
gambaran faktor-faktor yang signifikan berpengaruh terhadap penerimaan telepon
oleh masyarakat di pedesaan.
B. GAMBARAN UMUM
1. Regulasi
a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1999 Tentang
Telekomunikasi.
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1999 tentang
telekomunikasi mengatur beberapa hal antara lain tujuan, pembinaan,
penyelenggara, penyelenggaraan, larangan praktek monopoli, perizinan, hak dan
kewajiban penyelenggara dan masyarakat, perangkat telekomunikasi, spektrum
frekuensi radio dan orbit satelit serta pengamanan telekomunikasi. Pada
pengaturan mengenai hak dan kewajiban penyelenggara dan masyarakat
20. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
12
didalamnya termasuk pelayanan universal yang diatur dalam pasal 16 sebagai
berikut :
1) Setiap penyelenggara jaringan telekomunikasi dan atau penyelenggara jasa
teiekomunikasi wajib memberikan kontribusi dalam pelayanan universal.
2) Kontribusi pelayanan universal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berbentuk penyediaan sarana dan prasarana telekomunikasi dan atau
kompensasi lain.
3) Ketentuan kontribusi pelayanan universal sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
Telekomunikasi.
Penyelenggaraan telekomunikasi selanjutnya diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi
yang mengatur antara lain penyelenggaraan jaringan dan jasa telekomunikasi,
penyelenggaraan telekomunikasi khusus, perizinan, ganti rugi dan lain-lain.
Pelayanan universal dalam peraturan ini diatur dalam pasal-pasal sebagai berikut:
Ketentuan umum pasal 1 nomor 13 yang menyatakan:
Kewajiban pelayanan universal adalah kewajiban yang dibebankan kepada
penyelenggara jaringan telekomunikasi dan atau jasa telekomunikasi untuk
memenuhi aksesibilitas bagi wilayah atau sebagian masyarakat yang belum
terjangkau oleh penyelenggaraan jaringan dan atau jasa telekomunikasi;
Pasal 26 menyatakan:
(1) Penyelenggara jaringan telekomunikasi dan penyelenggara jasa
telekomunikasi dikenakan kontribusi kewajiban pelayanan universal.
(2) Kontribusi kewajiban pelayanan universal sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) berupa:
a. penyediaan jaringan dan atau jasa telekomunikasi;
b. kontribusi dalam bentuk komponen biaya interkoneksi; atau
c. kontribusi lainnya.
Pasal 27 sebagai berikut :
Untuk pelaksanaan kewajiban pelayanan universal Menteri menetapkan:
a. wilayah tertentu sebagai wilayah pelayanan universal;
b. jumlah kapasitas jaringan di setiap wilayah pelayanan universal;
c. jenis jasa telekomunikasi yang harus disediakan oleh penyelenggara jasa
telekomunikasi di setiap wilayah pelayanan universal;
21. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
13
d. penyelenggara jaringan telekomunikasi yang ditunjuk untuk
menyediakanjaringan telekomunikasi di wilayah pelayanan universal.
Pasal 28 yang menyatakan sebagai berikut :
(1) Kewajiban membangun dan menyelenggarakan jaringan diwilayah
pelayanan universal dibebankan kepada penyelenggara jaringan tetap
lokal.
(2) Kontribusi kewajiban pelayanan universal dibebankan kepada
penyelenggara jaringan lainnya yang menyalurkan trafik ke
penyelenggarajaringan tetap lokal.
(3) Kontribusi kewajiban pelayanan universal sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) dilaksanakan dalam bentuk pembayaran komponen
biaya interkoneksi yang diterima oleh penyelenggara jaringan tetap
lokal.
Pasal 29 yang menyatakan sebagai berikut :
(1) Setiap penyelenggara jaringan dan atau penyelenggara jasa
telekomunikasi wajib melakukan pencatatan atas hasil kontribusi
kewajiban pelayanan universal yang berasal dari pendapatan
intrekoneksi
(2) Pencatatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib dilaporkan
secara berkala kepada Menteri
Pasal 30 yang menyatakan sebagai berikut :
Ketentuan mengenai besarnya kontribusi kewajiban pelayanan universal dan
tata cara pelaksanaan kontribusikewajiban pelayanan universal diatur
dengan Keputusan Menteri.
Pasal 31 yang menyatakan sebagai berikut :
Menteri melaksanakan pengawasan dan pengendalian dalam pelaksanaan
kewajiban pelayanan universal.
c. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
No:32/PER/M.KOMINFO/10/2008 Tentang Kewajiban Pelayanan Universal
Telekomunikasi.
Lebih lanjut pelaksanaan dari penyelenggaraan pelayanan universal
dijabarkan dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor
32/PER/M.KOMINFO/10/2008 tentang Kewajiban Pelayanan Universal
Telekomunikasi, mengatur tentang ketentuan umum, pendanaan, penyediaan
Kewajiban Pelayanan Universal (KPU) Telekomunikasi, Penyelenggara
22. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
14
Kewajiban Pelayanan Universal Telekomunikasi, Penyelenggaraan Kewajiban
Pelayanan Universal Telekomunikasi, Ketentuan Rencana Dasar Teknis
Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Universal Telekomunikasi, tata cara
pengawasan dan pengendalian, sanksi dan ketentuan lain-lain serta penutup.
Penyediaan KPU telekomunikasi di WPUT dilaksanakan oleh pelaksana
penyedia yang ditetapkan berdasarkan hasil seleksi yang diselenggarakan oleh
Balai Telekomunikasi dan Informatika Perdesaan (BTIP). Beberapa persyaratan
teknis yang disyarakatkan untuk penyediaan KPU Telekomunikasi adalah
pertama penyediaan jaringan untuk menyalurkan jasa teleponi dasar, yang dapat
dikembangkan untuk penyediaan layanan jasa multimedia dan layanan
telekomunikasi berbasis informasi lainnya, kedua penyediaan jasa telefoni dasar
untuk umum dengan layanan panggilan lokal, SLJJ, SLI dan panggilan ke
layanan jaringan bergerak, ketiga layanan telekomunikasi dengan kemampuan
dipanggil dan memanggil, keempat adalah interkoneksi dengan penyelenggara
telekomunikasi lainnya dan kelima adalah dapat digunakan untuk menghubungi
pelayanan darurat.
Pada ketentuan umum pasal 1 didefinisikan beberapa hal antara lain :
Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal (KKPU) Telekomunikasi adalah
kontribusi yang merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang
harus dibayar oleh penyelenggara telekomunikasi dan yang dikelola oleh
BTIP;
Penyelenggaraan Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi adalah
kegiatan menyediakan akses dan layanan telekomunikasi di WPUT.
Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi adalah
Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi pemenang lelang penyediaan KPU
Telekomunikasi yang menyediakan akses dan layanan Telekomunikasi di
Wilayah Pelayanan Universal Telekomunikasi (WPUT) beban KKPU
Telekomunikasi;
Wilayah Pelayanan Universal Telekomunikasi (WPUT) adalahlokasi
penyediaan KPU Telekomunikasi yang ditetapkan Menteri,seperti antara lain
daerah tertinggal, daerah terpencil, daerahperintisan, daerah perbatasan,
dan daerah yang tidak layaksecara ekonomis, serta wilayah yang belum
terjangkau akses dan layanan Telekomunikasi;
23. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
15
Pasal 4 menyatakan antara lain :
(1) Penyediaan KPU Telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Menteri ini berupa penyediaan akses dan/atau layanan telekomunikasi di
Wilayah Pelayanan Universal Telekomunikasi (WPUT)
(2) Penyediaan akses sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa penyediaan
jaringan end to end yang memungkinkan terselenggaranya telekomunikasi.
(3) Penyediaan layanan telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berupa penyediaan layanan teleponi (memanggil dan dipanggil), Short
Message Service (SMS) dan jasa akses internet.
(4) Jasa akses internet sebagaimana dimaksud pada ayat (3) memiliki
ketentuan:
a. Kecepatan transfer data (throughput) minimal sebesar 56 Kbps yang
diukur dari CPE ke perangkat Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal
KPU Telekomunikasi
b. Latency maksimal 750 ms yang diukur dari CPE ke Indonesia Internet
Exchange (IIX) sebagai referensi pengukuran .
(5) Penyediaan jasa akses internet sebagaimana dimaksud ayat (4) dilaksanakan
agar desa WPUT siap dengan kemampuan internet (desa pinter) guna
mengatasi kesenjangan digital.
Pasal 6 menyatakan antara lain :
(1) Penetapan WPUT dilaksanakan setelah berkoordinasi dengan instansi
terkait dan/atau mempertimbangkan masukan dari masyarakat.
(2) WPUT dapat dikelompokkan dalam bentuk blok wilayah berdasarkan
kondisi geografis atau pertimbangan lainnya.
(3) Menteri menetapkan wilayah tertentu sebagai WPUT.
Pasal 7
(1) Direktur Jenderal mengevaluasi WPUT sesuai dengan dinamika
perkembangan wilayah tersebut secara periodik.
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan terhadap
ketersediaan akses dan layanan yang disediakan oleh Penyelenggara
Telekomunikasi di WPUT yang bukan beban KKPU Telekomunikasi.
(3) Kecuali berdasarkan pertimbangan gepgrafis dan strategis tetap diperlukan
WPUT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang telah tersedia fasilitas
telekomunikasi untuk umum oleh Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi
tidak disediakan akses dan layanan KPU Telekomunikasi.
24. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
16
(4) Direktur Jenderal menetapkan WPUT yang beban pendanaanya melalui
KKPU Telekomunikasi.
Pada bab VI mengenai ketentuan rencana dasar teknis penyelenggaraan kewajiban
pelayanan universal diatur tentang pentarifan yang terdapat pada
Pasal27 menyatakan :
(1) Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi yang telah
memiliki Izin Penyelenggaraan Jasa Teleponi Dasar wajib menerapkan
sistem pentarifan yang telah dimiliki.
(2) Penerapan sistem pentarifan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
boleh mengakibatkan tarif pungut melebihi tarif pungut sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.
(3) Dalam hal Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi tidak
memiliki sistem pentarifan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
mengikuti sistem pentarifan Penyelenggaraan Jaringan Tetap Lokal sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 28 menyatakan :
Penerapan zona pembebanan tarif dalam sistem pentarifan Penyelenggaraan
Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi hanya dapat dilakukan dengan
menggabungkan zona pembebanan eksisting
Pasal29 menyatakan :
(1) Lampiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2) merupakan acuan
tarif pungut maksimal Penyelenggaraan Jaringan Tetap Lokal KPU
Telekomunikasi selama masa kontrak.
(2) Tarif pungut yang diberlakukan dalam Penyelenggaraan Jaringan Tetap
Lokal KPU Telekomunikasi ditetapkan dalam kontrak berdasarkan
penawaran Penyelenggara Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi.
(3) Tarif pungut sebagaimana yang tercantum dalam Lampiran ini komponennya
terdiri dari tarif interkoneksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(4) Dalam hal struktur dan tarif interkoneksi mengalami perubahan maka tarif
pungut Penyelenggaraan Jaringan Tetap Lokal KPU Telekomunikasi wajib
mengikuti struktur dan tarif interkoneksi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
25. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
17
Pada lampiran PP NOMOR : 32 /PER/M.KOMINFO/10/2008 tersebut tentang
Tarif Pungut Maksimal Penyelenggaraan Jaringan Tetap Lokal KPU
Telekomunikasi mengatur tarif percakapan, tarif SMS dan tarif akses internet
maksimal sebagai berikut :
I. Tarif Percakapan
a. Lokal
- On-net KPU:
Biaya Interkoneksi Originasi Lokal + Maksimum 60% dari Biaya
InterkoneksiOriginasi Lokal;
- Off-net KPU – PSTN/FWA :
Biaya Interkonesi Terminasi Lokal ke PSTN/FWA + Maksimum 60%
dari Biaya Interkonesi Terminasi Lokal ke PSTN/FWA;
- off-net KPU – Seluler : Biaya Interkoneksi Terminasi Lokal ke Seluler +
Maksimum 60% dari Biaya Interkoneksi Terminasi Lokal ke Seluler;
- off-net KPU – Satelit : Biaya Interkoneksi Terminasi ke Satelit +
Maksimum 30% dari Biaya InterkoneksiTerminasi ke Satelit.
b. SLJJ
- On-net KPU :
Biaya Interkoneksi Originasi Jarak Jauh + Maksimum 60% dari Biaya
InterkoneksiOriginasi Jarak Jauh;
- off-net KPU- PSTN/FWA: Biaya Interkonesi Terminasi Jarak Jauh ke
PSTN/FWA + Maksimum60% dari Biaya Interkonesi Terminasi Jarak
Jauh ke PSTN/FWA;
- off-net KPU – Seluler : Biaya Interkoneksi Terminasi Jarak Jauh ke
Seluler + Maksimum60% dari Biaya Interkoneksi Terminasi Jarak Jauh
ke Seluler;
- off-net KPU – Satelit : Biaya Interkoneksi Terminasi ke Satelit +
Maksimum 30% dari Biaya InterkoneksiTerminasi ke Satelit
c. SLI : Biaya Interkoneksi Originasi International+ Maksimum 60% dari
Biaya InterkoneksiOriginasi International + Biaya Terminasi SLI ke
NegaraTujuan
II.Tarif SMS : Maksimum Rp.50,-/pesan.
III. Tarif akses internet maksimum Rp. 3.000/jam
26. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
18
d. Peraturan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi No.247/DIRJEN/2008
Tentang Wilayah Pelayanan Universal Telekomunikasi (WPUT) Beban
Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal (KKPU) Telekomunikasi.
Pada Peraturan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi Nomor
247/DIRJEN/2008 Tentang Wilayah Pelayanan Universal Telekomunikasi
(WPUT) Beban Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal (KKPU)
Telekomunikasi menetapkan delapan diktum diantaranya tentang penetapan
WPUT. WPUT merupakan wilayah penyediaan layanan teleponi (memanggil dan
dipanggil), Short Message Service (SMS) dan Jasa Akses Internet.
e. Peraturan Dirjen Pos dan Telekomunikasi Nomor : 260/DIRJEN/2009
Tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Pos dan
Telekomunikasi Nomor. 247/DIRJEN/2008 Wilayah Pelayanan Universal
Telekomunikasi (WPUT) Beban Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal
(KKPU) Telekomunikasi.
Mengganti dan menambah beberapa Wilayah Pelayanan Universal
Telekomunikasi (WPUT) yang memiliki kemampuan internet (Desa Pinter)
dalam Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi Nomor
247/DIRJEN/2008 tentang Wilayah Pelayanan Universal Telekomunikasi
(WPUT) Beban Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal (KPPU)
Telekomunikasi sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan Direktur
Jenderal Pos dan Telekomunikasi ini.
2. Konsep Universal Service Obligation (USO) Telekomunikasi.
Istilah Universal Service tercatat pertama kalinya dalam kosakata sektor
telekomunikasi pada tahun 1907. Saat itu Presiden perusahaan telekomunikasi
terkemuka AT&T, Theodore Vail, mempopulerkan slogan “One System, One Policy,
Universal Service” dalam laporan tahunan perusahaan tersebut berturut-turut hingga
tahun 1914.Para ahli sejarah dan pengambil kebijakan berpendapat bahwa konsep
27. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
19
yang disampaikan oleh Vail tersebut mengacu kepada kebijakan untuk
mempromosikan affordability jasa telepon melalui subsidi silang (Mueller Jr., 1997).7
Konsep Universal Service kemudian diartikan bahwa setiap rumah tangga
dalam suatu negara memiliki sambungan telepon, biasanya telepon tetap. Namun
mengingat definisi di atas hanya layak untuk negara maju, maka kemudian muncul
pula istilah Universal Access yang bisa dijangkau dan lebih sesuai dengan praktek-
praktek di negara berkembang. Universal Access diartikan bahwa setiap orang
dalam suatu kelompok masyarakat haruslah dapat melakukan akses terhadap
telepon publik yang tidak harus tersedia dirumah mereka masing-masing.Universal
Access ini biasanya dapat diperoleh melalui telepon umum, warung telekomunikasi
atau kios sejenis, multipurpose community center, dan berbagai bentuk fasilitas
sejenis (ITU, 2003). Dalam banyak literatur, kedua istilah Universal Service dan
Universal Access ini kemudian sering dipakai pada saat bersamaan dan sering pula
dipertukartempatkan tanpa mengubah arti masing-masing. Pengertian USO menurut
UU RI Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi pasal 16 ayat 1 :
Kewajiban pelayanan universal (universal service obligation) merupakan
kewajiban penyediaan jaringan telekomunikasi oleh penyelenggara jaringan
telekomunikasi agar kebutuhan masyarakat terutama di daerah terpencil dan atau
belum berkembang untuk mendapatkan akses telepon dapat terpenuhi. Dalam
penetapan kewajiban pelayanan universal, pemerintah memperhatikan prinsip
ketersediaan pelayanan jasa telekomunikasi yang menjangkau daerah berpenduduk
dengan mutu yang baik dan tarif yang layak.
Sebenarnya tujuan konsep Universal Service dan Universal Access tidaklah
semata-mata untuk menyediakan fasilitas telekomunikasi kepada seseorang atau
kelompok masyarakat saja, tetapi adalah untuk :
a. meningkatkan produktifitas dan pertumbuhan ekonomi;
7
Purnomo,Bambang,(2010), ”Program USO Telekomunikasi di Indonesia,Palembang”, Blog, 15 April 2010
28. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
20
b. mempromosikan proses kohesi sosial dan politik melalui pembauran komunitas
yang terisolir dengan komunitas umum/maju;
c. meningkatkan cara dan mutu penyampaian jasa-jasa publik pemerintah;
d. memacu keseimbangan distribusi populasi; dan
e. menghilangkan kesenjangan sosial dan ekonomi antara information rich dan
information poor.
Manfaat dari adanya fasilitas USO secara garis besar adalah pertama menjaga
keutuhan NKRI, kedua meningkatkan Ekonomi Daerah dan ketiga dengan meninjau
dari aspek sosial, sebagai berikut :8
a. Menjaga Keutuhan RI maksudnya antara lain adanya fasilitas USO dapat
dijadikan sarana informasi untuk kepentingan nasional, mengurangi gap dengan
daerah perbatasan dan memudahkan koordinasi daerah.
b. Meningkatkan Ekonomi Daerah, maksudnya dengan adanya fasilitas USO dapat
dibangun komunikasi yang akan membantu memperlancar perdagangan antar
daerah, sehingga dapat memperlancar supply – demand komoditas baru.
c. Aspek Sosial, maksudnya dengan adanya komunikasi, masyarakat akan tahu
harga – harga komoditas setempat, sehingga dapat terhindar dari penipuan harga.
Manfaat lainnya adalah terjalinnya silaturahmi antar warga dan meningkatkan
pengetahuan masyarakat.
Dalam Permen Kominfo Nomor 32/PER/M.KOMINFO/10/2008 tentang
Kewajiban Pelayanan Universal Telekomunikasi, pasal 23 menyatakan :
Penyedia KPU Telekomunikasi harus menerapkan prinsip-prinsip teknologi netral,
Kualitas pelayanan (quality of service) dan Harga yang terjangkau bagi masyarakat.
3. Wilayah Pelayanan Universal Telekomunikasi (WPUT)
8
BTIP, disampaikan Pada Diskusi “Kesiapan Infrastruktur Indonesia Bagian Timur untuk Menghadapi Masalah
Kesenjangan Digital dan Peningkatan E-Literacy”,Manado, 24 April 2010
29. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
21
Penetapan wilayah USO berdasarkan peraturan menteri komunikasi dan
Informatika No:32/PER/M.KOMINFO/10/2008 tentang Kewajiban Pelayanan
Universal Telekomunikasi Peraturan DirJen Pos dan Telekomunikasi
No:260/DIRJEN/2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Pos dan
Telekomunikasi Nomor. 247/DIRJEN/2008 Wilayah Pelayanan Universal
Telekomunikasi (WPUT) Beban Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal (KKPU)
Telekomunikasi, Peraturan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi
Nomor:260/DIRJEN/2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Pos
dan Telekomunikasi Nomor. 247/DIRJEN/2008 Wilayah Pelayanan Universal
Telekomunikasi (WPUT) Beban Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal (KKPU)
Telekomunikasi.
Wilayah Pelayanan Universal Telekomunikasi (WPUT) terdiri dari WPUT Desa
Berdering dan WPUT Desa Pinter maka penelitian ini mengacu Kebijakan Pelayanan
Universal pada progam pembangunan desa berdering dan desa pinter. Desa berdering
adalah salah satu program USO dengan fasilitas voice telephoni, SMS (Short Message
Service) dan akses internet. Sedangkan desa pinter merupakan program USO yang
mendapat fasilitas Voice telephoni, SMS (Short Message Service), akses internet
ditambah satu buah PC.
1. Jumlah Desa Berdering WPUT.
Dalam program ini telah ditetapkan target wilayah pelayanan universal
36.471 desa, tersebar diseluruh Indonesia kecuali DKI Jakarta. Wilayah USO
dibagi dalam sebelas blok area, peta wilayah USO untuk desa berdering
diperlihatkan pada Gambar 2.2 USO Area 2009-2014 sebagai berikut :
30. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
22
Gambar 2.2
USO AREAS (11 Region) 2009 – 2014: 31,824 villages9
Sumber: BTIP,2010
Penjelasan Peta :
1. Area I terdiri dari Nangroe Aceh Darussalam, Sumatra Utara dan Sumatra
Barat
2. Area II terdiri dari Jambi, Riau, Kepulauan Riau dan Bangka Blitung
3. Area III terdiri dari Sumatra Selatan, Bengkulu dan Lampung
4. Area IV terdiri dari Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah
5. Area V terdiri dari Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan
6. Area VI terdiri dari Sulawesi Utara, Gorontalo dan Sulawesi Tengah
7. Area VII terdiri dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara
8. Area VIII terdiri dari Papua dan Papua Barat
9. Area IX terdiri dari Maluku dan Maluku Utara
10. Area X terdiri dari NTB, NTT dan Bali
11. Area XI terdiri dari Jawa
Jumlah desa berdering sesuai dengan target program WPUT untuk setiap area
dapat dilihat pada Tabel 2.1 Target Jumlah Desa untuk Program WPUT Tahun
2009 sebagai berikut :
9
Kepala BTIP yang disampaikan dalam seminar “Kesiapan Infrastruktur Indonesia Bagian Timur untuk
Menghadapi Masalah Kesenjangan Digital dan Peningkatan E-Literacy”,Manado, 24 April 2010
31. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
23
Tabel 2.1. Target Jumlah Desa untuk Program WPUT
Tahun 2009
No Propinsi ∑Desa No Propinsi ∑Desa No Propinsi ∑Desa
1 NAD 5.264 12 Jabar 1.196 23 Sulsel 1.134
2 Sumut 3.561 13 Jateng 2.921 24 Sulbar 237
3 Sumbar 1.695 14 DIY 30 25 Sulteng 745
4 Jambi 838 15 Jatim 2.303 26 Sultra 1.053
5 Riau 872 16 Bali 201 27 Sulut 563
6 Kepri 90 17 NTB 247 28 Gorontalo 196
7 Babel 167 18 NTT 2.091 29 Maluku 720
8 Bengkuli 1.015 19 Kalbar 1.026 30 Malut 589
9 Sumsel 1.891 20 Kalteng 1.131 31 Irjabar 768
10 Lampung 805 21 Kaltim 879 32 Papua 247
11 Banten 666 22 Kalsel 1.330 33 Total 36.471
Sumber:Ditjen Postel, 2009
Berdasarkan sebaran desanya, jumlah desa yang paling banyak masuk
program WPUT adalah Sumatra diikuti Jawa. Sedangkan berdasarkan sebaran
Propinsi, Nangro Aceh Darussalam (NAD) menjadi propinsi yang paling banyak
desanya masuk dalam program WPUT seperti yang dijelaskan pada tabel 2.1 target
jumlah desa untuk program WPUT.
2. Jumlah Desa Pinter.
Program desa Pakai Internet (Desa PINTER) adalah program pemerintah
lainnya dalam rangka kewajiban pelayanan telekomunikasi, melalui teknologi
internet untuk mendukung kegiatan di pedesaan khususnya yang terkait dengan
informasi ekonomi, misalnya pertanian. Sampai Desember 2009 telah terealisasi
100 desa dalam program desa pinter, tersebar di 22 propinsi di wilayah Indonesia
kecuali Sulawesi, Maluku dan Papua.10
10
Data statistik Semester II tahun 2009, Ditjen Postel
32. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
24
Gambar 2.3. USO DEPLOYMENT 2010 MAP
(INTERNET)
Sumber: BTIP,2010
Keterangan peta :
Paket 1: meliputi Nanggro Aceh Darussalam dan Sumatra Utara;
Paket 2 : meliputi Sumatra Barat, Riau, Bengkulu da Jambi.
Paket 3 : meliputi Sumsel, Lampung, Kep. Bangka & Kepri.
Paket 4 : meliputi Jabar & Banten
Paket 5 : meliputi Jateng & DIY. Yogya
Paket 6 : Jatim
Paket 7 : Bali, NTB & NTT
Paket 8 : Kalbar, Kalsel, Kalteng & Kaltim
Paket 9 : Maluku, Malut, Irjabar dan Papua
Paket 10 : Sulut, Gorontalo & Sulteng
Paket 11 : Sulbar, Sulsel & Sultra
33. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
25
BAB III
METODOLOGI
A. Pendekatan Penelitian
Dalam studi ini menggunakan penelitian eksplanatory dengan pendekatan
kuantitatif yang didukung dengan pendekatan kualitatif. Penelitian explanatory yaitu
penelitiain yang menjelaskan tentang mengapa sesuatu itu dapat terjadi, apa hubungan
sebab akibatnya dan efek apa yang akan terjadi selanjutnya (Rosady Ruslan, 2008 : 52).
Sedangkan menurut Hamidi (2007 : 13) penelitian eksplanasi yaitu mengungkapkan
hubungan antara dua atau lebih konsep atau variabel dari suatu fenomena sosial.
Pendekatan kuantitatif dengan melakukan survei kepada masyarakat disekitar fasilitas
USO, sedangkan pendekatan kualitatif dengan wawancara kepada pengelola USO dan
aparat desa serta pengamatan lapangan.
B. Lokasi Penelitian
34. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
26
Lokasi penelitian Pemanfaatan Fasilitas USO Sebagai Penyediaan Jasa Akses
Telekomunikasi dan Informatika meliputi sembilan wilayah propinsi yaitu Sumatera
Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa
Tenggara Timur dan Kalimantan Barat. Pemilihan lokasi tersebut dipilih secara
purposive dengan mempertimbangkan pembangunan fasilitas USO yang homogen di
setiap wilayah yaitu sudah dibangun desa berdering dan desa pinter.
Pemilihan lokasi desa survei pada setiap wilayah propinsi dilakukan secara
purposive yaitu desa yang telah dibangun dan dioperasikannya fasilitas USO. Disetiap
propinsi dipilih 4 (empat) desa (1 desa pinter dan 3 desa berdering), sehigga jumlah
desa survei sebanyak 36 desa.
Lokasi penelitian secara rincin terdapat pada tabel 3.1 di bawah ini :
Tabel.3.1. Lokasi Penelitian
No Propinsi Kecamatan Desa / Kelurahan
1. Sumatera Utara Bandar Marsilam a. Bandar Rejo (Desa Pinter)
b. Bandar Silou (Desa Berdering)
c. Bandar Marsilam I (Desa Berdering)
d. Bandar Marsilam II (Desa Berdering)
2. Sumatera Barat Kuranji dan Singkarak a. Anak Air (Desa Pinter)
b. Kuranji (Desa Berdering)
c. Kayu Kalek (Desa Berdering)
d. Kacang Biteh (Desa Berdering)
3. Bengkulu Malabro dan
Bermalihulu
a. Pal 100 (Desa Pinter)
b. Taba Terujam (Desa Berdering)
c. Taba Pasma (Desa Berdering)
d. Malabro (Desa Berdering)
4. Jambi Bangko a. Sungai Jering (Desa Pinter)
b. Sekacing (Desa Berdering)
c. Bedeng Rejo (Desa Berdering)
d. Sungai Nilau (Desa Berdering)
5. Jawa Barat Cibatu dan
Pasawahan Anyar
a. Wanawali (Desa Pinter)
b. Margasahan (Desa Berdering)
c. Warung Kadu (Desa Berdering)
d. Pasawahan Anyar (Desa Berdering)
6. Jawa Tengah Selo dan Musuk a. Tlogolele (Desa Pinter)
b. Mriyan (Desa Berdering)
c. Lanjaran (Desa Berdering)
d. Cluntang (Desa Berdering)
7. Jawa Timur Bangkalan a. Trogan (Desa Pinter)
b. Ko’ol (Desa Berdering)
c. Bantean (Desa Berdering)
d. Tolbuk (Desa Berdering)
8. Nusa Tenggara
Timur
Amarasi Timur a. Pakubaun (Desa Pinter)
b. Oebes (Desa Berdering)
35. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
27
No Propinsi Kecamatan Desa / Kelurahan
c. Rabeka (Desa Berdering)
d. Enoraen (Desa Berdering)
9. Kalimantan Barat Landak a. Mengkunyit (Desa Pinter)
b. Amboyo Selatan (Desa Berdering)
c. Tebedak (Desa Berdering)
d. Raja (Desa Berdering)
Sumber : Data diolah
C. Populasi dan Sampel
Populasi untuk penelitian adalah masyarakat di sekitar pembangunan fasilitas
USO telekomunikasi. Penetapan jumlah sampel adalah 25 responden untuk setiap desa
dengan menggunakan Quota sampling, sehingga jumlah sampel sebanyak 100
responden perwilayah survey dengan merujuk pada Handbook of Quality of Service and
Network Performance (ITU, 2004:108) dimana metode pengumpulan data dengan cara
survey (tanggapan pengguna) membutuhkan sedikitnya 100 responden per wilayah
survey. Total keseluruhan sampel sebanyak 900 responden.
Teknik pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling atau secara
kebetulan. Metode pengambilan sampel ini bila tidak tahu pasti jumlah populasi unit
analisis. Tidak didapatkan keterangan mengenai populasi di lokasi survey Pada
prosedur ini sampel dipilih berdasarkan anggota populasi yang pertama kali berhasil
dijumpai sampai batas tertentu (Soetrisno dan Rita Hanafie, 2007 : 188). Unit
analisisnya individu yang berumur antara 15 tahun sampai 60 tahun.
Mengingat teknik pemilihan lokasi survei dan pengambilan sampel yang
keduanya termasuk dalam nonprobability sampling, maka hasil penelitian ini tidak
dapat digunakan untuk generalisasi semua wilayah di Indonesia, melainkan hanya
berlaku pada wilayah survei.
Data sampel setiap lokasi penelitian terdapat pada tabel 3.2 di bawah ini :
Tabel.3.2. Data Sampel Setiap Lokasi Penelitian
No Propinsi Desa / Kelurahan Total
1. Sumatera Utara a. Bandar Rejo
b. Bandar Silou
c. Bandar Marsilam I
d. Bandar Marsilam II
25
25
25
25
36. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
28
2. Sumatera Barat a. Anak Aie
b. Kayu Kalek
c. Kuranji
d. Kacang Bateh
25
25
25
25
3. Bengkulu a. Pal 100
b. Taba Terujam
c. Taba Pasma
d. Malabro
25
25
25
25
4. Jambi a. Sungai Jaring
b. Sekacing
c. Bedang Rejo
d. Sungai Nilao
25
25
25
25
5. Jawa Barat a. Wanawali
b. Margasahan
c. Warung Kadu
d. Pasawahan Anyar
25
25
25
25
6. Jawa Tengah a. Tlogolele
b. Mriyan
c. Lanjaran
d. Cluntang
25
25
25
25
7. Jawa Timur a. Trogan
b. Siaga Ko’ol
c. Bantean
d. Tolbuk
25
25
25
25
8. Nusa Tenggara
Timur
a. Pakubaun
b. Oebes
c. Rabeka
d. Enoraen
25
25
25
25
9. Kalimantan Barat a. Mengkunyit
b. Ambayo
c. Tebedak
d. Raja
25
25
25
25
TOTAL 900
Sumber : Data diolah
D. Teknik pengumpulan data.
37. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
29
1. Data Kuantitatif
1). Sumber Data Primer.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang
diberikan kepada responden, dengan pertanyaan tertutup dalam bentuk chek
list. Data yang diperlukan adalah data berkaitan dengan pemanfaatan fasilitas
USO oleh masyarakat disekitar fasilitas USO di wilayah tersebut.
2).Sumber Data Sekunder.
Data sekunder diperoleh dari literatur, internet serta data dari instansi lain
yang terkait dengan USO.
2. Data Kualitatif.
Data kualitatif diperlukan untuk mendukung dalam analisis dari data kuantitaif. Data
kualitatif ini diperlukan untuk penajaman analasisi data kuantitatif, mengingat data
penelitian survey dengan metode sampling kurang akurat. Teknik pengumpulan data
kualitatif dilakukan dengan Wawancara, Dokumentasi dan teknik keabsahab data
dengan Triangulasi/gabungan dan pengamatan lapangan.
Pilihan teknik tersebut dengan pertimbangan, menurut Sugiyono (2007:85) tujuan
penelitian kualitatif bukan semata-mata mencari kebenaran, tetapi lebih kepada
pemahaman subyek terhadap dunia sekitarnya. Dalam memahami dunia sekitarnya ,
mungkin subyek salah, karena tidak sesuai dengan teori dan hukum.
1). Wawancara:
Esterberg (2002) yang ditulis kembali oleh Sugiyono, menyatakan macam-
macam wawancara :11
(a). Wawancara terstruktur (Structured interview)
Digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul
data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh
11
Sugiyono(2007),”Memahami penelitian Kualitatif”, Alfabeta, Bandung.
38. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
30
(1) Instrumen penelitian, berupa pertanyaan tertulis, dengan alternatif
jawabannya telah disiapkan;
(2) Setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan peneliti
mencatatnya;
(3) Dapat gunakan alat bantu tape recorder, gambar , brosur dan lainya.
(b). Wawancara Semiterstruktur (Semistructure Interview).
Termasuk dalam kategori in-dept interview, yang tujuannya untuk
menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang
diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya.
(c). Wawancara tak berstruktur (unstructured interview).
Wawancara yang bebas, peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara
yang telah tersusun secara sistematis, pedoman wawancara hanya berupa
garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
2). Teknik Keabsahan Data
Teknik keabsahan data denganTriangulasi artinya teknik pengumpulan data
yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan
sumber data yang telah ada.Tujuan triangulasi bukan mencari kebenaran
suatu fenomena, tetapi meningkatkan pemahaman peneliti terhadap apa yang
telah ditemukan.
(1). Triangulasi Teknik dalam hal ini Peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari
sumber yang sama. Misalnya dengan observasi, wawancara dan
dokumen.
(2). Triangulasi Sumber, Peneliti mendapatkan data dari sumber yang
berbeda dengan teknik yang sama.
3) Dokumen
39. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
31
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu. Dalam hal ini
antara lain, peraturan kebijakan, hasil penelitian yang telah dilaksanakan,
laporan kinerja perusahaan , serta laporan tahunan.
4) Pengamatan di Lapangan
Data hasil pengamatan lapangan diperoleh dari pengamatan petugas survey
pada saat melaksanakan survey dan wawancara pada reponden.
E. Teknik analisis data.
Analisis akan dilakukan terhadap data kuantitatif dan data kualitatif untuk dapat
menjawab pertanyaan dalam permasalahan penelitian terkait dengan pemanfaatan
fasilitas USO.
1. Analisis Data Kuantitatif
1) Analisis untuk pengguna:
Analisis dilakukan dengan menggunakan modifikasi model UTAUT.
Pengembangan model UTAUT dalam penelitian pada diagram sebagai
berikut :
Performance
Expectancy
Behavioral
Intention
Facilitating
Conditions
Social
Influence
Effort
Expectancy Use Behavior
Gender ExperienceAge
Voluntariness
of Use
PE2PE3
SI 6
SI 7
SI 8
UB15 UB16UB 14
VU 17
FC 9 .
Accesibility
FC10.
Availibility
FC11.
Affordability
FC12.
Acceptability
FC 9 a
FC 9 b
FC 9 c
FC 9 d
FC10a
FC10b
FC11a FC11b FC12a FC12b
H1a
H2a
H1b
H2b H3b
H1c H2c
H3c
H4c
H1d
H2d
Hd
He
EE 4
EE 5
PE1
BI13
Hb
Hc
Ha
Gambar 3.1. Model untuk penelitian dengan modifikasi Model UTAUT .
40. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
32
1) Variabel-variabel penelitian
Pemanfaatn fasilitas USO sebagai penyedia jasa akses telekomunikasi
dan informatika memiliki variabel-variabel sebagaimana terdapat dalam
tabel 3.3 di bawah ini :
Tabel. 3.3.Variabel-variabel Penelitian
Variabel
Laten
Definisi Kode Indikator Kode
Performance
Expectation atau
Harapan Kinerja
Performance Expectation
merupakan tingkatan
keyakinan masyarakat,
bahwa dengan
menggunakan telepon
desa/ fasilitas USO akan
membantu masyarakat
menghasilkan performasi
kerja yang maksimal.
PE Fasilitas Telepon Umum Desa
membantu saya dalam
berkomunikasi
PE1
Fasilitas Telepon Umum Desa
membantu meningkatkan
penghasilan saya
PE2
Fasilitas Telepon Umum Desa
(telepon/SMS) memberikan
dampak keuntungan terhadap
pekerjaan sehari-hari
PE3
Effort
Expectancy atau
Kemudahan
Menggunakan
Sistem
Effort Expectancy / Ease
of Use didefinisikan
sebagai derajat kemudahan
yang dikaitkan dalam
penggunaan sistem.
EE Fasilitas Telepon Umum Desa
mudah dipahami
penggunaannya
EE4
Penggunaan Perangkat
Telepon Umum Desa mudah
dipelajari
EE5
Social
Influences atau
Pengaruh Sosial
Social Influences
didefinisikan sebagai
sejauh mana seorang
individu memandang
pentingnya faktor
lingkungan kerjanya
(dalam hal ini lingkup
sosial) dalam penggunaan
sistem baru. Social
Influences menghasilkan
hipotesis H3
SI Saya menggunakan fasilitas
Telepon Umum Desa atas
motivasi/dorongan orang lain
SI6
Lingkungan di daerah saya
mempengaruhi saya dalam
menggunakan fasilitas
Telepon Umum Desa
SI7
Orang yang menggunakan
fasilitas Telepon Umum Desa
di daerah saya dianggap lebih
modern daripada yang tidak
menggunakan
SI8
Facilitating
Conditions atau
Kondisi yang
Memfasilitasi
Facilitating Condition
didefinisikan sebagai
tingkat dimana seseorang
percaya bahwa sebuah
organisasi dan
FC Keberadaan Telepon Umum
Desa
FC9
Lokasi fasilitas Telepon
Umum Desa mudah dicapai
FC9a
Di daerah saya terdapat sarana FC9b
41. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
33
infrastruktur teknis yang
ada untuk mendukung
penggunaan sistem.
transportasi menuju ke
Telepon Umum Desa
(misalnya angkutan umum)
Terdapat petunjuk arah yang
jelas untuk mencapai sarana
Telepon Umum Desa
FC9c
Penempatan fasilitas USO
sekarang sudah sesuai
FC9d
Ketersediaan Perangkat FC10
Jumlah fasilitas Telepon
Umum Desa mencukupi
FC10a
Perangkat Telepon Umum
Desa yang tersedia berfungsi
FC10b
Keterjangkauan FC11
Terdapat daftar tarif untuk
pengguna Telepon Umum
Desa
FC11a
Tarif yang dikenakanuntuk
fasilitas Telepon Umum Desa
terjangkau
FC11b
Penerimaan FC12
Terdapat panduan penggunaan
untuk Telepon Umum Desa
FC12a
Keberadaan fasilitas Telepon
Umum Desa diterima
(berdampak positif) di daerah
saudara
FC12b
Behavioral
Intention atau
Niat
Membiasakan
Diri untuk
Menggunakan
Behavioral Intention:
didefinisikan sebagai
perilaku utama organisasi
dalam penerimaan
teknologi. Konsisten
dengan teori yang
mendasari semua pengaruh
terhadap Behavioral
Intention diatas,
diharapkan bahwa
Behavioral Intention akan
memiliki pengaruh positif
yang signifikan pada
penggunaan teknologi.
BI Fasilitas Telepon Umum Desa
(telepon/SMS) akan
membantu rutinitas pekerjaan
sehari-hari
BI13
Use Behavior
atau Kebiasaan
Penggunaan
Use Behavioral:
didefinisikan sebagai
perilaku yang ingin dicapai
dalam penggunaan
teknologi.
UB Fasilitas Telepon Umum Desa
telah saya gunakan untuk
kegiatan sehari-hari
UB14
Fasilitas Telepon Umum Desa
lebih sering digunakan untuk
menghubungi nomor telepon
lain
UB15
Fasilitas Telepon Umum Desa
lebih sering digunakan untuk
menerima informasi
UB16
42. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
34
Sumber : Venkatesh et. Al., 2003 dan data diolah
Moderating Variabel Definisi
Gender Gender didefinisikan adalah perbedaan yang tampak antara laki-laki dan
perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku
Age Age didefinisikan adalah batas usia seseorang
Experience Experience didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang pernah dialami
(dijalani, dirasai, ditanggung, dsb)
Voluntary of Use atau
Mengajak untuk
Menggunakan
Voluntary of Use didefinisikan perilaku seseorang mengajak orang lain
untuk ikut menggunakan teknologi
Sumber : Venkatesh et. Al., 2003 dan data diolah
2) Hipotesis penelitian
Hipotesis menyatakan hubungan apa yang ingin diketahui atau yang
ingin dipelajari. Hipotesis-hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
H1a : Hubungan antara Harapan kinerja (Performance Expectation)
terhadap Niat membiasakan diri menggunakan sistem (behavioral
Intention) dipengaruhi oleh moderating gender
H2a: Hubungan antara Harapan kinerja (Performance Expectation)
terhadap Niat membiasakan diri menggunakan sistem (behavioral
Intention) dipengaruhi oleh moderating age
H1b: Hubungan antara Kemudahan menggunakan sistem (Effort
Expectancy) terhadap Niat membiasakan diri untuk menggunakan
sistem (behavioral Intention) dipengaruhi oleh moderating
variabel gender
H2b: Hubungan antara Kemudahan menggunakan sistem (Effort
Expectancy) terhadap Niat membiasakan diri menggunakan sistem
(behavioral Intention) dipengaruhi oleh moderating variabel usia
(age)
H3b: Hubungan antara Kemudahan menggunakan sistem (Effort
Expectancy) terhadap Niat membiasakan diri untuk menggunakan
sistem (behavioral Intention) dipengaruhi oleh moderating
variabel pengalaman menggunakan fasilitas atau sistem
(experience)
H1c: Hubungan antara Pengaruh lingkungan sosial/masyarakat (Social
Influence) terhadap Niat membiasakan diri untuk menggunakan
sistem (behavioral Intention) dipengaruhi oleh moderating
variabel gender
H2c: Hubungan antara Pengaruh lingkungan sosial/masyarakat (Social
Influence) terhadap Niat membiasakan diri untuk menggunakan
43. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
35
sistem (behavioral Intention) dipengaruhi oleh moderating
variabel age
H3c: Hubungan antara Pengaruh lingkungan sosial/masyarakat (Social
Influence) terhadap Niat membiasakan diri untuk menggunakan
sistem (behavioral Intention) dipengaruhi oleh moderating
variabel experience
H4c: Hubungan antara Pengaruh lingkungan sosial/masyarakat (Social
Influence) terhadap Niat membiasakan diri menggunakan sistem
(behavioral Intention) dipengaruhi oleh moderating variabel
perilaku seseorang untuk menggunakan teknologi (voluntariness
of use)
H1d: Hubungan antara kondisi yang mendukung penggunaan sistem
(Fasilitating Condition) terhadap kebiasaan untuk menggunakan
sistem (Use Behaviour) dipengaruhi oleh moderating variabel age
H2d: Hubungan antara Kondisi yang yang mendukung penggunaan
sistem (Fasilitating Condition) terhadap kebiasaan untuk
menggunakan sistem (Use Behaviour) dipengaruhi oleh
moderating variabel pengalaman menggunakan sistem
telekomunikasi (experience)
Ha : Harapan kinerja (Performance Expectation) berpengaruh positif
terhadap Niat membiasakan diri untuk menggunakan sistem
(Behavioral Intention)
Hb : Harapan usaha (Effort Expectancy) berpengaruh positif terhadap
Niat membiasakan diri untuk menggunakan sistem (Behavioral
Intention)
Hc : Pengaruh lingkungan sosial/masyarakat (Social Influence)
berpengaruh positif terhadap kebiasaan menggunakan sistem
(Behavioral Intention)
Hd : Niat membiasakan diri untuk menggunakan (Behavioral Intention)
berpengaruh positif terhadap kebiasaan menggunakan sistem (Use
Behaviour)
He: Kondisi yang kondisi yang mendukung penggunaan sistem
(Facilitating condition) berpengaruh positif terhadap kebiasaan
untuk menggunakan sistem (Use Behaviour).
2) Analis Bukan Pengguna
Analis bukan pengguna dilakukan dengan menggunakan analisis statistic
deskriptif
Di lingkungan fasilitas USO kemungkinan akan ditemukan masyarakat
bukan pengguna,yang analisis datanya datanya tidak sesuai dengan model
UTAUT, maka Analisis akan dilakukan dengan statistik deskriptif, yaitu
mendeskripsikan atau menggambarkan data lapangan apa adanya tanpa
bermaksud untuk generalisasi.
44. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
36
2. Analisis data kualitatif
Analisis data akan menggunakan analisis data Model Interaktif dari Miles dan
Huberman (1944:12), yang dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.2. Komponen dalam analisis data (interactive model).
Sumber: Sugiyono(2007),”Memahami Penelitian Kualitatif”,hal 94
a. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Sehingga dapat memberi gambaran yang lebih jelas, antara lain dapat
membuat kategorisasi, mengambil data yang pokok-pokok dan membuang
data yang tidak diperlukan.
b. Data Display (penyajian data)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dalam bentuk uraian singkat,
bagan, hubungan antar kategori atau flowchart, dapat juga berupa matrik,
grafik, network/jejaring kerja, dan grafik.
F. Pola Pikir.
Pola Pikir dari Penelitian ini menggambarkan proses dari Penelitian Pemanfaatan
Fasilitas USO sebagai Penyediaan Jasa Akses Telekomunikasi dan Informatika, dari
gambaran umum obyek penelitian dan permasalahannya, kemudian analisis data yang
dipengaruhi olen lingkungan dan dengan tetap memperhatikan ketentuan perundang-
undangan bidang telekomunikasi. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
Data Collection
Data reduction
Conclusions:
drawing/verifying
Data display
45. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
37
rekomendasi untuk meningkatkan pemanfaatan fasilitas USO yang diharapkan goalnya
adalah memperkecil digital devide. Lebih jelasnya dapat dilihat pada pola pikir dibawah
ini :
Pola Pikir
Studi Pemanfaatan Fasilitas USO sebagai Penyediaan Jasa Akses Telekomunikasi
dan Informatika.
Keterangan Gambar Pola Pikir:
1. Input, menyajikan gambaran umum fasilitas USO saat ini.
2. Subyek, adalah pihak yang berkepentingan dengan penyelenggaraan Kewajiban
Pelayanan Universal Telekomunikasi.
3. Obyek, yang diteliti dalam penulisan ini, yaitu fasilitas USO untuk desa berdering dan
desa pinter.
4. Metode, adalah pendekatan untuk melakukan analisis, dalam hal ini dengan
pendekatan kuantitatif yang didukung dengan pendekatan kualitatif
Gambaran
umum
Fasilitas
USO saat
ini
Masyarakat
di sekitar
USO
Pengelola
USO
Aparat
desa
Fasilitas USO
(desa
berdering dan
desa pinter)
Pendekatan
Kuantitatif
Analisis data
menggunakan
model UTAUT
dan statistik
deskriptif,
triangulasi
UUD 45 pasal 28F
UU No.36Thn 1999
PP 52 Tahun 2000
Permen
N0.32/PER/M.KOMINFO/10/2008
Peraturan dirjen 247
Peraturan dirjen 26
0
Perkembangan Teknologi
Kesepakatan Internasional dan regional
Ekonomi, sosial , budaya masyarakat
Rekomendasi
peningkatan
pemanfaatanf
asilitas USO
Memperkecil
digital devideENVIRONMENTAL INPUT
OUTPUT
OUTCOME
(GOAL)
UMPAN BALIK
INPUT
METODEOBYEKSUBYEK
INSTRUMENTAL INPUT
46. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
38
5. Instrumental Input, adalah kebijakan yang menjadi landasan penyelenggaraan
Pelayanan Universal Telekomunikasi Telekomunikasi
6. Environmental Output, adalah pengaruh eksternal Perkembangan Teknologi,
kesepakatan Internasional dan regional, kondisi ekonomi, sosial dan budaya
masyarakat
7. Output, adalah rekomendasi berdasarkan hasil penelitian terkait pemanfaatan fasilitas
USO di wilayah survei
8. Outcome, adalah merupakan tujuan jangka panjang (goal) dari dibangunnya fasilitas
USO, untuk memperkecil digital devide.
47. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
39
BAB IV
DATA DAN INFORMASI
A. DATA PRIMER
1. Pengguna Telepon Umum Desa dan Internet dan Bukan Pengguna Telepon
Umum Desa dan Internet (fasilitas USO)
Total jumlah Pengguna dan Bukan Pengguna telepon umum desa dan internet di
sembilan wilayah lokasi survei, dapat disampaikan sebagai berikut : (Tabel IV.1)
Tabel IV.1 Jumlah Pengguna dan Bukan Pengguna
Telepon Umum Desa dan Internet di sembilan wilayah lokasi (n=900)
Responden
Jumlah
Responden
Pengguna Telepon Umum Desa di Desa Berdering. 392
Pengguna telepon umum desa di Desa Pinter 51
Pengguna internet di Desa Pinter 101
Bukan Pengguna 356
Jumlah Reponden 900
Sumber: kuesioner, 2010
Tabel IV.1 menunjukan data pengguna dan bukan pengguna dari sembilan
wilayah lokasi survei yaitu Bengkulu, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Kalimantan Barat, NTT, Sumatra Barat dan Sumatra Utara. Setiap wilayah survei
terdiri dari satu desa pinter dan tiga desa berdering.
Gambar IV.1 menunjukan prosentase pengguna dan Bukan Pengguna yaitu dari
900 responden, 43% menyatakan sebagai Pengguna Telepon UmumDesa di Desa
Berdering, 11% responden menyatakan sebagai Pengguna Telepon Umum Desa di
Desa Pinter, 6% menyatakan sebagai Pengguna Internet di Desa Pinter namun 40%
responden menyatakan Bukan Pengguna, seperti tergambar pada gambar IV.1
Dari 900 responden, dengan komposisi Jumlah Pengguna dan Non Pengguna Per
Wilayah Survei dapat dilihat pada Tabel IV.2 sebagai berikut :
Secara umum Pengguna Telepon Umum Desa di desa Berdering ada disembilan
wilayah survei walaupun tidak merata, namun untuk Pengguna telepon umum desa di
Desa Pinter, hanya Bengkulu, Jambi, Jawa Barat dan Jawa Tengah yang ada
sedangkan di Jawa Timur, Kalimantan Barat, NTT, Sumatra Barat dan Sumatra Utara
tidak ada Pengguna Telepon Umum Desa di Desa Internet.
48. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
40
Tabel IV.2. Jumlah Pengguna dan Bukan Pengguna Fasilitas USO berdasarkan wilayah lokasi survei
Tahun 2010, n=900
Responden Bengkulu Jambi
Jawa
Barat
Jawa
Tengah
Jawa
Timur
Kalimantan
Barat
NTT
Sum
Barat
Sumatra
Utara
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pengguna Telepon Umum Desa di
Desa Berdering.
55 57 39 45 51 23 40 33 49 392
Pengguna telepon umum desa di
Desa Pinter
24 5 11 11 0 0 0 0 0 51
Pengguna internet di Desa Pinter 1 3 1 12 6 16 25 18 19 101
Bukan Pengguna 20 35 49 32 43 61 35 49 32 356
Jumlah Reponden 100 100 100 100 100 100 100 100 100 900
49. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
41
2. Profil Pengguna
Profil pengguna dibedakan atas tiga yaitu Profil Pengguna Telepon
Umum Desa di Desa Berdering, Profil Pengguna Telepon Umum Desa di Desa
Pinter dan Pprofil Pengguna Internet di Desa Pinter dengan uraian sebagai
berikut:
a. Profil Pengguna Telepon Umum Desa di Desa Berdering
Pengguna Telepon Umum Desa di Desa Berdering sebanyak 392
responden, berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir,
Pekerjaan, Penghasilan Perbulan dan Informasi keberadaan fasilitas
Telepon Umum Desa, dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Berdasarkan Usia
2) Berdasarkan Jenis Kelamin.
3) Berdasarkan Pendidikan Terakhir
50. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
42
4) Berdasarkan Pekerjaan
5) Berdasarkan Penghasilan Per Bulan
6) Cara mendapatkan informasi keberadaan fasilitas Telepon Umum
desa di Desa Berdering.
b. Profil Pengguna Telepon Umum Desa di Desa Pinter.
51. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
43
Pengguna Telepon Umum Desa di Desa Pinter sebanyak 51
responden, berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir,
Pekerjaan, Penghasilan Perbulan dan Informasi keberadaan fasilitas
Telepon Umum Desa, dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Berdasarkan Usia
2) Berdasarkan Jenis Kelamin.
3) Berdasarkan Pendidikan
4) Berdasarkan Pekerjaan
52. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
44
5) Berdasarkan Penghasilan per Bulan.
6) Berdasarkan cara mendapatkan informasi keberadaan Telepon
Umum Desa.
c. Profil Pengguna Internet di Desa Pinter.
1) Pengguna Internet berdasarkan Usia
53. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
45
2) Berdasarkan Jenis Kelamin
3) Berdasarkan Pendidikan
4) Berdasarkan Pekerjaan
54. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
46
5) Berdasarkan Penghasilan per Bulan
6) Berdasarkan cara mendapatkan informasi keberadaan internet
3. Tanggapan terhadap fasilitas telepon umum desa.
a. DIMENSI EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA
1) Pengguna Telepon Umum Desa Pada Desa Berdering, ditinjau dari
dimensi Ekonomi, Sosial dan Budaya.
a) Fasilitas Telepon Umum Desa Responden gunakan untuk :
55. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
47
b) Intensitas penggunaan Telepon Umum Desa dalam sebulan di Desa
Berdering
c) Keperluan penggunaan fasilitas USO
d) Pengalaman pernah menggunakan alat telekomunikasi selain Telepon
Umum Desa
56. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
48
e) Biaya belanja pemakaian telepon umum desa dalam sebulan
2) Pengguna Telepon Umum Desa Pada Desa Pinter
Jumlah pengguna telepon umum desa di desa pinter berjumlah 51
responden, yang memberikan tanggapan sebagai berikut:
a.Fasilitas Telepon Umum Desa yang digunakan
57. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
49
b.Intensitas penggunaan fasilitas Telepon Umum Desa dalam sebulan
a. Keperluan penggunaan fasilitas USO
b.Pengalaman pernah menggunakan alat telekomunikasi selain fasilitas
USO
c.Biaya belanja pemakaian telepon umum desa
58. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
50
3) Pengguna Internet Pada Desa Pinter
Tanggapan responden terhadap internet dilihat dari dimensi sosial,
dengan melihat dari keperluan penggunaan internet dan intensitas
pemakaian.
a) Keperluan penggunaan internet
b) Intensitas penggunaan internet dalam sebulan
b. TANGGAPAN DARI DIMENSI PEMANFAAT.
1) Pengguna Telepon Umum Desa di Desa Berdering
59. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
51
Pengguna Telepon Umum Desa di Desa Berdering sebanyak 392
responden, memberikan pendapat sebagai berikut :
a) Performance Expectation ( Harapan Kinerja)
(1) Pemanfaatan untuk berkomunikasi.
(2) Pemanfaatan untuk kegiatan sehari-hari..
(3) Pemanfaatan untuk meningkatkan penghasilan.
b) Effort Expectancy/ Ease of Use.
(1) Pemahaman untuk penggunaan
60. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
52
(2) Telepon umum desa mudah dipelajari.
c) Social Influences atau Pengaruh Sosial.
(1) Motivasi pemanfaatan Telepon Umum Desa
(2) Pengaruh Lingkungan terhadap pemanfaatan Telepon Umum
Desa.
61. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
53
(3) Pandangan terhadap pengguna Telepon Umum Desa
d) Facilitating Conditions atau Kondisi yang memfasilitasi.
(1) Keberadaan Telepon Umum Desa (Accessibility)
(a) Kemudahan mencapai Lokasi.
(b) Sarana Transportasi Umum
62. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
54
(c) Petunjuk Lokasi
(d) Penempatan Lokasi
(2) Availibility. (Ketersediaan Perangkat).
(a) Kecukupan Fasilitas
63. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
55
(b) Kondisi Perangkat.
(3) Affordability (Keterjangkauan)
(a) Daftar Tarif
(b) Tarif
64. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
56
(4) Acceptability (Penerimaan)
(a) Panduan Penggunaan Telepon Desa
(b) Dampak Telepon Umum Desa
e) Niat membiasakan diri untuk menggunakan (Behavioral
Intention).
65. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
57
f) Kegunaan (Use Behavioral)
(1) Penggunaan telepon Umum Desa.
(2) Penggunaan yang sering dari Telepon Umum Desa
(3) Penggunaan Telepon Umum untuk menerima informasi
66. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
58
g) Mengajak untuk menggunakan (Voluntary of Use)
2) Pengguna Telepon Umum Desa di Desa Pinter.
Jumlah responden yang menyatakan memanfaatkan, menggunakan
telepon umum desa di desa Pinter, berjumlah 51 responden dan
memberikan pendapat sebagai berikut.
a) Performance Expectation ( Harapan Kinerja)
(1) Telepon mum Desa sebagai sarana berkomunikasi
(2) Telepon umum Desa sebagai sarana meningkatkan penghasilan
67. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
59
(3) Dampak Telepon Umum Desa di Desa Pinter.
b) Effort Expectancy/ Ease of Use.
(1) Pemahaman penggunaan
(2) Kemudahan mempelajari penggunaan
68. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
60
c) Social Influences atau Pengaruh Sosial.
(1) Motivasi penggunaan
(2) Pengaruh Lingkungan
(3) Anggapan terhadap pengguna
69. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
61
d) Facilitating Conditions atau Kondisi yang memfasilitasi.
(1) Keberadaan Telepon Umum Desa (Accessibility)
(a) Lokasi
(b) Transportasi Umum
(c) Petunjuk arah lokasi
70. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
62
(d) Penempatan Fasilitas USO
(2) Availibility. (Ketersediaan Perangkat).
(a) Jumlah Fasilitas Telepon Umum
(b) Telepon Umum yang tersedia berfungsi
71. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
63
(3) Affordability (Keterjangkauan)
(a) DaftarTarif
(b) Tarif terjangkau
(4) Acceptability (Penerimaan)
(a) Panduan penggunaan Telepon Umum Desa
72. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
64
(b) Dampak Positip
e) Niat membiasakan diri untuk menggunakan (Behavioral
Intention).
f) Kegunaan (Use Behavioral)
(1) Telepon Umum Desa digunakan sehari-hari
73. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
65
(2) Digunakan menghubungi nomor lain
(3) Menerima Informasi
g) Mengajak untuk menggunakan (Voluntary of Use).
3) Pengguna Internet di Desa Pinter.
74. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
66
Jumlah responden yang menyatakan sebagai pengguna Internet di
Desa Pinter berjumlah 101 responden.
a) Harapan Kinerja (Performance Expectancy)
(1) Fasilitas Internet membantu dalam berkomunikasi
(2) Fasilitas Internet membantu rutinitas sehari-hari.
(3) Fasilitas Internet membantu meningkatkan penghasilan
(4) Fasilitas internet memberikan dampak keuntungan
terhadap pekerjaan sehari-hari.
75. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
67
b) Kemudahan Menggunakan Sistem (Effort Expectancy)
(1) Internet mudah digunakan.
(2) Internet jelas dan mudah dipahami.
(3) Internet mudah dipelajari.
76. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
68
(4) Internet mudah dikuasai/terampil
c) Pengaruh Sosial (Social Influences).
(1) Menggunakan internet atas dorongan/motivasi orang lain.
(2) Lingkungan mempengaruhi menggunakan fasilitas
internet
77. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
69
(3) Orang yang menggunakan internet dianggap lebih
modern
d) Kondisi yang memfasilitasi (Facilitating Conditions)
(1) Accessibility (Adanya akses telekomunikasi di daerah
tersebut)
(a) Lokasi internet mudah dicapai.
(b) Terdapat sarana transpotasi umum ke lokasi internet.
78. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
70
(c) Terdapat petunjuk arak ke lokasi internet.
(d) Penempatan lokasi sekarang sudah sesuai.
(2) Availibility (Ketersediaan Perangkat)
(a) Jumlah fasilitas internet mencukupi.
(b) Perangkat internet yang tersedia berfungsi.
79. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
71
(3) Affordability ( Keterjangkauan).
(a) Terdapat daftar tarif untuk pengguna internet.
(b) Tarif terjangkau.
(4) Acceptability (Penerimaan)
(a) Terdapat panduan penggunaan internet.
80. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
72
(b) Keberadaan internet berdampak positif
e) Niat membiasakan diri untuk menggunakan (Behavioral
Intention)
(1) Fasilitas Internet diperlukan untuk membantu rutinitas
pekerjaan sehari-hari.
(2) Fasilitas Internet menjadi kebutuhan dalam rutinitas
kegiatan sehari-hari.
81. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
73
f) Kebiasaan Penggunaan (Use Behavioral).
(1) Fasilitas Internet digunakan untuk kegiatan sehari-hari.
(2) Fasilitas Internet berguna mencari informasi.
(3) Fasilitas Internet berguna menyampaikan informasi.
82. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
74
g) Mengajak untuk Menggunakan (Voluntary of Use)
Berniat mengajak orang lain menggunakan fasilitas Internet.
B. DATA HASIL WAWANCARA
1. Hasil Wawancara dengan perangkat/aparat desa.
Di sembilan lokasi penelitian, perangkat/ aparat desa sebagian merangkap
sebagai pengelola misalnya di Jawa Tengah, namun diharapkan mampu
menjawab sebagai aparat maupun sebagai pengelola. Pendapat yang dapat
dijaring antara lain sebagai berikut :
a. Keberadaan fasilitas Telepon Umum Desa dan atau Internet
Dari sembilan wilayah survei, tujuh wilayah survei menyatakan, sudah
mengetahui keberadaan telepon umum desa yaitu Sumatra Utara, Jambi,
83. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
75
Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan Barat dan Nusa
Tenggara Timur.
Satu wilayah yaitu Bengkulu menyatakan belum mengetahui karena
tidak dilibatkan dalam penyediaan maupun pengoperasian fasilitas USO,
sedang satu wilayah lainnya yaitu Sumatra Barat, belum memberikan
jawaban karena pada saat pelaksanaan survey bersamaan dengan Pilkada.
b. Kesesuaian lokasi penempatan telepon umum desa dan atau internet
Tiga wilayah survey yaitu Bengkulu, Jawa Tengah, dan Kalimantan
Barat menyatakan lokasi penempatan telepon umum desa dan atau
internet belum sesuai karena kurang strategis, dan jauh dari kantor desa.
Sedang lima lokasi yaitu Jambi, Jawa Barat, Jawa Timur, NTT dan
Sum-Ut menyatakan sudah sesuai karena lokasi telepon desa di Balai
desa dan mudah dijangkau masyarakat. sedang satu wilayah lainnya
yaitu Sumatra Barat, belum memberikan jawaban karena pada saat
pelaksanaan survey bersamaan dengan Pilkada.
c. Kesiapan masyarakat untuk pengembangan layanan telepon umum
desa
Masyarakat siap untuk menerima pengembangan telepon desa, namun
perlu dilakukan sosialisasi yang intensif sedangkan di Jawa Tengah
masyarakat desa berdering sudah banyak mempunyai hp, sehingga untuk
penyediaan telepon desa dianggap kurang tepat dan perlu ditingkatkan
menjadi desa pinter.
d. Tarif penggunaan telepon umum desa dan atau internet sudah
terjangkau oleh masyarakat
Menurut aparat desa masyarakat tidak terbebani masalah tariff, karena
belum ada pembebanan tariff bagi masyarakat.
e. Kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan fasilitas telepon
umum desa dan atau internet.
84. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
76
Dua wilayah yaitu Bengkulu dan NTT menyatakan tidak ada kendala,
dalam penyelenggaraan fasilitas telepon umum desa dan atau internet.
namun di enam wilayah survey yaitu Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Kalimantan Barat dan Sumatra Utara menyatakan masih
ada kendala.
Kendala-kendala yang dialami antara lain karena:
1) Kerusakan pada pesawat tilpon;
2) Masyarakat sudah banyak menggunakan hp.
3) Lokasi sulit dikunjungi.
4) Kurangnya sosialisasi
f. Saran – saran yang dikemukakan oleh Aparat Desa untuk
kelangsungan telepon umum desa dan atau internet.
Dari delapan wilayah survey memberikan saran untuk kelangsungan
telepon umum desa dan atau internet, yaitu :
1) Diharapkan Pemerintah melalui KemKominfo melibatkan Aparat
Kelurahan untuk mensosialisasikan keberadaan telepon umum desa
dan atau internet, sehingga dapat menjaga keberlangsungan telepon
desa dan internet.
2) Bila ada kerusakan pada internet, mohon segera ada perbaikan;
3) Agar ditambah perangkat PC
2. Hasil Wawancara dengan Pengelola pada Sembilan Wilayah Desa
Berdering.
a. Pembangunan fasilitas telepon umum desa.
Sembilan wilayah survey yaitu Bengkulu, Jambi, JaBar, JaTeng, Jatim,
Kal Bar, NTT, SumBar dan SumUt menyatakan fasilitas telepon umum
desa USO di bangun tahun 2009.
85. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
77
b. Pemberian informasi tentang keberadaan fasilitas telepon umum desa
kepada masyarakat dan cara menginformasikannya
Dari sembilan wilayah survey , masing-masing pengelola sudah
menginformasikan kepada masyarakat tentang keberadaan fasilitas
telepon umum desa kepada masyarakat. Cara-cara menginformasikan
kepada masyarakat dengan berbagai cara, antara lain :
1) mensosialisasikan ke tetangga, dan menjelaskan cara-cara
menggunakanya;
2) Membuat papan pengumuman;
Ada papan pengumuman dari Telkomsel sebagai penunjuk
keberadaan telepon desa yang dipasang kira-kira satu kilometer
sebelum telepon umum desa.
3) Diberitahukan ke masyarakat saat ada pertemuan di Balai Desa
c. Operasional jam buka fasilitas telepon umum desa.
Dari sembilan wilayah, menyediakan 24 jam.
d. Jumlah orang yang menggunakan fasilitas telepon umum desa.
Bengkulu, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, rata-rata 1-5 orang namun
untuk NTT sebanyak 15 orang dan salah satu desa berdering di
Bangkalan (wilayah Jawa Timur) mencapai 10 orang namun di
Kalimantan Barat jarang sekali bahkan 1-3 bulan kadang2 hanya satu
orang.
e. Pengguna fasilitas telepon umum desa.
Dari sembilan wilayah survei, menyatakan yang menggunakan aparat
atau pegawai , guru dan anak-anak sekolah.
f. Penggunaan pulsa (voucher) per bulan dari fasilitas telepon umum desa.
Dari Sembilan wilayah survey, menyatakan penggunaan pulsa perbulan
dari fasilitas telepon umum desa, kurang dari Rp.100.000,-
86. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
78
g. Cara mendapatkan pulsa isi ulang (voucher) untuk telepon umum desa
Pulsa isi ulang di dapatkan secara otomatis dengan transfer langsung
darii Telkomsel
h. Penanggulan apabila terjadi kerusakan pada fasilitas telepon umum desa.
Penanggulangan kerusakan saat ini bila terjadi adalah pengelola
menghubungi penyelenggara, namun kenyataannya belum mendapat
tanggapan yang serius dari penyelenggara. Sebagai contoh terdapat
fasilitas USO di Jambi yang kondisinya rusak, dan belum dilakukan
perbaikan.
i. Penggunaan telepon/handphone sebelum ada fasilitas telepon umum desa
Dari Sembilan wilayah survey, masyarakat sudah menggunakan hand
phone sebelum dipasang fasilitas USO, sehingga pada saat telepon desa
dipasang, kurang menarik minat masyarakat untuk menggunakannya.
j. Pelatihan dari penyelenggara/penyedia jasa telepon umum desa kepada
pengelola telepon umum desa.
Sebagian besar penegelola menyatakan belum pernah mendapat
pelatihan dari penyelenggara dalam pengelolaan fasilitas USO yaitu
Bengkulu, Jambi, Jawa Barat, Jawa Timur, NTT dan Sumatra Barat.
k. Kendala/kesulitan yang dihadapi dalam pengelolaan fasilitas telepon
umum desa antara lain pesawat telepon rusak, jaringan rusak, signal
kurang bagus/sering hilang.
l. Keluhan masyarakat dalam penggunaan telepon umum desa antara lain
penempatan telepon desa terlalu jauh dari rumah warga dan sinyalnya
kurang bagus; tidak ada jaminan kenyamanan, suara mendengung
m. Saran-saran dari pengelola telepon desa untuk meningkatkan
pemanfaatan telepon umum desa adalah diberikan pelatihan dalam
pengelolaan dan maintenance bila terjadi kerusakan.
87. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
79
3. Hasil Wawancara dengan Pengelola pada Sembilan Wilayah Desa
Pengelola Desa Pinter.
a. Pembangunan tersedianya fasilitas telepon umum desa dan internet
tersedia.
Telepon desa: di Bengkulu 8 Juli2009; Jawa Barat Juli 2009; Jawa
Tengah tahun 2009; Jawa Timur 2009, Kalimantan Barat, NTT, Sumatra
Barat dan Sumatra Utara tahun 2009;
Internet: Bengkulu 21/11-2009; Jambi internet hanya bisa dipakai 3 hari,
alatnya disambar petir; Jawa Barat Desember 2009; Jawa Tengah 2009;
Jawa Timur 2009; Kalimantan Barat tahun , NTT, Sumatra Barat, dan
Sumatra Utara tahun 2009;
Jadi pembanguna telepon desa dan Internet pada tahun 2009, hanya
berbeda bulan pada masing-masing wilayah lokasi survei.
b. Cara menginformasikan keberadaan fasilitas telepon umum desa dan
atau internet kepada masyarakat.
Sudah, cara menginformasikan keberadaan telepon desa dan internet
kepada masyarakat, dengan menyampaikan langsung melalui pertemuan
dan melalui papan pengumuman.
c. Jam buka fasilitas telepon umum desa dan internet.
Fasilitas telepon umum dan internet desa dibuka untuk umum rata-rata
antara 6 jam s.d 8 jam atau tergantung apabila diperlukan untuk kegiatan
tertentu.
d. Pengguna fasilitas telepon umum desa dan internet.
Pengguna fasilitas telepon umum desa dan internet antara lain aparat
desa, masyarakat umum, guru dan anak sekolah.
e. Jumlah penggunaan pulsa (voucher) per bulan dari fasilitas telepon
umum desa dan internet.
88. LAPORAN AKHIRSTUDI PEMANFAATAN FASILITAS USO SEBAGAI
PENYEDIAAN JASA AKSES TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2010
2010
80
Penggunaan pulsa (voucher) untuk telepon desa rata-rata tidak melebihi
Rp.100.000,- per bulan.
f. Cara mendapatkan pulsa isi ulang (voucher) untuk telepon umum desa
dan internet.
Cara mendapatkan pulsa isi ulang (voucher) untuk telepon umum desa
langsung dari telkomsel
g. Penanggulangan kerusakan pada fasilitas telepon umum desa dan
internet.
Jambi, Pernah rusak tapi lapor tidak pernah ditanggapi; Jateng, ada 2
telepon umum desa awalnya keduanya tidak bisa dipakai, tapi kemudian
yang satu unit lagi bisa dipakai.; Sum-bar , Kerusakan tidak ada, tapi
karena dekat bukit, signal kurang bagus, sering macet.
h. Penggunaan telepon/handphone sebelum ada fasilitas telepon umum desa
dan internet.
Masyarakat di wilayah desa pinter sudah banyak menggunakan
telepon/handphone sebelum ada fasilitas telepon umum desa dan internet
i. Pelatihan yang diterima pengelola dari penyelenggara/penyedia jasa
telepon umum desa dan internet.
Dari Sembilan wilayah survey, tiga wilayah yaitu Bengkulu, Jabar dan
Jatim belum ada pelatihan
j. Kendala/kesulitan yang dihadapi dalam pengelolaan fasilitas telepon
umum desa dan internet.
Kendalanya sinyal yang belum normal dan internet kecepatannya masih
rendah.
k. Keluhan masyarakat dalam penggunaan telepon umum desa dan internet.
internet : download nya lama, jika hujan sinyal menjadi sangat jelek.
telepon : susah dipakai.